analisiskompetensi
DESCRIPTION
drhgaeTRANSCRIPT
-
Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah
di Indonesia
Tim Peneliti STIA LAN Makassar
STIA LANMakassar
2012
lgmhschool.com
-
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
iii
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, Taupiq dan Hidayah-Nya sehingga laporan hasil
penelitian STIA-LAN Makassar untuk tahun 2012 dengan Judul: Analisis
Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia dapat kami
selesaikan.
Penelitian ini dilaksanakan pada 6 daerah sampel yaitu Kabupaten
Sorong, Kota Bandung, Kabupaten Mamuju, Kota Kendari, Kota Kupang
dan Kota Ternate. Kepada Narasumber, Responden dan Pembantu
Lapangan yang telah memberi data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya.
Terima kasih dan penghargaan yang sama juga disampaikan
kepada Narasumber penilai atas masukan, saran dan koreksinya terhadap
laporan ini. Terkhusus kepada anggota tim peneliti, terima kasih atas
kerjasama dan dedikasinya yang tinggi serta upaya yang ditunjukkan
untuk menghasilkan penelitian yang baik. Semoga apa yang telah
dilakukan memberi manfaat. Amin.
Makassar, Desember 2012
Koordinator,
Dra. Rohana Thahier, M.Pd
-
ii
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
DAFTAR ISI
Hal
SAMPUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5
A. Tinjauan Teori ................................................................. 5
1. Manajemen Aparatur .................................................. 5
2. Kompetensi Aparatur .................................................. 7
3. Karakteristik Kompetensi ............................................. 9
4. Klasifikasi Kompetensi ................................................. 10
5. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan ......................... 13
6. Komponen Kompetensi ............................................... 14
B. Devinisi Operasional Variabel .......................................... 15
C. Model Berpikir .................................................................. 16
D. Pertanyaan Penelitian ..................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 18
A. Metode Penelitian ............................................................ 18
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling........................... 18
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................... 19
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................. 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 22
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................. 22
B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ................................. 77
BAB V PENUTUP ............................................................................. 152
A. Kesimpulan ..................................................................... 152
B. Saran .............................................................................. 152
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
iii
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Gambar
Halaman
1. Model Berpikir .................................................................. 16
-
iv
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
1. Karakteristik responden penelitian ... 77
2. Tanggapan responden tentang penyampaian dan
penjelasan pengetahuan terkini dalam peran sebagai ahli,
membantu kesulitan tekhnis orang lain, menyebarkan
teknologi baru keluar organisasi, menerbitkan tulisan
tentang metode baru melalui artikel atau jurnal
professional.........................................................................
82
3. Tanggapan responden tentang kesadaran akan teknologi
baru dan secara aktif mengembangkan pengetahuan
yang dimiliki serta mengembangkan rasa ingin tahu untuk
mendapatkan hal baru dan tetap mengetahui
perkembangan yang terbaru dari suatu bidang
pengetahuan tertentu..........................................................
83
4. Tanggapan responden tentang penguasaan bidang
pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan &
mempunyai keahlian tekhnis untuk memberikan/
menyumbangkan pengetahuan-nya kepada orang
lain................................................................................................. 86
-
v
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
5. Tanggapan responden tentang tidak mempertentangkan
sejarah & adat istiadat dalam organisasi, akan tetapi
mendayagunakan-nya untuk menunjang kelancaran
pencapaian tujuan organisasi............................................. 87
6. Tanggapan responden tentang memiliki kemampuan
keterampilan dari tingkat dasar sampai dengan pakar
yang didapat dari pendidikan khusus dan pengalaman di
bidang tertentu sampai dengan mengatur berbagai unit
organisasi yang kompleks................................................... 100
7. Tanggapan responden tentang kemampuan menentukan
dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang lebih teliti dan
berbeda sebelumnya..........................................................
102
8. Tanggapan responden tentang memastikan hasil kerja
yang berkualitas, dimana prosedur kerja, pelaksanaan
tugas, dan hasil kerja untuk menghindari kekurangan atau
kesalahan............................................................................ 104
9. Tanggapan responden tentang kemampuan untuk
mempengaruhi dan meyakinkan orang lain mengikuti
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam kelompok
kerja dan menyelesaikan tugasnya dalam kelompok serta
membagi informasi yang berguna dan relevan bagi
-
vi
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
anggota tim............................................................... 106
10. Tanggapan responden tentang melakukan kesepakatan
dengan pihak-pihak yang terkait mengenai pekerjaan
yang akan dilaksanakan..................................................... 108
11. Tanggapan responden tentang melakukan uji coba setiap
solusi yang diterapkan, mengumpulkan umpan balik
kegunaannya dan kreatifitas solusi untuk efektivitas......... 110
12. Tanggapan responden tentang memanfaatkan
kemampuan melayani dengan berorientasi kepada
pelanggan...........................................................................
122
13. Tanggapan responden tentang kemampuan berempati
terhadap orang lain yang menunjukkan suatu pandangan
yang seimbang tentang kekuatan dan kelemahan tertentu
seseorang......................................................................... 124
14. Tanggapan responden tentang penyerahan tugas dan
tanggung jawab kepada bawahan untuk mengetahui hasil
kerja yang didelegasikan.................................................... 126
15. Tanggapan responden tentang kemampuan untuk
mengendalikan diri dalam menggunakan wewenangnya 128
16. Tanggapan responden tentang kemampuan untuk
menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif dalam 130
-
vii
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
situasi & kondisi yang berbeda........................................
17. Tanggapan responden tentang kemampuan untuk
menyelaraskan sikap & perilaku dengan mengutamakan
pekerjaan dalam rangka mewujudkan visi & misi
organisasi............................................................................ 132
18. Tanggapan responden tentang memulai dan
melaksanakan tugas-tugas baru, tanpa menunggu atau
meminta orang lain untuk mengambil tindakan.................. 134
-
1
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Pokok-pokok kepegawaian adalah mewujudkan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang professional. Namun persoalannya,
mempersiapkan PNS yang professional dan memiliki kompetensi tinggi
seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang tersebut serta diinginkan oleh
semua pihak, hingga saat ini masih merupakan impian dari pada kenyataan.
Banyaknya keluhan, dan dalam beberapa hal penilaian negative yang
dialamatkan kepada PNS merupakan salah satu indikasi yang memperkuat
bahwa performance sang abdi dan pelayan public ini umumnya masih
dibawah standar yang diharapkan. Salah satu penyebabnya adalah karena
hingga saat ini kita belum memiliki standarkebutuhan kompetensi yang
khusus dibuat untuk PNS.
Menurut Suprapto (2002:3), dalam menetapkan standar
kebutuhankompetensi harus menggunakan ketentuan-ketentuan yang dapat
diukur, dan ini lazimnya didahului dengan kegiatan riset dan pengembangan.
Karena itu kebutuhan kompetensi aparatur pemerintah daerah di Indonesia
perlu dilakukan dengan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh
masukan dari berbagai pihak terkait (stakeholders) seperti: pakar,
pemerintah, para cendekiawan, para peneliti di bidang administrasi,
-
2
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
perguruan tinggi, lembaga pelatihan, lembaga penelitian, dan dari
masyarakat yang dilayani.
Namun dalam kenyataandan harapan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang berkualitas dari aparatur Negara khususnya PNS belum
sepenuhnya dapat diwujudkan.Fenomena ini menunjukkan bahwa, di satu
sisi aspirasi masyarakat semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya
tingkat kesadaran dan pendidikan masyarakat. Di sisi lain menunjukkan
kontradiksi ketidaksiapan aparatur pemerintah terhadap tuntutan dan
harapan masyarakat tersebut.
Perubahan yang segera dapat dilakukan adalah peningkatan
kemampuan atau kompetensi yang dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan (Diklat) maupun non diklat.Perubahan melalui diklat dapat
dilakukan dengan melakukan berbagai kursus, pendidikan formal maupun
non formal atau pendidikan lainnya yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan atau kompetensi teknis maupun perubahan pola pikir, moral dan
perilaku Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur. Meskipun merubah pola
pikir, moral dan perilaku SDM aparatur melalui diklat memang tidak mudah,
akan tetapi perlu dilakukan. Sementara peningkatan kemampuan atau
kompetensi melalui non diklat dapat dilakukan dengan menciptakan situasi
dan kondisi kerja yang kondusif untuk terjadinya peningkatan kemampuan,
melakukan mutasi secara berkala, menciptakan hubungan antara personal
yang harmonis dan lain sebagainya.
-
3
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Eksistensi SDM aparatur perlu mendapat perhatiaan khusus, berkaitan
dengan strategi peningkatan kualitas dan kompetensinya.Peningkatan
kompetensi SDM aparatur dalam mengemban tugas atau jabatan birokrasi
melalui diklat adalah berorientasi pada standar kompetensi jabatan sesuai
tantangan reformasi dan globalisasi yang tentu saja disesuaikan dengan
kebutuhan stakeholder-nya.Oleh karena itu diklat perlu terus ditingkatkan
agar SDM aparatur benar-benar memiliki kompetensi dalam melaksanakan
tugasnya secara professional.
Kompetensi jabatan SDM aparatur (PNS) secara umum berarti
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang PNS berupa
pengetahuan, keterampilan , sikap,dan perilaku, yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya (Mustopadidjadja, 2002).Disinilah kompetensi
menjadi satu karakteristik yang menyadari individu atau seseorang mencapai
kinerja tinggi dalam pekerjaannya.Karakteristik itu muncul dalam bentuk
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude) untuk
menciptakan aparatur yang memiliki semangat pengabdian yang tinggi dalam
melayani masyarakat yang selalu bertindak hemat, efisien, rasional,
transparan, dan akuntabel.Untuk itu, diperlukan strategi peningkatan
kompetensi SDM aparatur, dimana kompetensi yang memadai merupakan
sesuatu yang sangat mutlak yang perlu dipahami dan dilaksanakan oleh
seluruh jajaran aparatur pemerintah baik di pusat maupun di daerah.
