anggaran.docx
DESCRIPTION
mmmmmTRANSCRIPT
HOME DISCLAIMER KEBIJAKAN PRIVASI KONTAK Peta Situs Aktivitas Situs Terkini
IKUTI WEB DI MEDIA SOSIAL
INFO DAN ARTIKELSekilas Info Anggaran
Artikel Anggaran
KONSEP PENGANGGARANPengertian Anggaran, Manfaat Anggaran
dan Tujuan Anggaran
Jenis Anggaran, Syarat Anggaran, Sifat
Anggaran
Anggaran Komprehensif dan Anggaran
Parsial
Proses Penyusunan Anggaran
Kelebihan Anggaran dan Kelemahan
Anggaran
PERAMALAN PENJUALANPeramalan Penjualan
Metode Peramalan
Metode Trend Bebas
Metode Moment
Metode Least Square
Metode Regresi
Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP)Oleh Hendra Poerwanto
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean Cost Concepts adalah cara mengalokasikan BOP, dimana BOP bagian Jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi sesuai proporsi pemakaian jasanya.
1. Metode alokasi langsung (direct alocation method) Dalam metode ini, BOP departemen jasa dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jasa hanya dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, dan tidak ada departemen jasa lain yang memakai jasa tersebut (Departemen Jasa tidak memakai jasanya).
Contoh kasus: Metode Alokasi langsungCV HAM mengolah produknya melalui dua departemen produksi yakni departemen proses 1 dan proses 2, dan ditunjang oleh dua departemen jasa yaitu departemen jasa listrik (X) dan departemen jasa pemeliharaan mesin (Y). Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin sepenuhnya digunakan oleh departemen produksi dengan proporsi:
Perkiraan besarnya BOP untuk masing-masing departemen adalah
Model Khusus
Metode Trend Semi Average (Setengah
Rata-Rata)
Contoh Trend Semi Average Data Ganjil-
Ganjil
Contoh Trend Semi Average Data Genap-
Ganjil
Contoh Trend Semi Average Data Genap-
Genap
ANGGARAN PENJUALANAnggaran Penjualan
Tujuan dan Fungsi Anggaran Penjualan
Pertimbangan Penyusunan Anggaran
Penjualan
Penyusunan Konsep Anggaran Penjualan
Tahapan Penyusunan Rencana Penjualan
Pedoman Teknis Praktis Membuat
Anggaran Penjualan
Contoh Format Tabel Penyajian Anggaran
Penjualan Satu Jenis Produk
Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan
Dua Jenis Produk
Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan
Dua Daerah Penjualan
Contoh Kasus Membuat Anggaran
Penjualan
ANGGARAN PRODUKSIAnggaran Produksi
Kaitan Anggaran Produksi Dengan
Anggaran Lainnya
Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi
Fungsi dan Manfaat Anggaran Produksi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Penyusunan Anggaran Produksi
Langkah Praktis Menyusun Anggaran
Produksi
Contoh Format Sederhana Tabel Anggaran
Produksi
Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran
Produksi
Contoh Penyusunan Anggaran Produksi
Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi langsung!
JawabMenghitung BOP dianggarkanAlokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:1. Jasa XBOP departemen jasa X sebanyak Rp 30.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masingDepartemen Proses 1 = 30% x Rp 30.000.000 = Rp 9.000.000,-Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,- Total = Rp 30.000.000,-2. Jasa YBOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:Departemen 1 = 25% x Rp 60.000.000 = Rp 15.000.000,-Departemen 2 = 40% x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000,-Departemen 3 = 35% x Rp 60.000.000 = Rp 21.000.000,- Total = Rp 60.000.000,-
2. Metode Alokasi Bertahap (Step Method) Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen jasa tidak hanya dinikmati oleh departemen produksi saja, melainkan digunakan pula oleh departemen jasa yang lain. Sebagai contoh bagian jasa terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa yang disediakan oleh bagian reparasi untuk memperbaiki mesin-mesin diesel. Sebaliknya bagian reparasi menggunakan pula sebagian jasa yang disediakan oleh bagian pembangkit listrik untuk menggerakkan peralatan reparasi.
