analisis psikologi sastra padae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9015/1/skripsiku... · 2020....
TRANSCRIPT
Analisis Psikologi Sastra pada
Puisi “ الى أمي ” Karya Mahmoud Darwish
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.)
Oleh:
Meryana Uswatunisak
NIM: 53040160013
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
iii
iv
MOTTO
v
vi
لة وإن ها لكبيرة إل على الاشعي واستعينوا بلصب والصArtinya
Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu´
(QS. Al-Baqarah : 45)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Allah Swt, akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik dan saya persembahkan untuk:
Almarhumah Bapak, yang memberikan ridha menuntut ilmu jauh dari kampung
halaman
Ibu, yang telah memberikan kasih sayang, semangat dan dukungan penuh
viii
KATA PENGANTAR
Al-hamdu lillah, pujian bagi Allah yang telah memberi kesempatan kepada
penulis untuk belajar Bahasa dan Sastra Arab di IAIN Salatiga hingga
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Rahmat dan salam semoga dicurahkan Allah
kepada Nabi Muhammad yang sunnahnya semoga dapat terus penulis ikuti.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin bisa terselesaikan tanpa
adanya bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan skripsi ini. Berkat bantuan, saran dan motivasi
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung akhirnya skripsi
ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Zakiyudin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Benny Ridwan, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab
dan Humaniora IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Agus Suaidi, Lc, MA . selaku Ketua Program Studi Bahasa dan
Sastra Arab IAIN Salatiga.
4. Bapak Muhammad Hanif, M.Mum. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan banyak masukan untuk mempertahankan nilai
akademik selama perkuliahan.
5. Bapak Muhammad Hanif, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penyusunan
skripsi ini.
ix
6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga,
terkhusus seluruh dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Arab.
7. Almarhumah Bapak Sugiyanto dan Ibu Nurjanah selaku orang tua penulis,
yang telah membimbing dari kecil tak pernah bosan memotivasi penulis dan
selalu memberikan do‟a terbaiknya.
8. Seluruh teman-teman Program Studi Bahasa dan Sastra Arab angkatan 2016
atas kebersamaannya selama kuliah.
9. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu
menyelesaikan tulisan ini dari awal, proses penelitian, hingga skripsi ini
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari layak, sehingga kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini
bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca.
Akhirnya semoga Allah semoga memberikan ma‟unahnya, agar setelah skripsi
ini penulis akan dapat lebih produktif dalam berkarya dan mengabdi.
Salatiga, 6 Juni 2020
Penulis
Meryana Uswatunisak
x
ABSTRAK
Puisi “ الى أمي ” ini merupakan sebuah Karya sastra penyair asal Palestina
yaitu Mahmoud Darwish. Yang mana mempunyai tujuan supaya rakyat Palestina
bisa bangkit setelah tertindas oleh negara Israel. Puisi الى أمي ini merupakan puisi
yang sangat terkenal, dalam tiga larik pembuka syairnya, Mahmoud Darwish
menyebutkan kata „Ummiy‟ sampai tiga kali. Bukan hanya menyampirkan dhomir
hiya (dia perempuan) saja melainkan Ia menyebut kata „Ummak, Ummak,
Ummak‟ yang berarti (Ibumu, Ibumu, Ibumu) yang mana sesuai dengan Hadist
Habibuna Husthofa Shalallahu‟Alaihi wa Sallam. Data di atas kemudian
menimbulkan kegelisahan akademik dalam benak penulis berupa, bagaimana
biografi penyair, bagaimana pesan moral yang terkandung, dan struktur puisinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegelisahan yang penulis uraikan yaitu
mengetahui biografi, pesan moral dan struktur puisinya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
psikologi sastra yang secara definitif bertujuan untuk memahami aspek-aspek
kejiwaan yang terkandung dalam puisi الى أمي karya Mahmoud Darwish.
Kemudian menganalisis makna-makna yang terkandung dalam puisi الى أمي
tersebut, untuk mendapatkan analisis psikologi sastra yang ada pada puisi
tersebut.
Hasil peneliti ini adalah (a) Mahmoud Darwish adalah seorang penyair
asal Palestina yang sangat terkenal dengan puisi-puisinya dan di pandang sebagai
penyair nasional Palestina (b) pesan moral yang terkandung dalam puisi الى أمي
yaitu selagi masih ada kesempatan untuk berkorban maka lakukanlah sebelum
maut memisahkan (c) strukturnya di bagi menjadi dua bagian yaitu yang pertama
struktur batin yang berisikan tema, rasa, nada, amanat dan yang kedua struktur
fisik yang berisikan diksi, imaji, majas dan tipografi.
Kata kunci:
Puisi, Ila Ummiy, Palestina
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman transliterasi huruf (pengalihan huruf) dari huruf Arab ke huruf Latin
yang digunakan adalah hasil Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 atau Nomor 0543 b/u
1987, tanggal 22 Januari 1988, dengan melakukan sedikit modifikasi untuk
membedakan adanya kemiripan dalam penulisan.
A. Penulisan huruf :
No Huruf Arab Nama Huruf Latin
Alif Tidak dilambangkan ا .1
Ba‟ B ب .2
Ta T ت .3
ṡa ṡ ث .4
Jim J ج .5
Ḥa ḥ ح .6
Kha Kh خ .7
Dal D د .8
\z\al z ذ .9
Ra R ر .10
Za Z ز .11
Sin S س .12
Syin Sy ش .13
Ṣad ṣ ص .14
Ḍad ḍ ض .15
Ṭa‟ ṭ ط .16
xii
Ẓa ẓ ظ .17
ain „ (koma terbalik di atas)„ ع .18
Gain G غ .19
Fa‟ F ف .20
Qaf Q ق .21
Kaf K ك .22
Lam L ل .23
Mim M م .24
Nun N ن .25
Wawu W و .26
Ha‟ H ه .27
Hamzah „ (apostrof) ء .28
Ya‟ Y ي .29
B. Vokal:
Fathah Ditulis “ a “
Kasroh Ditulis “ i “
Dhammah Ditulis “ u “
C. VOKAL PANJANG:
+ا Fathah + alif Ditulis “ a> “ جاهلية Ja>hiliyah
+ى Fathah + alif
Layin Ditulis “ a> “ تنسى Tansa>
xiii
+ي Kasrah +ya‟
Mati Ditulis “ i> “ حكيم Haki>m
+و Dlammah +
wawu mati Ditulis “ u> “ فروض Furu>d
D. Vokal rangkap:
+ا Fathah + ya‟
mati Ditulis “ ai “ بينكم Bainakum
+و Fathah +
wawu mati Ditulis “ au “ قول Qaul
E. Huruf rangkap karena tasydid ( ) ditulis rangkap:
د Ditulis ” dd “ عد ة
„Iddah
ن Ditulis “ nn “ من ا
Minna
F. Ta‟ Marbuthah:
1. Bila dimatikan ditulis h :
Hikmah حكمة
Jizah جزية
(ketentuan ini tidak berlaku untuk kata-kata bahasa arab yang sudah
diserap kedalam bahasa indonesia)
2. Bila Ta‟ Marbuthah hidup atau berharakat maka ditulis t :
Zaka>t al-fiṭr زكاةالفطر
حياةالانسانḤaya>t al-
insa>n
xiv
G. Vokal pendek berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan Apostrof („)
A‟antum أأنتم
U‟iddat أعد د
La‟insyakartum لئن شكرتم
H. Kata sandang alif +lam
Al-qamariyah القران al-Qur‟a>n
Al-syamsiyah السماء al-sama>‟
I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat:
Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
-Z|awi al ذوي الفروض
furu>d
Ahl al-sunnah أهل السن ة
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan ................................................................................................. 7
D. Manfaat ................................................................................................ 8
E. Penegasan Istilah .................................................................................. 8
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 9
G. Kerangka Teori..................................................................................... 11
H. Metode Penelitian................................................................................. 14
I. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Puisi dan Strukturalisme ...................................................................... 17
B. Psikologi .............................................................................................. 22
C. Hubungan Psikologi dan Sastra ...........................................................24
D. Pendekatan Psikologi Sastra ................................................................25
xvi
E. Psikonalisa Sigmund Freud ................................................................26
BAB III BIOGRAFI DAN STRUKTUR
A. Biografi Mahmoud Darwish ................................................................ 38
B. Struktur ................................................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisis Struktur pada puisi 47 ...................................................... الى أمي
B. Analisis Psikologi Sastra ..................................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 70
B. Saran ..................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74
A. Buku ....................................................................................................74
B. Website ................................................................................................75
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra sesungguhnya merupakan fenomena estetis yang kaya akan
kebenaran manuisawi. Yakni kebenaran yang tulus tidak dikamuflase.
Sedangkan kebenaran adalah keterusterangan. Kebenaran sastra tidak
harus objektif. Kebenaran sastra dapat diraih, manakala penelusurannya
menggunakan metode ilmiah atau dengan sebuah penelitian.
Sastra merupakan refleksi dari sebuah tradisi kebudayaan yang
lahir di tengah masyarakat. Lahirnya sebuah karya sastra tidak bisa lepas
dari budaya serta unsur lain yang ikut andil dalam pembentukan sebuah
karya sastra.
Kata “sastra” berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “sas” yang
berarti mengarahkan, mengajarkan memberi petunjuk atau instruksi. Dan
juga kata” tra” yang berarti alat maupun sarana. Sehingga sastra dapat
diartikan sebagai sarana atau alat yang dapat digunakan untuk mengajar,
buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran.1
Secara umum sastra terdiri atas tiga jenis, yaitu puisi, prosa, dan
drama. Puisi ialah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan
cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu
pemahaman khusus baik itu melalui bunyi, irama, dan makna khusus.
Puisi mencakupi seperti sajak, pantun, dan balada.
1Teeuw, Sastra dan Ilmu sastra: Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT Dunia Pustaka
Jaya, 1984) h. 23.
xviii
Psikologi sastra memiliki empat arti. Pertama, psikologi sastra
adalah pemahaman kejiwaan sang penulis sebagai pribadi atau tipe.
Kedua, pengkajian terhadap proses kreatif dari karya tulis tersebut. Ketiga,
analisa terhadap hokum-hukum psikologi yang diterapkan dalam karya
sastra. Dan keempat, psikologi sastra juga diartikan sebagai studi atas
dampak sastra terhadap kondisi kejiwaan daripada pembaca.2
Karya sastra merupakan hasil seni kreatif dan imajinatif yang
bermediumkan bahasa, sebagai bentuk pengungkapan kembali pengalaman
batin dan pengamatan pengarang tentang realitas kehidupan di sekitarnya,
yaitu kehidupan manusia dengan segala sikap dan perilaku serta
persoalannya.3
Sastra dan manusia sangat erat kaitanya. Begitu juga antara sastra
dan permasalahan hidup manusia, karena pada dasarnya keberadaan sastra
seringkali bermula dari permasalahan serta persoalan yang berada di dalam
lingkungan kehidupan manusia. Dengan ide kreatif serta imajinasinya,
seorang pengarang mencoba mengolah materi yang bersumber dari
masalah-masalah kehidupan yang ditemuinya dalam lingkungan tempat
pengarang itu tinggal untuk kemudian dituangkan dalam karya sastra.
Pada dasarnya sastra ada, dengan adanya kehidupan manusia,
karna memang sastra tidak lepas dari manusia, baik manusia itu sebagai
sastrawan atau pun sebagai pembaca dan tokoh-tokoh di dalamnya.
2Rene wellek dan Austin Warren,Teori Kesusastraan (terjemahan oleh Melanie Budianta,
Jakarta:Gramedia, 1998) h. 90 3Mursal Esten, Kesusastraan: Pengantar Teori dan Sejarah (Bandung: Angkasa 1993)
h.9
xix
Jelaslah bahwa manusia merupakan pendukung utama dan pemeran yang
sangat menentukan didalam kehidupan sastra.
Sastra pada umumnya melibatkan segala aspek hidup dan
kehidupan manusia, tidak terkecuali dengan ilmu jiwa atau psikologi,
karena pada dasarnya menusia terdiri dari jiwa dan raga. Pengarang adalah
manusia pembaca juga manusia serta tokoh-tokohnya dalam sastra pun
juga manusia. Bahkan untuk manusia yang disebut pengarang mungkin
memiliki penjiwaan yang lebih dengan manusia lain, terutama dalam
penghayatannya mengenai hidup dan kehidupan.
Penelitian sebuah karya sastra secara mendalam diperlukan ilmu
bantu, yakni ilmu psikologi. Hal ini mengingat sebuah karya sastra
merupakan sebuah aktivitas psikologi, yaitu ketika pengarang melukiskan
watak dan pribadi tokoh yang di tampilkan atau dihadirkan dan
menggambarkan tokoh yang dikehendakinya.
Pengarang menjadi karya sastra sebagai objek dalam
mengungkapkan gejolak emosinya, seperti perasaan sedih, senang,
kecewa, dan sebagainya. Melalui sebuah karya sastra, pembaca di ajak
masuk dalam pengalaman batin pengarang. Seorang pengarang harus dapat
melukiskan rupa, watak atau pribadi para tokoh dengan sebaik-baiknya.4
Dengan kata lain, dapat juga dikatakan bahwa psikologi sastra
melakukan kajian terhadap kondisi kejiwaan dari penulis, tokoh maupun
4Tangiran, Henry Guntur, Prinsip-prinsip Dasar Sastra. (Bandung: angkasa, 1988) h.
138-139
xx
pembaca hasil karya sastra. Secara umum dapat diambil kesimpulan
adanya hubungan yang erat antara ilmu psikologi dengan karya sastra.
Maka puisi dikatakan sebagai the most condensed and
concentrated form of literature yang berarti puisi merupakan bentuk sastra
yang paling padat dan terkonsentrasi. Kepadatan ini ditandai dengan
pemakaian sedikit kata akan tetapi mengungkap banyak hal.5 Maka puisi
merupakan salah satu bentuk sastra yang me nggunakan bahasa singkat
dalam pengungkapannya.
Psikologi sastra adalah suatu disiplin yang memandang karya
sastra sebagai karya yang memuat peristiwa-peristiwa kehidupan manusia
yang diperankan oleh tokoh-tokoh faktual.6
Mahmoud Darwish adalah seorang penyair dan jurnalistik dari
Palestina. Ia anak kedua dari pasangan Salim dan Houreyyah Darwish,
ayahnya seorang Muslim pemilik tanah dan ibunya mengalami kebutaan
huruf.7
Pada saat Ia berumur 6 tahun, Ia diajarkan membaca oleh
kakeknya. Kampung halamanya dihanguskan oleh tentara Israel, lalu
Darwish dan keluarganya melarikan diri ke Lebanon. Tahun berikutnya
ketika mereka kembali kampungnya telah dilenyapkan, kemudian mereka
pindah dan tinggal di Deir al-Assad.
