rehabilitasi lingkungan

21
REHABILITASI LINGKUNGAN Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan- tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan. Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana tanpa harus merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara individu maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka sudah sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan. Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut. 1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul. 2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.

Upload: shining-timtam

Post on 25-Sep-2015

228 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Rehabilitasi Lingkungan

TRANSCRIPT

REHABILITASI LINGKUNGAN

Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan. Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana tanpa harus merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara individu maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka sudah sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan.

Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.

1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.

2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.

3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.

4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.

5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yangrentan terhadap erosi.

6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.

7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.

Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melaluiupaya-upaya sebagai berikut.

1. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai.

2. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata.

3. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.

4. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air.

5. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

6. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.

7. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan.

8. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.

Rehabilitasi Lingkungan

Rehabilitasi Lingkungan bertujuan untuk meminimalisir dampak lingkungan akibat penggunaan lahan dengan mengembalikan struktur tanah dan kesetabilan tanah sehingga mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman

Upaya Rehabilitasi Lahan tersebut :

- Akan mengurangi toksisitas dan kosentrasi logam berat

- Menetralisir tingkat pH tanah

- Meningkatkan infiltrasi air hujan kedalam tanah dan peningkatan daya jerat tanah terhadap air

- Meningkatkan keragaman dan jumlah microba fungsional

Persyaratan dan ketentuan harus dipenuhi oleh perusahaan klien sampai masa akhir pekerjaan sehingga maksud dan tujuan rehabilitasi lahan tersebut dapat tercapai

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Pengertian Rehabilitasilahan adalah suatu usaha memulihkan kembali, memperbaiki dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak supaya dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai lahan produksi, media pengatur tata air, ataupun sebagai unsur perlindungan alam dan lingkungannya.

Rehabilitasi hutan dan lahan atau RHL merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan dan lahan, yang dilokasikan pada kerangka daerah aliran sungai. Kegiatan Rehabilitasi ini menempati posisi untuk mengisi kekosongan ketika sistem perlindungan tidak dapat mengimbangi hasil sitem budidaya lahan dan hutan, sehingga terjadi deforestasi serta degredasi fungsi hutan dan lahan.

Definisi Rehabilitasi Hutan dan Lahan menurut UndangUndang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem keidupan tetap terjaga.

Rehabilitasi hutan dan lahan yang disosialisasikan sebagai program pemulihan lingkungan hidup yang telah rusak dan sudah menjadi lahan kritis. Kegiatan rehabilitasi hutan, di dalam kawasan hutan ini dikenal dengan sebutan reboisasi. Sedangkan pembangunan kebun kayu di lahan non hutan disebut penghijauan atau pembangunan hutan rakyat.

Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahandilaksanakan melalui kegiatan Penghijauan, Reboisasi, Pemeliharaan , Pengayaan tanaman, atau Penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis da tidak produktif.

Kegiatan reboisasi dan penghijauan pada umunya dilakukan pada tanah kritis dan areal bekas penebangan liar atau pembalakan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut membutuhkan bibit dalam jumlah besar dan berkualitas baik.Lahan kritisadalah lahan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai pengatur media pengatur tata air, unsur produksi pertanian, maupun unsur perlindungan alam dan lingkungannya.Lahan kritisjuga merupakan suatu lahan yang kondisi tanahnya telah mengalami proses kerusakan fisik, biologi atau kimia yang pada akhirnya bisa membahayakan fungsi hidrologi, produksi,orologi,pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi di sekelilingnya.

Rehabilitasi hutan dan lahan dapat diimplemntasikan pada semua kawasan hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional. Sistem RHL dicirikan oleh komponen sebagai berikut:1. komponen obyek rehabilitasi hutan dan lahan;2. komponen teknologi;3. komponen institusi.

