skripsi sebuah kajian psikologi sastra - usd1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak...

76
i SKRIPSI ANALISIS TOKOH MIKA DALAM NOVEL KAPAK KARYA DEWI LINGGASARI MENURUT PERSPEKTIF ARKETIPE CARL GUSTAV JUNG SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Disusun Oleh : Nama : Martina Mas NIM : 014114032 Jurusan : Sastra Indonesia Fakultas : Sastra FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

Upload: others

Post on 21-Jun-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

i

SKRIPSI

ANALISIS TOKOH MIKA DALAM NOVEL KAPAK KARYA

DEWI LINGGASARI MENURUT PERSPEKTIF ARKETIPE

CARL GUSTAV JUNG

SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA

Disusun Oleh :

Nama : Martina Mas

NIM : 014114032

Jurusan : Sastra Indonesia

Fakultas : Sastra

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

ii

Page 3: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

iii

Page 4: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hidup kita adalah

Ulangan hari dan harapan

Ulangan pekan dan pekerjaan

Ulangan bulan dan pembelajaran

Ulangan tahun dan pendalaman Tuhan

Maka karya ini kupersembahkan untuk mereka

yang selalu ada di hatiku

Karya ini kupersembahkan untuk:

My King, My Lord, My Father JESUS CHRIST

Yang selalu mendengarkanku, memegangku,

menuntunku

Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan

titah-titahMu

Sebab dengan iu Engkau menghidupkan aku

Aku kepunyaan-Mu… Thanks Lord

Ayahku dan ibuku, guruku tercinta dalam

hidupku

Kakak dan adik, keponakan, iparku yang

terus memberiku

semangat dan cinta

Page 5: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

v

HALAMAN MOTTO

Setiap orang yang saya jumpai tentu lebih pandai

dari pada saya dalam sesuatu hal dan dalam hal

itu saya dapat mengambil teladan dan pelajaran

daripadanya.

Jika kita tidak memiliki apa yang kita sukai,

kita mesti menyukai apa yang kita punyai.

Jika Anda memandang pada dunia, Anda akan

menderita

Jika Anda memandang diri sendiri, Anda akan

tertekan

Namun, jika Anda memandang Kristus, Anda akan

tenang!

(Corrie Ten Boom)

Aku hendak memuliakan Tuhan

Selama aku hidup

Dan bermazmur bagi Allahku

Selagi aku ada

(Mazmur 146.2)

Page 6: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang telah saya tulis ini tidak

memuat karya-karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan, daftar

pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

Penulis

Martina Mas

vi

Page 7: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

vii

ABSTRAK

ANALISIS TOKOH MIKA DALAM NOVEL KAPAK KARYA DEWI

LINGGASARI MENURUT PERSPEKTIF ARKETIPE CARL GUSTAV JUNG

SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA

Martina Mas

Universitas Sanata Dharma

2007

Penelitian ini mengkaji sosok tokoh Mika dalam novel Kapak karya Dewi

Linggasari. Tujuan penelitian ini adalah; (1) mendeskripsikan struktur penceritaan

yang meliputi alur, latar, tokoh, dan tema; (2) mendeskripsikan tokoh Mika dengan

menggunakan teori arketipe Carl Gustav Jung.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan struktural dan

pendekatan psikologi sastra. Pendekatan struktural digunakan untuk menelaah karya

sastra berdasarkan struktur pembentuknya, sedangkan pendekatan psikologi

digunakan untuk menelaah karya sastra yang menekankan segi-segi kejiwaan

seseorang. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Melalui metode ini, peneliti mencoba menggambarkan faktor-faktor yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, kemudian mengolah dan menafsirkan.

Hasil analisis struktural menunjukkan bahwa dalam novel Kapak ini, tokoh Mika

merupakan tokoh utama. Alur dalam novel ini adalah alur linear atau alur terusan.

Sedangkan latar yang dominan dalam novel ini adalah latar kehidupan masyarakat

Buetkuar. Tema dalam novel Kapak ini adalah seorang wanita bukanlah manusia

yang lemah yang terus berada di bawah laki-laki, melainkan merupakan manusia

yang mempunyai pribadi mandiri dengan segala keunikan yang ia miliki.

Hasil analisis psikologi dengan menggunakan teori arketipe dari Carl Gustav

Jung menunjukkan bahwa Topeng, Shadow, Anima-animus, dan Self dalam diri tokoh

Mika telah menjadi dasar psikologis perilaku Mika dalam menghadapi tantangan

hidup. Kekuatan-kekuatan bawah sadar ini membuat tokoh Mika tetap tabah, kokoh,

dan berpikir rasional. Ia dapat membuktikan bahwa dirinya mampu bertahan dalam

menjalankan setiap tantangan kehidupan yang penuh permasalahan dan kekerasan.

vii

Page 8: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

viii

ABSTRACT

ANALYSIS OF MIKA’S CHARACTER IN NOVEL KAPAK WRITTEN BY

DEWI LINGGASARI IN THE ARCHETYPE PERSPECTIVE OF CARL

GUSTAV JUNG

AN INSRUCTIONAL OF LITERATURE PSYCHOLOGY

Martina Mas

Sanata Dharma University

2007

This research examines Mika’s character in novel Kapak written by Dewi

Linggasari. The purpose of this research are; (1) to describe the story’s structure

including plot, setting, characteristic, and theme; (2) to describe Mika’s character

using the archetype theory of Carl Gustav Jung.

In this research, the author used structural approach and literary psychological

approach. Structural approach is used to analyze literary works based on the form of

the structure, while psychological approach is used to analyze literary works which

emphasize one’s psychological sides. The method used in this research is descriptive

method. Through this method, researcher tries to describe the factors related to the

research object, explore and interpret it.

The result of the structural analysis shows that Mika’s character in novel Kapak

is the main character. This novel uses one direction plot or linear plot while the

dominant setting in this novel is the Buetkuar society background. The theme in

novel Kapak is that a woman isn’t a weak creature who is always one step behind

man, but she is a creature who has independent personality with its uniqueness she

possessed.

The result of psychological analysis based on archetype theory of Carl Gustav

Jung shows that Topeng, Shadow, Anima-animus, and Self inside Mika’s character

have become Mika’s psychological behavior confronting life. This unconsciousness

power enables Mika to stay hardy, strong, and think rationally. She can prove that she

is able to survive in passing hard times through her life.

viii

Page 9: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih Penulis haturkan kepada Tuhanku Yesus Kristus

atas segala cinta dan limpahan-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akhir menempuh ujian Sarjana

pada Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., sebagai Pembimbing I dan Drs. B. Rahmanto,

M.Hum., sebagai Pembimbing II, terima kasih untuk saran, ide-ide dan semangat

serta kesabaran dan ketulusan dalam membimbing Penulis sampai akhirnya

Penulis menyelesaikan Skripsi ini.

2. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Drs. FX. Santoso, M.Hum., Drs. P. Ari Subagyo,

M.Hum., Drs. Heri Antono, M.Hum., Dr. Alex Sudewa, Dr. Praptomo Baryadi,

M.Hum., S.E., Peni Adjie, S.S, M.Hum., Dra. Tjandrasih, M.Hum., terima kasih

atas pengabdiannya dan semua jasa-jasanya yang sungguh mulia sebagai dosen

Sastra Indonesia.

3. Mba Erna dan Mas Tri, terima kasih atas keramahan dan pelayanannya di

Sekretariat Sastra.

4. Segenap Staf Perpustakaan yang dengan terbuka berbagi senyum, terima kasih

atas buku-bukunya.

ix

Page 10: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

x

5. Ayahku dan ibuku (Yohanes Rane dan Maria Ludvina), terima kasih untuk

nasehat, doa dan sentuhan kasih sayang yang luar biasa berarti untuk langkah

hidupku.

6. Mami-ku Lucia Letta dan Babe-ku Wisma Florianus, terima kasih kuhaturkan

untuk semangat, nasehat-nasehat yang selalu membuatku untuk tetap bertahan.

7. Kakakku sayang: Kak Misir, Kak Johny, Kak Gita, Kak Cici, Kak Jefry, adikku

Alexander, iparku Kak Endy, Kak Tilde, Kak Shinta, terima kasih untuk nasehat

dan kasih sayangnya untukku.

8. Keponakan-keponakanku: Fariz, Santos, Rista, Jon, Anjel, Tin, kembar “Nana-

Nani”, serta yang paling imoet ‘Maya Djereng’, terima kasih untuk canda dan

keceriannya; kepolosan kalian membuatku bersemangat untuk belajar mencintai

hidup.

9. Dua sahabatku, saudariku yang paling baik Yuliana Erna Sari “NE”, Natalia “hay

guys”, terima kasih telah menjadi bagian terindah dalam lembaran-lembaran

hidupku, dalam suka dan duka. Selalu ada canda dan ceria, kebersamaan kita

tidak akan hilang.

10. Romo Baskara T. Wardaya, terima kasih atas semangatnya dan senyum

hangatnya. Penulis banyak berburu dari yang membingungkan menjadi cerah,

terima kasih untuk hasil yang cemerlang tentang SEJARAH.

11. Teman-temanku: Erty, Vita “dung”, Shita, Kenas, Kingkin, Nopex, Kristin, Gesta,

Triani, Oky,Atiek, Sherly, Agi, Dwi, Indah, Yuni, Nancy serta teman-teman lain

yang tidak tertera dalam karya ini, terima kasih untuk kebersamaan kita.

x

Page 11: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

xi

12. Teman-teman gerejaku: Pak Im, Pak Evan, Ibu Diah, Olla, Nancy, Rike, Rini,

Neneng, Nitha, Tiwo, Yoyo, terima kasih untuk dorongan dan kelembutan yang

kudapatkan, kita tetap menikmati kasih-Nya.

13. Teman-teman kos Gatot Kaca 3D: I’in, k’Dian, k’Uwie, Lusi, Lina-Xna, k’Lucie,

Paul, Sandri, Agus, Eva, Eka, Natha, Nuning, Yantie, Grace, Chris, Ita “Menjeng”

Tiur, Indah, Ony, Nancy “Imoet”, Vera, Leni, Antris, Arum, Berlin, terima kasih

kebersamaan dan kekompakannya.

14. Teman-teman KKN Angkatan 32, Jhony, Toa “item”, Tono “Ndut”, Tata, Ditha,

Sarie, Ida “nguap-nguap”, Petra “upiek”, Niken Ambarsari, I Love U All ...

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu segala kritik dan saran di harapkan penulis demi penyempurnaan Skripsi ini,

penulis menerima dengan senang hati. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat

bermanfaat bagi siapa saja yang mencintai penelitian sastra.

Yogyakarta,

Penulis

xi

Page 12: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTO .......................................................................................... v

KEASLIAN KARYA ........................................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

1.5. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 5

1.6. Landasan Teori .......................................................................... 5

1.6.1. Teori Struktural Karya Sastra .......................................... 5

1.6.1.1. Tokoh ................................................................ 6

1.6.1.2. Latar ................................................................. 8

1.6.1.3. Alur .................................................................. 10

1.6.2. Psikologi Sastra .............................................................. 11

1.6.2.1. Teori Psikoanalisis dari Carl Gustav Jung .......... 13

1.6.2.2. Arketipe Menurut Jung ..................................... 13

1.7. Metode Penelitian .... .................................................................. 15

1.7.1. Pendekatan ... .................................................................. 15

1.7.2. Pengumpulan Data .......................................................... 16

1.7.3. Metode Penelitian ........................................................... 16

xii

Page 13: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

xiii

1.7.4. Sumber Data .................................................................. 17

1.7.5. Sistematika Penyajian ..................................................... 17

BAB II ANALISIS STRUKTUR NOVEL KAPAK ......................................... 18

2.1. Sinopsis…………….. ................................................................. 18

2.2. Analisis Struktural ... .................................................................. 21

2.2.1. Tokoh……... .................................................................. 21

2.2.1.1. Tokoh Utama Mika............................................ 22

2.2.1.2. Mundus.............................................................. 26

2.2.1.3. Upra .................................................................. 28

2.2.1.4. Ero…................................................................. 29

2.2.2. Latar………… ................................................................ 29

2.2.2.1. Latar Tempat .................................................... 30

2.2.2.2. Latar Waktu....................................................... 31

2.2.2.3. Latar Sosial........................................................ 32

2.2.3. Alur……….. .................................................................. 35

2.2.4. Tema………. .................................................................. 38

2.2.5. Rangkuman… ................................................................. 40

BAB III ANALISIS TOKOH MIKA DALAM PERSPEKTIF

CARL GUSTAV JUNG .. .................................................................. 41

3.1. Topeng dalam Diri Mika............................................................. 41

3.1.1.1. Topeng Mika sebagai Ibu menurut Adat ...................... 42

3.1.1.2. Topeng Mika sebagai Ibu yang Penurut ....................... 43

3.1.1.3. Topeng Mika sebagai Ibu yang Mandiri....................... 45

3.2. Shadow Mika yang Berhubungan dengan Taraf

Tak Sadar Personal .. .................................................................. 46

3.2.2.1. Shadow Mika terhadap Mundus.................................. 46

3.2.2.2. Shadow Mika Terhadap Upra ...................................... 47

3.2.2.3. Shadow Mika Terhadap Ero ........................................ 48

3.3. Shadow Mika yang Berhubungan dengan Taraf

xiii

Page 14: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

xiv

Tak Sadar Kolektif... .................................................................. 49

3.4. Anima dan Animus .. .................................................................. 51

3.4.4.1. Anima Positif dalam Diri Mika.................................... 51

3.4.4.2. Anima Negatif dalam Diri Mika .................................. 53

3.4.4.3. Animus Negatif dalam Diri Mika................................. 54

3.4.4.4. Animus Positif dalam Diri Mika .................................. 55

3.5. Self………………….. ................................................................ 56

3.5.1. Self dalam Diri Mika....................................................... 56

3.6. Rangkuman …………................................................................. 58

BAB IV PENUTUP……………………........................................................... 59

4.1. Kesimpulan …………................................................................. 59

4.2. Saran………………… ............................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA……………… ................................................................. 62

BIODATA PENUTUP………………................................................................ 63

xiv

Page 15: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sastra di samping merupakan kutub tertentu dari garis lurus suatu

kehidupan juga merupakan tuangan wadah jiwani manusia secara utuh. Sastra

mencakup hal-hal yang indah, memikat, tragik, dan menyedihkan. Sastra berisi

hal-hal yang menyangkut baik buruk manusia. Sastra penuh dengan konflik-

konflik batin, dan merupakan terjemahan menawan perjalanan manusia ketika

mengalami dan bersentuhan dengan peristiwa hidup dan kehidupan (Suyitno,

1986 : 5).

Sastra tidak saja lahir karena fenomena logis, tetapi juga karena

kesadaran penulisnya bahwa sastra merupakan sesuatu yang imajinatif, fiktif,

juga melayani misi-misi yang dapat dipertanggungjawabkan serta bertendensi.

Sastrawan ketika menciptakan karyanya tidak saja didorong oleh hasrat untuk

menciptakan, tetapi juga berkehendak untuk menyampaikan pikiran-pikiran,

pendapatnya, kesan-kesan, perasaannya terhadap sesuatu. Sastra dapat membina

dan mengembangkan kepekaan terhadap nilai-nilai, apakah nilai nalar, afektif,

sosial atau gabungan keseluruhannya (Oemarjati, 1970 : 153-154).

