analisis tingkat kebangkrutan model altman dan foster pada...

184
1 ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN MODEL ALTMAN DAN FOSTER PADA PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2007 – 2009) Disusun Oleh : KOSASIH 103081029231 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: phungtram

Post on 02-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

1

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN

MODEL ALTMAN DAN FOSTER

PADA PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT GO PUBLIC

DI BURSA EFEK INDONESIA

(PERIODE 2007 – 2009)

Disusun Oleh :

KOSASIH

103081029231

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

2

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN

MODEL ALTMAN DAN FOSTER

PADA PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT GO PUBLIC

DI BURSA EFEK INDONESIA

(PERIODE 2007 – 2009)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Sebagai Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Kosasih

NIM : 103081029231

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM IndoYama Nasaruddin, SE, MAB

NIP. 19690203 2001121 003 NIP. 19741127 2001121 002

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010

Page 3: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

3

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN

MODEL ALTMAN DAN FOSTER

PADA PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT GO PUBLIC

DI BURSA EFEK INDONESIA

(PERIODE 2007 – 2009)

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi syarat – syarat untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

KOSASIH

NIM : 103081029231

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM IndoYama Nasaruddin, SE, MAB

NIP. 19690203 2001121 003 NIP. 19741127 2001121 002

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

Suhendra, SAg, MM M. Arief Mufraini, Lc, MSI

NIP. 19711206 2003121 001 NIP. 19770122 2003121 001

Penguji Seminar Proposal Skripsi

Ella Patriana, SE, MM

NIP. 19690528 200801 2010

Page 4: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

4

Hari ini tanggal 10 bulan mei tahun 2010 telah dilakukan ujian komprehensif

atas nama Kosasih nim 103081029231 dengan judul skripsi “ ANALISIS

TINGKAT KEBANGKRUTAN MODEL ALTMAN DAN FOSTER PADA

PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT GO PUBLIC DI BURSA

EFEK INDONESIA (PERIODE 2007 – 2009)” . Dengan memperhatikan

kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung maka skripsi ini

sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana ekonomi pada jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Mei 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Ketua Sekretaris

Indo Yama Nasaruddin,SE.MAB Titi Dewi Warninda,SE.MSI

NIP. 19741127 2001121 002 NIP. 19731221 2005012 002

Penguji Ahli

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

NIP. 19690203 2001121 003

Page 5: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

5

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Jl. Ir. H. Juanda no.95, Ciputat 15412 Indonesia Telp : (62-21) 7493318, 7496006, 74715705

Fax : (62-21)7496006, 74715705

Website : www.uinjkt.ac.id email : [email protected] / [email protected]

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Kosasih

NIM : 103081029231

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini di buat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 8 Juli 2010

Kosasih

Page 6: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

6

Daftar Riwayat Hidup

Kosasih

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Kelahiran : Jakarta

Tanggal Lahir : July 12nd 1984

Alamat : Perum. Dasana Indah TB3 no. 5 Kelapa Dua, Serpong Tangerang

Nomor Telepon : 021 – 94078815

Handphone : 0813 – 88009917

Email : [email protected][email protected]

IPK / GPA : 3, 51 (Cumlaude)

Pendidikan

Pendidikan Formal

● Sekolah Dasar – SDN 07 Jakarta

● Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama – SLTP 204 Jakarta

● Sekolah Lanjutan Tingkat Atas – SLTA 94 Jakarta

● 2010 – Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobbi dan Ketertarikan

● Music ● Computer ● Game online, Nds, Psp

● Sport ● Reading book ● Photography

Page 7: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

7

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the condition of the company and further to analyze the different levels of bankruptcies among companies Altman Model and Foster in Textiles and Garments Go - public on the Indonesia Stock Exchange the methodology used in this study using a different analysis test (t test) , so that the results obtained in this study occurred in a statistical difference between the results of Altman model analysis with Foster in 2007, this was due to test the hypothesis probability values smaller than 0.05, then Ho is rejected and the conclusion was also no difference statistical significance between the analysis using the Altman model and Foster in 2008 and 2009, and this is due to the results of hypothesis testing the probability values greater than 0.05, Ho is accepted that conclusion. Keywords : Bankruptcy, Z – score Altman, Z – score Foster

Page 8: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

8

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi perusahaan serta pula menganalisis perbedaan tingkat kebangkrutan antara Model Altman dan Foster pada perusahaan Textile dan Garment Go – Public di Bursa Efek Indonesia.Dan metodologi yang digunakan didalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda (uji t), sehingga hasil yang didapatkan didalam penelitian ini terjadi perbedaan secara statistik antara hasil analisis Model Altman dengan Foster pada tahun 2007, hal ini disebabkan karena hasil pengujian hipotesis nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05,oleh karena itu kesimpulannya Ho ditolak dan pula tidak terdapat perbedaan secara statistik antara hasil analisis menggunakan Model Altman dan Foster pada tahun 2008 dan 2009, dan hal ini disebabkan karena hasil pengujian hipotesis nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05, sehingga kesimpulannya Ho diterima. Kata Kunci: Kebangkrutan, Z-Score Altman, Z-Score Foster

Page 9: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

9

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan curahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada Perusahaan Textile Dan Garment Go Public di BEI Periode 2007 - 2009”. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan baik yang bersifat moral maupun materi, waktu, tenaga dan pikiran dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, perhatian, motivasi dan do’a serta saran-saran dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada kakak - kakak yang memberikan semangat kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Dosen Pembimbing I dan Pembantu Dekan I Bidang Akademik yang telah memberikan arahan serta petunjuk yang sangat penting sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bpk Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB selaku Dosen Pembimbing II dan Ketua Jurusan Manajemen yang dengan sabar dan telah meluangkan waktunya untuk membantu serta memberikan bimbingan yang sangat mendasar dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bpk Arief Mufraini, Lc, Msi dan Bpk Suhendra, S.Ag, MM selaku Tim Penguji Ujian Skripsi.

6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, Msi selaku Tim Penguji Ujian Komprehensif sekaligus Tim Penguji Seminar Proposal bersama Ibu Ella Patriana, SE, MM.

7. Para Dosen dan staf pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama masa perkuliahan.

Page 10: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

10

8. Seluruh staf pegawai di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah bersedia membantu dalam segala urusan administrasi selama masa perkuliahan dan pembuatan skripsi ini hingga selesai.

9. Keluarga dan kerabat yang tidak pernah bosan mengingatkan, memberikan dukungan semangat dan motivasi serta arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Kawan-kawan Eral, Lilis, Hery, Dika, Ade, Ipung, Soni, Ajeng, Dada, Rizky dan Faiz yang telah membantu dan berbagi informasi selama proses pembuatan skripsi ini.

11. Dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun telah banyak membantu selama proses pembuatan skripsi ini.

Semoga atas semua bantuannya diberikan balasan yang setimpal dan pahala yang berlipat-lipat dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan baik dari segi materi pembahasan maupun cara penyajiannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan dan menghargai berbagai saran dan kritik yang bersifat membangun guna menwujudkan karya ilmiah yang lebih baik.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa selalu memberikan kemudahan bagi kita semua dalam meraih masa depan yang lebih baik. Amin. Wassalamualaikum wr wb

Jakarta, 8 Juli 2010

Penulis

Page 11: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

11

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………i

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………ii

PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………...iii

PENGESAHAN KOMPREHENSIF …………………………………iv

PERNYATAAN …………………………………v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………vi

ABSTRACT …………………………………vii

ABSTRAK ………………………………...viii

KATA PENGANTAR …………………………………..ix

DAFTAR ISI …………………………………..xi

DAFTAR TABEL ………………………………….xiv

DAFTAR GAMBAR ………………………………….xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………...xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................1

B. Identifikasi Masalah ….............................................7

C. Pembatasan Masalah ….............................................8

D. Perumusan Masalah ….............................................9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...…..........................................9

Page 12: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebangkrutan …............................................11

B. Penyebab Kegagalan Perusahaan …............................................14

C. Manfaat Informasi Kebangkrutan …............................................16

D. Analisis Laporan Keuangan …............................................17

E. Kerangka Pemikiran …............................................42

F. Hipotesis …...........................................45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian …...........................................46

B. Metode Penentuan Sampel …...........................................46

C. Metode Pengumpulan Data …............................................47

D. Metode Analisis Data …...........................................48

E. Operasional Variabel Penelitian …...........................................50

F. Penelitian Terdahulu …...........................................52

G. Pengujian Hipotesis …...........................................55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …..........................................57

B. Rasio Keuangan Altman ..............................................63

C. Rasio Keuangan Foster .................................................69

D. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan Garment Go-Public

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009 Model Altman …….79

Page 13: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

13

E. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan Garment Go-Public

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009 Model Foster ……..90

F. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan Garment Go-Public

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009, Menurut Undang –

UndangKepailitan No. 37 Tahun 2004 …………………………..94

G. Pengujian Hipotesis …....................................................97

H. Pembahasan …....................................................106

I. Rasio Keuangan Altman …....................................................107

J. Rasio Keuangan Foster …....................................................115

K. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan Garment Go-Public

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009 Model Altman……117

L. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan Garment Go-Public

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009 Model Foster …..121

M. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan Garment Go-

Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009, Menurut Undang

– Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004 ……………………..124

N. Interpretasi ……….....................................................126

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan …..................................................... 128

B. Implikasi …..................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA …..................................................... 131

LAMPIRAN …..................................................... 133

Page 14: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

14

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel A.2 Ringkasan Profil Perusahaan Textile dan Garment Go

Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009 ………63

Tabel B.1 Rasio Keuangan Altman Perusahaan Textile dan

Garment Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun

2007 - 2009 ….......................................................64

Tabel B.2 Rasio Keuangan Foster Perusahaan Textile dan

Garment Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun

2007 - 2009 ….......................................................69

Tabel E Daftar Perusahaan Yang Diprediksi Dalam Tiga Kategori

Yaitu Bangkrut, Rawan Bangkrut Dan Tidak Bangkrut

Model Altman ….......................................................81

Tabel H Daftar Perusahaan Yang Diprediksi Dalam Tiga Kategori

Yaitu Bangkrut, Rawan Bangkrut Dan Tidak Bangkrut

Model Foster ….......................................................90

Tabel I.1 Daftar Perusahaan Yang Diprediksi Dalam Tiga Kategori

Yaitu Bangkrut, Rawan Bangkrut Dan Tidak Bangkrut

Menurut Undang – Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004 .94

Page 15: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

15

Tabel J.1 Hasil Means (Nilai rata – rata) Antara Z-score Model Altman

dan Foster Pada Perusahaan Textile dan Garment Go Public di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 200...............................97

Tabel J.3 Hasil Uji F – hitung dan t – hitung Antara Z-score Model

Altman dan Foster Pada Perusahaan Textile dan Garment

Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009 …100

Page 16: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran …........................................... 44

Page 17: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

17

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perhitungan Working Capital to Total Assets Ratio (X1)

Tahun 2007 – 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) 133

Lampiran 2 Perhitungan Retained Earnings to Total Assets Ratio (X2)

Tahun 2007 – 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) 133

Lampiran 3 Perhitungan Earnings Before Interest and Taxes to Total

Assets Ratio (X3) Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah) 134

Lampiran 4 Perhitungan Market Value Equity to Book Value of Total

Debt Ratio (X4) Tahun 2007 – 2009

Dalam Jutaan Rupiah) 134

Lampiran 5 Perhitungan Sales to Total Assets Ratio (X5) Tahun

2007 – 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) 135

Lampiran 6 Rata – Rata Rasio Keuangan Altman Tahun 2007 – 2009 135

Lampiran 7 Perhitungan Z-Score Altman Tahun 2007 – 2009 136

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Z-Score Altman Tahun 2007 – 2009 136

Lampiran 9 Nilai Cut – Off Z-Score Altman Tahun 2007 137

Lampiran 10 Nilai Cut – Off Z-Score Altman Tahun 2008 137

Lampiran 11 Nilai Cut – Off Z-Score Altman Tahun 2009 138

Lampiran 12 Tingkat Kebangkrutan Model Altman

Page 18: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

18

Tahun 2007 – 2009 138

Lampiran 13 Perhitungan Transportation Expense to Operating Revenue

Ratio (X) Tahun 2007 – 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) 139

Lampiran 14 Perhitungan Time Interest Earned Ratio (Y) Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah) 139

Lampiran 15 Rata – Rata Rasio Keuangan Foster Tahun 2007 – 2009 140

Lampiran 16 Perhitungan Z-Score Foster Tahun 2007 – 2009 140

Lampiran 17 Hasil Perhitungan Z-Score Tahun 2007 – 2009 141

Lampiran 18 Nilai Cut – Off Z-Score Foster Tahun 2007 141

Lampiran 19 Nilai Cut – Off Z-Score Foster Tahun 2008 142

Lampiran 20 Nilai Cut – Off Z-Score Foster Tahun 2009 142

Lampiran 21 Tingkat Kebangkrutan Model Foster Tahun 2007 – 2009 143

Lampiran 22 Perhitungan Debt Ratio (Ratio Hitung) Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah) 143

Lampiran 23 Tingkat Kebangkrutan Menurut Undang – Undang Kepailitan

No. 37 Tahun 2004 Pada Tahun 2007 – 2009 144

Page 19: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan merupakan organisasi yang mencari

keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak mampu

kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan

lainnya (Gitosudarmo, 2002:5).Perusahaan merupakan suatu

badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan

tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang

saham (Weston, 1993:4). Disamping itu ada pula tujuan lain

yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive)

dalam persaingan, berkembang (growth) serta dapat

melaksanakan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat.

Harahap (2002: 69) menyatakan bahwa prinsip going concern

(kelangsungan usaha) menganggap bahwa perusahaan akan

terus melaksanakan operasinya sepanjang proses penyelesaian

proyek, perjanjian dan kegiatan yang sedang berlangsung.

Perusahaan dianggap tidak akan berhenti, ditutup atau

dilikuidasi dimasa yang akan datang.Perusahaan dianggap akan

hidup dan operasi untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Kemakmuran diartikan sebagai kesejahteraan dan

kesejahteraan merupakan nilai sekarang dari perusahaan

Page 20: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

20

terhadap prospek masa depannya. Nilai masa depan merupakan

keberlanjutan usaha bagi suatu perusahaan. Keberlanjutan

usaha dapat dicapai, bila pengelolaan perusahaan dijalankan

dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin sehingga

sumber daya yang dimilki dapat dimanfaatkan secara efektif.

Keberlanjutan usaha sangat penting bagi perusahaan dan bagi

investor.

Salah satu dampak dari krisis moneter adalah

ditutupnya sejumlah peusahaan karena tidak mampu

mempertahankan going concernnya (kelangsungan usahanya).

Ketidakmampuan atau kegagalan perusahaan-perusahaan

tersebut dapat disebabkan oleh dua hal, pertama yaitu

kegagalan ekonomi dan yang kedua yaitu kegagalan keuangan.

Kegagalan ekonomi berkaitan dengan ketidakseimbangan

antara pendapatan dan pengeluaran. Selain itu, kegagalan

ekonomi juga bisa disebabkan oleh biaya modal perusahaan

yang lebih besar dari tingkat laba atas biaya historis investasi.

Perusahaan dikategorikan gagal keuangannya jika

perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya

pada waktu jatuh tempo meskipun total aktiva melebihi total

kewajibannya (Weston dan Brigham, 1993:474). Jatuh

bangunnya perusahaan merupakan hal yang biasa. Kondisi

yang membuat para investor dan kreditor merasa khawatir jika

Page 21: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

21

perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress)

yang bisa mengarah kebangkrutan.

Tingkat kekhawatiran investor ini makin bertambah

dengan munculnya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-

Undang (Perpu) No. 1 tahun 1998 yang mengatur kepailitan.

Menurut Perpu No. 1, debitur yang terkena default (gagal

bayar) dapat dipetisikan bangkrut oleh dua kreditur saja.

Resiko kebangkrutan bagi perusahaan sebenarnya dapat dilihat

dan diukur melalui laporan keuangan , dengan cara melakukan

analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh

perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan

merupakan alat yang sangat penting untuk mengetahui posisi

keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai

sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang telah

dilaksanakan.

Analisis rasio keuangan merupakan suatu alternatif

untuk menguji apakah informasi keuangan yang dihasilkan

oleh akuntansi keuangan bermanfaat untuk melakukan

klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham dipasar modal.

Tingkat kesehatan perusahaan penting artinya bagi perusahaan

untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya,

sehingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan dapat

ditingkatkan yang pada akhirnya dapat menghindari adanya

Page 22: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

22

kemungkinan kebangkrutan (terlikuidasi) pada perusahaan.

Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan baik oleh

manajemen, pemegang saham, pemerintah maupun oleh

stakeholders yang lain.

Dari laporan keuangan perusahaan dapat diperoleh

informasi tentang posisi keuangan, kinerja perusahaan, aliran

kas perusahaan dan informasilain yang berkaitan dengan

laporan keuangan. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan

sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan

keuangan. Analisis laporan keuangan tersebut meliputi

perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Terjadinya

likuidasi atau kebangkrutan pada sejumlah perusahaan tentu

saja akan menimbulkan beberapa permasalahan yang berkaitan

dengan pemilik maupun karyawan yang harus kehilangan

pekerjaannya. Hal ini sebenarnya tidak akan menimbulkan

masalah yang lebih besar kalau proses kebangkrutan pada

sebuah perusahaan dapat diprediksi lebih dini. Adanya

tindakan untuk memprediksi terjadinya kebangkrutan tersebut,

tentu saja akan dapat menghindari atau mengurangi resiko

terjadinya kebangkrutan tersebut.

Secara empiris prediksi kebangkrutan atau likuidasi ini

dapat dibuktikan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh

beberapa peneliti dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.

Page 23: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

23

Analisis diskriminan dilakukan untuk memprediksi

kebangkrutan suatu perusahaan dua sampai dengan lima tahun

sebelum perusahaan tersebut diprediksi bangkrut. Sektor textile

dan garment cukup menarik untuk dijadikan obyek penelitian

karena derasnya produk-produk textile buatan luar negeri yang

membanjiri pasaran di Indonesia, terutama produk textile

buatan Cina. Membanjirnya produk textile dari Cina membuat

kalang kabut produsen dalam negeri.

Kekhawatiran ini beralasan karena harga produk

mereka jauh dibawah harga textile dalam negeri, dan dari segi

kualitas tidak kalah bagusnya. Produk lokal harus

mempertahankan kualitasnya dengan menekan biaya serendah

mungkin agar mampu bersaing dengan produk buatan luar

negeri, karena produk luar negeri ditawarkan dengan harga

yang relative rendah. Perusahaan harus mempunyai

keunggulan kompetitif agar mampu bersaing dan tetap survive.

Berbagai kondisi tersebut di atas akhirnya akan memperburuk

kondisi perusahaan textile dan garment yang tidak tertutup

kemungkinan akan mengalami kebangkrutan dalam usahanya,

meskipun sebelumnya kita ketahui sektor industri textile dan

garment cukup memliki pangsa pasar yang bagus di dalam

negeri. Salah satu indikator yang dapat kita gunakan untuk

melihat perusahaan akan mampu bertahan hidup, tumbuh dan

Page 24: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

24

berkembang, atau bahkan bangkrut adalah dengan melihat

pendapatan bersih.

Sebagai salah satu contohnya dari data tahun 2007

sampai dengan 2009 (Sumber : Indonesian Capital Market),

dapat memperlihatkan bahwa sebagian besar perusahaan

industri textile dan garment mengalami kecenderungan

penurunan pendapatan bersih dan bahkan mengalami kerugian.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat

menghasilkan profit. Apabila keadaan ini terus – menerus

terjadi maka kelangsungan usaha akan terganggu, sebab

dengan laba yang diperoleh perusahaan bisa mengembalikan

pinjaman, bisa membiayai operasi perusahaan dan kewajiban-

kewajiban yang harus dipenuhi.

Keuntungan atau laba merupakan sarana yang penting

untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,

makin tinggi laba yang diperoleh diharapkan perusahaan akan

mampu bertahan hidup, tumbuh dan berkembang serta tangguh

menghadapi persaingan. Perusahaan dituntut untuk seefisien

mungkin dalam arti bahwa dalam pengorbanan tertentu yang

diberikan maka dicapai hasil yang sebesar mungkin,

maksudnya pengorbanan adalah modal usaha sedangkan

hasilnya adalah laba usaha. Turunnya penjualan berakibat pada

turunnya laba, bila itu terjadi dalam waktu berkepanjangan,

Page 25: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

25

akan berdampak pada berkelanjutan usaha industri textile dan

garment. Oleh karena itu, perlu kajian tentang analisis kinerja

keuangan dengan menggunakan metode Z- Score model

Altman dan Foster untuk mengukur tingkat kebangkrutan pada

perusahaan textile dan garment go-public di Bursa Efek

Indonesia.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan

masukan dan pertimbangan bagi manajemen perusahaan textile

dan garment mengenai kemungkinan terjadinya kebangkrutan

agar dapat mengambil langkah pengambilan keputusan guna

melakukan persiapan dan perbaikan kinerja melalui strategi

yang cepat dan tepat demi peningkatan nilai perusahaan

dimasa depan. Penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi

investor dalam mengambil keputusan investasi. Para investor

dapat berpikir dua kali untuk masuk ke saham textile dan

garment. Bila industri textile dan garment mengalami

kebangkrutan maka investor dapat segera menarik diri untuk

tidak melakukan investasi.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut maka

penelitian ini mengambil judul “ANALISIS TINGKAT

KEBANGKRUTAN MODEL ALTMAN DAN FOSTER

PADA PERUSAHAAN TEXTILE DAN GARMENT GO-

PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Page 26: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

26

B. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi beberapa

masalah diantaranya :

1. Menganalisis kemampuan model Altman dalam mengukur

tingkat kebangkrutan suatu perusahaan.

2. Menganalisis kemampuan model Foster dalam mengukur

tingkat kebangkrutan suatu perusahaan.

3. Melihat perbedaan antara model Altman dan model Foster

dalam mengukur tingkat kebangkrutan suatu perusahaan.

C. Pembatasan Masalah

Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh

tanda-tanda awal kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda

kebangkrutan semakin baik bagi manajemen karena

manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Kreditur-

kreditur dan pemegang saham bisa melakukan persiapan untuk

mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk. Tanda-tanda

kebangkrutan dalam hal ini dilihat dengan menggunakan data-

data akuntansi.

Kesulitan keuangan bisa berarti mulai dari kesulitan

likuidasi yang merupakan kesulitan keuangan paling ringan,

sampai ke pernyataan kebangkrutan, yang merupakan kesulitan

keuangan yang paling berat. Kesulitan keuangan bisa dilihat

Page 27: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

27

sebagai kontinum yang panjang, mulai dari yang ringan sampai

yang paling berat.

Ada beberapa indikator yang bisa menjadi prediksi

kebangkrutan perusahaan. Salah satu sumbernya adalah

analisis aliran kas untuk saat ini atau untuk masa mendatang

dan analisis strategi perusahaan. Sumber lain adalah laporan

keuangan perusahaan. Laporan keuangan bisa dipakai untuk

memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan

rasio keuangan.

D. Perumusan Masalah

Mengadakan interpretasi atau analisa terhadap laporan

finansiil suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi

penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan

perkembangan finansiil dari perusahaan yang bersangkutan,

sehingga dapat diketahui kinerja perusahaan tersebut.

Berdasarkan keadaan yang terdapat di perusahaan,

maka timbul permasalahan :

1. Apakah kondisi perusahaan tersebut terjadi kebangkrutan

dengan menggunakan model Altman dan Foster pada

perusahaan Textille dan Garment Go-Public di Bursa Efek

Indonesia ?

Page 28: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

28

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat kebangkrutan antara

Model Altman dan Foster pada perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa efek Indonesia ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas dan maka

tujuan dan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai

berikut :

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis kondisi perusahaan tersebut terjadi

kebangkrutan dengan menggunakan Model Altman dan Foster

pada perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek

Indonesia.

b. Untuk menganalisis perbedaan tingkat kebangkrutan antara

Model Altman dan Foster pada perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini merupakan media

untuk belajar memecahkan masalah secara ilmiah dan

memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan disiplin ilmu

yang diperoleh dibangku kuliah.

b. Bagi civitas akademik, peneliti ini dapat menambah

informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian bagi peneliti

lebih lanjut.

Page 29: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

29

c. Untuk dunia praktis, dapat digunakan sebagai bahan

masukan bagi perusahaan agar dapat mengambil langkah dan

keputusan guna melakukan persiapan dan perbaikan demi

kemajuan perusahaan tersebut serta memberikan gambaran dan

harapan yang mantap terhadap nilai masa depan perusahaan

tersebut. Bagi Investor penelitian ini dapat digunakan dalam

mengambil keputusan investasi. Bila industri textile dan

garment mengalami kebangkrutan maka investor dapat segera

menarik diri untuk tidak melakukan investasi.

Page 30: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebangkrutan

1. Pengertian umum

Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan

mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan

usahanya. Menurut Undang-Undang Kepailitan No. 4 tahun

1998, debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan

tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu

dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan

pengadilan yang berwenang, baik atas permohonannya

sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih

krediturnya ( Yani dan Widjaja, 2004: 153 ).

Emiten atau perusahaan publik yang gagal atau tidak

mampu menghindari kegagalan untuk membayar

kewajibannya terhadap pemberi pinjaman yang tidak

terafiliasi, maka emiten atau perusahaan publik wajib

menyampaikan laporan mengenai pinjaman termasuk jumlah

pokok dan bunga, jangka waktu pinjaman, nama pemberi

pinjaman, penggunaan pinjaman dan alasan kegagalan atau

ketidakmampuan menghindari kegagalan kepada Bapepam

dan Bursa Efek di mana efek emiten atau perusahaan publik

Page 31: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

31

tercatat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kedua sejak

emiten atau perusahaan publik mengalami kegagalan atau

mengetahui ketidakmampuan untuk menghindari kegagalan

dimaksud (Br Ferdinand D. Saragih,2005: 14).

Kesulitan keuangan jangka pendek bisa berkembang

menjadi kesulitan tidak solvable, dan perusahaan bisa

dilikuidasi atau direorganisasi. Likuidasi dipilih apabila nilai

likuidasi lebih besar dibandingkan dengan nilai perusahaan

kalau diteruskan. Reorganisasi dipilh apabila nilai perushaan

kalau diteruskan lebih besar dibandingakn nilai likuiditas

(Harahap dan Syafri,2002 : 140).

Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh

tanda-tanda awal kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda

kebangkrutan semakin baik bagi manajemen karena

manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Kreditur

dan pemegang saham bisa melakukan persiapan untuk

mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk. Tanda-tanda

kebangkrutan dalam hal ini dilihat dengan menggunakan data-

data akuntasi (Ross, 2005: 156).

Kesulitan keuangan bisa berarti mulai dari kesulitan

likuidasi yang merupakan kesulitan keuangan paling ringan,

sampai ke pernyataan kebangkrutan, yang merupakan

kesulitan keuangan yang paling berat. Kesulitan keuangan

Page 32: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

32

bisa dilihat sebagai kontinum yang panjang, mulai dari yang

ringan sampai yang paling berat (Pindado,et.al, 2002: 135).

Ada beberapa indikator yang bisa menjadi prediksi

kebangkrutan perusahaan. Salah satu sumbernya adalah

analisis aliran kas untuk saat ini atau untuk masa mendatang

dan analisis strategi perusahaan. Sumber lain adalah laporan

keuangan perusahaan. Laporan keuangan bisa dipakai untuk

memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan

rasio keuangan.

(Karen Wruck dalam Ross, 2005: 158).

