analisis tindak tutur perlokusi pada iklan minuman …eprints.ums.ac.id/75752/1/naskah...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA IKLAN
MINUMAN BERSODA DITELEVISI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Oleh :
REZANDRA PUTRA HARDITA
A310140135
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
ANALISIS TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA IKLAN MINUMAN
BERSODA DITELEVISI
Abstrak
Iklan adalah berita untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik
pada barang dan jasa yang ditawarkan. Iklan kerap ditawarkan melalui berbagai
media massa, misalnya koran, majalah, radio, dan televisi. Bahasa iklan yang
dipakai pada produk minuman bersoda ditelevisi mengandung tindak tutur yang
sangat menarik di kemas sedemikian rupa sehingga mampu memberikan pengaruh
kepada setiap orang yang melihat iklan tersebut membeli produk yang ditawarkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur perlokusi
iklan produk minuman bersoda di televisi dan memaparkan makna tindak tutur
perlokusi iklan produk minuman bersoda di televisi.Penelitian merupakan jenis
penelitian diskriptif dengan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah
tuturan atau kalimat yang mengandung tindak tutur perlokusi yang ada pada iklan
produk minuman bersoda di media televisi. Sumber data pada penelitian ini
berupa data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode
dokumentasi dan simak catat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa banyaknya
tindak tutur perlukosi pada iklan minuman bersoda ditelevisi terdapat 20 tindak
tutur. Sedangkan berdasarkan maknanya diketahui bahwa makna dari tindak tutur
perlukosi yang ditemukan dalam iklan produk minuman bersoda ditelevisi
meliputi makna perintah, makna memberikan saran atau nasihat dan makna
menyatakan.
Kata Kunci : tindak tutur, iklan, televisi.
Abstract
Advertising is news to encourage, persuade the public to be interested in the
goods and services offered. Advertising is often offered through various mass
media, such as newspapers, magazines, radio, and television. The advertising
language used in carbonated beverage products on television contains very
interesting speech acts in the packaging in such a way as to be able to influence
everyone who sees the advertisement buying the product offered. The purpose of
this study was to describe the form of speech acts of decoction of carbonated
beverage product advertisements on television and to explain the meaning of
speech acts in the decoction of carbonated beverage product advertisements on
television. Research is a type of descriptive research with qualitative methods.
The data in this study are utterances or sentences that contain acts of perlokusi
which are in advertisements of soft drinks products on television media. Data
sources in this study are primary data and secondary data. While the data
collection techniques using data collection techniques in this study are
documentation methods and note note. The results of this study indicate that the
number of perlukosi speech acts on carbonated drink advertisements is television
2
there are 20 speech acts. Whereas based on its meaning it is known that the
meaning of the perlukosi speech act found in the advertising of carbonated
beverage products on television includes the meaning of the command, the
meaning of giving advice or advice and the meaning stated.
Keywords: speech acts, advertising, television.
1. PENDAHULUAN
Tindak tutur adalah produk dari suatu ujaran kalimat dalam kondisi tertentu dan
merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi bahasa yang menentukan makna
kalimat. Penggunaan tindak tutur tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sebagai
contohnya penggunaan dalam tindak tutur dalam interaksi belajar mengajar.
Dalam interaksi belajar mengajar, peran guru tidak terlepas dari usaha untuk
membimbing siswa agar mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta
mampu berkomunikasi sesuai konteksnya. Selain itu, guru juga harus mampu
membimbing dan menarik minat siswanya agar mengikuti kegiatan belajar
mengajar dengan baik dan tekun. Dengan demikian, penggunaan tindak tutur yang
baik dan sesuai dengan konteks dalam interaksi belajar mengajar akan
menciptakan susasana belajar mengajar yang mengesankan bagi guru dan siswa.
Istilah tindak tutur muncul karena di dalam mengucapkan sesuatu penutur
tidak semata-mata menyatakan tuturan, tetapi dapat mengandung maksud di balik
tuturan. Tuturan adalah kalimat yang diujarkan penutur ketika sedang
berkomunikasi. Austin (dalam Nababan, 1992: 29) menyatakan bahwa biasanya
ujaran yang bentuk formalnya adalah pernyataan, biasanya memberi informasi,
tetapi ada juga yang berfungsi lain yakni yang melakukan suatu tindak bahasa
tertentu.
