analisiskompetensi

162
Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia Tim Peneliti STIA LAN Makassar STIA LAN Makassar 2012 lgmhschool.com

Upload: deri-muhamad-hardiana

Post on 22-Sep-2015

40 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

drhgae

TRANSCRIPT

  • Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah

    di Indonesia

    Tim Peneliti STIA LAN Makassar

    STIA LANMakassar

    2012

    lgmhschool.com

  • Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    iii

    PRAKATA

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

    limpahan Rahmat, Taupiq dan Hidayah-Nya sehingga laporan hasil

    penelitian STIA-LAN Makassar untuk tahun 2012 dengan Judul: Analisis

    Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia dapat kami

    selesaikan.

    Penelitian ini dilaksanakan pada 6 daerah sampel yaitu Kabupaten

    Sorong, Kota Bandung, Kabupaten Mamuju, Kota Kendari, Kota Kupang

    dan Kota Ternate. Kepada Narasumber, Responden dan Pembantu

    Lapangan yang telah memberi data dan informasi yang dibutuhkan dalam

    penelitian ini kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

    tingginya.

    Terima kasih dan penghargaan yang sama juga disampaikan

    kepada Narasumber penilai atas masukan, saran dan koreksinya terhadap

    laporan ini. Terkhusus kepada anggota tim peneliti, terima kasih atas

    kerjasama dan dedikasinya yang tinggi serta upaya yang ditunjukkan

    untuk menghasilkan penelitian yang baik. Semoga apa yang telah

    dilakukan memberi manfaat. Amin.

    Makassar, Desember 2012

    Koordinator,

    Dra. Rohana Thahier, M.Pd

  • ii

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    DAFTAR ISI

    Hal

    SAMPUL .............................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

    DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL ................................................................................. iv

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

    A. Latar Belakang ................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4

    D. Manfaat Penelitian ........................................................... 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5

    A. Tinjauan Teori ................................................................. 5

    1. Manajemen Aparatur .................................................. 5

    2. Kompetensi Aparatur .................................................. 7

    3. Karakteristik Kompetensi ............................................. 9

    4. Klasifikasi Kompetensi ................................................. 10

    5. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan ......................... 13

    6. Komponen Kompetensi ............................................... 14

    B. Devinisi Operasional Variabel .......................................... 15

    C. Model Berpikir .................................................................. 16

    D. Pertanyaan Penelitian ..................................................... 17

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 18

    A. Metode Penelitian ............................................................ 18

    B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling........................... 18

    C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................... 19

    D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................. 20

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 22

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................. 22

    B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ................................. 77

    BAB V PENUTUP ............................................................................. 152

    A. Kesimpulan ..................................................................... 152

    B. Saran .............................................................................. 152

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • iii

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Judul Gambar

    Halaman

    1. Model Berpikir .................................................................. 16

  • iv

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    DAFTAR TABEL

    Tabel Judul Tabel Halaman

    1. Karakteristik responden penelitian ... 77

    2. Tanggapan responden tentang penyampaian dan

    penjelasan pengetahuan terkini dalam peran sebagai ahli,

    membantu kesulitan tekhnis orang lain, menyebarkan

    teknologi baru keluar organisasi, menerbitkan tulisan

    tentang metode baru melalui artikel atau jurnal

    professional.........................................................................

    82

    3. Tanggapan responden tentang kesadaran akan teknologi

    baru dan secara aktif mengembangkan pengetahuan

    yang dimiliki serta mengembangkan rasa ingin tahu untuk

    mendapatkan hal baru dan tetap mengetahui

    perkembangan yang terbaru dari suatu bidang

    pengetahuan tertentu..........................................................

    83

    4. Tanggapan responden tentang penguasaan bidang

    pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan &

    mempunyai keahlian tekhnis untuk memberikan/

    menyumbangkan pengetahuan-nya kepada orang

    lain................................................................................................. 86

  • v

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    5. Tanggapan responden tentang tidak mempertentangkan

    sejarah & adat istiadat dalam organisasi, akan tetapi

    mendayagunakan-nya untuk menunjang kelancaran

    pencapaian tujuan organisasi............................................. 87

    6. Tanggapan responden tentang memiliki kemampuan

    keterampilan dari tingkat dasar sampai dengan pakar

    yang didapat dari pendidikan khusus dan pengalaman di

    bidang tertentu sampai dengan mengatur berbagai unit

    organisasi yang kompleks................................................... 100

    7. Tanggapan responden tentang kemampuan menentukan

    dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang lebih teliti dan

    berbeda sebelumnya..........................................................

    102

    8. Tanggapan responden tentang memastikan hasil kerja

    yang berkualitas, dimana prosedur kerja, pelaksanaan

    tugas, dan hasil kerja untuk menghindari kekurangan atau

    kesalahan............................................................................ 104

    9. Tanggapan responden tentang kemampuan untuk

    mempengaruhi dan meyakinkan orang lain mengikuti

    ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam kelompok

    kerja dan menyelesaikan tugasnya dalam kelompok serta

    membagi informasi yang berguna dan relevan bagi

  • vi

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    anggota tim............................................................... 106

    10. Tanggapan responden tentang melakukan kesepakatan

    dengan pihak-pihak yang terkait mengenai pekerjaan

    yang akan dilaksanakan..................................................... 108

    11. Tanggapan responden tentang melakukan uji coba setiap

    solusi yang diterapkan, mengumpulkan umpan balik

    kegunaannya dan kreatifitas solusi untuk efektivitas......... 110

    12. Tanggapan responden tentang memanfaatkan

    kemampuan melayani dengan berorientasi kepada

    pelanggan...........................................................................

    122

    13. Tanggapan responden tentang kemampuan berempati

    terhadap orang lain yang menunjukkan suatu pandangan

    yang seimbang tentang kekuatan dan kelemahan tertentu

    seseorang......................................................................... 124

    14. Tanggapan responden tentang penyerahan tugas dan

    tanggung jawab kepada bawahan untuk mengetahui hasil

    kerja yang didelegasikan.................................................... 126

    15. Tanggapan responden tentang kemampuan untuk

    mengendalikan diri dalam menggunakan wewenangnya 128

    16. Tanggapan responden tentang kemampuan untuk

    menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif dalam 130

  • vii

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    situasi & kondisi yang berbeda........................................

    17. Tanggapan responden tentang kemampuan untuk

    menyelaraskan sikap & perilaku dengan mengutamakan

    pekerjaan dalam rangka mewujudkan visi & misi

    organisasi............................................................................ 132

    18. Tanggapan responden tentang memulai dan

    melaksanakan tugas-tugas baru, tanpa menunggu atau

    meminta orang lain untuk mengambil tindakan.................. 134

  • 1

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Salah satu amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 43

    Tahun 1999 tentang Pokok-pokok kepegawaian adalah mewujudkan

    Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang professional. Namun persoalannya,

    mempersiapkan PNS yang professional dan memiliki kompetensi tinggi

    seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang tersebut serta diinginkan oleh

    semua pihak, hingga saat ini masih merupakan impian dari pada kenyataan.

    Banyaknya keluhan, dan dalam beberapa hal penilaian negative yang

    dialamatkan kepada PNS merupakan salah satu indikasi yang memperkuat

    bahwa performance sang abdi dan pelayan public ini umumnya masih

    dibawah standar yang diharapkan. Salah satu penyebabnya adalah karena

    hingga saat ini kita belum memiliki standarkebutuhan kompetensi yang

    khusus dibuat untuk PNS.

    Menurut Suprapto (2002:3), dalam menetapkan standar

    kebutuhankompetensi harus menggunakan ketentuan-ketentuan yang dapat

    diukur, dan ini lazimnya didahului dengan kegiatan riset dan pengembangan.

    Karena itu kebutuhan kompetensi aparatur pemerintah daerah di Indonesia

    perlu dilakukan dengan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh

    masukan dari berbagai pihak terkait (stakeholders) seperti: pakar,

    pemerintah, para cendekiawan, para peneliti di bidang administrasi,

  • 2

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    perguruan tinggi, lembaga pelatihan, lembaga penelitian, dan dari

    masyarakat yang dilayani.

    Namun dalam kenyataandan harapan masyarakat untuk mendapatkan

    pelayanan yang berkualitas dari aparatur Negara khususnya PNS belum

    sepenuhnya dapat diwujudkan.Fenomena ini menunjukkan bahwa, di satu

    sisi aspirasi masyarakat semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya

    tingkat kesadaran dan pendidikan masyarakat. Di sisi lain menunjukkan

    kontradiksi ketidaksiapan aparatur pemerintah terhadap tuntutan dan

    harapan masyarakat tersebut.

    Perubahan yang segera dapat dilakukan adalah peningkatan

    kemampuan atau kompetensi yang dilakukan melalui pendidikan dan

    pelatihan (Diklat) maupun non diklat.Perubahan melalui diklat dapat

    dilakukan dengan melakukan berbagai kursus, pendidikan formal maupun

    non formal atau pendidikan lainnya yang berkaitan dengan peningkatan

    kemampuan atau kompetensi teknis maupun perubahan pola pikir, moral dan

    perilaku Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur. Meskipun merubah pola

    pikir, moral dan perilaku SDM aparatur melalui diklat memang tidak mudah,

    akan tetapi perlu dilakukan. Sementara peningkatan kemampuan atau

    kompetensi melalui non diklat dapat dilakukan dengan menciptakan situasi

    dan kondisi kerja yang kondusif untuk terjadinya peningkatan kemampuan,

    melakukan mutasi secara berkala, menciptakan hubungan antara personal

    yang harmonis dan lain sebagainya.

  • 3

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Eksistensi SDM aparatur perlu mendapat perhatiaan khusus, berkaitan

    dengan strategi peningkatan kualitas dan kompetensinya.Peningkatan

    kompetensi SDM aparatur dalam mengemban tugas atau jabatan birokrasi

    melalui diklat adalah berorientasi pada standar kompetensi jabatan sesuai

    tantangan reformasi dan globalisasi yang tentu saja disesuaikan dengan

    kebutuhan stakeholder-nya.Oleh karena itu diklat perlu terus ditingkatkan

    agar SDM aparatur benar-benar memiliki kompetensi dalam melaksanakan

    tugasnya secara professional.

