anatomi fisiologi kelenjar paratiroid

9
A. Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid 1. Anatomi Kelenjar Paratiroid Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial. Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub bawah tiroid. Akan tetapi, sering kali posisinya sangat bervariasi. Kelenjar paratiroid bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau didalam timus, bahkan berada dimediastinum. Kelenjar paratiroid kadang kala dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid (R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2004, 695). Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua millimeter

Upload: debby-hidayat

Post on 07-Dec-2015

172 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

anatomi fisiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid

A. Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid

1. Anatomi Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus

ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat

cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar

paratiroid dibagian kranial. Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga

merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub

bawah tiroid. Akan tetapi, sering kali posisinya sangat bervariasi. Kelenjar paratiroid

bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau

didalam timus, bahkan berada dimediastinum. Kelenjar paratiroid kadang kala

dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid (R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2004,

695).

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak

tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan

dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya

dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di

mediastinum.

Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter,

dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat

kehitaman. Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel

utama (chief cell) yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum

endoplasma dan granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon

paratiroid (PTH). Sel oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung

granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya Pada manusia,

sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat

seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini

tidak ditemukan.Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan

modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.

Page 2: Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid

2. Fisiologi Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone,

PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium

dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat

sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH

akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi

kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan

kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam

mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (R.

Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695)

B. Kimia dan Sekresi Hormon Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid (Gambar 13) adalah suatu kelenjar yang mengtur kalsium

dalam tubuh, lokasinya di belakang kelenjar tiroid pada leher.Kelenjar paratiroid

mensekresikan hormon yang disebut Parathormon (parathyrin), di mana hormon

tersebut berperan pada metabolisme kalsium dan fosfor. Demikian juga kelenjar

paratiroid letaknya berselang-seling, kebanyakan manusia memiliki empat buah, satu

berada di atas dan lainnya ada sisinya.

                                           

Gambar 13. Kelenjar Paratiroid

Page 3: Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid

1. Hormon Paratiroid

Hormon paratiroid adalah salah satu dari hormon endokrin yang sangat

penting dalam mengatur konsentrasi kalsium dan fosfor dalam cairan ekstraseluler.

Hormon ini disekresikan dari sel kelenjar paratiroid dan didapatkan sebagai sel target

yang besar di dalam tulang dan ginjal. Hormon lain, parathyroid hormone-related

protein (hormon paratiroid-gabungan protein), terikat pada reseptor yang sama

sebagai hormon paratiroid dan menunjukkan efek yang besar dalam hal

Perkembangan.

Seperti kebanyakan hormon protein yang lain, hormon paratiroid disintesis

sebagai preprohormon. Setelah prosesing secara intraseluler, hormon yang telah

masak disimpan dalam Golgi melalui vesikel sekretori, disekresikan ke dalam darah

oleh eksositosis. Hormon paratiroid disekresikandalam bentuk linear protein yang

terdiri dari 84 asam amino.

2. Efek Fisiologik Hormon Paratiroid

Jika konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler turun sampai dibawah

normal, kembalika sampai normal kembali. Dalam hubungannya dengan peningkatan

konsentrasi kalsium, konsentrasi ion fosfat dalam darah akanditurunkan. Hormon

paratiroid menunjukkan kerjanya sebagai stimulasi dengan tiga proses:

a. Mobilisasi kalsium dari tulang: Pada mekanisme yang tak jelas, efek hormon

tiroid adalah menstimulasi osteoclast terhadap reabsorpsi mineral pada tulang,

liberasi kalsium dalam darah.

b. Pengaturan absorpsi kalsium dari usus halus: Terfasilitasnya absorpsi kalsium

dari usus halus akan meningkatkan kadar kalsium dalam darah. Hormon

paratiroid menstimulasi proses ini, tetapi secara tidak langsung melalui

stimulasi produksi senyawa aktif yaitu vitamin D dalam ginjal.  Vitamin D

menginduksi sintesis ikatan kalsium-protein dalam sel epitel usus halus dan

yang memberikan fasilitas absorpsi yang efisien terhadap kalsium ke dalam

darah.

Page 4: Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid

c. Penekanan berkurangnya kalsium dalam urin: Sebagai tambahan adanya

stimulasi yang terus-menerus kalsium ke dalam darah dari tulang dan usus

halus, hormon paratiroid merusak ekskresi kalsium dalam urin, selanjutnya

akan menahan kalsium dalam darah. Efek ini diantarai oleh stimulasi

reabsorpsi tubuler kalsium. Efek lain dari hormon paratiroid pada ginjal yaitu

menstimulasi ion fosfat dalam urin.