-
4
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji melalui
penelitian ini, yaitu:Bagaimanakah kompetensi aparatur pemerintah
Daerah di Indonesia ?
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kompetensi aparatur
Pemerintah Daerah di Indonensia.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan akan berguna baik dari aspek keilmuan
maupun aspek praktis;
1. Aspek Keilmuan: Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori-teori
mengenal kompetensi aparatur dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
2. Aspek praktis: Bagi pemerintah: penelitian ini diharapkan dapat
memberikan bahan masukan dan informasi agar dapat meningkatkan
kualitas pelayanan publiknya.
-
5
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Manajemen Aparatur
Paradigma baru otonomi daerah yang lebih mengedepankan asas
desentralisasi yang bertumpu pada dasar pemikiran otonomi daerah
adalah pelimpahan wewenangdari manajemen pemerintahan pusat
kepada manajemen pemerintahan di tingkat lokal.Tujuannya adalah untuk
mencapai penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang efktif dan
efisien. Pelimpahan wewenang dalam perspektif ini tidak dapat dilihat
sekedar sebagai hak yang dimiliki daerah yang konotasinya lebih
mengarah kepada momen politis, melainkan juga menyangkut kewajiban
daerah itu untuk melaksanakan kewenangan tersebut secara efektif dan
efisien yang konotasinya lebih mengarah kepada momen manajemen.
Dalam konteks ini, manajemen dalam bentuk sebuah paradigma melihat
segala sesuatunya sebagai sebuah upaya untuk mengoptimalkan setiap
asset yang ada, termasuk asset yang diberikan oleh manajemen
sebelumnya (Nugroho, 2003).
Dengan demikian, paradigma baru otonomi daerah melalui UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah bukan hanya
menyangkut perubahan sistem dan struktur pemerintahan daerah,
-
6
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
melainkan juga manajemen pemerintahan daerah terutama menyangkut
kesiapan, ketersediaan, dan teknik menggerakkan sumber daya manusia
aparatur pemerintah daerah, baik secara kuantitatif maupun kualitatif,
yang akan berperan dan berfungsi sebagai motor penggerak jalannya
pemerintahan daerah yang kuat, efektif, dan efisien, dan memiliki
akuntabilitas (Salam, 2002).
Sumber daya manusia aparatur pemerintah daerah yang
diperlukan bukan hanya memiliki keterampilan dan kemampuan
professional di bidangnya, melainkan juga memiliki etika dan moral yang
tinggi, serta memiliki dedikasi dan pengabdian masyarakat. Keseluruhan
kemampuan, keterampilan, etika moral dan dedikasi itu akan mengkristal
menjadi sebuah sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif .Karena
otonomi daerah memerlukan sumber daya aparatur pemerintah yang
mampu mengerjakan sesuatu yang tadinya tidak mungkin menjadi
mungkin.
Banyak keraguan, was-was, dan pesimisme di kalangan aparatur
pemerintah daerah dalam menghadapi pelaksanaan otonomi daerah
terutama dalam hal kesiapan peraturan, kewenangan, dana, kemampuan
daerah membiayai sendiri pemerintahan dan pembangunan daerah, dapat
dijawab dengan manusia-manusia daerah (terutama aparatur pemerintah
daerah) yang memiliki insight, imajinasi, dan inovasi tinggi untuk
melakukan perubahan-perubahan mendasar (Salam, 2002). Dan itu
-
7
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
semua hanya bisa diwujudkan jika aparatur pemerintah memiliki
kemampuan yang didasari pengetahuan.
Selain itu dalam era otonomi daerah yang sejalan dengan era
globalisasi yang sarat dengan tantangan, persaingan dan perkembangan
ilmu pengetahuan maupun teknologi serta untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, tidak ada alternatif
lain kecuali peningkatan kualitas profesionalisme Pegawai Negeri Sipil
yang memiliki keunggulan kompetitif dan memegang teguh etika birokrasi
dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan dan
keinginan masyarakat (Bratakusumah dan Solihin, 2002).
Sementara pada dasarnya efektivitas dan efisiensi manajemen
pemerintahan daerah sangat tergantung kepada pelaku-pelaku dari
pemerintahan daerah itu sendiri, dalam hal ini sangat ditentukan oleh
kualitas sumber daya aparaturnya. Oleh sebab itu, pengangkatan
aparatur Negara, termasuk penempatan, dan pengangkatan dalam
jabatan harus dipenuhi kriteria pokok, yaitu berpengetahuan dan
berkemampuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya
(the right man on the rightplace) Thoha (1997) atau dalam terminologi
Larson (1979) disebut dengan kompetensi.
2. Kompetensi Aparatur
Menurut Mc. Cleland, kompetensi bisa dianalogikan seperti
gunung es dimana keterampilan dan pengetahuan membentuk
-
8
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
puncaknya yang berada di atas air. Bagian yang ada dibawah permukaan
air tidak terlihat dengan mata telanjang, namun menjadi fondasi dan
memiliki pengaruh terhadap bentuk dari bagian yang berada di atas air.
Peran sosial dan citra diri berada pada bagian sadar seseorang,
sedangkan Trait dan motif seseorang berada pada alam bawah
sadarnya.
Berdasarkan peraturan kepala Badan Kepagawaian Negara No. 13
tahun 2011 standar kompetensi jabatan yang selanjutnya disebut standar
kompetensi manajerial adalah persyaratan kompetensi manajerial minimal
yang harus dimiliki seorang PNS dalam melaksanakan tugas
jabatan.Sedangkan kompetensi manajerial adalah karakteristik yang
mendasari individu dengan merujuk pada kriteria efektif danlatau kinerja
unggul dalam jabatan tertentu.
Terdapat berbagai macam definisi kompetensi, tetapi definisi yang
sering dipakai adalah sejumlah karakteristik yang mendasari individu
untuk mencapai kinerja superior. Berikut ini beberapa referensi yang
berkaitan dengan definisi kompetensi:
a) Kompetensi merujuk kepada pengetahuan (knowledge), keahlian (skill)
dan kemampuan (abilities), yang dapat didemonstrasikan, yang
dilakukan dengan standar tertentu. Kompetensi dapat diobservasi,
merupakan tindakan perilaku yang memerlukan kombinasi dari ketiga
hal ini.Kompetensi ini ditunjukkan dalam konteks pekerjaan dan
-
9
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
dipengaruhi oleh budaya organisasi dan lingkungan kerja. Dengan
kata lain, kompetensi meliputi kombinasi dari pengetahuan, keahlian
dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan atau
fungsi di dalam setting pekerjaan.(JGN Consulting Denver USA).
b) Kompetensi terdiri atas pengetahuan, keahlian, dan aplikasi yang
konsisten dari keduanya untuk mencapai standar kinerja yang
diperlukan dalam pekerjaan (Competency Standars Body Canberra,
1994)
c) Kompetensi merupakan model yang mengidentifikasi keahlian,
pengetahuan dan karakteristik yang diperlukan untuk melakukan suatu
pekerjaan (A.D. Lucia & R.Lepsinger/Preface xiii).
Dari ketiga definisi di atas dapatlah dirumuskan bahwa kompetensi
diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi
mencakup atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau KSA
(Knowledge, Skill, Attitude) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau
tugas sesuai dengan standar performance yang ditetapkan.
3. Karakteristik Kompetensi
Penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan agar dapat mengetahui
tingkat kinerja yang diharaapkan untuk kategori baik atau rata-rata (BKN,
2003:10). Penentuan ambang kompetensi yang dibutuhkan tentunya
dapat dijadikan dasar bagi proses seleksi, suksesi perencanaan, evaluasi
kinerja dan pengembangan sumber daya manusia. Sedangkan
-
10
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
penjelasan lebih rinci dari masing-masing kompetensi menurut David Mc.
Clelland adalah sebagai berikut:
a) Keterampilan: Keahlian/kecakapan melakukan sesuatu dengan baik,
Contoh: Kemampuan mengemudi.
b) Pengetahuan: Informasi yang dimiliki/dikuasai seseorang dalam
bidang tertentu. Contoh: Mengerti ilmu manajemen keuangan.
c) Peran sosial: Citra yang diproyeksikan seseorang kepada orang lain
(the outer self). Contoh: menjadi seorang pengikut, atau seorang
oposan.
d) Citra diri: persepsi individu tentang dirinya (the inner self). Contoh:
melihat/memposisikan dirinya sebagai seorang pemimpin.
e) Trait: Karakteristik yang relative konstan pada tingkah laku seseorang.
Contoh: seorang pendengar yang baik.
f) Motif: Pemikiran atau nilai dasar yang konstan yang mendorong
individu untuk bertindak atau berperilaku. Contoh: ingin selalu dihargai,
dorongan untuk mempengaruhi orang lain.
4. Klasifikasi Kompetensi
Menurut Muins (2000:40), ada tiga jenis kompetensi
yaitu:Kompetensi profesi, kompetensi individu dan kompetensi
social.Kompetensi profesi merupakan kemampuan untuk menguasai
keterampilan/keahlian pada bidang tertentu, sehingga tenaga kerja
mampu bekerja dengan tepat, cepat teratur dan bertanggung
-
11
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
jawab.Kompetensi Individu, merupakan kemampuan yang diarahkan pada
keunggulan tenaga kerja, baik pengusaan ilmu pengetahuan teknologi
(Iptek) maupun daya saing kemampuannya. Kompetensi sosial
merupakan kemampuan yang diarahkan pada kemampuan tenaga kerja
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga mampu
mengaktualisasikan dirinya di lingkungan masyarakat maupun lingkungan
kerjanya.
