analisis_pencemaran_tanah

37
ANALISIS PENCEMARAN TANAH BAB I PENDAHULUAN Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung banyak benda organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman, sebagai faktor produksi pertanian, tanah mengandung hara dan air, yang perlu ditambah untuk pengganti yang habis pakai. Erosi tanah dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi yang mempengaruhi fisik,kimia dan biologi tanah. Erosi perlu dikendalikan dengan memperbaiki yang hancur, menutup permukaannya sehingga tidak merusak. Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia. Banyak dari gas SO 2 yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berahir dengan sulfat yang masuk kedalam tanah atau tertampung di atas tanah. Nitrogen Oksida yang dirubah diatmosfer menjadi nitrat akhirnya akan terdeposit ke dalam tanah. Tanah menyerap NO dan NO 2 dengan cepat dan gas-gas tersebut mengalami oksdasi menjadi nitrat dalam tanah. Karbon monoksida dirubah menjadi CO 2 oleh bakteri dan ganggang dalam tanah. Partikel timbal (Pb), yang bersala dari buang kendaraan bermotor ditemukan pada lapisan tanah sepanjang jalan raya yang padat lalu lintas. Timbal dilapisan atas tanah ditemukan juga di

Upload: fendi-setyo-budi

Post on 29-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

qwe

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

ANALISIS PENCEMARAN TANAH

BAB IPENDAHULUAN

            Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung banyak benda

organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman, sebagai

faktor produksi pertanian, tanah mengandung hara dan air, yang perlu ditambah

untuk pengganti yang habis pakai. Erosi tanah dapat terjadi karena curah hujan

yang tinggi yang mempengaruhi fisik,kimia dan biologi tanah. Erosi perlu

dikendalikan dengan memperbaiki yang hancur, menutup permukaannya sehingga

tidak merusak.

            Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia. Banyak

dari gas SO2 yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin

berahir dengan sulfat yang masuk kedalam tanah atau tertampung di atas tanah.

Nitrogen Oksida yang dirubah diatmosfer menjadi nitrat akhirnya akan terdeposit

ke dalam tanah. Tanah menyerap NO dan NO2 dengan cepat dan gas-gas tersebut

mengalami oksdasi menjadi nitrat dalam tanah. Karbon monoksida dirubah

menjadi CO2 oleh bakteri dan ganggang dalam tanah. Partikel timbal (Pb), yang

bersala dari buang kendaraan bermotor ditemukan pada lapisan tanah sepanjang

jalan raya yang padat lalu lintas. Timbal dilapisan atas tanah ditemukan juga di

daerah yang dekat dengan penambangan dan peleburan timbal.

            Tanah juga sebagai tempat penampungan banyak limbah-limbah dari

rembesan penumpukan sampah, kolom lumpur dan sumber-sumber lainnya.

Dalam beberapa kasus, lahan pertanian dari bahan-bahan organik berbahaya yang

dapat mengurai juga merupakan tempat pembuangan yang menyebabkan

pencemaran tanah terjadi. Hal ini terjadi karena bahan organik tadi di dalam tanah

diuraikan oleh mikrob-mikroba tanah. Selain itu pembuangan kotoran dan

pemupukan yang berlebih dapat menambah pencemaran tanah.

            Pencemaran tanah juga dapat terjadi karena pembuangan limbah yang

tidak dapat dicernakan seperti plastik, pencemaran dapat juga melalui air. Air

Page 2: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah

sehingga mengandung jasad hidup dalam atau dipermukaan tanah.

             Pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan

pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada

umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas

oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar

udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan

terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.

Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat

radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah

rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen,

akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah

tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang

tercemar tersebut.

 

BAB IIPEMBAHASAN

A.       Sumber Pencemaran Tanah

Sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber

pencemar yang berasal dari:

1.      Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit serta aktivitas

pertanian.

2.      Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.

3.      Limbah industri.

4.      Limbah reaktor atom/PLTN.

5.      Degradasi kimia, reaksi fotokimia dan biodegradasi.

6.      Erosi dan lumpur.

 Adapun komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari

sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa:

Page 3: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

a) Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme,

seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.

b) Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/

diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan

bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Pencemar

Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan

NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2),

menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan

merusak kesuburan tanah/ tanaman.

d) Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah?industri seperti

Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.

e) Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain

yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.

B. Teknik-teknik Pegambilan Sampel Tanah

Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak

atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau

nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random

sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang

sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen

populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap

elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi

sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau

nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan

yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel

karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena

jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol). Tapi untuk pengambilan

sampel tanah dapat dilakukan dengan cara  diagonal, zig-zag, sistematik atau

acak.

C.  Analisis Tanah

1. Analisis kadar unsur K dan P

a. Cara pengambilan contoh tanah komposit

Page 4: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

1)   Tentukan titik pengambilan contoh tanah individu dengan salah satu dari empat

cara, yaitu secara diagonal, zig-zag, sistematik, atau acak. Contoh tanah sebaiknya

diambil dalam keadaan lembab, tidak terlalu basah atau kering atau setelah panen

dan pada saat pengolahan tanah

2)   Contoh tanah individu diambil dengan bor tanah, cangkul, atau sekop pada

kedalaman 0-20 cm. Contoh tanah diaduk merata dalam ember plastik.

3)   Pada contoh tanah komposit yang relatif kering, gunakan sendok stainless

(spatula) untuk mengambil sekitar 0,5 gr atau sekitar setengah sendok contoh

yang kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Apabila contoh tanah

komposit lembab, gunakan syringe dengan cara sebagai berikut :

1.   Tusukkan syringe ke permukaan contoh tanah sedalam 5 cm kemudian diangkat,

2.   Bersihkan dan ratakan permukaan syringe, kemudian tanah didorongkeluar dari

syringe, dan

3.   Potong contoh tanah setebal sekitar 0,5 cm dengan sendok stainless, lalu

masukkan ke dalam tabung reaksi.

b. Pengukuran kadar hara secara garis besar urutan pengukuran kadar hara kalium

dan P adalah sebagai berikut :

1)   Contoh tanah sebanyak 0,5 gr atau 0,5 ml dengan syringe dimasukkan ke dalam

tabung reaksi.

2)   Tambahkan pengekstrak kemudian diaduk dengan pengaduk kaca hingga tanah

dan larutan menyatu. Kemudian tambahkan pengekstrak selanjutnya sesuai

dengan urutannya.

3)   Diamkan larutan sekitar + 10 menit hingga timbul warna. Warna yang muncul

pada larutan jernih dibaca atau dipadankan dengan bagan warna yang disediakan.

