anestesi lokali.docx
TRANSCRIPT
ANESTESI LOKALI.
I.Tujuan Praktikum
1. Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anestetik lokal padahewan.
2. Mengetahui cara pemberian anestetik lokal.
3. Mengetahui cara kerja anestesik lokal.
4. Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan perbedaan dalamsifat dan potensi
anestesi lokal.
5. Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetika lokal.
6. Dapat mengkaitkan daya kerja anestetika lokal dengan manifestasigejala keracunan
serta pendekatan rasional untuk mengatasikeracunan ini.
II.Tinjauan Pustaka
Obat bius lokal/anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalahobat yang
menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringansaraf dengan kadar
yang cukup.
Obat bius lokal bekerja pada tiap bagian susunansaraf.Obat bius lokal bekerja
merintangi secara bolak-balik penerusan impuls-impuls saraf ke Susunan Saraf Pusat (SSP)
dan dengan demikian menghilangkanatau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau
rasa dingin.
Obat bius lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.Tempat kerjanya
terutama di selaput lendir. Disamping itu, anestesia lokalmengganggu fungsi semua organ
dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapaimpuls. Artinya, anestesi lokal mempunyai
efek yang penting terhadap SSP,ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua
jaringan otot.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yangdigunakan
sebagai anestetikum lokal, antara lain;
a. Tidak merangsang jaringan.
b. Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf.
c. Toksisitas sistemik rendah.
d. Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaputlendir.
Secara kimia, anestesi lokal digolongkan sebagai berikut :
1. Senyawa ester
Adanya ikatan ester sangat menentukan sifat anestesi lokal sebab padadegradasi
dan inaktivasi di dalam tubuh, gugus tersebut akan dihidrolisis. Karenaitu golongan
ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolismedibandingkan
golongan amida. Contohnya: tetrakain, benzokain, kokain, prokaindengan prokain
sebagai prototip.
2. Senyawa amida
Contohnya senyawa amida adalah dibukain, lidokain, mepivakain dan prilokain.
3. Lainnya
Contohnya fenol, benzilalkohol, etilklorida, cryofluoran. Menurut cara pemakaian
anestesi lokal dibedakan menjadi:
1. Anestesi permukaan.
Anestetika local digunakan pada mukosa atau permukaan luka dan darisana
berdifusi ke organ akhir sensorik dan ke percabangan saraf terminal. Padaepidermis
yang utuh (tidak terluka) maka anestetika local hampir tidak bekhasiatkarena tidak
mampu menembus lapisan tanduk.
2. Anestesi Infiltrasi.
Anestetika local disuntikkan ke dalam jaringan, termasuk juga diisikan
kedalam jaringan. Dengan demikian selain organ ujung sensorik, juga batang-
batangsaraf kecil dihambat.
3. Anestesi Konduksi
Anestetika local disuntikkan di sekitar saraf tertentu yang dituju danhantaran
rangsang pada tempat ini diputuskan. Bentuk khusus dari anestesikonduksi ini
adalah anestesi spinal, anestesi peridural, dan anestesi paravertebral.
4. Anestesi Regional Intravena dalam daerah anggota badan
Sebelum penyuntikan anestetika local, aliran darah ke dalam dan ke
luardihentikan dengan mengikat dengan ban pengukur tekanan darah dan
selanjutnyaanestetika local yang disuntikkan berdifusi ke luar dari vena dan menuju
ke jaringan di sekitarnya dan dalam waktu 10-15 menit menimbulkan anestesi.
Salah satu obat anastetika local dari golongan amida. Lidokain terdiri darisatu gugus
lipofilik (biasanya merupakan suatu cincin aromatik) yangdihubungkan suatu rantai perantara
(jenis amid) dengan suatu gugus yang mudahmengion (amin tersier). Dalam penerapan
terapeutik, mereka umumnyadisediakan dalam bentuk garam agar lebih mudah larut dan
stabil. Didalam tubuhmereka biasanya dalam bentuk basa tak bermuatan atau sebagai suatu
kation.Perbandingan relative dari dua bentuk ini ditentukan oleh harga pKa nya dan pHcairan
tubuh, sesuai dengan persamaan Henderson-Hasselbalch.
Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif
terhadap prokain dan juga epinefrin. Biasanya Lidokain digunakan untuk anestesi permukaan
dalam bentuk salep, krim dan gel. Efek samping Lidokain biasanya berkaitan dengan efeknya
terhadap SSP misalnya kantuk, pusing, paraestesia,gangguan mental, koma, dan seizure.
Farmakokinetik
Absorpsi :
Semua anestesi local tidak baik diabsorpsi di saluran cerna
setelah pemakaian secara oral, kecuali untuk kokain. Hampir semua anestesi localmengalami
first-pass effect di hepar sehingga obat dimetabolisme menjadimetabolit inaktif. Anestesi
local diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda padamembrane mukosa yang berbeda. Pada
mukosa trakea, absorpsi yang terjadihampir sama dengan pada pemberian secara intravena.
Pada mukosa faring,absorpsi lebih lambat dan pada mukosa esophagus dan kandung kemih,
absorpsilebih lambat dari aplikasi topical faring. Sedangkan kecepatan absorpsi anestesilocal
pada pemberian secara parenteral, tergantung pada vaskularisasi tempatinjeksi dan
vasoaktivitas obat. Pemberian anestesi local secara intravenamerupakan cara pemberian yang
memungkinkan kadar obat dalam darahmempunyai level yang palng tinggi dalam waktu yang
cepat.
