· pdf filei analisis proses scaffolding pada pembelajaran matematika di kelas viii smp negeri...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PROSES SCAFFOLDING PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
WAHYU NOFIANSYAH
S851202055
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul: “ANALISIS PROSES SCAFFOLDING PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP NEGERI 4
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014” ini adalah karya
penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah
yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini
dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila ini
dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
(permendiknas No. 17, tahun 2010)
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan
Program Pascasarjana Kependidikan FKIP UNS sebagai institusinya. Apabila
dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak
pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau
keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Matematika Program
Pascasarjana Kependidikan FKIP UNS berhak mempublikasikannya pada
jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Matematika Program
Pascasarjana Kependidikan FKIP UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran
dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi
akademik yang berlaku.
Surakarta, 6 Agustus 2015
Mahasiswa,
Wahyu Nofiansyah
S851202055
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTO
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
(QS. Ar-Ra’d : 11)
”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Q.S. Al Insyiraah : 6)
“Penyesalan tidak ada yang datang didepan, bahagia akan kamu dapat
saat kamu memperbaiki kesalahan yang telah membuatmu menyesal”
(Nasehat Orang tua)
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan kepada:
Ibu tercinta, sebagai wujud bakti saya atas kasih sayang dan doa yang
selalu diberikan.
Kakak tercinta, atas doa dan dukungan yang selalu diberikan.
Sahabat-sahabatku tercinta atas motivasi dan dukungannya.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan karena atas limpahan rahmat
dan karunia Allah SWT, serta atas izin-Nya tesis ini dapat terselesaikan. Tesis
dengan judul “ANALISIS PROSES SCAFFOLDING PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIKELAS VIII SMP NEGERI 4
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014”. Tesis ini disusun untuk
memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan rekomendasi
penelitian.
2. Dr. Mardiyana, M.Si., Kepala Program Studi Magister Pendidikan
Matematika Program Pascasarjana Kependidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
3. Dr. Imam Sujadi, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada penulis dengan penuh kesungguhan dan
kesabaran hingga penyusunan tesis ini selesai.
4. Prof. Drs. Tri Atmojo Kusmayadi, M.Sc., Ph.D., Dosen Pembimbing II yang
telah dengan sabar dan penuh rasa tanggung jawab memberikan pengarahan
dan semangat kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana
Kependidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang
bermanfaat kepada penulis.
6. Larno, S.Pd., MM., Kepala SMP Negeri 4 Karanganyar, yang telah
memberikan ijin untuk terlaksananya penelitian ini.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Adif Muchtar, S.Pd., Pendidik matematika kelas VIII SMP Negeri 4
Karanganyar, yang telah membantu penulis.
8. Teman-teman Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana
Kependidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta dari semua angkatan, atas bantuan dan motivasi yang
diberikan kepada penulis.
9. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
Penulis berharap semoga bantuan dan motivasi yang telah diberikan
mendapat balasan dari Allah SWT, dan tesis ini dapat bermanfaat untuk semua
khususnya dalam bidang pendidikan.
Surakarta, 6 Agustus 2015
Penulis
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ................ iv
MOTO ............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
ABSTRAK ...................................................................................................... xv
ABSTRACT ....................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9
A. Kajian Teori ........................................................................................... 9
1. Proses Pembelajaran Matematika ...................................................... 9
a. Pengertian Pembelajaran ............................................................... 9
b. Pengertian Matematika .................................................................. 11
2. Zone of Proximal Development ......................................................... 13
3. Scaffolding ......................................................................................... 14
4. Tujuan dan Karakteristik Scaffolding ............................................... 15
5. Proses Scaffoding pada Pembelajaran Matematika ........................... 17
6. Pengetahuan Konseptual dan Prosedural .......................................... 20
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
7. Proses Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................... 22
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 25
C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 30
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 31
C. Subjek Penelitian ................................................................................... 31
D. Data dan Sumber Data .......................................................................... 31
E. Teknik Sampling .................................................................................... 32
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32
G. Instrumen Penelitian .............................................................................. 34
H. Teknik Keabsahan Data ......................................................................... 34
I. Teknik Analisis Data ............................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 38
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 38
1. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 38
2. Hasil Analisis Data ............................................................................ 39
a. Data Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Konseptual .......... 40
b. Data Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Prosedural ........... 64
B. Pembahasan ........................................................................................... 97
1. Data Proses Scaffolding yang Diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Persamaan Garis Lurus untuk Pengetahuan
Konseptual ......................................................................................... 97
2. Data Proses Scaffolding yang Diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Persamaan Garis Lurus untuk Pengetahuan
Konseptual ......................................................................................... 98
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 101
A. Simpulan ................................................................................................ 101
B. Implikasi ................................................................................................ 101
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
C. Saran ...................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 104
LAMPIRAN
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Ilustrasi Konsep ZPD ............................................................... 13
Gambar 2.1 Diagram Alur Penelitian ........................................................... 29
Gambar 4.1 Salah satu contoh menggambar grafik persamaan garis lurus
yang belum tepat....................................................................... 41
Gambar 4.2 Pertanyaan pendidik titik perpotongan antara sumbu x dan y .. 48
Gambar 4.3 Kesalahan Pd mensubstitusikan titik koordinat ke rumus
untuk mencari gradien garis ..................................................... 50
Gambar 4.4 Kesalahan Pd mengubah bentuk persamaan............................. 56
Gambar 4.5 Pendidik menunjukkan konsep operasi hitung bentuk aljabar
sifatpengurangan kedua ruas dan sifat mengalikan kedua ruas
persamaan dengan menggunakan contoh sederhana ................ 57
Gambar 4.6 Kesalahan Pd mengubah bentuk persamaan............................. 59
Gambar 4.7 Pendidik menyajikan konsep hitung bentuk aljabar sifat
pengurangan kedua ruas persamaan dari soal .......................... 59
Gambar 4.8 Pertanyaan pendidik mencari titik koordinat A ........................ 71
Gambar 4.9 Penugasan pendidik untuk menyelesaiakan soal dibuku paket 74
Gambar 4.10 Kesulitan Pd menyelesaikan menentukan gradien garis .......... 80
Gambar 4.11 Pendidik menugasi Pd untuk maju kedepan memperhatikan
penjelasan pendidik .................................................................. 81
Gambar 4.12 Kesalahan hitung bentuk aljabar sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan oleh Pd.................................................. 86
Gambar 4.13 Kesalahan operasi hitung bilangan bulat negatif ...................... 88
Gambar 4.14 Kesalahan operasi hitung bentuk aljabar .................................. 91
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 4.1 Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada
pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan
konseptual disetiap observasi .......................................................... 63
Tabel 4.2 Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada
pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan
konseptual ........................................................................................ 64
Tabel 4.3 Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada
pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan
prosedural disetiap observasi ........................................................... 95
Tabel 4.4 Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada
pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan
prosedural ........................................................................................ 96
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1. Transkipsi Kegiatan Proses Pembelajaran Pertemuan 1 .................. 108
Lampiran 2. Transkipsi Kegiatan Proses Pembelajaran Pertemuan 2 .................. 118
Lampiran 3. Transkipsi Kegiatan Proses Pembelajaran Pertemuan 3 .................. 130
Lampiran 4. Transkipsi Kegiatan Proses Pembelajaran Pertemuan 4 .................. 146
Lampiran 5. Daftar Pertanyaan untuk Pendidik Pertemuan 1 .............................. 158
Lampiran 6. Daftar Pertanyaan untuk Pendidik Pertemuan 2 .............................. 160
Lampiran 7. Daftar Pertanyaan untuk Pendidik Pertemuan 3 .............................. 162
Lampiran 8. Daftar Pertanyaan untuk Pendidik Pertemuan 4 .............................. 164
Lampiran 9. Transkipsi Wawancara dengan Pendidik Pertemuan 1 .................... 166
Lampiran 10. Transkipsi Wawancara dengan Pendidik Pertemuan 2 .................... 170
Lampiran 11. Transkipsi Wawancara dengan Pendidik Pertemuan 3 .................... 175
Lampiran 12. Transkipsi Wawancara dengan Pendidik Pertemuan 4....................... 180
Lampiran 13. Daftar Pertanyaan untuk Peserta Didik Pertemuan 1 ......................... 184
Lampiran 14. Daftar Pertanyaan untuk Peserta Didik Pertemuan 2 ....................... 186
Lampiran 15. Daftar Pertanyaan untuk Peserta Didik Pertemuan 3 ....................... 188
Lampiran 16. Daftar Pertanyaan untuk Peserta Didik Pertemuan 4 ......................... 190
Lampiran 17. Transkipsi Wawancara dengan Peserta Didik Pertemuan 1 ............. 192
Lampiran 18. Transkipsi Wawancara dengan Peserta Didik Pertemuan 2 ............. 199
Lampiran 19. Transkipsi Wawancara dengan Peserta Didik Pertemuan 3 ............. 208
Lampiran 20. Transkipsi Wawancara dengan Peserta Didik Pertemuan 4 ............. 218
Lampiran 21. Catatan Lapangan Pertemuan 1 ........................................................ 222
Lampiran 22. Catatan Lapangan Pertemuan 2 ........................................................ 226
Lampiran 23. Catatan Lapangan Pertemuan 3 ........................................................ 230
Lampiran 24. Catatan Lapangan Pertemuan 4 ........................................................ 236
Lampiran 25. Lembar Observasi ........................................................................... 239
Lampiran 26. Surat ijin pra penelitian dari PPs UNS ............................................. 250
Lampiran 27. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian di SMP
Negeri 4 Karanganyar ...................................................................... 252
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Wahyu Nofiansyah. S851202055. 2015. Analisis Proses Scaffolding pada
Pembelajaran Matematika Di kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar Tahun
Pelajaran 2013/2014. TESIS. Pembimbing I: Dr. Imam Sujadi, M.Si, II: Prof.
Drs. Tri Atmojo Kusmayadi, M.Sc., Ph.D. Program Studi Pendidikan Matematika,
Program Pascasarjana, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses scaffolding pada
pembelajaran matematika materi pokok persamaan garis lurus di kelas VIII SMP
Negeri 4 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014 untuk pengetahuan konseptual
dan untuk pengetahuan prosedural. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Subjek utama dalam penelitian ini adalah satu orang pendidik matematika
kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar. Subjek bantu dalam penelitian ini adalah
peserta didik yang menerima scaffolding oleh pendidik pada proses pembelajaran.
Pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Data utama dalam penelitian ini adalah proses scaffolding yang diberikan
pendidik pada proses pembelajaran. Data pendukung berupa hasil wawancara
terhadap subjek utama dan subjek bantu. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan observasi partisipasif pasif dengan merekam menggunakan alat
perekam berupa handycam yang dilakukan sebanyak 4 kali. Dari 4 rekaman
tersebut selanjutnya dianalisis secara mendalam. Pengambilan data pendukung
dilakukan dengan melakukan wawancara tak terstruktur yang direkam
menggunakan alat perekam handycam. Penelitian ini mengikuti tiga tahapan
analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Dalam penelitian ini teknik keabsahan data menggunakan triangulasi
teknik, yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan instrumen yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Proses scaffolding pada
kegiatan pembelajaran materi persamaan garis lurus untuk pengetahuan
konseptual yang diberikan oleh pendidik ialah mengarahkan pekerjaan peserta
didik, dan menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta
didik merupakan proses scaffolding yang sering diberikan oleh pendidik,
sedangkan untuk menyajikan pertanyaan mengarahkan, mengevaluasi hasil
pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenarannya, dan menyajikan penjelasan berupa
penyampaian informasi merupakan proses scaffolding yang hanya sesekali
diberikan oleh pendidik. Proses scaffolding pada kegiatan pembelajaran materi
persamaan garis lurus untuk pengetahuan prosedural yang diberikan oleh pendidik
ialah menyajikan penjelasan berupa penyampaian informasi, dan menyajikan
pertanyaan mengarahkan merupakan proses scaffolding yang sering diberikan
pendidik, sedangkan untuk mengarahkan peserta didik terhadap referensi,
mengarahkan pekerjaan peserta didik, melibatkan partisipasi peserta didik,
menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta didik, dan
mengevaluasi hasil
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenarannya merupakan karakteristik
scaffolding yang hanya sesekali diberikan pendidik.
Kata kunci : scaffolding, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Wahyu Nofiansay. S851202055. 2015. Analysis of Scaffolding Process in
Mathematics Learning at Grade VIII Junior High School Number 4 in
Karanganyar Regency in The Academic Year of 2013/2014. Thesis. First
Counselor: Dr. Imam Sujadi, M.Si, Second Counselor: Prof. Drs. Tri Atmojo
Kusmayadi, M.Sc., Ph.D. Mathematics Education Study Program, Faculty of
Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta.
ABSTRACT
This research was aimed to describe scaffolding process in mathematics
learning in the learning material of straight line equation at grade VIII Junior High
School Number 4 in Karanganyar Regency in the Academic Year of 2013/2014
for conceptual and procedural knowledge. This research was a descriptive
qualitative research.
The main subject of this research was a mathematics teacher grade VIII
Junior High School Number 4 in Karanganyar Regency. Meanwhile, the minor
subject in this research was students getting scaffolding from teachers in the
learning process. The selection of research subject was by purpossive sampling
technique. The main data of this research was scaffolding process given by
teacher in the learning process. Support data was interview result towards main
and minor subjects. In this research, researcher used passive participation
observation recorded by handycam that was done four times. From that recorded
will be analyzed deeply. The support data taking was done by not structured
interview recorded by using handycam. In this research, researcher was followed
three steps of qualitative data analysis namely, the reduction of the data, the
presentation of data, and the withdrawal of conclusion. In this research, the data
validity technique was triangulation technique used to test the data credibility by
checking the data with the same sources and the different instrument.
The result of research showed as follows: 1) The scaffolding process of
learning activities in the learning material of straight line equation for conceptual
knowledge that given by teacher was to keep students on task, and provide clear
direction and reduce students confusion. It was scaffolding process given often by
teachers. While the scaffolding process given occasionally by teachers was
presenting the conducting questions, clarifies expectations and incorporates
assessment, and presented the information clearly. 2) The scaffolding process of
learning activities in the learning material of straight line equation for procedural
knowledge given by teachers was to present the information clearly and present
the conducting questions. It was scaffolding process given often by teachers.
While the scaffolding process given occasionally by teachers was directed
students against reference, keeps students on task, involved student‟s
participation, provides clear direction and reduces students confusion, and
clarifies expectations and incorporates assessment.
Keywords: scaffolding, conceptual knowledge, procedural knowledge
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelangsungan
kehidupan manusia. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu
bangsa menjadi maju dan berkembang. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I
Pasal 1 ayat (1) menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkant potensi peserta didik,
sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema
kehidupan yang dihadapi (Trianto, 2010: 1). Sistem pendidikan nasional
senantiasa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang
terjadi. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum,
karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh
setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara
khususnya oleh pendidik dan kepala sekolah (Mulyasa, 2011: 4). Pembelajaran
di Indonesia ini masih ada yang berpegang pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP).
KTSP merupakan kurikulum yang proses pembelajarannya lebih
berpusat pada peserta didik dan pendidik hanya sebagai fasilitator. Kurikulum
ini ialah hasil dari penyempurnaan yang berkelanjutan dan berkala dari
kurikulum yang sebelumnya guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Proses pembelajaran pada kurikulum ini berpusat pada peserta didik dan
pendidik hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran yang menuntut pendidik tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
lagi hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi peserta didik sendiri yang
harus membangun pengetahuannya. Peserta didik harus mengkonstruksi
pengetahuan sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Sesuai
dengan konstruktivisme, peserta didik dibiasakan untuk memunculkan ide-ide
baru, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang berguna bagi
dirinya. Adapun salah satu kriteria suatu proses pembelajaran dikatakan
berhasil yaitu apabila peserta didik mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Oemar Hamalik, 2008: 75). Demikian pula pada proses pembelajaran
matematika akan lebih baik apabila peserta didik berperan aktif dan peserta
didik ditempatkan sebagai subyek pembelajaran serta pendidik sebagai
fasilitator dalam proses pembelajaran. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar
pada pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan peserta didik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan itu dapat dilihat dari
pemahaman peserta didik, penguasaan materi serta hasil belajar peserta didik
pada proses pembelajaran tersebut.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Matematika memiliki karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran yang
lain, dimana pada dasarnya obyek matematika adalah abstrak (Herry
Sukarman. 2002: 9), sehingga peserta didik tak jarang menemui permasalahan
dalam memahami suatu materi pada pembelajaran matematika. Peserta didik
umumnya memiliki pengetahuan awal yang berbeda-beda sehingga
permasalahan yang dihadapi setiap peserta didik tidaklah selalu sama. Retno
Dewi Tanjung dkk (2012) mengatakan bahwa kesulitan belajar tidak hanya
dialami oleh peserta didik yang berkemampuan di bawah rata-rata, tetapi bisa
juga dialami oleh peserta didik dengan tingkat kemampuan yang lain.
Pengetahuan matematika yang dimiliki peserta didik merupakan bagian
dari kemampuan berpikir matematis yang berperan penting dalam pemecahan
masalah. Proses pembelajaran matematika terdapat keterkaitan antara
pengetahuan konseptual dan prosedural. Sebagaimana penjelasan dari tujuan
mata pelajaran matematika, memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep (pengetahuan konseptual) dan mengaplikasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
konsep atau algoritma (pengetahuan prosedural), secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat, dalam pemecahan masalah.
Johnson et al (2001) menjelaskan bahwa hubungan antara pengetahuan
konseptual dan pengetahuan prosedural adalah berlaku secara timbal balik.
Peningkatan pengetahuan prosedural akan mendorong peningkatan
pengetahuan konseptual dan sebaliknya. Pengetahuan konseptual dan
prosedural ini dibangun secara pengulangan (iteratively) dan juga saling
bergantungan antara satu sama lain (hand-over-hand process). Berdasarkan
uraian tersebut tampak bahwa terdapat hal yang hendaknya menjadi pusat
perhatian pendidik, yaitu kemampuan atau keterampilan pemecahan masalah
perlu dilatihkan dengan perencanaan pengajaran yang tepat ataupun pemberian
bantuan belajar yang memadai dari pendidik.
Sebagai seorang pendidik, mengenali permasalahan yang dihadapi oleh
peserta didik sudah menjadi kewajiban dan kemudian menjadikan
permasalahan ini sebagai fokus dari perhatian selama proses pembelajaran.
Permasalahan pada pembelajaran matematika apabila diabaikan, maka dapat
menghambat perkembangan intelektual peserta didik dalam mencapai
tujuannya. Dampaknya kemudian timbulah pemikiran pada diri peserta didik
bahwa pelajaran matematika itu sulit sehingga dapat berpengaruh terhadap
rendahnya hasil belajar peserta didik. Indikator rendahnya hasil belajar
matematika salah satunya dapat dilihat dari daya serap setiap pokok bahasan
pada mata pelajaran matematika di sekolah.
Kesulitan yang dialami peserta didik dalam memecahkan masalah tidak
berarti peserta didik tersebut belum bisa menyelesaikannya, tetapi bisa saja
dikarenakan peserta didik belum bisa mengetahui atau mengenali permasalahan
yang ia terima pada proses pembelajaran matematika. Selain itu, kesulitan
peserta didik dapat terlihat ketika peserta didik melakukan kesalahan saat
melakukan proses pemecahan masalah matematika. Hal ini terkadang pendidik
belum menyadari bahwa permasalahan yang dihadapi peserta didik tersebut
disebabkan oleh kurangnya peran pendidik di dalam proses pembelajaran
matematika. Selain itu juga, tak jarang pemberian bantuan yang diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pendidik belum memperhatikan letak kesulitan peserta didik. Menurut
Anghileri (2006: 50), pendidik yang efektif jika mereka mampu memberikan
bantuan ke peserta didik dengan berbagai pendekatan dalam pembelajaran
yang mendorong keterlibatan aktif. Hal ini keaktifan peserta didik pada proses
pembelajaran matematika sangat diperlukan, baik dalam bertanya apabila
menemui kesulitan dalam memecahkan masalah, sehingga memudahkan
pendidik untuk memberikan bantuan yang tepat kepada peserta didik tersebut.
Pemberian bantuan yang tepat dan jelas bagi peserta didik ialah di saat
anak melakukan kesalahan yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan
permasalahannya, sehingga peserta didik dapat mencapai tingkat
pengembangan potensi dalam memahami dan membangun pengetahuan
matematika (Tedy Machmud. 2011). Namun pemberian ini tidak lantas
menghilangkan keikutsertaan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahannya, tetapi tetap memberikan kesempatan untuk terlibat dengan
proses yang terjadi. Sebab menurut Bikmaz et al (2010: 34), mengundang atau
mengajak partisipasi peserta didik dengan memberikan kesempatan untuk
mengisi atau membuat keputusan mengenai langkah-langkah dalam memilih
bagian yang mereka tahu atau mengerti untuk menyelesaikan permasalahannya
merupakan salah satu pemberian bantuan yang umum dilakukan oleh pendidik.
Pemberian bantuan ini yakni ketika peserta didik merasa kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi atau yang disebut dengan teknik
scaffolding.
Teknik scaffolding merupakan ide penting dari Vygotsky, dimana
pemberian bantuan oleh pendidik kepada peserta didik pada proses
pembelajaran di saat yang tepat dan menghentikan bantuan tersebut dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil alih tanggung
jawab setelah peserta didik mampu untuk menyelesaikan permasalahan
sehingga dapat mencapai tujuannya. Scaffolding yang dilakukan oleh pendidik
dapat memberikan instruksi akademis kepada peserta didik yang membutuhkan
untuk mengembangkan konseptual pada anak dan dapat membantu proses
pembelajaran (Walqui. 2006). Pendidik hanya membantu proses pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
bantuan dengan berbagai pendekatan sehingga hal yang demikian dapat
mendorong keterlibatan aktif peserta didik. Selanjutnya peserta didik tidak
akan merasa terganggu dan merasa diabaikan.
Peneliti melakukan pengamatan awal untuk memperoleh informasi
bagaimana proses scaffolding pada pembelajaran matematika. Pengamatan
awal tersebut peneliti lakukan di SMP Negeri 5 Karanganyar pada kelas VIII
pada materi faktorisasi suku aljabar. Alasan peneliti memilih SMP tersebut
sebagai pengamatan awal karena pendidik sudah memiliki pengalaman
mengajar cukup lama, telah tersertifikasi dan pendidik mampu
mengkomunikasikan apa saja yang dilakukan dalam proses scaffolding pada
pembelajaran matematika, sebab menurut Speer (2009) pengetahuan yang
dimiliki pendidik yang berpengalaman maupun belum akan memberikan teknik
scaffolding yang berbeda dalam diskusi kelas. Daya serap untuk persentase
penguasaan materi tersebut masih berada di bawah tingkat Kabupaten/Kota,
tingkat propinsi dan tingkat Nasional.
Hasil yang diperoleh dari pengamatan tersebut ialah pendidik telah
memberikan scaffolding pada saat peserta didik mengalami kesulitan baik
dalam penjelasan konsep maupun pada bagaimana penyelesaian-penyelesaian
soal tersebut. Namun cenderung lebih sering memberikan bantuan secara
langsung dalam memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini pendidik lebih
banyak memberikan bantuan dengan mengarahkan pekerjaan atau tugas peserta
didik. Namun di saat anak sudah mampu untuk mencapai tujuannya, terkadang
tak jarang bantuan oleh pendidik masih berlangsung sehingga menyebabkan
peserta didik dalam meningkatkan kemampuannya kurang optimal. Selanjutnya
dari mengklarifikasi kebenaran hasil pekerjaan peserta didik, pendidik lebih
sering dengan langsung memberikan standar kebenaran akan suatu pekerjaan
dan sedikit menunjukkan perbedaan antara pekerjaan anak dengan standar
kebenaran secara jelas. Hal ini belum sesuai dengan proses scaffolding itu
sendiri. Bahwa setelah peserta didik memperoleh pemahaman yang cukup dan
benar maka scaffolding makin lama dikurangi bahkan dihilangkan sama sekali
(Ary Woro Kurniasih. 2012: 118-119). Selain itu juga scaffolding merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
salah satu strategi pengajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran dalam
matematika dan membantu menerapkan pendekatan konstruktivis untuk
mengajar matematika di kelas. Ini membantu dalam membangun konsep-
konsep matematika dan keterampilan berpikir. Hal ini sangat membantu dalam
meningkatkan tingkat rasa percaya diri bagi peserta didik yang berprestasi
rendah dalam pembelajaran matematika (Muhammad Akhtar. 2014:77).
Setelah melakukan pengamatan awal, peneliti kemudian tertarik untuk
menganalisis proses scaffolding pada pembelajaran matematika di kelas VIII
SMP Negeri 4 Karanganyar untuk pengetahuan konseptual dan prosedural,
dengan batasan pada materi persamaan garis lurus. Hal ini berdasarkan
karakteristik tingkat sekolah yang sama tetapi dengan tingkat rank yang
berbeda dan pendidik mata pelajaran matematika juga telah mengetahui
tentang scaffolding. Data serapan hasil UN tahun 2012 jenjang SMP mata ujian
matematika di Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa pada materi
pokok bahasan menentukan gradien, persamaan garis, atau grafiknya tergolong
rendah dibandingkan dengan materi lain. Hasil UN di SMP Negeri 4
Karanganyar menunjukkan daya serap pada materi tersebut tergolong rendah.
Persentase penguasaan materi soal untuk rata-rata pada tingkat sekolah sebesar
45.79, pada tingkat Kabupaten/Kota sebesar 52.55, pada tingkat propinsi
sebesar 59.08, dan pada tingkat Nasional sebesar 75.58
(Sumber data :http://litbang.kemdikbud.go.id/hasilun/index.php/serapan smp).
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini penting dilakukan karena
dampak scaffolding yang tidak tepat kepada peserta didik pada kegiatan proses
pembelajaran dalam mengenali dan memahami permasalahan yang dihadapi
peserta didik maka akan menghambat perkembangan intelektual peserta didik
dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, maka tujuan penelitian ini ialah
mendeskripsikan proses scaffolding pada pembelajaran matematika materi
pokok persamaan garis lurus di kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar tahun
pelajaran 2013/2014 untuk pengetahuan konseptual dan prosedural.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proses scaffolding pada pembelajaran matematika materi pokok
persamaan garis lurus di kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar tahun
pelajaran 2013/2014 untuk pengetahuan konseptual?
2. Bagaimana proses scaffolding pada pembelajaran matematika materi pokok
persamaan garis lurus di kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar tahun
pelajaran 2013/2014 untuk pengetahuan prosedural?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dari
penelitian ini ialah:
1. Mendeskripsikan proses scaffolding pada pembelajaran matematika materi
pokok persamaan garis lurus di kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar
tahun pelajaran 2013/2014 untuk pengetahuan konseptual.
2. Mendeskripsikan proses scaffolding pada pembelajaran matematika materi
pokok persamaan garis lurus di kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar
tahun pelajaran 2013/2014 untuk pengetahuan prosedural.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang proses scaffolding pada pembelajaran matematika untuk
pengetahuan konseptual dan prosedural. Selanjutnya memberikan masukan
kepada para peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian yang
berkenaan dengan teknik scaffolding pada pembelajaran untuk pengetahuan
konseptual dan prosedural.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pendidik
dan pihak-pihak lain yang berkenaan dengan proses pembelajaran,
diantaranya:
a. Bagi pendidik, dapat memberikan informasi pendidik, memperbaiki
proses scaffolding pada pembelajaran matematika untuk pengetahuan
konseptual dan prosedural.
b. Bagi calon pendidik, dapat memberikan informasi bagaimana proses
scaffolding yang tepat pada pembelajaran matematika untuk
pengetahuan konseptual dan prosedural.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Proses Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar
mengkonstruksiksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain.
Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan
pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah
dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan (Paul Suparno,
2012: 61).
Menurut Jerome Bruner dalam Ibrahim (2012: 81) bahwa belajar
merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk
menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya.
Perkembangan intelektual manusia tergantung pada sejauhmana manusia
berinteraksi dengan lingkungannya yang melibatkan kategori-kategori
yang dibutuhkan bagi pemfungsian schemata manusia.
Pentingnya interaksi sosial dalam proses belajar ini dikemukakan
oleh Vygotsky dalam (Trianto, 2010: 19) ia berpendapat bahwa belajar
adalah proses sosial konstruksi yang dihubungkan oleh bahasa dan
interaksi sosial. Perspeksi ini memandang bahwa membahasakan
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya
menginterpretasikan kehidupan sehari-hari dalam matematika adalah suatu
yang sangat penting.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan proses aktif mengkonstruksi pengetahuan peserta didik
dimana konstruksi dilakukan baik secara pribadi maupun sosial untuk
memperoleh informasi-informasi baru.
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dalam kamus bahasa indonesia (2001: 899) didefinisikan proses
adalah runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu.
Menurut Iif Khoiru Ahmadi dkk (2011) proses adalah serangkaian
perubahan gerakan-gerakan perkembangan. Suatu proses dapat juga
merupakan suatu cara melaksanakan kegiatan operasional. Dari uraian-
uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses adalah urutan langkah-
langkah melaksanakan kegiatan operasional dari awal sampai akhir.
Konsep dasar pembelajaran dirumuskan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1
ayat (20) menegaskan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”. Kemajuan pendidikan membuat banyak tokoh pemikir
pendidikan mengemukakan banyak gagasan dalam bidang pendidikan.
Sebagaimana tokoh-tokoh beikut ini yang mengemukakan definisi dari
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara
peserta didik dengan pendidik dan peserta didik dengan peserta didik
dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan
bagi peserta didik yang bersangkutan (Erman Suherman dkk, 2003: 8).
Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang pendidik untuk
membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi peserta didik
dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan (Trianto, 2010: 17).
Pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai suatu proses atau
cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan
belajar. Pembelajaran dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu
proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat
interaktif dan komunikatif antara pendidik dengan peserta didik,
sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi
yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik
di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak,
untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan (Zainal Arifin ,
2009:10).
Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran di atas, dalam
penelitian ini, pembelajaran adalah suatu interaksi antara pendidik dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
peserta didik, dalam upaya menyampaikan pengetahuan dan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
b. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang digunakan
secara luas dalam setiap segi kehidupan manusia. Matematika memiliki
peranan yang penting dan cakupan yang sangat luas dalam perkembangan
ilmu pengetahuan. Beberapa pendapat tentang matematika adalah sebagai
berikut:
James dan James dalam Erman Suherman, dkk (2003: 16)
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai
bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan
satu sama lain yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis serta
geometri.
Johnson dan Rissing dalam Erman Suherman, dkk (2003: 17)
mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasi
pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan
istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat,
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol
mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Menurut Sujono (1988: 4), matematika merupakan disiplin ilmu yang
mempunyai sifat khas apabila dibandingkan dengan disiplin ilmu yang
lain. Beberapa definisi matematika, antara lain:
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
terorganisasi secara sistematik.
b. Matematika adalah bagian pengetahuan manusia tentang bilangan dan
kalkulasi.
c. Matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat
berbagai ide dan kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan
masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan.
e. Matematika berkenaan dengan fakta-fakta kuantitatif dan masalah-
masalah tentang ruang dan bentuk.
f. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang.
Berdasarkan beberapa pengertian matematika yang telah disebutkan
di atas, dapat disimpulkan bahwa objek penelaahan matematika lebih
dititikberatkan kepada hubungan, pola, bentuk, dan struktur. Dengan
demikian dikatakan matematika itu berkenaan dengan gagasan berstruktur
yang hubungan-hubungannya diatur secara logis. Ini berarti matematika
bersifat abstrak yaitu berkenaan dengan konsep-konsep abstrak serta
berpola pikir deduktif konsisten, dimana kesimpulan ditarik dari
pernyataan umum menuju pernyataan khusus menggunakan penalaran..
Dalam penelitian ini, matematika yang dimaksud adalah matematika
sekolah.
Hakikat pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja
dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan
memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar
matematika dan proses tersebut berpusat pada pendidik mengajar matematika.
Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada peserta didik
untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika (Nyimas
Aisyah, dkk, 2007: 2).
Keberhasilan dari suatu pembelajaran tidak akan lepas dari keberhasilan
dalam proses pendidikannya. Dapat disimpulkan berdasarkan pengertian
belajar, pembelajaran, dan matematika bahwa proses pembelajaran
matematika adalah runtutan perubahan peristiwa untuk membuat suasana
belajar sehingga terjadi suatu proses interaksi, sosialisasi dan komunikasi
antara pendidik dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta
didik mengenai konsep-konsep dan struktur yang terdapat dalam matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Proses pembelajaran matematika dalam penelitian ini mengacu pada
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII yang memuat standar
kompetensi memahami persamaan garis lurus.
2. Zone of Proximal Development
Vygotsky berpendapat mengenai konsepnya tentang Zone of Proximal
Development, yaitu:
“…the zone of proximal development. It is the distance between the
actual developmental level as determined by independent problem
solving and the level of potential development as determined through
problem solving under adult guidance, or in collaboration with more
capable peers.”.
Menurutnya, bahwa zona perkembangan proksimal ialah jarak antara
tingkat perkembangan aktual yang ditentukan melalui pemecahan masalah
secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial ditentukan melalui
pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa, atau bekerja sama
dengan teman-teman yang lebih mampu (Vygotsky. 1978: 86). Jarak antara
keduanya, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan
potensial ini disebut zona perkembangan proksimal atau yang kita kenal
dengan Zone of Proximal Development (ZPD).
Ilustrasi konsep Vygotsky mengenai ZPD dikemukakan oleh Ibrahim
(2012:91) disajikan dalam Gambar 2.1.
Area yang diarsir menggambarkan daerah perkembangan yang
diperoleh seseorang apabila belajar sendiri tanpa bantuan orang lain. ZPD
setiap individu selalu berkembang namun tentu perkembangan tersebut ada
Gambar 2.1 Ilustrasi konsep ZPD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
keterbatasannya. ZPD bersifat individual sehingga di dalam kelas akan
terdapat ZPD yang bervariasi dikarenakan tingkat kemampuan peserta didik
yang berbeda.
3. Scaffolding
Satu ide penting dari teori Vygotsky adalah scaffolding. Scaffolding
merupakan penyediaan berbagai jenis dan tingkatan bantuan oleh pendidik
kepada peserta didik guna memfasilitasi anak agar mereka dapat memecahkan
permasalahan yang dihadapinya (Budiningsih, 2008: 105). Pemberian
bantuan/dukungan ini sejalan dengan pengertian ZPD dari Vygotsky. Dimana
peserta didik yang lebih banyak mengandalkan pemberian bantuan dari
pendidik untuk mendapatkan pemahaman berada di luar daerahnya ZPD,
sedangkan peserta didik yang terlepas dari bantuan pendidik berarti telah
berada dalam daerahnya ZPD. Sedangkan menurut Van de Pol (2010: 274)
menyatakan bahwa:
“scaffolding is construed as support given by a teacher to a student
when performing a task that the student might otherwise not be able to
accomplish.”.
Scaffolding yang ditafsirkan sebagai dukungan yang diberikan oleh
pendidik kepada peserta didik ketika melakukan suatu pekerjaan/tugas
dimana peserta didik dinyatakan mungkin tidak dapat mencapai.
Hal ini, menunjukkan bahwa pemberian dukungan (bantuan) kepada
peserta didik pada saat yang tepat akan menciptakan proses pembelajaran
matematika menjadi lebih baik, hal ini tidak terlepas dari peserta didik yang
aktif dan pendidik hanya sebagai fasilitator. Pemberian scaffolding yang tidak
tepat akan menimbulkan interferensi. Seringkali langsung muncul keinginan
pendidik untuk datang membantu anak menyelesaikan tugas
perkembangannya. Dampaknya, bantuan akan menginterferensi proses
pembelajaran peserta didik. Keinginan tersebut sesungguhnya hal yang wajar
dan sering terjadi, karena merupakan ungkapan kekhawatiran pendidik
terhadap peserta didik. Namun, sebenarnya apabila dengan porsi yang tepat,
tidak akan menjadi interferensi dan tidak akan merebut peran scaffolding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang lebih dibutuhkan anak. Berdasarkan hal tersebut, ini sesuai dengan
pendapat Walqui (2006: 165) yang dipublikasikan pada jurnal internasional
yang berjudul “Scaffolding Instruction for English Language Learners: A
Conceptual Framework”. Yang menyatakan bahwa:
scaffolding is premised upon the notion of handing over (by the
teacher) and taking over (by the student), assistance provided should
always be only „just enough‟ and „just in time‟. As the students are able
to do more and gradually come to be more in charge of their own
learning, the upper-level (macro) scaffolds are changed, transformed,
restructured or dismantled.
Scaffolding didasarkan pada gagasan menyerahkan (oleh guru) dan
mengambil alih (dari siswa), bantuan yang diberikan harus selalu 'hanya
cukup 'dan' tepat pada waktunya '. Sehingga siswa dapat berbuat lebih
banyak dan secara bertahap untuk menjadi lebih bertanggung jawab
atas pembelajaran mereka sendiri, tingkat atas (makro) Scaffolding
berubah, direstrukturisasi atau dibongkar.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Scaffolding adalah pemberian bantuan oleh pendidik kepada peserta didik di
saat mengalami kesulitan pada proses pembelajaran dan menghentikan
bantuan tersebut dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengambil alih tanggung jawab setelah peserta didik mampu untuk
menyelesaikan permasalahan sehingga dapat mencapai tujuannya.
Dengan demikian dalam penelitian ini, proses scaffolding dapat diartikan
sebagai serangkaian proses pemberian bantuan yang dapat berupa isyarat-
isyarat, petunjuk, peringatan-peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke
dalam langkah-langkah pemecahan sehingga peserta didik dapat mencapai
tujuannya.
4. Tujuan dan Karakteristik Scaffolding
Agus N. Cahyo (2013: 133-134) menjelaskan bahwa tujuan penerapan
scaffolding pada proses pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
a. Memotivasi dan mengaitkan minat peserta didik dengan tugas
b. Menyederhanakan tugas sehingga membuatnya lebih terkelola dan bisa
dicapai oleh peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Menyediakan beberapa arahan/petunjuk untuk membantu peserta didik
fokus pada pencapaian tujuan
d. Secara jelas menunjukkan perbedaan antara pekerjaan peserta didik dan
solusi standar atau yang diharapkan
e. Mengurangi frustasi dan resiko peserta didik
f. Memberi model dan mendefinisikan dengan jelas harapan mengenai
kegiatan yang akan dilakukan.
Pendidik juga dapat menggunakan pertanyaan sebagai scaffolding untuk
membantu peserta didik untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan
tugas. Pendidik mungkin meningkatkan tingkat pertanyaan atau kekhususan
sampai peserta didik tersebut mampu memberikan respon yang benar (Stuyf,
2002: 4).
Menurut Roehler dan Cantlon (Bikmaz et al., 2010: 27), menyebutkan
karakteristik scaffolding yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai berikut:
a. Menyajikan penjelasan (offering explanations).
Penjelasan-penjelasan tersebut berupa pernyataan jelas/tegas yang
disesuaikan dengan pemahaman peserta didik yang ada tentang apa yang
akan dipelajari dan juga mengapa, kapan, dan bagaimana itu digunakan.
b. Melibatkan partisipasi peserta didik (inviting student participation)
Peserta didik diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam proses
pembelajaran. Setelah pendidik memberikan ilustrasi tentang pemikiran
tertentu kemudian tindakan dan perasaan harus dilengkapi dalam tugas
yang akan diberikan, peserta didik mempunyai kesempatan untuk
mengisinya sesuai dengan yang mereka ketahui dan pahami.
c. Memeriksa dan mengklarifikasi pemahaman peserta didik (verifying and
clarifying student understandings
Jika pemahaman yang muncul sesuai standar kebenaran, pendidik
memeriksa/menguji respon peserta didik, sebaliknya jika tidak sesuai
standar kebenaran, pendidik memberikan klarifikasi kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
d. Memperagakan perilaku yang ditentukan (modeling of desired behaviors)
Ini merupakan sikap pengajaran yang menunjukkan bagaimana seseorang
harus merasa, berpikir, atau bertindak sesuai dengan situasi yang
diberikan/ditentukan. Sikap ini meliputi peragaan berpikir dengan keras,
peragaan berbicara dengan lantang dan peragaan performa.
e. Mengajak peserta didik untuk menyumbangkan petunjuk/ide/clue (inviting
students to contribute clues)
Peserta didik didorong untuk memberikan petunjuk/ide/isyarat berkaitan
dengan apa yang harus dilengkapi dalam tugas/latihan.
Kelima karakteristik scaffolding ini dapat diberikan secara bersamaan
atau sendiri-sendiri tergantung materi yang akan dibahas. Pemberian bantuan
tidak hanya diberikan pada awal pemecahan masalah, tetapi bantuan atau
dukungan dapat diberikan ditengah atau diakhir pemecahan masalah. Setiap
bantuan akan dikurangi dan diberikan kesempatan kepada peserta didik
seiring dengan kemampuannya menyelesaikan suatu pekerjaan secara
mandiri. Berdasarkan penjelasan di atas dalam penelitian ini, proses
scaffolding diperoleh saat pembelajaran matematika materi pokok persamaan
garis lurus berlangsung, yaitu pada kegiatan pembelajaran untuk pengetahuan
konseptual dan prosedural.
5. Proses Scaffolding pada Pembelajaran Matematika
Scaffolding dalam pembelajaran merupakan strategi mengajar yang
terdiri dari mengajar suatu keterampilan baru dengan mengajak peserta didik
bersama-sama menyelesaikan tugas yang dirasa terlalu sukar apabila peserta
didik menyelesaikannya sendiri, untuk membantu peserta didik membangun
pemahaman atas pengetahuan dan proses yang baru (Ary Woro Kurniasih.
2012: 118). Dalam pembelajaran matematika scaffolding digunakan sebagai
strategi pembelajaran. Menurut Paul Lau Ngee Kiong, scaffolding merupakan
strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan belajar pada matematika dan
membantu menerapkan konstruktivisme di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Berdasarkan hal tersebut, ini sesuai dengan pendapat Oers yang
dipublikasikan pada encyclopedia of mathematics yang berjudul “Scaffolding
in Mathematics Education”, menyatakan bahwa Scaffolding umumnya
dipahami sebagai proses interaksional antara seseorang dengan pendidikan
dan seorang pelajar, yang bertujuan untuk mendukung proses pembelajaran
matematika peserta didik dengan memberikan bantuan yang tepat dan
sementara. Scaffolding dalam pendidikan matematika adalah diberlakukannya
interaksi secara sengaja untuk tindakan pembelajaran matematika dan sebagai
strategi pemecahan masalah.
Sedangkan menurut Tedy Machmud (2011: 432) yang dipublikasikan
pada International Seminar and the Fourth National Conference on
Mathematics Education 2011 yang berjudul Scaffolding Strategy In
Mathematics Learning menyatakan bahwa pada pembelajaran matematika,
scaffolding merupakan tindakan bantuan yang dibatasi dan dorongan yang
diberikan oleh pendidik atau peserta didik lain yang memiliki pengalaman
atau pengetahuan lebih dalam pemahaman konsep matematika atau konteks
yang sedang dipelajari kepada peserta didik sehingga peserta didik secara
mandiri akan mampu membangun pengetahuan dan memecahkan masalah
matematika. Bantuan tersebut mungkin termasuk ilustrasi, petunjuk, motivasi,
peringatan, garis dari masalah dalam langkah-langkah lebih sederhana
menuju cara memecahkan masalah, memberikan contoh, dan bantuan lainnya
yang semua peserta didik harus memungkinkan jelas dan relevan untuk
mencapai tingkat pembangunan untuk belajar mandiri.
Berdasarkan penjelasan di atas, diperoleh bahwa proses scaffolding
pada pembelajaran matematika merupakan strategi pemecahan masalah
berupa serangkaian proses pemberian bantuan diantaranya isyarat-isyarat,
petunjuk, peringatan-peringatan, dorongan, menguraikan masalah kedalam
langkah-langkah pemecahan masalah yang diberikan pada kegiatan
pembelajaran matematika yang bersifat sementara sehingga peserta didik
dapat mencapai tujuannya. Dalam penelitian ini, serangkaian proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pemberian bantuan pada pembelajaran matematika materi pokok persamaan
garis lurus sebagai berikut:
a. Menyajikan penjelasan (offering explanations).
Penjelasan tersebut berupa penyampaiaan konsep dan langkah-langkah
untuk memecahkan masalah pada materi persamaan garis lurus, tentang
apa yang akan dipelajari dan juga mengapa, kapan, dan bagaimana itu
digunakan.
b. Melibatkan partisipasi peserta didik (inviting student participation)
Peserta didik diberikan kesempatan untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Melibatkan ini setelah pendidik mengarahkan permasalahan
tertentu kemudian peserta didik melengkapi/menyelesaikan permasalahan
untuk mencapai tujuannya, peserta didik mempunyai kesempatan untuk
mengisinya sesuai dengan yang mereka ketahui dan pahami pada materi
persamaan garis lurus, sebagai contoh pengerjaan di papan tulis oleh
peserta didik.
c. Memeriksa dan mengklarifikasi pemahaman peserta didik (verifying and
clarifying student understandings)
Pendidik mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenaran
dari konsep dan langkah-langkah penyelesaian pada materi persamaan
garis lurus.
d. Memperagakan perilaku yang ditentukan (modeling of desired behaviors)
Ini merupakan sikap pengajaran yang menunjukkan bagaimana seseorang
harus merasa, berpikir, atau bertindak sesuai dengan situasi yang
diberikan/ditentukan pada materi persamaan garis lurus. Sikap ini meliputi
peragaan berpikir dengan keras, peragaan berbicara dengan lantang dan
peragaan performa pada materi persamaan garis lurus.
e. Mengajak peserta didik untuk menyumbangkan petunjuk/ide (inviting
students to contribute clues)
Peserta didik didorong untuk memberikan petunjuk/ide/isyarat berkaitan
dengan konsep dan langkah-langkah penyelesaian pada materi persamaan
garis lurus saat menemui permasalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
6. Pengetahuan Konseptual dan Prosedural
Pengetahuan konseptual dan prosedural merupakan salah satu jenis
pengetahuan matematika dalam kemampuan berpikir matematis. Menurut
definisi yang diberikan oleh Hiebert dan Lefevre (dalam Ghazali Hasnida),
mereka mendefinisikan pengetahuan konseptual sebagai
“knowledge that is rich in relationships. It can be thought of as a
connected web of knowledge, a network in which the linking
realtionships are as prominent as the discrete pieces of information.
Relationships pervade the individual facts and propositions so that all
pieces of information are linked to some network.” (Hiebert dan
Lefevre, 1986, ms. 3-4).
Disimpulkan bahwa pengetahuan konseptual adalah satu pengetahuan
yang memiliki jaringan keterkaitan atau hubungan dengan berbagai
informasi.
Masih pendapat yang sama yang diberikan oleh Hiebert dan Lefevre (Ariyadi
Wijaya, 2012: 12), pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan terkait
konsep matematika, dimana sangat dibutuhkan untuk memahami masalah dan
mengembangkan strategi penyelesaian masalah. Sedangkan menurut
Anderson dan Krathwohl (2010: 71) mendefinisikan pengetahuan konseptual
sebagai pengetahuan tentang bentuk-bentuk pengetahuan yang lebih
kompleks dan terorganisasi. Diantaranya yaitu pengetahuan tentang
klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan generalisasi,
pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
Pengetahuan konseptual dalam matematika digambarkan sebagai
konsep-konsep matematika serta hubungannya satu sama lain (Baykul dalam
Isleyen dan Isik, (2003: 93). Konsep matematika sendiri diartikan sebagai ide
abstrak untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek.
Objek dasar matematika dapat berupa fakta, konsep, operasi ataupun relasi,
dan prinsip (R. Soedjadi, 2000: 13).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat diartikan bahwa
pengetahuan konseptual dalam matematika berupa pengetahuan tentang
konsep-konsep matematika, bagaimana konsep tersebut saling terkait satu
sama lain, serta bagaimana konsep-konsep tersebut berfungsi bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dengan demikian dalam penelitian ini, proses scaffolding pada pembelajaran
matematika untuk pengetahuan konseptual diartikan sebagai serangkaian
proses pemberian bantuan diantaranya isyarat-isyarat, petunjuk, peringatan-
peringatan, dorongan, menguraikan masalah kedalam langkah-langkah
pemecahan masalah yang diberikan dalam mengomunikasikan konsep-konsep
matematika, bagaimana konsep tersebut saling terkait satu sama lain, serta
bagaimana konsep-konsep tersebut berfungsi bersama. Dalam hal ini konsep-
konsep matematika yang dimaksud adalah konsep persamaan garis lurus.
Menurut definisi yang diberikan oleh Hiebert dan Lefevre (dalam
Ghazali Hasnida), mengenai pengetahuan prosedural sebagai
“One kind of procedural knowledge is a familiarity with the individual
symbols of the system and with the syntactic convention for acceptable
configurations of symbols. The second kind of procedural knowledge
consists of rules or procedures for solving mathematical problems.
Many of the procedures that students possess probably are chains of
prescriptions for manipulating symbols.” (Hiebert dan Lefevre, 1986,
ms. 7-8).
Disimpulkan pengetahuan prosedural adalah satu pengetahuan yang
banyak melibatkan penggunaan simbol dan juga yang melibatkan
peraturan dan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam
matematika.
Pengatahuan prosedural menurut Van de Walle (2007: 28) adalah
pengetahuan tentang aturan dan prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan tugas-tugas matematika rutin dan juga simbolisme yang
digunakan untuk mewakili matematika. Kemudian menurut Anderson dan
Krathwohl (2010: 77) pengetahuan prosedural mencakup pengetahuan
tentang keterampilan, algoritme, teknik dan metode yang keseluruhannya
disebut prosedur. Diantaranya: Pengetahuan tentang subyek-keterampilan
khusus, pengetahuan subjek-teknik khusus dan metode, pengetahuan kriteria
untuk menentukan ketika untuk menggunakan prosedur yang tepat.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat diartikan bahwa
pengetahuan prosedural adalah pengetahuan yang mencakup berbagai
keterampilan atau cara melakukan sesuatu yang berupa langkah-langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang rutin atau permasalahan yang
baru. Dengan demikian dalam penelitian ini proses scaffolding pada
pembelajaran matematika untuk pengetahuan prosedural diartikan sebagai
serangkaian proses pemberian bantuan diantaranya isyarat-isyarat, petunjuk,
peringatan-peringatan, dorongan, menguraikan masalah kedalam langkah-
langkah pemecahan masalah yang diberikan dalam mengkomunikasikan
berbagai keterampilan atau cara melakukan sesuatu yang berupa langkah-
langkah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang rutin atau permasalahan
yang baru dalam matematika. Dalam hal ini keterampilan yang dimaksud
adalah keterampilan dalam menyelesaikan masalah matematika yang terkait
dengan persamaan garis lurus.
7. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2007 yang mengatur tentang standar proses pembelajaran,
Pelaksanaan Proses Pembelajaran matematika.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut :
a) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik secara
psikologis siswa. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan
dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut.
i) Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip
“alam takambang” jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
ii) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain.
iii) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara
peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya.
iv) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
v) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, pendidik harus memperhatikan hal-hal
berikut.
i) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
ii) Memfasilitasi pendidik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis.
iii) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisa, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
iv) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
v) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
vi) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individu maupun
kelompok.
vii) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok.
viii) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan.
ix) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, pendidik harus memperhatikan hal-
hal berikut.
i) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa.
ii) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
siswa melalui berbagai sumber.
iii) Memfasilitasi pendidik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
iv) Memfasilitasi pendidik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam kompetensi dasar.
v) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang mengalami kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar.
vi) Membantu menyelesaikan masalah.
vii) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi.
viii) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
ix) Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, pendidik harus memperhatikan hal-hal
berikut.
a) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/kesimpulan pelajaran.
b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yanng sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas, baik tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.
e) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Scaffolding Practices that Enhance Mathematics Learning oleh Anghileri. J
dalam Journal of Mathematics Teacher Education 9: 33–52 tahun 2006.
Hasil penelitian ini membahas mengenai pengidentifikasian dan
pengklarifikasi kelas yang efektif untuk pembelajaran matematika apabila
dalam pembelajaran pendidik mampu memberikan scaffolding dengan
berbagai pendekatan sehingga hal yang demikian dapat mendorong
keterlibatan aktif peserta didik.
2. Scaffolding Instruction for English Language Learners: A Conceptual
Framework oleh Walqui. A dalam The International Journal of Bilingual
Education and Bilingualism. Vol 9. No. 2. Hal: 159-180 tahun 2006. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan atau pemberian bantuan yang
dilakukan oleh pendidik dapat memberikan instruksi akademis kepada
peserta didik yang membutuhkan untuk mengembangkan konseptual pada
anak dan dapat membantu proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. Scaffolding Strategi Applied by Student Teacher to Teach Mathematics oleh
Bikmaz et al dalam The International Journal of Research in Teacher
Education. 1(special issue):25-36. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
mengundang atau mengajak partisipasi peserta didik dengan memberikan
kesempatan untuk mengisi atau membuat keputusan mengenai langkah-
langkah dalam memilih bagian yang mereka tahu atau mengerti untuk
menyelesaikan permasalahannya merupakan salah satu pemberian bantuan
yang umum dilakukan oleh pendidik.
4. Knowledge Needed by a Teacher to Provide Analytic Scaffolding During
Undergraduate Mathematics Classroom Discussions oleh Speer et al dalam
Journal for Research in Mathematics Education. Vol 40. No. 5, 530–562
tahun 2009. Hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki
pendidik yang berpengalaman maupun belum akan memberikan teknik
scaffolding yang berbeda dalam diskusi kelas.
5. Scaffolding Strategy In Mathematics Learning oleh Tedy Machmud dalam
Proceding: International Seminar and the Fourth National Conference on
Mathematics Education. ISBN: 978-979-16353-7-0. Hal 429-440 tahun
2011. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa peserta didik dalam
membangun konsep tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial, budaya,
lingkungan dan bahasa. Pengelolaan pembelajaran matematika yang
berfokus pada keterlibatan keaktifan peserta didik juga membutuhkan
lingkungan belajar yang konstruktif. Pendidik sebagai fasilitator dalam
pembelajaran dan menyusun strategi harus memberikan scaffolding yang
jelas dan tepat, sehingga peserta didik dapat mencapai tingkat
pengembangan potensi dalam memahami dan membangun pengetahuan
matematika.
6. Patterns of Scaffolding in One-to-One Mathematics Teaching: An Analysis
oleh Muhammad Akhtar dalam Educational Research International. Vol. 3
No.1 Hal: 71-79 tahun 2014. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa
scaffolding merupakan salah satu strategi pengajaran yang dapat
meningkatkan pembelajaran dalam matematika dan membantu menerapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan tingkat rasa percaya diri bagi
peserta didik yang berprestasi rendah dalam pembelajaran matematika.
7. Developing conceptual understanding and procedural skill in mathematics:
An iterative process oleh Johnson et al dalam Journal of Educational
Psychology Vol 93 No.2 Hal: 346-362 tahun 2001. Dalam penelitian ini
menyatakan bahwa hubungan antara pengetahuan konseptual dan
pengetahuan prosedural adalah berlaku secara timbal balik. Peningkatan
pengetahuan prosedural akan mendorong peningkatan pengetahuan
konseptual dan sebaliknya. Pengetahuan konseptual dan prosedural ini
dibangun secara pengulangan (iteratively) dan juga saling bergantungan
antara satu sama lain (hand-over-hand process).
C. Kerangka Berpikir
Scaffolding merupakan penyediaan berbagai jenis dan tingkatan bantuan
oleh pendidik kepada peserta didik guna memfasilitasi anak agar mereka dapat
memecahkan permasalahan yang dihadapinya baik berupa isyarat-isyarat,
petunjuk, peringatan-peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam
langkah-langkah pemecahan sehingga peserta didik dapat mencapai tujuannya.
Scaffolding muncul pada saat peserta didik menemui kesulitan, kesulitan yang
dihadapi peserta didik dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta
didik dalam materi persamaan garis lurus. Pemberian bantuan atau dukungan ini
sejalan dengan pengertian Zone of Proximal Development (ZPD) dari Vygotsky.
Dimana peserta didik yang lebih banyak mengandalkan pemberian bantuan dari
pendidik untuk mendapatkan pemahaman berada di luar daerahnya ZPD,
sedangkan peserta didik yang terlepas dari bantuan pendidik berarti telah berada
dalam daerahnya ZPD.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hakikat pembelajaran matematika
adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana
lingkungan memungkinkan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar
matematika dan proses tersebut berpusat pada pendidik dalam mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
matematika. Pada dasarnya obyek matematika adalah abstrak, matematika juga
dapat berupa pengetahuan konseptual dan prosedural, di dalam matematika
terdapat keterkaitan antara pengetahuan konseptual dan prosedural. Pengetahuan
konseptual dalam matematika dapat berupa pengetahuan tentang konsep-konsep
matematika, bagaimana konsep tersebut saling terkait satu sama lain, serta
bagaimana konsep-konsep tersebut berfungsi bersama. Selanjutnya pengetahuan
prosedural dapat berupa pengetahuan yang mencakup berbagai keterampilan
atau cara melakukan sesuatu yang berupa langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan yang rutin atau permasalahan yang baru.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama dengan
bantuan beberapa instrumen pengumpulan data. Adapun teknik untuk
pengumpulan data meliputi observasi dan wawancara tak terstruktur. Proses
scaffolding pada pembelajaran matematika akan diamati dengan menggunakan
perekam berupa handycam. Dari hasil rekaman tersebut diperoleh transkripsi
kegiatan pembelajaran berupa percakapan atau dialog pendidik dan peserta
didik. Transkripsi tersebut akan direduksi dengan cara mengambil percakapan
yang terkait dengan proses scaffolding pada pembelajaran materi pokok
persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual dan prosedural, sehingga
reduksi menghasilkan data dalam dua kategori yaitu kategori data proses
scaffolding pada pembelajaran untuk pengetahuan konseptual dan kategori data
proses scaffolding pada pembelajaran untuk pengetahuan prosedural.
Selanjutnya untuk wawancara tak tersetruktur dilakukan sebagai klarifikasi dari
proses scaffolding. Apabila terdapat hubungan antara proses scaffolding pada
pembelajaran dan hasil wawancara tak tersetruktur, maka akan diperoleh data
proses scaffolding pada pembelajaran matematika materi pokok persamaan garis
lurus untuk pengetahuan konseptual dan prosedural.
Secara umum tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan terlihat dari
Gambar 2.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Display Data
Penarikan kesimpulan
Analisis hasil wawancara
Hasil analisis
Analisis hasil wawancara
Hasil analisis
Wawancara dengan Pendidik Wawancara dengan Peserta didik
Data hasil wawancara Data hasil wawancara
Penentuan Subjek Penelitian
Observasi pelaksanaan pembelajaran
pertemuan ke-1 sampai ke-4
Data hasil observasi pertemuan
ke-1 sampai ke-4
Analisis data hasil observasi
pertemuan ke-1 sampai ke-4
Data proses scaffolding Data proses
pembelajaran
Proses scaffolding dan Konfirmasi proses scaffolding
Data proses scaffolding pada pembelajaran
Gambar 2.2 Diagram alur penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Karanganyar Kabupaten
Karanganyar kelas VIII semester I pada materi persamaan garis lurus pada
tahun pelajaran 2013/2014. Peneliti memilih SMP Negeri 4 Karanganyar
sebagai tempat penelitian dengan alasan bahwa di SMP Negeri 4
Karanganyar memiliki karakteristik tingkat sekolah yang sama dengan
sekolah observasi awal tetapi dengan tingkat rank yang berbeda, belum
pernah dilakukan penelitian tentang proses scaffolding khususnya terkait
dengan proses scaffolding pada pembelajaran matematika untuk
pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Kemudian untuk
materi menentukan gradien, persamaan garis, atau grafiknya di SMP Negeri
4 Karanganyar menunjukkan daya serap yang tergolong rendah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu dimulai dari tahap
persiapan, kemudian dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan, analisis data
dan yang terakhir yaitu tahap penyusunan laporan. Jadwal penelitian secara
lengkap sebagai berikut
a. Persiapan
1) Pengajuan judul : November 2012
2) Penyusunan Proposal : November-Desember 2012
3) Seminar : Januari 2013
4) Revisi proposal dan instrumen : Januari-September 2013
b. Pelaksanaan penelitian : Oktober-November 2013
c. Analisis Data : Oktober-Desember 2013
d. Penyusunan Laporan : Desember-Juni 2015
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini termasuk pendekatan penelitian
kualitatif, yaitu upaya untuk mendeskripsikan yang terkait dengan proses
scaffolding pada pembelajaran matematika materi persamaan garis lurus di
kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar untuk pengetahuan konseptual dan
procedural.
Penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan juga bertujuan untuk
mempelajari dan mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan
berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut
untuk menemukan kelebihan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat
ditentukan bagaimana upaya penyempurnaannya (Jamal Ma‟mur Asmani,
2011: 81)
C. Subjek Penelitian
Subjek utama pada penelitian ini adalah satu orang pendidik mata
pelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar yang sudah
memiliki pengalaman mengajar cukup lama, telah tersertifikasi dan pendidik
mampu mengomunikasikan apa saja yang dilakukan dalam proses scaffolding
pada pembelajaran matematika peserta didik kelas VIII. Subjek bantu pada
penelitian ini adalah peserta didik kelas VIIIE. Peserta didik yang dipilih
sebagai subjek bantu memiliki karakteristik mampu berkomunikasi dengan
baik dan atau yang memperoleh scaffolding oleh pendidik pada proses
pembelajaran matematika materi persamaan garis lurus.
