analisis sistem pembiayaan dan tabungan yang di...
TRANSCRIPT
ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN
YANG DI PRAKTEKKAN PADA LEMBAGA
KEUANGAN SYARI’AH NON BANK
(Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)
SKRIPSI
Di Susun Guna Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (Ekonomi Islam)
Oleh:
KAYISUL AROIYAH
72411031
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYAR’IAH
IAIN WALISONGO SEMARANG
2012
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, Penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan atau dikutip
secara langsung dari sumbernya.
Semarang,
Penulis,
Kayisul Aroiyah
NIM: 072411031
MOTTO
Æ���� tt ttGGGG öö öö//// $$ $$#### uu uuρρρρ !! !!$$$$ yy yyϑϑϑϑ‹‹‹‹ ÏÏ ÏÏùùùù šš šš����9999 tt tt????#### uu uu ªª ªª!!!! $$ $$#### uu uu‘‘‘‘#### ¤¤ ¤¤$$$$!!!! $$ $$#### nn nnοοοο tt tt���� ÅÅ ÅÅzzzz FF FFψψψψ $$ $$#### (( (( ŸŸ ŸŸωωωω uu uuρρρρ šš šš[[[[ΨΨΨΨ ss ss???? yy yy7777 tt tt7777ŠŠŠŠ ÅÅ ÅÅÁÁÁÁ tt ttΡΡΡΡ šš šš∅∅∅∅ ÏÏ ÏÏΒΒΒΒ $$$$ uu uu‹‹‹‹ ÷÷ ÷÷ΡΡΡΡ ‘‘ ‘‘‰‰‰‰9999 $$ $$#### (( (( ÅÅ ÅÅ¡¡¡¡ ôô ôômmmm rr rr&&&& uu uuρρρρ
!! !!$$$$ yy yyϑϑϑϑ ŸŸ ŸŸ2222 zz zz || ||¡¡¡¡ ôô ôômmmm rr rr&&&& ª!!!! $$ $$#### šš šš���� øø øø‹‹‹‹ ss ss9999 ÎÎ ÎÎ)))) (( (( ŸŸ ŸŸωωωω uu uuρρρρ ÆÆ ÆÆ���� öö öö7777 ss ss???? yy yyŠŠŠŠ$$$$ || ||¡¡¡¡ xx xx���� øø øø9999 $$ $$#### ’’’’ ÎÎ ÎÎûûûû ÇÇ ÇÇÚÚÚÚ öö öö‘‘‘‘ FF FF{{{{ $$ $$#### (( (( ¨¨ ¨¨ββββ ÎÎ ÎÎ)))) ©© ©©!!!! $$ $$#### ŸŸ ŸŸωωωω �� ��==== ÏÏ ÏÏtttt ää ä䆆†† tt tt ÏÏ Ïω‰‰‰ ÅÅ ÅÅ¡¡¡¡ øø øø���� ßß ßßϑϑϑϑ øø øø9999 $$ $$####
∩∠∠∪
Artinya: “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan”.1
1 Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahanya, Semarang. CV. Toha Putra. Hlm.
ABSTRAKSI
Kayisul Aroiyah (072411031). Analisis Sistem Pembiayaan dan Tabungan yang
dipraktekan pada Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank ( Study KJKS BMT
Logam Mulia Grobogan).
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab Permasalahan “Bagaimana
tinjauan Ekonomi Islam terhadap praktek Pembiayaan dan Tabungan di BMT
Logam Mulia Grobogan” Penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (field
Research), Selanjutnya data-data dikumpulkan dengan menggunakan metode
interview, kemudian dianalisa dengan metode Deskriptif Analisis dan Komperatif.
Lembaga Keuangan Syari’ah yang bukan bank meliputi: Takaful
(asuransi), Ijaroh (leasing), Rahn (pegadaian), Reksadana Syari’ah, dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) Syari’ah, dan Baitul Maal wa Tamwil atau BMT.
Sebagai lembaga keuangan non bank, Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Prinsip
kerja Syari’ah mengacu pada Aturan Koperasi.
Adapun Hasil Penelitian ini adalah : Dalam penerapan perhitungan
pembiayaan Mudharabah, BMT Logam Mulia tersebut belum menjalankan
prinsip bagi hasil secara benar, meskipun terdapat akad dalam pembiayaan
tersebut. Ini dapat dilihat dari pembayaran angsuran dari pokok pinjaman
ditambah bagi hasil, dimana BMT Logam Mulia tidak memandang apakah usaha
nasabah mendapat untung atau rugi. Nasabah hanya diwajibkan membayar
angsuran tiap periode tertentu dalam jumlah tetap sesuai yang diperjanjikan dalam
akad. Seharusnya dalam penerapan Syari’ah yang benar, nasabah mendapat
untung terlebih dahulu, kemudian baru dibagihasilkan dan akan dibayarkan
beserta pokok pinjamanya. pembiayaan BBA, yaitu pembelian barang yang
pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah dengan mark-up
yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan BBA. Hanya saja Barang yang di
jual tidak dibeli terlebih dahulu oleh BMT. BMT Logam Mulia menggunakan
pendekatan System profit sharing (bagi hasil) dalam perhitungan tabungan dimana
dijalankan dengan prinsip bagi hasil sesuai akad masing-masing tabungan.
Persembahan
Allah SWT yang senantiasa Mengasihi Kita semua
Ayah dan Ibunda tercinta, yang selalu sabar dalam memberikan
bimbingan serta do’a sehingga saya dapat menyelesaikan studi IAIN
Walisongo Semarang
Kakak , Adikku ( Saeful Ulum, Niswatul Ulya, Lailis sa’idah, Inna nurul
mualimah, Edy) terimakasih telah mengerti aku meskipun aku belum bisa
memberikan yang terbaik.
Semua pihak yang memberi dukungan penyelesaian studi dan skripsi ini.
Almamaterku IAIN Walisongo Semarang.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul :
“ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN YANG
DIPRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON
BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)” dengan baik tanpa
banyak menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam semoga tetap
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad S A W, beserta keluarga, sahabat-sahabat
dan pengikutnya.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Satu (S.1) dalam jurusan Ekonomi Islam fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun
yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terima kami sampaikan kepada:
1. Prof. DR. H. Muhibbin, M. Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo semarang.
2. DR. Imam Yahya, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo semarang.
3. Bapak Ali Murtadho. Dr. M. Ag, selaku Dosen pembimbing I, serta Bapak
Johan Arifin. S. A. MM, selaku Dosen pembimbing II, yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam menyususn skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. H. Mujiyono. MA, selaku Dosen Penguji I, serta Bapak
Ahmad Furqon. LC.MA, selaku Dosen penguji II, yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang yang telah memberi didikan kepada penulis selama ini.
6. Segenap staf karyawan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo yang telah
memberikan izin dan layanan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi
ini.
7. Seseorang yang selalu dihati yang memberikan nuansa biru dalam
hidupku, semoga kita selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT
sekaligus ridlonya.
8. Sahabat- sahabatku semua (Muhayati, Yanah, Syukron, Siti Zulaikhah,
Saminah. dll) Selamat berjuang untuk kesuksesan selanjutnya. Thak’s for
All.
9. Dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang
telah turut dalam membantu hingga selesainya skripsi ini.
Semoga bantuan yang diberikan kepada Penulis dalam wujud apapun demi
kelancaran penulisan skripsi ini akan menjadi amal baik serta mendapatkan
balasan yang setimpal dari Allah yang Maha pengasih. Amin.
Pada Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, karena itu saran dan pendapat yang konstruktif. Akan senang hati
dihargai, demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya penulis.
Semarang,
Penulis
Kayisul aroiyah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ .....ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN DEKLARASI .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v
ABSTRAK PENELITIAN ............................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... …1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat ................................................................. 6
D. Telaah Pustaka ........................................................................ 7 E. Metode Penelitian ............................................................. ….10
F. Sistematika Pembahasan ....................................................... 12 BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pembiyaan dan Simpanan…………………………………………..14
1. Jenis-Jenis Pembiayaan………………………………………….15
2. Prinsip Analisis Pembiayaan…………………………………….17
3. Tujuan Analisis pembiayaan……………………………………19
4. Produk-Produk Baaitul Maal Wat tamwil………………………20
5. Produk Pembiayaan……………………………………………..21
B. Pengertian Profit Sharing (Bagi Hasil)……………………………...36
C. Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil……………………………40
BAB III GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN BMT
LOGAM MULIA GROBOGAN
A. BMT…………………………………………………………………41
B. Sejarah Singkat Berdirinya BMT Logam Mulia Grobogan…………45
C. Struktur Organisasi BMT Logam Mulia Grobogan…………………51
D. Profile BMT Logam Mulia Grobogan……………………………….61
E. Produk & Prosedur Simpan & Pembiayaan………………………….62
F. Contoh Kasus Pembiayaan dan Simpan………………………………70
BAB IV ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN PADA
LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON BANK BMT LOGAM
MULIA GROBOGAN
A. Analisis Pembiayaan Pada BMT Logam Mulia Grobogan……………74
B. Analisis Simpanan Pada BMT Logam Mulia Grobogan………………..91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...... .......................................................................101 B. Saran ..................... ...................................................................102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.11 Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil………………………….40
2.2.1 Distribusi Pendapatan (Bagi Hasil )……………………………….68
2.3.1 Penyelesaian Perhitungan Bagi hasil pembiayaan Mudharabah…..79
2.4.1 Analisa Kontribusi Pembiyaan Mudharabah………………………82
2.5.1 Perbedaan Bai’ bitsaman ajil Dan Mudharabah……………………87
2.6.1 Analisa Kontribusi Pembiayaan Ba’i bitsaman ajil……………….88
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Pembiayaan Al-Mudharabah…………………………………25
2.2 Skema Pembiayaan Bai’ Bitsaman ajil…………………………….....27
2.3 Skema Pembiayaan Bai’ Al-Murabahah……………………………..29
2.4 Skema pembiayaan Al-Musyarakah…………………………………..32
2.4 Skema Pembiayaan Al- Wadi’ah Yad Al-Amanah………………………34
2.5 Skema Pembiayaan Al-Wadi’ah Yad Adh-Dhamanah………………..35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran Islam
secara integral dan komprehensif. Sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi
Islam mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian sistem tersebut dengan
fitrah manusia tidak ditinggalkan dan dengan keselarasan inilah tidak terjadi
benturan-benturan dalam implementasinya. Kebebasan berekonomi terkendali
menjadi ciri dan prinsip sistem ekonomi Islam, kebebasan memiliki unsure
produksi dalam menjalankan roda perekonomian merupakan bagian penting
dengan tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka
lebar, tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia
untuk aktif berkarya dengan segala potensi yang dimilikinya, kecenderungan
manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak
terbatas di kendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap
masyarakatnya, keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif inilah
menjadi pendorong bagi bergeraknya roda perekonomian tanpa merusak
system sosial yang ada.
Untuk mewujudkan sistem keuangan yang adil dan efisien, maka
setiap tipe dan lapisan masyarakat harus terwadahi keinginannya dalam
berinvestasi dan berusaha, sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka.
2
Sistem keuangan Islam harus memfasilitasi hal tersebut. Hal demikian sesuai
dengan ajaran Islam yang memang diperuntukkan untuk sekalian alam.1
Institusi keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam.
Namun prinsip-prinsip pertukaran dan pinjam meminjam sudah ada dan
banyak terjadi pada masa Rasulullah SAW bahkan sebelumnya. Kemajuan
pembangunan ekonomi dan perdagangan telah mempengaruhi lahirnya
institusi yang berperan dalam lalu lintas keuangan. Para pedagang dan
pengusaha sudah tidak mungkin lagi mengurusi keuangannya sendiri.
Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan
dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar
dengan kebutuhan investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak
mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan
merupakan tumpuan bagi para pengusaha untuk mendapatkan tambahan
modalnya melalui mekanisme kredit dan menjadi tumpuan investasi melalui
mekanisme saving, sehingga lembaga keuangan memiliki peranan yang besar
dalam mendistibusikan sumber-sumber daya ekonomi di kalangan
masyarakat.2
Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang
keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya.3Dengan
demikian kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan
dengan bidang keuangan, apakah kegiatannya hanya menyalurkan dana,
1 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004 hlm
7 2 Muhammad Ridwan, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 51 3 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo, 2002, hlm. 2
3
hanya menghimpun dana atau kedua-duanya yaitu menghimpun dan
menyalurkan dana.
Lembaga keuangan dibagi menjadi 2 kategori yaitu lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank
merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan paling
lengkap dengan berbagai kegiatan antara lain menyalurkan dana atau
memberikan kredit dan juga melakukan usaha menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan. Selain itu bank juga memberikan jasa-
jasa keuangan untuk mendukung dan memperlancar lalu lintas uang melalui
kegiatan pembayaran dan pengiriman uang. Adapun lembaga keuangan bukan
bank lebih terfokus kepada salah satu bidang saja apakah penyaluran dana
atau penghimpunan, walaupun ada juga lembaga pembiayaan yang
melakukan keduanya.
Berdasarkan prinsip kerjanya, lembaga keuangan bank dibedakan
dalam 2 macam yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank
yang berdasarkan prinsip Syari’ah.4 Perbedaan pokok dari kedua jenis ini
adalah dalam hal penentuan harga. Bank konvensional dalam menentukan
harga selalu didasarkan kepada bunga, sedangkan untuk bank Syari’ah
berdasarkan kepada konsep Islam yaitu kerjasama dalam skim bagi hasil, baik
untung maupun rugi.5
Lembaga Keuangan Syari’ah yang bukan bank meliputi: Takaful
(asuransi), Ijaroh (leasing), Rahn (pegadaian), Reksadana Syari’ah, dana
4 Ibid, hlm 37 5 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani
Press, 2001, hlm, 7
4
Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syari’ah, dan Baitul Maal wa Tamwil
atau BMT6. Sebagai lembaga keuangan non bank, Baitul Maal wa Tamwil
(BMT) Prinsip kerja Syari’ah mengacu pada Aturan Koperasi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian disusun untuk mempertegas jati diri kedudukan permodalan
dan pembinaan Koperasi sehingga dapat lebih menjamin kehidupan koperasi
sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.7
Dengan dikeluarkanya Peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan pinjam oleh Koperasi serta Kepmen
Koperasi dan UKM No 91/Kep/M KUKM/X/2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha KJKS maka semakin jelas bahwa kegiatan
Usaha Jasa Keuangan Syari’ah perlu ditumbuhkembangkan.
Standar Operasional KJKS dan UJKS Koperasi bertujuan untuk
memberikan pedoman bagi pengelolaan KJKS dan UJKS Koperasi dalam
mengelola kelembagaan usaha dan keuangannya.8 Hal mendasar yang
membedakan antara lembaga keuangan non Islami dan Islam adalah terletak
pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah
kepada lembaga keuangan Syari’ah. Sehingga terdapat istilah bunga dan bagi
6 Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kotemporer, Yogyakarta: UII Press,
2000, hlm.62 7 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha kecil Dan Menengah, Pedoman Standar
Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah dan Unit Jasa Keuangan Syari’ah
Koperasi, 2007 8Ibid
5
Hasil.9 Lembaga Keuangan Konvensional menggunakan sistem Bunga
sedangkan Lembaga Keuangan Syari’ah menggunakan Sistem Bagi Hasil.
KJKS merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dan
mengelola dana masyarakat walaupun dalam ruang lingkup terbatas.
Menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat melalui kegiatan simpan
pinjam (perkreditan) dari dan untuk anggota koperasi. Kegiatan usaha simpan
pinjam sangat dibutuhkan oleh para anggota koperasi karena banyak manfaat
yang diperoleh terutama dalam rangka meningkatkan modal usaha sehingga
tercipta kesejahteraan hidup yang baik.
KJKS BMT Logam Mulia berdiri tanggal 25 Agustus 2001 dan mulai
beroperasi sejak tanggal 1 Oktober 2001 setelah mendapatkan pengakuan dari
Kantor dan UKM Kabupaten Grobogan berupa Badan Hukum yang
bernomorkan 112/BH/KDK.II-4/IX/2001. KJKS BMT Logam Mulia
beralamatkan Jl. Raya Klambu No.10 kecamatan Klambu Kabupaten
Grobogan.
KJKS BMT Logam Mulia merupakan lembaga keuangan dengan pola
Syari’ah dengan sistem “Bagi Hasil”, baik pada kegiatan Simpanan/
Tabungan harian maupun Simpanan Berjangka “Deposito” dan juga pada
kegiatan pemberian modal/ kredit atau pembiayaan. Sistem pembiayaan dan
tabungan di BMT Logam Mulia, diperuntukkan bagi nasabah yang memenuhi
persyaratan dan dengan tujuan untuk mengembangkan usaha, sebelum
9Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Cetakan 1, STIS Yogyakarta,
1989, hlm. 15.