Satu metode untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik bagian jasa apabila terjadi hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode aljabar (Algebraic method). Dalam metode ini biaya overhead pabrik yang timbul di masing-masing bagian jasa dinyatakan dalam formula berikut:
Pendekatan Stabilitas Persediaan
Contoh Penyusunan Anggaran Produksi
Pendekatan Stabilitas Produksi
Contoh Pendekatan Kombinasi
ANGGARAN BAHAN BAKUAnggaran Bahan Baku
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Bentuk Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran Pembelian Bahan Baku
Bentuk Format Anggaran Pembelian Bahan
Baku
Contoh Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran Persediaan Bahan Baku
Bentuk Format Anggaran Persediaan Bahan
Baku
Contoh Anggaran Persediaan Bahan Baku
Anggaran Bahan Baku Yang Habis
Digunakan
Bentuk Format Anggaran Biaya Bahan
Baku Yg Habis Digunakan
Contoh Anggaran Biaya Bahan Baku Yg
Habis Digunakan
ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNGAnggaran Tenaga Kerja Langsung
Fungsi Perencanaan dan Pengendalian
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Jenis Tenaga Kerja
Sistem Upah Dan Perencanaan Tingkat
Upah Tenaga Kerja Langsung
Penentuan Standar Jam Tenaga Kerja
Langsung
Jenis Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Bentuk Format Anggaran Tenaga Kerja
Langsung
Contoh Anggaran Tenaga Kerja Langsung
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIKAnggaran Biaya Overhead Pabrik/ BOP
Keterangan:X = jumlah BOP bagian jasa X setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa YY = jumlah BOP bagian jasa Y setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa Xa1 = BOP bagian jasa X sebelum alokasia2 = BOP bagian jasa Y sebelum alokasib1 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa Y oleh bagian Xb2 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa X oleh bagian Y
Contoh Kasus : Metode Alokasi BertahapPT RAS mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Perusahaan merencanakan Biaya Overhead Pabrik untuk kapasitas normal produksi sebesar 50.000 unit, selama Tahun 2006 sebesar:
Rencana penggunaan jasa dari departemen jasa adalah jasa bagian jasa selain digunakan oleh bagian produksi (departemen proses 1 & 2), juga dipakai oleh bagian jasa sendiri. Dalam hal ini terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa listrik dan bagian jasa pemeliharaan. Proporsi pemakaian jasanya adalah:
Karakteristik/ Sifat Biaya Overhead Pabrik/
BOP
Jenis Biaya Yang Termasuk Kategori Biaya
Overhead Pabrik/ BOP
Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik/
BOP
Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik/
BOP
Menghitung Harga Pokok Produksi
ANGGARAN BIAYA NON PRODUKSIAnggaran Biaya Distribusi
Anggaran Biaya Umum dan Administrasi
PROYEKSI LABA-RUGIProyeksi Laba/ Rugi
ANGGARAN PIUTANGAnggaran Piutang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang
Perputaran Piutang
Pengendalian Piutang
Analisis Kebijakan Kredit
Penyusunan Anggaran Piutang
ANGGARAN KASAnggaran Kas
Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas
Sumber dan Penggunaan Kas
Anggaran Kas Jangka Panjang
Anggaran Kas Jangka Pendek
ANALISIS BREAK EVENPengertian dan Asumsi Analisis Break
Even/ Break Even Point (BE/ BEP)
Manfaat Analisis Break Even
Kelemahan Analisis Break Even
Jenis Biaya Menurut Konsep Break Even
Cara Menentukan Titik Break Even
Perubahan Asumsi dan Akibatnya Terhadap
Break Even
Analisis Break Even untuk Lebih dari Satu
Jenis Produk
ANGGARAN VARIABEL
Berdasarkan data tersebut, diminta:1. Menghitung BOP Neto masing-masing departemen jasa2. Menghitung BOP Neto yang dianggarkan untuk masing-masing departemen produksi
Jawab1. Menghitung BOP Neto bagian Jasa setelah alokasi
Dengan menggunakan Metode Aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dalam persamaan-persamaan berikut:X = a1 + b1 Y .................................. persamaan 1Y = a2 + b2 X .................................. persamaan 2
X = 28.000.000 + 25% YY = 2.000.000 + 20% X
Jadi X = 28.000.000 + 0,25 (2.000.000 + 0,2 X)X = 28.500.000 + 500.000 + 0,05 XX – 0,05 X = 28.500.000X = 30.000.000
Y = 2.000.000 + 20% X Y = 2.000.000 + 0,2 (X) Y = 2.000.000 + 0,2 (30.000.000)Y = 8.000.000
Jadi
BOP bagian jasa listrik setelah mendapat alokasi BOP dari bagian jasa pemeliharaan adalah sebesar Rp 30.000.000,-
