etiologi dan praktek pengobatan penyakit …lib.unnes.ac.id/32046/1/3401413120.pdfdan konsep...
TRANSCRIPT
i
ETIOLOGI DAN PRAKTEK PENGOBATAN PENYAKIT “DEMARINEN” PADA MASYARAKAT DESA LANJAN
KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Lia Suprapti
NIM 3401413120
JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing utuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II
Mengetahui:
Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertanggungjawabkan melalui sidang di depan panitia
ujian skripsi Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Semarang, pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji I
Penguji II Penguji III
Mengetahui:
iv
PERNYATAAN
Penulis menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi berjudul
ETIOLOGI DAN PRAKTEK PENGOBATAN PENYAKIT “DEMARINEN”
PADA MASYARAKAT DESA LANJAN KECAMATN SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan
dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Selama masih mampu, lakukanlah sendiri.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka
mengubah diri mereka sendiri (Q.S. Ar-Rad: 11)
PERSEMBAHAN
Teriring syukur pada Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
� Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Muhtarom dan Ibu Isnanik,
terimakasih untuk kasih sayang yang sudah diberikan selama ini dan selalu
memberikan dukungan serta doa dengan tulus ikhlas.
� Kedua kakak terhebat yaitu Mas Minto dan Mas Kuswadi, kedua kakak ipar
tersayang, Mbak Lastri dan Mbak Luvi yang telah memberikan dukungan
dan motivasi, serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan
dukungan.
� Teman-teman Sosant angakatan 2013
� Almamater Universitas Negeri Semarang
vi
SARI
Suprapti, Lia. 2017. Etiologi Penyakit dan Praktek Pengobatan “Demarinen” pada Masyarakat Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
Skripsi. Jurusan Sosiologi dan Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant., M.A. dan Dra.
Rini Iswari, M.Si., 114 halaman.
Kata Kunci: Etiologi Penyakit, Demarinen, Sistem Medis
Demarinen merupakan salah satu penyakit lokal yang sampai saat ini masih
dipercayai oleh masyarakat Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang. Masyarakat mengetahui tentang adanya penyakit demarinen dari
pengetahuan yang dimiliki oleh nenek moyang dan diwariskan secara turun
temurun. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui etiologi penyakit
demarinen yang ada dalam pengetahuan masyarakat Desa Lanjan Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang, (2) mengetahui masyarakat Desa Lanjan
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang memperlakukan penyakit demarinen.
Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Kualitatif. Teori
yang digunakan dalam menganalisis masalah penelitian adalah Teori Sistem Medis
dan Konsep Etiologi Penyakit Foster dan Anderson (2013). Lokasi penelitian di
Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Informan utama dalam
penelitian adalah ibu hamil, ibu dan ayah dari anak balita yang pernah mengalami
demarinen, dan sesepuh desa, sedangkan informan pendukungnya adalah bidan
desa dan dukun bayi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawaancara, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan teknik
Triangulasi Data. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyakit demarinen yang dialami
anak balita Desa Lanjan disebabkan karena dua macam, yaitu perasaan iri yang
dimiliki oleh roh yang berada didalam kandungan terhadap salah satu anak balita
diantara anggota keluarga besarnya dan disebabkan karena nadzar, (2)
Penyembuhan dilakukan dengan ngedusi anak balita oleh ibu hamil yang juga
dianggap sebagai sumber terjadinya demarinen. Ngedusi dilakukan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah dipercayai oleh masyarakat, sehingga perasaan iri
dari roh yang berada dalam kandungan dapat dilebur atau disembuhkan.
Saran penelitian: (1) bagi masyarakat Desa Lanjan meskipun lebih percaya
menggunakan pengobatan tradisional dalam menyembuhkan penyakit demarinen,
pengobatan modern juga dilakukan untuk melihat kesembuhan penyakit demarinen
yang dialami oleh anak balita, (2) bagi Dinas Kesehatan menyediakan layanan
kesehatan untuk masyarakat yang masih percaya dengan praktek-praktek
pengobatan tradisional seperti pengobatan ngedusi bagi anak balita yang
mengalami demarinen.
vii
ABSTRACT
Suprapti, Lia. 2017. Etiology of Diseases and Practice of Treatment "Demarinen" on Society of Lanjan Village Community Sumowono District Semarang Regency. Departement of Sociology and Anthropology. Faculty of Social Science. Semarang State University. Supervisor Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant., M.A. And Dra. Rini Iswari, M.Si., 114 Pages.
Keywords: Etiology Disease, Demarinen, Medical System
Demarinen is one of the local diseases which is still believed by the people of Lanjan Village, Sumowono Sub-district, Semarang Regency. Society knows about the existence of demarinen disease from knowledge possessed by ancestors and passed down from generation to generation. The aims of this research are (1) to know the etiology of demarinen disease that exist in Lanjan Village's knowledge of Sumowono Sub-district Semarang Regency, (2) to know how the society of Lanjan Village, Sumowono Sub-district, Semarang Regency, treat demarinen disease.
The research method used is Qualitative Research Method. The theories for analyzing this problem are Medical System Theory and Disease Etiology Concept of Foster and Anderson (2013). The location of this research was in Lanjan Village, Sumowono District, Semarang Regency. The main informants in this research were pregnant women, mothers and father of children under five years who had experienced demarinen, and village elders, while supporting informants were midwives and dukun bayi. Technique of data collection are observation, interview, and documentation. The validity of the data is done by the technique of triangulation. Data analysis, data reduction, presentation data, and verifications.
The results of the research showed that (1) demarinen disease of children under five years of Lanjan village was caused by two factors, these factors are the feelings of envy possessed by the spirit in the womb to one of the children under five years between big family members and the cause of nadzar, (2) the healing process is done by ngedusi children under five years by pregnant women who are also regarded as a source of demarinen disease. Ngedusi is done according to the provisions that have been trusted by the society, so that the feeling of envy by the spirit that is in the womb can be melted or cured.
Suggestion of research: (1) For the people of Lanjan Village although they believe more to the traditional medicine in the treatment of demarinen disease, modern medicine is use done to see the healing of demarinen diseases experienced by children under five years, (2) Department of Health to provide health services for people who still believe in Traditional medicine practices such as treatment for children under five who suffer from demarinen.
viii
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia,
kelancaran serta kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan
judul ETIOLOGI DAN PRAKTEK PENGOBATAN PENYAKIT
“DEMARINEN” PADA MASYARAKAT DESA LANJAN KECAMATAN
SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG. Skripsi ini penulis susun sebagai
salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan sosiologi dan antropologi.
