anggaran.docx

31
HOME DISCLAIMER KEBIJAKAN PRIVASI KONTAK Peta Situs Aktivitas Situs Terkini IKUTI WEB DI MEDIA SOSIAL INFO DAN ARTIKEL Sekilas Info Anggaran Artikel Anggaran KONSEP PENGANGGARAN Pengertian Anggaran, Manfaat Anggaran dan Tujuan Anggaran Jenis Anggaran, Syarat Anggaran, Sifat Anggaran Anggaran Komprehensif dan Anggaran Parsial Proses Penyusunan Anggaran Kelebihan Anggaran dan Kelemahan Anggaran PERAMALAN PENJUALAN Peramalan Penjualan Metode Peramalan Metode Trend Bebas Metode Moment Metode Least Square Metode Regresi Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP) Oleh Hendra Poerwanto Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean C mengalokasikan BOP, dimana BOP bagian Jasa secar bagian produksi sesuai proporsi pemakaian jasany 1. Metode alokasi langsung (direct alocation Dalam metode ini, BOP departemen jasa di departemen produksi yang menikmatinya. Metode al apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jas dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, jasa lain yang memakai jasa tersebut (Departemen Contoh kasus: Metode Alokasi langsung CV HAM mengolah produknya melalui dua departemen proses 1 dan proses 2, dan ditunjang oleh dua de departemen jasa listrik (X) dan departemen jasa Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin se departemen produksi dengan proporsi:

Upload: khalimudin

Post on 12-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mmmmm

TRANSCRIPT

Page 1: anggaran.docx

HOME DISCLAIMER KEBIJAKAN PRIVASI KONTAK Peta Situs Aktivitas Situs Terkini

IKUTI WEB DI MEDIA SOSIAL

INFO DAN ARTIKELSekilas Info Anggaran

Artikel Anggaran

KONSEP PENGANGGARANPengertian Anggaran, Manfaat Anggaran

dan Tujuan Anggaran

Jenis Anggaran, Syarat Anggaran, Sifat

Anggaran

Anggaran Komprehensif dan Anggaran

Parsial

Proses Penyusunan Anggaran

Kelebihan Anggaran dan Kelemahan

Anggaran

PERAMALAN PENJUALANPeramalan Penjualan

Metode Peramalan

Metode Trend Bebas

Metode Moment

Metode Least Square

Metode Regresi

Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP)Oleh Hendra Poerwanto

        Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean Cost Concepts adalah cara mengalokasikan BOP, dimana BOP bagian Jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi sesuai proporsi pemakaian jasanya.

1.    Metode alokasi langsung (direct alocation method)        Dalam metode ini, BOP departemen jasa dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jasa hanya dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, dan tidak ada departemen jasa lain yang memakai jasa tersebut (Departemen Jasa tidak memakai jasanya).

Contoh kasus: Metode Alokasi langsungCV HAM mengolah produknya melalui dua departemen produksi yakni departemen proses 1 dan proses 2, dan ditunjang oleh dua departemen jasa yaitu departemen jasa listrik (X) dan departemen jasa pemeliharaan mesin (Y). Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin sepenuhnya digunakan oleh departemen produksi dengan proporsi:

Perkiraan besarnya BOP untuk masing-masing departemen adalah

Page 2: anggaran.docx

Model Khusus

Metode Trend Semi Average (Setengah

Rata-Rata)

Contoh Trend Semi Average Data Ganjil-

Ganjil

Contoh Trend Semi Average Data Genap-

Ganjil

Contoh Trend Semi Average Data Genap-

Genap

ANGGARAN PENJUALANAnggaran Penjualan

Tujuan dan Fungsi Anggaran Penjualan

Pertimbangan Penyusunan Anggaran

Penjualan

Penyusunan Konsep Anggaran Penjualan

Tahapan Penyusunan Rencana Penjualan

Pedoman Teknis Praktis Membuat

Anggaran Penjualan

Contoh Format Tabel Penyajian Anggaran

Penjualan Satu Jenis Produk

Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan

Dua Jenis Produk

Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan

Dua Daerah Penjualan

Contoh Kasus Membuat Anggaran

Penjualan

ANGGARAN PRODUKSIAnggaran Produksi

Kaitan Anggaran Produksi Dengan

Anggaran Lainnya

Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi

Fungsi dan Manfaat Anggaran Produksi

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Penyusunan Anggaran Produksi

Langkah Praktis Menyusun Anggaran

Produksi

Contoh Format Sederhana Tabel Anggaran

Produksi

Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran

Produksi

Contoh Penyusunan Anggaran Produksi

Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi langsung!

JawabMenghitung BOP dianggarkanAlokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:1.    Jasa XBOP departemen jasa X sebanyak Rp 30.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masingDepartemen Proses 1 = 30% x Rp 30.000.000 = Rp   9.000.000,-Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-                                        Total            = Rp 30.000.000,-2.    Jasa YBOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:Departemen 1 = 25% x Rp 60.000.000 = Rp 15.000.000,-Departemen 2 = 40% x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000,-Departemen 3 = 35% x Rp 60.000.000 = Rp 21.000.000,-                  Total            = Rp 60.000.000,-

2.    Metode Alokasi Bertahap (Step Method)        Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen jasa tidak hanya dinikmati oleh departemen produksi saja, melainkan digunakan pula oleh departemen jasa yang lain. Sebagai contoh bagian jasa terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa yang disediakan oleh bagian reparasi untuk memperbaiki mesin-mesin diesel. Sebaliknya bagian reparasi menggunakan pula sebagian jasa yang disediakan oleh bagian pembangkit listrik untuk menggerakkan peralatan reparasi.