6
memperoleh pembiayaan nasabah harus memenuhi syarat atau ketentuan
kerja (perjanjian) yang ada di BMT Logam Mulia.
Hasil penelitian Pendahuluan menunjukkan bahwa pada Prakteknya di
KJKS BMT Logam Mulia Grobogan terdapat beberapa praktek pembiayaan
dan tabungan di BMT Logam Mulia Grobogan tidak jauh beda dengan
perbankan konvensional.10 Hal inilah yang perlu diteliti lebih jauh, apakah
BMT-BMT yang ada di Indonesia telah menerapkan konsep Syari’ah secara
Konsisten atau belum. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk
mengkaji dan membahasnya dalam bentuk laporan skripsi dengan judul
“ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN YANG
DIPRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON
BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)”.
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari permasalahan di atas, maka untuk kemudahan
proses penelitian, penulis merumuskan permasalahanya, yaitu:
“Bagaimana tinjauan Ekonomi Islam terhadap praktek Pembiayaan
dan Tabungan di BMT Logam Mulia Grobogan”
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui Sistem pembiayaan dan tabungan yang diterapkan dalam
BMT Logam Mulia Grobogan lembaga keuangan berbasis Syari’ah.
10 Wawancara, Pak Agus Suryono, selaku Manager General, KJKS BMT Logam Mulia
Grobogan pada Tanggal 12 November 2011.
7
b. Menjelaskan praktek pembiayaan dan tabungan di BMT Logam Mulia
Grobogan jika diperbandingkan dengan prinsip bagi hasil di perbankan
Syari’ah.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis akan menambah wacana/ seluk-beluk tentang BMT
disamping sebagai salah satu persyaratan penyelesaian program S1
IAIN Walisongo Semarang.
b. Bagi pihak BMT Logam Mulia Grobogan.
Penulisan skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan/ masukan
dan sarana intropeksi bagi BMT Logam Mulia Grobogan dalam
menerapkan sistem bagi hasil.
D. Telaah Pustaka
Penulis telah mengadakan penelusuran karya ilmiah. Adapun karya-
karya ilmiah yang setingkat dengan masalah sistem Operasional perbankan
Syari’ah adalah sebagai berikut:
1. Skripsi yang berjudul “Analisis terhadap akad di BMT Safinah Klaten
(Prespektif Hukum Kontrak dan Fiqih)”, oleh Bambang Sugeng 2007.
Skripsi ini menfokuskan dalam hal kedudukan akad sangat penting dalam
penerapan prinsip-prinsip Syari’ah dalam BMT, namun dalam penerapan
prinsip-prinsip Syari’ah mengetahui praktek BMT dan bank
konvensional. Dalam hal ini pelaksanaan akad murabahah dan akad
ijaroh di BMT Safinah Klaten sudah sesuai dengan hukum kontrak
sebagaimana tersebut dalam pasal 1320 kitab Undang-Undang hukum
8
perdata, pelaksanaan akad murabahah dan akad ijaroh di BMT afinah
klaten belum sesuai dengan fiqh, masih mengandung garar. Penyelesaian
konflik di BMT safinah klaten belum ditempuh menurut jalur hukum
yang diatur Undang-Undang maupun petunjuk Dewan Syari’ah Nasional,
sehingga hasil penyelesaian konflik oleh BMT tersebut tidak mempunyai
kekuatan hukum yang pasti artinya tidak dapat dieksekusi.
2. Skripsi yang berjudul “Aplikasi Simpanan berjangka di BMT Marhamah
Wonosobo”, Oleh Muhammad Chanif, tahun 2005.
Prosedur dan Simpanan berjangka diawali dengan pengisian form aplikasi
Simpanan simka yang diisi oleh deposan. BMT akan memberikan
sertifikat simka kepada deposan, Sertifikat ini berfungsi sebagai tanda
bukti kepemilikan simpanan di BMT Marhamah yang ditunjukkan kepada
BMT.
3. Skripsi yang berjudul “Perbedaan Pembiayaan mudharabah pada divisi
Penjaminan di Baituttamwil Tamziz”, Oleh Zahratun Niswah (72503035).
Tahun 2005.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prosedur pengajuan pembebasan
pembiayaan dilakukan di kantor Cabang Baituwattamwil TAMZIS,
kemudian kantor cabang akan mengirim data tersebut ke kantor Pusat
Baituttamwil TAMZIS.
Adapun data yang dikirim berupa bukti setoran Penjaminan, surat
keterangan seperti meninggal dunia, kebakaran tempat Usaha dari
Pemerintah daerah setempat, maupun surat keterangan sakit parah/cacat
9
tetap dari rumah sakit/dokter, fotocopy akad pembiayaan serta rincian
saldo pembiayaan mudharabah.
Selanjutnya, Divisi Penjaminan akan melakukan Verifikasi data. Setelah
sisa pembiayaan yang telah diajukan oleh anggota Pembiayaan
mudharabah di Baituttamwil TAMZIS.
4. Skripsi yang berjudul “Prosedur Pembukaan dan penutupan Rekening
Tabungan Mudharabah di Bank Syari’ah Mandiri cabang Semarang”,
Oleh Solihudin (2303027), tahun 2005.
Secara garis besar tidak ada perbedaan prosedur Pembukaan tabungan
mudharabah dengan produk tabungan yang lain yang ada di bank Syari’ah
mandiri. Ini dapat dilihat dari persyaratan pengajuan tabungan
mudharabah sama persis dengan produk tabungan yang lain. Bagi hasil
dihitung atas dasar saldo rata-rata rekening tabungan mudharabah dalam
periode 1 bulan.
5. Skripsi yang berjudul “Mekanisme Pembiayaan dengan akad Syirkah Al-
Mudharabah di KSPS BMT Syari’ah IAIN Walisong Semarang”. Oleh
Muftamimah (2303039). 2006.
KSPS BMT Syari’ah Walisongo telah berusaha semaksimal mungkin
mewujudkan metode penerapan prinsip-prinsip Syari’ah dalam mengelola
simpanan dan pinjaman masyarakat. Dalam pemberian interprestasi nyata
mengenai model maupun pola penerapanya. Dan Eksistensi lembaga
keuangan Syari’ah mikro kini semakin diakui masyarakat ,sikap ambigu
dan setengah hati dalam bergabung dengan lembaga keuangan mikro
10
Syari’ah yang dulu dialami masyarakat islam khususnya, kini menjadi
berkurang. Peluang diatas melahirkan sebuah tantangan bagi lembaga
keuangan mikro Syari’ah sehingga sumber daya insan harus ditingkatkan,
dimana mereka harus belajar lebih keras lagi untuk segera berbenah diri
untuk mengejar ketinggalan dengan lembaga keuangan konvensional
untuk menyambut pertumbuhan dan perkembangan BMT yang telah
terbuka lebar.
Oleh karena itu penyusun memposisikan penulisan Skripsi ini dengan
judul “ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN YANG
DI PRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON
BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)”.
E. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan sebuah penelitian yang akurat, ilmiah dan
sistematis maka diperlukan metode yang tepat dan memadai. Kerangka
metodologis yang akan penulis gunakan dalam penelitian cukup sederhana,
namun penulis memandang ini cukup tepat, yaitu dengan mengikuti langkah-
langkah:
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang berjudul “Analisis Sistim Pembiayaan dan
Tabungan yang dipraktekkan di Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank
BMT Logam Mulia Grobogan” ini adalah penelitian kualitatif yang mana
menjelaskan praktek bagi hasil pembiayaan dan tabungan.
11
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
data primer dan data sekunder dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Data Primer, diperoleh melalui :
1) Wawancara
Adalah salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya
dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang
diwawancarai.11 Untuk memperoleh data yang diperlukan. Tanya
jawab ini dilakukan oleh peneliti dengan pihak BMT Logam Mulia
Grobogan.
b. Data Skunder, dapat diperoleh melalui :
Dokumentasi yaitu mencari data-data tentang hal-hal yang
berkaitan dalam pembahasan penelitian ini yakni berupa catatan,
transkrif, buku surat kabar, majalah, website, dalam penelitian ini
metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui profil BMT, Praktek
bagi hasil pembiayaan dan tabungan.12
3. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam hal ini penulis menggunakan analisis
deskripsi. Deskripsi peneliti akan memaparkan data-data atau hasil-hasil
penelitian melalui tehnik pengumpulan data di atas. Di sini akan
11 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2002, hlm. 116. 12 Pedoman Penulisan Skripsi, Tim Penyusun Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang
2008, hlm. 26.
12
diketahui apa yang melatarbelakangi Sistim Pembiayaan dan Simpanan
yang di Praktekan di BMT Logam Mulia Grobogan.
Data yang telah dikumpulkan baik dari penelitian kepustakaan
maupun dari penelitian lapangan, selanjutnya dianalisa secara kualitatif.
Yang dimaksud kualitatif yaitu metode analisis data yang
dikelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian
lapangan menurut kualitas dan kebenaranya, kemudian dihubungkan
dengan teori-teori yang diperoleh dari studi kepustakaan, sehingga
diperoleh jawaban atau permasalahan yang diajukan.13
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan singkat tentang
penulisan skripsi ini, penulis akan membagi dalam lima bab:
Bab Pertama: Pendahuluan, bab ini terdiri dari, latar belakang
masalah, perumusan masalah, Tujuan dan manfaat hasil penelitian, Telaah
pustaka, Metode penelitian dan Sistematika penulisan.
Bab Kedua: Landasan Teoritis, bab ini terdiri dari, Pembiayaan &
Simpanan, Bunga & Bagi Hasil.
Bab ketiga: Gambaran umum pembiayaan dan tabungan BMT Logam
Mulia Grobogan, bab ini terdiri dari, Sejarah singkat berdirinya BMT Logam
Mulia Grobogan, Profile, Produk & Prosedur Simpan &Pembiayaan, dan
contoh kasus pembiayaan dan Simpanan pada BMT Logam Mulia Grobogan.
13
Ibid, hal 73
13
Bab keempat: Analisis Sistim Pembiayaan Dan Tabungan Pada
Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank (KJKS BMT Logam Mulia
Grobogan), Bab ini terdiri dari: Analisis Pembiayaan pada BMT Logam
Mulia Grobogan, Analisis Simpanan pada BMT Logam Mulia Grobogan.
Bab kelima: Penutup, bab ini terdiri dari, kesimpulan, saran-saran dan
penutup.
14
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pembiayaan dan Simpanan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit.14
Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992, yang dimaksud pembiayaan
adalah:
“Penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan
itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga,
imbalan atau pembagian hasil”.
Sedangkan menurut PP No. 9 Tahun 1995, tentang pelaksanaan
simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah:15
“ Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai pembayaran
sejumlah imbalan”. ( UU No. 9 Tahun 1995. Tentang Perkoperasian).
Sebagai upaya memperoleh pendapatan yang semaksimal mungkin,
aktivitas pembiayaan BMT, juga menganut azas Syari’ah, yakni dapat berupa
bagi hasil, keuntungan maupun jasa manajemen. Upaya ini harus
14 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani
Press, 2001, hlm. 195 15 Muhammad Ridwan, 2004, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, hlm. 77
15
dikendalikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan likuiditas dapat terjamin
dan tidak banyak dana yang menganggur.16
Istilah pembiayaan menurut konvensional disebut dengan kredit.
Dalam sehari-hari kredit sering diartikan memperoleh barang dengan
membayar cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Jadi dapat
diartikan bahwa kredit berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit
berbentuk barang atau berbentuk uang dalam hal pembayarannya adalah
dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu17 Dari pengertian
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembiayaan adalah
penyediaan/penyaluran dana oleh pihak-pihak yang kekurangan dana oleh
pihak-pihak yang kekurangan dana (peminjam) dan wajib bagi peminjam
untuk mengembalikan dana tersebut dalam waktu tertentu dengan imbalan
atau bagi hasil.
a. Jenis-Jenis Pembiayaan18
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua
hal berikut:
1) Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik
usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
16 Ibid hlm 77
17 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, Jakarta: Raja Grafindo, 2005, hlm. 72
18 Muhammas Syafi’I Antonio, Bank syariah dari teori ke praktek, Jakarta : Gema Insani,
2001, hlm,160
16
2) Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.
Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut
beberapa aspek diantaranya adalah19
a) Pembiayaan menurut tujuan
Pembiayaan menurut tujuan dibedakan menjadi:
1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk
mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.
2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk
melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif.
b) Pembiayaan menurut jangka waktu
Pembiayaan menurut jangka waktu dibedakan menjadi:
1) Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan
waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun.
2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan
dengan waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun.
3) Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan
dengan waktu lebih dari 5 tahun.
Terdapat beberapa pendapat dalam pengelompokkan jenis
pembiayaan, namun pada umumnya dikelompokkan berdasarkan :
19 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005, hlm. 22
17
a. Penggunaannya
Menurut penggunaannya, pembiayaan dibagi menjadi dua,
yaitupembiayaan konsumsi dan pembiayaan produktif.
1). Pembiayaan konsumtif
2).Pembiayaan produktif
b. Keperluan Produksinya
Menurut keperluan produksinya, pembiayaan menjadi dua yaitu
pembiayaan modal kerja dan pembiayaan investasi.
c. Jangka Waktunya
Menurut jangka waktunya, pembiayaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
jangka pendek, menengah dan panjang.
d. Cara Penggunaan
Menurut cara penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi empat:
pembiayaan rekening Koran bebas, pembiayaan rekening Koran terbatas,
pembiayaan rekening Koran aflopend, dan pembiayaan reloving.
b. Prinsip Analisis Pembiayaan
Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan
suatu tindakan. Prinsip analisis pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang
harus diperhatikan oleh pengelola bank syariah pada saat melakukan analisis
pembiayaan. Secara umum, prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada
rumus 5C, yaitu:
1) Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.
18
2) Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usahadan
mengembalikan pinjaman yang diambil.
3) Capital artinya besarnya modal yang diperlukan pinjaman.
4) Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam
kepada bank .
5) Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak Prinsip
5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C, yaitu Constraint artinya
hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.20. Selain
dengan menggunakan 5C dalam menganalisis pembiayaan juga terdapat
7P diantaranya21 adalah sebagai berikut:
a) Personalit Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga
mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah.
b) Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu
atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan kegolongan tertentu
dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank
c) Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah untuk modal
kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.
20 Ibid, hlm 60
21 Kasmir, 2005, Op.cit, hlm.106
19
d) Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang
apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas
kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank
yang rugi tapi nasabah juga.
e) Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit yang diperoleh. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu
usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
f) Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah
dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode
apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan
tambahan kredit yang akan diperolehnya.
g) Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan
jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa
jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
c. Tujuan Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan22adalah: pemenuhan jasa
pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan
melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan konsumsi yang
22
Muhammad,op.cit. hlm. 305
20
kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.Sedangkan tujuan khusus analisis pembiayaan adalah:
1) Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam
2) Untuk menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan
3) Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak
2. Produk-produk Baitul Maal wat Tamwil
Operasional BMT adalah hampir sama dengan BPR Syari’ah.23 Yang
membedakan hanyalah pada sisi lingkup dan struktur. Dilihat dari fungsi
pokok operasional BMT, ada dua fungsi pokok dalam kaitannya dengan
kegiatan perekonomian masyarakat, kedua fungsi tersebut adalah:
a.Produk pengumpulan dana BMT
1) Simpanan Wad’iah
Adalah titipan dana yang tiap waktu dapat ditarik pemilik atau
anggota dengan cara mengeluarkan semacam surat berharga pemindah
bukuan/transfer dari perintah bayaran lainnya.
2) Simpanan Mudharabah
Adalah simpanan pemilik dana yang penyetorannya dan penarikannya
dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telahdisepakati sebelumnya.
Adapun jenis-jenis tabungan/simpanan di BMT adalah sebagai berikut:
a) Tabungan persiapan qurban
b) Tabungan Pendidikan
c) Tabungan Persiapan untuk nikah
23 Muhammad, Sistem dan prosedur Operasionak bank Syari’ah, Yogyakarta: UII Press,
2000,hlm, 117-120.
21
d) Tabungan persiapan untuk melahirkan
e) Tabungan naik haji/umroh
f) Simpanan Berjangka/deposito
g) Simpanan khusus untuk kelahiran
h) Simpanan sukarela
i) Simpanan hari tua
j) Simpanan aqiqoh
b. Produk Pembiayaan
Pembiayaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil
setelah jangka waktu tertentu.