Skripsi ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, terutama bagi masyarakat
Desa Lanjan dan sebagai referensi dalam penelitian berikutnya.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini karena dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa fisik
namun juga berupa do’a dan motivasi yang menjadikan penyusunan skripsi berjalan
dengan lancar. Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
membantu dan semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan.
Penulis dengan penuh rasa syukur mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menimba ilmu di Universitas
Negeri Semarang.
2. Prof.Dr.Rustono, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah
memberikan kesempatan penulis menempuh studi dan memberikan berbagai
fasilitas pendidikan selama masa studi.
ix
3. Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant., M.A. selaku Ketua Jurusan dan Sosiologi dan
Antropologi yang memberikan berbagai pengarahan.
4. Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant., M.A. dan Dra. Rini Iswari, M.Si selaku
pembimbing dalam penulisan skripsi dengan berbagai motivasi dan pengarahan
yang diberikan kepada penulis.
5. Dr. scient. medic. Fadly Husain S. Sos, M. Si. selaku dosen penguji yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Pemerintah Desa Lanjan yang telah memberikan izin penelitian dan seluruh
informan yang telah bersedia memberikan data yang dibutuhkan penulis.
7. Hendri Utomo yang selalu memberikan semangat, dorongan, dan selalu
menginspirasi.
8. Eni, Ririh, Kiki yang sudah saya anggap seperti adik saya sendiri dan teman-
teman kos SHC lainnya. Terimakasih atas pelajaran hidup yang telah kalian
berikan.
9. Ika, Meli, Anime, dan teman-teman rumpi Ipit, Aya, Tika, Elma, Amel dan
Ponco. Terimakasih atas dukungan dan keceriaan yang selalu kalian berikan.
10. Kepada semua pihak yang telah membantu melalui dukungan dan do’a.
Penulis berharap penelitian yang telah dilakukan dapat memotivasi
berbagai pihak untuk melakukan penelitian lanjutan tentang pengobatan tradisional.
Semarang, Juli 2017
Penyusun
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
SARI .................................................................................................................. vi
ABSTRACK .................................................................................................... vii
PRAKATA ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
E. Batasan Istilah .................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Pustaka .................................................................................... 9
B. Landasan Teoritik ............................................................................. 17
C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian ................................................................................ 28
B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 29
C. Fokus Penelitian ............................................................................... 30
D. Sumber Data Penelitian .................................................................... 31
E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 38
F. Validitas Data ................................................................................... 45
xi
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. ............................................... 52
1. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Lanjan ........................ 52
2. Gambaran Aktivitas Sosial, Ekonomi, dan Religi Masyarakat Desa
Lanjan .......................................................................................... 57
3. Layanan Kesehatan Desa Lanjan ................................................. 61
4. Profil Informan ............................................................................ 62
B. Penyakit Demarinen pada Anak-Anak di Desa Lanjan .................... 71
C. Etiologi Penyakit Demarinen dalam Pengetahuan Masyarakat Desa
Lanjan ............................................................................................... 73
1. Penyebab terjadinya Penyakit Demarinen pada Anak Balita Desa
Lanjan .......................................................................................... 73
2. Proses terjadinya Penyakit Demarinen pada Anak Balita Desa
Lanjan .......................................................................................... 78
3. Gejala-Gejala Anak Balita Desa Lanjan yang mengalami Penyakit
Demarinen ................................................................................... 81
D. Masyarakat Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
dalam Memperlakukan Penyakit Demarinen ................................... 88
1. Diagnosa Penyakit Demarinen pada Anak Balita Desa Lanjan .. 88
2. Tahap Pencarian Pengobatan pada Penyakit Demarien .............. 89
3. Proses Penyembuhan Penyakit Demarinen pada Anak Balita Desa
Lanjan .......................................................................................... 92
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 111
B. Saran ............................................................................................... 112
DAFTAR PUSATAKA ................................................................................. 113
LAMPIRAN ................................................................................................... 115
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Wilayah Lahan Pertanian Desa Lanjan ........................................... 52
Gambar 2. Kantor Desa Lanjan sebagai Pusat Pemerintahan Desa .................. 54
Gambar 3. Salah Satu Hasil Komoditas Masyarakat Desa Lanjan ................... 60
Gambar 4. Tempat Praktikan Bidan Desa ......................................................... 62
Gambar 5. Kembang Macan Kerah ................................................................ 102
Gambar 6. Proses Penyembuhan dengan Cara Ngedusi anak balita ............... 108
Gambar 7. Daun Pare ...................................................................................... 128
Gambar 8 Daun Sengkedan ............................................................................. 128
Gambar 9. Daun Dadap Serep ......................................................................... 128
Gambar 10. Serei ............................................................................................. 128
Gambar 11. Bengle.......................................................................................... 129
Gambar 12.Mawar Merah ............................................................................... 129
Gambar 13. Mawar Putih ................................................................................ 129
Gambar 14. Melati .......................................................................................... 129
Gambar 15. Bunga Kantil ............................................................................... 129
Gambar 16. Daun Kenanga ............................................................................. 129
Gambar 17. Daun Sirih ................................................................................... 130
Gambar 18. Daun Pandan ............................................................................... 130
Gambar 19. Kencur ......................................................................................... 130
Gambar 20. Kayu Secang ................................................................................ 130
Gambar 21. Dlingo .......................................................................................... 130
Gambar 22. Serei ............................................................................................. 130
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Informan Utama ....................................................................... 34
Tabel 2. Daftar Informan Pendukung................................................................ 37
Tabel 3. Daftar Kegiatan Observasi .................................................................. 39
Tabel 4. Waktu Pelaksanaan Wawancara ......................................................... 42
Tabel 5. Daftar Dokumentasi ............................................................................ 44
Tabel 6. Jumlah Penduduk ................................................................................ 54
Tabel 7. Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................ 55
Tabel 8. Nama Ilmiah Tanaman Kembang Macan Kerah .............................. 100
Tabel 9. Nama Ilmiah dari Daun Tanaman Herbal untuk Napeli ................... 104
xiv
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Perbedaan Sistem Medis Modern dan Tradisional ............................ 19
Bagan 2. Kerangka Berpikir .............................................................................. 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah salah satu masalah yang paling mendasar dalam
kehidupan manusia. Kunci dari segala aktivitas manusia adalah pada kondisi
kesehatan tubuh manusia tersebut. Sunaryo (2014:241) membagi beberapa
kriteria tentang sehat, yaitu tubuh berada pada kondisi prima, enak, nyaman
dan bahagia, serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Manusia dalam
kondisi sehat dapat melakukan segala aktivitas sehari-harinya, sedangkan
dalam kondisi sakit segala aktivitasnya akan terhambat.
