anti presp i rant

Upload: sevens7

Post on 08-Mar-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh skrip

TRANSCRIPT

Antiperspirant adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk maksud mempersempit pori sehingga mengurangi keluarnya keringat. Produk mengandung antiperspirant aktif harus mengurangi proses perspirasi minimal 20% dari 50% populasi.

Ada beberapa cara untuk mengurangi atau mengontrol bau ketiak, yaitu mengurangi keringat epokrin, memindahkan sekresi dari kedua kelenjar keringat secepatnya, menghalangi pertumbuhan bakteri, mengabsorbsi bau badan. Oleh sebab itu, produk penghilang bau badan harus memiliki 4 fungsi di bawah ini :

1.Fungsi antipespiran

Banyak sediaan produk yang bekerja menekan produksi keringat dengan menggunakan senyawa-senyawa bersifat sebagai astringen kuat. Astringen dapat untuk mengurangi keringat. Senyawa-senyawa aluminium dan garam-garam seng aluminium hidroklorida merupakan senyawa yang umumnya dipakai karena mempunyai sifat dapat larut dalam air sehingga dapat digunakan pada sediaan cair dan dapat didispersikan pada sediaan stik dengan bahan dasar minyak.

2.Fungsi antibakteri untuk menekan pertumbuhan bakteri pada kulit

Bahan-bahan antibakteri digunakan untuk menghambat perkembangan dari bakteri yang dapat menyebabkan bau badan. Antibakteri yang sering digunakan seperti triclosan, benzalkonium klorida, klorheksidin hidroklorida, klorneksidin glukonat dan halocarbon.

3.Fungsi deodoran

Bau badan dapat dihilangkan dengan jalan pembentukan garam dari logam dengan asam lemak rantai pendek. Berdasarkan prinsip ini, jika asam lemak rantai pendek yang menyebabkan bau badan direaksikan dengan zink oksida (ZnO) maka akan dihasilkan garam seng dari asam lemak rantai pendek sehingga bau badan dapat dihilangkan. Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut : 2 RCOOH + ZnO (RCOO)2Zn + H2O

4.Fungsi penutup atau masking

Penggunaan parfum dapat dilakukan untuk menutupi bau badan yang timbul, seperti pada cologne deodorant.

Penggunaan sediaan topikal yang cocok dapat digunakan untuk mengurangi keluarnyakeringat berdasarkan pengurangan jumlah keringat, perubahan serangan bekteri sehingga bau dapat dicegah. Sediaan antipersporan yang diperdagangkan sebagian besar menggunakan senyawa aluminium, dan seagian kecil menggunakansenyawa seng seagai astringen. Pengamatan terhadap efek aluminium sulfat,aluminium klorhidroksida, dan dapar aluminium klorida dengan urea 5%. Ternyatamempunyai efek bakterisidal dan bakteriostatik yang sama kuatZat aktif pada AntiperspirantAntiperspirant berdasarkan garam Aluminum dan atau Aluminum Zirconium dapat membentuk hambatan oklusif dari hidroksida logam dalam kelenjar ekrin.

1.Garam Aluminum yang mengandung buffer / Buffered Aluminum Salts (ACH)

Antiperspirant yang pertama yaitu Ever Dry, berbahan dasar AlCl3 diperkenalkan di pasaran pada tahun 1930. Cream mengandung aluminum sulfat yang pertama diperkenalkan sekitar tahun 1930an. Tetapi pH yang asam dari sediaan tersebut (2.5 3.0) menyebabkan iritasi kulit pada ketiak, sehingga sediaan tersebut tidak digunakan lagi.

Untuk itu dibuatlah suatu formula dengan penambahan buffer, sehingga pH naik menjadi 4.0 4.2. Formula ini disebut formula buffered aluminum chloride (aluminum chlorhydrate, atau ACH). Formula pada garam campur buffer ini adalah {A12(OH)5} {Cl_} atau Al29OH03Cl.

Aluminum Klorida digunakan sebagai antiperspirant dengan kadar 20% dalam alkohol.

Aluminium Klorhidrat digunakan sebagai antiperspirant dengan kadar 10-25 %

2. Aluminum Zirconium Chlorohydrate-Glycine Complek (AZG atau ZAG)

Aluminum zirconium chlorohdrate dibuat dari reaksi ACH dengan zirconylchloride. Reaksi kedua bahan tersebut dengan adanya glycine akan membentuk komplek ZAG. Glycine digunakan sebagai buffer. Bentuk aktif antiperspirant ini membentuk struktur komplek polymeric dalam air.

3. Aluminium sulphate (Tawas) adalah semacam batu putih agak bening yangbisa digunakan untuk membeningkan air. Selain manfaatnya untuk menjernihkan air, ternyata tawas juga dapat digunakan untuk menghilangkanbau badan khususnya didaerah ketiak.