        Satu metode untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik bagian jasa apabila terjadi hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode aljabar (Algebraic method). Dalam metode ini biaya overhead pabrik yang timbul di masing-masing bagian jasa dinyatakan dalam formula berikut:

Page 3: anggaran.docx

Pendekatan Stabilitas Persediaan

Contoh Penyusunan Anggaran Produksi

Pendekatan Stabilitas Produksi

Contoh Pendekatan Kombinasi

ANGGARAN BAHAN BAKUAnggaran Bahan Baku

Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Bentuk Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Anggaran Pembelian Bahan Baku

Bentuk Format Anggaran Pembelian Bahan

Baku

Contoh Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran Persediaan Bahan Baku

Bentuk Format Anggaran Persediaan Bahan

Baku

Contoh Anggaran Persediaan Bahan Baku

Anggaran Bahan Baku Yang Habis

Digunakan

Bentuk Format Anggaran Biaya Bahan

Baku Yg Habis Digunakan

Contoh Anggaran Biaya Bahan Baku Yg

Habis Digunakan

ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNGAnggaran Tenaga Kerja Langsung

Fungsi Perencanaan dan Pengendalian

Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Jenis Tenaga Kerja

Sistem Upah Dan Perencanaan Tingkat

Upah Tenaga Kerja Langsung

Penentuan Standar Jam Tenaga Kerja

Langsung

Jenis Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Bentuk Format Anggaran Tenaga Kerja

Langsung

Contoh Anggaran Tenaga Kerja Langsung

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIKAnggaran Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Keterangan:X  = jumlah BOP bagian jasa X setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa YY  = jumlah BOP bagian jasa Y setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa Xa1 = BOP bagian jasa X sebelum alokasia2 = BOP bagian jasa Y sebelum alokasib1 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa Y oleh bagian Xb2 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa X oleh bagian Y

Contoh Kasus : Metode Alokasi BertahapPT RAS  mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Perusahaan merencanakan Biaya Overhead Pabrik untuk kapasitas normal produksi sebesar 50.000 unit, selama Tahun 2006 sebesar:

Rencana penggunaan jasa dari departemen jasa adalah jasa bagian jasa selain digunakan oleh bagian produksi (departemen proses 1 & 2), juga dipakai oleh bagian jasa sendiri. Dalam hal ini terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa listrik dan bagian jasa pemeliharaan. Proporsi pemakaian jasanya adalah:

Page 4: anggaran.docx

Karakteristik/ Sifat Biaya Overhead Pabrik/

BOP

Jenis Biaya Yang Termasuk Kategori Biaya

Overhead Pabrik/ BOP

Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik/

BOP

Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik/

BOP

Menghitung Harga Pokok Produksi

ANGGARAN BIAYA NON PRODUKSIAnggaran Biaya Distribusi

Anggaran Biaya Umum dan Administrasi

PROYEKSI LABA-RUGIProyeksi Laba/ Rugi

ANGGARAN PIUTANGAnggaran Piutang

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang

Perputaran Piutang

Pengendalian Piutang

Analisis Kebijakan Kredit

Penyusunan Anggaran Piutang

ANGGARAN KASAnggaran Kas

Tujuan Penyusunan Anggaran Kas

Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas

Sumber dan Penggunaan Kas

Anggaran Kas Jangka Panjang

Anggaran Kas Jangka Pendek

ANALISIS BREAK EVENPengertian dan Asumsi Analisis Break

Even/ Break Even Point (BE/ BEP)

Manfaat Analisis Break Even

Kelemahan Analisis Break Even

Jenis Biaya Menurut Konsep Break Even

Cara Menentukan Titik Break Even

Perubahan Asumsi dan Akibatnya Terhadap

Break Even

Analisis Break Even untuk Lebih dari Satu

Jenis Produk

ANGGARAN VARIABEL

Berdasarkan data tersebut, diminta:1.    Menghitung BOP Neto masing-masing departemen jasa2.    Menghitung BOP Neto yang dianggarkan untuk masing-masing departemen produksi

Jawab1. Menghitung BOP Neto bagian Jasa setelah alokasi

Dengan menggunakan Metode Aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dalam persamaan-persamaan berikut:X = a1 + b1 Y .................................. persamaan 1Y = a2 + b2 X .................................. persamaan 2

X = 28.000.000 + 25% YY = 2.000.000 + 20% X 

Jadi   X = 28.000.000 + 0,25 (2.000.000 + 0,2 X)X = 28.500.000 + 500.000 + 0,05 XX – 0,05 X  = 28.500.000X  = 30.000.000

Y = 2.000.000 + 20% X Y = 2.000.000 + 0,2 (X) Y = 2.000.000 + 0,2 (30.000.000)Y = 8.000.000

Jadi

BOP bagian jasa listrik setelah mendapat alokasi BOP dari bagian jasa pemeliharaan adalah sebesar Rp 30.000.000,-

BOP bagian jasa pemeliharaan setelah mendapatkan alokasi BOP dari bagian jasa listrik adalah sebesar Rp 8.000.000,-

Dengan demikian maka jumlah BOP Neto untuk masing-masing departemen jasa adalah:

Kedua BOP Neto dari bagian jasa listrik dan pemeliharaan ini, kemudian dibebankan kepala masing-masing departemen produksi sesuai proporsi masing-masing:

Page 5: anggaran.docx

Anggaran Variabel

Perilaku dan Karakteristik Biaya

Satuan Dasar Kegiatan

Metode Pemisahan Biaya

Bentuk Anggaran Variabel

Contoh Penyusunan Anggaran Variabel

DAFTAR PUSTAKADaftar Pustaka Anggaran

Pemilik situsZona Manajemen

Grha Manajemen

2. Menghitung BOP Neto masing-masing Departemen Produksi setelah alokasi

Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:1.    Jasa X (departemen listrik)BOP departemen jasa X sebanyak Rp 24.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:Departemen Proses 1 = 30/80 x Rp 24.000.000 = Rp   9.000.000,-Departemen Proses 2 = 50/80 x Rp 24.000.000 = Rp 15.000.000,-                             Total              = Rp 24.000.000,-2.    Jasa Y (departemen pemeliharaan)BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 6.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:Departemen Proses 1 = 40/75 x Rp 6.000.000 = Rp 3.200.000,-Departemen Proses 2 = 35/75 x Rp 6.000.000 = Rp 2.800.000,-                    Total            = Rp 6.000.000,-