Tindak tutur terdapat tiga jenis tindak tutur yaitu, tindak lokusi, tindak
ilokusi, dan tindak perlokusi. Tindak perlokusi disebut sebagai “ The Act of
Affecting Someone “. Tuturan yang diucapkan oleh seseorang penutur sering kali
memiliki efek atau daya pengaruh (perlocutionary force) bagi yang
mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat terjadi karena disengaja
ataupun tidak disengaja oleh penuturnya. Efek yang dihasilkan dengan
3
mengujarkan sesuatu itulah disebut tindak perlokusi. Austin (1962 dalam Rustono
1999:38). Tindak tutur perlokusi seringkali digunakan dalam bahasa iklan, dengan
tujuan agar orang yang melihat iklan tersebut terpengaruh dan mau membeli
produk yang ditawarkan.
Iklan atau (advertising) dalam bahasa Latin berarti mengoperasikan pikiran
dan gagasan, kepada pihak lain atau mempunyai pengertian mengalihkan
perhatian, atau sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian audiens terhadap
sesuatu. Searle (dalam Jefkins, 1995: 39), mengkategorikan iklan menjadi 5 jenis,
iklan konsumen, iklan bisnis atau iklan antar bisnis, iklan perdagangan, iklan
eceran, iklan keuangan, iklan langsung, iklan lowongan kerja.
Sebagai salah satu media dalam industri periklanan, televisi memiliki
berbagai kelebihan dibandingkan dengan media lainnya yang mencakup daya
jangkau luas, seletivitas dan fleksibilitas, fokus perhatian, kreativitas dan efek,
prestise, serta waktu tertent. Daya jangkau yang luas, didukung oleh daya jangkau
siaran yang semakin luas dan murahnya harga televisi sehingga orang dapat
dengan mudah memiliki dan menikmati siaran televisi. Salah satu program di
televisi adalah iklan. Iklan merupakan berita untuk mendorong, membujuk
khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Iklan sering
ditawarkan melalui berbagai media massa, misalnya koran, majalah, radio, dan
televisi.
Iklan yang menggunakan media televisi biasanya cenderung lebih menarik
konsumen. Hal tersebut dikarenakan televisi merupakan media yang sangat
memasyarakat. Berbagai lapisan masyarakat dan lapisan usia sudah pasti
mengenal media televisi. Selain itu media televisi juga lebih menarik karena dapat
menyajikan suara dan gambar sekaligus.
Salah satu iklan yang menarik adalah iklan produk minuman bersoda. Produk
minuman bersoda yang terdapat di Indonesia saat ini sangat beragam namun
produk minuman bersoda yang produktif dalam membuat tayangan iklan di
televisi adalah Coca-Cola dan Pepsi. Kedua perusahan tersebut merupakan
perusahan yang berasal dari Amerika Serikat dan memiliki banyak cabang di
seluruh dunia termasuk di Indonesia. Bahasa iklan yang dipakai dari kedua produk
4
ini mengandung tindak tutur yang menarik untuk di kemas sedemikian rupa
sehingga mampu memberikan pengaruh kepada setiap orang yang melihat iklan
tersebut membeli produk yang ditawarkan.
2. METODE
Penelitian merupakan jenis penelitian diskriptif dengan metode kualitatif.Data
dalam penelitian ini adalah tuturan atau kalimat yang mengandung tindak
perlokusi yang ada pada iklan produk minuman bersoda di media televisi.Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data
sekunder.Sumber data primer dalam penelitian ini adalah tutur kata perlukosi pada
iklan minuman bersoda di televisi. Sedangkan data skunder dalam penelitian ini
berasal dari literatur, atau pustaka-pustaka atau sumber lain yang
menunjang.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode
dokumentasi dan simak catat. Dokumen dapat berupa catatan pribadi, buku
harian, laporan kerja, catatan kerja, rekaman video maupun foto. Dokumentasi
dalam penelitian ini berupa rekaman iklan yang ada di televisi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Menurut Wijana (Setiawan, 2005:25) tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur
yang pengaturannya dimaksud untuk mempengaruhi lawan tutur. Subyakto-
Nababan (Setiawan, 2005:25) memberi definisi mengenai tindak perlokusi, yaitu
tindak bahasa yang dilakukan sebagai akibat atau efek dari suatu ucapan orang
lain. Perlokusi adalah tuturan yang diucapkan penutur yang memiliki efek
ataudaya pengaruh (perlocutionary force) dengan mengujarkan sesuatu. Efek
ataudaya tuturan itu dapat ditimbulkan oleh penutur secara sengaja atau tidak
sengaja (Austin dalam Rustono, 1999:37).
