(embung « bebasbanjir2015)

19
B ebasBanjir2015 E mbung Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung KATA PENGANTAR Dampak kekeringan dan banjir kini dirasakan semakin besar dan resiko pertanian semakin meningkat dan sulit diprediksi. Sementara itu, tekanan penduduk yang luar biasa menyebabkan kerusakan hutan dan daur hidrologi tidak terelakkan lagi. Indikatornya, debit sungai merosot tajam di musim kemarau, sementara di musim penghujan debit air meningkat tajam. Rendahnya daya serap dan kapasitas simpan air di DAS ini menyebabkan pasokan air untuk pertanian semakin tidak menentu. Kondisi ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan agronomis akibat pemilihan komoditas yang tidak sesuai dengan kemampuan pasokan airnya. Gadu nekad adalah teladannya. Untuk mengatasi kekeringan, maka salah satu strategi yang paling murah, cepat dan efektif serta hasilnya langsung terlihat adalah dengan memanen aliran permukaan dan air hujan di musim penghujan melalui water harvesting. Teknologi ini sudah berkembang sangat pesat dan luas tidak saja di negara maju seperti Eropa, Amerika dan Australia, melainkan juga di negara seperti China yang padat penduduk dan luas pemilikan lahannya sangat terbatas. Upaya water harvesting yang dibarengi dengan memperbesar daya simpan air tanah di sungai, waduk dan danau yang akan dapat menjaga pasokan sumber-sumber air untuk keperluan pertanian, domestik, municipal dan industri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan limpahan air hujan adalah dengan membangun embung ( onfarm reservoir). Buku Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pengembangan Embung ini disusun untuk memberikan informasi praktis bagi para petugas terkait dalam melakukan upaya melestarikan keberadaaan air. Pedoman ini supaya ditindaklanjuti dengan penyusunan juklak di propinsi dan juknis di kabupaten agar petugas dapat memahami dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan dan sasaran kegiatan ini dapat terwujud sesuai harapan yang ingin dicapai. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan lebih luas bagi petugas dalam menerapkan kaidah-kaidah konservasi air. Jakarta, Januari 2007 Direktur, Dr. Ir. S. Gatot Irianto NIP. 080.085.357 Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/... 1 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Upload: wish-u

Post on 05-Dec-2014

109 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

embung

TRANSCRIPT

Page 1: (Embung « BebasBanjir2015)

BebasBanjir2015

Embung

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui PembangunanEmbung

KATA PENGANTAR

Dampak kekeringan dan banjir kini dirasakan semakin besar danresiko pertanian semakin meningkat dan sulit diprediksi. Sementaraitu, tekanan penduduk yang luar biasa menyebabkan kerusakanhutan dan daur hidrologi tidak terelakkan lagi. Indikatornya, debitsungai merosot tajam di musim kemarau, sementara di musimpenghujan debit air meningkat tajam. Rendahnya daya serap dankapasitas simpan air di DAS ini menyebabkan pasokan air untukpertanian semakin tidak menentu. Kondisi ini diperburuk denganterjadinya kekeringan agronomis akibat pemilihan komoditas yangtidak sesuai dengan kemampuan pasokan airnya. Gadu nekadadalah teladannya.

Untuk mengatasi kekeringan, maka salah satu strategi yang palingmurah, cepat dan efektif serta hasilnya langsung terlihat adalahdengan memanen aliran permukaan dan air hujan di musimpenghujan melalui water harvesting. Teknologi ini sudah berkembang sangat pesat dan luas tidak saja di negara majuseperti Eropa, Amerika dan Australia, melainkan juga di negara seperti China yang padat penduduk dan luas pemilikanlahannya sangat terbatas. Upaya water harvesting yang dibarengi dengan memperbesar daya simpan air tanah di sungai,waduk dan danau yang akan dapat menjaga pasokan sumber-sumber air untuk keperluan pertanian, domestik, municipaldan industri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan limpahan air hujan adalah dengan membangunembung ( onfarm reservoir).

Buku Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pengembangan Embung ini disusun untuk memberikan informasi praktisbagi para petugas terkait dalam melakukan upaya melestarikan keberadaaan air. Pedoman ini supaya ditindaklanjutidengan penyusunan juklak di propinsi dan juknis di kabupaten agar petugas dapat memahami dan melaksanakan tugasdan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan dan sasaran kegiatan ini dapat terwujud sesuai harapan yangingin dicapai.

Semoga buku ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan lebih luas bagi petugas dalam menerapkan kaidah-kaidahkonservasi air.

Jakarta, Januari 2007Direktur,

Dr. Ir. S. Gatot IriantoNIP. 080.085.357

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

1 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 2: (Embung « BebasBanjir2015)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya dan faktor determinan yang menentukan kinerja sektor pertanian, karena tidak ada satu puntanaman pertanian dan ternak yang tidak memerlukan air. Meskipun perannya sangat strategis, namun pengelolaan airmasih jauh dari yang diharapkan, sehingga air yang semestinya merupakan sehabat petani berubah menjadi penyebabbencana bagi petani. Indikatornya, di musim kemarau, ladang dan sawah sering kali kekeringan dan sebaliknya di musimpenghujan, ladang dan sawah banyak yang terendam air.

Secara kuantitas, permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan kering adalah persoalan ketidaksesuaian distribusi airantara kebutuhan dan pasokan menurut waktu ( temporal) dan tempat ( spatial). Persoalan menjadi semakin kompleks,rumit dan sulit diprediksi karena pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan di sepanjang tahun, yang sebarannyatidak merata walau di musim hujan sekalipun. Oleh karena itu, diperlukan teknologi tepat guna, murah dan aplicableuntuk mengatur ketersediaan air agar dapat memenuhi kebutuhan air ( water demand) yang semakin sulit dilakukandengan cara-cara alamiah ( natural manner). Teknologi embung atau tandon air merupakan salah satu pilihan yangmenjanjikan karena teknologinya sederhana, biayanya relatif murah dan dapat dijangkau kemampuan petani.

Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian ( small farm reservoir) yang dibangununtuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan. Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagaisumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi ( high added value crops) dimusim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang. Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air ( waterharvesting) yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond yang berfungsi sebagai tempatpenampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau.

Sementara pada ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak merata,embung dapat digunakan untuk menahan kelebihan air dan menjadi sumber air irigasi pada musim kemarau. Secaraoperasional sebenarnya embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan airuntuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan.

B. Tujuan

Pembuatan embung untuk pertanian bertujuan antara lain untuk :

Menampung air hujan dan aliran permukaan ( run off) pada wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang

memungkinkan seperti mata air, parit, sungai-sungai kecil dan sebagainya.

1.

Menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman palawija, hortikultura semusim,

tanaman perkebunan semusim dan peternakan.

2.