Gangguan kesehatan merupakan suatu kondisi dimana tubuh berada
pada kondisi abnormal. Keadaan tersebut disebabkan karena organ yang
terdapat dalam tubuh mengalami disfungsi. Masalah kesehatan juga dapat
disebabkan karena masuknya virus atau bakteri ke dalam tubuh dan tubuh tidak
dapat merespon dengan baik. Ratna (2009:14) menjelaskan bahwa penyakit
disebabkan karena adanya kuman dan sebelum ditemukan antibiotik bahkan
terdapat penyakit yang disebabkan karena makhluk halus.
Anak balita sangat rentan terhadap masalah gangguan kesehatan.
Masalah gangguan kesehatan yang dialami anak balita tidak hanya berkaitan
dengan gangguan medis saja, tetapi juga menyangkut gangguan kesehatan
yang berkaitan dengan sosial budaya di masyarakat. Faktor-faktor sosial
budaya tersebut dipengaruhi oleh sistem kepercayaan dan pengetahuan
2
masyarakat. Faktor sosial budaya yang sudah berkembang di masyarakat
memunculkan persepsi-persepsi tentang sakit, sebab-akibat sakit, dan cara
menyembuhkan penyakit.
Sebagian besar masyarakat Jawa memiliki berbagai macam persepsi
tentang terjadinya sakit. Anak balita dikatakan sakit apabila memiliki gejala-
gejala seperti nafsu makan berkurang, turunnya berat badan, suhu tubuh panas,
badan lemas, dan rewel. Gelaja-gejala yang ditimbulkan dari penyakit tersebut
menimbulkan persepsi tentang penyebab timbulnya suatu penyakit.
Masyarakat menilai bahwa gejala sakit tersebut disebabkan karena adanya
kekuatan-kekuatan supranatural. Penilaian akan berbeda apabila dilihat dari
dunia kesehatan. Dunia kesehatan menilai bahwa gejala-gejala tersebut dapat
disebabkan seperti cuaca, makanan dan pola hidup yang tidak sehat. Foster dan
Anderson (2013:63) menyatakan bahwa sebab-sebab sakit ditimbulkan karena
dua hal, yaitu adanya kekuatan supranatural (personalistik) dan adanya ketidak
seimbangan unsur-unsur dalam tubuh (naturalistik).
Pengobatan adalah salah satu upaya masyarakat dalam menyembuhkan
penyakit. Pengobatan dilakukan baik melalui sistem pengobatan modern
maupun tradisional. Foster dan Anderson (2013) menjelaskan bahwa sistem
pelayanan kesehatan terbagi menjadi dua, yaitu sistem pelayanan kesehatan
modern dan tradisional. Dari sudut pengobatan modern, berbagai macam
teknologi canggih dikerahkan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit.
Beberapa macam pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Puskesmas, dan
Rumah Sakit di bangun oleh pemerintah maupun swasta untuk menunjang
3
kesehatan masyarakat. Dari sudut pandang pengobatan tradisional pelayanan
kesehatan seperti dukun atau orang yang dipercaya dapat menyembuhakan
memiliki peran yang penting dalam menyembuhkan pasien.
Pengobatan modern dan tradisional adalah praktek pengobatan yang
memiliki sudut pandang kesehatan yang berbeda. Praktek pengobatan modern
melihat gejala penyakit melalui ilmu kedokteran. Pengobatan dilakukan
dengan menganalisa sesuai dengan kajian-kajian ilmiahnya. Praktek
pengobatan tradisional dilakukan sesuai dengan budaya yang telah diyakini
oleh masyarakat. Pengobatan dianalisa sesuai dengan pengetahuan-
pengetahuan masyarakat yang sudah turun temurun dari nenek moyang dan
dipercayai oleh masyarakat.
Pengobatan modern sekarang ini lebih mendomindasi dibandingkan
dengan pengobatan tradisional, akan tetapi terdapat masyarakat yang masih
kurang puas terhadap sistem pengobatan yang ada. Penggunaan teknologi yang
semakin canggih dalam sistem pengobatan modern tidak mampu mengatasi
masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat. Penyakit yang dialami oleh
seseorang belum tentu dapat dideteksi dengan menggunakan peralatan modern
yang canggih (Suryaningsi, 2015:480). Pengobatan tradisional merupakan
sistem pengobatan alternatif yang dipilih oleh masyarakat untuk memenuhi
keberhasilan dalam pengobatan penyakit.
Penyakit demarinen adalah salah satu masalah kesehatan non medis
yang masih berkembang di masyarakat. Penyakit ini hanya diderita oleh anak
balita. Diagnosa penyakit demarinen muncul setelah pengobatan melalui
4
pelayanan medis tidak berhasil. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit
demarinen yaitu nafsu makan berkurang, turunnya berat badan, suhu tubuh
panas, badan lemas, dan rewel. Masyarakat Desa Lanjan memandang bahwa
gejala-gejala tersebut merupakan tanda-tanda anak balita mengalami masuk
angin. Konsep kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat Desa Lanjan
menyatakan bahwa penyakit masuk angin dapat disembuhkan melalui
pengobatan medis modern seperti bidan, akan tetapi berbeda dengan penyakit
demarinen yang menurut kepercayaan masyarakat penyakit tersebut hanya
dapat disembuhkan melalui sistem medis tradisional. Sunaryo (2014:253)
menjelaskan bahwa masyarakat memiliki persepsi tentang pemilihan
pengobatan terhadap sakit yang dideritanya.
Masyarakat Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
adalah masyarakat yang masih percaya dengan masalah gangguan kesehatan
yang disebabkan karena kekuatan-kekuatan supranatural. Masyarakat percaya
bahwa penyebab dari anak balita mengalami demarinen adalah adanya
seseorang yang sedang hamil. Ibu hamil yang dimaksud adalah ibu hamil yang
masih memiliki ikatan keluarga dengan pasien. Penyakit demarinen hanya di
derita oleh anak mulai dari lahir sampai berusia 5 tahun. Alternatif pengobatan
penyakit demarinen yang dipercaya oleh masyarakat selama ini yaitu dengan
melakukan pengobatan secara tradisional. Sistem pengetahuan masyarakat
percaya bahwa ngedusi anak balita merupakan pengobatan tradisional yang
dapat menyembuhkan penyakit tersebut.
5
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk lebih mengetahui
tentang bagaimana etiologi dan praktek pengobatan pada penyakit demarinen
yang dialami oleh anak balita. Peneliti juga tertarik untuk menggunakan teori
sistem medis dan etiologi penyakit dalam penelitian. Sehubungan dengan hal
tersebut maka peneliti tertarik untuk penelitian mengenai “Etiologi dan
Praktek Pengobatan Penyakit “Demarinen” Pada Masyarakat Desa
Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana etiologi penyakit demarinen dalam pengetahuan masyarakat
Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang ?
