analisis risiko rehabilitasi jaringan irigasi tukad unda

46
ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA DI KAB. KLUNGKUNG OLEH : IDA BAGUS NGURAH PURBAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

ANALISIS RISIKO REHABILITASI

JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

DI KAB. KLUNGKUNG

OLEH :

IDA BAGUS NGURAH PURBAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Page 2: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang

telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan penulisan karya

ilmiah yang berjudul “Analisis Risiko Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tukad Unda di

Kabuaten Klungkung”.

Saya harapkan penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan

wawasan dalam kegiatan proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan sehari-

hari tentang langkah mengantisipasi terjadinya ketidakpastian yang dapat timbul

pada rehabilitasi jaringan irigasi secara umum.

Saya menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan penulisan karya ilmiah ini, serta kritik dan saran yang

bersifat konstruktif dari semua pihak saya harapkan untuk peningkatan kualitas

penulisan karya ilmiah ini. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Denpasar, November 2016

Penulis

Page 3: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 4

2.1 Teori Linear Probability Model (LPM) dan

Model Regresi Logistik ........................................................... 3

2.2 Linear Probability Model (LPM) ............................................ 3

2.3 Model Regresi Logistik ........................................................... 5

BAB III METODELOGI ............................................................................ 8

3.1 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ........................ 8

3.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 8

3.3 Uji Instrumen Penelitian ......................................................... 8

3.4 Teknik Analisis Data ............................................................... 10

3.5 Identifikasi Risiko ................................................................... 23

3.6 Penyusunan Kuesioner ............................................................ 23

3.7 Pengumpulan Kuesioner ......................................................... 24

3.8 Pengujian Validitas dan Reliabelitas Instrumen Penelitian .... 25

3.9 Penilaian Risiko ...................................................................... 28

3.10 Penerimaan Risiko .................................................................. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 32

4.1 Identifikasi Risiko ................................................................... 32

4.2 Pengumpulan Data Wawancara .............................................. 33

4.3 Jawaban Responden Terhadap Frekuensi (Likelihood)

dan Konsekuensi (Consequences) Risiko ............................... 34

4.4 Penilaian Risiko ...................................................................... 36

4.5 Penerimaan Resiko .................................................................. 39

4.6 Risiko-Risiko Dominan ........................................................... 41

BAB V KESIMPULAN ............................................................................ 42

5.1 Keimpulan ............................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 43

Page 4: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pertanian di Indonesia masih memegang peranan yang sangat penting

dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertanian yang dimaksud adalah pertanian di lahan

sawah, lahan kering, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Dalam

pembangunan pertanian khususnya dilahan sawah, faktor pembatasnya adalah terbatasnya

air irigasi selain faktor-faktor lainnya seperti ketersediaan lahan produksi petanian, modal

usaha tani dan penanganan pasca panen.

Guna mendukung pembangunan pertanian dengan adanya faktor pembatas seperti

tersebut di atas, pemerintah Indonesia telah melaksanakan kegiatan pembangunan irigasi

melalui pelaksanaan Rehabilitasi dan Upgrading (R & U), Efficient Operation and

Maintenance (EOM), dan Direct Efficient Operation and Maintenance (DEOM), serta

perbaikan-perbaikan jaringan irigasi lainnya.

Dewasa ini banyak masalah yang dihadapi oleh pengelola jaringan irigasi seperti

Subak di Bali, diantaranya semakin terbatasnya kuantitas dan kualitas air irigasi, serangan

hama dan penyakit, beratnya pembiayaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi,

fluktuasi pasar dan lain sebagainya, yang selanjutnya mengganggu eksistensi Subak itu

sendiri. Sehubungan dengan masalah yang telah disebutkan di atas dan dalam upaya untuk

mencapai tujuan pemberdayaan petani, telah dipahami bahwa terdapat beberapa tantangan

yang dihadapi petani dimasa mendatang, diantaranya ; (a) efisiensi penggunaan air irigasi ;

(b) usaha tani yang ekonomis/agribisnis ; (c) efisiensi operasi dan pemeliharaan jaringan

irigasi ; (d) profesional manajemen usaha tani dan organisasi ; (e) serangan hama dan

Page 5: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

2

penyakit ; (f) fluktuasi harga ; (g) keengganan generasi muda untuk bertani ; dan (h) alih

fungsi lahan.

Tukad Unda yang merupakan sungai terbesar di Provinsi Bali, selama ini dijadikan

sumber air untuk tujuan irigasi bagi sekitar 74 % subak di dua wilayah kabupaten yaitu

kabupaten Karangasem dan Klungkung. Subak di Daerah ini juga mengalami tekanan

terhadap kesempatan memanfaatkan potensi air yang tersedia. Besarnya pemanfaatan air

pada aliran Tukad Unda untuk keperluan irigasi ini memerlukan perhatian yang khusus dari

pemerintah pihak swasta, maupun masyarakat itu sendiri. Pekerjaan jaringan irigasi

memerlukan perhatian yang khusus tidak hanya dari segi teknis pekerjaan, melainkan dari

kemungkinan beberapa sumber resiko lainnya pada pelaksanaan pekerjaan yang bersifat non

teknis. Misalnya kualitas hasil pekerjaan yang rendah pada pekerjaan-pekerjaan irigasi

merupakan hal yang sering menimbulkan resiko kerugian bagi pemilik pekerjaan, konsultan,

masyarakat maupun kontraktor.

Studi yang pernah dilakukan yakni mengenai analisis resiko pada proyek-proyek

irigasi nasional yang didanai bank dunia menunjukan bahwa resiko mayor akan timbul dari

beberapa hal antara lain proyek irigasi yang secara geografis tersebar dan dengan

kemampuan pengelolaan keuangan yang lemah di daerah menimbulkan resiko yang tinggi

dalam pertanggungjawaban keuangan dan pelaporan. Resiko yang timbul dengan penilaian

menengah seperti jumlah organisasi non struktural berbasis masyarakat yang terlibat dalam

pelaksanaan cukup besar serta penyelesaian pekerjaan proyek irigasi dan jasa di daerah yang

rentan terhadap kolusi (www.air.bapenas.gp.id, 2009).

Resiko-resiko yang muncul seperti diatas sangat penting untuk diketahui dan

selanjutnya dikelola terutama yang termasuk resiko dominan, sehingga dapat meminimalkan

berbagai dampak yang mungkin terjadi. Salah satu cara yang mungkin diambil untuk

meminimalkan dampak yang terjadi yaitu, para pihak yang bertanggungjawab terhadap

Page 6: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

3

resiko tersebut akan mengasuransikan kegiatannya. Kepemilikan resiko dalam proyek sangat

penting untuk diketahui, supaya semua resiko benar-benar berada dibawah kontrol salah satu

pihak yaitu kontraktor, konsultan, pemilik proyek maupun masyarakat.

Sumber resiko harus diidentifikasi secara menyeluruh sehingga dapat menekan cost

yang diakibatkan oleh resiko tersebut. Pelaksanaan pembangunan harus benar-benar

diperhitungkan tidak saja dari tinjauan teknis namun harus ditinjau pula dari segala aspek

yang bersifat non teknis, untuk itu perlu dilakukan analisis yang cukup mendalam terhadap

berbagai resiko yang terjadi untuk menekan berbagai kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan

ini.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar belakang diatas adalah resiko apa saja

yang teridentifikasi dan bagaimana penilaian serta penerimaan resiko pada pelaksanaan

Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung.

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui resiko apa saja yang

teridentifikasi dan bagaimana penilaian serta penerimaan resiko pada pelaksanaan

Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung.

1.4. Manfaat Penulisan

Dapat memberikan informasi mengenai resiko apa saja yang teridentifikasi dan

bagaimana penilaian serta penerimaan resiko pada pelaksanaan Rehabilitasi Daerah Irigasi

Tukad Unda di Kab. Klungkung.

Page 7: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pelaksanaan proyek kegiatan pembangunan dihadapkan pada tiga kendala yaitu

biaya, waktu, dan mutu hasil. Ketiga kendala ini dapat diartikan sebagai sasaran proyek,

yang didefiniskan sebagai tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu hasil. Sehubungan dengan

karakteristik proyek yang dinamis diperlukan pengelolaan kegiatan yang baik agar ketiga

sasaran tersebut dapat terpenuhi. Manajemen Proyek adalah kegiatan pengelolaan

sumberdaya, melalui pengalokasian, dan penjadwalan sumberdaya untuk mencapai sasaran.

Selalu terdapat kemungkinan tidak tercapainya suatu tujuan atau selalu terdapat

ketidakpastian atas keputusan apapun yang diambil. Suatu kondisi yang timbul karena

ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi

disebut “risiko”. Konsekuensi tidak menguntungkan mengacu pada tidak terwujudnya

sasaran proyek, yaitu tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu hasil.

Di dalam kegiatan pembangunan terdapat sifat-sifat unik sehingga diperlukan

sejumlah asumsi untuk memperkirakan data-data dan informasi yang belum tersedia selama

proses berjalannya kegiatan, sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaan. Asumsi dan

perkiraan yang digunakan harus dapat mendukung adanya ketidakpastian ini. Risiko yang

dihadapi proyek bergantung pada asumsi dan perkiraan yang digunakan. Risiko yang akan

dihadapi dalam proyek akan lebih berat kalau jangka waktu pelaksanaannya tidak berulang.

Sehubungan dengan itu diperlukan manajemen risiko untuk melihat risiko-risiko yang

dihadapi dan meninjau pengaruhnya terhadap sasaran kegiatan. Selanjutnya akan dapat

direncanakan penanganan untuk meminimalisasi akibat buruknya sehingga dapat

mendukung terwujudnya sasaran kegiatan.