C. Sasaran

Sasaran pembangunan embung untuk pertanian antara lain:

Tertampungnya air hujan dan aliran permukaan ( run off) pada wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang

memungkinkan.

1.

Tersedianya air untuk suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman palawija, hortikultura semusim, tanaman

perkebunan semusim dan peternakan.

2.

D. Istilah

Dalam Pedoman Teknis ini akan dijumpai istilah-istilah yang memiliki pengertian sebagai berikut :

Embung.

Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpasan ( run off) sertasumber air lainnya untuk mendukung usaha pertanian, perkebunan dan peternakan.

1.

Dinas Pertanian

Dinas Pertanian adalah dinas yang di dalam tugas pokok dan fungsinya mendapat mandat di bidang pertaniantanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan.

2.

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

2 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 3: (Embung « BebasBanjir2015)

II. PELAKSANAAN

Pengembangan lokasi embung harus memenuhi persyaratan lokasi dan persyaratan petani dan kelompok tani.

A. Persyaratan Lokasi

Daerah pertanian lahan kering/perkebunan/ peternakan yang memerlukan pasokan air dari embung sebagai suplesi air

irigasi.

1.

Air tanahnya sangat dalam.2.

Bukan lahan berpasir.3.

Terdapat sumber air yang dapat ditampung baik berupa air hujan, aliran permukaan dan mata air atau parit atau sungai

kecil.

4.

Wilayah sebelah atasnya mempunyai daerah tangkapan air atau wilayah yang mempunyai sumber air untuk

dimasukkan ke embung, seperti mata air, sungai kecil atau parit dan lain sebagainya.

5.

B. Persyaratan Petani/Kelompok Tani

Bersedia menyediakan lahan untuk embung tanpa ganti rugi dan dinyatakan dalam surat pernyataan.1.

Kelompok tani yang terpilih adalah kelompok tani yang telah ada sebelumnya, bukan kelompok tani yang baru

dibentuk karena ada kegiatan ini.

2.

Bersedia mengoperasikan, memelihara bangunan secara berkelompok dan bersedia menanggung biaya operasional dan

pemeliharaan dan dinyatakan dalam surat pernyataan.

3.

C. Survey CP/CL

Penanggung jawab kegiatan (Dinas Pertanian Kabupaten/Kota) menentukan Calon Lokasi dan Calon Kelompok Tanisesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pada butir A dan B.

D. Pencatatan Koordinat

Lokasi embung yang akan dibuat supaya dicatat koordinat geografisnya yang meliputi :- Lintang dan bujur- Ketinggian lokasi (dpl)dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) atau dengan ekstrapolasi peta topografi yang tersedia. Datakoordinat sumur resapan ini selanjutnya diperlukan untuk menyusun sistem basis data pengelolaan lahan dan air sekaligusmemantau kinerja pelaksanaan kegiatan yang telah berjalan.

E. Desain Sederhana

Desain sederhana dibuat oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama dengan petani/kelompok tani. Desain diusahakansesederhana mungkin agar dapat dibaca oleh pelaksana (petani/kelompok tani) di lapangan. Dalam penyusunan Desainperlu diperhatian hal-hal sbb:

Melakukan observasi lapangan untuk menentukan kontruksi embung yang paling sesuai dengan kondisi lokasi

setempat. Misalnya pada kondisi tanah yang porus, dinding embung harus lebih kuat dan kedap air. Embung dapatdibangun dengan memanfaatkan alur alami, saluran drainase,menampung mata air atau menggali tanah, atau langsung menampung air hujan.

1.

Menentukan letak geografis embung. Dalam menentukan letak embung harus diperhatikan posisi

lahan dan areal pertanaman, lokasi sumber air, ketinggian dan kemiringan lahan. Sebaiknya letak embung lebih tinggidibandingkan lahan usahatani agar distribusi dan pengaliran air ke lahan pertanian/peternakan dapat dilakukandengan sistem gravitasi.

2.

Daerah atas calon lokasi embung sebaiknya merupakan daerah tangkapan air hujan, yang aliran permukaannya dapat

diarahkan masuk ke embung.

3.

F. Pengadaan Bahan dan Peralatan

Pengadaan bahan dan peralatan dilaksanakan oleh petani/kelompok tani agar mengikuti pedoman pengelolaan anggaranyang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air.

G. Konstruksi

Konstruksi pembangunan embung dilakukan oleh pelaksana yang telah ditunjuk (kelompok tani) dan dilaksanakan secarapadat karya agar petani mampu mengembangkan embung dan merasa ikut memiliki sejak dini. Pelaksanaaan pembuatan

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

3 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 4: (Embung « BebasBanjir2015)

embung dilakukan dalam beberapa tahap antara lain :

1. Bentuk permukaan embung

Gambar 1. Bentuk Permukaan Embung (Tidak Beraturan) Sesuai Kondisi Di Lapangan

a. Bentuk permukaan embung disesuaikan dengan kondisi di lapangan

b. Volume galian merupakan volume air yang akan ditampung. Besaran volume yang dibuat minimal 170 m3. Besaranvolume embung ini akan tergantung kepada konstruksi embung yang akan digunakan atau ada partisipasi dari masyarakat.Embung dengan kontruksi sederhana (tanpa memperkuat dinding) dimungkinkan akan lebih luas dari volume minimaltersebut.

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

4 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 5: (Embung « BebasBanjir2015)

Gambar 2. Sketsa Bentuk Embung Tampak Atas Dan Samping

2. Menggali Tanah

Penggalian dapat pula dilakukan di dekat alur alami/saluran drainase/mata air untuk dapat dijadikan sebagai sumberpengisian air ke dalam embung.

3. Dinding pinggir embung

Dinding pagar embung dibuat miring atau tegak dengan kedalaman 2 s/d 2,5 m (tergantung kondisi lapangan). Tangguldibuat agak tinggi untuk menghindari kotoran yang terbawa air limpasan.

4. Memperkokoh dinding embung

a. Prinsip tahapan ini adalah agar embung tidak mudah retakdan air yang telah berada embung tidak bocor. Jika strukturtanah yang ada kuat dan memungkinkan air di embung tidak bocor, maka kegiatan ini tidak diperlukan. Penguatan dindingembung ini juga dapat dilakukan pada bagian-bagian tertentu yang rawan bocor, seperti pada Gambar 3.

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

5 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 6: (Embung « BebasBanjir2015)

Gambar 3. Dinding Embung Yang Tidak Diperkokoh (Tanah Asli)

b. Untuk memperkokoh dinding embung, ada beberapa bahan yang bisa digunakan tergantung dari bahan/material yangmudah diperoleh di lokasi dan biaya yang tersedia. Adapun bahan/material yang dapat dipakai untuk dinding embungantara lain pasangan batu bata, pasangan batu kali, pasangan beton. Proses pembuatan dinding embung sepertimembangun kolam, kemudian permukaan dinding embung dapat dilapisi dengan adukan pasir dan semen.

c. Jika diperlukan dasar embung dapat dipasangi batu bata/batu kali yang dilapisi semen agar tidak bocor.

d. Untuk mengurangi longsor pada dinding embung, dapat dibuat tangga atau undakan di sekeliling dinding selain dapatjuga berfungsi untuk mempermudah pengambilan air.

