ani4

4
Home Berita Artikel Wisata Alam Wisata Sejarah Wisata Budaya Wisata Seks Wisata Lainnya Lowongan Kerja Informasi Wisata dan Budaya Kamis, 18 November 2010 Bahasa Bugis-Makassar Terancam Punah Makassar- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai prihatin dengan kondisi bahasa daerah yang mulai ditinggalkan. Tutur kata dengan menggunakan Bahasa Bugis-Makassar misalnya, sudah sangat jarang didengar dalam interaksi sosial sehari-hari. Keprihatinan ini makin memuncak tatkala hasil penelitian UNESCO juga melansir bahwa enam hingga sepuluh bahasa ibu di dunia setiap tahun musnah. Penyebabnya, antara lain karena kebijakan pemerintah hanya menggunakan penggunaan bahasa nasional. “Oleh karena itu, kita tak boleh tinggal diam membiarkan Bahasa Daerah di Sulsel ini ikut punah. Kita harus bisa melestarikannya,” kata Sekretaris Provinsi Sulsel, H. Andi Muallim yang juga Ketua Panitia Kongres Internasional Bahasa Daerah dalam keterangan persnya, kemarin (!7/7).

Upload: enjela-jewelf

Post on 05-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

yyy

TRANSCRIPT

Page 1: Ani4

Home Berita Artikel

Wisata Alam

Wisata Sejarah

Wisata Budaya Wisata Seks

Wisata Lainnya Lowongan Kerja

Informasi Wisata dan Budaya

Kamis, 18 November 2010

Bahasa Bugis-Makassar Terancam Punah

Makassar- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai prihatin dengan kondisi bahasa daerah yang mulai ditinggalkan. Tutur kata dengan menggunakan Bahasa Bugis-Makassar misalnya, sudah sangat jarang didengar dalam interaksi sosial sehari-hari. Keprihatinan ini makin memuncak tatkala hasil penelitian UNESCO juga melansir bahwa enam hingga sepuluh bahasa ibu di dunia setiap tahun musnah. Penyebabnya, antara lain karena kebijakan pemerintah hanya menggunakan penggunaan bahasa nasional.

“Oleh karena itu, kita tak boleh tinggal diam membiarkan Bahasa Daerah di Sulsel ini ikut punah. Kita harus bisa melestarikannya,” kata Sekretaris Provinsi Sulsel, H. Andi Muallim yang juga Ketua Panitia Kongres Internasional Bahasa Daerah dalam keterangan persnya, kemarin (!7/7).Salah satu cara yang bisa dilakukan, kata Muallim, adalah dengan menggelar kongres internasional ini. Mudah-mudahan, katanya berharap, dari kongres itu diperoleh rumusan kebijakan soal Bahasa Daerah ini yang akan disampaikan ke Pemerintah Pusat. Juga, secara khusus rumusan itu nantinya berfungsi untuk melestarikan Bahasa Daerah di Sulsel.

“Empat Bahasa Daerah di Sulsel, Bugis, Makassar, Tana Toraja, dan Massenrempulu terancam punah. Ini yang harus menjadi perhatian kita,” kata Muallim.

Menurut Muallim, tanda-tanda kepunahan Bahasa Daerah ini sudah sangat jelas terlihat. Salah satunya, seorang nenek yang harusnya bisa mempengaruhi cucunya untuk berbahasa

Page 2: Ani4

Bugis, misalnya, dalam kenyataan sehari-hari, justru terpengaruh menggunakan Bahasa Indonesia, meski tak sempurna.

“Sekarang ini, Bahasa Daerah di Sulsel sebagai sarana komunikasi di rumah tangga sudah terancam. Apalagi di ranah publik,” kata mantan Kepala Bawasda ini.

Pakar bahasa, Prof. Dr. Zainuddin Thaha menambahkan, hingga saat ini, 600 bahasa daerah sudah punah. Bahkan, ada yang mengatakan, tiap dua minggu, satu bahasa daerah punah.

Zainuddin Thaha mengatakan, ada pernyataan menarik dari Andrew Dalby dalam bukunya, Language in Danger. Dalby memperkirakan, dalam abad 21 ini, separuh dari kurang lebih 6.000 bahasa di dunia dewasa ini terancam akan punah. “Padahal, bahasa adalah infrastuktur peradaban. Kalau peradaban punah, generasi yang akan merasakan dampaknya,” tandasnya.

Membandingkan dengan bahasa daerah, di Jawa, Sunda, dan Bali, yang memiliki jumlah penutur sampai puluhan juta, memiliki tradisi persuratan dan sastra yang cukup tinggi, sudah beberapa kali berkongres soal bahasa daerah, tapi tetap menghadapi ancaman. Bagaimana nanti dengan suku yang tak pernah berkongres untuk kepedulian terhadap bahasa daerahnya. “Oleh karena itu, momentum ini sangat baik untuk bisa mencari cara guna melestarikan Bahasa Daerah kita,” katanya.

Untuk itu, lanjutnya, Kongres Internasional Bahasa Daerah ini akan menghadirkan 38 orang pembicara. Selain makalah dari 38 pembicara tersebut, kata Zainuddin, masih ada 20 makalah lain yang tidak dipresentasikan. Semua untuk memperkaya hasil rumusan kongres nantinya.

Pada acara yang akan berlangsung di Hotel Clarion, 22-25 Juli itu, tambah Muallim, Wakil Presiden, HM. Jusuf Kalla, sudah menyatakan kesiapannya untuk membuka. Kepastian jadwal Wapres ini setelah Andi Muallim beraudiensi beberapa waktu lalu. Bahkan, hingga kemarin, panitia sudah mendapat jadwal resmi.

Adapun pembicara yang dijadwalkan hadir, antara lain, pembicara ahli dari Malaysia dan Singapura yang umumnya juga adalah keturunan Bugis Makassar. Selain itu, juga akan menghadirkan pembicara dari Australia dan Jepang yang merupakan peneliti Bahasa Bugis Makassar yang digunakan di Madagaskar dan Afrika Selatan.

Dari dalam negeri, antara lain pakar bahasa dari perguruan tinggi terkemuka, para pakar Bahasa Bugis, Bahasa Makassar, Bahasa Toraja, dan Bahasa Massenrempulu. Juga masih ditambah dengan pemakalah umum dari bahasawan, budayawan, dan tokoh masyarakat dari berbagai etnis di Sulsel.

Selain membuka kongres Bahasa Daerah yang diselenggarakan pemprov Sulsel bekerja sama dengan pusat bahasa, Wapres juga akan menghadiri pemancangan tower Unismuh dan kongres Wahdah Islamiyah.

Sumber : www.fajar.co.id

Label: Berita

Diposkan oleh Dado di 02.35

Page 3: Ani4

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Selamat Jalan Kang Ibing

About Me

Dado

Putera Banjar PatromanInformasi Wisata dan Budaya on Facebook

Labels

Artikel Berita Profil Upacara Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Sejarah Wisata Kuliner Wisata Belanja Wisata Olahraga

Page 4: Ani4

Wisata Seks Lowongan Kerja

Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Exotic Cars