analisis sistem pembiayaan dan tabungan yang di...

118
ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN YANG DI PRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan) SKRIPSI Di Susun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (Ekonomi Islam) Oleh: KAYISUL AROIYAH 72411031 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYAR’IAH IAIN WALISONGO SEMARANG 2012

Upload: duongngoc

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN

YANG DI PRAKTEKKAN PADA LEMBAGA

KEUANGAN SYARI’AH NON BANK

(Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)

SKRIPSI

Di Susun Guna Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (Ekonomi Islam)

Oleh:

KAYISUL AROIYAH

72411031

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYAR’IAH

IAIN WALISONGO SEMARANG

2012

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, Penulis menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan atau dikutip

secara langsung dari sumbernya.

Semarang,

Penulis,

Kayisul Aroiyah

NIM: 072411031

MOTTO

Æ���� tt ttGGGG öö öö//// $$ $$#### uu uuρρρρ !! !!$$$$ yy yyϑϑϑϑ‹‹‹‹ ÏÏ ÏÏùùùù šš šš����9999 tt tt????#### uu uu ªª ªª!!!! $$ $$#### uu uu‘‘‘‘#### ¤¤ ¤¤$$$$!!!! $$ $$#### nn nnοοοο tt tt���� ÅÅ ÅÅzzzz FF FFψψψψ $$ $$#### (( (( ŸŸ ŸŸωωωω uu uuρρρρ šš šš[[[[ΨΨΨΨ ss ss???? yy yy7777 tt tt7777ŠŠŠŠ ÅÅ ÅÅÁÁÁÁ tt ttΡΡΡΡ šš šš∅∅∅∅ ÏÏ ÏÏΒΒΒΒ $$$$ uu uu‹‹‹‹ ÷÷ ÷÷ΡΡΡΡ ‘‘ ‘‘‰‰‰‰9999 $$ $$#### (( (( ÅÅ ÅÅ¡¡¡¡ ôô ôômmmm rr rr&&&& uu uuρρρρ

!! !!$$$$ yy yyϑϑϑϑ ŸŸ ŸŸ2222 zz zz || ||¡¡¡¡ ôô ôômmmm rr rr&&&& ª!!!! $$ $$#### šš šš���� øø øø‹‹‹‹ ss ss9999 ÎÎ ÎÎ)))) (( (( ŸŸ ŸŸωωωω uu uuρρρρ ÆÆ ÆÆ���� öö öö7777 ss ss???? yy yyŠŠŠŠ$$$$ || ||¡¡¡¡ xx xx���� øø øø9999 $$ $$#### ’’’’ ÎÎ ÎÎûûûû ÇÇ ÇÇÚÚÚÚ öö öö‘‘‘‘ FF FF{{{{ $$ $$#### (( (( ¨¨ ¨¨ββββ ÎÎ ÎÎ)))) ©© ©©!!!! $$ $$#### ŸŸ ŸŸωωωω �� ��==== ÏÏ ÏÏtttt ää ä䆆†† tt tt ÏÏ Ïω‰‰‰ ÅÅ ÅÅ¡¡¡¡ øø øø���� ßß ßßϑϑϑϑ øø øø9999 $$ $$####

∩∠∠∪

Artinya: “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di

(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan”.1

1 Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahanya, Semarang. CV. Toha Putra. Hlm.

ABSTRAKSI

Kayisul Aroiyah (072411031). Analisis Sistem Pembiayaan dan Tabungan yang

dipraktekan pada Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank ( Study KJKS BMT

Logam Mulia Grobogan).

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab Permasalahan “Bagaimana

tinjauan Ekonomi Islam terhadap praktek Pembiayaan dan Tabungan di BMT

Logam Mulia Grobogan” Penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (field

Research), Selanjutnya data-data dikumpulkan dengan menggunakan metode

interview, kemudian dianalisa dengan metode Deskriptif Analisis dan Komperatif.

Lembaga Keuangan Syari’ah yang bukan bank meliputi: Takaful

(asuransi), Ijaroh (leasing), Rahn (pegadaian), Reksadana Syari’ah, dana Pensiun

Lembaga Keuangan (DPLK) Syari’ah, dan Baitul Maal wa Tamwil atau BMT.

Sebagai lembaga keuangan non bank, Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Prinsip

kerja Syari’ah mengacu pada Aturan Koperasi.

Adapun Hasil Penelitian ini adalah : Dalam penerapan perhitungan

pembiayaan Mudharabah, BMT Logam Mulia tersebut belum menjalankan

prinsip bagi hasil secara benar, meskipun terdapat akad dalam pembiayaan

tersebut. Ini dapat dilihat dari pembayaran angsuran dari pokok pinjaman

ditambah bagi hasil, dimana BMT Logam Mulia tidak memandang apakah usaha

nasabah mendapat untung atau rugi. Nasabah hanya diwajibkan membayar

angsuran tiap periode tertentu dalam jumlah tetap sesuai yang diperjanjikan dalam

akad. Seharusnya dalam penerapan Syari’ah yang benar, nasabah mendapat

untung terlebih dahulu, kemudian baru dibagihasilkan dan akan dibayarkan

beserta pokok pinjamanya. pembiayaan BBA, yaitu pembelian barang yang

pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah dengan mark-up

yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan BBA. Hanya saja Barang yang di

jual tidak dibeli terlebih dahulu oleh BMT. BMT Logam Mulia menggunakan

pendekatan System profit sharing (bagi hasil) dalam perhitungan tabungan dimana

dijalankan dengan prinsip bagi hasil sesuai akad masing-masing tabungan.

Persembahan

Allah SWT yang senantiasa Mengasihi Kita semua

Ayah dan Ibunda tercinta, yang selalu sabar dalam memberikan

bimbingan serta do’a sehingga saya dapat menyelesaikan studi IAIN

Walisongo Semarang

Kakak , Adikku ( Saeful Ulum, Niswatul Ulya, Lailis sa’idah, Inna nurul

mualimah, Edy) terimakasih telah mengerti aku meskipun aku belum bisa

memberikan yang terbaik.

Semua pihak yang memberi dukungan penyelesaian studi dan skripsi ini.

Almamaterku IAIN Walisongo Semarang.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul :

“ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN YANG

DIPRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON

BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)” dengan baik tanpa

banyak menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam semoga tetap

dilimpahkan kepada Nabi Muhammad S A W, beserta keluarga, sahabat-sahabat

dan pengikutnya.

Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Satu (S.1) dalam jurusan Ekonomi Islam fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang.

Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua

yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun

yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terima kami sampaikan kepada:

1. Prof. DR. H. Muhibbin, M. Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo semarang.

2. DR. Imam Yahya, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo semarang.

3. Bapak Ali Murtadho. Dr. M. Ag, selaku Dosen pembimbing I, serta Bapak

Johan Arifin. S. A. MM, selaku Dosen pembimbing II, yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam menyususn skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. H. Mujiyono. MA, selaku Dosen Penguji I, serta Bapak

Ahmad Furqon. LC.MA, selaku Dosen penguji II, yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang yang telah memberi didikan kepada penulis selama ini.

6. Segenap staf karyawan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo yang telah

memberikan izin dan layanan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi

ini.

7. Seseorang yang selalu dihati yang memberikan nuansa biru dalam

hidupku, semoga kita selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT

sekaligus ridlonya.

8. Sahabat- sahabatku semua (Muhayati, Yanah, Syukron, Siti Zulaikhah,

Saminah. dll) Selamat berjuang untuk kesuksesan selanjutnya. Thak’s for

All.

9. Dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang

telah turut dalam membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga bantuan yang diberikan kepada Penulis dalam wujud apapun demi

kelancaran penulisan skripsi ini akan menjadi amal baik serta mendapatkan

balasan yang setimpal dari Allah yang Maha pengasih. Amin.

Pada Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, karena itu saran dan pendapat yang konstruktif. Akan senang hati

dihargai, demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya penulis.

Semarang,

Penulis

Kayisul aroiyah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ .....ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN DEKLARASI .............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v

ABSTRAK PENELITIAN ............................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... …1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat ................................................................. 6

D. Telaah Pustaka ........................................................................ 7 E. Metode Penelitian ............................................................. ….10

F. Sistematika Pembahasan ....................................................... 12 BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pembiyaan dan Simpanan…………………………………………..14

1. Jenis-Jenis Pembiayaan………………………………………….15

2. Prinsip Analisis Pembiayaan…………………………………….17

3. Tujuan Analisis pembiayaan……………………………………19

4. Produk-Produk Baaitul Maal Wat tamwil………………………20

5. Produk Pembiayaan……………………………………………..21

B. Pengertian Profit Sharing (Bagi Hasil)……………………………...36

C. Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil……………………………40

BAB III GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN BMT

LOGAM MULIA GROBOGAN

A. BMT…………………………………………………………………41

B. Sejarah Singkat Berdirinya BMT Logam Mulia Grobogan…………45

C. Struktur Organisasi BMT Logam Mulia Grobogan…………………51

D. Profile BMT Logam Mulia Grobogan……………………………….61

E. Produk & Prosedur Simpan & Pembiayaan………………………….62

F. Contoh Kasus Pembiayaan dan Simpan………………………………70

BAB IV ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN PADA

LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON BANK BMT LOGAM

MULIA GROBOGAN

A. Analisis Pembiayaan Pada BMT Logam Mulia Grobogan……………74

B. Analisis Simpanan Pada BMT Logam Mulia Grobogan………………..91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...... .......................................................................101 B. Saran ..................... ...................................................................102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.11 Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil………………………….40

2.2.1 Distribusi Pendapatan (Bagi Hasil )……………………………….68

2.3.1 Penyelesaian Perhitungan Bagi hasil pembiayaan Mudharabah…..79

2.4.1 Analisa Kontribusi Pembiyaan Mudharabah………………………82

2.5.1 Perbedaan Bai’ bitsaman ajil Dan Mudharabah……………………87

2.6.1 Analisa Kontribusi Pembiayaan Ba’i bitsaman ajil……………….88

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Pembiayaan Al-Mudharabah…………………………………25

2.2 Skema Pembiayaan Bai’ Bitsaman ajil…………………………….....27

2.3 Skema Pembiayaan Bai’ Al-Murabahah……………………………..29

2.4 Skema pembiayaan Al-Musyarakah…………………………………..32

2.4 Skema Pembiayaan Al- Wadi’ah Yad Al-Amanah………………………34

2.5 Skema Pembiayaan Al-Wadi’ah Yad Adh-Dhamanah………………..35

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran Islam

secara integral dan komprehensif. Sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi

Islam mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian sistem tersebut dengan

fitrah manusia tidak ditinggalkan dan dengan keselarasan inilah tidak terjadi

benturan-benturan dalam implementasinya. Kebebasan berekonomi terkendali

menjadi ciri dan prinsip sistem ekonomi Islam, kebebasan memiliki unsure

produksi dalam menjalankan roda perekonomian merupakan bagian penting

dengan tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka

lebar, tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia

untuk aktif berkarya dengan segala potensi yang dimilikinya, kecenderungan

manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak

terbatas di kendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap

masyarakatnya, keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif inilah

menjadi pendorong bagi bergeraknya roda perekonomian tanpa merusak

system sosial yang ada.

Untuk mewujudkan sistem keuangan yang adil dan efisien, maka

setiap tipe dan lapisan masyarakat harus terwadahi keinginannya dalam

berinvestasi dan berusaha, sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka.

2

Sistem keuangan Islam harus memfasilitasi hal tersebut. Hal demikian sesuai

dengan ajaran Islam yang memang diperuntukkan untuk sekalian alam.1

Institusi keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam.

Namun prinsip-prinsip pertukaran dan pinjam meminjam sudah ada dan

banyak terjadi pada masa Rasulullah SAW bahkan sebelumnya. Kemajuan

pembangunan ekonomi dan perdagangan telah mempengaruhi lahirnya

institusi yang berperan dalam lalu lintas keuangan. Para pedagang dan

pengusaha sudah tidak mungkin lagi mengurusi keuangannya sendiri.

Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan

dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar

dengan kebutuhan investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak

mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan

merupakan tumpuan bagi para pengusaha untuk mendapatkan tambahan

modalnya melalui mekanisme kredit dan menjadi tumpuan investasi melalui

mekanisme saving, sehingga lembaga keuangan memiliki peranan yang besar

dalam mendistibusikan sumber-sumber daya ekonomi di kalangan

masyarakat.2

Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang

keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya.3Dengan

demikian kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan

dengan bidang keuangan, apakah kegiatannya hanya menyalurkan dana,

1 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004 hlm

7 2 Muhammad Ridwan, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 51 3 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo, 2002, hlm. 2

3

hanya menghimpun dana atau kedua-duanya yaitu menghimpun dan

menyalurkan dana.

Lembaga keuangan dibagi menjadi 2 kategori yaitu lembaga keuangan

bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank

merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan paling

lengkap dengan berbagai kegiatan antara lain menyalurkan dana atau

memberikan kredit dan juga melakukan usaha menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan. Selain itu bank juga memberikan jasa-

jasa keuangan untuk mendukung dan memperlancar lalu lintas uang melalui

kegiatan pembayaran dan pengiriman uang. Adapun lembaga keuangan bukan

bank lebih terfokus kepada salah satu bidang saja apakah penyaluran dana

atau penghimpunan, walaupun ada juga lembaga pembiayaan yang

melakukan keduanya.

Berdasarkan prinsip kerjanya, lembaga keuangan bank dibedakan

dalam 2 macam yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank

yang berdasarkan prinsip Syari’ah.4 Perbedaan pokok dari kedua jenis ini

adalah dalam hal penentuan harga. Bank konvensional dalam menentukan

harga selalu didasarkan kepada bunga, sedangkan untuk bank Syari’ah

berdasarkan kepada konsep Islam yaitu kerjasama dalam skim bagi hasil, baik

untung maupun rugi.5

Lembaga Keuangan Syari’ah yang bukan bank meliputi: Takaful

(asuransi), Ijaroh (leasing), Rahn (pegadaian), Reksadana Syari’ah, dana

4 Ibid, hlm 37 5 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani

Press, 2001, hlm, 7

4

Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syari’ah, dan Baitul Maal wa Tamwil

atau BMT6. Sebagai lembaga keuangan non bank, Baitul Maal wa Tamwil

(BMT) Prinsip kerja Syari’ah mengacu pada Aturan Koperasi.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang

Perkoperasian disusun untuk mempertegas jati diri kedudukan permodalan

dan pembinaan Koperasi sehingga dapat lebih menjamin kehidupan koperasi

sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.7

Dengan dikeluarkanya Peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan pinjam oleh Koperasi serta Kepmen

Koperasi dan UKM No 91/Kep/M KUKM/X/2004 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Kegiatan Usaha KJKS maka semakin jelas bahwa kegiatan

Usaha Jasa Keuangan Syari’ah perlu ditumbuhkembangkan.

Standar Operasional KJKS dan UJKS Koperasi bertujuan untuk

memberikan pedoman bagi pengelolaan KJKS dan UJKS Koperasi dalam

mengelola kelembagaan usaha dan keuangannya.8 Hal mendasar yang

membedakan antara lembaga keuangan non Islami dan Islam adalah terletak

pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah

kepada lembaga keuangan Syari’ah. Sehingga terdapat istilah bunga dan bagi

6 Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kotemporer, Yogyakarta: UII Press,

2000, hlm.62 7 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha kecil Dan Menengah, Pedoman Standar

Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah dan Unit Jasa Keuangan Syari’ah

Koperasi, 2007 8Ibid

5

Hasil.9 Lembaga Keuangan Konvensional menggunakan sistem Bunga

sedangkan Lembaga Keuangan Syari’ah menggunakan Sistem Bagi Hasil.

KJKS merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dan

mengelola dana masyarakat walaupun dalam ruang lingkup terbatas.

Menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat melalui kegiatan simpan

pinjam (perkreditan) dari dan untuk anggota koperasi. Kegiatan usaha simpan

pinjam sangat dibutuhkan oleh para anggota koperasi karena banyak manfaat

yang diperoleh terutama dalam rangka meningkatkan modal usaha sehingga

tercipta kesejahteraan hidup yang baik.

KJKS BMT Logam Mulia berdiri tanggal 25 Agustus 2001 dan mulai

beroperasi sejak tanggal 1 Oktober 2001 setelah mendapatkan pengakuan dari

Kantor dan UKM Kabupaten Grobogan berupa Badan Hukum yang

bernomorkan 112/BH/KDK.II-4/IX/2001. KJKS BMT Logam Mulia

beralamatkan Jl. Raya Klambu No.10 kecamatan Klambu Kabupaten

Grobogan.