Sebagai informasi tambahan tentang bagaimana hormon paratiroid dan

vitamin D dalm mengontrol kesetimbangan kalsium dapat diemukan dalam bab

Pengontrolan endokrin terhadap kalsium homeostasis.

3. Pengontrolan Sekresi Hormon Paratiroid

Pelepasan hormon tiroid sebagai respon terhadap menurunnya konsentrasi

kalsium bebas dalam ekstraseluler. Perubahan konsentrasi fosfat dalam darah dapat

dinyatakan pula sebagai sekresi hormon paratiroid, tetapi hal ini muncul karena efek

yang tidak langsung dan tidak nyata bedanya sebagai pengatur hormon ini.

Ketika kadar kalsium turun sampai di bawah normal, pada tahap ini terjadi

peningkatan sekresi hormon paratiroid. Berkurangnya kadar hormon akan

menyebakna kadar kalsium darah akan naik. Gambar 14 menjelaskan  tentang

pelepasan hormon paratiroid dari kultur sel secara in vitro pada perbedaan kadar

kalsium.

                                    

Gambar 14. Pelepasan hormon paratiroid

Page 5: Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid

4. Konsentrasi kalsium yang berbeda

Gambar 15 menjelaskan akan sel paratiroid dalam memonitor kadar kalsium bebas

dalam ekstraseluler melalui bentuk integral protein membran yng fungsinya sebagai

Calcium-Sensing Receptor.

Gambar 15. Calcium-Sensing Receptor

C. Reseptor Hormon Paratiroid

Hormon Paratiroid dan Hormon Paratiroid-hubungan protein (PTHrP)

merupakan hormon yang mengontrol kesetimbangan kalsium dan fosfor. Reseptor

untuk kedua hormon tersebut sudah dilakukan penelitian, karena adanya

pengembangan fasilitas terhadap antagonis untuk perlakuan dalam membahas tentang

penyakit, seperti osteoporesis, dan hiperkalsemia yang dihubungkan dengan beberapa

tipe tentang kanker.

Dua reseptor telah diidentifikasi bentuk ikatan hormon paratiroid dn yang

satunya adalah ikatan PTHrP.

Tipe I reseptor hormon paratiroid: Ikatan kedua hormon paratiroid dan gugus

amino terminal senyawa peptida PTHrP. Molekul ini adalah G protein-reseptor

coupled dengan tujuh segmen transmembran. Bagian ekstraseluler mempunyai enam

residu sistein.

Page 6: Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid

Ikatan ligan untuk reseptor ini aktivitasnya oleh adenylyl cyclase dan ssistem

phospholipase C, diturunkan oleh sinyal protein kinase A dan protein kinase C. Jalur

cyclic AMP / protein kinase A adalah lebih dominan.

Kemungkinan pernyataan akan aksi hormon paratiroid, penandaan mRNA

sebagai reseptor tipe I dengan penyebarannya yang luas dalam tulang dan ginjal.

Senyawa mRNA juga dinyatakan pada kadar yang rendahy dalam banyak jaringan,

kemungkinannya digunakan pada reseptor untuk PTHrP.

Tipe II reseptor hormon paratiroid: Ikatan hormon paratiroid, ditunjukkan

sebagai bentuk yang sangat lambat untuk PTHrP. Molekul ini diekspresikan hanya

dalam jumlah yang kecil dari jaringan-jaingan, dan bentuknya atau sifat fisiologiknya

berbda nyata walau[pun dengan karakteristik yang kecil. Seperti pada reseptor tipe I,

juga berada dalam bentuk ikatan dengan adenylyl cyclace dan induksi ikatan ligan

yang meningkat konsentrasi intraseluler untuk siklik AMP.

Mutasi pada reseptor tipe I telah dinyatakan dengan penyakit pada manusia

yang jarang. Jansen’s methaphyseal chondroplasia adalah sindroma yang pendek dari

kekerdilan hasil dari mutsi aktivitas reseptor. Blomstrand’s chondroplasia dihasilkan

dari mutasi inaktivasi pada gene reseptor, penyakit yang disebabkannya akan segera

timbul proses kematian engan tertahannya pendewasaan tulang, sangat sama pada

tikus dengan target pelepasan gene PTHrP.