analisis rantai pasokan rajungan studi kasus pt … · 4.4 logo perusahaan ... nomor teks halaman ....

87
ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT WINDIKA UTAMA SEMARANG, JAWA TENGAH INDRI WIDHIASTUTI C34050897 DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Upload: doanbao

Post on 18-Mar-2019

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN

STUDI KASUS PT WINDIKA UTAMA

SEMARANG, JAWA TENGAH

INDRI WIDHIASTUTI

C34050897

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 2: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

RINGKASAN

INDRI WIDHIASTUTI. C34050897. Analisis Rantai Pasokan Rajungan

Studi Kasus PT Windika Utama Semarang, Jawa Tengah. Dibimbing oleh

ANNA C. ERUNGAN dan BUSTAMI IBRAHIM.

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas perairan yang

ketersediaannya masih sangat tergantung pada hasil tangkapan di alam. Dalam

suatu industri, kontinuitas ketersediaan bahan baku dan kualitas produk sangat

penting untuk keberlangsungan produksi, oleh karena itu industri yang bergerak di

bidang rajungan perlu mempertimbangkan dengan cermat mengenai ketersediaan

bahan baku serta kualitas daging rajungan agar proses produksi dapat berjalan

dengan lancar.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September

2009, bertempat di PT. Windika Utama, Semarang-Jawa Tengah, miniplant yang

menjadi mitra kerja dari PT Windika Utama seperti Mangkang, Rembang, Tuban,

dan Surabaya. Proses pengumpulan data primer dengan wawancara, observasi dan

kuisioner, sedangkan data sekunder dengan pengumpulan informasi perusahaan

dan studi literatur. Analisis anggota rantai pasokan dan pengendalian mutu dengan

analisis deskriptif sedangkan penentuan pasokan daging rajungan dianalisis

dengan program linier dan bantuan perhitungan program Solver.

Rantai pasokan rajungan pada studi kasus PT Windika Utama memiliki

anggota primer yaitu nelayan, bakul, pemilik miniplant dan perusahaan. Pemilik

miniplant yang memasok daging rajungan ke PT Windika Utama berasal dari

berbagai wilayah seperti Semarang, Rembang, Tuban, Surabaya, Bayuwangi,

Madura, dan Sumbawa. Dalam pengawasan mutu, nelayan dan bakul cenderung

kurang memperhatikan penanganan hasil tangkapan. Mutu daging rajungan dari

miniplant selalu disesuaikan dengan standar perusahaan. Pengawasan mutu yang

dilakukan perusahaan terhadap miniplant dengan penempatan manajer area.

Pengawasan mutu di tingkat perusahaan selalu menjadi prioritas dalam

melaksanakan proses produksi. Oleh karena itu, pada tiap tahapan proses produksi

selalu dilakukan pengujian mutu produk sesuai persyaratan mutu yang berlaku.

Pada penelitian ini terdapat 10 saluran pemasaran daging rajungan, dari

hasil perhitungan margin pemasaran, saluran pemasaran yang paling efisien

adalah saluran 4 (Nelayan Tuban – Miniplant Tuban – Perusahaan) dengan biaya

fungsional sebesar Rp 2.250,-. Sedangkan dari hasil perhitungan efisiensi biaya

transportasi, diketahui bahwa kebutuhan minimal produksi perusahaan diperoleh

dengan biaya transportasi minimal jika pasokan daging rajungan per hari

diperoleh dari miniplant Semarang 100 kg, miniplant Rembang 90 kg, miniplant

Tuban 50 kg, miniplant Surabaya 25 kg, miniplant Banyuwangi 85 kg dan

miniplant Madura 150 kg. Dengan jumlah pasokan daging dari miniplant, maka

jumlah daging dari pool Rembang berjumlah 140 kg sedangkan jumlah daging

dari pool Surabaya berjumlah 260 kg. Dengan alokasi pasokan seperti di atas

maka perusahaan dapat memenuhi minimal produksi dengan biaya transportasi

yang dikeluarkan adalah senilai Rp 1.867.500,-.

Page 3: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN

STUDI KASUS PT WINDIKA UTAMA

SEMARANG, JAWA TENGAH

INDRI WIDHIASTUTI

C34050897

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 4: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Judul Skripsi : ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI

KASUS PT WINDIKA UTAMA SEMARANG, JAWA

TENGAH

Nama : Indri Widhiastuti

NIM : C34050897

Menyetujui,

Tanggal Lulus : ...............................................

Pembimbing I,

(Ir.Anna C Erungan,MS)

NIP : 19620708 198603 2 001

Pembimbing II,

(Dr.Ir.Bustami Ibrahim,M.Sc.)

NIP : 19611101 198703 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen,

(Dr.Ir.Ruddy Suwandi,M.S,M.Phil)

NIP : 19580511 198503 1 002

Page 5: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Rantai Pasokan

Rajungan Studi Kasus PT Windika Utama Semarang, Jawa Tengah” adalah

benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan

belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Februari 2010

Indri Widhiastuti

C34050897

Page 6: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat

rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul ”Analisis Rantai Pasokan Rajungan Studi Kasus PT Windika Utama

Semarang, Jawa Tengah” ini dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada :

1. Ir. Anna C. Erungan, MS selaku dosen pembimbing I, atas segala

masukan, bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis

sejak persiapan penelitian hingga selesainya skripsi ini.

2. Dr. Ir. Bustami Ibrahim, M.Sc selaku dosen pembimbing II dan

Pembimbing Akademik atas segala masukan, bimbingan dan

pengarahan yang telah diberikan kepada penulis sejak persiapan

penelitian hingga selesainya skripsi ini.

3. Ir. Dadi R. Sukarsa dan Bambang Riyanto, S.Pi, M.Si selaku dosen

penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun

bagi penulis.

4. Dr. Ir. Agoes M Jacoeb, Dipl. Biol selaku komisi pendidikan

departemen Teknologi Hasil Perairan yang telah banyak membantu

penulis dalam kelancaran akademik.

5. Bapak Yulianto Widodo selaku Factory Manajer yang telah

memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama

melakukan penelitian di PT Windika Utama.

6. Bapak M. Yusuf selaku manajer produksi sekaligus pembimbing

lapang penulis. Terimakasih pak, atas semua bantuan dan waktu yang

diberikan kepada penulis.

7. Bapak Kuncoro Hariadi selaku Manajer Purchasing, atas segala

bantuan, penjelasan dan pengarahan selama penulis melakukan

penelitian di PT Windika Utama.

8. Bapak Herry Prasetya selaku Manajer General Affair, Bapak Andori

selaku kepala kendaraan, Bapak Lukas dan Bapak Jamzuri atas

Page 7: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

penjelasan dan bantuan selama penulis melakukan penelitian alur

transportasi penjemputan daging rajungan di PT Windika Utama.

9. Ibu, Papa dan Andri untuk semua do’a, kasih sayang, kesabaran,

dukungan dan semangat yang tiada henti diberikan kepada penulis.

10. Malia Apriani, S.Si atas semua bantuan, kisah dan kenangan selama

penulis menuntut ilmu di IPB.

11. “all d member of THP 42” makasih buat semua bantuan, pengetahuan,

informasi, semangat, dorongan, dan cerita yang telah dibagi kepada

penulis. ”I luv you all guys!!!”

12. Stefanus Senoadi, S.Pi., Adnan Sharif, S.Pi., Steven Syahrinaldi, Deva

Chandra Fibrian, Vica Adriana, Fifi Gus Dwiyanti, S.hut dan Lia

Honata, S.Pi atas semua masukan dan bantuan yang telah diberikan

selama penulis menyelesaikan pembuatan skripsi.

13. Rekan-rekan BEM-C Jangkar Samudera, BEM-C Biru Pembaharu dan

BEM KM IPB Gemilang atas do’a motivasi dan kebersamaannya.

14. Civitas THP 40, 41, 43, 44 terutama Ka Dika (makasih motivasinya),

Ka Afid, Ka Dani, Ka Yogi (atas pembelajaran dan bantuannya).

15. Om Joko, Bulek titik, Pras dan Om Pur yang telah bersedia menerima

penulis di kediamannya selama penulis melaksanakan penelitian.

16. Semua pihak yang telah membantu penulis

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, Februari 2010

Penulis

Page 8: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surakarta pada tanggal 16 Mei

1987 dari pasangan Dwi Sudjud Suryanto dan Widiyati Etty

Yunarsi, penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai

dari TK Islam Darul Hikmah (1993), selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri 01 Pagi Kalibata (1999), SLTP

Negeri 41 Ragunan Jakarta (2002) kemudian melanjutkan ke pendidikan

menengah atas yang ditempuh di SMU Negeri 55 Jakarta dan lulus pada tahun

2005.

Pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui jalur SPMB dan

pada tahun kedua kuliah, penulis diterima di Departemen Teknologi Hasil

Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selama

kuliah, penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan IPB periode 2006-2007 dan 2007-2008, Badan Eksekutif Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa IPB periode 2009, Fisheries Processing Club periode 2008,

asisten mata kuliah Teknologi Pengolahan Hasil Perairan periode 2009 dan asisten

mata kuliah Avertebrata Air periode 2007 dan 2008.

Sebagai salah satu syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Perikanan,

penulis menyusun Skripsi dengan judul ”Analisis Rantai Pasokan Rajungan

(Portunus pelagicus) studi kasus PT Windika Utama Semarang, Jawa Tengah”.

Page 9: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iii

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Tujuan ............................................................................................. 2

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rajungan ......................................................................................... 3

2.1.1 Deskripsi dan Klasifikasi Rajungan ......................................... 3

2.1.2 Kemunduran mutu rajungan .................................................... 4

2.1.3 Persyaratan mutu rajungan ...................................................... 5

2.2 Proses Pengalengan Rajungan.......................................................... 6

2.2.1 Daging rajungan...................................................................... 9

2.2.2 Bahan Baku Penunjang .......................................................... 11

2.3 Pengawasan Mutu ........................................................................... 12

2.4 Manajemen Rantai Pasokan ............................................................ 13

2.5 Anggota Rantai Pasokan ................................................................. 15

2.6 Program Linier ............................................................................... 15

2.7 Model Transportasi ......................................................................... 16

3. METODOLOGI

3.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 19

3.2 Waktu dan Tempat .......................................................................... 20

3.3 Jenis dan Sumber Data..................................................................... 20

3.4 Metode Penelitian ............................................................................ 21

3.4.1 Metode pengumpulan data ...................................................... 22

3.4.2 Metode analisis data ................................................................ 22

4. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Lokasi Perusahaan ........................................................................... 25

4.2 Sejarah Perkembangan Perusahaan .................................................. 25

4.3 Visi dan Misi Perusahaan ................................................................ 28

4.4 Logo Perusahaan ............................................................................. 28

Page 10: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

4.5 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja .............................................. 29

4.5.1 Struktur organisasi .................................................................. 29

4.5.2 Tenaga kerja ........................................................................... 29

4.6 Sarana dan Prasarana Perusahaan..................................................... 30

4.6.1 Sarana ..................................................................................... 30

4.6.2 Prasarana ................................................................................ 31

4.7 Dampak Keberadaan Perusahaan terhadap Mayarakat Sekitar.......... 33

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Anggota Rantai Pasokan ............................................... 34

5.1.1 Anggota primer ....................................................................... 34

5.1.2 Anggota sekunder ................................................................... 35

5.1.3 Aktifitas anggota primer rantai pasokan .................................. 35

5.2 Konfigurasi Jaringan Logistik .......................................................... 38

5.2.1 Pola aliran rantai pasokan ....................................................... 38

5.2.2 Metode transportasi ................................................................. 39

5.3 Pengawasan Mutu ............................................................................ 41

5.3.1 Pengawasan mutu di tingkat nelayan ....................................... 41

5.3.2 Pengawasan mutu di tingkat Bakul .......................................... 41

5.3.3 Pengawasan mutu di tingkat Miniplant .................................... 42

5.3.4 Pengawasan mutu di tingkat Perusahaan ................................. 44

5.4 Integrasi Rantai Pasokan .................................................................. 46

5.5 Margin Pemasaran ........................................................................... 47

5.6 Efisiensi Rantai Pasokan Rajungan .................................................. 50

5.6.1 Identifikasi persoalan .............................................................. 50

5.6.2 Penyusunan model .................................................................. 53

5.6.3 Analisis model ........................................................................ 54

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 56

6.2 Saran ............................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

Page 11: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1.Tanda-tanda kerusakan hasil perikanan seperti

udang,kepiting,rajungan dan sebagainya ........................................................ 5

2. ukuran jenis daging jumbo ............................................................................ 6

3. Aktifitas anggota primer rantai pasokan daging rajungan ............................. 36

4. Standar penerimaan daging PT Windika Utama ........................................... 44

5. Persyaratan mutu rajungan dalam kaleng ...................................................... 45

6. Biaya fungsional, keuntungan dan margin pemasaran saluran 1-5 ................ 49

7. Biaya fungsional, keuntungan dan margin pemasaran saluran 6-10............... 49

8. Variabel keputusan ....................................................................................... 51

9. Biaya transportasi pada tiap sumber ke tiap tujuan (Cij) ................................ 54

10. Hasil perhitungan biaya transportasi daging rajungan ................................. 55

i

Page 12: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Rajungan ....................................................................................................... 4

2. Letak daging rajungan ................................................................................... 9

3. Daging colossal ............................................................................................. 9

4. Daging jumbo lump ..................................................................................... 10

5. Daging backfin............................................................................................. 10

6. Daging special ............................................................................................. 10

7. Daging claw meat ........................................................................................ 11

8. Daging claw fingers ..................................................................................... 11

9. Diagram tahapan metode penelitian efisiensi rantai pasok rajungan studi

kasus PT. Windika Utama, Semarang-Jawa Tengah ..................................... 21

10. Logo PT Windika Utama ........................................................................... 29

11. Aktifitas pembelian rajungan dari nelayan oleh bakul ................................. 37

12. Pola aliran pasokan rajungan ...................................................................... 38

13. Daging rajungan setelah proses pengupasan ............................................... 43

14. Skema jalur pasokan daging rajungan ......................................................... 50

ii

Page 13: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Daftar pertanyaan anggota rantai pasokan .................................................... 62

2. Kuisioner miniplant...................................................................................... 63

3. Surat Izin Usaha Perikanan PT Windika Utama............................................ 64

4. Struktur Organisasi PT Windika Utama........................................................ 65

5. Peta rute pengiriman daging rajungan........................................................... 66

6. Gambar Saluran Pemasaran Rajungan PT Windika Utama ........................... 67

7. Rincian perhitungan biaya fungsional ........................................................... 68

8. Rincian hasil perhitungan margin pemasaran ................................................ 73

9. Tampilan perhitungan dengan program Solver ............................................. 74

10. Pasokan daging Rajungan PT Windika Utama Juli 2009 ............................ 75

11. Potensi persediaan daging rajungan dari miniplant Sumbawa ..................... 75

iii

Page 14: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi sumber daya perikanan (SDP) Indonesia mencapai 6,4 juta ton per

tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

laut 5,8 juta km2. Keadaan geografis tersebut membuat negara Indonesia kaya

akan sumber daya perairan dengan produktifitas yang cukup tinggi. Salah satu

sumber daya perairan yang telah banyak dieksplorasi adalah yang terletak di

Pulau Jawa, menurut DKP (2008) produksi penangkapan laut di Pulau Jawa pada

tahun 2007 mencapai angka 153.698,4 ton.

Dari hasil tangkapan tersebut, rajungan merupakan salah satu komoditas

perairan yang jumlahnya cukup melimpah. Hasil tangkapan rajungan Pulau Jawa

pada tahun 2007 mencapai angka 90,2 ton dengan nilai total Rp 1.982.715.000,-

(DKP, 2008). Harga rajungan yang mahal membuat komoditas perairan ini lebih

diarahkan untuk pasar ekspor dibandingkan untuk pasar lokal. Ekspor rajungan

memberikan kontribusi yang baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana

kegiatan ekspor ini meningkatkan devisa negara, pendapatan nelayan, dan

penyediaan lapangan pekerjaan.

Permintaan akan rajungan yang tinggi membuat perusahaan yang bergerak

di bidang ini harus selalu memiliki pasokan yang kontinu dan selalu ada kapan

pun dibutuhkan. Mengingat rajungan merupakan komoditas dari alam yang belum

optimal pembudidayaannya, maka dibutuhkan suatu strategi yang dapat mengatur

pasokan rajungan agar sesuai dengan waktu dan jumlah yang dibutuhkan oleh

perusahaan.

Rantai pasokan adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk

mengorganisir pasokan bahan baku. Manajemen rantai pasokan atau yang lebih

dikenal dengan supply chain management merupakan integrasi aktivitas dalam

mendapatkan barang dan jasa termasuk juga menjaga hubungan dengan supplier

dan distributor. Dengan adanya manajemen rantai pasokan yang baik, perusahaan

akan dapat meningkatkan produktifitas, efisiensi dan juga eksistensinya dalam

persaingan pasar. Manajemen rantai pasokan memungkinkan perusahaan

Page 15: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

bersaing dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen seperti harga

yang lebih murah, barang yang selalu ada ketika dibutuhkan konsumen dan

kualitas barang yang lebih baik daripada perusahaan pesaing.

Mutu produk menurut Feigenbaum (1986) diacu dalam Nasution (2004)

adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk

berkualitas apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu

sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Menurut

Prawirosentono (2002), persaingan pasar saat ini lebih mengedepankan

persaingan mutu daripada persaingan harga, hal ini dikarenakan konsumen yang

berorientasi terhadap mutu memiliki loyalitas yang lebih tinggi daripada

konsumen yang berorientasi terhadap harga. Perusahaan yang mengedepankan

mutu perlu melakukan pengawasan mutu tidak hanya pada saat produk berada di

tempat produksi namun juga pada setiap tahapan rantai pasokan produk dari hulu

hingga hilir sehingga mutu produk tetap terjaga dan dapat memuaskan konsumen.

1.2 Tujuan

1. Mengidentifikasi rantai pasokan ranjungan di PT. Windika Utama,

Semarang-Jawa Tengah.

2. Mendeskripsikan pengawasan mutu di setiap tingkat dalam rantai pasokan

rajungan PT Windika Utama, Semarang-Jawa Tengah.

3. Menganalisis efisiensi biaya transportasi daging rajungan PT. Windika

Utama, Semarang-Jawa Tengah.

2

Page 16: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rajungan

2.1.1 Deskripsi dan Klasifikasi Rajungan (Portunus sp.)

Rajungan adalah salah satu anggota filum crustacea yang memiliki tubuh

beruas-ruas. Klasifikasi Rajungan (Portunus sp.) menurut Pratt (1953) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Crustacea

Kelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Sub ordo : Reptantia

Famili : Portunidae

Genus : Portunus

Spesies : Portunus sp.