KJKS BMT Logam Mulia merupakan lembaga keuangan dengan pola

Syari’ah dengan sistem “Bagi Hasil”, baik pada kegiatan Simpanan/

Tabungan harian maupun Simpanan Berjangka “Deposito” dan juga pada

kegiatan pemberian modal/ kredit atau pembiayaan. Sistem pembiayaan dan

tabungan di BMT Logam Mulia, diperuntukkan bagi nasabah yang memenuhi

persyaratan dan dengan tujuan untuk mengembangkan usaha, sebelum

9Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Cetakan 1, STIS Yogyakarta,

1989, hlm. 15.

6

memperoleh pembiayaan nasabah harus memenuhi syarat atau ketentuan

kerja (perjanjian) yang ada di BMT Logam Mulia.

Hasil penelitian Pendahuluan menunjukkan bahwa pada Prakteknya di

KJKS BMT Logam Mulia Grobogan terdapat beberapa praktek pembiayaan

dan tabungan di BMT Logam Mulia Grobogan tidak jauh beda dengan

perbankan konvensional.10 Hal inilah yang perlu diteliti lebih jauh, apakah

BMT-BMT yang ada di Indonesia telah menerapkan konsep Syari’ah secara

Konsisten atau belum. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk

mengkaji dan membahasnya dalam bentuk laporan skripsi dengan judul

“ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN YANG

DIPRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON

BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)”.

B. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari permasalahan di atas, maka untuk kemudahan

proses penelitian, penulis merumuskan permasalahanya, yaitu:

“Bagaimana tinjauan Ekonomi Islam terhadap praktek Pembiayaan

dan Tabungan di BMT Logam Mulia Grobogan”

C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui Sistem pembiayaan dan tabungan yang diterapkan dalam

BMT Logam Mulia Grobogan lembaga keuangan berbasis Syari’ah.

10 Wawancara, Pak Agus Suryono, selaku Manager General, KJKS BMT Logam Mulia

Grobogan pada Tanggal 12 November 2011.

7

b. Menjelaskan praktek pembiayaan dan tabungan di BMT Logam Mulia

Grobogan jika diperbandingkan dengan prinsip bagi hasil di perbankan

Syari’ah.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis akan menambah wacana/ seluk-beluk tentang BMT

disamping sebagai salah satu persyaratan penyelesaian program S1

IAIN Walisongo Semarang.

b. Bagi pihak BMT Logam Mulia Grobogan.

Penulisan skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan/ masukan

dan sarana intropeksi bagi BMT Logam Mulia Grobogan dalam

menerapkan sistem bagi hasil.

D. Telaah Pustaka

Penulis telah mengadakan penelusuran karya ilmiah. Adapun karya-

karya ilmiah yang setingkat dengan masalah sistem Operasional perbankan

Syari’ah adalah sebagai berikut:

1. Skripsi yang berjudul “Analisis terhadap akad di BMT Safinah Klaten

(Prespektif Hukum Kontrak dan Fiqih)”, oleh Bambang Sugeng 2007.

Skripsi ini menfokuskan dalam hal kedudukan akad sangat penting dalam

penerapan prinsip-prinsip Syari’ah dalam BMT, namun dalam penerapan

prinsip-prinsip Syari’ah mengetahui praktek BMT dan bank

konvensional. Dalam hal ini pelaksanaan akad murabahah dan akad

ijaroh di BMT Safinah Klaten sudah sesuai dengan hukum kontrak

sebagaimana tersebut dalam pasal 1320 kitab Undang-Undang hukum

8

perdata, pelaksanaan akad murabahah dan akad ijaroh di BMT afinah

klaten belum sesuai dengan fiqh, masih mengandung garar. Penyelesaian

konflik di BMT safinah klaten belum ditempuh menurut jalur hukum

yang diatur Undang-Undang maupun petunjuk Dewan Syari’ah Nasional,

sehingga hasil penyelesaian konflik oleh BMT tersebut tidak mempunyai

kekuatan hukum yang pasti artinya tidak dapat dieksekusi.

2. Skripsi yang berjudul “Aplikasi Simpanan berjangka di BMT Marhamah

Wonosobo”, Oleh Muhammad Chanif, tahun 2005.

Prosedur dan Simpanan berjangka diawali dengan pengisian form aplikasi

Simpanan simka yang diisi oleh deposan. BMT akan memberikan

sertifikat simka kepada deposan, Sertifikat ini berfungsi sebagai tanda

bukti kepemilikan simpanan di BMT Marhamah yang ditunjukkan kepada

BMT.

3. Skripsi yang berjudul “Perbedaan Pembiayaan mudharabah pada divisi

Penjaminan di Baituttamwil Tamziz”, Oleh Zahratun Niswah (72503035).

Tahun 2005.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prosedur pengajuan pembebasan

pembiayaan dilakukan di kantor Cabang Baituwattamwil TAMZIS,

kemudian kantor cabang akan mengirim data tersebut ke kantor Pusat

Baituttamwil TAMZIS.

Adapun data yang dikirim berupa bukti setoran Penjaminan, surat

keterangan seperti meninggal dunia, kebakaran tempat Usaha dari

Pemerintah daerah setempat, maupun surat keterangan sakit parah/cacat

9

tetap dari rumah sakit/dokter, fotocopy akad pembiayaan serta rincian

saldo pembiayaan mudharabah.

Selanjutnya, Divisi Penjaminan akan melakukan Verifikasi data. Setelah

sisa pembiayaan yang telah diajukan oleh anggota Pembiayaan

mudharabah di Baituttamwil TAMZIS.

4. Skripsi yang berjudul “Prosedur Pembukaan dan penutupan Rekening

Tabungan Mudharabah di Bank Syari’ah Mandiri cabang Semarang”,

Oleh Solihudin (2303027), tahun 2005.

Secara garis besar tidak ada perbedaan prosedur Pembukaan tabungan

mudharabah dengan produk tabungan yang lain yang ada di bank Syari’ah

mandiri. Ini dapat dilihat dari persyaratan pengajuan tabungan

mudharabah sama persis dengan produk tabungan yang lain. Bagi hasil

dihitung atas dasar saldo rata-rata rekening tabungan mudharabah dalam

periode 1 bulan.

5. Skripsi yang berjudul “Mekanisme Pembiayaan dengan akad Syirkah Al-

Mudharabah di KSPS BMT Syari’ah IAIN Walisong Semarang”. Oleh

Muftamimah (2303039). 2006.

KSPS BMT Syari’ah Walisongo telah berusaha semaksimal mungkin

mewujudkan metode penerapan prinsip-prinsip Syari’ah dalam mengelola

simpanan dan pinjaman masyarakat. Dalam pemberian interprestasi nyata

mengenai model maupun pola penerapanya. Dan Eksistensi lembaga

keuangan Syari’ah mikro kini semakin diakui masyarakat ,sikap ambigu

dan setengah hati dalam bergabung dengan lembaga keuangan mikro

10

Syari’ah yang dulu dialami masyarakat islam khususnya, kini menjadi

berkurang. Peluang diatas melahirkan sebuah tantangan bagi lembaga

keuangan mikro Syari’ah sehingga sumber daya insan harus ditingkatkan,

dimana mereka harus belajar lebih keras lagi untuk segera berbenah diri

untuk mengejar ketinggalan dengan lembaga keuangan konvensional

untuk menyambut pertumbuhan dan perkembangan BMT yang telah

terbuka lebar.

Oleh karena itu penyusun memposisikan penulisan Skripsi ini dengan

judul “ANALISIS SISTIM PEMBIAYAAN DAN TABUNGAN YANG

DI PRAKTEKKAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH NON

BANK (Study KJKS BMT Logam Mulia Grobogan)”.

E. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan sebuah penelitian yang akurat, ilmiah dan

sistematis maka diperlukan metode yang tepat dan memadai. Kerangka

metodologis yang akan penulis gunakan dalam penelitian cukup sederhana,

namun penulis memandang ini cukup tepat, yaitu dengan mengikuti langkah-

langkah:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang berjudul “Analisis Sistim Pembiayaan dan

Tabungan yang dipraktekkan di Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank

BMT Logam Mulia Grobogan” ini adalah penelitian kualitatif yang mana

menjelaskan praktek bagi hasil pembiayaan dan tabungan.

11

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

data primer dan data sekunder dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Data Primer, diperoleh melalui :

1) Wawancara

Adalah salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya

dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang

diwawancarai.11 Untuk memperoleh data yang diperlukan. Tanya

jawab ini dilakukan oleh peneliti dengan pihak BMT Logam Mulia

Grobogan.

b. Data Skunder, dapat diperoleh melalui :

Dokumentasi yaitu mencari data-data tentang hal-hal yang

berkaitan dalam pembahasan penelitian ini yakni berupa catatan,

transkrif, buku surat kabar, majalah, website, dalam penelitian ini

metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui profil BMT, Praktek

bagi hasil pembiayaan dan tabungan.12

3. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam hal ini penulis menggunakan analisis

deskripsi. Deskripsi peneliti akan memaparkan data-data atau hasil-hasil

penelitian melalui tehnik pengumpulan data di atas. Di sini akan

11 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2002, hlm. 116. 12 Pedoman Penulisan Skripsi, Tim Penyusun Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang

2008, hlm. 26.

12

diketahui apa yang melatarbelakangi Sistim Pembiayaan dan Simpanan

yang di Praktekan di BMT Logam Mulia Grobogan.

Data yang telah dikumpulkan baik dari penelitian kepustakaan

maupun dari penelitian lapangan, selanjutnya dianalisa secara kualitatif.

Yang dimaksud kualitatif yaitu metode analisis data yang

dikelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian

lapangan menurut kualitas dan kebenaranya, kemudian dihubungkan

dengan teori-teori yang diperoleh dari studi kepustakaan, sehingga

diperoleh jawaban atau permasalahan yang diajukan.13

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan singkat tentang

penulisan skripsi ini, penulis akan membagi dalam lima bab:

Bab Pertama: Pendahuluan, bab ini terdiri dari, latar belakang

masalah, perumusan masalah, Tujuan dan manfaat hasil penelitian, Telaah

pustaka, Metode penelitian dan Sistematika penulisan.

Bab Kedua: Landasan Teoritis, bab ini terdiri dari, Pembiayaan &

Simpanan, Bunga & Bagi Hasil.

Bab ketiga: Gambaran umum pembiayaan dan tabungan BMT Logam

Mulia Grobogan, bab ini terdiri dari, Sejarah singkat berdirinya BMT Logam

Mulia Grobogan, Profile, Produk & Prosedur Simpan &Pembiayaan, dan

contoh kasus pembiayaan dan Simpanan pada BMT Logam Mulia Grobogan.

13

Ibid, hal 73

13

Bab keempat: Analisis Sistim Pembiayaan Dan Tabungan Pada

Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank (KJKS BMT Logam Mulia

Grobogan), Bab ini terdiri dari: Analisis Pembiayaan pada BMT Logam

Mulia Grobogan, Analisis Simpanan pada BMT Logam Mulia Grobogan.

Bab kelima: Penutup, bab ini terdiri dari, kesimpulan, saran-saran dan

penutup.

14

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pembiayaan dan Simpanan

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian

fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

merupakan deficit unit.14

Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992, yang dimaksud pembiayaan

adalah:

“Penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan

itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga,

imbalan atau pembagian hasil”.

Sedangkan menurut PP No. 9 Tahun 1995, tentang pelaksanaan

simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah:15

“ Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai pembayaran

sejumlah imbalan”. ( UU No. 9 Tahun 1995. Tentang Perkoperasian).

Sebagai upaya memperoleh pendapatan yang semaksimal mungkin,

aktivitas pembiayaan BMT, juga menganut azas Syari’ah, yakni dapat berupa

bagi hasil, keuntungan maupun jasa manajemen. Upaya ini harus

14 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani

Press, 2001, hlm. 195 15 Muhammad Ridwan, 2004, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, hlm. 77

15

dikendalikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan likuiditas dapat terjamin

dan tidak banyak dana yang menganggur.16

Istilah pembiayaan menurut konvensional disebut dengan kredit.

Dalam sehari-hari kredit sering diartikan memperoleh barang dengan

membayar cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Jadi dapat

diartikan bahwa kredit berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit

berbentuk barang atau berbentuk uang dalam hal pembayarannya adalah

dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu17 Dari pengertian

di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembiayaan adalah

penyediaan/penyaluran dana oleh pihak-pihak yang kekurangan dana oleh

pihak-pihak yang kekurangan dana (peminjam) dan wajib bagi peminjam

untuk mengembalikan dana tersebut dalam waktu tertentu dengan imbalan

atau bagi hasil.

a. Jenis-Jenis Pembiayaan18

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua

hal berikut:

1) Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik

usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

16 Ibid hlm 77

17 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, Jakarta: Raja Grafindo, 2005, hlm. 72

18 Muhammas Syafi’I Antonio, Bank syariah dari teori ke praktek, Jakarta : Gema Insani,

2001, hlm,160

16

2) Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut

beberapa aspek diantaranya adalah19

a) Pembiayaan menurut tujuan

Pembiayaan menurut tujuan dibedakan menjadi:

1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk

mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.

2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk

melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif.

b) Pembiayaan menurut jangka waktu

Pembiayaan menurut jangka waktu dibedakan menjadi:

1) Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan

waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun.

2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan

dengan waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun.

3) Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan

dengan waktu lebih dari 5 tahun.

Terdapat beberapa pendapat dalam pengelompokkan jenis

pembiayaan, namun pada umumnya dikelompokkan berdasarkan :

19 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005, hlm. 22

17

a. Penggunaannya

Menurut penggunaannya, pembiayaan dibagi menjadi dua,

yaitupembiayaan konsumsi dan pembiayaan produktif.

1). Pembiayaan konsumtif

2).Pembiayaan produktif

b. Keperluan Produksinya

Menurut keperluan produksinya, pembiayaan menjadi dua yaitu

pembiayaan modal kerja dan pembiayaan investasi.

c. Jangka Waktunya

Menurut jangka waktunya, pembiayaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

jangka pendek, menengah dan panjang.

d. Cara Penggunaan

Menurut cara penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi empat:

pembiayaan rekening Koran bebas, pembiayaan rekening Koran terbatas,

pembiayaan rekening Koran aflopend, dan pembiayaan reloving.

b. Prinsip Analisis Pembiayaan

Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan

suatu tindakan. Prinsip analisis pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang

harus diperhatikan oleh pengelola bank syariah pada saat melakukan analisis

pembiayaan. Secara umum, prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada

rumus 5C, yaitu:

1) Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.

18

2) Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usahadan

mengembalikan pinjaman yang diambil.

3) Capital artinya besarnya modal yang diperlukan pinjaman.

4) Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam

kepada bank .

5) Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak Prinsip

5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C, yaitu Constraint artinya

hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.20. Selain

dengan menggunakan 5C dalam menganalisis pembiayaan juga terdapat

7P diantaranya21 adalah sebagai berikut:

a) Personalit Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau

tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga

mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam

menghadapi suatu masalah.

b) Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu

atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan kegolongan tertentu

dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank

c) Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan

pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah untuk modal

kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.

20 Ibid, hlm 60

21 Kasmir, 2005, Op.cit, hlm.106

19

d) Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang

apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai

prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas

kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank

yang rugi tapi nasabah juga.

e) Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan

kredit yang telah diambil atau sumber mana saja dana untuk

pengembalian kredit yang diperoleh. Semakin banyak sumber

penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu

usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

f) Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah

dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode

apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan

tambahan kredit yang akan diperolehnya.

g) Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan

jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa

jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

c. Tujuan Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan22adalah: pemenuhan jasa

pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan

melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan konsumsi yang

22

Muhammad,op.cit. hlm. 305

20

kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat.Sedangkan tujuan khusus analisis pembiayaan adalah:

1) Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam

2) Untuk menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan

3) Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak

2. Produk-produk Baitul Maal wat Tamwil

Operasional BMT adalah hampir sama dengan BPR Syari’ah.23 Yang

membedakan hanyalah pada sisi lingkup dan struktur. Dilihat dari fungsi

pokok operasional BMT, ada dua fungsi pokok dalam kaitannya dengan

kegiatan perekonomian masyarakat, kedua fungsi tersebut adalah:

a.Produk pengumpulan dana BMT

1) Simpanan Wad’iah

Adalah titipan dana yang tiap waktu dapat ditarik pemilik atau

anggota dengan cara mengeluarkan semacam surat berharga pemindah

bukuan/transfer dari perintah bayaran lainnya.

2) Simpanan Mudharabah

Adalah simpanan pemilik dana yang penyetorannya dan penarikannya

dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telahdisepakati sebelumnya.

Adapun jenis-jenis tabungan/simpanan di BMT adalah sebagai berikut:

a) Tabungan persiapan qurban

b) Tabungan Pendidikan

c) Tabungan Persiapan untuk nikah

23 Muhammad, Sistem dan prosedur Operasionak bank Syari’ah, Yogyakarta: UII Press,

2000,hlm, 117-120.