Jadi selengkapnya adalah sebagai berikut:

***

Sign in|Recent Site Activity|Report Abuse|Print Page|Powered By Google Sites

Page 6: anggaran.docx

HOME DISCLAIMER KEBIJAKAN PRIVASI KONTAK Peta Situs Aktivitas Situs Terkini

IKUTI WEB DI MEDIA SOSIAL

INFO DAN ARTIKELSekilas Info Anggaran

Artikel Anggaran

KONSEP PENGANGGARANPengertian Anggaran, Manfaat Anggaran

dan Tujuan Anggaran

Jenis Anggaran, Syarat Anggaran, Sifat

Anggaran

Anggaran Komprehensif dan Anggaran

Parsial

Proses Penyusunan Anggaran

Kelebihan Anggaran dan Kelemahan

Anggaran

PERAMALAN PENJUALANPeramalan Penjualan

Metode Peramalan

Metode Trend Bebas

Metode Moment

Metode Least Square

Metode Regresi

Contoh Kasus Penyusunan Anggaran VariabelOleh Hendra Poerwanto

PT. KARS  sedang menyusun laporan laba rugi dan anggaran variabel untuk bulan Desember 20XX. Berikut ini adalah data yang tersedia dari PT. KARS:

Untuk membuat 1 unit produk diperlukan 2kg bahan mentah senilai Rp 500/kg Setiap unit produk dikerjakan oleh tenaga kerja langsung selama 4 JKL (DLH) dengan tariff @Rp 150 per

JKL BOP bulanan dalam range 60.000 sampai dengan 80.000, adalah sebagai berikut:

Biaya pemasaran bulan November 20XX sebesar Rp 25.000.000,- dan pada bulan Desember diprediksi naik sebesar 20% nya.

Biaya Administarsi dan Umum pada bulan Desember diperkirakan manajemen perusahaan sebesar Rp 25.000.000

Untuk kegiatan operasional, manajemen perusahaan meminjam uang dari bank dengan bunga sebesar Rp

Page 7: anggaran.docx

Model Khusus

Metode Trend Semi Average (Setengah

Rata-Rata)

Contoh Trend Semi Average Data Ganjil-

Ganjil

Contoh Trend Semi Average Data Genap-

Ganjil

Contoh Trend Semi Average Data Genap-

Genap

ANGGARAN PENJUALANAnggaran Penjualan

Tujuan dan Fungsi Anggaran Penjualan

Pertimbangan Penyusunan Anggaran

Penjualan

Penyusunan Konsep Anggaran Penjualan

Tahapan Penyusunan Rencana Penjualan

Pedoman Teknis Praktis Membuat

Anggaran Penjualan

Contoh Format Tabel Penyajian Anggaran

Penjualan Satu Jenis Produk

Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan

Dua Jenis Produk

Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan

Dua Daerah Penjualan

Contoh Kasus Membuat Anggaran

Penjualan

ANGGARAN PRODUKSIAnggaran Produksi

Kaitan Anggaran Produksi Dengan

Anggaran Lainnya

Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi

Fungsi dan Manfaat Anggaran Produksi

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Penyusunan Anggaran Produksi

Langkah Praktis Menyusun Anggaran

Produksi

Contoh Format Sederhana Tabel Anggaran

Produksi

Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran

Produksi

Contoh Penyusunan Anggaran Produksi

2.500.000,- setiap bulan dalam jumlah tetap Perusahaan ini termasuk badan usaha yang dikenai pajak penghasilan dengan rate 20%

    Dari data di atas, susun dan hitung lah:

1. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Matematis2. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Formula3. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk tabel pada tingkat kapasitas 65.000 unit

dan 75.000 unit4. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Grafik5. HP produksi per unit jika rencana produksi bulan Desember 20XX sebanyak 65.000 unit6. Proyeksi laporan Laba/Rugi bulan Desember 20XX, jika produk yang laku terjual sebanyak 65.000 unit

dengan harga jual per unit Rp 3.400

JawabLangkah 1. Membuat fungsi matematis untuk item biaya non BOP dengan format Matematis sebagai berikut:Y = a + b Xdimana Y adalah jumlah biaya dan X adalah volume kegiatan

Jenis Biaya    Bahan Baku         = VC/unit = SUR (2kg) @Rp 500,-/Kg = Rp 1.000,-    TKL                     = VC/unit = SUR (4 JKL) @Rp 150,-/JKL = Rp 600,-    BOP                    = VC/unit = Rp 150,- dan Fc = Rp 13.000.000,-    Pemasaran          = FC = 120% x Rp 25.000.000,- = Rp 30.000.000,-    Adm & Umum      = FC = Rp 25.000.000,-    Operasi               = FC = Rp 25.000.000,-    Total biaya           = VC/unit = Rp 950,- FC = Rp 93.000.000

Dengan melihat perilaku dan karakteristik tiap-tiap item biaya maka bisa dibuat persamaan matematisnya. Persamaan Matematis yang dibentuk adalah sebagai berikut :Biaya Bahan Baku            Y1 = 0 + 1000 XBiaya TKL                        Y2 = 0 + 600 XBOP                                Y3 = 13.000.000 + 150 XPemasaran                       Y4 = 30.000.000 + 0 XAdmn dan Umum              Y5 = 25.000.000 + 0 XOperasi                            Y6 = 25.000.000 + 0 X

Total Biaya                        Yt = 93.000.000 + 950 X

Selanjutnya dapat dihitung Total Biaya yang dianggarkan untuk seluruh item biaya pada Range X= 65.000 dan pada X = 75.000

Langkah 2. Memisahkan komponen Biaya tetap dan biaya variabel pada BOP misalnya dengan metode titik tertinggi terendah:a)    Biaya Bahan Penolong