2. Bagaimana masyarakat Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang dalam mengobati penyakit demarinen ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari perumusan masalah tersebut yang telah ditentukan, maka tujuan dalam
penelitian ini yang hendak dicapai adalah untuk :
1. Mengetahui etiologi penyakit demarinen yang ada dalam pengetahuan
masyarakat Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
2. Mengetahui masyarakat Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang dalam mengobati penyakit demarinen.
6
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan Pendidikan Sosiologi dan Antropologi mengenai praktek
pengobatan tradisional atau etnomedisin.
b. Memperkaya wawasan dalam khasanah ilmu tentang penyakit demarinen
yang hanya dialami oleh anak dari lahir sampai usia 5 tahun.
c. Sebagai bahan pembelajaran pada mata pelajaran antropologi kelas XI
semester 2 tentang materi budaya lokal.
d. Sebagai bahan referensi dan acuan serta bahan tinjauan bagi para
pembaca atau para peneliti berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada
masyarakat bahwa penyakit yang ada dalam masyarakat tidak hanya
penyakit yang disebabkan karena faktor biologis saja, melainkan juga
terdapat penyakit yang disebabkan karena adanya kekuatan-kekuatan
supranatural seperti demarinen.
b. Bagi masyarakat luas
Penelitian ini harapannya dapat menjadi suatu acuan untuk meneliti
lebih jauh tentang beberapa penyakit non medis lainnya yang masih
berkembang di masyarakat.
7
c. Bagi pemerintah Daerah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah
Daerah di Kabupaten Semarang bahwa sampai saat ini sebagian besar
masyarakat masih percaya dengan penyakit non medis terutama yang
dilami oleh anak-anak. Teknik pengobatan dalam menyembuhkan
penyakit tidak bisa digeneralisasikan kedalam pengobatan medis saja.
3. BATASAN ISTILAH
1. Etiologi
Etiologi adalah kerangka kognitif pada masyarakat yang digunakan
untuk menjelaskan tentang adanya penyakit (Foster dan Anderson,
2013:63). Etiologi penyakit adalah pengetahuan tentang sebab-sebab sakit
dan akibat sakit yang ditimbulkan dari pasien. Etiologi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah etiologi penyakit demarinen yang ada dalam
sistem pengetahuan masyarakat di Desa Lanjan.
2. Praktek Pengobatan
Foster dan Anderson (2013:46) menjelaskan bahwa praktek pengobatan
adalah tindakan yang dilakukan oleh penyembuh dalam mengobati pasien
didalam kamar sakit. Penyembuhan pada penyakit demarinen dilakukan
oleh ibu hamil. Praktek pengobatan yang digunakan yaitu dengan cara
pengobatan tradisional ngedusi yang sudah diyakini oleh masyarakat sejak
dahulu dan sudah turun temurun dari nenek moyang.
8
3. Demarinen
Demarinen adalah penyakit yang disebabkan karena ibu hamil dan
hanya diderita oleh anak yang berusia dibawah umur 5 tahun. Konsep sosial
budaya dalam masyarakat melihat gejala-gejala penyakit demarinen
ditandai dengan nafsu makan berkurang, turunnya berat badan, suhu tubuh
panas, badan lemas, rewel dan ora tau kebeneran.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIIKIR
A. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
Tinjauan pustaka merupakan penjelasan mengenai hasil penelitian-
penelitian sebelunya yang isinya mirip dengan penelitian yang akan dilakukan.
Hasil penelitian tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dalam melakukan berbagai kajian lainnya.
Kepustakaan yang dibahas dalam tulisan ini merupakan penelitian
Kasnodihardjo dan Angkasawati (2013) dalam jurnal dengan judul “Upaya
Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit pada Bayi dan Anak berdasarkan
Konsepsi Budaya” menjelaskan bahwa terdapat fenomena budaya terkait
penyakit yang dialami oleh anak dan balita. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui konsepsi budaya yang mendasari upaya pencegahan dan
penyembuhan penyakit pada bayi atau anak yang dilakukan oleh masyarakat di
Desa Gadingsari.
Hasil penelitian ini menjelaskan tentang salah satu penyakit berdasarkan
kosepsi budaya, yaitu penyakit sawan. Penyakit sawan adalah penyakit yang
dialami oleh anak dan balita. Penyakit ini disebabkan karena gangguan
makhluk halus. Penyakit sawan terdiri dari beberapa jenis, yaitu sawan
wangke, sawan klengkeng, sawan manten, dan sawan kikir. Penyakit tersebut
disembuhkan dengan cara pengobatan sesuai dengan konsep budayayang ada
di Desa Gadingsari, yaitu mematuhi larangan-larangan, tabu-tabu dan
10
melaksanakan berbagai ritual atau pengobatan yang disesuaikan dengan jenis
penyakit sawan yang diderita oleh anak dan balita. Penelitian ini juga
menjelaskan bahwa kesehatan anak sangat penting bagi masyarakat di Desa
Gadingsari. Anak dipandang memiliki nilai ekonomis dan dapat menjadi
sarana untuk mengubah status sosial keluarganya.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis
yaitu sama-sama meneliti tentang penyakit non medis yang hanya diderita oleh
bayi atau anak dan metode penelitian yang digunakan sama-sama
menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaannya yaitu fokus
penelitian ini lebih kepada nilai ekonomis anak bagi orang tua, sedangkan
penulis hanya berfokus pada penyebab sakit dan pratek pengobatan pada
penyakit demarinen. Penelitian ini menggunkan konsep pengobatan tradisional
(jamu, ramuan, janur, dan lain sebagainya) dan pergeseran nilai anak,
sedangkan penulis menggunakan teroi sistem medis dan konsep etiologi
penyakit dari Foster dan Anderson.
Studi lain dilakukan oleh Town, et al. (2014) dalam jurnal yang berjudul
“Traditional Medicine and Childcare in Western Africa: Mothers Knowledge,
Folk Illnesses, and Patterns of Healthcare-Seeking Behaviour” menjelaskan
tentang pemilihan pengobatan yang dilakukan oleh ibu dalam mengobati
penyakit yang dialami oleh bayi dan anak-anak. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi pengetahuan ibu di Benin dan Gabon mengenai penyakit yang
dialami oleh bayi dan anak-anak terhadap pemililihan pengobatan yang tepat
ke pengobatan herbal, biomedis, dan penyembuh tradisional.
