antibiotika dr robert des 2014

39
DR. ROBERT KOSASIH, SPFK ANTIBIOTIKA

Upload: laura-cintya

Post on 30-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

farmakologi

TRANSCRIPT

ANTIBIOTIKA

DR. ROBERT KOSASIH, SpfkANTIBIOTIKAISTILAH- ISTILAHAnti mikroba: suatu zat/ obat untuk membasmi jasad renik yang diperoleh dari sintesis atau yang berasal dari senyawa non organikAntibiotika: zat yang dihasilkan suatu mikroba, dapat membasmi mikroba lain khususnya bakteriKadar hambat minimal (KHM/MIC): kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganismeKadar bunuh minimal (KBM/MBC): kadar minimal yang diperlukan untuk membunuh mikroorganismePENGGOLONGAN atas dasar mekanisme kerja Bakterisida, dosis biasa mematikan kumanZat yang bekerja terhadap fase tumbuh. co: penisilin dan sefalosporin, rifampisin, asam nalidiksat, dan kuinolonZat yang bekerja terhadap fase istirahat. co: aminoglikosida, nitrofurantoin, INH, kotrimoksazol Bakteriostatik, dosis biasa menghentikan pertumubuhan dan perbanyakan kuman. co: sulfonamida, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida, linkomisin

Penggolongan berdasarkan LUAS AKTIVITAS Antibiotika Narrow Spectrum (aktivitas sempit) beberapa jenis kumanMISAL: Penisilin G dan Penisilin V, klindamisin, Kanamisin gram (+) streptomisin, Gentamisin, Polimiksin-B, asam nalidiksat gram (-)

Antibiotika Broad Spectrum (aktivitas luas) lebih banyak kuman, gram-positif dan negatifMISAL: Ampisilin, sefalosporin, klorafenikol,tetrasiklin

BAKTERI

MEKANISME KERJADinding sel sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan akibat pecah CO: penisilin dan sefalosporinMembran sel molekul lipoprotein dari membran plasma ( didalam dinding sel) dikacaukan sintesanya hingga menjadi lebih permeabel. Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembes keluar

EX: polimiksin dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol (mikonazol dan ketokonazol)Protein sel sintesanya terganggu, misal: kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida

Asam-asam inti (DNA/RNA) DNA: rifampisin RNA: asam nalidiksat, kuinolon

Antagonis saingan obat menyaingi zar-zat penting untuk metabolisme kuma, hingga pertukaran zatnya terhentiKlasifikasi antibakteri Penisilin : ampisilin, amoksisilin, benzil penisilin Sefalosporin : sefadroksil, sefaklor, sefotaksim Tetrasiklin Aminoglikosida : streptomisin, gentamisin, neomisin Makrolida : eritromisin, linkomisin Kuinolon : siprofloksasin, afloksasin sulfinamida dan trimetoprim : kotrimiksazol Antibiotik lainnyaPENISILINMx: menghambat pembentukkan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesi dinding sel bakteriResistensi penisilin enzim penisilinaseEfek samping : iritasi lokal, mual, muntah, diare, syok anafilaktikIndikasi: infeksi pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, meningokokus, genokokus, slamonela, difteriaContoh: Amoksisilin (20 40 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi tiap 8 jam) Ampisilin ( 50 100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam)JENIS PENISILIN

SEFALOSPORIN Mekanisme kerja: menghambat sintesis dinding sel mikrobaAktif terhadap bakteri gram (+) dan (-), tetapi masing-masing derivat bervariasiEfek samping: reaksi alergiSefalosporin hanya digunakan untuk infeksi yang berat atau tidak dapat diobati dengan antimirkona yang lainJensi sefalosporin