Distribusi :
Ketika anestesi local masuk ke peredaran darah, mereka didistribusikankeseluruh
jaringan tubuh.
Metabolisme :
Toksisitas tergantung pada keseimbangan absorpsi dengan metabolism,Senyawa ester
hidrolisisnya di plasma dengan bantuan
enzim pseudokolinesterase. Makin cepat keccepatan hidrolisis, makin kecil potensitoksisitas
anestesi local.biotrasnformasi anestesi local amida lebih kompleksdaripada golongan
ester.Organ metabolism lidokain, etidokain, bupivakain di hepar sedangkan
prilokain,dimetabolisme di hepar dan paru-paru.
Ekskresi :
Organ utama proses ekskresi adalah ginjal. Fungsi ginjal yang sehatmerupakan factor
yang berperan penting pada proses ekskresi. Senyawa ester sejumalah besar dimetabolisme
sehingga hanya sejumlah kecil yang tidakmengalami perubahan. Sedangakan senyawa amida
karena lebih kompleks maka bentuk asalnya dapat ditemukan lebih besar di urin.
Farmakodinamik
Efek obat anestesi local :
Kegelisahan dan tremor
Kejang
Mempengaruhi transmisi disambungan saraf otot.
Kolaps kardiovaskuler
Alergi
Efek samping
Efek samping anestesi local adalah akibat dari efek depresi terhadap SSPdan efek
kardiodepresifnya (menekan fungsi jantung) dengan
gejala penghambatan pernafasan dan sirkulasi darah. Anestesi local dapat pulamengakibatkan
reaksi hipersensitasi, yang seringkali berupa axantema, urticaria,dan bronchospasme alergis
sampai adakalanya shock anafilaksis yang dapatmematikan. Yang terkenal dalam hal ini
adalah zat-zat dari tipe-ester prokain dantetrrakain, yang karena itu tidak digunakan lagi
dalam sediaan local.
Reaksi hipersensitivitas tersebut diakibatkan oleh PABA (para-amino- benzoic
acid), yang terbentuk melalui hidrolisa. PABA ini dapat meniadakan efekantibaktriil dari
sulfoamida, yang berdasarkan antagonism persaingan denganPABA. Oleh karena itu, terapi
dengan sulfa tidak boleh dikombinasi dengan penggunaan ester-ester tersebut.
Interaksi Obat
Pusat mekanisme kerjanya terletak di membran sel. Seperti juga alkoholdan barbital,
anestetika lokal menghambat penerusan impuls dengan jalanmenurunkan permeabilitas
membran sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagifungsi saraf yang layak. Hal ini
disebabkan adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada berdekatan dengan
saluran-saluran natrium di membran selsaraf. Pada waktu bersamaan, akibat turunnya laju
depolarisasi, ambang kepekaanterhadap rangsangan listrik lambat Iaun meningkat, sehingga
akhirnya terjadikehilangan rasa setempat secara reversible.
III.Alat dan Bahan
-Alat :
~ jarum suntik oral-
Bahan :
~ Kelinci~ Larutan NaCl Fisiologis 0,5 mL~ Larutan Prokain Hidroklorida 2% 0,5 mL
IV.Cara Kerja
-Gunting bulu mata kelinci.
-
Teteskan ke dalam kantong konjungtiva larutan anestetik lokalProkain Hidroklorida 2% 0,5l
mL pada mata kiri kelinci.
-Pada mata kanan tiap kelinci diteteskan larutan NaCl fisiologis 0,5mL sebagai kontrol.
-Tutup mata masing-masing kelopak mata selama satu menit.
-Catat ada atau tidaknya refleks mata setiap 5 menit denganmenggunakan aplikator tiap kali
pada permukaan kornea masing-masing mata kelinci. Bandingkan dengan mata kanan
sebagaikontrol.
-Catat dan tabelkan pengamatan dengan penentuan secara seksamasaat muncul dan hilangnya
refleks.
Pembahasan :
Praktikum kali ini adalah tentang Anestesi lokal, yang bertujuan untukmengetahui
cara kerja dan pemberian Anestesi lokal serta faktor-faktor yangmempengaruhi daya kerja
anestesi lokal. Dalam praktikum ini digunakan
hewan percobaan yaitu, Kelinci. Langkah pertama Bulu mata kelinci digunting,kemudian
diberikan NaCl fisiologis 0,5 ml sebagai kontrolnya di lapisankonjungtiva pada mata kanan
Kelinci dan Prokain HCl 2% di mata Kelincisebelah kiri. Tutup mata Kelinci selama 1 menit.
Aktivitas obat dilihat dalam interval waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20menit, 25
menit, 30 menit, 35 menit, 40 menit, 45 menit, 50 menit, 55 menit, dan60 menit (masing-
masing dilihat untuk 1 menitnya) dengan parameternya, yaiturefleks kedipan pada mata
Kelinci tersebut.
Hasil yang didapat kelompok kami tidak sesuai dengan literatur.Seharusnya pada
anestesi lokal ini, bekerja secara langsung karena tidak
melalui proses ADME. Aktivitas anestesi lokal baru terlihat pada menit ke 30. Padahalobat
diberikan tidak melalui oral. Hal ini mungkin bisa terjadi karena, pada
saat pemberian obat mata kelinci berkedip sehingga sejumlah obat tumpah atau bisasaja
karena praktikan terlalu kuat untuk memberikan Stimulus pada Kelinci(dengan aplikator)
sehingga Kelinci masih merasakan stimulus tersebut.