4)   Status hara P dan K tanah terbagi menjadi tiga kelas, yaitu rendah, sedang, dan

tinggi. Untuk hara P diindikasikan oleh warna biru muda hingga biru tua,

sedangkan untuk hara K diindikasikan oleh warna coklat tua, coklat muda, dan

kuning.

5)   Penentuan pH tanah dan rekomendasi teknologi didasarkan kepada kelas pH yang

disetarakan dengan bagan warna.

Page 5: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

            Kontaminasi logam berat hasil tanah dari antropogenik seperti

pertambangan, proses peleburan dan pertanian serta kegiatan alam lainnya.

Industri kimia dan metalurgi merupakan pencemaran yang paling penting dalam

lingkungan.

 

2.      Analisis Nitrogen dengan cara kjeldhal

Pada dasarnya analisis nitrogen pada dasarnya ada tiga tahapan yaitu prose

destruksi, proses destilasi dan dan tahap titrasi. Sebelum dilakukan analisis

terlebih dahulu dibuat beberapa larutan yaitu:

1)       Campuran selenium

Ditimbang 950 g Na2SO4 kering, 15 g CuSO4.5 H2O dan 20 gram selenium.

Digilig dalam lumpangan porselin hingga tercampur sempurna.

2)         Larutan indikator campuran

Ditimbang 0,2 gram metal red kemudian dilarutkan dalam alkohol 95% dalam

labu ukur 100 ml dan 0,1 gram bromcresol green dilarutkan dengan alkohol 95%

dalam labu ukur 100 ml. Dicampurkan 100 ml larutan bromcresol green 0,1% dan

methyl red 0,2%.

Tahap percobaan:

a.       Tahap destruksi

-          0,5 g contoh tanah halus kering udara ke dalam tabung reaksi 20 ml disertai

blanko. Dilakukan juga penetapan kadar air untuk koreksi berat contoh kering

105oC.

-          Contoh dan blanko ditambahkan 0,5 gram campuran selenium, 2,5 ml H2SO4

pekat p.a.

-          Dipanaskan di atas penangas listrik khusus untuk ukuran tabung reaksi, mula-

mula pada suhu rendah, perlahan-lahan suhu dinaikkan sampai 360oC, setelah

suspensi berwarna putih, tabung diangkat dan dididnginkan.

b.      Tahap destilasi

-          Suspensi contoh dimasukkan ke dalam tabung destilasi secara kuantitatif sambil

dibilas dengan air destilasi secukupnya dan diletakkan pada alat destilasi. Alat

Page 6: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

tersebut secara otomatis akan menambahkan 10 ml larutan NaOH 50% kedalam

tabung destilasi.

-          Destilat ditampung dalam erlenmenyer 250 ml yang berisi 5 ml larutan boraks

serta larutan indicator campuran.

-          Destilasi dilakukan kurang lebih 3 menit.

c.       Tahap titrasi

-          Destilat hasil titrasi didestilasi dengan HCL 0,01 N hingga warna larutan menjadi

merah muda.

-          Dilakukan juga penetapan blanko.

            Adapun langkah-langkah analisisnya yaitu:

1.    Tanah seluas 40 x 50 cm digali.

2.    Mengambil sampel tanah dari ke dalam 5 cm, 15 cm dan 25 cm.

3.    Sampel tanah dimasukkan ke dalam kontainer pilitilen. Dimana sebelumnya

ditambahkan dengan larutan asam klorida dan dibilas denga air suling.

4.    Sampel kemudian dihomogenkan, kemudian diayak lau dikeringkan.

5.    Memisahkan kemudian memberika label untuk persiapan analisis .

6.    Sampel tersebut disiapkan untuk dianalisis dengan AAN (Analisa Aktivasi

Neutron) dan Spektrometri ICP ( Penggabungan induksi dengan plasma

spektrometri).

a.    Untuk penentuan AAN

70 mg sampel dimasukkan dalam pneumatik reaktor TRIGA waktu adalah dari

1,5 sampai 2 jam. Data berikut dikumpulkan: (1) aliran termal neutrons (E < 0.5

eV) = 4.7·10 neutron (E <0.5 eV) = 4,7 ° 10 12 12 n/cm n / cm 2 2 /s; Pengukuran

kegiatan telah dilakukan dengan spektrometer γ rantai resolusi tinggi dengan

Detektor memiliki efisiensi relatif sebesar 20%.pengukuran berkisar dalam 3000s

dan 12000s. Pengukuran dimulai setelah pendinginan Na 24  isotop yang

mengurangi separuh waktu 15 jam. konsentrasi itu ditentukan dengan cara KO

metode dengan Zr monitor, sebuah metode yang bervariasi batas deteksi 3 dan 5

ppm antara. Data yang diperoleh diolah dengan perangkat lunak GENIE 2000 3 3

dan hasilnya dibandingkan dengan nilai-nilai pada sampel standar (SRM) [30]

Page 7: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

b.    Untuk penentuan ICP

ICP (induktif Digabungkan Spektrometri Plasma) penentuan. Pada sampel 250 mg

ditambahkan 3 ml HNO 3 3 65% dan 3 ml HF 40% untuk penentuan

ini.Campuran yang diperoleh diperkenalkan dalam oven microwave dan hancur.

Setelah pencernaan, itu diperkenalkan di gelembung kaca dan dilengkapi dengan

air suling hingga 50 ml. Solusinya ditempatkan dalam sebuah plasma jet dengan

menggunakan pompa peristaltik, dengan 8 gulungan dan 3 saluran. Kecepatan

maksimum 200 rotasi / menit dikendalikan oleh komputer itu diterapkan

digunakan, meliputi a spectra interval of 178 - 800 nm. interval spektrum 178-800

nm. Resolusi sistem berkisar dari <0,01 nm untuk <200 nm ke < 0.03 to 600

nm. ,03-600 nm. The CID 38196 mm CID 38.196 mm 2 2 individu

dikelompokkan 512 × 512 matriks, didinginkan dengan langkah panas changer-

duamemungkinkan pada integrasi dengan. digunakan. Sumber plasma

membangunkan dengan frekuensi 27,12 MHz, yang dikendalikan oleh kristal

dapat menyediakan tenaga listrik 750-1750 W, dalam 6 langkah, yang

dikendalikan oleh komputer Data yang diperoleh diproses dalam tahap pertama

dengan SPEC termos / CID lunak Perpustakaan dari 20.000 baris, semua- dapat

diakses di setidaknya satu order / derajat difraksi, memberikan kemungkinan

untuk mendapatkan citra keseluruhan spektrum dan identifikasi lengkap dari

puncak. The detection limits ranged from 1ppm to Batas-batas deteksi berkisar

dari 1ppm sampai 1 ppb, sebagai berikut: Cu, Co, Hg <1 ppb, Hg <10 ppb.