D. Data dan Sumber Data
Data utama dalam penelitian ini adalah proses scaffolding yang dilakukan
pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Data tersebut diperoleh dari aktivitas
proses scaffolding pada pembelajaran matematika materi pokok persamaan
garis lurus untuk pengetahuan konseptual dan prosedural, kemudian untuk data
bantu diperoleh dari hasil kegiatan wawancara terhadap sabjek utama ialah
pendidik dan subjek bantu ialah peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
E. Teknik Sampling
Pemilihan subjek pada penelitian ini berdasarkan teknik purposive
sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan subjek dapat memberikan
informasi secara mendalam mengenai proses scaffolding pada pembelajaran
matematika untuk pengetahuan konseptual dan prosedural. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Sugiyono (2010: 300) bahwa purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu,
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan. Teknik pengambilan sampel ialah purposive sampling dengan
mengambil subjek utama penelitian pendidik kelas VIII sebanyak satu orang.
Subjek yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pendidik yang dapat
memberikan informasi sebanyak mungkin tentang proses scaffolding pada
pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual dan
prosedural dan subjek bantu ialah peserta didik kelas VIIIE yang dapat
memberikan pendapatnya mengenai proses scaffolding yang telah diberikan
pendidik.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Observasi
Menurut Budiyono (2003: 53) observasi adalah cara pengumpulan
data dimana peneliti (atau orang yang ditugasi) melakukan pengamatan
terhadap subjek penelitian demikian hingga si subjek tidak mengetahui
bahwa dia sedang diamati.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi pada proses
scaffolding selama pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas tanpa
mengganggu jalannya pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat
Stainback (Sugiyono, 2010: 312) bahwa dalam observasi partisipasi pasif
peneliti hanya datang ditempat kegiatan orang yang akan diamati, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya proses yang diamati
ialah proses scaffolding dengan menggunakan bantuan lembar observasi dan
alat perekam berupa handycam. Hal ini untuk mengantisipasi adanya
informasi yang terlewat pada saat peneliti melakukan pengambilan data.
Observasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 4
Karanganyar dilakukan sebanyak 4 kali, dari 4 rekaman yang selanjutnya
dianalisis secara mendalam.
2. Wawancara
Menurut Moleong (2009: 186) wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam
penelitiana ini, sebagai pewawancara (interviewer) adalah peneliti dan
terwawancara (interviewee) adalah pendidik mata pelajaran matematika dan
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar. Wawancara digunakan
untuk memperoleh data tambahan sebagai penunjang data utama.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tak
berstruktur. Wawancara tak berstruktur yang dimaksud adalah wawancara
yang tidak menggunakan pedoman wawancara secara baku yaitu hanya
fokus pada maksud dan tujuan scaffolding yang diberikan oleh pendidik dan
yang diterima oleh peserta didik. Wawancara dilakukan dalam rangka
mengkonfirmasi data yang didapat selama pengambilan data pada proses
pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada pendidik dan peserta didik
yang memiliki karakteristik mampu berkomunikasi dengan baik atau yang
memperoleh scaffolding langsung oleh pendidik pada proses pembelajaran
matematika materi persamaan garis lurus. Menurut Esterberg (dalam
Sugiyono, 2010: 320) tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
lebih cermat, lengkap dan sitematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Instrumen utama
Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang
bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan data langsung dari sumber
data.
2. Instrumen bantu
Instrumen bantu dalam penelitian ini adalah berupa handycam.
Digunakan untuk mengumpulkan data proses scaffolding pada pembelajaran
matematika untuk pengetahuan konseptual dan prosedural dan lembar
wawancara yang mendokumentasikan hasil konfirmasi terhadap pendidik
mengenai scaffolding yang diberikan oleh pendidik pada kegiatan
pembelajaran matematika. Selanjutnya lembar observasi berisi pedoman
yang digunakan observer untuk mengamati proses scaffolding pada
pembelajaran agar lebih terfokus, teliti dan cermat.
H. Teknik Keabsahan Data
Setelah memperoleh data dari subjek penelitian tentang proses
scaffolding pada pembelajaran matematika pada materi persamaan garis lurus,
langkah selanjutnya dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan data. Validitas
data akan menunjukkan bahwa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang
sesungguhnya ada pada lokasi penelitian dan penjelasan dari deskripsi
permasalahan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Menurut Sugiyono
(2010: 363) bahwa validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang
terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini teknik keabsahan data menggunakan triangulasi
teknik, yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan instrumen yang berbeda, untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
indikator data dikatakan valid yaitu apabila terdapat keterkaitan antara
instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu proses
scaffolding pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 4 Karanganyar
antara lain dengan observasi yaitu mencocokan 4 data terpilih dan hasil
wawancara tak tersetruktur.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong,
2009: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Analisis dilakukan secara mendalam pada proses
scaffolding berdasarkan karakteristiknya yang diberikan oleh pendidik pada
proses pembelajaran matematika materi persamaan garis lurus untuk
pengetahuan konseptual dan prosedural. Proses analisis data dilakukan
terhadap 4 data hasil observasi dan hasil wawancara dengan pendidik dan
peserta didik. Empat data hasil observasi tersebut berupa rekaman kegiatan
pembelajaran matematika yang akan ditranskripsikan dari awal sampai akhir
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian akan diperoleh transkripsi berupa
percakapan pendidik dan peserta didik pada empat data hasil observasi yang
terpilih tersebut. Dalam kegiatan mentranskripsikan data hasil rekaman
dilakukan pemberian tanda partisipan. Pada tahap ini, percakapan yang
terekam diberi tanda partisipan atau pembicaranya yaitu pendidik untuk
pernyataan dari pendidik dan peserta didik untuk pernyataan dari peserta didik
secara keseluruhan.
Hasil rekaman pada observasi kegiatan pembelajaran ditranskripsikan
secara lengkap, maka langkah selanjutnya menganalisis hasil transkripsi.
Penelitian ini mengikuti tiga tahapan analisis data kualitatif sebagaimana
digariskan oleh Miles dan Huberman. Proses analisis data menggunakan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010: 337-345) menggunakan tiga
langkah sebagai berikut.
a) Reduksi Data
Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman
segala bentuk data yang diperoleh yaitu hasil rekaman observasi dan
wawancara tak terstruktur menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan
dianalisis. Hal ini didapat dari hasil rekaman ditranskripsikan secara
lengkap, kemudian direduksi dengan cara mengkategorikan data ke dalam
dua kategori yaitu data proses scaffolding pada pembelajaran matematika
materi persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual dan prosedural.
b) Penyajian Data
Setelah semua data proses scaffolding direduksi dan diperoleh data
proses scaffolding pada pembelajaran untuk pengetahuan konseptual dan
prosedural, langkah selanjutnya adalah mengkategorikan kedua data proses
scaffolding tersebut ke dalam tabel. Dalam penelitian ini, data proses
scaffolding yang diberikan pendidik lebih dari satu maka data tersebut akan
disajikan ke dalam bentuk tabel. Penyajian tersebut diharapkan
memudahkan untuk melihat proses scaffolding yang diberikan di setiap
pembelajaran yaitu baik pada observasi pertama, kedua, ketiga dan keempat.
c) Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkaian data
kualitatif. Dari Langkah selanjutnya ini, penarikan kesimpulan data
dilakukan melalui pencermatan data proses scaffolding yang ada selama
kegiatan pembelajaran matematika. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
dilakukan dengan mengambil simpulan-simpulan berdasarkan apa yang
sebenarnya terjadi yang ditemukan pada observasi pada kegiatan
pembelajaran dan konfirmasi pada kegiatan wawancara. Ketika pola dari
suatu data dikuatkan oleh bukti dari data yang lain, temuan kuat, yaitu data
utama yang didapat dari kegiatan pembelajaran diperkuat dengan data bantu
yang didapat dari hasil wawancara. Jika bukti bertentangan, penyelidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dari bukti akan dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab dan sumber
pertentangan tersebut.
Data hasil wawancara dengan pendidik dan peserta didik berupa
rekaman kegiatan wawancara juga ditranskripsikan secara teliti dan rinci,
sehingga diperoleh transkripsi berupa kumpulan pertanyaan dari peneliti dan
jawaban dari pendidik atau peserta didik. Pada hasil rekaman, peneliti diberi
kode Pe, pendidik diberi kode P, dan peserta didik diberi kode Pd. Data-data
yang diambil dari transkripsi ini berupa pernyataan pendidik dan peserta
didik yang dapat mendukung data hasil analisis dari pengambilan data pada
kegiatan pembelajaran matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan di SMP Negeri 4 Karanganyar, pada 2
Oktober sampai dengan 7 Desember 2013. Peneliti memilih SMP Negeri 4
Karanganyar sebagai tempat penelitian dengan alasan bahwa di SMP Negeri 4
Karanganyar belum pernah dilakukan penelitian mengenai proses scaffolding
khususnya terkait dengan scaffolding pada pembelajaran matematika untuk
pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Materi menentukan
gradien, persamaan garis, atau grafiknya di SMP Negeri 4 Karanganyar
menunjukkan daya serap yang tergolong rendah. Subjek untuk penelitian ini
ialah pendidik matematika kelas VIII sebanyak satu orang yang sudah memiliki
pengalaman mengajar cukup lama, telah tersertifikasi dan pendidik mampu
mengomunikasikan apa saja yang dilakukan dalam proses scaffolding pada
kegiatan pembelajaran matematika di kelas VIII. Data penelitian ini berupa
proses scaffolding yang diberikan pendidik untuk pengetahuan konseptual dan
prosedural. Data diperoleh dengan metode observasi partisipasif pasif
menggunakan alat perekam berupa handycam. Observasi ini dilaksanakan pada
saat pembelajaran matematika berlangsung di kelas VIIIE, kemudian dari hasil
rekaman dengan menggunakan handycam tersebut diperoleh transkips kegiatan
proses pembelajaran matematika materi pokok persamaan garis lurus berupa
proses scaffolding yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali observasi sehingga diperoleh 4 hasil
rekaman kegiatan pembelajaran matematika pada waktu yang berbeda. Dari 4
rekaman yang diperoleh tersebut, yaitu observasi pertama dilakukan pada
tanggal 23 Oktober pukul 08.20-09.40, observasi kedua dilakukan pada tanggal
13 November pukul 08.20-09.40, observasi ketiga dilakukan pada tanggal 20
November pukul 08.20-09.40, observasi keempat dilakukan pada tanggal 4
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Desember 2013 pukul 08.20-09.40. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap
subjek utama dan subjek bantu sebagai klarifikasi dari maksud serta tujuan
proses scaffolding yang diberikan oleh pendidik pada kegiatan pembelajaran
materi persamaan garis lurus. Wawancara dilakukan setelah proses observasi
pada pembelajaran matematika selesai, wawancara pertama dengan subjek
utama dilakukan pada tanggal 24 Oktober pukul 16.00, dan wawancara dengan
subjek bantu pada pukul 09.00 dan 11.30. Wawancara untuk observasi kedua
dengan subjek utama dilakukan pada tanggal 14 November pukul 17.30, dan
subjek bantu dilakukan pada pukul 09.00 dan 11.30. Wawancara untuk
observari ketiga dengan subjek utama dilakukan pada tanggal 21 November
pukul 16.00, dan subjek bantu dan pukul 09.00 dan 11.30, kemudian untuk di
observasi keempat dengan subjek utama dilakukan pada tanggal 5 Desember
2013 pukul 18.00 dan subjek pukul 09.00.
2. Hasil Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mendiskripsikan proses
scaffolding pada kegiatan pembelajaran matematika untuk pengetahuan
konseptual dan prosedural materi pokok persamaan garis lurus di kelas VIII
SMP Negeri 4 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014. Selanjutnya data dalam
bentuk transkrip tersebut direduksi dengan cara mengkategorikan proses
scaffolding yang diberikan oleh pendidik. Dalam penelitian ini, data proses
scaffolding yang diberikan pendidik pada observasi pertama, kedua, ketiga dan
keempat masing-masing akan digolongkan ke dalam pembelajaran materi
persamaan garis lururs untuk pengetahuan konseptual dan prosedural. Pada
penelitian ini, kesulitan yang dihadapi peserta didik dapat diketahui dari
kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam materi persamaan garis lurus.
Mempermudah dalam menganalisis data, peneliti menggunakan inisial
pada bagian analisis data dan transkrip wawancara. Berikut inisial yang
digunakan:
1. Inisial “Pe” berarti peneliti
2. Inisial “P” berarti pendidik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Inisial “Pd” berarti peserta didik.
Proses reduksi menghasilkan dua data yaitu proses scaffolding pada
pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual dan
prosedural yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
a. Data Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada Pembelajaran
Matematika untuk Pengetahuan Konseptual
Data proses scaffolding ini dapat berupa proses pemberian bantuan
diantaranya isyarat-isyarat, petunjuk, peringatan-peringatan, dorongan,
menguraikan masalah kedalam langkah-langkah pemecahan masalah yang
diberikan dalam mengomunikasikan konsep-konsep matematika, bagaimana
konsep tersebut saling terkait satu sama lain, serta bagaimana konsep-
konsep tersebut berfungsi bersama. Dalam hal ini konsep-konsep
matematika yang dimaksud adalah konsep yang terkait dengan persamaan
garis lurus.
Berdasarkan proses scaffolding pada kegiatan pembelajaran
persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual yang diberikan
pendidik, kemudian akan digolongkan kedalam proses scaffolding
berdasarkan karakteristiknya. Selanjutunya dapat diketahui data proses
scaffolding apa saja yang diberikan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil analisis tersebut dihasilkan data
proses scaffolding yang diberikan pendidik pada observasi pertama, kedua,
ketiga dan keempat yang dijelaskan sebagai berikut.
1) Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada observasi
pertama
Pada observasi pertama di kegiatan ini pada sub materi
menggambar grafik persamaan garis lurus y=mx+c pada bidang
cartesius, ketika pendidik mengevaluasi hasil pekerjaan peserta didik
mengenai menggambar grafik persamaan garis lurus, lalu mengajukan
pertanyaan. Nampak peserta didik tidak bisa mengikuti, terlihat dari
Gambar 4.1 atau petikan di bawah ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
P : Dah perhatikan sini, kamu harus hati-hati untuk memproses
ini (dengan menunjukkan operasi aljabar di papan tulis)
mencari titik koordinatnya nanti kalau disini sudah keliru
digambarnya juga keliru jadinya, kudu ati-ati(harus hati-
hati), teliti.
Pd : Iya Pak.
P : Oke, saya menekankan pada gambar garis, nanti untuk garis
ujung atas dan ujung bawah dikasih panah ya. Apa
maksudnya?
Pd1 :
:
Apa…, (saling bertanya pd yang satu dengan yang lainnya)
…(Pd mulai diam)
P : Apa?
Pd : Menunjukkan kalo (kalau) garis lurus Pak (jawaban satu
dua pd)
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menugasi peserta didik untuk
memperhatikan skala yang mewakili pasangan berurutan dari bilangan
real pada garis sumbu, terlihat dari petikan di bawah ini.
P : Hayoo…coba perhatikan garis sumbu x dan y
P : Iya..artinya garisnya? itukan angka pada garis sumbu x dan y
dapat dibentuk banyak, bisa banyak, perhatikan lagi .
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
mengarahkan pekerjaan dengan menugasi peserta didik dalam proses
berpikir menuju maksud pemberian tanda panah pada setiap ujung garis
lurus, sehingga peserta didik dapat menggambar persamaan garis lurus
Gambar 4.1 Salah satu contoh menggambar grafik persamaan garis lurus yang
belum tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pada bidang cartesius dengan tepat. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Untuk ini, perlu ditekankan lagi mas. Diperhatikan setiap anak
membuat grafik persamaannya masih kurang tepat, iya kurang tepat,
beberapa tidak diberikan panah pada setiap ujung garis lurusnya.
Jadi dengan menugasi anak untuk memperhatikan garis sumbu x,
sumbu y. Setelah itu, mengaitkan dengan setiap angka atau skala,
dapat dibentuk lebih. Semua itu tadi untuk mengarahkan anak, agar
dapat menyimpulkan bahwa garis itu lurus tak hingga, berikutnya
anak bisa gambar yang benar”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik untuk mulai terarah, mengetahui maksud dari
pemberian tanda panah pada setiap ujung garis pada bidang cartesius
dengan memperhatikan garis pada sumbu x maupun y, mulai bisa
menyelesaikan walaupun jawaban masih kurang tepat. Hal ini juga sesuai
dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang
scaffolding yang diberikan pendidik
Peserta didik Pd1
“maksudnya, maksudnya, kemarin punya saya gak (tidak) tak
kasih panah e (nya). Gak (tidak) bisa pertamane (pertamannya),
bingung maksudte (maksudnnya) apa. Terus Pak Af nyuruh
(menugasi) lihat lagi pada gambar di sumbu x sama y nya. Iya mas
ada tanda panahe (panahnya) juga. Sama maksudte (maksudnya),
bisa lurus keatas terus kebawah sampai panjang, gitu ya mas?”.
Pada saat pendidik memberikan bantuan awal, namun peserta didik
masih mengalami kebingungan dari maksud pemberian tanda panah pada
garis lurus yang merupakan grafik persamaan yang diajukan oleh
pendidik, yaitu ditandai dengan jawaban peserta didik yang belum tepat
dan berbeda-beda diantara peserta didik yang satu dengan yang lain,
terlihat dari petikan di bawah ini
Pd : Menunjukkan kalo garis lurus Pak (jawaban satu dua pd)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
P : Hayoo…coba perhatikan garis sumbu x dan y
Pd :
:
di ujungnya ada panahnya pak
oya deng(ya) ada panahe,
P : Iya..artinya garisnya? itukan angka pada garis sumbu x dan y
dapat dibentuk bisa banyak, perhatikan lagi .
Pd :
:
:
Lurus
lurus keatas kebawah pak.
bisa lurus samapai panjang pak (jawaban yang beragam dari
Pd).
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan penyampaian maksud pemberian
tanda panah di setiap ujung garis pada bidang cartesius yang berisi
simpulan dari maksud pertanyaan tersebut, terlihat dari petikan di bawah
ini.
P : Iya, maksudnya garis ini tidak terbatas, sampai atas terus, ini
juga sampai bawah terus (menunjukkan garis pada persamaan
garis pada bidang cartesius yang ada di papan tulis).
Pd : Ooo..”
P : Ini artinya tidak ada batasnya, termasuk ini juga yang tadi pada
sumbu x maupun sumbu y nya, harus ada tanda panahnya, ya!.
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
menyampaikan penyimpulan dari maksud pemberian tanda panah pada
garis lurus. Artinya garis tersebut tidak terbatas, untuk mengurangi
kebingungan peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Untuk menjelaskan maksud dari pemberian tanda panah,
menyempurnakan dari jawaban mereka, pada setiap ujung-ujung
garis, artinya garisnya tidak ada batasnya, sehingga anak tidak
bingung lagi, bisa menggambar garis lurus dengan benar, tepat
seperti itu mas”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu mengurangi kebingungan peserta didik dari penjelasan
maksud pertanyaan pendidik tersebut. Hal ini juga sesuai dengan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding
yang diberikan pendidik
Peserta didik Pd1
“Ooo..,kan pertamane (awalnya) disuruh lihat gambar di
sumbu x dan y. Tapi masih bingung, bener po gak (benar atau belum),
Pak Af Pak Af jelaske maksudte (jelaskan maksudnya) kenapa dikasih
tanda panah. Ooo..artine (artinya) garis itu lurus gak (tidak) terbatas
to (ya)”.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas, baik dari scaffolding oleh
pendidik dan hasil wawancara dengan subjek, maka diperoleh proses
scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran
matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus
diantaranya dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta didik
dalam memecahkan masalah. Pertama, proses scaffolding berupa
kesalahan dalam menggambar persamaan garis lurus yang menyebabkan
kesulitan untuk mengetahui maksud dari pemberian tanda panah pada
garis lurus di bidang cartesius. Pada awalnya pendidik mengamati
beberapa pekerjaan peserta didik kemudian menugasi peserta didik untuk
memberikan jawaban apa yang ditanyakan yaitu maksud pemberian
tanda panah di setiap ujung persamaan garis tersebut, akan tetapi peserta
didik tidak mengetahui maksud pertanyaan tersebut. Proses scaffolding
yang diberikan ialah dengan menugasi peserta didik untuk
memperhatikan skala yang mewakili pasangan berurutan dari bilangan
real pada garis sumbu. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu
mengarahkan pekerjaan peserta didik mengingatkan system koordinat
cartesius.
Kedua, dalam proses ternyata peserta didik masih kebingungan
mengenai maksud pemberian tanda panah di setiap ujung garis dari
persamaan garis, sehingga diperlukan scaffolding berikutnya yaitu
dengan penyampaian maksud pemberian tanda panah di setiap ujung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
garis pada bidang cartesius yang berisi simpulan dari maksud pertanyaan
tersebut. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu menyajikan
rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta didik
menggambar grafik garis lurus. Sementara itu dari catatan lapangan yang
diperoleh pada pembelajaran di kelas, untuk memunculkan scaffolding
kepada peserta didik, pendidik melakukan pengajuan/mengajukan
pertanyaan.
2) Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada observasi
kedua
Pada observasi kedua di kegiatan ini pada sub materi menentukan
gradien, ketika pendidik menyajikan materi kemudian mengajukan
pertanyaan, nampak peserta didik tidak bisa mengikuti. Terlihat dari
petikan di bawah ini
P : Garis lurus nanti posisinya bermacam-macam, ada yang
tegak, ada yang datar, ada yang miring kekiri kalau saya,
kamu kanan, ada miring kekanan atau kekiri, yang
menentukan kemiringan ini tadi, yang menentukan
kemiringan suatu garis, miring kekanan, kekiri, tegak atau
datar. Ini yang dinamakan nanti Gradien. (Pendidik mulai
menulis di papan tulis). Jadi Gradien tu apa?
Pd : …” (suasana ruangan menjadi sunyi, peserta didik terdiam).
P : Gradien?
Pd : …” (masih diam)
Scaffolding oleh pendidik ialah menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat menuntun peserta didik dalam proses berpikir mengenal gradien
garis dengan mengaitkan contoh dikehidupan sehari-hari, terlihat dari
petikan di bawah ini
P : Gini (seperti ini), pernah melihat orang yang naik tangga,.?
P : Tangganya bagaimana, miring po enggak (atau tidak)?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud dari scaffolding oleh pendidik
ialah mengarahkan pekerjaan peserta didik dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik untuk melengkapi dari apa
yang dimaksud dengan gradien. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“maksudnya mencoba untuk memberikan bantuan awal misal
dengan memperhatikan orang yang sedang naik tangga tadi,
diharapkan anak akan melihat kemiringan tangga. Selanjutnya jika
tangga tadi dianggap sebagai garis, garis lurus maka nilainya atau
nilai kemiringan tangga dapat dicari. Yaa..pertanyaan-pertanyaan itu
untuk mengarahkan anak supaya ada gambaran seperti itu mas”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu anak merasa terarah untuk mengenal pengertian gradien
melalui pemberian contoh yang berhubungan dengan materi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi
tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd1
“masih bingung mas, gradien ki opo(gradien itu apa), gak
gateke(tidak memperhatikan). Maksudte (maksudnya) biar ngerti
(agar mengerti) mas. Pertama saya masih bingung tapi setelah Pak Af
liat (melihat) tangga itu, terus diarahke(diarahkan) sama Pak Af”.
Sewaktu pendidik memberikan bantuan awal guna mengarahkan
peserta didik untuk mengenal pengertian gradien, namun peserta didik
masih mengalami kebingungan ditandai dengan peserta didik yang masih
kesulitan dan munculnya pertanyaan ke pendidik, terlihat dari petikan di
bawah ini
P : Tangganya bagaimana, miring po enggak (atau tidak)?
Pd : Miring no (ya) Pak..!
P : Iso golek i kemiringane piro (dapat dicari kemiringannya
berapa), dadi(jadi) gradien?
Pd : Hemm…(dan sesekali saling bertanya-tanya ke temannya)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Pd1 : Piye (bagaimana) Pak? bagaimana Pak, miring condong.
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menyampaikan pengertian
gradien untuk memperjelas atau menyimpulkan dari hasil jawaban
peserta didik yang belum tepat, terlihat dari petikan di bawah ini
P : Eee..ini aja (saja), yang dimaksud gradien itu adalah
kemiringan suatu garis atau kecondongan suatu garis.
Kecondongan atau kemiringan itu sama ya. Jadi kecondongan
suatu garis atau nilai kemiringan tangga tadi adalah gradien,
yang kita bahas terlebih dahulu adalah gradien, kemiringan
suatu garis? (Melanjutkan menulis di papan tulis).
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud dari scaffolding oleh pendidik
ialah dengan menyimpulkan berdasarkan pengertian gradien yang telah
dilengkapi oleh peserta didik sebelumnya, untuk mengantisipasi masalah
yang kemungkinan dihadapi serta mengurangi kebingungan peserta
didik. Berdasarkani hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Ooo..itu, maksudnya supaya anak tidak bingung mas, tidak
bingung, dari bantuan yang sudah tadi, karena anak masih seperti
belum yakin. Selanjutnya saya sampaikan, ini pengertiannya, hal itu
dapat mengantisipasi jawaban anak yang menjauh dari tujuannya,
menuntun anak tadi. Setelah mengajak anak untuk berusaha
memecahkan masalah sendiri, dari situ kemudian saya perjelas lagi
pengertian gradien”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu mengurangi kebingungan peserta didik mengenai pengertian
gradien berupa penjelasan. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta
didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd2
“Pak Af jelaskan sama kita, gradien ki(itu) kecondongan garis
to. Yaa..biar kita gak (tidak) bingung Pak”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pendidik melanjutkan kembali pembelajaran dengan mulai
menggambar bidang cartesius di papan tulis, kemudian mengajukan
pertanyaan mengenai titik perpotongan antar sumbu x dengan sumbu y
pada bidang cartesius, nampak peserta didik tidak bisa melengkapi
dengan tepat. Terlihat dari Gambar 4.2 atau petikan di bawah ini
P : Ok,.baik, ini yaa, untuk koordinat cartesius. Titik iki (ini),
dinamakan opo (apa)? dinamakan apa? (dengan menunjukkan
letak titik pada gambar koordinat cartesius).
Pd :
:
Titik
Titik...Titik cartesius, titik…hehe (jawaban beberapa pd
dengan suara rendah)
Scaffolding oleh pendidik ialah arahan dengan mengingatkan peserta
didik, mengaitkan sumbu mendatar (disebut sumbu-x) sumbu tegak
(disebut sumbu-y), dan menunjukkan titik tersebut ialah titik (0,0),
terlihat dari petikan di bawah ini.
P : Hyoo…wingi kan wes, lali neh (kemarin kan sudah, lupa
lagi). Ini ada dua garis yang satu tegak, satu mendatar.
(sambil menunjukkan mana yang tegak dan mana yang
mendatar pada bidang cartesius). Ini bisa digunakan sampai
atas dan sampai bawah. Garis ini yang akan dinamakan
dengan garis sumbu.
P : Lah.., yang ditanyakan kan titik ini, titik pa? Titik perpotong
ke dua garis ini (menunjukkan garis sumbu x dan y). Heh, ini
yang ditunjukkan dengan titik (0,0).
Gambar 4.2 Pendidik bertanya titik perpotongan antara sumbu x dan sumbu y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
mengarahkan peserta didik dengan mengingatkan serta menunjukkan
peserta didik pada bidang cartesius, titik koordinat cartesius di papan
tulis. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
pendidik dari maksud scaffolding tersebut.
“Begini, ini kan yang dimaksud titik pusat. Maksudnya untuk
menunjukkan lagi dari bidang cartesius dengan mengingatkan
mereka, melibatkan anak pada gambar, menunjukkan sumbu x yang
mendatar dan sumbu y agar anak terarah dari satu persatu yang
sudah ditunjukkan, lalu ditunjukkan lagi kalau titik itu, titik ini (0,0)
misal begitu.".
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu mengingatkan peserta didik kembali mengenai bidang
koordinat cartesius melalui penjelasan yang diberikan oleh pendidik. Hal
ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai
konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd 4
“Yaa tahu mas, tapi lupa nama titiknya. Kemarin ya dingatkan
dikasih penjelasan gitu, biar ngerti, ditunjukkan kalau ini, ini titik?
titik pa yaa mas?(bertanya kepada peneliti)”. Iya titik pusat mas”
Pendidik mulai melanjutkan kembali pembelajaran dengan
menugasi peserta didik untuk menentukan nilai gradien garis yang
terdapat di buku paket, peserta didik mengalami kesalahan dalam
menerapkan rumus untuk menentukan nilai gradien garis, ditandai
dengan pemberikan jawaban-jawaban yang belum tepat pada saat
pendidik mulai memeriksa atau menguji pengetahuan peserta didik, misal
dengan bertanya tentukan titik y nya b pada titik B. Terlihat dari Gambar
4.3 atau petikan di bawah ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
P : Cobo (coba) y nya b seng endi (yang mana)? (menunjuk titik
B(-2,3)), y seng ngendi to (y yang mana)?.
Pd : Ini Pak, yang….” (menuliskan dan menunjukkan angka 2)
P : Hayoo..seng (yang) depan namane (namanya) opo (apa)? min
dua tu opo (apa) min dua tu opo (apa)?
Pd : Hemmm….”
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menunjukkan perbedaan
pekerjaan peserta didik dengan standar kebenaran akan suatu pekerjaan
mengenai rumus untuk mencari nilai gradien pada garis yang melalui dua
titik di papan tulis, terlihat dari petikan di bawah ini.
P : Ayooo…perhatikan sini! Dolanan wae (mainan saja), madep
mrene (menghadap kesini), khusus yang belum bisa
menghadap kesini. Ini A, x koma y, yang depan ini namanya
x nya A seng buri (yang belakang) y nya A. Terus iki ada B,
iki to (ini ya) ini ada yang depan ada yang belakang
(menunjuk soalnya).
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
sebagai penjelasan kembali mengenai konsep menentukan gradien pada
gambar bidang cartesius di papan tulis dengan memberikan pembenaran
dari pengetahuan anak. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut.
“Betul mas, disitu untuk menguji respon anak, feedback apa
yang diterima sesuai tidak dengan konsepnya, konsep menentukan
gradien tadi. Pertama membuat anak lebih fokus lagi, kadang anak ra
Gambar 4.3 Kesalahan peserta didik mensubstitusikan titik koordinat ke rumus untuk
mencari gradien garis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
gateke(tidak memperhatikan), sebenarnya apa yang akan mereka cari.
Pelan-pelan, memberikan klarifikasi, pembenaran apa yang dia
terima dengan menunjukkan penerapan rumusnya, mana yang y nya
titik koordinat B, y nya titik koordinat C dan seterusnya”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik mengetahui rumus gradien pada garis yang
melalui dua titik kembali, mensubstitusikan titik koordinat ke rumus
yang digunakan dengan benar. Hal ini juga sesuai dengan hasil
wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding
yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd2
“Iya, maksudnya ya mas?, O yang pas di papan tulis ya?. Pak
Af benerke (membetulkan) garapan aku. Belum bisa nyebutin
(menyebutkan) titik-titiknya. Pak Af nyuruh (menugasi) liat (lihat)
rumus. Biar gak (tidak) keliru lagi Pak”.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas, baik dari scaffolding oleh
pendidik dan hasil wawancara dengan subjek, maka diperoleh proses
scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran
matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus
diantaranya dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta didik
dalam memecahkan masalah. Pertama, proses scaffolding berupa
kesulitan peserta didik untuk mengenal gradien garis. Pendidik
menyajikan materi kemudian mengajukan pertanyaan dari apa yang
dimaksud dengan gradien garis, akan tetapi peserta didik tidak bisa
mengikuti. Proses scaffolding yang diberikan ialah memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat menuntun peserta didik dalam proses
berpikir mengenal gradien garis dengan mengaitkan contoh dikehidupan
sehari-hari. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu menyajikan
pertanyaan mengarahkan dalam mengenal gradien garis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Kedua, dalam prosesnya ternyata peserta didik masih menemui
kebingungan dari apa yang dimaksud dengan gradien garis sehingga
diperlukan scaffolding berikutnya yaitu menyampaikan pengertian
gradien untuk memperjelas atau menyimpulkan dari hasil jawaban
peserta didik yang belum tepat. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding
yaitu menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan
peserta didik mengenal gradien garis.
Ketiga, kesulitan peserta didik menyebutkan titik perpotongan garis
sumbu x dengan sumbu y. Saat pendidik menggambar bidang cartesius di
papan tulis dan menanyakan titik perpotongan antara sumbu x dan y,
peserta didik tidak bisa melengkapinya dengan tepat. Proses scaffolding
yang diberikan ialah arahan dengan mengingatkan peserta didik,
mengaitkan sumbu mendatar (disebut sumbu-x) sumbu tegak (disebut
sumbu-y), dan menunjukkan titik tersebut ialah titik (0,0). Hal ini sesuai
dengan proses scaffolding yaitu mengarahkan pekerjaan peserta didik
dengan mengingatkan sistem koordinat cartesius.
Keempat, kesalahan dalam menerapkan rumus untuk menentukan
gradien garis yang melalui dua titik. Pendidik menyajikan soal
menentukan gradien yang melalui dua titik, akan tetapi terdapat peserta
didik yang memberikan jawaban-jawaban yang belum tepat saat pendidik
mulai memeriksa/menguji pengetahuannya. Proses scaffolding yang
diberikan ialah menunjukkan perbedaan pekerjaan peserta didik dengan
standar kebenaran akan suatu pekerjaan mengenai rumus untuk mencari
gradien pada garis yang melalui dua titik di papan tulis. Hal ini sesuai
dengan proses scaffolding yaitu mengevaluasi hasil pekerjaan untuk
mengklarifikasi kebenaran konsep menentukan gradien garis. Sementara
itu berdasarkan catatan lapangan yang diperoleh pada pembelajaran
dikelas, untuk memunculkan scaffolding kepada peserta didik, pendidik
sering mengajukan pertanyaan serta mengamati pekerjaan peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3) Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada observasi
ketiga
Pada observasi ketiga di kegiatan ini pada sub materi menentukan
gradien dengan persamaan y=mx+c, setelah pendidik mengulang sedikit
materi gradien, pendidik mengajukan pertanyaan mengenai bentuk
aljabar. Nampak peserta didik tidak bisa mengikuti, terlihat dari petikan
di bawah ini
P : Pada pertemuan minggu lalu kita sudah membahas
mengenai gradien. Gradien tu apa?
Pd Kecondongan atau kemiringan suatu garis Pak (jawaban
serentak).
P : Pada persamaan garis nanti dalam bentuk variabel,
koefisien, konstanta. Opo kui(apa itu)? Variabel apa?
Pd1 :
:
Opo kui(apa itu).hehe..”
Variabel ki kae lho.he.. (jawaban salah seorang anak lagi).
P : Opo(apa)..apa?
Pd : Kelas tujuh Pak.
Scaffolding oleh pendidik ialah memberikan arahan dengan
mengingatkan peserta didik mengenai bentuk aljabar berupa pemberian
contoh, terlihat dari petikan di bawah ini.
P : Variabel itu atau sering juga dinamakan peubah ya.
P : Variabel atau peubah, misal ada 2a, lalu 3a atau huruf a
disitu
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
mengarahkan proses berpikir peserta didik untuk mengingat kembali
materi bentuk aljabar yang telah dipelajari, yaitu variabel. Dimana hal ini
akan berkaitan dengan materi menentukan gradien. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud
scaffolding tersebut.
“Maksud diberikan itu, untuk mengingatkan kembali ke anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dari variabel, koefisien, konstanta misal diberi contoh langsung
sebab bentuk aljabar ini sudah tahu persis, jadi garis besarnya saja.
Jadi dengan begitu anak dapat terarah. Kalau saya jelaskan lagi
nanti bisa mengurangi jam belajarnya. Soalnya nanti ada kaitannya
dengan menentukan gradien, dengan persamaan y=mx+c, mana yang
suku, varieabel, konstanta, diharapkan nanti tidak kesulitan mas”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik untuk kembali mengingatkan mana yang
variabel, melalui penjelasan pemberian contoh yang berhubungan dengan
materi. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik
sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd1
“iya mas, kemarin lupa variabel yang mana terus koefisiene
(koefisiennya) apa. Pelajaran kelas tujuh mas dah lupa. Pak Af kasih
contoh itu sebenernya dah mulai ingat saya mas, dikit sih”.
Pendidik melanjutkan pembelajaran dengan menyajikan soal yaitu
y=3x+6. Sebelum menugasi peserta didik untuk menentukan nilai
gradien garis. Pendidik kembali memberikan pertanyaan mengenai
bentuk aljabar, nampak peserta didik masih menemui kesulitan dalam
menyelesaikannya ditandai dengan jawaban-jawaban peserta didik yang
belum tepat. Terlihat petikan di bawah ini
P : Kalau disini adalah y, saya berikan contoh misalnya yang
pertama (sambil menulis di papan tulis). Iya, y sama dengan
tiga x ditambah enam. Ini y=3x+6. (sambil menunjukkan).
Tiga ini namanya? Iya?
Pd1 Gradien
P : Ini variabelnya y dan x. Tiga itu kalau dalam bentuk aljabar
namanya kofisien ya! Koefisien x, koefisien y nya berapa?
Hayo? Koefisien y?
Pd2 : Nol
P : Koefisien y? (kembali bertanya kepada pd)
Pd : Nol pak, tidak ada pak, satu pak. (jawaban peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
yang berbeda-beda)
Scaffolding oleh pendidik ialah penjelasan mengenai konsep bentuk
aljabar berupa petunjuk atau kata kunci dari apa yang dimaksud dengan
koefisien, terlihat dari petikan di bawah ini.
P :
:
Koefisien itu bilangan yang berada di depan variabel y atau
variabel x.
Jadi, Wes (sudah)? perhatikan disini. Ehem! semua menghadap
sini, ini ada variabel y, tadikan koefisien x adalah tiga.
P : Variabel y, koefisiennya berapa? Angka yang ada di depan y,
kalau tidak ditulis
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
menjelaskan kepada peserta didik tentang konsep bentuk aljabar dengan
menunjukkan bahwa koefisien ialah nilai yang berada didepan variabel.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik
dari maksud scaffolding tersebut.
“untuk menjelaskan kembali bentuk aljabar, memberikan
petunjuk ke anak, kalau misal tidak ditulis atau tidak dicantumkan
berarti nilai koefisiennya berapa, ya mudahnya koefisien itu yang ada
didepan variabel. Agar anak mulai mengerti dari apa yang saya
tanyakan tadi mas".
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu mengingatkan peserta didik kembali mengenai bentuk aljabar
khususnya pada koefisien yang nilainya sama dengan satu, tidak harus
ditulis. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik
sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd1
“Ya maksudnya, itu mas, itu Pak Af tanya koefisienya mas, kan
cuman (hanya) y aja (saja). Pak Af nunjukin (menunjukkan), udah
lama pelajaran ini, koefisien itu yang didepan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menyelesaikan soal menentukan gradien garis di papan tulis, nampak
peserta didik melakukan kesalahan dalam mengubah bentuk persamaan.
Kemudian beberapa peserta didik kesulitan mengklarifikasi
kebenarannya saat pendidik menguji respon peserta didik dari hasil
pekerjaan, terlihat dari Gambar 4.4 atau petikan di bawah ini
Pd4 : (Mulai mengerjakan di papan tulis)
-3y = 6x+12
3
126xy
3
12
3
6xy
y = 2x + 4
P : Betul?
Pd : Iyaa, betul Pak (jawaban dari pd yang mengerjakan dan
dari beberapa pd yang memperhatikan pertanyaan
pendidik).
P : Wess (sudah), duduk. Dah yo (ya). Ok semuanya. Yuukk
perhatikan sini dulu. Kalau contoh ini tadi ya ini kan dua y
sama dengan empat x dikurangi delapan“2y = 4x-8. Dua
pindah sini. Ini kan positif (menunjuk angka 2 pada
2
84xy ).
Pd : Iya Pak, positif.
P : Pindah disini kok masih positif, iya?
Pd : Iyaaa..”
P : Kamu dari temenmu ada yang seperti ini. Ini negatif pindah
keruas kanan berubah tanda menjadi plus tiga“3
126xy ”.
Terus yang betul yang mana?
Pd : Yang pertama, yang kedua (jawaban peserta didik yang
Gambar 4.4 Kesalahan peserta didik dalam mengubah bentuk persamaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
berbeda-beda).
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menunjukkan perbedaan
pekerjaan peserta didik secara jelas mengenai standar kebenaran akan
suatu pekerjaan dengan konsep operasi hitung pada bentuk aljabar sifat
pengurangan kedua ruas dan sifat mengalikan kedua ruas persamaan
dengan menghubungkan dengan contoh sederhana, terlihat dari Gambar
4.5 atau petikan di bawah ini.
P : Kamu harus tau prinsip pada bentuk aljabar kelas satu, ya!.
Kelas satu, lihat disini, ya!. Kalau ada seperti ini y ditambah
tiga sama dengan lima “y+3=5”. y ditambah tiga sama dengan
lima. Ini kan penjumlahan
P : Sekarang kita tutup ini.
(Dalam hal ini pendidik telah menuliskan
y + 3 = 5
y + 3 – 3 = 5 – 3
y = 2)
P : Kalau penjumlahan kita amati, jadi min yah. Ini prinsip
dasarnya dulu. Lha sekarang kalau bentuk seperti ini dua x
sama dengan sepuluh “2x=10”. Atau min saja “-2x=10”.
P : Ini min lima. Ini prinsipnya seperti ini. Sekarang dari baris
kedua kita tutup, ya!.
(Dalam hal ini Pendidik telah menuliskan
-2x = 10
2
10
2
2x
Gambar 4.5 Pendidik yang menunjukkan konsep operasi hitung pada bentuk aljabar
sifat pengurangan kedua ruas dan sifat mengalikan kedua ruas persamaan dengan
menggunakan contoh sederhana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
x = -5)
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenarannya
dengan menunjukkan standar kebenaran pada konsep operasi hitung pada
bentuk aljabar. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
dengan pendidik dari maksud pemberian scaffolding tersebut.
“Melibatkan anak bersama-sama ikut mengevalusi, melihat
setiap pekerjaan. Ooo..seharusnya begini, konsep mengapa pindah
ruas yang tanda negatif jadi plus terus plus jadi negatif. Menunjukkan
kembali kepada anak konsepnya, supaya tidak asal memindahkan,
operasi hitung bentuk aljabar dari contoh yang sudah saya sampaikan
kemarin mas, sebagai pembenaran dari pekerjaan mereka”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik mengetahui letak kesalahan dan mengenai
konsep operasi hitung pada bentuk aljabar untuk menentukan gradien
garis. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik
sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd4
“Maksud, maksudnya mas, Pak Af kemarin betulkan jawaban
saya. nunjukke (menunjukkan) betul sama yang salahnya mas. Terus
nunjukke (menunjukkan) ngapa kok pindah ruas min jadi plus, plus
jadi min gitu”.
Pendidik kembali memberikan persoalan menentukan gradien
graris, nampak peserta didik masih ada yang mengalami kesalahan
melakukan kesalahan dalam mengubah bentuk persamaan sehingga
kesulitan menentukan nilai gradien garis, terlihat dari Gambar 4.6 atau
petikan di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
P :
:
Wes, wes (sudah, sudah) perhatikan nomor enam. Bentuk
yang lain.
Berapakah gradiennya yang ini? Nikan dua x plus y sama
dengan delapan “2x+y=8”.
Pd : Betul pak?
2x+y=8
y=2x+8
P : Hei owes yo(sudah ya) perhatikan, mosok durung iso(belum
bisa) (bertanya kepada semua pd).
Pd : … (diam)
Belum (jawaban beberapa peserta didik)
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menerangkan konsep operasi
hitung pada bentuk aljabar sifat pengurangan kedua ruas persamaan dari
soal tersebut, terlihat dari Gambar 4.7 atau petikan di bawah ini.
P : Oke perhatikan lagi, saya kembalikan ke dasar ini dulu ya kelas
satu. Ini kelas satu. Pindah kelas siji neh wae (satu lagi saja).
Ini prinsip dari operasi pada bentuk aljabar ya dua x plus y
Gambar 4.6 Kesalahan peserta didik mengubah bentuk persamaan
Gambar 4.7 Pendidik menyajikan konsep operasi hitung pada bentuk aljabar sifat
pengurangan kedua ruas persamaan dari soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
sama dengan delapan “2x+y=8”. Supaya ini hilang geser.
Berarti kan dua x dikurangi dua x ya. Ini tetap plus y sama
dengan delapan. Kalau sebelah kiri ya, ruas kiri dikurangi
berarti ruas kanan harus dikurangi bilangan yang sama. Jadi
sebelah sini harus dikurangi dengan min dua x
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
menunjukkan kepada peserta didik sebagai penekanan pada operasi
hitung bentuk aljabar mengenai sifat pengurangan kedua ruas persamaan
untuk mengurangi kebingungan peserta didik. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud
scaffolding tersebut
“Hampir sama seperti yang tadi mas, untuk menunjukkan ke
anak, karena sebelumnya saya sudah memberikan konsep tersebut
walaupun dengan contoh lain yang sederhana. Sebenarnya apabila
anak yang sudah mengerti, memindah secara langsung, pindah ruas
mas. Tapi masih ada anak yang asal memindahkan jadi keliru. Disini
saya menekankan pada operasi hitung sifat pengurangan kedua ruas
agar anak tidak bingung lagi mengapa kok bisa demikian”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu mengurangi kebingungan peserta didik dengan mengetahui
konsep dari sifat pengurangan kedua ruas persamaan. Hal ini juga sesuai
dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang
scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd3
“Supaya gak bingung lagi siswanya Pak, lah tadi dikasih tahu
cuman (hanya) pakai contoh kok. Jadi masih bingung”.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas, baik dari scaffolding oleh
pendidik dan hasil wawancara dengan subjek, maka diperoleh proses
scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran
matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
diantaranya dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta didik
dalam memecahkan masalah. Pertama, proses scaffolding berupa
kesulitan peserta didik untuk mengenal variabel. Pada awalnya pendidik
mengulang materi sebelumnya kemudian mengajukan pertanyaan
mengenai bentuk aljabar, akan tetapi peserta didik tidak bisa mengikuti.
Proses scaffolding yang diberikan ialah memberikan arahan dengan
mengingatkan peserta didik mengenai bentuk aljabar berupa pemberian
contoh. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu mengarahkan
pekerjaan peserta didik dengan mengingatkan bentuk aljabar.
Kedua, kesalahan peserta didik menentukan nilai koefisien dari
suatu persamaan garis. Pendidik mulai menyajikan persoalan
menentukan gradien garis kemudian menanyakan koefisien dari
persamaan tersebut, akan tetapi peserta didik memberikan jawaban-
jawaban yang belum tepat. Proses scaffolding yang diberikan ialah
penjelasan mengenai konsep bentuk aljabar berupa petunjuk atau kata
kunci dari apa yang dimaksud dengan koefisien. Hal ini sesuai dengan
proses scaffolding yaitu menyajikan penjelasan berupa penyampaian
informasi bentuk aljabar.
Ketiga, kesalahan peserta didik dalam mengubah bentuk
persamaan. Pendidik memberikan kesempatan peserta didik untuk
menyelesaikan soal di papan tulis, akan tetapi peserta didik melakukan
kesalahan mengubah bentuk persamaan dan beberapa peserta didik
kesulitan mengklarifikasi kebenarannya saat pendidik menguji respon
dari hasil pekerjaan temannya. Proses scaffolding yang diberikan ialah
menunjukkan perbedaan pekerjaan peserta didik secara jelas mengenai
standar kebenaran akan suatu pekerjaan dengan konsep operasi hitung
pada bentuk aljabar sifat pengurangan kedua ruas dan sifat mengalikan
kedua ruas persamaan dengan menghubungkan dengan contoh sederhana.
Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu mengevaluasi hasil
pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenaran konsep operasi hitung bentuk
aljabar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Keempat, kesalahan dalam mengubah bentuk persamaan sehingga
kesulitan menentukan nilai gradien garis. Pendidik kembali menyajikan
persoalan menentukan gradien, akan tetapi terdapat peserta didik yang
kesulitan menyelesaikannya. Proses scaffolding yang diberikan ialah
dengan menerangkan konsep operasi hitung pada bentuk aljabar sifat
pengurangan kedua ruas persamaan dari soal tersebut. Hal ini sesuai
dengan proses scaffolding menyajikan rincian dengan jelas dan
mengurangi kebingungan peserta didik konsep operasi hitung bentuk
aljabar. Sementara itu berdasarkan catatan lapangan yang diperoleh pada
observasi ketiga pada pembelajaran dikelas, untuk memunculkan
scaffolding kepada peserta didik, pendidik sering mengajukan pertanyaan
serta mengamati pekerjaan peserta didik.
4) Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada observasi
keempat
Pada observasi keempat di kegiatan ini, pembelajaran matematika
pada sub materi menentukan persamaan garis dengan titik (x,y) dengan
gradien m untuk pengetahuan konseptual lebih terpusat pada penjelasan
materi oleh pendidik sehingga pendidik tidak teramati memberikan
scaffolding apapun kepada peserta didik. Sementara itu berdasarkan
catatan lapangan yang diperoleh pada observasi keempat pada
pembelajaran dikelas, pendidik lebih fokus pada penjelasan materi secara
langsung, sehingga scaffolding tidak teramati.
Berdasarkan penjelasan di atas, diperoleh data proses scaffolding yang
diberikan pendidik pada pembelajaran materi persamaan garis lurus untuk
pengetahuan konseptual, seperti disajikan pada Tabel 4.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 4.1 Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada
pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan
konseptual disetiap observasi.
No
Data proses
scaffolding pada
observasi pertama
Data proses
scaffolding pada
observasi kedua
Data proses
scaffolding pada
observasi ketiga
Data proses
scaffolding pada
observasi keempat
1.
Mengarahkan
pekerjaan peserta
didik dengan
mengingatkan
sistem koordinat
cartesius
Mengarahkan
pekerjaan peserta
didik dengan
mengingatkan
sistem koordinat
cartesius
Mengarahkan
pekerjaan peserta
didik dengan
mengingatkan
bentuk aljabar
2.
Menyajikan
rincian dengan
jelas dan
mengurangi
kebingungan
peserta didik
menggambar
grafik garis lurus
Menyajikan
rincian dengan
jelas dan
mengurangi
kebingungan
peserta didik
mengenal gradien
garis
Menyajikan
rincian dengan
jelas dan
mengurangi
kebingungan
peserta didik
konsep operasi
hitung bentuk
aljabar
3.
Menyajikan
pertanyaan
mengarahkan
mengenal gradien
garis
4.
Mengevaluasi
hasil pekerjaan
untuk
mengklarifikasi
kebenaran konsep
menentukan
gradien garis
Mengevaluasi
hasil pekerjaan
untuk
mengklarifikasi
kebenaran konsep
operasi hitung
bentuk aljabar
5.
menyajikan
penjelasan berupa
penyampaian
informasi bentuk
aljabar
Berdasarkan penjelasan Tabel 4.1, maka proses scaffolding yang
berupa mengarahkan pekerjaan peserta didik, dan menyajikan rincian
dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta didik merupakan proses
scaffolding yang sering diberikan pendidik pada proses pembelajaran materi
persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual, sedangkan untuk
proses scaffolding yang berupa menyajikan pertanyaan mengarahkan,
mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenarannya, dan
menyajikan penjelasan berupa penyampaian informasi merupakan proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
scaffolding yang hanya sesekali diberikan oleh pendidik. Jadi secara
keseluruhan, proses scaffolding yang diberikan oleh pendidik pada proses
pembelajaran materi persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual
disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada
pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan
konseptual
No Data proses scaffolding pada pembelajaran persamaan garis lurus untuk
pengetahuan konseptual
1. Mengarahkan pekerjaan peserta didik
2. Menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta didik
3. Menyajikan pertanyaan mengarahkan
4. Mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenarannya
5. Menyajikan penjelasan berupa penyampaian informasi
Sementara itu berdasarkan catatan lapangan 1 hingga 4, terlihat bahwa
pada kegiatan pembelajaran di kelas, pendidik sering bertanya dan
mengamati pekerjaan kepada peserta didik untuk memunculkan scaffolding.
Peserta didik juga sering mengajukan pertanyaan kepada pendidik, hal ini
terjadi karena peserta didik merasa kesulitan dan peserta didik
membutuhkan scaffolding pada pembelajaran tersebut.
b. Data Proses Scaffolding yang diberikan oleh Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Prosedural
Data proses scaffolding ini berupa serangkaian proses pemberian
bantuan diantaranya isyarat-isyarat, petunjuk, peringatan-peringatan,
dorongan, menguraikan masalah kedalam langkah-langkah pemecahan
masalah yang diberikan dalam mengkomunikasikan berbagai keterampilan
atau cara melakukan sesuatu yang berupa langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang rutin atau permasalahan yang baru
dalam matematika. Dalam hal ini keterampilan yang dimaksud adalah
keterampilan dalam menyelesaikan masalah matematika yang terkait dengan
persamaan garis lurus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Berdasarkan proses scaffolding pada kegiatan pembelajaran
persamaan garis lurus untuk pengetahuan prosedural yang diberikan
pendidik, kemudian akan digolongkan kedalam proses scaffolding
berdasarkan karakteristiknya. Selanjutunya dapat diketahui data proses
scaffolding apa saja yang diberikan pendidik dalam pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dihasilkan data proses scaffolding yang
diberikan pendidik pada observasi pertama, kedua, ketiga dan keempat yang
dijelaskan sebagai berikut.
1) Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada observasi
pertama
Pada observasi pertama di kegiatan ini pada sub materi
menggambar grafik persamaan garis lurus y=mx+c bidang cartesius.
Pendidik mulai menyajikan soal, nampak peserta didik kesulitan dalam
menggambar grafik ditunjukkan dengan kealpaan peserta didik mengenai
langkah pengerjaannya. Terlihat petikan di bawah ini.
P : Wes (sudah) sekarang coba kerjakan yang ini y sama dengan
min dua x plus empat “y=-2x+4” (menuliskan soal di papan
tulis kemudian dilanjutkan dengan berkeliling
memperhatikan pekerjaan pd)
Pd5 :
Bapak, Itu dibuat memotong sumbu x sumbu y pak?, x nya
nol berarti y nya berapa gitu Pak?.
P : Gimana?
Pd5 : Gambar itu pak, dibolak balik.
: Buat gambarnya dulu bisa?
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan memberikan penjelasan kembali
langkah-langkah pengerjaan menggambar grafik persamaan garis, terlihat
dari petikan di bawah ini
P :
:
Kalau yang a ini membuat tabel (menjelaskan yang ada di
papan tulis) dimulai dari sini, kalau yang ini ni cara mengisi
tabelnya.
Kemudian yang ke dua, yaitu melukis pada koordinat cartesius,
nanti ini(menunjuk gambar koordinat cartesius yang ada di
papan tulis).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
menyampaikan penjelasan bagaimana menggambar persamaan garis
lurus dengan memberikan instruksi bagaimana langkah-langkah
pengerjaannya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Begini mas ya, saya memberikan bantuan seperti itu ada
beberapa anak yang waktu itu masih belum jelas apa yang saya jelaskan
waktu itu, karena kurang fokus pada saat itu awalnya, kemudian maksud
saya kembali menjelaskan urut-urutan dalam membuat gambar itu ya,
gambar garis. Mungkin gimana, kurang memperhatikan seperti itu,
sehingga anak itu ada yang masih bingung, misal dengan membuat tabel,
kemudian meneliti lagi”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik mengetahui proses dari langkah bagaimana
menggambar grafik persamaan garis dengan benar. Hal ini juga sesuai
dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang
scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd5
“Maksudnya Pak? hehe…gak (tidak) memperhatikan Pak, Pak
Af menjelaskan lagi langkah-langkahnya, biar saya ngerti Pak”.
Pendidik menyajikan soal, kemudian menugasi peserta didik untuk
melanjutkan di papan tulis, nampak salah seorang peserta didik
melakukan kesalahan operasi hitung pada bentuk aljabar mengenai sifat
pengurangan kedua ruas untuk mencari titik yang memenuhi persamaan
garis, yang menyebabkan kekeliruan dalam menentukan titik yang
memenuhi persamaan garis. Terlihat dari petikan di bawah ini
P : Wes (sudah) sekarang coba kerjakan yang ini y sama
dengan min dua x plus empat “y=-2x+4” (menuliskan soal
di papan tulis)
Pd7 : (salah seorang pd mulai mengerjakan untuk melengkapi apa
yang dia ketahui)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Pd2 :
:
Ehh…bukan negatif dua to (mengoreksi pekerjaan
temannya yang di papan tulis).
Bukane(bukannya) min dua kae(itu) Pak (menunjukkan
kepada pendidik letak perbedaanya)
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan arahan mengenai proses menuju operasi hitung pada bentuk
aljabar sifat pengurangan kedua ruas yang tepat, pendidik
membandingkan contoh pengerjaan yang telah diselesaikan sebelumnya
dengan apa yang telah peserta didik kerjakan, terlihat dari petikan di
bawah ini.
P :
:
Menunjukkan y = 3x – 6
0 = 3x - 6
0+6 = 3x
= x
2 = x
Kalau ininya pindah sini jadinya? (menunjukkan angka -6
yang pindah ruas kiri)
P :
:
Iya, nah sekarang lihat ini
(menunjukkan y = -2x + 4
0 = -2x + 4
0 + 4 = -2x
Nah ini plus empat, digeser ya? kalau pindah ruas?
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
untuk mengarahkan proses berpikir peserta didik dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan sehingga anak mengetahui letak kesalahannya,
selanjutnya dapat menyelesaikan permasalahannya dengan benar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik
dari maksud scaffolding tersebut
“Ooo..itu di tugasi, anak untuk melanjutkan pengerjaan di papan
tulis, iya ada yang beda, yang mengerjakan didepan tadi. Ternyata anak
ini tadi ada kekeliruan pengoperasiannya, jadi belum tepat. Membantu
anak tidak langsung, ini yang benar ini yang salah. Jadi dengan
menugasi anak untuk memperhatikan prosedur pengerjaan pada contoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
sebelumnya, dengan apa yang dia kerjakan, berikutnya menanyakan ke
anak, dari pekerjaannya itu, bagaimana mengerjakan yang benar mas”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik operasi hitung pada bentuk aljabar mengenai
sifat pengurangan kedua ruas dengan benar. Hal ini juga sesuai dengan
hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang
scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd2
“maksudte (maksudnya) Pak Af ngajak buat ngoreksi, jadi
ngerti salahe (salahnya) dimana Pak, ya nanya-nanya gitu Pak, kalau
pindah sini plus jadi min, akhire (akhirnya) iso (bisa) benerke
(membenarkan)”.
Pendidik melanjutkan kembali pembelajaran dengan menugasi
peserta didik untuk menyelesaikan soal yang terdapat di buku paket. Pada
proses pengerjaannya, beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam
membuat grafik fungsi permintaan, nampak dari munculnya pertanyaan-
pertanyaan dari peserta didik. Terlihat dari petikan di bawah ini
P : Perhatikan nomor tiga belas, wes (sudah) dilihat (dengan
menunjukkan buku paket yang dibawa).
Buatlah grafik dari fungsi permintaan Q=75-2,5P.
Pd : (mulai mengerjakan persoalan tersebut)
P : (kembali berkeliling mengamati pekerjaan pd)
Pd1 : Pak, piye (bagaimana)? (tanya salah seorang pd)
P : Iya, dilihat langkah-langkahe (langkahnya).
Pd : Pak tanya, pak tanya (beberapa peserta didik yang bertanya
kepada P)
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menugasi peserta didik untuk
memperhatikan contoh soal yang telah dikerjakan maupun yang ada pada
pembahasan dibuku paket, bagaimana membuat grafik fungsi
permintaan, terlihat dari petikan di bawah ini.
P : Sama seperti contoh-contoh yang sudah dibahas tadi, pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
gimana tadi? buat apanya dulu
P :
:
Gini (seperti ini) kalau kalian masih banyak yang bingung,
kamu bisa lihat dihalaman enam puluh satu, enam puluh dua
ya. Dah dilihat?
Yang nomor tiga puluh, halaman enam puluh dua, yang a itu
kan membuat tabel, berarti sama.
