analisis tudi kelayakan ekonomi embung...

12
ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG REJOAGUNG DI KABUPATEN BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR Ali Radinal Mukhtar 1 , Endang Purwati 2 , Rahmah Dara Lufira 2 1 Mahasiswa Program SarjanaTeknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya [email protected] Abstrak : Kabupaten Banyuwangi termasuk kota penghasil pangan terbesar di jawa timur. Untuk memaksimalkan lahan sehingga menjadi Swasembada Pangan maka Pihak Dinas Pengairan membangun beberapa Embung dibeberapa kecamatan, salah satunya Embung Rejoagung yang terletak di Dusun Sumber Groto Desa Rejoagung Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi yang bertujuan agar pengembangan lahan irigasi tercapai dengan baik,di musim kemarau ataupun musim hujan. Adapun tujuan dari analaisis studi ini adalah untuk mengetahui kelayakan secara teknis yang meliputi (neraca air,desain bangunan, dan dampak lingkungan pembangunan embung) dan ekonomi (meliputi besarnya manfaat, biaya, rasio manfaat-biaya, selisih manfaat-biaya, IRR, dan analisis sensitivitas). Studi dilakukan dengan mengumpulkan data-data (curah hujan, klimatologi, desain perencanaan embung, pola tata tanam lahan, biaya investasi, biaya operasional, dan hasil budidaya pertanian daerah setempat). Hasil studi diperoleh biaya pembangunan Embung sebesar Rp 1.710.050.000,00,- dengan Volume tampungan air efektif sebesar 35.000 m 3 . Pola tanam masyarakat sebelum adanya embung adalah Padi-Palawija-Palawija dengan hasil panen Rp 77.400.000,00,-/ ha per tahun. Sedangkan pola tanam setelah adanya embung adalah Padi- padi-palawija denga hasil panen Rp 548.200.000,00-/ha per tahun. Total pengembangan lahan setelah adanya embung sebesar 25,4 Ha. Hasil analisis ekonomi dengan tingkat bunga 6.5% diperoleh nilai B-C sebesar Rp 4.406.947.073,00.00,- , nilai B/C = 3,58, nilai IRR = 32,34%. Berdasarkan parameter tersebut maka proyek ini layak untuk dibangun. KataKunci:Ekonomi,Analisis,Irigasi. Abstract: Banyuwangi Regency is one of the largest food producing cities in eastern Java. To maximize the land so as to be Food Self-Sufficiency then Party Irrigation Department to build some Embung in several districts, one of which Embung Rejoagung located in the hamlet Source Groto Village Rejoagung District of Srono Banyuwangi which aims for the development of irrigated lands achieved well, in the dry season or rainy season. The purpose of analaisis this study was to determine the feasibility of technically covering (water balance, building design, and environmental impact of the construction of reservoirs) and the economy (including the benefits, costs, benefit-cost ratio, the difference in benefit-cost, IRR, and analysis Sensitivity). The study was conducted by collecting data (rainfall, climatology, reservoir planning design, the pattern of cropping land, investment costs, operational costs, and the cultivation of local farm). The result of the study was obtained by Embung development cost of Rp 1,710,050,000.00, with an effective water reservoir volume of 35,000 m3. Community planting pattern before embung is Rice-Corn- Corn with yield of Rp 210,800,000,00, - / ha per year. While cropping patterns after the reservoir is Rice-Rice-Corn crops premises Rp 1,610,360,000.00, - ha/year. Total land development after the embung of 25.4 ha. The results of the economic analysis with an interest rate of 6.5% B-C values obtained Rp 13.602.993.222,06.00, -, B / C = 8.95, IRR = 81.27%. Based on these parameters, the project is feasible to build. Keywords:Economy,Analysis,Irrigation.

