anfis mamae

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh dan hubungan bagian-bagiannya satu sama lain. Sedangkan fisiologi dalah ilmu yang mempelajari fungsi kerja tubuh manusia dalam keadaan normal. Dalam sistem reproduksi ada beberapa organ yang berperan salah satu payudara, Payudara adalah organ yang di miliki setiap mamalia namun antara laki- laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam bentuk dan fungsinya, pada wanita payudara menghasilkan ASI yang sangat berguna bagi tumbuh kembang anak. 1.2 Rumusan Masalah 1. Seperti apa susunan anatomi payudara manusia ? 2. Bagaimana proses pembentukan ASI ? 1.3 Tujuan Umum Mengetahui dan memahami letak dan fungsi kerja dari payudara manusia 1.4 Tujuan Khusus 1. mengetahui letak susunan anatomi payudara. 2. Mengetahui fungsi kerja dari pembentukan ASI dalam payudara. 1

Upload: jijin-kuwi-kuprit

Post on 06-Aug-2015

40 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: anfis mamae

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh dan hubungan bagian-

bagiannya satu sama lain. Sedangkan fisiologi dalah ilmu yang mempelajari fungsi kerja

tubuh manusia dalam keadaan normal. Dalam sistem reproduksi ada beberapa organ yang

berperan salah satu payudara, Payudara adalah organ yang di miliki setiap mamalia namun

antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam bentuk dan fungsinya, pada wanita

payudara menghasilkan ASI yang sangat berguna bagi tumbuh kembang anak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Seperti apa susunan anatomi payudara manusia ?

2. Bagaimana proses pembentukan ASI ?

1.3 Tujuan Umum

Mengetahui dan memahami letak dan fungsi kerja dari payudara manusia

1.4 Tujuan Khusus

1. mengetahui letak susunan anatomi payudara.

2. Mengetahui fungsi kerja dari pembentukan ASI dalam payudara.

1

Page 2: anfis mamae

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

ANATOMI MAMMAE LETAK, BENTUK dan UKURAN MAMMAE

Payudara yang dikenal juga sebagai buah dada adalah organ yang termasuk dalam

kategori organ kelamin luar wanita. Payudara wanita atau disebut juga glandula mamaria,

adalah alat reproduksi tambahan. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang

beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.

Setiap payudara terletak pada sisi sternum dan meluas setinggi antara kosta kedua dan

keenam. Payudara terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada di atas musculus

pectoralis major dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensorium.

Masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor

(cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau axilla (disebut cauda axillaris Spence).

Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga bergantung pada stadium

perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar dari

pada payudara lain.

2.2 STRUKTUR PAYUDARA

Berikut gambar struktur dari payudara.

2

Page 3: anfis mamae

1. Korpus (badan yang membesar)

2. Areola

3. Papilla

Struktur payudara terdiri atas :

1. Struktur Makroskopis.

a. Cauda axillaris

adalah jaringan payudara yang meluas kea rah axilla.

b. Areola

Adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami

pigmentasi dan masing-masing payudara berdiameter 2.5 cm. areola berwarna

merah muda pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang

berkulit coklat, dan warna itu menjadi lebih gelap pada waktu hamil. Di

areola ini terletak kira-kira 20 glandula subacea. Pada kehamilan areola ini

membesar dan disebut tuberculum Montgomery. Dari Montgomery akan

mengeluarkan kelenjar keringat.

c. Papilla mamae (putting)

Terletak di pusat setinggi areola mammae setinggi iga (costa) ke-4. Papilla

mammae merupakan satu tonjolan dengan panjang kira-kira 6mm, tersusun

atas jaringan erektil berpigmen dan merupakan bangunan yang sangat peka.

Permukaan papilla mammae berlubang-lubang berupa ostium papillare kecil-

kecil yang merupakan muara ductus lactifer. Ductus lactifer ini dilapisi oleh

epitel.

Bentuk putting ada 4 macam :

Normal

3

Page 4: anfis mamae

Pendek

Panjang

Terbenam

2. Struktus Mikroskopis

Payudara terutama tersusun atas jaringan kelenjar, tetapi juga mengandung sejumlah

jaringan lemak dan ditutupi oleh kulit. Jaringan kelenjar ini dibagi menjadi kira-kira

18 lobus yang dipisahkan secara sempurna satu sama lain oleh lembaran-lembaran

jaringan fibrosa. Struktur dalamnya dikaitkan menyerupai segmen buah anggur atau

jeruk yang dibelah. Setiap lobus merupakan satu unit fungsional yang berisi dan

tersusun atas bangun seperti berikut :

a. Alveoli

Mengandung sel-sel yang menyekresi susu. Setiap alveolus dilapisi oleh sel-

sel yang menyekresi air susu, disebut acini, yang mengeekstraksi factor-faktor

4

Page 5: anfis mamae

dari darah yang penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling setiap

alveolus terdapat sel-sel mioepitel yang kadang-kadang disebut sel ‘keranjang’

(basket cell) atau sel ‘laba-laba’ (spider cell). Apabila sel-sel ini dirangsang

oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke dalam

ductus lactifer.

b. Tubulus Lactifer

Saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.

c. Ductus Lectifer

Adalah saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer.

d. Ampulla

Adalah bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan tempat

menyimpan air susu. Ampulla terletak di bawah aerolla.