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
menugasi untuk memperhatikan contoh pengerjaan sebelumnya maupun
yang terdapat pada buku paket, sehingga dapat dijadikan referensi untuk
memudahkan peserta didik memecahkan masalah. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud
scaffolding tersebut
“Begini mas, maksudnya menugasi anak untuk kembali lagi
memperhatikan contoh soal yang sudah, dijadikan sebagai dasar. Ketika
anak masih bingung, ditunjukkan materi atau contoh penyelesaian, di
buku paket ada contoh soal beserta penyelesaiaanya, kan itu bisa
digunakan oleh anak, untuk membantu bagaimana menyelesaikan
permasalahan itu”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik dengan adanya contoh pengerjaan dibuku paket
sebagai acuan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai
konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd1
“Iya mas, maksudte (maksudnya) supaya siswane (peserta
didiknya) belajar sendiri, Pak Af ngasih tahu contoh garapan
(pengerjaan) di buku paket Pak. Kan jadi tau (tahu) cara ngerjakane
(mengerjakannya), gak (tidak) bingung meneh (lagi)”.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas, baik dari scaffolding oleh
pendidik dan hasil wawancara dengan subjek, maka diperoleh proses
scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus
diantaranya dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta didik
dalam memecahkan masalah. Pertama, proses scaffolding berupa
kesulitan dalam menggambar grafik persamaan garis lurus. Pendidik
awalnya menjelaskan materi kemudian menugasi peserta didik
menyelesaikan soal, akan tetapi terdapat peserta didik yang kesulitan
dalam menggambar grafik ditunjukkan dengan kealpaan mengenai
langkah pengerjaannya. Proses scaffolding yang diberikan ialah dengan
memberikan penjelasan kembali langkah-langkah pengerjaan
menggambar grafik persamaan garis. Hal ini sesuai dengan proses
scaffolding yaitu menyajikan penjelasan berupa penyampaian informasi
langkah menggambar grafik persamaan garis.
Kedua, kesalahan melakukan operasi hitung bentuk aljabar untuk
mencari titik yang memenuhi persamaan garis. Pendidik menugasi
seorang peserta didik untuk menyelesaikan di papan tulis, akan tetapi
terdapat peserta didik yang melakukan kesalahan pada proses operasi
hitung bentuk aljabar. Proses scaffolding yang diberikan ialah dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan arahan mengenai proses menuju
operasi hitung pada bentuk aljabar sifat pengurangan kedua ruas yang
tepat, pendidik membandingkan contoh pengerjaan yang telah
diselesaikan sebelumnya dengan apa yang telah peserta didik kerjakan.
Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu menyajikan pertanyaan
mengarahkan mencari titik yang memenuhi persamaan garis.
Ketiga, kesulitan membuat grafik fungsi permintaan. Pendidik
kembali menyajikan soal, namun dengan mengambil soal yang ada
dibuku paket, akan tetapi peserta didik banyak yang kesulitan dalam
menggambar grafik fungsi permintaan, nampak dari munculnya
pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik. Proses scaffolding yang
diberikan ialah dengan menugasi peserta didik untuk memperhatikan
contoh soal yang telah dikerjakan maupun yang ada pada pembahasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dibuku paket, bagaimana membuat grafik fungsi permintaan. Hal ini
sesuai dengan proses scaffolding yaitu mengarahkan peserta didik
terhadap referensi. Sementara itu berdasarkan catatan lapangan yang
diperoleh pada pembelajaran dikelas, untuk memunculkan scaffolding
kepada peserta didik, pendidik menyajikan soal dan dengan
memperhatikan pekerjaan peserta didik.
2) Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada observasi
kedua
Pada observasi kedua di kegiatan ini pada sub materi menentukan
gradien, ketika pendidik menyampaikan materi kemudian mengajukan
pertanyaan, nampak peserta didik kesulitan menyelesaikan, terlihat dari
Gambar 4.8 atau petikan di bawah ini
P : Tetapi tidak harus begitu ya, sebenarnya sesuai dengan
kesepakatan kita saja kemarin. Sekarang kamu harus tahu
posisi-posisi titik (mulai membuat titik). Misalkan ada titik
disini. Titik berada disini, lihat semua ya, titik ini dinamakan
titik apa? (menunjukkan pada gamabar koordinat cartesius di
papan tulis)
Pd1 : Yaaa…titik cartesius pak.
P : Iya, ini adalah koordinat titik. Misalkan saya berikan nama
titik A. Titik A koordinatnya berapa?
Pd : …(terdiam, saling menunjuk dan bertanya-tanya ke teman).
P : Hayo berapa?
Pd : Tiga…tiga (suara rendah beberapa pd, tidak yakin)
Gambar 4.8 Pendidik bertanya berapa titik koordinat A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan arahan kepada peserta didik untuk mencari titik koordinat
pada bidang cartesius yang dinyatakan dengan pasangan berurutan x dan
y, terlihat dari petikan di bawah ini
P : x nya berapa?, kita menghitung ke x dulu. Dari sini satu dua
tiga (dengan menunjukkan letak titik A), selanjutnya berarti?
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud dari scaffolding oleh pendidik
ialah mengarahkan pekerjaan peserta didik dengan menyajikan
pertanyaan bagaimana mencari titik koordinat cartesius dengan
memperhatikan titik pada sumbu x dan sumbu y. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud
scaffolding tersebut
“Maksud pemberian ini, bantuan tadi untuk mengarahkan
permasalahan yang diterima anak, dengan tadi pemberian pertanyan-
pertanyaan, menghitung apanya dulu?, contoh pada bidang cartesius
memberikan anak pilihan kalau menuju titik A itu x nya berapa
langkah dulu lalu y. Kemudian anak mempunyai kesempatan untuk
melengkapinya”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik bagaimana menentukan titik koordinat pada
bidang cartesius melalui pertanyaan-pertanyaan untuk mencapai
tujuannya. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta
didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd1
“ngerti mas, pake(pakai) langkah-langkahe (langkahnya) cari
titik e (nya) terus pertama x e (nya) dicari, dihitung berapa langkah
terus y. Kalo (kalau) kekiri negatif kekanan positif iya mas?(bertanya
kepada peneliti)”.
Pendidik kemudian melanjutkan materi bagaimana menentukan
gradien suatu garis yang melalui titik pusat (0,0) dan titik (x,y) pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
gambar bidang koordinat cartesius, peserta didik tidak bisa mengikuti
ditandai dengan timbulnya pertanyaan kepada pendidik bagaimana
mencari nilai gradiennya. Terlihat dari petikan di bawah ini
P : Untuk mencari nilai atau besarnya gradien, mencari nilai atau
besarnya gradien yaitu disini dirumuskan dengan?
Pd : m
P : Gradien, m sama dengan y per x “ ”
Pd : y per x.
: Untuk mencarinya bagaimana pak? (beberapa Pd)
: Titiknya ada dua Pak?
(pernyataan-pernyataan dari Pd yang beragam)
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menyajikan penjelasan berupa
petunjuk langkah pengerjaan yang harus dilakukan peserta didik yaitu
mencari y nya dahulu lalu x nya, terlihat dari petikan di bawah ini
P : Tadi dari kiri kekanan mencari nilai x nya dulu, tapi untuk
mencari gradien ini adalah y nya dulu lalu diper x, ngerti?
P : Rumusnya tadi apa, y per komponennya x. Dari A ini y keatas
berapa langkah, naik keatas.
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud dari scaffolding oleh pendidik
ialah memberikan penjelasan kepada peserta didik bagaimana mencari
nilai gradien suatu garis apabila diketahui dua titik koordinat pada bidang
cartesius dengan menunjukkan langkah-langkah yang perlu dilakukan
peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Ya, ya serangkaian penjelasan itu, yang tadi petunjuk.
Maksudnya menyajikan penjelasan mas, memberikan petunjuk si anak
urut-urutan (langkah-langkahnya) bagaimana mencari nilai gradien,
gradien garis. Menunjukkan di gambar koordinat cartesius mencari
komponen y maupun x nya seperti ini, seperti ini”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik bagaimana mencari nilai gradien garis melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
penyederhanaan permasalahan dengan menunjukkan langkah-langkah
untuk mencarinya sehingga kemudian memudahkan peserta didik untuk
mencapai tujuannya. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan
peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan
pendidik.
Peserta didik Pd4
“Pak Af jelaskan lagi, keatas dihitung berapa langkah, waktu
penjelasan diawal belum paham terus Pak Af lagi jadi bisa ngerti”.
Pendidik kemudian menugasi peserta didik untuk mengerjakan soal
yang terdapat pada buku paket, menentukan gradien garis yang melalui
dua titik pada bidang cartesius, nampak peserta didik mengalami
kesulitan untuk menyelesaikan, terlihat dari Gambar 4.9 atau petikan di
bawah ini
P : Ok, sekarang buka buku ini (dengan menunjukkan sebuah
buku paket) halaman lima puluh dua. Iya, perhatikan ini yang
ada gambar ini. Sekarang kamu cari berapakah gradien garis
AB dan gradien garis CD?
Pd : Pak! pak! pak! (salah seorang pd meminta bantuan kepada
pendidik)
P : Madeb mrene ro koncone (menghadap kesini dengan
temannya). Ini A ke B, ini C ke D (penjelasan pendidik
sekali lagi).
Pd : Bingung pak, gak ada angka-angkanya (jawaban beberapa
peserta didik).
: Jarak e piro (jaraknya berapa)? (tanya kepada temannya)
Gambar 4.9 Pendidik menugasi peserta didik untuk mengerjakan soal yang ada di
buku paket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menugasi peserta didik untuk
memperhatikan contoh soal yang telah dijelaskan maupun dengan
pembahasan yang ada dibuku paket mengenai langkah penyelesaiannya,
terlihat dari petikan di bawah ini
P
P
:
:
Yaa…dicoba pakai referensi contoh soal yang sudah bapak
jelaskan tadi (kembali berkeliling mengamati pekerjaan peserta
didik).
Kalau masih bingung, coba perhatikan penjelasan yang ada
dibukunya itu dihalaman sebelumnya, alon-alon(pelan-pelan)
diperhatikan langkah-langkahe.
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud dari scaffolding oleh pendidik
ialah menugasi peserta didik untuk memperhatikan contoh pengerjaan
sebelumnya dan penggunaan buku paket, sehingga dapat dijadikan
referensi untuk menyelesaikan mencari nilai gradien suatu garis.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik
dari maksud scaffolding tersebut
“Iya, pada buku paket, kembali mas, saat menugasi anak untuk
memperhatikan contoh soal yang sebelumnya dijadikan sebagai
acuan, ya sebagai contoh seperti itu. Ketika anak saat masih bingung,
informasikan dengan gunakan buku paket yang mereka bawa,
menggunakan mana dari sumber atau apa yang bisa membantu
mereka, yang bisa membantu mereka untuk menyelesaikan soal tadi”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
memperhatikan kembali contoh soal dan penjelasan yang terdapat pada
buku paket tersebut. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan
peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan
pendidik.
Peserta didik Pd1
“Pertama bingung mas, terus diingetkan contoh soal sebelume
(sebelumnya), yang awal-awal tadi. Lah gak (tidak) ada angka-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
angkanya mas. Tapi mulai bisa, ternyata dibuku paket ada contoh
yang mirip mas”.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas, baik dari scaffolding oleh
pendidik dan hasil wawancara dengan subjek, maka diperoleh proses
scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran
matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus
diantaranya dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta didik
dalam memecahkan masalah. Pertama, proses scaffolding berupa
kesulitan dalam menentukan titik koordinat pada bidang cartesius.
Pendidik awalnya menggambar bidang cartesius, kemudian menugasi
peserta didik untuk menyebutkan berapa titik koordinat yang ditanyakan
oleh pendidik, nampak peserta didik kesulitan menyelesaikan. Proses
scaffolding yang diberikan ialah dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan arahan kepada peserta didik untuk mencari titik koordinat
pada bidang cartesius yang dinyatakan dengan pasangan berurutan x dan
y. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu menyajikan pertanyaan
mengarahkan mencari koordinat titik.
Kedua, kesulitan peserta didik menentukan gradien garis yang
melalui titik pusat (0,0) dan titik (x,y) pada gambar bidang koordinat
cartesius. Pendidik mulai menyajikan soal untuk menentukan gradien
garis yang ada pada bidang cartesius di papan tulis, peserta didik tidak
bisa mengikuti ditandai dengan timbulnya pertanyaan kepada pendidik
bagaimana mencari nilai gradiennya. Proses scaffolding yang diberikan
ialah dengan menyajikan penjelasan berupa petunjuk langkah pengerjaan
yang harus dilakukan peserta didik yaitu mencari y nya dahulu lalu x nya.
Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu menyajikan penjelasan
berupa penyampaian informasi.
Ketiga, kesulitan peserta didik menentukan gradien garis yang
melalui dua titik pada bidang cartesius. Pendidik kembali menyajikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
soal, namun dengan mengambil soal yang ada dibuku paket, akan tetapi
peserta didik banyak yang kesulitan dalam menggambar grafik fungsi
permintaan. Proses scaffolding yang diberikan ialah dengan menugasi
peserta didik untuk memperhatikan contoh soal yang telah dijelaskan
maupun dengan pembahasan yang ada dibuku paket mengenai
penyelesaiannya. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu
mengarahkan peserta didik terhadap referensi menentukan gradien garis.
Sementara itu berdasarkan catatan lapangan yang diperoleh pada
observasi kedua pada pembelajaran dikelas, untuk memunculkan
scaffolding kepada peserta didik, pendidik menyajikan soal dan dengan
memperhatikan pekerjaan peserta didik.
3) Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada observasi
ketiga
Pada observasi ketiga di kegiatan ini pada sub materi menentukan
gradien dengan persamaan y=mx+c, ketika pendidik memberikan
persoalan menentukan gradien garis, nampak peserta didik tidak bisa
menyelesaikannya ditandai dengan jawaban yang belum tepat dan
berbeda-beda. Terlihat dari petikan di bawah ini
P : Kalau sudah, perhatikan nomor empat 2y = 4x-8 tulis dulu.
Sudah?.
Tolong perhatikan yang nomor ini, gradiennya?. Berbeda
atau tidak dengan nomor ketiga ini? (sambil menunjuk ke
papan tulis)
Pd : Beda, gradiennya.
: Ada dua nya Pak
(jawaban yang berbeda dari peserta didik)
P : Ada dua nya, untuk gradieannya?
Pd : Empat..,empat
Enggak yo (ya) (jawaban yang berbeda dari peserta didik)
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menugasi peserta didik untuk
memperhatikan koefisien dari variabel y kemudian menunjukkan soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
tersebut untuk diubah ke persamaan y=mx+c, terlihat dari petikan di
bawah ini
P : Hayo..perhatikan lagi koefisiennya.
P : Kamu bisa mengubah bentuk ini kedalam bentuk ini
(menunjukkan 2y=4x-8 ke y=mx+c yang ada di papan tulis)
bisa gak? dari ini ke sini. Yuukk dilanjutkan.
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud dari scaffolding oleh pendidik
ialah dengan mengubah ke bentuk y=mx+c guna mengarahkan pekerjaan
peserta didik untuk mencari gradien garis. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding
tersebut
“Disini anak masih belum bisa menyelesaikan soal, ketika
diberikan contoh soal yang berbeda, anak masih ada yang menjawab
nilai gradiennya dari koefisien dari x, nilai koefisien x tidak teliti
memperhatikan koefisien dari y. Mengarahkan anak untuk mengubah
dulu ke bentuk y=mx+c tadi memberikan petunjuk cara
pengerjaannya mas”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik untuk dapat melanjutkan pengerjaan menentukan
gradien dari arahan yang diberikan. Hal ini juga sesuai dengan hasil
wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding
yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd4
“Iya mas, langsung jawab empat kemarin gradiennya, ternyata
bukan. Terus Pak Af ngasih (memberikan) cara ngerjakkannya,
dirubah ke rumusnya dulu itu ternyata”.
Selanjutnya ketika pendidik telah memberikan bantuan awal dari
pemecahan masalah, nampak peserta didik masih mengalami kesulitan
untuk menentukan nilai gradien garis, ditandai dengan munculnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
pertanyaan-pertanyaan peserta didik kepada pendidik. Terlihat dari
petikan di bawah ini.
P : Kamu bisa mengubah bentuk ini kedalam bentuk ini
(menunjukkan 2y=4x-8 ke y=mx+c yang ada di papan tulis)
bisa gak? dari ini ke sini. Yuukk dilanjutkan.
Pd7 :
:
Emm,..”
ke y=mx+c iya Pak?
(mulai mengerjakan kembali)
Pd :
:
Dirubah ke rumuse tadi Pak?
Iya Pak?
(pertanyaan beberapa pd).
Scaffolding oleh pendidik ialah memberikan kesempatan peserta didik
untuk melengkapi, dari pemberian pertanyaan pancingan yang kemudian
menugasi peserta didik menyelesaikannya sesuai dengan yang diketahui
di papan tulis, terlihat dari petikan serangkaian tindakan dari pendidik di
bawah ini
P :
Seperti bentuk aljabar. Hayoo…gimana caranya? (bertanya
kepada semua Pd)
P : Ditaruh didepan?
P :
Lalu begini (seperti ini) buatnya. Kalau persamaan biasanya
nanti dalam ruas kanan dan ruas kiri. Ruas kiri itu adalah yang
berada sebelah kiri sama dengan. Iya to? Ruas kanan yang
berada di belakang kanan sama dengan. Iya, ayo siapa yang
bisa nyoba lanjutkan?
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud dari scaffolding oleh pendidik
ialah untuk melibatkan partisipasi peserta didik dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut sesuai dengan apa yang mereka ketahui.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik
dari maksud scaffolding tersebut
“dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan itu untuk
mengetahui pola berpikir anak, o begini, memperkirakan mas, misal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
kelihatan sudah mengerti dari bantuan tadi, lalu menugasi untuk
mengerjakan di papan tulis maksudnya untuk melibatkan anak dalam
menyelesaikan, nantinya dapat diketahui proses pengerjaannya, perlu
diberikan bantuan lagi atau tidak”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik menjadi aktif dalam setiap menyelesaikan
permasalahan dengan mengerjakannya di papan tulis. Hal ini juga sesuai
dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang
scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd9
“Iya Pak, maju ngerjakan sebisa saya di papan tulis. Belajar
jadi guru.hehe. Pak Af pasti nyuruh (menugasi) siswane (peserta
didiknya) buat (untuk) ngerjakan kedepan kok Pak, biar aktif siswane
(peserta didiknya) waktu belajar katanya”.
Pendidik kembali menyajikan soal menentukan gradien garis, untuk
soal ini pendidik langsung menugasi salah seorang peserta didik
mengerjakan di papan tulis. Nampak peserta didik kesulitan untuk
menyelesaikan soal tersebut begitu pula dengan beberapa peserta didik
yang lain saat pendidik bertanya mengenai penyelesain menentukan
gradien garis, terlihat dari Gambar 4.10 atau petikan di bawah ini
P :
Nomor ini. Wes iki (udah ini), y dikurang tiga x sama
dengan lima belas “y-3x=15”. Sek bingung meneh (masih
Gambar 4.10 Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
menentukan gradien persamaan garis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
:
bingung lagi)?
Yang bisa. Hayo, sopo iki (siapa ini) (menunjuk salah satu
peserta didik)
Pd3 : y-3x=15 (nampak pd hanya menuliskan soalnya kembali
dan kesulitan saat melanjutkan langkah pengerjaan
berikutnya)
P :
Hehh! dikerjakan seperti ini (menunjukkan di papan tulis).
Dikerjakan seperti ini. Siapa yang sudah bisa? Seng wes iso
ngacung (yang sudah bisa angkat tangan). Seg rung iso tak
tunjuk (yang belum bisa saya tunjuk). Seg rung iso maju
(yang belum bisa maju).
Pd : Aku, aku, saya Pak (beberapa pd yang merasa belum bisa
mengangkat tangannya dan mulai maju kedepan)
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menugasi peserta didik untuk
maju kedepan dan memperhatikan kembali penjelasan bagaimana
menentukan gradien garis lurus dari mengubah persamaan garis ax+by=c
ke bentuk y=mx+c, terlihat dari Gambar 4.11 atau petikan di bawah ini.
P : Ya berarti yang nomer enam ini, ternyata disebelah kiri sama
dengan ada dua x dan y, dua x jadi? maka perlu ini pindah, ya?
(menjelaskan di papan tulis). Di pindah, caranya mindah,
kamu boleh langsung digeser, boleh langsung cara ini.
2x + y = 8
y = -2x + 8, sudah?
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
menyampaikan kembali langkah-langkah menyelesaikan menentukan
Gambar 4.11 Salah satu proses scaffolding oleh pendidik dengan menugasi peserta
didik untuk maju kedepan memperhatikan penjelasan bagaimana menentukan gradien
garis lurus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
gradien garis, mengurangi kebingungan peserta didik dalam mengubah
persamaan ke bentuk y=mx+c. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Iya mas, anak yang belum bisa supaya maju kedepan, duduk
didepan. Mengulang lagi urut-urutanya (langkah-langkahnya)
mengubah persamaan dari setiap soal yang sudah dikerjakan atau
yang masih dibahas, bagaimana mengubah ke bentuk y=mx+c,
bagaimana menyelesaikannya. Jadi bisa mengetahui kesulitan anak
langsung, anak lebih fokus memperhatikan, karena terkadang saat
dibelakang bisa diganggu dengan temannya juga bisa. Diharapkan
anak tidak kesulitan lagi, tidak bingung lagi, seperti itu mas”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu fokus peserta didik dari penjelasan bagaimana mengubah
persamaan ke bentuk y=mx+c. Hal ini juga sesuai dengan hasil
wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding
yang diberikan pendidik
Peserta didik Pd3
“Yang belum bisa maju kedepan Pak, dijelaskan lagi langkah-
langkahnya, pindah ruas kiri kekanan lagi. Biar memperhatikan bener
(sungguh-sungguh) yang dijelasin Pak Af”.
Pendidik kembali menugasi peserta didik dengan soal yang lebih
variatif dari soal sebelumnya, nampak masih terjadi kesalahan pada
peserta didik dalam menentukan gradien persamaan garis. Terlihat dari
petikan di bawah ini.
P : Berikutnya nanti contoh nomor sepuluh, ni contoh yang
variatif ya. Misalkan disini ada dua x plus tiga y sama dengan
dua belas “2x+3y=12”. Yukk piye?
Pd :
:
Yaa..langsung min..min dua x Pak (jawaban beberapa pd
yang yakin tanpa memperhatikan koefisien dari y)
heemm…iya Pak min dua x, kan pindah ruas
P : Hayoo..hayo dua x plus tiga y sama dengan dua belas lho,
Pd4 : Iya Pak, plus plus Pak, dua. ehh..min dua to (timbul jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
yang berbeda- beda kembali)
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan memberikan pertanyaan arahan
kepada peserta didik dalam proses berpikir menyelesaikan soal tersebut,
dengan menanyakan koefisisen dari y maupun langkah yang kemudian
dikerjakan peserta didik, terlihat dari petikan di bawah ini
P :
Hyoo..jangan lupa, tadi dalam contoh yang sebelumnya hanya
y kalau yang ini?
P :
Hemm…,belum tepat. Ni ya, kita kan mau membentuk
persamaan ini menjadi y=mx+c, kalau contoh-contoh
sebelumnya koefisien y nya satu, ni kan koefisienya tiga.
Berarti nanti?
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud dari scaffolding oleh pendidik
ialah menyajikan pertanyaan mengarahkan proses berpikir peserta didik
dan mengingatkan peserta didik mengenai langkah pengerjaannya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik
dari maksud scaffolding tersebut
“Begini, anak langsung menyebutkan gradiennya tanpa
memperhatikan koefisien dari y nya, dari mengajukan pertanyaan,
pertanyaan yang mengarahkan, dapat menuntun proses berpikir dari
anak.
Untuk merubah kebentuk y=mx+c tadi lalu mengingatkan
koefisien dari y nya tiga, beda dengan contoh sebelumnya, itu sebagai
penjelasan kembali saja mas”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik untuk lebih teliti lagi dalam operasi hitung pada
bentuk aljabar dengan adanya evaluasi dan klarifikasi dari pendidik. Hal
ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai
konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Peserta didik Pd1
“Pak Af bertanya supaya diliat (dilihat) lagi koefisien y nya
mas, perhateke (perhatikan) koefisien y, iya mas? iya koefisiennya
mas.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas, baik dari scaffolding oleh
pendidik dan hasil wawancara dengan subjek, maka diperoleh proses
scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran
matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada
saat peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus
diantaranya dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta didik
dalam memecahkan masalah. Pertama, proses scaffolding berupa
kesalahan dalam menentukan gradien garis dengan persamaan y=mx+c.
Pendidik awalnya menyajikan soal menentukan gradien, nampak peserta
didik tidak bisa menyelesaikannya ditandai dengan jawaban yang belum
tepat dan berbeda-beda. Proses scaffolding yang diberikan ialah dengan
menugasi peserta didik untuk memperhatikan koefisien dari variabel y
kemudian menunjukkan soal tersebut untuk diubah ke persamaan
y=mx+c. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu mengarahkan
pekerjaan peserta didik untuk meninjau kembali menentukan gradien
garis.
Kedua, dalam proses pengerjaan ternyata peserta didik masih
mengalami kebingungan menyelesaikannya sehingga diperlukan
scaffolding berikutnya yaitu dengan memberikan pertanyaan pancingan
lalu memberikan kesempatan peserta didik untuk melengkapi
penyelesaianya sesuai dengan yang diketaui. Kesulitan untuk
menentukan nilai gradien garis, ditandai dengan munculnya pertanyaan-
pertanyaan peserta didik kepada pendidik. Proses scaffolding yang
diberikan ialah dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk
melengkapi, dari pemberian pertanyaan pancingan yang kemudian
menugasi peserta didik menyelesaikannya sesuai dengan yang diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
di papan tulis Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu melibatkan
partisipasi peserta didik untuk menentukan gradien garis.
Ketiga, pendidik kembali memberikan soal kemudian menugasi
peserta didik untuk menyelesaikannya di papan tulis, akan tetapi peserta
didik tidak dapat menyelesaikannya begitu pula dengan beberapa peserta
didik yang lain saat pendidik bertanya mengenai penyelesain menentukan
gradien garis. Proses scaffolding yang diberikan ialah dengan menugasi
peserta didik untuk maju kedepan dan memperhatikan kembali
penjelasan bagaimana menentukan gradien garis lurus dari mengubah
persamaan garis ax+by=c ke bentuk y=mx+c. Hal ini sesuai dengan
proses scaffolding yaitu menyajikan menyajikan rincian dengan jelas dan
mengurangi kebingungan peserta didik.
Keempat, kesalahan peserta didik mengubah bentuk persamaan.
Pendidik menyajikan soal yang lebih variatif, akan tetapi peserta didik
melakukan kesalahan menentukan gradien. Dilakukan dengan cara
langsung memindah ruas nilai konstanta didepan variabel x, yang
persamaan ax+by=c belum diubah ke bentuk y=mx+c. Proses scaffolding
yang diberikan ialah dengan memberikan pertanyaan arahan kepada
peserta didik dalam proses berpikir menyelesaikan soal tersebut, dengan
menanyakan koefisisen dari y maupun langkah yang kemudian
dikerjakan peserta didik. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu
menyajikan pertanyaan mengarahkan. Sementara itu berdasarkan catatan
lapangan yang diperoleh pada observasi ketiga pada pembelajaran
dikelas, untuk memunculkan scaffolding kepada peserta didik, pendidik
menyajikan soal serta penugasan pengerjaan di papan tulis
4) Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada observasi
keempat
Pada observasi keempat di kegiatan ini pada sub materi
menentukan persamaan garis yang melalui sebuah titik (x,y) dengan
gradien m, ketika pendidik telah menyajikan materi kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
memberikan persoalan untuk diselesaikan, nampak peserta didik
melakukan kesalahan operasi hitung bentuk aljabar sifat distributif
perkalian terhadap penjumlahan dalam menyelesaikan soal menentukan
persamaan garis yang melalui titik dengan gradien m. Terlihat dari
Gambar 4.12 atau petikan di bawah ini
P :
:
Nah berikutnya ini. Bisa dikerjakan, tentukan persamaan
garis yang melalui min tiga koma empat dengan gradien min
dua. Min tiga koma empat dengan gradien min dua
(berkeliling melihat pekerjaan peserta didik).
Wes durung (sudah belum)?
Pd2 : Durung (belum), lagi dibenerke (dibetulkan) Pak. Lagi garap,
gini bukan Pak?
y-y1 = m(x-x1)
y-4 = -2(x-(-3))
y-4 = -2(x+3)
y-4 = 6
y = 4+6
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan memberikan arahan bagaimana
memperoleh jawaban yang benar dengan mengajak peserta didik untuk
membandingkan contoh pengerjaan yang telah diselesaikan sebelumnya,
terlihat dari petikan di bawah ini.
P : Hyoo..coba dilihat lagi contoh yang sebelumnya.
P : Coba lihat pekerjaanmu yang bagian ini
Gambar 4.12 Peserta didik melakukan kesalahan dalam operasi hitung pada bentuk
aljabar sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
:
(menunjuk ke y-4 = -2(x+3))
Iya,. sekarang coba perhatikan yang soal sebelumnya di bagian
yang sama (menunjukkan y+3 = 5(x-2)
y+3 = 5x-10)
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
dengan tidak memberikan jawaban yang benar secara langsung,
mengajak peserta didik untuk membandingkan contoh pengerjaan yang
telah diselesaikan sebelumnya guna mengarahkan bagaimana .
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendidik
dari maksud scaffolding tersebut
“Begini mas, berkeliling memperhatikan setiap pekerjaan anak,
disini menemui anak yang melakukan kesalahan di operasi hitungnya,
jadi tidak tepat persamaan garisnya. Ya membantu anak dengan tidak
langsung, ini yang benar ini yang keliru, tidak mas. Jadi dengan
menugasi anak untuk memperhatikan prosedur pengerjaan pada
contoh sebelumnya dengan apa yang dia kerjakan, mencoba
mengarahkan anak bagaimana urutan (langkah) pengerjaanya tadi,
kenapa bisa dapat hasil seperti ini, karena masih ada kaitannya
dengan soal yang sebelumnya”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik bagaimana operasi hitung pada bentuk aljabar
sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dengan benar. Hal ini
juga sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai
konfirmasi tentang scaffolding yang diberikan pendidik
Peserta didik Pd2
“Tahu Pak, garapan (pekerjaan) aku yang salah, maksudte
(maksudnya) Pak Af ngarahke (mengarahkan) kecontoh sebelumnya,
cara-caranya gimana”.
Pendidik kembali memperhatikan setiap pekerjaan peserta didik,
peserta didik mengajukan hasil pekerjaannya, nampak peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
mengalami kesalahan operasi hitung bilangan bulat negatif. Pendidik
menemui kesalahan tersebut lebih dari satu peserta didik, terlihat pada
Gambar 4.13 atau pengerjaan peserta didik di bawah ini
P :
(melanjutkan memeriksa hasil pekerjaan peserta didik). Piye
uwes (bagaimana sudah)?
Ini min to? (menunjuk angka -2 pada pekerjaan peserta didik)
y-y1 = m(x-x1)
y-(4) = -2(x-(-3))
y-4 = -2x+6
Pd3 : Iya Pak.
P : Ini kali ini? (menunjukkan operasi hitung pada bentuk
aljabar sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dari
-2(x-(-3))
Pd3 : … (diam memperhatikan)
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan memperingatkan/memberikan
penekanan kepada peserta didik mengenai operasi hitung bilangan bulat
negatif dan operasi hitung pada bentuk aljabar sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan terhadap penggunaan tanda kurung, terlihat dari
petikan di bawah ini.
P : Wess (sudah)…tolong perhatikan sini semuanya. Kebanyakan
yang kelirunya disininya ya (menggaris bawahi y-4=-2x-6).
Wess (sudah)…?
Hadap sini!, ayoo. Inget-inget ya, tanda negatif positif nya, min
kali plus, min kali min.
Gambar 4.13 Peserta didik mengalami kesalahan operasi hitung bilangan bulat negatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
P : Lihat, ini kan min ini juga min berarti nanti jadi plus. Kamu
jangan mengalikan dulu. Buat seperti ini(-(-3) jadi 3). Biar
kamu gak keliru nanti di min plus nya, ya. Jadi diperhatikan,
diberi tanda kurung waktu mensubtitusikan. Nah setelah itu
baru dua dikali dengan x min dua dikali dengan x, jadi?
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
memberikan penjelasan kembali langkah pengerjaan untuk mengurangi
kebingungan peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan pendidik dari maksud scaffolding tersebut
“Ini karena tadi anak yang masih melakukan kesalahan pada
operasi hitung, kurang ketelitian dari anak, maksud saya kembali
menjelaskan sebagai penekanan, lebih mengingatkan kembali misal
bagi yang belum mengerti menjadi mengerti dan yang sudah mengerti
menjadi lebih teliti melakukan operasi hitung, kan itu dasar,
diharapkan anak tidak bingung lagi”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik untuk lebih teliti lagi dalam menyelesaikan soal
tersebut, khususnya pada operasi hitung maupun pada sifat distributif
perkalian terhadap penjumlahan. Hal ini juga sesuai dengan hasil
wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding
yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd1
“maksudnya supaya teliti lagi mas, min plus nya diperkaliane
(diperkaliannya)”.
Pendidik melanjutkan pembelajaran kembali dengan menugasi
peserta didik dengan soal menentukan persamaan garis yang melalui
sebuah titik dengan gradien dalam bentuk bilangan pecahan. Nampak
peserta didik kesulitan menyelesaikannya ditandai dengan munculnya
pernyataan peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan jawaban-jawaban
yang belum tepat dari pertanyaan yang diajukan oleh pendidik, terlihat
petikan di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
P : Oke ni (menulis tentukan persamaan garis yang melalui (2,4)
dengan gradien ) .
Sekarang gradiennya pecahan. Yang pertama tadikan
gradiennya positif, negatif, sekarang pecahan. Pecahan
negatif, caranya sama, rumusnya ya sama.
Uwes (sudah)? (menanyakan peserta didik sembari berjalan
memperhatikan pekerjaan peserta didik)
Pd2 :
:
Aku gak bisa lo pak, per per an e (pernyataan salah seorang)
Iya Pak, pecahan angkane (angkanya), bingungi
(membingungkan) ( jawaban beberapa peserta didik)
P : Dah ada yang bisa mulai geser? Geser tu dipindah, dicekel
(dipegang), diselehke (diletakkan).
Pd :
:
…(diam)
Dua..dua?
(Disini banyak Pd yang diam dan ada beberapa yang
menjawab dengan suara samar-samar, namun masih belum
tepat)
P : Loh kok dua, kan digeser penyebutnya.
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan memberikan penjelasan berupa
petunjuk langkah pengerjaan dari penerapan sifat mengalikan kedua ruas
persamaan, terlihat dari petikan di bawah ini.
P : Iya, dibiarkan disitu terus penyebutnya digeser kesebelah kiri,
ke ruas kiri. Ngerti penyebut?
P : kiri. Ni tiga geser sini. Ni tetap y min empat. Karena tiga nya
juga digeser tinggal satu to. Berarti x min dua tujuannya opo to
digeser itu? Biar mudah mengalikan. Kalau kamu mengalikan
ni nanti, sepertiga kalikan setengah. Bisa.
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
menyajikan penjelasan berupa petunjuk langkah pengerjaan guna
menyederhanakan tugas sehingga mudah untuk dikelola oleh peserta
didik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
pendidik dari maksud pemberian scaffolding tersebut
“menyederhanakan permasalahan tersebut, diharapkan anak
akan mudah menyelesaikannya, menyelesaiakan dengan gradiennya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
pecahan terlihat anak masih ada yang kesulitan. Jadi dengan
penyebutnya pindah ruas terlihat akan mudah untuk diselesaikan.
Yaa…maksudnya memberikan petunjuk pengerjaan, urut-urutannya
(langkah-langkahnya), memudahkan untuk dikelola oleh anak”.
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik mengurangi kebingungan dari penyederhanaan
langkah pengerjaan dalam menyelesaikan menentukan persamaan garis
yang melalui sebuah titik dengan gradien pecahan. Hal ini juga sesuai
dengan hasil wawancara dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang
scaffolding yang diberikan pendidik.
Peserta didik Pd1
“Maksudnya Pak Af ngasih cara yang mudah, terus gak (tidak)
bingungin (membingungkan) mas. Biar pecahannya hilang kemarin,
gak (tidak) ada pecahannya lagi”
Pendidik menyajikan soal kembali, menentukan persamaan garis
yang melalui sebuah titik (x,y) dengan gradien dalam bentuk pecahan.
Kemudian menugasi peserta didik untuk menyelesaikan di papan tulis,
terlihat dari hasil pekerjaan peserta didik terdapat kesalahan dalam
operasi hitung bentuk aljabar. Terlihat dari Gambar 4.14 atau petikan di
bawah ini
P : wes durung(sudah belum)? (bertanya kepada pd yang lain
dan menugasi salah seorang untuk menyelesaikan nya di
papan tulis)
Gambar 4.14 Kesalahan Pd dalam operasi hitung bentuk aljabar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Pd2 :
menulis y-y1 = m(x-x1)
y-3 = (x-2)
5(y-3) = 4(x-2)
5y-15 = 4x-2+15
5y = 4x+13
0 = 4x-5y+13
4x-5y+13 = 0
Scaffolding oleh pendidik ialah dengan menunjukkan perbedaan antara
pekerjaan peserta didik dan solusi yang diharapkan, melakukan prosedur
operasi hitung pada bentuk aljabar yang tepat, terlihat dari petikan di
bawah ini.
P : Terus yang dari sini. Ni kan min lima belas masih disini, ini
gak usah ditulis dulu, karena ini belum bergeser to (menunjuk
angka lima belas pada 5y-15 = 4x-8+15) kan masih disini
(menghapus angka lima belas pada pekerjaan pd)
P : Baris berikutnya yang ini tetep angka min delapan (sambil
menghapus angka tiga belasa di papan tulis). Terus lima
yang ini(bersamaan dengan pd menjawabnya) plus lima
belas.
Hal ini dapat diketahui bahwa maksud scaffolding oleh pendidik ialah
menyajikan pengerjaan yang benar dari evaluasi hasil pekerjaan peserta
didik dengan menunjukkan bagaimana langkah penyelesaiaan yang benar
untuk mencari persamaan garis lurus. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti dengan pendidik dari maksud pemberian scaffolding
tersebut
“mengevaluasi hasil pekerjaan anak tadi, mengoreksi pekerjaan
dengan mengikutkan peserta didik yang lain. Menunjukkan
pengerjaan yang benar di papan tulis, diharapkan peserta didik yang
lain bisa terlibat langsung mana yang belum paham mana yang
sudah, membenarkan yang masih keliru”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Hal ini juga dapat diketahui bahwa scaffolding yang diberikan pendidik
membantu peserta didik dalam langkah dasar menyelesaikannya atau
menyederhanakan aljabar. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara
dengan peserta didik sebagai konfirmasi tentang scaffolding yang
diberikan pendidik
Peserta didik Pd2
“Iya Pak, yang pentingkan berani maju aku. Pak Af benerke
(membenarkan) garapanku (pekerjaan saya) di papan tulis. Terus
dijelaskan cara ngerjakannya Pak”.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas, proses scaffolding berupa
kesalahan dalam operasi hitung pada bentuk aljabar dalam
menyelesaikan soal menentukan persamaan garis yang melalui titik
dengan gradien m. Pendidik pada awalnya menyajikan materi kemudian
memberikan soal menentukan persamaan garis, akan tetapi peserta didik
melakukan kesalahan dalam operasi hitung bentuk aljabar sifat distributif
perkalian terhadap penjumlahan. Proses scaffolding yang diberikan ialah
dengan memberikan arahan bagaimana memperoleh jawaban yang benar
dengan mengajak peserta didik untuk membandingkan contoh pengerjaan
yang telah diselesaikan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan proses
scaffolding yaitu mengarahkan pekerjaan peserta didik untuk meninjau
kembali operasi hitung bentuk aljabar.
Kedua, kesalahan operasi hitung bilangan bulat negatif. Pendidik
mengamati setiap pekerjaan peserta didik, peserta didik mengajukan hasil
pekerjaannya, nampak peserta didik mengalami kesalahan operasi hitung
bilangan bulat negatif. Proses scaffolding yang diberikan ialah dengan
memperingatkan/memberikan penekanan kepada peserta didik mengenai
operasi hitung bilangan bulat negatif dan operasi hitung pada bentuk
aljabar sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan terhadap
penggunaan tanda kurung. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu
menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Ketiga, kesulitan menentukan persamaan garis yang melaui titik
dengan gradien bilangan pecahan. Pendidik melanjutkan pembelajaran
kembali dengan menugasi peserta didik dengan soal menentukan
persamaan garis yang melalui sebuah titik dengan gradien m, akan tetapi
peserta didik kesulitan menyelesaikan operasi hitung pada bentuk aljabar.
Proses scaffolding yang diberikan ialah dengan memberikan penjelasan
berupa petunjuk langkah pengerjaan dari penerapan sifat mengalikan
kedua ruas persamaan. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding yaitu
memberikan penjelasan berupa pernyataan jelas sebagai informasi
langkah operasi hitung bentuk aljabar.
Keempat, kesalahan peserta didik dalam operasi hitung pada
bentuk aljabar. Pendidik menyajikan soal kembali, menentukan
persamaan garis yang melalui sebuah titik (x,y) dengan gradien dalam
bentuk pecahan. Kemudian menugasi peserta didik untuk menyelesaikan
di papan tulis, akan tetapi dari hasil pekerjaan peserta didik telah
mensubstitusikan nilai gradien dan titik potong ke dalam rumus umum
persamaan namun terdapat kesalahan dalam mengoperasikannya. Proses
scaffolding yang diberikan ialah dengan menunjukkan perbedaan antara
pekerjaan peserta didik dan solusi yang diharapkan, melakukan prosedur
operasi hitung pada bentuk aljabar yang tepat. Hal ini sesuai dengan
proses scaffolding yaitu mengevaluasi hasil pekerjaan untuk
mengklarifiasi kebenaran menentukan persamaan garis. Sementara itu
berdasarkan catatan lapangan yang diperoleh pada observasi keempat
pada pembelajaran dikelas, untuk memunculkan scaffolding kepada
peserta didik, pendidik menyajikan soal serta penugasan pengerjaan di
papan tulis dan memperhatikan pekerjaan peserta didik.
Berdasarkan penjelasan di atas, diperoleh data proses scaffolding yang
diberikan pendidik pada pembelajaran materi persamaan garis lurus untuk
pengetahuan prosedural, disajikan pada Tabel 4.3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 4.3 Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada
pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan
prosedural disetiap observasi
No
Data proses
scaffolding pada
observasi pertama
Data proses
scaffolding pada
observasi kedua
Data proses
scaffolding pada
observasi ketiga
Data proses
scaffolding pada
observasi keempat
1.
Mengarahkan
peserta didik
terhadap referensi
menggambar
grafik persamaan
garis
Mengarahkan
peserta didik
terhadap referensi
menentukan
gradien garis
2.
Menyajikan
penjelasan berupa
penyampaian
informasi langkah
menggambar
grafik persamaan
garis
Menyajikan
penjelasan berupa
penyampaian
informasi langkah
menentukan
gradien garis
Menyajikan
penjelasan berupa
penyampaian
informasi
langkah operasi
hitung bentuk
aljabar
3.
Menyajikan
pertanyaan
mengarahkan
mencari titik yang
memenuhi
persamaan garis
Menyajikan
pertanyaan
mengarahkan
mencari koordinat
titik
Menyajikan
pertanyaan
mengarahkan
menentukan
gradien garis
4.
Mengarahkan
pekerjaan peserta
didik untuk
meninjau kembali
menentukan
gradien garis
Mengarahkan
pekerjaan peserta
didik untuk
meninjau
kembali operasi
hitung bentuk
aljabar
5.
Melibatkan
partisipasi peserta
didik untuk
menentukan
gradien garis
6.
Menyajikan
rincian dengan
jelas dan
mengurangi
kebingungan
peserta didik
Menyajikan
rincian dengan
jelas dan
mengurangi
kebingungan
peserta didik
7
Mengevaluasi
hasil pekerjaan
untuk
mengklarifikasi
kebenaran
menentukan
persamaan garis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Berdasarkan Tabel 4.3, maka proses scaffolding berupa menyajikan
pertanyaan mengarahkan, dan menyajikan penjelasan berupa penyampaian
informasi merupakan proses scaffolding yang sering diberikan pendidik
pada proses pembelajaran materi persamaan garis lurus untuk pengetahuan
prosedural, sedangkan untuk proses scaffolding berupa mengarahkan peserta
didik terhadap referensi, mengarahkan pekerjaan peserta didik, melibatkan
partisipasi peserta didik, menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi
kebingungan peserta didik, dan mengevaluasi hasil pekerjaan untuk
mengklarifikasi kebenarannya merupakan proses scaffolding yang hanya
sesekali diberikan pendidik. Jadi secara keseluruhan, proses scaffolding
yang diberikan oleh pendidik pada proses pembelajaran materi persamaan
garis lurus untuk pengetahuan prosedural disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data proses scaffolding yang diberikan pendidik pada
pembelajaran persamaan garis lurus untuk pengetahuan
prosedural
No Data proses scaffolding pada pembelajaran persamaan garis lurus untuk
pengetahuan konseptual
1. Mengarahkan peserta didik terhadap referensi
2. Menyajikan penjelasan berupa penyampaian informasi
3. Menyajikan pertanyaan mengarahkan
4. Melibatkan partisipasi peserta didik
5. Mengarahkan pekerjaan peserta
6. Menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta didik
7. Mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenarannya
Sementara itu berdasarkan catatan lapangan 1 hingga 4, terlihat bahwa
pada kegiatan pembelajaran di kelas, pendidik menyajikan soal disertai
penugasan pengerjaan di papan tulis dan memperhatikan pekerjaan peserta
didik untuk memunculkan scaffolding. Peserta didik juga sering mengajukan
pertanyaan kepada pendidik, hal ini terjadi karena peserta didik merasa
kesulitan dan peserta didik membutuhkan scaffolding pada pembelajaran
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
B. Pembahasan
1. Data Proses Scaffolding yang Diberikan Pendidik pada Pembelajaran
Persamaan Garis Lurus untuk Pengetahuan Konseptual
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa terdapat beberapa proses
scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran
matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada saat
peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus
diantaranya dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta didik.
Proses scaffolding pada kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh pendidik
dimaksudkan untuk memberikan informasi dan mengingatkan konsep untuk
menyelesaikan masalah yang terkait tentang apa yang sedang dipelajari, secara
jelas menunjukkan perbedaan antara pekerjaan peserta didik dan solusi standar
atau yang diharapkan dan mengarahkan peserta didik untuk membuat
keputusan dalam menyelesaikan masalah pada materi persamaan garis lurus
dengan batasan sesuai dengan arahan yang diberikan sehingga dapat
mengurangi kebingungan peserta didik.
Proses scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan
pembelajaran materi persamaan garis lurus untuk pengetahuan konseptual
sudah menerapkan proses scaffolding menurut Roehler dan Cantlon, namun
belum semuanya diterapkan hanya berupa mengevaluasi hasil pekerjaan untuk
mengklarifikasi kebenarannya, dan menyajikan penjelasan berupa
penyampaian informasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Roehler dan Cantlon
(Bikmaz et al., 2010: 27) yang mengatakan bahwa menyajikan penjelasan
merupakan penjelasan berupa pernyataan jelas/tegas yang disesuaikan dengan
pemahaman peserta didik yang ada tentang apa yang akan dipelajari dan juga
mengapa, kapan dan bagaimana itu digunakan. Kemudian memeriksa dan
mengklarifikasi pemahaman peserta didik merupakan pemahaman yang
muncul sesuai standar kebenaran, pendidik memeriksa/menguji respon peserta
didik, sebaliknya jika tidak sesuai standar kebenaran, pendidik memberikan
klarifikasi kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Temuan lain dalam penelitian ini yaitu adanya proses scaffolding yang
tidak termasuk dalam proses scaffolding menurut Roehler dan Cantlon, tetapi
terdapat pada hasil riset lain yaitu pada proses scaffolding berupa mengarahkan
pekerjaan peserta didik dan menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi
kebingungan peserta didik. Hal ini sesuai dengan proses scaffolding menurut
McKenzie (Stuyf: 2002) yaitu menyajikan rincian dengan jelas dan
mengurangi kebingungan peserta didik yaitu pendidik mengantisipasi masalah-
masalah yang kemungkinan dihadapi peserta didik dan kemudian memberikan
petunjuk langkah demi langkah yang harus dilakukan peserta didik untuk
memenuhi harapannya. Proses scaffolding berikutnya ialah mengarahkan
pekerjaan/tugas peserta didik yaitu peserta didik dapat membuat keputusan
tentang langkah untuk memilih atau hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk
mengeksplorasi dalam proses pengerjaan, tetapi dengan batasan sesuai dengan
arahan yang diberikan. Proses scaffolding yang terakhir yaitu menyajikan
pertanyaan mengarahkan, dimana pada proses ini tidak ditemukan pada
penelitian lain sehingga menjadi temuan dari penelitian ini.
2. Data Proses Scaffolding yang Diberikan Pendidik pada Pembelajaran
Persamaan Garis Lurus untuk Pengetahuan Prosedural
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa terdapat beberapa proses
scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran
matematika pada materi persamaan garis lurus. Proses ini diberikan pada saat
peserta didik menemui kesulitan dalam materi persamaan garis lurus
diantaranya dapat diketahui dari kesalahan yang dilakukan peserta didik.
Proses scaffolding pada kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh pendidik
dimaksudkan untuk melibatkan partisipasi peserta didik dengan memberikan
penjelasan/petunjuk langkah demi langkah pengerjaan, menunjukkan
perbedaan pekerajaan mengenai standar kebenaran akan suatu pekerjaan dalam
menyelesaikan suatu masalah dan mengarahkan peserta didik untuk membuat
keputusan dalam penyelesaiaannya pada materi persamaan garis lurus dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
batasan sesuai dengan yang diberikan sehingga dapat mengurangi kebingungan
peserta didik.
Proses scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan
pembelajaran materi persamaan garis lurus untuk pengetahuan prosedural
sudah menerapkan proses scaffolding menurut Roehler dan Cantlon, namun
belum semuanya diterapkan hanya berupa mengevaluasi hasil pekerjaan untuk
mengklarifikasi kebenarannya, menyajikan penjelasan berupa penyampaian
informasi, dan melibatkan partisipasi peserta didik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Roehler dan Cantlon (Bikmaz et al., 2010: 27) yang mengatakan
bahwa menyajikan penjelasan merupakan penjelasan berupa pernyataan
jelas/tegas yang disesuaikan dengan pemahaman peserta didik yang ada
tentang apa yang akan dipelajari dan juga mengapa, kapan dan bagaimana itu
digunakan. Memeriksa dan mengklarifikasi pemahaman peserta didik
merupakan pemahaman yang muncul sesuai standar kebenaran, pendidik
memeriksa/menguji respon peserta didik, sebaliknya jika tidak sesuai standar
kebenaran, pendidik memberikan klarifikasi kebenarannya. Kemudian
melibatkan partisispasi peserta didik yaitu peserta didik diberikan kesempatan
untuk ikut serta dalam proses pembelajaran. Setelah pendidik memberikan
ilustrasi tentang pemikiran tertentu kemudian tindakan dan perasaan harus
dilengkapi dalam tugas yang akan diberikan, peserta didik mempunyai
kesempatan untuk mengisinya sesuai dengan yang mereka ketahui dan pahami.
Temuan lain dalam penelitian ini yaitu adanya proses scaffolding yang
tidak termasuk dalam proses scaffolding menurut Roehler dan Cantlon, tetapi
terdapat pada hasil riset lain yaitu pada proses scaffolding berupa mengarahkan
pekerjaan peserta didik, menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi
kebingungan peserta didik, mengarahkan peserta didik terhadap referensi. Hal
ini sesuai dengan karakteristik scaffolding menurut McKenzie (Stuyf: 2002)
ialah menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta
didik yaitu pendidik mengantisipasi masalah-masalah yang kemungkinan
dihadapi peserta didik dan kemudian memberikan petunjuk langkah demi
langkah yang harus dilakukan peserta didik untuk memenuhi harapannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Mengarahkan pekerjaan/tugas peserta didik yaitu peserta didik dapat membuat
keputusan tentang langkah untuk memilih atau hal-hal apa yang perlu
dilakukan untuk mengeksplorasi dalam proses pengerjaan, tetapi dengan
batasan sesuai dengan arahan yang diberikan. Mengarahkan peserta didik
terhadap referensi-referensi yang layak yaitu pendidik menyediakan referensi
untuk mengurangi kebingungan, frustasi, dan menghemat waktu. Dengan
demikian peserta didik dapat menggunakan mana dari sumber tersebut yang
layak digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Proses scaffolding yang
terakhir yaitu menyajikan pertanyaan mengarahkan, dimana pada proses ini
tidak ditemukan pada penelitian lain sehingga menjadi temuan dari penelitian
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
1. Proses scaffolding pada kegiatan pembelajaran materi persamaan garis lurus
untuk pengetahuan konseptual yang diberikan oleh pendidik ialah
mengarahkan pekerjaan peserta didik, dan menyajikan rincian dengan jelas
dan mengurangi kebingungan peserta didik merupakan proses scaffolding
yang sering diberikan pendidik, sedangkan untuk menyajikan pertanyaan
mengarahkan, mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi
kebenarannya, dan menyajikan penjelasan berupa penyampaian informasi
hanya sesekali diberikan pendidik.
2. Proses scaffolding pada kegiatan pembelajaran materi persamaan garis lurus
untuk pengetahuan prosedural yang diberikan oleh pendidik ialah menyajikan
penjelasan berupa penyampaian informasi, dan menyajikan pertanyaan
mengarahkan merupakan proses scaffolding yang sering diberikan pendidik,
sedangkan untuk mengarahkan peserta didik terhadap referensi, mengarahkan
pekerjaan peserta didik, melibatkan partisipasi peserta didik, menyajikan
rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan peserta didik, dan
mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengklarifikasi kebenarannya hanya
sesekali diberikan pendidik.
B. Implikasi
1. Implikasi teoritis
a. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan menunjukkan bahwa temuan
proses scaffolding yang telah diberikan oleh pendidik pada pembelajaran
persamaan garis lurus pada penelitian ini beberapa telah sesuai dengan
kajian teori yang sudah ada. Kemudian adanya temuan proses scaffolding
yang tidak tercantum dan terdapat pada penelitian/riset yang lain. Selain
101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
itu juga adanya proses scaffolding yang tidak tercantum dan tidak terdapat
pada penelitian/riset yang lain, sehingga menjadi temuan dari penelitian
ini.
b. Berdasarkan temuan data pada penelitian ini maka proses scaffolding yang
diberikan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran persamaan garis
lurus untuk pengetahuan konseptual dan prosedural yang ditemukan
melengkapi temuan dalam penelitian sebelumnya atau penelitian yang
relevan. Membuka kesempatan untuk melakukan penelitian lanjutan terkait
dengan proses scaffolding yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan
pembelajaran berdasarkan temuan lain dari penelitian ini
2. Implikasi praktis
Dengan mengetahui hasil penelitian yang didapatkan, hendaknya pendidik
dapat mengembangkan teknik scaffolding sehingga dapat memberikan
scaffolding yang efektif dan efesien kepada peserta didik pada saat menemui
kesulitan pada proses pembelajaran. Pendidik dapat membimbing dan
membiasakan menyajikan pertanyaan untuk mengetahui kesulitan yang
dihadapi peserta didik.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran matrematika yang terkait
dengan hal-hal sebagai berikut.
1. Pada proses pembelajaran materi persamaan garis lurus untuk pengetahuan
konseptual, pendidik hendaknya sering mengajukan pertanyaan dan
memperhatikan setiap pekerjaan peserta didik untuk memunculkan
scaffolding. Kemudian untuk proses pembelajaran materi persamaan garis
lurus untuk pengetahuan prosedural, pendidik hendaknya sering menyajikan
contoh-contoh soal disertai penugasan pengerjaan di papan tulis dan
memperhatikan setiap pekerjaan peserta didik untuk memunculkan
scaffolding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
2. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini, diantaranya perlu
dilakukan penelitian lanjutan pada jenjang kelas yang sama untuk melihat
reliabilitas hasil penelitian yang didapat. Penelitian selanjutnya juga perlu
mencermati proses scaffolding pada proses pembelajaran matematika yang
berhubungan dengan temuan lain pada penelitian ini. Penelitian selanjutnya
dapat mengembangkan penelitian ini dengan membuat eksperimen variasi
pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan proses scaffolding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
DAFTAR PUSTAKA
Afifudin dan Beni A. S. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Pustaka Setia.
Agus N. Cahyo. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual
dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press.
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning (Teori & Aplikasi Paikem).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anderson dan Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen: Pustaka Pelajar
Anghileri, J. 2006. Scaffolding Practices that Enhance Mathematics Learning.
Journal of Mathematics Teacher Education Vol. 9 Hal: 33–52
Ariyadi Wijaya. 2012. Pendidikan Matematika Realistik; suatu alternative
pendekatan pembelajarana matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ary Woro Kurniasih. 2012. Scaffolding sebagai Alternatif Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jurnal Kreano. ISSN: 2086-2334.
Vol 3 No 2. Hal 113-124
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Matematika. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional. (http://bsnp-indonesia.org/id/?page%20id=103/).
Bikmaz F.H., Celebi, O., Ata, A., Ozer, E., Soyak, O., and Recber, H. 2010.
Scaffolding Strategi Applied by Student Teacher to Teach Mathematics.
The International Journal of Research in Teacher Education. 1(special
issue):25-36.
Budiningsih. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Erman Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI.
Ghazali Hasnida. Conceptual and Procedural Knowledge in Mathematics
Education. Universiti Kebangsaan Malaysia.
(http://www.academia.edu/1470545/pengetahuan_konseptual_dan_prosedur
al_dalam_pendidikan_matematika_Conceptual_and_Procedural_Knowledge
104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
_in_Mathematics_Education_) yang diakses pada tanggal 12 Desember
2013.
Herry Sukarman. 2002. Psikologi Pembelajaran Matematika di SMU. Diklat
Matematika untuk Guru Inti MGMP SMU. Yogyakarta.
Ibrahim. 2012. Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Suka-Press UIN Sunan Kalijaga.
Iif Khoiru H., Hendro A. S, dan Sofan A. 2011. Pembelajaran Akselerasi. Jakarta:
PT. Prestasi Pustakarya
Jamal Ma‟mur Asmani. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian
Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press.
Johnson, B.R, Siegler, R.S. and Alibali. 2001. Developing conceptual
understanding and procedural skill in mathematics: An iterative process.
Journal of Educational Psychology Vol 93 No.2 Hal: 346-362.
Moleong. 2011. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Muhammad Akhtar. 2014. Patterns of Scaffolding in One-to-One Mathematics
Teaching: An Analysis. Educational Research International. Vol. 3 No.1
Hal: 71-79
Mulyasa. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nyimas Aisyah. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Dikti.
Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Oers, B. V. 2014. Scaffolding in Mathematics Education. In Encyclopedia of
Mathematics Education pp 535-538.
Paul Lau Ngee Kiong. Scaffolding as a Teaching Strategy to Enhance
Mathematics Learning in the Classrooms. Serawak, Malaysia. yang diakses
pada tanggal 12 Juni 2014.
Paul Suparno. 2012. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Retno Dewi Tanjung, Edy Soedjoko, dan Mashuri. 2012. Diagnosis Kesulitan
Belajar Matematika SMP Pada Materi Persamaan Garis Lurus. Unnes
Journal of Mathematics Education. Vol 1 No.1. Hal: 52-57
Santrock. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika
Slavin. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Speer, N. M. and Wagner, J. F. 2009. Knowledge Needed by a Teacher to
Provide Analytic Scaffolding During Undergraduate Mathematics
Classroom Discussions. Journal for Research in Mathematics Education
(JRME), Vol 40 No.5 Hal: 530-562.
Stuyf., V. 2002. Scaffolding as a Teaching Strategy. Adolescent Learning and
Development Journal. Section 0500A-Fall 2002. yang diakses pada tanggal
25 April 2013
Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Dikti.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tedy Machmud. 2011. Scaffolding Strategy In Mathematics Learning. Proceeding
International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics
Education. Yogyakarta: Yogyakarta State University. ISBN: 978-979-
16353-7-0. Hal 429-440
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Van de Pol, J., Volman, M., and Beishuizen, J. 2010. Scaffolding in
Teacher–Student Interaction: A Decade of Research. Educ Psychol
Rev (22). Hal: 271–296
Vygotsky, L.S. 1978. Mind in society: The development of higher psychological
processes. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Walqui, A. 2006. Scaffolding Instruction for English Language Learners: A
Conceptual Framework. The International Journal of Bilingual Education
and Bilingualism, Vol 9 No. 2 Hal: 159-180.
Zainal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur).
Bandung: Remaja Rosdakarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
TRANSKIPSI KEGIATAN PROSES PEMBELAJARAN
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.4 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus
Pertemuan : 1
Hari/ tanggal : Rabu, 23 Oktober 2013
Waktu : 08.20 – 09.40 WIB
P : Assalamualaikum.
Pd : Walaikum salam.
P : Dah sekarang bukunya dibuka, melanjutkan materi yang kemarin, saya
terangkan yaitu cara melukis garis lurus (menulis di papan tulis), cara
melukis garis lurus pada koordinat cartesius. Cara melukis garis lurus,
nanti menggunakan penggaris. Nanti ada dua langkah ya, langkah yang
pertama
Pd1 : Sessssttt.,ra (tidak) rebut wae to (saja ya).
P : Langkah yang pertama adalah menentukan atau membuat tabel atau
mengisi tabel, yang kedua melukis pada koordinat cartesius. Saya berikan
contoh satu.