Page 8: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

5

Tahapan manajemen risiko meliputi perencanaan manajemen risiko, identifikasi

risiko, analisa risiko, penanganan risiko, dan monitor terhadap risiko. Identifikasi risiko

adalah langkah awal dalam penerapan manajemen risiko dan merupakan tahapan yang

penting dalam pelaksanaan kegiatan. Melalui identifikasi risiko akan diketahui risiko-risiko

apa saja yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan sejak mulai dikerjakan sampai selesai.

Selanjutnya akan diketahui seberapa potensial risiko-risiko tersebut dalam mempengaruhi

tercapainya sasaran kegiatan.

1. Risiko dan Pengertiannya

Risiko dapat dimaknai sebagai ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.

Pengertian lain menjelaskan bahwa risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan

keuntungan / kerugian ekonomi atau finansial, kerusakan atau cedera fisik, keterlambatan,

sebagai konsekuensi ketidakpastian selama dilaksanakannya suatu kegiatan pengelolaan

lahan.

Pengertian risiko dalam konteks proyek dapat didefinisikan sebagai suatu penjabaran

terhadap konsekuensi yang tidak menguntungkan, secara finansial maupun fisik, sebagai

hasil dari keputusan yang diambil atau akibat kondisi lingkungan di lokasi suatu kegiatan.

Jika dikaitkan dengan konsep peluang, risiko adalah peluang terjadinya kondisi yang tidak

diharapkan dengan semua konsekuensi yang mungkin muncul yang dapat menyebabkan

keterlambatan atau kegagalan kegiatan. Konsep risiko pada proyek pembangunan dapat

dijelaskan sebagai ukuran probabilitas dan konsekuensi dari tidak tercapainya suatu sasaran

proyek yang telah ditentukan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah suatu kondisi

yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian tertentu yang jika terjadi akan

menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan. Lebih jauh lagi risiko pada proyek adalah

suatu kondisi pada proyek yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian

Page 9: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

6

tertentu yang jika terjadi akan menimbulkan konsekuensi fisik maupun finansial yang

tidak menguntungkan bagi tercapainya sasaran proyek, yaitu biaya, waktu, mutu proyek

(Soemarno 2007)

2. Manajemen Risiko

2.1. Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang

mempunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur

organisasi terhadap risiko. Sistem manajemen risiko tidak hanya mengidentifikasi tapi juga

harus menghitung risiko dan pengaruhnya terhadap proyek, hasilnya adalah risiko itu dapat

diterima atau tidak (Kerzner,1995).

Manajemen risiko adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menanggapi risiko

yang telah diketahui (melalui rencana analisa risiko atau bentuk observasi lain) untuk

meminimalisasi konsekuensi buruk yang mungkin muncul. Untuk itu risiko harus

didefinisikan dalam bentuk suatu rencana atau prosedur yang reaktif. Manajemen risiko

bermakna sebagai semua rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan risiko, dimana

didalamnya termasuk perencanaan (planning), penilaian (assesment) (identifikasi dan

dianalisa), penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) risiko (Soemarno

2007).

Manajemen Risiko, merupakan aplikasi dari manajemen umum yang berhubungan

dengan berbagai aktifitas yang dapat menimbulkan risiko. Siagian dan Sekarsari (2001)

dalam pandangannya bahwa manajemen risiko adalah luas tidak hanya terfokus pada

pembelian asuransi tapi juga harus mengelola keseluruhan risiko-risiko organisasi. Definisi

tentang manajemen risiko memang bermacam-macam, akan tetapi pada dasarnya

manajemen risiko bersangkutan dengan cara yang digunakan oleh sebuah perusahaan untuk

mencegah ataupun menanggulangi suatu risiko yang dihadapi (Kerzner, 1995). Untuk

Page 10: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

7

melakukan pengambilan keputusan terhadap risiko-risiko, Flanagan dan Norman (1993)

mengemukakan kerangka dasar langkah-langkah seperti berikut :

Gambar 1: Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan

2.2. Pentingnya Manajemen Risiko

Selalu terdapat perubahan dalam segala hal di dunia ini sehingga selalu terdapat

ketidakpastian dalam segala hal. Risiko timbul karena adanya ketidakpastian dan risiko

akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan. Setiap aktivitas manusia selalu

mengandung risiko karena adanya keterbatasan dalam memprediksikan hal yang akan

terjadi di masa yang akan datang. Kejadian yang memiliki peluang atau ketidakpastian

sebagaimana risiko tidak dapat dikontrol, dan tidak ada pengelolaan sebaik apapun yang

dapat meniadakan risiko. Setiap orang dan setiap organisasi harus selalu berusaha untuk

menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar akibat

buruk yang timbul dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi.

Informasi berdasarkan pengalaman di masa lalu sangat membantu dalam

menganalisa ketidakpastian di masa yang akan datang. Manajemen risiko harus

dilakukan sedini mungkin dengan didukung informasi tersebut. Prosesnya merupakan

tindakan preventif di mana kondisi usaha sesungguhnya dapat menjadi jelas sebelum

Identifikasi

Klasifikasi

Analisis Risiko

Respon Risiko

Perlakuan Risiko

Page 11: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

8

terlambat dan dapat terhindar dari kegagalan yang lebih besar. Dengan manajemen risiko

berarti melakukan sesuatu yang proaktif daripada reaktif.

Dengan demikian melalui manajemen risiko akan diketahui metode yang tepat untuk

menghindari/mengurangi besarnya kerugian yang diderita akibat risiko. Secara langsung

manajemen risiko yang baik dapat menghindari semaksimal mungkin dari biaya-biaya yang

terpaksa harus dikeluarkan akibat terjadinya suatu peristiwa yang merugikan dan menunjang

peningkatan keuntungan usaha.

Secara tak langsung manajemen risiko memberikan sumbangan sebagai berikut.

1. Memberikan pemahaman tentang risiko, efeknya, dan keterkaitannya secara lebih baik

dan pasti sehingga menambah keyakinan dalam pengambilan keputusan yang dapat

meningkatkan kualitas keputusan.

2. Meminimalkan jumlah kejadian di luar dugaan dan memberikan gambaran tentang akibat

negatifnya sehingga mengurangi ketegangan dan kesalah-pahaman.

3. Membantu menyediakan sumberdaya dengan baik.

4. Menangkal timbulnya hal-hal dari luar yang dapat mengganggu kelancaran operasional.

5. Mengurangi fluktuasi laba dan arus kas tahunan atau menstabilkan pendapatan.

6. Menimbulkan kedamaian pikiran dan ketenangan tenaga kerja dalam bekerja.

7. Meningkatkan public-image perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

2.3. Identifikasi Risiko

Risiko dapat dikenali dari sumbernya (source), kejadianya (event) dan akibatnya

(effect). Hubungan ketiga komponen dapat dilihat seperti gambar

Page 12: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

9

Gambar 2 Proses Identifikasi Risiko

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa hal pertama yang perlu

dilakukan adalah mengetahui dengan jelas sumber (source) dari risiko tersebut, kejadian atau

pristiwa (event) dan akibat (effect) dari resiko itu.

Secara garis besar tahapan identifikasi risiko adalah merinci risiko-risiko yang ada

sampai level yang detail dan kemudian menentukan signifikansinya (potensinya) dan

penyebabnya, melalui program survei dan penyelidikan terhadap masalah-masalah yang ada.

Risiko-risiko yang telah dirinci ini kemudian digolongkan dalam kategori-kategori. Proses

identifikasi risiko melibatkan banyak disiplin dalam setiap level manajemen proyek.

Tahap identifikasi risiko ini merupakan tahapan tersulit dan paling menentukan

dalam manajemen risiko. Kesulitan ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk

mengidentifikasi seluruh risiko yang akan timbul mengingat adanya ketidakpastian dari apa

yang akan dihadapi. Oleh karena itu dalam menghadapi risiko ini terlebih dahulu diupayakan

untuk menentukan sumber risiko dan efek risiko itu sendiri secara komprehensif

(Godfrey,1986).

Salah satu metode untuk melakukan identifikasi risiko tersebut, menurut Flanagan

dan Norman (1993) dapat digunakan alur langkah seperti gambar.

Source Event Effect

Page 13: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

10

Gambar 3. Alur Langkah Identifikasi Risiko

Sumber risiko yang terkontrol adalah risiko yang dapat dikontrol oleh manajemen dan

berada dibawah pengaruhnya, sedangkan pada risiko tak terkontrol terjadi hal yang

sebaliknya. Dua sumber risiko dikatakan bergantung jika salah satu sumber risiko memberi

pengaruh terhadap sumber risiko yang lain, sehingga ada kemungkinan suatu kelompok

sumber risiko tak terkontrol akan bergantung pada satu kelompok risiko terkontrol. Menurut

Thomson dan Perry (1991), untuk mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi risiko dapat

digunakan beberapa cara, antara lain menyusun daftar (check list) risiko, wawancara dengan

personel kunci (expert) yang terlibat, dan melalui brain stroming.

Menurut Godfrey (1996) risiko dapat bersumber dari beberapa aktivitas, antara lain

politis (political), lingkungan (evironmental), perencanaan (planning), pemasaran (market),

ekonomi (economic), keuangan (financial), alami (natural), proyek (project), teknis

(tecnical), manusiawi (human), kriminal (criminal), dan keselamatan (safety). Uraian dari

masing-masing risiko dapat dilihat pada tabel.