Sistem RHL merupakan sistem yang terbuka, yang melibatkan para pihak yang berkepentingan dengan penggunaan hutan dan lahan. Dengan demikian pada prinsipnya Rehabilitasi Hutan dan Lahan, diselenggarakan atas inisiatif bersama semua pihak terkait. Ini berbeda dengan penyelenggaraan RHL, selalu melalui inisiatif pemerintah dan menjadi beban tanggungan pemerintah. Dengan kata lain, ke depannya RHL dilaksanakan oleh masyarakat dengan kekuatan utama dari masyarakat sendiri. Prinsip-prinsip penyelenggaraan RHL secara lebih deskriptif disajikan pada Pola Umum RHL

Rehabilitasi lahan merupakan suatu usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air, maupun sebagai unsur perlindungan alam dan lingkungannya (Wahono, 2002 : 3).

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem keidupan tetap terjaga. Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan diselengaarakan melalui kegiatan Reboisasi , Penghijauan , Pemeliharaan , Pengayan tanaman, atau Penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis da tidak produktif. Menurut Supriyanto (1996 : 1) Kegiatan reboisasi dan penghijauan pada umunya dilakukan pada tanah kritis dan areal bekas pembalakan. Kedua kegiatan tersebut memerlukan bibit dalam jumlah besar dan berkualitas baik.

MANAJEMEN PENGELOLAAN LH

Komisi PBB membentukWorld Commission on Environmental and Development (WCED), yang diketuai oleh Gro Harlem Brundtland, pada tahun 1983, dengan anggota terdiri dari berberapa negara, termasuk Indonesia (Prof. Dr. Emil Salim).

Hasil kerja dari WCED yang tercacat sampai saat ini dan digunakan sebagai tonggak dalam pengelolaan lingkungan adalahOur Common Future(Hari Depan Kita Bersama). WCED mendekati masalah lingkungan dan pembangunan dengan sudut pandang sebagai berikut:

Ketergantungan(Interdependency)

Masalah polusi, penggunaan bahan kimia, kerusakan sumber plasma nutfah, pertumbuhan kota, konservasi sumberdaya alam, tidak mengenal batas negara. Mengingat permasalahan saling tergantungan maka pendekatan harus dilakukan lintas sektor antar negara.

Berkelanjutan(sustainability)

Sumberdaya alam sebagai sumber bahan baku kegiatan industri, perdagangan, perikanan, energi, harus dipertimbangkan untuk generasi yang akan datang.

Pemerataan(Equity)

Desakan kemiskinan bisa mengakibatkan eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan, sehingga perlu dilakukan pengaturan untuk pemerataan.

Sekurity dan Risiko Lingkungan

Perlombaan senjata dan pembangunan tanpa memperhitungkan dampak negatif kepada lingkungan turut memperbesar resiko lingkungan. Segi ini perlu ditanggapi dalam pembangunan berwawasan lingkungan.

Pendidikan dan Komunikasi

Pendidikan dan Komunikasi berwawasan lingkungan dibutuhkan untuk ditingkatkan di berbagai tingkat pendidikan dan lapisan masyarakat.

Kerjasama Internasional

Pola kerjasama internasional dipengaruhi oleh pendekatan pengembangan sektoral. Pertimbangan lingkungan kurang diperhitungkan.

MenurutUndang-undang Nomor 23 Tahun 1997Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan kesepahaman bersama bahwa,

Setiap orangberhakatas lingkungan hidup yang baik dan sehat, dan bersamaan dengan ituberkewajibanmemelihara lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemarannya.

Beberapa Pendekatan yang telah dibuat untuk mengelola lingkungan Hidup diantaranya :

Sistem Manajemen Lingkungan(Environmental Management System)atauEMS

Adalah siklus berkelanjutan dari kegiatan perencanaan, implementasi, evaluasi dan peningkatan proses, yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga tujuan bisnis perusahaan/pemerintah dan tujuan lingkungan bisa padu dan bersinergi.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(Environmental Impact Assessment)atauAMDAL

Adalah sebuah proses perencanaan yang digunakan untuk menghitung, memprediksi dan menganalisis dampak nyata dari sebuah proposal (rencana pembangungan) terhadap lingkungan serta untuk menyediakan informasi yang bisa digunakan dalam proses pengambilan keputusan apakah proposal tersebut akan disetujui atau tidak.

