analisis total quality control ( tqc )
DESCRIPTION
Quality control merupakan salah satu bagian yang tak dapat dipisahkan dalamusaha untuk meningkatkan produksi. Hal ini disebabkan kualitas produk akhiryang dihasilkan oleh perusahaan merupakan cermin dari keberhasilanperusahaan di mata konsumen. Biaya pengawasan mutu dan biaya jaminanmutu harus ditanggung bersama oleh suatu perusahaan dalam rangkamengendalikan kualitas barang hasil produksinya. Jadi total biaya ataskualitas adalah jumlah dari kedua biaya tersebut.TRANSCRIPT
1
2
3
JURNAL EKSIS
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI DEWANTARA JOMBANG
VOLUME II NOMOR 3 OKTOBER TAHUN 2007
DAFTAR ISI
Widah Arif Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dengan
Supriadi Menggunakan Metode Historical Cost Pada PT. Semesta Jati Indah Jombang
Manah Tarman Financial Development Analysis Of Cooperation KPRI Ikhlas Beramal
Kabupaten Bangkalan
Yuniep Mujati Suaidah Analisis Variabel Costing Sebagai Dasar Perencanaan Laba Pada UD. Sumber Rejeki Ngoro Jombang
Rita Mutiarni Analisis Penerapan Akuntansi Syariah Pada PT. - " Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah Annisa Mukti Sidoarj o
Rofi'i Penentuan Pajak Penghasilan Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi PT.
Tjiwi Kimia Sidoarjo
Mey Juliana Analisis Total Quality Control (tqc) Terhadap Peningkatan Kualitas
Erminati Pancaningrum dan Pengendalian Biaya Pada Store KFC Mojokerto
Dwi Ermayanti Analisis Tingkat Keuntungan Tabungan Dengan Sistem Bagi Hasil ,(Studi
Empiris Tabungan Mudharabah Pada PT BPR Syari'ah Anisa Mukti Sidoarjo).
Nurul Hidayati Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Nasabah PT. Bank BPR Jatim Cabang
Jombang
4
ANALISIS TOTAL QUALITY CONTROL ( TQC ) TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS
DAN PENGENDALIAN BIAYA PADA STORE KFC MOJOKERTO
Erminati Pancaningrum, ST Mey Juliana, SE. MM
Quality control merupakan salah satu bagian yang tak dapat dipisahkan dalam usaha untuk meningkatkan produksi. Hal ini disebabkan kualitas produk akhir yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan cermin dari keberhasilan perusahaan di mata konsumen. Biaya pengawasan mutu dan biaya jaminan mutu harus ditanggung bersama oleh suatu perusahaan dalam rangka mengendalikan kualitas barang hasil produksinya. Jadi total biaya atas kualitas adalah jumlah dari kedua biaya tersebut. Kata kunci: quality control, kualitas biaya, pengendalian biaya
Quality control merupakan salah satu bagian yang tak dapat dipisahkan dalam
usaha untuk meningkatkan produksi. Hal ini disebabkan kualitas produk akhir yang
dihasilkan oleh perusahaan merupakan cermin dari keberhasilan perusahaan di mata
konsumen. Dan yang dimaksud dengan pengendalian mutu / kualitas yaitu aktivitas untuk
menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dapat dipertahankan dan dikendalikan
sesuai dengan standart mutu produk yang ditentukan oleh perusahaan sehingga penentuan
kualitas produk dapat diperbaiki dan pengendalian biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan bisa mencapai seminimal mungkin.
Pengendalian mutu / kualitas tidak akan dapat menghasilkan suatu manfaat yang
optimal sebelum seluruh pihak dalam perusahaan bekerjasama untuk melaksanakan usaha
pengendalian mutu secara terpadu. Usaha tersebut merupakan suatu manajemen ilmiah
yang ditujukan kepada sasaran tertentu dengan mengikuti siklus manajemen.
Kebijakan manajemen adalah salah satu dari perangkat manajemen yang
menggariskan batasan boleh tidaknya langkah tindakan operasional selanjutnya sekaligus
memberi ketegasan dalam menuju tercapainya sasaran perusahaan.
Semakin berkembangnya tekhnologi dan disertai dengan adanya pembangunan
pesat di segala bidang menyebabkan berubahnya kebutuhan dan keinginan konsumen
yang harus dipuaskan untuk produk yang dihasilkan.