Bentuk karya sastra sebagai sarana untuk mencapai dan

mengembangkan nilai-nilai seperti yang dikatakan di atas adalah karya sastra

yang berbentuk novel. Itulah sebabnya mengapa novel merupakan salah satu

karya sastra yang paling digemari dan berkembang dengan baik, secara relatif

Page 16: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

2

jenis tersebut mudah untuk dipahami dan dinikmati (Sumardjono dan Saini,

1986 : 32).

Karya sastra menyajikan situasi yang ada kalanya tidak masuk akal

dan motif-motif yang fantastis. Seperti halnya tuntutan situasi yang tidak masuk

akal menggambarkan realisme sosial dalam karya sastra, pemikiran psikologi

menambah nilai artistik karena menunjang koherensi dan kompleksitas karya,

untuk kasus tertentu. Pemikiran psikologi dalam karya sastra tidak hanya

dicapai melalui pengetahuan psikologi saja. Pengetahuan teori psikologi yang

sadar dan sistematis mengenai pemikiran manusia, tidak penting untuk seni dan

tidak dapat membantu mengentalkan kepekaan mereka pada kenyataan,

mempertajam kemampuan pengamatan dan memberi kesempatan untuk

menjajahi pola-pola yang belum terjamah sebelumnya (Wellek dan Waren via

Melani Budianta, 1993 : 107).

Novel Kapak karya Dewi Linggasari merupakan novel yang menarik

terutama pelukisan tempat dan peristiwa yang fungsional. Mika dalam novel

Kapak ini dapat dikatakan sebagai tokoh yang memegang peranan penting

karena Mika banyak terlibat dalam setiap bagian novel Kapak. Mika dilukiskan

sebagai istri seorang kepala perang. Mereka tinggal di Buetkuar, tempat paling

terpencil di wilayah Asmat. Tempat yang nyaris tidak pernah dikunjungi.

Perubahan terjadi di ibukota wilayah Asmat, seakan tidak bisa mencapai

kampung ini.

Sebagai istri seorang kepala perang, beban yang dipikulnya sangat

berat. Mika telah tiga belas kali melahirkan, telah tiga belas kali pula ia

menempatkan diri pada batas yang amat tipis antara hidup dan mati. Delapan

Page 17: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

3

anak yang dilahirkan meninggal karena bermacam penyakit pada usia kanak-

kanak. Anak yang masih hidup tinggal lima orang. Lingkungan yang keras

membuatnya harus bekerja, mengurus dan membesarkan anak-anaknya. Mika

selalu mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya. Ia berani menolak dan

menentang keras ketika Mundus suaminya membawa Upra untuk dijadikan istri

keduanya. Bukan suatu hal yang baru di kampung itu. Mundus adalah kepala

perang, ia berhak memiliki dua, bahkan empat istri sekaligus. Hal yang menjadi

sangat menonjol dan mampu menjadi daya tarik utama dalam novel Kapak

yakni konfliknya kian mulai melebur, yaitu pergaulan orang desa dengan

lingkungannya, keluarganya, dan kehadiran orang kota dengan kehidupan

kotanya.

Pada Kapak tokoh Mika tidak lagi menerima nasibnya begitu saja. Ia

memberontak, ia berusaha menempatkan diri, memposisikan diri,

mempertahankan jati diri dan harga diri dalam situasi yang seburuk apa pun. Di

sini faktor yang memperjuangkan adanya kesadaran eksistensi yang lebih tinggi

dalam diri tokoh utama dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya modern yang

melukiskannya. Faktor tersebut secara konkrit dilukiskan melalui perjuangan

tokoh utama.

Hal-hal yang menjadi pertimbangan penulis mengangkat novel ini

sebagai bahan kajian skripsi adalah sebagai berikut pertama, novel ini

mengungkapkan tokoh utamanya secara jelas. Kedua, belum ada penelitian

terhadap novel Kapak karya Dewi Linggasari. Dengan melihat permasalahan

yang dialami tokoh Mika dalam novel ini, maka penulis ingin mengkaji novel

tersebut dengan menggunakan teori Arketipe Carl Gustav Jung. Arketipe sendiri

Page 18: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

4

mempunyai arti sebagai suatu endapan masa lampau yang digunakan manusia

dalam setiap pengalaman hidup sehari-harinya, dan pengalaman itu telah

dipengaruhi oleh bentuk kebudayaan dan kehidupan nenek moyang pada masa

lampau, dan semua itu berlangsung dalam alam tak sadar. Empat arketipe

penting yang menjadi bahan penelitian dalam skripsi ini adalah Topeng,

Shadow, Anima dan Animus, serta Self.

I.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas permasalahan yang akan dikemukakan

penulis adalah sebagai berikut.

I.2.1 Bagaimanakah tokoh, latar, alur, dan tema dalam novel Kapak karya

Dewi Linggasari ?

I.2.2 Bagaimanakah gambaran tokoh Mika dalam Perspektif arketipe Carl

Gustav Jung ?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan

sebagai berikut:

I.3.1 Mendeskripsikan tokoh, latar, alur, dan tema dalam novel Kapak karya

Dewi Linggasari.

Page 19: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

5

I.3.2 Mendeskripsikan tokoh Mika dalam Perspektif arketipe Carl Gustav

Jung dalam novel Kapak karya Dewi Linggasari.

I.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas dapat disimpulkan manfaat

penelitian sebagai berikut:

I.4.1 Menambah khasanah kajian sastra, khususnya kajian sastra dengan

pendekatan psikologi.

I.4.2 Mengembangkan apresiasi sastra karya Dewi Linggasari khususnya

novel Kapak.

I.5 Tinjauan Pustaka

Sejauh pengamatan peneliti belum ada yang mengkaji secara khusus

novel Kapak karya Dewi Linggasari dalam bentuk penelitian ilmiah.

Namun novel Kapak telah di singgung dalam sebuah resensi yang di tulis oleh

Arwan Tuti Artha yang mengatakan bahwa novel Kapak merupakan novel

menarik di garap dengan bahasa populer. Kajian berlanjut pada realitas seni ukir

suku Asmat di era global sampai pada kendala pembangunan di wilayah

Asmat, serta perjuangan kaum perempuan dalam mewujudkan eksistensinya di

tengah keluarga, adat, dan keluarganya (www.kompas.com).

Dalam penelitian ini, penulis mengkaji novel ini dengan menggunakan

teori arketipe Carl Gustav Jung mencakup Topeng, Shadow, Anima dan Animus

serta Self. Rupanya , teori Carl Gustav Jung mengenai arketipe di bahas oleh

Indra Hartati dalam skripsinya yang berjudul: Proyeksi Unsur-Unsur Anima

Page 20: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

6

Positif Tokoh Wisanggeni Pada Sosok Upi Sebagai Ungkapan Pembelaan Bagi

Kaum Tertindas Dalam Novel Saman Pada Tahun 2001. Dalam skripsinya,

penokohan Wisanggeni di dasarkan pada telaah psikologi dengan menggunakan

teori arketipe Carl Gustav Jung khusus Anima dan Animus.

I.6 Landasan Teori

I.6.1 Teori Struktural Karya Sastra

Mursal Esten (1990) menyebutkan bahwa struktur karya sastra

terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik karya

sastra terdiri dari tema, alur, latar, tokoh dan gaya, sedangkan unsur

ekstrinsik karya sastra meliputi faktor politik, ekonomi, sosiologi, dan

psikologi.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap sebuah karya sastra

khususnya novel dapat dilakukan dengan memaparkan struktur novel

tersebut. Tujuan pemaparan adalah mengetahui fungsi dan keterkaitan

antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghadirkan

keseluruhan (Nurgiyantoro, 1995 : 37). Adapun struktur yang akan

dipaparkan adalah sebagai berikut.

I.6.1.1 Tokoh

Tokoh merupakan unsur yang penting dalam berbagai

gambaran tentang jati diri tokoh lebih menarik perhatian

banyak peneliti karya sastra (Nurgiyantoro, 1995: 164). Tokoh

adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita.

Page 21: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

7

Tokoh cerita adalah orang-orang yang berperan dalam

suatu cerita bermoral dan berkecenderungan tertentu

sebagaimana yang dinyatakan dalam ucapan dan tindakannya.

Tokoh cerita dalam sebuah cerita fiksi dapat dibedakan ke

dalam beberapa jenis penamaan, berdasarkan dari sudut mana

penamaan itu dilakukan. Berdasarkan peranan atau segi

pentingnya tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua

yaitu tokoh utama atau tokoh sentral dan tokoh bawahan atau

tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan

penceritaannya dalam novel yang bersangkutan dan memegang

peranan pimpinan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak

diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai

kejadian. Tokoh utama merupakan tokoh yang menjadi sorotan

dalam kisah. Penentuan tokoh utama tidak hanya ditentukan

oleh frekuensi kemunculannya melainkan intensitas

keterlibatannya dalam cerita. Tokoh bawahan atau tokoh

tambahan adalah tokoh yang kemunculannya dalam

keseluruhan cerita lebih sedikit tidak dipentingkan, dan ia hadir

apabila ada kaitannya dengan tokoh utama baik secara

langsung maupun tidak langsung. Tokoh bawahan adalah

tokoh yang tidak sentral maupun tidak langsung. Tokoh

bawahan adalah tokoh yang tidak sentral di dalam cerita, tetapi

kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang atau

mendukung tokoh utama (Sudjiman, 1991 : 18-19).

Page 22: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

8

Selanjutnya berdasarkan fungsi penampilan tokoh,

tokoh dapat dibedakan menjadi tokoh protagonis dan tokoh

antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi

yang salah satu jenisnya secara populer sering disebut hero,

tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-

nilai ideal bagi kita. (Nurgiyantoro, 1995 : 178). Tokoh

antagonis dapat dikatakan sebagai tokoh yang menyebabkan

terjadinya konflik (Nurgiyantoro, 1995 : 79).

Konflik yang dialami oleh tokoh protagonis tidak harus

dibedakan oleh tokoh antagonis seseorang atau beberapa orang

individu yang dapat ditujukkan secara jelas. Ia dapat

disebabkan oleh hal-hal lain yang di luar individualitas

seseorang. Misalnya bencana alam, kecelakaan, lingkungan

sosial ataupun nilai-nilai sosial, nilai-nilai moral dan kekuasaan

yang lebih tinggi (Nurgiyantoro, 1995 : 181). Penganalisaan

tokoh tidak dapat terlepas dari watak yang dimiliki. Watak

adalah kualitas tokoh, nalar, dan jiwanya yang

membedakannya dengan tokoh lain (Sudjiman, 1991: 16).

I.6.1.2 Latar

Sebuah cerita dibangun oleh unsur latar karena

pelukisan latar dapat membantu pembaca dalam memahami

jalan cerita dan keberadaan tokoh sebuah latar atau seting

disebut landas tumpu yang menyaran pada pengertian tempat

Page 23: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

9

hubungan waktu dan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan (Nurgiyantoro, 1995 :216).

Latar memberi pijakan secara konkret. Hal ini penting

untuk memberi kesan realistis kepada pembaca. Menceritakan

suasana memberi kesan realistis kepada pembaca.

Menceritakan suasana tertentu seolah-olah ada dan terjadi

(Nurgiyantoro, 1995 :217). Dengan demikian pendeskripsian

unsur latar belakang sebuah novel semakin memperjelas

maksud yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca.

Latar memberi gambaran kepada pembaca mengenai tempat

tokoh berada kapan kejadian berlangsung, dan bagaimana

kondisi sosial tokoh. Latar dalam sebuah novel dibagi tiga

bagian yakni latar tempat, latar waktu dan latar sosial.

1. Latar Tempat

Latar tempat menyarankan pada lokasi

terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan mungkin

beberapa tempat dengan nama tertentu, inisial

tertentu, lokasi tertentu, tanpa nama jelas

(Nurgiyantoro, 1995 : 227).

2. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya

Page 24: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

10

dihubungkan dengan fakta faktual waktu yang ada

ceritanya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa

sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada kurun

waktu tertentu dan memberi kekhasan sebuah cerita.

Kekhasan latar waktu dalam cerita akan memudahkan

pembaca untuk mengenali dan memahami suatu cerita

(Nurgiyantoro, 1995 : 230).

3. Latar Sosial

Latar sosial lebih mengarah pada hal-hal yang

berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial

masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam

karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat

mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang

cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan, adat

istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup cara

hidup, dan sikap (Nurgiyantoro, 1995 : 233).

Latar sosial juga berhubungan dengan status

tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah,

menengah, atau atas. Jadi perbedaan kelas seorang

tokoh dengan yang lain membentuk latar tersendiri

yang akhirnya mendukung keberadaannnya dalam

sebuah novel (Nurgiyantoro, 1995 : 233).

Page 25: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

11

I.6.1.3 Alur

Alur atau plot merupakan unsur fiksi yang penting. Di

dalam sebuah cerita rekaan berbagai peristiwa disajikan dengan

urutan tertentu. Peristiwa yang diurutkan itu membangun

tulang punggung cerita. Alur atau plot adalah cerita yang berisi

urutan kejadian, namun tiap kejadian itu dihubungkan secara

sebab akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau

menyebabkan peristiwa yang lain (Nurgiyantoro, 1995 : 113).

Sebuah cerita fiksi atau plot mengandung unsur urut-

urutan waktu. Oleh karena itu, dalam sebuah cerita tentu ada

awal kejadian, kejadian-kejadian berikutnya dan ada pula

akhirnya. Kejadian-kejadian yang berlangsung tidak harus

disusun secara berurutan. Dengan demikian tahap awal cerita

tidak harus berada diawal cerita atau di bagian awal teks,

melainkan dapat terletak di bagian manapun (Nurgiyantoro,

1995 : 142).

Alur dalam cerita fiksi dibagi menjadi alur terusan

bahkan sebuah cerita yang peristiwanya susul-menyusul secara

temporal dikatakan beralur terusan. Apabila menggunakan alur

baik dikatakan beralur balikan (Sudjiman, 1991 : 40). Alur

balikan dalam sebuah cerita fiksi ditampilkan melalui pikiran

tokoh ke masa lalu.

Page 26: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

12

I.6.2 Psikologi Sastra

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa dan

tingkah laku manusia (Dirgagunarsa, 1985 : 9). Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan psikologi sebagai pendekatan sastra.

Pendekatan sastra dari sudut psikologi diarahkan kepada karya sastra

atau teks itu sendiri. Karya sastra merupakan struktur yang terdiri dari

bagian-bagian yang bermakna. Pendekatan psikologi sastra dalam

novel Kapak tidak dapat dipisahkan dari analisis struktural. Analisis

struktural dalam novel Kapak meliputi tokoh, latar, alur, dan tema.

Hasil analisis tokoh, latar, alur, dan tema membantu penelitian

memahami jiwa tokoh utama yang selanjutnya digunakan dalam

menganalisis batin tokoh utama.

Unsur kejiwaan seorang tokoh dalam novel merupakan suatu

hal yang menarik untuk dikaji. Psikologi merupakan ilmu yang

membantu memecahkan masalah-masalah kejiwaan. Sastra dan

psikologi merupakan dua wajah satu hati dan sama-sama menyentuh

manusia dalam persoalan yang diungkapkan (Sukada, 1987 : 102).

Dengan demikian, psikologi pada dasarnya mempelajari proses-proses

kejiwaan yang dapat di ikut sertakan dalam studi sastra. Dalam aliran

psikologis seseorang akan mengungkapkan suatu kisah berdasarkan

gerak-gerik jiwa para tokohnya (Tjahyono, 1988 : 230).