Sumber dan akibat risiko

Dapat dikontrol Tidak dapat dikontrol

Tidak bebas/bergantung Bebas/Tidak bergantung

Penuh Sebagian

Page 14: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

11

Tabel 1. Sumber Risiko dan Penyebabnya

(Sumber : Godfrey,1996)

Risiko pada berbagai bidang pembangunan dapat dianalisis dengan pendekatan

finansial meliputi 1) Risiko sumberdaya manusia yang tediri dari, stress pada tenaga kerja,

kesehatan tenaga kerja yang buruk, ketidakpuasan pekerja yang menyebabkan pemogokan,

suksesi, kepindahan pekerja inti/senior yang potensial, bocornya rahasia perusahaan,

perselisihan pekerja. 2) Risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang terdiridari, mesin-

mesin berbahaya, suara bising,getaran, bahaya akibat listrik, bahan yang membahayakan

kesehatan,luka-luka fisik dan stress, terpeleset, terjatuh, tersandung, tertimpa barang

akibat pengangkatan dan penangan barang yang buruk, radiasi, terbakar, luka-luka akibat

kendaraan, mesin bertekanan tinggi. 3) Risiko kejahatan yang terdiri dari, pencurian

Sumber Risiko Perubahan dan ketidakpastian karena

Politis (political )Kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik, perubahan ideologi,

peraturan, kekacauan (perang, terorisme, kerusuhan).

Lingkungan

(enviromental )

Kontaminasi tanah atau polusi, kebisingan, perijinan, pendapat

publik, kebijakan internal, peraturan lingkungan atau persyaratan,

dampak lingkungan.

Perencanaan

(planning )

Persyaratan perijinan, kebijaksanaan dan praktek, tata guna lahan,

dampak sosial ekonomi, pendapat publik.

Pemasaran (market ) Permintaan (perkiraan), persaingan, kepuasan konsumen.

Ekonomi (economic )Kebijaksanaan keuangan, pajak, biaya inflasi, suku bunga, nilai tukar

uang.

Keuangan (financial ) Kebangkrutan, tingkat keuntungan, asuransi, pembagian risiko.

Alami (natural )Kondisi tak terduga, cuaca, gempa bumi, kebakaran, penemuan

purbakala

Proyek (project )

Definisi, strategi pengadaan, persyaratan untuk kerja, standar,

kepemimpinan, organisasi, (kedewasaan, komitmen, kompetisi, dan

pengalaman), perencanan dan kontrol kualitas, rencana kerja,

tenaga kerja, dan sumber daya, komunikasi dan budaya.

Teknis (technical ) Kelengkapan desain, efisiensi operasional, ketahanan uji.

Manusiawi (human )Kesalahan, tidak kompeten, ketidaktahuan, kelelahan, kemampuan

komunikasi, budaya, bekerja dalam gelap atau malam hari.

Kriminal (criminal ) Kurangnya keamanan, perusakan, pencurian, penipuan, korupsi

Keselamatan (sefety )Kesehatan dan keselamatan kerja, tabrakan/benturan, keruntuhan,

ledakan.

Page 15: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

12

barang-barang, pencurian data dan informasi, intelijen bisnis, perampokan, perusakan

dan penghancuran .4) Risiko kecurangan yang terdiri dari, pemalsuan data, menjual

informasi, pengesahan faktur-faktur palsu. 5) Risiko lingkungan yang terdiri dari, polusi

lingkungan (polusi udara, limbah cair, limbah padat, bahan beracun, degradasi lahan,

pencemaran tanah), munculnya biaya pencegahan akibat polusi (misalnya. penghijauan).

6) Risiko kebakaran. 7) Risiko kerusakan komputer/ komunikasi. 8) Risiko pemasaran.9)

Risiko kualitas dan daya saing produk.

2.4. Klasifikasi Risiko

Setelah risiko-risiko yang mungkin terjadi teridentifikasi, untuk memudahkan

pembedaan dan pemahaman terhadap risiko tersebut dibuat klasifikasi risiko. Ada 3 (tiga)

cara untuk mengklasifikasikan risiko yaitu dengan mengidentifikasi konsekuensi risiko, jenis

risiko dan pengaruh risiko. Gambar berikut akan menyajikan cara mengklasifikasi risiko

berdasarkan konsekuensi, jenis dan pengaruh risiko.

Gambar 4. Klasifikasi Risiko

Perusahaan Lingkungan Pasar/

Industri

Proyek/

Individu

Klasifikasi Risiko

Konsekuensi Risiko Jenis Risiko Pengaruh risiko

Risiko Murni

(Spesifikasi Risiko)

Risiko Spekulasi

(Risiko Pasar)

Berkaitan dengan asset

(risiko bisnis)

Berkaitan dengan modal

(risiko finansial)

Frekuensi Dampak Prediksi

Page 16: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

13

Dari gambar di atas menjelaskan bahwa dalam mengklasifikasikan risiko dapat

didasarkan konsekuensi risiko, jenis risiko, dan pengaruh risiko itu. Berdasarkan

konsekuensinya, risiko dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensi kejadian, akibat risiko

dan kemungkinannya. Menurut jenisnya, risiko diklasifikasikan menjadi risiko murni dan

risiko spekualasi yang dapat terkena pengaruh risiko meliputi aspek aktivitas dalam

kehidupan.

Selanjutnya menurut Godfrey (1996) dalam Construction Research Industry and

Information Association (CIRIA) bahwa nilai risiko ditentukan sebagai perkalian antara

kecenderungan (frequency) dengan konsekuensi (consequences). Kecenderungan

(likelihood) adalah peluang terjadinya kerugian yang merugikan yang dinyatakan dalam

jumlah kejadian pertahun. Sedangkan konsekuensi (consequenses) merupakanbesaran

kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya suatu kejadian yang merugikan yang dinyatakan

dalam nilai uang.

2.5. Analisis Risiko

Dalam suatu manajemen proyek, akibat dari risiko yang paling sering terjadi adalah

sebagai berikut (Thompson and Perry,1991).

1. Kegagalan dalam mempertahankan estimasi biaya.

2. Kegagalan dalam mencapai data lengkap yang diperlukan.

3. Kegagalan dalam mencapai kualitas dan kebutuhan operasional.

Oleh karena itu tujuan dari analisa dan manajemen risiko adalah membantu menghindari

kegagalan dan memberikan gambaran tentang apa yang terjadi bila proyek yang dijalankan

ternyata tidak sesuai dengan rencana. Analisa risiko dapat dilakukan baik secara kualitatif

maupun kuantitatif , dimana sumber risiko harus didefinisikan dan akibat (effect) harus

dinilai atau dianalisa. Menurut Thompson and Perry (1991) bahwa analisa risiko secara

kualitatif mempunyai dua tujuan yaitu identifikasi risiko dan penilaian awal risiko, dimana

Page 17: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

14

sasarannya adalah menyusun sumber risiko utama dan menggambarkan tingkat konsekuensi

yang sering terjadi, sedangkan analisa kuantitatif terfokus pada evaluasi risiko. Menurut

Godfrey (1996) analisis risiko yang dilakukan secara sistematis dapat membantu untuk:

1. Mengidentifikasi, menilai dan meranking risiko secara jelas.

2. Memusatkan perhatian pada risiko utama (major risk).

3. Memperjelas keputusan tentang batasan kerugian.

4. Meminimalkan potensi keruskan apabila timbul keadaan yang paling jelek.

5. Mengontrol aspek ketidakpastian.

6. Memperjelas dan menegaskan peran setiap orang/badan yang terlibat dalam

manajemen risiko.

Selanjutnya teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan analisisi risiko kualitatif

adalah :

1. Menentukan probabilitas dan pengaruh risiko

2. Probabilitas/pengaruh risiko berdasarkan matrik

3. Melakukan tes asumsi

4. Melakukan ranking terhadap data yang sudah lengkap

Sedangkan hasil yang didapat melalui analisis risiko kualitatif adalah :

1. Ranking risiko secara keseluruhan pada suatu proyek

2. Daftar (list) pada risiko yang diproritaskan

3. Daftar (list) risiko untuk tambahan analisis dan manajemen

4. Kecendrungan dalam hasil analisis risiko kualitatif

Menurut Flanagan dan Norman (1993), yang harus dilakukan dalam melakukan

analisis risiko adalah dengan mengidentifikasi alternative-alternative risiko yang mungkin

akan terjadi, kemudian memberi penilaian risiko terhadap pengaruhnya kepada biaya, setelah

itu dilanjutkan dengan melakukan pengukuran terhadap risiko tersebut. Pengukuran terhadap

Page 18: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

15

risiko tersebut bisa dilakukan dengan dua cara yaitu secara kualitatif atau dengan kuantitatif.

Pengukuran dengan cara kualitatif hasil dari penilaian risiko dari identifikasi risiko lebih

terfokus berupa keputusan langsung yang diambil berdasarkan ranking, perbandingan

ataupun dengan analisis deskritif, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan

melakukan analisis probabilitas, analisis sensivitas, analisis skenario, analisisi simulasi, dan

analisis korelasi.

2.6. Penanganan Risiko (Risk Mitigation)

Apabila risiko yang timbul akibat suatu aktifitas sudah teridentifikasi, menurut

Flanagan dan Norman (1993), maka selanjutnya dilakukan tindakan untuk mengurangi risiko

yang muncul.Tindakan ini disebut penanganan risiko (risk mitigatioan). Risiko ini kadang-

kadang tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi hanya dikurangi sehingga akan timbul

sisa risiko (residual risk).

Gambar 2.5. Penanganan Risiko

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan beberapa hal yang dapat dilakukan dalam

menangani risiko, yaitu :

1. Menahan Risiko (Risk Retention)

Sikap untuk menahan risiko sangat erat kaitannya dengan keuntungan (gain) yang

terdapat dalam suatu risiko. Sikap untuk menerima atau menahan risiko ini karena

dampak dari suatu kejadian yang merugikan masih dapat diterima (acceptable).