Adapun cara analisis lain untuk mengetahui logam berat dalam tanah yaitu

dengan cara: tanah dan tanaman sampel dikumpulkan Akar dan organ atas tanah

dari dandelion (Traxacum WEB officinale) adalah sampel dua Pada tiap lokasi, 20

subsamples sampai 10 cm kedalaman dikumpulkan dari 4 m 2 lahan dengan

sampler inti dan gabungan.

Sampel udara-tanah kering, dilumatkan untuk melewati sebuah saringan 1

mm dan disimpan dalam kantong plastik sampai yang dianalisis. Dasar parameter

tanah diukur dengan metode umum: distribusi ukuran partikel oleh Proszynski

aerometer-metode Casagrande [11], pH tanah ditentukan dengan menggunakan

tanah 01:05 / air rasio 0.01M CaCl 2 [13]; karbon organik ditentukan dengan

Page 8: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

metode Tiurin [11]. Larut bentuk Zn, Cu, Pb, Cu dan Ni diekstraksi oleh 2 M

HNO 3 [1].

Tanaman sampel (tidak dicuci) sebelumnya udara kering pada 105 ° C Untuk

analisis, 1,0 g (diduplikasi) telah dibakar pada 540 ° C. residu ini dilarutkan dalam

panas 10 ml regia aqua diencerkan (1:3, v / v) dan selanjutnya disaring. Para

filtrates dibuat hingga 20 ml dengan menambahkan air bidistilled. Semua logam

dalam ekstrak tanah dan tanaman mencerna dianalisis dengan Faas (Flame

Spektrometer Serapan Atom, Varian 250) metode. Konsentrasi logam diberikan

sebagai mg / kg berat kering (BK).

C.       Metode Evaluasi Status Kesuburan Tanah

1.        Kandungan unsur hara tanah

            Kandungan unsur hara di dalam tanah sebagai gambaran status kesuburan

tanah dapat dinilai dengan beberapa metode pendekatan yaitu : (1) Analisa contoh

tanah, (2) Mengamati gejala-gejala (symptom) pertumbuhan tanaman, (3) Analisa

contoh tanaman, (4) Percobaan pot di rumah kaca, dan (5) Percobaan lapangan.

a.         Analisis  contoh tanah            Analisis tanah dilakukan terhadap contoh tanah yang diambil di lapangan

dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan.   Analisa tanah dilabo-

ratorium dilakukan terhadap variabel-variabel  kimia dan fisik tanah : pH, kapasitas

tukar kation, Nitrogen, kalium, fosfor, kalsium, magnesium (hara makro), hara mikro

(Fe, Cu, Zn, B, Mo, dll), bahan organik, tekstur tanah dan sebagainya.   

            Kadar unsur hara tanah yang diperoleh dari data analisis tanah bila

dibandingkan dengan kebutuhan unsur hara bagi masing-masing jenis tanaman, maka

dapat diketahui apakah status/kadar unsur hara dalam tanah tersebut sangat rendah

(kurang), rendah, sedang, cukup ataukah tinggi, sesuai kriteria tertentu  (Tabel 1).

            Prinsip yang harus diperhatikan dalam uji tanah ialah bahwa metode analisa

tanah tersebut  (1) harus dapat mengekstraksi bentuk unsur hara yang tersedia saja,

secara tepat.  Jadi sifatnya selektif artinya tidak mengekstraksi bentuk yang tidak

dapat dimanfaatkan oleh tanaman, (2) metode analisa yang dipakai dilaboratorium

harus sederhana, cepat, mudah dilaksanakan dan memiliki ketepatan dan ketelitian

tinggi, (3) hasil analisis harus  dapat direproduksi.   Dengan demikian larutan kimia

Page 9: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

yang dibuat harus didasarkan pada pengetahuan yang baik tentang bentuk-bentuk

kimia  dari unsur hara di dalam tanah dan tentang sifat akar tanaman dan mekaniusme

pelarutan bentuk-bentuk kimia oleh akar tanaman.

            Oleh karena itu uji kimia tanah perlu dikorelasikan dengan serapan hara oleh

tanaman melalui percobaan rumah kaca (uji korelasi) dan percobaan lapangan (uji

kalibrasi).   Uji korelasi dimaksudkan untuk mendapatkan metode  yang tepat untuk

suatu unsur dan tanaman tertentu.  Sedangkan uji kalibrasi dimaksudkan untuk

mendapatkan hubungan antara selang kadar suatu unsur hara atau nilai kritisnya

dengan respons tanaman di lapangan terhadap unsur tersebut.  Dengan demikian

memberikan nilai agronomik bagi angka uji tanah tersebut.  Tanpa uji kalibrasi maka

angka-angka uji tanah tidak berarti sama sekali.

            Dalam studi korelasi yang perlu diperhatikan ialah :

(1)    Bekerja dengan contoh-contoh tanah yang memiliki selang kadar unsur hara yang

diteliti tersebut  cukup lebar.

(2)    Contoh tanah sebaiknya diambil dari daerah yang diketahui respons tanamannya,

yaitu dari yang sangat  respons terhadap unsur tersebut sampai yang tidak respons. 

Apabila hal ini sulit dilakukan, maka dapat ditempuh dengan cara : mengkorelasikan

hasil uji tanah dengan serapan hara ataupun dengan A-value yaitu suatu teknik

radioisotop dari Fried dan Dean (1952).

            Tentang uji kalibrasi, hal yang perlu diingat ialah bahwa pengujian harus

dilakukan terhadap tiap jenis tanaman, tiap tanah dan tiap tipe iklim, dengan teknik

bercocok tanam yang sama.