Dalam Era Otonomi daerah pemanfaatan Lingkungan Hidup terkadang terjadi arogansi eksplorasi secara berlebihan demi kepentingan finansial (PAD), tanpa mempertimbangkan dampak yang bisa ditimbulkan.

Langkah sinergis yang seharusnya dikedepankan antara lain :

1.Visi dan Orientasi yang menghargai keterbatasan daya dukung lingkungan (pro nature).visi yang demikian diharapkan mampu memadukan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

2.Daya kritis dan partisipasi masyarakat, salah satu pendorong penataan lingkungan(environmental complience)adalah adanya tekanan masyarakat, juga merupakan kontrol terhadap kebijakan pemerintah.

Oleh karenanya daya kritis dan peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam proses penyusunan kebijakan dan implementasi, baik secara langsung melalui organisasi kemasyarakatan maupun lembaga perwakilan rakyat.

Save Our Nature

Jika semua pihak telah memahami dan merasa diikut sertakan dalam proses pengambilan keputusan, maka perasaan memiliki akan lebih dalam sehingga upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup menjadi kebiasaan perilaku sehari-hari.

Peraturan perundang-undangan dan sistem hukum sebagai fungsi kontrol dan pengawasan harus juga ditegakkan secara tegas sesuai asas kesetaraan tanpa adanya perbedaan kepentingan ataupun kedudukan, sehingga supremasi hukum menjadi tolok ukur rasa keadilan dan menghilangkananomiedalam masyarakat.

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

PENGERTIAN

Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bagian integral dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang terdiri dari satu set pengaturan-pengaturan secara sistematis yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, serta sumberdaya dalam upaya mewujudkan kebijakan lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan.

Sistemmanajemen lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan performasi lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan dan peningkatan performasi lingkungan dari konsumen, serta untuk memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup dari Pemerintah.

KRITERIA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Agar dapat dilaksanakan secara efektif, sistem manajemen lingkungan harus mencakup beberapa unsur utama sebagai berikut :Kebijakan Lingkungan : pernyataan tentang maksud kegiatan manajemenlingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya.

Perencanaan : mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan peraturan lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan program pengelolaan lingkungan.

Implementasi : mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, training, komunikasi, dokumentasi, kontrol dan tanggap darurat.

Pemeriksaan reguler dan Tindakan perbaikan : mencakup pemantauan, pengukuran dan audit.

Kajian manajemen : kajian tentang kesesuaian daan efektivitas sistem untuk mencapai tujuan dan perubahan yang terjadi diluar organisasi (Bratasida, 1996).

TUJUAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

a. Meningkatkan kondisi kerja yang produktif

b. Mengintegrasikan pengelolaan bisnis dan lingkungan

c. Mengurangi dampak kerusakan lingkungan

KEUNTUNGAN SISTEM MANAGEMEN LINGKUNGAN

Keuntungan potensial dari Sistem Manajemen Lingkungan yang efektif meliputi:

a. Memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat

b. Meningkatkan kinerja lingkungan

c. Mengurangi kerugian

d. Memiliki keuntungan yang kompetitif

e. Mengurangi biaya pengolahan limbah

f. Mengurangi kecelakaan

g. Meningkatkan kepercayaan konsumen

h. Meningkatkan image publik dan pasar

i. Meningkatkan pengelolaan pengeluaran

j. Konservasi energi dan material

k. Meningkatkan hubungan antara industri dengan pemerintahan.

Sebuah Sistem Manajemen Lingkungan yang efektif diharap tidak hanya fokus terhadap permasalahan yang terjadi, namun juga fokus terhadap penyebab permasalahan. Sistem identifikasi dan perbaikan kekurangan sistem yang terdahulu dapat menghasilkan kinerja lingkungan dan kesempatan bisnis yang lebih baik. Sebagian besar model Sistem Manajemen Lingkungan terdiri dari

Plan-Do-Check-Act atau perencanaan-pengimplementasian-pemeri ksaan-perbaikan.