Pendekatan univariate bisa dipakai untuk memprediksi

kebangkrutan dengan asumsi bahwa distribusi variabel

keuangan untuk perusahaan yang mengalami kesulitan

keuangan berbeda dengan distribusi variabel keuangan untuk

perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Jika

beberapa variabel dipakai untuk memprediksi, ada

kemungkinan hasil yang saling bertentangan akan diperoleh.

Untuk mengatasi kelemahan semcam itu metode prediksi

multivariate bisa digunakan. (Platt,H: 2004)

Kegagalan (Failure) dapat didefinisikan dalam

beberapa cara dan kegagalan tidak harus menyebabkan

keruntuhan atau pembubaran perusahaan. Kegagalan

ekonomis berarti bahwa pendapatan perusahaan tidak mampu

Page 33: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

33

menutup biayanya sendiri. Sedangkan kegagalan keuangan

berarti jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada

wakunya harus dipenuhi, walaupun harta totalnya melebihi

kewajiban toatalnya (Weston dan Brigham, 1993: 474).

B. Penyebab Kegagalan Perusahaan

Menurut R. Agus Sartono (2001), ada tiga jenis

kegagalan perusahaan yaitu :

1. Perusahaan yang menghadapi technically insolvent, jika

perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya yang segera

jatuh tempo tetapi asset perusahaan nilainya lebih tinggi

daripada hutangnya.

2. Perusahaan yang menghadapi legally insolvent, jika nilai

asset perusahaan lebih rendah daripada nilai hutang

perusahaan.

3. Perusahaan yang menghadapi kebangkrutan yaitu jika tidak

dapat membayar hutangnya dan oleh pengadilan dinyatakan

pailit.

Sebab utama kegagalan sebuah perusahaan adalah

manajemen perusahaan yang kurang kompeten (Weston dan

Brigham, 1993: 474).

Sementara menurut Bambang Riyanto (2001: 315)

faktor-faktor yang merupakan penyebab kegagalan suatu

Page 34: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

34

perusahaan pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi dua

yaitu :

1. Sebab intern adalah sebab-sebab yang timbul dari dalam

perusahaan itu sendiri, yang meliputi sebab finansiil maupun

non finansiil.

a. Sebab-sebab yang menyangkut bidang finansiil meliputi :

1). Adanya utang yang terlalu besar sehingga memberikan

beban tetap yang berat bagi perusahaan.

2). Adanya “current liabilities” yang terlalu besar diatas

“current assets”

3). Lambatnya pengumpulan piutang atau banyaknya “Bad-

Debts” (piutang tak tertagih).

4). Kesalahan dalam “dividend-policy”

5). Tidak cukupnya dana-dana penyusutan.

b. Sebab-sebab yang menyangkut bidang non finansiil

meliputi :

1). Adanya kesalahan pada para pendiri perusahaan, yaitu

antara lain :

a). Kesalahan dalam pemilihan tempat kedudukan

perusahaan.

b). Kesalahan dalam penentuan produk yang

dihasilkan.

c). Kesalahan dalam penentuan besarnya perusahaan.

Page 35: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

35

2). Kurang baiknya struktur oragnisasi perusahaan.

3). Kesalahan dalam pemilihan pimpinan perusahaan

4). Adanya “managerial incompetence”

a). Kesalahan dalam policy pembelian .

b). Kesalahan dalam policy produksi.

c). Kesalahan dalam policy marketing.

d). Adanya ekspansi yang berlebih-lebihan.

2. Sebab ekstern adalah sebab-sebab yang timbul atau berasal

dari luar perusahaan dan yang berada diluar kekuasaan atau

kontrol dari pimpinan perusahaan atau badan usaha, yaitu

antara lain :

a). Adanya persaingan yang hebat.

b). Berkurangnya permintaan terhadap produk yang

dihasilkannya.

c). Turunnya harga-harga dan lain sebagainya.

C. Manfaat Informasi Kebangkrutan

Menurut Hanafi dan Halim (2000: 261) Informasi

kebangkrutan sangat bermanfaat bagi beberapa pihak seperti

berikut ini:

1. Pemberi Pinjaman

Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk

mengambil keputusan siapa yang akan diberi pinjaman, dan

Page 36: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

36

kemudian bermanfaat untuk kebijakan memonitor pinjaman

yang ada.

2. Investor

Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh

suatu perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan

melihat adanya kemungkinan bangkrut atau tidaknya

perusahaan yang menjual surat berharga tersebut. Investor

yang menganut strategi aktif akan mengembangkan model

prediksi kebangkrutan untuk melilhat tanda-tanda

kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian mengantisipasi

kemungkinan tersebut.

3. Pemerintah

Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah

mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi jalannya usaha

tersebut. Pemerintah juga mempunyai badan-badan usaha

yang harus selalu diawasi.

Lembaga pemerintah mempunyai kepentingan untuk

melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-

tindakan yang perlu bisa dilakukan lebih awal.

4. Akuntan

Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi

kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai

kemampuan going concern suatu perusahaan.

Page 37: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

37

5. Manajemen

Apabila manajemen bisa mendeteksi kebangkrutan

lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan bisa

dilakukan yang berkaitan dengan munculnya biaya

kebangkrutan. Misalnya dengan merger atau restrukturisasi

keuangan sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari.

D. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses

pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan,

yang dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya, oleh para pemilik perusahaan dan juga diharapkan

untuk memenuhi tujuan-tujuan lainnya yaitu sebagai laporan

kepada pihak-pihak diluar perusahaan (Baridwan, 2001: 17).

Laporan Keuangan merupakan produk dari akuntasi,

begitu juga interpretasi laporan keuangan juga merupakan

salah satu fungsi pokok dari akuntansi.

Perusahaan menyediakan informasi akuntansi karena

memilki stakeholders yang bervariasi seperti pemegang

saham, pemegang obligasi, banker, kreditur, supplier,

karyawan dan manajemen. Para stakeholders perlu

mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan.

Page 38: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

38

Mengingat banyak pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan tersebut maka laporan keuangan yang

disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan

kelayakannya. Oleh karena itu, dalam melaksanakan proses

akuntasi tersebut, perlu mendasarkan diri dengan adanya

konsep dasar (basic assumption) dan prinsip-prinsip yang

diterima umum. Untuk itu mereka bergantung pada laporan

keuangan perusahaan yang diumumkan secara periodik untuk

menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan

perusahaan (Asquith,P,1991: 34).

Laporan keuangan berisi informasi tentang prestasi

perusahaan dimasa lampau dan dapat memberikan petunjuk

untuk penetapan kebijakan dimasa yang akan datang.

Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Keputusan

Menteri Keuangan RI No. 740/KMK.00/1989 adalah laporan

Direksi yang mencakup kebijaksanaan keuangan perusahaan,

neraca, perhitungan laba rugi, sumber dan penggunaan dana,

penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas) dan perubahan

modal.

Analisis kinerja keuangan merupakan suatu

interpretasi atau analisis terhadap prestasi yang dicapai

perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan

tingkat kesehatan keuangan perusahaan. Hal ini karena

Page 39: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

39

menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No.

740/KMK.00/1989, pengertian kinerja itu sendiri adalah

prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode

tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan keuangan

perusahaan.

a. Jenis Laporan Keuangan

Analisis kinerja keuangan sangat bergantung pada

informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber

informasi yang penting di samping informasi lain. Ada tiga

macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan oleh suatu

perusahaan (Munawir,2000: 26) yaitu :

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang disusun secara

sistematis untuk menyajikan posisi keuangan perusahaan pada

suatu saat atau tanggal tertentu. Neraca disebut juga laporan

posisi keuangan. Ada tiga elemen pokok dalam neraca yaitu

aktiva yang menggambarkan keputusan penggunaan dana atau

keputusan investasi dimasa lalu, sedang hutang dan modal

(passiva) menunjukkan asal sumber dana untuk kepentingan

pendanaan dimasa lalu tersebut. Pos-pos pada neraca disusun

mulai dari yang paling likuid, mudah dicairkan menjadi uang

tunai sampai yang paling tidak likuid.

Page 40: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

40

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan ikhtisar yang disusun

secara sistematis tentang penghasilan, biaya rugi laba yang

diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.

Prinsip-prinsip yang umum diterapkan dalam laporan laba

rugi adalah :

a. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh

dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau

memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang

atau service yang dijual sehingga diperoleh laba kotor.

b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang

terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi

(operating expenses).

c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh dari

luar organisasi pokok perusahaan yang diikuti dengan biaya-

biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (non

operating atau financial income dan Expenses).

d. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil

(extra ordinary) diperoleh laba bersih sebelum pajak

pendapatan. Laporan keuangan ini memperlihatkan laporan

hasil kegiatan atau operasional perusahaan selama suatu

periode tertentu. Ikhtisar perubahan posisi keuangan

memperlihatkan keefektifan manajemen dalam menyerap

Page 41: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

41

dana dan menyalurkannya. Jenis dana yang diserap dan jenis

penyaluran dana juga mencerminkan profesionalisme dari

manajemen yang ada.

3. Laporan Aliran Kas

Laporan aliran kas berguna untuk meringkas kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk jumlah dana yang

dihasilkan dari kegiatan usaha perusahaan dalam tahun buku

yang bersangkutan, dan melengkapi penjelasan tentang

perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun

buku yang bersangkutan. Laporan aliran kas menggambarkan

aliran kas yang masuk dan yang keluar pada suatu periode

tertentu yang meupakan hasil atau efek dari kegiatan

perusahaan yaitu operasi, investasi dan pendanaan.

Laporan aliran kas mempunyai peran penting dalam

memberikan informasi mengenai berapa besar dan kemana

saja dana digunakan serta dari mana sumber dana itu diambil.

Informasi yang diperoleh dari laporan ini dapat menunjukkan

apakah perusahaan sedang maju atau akan mengalami

kesulitan keuangan.

Laporan keuangan menjadi sangat penting karena

memberikan input yang bisa dipakai untuk pengambilan

keputusan. Laporan keuangan akan memberikan informasi

mengenai profitabilitas, resiko, timing aliran kas, yang

Page 42: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

42

kesemuanya akan memberikan pengaruh harapan pihak-pihak

yang berkepentingan. Harapan tersebut pada gilirannya akan

mempengaruhi nilai perusahaan (Supardi dan Mastuti,2003:

78).

a. Jenis Analisa Laporan Keuangan

Dalam melakukan analisa terhadap sebuah laporan

keuangan, pada dasarnya ada beberapa jenis analisa yang

dapat dilakukan yaitu :

1. Analisa Internal

Merupakan analisa yang dilakukan oleh pihak

manajemen dalam rangka mengukur efisiensi usaha dan

menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan

perusahaan. Selain menghasilkan laporan yang biasa

diumumkan pada pihak di luar perusahaan, analisa ini juga

menghasilkan laporan yang tidak untuk diumumkan atau

dipublikasikan tetapi hanya dipakai untuk maksud-maksud

internal saja.

2. Analisa Eksternal

Analisa eksternal merupakan analisa yang dilakukan

oleh pihak-pihak di luar manajemen perusahaan misalnya

bank, calon pemegang saham, dan calon kreditur lain yang

mana dalam melakukan analisa mereka tidak bisa

memperoleh data secara terperinci, hanya informasi yang

Page 43: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

43

sifatnya diterbitkan untuk umum. Analisa ini juga ditujukan

guna menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan, sebelum

pihak eksternal melakukan kerjasama financial dengan

perusahaan tersebut.

3. Analisa Horizontal (Analisa Dinamis)

Analisa horizontal merupakan analisa perkembangan

data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke

tahun atau dengan kata lain mengadakan pembandingan

laporan keuangan untuk beberapa periode waktu tertentu

dengan menetapkan salah satu periode sebagai periode dasar

pembanding. Dari analisa ini akan dapat terlihat

perkembangan maupun penurunan operasional perusahaan.

4. Analisa Vertikal (Analisa Statis)

Analisa vertikal, merupakan analisa laporan keuangan

yang terbatas pada satu periode akuntansi saja, sehingga

hanya membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang

lainnya lapoaran keuangan atau hasil usaha periode itu saja.

b. Analisis Rasio keuangan

Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan

keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisa memerlukan

adanya ukuran atau “yard-stick” tertentu. Ukuran yang sering

digunakan dalam analisis keuangan adalah “rasio”. Pengertian

rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam

Page 44: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

44

“arithmetical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara dua macam data keuangan.

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau

perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang

lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan

dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik

atau buruknya keadaan tentang posisi keuangan suatu

perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka rasio

pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir,

2000:64).

Penganalisa keuangan dalam mengadakan analisa

rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukan dengan dua

macam cara pembanding yaitu :

1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan

rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (ratio historis) atau

dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang

akan datang dari perusahaan yang sama.

2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (ratio

perusahaan/company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari

perusahaan lain yang sejenis atau industry (rasio

industry/rasio rata-rata/ratio standard) untuk waktu yang

sama (Riyanto, 2001:329).

Page 45: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

45

c. Penggolongan Angka Rasio

Pada dasarnya jumlah angka rasio banyak sekali

karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa.

Berdasarkan sumber datanya angka rasio digolongkan sebagai

berikut : (Riyanto,2001: 330)

1. Rasio neraca (balance sheet ratios) yaitu semua rasio yang

datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya

current ratio, acid test ratio, dan sebaginya.

2. Rasio laporan laba rugi (income statement ratios) yaitu

semua rasio yang datanya diambil atau bersumber dari laporan

laba rugi misalnya gross profit margin, net operating margin,

operating ratio dan sebagainya.

3. Rasio antar laporan (interestatement ratios) yaitu semua

rasio yang datanya diambil atau bersumber dari neraca dan

data lainnya dari laporan laba rugi, misalnya tingkat

perputaran persediaaan (inventory turnover), tingkat

perputaran piutang (Accounting receivable turnover), assets

turnover dan sebagainya.

Menurut Edward Altman (2000:331) penggolongan

rasio keuangan adalah sebagai berikut :

1. Rasio likuiditas adalah rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur likuiditas perusahaan misalnya current ratio, acid

test ratio, cash ratio, working capital to total asset ratio.

Page 46: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

46

2. Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan yang

dibiayai dengan utang, misalnya total debt to total asset ratio,

total debt to total capital asset, long debt to equity ratio,

tangible asset debt coverage, time interest earned ratio.

3. Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk

mengukur sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam

mengerjakan sumber-sumber dayanya, misalnya total asset

turnover, receivableturnover, average collection period,

inventory turnover, average days inventory, working capital

turnover.

Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan

potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor-faktor

yang perlu mendapat perhatian adalah :

a. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan jangka pendek yang harus segera dipenuhi, atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan pada saat ditagih. Yang termasuk dalam rasio

likuiditas yaitu : (Riyanto,2001: 332).

Page 47: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

47

1. Rasio lancar (current ratio) digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar.

Aktiva Lancar

Rasio Lancar = Hutang Lancar

2. Rasio cepat (quick ratio) digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya yang

likuid, yaitu aktiva lancar diluar persediaan.

Aktiva Lancar - persediaan

Rasio Cepat = Hutang Lancar

3. Rasio kas (cash ratio) digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhihutang jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya yang

paling likuid.

Kas + Effect

Rasio Kas = Hutang Lancar

4. Rasio modal kerja terhadap total aktiva (working capital to

total assets ratio) menunjukkan potensi cadangan kas yang

ada akibat selisih yang terjadi antara aktiva lancar dengan

hutang lancar.

Page 48: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

48

Aktiva Lancar – Hutang Lancar

Rasio Modal Kerja = Total Aktiva

b. Rasio Aktifitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa

efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki,

atau dengan kata lain sejauhmana efektifitas penggunaan asset

dengan melihat tingkat aktivitas asset. Yang termasuk dalam

rasio aktivitas diantaranya :

1. Rasio periode pengumpulan piutang digunakan untuk

mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk

mengubah piutang menjadi uang tunai.

Piutang x 360 hari

Rasio Periode Pengumpulan Piutang = Penjualan Kredit

2. Rasio tingkat perputaran piutang digunakan untuk

mengukur berapa kali tingkat perputaran piutang dalam satu

tahunnya.

Penjualan Kredit

Rasio Tingkat Perputaran Piutang = Piutang

Page 49: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

49

3. Rasio tingkat perputaran persediaan menunjukkan tingkat

efektifitas manajemen persediaan, yaitu menunjukkan

lamanya dana tertanam dalam persediaan.

Harga Pokok Penjualan

Rasio Tingkat Perputaran Persediaan = Rata – rata Persediaan

4. Rasio tingkat perputaran aktiva tetap menunjukkan

sejauhmana efektifitas perusahaan menggunakan aktiva

tetapnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin efektif

penggunaan aktiva tetapnya.

Penjualan

Rasio Tingkat Perputaran Aktiva Tetap = Aktiva Tetap

5. Rasio tingkat perputaran total aktiva menunjukkan

efektifitas penggunaan total aktiva.

Penjualan

Rasio Tingkat Perputaran Total Aktiva = Aktiva Tetap

c. Rasio Leverage atau Solvabilitas

Rasio leverage atau solvabilitas digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Yang termasuk

dalam rasio leverage atau solvabilitas diantaranya :

1. Rasio Hutang (debt ratio) mengukur sejauhmana

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

panjangnya.

Page 50: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

50

Total Hutang

Rasio Hutang = Total Aktiva

2. Rasio Kewajiban terhadap modal (debt to equity ratio)

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

semua total kewajibannya dengan menggunakan modal

sendiri.

Total Hutang

Rasio Kewajiban terhadap Modal = Total Modal Sendiri

3. Time interest earned ratio mengukur kemapuan perusahaan

membayar bunga hutang dengan laba sebelum bunga dan

pajak atau dengan kata lain seberapa besar laba sebelum bung

dan pajak yang tersedia untuk menutup beban bunga.

Laba Operasi

Time Interest Earned Ratio = Beban Bunga per Tahun

4. Rasio kewajiban lancar terhadap total aktiva mengukur

berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan

kewajiban lancar.

Hutang Lancar

Rasio Kewajiban Lancar terhadap TA = Total Aktiva

Page 51: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

51

5. Rasio kewajiban tidak lancar terhadap total aktiva

mengukur berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai

dengan kewajiban bukan lancar.

Hutang Tidak Lancar

Rasio kewajiban Tidak Lancar = Total Aktiva

d. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas

Rasio rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas atau

profitbilitas diantaranya (Riyanto, 2001: 332) :

1. Marjin laba kotor mencerminkan mark-up terhadap harga

pokok penjualan selain mencerminkan kemampuan

manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan

dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan

perusahaan.

Laba Kotor

Marjin Laba Kotor = Penjualan Bersih

2. Marjin laba usaha mencerminkan kemampuan manajemen

untuk menghasilkan laba setelah beban operasi atau usaha

Page 52: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

52

dan harga pokok penjualan dalam hubungannya denga

penjualan yang dilakukan.

Laba Usaha

Marjin Laba Usaha = Penjualan Bersih

3. Marjin laba bersih mencerminkan kemampuan

manajemen untuk mengahsilkan laba setelah harga pokok

penjualan, beban operasi atau usaha, beban lainnya dan pajak

dalam hubungannya dengan penjualan.

Laba Bersih

Marjin Laba Bersih = Penjualan Bersih

4. Return on Investment (ROI) mencerminkan kemampuan

manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal

mungkin sehingga dicapai laba bersih yang

diinginkan.(Weston dan Copeland, 2003)

(EBIT) Laba Usaha

ROI = Total Aktiva

Analisis perusahaan dengan menggunakan rasio

keuangan memungkinkan manajer keuangan untuk

mengevaluasi dengan cepat. Dengan rasio keuangan juga

memungkinkan perbandingan jalannya perusahaan dari waktu

Page 53: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

53

ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya.

(Muslich,2000: 61)

Walaupun rasio-rasio keuangan merupakan alat yang

sangat berguna dalam proses analisis kinerja keuangan

perusahaan, analisis rasio mempunyai keterbatasan yang

berasal dari kenyataan bahwa pada dasarnya metodologinya

adalah univariate, dimana setiap rasio dianalisis secara

terpisah. Pengaruh gabungan rasio hanyalah berdasarkan

pertimbangan para analisis keuangan. Jadi untuk mengurangi

kelemahan analisis rasio ini, adalah penting menggabungkan

beberapa rasio menjadi suatu model peramalan yang berarti.

Ada dua teknik statistik, yaitu analisis regresi dan analisis

diskriminan yang telah sering digunakan untuk tujuan ini.

a. Multiple Discriminant Analysis

Analisis ini diskriminan adalah suatu analisis yang

menghasilkan suatu indeks yang memungkinkan

penggolongan suatu observasi ke dalam salah satu kelompok

yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Misalnya seorang

analisis keuangan memiliki beberapa rasio keuangan dari

sebuah perusahaan dan ingin menggunakan rasio tersebut

untuk menggolongkan perusahaan itu masuk kategori

bangkrut atau tidak.

Page 54: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

54

Multiple Discriminant Analysis atau analisis pembeda

ganda merupakan suatu metodologi formal yang digunakan

untuk memperkecil rasio dan untuk mempertinggi

kerepresentatifan rasio keuangan yang dipilih sebagai

variabel. Model analisis semacam ini dapat digunakan untuk:

1. Memprediksi kebangkrutan perusahaan

2. Mengevaluasi atas prospek perusahaan secara individual

3. Menilai kelayakan dan kewajaran suatu rencana oragnisasi

dalam memutuskan alternatif - alternatifnya.

b. Analisis Z-score Model Altman

Sejumlah studi telah dilakukan untuk mengetahui

kegunaan analisis rasio keuangan dalam memprediksi

kegagalan atau kebangkrutan usaha. Salah satu studi tentang

prediksi ini adalah Multiple Discriminant Analysis yang

dilakukan oleh Altman yaitu analisis Z-score. Z-score adalah

skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah

keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan

kebangkrutan perusahaan. Formula Z-score untuk

memprediksi kebangkrutan dari Altman merupakan sebuah

multivariate formula yang digunakan untuk mengukur

kesehatan financial dari sebuah perusahaan.

Page 55: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

55

Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang

dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara

perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Z-score

Altman ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Z-score = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5

Keterangan :

X1 = Modal kerja terhadap total harta (working capital to total

assets)

X2 = laba yang ditahan terhadap total harta (retained earning

to total Assets)

X3 = Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total

harta (earning before interest and taxes to total assets)

X4 = Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang

(market value equity to book value of total debt)

X5 = Penjualan terhadap total harta (sales to total assets)

Presentase rasio ke 1 sampai dengan ke 4 dihitung

dengan presentase penuh, sedang untuk rasio ke 5 dihitung

dengan presentase normal. Kriteria yang digunakan untuk

Page 56: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

56

memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan model ini

adalah :

Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai

skor Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat,

sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,81

diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut.

Selanjutnya skor antara 1,81 sampai 2,99 diklasifikasikan

sebagai perusahaan pada grey area atau daerah kelabu, dengan

nilai “cut-off” untuk indeks ini adalah 2,675 (Muslich,

2000:60).

Karena banyak perusahaan yang tidak go-public

sehingga tidak mempunyai nilai pasar, maka Altman

mengembangkan model alternatif dengan menggantikan

variabel X4 yang semula merupakan perbandingan nilai pasar

modal sendiri dengan nilai buku total hutang, menjadi

perbandingan nilai saham biasa dan preferen dengan nilai

buku total hutang. Model Altman hasil revisi tahun 1983

inilah yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Page 57: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

57

Persamaan hasil revisi tersebut adalah :

Z-score = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5

Keterangan :

X1 = Modal kerja terhadap total harta (working capital to total

assets)

X2 = Laba yang ditahan terhadap total harta (retained

earnings to total assets)

X3 = Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total

harta (earnings before interest and taxes to total assets)

X4 = Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang

(market value equity to book value of total debt)

X5 = Penjualan terhadap total harta (sales to total assets)

(Supardi dan Mastuti, 2003: 80).

Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai

skor Z > 2,90 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat,

sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,20

diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut.

Selanjutnya skor antara 1,20 sampai 2,90 diklasifikasikan

sebagai perusahaan pada grey area atau daerah kelabu.

Page 58: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

58

Rasio keuangan yang dianalisis adalah rasio-rasio

keuangan yang terdapat pada model Altman yaitu :

Current Assets – Current Liabilities

1. Working Capital to T.A = Total Assets

Retained Earnings

2. Retained earnings to total assets = Total Assets

EBIT

3. EBIT to total assets = Total Assets

Market Value Equity

4. MVE to BVTD = Book Value of Total Debt

Sales

5. Total Assets Turnover = Total Assets

Kelima Rasio inilah yang akan digunakan dalam

menganalisa laporan keuangan sebuah perusahaan untuk

kemudian mendeteksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan

pada perusahaan tersebut. Dalam manajemen keuangan rasio-

rasio yang digunakan dalam metode Altman ini dapat

dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :

1. Rasio likuiditas yang terdiri dari X1

2. Rasio Profitabilitas yang terdiri dari X2 dan X3

Page 59: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

59

3. Rasio Aktivitas yang terdiri dari X4 dan X5 (Riyanto,

2001:330).

Uraian masing-masing variabel tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Modal kerja terhadap total harta (working capital to total

assets) digunakan untuk mengukur likuiditas aktiva

perusahaaan relatif terhadap total kapitalisasinya atau untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek. Indikator yang dapat digunakan

untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas

perusahaan adalah indikator-indikator internal seperti

ketidakcukupan kas, utang dagang membengkak, utilisasi

modal menurun, penambahan utang yang tak terkendali dan

beberapa indikator lainnya.

2. Laba ditahan terhadap total harta (retained earnings to total

assets) digunakan untuk mengukur profitabilitas kumulatif.

Rasio ini mengukur akumulasi laba selama perusahaan

beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio

tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi

memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan.

Hal tersebut menyebabkan perusahaan yang masih

relatif muda pada umumnya akan menunjukkan hasil rasio

Page 60: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

60

yang rendah, kecuali yang labanya sangat besar pada masa

awal berikutnya.

1. Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta

(earnings before interest and taxes to total assets) digunakan

untuk mengukur produktivitas yang sebenarnya dari aktiva

perusahaan. Rasio tersebut mengukur kemampuan perusahaan

dalam mengahasilkan laba dari aktiva yang digunakan.

Rasio ini merupakan kontributor terbesar dari model

tersebut. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan dalam

mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabiliats

perusahaan diantaranya adalah piutang dagang meningkat,

penjualan menurun, terlambatnya hasil penagihan piutang,

kredibilitas perusahaan berkurang serta kesediaan memberi

kredit pada konsumen yang tak dapat membayar pada waktu

yang ditetapkan.

2. Nilai Pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang (market

value equity to book value of total debt) digunakan untuk

mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dapat turun

nilainya sebelum jumlah hutang lebih besar daripada

aktivanya dan perusahaan menjadi pailit. Modal yang

dimaksud adalah gabungan nilai pasar dari modal biasa dan

saham prefer, sedangkan hutang mencakup hutang lancar dan

hutang jangka panjang.

Page 61: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

61

3. Penjualan terhadap total harta (sales to total assets)

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

menghadapi kondisi persaingan. Rasio tersebut mengukur

kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk

menghasilkan penjualan.

Analisis diskriminan dilakukan untuk memprediksi

kebangkrutan suatu perusahaan dengan menganalisa laporan

keuangan suatu perusahaan dua sampai dengan lima tahun

sebelum perusahaan tersebut diprediksi bangkrut.

Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan

mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan

usahanya. Kebangkrutan biasanya dihubungkan dengan

kesulitan keuangan. Analisis diskriminan bermanfaat bagi

perusahaan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan

dan keberlanjutan usahanya. Semakin awal suatu perusahaan

memperoleh peringatan kebangkrutan, semakin baik bagi

pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan

perbaikan-perbaikan dan dapat memberikan gambaran dan

harapan yang mantap terhadap nilai masa depan perusahaan

tersebut.