1. Pembiayaan al-Murabahah (MBA)
2. Pembiayaan al-Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
3. Pembiayaan al-Mudharabah (MDA)
4. Pembiayaan al-Musyarakah (MSA).24
a. Pembiyaan Al-Mudhorobah (Turst Financing, Trust Investmen)
1) Pengertian al-Mudharabah
Secara etimologi kata mudharabah berasal dari kata dharb yang
memiliki banyak arti, diantaranya memukul (dharaba Ahmad al-kalb),
berdetak (dharaba al-qalbu), mengalir (dharaba damuhu), berenang
(dharaba fi al-ma’), bergabung (dharaba fi al-amr), menghindar (dharaba
24 Heri Sudarsono, Loc.cit, hlm. 108-109
22
‘an al-amr), berubah (dharaba al-laun ila al-laun), mencampur (dharaba al-
sya’i bi al-sya’i), berjalan (dharaba fi al-ard) dan lain sebagainya.
Mudharabah adalah suatu pengongsian antara dua pihak dimana pihak
pertama (shahib al-mal) menyediakan dana, dan pihak kedua (mudharib)
bertanggung jawab atas pengeloaan usaha. Keuntungan dibagi sesuai rasio
laba yang telah disepakati bersama secara advance, jika rugi shahib al-mal
akan kehilangan sebagian imbalan dari kerja keras dan keterampilan
manajerial selama proyek berlangsung 25.
Al-mudhorobah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di
mana pihak pertama (Shohibul maal) menyediakan seluruh (100)% modal,
sedangkan pihak lainya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara
mudhorobah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan
karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.26
Secara teknis, mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak
yaitu pemilik modal dan orang yang mempunyai keahlian untuk melakukan
sebuah usaha bersama.27 Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si
25 Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat kontemporer/Muhammad, Yogyakarta:
UII Press, 2000. hlm.12 26 Muhammad Syafi’i Antonio, loc cit,hlm.195
27 M. Yusuf Afandi, Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan
Syari’ah, Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009, hlm. 101.
23
pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau
kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian
tersebut.28
2) Jenis-jenis Al-Mudhorobah
Secara umum, mudhorobah terbagi menjadi dua jenis; mudhorobah
muthlaqoh dan mudhorobah muqayyadah.
a) Mudharabah Muthlaqah
Yang dimaksud dengan transaksi mudhorobah muthlaqoh adalah
bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudhorib yang cakupanya sangat
luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.
Dalam pembahasan fiqh ulama salafus saleh seringkali dicontohkan dengan
ungkapan if’al ma syi’ta (lakukanlah sesukamu) dari shohibul maal ke
mudhorib yang memberi kekuasaan sangat besar.
b) Mudhorobah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah atau sering disebut juga dengan istilah
rescricted mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari
mudharabah muthlaqoh. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,
waktu, dan tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan
kecenderungan umum si shohibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.
28 Heri Sudarsono, loc.cit, hlm. 65.
24
3) Aplikasi dalam perbankan
Al-Mudhorobah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan
dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, Al-mudharabah diterapkan
pada:
a) Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk
tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan
sebagainya: deposito biasa:
b) Deposito Special (special investmen), di mana dana yang
dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya
murabahah saja atau ijarah saja.29
29 Muhammad Syafi’i Antonio, op.cit, hlm.97
25
4) Gambar 2.1
Skema Al-Mudharabah
Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio
b. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil
1) Pengertian Ba’i Bitsaman Ajil
Ba’i Bitsaman Ajil adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati, karena itu Ba’i Bitsaman Ajil
merupakan salah satu bentuk murabahah.
PERJANJIAN BAGI
HASIL
Bank
(Shohibul
Maal)
Nasabah
(Mudharib)
PROYEK/ USAHA
PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
MODAL
KEAHLIAN
KETERAMPILAN
MODAL
100%
Nibah
Y% Nisbah
X%
Pengambilan Modal Pokok
26
Di dalam ba’i bitsaman ajil, penjual harus memberitahu harga produk
yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahanya.
ba’i bitsaman ajil artinya pembelian barang dengan cicilan. Pembiayaan bai
bitsaman ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam
rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (Investasi). Pembiayaan ba’i
bitsaman ajil mirip dengan kredit Investasi yang diberikan oleh Bank-bank
Konvensional dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu di atas satu
tahun (Long run Financing).30
2) Aplikasi Dalam Perbankan
BBA KPP umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan untuk
pembelian barang- barang investasi, baik domestic maupun luar negeri,
seperti melalui Letter of Credit (L/C). Skema ini paling banyak digunakan
karena sederhana dan tidak terlalu asing bagi yang sudah biasa bertransaksi
dengan dunia perbankan pada umumnya.
30 Karnaen A.Pertawaatmadja, dan Muhammad syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank
Islam, Yogyakarta : PT Varesta Grafika, 1992, hlm. 26-27
27
3) Skema Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil
Gambar 2.2
Skema Ba’i Bitsaman Ajil
Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio
c. Pengertian Murabahah
1) Pengertian Murabahah
Pembiayaan murabahah pada dasarnya merupakan kesepakatan antara
BMT sebagai pemberi modal dan anggota sebagai peminjam. Prinsip yang
digunakan adalah sama seperti pembiayaan Bai’ Bithaman Ajil, hanya saja
proses pengembaliannya dibayarkan pada jatuh tempo. Yaitu jual-beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak
bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian
Negoisasi & Persyaratan
Terima Barang &
Dokumen
Akad Jual Beli
Kirim Beli barang
NASABAH
BANK
SUPPLIER
PENJUAL
1
2
6
5
28
barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah
tertentu.31
Murabahah berarti pembelian barang dengan pembayaran
ditangguhkan (1 bulan, 3 bulan, 1 tahun dst ). Pembiayaan Murabahah adalah
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan
kebutuhan produksi (Investory). Pembiayaan Murabahah mirip dengan kredit
Modal Kerja yang biasa diberikan oleh bank-bank Konvensional, dan
karenanya pembiayaan Murabahah berjangka waktu di bawah 1 tahun (Short
run Financing )32
2) Aplikasi dalam Perbankan
Murabahah KPP umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan
untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestic maupun luar negeri,
seperti melalui letter of credit (L/C).33
31 Heri sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah deskripsi dan ilustrasi,
Yogyakarta: EKONISIA 2004, hlm. 62 32
Karnaen A.Pertawaatmadja, dan Muhammad syafi’I Antonio, Op. cit. hlm 25 33 Muhammad Syafi’i Antonio. Op.cit.hlm. 106.
29
3) Skema Pembiayaan Bai’ Al-Murabahah
Gambar 2.3
Skema Bai’ A-Murabahah
Negoisasi &
Persyaratan
Akad Jual Beli
Bayar
Beli barang Kirim Terima Barang &
Dokumen
Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio
d. Pengertian Musyarakah
1) Pengertian Musyarakah
Musyarakah adalah aqad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.34 Musyarokah bentuk
kedua dari penerapan bagi hasil yang dipraktekkan dalam perbankan
Syari’ah.35 Dalam pembiayaan musyarakah ini bank dengan pengusaha
34 Muhammad Syafi’i Antonio, 1999, Bank Syariah wacana Ulama dan Cendikiawan,
Jakarta: Tazkia institute dan Bank Indonesia. hlm, 187. 35 Abdullah saeed, Bank Islam dan Bunga, Pustaka Pelajar. 2005 hlm.106
BANK NASABAH
SUPLIER
PENJUAL
30
berjanji bersama-sama membiayai suatu usaha. Proyek yang juga dikelola
secara bersama-sama. Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut akan
dibagi sesuai dengan penyertaan masing-masing pihak. 36mengadakan
perjanjian. Bank dan pengusaha Musyarakah ada dua jenis yaitu musyarakah
pemilikan dan musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta
karena warisan wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu aset
oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah aqad tercipta dengan
kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka
memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan
kerugian.37
Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek
dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana
tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. Pada bank-bank
yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan,
musyarakah ditetapkan dalam skema modal venture. Penanam modal
dilakukan untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu bank melakukan
divestasi, baik secara singkat maupun bertahap. Secara spesifikasi bentuk
kontribusi dari pihak yang bekerjasama dapat berupa dana, barang
perdagangan, kewiraswastaan, kepandaian, kepemilikan, peralatan atau
seperti hak paten, kepercayaan reputasi dan barang-barang lainnya yang dapat
dinilai dengan uang. 38Dengan merangkum seluruh kombinasi dan bentuk
36 Suhrawardi k. Lubis. Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hlm. 64
37 Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah deskripsi dan ilustrasi,
Yogyakarta: EKONISIA 2004, hlm. 67. 38 Ibid. hal.68.
31
kontribusi masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan
pembiayaan ini sangat fleksibel.
2) Aplikasi dalam perbankan
a. Pembiayaan Proyek
Al-Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek
dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana
tersebut bersama bagi hasil yeng telah disepakati untuk bank.
b.Modal Vanture
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi
dalam kepemilikan perusahaan, al-musyarakah diterapkan dalam skema
modal venture. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan
setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik
secara singkat maupun bertahap.39
39 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani
Press, 2001, hlm.94.
32
3) Skema Pembiayaan al-Musyarakah
Gambar 2.4
Skema al-Musyarakah
Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio
e. Pengertian simpanan atau Tabungan (Depository/ Al-Wadi’ah)
1) Pengertian Tabungan
Al-Wadiah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan
atau meletakkan, atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara
dan dijaga.40 sesuatu yang diletakkan pada selain pemiliknya agar dipelihara
atau dijaga.41
Wadi’ah adalah Perjanjian antara pihak memiliki barang
(termasuk uang) untuk menyimpan barangnya dengan pihak lain (termasuk
Bank) dengan tujuan supaya barang itu disimpan dan dijaga keselamatanya.42
40 Heri Sudarsono, Opcit., hlm. 75.
41 Ahmad Hasan Ridwan, BMT Bank Islam Instrumen lembaga keuangan Syari’ah, pustaka
bani quraisy. hlm. 14. 42 Muhammad Parmudi, op. cit. hlm. 67
Nasabah
Persial
Asset Value
Bank
Syariah
Parsial
Pembiayaan
PROYEK USAHA
KEUNTUNGAN
Bagi hasil keuntungan sesuai porsi
kontibusi modal (nisbah)
33
Wadi’ah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga
hartanya/barangnya dengan cara terang-terangan/dengan isyarat yang
semakna dengan itu dan dalam masyarakat akad wadi’ah dikenal dengan
titipan.43
Pada dasarnya, penerima simpanan adalah yad al-amanah (tangan
amanah), artinya ia tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan
yang terjadi pada asset titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau
kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan (karena
factor-faktor diluar batas kemampuan).
Dalam aktivitas perekonomian modern, si penerima simpanan tidak
mungkin akan men-idle-kan asset tersebut, tetapi mempergunakanya dalam
aktivitas perekonomian tertentu, karenanya, ia harus meminta ijin dari si
pemberi titipan untuk kemudian mempergunakan hartanya tersebut dengan
catatan ia menjamin akan mengembalikan asset tersebut secara utuh. Dengan
demikian, ia bukan lagi yad al-amanah, tetapi yad adh-dhamanah (tangan
penanggung) yang bertanggung jawab atas segala kehilangan/ kerusakan yang
terjadi pada barang tersebut.
43 M. Yazid Afandi, op.cit, hlm. 193.
34
Gambar 2.5
Skema Al-Wadi’ah yad Al-Amanah
Titipan Barang
Bebankan Biaya Penitipan
Keterangan
Dengan konsep al-wadi’ah yad al-amanah, pihak yang menerima
tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang
dititipkan, tetapi harus benar-benar menjaganya sesuai kelaziman. Pihak
penerima titipan dapat membebanya biaya kepada penitip sebagai biaya
penitipan.44
2) Aplikasi Perbankan
Mengacu pada pengertian yad adh-dhamanah, bank /BMT sebagai
penerima simpanan dapat memanfaatkan al-wadi’ah untuk tujuan:
a) Current account (giro)
b) Saving account (tabungan berjangka).
Sebagai konsekuensi dari yadh adh-dhamanah, semua keuntungan
yang dihasilkan dari titipan tersebut menjadi milik bank (demikian juga ia
adalah penanggung seluruh kemungkinan kerugian). Sebagai Imbalan, si
44 Heri Sudarsono, Opcit, hlm. 148.
NASABAH
Muwaddi’
(penitip)
BANK
Mustawda’
(penyimpan)
35
penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya, demikian juga
fasilitas-fasilitas giro lainya.
Sesungguhnya demikian, bank/ BMT sebagai penerima titipan,
sekaligus juga pihak yang telah memanfaatkan dana tersebut, tidak dilarang
untuk memberikan semacam insentif berupa bonus dengan catatan tidak
disyaratkan sebelumya dan jumlahnya tidak ditetapkan dalam nominal atau
presentase secara advance, tetapi betul-betul merupakan kebijaksanaan dari
manajemen bank / BMT.
Gambar 2.6
Skema Al-Wadiah Yad adh-Dhamanah
NASABAH
Muwaddi’
(Penitip)
BANK
Mustawda’
(Penyimapan)
USER OF
FUND
(Dunia
Usaha)
Titipan dana
Beri Bonus
Bagi
Hasil
Pemanfaatan
Dana
36
Keterangan
Dengan konsep Al-wadiah yad adh-dhamanah, pihak yang menerima
titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang
dititipkan. Tentunya, pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari
pengguna dana, Bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam
bentuk bonus.45
B. Pengertian Profit Sharing (Bagi Hasil)
1. Bagi hasil/ profit loss sharing
Bagi hasil atau profit loss sharing adalah prinsip pembagian laba yang
diterapkan dalam kemitraan kerja, dimana posisi bagi hasil ditentukan pada
saat akad kerjasama. Jika usaha mendapatkan keuntungan, porsi bagi hasil
adalah sesuai dengan kesepakatan, namun jika terjadi kerugian maka porsi
bagi hasil disesuaikan dengan kontribusi model masing-masing pihak. Dasar
yang digunakan dalam perhitungan bagi hasil adalah berupa laba bersih
usaha, setelah dikurangi dengan biaya operasional.
Pengertian lain menyatakan bahwa bagi hasil adalah suatu sistem yang
meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan
pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan
nasabah, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk
yang berdasarkan prinsip bagi hasil ini adalah mudharabah dan musyarakah,
lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk
produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan
45 Heri Sudarsono, Ibid, hlm. 149.
37
musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan.46 Profit and loss sharing, yaitu
system bagi hasil. Keuntungan dan kerugian yang terjadi ditanggung oleh
kedua belah pihak, mudharib dan shahib al-maal47
.
Besarnya bagi hasil (Profit Sharing) ini ditentukan di awal perjanjian.
Berbeda dengan bunga, presentase bagi hasil ini belum tentu sama tiap
bulannya. Sedangkan nominal yang diterima tentunya menyesuaikan dengan
besarnya keuntungan yang didapat oleh peminjam itu sendiri. Konsekuensi
dari konsep ini adalah adanya untung dan rugi. Jika hasil usaha peminjam
menunjukkan keuntungan yang besar, maka bagi hasilnya pun akan besar dan
sebaliknya jika keuntungan kecil atau bahkan merugi maka pihak peminjam
harus ikut pula menanggung kerugian tersebut.
Pinsip bagi hasil (Profit Sharing) merupakan karakteristik umum dan
landasan dasar bagi Operasional bank Islam secara keseluruhan. Secara
Syari’ah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip
ini, bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun
dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan
bertindak sebagai mudharib “pengelola”, sedangkan penabung bertindak
sebagai shahibul maal “Penyandang dana”. Antara keduanya diadakan akad
mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak.
Di sisi lain, dengan pengusaha/ peminjam dana, baik yang breast dari
tabungan/ deposito/ giro maupun dana bank sendiri berupa modal pemegang
saham). Sementara itu, pengusaha/ peminjam dana akan berfungsi sebagai
46 Muhammad Syafi’i Antonio, Opcit, 2000, hlm. 93.
47 Muslimin H. Kara, Bank Syari’ah di Indonesia: Analisis Kebijakan Pemerintah
Indonesia Tentang Perbankan syari’ah, Yogyakarta, cet 1: UII Press, 2005,hlm,71.
38
mudharib “pengelola” karena melakukan usaha dengan cara memutar dan
mengelola dana bank.