2. Mengurangi Risiko (Risk Reduction)

Menahan

risiko

Penanganan risiko

Mengurangi

risiko

Memindahkan

risiko

Menghindari

risiko

Page 19: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

16

Mengurangi risiko dilakukan dengan mempelajari secara mendalam risiko itu sendiri,

dan melakukan usaha-usaha pencegahan pada sumber risiko atau mengkombinasikan

usaha agar risiko yang diterima tidak terjadi secara simultan. Dengan melakukan

tindakan ini kadang-kadang masih ada risiko sisa (residual risk) yang perlu dilakukan

penilaian (assessment).

3. Memindahkan Risiko (Risk Transfer)

Sikap pemindahan risiko dilakukan dengan cara mengasuransikan risiko yang diatasi

dengan memberikan sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain. Usaha atau pekerjaan

yang risikonya tinggi dipindahkan kepada pihak yang mempunyai kemampuan

menangani dan mengendalikan.

4. Menghindari Risiko (Risk Avoidance)

Sikap menghindari risiko adalah cara menghindari kerugian dengan menghindari

aktivitas yang tingkat kerugiannya tinggi. Menghindari risiko dapat dilakukan dengan

melakukan penolakan. Salah satu contoh penghindaran risiko pada proyek kontruksi

adalah dengan memutuskan hubungan kontrak (breach of contract).

Menurut Darmawi (2004) ada dua pendekatan dalam menangani risiko yaitu :

1. Pengendalian risiko (risk control)

Pengendalian risiko dijalankan dengan metode :

a. Menghindari risiko

b. Mengendalikan risiko

c. Pemisahan

d. Kombinasi

e. Pemindahan risiko

Page 20: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

17

2. Pembiyayaan risiko (risk financing), meliputi

a. Pemindahan risiko melalui pembelian asuransi

b. Menanggung risiko (retention)

Pengendalian kerugian (loss control) dijalankan dengan :

1. Menurunkan kemungkinan atau peluang untuk terjadinya kerugian

2. Mengurangi keparahanya jika kerugian itu memang terjadi

Kedua tindakan itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara :

1. Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian

2. Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol

3. Menurut lokasi daripada kondisi-kondisi yang akan dikontrol

4. Menurut waktunya, yang mengenalkan phase perencanaan, phase pengamanan,

perawatan dan phase darurat.

Tindakan dalam menangani risiko (risk mitigation) harus dilakukan setelah

mengetahui risiko-risiko yang teridentifikasi memberikan dampak yang besar terhadap suatu

pekerjaan. Apabila risiko bersifat dapat diterima dan dapat diabaikan, maka risiko tidak perlu

mendapatkan perhatian besar untuk ditangani, yaitu dengan menahan risiko (retention risk)

dan mengurangi risiko (reduction risk), tetapi jika risiko bersifat tidak dapat diterima

sepenuhnya dan tidak diharapkan, maka risiko perlu ditangani lebih lanjut dengan

memindahkan risiko (risk transfer) dan menghindari risiko (risk avoidance).

Page 21: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan pada pelaksanaan proyek Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad

Unda di Kab. Klungkung di Provinsi Bali dengan metode penelitian deskritif kualitatif.

Metode deskritif kualitatif bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu fenomena atau hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Metode deskritif kualitatif yang digunakan adalah metode wawancara dan survey

yang bertujuan untuk mendapatkan opini dari expert dan responden mengenai risiko-risiko

yang mungkin terjadi pada rehabilitasi jaringan irigasi.

3.2.Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi pekerjaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung adalah

di Daerah Irigasi Tukad Unda, kantor konsultan CV. Tri Matra Desain di Kota Denpasar,

Kontraktor Pelaksana CV. Intan Mutiara, serta pemilik pekerjaan yaitu Balai Wilayah

Sungai Bali Penida di Denpasar.

Page 22: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

19

Daerah Irigasi

Tukad Unda

Gambar 3.1 Peta Lokasi Irigasi Desa Propinsi Bali

3.3. Jenis dan Sumber Data

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka dilakukan langkah-langkah

pengumpulan data sebagai beikut:

1. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan dan paper penelitian yang telah ada,

maupun dari laporan pelaksanaan proyek.

2. Data Primer

Data primer diperoleh dengan wawancara dan investigasi lapangan yaitu melakukan

diskusi dengan pihak-pihak yang berpengalaman (expert). Selanjutnya melakukan

kuisioner dengan dipandu saat pengisiannya, sehingga diperoleh penilaian responden

terhadap risiko yang teridentifikasi dan pendapatnya dalam menghadapi risiko yang

terjadi.

Page 23: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

20

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan laporan-laporan penelitian yang

sejenis untuk memperoleh identifikasi risiko awal. Identifikasi awal risiko dilakukan dengan

mengkaji laporan-laporan dan paper penelitian yang telah ada yang sesuai dengan obyek

penelitian.

2. Data Primer

Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan pembuatan kuisioner mengenai

penilaian risiko (risk assessment) untuk mendapatkan opini responden mengenai dua hal

yakni likelihood/probability (peluang) dan consequences (akibat/konsekuensi) risiko.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan quota sampling

dimana dalam menerapkan teknik ini peneliti pertama-tama harus memutuskan strata mana

yang dipandang sesuai dengan penelitiannya, selanjutnya peneliti menetapkan kuota untuk

setiap stratumnya yang proporsinya mewakili seluruh populasi. Hal yang terpenting ialah

bahwa setiap kombinasi dari proporsi tersebut paling sedikit terwakili oleh satu kasus

sehingga secara eksplisit : (1) Dapat menggambarkan universe yang ingin digeneralisasikan,

(2) dapat lebih memperjelas apa yang tampaknya merupakan dimensi terpenting pada kasus

tersebut, (3) sebagai kerangka penarikan sampel yang biasanya menarik satu kasus dari

setiap sel sesuai dengan tipologinya ( Suwarno,1987 dalam Zuriah, 2006).

Responden dalam penelitian ini adalah personil dari masing-masing pihak yang

pernah terlibat dalam pelaksanaan proyek Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab.

Klungkung, dan yang mempunyai kompetensi untuk mengisi kuisioner. Rincian responden

dari masing-masing unsur sebagai berikut:

Page 24: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

21

a. Pemilik proyek dalam hal ini Balai Wilayah Sungai Bali Penida lima (5) responden

Terdiri dari: satu orang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi Balai Wilayah

Sungai Bali Penida, Kepala Direksi Pekerjaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di

Kab. Klungkung, beserta pengawas pekerjaan.

b. Kontraktor CV. Intan Mutiara empat (4) responden

Terdiri dari Kepala Proyek Paket Pekerjaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda

di Kab. Klungkung, kepala pelaksana, dan pelaksana Paket Pekerjaan Rehabilitasi Daerah

Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung.

c. Konsultan Supervisi CV. Tri Matra Desain empat (4) responden

Terdiri dari Team Leader Konsultan Pekerjaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad

Unda di Kab. Klungkung beserta tenaga ahli.

d. Masyarakat/Kelian Subak/Pekaseh dua (2) responden

Terdiri dari: Kelian Subak pada Pekerjaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda

di Kab. Klungkung. Dalam hal ini diambil dari Kelian Subak Sampalan Baler Margi dan

kelian subak Dawan .

Mengingat aspek penilaian risiko mencakup bidang keahlian yang cukup luas,

pemilihan responden dilakukan dengan selektif melalui wawancara langsung pada saat

pengisian kuisioner sehingga kompetensi responden untuk memberikan opini terhadap

risiko-risiko yang teridentifikasi dapat dinilai.

Page 25: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

22

Gambar 3.2. Bagan Alur Tahapan Penelitian

Mulai

Pengumpulan

Data Sekunder

Identifikasi Risiko

(Check List,Wawancara,

Effek

/Akibat

Sumber

Risiko

Kegiatan

Rehabilitasi

Daerah Irigasi

Penyusunan kuesioner

Pengujian Reliabilitas

dan Validitas Kuesioneer

Pengumpulan Data

Wawancara/Kuesioner

Penilaian Risiko

Penerimaan Risiko

Kepemilikan Risiko

Pemilihan Tindakan

Mitigasi Risiko

Selesai

Identifikasi Tindakan

Mitigasi

Diterima Tidak

Perbaikan kuesioner

Tidak

Diterima

Page 26: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

23

3.5. Identifikasi Risiko

Tahapan identifikasi risiko Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab.

Klungkung dilakukan dengan mengetahui dengan jelas sumber (source) dari risiko tersebut,

kejadian atau pristiwa (event) dan akibat (effect) dari resiko itu. Secara garis besar tahapan

identifikasi risiko adalah merinci risiko-risiko yang ada sampai level yang detail dan

kemudian menentukan signifikansinya (potensinya) dan penyebabnya, melalui program

survei dan penyelidikan terhadap masalah-masalah yang ada. Risiko-risiko yang telah dirinci

ini kemudian digolongkan dalam kategori-kategori. Untuk mengatasi kesulitan dalam

mengidentifikasi risiko dapat digunakan beberapa cara, antara lain menyusun daftar (check

list) risiko, wawancara dengan personel kunci (expert) yang terlibat, dan melalui brain

stroming.

3.6. Penyusunan Kuesioner

Kuesioner disusun dengan membuat lembaran yang berisikan pertanyaan-pertanyaan

menyangkut risiko Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung, kuesioner

ini disusun dari identifikasi risiko pada pengkajian data sekunder kemudian dikembangkan

dengan pengamatan di lapangan dan dengan melakukan brainstroming dan wawancara

bersama pihak Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Konsultan supervise dan Kontraktor

pelaksana pekerjaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung.