Page 62: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

62

c. Analisis Z-score Model Foster

George Foster dalam bukunya yang berjudul

“Financial Statement Analysis” melakukan penelitian untuk

memprediksi kebangkrutan perusahaan-perusahaan kereta api

di Amerika Serikat periode 1970-1971. Semula ia

menggunakan Univariate models dengan menggunakan dua

variabel rasio secara terpisah, yaitu Transportation Expense to

Operating revenue ratio (TE/OR Ratio) dan Time Interest

Earned Ratio (TIE Ratio).

Kemudian Foster mencoba menerapkan sampel

perusahaan yang sama untuk dianalisis dengan Multivariate

Models, yaitu :

Z-score = aX + bY

Keterangan : X = TE/OR

Y = TIE

Rasio yang pertama menjelaskan seberapa besar biaya

operasi dibandingkan dengan penghasilan, sedangkan rasio

kedua menunjukkan seberapa besar laba operasi apabila

dibandingkan dengan bunga yang harus dibayar. Dengan

menggunakan data yang sama seperti Univariate Models,

maka didapat persamaan diskriminannya yaitu :

Page 63: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

63

Z-Score = -3,366 X + 0,657 Y

Persamaan ini kemudian kita perguankan untuk

menyusun peringakat nilai-nilai Z untuk semua perusahaan

yang diambil sebagai sampel. Setelah itu dicari “Cut-off

point” untuk memisahkan perusahaan yang bangkrut dan yang

tidak bangkrut.

Dalam hal ini Foster mempergunakan “Cut-Off point”

Z = 0,640, sehingga perusahaan yang mempunyai Z < 0,640

termasuk dalam kelompok perusahaan yang bangkrut,

sedangkan jika Z > 0,640 termasuk dalam kelompok

perusahaan yang tidak bangkrut. Studi ini dinilai berhasil

karena dari 10 perusahaan hanya terdapat 1 perusahaan yang

salah dalam pengelompokan (Husnan, 2002:685).

Rasio keuangan yang dianalisis adalah rasio-rasio

keuangan yang terdapat pada model Foster yaitu :

Transportation Expense

1. TE/TO = Operating Revenue

EBIT

2. TIE = Interest Expense

Page 64: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

64

D. Kerangka Pemikiran

Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan

mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan

usahanya. Kebangkrutan biasanya dihubungkan dengan

kesulitan keuangan. Kesehatan suatu perusahaan bisa

digambarkan dari titik sehat yang paling ekstrim sampai ke

titik yang tidak sehat yang paling ekstrim.

Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh

peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal

kebangkrutan). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan

tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak

manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Pihak

kreditur dan pihak pemegang saham bisa melakukan

persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang

buruk. Tanda-tanda kebangkrutan dalam hal ini dilihat dengan

menggunakan data-data akuntansi.

Bagi setiap perusahaan penyusunan lapporan

keuangan merupakan hal penting, laporan keuangan sendiri

merupakan hal mutlak bagi perusahaan yang go-public.

Melalui laporan keuangan dapat dilihat kinerja keuangan

perusahaan yang meliputi posisi keuangan dan hasil-hasil

yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Laporan keuangan bisa dipakai untuk memprediksi

Page 65: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

65

kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan rasio

keuangan.

Laporan keuangan adalah Ringkasan dari suatu proses

pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan,

yang dibuat oleh manajemen dengan tujuan unutk

mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya oleh para pemilik perusahaan dan juga digunakan

untuk memenuhi tujuan-tujuan lainnya yaitu sebagai laporan

kepada pihak-pihak diluar perusahaan.

Page 66: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

66

Secara sistematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan seperti bagan dibawah ini :

Laporan Keuangan Perusahaan

Z-Score Model Altman

1. Working Capital to Total Assets Ratio

2. Retained Earnings to Total Assets Ratio

3. Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio

4. Market Equity to Book Value of Total Debt Ratio

5. Sales to Total Assets Ratio

Z-Score Model Foster

1. Transportation Expense to Operating Revenue Ratio

( TE/OR Ratio )

2. Time Interest Earned Ratio

( TIE Ratio )

Analisis Uji Beda ( Uji t )

Page 67: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

67

B. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu anggapan yang masih harus

diuji kebenarannya, digunakan sebagai dasar pembuatan

keputusan atau pemecahan persoalan ataupun untuk dasar

penelitian lebih lanjut. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian ini sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2002: 64).

Penelitian ini menggunakan uji beda (uji t) untuk

mengetahui apakah ada perbedaan secara statistik tingkat

kebangkrutan antara Model Altman dan Foster pada

Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek

Indonesia.

Berdasarkan Landasan teori dan kerangka berfikir

diatas, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha : Bahwa ada perbedaan tingkat kebangkrutan antara Model

Altman dan Foster pada perusahaan Textile dan Garment go-

public di Bursa Efek Indonesia.

Ho : Bahwa tidak ada perbedaan tingkat kebangkrutan antara

Model Altman dan Foster pada perusahaan Textile dan

Garment go-public di Bursa Efek Indonesia.

Page 68: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

68

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian kali ini, yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian dalam skripsi ini adalah penggunaan laporan

keuangan perusahaan sebelum terjadi kebangkrutan untuk

mengukur tingkat kebangkrutan pada perusahaan Textile dan

Garment go-public di Bursa Efek Indonesia 2007 – 2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian

(Arikunto, 2002: 108). Dalam penelitian ini seluruh anggota

populasi menjadi subjek yang akan diteliti. Adapun populasi

yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan-

perusahaan industri textile dan garment go-public di Bursa

efek Indonesia periode tahun 2007 sampai periode 2009.

Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil

subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu ( Arikunto, 2002:117).

Kriteria tersebut adalah :

Page 69: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

69

1. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan selam 3 tahun

berturut-turut yaitu tahun 2007,2008 dan tahun 2009.

2. Laporan Keuangan harus mempunyai tahun buku yang

berakhir pada 31 Desember.

3. Perusahaan harus sudah listing pada awal periode

pengamatan dan tidak delisting sampai akhir periode

pengamatan.

Perusahaan yang bergerak pada industri textile dan

garment go-public di Bursa Efek Indonesia periode 2007

sampai 2009 hingga saat ini berjumlah 19 perusahaan, namun

menurut hasil klasifikasi tersebut ternyata hanya ada 15

perusahaan yang memenuhi kriteria.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak

lain dalam bentuk laporan bulanan antara lain JSX Monthly

(Sekarang manjadi IDX atau Indonesia Stock Exchange) yang

diperoleh dari publikasi BEI, publikasi Bank Indonesia yang

diperoleh dari website www.idx.co.id dan www.bi.go.id dan

beberapa publikasi lain.

Page 70: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

70

2. Kepustakaan :

Pengumpulan data ini juga dilengkapi dengan

membaca dan mempelajari serta menganalisa literatur-

literatur yang bersumber dari buku-buku, jurnal, artikel dan

hal lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang sangat penting

dalam penelitian, apabila dalam penelitian tersebut bermaksud

untuk mengambil kesimpulan dari masalah yang diteliti.

Untuk menganalisis data diperlukan suatu cara atau metode

analisis data. Metode analisis data digunakan untuk

menganalisis data hasil penelitian agar dapat diinterpretasikan

sehingga laporan yang dihasilkan mudah dipahami.

1. Analisis Z-score model Altman

Dengan fungsi sebagai berikut :

Z-score = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 +

0,998X5

Keterangan :

X1 = Modal kerja terhadap Total harta (working capital to

total assets)

Page 71: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

71

X2 = Laba yang ditahan terhadap total harta (retained

earnings to total assets)

X3 = Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total

harta (Earnings before interest and taxes to total assets)

X4 = Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang

(market value equity to book value of total debt)

X5 = Penjualan terhadap total harta (sales to total assets)

Dengan klasifikasi skor Z > 2,90 diklasifikasikan

sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang

mempunyai skor Z < 1,20 diklasifikasikan sebagai perusahaan

potensial bangkrut. Selanjutnya skor antara 1,20 sampai 2,90

diklasifikasikan sebagai perusahaaan pada grey area atau

daerah kelabu.

2. Analisis Z-score Model Foster

Dengan fungsi persamaan sebagai berikut :

Z-score = -3,366X + 0,657Y

Keterangan :

X = Transportation Expense to Operating Revenue Ratio

(TE/OR Ratio)

Y = Time Interest Earned Ratio (TIE Ratio)

Page 72: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

72

Dalam hal ini Foster mempergunakan “cut-off point”

Z = 0,640, sehingga perusahaan yang mempunyai Z < 0,640

termasuk dalam kelompok perusahaan yang bangkrut,

sedangkan jika Z > 0,640 termasuk dalam kelompok

perusahaan tidak bangkrut.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Endogen

Variabel Endogen (variabel dependen) adalah variabel

yang dipengaruhi oleh variabel eksogen. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel endogen atau variabel dependent

adalah Z-score model Altman yang dinotasikan dengan Y1

serta Z-score model Foster dijadikan variabel endogen atau

variabel dependent yang dinotasikan dengan Y2.

2. Variabel Eksogen

Variabel Eksogen (variabel independent) adalah

variabel yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap

variabel endogen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

eksogen atau variabel independent antara lain sebagai berikut

:

a. Modal kerja terhadap total harta (working capital to total

assets) / X1

Page 73: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

73

Indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi

adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah

indikator-indikator internal seperti ketidakcukupan kas, utang

dagang membengkak, utilisasi modal menurun, penambahan

utang yang tak terkendali dan beberapa indikator lainnya.

b. Laba ditahan terhadap total harta (retained earnings to total

assets) / X2

Rasio ini mengukur akumulasi laba selama perusahaan

beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio

tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi

memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan.

c. Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total harta

(earnings before interest and taxes to total assets) / X3

Beberapa indikator yang dapat kita gunakan dalam

mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabiliats

perusahaan diantaranya adalah piutang dagang meningkat,

penjualan menurun, terlambatnya hasil penagihan piutang,

kredibilitas perusahaan berkurang serta kesediaan memberi

kredit pada konsumen yang tak dapat membayar pada waktu

yang ditetapkan.

Page 74: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

74

d. Nilai Pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang (market

value equity to book value of total debt) / X4

Digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva

perusahaan dapat turun nilainya sebelum jumlah hutang lebih

besar daripada aktivanya dan perusahaan menjadi pailit.

Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai pasar dari modal

biasa dan saham prefer, sedangkan hutang mencakup hutang

lancar dan hutang jangka panjang.

e. Penjualan terhadap total harta (sales to total assets) / X5

Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

dalam menghadapi kondisi persaingan. Rasio tersebut

mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan

aktiva untuk mengahasilkan penjualan.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan mengenai prediksi

kebangkrutan diantaranya adalah :

1. Oleh Siti Rodiyah (Alumnus program studi Akuntansi

UMM 2004) dalam Jurnalnya yang berjudul “ Penerapan

Analisa Diskriminasi Altman Untuk Memprediksi Tingkat

Kebangkrutan ( Studi kasus pada perusahaan tekstil & produk

Page 75: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

75

tekstil yang tercatat di BEJ )”. Dimana hasil analisis

diskriminasi menunjukkan adanya empat rasio keuangan yang

merupakan indikator dominan dalam penentuan kinerja

perusahaan. Kombinasi keempat rasio tersebut, dalam fungsi

diskriminan mampu mengelompokkan perusahaan –

perusahaan tekstil dan produk tekstil kedalam satu kelompok

yaitu kelompok yang rendah (bangkrut) dan kelompok yang

tinggi (tidak bangkrut).

2. Oleh Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi (STIE

Perbanas 2005) dalam jurnalnya yang berjudul “ Analisis

Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial

Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa

Efek Jakarta”. Dimana dari hasil analisis keduabelas

persamaan regresi yang dibentuk diatas menunjukkan bahwa

rasio – rasio keuangan dapat digunakan untuk

memprediksikan financial distress suatu perusahaan.

Sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima, bahwa

rasio – rasio keuangan dapat digunakan untuk

memprediksikan financial distress suatu perusahaan.

3. Oleh Peni Sawitri (Alumnus Ekonomi, Universitas

Gunadarma 2005), dalam jurnalnya yang berjudul “ Prediksi

Tingkat Kesehatan Perusahaan Asuransi Jiwa Termasuk

Kemungkinan Kebangkrutannya Dengan Rasio – Rasio

Page 76: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

76

Keuangan”. Dimana hasil dari semua criteria rasio yang

dipilih oleh Biro Riset Info Bank masih belum dapat dijadikan

estimator atau penentu ukuran kesehatan perusahaan asuransi

jiwa, karena hanya 44.9% saja ketepatannya. Jadi masih

banyak variabel lain yang sebenarnya menjadi ukuran

kesehatan perusahaan asuransi jiwa.

4. Oleh Theresia Niken Setyorini dan Aloysia Yanti Ardiati

(Universitas Atmajaya Yogyakarta 2005), dalam junalnya

yang berjudul “ Pengaruh Potensi Kebangkrutan Perusahaan

Publik Terhadap Pergantian Auditor “. Dimana hasilnya dapat

disimpulkan bahwa potensi kebangkrutan perusahaan public

tidak mempengaruhi pergantian auditor, karena diduga adanya

beberapa faktor, yaitu pertama di Indonesia perusahaan –

perusahaan akan mempertimbangkan secara serius tentang

masalah pergantian auditor karena auditor yang selama ini

mereka gunakan telah mengetahui dan mengerti kondisi

perusahaan, kedua adanya benturan kepentingan pada auditor

dalam melaksanakan tugas audit dan memberikan jasa

konsultan. Benturan kepentingan ini dapat mengganggu

independensi auditor yang akan mempengaruhi opini audit

perusahaan di Indonesia dan merasa hal tersebut dapat

memberikan keuntungan, sehingga perusahaan enggan

melakukan pergantian auditor.

Page 77: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

77

5. Oleh Semra Karacaer dan Ayhan Kapasuzoglu ( Hacettepe

University, Department of Business Administration, Ankara

Turkey, 2008 ), dalam jurnalnya yang berjudul “ An Analysis

of the Effect of Financial Ratios on Financial Situation of

Turkish Enterprises Resulting from their Annual Operations

“. Dimana hasilnya menunjukkan bahwa rasio – rasio yang

mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan didalam

penelitian ini antara lain adanya 61 saham perusahaan –

perusahaan bluechip yang diperdagangkan di Bursa Efek

Istanbul Nasional (Istanbul Stock Exchange) pada tahun 2005

sampai dengan 2007. Dan ini pula menunjukkan tingkat

kebangkrutan sekitar berjumlah 30 rasio yang dikategorikan

dalam keadaan untung / rugi, likuidasi, operasional dan

tingkat keuntungan rasio.

G. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu

apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk mengukur

tingkat kebangkrutan antara model Altman dan Foster pada

perusahaan Textile dan Garment go-public di Bursa Efek

Indonesia tahun 2007-2009.

Penelitian ini menggunakan Independent Sample t Test

(Uji t untuk dua sampel yang berpasangan) dengan bantuan

Page 78: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

78

software SPSS. Dua sampel yang berpasangan diartikan

sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun

mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda.

Prosedur yang harus dilakukan adalah :

a. Untuk pengambilan keputusan menggunakan tingkat

signifikansi (5%)

Dasar pengambilan keputusan :

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

b. Untuk menguji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak.

Ringkasan prosedur pengujian Uji t DUA SAMPEL :

1. Uji F test (Levence test) untuk menguji kesamaan varians

dua populasi.

2. Jika varians dua populasi secara signifikan berbeda, maka

untuk membandingkan Means digunakan t – test dengan asumsi

varians tidak sama.

3. Jika varians dua populasi tersebut sama, maka secara

otomatis pada output SPSS tidak ada angka untuk t – test Equal

variance not assumed. Oleh karena itu, test dengan uji t untuk

membandingkan means langsung dilakukan dengan Equal

variance assumed. ( Singgih,2007: 198)

Page 79: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

79

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

A.1 Profil Perusahaan Textile dan Garment Go-

Public di Bursa Efek Indonesia

1. PT Apac Citra Centertex Tbk

PT Apac Citra Centertex Tbk semula bernama

PTMayadextion Industry sebagai perusahaan garment.

Perusahaan merupakan perusahaan induk dari 6 perusahaan

garment yang berdiri pada tahun 1987. Perusahaan

memasarkan produknya dengan afiliasi perusahaan di

Amerika, Eropa, Hongkong dan Jepang. Perusahaan juga

memegang lisensi untuk Lanhattan, pakaian eksekutif pria

yang diproduksi oleh PT Likespring untuk pasar modal.

2. PT Argo Pantes Tbk

PT Argo Pantes Tbk adalah pabrik gabungan textile

yang mengoperasikan pemintalan, penenunan, pencelupan,

percetakan dan textile jadi, yang didirikan pada tahun 1977.

Perusahaan berpatungan usaha dengan perusahaan Jepang

pada PT Argo Fajar Textile Industry dan PT Argo Beni

Manunggal, yang telah memproduksi rajutan dan penemuan

textile rajut sejak kwartal 1 tahun 1991.

Page 80: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

80

Sejak tahun 1977, perusahaan telah menyetujui

bantuan tekhnis dengan Kurabo Industry Ltd, Jepang. Pada

tahun 1990, perusahaan mengambil alih PT Darma

Manunggal yang juga memiliki fasilitas produksi textile. Di

tahun yang sama, International Finance Corporation di

Washington bergabung dengan perusahaan dan memberikan

fasilitas kredit.

3. PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk

PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk adalah perusahaan

manufaktur yang didirikan pada tahun 1990. Kegiatan dasar

dari perusahaan adalah memproduksi sweaters dan

memasarkannya ke pasar domestik dan international. Kantor

pusatnya berada di Sragen, Indonesia.

4. PT Eratex Djaja Tbk

PT Eratex Djaja Tbk merupakan perusahaan penghasil

textile, yang didirikan di Indonesia pada tahun 1972 sebagai

perusahaan Joint Venture Asing antara PT Private

Development Finance Ltd, Unisouh Holding Ltd, dan Eastern

Cotton Mills Ltd. Perusahaan membangun pabrik pemintalan

pertama kali pada tahun 1973, kemudian memperluas dan

mendiversifikasi usaha pada penemuan dan pembuatan

garment.

Page 81: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

81

5. PT Ever Shine Textile Industry Tbk

PT Ever Shine Textile Industry Tbk beroperasi pada

pembuatan textile sintetik gabungan yang mulai produksi

komersialnya pada tahun 1975. Perusahaan memproduksi

nylon dan textile polyster. Pada tahun 1996, perusahaan

merencanakan untuk mengambil 100% saham PT Prima

Rajuti Sukses dan PT Mingtale Niaga Jaya. Dua perusahaan

ini memproduksi bahan baku nilon dan kain polyster.

Perusahaan mengekspor 35% produknya dan 65% untuk pasar

lokal.

6. PT GT Petrochem Industries Tbk

PT GT Petrochem Industries Tbk adalah perusahaan

textile yang didirikan pada tahun 1986 sebagai gabungan

usaha antara orang Indonesia dan beberapa perusahaan

Jepang. Sejak tahun 1993 perusahaan telah mengekspor

produknya.

7. PT Indorama Syntetics Tbk

PT Indorama Syntetics Tbk adalah produsen Polyster

Indonesia yang didirikan pada tahun 1974. Pada akhir tahun

1997, perusahaan mengembangkan usahanya ke India dan

bergabung dengan dua perusahaan Jepang, Itachu dan Mitsui

dalam pemasangan fasilitas Purified Therapaltic.

Page 82: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

82

8. PT Karwell Indonesia Tbk

PT Karwell Indonesia Tbk adalah perusahaan

garment. Perusahaan memproduksi kemeja pria, blus wanita,

piyama dan pakaian anak-anak. Pada bulan Mei 1996

perusahaan mengambil alih 55% saham dari PT Kaho Indah

Citragarment.

9. PT Panasia Filament Inti Tbk

PT Panasia Filament Inti Tbk memproduksi textile.

Perusahaan didirikan pada tanggal 31 Desember 1987 dan

memulai produksi komersilnya tahun 1988. PT Panasia

Filament Inti Tbk telah terdaftar di Surabaya Stock Exchange

pada tanggal 20 Agustus 1997. Mulai 1 Juli 1998, cabang PT

Panasia Filament Inti Tbk memilki mayoritas saham 67% dari

PT Tritama Texindoraya, sebuah perusahaan yang berdomisili

di Bogor dan bergerak di bidang industry textile.Produksi

komersial PT Tritama Texindoraya dimulai tahun 1994.

Tahun 2000 dan 1999 komposisi penjualan ekspor berturut-

turut sebesar 66% dan 69% dan penjualan lokal sebesar 34%

dan 31%.

10. PT Panasia Indosyntec Tbk

PT Panasia Indosyntec Tbk didirikan pada tahun 1973

dengan nama awal PT Harapan Djaja Empat Saudara.

Perusahaan berubah nama menjadi PT Handtex Indosyntec

Page 83: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

83

pada tahun 1989 dan beberapa sahamnya telah diambil alih

oleh PT Panasia Syntethic Abadi, penghasil benang polyster

yang digunakan untuk memproduksi textile jadi untuk wanita

dan kemudian digunakan pada gabungan operasi pembuat

Textile, yaitu pemintalan, penenunan, percetakan, pencelupan

dan proses akhir.

11. PT Pan Brother Tex Tbk

PT Pan Brother Tex Tbk adalah penghasil textile dan

siap membuat garment, yang didirikan pada tahun 1980

dengan nama PT Panca Brothers Textile. Perusahaan

mengawali bisnisnya dengan membuat garment knite untuk

pasar domestik. Kemudian pada bulan Desember 1989,

perusahaan merubah namanya menjadi PT Pan Brother Tex

Tbk dalam pembuatan persetujuan untuk lisensi dari merk-

merk : Adidas, Esprit, Puma, Fila, Green Line, Nike, Arrow,

Jordoche, Levi’s, Eddie Baner, Van Hensen. Pada bulan April

1997, perusahaan bekerjasama dengan Sariwarna Group,

Keris Group dan perusahaan Argo Manunggal Group.

12. PT Ricky Putra Globalindo Tbk

PT Ricky Putra Globalindo Tbk sebelumnya bernama

PT Ricky Putra Garmindo, didirikan pada tahun 1987. Sejak

tahun 1997 namanya telah berubah menjadi PT Ricky Putra

Globalindo Tbk. Produk yang dijual dengan merk GT Man,

Page 84: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

84

Ricsony dan Ricky, sedangkan merk pakaian lainnya antara

lain Ricky Jeans, Ricky Primer, Ricky Junior, Della, Stolle,

dan Hiku. Tujuan ekspor produk adalah Jepang, Jerman,

Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Timur Tengah. Bahan

baku yang digunakan adalah serat kapas yang disediakan oleh

PT Jabatex, suatu perusahaan gabungan PT Ricky Putra

Globalindo Tbk. Anak perusahaan PT Ricky Putra Globalindo

Tbk adalah PT Ricky Jaya Sakti di Surabaya, PT Jasa Ricky

Abadi di Medan, PT Ricky Musi Wijaya di Palembang, PT

Ricly mumbul Daya di Semarang, dan PT Ricky Jaya Artha di

Bandung.

13. PT Roda Vivatex Tbk

PT Roda Vivatex Tbk beroperasi dalam industry

textile, memproduksi georgette, saten dan kain sutra.

Beroperasi pada tahun 1983 dan memproduksi kain abu-abu,

pada tahun 1984 perusahaan memproduksi kain biasa dan kain

cetak. Pada tahun 1989 perusahaan mengambil alih 100%

persediaan dari PT Chicatex Peni. Sebagian besar produksi

dari PT Roda Vivatex Tbk 80% dijual dipasar ekspor melalui

agen seperti C. Itoh & Co Ltd, Nichimen Corp, Cen In Corp

dan Teisha.

Page 85: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

85

14. PT Sunson Textile Manufacture Tbk

PT Sunson Textile Manufacture Tbk didirikan pada

tahun 1972 dengan nama PT Sandang Usaha Nasional

Indonesia Textile Industry. Namanya diganti dengan PT Indo

Suntex di tahun 1976 dan kemudian berubah menjadi PT

Sunson Textile Manufacture Tbk pada tahun 1993. Bahan

baku yang digunakan untuk proses produksi meliputi kapas,

rayon, dan serat sintetik. Kebanyakan bahan baku diimport

dari Amerika Serikat, Australia, dan China. Penjualan produk

untuk texturizing dan penenunan benang dipercayakan kepada

PT Surya Rejeki dan PT Susindo Textile Investama.

15. PT Tiffico Tbk

PT Tifico Tbk adalah produsen polyster yang didirikan

pada tahun 1973 oleh perusahaan Jepang. Teijin Limited dan

PT Tomen Corporation. Perusahaan mulai beroperasi pada

tahun 1976. Produknya saat ini adalah bahan baku serat

polyster, polyster untuk benang, benang tenun, benang tekstur

dan kancing polyster.

Page 86: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

86

Tabel A.2 : Ringkasan Profil Perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-

2009

Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2009.

B. Rasio Keuangan Altman

Nilai minimum, maximum dan mean dari masing-

masing rasio keuangan digunakan untuk memperoleh

informasi mengenai karakteristik rasio-rasio keuangan dari

kelima rasio keuangan dari kelima rasio keuangan yang

digunakan oleh Altman dan dua rasio keuangan yang

digunakan oleh Foster yang dijadikan variabel penelitian

selama tahun 2007 sampai dengan 2009.

No Kode Listing Date Listed Shares Tahun Berdiri Status Perusahaan Bidang Usaha1 MYTX 10 Oktober 1989 1,466,666,577 10 Februari 19872 ARGO 7 Januari 1991 264,705,000 12 Juli 19773 DOID 15 Juni 2001 3,395,205,930 26-Nov-904 ERTX 21 Agustus 1990 98,236,000 12 Oktober 19725 ESTI 13 Oktober 1992 2,015,208,720 11 Desember 19736 ADMG 20 Oktober 1993 3,889,179,559 25-Apr-867 INDR 3 Agustus 1990 654,351,707 3-Apr-748 KARW 20 Desember 1994 587,152,700 18 Februari 19789 PAFI 22 Juli 1997 875,357,000 31 Desember 1987

10 HDTX 6 Juni 1990 708,571,000 6-Apr-7311 PBRX 16 Agustus 1990 445,440,000 21 Agustus 198012 RICY 22 Januari 1998 641,717,510 22 Desember 198713 RDTX 14 Mei 1990 268,800,000 27-Sep-8014 SSTM 20 Agustus 1997 836,707,000 18-Nov-7215 TFCO 26 Februari 1980 930,000,000 25 Oktober 1973

Ever Shine Textile Industry Tbk

Nama Perusahaan

Argo Pantes TbkApac Citra Centertex Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

GarmentTextile

GarmentTextileTextileTextileGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

TextileTextile

Polyster

PMDNPMDNPMDNPMA

PMDNPMDNPMA Polyster

GarmentTextileTextile

Textile&GarmentGarment

PMDNPMA

PMDNPMDNPMDNPMDNPMDNPMDN

Page 87: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

87

Berdasarkan perhitungan menggunakan program

excel, diperoleh hasil seperti dalam tabel B.1 yaitu :

Tabel B.1 : Rasio Keuangan Altman Perusahaan Textile

dan Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia tahun

2007-2009

Sumber: Hasil penelitian, diolah :

Dari perhitungan tabel B.1 memperlihatkan :

a. Working Capital To Total Assets Ratio (X1)

Nilai minimal dari Working Capital To Total Assets

Ratio (X1) merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada

kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X1

terendah pada tahun 2007 adalah PT Apac Citra Centertex

Tbk yaitu : -55,49%, sedangkan tahun 2008 dan 2009 adalah

PT Argo Pantes Tbk yaitu -46,03% dan -53,91%.

