aninda stefiani f0307026 aset tetap
TRANSCRIPT
NAMA : ANINDA STEFIANI
NIM : F0307026
.......................................................................................................................
IKHTISAR AKTIVA TETAP
BERDASARKAN PSAK 16 DAN IAS 16
1. PENDAHULUAN
Terdapat beberapa perbedaan antara PSAK 16 (Revisi 2007) dengan
PSAK 16 (2004). Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain:
1. Penggantian penggunaan istilah “Aktiva” menjadi “Aset” pada
seluruh PSAK.
2. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
PSAK 16 (Revisi 2007maupun PSAK 16 (1994) mengatur
bahwa suatu aset tetap (aktiva tetap) yang memenuhi kualifikasi untuk
diakui sebagai aset (aktiva) pada awalnya harus diukur sebesar biaya
perolehan. Sedangkan dalam PSAK 16 (Revisi 2007), selain
pengukuran dengan nilai perolehan tersebut masih ada pilihan model
pengukuran lain.
PSAK 16 (Revisi 2007) dalam Par. 29 mengatur mengenai
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Aset Tetap, “Suatu entitas
harus memilih model biaya (cost model) dalam par. 30 atau model
revaluasi (revaluation model) dalam par. 31 sebagai kebijakan
akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok yang sama.”
Aset Tetap Page 1
2. DEFINISI
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Dari pengertian tersebut berarti syarat agar dapat digolongkan
aktiva tetap adalah sebagai berikut :
Siap Pakai : jika belum siap pakai maka masuk ke aktiva dalam
pengembangan atau bangunan dalam pelaksanaan,
Dengan dibangun lebih dahulu : jika bangunan sudah dapat
dipakai/digunakan barulah dapat diakui sebai aktiva tetap.
Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan : berarti sekalipun suatu saat bisa saja dijual
tapi hal tersebut bukan sebagai tujuan perusahaan dalam
memperoleh aktiva tetap tersebut. Contoh : bangunan yang
digunakan sebagai kantor oleh perusahaan property diakui sebgai
aktiva tetap, sedangkan property yg dibangun untuk dijual tidak
boleh diakui sebagai aktiva tetap tapi persediaan barang dagang.
(koreksi jika salah)
Mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun . Diperkirakan
umur aktiva tersebut dalam kegiatan normal dapat digunakan
minimal 1 tahun atau lebih.
Dalam prakteknya, sesuatau digolongkan aktiva tetap selain yang
didefinisikan diatas harus memenuhi kriteria yaitu :
PSAK 16: 06
Aset Tetap Page 2
besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian
di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva
tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan. Aset tersebut
diperoleh dengan tujuan digunakan untuk menghasilkan nilai
ekonomis keperusahaan. Contoh, mesin diharapkan menghasilkan
barang persediaan yang jika dijual akan menghasilkan suatu nilai
ekonomis ke perusahaan.
biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal Perusahaan
didalam prakteknya pada saat perolehan suatu barang
menetapkan suatu standar didalam nilai perolehannya untuk
menggolongkan antara Aktiva Tetap dengan Biaya . Misal
dibeli kursi plastik yg diperkirakan memiliki masa manfaat > 1
tahun dan digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan
namun harga perolehannya Rp.100.000,. Dalam hal ini perusahaan
mengambil kebijakan dengan menetapkan ketentuan Harga
Perolehan Aktiva Tetap adalah Rp. 300.000, maka dengan
demikian kursi plastik tersebut bagi perusahaan adalah
digolongkan ke dalam biaya.
3. PENGUKURAN ASET TETAP
(1) Ketika Aset Tetap diperoleh
Aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk dikategorikan
sebagai aset tetap pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan.
Biaya perolehan aset adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh
entitas dan diperlukan untuk menyiapkan aset tetap tersebut agar
dapat digunakan sebagaimana mestinya sebagai aset tetap.
Aset Tetap Page 3
(2) Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
PSAK 16 (Revisi 2007) mengakui adanya dua metode
dalam perlakuan akuntansi aset tetap tersebut. Kedua metode itu
adalah:
Metode Biaya Historis.
Dengan metode ini setelah aset tetap diakui sebagai
aset tetap, aset tetap tersebut dicatat pada harga perolehan
dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai asset.
Metode Biaya Revaluasi.
Dengan metode ini setelah aset tetap diakui sebagai
aset tetap. Suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur
secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu
nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi
setelah tanggal revaluasi. Revaluasi atas aset tetap harus
dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk
memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara
material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan
nilai wajar pada tanggal neraca.