5Siswantoro, Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. (Pustaka Pelajar :
Yogyakarta, 2010) h. 23 6Wellek, Rene dan Autis Warren, Teori Kasusastraan, (Jakarta:PT Gramedia, 1993) h.
90 7Mahmoud Darwish, Stlyle sheets, http://en.wikipedia.org/wiki/MahmoudDarwish (di
akses tanggal 12 Juni 2009)
xxi
Mahmoud Darwish memulai menulis puisinya saat Ia masih
sekolah dan berumur 19 tahun diterbitkanya puisi yang pertama pada
tahun 1960. Ia mendapat reputasi menjadi salah satu pelopor puisi-puisi
perlawanan. Tujuan utama dari tema-tema puisinya adalah demi nasib dan
tanah airnya. Hal ini dikarenakan konflik panjang sejak perang Arab dan
Israel, sehingga membuat para penyair Palestina terkondisi untuk
melahirkan puisi-puisi perlawanan. Darwish masuk dalam lima penyair
papan atas yang sering disebut dengan ikon Palestina.8
Puisi-puisi yang ditulis Mahmoud Darwish tentang tanah airnya,
Palestina dan sikapnya terhadap negara Israelsangat terkenal didunia.
Pandangan humanisme yang dianutnya sangat tegas memisahkan antara
orang-orang yahudi dengan negara Israel. Mahmoud Darwish adalah
penyair paling terkemuka di Palestina yang telah menerima banyak
anugerah kesusastraan dan dipandang sebagai penyair nasional Palestina.
Di dalam karya-karyanya, Palestina telah merubah bentuk menjadi sebuah
metafor tentang surga yang hilang, kelahiran dan kebnagkitan, kepedihan
karena kemiskinan dan pengasingan.9
Mahmoud Darwish adalah anak kedua dari pasangan Salim dan
Houreyyah Darwish. Setelah berdirinya negara Israel mereka pergi ke
Libanon. Setahun kemudian mereka kembali ke Acre yang telah dikuasai
Israel dan tinggal di Deir al-Asad. Beliau masuk sekolah menengah di
Kafr Yasif, dua kilometer arah selatan Jadeidi. Kemudian ia pindah ke
8Nida, Penyair Palestina Berjuang dengan Puisinya.Atas nama Orang Palestina. Style
Sheets. http://www.hariananalisa.com (Rabu 03 Juni 2009) 9Shehadeh, Raja, Mahmoud Darwish a poet of peace in a time of conflict, (2009) . h. 9
xxii
Haifa. Pada tahun 1979 ia meninggalkan palestina dan melanjutkan
studinya di Uni Soviet. Ia kuliah di Universitas Moskow selama setahun
sebelum hijrah ke Mesir dan Lebanon. Ketika ia bergabung dengan PLO
pada tahun 1973, ia dilarang untuk masuk ke Palestina. Suara tentang
penolakan penduduk Israel di Palestina yang membuat ia dilarang kembali
ke Palestina, pihak Israel takut kehadiran Mahmoud Darwish dapat
mempengaruhi penduduk palestina untuk berjuang besar melawan Israel.10
Mahmoud Darwish pernah menikah dua kali dan bercerai. Isteri
pertamanya adalah Rana Kabbani, seorang penulis. Dan pada 1980-an Ia
menikah dengan seorang penerjemah asal Mesir, yaitu Hayat Heeni.
Beliau tidah dikaruniai anak. Mahmoud Darwish meninggal pada usia 67
tahun, 9 Agustus 2008. Tiga hari setelah operasi bedah jantung di
Memorial Hermann Hospital, Houston, Texas, Amerika Serikat.11
Hal yang mempengaruhi karya-karyanya adalah ketertindasan yang
dialami oleh warga Palestina karena kehadiran negara Israel ke negaranya.
Yang mempengaruhi lainya adalah kehadiran beberapa penyair di sekitar
negara-negara Arab itu sendiri seperti penyair ABD AL-Wahhab Al-
Bayati dan Badr Shakir al-Sayyab dari Iraq, Darwish juga mengagumi
penyair dari Israel yaitu Yehuda Amichai.12
Hal yang menjadi motivasi Mahmoud Darwish yaitu, karena
mereka hidup di daerah dengan bahasa yang sama, yaitu bahasa Arab,
10
Jaudah, fady, Along the Border: On Mahmoud Darwish, 1997, h. 16 11
Jaggi, Maya, Poet of The Arab World, (The Guardian 2002) h. 34 12
Mahmoud Darwish in the presence of absence.
http://www.mahmouddarwish.com/ui/english/ShowContent.aspx?ContentId=9. 3 mei 2012
xxiii
sehingga beliau ingin membuat puisi yang lebih bagus dan dia berkata
“siapa yang lebih mencintai bahasa ini dan siapa yang bisa menulis lebih
baik?”.
Puisi yang berjudul Untuk ibuku, karya Mahmoud Darwish adalah
sebuah puisi yang sangat terkenal. Pada ibunya, Umm Mahmoud Darwish,
penyair besar yang memahat kerinduannya dan juga perlambang bagi
kerinduan penyair kepada „Ibu Negara‟ nya; Palestina.
Dalam tiga larik pembuka syairnya, penyair besar ini menyebut
kata „Ummi‟ sampai tiga kali. Bukan dengan menyampirkan dhamir hiya
(dia perempuan) saja. Ini sangat sesuai dengan Hadist Habibuna Husthafa
Shallahu‟Alahi wa Sallam;”Ummak, Ummak, Ummak. Yang berarti
(ibumu, ibumu,ibumu).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana struktur puisi الى أم karya Mahmoud Darwish ?
2. Bagaimana biografi pengarang puisi أم الى ?
3. Bagaimana penerapan teori sigmund freud pada puisi أم الى ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui struktur puisi أم الى karya Mahmoud Darwish.
2. Untuk mengetahui biografi pengarang
3. Untuk mengetahui penerapan teori sigmund Freud pada puisi أم الى
xxiv
D. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian selain mempunyai tujuan penelitian juga
diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
sastra, khususnya analisis psikologi sastra pada puisi الى أم
2. Manfaat Praktis
A. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan motivasi dan
konstribusi bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab itu
sendiri.
B. Untuk memberikan bahan masukan sumber informasi dan gagasan
pemikiran bagi penelitian yang selanjutnya.
E. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan pembahasan mengenai judul penelitian ini.
Terlebih dahulu penulis akan mengemukakan arti istilah yang terkandung
dalam judul tersebut.
1. Psikologi sastra merupakan kajian terhadap kondisi kejiwaan dari
penulis, tokoh maupun pembaca hasil karya sastra.
2. Puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan
penyusunan bait, baris yang bahasanya terlihat indah dan penuh
makna. Puisi lama adalah pantun dan syair, sedangkan puisi modern
tidak terikat pada bait, jumlah baris atau sajak dalam penulisannya.
xxv
F. Tinjauan Pustaka
Fungsi tinjauan pustaka adalah untuk mengembangkan secara
sistematis penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian
sastra yang akan dilaksanakan. Dalam suatu penelitian sastra yang akan
dilaksanakan memerlukan keaslian. Oleh karena itu sebuah penelitian
memerlukan tinjauan pustaka.
Berdasarkan penelusuran yang telah penulis lakukan sejauh ini, ada
beberapa karya ilmiah baik dalam bentuk skripsi maupun tesis yang
memiliki kemiripan dengan penelitian ini.
Penelitian pertama “Perwatakan Tokoh Utama Dalam Novel
Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata(Sebuah Kajian Psikologi Sastra)”
Karya Ari Wulandari novel Cintrong Paju Pat Karya Suparto Brata,
Menunjukkan Bahwa Perwatakan Tokoh Utama yang dipengaruhi oleh id
adalah keras kepala dan nekat. Sedangan, perwatakan yang termasuk ego
adalah percaya diri, nekat, perhatian, berpikiran maju, bijaksana, pandai
bergaul, teguh pendirian. Sedangkan perwatakan yang termasuk super
ego meliputi jujur, perhatian, bijaksana, beriman, menepati janji, pasrah,
serta sederhana. Konflik psikis yang dialami oleh tokoh utama dalam
novel Cintrong Paju Pat karya Suparto Brata menunjukkan bahwa tokoh
utama yaitu Lirih Nagari. Konflik psikis yang dialami oleh Lirih Nagari
sebagian besar dipengaruhi oleh ego. Adapun wujud konflik psikis yang
dialami oleh Lirih Nagari adalah adalah berani protes, kemarahan,
xxvi
kecemasan, kekecewaan, ketakutan, bimbang menentukan pilihan dan
penyesalan.
Penelitian kedua yakni analisis “Konflik Batin Tokoh Utama Tegar
Dalam Novel Sunset Dan Rosie Karya Tere Liye (Pendekatan Psikologi
Sastra)” Oleh Fransiska Wenny Wulandari, novel sunset dan rosiekarya
tere liye memiliki tokoh utama dan tokoh tambahan. tokoh utama dalam
novel sunset dan rosie adalah tegar. tokoh tambahan rosie dan nathan
sebagai sahabat tegar, anggrek, sakura, jasmine, lili sebagai anak rosie
dan nathan, sekar sebagai tunangan tegar, oma, clarice teman roshie dan
natan, dan kadek sebagai manager café di jimbaran. teknik penokohan
yang digunakan adalah teknik dramatik.
Penelitian ketiga,
Penelitian keempat, Analisis stilistika dalam puisi ماأنا إلا هو karya
Mahmoud Darwish. Oleh Fahmi Firmansyah, menunjukan bahwa puisi
ini memiliki penulisan puisi yang mirip dengan penulisan arab ماأنا إلا هو
klasik dengan kata-kata yang sederhana dan indah. Puisi ماأنا إلا هو ini
merupakan gambaran kelam oleh warga palestina yang sedang berjuang
keras dalam suatu kemerdekaan
Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian terdahulu, maka dapat
dilihat bahwa orisinilitas penelitian dengan judul “Analisis Psikologi
Sastra Pada Puisi “الى أم” Karya Mahmoud Darwish” dapat
dipertanggung jawabkan.
xxvii
G. Kerangka Teori
Menurut Ratna, tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-
aspek kejiwaan yang terkandung dalam karya sastra. Penelitian psikologi
sastra dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-
teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra.
Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai
obyek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang
dianggap relevan untuk melakukan analisis.13
Jadi, psikologi sastra
adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan
pengarang yang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam
berkarya. Begitu pula pembaca dalam menanggapi karya juga tidak akan
lepas dari kejiwaan masing-masing.
hubungan antara karya sastra dan psikologi,yaitu karya sastra
dipandang sebagai gejala psikologi yang akan menampilkan aspek-aspek
kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks berupa prosa atau
drama. Sementara itu, jika dalam bentuk puisi gejala psikologi akan
disampaikan pada larik-larik dan pilihan kata yang khas.
1. Psikologi Sastra
Psikologi sastra merupakan sebuah ilmu penelitian multidisiplin.
Pada awalnya Psikologi hanya ilmu yang mempelajari tentang aspek
aspek kejiwaan manusia secara riil atau nyata. Tapi seiring dengan
13
Ratna, N.K, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012) hal 342.
xxviii
perkembangan ilmu sastra aspek psikologi mempengaruhi pengarang
dalam membuat sebuah karya sastra. Dalam hal kaitan psikologi dan
sastra Jatman, sastra dan psikologi memliki keterkaitan secara tak
langsung sastra dan psikologi memiliki objek yang sama yaitu kehidupan
manusia.14
Psikologi dan sastra mempunyai hubungan keterkaitan
fungsional yang sama yaitu mempelajari keadaan jiwa bedanya Psikologi
dalam bentuk riil atau nyata sedangkan dalam sastra yaitu bentuk
imajinatif yaitu tokoh dari dalam sebuah karya sastra. Hal serupa yang
dikatakan Ratna. Psikologi sastra memahami aspek-aspek kejiwaaan
yang terkandung dalam sebuah karya sastra. Aspek-aspek kemanusiaan
inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra sebab semata-mata
dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dimasukan dan diinvestasikan.
Menurut Endraswara, bahwa psikologi sastra dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal. Pertama, karya tersebut merupakan hasil dari bentuk
kreasi dari suatu proses kejiwaan seseorang pengarang dan pemikiran
langsung dari seorang pengarang yang berada dalam situasi setengah
sadar (subconcious) yang selanjutnya dituangkan kedalam bentuk
(conscious) penciptaan sebuah karya sastra. Kedua, dalam sebuah telaah
psikologi sastra merupakan sebuah kajian yang dapat mencerminkan
psikologis dalam diri para tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh
seorang pengarang sehingga para pembaca dapat terbuai dari problema-
14
Endraswara, Sawardi, Metode Penelitian Psikologi Sastra, (Yogyakarta: Media
Pressindo, 2008)
xxix
problema psikologis kisah atau cerita yang dapat membuat pembaca ikut
terlibat dalam cerita tersebut. 15
tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh seorang pengarang
sehingga para pembaca dapat terbuai dari problema-problema psikologis
kisah atau cerita yang dapat membuat pembaca ikut terlibat dalam cerita
tersebut.
2. Psikologi Kepribadian
Kata psikologi berasal dari bahasa yunani psyche yang berarti jiwa
dan logos yang berarti ilmu. Jadi Psikologi pada dasarnya adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia. Dalam hal psikologi
kepribadian yang akan dipelajari adalah perkembangan tingkah laku
manusia,dimana tingkah laku manusia tersebut yang akan membentuk
proses kepribadian manusia. Dari perkembangan individu dalam tingkah
laku manusia tersebut dapat mengarah ke arah yang baik atau buruk
sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat. Kata kepribadian
sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno personopon yang berarti topeng
untuk bermain sandiwara. Dalam hal ini topeng ini digunakan untuk
menghadapi suatu peristiwa dengan terpaksa dengan tidak wajar
semacam menipu, dimana topeng digunakan sebagai wujud kepribadian.