Upload: truongdat

Post on 30-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG REJOAGUNG DI

KABUPATEN BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

Ali Radinal Mukhtar1, Endang Purwati2, Rahmah Dara Lufira2

1Mahasiswa Program SarjanaTeknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

[email protected]

Abstrak : Kabupaten Banyuwangi termasuk kota penghasil pangan terbesar di jawa timur. Untuk memaksimalkan lahan sehingga menjadi Swasembada Pangan maka Pihak Dinas Pengairan membangun beberapa Embung dibeberapa kecamatan, salah satunya Embung Rejoagung yang terletak di Dusun Sumber Groto Desa Rejoagung Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi yang bertujuan agar pengembangan lahan irigasi tercapai dengan baik,di musim kemarau ataupun musim hujan. Adapun tujuan dari analaisis studi ini adalah untuk mengetahui kelayakan secara teknis yang meliputi (neraca air,desain bangunan, dan dampak lingkungan pembangunan embung) dan ekonomi (meliputi besarnya manfaat, biaya, rasio manfaat-biaya, selisih manfaat-biaya, IRR, dan analisis sensitivitas). Studi dilakukan dengan mengumpulkan data-data (curah hujan, klimatologi, desain perencanaan embung, pola tata tanam lahan, biaya investasi, biaya operasional, dan hasil budidaya pertanian daerah setempat). Hasil studi diperoleh biaya pembangunan Embung sebesar Rp 1.710.050.000,00,- dengan Volume tampungan air efektif sebesar 35.000 m3. Pola tanam masyarakat sebelum adanya embung adalah Padi-Palawija-Palawija dengan hasil panen Rp 77.400.000,00,-/ ha per tahun. Sedangkan pola tanam setelah adanya embung adalah Padi-padi-palawija denga hasil panen Rp 548.200.000,00-/ha per tahun. Total pengembangan lahan setelah adanya embung sebesar 25,4 Ha. Hasil analisis ekonomi dengan tingkat bunga 6.5% diperoleh nilai B-C sebesar Rp 4.406.947.073,00.00,- , nilai B/C = 3,58, nilai IRR = 32,34%. Berdasarkan parameter tersebut maka proyek ini layak untuk dibangun.

KataKunci:Ekonomi,Analisis,Irigasi.

Abstract: Banyuwangi Regency is one of the largest food producing cities in eastern Java. To maximize the land so as to be Food Self-Sufficiency then Party Irrigation Department to build some Embung in several districts, one of which Embung Rejoagung located in the hamlet Source Groto Village Rejoagung District of Srono Banyuwangi which aims for the development of irrigated lands achieved well, in the dry season or rainy season. The purpose of analaisis this study was to determine the feasibility of technically covering (water balance, building design, and environmental impact of the construction of reservoirs) and the economy (including the benefits, costs, benefit-cost ratio, the difference in benefit-cost, IRR, and analysis Sensitivity). The study was conducted by collecting data (rainfall, climatology, reservoir planning design, the pattern of cropping land, investment costs, operational costs, and the cultivation of local farm). The result of the study was obtained by Embung development cost of Rp 1,710,050,000.00, with an effective water reservoir volume of 35,000 m3. Community planting pattern before embung is Rice-Corn-Corn with yield of Rp 210,800,000,00, - / ha per year. While cropping patterns after the reservoir is Rice-Rice-Corn crops premises Rp 1,610,360,000.00, - ha/year. Total land development after the embung of 25.4 ha. The results of the economic analysis with an interest rate of 6.5% B-C values obtained Rp 13.602.993.222,06.00, -, B / C = 8.95, IRR = 81.27%. Based on these parameters, the project is feasible to build.

Keywords:Economy,Analysis,Irrigation.

Page 2: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

1

PENDAHULUAN

Air adalah substansi yang paling

melimpah di permukaan bumi, komponen

utama bagi semua makhluk hidup, dan

merupakan kekuatan utama yang secara

konstan membentuk permukaan bumi. Air

juga merupakan faktor penentu dalam

pengetahuan iklim di permukaan bumi

untuk kebutuhan hidup manusia (Indarto,

2010:04).

Apabila tidak ada air, maka dapat

dikatakan tidak ada kehidupan. Dari

seluruh air yang ada di permukaan bumi

hanya 2,5% yang berupa air tawar. Air

tawar tersebut berupa es dan salju 1,75%

air udara 0,001% yang berada di sungai

dan danau 0,001% dan yang berupa air

tanah 0,72%. Dengan jumlah air sangat

terbatas perlu ada perlindungan tentang

keberadaan sumber daya air dan

pemanfaatan yang seoptimal mungkin.

Salah satu pemanfaatan yang cukup

signifikan ialah air untuk keperluan irigasi.