4. Potasium aluminium sulphate (Potasium alum) adalah bahan kimia yangsesuai dengan rumus kimia KAl(SO4)2.12H2O, juga dikenal sebagaiAluminum potassium sulfate. Potasium alum adalah astringent dan antiseptic,oleh karena itu Potasium alum dapat digunakan sebagai deodorant dengancara menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau badan sekaligusmengurangi keluarnya keringat.Garam aluminum sebagai antiperspirantGaram aluminium dapat mengakibatkan keratinisasi abnormal, sehingga terjadi blockade pada muara kelenjar keringat sehingga aliran keringat terhambat.Aktivasi antiperspirant diuji berdasarkan percobaan histology dengan menggunakangaram aluminium, AlCl3, ternyata dapat mengubah pembuluh epidermal sehingga menyebabkan sebagian besar keringat tertumapah ke sekitar jaringan (meningkatkan absorbs transduktal keringat). Aluminium klorida dapat menyebabkananidrosis dengan mengubah permeabilitas atu fungsi resorbsi npembuluh ekrinbagian epidermal. Aktivitas garam aluminium dalam antiperspirant belum seluruhnyajelas, astringen garam aluminium mempunyai efek antiperspirant jika digunakan dalam kadar cukup tinggi, misalnya tidak kurang dalam 15%Bentuk sediaan antiperspirantAntiperspiran aktif dapat diformulasikan dalam bermacam-macam bentuk sediaan seperti suspense anhydrous, larutan berbasis air atau hidroalkohol, dan emulsi. Jenis bentuk aplikasi untuk antiperspirant adalah stik, roll-on, krim, pump sprays, aerosol, gel, dan powder. Tiga bentuk produk yang paling penting adalah antiperspirant berupa stik, roll-on dan aerosol.

Ingredient yang bersifat hidrofobik, seperti emollient, mempengaruhi efektifitas antiperspirant aktiv, karena fasa minyak kosmetik atau lilin dapat menutupi pori-pori jaringan ekrin. Efikasi dari antiperspirant aktif seperti ACH, lebih tinggi dalam sistim yang mengandung air, dibandingkan dengan formulasi anhydrous.

1. ALAT DAN BAHAN

Alat :

Labu kocok

Buret

Pipet volumetric 5 dan 10 ml

Erlenmeyer 200 ml

Labu ukur 50 ml

Labu semprot

Pipet tetes

Piala gelas

Bahan :

Sampel antiperspirant

Kloroform

EDTA

EBT

CaCl2 2. CARA KERJA PERCOBAAN 1

2.1 Pembuatan Larutan Na-EDTA

2.1.1 Timbang Na-EDTA sebanyak gram 18.64 g

2.1.2 Masukkan dalam labu ukur 1000 ml

2.1.3 Tambahkan aquadest hingga 1000 ml

2.2 Pembakuan Larutan Na-EDTA

2.2.1 Timbang CaCl2 sebanyak 0.5 g dan larutkan dalam labu 100 ml. Pipet 10 ml larutan ke dalam Erlenmeyer

2.2.2 Tambahkan indikator EBT dan titrasi dengan Na-EDTA hingga berubah warna dari ungu ke merah ungu.

2.3 Ekstraksi Al3+ dalam lotion antiperspirant

2.3.1 Timbang 0.5 g sampel lotion antiperspirant, masukkan dalam labu pisah.

2.3.2 Tambahkan aquadest sebanyak 20 ml dan kloroform sebanyak 10ml

2.3.3 Kocok, ambil fasa air untuk diuji.

2.4 Penetapan kadar Al3+ dalam lotion antiperspirant

2.4.1 Pipet hasil ekstraksi sebanyak 10 ml masukkan dalam erlenmeyer

2.4.2 Tambahkan indikator EBT, Titrasi dengan Na-EDTA hingga terjadi perubahan warna dari ungu ke biru.

3. CARA KERJA PERCOBAAN 2

3.1 Pembuatan Larutan stok Aluminum

3.1.1 Timbang AlCl3 sebanyak 0.5 gram, masukkan dalam labu ukur 100 ml

3.1.2 Tambahkan 3 ml H2SO4 pekat dan tambahkan aquadest hingga1000 ml

3.2 Pembuatan Larutan NH4CH3COO 10%

3.2.1 Timbang NH4CH3COO sebanyak 25 g masukkan dalam labu ukur 250 ml

3.2.2 Tambahkan aquadest hingga 250 ml

3.3 Pembuatan H2SO4 encer

3.3.1 Masukkan 200 ml aquadest dalam labu ukur,

3.3.2 Pipet 25 ml H2SO4 pekat, masukkan dalam labu ukur, tambahkan aquadest hingga 500 ml

3.4 Pembuatan EBT 0.1 %

3.4.1 Timbang EBT sebanyak 100 mg

3.4.2 Tambahkan etanol 90% hingga 100 ml.

3.5 Ekstraksi Al3+ dalam lotion antiperspirant

Lakukan sama dengan percobaan 1

3.6 Pembuatan larutan standar Al3: 3.6.1 Siapkan 5 labu ukur 50 ml

3.6.2 Masukkan 5 ml larutan NH4CH3COO 10%, 0.5 ml H2SO4 encer dan 1,5 ml EBT

3.6.3 Kemudian masing-masing labu tambahkan 5 ml, 10 ml, 20 ml, 25 ml dan 50 ml larutan stok Al3+ 3.6.4 Tambahkan buffer pH 4,6.