2.3 PEMBULUH DARAH MAMMAE

Pembuluh kelenjar mammae berasal dari mamaria interna dan arteri torakalis lateralis.

Vena supervisialis mammae mempunyai banyak anastomosa yang bermuara ke mamaria

interna dan sebagian besar vena torakalis interna/epigastrika bermuara ke vena torakalis

lateralis.

2.4 PEMBULUH LIMFE MAMMAE

Aliran limfe superfisialis 75%-nya mengalir ke saluran torakalis lateralis dan berjalan

bersama arteri dan vena di pinggir lateral pektoralis mayor yang bermuara di nervus

ke-11 akilaris dan supraklafikularis.

Aliran limfe profunda mengalir ke dinding torak menembus pektoralis mayor dan

bermuara ke nervus ke-11 pektoralis sepanjang arteri dan vena mamaria interna.

Bagian medial aliran limfe subkutan berhubungan dengan kedua mammae yang

bermuara ke nervus ke-11 supraklavikularis.

5

Page 6: anfis mamae

2.5 FISIOLOGI MAMMAE

Fungsi payudara terutama dikendalikan oleh aktivitas hormone, tetapi kulitnya

dipersyarafi oleh cabang-cabang nervus thoracalis. Juga terdapat sejumlah syaraf simpatis,

terutama di sekitar areola dan papilla mammae. Kelenjar mammae tidak aktif sampai

kehamilan merangsangnya menghasilkan susu (laktasi). Fungsi dari payudara adalah

memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Estrogen merangsang pertumbuhan duktus intra-

lobular, dan progresteron merangsang prtumbuhan alveoli dan perkembangan sel sekresi.

Hormone-hormon lain juga penting seperti “growth hormone”, prolaktin, tiroksin, dan

adrenokortikoid.

Setelah melahirkan, kelenjar mammae menghasilkan kolostrum. Kadar estrogen darah

menurun, merangsang hipofisis anterior menghasilkan prolaktin. Prolaktin inilah yang

merangsang laktasi. Produk susu dimulai dari 3-4 hari sesudah melahirkan. Hormone

oksitosin (dari hipofifis posterior) mengeluarkan susu dari alveoli ke ductus. Sekresi oksitosin

dipicu oleh rangsangan penghisapan putting susu oleh bayi.

Buah dada bayi yang baru lahir sering mengeluarkan susu , yang pada bahasa inggris

disebut “ witches milk “ pada bayi laki-laki maupun perempuan.

Pada perempuan, perubahan dalam perkembangan terjadi pada masa pubertas ketika

terdapat penambahan jaringan kelenjar. Pada waktu seorang anak gadis mulai mendapat

menstruasi pertama terjadi sedikit pembesaran pada buah dada. Pembesaran ini disebabkan

oleh kegiatan ustrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium dan beberapa hari

sebelum masa menstruasi terdapat penambahan persediaan darah, pada beberapa orang hal ini

lebih terasa daripada orang lain dan memberi penasaran berat dan sedikit bengkak.

Lama kelamaan buah dadanya berkembang penuh dan penimbunan lemak di dalam

struktur menimbulknan pembesaran tetap, yang pada setiap orang berbeda. Pada menopause

yaitu akhir usia menstruasi seorang perempuan, waktu ovarium lama kelamaan berhenti

berfungsi, jaringan buah dada mengerut.

6

Page 7: anfis mamae

Fisiologi Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara

rangsangan mekanik, saraf dan bermacam - macam hormon. Pengaturan hormon

terhadap pengeluaran ASI, dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Pembentukan kelenjar payudara.

b. Pembentukan air susu.

c. Pemeliharaan pengeluaran air susu.

a. Pembentukan kelenjar payudara.

1. Masa Kehamilan.

Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari -

duktus yang baru, percabangan - percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi

oleh hormon - hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon - hormon yang

ikut membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen

plasenta, karionik gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon

paratoroid, hormon pertumbuhan.

2. Pada 3 bulan Kehamilan.

Prolaktin dari adenohipofise / hipofise anterior mulai merangsang

kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrom. Pada

masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan

progesterone, tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktifitas dalam

pembuatan kolostrum yang ditekan.

3. Pada Trimester Kedua Kehamilan.

Laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan kolostrum.

Keaktifan dari rangsangan hormon - hormon terhadap pengeluaran air susu

telah didemontrasikan kebenaranya bahwa seorang Ibu yang melahirkan

bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal, tetap keluar kolostrum.

7

Page 8: anfis mamae

b. Pembentukan Air Susu.