5
Kemampuan perusahaan untuk meraih posisi yang terbaik adalah kunci sukses dan
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan suatu produk dengan peningkatan kualitas
produksi dan pengendalian biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencapai
target seminimal mungkin.
Pengertian Total Quality Control (TQC)
Total Quality Control (TQC) adalah system manajemen yang mengikut sertakan
seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep & tekhnik pengendalian kualitas
untuk tercapainya kepuasan konsumen (http:
//Mnurhadi.wordpress.com/2008/04/05/Total Quality Control part-1)
Pengendalian kualitas (Quality Control) yaitu tekhnik-tekhnik & aktivitas
operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Pengendalian kualitas
(Quality Control) melibatkan beberapa aktivitas berikut seperti mengevaluasi kinerja
aktual (Actual Performance), membandingkan actual dengan target (sasaran),
mengambil tindakan atas perbedaan antara actual & target (sasaran) . (Vincent Gaspers :
2006,hal : 3 ).
Adapun yang dimaksudkan dengan pengendalian mutu / kualitas (Quality Control)
adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat
tercermin dalam hasil akhir.( Sofjan Assauri : 1980,hal: 229 ).
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Quality Control merupakan
usaha untuk mempertahankan mutu / kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai
dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan, berdasarkan kebijaksanaan pemimpin
perusahaan.
Tujuan Quality Control adalah untuk mendapatkan suatu jaminan agar sesuatu yang
dihasilkan atau dikerjakan sesuai dengan standar yang ditentukan tersebut dengan biaya
yang relatif minim dan untuk membantu pihak manajemen dalam hal
pengidentifikasikan kesempatan memperbaiki kinerja biaya kualitas & analisis terhadap
biaya kualitas.
Menurut Sofjan Assauri 1980 : 228 secara terperinci dapat dikatakan bahwa tujuan
dari pengendalian mutu adalah :
6
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standart mutu yang telah di
tetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan mengunakan
mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Lingkup Kebijakan Mutu / Kualitas.
Suatu kebijakan adalah suatu pernyataan yang menyangkut apa yang boleh dan apa
yang diharapkan tidak dilakukan, maka disampaikan maksud dan isi dari kebijakan mutu
dalam perusahaan :
1. Dalam hubungannya dengan harga & target konsumen yang ingin dituju serta,
mengingat adanya faktor pesaing yang senantiasa membuntutinya. Prestasi
(performance), keterandalan (reability), serta kualitas (quality) adalah tujuan yang
akan dicapai.
2. Menentukan batasan kemungkinan yang dapat dikerjakan yang berkaitan dengan
penggunaan sarana penelitian & pengembangan yang ada.
3. Kemungkinan pengggunaan peluang dari luar baik yang langsung berkaitan dengan
proses kegiatan sehari-hari seperti pembekal maupun yang tidak langsung
berhubungan misalnya badan-badan pembinaan dsb.
4. Perhatikan terhadap faktor pemerintah yang mungkin dapat berpengaruh terhadap
kelanggengan jalannya usaha sejauh mana kita mampu membaca situasi lingkungan
seperti pengaruh terhadap politik, ekonomi, sosial, serta kendali peraturan
pemerintah yang membutuhkan perhatian untuk mengubah strategi yang sedang
berlaku, dengan segala konsekuensi positif maupun negatif.
5. Secara intern perusahaan, seluruh rumusan kebijakan maksudnya adalah ditujukan
kepada tercapainya sasaran perusahaan secara efisien & efektif.
( Eko henryanto & BN Marbun : 1993 )
7
Fungsi dan Pentingnya Quality Control
Fugsi dari quality control tidak lepas dari perencanaan yang merupakan pedoman
produksi perusahaan. Dalam hal ini Harsono : (1993, 52) berpendapat bahwa
“ Di dalam merencanakan , tidak hanya sekedar membuat rencana sebagai petunjuk
tetapi juga membantu sebagai dasar untuk dibandingkan dengan hasil aktualnya
sebagau control apakah pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan secara efisien
dengan biaya yang relatif minim.
Biaya Mutu
Unsur-unsur komponen biaya apa saja yang terdapat dalam mutu. Adapun unsure-
unsur atau komponen biya dalam mutu adalah biaya barang-barang yang rusak atau afkir
(scrap), biaya pemeriksaan / inspeksi, biaya pembetulan atau pengerjaan kembali, biaya
karena keterlambatan produksi akibat mutu yang buruk dan kerugian karena kehilangan
pasaran. Semua biaya yang dikeluarkan untuk mencapai suatu mutu tertentu dari produk
yang dihasilkan akan mempengaruhi secara langsung besarnya biaya produksi sampai
produk akhir.