BOP bagian jasa pemeliharaan setelah mendapatkan alokasi BOP dari bagian jasa listrik adalah sebesar Rp 8.000.000,-
Dengan demikian maka jumlah BOP Neto untuk masing-masing departemen jasa adalah:
Kedua BOP Neto dari bagian jasa listrik dan pemeliharaan ini, kemudian dibebankan kepala masing-masing departemen produksi sesuai proporsi masing-masing:
Anggaran Variabel
Perilaku dan Karakteristik Biaya
Satuan Dasar Kegiatan
Metode Pemisahan Biaya
Bentuk Anggaran Variabel
Contoh Penyusunan Anggaran Variabel
DAFTAR PUSTAKADaftar Pustaka Anggaran
Pemilik situsZona Manajemen
Grha Manajemen
2. Menghitung BOP Neto masing-masing Departemen Produksi setelah alokasi
Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:1. Jasa X (departemen listrik)BOP departemen jasa X sebanyak Rp 24.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:Departemen Proses 1 = 30/80 x Rp 24.000.000 = Rp 9.000.000,-Departemen Proses 2 = 50/80 x Rp 24.000.000 = Rp 15.000.000,- Total = Rp 24.000.000,-2. Jasa Y (departemen pemeliharaan)BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 6.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:Departemen Proses 1 = 40/75 x Rp 6.000.000 = Rp 3.200.000,-Departemen Proses 2 = 35/75 x Rp 6.000.000 = Rp 2.800.000,- Total = Rp 6.000.000,-
Jadi selengkapnya adalah sebagai berikut:
***
Sign in|Recent Site Activity|Report Abuse|Print Page|Powered By Google Sites
HOME DISCLAIMER KEBIJAKAN PRIVASI KONTAK Peta Situs Aktivitas Situs Terkini
IKUTI WEB DI MEDIA SOSIAL
INFO DAN ARTIKELSekilas Info Anggaran
Artikel Anggaran
KONSEP PENGANGGARANPengertian Anggaran, Manfaat Anggaran
dan Tujuan Anggaran
Jenis Anggaran, Syarat Anggaran, Sifat
Anggaran
Anggaran Komprehensif dan Anggaran
Parsial
Proses Penyusunan Anggaran
Kelebihan Anggaran dan Kelemahan
Anggaran
PERAMALAN PENJUALANPeramalan Penjualan
Metode Peramalan
Metode Trend Bebas
Metode Moment
Metode Least Square
Metode Regresi
Contoh Kasus Penyusunan Anggaran VariabelOleh Hendra Poerwanto
PT. KARS sedang menyusun laporan laba rugi dan anggaran variabel untuk bulan Desember 20XX. Berikut ini adalah data yang tersedia dari PT. KARS:
Untuk membuat 1 unit produk diperlukan 2kg bahan mentah senilai Rp 500/kg Setiap unit produk dikerjakan oleh tenaga kerja langsung selama 4 JKL (DLH) dengan tariff @Rp 150 per
JKL BOP bulanan dalam range 60.000 sampai dengan 80.000, adalah sebagai berikut:
Biaya pemasaran bulan November 20XX sebesar Rp 25.000.000,- dan pada bulan Desember diprediksi naik sebesar 20% nya.
Biaya Administarsi dan Umum pada bulan Desember diperkirakan manajemen perusahaan sebesar Rp 25.000.000
Untuk kegiatan operasional, manajemen perusahaan meminjam uang dari bank dengan bunga sebesar Rp
Model Khusus
Metode Trend Semi Average (Setengah
Rata-Rata)
Contoh Trend Semi Average Data Ganjil-
Ganjil
Contoh Trend Semi Average Data Genap-
Ganjil
Contoh Trend Semi Average Data Genap-
Genap
ANGGARAN PENJUALANAnggaran Penjualan
Tujuan dan Fungsi Anggaran Penjualan
Pertimbangan Penyusunan Anggaran
Penjualan
Penyusunan Konsep Anggaran Penjualan
Tahapan Penyusunan Rencana Penjualan
Pedoman Teknis Praktis Membuat
Anggaran Penjualan
Contoh Format Tabel Penyajian Anggaran
Penjualan Satu Jenis Produk
Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan
Dua Jenis Produk
Contoh Format Tabel Anggaran Penjualan
Dua Daerah Penjualan
Contoh Kasus Membuat Anggaran
Penjualan
ANGGARAN PRODUKSIAnggaran Produksi
Kaitan Anggaran Produksi Dengan
Anggaran Lainnya
Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi
Fungsi dan Manfaat Anggaran Produksi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Penyusunan Anggaran Produksi
Langkah Praktis Menyusun Anggaran
Produksi
Contoh Format Sederhana Tabel Anggaran
Produksi
Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran
Produksi
Contoh Penyusunan Anggaran Produksi
2.500.000,- setiap bulan dalam jumlah tetap Perusahaan ini termasuk badan usaha yang dikenai pajak penghasilan dengan rate 20%
Dari data di atas, susun dan hitung lah:
1. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Matematis2. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Formula3. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk tabel pada tingkat kapasitas 65.000 unit