11
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa ibu di Benin dan Gabon lebih
memilih mengobati bayi dan anaknya yang mengalami penyakit atita dan
fontanel dengan menggunakan tanaman-tanaman herbal yang dibuat dalam
bentuk teh, berbeda dengan anak balita yang mengalami penyakit malaria,
demam, anemia, dan diare yang akan disembuhkan melalui pengobatan
biomedis. Di Benin dan Gabon juga terdapat penyakit rakyat yang dikenal
dengan la rate (limpa) dan pogha yang ditandai dengan badan kurus, kejang-
kejang dan disertai demam. Masyarakat percaya bahwa penyebab dari penyakit
tersebut berasal dari terkena ilmu sihir atau kehendak Tuhan, sehingga
pengobatan yang cocok untuk menyembuhkan penyakit tersebut dengan cara
tradisional (doa).
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-
sama mengkaji tentang penyakit yang dialami oleh anak balita. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah pada metode
dan pengobatan penyakit yang dilakukan untuk menyembuhkan penyakit yang
dialami anak balita. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dan kualitatif, sedangkan penulis hanya menggunakan metode kualitatif.
Penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis juga terdapat
perbedaan mengenai penyebab dari berbagai macam penyakit yang dialami
anak balita tidak hanya disebabkan karena kekuatan-kekuatan yang
supranatural, sedangkan penulis hanya mengkaji tentang penyakit yang hanya
disebabkan oleh kekuatan yang supranatural, begitu juga dengan jenis
pengobatan yang digunakan. Penelitian ini memilih pengobatan disesuaikan
12
dengan jenis penyakit yang dialami anak balita, sedangkan penulis
menggunakan pengobatan tradisional dalam menyembuhkan penyakit yang
dialami anak balita.
Studi lain dilakukan oleh EJ, Kayombo (2013) dalam jurnal internasional
dengan judul “Traditional Methods of Protecting The Infant and Child
Illness/Disease Among The Wazigua At Mvomero Ward, Morogoro, Region,
Tanzania” menjelaskan tentang jimat yang digunakan untuk melindungi anak
dan balita dari penyakit, gangguan sihir, dan jin. Tujuan penelitian ini yaitu
menganalisis metode pengobatan tradisional yang digunakan untuk melindungi
anak dan bayi terhadap masalah kesehatan di daerah pedesaan.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahawa di Tanzania terdapat pengobatan
tradisional yang sudah dipercaya secara turun temurun untuk melindungi bayi
dan anak terhadap suatu penyakit. Masyarakat percaya bahwa penyakit yang
dialami oleh anak dan balitanya disebabakan oleh ilmu sihir, mata jahar
leluhur, dan jin. Hirizi adalah sebuah obat yang berisi tanaman herbal seperti
tanaman mvuje, mangube dan mahungu. Hirizi dibuat oleh salah seorang
dukun. Seorang dukun akan menyertakan serangkaian doa-doa atau ritual ke
dalam hirizi. Hirizi biasanya dikenakan disekitar leher, pergelangan lengan,
dan disekitar pinggang. Hirizi dibuat dengan tujuan untuk melindungi bayi dan
anak agar tidak terkena penyakit, kecelakaan, ilmu sihir atau roh jahat.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis
adalah sama-sama meneliti tentang pengobatan tradisional pada anak dan
balita. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis
13
terletak pada fokus dan metodenya. Penelitian ini berfokus pada perlindungan
dan pencegahan anak dari gangguan penyakit atau ilmu sihir, sedangkan
penulis lebih berfokus pada pengobatan anak setelah terkena penyakit
demarinen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif , sedangkan penulis hanya menggunakan metode penelitian kualitatif.
Penelitian Arini, et al. (2016) dalam jurnal dengan judul “The Role of
Dukun Suwuk and Dukun Prewangan in Curing Diseases in Kediri Community
” menjelaskan tentang kepercayaan masyarakat di Kabupaten Kediri tentang
pengobatan yang dilakukan oleh dukun untuk mengobati penyakit pada anak
balita. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui profil, metode
penyembuhan yang dilakukan oleh dukun suwuk dan dukun prewangan, serta
peranannya dalam menyembuhkan penyakit.
Hasil penelitian ini menjelaskan tentang keberadaan dua dukun yang ada
di Kabupaten Kediri. Dukun suwuk dan dukun prewangan merupakan dukun
yang dipercayai oleh masyarakat dapat menyembuhkan penyakit yang dialami
oleh anak balita. Kedua dukun tersebut berada pada lokasi yang berbeda,
meskipun masih dalam satu kabupaten. Dukun suwuk dapat ditemui di
Kecamatan Purwoasri tepatnya di Desa Pesing dan Desa Dayu, sedangkan
dukun prewangan berada di Desa Sukomoro Kecamatan Papar. Gus Busro dan
Bu Misriyati dikenal oleh masyarakat sebagai dukun suwuk, sedangkan Mbah
Misri dikenal sebagai dukun prewangan.
Dukun suwuk dan dukun prewangan memiliki metode penyembuhan
yang berbeda. Dukun suwuk menggunakan serangkain doa dalam
14
menyembuhkan pasiennya. Air dan rempah-rempah yang berasal dari
tumbuhan digunakan sebagai media pedukung dalam menyembuhkan pasien.
Kelebihan dari dukun suwuk seperti Gus Busro yaitu beliau dapat
menyembuhkan pasiennya melalui teknik jarak jauh. Teknik pengobatan jarak
jauh dilakukan dengan dukun suwuk mengetahui nama pasiennya, kemudian
pasien akan ditransfer serangkaian doa oleh dukun suwuk.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis
yaitu sama-sama mengkaji tentang pengobatan alternatif untuk
menyembuhkan penyakit yang dialami anak balita dan sama-sama
menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan penulis yaitu dapat dilihat dari fokus dan konsep
penelitian. Penelitian ini berfokus pada metode penyembuhan yang dilakukan
oleh seorang dukun, sedangkan penelitian yang akan dilakukan lebih berfokus
pada teknik penyembuhan yang dilakukan oleh ibu hamil. Penelitian ini
menggunakan teori pilihan rasional, sedangkan penulis menggunakan teori
sistem medis.
Teknik pengobatan yang digunakan oleh dukun prewangan seperti Mbah
Misri berbeda dengan teknik pengobatan yang dilakukan oleh dukun suwuk.
Dukun prewangan menggunakan bantuan makhluk-makhluk supranatural
dalam menyembuhkan setiap pasiennya. Tiga makhluk supranatural yang biasa
diajak kerjasama oleh Mbah Misri adalah Adi Mulyo, Mbok Dewi, dan Simo.