Shahibul Maal Mudharib
Shahibul Maal Mudharib
a. Faktor Yang mempengaruhi Bagi Hasil
Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil adalah sebagai berikut :
1) Faktor Langsung
Diantara faktor-faktor langsung (direct factor) yang mempengaruhi
perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia, dan
nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).
a) Investment rate merupakan persentase actual dana yang
diinvestasikan dari total dana, jika bank menentukan investmen
rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana
dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan
jumlah dana berbagai sumber dana yang tersedia untuk
diinvestasikan. Dana tersebut dihitung dengan menggunakan
salah satu metode ini:
(1) Rata-rata minimum bulanan
(2) Rata-rata total saldo harian
PENABUNG BANK
BANK NASABAH
PEMINJAM
39
Investmen rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk
diinvestasikan, akan menghasilkan jumlah dana actual yang digunakan.
2) Faktor Tidak Langsung
a) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah.
b) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan
biaya (profit and sharing). Pendapatan yang “dibagihasilkan”
merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.
c) Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini desebut revenue
sharing.48
48 Muhammad Syafi’I Antonio, Opcit, hlm. 139-140.
40
Tabel 2.1.1
Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
BUNGA BAGI HASIL
a. Penetuan bunga dibuat pada
waktu akad dengan asumsi
harus selalu untung
b. Besarnya persentase
berdasarkan pada jumlahuang
(modal) yang dipinjamkan.
c. Pembayaran bunga tetap seperti
yang dijanjikan tanpa
pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.
d. Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah
keuntungan berlipat atau
keadaan ekonomi sedang
’’booming’’.
e. Ekosistem bunga diragukan
(kalau tidak dikecam) oleh
semua agama, termasuk Islam
a. Penentuan besarnya rasio/
nisbah bagi hasil dibuat pada
waktu akad dengan
berpedoman pada
kemungkinan untung rugi
b. Besarnya rasio bagi hasil
berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh.
c. Bagi hasil bergantung pada
keuntungan proyek yang
dijalankan. Bila usaha merugi,
kerugian akan ditanggung
bersama oleh kedua belah
pihak.
d. Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah
pendapatan.
e. Tidak ada yang merugikan
keabsahan bagi hasil.49
49 Ascarya. Akad & Produk Bank Syari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo persada,2007.hlm.
27
41
BAB III
Gambaran Umum BMT LOGAM MULIA
A. Baitul Mal wat Tamwil
Secara harfiah/lughowi BMT (Baitul Mal wat Tamwil) adalah
lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil
(Syari’ah), menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam
rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan Baitul
Maal kaum du’afa’. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi : Baitul
Tamwil (bait = Rumah, at-tamwil = Pengembangan Harta) – melakukan
kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan
mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonominya. Baitul Maal (Bait = Rumah, Mal = Harta) – menerima titipan
dana zakat, infak dan shadaqoh serta mengoptimalkan distribusinya sesuai
dengan peraturan dan amanahnya.50
Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan
penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq, dan shodaqoh.51 Baitul
Maal dikembangkan berdasarkan sejarah perkembangannya, yakni dari masa
nabi sampai abad pertengahan perkembangan Islam, dimana baitul maal
berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial.52
50 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002,
hlm.37 51 Heri Sudarsono,2004, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta:
Ekonisia,hlm. 96. 52 Muhammad Ridwan, 2004, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, hlm. 51
42
Sedangkan Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran
dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari
BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan
berlandaskan Syari’ah.53 Baitul Tamwil merupakan lembaga bisnis yang
bermotif laba.54 Lembaga yang kegiatannya mengembangkan usaha- usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi
pengusaha kecil bawah mikro dengan antara lain mendorong kegiatan
menabung dan pembiayaan usaha ekonomi.55
Baitul Maal WaTamwil (BMT) merupakan bentuk lembaga keuangan
dan bisnis yang serupa dengan koperasi / lembaga swadaya masyarakat
(LSM). Baitul tamwil merupakan cikal bakal lahirnya bank Syari’ah pada th
1992. Segmen masyarakat yang biasa dilayani BMT adalah masyarakat kecil
yang kesulitan berhubungan dengan bank.
Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada
sektor keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan
yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah) serta
menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan.
Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan
bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang
53 Heri Sudarsono,2004, Loc. cit
54 Muhammad Ridwan, loc. Cit.
55 Muhamad. Lembaga- Lembaga Keuangan Umat kontemporer/ Muhammad, Yogyakarta:
UII Press, 2000, hlm. 114.
43
dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank maka ia
tidak tunduk pada aturan perbankan.56
1. Visi Misi BMT
Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT
menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (ibadah
dalam arti yang luas), sehingga mampu berperan sebagai wakil pengabdi
Allah SWT, memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan
perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran,
berkemajuan, serta makmur maju berkeadilan berlandarkan Syari’ah dan
ridho Allah SWT.57
2. Prinsip Operasi BMT
Dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPR Syari’ah,
yakni menggunakan 3 prinsip:
a. Prinsip Bagi Hasil
Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman dengan
BMT:
1) Al-Mudharabah
2) Al-Musyarakah
3) Al-Muzara’ah
4) Al-Musaqah.
56 Muhammad Ridwan, Loc. cit
57 Muhamad Ridwan, Op.cit, hlm. 127.
44
b. Sistem Jual Beli
Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam
pelaksanaanya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa
melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian bertindak
sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan
ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia
dana.
1. Bai’ al-Murabahah
2. Bai’ as-salam
3. Bai’al-Istishna
4. Bai’ al-Bitsaman Ajil.
c. Sistem non profit
Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini
merupakan pembiayaan yang bersifat social dan non komersial. Nasabah
cukup mengembalikan pokok pinjaman saja.
- Al-Qordl Hasan
d. Akad bersyarikat
Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan
masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk)
dengan perjanjian pembagian keuntungan / kerugian yang disepakati.
1. Al-Musyarakah
2. Al-Mudharabah
45
e. Produk Pembiayaan
Pembiayaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil
setelah jangka waktu tertentu.
1. Pembiayaan al-Murabahah (MBA)
2. Pembiayaan al-Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
3. Pembiayaan al-Mudharabah (MDA)
4. Pembiayaan al-Musyarakah (MSA).58
B. Sejarah Berdirinya BMT Logam Mulia
Latar belakang berdirinya BMT logam Mulia sejumlah tokoh
masyarakat, para ulama yang dipelopori oleh H. Mustamir, pada tanggal 10
Agustus 2001 berkumpul dan menggagas suatu lembaga yang menangani
simpan pinjam yang berpolakan Syari’ah. Tepat pada tanggal 25 Agustus
2001 terbentuk pendiri sekaligus membuat nama lembaga serta draf Anggaran
Dasar dan Rumah Tangga, Nama lembaga disepakati dengan nama “KJKS
BMT Logam Mulia” dan disampaikan kepada Kepala Kantor Koperasi dan
UKM Kabupaten Grobogan untuk pengesahan.59
Pada tanggal 25 Agustus 2001 dan mulai beroperasi sejak tanggal 1
Oktober 2001 setelah mendapat badan hukum dan Menteri Negara Koperasi
Pengusaha Kecil dan menengah Republik Indonesia No.112/BH/KDK.11-
14/IX/2001 tanggal 15 September 2001. Sesuai dengan anggaran Dasar
58 Heri Sudarsono, Ibid, hlm. 108-109
59 Pedoman Penglolaan BMT Logam Mulia,2010
46
Modal Perusahaan ini sebesar Rp 225.000.000 (dua ratus dua puluh lima juta
rupiah) yang dimulai oleh 25 (dua puluh lima) orang anggota. berlokasi di Jl.
Raya Klambu No. 10 Kec. Klambu Kab. Grobogan.
Usaha pendirian BMT tersebut merupakan salah satu bentuk upaya
membantu program Pemerintah dalam mengatasi kebutuhan pelayanan
masyarakat golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil secara optimal
yang mayoritas ada di pedesaan yang pada giliranya ikut berperan dalam
memperlancar kegiatan ekonomi pedesaan khususnya pada Kabupaten
Grobogan dan sekitarnya. Disamping hal tersebut tentunya usaha BMT ikut
memberantas para pelepas uang yang pada waktu itu banyak beroperasi di
pedesaan dengan memberi pinjaman dengan tingkat suku bunga tinggi.
Layaknya usaha lembaga keuangan, BMT Logam Mulia memiliki
usaha: 60
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
(Deposito Berjangka & Tabungan).
2. Menyalurkan dalam bentuk kredit, pembiayaan bagi pengusaha
kecil atau masyarakat pedesaan.
60 Ibid
47
Adapun pendiri terdiri dari :
No NAMA ALAMAT PEKARJAAN
1 H. Mustamir Terkesi, RT 04/ I Wiraswasta
2 H.Ir Mukhlisin, MM Terkesi, RT 06/II Wiraswasta
3 Hj.Nur Siyah Terkesi RT 04/I Wiraswasta
4 Hj. Eni Winiharti Terkesi RT 06/II Wiraswasta
5 Hj. Rukani, SH Klambu, RT 06/ V PNS
6 Suprojo Klambu, RT 01 / IV PNS
7 Istiqomah Klambu, RT 01 / IV Wiraswasta
8 Abdul Wahid Klambu, RT 01 / IV Wiraswasta
9 Nurnaningsih Klambu, RT 01 / IV Swasta
10 Nanik Sulistiyowati Jenengan, Rt 02/ IV Swasta
11 Nur afif Terkesi RT 04/ I Swasta
12 Sukardi Terkesi, RT 06/ I Swasta
13 Tukul Klambu, RT 04/I Swasta
14 Subkhi Terkesi, RT 05/II Swasta
15 H. Ramlan Terkesi, RT 02/ I Wiraswasta
16 H. Kasno Terkesi,RT 02/I Wiraswasta
17 Suhartono Klambu, RT 01/III Tani
18 Nahrowi Terkesi, RT 01/ II Swasta
19 H. Ahmad Sulasi Selojari, RT 02/I Wiraswasta
20 M. Sya’roni Dimyati Kronggen RT 05/ II Wiraswasta
21 H. Turmudzi Terkesi RT 06/II Perangkat Desa
22 Noor RafhianngSetia Terkesi, 05/I Swasta
23 Shofiati Terkesi, 06/ I Swasta
24 Zulaikhah Klambu,03/ IV Wiraswasta
25 Hj. Yatmiah Terkesi, 06/II Dagang
Dari sosialisasi yang dilakukan oleh pengelola nampaklah hasil positif
yakni tanggapan masyarakat menerima sekaligus mendukung keberadaan
KJKS BMT Logam Mulia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat.
Pada tanggal 13 pebruari 2002 membuka kantor cabang di kecamatan
Grobogan, yaitu beralamatkan di Jl. P. Puger No. 69 Grobogan Telp. (0292)
422683 dengan jumlah pengelola 4 orang. Dan dalam rangka mendekatkan
pelayanan terhadap calon anggota yang bergabung dari luar kecamatan /
kabupaten, maka pada tanggal 13 Maret 2002 dibukalah Kantor Kas
Pelayanan di babalan Kalirejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus yang
48
beralamatkan Jl. Raya Purwodadi-Kudus KM. 15, telp. 0822915211, dengan
jumlah pengelola 4 orang.
Dalam waktu 2 bulan dipandang perlu untuk membuka Kantor
Pelayanan di kecamatan Undaan pada tanggal 13 mei 2002 dengan alamat Jl.
Raya purwodadi Kudus Km 7, telp. 0822918070 dengan pengelola 4 orang
Keberadaan menarik simpati masyarakat dan memiliki posisi tawar
yang cukup tinggi dari lembaga keuangan lainya, baik bank konvensional
maupun lembaga keuangan non bank.
Dari hal tersebut diatas, pengurus beserta pengelola mengadakan rapat
dalam rangka peningkatan status / perubahan Anggaran Dasar ketingkat
kantor Dinas Pelayanan Koperasi dan UKm jawa Tengah, dengan nomor
badan Hukum 06/BH/PAD II/IV/2003.61
KJKS BMT Logam Mulia merupakan lembaga keuangan dengan pola
Syari’ah dengan system “Bagi Hasil”, baik pada kegiatan Simpanan /
Tabungan harian maupun Simpanan Berjangka “Deposito “ dan juga pada
kegiatan pemberian modal/ kredit atau pembiayaan
Secara umum Visi BMT Logam Mulia Adalah :
“Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Usaha/ Perniagaan sesuai
Syari’ah” Hal ini berlaku untuk seluruh segmen/ lapisan masyarakat yang
membutuhkan dana dengan layanan kecepatan dan ketetapan proses
pelayanan, menjalankan proses transaksi keuangan dengan akad yang
berlandaskan nilai-nilai Syari’ah Islam dan menjauhkan proses transaksi
dari unsure yang tidak dibenarkan oleh Agama Islam. Sedangkan misi
Adalah meningkatkan produktifitas dan etos kerja serta membentuk,
memperkuat tatatan nilai ke-Islaman yang mampu menjadi Rahmat dalam
kehidupan di masyarakat serta tercapainya peningkatan kwalitas hidup,
kesejahteraan hidup umat”.
61 ibid
49
Strategi pencapaian visi dan misi secara internal yakni dengan
memaksimalkan potensi SDI (Sumber Daya Insani ) Pengelola KJKS BMT
Logam Mulia dengan Skala prioritas :62
1. Peranan doktrin Kelembagaan
Memposisikan pengelola sebagai Sumber Daya Insani yang
professional, berorientasi pada segala bidang / aspek dengan landasan ke-
Islaman serta mampu menyampaikan hal muamalah / jual beli yang benar dan
sesuai Syari’ah.
2. Peranan Doktrin Pribadi
Menyakinkan individu penngelola melaksanakan tugas yang diemban
itu adalah suatu tugas yang mulia dalam rangka pemenuhan nafkah yang halal
untuk keluarga, menyongsong hari depan bahagia dan harmonis.
3. Doktrin Profesionalisme.
Semua pengelola adalah masyarakat yakni mengutamakan pelayanan
terhadap masyarakat baik lapisan bawah, menengah, maupun lapisan atas,
dengan mengutamakan hal-hal sebagai berikut :
A. Kecepatan Proses Pelayanan
B. Home Banking
C. Jaringan adalah Ummat
62 ibid
50
C. Struktur Organisasi BMT Logam Mulia
Keterangan :
: garis komando
:garis koordinasi
Sumber BMT Logam Mulia
RAT
PENGURUS
GENERAL MANAGER
DEWAN
SYARI’AH
Manager
keuangan
Manager Pemasaran Manager Audit
& Personalia
Manager Cabang
Pemasaran cabang Teller Cabang
Manager Akt
&Pembukuan
51
Uraian Pekerjaan
a. Tugas dan Wewenang
Uraian tugas masing-masing pegawai diatur dengan surat keputusan
SK Pengurus No. 010/Peng/BMT-LM/IV/2002 dapat dirinci sebagai berikut63
1) General Manager
Tugas dari General Manager adalah :
a) Menjabarkan kebijakan umum KJKS BMT LOGAM MULIA yang
telah ditetapkan oleh Pengurus.
b) Menyusun dan mengusulkan Rancangan Anggaran Rencana Kerja
untuk tahun buku yang akan dating kepada Pengurus yang
selanjutnya dibawa/ diajukan kepada Rapat Anggota Tahunan
(RAT)
c) Menandatangani Permohonan keanggotaan dan member
persetujuan menolak keanggotaan nasabah BMT
d) Menyusun dan mengajukan :
(1) Daftar perubahan biaya operasional 4 bulan sekali
(2) Menyusun dan mengajukan daftar perubahan biaya gaji tiap 6
bulan sekali
63 Pedoman pengelolaan BMT, Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK)
52
Wewenang General Manager
a) Mengajukan usulan kepada Pengurus tentang pengangkatan dan
pemberhentian pengelola KJKS BMT LOGAM MULIA
b) Mengajukan usulan kepada pengurus tentang jenis-jenis produk
baru pembiayaan atau tabungan
c) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya di atas Rp. 10.000.000,00
d) Memberi validasi pada berkas pembiayaan yang diajukan oleh
Manager Pemasaran
e) Atas persetujuan Pengurus menandatangani cek dan dokumen-
dokumen penting serta menyetujui biaya-biaya lain di luar cost
anggaran yang sudah ditentukan
Tanggung Jawab General Manager
a) Bertanggung Jawab atas terlaksananya program kerja
b) Bertanggung Jawab penuh atas kualitas sumber daya insane dari
Pengelola KJKS BMT LOGAM MULIA
c) Bertanggung jawab secara umum tentang berbagai bentuk
Penyimpanan/ Penyelewengan/ Penyalahgunaan/ kekeliruan yang
dilakukan oleh Pengelola KJKS BMT LOGAM MULIA.
d) Mengamankan harta kekayan KJKS BMT LOGAM MULIa agar
terlindung dari bahaya kebakaran/ Pencurian /Perampokan dan
Pengerusakan.
e) Menyusun dan mengajukan kepada pengawas daftar perubahan :
(1) Biaya Operasional (BOP) 4 bulan sekali
53
(2) Daftar Perubahan gaji 6 bulan sekali
2) Manager Pemasaran
Tugas
a) Melaksanakan dan menjangbarkan kebijakan umum di bidang
pemasaran yang digariskan oleh General Manager
b) Memimpin dan mengarahkan pengelolaan teknis operasional
pemasaran sesuai dengan kebijakan umum yang telah ditetapkan
oleh Manager Operasional
c) Bersama Manager Cabang menyusun job description dan time
schedule pemasaran yang berhubungan dengan funding, lending
dan Konfirmasi.
d) Membuat laporan secara periodic kepada General Manager yang
berhubungan dengan posisi simpanan, posisi pembiayaan dan
Konfirmasi
e) Melakukan atau mendelegasikan survey pembiayaan besar.