VI.Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan,yaitu :1.
Prokain HCl 2% mempunyai efek anestetika.2.
Terjadinya anestetika lokal permukaan pada lapisan Konjungtiva mata kirikelinci yang
ditetesi prokain ditandai dengan berkurangnya jumlah jumlahrefleks kedipan mata kelinci3.
Mata kanan yang diolesi NaCl fisiologis lebih peka terhadap stimulus(rangsangan) daripada
mata kiri yang ditetesi prokain.
VII.Jawaban Pertanyaan- PertanyaanPertanyaan :
1.Bahas secara singkat penggolongan kimia dari anestesi lokal!
2.Bahas cara pemberiannya dan jenis anestetika yang bisa dicapaidengannya!
3.Apakah setiap anestesi lokal dapat dipakai sebagai anestesi permukaan?
4.Bahas mekanisme kerja dan penerapannya dalam bidang anestesi!
5.Diantara anestetika lokal yang digunakan pada percobaan ini manayang lebih potensial?
Terangkan!
6.Keburukan apa yang dapat timbul bila permukaan kornea dianestesiuntuk periode waktu
yang lama? Dan apa alasannya?
Jawaban :
1. Anastesi local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompoksebagai berikut
a. Senyawa-ester (PABA) : kokain, benzokain, prokain, oksibuprokain, dantetrakain
b. Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain dan bupivakain,cinchokain, artikain,
dan pramokainc. Lainnya : fenol, benzilalkohol, cryofluo-ran, danetilklorida.Semua obat
tersebut di atas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.
2.a.Anestesi permukaan
Anestesi permukaan adalah anestesi yang diberikan pada permukaan danhanya
menganastesi pada permukaan dan sekitar tempat diberikannya anestesi.Yaitu pengolesan
atau penyemprotan analgetik lokal di atas selaput mukosaseperti mata, hidung, atau faring.
Contohnya : Chlorethyl
b.Anestesi infiltrasi
Anestesi infiltrasi adalah anestesi yang dibeikan atau disuntikan tapi
hanyamenganestesi daerah sekitar tempat penyuntikan. Tidak bersifat anestesi umumyang
menyeluruh mempengaruhi system saraf pusat. Penyuntikan larutananalgetik lokal langsung
diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi. Carainfiltrasi yang sering digunakan adalah
blokade lingkar dan obat disuntikkanintradermal atau subkutan.
3. Tidak semua anestesi local bisa digunakan untuk anstesi permukaan. Yangsering dipakai
adalah prokain hidroksida. Contoh lainnya misalnya lidokainlebih sering digunakan untuk
anestesi infiltrasi.
4. Anatetika local mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan beberapa cara.Misalnya
dengan jalan menghindarkan untuk sementara pembentukan dantransmisi impuls melalui sel
saraf ujungnya. Pusat mekanisme kerjanya terletakdi membrane sel. Seperti juga alcohol dan
barbital, anastetika localmenghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan
permeabilitasmembrane sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang
layak.Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-kalsium yang
berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membrane neuron. Pada waktu bersama
an, akibat turunnya laju depolarisasi, ambang kepekaan terhadaprangsangan listrik lambat
laun meningkat, sehingga akhirnya terjadi kehilanganrasa setempat secara reversible.Anestesi
dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokterspesialis anestesiologi
selama pembedahan berperan memantau tanda-tandavital pasien karena sewaktu-waktu dapat
terjadi perubahan yang
memerlukan penanganan secepatnya.Empat rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatanseh
ari-hari dokter anestesi adalah:
• Mempertahankan jalan napas
• Memberi napas bantu
• Membantu kompresi jantung bila berhenti
• Membantu peredaran darah
• Mempertahankan kerja otak pasien.
5. Prokaina dalah ester aminobenzoa untuk infiltrasi, blok, spinal, epidural,merupakan obat
standar tuntuk perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis obat-
obat anestetik local lain. Absorbsi berlangsung cepat pada tempatsuntikan, hidrolisis juga
cepat oleh enzim plasma (prokain esterase).
6.Pemberian anestesi pada kornea akan membuat kornea mati rasa. Akan terjadikerusakan
pada mata karena mata tidak bisa merasakan nyeri dari
pengaruh bahan asing misalnya debu. Pemeberian anestesi pada kornea akan merusakfungsi
kornea mata.
Daftar Pustaka
-Mutschler. E. 1991.Dinamika Obat Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,
terjemahan M. B. widianto dan A. S. Ranti, Penerbit ITB, Bandung.
-Mardjono, Mahar.(2007).Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Jakarta, Gaya Baru.
-Katzung G, Betram. (1997).Farmakologi Dasar Dan Klinik . Edisi 6. Jakarta:EGC
ANESTESI
I. ANESTESI LOKAL
1. TUJUAN
1.Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anestetik lokal pada hewan.
2.Mengetahui cara pemberian anestetik lokal.
3.Mengetahui cara kerja anestetik lokal.
4.Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan-perbedaan dalam sifat dan potensi
anestetika lokal.
5.Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetika lokal.
6.Dapat mengaitkan daya kerja anestetika lokal dengan manifestasi gejalakeracunan serta
pendekatan rasional untuk mengatasi keracunan ini.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Anestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi
atau blokade lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsangtransmisi
sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer. Anestetik lokal setelah keluar
dari saraf diikuti oleh pulihnya konduksi saraf secara spontandan lengkap tanpa diikuti oleh
kerusakan struktur saraf.