Biaya Barang
Umumnya biaya dan harga suatu barang dapat menentukan mutu barang tersebut.
Ini terjadi karena biasanya untuk mendapat mutu yang baik dibutuhkan biaya yang lebih
mahal. Tetapi tidak selamanya biaya suatu barang dapat menentukan mutu barang
tersebut, karena biaya yang diperkirakan tidak sebenarnya biaya yang sebenarnya
sehingga sering terjadi inefisiensi dalam menghasilkan barang dan tingginya keuntungan
yang diambil terhadap barang itu.
Biaya Pengawasan Mutu
Besar kecilnya biaya pengawasan mutu/kualitas dalam satu tahun akan dipengaruhi
oleh besarnya tingkat biya pengawasan serta jumlah produk yang di tes dan intensitas
pengawasan yang dikehendaki. Secara matematis besarnya biaya pengawasan kualitas
dapat ditulis sebagai QOC.
8
Biaya Jaminan Mutu
Besarnya biaya jaminan mutu yang akan ditanggung oleh perusahaan selama satu
tahun akan tergantung dari besarnya jumlah produk yang rusak, serta besarnya biaya
mutu bagi setiap unit barang yang rusak. Secara sistematis biaya jaminan mutu dapat
ditulis sebagai QAC.
Total Biaya Atas Kualitas
Biaya pengawasan mutu dan biaya jaminan mutu harus ditanggung bersama oleh suatu
perusahaan dalam rangka mengendalikan kualitas barang hasil produksinya. Jadi total
biaya atas kualitas adalah jumlah dari kedua biaya tersebut. Secara matematis total biaya
atas kualitas dapat ditulis sebagai TQC
Gambar 2.1 Grafik Total Biaya atas Kualitas Total
Strategi pemgembangan Produk
Dalam era globalisasi terdapat beberapa kecenderungan yang mungkin terjadi di
bidang pengembangan produk yaitu : 1) Proses pengembangan produk yang lebih baik,
lebih canggih, lebuh berkualitas, lebih murah dibandingkan dengan produk sebelumnya
sebagai akibat perubahan yang begitu cepat dalam bidang tekhnologi dan 2)
Pengembangan produk dalam era globalisasi dituntut untuk menjadi unggulan baik dalam
arti komparatif maupun daya saing. Unggul dalam bidangnya (professional), kualitas
produk, pengembangan desain produk, inovatif, dan kreatif.
Biaya (Rp)
Jumlah produk yang rusak (Unit)
C1
C2
C*
0 q1 q* q2
QOC (Biaya pengawasan mutu)
QAC (Biaya jaminan mutu)
TOC (Total biaya atas kualitas)
9
Sumber : Kotler, P. Principles of marketing. Edisi ketiga. Prentice Hall, 1986
Pengendalian Biaya
Menurut Supriyono (1999 : 8) mendefinisikan pengendalian biaya sebagai berikut :
“Pengendalian merupakan prosers untuk memeriksa kembali, menilai, dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan”.
Pengendaliamn biaya produksi bertujuan mengendalikan unsur-unsur biaya
produksi dan disamping itu juga berusaha untuk mengetahui harga pokok
produksi.Unsur-unsur biaya produksi terdiri dari 3 golongan utama yaitu biaya material /
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Pengendalian terhadap biaya
dari ketiga jenis tersebut sebenarnya adalah untuk mengetahui perkembangan dan
keadaan atas pemakaian faktor-faktor produksi di dalam proses pembuatan
barang/jasa.(Drs.H.Indriyo Gitosudarmo,M.com :1998,153)
Ciri-ciri pengendalian biaya adalah :
1. Rancangan teknis yang kokoh dengan penentuan sasaran pada tingkat prestasi
yang memberi tantangan disertai sistem pelaporan yang memisahkan biaya yang
terkendali dalam jangkauan tanggung jawab seorang manajer dengan biaya yang
terkendali pada semua bagian organisasi.
2. Biaya manajemen yang tanggap terhadap perilaku orang-orang dalam lingkungan
organisasi
1. Pengembangan Gagasan 2. Penyaringan Gagasan
3. Pengembangan dan Uji Konsep 4. Analisis Bisnis
5. Pengembangan dan uji Produk 6. Strategi pemasaran produk
7. Uji Pasar 8. Pengenalan pasar
10
3. Prosedur pengkajian yang mengungkapkan dan mencegah pelaksanaan kerja yang
tidak optimal.