Bentuk kuesioner adalah semi tertutup yaitu sebagian berupa pertanyaan tertutup

dengan menjawab berdarakan pilihan yang tersedia. Jawaban yang diharapkan dari

responden menyangkut skala likelihood (frekuensi) dan consequences (akibat/dampak)

risiko dari risiko yang teridentifikasi, dan sebagian lagi berupa pertanyaan terbuka dengan

memberikan kesempatan bagi responden untuk menambah identifikasi risiko yang belum

teridentifikasi atau belum tercantum dalam lembar pertanyaan kuesioner.

Page 27: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

24

3.7. Pengumpulan Data Kuesioner

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer

dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan strategi survei dengan

mempergunakan istrumen berupa kuesioner. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dengan

menggunakan instrumen penelitian berupa check list yang merupakan daftar variabel yang

akan dikumpulkan.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada penelitian ini pengumpulan data primer

menggunakan metode kuesioner/interview. Pengumpulan data primer dalam interview pada

penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Sebelum dilaksanakan interview, terlebih dahulu responden diberikan pertanyaan

secara tertulis dengan model pertanyaan yang telah disiapkan.

2. Bersamaan dengan pertanyaan yang diserahkan, kepada para responden dijelaskan

secara umum tentang maksud dan cara menjawab dari masing-masing pertanyaan yang

harus dijawab

3. Interview dilaksankan sesuai dengan waktu dan tempat yang disepakati oleh para

responden dengan mempertimbangkan :

a. Waktu dari para responden untuk mempelajari dan memahami pertanyaan yang

harus dijawab

b. Waktu yang terluang untuk dilaksanakan interview

c. Beban psikologis responden saat menjawab pertanyaan

4. Akibat pertimbangan pada dictum 3.c para responden diharapkan menjawab

pertanyaan pada saat tidak terjadi beban fisikologis, sehingga interview hanya

dilaksanakan terhadap hal-hal atau pertanyaan-pertanyaan yang

meragukan/membingungkan responden.

Page 28: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

25

5. Pada saat dilaksanakan interview, terlebih dahulu responden ditanyakan apakah dari

pertanyaan yang akan ditanyakan ada pertanyaan yang masih membingungkan bagi

responden, maka interview tidak dapat dilaksanakan sampai batas waktu responden

memahami betul tentang pertanyaa/hal-hal yang akan dijawab. Dan apabila ada

pertanyaan yang masih meragukan/membingungkan responden, maka pada saat ini

dilakukan penjelasan ulang terhadap pertanyaan yang membingungkan responden,

sampai responden betul-betul mengerti tentang pertanyaan yang akan dijawab.

6. Setelah responden memahami tentang pertanyaan yang akan dijawab maka interview

dapat dilaksanakan.

3.8. Pengujian Validitas dan Reliabelitas Instrumen Penelitian

Pada Penelitian ini akan digunakan metode pengujian validitas dan reliabilitas

terpakai, yaitu pengujian instrumen yang dilakukan terhadap total sampel. Jika dalam

pengujian intrumen ternyata ada butir alat ukur yang tidak valid dan atau tidak reliabel,

maka butir alat ukur tersebut dibuang atau tidak dipakai. Oleh karena itu dalam merancang

instrument penelitian, harus tersedia beberapa butir alat ukur untuk setiap variabel, untuk

mengantisipasi jika ada butir alat ukur yang tidak valid atau tidak reliable dalam variable

tersebut, maka variabel penelitian tetap dapat dipakai dengan butir alat ukur yang lain.

1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

Berkaitan dengan pengujian validitas instrument, Arikunto(1995:63-69)

menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau

kesaihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-

bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat

Page 29: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

26

ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir rumus Pearson Product

Moment sebagai berikut :

n

i

n

i

ii

n

i

i

n

i

i

n

i

n

i

ii

n

i

ii

YYnXXn

YXYXn

r

1

2

1

2

2

11

2

1 11

Dimana :

r hitung = koefisien korelasi

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

= jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

21

2

r

nrthitung

Dimana :

r = koefisien korelasi hasil

n = jumlah responden

Dari distribusi (table t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) diperoleh

ttabel, kemudian kaidah keputusannya adalah ; Jika thitung > ttabel berarti vali, sebaliknya jika

thitung < ttabel berarti tidak valid. Jika instrument itu valid maka dilihat kriteria penafsiran

mengenai indek korelasinya (r) sebagai berikut :

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 ; sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,799 ; tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 ; cukup tinggi

Page 30: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

27

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 ; rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,199 ; sangat rendah (tidak valid)

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Metode yang dipakai untuk menghitung reliabilitas instrument adalah metode belah

dua (split half) dan Spearmen Brown. Metode ini menggunakan sebuah tes (instrument)

dengan satu kali pengukuran (single-test-single-trial method). Pada waktu membelah dua

dan mengkorelasikan dua belahan, hanya baru diketahui reliabilitas setengah tes saja.

Kemudian untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka digunakan rumus Spearman

Brown dengan bentuk rumus sebagai berikut :

hitung

hitung

r

rr

1

211

Dimana :

11r = koefisien reliabilitas seluruh item

hitungr = koefisien produc moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

Ada dua cara membelah butir pertanyaan atau pernyataan yaitu : (1) membelah atas

item-item genap dan item-item ganjil, disebut juga dengan belahan ganjil-genap, dan (2)

membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu setengah jumlah pada nomor-

nomor awal dan setengah jumlah pada nomor-nomor akhir, disebut juga dengan belahan

awal-akhir.

Kemudian untuk membutuhkan kaidah keputusan reliabel atau tidak reliabel

instrument pengukuran digunakan ketentuan jika r11 > rtabel berarti reliabel, dan r11 < rtabel

tidak reliabel. Sedangkan rtabel didapat dari table r-product moment dengan signifikansi α

= 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 2 ; dengan n adalah jumlah data (responden).

Page 31: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

28

Selanjutnya untuk mengetahui kaidah reliabilitas untuk setiap item pertanyaan pada

instrument dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien reliabilitas Spearman Brown

( ) terhadap koefisien reliabilitas dari table r-product moment (rtabel ).

3.9. Penilaian Risiko

Data yang diperoleh dari kuesioner perlu disusun terlebih dahulu sebelum diolah

lebih lanjut. Pada tahap ini juga dilakukan proses penentuan skala penilaian dan penaksiran

parameter yang dimaksudkan untuk mengetahui nilai kemungkinan dan besarnya kerugian

yang terjadi. Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat penilaian responden adalah

sakala Likert yaitu berupa skala ordinat yang menunjukan tingkat atau rangking responden

dari responden terhadap risiko yang teridentifikasi dan tidak menunjukan berapa jarak

(interval) antara tingkatan yang satu dengan yang lain (Djarwanto,2002). Variabel dengan

skala ordinal merupakan variabel diskret yaitu merupakan variabel dengan skala tanpa

pecahan dan bukan merupakan variabel kontinyu.

Dalam memberikan penilaian untuk kemungkinan timbulnya risiko pada Rehabilitasi

Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung, dipergunakan metode pengembangan

Godfrey (1996). Pengembangan metode Godfrey (1996) dalam upaya penyempurnaan

penilaian yang dimulai dari skala 1(satu), skala selengkapnya dari masing-masing penilaian

meliputi :

Page 32: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

29

Tingkat Frekuensi Skala

Sangat sering 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Sangat jarang 1

Tabel 3.1. Skala Frekuensi (Likelihood)

(Sumber: Godfrey,1996)

Sedangkan untuk mengukur besarnya pengaruh variable risiko pada Rehabilitasi Daerah

Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung, dipakai skala sebagai berikut (Godfrey,1996)

Tingkat Konsekuensi Skala

Sangat besar 5

Besar 4

Sedang 3

Kecil 2

Sangat Kecil 1

Tabel 3.2. Skala Konsekuaensi (Consequences)

(Sumber: Godfrey,1996)

3.10. Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)

Selanjutnya dilakukan analisis tingkat penerimaan risiko (risk acceptability) yang

tergantung nilai risiko yaitu hasil perkalian antara kecendrungan (likelihood) dengan

konsekuensi (consequences) risiko. Penerimaan risiko pada penelitian ini menggunakan

metode Godfrey (1996) yang telah dikembangkan. Pengembangan metode Godfrey (1996)

dilakukan agar penilaian risiko dengan frekuensi yang sangat jarang tetapi memiliki risiko

Page 33: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

30

yang sangat besar menjadi hal yang sangat penting dimitigasi. Penilaian tingkat penerimaan

risiko (assessment of risk acceptability) hasil tersebut adalah sebagai berikut :

Assessment of Risk Acceptability

Consequen

ces

Catastropic

(5)

Criticel

(4)

Serious

(3)

Marinal

(2)

Negligible

(1)

Lekelihood

/

frekuensi

Frequent

(5)

Unacceptable

(25)

Unacceptable

(20)

Unacceptable

(15)

Undesirable

(10)

Undesirable

(5)

Probable

(4)

Unacceptable

(20)

Unacceptable

(16)

Undesirable

(12)

Undesirable

(8)

Acceptable

(4)

Occasional

(3)

Unacceptable

(15)

Undesirable

(12)

Undesirable

(9)

Undesirable

(6)

Acceptable

(3)

Remote

(2)

Undesirable

(10)

Undesirable

(8)

Undesirable

(6)

Acceptable

(4)

Negligible

(2)

Improbable

(1)

Undesirable

(5)

Acceptable

(4)

Acceptable

(3)

Negligible

(2)

Negligible

(1)

Tabel 3.3. Assessment of Risk Acceptability

(Sumber: Godfrey,1996)

Dari tabel di atas tingkat penerimaan risiko dapat di deskripsikan sebagai berikut:

1. Unacceptable, yaitu risiko tersebut tidak diterima, harus dihindari (risk avoidance) atau

ditrasfer (risk trasfer)

2. Undesirable, yaitu risiko yang tidak diharapkan dan harus dikurangi (risk reduction)

3. Acceptable, yaitu risiko tersebut dapat diterima

4. Negligible, yaitu risiko tersebut dapat diabaikan

Dengan tingkat penerimaan risiko dan dengan mempertimbangkan nilai risiko yang

diperoleh dari skala consequences dan skala likelihood seperti di atas, maka skala

penerimaan risiko (risk acceptability) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

(Godfrey,1996).

