anestesi

37
BAB 1 PENDAHULUAN Pembedahan mata merupakan tindakan yang unik dan menantang bagi ahli anestesi, termasuk regulasi tekanan intraokuler, pencegahan reflex okulokardiak dan penanganan akibatnya, mengontrol perluasan gas intraokuler dan dibutuhkan untuk mengerjakan kemungkinan efek sistemik obat-obat mata. Pengetahuan tentang mekanisme dan penanganan masalah tersebut dapat mempengaruhi hasil pembedahan. Bagian ini juga mempertimbangkan teknik khusus dari anestesi umum dan regional dalam bedah mata. Mata dapat dianggap sebagai bola hampa dengan dinding yang kaku. Jika isi dari bola mata meningkat, tekanan intraokuler ( normal 12 – 20 mmHg) akan naik. Sebagai contoh, glaukoma disebabkan oleh sumbatan aliran humor aquos. Ada berbagai efek obat-obat anestesi pada tekanan intraokuler. Anestesi inhalasi menurunkan tekanan intraokuler yang proporsional sesuai dalamnya anestesi. Anestesi intravena juga dapat menurunkan tekanan intraokuler. Mungkin pengecualian adalah ketamin, yang dapat menaikkan tekanan darah arteri dan tidak menyebabkan relaksasi otot ekstraokuler. Banyak operasi mata, seperti ekstraksi katarak, transplantasi kornea, trabekulektomi, vitrektomi,

Upload: astrirahma

Post on 04-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pembedahan mata merupakan tindakan yang unik dan menantang bagi ahli anestesi, termasuk regulasi tekanan intraokuler, pencegahan reflex okulokardiak dan penanganan akibatnya, mengontrol perluasan gas intraokuler dan dibutuhkan untuk mengerjakan kemungkinan efek sistemik obat-obat mata. Pengetahuan tentang mekanisme dan penanganan masalah tersebut dapat mempengaruhi hasil pembedahan. Bagian ini juga mempertimbangkan teknik khusus dari anestesi umum dan regional dalam bedah mata.

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUANPembedahan mata merupakan tindakan yang unik dan menantang bagi ahli anestesi, termasuk regulasi tekanan intraokuler, pencegahan reflex okulokardiak dan penanganan akibatnya, mengontrol perluasan gas intraokuler dan dibutuhkan untuk mengerjakan kemungkinan efek sistemik obat-obat mata. Pengetahuan tentang mekanisme dan penanganan masalah tersebut dapat mempengaruhi hasil pembedahan. Bagian ini juga mempertimbangkan teknik khusus dari anestesi umum dan regional dalam bedah mata.Mata dapat dianggap sebagai bola hampa dengan dinding yang kaku. Jika isi dari bola mata meningkat, tekanan intraokuler ( normal 12 20 mmHg) akan naik. Sebagai contoh, glaukoma disebabkan oleh sumbatan aliran humor aquos. Ada berbagai efek obat-obat anestesi pada tekanan intraokuler. Anestesi inhalasi menurunkan tekanan intraokuler yang proporsional sesuai dalamnya anestesi. Anestesi intravena juga dapat menurunkan tekanan intraokuler. Mungkin pengecualian adalah ketamin, yang dapat menaikkan tekanan darah arteri dan tidak menyebabkan relaksasi otot ekstraokuler.Banyak operasi mata, seperti ekstraksi katarak, transplantasi kornea, trabekulektomi, vitrektomi, ataupun pembedahan perlengketan retina dapat dilaksanakan dengan benar dengan anestesi regional dan sedasi ringan.Manajemen anestesi berperan penting dalam berhasil atau tidaknya pembedahan mata. Anestesi umum merupakan tehnik yang paling banyak dilakukan pada berbagai macam prosedur pembedahan. Anestesi umum adalah menghilangkan rasa sakit seluruh tubuh secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversible. Perbedaan dengan anestesi lokal antara lain, pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit setempat sedangkan pada anestesi umum seluruh tubuh. Pada anestesi lokal yang terpengaruh saraf perifer, sedangkan pada anestesi umum yang terpengaruh saraf pusat dan pada anestesi lokal terjadi kehilangan kesadaran. Trias anestesia terdiri dari analgesia, hipnotik dan relaksasi. Tahap awal dari anestesi umum adalah induksi.

Induksi anestesi merupakan peralihan dari keadaan sadar dengan refleks perlindungan masih utuh sampai dengan hilangnya kesadaran (ditandai dengan hilangnya reflek bulu mata) akibat pemberian obatobat anestesi.Perhatian utama pada anestesi umum adalah keamanan dan keselamatan pasien, dan salah satu faktor penentunya adalah kestabilan hemodinamik selama tindakan induksi dilakukan, hal ini dapat dicapai apabila obat anestesi tersebut dapat memberikan level anestesi yang adekuat untuk pembedahan tanpa menimbulkan depresi yang serius terhadap fungsi hemodinamik.

BAB 2ASSESMENT MEDIS

Identitas penderitaNama

: DJWUmur

: 65 tahunJenis kelamin: Laki-lakiRuang

: R3BNo. CM: C523721Tgl Operasi: 25 Mei 2015AnamnesisA. Keluhan utama:

Mata kiri kaburB. Riwayat penyakit sekarang :Mata kiri kabur sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, mata merah, terasa kemeng dan mengganjal.C. Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat operasi katarak mata kiri 24 Maret 2015

Riwayat hipertensi (-)

Riwayat diabetes mellitus (-)Anamnesis yang berkaitan dengan anestesi:

Batuk (-), pilek (-), demam (-) , sesak (-)Riwayat alergi obat dan makanan : tidak adaRiwayat kejang

: tidak ada

Riwayat asma

: tidak ada

Riwayat operasi sebelumnya

: operasi katarak mata kiriPemeriksaan fisikKeadaan umum: baikKesadaran

: komposmentis

TV

: TD: 132/88mmHgT: afebris

N: 92x/menit

RR: 12 x /menit

BB

: 65 kg

ASA

: IIKepala

: mesosefal

Mata

: konjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-

Telinga

: discharge (-/-)

Hidung

: discharge (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut

: sianosis (-), perdarahan gusi (-), Mallampati I

Tenggorok

: T1-1, faring hiperemis (-)

Leher

: pembesaran nnll (-), deviasi trachea (-)

THORAX

Cor

: Inspeksi: ictus cordis tak tampak

Palpasi: ictus cordis di SIC V, 2 cm medial LMCS

Perkusi: konfigurasi jantung dalam batas normal

Auskultasi: BJ I-II normal, bising (-), gallop (-)

Pulmo

: Inspeksi: simetris, statis, dinamis

Palpasi: stem fremitus kanan = kiri

Perkusi: sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi: suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

Abdomen

: Inspeksi: datar

Auskultasi: bising usus (+) normal

Palpasi: supel, hepar dan lien tak terabaPerkusi: timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)

Ekstremitas: Akral dingin

-/-

-/-

Edema

-/-

-/-

Sianosis

-/-

-/-

Capillary refill