Dengan penambahan jumlah penduduk

dari dari tahun ketahun hal ini membuat

kebutuhan pangan semakin meningkat.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan,maka

diperlukan air irigasi yang sesuai dengan

kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi adalah

salah satu dari beberapa daerah penghasil

padi terbesar. Kabupaten Banyuwangi

terletak di antara garis lintang Selatan

07º43’ - 08º46’ dan garis bujur Timur

113º53’ - 114º38’, dengan luas wilayah

5.782,50 km².

Kekayaan alam yang telah

mendatangkan kemakmuran daerah, antara

lain gunung berapi dengan ketinggian

berkisar antara 2.350 – 3.808m terdapat

sebanyak 5 buah, mata air yang memiliki

potensi untuk dikembangkan terdapat 222

buah, dan sungai besar dengan panjang

berkisar antara 6,170 – 80,700 km terdapat

sebanyak 26 buah. Air dari mata air dan sungai

yang ada telah dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan seperti rumah tangga, fasilitas

umum, industri, serta dimanfaatkan untuk

mengairi areal persawahan yang cukup luas

baik sawah teknis maupun non teknis.

Aspek Ekonomi sangat penting dalam

proses pembangunan Embung Rejoagung yang

berlokasi di Kecamatan Srono

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan

Srono

LANDASAN PUSTAKA

Embung

Embung dalam pengertian adalah suatu

wilayah yang dijadikan tempat penampungan

air sehingga pada masa musim kering

sebagian kebutuhan air dapat terpenuhi.

Sumber air Embung yag utama berasal dari

limpasan pada permukaan ditambah dengan

air hujan yang turun langsung pada wilayah

tersebut. Sedangkan menurut Soedibyo

Embung adalah tampungan untuk

menyerap dan menampung air pada saat

berlimpah agar dapat di manfaatkan pada saat

yang dibutuhkan (Soedibyo, 1993:7).

Pengelolaan air di Embung merupakan

usaha untuk mengatur dan mengendalikan

jumlah air yang masuk dan keluar dari

Embung. Pengaturan bertujuan agar

penggunaan air untukberbagai kepentingan

manusia dapat diatur dengan baik, dan

Page 3: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

2

menunjang kesejahteraan manusia. Air

yang dikendalikan adalah air hasil

tampungan Embung dari air

hujanmaupun sungai yang memasok

debit ke dalam Embung, sehingga air

dapat disediakandalam waktu atau tempat

yang tepat dalam jumlah yang diperlukan.

Analisis Ekonomi

Dalam analisis ekonomi suatu

proyek dilihat dari sudut pandang

perekonomian secara keseluruhan.

Unsur-unsur yang ditinjau dalam

analisis ekonomi adalah sebagai berikut

:

1. Harga yang dipakai pedoman

adalah harga bayangan

(shadow price).

2. Pembayaran pajak tidak

dikurangkan dalam

perhitungan keuntungan dari

suatu proyek.

3. Besarnya subsidi harus

ditambahkan pada harga pasar

barang - barang input.

Besarnya bunga modal biasanya tidak

dipisahkan, dikurangkan dari hasil

kotor.

Perbandingan Biaya

Analisis ekonomi teknik pada suatu

umur proyek pembangunan

mengarahkan pada perencana dalam

menentukan pemilihan terbaik dari

beberapa alternatif hasil perencanaan

yang dipilih. Alternatif ini bisa berupa

perbandingan biaya dari beberapa

pilihan yang direkomendasi, dapat pula

analisis ekonomi juga dapat pula

analisis ekonomi juga dikembangkan

berdasarkan azas manfaat dari proyek

yang bersangkutan (Kuiper,1971:72)

Manfaat Langsung (Direct Benefits)

Adalah manfaat yang terlihat jelas dalam

pelaksanaan atau pembangunan dalam suatu

pekerjaan sipil,yaitu :

1. Adanya kenaikan dalam keluaran,

fisik dari kegiatan yang ditangani

proyek.

2. Kenaikan nilai daripada keluaran

karena adanya perubahan perbaikan

kualitas.

3. Penurunan biaya yang disebabkan

oleh adanya perubahan mekanisasi.

Penurunan biaya yang disebabkan terhindar

dari adanya kerugian, seperti kerusakan

akibat kekeringan dan lain sebagainya.