Studi lain dilakukan oleh Marsh, et al. (2011) dalam jurnal internasional
dengan berjudul “All Her Children are Born That Way: Gendered Experiences
15
of Stigma in Families Affected by sickle Cell Disorder in Rural Kenya”
menjelaskan bahwa penyakit yang dialami oleh anak-anak disebabkan karena
ibu dan keturunan yang turun temurun. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengeksplorasi pengalaman awal mengalami gangguan sel sabit (SCD) pada
keluarga, mengetahui anak-anak yang terkena dampak, dan
mempertimbangkan stigma dalam menangkal kesehatan.
Hasil peneitian ini menjelaskan tentang penyakit SCD yang dialami oleh
anak-anak disebabkan oleh faktor keturunan dari nenek moyang, antar
generasi, faktor keturunan dari ibu, dan keselahan ibu dalam mencegah,
merawat, dam memilih pengobatan yang tepat untuk penyakit yang dialami
anaknya. Tanda-tanda yang dilami oleh anak seperti infeksi serius,
pembekakan perut, dan kelelahan yang sangat kronis tidak diketahui oleh
masyarakat bahwa tanda-tanda tersebut merupakan ciri-ciri dari penyakit SCD.
Masyarakat di Kenya beranggapan bahwa faktor yang paling mempengaruhi
terjadinya penyakit SCD adalah seorang ibu, karena ibu dianggap oleh
masyarakat memiliki peranan penuh dalam menjaga kesehatan anak. Ibu yang
memiliki riwayat mempunyai penyakit SCD juga akan berakibat pada anak
balita yang masih berada didalam kandungannya.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis
adalah sama-sama mengkaji tentang anggapan masyarakat bahwa penyakit
yang dialami oleh anak balita berasal dari ibu dan sama-sama menggunakan
metode penelitian kualitatif. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan penulis adalah peneliti tidak menjelaskan mengenai jenis pengobatan
16
yang tepat dalam menyembuhkan penyakit SCD yang dialami oleh anak-anak,
sedangkan penulis menjelaskan tentang jenis pngobatan yang tepat dalam
mngobati penyakit demarinen yang dialami anak balita dengan ngedusi.
Penelitian Abubakar, et al. (2013) dalam jurnal internasional dengan
judul “Socio-Cultural Determinants of Health-Seeking Behaviour on the
Kenyan Coast: A Qualitative Study” menjelaskan tentang faktor yang
melatarbelakangi masyarakat di sekitar pantai Kenyan dalam menggunakan
pengobatan yang tepat dalam menyembuhkan penyakit anak-anaknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kenyan memilih
pengobatan biomedis sebagai pilihan pertamanya dalam menyembuhkan
penyakit yang dialami anaknya. Masyarakat menggunakan pengobatan
biomedis apabila anaknya mengalami penyakit batuk, flu, demam, tipes, dan
malaria. Pengobatan tradisional dukun dan guru spiritual digunakan oleh
masyarakat Kenyan apabila pengobatan biomedis mengalami kegagalan, selain
itu pengobatan tradisional digunakan oleh masyarakat untuk menyembuhkan
penyakit halusinasi, kecematan, gangguan dari roh, dan sihir. Pengobatan
tradisional juga digunakan sebagai pengobatan preventif oleh masyarakat
dalam melindungi anaknya dari gangguan-gangguan supranatural. Pengobatan
bagi masyarakat Kenyan melibatkan keluarga dan ayah memiliki kekuasaan
tertinggi dalam memilih jenis pengobatan yang tepat untuk penyakit anaknya.
Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang
dilaukan penulis yaitu sama-sama menjelaskan bahwa pengobatan tradisional
dijadikan sebagai pengobatan alernatif setelah adanya kegagalan penyembuhan
17
pada sistem medis modern. Metode penelitian yang digunakan peneliti dengan
metode penelitian yang digunakan oleh penulis juga sama-sama menggunakan
metode penelitian kualitatif. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan penulis yaitu peneliti menjelaskan bahwa ayah memiliki kekuasaan
tertinggi dalam mengambil keputusan untuk memilih jenis pengobatan yang
tepat dalam menyembuhkan anaknya, sedangkan penulis menjelaskan
mengenai kekuasaan tertinggi dalam memilih pengobatan untuk anaknya
berada pada posisi ibu.
B. LANDASAN TEORETIK
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah etiologi
penyakit dan praktek pengobatan yang terdapat dalam teori sistem medis Foster
dan Anderson (2013). Teori sistem medis melihat adanya kepercayaan
masyarakat mengenai timbulnya suatu penyakit dan teknik-teknik pengobatan
yang digunakan oleh masyarakat. Teori sistem medis mengandung beberapa
unsur sistem medis, yaitu 1) sistem medis adalah bagian integral dari
kebudayaan-kebudayaan; 2) penyakit ditentukan oleh kebudayaan; 3) semua
sistem-sistem medis memiliki segi-segi pencegahan dan pengobatan; 4) sistem
medis memiliki sejumlah fungsi (Foster dan Anderson, 2013:48-52).
Sistem medis adalah kepercayaan masyarakat tentang timbulnya suatu
penyakit yang diakibatkan karena tingkah laku manusia dan usaha dalam
menagatasinya yang dilihat dari kontak sosial budaya (Foster dan Anderson,
2031:41). Setiap masyarakat memiki kepercayaan terhadap penyebab suatu
18
penyakit, penyembuh, dan cara mengobati suatu penyakit. Kepercayaan
masyarakat tersebut diperoleh melalui pengetahuan-pengetahuan dari nenek
moyang yang sudah turun temurun. Salah satu pengetahuan yang dimiliki
masyarakat yaitu tentang suatu penyakit yang dilihat dari sudut pandang non
medis.
Asumsi utama dari teori sistem medis adalah semua sistem medis yang
dimiliki oleh seluruh masyarakat mengandung dua hal pokok, yaitu sistem teori
penyakit dan sistem perawatan kesehatan (Foster dan Anderson, 2013:46).
Sistem teori penyakit menjelaskan tentang kepercayaan masyarakat mengenai
ciri-ciri, sebab-akibat dan teknik pengobatan yang dilakukan oleh seorang
penyembuh. Sistem perawatan penyakit lebih melihat tentang bentuk-bentuk
tingkah laku yang dilakukan masyarakat dalam menyembuhkan penyakitnya.