Menurut prayitno (BKN, 2003:110, standar kompetensi mencakup
tiga hal, yaitu disingkat dengan KSA:
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu fakta dan angka dibalik aspek tehnis;
2. Keterampilan (Skills), yaitu kemampuan untuk menunjukkan tugas
pada tingkat kriteria yang dapat diterima secara terus menerus dengan
kegiatan yang paling sedikit;
3. Sikap (Attitude), yaitu yang ditujukan kepada pelanggan dan orang lain
bahwa yang bersangkutan mampu berada dalam lingkungan kerjanya.
Menurut Maarif (2003:16), penetapan standar kompetensi dapat
diperioritaskan pada pengetahuan, keterampilan dan sikap, baik yang
bersifat hard competencies maupun soft competencies.Soft/generic
competencies menurut Spencer (1993) meliputi enam kelompok
kompetensi, yaitu:
a. Kemampuan merencanakan dan mengimplementasikan (motivasi
untuk berprestasi, perhatian terhadap kejelasan tugas, ketelitian, dan
-
12
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
kualitas kerja, proaktif, dan kemampuan mencari dan mneggunakan
informasi).
b. Kemampuan melayani (empati, berorientasi pada pelanggan)
c. Kemampuan memimpin (kemampuan mempengaruhi, kesadaran
berorganisasi, kemampuan membangun hubungan)
d. Kemampuan mengelola (kemampuan mengembangkan orang lain,
kemampuan mengarahkan, kemampuan kerjasama kelompok,
kemampuan memimpin kelompok)
e. Kemampuan berpikir (berpikir analitis, berpikir konseptual, keahlian
teknis/professional/manajerial)
f. Kemampuan bersikap dewasa (kemampuan mengendalikan diri,
fleksibilitas, komitmen terhadap organisasi).
Suprapto (2002:3) berpendapat bahwa standar kompetensi minimal
mengandung empat komponen kelompok pokok, yaitu: (1) Knowledge; (2)
Skills; (3) Attitude; dan (4) kemampuan untuk mengembangkan
Knowlegde, Skills pada orang lain. Secara specific Suprapto (2002:3)
menjelaskan bahwa kualifikasi PNS dapat ditinjau dari tiga unsur utama,
yaitu: keahlian, kemampuan teknis, dan sifat-sifat personil yang baik.
Untuk keahlian PNS antara lain: 1). Memiliki pengalaman yang sesuai
dengan tugas dan fungsinya; 2). Memiliki pengetahuan yang mendalam di
bidangnya; 3). Memiliki wawasan yang luas; 4). Beretika. Untuk
kemampuan teknis, PNS antara lain harus memahami tugas-tugas
-
13
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
dibidangnya. Sedangkan untuk sifat-sifat pegawai yang baik antara lain
harus memiliki disiplin yang tinggi, jujur, sabar, menaruh minat, terbuka,
objektif, pandai berkomunikasi, selalu siap dan terlatih. Dari pendapat-
pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa kegiatan standarisasi pada
dasarnya merupakan kegiatan dinamis, yaitu mengikuti kaidah ilmu
pengetahuan dan teknologi dan selalu dapat mengimbangi dan mengikuti
perkembangan dinamika kegiatan masyarakat di tingkat nasional maupun
internasional.Cakupan standar kompetensi PNS pada prinsipnya dapat
didasarkan kepada jabatan struktural dan fungsional.Jabatan-jabatan
tersebut berdasarkan pada sifat pekerjaannya, sehingga dapat disusun
standar kompetensi PNS yang specific.
5. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kondisi pemerintahan kita saat ini cenderung tidak efisien dan tidak
efektif dalam penyelenggaraan pemerintahan, hal ini merupakan masalah
sulit yang dibenahi di dalam dunia pemerintahan kita dewasa ini. Banyak
kalangan menilai bahwa pemerintahan di Negara kita (baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah) cenderung mengarah pada ekonomi
biaya tinggi dalam membiayai eksekutif dan legislatif, dengan menyerap
resources (sumber daya) yang sebenarnya terbatas, dan tinggal sedikit
resources yang tersisa untuk kegiatan pelayanan, hal ini terlihat pada
belanja publik yang tidak terlampau besar dibandingkan dengan belanja
aparatur (Fadel Muhammad, Gtlo Post, 5 Maret 2005).
-
14
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang wajib dan mutlak
dimiliki oleh setiap PNS yang menduduki jabatan struktural di lingkungan
instansi pemerintah yang mencakup integritas (integrity), kepemimpinan
(leadership), perencanaan dan pengorganisasian (planning and
organizing), kerjasama (collaboration) dan fleksibilitas (fleksibility).
6. Komponen Kompetensi
Menurut Lembaga Administrasi Negara (2004:14) mengemukakan
bahwa, cakupan kompetensi meliputi lima kemampuan, yaitu kemampuan
tehnik, kemampuan manajerial, kemampuan komunikasi, kemampuan
strategis dan kemampuan etika.
a. Kemampuan Tehnikal; merupakan kemampuan yang berkaiatan
secara langsung dengan tugas pokok dan fungsi instansi. Contohnya
seperti: human relation, analisis kebijaksanaan dan penyusunan
rencana kegiatan. Kemampuan-kemampuan tersebut hendaknya
dapat dimiliki oleh para pejabat sampai pada tingkat menguasai.
b. Kemampuan Manajerial; merupakan aspek kemampuan yang
berkaiatan dengan pelaksanaan fungsi manajemen, seperti: (1) tingkat
kemampuan menetapkan sasaran kegiatan-kegiatan sesuai dengan
tugas dan fungsi; (2) Tingkat kemampuan dalam menetapkan tugas-
tugas dalam upaya pencapaian sasaran; (3) tingkat kemampuan
dalam mendistribusikan tugas pada bawahan, tingkat kemampuan
-
15
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
dalam mengkoordinasikan tugas; (4) tingkat kemampuan dalam
melakukan bimbingan terhadap bawahan.
B. Devinisi Operasional Variabel
1. Kompetensi menurut Michael Amstrong (1994:92) merupakan apa
yang orang bawa pada suatu pekerjaan dalam bentuk tipe dan tingkat
perilaku yang berbeda-beda. Sedangkan menurut McClelland (Prihadi,
2004:89) kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang saling terkait mempengaruhi sebagian besar jabatan
dan berkorelasi dengan kinerja pada jabatan tersebut serta dapat
diukur dengan standar-standar yang telah ditentukan.
2. Pengetahuan menurut Wardoyo (2005:18) adalah kemampuan
wawasan yang dimiliki oleh seorang individu sumber daya manusia
berdasarkan jenjang pendidikan yang dimiliki, latar belakang
pendidikan dan disiplin ilmu yang ditekuni, yang membentuk suatu
wawasan yang komperehensif dalam membentuk sikap dan karakter
dalam mencapai tujuan pembangunan pendidikan nasional.
3. Keterampilan menurut Pradiansyah (1999:59) adalah suatu
kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas
pokoknya sesuai dengan bidang kerja yang ditekuni.
4. Sikap menurut Rivai (2004:247) adalah suatu kesiapan untuk
menanggapi suatu kerangka yang utuh untuk menetapkan keyakinan
atau pendapat yang khas serta sikap juga pernyataan evaluatif, baik
-
16
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai objek,
orang atau peristiwa.
C. Model Berpikir
Gambar 1: Model Berpikir
Kompetensi Aparatur
Pemda
Pengetahuan - Kemampuan berpikir
- Memahami pekerjaan dengan
baik
- Mempunyai keahlian teknis
- Mengetahui sejarah, adat istiadat
dan budaya masyarakat
Keterampilan
- Kemampuan merencanakan
- Kualitas kerja
- Ketelitian
- Kemampuan memimpin
- Kemampuan kerja sama dalam
kelompok
- Kreatifitas
Sikap
- Kemampuan melayani dengan
berorientasi kepada pelanggan
- Kemampuan berempati
terhadap orang lain
- Kejujuran
- Kemampuan mengendalikan diri
- Fleksibilitas dalam bekerja
- Komitmen terhadap pekerjaan
- Inisiatif
- Motivasi internal
-
17
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
D. Pertanyaan Penelitian
Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kompetensi aparatur pemerintah kabupaten/kota di
Indonesia dilihat dari aspek pengetahuan?
2. Bagaimanakah kompetensi aparatur pemerintah kabupaten/kota di
Indonesiadilihat dari aspek keterampilan?
3. Bagaimanakah kompetensi aparatur pemerintah kabupaten/kota di
Indonesiadilihat dari aspek sikap?
-
18
AnalisisKebutuhanKompetensiAparaturPemerintah Daerah di Indonesia
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey dengan pendekatan kuantitatif. Untuk tingkatanalisis, penelitian ini
akan menggunakan dua tingkatan sekaligus yaitu: analisis deskriptif pada
semua variable serta lokus dan analisis komparatif untuk melihat
kecenderungan pola yang sama atau berbeda antara lokasi yang satu
dengan yang lainnya terhadap analisis jabatan/ pekerjaan pegawai dikaitkan
dengan kompetensi aparatur baik secara kuantitas (cukup) maupun kualitas
(cakap) sesuai dengan tugas pokok, fungsi, kewenangan, dan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
B. Populasi, Sampel & Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah Aparatur Pemerintah Daerah
yang ada di 6 (enam) Kabupaten/Kota di Indonesia masing-masing:
Kabupaten Sorong, Kota Kupang, Kota Ternate, Kota Kendari, Kota
Bandung, dan Kabupaten Mamuju.
