anti predator

4
I. Tanggal Praktikum : II. Judul Praktikum : Pengamatan Anti Predator Passer montanus III. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui tingkat kewaspadaan dari burung gereja (Passer montanus) terhadap predator (dalam hal ini praktikan) IV. Dasar Teori Salah satu cara pengendalian tikus yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan burung hantu (Tyto alba). Burung hantu merupakan musuh alami yang dapat memberikan prospek yang baik dalam mengendalikan tikus. Pemanfaatan burung hantu adalah cara pengendalian tikus yang ramah lingkungan, karena dengan memanfaatkan burung hantu, lingkungan tidak akan tercemar oleh racun ataupun zat polutan lainnya. Burung hantu aktif pada malam hari (nocturnal), tidak bersifat migratory, dapat dikembangkan

Upload: kemalasari

Post on 16-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perilaku hewan terhadap predator

TRANSCRIPT

Page 1: Anti Predator

I. Tanggal Praktikum :

II. Judul Praktikum : Pengamatan Anti Predator Passer montanus

III. Tujuan Praktikum :

Untuk mengetahui tingkat kewaspadaan dari burung gereja (Passer montanus)

terhadap predator (dalam hal ini praktikan)

IV. Dasar Teori

Salah satu cara pengendalian tikus yang dapat digunakan adalah dengan

memanfaatkan burung hantu (Tyto alba). Burung hantu merupakan musuh alami

yang dapat memberikan prospek yang baik dalam mengendalikan tikus. Pemanfaatan

burung hantu adalah cara pengendalian tikus yang ramah lingkungan, karena dengan

memanfaatkan burung hantu, lingkungan tidak akan tercemar oleh racun ataupun zat

polutan lainnya. Burung hantu aktif pada malam hari (nocturnal), tidak bersifat

migratory, dapat dikembangkan di areal persawahan, dapat bersarang pada kandang

buatan (gupon) dan umumnya sebagai binatang penetap 1,6 – 5,6 km sekitar sarang

(Agustini, 2013: 49)

Aktivitas berburu T. alba dimulai sejak senja sampai 2 jam sebelum matahari

terbit. Aktivitas berburu dan memangsa T. alba jantan lebih tinggi dari betina. Total

waktu yang digunakan oleh T. alba untuk berburu selama 24 jam, untuk T. alba

jantan 7 jam 40 menit sedang yang betina 4 jam 07 menit. T. alba jantan sering kali

membawa hasil buruan untuk betina sehingga aktivitas berburu jantan lebih tinggi

Page 2: Anti Predator

dari yang betina. T. alba jantan bertanggung jawab untuk memberikan asupan nutrisi

pada T. alba betina (Hadi, 2008: 27).

Peneltian-penelitian terhadap monyet vervet (Cercopithecus aethiops) di

Taman Nasional Amboseli, Kenya, menunjukkan bahwa perilaku dapat dimodifikasi

melalui pembelajaran sosial. Monyet-monyet, yang berukuran hampir sama dengan

kucing rumahan, menghasilkan seperangkat teriakan yang kompleks. Vervet

Amboseli meneriakkan peringatan yang berbeda-beda jika melihat macan tutul,

elang, atau ular, yang semuanya memangsa vervet (Campbell, 2008: 318).

V. Alat dan Bahan

A. Alat

1. Stopwatch atau jam tangan

2. Meteran

3. Patok bagi dan kayu

4. Tali rafia

5. Termometer

6. Alat tulis menulis

7. Burung gereja (Passer montanus)

VI. Cara Kerja

1. Ditentukan habitat secara menyeluruh

2. Ditentukan individu dan kelompok burung gereja yang akan diamati

3. Dihitung frekuensi burung menengok ke kiri ke kanan dan mematuk-matuk

Page 3: Anti Predator

4. Diukur jarak terdekat antara pengamatan dengan burung gereja hingga

akhirnya burung gereja terbang menjauhi pengamatan.

X. Daftar Pustaka

Agustini, Sri. 2013. Burung Hantu Pengendali Tikus Secara Hayati. Buletin Inovasi Teknologi Pertanian. Vol: 1(1): 48-50.

Campbell. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Hadi, Mochamad. 2008. Pola Aktivitas Harian Pasangan Burung Serak Jawa (Tyto alba) di Sarang Kampus Psikologi Universitas Dipenogoro Tembalang Semarang. Jurnal Bioma. Vol: 6(2): 23-29.