Pd : Iya pak (jawaban serempak pd)
P : Dah, misalkan ini, lukislah garis, garis ini nanti garis lurus yaitu
persamaanya y sama dengan tiga x min enam. Ada dua langkah tadi ya,
langkah pertama membuat tabel. Kamu buat tabel (pendidik mulai
membuat di papan tulis)
: Oke, kamu buat tabel seperti ini, ada tiga baris ada tiga kolom ya, garis tu
yang mendatar kolom yang?
Pd : Yang kebawah (jawaban serentak pd)
P : Kebawah atau vertikal, nanti disini dikasih huruf x dan ini y. Bisa
dituliskan disini, terus ini x koma y. Terus tugasmu nanti mengisi yang
disini sini ya, diisi dengan angka yang akan dicari nanti. Perhatikan cara
atau mengisi ini.
Pd1 : Seessstttt, jo dolanan to (jangan maenan ya)
P : Oke, dah ya. sekarang cara mengisi tabel. Yang pertama adalah
memotong sumbu y, nanti gambar akan memotong sumbu y. Jika x nya
sama dengan nol, jadi nanti garis itu akan memotong sumbu y jika?
Pd : x nya memotong sumbu y jika x nya sama dengan nol
P : Nahh, sekarang persamaan ini ditulis. y sama dengan tiga x min enam.
memotong sumbu y jika x nya sama dengan nol. Sekarang x nya diganti
dengan?
Pd : Nol
P : x nya diganti dengan nol, berarti y sama dengan.
Lampiran 1. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Pd : Tiga dikali nol dikurang enam
P : Tiga kali nol berapa?
Pd : Nol
P : Berarti y sama dengan nol min enam, berarti y sama dengan
Pd : Min enam
P : Sekarang untuk mengisi ini, kolom yang pertama ini memotong sumbu y.
Jika x nya nol berarti y nya berapa?
Pd : Min enam
P : y nya min enam, y lurusnya ini min enam. Terus yang bawahnya ini
berarti
Pd : Nol koma min enam
P : Yang ini sudah terisi, nah sekarang mengisi kolom yang kedua. Tadikan
memotong sumbu y, sekarang memotong sumbu x jika y nya sama
dengan nol. Kebalik ya dengan yang tadi, rumusnya sama persis
Pd : y sama dengan tiga x min enam
P : y nya diganti
Pd : Nol
P : Berarti nol sama dengan tiga x min enam apabila disini nol, tujuan kita
adalah mencari x nya berapa, terus min enamnya digeser kesini kekiri,
min pindah jadi?
Pd : Plus enam, enam sama dengan tiga x
P : Tiga x, terus nol nya kemana
Pd : Pilang
P : Asalnya kan dari nol plus enam, jadi gak usah ditulis, jadi x nya berapa?
Pd : Enam dibagi tiga, dua pak.
P : Jadi x nya adalah dua, sekarang diisi disini. Yang atas lurus berarti x e
piro (berapa)?
Pd : Dua…duaa
P : y nya
Pd : Nol
P : y nya nol
Pd : Dua koma nol
P : Wess (sudah)..paham nyampe (samapai) sini?
Pd : Paham
P : Bisa ya?
Pd : Bisa Pak.
P : Terus yang kedua, yang kesatu kan sudah ngisi tabel. Yang kedua adalah
melukis yang b, garis y sama dengan tiga x min enam (pendidik mulai
melukis) ini dinamakan sumbu koordinat.
: Yang vertikal adalah sumbu y dan ini adalah
Pd : Sumbu x
P : Wes (sudah) dikasih skala, dikasih angka ni nanti ya. Inikan nol, satu, dua
tiga dan seterusnya. Wes (sudah) perhatikan dulu sini, perhatikan..!
nulisnya nanti
: Sekarang perhatikan tabel tadi yang pertama adalah nol koma min enam
Pd : Nol koma min enam,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
P : Ini tadi memotonng sumbu?
Pd : Sumbu y
P : Yaitu di berapa?,
Pd : Nol koma min enam, nol koma, ehh dua koma nol (jawaban yang
berbeda-beda)
P : Sumbu y kan yang ke atas
Pd : Ya
P : Nanti garis itu akan memotong sumbu y di?
Pd : Di…? di..?
P : Hayooo..kalau memotong berarti x nya sama dengan nol.
Pd : Iya pak
P : Jadi memotong?
Pd : Sumbu y Pak
P : Lohh..iya di sumbu y bener tapi di titik nol
Pd : Ooo..nol koma min enam Pak
---@@@---
P : Ni kan yang didepan berapa di sumbu x, yang belakang di yang keatas
atau kebawah. Kalau negatif kemana?
Pd : Kebawah
P : Kalau itu keatas atau kebawah?
Pd : Kebawah enam
P : Iya enam, berarti nanti dikasih titik disini, dah ketemu yang ini terus
berikutnya yang kedua memotong sumbu?
Pd : Sumbu x di dua koma nol
P : Iya yang mendatar yang ini baru di dua koma nol. Dihitung dulu satu dua
kemudian nol, berarti tidak bergerak ya.
Pd : Iya Pak
P : Nol koma enam ini terus ini adalah?
Pd : Dua koma nol
P : Kalau sudah kedua titik tadi dihubungkan dengan garis lurus, gari ini
nanti yang dinamakan dengan y sama dengan tiga x min enam, dah bisa
ya?
Pd : Bisa, paham pak
P : Dah ditulis dulu sekarang.
---@@@---
P : Ada yang ditanyakan?
Pd : …(diam dengan suara yang samar-samar tidak jelas).
P : (mulai berkeliling melihat aktivitas peseta didik).
P : Heehh…kalau kalian membuat skala ini harus yang sama, antara nol
kesatu, satu kedua, dua ke tiga dan seterusnya. Jarak e (jaraknya) diukur
jangan terus membuat skala yang disini kecil terus yang satunya panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
terus kecil lagi. Ini harus sama ya, kebawah juga sama gunane nganggo
(gunanya menggunakan) penggaris tu itu.
Pd1 : Iya pak.hehe..”
P : Kalau pakai kertas berpetak seperti ini (menunjukkan yang ada di buku
paket) otomatis ini jarak e (jaraknya) sama.
Pd : Buku kotak kotak to pak (jawaban beberapa anak).
P : Iya, seperti yang ada di bukumu itu (buku paket yang peserta didik bawa)
: Gini, kalian satu kelas beli buku petaknya satu aja, nanti dipotong kecil-
kecil terus ditempelkan dibukunya.
Pd : Lah yo rugi to Pak(tanggapan seorang pd)
P : Sudah?
Pd : Belum Pak.
: Wes (sudah) sekarang coba kerjakan yang ini y sama dengan min dua x
plus empat “y=-2x+4” (menuliskan soal di papan tulis)
: (dilanjutkan dengan berkeliling memperhatikan pekerjaan pd)
Pd5 : Bapak, Itu dibuat memotong sumbu x sumbu y pak?, x nya nol berarti y
nya berapa gitu Pak?.
P : Gimana?
Pd5 : Gambar itu pak, dibolak balik.
: Buat gambarnya dulu bisa?
P : Yang pertama membuat, yang b ja to.
: Kalau yang a ini membuat tabel (menjelaskan yang ada di papan tulis)
dimulai dari sini, kalau yang ini ni cara mengisi tabelnya.
: Kemudian yang ke dua, yaitu melukis pada koordinat cartesius, nanti
ini(menunjuk gambar koordinat cartesius yang ada di papan tulis).
Pd5 : Iya pak, yang itu Pak.
P : Kamu buat gambarnya dulu, sumbu x sumbu y, terus buat skala yang
sama jangan lupa ya. Baru menentukan dua titik, hanya dua titik saja,
sebetulnya tiga titik boleh, tapi dua cukup nanti bisa dibuat garis yaitu
dengan melihat tabel itu boleh. Diisikan disini(gambar koordinat
cartesius) tadi nol koma enam, berarti nanti titiknya berada di?
Pd : Sumbu….sumbu x, ehh sumbu y.
: Di atas pak. (jawaban yang berbeda-beda lagi)
P : Dilihat depannya(menunjuk pada titik koordinat yang telah diketahui),
nol berarti sebagai x nya ya. berarti di sumbu y. Nanti yang belakang
melihat pada garis iki (ini) ya (menunjuk sumbu y).
Pd5 : Iya Pak., nanti yang dua koma nol di sumbu x ya pak?
P : Betull, dah dilanjutkan.
---@@@---
P : (kembali berkeliling memperhatikan pekerjaan peserta didik)
Pd6 : Gini Pak? (menunjukkan pekerjaanya)
P : Iya terus lanjutkan.
: Lohh…yang ini?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Pd6 : Piye (bagaimana) Pak?
P : Untuk melukis, ya. Biar kamu tidak terlalu banyak menggunakan tempat,
ya (memperingatkan semua peserta didik).
: Inikan bisa sumbu x nyampai panjang, misal ini nyampai (sampai) dua
puluh boleh, y nyampai (sampai) sepuluh boleh.
Pd3 : Sampai seratus juga boleh Pak?hehe..”
P : Boleh, tapi supaya kamu mudah mengerjakan, kamu lihat ini
(menunjukka kotak langkah pertama). Melihat angka-angka yang diisi ni,
kalau ini adalah?
Pd : Enam
P : Kalau yang belakang maka yang y
Pd : Iya,
P : Ooo..y nya enam, berarti nanti kamu cukup membuat titik-titik ini hanya
enam atau lebih sedikit
Pd : Tujuh Pak? delapan Pak? (jawab peserta didik)
P : Iya, boleh, lebih dikit gitu. Jadi nanti jangan terlalu banyak nyampai
(sampai) bawah, setarus gitu misal.
Pd : (pd yang tersenyum)
P : Kemudian kalian lihat yang x, ohh ini ada angka dua berarti nanti?
Pd : Dibuat lebih dikit lagi ya pak, tiga, empat, lima ya.
P : Iya, bisa. Jadi diperkirakan saja, misal dibuat dua kan ketok elek
(kelihatan jelek). Jadi bisa ditambahkan saja empat atau lima tadi. Jadi
diperkirakan tidak membuat titik sampai dua puluh misalkan, lima belas
misalkan. Cepat habis bukumu nanti.
---@@@---
P : Ini nanti langkahnya sama dengan yang tadi, yukkk sapa yang mau ngisi?
Pd7 : Saya Pak
P : Mencoba sendiri, coba jangan melihat kepapan tulis.
Pd7 : (mulai mengerjakan untuk mengisi apa yang dia ketahui)
Pd7 : Sudah Pak, ini gak digambar pak (bertanya dikarenakan bidang
koordinat yang sebelumnya dibuat oleh pendidik telah dihapus).
P : Yaa..sampai gambarnya, coba dilihat lagi apa yang ditanyakan disoalnya.
Pd7 : Iyaa ya, lah gambarnya dah dihapus tadi.hehe..”
P : Coba buat sendiri garisnya, pakai penggaris yang panjang itu. (sambil
berkeliling melihat hasil pekerjaan peserta didik)
: Gimana sudah, sudah?
Pd : Belum…belum Pak (jawab beberapa peserta didik)
Pd8 : Ngene (seperti ini) Pak? (menunjukkan pekerjaanya)
P : (Mengoreksi), wes (sudah) betul, yang lain dilanjutkan lagi. Terus
diujung garis dikasih panah.
Pd8 : Gini Pak?
P : Iyaa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Pd2 : Ehh…bukan negatif dua to (mengoreksi pekerjaan temannya yang
di papan tulis).
: Bukane min dua kae (itu) Pak (menunjukkan kepada pendidik letak
perbedaanya)
P : Mana-mana, coba liat garapane (pekerjaannya).
Pd2 : Ini pak, po gak negatif dua to Pak kae (itu).
P : (mengoreksi langkah-langkah pengerjaan peserta didik)
P : Menunjukkan y = 3x - 6
0 = 3x – 6
0+6 = 3x
= x
2 = x
P : Kalau ininya pindah sini jadinya? (menunjukkan angka -6 yang pindah
ruas kiri)
Pd2 : Plus, kan min enam pindah jadi plus enam pak.
P : Iya, nah sekarang lihat ini
(menunjukkan y = -2x + 4
0 = -2x + 4
0 + 4 = -2x
: Nah ini plus empat, digeser ya? kalau pindah ruas?
Pd2 : Iya Pak,
P : Ni punya kamu, plus empat geser masih plus empat, ya?
Pd2 : Iya,
P : Harus nya apa kalo pindah ruas, misal dalam operasi penjumlahan?
: Min pindah ruas jadi plus, nah kalau yang ini plus jadi?
Pd2 : Oyaa..pak, keliru. Jadi min empat.
P : Dah dilanjutkan, ngerti?
Pd2 : Ngerti pak.
P : Kurang teliti ya,
Pd3 : Walah gambare (gambarnya) keliru juga ki yo (ya).hehe..
Pd4 : Sudah Pak
P : Sudah gek (lalu) duduk
: Dah perhatikan sini, kamu harus hati-hati untuk memproses ini (dengan
menunjukkan operasi aljabar di papan tulis) mencari titik koordinatnya
nanti kalau disini sudah keliru digambarnya juga keliru jadinya, kudu ati-
ati (harus hati-hati), teliti.
Pd : Iya Pak.
P : Oke, saya menekankan pada gambar garis, nanti untuk garis ujung atas
dan ujung bawah dikasih panah ya. Apa maksudnya?
Pd1 : Apa…, (saling bertanya pd yang satu dengan yang lainnya)
: …(Pd mulai diam)
P : Apa?
Pd : Menunjukkan kalo (kalau) garis lurus Pak (jawaban satu dua pd)
P : Hayoo…coba perhatikan garis sumbu x dan y
Pd : Di ujungnya ada panahnya pak
: Oya deng ada panahe,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
P : Iya..artinya garisnya? itukan angka pada garis sumbu x dan y dapat
dibentuk banyak, bisa banyak, perhatikan lagi .
Pd : Lurus
: Lurus keatas kebawah pak.
: Bisa lurus sampai panjang pak (jawaban yang beragam dari Pd).
P : Iya, maksudnya garis ini tidak terbatas, sampai atas terus, ini juga sampai
bawah terus (menunjukkan garis pada persamaan garis pada bidang
cartesius yang ada di papan tulis).
Pd : Ooo..”
P : Ini artinya tidak ada batasnya, termasuk ini juga yang tadi pada sumbu x
maupun sumbu y nya, harus ada tanda panahnya, ya!.
Pd : Iya pak.
P : Ada yang ditanyakan?
Pd : Belum Pak
P : Wes saya hapus
Pd : Iya…yaaa Pak.
---@@@---
P : Berikutnya persamaan garis ini, dah digambar persamaan ini. Dua x plus
tiga y dikurang enam sama dengan nol „2x+3y-6=0‟
: Langkah pertama apa tadi?
Pd : Menentukan, membuat tabelnya pak.
P : Sama ya mengisi tabel, dah dikerjakan dulu
: Memotong sumbu y jika
Pd4 : Jika x nya nol pak
P : Persamaan tadi ditulis, udah ditulis?
Pd : Sudah Pak. dua x plus tiga y min enam sama dengan nol.
P : Lalu x nya diganti dengan nol, bisa?
Pd : Bisa pak (lalu bersama-sama menyelesaikannya dengan pendidik)
: 2.0 + 3y – 6 = 0
3y – 6 = 0
P : 3y – 6 = 0, lalu gimana? geser?
Pd : Iya, 3y = 6
P : y =
Pd : Dua
P : Terus diisi disini ditabel, x nya nol y nya sama dengan dua
: Terus selanjutnya dilanjutkan sendiri
Pd3 : Berarti tinggal yang memotong sumbu x nya ya pak?
P : Gimana? (bertanya ke peserta didik yang lain)
Pd : Iyaa, memotong sumbu x sak iki.
P : Kae (itu) dijawab temen-temene (temannya)
---@@@---
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
P : Ayoo yang sudah, berani maju kedepan. Ayoo..! (memberikan
kesempatan kembali kepada peserta didik untuk melengkapi bagian yang
belum terselesaikan)
Pd3 : Saya Pak
P : Yang lain dulu, ayo mengisi, melengkapi.
P : Bawa buku paketnya?
Pd : Iya pak, bawa pak
P : Dibuka bukunya halaman enam puluh delapan nomor tiga belas.
Pd : a, b, c, d pak?
P : Ayo yang gak garap (tidak mengerjakan) di papan tulis kerjakan yang
tadi.
: Yuukk, yang mau menggambar ni tadi dah dilengkapi tabelnya sama
temenmu, nol koma dua dimana?
Pd : ….(diam dan ada yang tidak memperhatikan)
P : Nol koma dua dimana? (untuk memperhatikan di papan tulis)
: Dimana, di atas, di bawah atau dikanan atau dikiri (menunjukkan pada
bidang koordinat cartesius)
Pd : Kanan-kanan, bawah-bawah, ehh..atas-atas Pak (jawaban yang berbeda-
beda)
P : Wess (sudah) jawab o semua atas bawah kanan kiri. Ayoo..dilihat dulu x
nya berapa, y nya berapa. Memotong sumbu y
Pd : Ooo..atas…atas Pak.
P : Iya, ni berarti disini (membuiat titik di sumbu y), terus?
Pd : Kanan ke kanan pak.
P : Iya di tiga koma nol. Kalau sudah ketemu titik ini diapakan?
: Terus dihubungkan, maka garisnya dua x plus tiga y dikurang enam
sama dengan nol (bersama menjawab dengan peserta didik).
P : Coba perhatikan no tiga belas, wes (sudah) dilihat
Pd : Udah
P : Buatlah grafik dari fungsi permintaan ya, dari Q sama dengan tujuh puluh
lima dikurang dua koma lima P, P itu apa?
Pd : Permintaan (jawaban serentak)
P : Iya, Q penawaran. Yuk dicari dulu buat grafik dari fungsi permintaan tadi
nanti kalau sudah dilanjutkan soal di bawahnya.
Pd : Iya Pak (mulai mengerjakan persoalan tersebut)
P : (kembali berkeliling mengamati pekerjaan pd)
Pd : Pak, piye (bagaimana) (tanya salah seorang pd)
P : Sama seperti contoh-contoh yang sudah dibahas tadi, pertama gimana
tadi? buat apanya dulu
Pd : Contoh yang y sama dengan tiga x min enam Pak?
P : Iya, dilihat langkah-langkahe.
Pd : Pak tanya, pak tanya (beberapa peserta didik yang bertanya kepada P)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
P : Wess…wess (sudah-sudah) gini (seperti ini) kalau kalian masih banyak
yang bingung, kamu bisa lihat dihalaman enam puluh satu, enam puluh
dua ya. Dah dilihat?
Pd : Sudah! (serentak)
P : Yang nomor tiga puluh, halaman enam puluh dua, yang a itu kan
membuat tabel, berarti sama.
P : Pelajaran ini, bisa dikaitkan dengan kehidupan kalian, penawaran,
penjualan, hitung laba. Jadi saya hanya menunjukkan kegunaan ini
(menunjukkan ke papan tulis) garis dari itu.
: Seng arep neng SMEA kudu iso (yang mau ke SMEA harus bisa).
Pd : Besok Pak.hehe
: Piye (bagaimana) pak, Q , P opone (apanya)? (pertanyaan beberapa pd)
P : Q itu yang mendatar lo, Q itu yang mendatar ini, P yang vertikal keatas.
Pd : Yang keatas (jawaban serentak)
P : Berarti nanti tabelnya ini Q ini P(menunjukkan di papan tulis), berarti
(q,p). Yukk dilanjutkan. Perhatikan halaman sebelumnya tadi. Halaman
enam puluh tiga, untuk membantu menjawab soal itu.
Pd : Yang mana e Pak, yang mana (beberapa pd)
P : Grafiknya, berarti yang mendatarnya ini Q yang ke atas P terus nanati
Pd : Iya Pak (masih saling bertanya, bekerja sama dengan teman-temannya)
Pd3 : Pak gambare piye (bagaimana) banyak angka-angkane (angka-
angkanya)?
P : Ya..dicoba dulu bagaimana coba buatnya.
P7 : Iya e, gak (tidak) cukup no bukune (bukunya).hehe
: Penuh Pak (beberapa peserta didik)
P : Oya, untuk melukis grafiknya, skalanya terlalu tinggi ya nyampe seratus,
seratus lima, tujuh puluh lima. Gini kamu gak usah buat skala seperti
ini(menunjukkan gambar grafik yang ada di papan tulis). Kan nanti di
atas ditulis tujuh puluh lima
Pd1 : Langsung-langsung gitu Pak?
P : Nanti gini, tapi kamu harus memperkirakan misal di atas sini, seratus
lima puluh gitu ja, gak usah dikasih kecil-kecil titik-titiknya gitu ya.
Terus kemudian nanti yang mendatar misalkan lima puluh, lima
puluhkan lebih kecil lebih pendek gitu ya dibandingkan seratus lima
puluh. Berarti kira-kira nanti disini(menjelaskan dan menunjukkan di
papan tulis letak titiknya).
Pd : Iya Pak (serentak pd)
P : Lima puluh gitu. Jangan sampai lima puluhnya yang panjang ini, jadi
perkiraan. Misal nanti disini nanti berapa, tujuh puluh lima atau mungkin
hanya lima puluh aja, jadi diperkirakan ya.
Pd : Iya (serentak pd)
P : (pendidik kembali berkeliling memperhatihan pekerjaan peserta didik)
---@@@---
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Pd1 : Angel (susah) Pak.hehe
: Piye to (bagaimana ya) (bertanya-tanya dengan pd yang lain).
P : Wes-wes (sudah-sudah) perhatikan kesini sini, kalau permintaan tadi kan
Q ya. Kalau permintaan Q berarti yang tertinggi. Misalkan gambar ini
ya, misalkan seperti ini. Berartikan permintaan tertingginya ini
ya(menunjukkan (150,0)).
Pd : Iya (serentak pd)
P : Kalau keatas kan harga, berarti ya tertinggi adalah ini(0,150).
: Q itu quality (permintaan)
: P itu price (harga) (menuliskan di papan tulis).
P : Ya sudah dikerjakan dirumah, digunakan contoh sebelumnya untuk
menyelesaikan tugas itu. Kemudian untuk besok dilihat halaman
selanjutnya. Untuk dipelajari minggu depan ya.
Pd : Iya Pak
: Oke Pak (beberapa pd).
P : Assalamu‟alaikum
Pd : Walaikum salam.
Keterangan:
P : Pendidik
Pd : Peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
TRANSKIPSI KEGIATAN PROSES PEMBELAJARAN
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.4 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus
Pertemuan : 2
Hari/ tanggal : Rabu, 13 November 2013
Waktu : 08.20 – 09.40 WIB
P : Asslamu‟alaikum
Pd : Walaikum salam Pak.
P : Kita lanjutkan materi kita hari ini. Hari ini kita akan membahas tentang
Persamaan garis lurus. Garis yang lurus, jenis garis banyak sekali,
seperti?
Pd1 : Eemm…, ya garis lurus pak.he
P : Iya, garis lurus, ada garis yang setengah lingkaran, ada garis yang
bentuknya persegi panjang. Tapi yang dibahas khusus untuk garis lurus.
P : Garis lurus nanti posisinya bermacam-macam, ada yang tegak, ada yang
datar, ada yang miring kekiri kalau saya, kamu kanan, ada miring
kekanan atau kekiri, yang menentukan kemiringan ini tadi, yang
menentukan kemiringan suatu garis, miring kekanan, kekiri, tegak atau
datar. Ini yang dinamakan nanti Gradien. (Pendidik mulai menulis
di papan tulis). Jadi Gradien tu apa?
Pd : …” (suasana ruangan menjadi sunyi, peserta didik terdiam).
P : Gradien….?
Pd : …” (masih diam)
P : Gini, pernah melihat orang yang naik tangga,.?
Pd : Pernah (jawaban serentak)
P : Tangganya bagaimana, miring po enggak?
Pd : Miring no (ya) Pak..!
P : Iso golek i kemiringane piro (dapat dicari kemiringannya berapa),
dadi (jadi) gradien?
Pd : Hemm…” (dan sesekali saling bertanya-tanya ke temannya)
P : Miring orane (condong tidaknya) kan tergantung negakene
(menegakkannya), tinggi atepe ro (dengan) lantaine dengan ujung tangga
ke dindingnya.
Pd1 : Piye (bagaimana) pak.
Bagaimana pak.,miring condong.,?
Pd1 : Ooo…kecondongan Pak
P : Kecondongan apa?
Pd : Yaa..kecondongan garis no. (jawaban seorang peserta didik).
P : Iya, betul kemiringannya dapat berupa garis lurus.
Lampiran 2. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Pd : Betul….betul..betul. iyaa..iyaa. (jawaban serentak).
P : Eee..ini aja, yang dimaksud gradien itu adalah kemiringan suatu garis
atau kecondongan suatu garis. kecondongan atau kemiringan itu sama ya.
Jadi kecondongan suatu garis atau nilai kemiringan tangga tadi adalah
gradien, yang kita bahas terlebih dahulu adalah gradien, kemiringan suatu
garis? (Melanjutkan menulis di papan tulis).
Pd : Gradien.,!!
P : Pernah diajarkan koordinat cartesius, pernah..??
Pd : Belum.,Pernah..pernah! (jawaban serentak), nembe wingi kok(baru
kemaren).
P : Bisa menggambar.,? nanti berhubungan dengan koordinat cartesius
gradien itu. Kegunaan atau tujuane mempelajari opo(apa)?
Pd : Iya Pak hubungannya tangga tadi pak?
: Piye (bagaimana) Pak (jawaban sebagian Pd)
P : Eeee..untuk lebih jelasnya yang dimaksud dengan kecondongan garis.
: Nanti kalau kita, nanti berada pada tangga, tangga naik itu ya. Nanti itu
condongnya berapa?, nanti kalau kamu jadi tukang batu. Kecondongan
tangga itu berapa, mintanya dari tuan rumah. “Opo rodo jejeg koyo
ngene(apa sedikit tegak seperti ini), seperti ini, seperti ini (dengan
memperagakan kecondongan garis dengan sebuat mistar). Jadi seorang
tukang batu harus tahu, misal tuan rumah minta sekian, ehh..
kocondongan tangga. Yaitu bisa dihitung dengan, yang pertama
koordinat cartesius (Pendidik mulai melanjutkan menulis dan
menggambarkan koordinat cartesius).
: Dadi (jadi) Gradien opo (apa)?
Pd : Nilai kecondongan suatu garis pak.
(memperhatikan, menyiapkan alat tulis dan menggambar).
P : Ok,.baik, ini yaa, untuk koordinat cartesius. Titik iki (ini), dinamakan
opo (apa)? dinamakan apa? (dengan menunjukkan letak titik pada
gambar koordinat cartesius).
Pd : Titik
: Titik…titik cartesius, titik…hehe.. (jawaban beberapa pd dengan suara
rendah)
P : Hyoo…wingi kan wes, lali neh (kemarin kan sudah, lupa lagi). Ini ada
dua garis yang satu tegak, satu mendatar. (sambil menunjukkan mana
yang tegak dan mana yang mendatar pada bidang cartesius). Ini bisa
digunakan sampai atas dan sampai bawah. Garis ini yang akan
dinamakan dengan garis sumbu.
Pd : Sumbu, oyaa deng (ya).
P : Yaaa.., dua garis ini dinamakan dengan garis?
Pd : Sumbu..(serentak).
P : Lah.., yang ditanyakan kan titik ini, titik pa? Titik perpotong ke dua garis
ini (menunjukkan garis sumbu x dan y). Heh, ini yang ditunjukkan
dengan titik (0,0).
Pd : (beberapa masih terdiam),
: Titik sumbu Pak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
P : Titik asala atau titik pusat koordinat. Ini namanya titik pusat
koordinat, yang tadi ditunjukkan oleh titik (0,0). Kemudian untuk
membedakan, ya. Nanti kalian harus ingat sendiri, untuk membedakan
dua sumbu ini, yang mendatar sering dinamakan sumbu x dan yang
tegak..?
Pd : Sumbu Y.
P : Mulai ingat to, sumbu X?
Pd : Mendatar (serentak).
P : Sumbu Y?
Pd : Yang tegak
P : Tetapi tidak harus begitu ya, sebenarnya sesuai dengan kesepakatan kita
saja kemarin. Sekarang kamu harus tahu posisi-posisi titik (mulai
membuat titik). Misalkan ada titik disini. Titik berada disini, lihat semua
ya, titik ini dinamakan titik apa? (menunjukkan pada gamabar koordinat
cartesius di papan tulis)
Pd1 : Yaaa…titik cartesius pak.
P : Belum tepat, titik ini sering disimbolkan dengan (x,y).
Pd1 : Owalah titik koordinat no.
P : Iya,. ini adalah koordinat titik. Misalkan saya berikan nama titik A. Titik
A koordinatnya berapa?
Pd : …(terdiam, saling menunjuk dan bertanya-tanya ke teman)
P : Hayo berapa?
: Tiga…tiga (suara rendah beberapa pd, tidak yakin)
P : x nya berapa?, kita menghitung ke x dulu. Dari sini satu dua tiga (dengan
menunjukkan letak titik A), selanjutnya berarti?
Pd : Kekiri, satu dua tiga.
P : Tiga ya. Inget, kalau kekiri positif po negatif?
Pd : Min…min tiga Pak.
P : Kemudian dari sini turun atau naik berarti?
Pd : Turun.
P : Turun satu berarti?
Pd : Min satu (serentak).
P : Berarti koordinatnya titik A adalah?
Pd : Min tiga koma min satu.
P : Selanjutnya ada titik disini, misalkan saya kasih titik B. Sekarang
koordinat titik B?
Pd : Dua koma….”
P : dua koma?
Pd : Dua koma tiga Pak..! koma tiga!.
P : Ini sengaja saya tidak kasih angka karena kalian sudah dipelajari
sebelumnya.
: Sekarang saya tarik garis dari titik A ke titik B. Ini dinamakan garis AB,
condongnya kekanan atau kekiri?
Pd : Kekanan..kanan pak.
P : Nah sekarang yang kita bahas nanti, kecondongannya ini berapa, atau
kemiringan garis AB tu berapa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
: Kamu menghitungnya dari A kamu ingin menuju ketitik B, kamu harus
melewati garis yang sejajar dengan X dulu baru dengan sejajar dengan Y.
Pd : Iya Pak.
P : Yang sejajar dengan X nanti kekanan sini ya, tidak mungkin kamu kekiri
kalau mau ketitik B, cah bingung berarti.hehe..”
Dari sini dihitung dulu,sampai lurus B, ada berapa titik ini?,
Pd : Satu dua tiga empat lima…”(jawaban serentak).
P : Satu dua tiga empat lima sampai titik ini, selanjutnya naik jangan turun
kesini, satu dua tiga empat, baru sampai ke titik B. Nah sekarang yang
kita buat adalah gradien, yang kita simbolkan dengan m kecil, ini
disimbolkan dengan m kecil. Dah sekarang digambar dulu
(mempersilahkan peserta didik untuk memahami materi yang telah
dijelaskan).
Pd : (mulai mencatat)
---@@@---
P : Ok.., untuk mulai hari ini kalian harus membawa penggaris, ora nyileh
(jangan meminjam). Kalau sudah, sekarang perhatikan kesini.
Pd : Iya..pak.
P : Untuk mencari nilai atau besarnya gradien, mencari nilai atau besarnya
gradien yaitu disini dirumuskan dengan?
Pd : m
P : Gradien, m sama dengan y per x “ ”,
Pd : y per x
: Untuk mencarinya bagaimana pak? (beberapa Pd)
: Titiknya ada dua Pak?
: (pernyataan-pernyataan dari Pd yang beragam)
P : Tadi dari kiri kekanan mencari nilai x nya dulu, tapi untuk mencari
gradien ini adalah y nya dulu lalu diper x, ngerti?
Pd : Ngerti pak!
Pd4 : Masih belum pak.
P : y berarti keatas po kebawah? kalau dari A.
Pd : ….?
P : Nanti cara menuliskannya adalah, gradien AB ini ya. Gradien garis AB.
dibaca.
Pd : Gradien garis AB (jawaban serentak)
P : Yaitu komponen..?
Pd : Komponen?
P : Rumusnya tadi apa, y per komponennya x. Dari A ini y keatas berapa
langkah, naik keatas.
Pd : Naik ke atas, satu dua tiga empat.
P : Ada empat langkah, nanti kalau pakai kertas strimin akan lebih kelihatan
berapa langkah. Berarti gradien AB, y nya 4. Selanjutnya kekanan
Pd : Kekanan satu dua tiga empat lima.
P : x nya 5. Berati gradien AB adalah?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Pd : Empat per lima
P : (mulai memberikan contoh soal kembali).
OK.,sekarang cari gradien garis CD? Berapakah gradien garis CD?
Pd : (peseta didik mulai mengerjakan dan bertanya soalnya kembali).
P : Cari gradien garis CD, dari titik C menuju titik D
P : (mulai berkeliling dengan sesekali melihat pekerjaan anak).
Gambare seng bener nek ra bener angel (gambarnya yang benar, kalau
tidak benar akan susah). Hehh…untuk garis tolong nanti gambarnya
harus pas ya lurus angka-angkanya ini, ojo sak-sak e (jangan asal), akan
lebih baik kalian pakai penggaris atau buku striminan atau buku berpeta-
petak itu ya. (pendidik mulai menunjukkan gambar grafik di papan tulis).
Jarak antara titik ke titik yang lain harus sama.
Pd : Ooo..”
P : Ok. Jarak antara titik ini ke titik ini harus sama, satu dua tiga empat harus
sama. Gak boleh sak-sak e (asal), terus ini min satu min dua min tiga min
empat, ini min satu min dua min tiga min empat, selanjutnya satu dua
tiga empat (dengan menunjukkan jarak antara titik yang satu dengan titik
yang lain pada gambar koordinat cartesius).
Pd : Iya..pak.
P : Ok. Siapa yang bisa, berapakah gradien CD. Dari situ?
Pd : (mulai terdiam dan sesekali beberapa peserta didik melihat teman-
temannya).
P : Kebawah berapa? Gradien CD berarti?
Pd : Hemmm….”
P : Berarti y per x
Pd : Ada satu dua tiga empat, ada min empat pak (jawaban keras beberapa
peserta didik dengan dibarengi suara pelan sebagian peserta didik).
P : Selanjutnya kemana? (sambung pertanyaan pendidik)
Pd : Kekanan, satu dua tiga empat lima (mencacah banyaknya koordinat x)
P : Berarti gradien CD sama dengan?
Pd : Min empat per lima.
P : Min empat per lima ya. Berarti kalau ditanya berapa kemiringan CD,
jawabnya?
Pd : Min empat per lima.
P : Ok, sekarang buka buku ini (dengan menunjukkan sebuah buku paket)
halaman lima puluh dua. Iya, perhatikan ini yang ada gambar ini.
Sekarang kamu cari berapakah gradien garis AB dan gradien garis
CD?
Pd5 : Digambar dulu pak? (Tanya salah satu peserta didik)
P : Langsung saja.
Yang kedua C ke D, dua menit selesai! Wes rasah (sudah tidak perlu)
digambar, wes (sudah) ada disitu.
Pd : Pak! pak! pak! (salah seorang pd meminta bantuan kepada pendidik)
P : Madeb mrene ro koncone (menghadap kesini dengan temannya). Ini A ke
B, ini C ke D (penjelasan pendidik sekali lagi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Pd : Bingung pak, cuman (hanya) ada angka-angkanya (jawaban beberapa
peserta didik).
Pd1 : Jarak e piro(jaraknya berapa)? (tanya kepada temannya)
P : Yaa…dicoba pakai referensi contoh soal yang sudah bapak jelaskan tadi
(kembali berkeliling mengamati pekerjaan peserta didik).
Pd1 : Oooo…” Belum bisa pak, gak ada angka-angkanya.
P : Kalau masih bingung, coba perhatikan penjelasan yang ada dibukunya itu
dihalaman sebelumnya, alon-alon(pelan-pelan) diperhatikan lamgkah-
langkahe.
: Sekarang perhatikan kotak-kotaknya.
Pd1 : Ooo..” (selanjutnya salah seorang siswa mulai memahami penjelasan
pendidik dan memulai untuk mengerjakan di papan tulis).
P : Ok, sapa seng (siapa yang) masih salah? Jujur!
Pd : Aku pak! Saya pak! (sebagian peserta didik dengan bersama-sama
mengangkat tangan)
P : Hehh…,dengarkan mangkane (ya). Inikan ada kotak-kotaknya, dari A ke
B.
Pd : Oyaa…yaaa..” iya pak.
P : A berada di?
Pd : Disamping pak.hehe…
P : Ini A, ini B (dengan menunjukkan letak titik A dan titik B pada soal yang
terdapat di buku). Dari titik A, kalian hitung ke atasnya, lurus titik B itu
berapa. Sama seperti soal yang sebelum-belumnya, bedanya kalu ini
diganti dengan kotak-kotak.
Pd : Berapa kotaknya ya pak.
P : (hanya terdiam)
Pd : Ada tiga pak.
P : Selanjutnya baru, berapa kotak?
Pd : kekiri empat kotak
P : Kalau kekiri berarti?
Pd : Min….min empat.
Pd : Oyaaa pak! pak keliru.hehe (salah seorang peserta didik yang
mengerjakan di papan tulis, karena terdapat kekeliruan).
P : berarti ditambahi (mulai menjelaskan kekeliruan peserta didik yang
mencoba menjawab dengan empat yang seharusnya min empat).
Pd : Min..min pak! (jawaban bersama-sama peserta didik)
P : Min, ditulis seng bener. Min nya ditulis ditengah (menunjukkan
kekeliruan peserta didik dalam meletakkan tanda negatif pada bilangan
pecahan).
Pd : (peserta didik yang mengerjakan di papan tulis membenarkan hasil
pekerjaannya yang semula hasilnya ke ).
P : Ada yang masih bingung?, Coba sekarang yang nomor dua, gradien garis
CD.
P : Seng durung iso sopo, ngacung (yang belum bisa siapa, acungkan
tangan)?. Seng durung iso ngacung (yang belum bisa acungkan tangan)?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
(pertanyaan pendidik untuk memastikan peserta didik telah memahami
atau belum).
Hayoo..seng neng kono (yang disana)! (menunjuk peserta didik yang
duduk dibelakang).
Pd4 : Iki (ini) pak!.hehe.. (jawab salah satu peserta didik yang menunjuk
temannya).
P : Ya sudah, kamu coba kerjakan didepan (menunjuk salah satu peserta
didik).
Pd4 : (mulai mengerjakan permasalahan yang ditugasi oleh pendidik).
---@@@---
Pd : Salah pak, salah kae (itu) pak. Ada min nya pak (pengoreksian beberapa
peserta didik terhadap pengerjaan temannya yang mengerjakan di papan
tulis).
P : Sek..sek (sebentar-sebentar) dari C ya. C ke D, itu apa? (pertanyaan
pendidik kepada peserta didik yang mengerjakan di papan tulis).
Pd4 : Naik pak.
P : Berarti?
Pd4 : Plus
P : Plus ya. Naik apa? kalau naikkan plus, kalau turun berarti?
Pd : Min….min!
Pd : Kekanan plus, kekiri min pak (jawaban percaya diri dari peserta didik
dan mulai membantu temannya lain yang belum paham).
P : Wes…?. Berikutnya kalau sekarang tanpa gambar, kita tanpa melihat
gambar.
: Hehh..seng buri gatekke (yang belakang perhatikan), kae seng pojok
engko ra iso (itu yang dipojok nanti tidak bisa (pendidik yang menegur
peserta didik yang tidak memperhatikan).
P : Dah ya, sekarang kalau diketahui gradien AB. Jika titik A koordinatnya
adalah (x,y), ini x nya A ini y nya A (menunjukkan koordinat A (-3,-1)).
Berarti ditulis koordinat A(xa,ya). Selanjutnya yang ini..?
Pd : B pak. x nya b, y nya b.
P : Ok.,mulai paham kalian. Kalau yang ini (kembali menunjukkan koordinat
A(-3,-1)), x nya?
Pd : -3, x nya a dan -1, y nya a.
P : Berarti nanti ditulis seperti ini A(xa,ya). Untuk mencari gradien tanpa
gambar, dapat dicari y nya b dikurang y nya a per x nya b dikurang x nya
a. Ini kalau tanpa gambar, tapi diketahui koordinat titik-titiknya. Yang
ini, tidak boleh dibalik. Misalkan
P : Misalkan, mAB gradien garis A ke B, bisa dicari. Y nya A dikurangi Y
nya B per X nya A dikurangi X nya B. Yang penting A nya didepan,
didepan semua ya. Kalau dibelakang, belakang semua
(menunjukkan/menjelaskan mAB =
Pd : Ooo…ya!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
P : Tidak boleh y nya b dikurang y nya a per x nya a dikurang x nya b, kan
tidak boleh dibalik. Ini boleh yang seperti atas, seperti yang bawah ini.
: Kita ambil contoh ini, ini x nya berapa tadi?
Pd : Min tiga
P : Berarti gradien AB sama dengan y nya a dulu ditulis, y nya a?
Pd : Min satu pak!
P : ya min satu. terus?
Pd : dikurangi tiga
P : x nya a, berapa?
Pd1 : Satu
Pd : Min tiga..!! min tiga..!!
P : Min tiga
Pd : Dikurangi x nya b, dua.
P : Berarti berapa ini? (dengan menunjukkan berapa hasil dari
permasalahan)
Pd : sama dengan plus berarti
P : Ini kalau tanpa gambar seperti itu.
: Sekarang dengan cara yang atas, mAB. Ayo..???, 2 menit!
Pd : (mulai semangat untuk berlomba-lomba menyelesaikan tugas tersebut).
: MAB sama dengan = pak! (jawaban beberapa peserta didik).
P : Sama kan hasilnya. Ada yang ditanyakan?
Pd : Tidak..!
P : (Selanjutnya pendidik mulai memberikan tugas kembali).
Pd : (Mencatat penjelasan yang telah dituliskan di papan tulis oleh pendidik).
P : Wess (sudah)…dua soal ki dicoba. Berapa gradien garis BC, kemudian
gradien garis DE?
Pd2 : Kosek (Nanti dulu) pak!
P : (mulai memperhatikan pekerjaan peserta didik)
: Gak usah pakai gambar ya, terlalu lama. Kalau bisa disederhanakan,
disederhanakan. Min ditulis ditengah-tengah per (kembali mengingatkan
peseta didik).
Pd2 : Pak Tanya. Hehe..belum bisa.
P : Yo ditulis sek soale, iya ditulis lengkap. Dipahami dulu. coba ditulis.
Pd2 : Hoo…lali (lupa) pak corone (caranya).
P : Hyoo..(dengan memperhatikan pekerjaan peserta didik)
Pd2 : Iya kan ya dikurang yb Pak.
P : Mosok malah utang siji (kenapa jadi hutang satu) (mengoreksi -2+3= -1)
Pd2 : Hehe.., ya kan. Oya deng ya), siji (satu).
P : Pye jal (bagaimana coba), coba dilihat lagi contohnya disana (dengan
menunjuk ke papan tulis). Berapa per berapa, terus bawahnya lagi.
Tiga itu dari mana?, selanjutnya dua ini dari mana?
Pd2 : Dari sini pak (menunjukkan soalnya, titik B(-2,3)) trus tiga ini dari sini
pak.
P : Howeehh..”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
: Rumuse piye (rumusnya bagaimana)? iki (ini) dihapus sek ra kanggo
(dulu tidak digunakan) (mengingatkan peserta didik dengan contoh soal
yang telah dibahas sebelumnya). Sek (nanti dulu) coba perhatikan lagi
contohe (contohnya).
Pd2 : Enggeh (iya) Pak, kan mencari m nya Pak.
P : Iya, cobo ditulis sek MBC
Pd2 : MBC sama dengan y per x.
P : Hemmm…ra gateke to (tidak memperhatikan kan), seng tenan seng
tenan (yang serius yang serius). Ayooo…!
Pd2 : Yaa..masih bingung e Pak.
P : Yooo..alon-alon ra kesusu (pelan-pelan jangan tergesa-gesa), dibaleni
ojo lali (diulangi caranya). cobo diwarai koncone iki (coba diajari
temannya ini).
Pd2 : Iyoo..ki warai (ini dibantu) .hehe..”
P : Ni lho koyo kancane (Ini seperti temannya ya), MBC sama dengan, terus?
Pd2 : (masih terdiam)
P : Rumuse piye (rumusnya bagaimana)? (dengan menunjukkan rumus yang
ada di papan tulis)
Pd2 : (anak menuliskan MBC = )
P : Sek ojo garap kui sek (Nanti jangan dikerjakan itu), cobo perhatike (coba
diperhatikan) dulu. Ini yo dilihat dulu, ini y nya opo (apa)? (menunjukkan
rumus yang telah ditulis anak)
Pd2 : y nya b Pak.
P : Cobo (coba) y nya b seng endi (yang mana)? (menunjuk titik B(-2,3)), y
seng ngendi to (y yang mana)?.
Pd2 : Ini Pak, yang….” (menuliskan dan menunjukkan angka 2)
P : Hayoo..seng (yang) depan namane (namanya) opo (apa)? min dua tu opo
(apa) min dua tu opo (apa)?
Pd2 : Hemmm….”
P : Ayooo…perhatikan sini! Dolanan wae (mainan saja), madep mrene
(menghadap kesini), khusus yang belum bisa menghadap kesini. Ini A, x
koma y, yang depan ini namanya x nya A seng buri (yang belakang) y
nya A. Terus iki ada B, iki (ini) to ini ada yang depan ada yang belakang
(menunjuk soalnya).
Pd : Iyaa..Pak.
P : Yang belakang namanya?
Pd2 : ya.
P : y, yang depan ini?
Pd2 : x
P : Yang ini juga sama, ini x ini y (kembali menunjukkan titik B(-2,3)). ini x
nya apa?
Pd2 : x nya a
P : Hemm…” hayoo.
Pd2 : Ehhh…x nya b y nya b Pak.
P : Bener?
Pd : Bener Pak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
P : Cobo dibenerke seng mau (coba dibetulkan yang tadi), hyooo…, neh
(lagi) dilihat lagi. Ni tadi x nya opo (apa)?
Pd2 : x nya b
P : yoo…ditulis.,
Pd2 : (anak menuliskan MBC = )
P : Yukk..terus., selanjutnya y nya c berapa?
Pd2 : enam
P : Hyooo..ni da min nya.
Pd2 : Oyaa Pak, min enam.
P : Selanjutnya yang bawah,
Pd2 : empat (lalu menuliskan MBC = )
P : Terus dilanjutke, proses nya ditulis to, enggak langsung ja.
Pd2 : (awalnya langsung menuliskan MBC =
=
P : mBC sama dengan tiga plus enam dulu, lalu kebawahnya.
Pd2 : Iya Pak.
P : (kembali mengoreksi pekerjaan peserta didik yang lain). Yang sudah bisa
warai koncone ya, ndang diwarai. Ayooo..!
P : Ayooo..maju yang sudah.
Pd : Aku Pak, saya Pak, (saling berebut).
Pd2 : (maju untuk menunjukkan hasil pekerjaan yang belum bisa tadi).
P : Iya..bener.
---@@@---
P : Hayyyooo..perhatikan sini, pekerjaan temenmu.
Pd : Salah Pak.,keliru Pak.
P : Yang mana?
Pd : Min nya Pak.
P : Iyaa..ini dikasih min, min nya tetap, terus kok bisa muncul sembilan per
dua dari mana ini. Kalu disederhanakan berapa?
Pd : Tiga…tiga Pak
P : Jadi min tiga per dua.
Pd2 : Aku maju ya Pak.
P : Iyaa…ok yang lain perhatikan. Ok buka ini dibuku peketnya yang
halaman enam puluh tujuh semuanya.
Pd2 : (mulai menuliskan jawabannya yang mDE =
=
=
= )
Pd : (Mulai mengerjakan tugasnya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
P : Nomor sebelas (berkeliling memperhatikan pekerjaan peserta didik).
---@@@---
P : Iso ora, kerjakan
Pd : Iso Pak.
P : Jo lali rumuse ditulis sek.
: Yaa..coba dikerjakan sendiri dulu nek ra iso ru takon kancane (kalau
tidak bisa baru tanya).
Pd4 : Pak begini (seperti ini).
P : Iyaa, mana (melihat cara pengerjaan anak). Diingat y nya a, y nya b.
Pd4 : Iyaa.. (menuliskan (4,5) dan (-5,3)
mAB =
P : Hyoo..y nya yang mana?
Pd4 : Yang ini Pak, (menunjuk angka 4)
P : hemm..y itu yang belakang, x yang depan.
Pd4 : (menuliskan (4,5) dan (-5,3)
mAB =
= 5 -
P : Diingat, y yang belakang, lima dikurang?
Pd4 : Dikurang tiga.
P : Ini dikurang ini per
Pd4 : (menuliskan (4,5) dan (-5,3)
mAB =
=
=
P : Empat dikurang min lima berapa? min ketemu min,
Pd4 : Plus Pak. (menuliskan (4,5) dan (-5,3)
mAB =
=
=
=
P : Iso (bisa)?
Pd4 : Bisa Pak.
P : Yukk sekarang seng nomor dua, langsung.
Pd4 : Iya Pak (menuliskan (-2,-3) dan (-1,6)
mAB = =
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
=
= 9
P : Wes iso (sudah bisa)?
Pd5 : Sedikit Pak
P : Hehhh..madep buri (menghadap ke belakang), warai iki (di bantu ini).
Diwarai ngantek iso (dibantu sampai bisa)
Pd6 : (mencoba mengajari temannya yang belum bisa). Ki loo, ditulis sek
rumuse. Bar kui (selanjutnya) y ne seng ngendi (y nya yang mana) x e
seng ngendi (x nya yang mana).
Pd5 : Sek to (nanti dulu) sabar.
Pd6 : hehe..”
P : Latihan dadi (jadi) guru.
P : (kembali berkeliling memperhatikan pekerjaan peserta didik). Rene seng
durung iso (Sini yang belum bisa), kursine digeser rene (kursinya digeser
kesini). bareng-bareng belajare. Gek diwarai koncone ki (dibantu
temannya ini), ojo nyonto (jangan mencontek) ditutup bukune, ditulis sek
soale (dahulu soalnya).
Pd1 : Iya Pak (mulai menjelaskan temannya yang belum paham).
P : Udah yaa..dah selesai waktunya, dilanjutkan besok, besok kita lanjutkan
ke materi menentukan gradien yaa. Gradien garis dengan persamaan
y=mx+c, dipelajari dulu dirumah.
Pd : Iyaa Pak. Enggeh (iya) Pak.
P : Untuk tes buat besok bisa ya, materi yang sebelumnya.
Pd : Bisa Pak.
P : Assalamu‟alaikum
Pd : Walaikum salam.
Keterangan:
P : Pendidik
Pd : Peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
TRANSKIPSI KEGIATAN PROSES PEMBELAJARAN
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.4 Menentukan gradien garis dengan persamaan
y = mx+c
Pertemuan : 3
Hari/ tanggal : Rabu, 20 November 2013
Waktu : 08.20 – 09.40 WIB
P : Assalamualaikum.
Pd : Walaikum salam.
P : Pada pertemuan minggu lalu kita sudah membahas mengenai gradien.
Gradien tu apa?
Pd : Kecondongan atau kemiringan suatu garis Pak(jawaban serentak).
P : Pada persamaan garis nanti dalam bentuk variabel, koefisien, konstanta.
Opo kui(apa itu)? Variabel apa?
Pd : Opo kui(apa itu).hehe..”
: Variabel ki kae lho (itu ya).he.. (jawaban salah seorang anak).
P : Opo (apa)..apa?
Pd : Kelas tujuh Pak.
P : Variabel itu atau sering juga dinamakan peubah ya.
Pd : … (diam)
P : Variabel atau peubah, misal ada 2a, lalu 3a atau huruf a disitu
Pd : Oya Pak, iya Pak. Variabel..iya variabel bukan Pak? (jawaban bersama-
sama terkadang terdengar ramai)
P : Iya dinamakan variabel. Nanti dibaca-baca lagi buku kelas satunya. Itu
nanti bentuk aljabar kelas satu ada dan kelas dua itu awal. Kemudian
nanti kamu harus bisa merubah persamaan itu ya, misalkan dalam bentuk
variabel x atau variabel y.
P : Ini untuk rumus dasarnya adalah menentukan gradien. Gradien
simbolnya apa?
Pd : m.., m.., m (beberapa peserta didik menjawab)
P : m nya m ?
Pd : m kecil
P : m kecil. Gradien simbolnya adalah?
Pd : m kecil
P : m kecil. Kamu nanti harus bisa membentuk persamaan dan atau mungkin
menggunakan bentuk aljabar kedalam bentuk y = mx + c itu ya. (sambil
menuliskan dalam papan tulis).
P : m ini berarti gradiennya?
Pd : ….?
Lampiran 3. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
P : Bilangan yang berada di depan variabel x?
Pd : x
P : Variabel x, jadi setiap persamaan garis, tolong nanti kamu harus bisa
membentuk seperti ini. (dengan menunjukkan y = mx + c). Kemudian c
adalah konstanta bilangan. Bilangan tok (saja) ya tidak ada variabelnya.
P : Kalau disini adalah y, saya berikan contoh misalnya yang pertama
(sambil menulis di papan tulis). Iya,y sama dengan tiga x ditambah
enam. Ini y=3x+6. (sambil menunjukkan). Tiga ini namanya? Iya?
Pd1 : Gradien
P : Ini variabelnya y dan x. Tiga itu kalau dalam bentuk aljabar namanya
koefisien ya! Koefisien x. koefisien y nya berapa? Hayo? Koefisien y?
Pd2 : Nol
P : Koefisien y? (kembali bertanya kepada pd)
Pd : Nol pak, tidak ada pak, satu pak. (jawaban peserta didik yang berbeda-
beda)
P : Hemm..”
Pd : (terdiam dan saling bertanya kepada teman-temannya)
P : Koefisien itu bilangan yang berada di depan variabel y atau variabel x.
: Jadi, Wes (sudah)? perhatikan disini. Ehem! semua menghadap sini, ini
ada variabel y, tadikan koefisien x adalah tiga.
Pd : Iya Pak.
P : Variabel y, koefisiennya berapa? Angka yang ada di depan y, kalau tidak
ditulis
Pd : Satu Pak.Oooo..”
P : Berarti adalah satu. Kalau di depan variable x?
Pd : Tiga.
P : Kalau ini adalah konstanta (menunjukkan angka enam). Sesuai dengan
rumus yang di atas y = mx+c. m tadi adalah?
Pd : Gradien
P : Gradien ternyata adalah?
Pd : Koefisien x
P : Koefisien dari x, jika koefisien y nya adalah satu. Sehingga persamaan
garis iki (ini) ya sama dengan ini . Gradiennya berapa? (contoh soal y =
3x+6)
Pd : Tiga..,tiga (serentak peserta didik menjawab tiga)
P : Gradien adalah tiga. Udah jelas?
P : Kalau misalkan yang nomor dua, y = -5x-10
Pd : Min lima.., min lima.., min lima.
P : Gradiennya berapa?
Pd : Min lima Pak!
P : Gradien garisnya?
Pd : Min lima.
P : Berapa ini? min lii….?
Pd : Lima
P : Jadi ditulis semuanya, min juga ditulis. Kalau misalkan, ada lagi y = - x
+15.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
P : Gradiennya berapa?
Pd : Min dua per tiga
P : Gradiennya adalah?
Pd : Min dua per tiga
P : Jadi gradiennya adalah min dua per tiga. Jadi gradien tidak harus
bilangan bulat positif, boleh bilangan bulat negatif, boleh pecahan.
Udah, udah jelas?
Pd : Sudah.
P : Yo kamu tulis dulu.
P : Jadi bilangan yang atau koefisien x bilangan yang berada di depan x jika
koefisien y nya satu.
---@@@---
P : Kalau sudah, perhatikan nomor empat. 2y = 4x-8 tulis dulu. Sudah?.
Tolong perhatikan yang nomor ini, gradiennya?. Berbeda atau tidak
dengan nomor ketiga ini? (sambil menunjuk ke papan tulis)
Pd : Beda, gradiennya (jawaban yang berbeda dari peserta didik)
P : bedanya dimana?
Pd1 : ada dua nya Pak.
P : ada dua nya, untuk gradieannya?
Pd : Empat..,empat
: Enggak yo (ya) (jawaban yang berbeda dari peserta didik)
P : Hayo..perhatikan lagi koefisiennya.
Pd : Iya Pak, dua koefisiennya
: Dibagi itu, iya dibagi Pak.
(muncul pernyataan-pernyatan dari pd)
P : Kamu bisa mengubah bentuk ini kedalam bentuk ini (menunjukkan
2y=4x-8 ke y=mx+c yang ada di papan tulis) bisa gak? dari ini ke
sini. Yuukk dilanjutkan.
Pd : Emm,..”
: ke y=mx+c iya Pak?
(mulai mengerjakan kembali)
Pd : Dirubah ke rumuse tadi Pak?
: Iya Pak?
(pertanyaan beberapa pd)
P : (berkeliling kembali dengan memperhatikan pekerjaan Pd).
: Seperti bentuk aljabar. Hayoo…gimana caranya? (bertanya kepada
semua Pd)
Pd7 : Bisa (salah satu murid mengacungkan jari tangan nya). Ditaruh didepan
P : Ditaruh didepan?
Pd : Kekiri….kekanan (jawaban peserta didik yang berbeda-beda).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
P : Lalu begini (seperti ini) buatnya. Kalau persamaan biasanya nanti dalam
ruas kanan dan ruas kiri. Ruas kiri itu adalah yang berada sebelah kiri
sama dengan. Iya to? Ruas kanan yang berada di belakang kanan sama
dengan. Iya, ayo siapa yang bisa nyoba lanjutkan?
Pd9 : (maju kedepan mengerjakan di papan tulis)
P : Dirubah seperti tadi. Sebelum itu m bisa? Itu dua kalau?
Pd9 : Menulis
2y= 4x-8
y=
y= - 4
P : Dihapus sek(dulu) semuanya. Nanti temen yang lain biar tahu x nya
dimana?. Dirubah bentuk dasar ini ya (menunjukkan rumus y=mx+c)
Pd9 : y= - 4
P : Variabel nya?
Pd9 : Oiya. y= x – 4
y= x – 4
P : Jadi gradiennya berapa?
Pd9 : Dua
P : Iya. Saya minta nanti kamu harus bisa mengubah dari bentuk 2y=4x-8
kedalam bentuk aljabar, angka dua bisa digeser. Langsung sini, iya
bener? Nah setelah itu ini empat per dua. Ini sebenernya adalah
delapan per dua (seraya menghapus angka 4). Akhirnya ini dua per
berapa? empat dibagi dua berapa?
Pd : Dua
P : Dua. Ini delapan dibagi dua?
Pd : Empat
P : Empat. Sehingga bentuknya sudah sama dengan ni (y=mx+c). Sama ya?
Pd : Yaaa.
P : ini y, ini y. terus m nya dua. x….x terus baru c. Berarti nanti gradiennya
berapa?
Pd : Dua
P : Sama dengan gradiennya adalah dua. Bukan dua x .Gradiennya?
Pd : Dua.
P : Dua. Yang ini (menunjuk papan tulis). Siapa yang masih belum bisa ini?
Nanti saya coba lagi satu.
: Laa..sekarang kamu coba yang nomor lima. Coba nomor lima. Min tiga y
sama dengan enam x plus dua belas. “-3y=6x+12”. (pendidik mulai
mengamati pekerjaan peserta didik).
Pd4 : Seng kae digeser (yang itu digeser), seng min tiga ne (yang min tiga nya).
Pd2 : Ooooo…”
Pd3 : Pak..pak!
P : Apa? Menurut kamu bagaimana dulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
: Yaudah maju (dengan menawarkan pena ke salah seorang peserta didik)
Pd4 : Salah lho pak.
P : Benar…bener. Maju.
: bener. Dah maju aja, dicoba dulu. Bukunya bawa. y sama dengan?
Pd4 : (mulai mengerjakan di papan tulis)
-3y = 6x+12
y =
y = +
y = 2x + 4
P : Betul?
Pd : iyaa, betul Pak (jawaban dari pd yang mengerjakan dan dari beberapa
pd yang memperhatikan pertanyaan pendidik).
P : Wess (sudah)..duduk. Dah yo (ya). Ok semuanya. Yuukk perhatikan sini
dulu. Kalau contoh ini tadi ya ini kan dua y sama dengan empat x
dikurangi delapan“2y = 4x-8. Dua pindah sini. Ini kan positif (menunjuk
angka 2 pada y= ).
Pd : Iya Pak, positif.
P : Pindah disini kok masih positif, iya?
Pd : Iyaaa..”
P : Kamu dari temenmu ada yang seperti ini. Ini negatif pindah keruas kanan
berubah tanda menjadi plus tiga“y= ”. Terus yang betul yang mana?
Pd : Yang pertama…,yang kedua (jawaban peserta didik yang berbeda-beda).
P : Kamu harus tau prinsip pada bentuk aljabar kelas satu, ya!. Kelas satu,
lihat disini, ya!. Kalau ada seperti ini y ditambah tiga sama dengan lima
“y+3=5”. y ditambah tiga sama dengan lima. Ini kan penjumlahan
Pd : Iyaaa…”
P : Supaya ini bisa digeser kekanan, ini harus diapakan?
Pd : Dikurangi, di min, tiga pindah kekanan. (kembali jawaban peserta didik
yang berbeda-beda)
P : Nanti kan y plus tiga “y+3” kan tetap. Supaya hilang kan?
Pd : Dikurangi tiga.