Page 8: anggaran.docx

Pendekatan Stabilitas Persediaan

Contoh Penyusunan Anggaran Produksi

Pendekatan Stabilitas Produksi

Contoh Pendekatan Kombinasi

ANGGARAN BAHAN BAKUAnggaran Bahan Baku

Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Bentuk Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Anggaran Pembelian Bahan Baku

Bentuk Format Anggaran Pembelian

Bahan Baku

Contoh Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran Persediaan Bahan Baku

Bentuk Format Anggaran Persediaan

Bahan Baku

Contoh Anggaran Persediaan Bahan Baku

Anggaran Bahan Baku Yang Habis

Digunakan

Bentuk Format Anggaran Biaya Bahan

Baku Yg Habis Digunakan

Contoh Anggaran Biaya Bahan Baku Yg

Habis Digunakan

ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNGAnggaran Tenaga Kerja Langsung

Fungsi Perencanaan dan Pengendalian

Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Jenis Tenaga Kerja

Sistem Upah Dan Perencanaan Tingkat

Upah Tenaga Kerja Langsung

Penentuan Standar Jam Tenaga Kerja

Langsung

Jenis Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Bentuk Format Anggaran Tenaga Kerja

Langsung

Contoh Anggaran Tenaga Kerja Langsung

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIKAnggaran Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Komponen Biaya Variabel

        VC/unit = Rp 1.000.000,- / 20.000 unit = Rp 50/unit

Komponen Biaya TetapFC per bulan:

        Persamaan ;        Y Biaya Bahan Penolong    = 0 + 50X

b)    Biaya ListrikKomponen Biaya Variabel

    VC/unit = Rp 1.500.000,-/20.000 unit = Rp 75/unit

Komponen Biaya tetap    FC per bulan :

Page 9: anggaran.docx

Karakteristik/ Sifat Biaya Overhead

Pabrik/ BOP

Jenis Biaya Yang Termasuk Kategori

Biaya Overhead Pabrik/ BOP

Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik/

BOP

Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik/

BOP

Menghitung Harga Pokok Produksi

ANGGARAN BIAYA NON PRODUKSIAnggaran Biaya Distribusi

Anggaran Biaya Umum dan Administrasi

PROYEKSI LABA-RUGIProyeksi Laba/ Rugi

ANGGARAN PIUTANGAnggaran Piutang

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Piutang

Perputaran Piutang

Pengendalian Piutang

Analisis Kebijakan Kredit

Penyusunan Anggaran Piutang

ANGGARAN KASAnggaran Kas

Tujuan Penyusunan Anggaran Kas

Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas

Sumber dan Penggunaan Kas

Anggaran Kas Jangka Panjang

Anggaran Kas Jangka Pendek

ANALISIS BREAK EVENPengertian dan Asumsi Analisis Break

Even/ Break Even Point (BE/ BEP)

Manfaat Analisis Break Even

Kelemahan Analisis Break Even

Jenis Biaya Menurut Konsep Break Even

Cara Menentukan Titik Break Even

Perubahan Asumsi dan Akibatnya

Terhadap Break Even

Analisis Break Even untuk Lebih dari Satu

Jenis Produk

        Persamaan :        Y Biaya Litrik = 1.500.000 + 75X

c)    Biaya DepresiasiKomponen Biaya Variabel

    VC/unit = Rp 0,-/20.000 unit = Rp 0/unit

Komponen Biaya Tetap    FC per bulan :

    Persamaan    Y Biaya Depresiasi = 4.000.000 + 0X

d)    Biaya GajiKomponen Biaya Variabel

Page 10: anggaran.docx

ANGGARAN VARIABELAnggaran Variabel

Perilaku dan Karakteristik Biaya

Satuan Dasar Kegiatan

Metode Pemisahan Biaya

Bentuk Anggaran Variabel

Contoh Penyusunan Anggaran Variabel

DAFTAR PUSTAKADaftar Pustaka Anggaran

Pemilik situsZona Manajemen

Grha Manajemen

    VC/unit = Rp 0,- / 20.000 unit = Rp 0/unit

Komponen Biaya Tetap    FC per bulan :

        Persamaan :        Y Biaya Gaji : 6.200.000 + 0

e)    Biaya AsuransiKomponen Biaya Variabel

    VC/unit = Rp 500.000,-/20.000 unit = Rp 25/unit

Komponen Biaya Tetap    FC per bulan :

Page 11: anggaran.docx

        Persamaan :        Y Biaya Asuransi    = 0 + 50X    Dengan demikian secara ringkas persamaan matematis yang dibentuk untuk anggaran variabel BOP adalah sbb :        Biaya Bahan Penolong    Y1 =    0 + 50 X        Biaya Listrik                      Y2 = 1.500.000 + 75 X        Biaya Depresiasi             Y3 = 4.000.000 + 0 X        Biaya Gaji                         Y4 = 6.200.000 + 0 X         Biaya Asuransi                             Y5 = 1.300.000 + 25 X (+)     Total BOP                               Y = 13.000.000 + 150 X

Dari perhitungan di atas, selanjutnya jawaban dari semua pertanyaan dari kasus adalah sbb:

1. Anggaran Variabel Bentuk MatematisBiaya Bahan Baku                                                                   Y1 = 0 + 1000 XBiaya TKL                                                                                 Y2 = 0 + 600 XBOP        Biaya Bahan Penolong    Ya =    0 + 50 X        Biaya Listrik                      Yb = 1.500.000 + 75 X        Biaya Depresiasi              Yc = 4.000.000 + 0 X        Biaya Gaji                         Yd = 6.200.000 + 0 X           Biaya Asuransi                             Ye = 1.300.000 + 25 X   (+)         Total BOP                                                                        Y3 = 13.000.000 + 150 XPemasaran                                                                              Y4 = 30.000.000 + 0 XAdmn dan Umum                                                                     Y5 = 25.000.000 + 0 XOperasi                                                                                     Y6 = 25.000.000 + 0 X