Faktor-faktor kejiwaan tokoh-tokohnya dapat ditelaah dengan

memanfaatkan ilmu psikologi. Dengan demikian, dapatlah dikatakan

bahwa dalam aliran psikologi sastra akan dipaparkan bagaimana

Page 27: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

13

gejolak kejiwaan yang dialami seorang tokoh, termasuk adanya

konflik yang dialami oleh tokohnya.

1.6.2.1 Teori Psikoanalisis dari Carl Gustav Jung

Jung memperluas alam tak sadar yang semula dikemukakan

Freud dengan menambahkan alam tak sadar kolektif antara lain dalam

alam sadar terletak ego dengan fungsi utama menjadi penyaring

berbagai pengalaman hidup dan dengan demikian juga menjadi

pengatur dan penjaga keutuhan kepribadian. Berkat ego kita masing-

masing walaupun mengalami berbagai perubahan juga sekaligus

memiliki kesinambungan diri dan identitas diri.

1.6.2.2 Arketipe Menurut Jung

Isi dari taraf tak sadar adalah arketipe. Arketipe dianggap

sebagai tema universal yang mempengaruhi tingkah laku manusia.

Jung meninjau konsep arketipe dari Corpus Hermeticum Neoplato,

yang sudah ada 3 abad sebelum Masehi. Bedanya, Jung menggunakan

istilah itu dengan mengabaikan sifatnya yang metafisis. Arketipe

adalah bentuk pemikiran atau ide yang menjadi dasar pandangan kita,

yang diproyeksikan pada pengalaman yang sedang kita alami. Tetapi

semua pengaruh itu berlangsung pada taraf tak sadar (Jung via Sebatu

Alfons, 1994 : 6).

Page 28: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

14

Menurut Jung manusia yang sehat berhubungan dengan alam

tak sadar pribadi dan alam tak sadar kolektifnya, agar tidak

mengalami berbagai gangguan jiwa. Di antara berbagai citra

primordial yang dimiliki manusia, Jung mengatakan terdapat empat

arketipe terpenting yaitu: Topeng (persona), Anima-animus, Bayang-

bayang (shadow), dan Diri (self).

1. Topeng (Persona), dapat dikatakan sebagai bentuk kompromi

antara lingkungan dan kepentingan norma-norma batiniah

seorang individu dan ras atau bangsa. Topeng itu sungguh

melekat pada kodrat manusia. Dia diperlukan dalam pergolakan

hidup manusia. Dia membantu kita dalam pergaulan, terutama

dalam menyesuaikan diri dengan orang lain, walaupun orang-

orang itu tidak kita senangi (Jung via Sebatu Alfons, 1994 : 63).

2. Shadow, menurut Jung, menunjukkan sisi gelap atau sisi yang

jahat dalam diri kita. Shadow berbeda dengan persona yang erat

hubungannya dengan ego yang bersifat sadar. Dia berhubungan

dengan taraf tak sadar personal, Shadow merupakan

personifikasi yang universal dari bentuk kejahatan psike.

3. Anima (wanita dalam diri pria), dan Animus (pria dalam diri

wanita), Jung berkeyakinan bahwa pria dan wanita mempunyai

unsur dan jenis seks yang lain dari dalam dirinya sendiri. Pria

mempunyai aspek feminisme dalam dirinya, sedangkan wanita

mempunyai aspek maskulin. Seperti arketipe lainnya, anima dan

animus dapat membawa aspek yang positif dan sekaligus juga

Page 29: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

15

negatif. Anima bekerja positif pada pria bila dia membangkitkan

inspirasi, kemampuan intuitif, dapat memberikan peringatan, dan

sebagainya. Sedangkan aspek negatifnya berupa perangai yang

buruk atau suasana hati yang tidak menentu. Sedangkan Animus

pada wanita beraspek positif bila menampakkan diri dalam

argumentasi yang berdasarkan pemikiran yang logis dan masuk

akal. Aspek negatifnya bila wanita bermulut tajam, tanpa

perasaan dan sebagainya.

4. Self atau Diri adalah bagian sadar dari kepribadian kita. Aku

adalah tujuan akhir dari perkembangan kepribadian setiap

manusia, yang oleh Jung juga disebut sebagai jalan menuju

individuasi (individuation). Dengan adanya aku, terciptalah ego

yang baru (Jung via Sebatu Alfons, 1994 : 64-65).

I.7 Metode Penelitian

1.7.1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan penulis untuk meneliti novel

Kapak karya Dewi Linggasari adalah pendekatan psikologi sastra. Namun

demikian, penulis akan memulai dengan analisis struktural terlebih

dahulu. Psikologi sastra adalah cabang ilmu sastra yang mendekati karya

sastra dengan sudut pandang psikologi, sedangkan analisis struktural

merupakan analisis yang mengkaji unsur-unsur pembangun karya sastra.

Rahmanto dan Dick Hartoko (1985 : 126) menyatakan bahwa

pendekatan sastra dari sudut psikologi dapat diarahkan kepada pengarang,

Page 30: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

16

pembaca, dan teks sendiri (karya). Dalam kritiknya terhadap karya sastra

dan teks, pengkritik psikologi boleh menggunakan cara yang bisa

digunakan dalam kritikan formal. Pengkritik boleh mengambil cara ini

terutama untuk meneliti perwatakan dalam karya, aspek yang biasa diberi

perhatian adalah pemikiran atau mind watak, terutama pemikiran pada

tahap bawah sadarnya (Awang dalam Mohd Saman, 1985 : 33).

1.7.2. Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data yang digunakan dalam penelitian

ini, penulis menggunakan jenis studi pustaka (library research). Hal ini

dilakukan untuk menemukan faktor-faktor pendukung yang berkaitan

dengan objek penelitian. Novel yang diteliti diidentifikasi, dianalisis, dan

diklasifikasikan berdasarkan kesamaan masalah yang akan dibahas, yaitu

tokoh Mika dalam perspektif Carl Gustav Jung.

1.7.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam menggambarkan penelitian ini

adalah metode deskriptif. Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau

melukiskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya untuk memperbaiki bobot yang

lebih tinggi pada metode ini, maka fakta yang ada harus diberi arti. Fakta

atau data yang terkumpul harus diolah dan ditafsirkan. (Nawawi dan

H.Mini Martini, 1994 : 73 ).

Page 31: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

17

Berdasarkan metode tersebut, peneliti akan menggali setiap

permasalahan yang dialami tokoh Mika yang akan diperjelas dan

didukung oleh latar yang digambarkan dalam novel Kapak tersebut.

1.7.4. Sumber Data

Judul buku : Kapak

Pengarang : Dewi Linggasari

Penerbit : Kunci Ilmu

Kota Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 2005

Tebal buku : 136

Cetakan : Pertama

1.7.5. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bab satu, pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tinjauan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian, sumber data, dan sistematika penyajian. Bab dua Analisis

Struktural dalam novel Kapak. Dalam bab ini penulis menganalisis novel

Kapak secara struktural yang meliputi alur, tokoh, latar, dan tema dalam

novel tersebut. Bab tiga merupakan analisis psikologi. Dalam bab ini

penulis menganalisis tokoh Mika dalam perspektif Carl Gustav Jung

dalam novel Kapak karya Dewi Linggsari. Bab empat, penutup, bab ini

berisi kesimpulan dan saran.

Page 32: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

18

BAB II

ANALISIS STRUKTUR NOVEL KAPAK

Dalam bab ini akan dilakukan analisis struktur terhadap novel Kapak yang

mencakup tokoh, alur, latar, dan tema. Untuk mendapatkan gambaran yang utuh

mengenai novel Kapak, terlebih dahulu akan dikemukakan sinopsis novel tersebut.

2.1. Sinopsis

Buetkuar adalah tempat paling terpencil di wilayah Asmat. Kampung itu

berada pada suatu tempat yang sangat jauh, nyaris tak pernah dikunjungi masyarakat

luar. Keterisolasian telah menjadi dinding kasat mata yang mematahkan hubungan

dengan dunia luar sehingga mereka tidak merasa perlu untuk menggunakan

penanggalan. Di dalamnya hidup sekelompok warga Buetkuar yang sangat patuh

pada tradisi nenek moyang yang turun temurun. Dengan tingkat pendidikan

masyarakat yang rendah, tidak heran jika kemajuan pembangunan desa itu berjalan

lamban. Ketidakmengertian pada teknologi dan kegigihan untuk mempertahankan

adat, akhirnya menggiring masyarakat Buetkuar pada sebuah pemikiran yang skeptis

dan penuh curiga pada setiap orang yang datang dari luar Buetkuar.

Novel dibuka dengan pemaparan mengenai perjuangan Mika melawan maut

demi janin yang hendak dilahirkan. Ia telah dua belas kali melahirkan, telah dua belas

kali menempatkan diri pada batas yang amat tipis antara hidup dan mati. Delapan

anak yang dilahirkan meninggal karena bermacam penyakit pada usia anak-anak.

Anak yang masih hidup tinggal empat orang. Lima dengan bayi yang tengah

diperjuangkan untuk lahir.

Page 33: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

19

Mika melahirkan anaknya di bawah pohon besar. Orang Asmat percaya

bahwa darah yang mengalir dari bagian yang paling rahasia seorang wanita yang

melahirkan, akan menimbulkan penyakit atau kematian. Sebab itu seorang wanita

tidak diperkenankan untuk melahirkan di dalam rumah. Darah itu akan mendatangkan

bencana bagi orang yang tinggal di dalamnya. Adalah suatu keharusan, bahwa

seorang wanita yang hendak melahirkan mesti pergi ke tengah hutan.

Mika adalah sosok wanita yang penyayang, tegas dan mampu menempatkan

diri, memposisikan diri, mempertahankan jati diri, harga diri, dalam situasi yang

seburuk apa pun, mengambil keputusan, dan dengan penuh tekad mengukuhi

keputusannya, berencana dan mewujudkan rencananya, dan keluar sebagai

pemenang.

Lalu datanglah masa ketika Mika menolak keras suaminya yang ingin

menikah lagi. “Kalau perempuan itu tinggal di sini, aku akan pergi”, demikian suara

Mika disela-sela isak tangisnya (hlm. 21). Mundus adalah kepala perang, ia berhak

memiliki dua, bahkan empat istri sekaligus. Penolakan Mika ini membawanya pada

penderitaan yang sangat panjang. Kekerasan demi kekerasan yang dilakukan Mundus

tidak mematahkan semangat Mika untuk mempertahan-kan dirinya di depan suami

dan anak-anaknya.

Demikian pula sewaktu ia mengetahui perselingkuhan Mundus dengan

wanita-wanita pencari gaharu (merupakan kayu harum yang sakral). Ia melihat dan

menyaksikan semua perbuatan suaminya. “Mika melihat kejadian itu dengan mata

berapi-api” (hlm. 75). Kamu mengira saya tidak tahu apa yang kamu lakukan dengan

perempuan jalang itu? Dan kamu mengira saya tidak tahu siapa orang-orang itu.

Page 34: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

20

Untuk mempertahankan jati diri dan harga dirinya ia mengambil keputusan

dan dengan penuh tekad mengukuhi keputusannya. Ia memberi peringatan yang keras

terhadap Ero dan Berti( wanita-wanita pencari Gaharu). Dengan penuh kebencian

Mika membuang ludah, tepat di muka Ero. Sekali sepak, Mika menghamburkan satu

kilo gaharu yang diberikan Mundus kepada wanita itu sebagai alat pembayaran. (hlm.

80).

Kedatangan para pencari gaharu ke kampung Buetkuar membawa sedikit

perubahan terhadap Mika dan keluarganya. “Ini menguntungkan kita ayah”, ujar

Yowero yang telah banyak mendapatkan uang dari hasil penjualan gaharu. Demikian

pula dengan Mundus dan Mika. Mundus kini memiliki satu tromol penuh pakaian

baru, jam tangan, dan satu kardus persediaan rokok. Sementara Mika sedikit demi

sedikit mulai mengikuti kegenitan Ero. Setelah pakaian-pakaian baru, ia memiliki

pula bedak, sisir dan gincu. Ero membujuk dan menukarkan barang-barang itu

dengan satu kilo gaharu seharga Rp150.000,00. Buetkuar yang semula lengang dan

terpencil itu pun seketika terpengaruh. Sesuatu telah terjadi dan akan terus

berlangsung.

Meskipun ia sering diperlakukan kasar oleh suaminya, cinta dan rasa hormat

akan suaminya selalu ada. Hal ini ditunjukkan dalam kata-kata Mika “Saya mengakui

bahwa hidup kita sedikit berubah. Sudahlah Mundus, engkau mengerti kini. Kita

sudah tahu kalau gaharu sebenarnya tidak boleh dijual pada orang-orang, tapi kita

melakukannya. Sehingga engkau mendapat malapetaka. Jangan engkau mengira,

bahwa saya tidak mengerti semua perbuatan yang engkau lakukan dengan wanita-

wanita itu. Saya tahu, Mundus. Tapi engkau tidak bisa ditegur. Orang-orang itu

membawa roh jahat di dalam tubuhnya, roh jahat itu kini bersarang di tubuhmu. Tuan

Page 35: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

21

tanah telah menghukummu, Mundus”. Mika bersuara pelan mencoba menenangkan

suaminya. Cerita ini diakhiri dengan kematian tokoh Mundus dan pernikahan Mika

yang tidak bahagia.

2.2. Analisis Struktur

2.2.1. Tokoh

Dalam sebuah karya sastra, tokoh memegang peranan penting dalam

pembentukan cerita. Sebuah cerita tidak akan mungkin terbentuk tanpa tokoh. Dalam

hal ini, tokoh diperlukan untuk mendukung terjadinya sebuah peristiwa sehingga

terbentuklah cerita yang memadai.

Dalam Kapak, terdapat sejumlah tokoh yang mendukung terjadinya peristiwa-

peristiwa yang membangun cerita. Tokoh-tokoh dalam Kapak digambarkan sesuai

dengan fungsinya masing-masing. Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh-

tokoh dalam Kapak pun tidak lepas dari usaha pengungkapan makna niatan

pengarang, gagasan yang oleh pengarang dimaksudkan sebagai tema cerita.

Bertitik tolak dari hal itu, analisis tokoh yang dilakukan terhadap Kapak ini

bertujuan untuk memaparkan watak, perilaku dan peran tokoh dalam pembentukan

cerita. Analisis tokoh dilakukan untuk menemukan gagasan sentral dalam Kapak.

Dalam hal ini Mundus, Upra, Ero adalah tokoh-tokoh yang dianggap memegang

peranan penting dalam mengungkapkan gagasan sentral novel Kapak.

Ditinjau dari segi fungsinya dalam cerita, Mika dapat dikategorikan sebagai

tokoh sentral. Ia memiliki intensitas keterlibatan yang tinggi dalam peristiwa-

peristiwa yang membangun cerita. Ia juga menjadi pusat sorotan dalam kisahan.

Page 36: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

22

Lebih jauh kita dapat melihat bahwa penyelesaian yang disajikan pada akhir

cerita adalah penyelesaian bagi Mika. Hal ini menyiratkan informasi bahwa pada

dasarnya Mikalah tokoh utama yang memegang peranan dalam Kapak. Di sisi lain,

keberadaan atau kehadiran Mundus, Upra, Ero sangat diperlukan untuk mendukung

tokoh Mika. Oleh karena itu, tokoh-tokoh itu dikategorikan sebagai tokoh bawahan.

Secara rinci analisis tokoh dalam Kapak adalah sebagai berikut.

