anthropoda
DESCRIPTION
Filum arthropodaTRANSCRIPT
Anthopoda
I. Pendahuluan
I.1 Tujuan : Memahami keanekaragaman Anthopoda dan perbedaan prinsip antara
serangga dan Anthopoda lain.
I.2 Dasar Teori :
Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan Podos
berarti kaki. Jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-
ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah. Hewan
ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang
75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui (Setiati, 2012).
Segmen terdapat juga ditubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simetri bilateral
dan tergolong triplobastik selomata. Ukuran dan bentuk tubuh sangat beragam, beberapa
diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm, namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu
pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah
segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.
Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan
abdomen (perut). Atrhropoda ditemukan adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar
(eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang disekresikan oleh sel kulit.
eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton
terdiri dari lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.
Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikti pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap
pertumbuhan. Arthropoda selalu di ikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan
pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau
ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba
(Erwin, 2010).
Filum Arthropoda saat ini yang paling spesies- beragam filum dalam kerajaan
hewan, terdiri dari lebih tiga–perempat dari semua spesies yang dikenal. Approximatelly
1.100.000 spesies Arthropoda telah direkam, dan kemungkinan bahwa lebih banyak tetap
harus diklasifikasikan. Pada kenyataannya, berdasarkan survei fauna serangga di kanopi
hutan hujan, banyak perkiraan spesies belum terdekskripsikan jauh lebih tinggi. Arthropoda
termasuk laba-laba, kalajengking, kutu, tungau, krustasea, kaki seribu, lipan, serangga, dan
lainnya kurang baik–kelompok terkenal. Selain itu, ada catatan fosil yang kaya meluas ke
masa prakambium sangat terlambat. Arthropoda adalah prostomes eskolomate dengan baik
1
sitem organ di kembangkan, dan mereka berbagi dengan Annelida miliki segmentasi
mencolok. Namun, analisis molekuler terbaru komparatif menunjukkan bahwa Annelida, dan
arthropoda berevolusi dari nenek moyang yang berbeda (Roberts, 2006).
Arthropoda berasal dari bahsa yunani, yaitu arthros yang artinya beruas dan posos
yang artinya kaki, oleh karena itu ciri-ciri utama hewan yang termasuk ke dalam filum ini
adalah kaki-kaki yang tersusun atas ruas-ruas (buku-buku). Jumlah spesies filum ini adalah
yang terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya, yaitu lebih dari 800.000 spesies. Contoh
anggota filum ini antara lain Kepiting, Udang, Serangga, Laba-laba, Kalajengking, Kelabang,
dan Kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat
hewan anggota filum arthropoda di air dan didarat (Karmana,2007)
Ukuran tubuh arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang
lebih dari 60 cm. Namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk arthropoda
pun beragam. Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetris bilateral, tripoblastik
selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka
luar (eksoskeleton). Ketebalan kutikula sangat bervariasi, tergantung dari spesies hewannya.
Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu
serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan, kutikula
berfungsi melindungi tubuh bagian dalam memberi bentuk pada tubuh serangga dan dapat
menjadi tempat meletaknya otot. Utama yang berhubungan dengan alat gerak. Otot serangga
merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat kompleks, otot ini diperlukan untuk
melakukan gerakan yang cepat (Rusyana,2011).
Tubuh arthropoda terdiri dari Caput (kepala), Toraks (dada), dan Abdomen (perut)
yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang kepala dan dadanya bersatu membentuk
sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks, dan
abdomennya. Seperti pada lipan pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang melengkapi alat gerak
dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak. Hewan arthropoda memiliki organ sensoris
yang sudah berkembang. Seperti mata, penciuman, serta antenna, yang berfungsi sebagai alat
peraba dan penciuman tingkat perkembangan sesuai dengan kondisi lingkungan tempat
hidupnya (Maskoeri,2002).
2
Sistem reprodukdi arthropoda secara seksual. Namun ada juga yang secara aseksual,
yaitu dengan partogenesis. Partogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui
fertilasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steriel. Organ reproduksi jantan dan
betina pada arthropoda terpisah masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang
berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fartilasi berupa telur. Cara hidup
arthropoda sangat beragam ada yang hidup bebas, parasit, komersal, atau simbiotik.
Dilingkungan kita sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut,
kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah (Mukayat,2001).