P : Dikurangi tiga, gitu ya. Dikurangi tiga. Kalau sebelah kiri dikurangi tiga,
berarti?
Pd : Sebelah kanan juga dikurangi tiga Pak.
P : Iya…, sebelah kanan juga dikurangi tiga. Dikurangi tiga berarti lima
dikurangi tiga, berarti ini kan nol. Berarti?
Pd : y sama dengan dua.
P : Sekarang kita tutup ini.
(Dalam hal ini Pendidik telah menuliskan y + 3 = 5
y + 3 – 3 = 5 – 3
y = 2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
: Kalau penjumlahan kita amati, jadi min yah. Ini prinsip dasarnya dulu.
Lha sekarang kalau bentuk seperti ini dua x sama dengan sepuluh
“2x=10”. Atau min saja “-2x=10”.
: Supaya ini ya geser kanan istilahnya ya. Ini harus dibagi berapa?
Pd2 : dibagi dua.
P : Supaya nanti disitu positif.
Pd : Dibagi min dua Pak.
P : Berarti nanti min dua x ni kan harus dibagi min dua ya.
Pd : Min bagi min, plus.
P : Jadi x saja. Ini sama dengan? kalau yang sebelah kiri dibagi,
Pd : Berarti sebelah kanan dibagi min dua juga iya Pak.
P : dibagi min dua, ya!.
: Min bagi min? min dua bagi min dua?
Pd : Satu…satu.
P : Satu ya, satu plus. Berarti nanti ditulis x saja,
Pd : x sama dengan min lima
P : Ini min lima. Ini prinsipnya seperti ini. Sekarang dari baris kedua kita
tutup, ya!.
(Dalam hal ini Pendidik telah menuliskan -2x = 10
=
x = -5)
Pd : Iya Pak.
P : Ini kan min dua geser sebelah kanan. Inikan perkalian ya, bedakan
penjumlahan yang seperti ini. Kalau perkalian seperti ini, nanti geser ke
sebelah kanan. Nanti kan ini tetap, min dua ini juga min dua. Dah jelas?
Berarti yang bener ini berapa? Min po ples? (menunjuk hasil pengerjaan
salah satu peserta didik yang ada di papan tulis)
Pd : Min
P : Min
Pd : Disini min. ni min. ni min. Yeesss.
P : Berarti disini?
Pd : Min
P : Min dua. Ini?
Pd : Min
P : Min.
Pd : Gradiennya min dua
P : Hati-hati untuk prinsip ini. Prinsip dasar, ya!. Kalau untuk aljabar dikelas
satu maupun kelas dua awal itu ya.
: Perhatikan…!! ini nanti sampe ke SMA harus bisa jangan lupa.
---@@@---
P : Wes, wes (sudah, sudah) perhatikan nomor enam. Bentuk yang lain.
: Berapakah gradiennya yang ini? Nikan dua x plus y sama dengan delapan
“2x+y=8”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Pd4 : Yaa..yaa..”cari gradiennya ya Pak?
P : Kalau bisa kamu ubah kebentuk ini. Yang perlu digeser yang mana? dua
x plus y sama dengan delapan. Supaya jadi bentuk yang y = mx+c.
Nomor enam, ya yang lainnya coba yuk (pendidik memperhatikan
pekerjaan peserta didik).
: y sama dengan dua x plus delapan (menyebutkan jawaban salah seorang
peserta didik)
Pd4 : Iya pak?
P : Tandanya, diteliti lagi.
Pd : Yang digeser y nya atau x nya Pak?.
P : Diperhatikan lagi rumus awal tadi, yang y = mx+c.
Pd : Ooo..dibuat kebentuk itu.
P : Diperhatikan tandanya.
Pd4 : Plus pindah jadi min ya.
P : Kalau tidak tahu kembalikan ke dasar ini.
(menunjukkan cara pengerjaan y + 3 = 5
y + 3 – 3 = 5 – 3
y = 2)
P : y sama dengan? (bertanya kesalah seorang pd)
Pd3 : Betul pak?
: 2x+y=8
y=2x+8
P : Iki(ini) sama dengan opo(apa)? Ini kan tetep sama dengan to, sebelah
kanan sama dengan, plus tetep?
Pd3 : Dua x plus delapan Pak. Plus delapan pak
P : Bener, berartikan tinggal geser delapannya. Tapi kan yang dua x pindah
ruas. Kalau pindah ruas berarti?
Pd3 : Oyoo..yoo., dadi min dua pak. gradiennya min dua pak.
P : Iya, yang teliti ya, kalau bentuknya penjumpalahan. plus pindah ruas jadi
negatif, ya.
Pd3 : Iya Pak.
P : Hei owes yo (sudah ya) perhatikan, mosok durung iso (belum bisa)
(bertanya kepada semua Pd).
Pd : …(diam)
Belum (jawaban beberapa peserta didik)
P : Ya kalau pindah ruas batasannya tanda sama dengan gitu ya. Kalau tidak
geser seperti ini angka delapan ini kan positif, berarti tidak pindah ruas ni
berarti tetep (dengan menunjukkan ke papan tulis).
Pd : Plus
P : Plus. Lha sekarang dari ruas kiri ini ada
Pd : Dua x dan y
P : Ada dua ini tho. Ada dua suku.
Pd : Iyaa!
P : Suku yang pertama dua x, yang kedua?
Pd : y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
P : Kamu kan akan menggeser suku ini ya. Ke sebelah kanan sama dengan,
kalau satu suku pindah, satu suku pindah bersama-sama nanti akan
berubah.
Pd : Min..min.hehe
P : Berubah tanda. Kalau dari min pindah suku, pindah ruas. Satu suku ini
pindah ruas berarti tandanya berubah. Kalau min jadi plus, yang semula
plus jadi?
Pd : Min
P : Min, kalau suku y pindah, pindah, pindah?. Berarti tetep disini y sama
dengan. Ini pindah satu suku ke kanan menjadi?
Pd : Pindah.
P : Lhoo..loo. Kan tadi mau dirubah kebentuk y = mx+c.
P : Berarti tetep, y sama dengan? menjadi
Pd : Min dua x
P : Min dua x. Delapan tadi pindah atau tidak?
Pd : Tidak Pak.
P : Tidak, berarti tetep plus delapan, ini. Bentuknya juga sama. Udah sama
belum?
Pd : Udah, berarti gradiennya min dua.
P : Berapa?
Pd : Min dua
P : Min dua. Bisa?
Pd : Bisa, wah betul (ada jawaban peserta didik yang benar).
P : Oke perhatikan lagi, saya kembalikan ke dasar ini dulu ya kelas satu. Ini
kelas satu. Pindah kelas siji neh wae (satu lagi saja). Ini prinsip dari
operasi pada bentuk aljabar ya dua x plus y sama dengan delapan
“2x+y=8”. Supaya ini hilang geser. Berarti kan dua x dikurangi dua x ya.
Ini tetap plus y sama dengan delapan. Kalau sebelah kiri ya, ruas kiri
dikurangi berarti ruas kanan harus dikurangi bilangan yang sama. Jadi
sebelah sini harus dikurangi dengan min dua x. ini dikurangi ini berapa?
Pd3 : Nol
P : Nol plus y sama dengan?
Pd : Dua x dikurang delapan (serentak jawaban pd)
P : Geser kekiri boleh
Pd1 : Ee.. min dua x plus delapan .
P : Nol ditambah ini kan sama dengan, y?
Pd : y sama dengan min dua x plus delapan (serentak jawaban pd)
P : Asalnya dari ini gitu lho, kenapa bisa min dua x
Pd : Ooo…” (beberapa pd)
P : Bisa min. ini kelas satu. Kalau kelas dua nanti kesuen (terlalu lama)
langkahnya. Langsung digeser aja. Nanti kelas tiga harus lancar. Udah
bisa ini?
Pd : Uwes (sudah) pak!
P : Ada yang ditanyakan? Hey iso(bisa)? (bertanya pada salah satu murid)
Saiki ki sekali lagi raiso
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
P : Nomor ini. Wes iki(udah ini), y dikurang tiga x sama dengan lima belas
“y-3x=15”. Sek bingung meneh(masih bingung lagi)?
Pd : Sek pak garap sek(nanti pak, masih mengerjakan).
P : Nek ra iso neh(kalau belum bisa lagi), hyo sekolah ra bayar ki
ngeneki(tidak bayar itu seperti ini).
Pd : Pak ini bayar ni pak?
P : Akibat sekolah ra bayar ki yo raiso iso(tidak bayar itu tidak bisa).
Pd : Bayar pak, bayar…!
P : neg(kalau) kamu bayar berarti harus bisa, neg raiso rasah bayar(kalau
tidak bisa tidak bayar)
Pd : Berarti kalo aku gak bisa gak bayar pak?
P : Ra bayar(tidak bayar). Rasah(tidak) sekolah
Pd : Woooo..”
P : Kan tidak naik kelas. Ayo cepet ini! (dengan memeriksa pekerjaan
peserta didik)
---@@@---
P : Yang bisa. Hayo, sopo iki (siapa ini) (menunjuk salah satu peserta didik)
Pd : Huda pak
P : Raiso wae(tidak bisa aja). Rasah go(tidak membawa) buku no.
Pd3 : y-3x=15 (nampak pd hanya menuliskan soalnya kembali dan kesulitan
saat melanjutkan langkah pengerjaan berikutnya)
P : Hehh! dikerjakan seperti ini(menunjukkan di papan tulis). Dikerjakan
seperti ini. Siapa yang sudah bisa? Seng wes iso ngacung (yang sudah
bisa acungkan tangan). Seg rung iso tak tunjuk (yang belum bisa saya
tunjuk). Seg rung iso (yang belum bisa) maju.
Pd : Aku, aku, saya Pak (beberapa pd yang merasa belum bisa mengangkat
tangannya dan mulai maju kedepan)
P : Maju, sini. Hanya disini kamu mengerjakan (menyuruh peserta didik
maju ke depan). Seng rung iso maju kene(yang belum bisa maju
kedepan). Siapa yang sudah bisa ngacong?
Pd : (beberapa peserta didik mengacungkan tangan kembali)
P : Hayo maju (menyuruh salah satu peserta didik maju ke depan). Eh nek
raiso pingen iso ra(ehh kalau tidak bisa, mau bisa tidak)?
Pd : Pengen pak!, pengen bisa Pak.
P : Kalau yang gak pengen bisa boleh keluar. Keluar kelas. Keluar dari
kelas. Sopo seng pengen iso ngacung(siapa yang mau bisa,mengangkat
tangannya) ?
Pd : Saya, saya pak.
P : Yang sudah bisa siapa ngacung? Yang belum bisa silahkan ke depan,
Pd : (beberpa Pd yang belum bisa mulai maju kedepan)
P : Duduk o. Ew gak usah bawa buku ya.
: Sistem yang pertama tadi ya (menunjukkan rumus awal “y = mx + c”).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Pd : Iya, tandanya pak (jawaban beberapa peserta didik yang tidak maju
kedepan).
P : Gimana? intinya pada ini (menunjukkan rumus awal y = mx+c), hapal?
Pd : Hapal pak.
: y sama dengan m x plus c (jawaban beberapa peserta didik yang maju
didepan).
P : Ya berarti yang nomer enam ini, ternyata disebelah kiri sama dengan ada
dua x dan y, dua x jadi? maka perlu ini pindah, ya? (menjelaskan di
papan tulis). Di pindah, caranya mindah, kamu boleh langsung digeser,
boleh langsung cara ini.
2x + y = 8
y = -2x + 8, sudah?
Pd : Belum, sudah pak.
: Pindah min plusnya masih bingung pak.
: (jawaban berbeda-beda dari pd yang ada didepan)
P : Kalau langsung digeser nanti berubah tanda, jadi tanda tu hanya min dan
plus. Yang lain tidak ada. Kalau semua plus pindah jadi
Pd : Min, tetep plus. (saling melontarkan jawaban masing-masing)
P : Hemm..”
Yaudah begini, yang seperti ini
2x + y = 8
2x-2x+y = 8-2x
y = -2x+8
P : Min, ya. Klo seperti ni nanti akhirnya juga sama pindah jadi?
Pd : Min
P : Min. ni kan plus. pindah sini?
Pd : Min.
P : Min. lah sekarang kalau bentuk ini (menunjukkan soal y-3x=15). Ni yang
seharusnya disebelah kiri sama dengan yang mana?
Pd : Tiga x
P : Seharusnya,.?”
Pd : y….y…”
P : y saja. Berarti kamu harus mindah?
Pd : Tiga x, tiga x
P : Seng (yang) pindah? (kembali menunjukkan -3x)
Pd : Iya min tiga x, min tiga x
P : Sek (yang) dipindah sak meneki (pada bagian ini). Dipindah kearah kanan
sama dengan. Syaratnya tadi opo (apa)?
Pd : Tandanya berubah Pak!
P : Kalau plus sebelah kanan sama dengan satu suku semuannya pindah, ni
nanti berubah tanda. Yang semula plus
Pd : Jadi min…min Pak
P : Yang semula min jadi?
Pd : Plus
P : Ni tandanya po?
Pd : Min. berarti kalau pindah sini jadi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Pd : Plus
P : Berarti ni nanti ditinggalkan oleh? ya. Ni geser kesini jadi?
Pd : Tiga x plus lima belas. Horeee..! hehe
P : Hey, klo ni letaknya dikanan dan dikiri sama dengan ni, podo wae (sama
saja). Gak pengaruh. Misalkan lagi nomor delapan. Jangan bicara dulu.
Dibatin tok (dalam hati saja). Nih min dua x plus y sama dengan dua
puluh “-2x+y=20”.
: Wess (sudah)..! jangan bicara. Diem. Ndak ada yang bicara. Wes (sudah).
Sekarang pengakuan secara jujur. Sopo seng wes iso (siapa yang sudah
bisa)?. Jangan bicara.
Pd : Mengacungkan tangannya.
P : Dah, dah yakin bisa?
Pd : Yakin, bisa pak.
P : Jujur sapa yang bisa?
Pd : Ra (tidak) maju lo (ya) (jawaban peserta didik yang sudah paham dan
tidak maju)
P : Gak usah. Soal yang nomer sembilan, ya. Ni sopo seng wes iso
membentuk seperti ni coba. Diem gak usah bicara
Pd : Wes (sudah)
P : Seng neng kono meneng wae (yang disana diam saja). Sapa yang sudah
bisa? Yang sudah bisa?
Pd : (Beberapa peserta didik mengacungkan jarinya menandakan semua
mulai dapat mengikuti)
P : Ni diubah menjadi seperti ini. Tanpa alasan. Seng (yang) penting yakin
iso (bisa). Bisa? Seng wes iso ngacung (yang sudah bisa acungkan
tangan)? Yang bisa dua-dua nya. Yang bisa dua-duanya. Ngacung?
Pd : (Semua mengacungkan jarinya)
P : Wes iso kabeh (sudah bisa semua)? Ya sudah sekarang duduk kembali.
Dah, wes (sudah). Kalo sudah duduk. Secara jujur sudah bisa, yo. Klo
bisa ya silahkan maju. Yang ni, langsung aja. Langsung maju (
menunjukkan soal -2x+y=20).
Pd : Jawabane loro yo (jawabannya dua ya) (jawaban spontan beberapa
peserta)
Pd3 : Pak yang maju sopo?
P : Yang disini saja (menerangkan ke peserta didik yang tadi maju kedepan).
Pd3 : (berebut untuk maju, mengerjakan). mulai menuliskan jawabannya di
papan tulis.
-2x+y=20
y=2x+20
Jadi gradiennya dua Pak.
P : Ni yang satu masih ada, yang mau maju?
Pd : Pak maju yang nomor dua….dua…dua..” (beberapa berebut).
P : Ya silahkan. Nanti satu lagi yang bawah. Mau mileh seng nengkene ra?
Pd : Iyaa
P : Rasah go (Jangan pakai) buku. Rasah go (jangan pakai) buku wae (saja)
hayo cepet. Kamu jujur po ra gitu lo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
Pd : Kae (itu) min yo (mencoba membenarkan pekerjaan temannya).
P : Hey, jangan mpengaruhi yg lain ya. Silahkan tutup mulutnya.
Pd2 : (mengerjakan soal y+30x=50
y=30x+50).
P : Perhatikan! Konsep yang tadi iya tho, misalkan pindah ruas dia?
Pd2 : Oyaa..pindah pak jadi min tiga puluh x.
P : Iya.
Seseorang jujur atau tidak nanti kelihatan, sekarang dikelas satu ada
namanya nilai kejujuran. Misalkan tidak bisa ya bilang belum bisa,
karena ada nilai tersendiri.
Dah..yang lain sapa yang masih bingung?
Pd : Sudah..wess (sudah) Pak.
P : Berikutnya nanti contoh nomor sepuluh, ni contoh yang variatif ya.
Misalkan disini ada dua x plus tiga y sama dengan dua belas
“2x+3y=12”. Yukk piye (bagaimana)?
Pd : Yaa..langsung min..min dua x Pak (jawaban beberapa pd yang yakin
tanpa memperhatikan koefisien dari y)
: Heemm…iya Pak min dua x, kan pindah ruas
P : Hayoo..hayo dua x plus tiga y sama dengan dua belas lho,
Pd4 : Iya Pak, plus plus Pak, dua. ehh..min dua to (timbul jawaban yang
berbeda- beda kembali)
P : Hyoo..jangan lupa, tadi dalam contoh yang sebelumnya hanya y kalau
yang ini?
Pd : Tiga y., tiga y sama dengan dua belas. Oiyoo..”. Dikurang tiga berarti
Pak (jawaban beberapa peserta didik).
P : Hemm…,belum tepat. Ni ya, kita kan mau membentuk persamaan ini
menjadi y=mx+c, kalau contoh-contoh sebelumnya koefisien y nya satu,
ni kan koefisienya tiga. Berarti nanti?
Pd2 : Min dua x, sama dengan min dua x.
P : Yaa boleh, dua belas turun dikurang dua x, ya. Ni kan masih ada tiga y.
Pd : Dibagi (jawaban beberapa pd).
P : Yang ini kan satu suku, dipindah apanya? y sama dengan?
Pd4 : Dibagi. Dua belas x dikurang dua x per…per..?
P : Hyooo..per? tadi ada suku 3y ya, berarti
Pd : Per tiga (jawaban beberapa pd).
P : Ubah tanda po tidak? plus po min? Berubah po tidak (meyakinkan
peserta didik)
Pd : Tetep, plus. per tiga.
P : Tidak berubah. Berarti y sama dengan?
Pd : Dua belas dibagi tiga, dikurangi dua x dibagi tiga.
P : y sama dengan?
Pd : Min dua pertiga x plus empat.
P : Wes (sudah) selesai po belum? Selesai po belum?
Pd : Udah.
P : Liat (lihat) disana, y sama dengan m nya ini x plus c. Berarti gradienya
berapa, kan yang ditanya berap gradiennya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Pd : Min dua per tiga.
P : Min dua pertiga. Itu paham lho kalau bareng-bareng. Wes ki, dipahami.
---@@@---
P : Oke coba untuk latihan sekarang bukunya ini dibuka. Halaman enam
puluh dua. Buka halaman nomer enam puluh dua. Nomor dua ya.
Pd : Halaman berapa pak?
P : Halaman enam puluh dua. Nomor dua b,c,d,e.
Pd : b, c, d
P : Gradien garis itu. Tiga soal enam menit, enam menit dari sekarang
silahkan. Setengah sepuluh selesai, sepuluh menit. Yang belum bisa
boleh tanya ke temennya yang sudah paham. Gak boleh tanya kepada
saya. Takok karo kancane.
---@@@---
P : Tanya itu takon (tanya). Kok iso ngeneki piye ngono lho (kenapa bisa
seperti ini ya). Kok bisa seperti ni bagaimana. Tu namanya tanya. Kalo
jawabannya berapa? Bararti ra takon kui jenenge nurun (tidak tanya itu
namanya mencontek).
Pd : Hehe..” (peserta didik mulai bekerja sama satu sama lainnya).
P : (Pendidik mengamati pekerjaan peserta didik dan ternyata masih ada
yang belum paham).
: Min y, kalo didepan y , ingat tadi lho ya. Didepan y tu tidak ada
angkanya variabel. Min kalau min y berarti?
Pd : ….(diam)
P : Koefisiennya adalah?
Pe : Nol…gak ada Pak.
P : Min satu. Kalo -y saja berarti depannya min satu, kalo x artinya
koefisiennya?
Pd : Satu Pak..!!
Wes (sudah) perhatikan sini. Sini lihat sini dulu. Sekarang boleh tanya ke
saya ya?
Pd : Yaa
P : Kalau da seperti ni min y sama dengan tiga x dikurang sepuluh “–y=3x-
10”. Padahal rumusnya disini tak ada min, iya to?. Kalau didepannya da
min, berarti kamu harus mengganti ininya adalah min satu. Ya begitu
prosedurnya. Berarti nanti?
Pd : y sama dengan tiga x dikurang sepuluh dibagi min satu.
P : Berarti y sama dengan berapa?
Pd : Min tiga
: Min tiga x.
P : Ni bagi ni plus. sepuluh dibagi satu?.
Pd : Sepuluh.
P : (menuliskan –y = 3x-10
y =
y = -3x + 10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Oke tinggal satu menit. Enam menit harus dah jadi. Dah, yang A sapa
yang bisa? Yang a, siapa yang bisa. Dua a ayoo..! (menawarkan ke
peserta didik)
Pd : Berapa pak, dua a
P : Sekarang dua b.
Pd : Dua b Pak
P : Yoo..dua b, dua c, dua d. Kene yo sopo maju cepet. Hayo, koe wes
hurung?
Pd : (ada tiga peserta didik maju untuk mengerjakan).
---@@@---
P : Wes, wes (sudah, sudah) perhatikan sini, sini yang b lihat dua x plus y
sama dengan tujuh “2x+y=7” digeser kekiri min. y sama dengan min dua
x plus tujuh“y=-2x+7. Yooo…seng salah sopo ngacung (yang salah
acungkan tangannya)? Betul…?
Pd : Betul…betull..!!
P : Tolong temanmu dikasih tepuk tangan.
Pd : (semua peserta didik bertepuk tangan)
P : Seharusnya kamu juga seperti itu.
Yang c, perhatikan yang putra sini. Lima x dikurang y sama dengan
empat “5x-y=4”. Lima pindah jadi min lima x plus empat. Y nya disini
min po plus?
Pd : Min ( serentak)
P : Min po plus?
Pd : Minnn Pak!
P : Min, berarti disini seharusnya masih ada tanda
Pd : Minnn…!
P : Min ya tho.(mengoreksi pekerjaan salah satu murid). Masih ada tanda
min. Nah seperti ni yang tadi. Seperti ini, berarti?. Sing iki sopo?
(menunjukkan pekerjaan salah satu murid di papan tulis).
Pd : (salah satu peserta didik mengacungkan tangan), saya Pak yang
mengerjakan.
P : Ayo. dibenarkan dulu. Yang b?
Pd5 : (peserta didik mulai kebingunan saat temannya menganggu, akhirnya
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan. Peserta didik menulis
5x-y = 4
-y = -5x+4
y =
= -5x
Selanjutnya diperbaiki lagi menjadi
-y = 5x + 4, ehhh..bingung pak.
P : Perhatikan kebentuk ni(menjelaskan peserta didik yang maju didepan).
Eh dilihat dulu sambil duduk.
: Yang putra perhatikan ki (menunjuk papan tulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Wes (sudah)?. Perhatikan ini, seng rung iso ngacung, madep mrene.
Hadap sini, sini. Contoh tadi ni ya, min y sama dengan tiga x dikurangi
sepuluh “-y = 3x-10” Sini ada tanda min. Artine opo, min nya tadi opo?
Pd : Min satu.
P : Min satu. Berarti ni harus digeser ke sebelah kanan. Berarti ni y
ditinggalkan oleh min. min satu ni. Geser kesini kebawah. Kalau sudah
ya, tiga dibagi min satu. Berarti plus dibagi min?
Pd : Min
P : Min ya. Ni min dibagi min. min sepuluh dibagi min satu, plus sepuluh to.
Wes iso? Bisa dari ini. ni ada min y sama dengan?
Pd5 : (maju kedepan memperbaiki jawabannya dan mulai paham).
Menuliskan
5x-y = 4
-y = -5x+4
y =
= 5x-4
P : Wes (sudah), siapa yang sama dengan ni ngacung. Yaudah. Yang sama
dengan ni.
Pd : (beberapa murid ngacung)
P : Yoo..., yang sama perhatikan. Yang sama dengan ni perhatikan, empat x
dikurang tiga y sama dengan Sembilan “4x-3y=9”
(Jawaban peserta didik 4x-3y = 9
-3y = -4x+9
y = x +
y = - x – 3
y = -
gradiennya = - )
Wess (sudah)…siapa yang sama? siapa yang beda?. Yang sama
perhatikan.
Empat x dikurang tiga y sama dengan sembilan, berarti empat digeser
kesebelah sini jadi?
Pd : Min empat
P : Min. bener? Betul. Terus min tiga y, min tiga geser jadi per gini ya, dah
betul? Min dibagi min?
Pd : Sudah Pak. plus Pak.
P : Iya plus. Plus dibagi min? min tiga, y berarti? (menghapus min di depan
angka ). Oke sekarang saya berikan soal satu.
Pd : Oya pak, dikumpulkan pak?
P : Iya. Ora etuk takon kancane. Seng takon kancane tak kon nggarap peng
85. Cepet! Mengerjakan di buku, berapakah gradiennya?
Pd : gradiennya pak?
P : Min tiga y plus tiga x sama dengan dua puluh satu “3y+3x=21”.
Berapakah gradiennya?. Yang sudah langsung dikumpulkan sini. Ra etuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
nginguk kancane (tidak boleh melihat temannya). Wes langsung
dikumpulkan sini. Waktunya satu menit selesai
Pd : Aasssikk..!
P : Langsung dikumpulkan sebelum saya tinggal. Ya langsung istrahat yang
sudah. Ee…, gak boleh tanya lho. Ya istarahat, ayoo..tinggal sepuluh
detik. sepuluh, sembilan
Pd : Ntar dulu pak
P : Delapan, tujuh,…, tiga, dua, satu. Dah ya asslam wr.wb.
Pd : Wsslm wr.wb
Keterangan:
P : Pendidik
Pd : Peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
TRANSKIPSI KEGIATAN PROSES PEMBELAJARAN
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.4 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus
Pertemuan : 4
Hari/ tanggal : Rabu, 4 Desember 2013
Waktu : 08.20 – 09.40 WIB
P : Assalamualaikum
Pd : Walaikum salam.,
P : Pada pertemuan yang kemarin sudah membahas persaman garis atau
menggambar, gradien ya. Nah sekarang menentukan persamaan garis jika
diketahui garis tersebut melalui titik?. Ngerti to nanti pada sumbu
koordinat di titik A msalkan yaitu x koma y dengan x satu koma y satu
dengan gradien
Pd : m
P : Gradien m. Gradien sudah diajarkan, misal y sama dengan tiga x plus
empat, gradiennya?
Pd : Tiga to Pak.
P : Iya. Wes iso (sudah bisa), gambare wes iso (gambarnya sudah bisa ya),
ya. Terus sekarang diterapkan pada persamaan garis yang ada itu.
Diambilkan contoh, kasih contoh ya (mulai menuliskan di papan tulis).
Pd : Iyaa..Pak.
P : Contoh ya satu. Tentukan persamaan garis yang melalui dua koma min
tiga dengan gradien lima. Oke perhatikan sini
Pd : Dua koma min tiga, gradiennya lima.
P : Wes (sudah) perhatikan ini, tentukan persamaan garis yang melalui titik
dua koma min tiga dengan gradien lima. Jadi syaratnya kamu harus hapal
rumus. Rumusnya nanti adalah, lihat sini. y min y satu sama dengan m
dalam kurung x min x satu “y-y1=m(x-x1)”, ni(sambil menuliskan
rumusnya). Coba satu menit dihapalke. Uwees satu menit selesai.
Pd : (ruang kelas menjadi ramai dikarenakan suara pd yang menghafalkan
rumus tersebut)
Wess (sudah)..Pak, sudah Pak (jawaban serentak pd)
P : Ayo pojokan dibaca, rumusnya sing banter (yang keras)(menunjuk salah
satu peserta didik), y?
Pd1 : y sama dengan y satu..”
P : y sama dengan y satu?Ayoo..y?. Tenanan ora (serius tidak)?
Pd : Hehe, gimana Pak?
P : y dikurang y satu sama dengan m dalam kurung x dikurang x satu. m tu
yang ini ya gradiennya(menunjuk soal di papan tulis). Berarti m nya?
Lampiran 4. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
Pd : y min y satu sama dengan m dalam kurung x dikurang x satu, m
nya lima Pak.
P : Lima, terus x satu nanti?
Pd : x satu sama dengan, dua…., min tiga deng.
P : Lohh..lohh, x satu ni yang depan (seraya menunjukkan angka dua di
papan tulis (2,-3)). Terus x satu ini, ew ni ya. x satu berarti nanti yang di
depan ni. Terus y satu nti adalah?
Pd : Min tiga
P : Yang min tiga. Tinggal diganti, kalau kamu gak hafal itu gak bisa
(menjelaskan bagaimana menentukan x satu mapun y satu).
Pd : y min y satu sama dengan m dalam kurung x dikurang x satu
P : y nya tetapkan tulis disini, dikurang y satunya
Pd : Min tiga..min tiga.
P : y satunya (menunjukkan angka min tiga di papan tulis). Sama dengan m
nya berapa?
Pd : Lima
P : Iya, lima
Pd : x
P : x min
Pd : Min dua
P : Min dua. Ada tanda?
Pd : Plus
P : Jadi? y
Pd : y plus tiga sama dengan lima x min. Dikurangi dua,
P : Min?
Pd : Dua
P : Min?
Pd : Dua, min sepuluh (jawaban peserta didik yang berbeda-beda)
P : Sepuluh po dua?
Pd : Min dua
P : Sepuluh po dua (kembali menanyakan).
Pd : …??
P : Gini inikan ada dalam kurungnya”5(x-2)”. Berarti lima dikali x, lima
juga dikali min dua. jadi berapa?
Pd : Min sepuluh Pak.
P : Kalikan ini. Dah? Kalo sudah, kalo sudah, sekarang angka tiga
dikalikan, konsonan ini. Tiga ini digeser kesebelah kanan, y sama
dengan?
Pd : Lima x min sepuluh.
P : Terus? Min tiga. Dipasangkan, y sama dengan ?
Pd : Lima x min tiga belas
P : Udah selesai. Jadi persamaan garisnya ini.
Wes ayo ditulis. Yang belum paham siapa? tolong ditanyakan,
Pd : (terdiam)
--@@@--
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
P : Nah berikutnya ini. Bisa dikerjakan, tentukan persamaan garis yang
melalui min tiga koma empat dengan gradien min dua. Min tiga koma
empat dengan gradien min dua (melihat pekerjaan peserta didik).
P : Mumpung masih gampang dikerjakan. Nanti kalau sudah meningkat dikit
sedikit. Udah? (mengambil buku salah satu peserta didik untuk
dikoreksi), gradiennya berapa?
Pd : min dua
P : min dua, terus? ( lihat kerjaan peserta didik satu-satu)
Pd1 : Pak, begini pak?
P : Hayoo seng (yang) teliti to, ndi seng (mana yang) y satu ndi seng (mana
yang) x satu iki (ini) kebalik, (melihat pekerjaan yang masih belum
benar, lalu menugasi temannya untuk mengajarinya)
P : Wes durung (sudah belum)?
Pd2 : Durung(belum), lagi dibenerke(dibetulkan) Pak. Lagi garap, gini bukan
Pak? (menunjukkan hasil pekerjaannya).
y-y1 = m(x-x1)
y-4 = -2(x-(-3))
y-4 = -2(x+3)
y-4 = 6
y = 4+6
P : Iyaa..ini benar, loh yang bawahnya masih lum tepat ini. Coba yang
mana yang masih lum tepat?
Pd2 : Hemm…. yang y = 4+6 nya lum selesai ya pak?
P : Hyoo..coba dilihat lagi contoh yang sebelumnya.
Pd2 : Iyaa,.Pak (disini peserta didik masih belum menemukan kekeliruannya).
P : Coba lihat pekerjaanmu yang bagian ini (menunjuk ke y-4 = -2(x+3))
Pd2 : Iya Pak. y dikurang empat sama dengan min dua dalam kurung x plus
tiga. Terus y min empat sama dengan enam.
P : Iya,. sekarang coba perhatikan yang soal sebelumnya di bagian yang
sama (menunjukkan y+3 = 5(x-2)
y+3 = 5x-10)
: Lima kali x jadi lima x terus lima kali min dua jadi?
Pd2 : Min sepuluh Pak.
Pd2 : Ooo..” iya pak da yang kurang tadi.
P : Hyoo..kurang opo tadi?
Pd2 : Kurang min dua x nya.
: Iya.,ini kali ini min dua x min enam pak.
P : Iya.
Pd2 : Makasih Pak (membenarkan hasil pekerjaanya).
P : (melanjutkan memeriksa hasil pekerjaan peserta didik). Piye
uwes(bagaimana sudah)?
: Ini min to? (menunjuk angka -2 pada pekerjaan peserta didik)
y-y1 = m(x-x1)
y-(4) = -2(x-(-3))
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
y-4 = -2x+6
Pd3 : Iya pak.
P : Ini kali ini? (menunjukkan operasi hitung pada bentuk aljabar sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan dari -2(x-(-3))
Pd3 : (diam memperhatikan)
P : Dibenarkan dulu. Dinget-inget ya, tanda negatif positif nya, min kali
plus, min kali min(mengingatkan pd yang lain).
: (ada salah satu peserta didik yang mengacungkan jarinya ingin maju
kedepan untuk menyelesaikan)
: Min dua x, y sama dengan?
Pd : Min dua x min dua (jawaban serempak).
P : Nanti dilihat dulu pekerjaan temanne.
Pd : Kok iso (bisa)? jawabane kui (ada yang masih belum paham).
Pd : Yoo iso (bisa) to.hehehe..”
P : Yaa dilihat dulu nanti.
(kembali menghampiri salah seorang pd). Loh..ini kayak temannya tadi,
min plus nya masih salah. Diperhatikan tanda kurungnya, biar tidak
keliru
Pd1,5 : Iya Pak (membetulkan hasil pekerjaanya terlihat dari coretan
pembetulannya).
P : Min kali min?
Pd1,5 : Plus
P : Lah kui(itu) orek-orekan ngunu(coret-coretan gitu). Yo dibenerke.
P : (maju kedepan memperhatikan pd yang mengerjakan di papan tulis)
P : Wess (sudah)…tolong perhatikan sini semuanya. Kebanyakan yang
kelirunya disininya ya (menggaris bawahi y-4 = -2x-6). Wess (sudah)…?
Hadap sini!, ayoo. Inget-inget ya, tanda negatif positif nya, min kali plus,
min kali min.
Pd : Sudahh pak. Sssstttt.
P : Lihat, ini kan min ini juga min berarti nanti jadi plus. Kamu jangan
mengalikan dulu. Buat seperti ini(-(-3) jadi 3). Biar kamu gak keliru nanti
di min plus nya, ya. jadi diperhatikan, diberi tanda kurung waktu
mensubtitusikan. Nah setelah itu baru dua dikali dengan x min dua
dikali dengan x, jadi?
Pd : Min dua x
P : Setelah itu min dua dikalikan, hasilnya?
Pd : Dikalikan tiga, min enam
P : Nahh dengan gitu kan gak keliru di min plus nya, itu konsep dasar ya.
: Min dua x, nah setelah itu baru min
Pd : …(diam)
P : Min enam, oke bisa ya?
Pd : Bisa
P : Sama ini, terus berikutnya min empat digeser sebelah kanan. Ke ruas
kanan, ni kan plus. nah terus dilanjutkan operasinya.
: Wesss (sudah)..?
Pd : Wess (sudah) Pak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
P : Bedanya kalo disitu orek-orekan(coret-coretan) kalo disini enggak.
Pd : Hehe..
P : Oke ni (menulis tentukan persamaan garis yang melalui (2,4) dengan
gradien , kemudian berkeliling mengamati pekerjaan Pd) .
: Sekarang gradiennya pecahan. Yang pertama tadikan gradiennya positif,
negatif, sekarang pecahan. Pecahan negatif, caranya sama, rumusnya ya
sama.
Uwes (sudah)? (menanyakan salah satu peserta didik)
Pd : Belum Pak. Digarap rung, soale lagi ditulis Pak.
P : (memperhatikan pekerjaan peserta didik), yang salah dibenerke ra
diteruske. Mengerjakan apa adanya dulu terus ditanyakan, ooh saya gak
bisa nya dimana, nantikan tau ohh..yang ini.
Seng turu muleh (yang tidur pulang) (mengatakna pada peserta didik
yang belum mengerjakan)
Pd : Hehe…tangi (bangun) pak.
--@@@--
Pd2 : Aku gak bisa lo pak, per per an e.
Pd : Iya Pak, pecahan angkane, bingungi (beberapa peserta didik)
P : (mengoreksi pekerjaan peserta didik yang belum bisa dan masih
terdapat kekeliruan).
: Kalo pecahan nanti pembilang
Pd : Dikalikan?
P : Hemmm..pembilang itu yang?
Pd : Di atas
P : Iya, dibiarkan disitu terus penyebutnya digeser kesebelah kiri, ke ruas
kiri. Ngerti penyebut?
Pd : Tau
P : Penyebut seng ngendi?
Pd : Bawah
P : Bawah, bawah ki seng ngendi ?
Pd : Bawah ya bawah Pak.
P : Itu kan sudah ada sepertiga, berarti penyebutnya berapa?
Pd : Tiga, tiga
P : Penyebutnya?
Pd : Tiga Pak!
P : Iya tiga.
P : Pembilangnya berapa?
Pd : Satu
P : Yang geser tadi apa?
Pd : Penyebut
P : Berarti penyebut e piro?
Pd : Tiga
P : Seng geser angka berapa?
Pd : Tiga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
P : Geser kemana?
Pd : Kiri
P : Kiri, ke ruas kiri sama dengan gitu ya. Dah digeser.
Pd : (Mulai mengerjakan kembali setelah mendapat penjelasan dari pendidik)
P : Dah ada yang bisa mulai geser? Geser tu dipindah, dicekel(dipegang),
diselehke(diletakkan).
Pd : …(diam)
: Dua..dua?
(Disini banyak Pd yang diam dan ada beberapa yang menjawab)
P : Loh kok dua, kan digeser penyebutnya.
Pd : Dua nya pak? Jadi kanan?
P : Heemm
Pd : Min tiga y, berarti min tiga y sama dengan x
P : Terus semuanya digeser ke sebelah kanan sama dengan.
Wes (sudah) perhatikan sini dulu. Kebanyakan belum bisa.
Pd : Iya Pak..iya pak.
P : Ditulis rumusnya y dikurang y satu sama dengan m x dikurang y satu “y-
y1=m(x-x1)”. Angkanya ditulis ya, y satu nya berapa?
Pd : empat
P : Empat sama dengan? (menjawab bersama pd) Sepertiga, x min dua. Tadi
yang digeser adalah penyebut. Dari gradien penyebutnya berapa?
Pd : Tiga
P : Tiga digeser kesebelah?
Pd : Kiri
P : Kiri. Ni tiga geser sini. Ni tetap y min empat. Karena tiga nya juga
digeser tinggal satu to. Berarti x min dua tujuannya opo to digeser itu?
Biar mudah mengalikan. Kalau kamu mengalikan ni nanti, sepertiga
kalikan setengah. Bisa.
: Tapikan sepertiga x, sepertiga. Terus sepertiga dikali min dua, piro
cobo (berapa coba)?
Pd : Hemm..,bingung Pak.
P : Bingung. Min dua per tiga. ngko Nanti) bingung neh (lagi). Sekarang kan
sudah tidak pecahan lagi. Kalau mau mengalikan kan sama. Berapa?
Pd : Tiga y
P : Tiga y, terus ni kalikan ini. Min atau plus?
Pd : plus
P : Min dua belas
Pd : min dua belas Pak.hehe
P : Dua belas, terus ni kalikan ki
Pd : x,
: Terus min dua
P : Min dua. Ki kalikan satu ya tetep ki. Sudah seperti ini, kamu boleh geser
satu-satu. Tiga y sama dengan x min dua. Nti kan dgeser kanan ya?
Seperti tadi.
Pd : Plus
P : Plus?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Pd : Dua belas
P : Plus dua belas. Tiga y sama dengan x ples sepuluh. Dah, bisa sama ni?
Pd : Bisa
P : Bisa?
Pd : Bisa
P : Bisaa. Kalo sudah ya, kalau didepan y ni angkanya tidak satu. Tidak satu
bisa negatif, bisa positif, lebih dari satu. Misalkan dua, tiga, lima,
sepuluh. atau min, min tiga, min empat, itu nanti digeser kesebelah kanan
semuanya. Berarti ni dtinggalkan, tiga y. x digeser menjadi min tiga y
ples sepuluh. Kemudian x min tiga y ples sepuluh sama dengan nol. Ini
dibolak bali sama ja. Sampai ni ja boleh, terus dilanjutkan sampai ni juga
boleh (menunjukkan 0 = x-3y+10).
: Kamu gesernya mulai dari sini, digeser semuanya langsung juga boleh
(menunjukkan 3y-12 = x-2). Ngko neg wes iso langsung, satu-satu.
--@@@--
P : Dari sini dua, yang nomor empat. Soalnya yang nomor ke empat itu `
(kembali berkeliling mengamati pekerjaan pd).
Pd :……(mulai mengerjakan soal tersebut)
P : Wes durung(sudah belum)? (bertanya kepada pd yang lain dan menugasi
salah seorang untuk menyelesaikan nya di papan tulis)
Pd2 : Menulis y-y1 = m(x-x1)
y-3 = (x-2)
5(y-3) = 4(x-2)
5y-15 = 4x-2+15
5y = 4x+13
0 = 4x-5y+13
4x-5y+13 = 0
P : Wes (sudah) perhatikan sini pekerjaan temanmu. Ni kelihatan dari
belakang? dari atas sampai bawah?
Pd2 : Kelihatan Pak
P : Wes (sudah) lihat dulu
Pd : Salah itu Pak, ada yang keliru (beberapa pd)
P : Mulai dari atas sampai kebawah, yang mana?
Pd : Itu plus empatnya gak dikasih dua (jawab salah seorang pd)
P : Po iya?, ayo dari baris nomor berapa, satu, dua, tiga, empat, lima
(mencacah)
Pd : Empat, empat pak (jawaban serentak pd)
P : Baris ke empat ini ya, menunjuk 5y-15 = 4x-2+15
: Empatnya kenapa?
Pd : Empatnya gak dikali dua
P : Berarti berapa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
Pd : Min empat (salah satu pd), min delapan, min delapan Pak( beberapa pd)
P : Berapa?
Pd : Min delapan (serentak)
P : Ini diganti?
Pd : Min delapan
P : Terus yang dari sini. Ni kan min lima belas masih disini, ini gak usah
ditulis dulu, karena ini belum bergeser to (menunjuk angka lima belas
pada 5y-15 = 4x-8+15) kan masih disini (menghapus angka lima belas
pada pekerjaan pd)
Pd : Iya pak, durung kae
P : Berarti tidak digeser kesini (menghapus angka lima belas pada pekerjaan
pd). Dah ngerti sampai sini?
Pd : Sudah Pak
P : Tiga belas ini dari mana?
Pd : Hayo...hayoo tiga belas dari mana.hehe(bertanya ke pd yang
mengerjakannya).
: Loh..loh dari mana
: Lima belas dikurang dua
P : Iya, dari mana (menunjukkan 5y = 4x+13)
Pd : Lima belas dikurang dua Pak mugkin (salah satu pd)
P : Wes (sudah) sekarang mulai dibenahi dari sini tadi, baris keempat sudah
dibenahi?
Pd2 : Iya.
P : Baris berikutnya yang ini tetep angka min delapan (sambil menghapus
angka di papan tulis). Terus lima yang ini(bersamaan dengan pd
menjawabnya) plus lima belas.
Pd : Pindah jadi min lima belas
P : Berarti hasilnya berapa?
Pd : Lima y sama dengan empat x plus tujuh
: Nol sama dengan empat x min lima y plus tujuh
P : Kemudian?
Pd : Empat x min lima y plus tujuh sama dengan nol
P : Hayo, hati-hati nanti untuk diperkalian
Pd2 : Iya Pak (dengan candaan)
P : Hayoo..yang nulis tadi tanggung jawab hapus papan tulisnya.hehe..
Pd : Hehe..
P : Wes (sudah) sekarang ini, nomor lima dan semuanya harus bisa. Nomor
lima ya.
: latihan teliti,
Pd : Min dua per lima ya(salah seorang pd)
P : Min dua per lima. tanda negatif, tanda positif. Min dua per lima.
Pd : Min ne yang dua pak?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
P : Podo wae (sama saja). Min nya taruh depan sama (menulis awal
kemudian menghapus menjadi ) . Nanti kalau saya taruh sini kalian
bingung Hayoo…Seg min seg endi to. Limo ne po min dua ne.
Pd : Yang dua, yang lima, ora yo (jawaban yang berbeda-beda)
P : Loh to podo bingung, min e seg ndi to, min dua po min lima. Kalau
ditengah kan, min nya bisa yang lima bisa yang di dua. Kalau bapak tulis
tadi minnya yang dua (sewaktu menuliskan ). Pakai yang min atas atau
bawah nanti hasilnya harus sama. Pd : Ooo..(mulai mengerjakan soal tersebut)
Pd3 : Minnya yang mana pak?
P : Bebas, bebas yang atas po yang di bawah
Pd : Huuww..dah dibilang bebas kok. hehe
: Piye to (bagaimana ya) vid, vid(pd yang lain)
P : Kamu jangan sembarangan kasih tanda kurung ya, heh perhatikan ya,
untuk menghilangkan tanda ini hati-hati nanti ya.
: (menunjukkan 5(y-3) = 4(x-2)) Jangan terus kurungnya dihilangi. Kalau
4(x-2) kurungnya saya hilangi jadi nanti hasilnya 4x-2 ya.
Pd : Iya Pak
P : Tapi kalau tidak 4(x-2) hasilnya?
Pd : Empat x min delapan
P : Bedakan sama yang tadi.
--@@@--
P : Coba didepan(sambil memberikan spidol kepada salah satu pd)
: Yang maju ini, ini yang gunakan lima nya min (menjelaskan pada Pd),
: Yang pake min seng 2 sapa?
Pd : Iya pak, saya
P : Yang sebelahnya ya garape, kita lihat hasilnya nanti. Perhatikan dua
pekerjaan ini.
P : Ni dah selesai, sekarang perhatikan, lihat dari dua pekerjaan temenmu ini,
ini yang pertama pakai yang min lima, yang kedua.
Pd : min dua.
P : Hasilnya sama atau tidak
Pd : Tidak, sama (jawaban yang berbeda-beda)
P : Beda po sama?
Pd : Sama..sama.
P : hayoo perhatikan untuk hasilnya ini (menunjukkan 0 = -2x-5y+14) inikan
bisa dibuat min dua x min lima y plus empat belas sama dengan nol.
Pd : Jawabannya yang betul yang mana Pak? (satu dua Pd)
: Sama..sama benere (beberapa menanggapi pertanyaan temannya)
Pd : Biasanya yg diisi yg mana pak? Yang bawah atau yang ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
P : Ni nanti kan didepan x itu adalah dua. Ni min dua (menunjukkan bagian
yang sebelahnya). Kemudian lima y, plus lima y. Disini min lima.
Kemudian disini min empat belas disana empat belas. Ni sama saja,
tolong kalau nanti didepan x itu adalah negatif. Jadi koefisien x itu adalah
angka yang ada didepan x, ini negatif. Nanti dikalikan dengan negatif, ya.
Berarti min dikalikan min?
Pd : Plus
P : Plus dua x, min kalikan min?
Pd : Plus .
P : Plus 5y, terus ini dikalikan plus?
Pd : Min (jawaban serentak)
P : Min empat belas. Plus kali min, kalau mau gak usah dikali. Begitu jadi
hasilnya adalah berapa?
P : Silahkn diturun seng iki apa sing kae. Atau dua duanya nya sekalian juga
boleh.
Pd : (mencatat hasil pekerjaan temannya)
P : Oke buka bukunya halaman enam puluh lima nomor dua puluh empat.
Pd4 : Halaman dua puluh lima po dua puluh empat?
P : Halaman enam puluh lima nomor dua puluh empat
Pd4 : Dua puluh empat aja pak?
P : Dua menit dari sekarang, cepet. Seng ra rampung ra istirahat
Pd : (Mulai mengerjakan tugas dari pendidik)
P : Itukan soalnya pilihan ganda, dicoba apakah hasil pekerjaan kalian ada
disitu
Pd : Pak sesuai ni to pak?
P : Iya sesuai itu. Dan sekarang pilihan, kalau pilihan kamu harus benar ada
yang dpilih.
Pd : Iya pak
P : Ra gawe jawaban dewe (tidak membuat jawaban sendiri).
Pd : Gawe jawaban dewe wae (buat jawaban sendiri saja) pak.hehe
--@@@--
P : (menugasi Pd untuk maju mengerjakan di papan tulis)
Pd : (Mulai menyelesaikan y-y1 = m(x-x )
y-4 = (x-(-15)
5(y-4) = 4(x+15)
5y-20 = 4x+60
5y = 4x+60+20
5y = 4x+80
y =
y = +
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
y = + 16 P : Wess (sudah) perhatikan sini lagi, dari sini ya
(mengaris bawahi y-4 = (x-(-15)
: Saya ubah kesini y-4 = (x+15), bisa?
Pd : Bisa Pak
P : Jadi y-4 = x+12
: Terus y nya pindah kekanan, y = x +12+4
: y = x +16, pakai ini juga boleh, jadi solusinya tu banyak yang pakai ini,
yang pakai temenmu tadi boleh, jawabnya sama.
: Wes senenge lewat ndi (sudah sukanya lewat mana), misal mau kesolo
lewat mojogedang sama nyampe solo. Boleh langsung ngulon (utara),
boleh mau kebedeng dulu balik sini terus kesolo bisa.
Pd : Yang penting ada bensinnya.hehe( jawab candaan salah seorang Pd)
--@@@--
P : Wess (sudah) dibuka lagi halaman lima puluh tujuh
Pd : Iya Pak, ya halaman lima puluh tujuh.
P : Sek (Tunggu) keliru ya, halaman lima puluh delapan.
Pd5 : Katane lima puluh tujuh Pak.
P : Nomor dua puluh empat, halaman lima puluh delapan, dibaca itu, nomor
dua puluh empat halaman lima puluh delapan yang a coba.
: (menunjukkan contoh soal untuk dipahami oleh peserta didik)
Pd : (mulai memahami soal tersebut)
Pd2 : Piye (bagaimana) sih
P : Setelah kalian membaca, nanti saya jelaskan. Langsung itu coba dibaca-
baca kalau belum bisa tanyakan teman sebelahnya.
Pd9 : Koe takon aku.hehe
P : Saya beri waktu lima menit untuk membahas itu, nomor dua puluh empat
tok ya. Yang b yang kalian bahas, nanti saya beri tugas dari apa yang
kamu udah baca tadi.
: Nanti gunakan rumus nah ini.
: Tentukan persamaan garis yang melalui titik dua koma tiga dan empat
koma lima. Tugasmu mengerjakan satu ini, ditulis dibuku nanti
dikumpulkan, lihat contoh dibuku tadi.
: Tentukan persamaan garis yang melalui titik dua koma tiga dan empat
koma lima. Bisa pilih yang contoh a atau b tadi.
Pd : (mulai mengerjakan tugas)
--@@@--
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
P : Ya sudah, dikumpulkan. Tolong contoh-contoh yang ada dibuku itu
dipelajari, untuk materi selanjutnya besok. Kemudian untuk tugas-tugas
yang kemarin jangan dihilangkan.
Pd : Iya pak, siap pak
P : Dah ya, asslamualaikum wr.wb
Pd : Waalaikum salam wr.wb
Keterangan:
P : Pendidik
Pd : Peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENDIDIK
(pada pertemuan pertama)
1. Pada pertemuan pertama, Bapak membahas mengenai materi melukis garis
lurus pada koordinat cartesius. Bapak menugasi peserta didik untuk
menyelesaikan soal, yaitu y=-2x+4 dan dilanjutkan dengan berkeliling
memperhatikan pekerjaan peserta didik. Saat itu ada anak yang bertanya,
mengalami kesulitan menggambar grafiknya dikarenakan langkah
pengerjaannya masih mengalami kebingungan. Kemudian Bapak “Kalau
yang a ini membuat tabel, dimulai dari sini, kalau yang ini ni cara mengisi
tabelnya” lalu “Kemudian yang ke dua, yaitu melukis pada koordinat
cartesius.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
2. Bapak kembali menugasi soal ke peserta didik. Ketika salah seorang anak
menyelesaikan soal yang Bapak berikan di papan tulis, terlihat ada peserta
didik yang merasa apa yang telah dikerjakan oleh temannya adalah keliru.
Yaitu jika memotong sumbu x pada y=-2x+4, ialah negatif dua. Kemudian
Bapak menunjukkan proses pengerjaan pada contoh sebelumnya dan
membandingkan dengan pengerjaan anak tersebut, lalu “Kalau ininya pindah
sini jadinya? dan Nah ini plus empat, digeser ya? kalau pindah ruas?”.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
3. Setelah Bapak menginformasikan kepada peserta didik akan pentingnya
ketelitian dalam mencari titik koordinat, kemudian Bapak memberikan
pertanyaan mengenai maksud pemberian tanda panah pada setiap ujung garis
lurus pada bidang cartesius. Saat itu peserta didik memberikan feedback
berupa pertanyaan ke Bapak dan tak sedikit dari mereka yang tidak bisa
mengikuti. Lalu Bapak menugasi peserta didik dengan “coba perhatikan garis
sumbu x dan y” dan “itukan angka pada garis sumbu x dan y dapat dibentuk
bisa banyak, perhatikan lagi”.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
4. Selanjutnya dari bantuan awal yang telah Bapak berikan, disini peserta didik
masih mengalami kebingungan dari maksud pemberian tanda panah pada
garis lurus. Ada yang menjawab garisnya lurus, ada juga menjawab lurus
keatas kebawah, boleh dibilang masih kurang tepat dan berbeda-beda dari
jawaban anak. Kemudian Bapak “maksudnya garis ini tidak terbatas, sampai
atas terus, ini juga sampai bawah terus berupa menunjukkan garis pada
persamaan garis pada papan tulis” dan menjelaskan kembali “Ini artinya tidak
ada batasnya, termasuk ini juga yang tadi pada sumbu x maupun sumbu y
nya, harus ada tanda panahnya”
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
Lampiran 5. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
5. Bapak menugasi peserta didik untuk menyelesaikan soal yang terdapat pada
buku paket. Disela-sela pengerjaan tidak sedikit dari anak yang kesulitan
dalam menggambar grafik fungsi permintaan, terlihat dari peserta didik yang
banyak bertanya mengenai proses pengerjaannya. Kemudian Bapak “Sama
seperti contoh-contoh yang sudah dibahas tadi, pertama gimana tadi? buat
apanya dulu?” Selanjutnya “gini kalau kalian masih banyak yang bingung,
kamu bisa lihat dihalaman enam puluh satu, enam puluh dua ya”.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENDIDIK
(pada pertemuan kedua)
1. Pada saat awal pembelajaran Bapak memberikan penjelasan awal kepada
peserta didik mengenai beberapa jenis garis?”.
a. Apa maksud penjelasan tersebut Bapak?
b. Apa tujuan Bapak memberikan tersebut?
2. Selanjutnya setelah Bapak memberikan penjelasan awal tersubut, kemudian
mengajukan pertanyaan “Gradien tu apa?”
a. Apa maksud pemberian pertanyaan dari Bapak?
b. Apa tujuan Bapak memberikan pertanyaan tersebut?
3. Setelah mengetahui peserta didik tidak bisa mengikuti, terlihat dari peserta
didik yang diam, kemudian Bapak menyampaikan “pernah melihat orang
yang naik tangga,.?” lalu menanyakan bagaimana posisi tangganya, miring
atau tegak?”.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
4. Mengetahui peserta didik yang masih mengalami kebingungan mengenal
gradien, terlihat dari anak yang diam, saling tanya kepada teman ataupun
kepada Bapak dan dari jawaban yang belum tepat. Kemudian Bapak
menyampaikan“ini aja, yang dimaksud gradien itu adalah kemiringan suatu
garis atau kecondongan suatu garis. Kecondongan atau kemiringan itu sama
ya. Jadi kecondongan suatu garis atau nilai kemiringan tangga tadi adalah
gradien, yang kita bahas terlebih dahulu adalah gradien”.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
5. Pada saat Bapak mulai menggambar koordinat cartesius, Bapak menanyakan
titik pada perpotongan garis sumbu pada peserta didik dan pada saat itu
peserta didik masih mengalami kesulitan, terlihat dari jawaban anak yang
tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan. Kemudian Bapak “Ini ada dua garis
yang satu tegak, satu mendatar. (sambil menunjukkan mana yang tegak dan
mana yang mendatar). Ini bisa digunakan sampai atas dan sampai bawah.
Garis ini yang akan dinamakan dengan garis sumbu”. Lalu “Titik perpotong
ke dua garis ini (menunjukkan garis sumbu x dan y). Yang ditunjukkan
dengan (0,0).
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
6. Pada penjelasan mengenai bagaimana menentukan nilai gradien, peserta didik
masih ada yang mengalami kesulitan, yang sebenarnya untuk rumus telah
Bapak jelaskan. Kemudian Bapak “dari kiri kekanan mencari nilai x nya dulu,
tapi untuk mencari gradien ini adalah y nya dulu lalu diper x”, namun
Lampiran 6. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
beberapa peserta didik masih ada yang belum dapat memahaminya.
Selanjutnya Bapak mengajukan pertanyaan “y berarti keatas po kebawah” dan
menyebutkan “komponen dan mengingatkan rumusnya, y per komponennya
x. Dari A ini y keatas berapa langkah”
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
7. Selanjutnya pada saat Bapak memberikan soal latihan menentukan gradien
yang terdapat pada buku pelajaran, peserta didik mengalami kebingungan
karena tidak terdapat penjelasan angka pada koordinat cartesius sehingga
timbul kesulitan untuk menyelesaikannya. Kemudian Bapak “dicoba pakai
referensi contoh soal yang sudah bapak jelaskan tadi”
Kemudian masih ada peserta didik yang kebingungan dalam menentukan titik
koordinatnya, Bapak menugasi peserta didik “Kalau masih bingung, coba
perhatikan penjelasan yang ada dibukunya itu dihalaman sebelumnya, alon-
alon(pelan-pelan) diperhatikan langkah-langkahe”.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
8. Bapak kembali memberikan soal latihan menentukan gradien garis yang
melalui dua titik. Pada saat pengerjaan, terdapat peserta didik yang kesulitan
dan mulai bertanya kepada Bapak. Pada saat itu terlihat peserta didik
mengalami kesalahan dalam menerapkan rumus untuk menentukan nilai
gradien garis ditandai dengan memberikan jawaban-jawaban yang belum
tepat saat Bapak mulai memeriksa/menguji respon peserta didik dengan
bertanya untuk menentukan titik y nya b pada titik B. Kemudian Bapak
“Ayooo…perhatikan sini! Dolanan wae(mainan saja), madep mrene
(menghadap kesini), khusus yang belum bisa menghadap kesini. Ini A, x
koma y, yang depan ini namanya x nya A seng buri(yang belakang) y nya A.
Terus iki ada B, iki to ini ada yang depan ada yang belakang (menunjuk
soalnya)”
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENDIDIK
(pada pertemuan ketiga)
1. Diawal pembelajaran Bapak sempat memberikan pertanyaan mengenai
gradien kembali ke anak, kemudian diikuti dengan variabel, koefisien dan
konstanta. Maksud pertanyaan dari Bapak?
Selanjutnya untuk mengenal variabel, koefisien dan konstanta, nampak
peserta didik masih terlihat kesulitan dalam menanggapi pertanyaan Bapak,
kemudian Bapak “variabel itu atau sering juga dinamakan peubah ya.
Variabel atau peubah, misal ada 2a, 3a atau huruf a disitu”
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
2. Pada saat Bapak memberikan contoh soal, mengajukan pertanyaan mengenai
koefisien dari variabel x maupun y pada persamaan y=3x+6.
Dari pertanyaan tersebut, peserta didik belum tepat dengan maksud
pertanyaan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan menjawab nol, tidak ada
dan satu dari koefisien dari variabel y. Terlihat jawaban anak yang berbeda-
beda, kemudian Bapak “koefisien itu bilangan yang berada di depan variabel
y atau variabel x” selanjutnya “Variabel y, koefisiennya berapa? Angka yang
ada di depan y, kalau tidak ditulis berarti”
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
3. Pada saat Bapak menugasi peserta didik untuk mencari nilai gradien dari
2x+y=8. Terlihat peserta didik menyampaikan jawaban yang tidak tepat,
begitu pula kesalahan dalam memberikan jawaban dari nilai gradiennya.