Kategori sistem medis yang pertama dijelaskan oleh Foster dan Anderson
(2013:46) tentang sistem teori penyakit yang merupakan kepercayaaan
masyarakat tentang ciri-ciri sehat, sebab-sebab sakit, dan teknik-teknik
pengobatan yang dilakukan oleh seorang penyembuh. Sistem teori ini juga
menjelaskan tentang penyakit yang disebabkan karena hilangnya kesehatan,
pelanggaran tabu, pencurian jiwa seseorang, gangguan keseimbangan antara
unsur panas dingin dalam tubuh atau kegagalan pertahanan immunologi
manusia yang disebabkan karena kuman dan virus. Pada teori ini lebih
menekankan pada penyebab penyakit yang dialami oleh masyarakat
disebabkan karena hal-hal yang rasional dan logis. Rasional dan logis yang
19
dimaksud adalah sesuai dalam konteks sosial budaya yang ada didalam
masyarakat.
Personalistik dan naturalistik adalah etiologi yang terdapat pada sistem
medis tradisional atau etnomedisin (Foster dan Anderson, 2013:63). Sistem
medis yang dimiliki oleh masyarakat tidak semua mengandung kedua etiologi
tersebut. Sistem medis modern melihat bahwa etiologi penyakit disebabkan
karena faktor-faktor yang dapat diuji secara ilmiah. Perbedaan antara sistem
medis tradisional dan sistem medis modern dapat dilihat sebagai berikut:
Bagan 1. Perbedaan sistem medis modern dan tradisional
Sistem medis modern dengan sistem medis tradisional memiliki etiologi
penyakit yang berbeda-beda. Etiologi penyakit pada sistem medis modern
dapat diketahui melalui metode-metode secara ilmiah seperti tes laboratorium
dan rontgen, sedangkan etiologi pada sistem medis tradisional dapat diketahui
melalui kajian etnomedisin yang dipercaya dan dianut oleh masyarakat
Ilmiah
Etiologi
Penyakit
Sistem Medis
Modern
Sistem Medis
Tradisional
Personalistik Naturalistik
Etnomedisin
20
tertentu. Sistem medis tradisional melihat etiologi penyakit melalui sudut
pandang personalistik dan naturalistik.
Sistem medis personalistik adalah suatu sistem penyakit (illness) yang
disebabkan karena adanya agen aktif seperti makhluk gaib, hantu, roh leluhur,
tukang tenun dan tukang sihir. Sistem ini memandang bahwa penyakit
ditimbulkan karena sebab-sebab khusus yang menyangkut kehidupan orang
yang sakit. Teknik pengobatan pada sistem ini dilakukan oleh seorang
penyembuh tertentu (dukun). Tujuannya adalah untuk mengetahui peneyebab
yang melatar belakangi terjadinya sakit yang diderita oleh pasien.
Sistem medis naturalistik adalah penyakit (illness) disebabkan karena
adanya ketidakseimbanngan unsur-unsur didalam tubuh, seperti panas, dingin,
emosi, cairan tubuh, dan disebabkan karena pengaruh lingkungan. Sistem ini
melihat bahwa penyebab penyakit dianalisa sesuai dengan logika berfikir
manusia. Teknik pengobatan pada sistem ini dilakukan oleh seorang tabib atau
seseorang yang ahli dalam meracik obat-obatan. Tujuannya adalah untuk
menyeimbangkan unsusr-unsur dalam tubuh pasien.
Kategori kedua dalam sistem medis yaitu sistem perawatan kesehatan.
Sistem perawatan kesehatan merupakan perawatan kesehatan yang tidak hanya
melibatkan pasien, tetapi juga melibatan keluarga dan penyembuh dalam
mengobati penyakit. Sebab-sebab timbulnya penyakit yang dialami oleh
masyarakat menentukan bagaimana masyarakat dalam mengambil keputusan-
keputusan untuk melakukan pengobatan. Pengobatan dilakukan dan
disesuaikan dengan penyebab dan gelaja-gejala yang dilami oleh masyarakat.
21
Komponen yang terlibat dalam sistem pengobatan ini, yaitu sistem medis
tradisional.
Pemilihan pengobatan tradisional dikarenakan adanya ketidakpuasan
terhadap pelayanan sistem medis modern. Sistem pengetahuan masyarakat
mengenai penyebab timbulnya suatu penyakit mengakibatkan masyarakat
masih bertahan menggunakan pengobatan tradisional. Masyarakat
mengintegrasikan sistem medis tradisional dalam kebudayaan-kebudayaan
masyarakat sehingga membentuk suatu konsep penyembuhan.
Penulis tertarik untuk menggunakan teori sistem medis dan konsep
etiologi penyakit yang dikemukakan oleh Foster dan Anderson, karena teori
dan konsep tersebut sesuai dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis.
Praktek pengobatan penyakit demarinen yang dilakukan secara sistem medis
tradisional oleh penyembuh dapat dianalisis oleh penulis dengan menggunakan
teori sistem medis. Perihal gejala-gelaja, sebab dan akibat yang ditimbulkan
dari penyakit demarinen dapat dianalisi menggunakan konsep etiologi penyakit
yang merupakan bagian dari teori sistem medis.
22
C. KERANGKA BERPIKIR
Bagan 2. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir diatas mendiskripsikan tentang salah satu penyakit
lokal yang hanya dialami oleh anak balita. Penyakit lokal yang masih
berkembang di Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
yaitu penyakit demarinen. Munculnya penyakit tersebut dkarenakan adanya
salah satu dari anggota kelurga besarnya yang sedang hamil. Penyebab
Masyarakat Desa Lanjan
Munculnya Penyakit
Modern Tradisional
Praktek Pengobatan Pengetahuan
Teori Sistem Medis dan Konsep
Etiologi Penyakit (Foster dan
Anderson (2013)
Demarinen
23
timbulnya penyakit demarinen yaitu antara janin yang berada didalam
kandungan memiliki kekuatan yang sama dengan anak balita dari salah satu
anggota keluaganya yang masih memiliki ikatan darah.
Penyakit demarinen memiliki gejala-gejala yang hampir sama dengan
penyakit yang biasa disebut oleh masyarakat Desa Lanjan dengan masuk
angin. Gejala-gejala penyakit demarinen biasanya anak mengalami nafsu
makan berkurang, turunnya berat badan, suhu tubuh panas, badan lemas,
rewel dan ora tau kebeneran ketika meminta sesuatu. Anak balita mengalami
gejala tersebut secara terus-menerus. Langkah pertama yang biasa dilakukan
oleh orang tua dalam menyembuhkan anaknya tersebut dengan melaukan
pengobatan ke sistem medis modern.