Menurut Hall & Lindzey Personality is defined by the particular
empirical concepts that are a part of theory of personality employed by
the observer dapat diartikan bahwa kepribadian merupakan sebuah
15
Ibid
xxx
partikel konsep dari bagian teori kepribadian yang telah dikembangkan
dari peneliti.16
Menurut Wellek, bahwa psikologi adalah ilmu yang membantu
sastra dan beberapa jalan seperti terlihat dalam kutipan ini. Psikologi
adalah ilmu yang memasuki bidang sastra lewat beberapa jalan, yaitu
pembahasaan tentang proses penciptaan sastra, pembahasaan psikologi
terhadap pengarangnya baik sebagai suatu tipe maupun sebagai seorang
pribadi, pembicaraan tentang ajaran dan kaidah psikologi yang didapat
dari karya satra dan pengaruh karya sastra terhadap pembacanya.17
Menurut Minderop, psikologi kepribadian merupakan ilmu
psikologi yang mempelajari kepribadian manusia dengan objek penelitian
yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia
dengan kaitannya yaitu pengamatan dengan perkembangan individu. Jadi
dapat disimpulkan bahwa psikologi kepribadian merupakan aspek aspek
dalam kajian ilmu sastra dengan memahami tingkah-tingkah laku
manusia dari kepribadiannya melalui karya-karya dalam sastra tersebut
sebagai cerminan kehidupan dari manusia. Teori kepribadian pada
dasarnya cara memahami tingkah laku dari manusia.18
H. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
psikologi sastra. Secara definitif tujuan psikologi sastra adalah
16
Hall S.Calvin & Lindzey Garnder, Theory of Personality, (Third Edition, Canada, John
Wiley & Sons, Inc, 1978) h. 9 17
Wellek, Rene dan Austin Warren, Teori Kesusastraan (terjemahan oleh Melanie
Budianta, Jakarta:Gramedia, 1998) h. 81 18
Minderop, Albertine, Psikologi sastra, (Jakarta: Yayasan Pustaka, Obor, 2011) h. 8
xxxi
memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya
peneliti menggunakan puisi Untuk Ibuku karya Mahmoud darwish.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian dengan data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian,
laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan
gambaran penyajian laporan tersebut.19
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.20
Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data kepustakaan yaitu berupa buku, puisi, jurnal skripsi dan penelitian.
Puisi yang berjudul Untuk Ibuku karya Mahmoud darwish.
I. Sistematika pembahasan
Sistematika penulisan ditentukan agar dapat memperoleh gambaran yang
jelas dan menyuluruh. Adapun sistematikannya adalah sebagai berikut.
Bab I, pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka,
kerangka teori, metode penelitian.
19
Meleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989) h.
7 20
Ibid.
xxxii
Bab II, landasan teori meliputi pengertian dan teori tentang puisi, dan teori
Sigmund Freud.
Bab III, biografi Mahmoud Darwish yang berisi sejarah hidup pengarang,
karya-karnyanya, penghargaan yang di peroleh.
Bab IV, memuat analisis dan pembahasan hasil penelitian dari jawaban
rumusan masalah. Pertama menjelaskan struktur puisi الى أم karya
Mahmoud Darwish. Kedua Mengetahui pesan moral yang penulis
sampaikan lewat sebuah karya berbentuk puisi dengan judul الى أم.
Bab V, merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dan saran.
xxxiii
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Puisi dan Strukturalisme
1. Puisi
Subagio Sastrowardoyo pernah mengemukakan dengan indah bahwa
puisi adalah inti pernyataan. Begitupula menurut sejarah dan hakikatnya.
Menurut sejarah, pernyataan bangsa pada semua bangsa dimulai dengan
puisi, bahkan pada permulaan masa perkembangan itu, satu-satunya
pernyataan sastra yang dipandang kesusastraan adalah puisi. Sedangkan
menurut hakikatnya, ciri-ciri khas kasusastraan berpusat pada puisi. Di
dalam puisi terdapat konsentrasi unsur pembentuk sastra yang tidak dapat
sepenuhnya dapat dicapai oleh selain puisi seperti prosa.21
Sedangkan Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
mengatakan bahwa puisi ialah karangan kasusastraan yang berbentuk sajak
(syair, pantun dsb). Kemudian dalam Oxfoard Universal Dictionary
menuliskan „poetry is the art or work of a poet‟ (puisi adalah seni atau
karya sebuah penyair).22
Secara etimologis puisi berasal dari bahasa Yunani poites, yang berarti
pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa latin yaitu poeta, yang
artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Puisi dapat
21
Djoko Pradopo, op.cit, Mengutip Subagio Sastrowadojo,”Puisi dan Deklarasi Dalam
Rangka pengajaran Sastra di Sekolah Menengah”, (Dimuat di majalah Gelora Th II/7, April 1961)
h. 15
22B. P. Situmorang, Puisi; Teori Apresiasi Bentuk dan Sruktur (Ende-Flores : Penerbit
Nusa indah, 1983) hal10
xxxiv
diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena pada dasarnya lewat puisi
seseorang telah menciptakan dunia tersendiri, yang mana berisi pesan atau
gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batin. Puisi
merupakan bentuk kasusastraan yang unik dan memikat karena
menggunakan pengulangan suara yang mana dapat menghasilkan ritme,
rima dan musikalitas. Emosi jiwa dan sponatitas seorang pengarang dapat
mempengaruhi suatu karya puisi sehingga dapat menciptakan keindahan.23
Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata
sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi,
seperti lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan
gagasan pelukisnya.24
Puisi sebagai salah satu karya seni sastra yang dapat
dikaji dari berbagai macam aspek. Puisi dapat dikasi dari struktur dan
unsur-unsurnya, mengingat bahsa puisi adalah struktur yang tersusun dari
bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Kepuitisan sebuah
seni dapat dicapai dengan beberapa cara dari bentuk visualnya seperti
tipografi, susunan bait dengan bunyi persajakan, asonansi, aliterasi, kiasan
bunyi, lambing rasa dan orkestrasi; dengan pemilihan kata (diksi), bahasa
kiasan, sarana retorika, unsur-unsur ketatabahasaan, gaya bahasa dan
sebagainya.25
23
Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra (Bandung : Penerbit C. V. Sinar
Baru,1987) 134
24Ibid
25Altenbernd, Lynn dan Lislie L. Lewis, AHandbook For the Study of Poetry (London:
Collier-MacMillan Ltd,1970) h. 4-5
xxxv
Puisi mengandung sesuatu yang sangat penting, dikarenakan puisi
diciptakan atas dasar pengalaman besar maupun kecil, banyak ataupun
sedikit sumber dari pembedaharaan harta karun pengalaman penyairnya.
Karena itu puisi mengemukakakan sesuatu yang bersangkut-paut dengan
semangat manusia. Puisi juga merupakan kekuatan yang menyebabkan
orang lebih sadar akan dirinya sendiri dan dunianya, untuk mengamati,
mengagumi, memikirkan sesuatu dan dapat juga dikatakan menjadikan
seseorang menjadi lebih lengkap sebagai manusia.26
Selain itu puisi dapat pula dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat
bahwa sepanjang sejarahnya dari waktu ke waktu puisi selalu ditulis dan
dibaca banyak orang. Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan
dan perkembangan. Hal ini mengingat bahwa hakikatnya sebagai karya
seni yang selalu terjadi ketegangan antara konveksi dan pembaharuan
(inovasi). 27
Pemahaman puisi dapat ditinjau dari beberapa aspek, tergantung pada
norma, unsur da nisi puisi yang dibahas. Norma-norma puisi berjalin
secara erat atau koherensi secara padu. Oleh karena itu memahami makna
perlu analisis struktural, yang mana karya sastra merupakan susunan
unsur-unsur yang bersistem, antara unsur-unsurnya terjadi hubungan yang
timbul balik, saling menentukan. Kesatuan dalam sastra bukan hanya
26
Situmorang. op. cit. h. 12 27
A. Teeuw. Op. Cit. h. 12
xxxvi
kumpulan melainkan hal-hal yang saling terkait, saling berkaitan dan
saling bergantung.28
2. Strukturalisme
Analisis struktural dapat disebut dengan analisis unsur intrinsik, yaitu
unsur yang membangaun karya sastra dari dalam, seperti tema dan amanat,
alur, karekteristik, setting, serta point of view. Keberadaan aspek-aspek
tersebut lemekat pada karya sastra, yang menjadi bagiat terpenting dan
mutlak ada. Analisis struktur bertujuan untuk membongkar dan
memaparkan secermat mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua
analisisr dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilakan makna
menyentuh.29
Strukturalisme adalah cara berfikir tentang dunia yang dikaitkan
dengan persepsi dan deskripsi struktur, dengan demikian struktur
merupakan sebuah sistem yang terdiri dari sejumlah unsur yang
diantaranya tidak satupun dapat mengalami perubahan tanpa
menghasilakan perubahan unsur yang lain.30
Berikut langkah-langkah dalam menerapkan teori strukturalisme adalah
sebagai berikut.
1) Membangun teori struktur sastra sesuai dengan genre yang diteliti.
Struktur yang dibangun harus mampu menggambarkan teori struktur yang
28
Rachmat Djoko Pradopo. Pengkajian Puisi (Yogyakarta: Gadja Mada University
press,1993) h. 118-119 29
A.Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1984) h. 135 30
Jabrohim, Teori Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2001) h. 56
xxxvii
handal, sehingga mudah diikuti oleh peneliti sendiri. Peneliti perlu
memahami lebih jauh hakikat setiap unsur pembangun karya sastra.
2) Peneliti melakukan pembacaan secara cermat, mencatat unsur-unsur
struktur yang terkandung dalam bacaan itu. Setiap unsur dimasukkan ke
dalam kartu data, sehingga memudahkan analisis. Kartu data sebaiknya
disusun alpabetis, agar mudah dilacak setiap unsur.
3) Unsur tema, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum membahas
unsur lain, karena tema akan selalu terkait langsung secara komprehensif
dengan unsur lain. Tema adalah jiwa dari karya sastra itu, yang akan
mengalir ke dalam setiap unsur . Tema harus dikaitkan dengan dasar
pemikiran atau filosofi karya secara menyeluruh. Tema juga sering
tersembunyi dan atau , terbungkus rapat apada bentuk. Karena itu
pembacaan berulang-ulang akan membantu analisis. Setelah analisis tema,
baru analisis alur, konflik, sudut pandang, gaya, setting, dan sebagainya
andai kata berupa prosa.
4) Yang harus diingat, semua penafsiran unsur-unsur harus dihubungkan
dengan unsur lain, sehingga mewujudkan kepaduan makna struktur.
5) Penafsiran harus dilakukan dalam kesadaran penuh akan pentingnya
keterkaitan antar unsur. Analisis yang meninggalkan kepaduan struktur,
akan bisa menghasilkan makna yang mentah.
Analisis struktural berusaha memaparkan, menunjukkan, dan
mendeskrepsikan unsur-unsur yang membangun karya sastra, serta
menjelaskan interaksi atau unsur-unsur yang membangun karya sastra,
xxxviii
serta menjelaskan interaksi atau unsur-unsur dalam membentuk makna
yang utuh, sehingga menjadi suatu kesatuan yang padu, untuk sampai pada
pemahaman makna digunakan puisi dengan analisis psikologi sastra.31
B. Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche yang artinya jiwa, dan
logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi
berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya,prosesnya maupun latar belakang.32
Psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra.
psikologi adalah ilmu yang ingin mempelajari manusia yaitu bersifat
kejiwaan dan yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun
abnormal dan pengaruhnya pada prilaku atau ilmu pengetahuan tentang
gejala dan kegiatan jiwa. Meliputi hampir semua aspek kepribadian dan
tingkah laku manusia. Selagi kita masih berpendapat bahwa psikologi
adalah suatu ilmu yang berusaha menyelidiki semua aspek kepribadian dan
tingkaha laku manusia baik sifatnya jasmani maupun rohani, baik secara
individu maupun dalam hubungannya dengan manusia lain dan
lingkungannya.33
Psikologi sastra adalah kajian sastra yanga mengandung karya sebagai
aktivitas kepribadian. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena
psikologi, akan menampilkan aspek-aspek kepribadian melalui tokoh-
31
Endaswara, Suwardi, Metodelogi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: CAPS. Indonesia,
2013) h. 52-53 32
Ahmadi dan Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) h. 01 33
Minderop, Albertine, Psikologi Sastra, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2010) h. 59
xxxix
tokoh jika kebetulan teks berupa drama maupun prosa. Daya tarik
psikologi sastra ialah pada masalah manusia melukiskan protet
kepribadian dan tingkah laku. Tidak hanya kepribadian atau tingkah laku
sendiri yang muncul dalam sastra, tetapi juga bisa mewakili kepribadian
orang lain. Tingkah laku manusia yang dimaksut disini ialah segala
kegiatan, tindakan, dan perbuatan manusia yang kelihatan maupun tiak
kelihatan. Selain itu langkah pemahaman teori psikologi sastra dapat
melalui tiga cara, yaitu pemahaman teori-teori psikologi kemudian
dilakukan analisis terhadap suatu karya sastra, dengan menentukan sebuah
karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teeori-teori
psikologi yang dianggap relevan untuk digunakan, secara simultan
menentukan teori dan objek penelitian.34
Tanpa kehadiran psikologi sastra dengan berbagai acuan kepribadian,
kemungkinan pemahaman sastra akan timpang. Kecerdasan sastrawan
yang sering melampaui batas kewajaran mungkin bisa dideteksi lewat
psikologi sastra. Itulah sebabnya pemunculan psikologi sastra perlu
mendapat sambutan. Setidaknya sisi lain dari sastra akan terpahami secara
proporsional dengan penelitian psikologi sastra. Apakah sastra merupakan
sebuah lamunan, impian, dorongan seks, dan seterusnya dapat dipahami
lewat ilmu ini.35
34
Endaswara, Suwardi, Metodelogi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: CAPS, Indonesia,
2010) h. 59 35
Ibid
xl
C. Hubungan Psikologi dan Sastra
Psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kepribadian yang
terkandung dalam suatu karya sastra. meskipun demikian, bukan berarti
bahwa analisi psikologi sastra sama sekali terlepas dengan kebutuhan
masyarakat. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan
pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung. Melalui
pemahaman tokoh-tokohnya, misal, masyarakat dapat memahami
perubahan, kontradiksi, dan penyimpangan-penyimpangan lain yang
terjadi dalam masyarakat, khususnya dalam kaitanya dengan psike
(kejiwaan) terdapat iga cara yang dapat dilakukan untuk memahami
hubungan antara psikolohi dan sastra, yaitu: (1) memahami unsur-unsur
kejiwaan pengarang sebagai penulis, (2) memahami unsur-unsur kejiwaan
tokoh-tokoh fiksional dalam karya sastra, (3) memahami unsur kejiwaan
pembaca.36
Analisis penelitian ini lebih ditekankan pada masalah yang kedua, yaitu
memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung
dalam karya sastra. memahami tokoh-tokoh dalam novel dapat diketahui
kepribadian atau psikologi tokoh dalam suatu karya sastra khususnya
novel. Analisis yang menjadi tujuan adalah tokoh utama, tokoh kedua,
tokoh ketiga dan seterusnya.