Gambar 4. Tangga Atau Undakan Di Sekeliling Dinding Embung

4. Pembuatan saluran pemasukan ( inlet).

Pembuatan saluran pemasukan berupa sudetan dari saluran air ke embung sangatlah penting. Saluran pemasukan dibuatuntuk mengarahkan aliran air yang masuk ke dalam embung, sehingga tidak merusak dinding/tanggul. Saluran pemasukan

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

6 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 7: (Embung « BebasBanjir2015)

ini dapat dilengkapi dengan pintu pembuka/penutup berupa sekat balok yang mudah dibuka dan ditutup.

5. Membuat pelimpas air/saluran pembuangan ( outlet).

Pelimpas air sangat diperlukan bagi embung yang dibuat pada alur alami atau saluran drainase. Hal ini untuk melindungibendung sekaligus mengalirkan air berlebih. Demikian pula pembuatan saluran pembuangan bagi embung. Secaraskematis embung dapat direpresentasikan pada gambar berikut:

Gambar 5. Desain Sederhana Embung

H. Pengawasan

Aparat Dinas Pertanian sebagai penanggung jawab kegiatan harus melakukan pengawasan selama proses pembangunansejak perencanaan hingga konstruksi selesai.

I. Pembiayaan

Biaya disediakan melalui dana Tugas Pembantuan, yang terdiri dari Belanja Uang Honor Tidak Tetap yang digunakanuntuk upah tenaga (Padat Karya) sebesar 50% (Rp. 25 juta/unit), dan Belanja Lembaga Sosial lainnya, digunakan untukpembelian bahan bangunan sebesar 50% (Rp. 25 juta/unit). Biaya Belanja Lembaga Sosial Lainnya semua akan ditransferke rekening kelompok tani setelah mereka membuat proposal rencana kebutuhan biaya pembangunan embung. Proposalharus disetujui oleh Kepala Desa dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

Rangkaian kegiatan pelaksanaan pembangunan dam parit agar dibuat jadwal palang untuk alat kontrol pengawasan danpembinaan. Contoh jadwal palang yang dimaksud adalah seperti Lampiran 1.

III. INDIKATOR KINERJA

A. Keluaran ( Output)

Terbangunnya dan berfungsinya embung di kawasan pertanian lahan kering untuk tanaman palawija, hortikultura,tanaman perkebunan semusim dan usaha peternakan.

B. Hasil ( Outcome)

Tersedianya air untuk usaha pertanian pada saat diperlukan (sebagai suplesi).

C. Manfaat ( Benefit)

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

7 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 8: (Embung « BebasBanjir2015)

- Mengurangi resiko usaha pertanian akibat kekeringan.- Meningkatnya kesempatan berusaha tani terutama pada musim kemarau.

D. Dampak ( Impact)

Meningkatnya produktifitas usaha pertanian dan atau indeks pertanaman bagi usahatani tanaman.

IV. MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan Pembangunan Embung yang meliputi kegiatanperencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, yaitu :

Terhadap kegiatan perencanaan meliputi antara lain pemilihan lokasi, sosialisasi, rencana pembiayaan, dukungan dari

pemerintah daerah setempat dan lain-lain.

1.

Terhadap pelaksanaan meliputi kegiatan persiapan, penyusunan rencana kegiatan, organisasi, tugas dan fungsi

pelaksana, pengadaan dan penggunaan bahan/alat, pelaksanaan kegiatan fisik, produktivitas pekerjaan dan lain-lain.

2.

Terhadap pengendalian dan pengawasan meliputi peranan pengawasan, teknis pelaksanaan pekerjaan fisik dan

lainlain.

3.

a. Operasional dan Pemeliharaan

Operasional dan pemeliharaan embung yang telah selesai dibangun dilakukan oleh petani/kelompok tani pengelolaembung. Pemanfaatan air embung dilakukan dengan membuat Jaringan/ Saluran Air ke lahan usahatani. Ada beberapacara untuk mengairi lahan usahatani, antara lain :

Apabila lahan bertopografi miring (Iereng), maka air dapat dialirkan dari petak ke petak lahan usahatani secara

gravitasi.

1.

Apabila lahan agak datar, maka dapat digunakan teknik irigasi pompa (bertekanan seperti tetes, sprinkler, atau

disalurkan langsung ke lahan), atau dengan alat manual lainnya.

2.

Kebutuhan air tanaman harus menjadi acuan utama dalam pemberian air irigasi suplementer.Untuk menjaga keberlanjutan embung, maka beberapa komponen pemeliharaan embung yang perlu mendapatkanperhatian antara lain :

Mengurangi kehilangan air karena penguapan. Untuk mengurangi kehilangan air oleh penguapan dapat dilakukan

dengan, antara lain :a. Buat tiang peneduh di pinggir bibir embung kemudian di atas embung dibuat anyaman untuk media rambatantanaman dan ditanami dengan tanaman merambat.b. Tiang penahan angin disamping embung ( wind breaker) pada sisi datangnya angin dan bisa ditanam tanamanmerambat atau pohon sebagai pengganti tiang.

1.

Memelihara/Melindungi Embung

a. Pemagaran sementara untuk mencegah gangguan ternak terhadap tanggul embung.b. Pengangkatan endapan Lumpur.c. Perbaikan tanggul yang bocor.d. Tidak membuang sampah padat / cair ke dalam embung.

2.

b. Pelaporan

Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran yang telahditetapkan. Adapun macam laporan adalah :

1) Laporan Perkembangan.

Laporan ini berisi antara lain data dan informasi tentang perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan.Perkembangan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan agar dilakukan pembobotan. Penilaian pembobotan pekerjaan hanyadilakukan terhadap kegiatan yang didanai dari dana Tugas Pembantuan.

Laporan pelaksanaan ini agar dibuat sebagai laporan bulanan (format laporan lihat Lampiran 2). Laporantersebut ditujukan ke Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Propinsi dengan tembusan Ditjen Pengelolaan Lahan danAir Cq. Dit. Pengelolaan Air dengan alamat Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

8 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 9: (Embung « BebasBanjir2015)

2) Laporan akhir

Setelah pelaksanaan Pengembangan embung selesai, penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib menyiapkandan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program Pengembangan Embung baik dari segi fisik maupun keuangan.Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi minimal kondisi sebelum dansetelah kegiatan. Out line laporan akhir adalah seperti Lampiran 3

V. PENUTUP

Mengingat pembangunan embung ini merupakan kegiatan pendukung usaha agribisnis pertanian, khususnya dalam

antisipasi penyediaan air untuk pertanian pada saat musim kemarau maka seluruh jajaran yang terkait baik secaralangsung maupun tidak langsung diharapkan dapat bekerjadengan penuh tanggungjawab yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat pertanian. Partisipasi masyarakatsangat diperlukan untuk diperoleh pembangunan yang lebih baik dan besar.

