analisis standardisasi preservasi naskah kuno dinas …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/muh....

196
ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA PEMENUHAN INFORMASI PENGGUNA DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar Oleh : MUH.NUR AQIL MAPPIWALI NIM: 40400114050 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 10-Aug-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO

PADA PEMENUHAN INFORMASI PENGGUNA DI

DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelarSarjana Ilmu Perpustakaan Jurusan Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan HumanioraUIN Alauddin Makassar

Oleh :

MUH.NUR AQIL MAPPIWALINIM: 40400114050

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2018

Page 2: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 3: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 4: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 5: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur kepada Allah Subhanallah. Karena atas berkat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam

senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi

Wasallam.

Penulis menyadari bahwa, dalam proses penyusunan skripsi ini banyak

mendapatkan bimbingan dan bantuan, baik moral maupun material dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

atas bantuan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Secara istimewa, penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada

Ayahanda Mappiwalip, BA. dan Ibunda Nur Alam, S.Pd. serta kepada saudara

dan sepupu saya yang telah memberikan kasih sayang, jerih payah, cucuran

keringat, dan semangat, kepercayaan, pengertian dan segala doanya. Sehingga

penulis dapat sukses dalam segala aktivitas terutama dalam menuntut ilmu. Serta

tak lupa pula penulis haturkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Musafir, M.Si. Rektor UIN Alauddin Makassar, para Wakil

Rektor dan seluruh staf UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan

pelayanan maksimal kepada penulis

2. Dr. H. Barsihannor, M.Ag. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora dan para

Wakil Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

Page 6: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

iii

3. A. Ibrahim, S.Ag., S.S., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan

dan Himayah, S.Ag., S.S., M.LIS selaku Sekertaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan.

4. Dr. Wahyuddin G, M.Ag. selaku pembimbing I dan Maarni, S.IP.,M.IP.

selaku pembimbing II yang banyak meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat dan motivasi hingga

terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Himayah, S.Ag., S.S., M.LIS dan Nur Lidiawati, selaku Penguji I dan

Penguji II yang telah memberikan petunjuk dan nasehat.

6. Para Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar,

dengan segala jerih payah dan ketulusan, membimbing dan memandu

perkuliahan sehingga memperluas wawasan keilmuan penulis.

7. Para staf Tata Usaha di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Alauddin Makassar yang telah banyak membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

berserta seluruh staf dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

9. Kepada keluarga besar penulis, terima kasih atas do’a, cinta, kasih sayang

dan motivasi selama penulis melaksanakan studi.

Page 7: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

iv

10. Teman-teman seangkatan 2014 Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab

dan Humaniora yang sama-sama berjuang dibangku kuliah sampai pada

saat ini.

11. Semuapihak yang telahmembantusampaiselesainyaskripsiini. Terima kasih

atas segalanya.

Akhirnya, penulis mengharapkan masukan, saran dan kritikan yang

bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kepada Allah

Subhanallah h penulis panjatkan doa, semoga bantuan dan ketulusan yang

telah diberikan, senantiasa bernilai ibadah di sisi Allah Subhanallah Dan

mendapat pahala yang berlipat ganda. Aamiin

Samata, 04 November 2018

Penulis

Page 8: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

v

DAFTAR ISI

SAMPUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PENGESAHAN SKRIPSI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI......................................................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................4

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ..................................................4

D. Kajian Pustaka .......................................................................................7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................8

BAB II TINJUAN TEORETIS ...........................................................................10

A. Standardisasi ........................................................................................10

1. Pengertian Standardisasi.................................................................10

2. Maksud dan Tujuan Standardisasi.................................................11

B. Preservasi ............................................................................................11

1. Pengertian dan Cakupan Preservasi................................................11

2. Standar preservasi naskah kuno......................................................13

3. Standar Minimal Gedung Dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif 14

Page 9: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

vi

C. Naskah Kuno........................................................................................23

1. Pengertian Naskah Kuno ................................................................23

2. Pencegahan Kerusakan Naskah Kuno dan Penanganan Naskah

Kuno ...............................................................................................24

D. Informasi ..............................................................................................30

1. Pengertian Informasi ......................................................................30

2. Jenis-jenis Informasi.......................................................................31

3. Fungsi dan Manfaat Informasi........................................................32

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi .............32

E. Kearsipan..............................................................................................33

F. Integrasi Keislaman..............................................................................34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................38

A. Jenis Penelitian.....................................................................................38

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................38

C. Data dan Sumber Data ........................................................................38

D. Metode Pengumpulan Data .................................................................39

E. Instrumen Penelitian ............................................................................40

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................42

A. Gambaran umum Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinnsi

Sulawesi Selatan .................................................................................42

Page 10: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

vii

B. Upaya Pelaksanaan standardisasi Preservasi Naskah Kuno Pada

Pemenuhan Informasi Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Sulawesi Selatan..................................................................................52

C. Kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Sulawesi Selatan dalam melakukan standardisasi preservasi naskah

kuno pada pemenuhan informasi pengguna .......................................60

BAB V PENUTUP................................................................................................63

A. Kesimpulan..........................................................................................63

B. Saran....................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................65

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

vii

ABSTRAK

Nama : Muh. Nur Aqil MappiwaliNim : 40400114050Judul : Analisis Standardisasi Preservasi Naskah Kuno Pada Pemenuhan

Informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ProvinsiSulawesi Selatan

Skripsi ini membahas tentang penetapan standar atau aturan dalam prosespreservasi sebuah naskah kuno di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ProvinsiSulawesi Selatan. Selain standar preservasi sebuah naskah kuno, penelitian inijuga membahas bagaimana standar-standar yang dilakukan dlam memenuhiinformasi seorang pengguna.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaa standardisasi preservasinaska kuno pad pemenuhan informasi pengguna di Dinas Perpustakaan danKearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dan untuk mengetahui kendala yangdihadapi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatandalam proses standardisasi sebuah naskah kuno.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif denganpendekatan kualitatif. Target dalam penelitian ini para pengelola yang terjunglangsung dibagian preservasi dan bagian pelayanan sebuah naskah kuno danmenggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan informasi.

Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan rumusanmasalah yang dikemas dalam bentuk pedoman wawancara yang digunakan padasalah satu instrumen penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ini, upayapelaksanaan standardisasi preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasipengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatandilakukan beberapa standar yakni standar restorasi, alih media, penyimpanan,perawatan, dan pelayanan. Adapun Kendala yang dihadapi oleh DinasPerpustakaan dan Dinas Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam melakukanstandardisasi preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi penggunaadalah minimnya teknologi yang digunakan dalam membantu preservasi naskahkuno maupun pengaksesan master mikro film naskah kuno yang harus diambil dipusat serta kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam meyani penggunauntuk membantu pembacaan arsip. Selain itu, dokumen yang berkaitan padapenelitian ini juga menjadi salah satu poin penting untuk mendapatkan hasilpenelitian yang memiliki data yang akurat.

Kata Kunci: Standardisasi, preservasi, naskah kuno, dan informasi

Page 12: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu memberikan pengaruh besar dalam menjalani kehidupan bagi setiap

manusia baik dimasa lalu maupun masa sekarang ini. Ilmu yang sedang manusia

gunakan saat ini tidak terlepas dari usaha dan percobaan yang terus dilakukan oleh

manusia dimasa lampau. Ilmu komputer dan teknologi adalah salah satu contoh

ilmu yang tidak muncul begitu saja dihadapan kita layaknya pertunjukan sihir

yang sebagian orang lakukan didunia ini. Akan tetapi perlu usaha yang panjang

dan sikap optimistik dalam menekuni bidang tersebut sehingga dapat dirasakan

manusia modern saat ini. Bukan hanya dapat dirasakan, namun baik langsung

maupun tidak langsung ilmu tersebut dapat tersebar dengan cepat dan mudahnya.

Sebagai contoh konkrit dan dapat dijadikan bukti kuat adanya tahapan-tahapan

transformasi atau peralihan ilmu terjadi dari masa ke masa adalah ditemukannya

naskah kuno yang hingga saat ini masih tersimpan rapi di perpustakaan maupun

lembaga arsip dibelahan dunia ini.

Salah satu perjuangan yang terus dilakukan oleh lembaga internasional

maupun nasional adalah melakukan inovasi teknologi informasi preservasi

(pelestarian) yang bertujuan menjaga keotentikan dari sebuah naskah kuno itu

sendiri. Kita ingin jika peninggalan sejarah berupa naskah kuno dengan keluasan

ilmu yang terdapat didalamnya dapat menjadi rujukan bagi banyak orang dalam

memenuhi informasi yang mereka butuhkan baik dalam wawasan sejarah maupun

disisi kehidupan lainnya. Alasan naskah kuno dapat diminati dan dimanfaatkan

Page 13: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

2

banyak orang adalah karena kejelasan ilmu yang terdapat didalamnya. Maka dari

itu diperlukan standardisasi dalam melakukan kegiatan preservasi disetiap

lembaga yang terlibat dalam bidang vital tersebut.

Kebijakan pemerintah menyangkut perihal pelestarian terdapat pada UU

No 43 tahun 2007 pasal 3 yang berbunyi: Perpustakaan berfungsi sebagai wahana

pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan

kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Untuk peraturan yang membahas tentang

naskah kuno terdapat pada undang-undang yang sama yakni pada ayat 7 pasal 1

bagian (i) yang berbunyi, naskah kuno merupakan warisan budaya dan karya

intelektual bangsa Indonesia yang sangat bernilai harganya hingga saat ini masih

tersebar di masyarakat dan untuk melestarikannya perlu peran serta pemerintah.

Selain hal di atas, dalam undang-undang ini pun diatur bagaimana standar yang

harus dicapai bagi intansi atau lembaga yang khusus bergelut dibidang

perpustakaan dan kearsipan yakni dalam melestarikan (preservasi) sebuah naskah

kuno.

Perpustakaan yang dikenal oleh manusia modern saat ini berperan penting

dalam preservasi naskah kuno. perpustakaan dibuat adalah menyediakan informasi

naskah kuno yang dapat memberikan manfaat bagi para penggunanya secara

langsung maupun tidak langsung. Strategi pustakawan maupun pengelola

perpustakaan sangat memberikan efek besar dalam pemenuhan informasi bagi

setiap pengguna yang membutuhkannya.

Dengan demikian perpustakaan sangat memiliki andil dalam menjaga

peninggalan sejarah manusia terkhusus pelestarian pada naskah kuno (manuskrip).

Page 14: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

3

Maka perlu adanya usaha lebih dari berbagai pihak dalam menjaga keotentikan

karya bangsa kita ini, bangsa Indonesia. Menyangkut tentang penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti kali ini, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya. Mereka hanya membahas bagaimana proses atau upaya yang

dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan dalam preservasi sebuah naskah

kuno. Penelitian kali ini yang dilakukan oleh peneliti, merupakan penelitian yang

bukan hanya bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses preservasi itu

dilakukan tetapi peneliti juga membahas upaya yang dilakukan oleh Dinas

Perpustakaan dan Kearsiapan dalam pemenuhan informasi pengguna dan tentunya

dengan standar-standar yang ada.

Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Provinsi Sulawesi Selatan adalah

salah satu lembaga yang menyediakan dan melestarikan naskah kuno yang ada di

Indonesia khususnya didaerah Sulawesi Selatan. Berbagai upaya pun digunakan

untuk menstandarkan pelestarian naskah kuno yang ada. Naskah kuno adalah

salah satu target utama preservasi yang dilakukan oleh lembaga ini. Sebelum

disimpan dan dipublikasikan, naskah kuno mendapat perlakuan khusus

(preservasi) yang tentunya berpedoman pada standar yang diikuti, dengan maksud

koleksi dapat bertahan lama seihingga dapat dipergunakan kembali dan tentunya

berperan penting dalam pemenuhan informasi bagi pengguna.

Uraian singkat di atas menarik perhatian peneliti untuk melakukan

penelitian mendalam lagi dengan maksud meningkatkan mutu preservasi

perpustakaan dengan judul “Analisis Standardisasi Preservasi Naskah Kuno Pada

Page 15: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

4

Pemenuhan Informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Sulawesi Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Mengacu dari latar belakang di atas, maka adapun rumusan masalah yang

dapat diangkat oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya pelaksanaan standardisasi preservasi naskah kuno pada

pemenuhan informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Provinsi Sulawesi Selatan ?.

2. Apa kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Sulawesi Selatan dalam melakukan standardisasi preservasi naskah kuno

pada pemenuhan informasi pengguna?

C. Fokus penelitian dan deskripsi fokus

1. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian peneliti adalah upaya

pelaksanaan standardisasi preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi

pengguna dan kendala yang dihadapi pengelola Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam melakukan standardisasi

preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi pengguna.

2. Deskripsi Fokus

a. Standardisasi

Standardisasi adalah usaha yang dilakukan bersama dalam

membentuk standar,Sulistyo Basuki (2004:345). Standardisasi dilakukan

tentunya memiliki alasan yang serius pastinya tanpa terkecuali pada

Page 16: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

5

lembaga preservasi naskah kuno dan pelayanan yang diberikan untuk

memenuhi informasi pengguna.

b. Preservasi

Preservasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah pengawetan

(sumber daya alam, budaya dsb) agar terjamin kehidupannya sepanjang

masa (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2005:853). Preservasi merupakan

segala bentuk pemeliharaan terhadap panjangnya usia sebuah naskah kuno

yang dilakukan dengan berbgai cara.

c. Naskah Kuno

Menurut Hijrana dan Taufik Mathar (2015) naskah kuno adalah

hasil pemikiran masyarakat pada masa lampau pada suatu wilayah yang

berikan sejarah, adat istiadat, ilmu pengetahuan maupun kebudayaan yang

dituangkan dalam bentuk tulisan berusia 50 tahun dan harus dilestarikan

keberadaannya.

d. Informasi

Informasi merupakan rekaman fenomena yang diamati, dan bisa

juga berupa ketentuan-ketentuan yang dibuat (Estabrook,1997:245).

Lainnya halnya yang definisikan oleh Pawit bahwa informasi yaitu segala

sesuatu yang menyangkut alam yang sangat luas ini, termasuk juga segala

kejadian atau peristiwa yang terjadi didalamnya.

Informasi saat ini telah menjadi kebutuhan seorang manusia, baik

dalam beraktivitas diperkantoran dan bahkan masyarakat desa pun ingin

mengetahui perkembangan kota dengan informasi.

Page 17: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

6

e. Kearsipan

Menurut undang-undang no 43 tahun 2009 kearsipan adalah hal-hal

yang berkenaan dengan arsip. Sedangkan arsip adalah rekaman kegiatan

atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan

diterima oleh lembaga negara,pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,

perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyrakatan dan perseorangan

dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dengan beberapa definisi di atas, maka yang dimaksud oleh

peneliti adalah, pertama Standardisasi merupakan suatu tindakan

pencapaian titik tertentu dalam penyetaraan prosedur atau operasional

kerja. Adanya standardisasi dalam pekerjaan akan berdampak positif bagi

kedua pihak sperti perpustakaan dan pengguna. Pengguna lebih mudah

mendapatakan informasi yang dibutuhkan dan tentunya perpustakaaan

memiliki citra yang akan manaikkan posisinya sebagai penyedia

innformasi. Kedua, preservasi yang dimaksud adalah preservasi yang

berperan aktif dalam perpanjangan umur atau keontentikan sebuah naskah

kuno baik berupa digital maupun fisik seperti halnya buku. Ketiga, naskah

kuno merupakan peninggalan sejarah yang tentunya wajib kita jaga dan

lestarikan dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan serta

peninggalan sejarah dunia. Keempat, informasi merupakan hal yang wajar

jika manusia modern saat ini sangat bergantung pada istilah yang satu ini,

karena setiap aktivitas atau bidang yang kita jalani perlu adanya informasi

Page 18: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

7

yang selalu siap kita akses maupun digunakan sebagai tambahan wawasan

semataSelain itu, para pustakawan maupun pengelola yang bekerja di

dalamnya pantas merasa bangga dengan keberhasilan yang mereka capai.

Dan yang terakhir adalah kearsipan, yaitu semua kejadian baik tertulis

maupun tidak tertulis dalam sebuah bahan tulis yang di dalamnya terdapat

catatan peristiwa sebuah kegiatan.

D. Kajian Pustaka

Dalam pembahasan judul “Analisis Standardisasi Preservasi Naskah Kuno

Pada Pemenuhan Informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Provinsi Sulawesi Selatan”. Ada beberapa buku atau karya tulis lainnya yang

peneliti anggap relevan dengan objek penelitian ini yaitu:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan. Undang-undang ini secara keseluruhan membahas tentang

perpustakaan dan semua yang berkaitan dengan perpustakaan baik koleksi

hingga layanan yang terdapat didalamnya sesuai dengan ketentuan

pemerintah Republik Indonesia.

2. Undang-undang no 43 tahun 2009 tentang kearsipan. Di dalamnya terdapat

pembahasan tentang arsip, naskah kuno yang merupakan bagian dari

undang-undang ini serta semua kegiatan yang berkenaan perilaku terhadap

arsip.

3. Buku dengan judul Teori dan praktik Penelusuran Informasi yang

merupakan karangan Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti,2010. Dalam buku

membahas tentang informasi. Penelusuran informasi dengan berbagai

Page 19: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

8

bentuk penelusuran yang digunakan hingga pencantuman situs-situs yang

bisa digunakan dalam penelusuran informasi itu sendiri.

4. Layanan Cinta Perwujudan layanan Prima++ perpustakaan yang ditulis oleh

Achmad, dkk pada tahun 2014. Merupakan buku yang membahas

pelayanan diperpustakaan. Dibuku ini juga membahas secara khusus

kedudukan seorang pemustaka (pengguna), hak dan kewajian pemustaka,

karakter pemustaka hingga bagaimana cara mengidentifikasi kebutuhan

seorang pemustaka.

5. Pelestarian bahan pustaka yang merupakan buku yang ditulis oleh

Ibrahim,2014. Buku ini membahas mengenai preservasi suatu koleksi

perpustakaan, penjelasan tentang sifat bahan pustaka, pelestarian nilai

informasi hingga penjelasan pelestarian bahan pustaka diberbagai negara.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui upaya pelaksanaan standardisasi preservasi naskah

kuno pada pemenuhan informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi pengelola Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam

melakukan standardisasi preservasi naskah kuno pada pemenuhan

informasi Pengguna.

Page 20: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

9

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi peneliti

Penelitian dapat memberikan motivasi, pelajaran, menjadi bekal

ilmu dalam melakukan standardisasi preservasi naskah kuno dalam

memenuhi informasi pengguna, juga sebagai calon pustakawan ahli,

seperti para ilmuan lakukan dalam memajukan citra sebuah perpustakaan.

b. Bagi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

ilmu dalam melakukan standardisasi ketika melakukan preservasi naskah

kuno dan mampu meningkatkan kualitas pengelola di Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan itu sendiri.

Page 21: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

10

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Standardisasi

1. Pengertian Standardisasi

Menurut Sulistyo Basuki (1995) Standardisasi adalah usaha bersama

membentuk standar. Standar adalah sebuah aturan, biasanya digunakan

untuk bimbingan tetapi dapat pula bersifat wajib (paling sedikit dalam

praktik), memberi batasan spesifikasi dan penggunaan sebuah objek atau

karakteristik sebuah proses dan/atau karakteristik sebuah metode Standar

adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan

konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat

kesehatan,keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

pengalaman perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk

memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (PP No. 15 Tahun 1991 Pasal 1

tentang Standar Nasional Indonesia).

Standar preservasi naskah kuno (arsip statis) meliputi prinsip-prinsip

dasar penyimpanan arsip inaktif, standar gedung dan standar ruang

penyimpanan arsip inaktif yang dapat dijadikan pedoman oleh Instansi-

instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, maupun Swast (Keputusan Kepala

Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2000 Tentang Standar

Minimal Gedung Dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif Kepala Arsip

Nasional Republik Indonesia).

Page 22: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

11

Selain undang-undang di atas, undang-undang yang secara khusus

membahas standar atau ketentuan pengelolaan arsip adalah UU no 43 tahun

2009 tentang kearsipan. Menurut UU no 43 tahun 2009 tentang kearsipan pada

pasal 1 no 6 tentang standar pengolaan naskah kuno (arsip statis) yakni

Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis secara efisien,

efektif, dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan, preservasi, pemanfaatan,

pendayagunaan, dan pelayanan publik dalam suatu sistem kearsipan nasional.

2. Maksud Dan Tujuan Standardisasi

Adapun maksud dan tujuan dari standardisasi pada Keputusan Kepala

Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2000 Tentang Standar

Minimal Gedung Dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif Kepala Arsip

Nasional Republik Indonesia adalah:

a. Maksud

Standar Minimal ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk

membangun gedung baru dan atau mengadaptasikan gedung/ruangan yang

sudah ada untuk tempat penyimpanan arsip inaktif atau Pusat Arsip bagi

Unit Kearsipan dan Kantor Arsip Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota.

Pembangunan gedung baru memungkinkan penggunaan teknik konstruksi

dan peralatan modern, sedangkan pemanfaatan gedung lama memberi

keuntungan secara ekonomis dan atau nilai-nilai kultural

b. Tujuan

Standar Minimal ini disusun agar Instansi-instansi Pemerintah

Pusat dan Daerah memiliki gedung atau ruang penyimpanan arsip inaktif

Page 23: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

12

yang memenuhi Standar Minimal sesuai ketentuan teknis dan manajemen

kearsipan.

B. Preservasi

1. Pengertian dan cakupan Preservasi

Menurut Ibrahim (2014: 92) pelestarian (Preservation) mencakup

aspek-aspek usaha pelestarian bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya

kebijakan pengolahan, metode dan teknik, sumber daya manusia, dan

penyimpanannya. Preservasi adalah upaya pelestarian yang sifatnya menjadi

koleksi untuk tetap utuh seperti kondisinya saat ini. Kondisi yang rusak

dalam kebijakan preservasi tidak akan diperbaiki, namun hanya sampai

kepada upaya menjaga agar kerusakan koleksi tersebut tidak semakin

bertambah. Lain halnya menurut Basuki (2009), UU No. 4 Tahun 1990

merupakan undang-undang yang mengatur wajib serah simpan karya cetak

dan karya rekam. Dalam arti harfiah, deposit artinya penyimpanan, sedangkan

deposit dalam ilmu perpustakaan dan informasi berarti penyerahan materi

perpustakaan ke perpustakaan yang ditunjuk, lazimnya berdasarkan

ketentuan perundang-undangan

Naskah kuno lebih rentang rusak dibandingkan dengan benda cagar

budaya yang lain. Penyebabnya berupa kelembaban udara dan air (high

humidity and water), binatang pengerat (harmful insects, rats, and rodents),

ketidakpedulian, bencana alam, kebakaran, pencurian, jual beli naskah

(Pudjiastuti, 1998: 14). Terabaikannya naskah kuno di nusantara terlihat dari

cara pengawetan, penyimpanan, dan pengamanannya.

Page 24: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

13

Basuki (1991) mengatakan preservasi meliputi semua upaya dalam

melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk di dalamnya kebijakan

pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik

penyimpanannya. Tujuan pelestarian bahan pustaka ini adalah untuk

melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan cara alih media atau

tetap mempertahankan bentuk aslinya untuk bisa digunakan secara maksimal.

Dalam penelitian ini preservasi lebih menekankan pelestarian dari segi konten

informasi, penyimpanan, dan teknik pelayanannya. Istilah-istilah yang biasa

yang digunakan pada proses preservasi sebuah koleksi naskah kuno di

perpustakaan adalah pelestarian (preservasi), pengawetan (konservasi), dan

perbaikan (restorasi) (Almah, 2012:163).

Menurut Quraisy (2012:131), mengemukakan bahwa upaya

pelestarian pustaka adalah menjaga agar koleksi tetap utuh sesuai dengan

kondisinya saat ini. Dengan demikian preservasi yang dilakukan tentu

menggunakan teknologi informasi yang mumpuni dalam melakukan

preservasi naskah kuno (manuskrip). Preservasi adalah segala bentuk

pemeliharaan peninggalan sejarah baik berupa bangunan maupun manuskrip

(naskah kuno) yang memiliki nilai tertentu maupun memiliki nilai edukasi

tinggi bagi masarakat.

2. Standar preservasi naskah kuno

Pada undang-undang no 43 2009 tentang kearsipan Preservasi arsip

statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf c dilakukan untuk

Page 25: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

14

menjamin keselamatan dan kelestarian arsip statis. Selain itu preservasi arsip

statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara preventif dan

kuratif.

Akses Arsip Statispn memiliki ketentuan yang diatur oleh undang-

undang no 43 tentang kearsipan ini, yakni pada pasal 64

a. Lembaga kearsipan wajib menjamin kemudahan akses arsip statis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf d bagi kepentingan

pengguna arsip.

b. Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk

kepentingan pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan publik dengan

memperhatikan prinsip keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip.

c. Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

didasarkan pada sifat keterbukaan dan ketertutupan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan.

d. Lembaga kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan

pelayanan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pelayanan

yang ditetapkan oleh ANRI serta menyediakan fasilitas untuk

kepentingan akses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

3. Standar Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Naskah Kuno (Arsip

Inaktif)

Pada Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03

Tahun 2000 Tentang Standar Minimal Gedung Dan Ruang Penyimpanan

Page 26: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

15

Arsip Inaktif Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, terdapat ketentuan

ketentuan dan pedoman untuk membangun gedung penyimpanan arsip inakti

ataupun mengadaptasikan gedung atau ruang penyimpanan yang sudah ada

menjadi gedung/ruang penyimpanan arsip inaktif yang dapat menjamin

terpenuhinya prinsip-prinsip dan standar penyimpanan arsip, juga terdapat

beberapa ketentuan teknis kearsipan yang secara langsung terkait dengan

pengelolaan arsip inaktif, yakni sebagai berikut:

a. Prinsip Dasar Penyimpanan Arsip Inaktif

1) Murah

Penyimpanan arsip inaktif harus murah karena Fungsi dan

frekuensi penggunaannya sudah menurun.

2) Luas

Ruang simpan arsip inaktif didesain luas, untuk dapat

menampung volume arsip inaktif yang relatif banyak di setiap instansi.

3) Aman

Penyimpanan arsip inaktif harus dapat menjamin keamanan dari

gangguan manusia yang tidak berwenang, gangguan binatang, dan

gangguan alam termasuk iklim tropis.

4) Mudah Diakses

Penyimpanan arsip inaktif menjamin arsip dapat diakses secara

cepat, tepat, aman, dan murah.

b. Standar Minimal Gedung Penyimpanan Arsip Inaktif

1) Lokasi

Page 27: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

16

Lokasi gedung penyimpanan arsip berada didaerah yang jauh dari

segala sesuatu yang dapat membahayakan atau mengganggu keamanan

fisik dan informasi arsip;

a) Lokasi Gedung Penyimpanan Arsip Inaktif dapat berada di

lingkungan kantor atau di luar lingkungan kantor.

b) Gedung Penyimpanan Arsip Inaktif di luar lingkungan kantor perlu

memperhatikan ketentuan.

c) Lokasi gedung penyimpanan arsip inaktif relatif lebih murah dari

pada di daerah perkantoran.

d) Hindari daerah/lingkungan yang memiliki kandungan polusi udara

tinggi.

e) Hindari daerah atau lokasi bekas hutan dan perkebunan.

f) Hindari daerah atau lokasi rawan kebakaran.

g) Hindari daerah atau lokasi rawan banjir.

h) Hindari daerah atau lokasi yang berdekatan dengan

keramaian/pemukiman penduduk atau pabrik.

i) Mudah dijangkau untuk pengiriman, penggunaan maupun

transportasi pegawai,mudah diakses (informasinya).

