anpang - karbohidrat
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
1/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Praktikum analisis pangan kali ini membahas mengenai penentuan
karbohidrat khususnya kadar gula total dan kadar gula reduksi. Karbohidrat adalah
polihidroksi aldehid atau polihiroksiketon dan meliputi kondensat polimer
polimernya yang terbentuk. Di alam! karbohidrat merupakan hasil sintesa "#2dan
$2# dengan pertolongan sinar matahari dan hi%au daun &chlorophyll'. $asil
(otosintesa ini kemudian mengalami polimerisasi men%adi pati dan senyawa
senyawa bermolekul besar lain yang men%adi )adangan makanan pada tanaman.
Karbohidrat ini merupakan sumber kalori atau makronutrien utama bagi makhluk
hidup! sebagian lagi men%adi bahan utama sandang &misalnya serat kapas'!
industri! bahan bangunan! atau bahan bakar. Di samping sebagai sumber utama
biokalori dalam bahan makanan! beberapa %enis karbohidrat dan turunannya
&deri*atnya' memegang peranan penting dalam teknologi makanan! misalnya gum
&arabi)! karaya! guar' sebagai bahan pengental atau "+"
&carboxylmethylcellulose' sebagai bahan penstabil! dan banyak lagi sebagai bahan
pemanis &sukrosa! glukosa! (ruktosa' &,udarmad%i! 2003'.
Penentuan karbohidrat dalam suatu bahan dapat dibedakan men%adi dua!
yaitu u%i kualitati( dan u%i kuantitati(. -nalisis kualitati( dan kuantitati( digunakan
untuk menentukan komposisi bahan pangan dan untuk otentikasi &misalnya untuk
mendeteksi pemalsuan' produk pangan. -nalisis kualitati( digunakan untuk
memastikan keakuratan komposisi bahan yang tertera pada label in(ormasi.
,edangkan analisis kuantitati( untuk memastikan ketepatan komponen tambahan
yang tertera pada label dan %uga memastikan %umlah komponen tertentu &ielsen!
2003'. Dalam praktikum kali ini dilakukan analisis kuntitati( terhadap penentuankarbohidrat yang meliputi penentuan kadar gula reduksi dan gula total pada
sampel dengan menggunaka nmetode lu(( s)hoorl. +enurut #sborne dan /oogt
&1' metode u((,)hoorl dapat diaplikasikan untuk produk pangan yang
mengandung gula dengan bobot molekuler yang rendah dan pati alami atau
modi(ikasi. -dapun sampel yang digunakan antara lain tepung gula mentang!
tepung gula masak! sari buah! bubur buah dan madu.
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
2/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
5.1. Penentuan Kadar Gula Reduksi dan Gula Ttal
ula pereduksi &reducing sugar' merupakan gulagula sederhana yang
memiliki gugus karbonil &seperti glukosa dan galaktosa'! dapat teroksidasi
membentuk gugus karboksil dan mereduksi komponen lainnya. ula pereduksi
dalam suasana basa dapat mereduksi logamlogam! sedangkan gula itu sendiri
teroksidasi men%adi asamasam &asam aldonat! asam ketonat! atau asam uronat'.
ula reduksi mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diuraikan men%adi sedikitnya 2
buah monosakarida. ,edangkan kadar gula total adalah kandungan gula
keseluruhan dalam suatu bahan pangan baik monosakarida maupun oligosakarida
&-ndarwulan et al! 2011'.
Penentuan kadar gula reduksi dan gula total dalam praktikum ini dilakukan
dengan salah satu metode oksidasi dengan kupri! yaitu metode u(( ,)hoorl.
+etode ini didasarkan pada peristiwa tereduksinya kuprioksida men%adi
kuprooksida karena adanya gula reduksi. ula non reduksi yang terdapat di dalam
bahan akan diubah men%adi gula reduksi dengan )ara dihidrolisis menggunakan
asam kuat. 5eagen yang digunakan merupakan )ampuran kuprisul(at! a
karbonat! dan asam sitrat yang disebut larutan u(( ,)hoorl. 5eagen ini ber(ungsi
sebagai oksidator! yaitu kuprioksida! yang akan mengalami reduksi ketika
bereaksi dengan gula reduksi men%adi kuprooksida dan mengendap berwarna
merah bata. Kuprioksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari
garam Kiodida! di mana %umlah iod yang dibebaskan ekui*alen dengan %umlah
kuprioksida. Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi menggunakan a
tiosul(at. 5eaksi yang ter%adi dalam penentuan gula reduksi dan gula total adalah
sebagai berikut.