Kemudian Bapak menyampaikan “perhatikan lagi koefisiennya” selanjutnya
“Kamu bisa mengubah bentuk ini, 2y=4x-8 ke dalam bentuk ini, y=mx+c bisa
gak? dari ini ke sini”
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
4. Pada saat peserta didik mendapatkan bantuan awal dari Bapak, saat itu
terlihat peserta didik masih menemui kesulitan untuk menyelesaikan
menentukan gradien garis dari 2y=4x-8. Terdapat anak yang diam, ada yang
kembali bertanya kepada Bapak mengenai rumus. Kemudian Bapak “Seperti
bentuk aljabar. Hayoo…gimana caranya?”. Dilanjutkan “Kalau persamaan
biasanya nanti dalam ruas kanan dan ruas kiri. Ruas kiri itu adalah yang
berada sebelah kiri sama dengan. Iya tho? Ruas kanan yang berada di
belakang kanan sama dengan. Iya, ayo siapa yang bisa nyoba lanjutkan?”
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
5. Pada pengerjaan soal yang selanjutnya, yaitu -3y=6x+12 anak masih terjadi
kesalahan dalam operasi hitung pada bentuk aljabar diapapan tulis. Lalu
Lampiran 7. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
Bapak menanyakan hasil jawabannya kepada peserta didik, terlihat mereka
langsung memberikan jawabannya tanpa melihat proses pengerjaannya.
Kemudian Bapak membandingkan pengerjaan contoh soal yang sebelumnya
“2y = 4x-8. dengan “-3y = 6x+12”. Dari pertanyaan awal ternyata banyak dari
peserta didik yang menjawab benar dan selanjutnya memberikan jawaban
yang berbeda-beda dari pertanyaan Bapak mengenai pengerjaan contoh
sebelumnya dengan apa yang telah dikerjakan oleh salah seorang anak.
Dalam permasalahan tersebut Bapak kemudian menyampaikan konsep
operasi hitung pada bentuk aljabar sifat pengurangan kedua ruas dan sifat
mengalikan kedua ruas persamaan dengan menghubungkan dengan contoh,
berupa contoh dasar dari y+3=5 dan -2x=10.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
6. Mengapa Bapak kembali memberikan penjelasan mengenai operasi hitung
pada bentuk aljabar? yaitu “Ini prinsip dari operasi pada bentuk aljabar ya dua
x plus y sama dengan delapan “2x+y=8”. Supaya ini hilang geser. Berarti kan
dua x dikurangi dua x ya. Ini tetap plus y sama dengan delapan. Kalau
sebelah kiri ya, ruas kiri dikurangi berarti ruas kanan harus dikurangi
bilangan yang sama. Jadi sebelah sini harus dikurangi dengan min dua x”
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
7. Bapak kembali menugasi peserta didik untuk menyelesaikan soal di papan
tulis, terlihat peserta didik kesulitan untuk menyelesaikannya begitu pula
dengan beberapa peserta didik yang lain saat Bapak bertanya mengenai
penyelesain menentukan gradien garis. Kemudian Bapak menugasi peserta
didik yang belum bisa untuk maju kedepan dan dan memperhatikan kembali
penjelasan bagaimana menentukan gradien garis lurus dari mengubah
persamaan garis ax+by=c ke bentuk y=mx+c.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
8. Pada saat Bapak menyajikan soal yang variatif, yaitu “2x+3y=12” masih ada
peserta didik yang mengalami kesulitan menentukan kembali nilai gradiennya
terlihat dari jawaban anak yang berbeda-beda. Sebagai contoh ada anak yang
langsung menjawab bahwa gradiennya -2, ada positif dua. Kemudian Bapak
“jangan lupa, tadi dalam contoh yang sebelumnya hanya y kalau yang ini?”
selanjutnya kembali Bapak “Ni ya, kita kan mau membentuk persamaan ini
menjadi y=mx+c, kalau contoh-contoh sebelumnya koefisien y nya satu, ni
kan koefisienya tiga. Berarti nanti?”.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENDIDIK
(pada pertemuan keempat)
1. Setelah menyajikan materi, kemudian Bapak menugasi peserta didik dengan
persoalan menentukan persamaan garis yang melalui titik min tiga koma
empat dengan gradien negatif dua. Terlihat peserta didik kesulitan melakukan
operasi hitung pada bentuk aljabar pada sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan. Kemudian Bapak “Coba lihat pekerjaanmu yang bagian ini
(menunjuk ke y-4=-2(x+3))” lalu “Iya,. sekarang coba perhatikan yang soal
sebelumnya di bagian yang sama (menunjukkan y+3 = 5(x-2)
y+3 = 5x-10)”
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
2. Masih dengan soal yang sebelumnya, saat Bapak memperhatikan beberapa
pekerjaan peserta didik. Nampak peserta didik menampilkan hasil
pekerjaanya kepada Bapak. Namun masih melakukan kesalahan dalam
operasi hitung bilangan bulat negatif. Kemudian Bapak memberikan tanda
berupa hal yang perlu peserta didik cermati. ”Inget-inget ya, tanda negatif
positif nya, min kali plus, min kali min” Selanjutnya “Lihat, ini kan min ini
juga min berarti nanti jadi plus. Kamu jangan mengalikan dulu. Buat seperti
ini(-(-3) jadi 3). Biar kamu gak keliru nanti di min plus nya, ya. jadi
diperhatikan, diberi tanda kurung waktu mensubtitusikan. Nah setelah itu
baru dua dikali dengan x min dua dikali dengan x”.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
3. Masih dengan soal menentukan persamaan garis yang melalui titik dengan
gradien m. Namun untuk soal ini memiliki gradien dalam bentuk pecahan,
yaitu melalui (2,4) dengan gradien . Terlihat peserta didik menemui
kesulitan, yaitu dari timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari beberapa peserta
didik, kemudian jawaban-jawaban yang belum tepat dari pertanyaan yang
Bapak berikan, misal saat Bapak menugasi untuk memindah ruas
penyebutnya, anak lebih fokus ke variabel x nya. Kemudian Bapak
menyampaikan “Ni tiga geser sini. Ni tetap y min empat. Karena tiga nya
juga digeser tinggal satu to. Berarti x min dua tujuannya opo to digeser itu?
Biar mudah mengalikan. Kalau kamu mengalikan ni nanti, sepertiga kalikan
setengah”.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
4. Kembali Bapak menugasi peserta didik untuk menyelesaikan soal didepan
papan tulis, dengan gradien dalam bentuk pecahan kembali. Terlihat dari hasil
pekerjaan anak, dari mensubstitusikan ke rumus sudah benar, namun untuk
pengoperasian atau perhitungan anak masih mengalami kesalahan. Kemudian
Lampiran 8. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
Bapak melibatkan peserta didik yang lain untuk bersama-sama
mengoreksinya, sebagai contoh “Ni kan min lima belas masih disini, ini gak
usah ditulis dulu, karena ini belum bergeser to (menunjuk angka lima belas
pada 5y-15 = 4x-8+15) kan masih disini (menghapus angka lima belas pada
pekerjaan pd)”.
a. Apa maksud scaffolding dari Bapak?
b. Apa tujuan scaffolding Bapak tersebut?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
TRANSKRIPSI WAWANCARA DENGAN PENDIDIK
(pertemuan pertama)
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.4 Menentukan gradien
Pertemuan : 1
Hari/ tanggal : Kamis, 24 Oktober 2013
Waktu : 16.00 WIB
Pe : Asslamu‟alaikum Pak.
P : Walaikum salam.
Pe : Maaf Pak sebelumnya mengganggu waktunya. Eeem…disini saya ingin
menanyakan mengenai hasil pengamatan dari proses pembelajaran yang
kemarin Pak. Mengenai pemberian bantuan yang telah Bapak berikan
kepada peserta didik saat menemui kesulitan pada pembelajaran kemarin.
P : Iya, boleh mas, silahkan.
Pe : Terima kasih Pak, begini Pak, pada pembelajaran kemarin dari materi
melukis garis lurus pada koordinat cartesius. Bapak menugasi peserta
didik untuk menyelesaikan soal, yaitu y=-2x+4.
P : Iya
Pe : Disela-sela Bapak mengamati pekerjaan peserta didik. Saat itu ada anak
yang bertanya, karena kesulitan melakukan langkah pengerjaannya atau
mengalami kebingungan.
P : Iya
Pe : Mengetahui itu, Bapak menyampaikan “Kalau yang a ini membuat tabel,
dimulai dari sini, kalau yang ini cara mengisi tabelnya” lalu “Kemudian
yang ke dua, yaitu melukis pada koordinat cartesius, nanti ini. Maksud
dari pemberian bantuan Bapak tersebut seperti apa Pak?
P : Begini mas ya, saya memberikan bantuan seperti itu ada beberapa anak
yang waktu itu masih belum jelas apa yang saya jelaskan waktu itu,
karena kurang fokus pada saat itu awalnya, kemudian maksud saya
kembali menjelaskan urut-urutan dalam membuat gambar itu ya, gambar
garis. Mungkin gimana, kurang memperhatikan seperti itu,
sehingga anak itu ada yang masih bingung, misal dengan membuat tabel,
kemudian meneliti lagi.
Pe : Selanjutnya untuk tujuannya Pak, dari pemberian bantuan tersebut?
P : Yah tujuannya agar peserta didik lebih memperhatikan lagi materi yang
sudah dijelaskan, gak main-main lagi, ngobrol, sehingga mengetahui
proses pengerjaannya.
Pe : Masih dari soal yang sama, yaitu y=-2x+4. Ketika salah seorang anak
menyelesaikan soal di papan tulis, terlihat ada peserta didik yang merasa
Lampiran 9. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
apa yang telah dikerjakan oleh temannya salah seperti itu. Yaitu jika
memotong sumbu x pada y=-2x+4, ialah negatif dua.
P : Iya
Pe : Kemudian Bapak menunjukkan proses pengerjaan pada contoh
sebelumnya dan membandingkan dengan pengerjaan anak tersebut,
adanya pertanyaan-pertanyaan, misal “Kalau ininya pindah sini jadinya?”
lalu selanjutnya “Nah ini plus empat, digeser ya? kalau pindah ruas?”
Maksud dari pemberian pertanyaan-pertanyaan tersebut Pak?
P : Ooo..itu di tugasi, anak untuk melanjutkan pengerjaan di papan tulis, iya
ada yang beda, yang mengerjakan didepan tadi.
Pe : Iya Pak
P : Ternyata anak ini tadi ada kekeliruan pengoperasiannya, jadi belum
tepat. Membantu anak tidak langsung, ini yang benar ini yang salah.
Jadi dengan menugasi anak untuk memperhatikan prosedur pengerjaan
pada contoh sebelumnya, dengan apa yang dia kerjakan, berikutnya
menanyakan ke anak, dari pekerjaannya itu, bagaimana mengerjakan
yang benar mas.
Pe : Lalu untuk tujuan Bapak mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut?
P : Supaya anak lebih memperhatikan, misal itu tadi, dimana letak
kekeliruannya, anak dapat membetulkan sendiri.
Pe : Seperti ikut terlibat mengevaluasi hasil pekerjaannya ya Pak?.
P : Iya mas.
Pe : Selanjutnya setelah Bapak menginformasikan kepada peserta didik akan
pentingnya ketelitian dalam mencari titik koordinat, Bapak
memberikan pertanyaan mengenai apa maksud pemberian tanda panah
pada setiap ujung garis lurus pada bidang cartesius.
P : Iya
Pe : Saat itu peserta didik memberikan feedback berupa pertanyaan ke Bapak
dan tak sedikit dari mereka yang tidak bisa mengikuti. Lalu Bapak
menugasi peserta didik dengan menyampaikan “coba perhatikan garis
sumbu x dan y” kemudian “itukan angka pada garis sumbu x dan y dapat
dibentuk bisa banyak. Perhatikan lagi”. Maksud pemberian bantuan
tersebut Pak?
P : Untuk ini, perlu ditekankan lagi mas. Diperhatikan setiap anak
membuat grafik persamaannya masih kurang tepat, iya kurang tepat,
beberapa tidak diberikan panah pada setiap ujung garis lurusnya. Jadi
dengan menugasi anak untuk memperhatikan garis sumbu x, sumbu y.
Setelah itu, mengaitkan dengan setiap angka atau skala, dapat dibentuk
lebih.
Pe : Iya Pak
P : Semua itu tadi untuk mengarahkan anak, agar dapat menyimpulkan
bahwa garis itu lurus tak hingga, berikutnya anak bisa gambar yang
benar.
Pe : Iya, lalu untuk tujuan dari pemberian arahan kepada anak Pak?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
P : Tujuannya, tujuannya membimbing proses berpikir anak dari konsep
tersebut mas, fokus anak mencapai tujuannya, tujuan mengetahui maksud
pemberian tanda panah tersebut.
Pe : Tapi dari bantuan awal yang telah Bapak berikan, disini peserta didik
terlihat masih mengalami kebingungan dari maksud pemberian tanda
panah pada garis lurus. Ada yang menjawab, maksudnya berupa
garisnya lurus, ada juga menjawab lurus keatas kebawah, boleh dibilang
masih kurang tepat dan berbeda-beda jawabannya.
P : Masih perlu dibenahi.
Pe : Kemudian Bapak menyampaikan “maksudnya garis ini tidak terbatas,
sampai atas terus, ini juga sampai bawah terus berupa menunjukkan garis
pada persamaan garis pada papan tulis” dan menjelaskan kembali “Ini
artinya tidak ada batasnya, termasuk ini juga yang tadi pada sumbu
x maupun sumbu y nya, harus ada tanda panahnya”. Maksud pemberian
bantuan tersebut Pak?
P : Untuk menjelaskan maksud dari pemberian tanda panah,
menyempurnakan dari jawaban mereka, pada setiap ujung-ujung garis,
artinya garisnya tidak ada batasnya, sehingga anak tidak bingung lagi,
bisa menggambar garis lurus dengan benar, tepat seperti itu mas.
Pe : Seperti penekanan ya Pak, kemudian dari bantuan Bapak tadi, tujuannya
Pak?
P : Iya. Ya dengan memberikan penguatan akan maksud pemberian tanda
panah, anak mendapat kepastian dari maksud pemberian tadi mas, jadi
mengurangi kebingungan anak.
Pe : Iya Pak, bisa lebih tepat lagi anak dalam menggambar pada bidang
cartesius ya Pak?
P : Iya mas, dari pemberian skala yang sama pada gambarnya juga mas.
Pe : Iya, berikutnya Pak. Bapak menugasi peserta didik untuk menyelesaikan
soal yang terdapat pada buku paket.
P : Iya
Pe : Disela-sela pengerjaan tidak sedikit dari anak yang kesulitan dalam
menggambar grafik fungsi permintaan, terlihat dari peserta didik banyak
bertanya mengenai proses pengerjaannya. Kemudian Bapak
menyampaikan“Sama seperti contoh-contoh yang sudah dibahas tadi,
pertama gimana tadi? buat apanya dulu” Selanjutnya “gini kalau kalian
masih banyak yang bingung, kamu bisa lihat dihalaman enam puluh satu,
enam puluh dua ya”. Maksud pemberian bantuan Bapak tersebut?
P : Begini mas, maksudnya menugasi anak untuk kembali lagi
memperhatikan contoh soal yang sudah, dijadikan sebagai dasar. Ketika
anak masih bingung, ditunjukkan materi atau contoh penyelesaian, di
buku paket ada contoh soal beserta penyelesaiaanya, kan itu bisa
digunakan oleh anak, untuk membantu bagaimana menyelesaikan
permasalahan itu.
Pe : Buku paket pak?
P : Iya mas
Pe : Tujuannya memberikan bantuan tersebut Pak?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
P : Dapat melatih anak mandiri memecahkan masalah yang mereka dapat,
dikaitkan penjelasan yang ada pada buku tersebut, bisa memudahkan
anak mencapai tujuannya.
Pe : Untuk pertanyaan yang terakhir Pak, masih mengenai soal menggambar
grafik fungsi permintaan. Kembali pada pengerjaan tidak sedikit dari
anak yang kesulitan dalam menentukan absis dan ordinat, dikarenakan
pada soal tersebut menggunakan skala yang terlalu tinggi/banyak.
Kemudian Bapak menyampaikan “Nanti gini, prinsipnyanya di disini.
Kalian harus memperkirakan, perkiraan ya. Diingat, misalkan di atas sini
seratus lima puluh, gak usah dikasih kecil-kecil titik-titik gitu ya”.
Maksud pemberian bantuan tersebut Pak?
P : Sebenarnya untuk mengetahui apakah anak akan membuat titik pada
sumbunya akan sebanyak itu, ternyata betul anak membuatnya mas.
Disini dengan menugasi anak untuk memperkirakan menentukkan
titiknya, dikira-kira, misal seratus lima puluh disini, kemudian apabila
tujuh puluh dimana, sehingga anak akan mulai melengkapi
penyelesaiannya.
Pe : Iya Pak, kemarin saya juga melihat peserta didik yang masih mebuat titik
skalanya rapat biar cukup mungkin Pak. Kemudian untuk tujuan
pemberian bantuan tersebut?
P : Iya mas, supaya dapat membantu anak agar tidak kesulitan
menggambarnya.
Pe : Iya Pak, untuk sementara ini mungkin cukup Pak. Terima kasih Pak atas
waktunya. Kemudian untuk pertemuan berikutnya saya akan melakukan
wawancara kembali dengan Bapak, seperti ini.
P : Iya mas, sama-sama, Bapak bantu.
Pe : Iya Pak, terima kasih. Assalamu‟alaikum
P : Walaikum salam.
Keterangan:
Pe : Peneliti
P : Pendidik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
TRANSKRIPSI WAWANCARA DENGAN PENDIDIK
(pertemuan kedua)
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.4 Menentukan gradien
Pertemuan : 2
Hari/ tanggal : Kamis, 14 November 2013
Waktu : 17.30 WIB
Pe : Asslamu‟alaikum Pak.
P : Walaikum salam.
Pe : Bagaimana kabarnya Pak?
P : Alhamdulillah baik mas.
Pe : Maaf Pak mengganggu waktunya lagi. Masih seperti minggu lalu, saya
bermaksud untuk menanyakan mengenai proses pembelajaran yang
kemarin Pak, proses pemberian bantuan yang diberikan Bapak.
P : Iya, silahkan mas.
Pe : Terima kasih Pak, baik Pak. Pada pembelajaran kemarin, membahas
materi menentukan gradien. Diawal pembelajaran Bapak sempat
menjelaskan sedikit mengenai posisi macam-macam garis lurus,
maksud dari penjelasan Bapak?
P : Ooo..itu, untuk mengingatkan saja ke anak, karena di materi gradien ini
nanti ada hubungannya dengan garis lurus.
Pe : Pada waktu mengawali materi, Bapak sempat memberikan rambu-rambu
mengenai gradien. Lalu mengapa Bapak memberikan pertanyan “gradien
tu apa?” yang sebelumnya telah Bapak singgung.
P : Iya mas, saya ingin mengetahui apakah anak sudah fokus pada
kegiatan atau belum, apakah anak sudah memahami apa belum
penjelasan awal yang diberikan. Ini mas, seperti ini untuk mengetahui
kesiapan anak dalam belajar.
Pe : Ooo..lalu untuk tujuan Bapak mengajukan pertanyaan tersebut?
P : Tujuannya supaya mengetahui pengetahuan anak, apakah perlu adanya
pemberian bantuan atau tidak kepada anak menyelesaikan permasalahan
yang mereka temui.
Pe : Dari pertanyaan tersebut ternyata peserta didik ada yang terdiam dan
yang saling tanya satu sama lain, kemudian Bapak menyampaikan
“pernah melihat orang yang sedang naik tangga,.?” kemudian posisi
tangganya bagaimana.
: Maksud dari pemberian bantuan dari yang disampaikan Bapak?
P : Begini mas, anak yang diam ada dua asumsi, anak sudah mengetahui atau
anak belum mengetahui. Saat mereka diam dan saling tanya, menandakan
kalau apa yang ditanyakan masih menjadi permasalahan bagi mereka,
Lampiran 10. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
dengan mengaitkan materi di kehidupan sehari-hari diharapkan anak
mampu menyelesaikannya.
Pe : Iya Pak.
P : Maksudnya mencoba untuk memberikan bantuan awal misal dengan
memperhatikan orang yang sedang naik tangga tadi, diharapkan anak
akan melihat kemiringan tangga. Selanjutnya jika tangga tadi
dianggap sebagai garis, garis lurus maka nilainya atau nilai kemiringan
tangga dapat dicari. Yaa..pertanyaan-pertanyaan itu untuk mengarahkan
anak supaya ada gambaran seperti itu mas.
Pe : Kemudian untuk tujuan dari pemberian tersebut Pak?
P : Supaya anak memperhatikan bagian tertentu yang membuatnya
kesulitan.
Pe : Dari bantuan Bapak tadi, dari apa yang telah Bapak berikan, ternyata ada
beberapa peserta didik yang mulai menjawab Pak.
P : Iya, ya dari sini dapat kelihatan kalau anak mulai berani untuk menjawab,
mulai mengetahui, walaupun masih belum tepat. Tidak apa-apa yang
penting mereka mulai percaya diri.
Pe : Ini Pak, kemudian Bapak menyampaikan “yang dimaksud gradien itu
adalah kemiringan suatu garis atau kecondongan suatu garis.
Kecondongan atau kemiringan itu sama ya. Jadi kecondongan suatu garis
atau nilai kemiringan tangga tadi adalah gradien, yang kita bahas terlebih
dahulu adalah gradien, kemiringan suatu garis?”. Maksud penyampaiaan
tersebut Pak?
P : Ooo..itu, maksudnya supaya anak tidak bingung mas, tidak
bingung, dari bantuan yang sudah tadi, karena anak masih seperti belum
yakin. Selanjutnya saya sampaikan, ini pengertiannya, hal itu dapat
mengantisipasi jawaban anak yang menjauh dari tujuannya, menuntun
anak tadi. Setelah mengajak anak untuk berusaha memecahkan masalah
sendiri, dari situ kemudian saya perjelas lagi pengertian gradien.
Pe : Kemudian untuk tujuannya Pak?
P : Mereka tidak bingung lagi, mengetahui gradien itu kecondongan atau
kemiringan, kecondongan suatu garis mas.
Pe : Iya Pak, selanjutnya pada saat Bapak menggambar koordinat cartesius di
papan tulis, Bapak kembali bertanya kepada peserta didik mengenai titik
pada perpotongan garis sumbu. Apakah pertanyaan-pertanyaan seperti itu
sama pada saat awal pembelajaran tadi Pak?
P : Iya, untuk mengingatkan anak dari materi sebelumnya.
Pe : Ternyata anak masih belum tepat dalam menjawabnya, misal dari
jawaban yang berbeda-beda Pak, misal ada yang menjawab titik saja, ada
juga titik cartesius.
P : Iya
Pe : Maksud pemberian bantuan Bapak dengan “Ini ada dua garis yang satu
tegak, satu mendatar” lalu “ini bisa digunakan sampai atas dan sampai
bawah. Garis ini yang akan dinamakan dengan garis sumbu”. Kemudian
“Titik perpotong ke dua garis ini, yang ditunjukkandengan titik (0,0).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
P : Begini, ini kan yang dimaksud titik pusat. Maksudnya untuk
menunjukkan lagi dari bidang cartesius dengan mengingatkan mereka,
melibatkan anak pada gambar, menunjukkan sumbu x yang mendatar dan
sumbu y agar anak terarah dari satu persatu yang sudah ditunjukkan, lalu
ditunjukkan lagi kalau titik itu, titik ini (0,0) misal begitu.
Pe : Hemm..untuk tujuan pemberian bantuan tersebut Pak?
P : Supaya anak mengerti titik itu apa, titik pusat koordinat
Pe : Namun akhirnya Bapak menjelaskan bahwa perpotongan dua garis
sumbu ini adalah titik asala atau titik pusat koordinat, dikarenakan anak
yang tidak bisa memberikan jawaban yang tepat ya Pak.
P : Iya mas, supaya tidak keliru nanti, yang dimaksud titik pusat itu yang ini
dan seterusnya.
Pe : Kemudian untuk titik koordinat, disini peserta didik masih mengalami
kesulitan menentukan titiknya. Pada saat itu Bapak menanyakan titik A
pada gambar
P : Iya mas.
Pe : Mengetahui lebih banyak anak yang diam dan sesekali menyebutkan
jawaban yang belum tepat, seperti ragu-ragu. Bapak kemudian
menyampaikan “hal ini sering disimbolkan dengan (x,y) ya”, selanjutnya
x nya berapa?, kita menghitung ke x dulu. Dari sini satu dua tiga (dengan
menunjukkan letak titik A), selanjutnya berarti?”
Apa maksud pemberian bantuan Bapak tersebut?
P : Untuk koordinat cartesius anak sering terjadi kekeliruan dalam
menentukan koordinatnya mas, disini dengan sengaja tidak memberikan
angka-angkanya. Untuk mengetahui seberapa paham anak tersebut.
Maksud pemberian ini, bantuan tadi untuk mengarahkan permasalahan
yang diterima anak, dengan tadi pemberian pertanyan-pertanyaan,
menghitung apanya dulu?, contoh pada bidang cartesius memberikan
anak pilihan kalau menuju titik A itu x nya berapa langkah dulu lalu y.
Kemudian anak mempunyai kesempatan untuk melengkapinya
Pe : Kemudian adakah tujuan dari pemberian bantuan tersebut Pak?
P : Dengan begitu anak memilih langkah apa yang harus dilakukan,
termotivasi untuk menyelesaikannya, tinggal kita mengamati setiap
pekerjaannya.
Pe : Iya Pak, selanjutnya untuk menentukan gradien garis yang disimbolkan
dengan m kecil, ada pertanyaan yang ditujukan ke Bapak bagaimana
mencarinya, titiknya ada dua. Bapak menyampaikan “Tadi dari kiri
kekanan mencari nilai x nya dulu, tapi untuk mencari gradien ini adalah y
nya dulu lalu diper x, ngerti?”
P : Iya, bagaimana mas?
Pe : Dari apa yang sudah Bapak sampaikan, ternyata masih ada anak belum
mengerti, kemudian Bapak menyampaikan kalau y berarti keatas po
kebawah kalau dari A. Menuliskannya gradien AB, selanjutnya Bapak
mengingatkan mengenai rumus yang ada di papan tulis, berarti
komponen y keatas berapa langkah dan anak mulai memahami
pengerjaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
Apakah maksud dari scaffolding Bapak tersebut?
P : Ya, ya serangkaian penjelasan itu, yang tadi petunjuk. Maksudnya
menyajikan penjelasan mas, memberikan petunjuk si anak urut-urutan
(langkah-langkahnya)bagaimana mencari nilai gradien, gradien garis.
Menunjukkan di gambar koordinat cartesius mencari komponen y
maupun x nya seperti ini, seperti ini.
Pe : Iya Pak, hemm…lalu untuk tujuannya Pak?
P : Tujuannya bisa menugasi anak untuk memperhatikan bagaimana
mencarinya, anak akan tau urut-urutan mencarinya, dimengeti, tahu dan
membuat fokus bagaimana penerapan rumus itu.
Pe : Iya, maaf sebelumnya Pak, kalau masih banyak hal-hal yang ditanyakan
ke Bapak.
P : Iya, tidak apa-apa mas.
Pe : Terima kasih Pak, melanjutkan Pak.
Setelah beralih tugas, saat menugasi anak untuk mengerjakan soal
menentukan gradie AB dan CD yang ada di buku paket. Adanya
perbedaan soal yang sebelumnya Bapak berikan, tidak sedikit anak yang
bertanya ke Bapak, baik dari soal yang tidak ada angka-angkanya,
mengenai jaraknya, menentukan gradien garis.
P : Di soal itu terdapat kotak-kotaknya mas.
Pe : Iya Pak, kemudian Bapak menyampaikan “dicoba pakai referensi contoh
soal yang sudah bapak jelaskan tadi”, selanjutnya “Kalau masih bingung,
coba perhatikan penjelasan yang ada dibukunya itu dihalaman
sebelumnya, alon-alon(pelan-pelan) diperhatikan langkah-langkahe. Apa
maksud penugasan Bapak tersebut?
P : Iya, pada buku paket, kembali mas, saat menugasi anak untuk
memperhatikan contoh soal yang sebelumnya dijadikan sebagai acuan, ya
sebagai contoh seperti itu. Ketika anak saat masih bingung, informasikan
dengan gunakan buku paket yang mereka bawa, menggunakan mana dari
sumber atau apa yang bisa membantu mereka, yang bisa membantu
mereka untuk menyelesaikan soal tadi.
Pe : Selanjutnya untuk tujuannya Pak?
P : Supaya anak mendapat petunjuk, contoh pengerjaan soal itu, sehingga
motivasi tetap terjaga. Terkadang ada anak yang menemui kesulitan
dan kita hanya memberikan jawabannya secara langsung tanpa ada usaha
dari anak untuk menentukan apa yang harus mereka lakukan, maka
anak akan terpangku dengan guru, seperti itu.
Pe : Selanjutnya menanggapi anak yang bertanya ke Bapak mengenai soal
yang diberikan pada buku paket, disini anak masih belum mampu
menentukan gradien dengan menggunakan rumus, misal rumus mencari
gradien garis BC, mBC = . Terlihat anak masih keliru menentukan
mana yang y nya b, y nya c dan seterusnya saat Bapak mulai bertanya
kepada si anak.
P : Iya, anak kadang kurang fokus mengerjakan soal, terganggu temannya
bisa, jadi bisa timbul kesalahan seperti yang tadi mas sebutkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
Pe : Iya Pak, dari pemberian langkah-langkah pengerjaan, anak masih terjadi
kekeliruan dalam menerima arahan yang diberikan.
P : Betul mas, disitu untuk menguji respon anak, feedback apa yang diterima
sesuai tidak dengan konsepnya, konsep menentukan gradien tadi.
Pertama membuat anak lebih fokus lagi, kadang anak ra gateke(tidak
memperhatikan), sebenarnya apa yang akan mereka cari. Pelan-pelan,
memberikan klarifikasi, pembenaran apa yang dia terima dengan
menunjukkan penerapan rumusnya, mana yang y nya titik koordinat B, y
nya titik koordinat C dan seterusnya.
Pe : Kemudian untuk tujuannya Pak?
P : Tujuannya ya bagaimana permasalahan, kesulitan yang diterima anak
menjadi mudah untuk dikelola, fokus apa yang menjadi tujuan anak
tercapai. Terlihat, setelah anak mulai mengetahui, kemudian berebut
untuk menjawab satu demi satu soal yang mereka terima.
Pe : Iya Pak, jadi membuat anak untuk selalu fokus pada pembelajaran
penting ya Pak.
P : Iya, betul itu. Memperhatikan itu kadang anak bisa keman-mana.
Pe : Iya Pak, terima kasih, untuk sementara ini mungkin cukup Pak. Terima
kasih Pak atas waktunya. Kemudian untuk pertemuan berikutnya saya
akan melakukan wawancara kembali dengan Bapak.
P : Iya mas, sama-sama. Bapak bantu, ya maaf kalau jawaban-jawaban saya
seperti itu.
Pe : Iya Pak. Assalamu‟alaikum
P : Walaikum salam.
Keterangan:
Pe : Peneliti
P : Pendidik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
TRANSKRIPSI WAWANCARA DENGAN PENDIDIK
(pertemuan ketiga)
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.4 Menentukan gradien garis dengan persamaan
y = mx+c
Pertemuan : 3
Hari/ tanggal : Kamis, 21 November 2013
Waktu : 16.00 WIB
Pe : Asslamu‟alaikum Pak.
P : Walaikum salam, mas.
Pe : Terima kasih Pak. Maaf Pak kembali mengganggu waktunya. Masih
seperti minggu yang lalu Pak, bermaksud menanyakan kembali mengenai
hasil pengamatan pada proses pembelajaran yang kemarin Pak.
P : Iya, bagaimana mas?
Pe : Terima kasih, begini Pak, pada proses pembelajaran kemarin, materi
menentukan gradien garis dengan persamaan y = mx+c.
P : Iya
Pe : Pada awal pembelajaran Bapak sempat memberikan pertanyaan
mengenai gradien kembali ke anak, kemudian diikuti dengan variabel,
koefisien serta konstanta. Maksud pertanyaan tersebut Pak?.
P : Begini mas, itu untuk mengetahui kesiapan anak saja
Pe : Iya Pak. Ternyata diantara mereka masih kesulitan menanggapi
pertanyaan itu Pak, mengenai variabel, koefisien dan konstanta, terlihat
dari jawaban anak yang samar-samar, belum yakin akan jawabannya.
Kemudian Bapak menyampaikan “Variabel itu atau sering juga
dinamakan peubah ya”.
P : Iya mas, anak menanggapi dengan kembali bertanya.
Pe : Iya Pak, dari apa yang telah Bapak sampaikan tadi, suasana kelas jadi
sunyi Pak, boleh dikatakan anak masih kesulitan. Selanjutnya Bapak
menyampaikan “Variabel atau peubah, misal ada 2a, lalu 3a atau
huruf a disitu”. Maksud Bapak memberikan bantuan-bantuan tersebut
Pak?
P : Maksud diberikan itu, untuk mengingatkan kembali ke anak dari
variabel, koefisien, konstanta misal diberi contoh langsung sebab bentuk
aljabar ini sudah tahu persis, jadi garis besarnya saja. Jadi dengan begitu
anak dapat terarah. Kalau saya jelaskan lagi nanti bisa mengurangi jam
belajarnya. Soalnya nanti ada kaitannya dengan menentukan gradien,
dengan persamaan y=mx+c, mana yang suku, varieabel, konstanta,
diharapkan nanti tidak kesulitan mas.
Pe : Untuk tujuannya Pak?
Lampiran 11. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
P : Dengan begitu proses berpikir anak untuk mengetahui apa itu variabel,
koefisien, konstanta bisa mudah diketahui
Pe : Iya Pak, selanjutnya pada saat menuliskan contoh soal persamaan
y=3x+6. Bapak menugasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan
“angka tiga dalam persamaan tersebut sebagai apa?”. Lalu dilanjutkan
dengan “koefisien y nya berapa?” dari soal tersebut?.
P : Iya, untuk mengetahui saja, pengetahuan dari konsep anak pada bentuk
aljabar sudah tepat?, bisa ya lanjut.
Pe : Pada saat menentukan koefisien dari y nya Pak, terlihat masih banyak
yang kurang tepat menyebutkannya. Ada yang menjawab nol, tidak
ada, lalu satu.
P : Iya, berarti anak masih perlu ditekankan lagi,
Pe : Iya, selanjutnya Bapak menyampaikan “Koefisien itu bilangan yang
berada di depan variabel y atau variabel x” lalu “tadikan koefisien x
adalah tiga”. “Variabel y, koefisiennya berapa? Angka yang ada di depan
y, kalau tidak ditulis” Maksud pemberian bantuan itu Pak?
P : Untuk menjelaskan kembali bentuk aljabar, memberikan petunjuk ke
anak, kalau misal tidak ditulis atau tidak dicantumkan berarti nilai
koefisiennya berapa, ya mudahnya koefisien itu yang ada didepan
variabel. Agar anak mulai mengerti dari apa yang saya tanyakan tadi
mas.
Pe : Mengenai tujuannya Pak?
P : Supaya anak tidak keliru saja nantinya mas.
Pe : Iya Pak.
: Untuk contoh yang sedikit berbeda dengan yang sebelumnya, dimana ada
persamaan 2y = 4x-8. Bapak mangajukan pertanyaan “berbeda atau tidak
dengan soal sebelumnya?” kemudian dibarengi dengan menanyakan
berapa gradiennya.
P : Iya
Pe : Mengetahui kesalahan anak menentukan gradiennya. Bapak
menyampaikan “perhatikan lagi koefisiennya” selanjutnya “Kamu
bisa mengubah bentuk ini, 2y=4x-8 ke dalam bentuk ini, y=mx+c bisa
gak? dari ini ke sini”. Maksud dari pemberian bantuan tersebut Pak?
P : Disini anak masih belum bisa menyelesaikan soal, ketika diberikan
contoh soal yang berbeda, anak masih ada yang menjawab nilai
gradiennya dari koefisien dari x, nilai koefisien x tidak teliti
memperhatikan koefisien dari y. Mengarahkan anak untuk
mengubah dulu ke bentuk y=mx+c tadi memberikan petunjuk cara
pengerjaannya mas.
Pe : Bagaiman dengan tujuannya Pak?
P : Dijadikan sebagai arahan ke anak bagaimana menyelesaikan soal
tersebut.
Pe : Menindak lanjuti permasalahan menentukan gradien dari persamaan
2y=4x+8. Terlihat peserta didik masih mengalami kesulitan, ada yang
diam menerima pertanyaan Bapak, ada yang kembali bertanya mengenai
rumus. Kemudian Bapak menyampaikan “Kalau persamaan biasanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
nanti dalam ruas kanan dan ruas kiri. Ruas kiri itu adalah yang berada
sebelah kiri sama dengan. Iya tho? Ruas kanan yang berada di belakang
kanan sama dengan. Iya, ayo siapa yang bisa nyoba lanjutkan?”. Maksud
penugasan Bapak tersebut?
P : Iya mas, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan itu untuk
mengetahui pola berpikir anak, o begini, memperkirakan mas, misal
kelihatan sudah mengerti dari bantuan tadi, lalu menugasi untuk
mengerjakan di papan tulis maksudnya untuk melibatkan anak dalam
menyelesaikan, nantinya dapat diketahui proses pengerjaannya, perlu
diberikan bantuan lagi atau tidak.
Pe : Kemudian untuk tujuannya Pak?
P : Selain sebagai keaktifan anak, bisa untuk mengoreksi pekerjaan anak
tersebut.
Pe : Pada pengerjaan soal yang selanjutnya, yang dikerjakan salah seorang
anak di papan tulis, yaitu -3y=6x+12 terjadi kesalahan dalam operasi
hitung pada bentuk aljabar. Pada saat Bapak menanyakan hasil
jawabannya kepada peserta didik yang lain, terlihat mereka langsung
memberikan jawabannya tanpa melihat proses pengerjaannya.
P : Iya, prosesnya tidak diperhatikan.
Pe : Iya Pak, kemudian Bapak membandingkan pengerjaan contoh soal yang
sebelumnya “2y = 4x-8 dengan yang dikerjakan anak “-3y = 6x+12”.
P : Iya
Pe : Dari pertanyaan awal ternyata banyak dari peserta didik yang menjawab
benar dan selanjutnya memberikan jawaban yang berbeda-beda. Dalam
permasalahan tersebut Bapak kemudian menyampaikan konsep operasi
hitung pada bentuk aljabar sifat pengurangan kedua ruas dan sifat
mengalikan kedua ruas persamaan dengan menghubungkan dengan
contoh, berupa contoh dasar dari y+3=5 dan -2x=10 . Maksud pemberian
bantuan dari penyampaian konsep tersebut Pak?.
P : Melibatkan anak bersama-sama ikut mengevalusi, melihat setiap
pekerjaan. Ooo..seharusnya begini, konsep mengapa pindah ruas yang
tanda negatif jadi plus terus plus jadi negatif. Menunjukkan kembali
kepada anak konsepnya, supaya tidak asal memindahkan, operasi hitung
bentuk aljabar dari contoh yang sudah saya sampaikan kemarin mas,
sebagai pembenaran dari pekerjaan mereka.
Pe : Iya Pak, kemudian tujuan pemberian scaffolding tersebut Pak?.
P : Tujuannya untuk menunjukkan perbedaan antara pekerjaan anak dengan
mengurangi resiko kesalahan operasi aljabarnya tadi mas.
Pe : Iya Pak.
P : Masih ada lagi yang ditanyakan?
Pe : Masih Pak, berikutnya Bapak memberikan penjelasan kembali mengenai
operasi hitung pada bentuk aljabar sifat pengurangan kedua ruas
persamaan, yaitu masih pada soal 2x+y=8. Maksud Bapak memberikan
tersebut?
P : Hampir sama seperti yang tadi mas, untuk menunjukkan ke anak, karena
sebelumnya saya sudah memberikan konsep tersebut walaupun dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
contoh lain yang sederhana. Sebenarnya apabila anak yang sudah
mengerti, memindah secara langsung, pindah ruas mas. Tapi masih ada
anak yang asal memindahkan jadi keliru. Disini saya menekankan pada
operasi hitung sifat pengurangan kedua ruas agar anak tidak bingung lagi
mengapa kok bisa demikian.
Pe : Untuk lebih memperjelas ya Pak?
P : Iya, anak perlu ditunjukkan langsung dengan soal itu mas.
Pe : Kemudian untuk tujuannya Pak?
P : Hal ini dapat menguatkan struktur kognitif anak yang berhubungan
dengan bahan pelajaran.
Pe : Iya Pak, di pembelajaran kemarin ada yang membuat saya semakin
tertarik, disaat beberapa anak masih kesulitan khususnya pada konsep
operasi aljabar yang telah Bapak jelaskan, strategi pembelajaran yang
diberikan ada yang berbeda yang mungkin belum pernah saya lihat atau
terima semasa disekolah ataupun perkuliahan.
P : Iya mas, gimana mas?
Pe : Yaitu disaat peserta didik yang belum memahami materi yang Bapak
jelaskan, dengan menugasi mereka yang belum paham untuk maju
didepan untuk lebih memperhatikan penjelasan Bapak., Maksud dari
apa yang dilakukan oleh Bapak?
P : Iya mas, anak yang belum bisa supaya maju kedepan, duduk didepan.
Mengulang lagi urut-urutannya (langkah-langkahnya) mengubah
persamaan dari setiap soal yang sudah dikerjakan atau yang masih
dibahas, bagaimana mengubah ke bentuk y=mx+c, bagaimana
menyelesaikannya. Jadi bisa mengetahui kesulitan anak langsung, anak
lebih fokus memperhatikan, karena terkadang saat dibelakang bisa
diganggu dengan temannya juga bisa. Diharapkan anak tidak kesulitan
lagi, tidak bingung lagi, seperti itu mas.
Pe : Iya Pak, boleh itu di copy paste Pak.hehe..”
: Selanjutnya untuk tujuannya Pak?
P : Namanya strategi pasti banyak manfaatnya mas, bisa meningkatkan
motivasi, minat anak untuk lebih menyelesaikan permasalahannya,
kebingungan anak jadi teratasi.
Pe : Pada saat Bapak menyajikan soal yang variatif, yaitu “2x+3y=12”
masih ada peserta didik yang kesulitan menentukan kembali nilai
gradiennya terlihat dari jawaban anak yang berbeda-beda.
P : Iya
Pe : Sebagai contoh ada anak yang langsung menjawab bahwa gradiennya -2,
ada positif dua. Kemudian Bapak menyampaikan “jangan lupa, tadi
dalam contoh yang sebelumnya hanya y kalau yang ini?” selanjutnya
kembali Bapak “Ni ya, kita kan mau membentuk persamaan ini menjadi
y=mx+c,kalau contoh-contoh sebelumnya koefisien y nya satu, ni
kan koefisienya tiga. Berarti nanti?”. Maksud pemberian tersebut Pak?
P : Begini, anak langsung menyebutkan gradiennya tanpa memperhatikan
koefisien dari y nya, dari mengajukan pertanyaan, pertanyaan yang
mengarahkan, dapat menuntun proses berpikir dari anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
Untuk merubah kebentuk y=mx+c tadi lalu mengingatkan koefisien dari
y nya tiga, beda dengan contoh sebelumnya, itu sebagai penjelasan
kembali saja mas
Pe : Untuk yang terakhir Pak, tujuannya pemberian pertanyaan mengarahkan
Pak?
P : Dari pemberian tadi, peserta didik lebih memperhatikan bagian-bagian
tertentu, sebagai contoh anak yang mulai memperhatikan koefisien dari y
nya.
Pe : Iya Pak, untuk sementara ini mungkin cukup Pak. Terima kasih Pak atas
waktunya.
P : Iya mas, sama-sama.
Pe : Iya Pak, terima kasih doa nya. Assalamu‟alaikum
P : Walaikum salam.
Keterangan:
Pe : Peneliti
P : Pendidik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
TRANSKRIPSI WAWANCARA DENGAN PENDIDIK
(pertemuan keempat)
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.6 Menentukan gradien, persamaan garis lurus
Pertemuan : 4
Hari/ tanggal : Kamis, 5 Desember 2013
Waktu : 18.00 WIB
Pe : Asslamu‟alaikum Pak.
P : Walaikum salam.
Pe : Bagaimana kabarnya Pak?
P : Alhamdulillah sehat mas.
Pe : Maaf Pak sebelumnya mengganggu waktunya kembali.
P : Iya mas, gak papa.
Pe : Terima kasih Pak, masih sama mengenai pembelajaran kemarin Pak.
Materi menentukan persamaan garis yang melalui sebuah titik (x,y)
dengan gradien m .
P : Iya, sudah ke materi itu, menentukan persamaan garis.
Pe : Iya Pak, setelah Bapak menjelaskan materi tersebut, Bapak mulai
menugasi peserta didik dengan soal menentukan persamaan garis yang
melalui titik min tiga koma empat dengan gradien negatif dua. Terlihat
ada peserta didik yang menunjukkan hasil pekerjaannya kepada Bapak.
Namun apa yang dikerjakan belum tepat, terjadi kesalahan pada operasi
hitung bentuk aljabar sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan.
P : Iya, anak masih sering keliru disitu mas, operasi hitungnya.
Pe : Iya Pak, Dibagian ini Pak (peneliti menunjukkan ke pendidik pekerjaan
pd untuk sedikit mengingatkan). Saat Bapak menanyakan bagian mana
yang belum tepat. Anak lebih terfokus pada hasil akhirnya, misal
menunjukkan pada bagian y=4+6.
P : Iya, diprosesnya anak keliru mengoperasikannya. Jadi hasilnya juga ikut
keliru mas.
Pe : Kemudian Bapak menyampaikan “coba dilihat lagi contoh yang
sebelumnya” lalu “coba lihat pekerjaanmu yang bagian ini (menunjuk ke
y-4=-2(x+3))” lalu “Iya,. sekarang coba perhatikan yang soal sebelumnya
di bagian yang sama (menunjukkan y+3 = 5(x-2)
y+3 = 5x-10)”
: Maksud Bapak memberikan bantuan tersebut?
P : Begini mas, berkeliling memperhatikan setiap pekerjaan anak, disini
menemui anak yang melakukan kesalahan di operasi hitungnya, jadi
tidak tepat persamaan garisnya.
Pe : Iya Pak
Lampiran 12. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
P : Ya membantu anak dengan tidak langsung, ini yang benar ini yang keliru,
tidak mas. Jadi dengan menugasi anak untuk memperhatikan prosedur
pengerjaan pada contoh sebelumnya dengan apa yang dia kerjakan,
mencoba mengarahkan anak bagaimana urutan (langkah) pengerjaanya
tadi, kenapa bisa dapat hasil seperti ini, karena masih ada kaitannya
dengan soal yang sebelumnya.
Pe : Iya Pak, kemudian untuk tujuan pemberian bantuan tersebut Pak?
P : Supaya si anak dapat memahami dan lebih teliti lagi setiap langkah
pengerjaannya.
Pe : Selanjutnya setelah Bapak berkeliling mengamati beberapa pekerjaan
peserta didik, kemudian Bapak menyampaikan “Wess…tolong
perhatikan sini semuanya. Kebanyakan yang kelirunya disininya
ya(menggaris bawahi y-4=-2x-6)”. Mengapa Bapak menggaris bawahi
bagian tersebut di papan tulis?
P : Yaa itu karena masih ada yang saya temui, anak yang melakukan proses
perkalian yang salah, sifat distributif perkaliannya. Penggunaan tanda
kurung, tanda negatif.
Pe : Iya Pak, kemudian Bapak menyampaikan “Inget-inget ya, tanda negatif
positif nya, min kali plus, min kali min” lalu “Lihat, ini kan min ini juga
min berarti nanti jadi plus. Kamu jangan mengalikan dulu. Buat seperti
ini(-(-3) jadi 3). Biar kamu gak keliru nanti di min plus nya, ya. Jadi
diperhatikan, diberi tanda kurung waktu mensubtitusikan. Nah setelah itu
baru dua dikali dengan x min dua dikali dengan x, jadi?”. Maksud dari
pemberian bantuan tersebut Pak?
P : Ini karena tadi anak yang masih melakukan kesalahan pada operasi
hitung, kurang ketelitian dari anak, maksud saya kembali menjelaskan
sebagai penekanan, lebih mengingatkan kembali misal bagi yang belum
mengerti menjadi mengerti dan yang sudah mengerti menjadi lebih teliti
melakukan operasi hitung, kan itu dasar, diharapkan anak tidak bingung
lagi.
Pe : Kemudian untuk tujuannya Bapak menyampaikan hal tersebut Pak?
P : Supaya anak lebih memperhatikan kembali kegunaan dari penggunaan
atau pemberian tanda kurung saat mensubstitusikan titik atau gradien ke
rumus. Sehingga dapat mengurangi resiko kesalahan disetiap urut-urutan
dari pengoprasian.
Pe : Bapak kembali menugasi peserta didik dengan pemberian soal, untuk kali
ini dengan gradien dalam bentuk pecahan. Yaitu melalui titik (2,4)
dengan gradien . Disela-sela pengerjaan, terlihat peserta didik menemui
kesulitan, yaitu dari timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari beberapa
peserta didik, ada yang mengatakan kalau dalam bentuk per-per an itu
susah, kemudian adanya jawaban-jawaban yang belum tepat dari
pertanyaan yang Bapak berikan. Misal saat Bapak menugasi untuk
memindah ruas penyebutnya, anak lebih fokus ke variabel x nya.
P : Iya, diberikan latihan soal yang berbeda, begini mas, pemberian soal
diusahan semakin lama semakin ada peningkatan, jadi ada perkembangan
pada anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
Pe : Iya Pak
P : Disini penggunaan rumus y-y1=m(x-x1). Anak lebih banyak
menggunakan langkah sepertiga dikalikan x, dikalikan x1 nya.
Pe : Tapi kalau tidak hati-hati pengoprasiannya Pak nanti.
P : Betul mas, pakai cara itu juga bisa, cara penyebutnya dipindah keruas kiri
juga bisa.
Pe : Iya Pak, kemarin Bapak menyampaikan “dibiarkan disitu terus
penyebutnya digeser kesebelah kiri, ke ruas kiri. Ngerti penyebut?”
kemudian “Ni tiga geser sini. Ni tetap y min empat. Karena tiga nya juga
digeser tinggal satu to. Berarti x min dua tujuannya opo to digeser itu?
Biar mudah mengalikan. Kalau kamu mengalikan ni nanti, sepertiga
kalikan setengah” menanggapi peserta didik yang menemui kesulitan
pengoperasiannya.
P : Iya.
Pe : Maksud Bapak memberikan bantuan tersebut Pak?
P : Menyederhanakan permasalahan tersebut, diharapkan anak akan mudah
menyelesaikannya, menyelesaiakan dengan gradiennya pecahan terlihat
anak masih ada yang kesulitan. Jadi dengan penyebutnya pindah ruas
terlihat akan mudah untuk diselesaikan. Yaa…maksudnya memberikan
petunjuk pengerjaan, urut-urutannya (langkah-langkahnya),
memudahkan untuk dikelola oleh anak.
Pe : Setuju Pak, lalu untuk tujuan memberikan bantuan tersebut?
P : Sama yang tadi, supaya mudah dikelola, pengerjaan jadi mudah oleh
anak, resiko kesalahan bisa dihilangkan.
Pe : Iya Pak, ke soal berikutnya Pak, di soal ini masih menggunakan gradien
dalam bentuk pecahan. Salah seorang peserta didik yang menyelesaikan
di papan tulis pun memilih cara pengerjaan yang sama, dengan
memindahkan penyebut ke ruas kiri.
P : Iya, kelihatan kalau anak merasa cara itu lebih mudah untuknya.
Pe : Iya Pak, dari pengerjaan anak. Terlihat dari mensubstitusikan kerumus
sudah benar, namun untuk langkah pengoperasian anak masih mengalami
kesalahan (peneliti menunjukkan pekerjaan anak untuk mengingatkan
pendidik)
P : Iya, dibagian ini (sembari menunjukkan langkah pengerjaan anak
yang salah).
Pe : Iya Pak, di bagian langkah ini. Bapak kemarin melibatkan peserta didik
yang lain untuk bersama-sama mengoreksinya dan menyampaikan “Ni
kan min lima belas masih disini, ini gak usah ditulis dulu, karena ini
belum bergeser to (saat itu Bapak menunjuk angka lima belas pada 5y-
15 = 4x-8+15 dan menghapus angka lima belas pada pekerjaan pd).
Kemudian “Baris berikutnya yang ini tetep angka min delapan (sambil
menghapus angka tiga belasa di papan tulis). Terus lima yang
ini(bersamaan dengan pd menjawabnya) plus lima belas”. Maksud
Bapak memberikan bantuan tersebut?
P : Mengevaluasi hasil pekerjaan anak tadi, mengoreksi pekerjaan dengan
mengikutkan peserta didik yang lain. Menunjukkan pengerjaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
benar di papan tulis, diharapkan peserta didik yang lain bisa terlibat
langsung mana yang belum paham mana yang sudah, membenarkan yang
masih keliru.
Pe : Untuk tujuannya Pak?
P : Tujuannya, anak yang mengerjakan tadi bisa lebih teliti lagi, bagaimana
langkahnya, operasi hitung yang benar. Kalau untuk yang lain bisa sama
sepertinya mas, keaktifan anak dimunculkan.
Pe : Keaktifan peserta didik sangat penting ya Pak?
P : Iya.
Pe : Iya Pak, untuk sementara ini mungkin cukup Pak. Terima kasih Pak atas
waktunya.
P : Iya
Pe : Iya Pak, terima kasih. Assalamu‟alaikum
P : Walaikum salam.
Keterangan:
Pe : Peneliti
P : Pendidik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PESERTA DIDIK
(pada pertemuan pertama)
1. Pada saat Pak Af membahas materi melukis garis lurus pada koordinat
cartesius. Pak Af menugasi peserta didik untuk menyelesaikan soal, yaitu y=-
2x+4. Saat itu ada anak yang bertanya, kesulitan bagaimana menyelesaikan
melukis garis. Kemudian Pak Af memberikan “Kalau yang a ini membuat
tabel, dimulai dari sini, kalau yang ini cara mengisi tabelnya” lalu “Kemudian
yang ke dua, yaitu melukis pada koordinat cartesius
a. Apa Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apa dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda mengetahui
bagaimana langkah pengerjaan melukis persamaan garis? Mengapa?
(PD5)
2. Pada saat Pak Af menugasi soal kembali, ada peserta didik yang merasa apa
yang telah dikerjakan oleh temannya di papan tulis adalah keliru. Yaitu jika
memotong sumbu x pada y=-2x+4, nilai x nya adalah negatif dua. Kemudian
Pak Af menunjukkan proses pengerjaan pada contoh sebelumnya dan
membandingkan dengan pengerjaan anak tersebut, lalu “Kalau ininya pindah
sini jadinya? dan Nah ini plus empat, digeser ya? kalau pindah ruas?”.
a. Apa Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apa dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda mengetahui
bagaimana langkah pengerjaan yang tepat menentukan koordinat titik?
Mengapa? (PD2)
3. Setelah Pak Af menginformasikan akan pentingnya ketelitian dalam mencari
titik koordinat, kemudian Pak Af memberikan pertanyaan mengenai maksud
pemberian tanda panah pada setiap ujung garis lurus pada bidang cartesius.
Saat itu peserta didik memberikan feedback berupa pertanyaan ke Pak Af dan
tak sedikit dari kalian yang kesulitan. Lalu Pak Af menugasi kalian dengan
“coba perhatikan garis sumbu x dan y” dan “itukan angka pada garis sumbu x
dan y dapat dibentuk banyak, bisa banyak, perhatikan lagi”.
a. Apa Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apa dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda mengetahui
maksud pemberian tanda panah pada setiap ujung garis? Mengapa?
4. Selanjutnya dari bantuan pertaman tadi, disini kalian terlihat masih
mengalami kebingungan dari maksud pemberian tanda panah pada garis
lurus. Ada yang menjawab garisnya lurus, ada juga menjawab lurus keatas
kebawah, kemudian Pak Af “maksudnya garis ini tidak terbatas, sampai atas
terus, ini juga sampai bawah terus dengan menunjukkan garis pada persamaan
garis di papan tulis” dan menjelaskan kembali “Ini artinya tidak ada batasnya,
termasuk ini juga yang tadi pada sumbu x maupun sumbu y nya, harus ada
tanda panahnya”
a. Apa Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
Lampiran 13. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
b. Apa dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda mengurangi
kebingungan atau lebih mudah mengerti maksud pemberian tanda panah
pada setiap ujung garis? Mengapa?
5. Pak Af menugasi kalian untuk menyelesaikan soal yang terdapat pada buku
paket. Disela-sela pengerjaan tidak sedikit dari kalian yang kesulitan untuk
menyelesaikan menggambar grafik fungsi permintaan, terlihat dari kalian
masih banyak bertanya mengenai proses pengerjaannya. Kemudian Pak Af
“Sama seperti contoh-contoh yang sudah dibahas tadi, pertama gimana tadi?
buat apanya dulu?” Selanjutnya “gini kalau kalian masih banyak yang
bingung, kamu bisa lihat dihalaman enam puluh satu, enam puluh dua ya”.
a. Apa Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apa dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda mengetahui
bagaimana langkah pengerjaan menggambar grafik fungsi permintaan?
Mengapa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PESERTA DIDIK
(pada pertemuan kedua)
1. Pada pertemuan kedua, Pak Af mengajukan pertanyaan mengenai gradien
kepada peserta didik. Saat peserta didik tidak bisa mengikuti, Kemudian Pak
Af menyampaikan “pernah melihat orang yang naik tangga?”. Dan juga
menanyakan bagaimana posisi tangga tersebut.
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apakah dengan pemberian bantuan-bantuan tersebut membantu Anda
untuk lebih mudah mengenal pengertian gradien? Mengapa?
2. Setelah Pak Af mengarahkan peserta didik untuk mengenal gradien, dari
peserta didik banyak yang mulai menjawab walaupun masih kurang tepat, ada
juga yang bertanya kepada teman dan Pak Af. Kemudian Pak Af
menyampaikan “yang dimaksud gradien itu adalah kemiringan suatu garis
atau kecondongan suatu garis. kecondongan atau kemiringan itu sama ya. Jadi
kecondongan suatu garis atau nilai kemiringan tangga tadi adalah gradien”.
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda jadi
mengenal pengertian gradien? Mengapa?
3. Pada saat Pak Af menggambar bidang cartesius, Beliau menanyakan titik
antara perpotongan garis sumbu, sumbu x dan y. Saat itu peserta didik masih
mengalami kesulitan untuk menjawab dengan tepat. Dari Kalian ada yang
menjawab titik, ada yang menyebutkan titik cartesius. Kemudian Pak Af
menyampaikan“Ini ada dua garis yang satu tegak, satu mendatar (sambil
menunjukkan mana yang tegak dan mana yang mendatar). Ini bisa digunakan
sampai atas dan sampai bawah. Garis ini yang akan dinamakan dengan garis
sumbu”. Lalu “menunjukkan kalau titik itu ditunjukan dengan (0,0)”.
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda untuk
mengingat kembali titik pada bidang cartesius yang ditanyakan oleh Pak
Af tersebut? Mengapa?
4. Selanjutnya pada saat Pak Af menjelaskan titik koordinat, titik A pada bidang
cartesius, Kalian masih ada yang keliru menentukan titik koordinat. Pak Af
awali dengan pertanyaan-pertanyaan misal “x nya berapa?, kita menghitung
ke x dulu, kalau kekiri berarti?”, “inget, kalau kekiri positif po negatif?”
kemudian “dari sini turun atau naik berarti?”
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda mengetahui
bagaimana menentukan titik koordinat pada bidang cartesius? Mengapa?
5. Pada penjelasan mengenai bagaimana menentukan nilai gradien, peserta didik
ada yang belum mengerti, sebenarnya untuk rumus sudah Pak Af jelaskan.
Lampiran 14. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
Kemudian Pak Af menyampaikan “dari kiri kekanan mencari nilai x nya dulu,
tapi untuk mencari gradien ini adalah y nya dulu lalu diper x”, namun
beberapa peserta didik masih ada yang belum paham. Selanjutnya Pak Af
kembali menyampaikan “y berarti keatas po kebawah” dan menyebutkan
“komponen dan mengingatkan rumusnya, y per komponennya x. Dari A ini y
keatas berapa langkah”
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda untuk
menyelesaikan permasalahan dalam mencari nilai gradien? Mengapa?
6. Selanjutnya pada saat Pak Af memberikan soal latihan yang terdapat di buku
pelajaran, peserta didik mengalami kebingungan karena tidak terdapat
penjelasan angka pada koordinat cartesius. Kemudian Pak Af
menyampaikan“dicoba pakai referensi contoh soal yang sudah bapak jelaskan
tadi”. Kemudian masih ada peserta didik yang kebingungan dalam
menentukan titik koordinatnya, Bapak menugasi peserta didik “kalau masih
bingung, coba perhatikan penjelasan yang ada dibukunya itu dihalaman
sebelumnya, alon-alon(pelan-pelan) diperhatikan lamgkah-langkahe”.
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda memperoleh
gambaran untuk bagaimana menyelesaikan permasalahan, misal
menentukan titik koordinat serta mencari nilai gradien suatu garis?
Mengapa?
