anemia dan kardiomegali.pdf

Upload: dhiemaazth-ciccouo-dkillszth

Post on 01-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    1/14

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Anemia

     Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi

    hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin.11,12 

    Poplack dan Varat menyatakan, bahwa anemia ditegakkan bila konsentrasi

    Hb di bawah persentil tiga sesuai usia dan jenis kelamin berdasarkan

    populasi normal.13,14

      Diagnosis anemia ditegakkan berdasarkan temuan

    anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium yang dapat mendukung

    sehubungan dengan gejala klinis yang sering tidak khas.15 Klasifikasi anemia

    pada anak menurut World Health Organisation  (WHO) tahun 2006 adalah

    berdasarkan usia (Tabel 2.1).1 Berdasarkan derajat dari anemia maka WHO

    dan National Cancer Institute  (NCI) mengklasifikasikan anemia menjadi 4

    kelompok, yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.2.

    16

     

    Tabel 2.1. Konsentrasi hemoglobin pada anak menurut WHO1

    Usia Hemoglobin (g/dL)

    6 bulan - < 5 tahun

    > 5 tahun - 14 tahun

    < 11

    < 12

    Suatu anemia berat yang kronis dikatakan bila konsentrasi Hb ≤ 7 g/dL

    selama 3 bulan berturut-turut atau lebih.9  Anemia berat dapat bersifat akut

    dan kronis. Anemia kronis dapat disebabkan oleh anemia defisiensi besi

    4

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    2/14

    5

    (ADB), sickle cell anemia  (SCA), talasemia, spherocytosis, anemia aplastik

    dan leukemia.

    2,9,11

      Anemia berat kronis juga dapat dijumpai pada infeksi

    kronis seperti tuberkulosis (TBC) atau infeksi parasit yang lama, seperti

    malaria, cacing dan lainnya.11

    Tabel 2.2. Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI16

    Derajat WHO NCI

    Derajat 0 (nilai normal)

    Derajat 1 (ringan)

    Derajat 2 (sedang)

    Derajat 3 (berat)

    Derajat 4 (mengancam jiwa)

    > 11.0 g/dL

    9.5 - 10.9 g/dL

    8.0 - 9.4 g/dL

    6.5 - 7.9 g/dL

    < 6.5 g/dL

    Perempuan 12.0 - 16.0 g/dLLaki-laki 14.0 - 18.0 g/dL

    10.0 g/dL - nilai normal

    8.0 - 10.0 g/dL

    6.5 - 7.9 g/dL

    < 6.5 g/dL

     Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan kelainan hematologi yang

    paling sering dijumpai pada bayi dan anak.15 Hal ini didukung oleh penelitian

    di Indonesia, bahwa anemia yang sering ditemukan sama dengan negara

    berkembang lainnya yakni anemia oleh karena kekurangan gizi yaitu zat

    besi.8 

    Selain dibutuhkan untuk pembentukan Hb yang berperan dalam

    penyimpanan dan pengangkutan oksigen, zat besi juga terdapat dalam

    beberapa enzim yang berperan dalam metabolisme oksidatif, sintesis DNA,

    neurotransmiter dan proses katabolisme yang dalam bekerjanya

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    3/14

    6

    membutuhkan ion besi. Dengan demikian, kekurangan besi mempunyai

    dampak yang merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak,

    menurunkan daya tahan tubuh, menurunkan konsentrasi belajar dan

    mengurangi aktivitas kerja.12,15

    Pada anemia yang terjadi secara akut, penderita sering mengalami

    perburukan yang tiba-tiba seperti pada krisis aplastik ataupun perdarahan.