Nilai maksimal dari Working Capital To Total Assets

Ratio (X1) merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut.

Perusahaan dengan rasio X1 tertinggi selama tiga tahun

VariabelMin Max Mean Min Max Mean Min Max Mean

WC/TA (%) -55.49 54.44 2.77 -46.03 49.88 6.42 -53.91 48.34 2.90RE/TA (%) -53.8 40.72 -10.06 -60.43 41.83 -12.44 -85.10 43.71 -16.83EBIT/TA (%) -6.47 18.80 -0.57 -15.36 6.52 -2.96 -8.04 10.17 1.35MVE/BTD (%) 1.58 275.69 32.25 1.87 238.89 26.36 2.15 212.27 37.10S/TA (kali) 0.44 2.13 0.86 0.48 2.35 0.93 0.38 2.43 0.93

2007 2008 2009

Page 88: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

88

berturut-turut adalah PT Pan Brothers Tex Tbk, yaitu 54,44%

pada tahun 2007, kemudian turun menjadi 49,88% pada tahun

2008, dan turun lagi menjadi 48,34% pada tahun 2009.

Mean digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu

distribusi data berdasarkan nilai rata-rata yang digunakan

dengan cara membagi nilai hasil penjumlahan sekelompok

data dengan jumlah data yang diteliti. Mean Working Capital

to Total Assets Ratio (X1) yang dimilki oleh perusahaan textile

dan garment pada tahun 2007 adalah 2,77%,tahun 2008 naik

menjadi 6,42%, dan untuk tahun 2009 turun lagi menjadi

2,90%.

b. Retained Earnings to Total Assets Ratio (X2)

Nilai minimal dari Retained Earnings to Total Assets

Ratio (X2) merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada

kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X2

terendah pada tahun 2007 adalah PT Ricky Putra Globalindo

Tbk yaitu -53,80%, pada tahun 2008 adalah PT Karwell

Indonesia Tbk yaitu -60,43% dan pada tahun 2009 adalah PT

Panasia Indosyntec Tbk yaitu -85,10%.

Nilai Maksimal dari Retained Earnings to Total Assets

Ratio (X2) merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut.

Page 89: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

89

Perusahaan dengan rasio X2 tertinggi selama tiga tahun

berturut-turut adalah PT Roda Vivatex Tbk, yaitu 40,72%

pada tahun 2007, kemudian naik menjadi 41,83% pada tahun

2008, dan naik lagi menjadi 43,71% pada tahun 2009. Rasio

X2 pada PT Roda Vivatex Tbk selama tiga tahun berturut-

turut mengalami kenaikan.

Mean Retained Earnings to Total Assets Ratio (X2)

selama tiga tahun berturut-turut yang dimiliki oleh perusahaan

textile dan garment selalu mengalami penurunan. Pada tahun

2007 yaitu sebesar -10,06%, pada tahun 2008 turun menjadi -

12,44%, dan pada tahun 2009 turun lagi menjadi -16,83%.

c. Earnings Before Interest and taxes to Total Assets Ratio

(X3)

Nilai minimal dari Earnings Before Interest and taxes

to Total Assets Ratio (X3) merupakan nilai terendah dari rasio

tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-

public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan

dengan X3 terendah pada tahun 2007 adalah PT Roda Vivatex

Tbk yaitu -6,47%, pada tahun 2008 adalah PT Eratex Djaja

Tbk yaitu -15,36% dan pada tahun 2009 adalah PT Panasia

Filament Inti Tbk yaitu -8,04%.

Page 90: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

90

Nilai maksimal dari Earnings Before Interest and

taxes to Total Assets Ratio (X3) merupakan nilai terendah dari

rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio X3 tertinggi selama

tahun 2007 dan 2008 adalah PT Pan Brother Tex Tbk yaitu

18,80% dan 6,52%, sedangkan pada tahun 2009 perusahaan

dengan rasio X3 tertinggi adalah PT GT Petrochem Industries

Tbk yaitu 10,17%.

Mean Earnings Before Interest and taxes to Total

Assets Ratio (X3). Pada tahun 2007 adalah -0,57% pada tahun

2008 mengalami penurunan menjadi -2,69%, dan pada tahun

2009 mengalami kenaikan menjadi 1,35%.

d. Market Value Equity to Book Value of Total Debt ratio (X4)

Nilai minimal dari Market Value Equity to Book Value

of Total Debt Ratio (X4) merupakan nilai terendah dari rasio

tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-

public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan

dengan X4 terendah pada tahun 2007 adalah PT GT

Petrochem Industries Tbk yaitu 1,58%, tahun 2008 adalah PT

Panasia Filament Inti Tbk yaitu 1,87%, dan tahun 2009 adalah

PT Eratex Djaja Tbk yaitu sebesar 2,15%.

Nilai maksimal dari Market Value Equity to Book

Value of Total Debt ratio (X4) merupakan nilai tertinggi dari

Page 91: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

91

rasio X4 tertinggi selama tahun 2007 samapi dengan 2009

adalah PT Vivatex Tbk yaitu sebesar 275,69% pada tahun

2007, turun menjadi 238,89% pada tahun 2008, dan turun lagi

menjadi 212,27% pada tahun 2009. Meskipun setiap tahun

mengalami penurunan tetapi PT Roda Vivatex Tbk masih

lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaannya

lainnya.

Mean Market Value Equity to Book Value of Total

Debt ratio (X4) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009

mengalami fluktuatif yaitu sebesar 32,25% pada tahun 2007,

turun menjadi 26,36% pada tahun 2008, dan mengalami

kenaikan menjadi 37,10% pada tahun 2009. X4 dari tahun

ketahun mengalami kecenderungan menurun untuk masing-

masing perusahaan.

e. Sales to Total Assets Ratio (X5)

Nilai minimal dari Sales to Total Assets Ratio (X5)

merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok

perusahaan textile dan garment go-public di Bursa Efek

Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X5 terendah

pada tahun 2007 adalah PT GT Petrochem Industries Tbk

yaitu 0,44 kali, tahun 2008 adalah PT Argo Pantes Tbk yaitu

Page 92: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

92

0,48 kali, dan tahun 2009 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia

Tbk yaitu 0,38 kali.

Nilai maksimal dari Sales to Total Assets Ratio (X5)

merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan

dengan rasio X5 tertinggi selama tahun 2007 samapi dengan

tahun 2009 adalah PT Pan Brother Tex Tbk yaitu sebesar 2,13

kali pada tahun 2007, naik menjadi 2,35 kali pada tahun 2008,

dan naik lagi menjadi 2,43 kali pada tahun 2009.

Mean Sales to Total Assets Ratio (X5) untuk tahun

2007 sebesar 0,86 kali, naik menjadi 0,93 kali pada tahun

2008, dan stagnan pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,93 kali.

Rata-rata perusahaan industry textile dan garment memiliki

penjualan yang lebih kecil daripada aktivanya, dan sebagian

besar perusahaan berada dibawah rata-rata industry terutama

pada tahun 2007 sampai dengan 2009.

Page 93: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

93

B.2 Rasio Keuangan Foster

Tabel B.2 : Rasio Keuangan Foster Perusahaan Textile

dan Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia tahun

2007-2009

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

Dari perhitungan tabel B.2 memperlihatkan:

a. Transportation Expense to Operating Revenue Ratio

(TE/OR Ratio)

Nilai minimal dari Transportation Expense to

Operating Revenue Ratio (TE/OR Ratio) merupakan nilai

terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile

dan garment go-public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-

2009. Perusahaan dengan TE/OR terendah pada tahun 2007

dan 2008 adalah PT Tifico Tbk yaitu 0,040 dan 0,032 dan

pada tahun 2009 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk yaitu

sebesar 0,031.

Nilai maksimal dari Transportation Expense to

Operating Revenue Ratio (TE/OR Ratio) merupakan nilai

tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio TE/OR

VariabelMin Max Mean Min Max Mean Min Max Mean

TE/OR (%) 0.04 0.157 0.09 0.032 0.164 0.093 0.031 0.175 0.08TIE(%) -18.084 3.882 -1.959 -7.335 20.720 2.578 -41.62 6.263 -2.348

2007 2008 2009

Page 94: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

94

tertinggi pada tahun 2007 adalah PT Eratex Djaja Tbk yaitu

0,157, tahun 2008 dan 2009 adalah PT Ricky Putra

Globalindo Tbk yaitu 0,164 dan 0,175.

Mean Transportation Expense to Operating Revenue

Ratio (TE/OR Ratio) dari tahun 2007 sampai dengan 2009

mengalami fluktuasi yaitu sebesar 0,090 pada tahun 2007,

naik menjadi 0,093 pada tahun 2008, dan mengalami

penurunan pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,081.

b. Time Interest Earned Ratio (TIE Ratio)

Nilai minimal dari Time Interest Earned Ratio (TIE

Ratio) merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada

kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan TIE

terendah pada tahun 2007 adalah PT Karwell Indonesia Tbk

yaitu -18,084, tahun 2008 adalah PT Argo Pantes Tbk yaitu -

7,335 dan pada tahun 2009 adalah PT Ricky Putra Globalindo

yaitu sebesar yaitu -41,617.

Nilai maksimal dari Time Interest Earned Ratio (TIE

Ratio) merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut.

Perusahaan dengan rasio TIE tertinggi pada tahun 2007 adalah

PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk yaitu 3,882, tahun 2008

adalah PT Ever Shine Textile Industry Tbk yaitu 20,720, dan

Page 95: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

95

pada tahun 2009 adalah PT Panasia Filament Inti Tbk yaitu

sebesar 6,263.

Mean Time Interest Earned Ratio (TIE Ratio) dari

tahun 2007 sampai dengan 2009 mengalami fluktuasi yaitu

sebesar -1,959 pada tahun 2007, naik menjadi 2,578 pada

tahun 2008, dan mengalami penurunan pada tahun 2009 yaitu

sebesar -2,348.

C. Perhitungan Working Capital to Total Assets Ratio (X1)

Tahun 2007 – 2009 (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

a. Working Capital To Total Assets Ratio (X1)

Current Assets – Current Liabilities

Working Capital to Total assets = Total Assets

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 663508 587112 653544 2154831 720969 904554 -1491323 -133857 -251010 2687344 2592556 2576148 -55.49 -5.16 -9.742 482600 403858 447671 1417648 1382362 1395984 -935048 -978504 -948313 2265174 2125970 1759150 -41.28 -46.03 -53.913 32026 30991 302833 13353 12283 540049 18673 18708 -237216 40856 40096 830457 45.70 46.66 -28.564 284645 167882 185862 147528 124619 165282 137117 43263 20580 418678 290042 298389 32.75 14.92 6.905 309761 262136 273894 207068 92703 100614 102693 169433 173280 664935 574093 543566 15.44 29.51 31.886 1573918 1698885 1654306 3978955 914651 1053877 -2405037 784234 600429 6637499 6239217 4549288 -36.23 12.57 13.207 1808884 1737929 1999412 1299610 1552703 1527002 509274 185226 472410 4837746 4530166 4937424 10.53 4.09 9.578 266549 192866 282555 418658 342686 437299 -152109 -149820 -154744 491824 412820 514999 -30.93 -36.29 -30.059 305770 277597 278621 185718 230022 204046 120052 47575 74575 780672 717711 709778 15.38 6.63 10.51

10 586158 565844 357507 498614 547493 337071 87544 18351 20436 2010353 1863039 1113478 4.35 0.99 1.8411 116399 91262 104280 39718 35256 43004 76681 56006 61276 140844 112292 126772 54.44 49.88 48.3412 178161 187604 214381 193552 193239 73459 -15391 -5635 140922 260766 263827 297377 -5.90 -2.14 47.3913 98074 122841 71684 32447 32447 32085 63680 90394 39599 301737 309646 322871 21.10 29.19 12.2614 312854 348645 379301 260265 329657 440503 52589 18988 -61202 811519 913734 923895 6.48 2.08 -6.6215 756283 763543 1087415 639033 988193 1329876 117250 -224650 -242461 2279387 2123547 2547453 5.14 -10.58 -9.52

Nama Perusahaan Current Assets

Apac Citra Centertex Tbk

(X1) Percentage (%)

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics Tbk

Tifico Tbk

Current Liabilities Working Capital Total Assets

Karwell Indonesia Tbk

Argo Pantes Tbk

Page 96: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

96

Nilai minimal dari Working Capital To Total Assets

Ratio (X1) merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada

kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X1

terendah pada tahun 2007 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk

yaitu : -55,49%, sedangkan tahun 2008 dan 2009 adalah PT

Argo Pantes Tbk yaitu -46,03% dan -53,91%.

Nilai maksimal dari Working Capital To Total Assets

Ratio (X1) merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut.

Perusahaan dengan rasio X1 tertinggi selama tiga tahun

berturut-turut adalah PT Pan Brothers Tex Tbk, yaitu 54,44%

pada tahun 2007, kemudian turun menjadi 49,88% pada tahun

2008, dan turun lagi menjadi 48,34% pada tahun 2009.

Page 97: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

97

C.1 Perhitungan Retained Earnings to Total Assets Ratio

(X2) Tahun 2007 – 2009 (Dalam Jutaan Rupiah)

S

u

m

s

u

m

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

b. Retained Earnings to Total Assets Ratio (X2)

Retained Earnings

Retained Earnings to Total Assets Ratio (X2) = Total Assets

Nilai minimal dari Retained Earnings to Total Assets

Ratio (X2) merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada

kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X2

terendah pada tahun 2007 adalah PT Ricky Putra Globalindo

Tbk yaitu -53,80%, pada tahun 2008 adalah PT Karwell

Indonesia Tbk yaitu -60,43% dan pada tahun 2009 adalah PT

Panasia Indosyntec Tbk yaitu -85,10%.

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 -679761 -790516 -882460 2687344 2592556 2576148 -25.29 -30.49 -34.262 -1015014 -1001346 -1237694 2265174 2125970 1759150 -44.81 -47.10 -70.363 3541 3717 5846 40856 40096 830457 8.67 9.27 0.704 22093 -25945 -51139 418678 290042 298389 5.28 -8.95 17.145 145850 114166 101368 664935 574093 543566 21.93 19.89 18.656 -2345618 -1547303 -1089119 6637499 6239217 4549288 -35.34 -24.80 -23.947 583561 587753 686542 4837746 4530166 4937424 12.06 12.97 13.908 -225324 -249459 -253490 491824 412820 514999 -45.81 -60.43 -49.229 -152632 -195118 -254509 780672 717711 709778 -19.55 -27.19 -35.86

10 -901682 -930958 -947525 2010353 1863039 1113478 -44.85 -49.97 -85.1011 31326 28588 38021 140844 112292 126772 22.24 25.46 29.9912 -140287 -136675 -109366 260766 263827 297377 -53.80 -51.80 -36.7813 122859 129539 141125 301737 309646 322871 40.72 41.83 43.7114 42499 51117 2563 811519 913734 923895 5.24 5.59 0.2815 54964 -20517 -180533 2279387 2123547 2547453 2.41 -0.97 -7.09

Nama Perusahaan Retained Earnings Total Assets X2 Percentage (%)

Ever Shine Textile Industry Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Page 98: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

98

Nilai Maksimal dari Retained Earnings to Total Assets

Ratio (X2) merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut.

Perusahaan dengan rasio X2 tertinggi selama tiga tahun

berturut-turut adalah PT Roda Vivatex Tbk, yaitu 40,72%

pada tahun 2007, kemudian naik menjadi 41,83% pada tahun

2008, dan naik lagi menjadi 43,71% pada tahun 2009. Rasio

X2 pada PT Roda Vivatex Tbk selama tiga tahun berturut-

turut mengalami kenaikan.

Page 99: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

99

C.2 Perhitungan Earnings Before Interest and Taxes to

Total Assets Ratio (X3) Tahun 2007 – 2009 (Dalam Jutaan

Rupiah)

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

c. Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio

(X3) EBIT

EBIT to Total Assets = Total Assets

Nilai minimal dari Earnings Before Interest and taxes

to Total Assets Ratio (X3) merupakan nilai terendah dari rasio

tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-

public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan

dengan X3 terendah pada tahun 2007 adalah PT Roda Vivatex

Tbk yaitu -6,47%, pada tahun 2008 adalah PT Eratex Djaja

Tbk yaitu -15,36% dan pada tahun 2009 adalah PT Panasia

Filament Inti Tbk yaitu -8,04%.

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 12589 -62379 -14044 2687344 2592556 2576148 0.47 -2.41 -0.552 -10946 -80098 -93980 2265174 2125970 1759150 -0.48 -3.77 -5.343 -854 -780 9241 40856 40096 830457 -2.09 -1.95 1.114 -14022 -44556 9705 418678 290042 298389 -3.35 -15.36 3.255 -6862 -39472 -7082 664935 574093 543566 -1.03 -6.88 -1.306 -66430 4335 462658 6637499 6239217 4549288 -1.00 0.07 10.177 146946 101325 111240 4837746 4530166 4937424 3.04 2.24 2.258 -12207 -11541 30322 491824 412820 514999 -2.48 -2.80 5.899 -41795 -76087 -57098 780672 717711 709778 -5.35 -10.60 -8.04

10 -74141 -131411 -46902 2010353 1863039 1113478 -3.69 -7.05 -4.2111 26484 7326 8599 140844 112292 126772 18.80 6.52 6.7812 -15585 558 26177 260766 263827 297377 -5.98 0.21 8.8013 -19534 3272 12587 301737 309646 322871 -6.47 1.06 3.9014 20841 10363 -12766 811519 913734 923895 2.57 1.13 -1.3815 -32508 -16886 -28625 2279387 2123547 2547453 -1.43 -0.80 -1.12

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry Tbk

Nama Perusahaan EBIT Total Assets X3 Percentage (%)

Page 100: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

100

Nilai maksimal dari Earnings Before Interest and

taxes to Total Assets Ratio (X3) merupakan nilai terendah dari

rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio X3 tertinggi selama

tahun 2007 dan 2008 adalah PT Pan Brother Tex Tbk yaitu

18,80% dan 6,52%, sedangkan pada tahun 2009 perusahaan

dengan rasio X3 tertinggi adalah PT GT Petrochem Industries

Tbk yaitu 10,17%.

C.3 Perhitungan Market Value Equity to Book Value of

Total Debt Ratio (X4) Tahun 2007 – 2009 (Dalam Jutaan

Rupiah)

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

d. Market Value Equity to Book Value of Total Debt Ratio(X4)

Market Value Equity

MVE to BVTD = Book Value of Total Debt

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 110 175 130 534667 534667 767667 58813 93567 99797 2816389 1915103 2048469 2.90 4.89 4.872 700 1300 1325 132353 132353 132353 92647 172059 175368 2277498 2124752 1983059 4.07 8.10 8.843 90 120 120 20577 20577 277790 1852 2469 33335 14805 13884 546606 12.51 17.78 6.104 200 210 130 49118 49118 49118 9824 10315 6385 339660 262717 297078 2.89 3.93 2.155 300 125 80 201521 201521 201521 60456 25190 16122 276107 214371 198378 21.90 11.75 8.136 110 375 345 1120000 1120000 1944590 123200 420000 670884 7798613 6601155 3079865 1.58 6.36 21.787 450 525 625 327176 327176 327176 147229 171767 204485 2820089 2581733 2743174 5.22 6.65 7.458 350 410 410 293576 293576 293576 102752 120366 120366 422433 369948 475660 24.32 32.54 25.319 100 95 100 125000 125000 187536 12500 11875 18754 654383 633908 606634 1.91 1.87 3.09

10 200 275 500 266000 266000 354286 53200 73150 177143 1708635 1592882 837849 3.11 4.59 21.1411 2000 385 405 38400 38400 38400 76800 14784 15552 66895 38171 46019 114.81 38.73 33.7912 40 110 355 144000 144000 320859 5760 15840 113905 246508 246419 78120 2.34 6.43 145.8113 1000 900 825 134400 134400 134400 134400 120960 110880 48751 50634 52236 275.69 238.89 212.2714 90 140 150 209177 209177 209177 18826 29285 313766 530594 574359 633075 3.55 5.10 49.5615 240 230 255 465000 465000 465000 111600 106950 118575 1425160 1385908 1888334 7.83 7.72 6.28

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

(X4) Percentage (%)

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia Tbk

Nama Perusahaan Close Price Total Listed Shares Market Capitalization Liabilities

Page 101: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

101

Nilai minimal dari Market Value Equity to Book Value

of Total Debt Ratio (X4) merupakan nilai terendah dari rasio

tersebut pada kelompok perusahaan textile dan garment go-

public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan

dengan X4 terendah pada tahun 2007 adalah PT GT

Petrochem Industries Tbk yaitu 1,58%, tahun 2008 adalah PT

Panasia Filament Inti Tbk yaitu 1,87%, dan tahun 2009 adalah

PT Eratex Djaja Tbk yaitu sebesar 2,15%.

Nilai maksimal dari Market Value Equity to Book

Value of Total Debt ratio (X4) merupakan nilai tertinggi dari

rasio X4 tertinggi selama tahun 2007 samapi dengan 2009

adalah PT Vivatex Tbk yaitu sebesar 275,69% pada tahun

2007, turun menjadi 238,89% pada tahun 2008, dan turun lagi

menjadi 212,27% pada tahun 2009. Meskipun setiap tahun

mengalami penurunan tetapi PT Roda Vivatex Tbk masih

lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaannya

lainnya.

Page 102: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

102

C.4 Perhitungan Sales to Total Assets Ratio (X5) Tahun

2007 – 2009 (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

e. Sales to Total Assets Ratio (X5)

Sales

Total Assets Turnover = Total Assets

Nilai minimal dari Sales to Total Assets Ratio (X5)

merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada kelompok

perusahaan textile dan garment go-public di Bursa Efek

Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan X5 terendah

pada tahun 2007 adalah PT GT Petrochem Industries Tbk

yaitu 0,44 kali, tahun 2008 adalah PT Argo Pantes Tbk yaitu

0,48 kali, dan tahun 2009 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia

Tbk yaitu 0,38 kali.

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 1955031 1912468 2165991 2687344 2592556 2576148 0.73 0.74 0.842 1033464 1028794 982371 2265174 2125970 1759150 0.46 0.48 0.563 71816 81189 311638 40856 40096 830457 1.76 2.02 0.384 363804 391008 426083 418678 290042 298389 0.87 1.35 1.435 417869 376682 487609 664935 574093 543566 0.63 0.66 0.906 2935694 3059049 4481624 6637499 6239217 4549288 0.44 0.49 0.997 2834824 3008769 3936841 4837746 4530166 4937424 0.59 0.66 0.808 540637 525007 583340 491824 412820 514999 1.10 1.27 1.139 559865 371625 403333 780672 717711 709778 0.72 0.52 0.57

10 1164127 978309 1073768 2010353 1863039 1113478 0.58 0.53 0.9611 300118 264225 307709 140844 112292 126772 2.13 2.35 2.4312 234902 207634 222256 260766 263827 297377 0.90 0.79 0.7513 196859 178589 178585 301737 309646 322871 0.65 0.58 0.5514 507144 526184 548070 811519 913734 923895 0.62 0.58 0.5915 1570829 1946954 2590237 2279387 2123547 2547453 0.69 0.92 1.02

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

X5 Percentage (%)

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia Tbk

Nama Perusahaan Sales Total Assets

Page 103: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

103

Nilai maksimal dari Sales to Total Assets Ratio (X5)

merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan

dengan rasio X5 tertinggi selama tahun 2007 sampai dengan

tahun 2009 adalah PT Pan Brother Tex Tbk yaitu sebesar 2,13

kali pada tahun 2007, naik menjadi 2,35 kali pada tahun 2008,

dan naik lagi menjadi 2,43 kali pada tahun 2009.

D. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-

2009 Model Altman

Berdasarkan perhitungan analisis prediksi

kebangkrutan Z-Score Altman diperoleh hasil seperti dalam

tabel D sebagai berikut:

Sumber : Hasil Penelitian,diolah

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 -55.49 -5.16 -9.74 -25.29 -30.49 -34.26 0.47 -2.41 -0.55 2.90 4.89 4.87 0.73 0.74 0.84 0.140 0.389 0.4822 -41.28 -46.03 -53.91 -44.81 -47.10 -70.36 -0.48 -3.77 -5.34 4.07 8.10 8.84 0.46 0.48 0.56 -0.214 -0.333 -0.5523 45.70 46.66 -28.56 8.67 9.27 0.70 -2.09 -1.95 1.11 12.51 17.78 6.10 1.76 2.02 0.38 2.145 2.443 0.2414 32.75 14.92 6.90 5.28 -8.95 17.14 -3.35 -15.36 3.25 2.89 3.93 2.15 0.87 1.35 1.43 1.056 0.918 1.4415 15.44 29.51 31.88 21.93 19.89 18.65 -1.03 -6.88 -1.30 21.90 11.75 8.13 0.63 0.66 0.90 0.985 0.874 1.2796 -36.23 12.57 13.20 -35.34 -24.80 -23.94 -1.00 0.07 10.17 1.58 6.36 21.78 0.44 0.49 0.99 -0.144 0.398 1.2877 10.53 4.09 9.57 12.06 12.97 13.90 3.04 2.24 2.25 5.22 6.65 7.45 0.59 0.66 0.80 0.883 0.895 1.0868 -30.93 -36.29 -30.05 -45.81 -60.43 -49.22 -2.48 -2.80 5.89 24.32 32.54 25.31 1.10 1.27 1.13 0.513 0.545 0.7859 15.38 6.63 10.51 -19.55 -27.19 -35.86 -5.35 -10.60 -8.04 1.91 1.87 3.09 0.72 0.52 0.57 0.505 0.015 0.104

10 4.35 0.99 1.84 -44.85 -49.97 -85.10 -3.69 -7.05 -4.21 3.11 4.59 21.14 0.58 0.53 0.96 0.129 -0.087 0.20811 54.44 49.88 48.34 22.24 25.46 29.99 18.80 6.52 6.78 114.81 38.73 33.79 2.13 2.35 2.43 3.771 3.284 3.37812 -5.90 -2.14 47.39 -53.80 -51.80 -36.78 -5.98 0.21 8.80 2.34 6.43 145.81 0.90 0.79 0.75 0.224 0.368 1.6613 21.10 29.19 12.26 40.72 41.83 43.71 -6.47 1.06 3.90 275.69 238.89 212.27 0.65 0.58 0.55 2.102 2.179 2.02014 6.48 2.08 -6.62 5.24 5.59 0.28 2.57 1.13 -1.38 3.55 5.10 49.56 0.62 0.58 0.59 0.804 0.698 1.12915 5.14 -10.58 -9.52 2.41 -0.97 -7.09 -1.43 -0.80 -1.12 7.83 7.72 6.28 0.69 0.92 1.02 0.734 0.842 0.881

Z - Score

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry Tbk

X2 (0.847) X3 (3.107) X4 (0.420) X5 (0.998)Nama Perusahaan X1 (0.717)

Page 104: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

104

Berdasarkan tabel D tersebut, dapat dilihat ada 80%

atau 12 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score

Altman terklarifikasi “tidak aman” pada tahun 2007 dan 2008.

Artinya model prediksi memberi sinyal bahwa keduabelas

perusahaan tersebut termasuk dalam kategori “bangkrut”.

Perusahaan-perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun

2007 dan 2009 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo

Pantes Tbk, PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile

Industry Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Indorama

Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia

Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk,PT Ricky Putra

Globalindo, PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT

Tifico Tbk.

Pada tahun 2009 ada penurunan jumlah perusahaan

yang masuk dalam kategori perusahaan “bangkrut”, yaitu

berjumlah 60% atau 9 perusahaan. Perusahaan-perusahaan

yang diprediksi bangkrut pada tahun 2009 adalah PT Apac

Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Daeyu Orchid

Indonesia Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT Karwell

Indonesia Tbk, PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Panasia

Indosyntec Tbk, PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT

Tifico Tbk.