56"#$ 7 "u# &u(( ,)hoorl' 8 "u2#97 56"##$$2,#4 7 "u# &sisa' 8 "u,#47 $2#
"u,#4 7 2 KI 8 "uI27 K2,#4
2 "u I2 8 "u2I27 I2
I2 7 a2,2#3 8 a2,4#:7 aI
angkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah melakukan
preparasi sampel. ,ampel yang akan diamati dibuat men%adi larutan - dan larutan
B. ,ampel diambil sebanyak 2!; gram&sedangkan tepung pisang mentah ; g' ke
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
3/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
dalam labu ukur 2;0 ml. Kemudian sampel tersebut dilarutkan dalam ;0 m
aungsi penambahan Pbasetat adalah untuk mengendapkan ?at?at organik
di dalam larutan sehingga yang tertinggal hanya gula yang akan dianalisis. ,etelah
diko)ok selama 1 menit! lalu ditambahkan ; ml aphosphat ;= dan lalu diko)ok
kuatkuat selama 1 menit. Penambahan aphosphat ;= ber(ungsi untuk
menghilangkan kelebihan Pbasetat yang terdapat pada larutan. ,elan%utnya
ditepatkan dengan a
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
4/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml! kemudian ditepatkan dengan a
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
5/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
larutan a2,2#3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah
Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk di%adikan dasar
penetapan kadar. Di mana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium
&I2' bebas dalam larutan. -pabila terdapat ?at oksidator kuat &misal $2,#4' dalam
larutannya yang bersi(at netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih
akan membuat ?at oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2yang setara
%umlahnya dengan dengan banyaknya oksidator. I2bebas ini selan%utnya akan
dititrasi dengan larutan standar a2,2#3sehinga I2akan membentuk kompleks
iodamilum yang tidak larut dalam air. #leh karena itu! %ika dalam suatu titrasi
membutuhkan indikator amilum! maka penambahan amilum sebelum titik
ekui*alen.
,etelah diketahui *olume atiosul(at yang digunakan dalam titrasi sampel!
maka dapat dihitung kadar gula reduksi dan gula total dalam sampel. ,ebelumnya
perlu diketahui *olume atiosul(at yang digunakan untuk titrasi blanko. $al ini
dilakukan untuk mengetahui %umlah kuprioksida yang bereaksi dengan gula
reduksi. ,elisih antara *olume atiosul(at untuk titrasi blanko dengan titrasi
sampel ekui*alen dengan kuprooksida yang terbentuk dan %uga ekui*alen dengan
%umlah gula reduksi yang ada dalam sampel. ,elisih banyaknya atiosul(at titrasi
blanko dengan titrasi sampel &a' dapat dihitung menggunakan rumus berikut.
a =(Vblanko -V sampel )
0,1x N Na-tiosulfat
,etelah diketahui nilai a! kemudian nilai tersebut diinterpolasikan dengan
tabel yang menggambarkan hubungan antara banyaknya atiosul(at dengan
banyaknya gula reduksi. Pada tabel tersebut dapat diketahui %umlah gula reduksi
yang terdapat dalam larutan sampel dan dianggap sebagai nilai b.
Ta!el 1. Hu!un"an antara Ban#akn#a Na$tisul%at den"an Ban#akn#a Gula
Reduksi.
&l Natriu& Tisul%at M" Gluksa
0 0
1 2!4
2 4!
3 !2
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
6/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
&l Natriu& Tisul%at M" Gluksa
4 !
; 12!2
: 12!
1!2 1!
22!4
10 2;
11 2!:
12 30!3
,umber ,I 012112
Kadar gula reduksi dan gula total yang terdapat dalam sampel dapat
dihitung menggunakan rumus berikut.
Kadar gula =b x faktor pengenceran
Wsampelx 100
Ta!el '. Hasil Pen"a&atan Penentuan Kadar Gula Reduksi dan Gula Ttal
Kel. Sa&(el)sa&(el*"+
Vtitrasi*&l+ , , Rata$rata
Gula
reduks
i
Gula
ttal
Gula
reduksi
Gula
ttal
Gula
reduks
i
Gula
ttal
1B
Cepung
Pisang
mentah
; 2;!3 2;!1 0!3 1!;0
0!:1 ;!0;
:B
Cepung
pisang
mentah
; 24!: 23!: 0!4 3!;;
2B
Cepung
pisang
masak
2!; 22!4 22!3 2!1 :0!32
2:! :!1:
B
Cepung
pisangmasak
2!; 23!1 21!; 22!; :
3B,ari
buah2!; 24!0 24!2 2!1 4!