1.

Untuk terwujudnya pelaksanaan yang efisien dan efektif, setiap penanggungjawab kegiatan menyusun rencana

pelaksanaan kegiatan secara terinci.

2.

Apabila terjadi perubahan-perubahan rencana fisik dan hal-hal yang belum jelas, dan belum tertuang dalam Pedoman

Teknis ini agar segera berkonsultasi kepada koordinator tingkat Propinsi (Dinas Pertanian Tanaman Pangan/Perkebunan/Peternakan Propinsi) atau Penanggungjawab Program/Teknis di tingkat Pusat.

3.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1998. Petunjuk Teknis Pembuatan Embung Pertanian Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan,Jakarta.

Anonim, 2003. Pengembangan Sarana Konservasi Air Penunjang Pertanian Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Jakarta.

Syafruddin Karama, Kekeringan dan Banjir, Bom Besar Bagi Pertanian Indonesia, Harian Suara Pembaharuan, 16September 2004, Jakarta

Sumber: pla.deptan.go.id/pedum2007/

Embung Air

1. Pembuatan Rancangan Embung Air

a. Persiapan

Pemilihan calon lokasi

Lokasi calon embung sebagaimana tercantum dalam RTT Gerhan. Untuk pemilihan lokasi tapak (site) dilakukandengan cara inventarisasi terhadap beberapa calon lokasi embung air dengan kriteria sebagai berikut:a) Daerah kritis dan kekurangan air (defisit)b) Topografi bergelombang dengan kemiringan <30%c) Air tanah sangat dalamd) Tanah liat berlempung atau lempung berdebue) Pembangunan embung air diprioritaskan di dekat lokasi pemukiman dan lahan pertanian/perkebunan dengan dayatampung air 500 M3

1.

Orientasi lapangan, konsultasi, pengadaan bahan dan administrasi secara teknis prosedural sama dengan pembuatan

bangunan konservasi tanah lainnya.

2.

b. Penyusunan rancangan teknis

Sesuai norma yang berlaku rancangan teknis prosedural pembuatan embung air sama dengan pembuatan dampengendali/dam penahan.

c. Hasil Kegiatan

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

9 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 10: (Embung « BebasBanjir2015)

Sebagai hasil kegiatan dari penyusunan rancangan berupa buku rancangan yang dilengkapi dengan lampiran data, gambardan peta serta telah disahkan oleh instansi terkait yang berwenang. Gambar skematis tentang bangunan embung air dapatdilihat pada Gambar di bawah ini.

Gambar 1. Sketsa Embung Air

2. Pembuatan Embung Air

a. Persiapan

Penyiapan acuan dan kelembagaan

a) Mempelajari rancangan embung yang telah disahkan,b) Pertemuan dengan masyarakat/kelompok dalam rangka sosialisasic) Pembentukan organisasi dan penyusunan program kerja.

1.

Pembuatan sarana dan prasarana

Pengadaan peralatan/sapras diutamakan untuk jenis peralatan dan bahan yang habis pakai. Sedang pembuatan saranadan prasarana dibuat dengan tujuan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang antara lain :a) Pembuatan jalan masukb) Pembuatan gubuk kerja/gubuk material

2.

Penataan areal kerja

a) Pembersihan lapanganb) Pengukuran kembalic) Pemasangan patok /profild) Pembuatan embung, apabila dilaksanakan di tanah milik masyarakat, maka tidak ada ganti rugi.

3.

b. Pembuatan

Penggalian tanah (kemiringan galian 100%, kedalaman 2,5 – 3 m).1.

Pembuatan saluran pelimpah dan saluran pembagi air2.

Pemadatan/pelapisan badan embung air dengan tanah liat, batu kapur, plastik atau dengan pasangan batu3.

Pemasangan gebalan rumput4.

c. Pemeliharaan

Pemeliharaan gebalan rumput1.

Perbaikan/pemadatan dinding embung air2.

Pengerukan lumpur3.

d. Organisasi Pelaksana

Sebagai pelaksana pembuatan embung adalah kelompok masyarakat setempat dibawah koordinasi Dinas Kabupaten/Kotayang mengurusi kehutanan.

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

10 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 11: (Embung « BebasBanjir2015)

e. Jadwal Kegiatan

Tahapan dalam pelaksanaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang tertuang dalam rancangan.

f. Hasil Kegiatan

Bangunan embung yang telah dibuat sesuai rancangan, dan untuk pemeliharaan diserahkan kepada aparat desa/kelompoktani.

Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 22/Menhut-V/2007 Tanggal : 20 Juni 2007: BAGIANPERTAMA PEDOMAN TEKNIS GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GN-RHL/Gerhan)DEPARTEMEN KEHUTANAN 2007

Embung

Pengertian

Bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpahan atau air rembesan di lahansawah tadah hujan yang berdrainase baik.

Sketsa Embung

Tujuan

Sebagai tempat persediaan air di musim kemarau, mengendalikan limpasan, serta dapat digunakan untuk berbagaikeperluan (pertanian, peternakan, dan rumah tangga).

Persyaratan Teknis

Kemiringan lereng: 0 – 30 % (topografi bergelombang)1.

Penggunaan lahan: lahan tadah hujan2.

Tekstur : liat / liat berdebu3.

Curah hujan : kekurangan air sebesar 50 – 1000 mm / tahun4.

Gambar Teknis

Gambar 1. Tata Letak Embung yang ideal dalam Siklus Air. Sumber: Tim Peneliti BP2TPDAS IBB 2002.

Info Teknis Lainnya

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

11 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 12: (Embung « BebasBanjir2015)

Sumber: Tim Peneliti BP2TPDAS IBB 2002. Pedoman Praktik Konservasi Tanah dan Air. Surakarta: BP2TPDAS IBB.

Esensi Sebuah ‘Embung’

Aprizal

Dosen Fakultas Teknik UBL, Aktif di Institute for Sustainable Development (ISD)

Ketika banjir melanda Bandar Lampung, ramai didengungkan oleh beberapa pihak termasuk Pemkot Bandar Lampungtentang urgensi pembangunan embung. Menurut catatan penulis, telah lebih dari setahun ini tema tersebut seriusdiusung. Tahun lalu, Pemkot Bandar Lampung dalam urusan embung mulai memasuki tahap DED (detail engineeringdesign), kemudian mulai tahun 2007 ini akan segera dibangun di beberapa tempat dan akan terus berlanjut di tahun-tahunmendatang.

