antidepresi.docx

12
PENGUJIAN EFEK ANTIDEPRESI I. TUJUAN Untuk mengetahui sejauh mana aktivitas obat antidepresi pada hewan percobaan. II. PRINSIP a. Amitriptilin Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Amitriptilin bekerja dengan menghambat pengambilan kembali neurotransmiter di otak. Amitriptilin mempunyai 2 gugus metil, termasuk amin tersier sehingga lebih resposif terhadap depresi akibat kekurangan serotonin. Senyawa ini juga mempunyaiaktivitas sedatif dan antikolinergik yang cukup kuat. b. Test berenang Untuk mengetahui pergerakan hewan percobaan tersebut adalah aktif ataupun pasif. III. TEORI Pada penyakit psikis terjadi gangguan neurotransmitter,terutama pada monoamin aromatic yaitu

Upload: sange29

Post on 13-Aug-2015

433 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan akhir farmakologi

TRANSCRIPT

Page 1: Antidepresi.docx

PENGUJIAN EFEK ANTIDEPRESI

I. TUJUAN

Untuk mengetahui sejauh mana aktivitas obat antidepresi pada hewan percobaan.

II. PRINSIP

a. Amitriptilin

Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Amitriptilin bekerja dengan menghambat

pengambilan kembali neurotransmiter di otak. Amitriptilin mempunyai 2 gugus metil,

termasuk amin tersier sehingga lebih resposif terhadap depresi akibat kekurangan

serotonin. Senyawa ini juga mempunyaiaktivitas sedatif dan antikolinergik yang

cukup kuat.

b. Test berenang

Untuk mengetahui pergerakan hewan percobaan tersebut adalah aktif ataupun pasif.

III. TEORI

Pada penyakit psikis terjadi gangguan neurotransmitter,terutama pada monoamin

aromatic yaitu dopamine,noradrenalin, dan serotonin.Psikofarmaka akan berinteraksi

dengan penghantar rangsang fisiologik dan akan bekerja pada pengaturan saraf

sehingga kesetimbangan neurotransmitter yang terganggu akan diperbaiki,tidak

mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan penyakit psikis,hanya mempengaruhi

gejala tujuan tertentu seperti halusinasi(Mutcler,1991).

Antidepresi adalah  suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu

keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya

aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi.

Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan

Page 2: Antidepresi.docx

setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan

gangguan pola tidur. Gejalanya tidak disebabkan oleh kondisi medis, efek samping

obat, atau aktivitas kehidupan. Kondisi yang cukup parah menyebabkan gangguan

klinis yang signifikan atau perusakan dalam keadaan sosial, pekerjaan, atau bidang-

bidang penting lainnya(Ahmad Muhtadi,2004).

Antidepresan merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan depresi,

meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak

lahir. Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis dalam sejumlah indikasi termasuk:

Untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stres.

Meringankan insomnia

Untuk mengurangi kejang / serangan dalam perawatan epilepsi.

Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot.

Untuk menurunkan tekanan darah dan atau denyut jantung.

Untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan kesupelan

(Mutchler,1991)

JENIS ANTIDEPRESAN

antidepresan trisiklik (ATS)

inhibitor monoamine oksidase (MAOI)

inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI)

   

dan sekelompok antidepresan lain yang tidak termasuk tiga kelas pertama. Indikasi klinis

utama untuk penggunaan antidepresan adalah penyakit depresif mayor. Obat ini juga

berguna dalam pengobatan gangguan panik, gangguan ansietas (cemas) lainnya dan

enuresis pada anak-anak. Berbagai riset terdahulu menunjukkan bahwa obat ini berguna

untuk mengatasi gangguan deficit perhatian pada anak-anak dan bulimia serta narkolepsi.

Page 3: Antidepresi.docx

Anti deprasan seperti amitriptilin juga memiliki efek anti kejang. Golongan ini

digunakan pada pasien yang depresi dan juga mengalami kecemasan, atau untuk

penggunaan jangka lama dimana dikhawatirkan timbul ketergantungan bila menggunakan

benzodiazepine. Inhibitor MAO seperti meclobemid sangat berguna pada pasien depresi

dengan fobia. Selektif serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti citaloram bisa

digunakan untuk serangan panic.

 

Antidepresan

Trisiklik adalah sejenis obat yang digunakan sebagai antidepresan sejak tahun

1950an. Dinamakan trisiklik karena struktur molekulnya mengandung 3 cincin atom.