Rajungan memiliki karapas yang sangat menonjol dibandingkan dengan

abdomennya. Lebar karapas pada rajungan dewasa dapat mencapai ukuran

18,5 cm. Abdomennya berbentuk segitiga (meruncing pada jantan dan melebar

pada betina), tereduksi dan melipat ke sisi ventral karapas. Pada kedua sisi muka

karapas terdapat 9 buah duri yang disebut sebagai duri marginal. Duri marginal

pertama berukuran lebih besar daripada ketujuh duri dibelakangnya, sedangkan

duri marginal ke- 9 yang terletak di sisi karapas merupakan duri terbesar. Kaki

rajungan berjumlah 5 pasang, pasangan kaki pertama berubah menjadi capit

(cheliped) yang digunakan untuk memegang serta memasukkan makanan ke

dalam mulutnya, pasangan kaki ke 2 sampai ke 4 menjadi kaki jalan, sedangkan

pasangan kaki jalan kelima berfungsi sebagai pendayung atau alat renang,

sehingga sering disebut sebagai kepiting renang (swimming crab). Kaki renang

pada rajungan betina juga berfungsi sebagai alat pemegang dan inkubasi telur

(Oemarjati dan Wisnu 1990).

Ukuran dan warna jantan berbeda dengan betina. Rajungan jantan

berukuran lebih besar dan berwarna biru serta terdapat bercak-bercak putih,

Page 17: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

sedangkan rajungan betina berwarna hijau kecoklatan dengan bercak-bercak putih

kotor. Rajungan biasanya hidup membenamkan diri dalam pasir di daerah pantai

berlumpur, hutan bakau, batu karang atau terkadang dapat dijumpai sedang

berenang ke permukaan laut. Rajungan dewasa memakan mollusca, crustacea,

ikan atau bangkai pada malam hari. Larva rajungan bersifat planktonik,

berkembang menjadi dewasa melalui stadia zoea, megalopa dan rajungan dewasa

(Oemarjati dan Wisnu 1990). Bentuk umum rajungan dapat dilihat pada Gambar

1 di bawah ini.

Gambar 1. Rajungan (Portunus sp)

Sumber : dokumentasi pribadi

2.1.2 Kemunduran mutu rajungan

Rajungan segar memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu bersih, berbau harum,

daging putihnya mengandung lemak berwarna kuning dan bebas dari pengawet

kimia, sedangkan daging rajungan yang sudah busuk dapat dilihat dari kulitnya

yang terbuka merenggang, daging telah mengering dan tidak terdapat lagi cairan

dalam kulit, sedangkan warna daging mungkin berubah agak asam dan berbau

busuk (Moeljanto 1992).

Rajungan yang kopong (rajungan yang memiliki badan tidak berisi) atau

padat dapat diketahui dengan menekan bagian dada rajungan, bila lunak maka

rajungan tersebut kopong. Rajungan yang berkulit lunak mempunyai ciri khas

yaitu seluruh bagian tubuhnya lunak. Kesegaran rajungan dapat dilihat pada

bagian dada, warna daging diantara ruas-ruas kaki dan capit, membuka karapas

dan melihat kondisi telur, insang dan lemi (lemak dari rajungan). Jika rajungan

tidak segar, bagian dada dan insang berwarna hitam sedangkan telur dan lemi

terlihat mencair (Muchtadi dan Sugiyono 1992). Ciri-ciri rajungan segar dapat

dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

4

Page 18: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Tabel 1. Tanda-tanda kerusakan hasil perikanan seperti udang,kepiting,rajungan

dan sebagainya

Keadaan Kodisi Segar Kondisi tidak segar

Terlihat Cerah dan cemerlang, warnanya belum

berubah menurut aslinya

Terdapat banyak warna merah

jambu terutama disekitar kepala dan

kaki serta terdapat banyak bintik-bintik hitam di kakinya

Mata

Mengkilat, hitam dan bulat

serta tidak terlalu menonjol

keluar

Pudar dan kelabu gelap serta

menonjol keluar. Bola mata

melekat pada tangkai mata

Kulit

tetap melekat kuat pada daging dan tak berlendir

mudah terkelupas dan berlendir

Ruas tubuh dan

kaki

tetap terhubung kuat dan kompak serta

tidak mudah terlepas

Mudah dipisahkan

Daging

Masih terasa padat dan lentur serta melekat kuat pada

kulitnya

Kendor dan mudah dilepas dari kulitnya dan terasa lengket bila

ditekan

Aroma Segar dan tidak tercampur bau

lainnya. Menyengat dan busuk

Sumber : Irawan 1995

2.1.3 Persyaratan mutu rajungan

Bahan baku daging rajungan dalam kaleng secara pasteurisasi adalah

rajungan segar dengan mutu yang baik. Jenis bahan baku yang digunakan adalah

rajungan (Portunus pelagicus). Bentuk bahan baku berupa rajungan segar yang

belum mengalami penyiangan atau pengolahan lain. Asal bahan baku dari perairan

yang tidak tercemar oleh pencemaran kimia, biologi dan fisika. Mutu bahan baku

harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari

tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat

menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan. Secara organoleptik

bahan baku harus mempunyai karakteristik kesegaran seperti kenampakan yang

utuh, bersih, cemerlang, cangkang keras, kokoh dan kuat. Selain itu juga harus

berbau segar spesifik jenis. Untuk mempertahankan mutu bahan baku, rajungan

harus secepatnya ditangani, apabila terpaksa harus menunggu proses lebih lanjut

maka bahan baku harus disimpan dalam wadah yang baik dan tetap dipertahankan

suhunya dengan metode pendinginan yang sesuai sehingga suhu pusat bahan baku

mencapai suhu maksimum 5 0C, saniter dan higienis (SNI 01-6929.2-2002).

5

Page 19: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

2.2 Proses Pengalengan Rajungan

Proses pengalengan rajungan pasteurisasi melalui tahap–tahap sebagai

berikut (Ibrahim et al. 2007):

a) Penerimaan (Receiving)

Receiving merupakan proses penerimaan bahan baku rajungan yang berasal

dari pemasok (miniplant). Daging rajungan yang disuplay kepada industri sudah

berupa daging yang telah dipisahkan dari cangkangnya. Daging diterima dalam

kemasan toples plastik dan dimasukan dalam blong plastik yang diselimuti es

diangkut dari tempat asalnya dengan menggunakan truk atau pick up. Tahap

selanjutnya adalah pembongkaran dan pemisahan daging rajungan sesuai jenis

yang sama dari miniplant yang berbeda, proses pembongkaran harus dilakukan

dengan cepat dan hati–hati untuk menghindari terbukanya penutup toples

sehingga mengakibatkan daging rajungan keluar dari toples dan menyebabkan

kontaminasi.

b) Penyimpanan sementara (Temporary chill storage)

Apabila bahan baku melimpah atau penundaan proses, maka bahan baku

disimpan di dalam temporary chill storage.

c) Pengecekan mutu (Quality checking)

Pengecekan mutu dilakukan pada produk setelah keluar dari chill storage

untuk diproses. Quality checker bertugas melakukan uji organoleptik. Bahan baku

yang tidak sesuai standar yaitu : daging basi, bau amoniak, minyak tanah/solar,

dan lain – lain.

d) Sortasi

Sortasi adalah kegiatan pemisahan daging rajungan dari cangkang (shell)

dan benda asing (foreign material). Pada tahap sortasi ini diperlukan keterampilan

dan ketelitian karyawan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemisahan jenis dan

ukuran daging rajungan, terutama karena aktifitas ini dilakukan secara manual.

Tabel 2. Ukuran daging jenis jumbo

Jenis daging Ukuran

Collosal > 10 g

Jumbo 4 – 10 g

Jus A 3,4 – 3,9 g

Jus B < 3,4 g

Sumber : Ibrahim et al (2007)

6

Page 20: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

e) Pengecekan akhir (Final checking)

Final checking adalah tahap akhir dari sortasi untuk memastikan daging

sudah bersih dari sisa cangkang dan benda asing, serta daging lunak, basi dan bau

amoniak. Final checking dilakukan oleh QC organoleptik untuk memastikan lolos

atau tidaknya daging rajungan.

f) Pencampuran (mixing)

Mixing adalah proses pencampuran daging rajungan dari beberapa mini

plant. Pencampuran dilakukan pada semua jenis daging untuk mendapatkan

kualitas daging yang seragam baik warna, penampakan atau tekstur.

g) Pengisian daging (filling)

Setelah proses pencampuran, kemudian daging rajungan dimasukan ke

dalam wadah kaleng tin plate berukuran 401 x 301 inch. Pada filling ini juga

dilakukan penataan bentuk daging di dalam kaleng supaya terlihat rapid dan

menarik ketika konsumen membuka kemasannya.

h) Penimbangan (weighing)

Selanjutnya yaitu tahap penimbangan. Penimbangan dilakukan untuk

mencapai berat 454 g atau 16 oz.

i) Penutupan kaleng (seaming)

Seaming adalah proses penutupan kaleng secara hermetic, dilakukan oleh

operator seaming setelah kaleng diberi tutup sesuai jenis dagingnya. Penutupan

dilakukan dengan double seamer machine.

j) Pengkodean (coding)

Pengkodean dilakukan setelah kaleng ditutup. Pemberian kode dilakukan

dengan mesin coding jet print. Pemberian kode dilakukan untuk menunjukkan

tanggal produksi, nomor basket, kode suplier, nama/kode perusahaan dan jenis

daging.

k) Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diterapkan pada bahan pangan

yang tidak sedrastis sterilisasi, akan tetapi cukup untuk membuat berbagai

organisme penghasil penyakit menjadi tidak aktif pada beberapa bahan pangan.

Pastuerisasi membuat hampir seluruh bentuk vegetatif jasad renik yang hidup,

menjadi tidak aktif, akan tetapi tidak demikian terhadap spora yang tahan panas.

7

Page 21: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Pada awalnya pasteurisasi timbul untuk membuat bakteri tuberkulosis tidak aktif

di dalam susu. Selain menginaktifkan bakteri, pasteurisasi dalam penerapannya

juga dapat dihubungkan dengan enzim yang terdapat di dalam bahan pangan yang

dapat diinaktifkan dengan pemanasan (Earle 1969). Metode pasteurisasi yang

umum digunakan adalah :

1. Pasteurisasi dengan suhu tinggi dan waktu singkat (High Temperature Short

Time/HTST), yaitu proses pemanasan susu selama 15 – 16 detik pada suhu

71,7 – 750C.

2. Pasteurisasi dengan suhu rendah dan waktu lama (Low Temperature Long

Time/LTLT), yaitu proses pemanasan susu selama 30 menit pada suhu 610C.

3. Pasteurisasi dengan suhu sangat tinggi (Ultra High Temperature) yaitu

memanaskan susu pada suhu 1310C selama 0,5 detik. Pemanasan dilakukan

dengan tekanan tinggi untuk menghasilkan perputaran dan mencegah

terjadinya pembakaran susu pada alat pemanas (Hidayat 2007).

Pasteurisasi rajungan kaleng dilakukan pada suhu 86,1 – 87,6oC (183 – 186

oF)

selama 2 jam (Ibrahim et al 2007).

l) Pendinginan (chilling)

Chiling merupakan perlakuan kejut yang segera dilakukan setelah basket

diangkat dari bak pasteurisasi, bertujuan untuk menginaktifkan bakteri yang tahan

panas dan supaya tidak terjadi overcooking. Selama proses chilling suhu

dipertahankan pada 00C (32

0F) selama 2 jam.

m) Pengemasan (Packing)

Pengemasan merupakan proses pengepakan setelah produk diangkat dari

chilling tank. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan master carton yang

dilapisi lilin. Setiap master carton memuat 12 kaleng untuk ukuran 16 oz atau 454

gram.

n) Penyimpanan dingin (chill storage)

Setelah pengepakan, produk disimpan dalam chill storage. Penyimpanan

dilakukan pada suhu 0 – 40C.

o) Stuffing

Stuffing adalah proses pengangkutan produk akhir dari chill storage ke

container untuk ekspor. Stuffing dilakukan bila produk akhir di dalam chill

8

Page 22: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

storage mencapai jumlah pesanan. Suhu container untuk ekspor diatur pada

0-6 0C (32 – 38

0F).

2.2.1 Daging rajungan

Daging rajungan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis,

pengelompokkan daging rajungan berdasarkan letaknya pada tubuh rajungan

menurut Anonim 2007 dapat dilihat pada Gambar 2.

Letak daging Letak daging Letak daging

Colossal dan Jumbo lump Backfin Spesial

Letak daging Claw meat Letak daging Claw fingers

Gambar 2. Letak daging rajungan

a) Colossal dan Jumbo Lump

Merupakan daging berwarna putih cerah. Terdiri dari dua daging besar

yang tersambung pada kaki renang rajungan. Daging colossal biasanya berasal

dari rajungan yang berukuran lebih besar daripada daging jumbo lump. Daging

colossal dan jumbo lump dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.

Gambar 3. Daging colossal

9

Page 23: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Gambar 4. Daging jumbo lump

b) Backfin

Backfin merupakan campuran daging pecahan dari jenis daging jumbo

dan daging spesial. Daging backfin dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Daging backfin

c) Spesial

Spesial merupakan daging berwarna putih yang terdiri dari pecahan-

pecahan kecil yang berasal dari seluruh badan rajungan kecuali kaki. Daging

spesial dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Daging spesial

d) Claw meat

Claw meat merupakan daging berwarna merah yang berasal dari bagian

kaki rajungan. Daging claw meat dapat dilihat pada Gambar 7.

10

Page 24: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Gambar 7. Daging claw meat

e) Claw fingers

Claw fingers merupakan daging berwarna merah yang berasal dari

bagian kaki capit (cheliped) pada rajungan. Daging claw fingers dapat dilihat pada

Gambar 8.

Gambar 8. Daging claw fingers

2.2.2 Bahan Baku Penunjang

Bahan baku penunjang yang digunakan dalam proses pengalengan

rajungan adalah Sodium Acid Phyrophosphate (SAPP) atau disodium

phyrophosphate (Na2H2P207). SAPP berupa serbuk putih, licin dan larut dalam air.

SAPP merupakan bahan yang diijinkan pemakaiannya berdasarkan peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/1988. SAPP berfungsi untuk

mempertahankan warna daging rajungan. SAPP merupakan bahan tambahan

pangan yang mudah menggumpal sehingga harus disimpan dalam tempat tertutup

(Ibrahim et al 2007).

Fungsi SAPP yang lain yaitu mencegah pembentukan struvites. Struvites

adalah rasa seperti berpasir pada daging rajungan. Hal ini disebabkan oleh

komponen magnesium pada daging rajungan yang dapat mengkristal. Kristal yang

terbentuk disebabkan oleh panas tinggi pada saat proses pasteurisasi. SAPP dapat

mengkompleks magnesium dan mencegah terjadinya pembentukan kristal–kristal

yang menyebabkan struvites (Ibrahim et al 2007).

11

Page 25: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

2.3 Pengawasan Mutu

Mutu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk

bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan

memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan (Prawirosentono, 2002).

Sedangkan menurut Soekarto (1990), mutu suatu benda dapat didefinisikan

sebagai kelompok sifat atau faktor pada komoditas yang membedakan tingkat

pemuasan atau akseptabilitas dari komoditas tersebut bagi pembeli atau

konsumen.

Menurut Tarigan (2004), situasi pemasaran yang semakin ketat membuat

peran mutu produk perusahaan semakin besar dalam kaitannya dengan

perkembangan perusahaan tersebut. Untuk dapat bertahan dalam persaingan,

perusahaan dituntut melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada efisiensi.

Efisiensi harus tetap memperhatikan mutu barang atau jasa yang dihasilkan,

pelaksanaan efisiensi ini bertujuan untuk menekan biaya, sehingga dapat

memberikan harga yang terjangkau oleh konsumen. Salah satu cara efisiensi

adalah dengan pengawasan mutu. Pengawasan mutu mengandung dua pengertian

utama yaitu menentukan standar mutu untuk masing-masing produk yang

dihasilkan dan usaha perusahaan untuk dapat memenuhi standar mutu yang telah

ditetapkan dengan memperhatikan tujuan-tujuan sebagai berikut : kepuasan

konsumen dan harga produk serendah-rendahnya serta proses produksi yang dapat

menekan biaya dan waktu seminimal mungkin.

Menurut Olson (1990), mutu telah menjadi aspek mendasar dalam suatu

industri, untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dalam persaingan pasar,

diperlukan strategi tidak hanya dalam memproduksi barang dengan biaya yang

rendah tetapi juga dengan menghasilkan barang bermutu tinggi. Pengawasan mutu

yang fokus pengujiannya pada produk akhir saja saat ini sudah tergantikan dengan

pengawasan mutu yang memiliki fokus pengujian pada sepanjang proses

produksi.

Menurut Motarjemi & Kaferstein (1999), dalam era perdagangan bebas,

tuntutan akan kualitas dan keamanan pangan mutlak diperlukan, untuk

mendapatkan kualitas pangan yang baik, perlu diketahui mata rantai dalam

penyaluran bahan pangan mulai dari pertanian hingga transportasi yang biasa

12

Page 26: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

disebut pre-harvest food safety program sampai pengolahan, pemasaran dan

penyajian kepada konsumen atau post harvest food safety program (Bahri et. al.,

2002). HACCP saat ini masih dianggap sebagai sistem terbaik dalam

pengendalian mutu pangan. Namun demikian jika tidak terdapat pengawasan

mutu pada level pertama bahan pangan dihasilkan, sistem HACCP tidak dapat

menjamin keamanan bahan pangan tersebut. Studi HACCP sistem pada setiap lini

rantai pasokan dapat memberi gambaran bahwa teknologi seperti radiasi pangan

dan pasteurisasi penting dalam menjaga keamanan pangan. Jika teknologi

pengolahan itu tidak diaplikasikan, maka konsumen sebaiknya tidak

mengonsumsi bahan pangan dalam keadaan mentah atau kurang matang dan perlu

waspada terhadap kemungkinan kontaminasi silang ke bahan pangan lainnya.

2.4 Manajemen Rantai Pasokan

Manajemen rantai pasokan merupakan integrasi dari aktivitas untuk

memperoleh barang dan jasa, merubah keduanya menjadi barang setengah jadi

dan barang jadi, dan mendistribusikannya kepada konsumen. Manajemen rantai

pasokan ini termasuk aktivitas pembelian dan semua aktivitas yang penting dalam

hal menjaga hubungan dengan supplier dan distributor (Heizer dan Render 2004).