Catatan Tambahan untuk Metode Revaluasi
Aset Tetap Page 4
Perlakuan terhadap akumulasi penyusutan aset tetap pada
tanggal revaluasi dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai
berikut:
Disajikan kembali secara proporsional dengan perubahan dan
jumlah tercatat secara bruto dari aset sehingga jumlah tercatat aset
setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasian. Metode ini
sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara memberi
indek untuk menentukan biaya pengganti yang disusutkan
(depreciated replacement cost).
Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto dari aset dan jumlah
tercatat neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah
revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering digunakan untuk
bangunan
Revaluasi yang dilakukan pada sekelompok aset dengan kegunaan
yang serupa dilaksanakan secara bersamaan. Perlakuan ini bertujuan
untuk menghindari perlakuan revaluasi secara selektif dan
bercampurnya biaya perolehan dan nilai lainnya pada saat yang
berbeda-beda. Namun revaluasi dalam kelompok aset dapat dilakukan
secara bergantian (rolling) sepanjang keseluruhan revaluasi dapat
diselesaikan dalam waktu yang singkat dan sepanjang revaluasi
dimutakhirkan.
Pengakuan terhadap kenaikan atau penurunan nilai akibat
revaluasi dilakukan langsung pada kenaikan atau penurunan akibat
revaluasi, kecuali jika revaluasi dilakukan pada tahun-tahun
berikutnya. Apabila revaluasi dilakukan untuk yang kedua kali dan
seterusnya, terdapat perlakuan yang berbeda. Perbedaan tersebut
adalah:
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan
tersebut langsung dikredit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi;
Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan
tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Namun penurunan nilai
Aset Tetap Page 5
akibat revaluasi tersebut langsung didebit ke dalam ekuitas pada
bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi
saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut.
Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset
tetap yang direvaluasi. Jika Nilai wajar dari aset yang direvaluasi
berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi
lanjutan perlu dilakukan. Beberapa aset tetap mengalami perubahan
nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi
secara tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan
apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aset
tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
(paragraf 34)
Apabila aset tetap suatu entitas akan direvaluasi, maka seluruh aset
tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi. (Paragraf 36).
Kenaikan asset tercatat akibat revaluasi langsung dikreditkan ke
Ekuitas pada bagian Selisih penilaian kembali aktiva tetap (paragraf
40).
Perusahaan yang sebelum penerapan PSAK ini telah melakukan
revaluasi aset tetap dan kemudian menggunakan model biaya sebagai
kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi
aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost).
Biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK ini diterbitkan
(paragraf. 83).
4. PEROLEHAN SECARA GABUNGAN
Harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh
secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan
tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva yang
bersangkutan.
Aset Tetap Page 6
5. PERTUKARAN AKTIVA TETAP
Transaksi pertukaran aset Semua pertukaran aktiva tetap harus
diukur pada nilai wajar, termasuk pertukaran barang yang sama, kecuali
jika transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial atau aset yang
diterima atau diserahkan adalah aset yang andal terukur.
Pertukaran aset berbeda diakui sebesar nilai wajarnya.
Pertukaran aset yang serupa dicatat sebesar biaya perolehan.
Keuntungan atau kerugian tidak diakui.
6. PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Pengeluaran-pengeluaran setela perolehan awal suatu aktiva tetap
yang memperpanjang masa manfaat keekonomian dimasa yang akan
dating dalam bentuk peningkatan kapasitas,, mutu produksi, atau
peningkatan standar kinerja harus ditambahkan pada jummlah tercatat
ativa yang bersangkutan
Pengeluaran tersebut dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Pengeluaran penghasilan atau pendapatan (Revenue
Expenditure). Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu
manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang
bersangkutan. Oleh karena itu, pengeluaran-pengeluaran tersebut
dicatat dalam rekening biaya dan diakui sebagai beban pada saat
terjadi. Pengeluaran ini merupakan pengeluaran untuk perbaikan
atau perawatan aktiva tetap untuk menjaga manfaat keekonomian
dimasa yang akan datang yang diharapkan perusahaan untuk
mempertahankan standar kinerja semula atas suatu aktiva.
Aset Tetap Page 7
Pengeluaran Modal (Capital Expenditure). Pengeluaran-
pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan
lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran- pengeluaran ini
dicatat direkening aktiva atau akumulasi penyusutan.