Page 34: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

31

Penilaian (Assessment) Skala Penerimaan

Unacceptable (tidak dapat diterima) x ≥ 15

Undesirable (tidak diharapkan) 5 ≤ x < 15

Acceptable (dapat diterima) 3 ≤ x < 5

Negligible (dapat diabaikan) x < 3

Tabel 3.4. Skala Penerimaan Risiko

(Sumber: Godfrey,1996)

Berdasarkan penerimaan risiko (risk acceptability) ini kemudian diadakan evaluasi

terhadap risiko yang teridentifikasi pada kuesioner yang memerlukan tindakan mitigasi.

Adapun kriteria risiko yang memerlukan tindakan mitigasi adalah semua risiko yang

unacceptable dan undesirable.

Page 35: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Resiko

Risiko yang teridentifikasi berdasarkan data sekunder (jurnal, literatur dan

penelitian sebelumnya), yang selanjutnya dilakukan pengembangan identifikasi risiko

secara lebih komprehensif melalui pengamatan langsung di lapangan, dengan melakukan

brainstorming dengan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek yang

mempunyai kompetensi untuk memberikan opini terhadap risiko-risiko pada proyek irigasi.

Risiko-risiko yang teridentifikasi pada pelaksanaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda

di Kab. Klungkung berdasarkan sumber risiko dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Resiko-resiko yang teridentifikasi pada proyek pelaksanaan Rehabilitasi

Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung

NO SUMBER RESIKO NO RESIKO IDENTIFIKASI RESIKO

1 Dampak cuaca (hujan) saat pembangunan konstruksi bangunan-bangunan air

2 Labilnya tanah pada lokasi pekerjaan

3 Kuatnya arus aliran sungai saat pelaksanaan pekerjaan

4 Bentuk medan topografi yang berbukit bukit sehingga memperlambat proses pengerjaan

5kesulitan melaksanakan pekerjaan akibat musim tanam, dimana air harus tetap mengalir

di saluran saat konstruksi

6Kesalahan pelaksana dalam membaca gambar rencana yang menyebabkan terjadinya

keterlambatan penyelesaian proyek

7 Cuti pekerja dengan alasan yang tidak sesuai dengan aturan management

8 Perselisihan antara tenaga kerja kontraktor

9 Kurangnya penguasaan dokumen kontrak oleh karyawan kontraktor atau konsultan

10Adanya kehilangan material on site karena penempatan material tidak pada tempat

semestinya

11 Perusakan terhadap properti proyek

12Adanya opini dari pejabat setempat mengenai pelaksanaan proyek baik secara langsung

saat sidak dan opini di media masa

13Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi

pelaksanaan proyek

14 Termaginalnya subak oleh krputusan pemerintah dalam penentuan lokasi proyek

15 Terjadinya demonstrasi, pemogokan atau kerusuhan oleh tenaga kerja kontraktor

16Adanya polusi yang disebabkan oleh pelaksanaan proyek termasuk kebisingan yang

ditimbulkan

17Hambatan berupa keluhan dan komplain oleh masyarakat akibat terganggunya aktivitas

mereka

18Hambatan dalam pembebasan tanah akibat saluran atau bangunan air mengenai tanah

petani

4 POLITIS

5 LINGKUNGAN

1 ALAM

2 MANUSIA

3 KRIMINAL

Page 36: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

33

Tabel 4.2 Resiko-resiko yang teridentifikasi pada proyek pelaksanaan Rehabilitasi

Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung (Lanjutan)

4.2 Pengumpulan Data Wawancara / Kuesioner

4.2.1 Responden Penelitian

Responden tugas Manajemen Resiko ini adalah kalangan birokrasi dalam hal ini

adalah pihak pengelola dan pelaksana rehabilitasi jaringan irigasi di lingkungan Balai

Wilayah Sungai Bali-Penida, konsultan pengawas pekerjaan, Kontraktor Pelaksana, beserta

masyarakat / kelian subak di DI Tukad Unda Kab. Klungkung. Adapun kalangan yang

menjadi narasumber pada penelitian ini adalah :

1. Responden dengan latar belakang praktisi dari unsur pemerintah yaitu PPK Irigasi

dan Rawa Balai Wilayah Sungai Bali Penida beserta Direksi Teknis Paket dan

pengawas pekerjaan paket Pekerjaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di

Kab. Klungkung

2. Responden dengan latar belakang praktisi dari unsur konsultan yaitu anggota Team

Leader beserta staf tenaga ahli dari CV. Tri Matra Disain, yang sekaligus menjadi

konsultan supervisi pekerjaan pada proyek tersebut.

NO SUMBER RESIKO NO RESIKO IDENTIFIKASI RESIKO

19 Keterlambatan pembayaran oleh pemilik proyek kepada pihak kontraktor

20Keterlambatan memberikan persetujuan kemajuan pekerjaan oleh pihak-pihak yang

terkait yang mengakibatkan terlambatnya pembayaran termin oleh pihak owner

21 Biaya operasional tidak sesuai estimasi

22 Perencanaan jadwal pelaksanaan yang terlalu optimis terutama pada musim hujan

23Kurang akuratnya estimasi biaya proyek secara keseluruhan terhadap biaya pelaksanaan

yang sesungguhnya

24 Metode pelaksanaan yang diusulkan kurang tepat

25Ketidaksesuaian gambar rencana ketika diterapkan di lapangan (dimensi, posisi, level,

kemiringan saluran dsb)

26 Sulitnya pengadaan material pada tempat yang akses masuknya sedikit

7 PERENCANAAN

8 TEKNIS

6 KEUANGAN

Page 37: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

34

3. Responden dengan latar belakang sebagai kontraktor pelaksana dalam paket

Pekerjaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung yaitu CV.

Intan Mutiara.

4. Responden dari unsur masyarakat yaitu Kelian Subak Sampalan Baler Margi dan

Kelian Subak Dawan

4.3. Jawaban Responden Terhadap Frekuensi (Likelihood) dan Konsekuensi

(Consequences) Risiko

Jawaban yang diberikan oleh responden terhadap frekuensi (likelihood) risiko sesuai

dengan skala penilaian adalah seperti pada Tabel 4.3, sedangkan jawaban responden

terhadap konsekuensi (consequences) risiko adalah seperti pada Tabel 4.4. Sesuai dengan

metode penelitian pada Bab III, bahwa risiko merupakan perkalian antara frekuenasi dengan

konsekuensi risiko. Dan nilai modus dapat mewakili representasi pendapat responden

terhadap frekuenasi serta konsekuensi risiko, maka dari itu perlu disusun tabel Rekapitulasi

Jawaban Responden terhadap Frekuensi Resiko dan Konsekuensi Resiko.

Tabel 4.3 Hasil Jawaban Responden terhadap Frekuensi Resiko

No

Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Total

1 4 4 2 3 4 3 2 3 2 3 4 2 5 4 2 4 3 4 3 4 4 3 2 3 2 4 83

2 3 2 3 2 5 3 3 2 5 3 2 3 4 2 3 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 75

3 2 3 2 3 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 77

4 3 4 3 2 5 2 3 2 4 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 5 3 2 4 2 3 3 74

5 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 2 3 5 2 2 4 4 4 2 3 3 2 3 2 3 3 76

6 3 2 3 2 5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 1 3 4 3 2 4 3 2 4 2 3 3 79

7 3 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 5 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 72

8 3 2 3 4 3 3 3 4 1 3 1 1 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 5 74

9 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 5 2 2 2 4 4 3 3 2 3 3 2 2 4 73

10 3 2 5 2 3 1 4 2 4 2 3 4 3 4 2 3 4 4 2 2 2 2 3 1 3 3 73

11 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 1 4 4 73

12 3 2 4 2 3 3 4 2 3 2 4 1 4 3 2 3 2 3 2 3 5 2 3 2 3 3 73

13 2 3 4 3 4 2 1 1 3 3 3 3 3 1 2 3 5 5 3 3 3 3 4 3 4 4 78

14 4 4 3 3 4 2 2 3 1 1 1 2 3 3 3 3 5 5 1 4 2 1 3 2 4 3 72

15 2 5 4 2 4 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 3 2 3 1 4 2 2 5 1 4 2 62

Jumlah 43 45 49 38 60 37 37 35 37 37 35 36 57 39 33 45 53 55 35 49 45 35 49 30 49 51 1114

Rata-rata 2.9 3 3.3 2.5 4 2.5 2.5 2.3 2.5 2.5 2.3 2.4 3.8 2.6 2.2 3 3.5 3.7 2.3 3.3 3 2.3 3.3 2 3.3 3.4 74.3

Penilaian Terhadap Item Pertanyaan

Page 38: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

35

Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden terhadap Konsekuensi Resiko

Gambar 4.1 Prosentase jumlah risiko berdasarkan sumber risiko

Gambar 4.1. di atas menjelaskan bahwa dari 8 sumber resiko yang telah teridentifikasi,

jumlah sumber risiko terbanyak bersumber pada risiko alam yang mendapat prosentase