            Hasil uji  tanah ini dipakai untuk: (1) menentukan jumlah hara yang tersedia

bagi tanaman, (2) memberi peringatan kepada petani tentang bahaya-bahaya yang

mungkin akan terjadi pada pertanamannya, baik bahaya defisiensi ataupun keracunan,

(3) menjadi dasar penetapan dosis pupuk, dan (4) memberikan perkiraan produksi

akibat pemakaian dosis pupuk tersebut sehingga memungkinkan dilakukannya

evaluasi ekonomi, (5) membantu pemerintah dalam menyusun  kebijaksanaan antara

lain dalam hal pengadaan dan penyebaran pupuk, perencanaan wilayah, dan

infrastruktur.

b.    Mengamati Symptom Pertumbuhan Tanaman

Page 10: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

            Kekurangan unsur hara di dalam tanah dapat memperlihatkan gejala-gejala

pertumbuhan tertentu pada tanaman.  Misalnya kekurangan unsur hara besi (Fe) akan

menyebabkan chlorosis; kekurangan hara nitrogen (N) menyebabkan tanaman kerdil,

dan sebagainya.

c.    Analisis  Contoh Tanaman

             Kekurangan unsur hara di dalam tanah dapat juga diketahui dari analisis

jaringan tanaman.  Pendekatan ini didasarkan pada prinsip bahwa konsentrasi suatu

unsur hara di dalam tanaman merupakan hasil interaksi dari semua faktor yang

mempengaruhi penyerapan unsur tersebut dari dalam tanah. Analisis tanaman

umumnya dilakukan terhadap bagian-bagian tertentu saja ataupun seluruh bagian

tanaman. Interpretasi keadaan kesuburan tanah akan lebih baik apabila kedua cara ini

(analisis tanah dan tanaman) digabungkan.  Teknik analisis tanaman lebih umum

dipakai untuk tanaman umur panjang dibandingkan tanaman semusim. 

            Seperti halnya dengan uji tanah, maka pada analisis tanamanpun pemilihan

metode analisis dilakukan melalui uji-uji korelasi dan kalibrasi.  Uji korelasi disini

bertujuan untuk mencari hubungan yang paling baik dari kadar suatu unsur dalam

bagian-bagian tanaman tertentu atau seluruhnya dan pada umur-umur tertentu dengan

produksi tanaman.  Pada uji kalibrasi dicari hubungan antara selang ataupun nilai

kritis dari unsur tersebut dalam tanaman dengan produksi tanaman.  Teknik ini

banyak dipakai pada perkebunan tebu di Hawaii dengan istilah Crop logging

(Clements, 1980).  Sebagai gambaran mengenai kandungan unsur hara tanaman yang

merupakan batas antara defisiensi dan kecukupan, disajikan pada  Tabel 2.

            Tujuan umum dari analisis tanaman adalah :

(1)   Untuk mengdiagnosa atau memperkuat diagnosa gejala kekurangan unsur hara

tertentu yang tampak pada pertumbuhan tanaman di lapangan.  Analisis tanaman telah

menjadi alat yang efektif dan menyakinkan dalam mengidentifikasi  kekurangan hara

pada tanaman.

(2)   Untuk mengidentifikasi masalah yang terselubung.  Beberapa gejala kekurangan hara

tidak menunjukkan gejala yang spesifik dalam tanaman atau vigor tanaman tetap

baik, tetapi  produksi rendah.  Analisis tanaman dapat mengidentifikasi keadaan

tersebut (masalah terselubung).

Page 11: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

(3)   Untuk mengetahui kekurangan hara sedini mungkin.  Analisis jaringan tanaman

mampu melihat kekurangan hara, walaupun gejala yang ditunjukkan tidak cukup

kuat.  Data analisis tanaman dihubungkan dengan data analisis tanah dan genesa

tanah akan sangat membantu mempercepat penanganan masalah kekurangan hara di

dalam tanah.

(4)   Untuk mempelajari bagaimana hara dapat diserap tanaman.  Jika unsur hara  (pupuk)

ditambahkan kedalam tanah untuk memperbaiki kekurangan hara, seringkali tidak

banyak diketahui bagaimana sebenarnya unsur hara masuk/diserap ke dalam

tanaman.  Dengan perkataan lain,  jika ada respons tidak ada hara yang diserap,

padahal nyatanya hara tidak kurang, disinilah perlunya mengetahui bagaimana hara

dapat diserap setelah ditahan oleh tanah, atau  pemberian yang kurang

menguntungkan, atau bagaimana unsur hara diserap tetapi tidak efektif untuk

pertumbuhan tanaman.

(5)   Untuk mengetahui interaksi atau antagonisme diantara unsur hara.  Tidak jarang

ditemui, penambahan hara (pupuk) tertentu menyebabkan berkurangnya sejumlah

hara lainnya di dalam tanah dan menyebabkan penyerapan unsur hara tersebut oleh

tanaman menjadi rendah dan produksinya juga menurun.  Penjelasan bagaimana

interaksi tersebut, sering tidak diketahui.  Tersedianya data analisis tanaman

mempercepat kita untuk mengetahui masalah tersebut  didalam pemberian hara makro

dan mikro.

(6)   Sebagai alat bantu pemahaman fungsi hara dalam tanaman.   Analisis seluruh bagian

tanaman atau bagian-bagian tertentu secara periodik dalam satu musim, di bawah

kondisi lingkungan tertentu menunjukkan perbedaan yang besar diantara tanaman,

dan sama dalam varietas/galur.  Analisis tanaman digunakan dalam menunjukkan

mobilitas unsur dalam tanaman dan bagian tanaman, dan dapat mengetahui dimana

terdapatnya  kebutuhan terbesar beberapa hara dalam proses metabolisme.

Sebagai pembantu dalam mengidentifikasi masalah.  Kadang-kadang analisis

tanaman dibutuhkan dalam uji tanah, dalam mengidentifikasi kasus masalah khusus. 

Misalnya tanaman jagung pada tanah sangat masam diduga kekurangan Mg (daunnya

kering pucat dan nekrosis).  Hasil analisis tanaman memang Mg-nya rendah (0,07%),

tetapi juga kadar Mn sangat tinggi (1000 mg/kg) sedangkan lainnya terlihat normal. 

Page 12: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

Padahal  pH tanahnya  hanya berkisar dari 4,7 sampai 5,0;  range pH ini tidak   terlalu

rendah untuk tanaman jagung.

d.        Percobaan Pot di Rumah Kaca   

                Percobaan pot di rumah kaca dengan menggunakan tanaman sebagai

indikator  (Biological test)  dapat pula memberi gambaran mengenai status unsur hara

di dalam tanah.    Pendekatan yang dilakukan disini adalah : contoh-contoh tanah

diambil dari daerah yang akan diteliti kemudian dengan berat tertentu dimasukkan

kedalam pot dan ditanamai dengan tanaman tertentu pula.  Selanjutnya setiap pot

diberikan perlakuan pupuk menurut  jenis dan jumlah unsur hara yang diteliti

(sebagian tanpa pupuk/kontrol).  Dari  pertumbuhan atau produksi tanaman yang 

diperoleh dapat dideteksi kekurangan dan kebutuhan akan unsur hara dari tanah dan

tanaman tersebut.

e.         Percobaan Lapangan

            Percobaan pertumbuhan dan produksi tanaman (biological test) di lapangan

dengan menggunakan berbagai  jenis dan jumlah pupuk tertentu dapat diketahui

kekurangan unsur hara yang perlu ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk pupuk

untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman dalam mencapai tingkat produksi

tertentu.