D. Pendekatan Psikologi Sastra
36
Minderop, Albertine, Psikologi Sastra, ( Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2010) h. 54
xli
Psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian, (1) studi
psikologi pengarang sebagai tipe atau pribadi, (2) studi proses kreatif, (3)
studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang di terapkan pada karya sastra,
dan yang (4) mempelajari dampak sastra pada pembaca.
Pengertian keempat itu melebihi sosiologi pembaca, sementara
pengertian (1) dan (2) merupakan bagian dari psikologi seni. Yang ketiga
baru berkaitan dengan sastra. pengertian yang terdapat pada poin ketiga
tersirat bagaimana psikologi dapat digunakan untuk menginterpretasi dan
menilai karya sastra. dalam menciptakan karya sastra memang kadang-
kadang ada teori psikologi tertentu yang diatur pengarang secara sadar
atau samar-samar, teori tersebut ternyata cocok untuk menjelaskan tokoh-
tokoh dan situasi cerita.37
Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai
aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya
dalam berkarya. Begitu pula pembaca akan menanggapi karya juga dan
takan lepas dari kepribadian masing-masing. Bahkan sebagaimana
sosiologi refleks, psikologi sastra mengenal karya sastra sebagai pantulan
kepribadian. Pengarang akan mengungkap gejala kepribadian kemudian
diolah kedalam teks dan dilengkapi dengan kepribadiannya. Proyeksi
pengalaman sendiri dan pengalaman hidup sekitar pengarang, akan
terproyeksi secara imajiner ke dalam teks sastra. karya sastra yang di
37
Wiyatmi, Pengantar Kajian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008) h. 106
xlii
pandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan kepribadian
melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks berupa drama ataupun prosa.38
Pada dasarnya psikologi sastra akan ditopang oleh tiga pendekatan
sekaligus.pertama, pendekatan tekstual, yang mengkaji aspek psikologi
tokoh dalam karya sastra. kedua, pendekatan reseptif pragmatik, yang
mengkaji aspek psikologi pembaca sebagai penikmat karya sastra yang
terbentuk dari pengaruh karya sastra yang dibacanya, serta proses resepsi
pembaca dalam menikmati karya sastra. ketiga, pendekatan ekpresif, yang
mengkaji aspek psikologi sang penulis ketika melakukan proses kreatif
yang terproyeksi lewat katyanya, baik penulis sebagai pribadi maupun
wakil masyarakat. Dari ketiga pendekatan tersebut maka akan digunakan
pendekatan tekstual, yaitu mengaji aspek psikologi tokoh dalam karya
sastra.39
E. Psikoanalisa Sigmund Freud
Instink adalah suatu refresentasi mental dari kebutuhan fisik atau tubuh.
Instink adalah perwujudan psikologis dari sumber rangsangan somatik
yang dibawa sejak lahir. Perwujudan psikologisnya disebut hasrat, dan
rangsangan jasmaniahnya dari mana hasrat tersebut muncul disebut
kebutuhan. Sebagai contoh keadaan lapar, keadaan lapar adalah instink
karena secara biologis merupakan keadaan makanan pada jaringan-
jaringan tubuh yang menimbulkan rangsangan jasmaniah yang berupa
38
Endaswara, Suwardi, Metodelogi Penelitian Sastra (Yogyakarta: CAPS.
Indonesia, 2013) h. 96 39
Endaswara, Suwardi, Metodelogi Penelitian Sastra (Yogyakarta: CAPS. Indonesia,
2013) h.97
xliii
kebutuhan jasmaniah akan makanan dan secara psikologis merupakan
hasrat pada makanan.40
Adapun tiga teori Sigmund Freud yaitu yang pertama Id , id merupakan
struktur yang membentuk adanya kebutuhan dasar pada tiap-tia manusia.
Id sepenuhnya tidak di sadari (alam bawah sadar). Yang kedua Ego, Ego
merupakan struktur yang bekerja untuk memenuhi Id , namun berada di
antara alam baawah sadar dan kesadaran itu sendiri (pra sadar). Dan yang
ketiga yaitu Superego, Superego tampil sebagai penengah dan pengontrol
antara Ego dan Id, agar ego tidak di kendalikan penuh oleh Id. Dan
Superego ini berada di kesadaran penuh. Superego mengendalikan
keinginan keinginan tersebut .
instink yang merupakan rangsangan dari dalam inilah yang memegang
peranan penting terhadap individu. Individu memang dapat mendapat
rangsangan dari luar, namun perangsang dari luar sedikit pengaruhnya
terhadap individu dari pada perangsang dari dalam sebab terhadap
perangsang dari luar, individu dapat menghindarkan diri, sedangkan dari
perangsang dari dalam, ia tidak dapat melarikan diri.
Adapun instink yang terdapat pada puisi ini adalah rindu akan tanah
kelahiran, semakin besar rasa rindu tersebut semakin besar pula usaha
untuk dapat kembali ke tanah kelahiran.
Selanjutnya, Freud mengemukakan empat ciri instink, yaitu
40
Suyanto, Edi, Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia, (Bandar Lampung:
Universitas Lampung, 2012) h. 21
xliv
1) Sumber instink, yang menjadi sumber instink adalah kondisi
jasmaniah, jadi kebutuhan.
2) Tujuan instink adalah menghilangkan rangsangan kejasmanian
sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang
disebabkan oleh meningkatnya energi dapat ditiadakan. Sebagai
contoh, tujuan instink lapar (makan) adalah menghilangkan keadaan
kekurangan makanan, dengan cara makan.
3) Objek instink adalah segala aktivitas yang mengantarai keinginan dan
terpenuhinya keinginan itu. Jadi tidak hanya terbatas pada bendanya,
tapi termasuk pula cara-cara memenuhi kebutuhan yang timbul karena
instink itu.
4) Pendorong/penggerak instink merupakan kekuatan instink yang
tergantung kepada itensitas (besar kecilnya) kebutuhan. Semakin besar
rasa lapar seseorang, semakin besar pula daya penggerak untuk
mencari makanan.41
Kaitannya dengan instink ini, selanjutnya Freud membuat klasifikasi
instink. Freud membagi instink ke dalam dua katagori, yaitu instink
kehidupan (eros) dan instink kematian (thanatos). Freud meyakini bahwa
prilaku manusia dilandasi oleh dua energy mendasar, yaitu, pertama, naluri
kehidupan (Life Instincts-Eros) yang dimanifestasikan dalam prilaku
seksual, menunjang kehidupan serta pertumbuhan Kedua naluri kematian
41
Minderop, Albertine, Psikologi Sastra, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2010) h. 24
xlv
(Death Instincts-Thanatos) yang mendasari tindakan agresif dan
deskruftif.42
Berdasarkan pemikiran Freud,menjabarkan jenis-jenis instink tersebut
sebagai berikut.
1) Instink kehidupan (eros) adalah instink yang melayani maksud
individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras. Bentuk-bentuk
utama dari instink ini ialah makan, minum, dan seksual. Bentuk energi
yang dipakai oleh instinkinstink hidup itu disebut libido.
2) Instink kematian (thanatos) disebut juga instink-instink merusak
(deskruftif). Freud mengemukakan adanya instink dengan suatu
pendapat bahwa tiap orang, sebenarnya, memiliki keinginan yang
tidak disadarinya untuk mati. Pendapat tentang keinginan mati itu
didasarkan pada prinsip konstansi yang dirumuskan Fechner, yaitu
bahwa semua proses kehidupan itu cendrung untuk kembali kepada
ketetapan dunia tiada kehidupan (Anorganis).43
a) Teori Psikoanalisis dari Sigmund Freud
Psikoanalisis adalah wilayah kajian psikologi sastra. Model kajian ini
pertama kali dimunculkan oleh Sigmund Freud. Psikologi sastra dalam
kajiannya, akan berusaha menungkap psikoanalisa kepribadian yang
dipandang meliputi tiga unsur kepribadian, yaitu id, ego, dan superego.
Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta
42
Ibid h. 27 43
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) h. 23
xlvi
membentuk totalitas, dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan
produk interaksi ketiganya.44
Sebagian teori psikoanalisis Lacan didasarkan pada penemuan
antropologi dan linguistikstruktural. Salah satu kepercayaan adalah
ketidaksadaran merupakan suatu struktur yang tersembunyi yang
menyerupai struktur bahasa.Pengetahuan mengenai dunia, mengenai
orang-orang lain dan diri ditentukan oleh bahasa.45
Lacan mengatakan bahwa orang tidak mempunyai seperangkat ciri
yang kukuh. Tidak ada subjek kecuali dalam representasi, tetapi tidak ada
satu representasi pun yang dapat menangkap diri subjek secara penuh. Di
satu pihak manusia tidak terdefinisikan oleh orang lain secara menyeluruh,
di lain pihak, ia juga tidak bisa membebaskan diri dari definisi orang lain.
Oleh karena itu, manusia terus-menerus tertangkap dalam pencarian
mengenai dirinya. Terjadi suatu ketegangan di mana identitas seseorang
bergantung pada orang lain.46
Freud menyimpulkan pembagian kepribadian manusia menjadi: id
(terletak di bagian tak sadar) yang merupakan reservoir pulsi dan menjadi
sumber energi psikis. Ego (terletak di antara alam sadar dan tak sadar)
yang bertugas sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan pulsi dan
larangan superego. Superego(terletak sebagian di bagian sadar dan
sebagian lagi dibagian tak sadar) bertugas mengawasi dan menghalangi
44
Endaswara, Suwardi, Metodelogi Penelitian Sastra (Yogyakarta: CAPS.
Indonesia, 2013) h. 101 45
Faruk, Metode Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014) h. 186 46
Faruk, Metode Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014) h. 190
xlvii
pemuasan sempurna pulsi-pulsi tersebut yang merupakan hasil pendidikan
dan identifikasi pada orangtua.47
Untuk melihat keadaan kepribadian tokoh ada beberapa hal yang harus
diketahui. kepribadian manusia atau kejiwaan manusia dibagi menjadi tiga
aspek kepribadian. Pertama, id adalah aspek kepribadian yang “gelap”
dalam bawah sadar manusia yang berisi insting, dan nafsunafsu yang
berupa “energi buta”. Kedua , ego merupakan sistem kepribadian yang
bertindak sebagai pengaruh individu kepada dunia objek dari kenyataan
dan menjadikan fungsinya berdasarkan kenyataan. Ketiga, superego
merupakan aspek sosiologis yang mengutamakan prinsip moral. Superego
merupakan system kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang
bersifat evaluatif. Ketiga unsur tersebut sangat berkaitan serta dapat
membentuk totalitas dan tingkah laku manusia yang kompleks dan dapat
menjalankan sesuai dengan fungsinya masing-masing.48
1. Das Es (the id)
Das Es atau aspek biologis, berisi hal-hal yang dibawa sejak lahir
(unsur-unsur biologis), termasuk instink-instink. Oleh karena itu, Freud
menyebutnya sebagai aspek paling orisinal dalam kepribadian manusia. Id
merupakan dunia batin atau subjektif manusia, dan tidak mempunyai
hubungan langsung dengan (lingkungan/dunia luar). Dari aspek inilah dua
aspek lain (das ich/ ego dan das ueber ich/ superego) tumbuh.49
47
Minderop, Albertine, Psikologi Sastra, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2010) h. 20 48
Endaswara, Suwardi, Metodelogi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: CAPS.
Indonesia, 2013) h. 101 49
Suyanto, Edi, Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia, (Bandar Lampung:
xlviii
Id merupakan energi psikis dari naluri yang menekan manusia agar
memenuhi kebutuhan dasar misalnya kebutuhan: makan , seks, menolak
rasa sakit atau tidak nyaman. Menurut Freud, id berada dialam bawah
sadar, tidak ada kontak dengan realitas. Bisa dibayangkan betapa
mengerikan dan membahayakan seandainya diri kita terdiri dari id semata.
Prinsip kenikmatan (lust prinzip atau the pleasure principle), yakni untuk
menghilangkan ketidakenakan dan mencapai kenikmatan itu, id memiliki
dua cara ( alat proses), yakni
1) reflek dan reaksi-reaksi otomatis, seperti berkedip, bersin, dan
sejenisnya.
2) prosesprimer, misalnya orang lapar membayangkan makanan.50
Cara yang telah ada sejak lahir di atas tentu tidak dapat memenuhi
kebutuhan. Dan Ego yang terdapat pada puisi إلى أم karya Mahmoud
Darwish ini adalah, orang yang merindukan kampung halaman tidak akan
pernah terobati jika ia hanya mengingat masa lalunya saja. Oleh karena
itu, perlu ada sistem lain yang menghubungkan pribadi dengan dunia
objektif (kenyataan). Sistem atau aspek ini adalah das ich (ego)
2. Das Ich ( the ego)
Das Ich atau aspek psikologis dari kepribadian ini timbul dari
kebutuhan organisme untuk dapat berhubungan dengan dunia luar secara
realistis. Di dalam fungsinya Das Ich itu berpegang kepada prinsip
“realitas” (realitatsprinzip reality principle). Tujuannya masih dalam garis
Universitas Lampung, 2012) h. 17
50Minderop, Albertine, Psikologi Sastra, ( Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2010) h. 21
xlix
kepentingan organisme, yaitu mendapatkan keenakan dan menghindarkan
diri dari ketidakenakan, tetapi dalam bentuk dan cara yang sesuai dengan
kondisi-kondisi dunia rill, sesuai dengan kenyataan, baik itu kenyataan
benda-benda, maupun kenyataan nilai-nilai social.51
Ego terperangkap di antara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga
serta patuh pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan
individu yang dibatasi oleh realitas. Ego merencanakan dan merumuskan
suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya dengan suatu
tindakan. Sebagai contoh pada puisi إلى أم karya Mahmoud Darwish ini
adalah orang yang rindu kampung halam pasti merencanakan bagaimana
dan kapan ia dapat kembali ke tempat yang ia rindukan. Dengan demikian
ego adalah perantara kebutuhan-kebutuhan id dengan keadaan lingkungan.