    Sedangkan pada anemia kronis, perburukan dijumpai bila telah terjadi

    disfungsi sistem organ tubuh, salah satunya disfungsi jantung.2,9,12

    2.2. Perubahan Kardiovaskular akibat Anemia

    Pembesaran jantung pada penderita anemia telah ditemukan sejak satu

    abad yang lalu.17 Penelitian pada 51 penderita anemia akibat ankilostomiasis

    dengan kadar Hb berkisar antara 1.5 hingga 6.5 g/dL, yang dialami selama 4

    bulan berturut-turut, menemukan bahwa 80% diantaranya mengalami

    pembesaran jantung. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa stroke volume 

    lebih dekat hubungannya terhadap cardiac output   dibandingkan takikardia

    dan peningkatan aliran darah.18 Studi lainnya memperlihatkan adanya

    peningkatan cardiac output  bila kadar Hb < 7 g/dL.17-23

    Penelitian pada 36 anak penderita  SCA berusia 2 hingga 17 tahun

    dengan kadar Hb antara 3.6 hingga 10.8 g/dL, mendapatkan 32 anak

    mengalami pembesaran jantung.24 Penelitian yang dilakukan pada ADB

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    4/14

    7

    dengan Hb < 6 gr/dL mendapatkan penderita anemia berat mengalami

    peningkatan indeks jantung yang bermakna.

    9,25,26

     

    Proses penghantaran oksigen ke organ atau jaringan dipengaruhi oleh

    tiga faktor, yaitu 1) faktor hemodinamik berupa cardiac output   serta

    distribusinya, 2) kemampuan pengangkutan oksigen dalam darah yaitu

    konsentrasi Hb, dan 3) oxygen extraction  yaitu perbedaan saturasi oksigen

    antara darah arteri dan vena.27-30

      Kapasitas penghantaran oksigen akan

    menurun bila kadar Hb < 7 g/dL.11,12 

    Prinsip Fick menyatakan bahwa cardiac output sebanding dengan

    konsumsi oksigen oleh jaringan dan berbanding terbalik dengan perbedaan

    kandungan oksigen antara arteriovenus. Kadar Hb merupakan faktor penentu

    dari perbedaan kandungan oksigen arteriovenus. Pada saat kadar Hb

    rendah, cardiac output  akan meningkat untuk mencukupi kebutuhan oksigen

     jaringan. Cardiac output   tergantung pada kapasitas fungsional jantung. 

    Rentang normal dari cardiac output   bervariasi sesuai dengan berat badan

    pasien, sehingga cardiac index lebih sering digunakan. Cardiac index adalah

    cardiac output   dibagi dengan luas permukaan tubuh pasien (nilai normal

    cardiac index adalah 2.6 – 4.2 L/menit/m2).7 

     Anemia akan menginduksi terjadinya mekanisme kompensasi

    terhadap penurunan konsentrasi Hb. Mekanisme kompensasi ini bersifat

    hemodinamik dan nonhemodinamik. Mekanisme kompensasi hemodinamik

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    5/14

    8

    bersifat kompleks, yang meliputi 1) penurunan afterload   akibat penurunan

    resistensi vaskular, 2) peningkatan preload  akibat peningkatan venous return

    dan 3) peningkatan fungsi ventrikel kiri akibat peningkatan aktivitas simpatis

    dan faktor-faktor inotropik. Kombinasi ketiganya akan meningkatkan kerja

     jantung pada anemia kronis.7,27-30 

    Hukum Frank-Starling menyatakan, energi kontraksi sebanding

    dengan panjang awal serat otot jantung. Sehingga dengan diregangnya otot,

    timbul peningkatan tegangan sampai maksimal dan kemudian menurun

    dengan makin bertambahnya regangan. Pada keadaan fisiologis semakin

    besar volume ventrikel selama diastolik, semakin teregang serat jantung

    sebelum stimulasi, dan akan semakin besar pula kekuatan kontraksi

    berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa, peningkatan ventricular output  

    berhubungan dengan  preload (peregangan serat-serat miokardium sebelum

    kontraksi).  Cardiac output   dipengaruhi oleh stroke volume  dan frekuensi

     jantung. Ventricular   stroke volume  dipengaruhi oleh  preload , afterload   dan

    kontraktilitas miokardium. Stroke volume akan meningkat bila terjadi

    peningkatan  preload , penurunan afterload , atau peningkatan kontraktilitas.

