anipneumonia-131028095624-phpapp02.doc

14
A.LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA 1. DEFINISI I. KONSEP DASAR A. DEFINISI Pneumonia Virus adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak. http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=797 Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit).http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumo nia.html Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993) http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumi onia.html Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrnkialis, adalah pun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran pernafasa. ( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997} Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria , virus , jamur , atau parasit . Pneumonia dapat juga disebabkan oleh 1

Upload: aenhiequrra-althafunnisa

Post on 14-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A

A.LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMONIA

1. DEFINISII. KONSEP DASARA. DEFINISI

Pneumonia Virus adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak. http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=797 Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit).http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993)

http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrnkialis, adalah pun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran pernafasa. ( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997}

Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yangumumnya disebabkan oleh agent infeksi

2. ETIOLOGISebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, denmgan mencetuskan suatu reaksi peradangan..

Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:1. Bakteri: stapilokokus, streplokokus, aeruginosa, eneterobacter2. Virus: virus influenza, adenovirus3. Micoplasma pneumonia4. Jamur: candida albicansFaktor-faktor yang meningkatkan resiko kematian akibat Pnemonia- Umur dibawah 2 bulan - Tingkat sosio ekonomi rendah - Gizi kurang - Berat badan lahir rendah - Tingkat pendidikan ibu rendah - Tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan rendah - Kepadatan tempat tinggal - Imunisasi yang tidak memadai - Menderita penyakit kronis.3.PATOFISIOLOGISebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya. Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.2Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.2Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.

KLASIFIKASIMenurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga klasifikasi pneumonia.

Berdasarkan klinis dan epidemiologis:o Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).o Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia).o Pneumonia aspirasi.o Pneumonia pada penderita immunocompromised.

Berdasarkan bakteri penyebab:Berdasarkan bakteri penyebab: Pneumonia bakteri/tipikal.Dapat terjadi pada semua usia. Pneumonia bakterial sering diistilahkan dengan pneumonia akibat kuman. Pneumonia jenis itu bisa menyerang siapa saja, dari bayi hingga mereka yang telah lanjut usia. Para peminum alkohol, pasien yang terkebelakang mental, pasien pascaoperasi, orang yang menderita penyakit pernapasan lain atau infeksi virus adalah yang mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah dan menjadi sangat rentan terhadap penyakit itu. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak paru-paru.Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri Pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia bakteri tersebut.Gejalanya Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran napas yang ringan satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus (cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam paru-paru. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza. Pneumonia Atipikal. Disebabkan mycoplasma, legionella, dan chalamydia.

Pneumonia Akibat virus.Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan dengan bakteri hemofilus influenza yang bukan penyebab penyakit influenza, tetapi bisa menyebabkan pneumonia juga).GejalanyaGejala awal dari pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga 36 jam penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit. Terdapat panas tinggi disertai membirunya bibir. Tipe pneumonia itu bisa ditumpangi dengan infeksi pneumonia karena bakteri. Hal itu yang disebut dengan superinfeksi bakterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bakterial adalah keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.

Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised).Berdasarkan predileksi infeksi: Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan besar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri. Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua. Pada penderita pneumonia, kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain. Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita kekurangan oksigen dengan segala konsekuensinya, misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi) dan sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar penyembuhannya. Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah beraneka4. MANIFESTASI KLINIK Secara khas diawali dengan awitan menggigil, demam yang timbul dengan cepat (39,5 Csampai 40,5 C). Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas dan batuk. Takipnea (25 45 kali/menit) disertai dengan pernafasan mendengur, pernafasan cupinghidung, Nadi cepat Bibir dan kuku sianosis Sesak nafas

5. KOMPLIKASI Efusi pleura Hipoksemia Pneumonia kronik Bronkaltasis Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-paru yang diserang tidak mengandung udara dan kolaps). Komplikasi sistemik (meningitis)

6. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat jugamenyatakan abses) pada penyakit pneumoniab. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semuaorganisme yang ada.c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosisf. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasig. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing

7. PENATALAKSANAAN

Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena halitu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya: Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma. Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia. Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.B.KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIANData dasar pengkajian pasien: Aktivitas/istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas. Sirkulasi Gejala : riwayat adanya Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat Makanan/cairan Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi) Neurosensori

Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)Tanda : perusakan mental (bingung) Nyeri/kenyamananGejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan) Pernafasan Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea. Tanda : - sputum: merah muda, berkarat perpusi: pekak datar area yang konsolidasi premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi Bunyi nafas menurun Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku

Keamanan Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam. Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar Penyuluhan/pembelajaran Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 8 hariRencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah9. DIAGNOSA KEPERAWATAN1) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigendarah.3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.4) Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.