-
19
AnalisisKebutuhanKompetensiAparaturPemerintah Daerah di Indonesia
2. Sampel
Selain penelitian terhadap sampel aparatur pemerintah, Baik untuk
pemerintah di 6 (enam) Provinsi maupun Kabupaten/Kota, instansi yang
dipilih untuk diteliti adalah masing-masing BKD, Bappeda, Bagian
Organisasi dan Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota.
3. Teknik Sampling
Penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan quota sampling, yang ditetapkan jatah sampel untuk
masing-masing aparatur pemerintah daerah di Indonesia (sesuai dengan
pertimbangan peneliti), misalnya masing-masing 20 orang aparatur yang
menjadi responden dari 3 unit kerja di 6 (enam) Provinsi, Kabupaten/Kota
sehingga totalnya 360 responden.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini
adalah kuesioner (angket), pedoman wawancara, dan dokumentasi.
a. Kuesioner, yaitu melakukan pengumpulan data dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara tertulis dan sistematis yang diberikan
kepada setiap responden dengan maksud untuk meperoleh data yang
akurat dan valid.
-
20
AnalisisKebutuhanKompetensiAparaturPemerintah Daerah di Indonesia
b. Wawancara, yaitu melakukan wawancara (dialog) langsung kepada
responden dan informan untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan masalah penelitian.
c. Dokumentasi, yaitu melakukan pengumpulan data dengan
mengumpulkan berbagai dokumen yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian.
D. Teknik Analisa Data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif yakni untuk mengetahui bagaimana kompetensi aparatur pada
Pemerintah Daerah di Indonensia dengan menggunakan dua analisis,
yaitu:
a. Analisis deskritif
Analisis deskritif dilakukan dengan menggunakan table
prekuensi dan prensentase serta skoring. Untuk menjelaskan secara
deskritif data diukur dari variable penelitian dengan menggunakan
skala likert guna mengukur pendapat atau persepsi responden
terhadap objek penelitian. Dalam pengolahan data, skala likert
termasuk dalamskala interval (Sugiyono, 2004:108) skala likert ini
mempunyai degradasi dari positif sampai sangat negative mulai skala
1 sampaidengan 5 dengankategori jawaban, yaitu:
-
21
AnalisisKebutuhanKompetensiAparaturPemerintah Daerah di Indonesia
SangatMemadai = skor 5
Memadai = skor 4
CukupMemadai = skor 3
KurangMemadai = skor 2
TidakMemadai = skor 1
Variabel yang menjadi objek penelitian ini kemudian
dijabarkan kedalam sub variabel yang kemudian ditentukan indikator-
indikatornya dan dari indicator tersebutlah dibuatkan daftar pertanyaan
atau pertanyaan untuk dijawab oleh responden.
b. Analisis kompratif
Analisis komparatif dilakukan dengan dukungan membandingkan skor
yang diperoleh masing-masing daerah berdasarkan analisis dekskritif
yang telah dilakukan.
-
22
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Kota Bandung (Jawa Barat)
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk
morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara
geografis Kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta
berada pada ketinggian 768 m di atas permukaan laut, dengan titik
tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di
atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah
dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu sungai cikapundung
dan sungai citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya
mengalir ke arah selatan dan bertemu di sungai citarum. Dengan kondisi
yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir
terutama pada musim hujan.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan
sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah
alluvial hasil letusan gunung tangkuban perahu. Jenis material di bagian
utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan
-
23
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta
timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan
tanah liat.
Sementara iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan
yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 C, curah hujan rata-
rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan
IbukotaProvinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.Kota Bandung terletak
diantara 107 0 bujur timur dan 6 0 55' lintang selatan.Lokasi Kotamadya
Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian
maupun keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh:
1. KotaBandung terletak pada pertemuan poros jalan raya :
Barat Timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota
Negara.
Utara Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah
perkebunan (Subang dan Pangalengan).
2. Letak yang tidak terisolasi serta dengan komunikasi yang baik akan
memudahkan aparat keamanan untuk bergerak ke setiap penjuru.
Secara topografis KotaBandung terletak pada ketinggian 768
meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah utara dengan
-
24
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
ketinggian 1.050 meter dan terrendah di sebelah selatan adalah 675
meter di atas permukaan laut. Di wilayah Kotamadya Bandung bagian
selatan permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah Kota bagian
utara berbukit-bukit sehingga merupakan panorama yang indah.
Keadaan Geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan
sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah
alluvial hasil letusan gunung tangkuban perahu.Jenis material di bagian
utara umumnya merupakan jenis andosol, dibagian selatan serta timur
terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah
liat.Di bagian tengah dan barat tersebar jenis andosol.
Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang
lembab dan sejuk. Pada tahun 1998 temperatur rata-rata 23,5 o C, curah
hujan rata-rata 200,4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21,3 hari
perbulan.
Sejarah Singkat Kota Bandung
Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan
karena terbendungnya sungai citarum oleh lavagunung tangkuban
perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh
orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung"
diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang
-
25
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh
Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum
dalam mencari tempat kedudukan Kabupaten yang baru untuk
menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh
pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu Kota Bandung
memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang
merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau
Bandung, dan bagaimana terbentuknya gunung tangkuban perahu, lalu
bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan
cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda
tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama
Sangkyang Tikoro.
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering
adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau
tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan
untuk pemukiman.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya
waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan
-
26
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
tanggal 25 September1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana
untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari
jadi Kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (Kota)
dari Gubernur JenderalJ.B. van Heutsz pada tanggal 1 April1906[11]
dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi
8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah
saat ini.[12]
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret1946, sebagian
Kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam
strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung
Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu
Kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang
mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April1955 di Gedung Merdeka yang dahulu
bernama "Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan
Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-
Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di Kota ini
pada 19 April-24 April2005.
-
27
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan
Kabupaten Bandung.Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat
jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri.Kabupaten Bandung dibentuk
pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama
tumenggung Wiraangunangun.Beliau memerintah KabupatenBandung
hingga tahun 1681.
Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang
Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat Kota
Bandung sekarang. Ketika Kabupaten Bandung dipimpin oleh Bupati ke-
6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum
I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia
Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels
(1808-1811). Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa,
Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di
ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa Timur (kira-
kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi
di bawah pimpinan Bupati daerah masing-masing.
Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya,
Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan
memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada.Di daearh Bandung
sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia
Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk
-
28
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah
kolonial mudah mendatangi kantor Bupati, Daendels melalui surat
tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati
Parakanmuncang untuk memindahkan ibukotaKabupaten, masing-
masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari),
mendekati Jalan Raya Pos.
Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat
itu keluar, Bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan
ibukotaKabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang
cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih
adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai
Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat
Kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain,
Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di
sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.
Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, Bupati beserta
sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota
baru.Mula-mula Bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian
pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon
Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).
Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung
dibangun. Akan tetapi, Kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels,
-
29
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan Kota itu
langsung dipimpin oleh Bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A.
Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) Kota Bandung.
Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung
dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.
Data Kependudukan
Kota Bandung merupakan Kota terpadat di Jawa Barat, di mana
penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa
merupakan penduduk minoritas terbesar di Kota ini dibandingkan etnis
lainnya.
Pertambahan penduduk Kota Bandung awalnya berkaitan erat
dengan ada sarana transportasi kereta api yang dibangun sekitar tahun
1880 yang menghubungkan Kota ini dengan Jakarta (sebelumnya
bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa
jumlah penduduk Kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal
dengan Long March Siliwangi, penduduk Kota ini kembali bertambah
dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak
644.475 jiwa.
-
30
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Penduduk Kota Bandung menurut Registrasi Penduduk sampai
dengan bulan Maret 2004 berjumlah: 2.510.982 jiwa dengan luas wilayah
16.729,50 Ha. (167,67 Km 2 ), sehingga kepadatan penduduknya per
hektar sebesar 155 jiwa. Komposisi penduduk warga negara asing yang
berdomisili di Kota Bandung adalah sebesar 4.301 jiwa. Jumlah warga
negara asing menurut catatan Kantor Imigrasi Bandung yang berdiam
tetap di Kota Bandung setiap bulannya rata-rata sebesar 2.511 orang,
sedangkan jumlah warga negara asing yang berdiam sementara di Kota
Bandung setiap bulannya rata-rata sebesar 5.849 jiwa.
Dari program pemerintah dalam hal mengurangi kepadatan
penduduk yang tinggi khususnya di Kota Bandung telah dilaksanakan
Program Transmigrasi ke luar Pulau Jawa dengan jenis transmigrasi
terbesar adalah Transmigrasi TU sebanyak 76 Kepala Keluarga dengan
jumlah jiwa sebesar 86, sedangkan daerah tujuan Transmigrasi TU
adalah Provinsi Riau dan Kalimantan tengah.
Dalam hal membuka kesempatan kerja yang ada pada bursa
kesempatan kerja jumlah kesempatan yang paling tinggi adalah dari
lulusan SMU.Nampaknya dalam hal ini Pemerintah tetap harus bekerja
keras dalam penyediaan lapangan pekerjaan, selain lowongan yang ada
terus diciptakan dan kualitas sumber daya manusia juga harus
ditingkatkan.