    Hukum Frank-Starling secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 2.1.7 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    6/14

     

     Afterload Kontraktilitas Preload

    Tahanan arteri

    Pemendekan seratmiokardium

    Ukuran ventrikel kiri

    Resistensi perifer Cardiac output 

    Stroke volumeFrekuensi jantung

      Peningkatan

    Penurunan

    9

    Gambar 2.1. Interaksi antara komponen yang mengatur curah jantung dantekanan arteri7 

    Kompensasi nonhemodinamik terhadap anemia akan berperan pada

    saat kadar Hb < 10 g/dL. Kompensasi ini berupa peningkatan produksi

    eritropoetin untuk merangsang eritropoesis dan peningkatan oxygen

    extraction.27-30 Bukti terkini membuktikan bahwa kadar Hb > 12g/dL, dianggap

    paling optimal untuk mempertahankan kesehatan jantung dan kualitas hidup,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    7/14

    10

    khususnya pada pasien yang sebelumnya tidak menunjukkan gejala klinis

    adanya penyakit jantung.

    8

     

    Manifestasi klinis pada pasien dengan anemia berat kronis akan

    terlihat jelas bila pasien mengalami gagal jantung kongestif. Pasien biasanya

    mengalami pucat, bisa terlihat kuning, denyut jantung saat istirahat cepat,

    prekordial aktif dan dapat terdengar desah sistolik.  2,7

    Setiap penurunan konsentrasi Hb sebesar 1 g/dL akan meningkatkan

    risiko terjadinya dilatasi ventrikel kiri, disfungsi sistolik, gagal jantung

    kongestif, kejadian gagal jantung berulang dan kematian.31  Suatu kohort

    prospektif mendapatkan bahwa waktu median yang diperlukan disfungsi

    ventrikel untuk berkembang menjadi gagal jantung adalah 19 bulan. Lamanya

    waktu median penderita dengan disfungsi ventrikel untuk bertahan hidup

    adalah 38 bulan. Anemia yang terjadi dalam jangka panjang dapat

    menyebabkan pembesaran ventrikel kiri maladaptif, dekompensasi jantung,

    gagal jantung serta kematian.32

    Suatu penelitian mengenai perubahan hemodinamik pada anemia

    berat dengan konsentrasi Hb < 6.5 g/dL yang dialami selama minimal 4

    bulan, menunjukkan terjadinya perbaikan hemodinamik setelah koreksi dari

    anemia.33 Pada tahun 1927, telah dilaporkan seorang penderita infeksi cacing

    tambang dengan Hb 2.9 g/dL yang memiliki rasio jantung toraks (RJT)

    sebesar 62%. Ukuran jantung kembali normal dengan RJT 49% ketika Hb

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    8/14

    11

    meningkat menjadi 14.6 g/dL.27  Pada tahun 1931, dilakukan penelitian

    pertama dengan bantuan roentgenogram  memperlihatkan hilangnya

    pembesaran jantung dengan perbaikan anemia.34

    2.3. Hubungan Perubahan Fungsi Sistolik dan Dilatasi Ventrikel Kiri

    dengan Ekokardiografi pada Anemia Berat Kronis

    Pada keadaan anemia, jantung akan meningkatkan venous return  untuk

    memenuhi kebutuhan oksigen jaringan.30 Maka sesuai mekanisme Frank-

    Starling, jantung akan meningkatkan stroke volume, sehingga dapat terjadi

    hipertrofi ventrikel kiri,  dengan miofibril jantung yang memanjang serta

    dilatasi dari ventrikel kiri. Ventricular end-diastolic volume (atau end-diastolic

     pressure) sering digunakan sebagai representasi  preload. End-diastolic

    volume dipengaruhi oleh compliance ruang jantung. Ventricular end-systolic

    volume  tergantung pada afterload dan kontraktilitas.7,8,35  Hal ini dapat

    diterangkan dengan lebih jelas dalam kurva Frank-Starling (Gambar 2.1).36

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    9/14

    12

    Gambar 2.2. Kurva Frank – Starling36 

    Ekokardiografi dapat memberikan pencitraan yang cepat, akurat dan

    bersifat non invasif untuk menilai struktur dan fungsi jantung. Dilatasi dari

    ventrikel kiri sering dijumpai pada keadaan kelebihan cairan (volume

    overload ) yang mendasari terjadinya anemia. Sedangkan kelebihan tekanan

    ( pressure overload ) akan menyebabkan peningkatan massa ventrikel kiri.10,37 

    Laplace menyatakan bahwa tahanan dinding jantung berbanding lurus

    dengan radius dinding, serta berbanding terbalik dengan ketebalan dinding.