3.6.5 Tambahkan aquadest hingga 50 ml dan diamkan 1 jam

3.6.6 Ukur serapan pada panjang gelombang 590 nm

3.7 Pengujian sampel

3.7.1 Siapkan 5 labu ukur 50 ml

3.7.2 Masukkan 5 ml larutan NH4CH3COO 10%, 1 ml H2SO4 encer dan 3 ml EBT

3.7.3 Kemudian tambahkan larutan sampel sebanyak 5 ml

3.7.4 Tambahkan buffer pH 4,6.

3.7.5 Tambahkan aquadest hingga 50 ml dan diamkan 1 jam

3.7.6 Ukur serapan pada panjang gelombang 590 nm

4. HASIL DAN PERHITUNGAN

4.1 Cara Titrasi

Data :

Bobot sampel = 0.5 g

Volum pelarut = 20 ml

Volum yang dititar = 10 ml

Volum penitar = 4.4 ml

N penitar = 0.0497 M

BM Al = 27

Perhitungan :

4.2 Cara Spektrofotometri

Data :

Bobot sampel = 0.5 g

Volum pelarut = 20 ml

Volum yang diambil = 5 ml

Serapan deret standard dan sampel :

Deret standarAbsorbansi

25 ppm0.191

50 ppm0.214

100 ppm0.252

125 ppm0.257

Sampel-klmpk 10.586

Perhitungan :

Slope = 1425

Intercept = -250.7

Linearitas = 0.969

5. PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum dapat dilihat bahwa kadar Al (sebagai Al3+) secara titrasi maupun secara instrumentasi tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Al dalam antiperspirant dapat terikat sebagai Aluminium Chloride atau sebagai Aluminium Chlorhydrate. Kandungan Aluminium Chloride atau Aluminium Chlorhydrate dapat diketahui melalui kadar Al, yaitu dengan mengkonversi bobot molekul sehingga kadar Aluminium Chloride didapat hasil Aluminiu chloride secara titrasi dan spektro :

Dan jika sebagai aluminiumm chlorhydrate, maka :

Garam aluminium sebagai aluminium chloride biasa digunakan dalam antiperspirant sebanyak 20%, sedangkan sebagai aluminium chloride biasa digunakan sebanyak 10-25% (Martindale 36th).

Preparasi sampel menggunakan ekstraksi dengan chloroform air untuk memisahkan aluminium dari senyawa-senyawa yang tak larut dalam air. Waktu ekstraksi dan kuatnya ekstraksi akan mempengaruhi jumlah Al yang dapat diambil dari sediaan lotion tersebut. Apabila ekstraksi kurang lama atau kurang kuat maka akan berpengaruh terhadap hasil penetapan kadar. Tidak berbedanya kadar Al secara titrasi maupun spektrofotometri salah satunya adalah karena sampel berasal dari hasil ekstrak yang sama.

Pemilihan metoda titrasi yaitu titrasi kompleksometri karena pada titrasi tersebut EDTA akan mengikat (mengkompleks) Al dan kelebihan EDTA akan bereaksi dengan EBT membentuk warna biru. Ketepatan melihat perubahan warna dari ungu (kompleks Al-EBT) ke biru (kompleks EDTA-EBT) berpengaruh ke penentuan titik akhir dan mempengaruhi jumlah kadar Al yang dihitung.

Hubungan antara konsentrasi dan absorbansi yang dinyatakan dalam kurva memiliki linearitas 0,969. Angka ini cukup linier ,tetapi idealnya hubungan antara konsentrasi dan unit ukur (misal absorbansi) memiliki spesifikasi linearitas tidak kurang dari 0,999. Tidak tercapainya spesifikasi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal misalnya :

Ketelitian dalam pelaksanaan metoda uji (penambahan jumlah pereaksi, penimbangan, kebersihan glassware dan keterampilan praktikan

Peralatan pengukuran (spektrofotometer)Dalam pelaksanaan metoda secara spektrofotometri dengan menggunakan deret standar sebagai pembandingnya, sebaiknya konsentrasi sampel yang diukur diatur melalui pengenceran dan lain sebagainya sehingga unit ukur (absorbansi) memiliki nilai di dalam range deret standar. Misalnya, bila range absorban deret standar antara 0,1 ~ 0,3 maka absorbansi sampel uji juga diharapkan diantara absorbansi deret standar tersebut. Jika diluarnya, misalnya 0,5 maka sampel sebelum diberi pereaksi warna diencerkan terlebih dahulu, kemudian baru ditambah pereaksi sesuai prosedur dan diukur kembali. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kelinearitasan absorbansi sampel uji terhadap konsentrasi, jika absorbansi terlalu besar, tidak menjamin bahwa hal tersebut masih linear terhadap konsentrasi._233864368.xlsChart1

25

50

100

125

Series 1

Absorbansi

Konsentraasi (ppm)

Kurva hubungan antara absorbansi dan konsentrasi AlCl3

Sheet1

Series 1

0.19125

0.21450

0.25210025

0.25712550

1425.6960751426100

125

To resize chart data range, drag lower right corner of range.