dan 75.000 unit4. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Grafik5. HP produksi per unit jika rencana produksi bulan Desember 20XX sebanyak 65.000 unit6. Proyeksi laporan Laba/Rugi bulan Desember 20XX, jika produk yang laku terjual sebanyak 65.000 unit
dengan harga jual per unit Rp 3.400
JawabLangkah 1. Membuat fungsi matematis untuk item biaya non BOP dengan format Matematis sebagai berikut:Y = a + b Xdimana Y adalah jumlah biaya dan X adalah volume kegiatan
Jenis Biaya Bahan Baku = VC/unit = SUR (2kg) @Rp 500,-/Kg = Rp 1.000,- TKL = VC/unit = SUR (4 JKL) @Rp 150,-/JKL = Rp 600,- BOP = VC/unit = Rp 150,- dan Fc = Rp 13.000.000,- Pemasaran = FC = 120% x Rp 25.000.000,- = Rp 30.000.000,- Adm & Umum = FC = Rp 25.000.000,- Operasi = FC = Rp 25.000.000,- Total biaya = VC/unit = Rp 950,- FC = Rp 93.000.000
Dengan melihat perilaku dan karakteristik tiap-tiap item biaya maka bisa dibuat persamaan matematisnya. Persamaan Matematis yang dibentuk adalah sebagai berikut :Biaya Bahan Baku Y1 = 0 + 1000 XBiaya TKL Y2 = 0 + 600 XBOP Y3 = 13.000.000 + 150 XPemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 XAdmn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 XOperasi Y6 = 25.000.000 + 0 X
Total Biaya Yt = 93.000.000 + 950 X
Selanjutnya dapat dihitung Total Biaya yang dianggarkan untuk seluruh item biaya pada Range X= 65.000 dan pada X = 75.000
Langkah 2. Memisahkan komponen Biaya tetap dan biaya variabel pada BOP misalnya dengan metode titik tertinggi terendah:a) Biaya Bahan Penolong
Pendekatan Stabilitas Persediaan
Contoh Penyusunan Anggaran Produksi
Pendekatan Stabilitas Produksi
Contoh Pendekatan Kombinasi
ANGGARAN BAHAN BAKUAnggaran Bahan Baku
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Bentuk Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Contoh Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran Pembelian Bahan Baku
Bentuk Format Anggaran Pembelian
Bahan Baku
Contoh Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran Persediaan Bahan Baku
Bentuk Format Anggaran Persediaan
Bahan Baku
Contoh Anggaran Persediaan Bahan Baku
Anggaran Bahan Baku Yang Habis
Digunakan
Bentuk Format Anggaran Biaya Bahan
Baku Yg Habis Digunakan
Contoh Anggaran Biaya Bahan Baku Yg
Habis Digunakan
ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNGAnggaran Tenaga Kerja Langsung
Fungsi Perencanaan dan Pengendalian
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Jenis Tenaga Kerja
Sistem Upah Dan Perencanaan Tingkat
Upah Tenaga Kerja Langsung
Penentuan Standar Jam Tenaga Kerja
Langsung
Jenis Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Bentuk Format Anggaran Tenaga Kerja
Langsung
Contoh Anggaran Tenaga Kerja Langsung
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIKAnggaran Biaya Overhead Pabrik/ BOP
Komponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp 1.000.000,- / 20.000 unit = Rp 50/unit
Komponen Biaya TetapFC per bulan:
Persamaan ; Y Biaya Bahan Penolong = 0 + 50X
b) Biaya ListrikKomponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp 1.500.000,-/20.000 unit = Rp 75/unit
Komponen Biaya tetap FC per bulan :
Karakteristik/ Sifat Biaya Overhead
Pabrik/ BOP
Jenis Biaya Yang Termasuk Kategori
Biaya Overhead Pabrik/ BOP
Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik/
BOP
Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik/
BOP
Menghitung Harga Pokok Produksi
ANGGARAN BIAYA NON PRODUKSIAnggaran Biaya Distribusi
Anggaran Biaya Umum dan Administrasi
PROYEKSI LABA-RUGIProyeksi Laba/ Rugi
ANGGARAN PIUTANGAnggaran Piutang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Piutang
Perputaran Piutang
Pengendalian Piutang
Analisis Kebijakan Kredit
Penyusunan Anggaran Piutang
ANGGARAN KASAnggaran Kas
Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas
Sumber dan Penggunaan Kas
Anggaran Kas Jangka Panjang
Anggaran Kas Jangka Pendek
ANALISIS BREAK EVENPengertian dan Asumsi Analisis Break
Even/ Break Even Point (BE/ BEP)
Manfaat Analisis Break Even
Kelemahan Analisis Break Even
Jenis Biaya Menurut Konsep Break Even
Cara Menentukan Titik Break Even
Perubahan Asumsi dan Akibatnya
Terhadap Break Even
Analisis Break Even untuk Lebih dari Satu
Jenis Produk
Persamaan : Y Biaya Litrik = 1.500.000 + 75X
c) Biaya DepresiasiKomponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp 0,-/20.000 unit = Rp 0/unit
Komponen Biaya Tetap FC per bulan :