Anestetik lokal menghilangkan penghantaran saraf ketika digunakan secaralokal pada
jaringan saraf dengan konsentrasi tepat. Bekerja pada sebagian
SistemSaraf Pusat
(SSP) dan setiap serabut saraf. Kerja anestetik lokal pada ujung saraf sensorik tidak spesifik.
Hanya kepekaan berbagai struktur yang dapat
dirangsang berbeda. Serabut saraf motorik mempunyaidiameter yang lebih besar daripadasera
but sensorik. Oleh karena itu, efek anestetika lokal menurun dengan kenaikandiameter
serabut saraf, maka mula-mula serabut saraf sensorik dihambat dan baru pada dosis lebih
besar serabut saraf motorik dihambat.
Sifat anestetik lokal yang ideal, yaitu :
1.Poten dan bersifat sementara (reversibel).2.
Sebaiknya tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen (kebanyakan
anestetik lokal memenuhi syarat ini).3.
Batas keamanan harus lebar, sebab anestetik lokal akan diserap dari tempatsuntikan.4.
Mula kerja harus sesingkat mungkin.5.
Masa kerja harus cukup lama, sehingga cukup waktu untuk melakukantindakan operasi,
tetapi tidak sedemikian lama sampai memperpanjang masa pemulihan.6.
Zat anestetik lokal juga harus larut dalam air, stabil dalam larutan, dan dapatdisterilkan tanpa
mengalami perubahan.7.
Harganya murah.Anestetik lokal dibagi menjadi dua golongan, yaitu :1.
Golongan ester (-COOC-) Kokain, benzokain (amerikain), ametocaine, prokain (nevocaine),
tetrakain (pontocaine), kloroprokain (nesacaine).2.
Golongan amida (-NHCO-) Lidokain (xylocaine,
lignocaine),mepivakain(carbocaine),prilokain (citanest), bupivakain (marcaine),
etidokain(duranest), dibukain (nupercaine),ropivakain (naropin),
levobupivacaine(chirocaine).
Mekanisme Kerja Obat
Obat bekerja pada reseptor spesifik pada saluran natrium (sodium channel),mencegah
peningkatan permeabilitas sel saraf terhadap ion natrium dan kalium,sehingga terjadi
depolarisasi pada selaput saraf dan hasilnya tak terjadi konduksi
saraf. Mekanisme utama aksi anestetik lokal adalah memblokade “voltage
-gated sodium channels”. Membran akson saraf, membran otot jantung, dan badan sel saraf
memiliki potensial istirahat -90 hingga -60 mV. Selama eksitasi, lorong sodiumterbuka, dan
secara cepat berdepolarisasi hingga tercapai potensial equilibriumsodium (+40 mV). Akibat
dari depolarisasi, lorong sodium menutup (inaktif) dan lorong potassium terbuka. Aliran
sebelah luar dari repolarisasi potassiummencapaipotensial equilibrium potassium (kira-kira -
95 mV). Repolarisasimengembalikan lorong sodium ke fase istirahat. Gradient ionic trans
membrandipelihara oleh pompa sodium. Fluks ionic ini sama halnya pada otot jantung,
dananestetik lokal memiliki efek yang sama di dalamjaringan tersebut.
Fungsi sodium channel bisa diganggu oleh beberapa cara. Toksin biologiseperti
batrachotoxin, aconitine, veratridine, dan beberapa venom
kalajengking berikatan pada reseptor diantara lorong dan mencegah inaktivasi. Akibatnya terj
adi pemanjangan influx sodium melalui lorong dan depolarisasi dari potensial istirahat.Tetrod
otoxin (TTX) dan saxitoxin memblok lorong sodium dengan berikatan kepadachanel reseptor
di dekat permukan extracellular. Serabut saraf secara
signifikan berpengaruh terhadap blockade obat anestesi lokal sesuai ukuran dan derajatmielin
isasi saraf. Aplikasi langsung anestetik lokal pada akar saraf, serat B dan Cyang kecil diblok
pertama, diikuti oleh sensasi lainnya, dan fungsi motorik yangterakhir diblok.
Rute pemberian anestetika lokal berhubungan erat dengan efek anestesilokal yang
dihasilkan. Sebagai contoh suatu anestesi lokal yang diberikan
pada permukaan tubuh (topikal) dapat mencapai ujung saraf sensoris dan bekerja
menghambat penghantaran impuls nyeri pada serabut saraf tersebut, sehinggaterjadilah
anestesi permukaan. Anestesi lokal juga dapat diberikan secara injeksi kedalam jaringan
sehingga menyebabkan hilangnya sensasi pada struktur di sekitarnya.Efek yang dihasilkan
disebut anestesi filtrasi.
II. ANESTESI UMUM
1. TUJUAN
1.
Mengenal tahap-tahap manifestasi anestetika umum dan tahap-tahap dari pemulihan dari efek
anestetika umum.
2.
Sanggup mengaitkan tahap-tahap manifetasi anesthesia yang diamati denganstruktur fungsi
tertentu di system saraf yang dipengaruhi pada tahap tersebut
3.
Mampu menganalisa landasan perbedaan anestesi oleh berbagai bahan.
4.
Dapat mengutarakan implikasi-implikasi praktis dari berbagai tahap/tingkatmanifestasi
anesthesia.
5.