tetrasiklin Spektrum: luas, baik garam (+) atau (-), areob, anaerob, spirochaeta, kalmidia, riketsia Derivat : tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, demeklosiklin, rolitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin, limesiklin Indikasi : infeksi klamidia, riketsia, mikoplasma, gonore, kokus, kolera Efek samping : alergi, gangguan GIT Sediaan : tablet, kapsul, sirup, salep, pulvis Dosis : tetrasiklin 25 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosisAMINOGLIKOSID Efektif untuk bakteri gram (-) Mekanisme kerja: menghambat sintesi protein sel bakteri Sifat: bakterisida Efek samping : alergi, iritasi, ototoksik, nefrotoksik Jenis : streptomisin, gentamisin, kanamisin, neomisin, amikasin, tobramisin, paromomisin Indikasi : aerob gram (-), pesudomonas Kontradiksi : kehamilan, gangguan ginjal Dosis streptomisin pada TB: 15 40 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1.000 mg/harimakrolid Spektrum luas : efektif untuk bakteri gram (+) aerob dan anaerob, mikoplasma, kalmidia, legionella Mekanisme kerja ; menghambat sintesis protein bakteri Pengganti penisilin Sifat: bakteriostatik Protein inhibitor CYP3A4 Efek samping: miopati, QT memanjang, koletastis Jenis : eritromisin, klatriomisin, linkomisin Aman untuk kehamilan Kontra indikasi: alergi,anemiaKuinolon Spektrum luas: gram (+) dan gram (-) Mekanisme kerja : menghambat sintesis protein bakteri Sifat: bakteriostatik Protein inhibitor CYP3A4 Efek samping: ruptur tendon, tendonitis, QT memanjangJenis : siprofloksasin, ofloksasin Indikasi: penumonia RS, osteomielitis pada pasien anemia bukan sabit Kontra indikasi: epilepsi, QT memanjang, lesi SSP sebelumnya

SULFONAMID Aktivitas : spektrum antibakteri luas baik gram (+) maupun (-) yang peka, ct: Str. Pyogenes, E.coli, B.anthracis, V.cholerae, C.trachomatis, C.diphteriae Bersifat bakteriostatik Mekanisem kerja: antagonisme kompetitif PABA (Para Amino Benzoid Acid) dan sulfa Sediaan: oral,parenteral,topikal Efek samping: reaksi alergi, agranulositosis, trombositopeni, gangguan saluran kemih, gangguan pencernaan.kotrimoksazol Kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol Spektrum antibakteri luas, ct: S.aureus, Str.Pneumoniaes, N.meningitis, E.coli Mekanisme kerja: sulfonamid menghambat masuknya PABA ke molekul asam folat, trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat Sediaan: tablet, supresi, tablet pediatrik Indikasi: ISK, Infeksi saluran napas, infeksi gonokokal akut, shigellosisKloramfenikol Mekanisme kerja : menghambat sintesis protein kuman Sifat : bakteriostatik Spektrum luas Indikasi : demam tifoid, meningitis purulenta, riketsiosis, kuman anaerob Efek samping: depresi sumsum tulang, alergi, reaksi sal.cerna, sindrom Gray, reaksi neurologik Kontra indikasi: neonatus, gangguan faal hati, penderita yang hipersensitifRIFAMPISIN mekanisme kerja : menghambat polimerase RNA mikobakteria bakteriostatik dan bakteriosidal Induser poten CYP3A4 rifampisin meninggalkan aktivitas streptomisin dan isonazid ES: kemerahan, demam, mual, muntah, urtikaria, ikterus, anemia Sediaan : kapsul 150 dan 300 mg, tablet 450 dan 600 mg, suspensi 100 mg/5ml

Isoniazid/inh Invitro bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid pada kuman yang tumbuh aktif mekanisme kerja: menghambat sintesis dinding sel mikobakteria Mudah diabsorbsi pada pemberian oral maupun parenteral ES : demam, urtikaria,anemia,neuritis perifer, hepatotoksik, mulut kering Sediaan : tablet 50,100,300 dan 400 mg, sirup 10mg/ml

PIRAZINAMID DAN ETAmBUTOLPirazinamid bersifat tuberkulostatik efek samping : kelainan hati, muntah, naussea bekerja pada suasana asam

Etambutol bersifat tuberkolostatik resistensi dapat terjadi jika tidak dikombinaskan dengan obat lain efek samping : peningatan kadar asam urat, neuritis opotik, pruritus sediaan : tablet 250 mg dan 500 mgSTREPTOMISIN Bersifat bakteriostatik terhadap M. tuberkulosis Waktu paruhobat 2 3 jam Sediaan: bubuk injeksi 1 & 0,5 gram Efek samping: sakit kepala, malaise, reaksi alergi Untuk mengobati tuberkulosis harus diberikan kombinasi dengan obat lainLEPROSTATIKSulfon Derivat 4.4 diamino difenil sulfon (DDS, dapson) Bersifat bakteriostatik Mekanisme kerja : sama dengan sulfonamid Pengobatan harus dimulai dengan dosis kecil baru dinaikkan perlahan Merupakan sediaan terpilih untuk semua bentuk lepra

Prinsip penggunaanantibiotik PENYEBAB INFEKSI antibiotik pengobatan / pencegahan pemberian antibiotik paling ideal : hasil pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman

FAKTOR PASIEN Fungsi ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, infeksi berat,usia, wanita hamil/ menyusui, biaya,efek samping ASUMSI DASAR PEMAKAIAN ANTIBIOTIK Sifat toksisitas selektif Toksisitasnya relatif > absolutSeleksi obat antimikroba- dalam prakteknya Terapi empirik sebelum identifikasi organisme Berdasar bukti-bukti ilmiah & pengalaman, dengan mempertimbangkan : mengutamakan obat bakterisid memilih obat dengan daya penetrasi baik (jaringan tubuh, sistem saraf pusat) memilih obat dengan frekuensi pemberian rendah (komplians) tidak merutinkan penggunaan antibiotik

Seleksi obat antimikroba-PEMBERIAN ANTIBIOTIK Dosis : kadar obat ditempat infeksi harus melampaui MIC kuman kadar puncak dengan pemberian loading dose injeksi + oral frekuesi : tgt T1/2 obat lama terapi cukup panjang untuk menjamin semua kuman telah mati & menghindari kekambuhanLazimnya terapi diteruskan 2 3 hari setelah gejala penyakit lenyapKombinasi antibiotikaPemberian AB tunggal lebih dianjurkan untuk: Organisme penyebab infeksi spesifikMenurunkan kemungkinan superinfeksiMenurunkan resistensi organismeMengurangi toksisitasInfeksi campuran Ada resiko resistensi organisme TBC, HIVKeadaan butuh AB dosis besar sepsisEfek sinergistik / potensial Betalaktam + aminoglikosid Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim) ART: AZT +3TC + NVP

Kombinasi obat-obat antimikroba Keuntungan pemberian antibiotik Kombinasi: mengatasi & mengurangi resistensi Amoksisilin + Asam klavunalat Obat-obat TBC & lepra ARTKerugian pemberian antibiotik Kombinasi: Antagonisme pada penggunaan bakteriostatika & bakteriosid yang bekerja pada fase tumbuh Kombinasi obat-obat antimikroba Resistensi obat resistensi = bila pertumbuhan bakteri tidak dapat dihambat oleh antibiotik pada kadar maksimal yang dapat ditolerir host

Penyebab resistensi: perubahan genetik mutasi spontan DNA transfer DNA antar organisme (transformasi,transduksi,konjugasi) konsentrasi AB suboptimalPerubahan ekspresi protein pada organisme yang resisten: modifikasi tempat target meunurunnya daya penetrasi obat (adanya lapisan polisakarida, adanya sistem efluks) Inaktivasi oleh enzim PENCEGAHAN RESISTENSI Penggunaan AB hanya sesuai indikasi dan dosis yang tepat, jangka waktu cukupPembatasan penggunaan AB spektrum luasPenggunaan antibiotik di rumah sakit pada waktu tertentu sebaiknya dibatasi pada jenis-jenis antibiotik tertentu Aplikasi penggunaan antibiotik, khususnya dibidang peternakan perlu dibatasiKomplikasi terapi abHipersensitivitas, misalnya pada pemberian penisilin berupa reaksi alergi ringan (gatal-gatal) hingga syok anafilaktikToksisistas langsung, misalnya pada pemberian aminoglikosid berupa ototoksisitasSuperinfeksi, misalnya pada pemberian antibiotik spektrum luas atau kombinasi akan menyebabkan perubahan flora normal tubuh sehingga pertumbuhan organisme lain seperti jamur menjadi berlebihan dan resistensi bakteriKegalalan terapiBukan etiologi infeksi (kanker,metabolik)Obat tidak berpenetrasi ke tempat infeksiLama terapi tidak cukupDugaan tempat kuman tidak tepatResistensi, super infeksi antagonisFaktor penyakit pasien (diabetik)Toksisitas antibiotikHipersensitivitas : gatal,urtikaria,anafilaksisSensitifitas silang : sefalosporin vs penisilinOtotoksisitas : aminoglikosida, eritromisin Nefrotoksisitas : aminoglikosida, amfoterisin Hepatotoksisitas : makrolida, tetrasiklin, sulfonamidaMonitoring pasienResolusi tanda gejala infeksi Monitoring efek samping obat (ESO) dan toksisitasPerubahan fungsi ginjal, penilaian kadar obat Penggunaan antibiotik secara rasionalTepat indikasi ProfilaksisTerapeutik Empiris : data epidemiologis bakteri Terarah: >>> efektif,aman, spektrum sempitTapt penderita Tepat obatTepat dosisWaspada terhadap AE