Sistem medis modern dipilih oleh orang tua dikarenakan masyarakat
tidak mengetahui bahwa penyakit yang dialami oleh anaknya merupakan
salah satu penyakit lokal yang hanya dapat disembuhkan melalui sistem
medis tradisional. Masyarakat mengetahui anak balitanya mengalami
demarinen setelah sistem pengobatan modern tidak memberikan hasil yang
baik. Pengetahuan masyarakat mengenai penyakit demarinen didukung
dengan sistem pengetahuan masyarakat yang berada dilingkungan sekitar.
Lingkungan sekitar seperti nenek, saudara, dan tetangga memiliki peranan
yang penting dalam memberikan informasi tentang penyakit demarinen.
Penyakit demarinen pada dasarnya sudah ada sejak dahulu dan sudah
turun temurun dari nenek moyang, begitu pula dengan pengobatannya. Sistem
medis tradisional yang digunakan untuk menyembuhkan penyait demarinen
24
yaitu dengan melakukan didusi. Ibu hamil memiliki peranan yang sangat
penting dalam menyembuhkan penyakit tersebut. Ritua pemandian dilakukan
sesuai dengan syarat-syarat yang dipercaya oleh masyarakat seperti
dilaksanakan pada hari selasa kliwon tepatnya pukul 12.00 WIB disertai
dengan kembang macan kerah. Pada penelitian ini penulis menggunakan teori
sistem medis dan konsep etiologi penyakit menurut Foster dan Anderson untuk
menganalisis permasalahan yang diangkat oleh penulis.
111
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Etiologi penyakit Demarinen yang ada dalam pengetahuan masyarakat Desa
Lanjan meyakini bahwa demarinen merupakan penyakit non medis yang
hanya menyerang anak berusia dibawah 5 tahun, karena dianggap belum
berakal dan masih peka terhadap makhluk-makhluk halus. Penyakit tersebut
disebabkan karena ibu hamil yang roh di dalam kandungannya memiliki
perasaan iri terhadap salah satu anak balita diantara anggota keluarga
besarnya. Ibu hamil sebagai penyebab demarinen memiliki keterkaitan
terhadap jangka waktu anak balita dapat terserang demarinen. Anak balita
yang memiliki hubungan kekerabatan yang masih erat dengan ibu hamil,
maka ibu hamil yang masih dalam masa kehamilan lekasan sudah dapat
menyebabkan anak balita mengalami demarinen. Hubungan ikatan
kekeluargaan yang renggang berpengaruh pada usia kandungan ibu hamil
yang menginjak masa kehamilan tua baru dapat menyebabkan demarinen
pada anak balita.
2. Pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lanjan dalam
menyembuhkan penyakit demarinen yaitu dengan cara ngedusi anak yang
terkena demarinen karena ibu hamil, yang mana ibu hamil juga dianggap
sebagai sumber atau asal dari penyakit demarinen. Proses pengobatan
tersebut merupakan bentuk kompromi untuk mendamaikan perasaan iri yang
dimiliki oleh roh yang berada di dalam kandungan dengan anak balita yang
112
mengalami demarinen. Ngedusi dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan-
ketentuan yang telah dipercayai oleh masyarakat, dengan tujuan dapat
melebur perasaan iri yang dimiliki oleh roh yang berada didalam kandungan.
Anak balita setelah didusi biasanya langsung dapat memperlihatkan hasil
kesembuhan dari penyakit yang dialami anak balita, yaitu pada saat malam
harinya atau keesokan harinya setelah melakukan proses ngedusi yang
dilakukan pada siang harinya.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat Desa Lanjan,
penulis memberikan saran:
1. Bagi masyarakat
Masyarakat Desa Lanjan meskipun lebih percaya menggunakan pengobatan
tradisional dalam menyembuhkan penyakit demarinen, pengobatan modern
juga dilakukan untuk melihat kesembuhan penyakit demarinen yang dialami
oleh anak balita.
2. Bagi Dinas Kesehatan
Menyediakan layanan kesehatan sistem medis modern. Masyarakat secara
berdampingan dapat menggunakan layanan kesehatan sistem medis modern
dengan praktek pengobatan trdisional dalam menyembuhkan penyakit.
113
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Amina. 2013. Socio-Cultural Determinants of Health-Seeking
Behaviour on the Kenyan Coast: A Qualitative Study. Plos one. Vol. 8. No.
11. Hal. 1-8.
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarata: Rajawali Pers.
Arini, Ratih Tyas., Moh. Yasir Alimi, dan Gunawan. 2016. The Role of Dukun
Suwuk and Dukun Prewangan in Curing Diseases in Kediri Community.
Komunitas. Vol. 8. No. 2. Hal. 328-338.
EJ, Kayombo. 2013. Traditional Methods of Protecting The Infant and Child
Illness/Disease Among The Wazigua at Mvomero Ward, Morogoro,
Region, Tanzania. Alternative And Integrative Medicine. Vol. 2. No. 1.
Hal.1-6.
Endrasawara, Suwardi. 2004. Dunia Hantu Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi.
Foster, George M. dan Barbara Gallatin Anderson. 2013. Antropologi Kesehatan.
Jakarta: UI-Press.
Geertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers.
http://khasiat2tanamanobat.blogspot.co.id/2014/08/sangketan.html
(Diunduh pada hari Senin, 21 Agustus 2017 pukul 18.42 WIB)
Kasnodihardjo dan Tri Juni Angkasawati. 2013. Upaya Pencegahan dan
Penyembuhan Penyakit pada Bayi dan Anak Berdasarkan Konsepsi Budaya.
Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 12. No. 2. Hal. 140-151.
Marsh, Vicki M. 2011. “All Her Children are Born That Way: Gendered
Experiences of Stigma in Families Affected by sickle Cell Disorder in Rural
Kenya”. Ethnicity & Health. Vol. 16. No. 4-5. Hal. 343-359
Nurdin, Ali. 2012. Komunikasi Magis Dukun (Studi Fenomenologi Tentang
Kompetensi Komunikasi Dukun). Jurnal Komunikasi. Vol. 1. No. 5. Hal.
383-402.
Ratna, Wahyu. 2009. Sosiologi Dan Antropologi Kesehatan: Dalam Perspektif Ilmu Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
__________________. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sunaryo. 2014. Sosiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.
114
Sunarto. 1999. Klasifikasi Tumbuhan dan Pusat Asal Sejumlah Tanaman.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Suryaningsi, Tini. 2015. Peranan Sando dalam Pengobatan Tradisional pada
Masyarakat Onembute. Jurnal Walasuji. Vol. 6. No. 2. Hal. 479-493.
Town, Alexandra M. 2014. Trditional Medicine and Childcare in Western Africa:
Mothers Knowledge, Folk Illnesses, and Patterns of Healthcare-Seeking
Behaviour. Plose One. Vol. 9. No. 8. Hal. 1-9