Manajemen rantai pasokan terdiri atas 3 elemen yang saling terkait satu

sama lain, yaitu:

1. Struktur jaringan rantai pasokan yaitu jaringan kerja anggota dan hubungan

dengan anggota rantai pasokan lainnya.

2. Proses bisnis rantai pasokan yaitu aktivitas-aktivitas yang menghasilkan

nilai keluaran tertentu bagi pelanggan.

3. Komponen manajemen rantai pasokan yaitu variabel-variabel manajerial

dimana proses bisnis disatukan dan disusun sepanjang rantai pasokan.

Pelaksanaan manajemen rantai pasokan meliputi pengenalan anggota

rantai pasokan dengan siapa dia berhubungan, proses apa yang perlu dihubungkan

dengan tiap anggota inti dan jenis penggabungan apa yang diterapkan pada tiap

proses hubungan tersebut. Tujuannya adalah memaksimalkan persaingan dan

keuntungan bagi perusahaan dan seluruh anggotanya, termasuk pelanggan akhir

(Tunggal 2009).

13

Page 27: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Menurut Said (2006), manajemen rantai pasokan adalah pengelolaan

informasi, barang dan jasa mulai dari pemasok paling awal sampai ke konsumen

paling akhir dengan menggunakan pendekatan sistem yang terintegrasi dengan

tujuan yang sama. Berdasarkan itu, maka prinsip dasar manajemen rantai pasokan

seharusnya meliputi 5 hal, yaitu:

1. Prinsip integrasi. Artinya semua elemen yang terlibat dalam rangkaian

rantai pasokan berada dalam satu kesatuan yang kompak dan menyadari

adanya saling ketergantungan.

2. Prinsip jejaring. Artinya semua elemen berada dalam hubungan kerja yang

selaras.

3. Prinsip ujung ke ujung. Artinya proses operasinya mencakup elemen

pemasok yang paling hulu sampai ke konsumen paling hilir.

4. Prinsip saling tergantung. Setiap elemen dalam rantai pasokan menyadari

bahwa untuk mencapai manfaat bersaing diperlukan kerjasama yang saling

menguntungkan.

5. Prinsip komunikasi. Artinya keakuratan data menjadi darah dalam jaringan

untuk menjadikannya ketepatan informasi dan material.

Heizer dan Render (2004) mengemukakan bahwa barang dan jasa yang

dibutuhkan dari luar membuat perusahaan perlu mempertimbangkan strategi

rantai pasokan yang akan diterapkan. Strategi yang pertama adalah rantai pasokan

dengan banyak supplier, strategi ini memainkan persaingan ketat antar sesama

supplier untuk memasok barang dan jasa sesuai dengan permintaan kuota dari

perusahaan. Strategi kedua adalah rantai pasokan dengan beberapa supplier,

strategi ini lebih mengembangkan kemitraan berkelanjutan dengan beberapa

supplier untuk memuaskan konsumen akhir. Strategi ketiga adalah integrasi

vertikal, dalam strategi ini perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan

backward integration dengan cara membeli perusahaan supplier. Strategi keempat

adalah kombinasi dari strategi beberapa supplier dan strategi integrasi vertikal,

yang biasa dikenal dengan keiretsu. Keiretsu menempatkan supplier sebagai

bagian dari koalisi perusahaan. Strategi yang kelima adalah mengembangkan

strategi yang biasa disebut virtual companies, strategi ini melibatkan berbagai

jenis supplier yang memasok segala kebutuhan perusahaan dengan fleksibel.

14

Page 28: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Hubungan kerja yang dibangun dapat berupa jangka panjang, jangka pendek,

kemitraan, kolaborasi, dll.

Griffin & Thomas (1996) mengemukakan bahwa pada umumnya terdapat

tiga tahap dasar dalam rantai pasokan yaitu pembelian, produksi dan distribusi

yang tidak dapat diatur secara terpisah. Peningkatan persaingan dan pasar global

mendorong perusahaan untuk membentuk rantai pasokan yang cepat beradaptasi

terhadap keinginan konsumen. Kebutuhan untuk tetap kompetitif dalam

persaingan pasar mendorong persudahaan untuk mengurangi biaya operasional

dengan selalu meningkatkan pelayanan pada konsumen.

2.5 Anggota Rantai Pasokan

Menurut Ito & Salleh (2000), manajemen rantai pasokan merupakan

integrasi jaringan suplier, perusahaan, pusat distribusi, dan penjual dimana

keseluruhan proses yang terjadi dalam rantai perlu ditata sedemikian rupa

sehingga dapat bereaksi cepat dan membentuk koordinasi yang fleksibel antar

anggota rantai pasokan. Kolaborasi diantara anggota rantai pasokan memegang

peranan penting dalam menerapkan manajemen rantai pasokan yang efektif.

Anggota rantai pasokan meliputi semua perusahan dan organisasi yang

berhubungan langsung dengan perusahaan baik secara langsung maupun tidak

langsung melalui supplier atau pelanggannya dari point of origin hingga point of

consumption. Primary members (anggota primer) adalah semua perusahaan/unit

bisnis strategik yang benar-benar menjalankan aktivitas operasional dan

manajerial dalam proses bisnis yang dirancang untuk menghasilkan keluaran

tertentu bagi pelanggan atau pasar. Sedangkan secondary members (anggota

sekunder) adalah perusahaan yang menyediakan sumber daya, pengetahuan,

utilitas atau aset-aset bagi anggota primer. Semua anggota yang secara tidak

langsung berpartisipasi atau memberi nilai tambah proses dari perubahan masukan

menjadi keluaran untuk pelanggan akhir (Tunggal 2009).

Anggota rantai pasokan dapat digolongkan menjadi golongan produsen,

pedagang perantara dan lembaga pemberi jasa. Produsen adalah mereka yang

tugas utamanya menghasilkan barang-barang. Pedagang perantara adalah mereka

yang membeli dan mengumpulkan barang dari produsen dan menyalurkannya

kepada konsumen. Sedangkan lembaga penyalur jasa adalah mereka yang

15

Page 29: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

memberi jasa atau fasilitas untuk memperlancar fungsi yang dilakukan produsen

atau pedagang perantara (Hanafiah dan Saefuddin 2006).

2.6 Program Linier

Sebagian besar persoalan manajemen berkenaan dengan penggunaan

sumber secara efisien atau alokasi sumber-sumber yang terbatas (tenaga kerja

terampil, bahan mentah, lahan subur, modal) untuk mencapai tujuan yang

diinginkan (desired objectives) seperti penerimaan hasil penjualan yang harus

maksimum, penerimaan devisa hasil ekspor non-migas harus maksimum; jumlah

biaya transportasi harus minimum; lamanya waktu antrian untuk menerima

pelayanan sependek mungkin; kemakmuran rakyat sebesar-besarnya (Supranto

2005).

Program linier mungkin merupakan salah satu teknik riset operasi yang

paling luas dan diketahui dengan baik. Program linier merupakan suatu metode

matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya.

Program linier berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai model

matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dan beberapa kendala

(Mulyono, 1991).

Menurut Mulyono (1991), setelah masalah diidentifikasi, tujuan

ditetapkan, langkah selanjutnya adalah formulasi model matematik yang meliputi

tiga tahap seperti berikut:

1. Tentukan variabel yang tidak diketahui (variabel keputusan) dan nyatakan

dalam simbol matematik.

2. Membentuk fungsi tujuan yang ditujukan sebagai suatu hubungan linier

(bukan perkalian) dari variabel keputusan.

3. Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan dalam

persamaan atau pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linier dari

variabel keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumberdaya masalah.

ini

Program linier berkaitan dengan penentuan nilai-nilai ekstrem dari sebuah

fungsi linier, yang mempunyai ruang definisi ditentukan oleh satu sistem

persamaan linier. Persoalan optimasi ini dapat dibagi dalam dua bagian utama

16

Page 30: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

yaitu persoalan maksimasi dan persoalan minimasi. Sebagai akibat dari bentuk

penyelesaian yang khas, maka persoalan optimasi linier dapat dibagi lebih jauh

dalam kelompok persoalan transport dan persoalan program linier, walaupun

sebenarnya persoalan transport pun termasuk dalam kelompok program linier

(Simamarta, 1985).

2.6 Model Transportasi

Distribusi merupakan aspek penting yang perlu ditangani dengan seksama

dalam manajemen logistik suatu perusahaan. Era globalisasi membuat semua

perusahaan menginginkan organisasi mereka seefisien dan seefektif mungkin

untuk dapat bersaing dalam pasar global. Perusahaan yang bergerak dalam bidang

pengolahan produk perikanan merupakan salah satu perusahaan yang

membutuhkan sistem distribusi yang optimal. Salah satu kesulitan dalam optimasi

sistem distribusi adalah membentuk efisiensi rute pengiriman. Perencanaan rute

pengiriman dengan jumlah kapasitas barang, diharapkan dapat membantu

manajemen perusahaan dalam mengembangkan optimasi sistem distribusi

(Pratiwi dan Wiratno, 2008).

Persoalan transportasi merupakan persoalan linear programming. Bahkan

aplikasi dari teknik linear programming pertama kali adalah dalam merumuskan

persoalan transportasi dan memecahkan (Supranto 2005). Pada umumnya masalah

transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa

sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan

tertentu, pada biaya transport minimum, karena hanya ada satu macam barang,

suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaanya dari satu atau lebih sumber

(Mulyono, 1991).

Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya transport pada rute tertentu

proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Sebuah model transportasi

dapat dibayangkan seperti contoh berikut. Misalnya suatu produk yang dihasilkan

pada tiga pabrik (sumber) harus didistribusikan ke tiga gudang (tujuan). Setiap

pabrik memiliki kapasitas tertentu terhadap produk. Dengan diketahuinya biaya

transport per unit dari masing-masing pabrik ke masing-masing gudang, masalah

yang harus dipecahkan adalah menentukan jumlah barang yang harus dikirim dari

masing-masing pabrik ke masing-masing gudang dengan tujuan meminimumkan

17

Page 31: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

biaya transport. Persyaratan masalah ini adalah bahwa pada setiap gudang harus

dipenuhi tanpa melebihi kapasitas produksi pada setiap pabrik (Mulyono, 1991).

Misalkan tiga sumber produk tersebut disebut dengan A1, A2, A3 dengan

jumlah bahan yang tersedia untuk diangkut sebanyak a1, a2, a3. Lokasi tujuan

disebut sebagai M1, M2, M3 dengan jumlah bahan sebanyak b1, b2, b3. Jumlah

bahan yang diangkut dari sumber 1 ke tujuan 1 dapat disimbolkan dengan X11,

sedang jumlah bahan yang diangkut dari sumber 1 ke tujuan 2 dapat disimbolkan

dengan X12, demikian seterusnya. Biaya transportasi yang dikeluarkan untuk

mengangkut barang disimbolkan dengan Cij. indeks pertama menunjukkan indeks

tempat asal dari sumber bahan sedangkan indeks kedua menunjukkan indeks

tujuan (Simamarta, 1985).

Setelah data-data tersebut diperoleh maka dapat disusun suatu persoalan

yang perlu diselesaikan dalam bentuk:

Minimumkan nilai ijij XC

Dengan batasan 1. iij aX

2. iij bX

3. ji ba

Solusi awal dalam menyelesaikan permasalahan transportasi dapat menggunakan

metode North West Corner, Least Cost, dan Aproksimasi Vogel (Mulyono, 1991)

18

Page 32: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

3. METODOLOGI

3.1 Kerangka Pemikiran

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas perikanan yang

sampai saat ini ketersediaannya masih sangat tergantung pada hasil tangkapan di

alam. Sedangkan dalam suatu industri, kontinuitas ketersediaan bahan baku sangat

penting untuk keberlangsungan produksi, oleh karena itu industri yang bergerak di

bidang perikanan khususnya rajungan perlu mempertimbangkan dengan cermat

mengenai ketersediaan bahan baku daging rajungan agar proses produksi dapat

berjalan dengan lancar.

PT. Windika Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pengalengan daging rajungan untuk komoditas ekspor. Dalam memenuhi

kebutuhan bahan baku daging rajungan, perusahaan memiliki supplier sebagai

mitra kerja berupa miniplant di beberapa kota seperti Semarang, Rembang,

Tuban, Madura, Surabaya, Sumbawa dan Banyuwangi. Adanya beberapa

miniplant ini memudahkan kontinuitas pasokan daging ke perusahaan, namun

pada satu sisi juga memiliki kelemahan yaitu apabila tidak terdapat sistem

manajemen yang baik, maka berakibat pada rendahnya efisiensi rantai pasokan.

Menurut Bawono (2007), permasalahan pemilihan supplier berkaitan erat

dengan pemilihan supplier secara tepat dengan alokasi kuotanya masing-masing.

Di dalam perancangan sistem rantai pasokan, perusahaan diharuskan

mempertimbangkan cara pemilihan supplier secara benar berikut kuota bagi setiap

supplier yang tepat. Pemilihan supplier secara tepat, menjadikan sebuah

keputusan berakibat luas dalam suatu manajemen rantai pasok karena supplier

memegang peranan penting untuk mencapai tujuan kepuasan konsumen.

Penelitian tentang efisiensi rantai pasokan rajungan ini meninjau anggota,

aktifitas anggota, pengelolaan, biaya dan efisiensi saluran rantai pasokan daging

rajungan dalam studi kasus PT Windika Utama. Rantai pasokan rajungan yang

dimaksud adalah aliran daging rajungan dari nelayan penangkap hingga ke

perusahaan. Rantai pasokan terdiri dari anggota-anggota rantai pasokan dengan

aktifitas yang mereka lakukan. Rantai pasokan yang terbentuk beserta aktifitas

yang dilakukan akan digambarkan secara deskriptif.

Page 33: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Pengelolaan rantai pasokan rajungan tidak hanya dilakukan agar seluruh

bagian sistem menjalankan fungsinya secara efektif tetapi juga efisien. Analisis

pengelolaan rantai pasokan rajungan dalam penelitian ini terbatas pada analisis

efisiensi biaya transportasi untuk membawa daging rajungan dari pemilik

miniplant ke perusahaan. Biaya transportasi yang didapatkan kemudian dianalisis

untuk mengetahui biaya transportasi yang paling minimal dengan jumlah pasokan

sesuai kebutuhan perusahaan.

Selain efisiensi biaya transportasi, pada penelitian ini juga turut

mengidentifikasi pengawasan mutu yang dilakukan pada setiap tingkat anggota

rantai pasokan. Pengawasan mutu merupakan hal krusial dalam suatu industri

pangan khususnya produk perikanan ekspor. Pengawasan mutu tidak hanya

dilakukan pada saat produk berada di dalam ruang produksi, namun harus mulai

dijalankan semenjak bahan baku di peroleh dari laut. Pada umumnya konsumen

memiliki loyalitas tinggi terhadap produk yang berkualitas. Hal ini membuat

perusahaan harus mengedepankan pengawasan mutu yang baik pada setiap

tahapan rantai pasokan produk sehingga produk yang dihasilkan tidak

mengecewakan konsumen.

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September

2009. Penelitian bertempat di PT. Windika Utama, Semarang-Jawa Tengah,

Selain itu penelitian juga dilakukan di miniplant yang menjadi mitra kerja dari PT

Windika Utama seperti Semarang, Rembang, Tuban, dan Surabaya.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder. Jenis data primer yang digunakan antara lain data harga pembelian dan

penjualan daging rajungan, data jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh

anggota rantai pasokan, data aktifitas yang dilakukan tiap anggota rantai pasokan,

dan data lainnya yang terkait dengan penelitian. Data sekunder yang digunakan

antara lain data pasokan bulanan daging rajungan, data jumlah supllier

perusahaan, informasi statistik jumlah tangkapan rajungan di Provinsi Jawa

Tengah. Data sekunder diperoleh dari PT Windika Utama, Dinas Kelautan dan

20

Page 34: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Perikanan Provinsi Jawa Tengah dan juga literatur dari penelitian-penelitian

terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.

3.4 Metode Penelitian

Penelitian diawali dengan tahap identifikasi anggota primer dan sekunder

rantai pasokan. Selanjutnya dilakukan tahap pengumpulan data dari anggota rantai

pasok, setelah data yang dibutuhkan terkumpul maka dilakukan analisis data. Alur

tahapan metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Diagram tahapan metode penelitian efisiensi rantai pasokan

rajungan studi kasus PT. Windika Utama, Semarang-Jawa Tengah

Mulai

Identifikasi anggota primer dan

sekunder rantai pasokan

Pembuatan daftar pertanyaan untuk anggota rantai pasokan

Pengumpulan data (wawancara dengan anggota rantai pasokan

dan observasi langsung)

Data

lengkap

Analisis deskriptif rantai pasokan rajungan

dan pengawasan mutu

Analisis efisiensi rantai pasokan rajungan

Tidak

Ya

Selesai

21

Page 35: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

3.4.1 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengumpulan data primer dan data sekunder.

1. Pengumpulan data primer

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung kegiatan penanganan, transportasi,

pengawasan mutu dan proses produksi pengalengan rajungan.

b. Wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan

kegiatan transportasi pasokan daging rajungan. Daftar pertanyaan dapat

dilihat pada Lampiran 1.

c. Kuisioner berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait

dengan topik penelitian. Kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 2.

2. Pengumpulan data sekunder

a. Pengumpulan data informasi dari data perusahaan.

b. Studi pustaka dari berbagai literatur tentang proses rantai pasokan rajungan

sebagai pelengkap dan pembanding dalam penulisan laporan.

3.4.2 Metode analisis data

a. Analisis deskriptif

1. Anggota Rantai Pasok

Rantai pasokan rajungan dianalisis secara deskriptif untuk

menggambarkan keadaan di lapangan. Anggota primer rantai pasokan dijelaskan

secara rinci tugas dan peranannya masing-masing. Aliran komoditas dari hulu

hingga hilir serta penyebarannya ke berbagai lokasi dijelaskan lalu dikaitkan

dengan keberadaan anggota rantai pasokan serta bentuk kerjasama diantara

berbagai pihak.

2. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu pada tiap tahap anggota primer rantai pasok dijelaskan

secara rinci dengan analisis berdasarkan hasil wawancara terhadap anggota rantai

pasokan serta hasil observasi langsung di tempat anggota rantai pasokan

beraktivitas.

22

Page 36: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

b. Analisis efisiensi rantai pasokan rajungan

Analisis efisiensi rantai pasokan rajungan dilakukan dengan menggunakan

marjin pemasaran dan pengaturan alokasi pasokan rajungan berdasarkan

perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh anggota rantai pasokan.