Searle (Wijana dan Rohmadi, 2010) menggolongkan tindak tutur perlokusi
menjadi lima jenis tindak tutur, yaitu asertif, direktif, ekspresif, komisif
dandeklarasi. Bentuk tindak tutur perlokasi dalam iklan minuman bersoda di
televisi adalah sebagai berikut:
5
Tabel 1. Bentuk tindak tutur perlokusi dalam iklan minuman bersodadi televisi
No. Bentuk tindak tutur perlokusi Tuturan jumlah
1 Tindak tutur direktif a. Perintah
b. Pemberian saran
3
2
2 Tindak Tutur Asertif a. Menunjukan
b. Manyatakan
c. Menuntut
d. Memberitahukan
4
5
1
3
3 Tindak tutur Deklaratif Menyatakan 2
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa banyaknya
tindak tutur perlukosi pada iklan minuman bersoda ditelevisi terdapat 20 tindak
tutur. 20 tindak tutur tersebut terbagi atas 3 macam tindak tutur yaitu tindak tutur
perlukosi direktif yang berupa, 3 kalimat berbentuk Perintah dan 2 kalimat
berbentuk Pemberian saran. Kemudian kalimat perlukosi asertif yang terdiri dari 4
kalimat berbentuk asertif petunjuk atau menunjukan, 5 kalimat perlukosi
berbentuk manyatakan, 1 kalimat perlukosi asertif berbentuk menuntut dan 2
kalimat perlukosi berbentuk kalimat memberitahukan atau memberi informasi.
Kemudian tindak tutur yang ketiga adalah tindak tutur perlukosi direktif, yang
terdiri dari 2 tindak tutur yang berbentuk kalimat pernyataan. Untuk lebih jelas
mengetahui hasil analisis tindak tutur perlukosi dalam iklan minuman bersoda
dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 1. Tindak Tutur Perlukosi Iklan Minuman Bersoda di Televisi
6
3.2 Pembahasan
Sebagai iklan biasanya menggunakan bahasa yang mempengaruhi orang untuk
membeli suatu produk, memperkenalkan produk kepada masyarakat luas, dan
menggunakan bahasa yang menarik orang untuk mengetahuinya. menurut (Jefkins
1997:5) iklan adalah pesan yang diarahkan untuk membujuk orang untuk
membelinya. Penggunaan bahasa alam iklan menjadi salah satu aspek penting
bagi keberhasilan iklan. Keberhasilan suatu iklan dalam mempengaruhi konsumen
dapat dilihat dari pilihan katanya yang menghasilkan sebuah tuturan yang
ditangkap maksudnya. Cara penyampaian pesan yang berbeda-beda tersebut akan
dapat membantu dalam pemahaman maksud tuturan sebuah iklan. Oleh karena itu,
bahasa iklan selayaknya mampu mempengaruhi orang lain agar makna yang
terdapat bahasa iklan tersebut dapat tersampaikan kepada orang menyaksikan.
Menurut Rahardi (2011:2) menjelaskan bahwa penentu makna pragmatik
adalah keberadaan konteks itu sendiri. Konteks pragmatik adalah segala macam
aspek yang sifatnya diluar bahasa yang menjadi penentu pokok bagi kehadiran
sebuah makna kebahasaan. Makna atau maksud memiliki tujuan utama setiap
komunikasi antara penutur maupun mitra tutur. Jika mitra tutur tidak bisa
menangkap maksud atau penutur maka tentunya komunikasi tersebut tidak bisa
berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa terdapat
beberapa makna dari tindak tutur perlukosi yang terdapat dalam iklan produk
minuman bersoda ditelevisi. Makna yang terkandung dalam iklan minuman
bersoda di televisi tersebut antara lain :
3.2.1 Makna perintah
Perintah merupakan maksud untuk menyuruh untuk melakukan sesuatu (KBBI).
Sementara itu tindak tutur perintah mengindikasikan bahwa setiap tuturan yang
penutur kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Penutur mengekspresikan
keinginan bahwa ujarannya dalam hubungan dengan posisidiatas mitra tutur,
merupakan alasan yang cukup bagi mitra tutur untuk melakukan tindakan dan
penutur mengekspresikan maksud agar mitra tutur melakakukan tindakan. Penutur
7
memiliki anggapan bahwa dia memiliki kewenangan yang lebih tinggi dari mitra
tutur (Ibrahim, 1993:32).
Sementara halyang sama diutarakan oleh Prayitno (2010:51) yang
menyatakan bahwa direktif perintah adalah perkataan yang bermaksud menyuruh
mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Melalui tuturan ini penutur memberi
perintah kepada mitra tutur untuk melakukan tindakan.
3.2.2 Memberikan saran atau nasehat
Nasihat merupakan ajaran atau pelajaran baik (anjuran, peringatan,teguran) yang
lebih baik (KBBI). Sedangkan tindak tutur direktif nasihat mengandung arti
bahwa penutur mengekspresikan kepercayaan bahwa terdapat alasan untuk
mempercayai penutur. Penutur mengekspresikan maksud kepada mitra tutur
bahwa apa yang diujarkan akan dilakukan oleh mitra tutur (Ibrahim,1993:32).
