anestesi ketamin
DESCRIPTION
Referat DM AnestesiTRANSCRIPT
Ketamin
Ketamin yang telah digunakan sejak 1970 merupakan derivat phencyclidine
nonbarbiturat dengan sifat sedatif, hipnotik, analgesik dan amnestik yang ampuh. Khasiat
analgesia somatik sangat baik tetapi untuk analgesia visceral kurang. Dalam keadaan tidak
sadar, penderita dapat bergerak-gerak tanpa tujuan, membuka mata, nystagmus atau bersuara.
Ketamin tdak menyebabkan relaksasi otot yang menyebabkan tonus otot meningkat sehingga
baik untuk pembedahan seperfisial yang tidak memerlukan relaksasi.
Ketamin bekerja sebagai non-kompetitif antagonis NMDA reseptor. Ketamin sering
disebut sebagai agen dissosiatif karena ketamin menyebabkan pemisahan secara fungsional
dan secara elektrofisiogis antara thalamoneocortical dan area limbik di otak. Pada 15%
penderita terjadi “emergence reaction” pada waktu mulai sadar kembali berupa reaksi
gelisah, mimpi yang tidak menyenangkan atau halusinasi. Reaksi tersebut dapat dikurangi
dengan pemberian diazepam atau midazolam.
Pemberian ketamin dapat menyebabkan kenaikan tekanan intra kranial sehingga tidak
digunakan pada pasien trauma kepala, contusion cerebri, atau penderita dengan kenaikan
tekanan intra kranial yang meninggi. Jika terjadi konvulsi pada waktu anesthesia, dapat
diberikan diazepam intra vena.
Ketamin dapat diberikan secara intramuskuler, intravena (bolus) atau drip (per-infus).
Dosis intramuskuler diberikan 8-13 mg/kgBB, mulai bekerja dalam waktu 5-10 menit dan
lama kerjanya kurang lebih selama 30 menit. Dosis intravena diberikan 1-2 mg/kgBB, mulai
bekerja dalam waktu 30 detik dan lama kerjanya kurang lebih selama 5-10 menit. Dosis dapat
diperkecil dengan pemberian secara drp (dalam infuse), yaitu 2-4mg/kgBB/jam. Keuntungan
ketamin dapat diberikan secara intramuskuler adalah dapat diberikan pada anak-anak yang
tidak kooperatif dan tidak mungkin dipasang infuse sebelumnya atau anak yang menolak
penggunaan masker untuk inhalasi anestesi pada waktu induksi.
Ketamin
Ketamin merupakan obat anestesi yang dapat digunakan sebagai induksi dan
“maintenance” serta merupakan obat anestesi yang dapat diberikan secara intramuskuler,
intravena (bolus) atau drip (per-infus) yang memiliki sifat sedatif, hipnotik, analgesik dan
amnestik yang ampuh. Dosis intramuskuler diberikan 8-13 mg/kgBB, mulai bekerja dalam
waktu 5-10 menit dan lama kerjanya kurang lebih selama 30 menit. Dosis intravena diberikan
1-2 mg/kgBB, mulai bekerja dalam waktu 30 detik dan lama kerjanya kurang lebih selama 5-
10 menit. Dosis dapat diperkecil dengan pemberian secara drp (dalam infuse), yaitu
2-4mg/kgBB/jam.
Ketamin sering disebut sebagai agen dissosiatif karena ketamin menyebabkan
pemisahan secara fungsional dan secara elektrofisiogis antara thalamoneocortical dan area
limbik di otak. Pada 15% penderita terjadi “emergence reaction” pada waktu mulai sadar
kembali berupa reaksi gelisah, mimpi yang tidak menyenangkan atau halusinasi. Reaksi
tersebut dapat dikurangi dengan pemberian diazepam atau midazolam. Ketamin bekerja
sebagai non-kompetitif antagonis NMDA reseptor.
Dalam keadaan tidak sadar, penderita dapat bergerak-gerak tanpa tujuan, membuka
mata, nystagmus atau bersuara.Ketamin memiliki khasiat analgesia somatik sangat baik tetapi
untuk analgesia visceral kurang. Ketamin tdak menyebabkan relaksasi otot yang
menyebabkan tonus otot meningkat sehingga baik untuk pembedahan seperfisial yang tidak
memerlukan relaksasi.
Pemberian ketamin tidak digunakan pada pasien trauma kepala, contusion cerebri,
atau penderita dengan kenaikan tekanan intra kranial yang meninggi karena dapat
menyebabkan kenaikan tekanan intra kranial. Jika terjadi konvulsi pada waktu anesthesia,
dapat diberikan diazepam intra vena.