Menurut Sudiyono (2002), marjin pemasaran merupakan selisih harga

yang dibayarkan konsumen akhir dan harga yang diterima petani produsen.

Komponen marjin pemasaran ini terdiri dari: 1) biaya-biaya yang diperlukan

lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang

disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional; dan 2) keuntungan (profit)

lembaga pemasaran. Apabila dalam pemasaran suatu produk pertanian, terdapat

lembaga pemasaran yang melakukan m fungsi-fungsi pemasaran, maka marjin

pemasaran secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :

jCMn

j

ij

m

i 11

dimana : M = marjin pemasaran

Cij = biaya pemasaran untuk melaksanakan fungsi pemasaran

ke-i oleh lembaga pemasaran ke-j

j = keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran ke-j

m = jumlah jenis biaya pemasaran

n = jumlah lembaga pemasaran

Analisis efisiensi rantai pasok juga dilakukan pada pengaturan alokasi

pasokan rajungan berdasarkan perhitungan biaya transportasi yang dikeluarkan

perusahaan. Alokasi minimal yaitu alokasi yang memberikan biaya transportasi

minimal untuk pemenuhan kebutuhan minimal produksi harian perusahaan.

Data biaya transportasi dan jumlah komoditas yang dikirimkan oleh

masing-masing supplier dianalisis menggunakan model transportasi dan program

linier. Analisis model ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.

1. Identifikasi persoalan

Identifikasi persoalan terdiri dari penentuan dan perumusan tujuan,

identifikasi peubah, serta kendala-kendala yang menjadi syarat ikatan

terhadap peubah-peubah dalam fungsi tujuan.

23

Page 37: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

2. Penyusunan model

Kegiatan penyusunan model terdiri dari empat hal, yaitu :

(1) memilih model yang sesuai dengan permasalahan.

(2) merumuskan segala macam faktor yang terkait di dalam model

yang bersangkutan secara simbolik ke dalam rumusan model

matematika

(3) menentukan peubah-peubah beserta kaitannya satu sama lain

(4) menetapkan fungsi tujuan dan kendala-kendalanya dengan

nilai-nilai parameter yang jelas

3. Analisis model

Model-model yang dipilih untuk dapat dianalisis dengan teknik

programa linier dan variasinya akan menghasilkan hasil-hasil yang

optimal. Proses perhitungan akan menggunakan bantuan program

solver. Program solver merupakan fasilitas tambahan atau optional

yang disediakan Microsoft Excel yang berfungsi untuk mencari

nilai optimal pada suatu formula pada satu sel saja pada

worksheet/lembar kerja.

24

Page 38: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

4. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Lokasi Perusahaan

Perusahaan Windika Utama Group terletak di wilayah Kecamatan

Ngaliyan Kota Madya Semarang, Jawa Tengah. Perusahaan tersebut terletak di

daerah yang cukup strategis karena berada di pemukiman penduduk yang

merupakan sumber tenaga kerja. Letak perusahaan juga dekat dengan salah satu

miniplant yaitu miniplant Ngaliyan yang merupakan sumber bahan baku, selain

itu, letak perusahaan yang dekat dengan Pelabuhan Tanjung Emas dan Bandara

Ahmad Yani sangat menguntungkan untuk sarana transportasi ekspor. Adapun

batas–batas perusahaan adalah sebagai berikut sebelah Utara berbatasan dengan

penghijauan Hutan Sengon, sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan

Beringin Raya, lalu di sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Beringin Raya,

sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Ngaliyan.

4.2 Sejarah Perkembangan Perusahaan

Windika Utama berdiri mulai tahun 1992 berdasar pada akta notaris

no.63 tepatnya tanggal 31 Januari 1992 dengan lembaran berita Negara tanggal 11

Desember 1992 No.99 dengan nama perseroan terbatas ”PT WINDIKA UTAMA”

yang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah. Perusahaan ini mendapatkan surat

izin usaha perikanan (SIUP) dengan No. 24/SIUP/Pengol/10/2006 seperti pada

Lampiran 3.

Tahun anggaran 1992 dengan persetujuan direksi dan komisaris yang

berkedudukan di Jakarta, dibuat satu komitmen kerja yang akan dijalankan antara

lain :

1. Menjalankan usaha dalam bidang pemborongan bangunan yang meliputi

kontraktor, konsultan, perencanaan dan pelaksanaan berbagai layanan

diantaranya hotel-hotel, gedung-gedung, peralatan, jalan, pengairan dan

pekerjaan sipil pada umumnya.

2. Menjalankan usaha dalam bidang pengadaan barang yang meliputi alat

peralatan suku cadang teknik, mesin, listrik, perikanan dan pertanian.

Page 39: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

3. Menjalankan usaha dalam bidang jasa pest control, fumigasi dan

perikanan.

4. Menjalankan perdagangan umum termasuk impor dan ekspor, insulasi air

lokal baik sebagai agen, komisi, restribitas, leveransir, dan grosir dari

semua dan segala barang yang diperdagangkan baik untuk perhitungan dan

tanggung jawabnya pihak lain dengan mendapat komisi.

5. Berusaha di bidang perkebunan.

6. Mengusahakan perindustrian dan pabrikasi untuk barang berat maupun

ringan.

Dari bentuk komitmen tersebut diatas dan berdasarkan akte notaris maka

pada tahun 1992 sejak berdirinya perusahaan, kegiatan usaha yang dijalankan

antara lain:

1. Periode Januari 1992 – September 1992

Dalam periode ini perusahaan telah menjalankan usaha dibidang supllier,

fisheries, kontraktor dan pengolahan hasil pertanian (agrobisnis) dengan

kerjasama PT Madewa Semarang.

2. Periode September 1992 – September 1993

Dengan melihat kondisi kegiatan usaha pada periode Januari 1992 sampai

dengan September 1992 yang dilihat dari segi rutinitas kurang memenuhi

target anggaran perusahaan yang ditentukan, maka pada bulan September

1992 perusahaan mencoba untuk melihat prospek hasil laut yang dipandang

sebagai komiditi non migas yang berlimpah di Negara Indonesia, maka

perusahaan mencoba untuk mengelola hasil laut yaitu ikan teri nasi kualitas

ekspor dengan melakukan pemasaran sendiri, oleh karena masih kurangnya

pengalaman dibidang ekspor sehingga produk hasil pengolahan hanya dijual

ke broker eksport yang ada di Indonesia.

3. Periode September 1993 – September 1995

Dari hasil usaha sampai dengan September 1993, perusahaan lebih terbuka

untuk membuka usaha pengolahan hasil laut ini secara lebih meluas dan atas

negosiasi penjualan langsung ke pembeli pertama (ekspor langsung) maka

pada pertengahan tahun 1993 perusahaan membuat pabrik pengolahan yang

pertama kali di wilayah Rembang, Jawa Tengah. Dari situlah akhirnya

26

Page 40: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

perusahaan mengembangkan usahanya disetiap wilayah yang diperkirakan

dapat mendukung tersedianya bahan baku yaitu kawasan pantai utara yang

antara lain :

- Jawa Timur : meliputi wilayah Ngaglik, Banyuwangi, Situbondo.

- Jawa Tengah : Rembang, Demak, Kendal dan Pemalang.

- Jawa Barat : meliputi Cirebon, Indramayu, Labuan-Banten, Serang hingga

wilayah Lampung (Sumatra)

4. Periode September 1995 – Desember 1996

Akhirnya dengan melihat dan mengevaluasi prospek kegiatan usaha yang

telah berjalan hingga periode yang berakhir, maka perusahaan terus berusaha

untuk mengembangkan dan melebarkan sayapnya dengan melihat berbagai

macam prospek hasil laut yang kemudian perusahaan telah membuka wilayah

kerja baru di Sulawesi dan sekitarnya. Dan akhirnya pada bulan Juli 1996

berdasarkan rapat dewan direksi dan komisaris yang ada di Jakarta maka

perusahaan mencoba untuk membangun pabrik pusat sendiri yang berlokasi di

Semarang hingga kemudian bulan November 1996 perusahaan telah mencoba

untuk terjun dalam bidang yang sama yaitu jenis kegiatan usaha proses

rajungan.

5. Periode Desember 1996 – Desember 1997

Dengan melihat prospek dan banyaknya bahan baku untuk produk rajungan,

disamping terus menjalankan produk terinasi yang sudah dikelola sejak awal,

perusahaan melihat berbagai alternatif pengembangan usaha produksi

rajungan, maka perusahaan mencoba membuka usaha di berbagai wilayah

untuk pengelolaan rajungan yang pada akhirnya perusahaan dapat membuka

pengolahan sampai akhirnya merambah ke wilayah Sumatra dan Ujung

Pandang.

Di samping pengolahan hasil laut di atas, perusahaan juga membuka berbagai

kesempatan yang dapat memenuhi prospek ke depan yang menyangkut

pengolahan hasil laut antara lain : pengolahan ikan basah, chitin, chitosan dan

lain-lain.

27

Page 41: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

6. Periode Desember 1997 – Januari 2007

Guna mempertahankan eksistensi bahan baku dan meningkatkan

perkembangan perusahaan, maka perusahaan tetap menjalankan dan

mengembangkan bisnis ekspor rajungan dengan berbagai variannya.

7. Periode Januari 2007 - Sekarang

Setelah melalui berbagai bentuk riset, analisis kelayakan dan evaluasi prospek

perkembangannya, sebagai bentuk diversifikasi usaha, pada bulan Januari

2007, perusahaan mengembangkan varian produk rajungan dengan berbagai

bentuk, ukuran dan kemasan.

4.3 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun yang menjadi visi dan misi PT Windika Utama adalah :

1. Visi

a. Menjadi Raja Perikanan Dunia ( King of Fisheries in The World).

b. Mempertahankan bisnis yang digeluti hingga ke anak cucu.

c. Meningkatkan taraf hidup seluruh keluarga besar Windika Utama.

2. Misi

a. Menguasai bisnis perikanan di seluruh wilayah indonesia sebagai

langkah awal dalam rangka ekspansi ke wilayah luar Indonesia.

b. Memperluas market dan meningkatkan volume penjualan ke berbagai

negara di seluruh dunia.

4.4 Logo Perusahaan

Logo PT Windika Utama menunjukkan inisialnya yaitu W dan U. Logo

tersebut dibuat dengan desain yang sederhana dengan warna emas. Warna emas

pada logo melambangkan kejayaan dan desain yang sederhana menunjukkan

budaya kesederhanaan dan kekeluargaan.

Sehingga makna logo PT Windika Utama adalah “Kejayaan Dalam

Suasana Kesederhanaan dan Kekeluargaan”. Gambar logo PT Windika Utama

dapat dilihat pada Gambar 10.

Selain memliki logo yang menceminkan harapan dari PT Windika,

perusahaan juga memiliki slogan dalam kelangsungan berdirinya perusahaan.

28

Page 42: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Slogan tersebut adalah “Kualitas Teratas, Produktivitas Prioritas, Komplain

Terbatas”

Gambar 10. Logo PT Windika Utama

4.5 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja

4.5.1 Struktur Organisasi

Adapun pimpinan puncak dalam struktur organisasi PT. Windika Utama

adalah coorporate representative yang membawahi administration manager,

general manager, purchasing manager, marketing manager, crab meat factory

manager, value added product project officer, quality control manager dan

mechanical engineering manager.

Administration manager membawahi staf keuangan dan staf akuntan.

General manager membawahi staf HRD dan staf umum. Purchasing manager

membawahi manajer area dan purchasing staf. Crab meat factory manager

membawahi crab meat production manager yang juga membawahi staf produksi

crab meat. Value added product project officer membawahi value added product

production manager yang juga membawahi staf produksi value added product.

Mechanical engineering manager membawahi staf mechanical engineering. Crab

meat quality control manager membawahi staf crab meat quality control. Value

added product quality control manager membawahi staf value added product

quality control. Marketing manager membawahi staf marketing. Untuk lebih

jelasnya, struktur organisasi PT. Windika Utama dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.5.2 Tenaga Kerja

Jumlah karyawan di PT. Windika Utama mencapai 158 orang yang terdiri

dari 43 orang staff dan 115 karyawan harian tetap. Waktu bekerja dimulai pada

pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB, dengan waktu istirahat selama 1 jam yaitu

pada pukul 12.00 hingga 13.00 WIB. Jam lembur diberlakukan apabila jumlah

daging rajungan yang datang pada hari itu berlimpah. Untuk karyawan yang

29

Page 43: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

bekerja pada proses pasteurisasi, mechanical engineering dan keamanan (satpam)

diberlakukan pembagian kerja (shift).

4.6 Sarana dan Prasarana Perusahaan

4.6.1 Sarana

a) Timbangan

Timbangan yang digunakan dalam proses pengalengan rajungan terdiri

atas 2 jenis yaitu :

- Timbangan duduk digital 150 Kg, berfungsi untuk menimbang daging

rajungan pada saat receiving atau penerimaan bahan baku.

- Timbangan digital 6 Kg, berfungsi untuk menimbang daging rajungan

pada saat filling.

b) Keranjang

Digunakan untuk mendistribusikan daging rajungan yang sudah dalam

toples, mendistribusikan es curai selama proses produksi berlangsung serta

sebagai tempat untuk kaleng.

c) Meja sortasi

Digunakan untuk melakukan sortasi, meja ini terbuat dari bahan stainlees

Dimana satu meja ditempati oleh satu regu sortir yang berjumlah 9 orang.

d) Pinset

Pinset digunakan saat proses sortasi, yang bertujuan untuk mempermudah

pengambilan shell. Pinset tersebut terbuat dari stainless steel sehingga

tidak mudah berkarat dan aman untuk digunakan.

e) Nampan

Nampan yang digunakan berbentuk bundar, terbuat dari bahan plastik.

Nampan digunakan sebagai tempat untuk sortasi.

f) Bak mixing

Bak mixing digunakan untuk menampung dan mencampur daging

rajungan . Bak ini terbuat dari bahan plastik dan dari bahan steinless

g) Meja Mixing

Meja mixing digunakan sebagai tempat untuk melakukan proses

pencampuran daging. Meja ini terbuat dari steinless yang terdapat saluran

drainasenya untuk mengeluarkan air dari es yang mencair.

30

Page 44: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

h) Double seamer machine

Double seamer machine adalah mesin penutup kaleng. Mesin penutup

kaleng tersebut berjumlah 3 buah.

i) Mesin Injet Print

Mesin yang digunakan dalam membuat kode kaleng.

j) Tangki Pasteurisasi

Tangki yang digunakan untuk melakukan pemasakan daging rajungan.

Tangki ini terbuat dari bahan stainless sehingga aman untuk digunakan.

Tangki tersebut berjumlah 3 unit dimana tiap tangki dapat menampung 6

keranjang pasteurisasi.

k) Tangki Pendinginan

Tangki ini digunakan untuk melakukan proses pendinginan. Terbuat dari

bahan stainless, Tangki pendinginan ini juga berjumlah 3 unit dimana tiap

tangki dapat menampung 6 keranjang pasteurisasi.

l) Keranjang Pasturisasi

Keranjang yang digunakan untuk wadah kaleng saat pasteurisasi dan

pendinginan, tiap keranjang pasteurisasi dapat menampung 72 kaleng.

m) Cold storage

Ruang yang digunakan untuk menyimpan bahan baku yang belum sempat

diproses serta untuk menyimpan end product. Berjumlah delapan buah

dengan suhu yang selalu dijaga antara -1 °C sampai dengan 1 °C. Cold

storage untuk menyimpan end product berukuran 780x383x232 cm dengan

kapasitas 2500 master carton.

k) Boiler

Mesin penghasil uap yang digunakan untuk pemasakan. Terdapat 2 jenis

boiler yaitu merk maxitherem dengan kapasitas 500 kg/cm dan jenis

standarkesel yang berkapasitas 750 kg/cm.

4.6.2 Prasarana

Sedangkan prasarana yang menunjang proses pengalengan rajungan

adalah sebagai berikut :

31

Page 45: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

a) Kantor

Kantor PT. Windika Utama terletak satu bangunan dengan ruang proses.

Kantor berfungsi sebagai tempat untuk mengkoordinasikan segala sesuatu

yang berhubungan dengan proses produksi.

b) Gudang dan ruang karantina kaleng

Gudang kaleng terletak pada ruang terpisah dengan ruang pengolahan.

Berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan kaleng dan transit kaleng

sebelum digunakan

c) Kantin

Kantin terletak disebelah ruang cuci pakaian luas kantin adalah panjang

20 m dan lebar 10 m sehingga karyawan lebih leluasa untuk istirahat.

Fasilitas yang ada adalah meja, kursi, dan wastafel sebagai cuci tangan.

d) Labotarorium

Ruangan yang digunakan untuk melakukan pengujian mutu bahan baku

dan produk akhir PT. Windika Utama memiliki laboraturium yang

tempatnya bersebelahan dengan ruang QC. Pengujian yang dapat

dilakukan di laboratorium ini adalah uji organoleptik, uji CAP dan uji

mikroba seperti E. coli, Staphylococus, Salmonela, dan Vibrio.

e) Ruang Mechanical Engineering (ME)

Merupakan ruangan kerja divisi ME, menyimpan semua peralatan yang

berhubungan dengan mesin dan instalasi listrik. Terletak di sebelah ruang

broiler.

f) Ruang ganti pakaian

Perusahaan menyediakan ruang ganti pakaian yang berada di sebelah

tempat cuci tangan dan cuci muka untuk mengurangi kontaminasi dari

luar.

g) Bak cuci kaki

Setiap karyawan yang akan memasuki ruang proses diwajibkan melalui

bak cuci kaki. Bak ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 2 x 1 m

dengan kedalaman 40 cm yang mengandung kadar chlorine 200 ppm.

32

Page 46: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

i) Bak cuci tangan

Setiap karyawan yang memasuki ruang proses diwajibkan mencuci tangan

di bak cuci tangan dan memakai sabun desinfektan yang memiliki

kandungan amonium kuaterner 25 ppm.

j) Toilet

Perusahaan memiliki 8 buah toilet karyawan, 4 toilet terletak di dekat

kantin dan 4 toilet lainnya terletak di dekat gudang kaleng.

k) Bak cuci keranjang dan toples

Setiap toples dan keranjang yang telah selesai digunakan dicuci di bak

cuci keranjang dan toples dengan kandungan amonium kuartener 25 ppm.

l) Tempat cuci mobil

Tempat cuci mobil terletak disebelah ruang cuci toples dan keranjang.