21

d) Tabungan persiapan untuk melahirkan

e) Tabungan naik haji/umroh

f) Simpanan Berjangka/deposito

g) Simpanan khusus untuk kelahiran

h) Simpanan sukarela

i) Simpanan hari tua

j) Simpanan aqiqoh

b. Produk Pembiayaan

Pembiayaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil

setelah jangka waktu tertentu.

1. Pembiayaan al-Murabahah (MBA)

2. Pembiayaan al-Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)

3. Pembiayaan al-Mudharabah (MDA)

4. Pembiayaan al-Musyarakah (MSA).24

a. Pembiyaan Al-Mudhorobah (Turst Financing, Trust Investmen)

1) Pengertian al-Mudharabah

Secara etimologi kata mudharabah berasal dari kata dharb yang

memiliki banyak arti, diantaranya memukul (dharaba Ahmad al-kalb),

berdetak (dharaba al-qalbu), mengalir (dharaba damuhu), berenang

(dharaba fi al-ma’), bergabung (dharaba fi al-amr), menghindar (dharaba

24 Heri Sudarsono, Loc.cit, hlm. 108-109

22

‘an al-amr), berubah (dharaba al-laun ila al-laun), mencampur (dharaba al-

sya’i bi al-sya’i), berjalan (dharaba fi al-ard) dan lain sebagainya.

Mudharabah adalah suatu pengongsian antara dua pihak dimana pihak

pertama (shahib al-mal) menyediakan dana, dan pihak kedua (mudharib)

bertanggung jawab atas pengeloaan usaha. Keuntungan dibagi sesuai rasio

laba yang telah disepakati bersama secara advance, jika rugi shahib al-mal

akan kehilangan sebagian imbalan dari kerja keras dan keterampilan

manajerial selama proyek berlangsung 25.

Al-mudhorobah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di

mana pihak pertama (Shohibul maal) menyediakan seluruh (100)% modal,

sedangkan pihak lainya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara

mudhorobah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,

sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu

bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan

karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus

bertanggung jawab atas kerugian tersebut.26

Secara teknis, mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak

yaitu pemilik modal dan orang yang mempunyai keahlian untuk melakukan

sebuah usaha bersama.27 Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi

menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi

ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si

25 Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat kontemporer/Muhammad, Yogyakarta:

UII Press, 2000. hlm.12 26 Muhammad Syafi’i Antonio, loc cit,hlm.195

27 M. Yusuf Afandi, Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan

Syari’ah, Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009, hlm. 101.

23

pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau

kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian

tersebut.28

2) Jenis-jenis Al-Mudhorobah

Secara umum, mudhorobah terbagi menjadi dua jenis; mudhorobah

muthlaqoh dan mudhorobah muqayyadah.

a) Mudharabah Muthlaqah

Yang dimaksud dengan transaksi mudhorobah muthlaqoh adalah

bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudhorib yang cakupanya sangat

luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

Dalam pembahasan fiqh ulama salafus saleh seringkali dicontohkan dengan

ungkapan if’al ma syi’ta (lakukanlah sesukamu) dari shohibul maal ke

mudhorib yang memberi kekuasaan sangat besar.

b) Mudhorobah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah atau sering disebut juga dengan istilah

rescricted mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari

mudharabah muthlaqoh. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,

waktu, dan tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan

kecenderungan umum si shohibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.

28 Heri Sudarsono, loc.cit, hlm. 65.

24

3) Aplikasi dalam perbankan

Al-Mudhorobah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan

dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, Al-mudharabah diterapkan

pada:

a) Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk

tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan

sebagainya: deposito biasa:

b) Deposito Special (special investmen), di mana dana yang

dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya

murabahah saja atau ijarah saja.29

29 Muhammad Syafi’i Antonio, op.cit, hlm.97

25

4) Gambar 2.1

Skema Al-Mudharabah

Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio

b. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil

1) Pengertian Ba’i Bitsaman Ajil

Ba’i Bitsaman Ajil adalah jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati, karena itu Ba’i Bitsaman Ajil

merupakan salah satu bentuk murabahah.

PERJANJIAN BAGI

HASIL

Bank

(Shohibul

Maal)

Nasabah

(Mudharib)

PROYEK/ USAHA

PEMBAGIAN

KEUNTUNGAN

MODAL

KEAHLIAN

KETERAMPILAN

MODAL

100%

Nibah

Y% Nisbah

X%

Pengambilan Modal Pokok

26

Di dalam ba’i bitsaman ajil, penjual harus memberitahu harga produk

yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahanya.

ba’i bitsaman ajil artinya pembelian barang dengan cicilan. Pembiayaan bai

bitsaman ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam

rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (Investasi). Pembiayaan ba’i

bitsaman ajil mirip dengan kredit Investasi yang diberikan oleh Bank-bank

Konvensional dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu di atas satu

tahun (Long run Financing).30

2) Aplikasi Dalam Perbankan

BBA KPP umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan untuk

pembelian barang- barang investasi, baik domestic maupun luar negeri,

seperti melalui Letter of Credit (L/C). Skema ini paling banyak digunakan

karena sederhana dan tidak terlalu asing bagi yang sudah biasa bertransaksi

dengan dunia perbankan pada umumnya.

30 Karnaen A.Pertawaatmadja, dan Muhammad syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank

Islam, Yogyakarta : PT Varesta Grafika, 1992, hlm. 26-27

27

3) Skema Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil

Gambar 2.2

Skema Ba’i Bitsaman Ajil

Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio

c. Pengertian Murabahah

1) Pengertian Murabahah

Pembiayaan murabahah pada dasarnya merupakan kesepakatan antara

BMT sebagai pemberi modal dan anggota sebagai peminjam. Prinsip yang

digunakan adalah sama seperti pembiayaan Bai’ Bithaman Ajil, hanya saja

proses pengembaliannya dibayarkan pada jatuh tempo. Yaitu jual-beli barang

pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak

bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian

Negoisasi & Persyaratan

Terima Barang &

Dokumen

Akad Jual Beli

Kirim Beli barang

NASABAH

BANK

SUPPLIER

PENJUAL

1

2

6

5

28

barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah

tertentu.31

Murabahah berarti pembelian barang dengan pembayaran

ditangguhkan (1 bulan, 3 bulan, 1 tahun dst ). Pembiayaan Murabahah adalah

pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan

kebutuhan produksi (Investory). Pembiayaan Murabahah mirip dengan kredit

Modal Kerja yang biasa diberikan oleh bank-bank Konvensional, dan

karenanya pembiayaan Murabahah berjangka waktu di bawah 1 tahun (Short

run Financing )32

2) Aplikasi dalam Perbankan

Murabahah KPP umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan

untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestic maupun luar negeri,

seperti melalui letter of credit (L/C).33

31 Heri sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah deskripsi dan ilustrasi,

Yogyakarta: EKONISIA 2004, hlm. 62 32

Karnaen A.Pertawaatmadja, dan Muhammad syafi’I Antonio, Op. cit. hlm 25 33 Muhammad Syafi’i Antonio. Op.cit.hlm. 106.

29

3) Skema Pembiayaan Bai’ Al-Murabahah

Gambar 2.3

Skema Bai’ A-Murabahah

Negoisasi &

Persyaratan

Akad Jual Beli

Bayar

Beli barang Kirim Terima Barang &

Dokumen

Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio

d. Pengertian Musyarakah

1) Pengertian Musyarakah

Musyarakah adalah aqad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi

dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko

akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.34 Musyarokah bentuk

kedua dari penerapan bagi hasil yang dipraktekkan dalam perbankan

Syari’ah.35 Dalam pembiayaan musyarakah ini bank dengan pengusaha

34 Muhammad Syafi’i Antonio, 1999, Bank Syariah wacana Ulama dan Cendikiawan,

Jakarta: Tazkia institute dan Bank Indonesia. hlm, 187. 35 Abdullah saeed, Bank Islam dan Bunga, Pustaka Pelajar. 2005 hlm.106

BANK NASABAH

SUPLIER

PENJUAL

30

berjanji bersama-sama membiayai suatu usaha. Proyek yang juga dikelola

secara bersama-sama. Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut akan

dibagi sesuai dengan penyertaan masing-masing pihak. 36mengadakan

perjanjian. Bank dan pengusaha Musyarakah ada dua jenis yaitu musyarakah

pemilikan dan musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta

karena warisan wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu aset

oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah aqad tercipta dengan

kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka

memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan

kerugian.37

Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek

dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai

proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana

tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. Pada bank-bank

yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan,

musyarakah ditetapkan dalam skema modal venture. Penanam modal

dilakukan untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu bank melakukan

divestasi, baik secara singkat maupun bertahap. Secara spesifikasi bentuk

kontribusi dari pihak yang bekerjasama dapat berupa dana, barang

perdagangan, kewiraswastaan, kepandaian, kepemilikan, peralatan atau

seperti hak paten, kepercayaan reputasi dan barang-barang lainnya yang dapat

dinilai dengan uang. 38Dengan merangkum seluruh kombinasi dan bentuk

36 Suhrawardi k. Lubis. Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hlm. 64

37 Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah deskripsi dan ilustrasi,

Yogyakarta: EKONISIA 2004, hlm. 67. 38 Ibid. hal.68.

31

kontribusi masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan

pembiayaan ini sangat fleksibel.

2) Aplikasi dalam perbankan

a. Pembiayaan Proyek

Al-Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek

dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai

proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana

tersebut bersama bagi hasil yeng telah disepakati untuk bank.

b.Modal Vanture

Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi

dalam kepemilikan perusahaan, al-musyarakah diterapkan dalam skema

modal venture. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan

setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik

secara singkat maupun bertahap.39

39 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syari’ah dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani

Press, 2001, hlm.94.

32

3) Skema Pembiayaan al-Musyarakah

Gambar 2.4

Skema al-Musyarakah

Sumber: Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio

e. Pengertian simpanan atau Tabungan (Depository/ Al-Wadi’ah)

1) Pengertian Tabungan

Al-Wadiah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan

atau meletakkan, atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara

dan dijaga.40 sesuatu yang diletakkan pada selain pemiliknya agar dipelihara

atau dijaga.41

Wadi’ah adalah Perjanjian antara pihak memiliki barang

(termasuk uang) untuk menyimpan barangnya dengan pihak lain (termasuk

Bank) dengan tujuan supaya barang itu disimpan dan dijaga keselamatanya.42

40 Heri Sudarsono, Opcit., hlm. 75.

41 Ahmad Hasan Ridwan, BMT Bank Islam Instrumen lembaga keuangan Syari’ah, pustaka

bani quraisy. hlm. 14. 42 Muhammad Parmudi, op. cit. hlm. 67

Nasabah

Persial

Asset Value

Bank

Syariah

Parsial

Pembiayaan

PROYEK USAHA

KEUNTUNGAN

Bagi hasil keuntungan sesuai porsi

kontibusi modal (nisbah)

33

Wadi’ah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga

hartanya/barangnya dengan cara terang-terangan/dengan isyarat yang

semakna dengan itu dan dalam masyarakat akad wadi’ah dikenal dengan

titipan.43

Pada dasarnya, penerima simpanan adalah yad al-amanah (tangan

amanah), artinya ia tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan

yang terjadi pada asset titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau

kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan (karena

factor-faktor diluar batas kemampuan).

Dalam aktivitas perekonomian modern, si penerima simpanan tidak

mungkin akan men-idle-kan asset tersebut, tetapi mempergunakanya dalam

aktivitas perekonomian tertentu, karenanya, ia harus meminta ijin dari si

pemberi titipan untuk kemudian mempergunakan hartanya tersebut dengan

catatan ia menjamin akan mengembalikan asset tersebut secara utuh. Dengan

demikian, ia bukan lagi yad al-amanah, tetapi yad adh-dhamanah (tangan

penanggung) yang bertanggung jawab atas segala kehilangan/ kerusakan yang

terjadi pada barang tersebut.

43 M. Yazid Afandi, op.cit, hlm. 193.

34

Gambar 2.5

Skema Al-Wadi’ah yad Al-Amanah

Titipan Barang

Bebankan Biaya Penitipan

Keterangan

Dengan konsep al-wadi’ah yad al-amanah, pihak yang menerima

tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang

dititipkan, tetapi harus benar-benar menjaganya sesuai kelaziman. Pihak

penerima titipan dapat membebanya biaya kepada penitip sebagai biaya

penitipan.44

2) Aplikasi Perbankan

Mengacu pada pengertian yad adh-dhamanah, bank /BMT sebagai

penerima simpanan dapat memanfaatkan al-wadi’ah untuk tujuan:

a) Current account (giro)

b) Saving account (tabungan berjangka).

Sebagai konsekuensi dari yadh adh-dhamanah, semua keuntungan

yang dihasilkan dari titipan tersebut menjadi milik bank (demikian juga ia

adalah penanggung seluruh kemungkinan kerugian). Sebagai Imbalan, si

44 Heri Sudarsono, Opcit, hlm. 148.

NASABAH

Muwaddi’

(penitip)

BANK

Mustawda’

(penyimpan)

35

penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya, demikian juga

fasilitas-fasilitas giro lainya.

Sesungguhnya demikian, bank/ BMT sebagai penerima titipan,

sekaligus juga pihak yang telah memanfaatkan dana tersebut, tidak dilarang

untuk memberikan semacam insentif berupa bonus dengan catatan tidak

disyaratkan sebelumya dan jumlahnya tidak ditetapkan dalam nominal atau

presentase secara advance, tetapi betul-betul merupakan kebijaksanaan dari

manajemen bank / BMT.

Gambar 2.6

Skema Al-Wadiah Yad adh-Dhamanah

NASABAH

Muwaddi’

(Penitip)

BANK

Mustawda’

(Penyimapan)

USER OF

FUND

(Dunia

Usaha)

Titipan dana

Beri Bonus

Bagi

Hasil

Pemanfaatan

Dana

36

Keterangan

Dengan konsep Al-wadiah yad adh-dhamanah, pihak yang menerima

titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang

dititipkan. Tentunya, pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari

pengguna dana, Bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam

bentuk bonus.45

B. Pengertian Profit Sharing (Bagi Hasil)

1. Bagi hasil/ profit loss sharing

Bagi hasil atau profit loss sharing adalah prinsip pembagian laba yang

diterapkan dalam kemitraan kerja, dimana posisi bagi hasil ditentukan pada

saat akad kerjasama. Jika usaha mendapatkan keuntungan, porsi bagi hasil

adalah sesuai dengan kesepakatan, namun jika terjadi kerugian maka porsi

bagi hasil disesuaikan dengan kontribusi model masing-masing pihak. Dasar

yang digunakan dalam perhitungan bagi hasil adalah berupa laba bersih

usaha, setelah dikurangi dengan biaya operasional.

Pengertian lain menyatakan bahwa bagi hasil adalah suatu sistem yang

meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan

pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan

nasabah, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk

yang berdasarkan prinsip bagi hasil ini adalah mudharabah dan musyarakah,

lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk

produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan

45 Heri Sudarsono, Ibid, hlm. 149.

37

musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan.46 Profit and loss sharing, yaitu

system bagi hasil. Keuntungan dan kerugian yang terjadi ditanggung oleh

kedua belah pihak, mudharib dan shahib al-maal47

.

Besarnya bagi hasil (Profit Sharing) ini ditentukan di awal perjanjian.

Berbeda dengan bunga, presentase bagi hasil ini belum tentu sama tiap

bulannya. Sedangkan nominal yang diterima tentunya menyesuaikan dengan

besarnya keuntungan yang didapat oleh peminjam itu sendiri. Konsekuensi

dari konsep ini adalah adanya untung dan rugi. Jika hasil usaha peminjam

menunjukkan keuntungan yang besar, maka bagi hasilnya pun akan besar dan

sebaliknya jika keuntungan kecil atau bahkan merugi maka pihak peminjam

harus ikut pula menanggung kerugian tersebut.

Pinsip bagi hasil (Profit Sharing) merupakan karakteristik umum dan

landasan dasar bagi Operasional bank Islam secara keseluruhan. Secara

Syari’ah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

ini, bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun

dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan

bertindak sebagai mudharib “pengelola”, sedangkan penabung bertindak

sebagai shahibul maal “Penyandang dana”. Antara keduanya diadakan akad

mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak.

Di sisi lain, dengan pengusaha/ peminjam dana, baik yang breast dari

tabungan/ deposito/ giro maupun dana bank sendiri berupa modal pemegang

saham). Sementara itu, pengusaha/ peminjam dana akan berfungsi sebagai

46 Muhammad Syafi’i Antonio, Opcit, 2000, hlm. 93.

47 Muslimin H. Kara, Bank Syari’ah di Indonesia: Analisis Kebijakan Pemerintah

Indonesia Tentang Perbankan syari’ah, Yogyakarta, cet 1: UII Press, 2005,hlm,71.