Page 105: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

105

E. Dibawah ini merupakan perusahaan – perusahaan yang dikategorikan Bangkrut, Rawan Bangkrut dan Tidak Bangkrut pada Tahun 2007 – 2009 Model Altman

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

Tabel E menunjukkan daftar perusahaan yang

diprediksi dalam tiga kategori yaitu bangkrut, rawan bangkrut

dan tidak bangkrut.

a. Kategori Perusahaan Bangkrut

Berdasarkan tabel E tersebut, dapat dilihat ada 80%

atau 12 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score

Altman terklarifikasi “tidak aman” pada tahun 2007 dan 2008.

Artinya model prediksi memberi sinyal bahwa keduabelas

perusahaan tersebut termasuk dalam kategori “bangkrut”.

Perusahaan-perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun

2007 dan 2009 adalah PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo

Pantes Tbk, PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile

Industry Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Indorama

No Nama PerusahaanNilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi

1 0.140 Bangkrut 0.389 Bangkrut 0.482 Bangkrut2 -0.214 Bangkrut -0.333 Bangkrut -0.552 Bangkrut3 2.145 Rawan Bangkrut 2.443 Rawan Bangkrut 0.241 Bangkrut4 1.056 Bangkrut 0.918 Bangkrut 1.441 Rawan Bangkrut5 0.985 Bangkrut 0.874 Bangkrut 1.279 Rawan Bangkrut6 -0.144 Bangkrut 0.398 Bangkrut 1.287 Rawan Bangkrut7 0.883 Bangkrut 0.895 Bangkrut 1.086 Bangkrut8 0.513 Bangkrut 0.545 Bangkrut 0.785 Bangkrut9 0.505 Bangkrut 0.015 Bangkrut 0.104 Bangkrut

10 0.129 Bangkrut -0.087 Bangkrut 0.208 Bangkrut11 3.771 Tidak Bangkrut 3.284 Tidak Bangkrut 3.378 Tidak Bangkrut12 0.224 Bangkrut 0.368 Bangkrut 1.663 Rawan Bangkrut13 2.102 Rawan Bangkrut 2.179 Rawan Bangkrut 2.02 Rawan Bangkrut14 0.804 Bangkrut 0.698 Bangkrut 1.129 Bangkrut15 0.734 Bangkrut 0.842 Bangkrut 0.881 Bangkrut

2008 2009

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

2007

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Page 106: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

106

Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia

Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk,PT Ricky Putra

Globalindo, PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT

Tifico Tbk.

Pada tahun 2009 ada penurunan jumlah perusahaan

yang masuk dalam kategori perusahaan “bangkrut”, yaitu

berjumlah 60% atau 9 perusahaan. Perusahaan-perusahaan

yang diprediksi bangkrut pada tahun 2009 adalah PT Apac

Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Daeyu Orchid

Indonesia Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT Karwell

Indonesia Tbk, PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Panasia

Indosyntec Tbk, PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT

Tifico Tbk.

Hasil perhitungan Z-score untuk kelompok perusahaan

yang bangkrut tahun 2007 diperoleh skor terendah -0,214

yaitu PT Argo Pantes Tbk, dan skor tertinggi 1,056 yaitu PT

Eratex Djaja Tbk. Perhitungan Z-Score untuk kelompok

perusahaan yang bangkrut tahun 2008 diperoleh skor

teremdah -0,333 yaitu PT Argo Pantes Tbk, dan skor tertinggi

0,918 yaitu PT Eratex Djaja Tbk. Dan perhitungan Z-score

untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2009

diperoleh skor terendah -0,552 yaitu PT Argo Pantes Tbk, dan

Page 107: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

107

skor tertinggi 1,129 yaitu PT Sunson Textile Manufacture

Tbk.

b. Kategori Perusahaan Rawan Bangkrut

Berdasarkan tabel D.1 tersebut, dapat dilihat ada

13,33% atau 2 perusahaan yang menurut model prediksi Z-

Score Altman terklarifikasi “rawan bangkrut” pada tahun

2007 dan 2008. Ini berarti bila perusahaan dapat memperbaiki

diri maka perusahaan bisa menjadi perusahaan sehat, namun

bila perusahaan tidak segera memperbaiki diri maka

perusahaan akan masuk pada perusahaan bangkrut.

Perusahaan yang diprediksi masuk kategori “rawan bangkrut”

pada tahun 2007 dan 2008 adalah PT Daeyu Orchid

Indonesia Tbk dan PT Roda Vivatex Tbk. Sedangkan pada

tahun 2009 perusahaan yang diprediksi masuk kategori

“rawan bangkrut” naik menjadi 33,33% atau 5 perusahaan

yaitu PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile Industry

Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Ricky Putra

Globalindo Tbk, dan PT Roda Vivatex Tbk.

Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok

perusahaan yang masuk kategori rawan bangkrut tahun 2007

diperoleh skor terendah 2,102 yaitu PT Roda Vivatex Tbk dan

skor tertinggi 2,145 yaitu PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk.

Page 108: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

108

Perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan yang masuk

kategori rawan bangkrut tahun 2008 diperoleh skor terendah

2,179 yaitu PT Roda Vivatex Tbk dan skor tertinggi 2,443

yaitu PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk. Dan perhitungan Z-

Score untuk kelompok perusahaan yang masuk kategori

rawan bangkrut tahun 2009 diperoleh skor terendah 1,279

yaitu PT Ever Shine Textile Industry Tbk, dan skor tertinggi

2,020 yaitu PT Roda Vivatex Tbk.

c. Kategori Perusahaan Tidak Bangkrut

Berdasarkan tabel D.1 tersebut, dapat dilihat hanya

ada satu perusahaan atau 6,67% yang menurut model prediksi

Z-Score Altman terklarifikasi dalam perusahaan “tidak

bangkrut” pada tahun 2007 sampai tahun 2009. Ini berarti

hanya ada satu perusahaan yang benar-benar dalam kondisi

sehat, namun sebaiknya perusahaan jangan sampai lengah dan

mampu mempertahankan kondisi keuangannya agar

perusahaan tidak masuk dalam kategori perusahaan rawan

bangkrut maupun perusahaan bangkrut.

Perusahaan yang diprediksi masuk kategori “tidak

bangkrut” pada tahun 2007 sampai tahun 2009 adalah PT Pan

Brother Tex Tbk dengan nilai Z-Score sebesar 3,771 pada

tahun 2007, turun menjadi 3,284 pada tahun 2008, dan naik

Page 109: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

109

lagi menjadi 3,378 pada tahun 2009. Meskipun perusahaan

mengalami penurunan, tetapi masih berada dalam kondisi

yang aman dari kecenderungan kebangkrutan.

F. Perhitungan Transportation Expense to Operation

Revenue Ratio (X) Tahun 2007 – 2009 (Dalam Jutaan

Rupiah)

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

Transportation Expense to Operation Revenue Ratio (X)

Transportation Expense

TE/TO = Operating Revenue

Nilai minimal dari Transportation Expense to

Operating Revenue Ratio (TE/OR Ratio) merupakan nilai

terendah dari rasio tersebut pada kelompok perusahaan textile

dan garment go-public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 161499 164732 179193 1955031 1912468 2165991 0.083 0.086 0.0832 68142 72001 58358 1033464 1028794 982371 0.066 0.070 0.0593 9392 6628 9554 71816 81189 311638 0.131 0.082 0.0314 57163 60703 47283 363804 391008 426083 0.157 0.155 0.1115 27294 25158 30969 417869 376682 487609 0.065 0.067 0.0646 137385 192505 142322 2935694 3059049 4481624 0.047 0.063 0.0327 237067 244696 271845 2834824 3008769 3936841 0.084 0.081 0.0698 47380 57263 48582 540637 525007 583340 0.088 0.109 0.0839 54011 39113 53950 559865 371625 403333 0.096 0.105 0.134

10 100037 74595 73511 1164127 978309 1073768 0.086 0.076 0.06811 32886 31394 35562 300118 264225 307709 0.110 0.119 0.11612 34273 34122 38826 234902 207634 222256 0.146 0.164 0.17513 19693 18477 17562 196859 178585 178585 0.100 0.103 0.1014 29321 39991 34114 507144 526184 548070 0.058 0.076 0.06215 62392 62203 83976 1570829 1946954 2590237 0.040 0.032 0.032

Karwell Indonesia TbkPanasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Indorama Synthetics Tbk

Nama Perusahaan Transportation Expense Operating Revenue TE/OR (X)

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Page 110: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

110

2009. Perusahaan dengan TE/OR terendah pada tahun 2007

dan 2008 adalah PT Tifico Tbk yaitu 0,040 dan 0,032 dan

pada tahun 2009 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk yaitu

sebesar 0,031.

Nilai maksimal dari Transportation Expense to

Operating Revenue Ratio (TE/OR Ratio) merupakan nilai

tertinggi dari rasio tersebut. Perusahaan dengan rasio TE/OR

tertinggi pada tahun 2007 adalah PT Eratex Djaja Tbk yaitu

0,157, tahun 2008 dan 2009 adalah PT Ricky Putra

Globalindo Tbk yaitu 0,164 dan 0,175.

Page 111: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

111

F.1 Perhitungan Time Interest Earned Ratio (Y) Tahun

2007 – 2009 (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

Time Interest Earned Ratio (Y)

EBIT

TIE = Interest Expense

Nilai minimal dari Time Interest Earned Ratio (TIE

Ratio) merupakan nilai terendah dari rasio tersebut pada

kelompok perusahaan textile dan garment go-public di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2009. Perusahaan dengan TIE

terendah pada tahun 2007 adalah PT Karwell Indonesia Tbk

yaitu -18,084, tahun 2008 adalah PT Argo Pantes Tbk yaitu -

7,335 dan pada tahun 2009 adalah PT Ricky Putra Globalindo

yaitu sebesar yaitu -41,617.

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 12589 -62379 -14044 -172446 -227795 -158028 -0.073 0.274 0.0892 -10946 -80098 -93980 239542 10920 -250025 -0.046 -7.335 0.3763 -854 -780 9241 -220 -606 -8135 3.882 1.287 -1.1364 -14022 -44556 9705 21209 -12020 -36958 -0.661 3.707 -0.2635 -6862 -39472 -7082 8406 -1905 -11760 -0.816 20.720 0.6026 -66430 4335 462658 920660 257570 -309849 -0.072 0.017 -1.4937 146946 101325 111240 -89435 -41725 -46828 -1.643 -2.428 -2.3768 -12207 -11541 30322 675 -18078 -28624 -18.084 0.638 -1.0599 -41795 -76087 -57098 74960 22109 -9117 -0.558 -3.441 6.263

10 -74141 -131411 -46902 154616 63019 35236 -0.480 -2.085 -1.33111 26484 7326 8599 -3815 1059 3274 -6.942 6.918 2.62612 -15585 558 26177 16289 3274 -629 -0.957 0.170 -41.61713 -19534 3272 12587 3391 5156 3485 -5.761 0.635 3.6114 20841 10363 -12766 19297 536 -53729 1.080 19.334 0.23815 -32508 -16886 -28625 -18609 -66481 -112400 1.747 0.254 0.255

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Pan Brothers Tex Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

TIE (Y)Nama Perusahaan EBIT Interest Expense

Page 112: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

112

Nilai maksimal dari Time Interest Earned Ratio (TIE

Ratio) merupakan nilai tertinggi dari rasio tersebut.

Perusahaan dengan rasio TIE tertinggi pada tahun 2007 adalah

PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk yaitu 3,882, tahun 2008

adalah PT Ever Shine Textile Industry Tbk yaitu 20,720, dan

pada tahun 2009 adalah PT Panasia Filament Inti Tbk yaitu

sebesar 6,263.

G. Perhitungan Z-Score Model Foster

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok

perusahaan yang bangkrut tahun 2007 diperoleh skor terendah

-12,176 yaitu PT Karwell Indonesia Tbk, dan skor tertinggi

0,515 yaitu PT Sunson Textile Manufacture Tbk. Perhitungan

Z-Score untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun

2008 diperoleh skor terendah -5,055 yaitu PT Argo Pantes

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 -0.278 -0.290 -0.278 -0.048 0.180 0.058 -0.326 -0.110 -0.2202 -0.222 -0.236 -0.200 -0.030 -4.819 0.247 -0.252 -5.055 0.0473 -0.440 -0.275 -0.103 2.550 0.846 -0.746 2.110 0.571 -0.8504 -0.529 -0.523 -0.374 -0.434 2.435 -0.173 -0.963 1.913 -0.5465 -0.220 -0.225 -0.214 -0.536 13.613 0.396 -0.756 13.388 0.1826 -0.158 -0.212 -0.107 -0.047 0.011 -0.981 -0.205 -0.201 -1.0887 -0.281 -0.274 -0.232 -1.079 -1.595 -1.561 -1.361 -1.869 -1.7938 -0.295 -0.367 -0.280 -11.881 0.419 -0.696 -12.176 0.052 -0.9769 -0.325 -0.354 -0.450 -0.366 -2.261 4.115 -0.691 -2.615 3.664

10 -0.289 -0.257 -0.230 -0.315 -1.370 -0.875 -0.604 -1.627 -1.10511 -0.369 -0.400 -0.389 -4.561 4.545 1.726 -4.930 4.145 1.33712 -0.491 -0.553 -0.588 -0.629 0.112 -27.342 -1.120 -0.441 -27.93013 -0.337 -0.348 -0.331 -3.785 0.417 2.373 -4.121 0.069 2.04214 -0.195 -0.256 -0.210 0.710 12.702 0.156 0.515 12.447 -0.05315 -0.134 -0.108 -0.109 1.148 0.167 0.167 1.014 0.059 0.058

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry Tbk

Nama Perusahaan X (-3.366) Y (0.657) Z - Score

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Page 113: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

113

Tbk, dan skor tertinggi 0,571 yaitu PT Daeyu Orchid

Indonesia Tbk. Dan perhitungan Z-Score untuk kelompok

perusahaan yang bangkrut tahun 2009 diperoleh skor terendah

-27,930 yaitu PT Ricky Putra Globalindo Tbk dan skor

tertinggi 0,182 yaitu PT Ever Shine Textile Industry Tbk.

Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok

perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2007 diperoleh skor

terendah 1,014 yaitu PT Tifico Tbk, dan skor tertinggi 2,110

yaitu PT Daeyu Orchid Indonesi Tbk. Perhitungan Z-Score

untuk kelompok perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2008

diperoleh skor terendah 1,913 yaitu PT Eratex Djaja Tbk, dan

skor tertinggi 13,388 yaitu PT Ever Shine Textile Industry

Tbk. Dan perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan

yang tidak bangkrut tahun 2009 diperoleh skor terendah 1,337

yaitu PT. Pan Brother Tex Tbk, dan skor tertinggi 3,664 yaitu

PT Panasia Filament Inti Tbk.

Page 114: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

114

H. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-

2009 Model Foster

Berdasarkan perhitungan analisis prediksi

kebangkrutan Z-Score Foster diperoleh hasil seperti dalam

tabel H sebagai berikut:

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

Tabel H menunjukkan daftar perusahaan yang

diprediksi dalam dua kategori yaitu bangkrut dan tidak

bangkrut.

a. Kategori Perusahaan Bangkrut

Berdasarkan tabel H tersebut, dapat dilihat ada 86,67%

atau 13 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score

Foster terklasifikasi “tidak aman” pada tahun 2007. Artinya

No Nama PerusahaanNilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi

1 -0.326 Bangkrut -0.110 Bangkrut -0.220 Bangkrut2 -0.252 Bangkrut -5.055 Bangkrut 0.047 Bangkrut3 2.110 Tidak Bangkrut 0.571 Bangkrut -0.850 Bangkrut4 -0.963 Bangkrut 1.913 Tidak Bangkrut -0.546 Bangkrut5 -0.756 Bangkrut 13.388 Tidak Bangkrut 0.182 Bangkrut6 -0.205 Bangkrut -0.201 Bangkrut -1.088 Bangkrut7 -1.361 Bangkrut -1.869 Bangkrut -1.793 Bangkrut8 -12.176 Bangkrut 0.052 Bangkrut -0.976 Bangkrut9 -0.691 Bangkrut -2.615 Bangkrut 3.664 Tidak Bangkrut

10 -0.604 Bangkrut -1.627 Bangkrut -1.105 Bangkrut11 -4.930 Bangkrut 4.145 Tidak Bangkrut 1.337 Tidak Bangkrut12 -1.12 Bangkrut -0.441 Bangkrut -27.930 Bangkrut13 -4.121 Bangkrut 0.069 Bangkrut 2.042 Tidak Bangkrut14 0.515 Bangkrut 12.447 Tidak Bangkrut -0.053 Bangkrut15 1.014 Tidak Bangkrut 0.059 Bangkrut 0.058 Bangkrut

Karwell Indonesia Tbk

2007 2008 2009

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics Tbk

Tifico Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture Tbk

Page 115: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

115

model prediksi memberi sinyal bahwa ketigabelas perusahaan

tersebut termasuk dalam kategori “bangkrut”. Perusahaan-

perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun 2007 adalah

PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Eratex

Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile Industry Tbk, PT GT

Petrochem Industries Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT

Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia Filament Inti Tbk, PT

Panasia Indosyntec Tbk, PT Pan Brother Tex Tbk, PT Ricky

Putra Globalindo Tbk, PT Roda Vivatex Tbk dan PT Sunson

Textile Manufacture Tbk.

Pada tahun 2007 ada penurunan jumlah perusahaan

yang masuk dalam kategori perusahaan bangkrut, yaitu ada

73,33% atau 11 perusahaan yang menurut model prediksi Z-

Score Foster terklasifikasi “tidak aman”. Perusahaan-

perusahaan yang diprediksi bangkrut pada tahun 2007 adalah

PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Daeyu

Orchid Indonesia Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia

Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk, PT Ricky

Putra Globalindo Tbk, PT Roda Vivatex Tbk dan PT Tifico

Tbk.

Dan pada tahun 2008 ada kenaikan jumlah perusahaan

yang masuk dalam kategori perusahaan bangkrut, yaitu

berjumlah 80% atau 12 perusahaan. Perusahaan-perusahaan

Page 116: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

116

yang diprediksi bangkrut pada tahun 2008 adalah PT Apac

Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Daeyu Orchid

Indonesia Tbk, PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile

Industry Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Indorama

Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia

Indosyntec Tbk, PT Ricky Putra Globalindo Tbk, PT Sunson

Textile Manufacture Tbk, dan PT Tifico Tbk.

Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok

perusahaan yang bangkrut tahun 2007 diperoleh skor terendah

-12,176 yaitu PT Karwell Indonesia Tbk, dan skor tertinggi

0,515 yaitu PT Sunson Textile Manufacture Tbk. Perhitungan

Z-Score untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun

2008 diperoleh skor terendah -5,055 yaitu PT Argo Pantes

Tbk, dan skor tertinggi 0,571 yaitu PT Daeyu Orchid

Indonesia Tbk. Dan perhitungan Z-Score untuk kelompok

perusahaan yang bangkrut tahun 2009 diperoleh skor terendah

-27,930 yaitu PT Ricky Putra Globalindo Tbk dan skor

tertinggi 0,182 yaitu PT Ever Shine Textile Industry Tbk.

b. Kategori Perusahaan Tidak Bangkrut

Berdasarkan tabel H tersebut, dapat dilihat ada 13,33%

atau 2 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score

Foster terklasifikasi dalam perusahaan “tidak bangkrut” pada

Page 117: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

117

tahun 2007. Perusahaan yang diprediksi masuk kategori

perusahaan “tidak bangkrut” pada tahun 2007 adalah PT

Daeyu Orchid Indonesia Tbk dan PT Tifico Tbk.

Pada Tahun 2008 terjadi kenaikan yaitu terdapat

26,67% atau 4 perusahaan yang menurut model prediksi Z-

Score Foster terklasifikasi dalam perusahaan “tidak bangkrut”

yaitu PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile Industry

Tbk, PT pan Brother Tex Tbk, dan PT Sunson Textile

Manufacture Tbk.

Pada tahun 2009 terjadi penurunan lagi menjadi 20%

atau 3 perusahaan yang menurut model prediksi Z-Score

Foster terklasifikasi dalam perusahaan “tidak bangkrut” yaitu

PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Pan Brother Tex Tbk dan

PT Roda Vivatex Tbk.

Hasil perhitungan Z-Score untuk kelompok

perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2007 diperoleh skor

terendah 1,014 yaitu PT Tifico Tbk, dan skor tertinggi 2,110

yaitu PT Daeyu Orchid Indonesi Tbk. Perhitungan Z-Score

untuk kelompok perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2008

diperoleh skor terendah 1,913 yaitu PT Eratex Djaja Tbk, dan

skor tertinggi 13,388 yaitu PT Ever Shine Textile Industry

Tbk. Dan perhitungan Z-Score untuk kelompok perusahaan

Page 118: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

118

yang tidak bangkrut tahun 2009 diperoleh skor terendah 1,337

yaitu PT. Pan Brother Tex Tbk, dan skor tertinggi 3,664 yaitu

PT Panasia Filament Inti Tbk.

I. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan Garment

Go-Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009

Menurut Undang-Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004

Berdasarkan analisis prediksi kebangkrutan menurut

Undang-Undang Kepailitan No.37 tahun 2004 diperoleh hasil

seperti dalam tabel I.1 sebagai berikut :

Sumber : Hasil Penelitian, diolah

Tabel I.1 menunjukkan daftar perusahaan yang

diprediksi dalam dua kategori yaitu bangkrut dan tidak

bangkrut.

No Nama PerusahaanRatio Hutang Prediksi Ratio Hutang Prediksi Ratio Hutang Prediksi

1 98% Bangkrut 74% Bangkrut 80% Bangkrut2 101% Bangkrut 100% Bangkrut 113% Bangkrut3 36% Tidak Bangkrut 35% Tidak Bangkrut 65% Bangkrut4 81% Bangkrut 91% Bangkrut 100% Bangkrut5 42% Tidak Bangkrut 37% Tidak Bangkrut 36% Tidak Bangkrut6 117% Bangkrut 106% Bangkrut 68% Bangkrut7 58% Bangkrut 57% Bangkrut 56% Bangkrut8 86% Bangkrut 90% Bangkrut 92% Bangkrut9 84% Bangkrut 88% Bangkrut 85% Bangkrut

10 85% Bangkrut 85% Bangkrut 75% Bangkrut11 47% Tidak Bangkrut 34% Tidak Bangkrut 36% Tidak Bangkrut12 95% Bangkrut 93% Bangkrut 26% Tidak Bangkrut13 16% Tidak Bangkrut 16% Tidak Bangkrut 16% Tidak Bangkrut14 65% Bangkrut 63% Bangkrut 69% Bangkrut15 63% Bangkrut 65% Bangkrut 74% Bangkrut

Daeyu Orchid Indonesia Tbk

2007 2008 2009

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Tifico Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture Tbk

Page 119: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

119

a. Kategori Perusahaan Bangkrut

Berdasarkan tabel I.1 tersebut, dapat dilihat ada

73,33% atau 11 perusahaan yang menurut model prediksi

Undang-Undang Kepailitan No.37 tahun 2004 terklasifikasi

“tidak aman” pada tahun 2007,2008 dan 2009. Artinya model

prediksi memberi sinyal bahwa kesebelas perusahaan tersebut

termasuk dalam kategori “bangkrut”. Perusahaan-perusahaan

yang diprediksi bangkrut pada tahun 2007 dan 2008 adalah

PT Apac Citra Centertex Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Eratex

Djaja Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT Indorama

Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia

Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk, PT Ricky

Putra Globalindo Tbk, dan PT Sunson Textile Manufacture

Tbk, PT Tifico Tbk.

Pada tahun 2009 ada perubahan nama-nama

perusahaan bangkrut meskipun tetap berjumlah 73,33% atau

11 perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang diprediksi

bangkrut pada tahun 2009 adalah PT Apac Citra Centertex

Tbk, PT Argo Pantes Tbk, PT Daeyu Orchid Indonesia, PT

Eratex Djaja Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, PT

Indorama Synthetics Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT

Panasia Filament Inti Tbk, PT Panasia Indosyntec Tbk, PT

Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT Tifico Tbk.

Page 120: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

120

Hasil perhitungan menurut Undang – Undang

Kepailitan No.37 tahun 2004 untuk kelompok perusahaan

yang bangkrut tahun 2007 dan 2008 diperoleh rasio hutang

tertinggi sebesar 117% dan 106% yaitu PT GT Petrochem

Industries Tbk, dan rasio hutang terendah sebesar 58% dan

57% yaitu PT Indorama Synthetics Tbk. Dan perhitungan raio

hutang untuk kelompok perusahaan yang bangkrut tahun 2009

diperoleh rasio hutang tertinggi sebesar 113% yaitu PT Argo

Pantes Tbk, dan rasio hutang terendah sebesar 56% yaitu PT

Indorama Synthetics Tbk.

b. Kategori Perusahaan Tidak Bangkrut

Berdasarkan tabel I.1 tersebut, dapat dilihat ada

26,67% atau 4 perusahaan yang menurut model prediksi

Undang – Undang Kepailitan No.37 Tahun 2004 terkalsifikasi

“tidak bangkrut” pada tahun 2007,2008 dan 2009. Perusahaan

yang diprediksi masuk kategori perusahaan “tidak bangkrut”

pada tahun 2007 dan 2008 adalah PT Daeyu Orchid Indonesia

Tbk, PT Ever Shine Textile Indusrty Tbk, PT pan Brother Tex

Tbk, dan PT Roda Vivatex Tbk.

Pada tahun 2009 ada perubahan nama-nama

perusahaan yang masuk dalam kategori perusahaan tidak

bangkrut meskipun tetap berjumlah 26,67% atau 4

Page 121: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

121

perusahaan. Perusahaan – perusahaan yang diprediksi tidak

bangkrut pada tahun 2009 adalah PT Ever Shine Textile

Industry Tbk, PT Pan Brother Tex Tbk, PT Ricky Putra

Globalindo Tbk, dan PT Roda Vivatex Tbk.

Hasil perhitungan rasio hutang untuk kelompok

perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2007 diperoleh rasio

hutang tertinggi sebesar 47% yaitu PT Pan Brother Tex Tbk,

dan rasio hutang terendah sebesar 16% yaitu PT Roda Vivatex

Tbk. Perhitungan rasio hutang untuk kelompok perusahaan

yang tidak bangkrut tahun 2008 diperoleh rasio hutang

tertinggi 37% yaitu PT Ever Shine Textile Industry Tbk, dan

rasio hutang terendah sebesar 16% yaitu PT Roda Vivatex

Tbk. Dan perhitungan rasio hutang untuk kelompok

perusahaan yang tidak bangkrut tahun 2009 diperoleh rasio

hutang tertinggi sebesar 36% yaitu PT Ever Shine Textil

Industry Tbk dan PT Pan Brother Tex Tbk, dan rasio hutang

terendah sebesar 16% yaitu PT Roda Vivatex Tbk.

Page 122: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

122

J. Pengujian Hipotesis

Tabel J.1 : Hasil Means (Nilai rata – rata) Antara Z-Score

Model Altman dan Foster pada Perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 –

2009. (dihitung secara periode)

Pada tabel diatas memuat hasil ringkasan Mean (nilai

rata – rata) dari kedua variabel yang dihitung secara periode

yaitu untuk Z-score Model Altman pada tahun 2007

mempunyai nilai rata – ratanya sebesar 0,909 dan untuk Z-

score Model Foster mempunyai nilai rata – rata yang lebih

kecil sebesar -1,591, hal ini terjadi karena disebabkan karena

banyaknya perusahaan yang dikategorikan bangkrut didalam

perhitungan Z-score Model Foster dibandingkan Z-score

Model Altman sehingga Z- nila rata – rata Z-score Model

Altman > Z-score Model Foster.