-
31
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Pendidikan/ Kepegawaian
Kota Bandung merupakan salah satu Kota pendidikan, dan
Soekarno, presiden pertama Indonesia, pernah menempuh pendidikan
tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didirikan oleh pemerintah
kolonial Hindia-Belanda pada masa pergantian abad ke-20.
b. Kabupaten Sorong (Papua Barat)
KabupatenSorongmempunyai luas wilayah13.603,46Km2,
yangterdiridari daratanseluas845,71Km2, danlautan seluas 514,65 Km2
(sumber:BAPPEDA KabupatenSorong).Secaraadministratif,
KabupatenSorongberbatasandengansamudera pasifik danselat dampir
disebelah utara, sebelahselatanberbatasan denganLaut
Seram.Sedangkansebelahtimur berbatasandengan KabupatenTambrauw
dan KabupatenSorongSelatansertadi sebelahBaratberbatasan
denganKotaSorong,KabupatenRajaAmpat,dan Laut Seram.
Badan Meteorologi,Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) Sorong
mencatat rata-rata suhu udara minimum selamatahun 2009 adalah
23,98oC. Angka inilebih tinggi dibandingkandengan tahun2008 yang
tercatat 23,55oC.Sedangkanrata-ratasuhuudaramaksimumnya tercatat
31,49oC,lebih rendahdibanding tahun2008.Banyaknyahari
hujanyangdicatat oleh BadanMeteorologi,Klimatologi,dan Geofisika
-
32
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
(BMKG)Sorongpadatahun2009 sebanyak214hari dengancurahhujan
sebanyak2.345,10mm. Kejadianhujan terbanyak adalah
padabulanFebruari dan Maret dengan jumlah harihujan
sebanyak22hariuntukmasing-masing bulan.Halini
dapatdikatakanbahwahampirsetiap hari padabulantersebuttahun
2009terjadi hujan. Letak geografis dan batas wilayah Kabupaten
Sorong: SebelahUtara BerbatasandenganSamudraPasifik
danSelatDampir, SebelahSelatan BerbatasandenganLautSeram,
SebelahTimur Berbatasan denganKabupatenTambrauw
danSorongSelatan, SebelahBarat BerbatasandenganKotaSorong,
KabupatenRajaAmpat,danLautSeram
Sejarah Singkat
Menurut sejarah, nama Sorong diambil dari nama sebuah
perusahan Belanda yang pada saat itu diberikan otoritas atau wewenag
untuk mengelola dan mengeksploitasi minyak di wilayah Sorong yaitu
Seismic Ondersub Oil Niew Guines atau disingkat SORONG pemerintah
tradisonal di wilayah Kabupaten Sorong awal mulanya dibentuk oleh
Sultan Tidore guna perluasan wilayah kesultanan dengan diangkat 4
(empat) orang Raja yang disebut Kalano Muraha atau Raja Ampat.
Keempat raja itu diangkat sesuai dengan 4 pulau besar yang tersebar dari
gugusan pulau-pulau dengan wilayah kekuasaan adalah sebagai berilkut:
-
33
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
a. Raja Fan Gering menjadi Raja di pulau Waigeo
b. Raja Fan Malaba menjadi Raja di Pulau Salawati
c. Raja Mastarai menjadi Raja di Pulau Waigama
d. Raja Fan Malanso menjadi Raja di Lilinta Pulau Misool
Melihat rentetan sejarah seperti tersebut diatas, maka nampak
jelas terbukti bahwa daerah Irian Jaya khususya Kabupaten Sorong sejak
dahulu telah mempunyai hubungan dengan wilayah bumi
Nusantara.Nampak pula semboyan Bhineka Tunggal Ika tercermin bagi
pedududk Kabupaten Sorong khusunya di Kepulaun Raja Ampat.
Beberapa faktor yang membuktikan adanya hubungan baik sosial budaya,
ekonomi dan politik dimasa itu adalah:
1. Kain Timur yaitu sejenis kain tenunan tangan yang digunakan di
seluruh Daerah Kepala Burung, sebagai alat pembayaran dan
mempunyai nilai yang sangat tinggi terutama sebagai mas kawain.
2. Adanya berbagai jenis peralatan dapur, parang, kapak dan
sebagainya.
3. Nama-nama pangkat dan jabatan pada Pemerintah Kampung
seperti sangaji (Bidang Pemerintahan),Kapaitan, Laut dan Mayor
(bidang keamanaan),Marinyo (Bidang Keagaamaan) dan
sebagainya identik dengan nama-nama kepulauan di Ternate.
Dari perjalanan sejarah Pemerintahan Tradisonal kesultanan
Tidore sampai Gavuernements van Nederlands Niew Guniea. Terjadi
-
34
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
sisitem perubahan Pemerintah diKabupaten sorong dapat diuraikan
sebagi berikut:
1. Sebelum perang dunia II yaitu semasa Pemerintahan Belanda atas
kepulauan Indonesia, maka Kota Sorong pada tahun 1935 dibuka
Base Camp Betaafe Petroleum Maatschappij (BPM) sedangkan
Pos pemerintahan berkedudukan di Pulau Doom. Keadaan
demikian berlangsung dengan sampai tahun 1944, kemudian
Sorong diduduki tentara Jepang Dalam masa perang .
2. Sekutu dan tentara Jepang ini, Pemerintah Belanda membentuk
lagi satuan pemerintahan sipil yang diberi nama Nederlands Indies
civil Administrasition (NICA) berkedudukan di kampung harapan
jayapura (Holandia pada waktu itu) Pemerintahan Nica ini
menjalankan tugasnya tugasnya di Irian Jaya Barat sampai tahun
1947.
3. Pada tahun 1947 Pemerintah Belanda mulai menyusun
Pemerintahaan di Irian Jaya dengan pembagian wilayah atas
daerah besar dan kecil. Sorong ditentukan sebagai Onderadeling
yang meliputi Distrik- distrik dikepulauan Raja Ampat dan
semenanjung Doreri. Onderafdeling ini dikepalai oleh Hoofd Van
Paatselijk Bestur (HPB) yang berkedudukan disorong Doom
kemudian ditetapkan sebagai Kota Afdeling West Niuew Guinea
yang dikepalai seorang asisten resident. Sedangkan residentnya
-
35
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
sebagai kepala Provinsi dan berkedudukan di Holandia (Jayapura).
4. Keberhasilan Pemerintah Belanda dalam usahanya memisahkan
daerah Irian Jaya melalui Konfresi Meja Bundar (KMB) tahun 1949,
maka Pemerintah Belanda lebih memperkuat kedudukan dengan
membentuk satuan Pemerintah yang diberi nama Het Holandia
(Jayapura sekarang). Dengan terbentuknya satuan Pemerintahan
Het Gouvernur Guienea pada waktu itu) diantaranya Afdeling west
Nieuw Guinea yang meliputi kepala burung (Vogelkop) dan fak-fak
dikepalai seorang Resident dan berkedudukan di Sorong Doom.
Pembangunan wilayah dalam Kabupaten Sorong seperti tersebut
diatas sampai tahun 1973 saat dihapusnya wilayah-wilayah kepala
Pemerintahan setempat dan sejumlah Kecamatan di Provinsi Irian Jaya
Barat dan dibentuk Pemerintah wilayah Kecamatan tahap I (pertama)
1973-1974 dalam rangka usaha penyesuaian pembagian wilayah dengan
daerah Indonesia lainnya.
Perkembangan selanjutnya berdasarkan peraturan Pemerinth No.
45 tahun 1992 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nonor 105 tahun
1994, Kabupaten Daerah Tingkat II Sorong ditetapkan sebagai Kabupaten
Otonom Daerah Tingkat II yang dicanangkan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 25 April 1995.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun
1996 tanggal 3 mei 1996, IbukotaKabupaten Tinggkat II Sorong yang
-
36
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
berkedudukan di Kecamatan Sorong ditingkatkan statusnya menjadi
Administratif Sorong pada tanggal 3 Juni 1996. Dalam Perkembangan
salanjutnya,maka berdasarkan UU Nomor 45 tahun 1999 Kota
Administrasi Sorong ditingkatkan Menjadi Kota Sorong pada tanggal 12
Oktober 1999. Mengigat luasnya Kabupaten maka dalam rangka
mendekatkan pelayanan Pemerintah kepada masyarakat dan pemerataan
pembangunan telah diadakan pemekaran ditingkat Kampung/Kelurahan
,Kecamatan Dan Kabupaten hingga tahun 2008.
Kependudukan DanKetenagakerjaan
Jumlah Penduduk Kabupaten Sorong berjumlah 78. 807 Jiwa
dengan komposisi 53,59 % (42.235 Jiwa ) merupakan penduduk Laki-laki,
dan 46, 41 % (36.572 Jiwa adalah penduduk berjenis kelamin perempuan.
Dengan demikian sex ratio penduduk Kabupaten Sorong adalah 115, 48.
Penduduk usia produktif( 15-64 Tahun ) sebnyak 44.061 jiwa (
55,91 % ) dari total penduduk.Apabila dilihat dari jenis kelamin penduduk
usia produktif maka ada 23.567 jiwa ( 53,49 % ) laki-laki, sedangkan yang
perempuan 20,494 jiwa ( 46,51 % ). Sedangkan penduduk yan non
produktif ( usia 0-14 dan 65+ ) sekitar 34,746 jiwa atau 44,09 % dari total
penduduk; terdiri atas 34.020 jiwa ( 97,91 % ) merupakan penduduk usia
0-14 tahun dan 726 jiwa ( 2,09 % ) merupakan penduduk yang usianya 65
tahun keatas.
-
37
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Dengan memperhatikan jumlah penduduk usia produktif dan non
produktif maka dapat diketahui besarnya angka rasio ketergantungan
(Dependency Ratio), yaitu 78,86. Rasio ketergantungan diartikan sebagai
besarnya beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif atau rasio
jumlah penduduk usia non produktif terhadap penduduk usia produktif.