Tempat cuci mobil ini digunakan untuk mencuci mobil atau truk yang

telah selesai dipergunakan.

m) Masjid

Karyawan PT. Windika Utama mayoritas beragama islam, karena itu

perusahaan menyediakan masjid yang terletak di bagian depan ruang

satpam, bersebelahan dengan ruang receiving.

4.7 Dampak Keberadaan Perusahaan terhadap Masyarakat Sekitar

PT. Windika Utama yang terletak di pemukiman penduduk tentu akan

menimbulkan interaksi dengan masyarakat sekitar lokasi pabrik, baik interaksi

positif maupun interaksi negatif. Pada awal berdirinya perusahaan, masyarakat

sempat merasa terganggu dengan limbah pabrik yang ketika itu memproduksi ikan

teri nasi. Namun, ketika perusahaan memutuskan untuk memproduksi rajungan

kaleng, limbah produksi tidak lagi mengganggu masyarakat. Hingga saat ini

interaksi perusahaan dengan masyarakat sekitar dapat dikatakan sangat baik

karena dengan adanya perusahaan, lapangan pekerjaan dan peluang usaha di

daerah ini pun meningkat. Masyarakat dapat bekerja di perusahaan dan membuka

usaha seperti rumah makan bagi karyawan dan menyediakan sarana transportasi

seperti ojek dan angkutan kota. Selain itu, perusahaan juga sering memberikan

donasi dalam kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.

33

Page 47: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Anggota Rantai Pasokan

Anggota rantai pasokan meliputi semua perusahan dan organisasi yang

berhubungan langsung dengan perusahaan baik secara langsung maupun tidak

langsung melalui supplier atau pelanggannya dari point of origin hingga point of

consumption (Tunggal 2009).

5.1.1 Anggota primer (primary members)

Anggota primer adalah semua perusahaan/unit bisnis strategik yang benar-

benar menjalankan aktivitas operasional dan manajerial dalam proses bisnis yang

dirancang untuk menghasilkan keluaran tertentu bagi pelanggan atau pasar.

Anggota primer dalam rantai pasokan daging rajungan ini adalah nelayan, bakul,

pemilik miniplant, dan perusahaan.

1. Nelayan

Nelayan adalah anggota rantai pasokan yang paling awal dalam rantai

pasokan daging rajungan ini. Nelayan berperan besar dalam pengadaan rajungan

karena komoditas ini merupakan komoditas yang belum optimal

pembudidayaannya dan sangat tergantung pada kondisi alam. Alat tangkap yang

digunakan nelayan untuk menangkap rajungan adalah jaring insang (gill net) atau

perangkap (bubu). Setiap harinya, nelayan melaut dan menjual hasil tangkapannya

kepada bakul di darmaga.

2. Bakul

Bakul adalah orang yang membeli hasil laut yang didapatkan oleh nelayan

kemudian menjualnya kepada pemilik miniplant. Setiap harinya bakul menunggu

nelayan yang selesai melaut di darmaga, setelah itu bakul membeli semua jenis

hasil laut yang ditangkap nelayan, kemudian memisahkannya sesuai jenis ikan.

Rajungan yang berhasil dikumpulkan oleh bakul kemudian dijual ke pemilik

miniplant.

3. Pemilik miniplant

Pemilik miniplant adalah orang yang memasok daging rajungan kepada

PT Windika Utama. Pemilik miniplant biasanya mendapatkan rajungan dari

nelayan langsung ataupun dari bakul. Beberapa pemilik miniplant biasanya juga

Page 48: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

merupakan pengumpul yang membeli semua hasil tangkapan nelayan,

perbedaannya dengan bakul adalah pemilik miniplant mengolah rajungan yang

berhasil dikumpulkan untuk kemudian dijual ke perusahaan.

4. Perusahaan

Perusahaan adalah anggota rantai terakhir dalam rantai pasokan daging

rajungan pada penelitian ini. Perusahaan mendapatkan daging rajungan dari

pemilik miniplant. Daging rajungan yang diterima oleh perusahaan adalah daging

yang telah dikupas dan dipisahkan berdasarkan jenisnya. Perusahaan menerapkan

aturan-aturan kepada pemilik miniplant dalam proses pengolahan rajungan

mentah hingga menjadi daging rajungan, untuk mempermudah pengawasan

perusahaan menempatkan manajer area yang bertugas membina pemilik

miniplant, memastikan jalannya transportasi, memantau dan menegosiasikan

harga dengan pemilik miniplant.

5.1.2 Anggota sekunder (secondary member)

Anggota sekunder adalah perusahaan yang menyediakan sumber daya,

pengetahuan, utilitas atau aset-aset bagi anggota primer. Semua anggota yang

secara tidak langsung berpartisipasi atau memberi nilai tambah proses dari

perubahan masukan menjadi keluaran untuk pelanggan akhir (Tunggal 2009).

Pada rantai pasokan daging rajungan ini, anggota sekunder yang berhasil

diidentifikasi adalah pengusaha es batu untuk perusahaan (PT Prawita Jaya Baru),

penyedia tenaga kerja pengupas daging rajungan, produsen alat tangkap rajungan,

dan penyedia sarana transportasi.

5.1.3 Aktifitas anggota primer rantai pasokan

Anggota primer rantai pasokan daging rajungan memiliki aktifitas yang

berbeda-beda. Aktifitas anggota primer rantai pasokan dapat dilihat pada Tabel 3.

Aktifitas yang dilakukan oleh nelayan adalah penjualan dan pengangkutan.

Nelayan melakukan aktifitas menangkap rajungan dari laut. Nelayan umumnya

menangkap rajungan dengan menggunakan jaring insang atau bubu, penggunaan

alat tangkap ini tergantung dari spesifikasi nelayan, jaring insang digunakan oleh

nelayan yang memfokuskan tangkapan pada ikan dan beroperasi di tengah laut,

sedangkan bubu digunakan oleh nelayan yang memfokuskan tangkapannya pada

rajungan,kepiting dan hewan-hewan demersal lainnya, nelayan yang

35

Page 49: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

menggunakan bubu beroperasi di daerah pinggir laut. Rajungan hasil tangkapan

kemudian dijual kepada bakul yang sudah menunggu di darmaga.

Tabel 3. Aktifitas anggota primer rantai pasokan daging rajungan

Aktifitas

anggota primer rantai pasokan

Nelayan Bakul Pemilik Miniplant Perusahaan

Penukaran

Penjualan

Pembelian -

Fisik

Pengangkutan /-

Penyimpanan - -

Pengemasan - -

Failitas

Sortasi -

Grading - -

Pengolahan - -

Informasi Pasar - Keterangan :

( ) dilakukan ( - ) tidak dilakukan

( /-) dilakukan oleh sebagian anggota

Aktifitas yang dilakukan oleh bakul adalah penjualan, pembelian,

pengangkutan, sortasi dan informasi pasar. Bakul melakukan aktifitas pembelian

hasil tangkapan dari nelayan dan mengelompokkan hasil tangkapan nelayan

tersebut berdasarkan jenisnya seperti rajungan, udang, ikan kecil dan ikan besar.

Harga jual rajungan dari nelayan ke bakul berkisar antara Rp 22.000 – Rp 25.000.

Setelah dikelompokkan sesuai jenisnya, bakul akan menjual hasil tangkapan

rajungan kepada pemilik miniplant dengan harga berkisar antara Rp 23.000 – Rp

26.000 per kilogram rajungan.

Umumnya setiap bakul telah memiliki nelayan yang secara kontinu

menjual hasil tangkapannya. Bakul memberikan sarana dan bantuan kepada para

nelayan sehingga nelayan hanya menjual hasil tangkapan kepada bakul tersebut.

Dengan kondisi seperti itu, bakul dapat mengatur hasil tangkapan apa yang boleh

dicari nelayan dalam satu pekan mendatang yang disesuaikan dengan informasi

pasar yang diperoleh bakul. Informasi pasar digunakan bakul untuk menentukan

harga beli kepada nelayan. Informasi pasar diperoleh bakul dari pemilik miniplant

atau dari pelanggan yang membeli hasil laut dari bakul. Aktifitas pembelian yang

dilakukan oleh salah satu bakul dapat dilihat pada Gambar 11.

36

Page 50: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Gambar 11. Aktifitas pembelian rajungan dari nelayan oleh bakul

Aktifitas yang dilakukan oleh pemilik miniplant adalah penjualan,

pembelian, pengangkutan, penyimpanan, pengemasan, sortasi, grading,

pengolahan dan informasi pasar. Pemilik miniplant membeli rajungan dari bakul

dan mengolahnya untuk dijual kepada perusahaan. Pengolahan yang dilakukan

oleh pemilik miniplant adalah pengukusan rajungan dan pengupasan daging dari

cangkang. Daging yang telah dikupas lalu dipisahkan sesuai jenis dagingnya.

Setelah semua daging dipisahkan sesuai jenisnya lalu daging dimasukkan ke

dalam toples dan blong plastik untuk dibawa ke perusahaan. Aktifitas

pengangkutan daging rajungan dilakukan dari miniplant ke tempat pemberhentian

truk perusahaan, namun beberapa miniplant seperti miniplant yang terletak di

Tuban tidak melakukan aktifitas pengangkutan karena truk perusahaan menjemput

daging rajungan langsung ke miniplant.

Informasi pasar dilakukan pemilik minplant untuk mengetahui

perkembangan harga beli daging rajungan dari perusahaan lainnya. Apabila harga

beli dan fasilitas yang ditawarkan perusahaan lain lebih menguntungkan, maka

pemilik miniplant dapat memindahkan pasokan dagingnya ke perusahaan tersebut.

Aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan adalah penjualan, pembelian,

pengangkutan, penyimpanan, pengemasan, sortasi, grading, pengolahan dan

informasi pasar. Perusahaan memiliki aktifitas pembelian daging rajungan dari

pemilik miniplant. Daging yang dibeli dari pemilik miniplant diberi harga sesuai

kualitas dan jenisnya. Daging Colosal Jumbo memiliki nilai beli paling tinggi

yaitu sekitar Rp 220.000 – Rp 240.000,-/kg sedangkan daging clawmeat memiliki

nilai beli paling rendah yaitu sekitar Rp 35.000 – Rp 46.000/kg.

37

Page 51: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Aktifitas pengangkutan yang dilakukan oleh perusahaan berupa

penjemputan daging pada miniplant yang terletak di sepanjang jalur

Semarang-Surabaya. Setelah daging rajungan sampai di perusahaan maka

dilakukan grading dan sortasi untuk memisahkan daging dengan kualitas yang

baik dengan yang buruk. Selanjutnya dilakukan proses pengemasan daging

rajungan ke dalam kaleng dan dilakukan aktifitas pengolahan yaitu proses

pasteurisasi untuk memperpanjang daya simpan produk rajungan kaleng. Aktifitas

penyimpanan yang dilakukan perusahaan adalah penyimpanan bahan baku yaitu

daging rajungan dan juga penyimpanan bahan jadi yaitu produk rajungan kaleng

yang siap kirim. Aktifitas Informasi pasar yang dilakukan adalah mengenai harga

beli daging rajungan dari miniplant dan juga informasi pasar harga jual produk

rajungan kaleng di pasaran dunia.

5.2 Konfigurasi Jaringan Logistik

5.2.1 Pola aliran rantai pasokan

Pola aliran pasokan rajungan dalam studi kasus PT Windika Utama,

Semarang Jawa Tengah secara umum dapat dilihat pada Gambar 12. Pola aliran

dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Pola I : Nelayan – Bakul – Pemilik Miniplant – Perusahaan

2. Pola II: Nelayan – Pemilik Miniplant – Perusahaan

Gambar 12. Pola aliran pasokan rajungan

Pemasokan rajungan dalam studi kasus PT Windika Utama,Semarang

Jawa Tengah dimulai dari nelayan yang menangkap rajungan di laut utara jawa.

Setiap harinya nelayan menjual rajungan hasil tangkapanya kepada bakul yang

Pola I :

Pola II :

Nelayan Bakul Pemilik

Miniplant Perusahaan

Nelayan Pemilik

Miniplant Perusahaan

38

Page 52: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

ada di dermaga. Bakul akan menjual rajungan tersebut kepada pemilik miniplant

di daerah tersebut. Namun, karena hampir sebagian besar bakul adalah juga

merupakan pemilik miniplant, maka terbentuklah pola aliran II. Pemilik miniplant

kemudian mengolah dan mengemas daging rajungan untuk dijual ke perusahaan.

Miniplant PT Windika Utama terletak di kota Banyuwangi, Tuban, Semarang,

Surabaya, Rembang, Madura dan Sumbawa. Pada tiap daerah, perusahaan

menempatkan seorang manajer area sebagai perwakilan perusahaan di daerah

tersebut.

5.2.2 Model Transportasi

Transportasi pada rantai pasokan daging rajungan studi kasus PT Windika

Utama, Semarang Jawa Tengah adalah transportasi pengiriman daging rajungan

yang berasal dari miniplant di beberapa daerah seperti Banyuwangi, Tuban,

Semarang, Surabaya, Rembang, Madura dan Sumbawa menuju ke perusahaan

yang terletak di Semarang.

Pengiriman daging rajungan dari miniplant di daerah Semarang dilakukan

oleh pemilik miniplant itu sendiri dan biaya transportasi dimasukkan ke dalam

harga beli dari perusahaan. Pengiriman daging rajungan dari miniplant yang

terletak di daerah Banyuwangi, Surabaya, Madura dan Sumbawa dilakukan

dengan menggunakan mobil pick up oleh pemilik miniplant. Namun,

pengirimannya tidak sampai di perusahaan yang terletak di Semarang, melainkan

hanya sampai di kota Sidoarjo. Setelah tiba di kota Sidoarjo, daging rajungan di

pindahkan dari mobil pick up ke dalam truk perusahaan yang telah menunggu di

daerah Lingkar Timur Sidoarjo.

Pengiriman daging rajungan dari miniplant yang terletak di daerah

Rembang dilakukan dengan mobil pick up oleh pemilik miniplant menuju ke

tempat pemberhentian truk perusahaan di daerah Batangan. Sedangkan untuk

miniplant yang terletak di daerah Tuban, truk perusahaan akan menjemput daging

rajungan langsung ke tempat miniplant tersebut sehingga pemilik miniplant tidak

mengeluarkan biaya transportasi.

Perusahaan memiliki 2 armada truk yang digunakan untuk melakukan

penjemputan daging rajungan. Armada pertama digunakan untuk menjemput

daging dari miniplant yang terletak di daerah Rembang dan Tuban. Sedangkan

39

Page 53: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

armada kedua menjemput daging rajungan di kota Sidoarjo. Kota Sidoarjo

dijadikan tempat berkumpul daging rajungan dari miniplant yang terletak di

daerah Banyuwangi, Madura, Sumbawa, dan Surabaya sehingga truk armada

perusahaan hanya perlu menunggu di Lingkar Timur Sidoarjo.

Apabila rajungan sedang tidak musim dan daging rajungan produksi

miniplant sedikit, armada yang digunakan untuk penjemputan hanya 1 buah. Truk

ini akan menjemput daging rajungan dari Semarang – Rembang – Tuban –

Sidoarjo dan kembali ke Semarang. Pada saat penulis melakukan penelitian

adalah waktu dimana rajungan sedang tidak musim sehingga armada yang

digunakan untuk penjemputan hanya 1 buah.

Rutinitas penjemputan daging rajungan pada PT Windika Utama adalah

sebagai berikut, pukul 13.00 WIB truk perusahaan berangkat menuju Rembang

untuk mengantarkan toples plastik dan blong yang telah digunakan pada

penjemputan hari sebelumnya. Truk tiba di Rembang pada pukul 18.00 WIB dan

berhenti di tempat yang digunakan untuk tempat pemberhentian sekaligus pusat

penjemputan daging dari miniplant daerah Rembang.

Pukul 18.30 WIB truk kembali berangkat menuju Tuban untuk menjemput

daging rajungan. Berbeda dengan yang ada di daerah Rembang, pada daerah

Tuban penjemputan dilakukan di miniplant tanpa ada tempat pusat penjemputan.

Truk tiba di daerah Tuban sekitar pukul 21.00 WIB dan menyusuri jalan untuk

menjemput daging di miniplant.

Setelah menjemput daging di daerah Tuban, truk kembali melanjutkan

perjalanan ke Sidoarjo. Truk tiba di Lingkar Timur Sidoarjo pada pukul 01.00

WIB. Disana telah menanti mobil-mobil pick up milik miniplant daerah Surabaya,

Sumbawa, Banyuwangi, dan Madura. Semua daging dipindahkan dari mobil pick

up ke dalam truk dan pada pukul 02.00 WIB truk kembali melaju ke Rembang

untuk menjemput daging dari miniplant Rembang. Truk sampai di Rembang

sekitar pukul 06.00 WIB dan melanjutkan perjalanan hingga tiba kembali di

perusahaan pada pukul 11.00 WIB. Peta rute pengiriman daging rajungan dapat

dilihat pada Lampiran 5.

Rajungan merupakan hasil laut dengan kontinuitas yang masih tergantung

musim sehingga menyebabkan beberapa pemilik miniplant tidak dapat melakukan

40

Page 54: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

proses produksi setiap hari. Hal ini mempengaruhi proses penjemputan daging

yang membutuhkan aliran informasi cepat terkait miniplant mana yang

berproduksi pada hari penjemputan tersebut, untuk mengatasi permasalahan ini

peran manajer area sangat krusial dalam menghubungkan informasi dari para

pemilik miniplant di areanya dengan perusahaan.

5.3 Pengawasan Mutu

5.3.1 Pengawasan mutu di tingkat nelayan

Nelayan menangkap rajungan pada malam hari dengan menggunakan

perangkap (bubu) atau jaring insang (gillnet). Menurut Susanto B et al (2004),

rajungan banyak ditemukan pada daerah yang sama dengan kepiting bakau.

Rajungan biasanya merupakan hasil samping dari tambak tradisisonal pasang

surut di Asia. Penangkapan rajungan berlangsung sepanjang tahun, pada musim

angin barat yang biasanya berlangsung selama bulan November–Maret

merupakan musim dimana rajungan banyak tertangkap. Rajungan banyak

tertangkap jika ombak tinggi karena rajungan yang biasanya bersembunyi di dasar

perairan akan terangkat ke atas dengan adanya ombak dan terperangkap dalam

jaring ataupun perangkap yang ditebar oleh nelayan. Rajungan yang tertangkap

pada musim angin barat cenderung memiliki ukuran yang lebih besar daripada

rajungan yang tertangkap pada musim angin timur.