Total Biaya                                                                                Yt = 93.000.000 + 950 X

2. Anggaran Variabel Bentuk Formula

Page 14: anggaran.docx

Sign in|Recent Site Activity|Report Abuse|Print Page|Powered By Google Sites

INFORMASI PERKULIAHANMENYEDIAKAN BERBAGAI INFORMASI SEPUTAR DUNIA KULIAH DAN PENDIDIKAN

Jumat, 13 April 2012

anggaran variabel

ANGGARAN VARIABEL

A. Pengertian

                   Pada   setiap   anggaran   yang   telah  disusun   sebelumnya,   anggaran  operasional 

disusun   dengan   dasar   satu   t it ik   akt ivitas   misalnya   penjualan   tahun   2002 

dianggarkan   sebesari   1000  unit ,   produksi   dianggarkan   sebesar   1200   unti ,   dan   lain 

sebagainya,   dengan  menyusun   anggaran   variable   akan   dimungkinkan   bi la   tertntu 

atau   pada   kisaran/interval   akt ivitas   tertentu.   Sebagai   gambaran   misalnya 

penjualan tahun 2002 dianggarkan sebesar  1200-1700 unit .

                   Anggaran   variabel   merupakan   anggaran   yang   merencanakan   perubahan 

t ingkat   biaya   pada   berbagai   t ingkat   aktivitas   pada   periode   yang   akan   datang. 

Dengan   demikian   di   dalam   anggaran   variabel   akan   ditunjukkan   seberapa   besar 

perubahan biaya akan terjadi  akibat  perubahan t ingkat  aktivitas.

B. Sifat Biaya

                   Biaya – biaya yang dikeluarkan bi la  dikaitkan dengan aktivitasnya akan 

memil ik i  s i fat  biaya atau peri laku biaya sebagai  biaya tetap,  biaya variabel  dan 

biaya semivariabel.

Page 15: anggaran.docx

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

                   Biaya   tetap  adalah  biaya  yang   jumlahnya   t idak  berubah  pada   relevant   range 

tertentu.   Besar   keci lnya   biaya   ini   t idak   terpengaruh   oleh   perubahan   aktivitas 

asalkan  masih   dalam   relevant   range   tertentu.   Relevant   range  merupakan   interval 

batas   berlakunya   anggaran.  Misalnya   kapasitas   produksi   satu   unit   mesin   sebesar 

1.000   unit   per   bulan.   Biaya   depresiasi   per   bulan   sebesar   Rp   2.500.000,00.  Pada 

waktu   produksi   bulan   Januari   sebesar   400   unit   biaya   depresiasinya   sebesar   Rp 

2.500.000,00.   Pada   bulan   Februari   produksinya   sebesar   950    unit ,   maka   biaya 

depresiasi   juga   sebesar  Rp  2.500.000,00  pada  bulan  Maret  produk   yang  dihasi lkan 

sebesar   750   unit   biaya   depresiasi   yang   dikeluarkan   sebesar   Rp   2.500.000,00. 

Dengan   demikian   dapat   dikatakan   bahwa   berapapun   produksinya   asalkan   t idak 

melebihi   1.000   unit   maka   biaya   depresiasi   yang   dikeluarkan   tetap   sama   yakni 

sebesar   Rp   2.500.000,00   per   bulan.   Pada   contoh   di   atas   bi la   produksinya   sebesar 

1.300   unit   besarnya   biaya   depresiasi   akan   bertambah   kerena   jumlah  mesin   yang 

digunakan   t idak  cukup satu  unit .  Demikian   juga   j ika   jumlah  produksi   sebesar  2.400 

unit ,  bi la  kapasitas  produksi   t iap mesin sama maka mesin yang dibutuhkan menjadi 

3  unit  mesin,  maka biaya depresiasi  akan bertambah  lagi .

                   Bi la   digambarkan  maka   besarnya   biaya   tetap   total   pada   contoh   diatas   akan 

berada pada relevan range yang berbeda.

                                                                                           

                                                                             Biaya  Tetap  Tota l

 

                                                                                                                                                                     Akt iv i tas

         RR   I                  RR   I I      RR   I I I                                  

                                                 Gambar 10.1

Biaya Tetap Total

2. Biaya Variael (Variabel Cost)

Page 16: anggaran.docx

                   Biaya   variabel   adalah   biaya   yang   jumlahnya   berubah   sesuai   dengan 

perubahan   aktivitas.   Secara   total   biaya   ini   proposional   dengan   aktivitas,   tetapi 

persatuan   jumlahya   tetap   berapapun   t ingkat   aktivitasnya.   Semakin   besar 

aktivitasnya  maka   biaya   total   akan   semakin   besar   pula,   sebal iknya   semakin   keci l 

akt ivitasnya  maka   besarnya   biaya   total   akan   semakin   rendah   dengan   perusahaan 

yang   sama.   Sebagai   gambaran   tentang   biaya   variabel   misalnya   pada   waktu 

perusahaan   memproduksi   1.000   unit ,   biaya   bahan   pembantu   yang   dikeluarkan 

sebesar   Rp   500.000,00,   kemudian   pada   saat   bi la   biaya   tetap   secara   total   akan 

sama   besarnya   (asalkan   dalam   relevan   range   tertentu),   tetapi   biaya   tetap   per 

satuan  akan   semakin   keci l ,   sebal iknya   semakin   keci l   akt ivitasnya  maka  biaya   tetap 

persatuan   akan   semakin   besar.   Bi la   digambarkan   biaya   tetap   persatuan   akan 

sebagai  berikut   :

 

                                   

   B iaya  tetap per  satuan

Gambar 10.2

Biaya Tetap Per Unit

                   Termasuk   dalam   biaya   yang   s ifatnya   tetap   misalnya   biaya   depresiasi 