Wewenang
a) Menyetujui atau menolak pembiayaan di bawah Rp. 10.000.000,00
b) Berhak memberikan teguran, kritik terhadap Manager Cabang
dalam rangka memacu kreativitas dan membentuk etos kerka
professional
c) Mendisposisi berkas Permohonan pembiayaan cabang
d) Mengatur tata cara penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan
Manager Cabang dengan pendekatan ukhuwah islamiyah
54
e) Mengusulkan pembukaan cabang baru kepada Pengurus dan
General Manager
Tanggung jawab :
a) Bertanggung jawab atas tercpainya target pemasaran, baik
Funding, Lending maupun konfirmasi
b) Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pembiayaan
3) Manager Akutansi dan Pembukuan
Tugas :
a) Melaksanakan dan Menjabarkan kebijakan umum KJKS BMT
LOGAM MULIA yang telah digariskan oleh General Manager.
b) Mengelola dan Mengawasi pemasukan dan pengeluaan biaya
operasional
c) Mengawasi kelengkapan bukti-bukti pembukuan dan pencatatan
transaksi
d) Membuat laporan harian secara rutin :
- Posisi cash flow
- Posisi kas dan Bank
- Jumlah realisasi Pembiayaan
- Posisi pencapaian Simpanan Mulia dan Simpanan Berjangka
- Posisi penggunaan konsolidasi
- Laporan keuangan Kantor Pusat
e) Mendokumentasikan berkas Pembiayaan
55
f) Menyusun criteria pembiayaan tidak lancer, macet dan pembiayaan
bermasalah
g) Memeriksa kebenaran laporan keuangan cabang
h) Memeriksa kebenaran kas tunai dengan kas neraca pada Kantor
Cabang (cek fisik keuangan)
Wewenang :
a) Melakukan koordinasi dengan Teller Cabang yang berkaitan
dengan administrasi, pembukuan dan keuangan
b) Mengatur distribusi kebutuhan inventaris dan perlengkapan kantor
c) Berhak memberikan teguran, kritik dan saran kepada Teller
Cabang dalam rangka memacu kreativitas dan membentuk etos kerja
Profesional
Tanggung Jawab :
a) Bertanggung jawab atas kelancaran distribusi keuangan dari dan ke
Kantor Cabang
b) Bertanggung jawab atas saldo akhir harian kas dengan saldo akhir
tunai
c) Bertanggung jawab atas keamanan barang jaminan atau agunan
yang ada di KJKS BMT LOGAM MULIA.
d) Bertanggung jawab atas lancarnya mekanisme laopran dan
administrasi pembukuan
e) Bertanggung jawab atas pengarsipan berkas, surat dan dokumen
administrasi lainnya
56
4) Manager Audit dan Personalia
Tugas :
a) Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum di bidang
pengawasan yang telah ditetapkan oleh General Manager
b) Memeriksa pelaksanaan system
(1) Administrasi dan pembukuan
(2) Pemasaran
c) Memerikasa kebenaran transaksi di :
(1) Administrasi dan Pembukuan
(2) Bagian Pemasaran
d) Membuat laporan secara rutin kepada General manager atas hasil
pengawasan dan Pemeriksaan
Wewenang :
a) Melaksanakan pemeriksaan di semua lini
b) Menindaklanjuti temuan-temuan hasil Pemeriksaan
c) Mengusulkan pada General Manager sanksi atas penyelewengan/
Pelanggaran yang terjadi
Tanggung jawab
a) Bertanggung jawab atas system pengawasan
b) Bersama Manager Administrasi dan Pembukuan, menyiapkan data
yang dibutuhkan Akuntan Publik
57
5) Manager Keuangan
Tugas :
a) Melakukan Pencatatan, pendataan, pelayanan informasi kepada
nasabah
b) Membuat laporan neraca, Rugi laba, mutasi kasa harian dilampiri
slip transaksi
Wewenang :
Memberikan saran kepada teller Cabang sehubungan dengan
administrasi pembukuan
6) Manager Cabang
Tugas :
a) Melaksanakan dan Menjabarkan kebijakan teknis KJKS BMT
LOGAM MULIA yang telah digariskan oleh Manager pemasaran.
b) Bersama staf Pemasaran Cabang menyusun strategi operasional
yang berhubungan dengan Funding, Lending dan Konfirmasi.
c) Mencapai peluang untuk sumber-sumber dana Murah yang dapat
dihimpun dari anggota/ calon anggota dan masyarakat
d) Membuat laporan secara rutin kepada Manager Pemasaran
e) Menciptakan suasana Islami
Wewenang :
a) Melakukan Pembianaan yang berstruktur terhadap karyawan
cabang demi peningkatan sumber Daya Manusia yang Islami
58
b) Menvalidasi pembiayaan
c) Mendelegasikan tugas kepada staf Pemasaran dan Teller cabnag
sesuai dengan kebutuhan
Tanggung Jawab
a) Bertanggung Jawab atas tercapainya target pertumbuhan cabang
b) Bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan administrasi
laporan yang disusun oleh Teller Cabang
c) Bertanggung jawab atas keamanan jaminan pembiayaan di Kantor
Cabang
d) Bertanggung jawab atas kelengkapan berkas data pembiayaan
e) Bertanggung jawab atas dedikasi dan loyalitas Kantor Cabang
dalam Rangka membangun etos kerja yang kompetitif, rasional dan
produktif.
7) Pemasaran kantor Cabang
Tugas :
Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan
Manager Cabang :
a) Funding (Penggalangan Dana)
- Mencari sumber-sumber dana murah dengan melihat peluang
baik dari anggota maupun dari pihak ketiga
- Membuat laporan operasional pemasaran secara rutin
b) Lending (pembiayaan)
- Melakukan survey Pembiayaan
59
- Mencari nasabah Pembiayaan Prospektif
- Menerima daftar permohonan pembiayaan
- Membuat data nasabah Pembiayaan
- Membuat laporan secara rutin
c) Konfirmasi
- Melakukan konfirmasi dan Pembinaan nasabah
- Bersama Manager Cabang. Menyusun data pembiayaan
bermasalah
- Melakukan penanganan pembiayaan bermasalah
- Membuat laporan rutin tentang perkembangan nasabah
bermasalah
Wewenang :
a) Melakukan survey pembiayaan atas delegasi Manager Cabang
b) Mendesposisi berkas permohonan pembiayaan
c) Mengatur tata cara penyelesaian Pembiayaan Bermasalah dengan
Manager cabang dengan mengutamakan pendekatan Ukhuwah
Islamiyah
Tanggung jawab :
a) Bertanggung jawab atas tercapainya target pemasaran
b) Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pembiayaan
60
8) Teller Kantor Cabang
Tugas :
a) Memberikan pelayanan anggota, dalam hal transaksi uang tunai
seperti; penyetoran simpanan, angsuran pembiayaan, penarikan
simpanan, pembiayaan, ZIS, dll
b) Menerima, menyusun dan menghitung secara berhati-hati tiap
setoran tunai dari anggota dan calon anggota.
c) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah
disetujui oleh Manager Cabang
d) Menandatangani formulir-formulir serta slip-slip dari anggota serta
memasukkan data manual dan computer.
Wewenang :
a) Memberikan saran kepada Manager Cabang sehubungan dengan
kegiatan pembiayaan agar kas Cabang dalam kondisi sehat.
b) Memberikan keterangan kepada nasabah mengenai direalisasi atau
tidak permohonan pembiayaan apabila Manager Cabang tidak
berada di kantor
Tanggung Jawab
a) Bertanggung Jawab atas kecocokan saldo akhir laporan harian kas
dengan saldo akhir tunai
b) Bertanggung Jawab atas peralatan dan perlengkapan kerja Teller.
61
D. Profile koperasi jasa keuangan Syari’ah BMT Logam Mulia
Grobogan
5. Identitas Koperasi
a. Nama Koperasi :Koperasi Simpan Pinjam Syari’ah BMT
Logam Mulia
b.Badan Hukum
1) Nomor : 112/BH/KDH-4/IX/2001
2) Tanggal : 15 Sepetember 2001
3) Alamat Lengkap : Jl. Raya Klambu NO. 10 Kecamatan
Klambu Kabupaten Grobogan
6. Susunan Pengurus
a. Ketua : H. Mustamir
b. Sekertaris : Ir. H. Mukhlisin
c. Bendahara : H. Noorta’in, SH
1. Sarana Prasarana
a. Luas Kantor Klambu :8 x 30 M2
b. Ruang Kantor : 6 x 20 M2
c. Musholla : 4 x 5 M2
d. Gudang : 2 x 3 M2
e. Parkir : 5 x 8 M2
f. Luas Kantor Cabang Grobogan : 10 x 12 M2
g.Luas Kantor Cabang Babalan : 12 x 20 M2
h.Luas Kantor Cabang Undaan : 10 x 15 M2
62
i. Luas Kantor Cabang Jekulo : 10 x 15 M2
j. Inventaris (Peralatan )
1) Computer : 8 Unit
2) Mobil : 1 Unit
3) Sepeda Motor : 15 Unit
4) Brankas : 2 Unit
E. Produk KJKS LOGAM MULIA
Produk KJKS LOGAM MULIA meliputi dua komponen, yaitu
produk di bidang Baitut Tamwil dan produk dibidang Baitul Maal, produk
tersebut sebagai berikut:64
e. BAITUL TAMWIL
1) Simpanan
1) Simpanan Mulia yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang
transaksinya dapat dilakukan sewaktu-waktu.
2) Simpanan Berjangka yaitu tabungan atau simpanan masyarakat
yang transaksinya pada saat jatuh tempo. Tabungan ini jangka
waktunya adalah 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
3) Tabasis yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang
diperuntukkan bagi siswa sekolah.
4) Ta’aziz yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang
diperuntukkan untuk kegiatan ziarah
64 Peraturan Umum BMT Logam Mulia tahun 2010.
63
5) Tasaqur yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang
diperuntukkan untuk persiapan melaksanakan qurban
2) Pembiayaan BMTLogam Mulia juga menyalurkan kredit kepada
masyarakat dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah.
Adapun akad pembiayaan di BMT Logam Mulia adalah:65
1) Mudharobah
Pemberian modal kepada pihak lain untuk dioperasional dengan
memberi keuntungan sesuai kesepakatan
2) Bai’ Bits Tsaman Ajil (BBA)
Pembelian barang dengan pembayaran dapat diangsur sebesar harga
pokok ditambah mark up yang disepakati.
Contoh: Sama dengan akad Murabahah.
f. BAITUL MAL
Baitul Maal Logam Mulia merupakan bagian dari Baitul Tamwil
Logam Mulia, yang secara khusus membidangi pengelolaan dana
masyarakat berupa zakat, infaq dan shodakoh.
Progam Kerja Baitul Maal Logam Mulia antara lain :
a. Progam pemberian Bea Siswa.
b. Pemberian Dana Sosial.
c. Pemberian Santunan Yatim Piatu.
d. Pemberian Santunan Fakir Miskin, dll.66
65 Ibid
66 Pedoman pengelolaan BMT. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK)
64
g. Ketentuan umum pengajuan pembiayaan
1. Beragama Islam.
2. Dewasa/ sehat jasmani dan rokhani.
3. Pengajuan oleh calon nasabah dilakukan secara langsung atas nama suami
kecuali janda/ ditinggal merantau (dilengkapi surat keterangan dari
pemerintah setempat).
4. Melengkapi administrasi pendaftaran meliputi:
a. Foto copy KTP Suami/ Istri (bagi yang sudah berkeluarga) masing-
masing 2 lembar.
b. Foto copy KTP (yang belum kawin) dan foto copy KTP orang tua
masing-masing 2 lembar dengan dilengkapi surat tidak berkeberatan dan
bertanggungjawab atas kelancaran angsuran pinjaman.
c. Calon nasabah yang tidak memiliki KTP yang berlaku, harus
dilengkapi dengan keterangan pengganti bukti diri dari pemerintah
setempat.
d. Menyerahkan foto copy jaminan (untuk BPKB dilengkapi fotocopy
STNK dan gesek nomor rangka dan nomor mesin).
e. Mengisi formulir yang telah disediakan.
5. Plafon pembiayaan/ kredit yang disediakan minimal Rp. 500.000,-
maksimal Rp. 500.000.000.
6. Angsuran pinjaman dilakukan dengan 2 cara:
a. Cara angsuran Bulanan.
b. Cara angsuran sekaligus, bagi hasil harus dibayar perbulan.
65
7. Baik nasabah baru maupun nasahah lama halus bersedia disurvey.
8. Bentuk pinjaman yang dilayani adalah:
a. Pembiayaan/ pinjaman usaha produktif:
b. Pembiayaan/ pinjaman investasi
h. Penjelasan Pembiayaan
Pelunasan pembiayaan dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh nasabah/
anggota dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Periodesasi angsuran telah memenuhi 50% + I (satu) dari jangka
waktu pembiayaan yang telah disepakati.
b. Pelunasan dapat dilakukan sebelum 50% dari jangka waktu
pembiayaan ketika nasabah tidak mengajukan pembiayaan lagi.
c. Bagian pemasaran boleh mempertimbangkan pelunasan
pembiayaan seperti tersebut pada point apabila ada indikasi kurang
lancar atau penyimpanan anggota nasabah atas keterlambatan
angsuran sebelumnya.
i. PEMBIAYAAN BERMASALAH
1. Pembiayaan Tidak Lancar
a. Tidak mengangsur sebanyak 2 kali angsuran berturut-turut.
b. Jumlah pembayaran tidak sesuai dengan besar angsuran.
2. Pembiayaan Macet
a. Setelah jatuh tempo 3 bulan.
b. Nasabah pailit (bangkrut) maksimal 3 bulan.
66
c. Nasabah meninggal dunia dan ahli waris sanggup melanjutkan dan
atau melunasi pembiayaan maksimal 1 tahun.
3. Pembiayaan Tidak Tertagih
a. Meninggal dunia ahli waris sanggup melanjutkan atau melunasi
pembiayaan.
b.Pembiayaan macet 24 bulan setelah jatuh tempo.
c. Bangkrut/ pailit karena bencana alam, yang secara tekhnis tidak bisa
diantisipasi.
d.Setelah melalui dua kali pembaharuan akad kredit.
j. Penanganan pembiayaan bermasalah
a. Penanganan Pembiayaan Tidak lancar.Penagihan disertai pembinaan
dengan pendekatan ukhuwah islamiyah.
b.Penanganan Pembiayaan Macet.
c. Optimalisasi Penagihan selama 6 bulan.
d.Pengalihan atau pembaharuan akad kredit.
e. Penanganan kredit Tak Tertagih.
f. Penghapusan.
k. Kriteria penghapusan pembiayaan
a. Setelah pembiayaan jatuh tempo.
b. Nasabah meninggal dan ahli waris tidak sanggup melanjutkan disertai
surat keterangan tidak mampu yang diketahui oleh pemerintah
setempat.