Seorang penjahat, misalnya, atau seorang yang hanya ingin memenuhi
kepuasan diri sendiri, akan tertahan dan terhalang oleh realitas kehidupan
yang dihadapi. Demikian pula dengan adanya individu yang memilki
impuls-impuls seksual dan agresitivitas yang tinggi misalnya, tentu saja
nafsu-nafsu tersebut tidak akan terpuaskan tanpa pengawasan.
Demikianlah, ego menolong manusia untuk mempertimbangkan apakah
ia dapat memuaskan diri tanpa mengakibatkan kesulitan atau penderitaan
bagi dirinya sendiri. Ego berada di antara alam sadar dan alam bawah
sadar. Tugas ego memberi tempat pada fungsi mental utama, Karena
alasan ini, ego menjadi bagian kepribadian yang mengambil keputusan,
51
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) h.
103
l
atau disebut juga eksekutif kepribadian. Dalam hal ini, ego mengontrol
pintu-pintu ke arah tindakan, memilih segi-segi lingkungan ke mana ia
akan memberikan respons, dan memutuskan instink-instink merekalah
yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya.
3. Das Ueber Icb ( the superego)
Das Ueber Ich atau aspek sosiologis dari kepribadian ini merupakan
wakil nilai-nilai tradisonal serta cita-cita masyarakat sebagaimana
ditafsirkan orang tua kepada anakanaknya, yang diajarkan (dimasukkan)
dengan berbagai perintah dan larangan. Das Ueber Ich lebih merupakan
hal yang “ideal” daripada hal yang “rill”, lebih merupakan kesempurnaan
daripada kesenangan. Karena Das Ueber Ich dapat pula dianggap sebagai
aspek moral daripada kepribadian. Fungsinya yang terutama ialah
menentukan apakah sesuatu susila atau tidak susila, pantas atau tidak
pantas, benar atau salah, dan dengan berpedoman ini pribadi dapat
berindak dalam cara yang sesuai dengan moral masyrakat.
Superego yang mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Superego
sama halnya dengan “hati nurani” yang mengenali nilai baik dan buruk
(conscience). Sebagaimana id, superego tidak mempertimbangkan realitas
karena tidak bergumul dengan hal-hal realistik, kecuali ketika impuls
seksual dan agresivitas id dapat terpuaskan dalam pertimbangan moral.52
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa das ueber ich (superego)
dalam struktur kepribadian manusia itu terbentuk sebagai kontrol terhadap
52
Minderop, Albertine, Psikologi Sastra, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2010) h. 21-22
li
tingkah laku yang dulunya dilakukan oleh orang tua (atau wakilnya)
menjadi dilakukan oleh pribadi sendiri.53
Das ueber ich (superego) bekerja berdasarkan prinsip-prinsip
moralistik dan idealistik yang seringkali bertentangan dengan id dan ego
sebab fungsi superego dalam hubungan ketiga aspek kepribadian adalah:
1. merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan
agresif yang banyak berentangan dengan norma masyarakat.
2. mengarahkan ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis
daripada realistis mengejar yang ideal, bukan yang real,
memperjuangkan kesempurnaan, bukan kenikmatan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa superego cendrung untuk menentang,
baik ego, maupun id. Adapun ego berada di tengah-tengah dalam tarik-
menarik antara id dan superego.54
b) Teori Kesadaran Sigmund Freud
1) Alam Sadar (conciousness)
Alam sadar (conciousness) merupakan bagian dari pikiran dimana
persepsi yang berasal dari dunia luar atau dari dalam tubuh (pikiran)
dibawa ke kesadaran. Dalam proses yang bersumber dari internal,
hanya pikiran yang ada di alam pra sadar yang dapat di bawa ke alam
sadar.
53
Suyanto, Edi, Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia, (Bandar Lampung:
Universitas Lampung, 2012) h 20 54
Suyanto, Edi, Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia, (Bandar Lampung:
Universitas Lampung, 2012) h. 20
lii
a) Kesadaran merupakan fenomena subjektif yang isinya dapat
dikomunikasikan hanya melalui bahasa dan perilaku.
b) Kesadaran menggunakan energi psikis, artinya seseorang menyadari
suatu ide atau perasaan akibat adanya sejumlah energi psikis. Energi
psikis bentuk konkritnya berupa aliran listrik yang mengalir dalam
serabut syaraf melalui neurotransmitter.
c) Kesadaran sebagai alat penserap apa yang menjadi perhatian
bekerjasama dengan alam pra sadar. Melalui perhatian individu dapat
menjadi sadar (tahu) tantang rangsang yang masuk dari dunia luar,
kesadran dapat memfokuskan beberapa stimulus dan mengabaikan
stimulus lain.
2) Alam Pra Sadar
a) Belum ada pada waktu lahir dan berkembang pada masa anak-anak.
b) Berdekatan dan bekerja sama dengan alam sadar.
c) Keinginan mental alam pra sadar dinamakan proses sekunder.
d) Sangat erat dengan prinsip realita (ego).
e) Menjaga jangan sampai hasrat-hasrat yang bertentangan dengan
kenyataan keluar ke alam sadar.
f) Terdiri dari peristiwa-peristiwa, proses dan isi pikir yang dapat dibawa
ke alam sadar dengan memusatkan perhatian.
3) Alam Tidak Sadar (unconciousness)
a) Mengandung berbagai ide dan afek yang ditekan.
liii
b) Hasrat atau keinginan tidak dapat dibawa ke alam sadar, hasrat tersebut
hanya akan mendorong alam sadar untuk melakukan sesuatu.
c) Menurut Freud, beberapa memori dan keinginan yang menyakitkan,
konflikkonflik masa lalu yang tidak dikendaki, traumatik, dan tidak
diinginkan cendrung untuk direpresi (penekanan atau ditekan) ke alam
bawah sadar, hal ini akan terus mempengaruhi perilaku kita walau kita
tidak menyadarinya. Dari penjelasan teori konflik kepribadian di atas
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa konflik kepribadian terjadi
apabila cara kerja ketiga unsur kepribadian (id, ego, dan superego)
untuk mencapai suatu tujuan terhalang oleh suatu hal baik gangguan
dari luar maupun dari dalam sehingga tujuan tersebut tidak terpenuhi.
liv
BAB III
BIOGRAFI DAN STRUKTUR
A. Biografi Mahmoud Darwish
Mahmoud Darwish lahir pada 13 maret 1941 di tanah kelahiran
sebuah keluarga muslim Seni di desa Birwa, sebuah desa yang terletak
antara Acre di bagian timur dan Galille di bagian barat, palestina. Ia
merupakan anak kedua dari pasangan Salim dan Houreyyah Darwish.
Ayahnya seorang Muslim pemilik tanah dan ibunya buta huruf;
Darwish di ajarkan membaca oleh kakeknya.55
Pada saat itu Ia berumur 6 tahun, kampong asalnya di
bumihanguskan oleh tentara Israel. Darwish dan keluarganya
melarikan diri ke Lebanon. Tahun berikutnya ketika mereka kembali
ke tanah yang diduduki, mereka melihat kampong halamannya telah
dilenyapkan. Kemudian mereka pindah dan tinggal di Deir al-Assad.
Tidak ada buku di rumah Darwish dan perkenalan pertamanya dengan
puisi adalah melalui para penyanyi dan pengembara yang melarikan
diri dari tentara Israel. Kakaknya yang memberi motivasi untuk Ia
membuat puisi.56
Mahmoud Darwish memulai menulis puisinya saat Ia masih
sekolah, koleksi puisi pertamanya terbit pada tahun 1960 ketika Ia
masih berumur 19 tahun. Kemudian koleksi keduanya adalah Awraq
55
Mahmoud Darwish. Style sheets. http://en.wikipedia.org/wiki/Mahmoud Darwish (di
akses tanggal 12 juni 2009) 56
Cecep Syamsul Hary. Humanisme Mahmoud Darwish. Style sheets.
http://cabiklunik.blogspot.com/search/label/budaya (minggu,14 September 2008)
lv
al-Zaytun (1964) Ia mendapat reputasi menjadi salah satu pelopor
puisi-puisi perlawanan. Tujuan utama dari tema-tema puisinya adalah
nasab tanah airnya. Hal ini dikarenakan konflik panjang selama enam
dasawarsa sejak perang Arab–Israel, sehingga membuat penyair
palestina terkondisi untuk melahirkan puisi-puisi perlawanan.
Tujuan utama dari tema-tema puisinya adalah demi nasab tanah
airnya. Hal ini dikarenakan konflik panjang selama enam dasawarsa
sejak perang Arab-Israel, Mahmoud Darwish termasuk lima penyair
papan atas yang sering di sebut sebagai ikon palestina.57
Mahmoud
Darwish mewariskan 40 antalogi puisi dan pernah berkata “andai
kematian, tak mencabut nyawaku seperti pencuri, tapi dating layaknya
elang” begitu tegar dengan puisinya yang menantang zionis Israel.
Kumpulan puisi Mahmoud Darwish adalah Leaves of the Olive
Tree (1964) dan A Lover from Palestina (1966), pada masa itu
Darwish menjadi anggota Partai Israel, Rakah, dan editor edisi bahasa
Arab surat kabar partai, Al-Ittihad.58
Selanjutnya End of the Night
(1967) dipublikasikan di Israel, kemudian Birds Die in the Galilee
(1969) dan My Beloved Awakes from Her Sleep (1970). Setelah invasi
Israel ke Beirut Ia pun menulis prosa Memory for Forgetfulness (1982)
sebuah memory yang mengisahkan invasi Israel ke Bairut dan In
Praise of the High Shadow (1983). Pada tahun 90-an Ia terkenal
dengan tulisan I See What I Want (1990), Why Did you Leave the
57
Nida, Penyair Palestina Berjuang dengan Puisi. Atas nama Orang Palestina. Style
Sheets. http://www.hariananalisa.com 58
Ibid
lvi
Horse Alone? (1995), The Bed of A Stranger (1996), and Mural
(1999). Selanjutnya pada tahun 2000-an Ia menulis A State of Siege
(2002) dan tulisan terakhirnya termasuk Like Almond Blossoms of
Father Away (2006), Journal of An Ordinary Sorrow (2007) dan The
Butterfly Effect (2008).59
Mahmoud Darwish membagi konsentrasinya menjadi dua yaitu
puisi dengan tema cinta dan politik. Cintanya dengan wanita
berangsur-angsur menjelma menjadi sangat kerja yang tak tertahankan
antara puisi dan tanah airnya.
Her words and her silence, Palestinian, / Her voice,
Palestinian, / Her birth and her death, Palestinian. (From „The
Lover‟) Qasidat Bayrut (1982)
(perkataanya dan diamnya, orang palestina, / suaranya, orang
Palestina, / Lahirnya dan matinya, Orang Palestina)
Ini adalah salah satu puisi perlawanan yang di karang Mahmoud
Darwish untuk perlawanannya kepada Israel atas serangan yang berlarut-
larut ke Bairut selama musim panas tahun 1982. Beirut dihujani bom
selama kurang lebih tiga bulan dari tanggal 13 Juni sampai 2 Agustus
Israel dengan tujuan mengusir gerilya PLO agar meninggalkan kota itu.
59
FAQ On Mahmoud Darwish. Style Sheets. http://imeu.net/ (IMEU, 12 September 2008)
lvii
Pada tahun 1982, Ia menulis "لست وحدك" (Lasta wahdaka: engkau
tidak sendiri) untuk Yasser Arafat, ketika bangsa Palestina diusir dari
Bairut. Darwish mengatakan itu kepada setiap orang di muka Bumi,
kepada setiap orang yang diusir ke pengasingan untuk kesekian kalinya.
Darwish sebuah nama yang dalam bahasa Arab berarti seorang
laki-laki suci pengelana sepiritual, sesungguhnya sangat tepat baginya. Ia
berpindah dari satu langit ke langit yang lain dan melintasi perbatasan
demi perbatasan antara Palestina, Israel, Rusia, Prancis, Yordania,
Lebanon, Mesir, dan negara-negara lainnya. Di manapun Ia berada, kata-
katanya merupakan sebuah lampu ajaib yang membebaskan jin, Ia
mengetahui hati bangsa Palestina. Ia mengetahui bahwa mereka hanya
memiliki satu permintaan bagi sang jin, satu permintaan penuh kerinduan
dari bahasa mereka “rumah”.60
Seperti yang terlihat dalam bahasa dan puisinya, Darwish memiliki
sebuah visi dan semangat untuk meraih keadilan. Ia membantu menuliskan
sambutan yang Arafah kepada Sidang Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa pada 1974, yang di dalamnya Arafat memohon kepada
dunia dengan mengulang tiga kali:
الأحضر من ديلاتسقطواالغصن
“ La tusqeto al-ghusna al-akhdar min yadee”
(jangan biarkan tunas hijau ini jatuh dari tangan saya)
60
Ibtisam Barakat. Mahmoud Darwish: Seorang Rakyat dan Penyair. sumber : Kantor
Berita Common Ground (CGNews) Style Sheets. http://www.commongroundnews.org
lviii
Pada tahun 1988, Darwish merancang proklamasi kemerdekaan
Palestina. Di sana Ia mengatakan bahwa perdamaian dapat dicapai dengan
membentuk dua negara yaitu Palestina dan Yahudi. Ia menulis bahwa
perdamaian dapat terwujud “di tanah cinta dan perdamaian” itu. Diilhami
oleh visi rekonsiliasi, ia menekankan bahwa bangsa Palestina akan
menjadi sebuah masyarakat yang berhasil dalam hak-hak asasi manusia,
kesetaraan, demokrasi, perwakilan, tanggung jawab sosial, dan rasa
hormat penuh kepada semua orang, termasuk perempuan dan orang-orang
yang beda keyakinan.61
Seorang penyair wanita bernama Naomi Shihab Nye mengatakan
bahwa Darwish adalah nafas utama orang-orang Palestina, saksi bijak
terhadap pengasingan, cocok, secara indah menyelaraskan image penyanyi
yang menggunakan haknya, berkaitan, dan bersinar bagaikan cahayayang
cemerlang menyinari seluruh hati di dunia. Apa yang dikatan telah dianut
oleh pembaca dari seluruh dunia miliknya pada seluruh suara yang
membutuhkan, tidak terlupakan saat ditemukan.
Darwish menerima beberapa penghargaan selama pengabdiannya
menjadi penyair. pada tahun 1969 Darwish mendapatkan penghargaan
Lotus Prize dari perserikatan penulis Afro-Asian, dan The Lenin Peace
Prize untuk kategori Cultural Freedom, penghargaan tersebut
mengikrarkan orang-orang yang luar biasa dan berani menyerukan hak
asasi manusia untuk bebas berimajinasi, berkarya dan berekspresi.