38

mudharib “pengelola” karena melakukan usaha dengan cara memutar dan

mengelola dana bank.

Shahibul Maal Mudharib

Shahibul Maal Mudharib

a. Faktor Yang mempengaruhi Bagi Hasil

Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil adalah sebagai berikut :

1) Faktor Langsung

Diantara faktor-faktor langsung (direct factor) yang mempengaruhi

perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia, dan

nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).

a) Investment rate merupakan persentase actual dana yang

diinvestasikan dari total dana, jika bank menentukan investmen

rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana

dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.

b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan

jumlah dana berbagai sumber dana yang tersedia untuk

diinvestasikan. Dana tersebut dihitung dengan menggunakan

salah satu metode ini:

(1) Rata-rata minimum bulanan

(2) Rata-rata total saldo harian

PENABUNG BANK

BANK NASABAH

PEMINJAM

39

Investmen rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk

diinvestasikan, akan menghasilkan jumlah dana actual yang digunakan.

2) Faktor Tidak Langsung

a) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah.

b) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan

biaya (profit and sharing). Pendapatan yang “dibagihasilkan”

merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.

c) Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini desebut revenue

sharing.48

48 Muhammad Syafi’I Antonio, Opcit, hlm. 139-140.

40

Tabel 2.1.1

Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil

BUNGA BAGI HASIL

a. Penetuan bunga dibuat pada

waktu akad dengan asumsi

harus selalu untung

b. Besarnya persentase

berdasarkan pada jumlahuang

(modal) yang dipinjamkan.

c. Pembayaran bunga tetap seperti

yang dijanjikan tanpa

pertimbangan apakah proyek

yang dijalankan oleh pihak

nasabah untung atau rugi.

d. Jumlah pembayaran bunga tidak

meningkat sekalipun jumlah

keuntungan berlipat atau

keadaan ekonomi sedang

’’booming’’.

e. Ekosistem bunga diragukan

(kalau tidak dikecam) oleh

semua agama, termasuk Islam

a. Penentuan besarnya rasio/

nisbah bagi hasil dibuat pada

waktu akad dengan

berpedoman pada

kemungkinan untung rugi

b. Besarnya rasio bagi hasil

berdasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh.

c. Bagi hasil bergantung pada

keuntungan proyek yang

dijalankan. Bila usaha merugi,

kerugian akan ditanggung

bersama oleh kedua belah

pihak.

d. Jumlah pembagian laba

meningkat sesuai dengan

peningkatan jumlah

pendapatan.

e. Tidak ada yang merugikan

keabsahan bagi hasil.49

49 Ascarya. Akad & Produk Bank Syari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo persada,2007.hlm.

27

41

BAB III

Gambaran Umum BMT LOGAM MULIA

A. Baitul Mal wat Tamwil

Secara harfiah/lughowi BMT (Baitul Mal wat Tamwil) adalah

lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil

(Syari’ah), menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam

rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan Baitul

Maal kaum du’afa’. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi : Baitul

Tamwil (bait = Rumah, at-tamwil = Pengembangan Harta) – melakukan

kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan

mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonominya. Baitul Maal (Bait = Rumah, Mal = Harta) – menerima titipan

dana zakat, infak dan shadaqoh serta mengoptimalkan distribusinya sesuai

dengan peraturan dan amanahnya.50

Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan

penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq, dan shodaqoh.51 Baitul

Maal dikembangkan berdasarkan sejarah perkembangannya, yakni dari masa

nabi sampai abad pertengahan perkembangan Islam, dimana baitul maal

berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial.52

50 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002,

hlm.37 51 Heri Sudarsono,2004, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta:

Ekonisia,hlm. 96. 52 Muhammad Ridwan, 2004, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, hlm. 51

42

Sedangkan Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran

dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari

BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan

berlandaskan Syari’ah.53 Baitul Tamwil merupakan lembaga bisnis yang

bermotif laba.54 Lembaga yang kegiatannya mengembangkan usaha- usaha

produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi

pengusaha kecil bawah mikro dengan antara lain mendorong kegiatan

menabung dan pembiayaan usaha ekonomi.55

Baitul Maal WaTamwil (BMT) merupakan bentuk lembaga keuangan

dan bisnis yang serupa dengan koperasi / lembaga swadaya masyarakat

(LSM). Baitul tamwil merupakan cikal bakal lahirnya bank Syari’ah pada th

1992. Segmen masyarakat yang biasa dilayani BMT adalah masyarakat kecil

yang kesulitan berhubungan dengan bank.

Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada

sektor keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan

yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah) serta

menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan.

Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan

bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang

53 Heri Sudarsono,2004, Loc. cit

54 Muhammad Ridwan, loc. Cit.

55 Muhamad. Lembaga- Lembaga Keuangan Umat kontemporer/ Muhammad, Yogyakarta:

UII Press, 2000, hlm. 114.

43

dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank maka ia

tidak tunduk pada aturan perbankan.56

1. Visi Misi BMT

Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT

menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (ibadah

dalam arti yang luas), sehingga mampu berperan sebagai wakil pengabdi

Allah SWT, memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan

perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran,

berkemajuan, serta makmur maju berkeadilan berlandarkan Syari’ah dan

ridho Allah SWT.57

2. Prinsip Operasi BMT

Dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPR Syari’ah,

yakni menggunakan 3 prinsip:

a. Prinsip Bagi Hasil

Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman dengan

BMT:

1) Al-Mudharabah

2) Al-Musyarakah

3) Al-Muzara’ah

4) Al-Musaqah.

56 Muhammad Ridwan, Loc. cit

57 Muhamad Ridwan, Op.cit, hlm. 127.

44

b. Sistem Jual Beli

Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam

pelaksanaanya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa

melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian bertindak

sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan

ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia

dana.

1. Bai’ al-Murabahah

2. Bai’ as-salam

3. Bai’al-Istishna

4. Bai’ al-Bitsaman Ajil.

c. Sistem non profit

Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini

merupakan pembiayaan yang bersifat social dan non komersial. Nasabah

cukup mengembalikan pokok pinjaman saja.

- Al-Qordl Hasan

d. Akad bersyarikat

Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan

masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk)

dengan perjanjian pembagian keuntungan / kerugian yang disepakati.

1. Al-Musyarakah

2. Al-Mudharabah

45

e. Produk Pembiayaan

Pembiayaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil

setelah jangka waktu tertentu.

1. Pembiayaan al-Murabahah (MBA)

2. Pembiayaan al-Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)

3. Pembiayaan al-Mudharabah (MDA)

4. Pembiayaan al-Musyarakah (MSA).58

B. Sejarah Berdirinya BMT Logam Mulia

Latar belakang berdirinya BMT logam Mulia sejumlah tokoh

masyarakat, para ulama yang dipelopori oleh H. Mustamir, pada tanggal 10

Agustus 2001 berkumpul dan menggagas suatu lembaga yang menangani

simpan pinjam yang berpolakan Syari’ah. Tepat pada tanggal 25 Agustus

2001 terbentuk pendiri sekaligus membuat nama lembaga serta draf Anggaran

Dasar dan Rumah Tangga, Nama lembaga disepakati dengan nama “KJKS

BMT Logam Mulia” dan disampaikan kepada Kepala Kantor Koperasi dan

UKM Kabupaten Grobogan untuk pengesahan.59

Pada tanggal 25 Agustus 2001 dan mulai beroperasi sejak tanggal 1

Oktober 2001 setelah mendapat badan hukum dan Menteri Negara Koperasi

Pengusaha Kecil dan menengah Republik Indonesia No.112/BH/KDK.11-

14/IX/2001 tanggal 15 September 2001. Sesuai dengan anggaran Dasar

58 Heri Sudarsono, Ibid, hlm. 108-109

59 Pedoman Penglolaan BMT Logam Mulia,2010

46

Modal Perusahaan ini sebesar Rp 225.000.000 (dua ratus dua puluh lima juta

rupiah) yang dimulai oleh 25 (dua puluh lima) orang anggota. berlokasi di Jl.

Raya Klambu No. 10 Kec. Klambu Kab. Grobogan.

Usaha pendirian BMT tersebut merupakan salah satu bentuk upaya

membantu program Pemerintah dalam mengatasi kebutuhan pelayanan

masyarakat golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil secara optimal

yang mayoritas ada di pedesaan yang pada giliranya ikut berperan dalam

memperlancar kegiatan ekonomi pedesaan khususnya pada Kabupaten

Grobogan dan sekitarnya. Disamping hal tersebut tentunya usaha BMT ikut

memberantas para pelepas uang yang pada waktu itu banyak beroperasi di

pedesaan dengan memberi pinjaman dengan tingkat suku bunga tinggi.

Layaknya usaha lembaga keuangan, BMT Logam Mulia memiliki

usaha: 60

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

(Deposito Berjangka & Tabungan).

2. Menyalurkan dalam bentuk kredit, pembiayaan bagi pengusaha

kecil atau masyarakat pedesaan.

60 Ibid

47

Adapun pendiri terdiri dari :

No NAMA ALAMAT PEKARJAAN

1 H. Mustamir Terkesi, RT 04/ I Wiraswasta

2 H.Ir Mukhlisin, MM Terkesi, RT 06/II Wiraswasta

3 Hj.Nur Siyah Terkesi RT 04/I Wiraswasta

4 Hj. Eni Winiharti Terkesi RT 06/II Wiraswasta

5 Hj. Rukani, SH Klambu, RT 06/ V PNS

6 Suprojo Klambu, RT 01 / IV PNS

7 Istiqomah Klambu, RT 01 / IV Wiraswasta

8 Abdul Wahid Klambu, RT 01 / IV Wiraswasta

9 Nurnaningsih Klambu, RT 01 / IV Swasta

10 Nanik Sulistiyowati Jenengan, Rt 02/ IV Swasta

11 Nur afif Terkesi RT 04/ I Swasta

12 Sukardi Terkesi, RT 06/ I Swasta

13 Tukul Klambu, RT 04/I Swasta

14 Subkhi Terkesi, RT 05/II Swasta

15 H. Ramlan Terkesi, RT 02/ I Wiraswasta

16 H. Kasno Terkesi,RT 02/I Wiraswasta

17 Suhartono Klambu, RT 01/III Tani

18 Nahrowi Terkesi, RT 01/ II Swasta

19 H. Ahmad Sulasi Selojari, RT 02/I Wiraswasta

20 M. Sya’roni Dimyati Kronggen RT 05/ II Wiraswasta

21 H. Turmudzi Terkesi RT 06/II Perangkat Desa

22 Noor RafhianngSetia Terkesi, 05/I Swasta

23 Shofiati Terkesi, 06/ I Swasta

24 Zulaikhah Klambu,03/ IV Wiraswasta

25 Hj. Yatmiah Terkesi, 06/II Dagang

Dari sosialisasi yang dilakukan oleh pengelola nampaklah hasil positif

yakni tanggapan masyarakat menerima sekaligus mendukung keberadaan

KJKS BMT Logam Mulia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat.

Pada tanggal 13 pebruari 2002 membuka kantor cabang di kecamatan

Grobogan, yaitu beralamatkan di Jl. P. Puger No. 69 Grobogan Telp. (0292)

422683 dengan jumlah pengelola 4 orang. Dan dalam rangka mendekatkan

pelayanan terhadap calon anggota yang bergabung dari luar kecamatan /

kabupaten, maka pada tanggal 13 Maret 2002 dibukalah Kantor Kas

Pelayanan di babalan Kalirejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus yang

48

beralamatkan Jl. Raya Purwodadi-Kudus KM. 15, telp. 0822915211, dengan

jumlah pengelola 4 orang.

Dalam waktu 2 bulan dipandang perlu untuk membuka Kantor

Pelayanan di kecamatan Undaan pada tanggal 13 mei 2002 dengan alamat Jl.

Raya purwodadi Kudus Km 7, telp. 0822918070 dengan pengelola 4 orang

Keberadaan menarik simpati masyarakat dan memiliki posisi tawar

yang cukup tinggi dari lembaga keuangan lainya, baik bank konvensional

maupun lembaga keuangan non bank.

Dari hal tersebut diatas, pengurus beserta pengelola mengadakan rapat

dalam rangka peningkatan status / perubahan Anggaran Dasar ketingkat

kantor Dinas Pelayanan Koperasi dan UKm jawa Tengah, dengan nomor

badan Hukum 06/BH/PAD II/IV/2003.61

KJKS BMT Logam Mulia merupakan lembaga keuangan dengan pola

Syari’ah dengan system “Bagi Hasil”, baik pada kegiatan Simpanan /

Tabungan harian maupun Simpanan Berjangka “Deposito “ dan juga pada

kegiatan pemberian modal/ kredit atau pembiayaan

Secara umum Visi BMT Logam Mulia Adalah :

“Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Usaha/ Perniagaan sesuai

Syari’ah” Hal ini berlaku untuk seluruh segmen/ lapisan masyarakat yang

membutuhkan dana dengan layanan kecepatan dan ketetapan proses

pelayanan, menjalankan proses transaksi keuangan dengan akad yang

berlandaskan nilai-nilai Syari’ah Islam dan menjauhkan proses transaksi

dari unsure yang tidak dibenarkan oleh Agama Islam. Sedangkan misi

Adalah meningkatkan produktifitas dan etos kerja serta membentuk,

memperkuat tatatan nilai ke-Islaman yang mampu menjadi Rahmat dalam

kehidupan di masyarakat serta tercapainya peningkatan kwalitas hidup,

kesejahteraan hidup umat”.

61 ibid

49

Strategi pencapaian visi dan misi secara internal yakni dengan

memaksimalkan potensi SDI (Sumber Daya Insani ) Pengelola KJKS BMT

Logam Mulia dengan Skala prioritas :62

1. Peranan doktrin Kelembagaan

Memposisikan pengelola sebagai Sumber Daya Insani yang

professional, berorientasi pada segala bidang / aspek dengan landasan ke-

Islaman serta mampu menyampaikan hal muamalah / jual beli yang benar dan

sesuai Syari’ah.

2. Peranan Doktrin Pribadi

Menyakinkan individu penngelola melaksanakan tugas yang diemban

itu adalah suatu tugas yang mulia dalam rangka pemenuhan nafkah yang halal

untuk keluarga, menyongsong hari depan bahagia dan harmonis.

3. Doktrin Profesionalisme.

Semua pengelola adalah masyarakat yakni mengutamakan pelayanan

terhadap masyarakat baik lapisan bawah, menengah, maupun lapisan atas,

dengan mengutamakan hal-hal sebagai berikut :

A. Kecepatan Proses Pelayanan

B. Home Banking

C. Jaringan adalah Ummat

62 ibid

50

C. Struktur Organisasi BMT Logam Mulia

Keterangan :

: garis komando

:garis koordinasi

Sumber BMT Logam Mulia

RAT

PENGURUS

GENERAL MANAGER

DEWAN

SYARI’AH

Manager

keuangan

Manager Pemasaran Manager Audit

& Personalia

Manager Cabang

Pemasaran cabang Teller Cabang

Manager Akt

&Pembukuan

51

Uraian Pekerjaan

a. Tugas dan Wewenang

Uraian tugas masing-masing pegawai diatur dengan surat keputusan

SK Pengurus No. 010/Peng/BMT-LM/IV/2002 dapat dirinci sebagai berikut63

1) General Manager

Tugas dari General Manager adalah :

a) Menjabarkan kebijakan umum KJKS BMT LOGAM MULIA yang

telah ditetapkan oleh Pengurus.

b) Menyusun dan mengusulkan Rancangan Anggaran Rencana Kerja

untuk tahun buku yang akan dating kepada Pengurus yang

selanjutnya dibawa/ diajukan kepada Rapat Anggota Tahunan

(RAT)

c) Menandatangani Permohonan keanggotaan dan member

persetujuan menolak keanggotaan nasabah BMT

d) Menyusun dan mengajukan :

(1) Daftar perubahan biaya operasional 4 bulan sekali

(2) Menyusun dan mengajukan daftar perubahan biaya gaji tiap 6

bulan sekali

63 Pedoman pengelolaan BMT, Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK)

52

Wewenang General Manager

a) Mengajukan usulan kepada Pengurus tentang pengangkatan dan

pemberhentian pengelola KJKS BMT LOGAM MULIA

b) Mengajukan usulan kepada pengurus tentang jenis-jenis produk

baru pembiayaan atau tabungan

c) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya di atas Rp. 10.000.000,00

d) Memberi validasi pada berkas pembiayaan yang diajukan oleh

Manager Pemasaran

e) Atas persetujuan Pengurus menandatangani cek dan dokumen-

dokumen penting serta menyetujui biaya-biaya lain di luar cost

anggaran yang sudah ditentukan

Tanggung Jawab General Manager

a) Bertanggung Jawab atas terlaksananya program kerja

b) Bertanggung Jawab penuh atas kualitas sumber daya insane dari

Pengelola KJKS BMT LOGAM MULIA

c) Bertanggung jawab secara umum tentang berbagai bentuk

Penyimpanan/ Penyelewengan/ Penyalahgunaan/ kekeliruan yang

dilakukan oleh Pengelola KJKS BMT LOGAM MULIA.

d) Mengamankan harta kekayan KJKS BMT LOGAM MULIa agar

terlindung dari bahaya kebakaran/ Pencurian /Perampokan dan

Pengerusakan.

e) Menyusun dan mengajukan kepada pengawas daftar perubahan :

(1) Biaya Operasional (BOP) 4 bulan sekali

53

(2) Daftar Perubahan gaji 6 bulan sekali

2) Manager Pemasaran

Tugas

a) Melaksanakan dan menjangbarkan kebijakan umum di bidang

pemasaran yang digariskan oleh General Manager

b) Memimpin dan mengarahkan pengelolaan teknis operasional

pemasaran sesuai dengan kebijakan umum yang telah ditetapkan

oleh Manager Operasional

c) Bersama Manager Cabang menyusun job description dan time

schedule pemasaran yang berhubungan dengan funding, lending

dan Konfirmasi.

d) Membuat laporan secara periodic kepada General Manager yang

berhubungan dengan posisi simpanan, posisi pembiayaan dan

Konfirmasi

e) Melakukan atau mendelegasikan survey pembiayaan besar.