    Kompetensi jabatan SDM aparatur (PNS) secara umum berarti

    kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang PNS berupa

    pengetahuan, keterampilan , sikap,dan perilaku, yang diperlukan dalam

    pelaksanaan tugas jabatannya (Mustopadidjadja, 2002).Disinilah kompetensi

    menjadi satu karakteristik yang menyadari individu atau seseorang mencapai

    kinerja tinggi dalam pekerjaannya.Karakteristik itu muncul dalam bentuk

    pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude) untuk

    menciptakan aparatur yang memiliki semangat pengabdian yang tinggi dalam

    melayani masyarakat yang selalu bertindak hemat, efisien, rasional,

    transparan, dan akuntabel.Untuk itu, diperlukan strategi peningkatan

    kompetensi SDM aparatur, dimana kompetensi yang memadai merupakan

    sesuatu yang sangat mutlak yang perlu dipahami dan dilaksanakan oleh

    seluruh jajaran aparatur pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

  • 4

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    B. Rumusan Masalah

    Dari uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji melalui

    penelitian ini, yaitu:Bagaimanakah kompetensi aparatur pemerintah

    Daerah di Indonesia ?

    C. Tujuan

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kompetensi aparatur

    Pemerintah Daerah di Indonensia.

    D. Manfaat penelitian

    Penelitian ini diharapkan akan berguna baik dari aspek keilmuan

    maupun aspek praktis;

    1. Aspek Keilmuan: Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori-teori

    mengenal kompetensi aparatur dalam upaya meningkatkan kualitas

    pelayanan publik.

    2. Aspek praktis: Bagi pemerintah: penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan bahan masukan dan informasi agar dapat meningkatkan

    kualitas pelayanan publiknya.

  • 5

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori

    1. Manajemen Aparatur

    Paradigma baru otonomi daerah yang lebih mengedepankan asas

    desentralisasi yang bertumpu pada dasar pemikiran otonomi daerah

    adalah pelimpahan wewenangdari manajemen pemerintahan pusat

    kepada manajemen pemerintahan di tingkat lokal.Tujuannya adalah untuk

    mencapai penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang efktif dan

    efisien. Pelimpahan wewenang dalam perspektif ini tidak dapat dilihat

    sekedar sebagai hak yang dimiliki daerah yang konotasinya lebih

    mengarah kepada momen politis, melainkan juga menyangkut kewajiban

    daerah itu untuk melaksanakan kewenangan tersebut secara efektif dan

    efisien yang konotasinya lebih mengarah kepada momen manajemen.

    Dalam konteks ini, manajemen dalam bentuk sebuah paradigma melihat

    segala sesuatunya sebagai sebuah upaya untuk mengoptimalkan setiap

    asset yang ada, termasuk asset yang diberikan oleh manajemen

    sebelumnya (Nugroho, 2003).

    Dengan demikian, paradigma baru otonomi daerah melalui UU

    Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah bukan hanya

    menyangkut perubahan sistem dan struktur pemerintahan daerah,

  • 6

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    melainkan juga manajemen pemerintahan daerah terutama menyangkut

    kesiapan, ketersediaan, dan teknik menggerakkan sumber daya manusia

    aparatur pemerintah daerah, baik secara kuantitatif maupun kualitatif,

    yang akan berperan dan berfungsi sebagai motor penggerak jalannya

    pemerintahan daerah yang kuat, efektif, dan efisien, dan memiliki

    akuntabilitas (Salam, 2002).

    Sumber daya manusia aparatur pemerintah daerah yang

    diperlukan bukan hanya memiliki keterampilan dan kemampuan

    professional di bidangnya, melainkan juga memiliki etika dan moral yang

    tinggi, serta memiliki dedikasi dan pengabdian masyarakat. Keseluruhan

    kemampuan, keterampilan, etika moral dan dedikasi itu akan mengkristal

    menjadi sebuah sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif .Karena

    otonomi daerah memerlukan sumber daya aparatur pemerintah yang

    mampu mengerjakan sesuatu yang tadinya tidak mungkin menjadi

    mungkin.

    Banyak keraguan, was-was, dan pesimisme di kalangan aparatur

    pemerintah daerah dalam menghadapi pelaksanaan otonomi daerah

    terutama dalam hal kesiapan peraturan, kewenangan, dana, kemampuan

    daerah membiayai sendiri pemerintahan dan pembangunan daerah, dapat

    dijawab dengan manusia-manusia daerah (terutama aparatur pemerintah

    daerah) yang memiliki insight, imajinasi, dan inovasi tinggi untuk

    melakukan perubahan-perubahan mendasar (Salam, 2002). Dan itu

  • 7

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    semua hanya bisa diwujudkan jika aparatur pemerintah memiliki

    kemampuan yang didasari pengetahuan.

    Selain itu dalam era otonomi daerah yang sejalan dengan era

    globalisasi yang sarat dengan tantangan, persaingan dan perkembangan

    ilmu pengetahuan maupun teknologi serta untuk mencapai efektivitas dan

    efisiensi dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, tidak ada alternatif

    lain kecuali peningkatan kualitas profesionalisme Pegawai Negeri Sipil

    yang memiliki keunggulan kompetitif dan memegang teguh etika birokrasi

    dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan dan

    keinginan masyarakat (Bratakusumah dan Solihin, 2002).

    Sementara pada dasarnya efektivitas dan efisiensi manajemen

    pemerintahan daerah sangat tergantung kepada pelaku-pelaku dari

    pemerintahan daerah itu sendiri, dalam hal ini sangat ditentukan oleh

    kualitas sumber daya aparaturnya. Oleh sebab itu, pengangkatan

    aparatur Negara, termasuk penempatan, dan pengangkatan dalam

    jabatan harus dipenuhi kriteria pokok, yaitu berpengetahuan dan

    berkemampuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya

    (the right man on the rightplace) Thoha (1997) atau dalam terminologi

    Larson (1979) disebut dengan kompetensi.

    2. Kompetensi Aparatur

    Menurut Mc. Cleland, kompetensi bisa dianalogikan seperti

    gunung es dimana keterampilan dan pengetahuan membentuk

  • 8

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    puncaknya yang berada di atas air. Bagian yang ada dibawah permukaan

    air tidak terlihat dengan mata telanjang, namun menjadi fondasi dan

    memiliki pengaruh terhadap bentuk dari bagian yang berada di atas air.

    Peran sosial dan citra diri berada pada bagian sadar seseorang,

    sedangkan Trait dan motif seseorang berada pada alam bawah

    sadarnya.

    Berdasarkan peraturan kepala Badan Kepagawaian Negara No. 13

    tahun 2011 standar kompetensi jabatan yang selanjutnya disebut standar

    kompetensi manajerial adalah persyaratan kompetensi manajerial minimal

    yang harus dimiliki seorang PNS dalam melaksanakan tugas

    jabatan.Sedangkan kompetensi manajerial adalah karakteristik yang

    mendasari individu dengan merujuk pada kriteria efektif danlatau kinerja

    unggul dalam jabatan tertentu.

    Terdapat berbagai macam definisi kompetensi, tetapi definisi yang

    sering dipakai adalah sejumlah karakteristik yang mendasari individu

    untuk mencapai kinerja superior. Berikut ini beberapa referensi yang

    berkaitan dengan definisi kompetensi:

    a) Kompetensi merujuk kepada pengetahuan (knowledge), keahlian (skill)

    dan kemampuan (abilities), yang dapat didemonstrasikan, yang

    dilakukan dengan standar tertentu. Kompetensi dapat diobservasi,

    merupakan tindakan perilaku yang memerlukan kombinasi dari ketiga

    hal ini.Kompetensi ini ditunjukkan dalam konteks pekerjaan dan

  • 9

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    dipengaruhi oleh budaya organisasi dan lingkungan kerja. Dengan

    kata lain, kompetensi meliputi kombinasi dari pengetahuan, keahlian

    dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan atau

    fungsi di dalam setting pekerjaan.(JGN Consulting Denver USA).

    b) Kompetensi terdiri atas pengetahuan, keahlian, dan aplikasi yang

    konsisten dari keduanya untuk mencapai standar kinerja yang

    diperlukan dalam pekerjaan (Competency Standars Body Canberra,

    1994)

    c) Kompetensi merupakan model yang mengidentifikasi keahlian,

    pengetahuan dan karakteristik yang diperlukan untuk melakukan suatu

    pekerjaan (A.D. Lucia & R.Lepsinger/Preface xiii).

    Dari ketiga definisi di atas dapatlah dirumuskan bahwa kompetensi

    diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi

    mencakup atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau KSA

    (Knowledge, Skill, Attitude) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau

    tugas sesuai dengan standar performance yang ditetapkan.

    3. Karakteristik Kompetensi

    Penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan agar dapat mengetahui

    tingkat kinerja yang diharaapkan untuk kategori baik atau rata-rata (BKN,

    2003:10). Penentuan ambang kompetensi yang dibutuhkan tentunya

    dapat dijadikan dasar bagi proses seleksi, suksesi perencanaan, evaluasi

    kinerja dan pengembangan sumber daya manusia. Sedangkan

  • 10

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    penjelasan lebih rinci dari masing-masing kompetensi menurut David Mc.

    Clelland adalah sebagai berikut:

    a) Keterampilan: Keahlian/kecakapan melakukan sesuatu dengan baik,

    Contoh: Kemampuan mengemudi.

    b) Pengetahuan: Informasi yang dimiliki/dikuasai seseorang dalam

    bidang tertentu. Contoh: Mengerti ilmu manajemen keuangan.

    c) Peran sosial: Citra yang diproyeksikan seseorang kepada orang lain

    (the outer self). Contoh: menjadi seorang pengikut, atau seorang

    oposan.

    d) Citra diri: persepsi individu tentang dirinya (the inner self). Contoh:

    melihat/memposisikan dirinya sebagai seorang pemimpin.

    e) Trait: Karakteristik yang relative konstan pada tingkah laku seseorang.

    Contoh: seorang pendengar yang baik.

    f) Motif: Pemikiran atau nilai dasar yang konstan yang mendorong

    individu untuk bertindak atau berperilaku. Contoh: ingin selalu dihargai,

    dorongan untuk mempengaruhi orang lain.