7. PENYUSUTAN
Pemilihan metode penyusutan aset tetap harus diterapkan secara
konsisten dari tahun ke tahun. Penggantian metode penyusutan baru
diperbolehkan jika sekiranya berdasarkan hasil review telah terjadi
perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan
dari aset tersebut. Perubahan metode penyusutan yang terjadi harus
diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi seperti yang diatur di
dalam PSAK No. 25.
Berdasarkan PSAK No. 25 paragraf 26 dijelaskan bahwa suatu
perubahan dalam estimasi akuntansi dapat hanya mempengaruhi periode
berjalan ataupun mempengaruhi baik periode berjalan maupun periode-
periode yang akan datang (penerapan secara prospektif).
Metode yang digunakan dalam penyusutan aktiva tetap :
Metod Garis Lurus
Metode Unit Produksi
Metode Saldo Menurun
8. PENURUNAN NILAI MANFAAT
Apabila manfaat keekonomian suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar
jumlah tercatat, maka aktiva tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah
Aset Tetap Page 8
yang sepadan dengan nilai manfaat keekonomian yang tersisa, penurunan
nilai kegunaan aktiva tetap tersebut dilaporkan sebagai kerugian.
9. PENGHENTIAN DAN PELEPASAN
Suatu aktiva tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau
bila aktiva secara permanent ditarik dari penggunaannya dan tidak ada
manfaat keekonomian masa yang akan datang diharapkan dari
pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau
pelepasan suatu aktiva tetap diakui sebagai keuntungan atau
kerugian dalam laporan Laba/Rugi
Jika suatu aktiva tetap dipertukarkan untuk suatu aktiva yang
serupa, biaya perolehan aktiva yang diperolah adalah sama dengan
jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan
atau kerugian yang dihasilkan.
Transaksi jual dan sewa guna usaha balik dibukukan sesuai
dengan PSAK No.30 tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha.
Aktiva tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif dan ditahan
untuk dilepaskan dinilai pada yang terendah antara jumlah
tercatatnya dan nilai realisasi neto.
10. PENGUNGKAPAN PADA LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan harus mengungkapkan, dalam hubungan dengan
setiap jenis aktiva tetap
Aset Tetap Page 9
Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat
bruto. Jika lebih dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat
bruto untuk dasar dalam setiap kategori harus diungkapkan;
Metode penyusutan yang digunakan;
Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan
akhir periode;
Suatu rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.
11. AKTIVA LAIN-LAIN
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva
tetap, dan juga tidak dapat digolongkan dalam aktiva lancar,
investasi/penyertaan maupun aktiva tak berwujud, seperti: aktiva
tetap yang tidak digunakan, piutang kepada pemegang saham,
beban yang ditangguhkan dan aktiva lancar lainnya disajikan
dalam kelompok aktiva lain-lain.
Biaya yang tidak dilaporkan sebagai beban pada periode terjadinya
karena dianggap memberikan manfaat bagi periode-periode
selanjutnya digolongkan sebagai beban yang ditangguhkan.
Pos-pos yang termasuk dalam golongan tersebut yaitu:
Biaya pendirian perusahaan yang timbul pada perusahaan
dalam tahap pembanguna. (PSAK No.6 ttg Akuntansi dan
Pelaporan Bagi Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan)
Biaya emisi saham, yaitu biaya yang terjadi dalam rangka
pemasyarakatan saham perusahaan yang meliputi biaya
Aset Tetap Page 10
notaries/penasehat hokum, penilai, biaya pencetakan efek
dan prospectus, dll.
Selisih hutang pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan laba
kena pajak dengan perhitungan pajak penghasilan berdasarkan laba
akuntansi yang disebabkan oleh pos tidak lancar disajikan dalam
kelompok aktiva lain-lain.
....................................................................................................................................
..................................................................................................................
Perbandingan PSAK 16 dengan IAS 16 :
• Syarat pengakuan penyusutan
PSAK 16, 2007, par.58 : Syarat dimulainya penyusutan aktiva tetap adalah
pada saat aset tersebut siap untuk digunakan, yaitu pada saat aset tersebut
berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan
sesuai dengan keinginan dan maksud Manajemen
IAS 16, par.12 : Aset tetap tidak dihentikan pembebanan penyusutannya
walaupun terjadi penghentian sementara atas penggunaan aset tetap
bersangkutan.
PSAK 16 par. 58 sepertinya tidak mengatur dengan jelas mengenai
apakah penyusutan aset tetap dilanjutkan atau harus ditangguhkan jika
sekiranya yang bersangkutan dihentikan penggunaannya sementara.
Aset Tetap Page 11
Aset Tetap Page 12
Aset Tetap Page 13