Wewenang

a) Menyetujui atau menolak pembiayaan di bawah Rp. 10.000.000,00

b) Berhak memberikan teguran, kritik terhadap Manager Cabang

dalam rangka memacu kreativitas dan membentuk etos kerka

professional

c) Mendisposisi berkas Permohonan pembiayaan cabang

d) Mengatur tata cara penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan

Manager Cabang dengan pendekatan ukhuwah islamiyah

54

e) Mengusulkan pembukaan cabang baru kepada Pengurus dan

General Manager

Tanggung jawab :

a) Bertanggung jawab atas tercpainya target pemasaran, baik

Funding, Lending maupun konfirmasi

b) Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pembiayaan

3) Manager Akutansi dan Pembukuan

Tugas :

a) Melaksanakan dan Menjabarkan kebijakan umum KJKS BMT

LOGAM MULIA yang telah digariskan oleh General Manager.

b) Mengelola dan Mengawasi pemasukan dan pengeluaan biaya

operasional

c) Mengawasi kelengkapan bukti-bukti pembukuan dan pencatatan

transaksi

d) Membuat laporan harian secara rutin :

- Posisi cash flow

- Posisi kas dan Bank

- Jumlah realisasi Pembiayaan

- Posisi pencapaian Simpanan Mulia dan Simpanan Berjangka

- Posisi penggunaan konsolidasi

- Laporan keuangan Kantor Pusat

e) Mendokumentasikan berkas Pembiayaan

55

f) Menyusun criteria pembiayaan tidak lancer, macet dan pembiayaan

bermasalah

g) Memeriksa kebenaran laporan keuangan cabang

h) Memeriksa kebenaran kas tunai dengan kas neraca pada Kantor

Cabang (cek fisik keuangan)

Wewenang :

a) Melakukan koordinasi dengan Teller Cabang yang berkaitan

dengan administrasi, pembukuan dan keuangan

b) Mengatur distribusi kebutuhan inventaris dan perlengkapan kantor

c) Berhak memberikan teguran, kritik dan saran kepada Teller

Cabang dalam rangka memacu kreativitas dan membentuk etos kerja

Profesional

Tanggung Jawab :

a) Bertanggung jawab atas kelancaran distribusi keuangan dari dan ke

Kantor Cabang

b) Bertanggung jawab atas saldo akhir harian kas dengan saldo akhir

tunai

c) Bertanggung jawab atas keamanan barang jaminan atau agunan

yang ada di KJKS BMT LOGAM MULIA.

d) Bertanggung jawab atas lancarnya mekanisme laopran dan

administrasi pembukuan

e) Bertanggung jawab atas pengarsipan berkas, surat dan dokumen

administrasi lainnya

56

4) Manager Audit dan Personalia

Tugas :

a) Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum di bidang

pengawasan yang telah ditetapkan oleh General Manager

b) Memeriksa pelaksanaan system

(1) Administrasi dan pembukuan

(2) Pemasaran

c) Memerikasa kebenaran transaksi di :

(1) Administrasi dan Pembukuan

(2) Bagian Pemasaran

d) Membuat laporan secara rutin kepada General manager atas hasil

pengawasan dan Pemeriksaan

Wewenang :

a) Melaksanakan pemeriksaan di semua lini

b) Menindaklanjuti temuan-temuan hasil Pemeriksaan

c) Mengusulkan pada General Manager sanksi atas penyelewengan/

Pelanggaran yang terjadi

Tanggung jawab

a) Bertanggung jawab atas system pengawasan

b) Bersama Manager Administrasi dan Pembukuan, menyiapkan data

yang dibutuhkan Akuntan Publik

57

5) Manager Keuangan

Tugas :

a) Melakukan Pencatatan, pendataan, pelayanan informasi kepada

nasabah

b) Membuat laporan neraca, Rugi laba, mutasi kasa harian dilampiri

slip transaksi

Wewenang :

Memberikan saran kepada teller Cabang sehubungan dengan

administrasi pembukuan

6) Manager Cabang

Tugas :

a) Melaksanakan dan Menjabarkan kebijakan teknis KJKS BMT

LOGAM MULIA yang telah digariskan oleh Manager pemasaran.

b) Bersama staf Pemasaran Cabang menyusun strategi operasional

yang berhubungan dengan Funding, Lending dan Konfirmasi.

c) Mencapai peluang untuk sumber-sumber dana Murah yang dapat

dihimpun dari anggota/ calon anggota dan masyarakat

d) Membuat laporan secara rutin kepada Manager Pemasaran

e) Menciptakan suasana Islami

Wewenang :

a) Melakukan Pembianaan yang berstruktur terhadap karyawan

cabang demi peningkatan sumber Daya Manusia yang Islami

58

b) Menvalidasi pembiayaan

c) Mendelegasikan tugas kepada staf Pemasaran dan Teller cabnag

sesuai dengan kebutuhan

Tanggung Jawab

a) Bertanggung Jawab atas tercapainya target pertumbuhan cabang

b) Bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan administrasi

laporan yang disusun oleh Teller Cabang

c) Bertanggung jawab atas keamanan jaminan pembiayaan di Kantor

Cabang

d) Bertanggung jawab atas kelengkapan berkas data pembiayaan

e) Bertanggung jawab atas dedikasi dan loyalitas Kantor Cabang

dalam Rangka membangun etos kerja yang kompetitif, rasional dan

produktif.

7) Pemasaran kantor Cabang

Tugas :

Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan

Manager Cabang :

a) Funding (Penggalangan Dana)

- Mencari sumber-sumber dana murah dengan melihat peluang

baik dari anggota maupun dari pihak ketiga

- Membuat laporan operasional pemasaran secara rutin

b) Lending (pembiayaan)

- Melakukan survey Pembiayaan

59

- Mencari nasabah Pembiayaan Prospektif

- Menerima daftar permohonan pembiayaan

- Membuat data nasabah Pembiayaan

- Membuat laporan secara rutin

c) Konfirmasi

- Melakukan konfirmasi dan Pembinaan nasabah

- Bersama Manager Cabang. Menyusun data pembiayaan

bermasalah

- Melakukan penanganan pembiayaan bermasalah

- Membuat laporan rutin tentang perkembangan nasabah

bermasalah

Wewenang :

a) Melakukan survey pembiayaan atas delegasi Manager Cabang

b) Mendesposisi berkas permohonan pembiayaan

c) Mengatur tata cara penyelesaian Pembiayaan Bermasalah dengan

Manager cabang dengan mengutamakan pendekatan Ukhuwah

Islamiyah

Tanggung jawab :

a) Bertanggung jawab atas tercapainya target pemasaran

b) Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pembiayaan

60

8) Teller Kantor Cabang

Tugas :

a) Memberikan pelayanan anggota, dalam hal transaksi uang tunai

seperti; penyetoran simpanan, angsuran pembiayaan, penarikan

simpanan, pembiayaan, ZIS, dll

b) Menerima, menyusun dan menghitung secara berhati-hati tiap

setoran tunai dari anggota dan calon anggota.

c) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah

disetujui oleh Manager Cabang

d) Menandatangani formulir-formulir serta slip-slip dari anggota serta

memasukkan data manual dan computer.

Wewenang :

a) Memberikan saran kepada Manager Cabang sehubungan dengan

kegiatan pembiayaan agar kas Cabang dalam kondisi sehat.

b) Memberikan keterangan kepada nasabah mengenai direalisasi atau

tidak permohonan pembiayaan apabila Manager Cabang tidak

berada di kantor

Tanggung Jawab

a) Bertanggung Jawab atas kecocokan saldo akhir laporan harian kas

dengan saldo akhir tunai

b) Bertanggung Jawab atas peralatan dan perlengkapan kerja Teller.

61

D. Profile koperasi jasa keuangan Syari’ah BMT Logam Mulia

Grobogan

5. Identitas Koperasi

a. Nama Koperasi :Koperasi Simpan Pinjam Syari’ah BMT

Logam Mulia

b.Badan Hukum

1) Nomor : 112/BH/KDH-4/IX/2001

2) Tanggal : 15 Sepetember 2001

3) Alamat Lengkap : Jl. Raya Klambu NO. 10 Kecamatan

Klambu Kabupaten Grobogan

6. Susunan Pengurus

a. Ketua : H. Mustamir

b. Sekertaris : Ir. H. Mukhlisin

c. Bendahara : H. Noorta’in, SH

1. Sarana Prasarana

a. Luas Kantor Klambu :8 x 30 M2

b. Ruang Kantor : 6 x 20 M2

c. Musholla : 4 x 5 M2

d. Gudang : 2 x 3 M2

e. Parkir : 5 x 8 M2

f. Luas Kantor Cabang Grobogan : 10 x 12 M2

g.Luas Kantor Cabang Babalan : 12 x 20 M2

h.Luas Kantor Cabang Undaan : 10 x 15 M2

62

i. Luas Kantor Cabang Jekulo : 10 x 15 M2

j. Inventaris (Peralatan )

1) Computer : 8 Unit

2) Mobil : 1 Unit

3) Sepeda Motor : 15 Unit

4) Brankas : 2 Unit

E. Produk KJKS LOGAM MULIA

Produk KJKS LOGAM MULIA meliputi dua komponen, yaitu

produk di bidang Baitut Tamwil dan produk dibidang Baitul Maal, produk

tersebut sebagai berikut:64

e. BAITUL TAMWIL

1) Simpanan

1) Simpanan Mulia yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang

transaksinya dapat dilakukan sewaktu-waktu.

2) Simpanan Berjangka yaitu tabungan atau simpanan masyarakat

yang transaksinya pada saat jatuh tempo. Tabungan ini jangka

waktunya adalah 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.

3) Tabasis yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang

diperuntukkan bagi siswa sekolah.

4) Ta’aziz yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang

diperuntukkan untuk kegiatan ziarah

64 Peraturan Umum BMT Logam Mulia tahun 2010.

63

5) Tasaqur yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang

diperuntukkan untuk persiapan melaksanakan qurban

2) Pembiayaan BMTLogam Mulia juga menyalurkan kredit kepada

masyarakat dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah.

Adapun akad pembiayaan di BMT Logam Mulia adalah:65

1) Mudharobah

Pemberian modal kepada pihak lain untuk dioperasional dengan

memberi keuntungan sesuai kesepakatan

2) Bai’ Bits Tsaman Ajil (BBA)

Pembelian barang dengan pembayaran dapat diangsur sebesar harga

pokok ditambah mark up yang disepakati.

Contoh: Sama dengan akad Murabahah.

f. BAITUL MAL

Baitul Maal Logam Mulia merupakan bagian dari Baitul Tamwil

Logam Mulia, yang secara khusus membidangi pengelolaan dana

masyarakat berupa zakat, infaq dan shodakoh.

Progam Kerja Baitul Maal Logam Mulia antara lain :

a. Progam pemberian Bea Siswa.

b. Pemberian Dana Sosial.

c. Pemberian Santunan Yatim Piatu.

d. Pemberian Santunan Fakir Miskin, dll.66

65 Ibid

66 Pedoman pengelolaan BMT. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK)

64

g. Ketentuan umum pengajuan pembiayaan

1. Beragama Islam.

2. Dewasa/ sehat jasmani dan rokhani.

3. Pengajuan oleh calon nasabah dilakukan secara langsung atas nama suami

kecuali janda/ ditinggal merantau (dilengkapi surat keterangan dari

pemerintah setempat).

4. Melengkapi administrasi pendaftaran meliputi:

a. Foto copy KTP Suami/ Istri (bagi yang sudah berkeluarga) masing-

masing 2 lembar.

b. Foto copy KTP (yang belum kawin) dan foto copy KTP orang tua

masing-masing 2 lembar dengan dilengkapi surat tidak berkeberatan dan

bertanggungjawab atas kelancaran angsuran pinjaman.

c. Calon nasabah yang tidak memiliki KTP yang berlaku, harus

dilengkapi dengan keterangan pengganti bukti diri dari pemerintah

setempat.

d. Menyerahkan foto copy jaminan (untuk BPKB dilengkapi fotocopy

STNK dan gesek nomor rangka dan nomor mesin).

e. Mengisi formulir yang telah disediakan.

5. Plafon pembiayaan/ kredit yang disediakan minimal Rp. 500.000,-

maksimal Rp. 500.000.000.

6. Angsuran pinjaman dilakukan dengan 2 cara:

a. Cara angsuran Bulanan.

b. Cara angsuran sekaligus, bagi hasil harus dibayar perbulan.

65

7. Baik nasabah baru maupun nasahah lama halus bersedia disurvey.

8. Bentuk pinjaman yang dilayani adalah:

a. Pembiayaan/ pinjaman usaha produktif:

b. Pembiayaan/ pinjaman investasi

h. Penjelasan Pembiayaan

Pelunasan pembiayaan dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh nasabah/

anggota dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Periodesasi angsuran telah memenuhi 50% + I (satu) dari jangka

waktu pembiayaan yang telah disepakati.

b. Pelunasan dapat dilakukan sebelum 50% dari jangka waktu

pembiayaan ketika nasabah tidak mengajukan pembiayaan lagi.

c. Bagian pemasaran boleh mempertimbangkan pelunasan

pembiayaan seperti tersebut pada point apabila ada indikasi kurang

lancar atau penyimpanan anggota nasabah atas keterlambatan

angsuran sebelumnya.

i. PEMBIAYAAN BERMASALAH

1. Pembiayaan Tidak Lancar

a. Tidak mengangsur sebanyak 2 kali angsuran berturut-turut.

b. Jumlah pembayaran tidak sesuai dengan besar angsuran.

2. Pembiayaan Macet

a. Setelah jatuh tempo 3 bulan.

b. Nasabah pailit (bangkrut) maksimal 3 bulan.

66

c. Nasabah meninggal dunia dan ahli waris sanggup melanjutkan dan

atau melunasi pembiayaan maksimal 1 tahun.

3. Pembiayaan Tidak Tertagih

a. Meninggal dunia ahli waris sanggup melanjutkan atau melunasi

pembiayaan.

b.Pembiayaan macet 24 bulan setelah jatuh tempo.

c. Bangkrut/ pailit karena bencana alam, yang secara tekhnis tidak bisa

diantisipasi.

d.Setelah melalui dua kali pembaharuan akad kredit.

j. Penanganan pembiayaan bermasalah

a. Penanganan Pembiayaan Tidak lancar.Penagihan disertai pembinaan

dengan pendekatan ukhuwah islamiyah.

b.Penanganan Pembiayaan Macet.

c. Optimalisasi Penagihan selama 6 bulan.

d.Pengalihan atau pembaharuan akad kredit.

e. Penanganan kredit Tak Tertagih.

f. Penghapusan.

k. Kriteria penghapusan pembiayaan

a. Setelah pembiayaan jatuh tempo.

b. Nasabah meninggal dan ahli waris tidak sanggup melanjutkan disertai

surat keterangan tidak mampu yang diketahui oleh pemerintah

setempat.