PLAN-DO-CHEHK-ACT

-Plan: Proses pembuatan tujuan dan program yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebijakan lingkungan organisasi.

-Do: Proses pelaksanaan program dan sistem yang telah direncanakan.

-Check : Proses pemantauan dan pengukuran proses terhadap kebijakan lingkungan, sasaran, peraturan perundangan dan juga pelaporan hasilnya.

-Act : Proses pengambilan tindakan untuk memperbaiki secara berkesinambungan kinerja sistem pengelolaan lingkungan.

manajemen lingkungan

Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kebutuhan manusia juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh keingintahuan manusia yang semakin maju. Oleh karena itu ilmu pengetahuan pun semakin hari semakin dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.

Hal ini menyebabkan manusia bertindak semaunya meskipun sudah ada peraturan-peraturan atau hukum yang disahkan oleh pemerintah dalam pengendalian proses produksi kebutuhan manusia terutama kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hal ini akan menyebabkan SDA semakin lama semakin berkurang jika tidak ada pengendaliannya dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu, sebagai pemerintah yang bijak harus mengoptimalkan peraturan mengenai lingkungan yang biasa disebut dengan manajemen lingkungan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen (termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998). Pengertian lainnya yaituManajemen Lingkungan adalah suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan ke dalam proses-proses bisnis yang ada untuk mengenal, mengukur, mengelola dan mengontrol dampak-dampak lingkungan secara efektif, dan oleh karenanya merupakan risiko-risiko lingkungan.

Untuk lebih memperjelas mengenai manajemen lingkungan, sebaiknya pembaca memahami isi dalam makalah ini agar lebih memudahakn para pembaca dalam menangani masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia pada umumnya dan yang terjadi di lingkungan sehari-hari.

A.Pengertian

Untuk menjelaskan definisi manajemen lingkungan, kita lihat definisi manajemen secara umum sebagai berikut :

Manajemen menurut pengertian Stoner & Wankel (1986) adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.Sedangkan menurut Terry (1982) manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dan banyak definisi lain, namun pada intinya manajemen adalah sekumpulan aktifitas yang disengaja (merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan) yang terkait dengan tujuan tertentu. Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subyek manusia yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal yang terkait dengan: tanah, udara, air, sumberdaya alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik sentral isu lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa diartikansekumpulan aktifitas merencanakan,mengorganisasikan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapaitujuan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen (termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998). Pengertian lainnya yaituManajemen Lingkungan adalah suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan ke dalam proses-proses bisnis yang ada untuk mengenal, mengukur, mengelola dan mengontrol dampak-dampak lingkungan secara efektif, dan oleh karenanya merupakan risiko-risiko lingkungan. Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki standar tertentu dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat diulang disebut dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).

Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS) adalah'that part of the overall management system which includes organizational structure planning, activities, responsibilities, practices, procedures, processes, and resources for developing, implementing, achieving, reviewing, and maintaining the environmental policy'.

Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen kunci yaitu pernyataan kebijakan lingkungan dan merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan yang lebih luas. Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi manajemen lingkungan dalam 2 macam yaitu:

lingkungan internalyaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas produksi. Yaitu yang termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang diterima oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD, asuransi pegawai, dll.

lingkungan eksternalyaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi. Yaitu segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang mewakilinya (Pemerintah, pelanggan, investor/pemilik). Aktifitas yang terkait yaitu komunikasi dan hubungan dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan limbah ke saluran umum, perhatian pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.

Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini adalah yang dicakup dalam sistem manajemen lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan lingkungan internal dan eksternal. Elemen pokok manajemen lingkungan sesuai dengan definisi diatas terkait denganaspek lingkungandandampak lingkungan.

B.Kebijakan-Kebijakan Mengenai Manajemen Lingkungan Di Dunia

Wawasan pengetahuan terhadap lingkungan memberikan polarisasi dalam cara pandang di negara-negara maju dan di negara-negara berkembang. Cara pandang ini menjadi berbed, dipengaruhi oleh tingkat kemajuan teknologi, kesejahteraan, keamanan, dan kepedulian masing-masing negara tersebut.