2) Konstruksi dan Bahan Baku

a) Konstruksi Gedung Penyimpanan Arsip Inaktif dibuat untuk dapat

bertahan dari cuaca danti dak mudah terbakar.

b) Gunakanlah bahan-bahan bangunan yang tidak mendatangkan

rayap maupun binatang perusak lainnya.

Page 28: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

17

c) Bangunan dapat bertingkat atau tidak bertingkat.

d) Apabila bangunan bertingkat, masing-masing lantai ruang simpan

arsip tingginya 260-280 cm.

e) Apabila bangunan tidak bertingkat, tinggi ruangan disesuaikan

dengan tinggi rak yang digunakan. Rak arsip dapat dimodifikasikan

bertingkat-tingkat.

f) Konstruksi bangunan berupa rumah panggung dapat digunakan di

daerah yang memiliki kelembaban udara tinggi dan banyak terdapat

rayap. Tiang-tiang penyangga rumah panggung didesain anti rayap;

g) Lantai bangunan didesain secara kuat dan tidak mudah terkelupas

untuk dapat menahan beban berat arsip dan rak.

3) Tata Ruang

a) Tata ruang gedung penyimpanan arsip inaktif pada dasarnya dapat

dibagi dua, yaitu :

(1) Ruangan kerja dan ruangan penyimpanan arsip inaktif;

(2) Ruangan kerja merupakan ruangan yang digunakan untuk

kegiatan menerima arsip yang baru dipindahkan, membaca arsip

inaktif, mengolah arsip inaktif, memusnahkan arsip yang tidak

bernilaiguna, ruang fumigasi dan ruangan-ruangan lain yang

digunakan untuk bekerja.

b) Tata ruang ruangan kerja disesuaikan dengan kondisi dan

kemampuan instansi, namun tetap memperhatikan fungsi-fungsi

kegiatan.

Page 29: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

18

c) Ruang penyimpanan arsip inaktif digunakan khusus untuk

menyimpan arsip sesuai dengan tipe dan medianya yang suatu saat

akan dimusnahkan.

d) Apabila fasilitas proteksi arsip vital dan arsip permanen suatu

instansi berada di gedung penyimpanan arsip inaktif, maka ruang

penyimpanan didesain khusus yang tahan api dan memiliki suhu

serta kelembaban yang di atur.

e) Arsip-arsip bentuk khusus seperti : Foto, film, video, rekaman

suara, dan media simpan arsip elektronik dapat disimpan di

ruangan sebagaimana nomor.

f) Kecuali ruangan kerja dan ruang penyimpanan arsip inaktif

dimungkinkan adanya ruanganruangan lain seperti cafetaria, toilet,

mushola, untuk memberi kenyamanan bagi pengguna arsip.

g) Fasilitas semacam ini sangat tergantung dari kemampuan instansi

Beberapa variasi tentang tata ruang dapat dilihat dalam lampiran.

c. Standar Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif

1) Beban Muatan

a) Beban muatan ruang penyimpanan arsip inaktif didasarkan pada

berat rak dan arsip yang disimpan. Kekuatan lantai ruang simpan

harus mempertimbangkan berat rak dan arsip.

b) Berat beban arsip dan peralatan rak konvensional rata-rata : 1.200 kg

per meter persegi.

Page 30: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

19

c) Berat beban rak compact shelfing/roll o’pact: 2.400 kg per meter

persegi.

d) Apabila ruang simpan arsip seluas 10 meter persegi penuh dengan

rak konvensional dan arsip, maka berat bebannya mencapai 1.200 kg

x 10 = 12.000 kg. Dengan demikian, konstruksi lantai bangunan

harus mampu menahan beban minimal sebanyak 12.000 kg;

2) Kapasitas Ruang Simpan

a) Luas ruang simpan arsip inaktif pada dasarnya sangat tergantung

pada kondisi dan kemampuan instansi.

b) Rata-rata setiap 200 M2 ruang simpan arsip dengan ketinggian 260

cm dapat menyimpan 1.000 meter lari arsip dengan menggunakan

rak konvensional (rak statis, stationary stacks).

c) Penyimpanan dengan rak yang padat (compact shelfing, roll o’pact,

mobile stacks, rak bergerak) dapat menyimpan 1.800 meter lari arsip.

3) Suhu dan Kelembaban

Untuk mengatasi masalah suhu dan kelembaban secara teknis dapat

dilakukan dengan cara :

a) Pemeriksaan secara periodik menggunakan alat higrometer

b) Menjaga sirkulasi udara berjalan lancar;

c) Menjaga suhu udara tidak lebih dari 27 0 C dan kelembaban tidak

lebih dari 60 %.

d) Rak arsip yang digunakan harus dapat menjamin sirkulasi udara

yang cukup.

Page 31: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

20

e) Hindari penggunaan rak yang padat.

f) Menjaga langit-langit, dinding dan lantai tidak berlobang dan tetap

rapat.

g) Pondasi didesain untuk menjaga uap atau udara lembab naik ke

tembok karena daya resapan kapiler.

h) Hindari menanam pohon dan kayu-kayuan di dekat gedung.

i) Menjaga ruang agar tetap bersih dari kontaminasi gas/lingkungan

agar tidak mudah timbul jamur yang akan merusak arsip.

j) Tandai kondisi arsip dan peralatannya yang terkena jamur atau

korosi, untuk segera diadakan perbaikan.

4) Cahaya dan Penerangan

Cahaya dan penerangan tidak menyilaukan, berbayang dan sangat

kontras. Sinar matahari tidak boleh langsung mengenai arsip. Jika cahaya

masuk melalui jendela tidak dapat dihindari, maka dapat diberi tirai

penghalang cahaya matahari.

5) Rayap

Rayap dan segala macam varietasnya sering merusak bangunan

yang terbuat dari kayu, oleh karena itu bangunan tempat penyimpanan

arsip inaktif dianjurkan untuk tidak menggunakan kayu.

6) Lantai bangunan dianjurkan untuk disuntik dengan DDT atau

gammexane atau penthachlorophenol hingga kedalaman 50 cm, karena

rayap pada umumnya hidup dalam tanah sampai pada kedalaman 50

cm.

Page 32: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

21

7) Angin

Pondasi gedung didesain secara kuat untuk mendukung dinding

yang kuat sehingga mampu menahan terpaan angin kencang dan hujan

deras.serta jendela-jendela dan pintu-pintu diperkuat dengan metoda

tertentu untuk mencegah terpaan hujan deras dan tampiasnya air.

8) Rak

a) Tinggi rak (rak statis) disesuaikan dengan ketinggian atap ruang

penyimpanan arsip inaktif.

b) Ruang penyimpanan arsip inaktif dengan ketinggian atap 260 cm -

280 cm dipergunakan rak arsip setinggi 200 - 220 cm.

c) Jarak antara rak dan tembok 70 cm - 80 cm

d) Jarak antara baris rak yang satu dengan baris rak lainnya 100 cm -

110 cm.

e) Rak arsip sebaiknya terbuat dari metal yang tidak mudah berkarat.

f) Perbandingan keuntungan dan kerugian penggunaan rak statis

dengan roll o’pact 6.7.7 Rak, peralatan dan perlengkapan lainnya

harus di jamin aman, mudah di akses dan terlindung dari hama.

9) Boks

a) Dipergunakan boks arsip dengan ukuran kecil (37 X 9 X 27 cm) atau

ukuran besar (37 X 19 X 27 cm).

b) Boks arsip dibuat dari bahan kardus dan memiliki lubang sirkulasi

udara, memiliki penutup untuk menjamin kebersihan.

Page 33: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

22

c) Hindari penggunaan boks dari bahan plastik karena menyebabkan

lembab.

d. Standar Keamanan dan Keselamatan

1) Keamanan Arsip

a) Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Api atau Kebakaran :

(1) Alat pemadam api dengan menggunakan fire Alarm system atau

fire fight system, tabung pemadam dan smoke detection.

(2) Hydrant dalam gedung dan luar gedung.

b) Pencegahan dari Kehilangan Arsip :

Identifikasi terhadap petugas yang berwenang memasuki ruang

simpan arsip inaktif dilaksanakan secara ketat dan konsisten.

c) keamanan informasi arsip.

Pelatihan bagi petugas agar mampu mencegah dan

menanggulangi bencana terhadap arsip.

(1) Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Serangga:

(2) Pemeliharaan arsip dengan menggunakan kapur barus, tymol,

fostoxin, paradecrolobensin;

(3) Menjaga kebersihan ruangan :

2) Keselamatan Lingkungan dan Kesehatan

a) Setiap pelaksanaan pemusnahan arsip dianjurkan tidak dibakar, karena

dapat mengganggu lingkungan dan kesehatan.

b) Pelaksanaan fumigasi harus memperhatikan ketentuan teknis fumigasi

Page 34: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

23

C. Naskah Kuno

1. Pengertian Naskah Kuno

Menurut Hijrana dan Taufik Mathar (2015) naskah kuno adalah hasil

pemikiran masyarakat pada masa lampau pada suatu wilayah yang berikan

sejarah, adat istiadat, ilmu pengetahuan maupun kebudayaan yang dituangkan

dalam bentuk tulisan berusia 50 tahun dan harus dilestarikan keberadaannya.

Dalam bahasa latin, naskah manuskrip berasal dari kata manuscript :

manuscriptus (ditulis tangan), secara khusus memiliki arti semua dokumen

tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau perbanyakan

dengan cara lain.

Naskah kuno atau manuskrip merupakan dokumen dari berbagai

macam jenis yang ditulis dengan tangan tetapi lebih mengkhususkan kepada

bentuk yang asli sebelum dicetak (Purnomo, 2010:1). Barried menyatakan

bahwa naskah merupakan semua bentuk tulisan tangan berupa ungkapan

pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa pada masa lampau (Barried,

1985:54). Pendapat lain mengatakan bahwa naskah Kuno atau manuskrip

adalah dokumen dalam bentuk apapun yang ditulis dengan tangan atau diketik

yang belum dicetak atau dijadikan buku tercetak yangberumur 50 tahun lebih

(UU Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992, Bab I Pasal 2).

Menurut Fuad Jabali (2010) mengatakan bahwa Kesadaran akan

manuskrip atau naskah kuno merupakan sumber pengetahuan yang paling

otentik tentang jatidi umat manusia dan latar budaya yang dimiliki

pendahulunya dapat diwujudkan dalam usaha untuk menjaga, mengkaji, dan

Page 35: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

24

melestarikannya. Naskah kuno merupakan hasil pemikiran masyarakat masa

lampau pada suatu daerah, baik berupa nilai sejarah, adat istiadat, ilmu

pengetahuan, maupun kebiasaan yang ditelah berusia diatas 50 tahun lamanya

yang harus dilestarikan (Hijrana, 2015:91). Oleh karena itu, ilmu pengetahuan

terkhusus bidang kesusastraan, sejarah sosial dan politik manusia akan obyektif

jika semua berlandaskan sumber asli yang dalam hal ini adalah naskah kuno

(Alimin,2010;18).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa naskah

kuno merupakan salah satu jenis koleksi yang tidak setiap orang memilikinya

karena koleksi seperti ini adalah koleksi langka. Namun demikian masih ada

kesempatan bagi kita untuk melihat jenis koleksi langka ini. Naskah

merupakan sebuah bentuk peninggalan budaya suatu daerah yang sampai

sekarang masih dapat dirasakan keberadaannya baik dari tampilan fisik

maupun nilai yang terkandung didalamnya dalam bentuk alih media lainnya.

2. Pencegahan Kerusakan dan Penanganan Naskah Kuno

a) Pencegahan Kerusakan Naskah Kuno

Menurut Andi Ibrahim (2014:66) langkah-langkah

pencegahan kerusakan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia

Pengguna yang egois merupakan perusak yang hebat karena selain

merusak, dapat juga menyebabkan hilangnya bahan pustaka atau naskah

Page 36: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

25

kuno, misalnya dengan sengaja merobek sebagian halaman naskah

kuno.

Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia

dan cara pencegahannya adalah sebagai beriukut:

(a). Jangan menyusun bahan pustaka di rak dengan padat.

(b). Ambil bahan pustaka di rak dengan cara mendesak ke kanan dan

ke kiri setelah longgar baru di tarik dari rak.

(c). Cara memegang bahan pustaka di tengah punggung bahan

pustaka.

(1) Kerapian dan kebenaran kedudukan bahan pustaka di rak harus

dijaga.

(2) Berhati-hati dalam mengemas bahan pustaka.

(3) Beritahu pembaca perpustakaan cara menggunakan bahan

pustaka.

Kerusakan bahan pustaka termasuk pustakawan dan pengguna

turutmenjadi penyebab faktor kerusakan koleksi. Peranan manusia baik

petugas maupun pengguna lebih dominan dibanding dengan faktor-

faktor penyebab kerusakan koleksi bahan pustaka lainnya. Artinya bila

manusia salah dalam menangani bahan pustaka, maka koleksi tersebut

bisa digolongkan sebagai perusak koleksi. Selain itu bentuk

penyalahgunaan bahan pustaka adalah bentuk tindakan pemanfaatan

yang salah dari bahan pustaka di perpustakaan (Harvey, 1990 : 37) 2)

Page 37: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

26

2) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh

serangga/binatang

Hal yang perlu diperhatikan oleh pustakawan dalam memelihara

bahan pustaka atau naskah kuno adalah binatang pengerat dan serangga,

karena bahan pustaka terdiri dari kertas dan pengerat yang merupakan

sumber makanan bagi makhluk tersebut.

Menurut Hildawati Almah ( 2012 : 170) Pemberantasan

serangga dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Penyemprotan dengan menggunakan bahan insektisida (bahan

pembami serangga). Tempat-tempat yang disemprot dengan

bahan insektisida ialah tembok, lantai, langit-langit, lemari

koleksi dan sebagainya. Penyemprotan dengan bahahn insektisida

tertentu dapat dilakukan secara berkala.

2) Penggunaan gas racun. Salah satu cara untuk membasmi perusak

bahan pustaka jenis serangga ialah dengan fumigasi atau

pengasapan.

3) Mengusahakan agar ruangan tidak terlalu gelap. Kecoa mampu

memasuki gedung perpustakaan melalui pintu, jendela, lubang

angin, dan saluran air. Dikarenakan senang hidup di tempat gelap

maka apabila perpustakaan sudah tutup sebaiknya pintu dan

jendela ditutup rapat-rapat atau lampu dibeberapa tempat tetap

dinyalakan.

3) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh jamur

Page 38: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

27

Menurut Andi Ibrahim (2014 : 71) usaha pencegahan

kehadiran jamur adalah:

1) Melakukan pemeriksaan kelembaban ruangan atau tempat

penyimpanan bahan pustaka.

2) Pembubuhan obat anti jamur pada kulit bahan pustaka.

3) Jaga kebersihan bahan pustaka dari minyak.

4) Jaga bahan pustaka dari debu.

Untuk menahan agar jamur tidak tumbuh di bahan pustaka,

penjagaan kelembaban ruangan harus ketat. Ruangan yang ideal adalah

ruangan yang memiliki 45% sampai 60% realitive humidity (RH)

dengan temperatur 20 sampai 40 deracat celcius. Untuk memperoleh

keadaan ini maka ruangan harus dipasang AC (Almah, 2012: 171)

4) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh banjir

Menurut Andi Ibrahim (2014 : 72) langkah-langkah yang

diambil sebagai tindakan pencegahan oleh kerusakan bahan pustaka

yang disebabkan oleh banjir adalah:

1) Ikatan bahan pustaka jangan dilepaskan

2) Air yang terdapat dalam ikatan bahan pustaka harus dikeluarkan

dengan cara menekannya perlahan-lahan.

3) Bahan pustaka yang masih bersih dianginkan sampai kering

4) Bahan pustaka yang diusahakan agar tetap utuh dan lampirannya

jangan terpisah

5) Bahan pustaka jangan dikeringkan dibawah pancaran matahari

Page 39: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

28

6) Kesabaran adalah modal utama dalam usaha melakukan

tindakan pencegahan terhadap kerusakan bahan pustaka.

Ada dua macam cahaya yang digunakan untuk mengurangi

ruangan, yaitu:

a) Cahaya alam (sinar matahari) yang masuk lewat jendela atau atap

dan cahaya buatan (lampu listrik). Cahaya matahari yang masuk

lewat jendela baik yang langsung atau yang dipantulkan oleh benda

lain mengandung radiasi ultra violet. Oleh sebab itu cahaya yang

masuk lewat jendela harus disaring dan dipantulkan terlebih dahulu

dengan bahan yang dapat menyerang ultra violet agar koleksi

kertas terhindar dari kerusakan.

b) Cahaya yang berasal dari lampu neon sangat baik untuk menerangi

ruangan, karena cahaya merata, tetapi di bawah lampu harus

dipasang filter untuk menyerap ultra violet. Alternatif lain untuk

mengurangi sinar ultra violet dari cahaya matahari dan lampu

listrik adalah memantulkan cahaya tersebut pada permukaan yang

telah dilapisi dengan bahan yang menyerap ultra violet. Cahaya

yang digunakan untuk menerangi ruangan baik berasal dari

matahari maupun lampu listrik harus diukur intensitas dan

kandungan ultra violetnya.

b) Penanganan Kerusakan Naskah kuno

Menurut Ibrahim (2013), Penanganan yang baik tidak dilakukan

secarah alamiah tetapi diajarkan. Sikap staf yang berhati-hati ketika

Page 40: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

29

memperlakukan koleksi atau naskah merupakan contoh dan bukti

pentingnya tindakan tersebut. Penanganannya adalah sebagai berikut:

1. Penanganan secara umum

Bahan pustaka hendaklah dilindungi dar kerusakan yang

disebabkan karena factor eksternal, seperti debu, cairan, makanan , sinar

dan pemanas secara langsung. Bahan pustaka hendaknya tidak

ditinggalkan dalam keadaan terbuka, membuka buku baru dari tepi dan

membuka lembaran yang masih melekat satu dengan yang lainnya.

2. Penyusunan (shelving)

Tindakan kurang hati-hati pada saat penyusunan naskah akan

menyebabkan bahan pustaka rusak. Menyusun buku terlalu padat dalam

rak akan merusak punggung buku dan sulit dalam pengambilan.

3. Perpindahan (transit)

Perpindahan buku dan koleksi lainnya biasanya menggunakan

peralatan tangan, kotak, atau lori (book-truck). Bahan pustakah

hendaknya disusun dalam rak sedemikian rupa sehingga tidak merusak

jilidan atau isi buku.

4. Kontrol bibliografi

Kontrol bibliografi yang terdiri dari dua aktivitas, yaitu

katalogisasi dan klasifikasi yang merupakan bagian penting yang harus

dilakukan sehubungan dengan program pelestarian.

5. Reproduksi

Page 41: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

30

Kegiatan reproduksi seperti mikrografi dan fotokopi adalah upaya

melestarikan bahan pustaka. Namun, pelakasanaannya yang kurang

terkendali dapat menyebabkan jilidan bahan pustaka menjadi rusak.

6. Koleksi langka

Koleksi langka membutuhkan penanganan serius dan hati-hati

karena sifat kelangkaannya, sulit dalam penggantian, nilai budaya,

sejarah atau nilai yang terkandung didalamnya. Pengawasan tentunya

harus tetap dilakukan termasuk pengawasan kepada pengguna.

7. Pameran

Pameran yang harus tetap dilaksanakan pada saat pameran adalah

pameran yang dilaksanakan di perpustakaan dan arsip dan berlangsung

dalam waktu yang relative lama. Kondisi ruangan dengan kelembapan,

temparture tetap dijaga agar gangguan dari yang dapat merusak koleksi

akan mudah teratasi.

8. Perbaikan kerusakan kecil pada bahan pustaka

Koleksi yang rebek, halaman terlepas dari penjilidan sehingga

perbaikan terkadang dilakukan oleh sebagian orang adlah dengan

menggunakan sellotape. Tindakan ini tidaklah benar , karena tindakan ini

justru akan membuat koleksi tambah parah.

D. Informasi

1. Pengertian Informasi

Menurut Estabrook (1977:245), informasi adalah suatu rekaman

(kejadian) peristiwa yang diamati, atau bisa berupa putusan-putusan yang

Page 42: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

31

dibuat. Semua yang terjadi dialam yang maha luas ini dari yang kecil hingga

yang besar merupakan sebuah informasi (Yusup, M Pawit dan Priyo

Subekti,2014:3).

Dalam contoh dekat yang dapat kita ambil adalah seorang wartawan

disebuah media massa melaporkan kejadian atau peristiwa diberbagai lembaga

pemerintahan dengan adanya tindakan korupsi didalamnya hingga akhirnya

peristiwa ini tertuangkan kedalam surat kabar atau media massa lainnya, maka

ini disebut dengan informasi.

2. Jenis-jenis informasi

Informasi sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni

informasi lisan dan terekam. Informasi lisan sulit dituangkan dalam dalam

sebuah buku karena memiliki jumlah yang sangat banyak, sulit diukur,

dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan manusia pada

umumnya. Sedangkan informasi yang terekam adalah semua informasi yang

tertulis dalam sebuah catatan atau media yang memiliki pengaruh dalam

kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung. Semua orang yang

menyandang predikat yang berbeda-beda sebagian besar didukung oleh adanya

jenis informasi terekam. Seorang mahasiswa yang mengikuti perkuliahan yang

hanya mengandalkan pendengaran saja tentu tidak akan menerima ilmu dengan

semaksimal dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan alat tulis atau

rekaman yang akan menunjang studi mereka kedepannya.

Laloo (2002:6) membagi jenis informasi sebagai berikut:

a. Conceptual information

Page 43: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

32

b. Emperical information

c. Procedural information

d. Policy information

e. Directive information

3. Fungsi dan Manfaat Informasi

Informasi yang sekarang ada di dunia sangtalah beragam, baik dalam

jenis, tingkatan, maupun bentuknya. Oleh karena itu maka kegunaan suatu

informasi berbeda beda dalam setiap bidangnya.

Yusup, M Pawit dan Priyo Subekti menjelaskan bahwa organisasi

persekolahan atau lembaga pendidikan pada umumnya memiliki informasi

yang bermanfaat yang akan mendukung tugas-tugas lembaga ini, yang kira-kira

semua informasi memiliki aspek edukatif, riset dan rekreatif. Demikian pula

lembaga yang berorientasi perdagangan, di sini tentunya memiliki informasi

yang berkaitan dengan sisi peningkatan produktivitas manajemen informasi

yang baik dan tepat dalam mengambil keputusan para manajer, informasi

pemasaran, dan juga prediksi harga pasar.

Di dunia perpustakaan, informasi menjadi poin penting dalam

pengelolaan kepentingan kualitas manusia pada umumnya. Fungsi informasi

dapat berkembang sesuai dengan bidang penggunanya. Namun yang utama

adalah data dan fakta yang mampu membuktikan keaktualannnya (Yusup, M

Pawit dan Priyo Subekti,2014:10).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Menurut Wilson kebutuhan informasi itu dipengaruhi oleh:

Page 44: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

33

a. Kebutuhan individu (person)

b. Peran sosial (social role) 3. Lingkungan (enviroment)

Menurut Yusuf, (1995:8), kebutuhan pengguna (pemustaka) adalah

salah satu sisi psikologi yang menggerahkan pengguna dalam kegiatannya

dan menjadi alasan berusaha. Lainnya halnya yang dikatakan oleh Qalyubi

(2007:77) mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi

Pengguna, perpustakaan harus mampu mengkaji, menganalisis siapa

Penggunanya dan informasi apa saja yang di perlukan oleh Pengguna ,

mengusahakan tersedianya jasa pustakawan pada saat diperlukan, dan

mensosialisasikan kepada Pengguna untuk menggunakan fasilitas yang

disediakan oleh perpustakaan. Kebutuhan informasi dimotivasi oleh apa yang

disebut sebagai, “a problematic”. Ini situasi yang terjadi dalam diri manusia

(pada lingkungan internalnya) yang dirasakan tidak memadai bagi manusia

itu sendiri untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya.

E. Kearsipan

Dalam undang-undang no 43 tahun 2009, secara umum arsip adalah

rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh

lembaga negara,pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi

politik, organisasi kemasyrakatan dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

menjelaskan bahwa arsip simpanan surat-surat penting, sedangkan menurut

Kamus Administrasi perkantoran arsip adalah kumpulan dokumen yang disimpan

Page 45: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

34

secara teratur berencana karena mempunyai kegunaan apabila suatu saat

diperlukan dalm temu kembali informasi.

Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, yang

dimaksud dengan arsip statis (naskah kuno) adalah arsip yang dihasilkan oleh

pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejahteraan, telah habis retensinya,

dan berketerangan dipermanenkan yang telah diferivikasi baik secara langsung

maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau

Lembaga Kearsipan.

Dalam kegiatan berorganisasi dan berlembaga tentunya tidak terlepas dari

kebutuhan informasi yang terus menjadi kebutuhan sehari hari yang akan

menunjang kinerja yuang sedang kita lakukan. Dari beberapa pengertian diatas

maka arsip adalah setiap catatan berupa tulisan tercetak maupun non tulisan yang

dijadikan sebagai bahan penunjang pemenuhan informasi suatu lembaga atau

organisasi saat diperlukan. Selain itu, preservasi arsip dilakukan untuk menjamin

keselamatan dan kelestarian arsip statis (naskah kuno) guna untuk bekal ilmu

pengetahuan dimasa yang akan dating.

F. Integrasi Keislaman

Sebuah pelajaran yang sangat berarti bagi seorang manusia betapa

pentingnya menjaga dan tidak melakukan kerusakan dimuka bumi. Pemeliharaan

disini tentunya menyangkut semua apa yang ada dimuka bumi agar senantiasa

dijaga oleh manusia dan kita termasuk orang yang taat kepada sang pencipta.

Adapun ayat yang menjadi landasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Allah berfirman dalam QS. Al Hijr/15: 9

Page 46: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

35

Terjemahnya:“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kamibenar-benar memeliharanya.” (Departemen Agama Al qur’an dan Terjemahnya2014: 262).

Dalam Tafsir al-Misbah (Quraisy Shihab, 2002) mengatakan maksud dari

surah Al Hijr ayat 9 adalah Dan sesungguhnya, agar dakwah Nabi tetap berlaku

hingga hari kiamat, Kami tidak menurunkan malaikat. Tetapi Kami menurunkan

Al Quran yang akan terus disebut dan diingat. Kami akan memelihara Al Quran

itu dari berbagai perubahan dan penggantian sampai hari kiamat nanti. Ayat diatas

tidak menjelaskan tentang preservasi secara langsung, akan tetapi ayat di atas

menyinggung pentingnya pemeliharaan terhadap suatu naskah. Seperti halnya al

quran yang dijaga atau dipelihara secara langsung oleh Allah subhana wataala.