Sesungguhnya, tidak salah jika Pemkot Bandar Lampung berkukuh untuk membangun embung. Karena, embung memangmerupakan bangunan yang dapat mengurangi debit puncak banjir pada suatu daerah aliran sungai (DAS) dan menahankelebihan air tersebut untuk beberapa waktu lamanya. Sehingga, potensi banjir di suatu kawasan/daerah dapatdiminimalisasi bahkan dieliminisasi.

Hanya, perlu diperhatikan konsep atau ketentuan dasar dalam upaya merealisasikan embung tersebut. Karena, implikasilogisnya adalah pada timbulnya pertanyaan, benarkah yang sedang dan akan dibangun Pemkot Bandar Lampung ituadalah embung?

Karena, membangun embung atau penyebutan embung tersebut jika tanpa merujuk ketentuan atau konsep yang ada akanberpotensi menimbulkan misunderstanding pada beberapa kalangan. Yang hal itu jelas akan dapat mengarah kemisinterpretation dalam penerapan di lapangan.

Konservasi Air

Dari beberapa literatur seputar embung, seperti Pedoman Membuat Desain Embung Kecil untuk Daerah Semi Kering diIndonesia (1997) oleh Departemen Pekerjaan Umum, diperoleh definisi bahwa embung adalah bangunan penyimpan airyang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai.

Embung akan menyimpan air di musim hujan, kemudian airnya dapat dimanfaatkan oleh suatu desa hanya selama musimkemarau atau saat kekurangan air. Itu pun dalam memenuhi kebutuhan harus dengan urutan prioritas, yaitu penduduk,ternak, dan sedikit kebun.

Sementara, menurut Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pengembangan Embung (2007) oleh Departemen Pertanian,dinyatakan bahwa embung merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian (small farm reservoir) yang dibangununtuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan yang memenuhi kriteria air bersih.

Air bersih yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk budi daya komoditaspertanian bernilai ekonomi tinggi (high added value crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang.

Berdasar peristilahan di atas maka embung dapat digolongkan sebagai salah satu upaya atau teknik pemanenan air (waterharvesting) yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond, yang berfungsi sebagai tempatpenampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau.

Sementara, pada ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak merata,embung dapat digunakan untuk menahan kelebihan air dan menjadi sumber air irigasi pada musim kemarau.

Prinsipnya, secara operasional embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokanair untuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan. Sehingga, nuansa pembangunan embungadalah lebih kental untuk konservasi air.

Secara historis dan teoritis, konsep dasar konservasi air adalah jangan membuang-buang sumber daya air. Pada awalnya

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

12 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 13: (Embung « BebasBanjir2015)

konservasi air diartikan sebagai penyimpan air dan menggunakannya untuk keperluan yang produktif di kemudian hari.Konsep ini disebut konservasi segi suplai. Perkembangan selanjutnya mengarah pada pengurangan atau pengefisienanpenggunaan air, dikenal sebagai konservasi sisi kebutuhan.

Konservasi air yang baik merupakan gabungan dari kedua konsep tersebut, yaitu menyimpan air di kala berlebihan danmenggunakannya sesedikit mungkin untuk keperluan tertentu yang produktif. Sehingga, konservasi air domestik berartimenggunakan air sesedikit mungkin untuk mandi, mencuci, menggelontor toilet, dan penggunaan rumah tangga lain.

Konservasi air industri berarti penggunaan air sesedikit mungkin untuk menghasilkan suatu produk. Konservasi airpertanian berarti penggunaan air sesedikit mungkin untuk menghasilkan hasil pertanian yang sebanyak-banyaknya.

Konservasi air penting bagi kelangsungan kehidupan suatu bangsa, khususnya daerah defisit air tanah, yaitu daerah kering(arid) dan semi kering (subhumid). Konservasi air ditujukan tidak hanya meningkatkan volume air tanah, tapi jugameningkatkan efisiensi penggunaannya, memperbaiki kualitasnya sesuai peruntukannya.

Konservasi air mempunyai efek berganda; mengurangi kerugian akibat air, mengurangi biaya pengolahan air, mengurangiukuran jaringan pipa, dll. Dalam kurun dua dekade, konservasi air menjadi kunci untuk meningkatkan suplai airbersamaan dengan peningkatan manajemen kebutuhan.

Beberapa teknik konservasi air antara lain dengan pembuatan embung, sumur resapan, rorak, dam aprit dan cara lainuntuk mengurangi penguapan (evaporasi) dengan memanfaatkan mulsa.

Berdasarkan penjelasan di atas maka kembali kita dapat melihat dan menilai apakah benar Pemkot Bandar Lampungsedang berupaya membangun bangunan yang berfungsi untuk konservasi air. Kalau itu yang dilakukan tentunya apresiasidan dukungan patut diberikan kepada pemerintah. Salah besar jika ada yang berani menentang atau menolaknya.

Akan tetapi, perlulah ditelisik lebih dalam upaya pembangunan embung ini. Dari wacana yang ada tampaknya PemkotBandar Lampung akan membangun embung di beberapa tempat yang jauh dari sumber air yang bersih, bahkan nyaristidak ada alias minim.

Air yang bakal mengisi embung berasal dari saluran drainase yang ada di sekitar embung yang akan dibangun tersebut.Karena, tujuannya adalah untuk mengurangi kelebihan debit air saja dari saluran drainase yang berpotensi menimbulkanbanjir.

Namun, seperti diketahui bersama, saluran drainase di kota ini, baik itu yang alami seperti sungai ataupun buatan sepertiselokan sangat diragukan kualitasnya. Penelitian dari Haris Kadarusman, dkk (2006) dari Politeknik KesehatanTanjungkarang mempertegas realita di atas.

Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa dari 13 sungai di Bandarlampung yang diteliti, hampir semuanya dalamkondisi tercemar berat terutama di daerah hilir sungai (Seminar Dewan Air Kota Bandarlampung di PoltekesTanjungkarang, 18 April 2007).

Hal ini mempertegas pernyataan Clarke (1991) yang menyatakan bahwa meningkatnya jumlah penduduk perkotaan,berkembangnya kegiatan industri, serta semakin tingginya standar hidup seperti penggunaan mesin cuci, pencucian mobildan sebagainya, telah meningkatkan jumlah kebutuhan air.

Akibatnya, produksi limbah cair juga meningkat, yang selanjutnya diikuti dengan meningkatnya pencemaran/polusi air.

Parahnya, sistem drainase Bandar Lampung saat ini adalah sistem drainase campuran, yakni sistem drainase yang selainberfungsi mengalirkan air hujan yang bersih juga bercampur dengan air kotor atau limbah yang berasal dari domestikpenduduk maupun industri.

Jika demikian, kondisi air yang ada di dalam embung nantinya, maka manalah mungkin secara optimal dapat dimanfaatkanuntuk berbagai kepentingan seperti sumber air bersih untuk warga, petani, peternak maupun petambak seperti definisiyang diungkap di atas.