Pada negara maju, kerusakan lingkungan dipandang sebagai ancaman terhadap kehidupan. Sebaliknya, pada negara berkembangyang masih bergulat dengan pemenuhan kebutuhan dasar hidup, kepedulian terhadap lingkungan masih rendah dan mereka belum mempunyai sistem penanganan lingkungan yang memadai.

Beberapa kerusakan lingkungan mencuat ke permukaan disebabkan kelalaian manusia, penguasaan pengetahuan tentatang lingkungan yang rendah, serta bencana alam.

Dalam kaitannya dengan lingkungan, biasanya suatu negara telah mempunyai sistem pencegahan dan penanganan kerusakan lingkungan dengan membuat aturan hukum yang mengikat untuk proyek yang akan dilaksanakan. Beberapa kebijakan yang telah dibuat dapat dijelaskan sebagai berikut ( Kementrian Lingkungan Hidup, 2005 ):

1.Amerika Serikat memberlakukan undang-undang mengenai penyertaan laporan Analisis Dampak Lingkungan untuk proyek-proyek besar berlaku 1 Januari 1969, yaituNational Environtmental Policy Act ( NEPA ),yang merupakan reaksi atas kerusakan lingkungan akibat pencemaran pestisida, limbah industri, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langkah.

2.Indonesia memberlakukan undang-undang No. 4 Tahun 182 tetang Ketentuan-Ketentuan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pelaksanaannya diatur Peraturan pemerintah No. 29 Tahun 1986 yang berlaku 5 Juni 1987.

3.Tahun 1994 diterbitkan keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup, yaitu KEP-12/MENLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UKL ) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ). Kemudian terbit lagi Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dilanjutkan dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tetang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ). Jenis rencana usaha dan kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL diputuskan oleh Mntri Lingkungan Hidup pada PP No. 17 Tahun 2001.

4.Masyarakat dunia telah memikirkan secara bersamaan mengenai isu kerusakan lingkungan hidup pada Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT ) Manusia dan Lingkungan di Stockholm tahun 1972. Pada tahun 1992 di Rio de Janeiro dilakukan KTT Bumi yang berisi tentang lingkungan dan pembangunan, dimana kerusakan lingkungan disebabkan pembangunan yang tidak berkelanjutan. Kemudian pada tahun 2002 dilakukan KTT Pembangunan Berkelanjutan [World Summit on Sustainable Dvelopment( WSSD ) ] di Johannesburg yang menghasilkan Agenda 21, yang kemudian menghasilkan kesepakatan rencana tindak kegiatan yang disepakati dunia untuk memecahkan masalah lingkungan dan pembanguna dengan fokusnya yaitu air, energi, kesehatan, pertanian, dan keanekaragaman hayati harus peduli terhadap lingkungannya.

C.Rencana Kerja Pemerintah Indonesia Mengenai Manajemen Lingkungan ( RKP, 2005 )

Indonesia yang mempunyai potensi SDA yang besar sebagai penghasil devisa negara, mempunyai banyak masalah dalam hal lingkungan hidup sebagai akibat dari eksplorasi SDA yang tidak terencana dengan baik. Dikaitkan dengan KTT Pembangunan Berkelanjutan 2002, sangat relevan bila Indonesia harus memiliki agenda pembangunan khususnya SDA dan Lingkungan Hidup. Hal ini telah tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah ( RKP 2005 ), yang isinya sebagai berikut :

1.Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Sasaran yang hendak dicapai adalah terlindungnya kawasan konversi dan kawasan lindung dari kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak terkendali dan eksploatif. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, antara lain : pengkajian kembali kebijakan konversi dan perlindungan SDA, pengembangan insentif, pemanfaatan jasa lingkungan, penanggulangan konversi lahan pertanian produktif, pengakuan hak adat dan ulayat serta pengenmbangan masyarakat setempat, pengembangan kemitraan, penegakan hukum, pengembangan kawasan konversi laut, dan suaka perikanan.