Sementara Prayitno (2010:51) menambahkan bahwa jenis tindak tutur direktif
nasihat adalah sesuatu petunjuk yang berisi pelajaran yang terpetik dan baik dari
penutur yang dapat dijadikan sebagai alasan bagi mitra tutur untuk melakukan
sesuatu.
3.2.3 Makna menyatakan
Menurut rustono (2000:92) menyebutkan bahwa Makna menyatakan merupakan
tuturan yang mengikat penuturnya atas apa yang dituturkannya dan berisi satu
tuturan yang berisi pernyataan. penutur bermaksud menyatakan kebenaran apa
yang dituturkannya.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1) Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa banyaknya tindak
tutur perlokusi pada iklan minuman bersoda ditelevisi terdapat 20 tindak
tutur. 20 tindak tutur tersebut terbagi atas 3 macam tindak tutur yaitu tindak
tutur perlokusi direktif yang berupa, 3 kalimat berbentuk Perintah dan 2
kalimat berbentuk Pemberian saran. Kemudian kalimat perlokusi asertif yang
terdiri dari 4 kalimat berbentuk asertif petunjuk atau menunjukan, 5 kalimat
8
perlokusi berbentuk manyatakan, 1 kalimat perlokusi asertif berbentuk
menuntut dan 2 kalimat perlokusi berbentuk kalimat memberitahukan atau
memberi informasi. Kemudian tindak tutur yang ketiga adalah tindak tutur
perlokusi direktif, yang terdiri dari 2 tindak tutur yang berbentuk kalimat
pernyataan.
2) Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa makna dari tindak
tutur perlokusi yang ditemukan dalam iklan produk minuman bersoda
ditelevisi meliputi makna perintah, makna memberikan saran atau nasehat
dan makna menyatakan.
4.2 Saran
1) Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan objek penelitian yang lain
sehingga pemahaman tentang tindak tutur lebih mendalam.
2) Bagi perusahaan minuman
Dari temuan tersebut disarankan kepada pengiklan atau perusahaan agar
lebih menginovasikan unik, dapat menghibur, dan bermanfaat sehingga
mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat luas yang menginginkan
produk tesebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Nova Avidia. 2015. “Bentuk dan Fungsi Tindak Tutur Slogan Varian
Iklan Pond’s di Televisi Swasta”. Jurnal. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Andiningsari, Niken Dyah. 2009. “Kesantunan Bahasa Iklan Politik Pada Slogan
Caleg Dalam Spanduk Pemilu Legislatif 2009 Di Surakarta”.Jurnal.
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi
Aksara.
Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
Jayadi. 2011. “Kesantunan Bahasa Iklan Politik Pada Slogan Caleg Dalam
Spanduk Pilkada”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jefkins, Frank. (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga
Jumanto. 2017. Pragmatik Edisi 2 Dunia Linguistik tak Selebar Daun Kelor.
Yogyakarta: Morfalingua.
9
Kisworo, Dian Wida. 2005. “Bahasa Jawa Pada Spanduk Kampanye Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2004 Di Kota Surakarta”. Skripsi.
Surakarta: UNS.
Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Pers.
Manaf, Abdul Ngusman. 2011. “Kesopanan Tindak Tutur Menyuruh dalam
Bahasa Indonesia” dalam LITERA. Diakses pada 16 Desember, dari
http://journal.uny.ac.id Vol 10, No.2 hal 212-225.
McMillan, J. H., & Schumacher, S. (2010). Research in education: evidence-
based inquiry (7th ed.). Boston: Pearson.47
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: CV Yrama Widya
Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan
Penerapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.
Swashaning, Lilla. 2015. “Tindak Tutur Komisif dalam Komik Tintin Edisi 1960-
1976 Karya Herge”. Skirpsi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Thamrin, Muh.2010.“Ekspresi tindak Direktif dalam Interaksi Kelas Bengkel
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang”.Litera, Jurnal
Penelitian Bahasa,Sastra dan Pengajarnnya. Volume 9, No.1 Hal. 91-
101.
Widyatama, Rendra. 2011. Teknik menulis naskah iklan: agar tepat kena sasaran.
Cakrawala: YogyakartaZulkifli. 2015. Kebijakan Harga Dalam
Hubungannya Dengan Pengambilan Keputusan Pembelian Suatu
Produk. Jurnal Adminika Volume 1. No. 1, Januari – juni 2015.
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana
Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.
Wijana, I. D., & Muhammad, R. (2010). Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori
dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.