2.         Metode  Pendekatan Sampling

            Pada umumnya permasalahan dalam Kesuburan Tanah dapat disusun

bersadarkan tahapan atau langkah-langkah yang dilaksanakan dalam program analisis

tanah dan analisis tanaman. Program analisis tanah dan tanaman selalui melalui

tahapan kegiatan sebagai berikut : (1) Pengambilan contoh , (2) Persiapan contoh, (3)

Penetapan Metode Analisis, (4) Persiapan bahan dan alat, (5) Kegiatan Analisis :

menimbang, melarutkan, mereaksikan, dan pengukuran hasil reaksi; (6)

Kalkulasi/perhitungan data analisis, (7) Interpretasi dan rekomendasi penggunaan

data analisis.   Informasi yang diperlukan dalam program analisis tersebut di atas

dapat dirumuskan dalam butir-butir pernyataan, sebagai berikut  :

a.  Pengambilan contoh (sampling)  untuk Analisis Tanah - Tanaman

Page 13: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

(1)    Bagaimana bentuk dan pola keragaman  atau variabilitas (baik horizontal maupun

vertikal) dalam nilai uji tanah pada keadaan lapangan.

(2)    Dengan memperhitungkan keragaman yang ada, prosedur pengambilan contoh yang

bagaimana yang dapat memberikan estimasi praktis yang terbaik mengenai

ketersediaan unsur hara, dengan memperhitungkan pula faktor biaya dan tenaga.

(3)    Bagian tanaman yang mana yang harus diambil sebagai contoh dan pada fase

pertumbuhan mana pengambilan contoh tersebut harus dibakukan untuk berbagai 

jenis/tipe tanaman.

(4)    Berapa banyak tanaman yang harus diambil sebagai contoh dan bagaimana polanya.

            Disamping hal tersebut di atas, penanganan contoh sebelum dianalisis

(samples preparation) perlu diperhitungkan pula, misalnya pengaruh berbagai tingkat

pengeringan contoh terhadap nilai uji, adanya kontaminasi, dan lain sebagainya. 

Bagaimana pula mendapatkan  “sub sample†yang representatif.�

b.  Metode Analisa Tanah - Tanaman

(1)    Uji tanah dan tanaman yang bagaimana yang perlu dimasukkan dalam program

analisa tanah dan tanaman.

(2)    Apakah metode yang ada merupakan yang terbaik dalam menilai (assessing)

ketersediaan unsur hara tertentu dalam tanah.

(3)    Atau diperlukan metode yang baru, dan bila ya apakah sudah cukup informasi yang

tersedia tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara yang

dimaksud.

(4)    Bagaimana hubungan antara produksi tanaman di lapangan dengan nilai uji tanah 

dan nilai analisis tanaman.

(5)    Apakah metode analisa tanah dan tanaman yang diteliti tersebut dapat diadopsi untuk

analisa rutin.

c.  Rekomendasi

(1)    Bahan apa yang harus dipakai untuk koreksi keracunan atau adanya defisiensi unsur

hara tertentu pada suatu  tanaman tertentu.

(2)    Metode aplikasi  pupuk/kapur yang bagaimana yang paling efisien.

(3)    Waktu pemakaian pupuk/kapur (kapan sebaiknya pemupukan dilakukan).

Page 14: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

(4)    Dosis atau takaran pupuk yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan

unsur hara dalam mencapai suatu tingkat produksi tertentu.

            Beberapa pendekatan umum yang biasa dilakukan dalam penanganan program

penelitian Kesuburan Tanah yaitu melalui  “ road surveyâ€, studi rumah kaca dan�

studi lapangan.

            Untuk memilih metode uji tanah terbaik untuk berbagai jenis tanah dilakukan

Studi Korelasi.  Sedangkan Uji Kalibrasi adalah untuk meneliti hubungan nilai uji

tanah dan tanaman dilapangan.  Untuk proses kalibrasi yang lebih penting adalah

memperoleh informasi yang sedikit dari  lokasi yang banyak daripada yang banyak

(mendalam) dari lokasi yang sedikit.  Oleh karena itu desain percobaan harus

sesederhana mungkin.

            Tujuan akhir dari program penelitian kesuburan tanah sesungguhnya adalah

untuk memberikan rekomendasi pemupukan yang juga menyangkut aspek ekonomi

sedemikian rupa sehingga petani mendapatkan keuntungan yang maksimal dari

penggunaan pupuk atau kapur.  Oleh karena itu bentuk fungsi produksi atau respons

(surface respons curve) tanaman pada kondisi tertentu perlu dipelajari.  Demikian

pula konsep “Law of the minimum†dan “Law of limiting factors†perlu� �

diperhatikan.

3.        Teknik Pengambilan Contoh  Tanah - Tanaman   

a.             Pengambilan Contoh Tanah

            Pengambilan contoh untuk analisis laboratorium, sesungguhnya tidak

semudah yang dibayangkan orang.  Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena

pemahaman ekstrim bahwa setiap jengkal tanah memiliki sifat yang berbeda.  Dengan

demikian contoh tanah yang diambil di lapangan haruslah representatif artinya contoh

tanah tersebut harus dapat mewakili suatu areal atau luasan tertentu. Contoh yang

tidak representatif selalu berakibat merugikan apakah petani ataupun masyarakat

luas.  Dengan demikian pengambilan contoh tanah harus mempertimbangkan sifat-

sifat tanah dan faktor-faktor pembentukannya. Banyak faktor yang mempengaruhi

proses pembentukan tanah tetapi hanya ada 5 faktor yang dianggap paling penting

(Buol at al.,1980) yaitu (1) Iklim, (2) Organisme, (3) Bahan Induk, (4) Topografi ,

dan (5) Waktu.   Dalam proses pembentukan tanah pengaruh kelima faktor tersebut

Page 15: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

bersifat simultan, bukan parsial.  Walaupun kenyataan di lapangan ditemukan ada

salah faktor yang lebih dominan pengaruhnya dibandingkan dengan faktor

pembentukan tanah lainnya.

            Penyebab utama dari contoh yang tidak representatif ialah: (1) kontaminasi,

dan (2) jumlah contoh yang terlalu sedikit untuk daerah yang variabilitas

kesuburannya tinggi.  Bahaya kontaminasi biasanya berasal dari tempat atau alat

pengambilan contoh dan lain-lain.  Menghadapi contoh yang tidak representatif, yang

disebabkan oleh keragaman kesuburan tanah, maka persoalannya menjadi lebih sulit. 