Ketika melaut, nelayan cenderung kurang memperhatikan penanganan

hasil tangkapan. Nelayan melaut tanpa membawa es sebagai bahan penanganan

rajungan, hal ini dikarenakan daerah penangkapan rajungan yang masih berada di

perairan dangkal membuat waktu melaut yang relatif singkat. Rajungan yang

tertangkap tidak diberi perlakuan dan penanganan yang baik, seperti kurang

berhati-hati pada saat melepaskan rajungan dari jaring sehingga ada beberapa

rajungan hasil tangkapan yang cacat seperti putusnya kaki jalan ataupun capit.

5.3.2 Pengawasan mutu rajungan di tingkat bakul

Sesampainya di dermaga, nelayan menjual hasil tangkapan kepada bakul.

Seluruh rajungan ditimbang untuk mengetahui bobotnya tanpa adanya pembedaan

grade mutu, rajungan yang masih memiliki kelengkapan anggota tubuh dengan

rajungan yang sudah tidak memiliki kelengkapan anggota tubuh disatukan dalam

wadah untuk dibawa ke miniplant. Bakul tidak menyediakan es sebagai bahan

41

Page 55: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

penanganan dan tidak diberi perlindungan dari terik matahari sehingga

mempercepat kemunduran mutu rajungan.

5.3.3 Pengawasan mutu rajungan di tingkat miniplant

Pengendalian persediaan yang dapat dilakukan pada rantai pasokan

rajungan ini adalah rajungan dalam bentuk daging yang telah direbus. Hal ini

dikarenakan rajungan merupakan komoditas perairan yang bersifat mudah rusak

(highly perishable) sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama.

Rajungan yang telah ditangkap dari habitat hidupnya harus segera diolah dengan

proses pengukusan, hal ini dilakukan karena tubuh rajungan sebagian besar terdiri

dari air sehingga jika tidak langsung diolah dapat berakibat pada berkurangnya

rendemen daging rajungan yang didapatkan dalam proses pengolahan. Proses

pengolahan rajungan yang pertama kali dilakukan di miniplant. Miniplant

mengolah rajungan mentah menjadi daging rajungan yang telah terpisah dari

cangkang dan dipisahkan berdasarkan jenis dagingnya. Berdasarkan hasil

penelitian Susanto (2007), miniplant disarankan mengolah rajungan dengan

ukuran < 10 ekor/kg agar hasil daging yang diperoleh lebih maksimal, namun

pada prakteknya miniplant mengolah rajungan dengan berbagai ukuran baik besar

maupun kecil dikarenakan permintaan akan daging rajungan yang tinggi dan tidak

diimbangi dengan ketersediaan rajungan di alam.

Rajungan yang sampai di miniplant dimasukkan ke dalam dandang besar

dan disiram dengan air bersih berkali-kali untuk menghilangkan kotoran dan pasir

dari tubuh rajungan. Rajungan yang telah dicuci bersih kemudian di kukus dengan

tungku besar selama 30 menit hingga matang. setelah matang, rajungan dibiarkan

dingin selama 60–90 menit untuk memudahkan ketika proses pengupasan.

Rajungan yang siap dikupas dapat diketahui dengan mengupas kaki jalannya

terlebih dahulu, jika mudah terkelupas maka keseluruhan tubuh rajungan sudah

dapat di kupas.

Proses pengupasan dilakukan oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman

karena pada proses pengupasan terdapat resiko hilangnya daging akibat proses

pengupasan yang kurang hati-hati. Pada proses pengupasan, rajungan dibagi-bagi

berdasarkan jenis dagingnya. Jenis daging pada proses pengupasan rajungan

adalah Jumbo Colosal, Jumbo, Jumbo US, Flower, Spesial, Backfin, Clawmeat

42

Page 56: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

dan CC. Daging yang telah dikupas kemudian dipisahkan berdasarkan jenisnya

dan dimasukkan ke dalam toples plastik, ditimbang beratnya kemudian diberi

label berisi keterangan asal miniplant, pemilik miniplant, jenis daging dan tanggal

produksi. Toples-toples tersebut kemudian dimasukkan ke dalam blong plastik

berisi es curai untuk dikirim ke perusahaan. Daging rajungan yang telah dikupas

dan disusun dalam toples dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Daging rajungan setelah proses pengupasan

Blong plastik berisi daging rajungan yang siap kirim akan dibawa ke

tempat penjemputan dan ditransportasikan dengan truk menuju perusahaan.

Selama perjalanan, daging rajungan harus tetap dalam kondisi dingin, suhu

maksimum daging untuk diterima perusahaan adalah 5 0C oleh karena itu di dalam

blong plastik harus selalu tersedia es curai untuk menjaga suhu daging rajungan

tetap rendah.

Rajungan yang belum terkupas akan disimpan untuk pengupasan hari

selanjutnya. Penyimpanan dilakukan dengan menggunakan box berisi es curai.

Pada dasar box diisi dengan es curai setebal 10 cm kemudian es dilapisi dengan

plastik agar lelehan air tidak berkontak langsung dengan daging rajungan. Antara

lapisan rajungan diberi es curai setebal 7 cm. Dengan metode penyimpanan

seperti ini, rajungan yang belum terpisah daging dengan cangkangnya dapat

bertahan selama maksimal 3 hari.

Mutu menurut Crosby (1979) diacu dalam Nasution (2004) adalah

conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau

ditandarkan. Oleh karena itu, daging yang dikirimkan oleh miniplant selalu

disesuaikan dengan standar dari perusahaan. Standar penerimaan daging rajungan

dari miniplant yang diberlakukan oleh PT Windika Utama dapat dilihat pada

Tabel 4.

43

Page 57: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Jika terjadi kemunduran mutu daging sehingga tidak dapat diterima oleh

perusahaan, maka daging tersebut dihargai dengan harga reject atau akan

dikembalikan kepada pemilik miniplant. Pengawasan mutu yang dilakukan

perusahaan terhadap miniplant adalah dengan penempatan manajer area di

daerah-daerah dimana terdapat miniplant. Seorang manajer area bertugas

memantau kinerja miniplant, menegosiasikan harga dengan pemilik miniplant,

membina miniplant agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya,

serta memastikan alur transportasi penjemputan daging rajungan di daerahnya.

Tabel 4. Standar penerimaan daging PT Windika Utama

Size Ukuran Karakteristik Spesifikasi

Jumbo Imperial ≥ 10 gram Warna

Bau

Rasa

Tekstur

Putih cerah (terbaik)

Putih kekuningan (krem)

Spesifik rajungan

Manis dan Netral

Padat, kenyal dan

kompak

Jumbo A 4,5 – 9,9 gram

Jumbo B 3,5 – 4,4 gram

Jumbo US < 3,4 gram

Backfin > 1 gram

Special < 0,25 gran

Superlump > 0,35 gram

Clawmeat < 1 gram Warna

Bau

Rasa

Tekstur

Kemerahan, kuning cerah

Spesifik rajungan

Manis dan netral

Padat, kompak dan utuh

Sumber : PT Windika Utama

Peranan manajer area sangat penting dalam menjaga kontinuitas aliran

bahan baku daging rajungan dari miniplant ke perusahaan. Jumlah perusahaan

pengolah rajungan yang semakin bertambah dan tidak diimbangi dengan

ketersediaan bahan baku di alam menyebabkan persaingan dalam mendapatkan

rajungan cukup ketat. Oleh karena itu, manajer area memiliki peran yang penting

dalam menjaga miniplant di daerahnya agar tetap mengirimkan daging rajungan

ke PT. Windika Utama.

5.3.4 Pengawasan mutu daging rajungan di perusahaan

Sesampainya di PT Windika Utama, daging rajungan diterima oleh bagian

recieving dan ditimbang untuk menentukan bobot daging dari tiap miniplant.

Setelah melalui bagian recieving, daging disortir untuk memisahkan serpihan

cangkang yang masih mungkin terdapat pada daging. Proses sortasi dilanjutkan

dengan mixing yaitu proses pencampuran daging dari beberapa miniplant agar

44

Page 58: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

produk akhir memiliki nilai organoleptik yang seragam. Daging hasil proses

mixing kemudian disusun dalam kaleng (filling) dan ditimbang bobotnya hingga

mencapai 454 gram (16 oz). Setelah bobot daging sesuai, lalu dilakukan proses

seaming yaitu penutupan kaleng dengan double seamed seaming machine semi

otomatis. Setelah itu dilakukan proses pasteurisasi dan dilanjutkan dengan proses

chilling. Produk akhir yang telah melalui proses chiling kemudian dikemas dalam

karton dan disimpan dalam cold storage untuk kemudian di ekspor.

Menurut Kristiono (2005) diacu dalam Rejeki (2007), permintaan akan

rajungan baik dari dalam maupun luar negeri terus meningkat dan belum dapat

tercukupi mengingat ketersediaannya yang tergantung pada hasil tangkapan. Pada

tahun 2005, permintaan pasar Amerika untuk daging Rajungan mencapai 75.000

ton. Sebagai perusahaan dengan pangsa pasar ekspor, pengawasan mutu harus

selalu menjadi prioritas dalam melaksanakan proses produksi. Oleh karena itu,

pada tiap tahapan proses produksi selalu dilakukan pengujian mutu produk sesuai

persyaratan mutu yang berlaku. Pengujian mutu yang dilakukan oleh PT Windika

Utama adalah uji organoleptik, uji Escherichia coli, Salmonela, Staphylococcus

aureus, Vibrio cholera dan uji CAP. Persyaratan mutu daging rajungan dalam

kaleng dengan proses pasteurisasi berdasarkan SNI 01-6929.1-2002 disajikan

pada Tabel 5.

Tabel 5. Persyaratan mutu daging rajungan dalam kaleng

Jenis Uji Satuan Persyaratan

a. Organoleptik Nilai (1-9) Minimal 7

b. Cemaran mikroba:

- ALT aerob

- Escherichia coli

- Listeria monocytogenes*)

- Salmonella*)

- Staphylococcus aureus

- Vibrio cholerae*)

koloni/gram

APM/gram

per 25 gram

per 25 gram

koloni/gram

per 25 gram

Maksimal 1 x 104

Maksimal < 3

Negatif

Negatif

Maksimal 1 x 103

Negatif

c. Kimia :

- Kadar air

- Cemaran raksa (Hg)

(%)

mg/kg

76-79

Maksimal 0,5

d. Fisik :

- Filth

- Bobot bersih

- Suhu pusat

potong

gram 0C

0

Sesuai label

Maksimal 5

*) Bila diperlukan

Sumber : BSN (2002)

45

Page 59: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Daging rajungan yang diterima perusahaan langsung diproses hingga

menjadi produk rajungan kaleng pasteurisasi dalam waktu satu hari produksi. Bila

bahan baku berlebih dan daging rajungan tidak sempat diproses maka daging akan

disimpan di dalam cold storage untuk diproses keesokan harinya. SOP

pengolahan daging rajungan di PT Windika Utama menerapkan sistem FIFO

(First In First Out) sehingga daging rajungan yang tidak sempat diproses pada

hari sebelumnya akan langsung diproses pagi hari setelahnya saat perusahaan

memulai proses pengolahan.

5.4 Integrasi Rantai Pasokan

Strategi rantai pasokan tradisional sering dikategorikan sebagai strategi

push atau pull. Dalam rantai pasokan push-based, kebijakan produksi dan

distribusi didasarkan pada peramalan jangka panjang. Biasanya pengusaha pabrik

membuat peramalan permintaan dengan dasar data pemesanan yang diterima dari

gudang ritel. Karenanya rantai pasokan push-based memerlukan waktu yang lebih

lama untuk bereaksi terhadap perubahan pasar. Dalam rantai pasokan pull-based,

produksi dan distribusi ditentukan oleh permintaan sehingga rantai pasokan ini

lebih dikendalikan oleh permintaan konsumen nyata daripada peramalan

permintaan. Dalam sistem pull murni, perusahaan tidak menyimpan inventori

sedikitpun dan hanya merespon pesanan spesifik. Sistem ini dimungkinkan

dengan adanya mekanisme aliran informasi yang cepat untuk mentransfer

informasi tentang permintaan konsumen ke seluruh partisipan rantai pasokan

(Simchi-Levi et al., 2003).

Dalam studi kasus PT Windika Utama, kemitraan antara pemilik miniplant

dengan perusahaan menggunakan strategi rantai pasokan yang bersifat pull-based

dimana produksi dan distribusi ditentukan oleh permintaan pasokan dari

perusahaan kepada pemilik miniplant tanpa adanya peramalan permintaan.

Rajungan merupakan komoditas yang mudah busuk sehingga perusahaan dan

pemilik miniplant tidak memiliki persediaan dalam waktu lama. Daging rajungan

yang masuk ke perusahaan harus habis diproses dalam waktu maksimal 2 hari.

Sistem pembayaran yang dilakukan antara perusahaan dan pemilik

miniplant adalah pembayaran 50% uang muka pada hari daging dikirim dan sisa

pembayaraannya dikirimkan keesokan hari setelah daging rajungan selesai

46

Page 60: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

diproses. Sistem pembayaran seperti ini memudahkan para pemilik miniplant

untuk terus berproduksi dan merupakan kekuatan PT Windika Utama dalam

mempertahankan supplier mereka. Sistem pembayaran yang dilakukan

perusahaan memungkinkan adanya loyalitas pemilik miniplant kepada perusahaan

walaupun margin yang didapatkan oleh pemilik miniplant tidak terlalu besar, hal

ini disebabkan karena hampir semua perusahaan rajungan selain PT Windika

Utama menerapkan sistem pembayaran 2-3 bulan setelah daging rajungan dikirim

oleh pemilik miniplant, sedangkan pemilik miniplant harus terus berproduksi

setiap harinya.

5.5 Margin Pemasaran

Saluran pemasaran rajungan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui

pola saluran yang terjadi. Setelah saluran pemasaran diketahui lalu dilakukan

analisis margin pemasaran. Pada penelitian ini saluran pemasaran dimulai dari

harga jual dari nelayan sebagai petani penangkap dan dibatasi hingga di tingkat

biaya yang dikeluarkan oleh pemilik miniplant. Saluran yang terbentuk pada studi

kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Nelayan Semarang – Bakul Semarang – Miniplant Semarang – Perusahaan

2. Nelayan Semarang – Miniplant Semarang – Perusahaan

3. Nelayan Tuban – Bakul Tuban – Miniplant Tuban – Perusahaan

4. Nelayan Tuban – Miniplant Tuban – Perusahaan

5. Nelayan Jepara – Bakul Jepara - Miniplant Rembang – Perusahaan

6. Nelayan Surabaya – Bakul Surabaya – Miniplant Surabaya – Perusahaan

7. Nelayan Surabaya – Miniplant Surabaya - Perusahaan

8. Nelayan Banyuwangi – Miniplant Banyuwangi – Perusahaan

9. Nelayan Madura – Miniplant Madura – Perusahaan

10. Nelayan Sumbawa – Miniplant Sumbawa – Perusahaan

Pada saluran pemasaran di atas diketahui bahwa dalam mendapatkan

rajungan, pemilik miniplant di daerah Semarang dan Tuban dapat melalui bakul

sebagai perantara ataupun melalui nelayan secara langsung. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan penulis, pemilik miniplant Semarang dan Tuban lebih

cenderung mengandalkan nelayan daripada bakul dalam mendapatkan rajungan.

47

Page 61: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Hal ini dikarenakan miniplant Semarang dan Tuban terletak sangat dekat dengan

dermaga tempat nelayan menurunkan hasil tangkapan lautnya.

Sedangkan untuk daerah Rembang dan Surabaya, pemilik miniplant

mendapatkan rajungan dari bakul. Miniplant Rembang pada saat penelitian

dilaksanakan mendapatkan pasokan rajungan dari daerah Jepara. Hal ini

dikarenakan pada saat penelitian dilaksanakan adalah waktu dimana rajungan

sedang tidak musim. Namun, ketersediaan rajungan di daerah Jepara tetap tinggi

walaupun kualitasnya tidak terlalu baik dan rajungan yang tertangkap memiliki

bobot yang kecil. Miniplant Banyuwangi, Madura dan Sumbawa biasanya

mendapatkan rajungan langsung dari tangan nelayan tanpa adanya bakul

perantara. Gambaran saluran pemasaran secara lebih jelas dapat dilihat pada

Lampiran 6.

Biaya fungsional merupakan biaya yang diperlukan oleh anggota rantai

pasokan untuk melakukan aktifitas. Bakul melakukan aktifitas pengangkutan

sehingga biaya fungsional pada tingkat bakul adalah biaya transportasi per

kilogram rajungan. Sedangkan pemilik miniplant selain melakukan aktifitas

pengangkutan juga melakukan proses pengolahan sehingga biaya fungsional di

tingkat pemilik miniplant adalah biaya pengolahan untuk menghasilkan 1

kilogram rajungan dan biaya transportasi per kilogram rajungan. Biaya

pengolahan dalam menghasilkan 1 kilogram rajungan merupakan akumulasi dari

biaya minyak tanah, air, listrik dan upah pengupas daging rajungan. Hasil

perhitungan biaya fungsional, keuntungan dan margin pemasaran pada saluran

pemasaran 1 sampai 5 dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil perhitungan biaya

fungsional, keuntungan dan margin pemasaran pada saluran pemasaran 6 sampai

10 dapat dilihat pada Tabel 7. Rincian perhitungan biaya fungsional dapat dilihat

pada Lampiran 7 sedangkan rincian hasil perhitungan margin pemasaran dapat

dilihat pada Lampiran 8.

Menurut Sudiyono (2002), efisiensi pemasaran dapat didekati dengan

efisiensi operasional yang dapat diukur dengan membandingkan output terhadap

input pemasaran. Dengan kata lain, saluran pemasaran yang paling efisien adalah

saluran yang memiliki biaya fungsional paling rendah. Dengan demikian, saluran

pemasaran yang paling efisien adalah saluran 4 dengan biaya fungsional sebesar

48

Page 62: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Rp 2.250,- sedangkan saluran pemasaran yang paling tidak efisien adalah saluran

pemasaran 10 dengan biaya fungsional sebesar Rp 4.600,-. Saluran 4

mengeluarkan biaya fungsional yang paling rendah dapat dikarenakan pada

miniplant Tuban pemilik miniplant tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi

karena penjemputan daging dilakukan oleh perusahaan langsung ke miniplant,

dengan tidak adanya biaya transportasi maka biaya fungsional secara keseluruhan

menjadi kecil.