67

l. Prosedur Penghapusan

a. Diajukan oleh manager Administrasi Pembukuan atas usulan manager

Cabang ke Pengurus.

b. Penghapusan pembiayaan dilaksanakan setiap awal tahun anggaran

(Januari).

c. Total cadangan penghapusan pembiayaan sebesar 0, 5% dari total bagi

debet pembiayaan.67

67 Ibid

68

TABEL 2.2.1

DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL)

No Produk Saldo

Rata-

Rata

Bulan

an

Pendapatan Nisbah Porsi Indik

asi

Hasil Nasabah BMT Nasabah BMT

A B C D E F G H I

1 Tabungan

Mudharabah

30 70

2 Deposito

berjangka 3

Bulan

35 65

3 Deposito

Berjangka 4

bulan

40 60

4 Deposito

Berjangka 6

Bulan

45 65

5 Deposito

Berjangka

12 Bulan

50 50

6 Deposito

Berjangka

24 Bulan

55 45

7 Dana Kelola

8 Simpanan

wajib

9 Simpanan

Pokok

Modal

TOTAL

Sumber: Pedoman Pengelola Bmt:68

C : Angka diperoleh dari saldo Rata-rata

D : (saldo Rata-rata : Total Saldo Rata-rata) x Pendapatan

E : Nisbah untuk nasabah yang telah ditetapkan

F : Nisbah untuk KJKS yang telah ditetapkan

68 Pedoman Pengelolaan BMT. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK).

69

Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia

TABUNGAN (Syari’ah)

Berikut adalah perhitungan tabungan / deposito beserta bagi hasil

antara pihak BMT Logam Mulia dengan nasabahnya.

Tabel Distribusi Pendapatan

Bulan April 2010

(Profit / keuntungan Bulan April 2010 = Rp 23.194.525,89)

No Dana yang

dikelola

Jumlah (Rp) Cheek up

profit

Nisbah

Basil

BMT Nasabah

1. Simpanan

Mulia

636.2822.358,42 4.367.678,93 72 : 28 3.144.728,83 1.222.950,1

2. Deposito1

bulan

15.175.000 104.166,85 69 : 31 71.875,13 32.291,7

3. Deposito

3Bulan

45.215.000 310.372,59 63 :37 195.534,73 114.837,9

4. Deposito

6Bulan

371.095.000 2.547.334,2 58 : 42 1.477.453,84 1.069.880,4

5. Deposito

12 bulan

1.500.000.000 10.296.558,3 56 : 44 5.766.072,65 4.530.485,7

6. Modal 811.232.289,6 5.568.600,37

7. Jumlah 3.378,972.648,04 23.194.525,89

Rumusan Penghitungan Cheek Up Profit (Keuntungan):

a. Simpanan Mulia = Saldo Rata-rata Simpanan Mulia x Profit April Total saldo Rata-rata

= Rp 636.282.358,42 x Rp 23.194.525,89

Rp 3.378.972.648,04

= Rp.4.367.678,93

b. Deposito 1 bulan = Saldo rata-rata deposit 1 bulan x Profit April Total saldo Rata-rata

= Rp. 15.175.000,00 x Rp. 23.194.525,89

Rp. 3.378.972.648,04

= Rp. 104.166,85

70

c. Modal = Saldo Rata-rata Pemodal x Profit Bulan April Total saldo rata-rata

=Rp 811.232.289,62 x Rp. 23.194.524,89

Rp 3.378.972.648,04

= Rp. 5.568.600,37

Menghitung bagi hasil seluruh simpanan mulia,deposito,maupun

modal dengan BMT

a. Nasabah = Profit Simpanan x 28%

=Rp. 4.367.678,93 x 28%

= Rp. 1.222.950,1

BMT = Profit Simpanan x 72 %

= Rp. 4.367.678,93 x 72 %

= Rp. 3.144.728,83

b. Nasabah = Profit Deposito 1 bulan x 31 %

= Rp.104.166,85 x 31 %

= Rp.32.291,7

BMT = Profit Deposito 1 bulan x 69 %

= Rp.104.166,85 x 69%

= Rp.71.875,12

c. Modal = Tergantung kesepakatan antara pengelola dengan pemilik

modal (sesuai dengan Rencana Anggaran Tahunan).

71

Menghitung Saldo Rata-rata Tabungan Nasabah

Bulan April 2010

Tanggal Keluar/

Debet (Rp)

Masuk

/Kredit

(Rp)

Saldo (Rp) Perhitung Mengendap

1 April - - 1.000.000 1.000.000 x9/30=300.000

10 April - 500.000 1.500.000 1.500.000x5/30=250.000

15 April 200.000 - 1.300.000 1.300.000x2/30=216.700

20 April - 400.000 1.700.000 1.700.000x9/30=510.000

29 April 500.000 - 1.200.000 1.200.000x1/30=40.000

30 April - 1.200.000 1.200.000 1.000.000x1/30=40.000

Jumlah 1.356.700

Bilangan bulan pembagi menyesuaikan jumlah hari pada

bulan tertentu, bulan April =30 hari

Pertanyaan:

Berapakah bagi hasil untuk nasabah tersebut ?

Jawaban :

a. Rumus menghitung bagi hasil nasabah simpanan mulia sebagai

berikut :

Saldo rata-rata nasabah simpanan Mulia x bagi hasil seluruh nasabah

Total saldo rata-rata simpanan Mulia.

Rp. 1.356.700,00 x Rp.1.222.950,1= Rp 2607,6

Rp.636.282.358, 42

Jadi bagi hasil nasabah simpanan mulia sebesar Rp.2607, 6

Dengan demikian total simpanan untuk Bulan April nasabah

Simpanan Mulia adalah :

Rp. 1.356.700, 00 +Rp.2607,6 = Rp.1.359.307,6

72

Cara lain untuk mengetahui pendapatan bagi hasil nasabah

dengan melihat indikasi hasil (Tabel 4.1) di atas.

Indikasi hasil = Pendapatan bagi hasil nasabah simpanan

Saldo rata-rata Simpanan Mulia

= Rp.1.222.950,1

Rp.636.282.358, 42

= 0, 0019.

Pendapatan Bagi Hasil nasabah = 0,0019x Rp 1.356.700, 00

= 2577, 73

Jadi uang yang diterima nasabah = 1.356.700+ 2577, 73

= Rp.1.359.277, 73

Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia

PEMBIAYAAN

a. Tuan Anton memperoleh pembiayaan Mudharabah sebesar

Rp.1.000.000, 00 selama 10 bulan untuk modal usaha. Bagi hasil

diterapkan sebesar 2, 75 % per bulan berdasarkan akad yang

disepakati.

Maka:

Angsuran Pokok = Kredit : Lama Kontrak

= Rp.1.000.000 : 10 bulan

=Rp.1000.000, 00

Bagi hasil = Kredit x 2,75 %

=Rp.1000.000, 00 x 2,75%

=Rp.27.500, 00

73

Jadi jumlah angsuran / bulan = angsuran pokok + bagi

hasil

= Rp.100.000,00 + Rp 27500,00

=Rp 127,500

Dalam 10 bulan =Rp.127.500, 00 x 10 bulan

= Rp. 127.5000,00

Uang yang harus dikembalikan kepada BMT setelah 10 bulan

adalah =Rp.1275.500, 00

b. Bu Ririn bermaksud membeli Honda bekas seharga

Rp.7.000.000,00. Dia mengajukan pembiayaan BBA kepada BMT.

BMT mengambil keuntungan 3% dan dibayar selama 2 tahun

dicicil secara bulanan

Maka:

Harga jual = Harga Pokok Pembelian+Keuntungan

= Rp.7.000.000,00 + (3% Rp 7.000.000)

= Rp 7.000.000,00 +210.000,00

= Rp 7120.000,00

Bila Bu Ririn memilih angsuran bulanan, maka angsuran

sebesar:

= Rp.7.120.000,00

24

= Rp. 300.416,00

= Rp. 300.000,00

74

BAB IV

Analisis Sistem Pembiayaan dan Tabungan pada

Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank BMT Logam Mulia

Grobogan.

A. Analisis Pembiayaan Pada BMT Logam Mulia Grobogan

Sebagai bagian penting dari aktivitas BMT, kemampuan dalam

menyalurkan dana sangat mempengaruhi tingkat performance lembaga.

Hubungan antara tabungan dan pembiayaan dapat dilihat dari kemampuan

BMT untuk meraih dana sebanyak-banyaknya serta kemampuan

menyalurkan dana secara baik.

1. Pembiayaan

Pembiayaan merupakan penyaluran dana BMT kepada pihak

ketiga berdasarkan kesepakatan pembiayaan antara BMT dengan pihak

lain dengan harga ditetapkan sebesar biaya perolehan barang ditambah

margin keuntungan yang disepakati untuk keuntungan BMT.

Koperasi BMT Logam Mulia adalah koperasi Baitul Maal wat

Tamwil yang menerapkan simpan pinjam pola Syari’ah. Strategi awal

BMT Logam Mulia untuk menarik nasabah adalah hanya menawarkan

pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana (mau dan

mampu), dengan itu masyarakat akan termotivasi sendiri tanpa ada

dorongan dari pihak manapun untuk menabung dan mengajukan

pembiayaan.

75

2. Analisis Pembiayaan

BMT Logam Mulia dalam menyutujui suatu pembiayaan

menggunakan prinsip 5 C (Character, Capacity, Collateral, Capital, dan

Condition), diantaranya:

a. Character (Karakter)

Pada analisa ini menyangkut sifat dan kepribadian calon nasabah.

Harus diyakini bahwa calon nasabah tidak mempunyai karakter yang

menyimpang (pribadi, perilaku dan lingkungan). Pribadi: jujur, terbuka,

bermoral, tepat janji, tanggung jawab, kemauan kuat, efisien, integritas

dan lain-lain. Perilaku seperti: tekun, kreatif, konsultif tidak cepat putus

asa, tenang, supel dan lincah. Dan dari lingkungan seperti: keluarga,

pergaulan, relasi yang luas dan lain-lain.

b. Capacity (Kemampuan)

kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan

mengembalikan pinjaman yang diambil hal ini dapat dianalisa melalui:

1) Keterampilan

2) Kesehatan

3) Fast performance

4) Pendapatan

5) Dan lain-lain

76

c. Capital ( Modal )

Pada tahap ini BMT Logam Mulia membuat pertimbangan yang

cermat dalam memberikan pembiayaan. Hal ini didasarkan atas seberapa

besar permohonan pembiayaan yang akan disetujui oleh manajer. Analisa

capital ini merupakan analisa yang menghubungkan antara permohonan

pembiayaan oleh calon nasabah terhadap sejumlah dana yang disetor

sebagai uang muka. Semakin besar jumlah dana yang disetor untuk

membiayai suatu barang maka akan semakin ringan calon nasabah tersebut

dalam melunasi pembiayaan tersebut. Akan tetapi sebaliknya,

Semakin sedikit jumlah dana yang disetor maka akan semakin

berat pula calon nasabah tersebut dalam melunasi kewajibannya. Yang

menjadi pertimbangan dalam analisa ini yaitu jangka waktu yang diambil

calon nasabah dalam permohonan pembiayaan. Kondisi seperti ini akan

dikembalikan kepada kemampuan calon nasabah dalam pengambilan

keputusan permohonan pembiayaan.

d. Collateral (Jaminan )

Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang dibebankan

oleh calon nasabah sebagai pengaman pembiayaan yang diberikan oleh

BMT. Lebih tepatnya apabila jaminan ini dimaksudkan untuk lebih

menyakinkan jika suatu resiko kegagalan pembiayaan terjadi, maka

jaminan dipakai sebagai pengganti kewajibannya. Dalam pembiayaan

BBA jaminan diperbolehkan. Oleh karena itu jaminan yang dibebankan

dimaksudkan agar nasabah lebih serius terhadap apa yang dimohonkan

77

kepada BMT. Petugas BMT akan meminta jaminan kepada calon nasabah

yang meminta permohonan pembiayaan kepada BMT. Jaminan ini bisa

meliputi BPKB Kendaraan bermotor, Sertifikat Hak Milik (SHM) atau

Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), barang elektronik dan barang-

barang yang mempunyai nilai jual.

e. Condition of Economi ( Kondisi Ekonomi )

Penilaian ini berhubungan dengan situasi kondisi perekonomian di

suatu daerah yang mana dapat mempengaruhi kegiatan usaha calon

nasabah dan juga bisa melalui hambatan-hambatan yang akan bisa

mengganggu nasabah dalam membayar pelunasan hutangnya kepada

BMT. Kondisi ekonomi yang baik, mampu memberikan secercah harapan

akan keberhasilan suatu usaha, begitupun sebaliknya. Misalnya nasabah

tersebut berkiprah sebagai penjual minyak tanah keliling di wilayah

perumahan A. Apabila terjadi kelangkaan pada minyak tanah maka

penjual tersebut akan membayar cost yang lebih besar pula. Sehingga

penjual tersebut mau tidak mau akan menambah modal kerjanya yang ia

gunakan untuk membeli minyak tanah tersebut. Kondisi inilah yang bisa

menjadikan hambatan bagi nasabah dalam membayar pinjaman di BMT.

Namun, dari kelima aspek analisis pembiayaan di atas, BMT Logam Mulia

lebih menekankan terhadap dua aspek yaitu:

1) Analisa terhadap kemauan membayar, disebut analisa kualitatif prinsip

(character). Analisa ini mencakup karakter atau watak dan komitmen

anggota.

78

2) Analisa terhadap kemampuan membayar (capacity).

Koperasi BMT Logam Mulia adalah koperasi Baitul Maal wat

Tamwil yang menerapkan Simpan pinjam pola Syari’ah. Strategi awal

BMT Logam Mulia untuk menarik nasabah adalah hanya menawarkan

pembiayaan semata kepada masyarakat yang membutuhkan dana (mau dan

mampu), dengan itu masyarakat akan termotivasi sendiri tanpa ada

dorongan dari pihak manapun untuk menabung dan mengajukan

pembiayaan. Pembiayaan yang di praktekkan BMT Logam Mulia adalah:

a. Pembiayaan Mudhorobah.

b. Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil

A. Pembiayaan Al-Mudharabah

1) Pengertian al-Mudhorobah

69 Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua

pihak dimana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan

seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah)

bertindak selaku pengelola, dana keuntungan usaha bagi diantara mereka

sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. (Fatwa DSN – MUI

No. 07/DSN-MUI/IV/2000).70

Adapun dalam rangka penyaluran dana mudharabah, BMT

bertindak sebagai shahibul al-mal dan nasabah sebagai mudharib. BMT

memberikan kepercayaan penuh kepada nasabah sebagai untuk

69 Muhammad Syafi’i Antonio,Opcit,hlm.195

70 Muhammad, power point,Evaluasi dan penataan praktek perbankan Syari’ah, sekolah

tinggi ekonomi Islam,

79

memanfaatkan fasilitas pembiayaan berbagi hasil ini sebagai modal

mengelola proyek atau usaha halal tertentu yang dianggap feasible. Karena

landasan mudharabah murni ‘Kepercayaan’ dari shahibul al-mal.71

Tabel 2.3.1

Penyelesaian Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah

Bulan Laba

Usaha

Bagian

BMT

30%

Bagian

Nasabah

70 %

Cicilan

Pokok

Total

setoran

1 60.000 18.000 42.000 18.000

2 70.000 21.000 49.000 21.000

3 40.000 12.000 28.000 12.000

4 35.000 10.500 24.500 10.000

5 25.000 75.00 17,500 7.500

6 50.000 15.000 35.000 15.000

7 55.000 16.500 38.500 16.500

8 40.000 12.000 28.000 12.000

9 30.000 9.000 21.000 9.000

10 40.000 12.000 28.000 1.000.000 12.000

Total 445.000 133.500 11.500 1.000.000 1.133.500

dari

hasil

usaha

0,30 0,70

%

dari

modal

26,25 39,78

Sumber: Manajemen Bank Syariah

Drs Muhammad, Mag

71 Ibid,hlm.35

80

2) Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia

PEMBIAYAAN Al- Mudharabah

c. Tuan Anton memperoleh pembiayaan Mudharabah sebesar

Rp.1.000.000,00 selama 10 bulan untuk modal usaha. Bagi hasil

diterapkan sebesar 2,75% per bulan berdasarkan akad yang

disepakati.