Lebih-lebih jika akan digunakan untuk wisata atau taman rekreasi masyarakat, sungguh tidak tepat. Di samping itu pulasangat diragukan kontinuitas ketersediaan air yang akan mengisinya. Ada dua kemungkinan jika embung tetap dibangun.Pertama, air yang terus ditahan tidak diganti-ganti karena minimnya pasokan air tersebut akan menebar aroma yang tidaksedap dan jelas akan merusak pemandangan karena proses pembusukan di dalamnya.

Kalau itu yang diambil maka Pemkot Bandar Lampung sangat perlu melakukan upaya terpadu, yakni juga membangunIPAL (instalasi pengolahan air limbah) buatan atau yang alami, misalnya, dengan “taman tanaman air” untukmenjernihkan air buangan tersebut (self purification, eco-sanitary atau eco-san).

Pilihan kedua adalah nantinya akan dikuras habis manakala hujan berhenti, sehingga tinggalah embung tersebut yangkosong. Jelas itu bukan embung, lebih tepat disebut dengan bangunan kolam retensi (detention pond atau retarding basin).

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

13 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 14: (Embung « BebasBanjir2015)

Karena, bangunan jenis ini hanya berfungsi manakala kapasitas saluran drainase sudah diduga akan limpas danmenimbulkan banjir. Daripada air menggenangi permukiman penduduk atau fasilitas vital lainnya, lebih baik ditahan duludi suatu tempat untuk nantinya dilepas kembali jika hujan telah reda.

Pasti akan ada sanggahan yang menyatakan bahwa itukan hanya perbedaan istilah saja antara embung dengan kolamretensi. Namun, penulis justru memandang bahwa dari perbedaan itulah akan berimbas dan merembet ke banyak hal.

Mulai dari perbedaan jenis survei yang akan dilakukan, lalu metode kajian atau studi yang harus dipikirkan, selanjutnyaanalisis dampak lingkungan yang harus diperhitungkan masak-masak, kemudian perencanaan apa yang harus dibuatakibat perbedaan bangunan pelengkap yang sedikit berbeda sampai nantinya berujung pada upaya operasional danperawatannya.

Sehingga, sedikit perbedaan peristilahan itu saja, sesungguhnya akan menjadi perbedaan yang sangat bisa dirasakanmanakala telah terwujud nyata di hadapan kita.

Kolam retensi pun biasanya memiliki banyak fungsi, setidaknya minimal dwifungsi. Yakni, fungsi pertama seperti yangdisebut di atas yaitu menahan air ketika hujan deras maka kolam akan terisi air. Kemudian, bila telah menunaikanfungsinya menahan air, ia akan beralih fungsi, misalnya, sebagai area parkir maupun sarana olahraga. Model seperti inibanyak dilakukan di beberapa negara, contohnya, Jepang.

Di Jepang, kolam retensi merangkap sebagai lahan parkir dalam basement. Jika hujan deras difungsikan untuk menampungair, tapi jika telah dibuang airnya maka akan menjadi lahan untuk parkir. Hal ini dilakukan untuk menyiasati daerah-daerahyang tidak bisa tidak pasti akan mengalami banjir alias langganan banjir.

Karena, bangunan atau gedung tersebut berada di daerah rendah yang dalam hal ini amat sangat sulit untuk direlokasimengingat pentingnya bangunan atau gedung tersebut. Atau, biaya yang diperlukan untuk merelokasi dengan pembuatankolam retensi ternyata lebih realistis pilihan kedua dibanding pilihan pertama.

Sedangkan untuk lokasi yang masih luas dan lapang maka penggunaan kolam retensi dapat dioptimlakan denganmenambah fungsi lain yang memiliki nilai manfaat yang cukup tinggi pula dilihat dari sisi ekonomisnya. Seperti, kolamretensi terbuka yang berfungsi juga untuk lahan olahraga bagi masyarakat sekitar.

Contoh itu dapat dilihat secara nyata di banyak tempat, seperti di Kirigauka Regulating Pond yang berada dekat SungaiTsurumi. Pada kolam ini tersedia lapangan tenis yang banyak. Manakala hujan deras melanda dan diprediksi akan banjir,maka tempat tersebut dikosongkan dan segera akan berubah menjadi danau.

Namun, dalam kondisi normal alias tidak hujan maka kolam tersebut akan menjadi tempat berolahraga tenis, yang akandimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat.

Sekali lagi, memang keduanya, baik embung atau kolam retensi dapat mengurangi potensi banjir. Namun, kriteria dankonsep dasar pembangunan dari kedua bangunan air ini berbeda. Sehingga, jangan dibolak-balik, misalnya, penyebutanembung itu serupa dengan kolam retensi, dan kolam retensi itu adalah embung.

Atau yang berkembang saat ini asumsi beberapa pihak menyebut embung itu adalah kolam ikan. (Lampung Post, edisi 8Mei). Jelas ini tidak tepat, walaupun seperti penjelasan semula bahwa embung dapat juga digunakan sebagai budi dayaikan, tapi fungsi embung yang utama bukanlah sebagai kolam ikan.

Kolam retensi, kolam ikan bisa dibangun di mana saja alias tak perlu harus melulu disuplai air bersih, air kurang bersihpunbisa, sedangkan embung tidak, yakni harus air bersih yang dapat dimanfaatkan secara maksimal. Nah, sekarang terserahPemkot Bandar Lampung hendak membangun apa. Mau membangun embung silakan, mau membangun kolam retensijuga monggo, atau mau membangun kolam ikan pun boleh, asal sesuai dengan kriteria, kajian, dan peruntukannya. Bukanbegitu? n

Sumber: Lampung Post, Rabu, 30 Mei 2007

Embung Kolam Penampung Air

Salah satu cara untuk menanggulangi kekurangan air di lahan sawah tadah hujan adalah dengan membangun kolampenampung air atau embung. Embung adalah kolam penampung kelebihan air hujan pada musim hujan dan digunakanpada saat musim kemarau.

TUJUAN PEMBUATAN EMBUNG:

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

14 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 15: (Embung « BebasBanjir2015)

Menyediakan air untuk pengairan tanaman di musim kemarau.Meningkatkan produktivitas lahan, masa pola tanam dan pendapatan petani di lahan tadah hujan.MengaktiMan tenaga kerja petani pada musim kemarau sehingga mengurangi urbanisasi dari desa ke kota.Mencegah/mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan resiko banjir.Memperbesar peresapan air ke dalam tanah.

PERSYARATAN LOKASI

Beberapa syarat yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan pembuatan embung yaitu:

Tekstur tanah:

Agar fungsinya sebagai penampung air dapat terpenuhi, embung sebaiknya dibuat pada lahan dengan tanah liatberlempung.