7. Pak Af kembali memberikan soal latihan menentukan gradien garis yang
melalui dua titik. Pada saat itu Anda bertanya kepada Pak Af, karena
kesulitan mengerjakannya. Kemudian Pak Af memperhatikan pengerjaan
Anda. Tapi Anda mengalami kesalahan dalam menerapkan rumus untuk
menentukan nilai gradien garis dan memberikan jawaban-jawaban yang
belum tepat saat Pak Af mulai bertanya, misal untuk menentukan titik y nya b
pada titik B. Melihat kejadian tersebut Pak Af selanjutnya
“Ayooo…perhatikan sini! Dolanan wae(mainan saja), madep mrene
(menghadap kesini), khusus yang belum bisa menghadap kesini. Ini A, x
koma y, yang depan ini namanya x nya A seng buri(yang belakang) y nya A.
Terus iki ada B, iki to ini ada yang depan ada yang belakang (menunjuk
soalnya)”.
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda lebih
mengetahui, misal mana x nya B, y nya B maupun mana x nya C dan y nya
C? Mengapa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PESERTA DIDIK (pada pertemuan ketiga)
1. Awal pembelajaran, Pak Af memberikan pertanyaan tentang variabel,
koefisien dan konstanta, saat itu peserta didik banyak yang belum bisa
menjawab. Kemudian Pak Af menyampaikan “Variabel itu atau sering juga
dinamakan peubah ya” dan dengan contoh misal ada 2a, 3a atau huruf a
disitu”
a. Apakah Anda mengerti maksud dari pemberian bantuan tersebut?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membuat Anda mengerti
bentuk aljabar kembali khususnya variabel? Mengapa?
2. Pada saat Pak Af mengajukan pertanyaan mengenai koefisien dari variabel x
maupun y pada persamaan y=3x+6. Dari pertanyaan tersebut, Anda maupun
teman-teman Anda belum tepat memberikan jawaban mengenai maksud
pertanyaan tersebut, dilanjutkan dengan menjawab nol, tidak ada dan satu
dari koefisien dari variabel y. Kemudian Pak Af memberikan “koefisien itu
bilangan yang berada di depan variabel y atau variabel x” selanjutnya
“Variabel y, koefisiennya berapa? Angka yang ada di depan y, kalau tidak
ditulis berarti”
a. Apa Anda mengerti maksud dari pemberian bantuan tersebut?
b. Apa dengan pemberian bantuan tersebut membuat Anda mengerti maksud
nilai dari koefisien yang tidak ditulis pada persamaan garis? Mengapa?
3. Pada contoh yang berbeda, Pak Af menugaskan kalian untuk menentukan
gradien dari 2y=4x+8, namun dari kalian masih ada yang kurang tepat,
terlihat dari jawaban kalian ada yang dua, ada yang empat. Kemudian Pak Af
menyampaikan, untuk memperhatikan koefisiennya, lalu “diubah dari bentuk
2y = 4x-8 ke y = mx+c”.
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membuat Anda mengerti dan
kembali melanjutkan pekerjaan anda untuk menyelesaikan soal tersebut?
Mengapa?
4. Selanjutnya setelah mendapat bantuan dari Pak Af, tapi masih ada yang
kesulitan untuk menyelesaikannya, ditandai dengan adanya pertanyaan dari
Anda, misal “dirubah ke rumusnya tadi Pak”. Kemudian Pak Af
menyampaikan “Seperti bentuk aljabar. Hayoo…gimana caranya?”
memberikan pertanyaan pancingan. Lalu “Kalau persamaan biasanya nanti
dalam ruas kanan dan ruas kiri. Ruas kiri itu adalah yang berada sebelah kiri
sama dengan. Iya tho? Ruas kanan yang berada di belakang kanan sama
dengan. Iya, ayo siapa yang bisa nyoba lanjutkan?”
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda untuk lebih
mudah melengkapi persoalan tersebut? Mengapa?
Lampiran 15. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
5. Pada saat salah seorang teman Anda mengerjakan soal -3y=6x+12 di papan
tulis, dalam penyelesaiannya masih terjadi kekeliruan dalam operasi
hitungnya. Terlihat dari Pak Af yang memberikan penjelasan dengan contoh
soal yang serupa” 2y = 4x-8”. Dari penjelasan awal tadi ternyata Kalian
menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Selanjutnya Bapak mencoba
menerangkan bentuk aljabar pada kelas satu mengenai operasi aljabar yang
benar, berupa contoh dasar dari y+3=5 dan -2x=10 serta bagaimana
penyelesaian contoh tersebut
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda untuk dapat
mengerti operasi aljabar dan dapat mengetahui kekeliruan penyelesaian
dari pengerjaan Anda? Mengapa?
6. Pada soal 2x+y=8, Pak Af memberikan penjelasan kembali dengan langkah-
langkah bagaimana bisa 2x pindah ruas menjadi -2x, yaitu Ini cara yang
kedua ya dua x plus y sama dengan delapan “2x+y=8”. Supaya ini hilang
geser. Berarti kan dua x dikurangi dua x ya. Ini tetap plus y sama dengan
delapan. Kalau sebelah kiri ya, ruas kiri dikurangi berarti ruas kanan harus
dikurangi bilangan yang sama. Jadi sebelah sini harus dikurangi dengan min
dua x”
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan Pak Af tersebut?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda untuk
mengerti konsep operasi hitung bentuk aljabar tersebut? Mengapa?
7. Pada pembelajaran kemarin ada yang berbeda, saat Anda maupun teman-
teman yang lain masih kesulitan untuk mencari nilai gradien, ditugasi untuk
maju kedepan dan saat itu Pak Af kembali menjelaskan mengenai bagaiman
melakukan operasi hitung bentuk aljabar yang benar untuk menyelesaikan
soal-soal yang telah Pak Af berikan, misal dari langsung pindah ruas, dari
ruas kiri ke rua kanan dan sebaliknya.
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda mengurangi
kebingungan pada operasi hitung bentuk aljabar?
8. Kembali lagi Bapak menugasi Kalian untuk menyelesaikan soal yang variatif
yaitu 2x+3y=12. Masih ada beberapa diantara Kalian yang mengalami
kebingungan ditandai dengan jawaban yang berbeda-beda. Sebagai contoh
ada yang langsung menjawab bahwa gradiennya -2 lalu 2, diam saja.
Kemudian Bapak “jangan lupa, tadi dalam contoh yang sebelumnya hanya y
kalau yang ini?” selanjutnya Bapak mengingatkan kembali “Ni ya, kita kan
mau membentuk persamaan ini menjadi y=mx+c, kalau contoh-contoh
sebelumnya koefisien y nya satu, ni kan koefisienya tiga. Berarti nanti?.
a. Apakah Anda mengerti maksud pemberian bantuan Pak Af tersebut?
b. Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda untuk
menyelesaikan soal tersebut dengan tepat?. Mengapa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PESERTA DIDIK
(pada pertemuan keempat)
1. Pada saat Pak Af menugasi Kalian dengan soal menentukan persamaan garis
yang melalui titik (-3,4) dengan gradien -2. Pada hasil pengerjaan Anda
terdapat kesalahan melakukan operasi hitung pada bentuk aljabar pada sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan. Kemudian Bapak menyampaikan
“Coba lihat pekerjaanmu yang bagian ini (menunjuk ke y-4=-2(x+3))” lalu
“Iya,.sekarang coba perhatikan yang soal sebelumnya di bagian yang sama
(menunjukkan y+3 = 5(x-2)
y+3 = 5x-10)”
a. Apa Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apa dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda lebih
mengetahui letak kesalahan dan langkah pengerjaan menentukan
persamaan garis dengan benar? Mengapa? (PD 2)
2. Setalah Pak Af memberikan soal menentukan persamaan garis yang melalui
titik (-3,4) dengan gradien -2. Saat itu hasil pekerjaan Anda terjadi kesalahan
pada operasi hitung bilangan bulat negatif. sehingga hasil persamaannya ikut
salah. Pak Af kemudian memperingatkan peserta didik untuk cermat lagi
dalam perhitungannya “Inget-inget ya, tanda negatif positif nya, min kali
plus, min kali min” Selanjutnya “Lihat, ini kan min ini juga min berarti nanti
jadi plus. Kamu jangan mengalikan dulu. Buat seperti ini(-(-3) jadi 3). Biar
kamu gak keliru nanti di min plus nya, ya. jadi diperhatikan, diberi tanda
kurung waktu mensubtitusikan. Nah setelah itu baru dua dikali dengan x min
dua dikali dengan x”.
a. Apa Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apa dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda untuk
menyelesaikan persoalan tersebut dengan tepat? Mengapa? (PD 1)
3. Pada saat Pak Af menugasi kembali menentukan persamaan garis yang
melalui (2,4) dengan gradien . Terlihat Kalian menemui kesulitan, yaitu dari
timbulnya pertanyaan-pertanyaan, kemudian jawaban-jawaban yang belum
tepat dari pertanyaan yang Pak Af berikan, misal saat Bapak menugasi untuk
memindah ruas penyebutnya, kalian lebih fokus ke variabel x nya. Kemudian
Pak Af menunjukkan “Ni tiga geser sini. Ni tetap y min empat. Karena tiga
nya juga digeser tinggal satu to. Berarti x min dua tujuannya opo to digeser
itu? Biar mudah mengalikan. Kalau kamu mengalikan ni nanti, sepertiga
kalikan setengah”.
a. Apa Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apa dengan pemberian bantuan tersebut memudahkan Adik untuk
menyelesaikan persoalan tersebut? Mengapa?
4. Saat Pak Af menugasi Anda untuk menyelesaikan soal didepan papan tulis,
dengan gradien dalam bentuk pecahan. Terlihat dari hasil pekerjaan Anda,
Lampiran 16. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
dari mensubstitusikan ke rumus sudah benar, namun untuk pengoperasian
atau perhitungan masih terjadi kesalahan. Kemudian Bapak melibatkan
peserta didik yang lain untuk bersama-sama mengoreksinya, sebagai contoh
“Ni kan min lima belas masih disini, ini gak usah ditulis dulu, karena ini
belum bergeser to (menunjuk angka lima belas pada 5y-15 = 4x-8+15) kan
masih disini (menghapus angka lima belas pada pekerjaan pd)”.
a. Apa Anda mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
b. Apa dengan pemberian bantuan tersebut membantu Anda mengetahui letak
kesalahan dan langkah pengoperasian bentuk aljabar sifat distributif
perkalian terhadap pengurangan dengan benar? Mengapa? (PD 2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK
(pertemuan pertama)
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.4 Menentukan gradien
Pertemuan : 1
Hari/ tanggal : Kamis, 24 Oktober 2013
Wawancara dengan Peserta didik „Pd5‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam Pak.
Pe : Bagaimana kabarnya?
Pd : Sehat Pak.
Pe : Maaf sebelumnya, kalau mas mengganggu waktunya. Pada pembelajaran
matematika kemari, mas mengikuti pembelajaran dikelas adik, disini mas
ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepada adik mengenai
pembelajaran tersebut.
Pd : Iya Pak.
Pe : Setelah Pak Af menjelaskan materi melukis garis lurus, kemudian
memberikan soal untuk Kalian ya?
Pd : Iya Pak, disuruh kerjakan.
Pe : Disitu Pak Af berkeliling memperhatikan pekerjaan teman-teman Anda
ya?
Pd : Iya Pak,
Pe : Soal yang diberikan oleh Pak Af, Adik yang bertanya ke Pak Af
mengenai pengerjaan soal tersebut. Ada kesulitan ya?
Pd : Hehe..iya Pak, kemarin gak memperhatikan Pak Af waktu jelaskan, jadi
kesulitan ngerjakannya.
Pe : Ooo..gitu. Kemudian setelah Anda menjelaskan kesulitan ke Pak Af. Pak
Af lalu kembali kedepan dan memberikan “Kalau yang a ini membuat
tabel, dimulai dari sini, kalau yang ini cara mengisi tabelnya” lalu
“Kemudian yang ke dua, yaitu melukis pada koordinat cartesius”.
Pd : Iya Pak, Pak Af jelaskan lagi
Pe : Maksud nya Pak Af menyampaikan itu adik mengerti?
Pd : Maksudnya Pak? hehe…gak memperhatikan Pak, Pak Af menjelaskan
lagi langkah-langkahnya, biar saya ngerti Pak
Pe : Ok, kemudian dari penjelasan tersebut, apakah membantu adiknya untuk
mengerti bagaimana menyelesaikan soal tersebut? Mengapa?
Pd : Iya Pak, ya bantu Pak. Kan jadi ada tau (tahu) ngerjakannya, langkah
pertama, terus ini gitu.
Lampiran 17. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
Pe : Iya, ngomong-ngomong Pak Af kalau waktu pembelajaran selalu
berkeliling memperhatikan pekerjaan kalian ya?
Pd : Iya Pak, beri bantuan kalau kitanya gak bisa ngerjakan.
Pe : Selanjutnya waktu menggambar garis lurus, Pak Af mewanti-wanti
kalian, supaya menggambarnya yang benar, jaraknya harus sama. Lalu
bertanya apa maksud dari pemberian tanda panah pada setiap ujung garis
pada bidang cartesius. Adik kemaren mengerti?
Pd : Enggak Pak
Pe : Terus bagaimana?
Pd : Tanya temene, ehh..ya sama ja gak tahu.
Pe : Iya, tapi saat itu Pak Af menugasi kalian, misal “coba perhatikan garis
sumbu x dan y”
Pd : He‟em. disuruh liat (lihat) di papan tulis, sumbu x, y nya. Ada
panahnya juga Pak.
Pe : Ohh..gitu, terus lagi “itukan angka pada garis sumbu x dan y dapat
dibentuk bisa banyak, perhatikan lagi”. Ngerti maksud yang diberikan
Pak Af ke Kalian?
Pd : Suruh memperhatikan, terus digarisnya. Iya dikasih petunjuk, diarahin
kenapa dikasih tanda panah.
Pe : Memberikan petunjuk supaya bisa menjawab ya?
Pd : Iya, mungkin.hehe
Pe : Terus adiknya bisa jawabnya?
Pd : Enggak Pak, masih bingung
Pe : Lohh..kok masih bingung, katanya tadi Pak Af memberikan arahan
Pd : Iya Pak, tapi saya belum paham e.
Pe : Yaudah..yaudah. Nah..setelah itu kalau mas perhatikan, setelah teman-
teman adik mulai memberikan jawaban tapi masih belum tepat. Akhirnya
Pak Af menyampaikan “maksudnya garis ini tidak terbatas, sampai atas
terus, ini juga sampai bawah terus dengan menunjukkan garis pada
persamaan garis di papan tulis” dan menjelaskan kembali “Ini artinya
tidak ada batasnya, termasuk ini juga yang tadi pada sumbu x maupun
sumbu y nya, harus ada tanda panahnya”. Apa adik mengerti maksud dari
yang disampaikan oleh Pak Af?
Pd : Maksudnya, maksudnya supaya gak bingung lagi Pak, dijelaskan tanda
panah tadi.
Pe : Kemudian apakah membantu adik jadi mengerti mengapa tadi pada garis
lurus harus diberikan tanda panah pada setiap ujungnya? Mengapa?
Pd : Iya, jadi bisa bener menggambarnya, ngerti maksud dikasih panah tadi.
Pe : Ok, mas lanjutkan lagi ya. Setelah diberikan contoh soal di papan tulis,
Pak Af kemarin menugasi Kalian untuk mengerjakan soal yang ada
dibuku paket yang Adik bawa.
Pd : Iya, menggambar fungsi, emm…fungsi permintaan Pak. Tapi susah itu
Pak soalnya.
Pe : Ohh..susah ya? kan bisa bekerja sama dengan temannya untuk
menyelesaikannya.
Pd : Iya, susah Pak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
194
Pe : Seperti contoh-contoh soal yang diberikan Pak Af, hanya diganti sedikit
saja dik.
Pd : Iya, tapi masih bingung Pak.
Pe : Ohh..gitu, kemaren banyak juga dari teman adik yang merasa kesulitan
ya, banyak yang bertanya ke Pak Af.
Pd : Iya
Pe : Kemarin Pak Af menyampaikan “Sama seperti contoh-contoh yang sudah
dibahas tadi, pertama gimana tadi? buat apanya dulu?” Selanjutnya “gini
kalau kalian masih banyak yang bingung, kamu bisa lihat dihalaman
enam puluh satu, enam puluh dua ya”. Apakah adik mengerti maksud
dari penyampaian Pak Af tersebut?
Pd : Iya, dibantu, disuruh liat (lihat) dihalaman sebelumnya Pak, diliat
(dilihat) caranya ngerjakan dibuku.
Pe : Terus apakah dengan begitu membantu adik mengerti bagaimana
menyelesaikannya? Mengapa?
Pd : Hehe..tapi saya kemaren belum sempat jawab Pak, masih baca-baca
ngerjakannya tu bagaimana.
Pe : Hemmm…begitu, ya sudah mungkin cukup ya, mas bertanya ke adik
mengenai pembelajaran kemarin. Terima kasih bantuannya ya dik.
Pd : Iya sama-sama Pak.
Wawancara dengan Peserta didik „Pd2‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam Pak.
Pe : Maaf mengganggu waktunya dik. Pada pembelajaran waktu lalu mas
mengikuti proses pembelajaran dikelas, disini mas ingin menanyakan
kepada Adik mengenai pembelajaran kemarin.
Pd : Enggeh (iya) Pak. Ehh..Iya maksudnya Pak.
Pe : Iya gak papa. Diawal pembelajaran, Pak Af kemarin memberikan
penjelasan mengenai materi melukis garis lurus pada bidang cartesius ya?
Pd : Iya Pak
Pe : Setelah itu Pak Af memberikan soal untuk dikerjakan oleh kalian,
sewaktu ada salah satu teman Anda yang mengerjakan di papan tulis.
Mas lihat kemarin jawaban adik tidak sama dengan temannya ya?
Pd : Iya Pak, dia nulis dua. Kalau saya min dua Pak x e (nya).
Pe : Jadi tidak sama ya. Oya..waktu itu Pak Af mendatangi adik untuk
melihat hasil pekerjaannya.
Pd : Iya, aku seng salah ngitunge yang salah menhitungnya) Pak.
Pe : Ooo…gitu, Bapak lihat kemaren Pak Af memberikan bantuan ke adik
untuk memperhatikan pengerjaan contoh soal sebelumnya dan sambil
bertanya ke adik.
Pd : Disuruh lihat lagi garapane (pekerjaannya), contoh sedurunge
(sebelumnya) Pak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
195
Pe : Iya, lalu Pak Af menyampaikan seperti ini ya sewaktu menunjukkan
garapan soal yang sebelumnya “Kalau ininya pindah sini jadinya?”
Kemudian lagi “Nah ini plus empat digeser ya?”
: Seperti itu dik?
Pd : Ehh..iya, kok Bapak e tahu e.
Pe : Hehe…, ngomong-ngomong (dengar-dengar), dari pertanyaan-pertanyaan
tadi yang diberikan sama Pak Af, adik ngerti maksudnya kenapa Pak Af
begitu?
Pd : Maksudte (maksudnya) Pak Af ngajak buat ngoreksi, jadi ngerti salahe
(salahnya) dimana Pak, ya nanya-nanya gitu Pak, kalau pindah sini plus
jadi min, akhire (akhirnya) iso (bisa) benerke (membenarkan)
Pe : Terus Adik jadi ngerti tu setelah diberikan bantuan sama Pak Af?
Mengapa?
Pd : Yaa..iya to, jadi ngerti salahe (salahnya) dimana. Yang plus pindah jadi
min.
Pe : Ok, ngomong-ngomong Pak Af kalau waktu pembelajaran selalu
berkeliling memperhatikan pekerjaan kalian ya?
Pd : Enggeh (iya) Pak, kalau ada yang salah diajari.
Pe : Selanjutnya waktu menggambar garis lurus, Pak Af mewanti-wanti
kalian ya, supaya menggambarnya yang benar, jaraknya harus sama. Lalu
bertanya apa maksud dari pemberian tanda panah pada setiap ujung garis
pada bidang cartesius. Adik kemaren mengerti?
Pd : Enggak Pak
Pe : Iya, tapi saat itu Pak Af menugasi kalian, misal “coba perhatikan garis
sumbu x dan y”
Pd : Iya. disuruh liat (lihat) di papan tulis, sumbu x sama y ne.
Pe : Ohh..gitu, terus Pak Af menyampaikan lagi “itukan angka pada garis
sumbu x dan y dapat dibentuk bisa banyak, perhatikan lagi”. Ngerti
maksud bantuan yang diberikan Pak Af ke Kalian?
Pd : Maksudnya, eee…opo yo (apa ya)?
Pe : Apa dik?
Pd : Hehe…biar bisa jawab Pak. Kan pada gak tahu.
Pe : Yaudah..yaudah. Nah..setelah itu kalau Bapak perhatikan, setelah teman-
teman adik mulai memberikan jawaban tapi masih belum tepat. Akhirnya
Pak Af memberikan “maksudnya garis ini tidak terbatas, sampai atas
terus, ini juga sampai bawah terus dengan menunjukkan garis pada
persamaan garis di papan tulis” dan menjelaskan kembali “Ini artinya
tidak ada batasnya, termasuk ini juga yang tadi pada sumbu x maupun
sumbu y nya, harus ada tanda panahnya”. Apa adik mengerti maksud dari
yang disampaikan oleh Pak Af?
Pd : Maksudte biar jelas Pak
Pe : Kemudian apakah membantu adik jadi mengerti mengapa tadi pada garis
lurus harus diberikan tanda panah pada setiap ujungnya? Mengapa?
Pd : Iya, nanti kalau pas (sewaktu) gambar harus bener lagi. Dikasih tanda
panah gitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
196
Pe : Ok, Bapak lanjutkan lagi ya. Setelah diberikan contoh soal di papan tulis,
Pak Af kembali menugasi Kalian untuk mengerjakan soal yang ada
dibuku paket yang Adik bawa.
Pd : Iya Pak, di halaman berapa kemaren ya, lupa aku Pak.
Pe : Iya dihalaman enam puluh delapan nomor tiga belas dik. Disela-sela
pengerjaan tidak sedikit dari kalian yang kesulitan untuk menyelesaikan
menggambar grafik fungsi permintaan, dari kalian masih banyak
bertanya mengenai proses pengerjaannya.
Pd : Iya, durung iso (belum bisa) Pak.
Pe : Kan seperti contoh-contoh soal yang diberikan Pak Af, hanya diganti
sedikit saja dik.
Pd : Iya Pak
Pe : Ohh..gitu, Kemarin Pak Af menyampaikan “Sama seperti contoh-contoh
yang sudah dibahas tadi, pertama gimana tadi? buat apanya dulu?”
Selanjutnya “gini kalau kalian masih banyak yang bingung, kamu bisa
lihat dihalaman enam puluh satu, enam puluh dua ya”. Apakah adik
mengerti maksud dari penyampaian Pak Af tersebut?
Pd : Iya, disuruh liat (lihat) dihalaman sebelume Pak, diliat (dilihat) carane
ngerjakene dibuku pakete.
Pe : Terus apakah dengan begitu membantu adik mengerti bagaimana
menyelesaikannya? Mengapa?
Pd : Ya kemaren bareng-bareng (bersama-sama) ngerjakene sama temene
Pak, dibaca-baca dulu soal yang ada disampinge. Oo..sama to sama yang
dicontohe.
Pe : Iya, gimana bisa kemarin?
Pd : Bisa Pak, dikit tapi.hehe
Pe : Ya sudah mungkin cukup ya, Bapak bertanya ke adik dari pembelajaran
kemarin. Terima kasih dik.
Pd : Sama-sama Pak.
Wawancara dengan Peserta didik „Pd1‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam mas.
Pe : Maaf ni mas nya mengganggu waktunya.
Pd : Iya mas.
Pe : Dipembelajaran matematika kemarin mas mengikuti proses
pembelajaran di kelas, disini mas nya ingin menanyakan beberapa
pertanyaan kepada adik mengenai pembelajaran kemarin.
Pd : Iya mas, jangan susah-susah ya mas.hehe.
Pe : Hehe..enggak dik, hanya mengenai proses pembelajaran kamarin saja.
: Ok, diawal pembelajaran kemarin, Pak Af sudah menjelaskan materi
menggambar persamaan garis lurus ya.
Pd : Iya mas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
197
Pe : Begini, Pak Af kemarin menugasi kalian untuk menggambar persamaan
garis y=-2x+4. Setelah Pak Af mengamati beberapa pekerjaan kalian,
kemudian maju ke depan untuk mengingatkan kalian menggambar yang
benar dan bertanya mengenai maksud pemberian tanda panah disetiap
ujung garis. Adik mengerti?
Pd : Enggak mas, punya saya juga kayak e gak tak kasih juga.
Pe : Iya, tapi saat itu Pak Af menugasi kalian, misal “coba perhatikan garis
sumbu x dan y”
Pd : Iya, disuruh lihat di papan tulis, sumbu x dan y. Ada panahnya.
Pe : Ohh..gitu, kemudian lagi “itukan angka pada garis sumbu x dan y dapat
dibentuk bisa banyak, perhatikan lagi”. Adik ngerti maksud yang
disampaikan Pak Af?
Pd : Maksudnya, maksudnya, kemarin punya saya gak (tidak) tak kasih
panah e (nya). Gak (tidak) bisa pertamane (pertamannya), bingung
maksudte (maksudnnya) apa. Terus Pak Af nyuruh (menugasi) lihat lagi
pada gambar di sumbu x sama y nya. Iya mas ada tanda panahe
(panahnya) juga. Sama maksudte (maksudnya), bisa lurus keatas terus
kebawah sampai panjang, gitu ya mas?.
Pe : Terus adiknya bisa jawabnya?
Pd : Hemm..jawab e cuman lurus gitu mas saya kemarin.
Pe : Terus dari apa yang Pak Af sampaikan tadi, apakah membantu adik untuk
mengerti maksud dari kenapa diberi tanda panah tadi? Mengapa?
Pd : Pak Af ngasih bantuan mas, kan jadi kepikiran jawabane (jawabannya),
dadi (jadi) arahan gitu mas.
Pe : Ya sudah setelah itu kalau mas perhatikan, setelah teman-teman adik
mulai memberikan jawaban tapi masih belum tepat. Akhirnya Pak Af
menyampaikan “maksudnya garis ini tidak terbatas, sampai atas terus, ini
juga sampai bawah terus dengan menunjukkan garis pada persamaan
garis di papan tulis” dan menjelaskan kembali “Ini artinya tidak ada
batasnya, termasuk ini juga yang tadi pada sumbu x maupun sumbu y
nya, harus ada tanda panahnya”. Apa adik mengerti maksud dari yang
disampaikan oleh Pak Af?
Pd : Ooo..,kan pertamane (awalnya) disuruh lihat gambar di sumbu x dan y.
Tapi masih bingung, bener po gak (benar atau belum), Pak Af Pak Af
jelaske maksudte (jelaskan maksudnya) kenapa dikasih tanda panah.
Ooo..artine (artinya) garis itu lurus gak (tidak) terbatas to (ya)
Pe : Lalu apakah dengan pemberian tersebut dapat mengurangi kebingungan
adik dan jadi lebih mengerti mengapa tadi pada garis lurus harus
diberikan tanda panah pada setiap ujungnya? Mengapa?
Pd : Jadi gak (tidak) bingung lagi mas, jadi sekarang dikasih tanda panah
setiap gambare (gambarnya).
Pe : Ok, mas lanjutkan lagi ya. Setelah diberikan contoh soal di papan tulis,
Pak Af kemarin menugasi Kalian untuk mengerjakan soal yang ada
dibuku paket yang Adik bawa. Adik bawa kemarin?
Pd : Iya, menggambar fungsi permintaan mas.
Pe : Adik bisa mengerjakannya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
198
Pd : Bisa, sedikit tapi mas.
Pe : Ohh..gitu, kemaren banyak juga dari teman adik yang merasa kesulitan
ya, banyak yang bertanya ke Pak Af.
Pd : Iya, pada kesusahan paling (mungkin).hehe
Pe : Kemarin Pak Af menyampaikan “Sama seperti contoh-contoh yang sudah
dibahas tadi, pertama gimana tadi? buat apanya dulu?” Selanjutnya “gini
kalau kalian masih banyak yang bingung, kamu bisa lihat dihalaman
enam puluh satu, enam puluh dua ya”. Apakah adik mengerti maksud
dari penyampaian Pak Af tersebut?
Pd : Iya mas, maksudte (maksudnya) supaya siswane (peserta didiknya)
belajar sendiri, Pak Af ngasih tahu contoh garapan (pengerjaan) di buku
paket Pak. Kan jadi tau (tahu) cara ngerjakane (mengerjakannya), gak
(tidak) bingung meneh (lagi)”.
Pe : Terus apakah dengan begitu membantu adik mengerti bagaimana
menyelesaikannya? Mengapa?
Pd : Jelas to (ya), kan sama mas soal e (soalnya). Pertamane (awalnya) gak
liat (tidak melihat). Pak Af ngasih tahu, ngajari mas
Pe : Iya, kalau ada yang susah Pak Af pasti ngajari ya?
Pd : Iya.
Pe : Ok dik, mas nya bertanyanya cukup sekian mengenai pembelajaran
kemarin. Terima kasih ya dik.
Pd : Iya, sama-sama mas.
Keterangan:
Pe : Peneliti
Pd : Peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
199
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK
(pertemuan kedua)
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.4 Menentukan gradien
Pertemuan : 2
Hari/ tanggal : Kamis, 14 November 2013
Wawancara dengan Peserta didik „Pd1‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam mas.
Pe : Ketemu lagi nih, bagaimana kabarnya?
Pd : Iya, mau tany-tanya lagi ya mas? Sehat mas.
Pe : Iya. Maaf, kalau mas e (kakak nya) ganggu waktu istirahatnya lagi.
Disini mas mau menanyakan beberapa pertanyaan kepada adik mengenai
pembelajaran kemarin.
Pd : O iya mas.
Pe : Ok, Setelah Pak Af menjelaskan materi, Pak Af memberikan pertanyaan
mengenai gradien, lebih jelasnya“apa itu gradien?”. Kemarin masih
banyak yang belum mengetahui, adik sudah mengetahui?.
Pd : Iya mas, belum, ra gateke e(tidak memperhatikan).
Pe : Mengetahui banyak yang belum bisa, selanjutnya Pak Af menyampaikan
“pernah melihat orang yang naik tangga,.?” lalu menanyakan bagaimana
posisi tangga tersebut. Apakah Adik mengerti maksud pemberian oleh
Pak Af tersebut?
Pd : Masih bingung mas, gradien ki opo (itu apa), gak gateke (tidak
memperhatikan). Maksudte (maksudnya) biar ngerti (agar mengerti) mas.
Pertama saya masih bingung tapi setelah Pak Af nyuruh liat (melihat)
tangga itu, terus diarahke(diarahkan) sama Pak Af.
Pe : Lalu apakah dengan bantuan tersebut membantu adik untuk mengenal
apa itu gradien?
Pd : Iya mas,
Pe : Mengapa dik?
Pd : Masang tangga itu miring mas, masange(mendirikannya).
Pe : Yaudah untuk selanjutnya, Pak Af menyampaikan “Eee..ini aja, yang
dimaksud gradien itu adalah kemiringan suatu garis atau kecondongan
suatu garis. Kecondongan atau kemiringan itu sama ya. Jadi
kecondongan suatu garis atau nilai kemiringan tangga tadi adalah
gradien, yang kita bahas terlebih dahulu adalah gradien, kemiringan suatu
garis?. Apakah adik mengerti maksud pemberian bantuan tersebut?
Lampiran 18. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
200
Pd : Mengerti Pak, maksudte biar siswane gak bingung, dijelaske sama
Pak Af.
Pe : Iya, terus dari penyampaian Pak Af tersebut apakah membantu adik jadi
mengerti pengertian gradien? Mengapa?
Pd : Iya, ya jadi lebih ngerti mas.
Pe : Oyaa..dik, pada saat Pak Af menanyakan titik perpotongan garis sumbu
pada bidang cartesius. Banyak peserta didik yang kesulitan menjawab,
padahalkan sudah dipelajari tu. Kemudian Pak Af menyampaikan“Ini ada
dua garis yang satu tegak, satu mendatar. Ini bisa digunakan sampai atas
dan sampai bawah. Garis ini yang akan dinamakan dengan garis sumbu”.
Pd : Iya mas, memang sudah dipelajari, tapi lupa saya pak waktu itu.
Pe : Iya.,kemarin sebenarnya yang ditanyakan titik, tetapi peserta didik malah
menjawab sumbu ya.
Pd : hehe..iya,
Pe : Selanjutnya disampaikan“yang ditunjukan dengan titik (0,0). Apakah
adik mengerti maksud pemberian tersebut?
Pd : Ngasih bantuan Pak Af, tapi ra dong(belum paham) aku
Pe : Terus dari pemberian bantuan tersebut membantu adik untuk
mengingat kembali titik pada bidang cartesius yang ditanyakan oleh Pak
Af?
Pd : Belum mas, lha masih belum bisa menjawabnya aku kemarin.
Pe : Ooo..gitu, yukk lanjut, masih semangat?
Pd : Masih mas.
Pe : Di pembelajaran kemarin sewaktu Pak Af menugasi peserta didik untuk
menentukan titik koordinat, tetapi masih ada yang belum mengerti
menentukannya, kenapa?
Pd : Iya mas, gak dikasih angka-angkane kok jadi bingung
Pe : Kemudian Pak Af memberikan bantuan berupa pertanyaan-pertanyaan
misal “x nya berapa?, kita menghitung ke x dulu, kalau kekiri berarti?”,
“inget, kalau kekiri positif po negatif?” kemudian “dari sini turun atau
naik berarti?”. Apakah adik mengerti maksud pemberian bantuan
tersebut?
Pd : ngerti mas, pake(pakai) langkah-langkahe (langkahnya) cari titik e (nya)
terus pertama x e (nya) dicari, dihitung berapa langkah terus y. Kalo
(kalau) kekiri negatif kekanan positif iya mas?(bertanya kepada peneliti).
Pe : Iyaa.., kalau keatas arah sumbu y dia positif. Kemudian apakah dengan
bantuan tersebut membantu adik mengerti bagaimana menentukan titik
koordinat pada bidang cartesius? Mengapa?
Pd : Iya mas, membantu, kemarin jadi ngerti e aku pake titik-titik e.
Pe : Nahh..ini, mulai menentukan nilai gradien suatu garis. Disaat Pak Af
menugasi peserta didik untuk mencari gradien garis AB, ada yang sudah
ngerti dan belum. Dengan rumus m , adik termasuk yang mana ni,
yang paham atau belum?
Pd : Sudah mas.hehe
Pe : Siplah. Kemudian ada soal yang diberikan Pak Af di buku
pelajaran yang adik punya. Di soal tersebut masih sama yang ditanyakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
201
yaitu menentukan nilai gradien suatu garis, garis A ke B. Ternyata
peserta didik masih belum mengerti menentukannya?.
Pd : Iya mas, cuman ada kotak-kotaknya.
Pe : Ooo..iya, sama titiknya saja ya. Pak Af kemarin menyampaikan “coba
pakai referensi contoh soal yang sudah bapak jelaskan tadi”.
Pd : Iya.
Pe : Lalu “Kalau masih bingung, coba perhatikan penjelasan yang ada
dibukunya itu dihalaman sebelumnya, alon-alon (pelan-pelan)
diperhatikan langkah-langkahe”. Dari apa yang sudah disampaikan Pak
Af, maksudnya mengerti adik?
Pd : Maksud e apa ya, pertama bingung mas, terus diingetkan contoh soal
sebelume (sebelumnya), yang awal-awal tadi. Lah gak (tidak) ada angka-
angkanya mas. Tapi mulai bisa, ternyata dibuku paket ada contoh yang
mirip mas.
Pe : Iyaa, kemarin yang maju untuk menyelesaikannya kalau tidak salah adik
ya. Ehh..tapi kemarin masih ada yang kurang tepat ya, selanjutnya
dihasilnya yaitu di tanda min plus nya.
Pd : Iya, salah dikit.hehe
Pe : Yaa…lebih teliti lagi ya kalau mengerjakan.
Pd : Enggeh mas.
Pe : Ok dik, mungkin cukup dulu, mas tanya ke adik mengenai
pembelajaran kemarin. Terima kasih dik.
Pd : Enggeh (iya) mas.
Wawancara dengan Peserta didik „Pd2‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam Pak.
Pe : Maaf mengganggu waktunya lagi. Pada pembelajaran tempo lalu mas
mengikuti proses pembelajaran di kelas, disini mas ingin menanyakan
kepada adik mengenai pembelajaran kemarin.
Pd : Iya Pak.
Pe : Selanjutnya setelah menyampaikan materi, Pak Af memberikan
pertanyaan mengenai gradien, dan kemarin masih ada yang belum
mengerti ya.
Pd : Iya Pak,durung iso(belum bisa).
Pe : Lalu Pak Af menyampaikan “pernah melihat orang yang naik tangga,.?”
Selanjutnya menanyakan bagaimana posisi tangga tersebut. Apakah Adik
mengerti maksud pemberian bantuan tersebut?
Pd : Enggak Pak, bingung kemarin.
Pe : Maksud pemberian bantuan tersebut adik belum mengerti?
Pd : Iya Pak, ra (tidak) paham.
Pe : Yaudah, kemudian Pak Af memberikan penjelasan “yang dimaksud
gradien itu adalah kemiringan suatu garis atau kecondongan suatu garis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
202
Kecondongan atau kemiringan itu sama ya. Jadi kecondongan suatu garis
atau nilai kemiringan tangga tadi adalah gradien, yang kita bahas terlebih
dahulu adalah gradien. Apakah adik mengerti maksud Pak Af
memberikan penjelasan tersebut?
Pd : Pak Af jelaskan sama kita, gradien ki(itu) kecondongan garis to.
Yaa..biar kita gak bingung Pak.
Pe : Jadi lebih jelas ya?
Pd : Enggeh (iya) Pak.
Pe : Terus dari apa yang disampaikan oleh Pak Af, apakah membantu adik
mengetahui apa yang dimaksud dengan gradien? Mengapa?
Pd : Iya Pak, yang tadi kan masih bingung. Yang ini kan dikasih tahu gradien
kui opo(itu apa). Jadi gak bingung
Pe : Iya dik, setelah membahas mengenai gradien. Selanjutnya Pak Af
menggambar bidang cartesius di papan tulis. Pak Af bertanya lagi, titik
ini, titik perpotongan antara sumbu x dan y. Mas lihat kemarin beberapa
diantara kalian ada yang menjawab titik saja, lalu titik cartesius. Adik
ngerti titik apa itu?
Pd : Haduuhh..titik opo yo (apa ya)? Apa Pak, lupa aku.
Pe : Ehh..maksudnya mas, waktu pembelajran kemarin. Adik mengerti
atau masih kesulitan?
Pd : Ooo..hehe. Masih Pak. Lali(lupa) aku Pak.
Pe : Masih kesulitan ya, Pak Af kemarin menyampaikan “Ini ada dua garis
yang satu tegak, satu mendatar. Ini bisa digunakan sampai atas dan
sampai bawah. Garis ini yang akan dinamakan dengan garis sumbu”.
Lalu“menunjukkan kalau titik itu ditunjukan dengan (0,0)”. Adik
mengerti maksud pemberian bantuan tersebut?
Pd : Ngerti to Pak, ngelingke (mengingatkan) siswane (peserta didiknya).
Ngingetin siswane (mengingatkan peserta didiknya) lagi Pak.
Pe : Selanjutnya membantu adik mengetahui apa yang ditanyakan Pak Af?.
Mengapa?
Pd : Yaa buka-buka buku lagi Pak, iya Pak titik apa duh lupa aku Pak.
Pe : Itu titik pusat koordinat atau titik asala dik.
Pd : Yaa itu maksud aku mau bilang itu Pak.hehe
Pe : Ok..ok. Lanjut ya dik.
Setelah menanyakan titik pusat, kemudian Pak Af membuat titik A, dan
menanyakan titik koordinatnya berapa?. Adik bisa menentukannya?
soalnya kemarin mas lihat masih ada beberapa peserta didik yang diam
dan masih kurang tepat menentukannya.
Pd : Belum Pak
Pe : Saat itu Pak Af menyampaikan “x nya berapa?, kita menghitung ke x
dulu. Dari sini satu dua tiga, selanjutnya berarti? Apakah adik mengerti
maksud pemberian bantuan itu?
Pd : Ehh…iya Pak, bantu kita biar tau (tahu) mencari titik A tu berapa.
Ditanyain mencarinya Pak. Pertama begini kedua begini gitu Pak.
Pe : Ooo.., dari pertanyaan-pertanyaan itu apakah membantu adik mengetahui
bagaimana mencari titik koordinat pada bidang cartesius? Mengapa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
203
Pd : Ya kan kemarin masih bingung, lah gak (tidak) dituliske angka-angkane
sama Pak Af.
Pe : Selanjutnya mengenai bagaimana menentukan nilai gradien, untuk
rumus sudah dituliskan oleh Pak Af, tetapi ada peserta didik yang masih
belum mengerti bagaimana mencarinya. Kemarin Pak Af sempat
menyampaikan “dari kiri kekanan mencari nilai x nya dulu, tapi untuk
mencari gradien ini adalah y nya dulu lalu diper x”.
Pd : Iya Pak, jelaske rumus e.
Pe : Dari penyampaian Pak Af tersebut adik mengerti?
Pd : Ya kan tadi rumuse y per x Pak.
Pe : Terus mencari nilai gradiennya bisa kemarin?
Pd : Hehe bisa Pak, dikit.
Pe : Loh kok ada kata-kata sedikitnya.hehe
Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu adik untuk
menyelesaikan permasalahan dalam mencari nilai gradien? Mengapa?
Pd : Iya Pak, ya begitulah.
Pe : Pada saat Pak Af memberikan soal latihan yang ada di buku
pelajaran, mas lihat peserta didik kesulitan menyelesaikaanya ya?
Pd : Ooo yang dibuku to, iya. Aku juga masih bingung Pak.
Pe : Loh kok bingung, Pak Af kan sudah menyampaikan “dicoba pakai
referensi contoh soal yang sudah bapak jelaskan tadi” Kemudian setelah
berkeliling kembali menyampaikan “Kalau masih bingung, coba
perhatikan penjelasan yang ada dibukunya itu dihalaman sebelumnya,
alon-alon(pelan-pelan) diperhatikan langkah-langkahe”. Apakah dari situ
adik mengerti maksud pemberian tersebut oleh Pak Af?
Pd : Pertama aku masih bingung Pak, pas Pak Af nyuruh diperhatikan kotak-
kotaknya, diitung kotak e, terus cara garap e.
Pe : Jadi adik mulai mengertinya setelah Pak Af menyampaikan
perhitungannya dengan memperhatikan kotak-kotaknya ya?
Pd : Iya Pak.
Pe : Kemudian apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Adik
untuk menentukan nilai gradien garis? Mengapa?
Pd : Lohh wes aku jawab Pak, membantu Pak.
Pe : Ok ok. Selanjutnya, saat Pak Af memberikan soal kembali kepada
peserta didik untuk menentukan nilai gradien apabila tidak diketahui
gambarnya. Jadi menggunakan rumus yang telah Pak Af jelaskan misal
.
Pd : Iya Pak.
Pe : Mas perhatikan kemarin adik bertanya ke Pak Af, ada apa?
Pd : Minta ajarin (meminta bantuan) Pak, sudah betul apa belum.
Pe : Pak Af kemudian memperhatikan pengerjaan adik, tapi adik melakukan
kesalahan dipenerapan rumus untuk menentukan nilai gradien garis dan
memberikan jawaban-jawaban yang belum tepat saat Pak Af mulai
bertanya, misal untuk menentukan titik, titik y nya b pada titik B.
Pd : Hehe…kebalik balik katane (katanya) Pak Af.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
204
Pe : Setelah itu Pak Af menyampaikan “Ayooo…perhatikan sini! Dolanan
wae(mainan saja), madep mrene(menghadap kesini), khusus yang belum
bisa menghadap kesini. Ini A, x koma y, yang depan ini namanya x nya
A seng buri(yang belakang) y nya A. Terus iki ada B, iki to ini ada yang
depan ada yang belakang (menunjuk soalnya)”. Apakah adik mengerti
maksud pemberian bantuan yang disampaikan oleh Pak Af di papan
tulis?
Pd : Iya, maksudnya yam as?, O yang pas di papan tulis ya?. Pak Af
benerke (membetulkan) garapan aku. Belum bisa nyebutin
(menyebutkan) titik-titiknya. Biar gak (tidak) keliru lagi Pak.
Pe : Sebenernya mudah kan dik?
Pd : Hehe..”
Pe : Setelah itu, apakah dengan penyampaian tersebut membantu adik
mengetahui menentukan setiap titik pada rumus menentukan gradien
pada garis yang melalui dua titik, misal pada pembahasan tadi mBC =
oleh Pendidik tersebut?
Pd : He‟em Pak. Kan berikutnya aku yang mengerjakan di papan tulis
Pak.hehe..”
Pe : Oohh…iya yaa, adik yang maju kemarin. Bagus-bagus.
Ya sudah mas cukup sampai disini ya, maaf mas menganggu waktu
istirahatnya adik.
Pd : Enggeh (iya) Pak
Pe : Terima kasih atas bantuannya
Pd : Iya Pak.
Wawancara dengan Peserta didik „Pd4‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam mas.
Pe : Bagaimana kabarnya?
Pd : Sehat mas.
Pe : Ketemu lagi ya, maaf kalau mas ganggu waktu istirahat adiknya lagi.
Pd : Iya mas.
Pe : Masih sama mengenai pembelajaran matematika kemarin, mas mau
menanyakan beberapa pertanyaan kepada adik mengenai pembelajaran
tersebut.
Pe : Setelah Pak Af menjelaskan materi, Pak Af memberikan pertanyaan
mengenai gradien, lebih jelasnya “apa itu gradien?”. Kemarin masih
banyak yang belum mengetahui, adik mengetahui?.
Pd : Belum mas, belum maksud gradien apa?
Pe : Kalau mas perhatikan sepertinya Pak Af dah nyinggung apa itu gradien
dik?
Pd : Iya po (apa) mas?
Pe : loh kok tanya ke mas.hehe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
205
Pe : Yaudah. Mengetahui banyak yang belum bisa, Pak Af
menyampaikan “pernah melihat orang yang naik tangga,.?” lalu
menanyakan bagaimana posisi tangga tersebut. Apakah Adik mengerti
maksud pemberian oleh Pak Af tersebut?
Pd : Itu mas, maksudnya Pak Af nyontohkan. Jadi gradien itu kemiringan
mas.
Pe : Lalu apakah dengan bantuan tersebut membantu adik untuk mengenal
apa itu gradien? Mengapa?
Pd : Iya mas, gradien itu kemiringan mas.
Pe : Yaudah untuk selanjutnya, Pak Af menyampaikan “Eee..ini aja, yang
dimaksud gradien itu adalah kemiringan suatu garis atau kecondongan
suatu garis. Kecondongan atau kemiringan itu sama ya. Jadi
kecondongan suatu garis atau nilai kemiringan tangga tadi adalah
gradien, yang kita bahas terlebih dahulu adalah gradien, kemiringan suatu
garis?. Apakah adik mengerti maksud pemberian bantuan tersebut?
Pd : Tahu Pak, maksudnya dikasih tahu sama Pak Af, yang belum ngerti jadi
ngerti artinnya gradien itu.
Pe : Iya, terus dari penyampaian Pak Af tersebut apakah membantu adik jadi
tahu pengertian gradien? Mengapa?
Pd : Iya, tapi saya tadi dah ngerti mas.
Pe : Ok ok, waktu Pak Af menanyakan titik perpotongan garis sumbu pada
bidang cartesius. Banyak peserta didik yang kesulitan menjawab.
Kemudian Pak Af menyampaikan “Ini ada dua garis yang satu tegak, satu
mendatar. Ini bisa digunakan sampai atas dan sampai bawah.
Pd : Iya mas.
Pe : Iya, kemarin sebenarnya yang ditanyakan titik, tetapi peserta didik
menjawab sumbu ya.
Pd : Hehe..iya, Pak bilang sumbu kok mas.
Pe : Selanjutnya disampaikan “yang ditunjukkan dengan titik (0,0). Apakah
adik mengerti maksud pemberian tersebut?
Pd : Yaa tahu mas, tapi lupa nama titiknya. Kemarin ya dingatkan dikasih
penjelasan gitu, biar ngerti, ditunjukkan kalau ini, ini titik? titik pa yaa
mas? (bertanya kepada peneliti)”. Iya titik pusat mas.
Pe : Terus dari pemberian bantuan tersebut membantu adik untuk mengetahui
titik pada bidang cartesius yang ditanyakan oleh Pak Af?
Pd : Ya tahunya setelah Pak Af ngasih tahu mas.
Pe : Ooo..gitu, yukk lanjut dik?
Pd : Iya mas.
Pe : Selanjutnya Pak Af menugasi peserta didik untuk menentukan titik
koordinat, tetapi masih ada yang belum tepat menentukannya, adik
bagaimana?
Pd : Iya mas
Pe : Iya maksudnya?
Pd : Iya, masih bingung. Bingung jaraknya berapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
206
Pe : Ok kemudian Pak Af memberikan bantuan berupa pertanyaan-
pertanyaan misal “x nya berapa?, kita menghitung ke x dulu, kalau kekiri
berarti?”. Apakah adik mengerti maksud pemberian bantuan tersebut?
Pd : Ooo itu ditanya sama Pak Af, jawab rame-rame (bersam-sama) ketemu
jawabannya mas.
Pe : Apakah dengan apa tadi, pertanyaan-pertanyaan, membantu adik
mengetahui bagaimana menentukan titik koordinat pada bidang
cartesius? Mengapa?
Pd : Membantu to mas, ternyata angka-angkanya itu titik yang di garisnya.
Pe : Iya dik, Pak Af mengganti skala angka dengan menggunakan skala di
titik pada garis sumbunya. Oya tadi mengapa, belum dijawab lo.
Pd : Ehh..iyo, ya kan dikasih tahu cara menjawabnya mas.
Pe : Iya, selanjutnya menentukan nilai gradien suatu garis. Saat Pak Af
menugasi kalian untuk mencari gradien garis AB, ada yang sudah
ngerti dan belum. Dengan rumus m , adik termasuk yang mana ni,
yang sudah atau belum?
Pd : Belum mas.
Pe : O belum?.
Pd : Iya.
Pe : Pak Af kemarin menyampaikan “tadi dari kiri kekanan mencari nilai x
nya dulu, tapi untuk mencari gradien ini adalah y nya dulu lalu diper x,
ngerti?.
Pd : Iya, maksudnya mas?
Pe : Ya itu tadi, kemudian Pak Af menyampaikan “Rumusnya tadi apa, y per
komponennya x. Dari A ini y keatas berapa langkah, naik keatas”. Adik
mengerti maksud yang disampaikan Pak Af?
Pd : Pak Af jelaskan lagi, keatas dihitung berapa langkah, waktu penjelasan
diawal belum paham terus Pak Af lagi jadi bisa ngerti.
Pe : Pak Af kembali menugasi soal yang ada dibuku pelajaran yang adik dan
teman-teman bawa. Ternyata diantara kalian masih ada yang belum
bisa menyelesaikannya ya? sulit po?.
Pd : Gak juga mas, cuman(hanya) pertamannya masih ragu, ini soalnya kotak-
kotaknya diitung gak ya. Eh ternyata iya
Pe : Terus bagaimana, Pak Af menyampaikan “Kalau masih bingung, coba
perhatikan penjelasan yang ada dibukunya itu dihalaman sebelumnya,
alon-alon(pelan-pelan) diperhatikan langkah-langkahe”
Pd : Iya mas, ternyata begitu. Bisa saya mas, dah ngerti.
Pe : Berarti apa yang disampaikan Pak Af membantu adik menyelesaikan soal
tersebut? mengapa?
Pd : Iya, ada contoh soalnya dibuku. Beres mas.hehe
Pe : Bagus, ya dipelajari lagi materi atau soal-soal yang ada dibukunya ya.
Pd : Iya mas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
207
Pe : Ok dik, mungkin cukup dulu, mas tanyanya mengenai pembelajaran
kemarin. Terima kasih dik.
Pd : Iya mas.
Keterangan:
Pe : Peneliti
Pd : Peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
208
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK
(pertemuan ketiga)
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.5 Menentukan gradien garis dengan persamaan
y = mx+c
Pertemuan : 3
Hari/ tanggal : Kamis, 21 November 2013
Wawancara dengan Peserta didik „Pd1‟
Pe : Assalamu ‟alaikum Dik.
Pd : Wa‟alaikum salam mas.
Pe : Apa kabarnya hari ini?
Pd : Sehat mas.
Pe : Bagaiman tadi belajarnya?
Pd : Pelajaran Bahasa Inggris mas.
Pe : Ok. Seperti minggu lalu, ada yang mas tanyakan lagi ke adik mengenai
pembelajaran matematika kemarin
Pd : Iya mas. Tanyane jangan susah-susah yo mas.hehe
Pe : Enggak dik. Di awal pembelajaran, Pak Af memberikan pertanyaan
tentang variabel, koefisien dan konstanta, mas perhatikan peserta didik
masih kesulitan untuk memberikan jawaban dengan tepat. Mengetahui
Kalian yang kesulitan kemudian Pak Af menyampaikan “Variabel itu
atau sering juga dinamakan peubah ya” Iya?
Pd : Iya mas, masih nginget-nginget (mengingat) aku.
Pe : Mas lihat kemarin pada diam Kalian. Lalu Pak Af myampaikan lagi
“Variabel atau peubah, misal ada 2a, lalu 3a atau huruf a disitu”.
Apakah Adik mengerti maksud dari pemberian bantuan tersebut?
Pd : Ooo..iya mas ru inget aku. Iya mas, kemarin lupa variabel yang mana
terus koefisiene (koefisiennya) apa. Pelajaran kelas tujuh mas dah lupa.
Pak Af kasih contoh itu sebenernya dah mulai ingat saya mas, dikit sih.
Pe : Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membuat Adik mengerti
variabel yang mana, koefisen, terus konstanta? Mengapa?
Pd : Iya, lupa mas kemarin saya. Ngasih contoh biar inget, kan katane nanti
da hubungane (hubungannya) sama pelajaran yang mau dipelajarani mas.
Pe : Ooo…gitu, kemudian saat Pak Af mulai memberikan contoh soal
y=3x+6, kemudian menugasi Kalian untuk menentukan koefisien dari
setiap variabel dari persamaan tersebut, mas perhatikan saat Pak
menanyakan angka tiga di persamaan itu adik menjawab gradien ya,
Pd : Iya mas, lah katane Pak Af koefisien.
Lampiran 19. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
209
Pe : Iya dik koefisien, kalau dalam bentuk aljabar, koefisien dari variabel x.
Nah selanjutnya saat Pak Af menanyakan koefisien dari y, Beberapa dari
Kalian belum tepat memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut, ada
yang menjawab nol, tidak ada, lalu satu dari koefisien dari variabel y.
Pd : Hehe..pada salah jawabane mas. Aku jawab gak ada.
Pe : Iya, Pak Af kemudian menyampaikan “koefisien itu bilangan yang
berada di depan variabel y atau variabel x”.
Pd : Iya, ditunjukin lagi.
Pe : Kemudian Pak Af menyampaikan lagi “Variabel y, koefisiennya berapa?
Angka yang ada di depan y, kalau tidak ditulis”. Apakah adik mengerti
maksud pemberian bantuan yang disampaikan Pak Af?
Pd : Ya maksudnya, itu mas, itu Pak Af tanya koefisienya mas, kan cuman
(hanya) y aja (saja). Pak Af nunjukin (menunjukkan), udah lama
pelajaran ini, koefisien itu yang didepan.
Pe : Selanjutnya dari pemberian bantuan tersebut membuat adik mengetahui
dan kembali melanjutkan pekerjaan adik untuk menyelesaikan soal
tersebut? Mengapa?.
Pd : Ya jadi ngerti mas, kan Pak Af ngajari.
Pe : Mengapa?
Pd : Lah ya tadi mas, ngasih tahu Pak Af itu.
Pe : Iya dik. Pak Af kemarin memberikan contoh soal kembali. Menentukan
gradien dari persamaan 2y=4x-8, namun dari kalian masih ada yang
kurang tepat, terlihat dari jawaban kalian ada yang dua, ada yang empat.
Kemudian Pak Af menyampaikan “perhatikan lagi koefisiennya.”
Pd : Iya mas
Pe : Selanjutnya “Kamu bisa mengubah bentuk ini kedalam bentuk ini,
kemarin bentuk 2y=4x-8 ke y=mx+c bisa gak? dari ini ke sini”. Apakah
adik mengerti maksud pemberian bantuan dari Pak Af tersebut?
Pd : Disuruh buat, dirubah ke rumus di papan tulis, dirubah dulu ke rumus
nya.
Pe : Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membuat adik untuk
menyelesaikan soal tersebut? Mengapa?
Pd : Udah, udah aku ubah kemarin. Dua nya pindah ruas ke kanan.
Pe : Saat peserta didik mulai melanjutkan menyelesaikan soal itu, kemudian
Pak Af memberitahukan dalam persamaan adanya ruas kanan dan kiri
Pd : Iya
Pe : Lalu menugasi Kalian untuk menyelesaikan di papan tulis. Apakah Adik
mengerti maksud Pak Af menugasi untuk menyelesaikan di papan tulis?
Pd : Ya maksudnya, ya yang sudah selesai ngerjakan didepan. Agung
kemarin yang ngerjakan.
Pe : Apakah dengan Pak Af menugasi Agung untuk menyelesaikan didepan
memudahkan adik untuk mengetahui bagaimana menyelesaikan soal
tersebut? Mengapa?
Pd : Iya Pak, kan bisa lihat garapannya dia didepan, yang salah jadi bisa
dibenerin punyaku.hehe
Pe : Bisa sambil dikoreksi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
210
Pd : Iya.
Pe : Ok, selanjutnya Pak Af lagi, menugasi teman adik untuk menyelesaikan
di papan tulis, menentukan gradien dari -3y=6x+12. Saat Pak Af bertanya
mengenai hasil pengerjaannya, banyak yang menjawab betul ya?
Pd : Hehe..iya Pak, tapi punya Nanda salah Pak kemarin. Min tiganya pindah
kok jadi tiga.
Pe : Tidak sama dengan pengerjaan adik ya?
Pd : Iya mas
Pe : Ohh…gitu ya, berarti sudah mengerti adik. Berapa gradiennya coba?
Pd : Min dua bukan mas, iya?
Pe : Yang tepat negatif dua dik.
Pd : Maksudnya itu mas.hehe
Pe : Tapi sewaktu Pak Af menyampaikan konsep operasi hitung pada bentuk
aljabar sifat pengurangan kedua ruas, y+3=5 terus sifat mengalikan kedua
ruas persamaan -2x+10. Adik mengerti maksud penyampaiaan Pak
Af?
Pd : Diingetin lagi mas, biar ngerti mindah-mindah e(memindahkannya).
Pe : Pindah ruas ya?
Pd : Iya itu maksudnya mas.
Pe : Berarti apa yang sudah Pak Af sampaikan kemarin tidak membantu adik
menyelesaikan soal itu?
Pd : Sudah bisa e mas, yo (ya) ngajari yang belum bisa Pak Af.
Pe : Ok, selanjutnya dari soal berikutnya yang ini dik, menentukan gradien
dari persamaan 2x+y=8. Adik pasti dah bisa lagi ini ya?
Pd : Iya mas, sama soale sama yang tadi.
Pe : Baguslah kalau begitu.
: Oya dik, Saat salah seorang teman adik ada yang kesulitan untuk
menyelesaikan soal yang y-3x=15. Pak Af kemudian bertanya ke peserta
didik yang lain, yang sudah bisa dan yang belum.
Pd : Iya itu mas,hehe. Yang gak bisa disuruh maju, lucu liate (lihatnya)
disuruh duduk didepan. hehe
Pe : Iya, Pak Af menjelaskan kembali ya?. Apakah adik mengerti maksud Pak
Af memberikan bantuan berupa penjelasan tersebut?
Pd : Biar jelas paling mas, lah disuruh maju. Biar bisa ngerjake
(mengerjakan), biar gak bingung lagi yang didepan. Untung aku iso
(bisa).
Pe : Adik gak ikut maju juga?hehe
Pd : Enak aja, ya gak lah mas.
Pe : Iya iya, becanda mas. Lanjutin lagi ya, Pak Af menugasi dengan soal
yang variatif yaitu menentukan gradien dari persamaan 2x+3y=12. Pak
Af menanyakan bagaimana pengerjaannya, mas lihat ada beberpa peserta
didik yang langsung menjawab gradiennya adalah min, min dua ada juga
plus, dua. Adik gimana?
Pd : Jawab min dua kemarin mas.
Pe : Loh?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
211
: Selanjutnya Pak Af menyampaikan “jangan lupa, tadi dalam contoh yang
sebelumnya hanya y kalau yang ini?” kemudian lagi “Ni ya, kita kan mau
membentuk persamaan ini menjadi y=mx+c, kalau contoh-contoh
sebelumnya koefisien y nya satu, ni kan koefisienya tiga. Berarti nanti?”.
Adik maksud pemberian bantuan oleh Pak Af tersebut?.
Pd : Pak Af bertanya supaya diliat (dilihat) lagi koefisien y nya mas,
perhateke (perhatikan) koefisien y, iya mas? iya koefisiennya mas.
Pe : Lalu dari pemberian bantuan tersebut, membantu adik untuk
menyelesaikan soal tersebut?. Mengapa?
Pd : Iya mas, jadi kepikiran ada tiga nya, bareng-bareng (bersama-sama)
jawab nya.
Pe : Kalau sudah tahu cara menyelesaikannya, jadi mudah ya ngerjakannya.
Pe : Iya mas.