(gedung,   mesin,   kendaraan,   dan   lain- lain),   gaj i   pegawai   bi la   perusahaan 

memproduksi   2.000  unit   besarnya  biaya  bahan  pembantu   sebesar  Rp  1.000.000,00 

dan  pada  produksi   sebesar  3.000  unit   besarnya  biaya  bahan  pembantu   sebesar  Rp 

1.500.000,00.   Bi la   digambarkan   biaya   variabel   total   pada   berbagai   t ingkatan 

adalah :

Page 17: anggaran.docx

1 .500.000

1.000.000

500.000

Akt iv i tas

1 .000 2 .000 3 .000

                                     Dalam contoh diatas pada berbagai  akt ivitas  besarnya biaya variabel  

per unit  sebesar Rp 5.000,00 dan bi la  digambarkan akan nampak sepert i  berikut:

       

           500                                                                 B iaya  Var iabel/unit

Akt iv i tas

1 .000 2 .000 3 .000

Page 18: anggaran.docx

Gambar 10.4

Biaya Variabel Per Unit

3. Biaya Semivariabel

Biaya   semivariabel   adalah   biaya   yang   jumlahnya   berubah   tetapi   t idak 

proporsional  dengan  perubaan  aktivitas.  Dengan   kata   lain  di  dalam  biaya   tersebut 

terdapat  unsur   biaya   yang   s ifatnya   tetap  dan  unsure  biaya   yang   s ifatnya   variabel. 

Biaya   yang   s ifatnya   tetap   akan   sama   jumlahnya   dan   biaya   yang   s ifatnya   variabel 

akan   meningkat   jumlahnya   apabi la   terjadi   peningkatan   aktivitas.   Jadi   secara 

keseluruhan   biaya   ini   akan   meningkat   apabi la   terjadi   peningkatan   aktivitas   dan 

jumlahnya   akan   turun   bi la   terjadi   penurunan   aktivitas,   namun   perubahan   biaya 

t idak seimbang dengan perubahan aktivitasnya.

Biaya tersebut bi la  digambarakan akan nampak sebagai  berikut   :

Biaya                                                                               Biaya Total

 

                                                                                                                 Biaya Variabel

                                                                                                                                     Biaya Tetap

                                                                                                                                                                           Aktivitas

Gambar 10.5

Biaya Semivariabel

Biaya   yang   bersifat   semivariabel   misalnya   biaya   overhead   pabrik   (BOP), 

sebagai   contoh   pada   bulan   Januari   menghasi lkan   2.000   unit   dengan   biaya 

overhead   pabrik   sebesar   Rp   4.000.000,00.   Pada   bulan   Februari   perusahaan 

meningkatkan   produksinya   menjadi   3.000   unit ,   sedangkan   biaya   overhead   pabrik 

yang   dikeluarkan   sebesar   Rp5.000.000,00.   Dis ini   terl ihat   kenaikan   produksi 

sebesar   50%   (dari   2.000   unit   menjadi   3.000   unit)   di ikuti   dengan   kenaikan   biaya 

kurang dari  50% yakni  hanya 25% (dari  Rp4.000.000,00 menjadi  Rp5.000.000,00).

Page 19: anggaran.docx

C. METODE VARIABILITS BIAYA

                   Metode  variabi l i tas  biaya  adalah  metode  yang  dipakai  untuk  memperkirakan 

besarnya   unsure   biaya   tetap   dan   besarnya   biaya   variabel   dan   suatu   biaya 

semivariabel.

                   Sebagaimana   sudah   diketahui   sebelumnya   biaya   semivariabel   adalah   biaya 

yang  perubahannya   t idak   sebanding  dengan  perubahan   aktivitas   atau  dengan   kata 

lain   dari   suatu   biaya   semivariabel   terkandung   unsure   biaya   tetap   dengan   biaya 

variabel.  Dalam  praktik   kedua  unsure   tersebut   t idak  dapat  ditetukan  dengan  pasti 

tetapi  dapat  diperkirakan,  khususnya untuk kepentingan penyusunan anggaran.

                   Beberapa   metode   yang   bisa   dipakai   untuk   memperkirakan   besarnya   unsur 

tetap   dan   variabel   dari   suatu   biaya   variabel   adalah   metode   biaya   berjaga-jaga, 

metode maksimum, metode regresi  dan metode taksiran  langsung.

1. Metode Biaya Berjaga-jaga (Stand By Cist Metodh)

                   Dalam   metode   ini   untuk   memperkirakan   besarnya   unsur   biaya   tetap   dan 

biaya   variabel   di lakukan   dengan   cara  menghentikan   suatu   aktivitas   selama   jangka 

waktu   tertentu.   Biaya   yang   tetap   dikeluarkan   pada   waktu   aktivitas   berhenti 

merupakan   unsure   biaya   tetap,   sedangkan   unsure   biaya   variabel   diperhitungkan 

dengan   mengurangi   biaya   total   pada   aktivitas   tertentu   dengan   besarnya   biaya 

tetap.   Sedangkan   biaya   variabel   persatuan   dihitung   dengan   membagi   besarnya 

biaya variabel  dengan besarnya aktivitas.

2. Metode Tit ik Tertinggi Terendah

                   Dalam   metode   t it ik   tert inggi   terendah   atau   metode   maksimum   minimum 

untuk   memperkirakan   unsure   biaya   tetap   dan   unsure   biaya   variabel   di lakukan 

dengan   cara   membandingkan   biaya   pada   aktivitas   tert inggi   (maksimum)   dengan 

aktivitas   terendah   (minimum).    Pemisahan   biaya   ke   dalam   unsure   tetap   dan 

variabel  di lakukan dengan  langkah-langkah berikut   :

a.  menghitung besarnya biaya pada aktivitas  tert inggi

b.  menghitung besarnya biaya pada aktivitas  terendah

c.  menentukan besarnya biaya variabel  per satuan.

d.  Menentukan besarnya biaya tetap per periode.