67
l. Prosedur Penghapusan
a. Diajukan oleh manager Administrasi Pembukuan atas usulan manager
Cabang ke Pengurus.
b. Penghapusan pembiayaan dilaksanakan setiap awal tahun anggaran
(Januari).
c. Total cadangan penghapusan pembiayaan sebesar 0, 5% dari total bagi
debet pembiayaan.67
67 Ibid
68
TABEL 2.2.1
DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL)
No Produk Saldo
Rata-
Rata
Bulan
an
Pendapatan Nisbah Porsi Indik
asi
Hasil Nasabah BMT Nasabah BMT
A B C D E F G H I
1 Tabungan
Mudharabah
30 70
2 Deposito
berjangka 3
Bulan
35 65
3 Deposito
Berjangka 4
bulan
40 60
4 Deposito
Berjangka 6
Bulan
45 65
5 Deposito
Berjangka
12 Bulan
50 50
6 Deposito
Berjangka
24 Bulan
55 45
7 Dana Kelola
8 Simpanan
wajib
9 Simpanan
Pokok
Modal
TOTAL
Sumber: Pedoman Pengelola Bmt:68
C : Angka diperoleh dari saldo Rata-rata
D : (saldo Rata-rata : Total Saldo Rata-rata) x Pendapatan
E : Nisbah untuk nasabah yang telah ditetapkan
F : Nisbah untuk KJKS yang telah ditetapkan
68 Pedoman Pengelolaan BMT. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK).
69
Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia
TABUNGAN (Syari’ah)
Berikut adalah perhitungan tabungan / deposito beserta bagi hasil
antara pihak BMT Logam Mulia dengan nasabahnya.
Tabel Distribusi Pendapatan
Bulan April 2010
(Profit / keuntungan Bulan April 2010 = Rp 23.194.525,89)
No Dana yang
dikelola
Jumlah (Rp) Cheek up
profit
Nisbah
Basil
BMT Nasabah
1. Simpanan
Mulia
636.2822.358,42 4.367.678,93 72 : 28 3.144.728,83 1.222.950,1
2. Deposito1
bulan
15.175.000 104.166,85 69 : 31 71.875,13 32.291,7
3. Deposito
3Bulan
45.215.000 310.372,59 63 :37 195.534,73 114.837,9
4. Deposito
6Bulan
371.095.000 2.547.334,2 58 : 42 1.477.453,84 1.069.880,4
5. Deposito
12 bulan
1.500.000.000 10.296.558,3 56 : 44 5.766.072,65 4.530.485,7
6. Modal 811.232.289,6 5.568.600,37
7. Jumlah 3.378,972.648,04 23.194.525,89
Rumusan Penghitungan Cheek Up Profit (Keuntungan):
a. Simpanan Mulia = Saldo Rata-rata Simpanan Mulia x Profit April Total saldo Rata-rata
= Rp 636.282.358,42 x Rp 23.194.525,89
Rp 3.378.972.648,04
= Rp.4.367.678,93
b. Deposito 1 bulan = Saldo rata-rata deposit 1 bulan x Profit April Total saldo Rata-rata
= Rp. 15.175.000,00 x Rp. 23.194.525,89
Rp. 3.378.972.648,04
= Rp. 104.166,85
70
c. Modal = Saldo Rata-rata Pemodal x Profit Bulan April Total saldo rata-rata
=Rp 811.232.289,62 x Rp. 23.194.524,89
Rp 3.378.972.648,04
= Rp. 5.568.600,37
Menghitung bagi hasil seluruh simpanan mulia,deposito,maupun
modal dengan BMT
a. Nasabah = Profit Simpanan x 28%
=Rp. 4.367.678,93 x 28%
= Rp. 1.222.950,1
BMT = Profit Simpanan x 72 %
= Rp. 4.367.678,93 x 72 %
= Rp. 3.144.728,83
b. Nasabah = Profit Deposito 1 bulan x 31 %
= Rp.104.166,85 x 31 %
= Rp.32.291,7
BMT = Profit Deposito 1 bulan x 69 %
= Rp.104.166,85 x 69%
= Rp.71.875,12
c. Modal = Tergantung kesepakatan antara pengelola dengan pemilik
modal (sesuai dengan Rencana Anggaran Tahunan).
71
Menghitung Saldo Rata-rata Tabungan Nasabah
Bulan April 2010
Tanggal Keluar/
Debet (Rp)
Masuk
/Kredit
(Rp)
Saldo (Rp) Perhitung Mengendap
1 April - - 1.000.000 1.000.000 x9/30=300.000
10 April - 500.000 1.500.000 1.500.000x5/30=250.000
15 April 200.000 - 1.300.000 1.300.000x2/30=216.700
20 April - 400.000 1.700.000 1.700.000x9/30=510.000
29 April 500.000 - 1.200.000 1.200.000x1/30=40.000
30 April - 1.200.000 1.200.000 1.000.000x1/30=40.000
Jumlah 1.356.700
Bilangan bulan pembagi menyesuaikan jumlah hari pada
bulan tertentu, bulan April =30 hari
Pertanyaan:
Berapakah bagi hasil untuk nasabah tersebut ?
Jawaban :
a. Rumus menghitung bagi hasil nasabah simpanan mulia sebagai
berikut :
Saldo rata-rata nasabah simpanan Mulia x bagi hasil seluruh nasabah
Total saldo rata-rata simpanan Mulia.
Rp. 1.356.700,00 x Rp.1.222.950,1= Rp 2607,6
Rp.636.282.358, 42
Jadi bagi hasil nasabah simpanan mulia sebesar Rp.2607, 6
Dengan demikian total simpanan untuk Bulan April nasabah
Simpanan Mulia adalah :
Rp. 1.356.700, 00 +Rp.2607,6 = Rp.1.359.307,6
72
Cara lain untuk mengetahui pendapatan bagi hasil nasabah
dengan melihat indikasi hasil (Tabel 4.1) di atas.
Indikasi hasil = Pendapatan bagi hasil nasabah simpanan
Saldo rata-rata Simpanan Mulia
= Rp.1.222.950,1
Rp.636.282.358, 42
= 0, 0019.
Pendapatan Bagi Hasil nasabah = 0,0019x Rp 1.356.700, 00
= 2577, 73
Jadi uang yang diterima nasabah = 1.356.700+ 2577, 73
= Rp.1.359.277, 73
Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia
PEMBIAYAAN
a. Tuan Anton memperoleh pembiayaan Mudharabah sebesar
Rp.1.000.000, 00 selama 10 bulan untuk modal usaha. Bagi hasil
diterapkan sebesar 2, 75 % per bulan berdasarkan akad yang
disepakati.
Maka:
Angsuran Pokok = Kredit : Lama Kontrak
= Rp.1.000.000 : 10 bulan
=Rp.1000.000, 00
Bagi hasil = Kredit x 2,75 %
=Rp.1000.000, 00 x 2,75%
=Rp.27.500, 00
73
Jadi jumlah angsuran / bulan = angsuran pokok + bagi
hasil
= Rp.100.000,00 + Rp 27500,00
=Rp 127,500
Dalam 10 bulan =Rp.127.500, 00 x 10 bulan
= Rp. 127.5000,00
Uang yang harus dikembalikan kepada BMT setelah 10 bulan
adalah =Rp.1275.500, 00
b. Bu Ririn bermaksud membeli Honda bekas seharga
Rp.7.000.000,00. Dia mengajukan pembiayaan BBA kepada BMT.
BMT mengambil keuntungan 3% dan dibayar selama 2 tahun
dicicil secara bulanan
Maka:
Harga jual = Harga Pokok Pembelian+Keuntungan
= Rp.7.000.000,00 + (3% Rp 7.000.000)
= Rp 7.000.000,00 +210.000,00
= Rp 7120.000,00
Bila Bu Ririn memilih angsuran bulanan, maka angsuran
sebesar:
= Rp.7.120.000,00
24
= Rp. 300.416,00
= Rp. 300.000,00
74
BAB IV
Analisis Sistem Pembiayaan dan Tabungan pada
Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank BMT Logam Mulia
Grobogan.
A. Analisis Pembiayaan Pada BMT Logam Mulia Grobogan
Sebagai bagian penting dari aktivitas BMT, kemampuan dalam
menyalurkan dana sangat mempengaruhi tingkat performance lembaga.
Hubungan antara tabungan dan pembiayaan dapat dilihat dari kemampuan
BMT untuk meraih dana sebanyak-banyaknya serta kemampuan
menyalurkan dana secara baik.
1. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan penyaluran dana BMT kepada pihak
ketiga berdasarkan kesepakatan pembiayaan antara BMT dengan pihak
lain dengan harga ditetapkan sebesar biaya perolehan barang ditambah
margin keuntungan yang disepakati untuk keuntungan BMT.
Koperasi BMT Logam Mulia adalah koperasi Baitul Maal wat
Tamwil yang menerapkan simpan pinjam pola Syari’ah. Strategi awal
BMT Logam Mulia untuk menarik nasabah adalah hanya menawarkan
pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana (mau dan
mampu), dengan itu masyarakat akan termotivasi sendiri tanpa ada
dorongan dari pihak manapun untuk menabung dan mengajukan
pembiayaan.
75
2. Analisis Pembiayaan
BMT Logam Mulia dalam menyutujui suatu pembiayaan
menggunakan prinsip 5 C (Character, Capacity, Collateral, Capital, dan
Condition), diantaranya:
a. Character (Karakter)
Pada analisa ini menyangkut sifat dan kepribadian calon nasabah.
Harus diyakini bahwa calon nasabah tidak mempunyai karakter yang
menyimpang (pribadi, perilaku dan lingkungan). Pribadi: jujur, terbuka,
bermoral, tepat janji, tanggung jawab, kemauan kuat, efisien, integritas
dan lain-lain. Perilaku seperti: tekun, kreatif, konsultif tidak cepat putus
asa, tenang, supel dan lincah. Dan dari lingkungan seperti: keluarga,
pergaulan, relasi yang luas dan lain-lain.
b. Capacity (Kemampuan)
kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan
mengembalikan pinjaman yang diambil hal ini dapat dianalisa melalui:
1) Keterampilan
2) Kesehatan
3) Fast performance
4) Pendapatan
5) Dan lain-lain
76
c. Capital ( Modal )
Pada tahap ini BMT Logam Mulia membuat pertimbangan yang
cermat dalam memberikan pembiayaan. Hal ini didasarkan atas seberapa
besar permohonan pembiayaan yang akan disetujui oleh manajer. Analisa
capital ini merupakan analisa yang menghubungkan antara permohonan
pembiayaan oleh calon nasabah terhadap sejumlah dana yang disetor
sebagai uang muka. Semakin besar jumlah dana yang disetor untuk
membiayai suatu barang maka akan semakin ringan calon nasabah tersebut
dalam melunasi pembiayaan tersebut. Akan tetapi sebaliknya,
Semakin sedikit jumlah dana yang disetor maka akan semakin
berat pula calon nasabah tersebut dalam melunasi kewajibannya. Yang
menjadi pertimbangan dalam analisa ini yaitu jangka waktu yang diambil
calon nasabah dalam permohonan pembiayaan. Kondisi seperti ini akan
dikembalikan kepada kemampuan calon nasabah dalam pengambilan
keputusan permohonan pembiayaan.
d. Collateral (Jaminan )
Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang dibebankan
oleh calon nasabah sebagai pengaman pembiayaan yang diberikan oleh
BMT. Lebih tepatnya apabila jaminan ini dimaksudkan untuk lebih
menyakinkan jika suatu resiko kegagalan pembiayaan terjadi, maka
jaminan dipakai sebagai pengganti kewajibannya. Dalam pembiayaan
BBA jaminan diperbolehkan. Oleh karena itu jaminan yang dibebankan
dimaksudkan agar nasabah lebih serius terhadap apa yang dimohonkan
77
kepada BMT. Petugas BMT akan meminta jaminan kepada calon nasabah
yang meminta permohonan pembiayaan kepada BMT. Jaminan ini bisa
meliputi BPKB Kendaraan bermotor, Sertifikat Hak Milik (SHM) atau
Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), barang elektronik dan barang-
barang yang mempunyai nilai jual.
e. Condition of Economi ( Kondisi Ekonomi )
Penilaian ini berhubungan dengan situasi kondisi perekonomian di
suatu daerah yang mana dapat mempengaruhi kegiatan usaha calon
nasabah dan juga bisa melalui hambatan-hambatan yang akan bisa
mengganggu nasabah dalam membayar pelunasan hutangnya kepada
BMT. Kondisi ekonomi yang baik, mampu memberikan secercah harapan
akan keberhasilan suatu usaha, begitupun sebaliknya. Misalnya nasabah
tersebut berkiprah sebagai penjual minyak tanah keliling di wilayah
perumahan A. Apabila terjadi kelangkaan pada minyak tanah maka
penjual tersebut akan membayar cost yang lebih besar pula. Sehingga
penjual tersebut mau tidak mau akan menambah modal kerjanya yang ia
gunakan untuk membeli minyak tanah tersebut. Kondisi inilah yang bisa
menjadikan hambatan bagi nasabah dalam membayar pinjaman di BMT.
Namun, dari kelima aspek analisis pembiayaan di atas, BMT Logam Mulia
lebih menekankan terhadap dua aspek yaitu:
1) Analisa terhadap kemauan membayar, disebut analisa kualitatif prinsip
(character). Analisa ini mencakup karakter atau watak dan komitmen
anggota.
78
2) Analisa terhadap kemampuan membayar (capacity).
Koperasi BMT Logam Mulia adalah koperasi Baitul Maal wat
Tamwil yang menerapkan Simpan pinjam pola Syari’ah. Strategi awal
BMT Logam Mulia untuk menarik nasabah adalah hanya menawarkan
pembiayaan semata kepada masyarakat yang membutuhkan dana (mau dan
mampu), dengan itu masyarakat akan termotivasi sendiri tanpa ada
dorongan dari pihak manapun untuk menabung dan mengajukan
pembiayaan. Pembiayaan yang di praktekkan BMT Logam Mulia adalah:
a. Pembiayaan Mudhorobah.
b. Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil
A. Pembiayaan Al-Mudharabah
1) Pengertian al-Mudhorobah
69 Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan
seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah)
bertindak selaku pengelola, dana keuntungan usaha bagi diantara mereka
sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. (Fatwa DSN – MUI
No. 07/DSN-MUI/IV/2000).70
Adapun dalam rangka penyaluran dana mudharabah, BMT
bertindak sebagai shahibul al-mal dan nasabah sebagai mudharib. BMT
memberikan kepercayaan penuh kepada nasabah sebagai untuk
69 Muhammad Syafi’i Antonio,Opcit,hlm.195
70 Muhammad, power point,Evaluasi dan penataan praktek perbankan Syari’ah, sekolah
tinggi ekonomi Islam,
79
memanfaatkan fasilitas pembiayaan berbagi hasil ini sebagai modal
mengelola proyek atau usaha halal tertentu yang dianggap feasible. Karena
landasan mudharabah murni ‘Kepercayaan’ dari shahibul al-mal.71
Tabel 2.3.1
Penyelesaian Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah
Bulan Laba
Usaha
Bagian
BMT
30%
Bagian
Nasabah
70 %
Cicilan
Pokok
Total
setoran
1 60.000 18.000 42.000 18.000
2 70.000 21.000 49.000 21.000
3 40.000 12.000 28.000 12.000
4 35.000 10.500 24.500 10.000
5 25.000 75.00 17,500 7.500
6 50.000 15.000 35.000 15.000
7 55.000 16.500 38.500 16.500
8 40.000 12.000 28.000 12.000
9 30.000 9.000 21.000 9.000
10 40.000 12.000 28.000 1.000.000 12.000
Total 445.000 133.500 11.500 1.000.000 1.133.500
dari
hasil
usaha
0,30 0,70
%
dari
modal
26,25 39,78
Sumber: Manajemen Bank Syariah
Drs Muhammad, Mag
71 Ibid,hlm.35
80
2) Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia
PEMBIAYAAN Al- Mudharabah
c. Tuan Anton memperoleh pembiayaan Mudharabah sebesar
Rp.1.000.000,00 selama 10 bulan untuk modal usaha. Bagi hasil
diterapkan sebesar 2,75% per bulan berdasarkan akad yang
disepakati.
Maka:
Angsuran Pokok = Kredit : Lama Kontrak
= Rp.1.000.000 : 10 bulan
=Rp.1000.000,00
Bagi hasil = Kredit x 2,75 %
=Rp.1000.000,00 x 2,75%
=Rp.27.500,00
Jadi jumlah angsuran / bulan = angsuran pokok + bagi
hasil
= Rp.100.000,00 +Rp 27500
=Rp127,500
Dalam 10 bulan =Rp.127.500,00 x 10 bulan
= Rp. 127 .5000,00
Uang yang harus dikembalikan kepada BMT setelah 10
bulan adalah =Rp.1275.500,00
81
Sebenarnya cara menghitung bagi hasil dari pembiayaan
Mudharabah yang diterapkan BMT Logam Mulia adalah cara-cara
konvensional Meskipun dalam perhitunganya terdapat akad kesepakatan
antara pihak BMT dengan nasabah pembiayaan. Dari apa yang penulis
amati, keuntungan dari hasil pembiayaan modal kerja harus diperoleh
terlebih dahulu baru dapat dihitung bagi hasilnya. Pada penerapanya, di
dalam BMT itu sendiri keuntungan yang sesungguhnya belum diperoleh
tetapi akad sudah dibuat dengan keuntungan untuk BMT 2,75 % Maka
untuk pembiayaan Mudharabah, pihak BMT dapat mengawasi
pelaksanaan usaha nasabah sehingga dapat mengetahui secara pasti berapa
keuntungan yang diperoleh nasabah, yang tentunya apa yang diperoleh
nasabah belum tentu untung maupun rugi. Apabila untung, maka BMT
mendapatkan pokok pinjaman yang diberikan nasabah beserta bagi
hasilnya dan nasabah sendiri juga memperoleh bagi hasil dari keuntungan
yang diperoleh. Tetapi apabila rugi, maka BMT tidak mendapatkan bagi
hasil dan nasabah sendiri juga rugi tenaga dan waktu.