Manfaat Tidak Langsung

Manfaat ini disebut juga manfaat sekunder

proyek yaitu manfaat yang timbul atau

dirasakan diluar proyek karena adanya

realisasi proyek. Manfaat tidak langsung

ini terbagi atas :

1. Manfaat yang disebabkan oleh

adanya proyek yang biasanya

disebut efek “multiplerI” dari

proyek.

2. Manfaat yang disebabkan oleh

adanya keunggulan skala besar

(economic of sale).

Manfaat yang ditimbulkan oleh adanya

pengaruh sekunder dinamik, misalkan

perubahan dalam produktivitas tenaga kerja

yang disebabkan perbaikan kesehatan atau

pendidikan

Perbandingan Manfaat dan Biaya

(Benefit/Cost atau B/C)

Kenyataan yang ada dilapangan, yang

dipakai adalah B/C karena sesungguhnya

biaya operasional dan pemeliharaan (OP)

merupakan bagian dari biaya keseluruhan

biaya proyek yang harus dikeluarkan.

Disamping itu pendapatan tunai atau

manfaat bertambah secara akumulatif pada

suatu kelompok sosial yang jadi objek

Page 4: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

3

perencanaan. Misalnya, dengan adanya

proyek adalah lokasi dari kelompok

tersebut yang menjadi aman dari banjir

dengan periode ulang tertentu.

Sedangkan biaya proyek

termasuk OP merupakan produk dari

kelompok lain (pemerintah misalnya)

akibat membangun suatu bangunan

tertentu yang membutuhkan biaya OP

agar umur proyek dapat terpenuhi. Oleh

sebab itu pengurangan OP dari biaya

proyek atau sebagai komponen

pengurangan dari biaya manfaat suatu

tipuan dalam memperbesar ratio

manfaat dan biaya (B/C)

Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit Cost Ratio (BCR) adalah

perbandingan antara nilai sekarang

(present value) dari manfaat (benefit)

dengan nilai sekarang dari biaya (cost).

Secara umum rumus untuk perhitungan

BCR ini adalah (I Nyoman Pujana,

1995 : 259)

BCR =

Dimana :

PV = Present value

BCR = Benefit Cost Ratio

Sebagai ukuran dari penilaian suatu

kelayakan proyek dengan metode BCR

ini adalah jika BCR > 1 maka proyek

dikatakan layak dikerjakan dan

sebaliknya jika nilai BCR<1 proyek

tersebut secara ekonomi tidak layak

untuk dibangun.

Tingkat Pengembalian Internal

(Internal Rate of Return)

Tingkat pengembalian internal dapat

didefinisikan sebagai tingkat suku

bunga yang membuat manfaat dan

biaya mempunyai nilai yang sama atau

B-C = 0 atau tingkat suku bunga yang

membuat B/C = 1

Internal Rate of Return merupakan nilai

suku bunga yang diperoleh jika BCR

bernilai sama dengan 1, atau nilai suku

bunga jika NPV bernilai sama dengan 0.

IRR dihitung atas dasar penerimaan bersih

dan total nilai untuk keperluan investasi.

Nilai IRR sangat penting diketahui untuk

melihat sejauh mana kemampuan proyek

ini dapat dibiayai dengan melihat nilai

suku bunga pinjaman yang berlaku.

Perhitungan nilai IRR ini dapat diperoleh

dengan rumus sebagai berikut (Kuiper,

1971:16)

IRR = INPV

NPV NPV'

'

' "

( I' - I")

Dimana :

I’ = suku bunga memberikan NPV

positif

I’’ = suku bunga memberikan nilai

NPV

NPV = selisih antara present value dari

present value dari biaya

NPV’ = NPV positif

NPV’’ = NPV negatif

DATA DAN METODOLOGI

Dalam studi ini pertama-tama dilakukan

analisis data-data Curah Hujan, Data-data

yang ada kemudian dihitung untuk

menjadikan debit andalan. Pola tata tanam di

gunakan untuk mengetahui berapa kebutuhan

dari irigasi. Data Teknis dari Desain

Bangunan fisik diperlukan untuk menghitung

Volume Pekerjaan (BOQ) langkah

selanjutnya kemudian mengihitung Anggaran

Biaya. Analisis Benefit Cost Ratio

merupakan hasil akhir dari sebuah pekerjaan

karena disana akan keluar hasil apakah

pekerjaan pembangunan Embung ini layak

untuk dibangun.