Page 20: anggaran.docx

3. Metode Regresi

                   Dalam   metode   regresi   untuk   memperkirakan   unsur   biaya   tetap   dan   biaya 

variabel  di lakukan dengan menggunakan persamaan :

Y = a + bX

Y              :  Total  Biaya

a                :  Biaya variabel  per unit

X              :  Besarnya aktivitas

4. Metode Perkiraan Langsung

Pada   metode-metode   sebelumnya   telah   dibahas   mengenai   cara-cara 

memperkirakan   besarnya   unsure   biaya   tetap   dan   biaya   variabel   dari   suatu   biaya 

semivariabel.   Dalam   metode-metode   tersebut   masing-masing   unsur   biaya 

diperkirakan   dengan   menggunakan   dasar   data   historis   dengan   formula-formula 

tertentu.

                   Dalam  metode   perkiraan   langsung  masing-masing   unsur   biaya   diperkirakan 

langsung   tanpa  melihat   data   historis   yang   ada,   karena   pada   umumnya  metode   ini 

digunakan  pada  perusahaan   yang  belum  memil ik i   data.   Karena  perkiraan  besarnya 

biaya   tetap   dan   biaya   variabel   di lakukan   secara   langsung,   maka   cara   tersebut 

sangat  subjektif .

D. BENTUK ANGGARAN VARIABEL

                   Anggaran   variabel   yang   disusun   untuk   periode   yang   akan   datang   dapat 

disaj ikan   dalam   beberapa   bentuk,   yaitu   anggaran   variabel   dalam   bentuk   formula, 

bentuk   tabel   dan   bentuk   graf ik.   Dalam   setiap   anggaran   yang   disaj ikan   akan 

menunjukkan   bagian   atau   departemen   mana   yang   menyusun   anggaran   variabel 

tersebut   dan   dasar   aktivitas   apa   yang   digunakan.   Bagian   produksi   menyusun 

anggaran   variabel   dengan   dasar   aktivitas   unit   produksi ,   baian   pemasaran 

menyusun   anggaran   variabel   dengan   dasar   aktivitas   unit   produksi ,   bagian 

pemasaran   menyusun   anggaran   variabel   dengan   dasar   aktivitas   unit   penjualan, 

bagian   penyediaan   tenaga   l istr ik   menyusun   anggaran   variabel   dengan 

Page 21: anggaran.docx

dasar   akt ivitas  KWH,  bagian  pemeliharaan  menyusun  anggaran  variabel  atas  dasar 

aktivitas   JKL   dan   lain   sebagainya.   Selain   dasar   aktivitas   yang   digunakan, 

penyususnan anggaran variabel  harus didasarkan pada relevan range tertentu.

1. Bentuk Formula

                   Anggaran  variabel  dalam bentuk   formula  merupakan  anggaran  variabel  yang 

menunjukkan  unsure  biaya   tetap  dan  unsure  biaya  variabel  pada  setiap  biaya  yang 

direncanakan.

2. Bentuk Tabel

                   Anggaran variabel  dalam bentuk tabel  merupakan anggaran yang menyaj ikan 

anggaran   biaya   pada   berbagai   t ingkat   aktivitas   pada   relevant   range   tertentu. 

Berbeda  dengan  bentuk   formula,   dalam  bentuk   tabel   set iap  biaya  disaj ikan   secara 

total ,   tanpa menunjukkan unsur biaya tetap dan biaya variabelnya.

3. Bentuk Grafik

                   Dalam   bentuk   graf ik   anggaran   variabel   akan   disaj ikan   dalam   grafik   dua 

sumbu,   sumbu   vert ical   dan   horizontal .   Sumbu   vert ical   menunjukkan   biaya   dan 

sumbu   horizontal   menunjukkan   aktivitas.   Dari   bentuk   formula   dan   tabel   telah 

diketahui   biaya   tetap  per   tahun   sebesar  Rp  7.000.000,00  dan  biaya  produksi   total 

pada   t ingkat  produksi   5.000  unit   sebesar  Rp  57.500.000,00   t ingkat  produksi   5.200 

unit  sebesar  Rp 59.500.000,00 dan seterusnya.

1

SOAL DAN PENYELESAIAN ANGGARAN VARIABEL

Page 22: anggaran.docx

Soal 1 :

                   Biaya   pemeliharaan   yang   telah   dikeluarkan   selama   semester   1   tahun   2001 

sebagai  berikut   :

Tabel 10.6

Biaya Pemel iharaan Tahun 2001

Bulan Produksi (Unit) Biaya Pemel iharaan (Rp)

Januari 1.000 1.000.000

Februari 1.500 1.350.000

Maret 1.200 1.120.000

Apri l 1.650 1.600.000

Mei 1.550 1.425.000

Juni 2.000 1.900.000

Diminta :

1)      Menentukan  berapa  unsur   biaya   tetap  dan  biaya   variabel   dari   biaya  pemeliharaan 

tersebut dengan metode t it ik  tert inggi  dan terendah.

2)      Berapa  biaya  pemeliharaan   semester   I   tahun  2002  bi la   anggaran  produksi   sebesar 

6.000 unit .

Jawab

1).  Menentukan   besarnya   unsur   biaya   tetap   dan   biaya   variabel   dari   sebuah   biaya 

semivariabel

Biaya variabel  per unit  =  Biaya pada produksi   tert inggi

                                                                             Biaya pada produksi   terendah

Page 23: anggaran.docx

                                                                 Produksi   tert inggi-produksi  terendah

                                                                     =  1.900.000 – 1.000.000   =  900

                                                                                               2.000-1.000

Besarnya biaya tetap ditentukan sebagai  berikut   :

Biaya pemeliharaan pada produksi  1.000 unit  = Rp 1.000.000,00

Biaya variabel  = 1.000 x 900                                                       =  Rp       900.000,00

Biaya tetap                                                                                                         =  Rp       100.000,00

Atau

Biaya pemeliharaan pada produksi  2.000 unit  = Rp 1.900.000,00

Biaya variabel  = 2.000 x 900                                                       =  Rp 1.800.000,00