    4. Klasifikasi Kompetensi

    Menurut Muins (2000:40), ada tiga jenis kompetensi

    yaitu:Kompetensi profesi, kompetensi individu dan kompetensi

    social.Kompetensi profesi merupakan kemampuan untuk menguasai

    keterampilan/keahlian pada bidang tertentu, sehingga tenaga kerja

    mampu bekerja dengan tepat, cepat teratur dan bertanggung

  • 11

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    jawab.Kompetensi Individu, merupakan kemampuan yang diarahkan pada

    keunggulan tenaga kerja, baik pengusaan ilmu pengetahuan teknologi

    (Iptek) maupun daya saing kemampuannya. Kompetensi sosial

    merupakan kemampuan yang diarahkan pada kemampuan tenaga kerja

    dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga mampu

    mengaktualisasikan dirinya di lingkungan masyarakat maupun lingkungan

    kerjanya.

    Menurut prayitno (BKN, 2003:110, standar kompetensi mencakup

    tiga hal, yaitu disingkat dengan KSA:

    1. Pengetahuan (knowledge), yaitu fakta dan angka dibalik aspek tehnis;

    2. Keterampilan (Skills), yaitu kemampuan untuk menunjukkan tugas

    pada tingkat kriteria yang dapat diterima secara terus menerus dengan

    kegiatan yang paling sedikit;

    3. Sikap (Attitude), yaitu yang ditujukan kepada pelanggan dan orang lain

    bahwa yang bersangkutan mampu berada dalam lingkungan kerjanya.

    Menurut Maarif (2003:16), penetapan standar kompetensi dapat

    diperioritaskan pada pengetahuan, keterampilan dan sikap, baik yang

    bersifat hard competencies maupun soft competencies.Soft/generic

    competencies menurut Spencer (1993) meliputi enam kelompok

    kompetensi, yaitu:

    a. Kemampuan merencanakan dan mengimplementasikan (motivasi

    untuk berprestasi, perhatian terhadap kejelasan tugas, ketelitian, dan

  • 12

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    kualitas kerja, proaktif, dan kemampuan mencari dan mneggunakan

    informasi).

    b. Kemampuan melayani (empati, berorientasi pada pelanggan)

    c. Kemampuan memimpin (kemampuan mempengaruhi, kesadaran

    berorganisasi, kemampuan membangun hubungan)

    d. Kemampuan mengelola (kemampuan mengembangkan orang lain,

    kemampuan mengarahkan, kemampuan kerjasama kelompok,

    kemampuan memimpin kelompok)

    e. Kemampuan berpikir (berpikir analitis, berpikir konseptual, keahlian

    teknis/professional/manajerial)

    f. Kemampuan bersikap dewasa (kemampuan mengendalikan diri,

    fleksibilitas, komitmen terhadap organisasi).

    Suprapto (2002:3) berpendapat bahwa standar kompetensi minimal

    mengandung empat komponen kelompok pokok, yaitu: (1) Knowledge; (2)

    Skills; (3) Attitude; dan (4) kemampuan untuk mengembangkan

    Knowlegde, Skills pada orang lain. Secara specific Suprapto (2002:3)

    menjelaskan bahwa kualifikasi PNS dapat ditinjau dari tiga unsur utama,

    yaitu: keahlian, kemampuan teknis, dan sifat-sifat personil yang baik.

    Untuk keahlian PNS antara lain: 1). Memiliki pengalaman yang sesuai

    dengan tugas dan fungsinya; 2). Memiliki pengetahuan yang mendalam di

    bidangnya; 3). Memiliki wawasan yang luas; 4). Beretika. Untuk

    kemampuan teknis, PNS antara lain harus memahami tugas-tugas

  • 13

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    dibidangnya. Sedangkan untuk sifat-sifat pegawai yang baik antara lain

    harus memiliki disiplin yang tinggi, jujur, sabar, menaruh minat, terbuka,

    objektif, pandai berkomunikasi, selalu siap dan terlatih. Dari pendapat-

    pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa kegiatan standarisasi pada

    dasarnya merupakan kegiatan dinamis, yaitu mengikuti kaidah ilmu

    pengetahuan dan teknologi dan selalu dapat mengimbangi dan mengikuti

    perkembangan dinamika kegiatan masyarakat di tingkat nasional maupun

    internasional.Cakupan standar kompetensi PNS pada prinsipnya dapat

    didasarkan kepada jabatan struktural dan fungsional.Jabatan-jabatan

    tersebut berdasarkan pada sifat pekerjaannya, sehingga dapat disusun

    standar kompetensi PNS yang specific.

    5. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

    Kondisi pemerintahan kita saat ini cenderung tidak efisien dan tidak

    efektif dalam penyelenggaraan pemerintahan, hal ini merupakan masalah

    sulit yang dibenahi di dalam dunia pemerintahan kita dewasa ini. Banyak

    kalangan menilai bahwa pemerintahan di Negara kita (baik pemerintah

    pusat maupun pemerintah daerah) cenderung mengarah pada ekonomi

    biaya tinggi dalam membiayai eksekutif dan legislatif, dengan menyerap

    resources (sumber daya) yang sebenarnya terbatas, dan tinggal sedikit

    resources yang tersisa untuk kegiatan pelayanan, hal ini terlihat pada

    belanja publik yang tidak terlampau besar dibandingkan dengan belanja

    aparatur (Fadel Muhammad, Gtlo Post, 5 Maret 2005).

  • 14

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang wajib dan mutlak

    dimiliki oleh setiap PNS yang menduduki jabatan struktural di lingkungan

    instansi pemerintah yang mencakup integritas (integrity), kepemimpinan

    (leadership), perencanaan dan pengorganisasian (planning and

    organizing), kerjasama (collaboration) dan fleksibilitas (fleksibility).

    6. Komponen Kompetensi

    Menurut Lembaga Administrasi Negara (2004:14) mengemukakan

    bahwa, cakupan kompetensi meliputi lima kemampuan, yaitu kemampuan

    tehnik, kemampuan manajerial, kemampuan komunikasi, kemampuan

    strategis dan kemampuan etika.

    a. Kemampuan Tehnikal; merupakan kemampuan yang berkaiatan

    secara langsung dengan tugas pokok dan fungsi instansi. Contohnya

    seperti: human relation, analisis kebijaksanaan dan penyusunan

    rencana kegiatan. Kemampuan-kemampuan tersebut hendaknya

    dapat dimiliki oleh para pejabat sampai pada tingkat menguasai.

    b. Kemampuan Manajerial; merupakan aspek kemampuan yang

    berkaiatan dengan pelaksanaan fungsi manajemen, seperti: (1) tingkat

    kemampuan menetapkan sasaran kegiatan-kegiatan sesuai dengan

    tugas dan fungsi; (2) Tingkat kemampuan dalam menetapkan tugas-

    tugas dalam upaya pencapaian sasaran; (3) tingkat kemampuan

    dalam mendistribusikan tugas pada bawahan, tingkat kemampuan

  • 15

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    dalam mengkoordinasikan tugas; (4) tingkat kemampuan dalam

    melakukan bimbingan terhadap bawahan.

    B. Devinisi Operasional Variabel

    1. Kompetensi menurut Michael Amstrong (1994:92) merupakan apa

    yang orang bawa pada suatu pekerjaan dalam bentuk tipe dan tingkat

    perilaku yang berbeda-beda. Sedangkan menurut McClelland (Prihadi,

    2004:89) kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan

    dan sikap yang saling terkait mempengaruhi sebagian besar jabatan

    dan berkorelasi dengan kinerja pada jabatan tersebut serta dapat

    diukur dengan standar-standar yang telah ditentukan.

    2. Pengetahuan menurut Wardoyo (2005:18) adalah kemampuan

    wawasan yang dimiliki oleh seorang individu sumber daya manusia

    berdasarkan jenjang pendidikan yang dimiliki, latar belakang

    pendidikan dan disiplin ilmu yang ditekuni, yang membentuk suatu

    wawasan yang komperehensif dalam membentuk sikap dan karakter

    dalam mencapai tujuan pembangunan pendidikan nasional.

    3. Keterampilan menurut Pradiansyah (1999:59) adalah suatu

    kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas

    pokoknya sesuai dengan bidang kerja yang ditekuni.

    4. Sikap menurut Rivai (2004:247) adalah suatu kesiapan untuk

    menanggapi suatu kerangka yang utuh untuk menetapkan keyakinan

    atau pendapat yang khas serta sikap juga pernyataan evaluatif, baik

  • 16

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai objek,

    orang atau peristiwa.

    C. Model Berpikir

    Gambar 1: Model Berpikir

    Kompetensi Aparatur

    Pemda

    Pengetahuan - Kemampuan berpikir

    - Memahami pekerjaan dengan

    baik

    - Mempunyai keahlian teknis

    - Mengetahui sejarah, adat istiadat

    dan budaya masyarakat

    Keterampilan

    - Kemampuan merencanakan

    - Kualitas kerja

    - Ketelitian

    - Kemampuan memimpin

    - Kemampuan kerja sama dalam

    kelompok

    - Kreatifitas

    Sikap

    - Kemampuan melayani dengan

    berorientasi kepada pelanggan

    - Kemampuan berempati

    terhadap orang lain

    - Kejujuran

    - Kemampuan mengendalikan diri

    - Fleksibilitas dalam bekerja

    - Komitmen terhadap pekerjaan

    - Inisiatif

    - Motivasi internal

  • 17

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    D. Pertanyaan Penelitian

    Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah kompetensi aparatur pemerintah kabupaten/kota di

    Indonesia dilihat dari aspek pengetahuan?

    2. Bagaimanakah kompetensi aparatur pemerintah kabupaten/kota di

    Indonesiadilihat dari aspek keterampilan?

    3. Bagaimanakah kompetensi aparatur pemerintah kabupaten/kota di

    Indonesiadilihat dari aspek sikap?