Untuk  itu haruslah diketahui sifat dan sumber-sumber keragaman.  Hal ini dapat

didekati secara statistika tetapi tidak sesederhana itu, karena sebaran data tidak selalu

normal.  Dengan cara ini diperlukan contoh yang banyak sehingga sering dinilai tidak

praktis.  Oleh sebab itu keragaman lapangan dapat didekati cukup melalui :

         Penilaian lapangan secara khusus

         Pengetahuan yang baik tentang tanah

         Sistem bercocok tanam yang diterapkan petani

         Program-program pemupukan yang berlaku di daerah itu,

         Teknologi pengelolaan tanah-tanaman lainnya yang diterapkan petani

         Lain- lain

            Dengan mengetahui variabilitas ini, dapat ditentukan teknik pengambilan

contoh yang lebih representatif.  Makin besar variabilitas tanah (bentuk lahan, jenis

tanah, dll.)  makin banyak contoh/lokasi pengamatan yang dibuat.

                Tabel 1.  Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah (Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983)

_________________________________________________________________________

    Sifat Tanah           Sangat Rendah       Rendah          Sedang         Tinggi      Sangat tinggi

_________________________________________________________________________

C -Organik (%)                < 1,00               1,00-2,00         2,01-3,00       3,01-5,00           > 5,00

Nitrogen (%)                    < 0,10               0,10-0,20         0,21-0,50       0,51-0,75           > 0,75

   C/N                               < 5                     5 -  10             11 -  15          16  -  25             > 25

P2O5   HCl   (mg/100g)     < 10                  10 -  20             21 -  40          41  - 60            > 60

P2O5  Bray-1  (ppm)          < 10                  10 - 15             16 -  25           26  - 35            > 35

P2O5 Olsen   (ppm)           < 10                  10 - 25             26 -  45           46  - 60            > 60

K2O HCl 25% (mg/100g)  < 10                  10 - 20             21 -  40           41  - 60            > 60

KTK  (me/100g)                < 5                      5 - 16             17 -  24           25  - 40            > 40

Susunan Kation :

Page 16: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

K   (me/100g)                    < 0,1                0,1-0,2              0,3-0,5            0,6-1,0              >1,0

Na  (me/100g)                   < 0,1                 0,1-0,3             0,4-0,7            0,8-1,0              >1,0

Mg  (me/100g)                  < 0,4                 0,4-1,0             1,1-2 ,0           2,1-8,0              > 8,0

Ca   (me/100g)                  < 0,2                  2  -  5               6 -  10            11 - 20              > 20

Kejenuhan Basa (%)          < 20                 20 - 35             36 -  50            51 - 70             > 70

Aluminium (%)                  < 10                10  - 20             21 -  30            31 - 60             > 60

______________________________________________________________________________

                                   Sangat         Masam         Agak         Netral         Agak          Alkalis                                         masam                               masam                         alkalis______________________________________________________________________________       pH   H2O                < 4,5          4,5 - 5,5       5,6- 6,5      6,6-7,5       7,6-8,5              > 8,5______________________________________________________________________________Sumber  :  Hardjowigeno,  S.  1995.  Ilmu Tanah.  Edisi Revisi.  Penerbit Akademika

                   Pressindo.   Jakarta.   Hal. 126.

 

                Tabel 2. Batas antara Kecukupan dan Defisiensi Unsur Hara Berdasarkan

                             Data Analisis Tanaman (Sanchez, 1976).

        ___________________________________________________________________

           Unsur Hara                 Tebu                Padi               Jagung               Kedelai

        ____________________________________________________________________

                    N         (%)             1,5                  2,5                   3,0                         4,2

                     P        (%)             0,05                0,10                  0,25                       0,26

                    K        (%)             2,25                 1,0                    1,90                       1,71

                    Ca       (%)            0,15                 0,15                  0,40                       0,36

                    Mg      (%)            0,10                 0,10                  0,25                       0,26

                     S         (%)           0,01                 0,01                    -                            -

                    Cu       (ppm)         1                      3,4                    10                          21

                     Fe       (ppm)         5                      6                        5                           10

                     Mn     (ppm)     ±10                    70                     15                           51

                     Mo     (ppm)          -                       -                      0,1                           1,0

                     Zn      (ppm)         10                    10                    15                          21

                     Si        (%)             -                        5                         -                           -

    ____________________________________________________________

b.         Pentingnya Pengambilan Contoh Tanah       

Page 17: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

            Pengambilan contoh tanah merupakan tahap awal dan terpenting dalam

program uji tanah di laboratorium.  Analisis contoh tanah bertujuan untuk  (1)

menentukan sifat fisik dan kimia tanah (status unsur hara tanah),  (2) mengetahui

lebih dini adanya unsur-unsur beracun di dalam tanah, (3) sebagai dasar penetapan

dosis pupuk, dan kapur sehingga lebih efektif, efisien, dan rasional  (4) Memperoleh

data base untuk program perencanaan dan pengelolaan tanah - tanaman.

c.              Kapan  Pengambilan Contoh Tanah Dilakukan

            Contoh tanah dapat diambil setiap saat,  dan langsung dilakukan analisis di

laboratorium.  Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah sebaiknya pada kondisi

kapasitas lapang  (keadaan kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira

cukup untuk dilakukan pengolahan tanah).  Pengambilan contoh tanah terkait erat

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan perencanaan pengelolaan

tanah-tanaman.

d.         Frekuensi Pengambilan Contoh Tanah

            Secara umum contoh tanah diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem

pertanaman di lapangan.  Untuk tanah yang digunakan secara intensif untuk budidaya

pertanian, contoh tanah diambil paling sedikit sekali dalam setahun.  Pada tanah-

tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan diambil setiap 5 tahun

sekali.

e.          Bagaimana Cara Pengambilan contoh Tanah

            Contoh tanah yang diambil dapat berbentuk  contoh tanah  terganggu (disturb

soil samples) dan contoh tanah utuh atau tidak terganggu (undisturb  soil samples).  

Contoh tanah utuh  biasanya diperlukan untuk  analisis sifat fisik tanah (bobot isi,

porisitas dan permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah terganggu diperlukan

untuk analisis sifat kimia tanah dan sifat fisik tanah lainnya (tekstur, kadar air

tanah/pF).    Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples)  harus

menggunakan  “ring samplesâ€, sedang-kan contoh tanah terganggu dapat diambil�

dengan menggunakan alat cangkul, sekop, atau auger (bor tanah).   Untuk keperluan

evaluasi  status kesuburan tanah, sebaiknya contoh yang diambil merupakan contoh

komposit yaitu contoh tanah campuran dari  contoh-contoh tanah individu (sub

samples).  Suatu contoh komposit harus mewakili suatu bentuk/unit lahan yang akan

Page 18: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

dikembangkan atau digunakan untuk tujuan pertanian.  Satu contoh komposit

mewakili suatu hamparan lahan yang homogen (10 - 15 Ha).  Untuk lahan miring dan

bergelombang satu contoh komposit  dapat mewakili tidak kurang dari 5 hektar.  Satu

contoh komposit terdiri dari  campuran 15 contoh tanah individu  (sub samples).