Dengan demikian di Kabupaten Sorong pada tahun 2005, setiap 100
orang pendudk usia produktif menanggung kurang lebih 79 orang
penduduk usia non produktif.
Sebaran penduduk Kabupaten Sorong yang memiliki luas sekitar
17.970 Km2 dengan penduduk 78.807 jiwa tersebar pada 105 kampung
dan 5 kelurahan yang terhimpun pada 16 distrik, Distrik yang meliliki
penduduk paling banyak adalah Distrik Salawati dengan penduduk 26.843
jiwa atau sekitar 34,06 % dari total penduduk, dengan kepadatan 59,19
jiwa / km2 , Distrik Aimas sebagai pusat kegiatan pemerintahan
Kabupaten Sorong mempunyai penduduk 24.695 jiwa atau sekitar 31,34
% dari total penduduk dengan tinkat kepadatan mencapai 40,48
jiwa/km2 .
Dari kedua distrik tersebut dihuni oleh sekitar 51,538 jiwa atau
kurang lebih 65,40 % dari total penduduk Kabupaten Sorong pada tahun
2005. Sedangkan kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten Sorong
sekitar 6,78 jiwa/km2 . Sehingga distrik Salawati dan Distrik Aimas
merupakan tempat konsentrasi penduduk Kabupaten Sorong, sedangkan
-
38
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
empat belas distrik lainnya dihuni oleh seitar 27.269 jiwa atau sekitar
34,60 % dari total penduduk
Pendidikan Dan Kepegawaian
Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam
meningkatkan kualitas manusia, bahkan kinerja pendidikan yaitu
gabungan APK jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dan
melek aksara digunakan sebagai salah satu variabel dalam menghitung
Indek Pembangunan Manusia (IPM).Oleh karena itu peningkatan akses
masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan
mandat yang harus dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia
sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Pembangunan Pendidikan nasional yang akan dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sorong dalam kurun waktu 2007-2012 akan
mempertimbangkan kondisi obyektif daerah sesuai dengan kebutuhan
dan tuntutan kegiatan pembangunan.
c. Kabupaten Mamuju (Sulawesi Barat)
Kabupaten Mamuju terletak di sebelah barat Pulau Sulawesi,
berdasarkan UU RI No.26 Tahun 2004 tanggal 5 Oktober 2004 maka
Kabupaten Mamuju bersama 4 Kabupaten lainnya yaitu: Polewali Mandar,
-
39
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Majene, Mamasa dan Mamuju Utara resmi menjadi sebuah Provinsi
Sulawesi Barat dan ibukota Provinsi terletak di Kabupaten Mamuju.
Kabupaten Mamuju merupakan daerah yang terluas di Provinsi
Sulawesi Barat. Secara geografis Kabupaten Mamuju terletak di posisi: 00
45' sampai 20 55' Lintang Selatan dan 45' sampai 1190 50' Bujur Timur
Kabupaten Mamuju berbatasan dengan: 1. Disebelah Utara:
Kabupaten Mamuju Utara, 2. Disebelah Timur: Kabupaten Luwu Utara
(Provinsi Sulawesi Selatan), 3. Disebelah Selatan : Kab.Majene, Polewali
Mandar dan Tator (Provinsi Sulawesi Selatan), 4. Disebelah Barat: Selat
Makassar (Provinsi Kalimantan Timur)
Kabupaten Mamuju memiliki luas 801.406 Ha. Secara administrasi,
Pemerintahan Kabupaten Mamuju terbagi atas 16 Kecamatan, 155 Desa /
Kelurahan dan 2 UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi). Kabupaten
Mamuju, merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan
dan setelah diadakan pemekaran saat ini berada di wilayah Provinsi
Sulawesi Barat, berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2004,
bersama dengan Kabupaten Polewali Mandar, Majene, Mamuju Utara dan
Kabupaten Mamasa, sekaligus dalam Undang - Undang No. 26 tersebut
Kabupaten Mamuju ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Barat.
-
40
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
KabupatenMamuju terletak padaProvinsiSulawesiBaratpadaposisi
1038110-2054552LintangSelatan dan110 5447130535BujurTimur
dariJakarta;(0000Jakarta=160048 28Bujur TimurGreen
Wich).Kabupaten Mamuju yang beribukotadiMamuju, berbatasandengan
KabupatenMamuju Utaradi sebelah utara danKabupatenLuwu
Utaradisebelahtimur,Kabupaten Majene, Kabupaten Mamasa dan
KabupatenTana Torajadisebelah selatan serta Selat Makasardi sebelah
barat.
KabupatenMamuju dengan luas wilayah 794.276 Ha, secara
administrasi pemerintahan terbagi atas 16
Kecamatan,terdiridari143desa,10 kelurahan dan2 UPT
KecamatanKalumpang adalah Kecamatanterluasdenganluas1.731,99
km2atau 21,81persen dariseluruh wilayahKabupaten Mamuju.Kecamatan
Balabalakang luas wilayahnya 21,86km2atau0,28persen
merupakanKecamatan terkecildi KabupatenMamuju.Hampirseluruh
Kecamatandi Kabupaten Mamujudilintasi oleh sungai.Kecamatan yang
palingbanyakdilintasi sungai adalah Kecamatan Bonehau dengan12
sungai yangmelintasinya.
KabupatenMamujumemiliki wilayah yangberbukit-bukit.Sedangkan
untukgunung,di KabupatenMamuju hanyaterdapat di duaKecamatan yaitu
Kecamatan KalumpangdanKecamatan BudongBudong.
-
41
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Diantara 16 Kecamatandi Kabupaten Mamuju,ibukotaKecamatan
yang letaknyaterjauh dariibukotaKabupatenadalahibukotaKecamatan
Balabalakangyaitu sejauh 202km sementaraibukotaKecamatan yang
terdekat dari ibukotaKabupaten adalah KecamatanSimboroyang
berjarak6km dariMamuju.
Curah hujan di Kabupaten Mamuju tertinggi terjadi padabulan
Septembersebesar17.570mm3 dengan harihujan
sebanyak11hari.Sedangkan curah hujan terendah terjadipadabulan
Januari sebesar 2.781mm3 dengan jumlah hari hujan adalah6hari.
-
42
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Daftar Kecamatan Pada Kabupaten Mamuju
01. Kecamatan Tapalang
02. Kecamatan Tapalang Barat
03. Kecamatan Simboro
04. Kecamatan Mamuju
05. Kecamatan Kalukku
06. Kecamatan Bonehau
07. Kecamatan Kalumpang
08. Kecamatan Papalang
09. Kecamatan Sampaga
10. Kecamatan Pangale
11. Kecamatan Tommo
12. Kecamatan Budong Budong
13. Kecamatan Tobadak
14. Kecamatan Topoyo
15. Kecamatan Karossa
16. Kecamatan Bala-Balakang
Sejarah Singkat
Penetapan Hari Jadi Mamuju sebagai salah satu Kabupaten di
Sulawesi Selatan memakan waktu yang cukup panjang dan melibatkan
banyak tokoh di daerah ini.Kajian sejarah dan berbagai peristiwa penting
-
43
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
melahirkan beberapa versi mangenai waktu yang paling tepat untuk
dijadikan sebagai Hari Jadi Mamuju.
Menyadari perlunya titik temu pendapat mengenai hari jadi
tersebut, HIPERMAJU dan PERSUKMA bekerjasama dengan Pemerintah
Daerah Mamuju melaksanakan seminar, dan ditetapkan tahun 1540
sebagai Hari Jadi Mamuju. Hasil seminar inilah yang kemudian
ditindaklanjuti oleh Bupati dengan menyusun Rancangan Peraturan
Daerah tentang Hari Jadi Mamuju.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mamuju hasil pemilu
1999 menerima Ranperda dan setelah melalui pembahasan termasuk
dengar pendapat dengan para tokoh sejarah, budayawan dan tokoh
intelektual di daerah ini, dalam sidang paripurna tanggal 9 Agustus 1999
secara resmi Ranperda tentang Hari Jadi Mamuju disahkan menjadi
Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju. Peraturan daerah ini adalah Perda
Nomor 05 Tahun 1999 diundangkan pada Tanggal 10 Agustus 1999 dan
dicantumkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mamuju Tahun 1999
Nomor 14. Inti dari Perda tersebut adalah menetapkan TANGGAL 14
JULI 1540 SEBAGAI HARI JADI MAMUJU.
Dalam penjelasan Peraturan Daerah tersebut diuraikan latar
belakang penetapan waktu Hari Jadi Mamuju dan kesempatan ini dikutip
beberapa kalimat butir C (penjelasan peraturan) sebagai berikut:
-
44
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
"Apabila dilihat dari sudut yuridis formal, maka Hari Jadi Mamuju akan
jatuh pada tanggal 4 Juli 1959, yaitu saat ditetapkannya Undang- Undang
Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di
Sulawesi. Namun akal sehat akan membawa kita untuk tidak terpaku dan
terperangkap dalam kelakuan formalitas yang sempit yang kelak dapat
mengaburkan maksud dan tujuan menetakan Hari Jadi Mamuju itu
sendiri".
Dengan demikian, Hari Jadi Mamuju akan bermakna dan bernilai
moral yang amat mendalam bukan sekedar formalitas belaka tetapi dapat
memberi makna simbolik tentang harkat, hakekat, citra dan jati diri untuk
selanjutnya berperan sebagai wahana motivasi bagi masyarakat demi
melestarikan nilai-nilai budaya dan sejarah Mamuju.
Ungkapan Mutiara hikmah nilai budaya dan tradisi masyarakat
Mamuju mengatakan: "Todiari Teppo Dolu, Parallu Nikilalai Sule Wattu Ia
Te'e, Laiyalai Mendiari Peppondonganna Katuoatta'ilalan Era
Laittingayoaianna".
