anjab 1f5t

12
TUGAS ANALISA JABATAN NAMA KELOMPOK : 1.ABDULLAH MAS’UD A 120211100095 2. M.IQBAL ZIDNI 120211100096 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Upload: iqbal-jin-kazama

Post on 13-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

f5tf4f

TRANSCRIPT

Page 1: anjab 1f5t

TUGAS ANALISA JABATAN

NAMA KELOMPOK :

1.ABDULLAH MAS’UD A 120211100095

2. M.IQBAL ZIDNI 120211100096

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2015

Page 2: anjab 1f5t

Paradigma Lingkungan & Strategi Bisnis PepsiCo

PepsiCo termasuk salah satu raksasa multinasional yang berkiprah di bidang Food &

Beverage dengan pendapatan lebih dari $39 milyar dan memiliki lebih dari 185.000 pegawai.

Lahir dari mergernya perusahaan besar, Pepsi Cola Company (1898) dan Frito Lay, Inc (1932),

pada tahun 1965,dan PT. Indofood Asashi Sukses Beverage (2013). PepsiCo berkembang dengan

melancarkan beberapa strategi utama, yaitu : Diversifikasi produk, Inovasi produk yang baik

bagi kesehatan dan rendah kalori, Akuisisi strategis, Ekspansi internasional dan “The Power of

One”.

Dengan visi “Meningkatkan secara berkelanjutan semua aspek di dunia dimana PepsiCo

beroperasi, baik lingkungan, sosial dan ekonomi, menciptakan hari depan yang lebih baik

daripada hari ini”, PepsiCo saat ini aktif dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dan

sumber daya manusia, ini tercermin dalam slogan yang dikampanyekan oleh PepsiCo yaitu

“Performance with purpose, Human, Environment, and Talent”.[1]

Misi dari PepsiCo, yaitu “to make PepsiCo the world’s premier consumer products

company, focused on convenient foods and beverages” didukung dengan nilai-nilai perusahaan

antara lain:

1. Sustained Growth

2. Empowered People

3. Responsibility and Trust

Dalam industri “Food & Beverage”, PepsiCo merupakan pemain utama yang selalu

masuk dalam urutan 5 besar. Pangsa pasar dari industri ini sangatlah luas, karena PepsiCo dan

para pesaingnya seperti Coca-Cola sudah bermain di skala internasional. Market Capital

keseluruhan PepsiCo saat ini telah mencapai $83.10 milyar, merupakan yang terbesar di dunia.

Sumber : Yahoo Finance

Page 3: anjab 1f5t

Sedangkan jika untuk Soft Drink saja, PepsiCo hanya menduduki urutan kelima dibawah Coca-

Cola, dengan market capital $3.8 milyar melalui anak perusahaan Pepsi Bottling.[2]

Dari segi pertumbuhan, untuk Soft Drink, Pepsi Bottling (8,35%) dan PepsiAmerica (10,83%)

bertumbuh melebihi Coca-Cola Enterprise (1,56%) dan Coca-Cola Co (8,59%).[2] Untuk

pertumbuhan penjualan tahun 2005-2006 Pepsi Bottling mengalami kenaikan yang cukup besar

(7%) dibandingkan dengan rivalnya, Coca-Cola, dimana Coca-Cola Enterprise malah mencatat

kerugian yang cukup besar dalam hal profit (-322%).[3]

Sumber : [3]

Rival yang cukup signifikan bagi PepsiCo sangatlah sedikit, terhitung hanya grup bisnis

Coca-Cola yang mampu menandingi kekuatan PepsiCo. Industri makanan dan minuman ringan

merupakan bidang yang penuh persaingan dimana profit margin yang dihasilkan sangat rendah,

biaya energi yang tinggi dan perubahan cita rasa konsumen.

• Paradigma Lingkungan Porters Competitive Forces

Persaingan diantara penjual.