Selain ayat di atas, dilain surah pun dijelaskan pentingnya menjaga semua

yang ada di bumi tanpa membuat kerusakan,yakni:

Allah berfirman dalam QS. Asy-Syu’arã’/26:151-152.

Terjemahnya:“Dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melewati batas,”yangmembuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakanperbaikan”.(Departemen Agama Al qur’an Terjemahnya 2014: 373)

Page 47: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

36

Dalam Tafsir al-Misbah (Quraisy Shihab, 2002) mengatakan maksud dari

surah asy Syu’ara ayat 151 adalah tidak bolehnya kalian mengikuti orang-orang

yang melampaui batas dengan melakukan kemusyrikan dan terbuai oleh syahwat

dan hawa nafsu yang rendah dan mereka yang selalu membuat kerusakan di bumi

Allah dan tidak melakukan perbaikan untuk memakmurkan negeri. Preservasi atau

perbaikan yang kita lakukan merupakan hal yang harus kita jaga dan terus kita

lakukan dengan tujuan hasil pemikiran yang terdapat didalam naskah kuno dapat

dimanfaatkan generasi yang akan datang.

Selain beberapa ayat di atas, adapun hadist yang berkaitan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

د ر و ھ ف ھ ن م س ی ال ا م ذ ا ھ نر م ي أ ف ث د ح أ ن م

Artinya:

“Barangsiapa mengada-adakan perkara di dalam agama kami ini yang bukanberasal darinya, maka ia pasti tertolak (muttafaqun ‘alaihi)”.

Dalam buku Tasawuf (Ihsan Ilahi Zhahir:61) mengatakan bahwa agama

yang disyariatkan adalah yang termaktub dalam Al Qur’an dan sunnah Rasulullah

Shallallahu ‘Alahi Wasallam. Segala yang tidak termaktub di dalamnya, jelas

bukan syariat. Karena begitulah yang dipahami genarasi awal umat ini, yang di

pelopori oleh sahabat dan Rasulullah. Mereka tidak menyimpang darinya

meskipun sejengkal. Segala perkara besar maupun kecil yang tidak sah

penisbatannya kepada syariat dan tidak disebutkan di dalam kitabullah dan sunnah

nabi-Nya, maka termasuk tambahan dalam syariat, mengada-ada dalam agama,

termasuk bid’ah dan amalan yang tertolak.

Page 48: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

37

Adapun hadist lain yang berkaitan dengan penelitian ini, yakni dari

sahabat Ya’la bin Umayyah. Beliau menceritakan bahwa suatu hari ia pernah

bersama Umar bin Khattab radiallahu anhu , saat kami tiba di tiang dekat pintu

ka’bah dan dekat hajar aswad, aku segera mengusapnya dengan tanganku. Melihat

itu Umarpun berkata: “pernahkah engkau melakukan thawaf bersama Rasulullah

Shallallahu alaihi wasallam?” “pernah!” jawabku. “ apakah engkau pernah

melihat beliau mengusapnya?” tanyanya lagi. “Tidak pernah!” balasku. Umarpun

berkata: “jauhkanlah dirimu dari perbuatan itu, cukuplah Rasulullah shallallahu

alaihi wasallam sebagai teladan yang terbaik bagimu” (HR. Ahmad dan Ath-

Thabrani).

Dari dua hadist di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam melakukan

suatu ibadah tentu ada standar-standar yang harus dijadikan sebagai acuan dalam

bertindak. Tanpa harus memandang hal tersebut besar maupun kecil, jika tidak

sesuai dengan standar Allah dan Rasulnya maka hal tersebut tidaklah baik dan

bahkan tertolak. Sama halnya dengan melakukan preservasi, perlu adanya standar

yang dijadikan sebagai landasan dalam mempreservasi sebuah naskah kuno agar

tindakan yang dilakukan dapat diterima dan menjadi poin penting dalam

melakukan preservasi sebuah naskah kuno. Selain menjadi acuan dalam proses

preservasi, dengan standar preservasi seperti ini tentu akan menampilkan hasil

yang maksimal.

Page 49: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Teknik wawancara dengan cara mendiskripsikan data yang

penulis peroleh dari informan dan menggambarkan tentang objek yang menjadi

target sesuai dengan fakta yang terjadi dilapangan, terkhusus di Dinas

Perpustakaan dan Keasipan Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Dinas Perpustakaan dan Keasipan

Provinsi Sulawesi Selatan Jalan Perintis Kemerdekaan KM 12 No.146

Tamalanrea Kota Makassar.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober – 22

November 2018.

C. Data dan Sumber Data

Adapun sumber daya yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

Page 50: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

39

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari informan

yakni staf bagian preservasi dan staf pelayanan Dinas Perpustakaan dan

Keasipan Provinsi Sulawesi Selatan.

No Nama Informan Usia Jabatan No. Telpon1. Hj.Sahari Buana, S.Sos 53 Tahun Staf Pelayanan 0852-9942-

91612. Muhajeri,S.Sos.,M.Si 49 Tahun KABID

Pelestarian danPemeliharaan

0812-4242-

4211

3. Andi Rosdiati.,S.E.,M.Si 50 Tahun KASEKPreservasi Arsip

0812-4216-

204

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh untuk melengkapi data

primer berupa dokumen-dokumen atau laporan yang dapat mendukung

pembahasan dalam kaitannya dengan penelitian ini dan informan.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data.

1. Metode pengamatan (observasi),yaitu metode yang digunakan oleh peneliti

dengan terjun secara langsung kelapangan. Penulis secara langsung melihat

dan mengadakan penyelidikan (pengamatan) pada lokasi yang dijadikan

tempat penelitian (Arikunto, 2002: 133).

Page 51: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

40

2. Metode wawancara, yaitu metode dengan berkomunikasi atau bertanya

kepada informan dengan maksud untuk mencapai tujuan penelitian.

Pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Moeleong, 2000: 135).

3. Dokumen, yaitu berfokus pada pemeriksaan dokumen yang terkait dengan

penelitian yang sedang berlangsung (Nusa Putra, 2013:93).

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kulitatif, peneliti adalah instrumen atau alat

pengumpulan data utama karena diera modern saat ini hanya manusia yang dapat

melakukannya dengan tepat, benar dan akurat. Memang ia dapat dibantu oleh alat

canggih lainnya seperti alat perekam suara atau gambar. Namun, keberadaanya

sebagai manusia yang dapat memahami makna secara mendalam tidak tergantikan

oleh alat apapun. (Nusa Putra, 2013:92).

1. Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti merupakan alat (Instrumen) pengumpul

data utama karena peneliti adalah manusia dan hanya manusia yang dapat

berhubungan dengan responden atau objek lainnya, serta mampu memahami

kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan (Sulistyo-Basuki, 2006: 150)

2. Pedoman Wawancara

Menurut Sugiyono (2010:194), Pengertian wawancara sebagai berikut:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan

melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

Page 52: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

41

diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Adapun pengelolaan dan analis data yang dilakukan peneliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data, data yang diperoleh dari lapangan yang banyak dan

kompleks maka peneliti akan melakukan langkah mereduksi data dengan

cara merangkum, memilih point inti, fokus pada hal yang penting dan

menfilter hal yang kurang penting. Sehingga dengan melakukan reduksi

data, dapat memberikan gambaran yang jelas bagi penulis untuk

mendapatkan data berikutnya.

2. Penyajian data, data yang sudah direduksi disajikan dalam bentuk uraian

singkat berupa teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut

maka data akan mudah dipahami sehingga dapat memudahkan langkah

kerja selanjutnya.

3. Menarik kesimpulan tertentu dari hasil pemahaman dan pengertian peneliti

(Faisal, 2001:256-258). Ketiga point analisis di atas dilakukan secara

berkelanjutan dan saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan

data. Proses analisis data ini mengalir (flow), sehingga penelitian dapat

berjalan secara terstruktur.

Page 53: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan 1. Nama Awal Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Diawali dengan kunjungan kerja Ibu Dra. Soemartini, selaku Kepala (Ketika itu istilah Direktur) Arsip Nasional RI ke daerah Provinsi Sulawesi Selatan dala awal bula Desember 1971. Turut menyertai Beliau adalah Drs. Warsito (Sekretaris Arsip Nasional RI), Sagimun MD, dan Hardijo. BA (dari lembaga Sejarah dan Antropologi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Kedatangan Kepala Arsip Nasional RI dimaksudkan untuk mengetahui potensi Arsip Statis di Daerah Sulawesi Selatan. Dengan diantar oleh Bapak Laside dan Bapak Abd. Rahim mengadakan peninjauan kebeberapa Daerah Tingkat II seperti Gowa, Majene, Polewali Mamasa (Polmas), Sengkang, Soppeng, dan Bone. Sebagai tindak lanjut kunjungan tersebut, Ibu Kepala Arsip Nasional RI dalam suratnya Nomor E.1/11/1971 tanggal 7 Desember 1971 kepada kepala Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan mengharapkan kerjasama dalam usaha lokalisasi dan registrasi Arsip Statis di Sulawesi Selatan. 42

Page 54: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

43 Selanjutnya surat Kepala Arsip Nasional RI Nomor E.14/I/12/1971 tanggal 28 Desember 1971 kepada Gubenur Provinsi Sulawesi Selatan mengemukakan tentang rencana kerjasama antara Arsip Nasional RI dengan perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan serta meminta bantuan Gubernur dalam lokalisasi dan invenatarisasi Arsip Statis. Kemudian kepala Arsip Nasional RI menegluarkan surat keputusan Nomor B.3/1/1/1972 tanggal 1 januari 1972 menunjuk Drs. Abu Bakar Punagi (Asisten Kepala perwakilan Departemen Pendidkan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan) bidang kebudaaan sebagai Comptabel Ondervoorschot Houder Routine yang mengurus dan mempertanggungjawabkan keungan Negara Cq. Arsip Nasional Republik Nasional RI untuk keperluan pembiayaan rencana yang dimaksud. Tanggal 26 Januari 1972 di bawah pimpinan Andi Pangeran Pettarani. Tim melapor kepada Gubernur Sulawesi Selatan menyampaikan rencana kerja dan mohon bantuan kiranya pula Bapak Gubernur Sulawesi Selatan mengenai kegiatan ini. Gubernur menyambut baik dan surat yang dimaksud dikeluarkan pada tanggal 10 Februari 1972 Nomor PPK. 6/I/27. Dengan bantuan dan perhatian Gubernur Sulawesi Selatan maka Selama satu triwulan (Januari-Maret 1972) tim berhasil melakukan tugasnya sesuai dengan rencana yaitu melokalisasi dan menginventarisasi Arsip Statis di daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang terdapat pada pemerintah Kabupaten Luwu, Tana Toraja, Bone, Wajo, Soppeng, Polewali

Page 55: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

44 Mamasa (Polmas), dan Kota Madya Ujung Panjang. Setelah hasil kegiatan lokalisasi dan registrasi Arsip Statis dilaporkan kepada Ibu Kepala Arsip Nasional RI dan Gubernur Sulawesi Selatan ternyata mendapat sambutan postif. Dalam suratnya Nomor PPK.6/2/39 tanggal 29 Mei 1972 kepada kepala Arsip Nasional RI membuka cabangnya di Sulawesi Selatan. Dan pada saat itu Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam) atau biasa juga disebut Benteng Panynyua ditunjuk sebagai tempat perkantoran yang cukup ideal untuk cabang tersebut. Pada tanggal 5 Oktober 1972 kepala Arsip Nasional RI Ibu Dra. Soemartini ke Ujung Pandang. Dalam kunjungan ini beliau memberikan penjelasan yang meyakinkan akan terbentuknya Persiapan Arsip Nasional Daerah Ujung Pandang. Syaratnya harus ada tenaga inti sebagai pelaksana harian yang langsung bertanggungjawab kepada Kepala Arsip Nasional RI. Berdasarkan hal itu, beberapa tim registrasi dan lokalisasi Arsip Statis membentuk tim baru yang disebut “ Team Pelaksana Persiapan Kantor Arsip Nasional Daerah Provinsi Sulawesi Selatan”. Ketua/ penanggungjawabnya juga adalah Drs. Andi Abu Bakar Punagi. Pada tanggal 2 November 1972, Asisten Bidang Kebudayaan Kepala Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan dengan seizing Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI meminjamkan satu ruangan di Benteng Ujung Pandang untuk kantor tim dan penyimpanan Arsip Statis. Dengan surat Kepala Arsip Nasional RI Nomor E.14/1/45/1972 tanggal 27 November 1972, Tim

Page 56: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

45 pelaksana persiapan telah memulai kegiatannya mengumpulkan arsip statis dari instansi-instansi dan daerah-daerah ke Benteng Ujung Pandang. Kegiatan ini didukung dengan rekomendasi Gubernur Sulawesi Selatan tanggal 6 Desember 1972 yang ditujukan kepada semua Bupati/ Walikota, dan Kepala instansi-instansi di Sulawesi Selatan. Tapi disisi lain seiring dengan jumlah volume arsip yang semakin banyak yang telah terkumpul dan tidak tertampung lagi dalam satu ruangan, maka atas seizing Asisten Kebudayaan Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 5 Maret 1973 ruangan kantor dan depot Persiapan Perwakilan Arsip Nasional RI ditambah menjadi 21 X 6 Meter. Harapan terbentuknya Perwakilan Arsip Daerah Nasional RI di Sulawesi Selatan semakin mendekati kenyataan, dengan surat Kepala Arsip Nasional RI Nomor F.1/1/36/1974 tanggal 19 September 1974 menyatakan bahwa sudah saatnya ditingkatkan menjadi perwakilan Arsip Nasional RI di daerah tingkat I Sulawesi Selatan. Selama kegiatan Persiapan Perwakilan Arsip Nasional RI tersebut, telah mengumpulkan koleksi Arsip Statis dari Instansi/ Daerah dengan perincian sebagai berikut: 2. Terbentuknya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Setelah masa orde baru berubah menjadi masa reformasi maka siring itu pulalah mulai diterapkannya otonomi daerah. Dimana instansi yang berdiri sendiri dan langsung di bawah naungan Kearsipan Nasional mulai diberikan wewenang kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah

Page 57: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

46 Provinsi Sulawesi selatan itu sendiri. Secara otomatis nama kantor yang dulunya adalah Persiapan Perwakilan Arsip Nasional RI berubah menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan saat ini dirubah lagi menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan yang kita kenal sekarang. Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu wilayah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara geografis menempati posisi yang amat strategis. Posisi stategis tersebut yang didukung oleh potensi yang ada dan keberhasilan pembangunan yang telah dicapai telah menempatkan Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang pembangunan dan pusat pelayanan kawasan Timur Indonesia. Berlakunya Otonomi Daerah yang merupakan pengalihan paradigma pembangunan dan birokrasipemerintahan dari Sentralistik ke Desentralistik, sebab bagaimana yang telah diamanahkan dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah mengandung konsekuensi logis perwujudan kemandirian daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Salah satu aspek yang turut menunjang keberhasilan manajemen adalah terjadinya informasi Arsip dan bahan pustaka. Dilihat dari fungsinya, arsip disamping berperan sebagai informasi dalam penyelenggaraan administrasi dan manajemen (Arsip Dinamis) juga berperan sebagai bukti sejarah perjuangan bangsa, sumber informasi bagi penelitian dan ilmu pengetahuan. Mengantisipasi hal inilah pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membentuk Badan Perpustakaan dan Arsip

Page 58: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

47 Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan melalui Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2001 dan dimasukkan dalam lembaga daerah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2001. Badan ini adalah gabungan dari dua instansi vertical sebelum otonomi daerah, yaitu: Arsip Nasional Wilayah Sulawesi Selatan dan Perpustakaan Nasional Daerah Sulawesi Selatan, yang mana kedua instansi vertikal ini bertanggung jawab ke pusat. Jadi, dengan Perda No. 21 Tahun 2001, kedua instansi vertical tersebut ditarik menjadi perangkat daerah yang bertanggungjawabnya langsung kepada Gubernur Sulawesi Selatan melalui Sekretaris Daerah (Sekda) provinsi. 3. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Visi adalah pandangan jauh ke depan kemana dan bagaimana intruksi pemerintah harus di bawa dalam berkarya, agar tetap konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Pada hakikatnya visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra, yang akan diwujudkan instansi pemerintah. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai visi: ”Terdepan Dalam Pembinaan dan Pelayanan Menuju Sulawesi Selatan Cerdas dan Budaya Tertib Arsip”. Adapun pengertian dari visi tersebut adalah menjadikan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai lembaga yang mampu menyajikan informasi arsip dan bahan pustaka kepada

Page 59: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

48 pemerintah dan masyarakat dalam rangka pencerdasan bangsa dan peneripan budaya tertib arsip. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh SKPD/ Instansi pemerintahan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan agar terjuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dari visi tersebut Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai misi: a. Mewujudkan pembangunan perpustakaan bertarap internasional (Strong Point tahun 2014) b. Meningkatkan pengolahan dan penyelenggaran perpustakaan dan kearsipan. c. Meningkatkan SDM khusus tenaga fungsional pustakawan dan arsiparis. d. Meningkatkan promosi gemar membaca dan budaya tertib arsip. e. Meningkatkan sarana dan prasarana kearsipan. f. Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan dan arsip. g. Membangun perpustakaan dan arsip bebasis teknologi dan informasi. h. Membangun jejaring berbagai jenis perpustakaan dan kearsipan. i. Membangun jaringan system informasi kearsipan. 4. Tugas dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

Page 60: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

49 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah stu unit kerja di bawah pemerintahan Pemerintah Provinsi bertanggungjwab langsung kepada Gubenur Sulawesi Selatan melalui Sekretaris Daerah sesuai Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008 tentang organisasi, dan tata kerja Inspektorat. Badan perencanaan pembangunan daerah. Lembaga Teknis Daerah dan lembaga lain yang memuat kedudukan, tugas pokok, dan fungsi. Untuk melaksanakan tugas penyusun pelaksanaan kebijakan daerah di Bidang Perpustakaan dan Arsip, berdasarkan atas asas desentralisasi, dokumentsi dan tugas pembantuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang perpustakaan dan arsip meliputi deposito, pengembangan, pengolahan dan pelestarian bahan pustaka, layanan, otomasi, pengembangan jaringan informasi perpustakaan, pengolahan, pelestarian arsip, pembinaan, dan pengembangan kearsipan. b. Penyelenggaraan urusan perpustakaan dan arsip serta pelayanan umum dibidang deposit, pengembangan, pengolahan, dan pelestarian bahan pustaka, layanan, otomasi pengembangan jaringan informasi perpustakaan, pengolahan, pelestarian arsip, pembinaan, dan pengembangan kearsipan. 5. Struktur Organisasi dan Tata Laksana di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

Page 61: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Struktur organisasi ialah pola formal tentang bagaimana orang dan pekerjaan dikelompokkan. Proses berkenaan dengan aktivitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi itu. Komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi kerja, sosialisasi, dan pengembangan karir adalah proses dalam setiap organisasi. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu instansi yang menjunjung tinggi keprofesionalan kerja sebagai seorang arsiparis maupun sebagai staf instansi. Meraka lebih mengedepankan wewenagn pimpinan maupun atasan mereka dalam melakaukan pekerjaan dibidang persuratan, pengelolaan, pelestarian dan pemeliharaan arsip, pelayanan pengguna di ruang baca maupun yang berada di bidang lainnya. Adapun struktur organisasi yang dimiliki oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 62: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT Sub. Bagian Umum Dan Kepegawaian Sub. Bagian Keuangan Sub. Bagian Program BIDANG DEPOSIT,PENGEMBANGAN, PENGELOLAAN, & PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA Sub. Bidang Deposit dan Kelembagaan Perpustakaan Sub. Bidang Pengembangan, Pengelolaan, & Pelestarian Bahan Pustaka BIDANG LAYANAN, OTOMASI, DAN PENGEMBANGAN JARINGAN INFORMASI PERPUSTAKAAN Sub. Bidang Layanan Informasi Perpustakaan Sub. Bidang Otomasi & Pengembangan Jaringan Informasi Perpustakaan BIDANG PENGELOHAN DAN PELESTARIAN ARSIP BIDANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEARSIPAN Sub. Bidang Akuisi & Pngelolaan Arsip Sub. Bidang Pemeliharaan & Pelestarian Sub. Bidang Pembinaan Kearsipan Sub. Bidang Pengembangan Layanan Informasi Kearsipan UPTB

Page 63: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

B. Upaya Pelaksanaan Standardisasi Preservasi Naskah Kuno pada Pemenuhan Informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 Oktober 2018 lalu di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, peneliti menemukan beberapa standar yang dilakukan dalam preservasi naskah kuno hingga pemenuhan informasi kepada pengguna, yakni proses restorasi, penyimpanan, perawatan , dan pelayanan naskah kuno. Berikut ini uraian dari standar preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan 1. Restorasi Restorasi merupakan proses perbaikan sebuah naskah kuno yang memiliki kondisi fisik buruk baik dari segi kualitas bahan yang digunakan atau dari sisi usia naskah yang sudah sangat lama. Selain itu, restorasi juga merupakan slah satu cara yang ditempuh untuk memaksimalkan perbaikan naskah kuno sehingga pengguna dapat memanfaatkannya dengan mudah karena kondisi naskah yang masih salam bentuk aslinya. Pada proses restorasi pengelola melakukan cara atau standar tertentu agar naskah dapat terjaga dari kerusakan yang lebih parah. Adapun Pemakaian tisu dan laminasi merupakan salah satu cara standar yang dilakukan oleh pengelola dalam proses restorasi naskah. Tisu yang digunakan

Page 64: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

bukanlah tisu yang seperti beli ditoko atau disuper market, bahkan tisu ini tidak diproduksi di dalam negeri tetapi merupakan barang impor dari Jepang dengan harga belasan juta melalui ditribusi perpustakaan nasional (PERPUSNAS). Satu rol tisu dapat digunakan pada 250 naskah kuno dengan tekstur tisu yang hampir menyerupai kain, maka setelah penggunaan tisu arsip naskah akan utuh kembali Seperti yang diungkap oleh informan III (30 Oktober 2018) tentang proses restorasi sebagai berikut: “Proses pemakaian tisu kita lakukan hanya pada naskah kuno yang memiliki kondisi kertas atau bahan naskah yang telah rusak atau usang dengan mengoleskannya dengan bahan kimia yakni campuran selulosa ,kalsium, air suling yang diblender terlebih dahulu, kemudian dilapisi dengan tisu arsip dan proses laminasi sehingga naskah kembali utuh”. Peryataan yang sama juga diungkapkan oleh informan II tentang pemakaian tisu arsip sebagai berikut: “ Biasanya karena ada naskah yang robek maka kita lakukan restorasi yakni pemakaian tisu dan laminasi. pemakaian tisu dan laminasi dilakukan setelah naskah diolesi dengan campuran selulosa dan air sehingga dapat membuat naskah utuh kembali dan bisa bertahan ratusan tahun” (wawancara pada tanggal 30 Oktober 2018) Adapun pendapat dari informan I (29 oktober 2018) mengenai pemakaian tisu dan laminasi sebagai berikut: “Untuk arsip berupa naskah kuno dilakukan proses laminating dengan menggunakan kertas khusus (tisu arsip) dengan campuran bahan kimia” Dengan beberapa pendapat di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa awal dari sebuah preservasi pada naskah kuno yaitu melakukan proses pemakaian tisu (jika naskah telah rusak) dan laminasi sehingga kondisi

Page 65: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

naskah bisa lebih baik lagi dan mudah dimanfaatkan oleh pengguna kedepannya. 2. Alih media Naskah kuno merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sangat memilki arti bagi kehidupan masyrakat modern saat ini, dengan nilai moral, adat istiadat bahkan nilai keagamaan yang terdapat pada naskah kuno memiliki nilai edukasi yang sangat tinggi dan menjadi bahan yang dimannfaat oleh para ilmuan maupun pelajar untuk keperluan suatu penelitian. Salah satu bentuk preservasi yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan adalah dengan mengalih mediakan sebuah naskah kuno kedalam bentuk mikro film sehingga mudah dimanfaatkan dan mudah dibaca dengan menggunakan teknologi mikro box sebagai alat yang digunakan untuk membaca naskah kuno dalam bentuk mikro film. Mikro film berbentuk rol dan memiliki gulungan seperti gulungan kaset. Dalam satu rol berisi ratusan naskah yang telah dialih mediakan dengan berbagai cerita maupun aturan adat istiadat didalamnya. Naskah kuno yang telah dialih mediakan kedalam bentuk mikro film juga dapat di print out oleh pengguna, sehingga dengan cara demikian kita perlu melihat naskah asli secara langsung meskipun pengguna juga memiliki hak akses naskah kuno dalam bentuk aslinya. Mengenai alih media, informan I ( wancara pada tanggal 29 Oktober 2018) mengatakan “Naskah kuno yang akan dibaca oleh pengguna dapat dibaca melalui mikro film karena naskah yang sudah kabur maupun rusak dan tidak semua naskah yang ada pada mikro film juga dimilki naskah aslinya”

Page 66: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Selanjutnya , informan III ( wancara pada tanggal 30 Oktober 2018) juga menuturkan pendapatnya mengenai alih media sebuah naskah kuno, yakni sebagai berikut: “Selain proses restorasi kami juga melakukan alih media dalam bentuk mikro film yang memudahkan pengguna dalam membaca arsip dengan penyimpanan dan pengaturan suhu tertentu” Membahas mengenai alih media, menurut informan II ( wawancara pada tanggal 30 Oktober 2018) sebagai berikut: “Mengacu dari undang-undang no 43 tahun 2007 dan 2009 tentang perpustakaan dan kearsipan kita di sini mengalih mediakan kedalam bentuk kaset dari naskah asli yang ada di dinas ini maupun dari masyarakat yang tidak ingin memberikan naskah aslinya dan tentunya kami perlakukan dengan cara tertentu pula” Dengan beberapa pendapat informan di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa alih media merupakan salah satu langkah yang digunakan dalam proses preservasi naskah kuno di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam memenuhi informasi pengguna dalam membaca sebuah naskah kuno. Alih media yang dilakukan dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat secara umum dalam mengakses sebuah naskah kuno di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Penyimpanan Tempat penyimpanan naskah didesain dengan desain interior yang berbeda dengan penyimpanan koleksi di sebuah perpustakaan. Perlakuannya pun juga berbeda dengan yang ada diperpustakaan, ruang penyimpanan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan memiliki