No

Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Total

1 4 4 2 3 3 3 1 3 2 3 4 2 1 4 4 2 4 4 3 1 3 3 3 3 3 4 76

2 2 2 3 2 5 1 3 2 5 3 2 3 2 2 3 5 3 3 2 2 5 2 2 2 3 3 72

3 2 3 2 4 3 2 1 3 2 4 3 2 1 3 2 2 2 4 3 2 3 3 3 3 3 4 69

4 2 4 2 2 5 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3 4 3 3 2 2 4 2 2 2 2 3 68

5 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 4 2 2 3 2 2 2 4 3 69

6 3 2 3 2 5 1 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 67

7 3 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 2 3 2 2 2 5 3 66

8 3 2 3 4 3 3 3 1 2 3 1 2 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 1 2 3 4 70

9 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 4 4 3 2 3 3 2 2 4 2 69

10 3 2 5 2 3 1 4 1 4 2 3 3 3 4 2 2 2 4 2 3 3 2 3 1 3 3 70

11 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 4 3 2 2 3 2 1 4 2 67

12 3 2 4 2 3 3 4 2 3 2 4 1 2 3 4 1 5 3 2 1 3 2 3 2 3 2 69

13 2 3 4 3 4 2 1 1 3 3 3 2 3 1 2 3 3 4 3 1 4 3 2 3 4 3 70

14 4 4 3 3 4 2 2 3 1 1 1 1 3 3 2 3 2 5 1 2 2 1 3 2 3 5 66

15 2 5 4 2 4 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 1 5 1 58

Jumlah 41 45 47 40 56 32 35 31 37 37 35 30 33 39 43 40 45 55 35 29 45 35 34 30 52 45 1026

Rata-rata 2.7 3 3.1 2.7 3.7 2.1 2.3 2.1 2.5 2.5 2.3 2 2.2 2.6 2.9 2.7 3 3.7 2.3 1.9 3 2.3 2.3 2 3.5 3 68.4

Penilaian Terhadap Item Pertanyaan

Series1, alam, 21.10

Series1, manusia, 13.11

Series1, kriminal, 6.46

Series1, politis, 14.81 Series1,

lingkungan, 13.73

Series1, keuangan,

11.58Series1,

perencanaan, 10.23

Series1, teknis, 8.98

Page 39: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

36

21,10 %. Hasil identifikasi risiko ini menunjukkan bahwa pada tahap pelaksanaan proyek

irigasi, risiko yang bersumber dari risiko alam memiliki risiko terbanyak. Ini disebabkan

karena pada tahap pelaksanaan faktor alam sangat berpengaruh terhadap kelancaran suatu

pekerjaan. Kendala yang sering dihadapi misalnya faktor cuaca, ketika cuaca hujan otomatis

para pekerja tidak akan bisa bekerja sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Apalagi ketika

setelah hujan arus air menjadi deras, tentunya hal ini akan sangat mengganggu kelancaran

dari pekerjaan itu sendiri. Selain itu waktu pelaksanaan pekerjaan yang berbarengann dengan

musim tanam petani juga berpengaruh, karena hal ini sering menimbulkan konflik antara

petani dan pelaksana di lapangan.

4.4 Penilaian Resiko

4.4.1 Distribusi Frekuensi dan Modus Jawaban

Responden Terhadap Frekuensi (Likelihood) Risiko

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa 5 responden memberikan penilaian berbeda pada

masing-masing risiko yang sudah teridentifikasi. Jawaban responden adalah mengenai

frekuensi kejadian terhadap masing-masing risiko, yaitu skala 1(sangat jarang terjadi), skala

2 (jarang terjadi), skala 3 (kadang-kadang terjadi), skala 4 (sering terjadi), dan skala 5 (sangat

sering terjadi).

4.4.2 Distribusi Frekuensi dan Modus Jawaban Responden Terhadap Konsekuensi

(Consequences) Risiko

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa 15 responden memberikan penilaian berbeda pada

masing-masing risiko yang sudah teridentifikasi. Jawaban responden adalah mengenai

dampak/konsekuensi kejadian terhadap masing-masing risiko, yaitu skala 1(sangat kecil),

skala 2 (kecil), skala 3 (sedang), skala 4 (besar), dan skala 5 (sangat besar).

Page 40: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

37

Dari hasil di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semua identifikasi risiko yang timbul

mempunyai dampak terhadap pelaksanaan proyek irigasi, dengan nilai skala konsekuensi

yang berbeda-beda.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Frekuensi Resiko

Sangat

SeringSering

Kadang-

KadangJarang

Sangat

Jarang

5 4 3 2 1

1Dampak cuaca (hujan) saat pembangunan konstruksi bangunan-

bangunan air2 9 4

2 Labilnya tanah pada lokasi pekerjaan 1 3 6 5

3 Kuatnya arus aliran sungai saat pelaksanaan pekerjaan 1 4 8 2

4Bentuk medan topografi yang berbukit bukit sehingga

memperlambat proses pengerjaan1 6 8

5kesulitan melaksanakan pekerjaan akibat musim tanam, dimana

air harus tetap mengalir di saluran saat konstruksi3 9 3

6Kesalahan pelaksana dalam membaca gambar rencana yang

menyebabkan terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek1 6 7 1

7Cuti pekerja dengan alasan yang tidak sesuai dengan aturan

menejemen2 4 8 1

8 Perselisihan antara tenaga kerja kontraktor 1 5 7 2

9Kurangnya penguasaan dokumen kontrak oleh karyawan

kontraktor atau konsultan1 2 3 6 3

10Adanya kehilangan material on site karena penempatan material

tidak pada tempat semestinya1 7 5 2

11 Perusakan terhadap properti proyek 2 4 6 3

12Adanya opini dari pejabat setempat mengenai pelaksanaan

proyek baik secara langsung saat sidak dan opini di media masa1 7 4 3

13Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan

keputusan yang mempengaruhi pelaksanaan proyek4 4 7

14Termaginalnya subak oleh keputusan pemerintah dalam

penentuan lokasi proyek3 4 7 1

15Terjadinya demonstrasi, pemogokan atau kerusuhan oleh

tenaga kerja kontraktor4 10 1

16Adanya polusi yang disebabkan oleh pelaksanaan proyek

termasuk kebisingan yang ditimbulkan4 7 4

17Hambatan berupa keluhan dan komplain oleh masyarakat akibat

terganggunya aktivitas mereka2 7 3 3

18Hambatan dalam pembebasan tanah akibat saluran atau

bangunan air mengenai tanah petani2 6 7

19Keterlambatan pembayaran oleh pemilik proyek kepada pihak

kontraktor1 5 7 2

20

Keterlambatan memberikan persetujuan kemajuan pekerjaan

oleh pihak-pihak yang terkait yang mengakibatkan terlambatnya

pembayaran termin oleh pihak owner

1 4 8 2

21 Biaya operasional tidak sesuai estimasi 1 2 8 4

22Perencanaan jadwal pelaksanaan yang terlalu optimis terutama

pada musim hujan6 8 1

23Kurang akuratnya estimasi biaya proyek secara keseluruhan

terhadap biaya pelaksanaan yang sesungguhnya1 4 8 2

NO

RESIKOIDENTIFIKASI RESIKO

Page 41: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

38

Tabel 4.6 Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Frekuensi Resiko (lanjutan)

Tabel 4.7 Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Konsekuensi Resiko

Sangat

SeringSering

Kadang-

KadangJarang

Sangat

Jarang

5 4 3 2 1

24 Metode pelaksanaan yang diusulkan kurang tepat 3 9 3

25Ketidaksesuaian gambar rencana ketika diterapkan di lapangan

(dimensi, posisi, level, kemiringan saluran dsb)6 7 2

26Sulitnya pengadaan material pada tempat yang akses masuknya

sedikit1 5 8 1

NO

RESIKOIDENTIFIKASI RESIKO

Sangat

BesarBesar Sedang Kecil

Sangat

Kecil

5 4 3 2 1

1Dampak cuaca (hujan) saat pembangunan konstruksi bangunan-

bangunan air2 7 6

2 Labilnya tanah pada lokasi pekerjaan 1 3 6 5

3 Kuatnya arus aliran sungai saat pelaksanaan pekerjaan 1 4 6 4

4Bentuk medan topografi yang berbukit bukit sehingga memperlambat

proses pengerjaan3 5 7

5kesulitan melaksanakan pekerjaan akibat musim tanam, dimana air

harus tetap mengalir di saluran saat konstruksi3 5 7

6Kesalahan pelaksana dalam membaca gambar rencana yang

menyebabkan terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek5 7 3

7Cuti pekerja dengan alasan yang tidak sesuai dengan aturan

menejemen2 4 6 3

8 Perselisihan antara tenaga kerja kontraktor 5 6 4

9Kurangnya penguasaan dokumen kontrak oleh karyawan kontraktor

atau konsultan1 2 3 6 3

10Adanya kehilangan material on site karena penempatan material tidak

pada tempat semestinya1 6 8

11 Perusakan terhadap properti proyek 2 4 6 3

12Adanya opini dari pejabat setempat mengenai pelaksanaan proyek

baik secara langsung saat sidak dan opini di media masa3 9 3

13Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan keputusan

yang mempengaruhi pelaksanaan proyek5 8 2

14Termaginalnya subak oleh keputusan pemerintah dalam penentuan

lokasi proyek3 4 7 1

15Terjadinya demonstrasi, pemogokan atau kerusuhan oleh tenaga kerja

kontraktor3 7 5

16Adanya polusi yang disebabkan oleh pelaksanaan proyek termasuk

kebisingan yang ditimbulkan1 2 4 7 1

17Hambatan berupa keluhan dan komplain oleh masyarakat akibat

terganggunya aktivitas mereka1 2 8 4

18Hambatan dalam pembebasan tanah akibat saluran atau bangunan air

mengenai tanah petani1 8 6

19Keterlambatan pembayaran oleh pemilik proyek kepada pihak

kontraktor1 5 7 2

20

Keterlambatan memberikan persetujuan kemajuan pekerjaan oleh

pihak-pihak yang terkait yang mengakibatkan terlambatnya

pembayaran termin oleh pihak owner

2 10 3

21 Biaya operasional tidak sesuai estimasi 1 2 8 4

22Perencanaan jadwal pelaksanaan yang terlalu optimis terutama pada

musim hujan6 8 1

23Kurang akuratnya estimasi biaya proyek secara keseluruhan terhadap

biaya pelaksanaan yang sesungguhnya4 9 2

24 Metode pelaksanaan yang diusulkan kurang tepat 3 9 3

25Ketidaksesuaian gambar rencana ketika diterapkan di lapangan

(dimensi, posisi, level, kemiringan saluran dsb)2 4 8 1

26Sulitnya pengadaan material pada tempat yang akses masuknya

sedikit1 3 7 3 1

NO

RESIKOIDENTIFIKASI RESIKO

Page 42: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

39

4.5. Penerimaan Resiko

Tabel 4.8 Penerimaan Resiko

NO IDENTIFIKASI RESIKO Nilai Frekuensi Nilai Konsekuensi Nilai Resiko Penerimaan Resiko