61
Ibtisam Barakat. Mahmoud Darwish: Seorang Rakyat dan Penyair. sumber : Kantor
Berita Common Ground (CGNews) Style Sheets. http://www.commongroundnews.org
lix
Sebagaimana yang telah diistilahkan oleh pengarangnya, kebebasan
berbudaya adalah hak setiap orang dan komunitas untuk mendefinisikan
dan menjaga nilai-nilai dan perbedaan cara hidup yang saat ini terancam
oleh globalisasi.
Di tahun 1997 Darwish kembali mendapatkan penghargaan
France‟s knighthood of Arts and Belless Letters,di tahun 2001 di susul
dengan penghargaan The Lannan Foundation Prize for Cultural Freedom
dan banyak puisi-puisi heroiknya yang di jadikan lirik lagu oleh beberapa
musisi seperti Majida el Roumi dan Ahmad Qa‟abour, kemudian Tamar
Muskal, seorang composer yang mengadakan pertunjukan orkesta penuh
dan menampilkan pertunjukan seruling Arab yang dalam komposisinya
mengambil puisi Darwish, sehingga puisinya makin membuat Darwish
dikenal banyak orang. Salah satu musisi kawakan yang terkenal, Marcel
khalifah pernah menyanyikan lagu yang berjudul „I am yusuf, My father‟
pada tahun 1999.
Darwish menggambarkan konflik antara Palestina dan Israel
sebagai “sebuah perjuangan antara dua memori”. Ibrahim Muhawi
(penerjemah Darwish) menulisakan bahwa ini adalah “sebuah puisi
kesaksian”. Darwish sempat menjalani kehidupan yang berpindah-pindah.
Ia tinggal di Lebanon, Tunisia, Yordania, dan Perancis. Di tahun 1996
setelah 26 tahun dalam pengasingan, Darwish kembali ke Israel dan
mengunjungi desa di mana Ia di lahirkan. Sejak pertengahan 1990-an
rumah terdahulunya di Ramallah, pusat West Bank Palestina, yang
lx
merupakan markas besar Yasser Arafat, dan terjadi lagi pertempuran tahun
2002, ketika itu ditempati oleh pasukan bersenjata Israel. Darwish
meninggal pada tanggal 9 Agustus 2008 di Memorial Hermann Hospital di
Houstan, Texas setelah menjalani operasi pembedahan hati, Darwish
pernah menikah dua kali dan dari dua istrinya itu Darwish tidah di karuniai
anak.62
Uraian-uraian yang menarik penulis untuk meneliti puisi-puisi
karya Mahmoud Darwish, puisi-puisinya sangat terkenal di Arab, bahkan
beberapa dari puisinya telah di buat sebuah lagu. Darwish menerbitkan
buku pertamanya mengenai puisi, Daun Zaitun pada tahun 1964, sejak itu
usianya 22 tahun. Sejak saat itu ia telah menerbitkan lebih dari 30 puisi
dan koleksi prosa, salah satu rangkaian prosa puitis yang mengenai
pengalamannya tinggal di Beirut dapa saat serangan Israel
pembombardiran Libanon pada tahun 1982 telah diterjemahkan kedalam
bahasa inggris pada tahun 1995 dengan judul Memory for Forgetfulness.
Puisi dan prosa karya Darwish juga telah diterjemahkan ke dalam 35
bahasa seperti bahasa Inggris, Perancis.
B. Struktur
إلى أمي
أحن إلى خبز أمي
وقهوة أمي
62
Mahmoud Darwish (1942-2008), Style Sheets. http://www.kirjasto.sci.fi/indeksi.htm#d
lxi
ولمسة أمي
وتكب في الطفولة
يوما على صدر يوم
وأعشق عمري لأني
إذامت
أخجل من دمع أمي !
جذيني إذا عدت يوما
وشاحا لهدبك
وغطي عظامي بعشب
تعمد من طهر كعبك
وشدي وثاقي
بخصلة شعر
بخيط بلؤح في ذيل ثوبك
عساي أصير
إلها أصير
إذاما لمست قرارة قلبك !
ضعيني, إذا مارجعت
وقودا بتنور نارك
lxii
سطح دارك وحبل غسيل على
لأني فقدت الوقوف
بدون صلة نهارك
هرمت, فردي نجوم الفولة
حتي أشارك
صغار اعصافير
درب الرجوع
لعش انتظرك
lxiii
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis struktur pada puisi الى أمي
1. Struktur Batin puisi terdiri dari
a. Tema
Tema dapat disimpulkan dari analisis isotopi yang mempunyai komponen
makna yang sama. Isotopi adalah perasan rindu, perasaan cinta, perasaan malu
dan ibu pertiwi.
NO ISOTOPI KATA JUMLAH
1 Perasaan Rindu Masa kecil 2x, kenangan, hidupku, rindu,
penantianmu, pulang 2x, kembali 2x,
ikatanku, bintang-bintang
12
2 Perasaan Cinta Mencintai, kedalam hati, menyentuh 4
3 Perasaan Malu Malu, tudung hati, tutupilah 3
4 Ibu Pertiwi Berkah 2x, roti, kopi, sentuhan, tudung
bola mata, rumput, tulang belulang, jejak
langkah, diberkahi, atap rumah, tali
jemuran, bahan bakar apimu.
13
Isotopi di atas dapat dilihat kosakata seperti masa kecil, kembali, dan
pulang yang disebutkan dua kali serta kenangan, hidupku, rindu, penantianmu,
ikatan dan bintang-bintang merupakan hal-hal yang dirindukan oleh penyair.
lxiv
Kemudian dengan kata-kata mencintai kedalam hati,menyentuh merupakan
gambaran perasaan cinta penyair yang menunjukan pengungkapan perasaan malu.
Perasaan rindu, malu dan cinta di tunjukan kepada ibu pertiwi yang terlihat
dari penggunaan kata berkah dua kali penyebutan, kopi dan sentuhan menunjukan
sebuah kenikmatan, kemudian kata rumput, tulang belulang diberkahi merupakan
bentuk bakti penyair yang diumpamakan dengan atap rumah yang
menggambarkan perlindungan, tali jemuran dan bahan bakar sebagai kebutuhan.
Sehingga dapat di simpulkan jumlah kata yang terbanyak pada perasaan rindu
kepada ibu pertiwi merupakan motif puisi ini.
Kerinduannya terhadap tanah air membuat penyair berulang-ulang
mengungkapkan rasa rindunya pada tiap bait dengan kata rindu, dan jika pulang
nanti. Semua itu merupakan bentuk rasa cinta terhadap tanah airnya. Penyair rela
berkorban demi ibu pertiwinya. Maka dari itu tema puisi ini adalah patriot.
b. Perasaan
Perasaan yaitu suatu hal yang mendasari terciptanya tema pada suatu puisi.
Puisi yang bertema patriot ini berawal dari rasa rindu yang begitu besar dirasakan
oleh penyair, terlihat dari pilihan kata yang digunakan oleh penyair, seperti kata
ahammu. Rasa rindu dan cinta membuat penyair berharap dapat kembali ke
pangkuan ibu pertiwinya. Selain itu penyair juga menyelipkan rasa penyesalanya
karena ia merasa tidak mampu lagi berkorban lebih banyak untuk tanah airnya,
serta umur yang membatasi untuk melalukan sesuatu dan sampai akhirnya penyair
berandai-andai menjadi sesuatu yang abadi seperti tuhan.
lxv
c. Nada
keseriusan kerinduanya terhadap tanah air. Nada selanjutnya yaitu
semangat dan harapan penyair saat ia dapat kembali lagi ke tanah airnya. Dapat
membuat perubahan untuk tanah airnya, mensejahterakan dan mendamaikan
rakyatnya. Nada penyesalan pun muncul ketika penyair menyadari bahwa apa
yang diharapkan tidak sesuai dengan yang terjadi, sehingga penyair memunculkan
nada pasrah dan meminta pembaca untuk mengerti keadaan penyair. Karena pada
bait ke-5 sampi ke-7 penyair mengungkapkan kepasrahannya dengan berandai-
andai bagaimana caranya bisa kembali ke masa kecil dan dapat terus hidup abadi
demi tanah airnya.
d. Amanat
Amanat penyair tersirat dari pengungkapan kerinduan seorang anak
bangsa yang berharap dapat hidup abadi demi tanah airnya. Hal ini mengajarkan
kepada pembaca bahwa selagi memiliki kesempatan untuk berkorban dalam
bentuk apapun maka berusahalah sebelum maut memisahkan. Selain itu apabila
sudah berkelana jangan sampai melupakan tumpah darah, tempat dilahirkanya dan
terdapat kenangan kebahagiaan pada waktu kecilyang akan selalu teringat.
Kemudian penyair memberi contoh kepada pembaca dengan semua yang telah Ia
lakukan dengan cara membuat puisi sehingga dapat menjadi tauladan bagi orang
lain.
lxvi
2. Struktur fisik puisi
a. Diksi
Pemilihan kata pada puisi yang dipakai oleh penyair ini menggunakan
bahasa yang bermakna konotatif. Diantaranya
أحن إلى خبز أمي
Ahannu ila khubzi ummiy
(aku rindu sekali dengan roti Ibuku)
وقهوة أمي
Waqahwati ummiy
(dan kopi Ibuku)
ولمسة أمي
Walimasati ummiy
(serta sentuhan Ibuku)
Pada larik yang digaris bawahi kata Ummiy hakikatnya bukan lagi ibu
yang hakiki, tetapi penyair sudah menggantinya dengan ibu pertiwi yang sangat
dirindukan dengan pilihan kata ahammu yang artinya sangat rindu. Selanjutnya
kata roti, kopi, dan sentuhan merupakan makna konotatif menyatakan kenikmatan
yang dapat dinikmati saat santai. Selanjutnya pada larik kedua bait ketiga yaitu
وشاحا لهدبك
Wisyahan luhdabik
(sebagai tudung bulu matamu)
lxvii
Kata tudung bola matamu yang berarti perlindungan mata yang sangat
penting dan berharga. Penyair berharap jika kembali suatu saat nanti ia siap
melindungi tanah airnya yang merupakan hal terpenting bagi penyair. Kemudian
pada bait keempat penyair memilih kata „perkuatlah ikatan rambut dengan benang
yang tampak pada lipatan bajumu‟. Penyair menegaskan bahwa ia meminta
dukungan sekecil apapun dan berharab dapat melakukan apapun demi tanah
airnya, karna penyair berharab dapat abadi untuk mengorbankan jiwa dan raga
demi tanah airnya.
Pada bait kelima penyair berharab menjadi tuhan, yang dapat melakukan
apa saja yang dikehendaki, seperti keinginan penyair untuk membela tanah airnya.
Selanjutnya larik berikut ini adalah
ضعيني إذاما رجعت
Da‟ini iza ma roji‟tu
(pergunakanlah jika aku pulang)
وقودا بتنورنارك
Waqudan bitunuri naruki
(sebagai bahan bakar apimu)
وحبل غسيل على سطح دارك
Wahibbli gasilu „ala satu dakari
(dan sebagai tali jemuran di atas atap rumahmu)
Penyair mengatakan „pergunakan aku jika aku pulang sebagai bahan bakar
dan tali jemuran di atas atap rumahmu‟ dapat di artikan bahwa penyair ingin
menunjukan dirinya jika kembali suatu saat nanti, dapat dipastikan ia akan
lxviii
membuat taah airnya lebih damai, makmur, dan sejahtera bagai kompor dalam
rumah yang akan selalu menyala.
Data-data di atas dapat disimpulkan pada puisi ini penyair banyak
menggunakan bahasa konotatif yang mudah dipahami oleh pembaca, akan tetapi
mempunyai makna yang tersirat di dalamnya. Puisi ini mengandung nilai-nilai
emosional penyairnya. Ungkapan gejolak perasaan rindu yang sangat dirasakan
penyair terungkap jelas dengan penggunaan bahasa-bahasa konotatif seperti yang
telah di jelaskan di atas. Hal ini menunjukan adanya kesesuaian antara makna
yang terungkap dengan diksi.
b. Imaji
Imaji yaitu gambaran yang disajikan oleh penyair pada puisi ini dapat
dimuncumlkan dalam berbagai pencitraan. Imaji visual seperti pada larik berikut
بخصلة شعر
Bikhuslati sya‟ri
(dengan tipisnya rambut)
بخيط يلوح في ذيل ثوبك
Bikhitin yulawwihu fi zili saubuki
(dengan benang yang tampak pada lipatan bajumu)
Kata „tipisnya rambut dan benang yang tampah‟ merupakan bentuk imaji
visual yang membuat pembaca seolah-olah melihat langsung kejadian itu.
Imaji yang berupa gerak ditunjukan pada beberapa bait diantaranya bait
oertama pada latik ketiga dengan kata „sentuhan‟. Pada bait ketiga larik pertama
dengan kata „bawalah aku‟, larik keempat kata „jejak langkahmu‟, bait keempat
lxix
larik pertama kata „perkuatlah ikatanku‟. Bait kelima larik ketiga kata
„menyentuh‟ sedangkan bait keenam larik pertama dengan kata „pergunakanlah‟,
bait ketujuh larik ketiga dengan kata „bawalah‟, larik kelima kata „mengikuti‟ dan
yang terakhir larik keenam dengan kata „memetakkan‟.
Dapat disimpulkan bahwa gerakan yang dikatakan penyair adalah gerakan
kaki, tangan dan badan. Sebagai besar gerakan adalah gerakan yang
memperlihatkan kesungguhan penyair untuk pulang memenuhi kerinduannya
kepada tanah air.
حن إلى خبز أميأ
Ahannu ila khubzi ummiy
(aku rindu sekali dengan roti Ibuku)
ولمسة أمي
Walimasati ummiy
(serta sentuhan Ibuku)
أخجل من دمع أمي !
Akhjalu min dumu‟i ummiy
(aku akan malu dengan air mata Ibuku)
Pada larik di atas kata „rindu‟, „sentuhan‟, dan „malu‟, yang digunakan
penyair merupakan imaji yang berupa citraan perasaan yang mengungkapkan
perasaan rindu yang mendalam yang dirasakan penyair akan kenikmatan dan
kedamaian yang pernah ia rasakan.