Maka:

Angsuran Pokok = Kredit : Lama Kontrak

= Rp.1.000.000 : 10 bulan

=Rp.1000.000,00

Bagi hasil = Kredit x 2,75 %

=Rp.1000.000,00 x 2,75%

=Rp.27.500,00

Jadi jumlah angsuran / bulan = angsuran pokok + bagi

hasil

= Rp.100.000,00 +Rp 27500

=Rp127,500

Dalam 10 bulan =Rp.127.500,00 x 10 bulan

= Rp. 127 .5000,00

Uang yang harus dikembalikan kepada BMT setelah 10

bulan adalah =Rp.1275.500,00

81

Sebenarnya cara menghitung bagi hasil dari pembiayaan

Mudharabah yang diterapkan BMT Logam Mulia adalah cara-cara

konvensional Meskipun dalam perhitunganya terdapat akad kesepakatan

antara pihak BMT dengan nasabah pembiayaan. Dari apa yang penulis

amati, keuntungan dari hasil pembiayaan modal kerja harus diperoleh

terlebih dahulu baru dapat dihitung bagi hasilnya. Pada penerapanya, di

dalam BMT itu sendiri keuntungan yang sesungguhnya belum diperoleh

tetapi akad sudah dibuat dengan keuntungan untuk BMT 2,75 % Maka

untuk pembiayaan Mudharabah, pihak BMT dapat mengawasi

pelaksanaan usaha nasabah sehingga dapat mengetahui secara pasti berapa

keuntungan yang diperoleh nasabah, yang tentunya apa yang diperoleh

nasabah belum tentu untung maupun rugi. Apabila untung, maka BMT

mendapatkan pokok pinjaman yang diberikan nasabah beserta bagi

hasilnya dan nasabah sendiri juga memperoleh bagi hasil dari keuntungan

yang diperoleh. Tetapi apabila rugi, maka BMT tidak mendapatkan bagi

hasil dan nasabah sendiri juga rugi tenaga dan waktu.

Jadi, bila BMT menggunakan system perhitungan seperti di atas,

nasabah akan membayar pokok pinjaman dan bagi hasil secara tetap setiap

bulan tanpa melihat apakah uang yang dipinjamkan tadi telah mendapat

untung. Apabila belum mendapat untung, maka merasa “dipaksa” untuk

membayar angsuran pokok beserta bagi hasilnya setiap bulan, padahal

tidak tahu apakah usaha tersebut untung atau rugi. Hal tersebut yang tidak

82

dibenarkan, karena sama saja merugikan nasabah meskipun terdapat akad

di dalamnya.

Tabel 2.4.1

Analisa Kontribusi Pembiayaan Mudharabah

BMT Logam Mulia Grobogan

Thn Pendapatan

Mudharabah

Pendapatan

Mudharabah/

Pendapatan

BMT

2007 Rp. 382,500,000 72%

2008 Rp. 438,880,000 16%

2009 Rp.1,190,287,150 24%

2010 Rp. 1,990,510,000 35%

2011 Rp. 2,188,610,000 32%

sumber: Laporan keuangan BMT Logam Mulia 2007-20011)

BMT Logam Mulia pada pembiayaan mudharabah yang

disalurkan dari tahun 2007 sampai 2008 mengalami penurunan yang

semula 23% menjadi 16% sedangkan tahun 2009 sampai 2010 mengalami

peningkatan yang menjadi sebesar 35% akan tetapi pada tahun 2011

menurun menjadi sebesar 32%. Hal ini menunjukkan pembiayaan

mudharabah masih kecil diminati dengan berbagai alasan yang sebenarnya

mencerminkan sikap avers to risk. BMT Logam Mulia menggunakan

analisa 5C+S. Adapun kontribusi pendapatan mudharabah di BMT Logam

Mulia tahun 2007 sampai 20011 mampu meningkatkan profitabilitas

sebesar 27% dari besarnya total pembiayaan mudharabah.

83

Deposito Mudharabah atau lebih tepatnya deposito investasi

mudharabah merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga

(perseorangan atau badan hukum) yang penarikanya hanya dapat

dilakukan dalam jangka waktu tertentu jatuh tempo, dengan mendapatkan

imbalan bagi hasil. Imbalan dibagi dalam bentuk berbagai pendapatan

(revenue Sharing ) atas penggunaan dana tersebut secara syari’ah dengan

proporsi pembagian katakanlah 70 : 30, 70 % untuk deposan dan 30 %

untuk bank. Jangka waktu deposito mudharabah berkisar antara 1 bulan, 3

bulan, 6 bu lan dan 12 bulan.72

Filsafat dasar dari investasi Mudharabah adalah menyatukan

capital dengan labour (skill & entrepreneurship) yang selama ini

senantiasa terpisah dalam konvensional karena memang system tersebut

diciptakan untuk menunjang mereka yang memiliki capital (modal)

Dalam Investasi Mudharabah akan tampak jelas sifat dan semangat

kebersamaan dalam menanggung kerugian yang dialami proyek dan

membagikan keuntungan yang membengkak di waktu ekonomi sedang

booming.

Al-Mudharabah, Bank menyediakan 100% pembiayaan suatu

proyek. Pengusaha mengelola proyek usaha tanpa campur tangan bank

namun bank mempunyai hak untuk tindak lanjut dan pengawasan. Bank

dan pengusaha sepakat melalui negosiasi tentang porsi bagian untung

masing-masing. Apabila terjadi rugi bank akan menanggung kerugian

72

Karnaen A. Perwaatmadja, dan Muhammad syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank

Islam. Yogyakarta : PT Veresia grafika Yogya, hlm.20-21

84

sebesar pembiayaan yang disediakan sedang pengusaha menanggung

kerugian tenaga, managerial skill sea kehilangan nisbah keuntungan bagi

hasil yang akan diperoleh73.

Dalam penerapan perhitungan pembiayaan Mudharabah, BMT

Logam Mulia tersebut belum menjalankan prinsip bagi hasil secara benar,

meskipun terdapat akad dalam pembiayaan tersebut. Ini dapat dilihat dari

pembayaran angsuran dari pokok pinjaman ditambah bagi hasil, dimana

BMT Logam Mulia tidak memandang apakah usaha nasabah mendapat

untung atau rugi. Nasabah hanya diwajibkan membayar angsuran tiap

periode tertentu dalam jumlah tetap sesuai yang diperjanjikan dalam akad.

Seharusnya dalam penerapan Syari’ah yang benar, nasabah mendapat

untung terlebih dahulu, kemudian baru dibagihasilkan dan akan

dibayarkan beserta pokok pinjamanya.

BMT Logam Mulia menggunakan cara konvensional dengan

system seperti bunga pada pembiayaan Mudharabah, meskipun terdapat

akad di dalamnya. Hal ini dapat dilihat dari pembayaran pokok pinjaman

serta bagi hasil pinjaman serta bagi hasil secara tetap setiap bulan, oleh

nasabah pembiayaan, padahal belum tentu nasabah mendapat untung

secara riil dari usaha yang dijalankan. Hal ini yang sekiranya memberatkan

nasabah, seharusnya dalam pembiayaan Mudharabah. BMT melihat

apakah nasabah mendapat untung, baru kemudian dibagihasilkan. Bagi

BMT yang benar-benar menerapkan akad Mudharabah secara benar,

73 Ibid, hlm,22-23

85

memang seharusnya menanamkan kepercayaan penuh kepada nasabah

pembiayaan, dikarenakan modal seluruhnya ditanggung BMT sedangkan

nasabah hanya menjadi pengelola.

B. Pembiayaan Ba’i bitsaman Ajil (BBA)

1) Pengertian

Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) merupakan pembiayaan

dengan sistem jual beli dengan menjual barang yang harganya telah

ditambah dengan margin dan pembayarannya dapat dilakukan dengan

kredit. BMT Logam Mulia dalam Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil

memberikan yang ditentukan dalam prosentase-prosentase yang diberikan

yaitu 3% selama tak memberatkan nasabah.

Bai` Bitsaman Ajil tidak hanya terbatas antara pembeli dan penjual

di pasar. Tetapi sebuah lembaga keuangan seperti BMT pun bisa

melakukan akad ini. Namun sebenarnya BMT hanya memiliki uang dan

tidak memiliki barang. Maka bila ada seseorang yang ingin membeli

barang, pihak BMT tidak bisa menyediakan barang itu. Pihak BMT harus

membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan pembeli. Idealnya, pihak

BMT akan datang ke pasar dan membeli barang yang dibutuhkan lalu

menjualnya kepada pembeli / nasabah dengan mengambil keuntungan

harga.

Kita harus memahami bahwa bai` adalah akad mu`awadloh, yaitu

tukar menukar barang dengan uang. Maka barang yang dijual harus sudah

menjadi milik sepenuhnya pihak penjual. Dalam istilah fiqih dikenal

86

dengan sebutan milkiyyah tammah. BMT berposisi sebagai penjual dan

nasabah sebagai pembeli. Pembiayaan Bai’ bitsamanil Ajil (BBA) dalam

prakteknya, untuk pengadaan barang, pihak penjual (BMT) akan kerepotan

bila harus bolak balik ke pasar untuk membeli barang. Sehingga untuk

mudah dan efisiennya, pihak BMT bisa mewakilkan pembelian barang

dari pasar kepada calon pembelinya dengan akad wakalah dengan

konsekwensi Perjanjian masing-masing. Akad wakalah maksudnya adalah

pihak BMT mewakilkan pembeli untuk membeli barang. Atau lebih

mudahnya BMT minta tolong kepada pembeli untuk membelikan barang”

Namun kepemilikan barang itu ketika dibeli adalah jelas milik

BMT. Si pembeli hanya dititipi saja untuk membeli barang. Dan pihak

BMT yang sesungguhnya menjadi penjual harus mengecek dan yakin

bahwa barang yang akan dijual benar-benar telah dibeli. Salah satunya

misalnya dengan ditunjukkan faktur pembelian oleh pembeli yang dititip

untuk membeli. Hal ini untuk menghindari kemungkinan barang tidak

dibeli dengan uang tersebut sehingga menjadi pinjaman uang dengan

pengembalian lebih.

Resiko yang terjadi dalam proses pengadaan barang, sepenuhnya

menjadi tanggung jawab penjual, bukan resiko calon pembeli. Sebab mulai

berlakunya akad jual beli adalah ketika barang itu sudah diterima oleh

pihak pembeli dalam keadaan selamat. Sehingga dalam praktek BBA harus

ada dua akad yaitu :

87

a. Akad Wakalah : antara BMT dengan nasabah. Dimana saat itu BMT

membeli barang dari pihak ketiga dan pembeli saat itu bertindak sebagai

wakil dari pihak bank yang melakukan pembelian barang dari pihak

ketiga.

b. Akad Jual Beli Kredit : setelah barang telah terbeli maka BMT menjual

barang tersebut dengan harga yang disepakati dua pihak. Kemudian

pembayaran nasabah kepada BMT dengan cara kredit atau tidak tunai.

Adapun pembiayaan Bai’ bitsaman Ajil dan Murabahah di BMT

Logam Mulia adalah sama-sama merupakan pembiayaan jual beli barang.

Namun perbedaannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.5.1

Perbedaan Ba’i Bitsaman Ajil Dan Murabahah

BMT Logam Mulia Grobogan

Bai’ Bitsaman Ajil Murabahah

Merupakan pembiayaan dengan

system jual beli yang dilakukan

secara angsuran terhadap pembelian

suatu barang. Jumlah kewajiban

yang harus dibayar oleh nasabah

jumlah harga barang yang mark-up

yang telah disepakati bersama.

Merupakan Pembiayaan jual beli

yang pembayarannya dilakukan

pada saat jatuh tempo dan satu kali

lunas beserta mark-upnya (laba)

sesuai kesepakatan bersama.74

Tabel 2.6.1

74 Sumber: Wawancara, Bpk. Agus Suryono, 15 Mei 2012, 11:40-12:35 WIB, di Kantor

Pusat BMT Logam Mulia.

88

Analisa Kontribusi Pembiayaan BBA

BMT Logam Mulia Grobogan

Thn Pendapatan BBA Pendapatan BMT Pendapatan BBA

/Pendapatan

BMT

2007 Rp.1.156.643.541 Rp.1.623.479.474 71 %

2008 RP.1.572.584.691 Rp.2.124.701.409 74 %

2009 RP.2.010.293.977 Rp.3.106.429.467,68 65 %

2010 RP.2.065.797.618 RP.3.707.602.345,24 56 %

2011 RP.2.911.280.922 Rp.4.816.720.650,35 60%

Sumber. Laporan Keuangan BMT Logam Mulia Grobogan periode 2007-2011

2) Perhitungan Angsuran Pembiayaan BBA

Contoh Pembiayaan BBA

d. Bu Ririn bermaksud membeli Honda bekas seharga

Rp.7.000.000,00. Dia mengajukan pembiayaan BBA kepada BMT.

BMT mengambil keuntungan 3% dan dibayar selama 2 tahun

dicicil secara bulanan

Maka:

Harga jual = Harga Pokok Pembelian+Keuntungan

= Rp.7.000.000,00 + (3% Rp 7.000.000)

= Rp 7.000.000,00 +210.000,00

= Rp 7120.000,00

Bila Bu Ririn memilih angsuran bulanan, maka angsuran

sebesar:

Rp.7.120.000,00

24

= Rp. 300.416,00

= Rp. 300.000,00

89

Pembiayaan BBA menggunakan prinsip analisis pembiayaan 5C.

Berdasarkan tabel 2.6.1 di atas Pembiayaan BBA memberikan kontribusi

yang besar terhadap pendapatan BMT Logam Mulia Secara berturut-turut

kontribusi pembiayaan BBA terhadap pendapatan BMT dari tahun 2007

sebesar 71%, kemudian tahun 2008 sebesar 74% yang berarti naik sebesar

3%. Pada tahun 2009 sebesar 65%, di tahun 2010 menurun sebesar 9%

menjadi 56%. Prosentase pembiayaan BBA mengalami penurunan, akan

tetapi apabila ditinjau lebih jauh, penurunan tersebut tidak disertai dengan

penurunan dalam bentuk jumlah pendapatan yang diperoleh. Terbukti

bahwa dari tahun ke tahun pendapatan pembiayaan BBA mengalami

kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar

4% sehingga menjadi 60%.

Contoh Perhitungan Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil

e. Tuan A, pengusaha toko buku, mengajukan permohonan

pembiayaan Bai bitsaman Ajil (investasi) guna pembelian mesin

percetakan, senilai Rp. 55 juta. Setelah dievaluasi, usahanya layak

dan permohonannya disetujui, maka akan mengangkat Tuan A

sebagai wakil bank untuk membeli dengan dana dan atas namanya

kemudian menjual barang tersebut kembali kepada Tuan A sejumlah

Rp. 60 Juta, dengan jangka waktu 36 bulan dan dibayar secara

cicilan tiap bulannya sebesar Rp. 1,6 juta. Asumsi penetapan harga

jual Rp. 60 juta telah dilakukan.

a. Tawar menawar harga jual antara Tuan A dan Bank

90

b. Harga Jual yang disetujui, tidak akan berubah selama jangka

waktu pembiayaan. (dalam hal ini 36 bulan ) walaupun dalam

masa tersebut terjadi devaluasi. Inflasi maupun perubahan

tingkat suku bungan bank di pasar.

Jual beli pada Pembiayaan Bai bitsaman Ajil dilakukan oleh BMT

Logam Mulia sebenarnya adalah untuk memenuhi syarat Syari’ah yang

hanya terdapat pada dokumen karena pada seketika itu juga pemilikan

barang tersebut telah beralih kepada nasabah. Dengan demikian bank tidak

perlu menyediakan gudang atau ruang pamer sebagaimana lazimnya

dilakukan oleh pedagang karena pada dasarnya bank hanya melakukan

pembiayaan saja.

Seharusnya barang di beli oleh BMT baru di BBA atau di

murabahahkan , Kenyataanya tidak, barang yang di beli di wakilkan

kepada nasabah. Pengertian Bai Bitsaman Ajil Merupakan pembiayaan

dengan system jual beli yang dilakukan secara angsuran terhadap

pembelian suatu barang. Jumlah kewajiban yang harus dibayar oleh

nasabah jumlah harga barang yang mark-up yang telah disepakati bersama.

Sedangkan Murabahah Merupakan Pembiayaan jual beli yang

pembayarannya dilakukan pada saat jatuh tempo dan satu kali lunas

beserta mark-upnya (laba) sesuai kesepakatan bersama. Jadi Pada BMT

Logam Mulia menerapkan Pembiayaan BBA, walaupun cara

pembiayaanya di wakilkan tetapi cara pembayaranya dilakukan secara

angsuran.

91

Pada Pembiayaan BBA, yaitu Pembelian barang yang

pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah dengan

mark-up yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan hanya saja barang

yang dijual tidak beli terlebih dahulu oleh BMT. Nisbah Bagi Hasil di

BMT Logam Mulia telah di tentukan sebesar 3% .

Pembiayaan Ba’i bitsaman Ajil hampir sama dengan Murabahah.

Perbedaan di antara keduanya terletak pada cara pembayaran, di mana

pada murabahah dilakukan secara tunai setelah terjadi akad. Sedangkan

pada Al- Bai’ bitsaman Ajil pembayaran dilakukan secara cicilan setelah

pembeli memperlihatkan hasil usahanya atau pada jatuh tempo yang

disepakati. berdasarkan akad pembiayaan hanya saja barang yang dijual

belikan terlebih dahulu oleh BMT Pembiayaan BBA menggunakan prinsip

analisis pembiayaan 5C. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Lembaga

Keuangan syariah yang bukan Bank.