Page 67: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

standar yang bertaraf internasional mulai dari fasilitas yang ada hingga perlakuan yang diberikan pun menggunakan standar tertentu. Ruang penyimpanan naskah kuno bertujuan agar naskah kuno yang telah mandapat perlakuan proses restorasi mampu bertahan dari segala bahaya yang dapat mengancam terjadinya kerusakan kembali hingga berabad-abad lamanya. Penyebab kerusakan pada sebuah naskah desebabkan oleh rayap maupun faktor lainnya, sehingga perlu penyimpanan yang didesain khusus dalam menghadapi masalah ini. Pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti (30 Oktober 2018), informan II mengatakan sebagai berikut: “Penyimpanan naskah kuno di pasangkan AC ciller selama 24 jam dengan suhu 18-20 celcius dengan kelembaban 20-25 Fahrenheit, rak yang digunakan berbahan metal” Selanjutnya pendapat informan III menyampaikan pendapatnya mengenai penyimpanan sebuah naskah, adapun pendapat informan III yaitu: “untuk sebuah naskah disimpan di dalam ruang penyimpanan (depo) memiliki standar suhu antara 15-20 celcius dengan AC Split” Informan I juga memberikan pendapatnya mengenai penyimpanan informasi sebagai berikut: “Penyimpanan sebuah naskah asli disimpan berbeda dengan naskah kuno yang telah dialih mediakan, naskah asli disimpan dengan temperature standar 15 C di ruangan full AC selama 24 jam sedangkan naskah yang disimpan dalam bentuk mikro film disimpan di ruangan tersendiri dan difasilitasi dengan AC juga selama 24 jam” (wawancara 29 Oktober 2018). Beberapa pendapat dari informan di atas dapat kita simpulkan bahwa penyimpanan arsip pun memiliki standar-standar tertentu. Dari suhu dan

Page 68: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

kelembaban hinggah peralatan yang digunakan menjadi tolak ukur standar penyimpanan sebuah naskah kuno maupun arsip di perpustakaan. Menggunakan standar seperti yang diungkapkan oleh para informan, telah menjadi sebuah keharusan bagi setiap instansi yang mengurus maupun mengelola sebuah naskah kuno. Karena penyimpanan sebuah naskah kuno juga merupakan central instansi pengelola naskah kuno. 4. Perawatan Tindak lanjut dari penyimpanan sebuah naskah adalah dengan melakukan perawatan yang berkelanjutan, sehingga naskah yang terdapat diruang penyimpanan dapat terjaga dengan baik tanpa ada kerusakan yang timbul dikemudian hari. Salah satu perawatan yang dilakukan adalah dengan cara membersihkan ruang penyimpanan dan melakukan fumigasi secara terus menerus. Hal sesuai dengan yang dikemukakan oleh informan III yakni sebagai berikut: “Untuk perawatan ruangan arsip kami melakukan fumigasi setiap tahunnya dengan menggunakan kamper atau kapur barus dan juga pembersihan ruangan dari debu yang dilakukan setiap harinya” Sedangkan informan II (wawancara tanggal 30 Oktober 2018) menuturkan bahwa: “Perawatan dilakukan dengan penyemprotan bahan kimia atau fumigasi tiga bulan sekali demi menjaga ruang penyimpanan dari kerusakan naskah dari rayap maupun hewan lainnya yang dapat merusak kondisi sebuah naskah kuno”

Page 69: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Selain penuturan kedua informan di atas, informan I juga menuturkan mengenai perawatan naskah yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, yakni sebagai berikut: “perawatan naskah kuno di sini menggunakan penyemprotan bahan kimia (fumigasi) untuk menjaga naskah dari rayap sedangkan naskah yang telah dialih mediakan hanya disimpan di ruangan full AC 24 jam” (wawancara 29 Oktober 2018). Dengan beberapa pendapat dari penuturan informan di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua naskah yang berbentuk asli maupun naskah yang telah dialih mediakan diberikan perlakuan khusus dengan penyemprotan bahan kimia (fumigasi) yang dilakukan dengan kurun waktu tertentu. Selain menjaga naskah agar terhindar dari rayap, perawatan juga bertujuan agar naskah senantiasa aman dari bahaya yang datang secara tiba-tiba seperti kebakaran, banjir, gempa bumi dan lain-lainya. Sehingga naskah kuno dapat bertahan untuk dimanfaatkan manusia dimasa yang akan datang. Perawatan yang dilakukan hanya diamanahkan bagi orang yang diberi akses untuk melakukan perawatan agar dapat terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan seperti pencurian naskah maupun kerusakan-kerusakan yang timbul karena ketidak tahuan seseorang dalam merawat suatu naskah. 5. Pelayanan Pelayanan naskah kuno di Dinas perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan memiliki aturan tertentu dalam melayani pengguna dalam pembacaan naskah. Naskah yang dilayankan pun menjadi dua bentuk, yakni

Page 70: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

dengan bentuk naksah asli dan naskah yang telah dialih mediakan (mikro film). Ketersediaan surat izin menjadi sebuah keharusan utama dalam pembacaan sebuah naskah, jika hal ini tidak terpenuhi maka tidak ada layanan pembacaan naskah dan pengujung hanya bisa membaca inventaris naskah. Pemenuhan informasi di Dinas perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan meiliki cara tertentu yakni memandu langsung pengguna dalam membaca sebuah naskah baik naskah berbentuk aslinya atau yang telah dialih mediakan ( mikro film). Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh informan I (wawancara tanggal 29 Oktober 2018) mengenai pelayanan naskah yang ada di sini yakni sebagai berikut: “pelayanan di sini kami memandu pengguna saat membaca arsip, membantu membacakan baik berbentuk naskah asli maupun mikro film dengan menggunakan alat pembaca mikro film (micro box) dengan kehati hatian tentunya.” Selanjutnya, informan II (wawancara tanggal 30 Oktober 2018) juga mengemukakan pendapatnya mengenai hal ini, yakni: “pelayanan naskah akan dipandu oleh pihak pelayanan secara khusus dengan menggunakan naskah yang telah dialih mediakan terlebih dahulu tanpa mengeluarkan naskah aslinya, naskah yang berbentuk fisik asli digunakan pada saat ada pameran saja” Sedangkan informan III (wawancara tanggal 30 Oktober 2018) mengatakan bahwa:

Page 71: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

60 “pelayanan naskah kuno yang tau itu ada dibagian pelayanan, mereka lebih tahu mengenai standar pelayanan naskah dan perilaku pelayanannya kepada pengguna” Dengan melihat pendapat dari para informan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dapat memiliki aturan atau standar yang menjadi acuan dalam pelayanan sebuah naskah kuno. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar naskah dapat dipergunakan sebaik-baiknya sehingga kebutuhan informasi seorang pengguna dapat terpenuhi dan naskah dapat digunakan kembali dikemudian hari. Pemenuhan informasi bagi pengguna adalah tujuan utama naskah kuno dilayankan, maka tak heran jika instansi yang bersangkutan atau pemerintah mengeluarkan dana besar untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam pelayanan sebuah arsip ( naskah kuno). C. Kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam melakukan standardisasi preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Setiap lembaga maupun instansi yang berperan aktif dalam suatu negara pastilah memiliki kendala yang menjadi hambatan tersendiri yang harus dicarikan solusi dari setiap permasalahan yang ada. Baik dari sisi fasilitas maupun pengelola yang bekerja didalam instansi atau lembaga tersebut. Perbaikan akan terus dilakukan dalam menangani permasalahan yang ada baik dengan membeli fasilitas yang dimaksud atau melakukan pelatihan

Page 72: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

61 khusus bagi para pengelola yang bekerja di instansi maupun lembaga tersebut. Pada lembaga yang bertanggung jawab dibagian arsip juga memiliki kendala-kendala yang harus ditangani dengan baik oleh para pengelola arsip itu sendiri. Di Dinas perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan juga ada beberapa kendala bagi para pengelola dalam preservasi sebuah naskah kuno diantaranya sesuai yang diungkapkan oleh informan III (wawancara tanggal 30 Oktober 2018) tentang kendala yang dihadapi oleh pengelola, yakni: “Kendala yang dihadapi tentunya jika naskah yang berbentuk mikro film rusak maka kita harus mengajukan kembali ke pusat (PERPUSNAS) untuk mengambil master naskah tersebut dan ini bisa memperlambat para pengguna dalam memenuhi kebuthan informasi akan naskah kuno”. Sedangkan informan II (wawancara tanggal 30 Oktober 2018) menuturkan hal yang serupa, yakni sebagai berikut: “Semua naskah yang berbentuk mikro film masternya disimpan dipusat dan jika mikro film disini rusak maka kita harus meminta lagi dipusat dan kalau kita meminta kepada masyarakat pemilik naskah belum tentu akan diberikan untuk di alih mediakan kembali” Selanjutnya, menurut informan I (wawancara tanggal 29 Oktober 2018) mengatakan bahwa: “kendala yang kami hadapi adalah minimnya teknologi yang digunakan untuk preservasi naskah dan jika naskah yang berbentuk mikro film rusak maka kita harus meminta ulang master dari pusat dan hal ini membutuhkan waktu lagi. Selain itu, disini juga kekurangan sumber daya manusia (SDM) dalam memandu pengguna dalam membaca naskah kuno”

Page 73: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

62 Berdasarkan pendapat para informan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala pokok preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi pengguna adalah minimnya teknologi yang digunakan dalam membantu preservasi sebuah naskah kuno dan minimnya sumber daya manusia (SDM) yang dapat membaca sebuah naskah kuno dalam pemenuhan informasi pengguna dan sulitnya sistem yang digunakan dalam mengakses kembali ke pusat untuk mendapatkan master dari naskah kuno yang telah dialih mediakan. Dengan kendala seperti ini pertumbuhan instansi maupun lembaga yang berwewenang dalam preservasi sebuah naskah kuno menjadi terhambat sehingga pemanfaatan nilai-nilai yang terkandung pada naskah kuno pun akan terbengkala.

Page 74: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang standardisasi

preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi pengguna, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Upaya pelaksanaan standardisasi preservasi naskah kuno pada

pemenuhan informasi pengguna di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan beberapa standar

yakni standar restorasi, alih media, penyimpanan, perawatan dan

pelayanan.

2. Kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Sulawesi Selatan dalam melakukan standardisasi preservasi naskah

kuno pada pemenuhan informasi pengguna adalah minimnya

teknologi yang digunakan dalam membantu preservasi sebuah

naskah kuno maupun pengaksesan sebuah master mikro film

naskah kuno yang harus diambil di pusat serta kurangnya sumber

daya manusia (SDM) dalam melayani pengguna dalam membantu

pembacaan naskah kuno.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan di atas, maka adapun saran yang dapat

peniliti sampaikan sebagai berikut:

Page 75: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

64

1. Sebaiknya penggunaan dana di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Provinsi Sulawesi Selatan hendaklah difokuskan pada pemenuhan

teknologi yang dapat membantu sebuah naskah kuno lebih terjaga

dan dapat dilestarikan dengan tambahan layanan virtual yang dapat

membantu pengguna memanfaat sebuah naskah meskipun instansi

atau lembaga telah tutup. Penggadaan server untuk menyimpan

sebuah naskah yang berbentuk mikro film sebaiknya tidak hanya

berada di pusat saja akan tetapi hal ini juga tersedia di Dinas

Perpustakaan dan kearsipan yang bersangkutan. Hal ini dilakukan

dengan tujuan menjaga koleksi tersebut dari segala sisi.

2. Penambahan pengelola maupun staf pelayanan yang professional

dalam pembacaan naskah kuno juga sebaiknya juga dilakukan agar

naskah tidaklah menjadi sia-sia. Meskipun gedung didesain

sedemikian rupa dengan teknologi canggih yang ada di dalamnya,

tentunya ini tidaklah sempurna jika beberapa naskah kuno tidak ada

yang dapat menterjemahkannya.

Page 76: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

65

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agma RI. 2014.Al-Qur’an Al Karim.Solo:Abyan

Achmad,Mansur Sutedjo, dkk. 2014. layanan Cinta Perwujudan LayananPrima++Perpustakaan. Jakarta:Sagung Seto.

Alimin, K. 2010. Buletin perpustakaan UIN Suska Riau. Naskah Kuno danUrgensinya dalam Islamic Studies UIN Suska Riau.No 6 Tahun IV.

Almah, H. 2012. Pemilihan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan.Makassar:Alauddin University Alauddin Press.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Reneka Cipta.

Arsip Negara Republik indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentangKearsipan. Jakarta: Sekretariat Negara

Bahar, Hijrana dan Taufiq Mathar. Upaya Pelestarian Naskah Kuno di BadanPerpustakaan dan Arsip Daerah Sulawesi Selatan. Dalam jurnalKhazanah Al Hikmah 3, no 1. 2015

Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia PustakaUtama

2004. Pengantar Dokumentasi.Bandung:Rekayasa Sains.

2009. Terbitan Elektronik dalam Kaitannya dengan Undang-undangNomor 4 Tahun 1990. dalam Maja lah Visi Pustaka 11, no 3. Desember2009.

Departemen Pendidikan Nasionl. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.2008.

Estabrook, Leigh (Ed.).1997.Libraries In Post Industrial Society. Phonix (USA),Oryx Press

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang:YA3

Harvey, Ross.1993. Preservation in libraries: principles, strategies and practicesforlibrarians. London: Bowker saur

Himayah. 2003. Layanan dan Pelayanan Perpustakaan Menjawab Tantangan EraTeknologi Informasi. Jurnal Khizanah Al-Hikmah. 1. (1): 3.

Ibrahim, Andi. 2014. Pelestarian Bahan Pustaka. Makassar: Alauddin UniversityPress.

Ilahi Zhahir, Ihsan.2001.Tasawuf:Bahan Sufi ataukah Sebuah Konsfirasi(Menggugat Ajaran Tasawuf).Jakarta:Darul Haq

Jabali, Fuad. Manuskrip dan Orisinalitas Penelitian dalam Jurnal LekturKeagamaan, Vol. 8, No. 1, Juni 2010. Halaman 1-30.

Laloo, Bikika Tariang. 2002. Information Needs, Information Seeking behaviourand Users. New Delhi: Ess Ess Publication.

Mathar, Q. 2012. Modul Manajemen dan Organisasi Perpustakaan. Jurusan IlmuPerpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniorah, UIN Alauddin Makassar.

Moleong, J. L. (2001). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.

Page 77: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

66

2011. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi; Bandung: RemajaRosdakarya

Pudjiastuti, Titik. 1996. Analisa Unsur Sejarah Dalam Sumber Tertulis. Cirebon.Depok: FSUI.

Putra, N. dan Hendarman.2013.Metode riset campur sari: Konsep strategi danaplikasi. Jakarta: Indeks.

Republik Indonesia.2000.Peraturan pemerintah nomor 12 tahun 2000 tentangstandardisasi nasional.

Republik Indonesia.2000. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik IndonesiaNomor 03 Tahun 2000 Tentang Standar Minimal Gedung Dan RuangPenyimpanan Arsip Inaktif Kepala Arsip Nasional RepublikIndonesia.Jakarta:Gava Media

Republik Indonesia. 2007. Undang-undang R.I. Nomor 43 Tahun 2007tentangPerpustakaan.Yogyakarta :Pustaka Mahardika

Shihab, M.Quraisy. 2002. Tafsir al-Misbah :Pesan, kesan, dan keserasian al-Qur’an. Jakarta : Lentera Hati.

Syihabuddin, Qalyubi. Dkk.2003.Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Yogyakarta: JIP Sunan Kalijaga.

Yusup, Pawit M .2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakawanan.Jakarta: BumiAksara.

Yusup, Pawit M dan Priyo Subekti.2010.Teori dan Praktik PenelusuranInformasi. Jakarta:Kencana

Page 78: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 79: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Gambar 1 : Proses Restorasi

Gambar 2 : Penyimpanan Naskah bentuk fisik asli dan Mikro Film

Page 80: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Gambar 3 : Ruang pelayanan dan ruang baca naskah kuno

Page 81: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 82: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Gambar 4 : Dokumentasi wawancara dengan informan

Page 83: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

UNDANG – UNDANG NO 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

SEBAGAI STANDAR PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

PEMENUHAN INFORMASI PENGGUNA DI DINAS PERPUSTAKAAN

DAN KEARSIPAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pasal 30

a. Pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 huruf e terdiri atas arsiparis dan sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi dan profesionalitas di bidang kearsipan.

b. Lembaga kearsipan nasional melaksanakan pembinaan dan

pengembangan arsiparis melalui upaya:

1) pengadaan arsiparis;

2) pengembangan kompetensi dan keprofesionalan arsiparis melalui

penyelenggaraan, pengaturan, serta pengawasan pendidikan dan

pelatihan kearsipan;

3) pengaturan peran dan kedudukan hukum arsiparis; dan

4) penyediaan jaminan kesehatan dan tunjangan profesi untuk

sumber daya kearsipan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai

kedudukan hukum, kewenangan, kompetensi, pendidikan dan

pelatihan arsiparis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

dengan peraturan pemerintah.

Page 84: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

2. Pengelolaan Arsip Statis

a. Ruang Lingkup Pengelolaan

Pasal 59

a. Pengelolaan arsip statis dilaksanakan untuk menjamin

keselamatan arsip sebagai pertanggungjawaban nasional bagi

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. Pengelolaan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi: a. akuisisi arsip statis; b. pengolahan arsip statis; c.

preservasi arsip statis; dan d. akses arsip statis.

b. Pelaksanaan Pengelolaan Arsip Statis (Akuisisi Arsip Statis )

Pasal 60

a. Lembaga kearsipan melaksanakan akuisisi arsip statis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf a.

b. Akuisisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi arsip

statis yang telah diverifikasi secara langsung maupun tidak

langsung.

c. Lembaga kearsipan wajib membuat DPA yang meliputi arsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan mengumumkannya

kepada publik.

Page 85: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

d. Setiap orang yang memiliki atau menyimpan arsip statis

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib menyerahkan

kepada ANRI atau lembaga kearsipan berdasarkan syarat-syarat

yang ditetapkan dalam pengumuman DPA.

Pasal 61

a. Lembaga kearsipan melaksanakan akuisisi arsip statis dari

lembaga pendidikan swasta dan perusahaan swasta yang

memperoleh anggaran negara dan/atau bantuan luar negeri.

b. Akuisisi arsip statis oleh lembaga kearsipan diikuti dengan

peralihan tanggung jawab pengelolaannya.

Pasal 62

a. Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2)

huruf b dilaksanakan berdasarkan asas asal usul dan asas aturan asli.

b. Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

berdasarkan standar deskripsi arsip statis.

3. Pelindungan dan Penyelamatan Arsip

Pasal 33

Arsip yang tercipta dari kegiatan lembaga negara dan kegiatan yang

menggunakan sumber dana negara dinyatakan sebagai arsip milik negara.

Pasal 34

a. Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf g, baik terhadap arsip yang

Page 86: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

keberadaanya di dalam maupun di luar wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagai bahan pertanggungjawaban setiap aspek

kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan negara,

pemerintahan, pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.

b. Negara secara khusus memberikan pelindungan dan penyelamatan arsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berkaitan dengan

kependudukan, kewilayahan, kepulauan, perbatasan, perjanjian

internasional, kontrak karya, dan masalahmasalah pemerintahan yang

strategis.

c. Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dari bencana alam,

bencana sosial, perang, tindakan kriminal serta tindakan kejahatan yang

mengandung unsur sabotase, spionase, dan terorisme.

d. Pelindungan dan penyelamatan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh ANRI,

pencipta arsip, dan pihak terkait.

e. Pelindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana nasional

dilaksanakan oleh ANRI dan pencipta arsip yang berkoordinasi dengan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

f. Pelindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana yang tidak

dinyatakan sebagai bencana nasional dilaksanakan oleh pencipta arsip,

Page 87: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

arsip daerah provinsi, dan/atau arsip daerah kabupaten/kota yang

berkoordinasi dengan BNPB.

Pasal 35

a. Tanggung jawab penyelamatan arsip lembaga negara yang digabung

dan/atau dibubarkan, dilaksanakan oleh ANRI bersama dengan lembaga

negara yang bersangkutan sejak penggabungan dan/atau pembubaran

ditetapkan.

b. Dalam hal terjadi penggabungan dan/atau pembubaran suatu satuan

kerja perangkat daerah, pemerintah daerah mengambil tindakan untuk

melakukan upaya penyelamatan arsip dari satuan kerja perangkat

daerah tersebut.

c. Upaya penyelamatan arsip dari satuan kerja perangkat daerah sebagai

akibat penggabungan dan/atau pembubaran sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dilaksanakan oleh arsip daerah provinsi atau arsip daerah

kabupaten/kota sesuai dengan ruang lingkup fungsi dan tugas.

4. Preservasi Arsip Statis (naskah kuno)

Pasal 63

a. Preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2)

huruf c dilakukan untuk menjamin keselamatan dan kelestarian arsip

statis.

Page 88: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

b. Preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

secara preventif dan kuratif.

5. Autentikasi (alih media)

Pasal 68

a. Pencipta arsip dan/atau lembaga kearsipan dapat membuat arsip dalam

berbagai bentuk dan/atau melakukan alih media meliputi media

elektronik dan/atau media lain.

b. Autentikasi arsip statis terhadap arsip sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat dilakukan oleh lembaga kearsipan.

c. Ketentuan mengenai autentisitas arsip statis yang tercipta secara

elektronik dan/atau hasil alih media sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus dapat dibuktikan dengan persyaratan yang diatur dengan

peraturan pemerintah.

Pasal 69

a. Lembaga kearsipan berwenang melakukan autentikasi arsip statis

dengan dukungan pembuktian.

b. Untuk mendukung kapabilitas, kompetensi, serta kemandirian dan

integritasnya dalam melakukan fungsi dan tugas penetapan autentisitas

suatu arsip statis, lembaga kearsipan harus didukung peralatan dan

teknologi yang memadai.

Page 89: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

c. Dalam menetapkan autentisitas suatu arsip statis, lembaga kearsipan

dapat berkoordinasi dengan instansi yang mempunyai kemampuan dan

kompetensi.

6. Akses Arsip Statis (naskah kuno)

Pasal 64

a. Lembaga kearsipan wajib menjamin kemudahan akses arsip statis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf d bagi

kepentingan pengguna arsip.

b. Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk

kepentingan pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan publik

dengan memperhatikan prinsip keutuhan, keamanan, dan keselamatan

arsip.

c. Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

didasarkan pada sifat keterbukaan dan ketertutupan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan.

d. Lembaga kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan

pelayanan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pelayanan

yang ditetapkan oleh ANRI serta menyediakan fasilitas untuk

kepentingan akses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 65

Page 90: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

a. Arsip statis pada dasarnya terbuka untuk umum.

b. Apabila akses terhadap arsip statis yang berasal dari pencipta arsip

terdapat persyaratan tertentu, akses dilakukan sesuai dengan

persyaratan dari pencipta arsip yang memiliki arsip tersebut.

Pasal 66

a. Terhadap arsip statis yang dinyatakan tertutup berdasarkan persyaratan

akses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) atau karena sebab

lain, kepala ANRI atau kepala lembaga kearsipan sesuai dengan lingkup

kewenangannya dapat menyatakan arsip statis menjadi terbuka setelah

melewati masa penyimpanan selama 25 (dua puluh lima) tahun.

b. Arsip statis dapat dinyatakan tertutup apabila memenuhi syarat-syarat

yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Lembaga kearsipan memiliki kewenangan menetapkan keterbukaan

arsip statis sebelum 25 (dua puluh lima) tahun masa penyimpanan yang

dinyatakan masih tertutup dengan pertimbangan:

1) tidak menghambat proses penegakan hukum;

2) tidak mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan

intelektual dan pelindungan dari persaingan usaha tidak sehat;

3) tidak membahayakan pertahanan dan keamanan negara;

4) tidak mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk

dalam kategori dilindungi kerahasiaannya;

5) tidak merugikan ketahanan ekonomi nasional;

Page 91: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

6) tidak merugikan kepentingan politik dan hubungan luar negeri;

7) tidak mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan

kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang

berhak secara hukum;

8) tidak mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan

9) tidak mengungkapkan memorandum atau surat-surat yang

menurut sifatnya perlu dirahasiakan.

Pasal 67

Ketentuan lebih lanjut mengenai akuisisi, pengolahan, preservasi, dan

akses arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 sampai dengan Pasal

66 diatur dengan peraturan pemerintah.

Page 92: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

1. KEAGAMAAN

123456789

101112131415

2. LONTARANO

123456789

10111213141516171819

2213TOTAL

2096

AzmatAl Qur'an

TOTAL 1757Senjata

NAMA NASKAH KUNO JUMLAH

7821817288

327251

10

Akhbaru, Al Akhirah, Tul qiyamahZikir 144

47

Hukum adatKutika

NASKAH KUNO NUSANTARA

NO NAMA NASKAH KUNO JUMLAH

63

Tauhid/KeimananTajwidTasawufTarekat

DialogDoa-DoaHukum IslamJual BeliKhutbahAkhlak

112

4215164

288604120

68295

Mantera

Pesan/NasehatSejarah

Obat-obatan

AyamCatataan harian 82

16

11035194330

199

PertanianRumahSarung 4

4431

SilsilahSuurat-surat

Pendidikan seksMimpiPerahu

Perjanjian

Page 93: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

3. SASTRA

123456789

1011121314

NO NAMA NASKAH KUNO JUMLAH

Cerita rakyat 61Galigo 304

Sejarah Nabi 220Isra' mi'raj 75Sure' Makkello, Mallinrung 86

Sang Hyang Sri 15Hikayat 180Hikayat Syekh Yusuf 85

Orang Terkenal, Ajaran 67Cina 26

TOTAL 1300

Elong/Kelong 54Barsanji/ Syraf Al An-am 117Judul buku 10

Page 94: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 95: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 96: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO

PADA PEMENUHAN INFORMASI PENGGUNA DI

DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelarSarjana Ilmu Perpustakaan Jurusan Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan HumanioraUIN Alauddin Makassar

Oleh :

MUH.NUR AQIL MAPPIWALINIM: 40400114050

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2018

Page 97: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun skripsi yang berjudul “ Analisis

Standardisasi Preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi pengguna

di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan”, menyatakan

dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar merupakan

karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan

duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya,

maka skripsi dan gelar yang diperoleh batal demi hukum.

Samata, 04 November 2018

Penyusun,

MUH. NUR AQIL MAPPIWALINIM: 40400114050

Page 98: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur kepada Allah Subhanallah. Karena atas berkat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam

senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi

Wasallam.

Penulis menyadari bahwa, dalam proses penyusunan skripsi ini banyak

mendapatkan bimbingan dan bantuan, baik moral maupun material dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

atas bantuan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Secara istimewa, penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada

Ayahanda Mappiwalip, BA. dan Ibunda Nur Alam, S.Pd. serta kepada saudara

dan sepupu saya yang telah memberikan kasih sayang, jerih payah, cucuran

keringat, dan semangat, kepercayaan, pengertian dan segala doanya. Sehingga

penulis dapat sukses dalam segala aktivitas terutama dalam menuntut ilmu. Serta

tak lupa pula penulis haturkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Musafir, M.Si. Rektor UIN Alauddin Makassar, para Wakil

Rektor dan seluruh staf UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan

pelayanan maksimal kepada penulis

2. Dr. H. Barsihannor, M.Ag. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora dan para

Wakil Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

Page 99: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

iii

3. A. Ibrahim, S.Ag., S.S., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan

dan Himayah, S.Ag., S.S., M.LIS selaku Sekertaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan.