2.2.1.1. Tokoh Utama Mika

Mika dikatakan sebagai tokoh utama protagonis, menjadi pusat cerita, menjadi

sentral pengisahan, menjadi sorotan pembaca dalam keseluruhan isi novel. Hal ini

dapat dilihat dari awal hingga akhir cerita. Untuk melihat keterlibatan Mika dalam

novel Kapak, tentu saja tidak terlepas dari kemunculan tokoh-tokoh lain.

Dalam novel Kapak ini, Mika berhadapan dengan keadaan lingkungan yang

keras, terisolasi serta masih kuat kepercayaannya akan roh nenek moyang. Mika

tengah berjuang melawan maut demi anak yang hendak dillahirkan. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

(1) Akan tetapi di bawah pohon mangi-mangi yang amat besar telah

terbentang selembar tapih. Di atas tapih tampak seorang wanita tengah

mengerang kesakitan. Perutnya yang mengembung tampak bergerak-

gerak. Wanita itu terus mengerang sambil menyebut-nyebut roh nenek

moyang yang menjadi sumber dari segala kekuatan. (hlm. 9).

Begitu kental kepercayaan orang Asmat terhadap roh nenek moyang sehingga

mereka mengharuskan setiap wanita Asmat untuk melahirkan di hutan. Hal ini

terlihat dalam kutipan berikut:

(2) Orang Asmat percaya, bahwa darah yang mengalir dari bagian paling

rahasia seorang wanita yang melahirkan, akan menimbulkan penyakit dan

kematian. Sebab itu, seorang wanita tidak diperkenankan untuk

Page 37: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

23

melahirkan di dalam rumah, darah itu akan mendatangkan bencana bagi

orang yang tinggal di dalamnya. Adalah suatu keharusan, bahwa seorang

wanita yang hendak melahirkan harus pergi ke tengah hutan. (hlm. 10).

Secara fisiologis, Mika dilukiskan sebagai perempuan muda yang

bersuamikan seorang kepala perang. Ia tidak menarik lagi di mata suaminya karena

sering melahirkan, terdapat dalam kutipan berikut:

(3) Wanita itu tengah merasakan kelelahan yang luar biasa setelah berulang

kali melahirkan. Wajahnya tampak sepuluh tahun lebih tua dari usia yang

sebenarnya. (hlm. 12).

(4) Ia memang telah tua kini, perutnya telah menggelambir, pinggangnya

tidak lagi bersisa. Tidak ada lagi yang menarik dalam dirinya. Usia dan

kekerasan hidup telah merampas segala-galanya. Suaminya sudah tidak

bergairah lagi jika berhubungan dengannya. (hlm. 23).

Di samping tidak menarik di mata suaminya, Mika selalu mendapat perlakuan

yang kasar dari suaminya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.

(5) Keesokan harinya terdengar suara bentakan, sumpah serapah, bunyi

tamparan dan isak tangis dari mulut Mika. Hiruk-pikuk itu bukan untuk

pertama kalinya, tetapi sudah berulang kali, bahkan sudah menjadi bagian

dari kehidupan di rumah ini. (hlm. 21).

Di sisi lain pertengkaran memuncak. Mika menolak suaminya yang ingin

menikah lagi. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut:

(6) “Kalau perempuan itu tinggal di sini, aku akan pergi”, demikian suara

Mika di sela-sela isak tangisnya.

“Kau mau pergi kemana?” Mundus membentak dengan suaranya yang

berat.

“Kemana saja”, suara Mika terbata-bata.

“Orang tuamu sudah mati!” Mundus kembali membentak.

“Aku bisa tinggal di hutan dengan anak-anak”.

“Tidak seorang pun bisa membawa anak-anak pergi tanpa melangkahi

mayat saya. Mengerti kamu!” teriak Mundus (hlm. 21).

Mika tidak berdaya ketika melihat bahwa Mundus benar-benar membuktikan

pernyataannya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

Page 38: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

24

(7) Tidak berapa lama kemudian Mundus datang dengan seorang wanita

mengekor di belakangnya (hlm. 22).

(8) Raungan Mika telah berubah menjadi rintihan ketika Mundus dan Upra

memasuki rumah secara beriringan. Mika tertunduk tak bergeming. Ia

tidak memandang wajah Upra. Senyum sinis di bibir tebal wanita itu telah

membuat hatinya bengkak. (hlm. 23).

Mika adalah sosok wanita yang mampu mempertahankan jati diri dan harga

diri dalam situasi yang seburuk apa pun. Hal ini terlukis ketika ia mengetahui

suaminya menyeleweng. Ia tidak mau dimadu. Ia kemudian berusaha melawan setiap

wanita yang mendekati suaminya. Sikap Mika ini terdapat dalam kutipan berikut:

(9) Hati Mika seketika terbakar api cemburu. Ia segera menjadi nyalang, ia

menatap Upra dengan bara dendam yang menyala-nyala. Keduanya

kemudian berguling-guling di lantai papan, saling memukul, mencakar

dan mencaci-maki. (hlm. 23-24).

(10) Dengan penuh kebencian Mika membuang ludah, tepat di hadapan Ero

dan Berti. Ia tidak pernah lepas memperhatikan wanita-wanita itu sambil

menunggu kesempatan untuk memperdayakannya. (hlm. 87).

Hal yang sama pula terlihat ketika Mika mengetahui kalau suaminya masih

suka menyeleweng. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut:

(11) “Mundus, kamu masih suka bermain dengan perempuan-perempuan itu!

Kamu mengira saya tidak tahu perempuan-perempuan itu?” demikian

Mika bersungut-sungut sambil terus memandangi bayang-bayang long

boat itu menjauh dari lingkungan rumahnya. (hlm. 75-76).

Mika adalah sosok wanita yang setia terhadap suami. Kesetiaan ini dapat

dilihat ketika Mika dengan setia merawat suaminya setelah tertembak panah beracun.

Kesetiaan Mika ini ditunjukkan dalam kutipan berikut:

(12) Mika segera memberikan segelas air putih yang tersisa. Beberapa detik

Mundus merasa demikian segar. (hlm. 99).

(13) Mukanya pucat melihat keadaan suaminya. Ia duduk bersimpuh di dekat

Mundus dengan air mata bercucuran. Mika mencoba memijit-mijit kaki

Mundus untuk mengurangi rasa sakitnya. (hlm. 100).

Page 39: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

25

Sifat Mika yang lain adalah sifat yang jujur. Sifat ini ditunjukkan melalui

pelukisan tokoh Mika yang tidak mau menerima tuduhan suaminya. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut:

(14) “Kita tidak bermain gila, Mundus, kita hanya pergi menjaring. Donatus

itu sepupuku. Untuk apa saya berbohong sama kamu.” (hlm. 33).

Selain mempunyai harga diri, sikap setia, jujur yang dimiliki Mika, sebagai

manusia biasa Mika menyimpan perasaan sakit hati. Hal ini terlihat dalam kutipan

berikut:

(15) Kelak, pada pesta setan, Mika akan berkesempatan untuk membalas

sakit hati, seperti halnya istri-istri yang lain. Bahwa keadilan bagi istri-

istri yang lemah pasti akan tiba. Mika menyimpan bara dendam itu

rapat-rapat dalam hatinya sampai tiba saat yang tepat untuk

mengobarkannya. (hlm. 23).

Sikap Mika yang keibuan juga ditunjukkan saat ia yakin bahwa apa yang

dialaminya tidak akan terjadi pada kedua anak perempuannya, karena status mereka

adalah anak kepala perang. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(16) Tiba-tiba terbersit seulas senyum di bibir wanita itu. Ia teringat kepada

kedua anak perempuannya, mereka adalah anak kepala perang. Kelak

suami-suami mereka tidak akan dapat memperbudaknya, karena

kedudukan itu. (hlm. 30).

Tokoh Bawahan atau Tokoh Tambahan

Tokoh bawahan atau tokoh tambahan adalah tokoh yang pemunculannya

dalam keseluruhan cerita lebih sedikit. Ia hadir apabila ada kaitannya dengan tokoh

utama baik secara langsung maupun tidak langsung. Tokoh bawahan dalam novel

Kapak adalah sebagai berikut:

Page 40: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

26

2.2.1.2. Mundus

Mundus dilukiskan sebagai seorang kepala perang dan suami Mika. Mundus

tumbuh dan berkembang dengan lingkungan yang membentuknya. Statusnya sebagai

seorang kepala perang telah dijalaninya secara turun-temurun. Secara fisiologis,

Mundus adalah pemuda yang kuat dan mempunyai perototan yang kuat. Hal ini

terdapat dalam kutipan berikut:

(17) Badan tegap dengan perototan yang kuat, rambut ikal, kulit hitam dan

sorot mata yang dalam, khas seorang kepala perang. (hlm. 23).

Mundus adalah sosok suami yang memiliki sikap yang dingin, cepat cemburu

dan mudah marah. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(18) Laki-laki itu menerima bayinya yang baru lahir dengan seulas senyum

yang amat tipis, nyaris tidak kentara. (hlm. 10-11).

(19) “Hei, bangun Mika, saya membawa kasuari”. Mundus menyepak kaki

Mika kemudian menghempaskan tubuhnya yang basah kuyup ke atas

tikar. (hlm. 14).

(20) Api cemburu membuat langkah kakinya bergerak cepat dari biasanya,

ketika ia mendengar Mika dan sepupunya Donatus pergi ke sungai

menjaring ikan. (hlm. 32).

Sikap Mundus yang lain adalah tidak setia terhadap istrinya. Hal ini

ditunjukkan melalui sikap Mundus yang mengkhianati Mika. Terlihat dalam kutipan

berikut:

(21) Tidak berapa lama kemudian Mundus datang dengan seorang wanita

mengekor di belakangnya. Mereka berdua memasuki rumah secara

beriringan. (hlm. 22).

(22) Mundus bergegas meninggalkan Ero sambil membetulkan letak

celananya. Ia merasa puas dengan rasa wanita itu, semua kepuasan itu

karena gaharu. (hlm. 79).

Mundus menyesal atas perbuatannya. Mundus merasa Mika terlalu baik untuk

dikhianati. Ia memohon ampun kepada yang Maha Kuasa untuk mendapatkan jalan

yang terang. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

Page 41: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

27

(23) Samar-samar ia melihat Mika. Sungguh kasihan wanita itu. Apa

kesalahannya. Diam-diam Mundus menyesal, ia telah banyak

menyengsarakan wanita itu. Rasa itulah yang mendesak Mundus pada

sebuah penyesalan yang amat dalam. “Oh ... tetel manis ...” Mundus

mengeluh. (hlm. 100).

Kepercayaannya kepada roh nenek moyang dan posisinya sebagai kepala

perang juga tercermin pada sikap Mundus dalam menghadapi kenyataan hidup. Sikap

Mundus dalam menghadapi kenyataan hidup dilukiskan sebagai orang yang kuat.

Sikap ini terlihat pada saat penyakit menyerangnya, terdapat dalam kutipan berikut:

(24) “Tuan tanah telah menghukum saya ...” Mundus mengeluh. Sekali lagi

Mundus cukup membuktikan kekuatannya sebagai kepala perang. (hlm.

101).

(25) Kesadarannya semakin menjauh, menembus dinding pemisah antara

kehidupan di dunia kini dan sebuah alam yang lain sama sekali.

Kematian telah mengakhiri segala rasa sakit dan penderitaan. Mundus

kemudian membawanya dalam damai. (hlm. 102).

2.2.1.3. Upra

Secara fisiologis Upra dilukiskan sebagai seorang gadis yang masih berusia

belia, dengan tubuh yang berisi dan menarik. Ia dipersunting oleh Mundus untuk

menjadi istri keduanya. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(26) Upra adalah gadis belia, dengan bentuk pinggang yang ramping, pinggul

indah mengembang dan dada yang ranum. Usianya tidak terpaut jauh

dari Yomhen. Ia dan keluarganya begitu senang ketika Mundus

mempersuntingnya (hlm. 22).

Sikap Upra yang sinis dan angkuh membuat orang-orang dalam rumah itu

tidak menyukainya. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(27) Senyum sinis di bibir Upra dan kesombongannya sebagai istri kepala

perang telah membuat Mika dan anak-anaknya merasa tidak nyaman,

sehingga mereka menjadi gelisah manakala harus berlama-lama berdiam

di rumah (hlm. 23).

Page 42: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

28

Sikap Upra yang lain adalah baik, ini terlihat ketika ia dengan sabar merawat

Mika karena perlakuan kasar yang dilakukan Mundus, terdapat dalam kutipan

berikut:

(28) Ia tidak berdaya melihat Mika yang terkapar berlumuran darah akibat

tebasan pedang Mundus. Upra segera menerobos masuk untuk

memberikan pertolongan bagi Mika (hlm. 34-35).

Upra juga dilukiskan sebagai wanita yang sakit-sakitan. Mundus merasa

terbeban sehingga ia segera dipulangkan ke rumah orang tuanya. Hal ini terdapat

dalam kutipan berikut:

(29) Upra tidak tinggal lagi di rumah itu bersama Mundus. Karena istri

mudanya itu sering sakit-sakitan kemudian ia dipulangkan ke rumah

orang tuanya (hlm. 100).

2.2.1.4. Ero

Ero adalah seorang wanita penghibur yang datang ke Buetkuar dengan

beberapa teman laki-lakinya. Kedatangan mereka ke kampung itu hanya mencari

kayu gaharu. Ero dilukiskan sebagai wanita yang memiliki mata yang berkilat-kilat

dan wajah yang riang. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(30) Selama mendengarkan penjelasan Mundus, sesekali ia mengedipkan

matanya dengan nakal. Kemudian ia kembali menatap Mika yang datang

membawa gaharu itu dengan mata berkilat-kilat dan wajah yang riang.

(hlm. 70).

Sisi lain tokoh Ero adalah ia seorang yang licik. Sifat ini ditunjukkan melalui

pelukisan tokoh Ero yang baik, namun kebaikannya hanya sekedar untuk memikat

agar apa yang diinginkan dapat terwujud. Hal ini terlihat dari kebaikannya terhadap

Mika yang terdapat dalam halaman 70 – 76.

Page 43: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

29

2.2.2. Latar

Sebuah karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur latar. Latar merupakan

landasan bagi peristiwa yang diceritakan. Latar terdiri dari tiga bagian, yakni latar

tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat mengarah pada lokasi peristiwa.

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa. Adanya

persamaan perkembangan dan kesejalanan waktu juga dimanfaatkan untuk memberi

kesan pembaca seolah-olah sungguh-sungguh terjadi. Latar sosial mengarah pada hal-

hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat.

2.2.2.1. Latar tempat novel Kapak

Latar desa yang dipaparkan dalam Kapak adalah dusun Buetkuar. Buetkuar

adalah tempat terpencil dan terisolasi di wilayah Asmat. Rumah penduduk Buetkuar

sebagian besar terbuat dari rumah panggung dengan dinding gaba-gaba dan beratap

ilalang, terdapat dalam kutipan berikut:

(31) Buetkuar merupakan tempat terpencil di wilayah Asmat. Kampung

Buetkuar hanyalah sekelompok rumah panggung berdinding gaba-gaba,

beratap ilalang. Kampung ini berada pada suatu tempat yang sangat jauh

dan nyaris tidak pernah dikunjungi. Keterisolasian telah menjadi dinding

kasat mata yang mematahkan hubungan dengan dunia luar. (hlm. 7-8).