B. Analisis simpanan di BMT Logam Mulia Grobogan

1) Pengertian simpanan

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada

bank berdasarkan akad / perjanjian penyimpanan dalam bentuk giro,

tabungan, deposito dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Kegiatan penghimpunan dana dan pembiayaan merupakan kegiatan

pelayanan jasa perbankan Syari’ah yang utama dari semua kegiatan

lembaga keuangan bank syari’ah. Pelayanan jasa berupa penghimpunan

dana dari masyarakat dapat dilakukan dengan prinsip Wadi’ah dan

92

Mudharabah. Di samping mendapatkan dana dari masyarakat Perbankan

Syari’ah juga akan mendapatkan dana dalam bentuk modal yang

disetorkan pada saat pendirian bank Syari’ah. Modal adalah dana yang

diserahkan oleh pemilik (owner)75

2) Produk Simpanan KJKS BMT Logam Mulia Grobogan

1. Simpan Mulia, yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang

transaksinya dapat dilakukan sewaktu-waktu.

2. Simpanan Berjangka (Deposito), yaitu tabungan atau simpanan

masyarakat yang transaksinya pada saat jatuh tempo. Tabungan ini

jangka waktunya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan

3. Tabasis. Yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang

diperuntukkan bagi siswa sekolah

4. Ta’aziz, yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang

diperuntukkan untuk kegiatan ziarah

5. Tasaqur, yaitu tabungan atau simapanan masyarakat yang

diperuntukkan untuk persiapan melaksanakan qurban.

75 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori Ke Praktek, Gema Insani Press. Hal 146

93

TABEL 2.2

DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL)

No Produk Saldo

Rata-

Rata

Bulanan

Pendapatan Nisbah Porsi Indikasi

Hasil Nasabah BMT Nasabah BM

T

A B C D E F G H I

1 Tabungan

Mudharabah

30 70

2 Deposito

berjangka 3

Bulan

35 65

3 Deposito

Berjangka 4

bulan

40 60

4 Deposito

Berjangka 6

Bulan

45 65

5 Deposito

Berjangka

12 Bulan

50 50

6 Deposito

Berjangka

24 Bulan

55 45

7 Dana Kelola

8 Simpanan

wajib

9 Simpanan

Pokok

Modal

TOTAL

Sumber: Pedoman Pengelola Bmt:76

C : Angka diperoleh dari saldo Rata-rata

D : (saldo Rata-rata : Total Saldo Rata-rata) x Pendapatan

E : Nisbah untuk nasabah yang telah ditetapkan

F : Nisbah untuk KJKS yang telah ditetapkan

76 Pedoman Pengelolaan BMT. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK).

94

Contoh Kasus pada BMT Logam Mulia

TABUNGAN (Syari’ah)

Berikut adalah perhitungan tabungan / deposito beserta bagi hasil

antara pihak BMT Logam Mulia dengan nasabahnya.

Tabel Distribusi Pendapatan

Bulan April 2010

(Profit / keuntungan Bulan April 2010 = Rp 23.194.525,89)

No Dana yang

dikelola

Jumlah (Rp) Cheek up

profit

Nisbah

Basil

BMT Nasabah

1. Simpanan

Mulia

636.2822.358,42 4.367.678,93 72 : 28 3.144.728,83 1.222.950,1

2. Deposito1

bulan

15.175.000 104.166,85 69 : 31 71.875,13 32.291,7

3. Deposito

3Bulan

45.215.000 310.372,59 63 :37 195.534,73 114.837,9

4. Deposito

6Bulan

371.095.000 2.547.334,2 58 : 42 1.477.453,84 1.069.880,4

5. Deposito

12 bulan

1.500.000.000 10.296.558,3 56 : 44 5.766.072,65 4.530.485,7

6. Modal 811.232.289,6 5.568.600,37

7. Jumlah 3.378,972.648,04 23.194.525,89

Rumusan Penghitungan Cheek Up Profit (Keuntungan):

d. Simpanan Mulia = Saldo Rata-rata Simpanan Mulia x Profit April

Total saldo Rata-rata

= Rp 636.282.358,42 x Rp 23.194.525,89

Rp 3.378.972.648,04

= Rp.4.367.678,93

e. Deposito 1 bulan = Saldo rata-rata deposit 1 bulan x Profit April

Total saldo Rata-rata

= Rp. 15.175.000,00 x Rp. 23.194.525,89

Rp. 3.378.972.648,04

= Rp. 104.166,85

95

f. Modal = Saldo Rata-rata Pemodal x Profit Bulan April

Total saldo rata-rata

=Rp. 811.232.289,62 x Rp. 23.194.524,89

Rp 3.378.972.648,04

= Rp. 5.568.600,37

Menghitung bagi hasil seluruh simpanan mulia, deposito, maupun

modal dengan BMT

d. Nasabah = Profit Simpanan x 28%

=Rp. 4.367.678,93 x 28%

= Rp. 1.222.950,1

BMT = Profit Simpanan x 72 %

= Rp. 4.367.678,93 x 72 %

= Rp. 3.144.728,83

e. Nasabah = Profit Deposito 1 bulan x 31 %

= Rp.104.166,85 x 31 %

= Rp.32.291,7

BMT = Profit Deposito 1 bulan x 69 %

= Rp.104.166,85 x 69%

= Rp.71.875,12

f. Modal = Tergantung kesepakatan antara pengelola dengan pemilik

modal (sesuai dengan Rencana Anggaran Tahunan).

96

Menghitung Saldo Rata-rata Tabungan Nasabah

Bulan April 2010

Tanggal Keluar /

Debet (Rp)

Masuk

/Kredit (Rp)

aldo (Rp) Perhitung Mengendap

1 April - - 1.000.000 1.000.000 x9/30=300.000

10 April - 500.000 1.500.000 1.500.000x5/30=250.000

15 April 200.000 - 1.300.000 1.300.000x2/30=216.700

20 April - 400.000 1.700.000 1.700.000x9/30=510.000

29 April 500.000 - 1.200.000 1.200.000x1/30=40.000

30 April - 1.200.000 1.200.000 1.000.000x1/30=40.000

Jumlah 1.356.700

Bilangan bulan pembagi menyesuaikan jumlah hari pada

bulan tertentu, bulan April =30 hari

Pertanyaan:

Berapakah bagi hasil untuk nasabah tersebut ?

Jawaban :

b. Rumus menghitung bagi hasil nasabah simpanan mulia sebagai

berikut :

Saldo rata-rata nasabah simpanan Mulia x bagi hasil seluruh nasabah

Total saldo rata-rata simpanan Mulia.

Rp. 1.356.700,00 x Rp.1.222.950,1=Rp 2607,6

Rp.636.282.358,42

Jadi bagi hasil nasabah simpanan mulia sebesar Rp.2607, 6

Dengan demikian total simpanan untuk Bulan April nasabah

Simpanan Mulia adalah :

Rp. 1.356.700,00 +Rp. 2607,6=Rp. 1.359.307,6

97

Cara lain untuk mengetahui pendapatan bagi hasil nasabah dengan

melihat indikasi hasil (Tabel 4.1) di atas.

Indikasi hasil = Pendapatan bagi hasil nasabah simpanan

Saldo rata-rata Simpanan Mulia

= Rp.1.222.950,1

Rp.636.282.358,42

= 0,0019.

Pendapatan Bagi Hasil nasabah = 0,0019x Rp 1.356.700,00

= 2577,73

Jadi uang yang diterima nasabah = 1.356.700+ 2577,73

= Rp.1.359.277,73

Contoh

c. Rumus menghitung bagi hasil untuk Nasabah Deposito sebagai

berikut :

Saldo Rata-Rata Nasabah Deposito x Bagi Hasil Seluruh Nasabah

Total Saldo rata-rata Deposito

Keterangan:

Bagi Hasil Seluruh Nasabah = nisbah x keuntungan deposito

d. Rumus menghitung Bagi hasil BMt disesuaikan dengan nasabah

bagi hasil untuk BMT

1) Untuk bagi hasil simpanan mulia sebesar 28% dan untuk

BMT sebesar 72%

2) Untuk bagi hasil deposito, nasabah bagi hasil disesuaikan

dengan Jangka waktu deposito.

98

e. Rumus menghitung Bagi Hasil Pemodal disesuaikan dengan

rumus yang tentunya telah disepakati antara pihak pemodal dan

pengelola (BMT), dengan ketentuan RAT antara si pengelola

dengan si pemodal. Misalnya nisbah bagi hasil antara pihak

pengelola dengan pemodal (80%: 20%) setelah profit bersih

didapat

Dari perhitungan di atas dapat diketahui, nasabah memperoleh bagi

hasil dari tabungan / simpanan mereka, tergantung dari besar kecilnya

keuntungan BMT. Pendistribusian bagi hasil ini dilakukan tiap bulan dan

dalam sistem perhitunganya sama untuk tiap jenis simpanan. Berarti

nasabah tiap bulan mendapat bagi hasil yang berbeda. Hal inilah yang

membedakan system bagi hasil dan sistem bunga yang ditetapkan lembaga

keuangan konvensional.

C. Kesimpulan analisis

Analisa pembiayaan adalah kegiatan BMT Logam Mulia untuk

memeriksa dan memahami lebih dalam semua keterangan dari suatu

permohonan pembiayaan agar diperoleh kepastian bahwa apabila

pembiayaan diberikan kepada calon nasabah mau dan mampu membayar

kembali.

Sesuai akad perjanjian. BMT Logam Mulia dalam menyutujui

suatu pembiayaan menggunakan prinsip 5 C (Character, Capacity,

Collateral, Capital, dan Condition), diantaranya:

99

f. Character (Karakter)

g. Capacity (Kemampuan)

h. Capital ( Modal )

i. Collateral (Jaminan )

j. Condition of Economi ( Kondisi Ekonomi )

Namun, dari kelima aspek analisis pembiayaan di atas, BMT

Logam Mulia lebih menekankan terhadap dua aspek yaitu:

3) Analisa terhadap kemauan membayar, disebut analisa kualitatif prinsip

(character). Analisa ini mencakup karakter atau watak dan komitmen

anggota.

4) Analisa terhadap kemampuan membayar (capacity).

BMT Logam Mulia pada pembiayaan mudharabah. Dalam

Perhitungan pembiayaan Mudharabah dengan menggunakan cara

konvensional yaitu pokok pinjaman dibayar dengan bagi hasilnya secara

bersamaan pada waktu pembayaran angsuran tanpa memandang apakah

usaha nasabah untung atau rugi Sedangkan Pada Pembiayaan BBA, yaitu

Pembelian barang yang pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok

ditambah dengan mark-up yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan

hanya saja barang yang dijual belikan terlebih dahulu oleh BMT

Pembiayaan BBA menggunakan prinsip analisis pembiayaan 5C. Hal ini

tidak sesuai dengan ketentuan Normatif Lembaga Keuangan syariah yang

bukan Bank.

100

Produk penghimpunan dana Simpanan /tabungan Pada BMT

Logam Mulia Grobogan nasabah memperoleh bagi hasil dari tabungan /

simpanan mereka, tergantung dari besar kecilnya keuntungan BMT.

Pendistribusian bagi hasil ini dilakukan tiap bulan dan dalam sistem

perhitunganya sama untuk tiap jenis simpanan. Berarti nasabah tiap bulan

mendapat bagi hasil yang berbeda. Hal inilah yang membedakan system

bagi hasil dan sistem bunga yang ditetapkan lembaga keuangan

konvensional.

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbankan Syari’ah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Perbankan

Syari’ah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh

pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan

pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan serta hasil yang diperoleh seperti yang

telah di diskripsikan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. BMT Logam Mulia menggunakan pendekatan System profit sharing

(bagi hasil) dalam perhitungan tabungan dan pembiayaan hanya saja

pada perhitungan pembiayaan Mudharabah dengan menggunakan cara

konvensional yaitu pokok pinjaman dibayar dengan bagi hasilnya

secara bersamaan pada waktu pembayaran angsuran tanpa memandang

apakah usaha nasabah untung atau rugi. Di samping itu. BMT tersebut

juga menawarkan pembiayaan BBA, yaitu pembelian barang yang

pembayaranya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah dengan

mark-up yang disepakati berdasarkan akad pembiayaan BBA. Hanya

saja Barang yang di jual tidak dibeli terlebih dahulu oleh BMT.

2. Dari hasil analisis antara praktek pada BMT dengan buku pedoman

pengelolaan BMT, BMT Logam Mulia menggunakan cara

konvensional dengan system seperti bunga pada pembiayaan

102

Mudharabah, meskipun terdapat akad di dalamnya. Hal ini dapat

dilihat dari pembayaran pokok pinjaman serta bagi hasil pinjaman serta

bagi hasil secara tetap setiap bulan, oleh nasabah pembiayaan, padahal

belum tentu nasabah mendapat untung secara riil dari usaha yang

dijalankan. Hal ini yang sekiranya memberatkan nasabah, seharusnya

dalam pembiayaan Mudharabah. BMT melihat apakah nasabah

mendapat untung, baru kemudian dibagihasilkan. Bagi BMT yang

benar-benar menerapkan akad Mudharabah secara benar, memang

seharusnya menanamkan kepercayaan penuh kepada nasabah

pembiayaan, dikarenakan modal seluruhnya ditanggung BMT

sedangkan nasabah hanya menjadi pengelola.

B. SARAN

Lembaga Keuangan Syari’ah (BMT) saat ini masih

dianggap sebagai “pemain kecil” dalam percaturan perbaikan

ekonomi nasional dan perbankan nasional, baik dari sisi

kontribusinya maupun segmen pasar yang dikuasai. Untuk itu

diperlukan semacam strategi yang bisa mengantarkan lembaga

keuangan Syari’ah (BMT) menjadi pemain yang

diperhitungkan.

Dari data-data yang penulis peroleh dan hasil dari

pembahasan di atas, penulis dapat memberikan saran-saran

bagi BMT Logam Mulia sebagai berikut :

103

1. BMT logam Mulia harus terus melanjutkan strategi

pengembangan bisnis yang bersifat ekspansif, yaitu melalui

market penetration strategy dan market development.

a. Market penetration strategy, bertujuan untuk harus

terus mengoptomalkan penjualan pada captive market

yaitu segmen masyarakat yang memang loyal dan

hanya mau bertransaksi dengan BMT.

Strategi ini bisa dilakukan dengan beberapa

cara, yaitu meningkatkan promosi, meningkatkan

kualitas pelayanan, mengintensifkan penerapan

customer relationship managemen dan menawarkan

fasilitas transaksi keuangan yang lebih mantap.

b. Market development bertujuan untuk menjangkau pasar

yang lebih luas, baik dari segi geografis maupun

demografis, Strategi ini ditunjukkkan kepada captive

market yang belum terjangkau dan juga non captive

market. Untuk captive market dapat dilakukan dengan

cara membuka cabang baru di daerah yang sebelumnya

belum ada cabang. Untuk non captive market dilakukan

dengan meningkatkan promosi dan publikasi,

mengembangkan produk baru, memperbaiki pelayanan.

c. Strategi diversifikasi merupakan salah satu kunci untuk

mengembangkan bisnis Syari’ah secara nyata. Untuk

104

bisa berdiri sejajar dengan lembaga konvensional di

masa mendatang. Dan harus didukung oleh riset pasar

secara aktif, pengembangan produk secara

berkelanjutan dan publikasi yang gencar.

Untuk menunjang strategi bisnis di atas, BMT

harus mengembangkan teknologi informasi, jaringan

distribusi, dan sumber daya manusia. Pengembangan

tersebut harus tetap dibarengi dengan praktek

prudential banking secara konsisten. Dengan demikian,

BMT Logam Mulia akan bisa berkembang dengan sehat

dan berkelanjutan.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Kayisul Aroiyah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 07 Desember 1989

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Desa Tlogosih, RT:01,

Rw:01, Kec: Kebonagung, Kab: Demak

6. Ayah :Mas’ud

7. Ibu :Nurul ayati

8. No. HP : 087831698477

9. PENDIDIKAN FORMAL :

a. SD Negeri, Tlogosih I, Lulus tahun 2001

b. SLTP Negeri 1Dempet,Lulus tahun 2004

c. SLTA 1 Negeri Dempet, Lulus tahun 207

10. PENDIDIKAN NON FORMAL

a. Madrasah Awaliyah, Madin Nurul falah, Lulus tahun 2001

b. Madrasah Wustho, Madin Nurul Falah, Lulus tahun 2003

11. PENGALAMAN ORGANISASI :

a. Anggota Justisia Fakultas Syari’ah Tahun 2007

b. Anggota JQH Fakultas Syari’ah Tahun 2007

c. Anggota PMII Fakultas Syari’ah Tahun 2007

d. Ketua PAC IPPNU Kebonagung Demak Tahun 2012

Semarang,

Tertanda

Kayisul Aroiyah

072411031