II. Metode Penelitian
II.1 Alat dan Bahan
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Kaca pembesar 1 buah Sarung tangan Sepasang
Stereomikroskop 1 buah Alkohol 70% secukupnya
Objek glass 1 buah Kapas secukupnya
Botol jam 1 buah Araneos
diadematos (laba-
laba)
1 ekor
Pengaris 1 buah klorofom secukupnya
Baki bedah 1 buah Benang secukupnya
plastik secukupnya
Karet gelang 1 buah
3
II.2 Cara Kerja
Mengamati perbedaan morfologi
( tubuh,alat tambah dan jumlah kaki)
Diletakan spesimen ke objek glass
dengan benang
Spesimen di objek glass diletakkan
dibotol jam + alkohol 70 % di masukan
hinggan spesimen terbenam. Tutup
dengan plastik dan karet gelang
Diberikan label pada botol jam
4
Alat dan bahan (Araneos diadematos )
Botol jam dan alkohol 70%
klorofom
Objek glass
Hasil
III. Hasil Pengamatan
Gambar Literatur
Gambar 3.1 Pengukuran panjang Araneos
diadematos (Dokumen Pribadi,2015)
Gambar 3.3 pengukuran lebar Araneos
diadematos (Dokumen pribadi,2015)
Gambar 3.2 Araneos diadematos
(Asep,2014)
5
Gambar 3.4 Pengawetan Basah Araneos
diadematos (Dokumen pribadi,2015)
Keterangan
1. Ekor
2. Abdomen
3. Mulut
4. Kepala
5. Plastik
6. Karet gelang
7. Larutan Alkohol 70%
8. Laba-laba
IV. Pembahasan
Pada pratikum kali ini kita mengamati morfologi dari Araneus diadematus dan membuat
awetan basahnya. Laba- laba terlebih dahulu kita ukur panjang dan lebarnya. Panjang laba-
laba itu sekitar 3,9 cm sedangkan lebarnya adalah 2 cm. Laba-laba (Araneus diadematus).
Laba-laba memiliki tubuh yang terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala dan dada),
pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior. Sfalotoraks adalah penyatuan tubuh
bagian sefal atau caput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat
sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capir), dan enam pasang kaki untuk
berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian
abdomen (perut dan opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosom dan metasom. Pada bagian
abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar
6
bebas. Di dalam spineret terdapat banyak spigot tang merupakan lubang pengeluaran kelenjar
benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan
yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara
membentuk benang halus yang di gunakan untuk menjebak mangsa. Laba-laba mempunyai
kaki 4 pasang, tidak mempunyai antena dan tidak mempunyai sayap.
Pada beberapa kelompok laba-laba alat ini digunakan sebagai alat menggali (pada
kelompok laba-laba penjerat), untuk mengankut mangsa, dan membawa kantung telur pada
beberapa laba-laba lainnya. Menurut Roberts (2006) pada khelistra (alat untuk menggigit
yang terletak dianterior sefalotoraks) terdapat bagian yang terdiri atas bagian dasar yang kuat
(paturon) dan bagian gigi taring yang dapat bergerak (fang). Fang ini terletak di dalam celah
dan akan bergerak saat berfungsi. Di dekat bagian ujung setiap fang terdapat lubang halus
tempat keluarnya venom, yang berasal dari kelenjar venom di bagian dasar kalisera. Mulut
laba-laba terletak tepat di belakang kaslisera. Sebagian besar laba-laba mempunyai 8 mata
yang terletak di bagian depan sefalotoraks.
Mata laba-laba berupa mata sederhana (ocelli) biasanya berjumlah 3 atau 4 pasang mata
yang terletak pada bagian atas sefalotoraks tersususn 2 baris. Susunan mata pada sefalotoraks
di setiap spesies konstan. Susunan mata ini di gunakan sebagai formula untuk membedakan
beberapa famili dan genus. Sepasang pedipalpi pada laba-laba terdiri atas enam ruas, dan
muncul persis di belakang mulut, struktur ini sangat peka terhadap rangsangan dari luar
Klasifikasi laba-laba
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araeae
Famili : Araneidae
Genus : Araneus
Spesies : Araneus diadematus
7
V. Kesimpulan
Pada pratikum kali ini kita mengetahui perbedaan prinsip antara serangga dan
anthopoda lain. Disini kita mengetahui morfologi (tubuh, alat tambah, dan jumlah kaki).
Laba-laba memiliki tubuh yang terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala dan dada),
pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior. Mempunyai kaki 4 pasang ,segmen
tubuh 2 kepala dan tubuh. Panjang laba-laba itu sekitar 3,9 cm sedangkan lebarnya adalah 2
cm
Daftar Pustaka
Asep .2014.Laba-Laba(kumpulantugassma.blogspot.co.id). [Diakses pada hari Selasa, 29
September 2015, pukul 23.48 WIB].
Erwin.2010. Binatang serangga. Jakarta: UIP.
Karmana.2007.Zoologi. Jakarta :Erlangga.
Maskoeri.2002. Zoologi Invetebrata.Jakarta: Sinar Jaya.
Mukayat.2001.Zoologi Dasar.Jakarta:Erlangga.
Rusyana.2001.Zoologi Invetebrata. Jakarta :Erlangga.
Roberts, dkk. 2009.Zoologyy.California: thriteend edition.
Setiati.2012. Artropoda. Jakarta: Lusdt.
8
LAPORAN PRATIKUM
BIOSISTIMATIKA HEWAN
“Anthropoda”
Nama :Vita Eka Pratiwi
Nim :1147020074
Kelompok : 7 (Felidae)
Asdos : Gaestro Orly Haryono
Dosen : Bahiyah M.si
Tanggal pratikum : 16 September 2015
Tanggal pengumpulan: 30 September 2015
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS dan TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG D’JATI
BANDUNG
2015
9