Alam yang murni, indah dan belum terkotori oleh polusi membuat pedusunan

Buetkuar menjadi rindang dan tenteram. Pelukisan tempat yang lain adalah sebuah

rumah yaitu milik Mika yang sederhana, terdapat dalam kutipan berikut:

(32) Suasana hutan yang terdapat di seputar kampung Buetkuar sangat

istimewa. Kesunyian merupakan suasana abadi yang sesekali terpecah

oleh suara mencecet binatang hutan, desir angin, dan bunyi alam yang

amat lembut dari tetes embun jatuh. (hlm. 9).

Page 44: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

30

(33) halSejenak Mika termangu, ia memandang ke satu-satunya ruangan

yang ada di dalam rumah itu. Tidak ada yang berubah. Dinding dari

jalinan ilalang itu masih cukup kuat melindungi keluarganya dari

gemuruh air yang tiada henti (hlm. 10).

Penyesalan Mika atas kekasaran suaminya membuatnya sering menyendiri di

sungai dan menghibur diri dengan pergi memancing. Hal ini terdapat dalam kutipan

berikut:

(34) Mika memandangi wajahnya yang memar di atas permukaan air. Sorot

matanya tidak dapat menyembunyikan kepedihan hatinya. Ia segera

beranjak dari tempatnya berdiam diri lalu segera menjaring untuk

sekedar menghibur diri. (hlm. 30-31).

Latar tempat yang dilukiskan ikut merasakan kepedihan dan penyesalan

Mundus adalah rumahnya, terdapat dalam kutipan berikut:

(35) Banyak kenangan pahit dan manis tersimpan dalam rumah panggung ini.

Diam-diam Mundus menyesal. Ia telah banyak menyengsarakan Mika.

Rasa sakit itu mendesak Mundus pada sebuah penyesalan yang amat

dalam. (hlm. 100).

2.2.2.2. Latar Waktu

Latar waktu adalah waktu kapan terjadinya peristiwa dalam cerita. Pengertian

waktu di sini tidak terbatas pada waktu pagi, siang, sore, ataupun malam hari, serta

musim hujan. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

Mika membereskan tikar dari darah yang meleleh. Di atas langit diliputi

mendung tebal. Sesaat lagi hujan deras akan segera tertumpahkan. Hal ini terdapat

dalam kutipan berikut.

(36) Hujan deras bagai dicurahkan dari langit ketika langkah kaki wanita

yang baru melahirkan itu berhasil mencapai rumahnya. (hlm. 10)

Page 45: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

31

Latar waktu terlihat ketika setiap malam Mundus memegang pahatan dan

ukiran wajah nenek moyang. Benda keramat yang selalu mengingatkan sang empu

pada roh leluhurnya. Terdapat dalam kutipan berikut.

(37) Malam terus berlanjut, dingin dan sepi. Suara satwa liar adalah irama

abadi yang sesekali terdengar memecah sunyi. Di dalam rumah

panggung yang tegak berdiri, Mundus baru saja meletakkan piring sagu

dengan ukiran wajah nenek moyang pada kedua sisinya. (hlm. 18).

Sore harinya Yowero telah menunggu ibunya di tepi sungai, mereka ingin

membawa Mundus ke Puskesmas. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.

(38) Sore harinya Mika bermaksud membawa Mundus ke Puskesmas

Pembantu, tetapi bidan desa yang bertugas di tempat itu sedang cuti

melahirkan. (hlm. 98).

Latar waktu terlihat ketika Mundus menyesal telah memperlakukan Mika

dengan kasar. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.

(39) Dalam kegelapan itulah dengan perlahan tetapi pasti, kesadaran Mundus

muncul, betapa ia telah berbuat semena-mena terhadap Mika dan betapa

sudah amat terlambat kesadaran itu. (hlm. 101).

2.2.2.3. Latar Sosial

2.2.2.3.1. Kehidupan Masyarakat Buetkuar

Masyarakat Buetkuar didominasi oleh masyarakat asli di wilayah Asmat yang

mempunyai mata pencaharian meramah sagu dan memancing. Mereka menekuni

pekerjaan ini secara turun temurun. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(40) Pohon sagu merupakan satu-satunya makanan pokok penduduk

Buetkuar. (hlm. 17).

(41) Dalam sehari-hari mereka bahkan harus bersimbah keringat memagut

sagu untuk mendapatkan bahan makanan. (hlm. 30).

(42) Mika mempersiapkan perahu dan jaring ikan. Ia hendak pergi menjaring

bersama-sama wanita lainnya. Pekerjaan itu sudah menjadi bagian dari

kehidupan wanita di kampung itu. (hlm. 37).

Page 46: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

32

Buetkuar merupakan bumi yang sangat subur dan menjanjikan kehidupan,

namun penduduknya tidak mau mengusahakan dengan baik. Mereka menerima apa

adanya warisan nenek moyang mereka dan menggantungkan hidup sepenuhnya pada

alam. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(43) Alam sangat memanjakan kampung itu dengan memberinya cukup air

dan kesuburan. Lalu mengapa para peramah sagu di Buetkuar hidup

miskin, adalah kenyataan ironik, yang anehnya tidak pernah

dipermasalahkan apalagi dipertanyakan di sana. (hlm. 35).

(44) Tidak ada yang mengeluh, tidak ada yang punya greget, misalnya

mencapai kemungkinan memperoleh mata pencaharian lain karena

meramah sagu merupakan pekerjaan berat dengan hasil yang sangat

rendah. (hlm. 63).

Masyarakat Buetkuar didominasi oleh masyarakat yang masih percaya pada

ukiran patung-patung dan roh nenek moyang yang diyakini sebagai sumber kekuatan.

Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(45) Mundus baru saja meletakkan piring sagu dengan ukiran wajah nenek

moyang pada kedua sisinya. Benda keramat yang selalu mengingatkan

sang empu pada roh leluhur. (hlm. 18).

(46) Masyarakat Buetkuar masih menjalin ikatan dengan arwah nenek

moyang yang diyakini sebagai sumber dari segala sumber kekuatan.

(hlm. 19).

Masyarakat Buetkuar mempunyai tradisi yang khas yaitu berkumpul di rumah

adat (jew) untuk mengadakan pesta patung bis. Hal ini terdapat dalam kutipan

berikut:

(47) Seisi kampung Buetkuar kini tengah berkumpul di rumah adat yang

merupakan pusat lingkaran konsentris dan sebagai basis kekuatan yang

mengembangkan pengaruh bagi seisi kampung. (hlm. 35).

(48) Mereka yang berada di dalam rumah bujang itu, kini mengenakan

pakaian adat cali-cali yang melingkar di pinggang, topi dari kulit kus-

kus, hiasan tubuh dari manik-manik dan riasan wajah berwarna putih,

hitam, merah adalah penampilan khas dari setiap orang dalam sebuah

pesta. (hlm. 36).

Page 47: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

33

Kekhasan yang menonjol dari upacara ini adalah balas dendam kaum istri

terhadap suami-suami yang telah memperlakukan kekasaran atau kekerasan dalam

rumah tangga mereka. Adat memberikan pembenaran sebagai pembelaan bagi kaum

wanita yang teraniaya. Dan kaum suami tidak diperbolehkan melawan. Hal ini

terdapat dalam kutipan berikut:

(49) Istri-istri itupun segera berlari mengejar suami masing-masing dengan

senjata di tangan sebagai suatu ancaman, tanpa adanya perlawanan.

(hlm. 40).

(50) Ada diantara mereka yang dapat melukai dengan senjata tajam, hingga

darah segar pun mengucur, tergenang di atas tanah berlumpur. (hlm. 41).

(51) Mika tengah mengejar Mundus dengan parang teracung. Ekspresi

mengerikan yang tergurat di muka wanita itu adalah kemarahan yang

telah melarut bersama dendam. Wanita itu telah mengambil haknya

untuk memelihara keseimbangan, setelah penganiayaan yang dilakukan

Mundus. (hlm. 41).

Pola hidup masyarakat Buetkuar tidak hanya terlihat dalam hal pekerjaan,

agama, dan adat-istiadat saja, tetapi dapat juga dilihat dari bahasa yang merupakan

warna lokal (local colour) daerah Irian yang tampak dari pembicaraan sehari-hari

mereka, terdapat dalam kutipan berikut:

(52) Diamlah mamak. Begini sudah kitorang Pu adat” (adat kita), Yomhen

mencoba menghibur mamaknya. (hlm. 22).

(53) Dikau Pu rumah (rumahmu), ada apakah?

(54) Dorang su (mereka sudah) dewasa. Su (sudah) tahu mesti berbuat apa”,

kata Mika.

(55) Setan koe (kamu), mestinya kamu orang tahu dimana anak itu!” teriak

Mundus.

(56) “Perempuan, jangan kamu mengira, bahwa kitorang (kita) tidak tahu

siapa koe (kamu) dan apa yang engkau lakukan dengan Sa Pu laki

(suamiku). Kitorang taramau (kita tidak mau) lagi melihat kamu orang

punya muka di hutan ini”. Mika menatap Berti dengan marah kemudian

pergi menjauh. (hlm. 97).

2.2.2.3.2. Latar Sosial Kota

Kehidupan sosial di kota kecamatan Agats bersifat dinamis, berkembang

dalam segala hal. Sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Perkembangan

Page 48: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

34

zaman yang terus melaju menuntut orang untuk kreatif dan serba cepat. Ero dan

Arben merupakan cermin masyarakat kota yang kreatif. Mereka menjalankan niaga

barang-barang elektronik serta minuman-minuman beralkohol bahkan tidak segan-

segan memperjual-belikan kayu gaharu yang bermakna sakral bagi masyarakat

Asmat. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(57) Akan tetapi, tidak jauh dari kampung ini, tepatnya di ibukota kecamatan

Agats, suatu perubahan telah terjadi. Aroma harum kayu gaharu, telah

menyengat sedemikian rupa. (hlm. 63).

(58) Ero dan Arben bersemangat menawarkan uang, tape recorder, Wisky,

Vodka kepada Mundus. Para pencari kayu gaharu ini sengaja

membawanya untuk mengeruk keuntungan dari penjualan gaharu. (hlm.

66).

Kehadiran orang-orang kota dengan kehidupan kotanya telah menyeret

masyarakat Buetkuar mengikuti pola hidup mereka. Hal ini terdapat dalam kutipan

berikut:

(59) Suasana di seputar hutan Buetkuar tidak lagi sunyi. Suara musik

meraung-raung dari tape recorder yang diputar dengan suara maksimal.

(hlm. 67).

(60) Sejak kehadiran para pencari gaharu yang berlomba membeli kayu

harum itu dengan harga mahal, barang-barang industri terus membanjir.

Baik Mundus, Mika dan Yowero terbiasa memanfaatkan dan menjadi

konsumtif. (hlm. 69).

(61) Sementara Mika mulai mengikuti kegenitan Ero. Setelah pakaian-

pakaian baru, ia memiliki pula bedak, sisir dan gincu. Ia terlalu

bergembira dengan barang-barang yang dikenakannya. (hlm. 70).

Kayu gaharu yang dianggap sakral dan agung itu akhirnya menjadi komoditi

besar-besaran, kehilangan maha kesucian, dan tidak dihargai oleh orang-orang

dengan modal jutaan rupiah. Kehadiran orang-orang kota memang melahirkan

bentuk-bentuk kehidupan dengan ragam yang berbeda, dengan apa yang ada di desa.

Sehingga sistem kehidupannya pun berbeda.

Page 49: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

35

2.2.3. Alur

Peristiwa yang diurutkan membangun tulang punggung cerita yaitu alur. Alur

merupakan urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab akibat. Peristiwa yang

satu disebabkan oleh peristiwa yang lain (Stanotor via Nurgiyantoro, 1995: 113). Alur

dalam Kapak adalah alur linear atau alur terusan. Alur linear atau alur terusan adalah

alur yang tersusun berdasarkan kronologis cerita. Dari pembacaan novel ini, alur

dalam novel Kapak dibagi menjadi tujuh bagian yaitu: (1) kehidupan pasangan Mika

dan Mundus yang bahagia, (2) Duka mendalam Mika akibat kekerasan suaminya, (3)

Balas dendam Mika terhadap suaminya, (4) kedatangan para pencari gaharu dari kota

Agats, (5) penyesalan Mundus akibat penyelewengannya, (6) kesedihan Mika karena

meninggalnya Mundus, dan (7) pernikahan Mika yang tidak bahagia dengan Jirimo.

Novel Kapak disusun oleh Dewi Linggasari dengan menggunakan alur

terusan. Alur terusan tampak pada bagian pertama yaitu kisah pasangan Mika dan

Mundus yang bahagia. Namun kebahagiaan itu tidak belangsung lama akibat

perlakuan kasar Mundus terhadap Mika. Kebahagiaan Mika dan Mundus yang hanya

berlangsung sesaat digambarkan Dewi Linggasari pada bagian kisah bahagia yang

terdapat dalam kutipan berikut:

(62) Mundus dan anak-anaknya tampak begitu girang ketika Mika

memberikan bayi itu kepada Mundus. (hlm. 11).

(63) Mundus meninggalkan rumah panggung itu dengan anak panah dan

gendewa di tangan. Ia hendak berburu binatang. Hari ini anaknya lahir,

ia ingin memberikan hidangan istimewa bagi keluarganya. (hlm. 13).

Kebahagiaan pasangan itu hanya berlangsung sesaat karena sikap Mundus

yang kasar terhadap Mika. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(64) Keesokan harinya anak-anaknya terjaga dengan suara bentakan, sumpah

serapah, bunyi tamparan, dan isak tangis dari Mika. (hlm. 21).

Page 50: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

36

(65) Tubuh Mika bergetar, Mika belum bisa berkata apa pun. Dan ketika

sadar Mika benar-benar tahu apa yang terjadi, tangisnya pecah.

Bayangan Mundus berkelebat menjauh dari rumah panggung

meninggalkan seisi rumah yang terpaku dalam gamang. (hlm. 21).

Alur terusan juga tampak pada bagian dua, yaitu memaparkan kisah duka dan

derita Mika akibat kekerasan suaminya. Penderitaan Mika menimbulkan malapetaka

baru. Setelah Mundus menyeleweng dengan perempuan lain. Pada bagian ini cerita

disusun secara kronologis berdasarkan waktu kejadian (hlm. 21-102).

Bagian selanjutnya adalah bagian tiga, yaitu balas dendam Mika terhadap

suaminya. Pada bagian ini diceritakan pula kisah Mika ketika ia mengingat setiap

kekerasan yang dilakukan suaminya. Dengan penuh tekad Mika mengukuhi

keputusannya, yakni ia akan membalas sakit hatinya pada pesta setan yang sudah

menjadi tradisi di kampung itu. (hlm. 35 – 47).

Bagian keempat mengisahkan kedatangan para pencri gaharu dari Agats (hlm.

63-65). Bagian ini ditampilkan pula kisah bahagia Mundus dengan keluarganya

karena banyak perubahan kehidupan mereka karena gaharu (hlm. 70-72). Cerita

dilanjutkan dengan perselingkuhan Mundus dengan wanita-wanita pencari gaharu dan

keresahan serta rasa cemburu Mika akan tindakan suaminya (hlm. 75-98). Pada

bagian ini Dewi Linggasari juga menggunakan alur terusan karena cerita disusun

berdasarkan kronologis peristiwa.

Bagian kelima yakni penyesalan Mundus akibat penyelewangannya. Bagian

ini mengisahkan tentang penyesalan Mundus atas tindakan kekerasan dan sikapnya

terhadap Mika. Mika adalah ibu dan istri yang baik dan ia telah menyengsarakannya

(hlm. 100-102).