Metode Penelitian
Obyek dan Lokasi Penelitian
Obyek lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian agar lebih mudah
memperoleh data-data yang diperlukan peneliti adalah unit bagian produksi makanan
cepat saji yang bernama store KFC Mojokerto Jln.Letkol Sumarjo no.67 Mojokerto.
Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dimana
data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan di dapat denga cara membaca dan
mempelajari buku-buku literatur, dan sumber data lain dalam perpustakaan yang
berhubungan dengan pokok pembahasan. Selain data sekunder, peneliti jaga
menggunakan sumber data internal yaitu sumber data yang berasal dari pihak-pihak yang
bersangkutan yang memberikan informasi-informasi dan data terpercaya mengenai pokok
pembahasan. Informasi-informasi tersebut berasal dari para karyawan store KFC
Mojokerto Jln.Letkol Sumarjo no.67
Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian tekhnik yang dipakai dalam mengumpulkan data-
data adalah : 1). Studi Pustaka, 2). Observasi, 3). Interview / Wawancara
Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional dalam penulisan ini adalah :
1. Total Quality Control (TQC) adalah pengendalian dan pengawasan kualitas yang
merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila
diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi, mengurangi jumlah
barang yang rusak, dan mengendalikan biaya produksi.
11
2. Peningkatan Kualitas Produk adalah usaha untuk melaksanakan program
perencanaan peningkatan mutu produk dan pengambilan tindakan korektif atas
standarisasi mutu produk terhadap aktivitas yang sesuai.
3. Pengendalian Biaya Produksi adalah gambaran terhadap perencanaan dan
mengendalikan biaya produksi untuk memperoleh ketegasan danterhadap produk
yang dihasilkan serta spesifikasi dari produk tersebut.
Analisis Data Yang Digunakan
Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis data deskriptif dimana
datanya dilakukan dengan dengan cara menganalisis suatu hal dengan suatu kriteria atau
standart yang sudah ditetapkan terlebih dahulu pada waktu penyusunan desain.
Terdapat beberapa persamaan matematis dalam pokok pembahasan :
1. Biaya Pengawasan Mutu
QOC = R =
Ro
q q
2. Biaya Jaminan Mutu
QAC = cq
3. Total Biaya Atas Kualitas
TQC = QOC + QAC
4. Mean Kerusakan Bahan Produk
P = X
n
5. Batas Pengendalian
UCL ( Upper Control Limit ) = P + 3 √ P ( 1 – P )
n
LCL ( Lower Control Limit ) = P − 3 √ P ( 1− P )
n
Di mana : QOC = Total biaya pengawasan mutu
QAC = Total biaya jaminan mutu
12
TQC = Total biaya atas kualitas
R = Jumlah produk yang di tes
o = Biaya pengetesan kualitas tiap kali melakukan tes
q = Jumlah produk yang rusak / cacat yang di kehendaki
R / q = Intensitas pengawasan mutu
c = Biaya jaminan mutu untuk setiap unit
P = Mean dari kerusakan bahan produk
UCL = Batas pengendalian atas
LCL = Batas pengendalian bawah
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
Deskripsi hasil penelitian dari pembahasan merupakan segala sesuatu yang
diperoleh selama penelitian mengenai laporan data pertanggung jawaban biaya, serta
mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Adapun masalah yang dihadapi adalah
bagaimana cara restaurant tersebut dapat meningkatkan kualitas produknya dan
mengendalikan biaya dangan menerapkan metode total quality control sehingga target
omset pemjualan produksinya dapat ditingkatkan. Di bawah ini penulis menyajikan table
mengenai laporan pertanggung jawaban biaya, realisasi produk bahan yang rusak, serta
data rekapitulasi patty cash pada bulan maret 2009.