Imaji visual, seperti data di atas merupakan indikasi kesungguhan penyair
untuk mengungkapkan perasaan rindu yang mendalam.
lxx
c. Majas
Gaya bahasa yang digunakan pada puisi ini menggunakan majas hiperbola,
paradoks, dan personifikasi.
Majas hiperbola yang merupakan bahasa penyair yang berlebihan dapat
dilihat sebagai berikut
تعمد من طهركعبك
Tu‟amaddi min tahri ka‟buki
(yang diberkahi oleh jejak langkahmu)
عساي أصير
„Asayi asiru
(semoga aku menjadi abadi)
إلها أصير
Ilahan asiru (aku menjadi tuhan)
Pada larik di atas menunjukan bahasa yang berlebih-lebihan, seperti kata
diberkahi oleh jejak langkahmu, penyair sengaja menggunakannya untuk
meningkatkan nilai sebuah langkah yang biasanya berada di bawah namun dapat
ditinggikan merupakan berkah bagi dirinya yang merasa bukan apa-apa.
وقودا بتنور نارك
Waquzan bitunuri naruki
lxxi
(sebagai bahan bakar apimu)
Pengarang menggunakan kata bahan bakar untuk menggantikan gambaran
dirinya yang bersedia menjadi bahan bakar sang ibu.
Majas paradoks
Majas paradoks terdapat pada larik di bawah ini
وشدي وثاقي
Wasyuddi wasaqi
(perkuatlah ikatanku)
بخصلة شعر
Bikhuslati sya‟ri
(dengan tipisnya rambut)
بخيط بلوح في ذيل ثوبك
Bikhutin yulawwihu fi zili saubuki
(dengan benang yang tampak pada lipatan bajumu)
Kalimat di atas penyair meminta perkuatlah ikatan tetapi menggunakan
rambut yang tipis dan benang yang terlihat pada lipatan baju, kata-kata yang
identik dengan kerapuhan.
Majas personifikasi
Terdapat pada larik dibawah ini
وتكب في الطفولة
lxxii
Watukabbiru fil tufulati
(kenangan masa kecil terus tumbuh)
Masa kecil sebagai waktu dipersonifikasi dengan manusia yang dapat
mengalami pertumbuhan. Selanjutnya terdapat pada larik pertama bair kedua.
إذا مالمست قرارة قلبك !
Iza malamastu qirarati qalbuka
(jika aku menyentuh kedalam hatimu)
Pada larik di atas „hati‟ sebagai benda mati yang seolah-olah mempinyai
sifat-sifat manusia yang bisa menyentuh.
d. Tipografi
Yaitu tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan bunyi untuk dapat
menghasilkan suatu bentuk fisik.
إلى أمي
أحن إلى خبز أمي
I وقهوة أمي
ولمسة أمي
وتكب في الطفولة
يوما على صدر يوم
lxxiii
II وأعشق عمري لأني
إذامت
أخجل من دمع أمي !
جذيني إذا عدت يوما
III وشاحا لهدبك
وغطي عظامي بعشب
تعمد من طهر كعبك
وشدي وثاقي
IV بخصلة شعر
ثوبكبخيط بلؤح في ذيل
عساي أصير
V إلها أصير
إذاما لمست قرارة قلبك !
ضعيني, إذا مارجعت
VI وقودا بتنور نارك
وحبل غسيل على سطح دارك
لأني فقدت الوقوف
بدون صلة نهارك
lxxiv
هرمت, فردي نجوم الفولة
VII حتي أشارك
صغار اعصافير
درب الرجوع
لعش انتظرك
B. Analisis psikologi sastra
Pada analsis puisi Ila Ummiy (الى أم) pembaca diajak lebih emosi dan
imaji yang ingin disampaikan penyair tentang kerinduannya terhadap
tanah air yang ditinggalkan karena melanglang buana mencari kehidupan
yang lebih baik. Namun ketika tanah air diserang oleh penjajah, penyair
tidak tinggal diam, ia berusaha dan berupaya untuk memberikan bantuan
dalam bentuk apapun, jiwa raga untuk ibu pertiwi, seperti dalam bait yang
terkandung dalam puisi tersebut.
Puisi ini memiliki 7 bait dengan jumalah lirik yang berbeda dalam tiap
baitnya. Bait pertama yang terdiri dari tiga larik, bait kedua lima larik, bait
ketiga terdiri dari empat larik, bait keempat, kelima dan keenam masing-
masing terdiri dari tiga larik dan bait ketuju terdiri dari tujuh larik.
Larik yang tidak teratur pada puisi ini memiliki makna tertentu yang
berhubungan dengan keindahan puisi. Hanya bait ketiga terdiri dari larik
genap yaitu empat, sedangkan bait lainya memiliki larik yang berjumlah
ganjil.
lxxv
Pada puisi ini tidak ditemukan penggunaaan kalimat tunggal, penyair
hanya menggunakan kalimat majemuk. Seperti yang ditunjukan pada bait
pertama lirik pertama sampai ketiga yaitu
أحن إلى خبز أمي
Ahannu ila khubzi ummiy
(aku rindu sekali dengan roti Ibuku)
وقهوة أمي
Waqahwati ummiy
(dan kopi Ibuku)
يولمسة أم
Walimasati ummiy
(serta sentuhan Ibuku)
Pada larik di atas penyair mengungkapkan kerinduan terhadap
kehangatan yang ada di rumah. Kehangatan berupa masakan roti, bikinan
kopi dan sentuhan seorang ibu, penyair membayangkan kenangan masa
kecil yang pernah ia rasakan dengan kenikmatan roti,kopi dan sentuhan
seperti saat ia masih kecil, yang tak mungkin terulang kembali.
وتكب في الطفولة
Watukabbiru fil tufulati
(kenangan mas kecil terus tumbuh)
يوما على صدر يوم
Yauman „ala sadri yaumin
(dari hari kehari)
lxxvi
Larik di atas merupakan keterangan selanjutnya dari bait pertama
yang masih menjukkan kerinduan serta kenangannya di masa kecil yang
tidak akan terlupakan, hari-hari yang menyenangakan kenangan indah
serta ingin rasanya kupeluk erat semua kenangan indah itu. Sudah
kusiapkan tempat yang sangat istimewa di dalam hati.
Bait kedua larik ketiga sampai larik kelima:
وأعشق عمري لأني
Wa a‟syaqu „umuri liannani
(dan aku mencintai hidupku karena)
إذا مت
Iza muttu
(jika aku telah mati)
أخجل من دمع أمي
Akhjalu min dumu‟i ummiy
(aku akan malu dengan air mata Ibuku)
Pada larik di atas penyair menyatakan alasan ia hidup, karena ia
mencintai hidupnya yang bisa terus berjuang demi tanah airnya, yang
mana dapat dibuktian dari pernyataan penyair selanjutnya yaitu pernyataan
jika ia mati, maka ia akan malu dengan tanah air mata ibunya. Hubungan
pernyataan yang terdapat pada puisi إلى أم karya Mahmoud Darwish
dengan analisa psikologi sastra yaitu sebuah rasa yang mana Ia merasa
bahwa ibunya masih membutuhkannya dan membutuhkan bantuannya,
yang dimaksut ibu disitu adalah ibu pertiwi atau negaranya. Kecintaan
yang ditunjukkan penyair pada puisi ini terus terlihat dar bair sebelumnya
lxxvii
yang merupakan penggambaran harapan penyair untuk masa depanya,
berikutnya bait ketiga adalah
جذيني إذا عدت يوما
Jaddaini iza adtu yauman
(bawalah aku jika aku kembal suatu hari nanti)
وشاحا لهدبك
Wisyahan luhdabik
(sebagai tudung bulu matamu)
Pada larik di atas penyair memilih kata tudung bulu matamu yang berarti
pelindung dari mata yang sangat penting dan berharga. Penyair menganggap
apabila Ia kembali suatu saat nanti, penyair akan melayani dan siap melindungi
tanah airnya merupakan hal yang sangat penting untuk penyair.
وغطي عظامي يعشب
Wagatti „adami bi‟asyabi
(tutupilah tulang belulangku dengan rumput)
تعمد من طهر كعبة
Tu‟amaddi min tahri ka‟buki
(Yang diberkahi oleh jejak langkahmu)
lxxviii
Larik di atas adalah harapan penyair agar dapat kembali ke tanah
airnya Palestina, setelah berkelana ke beberapa tempat, jika hal ini
dihubungkan dengan latar belakang penyair yang meninggalkan Palestina
dan pegi ke beberapa tempat pengasingan, kemudian menetap di Prancis.
Penyair berharap suatu saat nanti bisa menjadikan pelindung dan berjuang
melindungi ibu pertiwi, berjuang melawan penjajah dan berjuang untuk
masa depan. Penyair mengumpamakan dirinya sebagai tudung bulu mata,
kemudian di larik selanjutnya penyair seolah menyatakan apa bila ia
belum sempat berjuang semasa hidupnya, maka ia meminta jasadnya tetap
berada di bumi ibu pertiwi yang diberkahi jejak langkah para pejuang
sebelumnya yang selalu setiap waktu berjuang demi ibu pertiwi demi
tanah air.
Larik yang menyatakan harapan penyair juga terdapat pada bait
keenam, yang berharap Ia bisa membawa kesejahteraan, kenyamanan,
kemakmuran dan menjadikan perlindungan ibu pertiwi dengan
perumpamaan „sebagai bahan bakar api‟ dan „sebagai tali jemuran di atas
atap rumahmu‟. Penyair benar-benar berharap bisa menjadi orang yang
berguna oleh negaranya. Harapan tersebut lebih jelas terlihat pada bait
kelima adalah
عساي أصير
Asayi asiru
(semoga aku menjadi abadi)
lxxix
ا أصيرلهإ
Ilahan asiru
(aku menjadi tuhan)
Penyair berharap berlebihan bisa abadi demi cinta dan pengabdianya
kepada tanah airnya, serta merubah semuanya agar berubah menjadi lebih
baik lagi dari sebelumnya. Bahkan Ia berharab ingin seperti tuhan yang
mana bisa menguasai dan mengatur semuanya yang ada di bumi ini, agar
tidak ada air mata dan tumpah darah dari orang-orang yang tidak bersalah.
Ia juga ingin agar hidup ini bisa berubah lebih baik lagi, damai, tenang,
tentram,dan nyaman untuk di tempati.
Selain harapan, kerinduan yang mendalam juga terus diceritakan
penyair dalam bait terakhir puisi ini seperti kumpulan lirik di bawah ini:
هرمت, فردي نجوم الفولة
Huriat, faraddi nujumul faulati
(bawalah aku kembali)
حقى أشارك
Hatta usyariki
(sehingga aku dapat)
صغار العصا فير
lxxx
Sigaru al‟asafiri
(mengikuti burung-burung)
درب الجوع
Daraba alruju‟a
(memetakan jalan pulang)
لعش انتظارك
Li‟asya intizariki
(ke sarang penantianmu)
Kata kata yang digaris bawah adalah kalimat yang dipilih penulis
untuk menunjukan kerinduan dan cintanya terhadap tanah air bumi
Palestina, yang mana penyair berasal dari Palestina. Penyair menunjukkan
pengorbanannya dengan meminta atau menjanjikan kesejahteraan dan
kebahagiaan yang akan dibawanya terhadap masyarakat Palestina apabila
ia di beri waktu untuk memperbaiki Palestina. Penyair juga sempat
berkhayal jika Ia dapat hidup kembali, Ia ingin hidup abadi seperti Tuhan
hidup dan tak akan pernah mati, hidup yang tak ada tandingannya, hidup
kekal sepanjang masa , Ia akan melakukan yang terbaik untuk Ibu pertiwi
untuk buminya. Motif kerinduan mengantarkan kepada tema psikologi
pada puisi yang berjudul الى أم karya Mahmoud Darwish.
lxxxi
Berikut penjelasan dari bait – bait puisi الى أم karya Mahmoud
Darwish:
Bait I:
Aku rindu sekali dengan roti buatan ibuku, begitu pula dengan kopi
yang di buat oleh sang ibu dan sentuhan hangat tangannya yang begitu
lembut. Aku sangat merinduan semua itu walaupun hanya dengan roti,
kopi, dan sentuhannya. Semua itu terasa sangat nikmat karena suasana
yang penuh kedamaian dan saat ini tidak akan kutemukan lagi.
Bait II:
Kenangan saat masa kecil yang terus tumbuh dan selalu hadir dalam
pikiranku dari hari kehari. Aku benar – benar merindukan saat-saat aku
masih kecil, semua yang telah aku alami mengajarkanku untuk
menghargai dan mencintai hidup yang membuatlku merasa sangat melu
apabila aku menyia-nyiakan kehidupan ini. Karena hal ini akan membuat
ibuku sangat sedih.
Bait III:
Jika suatu saat nanti aku kembali, maka aku ingin menjadi
pelindungmu, pelindung bagi dirimu yang sangat bermakna dan berharga
bagiku. Karena jika aku sudah mati, aku tidak akan menjadi apa-apa tanpa
dirimu. Hanya tulang belulang yang hina dibawah rerumputan indah yang
hanya aku miliki, karna di atas bumimu yang indah dan tercinta.
Bait IV:
lxxxii
Kuatkanlah aku dengan segala kelembutanmu, karna aku sangat
rapuh, dan tak berdaya, kuatkanlah aku dengan keindahanmu serta
kekuatan yang halus.
Bait V:
Apabila aku dapat masuk dan menyentuh hatimu itu sangat
membuatku terharu dan bangga, maka dari itu aku rela hidup abadi
selamanya seperti Tuhan yang bisa hidup kekal abadi.
Bait VI:
Dan jika aku pulang nanti, maka ijinkanlah aku menjadi tumpuanmu.
Akulah yang akan menciptakan kesejahteraan di rumahmu dan tidak ada
seorang pun yang akan merasa lapar, karna aku yang akan selalu menjadi
bahan bakar api mu. Serta izinkan aku menjadi sandaran bagi segala
penderitaan yang kau rasakan, karena aku akan semakin kuat dengan
semua itu.
Bait VII:
Sekarang aku sudah semakin tua di makan oleh usia. Aku sangat
ingin kembali di masa kecilku yang penuh kegembiraan canda dan tawa.