Mekanisme kerja ATS tampaknya mengatur penggunaan neurotransmiter norepinefrin

dan serotonin pada otak. Manfaat Klinis dengan riwayat jantung yang dapat diterima dan

gambaran EKG dalam batas normal, terutama bagi individu di atas usia 40 tahun, ATS

aman dan efektif dalam pengobatan penyakit depresif akut dan jangka panjang. Reaksi

yang merugikan dan pertimbangan keperawatan, perawat harus mampu mengetahui efek

samping umum dari anti depresan dan mewaspadai efek toksik serta pengobatannya. Obat

ini menyebabkan sedasi dan efek samping antikolinergik, seperti mulut kering,

pandangan kabur, konstipasi, retensi urine, hipotensi ortostatik, kebingungan sementara,

takikardia, dan fotosensitivitas. Kebanyakan kondisi ini adalah efek samping jangka

pendek dan biasa terjadi serta dapat diminimalkan dengan menurunkan dosis obat. Efek

samping toksik termasuk kebingungan, konsentrai buruk, halusinasi, delirium,

kejang,depresi pernafasan, takikardia,bradikardia dan koma.Contoh obat-obatan yang

tergolong antidepresan trisiklik diantaranya adalah amitriptyline,amoxapine, imipramine,

lofepramine ,iprindole, protriptyline dan trimipramine. (Mutchler,1991)

Selektif serotonin reuptake inhibitor (SSRI) 

Page 4: Antidepresi.docx

Diduga SSRI meningkatkan 5-HT di celah sinaps, pada awalnya akan

meningkatkan aktivitas autoreseptor yang justru menghambat pelepasan 5-HT sehingga

kadarnya turun dibanding sebelumnya. Tetapi pada pemberian terus menerus autoreseptor

akan mengalami desensitisasi sehingga hasilnya 5-HT akan meningkat dicelah sinaps di

area forebrain yang menimbulkan efek terapetik. Contoh obat-obat yang tergolong SSRI

diantaranya adalah fluoxetine, paroxetine, dan sertraline(Mutchler,1991)

 

Monoamine oxidase inhibitor (MAO inhibitor)

Dulu MAOIs secara nonselektif mengeblok MAO A dan B isoenzym dan

memiliki efek antidepresan yang mirip dengan antidepresan trisiklik. Namun, MAOIs

bukan obat pertama terapi antidepresan karena pasien yang menerima harus disertai

dengan diet rendah tiramin untuk mencegah krisis hipertensi karena MAOIs membawa

resiko interaksi obat dengan obat lain. MAOI tidak bersifat spesifik dan akan

menurunkan metabolisme barbiturate, analgesic opioid dan alkohol. Meclobamid

menghambat MAO A secara selektif dan reversible, relative aman dengan efek samping

utama pusing, insomnia, dan mual. Contoh obat-obat MAOIs diantaranya phenelzine,

dan tranylcypromine(Mutchler,1991).

IV. ALAT DAN BAHAN

HEWAN PERCOBAAN: Mencit putih, Swiss Webster, sehat.

Page 5: Antidepresi.docx

Alat:

a) Alat suntik 1ml

b) Tabung gelas panjang 20cm diameter 10cm

c) Timbangan Mencit

Bahan:

a) NaCl fisiologisb) Bahan Obatc) Aquadest

PROSEDUR

Dalam percobaan ini digunakan alat berupa tabung silinder gelas (tinggi: 20cm;

diameter 10cm) yang berisi air dengan ketinggian sekitar 8cm pada suhu 25oC. Sehari

sebelum percobaan, setiap mencit dimasukkan ke dalam tabung silinder tersebut selama 5

menit dan dibiarkan berenang untuk mengadaptasikan diri dengan lingkungan. Pada hari

berikutnya, tes berenang dilakukan terhadap mencit dengan perlakuan sebagai berikut:

Mencit dibagi ke dalam kelompok kontrol dan kelompok uji. Mencit diberi larutan NaCl

fisiologis(untuk kelompok kontrol) atau bahan uji(untuk kelompok uji) secara

Page 6: Antidepresi.docx

intraperitonial, dan 1 jam kemudian mencit dimasukkan ke dalam tabung silinder yang

berisi air. Mencit akan berenang secara aktif. Dalam saat-saat tertentu mencit akan

menunjukkan sikap yang pasif, sama sekali tidak bergerak menunjukkan bahwa mencit

tersebut mengalami keputusasaan yang dianggap menyerupai keadaan depresi.Pada saat

ini, lamanya mencit tidak bergerak dicatat setiap 5 menit selama waktu pengamatan 15

menit. Data dianalisi berdasarkan analisis varians dan untuk mengetahui perbedaan yang

bermakna antara perlakuan bahan uji dan kontrol data dianalisis dengan Student’s t-test.

Data disajikan dalam bentuk table atau grafik.