Persamaan Y Biaya Depresiasi = 4.000.000 + 0X
d) Biaya GajiKomponen Biaya Variabel
ANGGARAN VARIABELAnggaran Variabel
Perilaku dan Karakteristik Biaya
Satuan Dasar Kegiatan
Metode Pemisahan Biaya
Bentuk Anggaran Variabel
Contoh Penyusunan Anggaran Variabel
DAFTAR PUSTAKADaftar Pustaka Anggaran
Pemilik situsZona Manajemen
Grha Manajemen
VC/unit = Rp 0,- / 20.000 unit = Rp 0/unit
Komponen Biaya Tetap FC per bulan :
Persamaan : Y Biaya Gaji : 6.200.000 + 0
e) Biaya AsuransiKomponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp 500.000,-/20.000 unit = Rp 25/unit
Komponen Biaya Tetap FC per bulan :
Persamaan : Y Biaya Asuransi = 0 + 50X Dengan demikian secara ringkas persamaan matematis yang dibentuk untuk anggaran variabel BOP adalah sbb : Biaya Bahan Penolong Y1 = 0 + 50 X Biaya Listrik Y2 = 1.500.000 + 75 X Biaya Depresiasi Y3 = 4.000.000 + 0 X Biaya Gaji Y4 = 6.200.000 + 0 X Biaya Asuransi Y5 = 1.300.000 + 25 X (+) Total BOP Y = 13.000.000 + 150 X
Dari perhitungan di atas, selanjutnya jawaban dari semua pertanyaan dari kasus adalah sbb:
1. Anggaran Variabel Bentuk MatematisBiaya Bahan Baku Y1 = 0 + 1000 XBiaya TKL Y2 = 0 + 600 XBOP Biaya Bahan Penolong Ya = 0 + 50 X Biaya Listrik Yb = 1.500.000 + 75 X Biaya Depresiasi Yc = 4.000.000 + 0 X Biaya Gaji Yd = 6.200.000 + 0 X Biaya Asuransi Ye = 1.300.000 + 25 X (+) Total BOP Y3 = 13.000.000 + 150 XPemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 XAdmn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 XOperasi Y6 = 25.000.000 + 0 X
Total Biaya Yt = 93.000.000 + 950 X
2. Anggaran Variabel Bentuk Formula
3. Anggaran Variabel Bentuk Tabel
4. Anggaran Variabel Bentuk Grafik
5. Harga Pokok Per Unit pada tingkat produksi 65.000 unit
6. Laporan Laba Rugi pada tingkat produksi 65.000 unit
***
Sign in|Recent Site Activity|Report Abuse|Print Page|Powered By Google Sites
INFORMASI PERKULIAHANMENYEDIAKAN BERBAGAI INFORMASI SEPUTAR DUNIA KULIAH DAN PENDIDIKAN
Jumat, 13 April 2012
anggaran variabel
ANGGARAN VARIABEL
A. Pengertian
Pada setiap anggaran yang telah disusun sebelumnya, anggaran operasional
disusun dengan dasar satu t it ik akt ivitas misalnya penjualan tahun 2002
dianggarkan sebesari 1000 unit , produksi dianggarkan sebesar 1200 unti , dan lain
sebagainya, dengan menyusun anggaran variable akan dimungkinkan bi la tertntu
atau pada kisaran/interval akt ivitas tertentu. Sebagai gambaran misalnya
penjualan tahun 2002 dianggarkan sebesar 1200-1700 unit .
Anggaran variabel merupakan anggaran yang merencanakan perubahan
t ingkat biaya pada berbagai t ingkat aktivitas pada periode yang akan datang.
Dengan demikian di dalam anggaran variabel akan ditunjukkan seberapa besar
perubahan biaya akan terjadi akibat perubahan t ingkat aktivitas.
B. Sifat Biaya
Biaya – biaya yang dikeluarkan bi la dikaitkan dengan aktivitasnya akan
memil ik i s i fat biaya atau peri laku biaya sebagai biaya tetap, biaya variabel dan
biaya semivariabel.
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya t idak berubah pada relevant range
tertentu. Besar keci lnya biaya ini t idak terpengaruh oleh perubahan aktivitas
asalkan masih dalam relevant range tertentu. Relevant range merupakan interval
batas berlakunya anggaran. Misalnya kapasitas produksi satu unit mesin sebesar
1.000 unit per bulan. Biaya depresiasi per bulan sebesar Rp 2.500.000,00. Pada
waktu produksi bulan Januari sebesar 400 unit biaya depresiasinya sebesar Rp
2.500.000,00. Pada bulan Februari produksinya sebesar 950 unit , maka biaya
depresiasi juga sebesar Rp 2.500.000,00 pada bulan Maret produk yang dihasi lkan
sebesar 750 unit biaya depresiasi yang dikeluarkan sebesar Rp 2.500.000,00.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berapapun produksinya asalkan t idak
melebihi 1.000 unit maka biaya depresiasi yang dikeluarkan tetap sama yakni
sebesar Rp 2.500.000,00 per bulan. Pada contoh di atas bi la produksinya sebesar
1.300 unit besarnya biaya depresiasi akan bertambah kerena jumlah mesin yang
digunakan t idak cukup satu unit . Demikian juga j ika jumlah produksi sebesar 2.400
unit , bi la kapasitas produksi t iap mesin sama maka mesin yang dibutuhkan menjadi
3 unit mesin, maka biaya depresiasi akan bertambah lagi .
Bi la digambarkan maka besarnya biaya tetap total pada contoh diatas akan
berada pada relevan range yang berbeda.