Data-data yang diperlukan dalam studi

ini antara lain: (1) Data stasiun hujan dan

curah hujan harian (2004-2013); (2) Peta

batas DAS; (3) Gambar Teknis (4) Pola Tata

Page 5: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

4

Tanam (5) Klimatologi

HASIL DAN PEMBAHASAN Data Curah hujan Embung

Rejoagung di Kabupaten Banyuwangi

untuk keperluan hitungan atau analisis

hujan dipakai stasiun hujan terdekat dan

relatif lebih lengkap dengan krakteristik

daerah yang mewakili.

Ada Tiga data stasiun hujan yang

digunakan dalam perhitungan data hujan,

yaitu ; Jambewangi. Songon. Dan Licin.

Hasil rekap data hujan daerah tahap

berikutnya menganalisis data klimatologi

yang didapat dari stasiun Klimatologi

sebagai bahan dasar Pengolahan data

Curah Hujan yang akan di gunakan.

Page 6: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

5

Gambar 1. Diagram Alir teknis

Page 7: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

6

Gambar 4. Diagram Alir Ekonomi

Luas Pengaruh Stasiun Hujan

Untuk keperluan analisis ketersediaan air,

data curah hujan pada pos tersebut akan

dianalisis sehingga mendapatkan curah hujan

Wilayah Rejoagung dengan menggunakan

metode Poligon Thiessen seperti disajikan

pada gambar berikut:

Gambar 3. Luasan Poligon Thiessen

as(tanpa skala)

Tabel 1. Perhitungan Koefisien Thiessen

Adapun jumlah stasiun yang digunakan dan

tersebar di wilayah Embung Rejoagung sebanyak

tiga stasiun dan masing-masing stasiun mempunyai

daerah pengaruh yang dibentuk dengan garis-garis

sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung

antara dua stasiun sebagaimana contog tabel diatas.

Page 8: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

7

Uji Homogenitas

Fungsi dari Uji Homogenitas ini guna

untuk mengetahui data hujan yang layak

digunakan dalam perencanaan. Kesimpulannya

data hujan bisa digunakan dalam perencanaan.

Sebelum data hujan ini dipakai terlebih dahulu

harus melewati pengujian untuk kekonsistensian

Data.

Hasil Uji Inlier – Outlier di atas

diketahui bahwa semua data hujan pada stasiun

Songgon, Srono, dan Jambewangi berada dalam

batasan normal, di antara nilai Ambang Atas

(Xh) dan Ambang Bawah (Xi).

Tabel 2. Nilai Q / n0,5 dan R / n0,5

(Sumber : Sri Harto, 1993 : 168)

Kesimpulan dari hasil perhitungan

yang telah dilakukan sebelumnya, didapat

nilai Q/ n dan R/ n hitung lebih kecil dari

nilai Q/ n dan R/ n tabel. Dengan demikian

pengujian data dapat diterima (masih dalam

batasan konsisten).

Evaporasi Potensial

Analisis klimatologi yang diperlukan

dalam perencanaan suatu daerah irigasi

adalah besarnya evapotranspirasi potensial.

Data klimatologi diambil dari stasiun

terdekat.

Rumus yang digunakan untuk

menghitung evapotranpirasi adalah rumus

Penman Modifikasi yang dinyatakan dengan :

ET0 = c . ET*

Dengan :

ET* = w (0,75 Rs - Rn1) + (1 - w) f(u) (ea-

ed)

Analisis Debit Andalan Metode F.J Mock

Dr.F.j. MOCK (1973)

memperkenalkan model sederhana simulasi

keseimbangan air bulanan untuk aliran yang

meliputi data hujan,evaporasi dan

karakteristik hidrologi daerah pengaliran.

(Lily,Montarcih : 2010)

Secara umum debit sungai dapat

dibagi menjadi empat karakteristik (Suyono,

1980: 202). Pembagian karakteristik debit

sungai tersebut antara lain:

a) Debit air cukup (affluent), yaitu debit

yang dilampaui oleh debit-debit

sebanyak 95 hari dalam setahun (P =

26,03 %)

b) Debit air normal, yaitu debit yang

dilampaui oleh debit-debit sebanyak

185 hari dalam setahun (P = 50,68 %)

c) Debit air rendah, yaitu debit yang

dilampaui oleh debit-debit sebanyak

275 hari dalam setahun (P = 75,34 %)

d) Debit air musim kering, yaitu debit

yang dilampaui oleh debit-debit

sebanyak 355 hari dalam setahun (P =

97,26 %).