Dapat mengutarakan berbagai implikasi praktis dari pramedikasi.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Obat anestesi umum adalah obat atau agen yang dapat menyebabkan terjadinyaefek
anestesia umum yang ditandai dengan penurunan kesadaran secara bertahap karenaadanya
depresi susunan saraf pusat. Menurut rute pemberiannya, anestesi umumdibedakan menjadi
anestesi inhalasi dan intravena. Keduanya berbeda dalam halfarmakodinamik maupun
farmakokinetik.
Tahap-tahap penurunan kesadaran dapat ditentukan dengan pengamatan yangcermat
terhadap tanda-tanda yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan koordinasi pusat
saraf sirkulasi, respirasi, musculoskeletal dan fungsi-fungsi otonom yang lain padawaktu-
waktu tertentu. Beberapa anestetik umum berbeda potensinya berdasarkan
sifatfarmakokinenik dan farmako dinamik yang berbeda pula. Selain itu sifat farmasetika obat
juga mempengaruhi potensi anestesinya. Potensi anestetik yang kuat dapat disertaidengan
potensi depresi sususan saraf pusat yang kuat, sehingga perlu
dilakukan pemantauan yang ketat, untuk menghindari turunnya derajat kesadaran sampai dera
jatkematian.
Eter (dietil eter, zaman dahulu dikenal sebagai sulfuric eter karena diproduksimelalui
reaksi kimia sederhana antara etil alkohol dengan asam sulfat) digunakan pertama kali tahun
1540 oleh Valerius Cordus, botani Prusia berusia 25 tahun. Eter sudahdipakai dalam dunia
kedokteran, namun baru digunakan sebagai agen anestetik padamanusia di tahun 1842, ketika
Crawford W. Long dan William E. Clark menggunakannya pada pasien. Namun penggunaan
ini tidak dipublikasikan. Empat tahunkemudian, di Boston, 16 Oktober 1846, William T. G.
Morton memperkenalkandemostrasi publik penggunaan eter sebagai anestetik umum
(Morgan dan Mikhail, 2002).Eter dapat dimasukkan kedalam derivat alkohol dimana H dari
R-O-[H] digantikan olehgugus R lainnya.
Eter adalah oksida organik yang berstrukur:
[R]-C-O-C-[R]
Eter tidak berwarna, berbau menyengat, cairan yang mudah menguap. Titik didihnya
adalah 36,2°C. Cara pembuatan yang paling umum adalah dengan dehidrasialkohol bersama
asam sulfat. Alkohol (etanol; C2H5OH) ialah suatu molekul kecil, larutdalam air, dan diserap
dengan sempurna dari saluran pencernaan. Uap etanol dapat jugadiserap melalui paru-paru.
Adanya makanan dalam usus memperlambat serapan.Distribusinya cepat, konsentrasi dalam
jaringan lebih kurang sama dengan
konsentrasi plasma. Kadar puncak dalam darah dapat dicapai dalam 30 menit. Lebih 90% alk
oholyang dikonsumsi dioksidasi dalam hati, sisanya dieksresikan dalam paru-paru dan
urin.Seorang dewasa dapat memetabolisme 7-10 gram (0,15-0,22 mmol) alkohol setiap jam.
Alkohol-alkohol lain yang berhubungan dengan etanol digunakan secara luasdalam
pelarut industri dan kadang-kadang menyebabkan keracunan hebat. Metanol(CH3OH); metal
alkohol, alkohol kayu) diperoleh dari distilasi desktruktif kayu. Metanoldigunakan sebagai
bahan penambah bensin, bahan pemanas ruangan, pelarut
industri, pada larutan fotokopi, serta sebagai bahan makanan untuk bakteri yang memproduks
i protein. Metanol paling banyak dijumpai dalam rumah tangga dalam bentuk cairan pembersi
h kaca mobil. Dapat diabsorpsi melalui kulit, saluran pernapasan atau pencernaan dandidistri
busikan ke dalam cairan tubuh. Mekanisme eliminasi utamamethanol di dalam tubuh manusia
ialah dengan oksidasi menjadi formaldehida, asamformat dan CO2
. Metanol juga dapat disingkirkan dengan membuat muntah, dan dalam jumlah kecil
diekskresikan melalui pernapasan, keringat dan urin.
Alkohol polihidrat seperti etilen glikol digunakan sebagai pengubah panas, zatanti
beku, dan sebagai pelarut industri. Karena glikol mempunyai penguapan yangrendah, maka
zat ini menghasilkan sedikit uap yang berbahaya pada temperatur biasa. Namun,
karena digunakan dalam campuran anti beku dan sebagai pengubah panas, dapatdijumpai
dalam bentuk uap atau kabut, pada temperatur tinggi. Etilen glikol tampaknyalebih toksik
untuk manusia dibandingkan dengan spesies hewan lain. Etilen alkoholdimetabolisir oleh
alkohol dehidrogenase menjadi aldehid, asam dan oksalat.
Kloroform pada suhu dan tekanan normal mudah menguap, jernih, tidak
mudahterbakar. Nama lain untuk cloroform adalah trichloromethane dan triklorid metil,
tidak seperti eter, bau chloroform manis tidak menyengat, walaupun uap chloroform
pekatterinhalasi dapat menyababkan iritasi permukaan mukosa yang terkena. Kloroform
adalahanestesi yang lebih efektif daripada nitro. Kloroform dosis tergantung di dalam
tubuhakan dimetabolisme didalam hati. Metabolit kloroform termasuk phosgene, carbene
danchlorine, yang semuanya dapat berkontribusi terhadap aktivitas sitotoksik.