Persaingan yang terjadi di bidang industri yang digeluti oleh PepsiCo memang sangat

keras. Hal ini terjadi karena kemampuan dan kapabilitas antara para petarung hampir sama,

product lifecycle yang semakin cepat, pertumbuhan market yang pelan, pertarungan panjang

dengan Coca-Cola (Cola War), rendahnya switching cost bagi konsumen untuk berpindah

produk, persaingan harga untuk memacu volume penjualan. Differensiasi produk kurang mampu

diandalkan karena kompetitor mampu dengan cepat meniru sisi keunggulan dan meluncurkan

produk yang setara. Meski di bidang industri “Processed and packaged goods” PepsiCo

memimpin, namun di bidang industri “Beverages & Soft Drink” Coca-Cola memimpin jauh di

Page 4: anjab 1f5t

depan dengan Market Capital $106.31 milyar. Pelannya pertumbuhan pasar di Amerika Serikat,

memaksa PepsiCo untuk berekspansi ke pasar luar negeri. Pasar luar negeri PepsiCo bertumbuh

22%, dan menyumbang 40% dari total pendapatan di tahun 2007 ($39 milyar).[6]

Sumber : Yahoo Finance

Ancaman pendatang baru.

Pendatang baru bukanlah merupakan ancaman bagi PepsiCo, karena di bidang industri ini

para pemainnya sudah cukup kuat mengakar. Lagipula dengan kekuatan finansial dan strategi

akuisisi yang dilakukan, PepsiCo mampu dengan mudah membeli perusahaan yang dinilainya

potensial. Untuk mampu menandingi PepsiCo diperlukan modal yang cukup besar, jaringan

pemasaran dan distribusi yang kuat dan luas dan kekuatan merk yang mampu menimbulkan

kesetiaan konsumen.

Sumber : Yahoo Finance

Page 5: anjab 1f5t

Produk pengganti dari produsen lain.

Di bidang industri yang digeluti PepsiCo, produk pengganti dari kompetitor yang setara

dengan harga kompetitif sangatlah mudah ditemui, selain itu switching cost yang diperlukan oleh

konsumen untuk berpindah produk sangatlah kecil. Oleh karena itu PepsiCo sangat gencar dalam

melakukan inovasi produk baru, cita rasa dan peningkatan mutu serta tingkat kesehatan produk

lama.

Posisi tawar suplier.

PepsiCo melakukan diversifikasi suplier [1] yang tentu saja memperlemah posisi para

suplier. Juga dengan strategi akuisisi strategisnya PepsiCo juga mengakuisisi beberapa

perusahaan suplier lokal yang strategis dalam mendukung bisnisnya.[4] Selain itu PepsiCo juga

membuat code of conduct untuk suplier yang membuat para suplier nyaman dalam berhubungan

bisnis secara profesional dengan PepsiCo.

Posisi tawar pembeli.

Pembeli memiliki posisi tawar yang cukup tinggi, akibat harga produk yang murah dan

banyaknya produk alternatif yang ada di pasaran. Untuk meningkatkan posisi tawar terhadap

konsumen, PepsiCo melakukan inovasi produk baru yang mengarah kearah produk yang lebih

sehat bagi konsumen. (produk-produk Better-For-You dan Good-For-You) Kesadaran konsumen

akan makanan sehat menurunkan penjualan minuman bersoda, namun meningkatkan volume

penjualan untuk produk-produk minuman lainnya yang bertema kesehatan, low fat dan diet.

Berikut adalah Non-carbonated Beverage Brands yang dikembangkan oleh PepsiCo dengan

target konsumen yang sadar akan kesehatan.

1. Bottled Water (Propel Fitness Water, SoBe Life Water, Aquafina) – Developed around

customer type and lifestyle.

2. Ready to Drink (Tea, Coffe, Starbucks) – Developing new flavors

3. Nutrient Rich (Gatorade)

4. Orange juice / Juices (Tropicana)

Page 6: anjab 1f5t

Hal lain yang dilakukan adalah memperbaiki cara pengemasan produk sehingga menjadi lebih

menarik.

Faktor Penggerak Perubahan Industri

Tiga kunci trend industri makanan dan minuman saat ini yang membentuk industri ini [4] antara

lain :

1. Tumbuhnya kesadaran konsumen akan kandungan gizi dari makanan ringan / snack.

2. Indulgent Snacking.

3. Convenience.

Faktor kebijakan regional suatu negara juga menjadi faktor penting, regulasi yang mengatur

tentang kesehatan makanan dan minuman saat ini semakin ketat dan detil. Peraturan 165.110 dari

departemen kesehatan Amerika, misalnya, mengatur secara rinci tentang definisi air yang

diperbolehkan dipakai bagi produk air kemasan, juga kadar kandungan zat-zat kimia yang

diijinkan.[7][8] Perlu diketahui pula bahwa US Federal Trade Commissions pernah melarang

distribusi soft drink buatan Pepsi dan Gatorade secara bersamaan. Larangan tersebut berlaku

selama 10 tahun. Alasan pelarangan terkait dengan meningkatnya nilai tawar Pepsi jika

produknya dipasarkan bersama Gatorade, dimana Pepsi bisa memanfaatkan hal tersebut untuk

menyingkirkan produsen kecil.