Pada seorang Ibu yang menyusui dikenai 2 reflek yang masing- masing

berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu:

1. Refleks Prolaktin.

Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk

membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas karena aktivitas

prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang

tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya

korpus luteum maka estrogen dan progesterone sari-at berkurang, ditambah

dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang

payudara, akan merangsang ujung - ujung saraf sensoris yang berfungsi

sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis

hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor - faktor yang menghambat

sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor - faktor

yang memacu sekresi prolaktin. Faktor - faktor yang memacu sekresi

prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin.

Hormone ini merangsang sel - sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air

susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan

setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak

akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran

air susu tetap berlangsung.

Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan

menjadi normal pada minggu ke 2 - 3. pada ibu yang menyusui prolaktin

akan meningkat dalam keadaan seperti :

o Stress atau pengaruh psikis

o Anastesi

8

Page 9: anfis mamae

o Operasi

o Rangsangan puting susu

2. Reflek Letdown

Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,

rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hipofise

posterior ( neurohipofise ) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.

Melalui aliran darah, hormone ini diangkat menuju uterus yang dapat

menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ

tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar

dari alveoli dan masuk ke system duktus dan selanjutnya menbalir melalui

duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.

Faktor - faktor yang meningkatkan let down adalah :

- Melihat bayi

- Mendengarkan suara bayi

- Mencium bayi

- Memikirkan untuk menyusui bayi

Faktor - faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:

- Keadaan bingung / pikiran kacau

- Takut

- Cemas

c. Pemeliharaan Pengeluaran Air Susu

Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur

kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormone - hormone ini sangat perlu

9

Page 10: anfis mamae

untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama

menyusui. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya

sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui.

Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya kekuatan isapan yang

kurang, frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya waktu menyusui ini berarti

pelepasan prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu

mulai sejak minggu pertama kelahiran.

4. Mekanisme Menyusui.

a. Reflek mencari ( Rooting Reflex }

Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut

merupakan rangsangan yang menimbulkan reflek mencari pada bayi. Ini

menyebabkan kepala bayi berputar menuju putting susu yang menempel tadi

diikuti dengan membuka mulut dan kemudian putting susu ditarik masuk ke

dalam mulut.

b. Reflek menghisap ( Sucking Reflex )

Putting susu yang sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan lidah,

putting susu ditarik lebih jauh dan rahang rnenekan kalang payudara dibelakang

putting susu yang pada saat itu sudah terletak pada langit - langit keras. Dengan

tekanan bibir dan gerakan rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit

kalang payudara dan sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting

susu, selanjutnya bagian belakang lidah menekan putting susu pada langit - langit

yang mengakibatkan air susu keluar dari putting susu. Cara yang dilakukan oleh

bayi, tidak akan menimbulkan cedera pada putting susu.

c. Reflek menelan (swallowing reflek )

Pada saat air susu keluar dari putting susu, akan disusul dengan gerakan

menghisap yang ditimbulkan oleh otot - otot pipi, sehingga pengeluaran air susu

akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk ke lambung.

Keadaan akan berbeda bila bayi diberi susu botol dimana rahang mempunyai

peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab susu mengalir dengan mudah

10

Page 11: anfis mamae

dari lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang disebabkan oleh posisi botol

yang dipegang kearah bawah dan selanjutnya dengan adanya isapan pipi, yang

semuanya ini akan membantu aliran susu, sehingga tenaga yang diperlukan oleh

bayi untuk menghisap susu menjadi minimal.

Kebanyakan bayi - bayi yang masih baru lahir belajar menyusu pada

ibunya, kemudian dicoba pada susu botol yang bergantian, maka bayi tersebut

akan menjadi bingung puting. Sehingga sering bayi menyusu pada ibunya, cara

menyusu seperti menghisap dot botol, keadaan ini berakibat kurang baik dalam

pengeluaran air susu ibu. Oleh karena itu, jika bayi terpaksa tidak bisa langsung

disusui oleh ibunya pada awal kehidupan, sebaiknya bayi diberi minum melalui

sendok, cangkir, atau pipet, sehingga bayi tidak mengalami bingung puting.

11

Page 12: anfis mamae

BAB III

3.1 Kesimpulan

Payudara yang dikenal juga sebagai buah dada adalah organ yang termasuk

dalam kategori organ kelamin luar wanita. Payudara wanita atau disebut juga glandula

mamaria, adalah alat reproduksi tambahan.

Fungsi payudara terutama dikendalikan oleh aktivitas hormone, tetapi kulitnya

dipersyarafi oleh cabang-cabang nervus thoracalis. Juga terdapat sejumlah syaraf

simpatis, terutama di sekitar areola dan papilla mammae. Kelenjar mammae tidak

aktif sampai kehamilan merangsangnya menghasilkan susu (laktasi). Fungsi dari

payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.

3.2 Saran

Dengan makalah Anatomi fisiologi Payudara ini diharapkan Mahasisawa

Keperawatan mampu mahami fungsi payudara sebagai organ tambahan dalam sistem

reproduksi manusia.

12

Page 13: anfis mamae

DAFTAR PUSTAKA

C. pearce, Evelyn. 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia :

Jakarta.

Syaifudin. 2010. Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat. EGC : Jakarta

13