2!:2; 4!13
B,ari
buah2!; 24!2 24!: 2!44 3!3
4BBubur
bayi2!; 22!1 23! 2!:3 31!
2!:2;2!1:
;B
Bubur
bayi2!; 24!1 24!2 2!:2 24!3:
;B +adu 2!; 1! 21;;!:0 ;!; ;;!:: :!41
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
7/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
Kel. Sa&(el)sa&(el*"+
Vtitrasi*&l+ , , Rata$rata
Gula
reduks
i
Gula
ttal
Gula
reduksi
Gula
ttal
Gula
reduks
i
Gula
ttal
;10B +adu 2!; 14!: 21! ;;!2 :!0&,umber Dokumentasi Pribadi! 201;'.
Perhitungan kadar gula reduksi tepung pisang matang &B'
a =(Vblanko-V sampel )
0,1x N Na-tiosulfat
a =!"," - !#,1
0,1x 0,0$%
= !,#"! ml &diinterpolasikan di antara 2ml dan 2ml atrium tiosul(at'
mg gula =(!,#"! - ! )
(# - !,#"!)=
b - &,%
',! - b
2!;344 7 3!1104 E 0!:4b 7 0!3;2b
b E ;!:44 mg
K adar gula reduksi =b x faktor pengenceran
Wsampelx 100
Kadar gula reduksi =",&&%) x 100
!,"00x 100
Kadar gula reduksi E 22!;2=
Perhitungan kadar gula total
a =(Vblanko-V sampel )
0,1x N Na-tiosulfat
a =!"," - ! 1,"
0,1x 0,0$%
= #,$# ml (dinterpolasikan di antara #ml dan &ml natirum tiosulfat)
mg gula =(#,$! -#)
(& - #,$! )=
b - ',!
$,' - b
!24 7 0!;: E 0!2b 7 0!0b
0!304 b E !; mg
Kadar gula total =
b x faktor pengenceran
Wsampelx 100
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
8/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
Kadar gula total =$," x !00
!,"00x 100
Kadar gula total E :=
Dalam melakukan perhitungan sangat penting menentukan besarnya (aktor
pengen)eran dalam prepasi sampel. >aktor pengen)eran untuk sampel tepung
pisang matang! bubur bayi dan madu berbeda dengan kedua sampel sisanya.
Prosedur penger%aan sampel di mana dilakukannya lagi pengen)eran tambahan
membuat (aktor pengen)eran ketiga sampel ini lebih besar. >aktor pengen)eran
untuk tepung pisang matang! bubur bayi dan madu dalam penentuan kadar gula
pereduksi adalah sebesar 100. ilai ini didapat saat preparasi sampel! 2;0ml
larutan sampel yang sudah di)ampur reagen pen%ernih kemudian dipipet sebanyak
;0ml (iltratnya &>p E ;'. ,elan%utnya (iltrate tersebut dien)erkan kembali ke dalam
labu ukur 100 ml dan dipipet kembali sebanyak 10 ml &>p E 10'. ,ebanyak 10 ml
larutan sampel lalu dien)erkan kembali ke dalam labu ukur ;0 ml&pengen)eran
tambahan'. $anya sebanyak 2;ml larutan sampel diambil sebagai larutan - &>p E
2'. Fika semua (aktor pengen)eran dikaliakan maka diketahui (aktor pengen)eran
dari sampel tepung pisang matang! bubur bayi dan madu sebesar ; G 10 G 2 E 100.
ntuk (aktor penge)eran dari larutan B yang digunakan untuk penentuankadar gula total diketahui (aktor pengen)erannya adalah sebesar 200. ,ebanyak
2;0ml sampel larutan - saat di%ernihkan &sebelum disaring' diambil (itratnya
sebanyak ;0ml &>p E ;' lalu dien)erkan ke dalam labu ukur 100ml. ,elan%utnya
dipipet kembali ;0ml larutan - &>p E 2' dan dipanaskan lalu dipindahkan ke
dalam labu ukur 100ml untuk dien)erkan kembali. Pengen)eran tambahan
dilan%utnkan dengan memipet sebanyak 10ml larutan - &>p E 10'ke dalam labu
ukur ;0ml. Baru %adilah larutan B sebanyak 2;ml untuk dianalisi&>p E 2'
sehingga (aktor pengen)eran dari larutan B sebesar 200.