Page 51: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

37

Bagian selanjutnya adalah bagian keenam yakni kesedihan Mika karena

meninggalnya Mundus. Pada bagian ini diceritakan pula kesetiaan Mika

mendampingi dan merawat suaminya yang menderita sakit parah. Meskipun ia sering

diperlakukan kasar oleh suaminya, Mika tetap menghargai dan mencintai suaminya

sampai ajal menjemputnya (hlm. 100-102). Bagian ini juga menggunakan alur terusan

karena cerita disusun berdasarkan kronologis peristiwa.

Bagian ketujuh, yakni bagian pernikahan Mika yang tidak bahagia. Bagian ini

mengisahkan pernikahan Mika dan Jirimo yang tidak bahagia di pihak Mika.

Pernikahan itu memberatkan Mika karena ia masih mencintai almarhum suaminya. Ia

tidak ingin membagi cintanya dengan laki-laki lain, namun adat suku Asmat

membenarkan Jirimo mengambil Mika yang adalah janda kepala perang sebagai

istrinya. Masyarakat setempat setuju dan menobatkan Jirimo sebagai kepala perang

menggantikan Mundus (hlm. 103 – 131). Bagian ini juga masih menggunakan alur

terusan karena cerita disusun berdasarkan kronologis peristiwa.

2.2.4 Tema

Pengungkapan tema suatu karya sastra didukung dari hasil analisis tokoh,

alur, serta latar. Tema ini terungkap lewat tokoh Mika dan didukung oleh

penggambaran latar dan alur dalam cerita.

Page 52: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

38

Tokoh Mika dalam novel Kapak digambarkan sebagai seorang wanita yang

sederhana dan bersuamikan seorang kepala perang. Ia juga seorang istri dan ibu yang

baik bagi kelima anaknya. Meskipun seorang istri, Mika tidak berpangku tangan. Ia

bekerja membantu mencari nafkah. Ia tidak menggantungkan seluruh hidupnya pada

laki-laki (suaminya). Mika menjadi berani mempertahankan diri dan harga dirinya

dan berani mengambil sikap dalam menentukan jalan hidupnya, ketika kekerasan dan

penyelewengan yang dilakukan suaminya.

Latar yang dominan dalam novel ini adalah latar kehidupan masyarakat

Buetkuar. Latar ini menceritakan kehidupan masyarakat Buetkuar yang sederhana,

kaya akan alam, dan masih percaya sepenuhnya pada roh nenek moyang. Latar yang

lain adalah kota kecamatan Agats. Agats merupakan kota yang dinamis. Aroma

harum kayu gaharu telah menyengat sedemikian rupa, sehingga para pencari mulai

berdatangan ke kampung Buetkuar untuk mengeruk keuntungan atasnya.

Alur yang digunakan adalah alur linear atau alur terusan. Pengarang alur

terusan sesuai dengan perkembangan cerita yang disusun berdasarkan kronologis

cerita.

Melihat hasil analisis latar dan alur serta tokoh, dapat disimpulkan bahwa

Mika sebagai wanita memegang peranan penting dalam setiap kejadian. Mika

merupakan sosok wanita yang tidak menerima begitu saja atas perlakuan Mundus.

Page 53: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

39

Dia merupakan wanita yang mampu menempatkan diri, memposisikan diri,

mempertahankan jati diri dan harga diri dalam situasi yang seburuk apa pun,

mengambil keputusan dan dengan penuh tekad mengukuhi keputusannya. Meskipun

terkadang juga dia jatuh ingin melarikan diri dari kenyataan, namun akhirnya dia pun

sadar dan menerima kenyataan-kenyataan yang harus dihadapinya. Sosok Mika oleh

pengarang sangat ditonjolkan, hal ini yang menjadi perhatian.

Wanita tidak hanya berpangku tangan hanya menerima belas kasihan laki-

laki. Wanita harus mempunyai sikap tegas. Tema dalam novel Kapak ini adalah

seorang wanita bukanlah manusia yang lemah yang terus berada di bawah laki-laki,

melainkan merupakan manusia yang mempunyai pribadi mandiri dengan segala

keunikan yang ia miliki.

2.2.5 Rangkuman

Demikianlah hasil analisis struktur novel Kapak yang terbangun dengan baik

dan teratur. Ini terlihat dari hasil analisis latar, alur, tokoh serta tema. Warna lokal

(local colour) yang menonjol dalam setiap pembicaraan antar tokoh menjadi ciri

dalam novel ini.

Pada bab III, penulis akan menganalisis tokoh Mika yang sangat menarik, dari

perjuangan dia untuk selalu mempertahankan harga diri dan jati diri di hadapan suami

Page 54: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

40

dan lingkungannya. Penulis akan mengkaji karakteristik tokoh Mika ini ditinjau dari

sudut psikologi arketipe Carl Gustav Jung yang mencakup Topeng, Shadow, Anima

dan Animus, serta Self.

Page 55: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

41

BAB III

ANALISIS TOKOH MIKA DALAM

PERSPEKTIF CARL GUSTAV JUNG

Berdasarkan hasil analisis struktur novel Kapak diketahui Mika sebagai tokoh

utama tidak lagi menerima nasibnya begitu saja. Ia memberontak, ia berusaha

menempatkan diri, memposisikan diri, mempertahankan jati diri, dan harga diri dalam

situasi seburuk apapun. Analisis yang digunakan dalam bab ini adalah analisis

psikologis. Analisis ini akan menjawab permasalahan yang dialami tokoh Mika

dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Dengan menggunakan pendekatan

psikologis ini, peneliti akan menganalisis dan menyimpulkan aspek-aspek psikologis

yang tercermin dalam diri tokoh Mika dengan menggunakan teori arketipe Carl

Gustav Jung.

Sesuai dengan teori arketipe Carl Gustav Jung, berikut ini akan dikaji strategi

yang digunakan tokoh Mika dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup. Analisis

Psikologis model Carl Gustav Jung disini akan mencakup : Topeng, Shadow, Anima

dan Animus serta Self.

3.1 Topeng dalam diri Mika

Menurut Jung, Topeng, dapat dikatakan sebagai bentuk kompromi antara

tuntutan lingkungan dan kepentingan norma-norma batiniah seseorang. Topeng

sungguh melekat pada kodrat manusia. Dia diperlukan dalam pergolakan hidup

manusia. Topeng membantu manusia dalam pergaulan, terutama dalam

menyesuaikan diri dengan orang lain, walaupun orang-orang itu tidak disenangi.

Page 56: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

42

Secara keseluruhan topeng membantu manusia untuk menyesuaikan diri dalam situasi

yang berbeda-beda. Topeng adalah arketipe yang dibawa sejak lahir. Semua manusia

memilikinya.

Melalui peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh Mika dalam kehidupan

keluarganya dan perannya sebagai seorang istri kepala perang sepanjang alur novel

Kapak, membuatnya harus pasrah dan tabah dalam menanggung kehidupan yang

dihadapinya.

Mika menggunakan topeng agar ia bergaul sepantasnya dengan orang lain. Topeng

membantu Mika terutama dalam menempatkan diri dengan orang-orang bahkan

dengan lingkungan yang tidak dia senangi. Maka melalui topeng ini, Mika dapat

menyesuaikan diri dengan orang lain bahkan dengan suaminya Mundus. Berikut ini

penulis akan mengidentifikasikan macam-macam topeng yang tercermin dalam diri

Mika dalam novel Kapak, karya Dewi Linggasari.

3.1.1.1 Topeng Mika sebagai Ibu menurut Adat

Sebagai seorang ibu, Mika mengikuti peraturan adat yang mengharuskan

setiap wanita yang hendak melahirkan harus pergi ke tengah hutan. Padahal Mika

sendiri tidak menyukai peraturan tersebut. Hal ini terlalu berat bagi Mika karena ia

melahirkan anaknya seorang diri di tengah hutan, terdapat dalam kutipan berikut:

(66) Berat hati Mika menuju ke hutan untuk melahirkan anaknya. Peluh telah

membasahi seluruh tubuh wanita itu, nafasnya yang terengah cukup

sebagai isyarat bahwa ia tengah berjuang melawan maut demi janin yang

hendak dilahirkan. Adat tidak memperkenankan seorang wanita

melahirkan di rumah (hlm. 9).

Mika adalah sosok ibu yang sangat menyayangi anaknya. Hal ini terlihat

ketika selesai melahirkan Mika berjuang memotong tali pusar anaknya dan dengan

Page 57: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

43

naluri keibuan ia pun memeluk anaknya. Ini menunjukkan ketulusan seorang ibu

yang menanggung derita. Kesadaran akan permasalahan hidup dan tuntutan adat yang

dihadapinya mendorong Mika untuk selalu sabar. Hal ini terdapat dalam kutipan

berikut:

(67) Dengan penuh kasih sayang, bayi yang terlampaui kecil untuk sebuah

ukuran normal itu dipeluknya. Setelah bersusah payah melahirkan, maka

masih ada satu hal yang lebih penting yaitu membesarkan (hlm. 10).

Peraturan adat suku Asmat tidak hanya berlaku bagi seorang wanita yang

hendak melahirkan, tetapi terlihat ketika adat mengijinkan seseorang yang memiliki

kedudukan penting dalam adat berhak memiliki dua bahkan empat istri sekaligus.

Mika menyadari posisinya sebagai istri seorang kepala perang. Padahal sebagai

seorang istri ia berani melawan dan menolak peraturan itu dihadapkan suaminya. Hal

ini terdapat dalam kutipan berikut :

(71) Adat mengijinkan seorang laki-laki yang memiliki kedudukan penting

dalam adat untuk memiliki istri lebih dari satu. Mika melawan ketika

Mundus ingin menikah lagi. “Begini sudah Kitorang Pu adat, “ Yamnen

mencoba menghibur ibunya. Kata-kata itu bukan membuat Mika

terdiam, bahkan pecah sudah tangisnya. (hlm. 22).

3.1.1.2 Topeng Mika sebagai Istri yang Penurut

Sebagai istri kepala perang, Mika sangat patuh akan apa yang dikatakan

suaminya. Setiap pekerjaan yang diinginkan suaminya selalu ia turuti. Padahal Mika

sendiri kadang tidak menyukai keinginan suaminya, Mika selalu menghindar dengan

menyendiri menjaring ikan hanya untuk melepaskan lelah. Hal ini terdapat dalam

kutipan berikut :

(72) Ia begitu tekun mengikuti Mundus untuk pergi meramah sagu di hutan,

meramah sagu merupakan pekerjaan yang melelahkan Mika, kadang

Mika marah karena Mundus selalu menyuruh untuk cepat menyelesaikan

Page 58: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

44

pekerjaannya. Di sela-sela pekerjaannya itu, Mika menyempatkan diri

untuk menjaring untuk melepaskan kepenatannya. (hlm. 17).

Selain sebagai istri yang rajin, Mika kadang diperlakukan kasar oleh

suaminya. Ia berusaha untuk tabah. Bahkan ketika Mundus ingin menikah lagi. Ego

dalam dirinya menolak, namun ia tidak sanggup melawan Mundus. Ego dalam

dirinya mendorong dia untuk tetap bertahan dalam menghadapi keinginan suaminya

tersebut. Terdapat dalam kutipan berikut:

(73) Hei, bangun Mika, saya membawa kasuari. Mundus menyepak kaki

Mika kemudian menghempaskan tubuhnya yang basah kuyup ke atas

tikar (hlm. 14).

(74) Raungan Mika telah berubah menjadi rintihan ketika Mundus dan Upra

memasuki rumah secara beriringan. Mika tertunduk tak bergeming. Ia

telah kehilangan daya. Ia takut kepada Mundus karena suaminya itu

terlalu ringan tangan (hlm.. 22-23).

Kejujuran dan ketidakberdayaan Mika di hadapan Mundus terlihat ketika

Mundus menuduhnya berselingkuh. Mika berusaha mempertahankan harga dirinya

meski dalam situasi seburuk apapun. Terdapat dalam kutipan berikut:

(75) Sepanjang jalan Mundus mencaci Mika dan menghajar Mika dengan

membabi-buta. Kita tidak bermain gila Mundus, hanya pergi menjaring.

Donatus itu sepupuku, untuk apa bermain gila (hlm. 33).

Meskipun selalu mendapat perlakuan kasar, Mika selalu menunjukkan

keberadaannya di depan suami dan anak-anaknya. Melindungi dan menjaga anak-

anaknya selalu ia utamakan. Mika selalu berdoa agar apa yang menimpa dirinya tidak

akan terjadi pada anak-anaknya. Terdapat dalam kutipan berikut:

(76) Tiba-tiba membersit seulas senyum di bibir wanita itu. Mika teringat

kepada dua anak perempuannya. Mereka adalah anak kepala perang, ia

percaya kelak, suami-suami mereka tidak akan dapat memperbudaknya

karena kedudukan itu. Perlahan-lahan hatinya menjadi damai. Ia

memang tidak bisa melindungi diri dari perkawinannya dengan Mundus.

Tetapi perkawinan itu telah menjadi jaring pengaman bagi anak

perempuannya (hlm. 30).

Page 59: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

45

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa sikap topeng dalam diri Mika ini

mau menunjukkan kesabaran Mika dalam menghadapi lingkungan tempat tinggalnya

dan suaminya. Penguasaan Mundus atas dirinya membuatnya mampu menguasai

emosinya. Topeng dalam dirinya ini membantu Mika agar tetap tampil sebagai

seorang istri yang selalu memposisikan diri di hadapan suami dan anak-anaknya,

dalam situasi seburuk apapun.

3.1.1.3 Peran Topeng Mika sebagai Istri yang Mandiri

Mencari nafkah adalah kewajiban seorang suami, juga disadari sepenuhnya

oleh Mika. Mika tidak ingin hanya di rumah saja, tetapi beraktivitas di luar rumah. Ia

selalu pergi ke hutan untuk meramah sagu atau menjaring ikan. Padahal sebagai

perempuan “modern” dia ingin ditemani atau dilindungi suaminya tetapi Mundus

terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Terdapat dalam kutipan berikut :

(77) Mika membiarkan anak-anaknya bermain di luar rumah. Sedangkan

Mundus telah pergi, terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai kepala

perang. Dengan tenang Mika mengambil ember jaring dan peralatan

lainnya untuk pergi meramah sagu dan menjaring ikan (hlm. 31).

Mika juga aktif menjadi pengurus dalam acara pemberkatan rumah bujang

(jew) yang sering diadakan di kampung Buetkuar. Terdapat dalam kutipan berikut:

(78) Sementara Mika sebagai ketua pengurus, bersama wanita-wanita yang

lain tengah sibuk menyiapkan hidangan (hlm. 36).

(79) Mika memberi isyarat kepada wanita-wanita itu untuk menghidangkan

makanan, maka terdengar suara teriakan bagi semua orang untuk

menghentikan tarian. Suasana hening seakan isyarat bagi wanita-wanita

itu untuk meletakkan hidangan di atas tapin dengan hati yang damai

(hlm. 36-37).

Sebagai seorang istri Mika menyadari perannya sebagai ibu rumah tangga dan

mengurusi segala keberesannya. Ia takut kehilangan suaminya, ia ingin melakukan

Page 60: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

46

suatu perubahan dalam dirinya agar selalu ada di dekat Mundus. Terdapat dalam

kutipan berikut:

(80) Mika menyadari hubungan Mundus dan Ero. Ia pun mulai mengikuti

kegenitan Ero. Mika menukarkan gaharu dengan pakaian-pakaian baru,

sisir, bedak, gincu (hlm. 70).

(81) Dengan bedak dan gincu penampilan Mika menjadi lain. Meski Mundus

tidak terlalu menyukai perubahan Mika tersebut (hlm. 71).

3.2 Shadow Mika yang Berhubungan dengan Taraf Tak Sadar Personal

3.2.2.1 Shadow Mika Terhadap Mundus

Mika menyadari posisinya sebagai istri seorang kepala perang. Ia berani

melawan ketika Mundus ingin menikah lagi. Sebagai seorang istri ia tidak ingin

dimadu. Sikap Mundus yang ringan tangan tidak menyurutkan keinginan Mika untuk

menolak suaminya itu. Terdapat dalam kutipan berikut:

(82) Kalau perempuan itu tinggal di sini aku akan pergi, demikian suara Mika

disela-sela isak tangisnya (hlm. 21).

Ketidaksenangannya terhadap Mundus dan rasa cemburu terhadap Upra

membuat Mika tidak berdaya di hadapan mereka. Ia menyimpan sakit hati itu sampai

saat yang tepat untuk mengobarkannya. Terdapat dalam kutipan berikut:

(83) Hati Mika seketika terbakar oleh api cemburu. Ia ingin mencakar-cakar

muka Upra dan Mundus. Mika menyimpan bara dendam itu rapat-rapat

dalam hatinya. Ia akan berkesempatan untuk membalas sakit hatinya,

seperti halnya istri-istri yang lain (hlm. 23).

Kekuatan dari Shadow dalam diri Mika nampak dalam taraf sadar seperti

misalnya dalam bentuk kemarahan. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(84) Mika melihat kejadian itu dengan mata berapi-api. Mundus, kamu masih

suka bermain dengan perempuan-perempuan itu! Kamu mengira saya

tidak tahu perempuan-perempuan itu? Demikian Mika bersungut-sungut,

sambil terus memandangi bayang-bayang long boat itu menjauh dari

lingkungan rumahnya (hlm. 75-76).

Page 61: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

47

Ego dalam diri Mika mengontrol kekuatan Shadow dalam dirinya. Sehingga

tidak berubah menjadi kekuatan jahat yang membahayakan. Terdapat dalam kutipan

berikut:

(85) Suara ngikik dari mulut Ero dan nafas lembu milik Mundus adalah

sebuah isyarat yang cukup mendirikan bulu roma. Tapi Mika masih

sanggup menahan diri. Ia dapat merekam seluruh pristiwa atas diri Ero

dan Mundus. Mika tidak mau berbuat gegabah, sebab ia tahu siapa dan

bagaimana Mundus ketika ia menunjukkan amarah (hlm. 79).

3.2.2.2 Shadow Mika terhadap Upra

Pengkhianatan dan penyelewengan Mundus dengan Upra menyebabkan Mika

kecewa, Upra merasa menang ketika berhadapan dengan Mika, senyum sinisnya

membuat Mika sangat marah. Mika begitu terpukul, sedih dengan kejadian yang

menimpa dirinya padahal ia telah memberikan kesetiaan sepenuhnya pada Mundus.

Terdapat dalam kutipan berikut:

(86) Mundus datang dengan seorang wanita mengekor di belakangnya.

Senyum sinis di bibir tebal wanita itu telah membuat hatinya bengkak

(hlm. 22).

Ujian berat buat Mika kembali terjadi. Dorongan shadow yang kuat untuk

mencelakai Upra tidak dapat dikendalikan. Terdapat dalam kutipan berikut:

(87) Sementara Mika segera menjadi nyalang. Ia menatap Upra dengan bara

dendam yang menyala-nyala. Setelah sebuah pekikan yang mengiris, ia

pun menerkam Upra. Keduanya kemudian berguling-guling di lantai

papan. Saling memukul, mencakar dan mencai maki, disaksikan empat

anak yang menjerit ketakutan tanpa daya untuk melerai (hlm. 26).

3.2.2.3 Shadow Mika terhadap Ero

Hubungan Mundus dengan Ero wanita pencari gaharu itu lebih dari sekedar

teman.Mundus dan Ero tidak menyadari bahwa gerak-gerik mereka diketahui oleh

Page 62: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

48

Mika. Taraf tak sadar dalam diri Mika ini berhubungan dengan penolakan Mika atas

dasar moral. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(88) Perhatiannya terpusat kepada Ero, wanita berambut lurus itu diam-diam

telah mengobarkan api cemburu di dalam dadanya. Ia dapat mengamati

setiap gerak-gerik wanita itu, manakala Ero dan Mundus saling

mengerjapkan mata kemudian menghilang diam-diam ke dalam hutan

(hlm. 78).

(89) Dari balik semak-semak, Mika bisa melihat bayangan Mundus bergegas

meninggalkan Ero sambil membetulkan letak celananya (hlm. 79).

Mundus mempunyai kekuasaan yang penuh terhadap setiap pendatang yang

mencari gaharu di kampung itu, terutama para wanita. Dorongan Shadow dalam diri

Mika tidak dapat ia kontrol. Kekuatan shadow dalam dirinya nampak dalam taraf

sadar, seperti dalam bentuk dendam. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(90) Mika menggertakkan rahang dengan geram, ia tidak bisa menghalau

wanita-wanita itu dari tempat tinggalnya, karena Mundus mengharapkan

uang pembelian dari para pencari gaharu. Satu hal yang dilakukan Mika

adalah diamnya tidak pernah lepas memperhatikan wanita-wanita itu

sambil menunggu kesempatan untuk memperdayakannya (hlm. 86-87).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Shadow terlihat jelas dalam

pikiran Mika dalam menghadapi peristiwa tersebut. Mika sangat kecewa dengan ulah

Mundus. Ia berusaha untuk pasrah. Kepasrahan yang besar pada diri Mika adalah

kejujuran di setiap tindakannya. Maka tidak heran bila Mundus begitu murka pada

perbuatan Mika, karena Mundus tidak bisa kompromi dalam hal ketidakjujuran.

3.3 Shadow Mika yang Berhubungan dengan Taraf Tak Sadar Kolektif

Menurut Jung, di bawah ego, yakni aku yang sadar ditemukan psike tak sadar

yang lebih asli. Ketaksadaran ini dapat bersifat individu dan dapat bersifat kolektif.

Ketaksadaran individu mengandung ingatan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan

yang sudah ditekan dari si individu. Taraf ini terdiri dari kesan-kesan yang terlalu

Page 63: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

49

lemah untuk dapat dibawa ke taraf sadar (Jung via Sebatu, 1994: 4). Taraf tak sadar

dengan struktur otak dari sistem simpatetis.

Shadow yang berhubungan dengan taraf tak sadar kolektif yang dapat diambil

dari jiwa Mika adalah balas dendam Mika terhadap Mundus dan Ero. Balas dendam

ini bersumber dari pengalaman kekerasan yang dilakukan Mundus terhadapnya.

Balas dendam kaum istri ini biasa dilakukan pada saat upacara pemberkatan rumah

adat (jew). Adat memperbolehkan setiap wanita untuk membalas sakit hati mereka

terhadap para suami. Yang menarik dari adat ini adalah kaum suami tidak

diperbolehkan melawan atau membalas pukulan dari istri mereka.

Mika adalah sosok istri yang sabar dan penurut. Namun ia berubah menjadi

agresif ketika waktu pembalasan tiba. Ia merasa menjadi seorang istri yang utuh. Hal

ini terdapat dalam kutipan berikut:

(91) Ada segaris senyum di bibir wanita itu. Ia menunggu hari pembalasan

dengan mengulur kesabaran dan segala pedih, perih, karena ulah

Mundus (hlm. 39).

Kekuatan shadow yang menampakkan diri dalam taraf tak sadar mengalahkan

ego dalam dirinya. Perilaku Mika menjadi nyalang dan tidak terkontrol ketika ia

membalas sakit hatinya. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(92) Di tepi sungai tampak Mika mengejar Mundus dengan parang teracung

tinggi-tinggi di tangan. Ekspresi mengerikan yang tergurat di muka

wanita itu adalah kemarahan yang telah melarut bersama dendam.

Pengejaran itu terjadi beberapa lama sampai Mundus terperosok ke

dalam lumpur. Mika menginjak tubuh Mundus dengan kalap. Telinga

Mika seakan tuli oleh sakit hati yang terpendam bertahun-tahun

lamanya, ketika dengan sepenuh tenaga Mika mengayunkan parang.

Maka jeritan panjang dari mulut Mundus segera berubah menjadi

isak tangis (hlm. 40-41).

Dari uraian di atas menunjukkan dengan jelas kesabaran Mika dalam

menghadapi suaminya. Penguasaan Mundus atas dirinya membuatnya mampu

Page 64: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

50

bertahan dan mampu menguasai emosinya hingga menunggu waktu yang tepat untuk

mewujudkannya. Mika telah mengambil haknya untuk memelihara keseimbangan,

setelah penganiayaan yang dilakukan Mundus. Hari ini dan hari-hari mendatang

sampai patung bis selesai diukir dan ia mempunyai hak sepenuhnya untuk membalas

penganiayaan Mundus. Mundus terjerembab di kaki istrinya tanpa perlawanan sama

sekali. Mika berencana dan mewujudkan rencananya, dan keluar sebagai pemenang.

Demikianlah adat suku Asmat dalam berpihak kepada wanita, bahkan kepala perang

pun menjadi tidak berdaya.

Hal yang sama terjadi ketika Mika harus berhadapan dengan wanita-wanita

pencari gaharu. Cinta terlarang yang terjadi antara Mundus dan para wanita itu telah

mengobarkan bara dalam diri Mika. Dorongan untuk mencelakai mereka tidak dapat

ia kontrol, bahkan dorongan itu bekerja secara independen dalam taraf tak sadar.

Terdapat dalam kutipan berikut:

(93) Pada jarak yang amat dekat dengan tubuh terkapar itu, Mika tegak

berdiri. Kapak itu masih tergenggam erat di tangannya dengan penuh

kebencian Mika membuang ludah, tepat di muka Ero. Sekali sepak,

Mika menghamburkan satu kilo gaharu yang diberikan Mundus kepada

wanita itu sebagai alat pembayaran. Mika tidak menunggu lama untuk

membuktikan, bahwa Ero tidak menyadari perbuatannya (hlm. 80).

Kekuatan shadow dalam diri Mika, terlihat jelas ketika dia berhadapan dengan

Berti. Mika tidak bisa mengontrol perasaannya saat berbicara dengan Berti. Terdapat

dalam kutipan berikut:

(94) Berti tidak melihat siapa-siapa, kecuali Mika yang memandangnya

dengan mata semerah bara. Guratan wajah wanita itu sedemikian

mengerikan, sehingga ia merasa tubuhnya menggigil ketakutan.

Perempuan, jangan kamu mengira bahwa saya tidak tahu siapa kamu

dan apa yang kamu lakukan dengan suamiku. Terlalu banyak kamu

membuat kekotoran. Mika menatap Berti dengan kebencian yang amat

dalam, kemudian pergi menjauh meninggalkan Berti dalam kesunyian,

seolah wanita itu telah berubah menjadi benda kutukan (hlm. 97).

Page 65: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

51

Kutipan (93) dan (94) menunjukkan bahwa Mika lebih mengutamakan

keselarasan dan ketentraman rumah tangganya tetap terjaga, dia juga tidak ingin

perhatian dan kebahagiaannya terobek karena pengaruh dan hasutan orang lain. Ia

berani melakukan semua itu karena cintanya kepada suaminya.

3.4 Anima dan Animus dalam Diri Mika

3.4.4.1 Anima Positif dalam Diri Mika

Anima dalam diri Mika terlihat ketika dia memberi peringatan kepada anak-

anaknya. Sebagai seorang ibu ia cukup baik mengenal sikap anak-anaknya. Sehingga

perhatian dan tanggung jawab terhadap anak-anaknya selalu diutamakan. Hal ini

terdapat dalam kutipan berikut:

(95) Mika sudah hapal betul tabiat anak-anaknya, ia tidak menjadi heran,

“Ayo cepat naik ke dalam rumah, sebentar gelap datang, roh jahat akan

turun mengganggu anak-anak, nanti kalian sakit”. Mika lalu melerai

kedua anaknya (hlm. 13).

Hal yang sama pula terlihat ketika Mika kembali memberi peringatan kepada

anak-anaknya yang sedang ribut sehingga membangunkan bayinya yang sedang tidur.

Terdapat dalam kutipan berikut :

(96) “Tidak bisakah kalian sedikit tenang, adik kalian sedang tidur!” Mika

menegur kedua anaknya sambil menyorongkan puting susu kepada

bayinya, sehingga tangisan itu berhenti sama sekali (hlm. 14).

Sebagai seorang ibu, Mika mempunyai keterikatan batin yang sangat kuat.

Hal ini terlihat ketika Mika begitu gelisah saat sadar anak perempuannya tidak ada di

rumah. Hal ini terdapat dalam kutipan :

(97) Mika menjadi gusar ketika menyadari Yamnen belum juga kembali

kerumah (hlm. 25).

Page 66: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

52

Secara Psikologis anima positif memunculkan perasaan takut. Hal ini terlihat

ketika Mika mendengar ancaman-ancaman yang dilontarkan oleh Mundus terhadap

dirinya. Perasaan takut yang dialami Mika merupakan peleburan dari kemampuan

berpikir manusia yang terbatas pada penglihatan akan adanya ancaman yang nyata.

Hal ini terdapat dalam kutipan berikut :

(98) Di atas segala rasa sakit, Mika masih dapat mendengar ancaman itu.

Diam-diam bulu kuduknya meremang. Ia mengerti Mundus selalu

bersungguh-sungguh dengan kata-katanya (hlm. 29).

Anima positif muncul pada diri Mika ketika ia menyesal atas tindakannya

terhadap Mundus. Penyesalan ini terlihat ketika Mundus tertembak panah beracun,

kondisi yang sangat kritis ternyata secara psikologis memicu munculnya reaksi dari

dirinya sendiri. Yakni ia ingin merawat suaminya. Hal ini terdapat dalam kutipan

berikut :

(99) Mika sangat menyesal telah membiarkan suaminya terbaring sakit

karena panah beracun yang ditembakkan Jirimo, Mika bermaksud

merawat dan membawa suaminya ke Puskesmas pembantu (hlm. 98).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anima Mika terproyeksikan

kepada suami dan anak-anaknya. Keyakinannya bahwa Mika adalah sosok ibu dan

istri yang baik. Alam bawah sadar Mika merupakan endapan persepsi terhadap

pribadinya. Pada sisi lain hidupnya sebagai istri kepala perang.

3.4.4.2 Anima Negatif dalam Diri Mika

Mika adalah sosok wanita yang lembut dan baik, namun kadang ia bisa

menjadi kasar dan keras. Hal ini disebabkan karena perbuatan suaminya maupun

lingkungan disekitarnya. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut :

Page 67: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

53

(100) Setelah Mundus pergi, Mika menjadi marah dan mulai berkelahi

dengan Upra. Ia begitu jengkel karena keberadaan wanita itu

dirumahnya (hlm. 28).

Sikap Mika yang sama pula terlihat ketika ia berhadapan dengan para wanita

pencari gaharu. Ia begitu marah dan benci karena perselingkuhan antara suaminya

dan para wanita tersebut. Terlalu sering Mika memberi peringatan namun sering pula

ia tidak dipedulikan. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut :

(101) Peringatannya tidak dihiraukan oleh Mundus dan para wanita itu. Mika

menatap Berti dengan kebencian. Wanita yang diliputi amarah itu

telah menghilang dibalik daun pintu dengan hentakan yang sangat

keras. Kesabaran yang selama ini ulur hingga memanjang telah sampai

pada batasnya. Sudah tiba saatnya menentukan sikap. Langkah wanita

itu bergerak lebih panjang dari biasanya, ia ingin segera menjauh dari

tempat ini setelah segala kekesalan dan sakit hati (hlm. 98).

Suasana hati yang tidak menentu dan rasa cemburu dengan jelas ia tunjukkan

pada Ero, dimata Mika, Ero berbeda dengan wanita-wanita lain. Ia ingin mengusir

wanita itu, tetapi tidak berdaya karena suaminya. Hal ini terdapat dalam kutipan

berikut :

(102) Mika begitu cemburu ketika melihat Mundus berbicara dengan para

wanita pencari gaharu. Ero berbeda sama sekali dengan yang lainnya

jika berbicara dengan Mundus. Mika menggertakan rahang dengan

geram. Ia tak bisa menghalau wanita-wanita itu dari tempat tinggalnya,

karena Mundus mengharapkan uang pembelian dari para pencari yang

membawanya (hlm. 86-87).

Page 68: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

54

3.4.4.3 Animus Negatif dalam Diri Mika

Suasana hati yang tidak menentu membuat Mika bermulut tajam tanpa

perasaan terhadap suaminya. Hal ini terlihat ketika berlangsungnya pembalasan

dendam kaum istri pada saat penyelenggaraan pesta Patung Bis. Hal ini terdapat

dalam kutipan berikut :

(103) “Rasakan koe!” Mika berkacak pinggang dengan penuh kemenangan.

Sementara di tanah, Mundus terkapar berlumuran darah. “Kau rasakan

sekarang saya punya pembalasan, kamu orang terlalu semena-mena,

terlalu anjing, cuki mai. Rasakan koe!” Setelah caci maki itu Mika

meninggalkan Mundus begitu saja dalam kubangan lumpur dengan

darah segar mengucur (hlm. 42).

Hal yang sama pula terlihat ketika Mika berhadapan dengan Ero. Mika begitu

tenang dan diam namun kata-katanya sangat pedas jika berbicara dengan Ero.

(104) Sementara Mika masih tetap dalam “wajar” seperti semula, Ia seakan

tak pernah peduli dengan kepergian itu. Satu hal yang bisa dilakukan

Mika adalah diam. Semakin jauh sundal itu pergi, agaknya keadaan

semakin membaik. Mika membuang ludah ke atas tanah, membekaskan

warna merah pinang seakan ia tengah membuang najis ke muka Ero

kemudian menghilang ke dalam hutan (hlm. 86).

3.4.4.4 Animus Positif dalam Diri Mika

Sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya, Mika menginginkan

keutuhan dan keharmonisan dalam keluarganya. Ia menyadari posisinya sebagai istri

seorang kepala perang. Terlihat ketika ia menolak Mundus yang ingin menikah lagi.

Mika berani berargumen dan menentang suaminya. Hal ini terdapat dalam kutipan

berikut:

(105) “Kalau perempuan itu tinggal di sini, aku akan pergi”, demikian suara

Mika di sela-sela isak tangisnya.

“Kau mau pergi kemana?” Mundus membentak dengan suaranya yang

berat.

“Kemana saja”, suara Mika terbata-bata.

“Orang tuamu sudah mati!” Mundus kembali membentak.

Page 69: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

55

“Aku bisa tinggal di hutan dengan anak-anak”.

“Tidak seorang pun bisa membawa anak-anak pergi tanpa melangkahi

mayat saya (hlm. 21).

Hal yang sama pula ketika Mika berusaha membela diri ketika Mundus

menuduhnya berselingkuh dengan Donatus sepupunya. Kejujuran Mika itu

diungkapkan di hadapan Mundus dan Donatus. Hal ini terdapat dalam kutipan

berikut:

(106) Kita tidak bermain gila Mundus, kita berdua hanya pergi menjaring.

Donatus itu sepupuku untuk apa saya berbohong sama kamu (hlm. 23).

Kutipan (105) dan (106) mau menunjukkan ketabahan dan kesabaran Mika

dalam menghadapi suaminya. Mika mengungkapkan semua itu dengan logis dan

masuk akal. Ia sadar siapa dirinya dan yang terpenting ia tidak mengalahkan

siapapun atas nasibnya. Bagi Mika nasib seseorang telah ditentukan oleh Yang Maha

Esa.

Hal yang sama pula terlihat ketika Mika berhadapan dengan Ero. Mika begitu

tenang dan diam namun kata-katanya sangat pedas jika berbicara dengan Ero.

(107) Sementara Mika masih tetap dalam “wajar” seperti semula, Ia seakan

tak pernah peduli dengan kepergian itu. Satu hal yang bisa dilakukan

Mika adalah diam. Semakin jauh sundal itu pergi, agaknya keadaan

semakin membaik. Mika membuang ludah ke atas tanah, membekaskan

warna merah pinang seakan ia tengah membuang najis ke muka Ero

kemudian menghilang ke dalam hutan (hlm. 86).

Page 70: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

56

3.5 Self Dalam Diri Mika

Self menurut Jung merupakan bagian yang sadar dari kepribadian kita.

Konflik atau pertentangan tidak berfungsi lagi. Pada taraf ini seseorang mengalami

keseimbangan dalam dirinya. Dia merasa utuh dan stabil. Pengalaman-pengalaman

religius sejati merupakan bentuk pengalaman paling dekat ke diri. Ini akan terlihat

dalam diri tokoh Mika.

Self yang berhubungan dengan kesadaran dalam diri Mika, yang berhubungan

dengan penimbangan antara taraf sadar dan taraf tak sadar. Ini terlihat ketika Mika

berusaha merawat Mundus dengan penuh kasih sayang. Ini mencerminkan

perjuangan Mika sebagai pribadi ke arah kesatuan keseimbangan dan kestabilan pada

kepribadian. Terdapat dalam kutipan berikut:

(108) Mika menjadi pucat melihat keadaan suaminya. Ia duduk bersimpuh

di dekat Mundus dengan air mata bercucuran. Mika mencoba memijit-mijit kaki

Mundus untuk mengurangi rasa sakitnya, tetapi Mundus tidak merasakan apa-apa

(hlm. 100).

Pengalaman religius Mika yang masih teguh memegang dan percaya akan roh

nenek moyang, terlihat ketika Mika mengemukakan pendapatnya dengan tegas,

praktis, di hadapan Mundus. Bahkan dalam keadaan sedih melihat keadaan suaminya,

ia tetap berpikiran jernih dan tegar. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut:

(109) “Sudahlah Mundus engkau mengerti kini. Kita tahu kalau gaharu

sebenarnya tidak boleh dijual pada orang-orang, tapi kita

melakukannya. Sehingga engkau mendapat malapetaka. Jangan

engkau mengira, bahwa saya tidak mengrti semua perbuatan yang

Page 71: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

57

engkau lakukan dengan perempuan-perempuan itu. Saya tahu Mundus,

tapi engkau tidak bisa ditegur. Orang-orang itu membawa roh jahat di

dalam tubuhnya. Roh jahat itu kini bersarang di tubuhmu. Tuan tanah

telah menghukummu,” Mika bersuara pelan (hlm. 101).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesabaran Mika saat detik-detik

kematian suaminya, kepasrahan Mika membuktikan bahwa dia memiliki daya tahan

dalam menghadapi kemelut rumah tangganya. Penguasaan Mundus atas dirinya,

membuatnya mampu menguasai emosinya. Hal ini membuat Mika tetap tampil utuh

di hadapan suaminya. Mika merasakan kepergian suaminya merupakan peristiwa

yang sangat menyedihkan. Tetapi semua ini tidak membuat Mika larut dalam duka

atau menjadi patah semangat, dia tetap pasrah menerima semua yang telah ditentukan

oleh Tuhan dengan sabar, karena bagi Mika dalam pasrah tidak ada penyalahan

kepada lingkungan, pada orang lain dan juga pada diri sendiri.

3.6. Rangkuman

Demikianlah hasil analisis tokoh Mika menurut perspektif Carl Gustav Jung,

dalam novel Kapak yang tidak lagi hanya menampilkan tokoh Mika sebagai faset

yang menarik yang sering kali bertentangan. Istri tetapi juga pekerja keras, praktis

dan keras, tetapi juga bisa memperlihatkan pengertian dan kelembutan, tenang tetapi

suatu saat bisa juga menjadi vulgar, sekaligus sederhana dan kompleks. Pribadi Mika

yang utuh dan stabil dapat memberi daya tahan dalam menanggung nasib buruk.

Page 72: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

58

Seharusnya berbagai tantangan luar biasa yang dihadapinya membuat tokoh

Mika tidak berdaya. Akan tetapi kekuatan-kekuatan bawah sadarnya (arketipe)

berupa Topeng, Shadow, Anima-animus, dan Self, membuat sosok Mika tetap tabah,

kokoh dan rasional dalam mengambil setiap keputusan.

Page 73: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

59

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis struktur dan psikologis dalam novel Kapak karya

Dewi Linggasari, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tokoh utama dalam novel Kapak adalah seorang wanita yang bernama Mika.

Tokoh Mika inilah yang intensitas keterlibatannya sangat tinggi. Dari bab pertama

sampai akhir tokoh Mika tidak lepas dari berbagai permasalahan. Penyelesaian

akhir dari novel ini adalah untuk Mika. Mulai dari seorang ibu yang melahirkan,

kerasnya peraturan-peraturan adat, kekuasaan yang dilakukan suaminya hingga

menjadi istri yang kokoh mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Tokoh-

tokoh lain yang mendukung adalah Mundus, Upra, dan Ero. Mereka adalah tokoh

bawahan yang mendukung keberadaan tokoh Mika. Mundus adalah suami Mika,

ia memiliki status sebagai seorang kepala perang. Upra adalah istri kedua

Mundus. Sedangkan Ero adalah seorang pendatang yang mencari gaharu yang

bekerja sebagai penghibur sekaligus selingkuhan Mundus.

2. Sesuai dengan perkembangan cerita, alur dalam novel Kapak adalah alur terusan

atau alur linear, karena peristiwa terjadi berurutan. Cerita berupa kehidupan

seorang wanita bernama Mika yang sangat menyayangi keluarganya. Lingkungan

dan tuntutan adat suku Asmat yang keras, tidak menghambat dia dalam

mengarungi kehidupannya. Meskipun bahtera rumah tangganya goyah karena

penyelewengan suaminya, serta kekerasan yang dilakukan Mundus terhadapnya,

Page 74: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

60

Mika selalu menerima semua itu dengan kesabaran namun tegas dan berani dalam

mengambil keputusan.

3. Penggambaran latar dalam novel Kapak sangat mendukung tokoh Mika. Latar

yang dominan adalah perkampungan Buetkuar. Latar waktu yang digunakan

dalam novel Kapak adalah pagi, siang, sore dan malam hari. Latar waktu ini

memberi gambaran tentang setiap kejadian yang dialami para tokohnya

khususnya Mika. Latar sosialnya dapat diketahui melalui adat kebiasaan, keadaan

masyarakat serta bahasa para tokohnya dan lingkungan agama atau lingkungan

kepercayaan.

4. Tema novel Kapak ini adalah bahwa seorang wanita bukan manusia yang lemah

yang terus berada di bawah laki-laki, namun merupakan manusia yang

mempunyai pribadi yang mandiri dengan segala keunikan yang dia miliki. Hasil

analisis itu digunakan sebagai dasar untuk mendeskripsikan wanita yang tidak

hanya lembut, tenang, praktis, namun bisa juga menjadi vulgar sekaligus

sederhana dan kompleks dalam mengambil suatu keputusan. Ini terdapat dalam

novel Kapak yang diwakili oleh Mika.

Hasil analisis psikologis terhadap tokoh Mika dalam novel Kapak dengan

menggunakan teori arketipe Carl Gustav Jung tidak lepas dari hasil analisis struktural.

Hasil analisis kelima unsur arketipe teori Carl Gustav Jung antara lain, topeng,

shadow, anima dan animus serta self yang tercermin dalam diri tokoh Mika dalam

menjalani kehidupannya sebagai istri dan ibu, baik di rumah maupun di luar rumah,

membuat Mika tetap bertahan untuk bisa menempatkan diri, memposisikan diri dan

mempertahankan jati dirinya dalam situasi yang seburuk apapun serta tabah dalam

menanggung tantangan kehidupan yang dihadapinya. Hal itu ditopang oleh kekuatan

Page 75: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

61

psikologi bawah sadar (arketipe) yang dimilikinya, yang mencakup Topeng, Shadow,

Anima-animus dan Self.

4.2 Saran

Novel Kapak merupakan sebuah novel yang menarik, karena novel ini

mengupas kehidupan yang ada di sekitar kita dengan local colour yang tercermin di

dalamnya. Novel Kapak juga mengandung nilai moral baik ditinjau dari tokoh dan

penokohannya. Penelitian ini hanya mengupas aspek struktural pembentuk novel

yang terdiri dari tokoh dan penokohan, latar, alur, dan tema dan aspek psikologis

arketipe. Masih banyak permasalahan-permasalahan menarik dalam novel tersebut

yang dapat diangkat sebagai bahan penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, maka

pengkajian novel ini sangat terbuka kemungkinannya didekati dengan pendekatan

sosiologi sastra atau meneliti tokoh dan penokohan Mundus sebagai seorang suami

ditinjau dari sudut pengaruh lingkungan dan sosial-historisnya.

Page 76: SKRIPSI SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA - USD1].pdfi skripsi analisis tokoh mika dalam novel kapak karya dewi linggasari menurut perspektif arketipe carl gustav jung sebuah kajian psikologi

62

DAFTAR PUSTAKA

Dirgagunarsa, Singgih. 1985. Pengantar Psikologi. Jakarta. Mutiara

Esten, Mursal. 1990. Kesusastraan: Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung:

Penerbit Angkasa.

File:http:// www.kompas.com/ Yogyakarta/ resensi/ Kapak. htm.

Hartati, Indra. 2001, Skripsi: Proyeksi Unsur-Unsur Anima Positif Tokoh Wisanggeni

Pada Sosok Tokoh Upi Sebagai Ungkapan Pembelaan Bagi Kaum Tertindas

dalam Novel Saman. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Linggasari, Dewi. 2005, Kapak. Yogyakarta: Kunci Ilmu.

Mohd Saman, Sahlan. 1985. Kritikan. Kuala Lumpur Dewan Bahasa dan Pustaka

Kemetrian Pelajaran Malaysia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nawawi, H. Hadari dan H. Mini Martini. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Oermarjati, Boen. S. 1970. Pengajaran Sastra Indonesia dan Pembinaan Apresiasi

Sastra: Basis,Yogyakarta: Kanisius.

Rahmanto, B dan Hartoko, Dick: 1985. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta:

Kanisius.

Sukada, Made. 1987. Pembinaan Kritik Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.

Suyitno. 1986. Sastra Tata Nilai dan Eksegesis. Yogyakarta: Hanindita.

Sumardjono, Yacob dan Saini. K.M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Cet. 1 Jakarta:

Gramedia.

Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sebatu, Alfons. 1994. Aspek Wanita dalam Kepribadian Manusia. Jakarta Gramedia.

Tjahyono, Albertus Tengsoe. 1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi.

Flores: Nusa Indah Pengajaran.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1993. Teori Kesusastraan. Terjemahan oleh

Melani Budianata. Jakarta: Gramedia.