            Sebelum pengambilan contoh tanah, perlu diperhatikan keseragaman

areal/hamparan.  Areal yang akan diambil contohnya diamati lebih dahulu keadaan

topografi, tekstur, warna tanah, pertumbuhan tanaman, penggunaan tanah, input

(pupuk, kapur, bahan organik, dsb.), dan rencana pertanaman yang akan ditanam

kemudian.  Dari pengamatan ini, dapat ditentukan satu hamparan yang sama

(homogen/mendekati sama) untuk titik sampling.    Berikut ini hanya dikemukakan

cara pengambilan contoh profil dan contoh kesuburan (komposit) disuatu kebun atau

areal  yang akan dipakai secara umum.

f.           Pengambilan Contoh dari Profil

            Tujuan pengambilan contoh jenis ini ialah: untuk mempelajari proses-proses

kimia  dalam hubungan dengan genesis tanah, mengumpulkan sifat tanah untuk

tujuan klasifikasi  tanah, serta untuk menilai potensi kesesuaian lahan.  Dalam

menentukan lokasi profil tanah perlu berpedoman pada faktor-faktor pembentuk

tanah, karena ada keteraturan tertentu menurut topografi (toposequence), iklim

(climosequence), bahan induk (lithosequence), vegetasi (biosequence) dan umur

(chronosequence).  Dalam pengambilan contoh tanah profil (setelah dibatasi

horizonnya, dan dilakukan deskripsi sifat-sifat fisik : solum, warna, tekstur, struktur,

tingkat perkembangan tanah, porisitas, land use, dll.), haruslah dimulai dari

horizon/lapisan yang paling bawah kemudian baru ke lapisan  di atasnya.  Tiap

lapisan diambil  kira-kira 1 kg contoh.

g.        Pengambilan contoh Komposit

            Contoh komposit ini biasanya diambil dari lapisan 0-20 cm, atau 0-20 cm dan

20-40 cm.  Tiap contoh yang dibawa ke laboratorium, merupakan contoh komposit

dari sejumlah anak contoh (cores).  Unit terkecil yang diwakili oleh satu contoh

komposit ditentukan oleh : (a) luas areal, (2) sumber-sumber variabilitas yang ada

(faktor-faktor pembentuk tanah, tekstur,  penggunaan tanahnya, keadaan

pertumbuhan tanaman, dll.), yang diperkirakan dapat mempengaruhi sifat tanah.

Page 19: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

            Cara pengambilan contoh komposit ialah dengan  (1) metode sistematik

(sistem diagonal, atau zig zag), dan (2) metode acak.   Pertama-tama  kita gambar

blok-blok sesuai dengan luas areal, kemudian diambil contoh komposit.  Tiap contoh

komposit dapat terdiri dari 10 - 30 cores (anak contoh) dan dimasukkan kedalam 

ember plastik misalnya.  Contoh ini diaduk merata kemudian dengan sistem

quartering diambil ± 1 kg untuk dianalisis di laboratorium.  Jangan lupa memberi

label yang berisi catatan lokasi dan sejarah penggunaan tanah (kalau ada), keadaan

tanaman waktu itu, produksi, rencana penanaman untuk musim berikut, dan lain-lain.

            Alat-alat yang diperlukan : Soil sampler (yang dapat mengambil contoh sama

banyak secara vertikal), pacul, pisau, ember, kantong plastik, label, buku catatan,

peta/denah lokasi pengambil contoh.  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pengambilan contoh antara lain :

         Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi 

sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/sisa tanaman/jerami, bekas

penimbunan pupuk, kapur, bahan organik, atau bekas penggembalaan ternak.

         Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput-rumputan,

sisa tanaman, bahan organik segar/serasah, dan batu-batuan atau kerikil.

         Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan contoh harus bersih dari kotoran dan

tidak berkarat.  Kantong plastik yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah

dipakai untuk keperluan lain.

h.         Pengambilan Contoh Tanaman

            Pertimbangan untuk mengambil contoh tanaman lebih kurang sama dengan

pengambilan contoh tanah.  Interpretasi hasil analisis tanaman tidak akan lebih baik

tanpa pengambilan contoh, penanangan contoh dan analisis contoh tersebut dengan

baik.  kesalahan dari fase-fase kegiatan tersebut akan menyebabkan kesalahan

interpretasi dan rekomendasi.

            Jika contoh tidak representatif maka seluruh analisis yang diteliti dan biaya

yang mahal akan percuma, karena hasil yang diperoleh tidak absah.  Untuk

mendapatkan sample tanaman yang representatif, khususnya jenis tanaman tertentu

merupakan  masalah yang rumit dan dibutuhkan pengetahuan yang ahli dan

komprehensif mengenai aspek anatomi,  fisiologi  tanaman, dan faktor lingkungan

Page 20: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

lainnya yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. 

Konsentrasi hara sangat bervariasi dengan jenis tanaman, dan komposisinya sangat

beragam dari waktu ke waktu dalam hari,  ataupun bulan, dari jenis tanah yang

berbeda.  Dengan demikian  pengambilan contoh tanaman harus memperhatikan :

tempat, umur fisiologis dan bagian morfologis tanaman.  Walau  bagaimanapun

pengambilan contoh yang terbaik adalah bila hubungan konsentrasi hara dengan

produksi/pertumbuhan mempunyai korelasi yang paling besar.

            Beberapa teknik operasional yang perlu diperhatikan dalam pengambilan

contoh tanaman adalah :

(1)    Contoh diambil dan dikelompokan menurut bagian-bagian tanaman sesuai rencana. 

Jumlah tanaman contoh yang diambil merupakan tanaman yang berada pada kondisi

umum/rata-rata, pada sifat-sifat tanah yang homogen.

(2)    Contoh tanaman diambil berrdasarkan umur tertentu, letak/bagian daun tertentu. 

Perhatikan bagian tanaman yang akan diambil dengan sifat unsur yang diteliti (mobil

versus immobil). Pemotongan contoh harus cukup tinggi dari tanah.

(3)    Pengambilan contoh tanaman umumnya menjelang masa reproduksi/ generatif.