Jadi, bila BMT menggunakan system perhitungan seperti di atas,
nasabah akan membayar pokok pinjaman dan bagi hasil secara tetap setiap
bulan tanpa melihat apakah uang yang dipinjamkan tadi telah mendapat
untung. Apabila belum mendapat untung, maka merasa “dipaksa” untuk
membayar angsuran pokok beserta bagi hasilnya setiap bulan, padahal
tidak tahu apakah usaha tersebut untung atau rugi. Hal tersebut yang tidak
82
dibenarkan, karena sama saja merugikan nasabah meskipun terdapat akad
di dalamnya.
Tabel 2.4.1
Analisa Kontribusi Pembiayaan Mudharabah
BMT Logam Mulia Grobogan
Thn Pendapatan
Mudharabah
Pendapatan
Mudharabah/
Pendapatan
BMT
2007 Rp. 382,500,000 72%
2008 Rp. 438,880,000 16%
2009 Rp.1,190,287,150 24%
2010 Rp. 1,990,510,000 35%
2011 Rp. 2,188,610,000 32%
sumber: Laporan keuangan BMT Logam Mulia 2007-20011)
BMT Logam Mulia pada pembiayaan mudharabah yang
disalurkan dari tahun 2007 sampai 2008 mengalami penurunan yang
semula 23% menjadi 16% sedangkan tahun 2009 sampai 2010 mengalami
peningkatan yang menjadi sebesar 35% akan tetapi pada tahun 2011
menurun menjadi sebesar 32%. Hal ini menunjukkan pembiayaan
mudharabah masih kecil diminati dengan berbagai alasan yang sebenarnya
mencerminkan sikap avers to risk. BMT Logam Mulia menggunakan
analisa 5C+S. Adapun kontribusi pendapatan mudharabah di BMT Logam
Mulia tahun 2007 sampai 20011 mampu meningkatkan profitabilitas
sebesar 27% dari besarnya total pembiayaan mudharabah.
83
Deposito Mudharabah atau lebih tepatnya deposito investasi
mudharabah merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga
(perseorangan atau badan hukum) yang penarikanya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu jatuh tempo, dengan mendapatkan
imbalan bagi hasil. Imbalan dibagi dalam bentuk berbagai pendapatan
(revenue Sharing ) atas penggunaan dana tersebut secara syari’ah dengan
proporsi pembagian katakanlah 70 : 30, 70 % untuk deposan dan 30 %
untuk bank. Jangka waktu deposito mudharabah berkisar antara 1 bulan, 3
bulan, 6 bu lan dan 12 bulan.72
Filsafat dasar dari investasi Mudharabah adalah menyatukan
capital dengan labour (skill & entrepreneurship) yang selama ini
senantiasa terpisah dalam konvensional karena memang system tersebut
diciptakan untuk menunjang mereka yang memiliki capital (modal)
Dalam Investasi Mudharabah akan tampak jelas sifat dan semangat
kebersamaan dalam menanggung kerugian yang dialami proyek dan
membagikan keuntungan yang membengkak di waktu ekonomi sedang
booming.
Al-Mudharabah, Bank menyediakan 100% pembiayaan suatu
proyek. Pengusaha mengelola proyek usaha tanpa campur tangan bank
namun bank mempunyai hak untuk tindak lanjut dan pengawasan. Bank
dan pengusaha sepakat melalui negosiasi tentang porsi bagian untung
masing-masing. Apabila terjadi rugi bank akan menanggung kerugian
72
Karnaen A. Perwaatmadja, dan Muhammad syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank
Islam. Yogyakarta : PT Veresia grafika Yogya, hlm.20-21
84
sebesar pembiayaan yang disediakan sedang pengusaha menanggung
kerugian tenaga, managerial skill sea kehilangan nisbah keuntungan bagi
hasil yang akan diperoleh73.
Dalam penerapan perhitungan pembiayaan Mudharabah, BMT
Logam Mulia tersebut belum menjalankan prinsip bagi hasil secara benar,
meskipun terdapat akad dalam pembiayaan tersebut. Ini dapat dilihat dari
pembayaran angsuran dari pokok pinjaman ditambah bagi hasil, dimana
BMT Logam Mulia tidak memandang apakah usaha nasabah mendapat
untung atau rugi. Nasabah hanya diwajibkan membayar angsuran tiap
periode tertentu dalam jumlah tetap sesuai yang diperjanjikan dalam akad.
Seharusnya dalam penerapan Syari’ah yang benar, nasabah mendapat
untung terlebih dahulu, kemudian baru dibagihasilkan dan akan
dibayarkan beserta pokok pinjamanya.
BMT Logam Mulia menggunakan cara konvensional dengan
system seperti bunga pada pembiayaan Mudharabah, meskipun terdapat
akad di dalamnya. Hal ini dapat dilihat dari pembayaran pokok pinjaman
serta bagi hasil pinjaman serta bagi hasil secara tetap setiap bulan, oleh
nasabah pembiayaan, padahal belum tentu nasabah mendapat untung
secara riil dari usaha yang dijalankan. Hal ini yang sekiranya memberatkan
nasabah, seharusnya dalam pembiayaan Mudharabah. BMT melihat
apakah nasabah mendapat untung, baru kemudian dibagihasilkan. Bagi
BMT yang benar-benar menerapkan akad Mudharabah secara benar,
73 Ibid, hlm,22-23
85
memang seharusnya menanamkan kepercayaan penuh kepada nasabah
pembiayaan, dikarenakan modal seluruhnya ditanggung BMT sedangkan
nasabah hanya menjadi pengelola.
B. Pembiayaan Ba’i bitsaman Ajil (BBA)
1) Pengertian
Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) merupakan pembiayaan
dengan sistem jual beli dengan menjual barang yang harganya telah
ditambah dengan margin dan pembayarannya dapat dilakukan dengan
kredit. BMT Logam Mulia dalam Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil
memberikan yang ditentukan dalam prosentase-prosentase yang diberikan
yaitu 3% selama tak memberatkan nasabah.
Bai` Bitsaman Ajil tidak hanya terbatas antara pembeli dan penjual
di pasar. Tetapi sebuah lembaga keuangan seperti BMT pun bisa
melakukan akad ini. Namun sebenarnya BMT hanya memiliki uang dan
tidak memiliki barang. Maka bila ada seseorang yang ingin membeli
barang, pihak BMT tidak bisa menyediakan barang itu. Pihak BMT harus
membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan pembeli. Idealnya, pihak
BMT akan datang ke pasar dan membeli barang yang dibutuhkan lalu
menjualnya kepada pembeli / nasabah dengan mengambil keuntungan
harga.
Kita harus memahami bahwa bai` adalah akad mu`awadloh, yaitu
tukar menukar barang dengan uang. Maka barang yang dijual harus sudah
menjadi milik sepenuhnya pihak penjual. Dalam istilah fiqih dikenal
86
dengan sebutan milkiyyah tammah. BMT berposisi sebagai penjual dan
nasabah sebagai pembeli. Pembiayaan Bai’ bitsamanil Ajil (BBA) dalam
prakteknya, untuk pengadaan barang, pihak penjual (BMT) akan kerepotan
bila harus bolak balik ke pasar untuk membeli barang. Sehingga untuk
mudah dan efisiennya, pihak BMT bisa mewakilkan pembelian barang
dari pasar kepada calon pembelinya dengan akad wakalah dengan
konsekwensi Perjanjian masing-masing. Akad wakalah maksudnya adalah
pihak BMT mewakilkan pembeli untuk membeli barang. Atau lebih
mudahnya BMT minta tolong kepada pembeli untuk membelikan barang”
Namun kepemilikan barang itu ketika dibeli adalah jelas milik
BMT. Si pembeli hanya dititipi saja untuk membeli barang. Dan pihak
BMT yang sesungguhnya menjadi penjual harus mengecek dan yakin
bahwa barang yang akan dijual benar-benar telah dibeli. Salah satunya
misalnya dengan ditunjukkan faktur pembelian oleh pembeli yang dititip
untuk membeli. Hal ini untuk menghindari kemungkinan barang tidak
dibeli dengan uang tersebut sehingga menjadi pinjaman uang dengan
pengembalian lebih.
Resiko yang terjadi dalam proses pengadaan barang, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penjual, bukan resiko calon pembeli. Sebab mulai
berlakunya akad jual beli adalah ketika barang itu sudah diterima oleh
pihak pembeli dalam keadaan selamat. Sehingga dalam praktek BBA harus
ada dua akad yaitu :
87
a. Akad Wakalah : antara BMT dengan nasabah. Dimana saat itu BMT
membeli barang dari pihak ketiga dan pembeli saat itu bertindak sebagai
wakil dari pihak bank yang melakukan pembelian barang dari pihak
ketiga.
b. Akad Jual Beli Kredit : setelah barang telah terbeli maka BMT menjual
barang tersebut dengan harga yang disepakati dua pihak. Kemudian
pembayaran nasabah kepada BMT dengan cara kredit atau tidak tunai.
Adapun pembiayaan Bai’ bitsaman Ajil dan Murabahah di BMT
Logam Mulia adalah sama-sama merupakan pembiayaan jual beli barang.
Namun perbedaannya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5.1
Perbedaan Ba’i Bitsaman Ajil Dan Murabahah
BMT Logam Mulia Grobogan
Bai’ Bitsaman Ajil Murabahah
Merupakan pembiayaan dengan
system jual beli yang dilakukan
secara angsuran terhadap pembelian
suatu barang. Jumlah kewajiban
yang harus dibayar oleh nasabah
jumlah harga barang yang mark-up
yang telah disepakati bersama.
Merupakan Pembiayaan jual beli
yang pembayarannya dilakukan
pada saat jatuh tempo dan satu kali
lunas beserta mark-upnya (laba)
sesuai kesepakatan bersama.74
Tabel 2.6.1
74 Sumber: Wawancara, Bpk. Agus Suryono, 15 Mei 2012, 11:40-12:35 WIB, di Kantor
Pusat BMT Logam Mulia.
88
Analisa Kontribusi Pembiayaan BBA
BMT Logam Mulia Grobogan
Thn Pendapatan BBA Pendapatan BMT Pendapatan BBA
/Pendapatan
BMT
2007 Rp.1.156.643.541 Rp.1.623.479.474 71 %
2008 RP.1.572.584.691 Rp.2.124.701.409 74 %
2009 RP.2.010.293.977 Rp.3.106.429.467,68 65 %
2010 RP.2.065.797.618 RP.3.707.602.345,24 56 %
2011 RP.2.911.280.922 Rp.4.816.720.650,35 60%
Sumber. Laporan Keuangan BMT Logam Mulia Grobogan periode 2007-2011
2) Perhitungan Angsuran Pembiayaan BBA
Contoh Pembiayaan BBA
d. Bu Ririn bermaksud membeli Honda bekas seharga
Rp.7.000.000,00. Dia mengajukan pembiayaan BBA kepada BMT.
BMT mengambil keuntungan 3% dan dibayar selama 2 tahun
dicicil secara bulanan
Maka:
Harga jual = Harga Pokok Pembelian+Keuntungan
= Rp.7.000.000,00 + (3% Rp 7.000.000)
= Rp 7.000.000,00 +210.000,00
= Rp 7120.000,00
Bila Bu Ririn memilih angsuran bulanan, maka angsuran
sebesar:
Rp.7.120.000,00
24
= Rp. 300.416,00
= Rp. 300.000,00
89
Pembiayaan BBA menggunakan prinsip analisis pembiayaan 5C.
Berdasarkan tabel 2.6.1 di atas Pembiayaan BBA memberikan kontribusi
yang besar terhadap pendapatan BMT Logam Mulia Secara berturut-turut
kontribusi pembiayaan BBA terhadap pendapatan BMT dari tahun 2007
sebesar 71%, kemudian tahun 2008 sebesar 74% yang berarti naik sebesar
3%. Pada tahun 2009 sebesar 65%, di tahun 2010 menurun sebesar 9%
menjadi 56%. Prosentase pembiayaan BBA mengalami penurunan, akan
tetapi apabila ditinjau lebih jauh, penurunan tersebut tidak disertai dengan
penurunan dalam bentuk jumlah pendapatan yang diperoleh. Terbukti
bahwa dari tahun ke tahun pendapatan pembiayaan BBA mengalami
kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar
4% sehingga menjadi 60%.
Contoh Perhitungan Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil
e. Tuan A, pengusaha toko buku, mengajukan permohonan
pembiayaan Bai bitsaman Ajil (investasi) guna pembelian mesin
percetakan, senilai Rp. 55 juta. Setelah dievaluasi, usahanya layak
dan permohonannya disetujui, maka akan mengangkat Tuan A
sebagai wakil bank untuk membeli dengan dana dan atas namanya
kemudian menjual barang tersebut kembali kepada Tuan A sejumlah
Rp. 60 Juta, dengan jangka waktu 36 bulan dan dibayar secara
cicilan tiap bulannya sebesar Rp. 1,6 juta. Asumsi penetapan harga
jual Rp. 60 juta telah dilakukan.
a. Tawar menawar harga jual antara Tuan A dan Bank
90
b. Harga Jual yang disetujui, tidak akan berubah selama jangka
waktu pembiayaan. (dalam hal ini 36 bulan ) walaupun dalam
masa tersebut terjadi devaluasi. Inflasi maupun perubahan
tingkat suku bungan bank di pasar.
Jual beli pada Pembiayaan Bai bitsaman Ajil dilakukan oleh BMT
Logam Mulia sebenarnya adalah untuk memenuhi syarat Syari’ah yang
hanya terdapat pada dokumen karena pada seketika itu juga pemilikan
barang tersebut telah beralih kepada nasabah. Dengan demikian bank tidak
perlu menyediakan gudang atau ruang pamer sebagaimana lazimnya
dilakukan oleh pedagang karena pada dasarnya bank hanya melakukan
pembiayaan saja.
Seharusnya barang di beli oleh BMT baru di BBA atau di
murabahahkan , Kenyataanya tidak, barang yang di beli di wakilkan
kepada nasabah. Pengertian Bai Bitsaman Ajil Merupakan pembiayaan
dengan system jual beli yang dilakukan secara angsuran terhadap
pembelian suatu barang. Jumlah kewajiban yang harus dibayar oleh
nasabah jumlah harga barang yang mark-up yang telah disepakati bersama.
Sedangkan Murabahah Merupakan Pembiayaan jual beli yang
pembayarannya dilakukan pada saat jatuh tempo dan satu kali lunas
beserta mark-upnya (laba) sesuai kesepakatan bersama. Jadi Pada BMT
Logam Mulia menerapkan Pembiayaan BBA, walaupun cara
pembiayaanya di wakilkan tetapi cara pembayaranya dilakukan secara
angsuran.
91
Pada Pembiayaan BBA, yaitu Pembelian barang yang
pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah dengan
mark-up yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan hanya saja barang
yang dijual tidak beli terlebih dahulu oleh BMT. Nisbah Bagi Hasil di
BMT Logam Mulia telah di tentukan sebesar 3% .
Pembiayaan Ba’i bitsaman Ajil hampir sama dengan Murabahah.
Perbedaan di antara keduanya terletak pada cara pembayaran, di mana
pada murabahah dilakukan secara tunai setelah terjadi akad. Sedangkan
pada Al- Bai’ bitsaman Ajil pembayaran dilakukan secara cicilan setelah
pembeli memperlihatkan hasil usahanya atau pada jatuh tempo yang
disepakati. berdasarkan akad pembiayaan hanya saja barang yang dijual
belikan terlebih dahulu oleh BMT Pembiayaan BBA menggunakan prinsip
analisis pembiayaan 5C. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Lembaga
Keuangan syariah yang bukan Bank.