  • 18

    AnalisisKebutuhanKompetensiAparaturPemerintah Daerah di Indonesia

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    survey dengan pendekatan kuantitatif. Untuk tingkatanalisis, penelitian ini

    akan menggunakan dua tingkatan sekaligus yaitu: analisis deskriptif pada

    semua variable serta lokus dan analisis komparatif untuk melihat

    kecenderungan pola yang sama atau berbeda antara lokasi yang satu

    dengan yang lainnya terhadap analisis jabatan/ pekerjaan pegawai dikaitkan

    dengan kompetensi aparatur baik secara kuantitas (cukup) maupun kualitas

    (cakap) sesuai dengan tugas pokok, fungsi, kewenangan, dan

    tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

    B. Populasi, Sampel & Teknik Sampling

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian adalah Aparatur Pemerintah Daerah

    yang ada di 6 (enam) Kabupaten/Kota di Indonesia masing-masing:

    Kabupaten Sorong, Kota Kupang, Kota Ternate, Kota Kendari, Kota

    Bandung, dan Kabupaten Mamuju.

  • 19

    AnalisisKebutuhanKompetensiAparaturPemerintah Daerah di Indonesia

    2. Sampel

    Selain penelitian terhadap sampel aparatur pemerintah, Baik untuk

    pemerintah di 6 (enam) Provinsi maupun Kabupaten/Kota, instansi yang

    dipilih untuk diteliti adalah masing-masing BKD, Bappeda, Bagian

    Organisasi dan Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota.

    3. Teknik Sampling

    Penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini

    menggunakan quota sampling, yang ditetapkan jatah sampel untuk

    masing-masing aparatur pemerintah daerah di Indonesia (sesuai dengan

    pertimbangan peneliti), misalnya masing-masing 20 orang aparatur yang

    menjadi responden dari 3 unit kerja di 6 (enam) Provinsi, Kabupaten/Kota

    sehingga totalnya 360 responden.

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini

    adalah kuesioner (angket), pedoman wawancara, dan dokumentasi.

    a. Kuesioner, yaitu melakukan pengumpulan data dengan mengajukan

    sejumlah pertanyaan secara tertulis dan sistematis yang diberikan

    kepada setiap responden dengan maksud untuk meperoleh data yang

    akurat dan valid.

  • 20

    AnalisisKebutuhanKompetensiAparaturPemerintah Daerah di Indonesia

    b. Wawancara, yaitu melakukan wawancara (dialog) langsung kepada

    responden dan informan untuk memperoleh informasi yang relevan

    dengan masalah penelitian.

    c. Dokumentasi, yaitu melakukan pengumpulan data dengan

    mengumpulkan berbagai dokumen yang berkaitan dengan

    permasalahan penelitian.

    D. Teknik Analisa Data

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    kuantitatif yakni untuk mengetahui bagaimana kompetensi aparatur pada

    Pemerintah Daerah di Indonensia dengan menggunakan dua analisis,

    yaitu:

    a. Analisis deskritif

    Analisis deskritif dilakukan dengan menggunakan table

    prekuensi dan prensentase serta skoring. Untuk menjelaskan secara

    deskritif data diukur dari variable penelitian dengan menggunakan

    skala likert guna mengukur pendapat atau persepsi responden

    terhadap objek penelitian. Dalam pengolahan data, skala likert

    termasuk dalamskala interval (Sugiyono, 2004:108) skala likert ini

    mempunyai degradasi dari positif sampai sangat negative mulai skala

    1 sampaidengan 5 dengankategori jawaban, yaitu:

  • 21

    AnalisisKebutuhanKompetensiAparaturPemerintah Daerah di Indonesia

    SangatMemadai = skor 5

    Memadai = skor 4

    CukupMemadai = skor 3

    KurangMemadai = skor 2

    TidakMemadai = skor 1

    Variabel yang menjadi objek penelitian ini kemudian

    dijabarkan kedalam sub variabel yang kemudian ditentukan indikator-

    indikatornya dan dari indicator tersebutlah dibuatkan daftar pertanyaan

    atau pertanyaan untuk dijawab oleh responden.

    b. Analisis kompratif

    Analisis komparatif dilakukan dengan dukungan membandingkan skor

    yang diperoleh masing-masing daerah berdasarkan analisis dekskritif

    yang telah dilakukan.

  • 22

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    a. Kota Bandung (Jawa Barat)

    Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk

    morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara

    geografis Kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta

    berada pada ketinggian 768 m di atas permukaan laut, dengan titik

    tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di

    atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah

    dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.

    Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu sungai cikapundung

    dan sungai citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya

    mengalir ke arah selatan dan bertemu di sungai citarum. Dengan kondisi

    yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir

    terutama pada musim hujan.

    Keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan

    sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah

    alluvial hasil letusan gunung tangkuban perahu. Jenis material di bagian

    utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan

  • 23

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta

    timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan

    tanah liat.

    Sementara iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan

    yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 C, curah hujan rata-

    rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.

    Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan

    IbukotaProvinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.Kota Bandung terletak

    diantara 107 0 bujur timur dan 6 0 55' lintang selatan.Lokasi Kotamadya

    Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian

    maupun keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh:

    1. KotaBandung terletak pada pertemuan poros jalan raya :

    Barat Timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota

    Negara.

    Utara Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah

    perkebunan (Subang dan Pangalengan).

    2. Letak yang tidak terisolasi serta dengan komunikasi yang baik akan

    memudahkan aparat keamanan untuk bergerak ke setiap penjuru.

    Secara topografis KotaBandung terletak pada ketinggian 768

    meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah utara dengan

  • 24

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    ketinggian 1.050 meter dan terrendah di sebelah selatan adalah 675

    meter di atas permukaan laut. Di wilayah Kotamadya Bandung bagian

    selatan permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah Kota bagian

    utara berbukit-bukit sehingga merupakan panorama yang indah.

    Keadaan Geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan

    sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah

    alluvial hasil letusan gunung tangkuban perahu.Jenis material di bagian

    utara umumnya merupakan jenis andosol, dibagian selatan serta timur

    terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah

    liat.Di bagian tengah dan barat tersebar jenis andosol.

    Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang

    lembab dan sejuk. Pada tahun 1998 temperatur rata-rata 23,5 o C, curah

    hujan rata-rata 200,4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21,3 hari

    perbulan.

    Sejarah Singkat Kota Bandung

    Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan

    karena terbendungnya sungai citarum oleh lavagunung tangkuban

    perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh

    orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung"

    diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang

  • 25

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh

    Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum

    dalam mencari tempat kedudukan Kabupaten yang baru untuk

    menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.

    Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh

    pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu Kota Bandung

    memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang

    merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau

    Bandung, dan bagaimana terbentuknya gunung tangkuban perahu, lalu

    bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan

    cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda

    tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama

    Sangkyang Tikoro.

    Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering

    adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau

    tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan

    untuk pemukiman.

    Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak

    pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya

    waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan

  • 26

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    tanggal 25 September1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana

    untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari

    jadi Kota Bandung.

    Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (Kota)

    dari Gubernur JenderalJ.B. van Heutsz pada tanggal 1 April1906[11]

    dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi

    8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah

    saat ini.[12]

    Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret1946, sebagian

    Kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam

    strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung

    Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu

    Kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang

    mengungsi ke daerah lain.

    Pada tanggal 18 April1955 di Gedung Merdeka yang dahulu

    bernama "Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan

    Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-

    Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di Kota ini

    pada 19 April-24 April2005.

  • 27

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan

    Kabupaten Bandung.Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat

    jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri.Kabupaten Bandung dibentuk

    pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama

    tumenggung Wiraangunangun.Beliau memerintah KabupatenBandung

    hingga tahun 1681.

    Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang

    Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat Kota

    Bandung sekarang. Ketika Kabupaten Bandung dipimpin oleh Bupati ke-

    6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum

    I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia

    Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels

    (1808-1811). Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa,

    Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di

    ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa Timur (kira-

    kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi

    di bawah pimpinan Bupati daerah masing-masing.

    Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya,

    Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan

    memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada.Di daearh Bandung

    sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia

    Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk

  • 28

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah

    kolonial mudah mendatangi kantor Bupati, Daendels melalui surat

    tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati

    Parakanmuncang untuk memindahkan ibukotaKabupaten, masing-

    masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari),

    mendekati Jalan Raya Pos.

    Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat

    itu keluar, Bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan

    ibukotaKabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang

    cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih

    adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai

    Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat

    Kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain,

    Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di

    sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.

    Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, Bupati beserta

    sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota

    baru.Mula-mula Bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian

    pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon

    Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).

    Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung

    dibangun. Akan tetapi, Kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels,

  • 29

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan Kota itu

    langsung dipimpin oleh Bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A.

    Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) Kota Bandung.

    Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung

    dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.

    Data Kependudukan

    Kota Bandung merupakan Kota terpadat di Jawa Barat, di mana

    penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa

    merupakan penduduk minoritas terbesar di Kota ini dibandingkan etnis

    lainnya.

    Pertambahan penduduk Kota Bandung awalnya berkaitan erat

    dengan ada sarana transportasi kereta api yang dibangun sekitar tahun

    1880 yang menghubungkan Kota ini dengan Jakarta (sebelumnya

    bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa

    jumlah penduduk Kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal

    dengan Long March Siliwangi, penduduk Kota ini kembali bertambah

    dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak

    644.475 jiwa.

  • 30

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Penduduk Kota Bandung menurut Registrasi Penduduk sampai

    dengan bulan Maret 2004 berjumlah: 2.510.982 jiwa dengan luas wilayah

    16.729,50 Ha. (167,67 Km 2 ), sehingga kepadatan penduduknya per

    hektar sebesar 155 jiwa. Komposisi penduduk warga negara asing yang

    berdomisili di Kota Bandung adalah sebesar 4.301 jiwa. Jumlah warga

    negara asing menurut catatan Kantor Imigrasi Bandung yang berdiam

    tetap di Kota Bandung setiap bulannya rata-rata sebesar 2.511 orang,

    sedangkan jumlah warga negara asing yang berdiam sementara di Kota

    Bandung setiap bulannya rata-rata sebesar 5.849 jiwa.

    Dari program pemerintah dalam hal mengurangi kepadatan

    penduduk yang tinggi khususnya di Kota Bandung telah dilaksanakan

    Program Transmigrasi ke luar Pulau Jawa dengan jenis transmigrasi

    terbesar adalah Transmigrasi TU sebanyak 76 Kepala Keluarga dengan

    jumlah jiwa sebesar 86, sedangkan daerah tujuan Transmigrasi TU

    adalah Provinsi Riau dan Kalimantan tengah.