4. Dr. Wahyuddin G, M.Ag. selaku pembimbing I dan Maarni, S.IP.,M.IP.

selaku pembimbing II yang banyak meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat dan motivasi hingga

terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Himayah, S.Ag., S.S., M.LIS dan Nur Lidiawati, selaku Penguji I dan

Penguji II yang telah memberikan petunjuk dan nasehat.

6. Para Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar,

dengan segala jerih payah dan ketulusan, membimbing dan memandu

perkuliahan sehingga memperluas wawasan keilmuan penulis.

7. Para staf Tata Usaha di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Alauddin Makassar yang telah banyak membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

berserta seluruh staf dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

9. Kepada keluarga besar penulis, terima kasih atas do’a, cinta, kasih sayang

dan motivasi selama penulis melaksanakan studi.

Page 100: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

iv

10. Teman-teman seangkatan 2014 Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab

dan Humaniora yang sama-sama berjuang dibangku kuliah sampai pada

saat ini.

11. Semuapihak yang telahmembantusampaiselesainyaskripsiini. Terima kasih

atas segalanya.

Akhirnya, penulis mengharapkan masukan, saran dan kritikan yang

bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kepada Allah

Subhanallah h penulis panjatkan doa, semoga bantuan dan ketulusan yang

telah diberikan, senantiasa bernilai ibadah di sisi Allah Subhanallah Dan

mendapat pahala yang berlipat ganda. Aamiin

Samata, 04 November 2018

Penulis

Page 101: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

v

DAFTAR ISI

SAMPUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................4

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ..................................................4

D. Kajian Pustaka .......................................................................................7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................8

BAB II TINJUAN TEORETIS ...........................................................................10

A. Standardisasi ........................................................................................10

1. Pengertian Standardisasi.................................................................10

2. Maksud dan Tujuan Standardisasi.................................................11

B. Preservasi ............................................................................................11

1. Pengertian dan Cakupan Preservasi................................................11

2. Standar preservasi naskah kuno......................................................13

3. Standar Minimal Gedung Dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif 14

C. Naskah Kuno........................................................................................23

1. Pengertian Naskah Kuno ................................................................23

Page 102: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

vi

2. Pencegahan Kerusakan Naskah Kuno dan Penanganan Naskah

Kuno ...............................................................................................24

D. Informasi ..............................................................................................30

1. Pengertian Informasi ......................................................................30

2. Jenis-jenis Informasi.......................................................................31

3. Fungsi dan Manfaat Informasi........................................................32

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi .............32

E. Kearsipan..............................................................................................33

F. Integrasi Keislaman..............................................................................34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................38

A. Jenis Penelitian.....................................................................................38

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................38

C. Data dan Sumber Data ........................................................................38

D. Metode Pengumpulan Data .................................................................39

E. Instrumen Penelitian ............................................................................40

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................42

A. Gambaran umum Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinnsi

Sulawesi Selatan .................................................................................42

B. Upaya Pelaksanaan standardisasi Preservasi Naskah Kuno Pada

Pemenuhan Informasi Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Sulawesi Selatan..................................................................................52

Page 103: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

vii

C. Kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Sulawesi Selatan dalam melakukan standardisasi preservasi naskah

kuno pada pemenuhan informasi pengguna .......................................60

BAB V PENUTUP................................................................................................63

A. Kesimpulan..........................................................................................63

B. Saran....................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................65

LAMPIRAN

Page 104: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

vii

ABSTRAK

Nama : Muh. Nur Aqil MappiwaliNim : 40400114050Judul : Analisis Standardisasi Preservasi Naskah Kuno Pada Pemenuhan

Informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ProvinsiSulawesi Selatan

Skripsi ini membahas tentang penetapan standar atau aturan dalam prosespreservasi sebuah naskah kuno di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ProvinsiSulawesi Selatan. Selain standar preservasi sebuah naskah kuno, penelitian inijuga membahas bagaimana standar-standar yang dilakukan dlam memenuhiinformasi seorang pengguna.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaa standardisasi preservasinaska kuno pad pemenuhan informasi pengguna di Dinas Perpustakaan danKearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dan untuk mengetahui kendala yangdihadapi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatandalam proses standardisasi sebuah naskah kuno.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif denganpendekatan kualitatif. Target dalam penelitian ini para pengelola yang terjunglangsung dibagian preservasi dan bagian pelayanan sebuah naskah kuno danmenggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan informasi.

Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan rumusanmasalah yang dikemas dalam bentuk pedoman wawancara yang digunakan padasalah satu instrumen penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ini, upayapelaksanaan standardisasi preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasipengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatandilakukan beberapa standar yakni standar restorasi, alih media, penyimpanan,perawatan, dan pelayanan. Adapun Kendala yang dihadapi oleh DinasPerpustakaan dan Dinas Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam melakukanstandardisasi preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi penggunaadalah minimnya teknologi yang digunakan dalam membantu preservasi naskahkuno maupun pengaksesan master mikro film naskah kuno yang harus diambil dipusat serta kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam meyani penggunauntuk membantu pembacaan arsip. Selain itu, dokumen yang berkaitan padapenelitian ini juga menjadi salah satu poin penting untuk mendapatkan hasilpenelitian yang memiliki data yang akurat.

Kata Kunci: Standardisasi, preservasi, naskah kuno, dan informasi

Page 105: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu memberikan pengaruh besar dalam menjalani kehidupan bagi setiap

manusia baik dimasa lalu maupun masa sekarang ini. Ilmu yang sedang manusia

gunakan saat ini tidak terlepas dari usaha dan percobaan yang terus dilakukan oleh

manusia dimasa lampau. Ilmu komputer dan teknologi adalah salah satu contoh

ilmu yang tidak muncul begitu saja dihadapan kita layaknya pertunjukan sihir

yang sebagian orang lakukan didunia ini. Akan tetapi perlu usaha yang panjang

dan sikap optimistik dalam menekuni bidang tersebut sehingga dapat dirasakan

manusia modern saat ini. Bukan hanya dapat dirasakan, namun baik langsung

maupun tidak langsung ilmu tersebut dapat tersebar dengan cepat dan mudahnya.

Sebagai contoh konkrit dan dapat dijadikan bukti kuat adanya tahapan-tahapan

transformasi atau peralihan ilmu terjadi dari masa ke masa adalah ditemukannya

naskah kuno yang hingga saat ini masih tersimpan rapi di perpustakaan maupun

lembaga arsip dibelahan dunia ini.

Salah satu perjuangan yang terus dilakukan oleh lembaga internasional

maupun nasional adalah melakukan inovasi teknologi informasi preservasi

(pelestarian) yang bertujuan menjaga keotentikan dari sebuah naskah kuno itu

sendiri. Kita ingin jika peninggalan sejarah berupa naskah kuno dengan keluasan

ilmu yang terdapat didalamnya dapat menjadi rujukan bagi banyak orang dalam

memenuhi informasi yang mereka butuhkan baik dalam wawasan sejarah maupun

disisi kehidupan lainnya. Alasan naskah kuno dapat diminati dan dimanfaatkan

Page 106: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

2

banyak orang adalah karena kejelasan ilmu yang terdapat didalamnya. Maka dari

itu diperlukan standardisasi dalam melakukan kegiatan preservasi disetiap

lembaga yang terlibat dalam bidang vital tersebut.

Kebijakan pemerintah menyangkut perihal pelestarian terdapat pada UU

No 43 tahun 2007 pasal 3 yang berbunyi: Perpustakaan berfungsi sebagai wahana

pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan

kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Untuk peraturan yang membahas tentang

naskah kuno terdapat pada undang-undang yang sama yakni pada ayat 7 pasal 1

bagian (i) yang berbunyi, naskah kuno merupakan warisan budaya dan karya

intelektual bangsa Indonesia yang sangat bernilai harganya hingga saat ini masih

tersebar di masyarakat dan untuk melestarikannya perlu peran serta pemerintah.

Selain hal di atas, dalam undang-undang ini pun diatur bagaimana standar yang

harus dicapai bagi intansi atau lembaga yang khusus bergelut dibidang

perpustakaan dan kearsipan yakni dalam melestarikan (preservasi) sebuah naskah

kuno.

Perpustakaan yang dikenal oleh manusia modern saat ini berperan penting

dalam preservasi naskah kuno. perpustakaan dibuat adalah menyediakan informasi

naskah kuno yang dapat memberikan manfaat bagi para penggunanya secara

langsung maupun tidak langsung. Strategi pustakawan maupun pengelola

perpustakaan sangat memberikan efek besar dalam pemenuhan informasi bagi

setiap pengguna yang membutuhkannya.

Dengan demikian perpustakaan sangat memiliki andil dalam menjaga

peninggalan sejarah manusia terkhusus pelestarian pada naskah kuno (manuskrip).

Page 107: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

3

Maka perlu adanya usaha lebih dari berbagai pihak dalam menjaga keotentikan

karya bangsa kita ini, bangsa Indonesia. Menyangkut tentang penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti kali ini, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya. Mereka hanya membahas bagaimana proses atau upaya yang

dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan dalam preservasi sebuah naskah

kuno. Penelitian kali ini yang dilakukan oleh peneliti, merupakan penelitian yang

bukan hanya bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses preservasi itu

dilakukan tetapi peneliti juga membahas upaya yang dilakukan oleh Dinas

Perpustakaan dan Kearsiapan dalam pemenuhan informasi pengguna dan tentunya

dengan standar-standar yang ada.

Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Provinsi Sulawesi Selatan adalah

salah satu lembaga yang menyediakan dan melestarikan naskah kuno yang ada di

Indonesia khususnya didaerah Sulawesi Selatan. Berbagai upaya pun digunakan

untuk menstandarkan pelestarian naskah kuno yang ada. Naskah kuno adalah

salah satu target utama preservasi yang dilakukan oleh lembaga ini. Sebelum

disimpan dan dipublikasikan, naskah kuno mendapat perlakuan khusus

(preservasi) yang tentunya berpedoman pada standar yang diikuti, dengan maksud

koleksi dapat bertahan lama seihingga dapat dipergunakan kembali dan tentunya

berperan penting dalam pemenuhan informasi bagi pengguna.

Uraian singkat di atas menarik perhatian peneliti untuk melakukan

penelitian mendalam lagi dengan maksud meningkatkan mutu preservasi

perpustakaan dengan judul “Analisis Standardisasi Preservasi Naskah Kuno Pada

Page 108: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

4

Pemenuhan Informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Sulawesi Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Mengacu dari latar belakang di atas, maka adapun rumusan masalah yang

dapat diangkat oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya pelaksanaan standardisasi preservasi naskah kuno pada

pemenuhan informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Provinsi Sulawesi Selatan ?.

2. Apa kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Sulawesi Selatan dalam melakukan standardisasi preservasi naskah kuno

pada pemenuhan informasi pengguna?

C. Fokus penelitian dan deskripsi fokus

1. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian peneliti adalah upaya

pelaksanaan standardisasi preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi

pengguna dan kendala yang dihadapi pengelola Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam melakukan standardisasi

preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi pengguna.

2. Deskripsi Fokus

a. Standardisasi

Standardisasi adalah usaha yang dilakukan bersama dalam

membentuk standar,Sulistyo Basuki (2004:345). Standardisasi dilakukan

tentunya memiliki alasan yang serius pastinya tanpa terkecuali pada

Page 109: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

5

lembaga preservasi naskah kuno dan pelayanan yang diberikan untuk

memenuhi informasi pengguna.

b. Preservasi

Preservasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah pengawetan

(sumber daya alam, budaya dsb) agar terjamin kehidupannya sepanjang

masa (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2005:853). Preservasi merupakan

segala bentuk pemeliharaan terhadap panjangnya usia sebuah naskah kuno

yang dilakukan dengan berbgai cara.

c. Naskah Kuno

Menurut Hijrana dan Taufik Mathar (2015) naskah kuno adalah

hasil pemikiran masyarakat pada masa lampau pada suatu wilayah yang

berikan sejarah, adat istiadat, ilmu pengetahuan maupun kebudayaan yang

dituangkan dalam bentuk tulisan berusia 50 tahun dan harus dilestarikan

keberadaannya.

d. Informasi

Informasi merupakan rekaman fenomena yang diamati, dan bisa

juga berupa ketentuan-ketentuan yang dibuat (Estabrook,1997:245).

Lainnya halnya yang definisikan oleh Pawit bahwa informasi yaitu segala

sesuatu yang menyangkut alam yang sangat luas ini, termasuk juga segala

kejadian atau peristiwa yang terjadi didalamnya.

Informasi saat ini telah menjadi kebutuhan seorang manusia, baik

dalam beraktivitas diperkantoran dan bahkan masyarakat desa pun ingin

mengetahui perkembangan kota dengan informasi.

Page 110: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

6

e. Kearsipan

Menurut undang-undang no 43 tahun 2009 kearsipan adalah hal-hal

yang berkenaan dengan arsip. Sedangkan arsip adalah rekaman kegiatan

atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan

diterima oleh lembaga negara,pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,

perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyrakatan dan perseorangan

dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dengan beberapa definisi di atas, maka yang dimaksud oleh

peneliti adalah, pertama Standardisasi merupakan suatu tindakan

pencapaian titik tertentu dalam penyetaraan prosedur atau operasional

kerja. Adanya standardisasi dalam pekerjaan akan berdampak positif bagi

kedua pihak sperti perpustakaan dan pengguna. Pengguna lebih mudah

mendapatakan informasi yang dibutuhkan dan tentunya perpustakaaan

memiliki citra yang akan manaikkan posisinya sebagai penyedia

innformasi. Kedua, preservasi yang dimaksud adalah preservasi yang

berperan aktif dalam perpanjangan umur atau keontentikan sebuah naskah

kuno baik berupa digital maupun fisik seperti halnya buku. Ketiga, naskah

kuno merupakan peninggalan sejarah yang tentunya wajib kita jaga dan

lestarikan dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan serta

peninggalan sejarah dunia. Keempat, informasi merupakan hal yang wajar

jika manusia modern saat ini sangat bergantung pada istilah yang satu ini,

karena setiap aktivitas atau bidang yang kita jalani perlu adanya informasi

Page 111: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

7

yang selalu siap kita akses maupun digunakan sebagai tambahan wawasan

semataSelain itu, para pustakawan maupun pengelola yang bekerja di

dalamnya pantas merasa bangga dengan keberhasilan yang mereka capai.

Dan yang terakhir adalah kearsipan, yaitu semua kejadian baik tertulis

maupun tidak tertulis dalam sebuah bahan tulis yang di dalamnya terdapat

catatan peristiwa sebuah kegiatan.

D. Kajian Pustaka

Dalam pembahasan judul “Analisis Standardisasi Preservasi Naskah Kuno

Pada Pemenuhan Informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Provinsi Sulawesi Selatan”. Ada beberapa buku atau karya tulis lainnya yang

peneliti anggap relevan dengan objek penelitian ini yaitu:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan. Undang-undang ini secara keseluruhan membahas tentang

perpustakaan dan semua yang berkaitan dengan perpustakaan baik koleksi

hingga layanan yang terdapat didalamnya sesuai dengan ketentuan

pemerintah Republik Indonesia.

2. Undang-undang no 43 tahun 2009 tentang kearsipan. Di dalamnya terdapat

pembahasan tentang arsip, naskah kuno yang merupakan bagian dari

undang-undang ini serta semua kegiatan yang berkenaan perilaku terhadap

arsip.

3. Buku dengan judul Teori dan praktik Penelusuran Informasi yang

merupakan karangan Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti,2010. Dalam buku

membahas tentang informasi. Penelusuran informasi dengan berbagai

Page 112: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

8

bentuk penelusuran yang digunakan hingga pencantuman situs-situs yang

bisa digunakan dalam penelusuran informasi itu sendiri.

4. Layanan Cinta Perwujudan layanan Prima++ perpustakaan yang ditulis oleh

Achmad, dkk pada tahun 2014. Merupakan buku yang membahas

pelayanan diperpustakaan. Dibuku ini juga membahas secara khusus

kedudukan seorang pemustaka (pengguna), hak dan kewajian pemustaka,

karakter pemustaka hingga bagaimana cara mengidentifikasi kebutuhan

seorang pemustaka.

5. Pelestarian bahan pustaka yang merupakan buku yang ditulis oleh

Ibrahim,2014. Buku ini membahas mengenai preservasi suatu koleksi

perpustakaan, penjelasan tentang sifat bahan pustaka, pelestarian nilai

informasi hingga penjelasan pelestarian bahan pustaka diberbagai negara.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui upaya pelaksanaan standardisasi preservasi naskah

kuno pada pemenuhan informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi pengelola Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam

melakukan standardisasi preservasi naskah kuno pada pemenuhan

informasi Pengguna.

Page 113: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

9

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi peneliti

Penelitian dapat memberikan motivasi, pelajaran, menjadi bekal

ilmu dalam melakukan standardisasi preservasi naskah kuno dalam

memenuhi informasi pengguna, juga sebagai calon pustakawan ahli,

seperti para ilmuan lakukan dalam memajukan citra sebuah perpustakaan.

b. Bagi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

ilmu dalam melakukan standardisasi ketika melakukan preservasi naskah

kuno dan mampu meningkatkan kualitas pengelola di Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan itu sendiri.

Page 114: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

10

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Standardisasi

1. Pengertian Standardisasi

Menurut Sulistyo Basuki (1995) Standardisasi adalah usaha bersama

membentuk standar. Standar adalah sebuah aturan, biasanya digunakan

untuk bimbingan tetapi dapat pula bersifat wajib (paling sedikit dalam

praktik), memberi batasan spesifikasi dan penggunaan sebuah objek atau

karakteristik sebuah proses dan/atau karakteristik sebuah metode Standar

adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan

konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat

kesehatan,keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

pengalaman perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk

memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (PP No. 15 Tahun 1991 Pasal 1

tentang Standar Nasional Indonesia).

Standar preservasi naskah kuno (arsip statis) meliputi prinsip-prinsip

dasar penyimpanan arsip inaktif, standar gedung dan standar ruang

penyimpanan arsip inaktif yang dapat dijadikan pedoman oleh Instansi-

instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, maupun Swast (Keputusan Kepala

Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2000 Tentang Standar

Minimal Gedung Dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif Kepala Arsip

Nasional Republik Indonesia).

Page 115: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

11

Selain undang-undang di atas, undang-undang yang secara khusus

membahas standar atau ketentuan pengelolaan arsip adalah UU no 43 tahun

2009 tentang kearsipan. Menurut UU no 43 tahun 2009 tentang kearsipan pada

pasal 1 no 6 tentang standar pengolaan naskah kuno (arsip statis) yakni

Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis secara efisien,

efektif, dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan, preservasi, pemanfaatan,

pendayagunaan, dan pelayanan publik dalam suatu sistem kearsipan nasional.

2. Maksud Dan Tujuan Standardisasi

Adapun maksud dan tujuan dari standardisasi pada Keputusan Kepala

Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2000 Tentang Standar

Minimal Gedung Dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif Kepala Arsip

Nasional Republik Indonesia adalah:

a. Maksud

Standar Minimal ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk

membangun gedung baru dan atau mengadaptasikan gedung/ruangan yang

sudah ada untuk tempat penyimpanan arsip inaktif atau Pusat Arsip bagi

Unit Kearsipan dan Kantor Arsip Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota.

Pembangunan gedung baru memungkinkan penggunaan teknik konstruksi

dan peralatan modern, sedangkan pemanfaatan gedung lama memberi

keuntungan secara ekonomis dan atau nilai-nilai kultural

b. Tujuan

Standar Minimal ini disusun agar Instansi-instansi Pemerintah

Pusat dan Daerah memiliki gedung atau ruang penyimpanan arsip inaktif

Page 116: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

12

yang memenuhi Standar Minimal sesuai ketentuan teknis dan manajemen

kearsipan.

B. Preservasi

1. Pengertian dan cakupan Preservasi

Menurut Ibrahim (2014: 92) pelestarian (Preservation) mencakup

aspek-aspek usaha pelestarian bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya

kebijakan pengolahan, metode dan teknik, sumber daya manusia, dan

penyimpanannya. Preservasi adalah upaya pelestarian yang sifatnya menjadi

koleksi untuk tetap utuh seperti kondisinya saat ini. Kondisi yang rusak

dalam kebijakan preservasi tidak akan diperbaiki, namun hanya sampai

kepada upaya menjaga agar kerusakan koleksi tersebut tidak semakin

bertambah. Lain halnya menurut Basuki (2009), UU No. 4 Tahun 1990

merupakan undang-undang yang mengatur wajib serah simpan karya cetak

dan karya rekam. Dalam arti harfiah, deposit artinya penyimpanan, sedangkan

deposit dalam ilmu perpustakaan dan informasi berarti penyerahan materi

perpustakaan ke perpustakaan yang ditunjuk, lazimnya berdasarkan

ketentuan perundang-undangan

Naskah kuno lebih rentang rusak dibandingkan dengan benda cagar

budaya yang lain. Penyebabnya berupa kelembaban udara dan air (high

humidity and water), binatang pengerat (harmful insects, rats, and rodents),

ketidakpedulian, bencana alam, kebakaran, pencurian, jual beli naskah

(Pudjiastuti, 1998: 14). Terabaikannya naskah kuno di nusantara terlihat dari

cara pengawetan, penyimpanan, dan pengamanannya.

Page 117: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

13

Basuki (1991) mengatakan preservasi meliputi semua upaya dalam

melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk di dalamnya kebijakan

pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik

penyimpanannya. Tujuan pelestarian bahan pustaka ini adalah untuk

melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan cara alih media atau

tetap mempertahankan bentuk aslinya untuk bisa digunakan secara maksimal.

Dalam penelitian ini preservasi lebih menekankan pelestarian dari segi konten

informasi, penyimpanan, dan teknik pelayanannya. Istilah-istilah yang biasa

yang digunakan pada proses preservasi sebuah koleksi naskah kuno di

perpustakaan adalah pelestarian (preservasi), pengawetan (konservasi), dan

perbaikan (restorasi) (Almah, 2012:163).

Menurut Quraisy (2012:131), mengemukakan bahwa upaya

pelestarian pustaka adalah menjaga agar koleksi tetap utuh sesuai dengan

kondisinya saat ini. Dengan demikian preservasi yang dilakukan tentu

menggunakan teknologi informasi yang mumpuni dalam melakukan

preservasi naskah kuno (manuskrip). Preservasi adalah segala bentuk

pemeliharaan peninggalan sejarah baik berupa bangunan maupun manuskrip

(naskah kuno) yang memiliki nilai tertentu maupun memiliki nilai edukasi

tinggi bagi masarakat.

2. Standar preservasi naskah kuno

Pada undang-undang no 43 2009 tentang kearsipan Preservasi arsip

statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf c dilakukan untuk

Page 118: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

14

menjamin keselamatan dan kelestarian arsip statis. Selain itu preservasi arsip

statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara preventif dan

kuratif.

Akses Arsip Statispn memiliki ketentuan yang diatur oleh undang-

undang no 43 tentang kearsipan ini, yakni pada pasal 64

a. Lembaga kearsipan wajib menjamin kemudahan akses arsip statis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf d bagi kepentingan

pengguna arsip.

b. Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk

kepentingan pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan publik dengan

memperhatikan prinsip keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip.

c. Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

didasarkan pada sifat keterbukaan dan ketertutupan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan.

d. Lembaga kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan

pelayanan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pelayanan

yang ditetapkan oleh ANRI serta menyediakan fasilitas untuk

kepentingan akses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

3. Standar Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Naskah Kuno (Arsip

Inaktif)

Pada Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03

Tahun 2000 Tentang Standar Minimal Gedung Dan Ruang Penyimpanan

Page 119: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

15

Arsip Inaktif Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, terdapat ketentuan

ketentuan dan pedoman untuk membangun gedung penyimpanan arsip inakti

ataupun mengadaptasikan gedung atau ruang penyimpanan yang sudah ada

menjadi gedung/ruang penyimpanan arsip inaktif yang dapat menjamin

terpenuhinya prinsip-prinsip dan standar penyimpanan arsip, juga terdapat

beberapa ketentuan teknis kearsipan yang secara langsung terkait dengan

pengelolaan arsip inaktif, yakni sebagai berikut:

a. Prinsip Dasar Penyimpanan Arsip Inaktif

1) Murah

Penyimpanan arsip inaktif harus murah karena Fungsi dan

frekuensi penggunaannya sudah menurun.

2) Luas

Ruang simpan arsip inaktif didesain luas, untuk dapat

menampung volume arsip inaktif yang relatif banyak di setiap instansi.

3) Aman

Penyimpanan arsip inaktif harus dapat menjamin keamanan dari

gangguan manusia yang tidak berwenang, gangguan binatang, dan

gangguan alam termasuk iklim tropis.

4) Mudah Diakses

Penyimpanan arsip inaktif menjamin arsip dapat diakses secara

cepat, tepat, aman, dan murah.

b. Standar Minimal Gedung Penyimpanan Arsip Inaktif

1) Lokasi

Page 120: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

16

Lokasi gedung penyimpanan arsip berada didaerah yang jauh dari

segala sesuatu yang dapat membahayakan atau mengganggu keamanan

fisik dan informasi arsip;

a) Lokasi Gedung Penyimpanan Arsip Inaktif dapat berada di

lingkungan kantor atau di luar lingkungan kantor.

b) Gedung Penyimpanan Arsip Inaktif di luar lingkungan kantor perlu

memperhatikan ketentuan.

c) Lokasi gedung penyimpanan arsip inaktif relatif lebih murah dari

pada di daerah perkantoran.

d) Hindari daerah/lingkungan yang memiliki kandungan polusi udara

tinggi.

e) Hindari daerah atau lokasi bekas hutan dan perkebunan.

f) Hindari daerah atau lokasi rawan kebakaran.

g) Hindari daerah atau lokasi rawan banjir.

h) Hindari daerah atau lokasi yang berdekatan dengan

keramaian/pemukiman penduduk atau pabrik.

i) Mudah dijangkau untuk pengiriman, penggunaan maupun

transportasi pegawai,mudah diakses (informasinya).

2) Konstruksi dan Bahan Baku

a) Konstruksi Gedung Penyimpanan Arsip Inaktif dibuat untuk dapat

bertahan dari cuaca danti dak mudah terbakar.

b) Gunakanlah bahan-bahan bangunan yang tidak mendatangkan

rayap maupun binatang perusak lainnya.

Page 121: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

17

c) Bangunan dapat bertingkat atau tidak bertingkat.

d) Apabila bangunan bertingkat, masing-masing lantai ruang simpan

arsip tingginya 260-280 cm.

e) Apabila bangunan tidak bertingkat, tinggi ruangan disesuaikan

dengan tinggi rak yang digunakan. Rak arsip dapat dimodifikasikan

bertingkat-tingkat.

f) Konstruksi bangunan berupa rumah panggung dapat digunakan di

daerah yang memiliki kelembaban udara tinggi dan banyak terdapat

rayap. Tiang-tiang penyangga rumah panggung didesain anti rayap;

g) Lantai bangunan didesain secara kuat dan tidak mudah terkelupas

untuk dapat menahan beban berat arsip dan rak.