1Dampak cuaca (hujan) saat pembangunan konstruksi

bangunan-bangunan air3 3 9 Undesirable

2 Labilnya tanah pada lokasi pekerjaan 3 3 9 Undesirable

3 Kuatnya arus aliran sungai saat pelaksanaan pekerjaan 3 3 9 Undesirable

4Bentuk medan topografi yang berbukit bukit sehingga

memperlambat proses pengerjaan2 2 4 Acceptable

5kesulitan melaksanakan pekerjaan akibat musim tanam,

dimana air harus tetap mengalir di saluran saat konstruksi4 3 12 Undesirable

6Kesalahan pelaksana dalam membaca gambar rencana yang

menyebabkan terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek2 2 4 Acceptable

7Cuti pekerja dengan alasan yang tidak sesuai dengan aturan

menejemen2 2 4 Acceptable

8 Perselisihan antara tenaga kerja kontraktor 2 2 4 Acceptable

9Kurangnya penguasaan dokumen kontrak oleh karyawan

kontraktor atau konsultan2 2 4 Acceptable

10Adanya kehilangan material on site karena penempatan

material tidak pada tempat semestinya3 2 6 Undesirable

11 Perusakan terhadap properti proyek 2 2 4 Acceptable

12

Adanya opini dari pejabat setempat mengenai pelaksanaan

proyek baik secara langsung saat sidak dan opini di media

masa

3 2 6 Undesirable

13Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan

keputusan yang mempengaruhi pelaksanaan proyek3 2 6 Undesirable

14Termaginalnya subak oleh keputusan pemerintah dalam

penentuan lokasi proyek2 2 4 Acceptable

15Terjadinya demonstrasi, pemogokan atau kerusuhan oleh

tenaga kerja kontraktor2 3 6 Undesirable

16Adanya polusi yang disebabkan oleh pelaksanaan proyek

termasuk kebisingan yang ditimbulkan3 2 6 Undesirable

17Hambatan berupa keluhan dan komplain oleh masyarakat

akibat terganggunya aktivitas mereka4 3 12 Undesirable

18Hambatan dalam pembebasan tanah akibat saluran atau

bangunan air mengenai tanah petani3 4 12 Undesirable

19Keterlambatan pembayaran oleh pemilik proyek kepada pihak

kontraktor2 2 4 Acceptable

20

Keterlambatan memberikan persetujuan kemajuan pekerjaan

oleh pihak-pihak yang terkait yang mengakibatkan

terlambatnya pembayaran termin oleh pihak owner

3 2 6 Undesirable

21 Biaya operasional tidak sesuai estimasi 3 3 9 Undesirable

22Perencanaan jadwal pelaksanaan yang terlalu optimis

terutama pada musim hujan2 2 4 Acceptable

23Kurang akuratnya estimasi biaya proyek secara keseluruhan

terhadap biaya pelaksanaan yang sesungguhnya3 2 6 Undesirable

24 Metode pelaksanaan yang diusulkan kurang tepat 2 2 4 Acceptable

25Ketidaksesuaian gambar rencana ketika diterapkan di lapangan

(dimensi, posisi, level, kemiringan saluran dsb)3 3 9 Undesirable

26Sulitnya pengadaan material pada tempat yang akses

masuknya sedikit3 3 9 Undesirable

Page 43: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

40

Tabel 4.9 Distribusi Penerimaan Resiko

Gambar 4.2 Grafik Persentase Penerimaan Resiko

Seperti yang telah diuraikan pada Bab III, bahwa penilaian responden berdasarkan

data yang terdapat dalam kuesioner akan dianalisis menggunakan analisis statistik non

parametrik. Selanjutnya data-data dianalisis untuk mengetahui risiko yang dominan pada

pelaksanaan Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab. Klungkung berdasarkan

kecendrungan (likelihood) dan konsekuensi (consequences) risiko yang teridentifikasi

menurut penilaian responden.

Unacceptable Undesirable Acceptable Negligible

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH

1 ALAM 5 19.23 0 4 1 0

2 MANUSIA 4 15.38 0 0 4 0

3 KRIMINAL 2 7.69 0 1 1 0

4 POLITIS 4 15.38 0 3 1 0

5 LINGKUNGAN 3 11.54 0 3 0 0

6 KEUANGAN 3 11.54 0 2 1 0

7 PERENCANAAN 3 11.54 0 1 2 0

8 TEKNIS 2 7.69 0 2 0 0

JUMLAH 26 0 16 10 0

PROSENTASE 100.00 0 61.54 38.46 0.00

SUMBER RESIKONO

IDENTIFIKASI RESIKO

%JUMLAH

PENERIMAAN RESIKO (RISK ACCEPTABILITY )

Page 44: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

41

Berdasarkan Tabel 4.8 mengenai distribusi penerimaan resiko dari 8 sumber resiko

yang ada terdapat 26 sumber resiko yang dapat terjadi. Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa terdapat

risiko dengan kategori tidak dapat diterima (unacceptable) sebanyak 0 risiko (0 %),

sedangkan 16 risiko (61,54 %) termasuk dalam kategori tidak diharapkan (undesirable), 10

risiko (38,46%) termasuk dalam kategori dapat diterima (acceptable), dan 0 risiko (0 %)

yang termasuk dalam kategori risiko dapat diabaikan (negligible).

4.6 Risiko-Risiko Dominan (Major Risk)

Risiko-risiko yang termasuk kategori tidak diharapkan (undesirable) merupakan

risiko dominan (major risk) yaitu berjumlah 16 (61,54%) dalam pelaksanaan Rehabilitasi

Jaringan Irigasi Tukad Unda di Kabupaten Klungkung. Berdasarkan hal tersebut dapat

dikatakan bahwa dalam pelaksanaan paket Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tukad Unda di Kab.

Klungkung dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah direncanakan. Meskipun demikian

dalam pelaksanaan paket pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tukad Unda di Kab.

Klungkung tetap harus memperhitungkan semua resiko yang telah dikemukakan sebelumnya

mengingat resiko – resiko yang termasuk ke dalam katagori undesirable merupakan resiko

dominan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Page 45: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

42

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Risiko yang teridentifikasi dalam Rehabilitasi Daerah Irigasi Tukad Unda di Kab.

Klungkung sebanyak 26 risiko. Setelah dilakukan penilaian oleh 16 orang responden, terlihat

bahwa terdapat risiko dengan kategori tidak dapat diterima (unacceptable) sebanyak 0 risiko

(0 %), sedangkan 16 risiko (61,54 %) termasuk dalam kategori tidak diharapkan

(undesirable), 10 risiko (38,46%) termasuk dalam kategori dapat diterima (acceptable), dan

0 risiko (0 %) yang termasuk dalam kategori risiko dapat diabaikan (negligible).

Page 46: ANALISIS RISIKO REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TUKAD UNDA

43

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005. Laporan Akhir, Survey Detail Desain Jaringan Irigasi di Kabupaten

Klungkung, Bangli, dan Karangasem. Denpasar : Satker Sementara Irigasi Bali.

Anonim, 2008. Data Bali Membangun 2008, Program Pengembangan, Pengelolaan, Jaringan

Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan. Denpasar: Bappeda Provinsi Bali.

Anonim, 2009. Laporan Akhir Paket Pekerjaan Bali: 1-2, Unda Basin Irrigation

Improvement di Kabupaten Karangasem dan Klungkung: Satker Sementara

Irigasi Bali, Bagian Pelaksana Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air /PPSDA

Bali.

Astapa, I Ketut Payun. 2010. Analisis Risiko Pada Pelaksanaan Bali Irrigation Improvement

Project (Paket Pekerjaan: Bali 1-2, Unda Basin Irrigation Improvement Di

Kabupaten Karangasem Dan Klungkung).(Tesis). Denpasar :Universitas

Udayana.

Pitana, I Gede, I Gde Pitana (Ed). 1992. Subak Sistem Irigasi Tradisional di Bali, Sebuah

Canang Sari. Denpasar: Upada Sastra.

Vose, David. 1996. Risk Analysis. West Sussex : John Willey & Sons Ltd.

Windia, I Gde Pitana (Ed). 1992. Intervensi Pemerintah Terhadap Subak, Subak Sistem

Irigasi Tradisional di Bali, Sebuah Canang Sari. Denpasar: Upada Sastra.