2.Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

Sasaran yang akan dicapai adalah berkurangnya laju kerusakan SDA dan pemulihan kondisi sumber daya hutan, lahan, laut dan pesisir, perairan tawar serta sumber daya mineral agar optimal dalam fungsinya sebagai faktor produksi maupun penyeimbang lingkungan. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan antara lain evaluasi dan perencanaan DAS, reboisasi dan penghijauan , pembanguna hutan tanam industri, rehabilitasiekosistem,restockingsumber daya perikanan, rehabilitasi areal bekas tambang terbuka.

3.Program Pengembangan Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup

Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatkan pengelolaan SDA dan lingkungan hidup melalui tata kelola yang baik berdasarkan prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, antara lain s: Pengembangan kapasitas institusi dan aparatur, penguatan kapasitas kelembagaan pusat dan aerah, pengembangan tata nilai sosial berwawasan lingkungan, penetapan standar pelayanan minimal bidang lingkungan, pengembangan produksi bersih lingkungan dan pelaksanaan perjanjian internasional yang telah disepakati.

4.Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Sasaran yang akan dicapai adalah menurunkan tingkat pencemaran lingkungan dan menuju terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, antara lain : Penyusunan kebijakan di bidang pengendalian lingkungan, penetapan indeks baku mutu lingkungan dan limbah, pengendalian pencemaran lingkungan, pengembangan teknologi berwawasan lingkungan dan pengembangan sistem penilain kinerja lingkungan.

5.Program Peningkatan Kualitas, Akses Informasi SDA dan Lingkunganara, dan mudah

Sasaran yang akan dicapai adalah tersedianya data dan informasi yan lengkap, akudiakses oleh pelaku kepentingan dan masyarakat luas. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, antara lain : Penysusnan data dasar potensi dan daya dukung kawasan ekosistem, penyusunan statistik bidang lingkungan hidup baik tingkat nasional maupun daerah, pengembangan sistem jaringan laboratorium nasional bidang lingkungan, pengembangan SDA, penerapan PDB Hijau.

Dari beberapa kebijakan tersebut, dapat dipastikan bahwa isu lingkungan menjadi menarik perhatian seluruh dunia karena timbulnya dampak akibat kegiatan yang dilakukan manusia yang biasanya dalam bentuk tak terorganisasi, seperti proyek-proyek kecil dan besar dengan tingkat kerusakan cukup besar.

Dalam perkembangan selanjutnya dilakukan usaha-usaha mengelola dan menata lingkungan akibat dari dampak kegiatan berupa proyek pembangunan. Gerakan manajemen lingkungan dan penetapan standarnya dimulai pada awal tahun 1990 dengan kerja sama Internasional Standar Organizatio ( ISO ) sera badan standar dari beberapa negara dengan membentuk Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 pada tahun 1996. Sistem ini bertujuan memberi cara kepada pelanggan/perusahaan dalam penerapan dan penyempurnaan sistem manajemen lingkungan sera membantu meningkatkan sistem manajemen lingkungan dalam memenuhi kinerjanya. Struktur isinya berupa tindakan perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan dan tindakan koreksi serta standar panduan terpisah.

Isi sistem manajemen ISO 14001 mencakup beberapa unsur ter-integrasi dengan ISO 9000 untuk manajemen mutu. Ruang ISO 14001 mempunyai elemen-elemen kunci di dalamnya terdapat sub-sub elemen, terdiri atas :Umum, Kebijakan Lingkungan, Perencanaan, Penerapan dan Operasi, Pemeriksaan danTindakan Koreksi.