>aktor pengen)eran dari dua sampel sisanya yakni tepung pisang mentah
dan sari buah memiliki tahapan pengen)eran yang kurang lebih sama! hanya sa%a
tidak mengalami pengen)eran tambahan seperti sampel sebelumnya. ntuk itu!
(aktor pengen)eran dari kedua sampel ini untuk larutan - adalah ;0 dan untuk
larutan B adalah 100.
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
9/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
Berdasarkan hasil pengamatan! ml natriun tiosul(at yang digunakan untuk
mentitrasi sampel pada penentuan gula pereduksi lebih besar dibandingkan
penentuan gula total. $al ini karena semakin banyak gula yang terdapat pada
sampel semakin sedikit larutan lu(( s)hoorl tersisa untuk bereaksi dengan titer.
$asil pengamatan menun%ukkan! ratarata total gula pada sampel tepung
pisang mentah adalah sebesar ;!;= dengan gula pereduksi sebanyak 0!:1=. $al
ini menun%ukkan hanya sekitar 5,34% gula yang terdapat di dalam tepung pisang
mentah merupakan gula non pereduksi misalnya sukrosa, rafnosa, stakiosa, dan
vervaskosa (Sutresna). Menurut Bello, et al.,(2002) pada saat buah menjadi
ranum, maka sebagian pati akan diubah menjadi sukrosa sehingga kadar patinya
menurun. Pada waktu kadar pati menurun, kandungan sukrosa akan naik, dan
sukrosa yang terbentuk akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa (Winarno,
2002). Sehingga, di dalam 5,34% gula selain gula pereduksi tersebut sebagian
besar yang diduga sukrosa belum dipecah menjadi glukosa dan fruktosa yang
merupakan gula pereduksi dan menyebabkan kadar gula pereduksi sangat kecil.
+enurut Prabawati et al &200'! tepung buah pisang &masak' mengandung
karbohidrat yang )ukup tinggi yaitu 0= 0=! hal ini mendekati kadar gula total
yang ditemukan pada sampel tepung pisang matang yakni sebsar :!1:=
sedangkan gula pereduksi sebesar 2:!=. $al ini membuktikan! kadar gula total
pada tepung pisang yang sudah matang lebih tinggi dibandingkan tepung pisang
mentah. ,elain itu! persentase gula non pereduksi hanya berkisar 4;= dari kadar
gula total sedangkan pada tepung pisang mentah gula non pereduksi hampir
men)akup 0= kadar gula total. $al ini menun%ukkan! tepung pisang yang sudah
matang mengandung lebih banyak gula pereduksi dibandingkan gula non ereduksi
karena proses pematangan yang menyebabkan pati dipe)ah men%adi sukrosa lalu
dipe)ah kembali men%adi gulagula sederhana seperti glukosa dan (ruktosa&gula
reduksi'.
,ampel selan%utnya adalah sari buah. Pada sari buah menurut hasil analisis
terdapat sebesar 4!13= kadar gula total dengan kadar gula pereduksi sebesar
2!:2;=. $al ini menun%ukkan hampir setengah dari total gula yang digunakan
dalam pembuatan merupakan gula nonpereduksi yang diduga sukrosa. ,ampel
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
10/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
bubur bayi mengandung total kadar gula sebesar 2!1:;= dan total gula reduksi
sebesar 2!:2;=.
,tandar mutu madu salah satunya didasarkan pada kandungan gula
pereduksi &glukosa dan (ruktosa' total yaitu minimal :0 =. ,edangkan! %enis gula
pereduksi yang terdapat pada madu tidak hanya glukosa dan (ruktosa! tetapi %uga
terdapat maltosa dan dekstrin&,arwono! 2001'. $asil pengamatan menun%ukkan!
terdapat hanya ;;!::= gula reduksi di dalam sampel dan gula total sebesar
:!41;=. +elihat standar di atas! maka sampel madu yang dianalis dapat
dikatakan di bawah standar mutu yang mendasarkan salah satu kriterianya pada
kadar gula pereduksi.
Kadar gula reduksi pada bahan pangan dapat menentukan proses
pengolahan yang akan dilakukan. Bahan yang memiliki kadar gula pereduksi yang
tinggi apabila melalui proses pemanasan &penggorengan atau pengeringan' akan
rentan mengalami karamelisasi atau pen)oklatan nonen?imatis. -pabila tidak
diinginkan adanya pen)oklatan tersebut! maka proses pemanasan harus dikontrol
dengan benar. mumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan
akti*itas en?im! di mana semakin tinggi akti*itas en?im maka semakin tinggi pula
gula pereduksi yang dihasilkan. "ontoh gula pereduksi yaitu glukosa dan (ruktosa.
Dalam metode u((,)hoorl! p$ harus diperhatikan dengan )ermat. ,uasana
yang terlalu asam akan menimbulkan overestimatedpada tahap titrasi sebab akan
ter%adi reaksi oksidasi ion iodide men%adi I2.
#27 4I7 4$7 8 2I27 2$2#
-pabila p$ terlalu tinggi &terlalu basa'! maka hasil titrasi akan men%adi lebihrendah daripada sebenarnya! karena pada p$ tinggi akan ter%adi resiko kesalahan!
yaitu ter%adinya reaksi I2 yang terbentuk dengan air &hidrolisis'. $2,#4
ditambahkan untuk mengikat ion tembaga yang terbentuk dari hasil reduksi
monosakarida dengan pereaksi u((,)hoorl! kemudian membentuk "u,#4. KI
akan bereaksi dengan tembaga sul(at membentuk buih )oklat kehitaman. angkah
terakhir yang dilakukan dalam metode u(( ,)hoorl adalah titrasi dengan natrium
tiosul(at &$ar%adi 14'.
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
11/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
V. KESIMP-LAN DAN SARAN
5.1 Kesi&(ulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini antara lain
ula total adalah kandungan gula keseluruhan dalam suatu bahan
pangan baik monosakarida maupun oligosakarida
ula pereduksi merupakan gula yang mereduksi senyawasenyawa
penerima elektron! )ontohnya adalah glukosa dan (ruktosa
+elalui titrasi iodometri karbohidrat dihidrolisis men%adi monosakarida
yang dapat mereduksikan "u27 mena%adi "u7 sehingga kelebihan "u27 dapat
dititrasi.
5atarata kadar gula total dan gula reduksi tepung pisang mentah sebesar
;!0;= dan 0!:1=
5atarata kadar gula total dan gula reduksi tepung pisang masak sebesar
:!1:= dan 2:!=
5atarata kadar gula total dan gula reduksi sari buah sebesar 4!13= dan
2!:2;=.
5atarata kadar gula total dan gula reduksi madu sebesar :!41;= dan
;;!::=
5.' Saran
,ebaiknya dalam melakukan penentuan karbohidrat dilakukan se)ara teliti
dan teratur mengingat prosesya yang )ukup pan%ang
5angkaian alat yang digunakan harus harus dipastikan dapat ber(ungsi
dengan baik.
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
12/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
arutan sampel harus memiliki p$ netral karena p$ yang terlalu rendah
atau terlalu tinggi akan memengaruh hasil analisis.
DATAR P-STAKA
-ndarwulan! .! >eri K.! dan Dian $. 2011. -nalisis Pangan. PC. Dian 5akyat!
Fakarta
Bello, L.A., Hernandez, L.S., Damian, E.M. dan Vazquez, J.F. 2002. Laboratory
Scale Production of Maltodextrins and Glucose Syrup from Banana
Starch. Acta Cientifica Venezolana. 53: 44-48
$ar%adi! H. 14. Ilmu Kimia -nalitik Dasar. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
ielsen! ,.,. 2003. Food Analysis Third Edition. Kluwer -)ademi) Plenum
Publishers! ew Jork
#sborne, D. R. and/oogt, P. 1. The analysis o nutrients in oods. -)ademi)
Press! ondon.
Prabawati, S., Suyanti dan Setyabudi, D. A. 2008. Teknologi Pascapanen dan
Teknik Pengolahan Buah Pisang. Penyunting: Wisnu Broto. Balai Besar
Penerbitan dan Pengembangan Pertanian.
,arwono! B.! 2001. Kiat +engatasi Permasalahan Praktis ebah +adu!
-gromedia Pustaka! Cangerang.
,I 0121. 12. "ara %i +akanan dan +inuman. Badan ,tanrdisasi asional
,udarmad%i! ,.! $. Bambang! ,uhardi. 2003. -nalisa Bahan +akanan dan
Pertanian. iberty! Jogyakarta
,utresna! . 200. "erdas Bela%ar Kimia. PC. ra(indo +edia Pertama!
Bandung.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
-
7/24/2019 anpang - karbohidrat
13/13
Intan Btari Dwiastuti
240210130101
.