Biaya Tetap Tota l
Akt iv i tas
RR I RR I I RR I I I
Gambar 10.1
Biaya Tetap Total
2. Biaya Variael (Variabel Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan
perubahan aktivitas. Secara total biaya ini proposional dengan aktivitas, tetapi
persatuan jumlahya tetap berapapun t ingkat aktivitasnya. Semakin besar
aktivitasnya maka biaya total akan semakin besar pula, sebal iknya semakin keci l
akt ivitasnya maka besarnya biaya total akan semakin rendah dengan perusahaan
yang sama. Sebagai gambaran tentang biaya variabel misalnya pada waktu
perusahaan memproduksi 1.000 unit , biaya bahan pembantu yang dikeluarkan
sebesar Rp 500.000,00, kemudian pada saat bi la biaya tetap secara total akan
sama besarnya (asalkan dalam relevan range tertentu), tetapi biaya tetap per
satuan akan semakin keci l , sebal iknya semakin keci l akt ivitasnya maka biaya tetap
persatuan akan semakin besar. Bi la digambarkan biaya tetap persatuan akan
sebagai berikut :
B iaya tetap per satuan
Gambar 10.2
Biaya Tetap Per Unit
Termasuk dalam biaya yang s ifatnya tetap misalnya biaya depresiasi
(gedung, mesin, kendaraan, dan lain- lain), gaj i pegawai bi la perusahaan
memproduksi 2.000 unit besarnya biaya bahan pembantu sebesar Rp 1.000.000,00
dan pada produksi sebesar 3.000 unit besarnya biaya bahan pembantu sebesar Rp
1.500.000,00. Bi la digambarkan biaya variabel total pada berbagai t ingkatan
adalah :
1 .500.000
1.000.000
500.000
Akt iv i tas
1 .000 2 .000 3 .000
Dalam contoh diatas pada berbagai akt ivitas besarnya biaya variabel
per unit sebesar Rp 5.000,00 dan bi la digambarkan akan nampak sepert i berikut:
500 B iaya Var iabel/unit
Akt iv i tas
1 .000 2 .000 3 .000
Gambar 10.4
Biaya Variabel Per Unit
3. Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tetapi t idak
proporsional dengan perubaan aktivitas. Dengan kata lain di dalam biaya tersebut
terdapat unsur biaya yang s ifatnya tetap dan unsure biaya yang s ifatnya variabel.
Biaya yang s ifatnya tetap akan sama jumlahnya dan biaya yang s ifatnya variabel
akan meningkat jumlahnya apabi la terjadi peningkatan aktivitas. Jadi secara
keseluruhan biaya ini akan meningkat apabi la terjadi peningkatan aktivitas dan
jumlahnya akan turun bi la terjadi penurunan aktivitas, namun perubahan biaya
t idak seimbang dengan perubahan aktivitasnya.
Biaya tersebut bi la digambarakan akan nampak sebagai berikut :
Biaya Biaya Total
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Aktivitas
Gambar 10.5
Biaya Semivariabel
Biaya yang bersifat semivariabel misalnya biaya overhead pabrik (BOP),
sebagai contoh pada bulan Januari menghasi lkan 2.000 unit dengan biaya
overhead pabrik sebesar Rp 4.000.000,00. Pada bulan Februari perusahaan
meningkatkan produksinya menjadi 3.000 unit , sedangkan biaya overhead pabrik
yang dikeluarkan sebesar Rp5.000.000,00. Dis ini terl ihat kenaikan produksi
sebesar 50% (dari 2.000 unit menjadi 3.000 unit) di ikuti dengan kenaikan biaya
kurang dari 50% yakni hanya 25% (dari Rp4.000.000,00 menjadi Rp5.000.000,00).
C. METODE VARIABILITS BIAYA
Metode variabi l i tas biaya adalah metode yang dipakai untuk memperkirakan
besarnya unsure biaya tetap dan besarnya biaya variabel dan suatu biaya
semivariabel.
Sebagaimana sudah diketahui sebelumnya biaya semivariabel adalah biaya
yang perubahannya t idak sebanding dengan perubahan aktivitas atau dengan kata
lain dari suatu biaya semivariabel terkandung unsure biaya tetap dengan biaya
variabel. Dalam praktik kedua unsure tersebut t idak dapat ditetukan dengan pasti
tetapi dapat diperkirakan, khususnya untuk kepentingan penyusunan anggaran.
Beberapa metode yang bisa dipakai untuk memperkirakan besarnya unsur
tetap dan variabel dari suatu biaya variabel adalah metode biaya berjaga-jaga,
metode maksimum, metode regresi dan metode taksiran langsung.
1. Metode Biaya Berjaga-jaga (Stand By Cist Metodh)
Dalam metode ini untuk memperkirakan besarnya unsur biaya tetap dan
biaya variabel di lakukan dengan cara menghentikan suatu aktivitas selama jangka
waktu tertentu. Biaya yang tetap dikeluarkan pada waktu aktivitas berhenti
merupakan unsure biaya tetap, sedangkan unsure biaya variabel diperhitungkan
dengan mengurangi biaya total pada aktivitas tertentu dengan besarnya biaya
tetap. Sedangkan biaya variabel persatuan dihitung dengan membagi besarnya
biaya variabel dengan besarnya aktivitas.
2. Metode Tit ik Tertinggi Terendah
Dalam metode t it ik tert inggi terendah atau metode maksimum minimum
untuk memperkirakan unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel di lakukan
dengan cara membandingkan biaya pada aktivitas tert inggi (maksimum) dengan
aktivitas terendah (minimum). Pemisahan biaya ke dalam unsure tetap dan
variabel di lakukan dengan langkah-langkah berikut :
a. menghitung besarnya biaya pada aktivitas tert inggi
b. menghitung besarnya biaya pada aktivitas terendah
c. menentukan besarnya biaya variabel per satuan.
d. Menentukan besarnya biaya tetap per periode.