13
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA PRODUKSI STORE KFC MOJOKERTO
BULAN MARET 2009
Jenis Biaya Biaya dapat dikendalikan Biaya tidak dapat dikendalikan
Anggaran realisasi Penyimpangan Angaran Realisasi Penyimpangan
Biaya bahan baku
37.856.000 40.927.000 (3.071.000)
Biaya tenaga kerja 20.800.000 20.982.400 (182.400)
Biaya perbaikan peralatan& perlengkapan
3.786.400 2.945.000 841.000 367.683 371.386 (3.703)
Biaya transportasi
983.000 874.000 109.000
Biaya pengorderan
1.340.000 1.475.000 (135.000)
Biaya kitchen Suplies
458.500 567.700 (109.200)
Biaya overhead restaurant 10.753.500 11.784.000 (1.050.500) 575.114 569.247 5.867
TOTAL 75.977.000 79.555.100 (3.578.000) 942.797 940.633 2.164
Sumber data : Store KFC Mojokerto
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa restaurant tersebut belum dapat
sepenuhnya mengendalikan biaya dalam produksinya. Karena dengan batas waktu satu
bulan restaurant tidak dapat tidak dapat mengendalikan biaya sebesar Rp. 940.633
dengan berbagai macam pengeluaran dan biaya lain – lain .
PENELITIAN PRODUK BAHAN BAKU AYAM YANG RUSAK BULAN MARET 2009
No Sampel Jumlah kerusakan Proporsi Kerusakan
1 2 0.04 2 0 0.00 3 1 0.02 4 3 0.06 5 2 0.04 6 3 0.06 7 0 0.00 8 2 0.04 9 1 0.02
10 0 0.00 11 0 0.00 12 4 0.08 13 0 0.00 14 1 0.02
14
15 0 0.00 16 0 0.00 17 1 0.02 18 0 0.00 19 2 0.04 20 1 0.02 21 0 0.00 22 5 0.1 23 2 0.04 24 0 0.00 25 2 0.04 26 3 0.06 27 4 0.08 28 0 0.00 29 0 0.00 30 4 0.08 31 5 0.1
Total 48 0.96 = 100% Sumber Data : Store KFC Mojokerto
Perhitungan :
P = X
n
P = 48 = 0,015
( 100 ) x ( 31 )
Batas Pengendalian Atas
UCL = P + 3 √ P ( 1-P )
n
= 0,015 + 3 √ 0,015 ( 1 – 0,015 )
31
= 0,015 + 0,0117
= 0,0267
Batas Pengendalian Bawah
LCL = P – 3 √ P ( 1-P )
n
= 0,015 – 3 √ 0,015 ( 1 – 0,015 )
31
= 0,015 – 0,0117 = 0,0033
15
DATA REKAPITULASI STORE KFC MOJOKERTO
CONTOH DARI TGL 6 S/D 12 MARET 2009
Tanggal Nomor Bukti Kas Biaya Kitchen
sparepart ( 6731 )
Jml Produk yang di test
Jml Produk cacat
6/3/09 MJK/06/03/09 10.000 65 3
7/3/09 MJK/07/03/09 0 103 0
8/3/09 MJK/08/03/09 9.400 74 2
9/3/09 MJK/09/03/09 7.350 85 1
10/3/09 MJK/10/03/09 0 137 0
11/3/09 MJK/11/03/09 0 124 0
12/3/09 MJK/12/03/09 6.700 93 4
TOTAL 33450 681 10 Sumber Data : Store KFC Mojokerto
Perhitungan : Dimana :
QOC = R = Ro QOC = Total biaya pengawasan mutu
q q
= 681 R = Jumlah produk yang dites
10
= 68,1 q = Jumlah produk cacat
QAC = c.q QAC = Total biaya jaminan mutu
= 33450 x 10 c = Biaya jaminan mutu / by.sparepart
= 334.500
TQC = QOC + QAC TQC = Total biaya atas kualitas
= 68,1 + 334.500
= 334.568,1
16
PEMBAHASAN
Masalah yang dihadapi
Adapun masalah yang yang dihadapi oleh store KFC mojokerto adalah “ Penerapan
total quality control belum sepenuhnya dipakai oleh restaurant tersebut.”
Hal ini dapat dilihat pada table 2, 3, dan 4. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa
pada dimana hanya dalam 6 hari, total biaya atas kualitas bahan yang masuk cukup tinggi
yaitu sebesar Rp.334.568,1
Sebab Masalah
Setelah mengetahui masalah yang dihadapi perusahaan dan juga melihat
pembuktian masalah yang ada maka perlu diketahui sebab timbulnya masalah pada store
KFC mojokerto.