Dalam studi ini dihitung besarnya debit

andalan dengan tingkat keandalan 80 %,

dengan probabilitas tersebut dihitung dengan

metode Basic Year.

Tabel 3. Hasil Analisis Debit Andalan

Sumber : Perhitungan

Debit yang digunakan dalam studi ini

adalah probabilitas 81.82% pada tahun 2007.

Neraca Air

Guna mengetahui apakah debit yang

tersedia cukup atau kurang maka dilakukan

perbandingan antara kebutuhan air irigasi

dengan debit sungai yang tersedia dalam

setiap kurun waktu setengah bulanan.

Pola tanam yang ditentukan berdasarkan

luas tambahan areal irigasi, akan membantu

Page 9: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

8

analisis apakah air yang tersedia dapat

dikatakan cukup atau kurang.

Hasil perhitungan akan ditampilkan pada

tabel yang ada dibawah ini.

Tabel 4. Debit Air Musim Kering 2005

Sumber : Perhitungan

Gambar 4. Grafik Debit Air Musim Kering

Gambar 5.Grafik Debit Air Semua Musim

Dari grafik tersebut maka dapat kita lihat

bahwa dari musim – musim yang telah

ditentukan aliran debit fluktuatif tingkat

keandalannya. Kami sajikan Grafik Semua

Musim agar terlihat perbedaannya.

Gambar 6. Lengkung Kapasitas

Rencana Anggaran Biaya

Definisi dari biaya modal adalah

jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan

mulai dari prastudi sampai pekerjaan selesai

dibangun. Semua pengeluaran yang termasuk

dalam biaya modal ini dibagi menjadi dua

bagian yaitu biaya langsung dan biaya tak

langsung (Robert J.Kodoatie. 1995:71).

Sebelum menghitung anggaran biaya

terlebih dahulu kita hitung biaya Volume

Pekerjaan (BOQ). Cara mendapatkan volume

pekerjaan erlebih dahulu harus kita hitung

luasan dari teknis pekerjaan.

Tahap berikutnya yaitu dengan

menganalisis Harga Satuan menggunakan

Hrga yang telah ditentukan pemerintah tahun

2016. Analisis Harga Satuan Pekerjaan pada

Embung Rejoagung ada beberapa bangunan.

Total Rekapitulasi dari analisis Volume

Pekerjaan mendapatkan Biaya dengan Total

Rp.606.600.000,00

Biaya Operasional dan Pemeliharaan

Biaya operasional dan pemeliharaan

merupakan perkiraan biaya yang dikeluarkan

setiap tahunnya untuk pengoperasian embung

dan pemeliharaan bangunan sipil maupun

bangunan penunjang agar bisa berfungsi

sebagai mestinya

Tabel 5. Biaya Operasional

Page 10: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

9

Sumber : Perhitungan

Dari Perhitungan tersebut didapatkan

besarnya O dan P = Rp.9.803.395,00

Biaya Kontraktor

Biaya kontraktor adalah biaya

kompensasi kepada pelaksanaan pekerjaan

beruparesiko dari kontraktor didalam analisis

ekonomi disebutkan bahwa biaya kontraktor

dimasukkan ke biaya konstruksi dengan

memasukkan pada harga dasar satuan pokok

kegiatan yaitu sebesar 10%.

Perhitungan Analisis Ekonomi

Tabel 6. Perhitungan Benefit Embung Harga Jual Hasil Luas area Penerimaan

per kg panen (ton)/ ha (ha) (Rp)

I Sebelum Proyek

MT I PADI 3,800Rp 6.50 2.0 49,400,000.00

MT II Jagung 2,800Rp 5.00 1.0 14,000,000.00

MT III Jagung 2,800Rp 5.00 1.0 14,000,000.00

16.50 4.00 77,400,000.00

No. Pola Tanam

Total Sumber : Data Eksisting

Tabel 7. Perhitungan Benefit Embung Harga Jual Hasil Luas area Penerimaan

panen (ton)/ ha (ha) (Rp)

II Sebelum Proyek

MT I PADI 3,800Rp 6.50 9.0 222,300,000.00

MT II PADI 3,800Rp 6.50 9.0 222,300,000.00

MT III Jagung 2,800Rp 5.00 7.4 103,600,000.00

18.00 25.40 548,200,000.00

No. Pola Tanam

Total Sumber : Perhitungan

Tabel 4.53 dan 4.54 jika dibandingkan maka

mendapatkan benefit hasil produksi tanaman

sebesar Rp 1,399,560,000.00 per tahun ,yang

berasal dari Total Benefit hasil panen

Perhitungan – Total Benefit hasil panen

Eksisting.