3. Metode Regresi
Dalam metode regresi untuk memperkirakan unsur biaya tetap dan biaya
variabel di lakukan dengan menggunakan persamaan :
Y = a + bX
Y : Total Biaya
a : Biaya variabel per unit
X : Besarnya aktivitas
4. Metode Perkiraan Langsung
Pada metode-metode sebelumnya telah dibahas mengenai cara-cara
memperkirakan besarnya unsure biaya tetap dan biaya variabel dari suatu biaya
semivariabel. Dalam metode-metode tersebut masing-masing unsur biaya
diperkirakan dengan menggunakan dasar data historis dengan formula-formula
tertentu.
Dalam metode perkiraan langsung masing-masing unsur biaya diperkirakan
langsung tanpa melihat data historis yang ada, karena pada umumnya metode ini
digunakan pada perusahaan yang belum memil ik i data. Karena perkiraan besarnya
biaya tetap dan biaya variabel di lakukan secara langsung, maka cara tersebut
sangat subjektif .
D. BENTUK ANGGARAN VARIABEL
Anggaran variabel yang disusun untuk periode yang akan datang dapat
disaj ikan dalam beberapa bentuk, yaitu anggaran variabel dalam bentuk formula,
bentuk tabel dan bentuk graf ik. Dalam setiap anggaran yang disaj ikan akan
menunjukkan bagian atau departemen mana yang menyusun anggaran variabel
tersebut dan dasar aktivitas apa yang digunakan. Bagian produksi menyusun
anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit produksi , baian pemasaran
menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit produksi , bagian
pemasaran menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit penjualan,
bagian penyediaan tenaga l istr ik menyusun anggaran variabel dengan
dasar akt ivitas KWH, bagian pemeliharaan menyusun anggaran variabel atas dasar
aktivitas JKL dan lain sebagainya. Selain dasar aktivitas yang digunakan,
penyususnan anggaran variabel harus didasarkan pada relevan range tertentu.
1. Bentuk Formula
Anggaran variabel dalam bentuk formula merupakan anggaran variabel yang
menunjukkan unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel pada setiap biaya yang
direncanakan.
2. Bentuk Tabel
Anggaran variabel dalam bentuk tabel merupakan anggaran yang menyaj ikan
anggaran biaya pada berbagai t ingkat aktivitas pada relevant range tertentu.
Berbeda dengan bentuk formula, dalam bentuk tabel set iap biaya disaj ikan secara
total , tanpa menunjukkan unsur biaya tetap dan biaya variabelnya.
3. Bentuk Grafik
Dalam bentuk graf ik anggaran variabel akan disaj ikan dalam grafik dua
sumbu, sumbu vert ical dan horizontal . Sumbu vert ical menunjukkan biaya dan
sumbu horizontal menunjukkan aktivitas. Dari bentuk formula dan tabel telah
diketahui biaya tetap per tahun sebesar Rp 7.000.000,00 dan biaya produksi total
pada t ingkat produksi 5.000 unit sebesar Rp 57.500.000,00 t ingkat produksi 5.200
unit sebesar Rp 59.500.000,00 dan seterusnya.
1
SOAL DAN PENYELESAIAN ANGGARAN VARIABEL
Soal 1 :
Biaya pemeliharaan yang telah dikeluarkan selama semester 1 tahun 2001
sebagai berikut :
Tabel 10.6
Biaya Pemel iharaan Tahun 2001
Bulan Produksi (Unit) Biaya Pemel iharaan (Rp)
Januari 1.000 1.000.000
Februari 1.500 1.350.000
Maret 1.200 1.120.000
Apri l 1.650 1.600.000
Mei 1.550 1.425.000
Juni 2.000 1.900.000
Diminta :
1) Menentukan berapa unsur biaya tetap dan biaya variabel dari biaya pemeliharaan
tersebut dengan metode t it ik tert inggi dan terendah.
2) Berapa biaya pemeliharaan semester I tahun 2002 bi la anggaran produksi sebesar
6.000 unit .
Jawab
1). Menentukan besarnya unsur biaya tetap dan biaya variabel dari sebuah biaya
semivariabel
Biaya variabel per unit = Biaya pada produksi tert inggi
Biaya pada produksi terendah
Produksi tert inggi-produksi terendah
= 1.900.000 – 1.000.000 = 900
2.000-1.000
Besarnya biaya tetap ditentukan sebagai berikut :
Biaya pemeliharaan pada produksi 1.000 unit = Rp 1.000.000,00
Biaya variabel = 1.000 x 900 = Rp 900.000,00
Biaya tetap = Rp 100.000,00
Atau
Biaya pemeliharaan pada produksi 2.000 unit = Rp 1.900.000,00
Biaya variabel = 2.000 x 900 = Rp 1.800.000,00
Biaya tetap = Rp 100.000,00
Sehingga formula biaya pemeliharaan terebut adalah :
Y = 100.000 + 900.000X
2). Besarnya biaya pemeliharaan pada semester I tahun 2002 bi la produksi sebesar
6.000 unit
Y = 100.000 + 900 (6.000) = Rp 5.500.000,00
Soal 2 :
Biaya produksi pada bulan Jul i 2001 sebesar Rp 2.500.000,00 pada waktu itu
produksi mencapai 1.000 unit . Karena suatu hal pada bulan Agustus 2001
perusahaan t idak berproduksi , tetapi tetap ada pengeluaran sebesar Rp
500.000,00 pada bulan September 2001 rencananya akan memproduksi sebesar
1.250 unit . Berapa besarnya biaya produksi pada bulan September 2001?