Dan pada tahun 2008 nilai rata – rata Z-score Model

Altman sebesar 0,895 dan untuk nilai rata – rata Z-score

Model Foster sebesar 1,382, hal ini terjadi disebabkan karena

Group Statistics

15 .90887 1.054604 .27229815 -1.59107 3.411905 .88095015 .89520 .998028 .25769015 1.38173 5.109408 1.31924315 1.02880 .935213 .24147115 -1.81540 7.356798 1.899517

ALTMAN & FOSTER121212

ALTMAN & FOSTER 2007

ALTMAN & FOSTER 2008

ALTMAN & FOSTER 2009

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Page 123: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

123

banyaknya perusahaan yang dikategorikan bangkrut didalam

perhitungan Z-score Model Altman dibandingkan Z-score

Model Foster, sehingga nilai rata – rata Z-score Model

Altman < Z-score Model Foster. Serta pula pada tahun 2009

untuk nilai rata – rata Z-score Model Altman sebesar 1,029

dan untuk nilai rata – rata Z-score Model Foster sebesar -

1,815, hal ini terjadi disebabkan karena banyaknya

perusahaan yang dikategorikan bangkrut pada perhitungan Z-

score Model Foster dibandingkan Z-score Model Foster,

sehingga nilai rata – rata Z-score Model Altman > Z-score

Model Foster.

Tabel J.2 : Hasil Means (Nilai rata – rata) Antara Z-Score

Model Altman dan Foster pada Perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 -

2009. (dihitung secara akumulasi periode)

Pada tabel diatas memuat hasil ringkasan Mean (Nilai

rata – rata) dari kedua variabel yang dihitung secara

akumulasi periode yaitu untuk nilai rata – rata Z-score Model

Altman pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 sebesar

0.944, sedangkan untuk nilai rata – rata Z-score Model Foster

Group Statistics

45 .94422 .976054 .14550245 -.67491 5.603818 .835368

ALTMAN DAN FOSTER12

ALTMAN DAN FOSTERN Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean

Page 124: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

124

dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 sebesar -0,675, hal

ini terjadi dikarenakan secara akumulasi perhitungan secara

periode banyaknya perusahaan yang dikategorikan bangkrut

pada Z-score Model Foster dibandingkan Z-score Model

Altman, sehingga nilai rata – rata secara keseluruhan Z-score

Model Altman > Z-score Model Foster.

Tabel J.3 : Hasil Uji F-hitung dan t-hitung Antara Z-Score

Model Altman dan Foster pada Perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 –

2009. (dihitung secara periode)

Berdasarkan tabel J.3 diatas bisa dilihat bahwa F-

hitung untuk Z-score Model Altman dan Foster pada tahun

2007 dengan Equal variances assumed (diasumsi kedua

varians sama atau menggunakan pooled variance t-tes) adalah

4,547 dengan probabilitas 0,042 dan oleh karena

probabilitasnya < 0,05, maka Ho ditolak atau kedua varians

benar – benar berbeda.dan terlihat pula bahwa t-hitung untuk

Z-score Model Altman dan Foster pada tahun 2007 dengan

Independent Samples Test

4.547 .042 2.711 28 .011 2.499933 .922073 .611152 4.388715

2.711 16.651 .015 2.499933 .922073 .551417 4.448449

8.921 .006 -.362 28 .720 -.486533 1.344175 -3.239952 2.266885

-.362 15.067 .722 -.486533 1.344175 -3.350470 2.377403

2.849 .103 1.485 28 .149 2.844200 1.914804 -1.078098 6.766498

1.485 14.452 .159 2.844200 1.914804 -1.250619 6.939019

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumed

ALTMAN & FOSTER 2007

ALTMAN & FOSTER 2008

ALTMAN & FOSTER 2009

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 125: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

125

equal variances not assumed adalah 2,711 dengan

probabilitasnya 0,0075 dan oleh karena probabilitasnya

0,0075 < 0,025, maka Ho ditolak atau kedua varians benar –

benar berbeda.

Serta perubahan dari penggunaan equal variance

assumed ke equal variance not assumed mengakibatkan

menurunnya degree of freedom (derajat kebebasan) yaitu dari

28 menjadi 16,651 atau kegagalan mengasumsikan kesamaan

varians. Setelah dilakukan uji dengan F-test dan t-test,

kemudian diketahui penggunaan equal variance assumed dan

equal variance not assumed dan dikeahui pula ada perbedaan

yang nyata antara Z-score Model Altman dan Foster pada

tahun 2007 langkah selanjutnya adalah mengetahui seberapa

besar perbedaan tersebut.

Dari output terlihat pada baris “Mean Difference”,

untuk Z-score Model Altman dan Foster pada tahun 2007

adalah 2,499 dan dari F-test pada bahasan sebelumnya didapat

bahwa uji perbedaan rata – rata dilakukan dengan equal

variance not assumed yang dapat dilihat pada keterangan

“95% Confidence Interval of the Difference” dan kolom equal

variance not assumed, sehingga pada baris tersebut didapat

angka : Lower (perbedaan rata – rata bagian bawah) adalah

0,551 dan Upper (perbedaan rata – rata bagian atas) adalah

Page 126: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

126

4,448. Dan hal ini berarti perbedaan Z-score Model Altman &

Foster pada tahun 2007 berkisar antara 0,551 sampai 4,448

dengan perbedaan rata – rata adalah 2,499.

Dan untuk F-hitung Z-score Model Altman dan Foster

pada tahun 2008 dengan equal variances assumed (diasumsi

kedua varians sama atau menggunakan pooled variance t-test)

adalah 8,921 dengan probabilitas 0,006 dan oleh karena

probabilitasnya < 0,05, maka Ho ditolak, atau kedua varians

benar – benar berbeda. Dan terlihat pula bahwa t-hitung untuk

Z-score Model Altman dan Foster pada tahun 2008 dengan

equal variances not assumed adalah -0,362 dengan

probabilitasnya 0,361 dan oleh karena probabilitasnya 0,361 >

0,025, maka Ho diterima atau kedua varians sama.

Serta perubahan dari penggunaan equal variance

assumed ke equal variance not assumed mengakibatkan

menurunnya degree of freedom (derajat kebebasan) yaitu dari

28 menjadi 15,067 atau kegagalan mengasumsikan kesamaan

varians. Setelah dilakukan uji dengan F-test dan t-test,

kemudian diketahui penggunaan equal variance assumed dan

equal variance not assumed dan dikeahui pula ada perbedaan

yang nyata antara Z-score Model Altman dan Foster pada

tahun 2008 langkah selanjutnya adalah mengetahui seberapa

besar perbedaan tersebut.

Page 127: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

127

Dari output terlihat pada baris “Mean Difference”,

untuk Z-score Model Altman dan Foster pada tahun 2008

adalah -0,486 dan dari F-test pada bahasan sebelumnya

didapat bahwa uji perbedaan rata – rata dilakukan dengan

equal variance not assumed yang dapat dilihat pada

keterangan “95% Confidence Interval of the Difference” dan

kolom equal variance not assumed, sehingga pada baris

tersebut didapat angka : Lower (perbedaan rata – rata bagian

bawah) adalah -3,350 dan Upper (perbedaan rata – rata

bagian atas) adalah 2,377. Dan hal ini berarti perbedaan Z-

score Model Altman dan Foster pada tahun 2008 berkisar

antara -3,350 sampai 2,377 dengan perbedaan rata – rata

adalah -0,486.

Sedangkan untuk F-hitung Z-score Model Altman dan

Foster pada tahun 2009 dengan equal variances assumed

(diasumsi kedua varians sama atau menggunakan pooled

variance t-test) adalah 2,849 dengan probabilitas 0,103 dan

oleh karena probabilitasnya > 0,05, maka Ho diterima, atau

kedua varians sama. Dan terlihat pula bahwa t-hitung untuk Z-

score Model Altman dan Foster pada tahun 2009 dengan

equal variances not assumed adalah 1,485 dengan

probabilitasnya 0,0795 dan oleh karena probabilitasnya

0,0795 > 0,025, maka Ho diterima atau kedua varians sama.

Page 128: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

128

Serta perubahan dari penggunaan equal variance

assumed ke equal variance not assumed mengakibatkan

menurunnya degree of freedom (derajat kebebasan) yaitu dari

28 menjadi 14,452 atau kegagalan mengasumsikan kesamaan

varians. Setelah dilakukan uji dengan F-test dan t-test,

kemudian diketahui penggunaan equal variance assumed dan

equal variance not assumed dan dikeahui pula ada perbedaan

yang nyata antara Z-score Model Altman dan Foster pada

tahun 2009 langkah selanjutnya adalah mengetahui seberapa

besar perbedaan tersebut.

Dari output terlihat pada baris “Mean Difference”,

untuk Z-score Model Altman dan Foster pada tahun 2009

adalah 2,844 dan dari F-test pada bahasan sebelumnya didapat

bahwa uji perbedaan rata – rata dilakukan dengan equal

variance not assumed yang dapat dilihat pada keterangan

“95% Confidence Interval of the Difference” dan kolom equal

variance not assumed, sehingga pada baris tersebut didapat

angka : Lower (perbedaan rata – rata bagian bawah) adalah -

1,250 dan Upper (perbedaan rata – rata bagian atas) adalah

6,939. Dan hal ini berarti perbedaan Z-score Model Altman

dan Foster pada tahun 2009 berkisar antara -1,251 sampai

6,939 dengan perbedaan rata – rata adalah 2,844.

Page 129: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

129

Tabel J.4 : Hasil Uji F-hitung dan t-hitung Antara Z-Score

Model Altman dan Foster pada Perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 –

2009. (dihitung secara akumulasi periode)

Berdasarkan tabel J.4 diatas bisa dilihat bahwa F-

hitung untuk Z-score Model Altman dan Foster pada tahun

2007 sampai tahun 2009 dengan equal variances assumed

(diasumsi kedua varians sama atau menggunakan pooled

variance t- test) adalah 6,540 dengan probabilitas 0,012 dan

oleh karena probabilitasnya < 0,05, maka Ho ditolak, atau

kedua varians benar – benar berbeda. Dan terlihat pula bahwa

t-hitung untuk Z-score Model Altman dan Foster pada tahun

2007 sampai tahun 2009 dengan equal variances not assumed

adalah 1,909 dengan probabilitasnya 0,031 dan oleh karena

probabilitasnya 0,031 > 0,025, maka Ho diterima atau kedua

varians sama.

Serta perubahan dari penggunaan equal variance

assumed ke equal variance not assumed mengakibatkan

menurunnya degree of freedom (derajat kebebasan) yaitu dari

88 menjadi 46,667 atau kegagalan mengasumsikan kesamaan

Independent Samples Test

6.540 .012 1.909 88 .059 1.619133 .847945 -.065979 3.304245

1.909 46.667 .062 1.619133 .847945 -.087033 3.325299

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

ALTMAN DAN FOSTERF Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 130: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

130

varians. Setelah dilakukan uji dengan F-test dan t-test,

kemudian diketahui penggunaan equal variance assumed dan

equal variance not assumed dan dikeahui pula ada perbedaan

yang nyata antara Z-score Model Altman dan Foster pada

tahun 2007 sampai tahun 2009, langkah selanjutnya adalah

mengetahui seberapa besar perbedaan tersebut.

Dari output terlihat pada baris “Mean Difference”,

untuk Z-score Model Altman dan Foster pada tahun 2007

sampai tahun 2009 adalah 1,619 dan dari F-test pada bahasan

sebelumnya didapat bahwa uji perbedaan rata – rata dilakukan

dengan equal variance not assumed yang dapat dilihat pada

keterangan “95% Confidence Interval of the Difference” dan

kolom equal variance not assumed, sehingga pada baris

tersebut didapat angka : Lower (perbedaan rata – rata bagian

bawah) adalah -0,087 dan Upper (perbedaan rata – rata bagian

atas) adalah 3,325. Dan hal ini berarti perbedaan Z-score

Model Altman dan Foster pada tahun 2007 sampai tahun 2009

berkisar antara -0,087 sampai 3,325dengan perbedaan rata –

rata adalah 1,619.

Page 131: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

131

J.5 Pembahasan

Rasio keuangan merupakan alat yang sering digunakan

dalam analisis kinerja keuangan perusahaan. Dalam

menganalisis kinerja keuangan perusahaan, analisis rasio

keuangan memiliki keterbatasan yang berasal dari kenyataan

bahwa pada dasarnya metodologinya adalah univariate,

dimana setiap rasio dianalisis secara terpisah. Jadi untuk

mengurangi kelemahan analisis rasio ini, adalah penting

menggabungkan beberapa rasio menjadi suatu model

peramalan yang berarti. Dengan cara menginterpretasikan

laporan keuangan pada suatu model atau tekhnik tertentu,

maka Altman dan Foster merumuskan suatu model analisis

diskriminan yang dapat digunakan untuk memprediksi

kebangkrutan suatu perusahaan.

Menurut Hanafi dan Halim (2000) indikator

kebangkrutan bisa dilihat dari aliran kas, analisis strategi

perusahaan, laporan keuangan perusahaan dan lembaga

penilai (rating). Pada tahun 2007 sampai 2009 perusahaan –

perusahaan textile dan garment mengalami kesulitan dalam

aliran kas, sumber pengeluaran kas lebih besar bila

dibandingkan dengan sumber penerimaan kas karena sebagian

besar pendapatan perusahaan mengalami penurunan dilain

pihak biaya operasional makin membengkak. Hal ini

Page 132: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

132

berakibat pada laba perusahaan mengalami penurunan, ada 6

perusahaan textile dan garment mengalami kerugian pada

tahun 2007, bahkan pada tahun 2008 dan 2009 naik menjadi 8

perusahaan.

J.6 Rasio Keuangan Altman

a. Working Capital to Total Asset Ratio (X1)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

likuiditas aktiva perusahaan relatif terhadap total

kapitalisasinya atau untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

PT Apac Citra Centertex Tbk dan PT Argo Pantes Tbk

merupakan perusahaan dengan rasio X1 terendah yang

mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tingkat

likuidasinya paling rendah diantara perusahaan – perusahaan

lainnya dalam kelompok tersebut, karena mempunyai tingkat

kesulitan keuangan yang lebih besar dibandingkan dengan

perusahaan – perusahaan lainnya.

Pada tahun 2007 PT Apac Citra Centertex Tbk tercatat

sebagai perusahaan yang ilikuid yaitu jumlah hutang lebih

besar dari jumlah aktivanya, tetapi pada tahun – tahun

berikutnya perusahaan ini sudah dapat memperbaiki

kondisinya. Keadaan yang sama juga dialami PT Argo Pantes

Tbk, pada tahun 2008 dan 2009 perusahaan ini juga tercatat

Page 133: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

133

sebagai perusahaan yang ilikuid, pada suatu waktu akan

menghadapi kesukaran financial (Riyanto,2001 : 33).

PT Pan Brother Tex Tbk adalah perusahaan yang

masih dalam kondisi likuid, yaitu total aktiva perusahaan bisa

berubah menjadi kas dalam jangka waktu pendek setelah

dipakai melunasi kewajiban lancarnya. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa PT Pan Brother Tex Tbk mempunyai

tingkat likuiditas lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan

– perusahaan lainnya dalam kelompok industry textile dan

garment.

Selama tiga tahun berturut-turut mean Working

Capital to Total Assets Ratio (X1) bernilai sangat rendah, hal

tersebut menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan textile dan

garment mengalami tingkat kesulitan keuangan.

b. Retained Earnings to Total Assets Ratio (X2)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

profitabilitas kumulatif. Rasio ini mengukur akumulasi laba

selama perusahaan beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh

terhadap rasio tersebut karena semakin lama perusahaan

beroperasi memungkinkan untuk memperlancar akumulasi

laba ditahan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan yang

masih relatif muda pada umumnya akan menunjukkan hasil

Page 134: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

134

rasio yang rendah, kecuali yang labanya sangat besar pada

masa awal berdirinya.

Rasio X2 dari PT Ricky Putra Globalindo Tbk, PT

Karwell Indonesia Tbk dan PT Panasia Indosyntec Tbk

bernilai negatif, ini berarti bahwa selama itu pula perusahaan

tidak pernah membukukan laba ditahan atau selalu

mengakumulasikan rugi ditahan. Hal ini mengindikasikan

bahwa kemampuan aktivanya untuk memperoleh laba ditahan

sangatlah rendah bila dibandingkan dengan perusahaan –

perusahaan lainnya. Rugi usaha yang dialami perusahaan

tersebut disebabkan karena penghasilan yang diterima tidak

mampu menutupi beban – beban yang menjadi

tanggungannya. Beban – beban yang harus ditanggung selama

periode tersebut lebih mengarah kepada beban usaha

(operating Expenses) dan biaya pokok penjualan (cost of

goods sold).

Rasio X2 pada PT Roda Vivatex Tbk selama tiga tahun

berturut-turut mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan

bahwa PT Roda Vivatex Tbk mempunyai kemampuan untuk

memperoleh laba ditahan lebih tinggi dibandingkan dengan

perusahaan – perusahaan lainnya. Kemampuan memperoleh

laba ditahan oleh perusahaan ini tidak terlepas oleh

Page 135: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

135

perusahaan ini tidak terlepas pula oleh umur perusahaan, yang

mana perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1980.

Tahun 2007 sampai tahun 2009 secara rata – rata X2

bernilai negatif dan mengalami penurunan, ini berarti bahwa

selama itu pula hamper semua perusahaan mengakumulasikan

rugi. Rugi yang dialami perusahaan sebagai akibat karena

penghasilan yang diterima tidak mampu menutupi beban –

beban yang ditanggung selama periode tersebut. Beban –

beban yang ditanggung tersebut lebih mengarah pada beban

operasional dan beban bunga atas hutangnya, maka rugi

bersih yang harus ditanggung oleh perusahaan menjadi lebih

besar. Rugi bersih yang dialami oleh perusahaan secara

otomatis akan mengurangi akumulasi laba ditahan bila

sebelumnya perusahaan mengakumulasikan rugi. Dengan kata

lain bahwa adanya keuntungan akan memperbesar retained

earning yang berarti akan memperbesar modal sendiri,

sebaliknya adanya kerugian yang diderita akan memperkecil

retained earning yang berarti akan memperkecil modal

sendiri (Riyanto,2001 : 244).

Retained Earnings to Total Assets Ratio (X2) yang

menurun mengindikasikan berkurangnya kemampuan aktiva

untuk memperoleh laba ditahan, dengan adanya penurunan

laba ditahan maka perusahaan akan lebih mengandalkan

Page 136: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

136

modal asing untuk mendanai aktivanya. Dengan demikian

perolehan aktiva yang dibiayai melalui modal sendiri semakin

berkurang. Dengan adanya penurunan laba ditahan bahkan

munculnya fenomena rugi ditahan, maka perusahaan akan

lebih mengandalkan modal asing untuk mendanai aktivanya,

dengan demikian perolehan aktiva yang dibiayai melalui

modal sendiri semakin berkurang. Tambahan besarnya modal

asing dan modal sendiri akan mempunyai efek terhadap

tingkat solvabilitas perusahaan.

c. Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio

(X3)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

produktivitas yang sebenarnya dari aktiva perusahaan. Rasio

tersebut mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Semakin kecil

tingkat profitabilitas berarti semakin tidak efisien dan tidak

efektif perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva di dalam

menghasilkan laba usaha begitu juga sebaliknya.

Perusahaan dengan X3 terendah adalah PT Roda

Vivatex Tbk, PT Eratex Djaja Tbk, dan PT Panasia Filament

Inti Tbk. Rasio X3 dari ketiga perusahaan bernilai negatif, hal

ini menunjukkan bahwa pihak manajemen tidak dapat

mengelola aktivanya secara efektif. X3 yang bernilai negatif

Page 137: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

137

disebabkan karena probabilitas perusahaan selama tiga tahun

penelitian mengalami kerugian yang mana operating profit

yang dicapai perusahaan lebih kecil daripada total aktivanya.

Dalam laporan laba rugi perusahaan, terlihat bahwa biaya

operasi perusahaan selalu lebih besar dari laba kotornya,

bahkan terjadi rugi secara berturut – turut selama tiga tahun.

Akibatnya perusahaan tidak dapat membukukan laba rugi

usahanya.

Perusahaan dengan rasio X3 tertinggi adalah PT Pan

Brother Tex Tbk, dan PT GT Petrochem Industry Tbk. Hal ini

mengindikasikan bahwa kedua perusahaan tersebut lebih

tinggi tingkat produktivitasnya dibandingkan dengan

perusahaan – perusahaan lain dalam sektor industri textile dan

garment.

Rata – rata perusahaan industry textile dan garment

produktivitas aktiva yang digunakannya untuk menghasilkan

laba usaha mengalami penurunan tetapi setelah itu mengalami

kenaikan. Menurut Agnes Sawir (2001: 19), rasio X3 juga

dapat menunjukkan rentabilitas ekonomis perusahaan

sehingga dapat diartikan bahwa rentabilitas ekonomis

perusahaan pada industry textile dan garment juga menurun

seiring dengan menurunnya rasio X3 dan begitu juga

sebaliknya.

Page 138: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

138

d. Market Value Equity to Book Value of Total Debt Ratio

(X4)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa banyak aktiva perusahaan dapat turun nilainya

sebelum jumlah hutang lebih besar daripada aktivanya dan

perusahaan menjadi pailit. Modal yang dimaksug adalah

gabungan nilai pasar dari modal dan saham preferen,

sedangkan hutang mencakup hutang lancar dan hutang jangka

panjang.

Perusahaan dengan X4 terendah adalah PT GT

Petrochem Industries Tbk, PT Panasia Filament Inti Tbk, dan

PT Eratex Djaja Tbk. Perusahaan dengan rasio X4 terendah

mempunyai indikasi bahwa perusahaan tersebut

mengakumulasikan lebih banyak hutang daripada modal

sendiri dibandingkan dengan perusahaan – perusahaan

lainnya. Bila dilihat dari modal sendiri perusahaan yang

berasal dari modal disetor pada sahamnya, selama tiga tahun

berturut – turut kondisinya terlihat tidak mengalami

peningkatan (stagnan). Sedangkan untuk laba ditahannya,

kondisi yang ada selalu kebalikan yaitu mengalami rugi

ditahan, sehingga ketergantungan perusahaan terhadap sumber

eksternal guna mandanai aktivanya terutama yang berasal dari

kreditur sangatlah tinggi.

Page 139: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

139

Perusahaan dengan rasio X4 tertinggi adalah PT Roda

Vivatex Tbk, meskipun setiap tahun mengalami penurunan

tetapi perusahaan ini masih lebih baik dibandingkan dengan

perusahaan – perusahaan lainnya. Hal ini berarti bahwa

perusahaan tersebut mengakumulasikan hutang terhadap

modal sendiri lebih rendah bila dibandingkan dengan

perusahaan – perusahaan lainnya.

Market Value Equity to Book Value of Total Debt

Ratio (X4) dari tahun ketahun mengalami kecenderungan

menurun untuk masing – masing perusahaan. Hal ini terjadi

karena rata – rata emiten pada perusahaan textile dan garment

mengakumulasikan lebih banyak hutang daripada modal

sendiri terutama yang berasal dari pemilik. Penurunan rasio

ini disebabkan oleh adanya harga saham selalu mengalami

penurunan yang signifikan, bahkan harga pasar saham lebih

rendah dari harga nominalnya. Sehingga mengakibatkan

tingkat kesejahteraan pemegang saham semakin buruk,

dengan semakin buruknya kondisi tersebut pada akhirnya

semakin memperburuk nilai perusahaan (value of the firm).

e. Sales to Total Assets Ratio (X5)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi

Page 140: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

140

persaingan. Rasio tersebut mengukur kemampuan manajemen

dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan.

Perusahaan dengan X5 terendah adalah PT GT

Petrochem Industries Tbk, PT Argo Pantes Tbk dan PT Daeyu

Orchid Indonesia Tbk. Dalam hal ini ketiga perusahaa

tersebut dapat diindikasikan kurang efektif dalam penurunan

aktiva untuk meningkatkan penjualan dibandingkan dengan

perusahaan – perusahaan lainnya.

Perusahaan dengan rasio X5 tertinggi adalah PT Pan

Brother Tex Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut mempunyai tingkat efektivitas tertinggi dalam

penggunaan aktivanya untuk menghasilkan penjualan bila

dibandingkan dengan perusahaan – perusahaan lain.

Rata – rata perusahaan textile dan garment memiliki

penjualan yang lebih kecil daripada aktivanya, dan sebagian

besar perusahaan berada dibawah rata – rata industry terutama

pada tahun 2007 samapi dengan tahun 2009. Rendahnya rasio

ini mengindikasikan bahwa aktiva yang dimiliki oleh rata –

rata perusahaan tersebut tidak efektif unutk meningkatkan

penjualan. Rendahnya nilai Z-Score ini disebabkan oleh

rendahnya nilai dari variabel – variabel yang tedapat dalam

formulasi Altman yaitu variabel – variabel working capital to

total assets, retained eraning to total assets, earning before

Page 141: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

141

interest and tax to total asset, rmarket value equity to book

value of total debt dan sales to total assets. Dari rasio – rasio

tersebut, rasio keuangan yang dominan mempengaruhi

kegagalan perusahaan adalah rasio profitabilitas, rasio

likuiditas dan rasio aktivitas. Hal ini terlihat dari hampir

semua perusahaan yang bangkrut mempunyai nilai X1, X2,

dan X3 yang sangat rendah bahkan bernilai negatif.

J.7 Rasio Keuangan Foster

a. Transportation Expense to Operating Revenue Ratio

(TE/OR Ratio)

Rasio Transportation Expense to Operating Revenue

Ratio (TE/OR Ratio) menjelaskan seberapa besar biaya

operasi dibandingkan dengan penghasilan.

Perusahaan dengan TE/OR terendah adalah PT Tifico

Tbk dan PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk. Dalam hal ini

terlihat bahwa besarnya biaya operasi dibandingkan dengan

penghasilan pada perusahaan – perusahaan textile dan

garment yang lain, kedua perusahaan tersebut sangatlah

rendah.

Perusahaan dengan rasio TE/OR tertinggi adalah PT

Eratex Djaja Tbk dan PT Ricky Putra Globalindo Tbk. Dalam

hal ini terlihat bahwa besarnya biaya operasi dibandingkan

dengan penghasilan pada perusahaan – perusahaan textile dan

Page 142: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

142

garment yang lain, kedua perusahaan tersebut termasuk yang

terbaik.

Mean Transportation Expense to Operating Revenue

ratio (TE/OR Ratio) mengalami fluktuasi dari tahun ketahun,

hal ini mengindikasikan bahwa biaya operasi yang

dikeluarkan perusahaan lebih besar bila dibandingkan dengan

penjualan.

b. Time Interest Earned Ratio (TIE Ratio)

Time Interest Earned Ratio (TIE Ratio) menunjukkan

seberapa besar laba operasi apabila dibandingkan dengan

bunga yang harus dibayar.

Perusahaan dengan TIE terendah adalah PT Karwell

Indonesia Tbk, PT Argo Pantes Tbk, dan PT Ricky Putra.

Dalam hal ini dapat dilihat TIE selama tiga tahun berturut –

turut bernilai negatif, ini berarti laba operasi dari sebagian

besar perusahaan textile dan garment lebih kecil bila

dibandingkan dengan bunga yang harus dibayar oleh

perusahaan.

Perusahaan dengan ratio TIE tertinggi adalah PT

Daeyu Orchid Indonesia Tbk, PT Ever Shine Textile Industry

Tbk, dan PT Panasia Filament Inti Tbk. Ini berarti laba

operasi yang dihasilkan dari ketiga perusahaan tersebut lebih

Page 143: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

143

besar dari bunga yang harus dibayar sehingga perusahaan

mampu menutupi kewajibannya.