Pada tanah berpasir yang porous (mudah meresapkan air) tidak dianjurkan pembuatan embung karena air cepat hilang.Kalau terpaksa, dianjurkan memakai alas plastik atau ditembok sekeliling embung.

KEMIRINGAN LAHAN

Embung sebaiknya dibuat pada areal pertanaman yang bergelombang dengan kemiringan antara 8 – 30%. Agar limpahanair permukaan dapat dengan mudah mengalir kedalam embung dan air embung mudah disalurkan ke petak-petaktanaman, maka harus ada perbedaan ketinggian antara embung dan petak tanaman.

Pada lahan yang datar akan sulit untuk mengisi air limpasan ke dalam embung.Pada lahan yang terlalu miring (> 30%), embung akan cepat penuh dengan endapan tanah karena erosi.

LOKASI

Penempatan embung sebaiknya dekat dengan saluran air yang ada disekitarnya, supaya pada saat hujan, air di permukaantanah mudah dialirkan kedalam embung.Lebih baik lagi kalau dibuat di dekat areal tanaman yang akan diairi.Lokasinya memiliki daerah tangkapan hujan.

UKURAN EMBUNG

Embung bisa dibangun secara individu atau berkelompok, tergantung keperluan dan luas areal tanaman yang akan diairi.Untuk keperluan individu dengan luas tanaman (palawija) 0,5 hektar, misalnya, embung yang diperlukan adalah panjang10 m, lebar 5 m dan kedalaman 2,5 m – 3 m.

JENIS TANAMAN DAN CARA PENGAIRAN

Umumnya embung digunakan untuk mengairi padi musim kemarau, palawija seperti jagung, kacang tanah, kedelai, kacanghijau, kuaci dan sayuran. Mengingat air dari embung sangat terbatas, maka pemakaiannya harus seefisien mungkin.Sebaiknya teknik pengairan dilakukan dengan cara irigasi tetesan terutama untuk palawija dan irigasi pada sela-setalarikan.

Apabila air embung akan digunakan untuk mengairi padi dianjurkan untuk mengairi hanya pada saat-saat tertentu, sepertipada stadia primordia, pembungaan dan pengisian bulir padi. Sedangkan setiap kali mengairi tanah, cukup sampai padakondisi jenuh air.

PEMBUATAN EMBUNG

Bentuk

Bentuk embung sebaiknya dibuat bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar, hal tersebut dimaksudkan agar diperolehWiling yang paling pendek, sehingga resapan air melalui tanggul lebih sedikit.

Penggalian tanah

Setelah diketahui letak, ukuran dan bentuk embung yang diinginkan tahapan selanjutnya adalah penggalian tanah yangdapat dikerjakan secara gotong royong. Cara penggaliannya adalah sebagai berikut :Untuk memudahkan pemindahan tanah, maka tanah digali mulai dari batas pinggir dari permukaan tanah.Untuk menghindari masuknya kotoran kedalam embung terbawa air limpasan, maka keliling tanggul dibuat lebih tinggidari permukaan tanah.

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

15 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 16: (Embung « BebasBanjir2015)

Saluran pemasukan air limpasan dan pembuangan dibuat sedemikian rupa, sehingga air embung tidak penuh/meluap.Jarak saluran pembuangan dari permukaan tanggul berkisar 25 – 50 cm.

Pelapisan tanah liat

Supaya tanggul tidak mudah bobol, sebaiknya dilakukan pemadatan secara bertahap dengan cara : tanah liat (lempung)dibasahi dan diolah sampai berbentuk pasta, lalu ditempel pada dinding embung setebal 25 cm, mulai dari dasar kemudiansecara berangsur naik ke dinding embung.Sambungan tanah yang berbentuk pasta tersebut dibuat menyatu sehingga air embung tidak mudah meresap ke tanah.

Untuk menekan kelongsoran, pelapis dinding embung dipapas sampai mendekati kemiringan 70° – 80° atau dibuatundakan.

Pada tanah berpasir resapan air kebawah (perkolasi) maupun melalui tanggul agak cepat. Oleh karena itu dinding embungperlu dilapisi, bisa dari plastik, tembok atau campuran kapur dengan tanah liat.Campuran kapur tembok dan tanah liat untuk memperkeras dinding embung dibuat dengan perbandingan 1 : 1 dengancara kapur dibasahi dan dicampur dengan tanah liat sampai berbentuk pasta. Pasta tersebut ditempelkan pada dindingdan dasar embung hingga mencapai ketebalan 25 cm.

Sumber: PUSLITBANG TANAMAN PANGAN, BADAN LITBANG PERTANIAN DEPTAN, 1994Disusun oleh : Ir. Eddy PurnomoDiproduksi : IPPTP WonocoloSumber Dana : APBD Tk. I JatimTahun Anggaran 1997/1998

CONTOH SPESIFIKASI EMBUNG

EMBUNG KULAK SECANG

1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka meningkatkan kemakmuran masyarakat dengan prioritas peningkatan taraf hidup masyarakat di daerahdesa tertinggal, masih diperlukan pengembangan potensi sumber daya air yang ada di daerah tersebut terutama untukdaerah yang menghadapi kendala kesulitan memperoleh air untuk berbagai kebutuhan termasuk untuk kebutuhan irigasi.

Salah satu upaya untuk mengurangi dampak kekurangan air khususnya di musim kemarau adalah dengan membangunembung – embung di daerah yang kekurangan air.

Embung selain dapat menampung air dimusim penghujan untuk digunakan di musim kemarau juga dapat menaikkanpermukaan air tanah dan dapat mempertahankan simpanan air tanah di daerah hulu.Sebagai sarana tandon penampungan air keberadaan embung diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi danberkembangnya daerah tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat disekitarnya.

2. LOKASI PEKERJAAN

Embung Kulak Secang berada di Anak Sungai Kulak Secang Desa Jatigreges Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk,Propinsi Jawa Timur.

3. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

Maksud tujuan dan manfaat dibangunnya Embung Kulak Secang adalah :a. Membantu kebutuhan air irigasi 71 Ha terutama di musim kemarau.b. Pengembangan obyek wisatac. Meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitar embung.

4. KONSULTAN PERENCANA

Pelaksana pekerjaan Studi Investigasi dan Desain dilaksanakan oleh NIWY Consultant pada tahun 2002.

5. SUMBER DANA

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

16 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 17: (Embung « BebasBanjir2015)

Biaya Pembangunan diperoleh melalui Dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun 2005 sebesar Rp.1.945.786.000,-.