Jawab :
Biaya produksi untuk 1.000 unit =Rp 2.500.000,00
Biaya produksi untuk 0 unit =Rp 500.000,00
Biaya variabel 1.000 unit =Rp 2.000.000,00
Biaya variabel/unit = Rp 2.000.000,00 = Rp 2.000,00
1.000
Sehingga formula biaya tersebut adalah : Y = 500.000 + 200.000X
Penjelasan :
Biaya yang tetap dikeluarkan walaupun perusahaan t idak memproduksi
(produksi nol unit) merupakan biaya tetap, yaitu sebesar Rp 500.000,00 per bulan.
Besarnya biaya produksi bulan September 2001 bi la produksi 1250 unit .
Y = 500.000 + 2.000 (1.250) = Rp 3.000.000,00
Soal 3 :
Berikut ini adalah Biaya Overhead Pabrik (BOP) pada suatu perusahaan
selama tahun 2.000
Tabel 10.7
Biaya Overhead Pabrik Tahun 2002
No Jenis Biaya Jumlah Biaya (Rp) Keerangan
1 Depres ias i 6 .000.000 100% tetap
2 Bahan Penolong 1.000.000 100% tetap
3 Gaj i 4 .000.000 100% tetap
4 Biaya Pemel iharaan 1.500.000 40% tetap
5 Biaya la in- la in 2.500.000 70% tetap
Total 15.000.000
Real isasi produksi tahun 2.000 sebesar 1.000 unit . Bi la anggaran produksi
tahun 2001 sebesar 1.200 unit , berapa besarnya biaya overhead pabrik tahun 2001
(anggaran variabel bagian produksi disusun pada relevant range 1.000 – 2.000
unit)
Jawab :
1 . Biaya Depresiasi
Biaya depresiasi merupakan biaya tetap, sebesar Rp 6.000.000,00 per tahun.
Formula : Y = 6.000.000
2. Biaya Bahan Penolong
Biaya bahan penolong/unit = Rp 1.000.000,00 = Rp 1.000,00
1.000 unit
Formula Y = 1.000 X
3. Biaya Gaji
Biaya gaj i sebesar Rp 4.000.000,00 /tahun, formula Y = 4.000.000
4. Biaya Pemeliharaan
Biaya Pemeliharaan merupakan biaya semivariabel
Biaya Tetap = 40% x Rp 1.500.000,00 = Rp 600.000,00 per tahun
Biaya Variabel = 60% x Rp 1.500.000,00 = Rp 900.000,00
Biaya variabel per unit = Rp900.000,00 = Rp 900,00
1.000 unit
Formula : Y = 600.000 + 900X
5. Biaya Lain- lain
Biaya Lain- lain merupakan biaya semivariabel
Biaya variabel = 70% x Rp2.500.000,00 = Rp 1.750.000,00
Biaya variabel per unit =Rp 1.750.000 = Rp 1.750,00
1.000 unit
Biaya tetap per tahun = 30% x Rp2.500.000,00 = Rp 750.000
Formula Y= 750.000 + 1.750 X
Besarnya biaya overhead pabrik (BOP pada tahun 2001 bi la produksi sebesar
1.200 unit :
- Depresiasi : Y = 6.000.000 = 6.000.000
- Bahan Penolong : Y = 1.000 (1200) =1.200.000
- Gaji : Y = 4.000.000 =4.000.000
- Biaya Pemeliharaan: Y = 600.000 + 900 (1.200) = 1.680.000
- Biaya Lain-Lain : Y = 750.000 + 1.750 (1200) = 2.850.000
Jumlah 15.730.000
Sumber :Gitosudarmo Indriyo dan Najmudin Mohamad, Anggaran Perusahaan edisi
pertama, BPFE, Yogyakarta, 2003.
Diposkan oleh wanita shaliha di 18.38
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
► 2015 (4)
► 2014 (9)
► 2013 (5)
▼ 2012 (19)
o ► Desember (1)
o ► Juni (3)
o ► Mei (4)
o ▼ April (11)
Perusahaan Go Public
PMA
perilaku konsumen
anggaran variabel
Ekonomi Pembangunan
contoh surat permohonan beasiswa
Kumpulan Karya Tulis Ilmiah
LIRIK LAGU
MAKALAH AKHWAT
KUMPULAN CERPEN
kumpulan puisi
Template Simple. Gambar template oleh ideabug. Diberdayakan oleh Blogger.