3) Tata Ruang

a) Tata ruang gedung penyimpanan arsip inaktif pada dasarnya dapat

dibagi dua, yaitu :

(1) Ruangan kerja dan ruangan penyimpanan arsip inaktif;

(2) Ruangan kerja merupakan ruangan yang digunakan untuk

kegiatan menerima arsip yang baru dipindahkan, membaca arsip

inaktif, mengolah arsip inaktif, memusnahkan arsip yang tidak

bernilaiguna, ruang fumigasi dan ruangan-ruangan lain yang

digunakan untuk bekerja.

b) Tata ruang ruangan kerja disesuaikan dengan kondisi dan

kemampuan instansi, namun tetap memperhatikan fungsi-fungsi

kegiatan.

Page 122: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

18

c) Ruang penyimpanan arsip inaktif digunakan khusus untuk

menyimpan arsip sesuai dengan tipe dan medianya yang suatu saat

akan dimusnahkan.

d) Apabila fasilitas proteksi arsip vital dan arsip permanen suatu

instansi berada di gedung penyimpanan arsip inaktif, maka ruang

penyimpanan didesain khusus yang tahan api dan memiliki suhu

serta kelembaban yang di atur.

e) Arsip-arsip bentuk khusus seperti : Foto, film, video, rekaman

suara, dan media simpan arsip elektronik dapat disimpan di

ruangan sebagaimana nomor.

f) Kecuali ruangan kerja dan ruang penyimpanan arsip inaktif

dimungkinkan adanya ruanganruangan lain seperti cafetaria, toilet,

mushola, untuk memberi kenyamanan bagi pengguna arsip.

g) Fasilitas semacam ini sangat tergantung dari kemampuan instansi

Beberapa variasi tentang tata ruang dapat dilihat dalam lampiran.

c. Standar Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif

1) Beban Muatan

a) Beban muatan ruang penyimpanan arsip inaktif didasarkan pada

berat rak dan arsip yang disimpan. Kekuatan lantai ruang simpan

harus mempertimbangkan berat rak dan arsip.

b) Berat beban arsip dan peralatan rak konvensional rata-rata : 1.200 kg

per meter persegi.

Page 123: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

19

c) Berat beban rak compact shelfing/roll o’pact: 2.400 kg per meter

persegi.

d) Apabila ruang simpan arsip seluas 10 meter persegi penuh dengan

rak konvensional dan arsip, maka berat bebannya mencapai 1.200 kg

x 10 = 12.000 kg. Dengan demikian, konstruksi lantai bangunan

harus mampu menahan beban minimal sebanyak 12.000 kg;

2) Kapasitas Ruang Simpan

a) Luas ruang simpan arsip inaktif pada dasarnya sangat tergantung

pada kondisi dan kemampuan instansi.

b) Rata-rata setiap 200 M2 ruang simpan arsip dengan ketinggian 260

cm dapat menyimpan 1.000 meter lari arsip dengan menggunakan

rak konvensional (rak statis, stationary stacks).

c) Penyimpanan dengan rak yang padat (compact shelfing, roll o’pact,

mobile stacks, rak bergerak) dapat menyimpan 1.800 meter lari arsip.

3) Suhu dan Kelembaban

Untuk mengatasi masalah suhu dan kelembaban secara teknis dapat

dilakukan dengan cara :

a) Pemeriksaan secara periodik menggunakan alat higrometer

b) Menjaga sirkulasi udara berjalan lancar;

c) Menjaga suhu udara tidak lebih dari 27 0 C dan kelembaban tidak

lebih dari 60 %.

d) Rak arsip yang digunakan harus dapat menjamin sirkulasi udara

yang cukup.

Page 124: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

20

e) Hindari penggunaan rak yang padat.

f) Menjaga langit-langit, dinding dan lantai tidak berlobang dan tetap

rapat.

g) Pondasi didesain untuk menjaga uap atau udara lembab naik ke

tembok karena daya resapan kapiler.

h) Hindari menanam pohon dan kayu-kayuan di dekat gedung.

i) Menjaga ruang agar tetap bersih dari kontaminasi gas/lingkungan

agar tidak mudah timbul jamur yang akan merusak arsip.

j) Tandai kondisi arsip dan peralatannya yang terkena jamur atau

korosi, untuk segera diadakan perbaikan.

4) Cahaya dan Penerangan

Cahaya dan penerangan tidak menyilaukan, berbayang dan sangat

kontras. Sinar matahari tidak boleh langsung mengenai arsip. Jika cahaya

masuk melalui jendela tidak dapat dihindari, maka dapat diberi tirai

penghalang cahaya matahari.

5) Rayap

Rayap dan segala macam varietasnya sering merusak bangunan

yang terbuat dari kayu, oleh karena itu bangunan tempat penyimpanan

arsip inaktif dianjurkan untuk tidak menggunakan kayu.

6) Lantai bangunan dianjurkan untuk disuntik dengan DDT atau

gammexane atau penthachlorophenol hingga kedalaman 50 cm, karena

rayap pada umumnya hidup dalam tanah sampai pada kedalaman 50

cm.

Page 125: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

21

7) Angin

Pondasi gedung didesain secara kuat untuk mendukung dinding

yang kuat sehingga mampu menahan terpaan angin kencang dan hujan

deras.serta jendela-jendela dan pintu-pintu diperkuat dengan metoda

tertentu untuk mencegah terpaan hujan deras dan tampiasnya air.

8) Rak

a) Tinggi rak (rak statis) disesuaikan dengan ketinggian atap ruang

penyimpanan arsip inaktif.

b) Ruang penyimpanan arsip inaktif dengan ketinggian atap 260 cm -

280 cm dipergunakan rak arsip setinggi 200 - 220 cm.

c) Jarak antara rak dan tembok 70 cm - 80 cm

d) Jarak antara baris rak yang satu dengan baris rak lainnya 100 cm -

110 cm.

e) Rak arsip sebaiknya terbuat dari metal yang tidak mudah berkarat.

f) Perbandingan keuntungan dan kerugian penggunaan rak statis

dengan roll o’pact 6.7.7 Rak, peralatan dan perlengkapan lainnya

harus di jamin aman, mudah di akses dan terlindung dari hama.

9) Boks

a) Dipergunakan boks arsip dengan ukuran kecil (37 X 9 X 27 cm) atau

ukuran besar (37 X 19 X 27 cm).

b) Boks arsip dibuat dari bahan kardus dan memiliki lubang sirkulasi

udara, memiliki penutup untuk menjamin kebersihan.

Page 126: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

22

c) Hindari penggunaan boks dari bahan plastik karena menyebabkan

lembab.

d. Standar Keamanan dan Keselamatan

1) Keamanan Arsip

a) Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Api atau Kebakaran :

(1) Alat pemadam api dengan menggunakan fire Alarm system atau

fire fight system, tabung pemadam dan smoke detection.

(2) Hydrant dalam gedung dan luar gedung.

b) Pencegahan dari Kehilangan Arsip :

Identifikasi terhadap petugas yang berwenang memasuki ruang

simpan arsip inaktif dilaksanakan secara ketat dan konsisten.

c) keamanan informasi arsip.

Pelatihan bagi petugas agar mampu mencegah dan

menanggulangi bencana terhadap arsip.

(1) Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Serangga:

(2) Pemeliharaan arsip dengan menggunakan kapur barus, tymol,

fostoxin, paradecrolobensin;

(3) Menjaga kebersihan ruangan :

2) Keselamatan Lingkungan dan Kesehatan

a) Setiap pelaksanaan pemusnahan arsip dianjurkan tidak dibakar, karena

dapat mengganggu lingkungan dan kesehatan.

b) Pelaksanaan fumigasi harus memperhatikan ketentuan teknis fumigasi

Page 127: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

23

C. Naskah Kuno

1. Pengertian Naskah Kuno

Menurut Hijrana dan Taufik Mathar (2015) naskah kuno adalah hasil

pemikiran masyarakat pada masa lampau pada suatu wilayah yang berikan

sejarah, adat istiadat, ilmu pengetahuan maupun kebudayaan yang dituangkan

dalam bentuk tulisan berusia 50 tahun dan harus dilestarikan keberadaannya.

Dalam bahasa latin, naskah manuskrip berasal dari kata manuscript :

manuscriptus (ditulis tangan), secara khusus memiliki arti semua dokumen

tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau perbanyakan

dengan cara lain.

Naskah kuno atau manuskrip merupakan dokumen dari berbagai

macam jenis yang ditulis dengan tangan tetapi lebih mengkhususkan kepada

bentuk yang asli sebelum dicetak (Purnomo, 2010:1). Barried menyatakan

bahwa naskah merupakan semua bentuk tulisan tangan berupa ungkapan

pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa pada masa lampau (Barried,

1985:54). Pendapat lain mengatakan bahwa naskah Kuno atau manuskrip

adalah dokumen dalam bentuk apapun yang ditulis dengan tangan atau diketik

yang belum dicetak atau dijadikan buku tercetak yangberumur 50 tahun lebih

(UU Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992, Bab I Pasal 2).

Menurut Fuad Jabali (2010) mengatakan bahwa Kesadaran akan

manuskrip atau naskah kuno merupakan sumber pengetahuan yang paling

otentik tentang jatidi umat manusia dan latar budaya yang dimiliki

pendahulunya dapat diwujudkan dalam usaha untuk menjaga, mengkaji, dan

Page 128: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

24

melestarikannya. Naskah kuno merupakan hasil pemikiran masyarakat masa

lampau pada suatu daerah, baik berupa nilai sejarah, adat istiadat, ilmu

pengetahuan, maupun kebiasaan yang ditelah berusia diatas 50 tahun lamanya

yang harus dilestarikan (Hijrana, 2015:91). Oleh karena itu, ilmu pengetahuan

terkhusus bidang kesusastraan, sejarah sosial dan politik manusia akan obyektif

jika semua berlandaskan sumber asli yang dalam hal ini adalah naskah kuno

(Alimin,2010;18).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa naskah

kuno merupakan salah satu jenis koleksi yang tidak setiap orang memilikinya

karena koleksi seperti ini adalah koleksi langka. Namun demikian masih ada

kesempatan bagi kita untuk melihat jenis koleksi langka ini. Naskah

merupakan sebuah bentuk peninggalan budaya suatu daerah yang sampai

sekarang masih dapat dirasakan keberadaannya baik dari tampilan fisik

maupun nilai yang terkandung didalamnya dalam bentuk alih media lainnya.

2. Pencegahan Kerusakan dan Penanganan Naskah Kuno

a) Pencegahan Kerusakan Naskah Kuno

Menurut Andi Ibrahim (2014:66) langkah-langkah

pencegahan kerusakan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia

Pengguna yang egois merupakan perusak yang hebat karena selain

merusak, dapat juga menyebabkan hilangnya bahan pustaka atau naskah

Page 129: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

25

kuno, misalnya dengan sengaja merobek sebagian halaman naskah

kuno.

Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia

dan cara pencegahannya adalah sebagai beriukut:

(a). Jangan menyusun bahan pustaka di rak dengan padat.

(b). Ambil bahan pustaka di rak dengan cara mendesak ke kanan dan

ke kiri setelah longgar baru di tarik dari rak.

(c). Cara memegang bahan pustaka di tengah punggung bahan

pustaka.

(1) Kerapian dan kebenaran kedudukan bahan pustaka di rak harus

dijaga.

(2) Berhati-hati dalam mengemas bahan pustaka.

(3) Beritahu pembaca perpustakaan cara menggunakan bahan

pustaka.

Kerusakan bahan pustaka termasuk pustakawan dan pengguna

turutmenjadi penyebab faktor kerusakan koleksi. Peranan manusia baik

petugas maupun pengguna lebih dominan dibanding dengan faktor-

faktor penyebab kerusakan koleksi bahan pustaka lainnya. Artinya bila

manusia salah dalam menangani bahan pustaka, maka koleksi tersebut

bisa digolongkan sebagai perusak koleksi. Selain itu bentuk

penyalahgunaan bahan pustaka adalah bentuk tindakan pemanfaatan

yang salah dari bahan pustaka di perpustakaan (Harvey, 1990 : 37) 2)

Page 130: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

26

2) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh

serangga/binatang

Hal yang perlu diperhatikan oleh pustakawan dalam memelihara

bahan pustaka atau naskah kuno adalah binatang pengerat dan serangga,

karena bahan pustaka terdiri dari kertas dan pengerat yang merupakan

sumber makanan bagi makhluk tersebut.

Menurut Hildawati Almah ( 2012 : 170) Pemberantasan

serangga dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Penyemprotan dengan menggunakan bahan insektisida (bahan

pembami serangga). Tempat-tempat yang disemprot dengan

bahan insektisida ialah tembok, lantai, langit-langit, lemari

koleksi dan sebagainya. Penyemprotan dengan bahahn insektisida

tertentu dapat dilakukan secara berkala.

2) Penggunaan gas racun. Salah satu cara untuk membasmi perusak

bahan pustaka jenis serangga ialah dengan fumigasi atau

pengasapan.

3) Mengusahakan agar ruangan tidak terlalu gelap. Kecoa mampu

memasuki gedung perpustakaan melalui pintu, jendela, lubang

angin, dan saluran air. Dikarenakan senang hidup di tempat gelap

maka apabila perpustakaan sudah tutup sebaiknya pintu dan

jendela ditutup rapat-rapat atau lampu dibeberapa tempat tetap

dinyalakan.

3) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh jamur

Page 131: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

27

Menurut Andi Ibrahim (2014 : 71) usaha pencegahan

kehadiran jamur adalah:

1) Melakukan pemeriksaan kelembaban ruangan atau tempat

penyimpanan bahan pustaka.

2) Pembubuhan obat anti jamur pada kulit bahan pustaka.

3) Jaga kebersihan bahan pustaka dari minyak.

4) Jaga bahan pustaka dari debu.

Untuk menahan agar jamur tidak tumbuh di bahan pustaka,

penjagaan kelembaban ruangan harus ketat. Ruangan yang ideal adalah

ruangan yang memiliki 45% sampai 60% realitive humidity (RH)

dengan temperatur 20 sampai 40 deracat celcius. Untuk memperoleh

keadaan ini maka ruangan harus dipasang AC (Almah, 2012: 171)

4) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh banjir

Menurut Andi Ibrahim (2014 : 72) langkah-langkah yang

diambil sebagai tindakan pencegahan oleh kerusakan bahan pustaka

yang disebabkan oleh banjir adalah:

1) Ikatan bahan pustaka jangan dilepaskan

2) Air yang terdapat dalam ikatan bahan pustaka harus dikeluarkan

dengan cara menekannya perlahan-lahan.

3) Bahan pustaka yang masih bersih dianginkan sampai kering

4) Bahan pustaka yang diusahakan agar tetap utuh dan lampirannya

jangan terpisah

5) Bahan pustaka jangan dikeringkan dibawah pancaran matahari

Page 132: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

28

6) Kesabaran adalah modal utama dalam usaha melakukan

tindakan pencegahan terhadap kerusakan bahan pustaka.

Ada dua macam cahaya yang digunakan untuk mengurangi

ruangan, yaitu:

a) Cahaya alam (sinar matahari) yang masuk lewat jendela atau atap

dan cahaya buatan (lampu listrik). Cahaya matahari yang masuk

lewat jendela baik yang langsung atau yang dipantulkan oleh benda

lain mengandung radiasi ultra violet. Oleh sebab itu cahaya yang

masuk lewat jendela harus disaring dan dipantulkan terlebih dahulu

dengan bahan yang dapat menyerang ultra violet agar koleksi

kertas terhindar dari kerusakan.

b) Cahaya yang berasal dari lampu neon sangat baik untuk menerangi

ruangan, karena cahaya merata, tetapi di bawah lampu harus

dipasang filter untuk menyerap ultra violet. Alternatif lain untuk

mengurangi sinar ultra violet dari cahaya matahari dan lampu

listrik adalah memantulkan cahaya tersebut pada permukaan yang

telah dilapisi dengan bahan yang menyerap ultra violet. Cahaya

yang digunakan untuk menerangi ruangan baik berasal dari

matahari maupun lampu listrik harus diukur intensitas dan

kandungan ultra violetnya.

b) Penanganan Kerusakan Naskah kuno

Menurut Ibrahim (2013), Penanganan yang baik tidak dilakukan

secarah alamiah tetapi diajarkan. Sikap staf yang berhati-hati ketika

Page 133: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

29

memperlakukan koleksi atau naskah merupakan contoh dan bukti

pentingnya tindakan tersebut. Penanganannya adalah sebagai berikut:

1. Penanganan secara umum

Bahan pustaka hendaklah dilindungi dar kerusakan yang

disebabkan karena factor eksternal, seperti debu, cairan, makanan , sinar

dan pemanas secara langsung. Bahan pustaka hendaknya tidak

ditinggalkan dalam keadaan terbuka, membuka buku baru dari tepi dan

membuka lembaran yang masih melekat satu dengan yang lainnya.

2. Penyusunan (shelving)

Tindakan kurang hati-hati pada saat penyusunan naskah akan

menyebabkan bahan pustaka rusak. Menyusun buku terlalu padat dalam

rak akan merusak punggung buku dan sulit dalam pengambilan.

3. Perpindahan (transit)

Perpindahan buku dan koleksi lainnya biasanya menggunakan

peralatan tangan, kotak, atau lori (book-truck). Bahan pustakah

hendaknya disusun dalam rak sedemikian rupa sehingga tidak merusak

jilidan atau isi buku.

4. Kontrol bibliografi

Kontrol bibliografi yang terdiri dari dua aktivitas, yaitu

katalogisasi dan klasifikasi yang merupakan bagian penting yang harus

dilakukan sehubungan dengan program pelestarian.

5. Reproduksi

Page 134: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

30

Kegiatan reproduksi seperti mikrografi dan fotokopi adalah upaya

melestarikan bahan pustaka. Namun, pelakasanaannya yang kurang

terkendali dapat menyebabkan jilidan bahan pustaka menjadi rusak.

6. Koleksi langka

Koleksi langka membutuhkan penanganan serius dan hati-hati

karena sifat kelangkaannya, sulit dalam penggantian, nilai budaya,

sejarah atau nilai yang terkandung didalamnya. Pengawasan tentunya

harus tetap dilakukan termasuk pengawasan kepada pengguna.

7. Pameran

Pameran yang harus tetap dilaksanakan pada saat pameran adalah

pameran yang dilaksanakan di perpustakaan dan arsip dan berlangsung

dalam waktu yang relative lama. Kondisi ruangan dengan kelembapan,

temparture tetap dijaga agar gangguan dari yang dapat merusak koleksi

akan mudah teratasi.

8. Perbaikan kerusakan kecil pada bahan pustaka

Koleksi yang rebek, halaman terlepas dari penjilidan sehingga

perbaikan terkadang dilakukan oleh sebagian orang adlah dengan

menggunakan sellotape. Tindakan ini tidaklah benar , karena tindakan ini

justru akan membuat koleksi tambah parah.

D. Informasi

1. Pengertian Informasi

Menurut Estabrook (1977:245), informasi adalah suatu rekaman

(kejadian) peristiwa yang diamati, atau bisa berupa putusan-putusan yang

Page 135: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

31

dibuat. Semua yang terjadi dialam yang maha luas ini dari yang kecil hingga

yang besar merupakan sebuah informasi (Yusup, M Pawit dan Priyo

Subekti,2014:3).

Dalam contoh dekat yang dapat kita ambil adalah seorang wartawan

disebuah media massa melaporkan kejadian atau peristiwa diberbagai lembaga

pemerintahan dengan adanya tindakan korupsi didalamnya hingga akhirnya

peristiwa ini tertuangkan kedalam surat kabar atau media massa lainnya, maka

ini disebut dengan informasi.

2. Jenis-jenis informasi

Informasi sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni

informasi lisan dan terekam. Informasi lisan sulit dituangkan dalam dalam

sebuah buku karena memiliki jumlah yang sangat banyak, sulit diukur,

dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan manusia pada

umumnya. Sedangkan informasi yang terekam adalah semua informasi yang

tertulis dalam sebuah catatan atau media yang memiliki pengaruh dalam

kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung. Semua orang yang

menyandang predikat yang berbeda-beda sebagian besar didukung oleh adanya

jenis informasi terekam. Seorang mahasiswa yang mengikuti perkuliahan yang

hanya mengandalkan pendengaran saja tentu tidak akan menerima ilmu dengan

semaksimal dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan alat tulis atau

rekaman yang akan menunjang studi mereka kedepannya.

Laloo (2002:6) membagi jenis informasi sebagai berikut:

a. Conceptual information

Page 136: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

32

b. Emperical information

c. Procedural information

d. Policy information

e. Directive information

3. Fungsi dan Manfaat Informasi

Informasi yang sekarang ada di dunia sangtalah beragam, baik dalam

jenis, tingkatan, maupun bentuknya. Oleh karena itu maka kegunaan suatu

informasi berbeda beda dalam setiap bidangnya.

Yusup, M Pawit dan Priyo Subekti menjelaskan bahwa organisasi

persekolahan atau lembaga pendidikan pada umumnya memiliki informasi

yang bermanfaat yang akan mendukung tugas-tugas lembaga ini, yang kira-kira

semua informasi memiliki aspek edukatif, riset dan rekreatif. Demikian pula

lembaga yang berorientasi perdagangan, di sini tentunya memiliki informasi

yang berkaitan dengan sisi peningkatan produktivitas manajemen informasi

yang baik dan tepat dalam mengambil keputusan para manajer, informasi

pemasaran, dan juga prediksi harga pasar.

Di dunia perpustakaan, informasi menjadi poin penting dalam

pengelolaan kepentingan kualitas manusia pada umumnya. Fungsi informasi

dapat berkembang sesuai dengan bidang penggunanya. Namun yang utama

adalah data dan fakta yang mampu membuktikan keaktualannnya (Yusup, M

Pawit dan Priyo Subekti,2014:10).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Menurut Wilson kebutuhan informasi itu dipengaruhi oleh:

Page 137: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

33

a. Kebutuhan individu (person)

b. Peran sosial (social role) 3. Lingkungan (enviroment)

Menurut Yusuf, (1995:8), kebutuhan pengguna (pemustaka) adalah

salah satu sisi psikologi yang menggerahkan pengguna dalam kegiatannya

dan menjadi alasan berusaha. Lainnya halnya yang dikatakan oleh Qalyubi

(2007:77) mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi

Pengguna, perpustakaan harus mampu mengkaji, menganalisis siapa

Penggunanya dan informasi apa saja yang di perlukan oleh Pengguna ,

mengusahakan tersedianya jasa pustakawan pada saat diperlukan, dan

mensosialisasikan kepada Pengguna untuk menggunakan fasilitas yang

disediakan oleh perpustakaan. Kebutuhan informasi dimotivasi oleh apa yang

disebut sebagai, “a problematic”. Ini situasi yang terjadi dalam diri manusia

(pada lingkungan internalnya) yang dirasakan tidak memadai bagi manusia

itu sendiri untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya.

E. Kearsipan

Dalam undang-undang no 43 tahun 2009, secara umum arsip adalah

rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh

lembaga negara,pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi

politik, organisasi kemasyrakatan dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

menjelaskan bahwa arsip simpanan surat-surat penting, sedangkan menurut

Kamus Administrasi perkantoran arsip adalah kumpulan dokumen yang disimpan

Page 138: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

34

secara teratur berencana karena mempunyai kegunaan apabila suatu saat

diperlukan dalm temu kembali informasi.

Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, yang

dimaksud dengan arsip statis (naskah kuno) adalah arsip yang dihasilkan oleh

pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejahteraan, telah habis retensinya,

dan berketerangan dipermanenkan yang telah diferivikasi baik secara langsung

maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau

Lembaga Kearsipan.

Dalam kegiatan berorganisasi dan berlembaga tentunya tidak terlepas dari

kebutuhan informasi yang terus menjadi kebutuhan sehari hari yang akan

menunjang kinerja yuang sedang kita lakukan. Dari beberapa pengertian diatas

maka arsip adalah setiap catatan berupa tulisan tercetak maupun non tulisan yang

dijadikan sebagai bahan penunjang pemenuhan informasi suatu lembaga atau

organisasi saat diperlukan. Selain itu, preservasi arsip dilakukan untuk menjamin

keselamatan dan kelestarian arsip statis (naskah kuno) guna untuk bekal ilmu

pengetahuan dimasa yang akan dating.

F. Integrasi Keislaman

Sebuah pelajaran yang sangat berarti bagi seorang manusia betapa

pentingnya menjaga dan tidak melakukan kerusakan dimuka bumi. Pemeliharaan

disini tentunya menyangkut semua apa yang ada dimuka bumi agar senantiasa

dijaga oleh manusia dan kita termasuk orang yang taat kepada sang pencipta.

Adapun ayat yang menjadi landasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Allah berfirman dalam QS. Al Hijr/15: 9

Page 139: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

35

Terjemahnya:“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kamibenar-benar memeliharanya.” (Departemen Agama Al qur’an dan Terjemahnya2014: 262).

Dalam Tafsir al-Misbah (Quraisy Shihab, 2002) mengatakan maksud dari

surah Al Hijr ayat 9 adalah Dan sesungguhnya, agar dakwah Nabi tetap berlaku

hingga hari kiamat, Kami tidak menurunkan malaikat. Tetapi Kami menurunkan

Al Quran yang akan terus disebut dan diingat. Kami akan memelihara Al Quran

itu dari berbagai perubahan dan penggantian sampai hari kiamat nanti. Ayat diatas

tidak menjelaskan tentang preservasi secara langsung, akan tetapi ayat di atas

menyinggung pentingnya pemeliharaan terhadap suatu naskah. Seperti halnya al

quran yang dijaga atau dipelihara secara langsung oleh Allah subhana wataala.

Selain ayat di atas, dilain surah pun dijelaskan pentingnya menjaga semua

yang ada di bumi tanpa membuat kerusakan,yakni:

Allah berfirman dalam QS. Asy-Syu’arã’/26:151-152.

Terjemahnya:“Dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melewati batas,”yangmembuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakanperbaikan”.(Departemen Agama Al qur’an Terjemahnya 2014: 373)

Page 140: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

36

Dalam Tafsir al-Misbah (Quraisy Shihab, 2002) mengatakan maksud dari

surah asy Syu’ara ayat 151 adalah tidak bolehnya kalian mengikuti orang-orang

yang melampaui batas dengan melakukan kemusyrikan dan terbuai oleh syahwat

dan hawa nafsu yang rendah dan mereka yang selalu membuat kerusakan di bumi

Allah dan tidak melakukan perbaikan untuk memakmurkan negeri. Preservasi atau

perbaikan yang kita lakukan merupakan hal yang harus kita jaga dan terus kita

lakukan dengan tujuan hasil pemikiran yang terdapat didalam naskah kuno dapat

dimanfaatkan generasi yang akan datang.