Biaya tetap                                                                                                         =  Rp       100.000,00

Sehingga formula biaya pemeliharaan terebut  adalah :

Y = 100.000 + 900.000X

2).  Besarnya  biaya  pemeliharaan  pada semester   I   tahun 2002 bi la  produksi   sebesar 

6.000 unit

Y = 100.000 + 900 (6.000) = Rp 5.500.000,00

Soal 2 :

                   Biaya  produksi  pada bulan  Jul i  2001 sebesar  Rp 2.500.000,00  pada waktu   itu 

produksi   mencapai   1.000   unit .   Karena   suatu   hal   pada   bulan   Agustus   2001 

perusahaan   t idak   berproduksi ,   tetapi   tetap   ada   pengeluaran   sebesar   Rp 

Page 24: anggaran.docx

500.000,00   pada   bulan   September   2001   rencananya   akan   memproduksi   sebesar 

1.250 unit .  Berapa besarnya biaya produksi  pada bulan September 2001?

Jawab :

Biaya produksi  untuk 1.000 unit                                        =Rp 2.500.000,00

Biaya produksi  untuk 0 unit                                                                        =Rp                                   500.000,00   

Biaya variabel  1.000 unit                                                            =Rp 2.000.000,00

Biaya variabel/unit  =  Rp 2.000.000,00   =  Rp 2.000,00

                                                                                   1.000

Sehingga formula biaya tersebut  adalah :  Y = 500.000 + 200.000X

Penjelasan :

Biaya   yang   tetap   dikeluarkan   walaupun   perusahaan   t idak   memproduksi 

(produksi  nol  unit)  merupakan biaya tetap,  yaitu sebesar  Rp 500.000,00 per bulan.

Besarnya biaya produksi  bulan September 2001 bi la  produksi  1250 unit .

Y = 500.000 + 2.000 (1.250) = Rp 3.000.000,00

Soal 3 :

Berikut   ini  adalah Biaya Overhead Pabrik   (BOP) pada suatu perusahaan 

selama tahun 2.000

Tabel 10.7

Biaya Overhead Pabrik Tahun 2002

No Jenis Biaya Jumlah Biaya (Rp) Keerangan

1 Depres ias i 6 .000.000 100% tetap

2 Bahan Penolong 1.000.000 100% tetap

3 Gaj i 4 .000.000 100% tetap

4 Biaya  Pemel iharaan 1.500.000    40% tetap

Page 25: anggaran.docx

5 Biaya   la in- la in 2.500.000    70% tetap

Total 15.000.000

Real isasi   produksi   tahun   2.000   sebesar   1.000   unit .   Bi la   anggaran   produksi 

tahun 2001 sebesar  1.200 unit ,  berapa besarnya biaya  overhead pabrik   tahun 2001 

(anggaran   variabel   bagian   produksi   disusun   pada   relevant   range   1.000   –   2.000 

unit)

Jawab :

1 . Biaya Depresiasi

                   Biaya depresiasi  merupakan biaya  tetap,  sebesar  Rp 6.000.000,00 per  tahun. 

Formula  :  Y  = 6.000.000

2. Biaya Bahan Penolong

                   Biaya bahan penolong/unit  =  Rp 1.000.000,00              =  Rp 1.000,00

                                                                                                                       1.000 unit

Formula Y = 1.000 X

3. Biaya Gaji

Biaya gaj i  sebesar Rp 4.000.000,00 /tahun,  formula Y = 4.000.000

4. Biaya Pemeliharaan

Biaya Pemeliharaan merupakan biaya semivariabel

Biaya Tetap   = 40% x Rp 1.500.000,00 = Rp 600.000,00 per tahun

Biaya Variabel  = 60% x Rp 1.500.000,00 = Rp 900.000,00

Biaya variabel  per unit  =  Rp900.000,00   =  Rp 900,00

                                                                                     1.000 unit

Page 26: anggaran.docx

Formula  :  Y  = 600.000 + 900X

5.  Biaya Lain- lain

Biaya Lain- lain  merupakan biaya semivariabel

Biaya variabel  = 70% x Rp2.500.000,00 = Rp 1.750.000,00

Biaya variabel  per unit  =Rp 1.750.000   =  Rp 1.750,00

                                                                               1.000 unit

Biaya tetap per tahun = 30% x Rp2.500.000,00 = Rp 750.000

Formula Y= 750.000 + 1.750 X

                   Besarnya biaya  overhead pabrik   (BOP pada tahun 2001 bi la  produksi   sebesar 

1.200 unit   :

-            Depresiasi                             :  Y  = 6.000.000                                               =  6.000.000

-            Bahan Penolong          :  Y  = 1.000 (1200)                     =1.200.000

-            Gaji                                               :  Y  = 4.000.000                                               =4.000.000

-            Biaya Pemeliharaan:  Y = 600.000 + 900 (1.200)              =  1.680.000

-            Biaya Lain-Lain           :  Y  = 750.000 + 1.750 (1200)   =  2.850.000

Jumlah 15.730.000

Sumber :Gitosudarmo   Indriyo  dan  Najmudin  Mohamad,  Anggaran  Perusahaan  edisi 

pertama,  BPFE,  Yogyakarta,  2003.

Diposkan oleh wanita shaliha di 18.38 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Page 27: anggaran.docx

Arsip Blog

►     2015 (4)

►     2014 (9)

►     2013 (5)

▼     2012 (19)

o ►     Desember (1)

o ►     Juni (3)

o ►     Mei (4)

o ▼     April (11)

Perusahaan Go Public

PMA

perilaku konsumen

anggaran variabel

Ekonomi Pembangunan

contoh surat permohonan beasiswa

Kumpulan Karya Tulis Ilmiah

LIRIK LAGU

MAKALAH AKHWAT

KUMPULAN CERPEN

kumpulan puisi

Template Simple. Gambar template oleh ideabug. Diberdayakan oleh Blogger.