Mean Time Interest Earned Ratio (TIE Ratio) dari

tahun 2007 sampai dengan 2009 mengalami fluktuasi, hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar perusahaan textile dan

garment laba operasi yang dihasilkannya lebih rendah dari

bunga yang harus dibayar, sehingga perusahaan tidak mampu

menutup kewajibannya.

K. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 –

2009 Model Altman

Kebangkrutan suatu perusahaan dapat diprediksi dan

diketahui dengan menggunakan formula yang ditemukan oleh

Altman dan Foster yang dikenal dengan Z-Score Altman dan

Z-Score Foster. Z-Score Altman dan Z-Score Foster dapat

digunakan sebagai Early Warning System (sistem peringatan

dini) untuk mendeteksi kondisi perusahaan terutama yang

berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan, sehingga

apabila terjadi kesulitan keuangan akan segera dapat diambil

tindakan perbaikan untuk mencapai kinerka keuangan yang

lebih baik dimasa mendatang.

Dari hasil perhitungan data laporan keuangan tahun

2007 sampai dengan 2009 dari seluruh perusahaan industry

Page 144: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

144

textile dan garment yang dimasukkan ke dalam model

prediksi dengan menggunakan Z-Score Altman diperoleh nilai

yang memperlihatkan daftar perusahaan yang diprediksi

bangkrut, rawan bangkrut dan tidak bangkrut. Nilai – nilai Z-

Score yang dicapai oleh sebagian besar perusahaan industry

textile dan garment masih lebih kecil dari nilai cut-off, yang

berarti banyak perusahaan berada dalam kondisi keuangan

yang cukup parah yang bisa mengarah pada terjadinya

kebangkrutan terhadap perusahaan – perusahaan tersebut.

a. Kategori Perusahaan Bangkrut

Perusahaan dalam kategori bangkrut yang

memperlihatkan kecenderungan semakin parah dari tahun ke

tahun ada 6,67% atau 1 perusahaan yaitu PT Argo Pantes Tbk.

Perusahaan dalam kategori bangkrut yang memperlihatkan

kecenderungan peningkatan secara konsisten selam tiga tahun

berturut – turut ada 33,33% atau 5 perusahaan yaitu PT Apac

Citra Centertex Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT

Karwell Indonesia Tbk, PT Sunson Textile Manufacture Tbk

dan PT Tifico Tbk. Meskipun kelima perusahaan ini

mempunyai nilai Z-Score yang terus meningkat dari tahun

2007 sampai tahun 2009, namun kenaikan tersebut masih

berada dalam kategori bangkrut. Dan perusahaan yang mampu

memperbaiki diri keluar dari kategori bangkrut menuju

Page 145: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

145

kategori rawan bangkrut pada tahun 2009 sebanyak 26,67%

atau 4 perusahaan yaitu PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine

Textile Industry Tbk, PT GT Petrochem Industries Tbk, dan

PT Ricky Putra Globalindo Tbk.

Berdasarkan Z-Score model Altman, rata – rata

perusahaan yang bangkrut memiliki nilai cut – off dibawah

1,20. Hal ini membuktikan bahwa nilai Z-Score yang dicapai

oleh semua perusahaan bangkrut tersebut sangat rendah, ini

berarti semua perusahaan tersebut berada dalam kondisi

kesulitan keuangan yang cukup parah yang bila dibiarkan bisa

mengarah pada kebangkrutan perusahaan.

b. Kategori Perusahaan Rawan Bangkrut

Perusahaan dalam kategori rawan bangkrut yang

memperlihatkan kecenderungan semakin memburuk ada

6,67% atau satu perusahaan yaitu PT Daeyu Orchid Indonesia

Tbk. Meskipun pada tahun 2008 mengalami peningkatan

tetapi pada tahun 2009 PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk tidak

mampu mempertahankan kondisi keuangannya sehingga

masuk dalam kategori perusahaan bangkrut. Perusahaan

dalam kategori rawan bangkrut yang memperlihatkan

kecenderungan peningkatan dan mampu bertahan ada 6,67%

atau satu perusahaan juga, yaitu PT Roda Vivatex Tbk,

meskipun belum dapat masuk dalam kategori perusahaan

Page 146: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

146

sehat. Dan perusahaan yang mampu memperbaiki diri masuk

dalam kategori rawan bangkrut pada tahun 2009 sebanyak

26,67% atau 4 perusahaan yaitu PT Eratex Djaja Tbk, PT

Ever Shine Textile Industry Tbk, PT GT Petrochem Industries

Tbk, dan PT Ricky Putra Globalindo Tbk.

Berdasarkan Z-Score model Altman, rata – rata

perusahaan yang masuk kategori rawan bangkrut memiliki

nilai cut – off antara 1,20 sampai dengan 2,90. Hal ini

membuktikan bahwa nilai Z-Score yang dicapai oleh semua

perusahaan yang masuk dalam kategori rawan bangkrut masih

belum maksimal, ini berarti semua perusahaan tersebut berada

vdalam kondisi keuangan yang masih abu – abu jadi bagus

tidak buruk juga tidak. Sebaiknya perusahaan cepat

mengambil keputusan langkah – langkah agar kondisi

keuangannya menjadi sehat atau jika tidak sebaiknya

perusahaan mampu mempertahankan diri agar tidak masuk

dalam kategori perusahaan bangkrut.

c. Kategori Perusahaan Tidak Bangkrut

Hanya ada 6,67% atau satu perusahaan yang menurut

model prediksi Z-Score Altman terklasifikasi dalam

perusahaan “tidak bangkrut” pada tahun 2007 samapi tahun

2009. Perusahaan tersebut adalah PT Pan Brother Tex Tbk, ini

berarti hanya ada satu perusahaan yang benar – benar dalam

Page 147: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

147

kondisi sehat, namun sebaiknya perusahaan jangan sampai

lengah dan mampu mempertahankan kondisi keuangannya

agar perusahaan tidak masuk dalam kategori perusahaan

rawan bangkrut maupun perusahaan bangkrut. Meskipun

perusahaan mengalami penurunan, tetapi masih berada dalam

kondisi yang aman dari kecenderungan kebangkrutan.

Berdasarkan Z-Score model Altman, rata – rata

perusahaan yang masuk kategori tidak bangkrut memiliki nilai

cut – off lebih besar dari 2,90. Hal ini membuktikan bahwa

nilai Z-Score yang dicapai oleh perusahaan yang masuk dalam

kategori tidak bangkrut sudah cukup bagus karena berada

jauh di atas nilai cut – off sebesar 2,90. Hal ini terlihat dari

rasio – rasio keuangan yang tinggi. Laba yang dihasilkan akan

dapat memperlancar aktivitas perusahaan dan kelangsungan

hidup perusahaan, karena laba perusahaan merupakan salah

satu tolok ukur keberhasilan sebuah perusahaan. Laba akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

pinjaman dan pendapatan ekuitas, posisi likuiditas perusahaan

serta kemampuan perusahaan untuk berubah. Dengan

demikian akan berpengaruh pula terhadap besarnya nilai Z-

Score.

Page 148: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

148

L. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 –

2009 Model Foster

Hasil perhitungan data laporan keuangan tahun 2007

sampai 2009 dari seluruh perusahaan textile dan garment yang

dimasukkan ke dalam model prediksi dengan menggunakan

Z-Score Foster diperoleh nilai yang memperlihatkan daftar

perusahaan yang diprediksi bangkrut dan tidak bangkrut. Nilai

– nilai Z-Score yang dicapai oleh sebagian besar perusahaan

textile dan garment masih lebih kecil dari nilai cut – off, yang

berarti banyak perusahaan berada dalam kondisi keuangan

yang cukup parah yang bisa mengarah pada terjadinya

kebangkrutan terhadap perusahaan – perusahaan tersebut.

a. Kategori Perusahaan Bangkrut

Perusahaan dalam kategori bangkrut yang

memperlihatkan kecenderungan semakin parah dari tahun ke

tahun ada 20% atau 3 peusahaan yaitu PT GT Petrochem

Industries Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, dan PT Ricky

Putra Globalindo Tbk. Perusahaan dalam kategori bangkrut

yang memperlihatkan kecenderungan peningkatan secara

konsisten selama tiga tahun berturut – turut ada 20% atau 3

perusahaan yaitu PT Panasia Filament Inti Tbk, PT Pan

Brother Tex Tbk, dan PT Roda Vivatex Tbk. Bahkan ketiga

Page 149: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

149

perusahaan tersebut mampu memperbaiki diri menjadi

perusahaan kategori tidak bangkrut pada tahun 2009.

Berdasarkan Z-Score model Foster, rata – rata

perusahaan yang bangkrut memilki nilai cut – off dibawah

0,640. Hal ini membuktikan bahwa nilai Z-Score yang dicapai

oleh semua perusahaan bangkrut tersebut sangat rendah, ini

berarti semua perusahaan tersebut berada dalam kondisi

kesulitan keuangan yang cukup parah yang bila dibiarkan bisa

mengarah pada kebangkrutan perusahaan.

b. Kategori Perusahaan Tidak Bangkrut

Perusahaan dalam kategori tidak bangkrut yang

memperlihatkan kecenderungan semakin parah dari tahun ke

tahun ada 33,33% atau 5 perusahaan yaitu PT Daeyu Orchid

Indonesia Tbk, PT Eratex Djaja Tbk, PT Ever Shine Textile

Industry Tbk, PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan PT

Tifico Tbk. Bahkan kelima perusahaan ini pada tahun 2009

masuk dalam kategori perusahaan bangkrut. Perusahaan

dalam kategori bangkrut yang memperlihatkan kecenderungan

peningkatan secara konsisiten selama tiga tahun berturut –

turut ada 20% atau 3 perusahaan yaitu PT Panasia Filament

Inti Tbk, PT Pan Brother Tex Tbk, dan PT Roda Vivatex Tbk.

Ketiga perusahaan tersebut mampu memperbaiki diri menjadi

perusahaan kategori tidak bangkrut pada tahun 2009.

Page 150: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

150

Berdasarkan Z-Score model Foster, rata – rata

perusahaan yang masuk kategori tidak bangkrut memiliki nilai

cut – off lebih besar dari 0,640. Hal ini membuktikan bahwa

nilai Z-Score yang dicapai oleh perusahaan yang masuk dalam

kategori tidak bangkrut sudah cukup bagus karena berada jauh

diatas nilai cut – off sebesar 0,640. Hal ini terlihat dari rasio –

rasio keuangan yang tinggi, dengan demikian akan

berpengaruh pula terhadap besarnya nilai Z-Score.

M. Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Textile dan

Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 –

2009 menurut Undang – Undang Kepailitan No. 37 Tahun

2004

Pembiayaan dengan hutang mempunyai pengaruh bagi

perusahaan karena hutang mempuyai beban yang bersifat

tetap. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas

hutang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir

dengan kebangkrutan perusahaan.

Perusahaan dengan hutang yang rendah mempunyai

risiko yang kecil bila perekonomian dalam keadaan menurun,

tetapi perusahaan juga memiliki laba yang rendah bila

perekonomian membaik. Sebaliknya, perusahaan dengan rasio

hutang yang tinggi memiliki risiko menderita kerugian besar,

tetapi juga mempunyai suatu kesempatan untuk memperoleh

Page 151: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

151

keuntungan yang besar. Kemungkinan memperoleh laba yang

tinggi sangatlah menarik, tetapi para investor juga enggan

menghadapi risiko. Keputusan tentang penggunaan hutang

berarti menyeimbangkan kemungkinan laba yang lebih tinggi

dengan naiknya risiko.

a. Kategori Perusahaan Bangkrut

Perusahaan dalam kategori bangkrut yang

memperlihatkan kecenderungan semakin parah dari tahun ke

tahun ada 40% atau 6 perusahaan yaitu PT Argo Pantes Tbk,

PT Eratex Djaja Tbk, PT Karwell Indonesia Tbk, PT Panasia

Filament Inti Tbk, PT Sunson Textile Manufacture Tbk, dan

PT Tifico Tbk. Perusahaan dalam kategori bangkrut yang

memperlihatkan kecenderungan peningkatan secara konsisten

selama tiga tahun berturut – turut ada 33,33 % atau 5

perusahaan yaitu PT Apac Citra Centertex Tbk, PT GT

Petrochem Industries Tbk, PT Indorama Synthetics Tbk, PT

Ricky Putra Globalindo Tbk, dan PT Panasia Indosyntec Tbk.

Bahkan PT Ricky Putra Globalindo Tbk mampu memperbaiki

diri menjadi perusahaan tidak bangkrut pada tahun 2009.

Berdasarkan rasio hutang menurut Undang – Undang

Kepailitan No. 37 Tahun 2004, rata – rata perusahaan yang

diprediksi bangkrut memiliki rasio hutang diatas 50%. Hal ini

membuktikan bahwa rasio hutang yang dimiliki oleh semua

Page 152: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

152

perusahaan yang diprediksi bangkrut tersebut sangat tinggi,

ini berarti semua perusahaan tersebut berada dalam kondisi

kesulitan keuangan yang cukup parah yang bila dibiarkan bisa

mengarah pada kebangkrutan perusahaan.

b. Kategori Perusahaan Tidak Bangkrut

Perusahaan dalam kategori tidak bangkrut yang

memperlihatkan kecenderungan semakin parah dari tahun ke

tahun ada 6,67% atau satu perusahaan yaitu PT Daeyu Orchid

Indonesia Tbk, bahkan perusahaan ini pada tahun 2009 masuk

dalam kategori perusahaan bangkrut. Perusahaan dalam

kategori tidak bangkrut yang memperlihatkan kecenderungan

peningkatan secara konsisiten selama tiga tahun berturut –

turut ada 20% atau 3 perusahaan yaitu PT Ever Shine Textile

Industry Tbk, PT Pan Brother Tex Tbk, and PT Roda Vivatex

Tbk.

Berdasarkan rasio hutang menurut Undang – Undang

Kepailitan No. 37 Tahun 2004, rata – rata perusahaan yang

diprediksi tidak bangkrut memiliki rasio hutang dibawah

50%. Hal ini membuktikan bahwa rasio hutang yang dimiliki

oleh semua perusahaan yang diprediksi tidak bangkrut

tersebut relative rendah, ini berarti perusahaan – perusahaan

tersebut berada dalam kondisi keuangan yang cukup sehat.

Page 153: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

153

N. Interpretasi

Terjadi perbedaan antara hasil analisis Z-Score model

Altman dan Foster pada tahun penelitian 2007 – 2009, hal ini

disebabkan oleh :

1. Perbedaan dalam menggunakan rumus yang digunakan

pada model Altman dan Foster. Altman menggunakan rumus

Z-Score = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 +

0,998X5 yang lebih banyak menggunakan real account,

sementara Foster menggunakan rumus Z-Score = -3,366X +

0,657Y yang lebih banyak menggunakan nominal account.

2. Terjadi perubahan biaya yang cukup signifikan mulai tahun

2007 sampai 2009 sehingga cukup mempengaruhi hasil

perhitungan model Altman dan Foster .

3. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode

tahunan dan jangkanya relatif pendek yaitu 3 tahun, sehingga

tidak bisa meng-cover perubahan – perubahan secara halus.

Page 154: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

154

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ;

Analisis terhadap perusahaan textile dan garment

dengan menggunakan model Altman menunjukkan 80% atau

12 perusahaan kategori bangkrut pada tahun 2007 dan 2008,

serta 60% atau 9 perusahaan pada tahun 2009. Sedangkan

yang masuk kategori rawan bangkrut sebanyak 13,33% atau 2

perusahaan pada tahun 2007 dan 2008, serta 33,33% atau 5

perusahaan pada tahun 2009. Dan yang masuk kategori

perusahaan tidak bangkrut pada tahun 2007 sampai tahun

2009 hanya 6,67% yaitu satu perusahaan yaitu PT Pan Brother

Tex Tbk.

Dan analisis terhadap perusahaan industry textile dan

garment dengan menggunakan model Foster menunjukkan

86,67% atau 13 perusahaan kategori bangkrut pada tahun

2007, 73,33% atau 11 perusahaan pada tahun 2008, serta 80%

atau 12 perusahaan pada tahun 2009. Sedangkan yang masuk

kategori tidak bangkrut sebanyak 13,33% atau 2 perusahaan

Page 155: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

155

pada tahun 2007, 26,67% atau 4 perusahaan pada tahun 2008,

dan 20% atau 3 perusahaan pada tahun 2009.

Sehingga terjadi perbedaan secara statistik antara hasil

analisis menggunakan model Altman dengan Foster pada

tahun penelitian 2007. Hal ini disebabkan karena hasil

pengujian hipotesis nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05,

sehingga kesimpulannya Ho ditolak. Tidak terdapat perbedaan

secara statistik antara hasil analisis menggunakan model

Altman dengan Foster pada tahun penelitian 2008 dan 2009,

hal ini disebabkan karena hasil pengujian hipotesis nilai

probabilitasnya lebih besar dari 0,05, sehingga kesimpulannya

Ho diterima.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas,

adapun implikasi yang dapat peneliti berikan adalah sebagai

berikut :

Prediksi kebangkrutan perusahaan tidak hanya dapat

dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan model

Altman dan Foster, tetapi juga harus memperlihatkan faktor –

faktor lain, baik yang berasal dari pengelolaan internal

perusahaan maupun yang berasal dari luar perusahaan seperti

kondisi ekonomi, politik, dan lain – lain. Faktor – faktor lain

Page 156: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

156

diluar rasio keuangan model Altman dan Foster tidak dapat

digunakan pada penelitian ini karena kesulitan

pengukurannya. Bila faktor – faktor tersebut dapat diperoleh

serta dapat diukur dengan tepat, maka akan diperoleh tingkat

prediksi kebangkrutan yang lebih akurat.

Dan sehubungan dengan kondisi keuangan

perusahaan, manajemen perlu tetap berhati – hati dalam

mengelola dan menjalankan operasi perusahaan dengan

melakukan tindakan – tindakan perbaikan kinerja perusahaan

guna menghindari terjadinya gangguan terhadap

kelangsungan usaha (going concern).

Page 157: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

157

DAFTAR PUSTAKA

Altman, E.I.2000. “Predicting Financial Distress of Companies :

Revisting The Z-score And Zeta ® Models”. www.google.com

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Asquith,P, Gertner,R and Scharfstein, 1991. “Anatomy of Financial

Distress: An Examination of Junk-Bond Issuers.” National

Bureau of Economic Research Working Paper Series, No

3942.

Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE

Br Ferdinand D. Saragih, Adler H. Manurung, Jonni Manurung,

MS.,”Dasar – dasar Keuangan Bisnis: Teori dan Aplikasi”,

cetakan 1, Elek Media Komputindo, Jakarta, 2005

Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Keuangan . Yogyakarta:

BPFE

Hamid, Abdul. 2004. Buku Panduan Penulisan Skripsi , FEIS UIN

Press, Jakarta: Grafika Karya Utama

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2000. Analisis Laporan

Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Page 158: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

158

Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Husnan, Suad. 2002. Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan

(Keputusan Jangka Pendek). Yogyakarta: BPFE.

Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam “Analisis Fiqih dan

Keuangan”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Keown, J. Arthur. Jhon D.Martin. J. William Petty dan David

F.Scott,JR. 2004. Manajemen Keuangan “Prinsip –

Prinsip dan Aplikasi”. Jakarta: PT. INDEKS Kelompok

GRAMEDIA

Munawir, S. 2000. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Muslich, Mohammad. 2000. Manajemen Keuangan Modern

(Analisis, Perencanaan, dan Kebijaksanaan). Jakarta:

Bumi Aksara

Nachrowi, Djalal Nachrowi. MPhil dan Hardius Usman. 2006.

Pendekatan Populer dan Praktis EKONOMETRIKA Untuk

Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Pindado, J., and Rodrigues, L., and Torre, C.2002. “ Estimating The

Probability of Financial Distress: International Evidence”.

www.google.com

Page 159: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

159

Platt, H. 2004. “Industry Relative Ratio Revisted : The Case of

Financial Distress”.1201194. www.google.com

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan.

Yogyakarta BPFE

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta:

Mitra Wacana Media

Santoso, Singgih. 2007. Menguasai STATISTIK di Era Informasi

dengan SPSS 15. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan

Keuangan Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Ilmu

Sudjana.1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Supardi dan Sri Mastuti. 2003. Validitas Penggunaan Z-score Altman

Untuk Menilai Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan

Go - Public Di Bursa Efek Jakarta. KOMPAK. Nomor 7,

Januari - April

Weston,J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1993. Manajemen

Keuangan. Jakarta: Erlangga.

www.idx.co.id dan www.bi.go.id

Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja. 2004. Seri Hukum Bisnis

Kepailitan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Page 160: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

160

Lampiran 1

Perhitungan Working Capital to Total Assets Ratio (X1)

Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah)

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 663508 587112 653544 2154831 720969 904554 -1491323 -133857 -251010 2687344 2592556 2576148 -55.49 -5.16 -9.742 482600 403858 447671 1417648 1382362 1395984 -935048 -978504 -948313 2265174 2125970 1759150 -41.28 -46.03 -53.913 32026 30991 302833 13353 12283 540049 18673 18708 -237216 40856 40096 830457 45.70 46.66 -28.564 284645 167882 185862 147528 124619 165282 137117 43263 20580 418678 290042 298389 32.75 14.92 6.905 309761 262136 273894 207068 92703 100614 102693 169433 173280 664935 574093 543566 15.44 29.51 31.886 1573918 1698885 1654306 3978955 914651 1053877 -2405037 784234 600429 6637499 6239217 4549288 -36.23 12.57 13.207 1808884 1737929 1999412 1299610 1552703 1527002 509274 185226 472410 4837746 4530166 4937424 10.53 4.09 9.578 266549 192866 282555 418658 342686 437299 -152109 -149820 -154744 491824 412820 514999 -30.93 -36.29 -30.059 305770 277597 278621 185718 230022 204046 120052 47575 74575 780672 717711 709778 15.38 6.63 10.51

10 586158 565844 357507 498614 547493 337071 87544 18351 20436 2010353 1863039 1113478 4.35 0.99 1.8411 116399 91262 104280 39718 35256 43004 76681 56006 61276 140844 112292 126772 54.44 49.88 48.3412 178161 187604 214381 193552 193239 73459 -15391 -5635 140922 260766 263827 297377 -5.90 -2.14 47.3913 98074 122841 71684 32447 32447 32085 63680 90394 39599 301737 309646 322871 21.10 29.19 12.2614 312854 348645 379301 260265 329657 440503 52589 18988 -61202 811519 913734 923895 6.48 2.08 -6.6215 756283 763543 1087415 639033 988193 1329876 117250 -224650 -242461 2279387 2123547 2547453 5.14 -10.58 -9.52

Nama Perusahaan Current Assets

Apac Citra Centertex Tbk

(X1) Percentage (%)

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics Tbk

Tifico Tbk

Current Liabilities Working Capital Total Assets

Karwell Indonesia Tbk

Argo Pantes Tbk

Page 161: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

161

Lampiran 2

Perhitungan Retained Earnings to Total Assets Ratio (X2)

Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah)

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 -679761 -790516 -882460 2687344 2592556 2576148 -25.29 -30.49 -34.262 -1015014 -1001346 -1237694 2265174 2125970 1759150 -44.81 -47.10 -70.363 3541 3717 5846 40856 40096 830457 8.67 9.27 0.704 22093 -25945 -51139 418678 290042 298389 5.28 -8.95 17.145 145850 114166 101368 664935 574093 543566 21.93 19.89 18.656 -2345618 -1547303 -1089119 6637499 6239217 4549288 -35.34 -24.80 -23.947 583561 587753 686542 4837746 4530166 4937424 12.06 12.97 13.908 -225324 -249459 -253490 491824 412820 514999 -45.81 -60.43 -49.229 -152632 -195118 -254509 780672 717711 709778 -19.55 -27.19 -35.86

10 -901682 -930958 -947525 2010353 1863039 1113478 -44.85 -49.97 -85.1011 31326 28588 38021 140844 112292 126772 22.24 25.46 29.9912 -140287 -136675 -109366 260766 263827 297377 -53.80 -51.80 -36.7813 122859 129539 141125 301737 309646 322871 40.72 41.83 43.7114 42499 51117 2563 811519 913734 923895 5.24 5.59 0.2815 54964 -20517 -180533 2279387 2123547 2547453 2.41 -0.97 -7.09

Nama Perusahaan Retained Earnings Total Assets X2 Percentage (%)

Ever Shine Textile Industry Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Page 162: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

162

Lampiran 3

Perhitungan Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio (X3)

Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah)

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 12589 -62379 -14044 2687344 2592556 2576148 0.47 -2.41 -0.552 -10946 -80098 -93980 2265174 2125970 1759150 -0.48 -3.77 -5.343 -854 -780 9241 40856 40096 830457 -2.09 -1.95 1.114 -14022 -44556 9705 418678 290042 298389 -3.35 -15.36 3.255 -6862 -39472 -7082 664935 574093 543566 -1.03 -6.88 -1.306 -66430 4335 462658 6637499 6239217 4549288 -1.00 0.07 10.177 146946 101325 111240 4837746 4530166 4937424 3.04 2.24 2.258 -12207 -11541 30322 491824 412820 514999 -2.48 -2.80 5.899 -41795 -76087 -57098 780672 717711 709778 -5.35 -10.60 -8.04

10 -74141 -131411 -46902 2010353 1863039 1113478 -3.69 -7.05 -4.2111 26484 7326 8599 140844 112292 126772 18.80 6.52 6.7812 -15585 558 26177 260766 263827 297377 -5.98 0.21 8.8013 -19534 3272 12587 301737 309646 322871 -6.47 1.06 3.9014 20841 10363 -12766 811519 913734 923895 2.57 1.13 -1.3815 -32508 -16886 -28625 2279387 2123547 2547453 -1.43 -0.80 -1.12

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry Tbk

Nama Perusahaan EBIT Total Assets X3 Percentage (%)

Page 163: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

163

Lampiran 4

Perhitungan Market Value Equity to Book Value of Total Debt Ratio (X4)

Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah)

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 110 175 130 534667 534667 767667 58813 93567 99797 2816389 1915103 2048469 2.90 4.89 4.872 700 1300 1325 132353 132353 132353 92647 172059 175368 2277498 2124752 1983059 4.07 8.10 8.843 90 120 120 20577 20577 277790 1852 2469 33335 14805 13884 546606 12.51 17.78 6.104 200 210 130 49118 49118 49118 9824 10315 6385 339660 262717 297078 2.89 3.93 2.155 300 125 80 201521 201521 201521 60456 25190 16122 276107 214371 198378 21.90 11.75 8.136 110 375 345 1120000 1120000 1944590 123200 420000 670884 7798613 6601155 3079865 1.58 6.36 21.787 450 525 625 327176 327176 327176 147229 171767 204485 2820089 2581733 2743174 5.22 6.65 7.458 350 410 410 293576 293576 293576 102752 120366 120366 422433 369948 475660 24.32 32.54 25.319 100 95 100 125000 125000 187536 12500 11875 18754 654383 633908 606634 1.91 1.87 3.09

10 200 275 500 266000 266000 354286 53200 73150 177143 1708635 1592882 837849 3.11 4.59 21.1411 2000 385 405 38400 38400 38400 76800 14784 15552 66895 38171 46019 114.81 38.73 33.7912 40 110 355 144000 144000 320859 5760 15840 113905 246508 246419 78120 2.34 6.43 145.8113 1000 900 825 134400 134400 134400 134400 120960 110880 48751 50634 52236 275.69 238.89 212.2714 90 140 150 209177 209177 209177 18826 29285 313766 530594 574359 633075 3.55 5.10 49.5615 240 230 255 465000 465000 465000 111600 106950 118575 1425160 1385908 1888334 7.83 7.72 6.28

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

(X4) Percentage (%)

