antikolinergik

3
ANTIKOLINERGIK Antikolinergik merupakan obat alternatif levodopa dalam pengobatan Parkinsonisme. Prototif kelompok ini ialah triheksifenidil. Termasuk dalam kelompok ini ialah: biperiden, prosiklidin, benztropin, dan antihistamin dengan efek antikolinergik difenhidramin dan etopropazin. Mekanisme kerja. Dasar kerja obat ini adalah mengurangi aktivitas kolinergik yang berlebihan di ganglia basal. Efek antikolinergik perifernya relatif lemah dibandingkan dengan atropin. Atropin dan alkaloid beladon lainnya merupakan obat pertama yang dimanfaatkan pada penyakit Parkinson, tetapi bukan pilihan karena efek perifernya terlalu mengganggu. 1. Triheksifenidil, senyawa kongenergiknya dan Benztropin Farmakodinamik. Obat-obat ini terutama berefek sentral.dibandingkan dengan potensi atropine, triheksifenidil memperlihatkan potensi antispasmodic setengahnya, efek midriatik sepertiganya ,efek terhadap kelenjer ludah dan fagus sepersepuluhnya. Ketiga senyawa kongenerik trihekdifenidil yaitu biperiden, sikrimin, dan prosiklidin, pada umum nya serupa triheksifenidil dalam efek antiparkinson maupun dalam efek samping lainnya. Bila terjadi toleransi terhadap triheksifenidil, obat –obat tersebut dapat digunakan sebagai pengganti. Benzotropin tersedia sebagai benzotropin mesilat, yaitu suatu metansulfonat dari eter tropinbenzohidril. Eter ini terdiri atas gugus basa tropin dan gugus antihistamin (difenhidramin). Farmakokinetik. Kadar puncak triheksipenidil, prosiklidin dan biferiden tercapai setelah satu sampai 2 jam. Masa paru eliminasi terminal antara 10 dan 12 jam. Jadi sebenrnya pemberian 2 kali sehari mencukupi, tidak 3 kali sehari sebagaimana dilakukan saat ini.

Upload: septian

Post on 28-Jan-2016

278 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: ANTIKOLINERGIK

ANTIKOLINERGIK

Antikolinergik merupakan obat alternatif levodopa dalam pengobatan Parkinsonisme. Prototif kelompok ini ialah triheksifenidil. Termasuk dalam kelompok ini ialah: biperiden, prosiklidin, benztropin, dan antihistamin dengan efek antikolinergik difenhidramin dan etopropazin.

Mekanisme kerja. Dasar kerja obat ini adalah mengurangi aktivitas kolinergik yang berlebihan di ganglia basal. Efek antikolinergik perifernya relatif lemah dibandingkan dengan atropin. Atropin dan alkaloid beladon lainnya merupakan obat pertama yang dimanfaatkan pada penyakit Parkinson, tetapi bukan pilihan karena efek perifernya terlalu mengganggu.

1. Triheksifenidil, senyawa kongenergiknya dan BenztropinFarmakodinamik. Obat-obat ini terutama berefek sentral.dibandingkan dengan potensi atropine, triheksifenidil memperlihatkan potensi antispasmodic setengahnya, efek midriatik sepertiganya ,efek terhadap kelenjer ludah dan fagus sepersepuluhnya. Ketiga senyawa kongenerik trihekdifenidil yaitu biperiden, sikrimin, dan prosiklidin, pada umum nya serupa triheksifenidil dalam efek antiparkinson maupun dalam efek samping lainnya. Bila terjadi toleransi terhadap triheksifenidil, obat –obat tersebut dapat digunakan sebagai pengganti.

Benzotropin tersedia sebagai benzotropin mesilat, yaitu suatu metansulfonat dari eter tropinbenzohidril. Eter ini terdiri atas gugus basa tropin dan gugus antihistamin (difenhidramin).