Aku sungguh merindukan semua itu, dan beritahu aku bagaimana caranya
aku dapat kembali dan mengulang semua itu, bagaimana caraku menuju ke
masa-masa itu, masa bahagia yang tidak aku dapat saat ini. Dan jika aku
tahu bagaimana caranya kembali, maka aku akan mengulangi masa itu dan
kembali pulang ke tempat yang mana selalu aku nantikan, yaitu ibuku
pertiwi.
lxxxiii
1. Adapun hasil temuan tentang Id, Ego dan Superego pada puisi الى أمي
yaitu:
1) Id
Adapun kutipan id dalam puisi الى أم tokoh utama Darwish
yaitu:
" تعمد من طهر كعبك, عساي أصير, إلهاأصير"
Yang diberkahi oleh jejak langkahmu, semoga aku menjadi
abadi, aku menjadi tuhan
Pada larik di atas menandakan adanya id yang melekan pada tokoh
Darwish. Id yang terdapat pada tokoh Darwish muncul secara alamiah,
karena adanya dorongan insting yang ingin hidup abadi seperti tuhan.
2) Ego
Adapaun kutipan Ego dalam puisi الى أم yaitu:
ضعيني إذا مارجعت, وقودا بتنور نارك, وحبل غسيل على سطح دارك ""
Pergunakan jika aku pulang, sebagai bahan bakar apimu, dan
sebagai tali jemuran diatas atap rumahmu.
Pada larik di atas menandakan adanya ego yang terdapat pada
tokoh Darwish. Ego yang terdapat pada Darwish tersebut ada, hanya untuk
memperoleh kesenangan, kepuasan dengan memprioritaskan kebutuhan
saja. Sangat jelas ego pada larik di atas, bahwa tokoh Darwish ingin
menjadi sandaran penderitaan.
3) Superego
lxxxiv
Adapun kutipan superego yang terdapat dalam puisi الى أمي
tokoh Darwish, yaitu:
" لأني فقدت الوقوف, بدون صلة نهارك, هرمت فردي نجوم الفولة, حتي
أشارك, صغار اعصافير, درب الجوع, لعش انتظرك "
Karena jika aku telah tua, tanpa berkat darimu, maka bawa aku
kembali ke bintang-bintang masa kecil, sehingga aku dapat, mengikuti
burung-burung, memetakan jalan pulang, kesarang penantianmu
Pada larik di atas terdapat superego pada tokoh Darwish. Terdapat
nilai moral yang baik dan yang buruk, karena Darwish menyadari dan
tidak menyesal atas apa yang sudah terjadi. Bahkan Darwish juga harus
menanggung resiko setelah ia tiada.
2. Psikologi
Dapat disimpulkan, hasil dari menganalisis psikologi tokih dalam
puisi الى أم menggunakan pendekatan psikologi sastra fiksi (puisi), puisi
dipahami dengan psikoanalisis (ilmu jiwa).
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang
memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa diri kita
itu bersumber dari bentuk-bentuk yang kita terima dari lingkungan,
misalnya bentuk dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan yang
dibawa sejak lahir. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian adalah
lxxxv
faktor historis masa lampau dan faktorkon temporer, analoginya faktor
bawaan dan faktor lingkungan dalam pembentukan kepribadian individu.63
3. Adapun pesan yang dapat kita dapat
Pesan moral adalah pelajaran moral atau pesan yang didapat dari
suatu kejadian, pengalaman seseorang atau dari sebuah film yang dapat
memberikan pelajaran hidup bagi penonton, pendengar, pembaca dan bagi
orang lain.64
Pesan moral yang terdapat pada puisi di atas adalah pengungkapan
kerinduan yang begitu besar kepada tanah air, kemudian penyesalan akibat
keterbatasan umur yang dimiliki penyair sehingga belum maksimal dalam
berkorban untuk negaranya. Oleh karena itu pesan moral penyair adalah
pengungkapan kerinduan seorang anak bangsa yang berharab dapat hidup
abadi demi tanah airnya.
Hal ini mengajarkan kepada pembaca bahwa selagi memiliki
kesempatan berkorban untuk tanah air dalam bentuk apapun itu maka
berusahalah sebelum maut memisahkan jiwa dan raga. Selain itu, jika
sudah berkelana jangan sampai tanah tumpah darah, tempat dilahirkan dan
terdapat kenangan kebahagiaan masa kecil yang akan selalu teringat.
Kemudian penyairpun seolah memberikan contoh pada pembaca dengan
apa yang Ia lakukan walaupun hanya dalam bentuk puisi sehingga dapat
menjadikan teladan bagi orang lain.
63
Minderop, Albertine, Psikologi Sastra (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2010) h. 20 64
Waluyo, H.J, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta:Erlanga, 1991)
lxxxvi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pemaparan data dengan analisis tentang puisi الى أم karya
Mahmoud Darwish dapat di simpulkan bahwa puisi الى أم ini belum
diketahui siapa tokoh utamanya hanya saja terdapat kata Aku yang mana
penulis memfokuskan tokoh utama kepada penyair yaitu Mahmoud
Darwish. Pada puisi الى أم ini terdapat satu tokoh saja yaitu Mahmoud
Darwish.
Puisi الى أم karya Mahmoud Darwish memiliki dua latar yaitu latar
tempat dan latar waktu. Latar tempat dalam puisi الى أم karya Mahmoud
Darwish ini di Palestina dan Perancis. Latar waktu dalam puisi الى أم
karya Mahmoud Darwish ini masa sekarang yang merindukan masa
lalunya.
Setelah menganalisis puisi الى أم karya Mahmoud Darwish melalui
analisis psikologi sastra yang mana menggunakan teori Sigmund Freud
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat jawaban
dari permasalahan yang bisa dirumuskan menjadi kesimpulan dibawah ini.
Dilihat dari aspek strukturalisme batin puisi pada puisi tersebut
yaitu:
Struktur puisi memiliki ketidak teraturan larik pada setiap baitnya.
Jumlah larik dalam tiap baitnya beragam dan tidak beraturan, ada yang
berjumlah ganjil dan ada juga yang berjumlah genap. Secara kondisional,
lxxxvii
awal penempatan larik pun beragam, ada yang dimulai dari tengah.
Pemilihan kalimat tunggal atau kalimat majemuk terdapat dalam puisi
yang disajikan dengan satu kesatuan pada bait-baitnya dan menciptakan
makna tambahan yang paling banyak merupakan penegasan.
Kata yang digunakan penyair adalah kata-kata sederhana yang
bermakna konotatif akan tetapi memiliki daya sugesti kata. Sugesti muncul
dari makna yang mewakili perasaan penyair. Kata yang memiliki makna
untuk melawan penjajah dan tanah air. Sususnan katanya berurutan
sehingga seperti menceritakan sebuah kisah.
Imaji yang terdapat dalam puisi ini adalah imaji visual. Imaji
tersebut menggambarkan suatu penyesalan dan ungkapan kerinduan.
Puisi ini menggambarkan rasa kerinduan akan kenangan masa kecil
dan kerinduan terhadap Ibu pertiwi. Rasa sedih, kecewa, berusaha diubah
menjadi rasa semangat yang tinggi untuk mengumpulkan kekuatan dan
simpati melawan para penjajah.pada puisi الى أم rasa rindu dan menyesal
membawa nada sedih dan penuh penyesalan akan kenangan masa kecil
yang tak mungkin dapat terulang kembali. Rasa marah, sedih dan duka
adalah rasa yang akan kita rasakan jika menghayati puisi karya Mahmoud
Darwish.
Amanat dari puisi tersebut yaitu mengajak pembaca merasakan apa
yang di rasakan oleh penyair hingga akhirnya penjajah datang ke Palestina
dan penyair berbagi sebuah penderitaan, kesedihan dan rasa penyesalan
kepada pembaca. Sehingga dapat dikatakan bahwa ini adalah salah satu
lxxxviii
bentuk kegigihan anak bangsa dalam usahanya berjuang walaupun hanya
lewat sebuah karya puisi-puisinya.
Penyair ingin membangun rasa nasionalis terutama untuk bangsa
Arab agar memiliki semangat juang yang tinggi, membangun persatuan
yang kuat demi membantu mempertahankan kemerdekaan Palestina
terutama perang yang menimbulkan banyak korban.
Adapun biografi tokoh pada puisi الى أم ini yaitu Mahmoud
Darwish yang mana Ia lahir di Palestina tahun 1941 dan lahir dari keluarga
muslim seni. Ia memulai karirnya membuat puisi saat masih sekolah dan
berumur 19 tahun, adapun puisi-puisi yang di buatnya meliputi Awraq al-
Zaytun (1964), Leaves of the Olive Tree (1964), A Lover from Palestina
(1966), End of the Night (1967), Birds Die in the Galilee (1969), My
Beloved Awakes from Her Sleep (1970), Memory for Forgetfulness (1982),
Praise of the High Shadow (1983), I See What I Whant (1990), Why Did
you Leave the Horse Alone? (1995), The Bed of A Stranger (1996), Mural
(1999), A State of Siege (2002), Like Almond Blossoms of Father Away
(2006), Journal of An Ordinary Sorrow (2007), dan tulisan yang
terakhirnya adalah The Butterfly Effect (2008).
Adapun penghargaan yang ia peroleh antara lain penghargaan
Lotus Prize dari perserikatan penulis Afro-Asian, The Lenin Peace Prize
untuk kategori Cultural Freedom, France‟s knighthood of Arts, dan yang
terakhir penghargaan The Lannan Foundation Prize for Cultural Freedom.
lxxxix
B. Saran
Secara umum, bagi peneliti sastra, penelitian ini dapat dijadikan sebagai
masukan dalam meneliti sebuah puisi, khususnya puisi الى أم karya Mahmoud
Darwish. Dengan menemukan permasalahan yang lainnya, puisi ini dapat
diangkat menjadi sebuah penelitian sastra yang lebih baik. Diharapkan penelitian
ini dapat dikembangkan serta ditinjau kembali, baik dari segi sastra, psikologi
sastra dan yang lainya.
xc
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Ahmadi dan Supriyono.2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: C.V Sinar baru.
B.P. Situmorang. 1983. Puisi: Teori Apresiasi Bentuk dan Struktur. Flores: Nusa
Indah.
Endraswara, Sawardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta:
Media Pressindo.
Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Hall S.Calvin & Garnder Lindzey.1978.Theory of Personality.Third Edition.
Canada. John Wiley & Sons, Inc
Jabrohim. 2001. Teori Penelitian Sastra. Yogjakarta: Pustaka Belajar
Jalaluddin. 2008. Psikologi Agama Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Meleong, Lexy. 1989. Metode Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Minderop, Albertine.2011. Psikologi sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.
Nida, Penyair Palestina Berjuang dengan Puisi. Atas nama Orang Palestina
Pradopo, Rachmat Djoko.1993. pengkajian puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University press.
Ratna, N.K. (2012). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suyanto, Edi.2012. Perilaku Tokoh dalam cerpen Indonesia. Bandar Lampung:
Universitas Lampung
Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Dunia
Pustaka Jaya.
xci
Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: penerbit Erlangga.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1998. Teori Kesusastraan (terjemahan oleh
Melanie Budianta). Jakarta: Gramedia.
Wiyatni. 2008. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar .
B. WEBSITE
FAQ On Mahmoud Darwish. Style sheets. http://imeu.net/ (IMEU, 12 September
2008).
Hary, Cecep Syamsul. Humaanisme Mahmoud Darwish. Style sheets.
http://cabiklunik.blogspot.com/search/label/budaya (minggu 14
September 2008)
Ibtisam Barakat. Mahmoud Darwish: Seorang Rakyat dan Penyair. sumber:
Kantor Berita Common Ground(CGNews), Style Sheets.
http://www.commongroundnews.org (22 Agustus 2008)
Mahmoud Darwish (1942-2008). Style sheets.
http://www.kirjasto.sci.fi/indeksi.htm#d
Mahmoud Darwish. Style Sheets. http://en.wikipedia.org/wiki/MahmoudDarwish
Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Pustaka
Pelajar : Yogyakarta. Style Sheets. http://www.hariananalisa.com
(Rabu 03 Juni 2009)
xcii
LAMPIRAN 1
Puisi Ila Ummiy Karya Mahmoud Darwish
إلى أمي أحن إلى خبز أمي
وقهوة أمي ولمسة أمي
وتكب في الطفولة يوما على صدر يوم وأعشق عمري لأني
إذامت أخجل من دمع أمي ! جذيني إذا عدت يوما
لهدبكوشاحا وغطي عظامي بعشب
تعمد من طهر كعبك وشدي وثاقي
بخصلة شعر بخيط بلؤح في ذيل ثوبك
عساي أصير إلها أصير
إذاما لمست قرارة قلبك ! ضعيني, إذا مارجعت
وقودا بتنور نارك
xciii
وحبل غسيل على سطح دارك لأني فقدت الوقوف
بدون صلة نهارك هرمت, فردي نجوم الفولة
حتي أشاركاعصافير صغار
درب الرجوع لعش انتظرك
xciv
LAMPIRAN 2
Terjemah puisi Ila Ummiy Karya Mahmoud Darwish
IBUKU
Aku rindu sekali dengan roti Ibuku
Dan kopi ibuku
Sentuhan ibuku
Kenangan masa kecil terus tumbuh
Dari hari ke hari
Aku mencintai hidupku, karena
Jika aku telah mati
Aku akan malu dengan airmata ibuku!
Bawalah aku jika aku kembali suatu hari nanti
Sebagai tudung bola matamu
Tutupilah tulang belulangku dengan rumput
Yang diberkahi oleh jejak langkahmu
Perkuatkanlah ikatanku..
Dengan tipisnya rambut
Dengan benang yang tampak pada lipatan bajumu
semoga aku menjadi abadi
Aku menjadi tuhan...
Jika aku menyentuh kedalam hatimu!
Gunakanlah aku, jika aku pulang
Sebagai bahan bakar apimu..
Dan sebagai tali jemuran di atas atap rumahmu
Karena jika aku telah tua
Tanpa berkat darimu
Maka bawa aku kembali ke bintang-bintang masa kecil
Sehingga aku dapat
Mengikuti burung-burung
Memetakan jalan pulang..
Kesarang penantianmu!!
xcv
xcvi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama : Meryana Uswatunisak
Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 24 Maret 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kiringan Manggis Mojosongo Boyolali
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal :
a. TK Pertiwi
b. SDN 2 Manggis
c. MTSN Denanyar Jombang
d. SMK Karya Nugraha Boyolali
e. Institut Agama Islam Negeri Salatiga
C. PENGALAMAN ORGANISASI
a. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Salatiga
b. Menjabat Devisi Kesenian dalam Organisasi HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan) Prodi Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga
(2016)
c. Menjabat Devisi Kesenian dalam Organisasi HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan) Prodi Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga
(2017)
d. Menjabat Devisi Jarkom Info dalam Organisasi DEMA (Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan
Humaniora IAIN Salatiga (2018)