analisis technology acceptance model (tam) terhadap faktor-faktor

13
ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN NASABAH TERHADAP LAYANAN INTERNET BANKING (STUDI EMPIRIS TERHADAP NASABAH BANK DI DEPOK) Ratih Wijayanti Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Pembimbing : Dr. Armaini Akhirson, SE., MMA Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan nasabah terhadap layanan internet banking dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Metode penelitian adalah survei dengan pendekatan analisis deskriptif. Data diolah dan dianalisis dengan model statistik regresi berganda dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 11.5 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil pengujian statistik Hasil pengujian statistik hipotesis ke-1 untuk menguji pengaruh P terhadap PU, menunjukkan bahwa P berpengaruh secara signifikan terhadap PU. Hasil pengujian statistik hipotesis ke-2 untuk menguji pengaruh CSE terhadap PU, menunjukkan bahwa CSE berpengaruh secara signifikan terhadap PU. Hasil pengujian statistik hipotesis ke-3 untuk menguji pengaruh CSE terhadap PEU, menunjukkan bahwa CSE berpengaruh secara signifikan terhadap PEU. Hasil pengujian statistik hipotesis ke-4 untuk menguji pengaruh T terhadap PU, menunjukkan bahwa T tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PU. Hasil pengujian statistik hipotesis ke-5 untuk menguji pengaruh T terhadap PEU, menunjukkan bahwa T berpengaruh secara signifikan terhadap PEU.Hasil pengujian statistik hipotesis ke-6 untuk menguji pengaruh PEU terhadap PU, menunjukkan bahwa PEU berpengaruh secara signifikan terhadap PU.Hasil pengujian statistik hipotesis ke-7 untuk menguji pengaruh P, CSE, T terhadap PU, menunjukkan bahwa P, CSE, berpengaruh signifikan terhadap PU dan T tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PU.Hasil pengujian statistik hipotesis ke-8 untuk menguji pengaruh P, CSE, T terhadap PEU, menunjukkan bahwa CSE, berpengaruh secara signifikan terhadap PEU dan T tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PEU. Hasil pengujian statistik hipotesis ke-9 untuk menguji pengaruh P terhadap PEU, menunjukkan bahwa P berpengaruh secara signifikan terhadap PEU. Kata Kunci : TAM, PU, PEU, CSE, T, P Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

Upload: lekien

Post on 17-Jan-2017

237 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENERIMAAN NASABAH TERHADAP LAYANAN INTERNET BANKING

(STUDI EMPIRIS TERHADAP NASABAH BANK DI DEPOK)

Ratih Wijayanti

Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi

Pembimbing : Dr. Armaini Akhirson, SE., MMA Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan nasabah terhadap layanan internet banking dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM).

Metode penelitian adalah survei dengan pendekatan analisis deskriptif. Data diolah dan dianalisis dengan model statistik regresi berganda dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 11.5 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil pengujian statistik Hasil pengujian statistik hipotesis ke-1 untuk menguji pengaruh P terhadap PU, menunjukkan bahwa P berpengaruh secara signifikan terhadap PU. Hasil pengujian statistik hipotesis ke-2 untuk menguji pengaruh CSE terhadap PU, menunjukkan bahwa CSE berpengaruh secara signifikan terhadap PU. Hasil pengujian statistik hipotesis ke-3 untuk menguji pengaruh CSE terhadap PEU, menunjukkan bahwa CSE berpengaruh secara signifikan terhadap PEU. Hasil pengujian statistik hipotesis ke-4 untuk menguji pengaruh T terhadap PU, menunjukkan bahwa T tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PU. Hasil pengujian statistik hipotesis ke-5 untuk menguji pengaruh T terhadap PEU, menunjukkan bahwa T berpengaruh secara signifikan terhadap PEU.Hasil pengujian statistik hipotesis ke-6 untuk menguji pengaruh PEU terhadap PU, menunjukkan bahwa PEU berpengaruh secara signifikan terhadap PU.Hasil pengujian statistik hipotesis ke-7 untuk menguji pengaruh P, CSE, T terhadap PU, menunjukkan bahwa P, CSE, berpengaruh signifikan terhadap PU dan T tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PU.Hasil pengujian statistik hipotesis ke-8 untuk menguji pengaruh P, CSE, T terhadap PEU, menunjukkan bahwa CSE, berpengaruh secara signifikan terhadap PEU dan T tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PEU. Hasil pengujian statistik hipotesis ke-9 untuk menguji pengaruh P terhadap PEU, menunjukkan bahwa P berpengaruh secara signifikan terhadap PEU.

Kata Kunci : TAM, PU, PEU, CSE, T, P

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

PENDAHULUAN

Meningkatnya persaingan dan usaha untuk menekan biaya operasional seefisien mungkin mendorong bank-bank untuk memanfaatkan internet dalam menjalankan bisnisnya. Selain itu tingkat mobilitas di masyarakat yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan para penyedia layanan bagi masyarakat seperti perbankan melakukan banyak inovasi pada pelayanan mereka terhadap para nasabahnya. Salah satu aplikasi yang saat ini mulai menjadi perhatian adalah internet banking. Internet banking pertama kali muncul di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990-an, di mana lembaga keuangan di Amerika Serikat memperkenalkan dan mempromosikan internet banking untuk menyediakan layanan perbankan yang lebih baik (Chan and Lu 2004 : 21 dalam Sri Maharsi 2007). Internet banking menjadi salah satu strategi yang digunakan oleh industri perbankan untuk bersaing. Semakin meningkatnya jumlah pemakai internet dari tahun ke tahun dipercaya akan mendorong penggunaan internet banking sebagai salah satu bentuk pelayanan bank kepada konsumen akan semakin menguntungkan. Layanan internet banking diberikan oleh bank dengan tujuan utama memberikan kemudahan kepada nasabah. Pelayanan perbankan melalui internet tersebut berupa situs dari suatu bank tertentu yang menyediakan pelayanan perbankan langsung tanpa perlu datang ke bank yang bersangkutan. Dengan adanya situs ini, nasabah suatu bank akan semakin mudah untuk melakukan kegiatan perbankan karena mereka dapat mengakses situs tersebut dan menggunakan fitur-fitur yang ada di dalamnya seperti cek saldo, mutasi rekening sampai transfer, melakukan pembayaran tagihan, pembelian voucher prabayar, dan lain-lain, di mana saja dan kapan saja, asalkan memiliki koneksi ke internet. Kemudahan lainnya ialah karena situs itu sama seperti situs-situs lain pada umumnya, sehingga nasabah dapat secara langsung mengakses. Selain bermanfaat bagi nasabah, penggunaan internet banking juga bermanfaat bagi pihak bank. Manfaat internet bagi pihak bank adalah sebagai berikut (Budi Raharjo 2001) :

1. Business Expansion. Dahulu sebuah bank harus memiliki sebuah kantor cabang untuk beroperasi di tempat tertentu. Usaha ini memerlukan biaya yang tidak kecil. Kemudian hal ini dipermudah dengan hanya meletakkan mesin ATM sehingga dengan adanya mesin ATM tersebut dapat hadir di berbagai tempat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, muncul teknologi internet banking dan phone banking yang dengan menggunakan teknologi tersebut mulai menghilangkan batas fisik, batas ruang dan waktu. Layanan perbankan dapat di akses dari mana saja di seluruh Indonesia, dan bahkan di seluruh dunia.

2. Customer Loyality. Nasabah, khususnya yang sering bergerak (mobile), akan merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account di bank yang berbeda-beda di berbagai tempat. Dia dapat menggunakan satu bank saja.

3. Revenue and Cost Improvement. Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui internet banking dapat lebih murah dari pada membuka kantor cabang.

4. Competitive Advantage. Bank yang tidak memiliki mesin ATM akan sukar berkompetisi dengan bank yang memiliki banyak mesin ATM. Demikian pula

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

bank yang memiliki internet banking akan memiliki keuntungan dibandingkan dengan bank yang tidak memiliki internet banking. Dalam waktu dekat, orang tidak ingin membuka account di bank yang tidak memiliki fasilitas internet banking.

5. New Business Model. Internet banking memungkinkan adanya bisnis model yang baru. Layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui web dengan cepat.

Keberhasilan internet banking tergantung dari bagaimana nasabah menerima system tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pihak bank untuk mengetahui bagaimana para konsumennya mengapresiasi jasa internet banking agar dapat membantu menemukan rencana strategis dan meningkatkan pangsa pasar. Dengan kata lain, isu penting bagi pihak ketika menerapkan internet banking adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan para nasabah menggunakan jasa pelayanan internet banking. Karena dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka pihak bank penyedia layanan internet banking dapat mendorong minat nasabah yang sebenarnya memiliki fasilitas untuk mengakses internet banking sehingga mereka mau menggunakan internet banking. Technology Acceptance Model (TAM), diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1989. TAM dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna system informasi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM menganggap bahwa dua keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sisitem informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of use),

Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM), diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1989. TAM dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna system informasi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM menganggap bahwa dua keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sisitem informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan system tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan perceived ease of use diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan system tidak diperlukan usaha apapun (free of effort). perceived ease of use juga berpengaruh pada perceived usefulness yang dapat diartikan bahwa jika seseorang merasa system tersebut mudah digunakan maka system tersebut berguna bagi mereka.

Berbagai penelitian dilakukan untuk mempelajari proses integrasi teknologi semenjak tahun 1970-an. Beberapa model telah dibangun untuk menganalisis dan

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer, diantaranya yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensi hasil riset bidang teknologi informasi, seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB), dan Technology Acceptance Model (TAM). Model TAM yang dikembangkan oleh Fred D. Davis (1989) merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian TI karena model ini lebih sederhana dan mudah diterapkan (Iqbaria, 1995). Model TAM diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori tindakan beralasan yang dikembangkan oleh Fishbe dan Ajzen (1975).

Perceived Usefulness (PU)

Perceifed Ease of Use (PEU)

Computer Self Efficacy (CSE)

Personalization (p)

Trust (T)

(Sumber : Wang et al. 2003 yang dikutip dari Sri Maharsi) Gambar TAM dalam Penelitian ini

Dalam penelitian ini dibatasi pada 9 konstruk yaitu personalisasi (Personalization)

terhadap persepsi pengguna manfaat (perceived usefulness), computer self efficacy terhadap persepsi pengguna manfaat (perceived usefulness), computer self efficacy terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use), kepercayaan terhadap persepsi pengguna manfaat (perceived usefulness), kepercayaan terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use), persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use) terhadap persepsi pengguna manfaat (perceived usefulness), personalisasi (Personalization) dan computer self efficacy dan kepercayaan terhadap persepsi pengguna manfaat (perceived usefulness), personalisasi (Personalization) dan computer self efficacy dan kepercayaan terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use), personalisasi (Personalization) terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use).

Variabel behavioral intention dan perceived credibility tidak diteliti karena kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang terlalu besar atau tidak signifikan (Sri Maharsi, 2007). Menuru Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM merupakan salah satu model penelitian yang digunakan untuk memprediksi adopsi teknologi informasi. Davis (1989) adalah penemu pertama model tersebut, ia menggunakan model TAM pada adopsi email system dan file editor di perusahaan IBM Canada. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PEU dan PU memiliki korelasi nyata dengan penggunaan kedua sistem tersebut (Gefan dan Straub,

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

2000). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, PEU dan PU merupakan persepsi yang sangat penting dalam memperkirakan proses adopsi teknologi informasi oleh individu maupun perusahaan. Davis hanya menyatakan bahwa PEU mempengaruhi proses adopsi secara tidak langsung melalui PU karena PU lebih bersifat instrumental yang mengakibatkan teknologi baru lebih bermanfaat.

Gefan dan Straub (2000) menyatakan bahwa peranan PEU sebenarnya lebih kompleks dimana PEU mengukur penilaian easy of use dan easy of learning dari pengguna teknologi informasi. Jadi, PEU berkenaan dengan motivasi pengguna teknologi yang didasarkan pada penelitian aspek intrinsik dari penggunaan teknologi tersebut, misalnya sebagai penghubung (interface) dan proses dalam penggunaan teknologinya. Padahal aspek ekstrinsik dari teknologi informasinya diketahui melalui PU. Dalam banyak kasus, hal ini merupakan alasan mengapa teknologi baru diadopsi. Maka PU-lah yang berpengaruh langsung terhadap teknologi informasi.

METODE PENELITIAN

Model analisis dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di mana terdapat 3 variabel independent dan 2 variabel dependent. Yang termasuk ke dalam variabel independent adalah personalization (P), computer self efficacy (CSE), dan trust (T) sedangkan variabel dependennya adalah Perceived Usefulness (PU) dan Perceived Ease of Use (PEU). Untuk mengukur PU, PEU, T, CSE dan P menggunakan skala Likert berskala 5 dengan skor : sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna internet banking pada bank yang menyediakan layanan internet banking di 5 bank yang berada di Depok yang menyediakan layanan internet banking yaitu Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Danamon. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah sampling aksidental di mana pengambilan sample dilakukan berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample, bila dipandang orang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono 2003 : 60). Dalam penelitian ini pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik regresi berganda dengan alat bantu perangkat lunak (software) SPSS 11.5 Dari bahasan di atas, maka penulis mengambil serangkaian hipotesis yang akan diuji, yakni: 1. Apakah P berpengaruh terhadap PU ? 2. Apakah CSE berpengaruh terhadap PU ? 3. Apakah CSE berpengaruh terhadap PEU ? 4. Apakah T berpengaruh terhadap PU ? 5. Apakah T berpengaruh terhadap PEU ? 6. Apakah PEU berpengaruh terhadap PU ? 7. Apakah P, CSE, T berpengaruh terhadap PU ? 8. Apakah P, CSE, T berpengaruh terhadap PEU ?

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

9. Apakah P berpengaruh terhadap PEU ?

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Di bawah ini adalah analisis validitas dan reliabilitas dari masing-masing variabel:

a. Dari pengujian validitas dan reliabilitas variabel PU dapat dilihat (lampiran 1) bahwa tidak ada nilai Corrected Item-Total Correlation yang negatif sehingga semua variabel indikator untuk variabel PU dikatakan valid. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,7633 sehingga semua variabel indikator untuk variabel PU dikatakan reliabel.

b. Dari pengujian validitas dan reliabilitas variabel PEU dapat dilihat (lampiran 1) bahwa tidak ada nilai Corrected Item-Total Correlation yang negatif sehingga semua variabel indikator untuk variabel PEU dikatakan valid. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,8537 sehingga semua variabel indikator untuk variabel PEU dikatakan reliabel.

c. Dari pengujian validitas dan reliabilitas variabel T dapat dilihat (lampiran 1) bahwa tidak ada nilai Corrected Item-Total Correlation yang negatif sehingga semua variabel indikator untuk variabel T dikatakan valid. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,8158 hingga semua variabel indikator untuk variabel T dikatakan reliabel.

d. Dari pengujian validitas dan reliabilitas variabel CSE dapat dilihat (lampiran 1) bahwa tidak ada nilai Corrected Item-Total Correlation yang negatif sehingga semua variabel indikator untuk variabel CSE dikatakan valid. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,6292 sehingga semua variabel indikator untuk variabel CSE dikatakan reliabel.

e. Dari pengujian validitas dan reliabilitas variabel P dapat dilihat (lampiran 1) bahwa tidak ada nilai Corrected Item-Total Correlation yang negatif sehingga semua variabel indikator untuk variabel P dikatakan valid. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,7770 sehingga semua variabel indikator untuk variabel P dikatakan reliabel.

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

Rangkuman Hasil Analisis Regresi Tabel 4.11

Ragkuman Hasil Analisis Regresi

No Keterangan R2 Uji F Uji t Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas

1. P terhadap Pu

22.3 % Ho ditolak (Signifikan)

Ho ditolak (Signifikan)

Tidak terjadi Heteroskedastisitas

2.012 > 2.79 (Terjadi

Autokorelasi)

Tidak terjadi Multikolinearitas

2. CSE terhadap

PU

32.6 % Ho ditolak (Signifikan)

Ho ditolak (Signifikan)

Tidak terjadi Heteroskedastisitas

1.65 < 1.974 < 2.35

(Tidak terjadi Autokorelasi)

Tidak terjadi Multikolinearitas

3. CSE terhadap

PEU

11.3 % Ho ditolak (Signifikan)

Ho ditolak (Signifikan)

Tidak terjadi Heteroskedastisitas

1.21 < 1.556 < 1.65

(Tidak dapat disimpulkan)

Tidak terjadi Multikolinearitas

4. T terhadap PU

1.3 % Ho diterima (Tidak Signifikan)

Ho diterima (Tidak Signifikan)

Tidak terjadi Heteroskedastisitas

1.65 < 1.846 < 2.35

(Tidak terjadi Autokorelasi)

Tidak terjadi Multikolinearitas

5. T terhadap PEU

7.5 % Ho ditolak (Signifikan)

Ho ditolak (Signifikan)

Tidak terjadi Heteroskedastisitas

1.165 < 1.809 < 2.35

(Tidak terjadi Autokorelasi)

Tidak terjadi Multikolinearitas

6. PEU terhadap

PU

23.7 % Ho ditolak (Signifikan)

Ho ditolak (Signifikan)

Tidak terjadi Heteroskedastisitas

1.65 < 1.685 < 2.35

(Tidak terjadi Autokorelasi)

Tidak terjadi Multikolinearitas

7. P, CSE, T 37.3 % Ho ditolak P = Ho ditolak Terjadi 1.65 < 1.997 < Terjadi

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

terhadap PU

(Signifikan) (Signifikan) CSE = Ho

ditolak (Signifikan)

T = Ho diterima (Tidak Signifikan)

Heteroskedastisitas 2.35 (Tidak Terjadi Autokorelasi)

Multikolinearitas

8. P, CSE, T terhadap

PEU

21.8 % Ho ditolak (Signifikan)

P = Ho ditolak (Signifikan)

T = Ho diterima (Tidak Signifikan)

CSE = Ho diterima (Tidak Signifikan)

Terjadi Heteroskedastisitas

1.65 < 1.677 < 2.35

(Tidak terjadi Autokorelasi)

Terjadi Multikolinearitas

9. P terhadap PEU

20.8 % Ho ditolak (Signifikan)

Ho ditolak (Signifikan)

Tidak terjadi Heteroskedastisitas

1.65 < 1.704 < 2.35

(Tidak terjadi Autokorelasi)

Tidak terjadi Multikolinearitas

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

Analisis : Hasil penelitian untuk hipotesis 1 menyatakan bahwa penelitian ini mendukung

adanya suatu pengaruh yang positif dan signifikan antara personalisasi (P) dengan persepsi manfaat (PU). Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat personalisasi maka nasabah semakin merasakan manfaat dari pengadopsian Internet Banking, begitu pun sebaliknya. Hasil ini mendukung penelitian oleh Risna Ramadhani (2007) yang membuktikan bahwa personalisasi berpengaruh positif terhadap persepsi manfaat.

Untuk hipotesis 2, penelitian ini membuktikan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kemampuan menggunakan komputer (CSE) dengan persepsi pengguna terhadap manfaat yang diperoleh dari Internet Banking (PU). Hal ini membuktikan bahwa nasabah akan menilai Internet Banking bermanfaat apabila mereka memiliki kemampuan menggunakan komputer. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Sri Maharsi (2007). Menurut Sri Maharsi (2007) pengguna yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam menggunakan komputer (CSE) lebih memiliki keyakinan yang positif pada kegunaan Internet Banking (PU).

Untuk hipotesis 3, penelitian ini membuktikan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kemampuan menggunakan komputer (CSE) dengan persepsi pengguna terhadap kemudahan menggunakan Internet Banking (PEU). Hal ini membuktikan bahwa nasabah akan menilai Internet Banking mudah digunakan apabila mereka memiliki kemampuan menggunakan komputer. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Sri Maharsi (2007). Menurut Sri Maharsi (2007) pengguna yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam menggunakan komputer (CSE) lebih memiliki keyakinan yang positif pada kemudahan menggunakan Internet Banking (PEU).

Untuk hipotesis 4, penelitian ini tidak membuktikan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kepercayaan seseorang terhadap Internet Banking (T) dengan persepsi manfaat (PU). Hal tersebut membuktikan bahwa manfaat yang diperoleh dari Internet Banking tidak dipengaruhi oleh kepercayaan seseorang terhadap Internet Banking (T). Dengan kata lain, belum tentu seseorang akan menganggap Internet Banking bermanfaat meskipun kepercayaan Internet Banking tersebut tinggi dan pulsa juga menjadi salah kendala dalam menggunakan Internet Banking. Hasil ini tidak sama dengan penelitian oleh Risna Ramadhani (2007) yang membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan nasabah terhadap Internet Banking, maka nasabah akan semakin merasakan manfaat dari pengadopsian Internet Banking, begitu juga sebaliknya.

Untuk hipotesis 5, penelitian ini tidak membuktikan adanya pengaruh yang negatif dan signifikan antara kepercayaan seseorang terhadap Internet Banking (T) dengan persepsi kemudahan dalam penggunaan Internet Banking (PEU). Hal tersebut membuktikan bahwa kemudahan penggunaan yang diperoleh dari Internet Banking tidak dipengaruhi oleh kepercayaan seseorang terhadap Internet Banking (T). Dengan kata lain, belum tentu seseorang akan menganggap Internet Banking mudah digunakan meskipun kepercayaan Internet Banking tersebut tinggi. Hasil ini tidak sama dengan penelitian oleh Risna Ramadhani (2007) yang membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan nasabah terhadap Internet Banking, maka nasabah akan semakin mudah mengadopsi Internet Banking, begitu juga sebaliknya.

Hasil penelitian untuk hipotesis 6, penelitian ini membuktikan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi pengguna terhadap kemudahan menggunakan Internet Banking (PEU) dengan persepsi pengguna terhadap manfaat yang diperoleh dari

Internet Banking (PU). Hal ini membuktikan bahwa sikap nasabah akan memandang manfaat Internet Banking juga dilandasi oleh kemudahan dalam menggunakan Internet Banking. Dengan kata lain, nasabah akan menilai Internet Banking itu bermanfaat bila mereka dapat menggunakan Internet Banking dengan mudah. Pada hipotesis ini sama dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Sri Mahasri (2007). Pada penelitian Sri Maharsi (2007), PEU memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PU.

Untuk hipotesis 7, membuktikan bahwa penelitian ini mendukung adanya suatu pengaruh yang positif dan signifikan antara personalisasi (P), kemampuan menggunakan komputer (CSE), dan kepercayaan (T) dengan persepsi manfaat (PU). Hal ini membuktikan bahwa nasabah akan menilai Internet Banking bermanfaat apabila mereka memiliki kemampuan menggunakan komputer, personalisasi atau keinginan terhadap Internet Banking dan kepercayaan terhadap Internet Banking. Kepercayaan tersebut tidak signifikan terhadap manfaat Internet Banking. Jadi, walaupun manfaat Internet banking sangat banyak tetapi nasabah tidak memiliki kepercayaan terhadap Internet Banking dan nasabah tidak memiliki pulsa. Maka akan sia-sia saja dan nasabah tersebut tidak akan menggunakan fasilitas Internet Banking. Hasil ini tidak sama dengan penelitian oleh Risna Ramadhani (2007) yang membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan nasabah terhadap Internet Banking, maka nasabah akan semakin merasakan manfaat dari pengadopsian Internet Banking, begitu juga sebaliknya.

Untuk hipotesis 8, membuktikan bahwa penelitian ini mendukung adanya suatu pengaruh yang signifikan terhadap personalisasi (P) dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan antara nasabah dalam menggunakan komputer (CSE) dan kepercayaan nasabah terhadap Internet Banking (T) dengan persepsi kemudahan terhadap penggunaan Internet Banking (PEU). Hal ini membuktikan bahwa nasabah akan menilai Internet Banking mudah digunakan apabila mereka memiliki keyakinan (P) dalam penggunaan Internet Banking. Kemampuan menggunakan komputer dan kepercayaan terhadap Internet Banking tersebut tidak signifikan terhadap persepsi kemudahan dalam penggunaan Internet Banking. Jadi, walaupun penggunaan Internet Banking mudah digunakan tetapi nasabah tidak bisa menggunakan komputer dan tidak memiliki kepercayaan terhadap layanan Internet Banking, maka nasabah tersebut tidak akan menggunakan layanan Internet Banking tersebut. Salah satu kendala nasabah tidak menggunakan Internet Banking yaitu nasabah tidak memiliki pulsa. Jadi pulsa juga dapat mempengaruhi nasabah dalam menggunakan Internet Banking atau tidak. Hasil ini tidak sama dengan penelitian oleh Risna Ramadhani (2007) yang membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan nasabah terhadap Internet Banking, maka nasabah akan semakin mudah mengadopsi Internet Banking, begitu juga sebaliknya. Hasil ini juga sama dengan penelitian Sri Maharsi (2007) yang menyatakan bahwa pengguna yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam menggunakan komputer (CSE) lebih memiliki keyakinan yang positif terhadap kemudahan dalam penggunaan Internet banking (PEU).

Hasil penelitian untuk hipotesis 9 menyatakan bahwa penelitian ini mendukung adanya suatu pengaruh yang positif dan signifikan antara personalisasi (P) dengan persepsi kemudahan dalam menggunakan Internet Banking (PEU). Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat personalisasi (keinginan dalam menggunakan Internet Banking) maka nasabah semakin mudah dalam penggunaan Internet Banking, begitu pun sebaliknya. Hasil ini mendukung penelitian oleh Risna Ramadhani (2007) yang

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

membuktikan bahwa personalisasi berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan dalam menggunakan Internet Banking.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka penulis menarik kesimpulan antara lain :

persepsi personalisasi (P) terhadap persepsi pengguna manfaat yang diperoleh (PU), Keamanan & privasi pengguna Internet Banking & juga menguji pengaruh dari kemampuan seseorang dalam menggunakan computer (CSE) terhadap persepsi pengguna manfaat yang diperoleh (PU), Keamanan & privasi pengguna Internet Banking & juga menguji pengaruh dari kemampuan seseorang dalam menggunakan computer (CSE) terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (PEU), Kepercayaan (T) terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (PEU), Persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (PEU) terhadap persepsi pengguna manfaat yang diperoleh (PU), Personalisasi (P) terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (PEU), hipotesis di atas menyatakan berpengaruh secara signifikan.

Kepercayaan (T) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi pengguna manfaat yang diperoleh (PU), hal tersebut membuktikan bahwa manfaat yang diperoleh dari Internet Banking tidak dipengaruhi oleh kepercayaan seseorang terhadap Internet Banking (T). Dengan kata lain, belum tentu seseorang akan menganggap Internet Banking bermanfaat meskipun kepercayaan Internet Banking tersebut tinggi dan pulsa juga menjadi salah kendala dalam menggunakan Internet Banking.

P, CSE, T terhadap PU membuktikan bahwa penelitian ini mendukung adanya suatu pengaruh yang positif dan signifikan antara personalisasi (P), kemampuan menggunakan komputer (CSE), dan kepercayaan (T) dengan persepsi manfaat (PU). Hal ini membuktikan bahwa nasabah akan menilai Internet Banking bermanfaat apabila mereka memiliki kemampuan menggunakan komputer, personalisasi atau keinginan terhadap Internet Banking dan kepercayaan terhadap Internet Banking. Kepercayaan tersebut tidak signifikan terhadap manfaat Internet Banking. Jadi, walaupun manfaat Internet banking sangat banyak tetapi nasabah tidak memiliki kepercayaan terhadap Internet Banking dan nasabah tidak memiliki pulsa. Maka akan sia-sia saja dan nasabah tersebut tidak akan menggunakan fasilitas Internet Banking.

P, CSE, T terhadap PEU membuktikan bahwa penelitian ini mendukung adanya suatu pengaruh yang signifikan terhadap personalisasi (P) dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan antara nasabah dalam menggunakan komputer (CSE) dan kepercayaan nasabah terhadap Internet Banking (T) dengan persepsi kemudahan terhadap penggunaan Internet Banking (PEU). Hal ini membuktikan bahwa nasabah akan menilai Internet Banking mudah digunakan apabila mereka memiliki keyakinan (P) dalam penggunaan Internet Banking. Kemampuan menggunakan komputer dan kepercayaan terhadap Internet Banking tersebut tidak signifikan terhadap persepsi kemudahan dalam penggunaan Internet Banking. Jadi, walaupun penggunaan Internet Banking mudah digunakan tetapi nasabah tidak bisa menggunakan komputer dan tidak memiliki kepercayaan terhadap layanan Internet Banking, maka nasabah tersebut tidak akan menggunakan layanan Internet Banking tersebut. Salah satu kendala nasabah tidak

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

menggunakan Internet Banking yaitu nasabah tidak memiliki pulsa. Jadi pulsa juga dapat mempengaruhi nasabah dalam menggunakan Internet Banking atau tidak.

Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan untuk meneliti variabel lain yang di duga memiliki pengaruh terhadap faktor-faktor dalam penerimaan nasabah dalam layanan internet banking dalam penelitian berikutnya, dugaan sementara variabel dalam penelitian ini adalah persepsi pengguna terhadap manfaat (Perceived Usefulness - PU), persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (Perceived Ease of Use – PEU), keamanan dan privasi pengguna internet banking dan juga menguji pengaruh dari kemampuan seseorang dalam menggunakan computer (Computer Self Efficacy – CSE), kepercayaan (Trust – T), dan Personalisasi (Personalization – P). Selain itu juga penulis juga menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat mengkatagorikan bank yang akan digunakan (Bank Pemerintah dan Bank Swasta). Dalam penelitian ini yang termasuk Bank Pemerintah adalah Bank Mandiri, BNI, BRI dan yang termasuk Bank Swasta adalan BCA , Bank Danamon.

DAFTAR PUSTAKA Budi Santosa, Purbayu., dan Ashari. “Analisis Statistik dengan Microsoft Exel & SPSS”.

Yogyakarta: Andi Offset. 2005. Chan, S.C. and Lu, M., 2004. Understanding internet banking adoption and use

behaviour: A Hongkong Perspective. Journal of Global Information Management (online journal fron request), vol.12, Iss. 3, pg. 21. http://proquest.umi.com/pqdweb?did=642433151&Fmt=4clientId=46969&RQT=309&VName+PQD (2005, 11 April).

Davis, F.D., 1989. Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology._MS Quarterly (online), Vol. 13. Iss. 3, pg. 318. http://www.cba.hawaii.edu/chismar?ITM704/DavisTAM 1989.pdf (2005, 20 Juli).

Davis, F.D., Bagozzi, R.P., and Washaw, P.R., 1989. User acceptance of computer technology: A comparison of two theoretical models. Management Science (online), Vol. 35 Iss. 8, pg.982. http://home.hia.no/fwahid01/thesis/articles/Davis%20et%0al%01989).pdf (2005, 20 Juli).

Goh, H.P (1995). The Diffusion of internet in Singapore. Academic Exercise, Faculty of Business Administration, National University of Singapore.

Igbararia, M., Zinatelli, N., Craggg, P., dan Cavaye, A.L.M., (1997), “Explaining The Role of User Participation in Information System Use”, Management Science, Vol. 40., No.4.

Maharsi, Sri dan Fenny, Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan dan Pengaruh Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pengguna Internet Banking di Surabaya, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8, No. 1, Mei 2006, Hal 35-51.

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981

Maharsi, Sri dan Yuliani Mulyadi, Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah menggunakan Internet Banking dengan menggunakan kerangka Technology Acceptance Model (TAM), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei 2007, Hal 18-28.

Mihadi, Yananto. “Analisis TAM terhadap Implikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) di Indonesia (Studi Empiris pada KUKM peserta UG-ICTA 2008”. Jurnal Akuntansi Indonesia. Depok: Universitas Gunadarma. 2008.

Prasetyaningrum, Septyana. “Analisis TAM terhadap Penerapan E-Commerce (Di) pada UKM Kota Depok”. Jurnal Akuntansi Indonesia. Depok: Universitas Gunadarma. 2008.

Rahardjo, Budi. “Aspek Teknology dan Keamanan dalam Internet Banking”. PT Insan Indonesia. PT INDOCISC, 2001.

Ramadhani, Risna. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan nasabah terhadap layanan Internet Banking di Semarang : Dengan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM)”. Jurnal Akuntansi Indonesia. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.

Sugiyono, 2003. Statistika untuk penelitian (edisi pertama). Bandung: Alfabeta. Sulaiman, Wahid. Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Yogyakarta: Andi Offset. 2002. Supranto, J. Metode Riset Aplikasinya Dalam Penasaran. Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. 1998. Suryani, Tatik, Ilfitrah, Anik Maschudah dan Santosa, Agus, Sikap dan Penerimaan

Nasabah terhadap layanan Internet Banking, Ventura, Vol. 8, No. 2, Desember 2005, Hal 33-47.

Tangke, Natalia. “Analisa Penerimaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) pada badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 6, No. 1 Mei 2004: 10-28. Jakarta: FE Universitas Kristen Petra.

Tan, M., dan T. S. H. Teo (2000). “Factors Influencing the adoption of Internet Banking”, Journal of the Association for Information System, vol. 1, no. 5, pp. 1-44.

Team Pengembangan Laboratorium Manajemen Dasar Universitas Gunadarma. 2006. Modul Praktikum SPSS. Depok : Laboratorium Manajemen Dasar, Universitas Gunadarma.

Umar, Husein. “Metode Riset Bisnis”. Jakarta : 2002. http://id.wikipedia.orgwww.google.co.id

Jurusan Akuntansi, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2009) 20205981