Dari kutipan diatas tergambar dasar-dasar pemikiran penetapan
waktu yang diambil sebagai Hari Jadi Mamuju dan peristiwa yang menjadi
patokan penetapannya adalah terbentuknya Kerajaan Mamuju dari hasil
perpaduan tiga buah kerajaan Kurri-Kurri, Langgamonar dan
Managallang. Selanjutnya, dasar pemikiran dan pertimbangan penetapan
-
45
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
waktu tersebut secara terinci dari tanggal, bulan dan tahun yang diambil
diungkapkan sebagai berikut:
1. Tanggal 14 (empat belas)
Angka 14 adalah angka kelipatan dua dari tujuh, yang oleh tradisi
Masyarakat Mamuju menyebutnya Penduang Pitu.
Jumlah hari dalam sebulan bergerak antara 28/29 dan 30/31 hari
dengan demikian, posisi tanggal 14 berada pada posisi tengah
yang diapit 14/15 hari sebelum dan 15/16 hari sesudahnya.
Tanggal 14 akan selalu berada pada posisi mendekati kebenaran,
karena keseimbangan jumlah hari sebelum dan sesudahnya dalam
sebulan.
Nilai-nilai tradisi yang lekat dengan tanggal 14 adalah perhitungan
hari ke-14 dengan posisi bulan situru' yang berarti mufakat bulan
malam ke-14 adalah purnama.
Angka 14 disimbolkan dengan 14 Distrik Swapraja di Mamuju.
2. Bulan Juli
a. Bulan Juli adalah bulan berada pada posisi urutan 7 dari 12 bulan
setahun. Nilai tradisi angka 7 bagi Masyarakat Mamuju dipandang
amat sakral penuh makna. Demikian letaknya angka 7 dengan
masyarakat Mamuju di bawah ini terinventarisir dengan angka 7
sebagai berikut :
-
46
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
1) Ada' Gala'gar Pitu (7 Pemangku Adat)
2) Pitu Ba'bana Binanga (7 Kerajaan di pesisir)
3) Pitu Ulunna Salu' (7 Kerajaan di Hulu Sungai)
4) Penduang Pitu (14 sebagai kelipatan 2 dari 7)
5) Nene Pitullapis (Nenek tujuh turunan)
6) Ampo Pitullapis (Cucu tujuh turunan)
7) Langi' Pitussusung (Langit tujuh susun)
8) Tanpo Pitullapis (Tanah tujuh lapis)
9) Tanete Pituttodong (Gunung tujuh bersusun)
10) Tobo Lengkong Pitu (Keris berlekuk tujuh)
11) Nambo Pitundappa (Kedalaman tujuh depah)
12) Pitu Tokke Pitu Sassa (Tujuh Tokke dan tujuh Cecak)
13) Anjoro Pitu (Kelapa 7)
14) Belua' bare pitu (Rambut terbelah tujuh)
15) Orang Lanta' Pitu (Tangga beranak tujuh)
16) Mingguling Pempitu Dapurang (Mengelilingi dapur hingga 7 kali)
17) Pitumbongi, Pitungallo (7 hari 7 malam)
b. Bulan Juli adalah bulan saat diundangkannya UU Nomor 29 Tahun
1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi.
c. Bulan dengan posisi urutan 7 berada pada posisi tengah yang
diapit oleh 6 bulan sebelumnya dan 6 bulan sesudahnya termasuk
bulan Juli itu sendiri dari 12 bulan dalam setahun.
-
47
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
d. Dengan bulan Juli akan selalu berada pada posisi tengah yang
mendekati kebenaran karena keseimbangan jumlah bulan sebelum
dan sesudahnya dalam setahun.
e. Bulan Juli adalah bulan yang berada pada posisi urutan ke-7 dari
12 bulan dalam setahun.
3. Tahun 1540
Tahun 1540 adalah tahun terbentuknya kerajaan Mamuju dari hasil
perpaduan dari tiga buah kerajaan di Rante Lisuang Ada' Kurungan
Bassi, yakni Kurri-Kurri, Langgamonar dan Managgallangoleh Pue
Tunileo.
Tahun 1540 didasarkan atas pemikiran dan fakta sejarah bahwa
pada tahun tersebut, tercatat dalam sejarah Pelabuhan Kurri-Kurri
sebagai pelabuhan Internasional yang telah menjadi persinggahan
Portugis mambawa barang komuditas pada rute Karajaan Siang di
Pangkaje'ne sebelum Gowa dan Manado Tua (Sulawesi Utara).
Tahun 1540 adalah tahun kesepakatan sebagai kesimpulan hasil
seminar Hari Jadi Mamuju yang diselenggarakan oleh Hipermaju
dan Persukma Makassar, berkerja sama dengan Pemerintah
Daerah Kabupaten Mamuju.
-
48
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Data Kependudukan
JumlahPendudukKabupaten Mamujupadatahun2010, berjumlah
36.973 jiwa, meningkatsekitar21.920 jiwadari tahunsebelumnyadengan
lajupertumbuhanpenduduk pertahun sebesar 6,96 persen. Dari
16Kecamatan,Kecamatan Mamujumerupakan Kecamatandengan
jumlahpendudukterbesar,yaitusekitar 55.105jiwa.Sedangkan yangterkecil
adalahKecamatanBalabalakangsebesar 2.347 jiwa.Sedangkankepadatan
penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun2010adalah42jiwaperKm2,atau
terdapatsekitar 42jiwasetiap1Km2.
Jumlah penduduklaki-laki di Kabupaten Mamujupadatahun 2010
sebanyak 173.413 jiwa, sedangkan penduduk
perempuansebanyak163.560 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah
penduduklaki-lakiternyata1,06 persen lebih banyakdaripadajumlah
penduduk perempuan, dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio)
106yang berartibahwadiantara100 orang perempuanterdapat 106laki-laki.
Di KabupatenMamuju ada sebanyak 157.208 jiwa penduduk
berumur15tahun ke atasyangbekerja pada tahun 2010, yang terdiri dari
95.717laki-lakidan61.491perempuan.Jumlah penduduk yang bekerja
terbanyak ada di kelompok penduduk berusia 30 - 34 tahun.
Lapangan usahayangpaling banyakmenyerap tenagakerjaadalah
lapangan usaha sektor Pertanian, Perkebunan,Kehutanan,Perburuan dan
-
49
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Perikanan,yang menyeraptenagakerja sebanyak 104.981 jiwa, atau
sebanyak 66,77%.
Jumlah pencarikerjayang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Mamujupadatahun 2010 sebanyak 2.615 pencari kerja. Dari
jumlah tersebut yang berhasil ditempatkan sebanyak1.578pencari
kerja,atausebanyak60,34% dari total pencarikerja yangterdaftar.
Pendidikan/Kepegawaian
Pendidikan merupakan salah satu
saranameningkatkansumberdaya manusia (SDM).Salahsatuupaya
pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan
SDM melaluipendidikanadalahdengan mencanangkanprogram
wajibbelajar9 tahun.Denganprograminidiharapkan akan tercipta
sumberdayamanusiayang siapbersaingdalamera globalisasi. Demikian
juga dengan KabupatenMamuju yang berupaya menciptakan suatu
masyarakatyang berpendidikan. Keadaan Pendidikan di Kabupaten
Mamuju dapat dilihatdari jumlah sekolah dan murid,mulai daritingkat
sekolah dasar(SD)sampaiSekolah MenengahAtas(SMA).
Jumlah pegawai negeri sipil di Kabupaten mamuju mengalami
peningkatan dari sekitar 1.998 orang pada tahun 2008 menjadi sekitar
2.537 orang pada tahun 2010. Dilihat dari komposisi pegawai menurut
jenis kelamin, jumlah pegawai laki-laki jauh lebih besar dari pada jumlah
pegawai perempuan. Fenomena ini mungkin juga dijumpai di
-
50
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Kabupatenlain. Ketimpangan tersebut ditunjukkan oleh adanya
penambahan jumlah pegawai laki-laki yang jumlahnya jauh lebih besar
dibanding penambahan jumlah pegawai perempuan.
Selanjutnya data yang ada juga menunjukkan adanya peningkatan
kualitas PNS dari sisi pendidikan yaitu semakin meningkatnya jumlah
pegawai yang berpendidikan SMA dan sarjana.Pada tahun 2010,
mayoritas PNS di Kabupaten mamuju berpendidikan SLTA sebesar 55.56
persen diikuti dengan DIV/S1 sebesar 39.64 persen.Hal ini dapar
memberikan pengaruh positif terhadap kualitas SDM dalam memberikan
pelayanan setiap SKPD terhadap masyarakat.diharapkan hal ini akan
dapat ditingkatkan di tahun-tahun berikutnya, sehingga akan mewujudkan
tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance).
d. KotaKendari (Sulawesi Tenggara)
Keadaan Geografi Dan Iklim
Wilayah KotaKendari terletak di sebelah Tenggara Pulau
Sulawesi. Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi
mengelilingi Teluk Kendari. Terdapat satu pulau pada wilayah KotaKendari
yang dikenal sebagai Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan
KotaKendari 295,89 Km2 atau 0,70 persen dari luas daratan Provinsi
Sulawesi Tenggara.
-
51
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Luas wilayah menurut Kecamatan sangat beragam.Kecamatan
Abeli merupakan wilayah Kecamatan yang paling luas (16,77%),
selanjutnya Kecamatan Baruga (16,76%), Kecamatan Poasia (14,71%),
Kecamatan Puuwatu (14,43%), Kecamatan Mandonga (7,89%),
Kecamatan Kambu (7,82%), KecamatanKendari Barat (7,77%),
KecamatanKendari (6,61%), Kecamatan Wua-Wua (4,17%), dan
Kecamatan Kadia (3,08%).