    Dalam hal membuka kesempatan kerja yang ada pada bursa

    kesempatan kerja jumlah kesempatan yang paling tinggi adalah dari

    lulusan SMU.Nampaknya dalam hal ini Pemerintah tetap harus bekerja

    keras dalam penyediaan lapangan pekerjaan, selain lowongan yang ada

    terus diciptakan dan kualitas sumber daya manusia juga harus

    ditingkatkan.

  • 31

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Pendidikan/ Kepegawaian

    Kota Bandung merupakan salah satu Kota pendidikan, dan

    Soekarno, presiden pertama Indonesia, pernah menempuh pendidikan

    tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didirikan oleh pemerintah

    kolonial Hindia-Belanda pada masa pergantian abad ke-20.

    b. Kabupaten Sorong (Papua Barat)

    KabupatenSorongmempunyai luas wilayah13.603,46Km2,

    yangterdiridari daratanseluas845,71Km2, danlautan seluas 514,65 Km2

    (sumber:BAPPEDA KabupatenSorong).Secaraadministratif,

    KabupatenSorongberbatasandengansamudera pasifik danselat dampir

    disebelah utara, sebelahselatanberbatasan denganLaut

    Seram.Sedangkansebelahtimur berbatasandengan KabupatenTambrauw

    dan KabupatenSorongSelatansertadi sebelahBaratberbatasan

    denganKotaSorong,KabupatenRajaAmpat,dan Laut Seram.

    Badan Meteorologi,Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) Sorong

    mencatat rata-rata suhu udara minimum selamatahun 2009 adalah

    23,98oC. Angka inilebih tinggi dibandingkandengan tahun2008 yang

    tercatat 23,55oC.Sedangkanrata-ratasuhuudaramaksimumnya tercatat

    31,49oC,lebih rendahdibanding tahun2008.Banyaknyahari

    hujanyangdicatat oleh BadanMeteorologi,Klimatologi,dan Geofisika

  • 32

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    (BMKG)Sorongpadatahun2009 sebanyak214hari dengancurahhujan

    sebanyak2.345,10mm. Kejadianhujan terbanyak adalah

    padabulanFebruari dan Maret dengan jumlah harihujan

    sebanyak22hariuntukmasing-masing bulan.Halini

    dapatdikatakanbahwahampirsetiap hari padabulantersebuttahun

    2009terjadi hujan. Letak geografis dan batas wilayah Kabupaten

    Sorong: SebelahUtara BerbatasandenganSamudraPasifik

    danSelatDampir, SebelahSelatan BerbatasandenganLautSeram,

    SebelahTimur Berbatasan denganKabupatenTambrauw

    danSorongSelatan, SebelahBarat BerbatasandenganKotaSorong,

    KabupatenRajaAmpat,danLautSeram

    Sejarah Singkat

    Menurut sejarah, nama Sorong diambil dari nama sebuah

    perusahan Belanda yang pada saat itu diberikan otoritas atau wewenag

    untuk mengelola dan mengeksploitasi minyak di wilayah Sorong yaitu

    Seismic Ondersub Oil Niew Guines atau disingkat SORONG pemerintah

    tradisonal di wilayah Kabupaten Sorong awal mulanya dibentuk oleh

    Sultan Tidore guna perluasan wilayah kesultanan dengan diangkat 4

    (empat) orang Raja yang disebut Kalano Muraha atau Raja Ampat.

    Keempat raja itu diangkat sesuai dengan 4 pulau besar yang tersebar dari

    gugusan pulau-pulau dengan wilayah kekuasaan adalah sebagai berilkut:

  • 33

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    a. Raja Fan Gering menjadi Raja di pulau Waigeo

    b. Raja Fan Malaba menjadi Raja di Pulau Salawati

    c. Raja Mastarai menjadi Raja di Pulau Waigama

    d. Raja Fan Malanso menjadi Raja di Lilinta Pulau Misool

    Melihat rentetan sejarah seperti tersebut diatas, maka nampak

    jelas terbukti bahwa daerah Irian Jaya khususya Kabupaten Sorong sejak

    dahulu telah mempunyai hubungan dengan wilayah bumi

    Nusantara.Nampak pula semboyan Bhineka Tunggal Ika tercermin bagi

    pedududk Kabupaten Sorong khusunya di Kepulaun Raja Ampat.

    Beberapa faktor yang membuktikan adanya hubungan baik sosial budaya,

    ekonomi dan politik dimasa itu adalah:

    1. Kain Timur yaitu sejenis kain tenunan tangan yang digunakan di

    seluruh Daerah Kepala Burung, sebagai alat pembayaran dan

    mempunyai nilai yang sangat tinggi terutama sebagai mas kawain.

    2. Adanya berbagai jenis peralatan dapur, parang, kapak dan

    sebagainya.

    3. Nama-nama pangkat dan jabatan pada Pemerintah Kampung

    seperti sangaji (Bidang Pemerintahan),Kapaitan, Laut dan Mayor

    (bidang keamanaan),Marinyo (Bidang Keagaamaan) dan

    sebagainya identik dengan nama-nama kepulauan di Ternate.

    Dari perjalanan sejarah Pemerintahan Tradisonal kesultanan

    Tidore sampai Gavuernements van Nederlands Niew Guniea. Terjadi

  • 34

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    sisitem perubahan Pemerintah diKabupaten sorong dapat diuraikan

    sebagi berikut:

    1. Sebelum perang dunia II yaitu semasa Pemerintahan Belanda atas

    kepulauan Indonesia, maka Kota Sorong pada tahun 1935 dibuka

    Base Camp Betaafe Petroleum Maatschappij (BPM) sedangkan

    Pos pemerintahan berkedudukan di Pulau Doom. Keadaan

    demikian berlangsung dengan sampai tahun 1944, kemudian

    Sorong diduduki tentara Jepang Dalam masa perang .

    2. Sekutu dan tentara Jepang ini, Pemerintah Belanda membentuk

    lagi satuan pemerintahan sipil yang diberi nama Nederlands Indies

    civil Administrasition (NICA) berkedudukan di kampung harapan

    jayapura (Holandia pada waktu itu) Pemerintahan Nica ini

    menjalankan tugasnya tugasnya di Irian Jaya Barat sampai tahun

    1947.

    3. Pada tahun 1947 Pemerintah Belanda mulai menyusun

    Pemerintahaan di Irian Jaya dengan pembagian wilayah atas

    daerah besar dan kecil. Sorong ditentukan sebagai Onderadeling

    yang meliputi Distrik- distrik dikepulauan Raja Ampat dan

    semenanjung Doreri. Onderafdeling ini dikepalai oleh Hoofd Van

    Paatselijk Bestur (HPB) yang berkedudukan disorong Doom

    kemudian ditetapkan sebagai Kota Afdeling West Niuew Guinea

    yang dikepalai seorang asisten resident. Sedangkan residentnya

  • 35

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    sebagai kepala Provinsi dan berkedudukan di Holandia (Jayapura).

    4. Keberhasilan Pemerintah Belanda dalam usahanya memisahkan

    daerah Irian Jaya melalui Konfresi Meja Bundar (KMB) tahun 1949,

    maka Pemerintah Belanda lebih memperkuat kedudukan dengan

    membentuk satuan Pemerintah yang diberi nama Het Holandia

    (Jayapura sekarang). Dengan terbentuknya satuan Pemerintahan

    Het Gouvernur Guienea pada waktu itu) diantaranya Afdeling west

    Nieuw Guinea yang meliputi kepala burung (Vogelkop) dan fak-fak

    dikepalai seorang Resident dan berkedudukan di Sorong Doom.

    Pembangunan wilayah dalam Kabupaten Sorong seperti tersebut

    diatas sampai tahun 1973 saat dihapusnya wilayah-wilayah kepala

    Pemerintahan setempat dan sejumlah Kecamatan di Provinsi Irian Jaya

    Barat dan dibentuk Pemerintah wilayah Kecamatan tahap I (pertama)

    1973-1974 dalam rangka usaha penyesuaian pembagian wilayah dengan

    daerah Indonesia lainnya.

    Perkembangan selanjutnya berdasarkan peraturan Pemerinth No.

    45 tahun 1992 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nonor 105 tahun

    1994, Kabupaten Daerah Tingkat II Sorong ditetapkan sebagai Kabupaten

    Otonom Daerah Tingkat II yang dicanangkan oleh Presiden Republik

    Indonesia pada tanggal 25 April 1995.

    Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun

    1996 tanggal 3 mei 1996, IbukotaKabupaten Tinggkat II Sorong yang

  • 36

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    berkedudukan di Kecamatan Sorong ditingkatkan statusnya menjadi

    Administratif Sorong pada tanggal 3 Juni 1996. Dalam Perkembangan

    salanjutnya,maka berdasarkan UU Nomor 45 tahun 1999 Kota

    Administrasi Sorong ditingkatkan Menjadi Kota Sorong pada tanggal 12

    Oktober 1999. Mengigat luasnya Kabupaten maka dalam rangka

    mendekatkan pelayanan Pemerintah kepada masyarakat dan pemerataan

    pembangunan telah diadakan pemekaran ditingkat Kampung/Kelurahan

    ,Kecamatan Dan Kabupaten hingga tahun 2008.

    Kependudukan DanKetenagakerjaan

    Jumlah Penduduk Kabupaten Sorong berjumlah 78. 807 Jiwa

    dengan komposisi 53,59 % (42.235 Jiwa ) merupakan penduduk Laki-laki,

    dan 46, 41 % (36.572 Jiwa adalah penduduk berjenis kelamin perempuan.

    Dengan demikian sex ratio penduduk Kabupaten Sorong adalah 115, 48.

    Penduduk usia produktif( 15-64 Tahun ) sebnyak 44.061 jiwa (

    55,91 % ) dari total penduduk.Apabila dilihat dari jenis kelamin penduduk

    usia produktif maka ada 23.567 jiwa ( 53,49 % ) laki-laki, sedangkan yang

    perempuan 20,494 jiwa ( 46,51 % ). Sedangkan penduduk yan non

    produktif ( usia 0-14 dan 65+ ) sekitar 34,746 jiwa atau 44,09 % dari total

    penduduk; terdiri atas 34.020 jiwa ( 97,91 % ) merupakan penduduk usia

    0-14 tahun dan 726 jiwa ( 2,09 % ) merupakan penduduk yang usianya 65

    tahun keatas.