Gambar 6. Grafik Manfaat (Benefit)

Analisis Benefit Cost Ratio

Contoh Perhitungan :

Biaya Investasi Total :

RAB + Pembebasan lahan = Rp.

606,65600.000,00+Rp1,103,450,000.00

= Rp 1,710,050,000.0

Biaya Operasi dan Pemeliharaan :

Rp 9,803,395.00

Manfaat : Rp 296,110,000.00

Kondisi Normal :

Manfaat - Biaya O dan P = Rp 296,110,000 –

Rp 9,803,395 = Rp 286,306,604.00

Kondisi Pesimis :

Manfaat – (1.2 x Biaya O dan P) = Rp

296,110,000.00 – (1.2 x Rp 9,803,395) = Rp

284,345,926.00

Kondisi Optimis :

1.2 x Manfaat – Biaya O dan P = 1.2 x Rp

296,110,000 – Rp 9,803,395 = Rp

345,528,605.00

Dengan hasil Analisis seperti yang ada pada

Tabel diatas maka Pembangunan Embung

Rejoagung di Kabupaten Banyuwangi secara

Ekonomi layak untuk dibangun.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil kajian analisis dan

pembahasan pada bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil Analisis Biaya Finansial

Pembangunan Embung Rejoagung

Page 11: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

10

sebesar Rp 1.710.050.000,00, dengan

biaya tahunan sebesar Rp

9.803.395.20.

2. Hasil Analisis Ekonomi Embung

Rejoagung sebagai berikut :

a. Dalam kondisi normal IRR :

26.72%, B/C : 2.97, NPV

3,369,444,431.00.

Dalam kondisi Pesimis IRR :

21.95%, B/C : 2.46, NPV :

3,005,830,674.79.

Dalam kondisi Optimis IRR :

32.34%, B/C : 3.58, NPV :

4,406,947,073.41

b. Hasil Analisis manfaat (Benefit)

embung melalui hasil panen di

bidang pertanian per tahun sebesar

Rp 548.200.000,00,sedangkan

sebelum adanya embung Rp

77.400.000,00.

c. Lahan Sawah milik Warga Dusun

Sumber Groto Desa Rejoagung

yang dapat dikembangkan setelah

Perencanaan Embung adalah

seluas 25,4 Ha.

Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas

sampai Bunga 20% dapat dipastikan bahwa

proyek pembangunan Embung Rejoagung

masih layak/aman.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. (2016, oktober). Retrieved

from bi.go.id:

http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-

rate/data/Default.aspx

Banyuwangi, K. (n.d.). Retrieved Juni 2017,

from http://www.banyuwangikab.go.id/berita-

daerah/pemkab-banyuwangi-terus-dorong-

serapan-gabah-petani-oleh-bulog.html

Harto, S. (1993). Analisis Hidrologi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Indarto. (2012). Hidrologi. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Kodoatie, Robert J. (2001). Analisis Ekonomi

Teknik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Limantara, L. M. (2010). Hidrologi Praktis.

Bandung: Lubuk Agung.

Mahon, M. (1978). Reservoir Capicity and

yield. Amsterdam: Elsevier.

Pudjosumarto. (1985). Evaluasi Uraian

Singkat dan Soal Jawab. Yogyakarta: Liberty.

Soedibyo. (1993). Teknik Bendungan. Jakarta:

Pradya Paramita.

Soemarto. (1987). Hidrologi Teknik.

Surabaya: Usaha Nasional.

Sujarwadi. (1988). Operasi Waduk.

Yogyakarta: Keluarga Mahasiswa Universitas

Gajamah Mada.

Page 12: ANALISIS TUDI KELAYAKAN EKONOMI EMBUNG …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Analisis...diperlukan air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kabupaten Banyuwangi

11