D.Pengendalian Manajemen Lingkungan

Pengendalian lingkungan adalah fase terakhir dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemeriksaan sistem manajemen lingkungan. Hal pertama yang dilakukan dalam pengendalian adalah melakukan pengendalian terhadap dokumen sehingga perusahaan dapat menyusun dan memelihara dokumen, memenuhi persyaratan elemen-elemen yang memadai dalam menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan. Pengendalian dokumen mempunyai sasaran sebagai berikut:

Menjamin bahwa dokumen yang diterbitkan telah diperiksakebenarann materinya dan disahkan olehpetugas yang berwenang

Distribusi dokumen hanya kepada yang berwenang

Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh yang berwenang

Setelah dilakukan identifikasi terhadap aspek lingkungan, selanjutnya adalah melakukan analisis dengan cara menilai dampak lingkungan yang terkait. Beberapa aspek lingkungan yang memengaruhi adalah sebagai berikut:

Dampak pada pencemaran, terdiri atas: Air, udara, Radiasi,Kontakminasi tanah,Produksi Limbah

Dampak pada ekologi terdiri atas : Tumbuhan dan binatang, keanekaragaman hayati, habitat, Alam.

Dampak pada sumber Daya Alam terdiri atas: Tanah pertanian, sumber daya hutan, kesedian air tanah, mineral dan tambang, sumber daya laut, sumber daya energi, kehidupan satwa liar, kehidupan hutan tropis,Kehidupan tumbuhan langka.

E.Audit Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management System)

Dalam ISO 14001, organisasi perusahaan diwajibkan melakukan audit agar sistem manajemen lingkungan yang direncanakan dapat dilaksanakan, diperiksa dan dilakukan tindakan koreksi bila terjadi penyimpangan. Jadwal waktu program audit dilakukan atas dasar pentingnya aspek-aspek lingkungan yang terdokumentasi dalam penilaian. Perencanaan yang termasuk dalam program sistem manajemen lingkungan dapat dievaluasi dengan kegiatan-kegiatan terkait dan dengan hasil audit sebelumnya. Prosedur audit meliputi : Lingkup Audit, Metodologi, Penanggung Jawab, Persyaratan Pelaksanaan Pelaporan, dan Dokumentasi.

EMS adalah siklus berkelanjutan dari kegiatan perencanaan, implementasi, evaluasi dan peningkatan proses, yang diorganisasi sedemikian sehingga tujuan bisnis perusahaan/pemerintah dan tujuan lingkungan padu dan bersinergi.

EMS yang efektif, dibangun pada konsep TQM (Total Quality Management), misalnya pada ISO 9000. Untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan, organisasi tidak hanya tahu apa yang terjadi, tetapi juga harus tahu mengapa terjadi.

Manfaat EMS

1. Meningkatkan kinerja lingkungan.

2. Mengurangi/menghilangkan keluhan masyarakat terhadap dampak lingkungan.

3. Mencegah polusi dan melindungi sumber daya alam.

4. Mengurangi resiko.

5. Menarik pelanggan dan pasar baru (yang mensyaratkan EMS).

6. Menaikkan efisiensi/mengurangi biaya.

7. Meningkatkan moral karyawan.

8. Meningkatkan kesan baik di masyarakat, pemerintah dan investor.

9. Meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian karyawan terhadap lingkungan.

F.Rusaknya Manajemen Lingkungan di Indonesia

Rusaknya manajemen lingkungan kita! Itulah kalimat yang terlintas dalam benak saya. Tampaknya kita sepele mendengar, dan melihat kata, seperti kata lingkungan. Namun di balik kata lingkungan itu, mengandung sejuta makna yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan dan keberlangsungan hidup umat manusia. Segala sesuatunya sangat erat kaitannya dengan lingkungan..

Bahkan menurut Bloom, derajat kesehatan terdiri dari empat faktor yakni lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Jadi semua tindak dan tanduk manusia berawal dari lingkungan.

Dewasa ini, beberapa media menayangkan banjir yang ada di Kota Jakarta, Semarang dan tragedi yang tidak diinginkan yang terjadi di Situ Gintung, di wilayah Tangerang, Banten. Betapa sedihnya melihat saudara kita yang terkena musibah ini.Mereka yang ditanyai komentar, hanya menjawab dan meminta pertanggungjawaban pemerintah. Seolaholah pemerintah yang harus menjaga kebersihan dan harus memadai dan membenahi lingkungan mereka. Dari segi bantuan, baiklah pemerintah yang harus menolong dan memberi subsidi kepada rakyat yang terkena musibah. Namun di Situ Gintung, beberapa warga mengaku sudah melaporkan kejadian ini kepada pemerintah daerah mengenai Tanggul yang mereka minta segera diperbaiki. Tetapi lagi-lagi kesiapan pejabat berwenang kurang sigap dalam menanggapi keluhan warga dan tidak dapat merealisasikannya. Lagi dan lagi rakyat selalu kena tipu dengan muslihat pejabat yang seyogianya dipilih oleh rakyat.