  • 37

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Dengan memperhatikan jumlah penduduk usia produktif dan non

    produktif maka dapat diketahui besarnya angka rasio ketergantungan

    (Dependency Ratio), yaitu 78,86. Rasio ketergantungan diartikan sebagai

    besarnya beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif atau rasio

    jumlah penduduk usia non produktif terhadap penduduk usia produktif.

    Dengan demikian di Kabupaten Sorong pada tahun 2005, setiap 100

    orang pendudk usia produktif menanggung kurang lebih 79 orang

    penduduk usia non produktif.

    Sebaran penduduk Kabupaten Sorong yang memiliki luas sekitar

    17.970 Km2 dengan penduduk 78.807 jiwa tersebar pada 105 kampung

    dan 5 kelurahan yang terhimpun pada 16 distrik, Distrik yang meliliki

    penduduk paling banyak adalah Distrik Salawati dengan penduduk 26.843

    jiwa atau sekitar 34,06 % dari total penduduk, dengan kepadatan 59,19

    jiwa / km2 , Distrik Aimas sebagai pusat kegiatan pemerintahan

    Kabupaten Sorong mempunyai penduduk 24.695 jiwa atau sekitar 31,34

    % dari total penduduk dengan tinkat kepadatan mencapai 40,48

    jiwa/km2 .

    Dari kedua distrik tersebut dihuni oleh sekitar 51,538 jiwa atau

    kurang lebih 65,40 % dari total penduduk Kabupaten Sorong pada tahun

    2005. Sedangkan kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten Sorong

    sekitar 6,78 jiwa/km2 . Sehingga distrik Salawati dan Distrik Aimas

    merupakan tempat konsentrasi penduduk Kabupaten Sorong, sedangkan

  • 38

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    empat belas distrik lainnya dihuni oleh seitar 27.269 jiwa atau sekitar

    34,60 % dari total penduduk

    Pendidikan Dan Kepegawaian

    Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam

    meningkatkan kualitas manusia, bahkan kinerja pendidikan yaitu

    gabungan APK jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dan

    melek aksara digunakan sebagai salah satu variabel dalam menghitung

    Indek Pembangunan Manusia (IPM).Oleh karena itu peningkatan akses

    masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan

    mandat yang harus dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia

    sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

    Pembangunan Pendidikan nasional yang akan dilaksanakan oleh

    Pemerintah Kabupaten Sorong dalam kurun waktu 2007-2012 akan

    mempertimbangkan kondisi obyektif daerah sesuai dengan kebutuhan

    dan tuntutan kegiatan pembangunan.

    c. Kabupaten Mamuju (Sulawesi Barat)

    Kabupaten Mamuju terletak di sebelah barat Pulau Sulawesi,

    berdasarkan UU RI No.26 Tahun 2004 tanggal 5 Oktober 2004 maka

    Kabupaten Mamuju bersama 4 Kabupaten lainnya yaitu: Polewali Mandar,

  • 39

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Majene, Mamasa dan Mamuju Utara resmi menjadi sebuah Provinsi

    Sulawesi Barat dan ibukota Provinsi terletak di Kabupaten Mamuju.

    Kabupaten Mamuju merupakan daerah yang terluas di Provinsi

    Sulawesi Barat. Secara geografis Kabupaten Mamuju terletak di posisi: 00

    45' sampai 20 55' Lintang Selatan dan 45' sampai 1190 50' Bujur Timur

    Kabupaten Mamuju berbatasan dengan: 1. Disebelah Utara:

    Kabupaten Mamuju Utara, 2. Disebelah Timur: Kabupaten Luwu Utara

    (Provinsi Sulawesi Selatan), 3. Disebelah Selatan : Kab.Majene, Polewali

    Mandar dan Tator (Provinsi Sulawesi Selatan), 4. Disebelah Barat: Selat

    Makassar (Provinsi Kalimantan Timur)

    Kabupaten Mamuju memiliki luas 801.406 Ha. Secara administrasi,

    Pemerintahan Kabupaten Mamuju terbagi atas 16 Kecamatan, 155 Desa /

    Kelurahan dan 2 UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi). Kabupaten

    Mamuju, merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan

    dan setelah diadakan pemekaran saat ini berada di wilayah Provinsi

    Sulawesi Barat, berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2004,

    bersama dengan Kabupaten Polewali Mandar, Majene, Mamuju Utara dan

    Kabupaten Mamasa, sekaligus dalam Undang - Undang No. 26 tersebut

    Kabupaten Mamuju ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Barat.

  • 40

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    KabupatenMamuju terletak padaProvinsiSulawesiBaratpadaposisi

    1038110-2054552LintangSelatan dan110 5447130535BujurTimur

    dariJakarta;(0000Jakarta=160048 28Bujur TimurGreen

    Wich).Kabupaten Mamuju yang beribukotadiMamuju, berbatasandengan

    KabupatenMamuju Utaradi sebelah utara danKabupatenLuwu

    Utaradisebelahtimur,Kabupaten Majene, Kabupaten Mamasa dan

    KabupatenTana Torajadisebelah selatan serta Selat Makasardi sebelah

    barat.

    KabupatenMamuju dengan luas wilayah 794.276 Ha, secara

    administrasi pemerintahan terbagi atas 16

    Kecamatan,terdiridari143desa,10 kelurahan dan2 UPT

    KecamatanKalumpang adalah Kecamatanterluasdenganluas1.731,99

    km2atau 21,81persen dariseluruh wilayahKabupaten Mamuju.Kecamatan

    Balabalakang luas wilayahnya 21,86km2atau0,28persen

    merupakanKecamatan terkecildi KabupatenMamuju.Hampirseluruh

    Kecamatandi Kabupaten Mamujudilintasi oleh sungai.Kecamatan yang

    palingbanyakdilintasi sungai adalah Kecamatan Bonehau dengan12

    sungai yangmelintasinya.

    KabupatenMamujumemiliki wilayah yangberbukit-bukit.Sedangkan

    untukgunung,di KabupatenMamuju hanyaterdapat di duaKecamatan yaitu

    Kecamatan KalumpangdanKecamatan BudongBudong.

  • 41

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Diantara 16 Kecamatandi Kabupaten Mamuju,ibukotaKecamatan

    yang letaknyaterjauh dariibukotaKabupatenadalahibukotaKecamatan

    Balabalakangyaitu sejauh 202km sementaraibukotaKecamatan yang

    terdekat dari ibukotaKabupaten adalah KecamatanSimboroyang

    berjarak6km dariMamuju.

    Curah hujan di Kabupaten Mamuju tertinggi terjadi padabulan

    Septembersebesar17.570mm3 dengan harihujan

    sebanyak11hari.Sedangkan curah hujan terendah terjadipadabulan

    Januari sebesar 2.781mm3 dengan jumlah hari hujan adalah6hari.

  • 42

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Daftar Kecamatan Pada Kabupaten Mamuju

    01. Kecamatan Tapalang

    02. Kecamatan Tapalang Barat

    03. Kecamatan Simboro

    04. Kecamatan Mamuju

    05. Kecamatan Kalukku

    06. Kecamatan Bonehau

    07. Kecamatan Kalumpang

    08. Kecamatan Papalang

    09. Kecamatan Sampaga

    10. Kecamatan Pangale

    11. Kecamatan Tommo

    12. Kecamatan Budong Budong

    13. Kecamatan Tobadak

    14. Kecamatan Topoyo

    15. Kecamatan Karossa

    16. Kecamatan Bala-Balakang

    Sejarah Singkat

    Penetapan Hari Jadi Mamuju sebagai salah satu Kabupaten di

    Sulawesi Selatan memakan waktu yang cukup panjang dan melibatkan

    banyak tokoh di daerah ini.Kajian sejarah dan berbagai peristiwa penting

  • 43

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    melahirkan beberapa versi mangenai waktu yang paling tepat untuk

    dijadikan sebagai Hari Jadi Mamuju.

    Menyadari perlunya titik temu pendapat mengenai hari jadi

    tersebut, HIPERMAJU dan PERSUKMA bekerjasama dengan Pemerintah

    Daerah Mamuju melaksanakan seminar, dan ditetapkan tahun 1540

    sebagai Hari Jadi Mamuju. Hasil seminar inilah yang kemudian

    ditindaklanjuti oleh Bupati dengan menyusun Rancangan Peraturan

    Daerah tentang Hari Jadi Mamuju.

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mamuju hasil pemilu

    1999 menerima Ranperda dan setelah melalui pembahasan termasuk

    dengar pendapat dengan para tokoh sejarah, budayawan dan tokoh

    intelektual di daerah ini, dalam sidang paripurna tanggal 9 Agustus 1999

    secara resmi Ranperda tentang Hari Jadi Mamuju disahkan menjadi

    Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju. Peraturan daerah ini adalah Perda

    Nomor 05 Tahun 1999 diundangkan pada Tanggal 10 Agustus 1999 dan

    dicantumkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mamuju Tahun 1999

    Nomor 14. Inti dari Perda tersebut adalah menetapkan TANGGAL 14

    JULI 1540 SEBAGAI HARI JADI MAMUJU.

    Dalam penjelasan Peraturan Daerah tersebut diuraikan latar

    belakang penetapan waktu Hari Jadi Mamuju dan kesempatan ini dikutip

    beberapa kalimat butir C (penjelasan peraturan) sebagai berikut:

  • 44

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    "Apabila dilihat dari sudut yuridis formal, maka Hari Jadi Mamuju akan

    jatuh pada tanggal 4 Juli 1959, yaitu saat ditetapkannya Undang- Undang

    Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di

    Sulawesi. Namun akal sehat akan membawa kita untuk tidak terpaku dan

    terperangkap dalam kelakuan formalitas yang sempit yang kelak dapat

    mengaburkan maksud dan tujuan menetakan Hari Jadi Mamuju itu

    sendiri".

    Dengan demikian, Hari Jadi Mamuju akan bermakna dan bernilai

    moral yang amat mendalam bukan sekedar formalitas belaka tetapi dapat

    memberi makna simbolik tentang harkat, hakekat, citra dan jati diri untuk

    selanjutnya berperan sebagai wahana motivasi bagi masyarakat demi

    melestarikan nilai-nilai budaya dan sejarah Mamuju.