Wilayah KotaKendari dengan ibukotanya Kendari dan sekaligus
juga sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara secara astronomis
terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara 3o 54` 30``-
4o 3` 11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara
122o 23`- 122o 39` Bujur Timur.
Sepintas tentang posisi geografisnya, KotaKendari memiliki
batas-batas sebelah Utara - Kabupaten Konawe; Timur - Laut Kendari ;
Selatan - Kabupaten Konawe Selatan ; Barat - Kabupaten Konawe
Selatan. KotaKendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus
1995 dengan status Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari.
Wilayah administrasi KotaKendari terdiri atas 10 wilayah
Kecamatan, yaitu Kecamatan Mandonga, Kecamatan Baruga,
-
52
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
KecamatanPuuwatu, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-Wua,
Kecamatan Poasia, Kecamatan Abeli, Kecamatan Kambu,
KecamatanKendari dan KecamatanKendari Barat berdasarkan Peraturan
Daerah KotaKendari Nomor 5 s/d 14 Tahun 2005 yang selanjutnya terbagi
menjadi 64 kelurahan.
Secara terinci wilayah administrasi pemerintah Kecamatan
Mandonga tahun 2010 dengan ibukotanya Wawombalata, terdiri dari 6
kelurahan; wilayah administrasi pemerintah Kecamatan Baruga dengan
ibukotanya Watubangga, terdiri dari 4 kelurahan; Kecamatan Puuwatu
dengan ibukotanya Puuwatu terdiri dari 6 kelurahan; wilayah administrasi
Kecamatan Kadia dengan ibukotanya Kadia terdiri dari 5 kelurahan;
wilayah administrasi Kecamatan Wua-Wua dengan ibukotanya Anawai
terdiri dari 4 kelurahan; pemerintah Kecamatan Poasia dengan ibukotanya
Rahandouna terdiri dari 4 kelurahan; wilayah administrasi pemerintah
Kecamatan Abeli dengan ibukotanya Anggalomelai terdiri dari 13
kelurahan; wilayah administrasi Kecamatan Kambu dengan ibukotanya
Padaleu terdiri dari 4 kelurahan; wilayah administrasi pemerintah
KecamatanKendari dengan ibukotanya Kandai terdiri dari 9 kelurahan;
dan wilayah administrasi KecamatanKendari Barat dengan ibukotanya
Benu-Benua terdiri dari 9 kelurahan.
-
53
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Menyikapi tuntutan tetap tegaknya semangat reformasi, maka
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah KotaKendari dilaksanakan
dengan bertumpu pada prinsip demokratis, partisipatif, transparansi dan
akuntabel dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik (good governance).
Dalam prakteknya pada pelaksanaan pemerintahan daerah pada
tahun 2010, di KotaKendari terdapat 7.695 pegawai yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jumlah PNS perempuan lebih banyak
dibadingkan PNS laki-laki
KotaKendari dikepalai oleh seorang Walikota, dalam
melaksanakan tugasnya, selain didampingi oleh wakilnya,
WalikotaKendari dibantu oleh Sekretaris Wilayah Kota yang membawahi
beberapa Asisten, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA), dan Inspektorat Wilayah Daerah serta dibantu oleh berbagai
instansi dinas/vertikal yang masing-masing mempunyai lingkup tugas
yang berbeda-beda. Di setiap Kecamatan dan kelurahan, WalikotaKendari
mendudukkan masing-masing seorang Camat dan seorang Lurah dalam
upaya untuk membantu kelancaran pelaksanaan pembangunan dan
kemasyarakatan sampai ke bawah.
-
54
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pendekatan pengelolaan
yang strategis antara permasalahan internal dan tantangan eksternal bagi
KotaKendari, diperlukan suatu cara pandang bersama para pengelola
kebijaksanaan maupun pelaku pembangunan Kota (Stakeholders) bagi
masa depan KotaKendari, dalam suatu Visi, Misi, Kebijaksanaan dan
Strategi (Vimistra) Pembangunan KotaKendari.
Visi, misi, kebijakan dan program RPJM Daerah KotaKendari
disusun sebagai penjabaran dari visi dan misi pasangan Walikota dan
Wakil Walikota terpilih. Visi dan misi tersebut kemudian dijabarkan dalam
bentuk dokumen perencanaan dengan memperhatikan kondisi, gambaran
umum daerah maupun kebijakan pengembangan pembangunan Kota
serta mengacu pada RPJP KotaKendari (Perda Nomor 10 Tahun 2001).
Untuk mencapai misi yang diemban, ditetapkan tujuan dan
strategi kebijakan dengan mempertajam fokus yang ingin dicapai dari
masing-masing misi yang didukung oleh aturan (melalui Perda), studi-
studi, perencanaan yang terpadu, sistim kelembagaan serta berbagai
upaya agar misi dapat tercapai secara maksimal.
-
55
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Kependudukan
Sumber utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk
yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sensus Penduduk telah
dilaksanakan sebanyak 6 kali sejak Indonesia merdeka yaitu pada tahun
1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010.
Metode pengumpulan data dalam sensus dilakukan dengan
wawancara antara petugas sensus dengan responden. Pencacahan
dilakukan terhadap seluruh penduduk yang berdomisili di seluruh wilayah
teritorial Indonesia termasuk warga negara asing kecuali anggota Korps
Diplomatik negara sahabat beserta keluarganya.
Bagi penduduk yang bertempat tinggal tetap, dicacah dimana
mereka biasa tinggal. Akan tetapi jika sedang bertugas ke luar wilayah lebih
dari 6 bulan, tidak dicacah di tempat tinggalnya. Sebaliknya, seseorang
atau keluarga menempati suatu bangunan belum mencapai 6 bulan tetapi
bermaksud menetap disana, dicacah di tempat tersebut.
Untuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah di
tempat dimana mereka ditemukan petugas sensus biasanya pada malam
Hari Sensus. Termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap
adalah tuna wisma, awak kapal berbendera Indonesia, penghuni perahu/
-
56
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Penduduk KotaKendari berdasarkan Sensus Penduduk 2000
berjumlah 205.240 jiwa. Ketika dilakukan Survei Penduduk Antarsensus
(Supas) pada tahun 2005, diketahui jumlah penduduk KotaKendari
meningkat menjadi 226.056 jiwa. Jumlah penduduk terakhir pada tahun
2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 tercatat sebanyak 289.966
jiwa.
Penduduk tersebut tersebar dengan persebaran yang tidak
merata. Pada tahun 2010, sebanyak 14,80 persen penduduk KotaKendari
tinggal di wilayah Kendari Barat, hanya 6,68 persen tinggal di Kecamatan
baruga, dan selebihnya tersebar pada 8 Kecamatan dengan persebaran
yang bervariasi. Di samping itu, dilakukan penghitungan kepadatan
penduduk pada masing-masing wilayah Kecamatan. Kepadatan penduduk
adalah banyaknya penduduk per km persegi. Kadia merupakan Kecamatan
dengan kepadatan penduduk paling tinggi yaitu sebesar 4.313 jiwa per km2
sedangkan Baruga merupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk
paling rendah yaitu sebesar 391 jiwa per km2.
Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di KotaKendari
terdapat lebih banyak penduduk laki-laki daripada perempuan. Rasio jenis
kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan
banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100
-
57
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk KotaKendari sebesar 101,98.
Atau dengan kata lain, terdapat 102 penduduk laki-laki untuk tiap 100
penduduk perempuan.
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang
menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam jangka
waktu tertentu. Selama periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2010,
untuk laju pertumbuhan penduduk menurut Kecamatan, Wua-wua
merupakan Kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi yaitu
sebesar 8,23 persen per tahun. Selanjutnya Kendari Barat merupakan
Kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk paling rendah yaitu
sebesar 1,02 persen per tahun. Secara umum, laju pertumbuhan penduduk
KotaKendari sebesar 3,54 persen per tahun.
Sumber utama data ketenagakerjaan adalah Survei Angkatan
Kerja Nasional (Sakernas). Survei ini dirancang khusus untuk
mengumpulkan data ketenagakerjaan. Pada tahun 1994-2001, Sakernas
dilaksanakan secara tahunan yaitu pada setiap bulan Agustus. Pada tahun
2002-2004, disamping Sakernas tahunan dilakukan pula Sakernas
triwulanan. Hal itu dimaksudkan untuk memantau indikator
ketenagakerjaan secara dini di Indonesia, yang mengacu pada KILM (the
key indicators of the Labour Market) yang direkomendasikan oleh ILO
(International Labour Organization). Sejak tahun 2005, pengumpulan data
-
58
Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia
Sakernas dilaksanakan secara semesteran pada bulan Februari (semester
I) dan Agustus (semester II). Inflation factor yang digunakan dalam
penghitungan angka hasil Sakernas didasarkan pada total penduduk dirinci
menurut kelompok umur, Kecamatan, dan daerah perkotaan dan pedesaan
hasil penghitungan penduduk.
Penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk usia kerja dan
bukan usia kerja. Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15
tahun ke atas. Dalam hal ini di KotaKendari pada tahun 2010 terdapat
201.647 jiwa yang tergolong dalam penduduk usia kerja.
Selanjutnya penduduk usia kerja dikelompokkan ke dalam
penduduk angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah
penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya
pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Ada
sejumlah 133.513 jiwa yang tergolong penduduk angkatan kerja.
Dari sejumlah angkatan kerja tersebut, terdapat 115.501 jiwa yang
bekerja. Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh
atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya
bekerja paling sedikit selama satu j