Penggunaan jangka panjang kloroform sebagai anestetik dapat menyebabkan toxaemia. Kerac
uananakut dapat menyebabkan sakit kepala, kejang, perubahan kesadaran,
kelumpuhan,gangguan pernapasan. Dari sistem otonom dapat mengakibatkan pusing, mual
danmuntah. Kloroform juga dapat menyebabkan delayed-onset kerusakan pada hati,
jantungdan ginjal.
3. ALAT DAN BAHAN
a.Alat :
- Stopwatch
-
Alat suntik
-
Jarum oral
-
Gunting
-
Bulu sikat
b.Bahan :
- Larutan Procain HCl
-
NaCl Fisiologis
Hewan yang digunakan :
Kelinci
4. CARA KERJA
1.
Siapkan masing-masing 1 Ekor kelinci untuk setiap kelompok.2.
Potong/cukurlah bulu mata kelinci sebelah kiri dan kanan.3.
Setelah bulu mata kelinci dipotong, selanjutnya teteskan kedalam kantongkonjungtiva mata
kelinci tersebut 0,5 ml NaCl fisiologis sebagai kontrol padamata sebelah kiri kelinci dan 0,5
ml lar. prokain HCl pada mata sebelah kanankelinci.4.
Pada menit ke 10, 20, 30 dan 40 lakukan pengujian efek anastesi pada matakelinci dengan
mencolokkan bulu ijuk sebagai aplikator pada permukaan korneamata kelinci yang telah
ditetesi NaCl fisiologis dan Prokain HCl tadi.5.
Catat berapa kali mata kelinci tersebut merespon (mengedipkan mata) selama 10kali
perlakuan.6.
Tabelkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bahas serta tarik kesimpulannya.
5. HASIL DAN PEMBAHASANA.
HasilB.
PEMBAHASAN
Pada praktikum tanggal 10 Juni 2013 telah dilakukan pengamatan dengantema
tentang anestetik lokal. Secara keseluruhan, kelas ini dibagi menjadi enamkelompok besar di
mana masing-masing kelompok diberikan satu hewan uji untuk melakukan pengamatan. Pada
praktikum ini dilakukan percobaan efek
anestesi permukaan dari suatu obat dengan metode yang sederhana. Percobaan kali inidilakuk
an terhadap hewan uji berupa kelinci, yaitu dengan cara meneteskan larutanobat anestesi dan
larutan kontrol ke dalam kantung konjungtiva pada masing-masingmata kelinci yang berbeda.
Larutan yang digunakan yaitu larutan obat anestesi untuk mata sebelah kanan dan untuk
larutan kontrol diteteskan pada mata sebelah kiri. Obatanestesi yang dipergunakan dalam
praktikum kali ini adalah prokain.
Prokain adalah anestetik lokal yang kuat yang digunakan secara luas
dengan pemberian topikal dan suntikan. Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, b
lok, spinal, epidural. Merupakan obat standard untuk perbandingan potensi dantoksisitas
terhadap jenis obat-obat anestetik lokal yang lain. Diberikan secaraintravena pada manusia
untuk pengobatan aritmia selama anestesi umum, bedah jantung atau induced hypothermia
. Absorbsi berlangsung cepat pada tempatsuntikan, hidrolisis juga cepat oleh enzim plasma
(prokain esterase). Pemberianintravena merupakan kontra indikasi untuk penderita miastenia
gravis karena prokainmenghasilkan derajat blok neuromuskuler. Prokain tidak boleh
diberikan bersama-sama sulfonamide. Larutannya 1-2% kadang-kadang kekuning-kuningan
(amines),namun tidak berbahaya.
Hal pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memotong bulumata kelinci,
baik pada mata sebelah kiri maupun mata sebelah kanannya. Hal inidilakukan agar
mempermudah proses penetesan larutan obat ke dalam kantungkonjungtiva mata kelinci.
Selanjutnya dilakukan pengamatan pengujian efek anestesi pada mata kelinci
dengan mencolokkan bulu ijuk sebagai aplikator pada permukaankornea mata kelinci yang
telah ditetesi NaCl fisiologis dan Prokain HCl tadi.Pengamatan ini dilakukan pada menit ke
10, 20, 30 dan 40 terhitung
setelah pemberian obat. Hasil pengamatan ini lalu dicatat/ditabelkan untuk selanjutnyadibaha
s efek-efek saja yang dihasilkan atau dapat dilihat dari percobaan ini secarakeseluruhan jika
dibandingkan dengan hasil kontrol.
Berdasarkan jumlah sensasi dari setiap stimulus pada data pengamatandiatas, dapat
dilihat bahwa rata-rata pada semua mata kelinci yang diberi denganlarutan NaCl fisiologis
dapat merasakan setiap stimulus dengan baik. Artinya korneamata kelinci masih mampu
berkedip atau memberikan respons yang positif terhadapaplikator. Hal ini mungkin
dikarenakan NaCl fisiologis yang hanya bersifat sebagailarutan kontrol, sehingga tidak
memberikan efek yang spesifik terhadap pengujianini. Sedangkan pada mata kelinci yang
diteteskan larutan anestesi prokain HClcenderung tidak bisa merasakan stimulus yang
diberikan dengan baik. Misalnya padakelinci kelompok 1, di menit ke 20 mata sebelah kanan
kelinci yang diberi prokainHCl hanya memberikan sensasi yaitu dengan 7 kali kedipan mata
dari 10 kali percobaaan aplikator ke kornea mata kelinci tersebut. Hal ini terjadi
karena prokainmerupakan obat anestetika lokal yang bekerja menghambat penghantaran
impuls saraf, sehingga menyebabkan hilangnya sensasi panas, dingin, sentuh dan nyeri
tanpamenghilangkan kesadaran umum.