    Ungkapan Mutiara hikmah nilai budaya dan tradisi masyarakat

    Mamuju mengatakan: "Todiari Teppo Dolu, Parallu Nikilalai Sule Wattu Ia

    Te'e, Laiyalai Mendiari Peppondonganna Katuoatta'ilalan Era

    Laittingayoaianna".

    Dari kutipan diatas tergambar dasar-dasar pemikiran penetapan

    waktu yang diambil sebagai Hari Jadi Mamuju dan peristiwa yang menjadi

    patokan penetapannya adalah terbentuknya Kerajaan Mamuju dari hasil

    perpaduan tiga buah kerajaan Kurri-Kurri, Langgamonar dan

    Managallang. Selanjutnya, dasar pemikiran dan pertimbangan penetapan

  • 45

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    waktu tersebut secara terinci dari tanggal, bulan dan tahun yang diambil

    diungkapkan sebagai berikut:

    1. Tanggal 14 (empat belas)

    Angka 14 adalah angka kelipatan dua dari tujuh, yang oleh tradisi

    Masyarakat Mamuju menyebutnya Penduang Pitu.

    Jumlah hari dalam sebulan bergerak antara 28/29 dan 30/31 hari

    dengan demikian, posisi tanggal 14 berada pada posisi tengah

    yang diapit 14/15 hari sebelum dan 15/16 hari sesudahnya.

    Tanggal 14 akan selalu berada pada posisi mendekati kebenaran,

    karena keseimbangan jumlah hari sebelum dan sesudahnya dalam

    sebulan.

    Nilai-nilai tradisi yang lekat dengan tanggal 14 adalah perhitungan

    hari ke-14 dengan posisi bulan situru' yang berarti mufakat bulan

    malam ke-14 adalah purnama.

    Angka 14 disimbolkan dengan 14 Distrik Swapraja di Mamuju.

    2. Bulan Juli

    a. Bulan Juli adalah bulan berada pada posisi urutan 7 dari 12 bulan

    setahun. Nilai tradisi angka 7 bagi Masyarakat Mamuju dipandang

    amat sakral penuh makna. Demikian letaknya angka 7 dengan

    masyarakat Mamuju di bawah ini terinventarisir dengan angka 7

    sebagai berikut :

  • 46

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    1) Ada' Gala'gar Pitu (7 Pemangku Adat)

    2) Pitu Ba'bana Binanga (7 Kerajaan di pesisir)

    3) Pitu Ulunna Salu' (7 Kerajaan di Hulu Sungai)

    4) Penduang Pitu (14 sebagai kelipatan 2 dari 7)

    5) Nene Pitullapis (Nenek tujuh turunan)

    6) Ampo Pitullapis (Cucu tujuh turunan)

    7) Langi' Pitussusung (Langit tujuh susun)

    8) Tanpo Pitullapis (Tanah tujuh lapis)

    9) Tanete Pituttodong (Gunung tujuh bersusun)

    10) Tobo Lengkong Pitu (Keris berlekuk tujuh)

    11) Nambo Pitundappa (Kedalaman tujuh depah)

    12) Pitu Tokke Pitu Sassa (Tujuh Tokke dan tujuh Cecak)

    13) Anjoro Pitu (Kelapa 7)

    14) Belua' bare pitu (Rambut terbelah tujuh)

    15) Orang Lanta' Pitu (Tangga beranak tujuh)

    16) Mingguling Pempitu Dapurang (Mengelilingi dapur hingga 7 kali)

    17) Pitumbongi, Pitungallo (7 hari 7 malam)

    b. Bulan Juli adalah bulan saat diundangkannya UU Nomor 29 Tahun

    1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi.

    c. Bulan dengan posisi urutan 7 berada pada posisi tengah yang

    diapit oleh 6 bulan sebelumnya dan 6 bulan sesudahnya termasuk

    bulan Juli itu sendiri dari 12 bulan dalam setahun.

  • 47

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    d. Dengan bulan Juli akan selalu berada pada posisi tengah yang

    mendekati kebenaran karena keseimbangan jumlah bulan sebelum

    dan sesudahnya dalam setahun.

    e. Bulan Juli adalah bulan yang berada pada posisi urutan ke-7 dari

    12 bulan dalam setahun.

    3. Tahun 1540

    Tahun 1540 adalah tahun terbentuknya kerajaan Mamuju dari hasil

    perpaduan dari tiga buah kerajaan di Rante Lisuang Ada' Kurungan

    Bassi, yakni Kurri-Kurri, Langgamonar dan Managgallangoleh Pue

    Tunileo.

    Tahun 1540 didasarkan atas pemikiran dan fakta sejarah bahwa

    pada tahun tersebut, tercatat dalam sejarah Pelabuhan Kurri-Kurri

    sebagai pelabuhan Internasional yang telah menjadi persinggahan

    Portugis mambawa barang komuditas pada rute Karajaan Siang di

    Pangkaje'ne sebelum Gowa dan Manado Tua (Sulawesi Utara).

    Tahun 1540 adalah tahun kesepakatan sebagai kesimpulan hasil

    seminar Hari Jadi Mamuju yang diselenggarakan oleh Hipermaju

    dan Persukma Makassar, berkerja sama dengan Pemerintah

    Daerah Kabupaten Mamuju.

  • 48

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Data Kependudukan

    JumlahPendudukKabupaten Mamujupadatahun2010, berjumlah

    36.973 jiwa, meningkatsekitar21.920 jiwadari tahunsebelumnyadengan

    lajupertumbuhanpenduduk pertahun sebesar 6,96 persen. Dari

    16Kecamatan,Kecamatan Mamujumerupakan Kecamatandengan

    jumlahpendudukterbesar,yaitusekitar 55.105jiwa.Sedangkan yangterkecil

    adalahKecamatanBalabalakangsebesar 2.347 jiwa.Sedangkankepadatan

    penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun2010adalah42jiwaperKm2,atau

    terdapatsekitar 42jiwasetiap1Km2.

    Jumlah penduduklaki-laki di Kabupaten Mamujupadatahun 2010

    sebanyak 173.413 jiwa, sedangkan penduduk

    perempuansebanyak163.560 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah

    penduduklaki-lakiternyata1,06 persen lebih banyakdaripadajumlah

    penduduk perempuan, dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio)

    106yang berartibahwadiantara100 orang perempuanterdapat 106laki-laki.

    Di KabupatenMamuju ada sebanyak 157.208 jiwa penduduk

    berumur15tahun ke atasyangbekerja pada tahun 2010, yang terdiri dari

    95.717laki-lakidan61.491perempuan.Jumlah penduduk yang bekerja

    terbanyak ada di kelompok penduduk berusia 30 - 34 tahun.

    Lapangan usahayangpaling banyakmenyerap tenagakerjaadalah

    lapangan usaha sektor Pertanian, Perkebunan,Kehutanan,Perburuan dan

  • 49

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Perikanan,yang menyeraptenagakerja sebanyak 104.981 jiwa, atau

    sebanyak 66,77%.

    Jumlah pencarikerjayang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja

    Kabupaten Mamujupadatahun 2010 sebanyak 2.615 pencari kerja. Dari

    jumlah tersebut yang berhasil ditempatkan sebanyak1.578pencari

    kerja,atausebanyak60,34% dari total pencarikerja yangterdaftar.

    Pendidikan/Kepegawaian

    Pendidikan merupakan salah satu

    saranameningkatkansumberdaya manusia (SDM).Salahsatuupaya

    pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan

    SDM melaluipendidikanadalahdengan mencanangkanprogram

    wajibbelajar9 tahun.Denganprograminidiharapkan akan tercipta

    sumberdayamanusiayang siapbersaingdalamera globalisasi. Demikian

    juga dengan KabupatenMamuju yang berupaya menciptakan suatu

    masyarakatyang berpendidikan. Keadaan Pendidikan di Kabupaten

    Mamuju dapat dilihatdari jumlah sekolah dan murid,mulai daritingkat

    sekolah dasar(SD)sampaiSekolah MenengahAtas(SMA).

    Jumlah pegawai negeri sipil di Kabupaten mamuju mengalami

    peningkatan dari sekitar 1.998 orang pada tahun 2008 menjadi sekitar

    2.537 orang pada tahun 2010. Dilihat dari komposisi pegawai menurut

    jenis kelamin, jumlah pegawai laki-laki jauh lebih besar dari pada jumlah

    pegawai perempuan. Fenomena ini mungkin juga dijumpai di

  • 50

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Kabupatenlain. Ketimpangan tersebut ditunjukkan oleh adanya

    penambahan jumlah pegawai laki-laki yang jumlahnya jauh lebih besar

    dibanding penambahan jumlah pegawai perempuan.

    Selanjutnya data yang ada juga menunjukkan adanya peningkatan

    kualitas PNS dari sisi pendidikan yaitu semakin meningkatnya jumlah

    pegawai yang berpendidikan SMA dan sarjana.Pada tahun 2010,

    mayoritas PNS di Kabupaten mamuju berpendidikan SLTA sebesar 55.56

    persen diikuti dengan DIV/S1 sebesar 39.64 persen.Hal ini dapar

    memberikan pengaruh positif terhadap kualitas SDM dalam memberikan

    pelayanan setiap SKPD terhadap masyarakat.diharapkan hal ini akan

    dapat ditingkatkan di tahun-tahun berikutnya, sehingga akan mewujudkan

    tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance).

    d. KotaKendari (Sulawesi Tenggara)

    Keadaan Geografi Dan Iklim

    Wilayah KotaKendari terletak di sebelah Tenggara Pulau

    Sulawesi. Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi

    mengelilingi Teluk Kendari. Terdapat satu pulau pada wilayah KotaKendari

    yang dikenal sebagai Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan

    KotaKendari 295,89 Km2 atau 0,70 persen dari luas daratan Provinsi

    Sulawesi Tenggara.

  • 51

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Luas wilayah menurut Kecamatan sangat beragam.Kecamatan

    Abeli merupakan wilayah Kecamatan yang paling luas (16,77%),

    selanjutnya Kecamatan Baruga (16,76%), Kecamatan Poasia (14,71%),

    Kecamatan Puuwatu (14,43%), Kecamatan Mandonga (7,89%),

    Kecamatan Kambu (7,82%), KecamatanKendari Barat (7,77%),

    KecamatanKendari (6,61%), Kecamatan Wua-Wua (4,17%), dan

    Kecamatan Kadia (3,08%).