(4)    Tidak disarankan mengambil contoh yang kotor (debu atau tanah), rusak oleh hama

atau penyakit, atau tanaman yang sudah mati.  Contoh yang terkontaminasi dengan

tanah, sangat mengganggu penetapan Fe, Al, Mn, Cu, Zn, Mo, B.  Juga Ca dan Mg ,

terutama contoh yang terkontaminasi kapur.  Perlu diingat bahwa K akan hilang

banyak kalau dicuci dengan air (karena kotor), contoh yang kotor sebaiknya

dibersihkan dengan  melap atau menggunakan tisu.

(5)    Tidak disarankan mengambil contoh tanaman, ketika tanaman dalam keadaan stress

air atau suhu, pengambilan paling baik  adalah pada cuaca terang (angin, suhu dan

radiasi).  Sebaiknya contoh diambil pada jam 08.00 AM atau 05.00 PM.

D.       Analisis Tanah Tambak Sebagai Indikator

Analisis Tanah Tambak Sebagai Indikator Tingkat Kesuburan kan tidak

sebanding dengan luas areal yangdiusahakan. Hal ini disebabkan masih sedikitnya

pengetahuan tentang karakteristik tanah tambakyang cocok untuk areal

pertambakan.

Page 21: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

Persyaratan karakteristik tanah meme-gang peranan penting dalam

menentukan baik tidaknya lahan untuk usaha pertambakan. Tanahyang baik tidak

hanya mampu menahan air,namun juga harus mampu menyediakan berbagaiunsur

hara untuk makanan alami ikan dan udang.

Kemampuan tanah menyediakan berbagai unsurhara yang diperlukan untuk

pertumbuhan maka-nan alami, dipengaruhi oleh kesuburan tambakdan ditentukan

pula oleh komposisi kimiawitanah. Tanah alkalis lebih subur dan produktif

daripada tanah masam. Kesuburan tambak diten-tukan oleh tersedianya unsur hara

yang terdapat dalam air dan tanah dasar tambak. Karakteristik tanah dasar tambak

sangat penting untuk per- tumbuhan alga dasar (kelekap) maupun plankton.

Ketersedian unsur-unsur hara seperti N, P, K,Mg, serta unsur mikro trace

element sangat

diperlukan untuk tanah pertambakan Tanah tambak yang didominasi oleh oleh

mineral liat dari jenis kaolinit dan gibsite,mempunyai kesuburan relatif rendah.

Tingginya kandungan mineral dilihat dari jenis kaolinit dan gibsite akan

menyulitkan dalam pengelolaan tambak, karena Cation Exchange Capacity (CEC)

dan kapasitasmengatur kelembaban hampir tidak ada, sehingga

penggunaanphospatmenjadi meningkat. Sedang- kan tanah tambak yang banyak

mengandungmineral liat dari jenis smectite memungkinkan untuk menjaga kation

seperti K, NH4, Mg, danCa, sehingga tambak memiliki tingkat kesuburanlebih

tinggi.

Usaha pertambakan di Kabupaten Kutai,Provinsi Kalimantan Timur

mempunyai potensisangat besar untuk diusahakan. Dengan menge-tahui tingkat

kesuburan tambak, diharapkanpengelolaan tanah tambak di daerah ini

dapatdilakukan lebih efisien dan mencapai tingkatproduksi tinggi. Tujuan

penelitian yaitu: (1)menentukan karakteristik tanah tambak dibeberapa daerah

pertambakan dan (2) mengetahuikandungan hara tanah untuk mengetahui

tingkatkesuburan tambak.

Adapun cara-cara untuk mengetahui kualitas sifat fisika-kimia tanah tambak

yang diukur meliputi: tekstur tanah, pH tanah, redoks potensial (Eh), C-Organik

dan unsur hara(N,P,K,Ca dan Mg). Sampel tanah tambakdiambil pada lapisan

Page 22: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

topsoil (0-5 cm) dan lapisansubsoil (5-50 cm). Parameter kualitas fisika-kimia

tanah yang dapat diukur di lapangan dila-kukan secara in situ, sedangkan yang

tidak dapatdiukur secara in situ dilakukan pengambilansampel tanah dengan

menggunakan CORER atauSoil Sampler. Sampel tanah dimasukan ke

dalamplastik polyetilene hitam dan disimpan dalam cool box.

         

BAB IIIPENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1.      Bahan-bahan pencemaran tanah sebagian besar berasal dari aktivitas manusia.

2.      Analisis pencemaran tanah oleh logam berat dapat dianalisis dengan

menggunakan dianalisis dengan AAN (Analisa Aktivasi Neutron) dan

Spektrometri ICP ( Penggabungan induksi dengan plasma spektrometri).

3.      Metode evaluasi kesuburan tanah ada 2 metode yaitu kandungan unsur hara tanah

dan metode pendekatan sampling serta teknik pengambilan contoh  tanah –

tanaman.

4.      Analisis tanah tambak sebagai indikator dapat diketahui dengan mengukur

kualitas kimia dan fisika dari tanah tersebut.

B.     Saran

Untuk menjaga kestabilan tanah yang semakin hari semakin tercemar

maka diharapkan untuk mengurangi aktivitas-aktivitas yang menyebabkan tanah

tercemar.

 

Page 23: ANALISIS_PENCEMARAN_TANAH

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. 2010. Kimia Lingkungan. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Diatta, Bernard Jean Diatta dkk. 2003. Sebuah Studi Pencemaran Tanah Oleh Logam Berat Di Kota Poznan (Polandia) Menggunakan Dandelion (Taraxacum Officinale Web) Sebagai Bioindikator A. (Online) (http://www.ejpau.media.pl/volume6/issue2/environment/art-01.html). Diakses pada tanggal 28 Mei 2010.

Jacob, Agustinus. 2008. Metode Dan Teknik  Pengambilan Contoh Tanah Dan Tanaman Dalam  Mengevaluasi Status Kesuburan Tanah. (Online) (http://acehpedia.org/Mengevaluasi_Status_Kesuburan_Tanah). Diakses pada 1 Juni 2010.

Hidayanto, M dkk. 2004. Analisis Tanah Tambak Sebagai Indikator.  (Online) (http://gandainc.blogspot.com/2008/09/analisis-tanah-tambak-sebagai-indikator.html).  Diakses pada tanggal 28 Mei 2010.

Lutfi, Ahmad. 2009.  Sumber dan Komponen Pencemaran Tanah. (Online) (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-tanah/sumber-dan-komponen-bahan-pencemar-tanah/). Diakses pada tanggal 1 Juni 2010

Suciu, Ioan dkk. 2008. Analisis Tanah Pencemaran Logam Berat dan Pola di Transylvania Tengah.  (online) (http://ukpmc.ac.uk/articlerender.cgi?artid=1730083). Diakses pada tanggal 28 Mei 2010.