Selain beberapa ayat di atas, adapun hadist yang berkaitan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

د ر و ھ ف ھ ن م س ی ال ا م ذ ا ھ نر م ي أ ف ث د ح أ ن م

Artinya:

“Barangsiapa mengada-adakan perkara di dalam agama kami ini yang bukanberasal darinya, maka ia pasti tertolak (muttafaqun ‘alaihi)”.

Dalam buku Tasawuf (Ihsan Ilahi Zhahir:61) mengatakan bahwa agama

yang disyariatkan adalah yang termaktub dalam Al Qur’an dan sunnah Rasulullah

Shallallahu ‘Alahi Wasallam. Segala yang tidak termaktub di dalamnya, jelas

bukan syariat. Karena begitulah yang dipahami genarasi awal umat ini, yang di

pelopori oleh sahabat dan Rasulullah. Mereka tidak menyimpang darinya

meskipun sejengkal. Segala perkara besar maupun kecil yang tidak sah

penisbatannya kepada syariat dan tidak disebutkan di dalam kitabullah dan sunnah

nabi-Nya, maka termasuk tambahan dalam syariat, mengada-ada dalam agama,

termasuk bid’ah dan amalan yang tertolak.

Page 141: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

37

Adapun hadist lain yang berkaitan dengan penelitian ini, yakni dari

sahabat Ya’la bin Umayyah. Beliau menceritakan bahwa suatu hari ia pernah

bersama Umar bin Khattab radiallahu anhu , saat kami tiba di tiang dekat pintu

ka’bah dan dekat hajar aswad, aku segera mengusapnya dengan tanganku. Melihat

itu Umarpun berkata: “pernahkah engkau melakukan thawaf bersama Rasulullah

Shallallahu alaihi wasallam?” “pernah!” jawabku. “ apakah engkau pernah

melihat beliau mengusapnya?” tanyanya lagi. “Tidak pernah!” balasku. Umarpun

berkata: “jauhkanlah dirimu dari perbuatan itu, cukuplah Rasulullah shallallahu

alaihi wasallam sebagai teladan yang terbaik bagimu” (HR. Ahmad dan Ath-

Thabrani).

Dari dua hadist di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam melakukan

suatu ibadah tentu ada standar-standar yang harus dijadikan sebagai acuan dalam

bertindak. Tanpa harus memandang hal tersebut besar maupun kecil, jika tidak

sesuai dengan standar Allah dan Rasulnya maka hal tersebut tidaklah baik dan

bahkan tertolak. Sama halnya dengan melakukan preservasi, perlu adanya standar

yang dijadikan sebagai landasan dalam mempreservasi sebuah naskah kuno agar

tindakan yang dilakukan dapat diterima dan menjadi poin penting dalam

melakukan preservasi sebuah naskah kuno. Selain menjadi acuan dalam proses

preservasi, dengan standar preservasi seperti ini tentu akan menampilkan hasil

yang maksimal.

Page 142: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Teknik wawancara dengan cara mendiskripsikan data yang

penulis peroleh dari informan dan menggambarkan tentang objek yang menjadi

target sesuai dengan fakta yang terjadi dilapangan, terkhusus di Dinas

Perpustakaan dan Keasipan Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Dinas Perpustakaan dan Keasipan

Provinsi Sulawesi Selatan Jalan Perintis Kemerdekaan KM 12 No.146

Tamalanrea Kota Makassar.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober – 22

November 2018.

C. Data dan Sumber Data

Adapun sumber daya yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

Page 143: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

39

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari informan

yakni staf bagian preservasi dan staf pelayanan Dinas Perpustakaan dan

Keasipan Provinsi Sulawesi Selatan.

No Nama Informan Usia Jabatan No. Telpon1. Hj.Sahari Buana, S.Sos 53 Tahun Staf Pelayanan 0852-9942-

91612. Muhajeri,S.Sos.,M.Si 49 Tahun KABID

Pelestarian danPemeliharaan

0812-4242-

4211

3. Andi Rosdiati.,S.E.,M.Si 50 Tahun KASEKPreservasi Arsip

0812-4216-

204

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh untuk melengkapi data

primer berupa dokumen-dokumen atau laporan yang dapat mendukung

pembahasan dalam kaitannya dengan penelitian ini dan informan.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data.

1. Metode pengamatan (observasi),yaitu metode yang digunakan oleh peneliti

dengan terjun secara langsung kelapangan. Penulis secara langsung melihat

dan mengadakan penyelidikan (pengamatan) pada lokasi yang dijadikan

tempat penelitian (Arikunto, 2002: 133).

Page 144: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

40

2. Metode wawancara, yaitu metode dengan berkomunikasi atau bertanya

kepada informan dengan maksud untuk mencapai tujuan penelitian.

Pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Moeleong, 2000: 135).

3. Dokumen, yaitu berfokus pada pemeriksaan dokumen yang terkait dengan

penelitian yang sedang berlangsung (Nusa Putra, 2013:93).

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kulitatif, peneliti adalah instrumen atau alat

pengumpulan data utama karena diera modern saat ini hanya manusia yang dapat

melakukannya dengan tepat, benar dan akurat. Memang ia dapat dibantu oleh alat

canggih lainnya seperti alat perekam suara atau gambar. Namun, keberadaanya

sebagai manusia yang dapat memahami makna secara mendalam tidak tergantikan

oleh alat apapun. (Nusa Putra, 2013:92).

1. Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti merupakan alat (Instrumen) pengumpul

data utama karena peneliti adalah manusia dan hanya manusia yang dapat

berhubungan dengan responden atau objek lainnya, serta mampu memahami

kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan (Sulistyo-Basuki, 2006: 150)

2. Pedoman Wawancara

Menurut Sugiyono (2010:194), Pengertian wawancara sebagai berikut:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan

melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

Page 145: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

41

diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Adapun pengelolaan dan analis data yang dilakukan peneliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data, data yang diperoleh dari lapangan yang banyak dan

kompleks maka peneliti akan melakukan langkah mereduksi data dengan

cara merangkum, memilih point inti, fokus pada hal yang penting dan

menfilter hal yang kurang penting. Sehingga dengan melakukan reduksi

data, dapat memberikan gambaran yang jelas bagi penulis untuk

mendapatkan data berikutnya.

2. Penyajian data, data yang sudah direduksi disajikan dalam bentuk uraian

singkat berupa teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut

maka data akan mudah dipahami sehingga dapat memudahkan langkah

kerja selanjutnya.

3. Menarik kesimpulan tertentu dari hasil pemahaman dan pengertian peneliti

(Faisal, 2001:256-258). Ketiga point analisis di atas dilakukan secara

berkelanjutan dan saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan

data. Proses analisis data ini mengalir (flow), sehingga penelitian dapat

berjalan secara terstruktur.

Page 146: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan 1. Nama Awal Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Diawali dengan kunjungan kerja Ibu Dra. Soemartini, selaku Kepala (Ketika itu istilah Direktur) Arsip Nasional RI ke daerah Provinsi Sulawesi Selatan dala awal bula Desember 1971. Turut menyertai Beliau adalah Drs. Warsito (Sekretaris Arsip Nasional RI), Sagimun MD, dan Hardijo. BA (dari lembaga Sejarah dan Antropologi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Kedatangan Kepala Arsip Nasional RI dimaksudkan untuk mengetahui potensi Arsip Statis di Daerah Sulawesi Selatan. Dengan diantar oleh Bapak Laside dan Bapak Abd. Rahim mengadakan peninjauan kebeberapa Daerah Tingkat II seperti Gowa, Majene, Polewali Mamasa (Polmas), Sengkang, Soppeng, dan Bone. Sebagai tindak lanjut kunjungan tersebut, Ibu Kepala Arsip Nasional RI dalam suratnya Nomor E.1/11/1971 tanggal 7 Desember 1971 kepada kepala Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan mengharapkan kerjasama dalam usaha lokalisasi dan registrasi Arsip Statis di Sulawesi Selatan. 42

Page 147: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

43 Selanjutnya surat Kepala Arsip Nasional RI Nomor E.14/I/12/1971 tanggal 28 Desember 1971 kepada Gubenur Provinsi Sulawesi Selatan mengemukakan tentang rencana kerjasama antara Arsip Nasional RI dengan perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan serta meminta bantuan Gubernur dalam lokalisasi dan invenatarisasi Arsip Statis. Kemudian kepala Arsip Nasional RI menegluarkan surat keputusan Nomor B.3/1/1/1972 tanggal 1 januari 1972 menunjuk Drs. Abu Bakar Punagi (Asisten Kepala perwakilan Departemen Pendidkan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan) bidang kebudaaan sebagai Comptabel Ondervoorschot Houder Routine yang mengurus dan mempertanggungjawabkan keungan Negara Cq. Arsip Nasional Republik Nasional RI untuk keperluan pembiayaan rencana yang dimaksud. Tanggal 26 Januari 1972 di bawah pimpinan Andi Pangeran Pettarani. Tim melapor kepada Gubernur Sulawesi Selatan menyampaikan rencana kerja dan mohon bantuan kiranya pula Bapak Gubernur Sulawesi Selatan mengenai kegiatan ini. Gubernur menyambut baik dan surat yang dimaksud dikeluarkan pada tanggal 10 Februari 1972 Nomor PPK. 6/I/27. Dengan bantuan dan perhatian Gubernur Sulawesi Selatan maka Selama satu triwulan (Januari-Maret 1972) tim berhasil melakukan tugasnya sesuai dengan rencana yaitu melokalisasi dan menginventarisasi Arsip Statis di daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang terdapat pada pemerintah Kabupaten Luwu, Tana Toraja, Bone, Wajo, Soppeng, Polewali

Page 148: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

44 Mamasa (Polmas), dan Kota Madya Ujung Panjang. Setelah hasil kegiatan lokalisasi dan registrasi Arsip Statis dilaporkan kepada Ibu Kepala Arsip Nasional RI dan Gubernur Sulawesi Selatan ternyata mendapat sambutan postif. Dalam suratnya Nomor PPK.6/2/39 tanggal 29 Mei 1972 kepada kepala Arsip Nasional RI membuka cabangnya di Sulawesi Selatan. Dan pada saat itu Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam) atau biasa juga disebut Benteng Panynyua ditunjuk sebagai tempat perkantoran yang cukup ideal untuk cabang tersebut. Pada tanggal 5 Oktober 1972 kepala Arsip Nasional RI Ibu Dra. Soemartini ke Ujung Pandang. Dalam kunjungan ini beliau memberikan penjelasan yang meyakinkan akan terbentuknya Persiapan Arsip Nasional Daerah Ujung Pandang. Syaratnya harus ada tenaga inti sebagai pelaksana harian yang langsung bertanggungjawab kepada Kepala Arsip Nasional RI. Berdasarkan hal itu, beberapa tim registrasi dan lokalisasi Arsip Statis membentuk tim baru yang disebut “ Team Pelaksana Persiapan Kantor Arsip Nasional Daerah Provinsi Sulawesi Selatan”. Ketua/ penanggungjawabnya juga adalah Drs. Andi Abu Bakar Punagi. Pada tanggal 2 November 1972, Asisten Bidang Kebudayaan Kepala Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan dengan seizing Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI meminjamkan satu ruangan di Benteng Ujung Pandang untuk kantor tim dan penyimpanan Arsip Statis. Dengan surat Kepala Arsip Nasional RI Nomor E.14/1/45/1972 tanggal 27 November 1972, Tim

Page 149: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

45 pelaksana persiapan telah memulai kegiatannya mengumpulkan arsip statis dari instansi-instansi dan daerah-daerah ke Benteng Ujung Pandang. Kegiatan ini didukung dengan rekomendasi Gubernur Sulawesi Selatan tanggal 6 Desember 1972 yang ditujukan kepada semua Bupati/ Walikota, dan Kepala instansi-instansi di Sulawesi Selatan. Tapi disisi lain seiring dengan jumlah volume arsip yang semakin banyak yang telah terkumpul dan tidak tertampung lagi dalam satu ruangan, maka atas seizing Asisten Kebudayaan Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 5 Maret 1973 ruangan kantor dan depot Persiapan Perwakilan Arsip Nasional RI ditambah menjadi 21 X 6 Meter. Harapan terbentuknya Perwakilan Arsip Daerah Nasional RI di Sulawesi Selatan semakin mendekati kenyataan, dengan surat Kepala Arsip Nasional RI Nomor F.1/1/36/1974 tanggal 19 September 1974 menyatakan bahwa sudah saatnya ditingkatkan menjadi perwakilan Arsip Nasional RI di daerah tingkat I Sulawesi Selatan. Selama kegiatan Persiapan Perwakilan Arsip Nasional RI tersebut, telah mengumpulkan koleksi Arsip Statis dari Instansi/ Daerah dengan perincian sebagai berikut: 2. Terbentuknya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Setelah masa orde baru berubah menjadi masa reformasi maka siring itu pulalah mulai diterapkannya otonomi daerah. Dimana instansi yang berdiri sendiri dan langsung di bawah naungan Kearsipan Nasional mulai diberikan wewenang kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah

Page 150: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

46 Provinsi Sulawesi selatan itu sendiri. Secara otomatis nama kantor yang dulunya adalah Persiapan Perwakilan Arsip Nasional RI berubah menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan saat ini dirubah lagi menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan yang kita kenal sekarang. Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu wilayah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara geografis menempati posisi yang amat strategis. Posisi stategis tersebut yang didukung oleh potensi yang ada dan keberhasilan pembangunan yang telah dicapai telah menempatkan Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang pembangunan dan pusat pelayanan kawasan Timur Indonesia. Berlakunya Otonomi Daerah yang merupakan pengalihan paradigma pembangunan dan birokrasipemerintahan dari Sentralistik ke Desentralistik, sebab bagaimana yang telah diamanahkan dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah mengandung konsekuensi logis perwujudan kemandirian daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Salah satu aspek yang turut menunjang keberhasilan manajemen adalah terjadinya informasi Arsip dan bahan pustaka. Dilihat dari fungsinya, arsip disamping berperan sebagai informasi dalam penyelenggaraan administrasi dan manajemen (Arsip Dinamis) juga berperan sebagai bukti sejarah perjuangan bangsa, sumber informasi bagi penelitian dan ilmu pengetahuan. Mengantisipasi hal inilah pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membentuk Badan Perpustakaan dan Arsip

Page 151: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

47 Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan melalui Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2001 dan dimasukkan dalam lembaga daerah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2001. Badan ini adalah gabungan dari dua instansi vertical sebelum otonomi daerah, yaitu: Arsip Nasional Wilayah Sulawesi Selatan dan Perpustakaan Nasional Daerah Sulawesi Selatan, yang mana kedua instansi vertikal ini bertanggung jawab ke pusat. Jadi, dengan Perda No. 21 Tahun 2001, kedua instansi vertical tersebut ditarik menjadi perangkat daerah yang bertanggungjawabnya langsung kepada Gubernur Sulawesi Selatan melalui Sekretaris Daerah (Sekda) provinsi. 3. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Visi adalah pandangan jauh ke depan kemana dan bagaimana intruksi pemerintah harus di bawa dalam berkarya, agar tetap konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Pada hakikatnya visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra, yang akan diwujudkan instansi pemerintah. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai visi: ”Terdepan Dalam Pembinaan dan Pelayanan Menuju Sulawesi Selatan Cerdas dan Budaya Tertib Arsip”. Adapun pengertian dari visi tersebut adalah menjadikan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai lembaga yang mampu menyajikan informasi arsip dan bahan pustaka kepada

Page 152: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

48 pemerintah dan masyarakat dalam rangka pencerdasan bangsa dan peneripan budaya tertib arsip. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh SKPD/ Instansi pemerintahan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan agar terjuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dari visi tersebut Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai misi: a. Mewujudkan pembangunan perpustakaan bertarap internasional (Strong Point tahun 2014) b. Meningkatkan pengolahan dan penyelenggaran perpustakaan dan kearsipan. c. Meningkatkan SDM khusus tenaga fungsional pustakawan dan arsiparis. d. Meningkatkan promosi gemar membaca dan budaya tertib arsip. e. Meningkatkan sarana dan prasarana kearsipan. f. Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan dan arsip. g. Membangun perpustakaan dan arsip bebasis teknologi dan informasi. h. Membangun jejaring berbagai jenis perpustakaan dan kearsipan. i. Membangun jaringan system informasi kearsipan. 4. Tugas dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

Page 153: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

49 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah stu unit kerja di bawah pemerintahan Pemerintah Provinsi bertanggungjwab langsung kepada Gubenur Sulawesi Selatan melalui Sekretaris Daerah sesuai Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008 tentang organisasi, dan tata kerja Inspektorat. Badan perencanaan pembangunan daerah. Lembaga Teknis Daerah dan lembaga lain yang memuat kedudukan, tugas pokok, dan fungsi. Untuk melaksanakan tugas penyusun pelaksanaan kebijakan daerah di Bidang Perpustakaan dan Arsip, berdasarkan atas asas desentralisasi, dokumentsi dan tugas pembantuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis bidang perpustakaan dan arsip meliputi deposito, pengembangan, pengolahan dan pelestarian bahan pustaka, layanan, otomasi, pengembangan jaringan informasi perpustakaan, pengolahan, pelestarian arsip, pembinaan, dan pengembangan kearsipan. b. Penyelenggaraan urusan perpustakaan dan arsip serta pelayanan umum dibidang deposit, pengembangan, pengolahan, dan pelestarian bahan pustaka, layanan, otomasi pengembangan jaringan informasi perpustakaan, pengolahan, pelestarian arsip, pembinaan, dan pengembangan kearsipan. 5. Struktur Organisasi dan Tata Laksana di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan

Page 154: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Struktur organisasi ialah pola formal tentang bagaimana orang dan pekerjaan dikelompokkan. Proses berkenaan dengan aktivitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi itu. Komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi kerja, sosialisasi, dan pengembangan karir adalah proses dalam setiap organisasi. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu instansi yang menjunjung tinggi keprofesionalan kerja sebagai seorang arsiparis maupun sebagai staf instansi. Meraka lebih mengedepankan wewenagn pimpinan maupun atasan mereka dalam melakaukan pekerjaan dibidang persuratan, pengelolaan, pelestarian dan pemeliharaan arsip, pelayanan pengguna di ruang baca maupun yang berada di bidang lainnya. Adapun struktur organisasi yang dimiliki oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 155: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT Sub. Bagian Umum Dan Kepegawaian Sub. Bagian Keuangan Sub. Bagian Program BIDANG DEPOSIT,PENGEMBANGAN, PENGELOLAAN, & PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA Sub. Bidang Deposit dan Kelembagaan Perpustakaan Sub. Bidang Pengembangan, Pengelolaan, & Pelestarian Bahan Pustaka BIDANG LAYANAN, OTOMASI, DAN PENGEMBANGAN JARINGAN INFORMASI PERPUSTAKAAN Sub. Bidang Layanan Informasi Perpustakaan Sub. Bidang Otomasi & Pengembangan Jaringan Informasi Perpustakaan BIDANG PENGELOHAN DAN PELESTARIAN ARSIP BIDANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEARSIPAN Sub. Bidang Akuisi & Pngelolaan Arsip Sub. Bidang Pemeliharaan & Pelestarian Sub. Bidang Pembinaan Kearsipan Sub. Bidang Pengembangan Layanan Informasi Kearsipan UPTB

Page 156: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

B. Upaya Pelaksanaan Standardisasi Preservasi Naskah Kuno pada Pemenuhan Informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 Oktober 2018 lalu di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, peneliti menemukan beberapa standar yang dilakukan dalam preservasi naskah kuno hingga pemenuhan informasi kepada pengguna, yakni proses restorasi, penyimpanan, perawatan , dan pelayanan naskah kuno. Berikut ini uraian dari standar preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi Pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan 1. Restorasi Restorasi merupakan proses perbaikan sebuah naskah kuno yang memiliki kondisi fisik buruk baik dari segi kualitas bahan yang digunakan atau dari sisi usia naskah yang sudah sangat lama. Selain itu, restorasi juga merupakan slah satu cara yang ditempuh untuk memaksimalkan perbaikan naskah kuno sehingga pengguna dapat memanfaatkannya dengan mudah karena kondisi naskah yang masih salam bentuk aslinya. Pada proses restorasi pengelola melakukan cara atau standar tertentu agar naskah dapat terjaga dari kerusakan yang lebih parah. Adapun Pemakaian tisu dan laminasi merupakan salah satu cara standar yang dilakukan oleh pengelola dalam proses restorasi naskah. Tisu yang digunakan

Page 157: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

bukanlah tisu yang seperti beli ditoko atau disuper market, bahkan tisu ini tidak diproduksi di dalam negeri tetapi merupakan barang impor dari Jepang dengan harga belasan juta melalui ditribusi perpustakaan nasional (PERPUSNAS). Satu rol tisu dapat digunakan pada 250 naskah kuno dengan tekstur tisu yang hampir menyerupai kain, maka setelah penggunaan tisu arsip naskah akan utuh kembali Seperti yang diungkap oleh informan III (30 Oktober 2018) tentang proses restorasi sebagai berikut: “Proses pemakaian tisu kita lakukan hanya pada naskah kuno yang memiliki kondisi kertas atau bahan naskah yang telah rusak atau usang dengan mengoleskannya dengan bahan kimia yakni campuran selulosa ,kalsium, air suling yang diblender terlebih dahulu, kemudian dilapisi dengan tisu arsip dan proses laminasi sehingga naskah kembali utuh”. Peryataan yang sama juga diungkapkan oleh informan II tentang pemakaian tisu arsip sebagai berikut: “ Biasanya karena ada naskah yang robek maka kita lakukan restorasi yakni pemakaian tisu dan laminasi. pemakaian tisu dan laminasi dilakukan setelah naskah diolesi dengan campuran selulosa dan air sehingga dapat membuat naskah utuh kembali dan bisa bertahan ratusan tahun” (wawancara pada tanggal 30 Oktober 2018) Adapun pendapat dari informan I (29 oktober 2018) mengenai pemakaian tisu dan laminasi sebagai berikut: “Untuk arsip berupa naskah kuno dilakukan proses laminating dengan menggunakan kertas khusus (tisu arsip) dengan campuran bahan kimia” Dengan beberapa pendapat di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa awal dari sebuah preservasi pada naskah kuno yaitu melakukan proses pemakaian tisu (jika naskah telah rusak) dan laminasi sehingga kondisi

Page 158: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

naskah bisa lebih baik lagi dan mudah dimanfaatkan oleh pengguna kedepannya. 2. Alih media Naskah kuno merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sangat memilki arti bagi kehidupan masyrakat modern saat ini, dengan nilai moral, adat istiadat bahkan nilai keagamaan yang terdapat pada naskah kuno memiliki nilai edukasi yang sangat tinggi dan menjadi bahan yang dimannfaat oleh para ilmuan maupun pelajar untuk keperluan suatu penelitian. Salah satu bentuk preservasi yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan adalah dengan mengalih mediakan sebuah naskah kuno kedalam bentuk mikro film sehingga mudah dimanfaatkan dan mudah dibaca dengan menggunakan teknologi mikro box sebagai alat yang digunakan untuk membaca naskah kuno dalam bentuk mikro film. Mikro film berbentuk rol dan memiliki gulungan seperti gulungan kaset. Dalam satu rol berisi ratusan naskah yang telah dialih mediakan dengan berbagai cerita maupun aturan adat istiadat didalamnya. Naskah kuno yang telah dialih mediakan kedalam bentuk mikro film juga dapat di print out oleh pengguna, sehingga dengan cara demikian kita perlu melihat naskah asli secara langsung meskipun pengguna juga memiliki hak akses naskah kuno dalam bentuk aslinya. Mengenai alih media, informan I ( wancara pada tanggal 29 Oktober 2018) mengatakan “Naskah kuno yang akan dibaca oleh pengguna dapat dibaca melalui mikro film karena naskah yang sudah kabur maupun rusak dan tidak semua naskah yang ada pada mikro film juga dimilki naskah aslinya”

Page 159: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Selanjutnya , informan III ( wancara pada tanggal 30 Oktober 2018) juga menuturkan pendapatnya mengenai alih media sebuah naskah kuno, yakni sebagai berikut: “Selain proses restorasi kami juga melakukan alih media dalam bentuk mikro film yang memudahkan pengguna dalam membaca arsip dengan penyimpanan dan pengaturan suhu tertentu” Membahas mengenai alih media, menurut informan II ( wawancara pada tanggal 30 Oktober 2018) sebagai berikut: “Mengacu dari undang-undang no 43 tahun 2007 dan 2009 tentang perpustakaan dan kearsipan kita di sini mengalih mediakan kedalam bentuk kaset dari naskah asli yang ada di dinas ini maupun dari masyarakat yang tidak ingin memberikan naskah aslinya dan tentunya kami perlakukan dengan cara tertentu pula” Dengan beberapa pendapat informan di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa alih media merupakan salah satu langkah yang digunakan dalam proses preservasi naskah kuno di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam memenuhi informasi pengguna dalam membaca sebuah naskah kuno. Alih media yang dilakukan dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat secara umum dalam mengakses sebuah naskah kuno di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Penyimpanan Tempat penyimpanan naskah didesain dengan desain interior yang berbeda dengan penyimpanan koleksi di sebuah perpustakaan. Perlakuannya pun juga berbeda dengan yang ada diperpustakaan, ruang penyimpanan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan memiliki

Page 160: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

standar yang bertaraf internasional mulai dari fasilitas yang ada hingga perlakuan yang diberikan pun menggunakan standar tertentu. Ruang penyimpanan naskah kuno bertujuan agar naskah kuno yang telah mandapat perlakuan proses restorasi mampu bertahan dari segala bahaya yang dapat mengancam terjadinya kerusakan kembali hingga berabad-abad lamanya. Penyebab kerusakan pada sebuah naskah desebabkan oleh rayap maupun faktor lainnya, sehingga perlu penyimpanan yang didesain khusus dalam menghadapi masalah ini. Pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti (30 Oktober 2018), informan II mengatakan sebagai berikut: “Penyimpanan naskah kuno di pasangkan AC ciller selama 24 jam dengan suhu 18-20 celcius dengan kelembaban 20-25 Fahrenheit, rak yang digunakan berbahan metal” Selanjutnya pendapat informan III menyampaikan pendapatnya mengenai penyimpanan sebuah naskah, adapun pendapat informan III yaitu: “untuk sebuah naskah disimpan di dalam ruang penyimpanan (depo) memiliki standar suhu antara 15-20 celcius dengan AC Split” Informan I juga memberikan pendapatnya mengenai penyimpanan informasi sebagai berikut: “Penyimpanan sebuah naskah asli disimpan berbeda dengan naskah kuno yang telah dialih mediakan, naskah asli disimpan dengan temperature standar 15 C di ruangan full AC selama 24 jam sedangkan naskah yang disimpan dalam bentuk mikro film disimpan di ruangan tersendiri dan difasilitasi dengan AC juga selama 24 jam” (wawancara 29 Oktober 2018). Beberapa pendapat dari informan di atas dapat kita simpulkan bahwa penyimpanan arsip pun memiliki standar-standar tertentu. Dari suhu dan