    Hal ini merupakan respon fisiologis terhadap kelebihan cairan dengan dilatasi

    ventrikel kiri.7 Akibatnya akan terjadi dilatasi ventrikel terutama peningkatan

    tekanan dinding jantung, yang mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen

    dan percepatan kerusakan miosit. Pada tahap ini terjadi dilatasi progresif dari

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    10/14

    13

    dinding ventrikel kiri menebal yang disebut eccentric hipertrofi. Hipertrofi ini

    merupakan mekanisme adaptasi untuk melindungi jantung dari peningkatan

    tahanan dinding jantung.31,32,35,38 

    Data longitudinal menunjukkan bahwa risiko dari penyakit jantung

    iskemik, gagal jantung, dan kematian meningkatkan secara progresif. Risiko

    terendah dijumpai pada pasien dengan hipertrofi konsentrik ventrikel kiri.

    Risiko medium dijumpai pada pasien dengan dilatasi ventrikel kiri dengan

    fungsi sistolik yang intak, dan risiko tinggi dijumpai pada pasien dengan

    disfungsi sistolik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa anemia sebagai

    predisposisi terjadinya dilatasi ventrikel kiri dengan kompensasi hipertrofi

    yang dapat mengakibatkan disfungsi sistolik.21 

    Gagal jantung merupakan komplikasi serius dari anemia. Etiologi dari

    gagal jantung secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu 1)

    kegagalan kontraktilitas, 2) peningkatan afterload , atau 3) kegagalan

    pengisian ventrikel. Gagal jantung yang disebabkan oleh abnormalitas

    pengosongan ventrikel, baik yang disebabkan oleh kegagalan kontraktilitas

    atau afterload  yang berlebihan disebut sebagai disfungsi sistolik. Sedangkan

    gagal jantung yang disebabkan oleh abnormalitas relaksasi diastolik atau

    pengisian ventrikel disebut disfungsi diastolik. Sekitar dua pertiga dari pasien-

    pasien dengan gagal jantung mengalami disfungsi sistolik, yang diawali

    dengan disfungsi diastolik. 2,4,7

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    11/14

    14

    Sebagian besar disfungsi jantung disebabkan oleh abnormalitas dari

     jantung kiri. Sehingga evaluasi klinis dari fungsi jantung, terutama dinilai dari

    fungsi ventrikel kiri. Fungsi pompa dari ventrikel kiri tergantung pada

    kemampuannya untuk mengisi (fungsi diastolik) dan mengosongkan (fungsi

    sistolik). Fungsi sistolik ventrikel kiri dapat diukur sebagai fraksi ejeksi

    ventrikel kiri. 7,38,39 

    Penelitian sebelumnya melaporkan fungsi ventrikel kiri yang normal

    pada pasien dengan anemia berat kronis, sementara penelitian lainnya

    memperlihatkan adanya derajat disfungsi ventrikel kiri yang bervariasi

    dengan penurunan yang bermakna dari fractional shortening dan abnormal

    interval waktu sistolik. Hingga saat ini, belum ada konsensus yang

    menyatakan apakah kontraktilitas otot jantung disebabkan oleh anemia berat

    yang lama atau terganggu oleh proses kelebihan cairan yang kronis.