Tabel 6. Biaya fungsional, keuntungan dan margin pemasaran saluran 1-5

Saluran ke- 1 2 3 4 5

Harga beli awal 25000 25000 25000 25000 25000

Harga jual akhir 30675 30675 30687,50 30687,50 28091,25

Jumlah biaya

fungsional 4188 3188 3250 2250 4195

Jumlah

keuntungan 1488 2488 2438 3438 -1104

Total margin 5675 5675 5687,50 5687,50 3091,25

Tabel 7. Biaya fungsional, keuntungan dan margin pemasaran saluran 6-10

Saluran ke- 6 7 8 9 10

Harga beli awal 22000 22000 26000 29000 15000

Harga jual akhir 31237,50 31237,50 28872 32237,50 21920

Jumlah biaya

fungsional 4000 4000 4560 4000 4600

Jumlah

keuntungan 5238 5238 -1688 -763 2320

Total margin 9237,50 9237,50 2872 3237,50 6920

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 6 dan Tabel 7, terlihat saluran 5,

8, dan 9 memiliki keuntungan yang bersifat negatif, hal ini mungkin terjadi karena

tingginya harga beli rajungan dari nelayan dan rendahnya rendemen daging yang

dihasilkan. Berdasarkan penelitian Nurholik (2005) pada umumnya rendemen

daging rajungan sebesar 21,43 – 26,27%. Sedangkan berdasarkan wawancara

yang penulis lakukan, rendemen daging rajungan normalnya adalah berkisar

antara 25-30%. Tinggi rendahnya rendemen daging ditentukan dari keahlian

tenaga pengupas dalam mengupas cangkang dan proses pemasakan yang benar,

dan tinggi rendahnya rendemen daging rajungan mempengaruhi dalam total harga

jual yang diberikan oleh perusahaan.

49

Page 63: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

5.6 Efisiensi Rantai Pasokan Rajungan

5.6.1 Identifikasi persoalan

1. Identifikasi variabel keputusan

Analisis efisiensi rantai pasokan dalam penelitian ini dibatasi pasokan

daging rajungan dari miniplant hingga sampai ke perusahaan. Miniplant Semarang

langsung mengirimkan daging rajungan ke perusahaan, untuk miniplant Rembang

dan Tuban terdapat pool pengumpulan daging yang terletak di daerah Rembang.

Sedangkan untuk miniplant Surabaya, Banyuwangi, Madura dan Sumbawa pool

pengumpulan daging rajungan terdapat di daerah Lingkar Timur Sidoarjo. Skema

jalur pasokan daging rajungan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Skema jalur pasokan daging rajungan

1

2

7

6

5

3

4

8

9

10

Keterangan: 1) Semarang 5) Banyuwangi 9) Pool Sidoarjo

2) Rembang 6) Madura 10) Perusahaan 3) Tuban 7) Sumbawa

4) Surabaya 8) Pool Rembang

50

Page 64: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Berdasarkan skema jalur pasokan daging rajungan pada Gambar 14 di

atas, maka dapat ditentukan variabel keputusan yang akan dicari dengan program

linier. Variabel keputusan yaitu jumlah daging rajungan dari tiap miniplant yang

ditransportasikan baik langsung ke perusahaan ataupun melalui pool pengumpulan

daging kemudian menuju perusahaan sehingga dapat diketahui berapa jumlah

pasokan daging rajungan setiap harinya dari masing-masing miniplant. Variabel

keputusan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Variabel keputusan

Simbol Variabel Keputusan

X1,10 Jumlah pasokan daging rajungan dari miniplant Semarang ke

perusahaan

X2,8 Jumlah pasokan daging rajungan dari miniplant Rembang ke Pool

Rembang

X3,8 Jumlah pasokan daging rajungan dari miniplant Tuban ke Pool

Rembang

X4,9 Jumlah pasokan daging rajungan dari miniplant Surabaya ke Pool

Sidoarjo

X5,9 Jumlah pasokan daging rajungan dari miniplant Banyuwangi ke Pool

Sidoarjo

X6,9 Jumlah pasokan daging rajungan dari miniplant Madura ke Pool

Sidoarjo

X7,9 Jumlah pasokan daging rajungan dari miniplant Sumbawa ke Pool

Sidoarjo

X8,10 Jumlah pasokan daging rajungan dari Pool Rembang ke perusahaan

X9,10 Jumlah pasokan daging rajungan dari Pool Sidoarjo ke perusahaan

2. Identifikasi kendala-kendala

Kendala-kendala dalam model yaitu jumlah kapasitas produksi dari tiap

miniplant per hari, kapasitas truk angkutan yang mentransportasikan daging

rajungan dari pool pengumpulan daging ke perusahaan, dan kapasitas minimal

penerimaan daging rajungan dari perusahaan. Formulasi dari kendala-kendala

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kendala kapasitas minimal produksi daging rajungan di perusahaan

X1,10 + X8,10 + X9,10 = A

b. Kendala kapasitas truk angkutan pool Rembang

X2,8 + X3,8 ≤ B

c. Kendala kapasitas truk angkutan pool Surabaya

X4,9 + X5,9 + X6,9 + X7,9 ≤ C

51

Page 65: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

d. Kendala kapasitas produksi miniplant Semarang perhari

X1,10 ≤ D

e. Kendala kapasitas produksi miniplant Rembang perhari

X2,8 ≤ E

f. Kendala kapasitas produksi miniplant Tuban perhari

X3,8 ≤ F

g. Kendala kapasitas produksi miniplant Surabaya perhari

X4,9 ≤ G

h. Kendala kapasitas produksi miniplant Banyuwangi perhari

X5,9 ≤ H

i. Kendala kapasitas produksi miniplant Madura perhari

X6,9 ≤ I

j. Kendala kapasitas produksi miniplant Sumbawa perhari

X7,9 ≤ J

Keterangan :

A : Kapasitas minimal produksi daging rajungan di perusahaan

B : Jumlah kapasitas truk angkutan pool Rembang

C : Jumlah kapasitas truk angkutan pool Surabaya

D : Jumlah kapasitas produksi miniplant Semarang perhari

E : Jumlah kapasitas produksi miniplant Rembang perhari

F : Jumlah kapasitas produksi miniplant Tuban perhari

G : Jumlah kapasitas produksi miniplant Surabaya perhari

H : Jumlah kapasitas produksi miniplant Banyuwangi perhari

I : Jumlah kapasitas produksi miniplant Madura perhari

J : Jumlah kapasitas produksi miniplant Sumbawa perhari

3. Perumusan Fungsi Tujuan

Tujuan pembuatan model adalah untuk mencari alokasi optimal yang

meminimumkan biaya transportasi daging rajungan. Biaya transportasi didapatkan

dengan menjumlahkan perkalian biaya transportasi per kilogram daging dengan

jumlah daging yang ditransportasikan. Namun, untuk biaya transportasi dari pool

Rembang dan pool Sidoarjo, perhitungannya tidak tergantung pada jumlah daging

52

Page 66: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

yang ditransportasikan melainkan biaya per trip. Model diformulasikan sebagai

berikut :

Meminimumkan biaya total (Z)

= C1,10 X1,10 + C2,8 X2,8 + C3,8 X3,8 + C4,9 X4,9 + C5,9 X5,9 + C6,9 X6,9 + C7,9 X7,9 +

C8,10 + C9,10

Keterangan :

Z : Total biaya

Ci,j : Biaya transportasi per kilogram daging rajungan dari asal i ke tujuan j

5.6.2 Penyusunan Model

1. Persamaan kendala

a. Kendala kapasitas minimal daging rajungan dari perusahaan

X1,10 + X8,10 + X9,10 = 500

b. Kendala kapasitas truk angkutan pool Rembang

X2,8 + X3,8 ≤ 500

c. Kendala kapasitas truk angkutan pool Surabaya

X4,9 + X5,9 + X6,9 + X7,9 ≤ 500

d. Kendala kapasitas produksi miniplant Semarang perhari

X1,10 ≤ 100

e. Kendala kapasitas produksi miniplant Rembang perhari

X2,8 ≤ 90

f. Kendala kapasitas produksi miniplant Tuban perhari

X3,8 ≤ 50

g. Kendala kapasitas produksi miniplant Surabaya perhari

X4,9 ≤ 25

h. Kendala kapasitas produksi miniplant Banyuwangi perhari

X5,9 ≤ 120

i. Kendala kapasitas produksi miniplant Madura perhari

X6,9 ≤ 150

j. Kendala kapasitas produksi miniplant Sumbawa perhari

X7,9 ≤ 80

53

Page 67: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

2. Fungsi tujuan

Tujuan model yaitu meminimalkan biaya transportasi dengan pengaturan

pasokan daging rajungan dari miniplant ke perusahaan. Biaya transportasi pada

tiap sumber ke tiap tujuan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Biaya transportasi pada tiap sumber ke tiap tujuan (Cij)

Sumber (i) Tujuan (j) Biaya (Cij)

(Rp/Kg) (Rp)

Miniplant Semarang (1) Perusahaan (10) 250

Miniplant Rembang (2) Pool Rembang (8) 200

Miniplant Tuban (3) Pool Rembang (8) 0

Miniplant Surabaya (4) Pool Sidoarjo (9) 1.000

Miniplant Banyuwangi (5) Pool Sidoarjo (9) 3.000

Miniplant Madura (6) Pool Sidoarjo (9) 2.000

Miniplant Sumbawa (7) Pool Sidoarjo (9) 8.000

Pool Rembang (8) Perusahaan (10) 532.600

Pool Sidoarjo (9) Perusahaan (10) 711.900

Dengan demikian, model tujuan setelah dilengkapi dengan konstanta biaya

transportasi adalah sebagai berikut :

Z = 250 X1,10 + 200 X2,8 + 0 X3,8 + 1.000 X4,9 + 2.000 X5,9 + 3.000 X6,9 +

8.000 X7,9 + 532.600 + 711.900

5.6.3 Analisis Model

Penyelesaian perhitungan model tujuan dilakukan dengan menggunakan

porgoram Solver. Tampilan perhitungan dengan program Solver dapat dilihat

pada Lampiran 9.

Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa kapasitas minimal produksi

perusahaan dapat dipenuhi jika pasokan daging rajungan per hari diperoleh dari

miniplant Semarang 100 kg, miniplant Rembang 90 kg, miniplant Tuban 50 kg,

miniplant Surabaya 25 kg, miniplant Banyuwangi 85 kg dan miniplant Madura

150 kg. Dengan jumlah pasokan daging dari miniplant, maka jumlah daging dari

pool Rembang berjumlah 140 kg sedangkan jumlah daging dari pool Sidoarjo

berjumlah 260 kg. Dengan alokasi pasokan seperti di atas maka perusahaan dapat

memenuhi minimal produksi dengan biaya transportasi yang dikeluarkan adalah

senilai Rp 1.867.500,-. Hasil perhitungan jumlah pasokan dan biaya transportasi

dapat dilihat pada Tabel 10.

54

Page 68: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Berdasarkan hasil perhitungan Solver, untuk memenuhi produksi minimal

perusahaan perhari, miniplant Sumbawa tidak perlu mengirimkan pasokan daging

karena biaya transportasi yang tinggi. Namun, mengingat rajungan merupakan

komoditas musiman maka miniplant Sumbawa dapat mengirimkan daging

rajungan untuk menutupi kekurangan pasokan apabila rajungan yang dikirimkan

oleh miniplant daerah lain belum mencukupi pasokan minimal perusahaan

perhari.

Tabel 10. Hasil perhitungan biaya transportasi daging rajungan

Sumber (i) Tujuan (j) Biaya

(Cij)

(Rp/Kg)

Jumlah

Pasokan

(Xij)

(kg)

Biaya

Transportasi

(CijXij)

(Rp)

Miniplant Semarang (1) Perusahaan (10) 250 100 25.000

Miniplant Rembang (2) Pool Rembang (8) 200 90 18.000

Miniplant Tuban (3) Pool Rembang (8) 0 50 0

Miniplant Surabaya (4) Pool Sidoarjo (9) 1.000 25 25.000

Miniplant Banyuwangi (5) Pool Sidoarjo (9) 3.000 85 255.000

Miniplant Madura (6) Pool Sidoarjo (9) 2.000 150 300.000

Miniplant Sumbawa (7) Pool Sidoarjo (9) 8.000 0 0

Pool Rembang (8) Perusahaan (10) 532.600 532.600

Pool Sidoarjo (9) Perusahaan (10) 711.900 711.900

Total biaya transportasi 1.867.500

55

Page 69: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Rantai pasokan rajungan pada studi kasus PT Windika Utama memiliki

anggota primer yaitu nelayan, bakul, pemilik miniplant dan perusahaan.

Sedangkan anggota sekundernya yaitu pengusaha es batu, penyedia tenaga kerja

pengupas daging rajungan, produsen alat tangkap rajungan, dan penyedia sarana

transportasi. Sebagian besar pemilik miniplant juga merangkap sebagai bakul

sehingga memperpendek rantai pasokan daging rajungan pada penelitian ini.

Pemilik miniplant yang memasok daging rajungan ke PT Windika Utama berasal

dari berbagai wilayah seperti Semarang, Rembang, Tuban, Surabaya, Bayuwangi,

Madura, dan Sumbawa.

Aktifitas yang dilakukan oleh masing-masing anggota primer rantai

pasokan adalah nelayan melakukan aktifitas penjualan dan pengangkutan.

Aktifitas yang dilakukan oleh bakul adalah penjualan, pembelian, pengangkutan,

sortasi dan informasi pasar. Sedangkan, aktifitas yang dilakukan oleh pemilik

miniplant hampir sama dengan perusahaan yaitu penjualan, pembelian,

pengangkutan, penyimpanan, pengemasan, sortasi, grading, pengolahan dan

informasi pasar.

Dalam pengawasan mutu, nelayan cenderung kurang memperhatikan

penanganan hasil tangkapan, rajungan yang tertangkap tidak diberi penanganan

yang baik sehingga ada beberapa rajungan hasil tangkapan yang cacat seperti

putusnya kaki jalan ataupun capit. Pada tingkat bakul juga tidak ditemukan

adanya pembedaan grade mutu. Pengawasan mutu mulai dijalankan pada tingkat

miniplant dimana rajungan ditangani dengan baik, sesuai prosedur pengolahan

dan terdapat pembedaan grade mutu untuk daging rajungan yang dihasilkan serta

sesuai dengan standar perusahaan. Perusahaan memantau pengawasan mutu

miniplant dengan menempatkan manajer area yang bertugas menjaga dan

meningkatkan kualitas dan kuantitas dari miniplant di daerah-daerah. Pengawasan

mutu di perusahaan dilakukan dengan pengujian mutu produk pada tiap tahapan

proses. Pengujian mutu disesuaikan dengan standar yang berlaku di Indonesia.

Page 70: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Pada penelitian ini terdapat 10 saluran pemasaran daging rajungan, dari

hasil perhitungan margin pemasaran, saluran pemasaran yang paling efisien

adalah saluran 4 (Nelayan Tuban – Miniplant Tuban – Perusahaan) dengan biaya

fungsional sebesar Rp 2.250,- Sedangkan saluran pemasaran yang paling tidak

efisien adalah saluran pemasaran 10 (Nelayan Sumbawa – Miniplant Sumbawa –

Perusahaan) dengan biaya fungsional sebesar Rp 4.600,-.

Sedangkan dari hasil perhitungan efisiensi biaya transportasi, diketahui

bahwa kebutuhan minimal produksi perusahaan diperoleh dengan biaya

transportasi minimal jika pasokan daging rajungan per hari diperoleh dari

miniplant Semarang 100 kg, miniplant Rembang 90 kg, miniplant Tuban 50 kg,

miniplant Surabaya 25 kg, miniplant Banyuwangi 85 kg dan miniplant Madura

150 kg. Dengan jumlah pasokan daging dari miniplant, maka jumlah daging dari

pool Rembang berjumlah 140 kg sedangkan jumlah daging dari pool Surabaya

berjumlah 260 kg. Dengan alokasi pasokan seperti di atas maka perusahaan dapat

memenuhi minimal produksi dengan biaya transportasi yang dikeluarkan adalah

senilai Rp 1.867.500,-.

6.2 Saran

Mengingat rajungan merupakan komoditi yang ketersediaannya

dipengaruhi musim, maka sebaiknya perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai

pengaruh perbedaan musim pada kualitas daging rajungan dan efisiensi biaya

transportasi rantai pasokan rajungan di daerah Jawa Tengah.

57

Page 71: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Crab Meat Grades. http://www.phillipsfoodseurope.com/.

[12 Desember 2008].

Bahri,S., Indraningsih, Widiastuti, R., Murdiati, R., Maryam, R. 2002. Keamanan

Pangan Asal Ternak : Suatu Tuntutan di Era Perdagangan Bebas.

Wartazoa. 12: 47-64.

Bawono, B. 2007. Analisis Pemilihan Vendor Berbasis Fuzzy Supply Chain.

Jurnal Teknologi Industri. 6:31-38.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2008. Statistik Perikanan Tangkap Jawa

Tengah, 2007. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Dewan Standardisasi Nasional, 2002. SNI (Standar Nasional Indonesia) 01-

6929.2-2002. Daging rajungan dalam kaleng secara pasteurisasi

persyaratan bahan baku. Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Earle RL. 1969. Satuan Operasi Pengolahan Pangan. Nasution Z, penerjemah.

Bogor: PT. Sastra Hudaya. Terjemahan dari: Unit Operation in Food

Processing.

Griffin, P.M., Thomas, D.J. 1996. Coordinated supply chain management.

European Journal of Operational Research 96:1-15.

Hanafiah, A.M. dan Saefuddin, A.M. 2006. Tata Niaga Hasil Perikanan. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Heizer, J dan Render, B. 2004. Principles Of Operations Management. New

Jersey: Pearson Education, Inc.

Hidayat, N. 2007. Pengembangan Produk & Teknologi Proses.

http://ptp2007.wordpress.com/. [19 Juli 2008].

Ibrahim, B. Erungan, AC. Sadi, U. 2007. Teknologi Proses Thermal Hasil

Perairan. Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Irawan, HSL. 1995. Pengawetan Ikan dan Hasil Perikanan. Solo: CV Aneka.

Ito, T., Salleh, M.R. 2000. A blackboard-based negotiation for collaboratives

supply chain system. J Of Materials Processing Technology. 107:398-403

Moeljanto. 1992. Pengawetan Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Page 72: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Motarjemi,Y., Kaferstein,F. 1999. Food Safety, Hazard Analysis and Critical

Control Point and The Increase of Foodborne disease: a Paradox?. Food

Control. 10:325-333

Muchtadi, TR dan Sugiyono. 1992. Petunjuk Laboratorium Ilmu Bahan Pangan.

Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.

Mulyono, S. 1991. Operations Research. Jakarta: FE UI.

Nasution, M.N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Noegroho, A. 2007. Indonesia Produsen Perikanan Terbesar Ke-3 di Dunia.

www.mediabisnisonline.com. [20 Januari 2009].