Page 161: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

kelembaban hinggah peralatan yang digunakan menjadi tolak ukur standar penyimpanan sebuah naskah kuno maupun arsip di perpustakaan. Menggunakan standar seperti yang diungkapkan oleh para informan, telah menjadi sebuah keharusan bagi setiap instansi yang mengurus maupun mengelola sebuah naskah kuno. Karena penyimpanan sebuah naskah kuno juga merupakan central instansi pengelola naskah kuno. 4. Perawatan Tindak lanjut dari penyimpanan sebuah naskah adalah dengan melakukan perawatan yang berkelanjutan, sehingga naskah yang terdapat diruang penyimpanan dapat terjaga dengan baik tanpa ada kerusakan yang timbul dikemudian hari. Salah satu perawatan yang dilakukan adalah dengan cara membersihkan ruang penyimpanan dan melakukan fumigasi secara terus menerus. Hal sesuai dengan yang dikemukakan oleh informan III yakni sebagai berikut: “Untuk perawatan ruangan arsip kami melakukan fumigasi setiap tahunnya dengan menggunakan kamper atau kapur barus dan juga pembersihan ruangan dari debu yang dilakukan setiap harinya” Sedangkan informan II (wawancara tanggal 30 Oktober 2018) menuturkan bahwa: “Perawatan dilakukan dengan penyemprotan bahan kimia atau fumigasi tiga bulan sekali demi menjaga ruang penyimpanan dari kerusakan naskah dari rayap maupun hewan lainnya yang dapat merusak kondisi sebuah naskah kuno”

Page 162: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Selain penuturan kedua informan di atas, informan I juga menuturkan mengenai perawatan naskah yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, yakni sebagai berikut: “perawatan naskah kuno di sini menggunakan penyemprotan bahan kimia (fumigasi) untuk menjaga naskah dari rayap sedangkan naskah yang telah dialih mediakan hanya disimpan di ruangan full AC 24 jam” (wawancara 29 Oktober 2018). Dengan beberapa pendapat dari penuturan informan di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua naskah yang berbentuk asli maupun naskah yang telah dialih mediakan diberikan perlakuan khusus dengan penyemprotan bahan kimia (fumigasi) yang dilakukan dengan kurun waktu tertentu. Selain menjaga naskah agar terhindar dari rayap, perawatan juga bertujuan agar naskah senantiasa aman dari bahaya yang datang secara tiba-tiba seperti kebakaran, banjir, gempa bumi dan lain-lainya. Sehingga naskah kuno dapat bertahan untuk dimanfaatkan manusia dimasa yang akan datang. Perawatan yang dilakukan hanya diamanahkan bagi orang yang diberi akses untuk melakukan perawatan agar dapat terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan seperti pencurian naskah maupun kerusakan-kerusakan yang timbul karena ketidak tahuan seseorang dalam merawat suatu naskah. 5. Pelayanan Pelayanan naskah kuno di Dinas perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan memiliki aturan tertentu dalam melayani pengguna dalam pembacaan naskah. Naskah yang dilayankan pun menjadi dua bentuk, yakni

Page 163: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

dengan bentuk naksah asli dan naskah yang telah dialih mediakan (mikro film). Ketersediaan surat izin menjadi sebuah keharusan utama dalam pembacaan sebuah naskah, jika hal ini tidak terpenuhi maka tidak ada layanan pembacaan naskah dan pengujung hanya bisa membaca inventaris naskah. Pemenuhan informasi di Dinas perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan meiliki cara tertentu yakni memandu langsung pengguna dalam membaca sebuah naskah baik naskah berbentuk aslinya atau yang telah dialih mediakan ( mikro film). Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh informan I (wawancara tanggal 29 Oktober 2018) mengenai pelayanan naskah yang ada di sini yakni sebagai berikut: “pelayanan di sini kami memandu pengguna saat membaca arsip, membantu membacakan baik berbentuk naskah asli maupun mikro film dengan menggunakan alat pembaca mikro film (micro box) dengan kehati hatian tentunya.” Selanjutnya, informan II (wawancara tanggal 30 Oktober 2018) juga mengemukakan pendapatnya mengenai hal ini, yakni: “pelayanan naskah akan dipandu oleh pihak pelayanan secara khusus dengan menggunakan naskah yang telah dialih mediakan terlebih dahulu tanpa mengeluarkan naskah aslinya, naskah yang berbentuk fisik asli digunakan pada saat ada pameran saja” Sedangkan informan III (wawancara tanggal 30 Oktober 2018) mengatakan bahwa:

Page 164: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

60 “pelayanan naskah kuno yang tau itu ada dibagian pelayanan, mereka lebih tahu mengenai standar pelayanan naskah dan perilaku pelayanannya kepada pengguna” Dengan melihat pendapat dari para informan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dapat memiliki aturan atau standar yang menjadi acuan dalam pelayanan sebuah naskah kuno. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar naskah dapat dipergunakan sebaik-baiknya sehingga kebutuhan informasi seorang pengguna dapat terpenuhi dan naskah dapat digunakan kembali dikemudian hari. Pemenuhan informasi bagi pengguna adalah tujuan utama naskah kuno dilayankan, maka tak heran jika instansi yang bersangkutan atau pemerintah mengeluarkan dana besar untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam pelayanan sebuah arsip ( naskah kuno). C. Kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dalam melakukan standardisasi preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi pengguna di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Setiap lembaga maupun instansi yang berperan aktif dalam suatu negara pastilah memiliki kendala yang menjadi hambatan tersendiri yang harus dicarikan solusi dari setiap permasalahan yang ada. Baik dari sisi fasilitas maupun pengelola yang bekerja didalam instansi atau lembaga tersebut. Perbaikan akan terus dilakukan dalam menangani permasalahan yang ada baik dengan membeli fasilitas yang dimaksud atau melakukan pelatihan

Page 165: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

61 khusus bagi para pengelola yang bekerja di instansi maupun lembaga tersebut. Pada lembaga yang bertanggung jawab dibagian arsip juga memiliki kendala-kendala yang harus ditangani dengan baik oleh para pengelola arsip itu sendiri. Di Dinas perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan juga ada beberapa kendala bagi para pengelola dalam preservasi sebuah naskah kuno diantaranya sesuai yang diungkapkan oleh informan III (wawancara tanggal 30 Oktober 2018) tentang kendala yang dihadapi oleh pengelola, yakni: “Kendala yang dihadapi tentunya jika naskah yang berbentuk mikro film rusak maka kita harus mengajukan kembali ke pusat (PERPUSNAS) untuk mengambil master naskah tersebut dan ini bisa memperlambat para pengguna dalam memenuhi kebuthan informasi akan naskah kuno”. Sedangkan informan II (wawancara tanggal 30 Oktober 2018) menuturkan hal yang serupa, yakni sebagai berikut: “Semua naskah yang berbentuk mikro film masternya disimpan dipusat dan jika mikro film disini rusak maka kita harus meminta lagi dipusat dan kalau kita meminta kepada masyarakat pemilik naskah belum tentu akan diberikan untuk di alih mediakan kembali” Selanjutnya, menurut informan I (wawancara tanggal 29 Oktober 2018) mengatakan bahwa: “kendala yang kami hadapi adalah minimnya teknologi yang digunakan untuk preservasi naskah dan jika naskah yang berbentuk mikro film rusak maka kita harus meminta ulang master dari pusat dan hal ini membutuhkan waktu lagi. Selain itu, disini juga kekurangan sumber daya manusia (SDM) dalam memandu pengguna dalam membaca naskah kuno”

Page 166: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

62 Berdasarkan pendapat para informan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala pokok preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi pengguna adalah minimnya teknologi yang digunakan dalam membantu preservasi sebuah naskah kuno dan minimnya sumber daya manusia (SDM) yang dapat membaca sebuah naskah kuno dalam pemenuhan informasi pengguna dan sulitnya sistem yang digunakan dalam mengakses kembali ke pusat untuk mendapatkan master dari naskah kuno yang telah dialih mediakan. Dengan kendala seperti ini pertumbuhan instansi maupun lembaga yang berwewenang dalam preservasi sebuah naskah kuno menjadi terhambat sehingga pemanfaatan nilai-nilai yang terkandung pada naskah kuno pun akan terbengkala.

Page 167: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang standardisasi

preservasi naskah kuno pada pemenuhan informasi pengguna, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Upaya pelaksanaan standardisasi preservasi naskah kuno pada

pemenuhan informasi pengguna di Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan beberapa standar

yakni standar restorasi, alih media, penyimpanan, perawatan dan

pelayanan.

2. Kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

Sulawesi Selatan dalam melakukan standardisasi preservasi naskah

kuno pada pemenuhan informasi pengguna adalah minimnya

teknologi yang digunakan dalam membantu preservasi sebuah

naskah kuno maupun pengaksesan sebuah master mikro film

naskah kuno yang harus diambil di pusat serta kurangnya sumber

daya manusia (SDM) dalam melayani pengguna dalam membantu

pembacaan naskah kuno.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan di atas, maka adapun saran yang dapat

peniliti sampaikan sebagai berikut:

Page 168: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

64

1. Sebaiknya penggunaan dana di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Provinsi Sulawesi Selatan hendaklah difokuskan pada pemenuhan

teknologi yang dapat membantu sebuah naskah kuno lebih terjaga

dan dapat dilestarikan dengan tambahan layanan virtual yang dapat

membantu pengguna memanfaat sebuah naskah meskipun instansi

atau lembaga telah tutup. Penggadaan server untuk menyimpan

sebuah naskah yang berbentuk mikro film sebaiknya tidak hanya

berada di pusat saja akan tetapi hal ini juga tersedia di Dinas

Perpustakaan dan kearsipan yang bersangkutan. Hal ini dilakukan

dengan tujuan menjaga koleksi tersebut dari segala sisi.

2. Penambahan pengelola maupun staf pelayanan yang professional

dalam pembacaan naskah kuno juga sebaiknya juga dilakukan agar

naskah tidaklah menjadi sia-sia. Meskipun gedung didesain

sedemikian rupa dengan teknologi canggih yang ada di dalamnya,

tentunya ini tidaklah sempurna jika beberapa naskah kuno tidak ada

yang dapat menterjemahkannya.

Page 169: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

65

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agma RI. 2014.Al-Qur’an Al Karim.Solo:Abyan

Achmad,Mansur Sutedjo, dkk. 2014. layanan Cinta Perwujudan LayananPrima++Perpustakaan. Jakarta:Sagung Seto.

Alimin, K. 2010. Buletin perpustakaan UIN Suska Riau. Naskah Kuno danUrgensinya dalam Islamic Studies UIN Suska Riau.No 6 Tahun IV.

Almah, H. 2012. Pemilihan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan.Makassar:Alauddin University Alauddin Press.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Reneka Cipta.

Arsip Negara Republik indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentangKearsipan. Jakarta: Sekretariat Negara

Bahar, Hijrana dan Taufiq Mathar. Upaya Pelestarian Naskah Kuno di BadanPerpustakaan dan Arsip Daerah Sulawesi Selatan. Dalam jurnalKhazanah Al Hikmah 3, no 1. 2015

Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia PustakaUtama

2004. Pengantar Dokumentasi.Bandung:Rekayasa Sains.

2009. Terbitan Elektronik dalam Kaitannya dengan Undang-undangNomor 4 Tahun 1990. dalam Maja lah Visi Pustaka 11, no 3. Desember2009.

Departemen Pendidikan Nasionl. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.2008.

Estabrook, Leigh (Ed.).1997.Libraries In Post Industrial Society. Phonix (USA),Oryx Press

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang:YA3

Harvey, Ross.1993. Preservation in libraries: principles, strategies and practicesforlibrarians. London: Bowker saur

Himayah. 2003. Layanan dan Pelayanan Perpustakaan Menjawab Tantangan EraTeknologi Informasi. Jurnal Khizanah Al-Hikmah. 1. (1): 3.

Ibrahim, Andi. 2014. Pelestarian Bahan Pustaka. Makassar: Alauddin UniversityPress.

Ilahi Zhahir, Ihsan.2001.Tasawuf:Bahan Sufi ataukah Sebuah Konsfirasi(Menggugat Ajaran Tasawuf).Jakarta:Darul Haq

Jabali, Fuad. Manuskrip dan Orisinalitas Penelitian dalam Jurnal LekturKeagamaan, Vol. 8, No. 1, Juni 2010. Halaman 1-30.

Laloo, Bikika Tariang. 2002. Information Needs, Information Seeking behaviourand Users. New Delhi: Ess Ess Publication.

Mathar, Q. 2012. Modul Manajemen dan Organisasi Perpustakaan. Jurusan IlmuPerpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniorah, UIN Alauddin Makassar.

Moleong, J. L. (2001). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.

Page 170: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

66

2011. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi; Bandung: RemajaRosdakarya

Pudjiastuti, Titik. 1996. Analisa Unsur Sejarah Dalam Sumber Tertulis. Cirebon.Depok: FSUI.

Putra, N. dan Hendarman.2013.Metode riset campur sari: Konsep strategi danaplikasi. Jakarta: Indeks.

Republik Indonesia.2000.Peraturan pemerintah nomor 12 tahun 2000 tentangstandardisasi nasional.

Republik Indonesia.2000. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik IndonesiaNomor 03 Tahun 2000 Tentang Standar Minimal Gedung Dan RuangPenyimpanan Arsip Inaktif Kepala Arsip Nasional RepublikIndonesia.Jakarta:Gava Media

Republik Indonesia. 2007. Undang-undang R.I. Nomor 43 Tahun 2007tentangPerpustakaan.Yogyakarta :Pustaka Mahardika

Shihab, M.Quraisy. 2002. Tafsir al-Misbah :Pesan, kesan, dan keserasian al-Qur’an. Jakarta : Lentera Hati.

Syihabuddin, Qalyubi. Dkk.2003.Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Yogyakarta: JIP Sunan Kalijaga.

Yusup, Pawit M .2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakawanan.Jakarta: BumiAksara.

Yusup, Pawit M dan Priyo Subekti.2010.Teori dan Praktik PenelusuranInformasi. Jakarta:Kencana

Page 171: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 172: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Gambar 1 : Proses Restorasi

Gambar 2 : Penyimpanan Naskah bentuk fisik asli dan Mikro Film

Page 173: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Gambar 3 : Ruang pelayanan dan ruang baca naskah kuno

Page 174: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 175: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

Gambar 4 : Dokumentasi wawancara dengan informan

Page 176: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

UNDANG – UNDANG NO 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

SEBAGAI STANDAR PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

PEMENUHAN INFORMASI PENGGUNA DI DINAS PERPUSTAKAAN

DAN KEARSIPAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pasal 30

a. Pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 huruf e terdiri atas arsiparis dan sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi dan profesionalitas di bidang kearsipan.

b. Lembaga kearsipan nasional melaksanakan pembinaan dan

pengembangan arsiparis melalui upaya:

1) pengadaan arsiparis;

2) pengembangan kompetensi dan keprofesionalan arsiparis melalui

penyelenggaraan, pengaturan, serta pengawasan pendidikan dan

pelatihan kearsipan;

3) pengaturan peran dan kedudukan hukum arsiparis; dan

4) penyediaan jaminan kesehatan dan tunjangan profesi untuk

sumber daya kearsipan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai

kedudukan hukum, kewenangan, kompetensi, pendidikan dan

pelatihan arsiparis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

dengan peraturan pemerintah.

Page 177: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

2. Pengelolaan Arsip Statis

a. Ruang Lingkup Pengelolaan

Pasal 59

a. Pengelolaan arsip statis dilaksanakan untuk menjamin

keselamatan arsip sebagai pertanggungjawaban nasional bagi

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. Pengelolaan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi: a. akuisisi arsip statis; b. pengolahan arsip statis; c.

preservasi arsip statis; dan d. akses arsip statis.

b. Pelaksanaan Pengelolaan Arsip Statis (Akuisisi Arsip Statis )

Pasal 60

a. Lembaga kearsipan melaksanakan akuisisi arsip statis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf a.

b. Akuisisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi arsip

statis yang telah diverifikasi secara langsung maupun tidak

langsung.

c. Lembaga kearsipan wajib membuat DPA yang meliputi arsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan mengumumkannya

kepada publik.

Page 178: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

d. Setiap orang yang memiliki atau menyimpan arsip statis

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib menyerahkan

kepada ANRI atau lembaga kearsipan berdasarkan syarat-syarat

yang ditetapkan dalam pengumuman DPA.

Pasal 61

a. Lembaga kearsipan melaksanakan akuisisi arsip statis dari

lembaga pendidikan swasta dan perusahaan swasta yang

memperoleh anggaran negara dan/atau bantuan luar negeri.

b. Akuisisi arsip statis oleh lembaga kearsipan diikuti dengan

peralihan tanggung jawab pengelolaannya.

Pasal 62

a. Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2)

huruf b dilaksanakan berdasarkan asas asal usul dan asas aturan asli.

b. Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

berdasarkan standar deskripsi arsip statis.

3. Pelindungan dan Penyelamatan Arsip

Pasal 33

Arsip yang tercipta dari kegiatan lembaga negara dan kegiatan yang

menggunakan sumber dana negara dinyatakan sebagai arsip milik negara.

Pasal 34

a. Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf g, baik terhadap arsip yang

Page 179: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

keberadaanya di dalam maupun di luar wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagai bahan pertanggungjawaban setiap aspek

kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan negara,

pemerintahan, pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.

b. Negara secara khusus memberikan pelindungan dan penyelamatan arsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berkaitan dengan

kependudukan, kewilayahan, kepulauan, perbatasan, perjanjian

internasional, kontrak karya, dan masalahmasalah pemerintahan yang

strategis.

c. Negara menyelenggarakan pelindungan dan penyelamatan arsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dari bencana alam,

bencana sosial, perang, tindakan kriminal serta tindakan kejahatan yang

mengandung unsur sabotase, spionase, dan terorisme.

d. Pelindungan dan penyelamatan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh ANRI,

pencipta arsip, dan pihak terkait.

e. Pelindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana nasional

dilaksanakan oleh ANRI dan pencipta arsip yang berkoordinasi dengan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

f. Pelindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana yang tidak

dinyatakan sebagai bencana nasional dilaksanakan oleh pencipta arsip,

Page 180: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

arsip daerah provinsi, dan/atau arsip daerah kabupaten/kota yang

berkoordinasi dengan BNPB.

Pasal 35

a. Tanggung jawab penyelamatan arsip lembaga negara yang digabung

dan/atau dibubarkan, dilaksanakan oleh ANRI bersama dengan lembaga

negara yang bersangkutan sejak penggabungan dan/atau pembubaran

ditetapkan.

b. Dalam hal terjadi penggabungan dan/atau pembubaran suatu satuan

kerja perangkat daerah, pemerintah daerah mengambil tindakan untuk

melakukan upaya penyelamatan arsip dari satuan kerja perangkat

daerah tersebut.

c. Upaya penyelamatan arsip dari satuan kerja perangkat daerah sebagai

akibat penggabungan dan/atau pembubaran sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dilaksanakan oleh arsip daerah provinsi atau arsip daerah

kabupaten/kota sesuai dengan ruang lingkup fungsi dan tugas.

4. Preservasi Arsip Statis (naskah kuno)

Pasal 63

a. Preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2)

huruf c dilakukan untuk menjamin keselamatan dan kelestarian arsip

statis.

Page 181: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

b. Preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

secara preventif dan kuratif.

5. Autentikasi (alih media)

Pasal 68

a. Pencipta arsip dan/atau lembaga kearsipan dapat membuat arsip dalam

berbagai bentuk dan/atau melakukan alih media meliputi media

elektronik dan/atau media lain.

b. Autentikasi arsip statis terhadap arsip sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat dilakukan oleh lembaga kearsipan.

c. Ketentuan mengenai autentisitas arsip statis yang tercipta secara

elektronik dan/atau hasil alih media sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus dapat dibuktikan dengan persyaratan yang diatur dengan

peraturan pemerintah.

Pasal 69

a. Lembaga kearsipan berwenang melakukan autentikasi arsip statis

dengan dukungan pembuktian.

b. Untuk mendukung kapabilitas, kompetensi, serta kemandirian dan

integritasnya dalam melakukan fungsi dan tugas penetapan autentisitas

suatu arsip statis, lembaga kearsipan harus didukung peralatan dan

teknologi yang memadai.

Page 182: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

c. Dalam menetapkan autentisitas suatu arsip statis, lembaga kearsipan

dapat berkoordinasi dengan instansi yang mempunyai kemampuan dan

kompetensi.

6. Akses Arsip Statis (naskah kuno)

Pasal 64

a. Lembaga kearsipan wajib menjamin kemudahan akses arsip statis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf d bagi

kepentingan pengguna arsip.

b. Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk

kepentingan pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan publik

dengan memperhatikan prinsip keutuhan, keamanan, dan keselamatan

arsip.

c. Akses arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

didasarkan pada sifat keterbukaan dan ketertutupan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan.

d. Lembaga kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan

pelayanan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pelayanan

yang ditetapkan oleh ANRI serta menyediakan fasilitas untuk

kepentingan akses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 65

Page 183: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

a. Arsip statis pada dasarnya terbuka untuk umum.

b. Apabila akses terhadap arsip statis yang berasal dari pencipta arsip

terdapat persyaratan tertentu, akses dilakukan sesuai dengan

persyaratan dari pencipta arsip yang memiliki arsip tersebut.

Pasal 66

a. Terhadap arsip statis yang dinyatakan tertutup berdasarkan persyaratan

akses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) atau karena sebab

lain, kepala ANRI atau kepala lembaga kearsipan sesuai dengan lingkup

kewenangannya dapat menyatakan arsip statis menjadi terbuka setelah

melewati masa penyimpanan selama 25 (dua puluh lima) tahun.

b. Arsip statis dapat dinyatakan tertutup apabila memenuhi syarat-syarat

yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Lembaga kearsipan memiliki kewenangan menetapkan keterbukaan

arsip statis sebelum 25 (dua puluh lima) tahun masa penyimpanan yang

dinyatakan masih tertutup dengan pertimbangan:

1) tidak menghambat proses penegakan hukum;

2) tidak mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan

intelektual dan pelindungan dari persaingan usaha tidak sehat;

3) tidak membahayakan pertahanan dan keamanan negara;

4) tidak mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk

dalam kategori dilindungi kerahasiaannya;

5) tidak merugikan ketahanan ekonomi nasional;

Page 184: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

6) tidak merugikan kepentingan politik dan hubungan luar negeri;

7) tidak mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan

kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang

berhak secara hukum;

8) tidak mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan

9) tidak mengungkapkan memorandum atau surat-surat yang

menurut sifatnya perlu dirahasiakan.

Pasal 67

Ketentuan lebih lanjut mengenai akuisisi, pengolahan, preservasi, dan

akses arsip statis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 sampai dengan Pasal

66 diatur dengan peraturan pemerintah.

Page 185: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

1. KEAGAMAAN

123456789

101112131415

2. LONTARANO

123456789

10111213141516171819

2213TOTAL

2096

AzmatAl Qur'an

TOTAL 1757Senjata

NAMA NASKAH KUNO JUMLAH

7821817288

327251

10

Akhbaru, Al Akhirah, Tul qiyamahZikir 144

47

Hukum adatKutika

NASKAH KUNO NUSANTARA

NO NAMA NASKAH KUNO JUMLAH

63

Tauhid/KeimananTajwidTasawufTarekat

DialogDoa-DoaHukum IslamJual BeliKhutbahAkhlak

112

4215164

288604120

68295

Mantera

Pesan/NasehatSejarah

Obat-obatan

AyamCatataan harian 82

16

11035194330

199

PertanianRumahSarung 4

4431

SilsilahSuurat-surat

Pendidikan seksMimpiPerahu

Perjanjian

Page 186: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

3. SASTRA

123456789

1011121314

NO NAMA NASKAH KUNO JUMLAH

Cerita rakyat 61Galigo 304

Sejarah Nabi 220Isra' mi'raj 75Sure' Makkello, Mallinrung 86

Sang Hyang Sri 15Hikayat 180Hikayat Syekh Yusuf 85

Orang Terkenal, Ajaran 67Cina 26

TOTAL 1300

Elong/Kelong 54Barsanji/ Syraf Al An-am 117Judul buku 10

Page 187: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Muh. Nur Aqil Mappiwali lahir di Bulukumba 26

November 1995. Merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara

dari pasangan Mappiwali,BA dan Nur Alam,S.Pd. penulis

mengawali Pendidikan dengan menempuh jalur

Pendidikan umum di SDN 20 Manyampa. Setelah lulus

penulis melanjutkan Pendidikan di MTsN Bontotanga

serta melanjutkan penddikan ke tingkat yang lebih tinggi di SMA Negeri 6

Bulukumba. Seusai penulis menjalani tiga jenjang Pendidikan di atas, selanjutnya

penulis menempuh studi di salah satu PTN di Makassar yakni Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar dengan jurusan Ilmu Perpustakaan (S1) dalam kurung

waktu Sembilan semester. Selama menjalani studi di perguruan tinggi ini, penulis

juga menjadi pengurus inti Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu perpustakaan

(HIMAJIP) periode 2017/2018.

Alhamdulillah, hanya kepada Allah lah seharusnya kita bersyukur dan

hanya memohon kepada-Nya. Terima kasih yang banyak kepada semua pihak yang

telah membantu dan mendukung penulis sehingga tulisan ini hadir dihadapan kita

semua. Penulis tentunya berharap ada seseorang dikemudian hari memberikan

kritikan yang membangun untuk menyempurnakan karya tulis ini demi

kemaslahatan Bersama.

Page 188: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 189: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 190: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 191: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 192: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 193: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 194: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 195: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA
Page 196: ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO DINAS …repositori.uin-alauddin.ac.id/15676/1/MUH. NUR AQIL... · 2020-02-13 · ANALISIS STANDARDISASI PRESERVASI NASKAH KUNO PADA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Muh. Nur Aqil Mappiwali lahir di Bulukumba 26

November 1995. Merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara

dari pasangan Mappiwali,BA dan Nur Alam,S.Pd. penulis

mengawali Pendidikan dengan menempuh jalur

Pendidikan umum di SDN 20 Manyampa. Setelah lulus

penulis melanjutkan Pendidikan di MTsN Bontotanga

serta melanjutkan penddikan ke tingkat yang lebih tinggi di SMA Negeri 6

Bulukumba. Seusai penulis menjalani tiga jenjang Pendidikan di atas, selanjutnya

penulis menempuh studi di salah satu PTN di Makassar yakni Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar dengan jurusan Ilmu Perpustakaan (S1) dalam kurung

waktu Sembilan semester. Selama menjalani studi di perguruan tinggi ini, penulis

juga menjadi pengurus inti Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu perpustakaan

(HIMAJIP) periode 2017/2018.

Alhamdulillah, hanya kepada Allah lah seharusnya kita bersyukur dan

hanya memohon kepada-Nya. Terima kasih yang banyak kepada semua pihak yang

telah membantu dan mendukung penulis sehingga tulisan ini hadir dihadapan kita

semua. Penulis tentunya berharap ada seseorang dikemudian hari memberikan

kritikan yang membangun untuk menyempurnakan karya tulis ini demi

kemaslahatan Bersama.