    40

    Dua dekade lalu, analisa kontraktilitas miokardium menggunakan

    hubungan antara LV end-systolic wall stress (ESSm) dan rate-corrected

    velocity of circumferential fiber shortening (VCFc). Hubungan ini tidak

    tergantung oleh  preload , frekuensi jantung, dan afterload. Sehingga dapat

    merefleksikan secara akurat kontraktilitas miokardium.39,40

    Suatu penelitian pada 57 anak dengan SCA yang berusia 1 hingga 18

    tahun menunjukkan, bahwa pasien anemia memiliki corrected ejection time

    (ETc) yang lebih lama serta nilai FS dan VCFc yang lebih rendah

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    12/14

    15

    dibandingkan anak sehat. Evaluasi kerja miokardium yang tidak tergantung

    kepada beban, dengan menggunakan hubungan antara ESSm-VCFc

    memperlihatkan penurunan kontraktilitas miokardium pada anemia.

    Sedangkan afterload  miokardium, yang dinilai dengan ESS turut meningkat.40

    Peningkatan derajat anemia berbanding lurus dengan peningkatan

    LV systolic dan diastolic dimensions. Secara khusus, terdapat korelasi negatif

    antara kadar hemoglobin dan Z score dari LV end-diastolic dimension 

    (LVEDD) dengan r= -0.6. Indeks fungsi ventrikel yang tergantung kepada

    beban (%FS, VCFc, ETc) tidak secara langsung dipengaruhi oleh usia

    pasien, peningkatan tingkat keparahan atau lamanya anemia. Seperti halnya

    indeks kontraktilitas, yaitu hubungan antara ESSm-VCFc, juga tidak

    dipengaruhi usia pasien atau peningkatan tingkat keparahan dari anemia.

    Karena tingkat keparahan anemia jangka panjang tidak dapat diwakili secara

    sesuai dengan nilai hemoglobin yang tunggal, maka diperlukan penilaian

    terhadap dilatasi ventrikel (LVEDD Z-score), yang lebih efektif dalam menilai

    tingkat keparahan anemia yang kronis.40

    Beberapa penelitian terdahulu melaporkan fungsi ventrikel kiri yang

    normal pada pasien-pasien dengan anemia berat kronis. Sementara

    penelitian lainnya menunjukkan disfungsi ventrikel kiri dengan derajat yang

    bervariasi dengan penurunan fractional shortening  atau waktu interval sistolik

    yang abnormal. Pada disfungsi sistolik, terdapat hilangnya kapasitas dari

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    13/14

    16

    ventrikel terhadap darah yang dipompakan karena kegagalan kontraktilitas

    miokardium atau tekanan yang berlebihan (contohnya afterload yang

    berlebihan).37-40 

    Pada penelitian ekokardiografi sebelumnya yang menilai fungsi

    ventrikel kiri pada pasien SCA, kontraktilitas dievaluasi dengan

    menggunakan indeks fase ejeksi yaitu fractional shortening   (FS), ejection

    fraction (EF), velocity of circumferential fiber shortening  (VCFc), atau interval

    waktu sistolik. Pengukuran-pengukuran ini sangat tergantung dan

    dipengaruhi kondisi miokardium dan frekuensi jantung, dimana keduanya

    abnormal pada pasien SCA. Idealnya, untuk membedakan antara disfungsi

    ventrikel inheren dan efek dari kondisi yang mengakibatkan perubahan beban

     jantung, maka kontraktilitas miokardium seharusnya dievaluasi dengan

    menggunakan indeks fungsi ventrikel yang tidak tergantung kepada beban.

    40

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/9/2019 Anemia Dan KArdiomegali.pdf

    14/14

    17

    2.4. Kerangka Konseptual

    Hb ↓ Eritrosit ↓ 

    ANEMIA BERAT KRONIS 

    Viskositas darah ↓ 

    Resistensi perifer  ↓  Venous return ↑ 

    Kontraktilitas miokard ↑ 

    Pengantaran oksigen ↓ 

    Frekuensi Jantung ↑ 

    Resistance venous return ↓ 

     Aktivitas simpatik ↑ 

    Tonus vena ↑ 

    Cardiac output  ↑ 

    Stroke Volume ↑ 

     Aliran darah ↑ 

    KARDIOMEGALI Keterangan :

    : yang diteliti

    Gambar 2.3. Kerangka konseptual 

    Universitas Sumatera Utara