10. RENCANA KEPERAWATANBersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,peningkatan produksi sputum ditandai dengan: Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan Bunyi nafas tak normal Dispnea, sianosis Batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum. Jalan nafas efektif dengan kriteria: Batuk efektif Nafas normal Bunyi nafas bersih SianosisIntervensi:

a. Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dadaRasional : takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadikarena ketidaknyamanan.

b. Auskultasi area paru, catat area penurunan 1 kali ada aliran udara dan bunyi nafasRasional: penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.- Biarkan teknik batuk efektifRasional : batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami untuk mempertahankanjalan nafas paten.- Penghisapan sesuai indikasiRasional: merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas suara mekanik pada faktor yangtidak mampu melakukan karena batuk efektif atau penurunan tingkat kesadaran.- Berikan cairan sedikitnyaRasional: cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan sekret- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, eks.Rasional: alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret, analgetik diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk/menekan pernafasan. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pembawa oksigen darah,gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan:- Dispnea, sianosis- Takikardia- Gelisah/perubahan mental- Hipoksia

Gangguan gas teratasi dengan:- Sianosis- Nafas normal- Sesak- Hipoksia- GelisahIntervensi:- Kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafasRasional: manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatanparu dan status kesehatan umum.- Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis perifer (kuku)atau sianosis sentral.Rasional: sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi respon tubuh terhadap demam/menggigil namun sianosis pada daun telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik.- Kaji status mental.Rasional: gelisah mudah terangsang, bingung dan somnolen dapat menunjukkan hipoksiaatau penurunan oksigen serebral.- Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif.Rasional: tindakan ini meningkat inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran sekretuntuk memperbaiki ventilasi tak efektif.- KolaborasiBerikan terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal plong master, master venturi.Rasional: mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pe. .

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplaidan kebutuhan oksigen ditandai dengan:- Dispnea- Takikardia- SianosisIntoleransi aktivitas teratasi dengan:- Nafas normal- Sianosis- Irama jantung

Intervensi- Evaluasi respon pasien terhadap aktivitasRasional: merupakan kemampuan, kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan interan.- Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.Rasional: menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.- Jelaskan perlunya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbanganaktivitas dan istirahat.- Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat atau tidur.Rasional: pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi.- Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukanRasional: meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhanoksigen.

4. Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim varul, batuk menetap ditandai dengan:- Nyeri dada- Sakit kepala- GelisahNyeri dapat teratasi dengan:- Nyeri dada (-)- Sakit kepala (-)- Gelisah (-)Intervensi:- Tentukan karakteristik nyeri, misal kejan, konstan ditusuk.Rasional: nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga dapattimbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.- Pantau tanda vitalRasional: Perubahan FC jantung/TD menu bawa Pc mengalami nyeri, khusus bila alasanlain tanda perubahan tanda vital telah terlihat.- Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang /berbincangan.Rasional: tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkanketidaknyamanan dan memperbesar efek derajat analgesik.- Aturkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.Rasional: alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkat keefektifanupaya batuk.- KolaborasiBerikan analgesik dan antitusik sesuai indikasiRasional: obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau menurunkan mukosa berlebihan meningkat kenyamanan istirahat umum.

11. IMPLEMENTASIDilakukan sesuai dengan rencana tindakan menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur teknik yang telah ditentukan.

12. EVALUASIKriteria keberhasilan:- BerhasilTuliskan kriteria keberhasilannya dan tindakan dihentikan- Tidak berhasilTuliskan mana yang belum berhasil dan lanjutkan tindakan.

13. DAFTAR PUSTAKA1. Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta.2. Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.3. Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC, Jakarta.4. Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.

1