Adapun sebab-sebab timbulnya masalah yang dihadapi adalah :
1. Tidak adanya tenaga pengawas khusus yang menangani quality control dalam
melaksanakan usahanya. Setiap perusahaan ingin mencapai standart kualitas
yang telah ditetapkan, dalam hal ini pastilah berhubungan dengan pelaksanaan
quality control selama kegiatan operasional berlangsung, apabila semua
dijalankan dengan baik maka akan sesuai dengan hasil yang diinginkan.
2. Belum digunakannya tekhnik quality control. Dalam pelaksanaan
quality control, store belum sepenuhnya menggunakan tekhnik quality control
sehingga tidak dapat segara diketahui bila terjadi penyimpangan dalam kegiatan
operasionalnya.
Akibat masalah
Dengan adanya masalah yang dihadapi oleh store yaitu banyak produk bahan yang
rusak, akibatnya terhadap produksi adalah sebagai berikut :
1) Tidak tercapainya omset produksi yang ditargetkan restaurant. Target produksi
tidak tercapai kulitas yaitu dengan adanya penyimpangan produk bahan yang
rusak.sebesar 46 unit barang selama bulan maret ,dan pengeluaran biaya yang
tidak bisa dikendalikan sebesar Rp.940.633 dangan total biaya atas kualitas
sebesar Rp.334.568,1
17
2) Adanya pemborosan biaya. Tujuan perusahaan dalam menggynakan biaya
sedapat mungkin yang paling minimal, tetapi jika perusahaan tidak
memperhitungkan pemborosan biaya karena adanya penyimpangan bahan
produk
Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1) Dengan menggunakan tekhnik quality control akan dapat diketahui apakah
produk makanan yang dibuat memenuhi standart yang ditetapkan. Apabila
terjadi penyimpangan, dapat segera dicari hal-hal yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan tersebut.
2) Dengan menarik tenaga pengawas khusus untuk melaksanakan quality control
mulai dari pengawasan bahan baku sampai produk selasai diproduksi.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab dimuka sebagai hasil pembahasan masalah yang
ada maka dapat di ambil suatu kesimpulan yaitu :
1. Store KFC mojokerto dalam bulan maret 2009 menghadapi permasalahan yaitu
tingginya tingkat kerusakan bahan baku yang masuk sehingga tidak mencapai
tingkat kualitas produk yang baik.
2. Berdasarkan masalah yang timbul , akhirnya dapat diketahui bahwa belum
digunakan sepenuhnya tekhnik quality control yang efektif dan tidak adanya tenaga
khusus yang menangani quality control
3. Tekhnik quality control yang sesuai adalah dengan menggunakan pengawasan dan
pengendalian secara efektif mulai dari bahan baku sampai proses barang jadi, sebab
jika diketahui adanya penyimpangan maka dapat segera dicari pemecahan
masalahnya agar produksi dapat mencapai target yang diinginkan.
SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis agar dapat membantu pimpinan
dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
18
1. Menambah tenaga pengawas khusus untuk mengawasi proses produksi.
2. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan selama kegiatan operasional, maka
restaurant hendaknya mengadakan pengendalian dan pengawasan kualitas secara
baik dan benar.
3. Hendaknya mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi sebaiknya
dipelihara dan dirawat dengan baik, untuk mengendalikan biaya perbaikan dan
perawatan mesin
19
DAFTAR PUSTAKA
Eko Henryanto & BN Marbun, tahun 1993, Pengendalian Mutu Terpadu ( TQC ), edisi Revisi, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Indriyo Gito Sudarmo, tahun 2000, Manajemen Keuangan, edisi 4, BPFE, Jogjakarta Indriyo Gito Sudarmo, tahun 1998 Sistem Perencanaan & Pengendalian Produksi,
edisi kedua, BPFE, Jogjakarta Kotler, tahun 1986, P. Principles of Marketing, edisi ketiga, Prentice Hall, Erlangga,
Jakarta M. Nurhadi. Wordpress.com, tahun 2008, Total quality Control, part-1 Moch.Sholikhuddin, Pelaksanaan Quality Control Dalam Usaha Meminimalisasikan
Kerusakan Produk Roti Pada Perusahaan Roti Karunia Bakery di Mojosari, Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Mojopahit : Tidak di publikasikan, 2006
Sofyan Assauri, tahun 1980, Manajemen Produksi dan Operasi, edisi kedua, UI, jakarta Sukamto Reksohadiprojo & Harsono, tahun 1982, Perencanaan dan Pengawasan
Produksi, BPFE, Jogjakarta Vincent Gaspers, tahun 2006, Total Quality Manajemen ( TQM ), Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta