analisis strategi pemasaran keripik tempe pada...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERIPIK TEMPE PADA
INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RETEH
SKRIPSI
Oleh:
RAHMAWATI
NIM: EES.150818
Pembimbing:
Khairiyani, S.E.,M.S.AK
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
Dr. Rafidah, SE.,M.EI
2
3
4
5
6
MOTTO
Artinya:“….Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri…”.1
1Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Nurul Iman, 1981), hlm. 370
(١١: الرعد)
7
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kehadiran Allah SWT atas taburan cinta dan kasih sayang-
Nya yang telah memberikanku kekuatan,. Membekaliku dengan ilmu pengetahuan
serta memperkenalkan ku dengan cinta. Atas karunia Allah SWT akhirnya skripsi ini
dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan rasulullah
SAW. Swemoga kelak rasulullah SAW memberikan syafa’atnya untukku.
Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tuaku tersayang dan tercinta, ibu
(Mulatang) dan ayah (Sammang), sebagai tanda bakti, hormat dan terimakasih yang
tiada terhingga karena telah Membesarkanku, Mendidikku, Membimbingku,
Menjagaku, Mendo’akanku, dengan ketulusan hati serta memberi motivasi serta
dukungan secara moril maupun materil sehingga dapat menempuh sekaligus
menyelesaikan masa studi di UIN STS Jambi.
Terimakasih untuk adikku tersayang (Rahmiati) yang telah membantu, memberi
semangat, pendorongku untuk menjadi lebih dewasa lagi. Pembawa keceriaan dalam
hidupku dan selalu mendo’akan ku dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Terimakasih untuk sahabat terdekatku tersayang (Igustina,Iin Sunarti, Karmila, Neli
ardianti dan teman-teman seperjuangan) yang selalu Mendo’akan, Membantu,
Memotivasi, dan setia menemani dalam pembuatan skripsi ini
8
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk membahas tentang: analisis strategi pemasaran
keripik tempe pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan Reteh. Rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana strategi pemasaran
keripik tempe pada industri rumah tangga di Kecamatan Reteh dan bagimana
dampak strategi pemasaran keripik tempe pada industri rumah tangga di
Kecamatan Reteh. Adapun jenis penelitian ini yaitu kualitatif deskriftip dengan
jenis data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu menggunakan teknik angket, observasi, wawancara dan dokumentasi,
sedangkan untuk analisis data peneliti menggunakan analisis adalah analisis
domain, teksonomi dan komponensial.
Hasil penelitian yaitu strategi pemasaran keripik tempe pada industri
rumah tangga di Kecamatan Reteh dilakukan dengan beberapa cara yaitu
pengelola keripik tempe melakukan manajemen permodalan, melakukan
manajemen bahan baku keripik tempe, melakukan manajemen produksi keripik
tempe, dan melakukan manajemen pemasaran, pengelolaan usaha tersebut
dilakukan dengan manajemen yang signifikan dan saling melengkapi.Dampak
pengelolaan keripik tempe pada industri rumah tangga di Kecamatan Reteh
mempunyai dampak positif terhadap masyarakat sekitar yang ada. Dampak
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: pengelolaan keripik tempe dapat
menciptakan lapangan pekerjaan bagi pelaku usahanya, usaha pengelolaan
keripik tempe juga dapat mengurangi jumlah pengangguran dan pengelolaan
keripik tempe dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di Kecamatan Reteh
Kata Kunci: Strategi Pemasaran, Keripik Tempe dan Industri Rumah Tangga
KATA PENGANTAR
9
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta tidak lupa pula iringan shalawat
serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan dosen pembimbing I dan Dosen
Pembimbing 2 maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan
skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Prof Suaidi Asy’ari, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
di UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, SE, M.SI, selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Novi Mubyarto,
M.E, selaku Wakil Dekan II, dan ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I, selaku
Wakil Dekan III di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN STS
Jambi.
4. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag. M.Ag, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN STS Jambi.
10
5. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan hingga skripsi ini
bisa
6. Ibu Khairiyani, SE. M.S.AK, selaku Dosen Pembibing II yang telah banyak
membantu memberikan saran yang lebih baik hingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan.
7. Dosen-dosen serta karyawan-karyawati di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
8. Kepala desa, perangkat desa dan masyarakat pengusaha keripik tempe yang
telah bersedia membantu dan memberikan informasi yang berhubungan
penelitian yang dilaksanakan.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun
tidak langsung.
Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini tidak luput dari kekhilafan dan
kekeliruan oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Mei 2019
Penulis
11
Rahmawati
NIM: EES.150818
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ..............................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .....................................................................
iv
MOTTO ................................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .................................................................................................
vi
ABSTRAK ............................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
viii
DAFTAR ISI .........................................................................................................
x
12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................................
10
C. Batasan Masalah ...............................................................................
10
D. Tujuan Penelitian...............................................................................
11
E. Manfaat Penelitian .............................................................................
11
F. Kerangka Teori ..................................................................................
12
G. Studi Pustaka .....................................................................................
27
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .......................................................................
21
B. Jenis dan Sumber Data .....................................................................
32
C. Subjek Penelitian ...............................................................................
33
D. Metode Pengumpulan Data ...............................................................
34
E. Teknik Analisis Data .........................................................................
35
F. Sistematika Penulisan ........................................................................
39
13
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah dan Letak Geografis Kecamatan Reteh ...............................
41
B. Struktur Organisasi Kecamatan Reteh ..............................................
43
C. Keadaan Masyarakat ........................................................................
44
D. Keadaan Pendidikan Masyarakat .....................................................
45
E. Keadaan Ekonomi, Kesehatan, Agama dan Budaya ........................
46
F. Keadaan Politik ................................................................................
48
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Strategi Pemasaran Keripik Tempe pada Industri
Rumah Tangga di Kecamatan Reteh ................................................
49
B. Dampak Strategi Pemasaran keripik Tempe pada
Industri Rumah Tangga di Kecamatan Reteh ..................................
63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................
71
B. Rekomendasi .....................................................................................
72
14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan sektor ekonomi Indonesia beberapa tahun terakhir ini
mengalami pelemahan dan cenderung lesu. Hal ini adalah imbas dari krisi
ekonomi global yang menyeabkan banyak perusahaan-perusahaan besar yang
tidak dapat melanjutkan usahanya dan berakibat pada berkurangnya lapangan
pekerja. Dampaknya antara pertumbuhan penduduk dan penyediaan lapangan
kerja terjadi ketidakseimbangan, sehingga timbul banyaknya permasalahan
pengangguran yang terjadi hampir diseluruh wiayah indonesia
Pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat jalannya, pada akhirnya akan
tercapai tingkat keadaan tidak berkembang keadaan tersebut akan terjadi pada tingkat
pertumbuhan yang tinggi. Kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari
15
ketidak kesimbangan antara kebutuhan masyarakat dan faktor-faktor produksi yang
tersedia dalam masyarakat.2
Strategi pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan
pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.3 Pemasaran
merupakan salah satu strategi untuk menyampaikan informasi secara luas,
memperkenalkan suatu produk barang dan jasa, merangsang konsumen untuk
memberi bahkan menciptakan preferensi pribadi terhadap image suatu
produk.Strategi telah memasarkan produk harus di pertimbangkan oleh setiap
perilaku usaha atau pebisnis, karna tanpa strategi pemasaran yang tepat akan
pengaruh pada hasil yang di peroleh. Pemasaran mengacu pada panduan strategi
produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik yang
dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan dengan pasar yang
dituju. Penurunan harga atau pembayaran yang di berikan oleh penjual kepada
pembeli sebagai imbalan atas jasa-jasa promosi yang di lakukan oleh pembeli di
sebut allowances promosi4 Pemasaran merupakan salah satu aspek penting dalam
2.Sadono Sukirno, Mikri Ekonomi teori pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005), hlm. 2.Basu Swastha Dharmmesta dan Tani Handoko, Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen, (Yokyakarta: Universitas Gajah Mada, 2013), hlm. 4
4Rewoldt, DKK, Strategi Harga dalam Pemasaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.57
16
kesuksesan suatu perusahaan, termasuk dalam pengelolaan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Sektor informal seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah khususnya
industri rumahan harus tetap dipertahankan dan dikembangkan agar dapat terus
berperan dalam meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat terutama
masyarakat pedesaan. Hal tersebut diperjelas oleh Kuncoro (2007) bahwa usaha
kecil dapat menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah angkatan
kerja, pengangguran, jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi
pendapatan dan pembangunan ekonomi pedesaan. Industri kecil dan menengah
sebagai sifat usaha yang potensial dalam penciptaan lapangan pekerjaan
dirasakan perlu dikembangkan, khususnya di daerah-daerah yang kurang
disentuh oleh industri besar.5
Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah khususnya industri
rumahan dimana pemilik usaha harus berfikir bagaimana cara untuk dapat
bersaing dengan pemilik usaha-usaha lainya yang sejenis lainnya yang memiliki
pengaturan manajemen yang lebih baik dan agar dapat menjalankan usaha sesuai
dengan yang di inginkan dan tentunya mendapatkan laba yang di inginkan
pengusaha tersebut. Menjalankan sebuah usaha agar dapat berjalan dengan baik,
harus menjalankan stretagi pemasaran yang maksimal, sehingga dapat
5Putri Jamaika, I Wayan Subagirta, Sebastiana Viphindrartin, Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Pengusaha Mebel Di Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, (Universitas Jember, 2014). hlm.2
17
meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang akan mewujudkan taraf hidup
masyarakat menjadi lebih meningkat sehingga terwujud kemakmuran serta
terciptanya kesempatan kerja meski jumlah penduduk selalu bertambah.
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga mulai
dikembangkan di daerah-daerah yang keadaan ekonomi masih merayap, salah
satunya yaitu di Kecamatan Reteh. Data tentang jenis Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) secara rinci berdasarkan rincian lapangan usaha di
Kecamatan Reteh dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1:
Keadaan UMKM Kecamatan Reteh Tahun 2018
No Rincian Lapangan Usaha Skala Usaha Jumlah Usaha
1 Pertanian Kecil dan Menengah 245 Jenis usaha Pertanian
2 Kehutanan Menengah 122 Jenis usaha kehutanan
3 Perikanan Kecil dan Menengah 410 Usaha perikanan
4 Industri pengelolahan besar Menengah 23 Industri pengolahan
5 Pengadaan listrik dan gas Menengah 8 Pengadaan listrik
6 Pengadaan air Menengah 217 Pengadaan air
7 Pengelolaan sampah,daur ulang Kecil Menengah 313 pengolahan sampah
18
8 Kontruksi Kecil dan Menengah 124 usaha kontruksi
9 Perdagangan besar/eceran Kecil dan Menengah 302 usaha perdagangan
10 Perdagangan kecil Mikro dan Kecil 267 perdagangan kecil
11 Industri rumahan Mikro dan Kecil 421 industri rumahan
12 Transportasi Kecil dan Menengah 49 jenis usaha tranpostasi
13 Pergudangan besar Menengah 197 usaha pergudangan
15 Akomodasi komunikasi Menengah 31 akomodasi komunikasi
16 Akomodasi Pangan Kecil dan Menengah 52 akomodasi pangan
Sumber Data: www.BPS.go.id. Badan Pusat Statistik Tahun 2018
Berdasarkan keadaan data pada tabel 1.1 di atas dapat di uraikan bahwa
keadaan usaha mikro, kecil dan menengah memang selalu dilakukan dalam segala
bentuk lapangan pekerjaan. Hal ini menu jukan bahwa usha mikro, kecil dan
menengah memang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu,
pengamatan awal penulis menemukan bahwa industri atau berbagai usaha yang
banyak berkembang di Kecamatan Reteh adalah usaha yang termasuk dalam 16
kategori yang dirincikan pada tabel 1.1 dan salah satunya adalah usaha mikro
yaitu keripik tempe. Industri kecil di Kecamatan Reteh perlu ditingkatkan serta
dikembangkan karena akan menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Beberapa masalah
mendasar yang menyebabkan industri rumahan keripik tempe kesulitan untuk
berkembang antara lain disebabkan oleh: masih rendahnya kualitas SDM pelaku
19
industri. Seperti contoh dalam strategi pemasaran para pelaku usaha tidak semua
memiliki pembukuan dalam mengatur proses produksi. Strategi pemasaran
masalah yang timbul seperti proses promosi yang masih bersifat tradisional yaitu
para pengusaha keripik tempe hanya menitipkan kewarung-warung terdekat dan
juga ada pembeli datang langsung sehingga proses produksi didasari pada jumlah
pesanan yang ada. Hal ini tentu saja merugikan para pengusaha karena
kebanyakan yang datang adalah para tengkulak yang akan menjual lagi barang
tersebut tentu dengan harga yang lebih mahal. Permasalahan dalam teknologi
yaitu masih terbatasnya kepemilikan teknologi tepat guna yang digunakan untuk
proses produksi sehingga sebagian besar masih menggunakan alat yang
tradisional Sehingga produksinya pun masih kurang efisien.6
Selain itu, lama usaha keripik tempe yang didirikan oleh pengusaha juga
berbeda-beda. Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha,
dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam
bertingkah laku. Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan, lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan
mempengaruhi produktivitasnya (kemampuan profesionalnya tu keahliannya,
sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih
kecil dari pada hasil penjualan. Semakin lama menekuni bidang usaha
perdagangan akan makin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun
6 Pra observasi Penulis terhadap responden penelitian di Kecematan Reteh November 2018
20
perilaku konsumen. keadaan jumlah pengusaha tempe berdasarkan lama usahanya
didirikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.2: Keadaan Lama Usaha dan Jumlah Pengusaha Tempe
No Lama Usaha Jumlah Pengusaha
1 10 Tahun Usaha 4
2 9 Tahun Usaha -
3 8 Tahun Usaha 6
4 7 Tahun Usaha 3
5 6 Tahun Usaha 5
6 5 Tahun Usaha 7
7 4 Tahun Usaha 12
8 3 Tahun Usaha 9
9 2 Tahun Usaha 8
10 1 Tahun Usaha 5
11 >1 Tahun Usaha 6
Jumlah 65
Sumber Data: Dokumentasi Lama Usaha dan Jumlah Pengusaha Tempe, 2019
Data pada tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa lama usaha tempe yang
didirkan oleh pengusaha di Kecamatan Reteh berbeda-beda, untuk kisaran waktu
mengelola usaha tempe mulai dari 10 tahun sampai kurang dari 1 tahun.
21
Pengusaha tempe yang telah membuka dan menekuni usaha ini dari kisaran
waktu lama usaha 10 tahun sampai 6 tahun yaitu sebanyak 18 orang, untuk
waktu yang cukup lama para pengusaha tempe ini sudah mencapai
omset/pendapatan yang cukup menjanjikan dan menunjang perekonomian
keluarganya, selain itu mereka memiliki kemampuan dan skill yang cukup
profesional dalam mengelola usaha tempe. sedangkan para pengusaha tempe
yang belum cukup lama mengelola usaha tempe cukup banyak jika dibandingkan
dengan pengusaha tempe yang sudah profesional.
Pengusaha tempe yang lama usahanya mencapai kisaran 5 sampai 3 tahun
sebanyak 65 orang, para pegusaha ini sudah cukup baik dalam meningkatkan
perekonomian keluarga meskipun belum profesional dalam mengelola usaha
tempe, sedangkan untuk pengusah tempe yang belum lama usahanya atau
dalam kategori pemula mencapai 19 orang. hal ini karena lama usaha yang
mereka dirikan baru mencapai kisaran wakti 2 sampai kurang dari satu tahun.
berdasarkan perbedaan lama usaha yang dikelola oleh para pengusaha tempe
berdampak pada pendapatan dan mempengaruhi peningkatan ekonomi.7
Berdasarkan keadaan lama usaha didirikan maka akan mempengaruhi
pendapatan yang di peroleh dan konsumen yang mengetahui dan menggunakan
produk tersebut, karna proses promosi produk yang belum lama mengakibatkan
7Pra observasi penulis di Kecamatan Reteh Kabupaten Indra Giri Hilir Pulau Kijang, November
2018
22
masi banyak konsumen yang belum mengetahui tentang produk. Selain itu
jumlah pengusaha tempe pada seiap tahunya juga mengalami peningkatan,
seperti pada data sebagai berikut:
Tabel 1.3:
Keadaan Jumlah Pengusaha Tempe Per Tahun
No Tahun Pengusaha
Aktif
Pengusaha
Kurang Aktif
Jumlah
Pengusaha
1 2014 14 4 18
2 2015 19 6 25
3 2016 26 11 37
4 2017 40 14 54
5 2018 50 15 65
Sumber Data: Dokumentasi Jumlah Pengusaha Tempe per Tahun, 2019 Data pada tabel dapat dilihat bahwa jumlah pengusaha tempe yang
mengalami fluktuasi karena tiudak semua pedagang kripik tempe aktif
menjalankan usahanya, berdasarkan data dapat dilihat bahwa setiap tahunya
jumlah pengusaha kripik tempe secara kesuluruhan ada beberapa pengusaha
yang aktif dan ada pula yang kurang aktif atau hanya sekedarnya dalam
23
mengelola usaha kripik tempe. Munculnya industri rumahan berupa keripik
tempe memang cukup menjanjikan, tetapi belum mencapai pendapatan yang
belum bisa meningkatkan ekonomi secara keseluruhan. Melihat prospek dan
permasalahan yang ada pada industri kecil keripik tempe di atas, perlukan
strategi-strategi pemasaran untuk mengembangkan industri kecil keripik tempe
tersebut sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas ekonomi yang
lebih baik. semakin meningkatkan sebuah usaha termasuk usaha mikro, tentunya
akan menambah pendapatan para pengusaha, dan secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Berikut keadaan
pendapatan para pengusaha mikro khususnya pengusaha kripik tempe
berdasarkan lama usaha dan pendapatan per bulan.
Tabel 1.4: Keadaan Lama Usaha dan Jumlah Pengusaha Tempe
No Nama Pengusaha
Lama Usaha Perkiraan Pendapatan per Bulan
Bulan I Bulan II Bulan III
1 Bidawiyah 10 Tahun Usaha Rp. 4.300.000 Rp.4.500.000 Rp.5.000.000
2 Masitoh 9 Tahun Usaha Rp. 3.200.000 Rp.3.500.000 Rp.3.500.000
3 Busro 8 Tahun Usaha Rp. 4.100.000 Rp.4.600.000 Rp.4.000.000
4 Maryati 7 Tahun Usaha Rp. 4.200.000 Rp.4.500.000 Rp.3.500.000
5 Rohani 6 Tahun Usaha Rp. 4.200.000 Rp.3.500.000 Rp.4.500.000
6 Bardion 5 Tahun Usaha Rp. 3.200.000 Rp.4.500.000 Rp.3.500.000
7 Yulianto 4 Tahun Usaha Rp. 4.200.000 Rp.3.500.000 Rp.4.200.000
24
8 Suminah 3 Tahun Usaha Rp. 3.200.000 Rp.4.500.000 Rp.3.000.000
9 Partinah 2 Tahun Usaha Rp. 3.200.000 Rp.3.500.000 Rp.3.500.000
10 Rohana 1 Tahun Usaha Rp. 1.500.000 Rp.1.700.000 Rp.1.900.000
11 Reski >1 Tahun Usaha Rp. 900.000 Rp.800.000 Rp.800.000
Berdasarkan keadaan data pada tabel 1.4 dapat dipahami bahwa pendapatan
pengusaha kripik tempe cukup bervariasi, peningkatan pendapatan juga
mengalami fluktuasi secara bertahap, jumlah pendapatan para pengusaha
didasarkan pada lama usaha didirikan, semakin lama pengusaha mendirikan usaha
maka pendapatan yang diperoleh semakin meningkat, begitu juga pengusa kripik
tempe yang baru memulai usaha pendapatan yang diperoleh belum terlalu
menjanjikan, tetapi secara keseluruhan jika usaha kripik tempe dikelola dengan
strategi pemasaran yang baik dan tepat maka akan meningkatkan pendapatan serta
dapat meningkatkan kualitas ekonomi pelaku usaha khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis ingin
mengadakan penelitian dengan judul:“Analisis Strategi Pemasaran Keripik
Tempe pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan Reteh”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah yang dipaparkan maka
penulis merumuskan permasalahan antara lain:
25
1. Bagaimana strategi pemasaran keripik tempe pada industri rumah tangga di
Kecamatan Reteh?
2. Bagimana dampak strategi pemasaran keripik tempe pada industri rumah
tangga di Kecamatan Reteh?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini merupakan pemusatan fokus kepada
intisari penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah penelitian harus
dilakukan dengan cara eksplisit agar ke depannya dapat meringankan peneliti
sebelum turun atau melakukan observasi/pengamatan. Batasan masalah penelitian
ini yaitu strategi pemasaran khususnya keripik tempe yang dilakukan oleh ibu
rumah tangga di Kecamatan Reteh.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan, maka dapat
diketahui tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui strategi pemasaran keripik tempe pada industri rumah
tangga di Kecamatan Reteh.
3. Ingin mengetahui dampak strategi pemasaran keripik tempe pada industri
rumah tangga di Kecamatan Reteh
E. Manfaat Penelitian
26
Hasil penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi:
1. Sebagai salah satu syarat dalam rangka mencapai gelar sarjana Strata Satu
(S1) dalam Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi
perkembangan ekonomi tentang pentingnya strategi pemasaran dalam
menjalankan sebuah usaha dengan infrastruktur dan kondisi lingkungan yang
merupakan faktor-faktor yang wajib dipertimbangkan pengusaha sebelum
memulai usaha.
3. Sebagai bahan informasi ataupun rujukan bagi siapa saja yang ingin
mengetahui secara mendalam tentang strategi pemasaran usaha terhadap
keberhasilan bisnis yaitu dengan menetapkan komposisi/komponen
pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus
mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
F. Kerangka Teori
1. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah kemampuan organisasi untuk memproduksi
barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan, karena organisasi tersebut harus
mengetahui bagaimana menyajikan tawaran yang lebih baik di pasar sasaran
27
dari pada kebutuhan, pilihan dan keinginan yang selalu berubah.8 Strategi
pemasaran juga berarti himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak
dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju
(target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan (objective),
dalam situasi persaingan tertentu.
Manajemen pemasaran atau marketing mix adalah penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan
menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk
mencapai tujuan perusahaan.9 Pemasaran merupakan seluruh dari kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan pembeli. Pertumbuhan ekonomi sangat di tentukan
adanya entrepreneur yang unggul yaitu yang memiliki inisiatif tinggi,
kemampuan dan keberanian mengaplikasikan penemuan-penemuan baru
dalam kegiatan produksi.10
Strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk
mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang
digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Strategi pemasaran dapat
8Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 4 9Basu Swastha Dharmmesta dan Tani Handoko, Manajemen Pemasaran: Analisis
Perilaku Konsumen, (Yokyakarta: Universitas Gajah Mada, 2013), hlm. 4 10 Asfia Murni, Ekonomi Makro, (Bandung: Refika Aditama,2016), hal.198
28
dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarah pada kegiatan atau usaha
pemasaran, dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan lingkungan
yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi dalam
menetapkan strategi pemasaran yang akan dijalankan perusahaan haruslah
terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai posisinya di
pasar. Dengan mengetahui keadaan dan situasi serta posisinya di pasar dapat
ditentukan kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan.
Strategi pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standar hidup
yang mencakup: mengetahui apa yang diinginkan konsumen, merencanakan
dan mengembangkan sebuah produk, dan memutuskan cara terbaik untuk
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa
tersebut.11
Pemasaran didefinisikan sebagai alat bagi marketing yang terdiri
dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan
agar implementasi strategi pemasaran dan postioning dapat berjalan sukses.
Pemasaran mengacu pada panduan strategi produk, distribusi, promosi dan
penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan
pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju.
Strategi pemasaran secara umum adalah upaya memasarkan sebuah
produk, baik itu barang atau jasa, dengan menggunakan pola rencana dan
taktik tertentu sehingga jumlah penjualan menjadi lebih tinggi. Strategi
11Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013), hlm. 2
29
pemasaran juga dapat diartikan sebagai rangkaian upaya yang dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, karena potensi untuk
menjual proposisi terbatas pada jumlah orang yang mengetahui hal tersebut.
Strategi Pemasaran mempunyai peranan penting dalam sebuah
perusahaan atau bisnis karena berfungsi untuk menentukan nilai ekonomi
perusahaan, baik itu harga barang maupun jasa. Ada tiga faktor penentu nilai
harga barang dan jasa, yaitu: produksi, pemasaran dn konsumsi.
Pemasaran merupakan kombinasi dari empat variable atau kegiatan inti
dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan
sistem distribusi. Produk merupakan suatu sifat yang kompleks baik diraba
maupun tidak diraba termasuk bungkus, warna, harga, pengaruh perusahaan
dan pengece, pelayanan perusahaan dan pengecer, yeng diterima oleh pembeli
untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.
2. Strategi Pemasaran Berdasarkan Kualitas Pelayanan
Pelayanan adalah kualitas sumber daya manusia yang berfungsi untuk
memberikan pelayanan kepada para pekerjanya dalam ragka meningkatkan
dan mengembangkan kemampuanya agar menjadi sumber daya manusia yang
kompetitif.12
Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara
membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata
mereka terima/peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka
12Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, (Jakarta: Raja Wali Pres, 2011), hlm. 80
30
harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika
jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika
jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan sangat baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima
lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan buruk.
Kualitas layanan dari suatu perusahaan diuji pada setiap layanan
sainganya. Para pelanggan membentuk harapan akan layanan dari pengalaman
masa lalu, promosi dari mulut kemmulut dan iklan.13
Kualitas pelayanan
merupakan totalitas dari bentuk karakteristik barang dan jasa yang
menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan, baik
yang nampak jelas maupun yang tersembunyi. Bagi perusahaan yang bergerak
di sektor jasa, pemberian pelayanan yang berkualitas pada pelanggan
merupakan hal mutlak yang harus dilakukan apabila perusahaan ingin
mencapai keberhasilan.
Kualitas pelayanan bisa dilihat dari kondisi pada saat berhadapan
dengan penggan, diantaranya sebagai berikut:
a. Memberi kesempatan pelanggan berbicara
b. Mendengarkan baik-baik
13Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia, (Jakarta: Indeks, 2005),
hlm., hlm. 153
31
c. Tidak menyela pembicaraan
d. Ajukan pertanyaan
e. Tidak marah dan tidak cepat tersinggung
f. Tidak berdebat dengan pelanggan
g. Menjaga sikap sopan, ramah dan selalu berlaku tenang.
h. Tidak menangani hal-hal yang bukan wewenangnya
i. Menunjukan sikap perhatian dan sikap ingin membantu.14
Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada
konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat
terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya
pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta
pembelian ulang yang lebih sering. Kualitas pelayanan adalah suatu tindakan
atau perbuatan yang tidak berwujud dimanaebuah kelompok bisa
menawarkan kepada kelompok lain dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun.15
Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini
diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang
14Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: RajaWali Pers, 2014), hlm. 307-308 15Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia, (Jakarta: Indeks, 2005),
hlm. 139
32
berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan
yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk
kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui
dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang
nyata-nyata mereka terima/peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya
mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu
perusahaan. Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh
melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi
melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen
sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen
tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus
hidup.
4. Strategi Pemasaran Berdasarkan Harga
Harga adalah jumlah uang (ditambahkan beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya. Harga adalah biaya produksi dan distribusi
ditambah marjin laba.16
Harga (Price) merupakan salah satu bagian yang
sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga merupakan salah
satu dari empat bauran pemasaran/marketing mix (4P=product, price, place,
16Agus Arijanto, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, (Jakarta: Raja Wali Pres, 2011), , hlm.
120
33
promotion/produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar
dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Penjualan pada perusahaan dimana pada saat perusahaan menjual
barang dagangnya maka di peroleh pendapatan, jumlah yang dibebankan
kepada pembeli untuk barang dagang yang di serahkan merupakan
pendapatan perusahaan yang bersangkutan.17Kenaikan harga atau inflansi
yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakan ekonomi, biaya yang terus
menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak
menguntungkan.18 Harga merupakan dua faktor yang mempengaruhi
pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian. Faktor sendiri
merupakan hal yang harga diperhatikan konsumen dalam mengambil
keputusan. Produk yang dijual harus mempunyai kualitas yang baik, unik dan
penampilan yang menarik sehingga harga produk tersebut dapat membuat
konsumen tertarik untuk membeli. Perusahaan harus mempertimbangkan
banyak faktor dalam menyusun kebijakan menetapkan harga, yaitu sebagai
berikut:
a. Memilih sasaran harga
b. Menentukan permintaan
c. Memperkirakan biaya 17 Soemarso, Akutansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Grand Wijaya Center, 2004), hlm.160
18Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Raja wali Pers, 2010), hlm. 339
34
d. Menganalisa penawaran dan harga para pesaing
e. Memilih suatu metode harga
f. Memilih harga akhir.19
Keseimbangan atau equilibrium menggambarkan suatu situasi dimana
semua kekuatan yang ada dalam pasar permintaan dan penawaran berada dalam
keadaan seimbang sehingga setiap variabel yang terbentuk dipasar, harga dan
kualita sudah tidak lagi berubah.20 Harga merupakan suatu cara bagi seorang
penjual untuk membedakan penawarannya dari para pesaing. Sehingga
penetapan harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari fungsi
diferensiasi barang dalam pemasaran. Harga juga bersifat sangat relatif.
4. Strategi Pemasaran Berdasarkan Promosi
Promosi adalah salah satu kunci dalam kampanye pemasaran yang
meliputi sekumpulan sarana intensif yang berbeda, kebanyakan jangka pendek
yang dirancang untuk menstimulasi pembelian produk khusus atau layanan
yang lebih cepat dan lebih besar oleh pelanggan atau perdagangan.21
Promosi
merupakan upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan
gagasan, promosi juga merupakan proses menginformasikan, membujuk,dan
mempengaruhi suatu keputusan pembelian, promosi juga merupakan cara
19Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013), hlm. 171 20Abdul Ghofur, Pengantar Ekonomi Syariah: Konsep Dasar, Paradigma,
Pengembangan Ekonomi Syariah, (Depok: Raja Wali Pers, 2017 ), hlm. 104 21Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia, (Jakarta: Indeks, 2005),
hlm. 369
35
mengkomunikasikan barang dan jasa yang di tawarkan supaya konsumen
mengenal dan membeli.
Penurunan harga atau pembayaran yang diberikan oleh penjual kepada
pembeli sebagai imbalan atas jasa-jasa promosi yang dilakukan oleh pembeli
di sebut allowances promosi.22
Promosi merupakan usaha yang dilakukan
pasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan
pertukaran. Promosi tindakan menginformasikan atau mengingatkan
tentang spesifikasi produk atau merek.
Promosi adalah komunikasi yang persuasif, mengajak, mendesak,
membujuk dan meyakinkan, tujuan promosi yang dirumuskan oleh
perusahaan biasanya memiliki tujuan jangka panjang dan jangka pendek.23
Kegiatan promosi yang dilakukan berfungsi untuk menyebar luaskan
informasi dan mendapatkan perhatian (attention), menciptakan dan
menumbuhkan keinginan (desire), serta mengembangkan keinginan
konsumen untuk membeli produk yanag ditawarkan. Sejumlah strategi
promosi mencoba membangun permintaan primer. Sedangkan sebagian besar
strategi promosi berupaya merangsang permintaan selektif yaitu keinginan
untuk mendapatkan suatu merek tertentu.
Tujuan promosi mengakibatkan keinginan para konsumen untuk membeli
produk atau jasa yang dihasilkan. Oleh sebab itu, harus di usahakan bagai
22Rewoldt, Dkk, Strategi Harga dalam Pemasaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.
57 23Mursid, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 95
36
mana mempengaruhi berfikir konsumen akhir meyakinkan pembeli.
Sedangkan kata promosi harus baik dan menarik, sehingga memberi kesan
bahwa pembeli tidak menghendaki produk yang lain selain dari barang yang
ditawarkan kepadanya.
5. Strategi Pemasaran Berdasarkan Lokasi
Perusahaan melakukan pemilihan lokasi usaha karena mengingat lokasi
untuk operasional sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya
variable. Lokasi sangat mempengaruhi resiko dan keuntungan perusahaan
secara keseluruhan. Tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimumkan
keuntungan lokasi perusahaan.24
Perusahaan melakukan pemilihan lokasi
usaha kaqrena mengingat lokasi untuk oprasional sangat mempengaruhi
biaya, baik biaya tetap maupun biaya variable. Era globalisasi persaingan di
kalangan pelaku ekonomi tentunya akan semakin tajam, sedangkan arena
pemasaran juga akan semakin ketat perasingannya. Dengan persingan amat
tajam dan ketat inilah yang mengharuskan setiap perusahaan agar lebih
memperlihatkan salah satu aspek yang amat vatal dalam manajemen
perusahaan yaitu bidang pemasaran ataumarketing. Karna tidak terdapat
keuntungan yang berlebih-lebih
24Murti Sumarni dan Jhon Soeprihanto, Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi
Perusahaan), (Yokyakarta: Liberty 2009), hlm.83
37
Indikator keberhasilan dalam memilih lokasi usaha yang strategis atau
dalam menentukan lokasi usaha, dapat dilihat dari beberapa faktor yang dapat
di capai dalam memilih lokasi usaha, yaitu sebagai berikut:
a. Peluang usaha.
Faktor ini sangat penting untuk diperhatikan dan dianalisis apakah
daerah tempat akan dijadikannya lokasi usaha tersebut memiliki peluang
yang baik untuk perusahaan dimasa depan atau tidak.
b. Tenaga kerja.
Faktor tenaga kerja juga dibutuhkan karena suatu usaha tentu
membutuhkan tenaga kerja. Faktor tenaga kerja ini di lihat dari mudah
atau tidaknya untuk mencari tenaga kerja di daerah tersebut, bagus atau
tidaknya kualitas kinerja dari para tenaga yang ada di sana, berapa bayaran
yang biasanya diberikan untuk para tenaga kerja di daerah tersebut dan
sebagainya.
c. Transportasi.
Kemudahan untuk akses transportasi dalam penentuan lokasi usaha
juga penting karena konsumen tentu akan memikirkan bagaimana cara
mereka untuk sampai ke tempat usaha kita nantinya, apakah mudah atau
sulit. Karena jika akses transportasi saja sudah susah, ketertarikan
konsumen pun dapat berkurang.
d. Akses Parkir.
38
Akses parkir untuk para konsumen juga sangat diperlukan karena
apabila ada konsumen yang membawa kendaraan pribadi dan ternyata
tidak ada akses untuk parkir kendaraan tersebut, tentu konsumen akan
merasa kecewa dan konsumen bisa kurang puas terhadap pelayanan
perusahaan tersebut.
e. Kepadatan penduduk.
Tingkat kepadatan penduduk di daerah tersebut sangat diperlukan,
karena semakin banyak penduduk yang ada di daerah tersebut,
kemungkinan besar bisa menambah jumlah konsumen nantinya.
f. Kekuatan daya beli masyarakat.
Kemampuan masyarakat dalam membeli suatu barang juga perlu
diperhatikan, karena apabila kemampuan masyarakat tidak sesuai dengan
target harga jual perusahaan, bisa jadi barang tersebut tidak akan terjual
karena kurangnya kemampuan masyarakat untuk membeli barang
tersebut.
g. Ketersediaan bahan baku.
Ketersediaan bahan baku disekitar lingkungan tersebut juga penting
karena tanpa adanya bahan baku, perusahaan tentu akan sulit
memproduksi barang lagi nantinya sehingga aktivitas produksi perusahaan
bisa terhenti.
Keputusan lokasi merupakan keputusan jangka panjang, mempunyai
efek pada biaya tetap maupun variable seperti biaya transportasi, pajak, upah,
39
sewa dan lain-lain. Dengan kata lain tujuan strategi lokasi adalah
memaksimumkan manfaat lokasi bagi perusahaan. Pilihan-pilihan yang ada
dalam lokasi meliputi:
a. Tidak pindah, tetapi meluaskan fasilitas yang ada
b. Mempertahankan lokasi yang sekarang, selagi menambah fasilitas lain di
tempat lain
c. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain.25
Perusahaan merupakan tempat untuk melakukan suatu proses
penciptaan barang atau jasa yang kemudian akan didistribusikan kepada para
konsumen dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Perusahaan didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Perusahaan memiliki tataletak dan kedudukannya masing-masing.
Kedudukan perusahaan merupakan tempat kantor pusat dari perusahaan
tersebut. Sedangkan tata letak perusahaan ialah tempat dimana perusahaan
tersebut melakukan aktivitas operasi perusahaan atau tempat perusahaan
melakukan kegiatan fisik untuk menciptakan suatu barang yang nantinya akan
dijual oleh perusahaan tersebut. Memilih lokasi menjadi semakin rumit
dengan adanya globalisasi tempat kerja, yang terjadi karena adanya
pembangunan:
a. Ekonomi pasar
b. Komunikasi Internasional yang lebih baik
25
Muhammad Abdulkadir, Strategi Pemasaran, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), hlm. 51
40
c. Perjalanan dan pengiriman yang lebih cepat dan dapat diandalkan
d. Kemudahan perpindahan arus modal antar negara
e. Diferensiasi biaya tenaga kerja yang tinggi.26
Selain globalisasi, masih ada sejumlah faktor lain yang mempengaruhi
keputusan lokasi. Diantaranya, produktivitas tenaga kerja, valuta asing dan
perubahan sikap terhadap industri, serikat kerja, penetapan zona, polusi,
pajak, dan sebagainya. Berikut beberapa yang harus dipertimbangkan dalam
memilih lokasi yaitu:
a. Kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk menjadi salah satu indikator
besarnya potensi keberhasilan dan kesuksesan sebuah bisnis pada suatu
pasar usaha yang dikelola oleh suatu perusahaan.
b. Penghasilan. Jika kepadatan penduduk tidak linear dengan daya beli
masyarakatnya, maka berarti lokasi itu tidak tepat sebagai tempat/pusat
perbelanjaan.
c. Jumlah usaha. Adakalanya, lokasi yang dipilih merupakan shopping
centre perdagangan. Banyaknya usaha pada suatu lokasi juga dapat
mempengaruhi bisnis yang akan ditetapkan. Bergantung kepada tipe bisnis
seperti apa yang berada pada area tersebut.
26
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 75
41
d. Tempat. Ada beberapa tipe tempat dapat dijadikan pilihan untuk suatu
usaha atau bisnis. Tempat-tempat tersebut seperti mal (shopping mall),
sentra usaha, perumahan, pinggir jalan dan sebagainya.
e. Jumlah Traffic. Banyaknya aktifitas kendaraan atau orang-orang yang
berada pada suatu lokasi juga mempengaruhi suatu usaha. Banyaknya
aktifitas-aktifitas tersebut membuktikan bahwa lokasi tersebut sering
dilalui banyak yang melewati tempat tersebut.
f. Pusat keramaian. Kebanyakan pusat lalu lalang yang terbaik adalah di
outlet-outlet makanan. Kadang-kadang, di seberang jalan mal juga
menjadi tempat yang dipenuhi orang lalu lalang dan biasanya harga
sewanya juga lebih murah.
g. Akses karyawan. Jarak usaha dengan akses usaha juga perlu diperhatikan.
Apabila usaha yang jarak tempuhnya sangat jauh dari tempat tinggal
karyawan akan menjadi kontra produktif buat seorang karyawan.
h. Zona. Jika lokasi yang dipilih bukan daerah perdagangan semacam
shopping mall atau tidak cocok dengan usaha, sebaiknya tidak dipaksakan.
i. Kompetisi. Pertimbangan mengenai tingkat kompetisi usaha juga perlu.
Jika di lokasi tersebut sudah jenuh dengan usaha yang menawarkan
produk sejenis, bisa jadi lokasi itu menjadi tidak strategis untuk ditetapkan
sebagai lokasi usaha.27
27Pratama Chandra, Penerapan Strategi Bauran Pemasaran Pada Perusahaan,
(Surakarta: Rosdakarya, 2009), hlm. 66
42
G. Tinjauan Pustaka
Studi pustaka merupakan hasil-hasil penelitian terdahulu (peneliti-peneliti
lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus tema yang diteliti.
Dibawah ini adalah lima penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian
ini, yaitu:
Tabel 1.4:
Tinjauan Pustaka
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Atik Isniati dkk
2016
Pengaruh
Partisipasi
Perempuan
Dalam strategi
pemasaran Usaha
Ekonomi Mikro
Terhadap Tingkat
Sosial Ekonomi
Keluarga di
Kelurahan
Pomdok Kelapa
Hasil penelitian menunjukkan cukup
relevan, artinya pengaruh istri yang
bekerja terhadap tingkat pendapatan
keluarga berpengaruh sangat kuat dan
positif terhadap pendapatan keluarga.
Hal ini berarti tingkat partisipasi
perempuan dalam usaha ekonomi mikro
terhadap tingkat sosial ekonomi keluarga
cukup signifikan. Dilihat dari kontribusi
istri terhadap penghasilan keluarga
besarnya adalah 0,88 atau 88%
43
Kec. Duren Sawit sedangkan kontribusi pendapatan selain
penghasilan istri adalah sebesar 12%.28
2 Ahmad Saridi
2011
Pengaruh strategi
pemasaran dalam
Usaha Mikro,
Kecil dan
Menengah (
UMKM ) Sektor
Industri terhadap
Peningkatan
Pendapatan
Rumah Tangga
Miskin ( RTM ) di
Kecamatan
Situbondo
Kabupaten
Situbondo.
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa
rata-rata dari jumlah nominal bantuan
yang diterima oleh RTM memiliki rata-
rata 3,75 dan standart devisiasi 2,19 dari
44 RTM, Sedangkan tingkat korelasi
antara Nominal dana bantuan yang
diterima oleh RTM terhadap Pendapatan
RTM setelah adanya program UMKM
adalah 0,758 dengan tingkat signifikansi
0,000. Apabila melihat atau
memperhatikan besarnya angka “r“ yakni
0,758 dan tingkat signifikansi 0,000, maka
antara nominal dana bantuan yang
diterima oleh RTM dengan pendapatan
RTM setelah adanya program UMKM
menunjukkan adanya korelasi positif yang
sangat signifikan.29
3 Multazam
Nasruddin
2016
Analis Peran
strategi
pemasaran dalam
Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwaber
dasarkan hasil penelitian yang peneliti
lakukan di UKM Citra Sari tentang peran
28Atik Isniati dkk, Pengaruh Partisipasi Perempuan dalam strategi pemasaran Usaha Ekonomi
Mikro Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga di Kelurahan Pomdok Kelapa Kec. Duren Sawit, Mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, 2016
29Ahmad Saridi, Pengaruh strategi pemasaran dalam Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) Sektor Industri terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin ( RTM ) di Kecamatan, (Jurnal, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Jl.margonda raya No.100 depok 16423)
44
Usaha Kecil
Menengah (UKM)
Terhadap
Peningkatan
Ekonomi Keluarga
Karyawan.
(StudiCV. Citra
Sari)
UKM terhadap peningkatan ekonomi
keluarga karyawan. Maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa UKM
CV.Citra Sari berperan penting bagi
peningkatan ekonomi karyawan karena
mereka sudah mampu mncukupi
kebutuhan hidupnya seperti
terpenuhinya kebutuhan pokok, mampu
membiayai sekolah adik-adiknya anak-
anaknya dan terbebas dari pengangguran
serta mengurangi beban orang tua
meskipun pendapatan yang diperoleh
belum terlalu banyak seperti karyawan di
perusahaan pada umumnya akan tetapi
hal tersebut merupakan suatu
peningkatan ekonomi keluarga karyawan
jika di tinjau dari sisi mikro ekonomi.30
4 Abung Fayshal,
2012
Analisis strategi
pemasaran
produk asuransi
jiwa pada bumi
putera syariah
cabang Depok
Strategi bauran pemasaran (marketing
mix), yaitu AJB bumiputera telah memilik
produk asuransi jiwa syariah yang
beragam, dengan premi atau harga yang
relatif terjangkau, menerapkan promosi
yang focus dan terarah melalui seminar-
seminar-seminar dan mendristribusikan
30Multazam Nasruddin, Analis Peran strategi pemasaran dalam Usaha Kecil Menengah (UKM)
Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Karyawan. (StudiCV. Citra Sari), jurnal, STIEKN Jaya Negara Malang, 2016
45
produk melalui jalur distribusi personal
selling yang memadai.31
5 Pratama Adi
Chandra, 2013
Penerapan
strategi bauran
pemasaran pada
perusahaan
asuransi ajb
bumiputera
syariah cabang
Surakarta
Hasil penelitian menjelaskan bahwa
pemasaran adalah seluruh dari kegiatan
usaha yang ditunjukkan untuk
merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan pembeli. Strategi bauran
pemasaran pada perusahaan asuransi ajb
bumiputera syariah cabang Surakarta
merupakan alat fundamental yang
direncanakan untuk mencapai perusahaan
dengan mengembangkan keunggulan
bersaing yang berkesinambungan melalui
pasar yang dimasuki dan program
pemasaran yang digunakan untuk
melayani pasar sasaran tersebut.32
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu
penelitian yang menggambarkan karakteristik suatu masyarakat atau suatu
31
Abung Fayshal, Analisis Strategi Pemasaran Produk Asuransi Jiwa pada Bumi Putera Syariah
Cabang Depok, Jurnal EMBA. Vol. 1, No. 3, September 2014 32Pratama Adi Chandra, Penerapan Strategi Bauran Pemasaran Pada Perusahaan
Asuransi Ajb Bumiputera Syariah Cabang Surakarta, (Jurnal, Unversitas Sebelas Maret Surakarta), 2013.
46
kelompok orang tertentu, penelitian yang menggambarkan penggunaan fasilitas
masyarakat, penelitian yang memperkirakan proporsi orang yang mempunyai
pendapat, sikap, atau bertingkah laku tertentu, penelitian yang berusaha untuk
melakukan semacam ramalan dan penelitian yang mencari hubungan antara dua
variabel atau lebih. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi langsung
kelapangan dan melakukan pencatatan keadaan-keadaan strategi pemasaran
keripik tempe pada industri rumah tangga di Kecamatan Renteh.
Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan
dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, hubungan antar variable
pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan-
perbedaan antar fakta dan lain-lain.33
Pendekatan penelitian yang akan digunakan
adalah aspek yang sangat penting dalam suatu penelitian, pendekatan yang sesuai
dengan tujuan penelitian akan mendukung kemudahan bagi peneliti yang akan
mendukung kemudahan bagi peneliti dalam menjalankan proses penelitian yang
akan dijalankan. Sementara desain dalam penelitian ini bersifat emergent,
evolving dan developing karena penelitian dijelaskan melalui gambaran, umum
yang bersifat sementara, apa yang akan dapat diteliti dan bersifat fleksibel serta
masih mengalami perubahan.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
33
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 26-
27
47
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data
Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari
sumber utamanya. Data primer dalam penelitian ini merupakan keterangan
informan yaitu berupa hasil wawancara dan observasi terhadap informan
penelitian, Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan
atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah
terhadap dokumentasi pribadi, resmi kelembagaan, reverensi atau literature
laporan yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian, data
sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa data-data dokumentasi yang
berhubungan dengan penelitian.
2. Sumber Data
Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamanya harus
diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi,
bahasa, sistematika item dalam instrumen penlitian. Sumber data dalam
penelitian ini adalah subjek data yang di peroleh melalui wawancara dan
observasi diantaranya:
a. Pengusaha keripik tempe pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan
Renteh
b.Kepala/Pimpinan UMKM di Kecamatan Renteh
c. Masyarakat yang memiliki usaha mikro di Kecamatan Renteh
C. Subjek Penelitian
48
Subjek penelitian adalah orang yang berada dalam situasi sosial yang
ditetapkan sebagai pemberi informasi dalam sebuah penelitian atau yang dikenal
sebagai informen. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik usaha keripik tempe
dan pelanggan di Kecamatan Renteh Kabupaten Indra Giri Hilir Pulau Kijang.
Digunakan sampel dalam penelitian adalah untuk mereduksi objek penelitian dan
melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga dapat di tarik kesimpulan.34
Subjek penelitian ataupun responden adalah pihak-pihak yang akan
dimintai informasi menyangkut fokus penelitian. Dalam penelitian ini, mereka
adalah orang-orang yang diduga mampu memberikan informasi. Subjek yang
diteliti diambil dengan menggunakan cara purposive sampling yaitu teknik yang
didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya dengan
ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.35
Subjek dalam penelitian ini menjadi informan yang akan
memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian. informan dalam
penelitian ini meliputi beberapa macam diantaranya informan kunci, informan
utama dan informan tambahan.
Setelah penulis memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan seseorang
informan kunci (key informant) yang merupakan informan yang berwibawa dan
dipercaya mampu ‘’membuka pintu’’ kepada peneliti untuk memasuki obyek
34
Munawaroh, Panduan Memahami Metodologi Penelitian, (Jawa Timur, Anggota
IKAPI, 2013), hlm. 63 35
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2012),
hal.202
49
penelitian. Misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang
diharapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Setelah itu penulis
melakukan wawancara kepada informan tersebut dan mencatat hasil wawancara.
Setelah itu, perhatian penulis pada objek penelitian dan memulai memajukan
pertanyaan deskriptif. Catatan deskriptif maksudnya catatan berisi informasi
faktual yang menggambarkan segala sesuatu apa adanya.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Metode atau pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari
segi motif, kepercayaan, perhatian, prilaku tidak sadar, kebiasaan dan
sebagainya.36
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data primer, dimana hasil data tersebut akan menjawab permasalahan-
permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
2. Wawancara
Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden.37
Wawancara dilakukan oleh peneliti melalui tanya-jawab antara peneliti
dengan subjek penelitian, hal ini tentunya untuk memperoleh informasi
36
Lexy J Moleong, Methodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2004), 175 37
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosda Karya:
2011), hlm. 67-68
50
yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara digunakan sebagai tekhnik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data pendukung yang dikumpulkan sebagai
penguatan data observasi dan wawancara, karena dokumentasi adalah satu
kesatuan dengan data observasi dan wawancara yang dilakukan
sebelumnya.38
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data
melalui dokumentasi dari dokumen-dokumen resmi.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan proses mengatur
urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan
uraian dasar yang membedakanya dengan penafsiran yaitu memberikan arti
yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaaskan pola uraian dan mencari
hubungan diantara dimensi-dimensi uraian, dengan teknik:
1. Analisis Domain
Analisis domain adalah langkah analisis pertama yang dilakukan
setelah peneliti melalui suatu proses dari terjun keobjek penelitian yang
berupa situasi sosial dan kemudian pelaksanaan observasi partisipan,
38
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskripstif Kualitatif, (Jakarta: GP Press
Group, 2013), 119
51
pencatatan hasil observasi, dan wawancara, serta melakukan observasi
deskriptif.
Dalam mengumpulkan data menggunakan analisis domain peneliti
melakukan observasi partisipan dimana observasi dilakukan dengan cara
terstruktur, teratur dan sistematis, selain itu peneliti juga melakukan
pencatatan pada setiap hasil observasi, sehingga data observasi lebih
lengkap dan akurat. Adapun langkah-langkah dalam analisis domain yaitu:
a. Memilih salah satu domain untuk dianalisis.
b. Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang
digunakan untuk domain itu.
c. Mencari tambahan istilah bagian.
d. Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat
dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis.
e. Membentuk taksonomi sementara.
f. Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah
dilakukan.
a. Membangun taksonomi secara lengkap
2. Analisis Taksonomi
Setelah melakukan analisis domain yang masih bersifat umum,
peneliti mencari bagaimana domain yang dipilih itu dijabarkan atau
dijelaskan menjadi lebih rinci. Setelah peneliti melakukan analisis domain,
sehingga ditemukan domain-domain atau kategori dari situasi sosial
52
tertentu, maka selanjutnya domain yang dipilih oleh peneliti dan
selanjutnya ditetapkan sebagai fokus penelitian, perlu diperdalam lagi
melalui pengumpulan data di lapangan. Ada delapan langkah dalam
analisi komponen ini yaitu :
a. Memilih domain yang akan dianalisis
b. Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan
c. Menyiapkan lembar paradigma
d. Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai
e. Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu
f. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada
g. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data
h. Menyiapkan paradigma lengkap.
3. Analisis Komponensial
Analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam
domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki
perbedaan atau yang kontras, data dicari melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi yang selektif.39
Pada analisis komponensial, yang dicari
untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain,
tetapi justru yang memiliki berbedaan atau yang kontras. Data ini dicari
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang terseleksi. Langkah-
langkah dalam menggunakan analisis ini yaitu:
39Ibid,. hlm. 359-360
53
a. Membandingkan hasil pengamatan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan orang secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang diakatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang
berkaitan.
4. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data
Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber dalam penelitian ini dapat dicapai dengan jalan yaitu
sebagai berikut:
a. Membandingkan hasil pengamatan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakan orang secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang diakatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan oleh responden penelitian.
d. Membandingkan keadan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang
berkaitan.
54
Sementara itu, triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu
dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga
teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap babnya terdiri
dari sub-sub. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi saling
berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika pembahasan
adalah:
BAB I: Bab ini membahas tentang pendahuluan mencakupi latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka dan studi pustaka.
BAB II: Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan
penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data, dan
tekhnik analisis data.
BAB III: Bab ini membahas mengenai gambaran umum mengenai Industri
Rumah Tangga di Kecamatan Renteh
BAB IV: Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan diteliti oleh
penulis mengenai Strategi Pemasaran Keripik Tempe pada Industri
Rumah Tangga di Kecamatan Renteh.
55
BAB V: Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah dan Letak Geografis Kecamatan Renteh
1. Sejarah Kecamatan Renteh
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yuridis, berwenang untuk mengalur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintah Nasianal dan
berada di Kabupaten/Desa.
Sebelum menjadi desa definitif, pada mulanya Kecamatan Renteh
adalah sebuah Kecamatan yang merupakan bagian wilayah Indra Giri
yang berada dalam lingkup Kabupaten. Melihat dari awal berdirinya
Kecamatan Renteh pada tahun 1956 yang secara administrasi masih satu
56
wilayah dengan darat dan laut yang dipimpin oleh seorang Mangku karena
jarak antara Kecamatan dengan Kabupaten cukup jauh sehingga
pemerintahan cukup berjalan dengan baik dan efektif. Pada tahun 1971
Kecamatan Renteh berpisah dari wilayah kabupaten dan telah memiliki
lurah sendiri dengan maksud dan tujuan agar pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan berjalan dengan baik. Sejalan dengan itu dalam
rangka untuk meningkatkan pelayanan masyarakat maka pada tahun 1970
pemerintah kecamatan bersama perangkatnya dan masyarakat membangun
kecamatan sendiri secara swadaya dan bantuan pemerintah sampai
sekarang. Kelompok pendatang ini kemudian mendirikan pemukiman di
sekitar sungai dan beberapa saat kemudian diikuti dengan kelampok
keluarga lain, baik yang langsung dari Pulau Sulawesi maupun suku lain
terutama suku Jawa, Cina, Batak. Melayu Jambi, dan lainya.
Keadaan Demografi/Kependudukan dari data penduduk berdasarkan
hasil sensus penduduk (SP) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statisfik
(BPS) jumlah penduduk Kecamatan Renteh tercatat sekitar 8.817 Jiwa.
Penduduk Kecamatan ini didaminasi dari agama Islam sekitar 98%.
2. Letak Geografis Kecamatan Renteh
Secara geografis Kecamatan Renteh terletak di bagian Timur
Kabupaten Indra Giri Ilir Riau, dengan luas wilayah ± 2.050 km2 dan
berada posisi 10 15’ Lintang Selatan sampai dengan 2
0 20, Lintang Selatan
57
dan antara 1020
30, Bujur Timur sampai dengan 104.0 Bujur Timur batas
wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara dengan : Selat Cina
b. Sebelah Selatan dengan : Rumah Penduduk
c. Sebelah Timur dengan : Anak Sungai
d. Sebelah Barat dengan : Rumah Penduduk
Selain itu, jika dilihat berdasarkan letak geografis luas wilayah
Kecamatan Renteh adalah 2.050 Ha KM 2 yang terdiri dari: Tanah
perumahan, Perkebunan dan Rawa-rawa, Pemakaman umum/perkebunan
dan Hutan belukar.
Keadaan topografi Kecamatan Renteh dilihat secara umum
merupakan daerah daratan rendah dan ketinggian tanah dalam wilayah
Kecamatan Renteh ± 35 M dari permukaan laut dengan curah hujan 2500
mm/tahun sedangkan suhu udara rata_rata 31C.
B. Struktur Organisasi Kecamatan Renteh
Lembaga pemerintahan, seperti kecamatan sebagai lembaga formal dan
sebagai penyelenggaraan organisasi kerja, diselenggarakan secara sistematis,
terpimpin dan terarah, karena organisasi dilaksanakan untuk menciptakan proses
serangkaian yang terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai organisasi
kegiatan kerja maka untuk mencapai tujuan organisasi itu harus disusun sebagai
tata laksana yang dapat melaksanakan tugasnya masing-masing baik tujuan umum
58
maupun tujuan khusus menurut jenis dan tingkatnya masing-masing. Suatu
organisasi merupakan suatu badan apapun yang dalam bentuk kegiatannya juga
sudah jelas tidak terlepas dari tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapainya.
Sebagai lembaga sudah pasti memiliki struktur organisasi yang jelas dengan
pembagian tugas dan wewenang masing-masing bagian, sehingga tugas, dan
tanggung jawab menjalankan program pendidikan nasional dapat terwujud sesuai
dengan tujuan dan harapan. Adapun keadaan struktur organisasi Kecamatan
Renteh dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:
Stuktur Organisasi
Kecamatan Renteh
Camat
BPK
Pelaksana Teknis
Kepala Bidang
Sekretaris
59
C. Keadaan Masyarakat
Secara keseluruhan keadaan jumlah masyarakat atau penduduk Kecamatan
Renteh adalah 736 jiwa dengan jumblah kepala keluarga 240 kk. Jumlah
penduduk Kecamatan Renteh adanya kenaikan dikarnakan keseimbangan angka
kematian dan angka kelahiran ditambah dengan pendatang. Persebaran penduduk
di Kecamatan Renteh relative merata, secara absolut jumlah penduduk pada tiap-
tiap dusun relatif berimbang.
Berdasarkan struktur umur, penduduk Kecamatan Renteh tergolong
penduduk usia lanjut. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk usia kelompok
umur 8-16 dan 36 keatas merupakan terbanyak yang jumlahnya masing-masing
100 jiwa dan 239 jiwa . kemudian disusul kelompok umur 26-35 dan 17-25 yaitu
masing-masing 14 jiwa dan 107 jiwa . Rasio jenis kelamin penduduk Kecamatan
Renteh menunjukkan bahwa penduduk perempuan relatif lebih banya dari laki-
laki
Berdasarkan keadaan masyarakat secara tidak langsung akan berpengaruh
terhadap potensi yang dapat menunjang pembangunan berbagai sektor dengan
didukung oleh berbagai potensi sebagaimana yang dikemukakan baik dari sumber
daya lahan pertanmian/perkebunan, kelautan, perikanan, ditambah dengan potensi
mendukung pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana baik berupa
Kasi Bagian Umum
Kasi Pembangunan
Kasi Pemerintahan
60
material, alam dan tenaga ahli yang ada di desa maupun tenaga potensial yang
ditempatkan oleh pemerintah guna melakukan pelayanan terhadap masyarakat.
D. Keadaan Pendidikan Masyarakat
Sasaran ahir dari setiap pembagunan bermuara pada peningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan sekaligus objek
pembagunan, mencakup seluruh siklus kehidupan manusia, sejak kandungan
hingga ahir hayat. Oleh karna itu pembangunan kualitas manusia harus menjadi
perhatiaan penting. Pada saat ini sumber daya manusia di Kecamatan Renteh
cukup baik dari masa-masa sebelumnya.
Pendidikan adalah satu hal penting dalam membangun sumber daya
manusia dan memajukan kesejateraan pada umumnya dan tingkat perekonomian
pada kususnya. tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya keterampilan
kewirausahaan, dan pada giliranya mendorong munculnya lapangan perkerjaan
baru, dan pada gilirannya mendorong perongram pemerintah untuk pembukaan
lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan
dapat mempertajam sistimatika piker atau pola piker individu, selain itu mudah
menerima informasi yang lebih maju.
Keadaan pendidikan masyarakat Kecamatan Renteh kebanyakan penduduk
yang tidak sekolah dan putus sekolah yaitu sebesar 7,20 persen, kemudian yang
memiliki bekal pendidikan dasar 20,51 persen dan pelajar SD yaitu 7,34 persen
61
sementar yang sedang pendidikan di perguruan tinggi hanya 2,04 persen serta
yang selesai perguruan tinggi 3,67 persen.
E. Keadaan Ekonomi, Kesehatan, Agama dan Budaya
Pertumbuhan ekonomi masarakat Kecamatan Renteh secara umum juga
mengalami peningkatan, hal ini dimulai dari bertambahnya jumlah penduduk
yang memiliki usaha atau pekerjan walaupun jenis pendapatan tersebut pada
umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang dilakukan bisa
juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari pemerintah, seperti dana SPP dari
program PNPM, atau instasi lainnya, rata-rata keadaan ekonomi masyarakat
berpenghasilan dari hasil perkebunan terumatama kebun pinang, kelapa dan sawit.
Komuditi andalan terbesar yang dihasilkan dari Kecamatan Renteh adalah kelapa,
pinang dan sawit,.ini dikarnakan 65,85 persen dari luas wilayah Kecamatan
Renteh perkebunan. Hal ini disebapkan dari asal desa ini adalah masyarakat
petani dan ada juga yang nelayan.
Peningkatkan drajat kesehatan masarakat di Kecamatan Renteh antara lain
dapat dilihat dari status kesehatan, dan pola penyakit. Status masarakat antara lain
dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti meningkatnya usia
harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, angka dan status anak gizi
buruk.
Penduduk Kecamatan Renteh rata-rata 100 persen memeluk agama Islam.
Dalam kehidupan beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan
62
khususnya agama Islam sangat berkembang dengan baik. Selain itu, dalam bidang
budaya masarakat Kecamatan Renteh selalu berusaha untuk menjunjung tinggi
budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur. Hal ini dilihat dari peran
ketua lembaga adat Kecamatan Renteh dan LPM dalam melestarikan dan menjaga
adat istiadat budaya lokal. Masih tertinggalnya peran perempuan dan kualitas
kidup perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan antara lain ditandai
belum optimalnya partisipasi kaum perempuan dan pemuda dalam pembagunan,
hal itu dilihat dari prestasi pemuda dalam bidang seni budaya dan olah raga masih
sagat rendah.
F. Keadaan Politik
Proses reformasi yang bergulir sejak tahun 1997 telah memberikan peluang
untuk membagun demokrasi secara lebih nyata menuju arah proses konsolidasi
demokrasi. Lebih lanjut format politik ini terumuskan juga berdasarkan undang-
undang nomor 31 tahun 2002 tentang partai politik. Undang-Undang Nomor 12
tahun 2003 tentang pemilihan umum, undang-undang nomor 22 tahun 2003
tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, serta undang-
undang nomor 23 tahun 2003 tentang pemilihan umum presiden dan wakil
presiden. Kemajuan demokrasi telah dimanfaatkan oleh masarakat untuk
menggunakan hak demokrasinya antara lain dibuktikan dengan adanya
peningkatan partisipasi masarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam proses
pemilihan umum, hal tersebut dapat dilihat angka partisupasi masyarakat.
63
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Strategi Pemasaran Keripik Tempe pada Industri Rumah Tangga di
Kecamatan Renteh
1. Strategi Manajemen Permodalan
Modal merupakan salah satu komponen penting didalam suatu usaha
karena dengan adanya modal maka usaha tersebut dapat didirikan atau
dilaksanakan. Modal yang didapat oleh industri berasal dari modal sendiri
yang berupa uang, alat-alat produksi dan keahlian. Modal uang digunakan
untuk membiayai segala keperluan industri keripik tempe, modal alat-alat
produksi digunakan untuk proses produksi keripik tempe dan modal keahlian
adalah kemampuan pemiliki usaha dan karyawan untuk mengelola atau
menjalankan usahanya.
Modal yang diperoleh pemilik usaha keripik tempe di Kecamatan
Renteh berasal dari berbagai macam sumber. Ada pengusaha yang
mendapatkan modal dari tabungan pribadi dan ada juga meminjam di bank
atau saudara dan ada juga yang mengadakan patungan antar anggota
keluarga40
, seperti keterangan salah satu pengusaha keripik tempe, ia
mengatakan:
40Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Sistem Pengelolaan Keripik
tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
64
Modal untuk mengelola usaha keripik tempe memang menjadi utama,
karena tanpa modal maka usaha ini tidak akan berjaln, modal yang saya
gunakan untuk mengelola usaha keripik tempe ini berasal dari dana
pribadi hasil menabung, jadi saya tidak memperoleh modaldari
meminjam atau melakukan pinjaman, jika modal saya tidak cukup
biasanya saya meminta bantuan kepada keluarga dekat untuk
memberikan pinjaman modal berupa uang.41
Manajemen keuangan tidak hanya sekedar bagaimana mengelola uang.
Tetapi lebih dari pada itu, manajemen keuangan adalah bagaimana mengelola
kekayaan untuk menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan sumber-sumber
modal untuk membiayai usaha. Meski sederhana, para pelaku usaha sangat
perlu dan dianjurkan untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen keuangan.
Modal yang diperoleh tersebut kemudian dimanajemen oleh pemilik industri
yang menerapkan fungsi perencanaan (planning) dan penggerakan
(actuating). Perencanaan yakni pengusaha merencanakan akan mendirikan
rumah produksi industri keripik tempe setelah hal tersebut direncanakan
barulah pengusaha menerapkan fungsi penggerakan yakni merealisasikan
rencana dengan mendirikan rumah produksi42
, mengenai hal ini peneliti
mewawancarai salah satu pengelola industri keripik tempe, ia mengatakan:
Setelah saya memiliki modal yang saya anggap cukup untuk mengelola
keripik tempe maka biasanya saya membuat perencanaan untuk
mendirikan usaha keripik tempe ini mulai dari menghitung bahan yang
akan di beli, tempat dan sarana yang akan digunakan, siapa saja yang
akan membuat keripik tempe dan termasuk menentukan tempat untuk
41Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 42Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Sistem Pengelolaan Keripik
tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
65
menjual atau memasarkan keripik tempe jika nanti sudah produksi atau
menhasilkan.43
Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik usaha industri keripik
tempe ia memberikan informasi sebagai berikut:
Saya selalu berusaha merencanakan penggunaan uang sebaik mungkin,
pengeluaran uang disesuaikan rencana pengeluaran dengan target-target
penjualan dan penerimaan kas. saya juga menunda rencana-rencana
belanja modal jika tidak memberikan manfaat dalam meningkatkan
penjualan atau menurunkan biaya-biaya, penggunaan uang tidak bakal
sia-sia dan memberikan hasil yang menguntungkan atau meningkatkan
profit usaha.44
Kesalahan yang paling banyak dan sering dilakukan para pelaku usaha
adalah mencampurkan uang usaha dengan uang pribadi. Mungkin karena
usaha masih kecil, dan berpikir tidak masalah jika mencampur uang usaha
dengan uang pribadi. Namun yang sering terjadi, para pelaku usaha akan
menghadapi sulit membedakan pengeluaran pribadi dan usaha. Modal yang
sudah ada selain untuk membiayai bahan-bahan pembuatan keripik tempe
yang dibutuhkan juga digunakan untuk membeli dan menyediakan peralatan
usaha seperti ember besar yang digunakan untuk membuat adonan keripik
tempe, cetakan keripik tempe, mesin penggiling, oven besar, rak kayu, alat
pemotong, tampah, dan alat penjemur keripik tempe atau biasa disebut
43Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 44Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
66
rigen.45
seperti keterangan salah satu pengelola keripik tempe yang
menambahkan keteranganya sebagai berikut:
Modal yang kadang-kadang memang terbatas harus benar-benar
dimanfaatkan dengan baik, karena modal yang ada bukan hanya
dimanfaatkan untuk membeli bahan pokok pembuatan keripik tempe,
tetapi juga untuk membeli alat-alat yang akan digunakan untuk membuat
keripik tempe, alat-alat tersebut memamg toidak selalu harus membeli,
tetapi tetap masuk dalam modal usaha.46
Selain itu modal tersebut juga direalisasikan untuk membeli bahan baku
diantaranya tepung terigu, tepung tapioka, kedelai, garam, ketumbar, dan
bawang putih serta menggaji karyawan. Setelah fungsi penggerakan berjalan
dengan baik barulah pengusaha industri keripik tempe menerapkan fungsi
manajemen yang berupa pengawasan (controlling). Fungsi pengawasan ini
dilakukan untuk mengawasi modal usaha yang digunakan apakah sudah
sesuai rencana atau tidak.47
Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik
usaha industri keripik tempe ia memberikan informasi sebagai berikut:
Mengelola sebuah usaha tidak hanya cukup dikelola dengan ingatan,
melainkan harus dengan catatan yang lengkap. Minimal wajib memiliki
buku kas masuk dan buku kas keluar yang mencatat keluar masuknya
uang. Kemudian saya mencocokkan setiap hari saldo uang secara fisik
dengan catatan saya sendiri.48
45Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Sistem Pengelolaan Keripik
tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 46Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 47Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Sistem Pengelolaan Keripik
tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 48Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
67
Pencatatan yang lengkap masalah keuangan sebuah usaha sangat penting
dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengontrol transaksi uang dan
memastikan tidak ada uang yang terselip. Tahapan selanjutnya, meningkatkan
kemampuan administrasi untuk mencatat penjualan dan biaya-biaya, mencatat
saldo-saldo hutang piutang, persediaan dan aset-aset tetap. Tujuan pelaku
usaha sebagai seorang entrepreneur adalah menghasilkan keuntungan,
Menghitung keuntungan dengan tepat sama pentingnya dengan menghasilkan
keuntungan itu sendiri. Bagian yang paling kritikal dalam menghitung
keuntungan adalah menghitung biaya-biaya. Sebagian besar biaya bisa
diketahui karena melibatkan pembayaran uang tunai. Manajemen keuangan
meliputi juga bagaimana mengelola hutang, piutang dan persediaan. Banyak
usaha mengalami kesulitan kas meski catatan akuntansi mereka menunjukkan
angka yang baik. Pelaku usaha harus mampu menekan tingkat persediaan
sedemikian rupa agar tetap dapat memenuhi order namun tanpa membebani
keuangan.49
Peneliti mewawancarai salah satu pengelola industri keripik tempe di
Kecamatan Renteh, ia mengatakan:
Saya sering memeriksa persediaan dan memastikan semuanya dalam
keadaan lengkap dan baik, oleh karenaitu saya mempunyai catatan
administrasi yang memadai untuk mengontrol semua itu, sehingga saya
jarang memiliki piutang-piutang kepada pembeli dan tagihan-tagihan
dari penyedia bahan baku. halini saya lakukan juga untuk menetapkan
49Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Sistem Pengelolaan Keripik
tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
68
prosedur keuangan yang cukup untuk memastikan bahwa usaha saya
selalu terjaga dengan baik.50
Menyisihkan sebagian keuntungan untuk pengembangan usaha
merupakan tindakan positif bagi para pelaku usaha. Salah satu tugas penting
manajemen keuangan adalah menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan
mendorong dan mengarahkan investasi ke bidang-bidang lain yang juga
menguntungkan. Semakin besar usaha yang dikelola, semakin kompleks pula
pengelolaan keuangannya. Ketika usaha amelibatkan kreditor dan investor,
maka semakin tinggi tuntutan untuk mempunyai sistem pencatatan keuangan
yang baik. Keberhasilan usaha tidak hanya ditentukan oleh kemampuan
menjual, melainkan juga mengatur keuangan. oleh karena itu mengatur modal
usaha dengan cara memisahkan uang pribadi dan uang usaha, merencanakan
penggunaan uang, membuat buku pencatatan keuangan, menghitung
keuntungan dengan benar, putar arus kas, mengawasi modal, mengatur
hutang dan modal dan menyisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha
merupakan hal yang sangat penting.51
2. Strategi Manajemen Bahan Baku Keripik Tempe
Manajemen bahan baku dengan menerapkan fungsi pengawasan
(controlling) Proses pengawasan ini dilakukan untuk mengawasi apakah
kualitas bahan baku sesuai dengan standar yang diinginkan oleh pengusaha
50Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 51Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Sistem Pengelolaan Keripik
tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
69
atau tidak. Selanjutnya manajemen bahan baku dilakukan disaat harga bahan
baku yang digunakan tidak stabil. Wawancara peneliti dengan salah satu
pemilik usaha industri keripik tempe ia memberikan informasi sebagai
berikut:
Pembelian bahan baku untuk membuat keripik tempe berpengaruh pada
harga jual keripik tempe, saya sebagai pengusaha keripik tempe
memanajemen hal ini dengan menerapkan fungsi manajemen
perencanaan (planning) untuk merencanakan harga jual keripik tempe
jika harga bahan baku naik maka harga jual pun juga akan naik.
Biasanya para pengusaha keripik tempe di Kecamatan Renteh
menaikkan harga jual keripik tempe agar tidak merugi.52
Persediaan bahan baku yang cukup dapat mempelancar proses produksi
serta barang jadi yang dihasilkan harus dapat menjamin efektifitas kegiatan
pemasaran, yaitu memberikan kepuasan kepada pelanggan, karena apabila
barang tidak tersedia maka pasa penmbuat keripik tempe akan kehilangan
kesempatan merebut pasar dan tidak dapat mensuplay barang pada tingkat
optimal. Persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat bahan-
bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah
yang dibutuhkan pada saat itu. Persediaan dari barang-barang berwujud yang
digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber-
sumber alam ataupun dibeli dari suplier atau perusahaan yang menghasilkan
bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya.53
52Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 53Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Sistem Pengelolaan Keripik
tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
70
Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik usaha industri keripik
tempe ia memberikan informasi sebagai berikut:
Persediaan bahan-bahan yang membantu atau barang-barang
perlengkapan yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang
diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi
atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu usaha, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen dari barang jadi, hal ini sangat
penting dalam pengelolaan keripik tempe.54
Meskipun persediaan akan memberikan banyak manfaat bagi suatu
usaha, namun pelaku usaha harus tetap hati-hati dalam menentukan kebijakan
persediaan. Persediaan membutuhkan biaya dan dalam hal ini menjadi tugas
bagi manajemen untuk menentukan investasi yang optimal dalam persediaan.
Masalah persediaan merupakan masalah pembelanjaan aktif, dimana pelaku
usaha menemukan dana yang dimiliki dalam persediaaan dengan cara yang
seefektif mungkin. Untuk melangsungkan usahanya dengan lancar maka
kebanyakan pelaku usaha merasakan perlunya persediaan bahan baku.
Penentuan besarnya persediaan bahan baku yang diperlukan harus sesuai
dengan kebutuhan pemakaian bahan tersebut dalam satu periode produksi
tertentu. Harga bahan baku yang diperlukan merupakan faktor lainnya yang
dapat mempengaruhi besarnya persediaan yang harus di adakan.
3. Strategi Manajemen Produksi Keripik Tempe
54Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
71
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang atau jasa. Di dalam industri keripik tempe kegiatan
produksi yang dilakukan adalah memproduksi keripik tempe setiap hari
sesuai dengan permintaan pasar, produksi keripik tempe terkadang
mengalami jeda apabila persediaan atau stok masih terlampau banyak. Selain
itu produksi keripik tempe juga tergantung oleh keadaan cuaca, karena dalam
proses tersebut sangat mengandalkan sinar matahari untuk menjemur keripik
tempe.55
Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik usaha industri keripik
tempe ia memberikan informasi sebagai berikut:
Kegiatan produksi yang dilakukan adalah memproduksi keripik tempe
setiap hari sesuai dengan permintaan pasar, produksi keripik tempe
terkadang mengalami jeda apabila persediaan atau stok masih terlampau
banyak, oleh karena itu dalam memproduksi keripik tempe saya
memang selalu menjaga kualitas agar hasil produksinya juga
maksimal.56
Wawancara peneliti juga memperoleh informasi mengenai pengelolaan
atau cara membuat keripik tempe, seperti yang dijelaskan salah satu pelaku
usaha keripik tempe ia mengatakan:
Makanan ringan keripik tempe menjadi makanan cemilan. keripik
tempe merupakan cemilan yang merakyat dengan harga murah namun
memiliki rasa yang tidak kalah dengan cemilan mahal. keripik tempe
yang hampir sama dengan kerupuk ini paling nikmat ketika dihidangkan
sebagai pelengkap pada saat makan. Hadirnya keripik tempe bisa
menambah nafsu makan dengan rasa dan renyahnya pada saat digigit.
55Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Sistem Pengelolaan Keripik
tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 56Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
72
Krupuk sangat mudah untuk didapatkan di warung-warung sekitar di
daerah Tanjung Jabung Timur.57
Pemilik usaha memanajemen proses produksi dengan menerapkan
fungsi manajemen pengorganisasian (organizing) agar proses produksi dapat
berjalan dengan lancar karena telah disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing pengelolanya. Proses pengoraganisasian ini sebagai contohnya ibu-ibu
atau para perempuan ditempat dibagian penataan, penjemuran dan
pengemasan keripik tempe. Sedangakan untuk karyawan laki-laki ditempat
pada bagian pembuatan adonan atau proses nguleni dan pemotongan keripik
tempe. Selanjutnya pemilik usaha juga melakukan fungsi manajemen
pengawasan (controlling), proses pengawasan dilakukan para pengusaha
keripik tempe untuk mengawasi karyawan dalam proses produksi agar produk
industri berupa keripik tempe kedelai yang dihasilkan memiliki kualitas yang
baik dan sesuai dengan permintaan pasar.58
Manajemen produksi merupakan pengaturan dan perencanaan terkait
ketersediaan bahan baku maupun bahan jadi yang siap dipasarkan pada
sebuah perusahaan bisnis. Manajemen bisnis di bidang produksi
menyangkut bagaimana proses produksi itu bisa berlangsung dengan
baik sehingga mampu menghasilkan produk atau layanan yang diminati
oleh konsumen.59
57Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 58Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Sistem Pengelolaan Keripik
tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 59Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
73
Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik usaha industri keripik
tempe ia memberikan informasi sebagai berikut:
Makanan keripik tempe sangat populer dikalangan masyarakat yang
berada di Kecamatan Renteh, dan dengan harga murah membuatnya
banyak diminati oleh masyarakat. selain dengan membeli masyarakat
juga bisa membuat sendiri karena proses pembuatanya juga tidak sulit.60
Membuat makanan keripik tempe merupakan hal yang sangat mudah
dan bisa dilakukan sendiri. Dalam cara membuat keripik tempedari bahan
ikan dan dengan kualitas renyah, hal pertama yang perlu dilakukan yaitu
menyiapkan bahan baku terlebih dahulu, seperti hasil wawancara peneliti
dengan salah satu pemilik usaha industri keripik tempe ia memberikan
informasi sebagai berikut:
Pembuatan atau memproduksi makanan keripik tempe terlebih dahulu
harus mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan diantaranya
daging ikan yang sudah dihaluskan, tepung tapioka, telur bebek, garam
halus, soda dan gula, setelah semua bahan-bahan sisediakan, maka
proses produksi pembuatan keripik tempe bisa dilakukan.61
Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik usaha industri keripik
tempe yang memberikan keterangan cara membuat atau mengolah keripik
tempe, ia memberikan informasi sebagai berikut:
Bahan-bahan yang kami sediakan yaitu daging ikan yang sudah
dihaluskan, tepung tapioka, telur bebek, garam halus, soda dan gula,
merupakan bahan yang harus disiapkan terlebih dahulu sebelum
membuat krupuk keripik tempe. Setelah bahan tersebut siap masukkan
60Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 61Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
74
kedalam wadah dan dilanjutkan dengan membuat adonan krupuk
terlebih dahulu.62
Pemilik usaha industri keripik tempe menambahkan keterangan cara
membuat atau mengolah keripik tempe, ia memberikan informasi sebagai
berikut:
Setelah membuat adonan, langkah yang pertama campurkan semua
bahan yang sudah disiapkan kemudian aduh sampai merata. Agar
adonan tidak terlalu lengket bisa menambahkan air untuk mengurangi
kelengketannya. Setelah adonan diaduk sampai merata kemudian kukus
adonan kira-kira 2 jam dengan cara adonan dibungkus plastik dan daun
pisang. Setelah adonan dikukus dan matang bisa mengangkat adonan
kemudian didinginkan terlebih dahulu sebelum diiris. Setelah adonan
dingin, iris tipis-tipis adonan dengan bentuk sesuai selera kemudian
krupuk keripik tempe siap untuk digoreng.63
Untuk menjamin kelancaran dan kesinambungan produksi, maka baik
pelaku usaha dagang maupun manufaktur perlu mengadakan persediaan bahan
baku untuk produksi karena persediaan merupakan unsur modal kerja yang
sangat penting dan yang secara kesinambungan akan berputar dalam siklus
perputaran modal kerja usaha. Agar usaha dapat tetap menjamin kelangsungan
operasi suatu usaha serta dapat mencapai tujuan untuk memaksimalisasikan
nilaisebuah usaha, maka perlu diadakan suatu tindakan yang terarah dalam
mengendalikan persediaan yang ada dalam sebuah usaha, dalam mencapai
hasil usaha yang layak yang berkaitan dengan harga pokok produksi, maka
62Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 63Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
75
diperlukan pengendalian persediaan sehingga dapat menekan biaya produksi
yang akan timbul atau terjadi.
4. Strategi Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Di dalam industri keripik tempe
proses pemasaran dilakukan adalah pelanggan atau tengkulak yang ingin
membeli keripik tempe langsung datang Kecamatan Renteh dikarenkan dusun
tersebut sudah dikenal sebagai sentra industri keripik tempe.
Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik usaha industri keripik
tempe yang memberikan keterangan cara memasarkan keripik tempe, ia
memberikan informasi sebagai berikut:
Untuk memasarkan keripik tempe saya berusaha membuat produk
keripik tempe ini menjadi produk yang unik dan memiliki kelebihan
dibandingkan produk lain yang sejenis, misalnya dengan memberikan
variasi rasa yang bermacam-macam. Pesaing ada dimana-mana, jika
produk atau jasa yang ditawarkan tidak memiliki kelebihan, maka akan
sulit bersaing.64
Produk yang berkualitas saja tidak cukup, produk juga harus bisa
memenuhi kebutuhan konsumen. Seiring dengan perkembangan zaman dan
teknologi, tentunya kebutuhan konsumen pun ikut berubah, jika produk yang
64Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
76
dihasilkan lambat berinovasi maka akan tertinggal dengan produk pesaing.65
Pemilik usaha industri keripik tempe menambahkan keterangan cara
memasarkan keripik tempe, ia memberikan informasi sebagai berikut:
Dalam mengembangkan usaha kecil berupa makanan keripik tempe,
saya harus terus menerus mencari pelanggan baru, sekaligus juga
bagaimana membuat hasil yang memuaskan bagi pelanggan yang sudah
ada, selain itu melayani dengan keramahan, jika tidak para pelanggan
akan membicarakan hal negatif mengenai produk yang dipasarkan oleh
saya sendiri.66
Me-maintain pelanggan yang sudah ada (existing) bisa dilakukan dengan
cara memberikan sesuatu secara gratis kepada pelanggan existing, sebagai
imbalan agar mereka tetap mengontak, dengan cara ini dapat selalu
berhubungan dengan pelanggan. Manusia memiliki ingatan terbatas, setelah
mengadakan kontak awal, sebaiknya melakukan kontak secara teratur. Jika
dalam sebulan tidak melakukan kontak, kemungkinan besar pelanggan akan
melupakan produk yang telah dipasarkan. Memasarkan produk rumahan
memang bukan hal mudah. Biasanya para pemula bisnis rumahan
memasarkannya dengan cara dari mulut ke mulut. Yang bisa jadikan target
pasar adalah, teman, keluarga, tetangga bahkan rekan kerja. Mulai dari orang
terdekat tersebut sebagai pemula bisnis bisa mendapatkan kritan serta
masukan untuk mengembangkan bisnis rumahan yang dijalankan.
65Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Sistem Pengelolaan Keripik
tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019 66Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
77
Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik usaha industri keripik
tempe yang memberikan keterangan ia memberikan informasi sebagai berikut:
Dalam hal pemasaran usaha keripik tempe saya melakukan proses
manajemen dengan menerapkan fungsi perencanaan yakni
merencanakan dan menentukan target pasar mana yang akan menjadi
target pasar produk keripik tempe setelah mengetahui target pasar yang
telah ditentukan barulah saya menerapkan fungsi manajemen yang
berupa penggerakan dengan memasarkan produknya ke daerah yang
telah direncanakan sebelumnya.67
Manajemen bisnis di bidang pemasaran menyangkut segala bentuk
perencanaan, bentuk, target serta tujuan dan hasil dari sebuah proses
marketing atau pemasaran. Penjualan yang meningkat dan upaya untuk
memperkenalkan produk kepada konsumen merupakan target utama dari
sebuah manajemen pemasaran. Tanpa adanya sebuah manajemen pemasaran
yang baik, maka sebuah perusahaan akan mengalami kondisi sulit dalam hal
pemasukan atau income yang diperoleh. Pemasaran memegang peran vital
terhadap eksistensi sebuah perusahaan. Produk atau jasa yang kurang bermutu
pun akan bisa terjual laris apabila memiliki pemasaran yang handal.
Kreatifitas dan inovasi perlu dijalankan dalam merancang sebuah manajemen
bisnis di bidang pemasaran.
Dalam pengelolaan ataupun manajemen sebuah usaha, terdapat
manajemen strategis yaitu serangkaian keputusan dan tindakan manejerial
yang menentukan kerja sebuah perusahaan ataupun usaha dalam jangka
67Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Sistem Pengelolaan
Keripik tempe di Kecamatan Renteh, Maret 2019
78
panjang. Manajemen ataupun pengelolaan strategis meliputi pengamatan
lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategis, dan evaluasi serta
pengendalian. Manajemen bisnis di bidang distribusi memegang peran
mendukung manajemen pemasaran. Meskipun pemasaran telah berjalan
dengan baik, namun apabila manajemen distribusi mengalami hambatan,
maka marketing juga akan terganggu.
B. Dampak Strategi Pemasaran keripik Tempe pada Industri Rumah Tangga
di Kecamatan Renteh
Industri keripik tempe di Kecamatan Renteh mempunyai dampak positif
terhadap masyarakat sekitar. Dampak tersebut diantaranya:
1. Menciptakan Lapangan Pekerjaan
Fenomena banyaknya pengangguran yang semakin meningkat tiap
harinya menjadi salah satu masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian.
Sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada saat ini, menjadi alasan utama
bertambahnya angka pengangguran di negara ini. Ditambah lagi beberapa
pabrik atau industri yang banyak merumahkan karyawannya karena
mengalami kebangkrutan. Kondisi ini dapat dikurangi jika masyarakat
berusaha menciptakan lapangan pekerjaan. pengelolaan keripik tempe dapat
79
menciptakan lapangan pekerjaan, seperti keterangan salah satu pengusaha
keripik tempe68
, ia mengatakan:
Untuk itu semua masyarakat sebaiknya memiliki mental untuk
berwirausaha dibanding menggantungkan diri dengan berburu pekerjaan
bersama jutaan pengangguran yang juga mencari kerja, dengan
membuka usaha kecil-kecilan tetapi ditekuni maka hasilnya akan
menggiurkan, karena usaha rumahan juga menjanjikan secara
financial.69
Untuk menumbuhkan motivasi berwirausaha dibutuhkan informasi
mengenai keuntungan dalam berwirausaha, agar para pencari kerja mengubah
pola pikirnya untuk membuka lapangan kerja. Wawancara peneliti dengan
salah satu pemilik usaha industri keripik tempe yang memberikan keterangan
ia memberikan informasi sebagai berikut:
Melalui pengelolaan keripik tempe ini saya selaku pelaku usaha keripik
tempe memang benar-benar merasakan manfaat bahwa dengan adanya
usaha ini menambah peluang usaha atau lapangan pekerjaan baik bagi
saya sendiri ataupun untuk orang-orang sekitar, karena pengelolaan
keripik tempe ini merupakan usaha yang cukup diminati oleh
masyarakat.70
Industri kecil seperti pengelolaan keripik tempe mempunyai peranan
yang strategis dalam aspek pemerataan kesempatan berusaha. Diantaranya
adalah menumbuhkan banyak wiraswasta dalam sektor industri, pemerataan
68Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Dampak Pengelolaan Keripik
tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019 69Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Dampak
Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
70Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Dampak Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
80
penyebaran lokasi usaha yang mendukung pembangunan derah terutama
daerah pedesaan, pemerataan kesempatan kerja, peningkatan dan pemerataan
pendapatan masyarakat. Kegiatan usaha ekonomi produktif di daerah
pedesaan masih sangat terbatas ragam dan jumlahnya, yang cenderung
terpaku pada bidang pertanian (agribisnis). Aktivitas usaha dan
matapencaharian utama masyarakat di daerah pedesaan adalah usaha
pengelolaan/ pemanfaatan sumber daya alam yang secara langsung atau tidak
langsung ada kaitannya dengan pertanian.71
Bukan berarti bahwa lapangan kerja di luar sektor pertanian tidak ada,
akan tetapi masih sangat terbatas. Peluang usaha di sektor non-pertanian
belum mendapat sentuhan yang memadai dan belum berkembang dengan
baik. Kondisi ini mendorong sebagian penduduk di daerah pedesaan untuk
mencari usaha lain di luar desanya, sehingga mendorong mereka untuk
berhijrah/migrasi dari daerah pedesaan menuju daerah lain terutama daerah
perkotaan. Daerah perkotaan dianggap memiliki lebih banyak pilihan dan
peluang untuk bekerja dan berusaha.
2. Mengurangi Jumlah Pengangguran
Industri keripik tempe merupakan salah satu industri yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat seperti yang terjadi di Kecamatan
Renteh, di mana industri tersebut dapat mengangkat perek onomian
71Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Dampak Pengelolaan Keripik
tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
81
masyarakat setempat. Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik usaha
industri keripik tempe yang memberikan keterangan ia memberikan informasi
sebagai berikut:
Masyarakat Kecamatan Renteh yang dahulunya bekerja sebagai petani
dan buruh pabrik kini beralih profesi sebagai pembuat keripik tempe
atau menjadi karyawan di industri keripik tempe. Hal ini dilakukan
karena bekerja sebagai petani atau buruh pabrik dirasa kurang
mencukupi kebutuhan sehari-hari mengelola usaha keripik
tempememang membantu memperbaiki pendapatan sehingga dapat
mengurangi tingkat pengangguran di masyarakat.72
Faktor penyebab pengangguran karena kurangnya lapangan pekerjaan
yang ada dan juga tidak adanya usaha yang bisa dikelolaoleh masyarakat,
mengatasi pengangguran bukanlah kewajiban pemerintah semata. Seluruh
penduduk diharapkan partisipasinya untuk mengatasi masalah ini. Walau,
bukan hal mudah, pengangguran pasti bisa ditangani bila pemerintah dan
masyarakat saling bekerja sama. Faktor penyebab pengangguran sendiri sering
diciptakan oleh dirinya masing-masing. Penyebabnya pun bisa secara
disengaja ataupun tidak.73
Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik
usaha industri keripik tempe yang memberikan keterangan ia memberikan
informasi sebagai berikut:
Banyak masyarakat yang dulu hanya bekerja sebagai petani tetapi
sekarang sudah mulai menekuni usaha keripik tempe, setelah mereka
beralih profesi menjadi pembuat keripik tempe kini sedikit demi sedikit
72Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Dampak
Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
73Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Dampak Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
82
perekonomian mereka mulai terangkat, dan tidak banyak menganggur
seperti sebelumnya.74
Faktor yang sering menyebabkan terciptanya pengangguran karena tidak
adanya lapangan kerja. Sebenarnya kesulitan lapangan kerja disebabkan oleh
faktor Pribadi dan faktor sosial ekonomi. Faktor pribadi dalam hal ini
penyebab pengangguran bisa disebabkan oleh kemalasan, cacat/udzur dan
rendahnya pendidikan dan ketrampilan.75
Wawancara peneliti dengan salah
satu pemilik usaha industri keripik tempe yang memberikan keterangan ia
memberikan informasi sebagai berikut:
Selain itu industri keripik tempe juga menyerap banyak tenaga kerja
seperti orang putus sekolah, berpendidikan rendah, orang yang terkena
PHK, dan ibu rumah tangga sehingga dengan adanya industri tersebut
secara tidak langsung dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan
mengurangi tingkat pengangguran di Kecamatan Renteh dan dusun
tetangga.76
Bila banyak menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri atau membuat
lapangan kerja yang berguna bagi orang lain, pasti angka pengangguran bisa
ditekan bahkan bisa jadi tidak ada lagi yang menganggur. Banyaknya jumlah
pengangguran itu dari kalangan masyarakat miskin. Karena untuk
mendapatkan pekerjaan itu membutuhkan biaya yang sangat besar. Jika
74Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Dampak
Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
75Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Dampak Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
76Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Dampak Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
83
seseorang itu mempunyai keahlian dan keterampilan, maka orang tersebut
bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Orang yang senantiasa hidup
berkecukupan, ingin memperoleh pekerjaan yang layak. Sedangkan segala
sesatu itu harus mengalami proses yang jelas. Kurangnya lapangan kerja,
banyaknya masyarakat yang terkena dikarenakan krisis ekonomi juga
rendahnya kualitas SDM yang kurang memenuhi standar di lapangan kerja
tersebut, mengakibatkan menjadi banyaknya pengangguran.
3. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
Setelah masyarakat bekerja menjadi pengusaha di industri keripik tempe
maka pendapatan yang diperoleh pun mengalami peningkatan. Wawancara
peneliti dengan salah satu pemilik usaha industri keripik tempe yang
memberikan keterangan ia memberikan informasi sebagai berikut:
Melalui usaha-usaha rumahan yang kami lakukan ini memang
membantu peningkaan pendapatan dari sebelumnya, jika selama ini
kami hanya mendapatkan sumber pendapatan dari hasil kebun dan
hasilnya kadang-kadang belum mencukupi maka sekarang mendapat
tambahan dari usaha mengelola keripik tempe ini.77
Sektor pekerjaan lain yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
usaha berdagang, misalnya masyarakat asli desa membangun warung-warung
kecil di rumah yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, selain lebih
ekonomis juga mudah untuk di jangkau
77Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Dampak
Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
84
Wawancara peneliti dengan salah satu pemilik usaha industri keripik
tempe yang memberikan keterangan ia memberikan informasi sebagai berikut:
Penghasilan kami sebelum mengelola keripik tempe ini memeng
terbatas, artinya sulit untuk menambah penghasilan, tetapi dengan
mengembangkan usaha keripik tempe ini keadaan ekonomi menjadi
terbantu, apalagi sekarang sudah banyak yang meminati produk keripik
tempe yang kami kembangkan, oleh karena itu saya selalu berusaha
bagaimana meningkatkan kualitas keripik tempe di masyarakat luas
karena sangat menjanjikan.78
Dengan adanya peningkatan pendapatan inilah masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan hidup diantaranya menyekolahkan anak dan mencukupi
kebutuhan keluarga. Dengan terpenuhinya semua kebutuhan tersebut maka
kesejahteraan hidup masyarakat dapat terwujud. Kehadiran industri membawa
pengaruh terhadap mata pencaharian penduduk, dimana sebelum adanya
industri sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan
sebagian lagi terbagi dalam beberapa mata pencaharian tertentu saja seperti
buruh industri dan sebagainya. Dengan dibangun dan berkembangnya industri
masyarakat mempunyai peluang usaha yang lebih luas.79
Peningkatan pendapat juga dirasakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang
ikut membantu mengelola usaha keripik tempe, seperti hasil wawancara
peneliti dengan salah satu usaha industri keripik tempe yang memberikan
keterangan ia memberikan informasi sebagai berikut:
78Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Dampak
Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
79Sumber Data: Observasi, oleh peneliti peneliti tentang Dampak Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
85
Kami memang sering bergotong royong mengerjakan usaha keripik
tempe ini, misalnya dalam tahap membungkus dan memasarkan saya
menitipkan kewarung-warung, secara tidak langsung saya tetap
memberikan bonus atas produk yang saya titipkan tersebut, dan hal
tersebut tentunya akan menambah penghasilan bagi pemilik toko.80
Berkembangnya industri rumahan di pedesaan memberikan berbagai
alternatif peluang pekerjaan yang lebih luas, dimana sebelum berkembangnya
industri rumahan peluang kerja sangat terbatas baik jenis pekerjaan maupun
kesempatan kerjanya, tetapi setelah berkembangnya industri rumahan peluang
untuk memperoleh pekerjaan lebih tersedia baik pekerjaan pada bidang
industri maupun usaha berdagang atau jasa.
BAB V
PENUTUP
C. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Strategi pemasaran keripik tempe pada industri rumah tangga di Kecamatan
Reteh dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengelola keripik tempe
80Sumber Data: wawancara dengan responden penelitian tentang Dampak
Pengelolaan Keripik tempe Terhadap Perekonomian Pengelola di Kecamatan Renteh, Maret 2019
86
melakukan manajemen permodalan, melakukan manajemen bahan baku
keripik tempe, melakukan manajemen produksi keripik tempe, dan melakukan
manajemen pemasaran, pengelolaan usaha tersebut dilakukan dengan
manajemen yang signifikan dan saling melengkapi.
b. Dampak pengelolaan keripik tempe pada industri rumah tangga di Kecamatan
Reteh mempunyai dampak positif terhadap masyarakat sekitar yang ada.
Dampak tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: pengelolaan keripik
tempe dapat menciptakan lapangan pekerjaan, usaha pengelolaan keripik
tempe dapat mengurangi jumlah pengangguran dan pengelolaan keripik
tempe dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di Kecamatan Reteh
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil temuan dilapangan, peneliti mengajukan beberapa saran,
yaitu sebagai berikut:
1. Peranan usaha kecil merupakan komponen yang sangat penting dan
mempunyai nilai yang sangat strategis dalam pengembangan perekonomian
nasional. Suatu keharusan bahwa upaya pengembangan industri kecil dan
menengah tumbuh sebagai komponen dunia usaha yang kuat, efesien dan
mandiri serta mampu memberikan sumbangan yang besar dalam
perekonomian nasional.
2. Kesempatan kerja dibidang pertanian yang semakin mengerucut, dapat
menempatkan kegiatan industri kecil sebagai bagian yang tidak terpisahkan
87
dari ekonomi pedesaan, karena bidang industri kecil ini mampu menghasilkan
devisa atau hasil dan pendapatan, maka berbagai upaya untuk memajukan
industri kecil juga harus semakin banyak dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Referensi Buku
88
Abdul Ghofur, (2017), Pengantar Ekonomi Syariah: Konsep Dasar, Paradigma,
Pengembangan Ekonomi Syariah, Depok: Raja Wali Pers
Agus Arijanto, (2011), Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, Jakarta: Raja Wali Pres
Basu Swastha Dharmmesta dan Tani Handoko, (2013), Manajemen Pemasaran:
Analisis Perilaku Konsumen, Yokyakarta: Universitas Gajah Mada
Hotniar Siringoringo, (2011), Peran Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku
Pembelian Konsumen, Depok: Universitas Gunadarma
Irawan Soehartono, (2011), Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosda
Karya
Kasmir, (2014), Kewirausahaan, Jakarta: RajaWali Pers
Lexy J Moleong, (2004), Methodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda
Karya
Muhammad Abdulkadir, (2007), Strategi Pemasaran, Bandung: Citra Aditya
Bakti
Mukhtar, (2013), Metode Praktis Penelitian Deskripstif Kualitatif, Jakarta: GP
Press
Munawaroh, (2013), Panduan Memahami Metodologi Penelitian, Jawa Timur,
Anggota IKAPI
Mursid, (2008), Manajemen Pemasaran, Jakarta: Bumi Aksara
Philip Kotler, (2005), Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia, Jakarta:
Indeks
Pratama Chandra, (2009), Penerapan Strategi Bauran Pemasaran Pada
Perusahaan, Surakarta: Rosdakarya
Ratih Hurriyati, (2009), Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung:
Alfabeta
Rewoldt, (2002), Dkk, Strategi Harga dalam Pemasaran, Jakarta: Rineka Cipta
Sadono Sukirno, (2010), Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: Raja wali
Pers
89
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, (2013), Manajemen Pemasaran, Jakarta:
Raja Grafindo Persada
B. Referensi Online
Irham Baehaqi, (2011), Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan
Usaha Pembuatan Pangsit Di Kabupaten Klaten.(Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
Putri Jamaika, I Wayan Subagirta, Sebastiana Viphindrartin, (2014), Analisis
Faktor Yang Mempengaruhi Pengusaha Mebel Di Kecamatan Leces
Kabupaten Probolinggo, Universitas Jember
Mohamad Rizal Nur Irawan (2016), Pengaruh Modal Usaha dan Penjualan
terhadap laba usaha pada perusahaan penggilingan padi UD. Sari
Tani Tenggerejo Kedungpring Lamongan
Pratama adi Chandra, (2010), Penerapan Strategi Bauran Pemasaran Pada
Perusahaan Asuransi AJB Bumiputera Syariah cabang Surakarta,
Jurnal Universitas Sebelas Maret Surakarta
Ratih Nurnaningsih, (2012), Pengaruh Promosi, Harga dan Kualitas Layanan
Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Asuransi Jiwa, Universitas
Diponegoro Semarang
Dokumentasi
90
91