Seperti sekarang ini, banyaknya janjijanji partai politik yang membawakan thema perubahan untuk rakyat. Setelah kejadian di Situ Gintung banyaknya partai politik yang menawarkan bantuan untuk rakyat. Semoga saja pesta demokrasi nanti, rakyat harus paham dengan siapa yang dipilihnya.

Kalau kita sadari lingkungan harus erat kaitannya dengan individu itu sendiri karena, merekalah yang harus menjaga dan melestarikannya, supaya kesehatan lingkungan menjadi optimal.

Klasifikasi Pencemaran Lingkungan

Dengan musibah banjir yang dirasakan saudara kita yang ada di Jakarta dan di Semarang, merupakan hasil dari pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan sendiri terbagi menjadi beberapa klasifikasi. Antara lain pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Dengan keadaan pencemaran lingkungan ini, maka kualitas yang ada di lingkungan kita menjadi menurun. Sejatinya pencemaran lingkungan ini akan mempercepat kita untuk mengakhiri hidup kita di bumi ini, dan dapat membunuh kehidupan anak dan cucu kita nantinya.

Pencemaran Udara

Sebelum kita memulai tahapan pencemaran lingkungan yang terklasifikasi, yang pertama pencemaran udara. Pencemaran udara sering dari kita mungkin sudah dan atau sering terpapar dengan gas pencemar udara yang mungkin ada di sekitar tempat tinggal kita, dan pengalaman ini mungkin sudah pernah atau sering kita jumpai di lingkungan kita sendiri.

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zatzat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Gasgas pencemar udara utama adalah karbon monoksida (CO), karbon diosida (CO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), sulfur monoksida (SO), sulfur dioksida (SO2).

Pencemaran udara yang dihasilkan melalui kegiatan manusia adalah transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran (perapian, kompor, furnace, insenerator dengan berbagai jenis bahan bakar), gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC= Clour Flour Carbon).

Pencemaran Air

Setelah pencemaran udara, kita juga dapat menjumpai pencemaran air yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Dan pencemaran air sangat sering tejadi di lingkungan kita sendiri, bahkan kita mengabaikan kesehatan kualitas air yang ada di lingkungan kita. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan, air tanah akibat aktivitas dan ulah manusia.

Pencemaran air sering di jumpai di wilayah industri yang membuang limbahnya dengan berbagai macam polutan seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Contoh dari pencemaran air, pada air comberan dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak buruk pada seluruh ekosistem yang ada di air.

Pencemaran Tanah

Yang terakhir mengenai pencemaran tanah. Pencemaran tanah merupakan keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah ini merupakan hasil kegiatan manusia yang mencemari tanah yakni dari tempat penimbunan sampah, serta limbah industri yang dibuang langsung ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011 : Rusaknya Manajemen Lingkungan Kita ;http://www.medanbisnisonline.com/2009/04/06/rusaknya-manajemen-lingkungan-kita/( diakses pada tanggal 10 April 2012 )

Anonim, 2012 : Manajemen Lingkunganhttp://www.civitas_mercubuana.blogspot.com/2011/05/11/manajemen-lingkungan/(diakses pada tanggal 10 april 2012 )

Husen, Abrar, 2011 : Manajemen Proyek; Penerbit ANDI; Yogyakarta

T. Purwanto, Andie, 2012 :Manajemen Lingkungan: Dulu, Sekarang, dan Masa Depan ;www.andietri.tripod.com( diakses pada tanggal 10 April 2012 )