Nurholik. 2005. Pengaruh Ukuran Karapas Terhadap Rendemen Daging Rajungan

(Portunus pelagicus). [Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perikanan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Oemarjati BS dan Wardhana W. 1990. Taksonomi Avertebrata. Di dalam

Pengantar Praktikum Laboratorium. Universitas Indonesia. Jakarta: UI

Press.

Olson, DL. 1990. Chance constrain quality control. Engineering Cost and

Production Economics 20:165-174.

Pratiwi, S.G. dan Wiratno, S.E. 2008. Mathematical modelling of the distribution

system in marine agroindustry : A case study. Proceedings of the 9th Asia

Pasific Industrial Engineering & Management System Confrence; Bali, 3-

5 December 2008. APIEMS. 2008. hlm 4999-2507.

Pratt, H.S. 1953. A Manual Guide Of The Common Invertebrates Animal.

Macgraw Hill. Company Inc: New York.

Prawirosentono,S. 2002. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Total

Quality Management Abad 21. Jakarta : Bumi Angkasa.

Rejeki, S. 2007. The effect of different water flow rates on the survival rate of

blue crab (Portunus pelagicus) zoea IV-megalopa stages. Journal of

Coastal Development 10:197-203.

Said, A. I, et al. 2006. Produktifitas dan Efisiensi dengan Supply Chain

Management. Jakarta: Penerbit PPM.

Simamarta, D. A. 1985. Operations Research: Sebuah Pengantar. Jakarta: PT.

Gramedia.

Simchi-Levi, D., P. Kaminsky dan E. Simchi-Levi. 2003. Designing, and

Managing The Supply Chain : Concepts, Strategies and Case Studies.

McGraw-Hill, New York.

59

Page 73: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Sistem Informasi Perhitungan Statistik Kelautan dan Perikanan. 2006. Data

Produksi Berdasarkan Jenis Ikan Perairan Laut Tahun 2003-2005 Pada

Perairan Provinsi Jawa Tengah. http://simpatik.dkp.go.id/. [21 Juli 2009].

Soekarto, S.T. 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan.

Bogor: PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Malang: UMM Press.

Supranto, J. 2005. Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Susanto. 2007. Studi pengaruh periode terang dan gelap bulan terhadap rendemen

dan kadar air daging rajungan (portunus pelagicus l) yang di proses pada

mini plant panaikang kabupaten maros. Jurnal Agrisistem 3:50-56.

Susanto, B et al. 2004. Pengamatan aspek biologi rajungan (Portunus pelagicus),

dalam menunjang teknik pembenihannya. Warta Penelitian Perikanan

Indonesia 1:10-17.

Tarigan, N.M.R. 2004. Analisis pelaksanaan pengendalian mutu pada perusahaan.

Jurnal ilmiah manajemen dan bisnis 4: 115-122.

Tunggal, A.W. 2009. Manajemen Logistik dan Supply Chain Management

(Manajemen Rantai Pasokan). Jakarta: Harvarindo.

60

Page 74: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas
Page 75: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Anggota Rantai Pasokan

Daftar Pertanyaan Windika Utama

1. Kapasitas produksi perhari?

2. Pasokan daging perhari?

3. Kebutuhan daging di perusahaan pada Bulan Agustus 2009

4. Sistem pemesanan daging yang dilakukan oleh perusahaan?

5. Pengaturan pemesanan dilakukan oleh divisi apa?

6. Miniplant pemasok daging rajungan selama Bulan Agustus 2009

7. Sistem penyimpanan daging

8. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh perusahaan terhadap miniplant

9. Kerjasama yang dilakukan antara perusahaan dengan miniplant

10. Spesifikasi daging yang diinginkan oleh perusahaan

11. Jika daging tidak sesuai dengan permintaan perusahaan maka akan

dikemanakan?

12. Harga beli daging rajungan perminiplant sama atau berbeda-beda?

13. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendatangkan daging rajungan

dari miniplant?

Daftar pertanyaan Miniplant

1. Rajungan didapatkan dari?

2. Produksi perhari/perbulan?

3. Tahap-tahap pengolahan daging rajungan

4. Harga beli rajungan per kilo

5. Harga jual rajungan per kilo

6. Rutinitas pengiriman ke Windika Utama

7. Berapa lama penyimpanan daging rajungan sampai siap kirim ke

perusahaan

8. Pengawasan mutu dan Grading yang dilakukan miniplant?

9. Upah pekerja?

10. Miniplant hanya mengirim ke WU atau ke perusahaan lain juga?

11. Punya persediaan daging atau tidak?

12. Kalau daging kurang/lebih dari pesanan bagaimana?

13. Kalau daging tidak sesuai pesanan WU bagaimana?

Daftar pertanyaan Bakul

1. Rajungan yang didapatkan per hari?

2. Kerjasama dengan pemilik miniplant?

3. Rajungan langsung di bawa ke miniplant/dijual ke pasar dulu?

4. Rajungan di es atau tidak selama pengumpulan dari nelayan?

5. Nelayan biasanya selalu menjual ke satu bakul/ke beberapa?

Daftar pertanyaan Nelayan

1. Penangkapan rajungan dengan alat?

2. Khusus mencari rajungan/tidak?

3. Sekali melaut biaya yang dibutuhkan?

4. Rajungan yang didapatkan tiap melaut?

5. Musim yang banyak rajungan tertangkap?

6. Tiap melaut membawa Es/tidak?

62

Page 76: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Departemen Teknologi Hasil Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Kuisioner Penelitian

“Efisiensi Rantai Pasokan Rajungan (Portunus pelagicus)

Studi Kasus PT Windika Utama, Semarang-Jawa Tengah.”

Supplier

Tempat/Tanggal :

Area :

Nama responden :

Pemilik Supplier :

Alamat miniplant :

Pasokan ke Windika Utama

Jumlah pasokan harian :

Harga jual/kg :

Anggota Rantai

Pemasok rajungan :

No Pemasok Jumlah Pasokan harian Harga beli

1 Nelayan

2 Bakul

3 Lainnya

Kerjasama yang dibangun :

No Pemasok Bentuk kerjasama

1 Nelayan

2 Bakul

3 Lainnya

Transportasi

Rentang waktu pengiriman :

Pengiriman menggunakan :

Tanggungan biaya : supplier/perusahaan

Biaya

Biaya Operasional :

Tenaga Kerja :

Transportasi :

Lain-lain :

Lampiran 2. Kuisioner penelitian

63

Page 77: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Lampiran 4. Struktur Organisasi PT Windika Utama Semarang,Jawa-Tengah

65

Page 78: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Lampiran 5. Peta Rute Pengiriman Daging Rajungan

66

Page 79: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Lampiran 6. Gambar Saluran Pemasaran Rajungan PT Windika Utama

Nelayan

Semarang

Nelayan Tuban

Nelayan Jepara

Nelayan Surabaya

Nelayan Banyuwangi

Nelayan Madura

Nelayan Sumbawa

Bakul Semarang

Bakul Tuban

Bakul Surabaya

Windika

Utama

Bakul Jepara

Miniplant Semarang

Miniplant Tuban

Miniplant Rembang

Miniplant Surabaya

Miniplant Bayuwangi

Miniplant Madura

Miniplant Sumbawa

67

Page 80: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Lampiran 7. Rincian perhitungan biaya

Keterangan Biaya

1. Harga Beli Awal : Harga beli 1 kilogram rajungan dari nelayan

2. Harga Jual Akhir : Harga jual 1 kilogram daging rajungan oleh perusahaan

3. Jumlah Biaya Fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi

- Biaya Operasional : Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 kilogram

daging rajungan (Upah Pekerja, Air, Listrik, Minyak/LPG).

- Biaya Transportasi : Biaya yang dikeluarkan untuk mentransportasikan 1 kilogram

daging rajungan.

4. Total Margin : Selisih harga jual akhir dengan harga beli awal

Rincian Perhitungan

a) Semarang

1. Harga beli awal : Rp 25.000

2. Harga jual akhir : Rp 30.675

1 kg Rajungan = 250 gr daging rajungan

Jenis Daging persentase

rendemen

Harga/gr

Collosal 0,02 x 250 gr x 235 = 1175

Jumbo 0,19 x 250 gr x 235 = 11162,5

Jumbo US 0,06 x 250 gr x 175 = 2625

Backfin 0,06 x 250 gr x 145 = 2175

Flower 0,14 x 250 gr x 145 = 5075

SuperLump 0,05 x 250 gr x 140 = 1750

Spesial 0,15 x 250 gr x 80 = 3000

Clawmeat 0,33 x 250 gr x 45 = 3712,5

Harga Jual akhir = 30675

3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi

Biaya operasional = = Rp 3.125

Biaya Transportasi = = Rp 62,5

Jumlah biaya fungsional = Rp 3.125 + Rp 62,5 = Rp 3.188

4. Total Margin = Harga jual akhir – Harga beli awal

= Rp 30.675 – Rp 25.000

= Rp 5.675

68

Page 81: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

b) Tuban

1. Harga beli awal : Rp 25.000

2. Harga jual akhir : Rp 30.687,5

1 kg Rajungan = 250 gr daging rajungan

Jenis Daging persentase

rendemen

Harga/gr

Collosal 0,02 x 250 gr x 235 = 1175

Jumbo 0,19 x 250 gr x 235 = 11162,5

Jumbo US 0,06 x 250 gr x 180 = 2700

Backfin 0,06 x 250 gr x 145 = 2175

Flower 0,14 x 250 gr x 145 = 5075

SuperLump 0,05 x 250 gr x 135 = 1687,5

Spesial 0,15 x 250 gr x 80 = 3000

Clawmeat 0,33 x 250 gr x 45 = 3712,5

Harga Jual akhir = 30687,5

3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi

Biaya operasional = = Rp 2.250

Biaya Transportasi = = Rp 0

Jumlah biaya fungsional = Rp 2.250 + Rp 0 = Rp 2.250

4. Total Margin = Harga jual akhir – Harga beli awal

= Rp 30.687,5 – Rp 25.000

= Rp 5.687,5

c) Rembang

1. Harga beli awal : Rp 25.000

2. Harga jual akhir : Rp 28.091,25

1 kg Rajungan = 225 gr daging rajungan

Jenis Daging persentase

rendemen

Harga/gr

Collosal 0,02 x 225 gr x 234 = 1053

Jumbo 0,19 x 225 gr x 234 = 10003,5

Jumbo US 0,06 x 225 gr x 174 = 2349

Backfin 0,06 x 225 gr x 144 = 1944

Flower 0,14 x 225 gr x 144 = 4536

SuperLump 0,05 x 225 gr x 139 = 1563,75

Spesial 0,15 x 225 gr x 89 = 3003,75

Clawmeat 0,33 x 225 gr x 49 = 3638,25

Harga Jual akhir = 28091,25

69

Page 82: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi

Biaya operasional = = Rp 3.150

Biaya Transportasi = = Rp 45

Jumlah biaya fungsional = Rp 3.150 + Rp 45 = Rp 3.195

4. Total Margin = Harga jual akhir – Harga beli awal

= Rp 28.091,25 – Rp 25.000

= Rp 3.091,2

d) Surabaya

1. Harga beli awal : Rp 22.000

2. Harga jual akhir : Rp 31.237,50

1 kg Rajungan = 250 gr daging rajungan

Jenis Daging Persentase

rendemen

Harga/gr

Collosal 0,02 x 250 gr x 234,1 = 1170,5

Jumbo 0,19 x 250 gr x 234,1 = 11119,75

Jumbo US 0,06 x 250 gr x 174,1 = 2611,5

Backfin 0,06 x 250 gr x 144,1 = 2161,5

Flower 0,14 x 250 gr x 144,1 = 5043,5

SuperLump 0,05 x 250 gr x 139,1 = 1738,75

Spesial 0,15 x 250 gr x 89,1 = 3341,25

Clawmeat 0,33 x 250 gr x 49,1 = 4050,75

Harga Jual akhir = 31237,5

3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi

Biaya operasional = = Rp 3.750

Biaya Transportasi = = Rp 250

Jumlah biaya fungsional = Rp 3.750 + Rp 250 = Rp 4.000

4. Total Margin = Harga jual akhir – Harga beli awal

= Rp 31.237,50 – Rp 22.000

= Rp 9.237,50

70

Page 83: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

e) Banyuwangi 1. Harga beli awal : Rp 26.000

2. Harga jual akhir : Rp 28.872

1 kg Rajungan = 240 gr daging rajungan

Jenis Daging Persentase

rendemen

Harga/gr

Collosal 0,02 x 240 gr x 240 = 1152

Jumbo 0,19 x 240 gr x 240 = 10944

Jumbo US 0,06 x 240 gr x 180 = 2592

Backfin 0,06 x 240 gr x 135 = 1944

Flower 0,14 x 240 gr x 135 = 4536

SuperLump 0,05 x 240 gr x 135 = 1620

Spesial 0,15 x 240 gr x 70 = 2520

Clawmeat 0,33 x 240 gr x 45 = 3564

Harga Jual akhir = 28872

3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi

Biaya operasional = = Rp 3.840

Biaya Transportasi = = Rp 720

Jumlah biaya fungsional = Rp 3.840 + Rp 720 = Rp 4.560

4. Total Margin = Harga jual akhir – Harga beli awal

= Rp 28.872 – Rp 26.000

= Rp 2.872

f) Madura

1. Harga beli awal : Rp 29.000

2. Harga jual akhir : Rp 32.237,50

1 kg Rajungan = 250 gr daging rajungan

Jenis Daging persentase

rendemen

Harga/gr

Collosal 0,02 x 250 gr x 239,1 = 1195,5

Jumbo 0,19 x 250 gr x 239,1 = 11357,25

Jumbo US 0,06 x 250 gr x 179,1 = 2686,5

Backfin 0,06 x 250 gr x 149,1 = 2236,5

Flower 0,14 x 250 gr x 149,1 = 5218,5

SuperLump 0,05 x 250 gr x 139,1 = 1738,75

Spesial 0,15 x 250 gr x 89,1 = 3341,25

Clawmeat 0,33 x 250 gr x 54,1 = 4463,25

Harga Jual akhir = 32237,5

3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi

Biaya operasional = = Rp 3.500

Biaya Transportasi = = Rp 500

Jumlah biaya fungsional = Rp 3.500 + Rp 500 = Rp 4.000

71

Page 84: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

4. Total Margin = Harga jual akhir – Harga beli awal

= Rp 32.237,50 – Rp 29.000

= Rp 3.237,5

g) Sumbawa

1. Harga beli awal : Rp 15.000

2. Harga jual akhir : Rp 21.920

1 kg Rajungan = 200 gr daging rajungan

Jenis Daging persentase

rendemen

Harga/gr

Collosal 0,02 x 200 gr x 215 = 860

Jumbo 0,19 x 200 gr x 215 = 8170

Jumbo US 0,06 x 200 gr x 165 = 1980

Backfin 0,06 x 200 gr x 130 = 1560

Flower 0,14 x 20 gr x 130 = 3640

SuperLump 0,05 x 200 gr x 130 = 1300

Spesial 0,15 x 200 gr x 70 = 2100

Clawmeat 0,33 x 200 gr x 35 = 2310

Harga Jual akhir = 21920

3. Jumlah biaya fungsional : Biaya Operasional + Biaya Transportasi

Biaya operasional = = Rp 3.000

Biaya Transportasi = = Rp 1.600

Jumlah biaya fungsional = Rp 3.000 + Rp 1.600 = Rp 4.600

4. Total Margin = Harga jual akhir – Harga beli awal

= Rp 21.920 – Rp 15.000

= Rp 6.920

72

Page 85: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Jalur I Jalur II Jalur III Jalur IV Jalur V Jalur VI Jalur VII Jalur VIII Jalur IX Jalur X

Harga beli dari Nelayan 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 22.000 22.000 26.000 29.000 15.000

BAKUL

Harga beli 25.000 25.000 25.000 22.000

biaya transfer 1.000 1.000 1.000 0

total biaya fungsional 1.000 1.000 1.000 0

% biaya fungsional 23,88 30,77 23,84 0,00

Harga Jual 27.000 27.000 27.000 23.000

Keuntungan 1.000 1.000 1.000 1.000

% Keuntungan 67,23 41,03 -90,60 19,09

Marjin pemasaran 2.000 2.000 2.000 1.000

Sebaran Marjin 35,24 35,16 64,70 10,83

Rasio keuntungan/biaya (%) 100 100 100

MINIPLANT

Harga beli 27.000 25.000 27.000 25.000 27.000 23.000 22.000 26.000 29.000 15.000

biaya operasional 3.125 3.125 2.250 2.250 3.150 3.750 3.750 3.840 3.500 3.000

biaya transfer 62,5 62,5 45 250 250 720 500 1600

total biaya fungsional 3.188 3.188 2.250 2.250 3.195 4.000 4.000 4.560 4.000 4.600

% biaya fungsional 76,12 100 69,23 100 76,16 100 100 100 100 100

Harga Jual 30.675 30.675 30.687,50 30.687,50 28.091,25 31.237,50 31.237,50 28.872 32.237,50 21.920

Keuntungan 488 2.488 1.438 3.438 -2.104 4.238 5.238 -1.688 -763 2.320

% Keuntungan 32,77 100 58,97 100 190,60 80,91 100 100 100 100

Marjin pemasaran 3.675 5.675 3.688 5.688 1.091 8.238 9.238 2.872 3.238 6.920

Sebaran Marjin 64,76 100 64,84 100 35,30 89,17 100 100 100 100

Rasio keuntungan/biaya (%) 15,29 78,04 63,89 152,78 -65,85 105,94 130,94 -37,02 -19,06 50,43

Total biaya keseluruhan 4.188 3.188 3.250 2.250 4.195 4.000 4.000 4.560 4.000 4.600

Total keuntungan 1.488 2.488 2.438 3.438 -1.104 5.238 5.238 -1.688 -763 2.320

Total Margin 5.675 5.675 5.688 5.688 3.091 9.238 9.238 2.872 3.238 6.920

Rasio keuntungan/biaya (%) 35,52 78,04 75,00 152,78 -26,31 130,94 130,94 -37,02 -19,06 50,43

Lampiran 8. rincian hasil perhitungan margin pemasaran

73

Page 86: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Lampiran 9. Tampilan perhitungan dengan program Solver

74

Page 87: ANALISIS RANTAI PASOKAN RAJUNGAN STUDI KASUS PT … · 4.4 Logo Perusahaan ... Nomor Teks Halaman . ... tahun dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau sebanyak 17.508 dan luas

Lampiran 10. Pasokan daging Rajungan PT Windika Utama Juli 2009

Lampiran 11. Potensi Persediaan Daging Rajungan dari Miniplant Sumbawa

75