B. Analisis simpanan di BMT Logam Mulia Grobogan
1) Pengertian simpanan
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada
bank berdasarkan akad / perjanjian penyimpanan dalam bentuk giro,
tabungan, deposito dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Kegiatan penghimpunan dana dan pembiayaan merupakan kegiatan
pelayanan jasa perbankan Syari’ah yang utama dari semua kegiatan
lembaga keuangan bank syari’ah. Pelayanan jasa berupa penghimpunan
dana dari masyarakat dapat dilakukan dengan prinsip Wadi’ah dan
92
Mudharabah. Di samping mendapatkan dana dari masyarakat Perbankan
Syari’ah juga akan mendapatkan dana dalam bentuk modal yang
disetorkan pada saat pendirian bank Syari’ah. Modal adalah dana yang
diserahkan oleh pemilik (owner)75
2) Produk Simpanan KJKS BMT Logam Mulia Grobogan
1. Simpan Mulia, yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang
transaksinya dapat dilakukan sewaktu-waktu.
2. Simpanan Berjangka (Deposito), yaitu tabungan atau simpanan
masyarakat yang transaksinya pada saat jatuh tempo. Tabungan ini
jangka waktunya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan
3. Tabasis. Yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang
diperuntukkan bagi siswa sekolah
4. Ta’aziz, yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang
diperuntukkan untuk kegiatan ziarah
5. Tasaqur, yaitu tabungan atau simapanan masyarakat yang
diperuntukkan untuk persiapan melaksanakan qurban.
75 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori Ke Praktek, Gema Insani Press. Hal 146
93
TABEL 2.2
DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL)
No Produk Saldo
Rata-
Rata
Bulanan
Pendapatan Nisbah Porsi Indikasi
Hasil Nasabah BMT Nasabah BM
T
A B C D E F G H I
1 Tabungan
Mudharabah
30 70
2 Deposito
berjangka 3
Bulan
35 65
3 Deposito
Berjangka 4
bulan
40 60
4 Deposito
Berjangka 6
Bulan
45 65
5 Deposito
Berjangka
12 Bulan
50 50
6 Deposito
Berjangka
24 Bulan
55 45
7 Dana Kelola
8 Simpanan
wajib
9 Simpanan
Pokok
Modal
TOTAL
Sumber: Pedoman Pengelola Bmt:76
C : Angka diperoleh dari saldo Rata-rata
D : (saldo Rata-rata : Total Saldo Rata-rata) x Pendapatan
E : Nisbah untuk nasabah yang telah ditetapkan
F : Nisbah untuk KJKS yang telah ditetapkan
76 Pedoman Pengelolaan BMT. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK).
94
Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia
TABUNGAN (Syari’ah)
Berikut adalah perhitungan tabungan / deposito beserta bagi hasil
antara pihak BMT Logam Mulia dengan nasabahnya.
Tabel Distribusi Pendapatan
Bulan April 2010
(Profit / keuntungan Bulan April 2010 = Rp 23.194.525,89)
No Dana yang
dikelola
Jumlah (Rp) Cheek up
profit
Nisbah
Basil
BMT Nasabah
1. Simpanan
Mulia
636.2822.358,42 4.367.678,93 72 : 28 3.144.728,83 1.222.950,1
2. Deposito1
bulan
15.175.000 104.166,85 69 : 31 71.875,13 32.291,7
3. Deposito
3Bulan
45.215.000 310.372,59 63 :37 195.534,73 114.837,9
4. Deposito
6Bulan
371.095.000 2.547.334,2 58 : 42 1.477.453,84 1.069.880,4
5. Deposito
12 bulan
1.500.000.000 10.296.558,3 56 : 44 5.766.072,65 4.530.485,7
6. Modal 811.232.289,6 5.568.600,37
7. Jumlah 3.378,972.648,04 23.194.525,89
Rumusan Penghitungan Cheek Up Profit (Keuntungan):
d. Simpanan Mulia = Saldo Rata-rata Simpanan Mulia x Profit April
Total saldo Rata-rata
= Rp 636.282.358,42 x Rp 23.194.525,89
Rp 3.378.972.648,04
= Rp.4.367.678,93
e. Deposito 1 bulan = Saldo rata-rata deposit 1 bulan x Profit April
Total saldo Rata-rata
= Rp. 15.175.000,00 x Rp. 23.194.525,89
Rp. 3.378.972.648,04
= Rp. 104.166,85
95
f. Modal = Saldo Rata-rata Pemodal x Profit Bulan April
Total saldo rata-rata
=Rp. 811.232.289,62 x Rp. 23.194.524,89
Rp 3.378.972.648,04
= Rp. 5.568.600,37
Menghitung bagi hasil seluruh simpanan mulia, deposito, maupun
modal dengan BMT
d. Nasabah = Profit Simpanan x 28%
=Rp. 4.367.678,93 x 28%
= Rp. 1.222.950,1
BMT = Profit Simpanan x 72 %
= Rp. 4.367.678,93 x 72 %
= Rp. 3.144.728,83
e. Nasabah = Profit Deposito 1 bulan x 31 %
= Rp.104.166,85 x 31 %
= Rp.32.291,7
BMT = Profit Deposito 1 bulan x 69 %
= Rp.104.166,85 x 69%
= Rp.71.875,12
f. Modal = Tergantung kesepakatan antara pengelola dengan pemilik
modal (sesuai dengan Rencana Anggaran Tahunan).
96
Menghitung Saldo Rata-rata Tabungan Nasabah
Bulan April 2010
Tanggal Keluar /
Debet (Rp)
Masuk
/Kredit (Rp)
aldo (Rp) Perhitung Mengendap
1 April - - 1.000.000 1.000.000 x9/30=300.000
10 April - 500.000 1.500.000 1.500.000x5/30=250.000
15 April 200.000 - 1.300.000 1.300.000x2/30=216.700
20 April - 400.000 1.700.000 1.700.000x9/30=510.000
29 April 500.000 - 1.200.000 1.200.000x1/30=40.000
30 April - 1.200.000 1.200.000 1.000.000x1/30=40.000
Jumlah 1.356.700
Bilangan bulan pembagi menyesuaikan jumlah hari pada
bulan tertentu, bulan April =30 hari
Pertanyaan:
Berapakah bagi hasil untuk nasabah tersebut ?
Jawaban :
b. Rumus menghitung bagi hasil nasabah simpanan mulia sebagai
berikut :
Saldo rata-rata nasabah simpanan Mulia x bagi hasil seluruh nasabah
Total saldo rata-rata simpanan Mulia.
Rp. 1.356.700,00 x Rp.1.222.950,1=Rp 2607,6
Rp.636.282.358,42
Jadi bagi hasil nasabah simpanan mulia sebesar Rp.2607, 6
Dengan demikian total simpanan untuk Bulan April nasabah
Simpanan Mulia adalah :
Rp. 1.356.700,00 +Rp. 2607,6=Rp. 1.359.307,6
97
Cara lain untuk mengetahui pendapatan bagi hasil nasabah dengan
melihat indikasi hasil (Tabel 4.1) di atas.
Indikasi hasil = Pendapatan bagi hasil nasabah simpanan
Saldo rata-rata Simpanan Mulia
= Rp.1.222.950,1
Rp.636.282.358,42
= 0,0019.
Pendapatan Bagi Hasil nasabah = 0,0019x Rp 1.356.700,00
= 2577,73
Jadi uang yang diterima nasabah = 1.356.700+ 2577,73
= Rp.1.359.277,73
Contoh
c. Rumus menghitung bagi hasil untuk Nasabah Deposito sebagai
berikut :
Saldo Rata-Rata Nasabah Deposito x Bagi Hasil Seluruh Nasabah
Total Saldo rata-rata Deposito
Keterangan:
Bagi Hasil Seluruh Nasabah = nisbah x keuntungan deposito
d. Rumus menghitung Bagi hasil BMt disesuaikan dengan nasabah
bagi hasil untuk BMT
1) Untuk bagi hasil simpanan mulia sebesar 28% dan untuk
BMT sebesar 72%
2) Untuk bagi hasil deposito, nasabah bagi hasil disesuaikan
dengan Jangka waktu deposito.
98
e. Rumus menghitung Bagi Hasil Pemodal disesuaikan dengan
rumus yang tentunya telah disepakati antara pihak pemodal dan
pengelola (BMT), dengan ketentuan RAT antara si pengelola
dengan si pemodal. Misalnya nisbah bagi hasil antara pihak
pengelola dengan pemodal (80%: 20%) setelah profit bersih
didapat
Dari perhitungan di atas dapat diketahui, nasabah memperoleh bagi
hasil dari tabungan / simpanan mereka, tergantung dari besar kecilnya
keuntungan BMT. Pendistribusian bagi hasil ini dilakukan tiap bulan dan
dalam sistem perhitunganya sama untuk tiap jenis simpanan. Berarti
nasabah tiap bulan mendapat bagi hasil yang berbeda. Hal inilah yang
membedakan system bagi hasil dan sistem bunga yang ditetapkan lembaga
keuangan konvensional.
C. Kesimpulan analisis
Analisa pembiayaan adalah kegiatan BMT Logam Mulia untuk
memeriksa dan memahami lebih dalam semua keterangan dari suatu
permohonan pembiayaan agar diperoleh kepastian bahwa apabila
pembiayaan diberikan kepada calon nasabah mau dan mampu membayar
kembali.
Sesuai akad perjanjian. BMT Logam Mulia dalam menyutujui
suatu pembiayaan menggunakan prinsip 5 C (Character, Capacity,
Collateral, Capital, dan Condition), diantaranya:
99
f. Character (Karakter)
g. Capacity (Kemampuan)
h. Capital ( Modal )
i. Collateral (Jaminan )
j. Condition of Economi ( Kondisi Ekonomi )
Namun, dari kelima aspek analisis pembiayaan di atas, BMT
Logam Mulia lebih menekankan terhadap dua aspek yaitu:
3) Analisa terhadap kemauan membayar, disebut analisa kualitatif prinsip
(character). Analisa ini mencakup karakter atau watak dan komitmen
anggota.
4) Analisa terhadap kemampuan membayar (capacity).
BMT Logam Mulia pada pembiayaan mudharabah. Dalam
Perhitungan pembiayaan Mudharabah dengan menggunakan cara
konvensional yaitu pokok pinjaman dibayar dengan bagi hasilnya secara
bersamaan pada waktu pembayaran angsuran tanpa memandang apakah
usaha nasabah untung atau rugi Sedangkan Pada Pembiayaan BBA, yaitu
Pembelian barang yang pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok
ditambah dengan mark-up yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan
hanya saja barang yang dijual belikan terlebih dahulu oleh BMT
Pembiayaan BBA menggunakan prinsip analisis pembiayaan 5C. Hal ini
tidak sesuai dengan ketentuan Normatif Lembaga Keuangan syariah yang
bukan Bank.
100
Produk penghimpunan dana Simpanan /tabungan Pada BMT
Logam Mulia Grobogan nasabah memperoleh bagi hasil dari tabungan /
simpanan mereka, tergantung dari besar kecilnya keuntungan BMT.
Pendistribusian bagi hasil ini dilakukan tiap bulan dan dalam sistem
perhitunganya sama untuk tiap jenis simpanan. Berarti nasabah tiap bulan
mendapat bagi hasil yang berbeda. Hal inilah yang membedakan system
bagi hasil dan sistem bunga yang ditetapkan lembaga keuangan
konvensional.
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbankan Syari’ah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Perbankan
Syari’ah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh
pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan
pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan serta hasil yang diperoleh seperti yang
telah di diskripsikan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. BMT Logam Mulia menggunakan pendekatan System profit sharing
(bagi hasil) dalam perhitungan tabungan dan pembiayaan hanya saja
pada perhitungan pembiayaan Mudharabah dengan menggunakan cara
konvensional yaitu pokok pinjaman dibayar dengan bagi hasilnya
secara bersamaan pada waktu pembayaran angsuran tanpa memandang
apakah usaha nasabah untung atau rugi. Di samping itu. BMT tersebut
juga menawarkan pembiayaan BBA, yaitu pembelian barang yang
pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah dengan
mark-up yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan BBA. Hanya
saja Barang yang di jual tidak dibeli terlebih dahulu oleh BMT.
2. Dari hasil analisis antara praktek pada BMT dengan buku pedoman
pengelolaan BMT, BMT Logam Mulia menggunakan cara
konvensional dengan system seperti bunga pada pembiayaan
102
Mudharabah, meskipun terdapat akad di dalamnya. Hal ini dapat
dilihat dari pembayaran pokok pinjaman serta bagi hasil pinjaman serta
bagi hasil secara tetap setiap bulan, oleh nasabah pembiayaan, padahal
belum tentu nasabah mendapat untung secara riil dari usaha yang
dijalankan. Hal ini yang sekiranya memberatkan nasabah, seharusnya
dalam pembiayaan Mudharabah. BMT melihat apakah nasabah
mendapat untung, baru kemudian dibagihasilkan. Bagi BMT yang
benar-benar menerapkan akad Mudharabah secara benar, memang
seharusnya menanamkan kepercayaan penuh kepada nasabah
pembiayaan, dikarenakan modal seluruhnya ditanggung BMT
sedangkan nasabah hanya menjadi pengelola.
B. SARAN
Lembaga Keuangan Syari’ah (BMT) saat ini masih
dianggap sebagai “pemain kecil” dalam percaturan perbaikan
ekonomi nasional dan perbankan nasional, baik dari sisi
kontribusinya maupun segmen pasar yang dikuasai. Untuk itu
diperlukan semacam strategi yang bisa mengantarkan lembaga
keuangan Syari’ah (BMT) menjadi pemain yang
diperhitungkan.
Dari data-data yang penulis peroleh dan hasil dari
pembahasan di atas, penulis dapat memberikan saran-saran
bagi BMT Logam Mulia sebagai berikut :
103
1. BMT logam Mulia harus terus melanjutkan strategi
pengembangan bisnis yang bersifat ekspansif, yaitu melalui
market penetration strategy dan market development.
a. Market penetration strategy, bertujuan untuk harus
terus mengoptomalkan penjualan pada captive market
yaitu segmen masyarakat yang memang loyal dan
hanya mau bertransaksi dengan BMT.
Strategi ini bisa dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu meningkatkan promosi, meningkatkan
kualitas pelayanan, mengintensifkan penerapan
customer relationship managemen dan menawarkan
fasilitas transaksi keuangan yang lebih mantap.
b. Market development bertujuan untuk menjangkau pasar
yang lebih luas, baik dari segi geografis maupun
demografis, Strategi ini ditunjukkkan kepada captive
market yang belum terjangkau dan juga non captive
market. Untuk captive market dapat dilakukan dengan
cara membuka cabang baru di daerah yang sebelumnya
belum ada cabang. Untuk non captive market dilakukan
dengan meningkatkan promosi dan publikasi,
mengembangkan produk baru, memperbaiki pelayanan.
c. Strategi diversifikasi merupakan salah satu kunci untuk
mengembangkan bisnis Syari’ah secara nyata. Untuk
104
bisa berdiri sejajar dengan lembaga konvensional di
masa mendatang. Dan harus didukung oleh riset pasar
secara aktif, pengembangan produk secara
berkelanjutan dan publikasi yang gencar.
Untuk menunjang strategi bisnis di atas, BMT
harus mengembangkan teknologi informasi, jaringan
distribusi, dan sumber daya manusia. Pengembangan
tersebut harus tetap dibarengi dengan praktek
prudential banking secara konsisten. Dengan demikian,
BMT Logam Mulia akan bisa berkembang dengan sehat
dan berkelanjutan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : Kayisul Aroiyah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 07 Desember 1989
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Desa Tlogosih, RT:01,
Rw:01, Kec: Kebonagung, Kab: Demak
6. Ayah :Mas’ud
7. Ibu :Nurul ayati
8. No. HP : 087831698477
9. PENDIDIKAN FORMAL :
a. SD Negeri, Tlogosih I, Lulus tahun 2001
b. SLTP Negeri 1Dempet,Lulus tahun 2004
c. SLTA 1 Negeri Dempet, Lulus tahun 207
10. PENDIDIKAN NON FORMAL
a. Madrasah Awaliyah, Madin Nurul falah, Lulus tahun 2001
b. Madrasah Wustho, Madin Nurul Falah, Lulus tahun 2003
11. PENGALAMAN ORGANISASI :
a. Anggota Justisia Fakultas Syari’ah Tahun 2007
b. Anggota JQH Fakultas Syari’ah Tahun 2007
c. Anggota PMII Fakultas Syari’ah Tahun 2007
d. Ketua PAC IPPNU Kebonagung Demak Tahun 2012
Semarang,
Tertanda
Kayisul Aroiyah
072411031