VII. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini yaitu, pengujian efek antidepresi,mencit dibagi menjadi

kepada 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol yang diberi larutan

PGA 1% dan juga merupakan kelompok negatif. Kelompok dua diberi Amitriptilin

dengan dosis I dan kelompok tiga diberi Amitriptilin dengan dosis II. Setelah satu jam

ketiga kelompok dimasukkan ke dalam air untuk memberikan efek depresi. Keadaan

depresi ditunjukkan dengan diamnya mencit saat berada dalam air. Hasil perlakuan yang

diperoleh dari mencit control adalah mencit tersebut mengalami banyak diam,hal ini

kerana mencit tersebur tidak diberi obat depresi. Mencit kedua pula,menunjukkan gerak

yang lebih banyak disbanding dengan mencit kontrol. Mencit ketiga pula menunjukkan

pergerakkan yang lebih banyak. Hal ini kerana pada mencit kedua dan ketiga diberi obat

Amitriptilin. Tetapi pergerakkan untuk kedua-dua mencit trsebut adalah berbeda kerana

pemberian dosis yang berbeda. Di samping itu,ia sesuai dengan sifat dan cara kerja dari

Amitriptilin yang bekerja memperbaiki suasana perasan, bertambahnya aktivitas fisik

serta kewaspadaan mental. Semakin besar dosis Amitriptilin diberikan, semakin rendah

tingkat depresi ,sehingga mencit semakin aktif.

Rata-rata waktu inhibisi pada minit ke-0 hingga ke-5, ke-5 hingga ke-10 dan ke-

10 hingga ke-15 bagi keempat-empat kelompok untuk control negative (PGA) adalah

masing-masing 23,5 minit, 22.3 minit, 23.3 minit dan rata-rata bagi jumlah inhibisi bagi

kelompok control negative (PGA) adalah 69 minit. Bagi kelompok uji I yaitu uji

Page 7: Antidepresi.docx

amitriptilin dosis 1, rata-ratanya adalah 0.5 minit, 1.75 minit, 21 minit serta rata-rata

jumlah inhibisi sebanyak 23.3 minit. Pada kelompok uji II yaitu amitriptilin dosis II, rata-

ratanya adalah 26 minit, 56.8 minit, 63.3 minit dan dan jumlah rata-rata bagi kelompok

uji II adalah 146 minit.

Peratus aktivitas bagi uji I dan uji II adalah masing-masing 33.8% dan 211.59%

manakala peratus inhibisi bagi uji I dan uji II adalah 66.2% dan 111.59%. berdasarkan

data yang dikumpul sepanjang eksperimen, grafik immobilitas terhadap waktu dan grafik

immobilitas terhadap kelompok uji dibuat. Selain itu,data turut dipersembahkan dalam

bentuk analisis varians berdasarkan Student t-test. Kesimpulan hasil analisis varians

adalah oleh karena Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, maka terdapat efek obat antidepresi

terhadap hewan percobaan.

Keadaan depresi ditunjukkan dengan diamnya mencit saat berada dalam air. Hasil

perlakuan yangdiperoleh dari mencit kontrol adalah mencit tersebut mengalami banyak

diam, hal ini dikarenakan mencit tersebut tidak diberikan obat anti depresi yaitu

Amitriptilin. Pada mencit kedua, menunjukkan gerak yang lebih banyak dari yang terjadi

pada mencit kontrol. Dan pada mencit ketiga,menunjukkan gerak yang lebih banyak. Hal

ini dikarenakan pada mencit kedua dan ketiga diberi Amitriptilin. Tetapi banyaknya

geraknya yang dihasilkan antara mencit dua dan tiga berbeda karena dosis Amitriptilin

yang diberikan berbeda. Hal ini sesuai dengan sifat dan cara kerja dari Amitriprilin yang

bekeja memperbaiki suasana perasaan (mood), bertambahnya aktivitas fisik, serta

kewaspadaan mental. Semakin besar dosis Amitriptilin yang diberikan , maka tingkat

depresi makin rendah, sehingga mencit semakin aktif.

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin besar dosis amitriptilin , semakin

baik efek anti depresinya. Perbedaan anti depresi terhadap dua dosis yang berbeda tidak

memberikan perbedaan yang signifikan.

Page 8: Antidepresi.docx

DAFTAR PUSTAKA

B a g i a n   F a r m a k o l o g i   F a k u l t a s   K e d o k t e r a n   U n i v e r s i t a s   I n d o n e s i a .

  2 0 0 2 . Farmakologi Dan Terapi Edisi 4

Muhtadi, Ahmad, Anas Subarnas, Sri Adi Sumiwi. 2004  Penuntun

Praktikum  Farmakologi. Jatinangor: Laboratorium

Farmakologi, Jurusan FarmasiFMIPA UNPAD .

Mutchler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Edisi Kelima. Bandung: Penerbit ITB