Sama halnya dengan kelompok-kelompok yang lain yang diberi
prokain jumlah sensasi dari setiap stimulus kurang lebih sama jumlahnya. Namun ada juga be
berapa kelompok yang bahkan mata kelincinya tidak memberikan sensasi kedipansama
sekali. Yaitu pada kelompok 5, di mana pada menit ke-10 dan menit ke-20mata kelinci yang
telah diberi prokain tadi tidak memberikan respon kedipan samasekali dengan aplikator yang
diberikan. Hal ini terjadi kemungkinan karena struktur kornea mata kelinci pada kelompok 5
yang lebih tebal dikarenakan juga ukurankelinci pada kelompok mereka yang jauh lebih besar
dibandingkan dengankelompok-kelompok yang lain, sehingga reseptor-reseptor penerima
stimulus yangterdapat pada bagian selaput korneumnya tidak dapat terlalu peka/aktif
dalammenerima rangsangan atau stimulus-stimulus dari luar.
Prokain yang merupakan obat anestetika lokal memberikan efek terhadapkulit dengan
membuat terhambatnya penghantaran impuls saraf dengan kontak langsung yang dilakukan
dengan memberikan stimulus berupa sensasi nyeri, sensasisentuh, sensasi dingin dan sensasi
panas. Dengan cara kerja prokain yang mampumenutup permukaan/lapisan kulit atau
membrane sehingga stimulus yang diterimasedikit dibandingkan stimulus yang diterima oleh
kornea mata yang hanya diberioleh larutan NaCl fisiologis sebagai kontrol, karena NaCl tidak
berfungsi sebagaianestetika lokal sehingga tidak akan menghambat penghantaran impuls
saraf.
Menurut literatur, prokain memiliki efek anestesi lokal yang bekerjamenghambat
penghantaran impuls saraf menyebabkan hilangnya sensasi
sentuh, panas, dingin dan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran umum. Berdasarkan data pen
gamatan diatas dapat disimpulkan bahwa kepekaan pada mata kelinci sebelah kirilebih besar
dibandingkan mata kelinci yang sebelah kanan. Karena pada mata kelinciyang sebelah
akankanan diolesi dengan lidokain suatu obat anestetika lokal yang bisamenghambat
penghantaran impuls saraf dari setiap stimulus yang diberikan. Selain itu, menurut literatur
memiliki onset dan durasi yang pendek. Onset yaitu waktu darisaat pemberian obat sampai
dengan muncul efek. Sedangkan durasi yaitu waktu darisaat munculnya efek sampai dengan
efek hilang.
Seperti diketahui bahwa untuk konduksi impuls saraf diperlukan ion natriumuntuk
menghasilkan potensial aksi saraf. Efek samping prokain biasanya berkaitandengan efeknya
terhadap SSP, misalnya mengantuk, pusing, parestesia, kedutan otot,gangguan mental, koma
dan bangkitan. Mungkin sekali metabolit prokain berperandalam timbulnya efek samping ini.
Prokain dalam dosis berlebihan dapatmenyebabkan kematian akibat fibrilasi ventrikel,
atau oleh henti jantung.
6. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
Obat anestetika lokal menghambat penghantaran impuls saraf ketika digunakansecara lokal
pada jaringan saraf dengan konsentrasi tepat.
Lidokain yang merupakan salah satu obat anestesi lokal golongan amidamempunyai onset
dan durasi yang pendek.
Kepekaan lengan kanan yang diolesi lidokain lebih besar dibandingkan denganlengan kiri
yang diolesi air.
Anestesi umum memiliki empat stadium, yaitu stadium analgesia, delirium(eksitasi),
pembedahan, dan paralisis medula oblongata.
Pada eter dari stadium eksitasi ke stadium anestesi membutuhkan waktu yanglama karena
jenis anestesi umum ini akan efektif apabila digunakan melaluiintravena.
Alkohol dapat efektif apabila penggunaannya melalui jalur oral
7. JAWABAN PERTANYAAN-PERTANYAAAN
1.Bahas secara singkat penggolongan kimia dari anastetika lokal
Jawaban:
Struktur dasar anstetika local pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus-
amino hidrofil (sekunder atau tersier) yangdihubungkan oleh suatu ikatan ester (alcohol) atau
amida dengan suatugugus-aromatis lipofil. Semakin panjang gugus alkoholnya, semakin
besar daya kerja anastetiknya, tetapi toksisitasnya juga meningkat.Anastetika local dapat
digolongkan secara kimiawi dalam beberapakelompok sbb:
a.Senyawa-ester : kokain dan ester-PABA (benzokain, prokain,oksibuprokain, tetrakain)
b.Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain, bupivakain,dan cinchokain
c.Lainnya : fenol, benzialkohol dan etilklorida Semua obat tersebutdi atas adalah sintetris
kecuali kokain yang alamiah.