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia Tbk

Nama Perusahaan Close Price Total Listed Shares Market Capitalization Liabilities

Page 164: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

164

Lampiran 5

Perhitungan Sales to Total Assets Ratio (X5)

Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah)

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 1955031 1912468 2165991 2687344 2592556 2576148 0.73 0.74 0.842 1033464 1028794 982371 2265174 2125970 1759150 0.46 0.48 0.563 71816 81189 311638 40856 40096 830457 1.76 2.02 0.384 363804 391008 426083 418678 290042 298389 0.87 1.35 1.435 417869 376682 487609 664935 574093 543566 0.63 0.66 0.906 2935694 3059049 4481624 6637499 6239217 4549288 0.44 0.49 0.997 2834824 3008769 3936841 4837746 4530166 4937424 0.59 0.66 0.808 540637 525007 583340 491824 412820 514999 1.10 1.27 1.139 559865 371625 403333 780672 717711 709778 0.72 0.52 0.57

10 1164127 978309 1073768 2010353 1863039 1113478 0.58 0.53 0.9611 300118 264225 307709 140844 112292 126772 2.13 2.35 2.4312 234902 207634 222256 260766 263827 297377 0.90 0.79 0.7513 196859 178589 178585 301737 309646 322871 0.65 0.58 0.5514 507144 526184 548070 811519 913734 923895 0.62 0.58 0.5915 1570829 1946954 2590237 2279387 2123547 2547453 0.69 0.92 1.02

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

X5 Percentage (%)

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia Tbk

Nama Perusahaan Sales Total Assets

Page 165: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

165

Lampiran 6

Rata – Rata Rasio Keuangan Altman

Tahun 2007 – 2009

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 -55.49 -5.16 -9.74 -25.29 -30.49 -34.26 0.47 -2.41 -0.55 2.90 4.89 4.87 0.73 0.74 0.842 -41.28 -46.03 -53.91 -44.81 -47.10 -70.36 -0.48 -3.77 -5.34 4.07 8.10 8.84 0.46 0.48 0.563 45.70 46.66 -28.56 8.67 9.27 0.70 -2.09 -1.95 1.11 12.51 17.78 6.10 1.76 2.02 0.384 32.75 14.92 6.90 5.28 -8.95 17.14 -3.35 -15.36 3.25 2.89 3.93 2.15 0.87 1.35 1.435 15.44 29.51 31.88 21.93 19.89 18.65 -1.03 -6.88 -1.30 21.90 11.75 8.13 0.63 0.66 0.906 -36.23 12.57 13.20 -35.34 -24.80 -23.94 -1.00 0.07 10.17 1.58 6.36 21.78 0.44 0.49 0.997 10.53 4.09 9.57 12.06 12.97 13.90 3.04 2.24 2.25 5.22 6.65 7.45 0.59 0.66 0.808 -30.93 -36.29 -30.05 -45.81 -60.43 -49.22 -2.48 -2.80 5.89 24.32 32.54 25.31 1.10 1.27 1.139 15.38 6.63 10.51 -19.55 -27.19 -35.86 -5.35 -10.60 -8.04 1.91 1.87 3.09 0.72 0.52 0.57

10 4.35 0.99 1.84 -44.85 -49.97 -85.10 -3.69 -7.05 -4.21 3.11 4.59 21.14 0.58 0.53 0.9611 54.44 49.88 48.34 22.24 25.46 29.99 18.80 6.52 6.78 114.81 38.73 33.79 2.13 2.35 2.4312 -5.90 -2.14 47.39 -53.80 -51.80 -36.78 -5.98 0.21 8.80 2.34 6.43 145.81 0.90 0.79 0.7513 21.10 29.19 12.26 40.72 41.83 43.71 -6.47 1.06 3.90 275.69 238.89 212.27 0.65 0.58 0.5514 6.48 2.08 -6.62 5.24 5.59 0.28 2.57 1.13 -1.38 3.55 5.10 49.56 0.62 0.58 0.5915 5.14 -10.58 -9.52 2.41 -0.97 -7.09 -1.43 -0.80 -1.12 7.83 7.72 6.28 0.69 0.92 1.02

2.77 6.42 2.90 -10.06 -12.44 -16.83 -0.57 -2.69 1.35 32.25 26.36 37.10 0.86 0.93 0.9354.44 49.88 48.34 40.72 41.83 43.71 18.80 6.52 10.17 275.69 238.89 212.27 2.13 2.35 2.43

-55.49 -46.03 -53.91 -53.91 -60.43 -85.10 -6.47 -15.36 -8.04 1.58 1.87 2.15 0.44 0.48 0.38

Rata - RataTertinggiTerendah

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Argo Pantes TbkDaeyu Orchid Indonesia Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

X3 Percentage (%) X4 Percentage (%) X5 Percentage (%)

Apac Citra Centertex Tbk

Nama Perusahaan X1 Percentage (%) X2 Percentage (%)

Page 166: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

166

Lampiran 7

Perhitungan Z-Score Altman

Tahun 2007 – 2009

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 -55.49 -5.16 -9.74 -25.29 -30.49 -34.26 0.47 -2.41 -0.55 2.90 4.89 4.87 0.73 0.74 0.84 0.140 0.389 0.4822 -41.28 -46.03 -53.91 -44.81 -47.10 -70.36 -0.48 -3.77 -5.34 4.07 8.10 8.84 0.46 0.48 0.56 -0.214 -0.333 -0.5523 45.70 46.66 -28.56 8.67 9.27 0.70 -2.09 -1.95 1.11 12.51 17.78 6.10 1.76 2.02 0.38 2.145 2.443 0.2414 32.75 14.92 6.90 5.28 -8.95 17.14 -3.35 -15.36 3.25 2.89 3.93 2.15 0.87 1.35 1.43 1.056 0.918 1.4415 15.44 29.51 31.88 21.93 19.89 18.65 -1.03 -6.88 -1.30 21.90 11.75 8.13 0.63 0.66 0.90 0.985 0.874 1.2796 -36.23 12.57 13.20 -35.34 -24.80 -23.94 -1.00 0.07 10.17 1.58 6.36 21.78 0.44 0.49 0.99 -0.144 0.398 1.2877 10.53 4.09 9.57 12.06 12.97 13.90 3.04 2.24 2.25 5.22 6.65 7.45 0.59 0.66 0.80 0.883 0.895 1.0868 -30.93 -36.29 -30.05 -45.81 -60.43 -49.22 -2.48 -2.80 5.89 24.32 32.54 25.31 1.10 1.27 1.13 0.513 0.545 0.7859 15.38 6.63 10.51 -19.55 -27.19 -35.86 -5.35 -10.60 -8.04 1.91 1.87 3.09 0.72 0.52 0.57 0.505 0.015 0.104

10 4.35 0.99 1.84 -44.85 -49.97 -85.10 -3.69 -7.05 -4.21 3.11 4.59 21.14 0.58 0.53 0.96 0.129 -0.087 0.20811 54.44 49.88 48.34 22.24 25.46 29.99 18.80 6.52 6.78 114.81 38.73 33.79 2.13 2.35 2.43 3.771 3.284 3.37812 -5.90 -2.14 47.39 -53.80 -51.80 -36.78 -5.98 0.21 8.80 2.34 6.43 145.81 0.90 0.79 0.75 0.224 0.368 1.6613 21.10 29.19 12.26 40.72 41.83 43.71 -6.47 1.06 3.90 275.69 238.89 212.27 0.65 0.58 0.55 2.102 2.179 2.02014 6.48 2.08 -6.62 5.24 5.59 0.28 2.57 1.13 -1.38 3.55 5.10 49.56 0.62 0.58 0.59 0.804 0.698 1.12915 5.14 -10.58 -9.52 2.41 -0.97 -7.09 -1.43 -0.80 -1.12 7.83 7.72 6.28 0.69 0.92 1.02 0.734 0.842 0.881

Z - Score

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry Tbk

X2 (0.847) X3 (3.107) X4 (0.420) X5 (0.998)Nama Perusahaan X1 (0.717)

Page 167: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

167

Lampiran 8

Hasil Perhitungan Z-Score Altman

Tahun 2007 – 2009

No2007 2008 2009

1 0.140 0.389 0.4822 -0.214 -0.333 -0.5523 2.145 2.443 0.2414 1.056 0.918 1.4415 0.985 0.874 1.2796 -0.144 0.398 1.2877 0.883 0.895 1.0868 0.513 0.545 0.7859 0.505 0.015 0.104

10 0.129 -0.087 0.20811 3.771 3.284 3.37812 0.224 0.368 1.66313 2.102 2.179 2.0214 0.804 0.698 1.12915 0.734 0.842 0.881

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia Tbk

Ricky Putra Globalindo Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry Tbk

Tifico Tbk

Z-Score

Pan Brothers Tex Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Nama Perusahaan

Page 168: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

168

Lampiran 9

Nilai Cut – Off Z-Score Altman

Tahun 2007

No Nama Perusahaan> 2.90 1.20 - 2.90 < 1.20

Tidak Bangkrut Rawan Bangkrut Bangkrut1 0.1402 -0.2143 2.1454 1.0565 0.9856 -0.1447 0.8838 0.5139 0.505

10 0.12911 3.77112 0.22413 2.10214 0.804

15 0.734

Z-Score

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia Tbk

Karwell Indonesia TbkPanasia Filament Inti Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics Tbk

Panasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Page 169: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

169

Lampiran 10

Nilai Cut – Off Z-Score Altman

Tahun 2008

No Nama Perusahaan> 2.90 1.20 - 2.90 < 1.20

Tidak Bangkrut Rawan Bangkrut Bangkrut1 0.3892 -0.3333 2.4434 0.9185 0.8746 0.3987 0.8958 0.5459 0.015

10 -0.08711 3.28412 0.36813 2.17914 0.698

15 0.842

GT Petrochem Industries Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo Tbk

Z-Score

Page 170: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

170

Lampiran 11

Nilai Cut – Off Z-Score Altman

Tahun 2009

No Nama Perusahaan> 2.90 1.20 - 2.90 < 1.20

Tidak Bangkrut Rawan Bangkrut Bangkrut1 0.4822 -0.5523 0.2414 1.4415 1.2796 1.2877 1.0868 0.7859 0.104

10 0.20811 3.37812 1.66313 2.0214 1.12915 0.881

GT Petrochem Industries Tbk

Z-Score

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo Tbk

Page 171: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

171

Lampiran 12

TINGKAT KEBANGKRUTAN MODEL ALTMAN

TAHUN 2007 – 2009

No Nama PerusahaanNilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi

1 0.140 Bangkrut 0.389 Bangkrut 0.482 Bangkrut2 -0.214 Bangkrut -0.333 Bangkrut -0.552 Bangkrut3 2.145 Rawan Bangkrut 2.443 Rawan Bangkrut 0.241 Bangkrut4 1.056 Bangkrut 0.918 Bangkrut 1.441 Rawan Bangkrut5 0.985 Bangkrut 0.874 Bangkrut 1.279 Rawan Bangkrut6 -0.144 Bangkrut 0.398 Bangkrut 1.287 Rawan Bangkrut7 0.883 Bangkrut 0.895 Bangkrut 1.086 Bangkrut8 0.513 Bangkrut 0.545 Bangkrut 0.785 Bangkrut9 0.505 Bangkrut 0.015 Bangkrut 0.104 Bangkrut

10 0.129 Bangkrut -0.087 Bangkrut 0.208 Bangkrut11 3.771 Tidak Bangkrut 3.284 Tidak Bangkrut 3.378 Tidak Bangkrut12 0.224 Bangkrut 0.368 Bangkrut 1.663 Rawan Bangkrut13 2.102 Rawan Bangkrut 2.179 Rawan Bangkrut 2.02 Rawan Bangkrut14 0.804 Bangkrut 0.698 Bangkrut 1.129 Bangkrut15 0.734 Bangkrut 0.842 Bangkrut 0.881 Bangkrut

2008 2009

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

2007

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Page 172: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

172

Lampiran 13

Perhitungan Transportation Expense to Operating Revenue Ratio (X)

Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah)

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 161499 164732 179193 1955031 1912468 2165991 0.083 0.086 0.0832 68142 72001 58358 1033464 1028794 982371 0.066 0.070 0.0593 9392 6628 9554 71816 81189 311638 0.131 0.082 0.0314 57163 60703 47283 363804 391008 426083 0.157 0.155 0.1115 27294 25158 30969 417869 376682 487609 0.065 0.067 0.0646 137385 192505 142322 2935694 3059049 4481624 0.047 0.063 0.0327 237067 244696 271845 2834824 3008769 3936841 0.084 0.081 0.0698 47380 57263 48582 540637 525007 583340 0.088 0.109 0.0839 54011 39113 53950 559865 371625 403333 0.096 0.105 0.134

10 100037 74595 73511 1164127 978309 1073768 0.086 0.076 0.06811 32886 31394 35562 300118 264225 307709 0.110 0.119 0.11612 34273 34122 38826 234902 207634 222256 0.146 0.164 0.17513 19693 18477 17562 196859 178585 178585 0.100 0.103 0.1014 29321 39991 34114 507144 526184 548070 0.058 0.076 0.06215 62392 62203 83976 1570829 1946954 2590237 0.040 0.032 0.032

Karwell Indonesia TbkPanasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Indorama Synthetics Tbk

Nama Perusahaan Transportation Expense Operating Revenue TE/OR (X)

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Page 173: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

173

Lampiran 14

Perhitungan Time Interest Earned Ratio (Y)

Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah)

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 12589 -62379 -14044 -172446 -227795 -158028 -0.073 0.274 0.0892 -10946 -80098 -93980 239542 10920 -250025 -0.046 -7.335 0.3763 -854 -780 9241 -220 -606 -8135 3.882 1.287 -1.1364 -14022 -44556 9705 21209 -12020 -36958 -0.661 3.707 -0.2635 -6862 -39472 -7082 8406 -1905 -11760 -0.816 20.720 0.6026 -66430 4335 462658 920660 257570 -309849 -0.072 0.017 -1.4937 146946 101325 111240 -89435 -41725 -46828 -1.643 -2.428 -2.3768 -12207 -11541 30322 675 -18078 -28624 -18.084 0.638 -1.0599 -41795 -76087 -57098 74960 22109 -9117 -0.558 -3.441 6.263

10 -74141 -131411 -46902 154616 63019 35236 -0.480 -2.085 -1.33111 26484 7326 8599 -3815 1059 3274 -6.942 6.918 2.62612 -15585 558 26177 16289 3274 -629 -0.957 0.170 -41.61713 -19534 3272 12587 3391 5156 3485 -5.761 0.635 3.6114 20841 10363 -12766 19297 536 -53729 1.080 19.334 0.23815 -32508 -16886 -28625 -18609 -66481 -112400 1.747 0.254 0.255

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Pan Brothers Tex Tbk

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

TIE (Y)Nama Perusahaan EBIT Interest Expense

Page 174: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

174

Lampiran 15

Rata – Rata Rasio Keuangan Foster

Tahun 2007 – 2009

No2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 0.083 0.086 0.083 -0.073 0.274 0.0892 0.066 0.070 0.059 -0.046 -7.335 0.3763 0.131 0.082 0.031 3.882 1.287 -1.1364 0.157 0.155 0.111 -0.661 3.707 -0.2635 0.065 0.067 0.064 -0.816 20.720 0.6026 0.047 0.063 0.032 -0.072 0.017 -1.4937 0.084 0.081 0.069 -1.643 -2.428 -2.3768 0.088 0.109 0.083 -18.084 0.638 -1.0599 0.096 0.105 0.134 -0.558 -3.441 6.263

10 0.086 0.076 0.068 -0.480 -2.085 -1.33111 0.110 0.119 0.116 -6.942 6.918 2.62612 0.146 0.164 0.175 -0.957 0.170 -41.61713 0.100 0.103 0.10 -5.761 0.635 3.6114 0.058 0.076 0.062 1.080 19.334 0.23815 0.040 0.032 0.032 1.747 0.254 0.255

0.090 0.093 0.081 -1.959 2.578 -2.3480.157 0.164 0.175 3.882 20.720 6.2630.040 0.032 0.031 -18.084 -7.335 6.263

TertinggiTerendah

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico TbkRata - Rata

Nama Perusahaan

Panasia Indosyntec Tbk

TIE (Y)

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

TE/OR (X)

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti Tbk

Page 175: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

175

Lampiran 16

Perhitungan Z-Score Foster

Tahun 2007 – 2009

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 -0.278 -0.290 -0.278 -0.048 0.180 0.058 -0.326 -0.110 -0.2202 -0.222 -0.236 -0.200 -0.030 -4.819 0.247 -0.252 -5.055 0.0473 -0.440 -0.275 -0.103 2.550 0.846 -0.746 2.110 0.571 -0.8504 -0.529 -0.523 -0.374 -0.434 2.435 -0.173 -0.963 1.913 -0.5465 -0.220 -0.225 -0.214 -0.536 13.613 0.396 -0.756 13.388 0.1826 -0.158 -0.212 -0.107 -0.047 0.011 -0.981 -0.205 -0.201 -1.0887 -0.281 -0.274 -0.232 -1.079 -1.595 -1.561 -1.361 -1.869 -1.7938 -0.295 -0.367 -0.280 -11.881 0.419 -0.696 -12.176 0.052 -0.9769 -0.325 -0.354 -0.450 -0.366 -2.261 4.115 -0.691 -2.615 3.664

10 -0.289 -0.257 -0.230 -0.315 -1.370 -0.875 -0.604 -1.627 -1.10511 -0.369 -0.400 -0.389 -4.561 4.545 1.726 -4.930 4.145 1.33712 -0.491 -0.553 -0.588 -0.629 0.112 -27.342 -1.120 -0.441 -27.93013 -0.337 -0.348 -0.331 -3.785 0.417 2.373 -4.121 0.069 2.04214 -0.195 -0.256 -0.210 0.710 12.702 0.156 0.515 12.447 -0.05315 -0.134 -0.108 -0.109 1.148 0.167 0.167 1.014 0.059 0.058

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry Tbk

Nama Perusahaan X (-3.366) Y (0.657) Z - Score

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Page 176: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

176

Lampiran 17

Hasil Perhitungan Z-Score

Tahun 2007 – 2009

No2007 2008 2009

1 -0.326 -0.110 -0.2202 -0.252 -5.055 0.0473 2.11 0.571 -0.8504 -0.963 1.913 -0.5465 -0.756 13.388 0.1826 -0.205 -0.201 -1.0887 -1.361 -1.869 -1.7938 -12.176 0.052 -0.9769 -0.691 -2.615 3.664

10 -0.604 -1.627 -1.10511 -4.930 4.145 1.33712 -1.120 -0.441 -27.9313 -4.121 0.069 2.04214 0.515 12.447 -0.05315 1.014 0.059 0.058

Z-Score

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Nama Perusahaan

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Page 177: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

177

Lampiran 18

Nilai Cut – Off Z-Score Foster

Tahun 2007

No< 0.640 > 0.640

Bangkrut Tidak Bangkrut1 -0.3262 -0.2523 2.1104 -0.9635 -0.7566 -0.2057 -1.3618 -12.1769 -0.691

10 -0.60411 -4.93012 -1.12013 -4.12114 0.51515 1.014

Argo Pantes TbkDaeyu Orchid Indonesia Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Z-ScoreNama Perusahaan

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Apac Citra Centertex Tbk

Page 178: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

178

Lampiran 19

Nilai Cut – Off Z-Score Foster

Tahun 2008

No< 0.640 > 0.640

Bangkrut Tidak Bangkrut1 -0.1102 -5.0553 0.5714 1.9135 13.3886 -0.2017 -1.8698 0.0529 -2.615

10 -1.62711 4.14512 -0.44113 0.06914 12.44715 0.059

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia Tbk

Nama Perusahaan Z-Score

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Sunson Textile Manufacture TbkTifico Tbk

Page 179: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

179

Lampiran 20

Nilai Cut – Off Z-Score Foster

Tahun 2009

No< 0.640 > 0.640

Bangkrut Tidak Bangkrut1 -0.2202 0.0473 -0.8504 -0.5465 0.1826 -1.0887 -1.7938 -0.9769 3.664

10 -1.10511 1.33712 -27.93013 2.04214 -0.05315 0.058

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry Tbk

Nama Perusahaan Z-Score

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Page 180: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

180

Lampiran 21

TINGKAT KEBANGKRUTAN MODEL FOSTER

TAHUN 2007 – 2009

No Nama PerusahaanNilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi Nilai Z Prediksi

1 -0.326 Bangkrut -0.110 Bangkrut -0.220 Bangkrut2 -0.252 Bangkrut -5.055 Bangkrut 0.047 Bangkrut3 2.110 Tidak Bangkrut 0.571 Bangkrut -0.850 Bangkrut4 -0.963 Bangkrut 1.913 Tidak Bangkrut -0.546 Bangkrut5 -0.756 Bangkrut 13.388 Tidak Bangkrut 0.182 Bangkrut6 -0.205 Bangkrut -0.201 Bangkrut -1.088 Bangkrut7 -1.361 Bangkrut -1.869 Bangkrut -1.793 Bangkrut8 -12.176 Bangkrut 0.052 Bangkrut -0.976 Bangkrut9 -0.691 Bangkrut -2.615 Bangkrut 3.664 Tidak Bangkrut

10 -0.604 Bangkrut -1.627 Bangkrut -1.105 Bangkrut11 -4.930 Bangkrut 4.145 Tidak Bangkrut 1.337 Tidak Bangkrut12 -1.12 Bangkrut -0.441 Bangkrut -27.930 Bangkrut13 -4.121 Bangkrut 0.069 Bangkrut 2.042 Tidak Bangkrut14 0.515 Bangkrut 12.447 Tidak Bangkrut -0.053 Bangkrut15 1.014 Tidak Bangkrut 0.059 Bangkrut 0.058 Bangkrut

Karwell Indonesia Tbk

2007 2008 2009

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry TbkGT Petrochem Industries Tbk

Indorama Synthetics Tbk

Tifico Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture Tbk

Page 181: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

181

Lampiran 22

Perhitungan Debt Ratio (Ratio Hitung)

Tahun 2007 – 2009

(Dalam Jutaan Rupiah)

No2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009

1 2816389 1915103 2048469 2687344 2592556 2576148 98% 74% 80%2 2277498 2124752 1983059 2265174 2125970 1759150 101% 100% 113%3 14805 13884 546606 40856 40096 830457 36% 35% 65%4 339660 262717 297078 418678 290042 298389 81% 91% 100%5 276107 214371 198378 664935 574093 543566 42% 37% 36%6 7798613 6601155 3079865 6637499 6239217 4549288 117% 106% 68%7 2820089 2581733 2743174 4837746 4530166 4937424 58% 57% 56%8 422433 369948 475660 491824 412820 514999 86% 90% 92%9 654383 633908 606634 780672 717711 709778 84% 88% 85%

10 1708635 1592882 837849 2010353 1863039 1113478 85% 85% 75%11 66895 38171 46019 140844 112292 126772 47% 34% 36%12 246508 246419 78120 260766 263827 297377 95% 93% 26%13 48751 50634 52236 301737 309646 322871 16% 16% 16%14 530594 574359 633075 811519 913734 923895 65% 63% 69%15 1425160 1385908 1888334 2279387 2123547 2547453 63% 65% 74%

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Daeyu Orchid Indonesia TbkEratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Industry Tbk

Nama Perusahaan Total Hutang Total Aktiva Rasio Hutang

Pan Brothers Tex TbkRicky Putra Globalindo Tbk

Roda Vivatex TbkSunson Textile Manufacture Tbk

Tifico Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec Tbk

Page 182: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

182

Lampiran 23

TINGKAT KEBANGKRUTAN MENURUT

UNDANG – UNDANG KEPAILITAN NO. 37 TAHUN 2004

TAHUN 2007 – 2009

No Nama PerusahaanRatio Hutang Prediksi Ratio Hutang Prediksi Ratio Hutang Prediksi

1 98% Bangkrut 74% Bangkrut 80% Bangkrut2 101% Bangkrut 100% Bangkrut 113% Bangkrut3 36% Tidak Bangkrut 35% Tidak Bangkrut 65% Bangkrut4 81% Bangkrut 91% Bangkrut 100% Bangkrut5 42% Tidak Bangkrut 37% Tidak Bangkrut 36% Tidak Bangkrut6 117% Bangkrut 106% Bangkrut 68% Bangkrut7 58% Bangkrut 57% Bangkrut 56% Bangkrut8 86% Bangkrut 90% Bangkrut 92% Bangkrut9 84% Bangkrut 88% Bangkrut 85% Bangkrut

10 85% Bangkrut 85% Bangkrut 75% Bangkrut11 47% Tidak Bangkrut 34% Tidak Bangkrut 36% Tidak Bangkrut12 95% Bangkrut 93% Bangkrut 26% Tidak Bangkrut13 16% Tidak Bangkrut 16% Tidak Bangkrut 16% Tidak Bangkrut14 65% Bangkrut 63% Bangkrut 69% Bangkrut15 63% Bangkrut 65% Bangkrut 74% Bangkrut

Daeyu Orchid Indonesia Tbk

2007 2008 2009

Apac Citra Centertex TbkArgo Pantes Tbk

Tifico Tbk

Eratex Djaja TbkEver Shine Textile Industry Tbk

GT Petrochem Industries TbkIndorama Synthetics TbkKarwell Indonesia Tbk

Panasia Filament Inti TbkPanasia Indosyntec TbkPan Brothers Tex Tbk

Ricky Putra Globalindo TbkRoda Vivatex Tbk

Sunson Textile Manufacture Tbk

Page 183: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

183

Hasil Group Statistics Antara Z-Score Model Altman dan Foster

pada Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek

Indonesia tahun 2007 – 2009. ( dihitung secara periode )

Hasil Group Statistics Antara Z-Score Model Altman dan Foster pada Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 – 2009. ( dihitung secara akumulasi periode )

Group Statistics

15 .90887 1.054604 .27229815 -1.59107 3.411905 .88095015 .89520 .998028 .25769015 1.38173 5.109408 1.31924315 1.02880 .935213 .24147115 -1.81540 7.356798 1.899517

ALTMAN & FOSTER121212

ALTMAN & FOSTER 2007

ALTMAN & FOSTER 2008

ALTMAN & FOSTER 2009

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Group Statistics

45 .94422 .976054 .14550245 -.67491 5.603818 .835368

ALTMAN DAN FOSTER12

ALTMAN DAN FOSTERN Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean

Page 184: Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman Dan Foster Pada ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21237/1/KOSASIH... · merupakan replikasi maupun saduran dari hasil

184

Hasil Independent Samples Test Antara Z-Score Model Altman

dan Foster pada Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007 – 2009. ( dihitung secara periode )

Hasil Independent Samples Test Antara Z-Score Model Altman

dan Foster pada Perusahaan Textile dan Garment Go-Public di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007 – 2009. ( dihitung secara akumulasi periode)

Independent Samples Test

4.547 .042 2.711 28 .011 2.499933 .922073 .611152 4.388715

2.711 16.651 .015 2.499933 .922073 .551417 4.448449

8.921 .006 -.362 28 .720 -.486533 1.344175 -3.239952 2.266885

-.362 15.067 .722 -.486533 1.344175 -3.350470 2.377403

2.849 .103 1.485 28 .149 2.844200 1.914804 -1.078098 6.766498

1.485 14.452 .159 2.844200 1.914804 -1.250619 6.939019

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumedEqual variancesassumedEqual variancesnot assumed

ALTMAN & FOSTER 2007

ALTMAN & FOSTER 2008

ALTMAN & FOSTER 2009

F Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Independent Samples Test

6.540 .012 1.909 88 .059 1.619133 .847945 -.065979 3.304245

1.909 46.667 .062 1.619133 .847945 -.087033 3.325299

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

ALTMAN DAN FOSTERF Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means