Ketika bergerak di ruang lingkup internasional, PepsiCo harus menghadapi masalah

perbedaan cita rasa dari penduduk negara yang berbeda-beda. Diversifikasi dalam hal rasa

menjadi andalan dalam persaingan di suatu kawasan regional. Riset menunjukkan bahwa untuk

cita rasa asin pada snack relatif sama di sebagian besar kawasan.

Krisis global 2008 juga memaksa PepsiCo untuk mengerahkan segala daya untuk

menghadapi inflasi yang terkait dengan meningkatnya biaya produksi gandum dan energi.

PepsiCo mengambil langkah-langkah berikut dalam menghadapi krisis global : product

formulations, ingredient sourcing, trade efficiencies, manufacturing, go-to-market and

administrative expenses.

Page 7: anjab 1f5t

Competitive Assets

Beberapa “Competitive Assets” yang dimiliki oleh PepsiCo dalam menghadapi persaingan di

industri “Food & Beverage” :

1. Superior Brand

2. Organisasi yang solid dengan multi skill, bakat, ras dan gender.

3. Aset-aset fisik berupa pabrik dan jaringan pemasaran yang kuat di seluruh dunia.

4. Resep-resep khas yang dipatenkan.

5. Kemampuan finansial dalam melakukan akuisisi.

6. Aliansi-aliansi strategis dengan sesama pemain (Unilever & Starbucks) dan distributor

(“The Power of One”).

7. Kepedulian dan peran serta aktif dalam kegiatan-kegiatan perbaikan lingkungan hidup.

8. Nilai-nilai perusahaan yang dikomunikasikan dengan baik dan gencar.

Competitive Assets ini merupakan ujung tombak yang dipakai PepsiCo dalam menghadapi

persaingan yang keras dalam industri Food & Beverage.

Value Chain

Keterkaitan Value Chain antara merk dan produk PepsiCo :

1. Informasi riset pasar yang dibagi oleh perusahaan ke semua divisi, memungkinkan divisi-

divisi membangun produk baru yang sesuai dengan permintaan konsumen.

2. Melakukan konsolidasi dalam pembelian atau pengadaan untuk menekan biaya.

3. Memproduksi produk-produk sejenis di fasilitas yang sama jika memungkinkan, untuk

efisiensi produksi.

4. Melakukan konsolidasi fungsi-fungsi penjualan dan pemasaran dari produk-produk yang

mirip untuk menghilangkan usaha berlebihan dan menyajikan satu wajah kepada customer.

Page 8: anjab 1f5t

Hasil dari perbaikan value chain ini adalah penghematan biaya sebesar $ 160 Million (2005).

Key Success Factor

Key Success Factor yang diusung oleh PepsiCo antara lain :

1. Low Cost Manufacturing (Mass Production) – Untuk menjaga harga tetap rendah.

2. Product Innovations – Agar konsumen tidak jenuh dengan produk lama.

3. Product Upgrade – Agar konsumen merasakan adanya perbaikan mutu dan peningkatan

standar kesehatan dari produk.

4. Strategic Acquisition – Mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang cukup menguntungkan

untuk memperluar pasar di kawasan regional lain.

5. Strategic Alliances – Mengadakan aliansi strategis, baik dengan suplier, kompetitor

maupun distributor untuk meningkatkan volume penjualan.

Page 9: anjab 1f5t

Daftar Pustaka

1. PepsiCo web site – http://www.pepsico.com

2. Yahoo Finance – http://finance.yahoo.com

3. David, Fred R., Strategic Management 12th edition, Pearson International, New Jersey,

2009.

4. Thompson, Crafting and Executing Strategy 16th edition, Mc Graw Hill International,

Boston, 2008.

5. Plunkett Research - http://www.plunkettresearch.com

6. Fortune, 19 Februari 2008, “The Pepsi Challenge”.

7. Mass.gov, Health Regulations in Food and Beverage (US) –http://www.mass.gov

8. Bottled Water Regulation (US)

http://www.access.gpo.gov/nara/cfr/waisidx_02/21cfr165_02.html