    Wilayah KotaKendari dengan ibukotanya Kendari dan sekaligus

    juga sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara secara astronomis

    terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara 3o 54` 30``-

    4o 3` 11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara

    122o 23`- 122o 39` Bujur Timur.

    Sepintas tentang posisi geografisnya, KotaKendari memiliki

    batas-batas sebelah Utara - Kabupaten Konawe; Timur - Laut Kendari ;

    Selatan - Kabupaten Konawe Selatan ; Barat - Kabupaten Konawe

    Selatan. KotaKendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus

    1995 dengan status Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari.

    Wilayah administrasi KotaKendari terdiri atas 10 wilayah

    Kecamatan, yaitu Kecamatan Mandonga, Kecamatan Baruga,

  • 52

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    KecamatanPuuwatu, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-Wua,

    Kecamatan Poasia, Kecamatan Abeli, Kecamatan Kambu,

    KecamatanKendari dan KecamatanKendari Barat berdasarkan Peraturan

    Daerah KotaKendari Nomor 5 s/d 14 Tahun 2005 yang selanjutnya terbagi

    menjadi 64 kelurahan.

    Secara terinci wilayah administrasi pemerintah Kecamatan

    Mandonga tahun 2010 dengan ibukotanya Wawombalata, terdiri dari 6

    kelurahan; wilayah administrasi pemerintah Kecamatan Baruga dengan

    ibukotanya Watubangga, terdiri dari 4 kelurahan; Kecamatan Puuwatu

    dengan ibukotanya Puuwatu terdiri dari 6 kelurahan; wilayah administrasi

    Kecamatan Kadia dengan ibukotanya Kadia terdiri dari 5 kelurahan;

    wilayah administrasi Kecamatan Wua-Wua dengan ibukotanya Anawai

    terdiri dari 4 kelurahan; pemerintah Kecamatan Poasia dengan ibukotanya

    Rahandouna terdiri dari 4 kelurahan; wilayah administrasi pemerintah

    Kecamatan Abeli dengan ibukotanya Anggalomelai terdiri dari 13

    kelurahan; wilayah administrasi Kecamatan Kambu dengan ibukotanya

    Padaleu terdiri dari 4 kelurahan; wilayah administrasi pemerintah

    KecamatanKendari dengan ibukotanya Kandai terdiri dari 9 kelurahan;

    dan wilayah administrasi KecamatanKendari Barat dengan ibukotanya

    Benu-Benua terdiri dari 9 kelurahan.

  • 53

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Menyikapi tuntutan tetap tegaknya semangat reformasi, maka

    penyelenggaraan pemerintahan di wilayah KotaKendari dilaksanakan

    dengan bertumpu pada prinsip demokratis, partisipatif, transparansi dan

    akuntabel dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan

    yang baik (good governance).

    Dalam prakteknya pada pelaksanaan pemerintahan daerah pada

    tahun 2010, di KotaKendari terdapat 7.695 pegawai yang berstatus

    Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jumlah PNS perempuan lebih banyak

    dibadingkan PNS laki-laki

    KotaKendari dikepalai oleh seorang Walikota, dalam

    melaksanakan tugasnya, selain didampingi oleh wakilnya,

    WalikotaKendari dibantu oleh Sekretaris Wilayah Kota yang membawahi

    beberapa Asisten, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    (BAPPEDA), dan Inspektorat Wilayah Daerah serta dibantu oleh berbagai

    instansi dinas/vertikal yang masing-masing mempunyai lingkup tugas

    yang berbeda-beda. Di setiap Kecamatan dan kelurahan, WalikotaKendari

    mendudukkan masing-masing seorang Camat dan seorang Lurah dalam

    upaya untuk membantu kelancaran pelaksanaan pembangunan dan

    kemasyarakatan sampai ke bawah.

  • 54

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pendekatan pengelolaan

    yang strategis antara permasalahan internal dan tantangan eksternal bagi

    KotaKendari, diperlukan suatu cara pandang bersama para pengelola

    kebijaksanaan maupun pelaku pembangunan Kota (Stakeholders) bagi

    masa depan KotaKendari, dalam suatu Visi, Misi, Kebijaksanaan dan

    Strategi (Vimistra) Pembangunan KotaKendari.

    Visi, misi, kebijakan dan program RPJM Daerah KotaKendari

    disusun sebagai penjabaran dari visi dan misi pasangan Walikota dan

    Wakil Walikota terpilih. Visi dan misi tersebut kemudian dijabarkan dalam

    bentuk dokumen perencanaan dengan memperhatikan kondisi, gambaran

    umum daerah maupun kebijakan pengembangan pembangunan Kota

    serta mengacu pada RPJP KotaKendari (Perda Nomor 10 Tahun 2001).

    Untuk mencapai misi yang diemban, ditetapkan tujuan dan

    strategi kebijakan dengan mempertajam fokus yang ingin dicapai dari

    masing-masing misi yang didukung oleh aturan (melalui Perda), studi-

    studi, perencanaan yang terpadu, sistim kelembagaan serta berbagai

    upaya agar misi dapat tercapai secara maksimal.

  • 55

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Kependudukan

    Sumber utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk

    yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sensus Penduduk telah

    dilaksanakan sebanyak 6 kali sejak Indonesia merdeka yaitu pada tahun

    1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010.

    Metode pengumpulan data dalam sensus dilakukan dengan

    wawancara antara petugas sensus dengan responden. Pencacahan

    dilakukan terhadap seluruh penduduk yang berdomisili di seluruh wilayah

    teritorial Indonesia termasuk warga negara asing kecuali anggota Korps

    Diplomatik negara sahabat beserta keluarganya.

    Bagi penduduk yang bertempat tinggal tetap, dicacah dimana

    mereka biasa tinggal. Akan tetapi jika sedang bertugas ke luar wilayah lebih

    dari 6 bulan, tidak dicacah di tempat tinggalnya. Sebaliknya, seseorang

    atau keluarga menempati suatu bangunan belum mencapai 6 bulan tetapi

    bermaksud menetap disana, dicacah di tempat tersebut.

    Untuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah di

    tempat dimana mereka ditemukan petugas sensus biasanya pada malam

    Hari Sensus. Termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap

    adalah tuna wisma, awak kapal berbendera Indonesia, penghuni perahu/

  • 56

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Penduduk KotaKendari berdasarkan Sensus Penduduk 2000

    berjumlah 205.240 jiwa. Ketika dilakukan Survei Penduduk Antarsensus

    (Supas) pada tahun 2005, diketahui jumlah penduduk KotaKendari

    meningkat menjadi 226.056 jiwa. Jumlah penduduk terakhir pada tahun

    2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 tercatat sebanyak 289.966

    jiwa.

    Penduduk tersebut tersebar dengan persebaran yang tidak

    merata. Pada tahun 2010, sebanyak 14,80 persen penduduk KotaKendari

    tinggal di wilayah Kendari Barat, hanya 6,68 persen tinggal di Kecamatan

    baruga, dan selebihnya tersebar pada 8 Kecamatan dengan persebaran

    yang bervariasi. Di samping itu, dilakukan penghitungan kepadatan

    penduduk pada masing-masing wilayah Kecamatan. Kepadatan penduduk

    adalah banyaknya penduduk per km persegi. Kadia merupakan Kecamatan

    dengan kepadatan penduduk paling tinggi yaitu sebesar 4.313 jiwa per km2

    sedangkan Baruga merupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk

    paling rendah yaitu sebesar 391 jiwa per km2.

    Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di KotaKendari

    terdapat lebih banyak penduduk laki-laki daripada perempuan. Rasio jenis

    kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan

    banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.

    Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100

  • 57

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk KotaKendari sebesar 101,98.

    Atau dengan kata lain, terdapat 102 penduduk laki-laki untuk tiap 100

    penduduk perempuan.

    Rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang

    menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam jangka

    waktu tertentu. Selama periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2010,

    untuk laju pertumbuhan penduduk menurut Kecamatan, Wua-wua

    merupakan Kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi yaitu

    sebesar 8,23 persen per tahun. Selanjutnya Kendari Barat merupakan

    Kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk paling rendah yaitu

    sebesar 1,02 persen per tahun. Secara umum, laju pertumbuhan penduduk

    KotaKendari sebesar 3,54 persen per tahun.

    Sumber utama data ketenagakerjaan adalah Survei Angkatan

    Kerja Nasional (Sakernas). Survei ini dirancang khusus untuk

    mengumpulkan data ketenagakerjaan. Pada tahun 1994-2001, Sakernas

    dilaksanakan secara tahunan yaitu pada setiap bulan Agustus. Pada tahun

    2002-2004, disamping Sakernas tahunan dilakukan pula Sakernas

    triwulanan. Hal itu dimaksudkan untuk memantau indikator

    ketenagakerjaan secara dini di Indonesia, yang mengacu pada KILM (the

    key indicators of the Labour Market) yang direkomendasikan oleh ILO

    (International Labour Organization). Sejak tahun 2005, pengumpulan data

  • 58

    Analisis Kebutuhan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah di Indonesia

    Sakernas dilaksanakan secara semesteran pada bulan Februari (semester

    I) dan Agustus (semester II). Inflation factor yang digunakan dalam

    penghitungan angka hasil Sakernas didasarkan pada total penduduk dirinci

    menurut kelompok umur, Kecamatan, dan daerah perkotaan dan pedesaan

    hasil penghitungan penduduk.

    Penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk usia kerja dan

    bukan usia kerja. Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15

    tahun ke atas. Dalam hal ini di KotaKendari pada tahun 2010 terdapat

    201.647 jiwa yang tergolong dalam penduduk usia kerja.

    Selanjutnya penduduk usia kerja dikelompokkan ke dalam

    penduduk angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah

    penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya

    pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Ada

    sejumlah 133.513 jiwa yang tergolong penduduk angkatan kerja.

    Dari sejumlah angkatan kerja tersebut, terdapat 115.501 jiwa yang

    bekerja. Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh

    atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya

    bekerja paling sedikit selama satu j