2.Bahas cara pemberiannya dan jenis anastetika yang bisa dicapaidengannya
Jawaban:
a.Secara ParenatalAnastetika local seering kali digunakan pada pembedahan untuk mana
anastesia umum tidak perlu atau tidak diinginkan. Jenisanatesia local yang paling banyak
digunakan sebagai suntikanadalah sbb :
Anastesia Infiltrasi
Anastesia Konduksi
Anastesia Spinal (intrathecal)
Anastesia epidural
Anatesia Permukaan
b.Cara penggunaan lain secara oral
Anastetika local digunakan sebagai larutan untuk nyeri di mulutatau tablet isap (sakit
tenggorok) juga dalam bentuk tetes-matauntuk mengukur tekanan intraokuler atau
mengeluarkan bendaasing, begitu pula sebagai salep untuk gatal-gatal atau nyeri
luka bakar dan dalam pil-taruh anti-wasir. Senyawa ester seringmenimbulkan reaksi alergi
kulit, maka sebaiknya dugunakan suatusenyawa-amida yang lebih jarang
mengakibatkan hipersensitasi.
c.Topikal
Anestesi lokal diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda padamembran mukosa yang
berbeda. Pada mukosa trakea, absorpsiyang terjadi hampir sama dengan pada pemberian
secaraintravena. Pada mukosa faring, absorpsi lebih lambat dan padamukosa esofagus dan
kandung kemih, absorpsi lebih lambat dariaplikasi topikal di faring.
3.Apakah setiap anastetika lokal dapat dipakai sebagai anastetika permukaan? Jelaskan.
Jawaban:
Anestetik permukaan, digunakan secara local untu melawanrasa nyeri dan gatal, misalnya
larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk
mengukur tekana okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep
untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria
untuk penderita ambient/ wasir. Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-
impuls syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) padakegunaan lokal dengan demikian dapat
menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.
4.Bahas mekanisme kerja dan penerapannya dalam bidang anastesi
Jawaban:
Anatetika local mengakibatkan kehilangan rasa dengan
jalan beberapa cara. Misalnya dengan jalan menghindarkan untuk sementara pembentukan da
n transmisi impuls melalui sel saraf ujungnya. Pusat mekanisme kerjanya terletak di
membrane sel. Seperti juga alcohol
dan barbital, anastetika local menghambat penerusan impuls dengan jalanmenurunkan
permeabilitas membrane sel saraf untuk ion-natrium,
yang perlu bagi fungsi saraf yang layak. Hal ini disebabkan adanya persaingandengan ion-
kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-salurannatrium di membrane neuron. Pada
waktu bersamaan, akibat turunnya lajudepolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan
listrik lambat launmeningkat, sehingga akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat
secarareversible.
5.Diantara anastetika lokal yang digunakan pada percobaan ini, mana yanglebih potensial?
Terangkan.
Jawaban:
Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal,epidural, merupakan obat
standart untuk perbandingan potensi dantoksisitas terhadap jenis obat-obat anestetik local
lain. Sediaan suntik prokain terdapat dalam kadar 1-
2% dengan atau tanpa epinefrin untuk anesthesia infiltrasi dan blockade saraf dan 5-20%
untuk anestesispinal.sedangkan larutan 0,1-0,2 % dalam garam faali disediakan untuk infuse
IV. Untuk anestesi kaudal yang terus menerus, dosis awal ialah 30mlnlarutan prokain 1,5%.
6.Keburukan apa yang timbul bila permukaan kornea dianastesi untuk periode waktu yang
lama dan apa alasannya.
Jawaban:
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan korneaakibat kematian jaringan kornea,
yang ditandai dengan adanya infiltratsupuratif disertai defek kornea bergaung, dan
diskontinuitas jaringankornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Di Amerika
insidenulkus kornea bergantung pada penyebabnya. Insidensi ulkus kornea tahun1993 adalah
5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia,
sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian l
ensa kontak, dan kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya. Walaupun infeksi jamur
pada kornea sudah dilaporkan padatahun 1879 tetapi baru mulai periode 1950 keratomikosis
diperhatikan.Banyak laporan menyebutkan peningkatan angka kejadian ini sejalandengan
peningkatan penggunaan kortikosteroid topikal, penggunaan obatimunosupresif dan lensa
kontak. Mortalitas atau morbiditas tergantungdari komplikasi dari ulkus kornea seperti parut
kornea, kelainan refraksi,neovaskularisasi dan kebutaan. Berdasarkan kepustakaan di USA,
laki-lakilebih banyak menderita ulkus kornea, yaitu sebanyak 71%, begitu jugadengan
penelitian yang dilakukan di India Utara ditemukan 61% laki-laki.Hal ini mungkin
disebabkan karena banyaknya kegiatan kaum laki-lakisehari-hari sehingga meningkatkan
resiko terjadinya trauma termasuk trauma kornea.
DAFTAR PUSTAKA
-Anief, Mohammad. 1993. Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan
.Yogyakarta : UGM Press.
-Ganiswarna, Sulistia G. 1995. Anestesi Umum. Dalam: Farmakologi danTerapi. EdisiIV.
Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI. Hal : 116.
-Goodman dan Gilman. 2008. Anastetik Umum.Dasar Farmakologi Terapi.Jakarta:EGC.
-Katzung, Bertram. 1997. Alkohol. Dalam: Farmakologi Dasar dan Terapi. Edisi VI.Jakarta:
EGC. Hal : 69, 76-7.
-Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat edisiV . Bandung: ITB
-Pearce, Evelyn. 2009.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT.
GramediaPustaka Utama.
-Robert. 1981.Pedoman Pengobatan. Yayasan Essentia Medica.
-Woodley, Michele. 1995. Pedoman Pengobatan. Yogyakarta.