Farmakokinetik. Kadar puncak triheksipenidil, prosiklidin dan biferiden tercapai setelah satu sampai 2 jam. Masa paru eliminasi terminal antara 10 dan 12 jam. Jadi sebenrnya pemberian 2 kali sehari mencukupi, tidak 3 kali sehari sebagaimana dilakukan saat ini.

Efek samping. Efek samping sentral dpt berupa gangguan neurologi yaitu : ataksia, disartria,hipertemia; gangguan mental : pikiran kacau, amnesia, delusi, halusinasi, somnolan dan koma. Efek samping perifer serupa atropine. Triheksifenidil juga dapat menyebabkan kebutaan akibat komplikasi glaucoma sudut tertutup, terutama terjadi bila dosis harian 15-30mg sehari. Efek samping benztropin umumnya ringan, jarang memerlukan penghentian terapi, sesekali dosis perlu diturunkan umpamanya, bila timbul kelemahan otot tertentu.

Efek terapi. Obat anti kolinergik khususnya bermanfaat terhadap parkinsonisme akibat obat. Misalnya oleh neuroleptik , termasuk juga anti emetic turunan fenotiazin, yang menimbulkan gangguan ekstrapiramidal akibat blockade reseptor DA diotak. Triheksifenidil juga memperbaiki beser ludah (sialorrhoea) dan suasana perasaan (mood) triheksifenidil terutama berpengaruh baik terhadap tremor, tetapi bradikinesia atau akinesia dan rigiditas membaik. Efektivitas benztropin bertahan lebih lama dari antikolinergik lain

Page 2: ANTIKOLINERGIK

2.senyawa antihistamin

Beberapa antihistamin dapat dimanfaatkan efek antikolinergiknya untuk terapi penyakit Parkinson yaitu dipenhidramin, penindamin, orpenadrin dan klorfenoksamin. Keempat senyawa ini memiliki sifat farmakologik yang mirip 1 dengan lainnya. Defek hidramin 50mg 3-4 kali sehari diberikan bersama levodopa, untuk mengatasi efek ansietas dan insomnia akibat levodopa. Walaupun menimbulkan perasaan kantuk, obat kelompok ini dapat memperbaiki suasana perasaan karena efek psikotropiknya menghasilkan euphoria. Efek anti kolinergik feriper lemah, sehingga beser ludah hanya sedikit dipengaruhi.

3.turunan fenotiazin

Merupakan kelompok obat yang pling sering menyebabkan gangguan ekstrapiramidal. Tetapi beberapa diantaranya berefek anti Parkinson yaitu etopropazin, prometazin dan dietazin. Rigiditas dan tremor dikurangi oleh obat ini, sedangkan terhadap gejala lain efektivitasnya lebih kecil. Detazin dapat menyebabkan depresi sumsum tulang dengan manifestasi granulositopenia atau agronulositosis yang mungkin berbahaya. Untuk obat anti Parkinson pemberian etopropazin dimulai dengan 10mg, 4 kali sehari. Dosis ditambah berangsur-angsur , biasanya tidak melebihi 200mg sehari.

Tabel 3.3 OBAT ANTIKOLINERGIK SENTRALTriheksifenidil 2mg, 2-3 kali sehari. Dosisnya 10-20mg/ haritergantung respon dan keterterimaan. Triheksifenidil tablet 2mg, 5mg

biferiden hcl atau laktat 0,5-2mg, 2-4kali sehari. Biferiden tablet 2mg prosiklidin 5mg 2-3 kali sehari. Rentang dosis 20-30mg/hari

benztropin mesilat 0,5-1mg/hari diberikan malam hari. Tablet 0,5; 1 dan 2 mg Rentang dosis 4-6mg/hariOral : dewasa 25mg 3 kali sehari, anak 5mg/kg/hari dalam 4 dosis kapsul 25mgIM: dewasa 10-50mg, anak dosis oral maksimum 400mg/hari injeksi 10mg/ml