6. DATA TEKNIK

6.1. Kolam Embung

Luas DAS : 1,50 Km2Elevasi Muka Air Maksimum : + 107,99Elevasi Muka Air Normal : + 107,00Elevasi Muka Air Minimum : + 101,00Luas Daerah Genangan (HWL) : 1,53 Ha.Kapasitas Tampungan Total : 43.431,00 m3Kapasitas Tampungan Efektif : 41.632,00 m3

6.2. Tubuh Embung

Type : Homogen Earth FillEL. Puncak : 109,00 mLebar Puncak : 5,00 mTinggi Embung : 10,00 mPanjang As Embung : 87,50 m

6.3. Bangunan Pelimpah

Type : Non Gated OverflowEL. Ambang : 107,00 mLebar Ambang : 5,00 mDebit Banjir Rencana : 10,33 m3/dtBahan Konstruksi : Pasangan Batu Kali

6.4. Kolam Olak

Type : USBR Type IIILebar Kolam Olak : 5,00 mPanjang Kolam Olak : 6,00 m

6.5. Bangunan Pengambilan

Type Intake : Non Gated Horizontal Intake With Trash RackEL. Dasar Lubang Intake : 101,00 mType Konduit : Pipa BetonDiameter Pipa (Dalam) : 0,30 mType Regulator : Sluice Valve At Outlet P

Sumber: hRp://sumberdayaair.wordpress.com/2008/04/15/embung-kulak-secang/

18 Komentar »

Mau minta modul perencanaan kolam olak tipe USBR II, sebelumnya terimakasih…

keuntungan dari keempat tipe USBR dari segi ekonomis pelaksanaan dan biaya..sebelumnya terimakasih lagi…

Komentar oleh Peter — Januari 1, 2009 @ 2:30 am

1.

Apakah embung bisa dibuat pada tanah berkapur dan batuan karang?Dan bisakah embung dibuat di wilayah perbukitan dengan kemiringan 45%.Terimakasih atas bantuannya..

Paju Agusty

Komentar oleh Agusty P — Januari 27, 2009 @ 12:56 pm

2.

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

17 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 18: (Embung « BebasBanjir2015)

terima kasihhhhhhhhhh bwt infonya ini sangat bermanfaat sekali bagi saya karena saya adalah orang teknik

Komentar oleh paulus alfred — Maret 25, 2010 @ 11:30 pm

3.

sangat berarti bagi saya karen thesis mengenai itu,makasih

Komentar oleh lusje l — September 28, 2010 @ 1:10 pm

4.

Mau minta modul perencanaan kolam olak tipe USBR II, sebelumnya terimakasih…

keuntungan dari keempat tipe USBR dari segi ekonomis pelaksanaan dan biaya..sebelumnya terimakasih lagidan kirimin donk teori tentang drainase campuran makasih

Komentar oleh edy rikson sipahutar — April 11, 2011 @ 12:30 pm

5.

Trims.telah membantu kami untuk perencanaan bendung embung di desa kami.

Komentar oleh adree — April 27, 2011 @ 10:05 am

6.

klo beleh saya memberi pandangan buat paju agusty;embung sebaiknya dibagun pada daerah yang kondisi tanahnya yang stabil, biasanya batuan karang dan kapurmerupakan daerah yang cukup stabil dan cukup baik.Masalah lokasinya perbukitan yang kemiringannya mencapai 45%. biasanya daerah sudah identik dengan hutan danjauh dari daerah pertanian. menurut pengalaman daerah yang bisa diolah sampai kemiringan 30%. kebetulan sayasedang melakukan kajian tentang embung dimana saya menetukan kriteria pembagunan untuk embung itu pada slope8-30%, dekat dengan pertanian, berjarak 20-30m dari sungai, pada tanah yang stabil tampungan minimum 500m3dengan tinggi 3-6 m. terimakasih.

Komentar oleh ZUHERNA MIZWAR — Mei 20, 2011 @ 12:09 pm

7.

kalau bisa, ulas sedikit Rg operasi dan pemeliharaan embung

Komentar oleh Anonymous — September 24, 2011 @ 2:36 pm

8.

saya sangat kecewa dengan pemerintah kabupaten kami,yaitu propinsi nusa tengara timut,kabupatenkupang(NTT).kami sudah buat ajukan untuk mendapat dana pembuatan embun,agar air di desa kami tidak kering,tapitidak ada jawaban………..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!hp 085294076332

Komentar oleh Anonymous — Desember 22, 2011 @ 12:57 am

9.

kami minta agar pemerintah bisa memperhatikan daerah kami..desa oesu,ukab kupang,NTT

Komentar oleh Anonymous — Desember 22, 2011 @ 1:00 am

10.

KALAU Korupsi dana besar ,tapi bantu masyarakat tidak ada dana sama sekali,,hp 085294076332

propinsi NTT,kab kupang kecamatan kupang timur.kelurahan tuatuka,,lingkungan oesu,u

Komentar oleh Anonymous — Desember 22, 2011 @ 1:03 am

11.

Wah lengkap banget penjelasannya. Jadi nambah-nambah ilmu, terutama tentang konservasi air. Trims dan salamkenal!!

Komentar oleh desain rumah kost — Februari 28, 2012 @ 12:09 am

12.

ini solusinya bangun embung, buat tangkap air dari langit (hujan) dari pada kasih keluar air dari perut bumi alias bor.kami di NTT khususnya di kabupaten ende masih banyak butuh embung kecil ataupun embung irigasi, trims ya, salamkenal

Komentar oleh simon keo — Maret 15, 2012 @ 12:04 pm

13.

penjelasan teory sangat gamblang sehingga bisa menjadi acuan bagi intansi terkait .trima kasih

Komentar oleh darsono Wae — Maret 16, 2012 @ 9:18 am

14.

tks, atas infonya semoga bermanfaat bagi kita semua dg pentingnya konservasi air…15.

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

18 of 19 1/30/2013 4:00 PM

Page 19: (Embung « BebasBanjir2015)

Komentar oleh Anonymous — Juli 21, 2012 @ 1:21 pm

tks, atas infonya, materi ini sangat bermanfaat bagi kita semua terutama untuk mengendalikan kekurangan air dimusimkemarau,

Komentar oleh Nama :Kartini — September 12, 2012 @ 1:28 pm

16.

embung dan sungai berkelok adalah jawaban mengatasi banjir dan menjaga air. kalau cuma konservasi tanaman tidakakan cukup, semilyar pohon sekalipun, tapi pohon semilyar plus semilyar embung menurut saya paduan yangmembanggakan pulau jawa dan daerah nusantara lainnya. semoga penjelasan ini menciptakan satu embung mini ditempat saya di lembang . salam pencinta air , tanaman dan bumi.

Komentar oleh Setiawan Gani — Desember 5, 2012 @ 4:26 pm

17.

bagguus………..

Komentar oleh Tia Sonia — Januari 17, 2013 @ 7:17 pm

18.

Umpan RSS (Really Simple Syndication) untuk komentar-komentar pada tulisan ini. URI (Uniform Resource Identifier)Lacak Balik

Tema: Shocking Blue Green. Blog pada WordPress.com.

Embung « BebasBanjir2015 http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/...

19 of 19 1/30/2013 4:00 PM