Pd : Ok, terima kasih dah membantu mas. Sudah menjawab pertanyaan-
pertanyaan mas.
Pd : Terima kasih juga mas.
Wawancara dengan Peserta didik „Pd3‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam Pak.
Pe : Maaf mengganggu waktunya, disini mas ingin menanyakan kepada Adik
mengenai pembelajaran kemarin, pembelajaran matematika.
Pd : Yang kemarin Pak?
Pe : Iya, yang kemarin, masih ingatkan?
Pd : Hehe iya mas, ehh iya Pak.
Pe : Gak papa, mas atau Pak sama saja.
: Memulai pembelajaran Pak Af kemarin bertanya tentang variabel,
mas perhatikan peserta didik masih kesulitan untuk memberikan jawaban
dengan tepat. Mengetahui Kalian kesulitan kemudian Pak Af
menyampaikan “Variabel itu atau sering juga dinamakan peubah ya”
Pd : Iya Pak.
Pe : Mas perhatikan kalian malah pada diam. Lalu Pak Af myampaikan lagi
“Variabel atau peubah, misal ada 2a, lalu 3a atau huruf a disitu”.
Apakah Adik mengerti maksud dari pemberian bantuan tersebut?
Pd : Maksudnya, Pak Af ngasih tahu Pak.
Pe : Memberitahu apa dik?
Pd : Itu Pak, variabel nya.
Pe : Apakah dari pemberian bantuan tersebut membuat adik mengetahui
variabel itu? Mengapa?
Pd : Iya, jadi dong (mengerti) yang ditanyain Pak.
Pe : Ok-ok, saat Pak Af mulai memberikan contoh soal y=3x+6, kemudian
bertanya koefisien dari setiap variabel dari persamaan tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
212
menanyakan koefisien dari y. Ada yang menjawab nol, tidak ada, lalu
satu koefisien dari variabel y. Adik menjawab yang mana kemarin?
Pd : Gak ada ya Pak?
Pe : Kok gak ada? Pak Af kemarin menyampaikan “koefisien itu bilangan
yang berada di depan variabel y atau variabel x”.
Pd : Iya, x nya itu kan tiga, kalau y itu…?
Pe : Berapa?. Pak Af kemarin menyampaikan lagi “Variabel y, koefisiennya
berapa? Angka yang ada di depan y, kalau tidak ditulis”. Apakah adik
mengerti maksud pemberian bantuan oleh Pak Af?
Pd : Gak ada Pak,
: Dijelasin lagi sama Pak Af
Pe : Selanjutnya dari yang sudah dijelasin tadi, membantu adik mengetahui?
Mengapa?.
Pd : Belum Pak, bingung.hehe
Pe : Yaudah, koefisien y dari persamaan y=3x+6 itu satu dik. Jadi kalau tidak
disebutkan atau tidak ditulis itu artinya satu.
Pd : O iya Pak, satu, iya satu.hehe
Pe : Itu, tahu sekarang kan.
Pd : Iya
Pe : Pak Af kemarin memberikan contoh soal lagi. Menentukan gradien dari
persamaan 2y=4x-8, namun dari kalian masih ada yang kurang tepat,
terlihat dari jawaban kalian ada yang dua, ada yang empat.
Kemudian Pak Af menyampaikan “perhatikan lagi koefisiennya.”
Pd : Iya po Pak?
Pe : Loh kok tanya ke mas? Tidak memperhatikan pasti?
Pd : Enggak Pak
Pe : Waktu dikasih cara untuk dirubah ke rumus yang di papan tulis?.
Pd : Yang y=mx itu to
Pe : y=mx+c dik.
: Ya sudah. Nah ini, saat Pak Af memberikan soal untuk dicari nilai
gradiennya dari persamaan -3y=6x+12, dari apa yang sudah dikerjakan
oleh Nanda di papan tulis ternyata ada kesalahan di operasi hitungnya.
Sewaktu Pak Af bertanya jawabannya betul atau salah adik menjawab
apa?
Pd : Gak jawab Pak.
Pe : Adik mengerti maksud Pak Af menerangkan bentuk aljabar pada kelas
satu mengenai operasi aljabar yang benar, berupa contoh dasar dari
y+3=5 dan -2x=10?
Pd : Cara kenapa bisa pindah ruas ya Pak?
Pe : Hayo-hayo kok tanya ke mas lagi.
Pd : Maksudnya ya itu Pak, dijelasin konsep e ya.
Pe : Terus dari apa yang sudah Pak Af terangkan, apakah membantu adik
mengerti bagaimana penyelesaian soal tersebut dengan tepat?Mengapa?
Pd : Iya, tapi masih bingung Pak.
Pe : Kenapa dik?
Pd : Belum ngerti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
213
Pe : Ya yang rajin lagi belajare ya dik, dioperasi aljabarnya khususnya ya.
Pd : Iya Pak.
Pe : Selanjutnya pada soal 2x+y=8, Pak Af menyampaikan langkah-langkah
bagaimana bisa 2x pindah ruas menjadi -2x. Saat itu Pak Af langsung
menunjukkan dengan soal itu langsung beda dengan yang sebelumnya
tadi.
Pd : Iya, pindah plus jadi min Pak.
Pe : Tadi kan adik katanya masih bingung, kalau yang ini adik mengerti
maksud dari yang disampaikan oleh Pak Af?
Pd : Supaya gak bingung lagi siswanya Pak, lah tadi dikasih tahu cuman
(hanya) pakai contoh kok. Jadi masih bingung.
Pe : Oo gitu, sudah bisa nih adik sekarang?
: Dari yang disampaikan Pak Af, apakah membantu adik untuk mengerti
konsepnya kenapa tadi pindah ruas pada penjumlahan, yang plus jadi
minus? Mengapa?
Pd : Ya sedikit Pak.
Pe : Kok sedikit terus, yang mantep dik. Bisa Pak gitu.
: Nah ini, disoal menentukan gradien dari y-3x=15, yang ditugasi untuk
menyelesaikan di papan tulis adik sendiri ya?
Pd : Iya Pak.
Pe : Mas perhatikan seperti kesulitan untuk menyelesaikannya, belum bisa?
Pd : Belum Pak, jek (masih) bingung.
Pe : Iya, kemarin mas perhatikan, Pak Af menugasi bagi peserta didik yang
belum bisa untuk maju kedepan.
Pd : Saya maju Pak, dijelasin sambil duduk di depan,hehe
Pe : Adik mengerti maksudnya Pak Af menugasi yang belum bisa untuk maju
dan diulang lagi pelajarannya?
Pd : Yang belum bisa maju kedepan Pak, dijelaskan lagi langkah-langkahnya,
pindah ruas kiri kekanan lagi. Biar memperhatikan bener (sungguh-
sungguh) yang dijelasin Pak Af.
Pe : Terus untuk kali ini, sudah tidak bingung lagi kan menyelesaikan soal
itu?
Pd : Sudah Pak, kan dites satu-satu kemarin.hehe
Pe : Ok,belajar yang rajin lagi ya dik. Terima kasih waktunya, maaf mas
sudah mengganggu waktu istirahatnya. Mungkin cukup mas menanyakan
hal-hal mengenai pembelajaran kemarin.
Pd : Sama-sama Pak.
Wawancara dengan Peserta didik „Pd4‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam mas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
214
Pe : Maaf mas nya mengganggu waktunya lagi. Masih sama seperti minggu
lalu dik. Menanyakan hal mengenai pembelajaran matematika
kemarin.
Pd : Iya mas
Pe : Di awal pembelajaran, Pak Af sempat bertanya tentang variabel,
koefisien dan konstanta. Dari pertanyaan itu, terlihat Kalian kesulitan
untuk memberikan jawaban yang tepat. Misal ada yang kembali bertanya
ke Pak Af, ada yang menjawab pelajaran kelas tujuh, dan yang lainnya.
Pd : Lupa, jadi jawab-jawab aja.hehe
Pe : Setelah mengetahui kalau kalian masih kesulitan, Pak Af kemudian
menyampaikan “Variabel itu atau sering juga dinamakan peubah ya”
Pd : Iya
Pe : Terus gimana (bagaimana)?
Pd : Ya itu mas, variabel atau peubah.
Pe : Selanjutnya “Variabel atau peubah, misal ada 2a, lalu 3a atau huruf a
disitu”. Dari pemberian bantuan itu, adik mengerti maksud yang
disampaikan Pak Af?
Pd : Itu mas, eee maksudnya diingetin lagi mas.
Pe : Terus dari apa yang sudah Pak Af sampaikan, membantu adik untuk
mengetahui variabel itu apa? Mengapa?
Pd : Iya, variabel itu yang pakai huruf, 2a jadi variabelnya itu a nya, gitu kan
mas?.
Pe : Iya, misal tadi 2a, a disitu sebagai variabelnya. Membantu berarti ya,
kemudian Pak Af memberikan soal untuk ditentukan nilai gradiennya,
y=3x+6. Saat Pak Af bertanya berapa koefisien dari y adik tahu?
Pd : Iya, koefisien y ne satu to mas? gak ditulis kan satu
Pe : Berarti pemberian bantuan dari Pak Af seperti “Koefisien itu bilangan
yang berada di depan variabel y atau variabel x”, tidak membantu adik?
Pd : Wes ngerti (sudah tahu), koefisien ne ki (nya itu) satu.
Pe : Oo begitu. Bagus dik, berarti tidak menjadi masalah dari pertanyaan Pak
Af kemarin.
: Selanjutnya ke soal berikutnya, yang menentukan gradien dari 2y=4x+8.
Kemarin dari kalian masih ada yang kurang tepat menentukan nilai
gradiennya, terlihat dari jawaban kalian ada yang dua, ada yang empat.
Pd : Iya mas, rumuse kan y=mx+c. Jadi langsung jawab-jawab aja, empat
gradienne.
Pe : Kemudian Pak Af menyampaikan, supaya memperhatikan koefisiennya,
lagi, lalu “diubah dari bentuk 2y = 4x-8 ke y = mx+c”. Adik mengerti
maksud pemberian bantuan yang disampaikan Pak Af?
Pd : Iya mas, langsung jawab empat kemarin gradiennya, ternyata bukan.
Terus Pak Af ngasih (memberikan) cara ngerjakkannya, dirubah ke
rumusnya dulu itu ternyata.
Pe : Ya bener, dirubah dulu dik. Selanjutnya dari apa yang sudah Pak Af
sampaikan apakah membantu adik mengetahui bagaimana mencari nilai
gradien soal tersebut?
Pd : Iya, dadak mindah ruas e (pakai memindah ruasnya) dulu to mas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
215
Pe : Dari soal itu kan sudah, tapi ternyata teman-teman masih ada yang
kesulitan menyelesaikannya walaupun sudah diberikan bantuan oleh Pak
Af.
Pd : Oo iya paling (mungkin) mas, kan wes (sudah) disuruh ngubah (diubah)
ke rumusnya to.
Pe : Iya, Pak Af kemarin menyampaikan “kalau persamaan biasanya nanti
dalam ruas kanan dan ruas kiri. Ruas kiri itu adalah yang berada sebelah
kiri sama dengan. Iya tho? Ruas kanan yang berada di belakang kanan
sama dengan. Iya, ayo siapa yang bisa nyoba lanjutkan?”. Adik maksud
pemberian bantuan yang disampaikan Pak Af?
Pd : Ya bener dipindah ke ruas kanan angka duane to mas.
Pe : Iya, kalau yang ditugasi untuk maju itu?
Pd : Ya disuruh maju, soale (soalnya) dikerjakan di papan tulis mas. Seisone
(sebisanya) mas, pasti gitu kok Pak Af, disuruh garap di papan tulis.
Pe : Selanjutnya disoal yang ini, menentukan gradien dari -3y=6x+12. Mas
perhatikan yang ditugasi untuk mengerjakan di papan tulis adik ya?
Pd : Eh iyo mas.
Pe : Hayo kemarin kok bisa salah ngerjakannya? sulit po dik?
Pd : Hehe, kadang jek (masih) bingung di mindah-mindah ruase (ruasnya)
mas.
Pe : Oo tapi kemarin Pak Af menerangkan bentuk aljabar pada kelas satu
mengenai operasi aljabar yang benar, berupa contoh dasar dari y+3=5
dan -2x=10. Adik mengerti maksud Pak Af memberikan bantuan
tersebut?
Pd : Maksud, maksudnya mas, Pak Af kemarin betulkan jawaban saya.
nunjukke (menunjukkan) betul sama yang salahnya mas. Terus nunjukke
(menunjukkan) ngapa kok pindah ruas min jadi plus, plus jadi min gitu.
Pe : Iya, sudah dijelaskan konsep dari operasi hitung bentuk aljabar Pak Af
kemarin. Lalu dari apa yang sudah Pak Af sampaikan, apakah membantu
adik mengetahui konsep operasi hitungnya? Mengapa?
Pd : Ya jadi ngerti aja mas, lupa-lupa ingat terus.
Pe : Untuk soal menentukan gradien dari persamaan 2x+y=8 sudah bisa kan
berarti?
Pd : Yang ini berarti 2x nya pindah ruas ke kanan, min min dua mas jawabane
(jawabannya).
Pe : Yakin?
Pd : Ee…yakin, iya yakin mas. Kan pindah dua nya, iya mas min, eh negatif
dua.
Pe : Bagus, iya betul dik.
: Kemudian Pak Af menugasi Kalian untuk menyelesaikan soal yang
variatif yaitu 2x+3y=12.
Pd : Iya,
Pe : Disini masih terjadi kesalahan saat Pak Af menanyakan berapa nilai
gradiennya ya. Sebagai contoh ada yang langsung menjawab bahwa
gradiennya -2 lalu 2, terus ada yang diam saja.
Pd : Hehe..langsung mindah ruas dari 2x nya mas, cepet-cepet jawab e.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
216
Pe : Mengetahui banyak yang melakukan kesalahan, kemudian Pak Af
menyampaikan “jangan lupa, tadi dalam contoh yang sebelumnya hanya
y kalau yang ini?” selanjutnya Bapak mengingatkan kembali “Ni ya, kita
kan mau membentuk persamaan ini menjadi y=mx+c, kalau contoh-
contoh sebelumnya koefisien y nya satu, ni kan koefisienya tiga. Berarti
nanti?. Adik mengerti maksud pemberian bantuan dari yang
disampaikan Pak Af?
Pd : Ya ditanya-tanya, dari soal yang tadi sama yang ini mas. Supaya diliat
lagi koefisien y nya gitu, kan ada 3 ne mas.
Pe : Iya kalau dirumusnya kan koefisien y nya satu, kudu teliti lagi ya.
Pd : Iya mas.
Pe : Terus dari yang Pak Af sampaikan, apakah membantu Adik untuk
menyelesaikan soal itu dengan tepat? Mengapa?
Pd : Iya, jadi inget kalau ada 3 nya. Yaudah gampang kalau itu.hehe
Pe : Wah mulai yakin nih. Sip dik, yaudah terima kasih sudah membantu mas
nya. Misalkan ada hal-hal yang mas perlukan dari pembelajaran miggu
depan, mas bisa meminta adik lagi untuk mas repoti ya.
Pd : Aduh ditanya-tanya lagi mas?
Pe : Hehe, misal lo dik. Yaudah terima kasih ya.
Pe : Iya mas.
Wawancara dengan Peserta didik „Pd9‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam Pak.
Pe : Maaf mengganggu waktunya, gimana (bagaimana) kabarnya dik?
Pd : Sehat Pak.
Pe : Disini mas ingin menanyakan ke Adik mengenai pembelajaran kemarin.
Pd : Pelajaran matematika Pak?
Pe : Iya, mas mengamati kemarin sewaktu pelajaran matematika dik.
Pd : Iya ya.
Pe : Kemarin pelajaran matematika nya sudah membahas mengenai materi
menentukan gradien garis dengan menggunakan bentuk aljabar ke dalam
bentuk y=mx+c.
Pd : Iya Pak
Pe : Setelah Pak Af menjelaskan, Beliau memberikan soal untuk dapat
diselesaikan oleh Kalian. Soal nya yaitu tentukan gradien dari 2y=4x+8,
terlihat kemarin banyak yang salah menentukan gradiennya, ada yang
menjawab dua, ada yang empat. Bagaimana dengan adik?
Pd : Langsung liat rumuse, yang y=mx+c Pak.
Pe : Iya, pertamanya adik menjawab berapa kemarin?
Pd : Gradiennya empat.
Pe : Ikut yang masih keliru berarti, Pak Af kemarin menyampaikan
“perhatikan lagi koefisiennya” selanjutnya “diubah bentuk ini 2y=4x-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
217
ke y=mx+c bisa gak? dari ini ke sini”. Adik mengerti maksud Pak Af
memberikan bantuan dengan menyampaikan itu?
Pd : Maksudnya di suruh dirubah dulu soalnya tadi ke rumusnya Pak.
Pe : Terus dari apa yang sudah Pak Af sampaikan, apakah mambantu adik
untuk dapat menentukan nilai gradien dengan tepat? Mengapa?
Pd : Iya Pak
Pe : Mengapa dik?
Pd : Ya sudah dikasih tahu kalau harus dirubah kerumusnya dulu, dua nya
jadi pindah.
Pe : Mas perhatikan setelah di arahkan, diingatkan, dibantu oleh Pak Af. Saat
ditugasi untuk menyelesaikan di papan tulis adik ya?
Pd : Iya, yang soal ini iya saya Pak.
Pe : Adik mengerti maksud Pak Af menugasi untuk dikerjakan di papan tulis?
Pd : Iya Pak, maju ngerjakan sebisa saya di papan tulis. Belajar jadi
guru.hehe. Pak Af pasti nyuruh (menugasi) siswane (peserta didiknya)
buat (untuk) ngerjakan kedepan kok Pak, biar aktif siswane (peserta
didiknya) waktu belajar katanya.
Pe : Pada saat ditugasi untuk menyelesaikan di papan tulis, membantu adik?
Pd : Jadi ngerti kalau ada yang salah apa gak Pak, kata Pak Af biar teman-
temannya yang lain bisa tahu juga.
Pe : Oo gitu, iya bener juga dik, belajar jadi guru ya.hehe
Pd : Iya.hehe
Pe : Ok ok, terima kasih ya sudah membantu mas. Mungkin cukup dulu mas
bertanya ke adik.
Pd : Iya Pak.
Keterangan:
Pe : Peneliti
Pd : Peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
218
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK
(pertemuan keempat)
Kelas/ Semester : VIII E/Ganjil
Sekolah : SMP Negeri 4 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Standar Kompetensi : Memahami bentuk, relasi, fungsi, dan persamaan garis
lurus
Kompetensi Dasar : 1.4 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus
Pertemuan : 4
Hari/ tanggal : Kamis, 5 Desember 2013
Wawancara dengan Peserta didik „Pd2‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam Pak.
Pe : Maaf mengganggu waktunya lagi, seperti minggu lalu dik.
Pd : Iya Pak.
Pe : Pak Af kemarin menjelaskan materi bagaimana menentukan persamaan
garis yang melalui titik dengan gradien m ya?
Pd : Iya Pak.
Pe : Setelah memberikan soal, kemudian Pak Af berkeliling mengamati
pekerjaan peserta didik. Mas perhatikan Pak Af menghampiri adik,
menanyakan apakah sudah selesai.
Pd : Iya, dah selesai saya Pak. Tanya dah bener belum garapane
(pengerjaannya).
Pe : Oo sudah selesai adik?
Pd : Tapi ada yang salah Pak kemarin.
Pe : Ada kesalahan di operasi hitungnya?. Kemarin Pak Af menyampaikan
“coba dilihat lagi contoh yang sebelumnya”.
Pd : Iya, disuruh liat (lihat) lagi garapan sebelume (pengerjaan sebelumnya).
Pe : Mengetahui adik yang belum bisa menyebutkan letak kekeliruannya,
selanjutnya Pak Af menugasi adik untuk membandingkan pekerjaan adik
dengan contoh yang y+3 = 5(x-2)
y+3 = 5x-10, ya?
Pd : Iya Pak, diperkaliannya.
Pe : Adik mengerti maksud Pak Af memberikan bantuan tersebut?
Pd : Tahu Pak, garapan (pekerjaan) aku yang salah, maksudte (maksudnya)
Pak Af ngarahke (mengarahkan) kecontoh sebelumnya, cara-caranya
gimana.
Pe : Apakah dari pemberian bantuan tersebut membantu adik mengetahui
letak kesalahan dan dapat menyelesaikan soal itu? Mengapa?
Pd : Iya Pak, jadi ngerti salahe (salahnya) di min 2 belum dikalikan x nya.
Pe : Lebih teliti lagi ya dik, biar tidak kesulitan ke langkah selanjutnya.
Pd : Iya Pak
Lampiran 20. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
219
Pe : Masih di soal menentukan persamaan garis, di soal kemarin Pak Af
menggunakan gradien dalam bentuk pecahan, dik. Terlihat untuk
menyelesaikannya membutuhkan waktu yang lama ya?
Pd : Ngali-ngalikannya per-per an Pak, pusingin (membuat pusing).hehe
Pe : Iya dik, kemarin juga timbul pertanyaan-pertanyaan dari kalian,
kemudian jawaban-jawaban yang belum tepat dari pertanyaan yang
diajukan oleh Pak Af. Misal dari bagaimana mengerjakannya, ada yang
menjawab dua nya yang digeser, ada yang diam saja. Susah po?
Pd : Iya Pak, bingung yang dipindah yang mana.
Pe : Pak Af menyampaikan “dibiarkan disitu terus penyebutnya digeser
kesebelah kiri, ke ruas kiri. Ngerti penyebut?” kemudian “Ni tiga geser
sini. Ni tetap y min empat. Karena tiga nya juga digeser tinggal satu to.
Berarti x min dua tujuannya opo to digeser itu? Biar mudah mengalikan.
Kalau kamu mengalikan ni nanti, sepertiga kalikan setengah. Bisa”. Adik
maksud pemberian bantuan oleh Pak Af?.
Pd : Ooo maksudnya Pak Af dibuat biar gak ada per per an nya Pak. Penyebut
e dipindah ke kiri. Jadi gak bingung lagi ngali-ngalikannya.
Pe : Terus dari bantuan yang Pak Af berikan, apakah membantu adik untuk
lebih mudah menyelesaikan soal tersebut? Mengapa?
Pd : Ya jadi ngerti cara yang mudah, tinggal dipindah saja penyebutnya.
Pe : Iya dik, Di soal berikutnya adik yang menyelesaikan soal di papan tulis
ya?
Pd : Iya Pak, tapi
Pe : Gak papa, untuk mensubstitusikan kerukus sudah benar dik, mengubah
persamaan tersebut menjadi bilangan bulat sudah benar. Tetapi ada
kesalahan dioperasi hitungnya ya. Pak Af kemudian menugasi peserta
didik yang lain untuk ikut mengoreksi pekerjaan adik.
Pd : Aku juga ikut ngoreksi.
Pe : Pak Af menyampaikan “Ni kan min lima belas masih disini, ini gak usah
ditulis dulu, karena ini belum bergeser to (menunjuk angka lima belas
pada 5y-15 = 4x-8+15) kan masih disini (menghapus angka lima belas
pada pekerjaan pd). Adik maksud pemberian bantuan oleh Pak Af?
Pd : Iya Pak, yang pentingkan berani maju aku. Pak Af benerke
(membenarkan) garapanku (pekerjaan saya) di papan tulis. Terus
dijelaskan cara ngerjakaanya Pak.
Pe : Apakah dengan pemberian bantuan tersebut membantu Adik mengetahui
letak kesalahan dan langkah pengoperasian bentuk aljabar sifat distributif
perkalian terhadap pengurangan dengan benar? Mengapa?
Pd : Tahu Pak, bisa ngerti salahe dimana, bisa dibenerke lagi.
Pe : Bagus dik, sudah berani maju kedepan menyelesaikan soal itu. Nantikan
dibantu oleh Pak Af kalau adik nemui kesulitan ya.
Pd : Iya Pak.
Pe : Belajar yang rajin lagi ya, pasti semuanya jadi mudah. Mungkin cukup,
lain waktu bisa dilanjut lagi di pertemuan berikutnya. Terima kasih dik,
Assalamu‟alaikum
Pd : Iya Pak. Walaikum salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
220
Wawancara dengan Peserta didik „Pd1‟
Pe : Asslamu‟alaikum Dik.
Pd : Walaikum salam mas.
Pe : Masih sama seperti minggu lalu dik, ada yang mas tanyakan lagi dari
proses pembelajaran kemarin.
: Pak Af kemarin membahas mengenai materi bagaimana menentukan
persamaan garis yang melalui titik dengan gradien m ya?
Pd : Iya, mencari persamaan garis mas.
Pe : Setelah Pak Af memberikan soal menentukan persamaan garis yang
melalui titik (-3,4) dengan gradien -2. Mas perhatikan hasil pekerjaan
adik kok coret-coret begitu ada apa?
Pd : Salah mas ngerjainnya.
Pe : Pak Af kemudian menyampaikan “Inget-inget ya, tanda negatif positif
nya, min kali plus, min kali min” disaat itu juga menggaris bawahi pada
bagian y-4=-2x-6 ya.
Pd : Iya, salahnya disitunya
Pe : Oo…selanjutnya Pak Af menyampaikan lagi “Buat seperti ini(-(-3) jadi
3). Biar kamu gak keliru nanti di min plus nya, ya. Jadi diperhatikan,
diberi tanda kurung waktu mensubtitusikan. Nah setelah itu baru dua
dikali dengan x min dua dikali dengan x. Apakah Adik maksud dari
pemberian bantuan tersebut oleh Pak Af?
Pd : Maksudnya supaya teliti lagi mas, min plus nya diperkaliane
(diperkaliannya).
Pe : Iya dik, kemudian dari apa yang sudah Pak Af sampaikan kemarin.
Apakah dari pemberian bantuan tersebut membantu adik untuk
menyelesaikan soal itu dengan tepat? Mengapa?
Pd : Ya iya mas
Pe : Mengapa dik?
Pd : Emm, jadi ngerti.
: Ya itu lah mas.hehe
Pe : Yaudah-yaudah, mas lanjut lagi ya
Pd : Iya
Pe : Ok, setelah selesai membahas soal tadi, Pak Af memberikan soal lagi.
Dimana dengan gradien dalam bentuk pecahan, tentukan persamaan garis
yang melalui (2,4) dengan gradien , iya?
Pd : Betul mas.
Pe : Gimana, adik bisa?
Pd : Kemarin Pak Af kok dipindah penyebut e mas?
Pe : Adik pakai cara langsung mengalikan ya?
Pd : Iya mas
Pe : Bisa nyelesainnya?
Pd : Sudah ngalikannya, tapi kok jadi bingung, ada per per ane (pecahannya).
Pe : Nantikan hasilnya juga sama dik. Kemarin Pak Af menyampaikan
“penyebutnya digeser kesebelah kiri, ke ruas kiri”
Pd : O iya mas, penyebutnya digeser.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
221
Pe : Adik mengerti maksudnya Pak Af memberikan bantuan tatau
menyampaikan itu?
Pd : Maksudnya Pak Af ngasih cara yang mudah, terus gak (tidak) bingungin
(membingungkan) mas. Biar pecahannya hilang kemarin, gak (tidak) ada
pecahannya lagi
Pe : Selanjutnya apakah dengan pemberian bantuan tersebut memudahkan
adik untuk menyelesaikan soal itu? Mengapa?
Pd : Iya, gak pusing-pusing ngalikan pecahan lagi.
Pe : Yang penting adik paham, mau pakai cara yang pertama atau yang
disampaikan oleh Pak Af hasilnya juga sama.
: Ok di, mungkin cukup dik. Terima kasih ya dik atas bantuannya sudah
mau mas ganggu sama pertanyaan-pertanyaan dari pembelajaran
matematika kemarin.
Pd : Iya, iya mas.
Pe : Yang semangat belajarnya ya
Pd : Iya
Keterangan:
Pe : Peneliti
Pd : Peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
222
Catatan Lapangan 1
Hari, tanggal : Rabu, 23 Oktober 2013
Tempat : Ruang kelas VIII E SMP Negeri 4 Karanganyar
Waktu : 08.20 – 09.40 WIB
Disusun pukul : 21.00 WIB
Subjek : Pendidik
Catatan Deskriptif
Gambaran diri subjek.
Penampilan pendidik rapi dengan potongan rambut pendek serta memiliki
jenggot yang tipis, berpenampilan rapi berpakain batik saat mengajar. Pembawaan
pendidik tersebut tenang, berbicara tidak terlalu cepat serta mempunyai selera
humoris saat mengajar. Suara pendidik tersebut terdengar jelas di ruangan.
Pendidik lebih sering berkeliling di dalam ruangan kelas untuk memperhatikan
pekerjaan peserta didik sehingga jarang kalau pendidik duduk.
Pendidik memulai kegiatan pembelajaran hari ini dengan mengingatkan
atau menasehati peserta didik akan hal-hal yang baik, dalam hal ini pentingnya
mengucapkan salam saat akan memasuki ruangan, khususnya kelas. Terlihat
peserta didik memperhatikan penjelasan pendidik dan memperaktekannya saat ada
yang tidak mengucapkan salam pada waktu memasuki ruang kelas. Mulai
memasuki pembelajaran, pendidik mulai menulis di papan tulis tentang materi
yang akan dipelajari hari ini, yaitu cara melukis garis lurus pada bidang cartesius.
Peserta didik sudah menyiapkan alat tulis maupun buku paket yang dimiliki dan
memulai pembelajaran..
Suasana kelas mulai tenang, kemudian pendidik melanjutkan bagaimana
melukis garis lurus pada bidang cartesius, disini pendidik membawa penggaris
sebagai alat bantu untuk melukis. Pendidik menjelaskan langkah-langkah di papan
tulis. Membuat tabel dan melukis pada koordinat cartesius. Pendidik memberikan
contoh bagaimana cara melukis garis lurus. Dalam hal ini pendidik menggunakan
contoh soal lukislah garis y=3x-6. Pendidik mulai membuat tabel menggunakan
pengaris yang dibawanya. Suasana kelas mulai tidak tenang, dikarenakan
beberapa peserta didik yang mengobrol, lalu salah seorang peserta didik
menyuruh untuk tenang dan memperhatikan penjelasan pendidik. Dalam
menjelaskan materi ini, pendidik sesekali memberikan pertanyaan sederhana.
Setelah selesai menjelaskan materi tersebut, pendidik mempersilahkan peserta
didik untuk mencatat yang ada di papan tulis dan pendidik mulai berkeliling untuk
memperhatikan kegiatan peserta didik.
Pada saat memperhatikan setiap pekerjaan peserta didik, terlihat pendidik
maju kedepan dan memperingatkan atau memberikan penjelasan mengenai cara
membuat bidang cartesius yang benar, misal dari skala antar titik yang harus
sama. Mencontohkan apa yang ada dibuku paket atau buku berpetak. Suasana
kelas menjadi rame kembali setelah peserta didik membahas buku berpetak yang
ditugasi oleh pendidik, baik dari kegunaan buku berpetak tersebut.
Lampiran 21. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
223
Setelah melihat peserta didik selesai mencatat, kemudian pendidik
memberikan soal untuk dikerjakan oleh peserta didik. Pendidik kembali
berkeliling dan mendapati salah seorang peserta didik yang bertanya dikarenakan
masih kebingungan yang menyebabkan kesulitan bagaimana pengerjaannya,
sebagai berikut
Peserta didik: Bapak, Itu dibuat memotong sumbu x sumbu y pak?, x nya nol
berarti y nya berapa gitu Pak?.
Pendidik: Gimana?
Peserta didik: gambar itu pak, dibolak balik, buat gambarnya dulu bisa?
Pendidik: Yang pertama membuat, yang b ja to.
Kalau yang a ini membuat tabel (menjelaskan yang ada di papan tulis) dimulai
dari sini, kalau yang ini ni cara mengisi tabelnya.
Kemudian yang ke dua, yaitu melukis pada koordinat cartesius, nanti
ini(menunjuk gambar koordinat cartesius yang ada di papan tulis).
Selesai memberikan bantuan kepada peserta didik mengenai penjelasan
cara melukis garis lurus, pendidik kembali berkeliling memperhatikan pekerjaan
peserta didik yang lain. Seperti kejadian awal, pendidik kembali kedepan setelah
memperhatikan pekerjaan peserta didik dan memberikan penjelasanan bagaimana
menentukan seberapa banyak titik skala pada sumbu x maupun pada sumbu y.
Pendidik: untuk melukis, ya. Biar kamu tidak terlalu banyak menggunakan
tempat, ya.
Inikan bisa sumbu x nyampai panjang, misal ini nyampai dua puluh boleh, y
nyampai sepuluh boleh.
Peserta didik: sampai seratus juga boleh Pak?hehe..”
Pendidik: Boleh, tapi supaya kamu mudah mengerjakan, kamu lihat ini
(menunjukkan kotak langkah pertama). Melihat angka-angka yang diisi ni
Pendidik mulai menghapus contoh soal yang sudah dijelaskan untuk
kemudian menugasi peserta didik yang sudah selesai untuk mengerjakan di papan
tulis. Terlihat salah seorang menunjukkan jari dan percaya diri untuk
menyelesaikannya. Disela-sela pengerjaan peserta didik di papan tulis, terdapat
peserta didik lain yang menunjukkan hasil pekerjaanya dan mengomentari hasil
pekerjaan temannya yang ada di papan tulis. Pendidik tidak langsung memberikan
kesimpulan bahwa jawaban yang benar adalah yang dikerjakan di papan tulis atau
yang dikerjaan oleh pendidik yang ada dibelakang. Pendidik lebih sering
mendatangi peserta didik langsung (atau yang kesulitan), dipermasalahan ini,
pendidik memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga peserta didik mengetahui
letak permasalahannya dan dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar.
Pekerjaan peserta didik yang telah diselesaikan di papan tulis dari mencari
titik koordinatnya dan menggambar grafik persamaan garis lurus, kemudian
pendidik mempersilahkan untuk kembali ketempat duduknya. Pendidik sering
mengingatkan untuk teliti dalam melakukan operasi hitung saat menentukan titik
koordinatnya.
Pada penugasan soal-soal yang diberikan, semuanya hampir sama,
pendidik memberikan pertanyaan misal dari pengerjaannya atau mengenai konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
224
dari materi yang sedang dipelajarai. Sebelum jam pelajaran selesai, ada yang
berbeda untuk soal yang harus diselesaikan oleh perserta didik. Dimana untuk kali
ini pendidik menggunakan buku paket atau soal yang diambil berasal dari buku
tersebut. Pendidik kembali berkeliling mengamati pekerjaan peserta didik dengan
sesekali mengingatkan peserta didik untuk teliti dan mencermati pertanyaan dari
soal tersebut. Pada saat peserta didik kesulitan menyelesaikan soal tersebut,
bantuan yang diberikan pendidik pun berbeda, kali ini pendidik memberikan
referensi berupa contoh soal dibarengi dengan contoh pengerjaan yang ada dibuku
paket tersebut.
Bel tanda pergantian jam pelajaran telah berbunyi, Pendidik mengakhiri pelajaran
dengan menugasi bagi peserta didik yang belum selesai dari soal yang telah
diberikan untuk diselesaikan dirumah. Selanjutnya mengingatkan peserta didik
untuk membaca materi berikutnya.
Catatan Reflektif
Kegiatan di kelas VIIIE diawal pembelajaran berjalan dengan baik,
dimana pendidik memulai pembelajaran dengan menyiapkan peserta didik terlebih
dahulu sebelum memulai pembelajaran. Pendidik membiasakan peserta didik
untuk memperhatikan penjelasan sampai dengan selesai lalu memberikan
kesempatan untuk mencatat materi yang ada di papan tulis. Terlihat disini
pendidik berusaha untuk membuat fokus peserta didik pada materi.
Pada bagian saat pendidik mulai memperhatikan pekerjaan peserta didik
dari satu meja ke meja lain, dari satu sisi ke sisi yang lain. Pendidik secara tiba-
tiba mempraktekkan bagaimana membuat bidang cartesius yang tepat. Terlihat
disini pendidik bamyak menemui kesalahan-kesalahan yang dilakukan peserta
didik saat membuat bidang cartesius dari hasil berkeliling memperhatikan
kegiatan/catatan peserta didik. Hal ini menunjukkan kalau pendidik
mengantisipasi dini dengan memberikan pembenaran dari kesalahan yang sudah
dilakukan peserta didik.
Pada pemberian tugas/soal kepada peserta didik, pendidik masih
menggunakan tulisan/kalimat-kalimat yang sama dan tidak menghapus bagan
tabel atau bidang cartesius yang sudah dibuat. Terlihat disini pendidik
menggunakan waktu pengajaran dengan baik, dengan tidak menghilangkan
bagian-bagian yang nantinya masih digunakan dalam menyelesaikan soal-soal
berikutnya. Begitu pula bagian-bagian itu dapat digunakan peserta didik untuk
membantu menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh pendidik.
Secara keseluruhan, suasana di dalam kelas berjalan dengan baik. Ditandai
dengan adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses
scaffolding. Namun pada pembelajaran pemberian bantuan disaat peserta didik
mengalami kesulitan lebih banyak menggunakan strategi penyajian penjelasan.
Hal ini dikarenakan peserta didik sering kali fokus dan ketelitian dalam
memahami permasalahan kurang. Kemudian untuk memunculkan scaffolding,
pendidik sering memberikan pertanyaan, menyajikan soal dan dengan
memperhatikan pekerjaan peserta didik. Peserta didik juga sering mengajukan
pertanyaan kepada pendidik, hal ini terjadi karena peserta didik merasa kesulitan
dan peserta didik membutuhkan scaffolding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
225
Adanya catatan untuk peneliti berikutnya, diusahakan pada waktu akan
melakukan pengamatan proses pembelajaran harus lebih dahulu berada diruang
kelas sehingga dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pengamatan,
seperti handycam yang sudah siap. Hal ini diperlukan agar tidak adanya kejadian
yang terlewatkan oleh peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
226
Catatan Lapangan 2
Hari, tanggal : Rabu, 13 November 2013
Tempat : Ruang kelas VIII E SMP Negeri 4 Karanganyar
Waktu : 08.20 – 09.40 WIB
Disusun pukul : 21.00 WIB
Subjek : Pendidik
Catatan Deskriptif
Pendidik memulai kegiatan pembelajaran hari ini dengan mengingatkan
kembali mengenai materi sebelumnya guna mempersiapkan peserta didik.
Memberikan penjelasan mengenai garis lurus, yaitu garis memiliki macam-macam
posisi, ada yang melingkar, setengah melingkar, tegak, lurus dan seterusnya.
Pendidik memperagakan dengan sebuah penggaris yang telah dibawanya.
Selanjutnya mulai menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
hari ini, yaitu persamaan garis lurus. Pendidik menjelaskan gradien secara singkat,
kemudian mulai bertanya mengenai gradien itu sendiri kepada peserta didik.
Disini banyak peserta yang masih belum mengikuti atau merespon apa yang
ditanyakan oleh pendidik, ada yang saling bertanya ke teman sebangkunya, ada
yang sibuk melihat catatatnya. dan ada yang diam saja. Namun, peserta didik lebih
banyak diam menanggapi pertanyaan pendidik. Pendidik mulai bertanya lagi,
“Gradien adalah?”. Kondisi kelas menjadi sunyi, dikarenakan peserta didik yang
belum bisa mengikuti. Selanjutnya pendidik mengajak peserta didik untuk
mencoba memperhatikan ilustrasi yang diberikan oleh pendidik, seperti
mengaitkan dengan sebuah tangga, bagaimana. Dari bantuan-bantuan itu peserta
didik mulai menjawab beramai-ramai sehingga tidak jelas. Selanjutnya pendidik
melengkapi atau menjelaskan bahwa gradien itu adalah kemiringan suatu garis
atau kecondongan suatu garis.
Pendidik kemudian menunjukkan kegunaan dari mempelajari materi
gradien, misal pada anak tangga, dari penjelasan tersebut ada beberapa peserta
didik yang mencoba mengikuti apa yang dipraktekan oleh pendidik, dengan
menggunakan penggaris besi, alat tulis maupun dengan buku. Selanjutnya
pendidk mengecek papan yang ada disebelah papan tulis dan kemudian
menggambar koordinat cartesius. Peserta didik mulai mengikuti apa yang ditulis
oleh pendidik.. Selanjutnya pendidik mengajukan pertanyaan dari apa yang telah
ditunjukkan di papan tulis secara bertahap seperti berikut ini.
Pendidik: Untuk koordinat cartesius Titik iki (ini), dinamakan apa? (dengan
menunjukkan letak titik pada gambar koordinat cartesius)
Peserta didik: Titik…titik cartesius (jawaban seorang peserta didik, dengan
diikuti senyuman)
Pendidik: Kemarin sudah, ada dua garis yang satu tegak yang satu mendatar
(sambil menunjukkan mana yang tegak dan mana yang mendatar)
Peserta didik: Sumbu (suara samar-samar)
Pendidik: yang ditanyakan titik ini (kembali menunjukkan digambar koordinat
cartesius).
Lampiran 22. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
227
Peserta didik: (diam dan beberapa ada yang menjawab titik sumbu)
Pendidik: titik pusat koordinat. Ini namanya titik pusat koordinat. Kemudian
untuk membedakan, kamu harus ingat sendiri, untuk membedakan dua sumbu ini,
yang mendatar sering dinamakan sumbu X dan yang tegak.
Peserta didik: Sumbu Y
Pendidik kemudian duduk dan memberikan kesempatan peserta didik untuk
mencatat. Mengetahui peserta didik sudah selesai mencatat, pendidik kembali
mengajukan pertanyaan mengenai titik yang telah dibuat pada bidang cartesius di
papan tulis.
Pendidik: titik koordinat ini, titik A. Berapa koordinatnya?
Peserta didik: (terdiam, saling menunjuk dan bertanya-tanya ke teman).
Tiga…tiga (suara samar-samar peserta didik)
Pendidik: x nya berapa?, menghitung ke x dulu. Dari sini satu dua tiga (dengan
menunjukkan letak titik A), selanjutnya berarti?
Peserta didik: kekiri, satu dua tiga (menjawab bersama-sama).
Pendidik: tiga ya. Inget, kalau kekiri positif po negatif?
Peserta didik: Min…min tiga Pak.
Pendidik: Kemudian dari sini turun atau naik berarti?
Peserta didik: turun
Pendidik: Berarti koordinatnya titik A adalah?
Peserta didik: Min tiga koma min satu.
Menggambar koordinat cartesius, pendidik hanya memberikan skala tanpa
ada angka-angkanya. Kemudian Pendidik menarik garis lurus antara dua titik,
yaitu A dan B. Selanjutnya menginformasikan bahwa yang akan dibahas pada saat
ini ialah mencari kecondongannya ini berapa (dengan menunjukkan garis yang
ada dikoordinat cartesius dan dengan penggaris yang dibawanya). Kemudian
menjelaskan bagaimana menghitung kecondongan garis AB, yaitu dari A menuju
titik B melewati garis yang sejajar dengan A lalu sejajar dengan B (menunjukkan
di papan tulis).
Menugasi peserta didik untuk menulis apa yang sudah dijelaskan oleh
pendidik, Pendidik mulai berkeliling mengamati peserta didik. Selanjtunya
menugasi peserta didik untuk mencari gradien AB.
Pendidik: Gradien, m sama dengan y dulu per x “ ”,
Peserta didik: y per x (jawab bersama-sama)
Untuk mencarinya bagaimana pak,.?
titiknya ada dua Pak? (pertanyaan beberapa peserta didik)
Pendidik: Tadi dari kiri kekanan mencari nilai x nya dulu, tapi untuk mencari
gradien ini adalah y nya dulu lalu diper x. ngerti?
Peserta didik: ngerti pak!
masih belum pak (seorang peserta didik)
Pendidik: y berarti keatas po kebawah? kalau dari A.
Peserta didik: ….? (terdiam, tidak ada yang menjawab)
Pendidik: Yaitu komponen..?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
228
Peserta didik: Komponen?
Pendidik: Rumusnya tadi apa, y per komponennya x. Dari A ini y keatas berapa
langkah, naik keatas.
Peserta didik: Naik ke atas, satu dua tiga empat.
Setelah itu pendidik mulai menugasi peserta didik dengan contoh soal
yang lain. Kembali lagi pendidik mengamati pekerjaan peserta didik. Pada sela-
sela keliling, pendidik tiba-tiba mengingatkan peserta didik menggambar
koordinat cartesius yang tepat, menunjukkan ke papan tulis gambarnya, pakai
penggaris atau pakai buku berpetak. Kemudian peserta didik mulai melanjutkan
menyelesaikan soal yang telah diberikan tadi. Disini peserta didik bersama-sama
menjawab soal tersebut dengan pendidik.
Pendidik kemudian mengambil buku paket dan menugasi peserta didik
untuk melihat atau membuka bukunya pada hal 52, terdapat soal yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Untuk mencari gradien garis AB dan gradien garis
CD (kembali berkeliling memperhatikan pekerjaan peserta didik). Lalu
memberikan waktu 10 menit untuk menyelesaikannya. Disini peserta didik mulai
sibuk mengerjakan, ada yang serius sendiri mengerjakannya, ada yang bersama
teman sebangkunya mengerjakannya dan ada yang bersam-sama dengan
temannya yang ada dibelakangnya. Kemudian ada peserta didik yang bertanya
Peserta didik: Bingung pak, gak ada angka-angkanya (jawaban beberapa peserta
didik).
Jarak e piro? (pertanyaan kepada temannya)
Pendidik: Yaa…dicoba pakai referensi contoh soal yang sudah bapak jelaskan
tadi.
Peserta didik: Oooo…” Belum bisa pak, gak ada angka-angkanya.
Pendidik: Kalau masih bingung, coba perhatikan penjelasan yang ada dibukunya
itu dihalaman sebelumnya, alon-alon (pelan-pelan) diperhatikan langkah-
langkahe.
Sekarang perhatikan kotak-kotaknya.,
Peserta didik: Ooo..” (selanjutnya salah seorang peserta didik mulai memahami
penjelasan pendidik dan memulai untuk mengerjakan di papan tulis).
Selanjunnya setelah menjelaskan contoh-contoh soal tadi, pendidik
menghapus apa yang telah dijelaskan tadi dan melanjutkan materinya kembali,
kali ini mencari nilai gradien tanpa menggunakan koordinat cartesius. Pendidik
menjelaskan di papan tulis dan peserta didik mulai memperhatikan kembali.
Setelah menjelaskan bagaimana mencari nilai gradien tanpa menggunakan
koordinat cartesius, pendidik kembali menugasi peserta didik untuk
menyelesaikan soal yang ditulis di papan tulis. Seperti sudah menjadi kebiasaan,
pendidik berkeliling kembali memperhatikan pekerjaan pesrta didik dan
mengingatkan bahwa menjawabnya tidak pakai gambar, yang bisa disederhanakan
ya disederhanakan, tanda min ditulis ditengah-tengah per. Disini peserta didik
mulai untuk menyelesaikan tugas tersebut, suasana kelas menjadi sedikit ramai
karena peserta didik dalam mengerjakan ada yang bertanya kepada temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
229
Lalu ada peserta didik yang bertanya ke pendidik karena merasa belum bisa
menyelesaikannya.
Pada bagian ini peserta didik masih keliru dalam menentukan titik koordinat yang
akan disubstitusikan ke rumus dari setiap pertanyaan yang diajukan oleh pendidik.
Kemudian pendidik menunjukkan perbedaan pekerjaan peserta didik dengan
standar kebenaran akan suatu pekerjaan mengenai rumus untuk mencari gradien
pada garis yang melalui dua titik di papan tulis.
Pendidik kembali menugasi kepada peserta didik yang sudah untuk
mengerjakan di papan tulis. Selanjutnya hasil pekerjaan tersebutkan dikoreksi
bersama-sama dengan melibatkan peserta didik. Dari pekerjaan peserta didik di
papan tulis terdapat kekeliruan dipengoperasian aljabarnya lalu pendidik
membetulkan dan mengingtakan agar lebih teliti lagi.
Bel tanda pergantian jam pelajaran telah berbunyi, Pendidik mengakhiri pelajaran
dengan menugasi bagi peserta didik yang belum selesai dari soal yang telah
diberikan untuk diselesaikan dirumah. Selanjutnya mengingatkan peserta didik
untuk membaca materi berikutnya.
Catatan Reflektif
Kegiatan pembelajaran dimulai oleh pendidik dengan mengingat kembali
materi sebelumnya yaitu mengenai garis lurus, dikarenakan berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari. Pendidik sering memberikan pertanyaan-pertanyaan
untuk mengetahui kesiapan dan diakhiri dengan penyimpulan guna mengurangi
kebingungan peserta didik.
Pada pembelajaran, setelah menjelaskan atau memberikan soal, pendidik
sering berkeliling memperhatikan pekerjaan atau aktivitas peserta didik. Ini
dilakukan untuk mengetahui kesalahan yang menyebabkan kesulitan dalam
menyelesaikan setiap soal yang disajikan. Secara keseluruhan, suasana di dalam
kelas berjalan dengan baik. Ditandai dengan adanya interaksi antara pendidik dan
peserta didik dalam proses scaffolding. Selama proses pembelajaran, teramati
bahawa pendidik sering mengajukan pertanyaan, menyajikan soal-soal serta
mengamati pekerjaan peserta didik untuk memunculkan scaffolding. Peserta didik
juga sering mengajukan pertanyaan kepada pendidik, hal ini terjadi karena peserta
didik merasa kesulitan dan peserta didik membutuhkan scaffolding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
230
Catatan Lapangan 3
Hari, tanggal : Rabu, 20 November 2013
Tempat : Ruang kelas VIII E SMP Negeri 4 Karanganyar
Waktu : 08.20 – 09.40 WIB
Disusun pukul : 21.00 WIB
Subjek : Pendidik
Catatan Deskriptif
Pendidik memulai kegiatan pembelajaran hari ini dengan mengingatkan
kembali mengenai materi sebelumnya guna mempersiapkan peserta didik.
Mengajukan pertanyaan mengenai pengertian gradien dan mendapat respon dari
peserta didik dengan jawaban serentak bersama-sama. Pendidik menuliskan
materi yang akan dipelajari hari ini di papan tulis. Terlihat peserta didik mulai
mempersiapkan alat tulis untuk memulai pelajaran hari ini.
Materi yang akan dibahas pada hari ini ialah menentukan gradien jika
diketahui persamaan garisnya. Sebelum membahas materi tersebut, pendidik
menyinggung mengenai variabel, koefisien dan konstanta. Terlihat peserta didik
mulai ramai saling bertanya satu sama lainnya, dikarenakan belum dapat
menanggapi pertanyaan pendidik, seperti berikut ini.
Pendidik: Pada persamaan garis nanti dalam bentuk variabel, koefisien,
konstanta. Opo kui(apa itu)? Variabel apa?
Peserta didik: Opo kui(apa itu).hehe..”
Variabel ki kae lho.he.. (jawaban salah seorang anak).
Pendidik: Opo..apa?
Peserta didik: Kelas tujuh Pak.
Pendidik: Variabel itu atau sering juga dinamakan peubah.
Peserta didik: … (diam)
Pendidik: Variabel atau peubah, misal ada 2a, lalu 3a atau huruf a disitu
Peserta didik: Oya Pak, iya Pak. Variabel..iya variabel bukan Pak (jawaban
bersama-sama terkadang terdengar ramai)
Disela-sela pembelajaran terlihat ada dua peserta didik yang terlambat
masuk ke ruang kelas. Namun pendidik tidak terlalu memperhatikan
keterlambatan mereka dan kembali melanjutkan materinya. Menuliskan rumus
persamaan y=mx+c di papan tulis, kemudian menjelaskan m dipersamaan ini ialah
sebagai gradien garis. Mengintruksikan ke peserta didik, bahwa untuk setiap
persamaan garis untuk dapat diubah ke persamaan ini (dengan menunjuk ke rumus
yang ada di papan tulis tersebut). Kemudian menuliskan contoh soal y=3x+6.
Pendidik: saya berikan contoh misalnya yang pertama (sambil menulis di papan
tulis). Ini y=3x+6. (sambil menunjukkan). Tiga ini namanya? Iya?
Peserta didik1: Gradien(jawaban salah seorang pd)
Lampiran 23. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
231
Pendidik: ini variabelnya y dan x. Tiga itu kalau dalam bentuk aljabar namanya
kofisien ya! Koefisien x. koefisien y nya berapa? Hayo? Koefisien y?
Peserta didik2: Nol
Pada saat membahas mengenai bentuk aljabar, pendidik memberhentikan sejenak
dikarenakan ada pengumuman dari pihak sekolah mengenai peserta didik yang
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Tidak lama kemudian pendidik melanjutkan
proses pembelajarannya.
Pendidik: koefisien itu bilangan yang berada di depan variabel y atau variabel x,
jadi koofisien y?
Peserta didik: Nol pak, tidak ada pak, satu pak. (jawaban peserta didik yang
berbeda-beda)
Pendidik: Hemm..”
Peserta didik: (terdiam dan saling bertanya kepada teman-temannya)
Pendidik: semua menghadap sini, ini ada variabel y, tadikan koefisien x adalah
tiga.
Peserta didik: Iya Pak.
Pendidik: Variabel y, koefisiennya berapa? Angka yang ada di depan y, kalau
tidak ditulis berarti?”
Peserta didik: Satu Pak.Oooo..”
Pendidik melanjutkan di papan tulis kemudian pendidik mengajukan pertanyaan
mengenai gradien dari persamaan y=-5x-10, terlihat peserta didik sudah dapat
mennyelesaikannya dengan menjawab -5 secara serentak. Disini kondisi ruang
kelas kondusif, peserta didik kembali fokus untuk memperhatikan penjelasan dari
pendidik. Pendidik kembali mengajukan pertanyaan gradien dari persamaan y=-
x+15, dan kembali peserta didik dapat menjawab dengan benar, yaitu gradiennya
adalah - . Setelah mengetahui peserta didik mengetahui bagaimana menentukan
gradien, pendidik mempersilahkan peserta didik untuk mencatat apa yang sudah
pendidik tulis di papan tulis.
Setelah melihat peserta didik yang selesai mencatat, pendidik kemudian
memberikan contoh soal kembali 2y=4x-8, terlihat peserta didik langsung
memberikan jawaban kalau nilai gradiennya ialah dua, ada juga empat. Jawaban-
jawaban yang berbeda-beda.
Pendidik: Perhatikan yang nomor ini, gradiennya?. Berbeda atau tidak dengan
nomor ketiga ini? (sambil menunjuk ke papan tulis)
Peserta didik: Beda, gradiennya (jawaban yang berbeda dari peserta didik)
Pendidik: bedanya dimana?
Peserta didik1: ada dua nya Pak.
Pendidik: ada dua nya, untuk gradieannya?
Peserta didik: Empat..,empat (jawaban beberapa dari peserta didik)
Enggak yoo.,” (jawaban yang berbeda dari peserta didik)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
232
Pendidik: Kamu bisa mengubah bentuk ini kedalam bentuk ini (menunjukkan
2y=4x-8 ke y=mx+c yang ada di papan tulis) bisa gak? dari ini ke sini. Yuukk
dilanjutkan.
Setelah menanggapi petunjuk pengerjaan, peserta didik mulai mengerjakan dan
pendidik berkeliling memperhatikan kegiatan mereka. Disela-sela kesibukan
peserta didik mengerjakan terdapat seorang anak dan diikuti dengan peserta didik
yang lain bertanya kepada pendidik. Disini pendidik mengingatkan kembali
dengan menghubungkan dengan bentuk aljabar, operasi bentuk aljabar. Kemudian
menugasi peserta didik untuk melanjutkan atau melengkapi penyelesaian soal
tersebut di papan tulis. Selanjutnya pendidik melakukan pengoreksian dari hasil
pekerjaan peserta didik yang ada didepan dan memberikan pembetulan dari
pekerjaan yang belum tepat, dilanjutkan dengan peserta didik yang mencatat hasil
pembenaran oleh pendidik.
Pendidik kembali memberikan contoh soal yang kelima, yaitu
menentukan gradien dari persamaan garis -3y=6x+12. Pendidik berkeliling
memperhatikan pekerjaan peserta didik yang ditemui. Setelah lama berlalu,
pendidik menugasi salah seorang peserta didik untuk menyelesaikan di papan
tulis. Disini pendidik bertanya kepada peserta didik dari hasil pekerjaan temannya
didepan. Ada kekeliruan dari jawaban peserta didik yang dibelakang. Dimana
sebenarnya apa yang sudah dikerjakan temannya didepan ada yang salah namun
mereka menjawab benar tanpa melihat proses pengerjaanya. Disini pendidik
memberikan pembanding pengerjaan contoh sebelumnya dengan pengerjaan anak.
Saat pendidik bertanya kembali mana yang benar, terlihat ada yang menjawab
yang pertama ada yang kedua, timbul jawaban yang berbeda-beda lagi. Pendidik
kemudian memberikan konsep kembali bagaiman operasi hitung aljabar yang
benar dengan menggunakan contoh sederhana. Anak mulai mengikuti dan
kemudian dapat mengetahui kekeliruan yang dilakukan oleh temannya di papan
tulis.
Pada proses pembelajaran kali ini ada yang beda dengan hari-hari
sebelumnya, dimana pendidik menerapkan strategi pembelajaran yang boleh
dibilang unik karena menugasi peserta didik yang belum bisa untuk maju
kedepan. Tindakan ini muncul dikarenakan ada seorang peserta didik yang sama
sekali belum bisa mengerjakan dan pendidik menugasi peserta didik yang lain
yang merasa belum bisa untuk maju ke depan. Ternyata tidak sedikit peserta didik
yang maju untuk duduk didekat papan tulis. Disini pendidik memberikan
penjelasan kembali dan melibatkan peserta didik bagaimana menentukan gradien
garis dari contoh soal-soal yang telah diberikan, baik dari langkah per langkah
pengerjaannya. Memberikan soal yang memiliki tingkat kesulitan yang sama
dengan contoh sebelumnya, terlihat peserta didik yang ada didepan dapat
menyelesaikannya. Melihat jawaban peserta didik yang mulai mengerti bagaimana
menyelesaikannya selanjutnya mempersilahkan untuk kembali ketempat
duduknya masing-masing.
Selesai membahas soal, pendidik kemudian mengambil buku paket yang
dibawa, menugasi peserta didik untuk membuka bukunya untuk dikerjakan soal
tersebut. Yaitu nomor dua a, b dan c. Terlihat peserta didik mulai sibuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
233
mengerjakan dikarenakan pendidik memberikan batas waktu untuk
menyelesaikannya. Pendidik duduk ditempat duduk pendidik dengan
menginstruksikan peserta didik apabila ada yang belum bisa untuk tanya dengan
temannya atau dengan pendidik. Selanjutnya pendidik berdiri dan kembali
berkeliling memperhatikan pekerjaan peserta didik.
Pendidik maju kedepan dan menuliskan –y=3x-10, kemudian menanyakan
koefisian dari –y, lalu menjelaskan bahwa rumus awal tadi y=mx+c. Terlihat pada
rumus tersebut koefisien y ialah positif dan yang dituliskan oleh pendidik ialah
negatif. Pendidik menunjukkan bagaimana pengerjaannya. Setelah waktu yang
ditentukan telah habis, pendidik menugasi peserta didik untuk menyelesaikan soal
tersebut di papan tulis dan pendidik mulai berebut untuk mengerjakan di papan
tulis. Tidak lupa pendidik mengevaluasi hasil pekerjaan peserta didik.
Menjelang waktu belajar akan selesai, pendidik kembali memberikan soal
yang dijadikan tugas untuk dikerjakan dan dikumpulkan. Pendidik mulai tenang
untuk mengerjakan soal tersebut, terlihat peserta didik sudah dapat
menyelesaikannya dan mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada pendidik yang
berada didepan. Peserta didik saling beradu argument mengenai pekerjaannya
dengan teman-temannya.
Bel tanda pergantian jam pelajaran telah berbunyi, Pendidik mengakhiri pelajaran
dengan menugasi bagi peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Catatan Reflektif
Kegiatan pembelajaran untuk pertemuan ketiga ini, pendidik mengingat
kembali materi sebelumnya yaitu mengenai gradien garis, dan diikuti dengan
pertanyaan dari materi bentuk aljabar. Peserta didik belum dapat menjawab
pertanyaan tersebut dengan jelas. Hal ini mengindikasikan peserta didik menemui
kesulitan. Pendidik kemudian memberikan bantuan dengan menunjukkan contoh
saja, tanpa menjelaskan secara detail, hal ini dilakukan kemungkinan untuk
menghemat waktu. Bantuan tersebut mulai mendapat respon oleh peserta didik,
ditandai dengan adanya beberapa anak yang menjawab.
Pendidik melanjutkan proses pembelajaran dengan memberikan contoh
soal, di soal tersebut pendidik lebih menekankan pada bentuk aljabar,
mananyakan koefisien dari variabel. Terlihat pendidik masih mengingatkan
peserta didik mengenai konsep bentuk aljabar dengan memperkuat struktur
kognitif peserta didik, dikarenakan akan ada hubungannya atau kaitannya dalam
materi menentukan gradien bila diketahui persamaan garis.
Proses pembelajaran dilanjutkan kembali dengan pemberian soal kembali
oleh pendidik, pada soal menentukan gradien persamaan garis 2y=4x-8. Pendidik
secara spontan langsung memberikan jawaban bahwa gradien garis tersebut ialah
4, lebih terfokus pada rumus awal yaitu y=mx+c. Peserta didik kurang
memperhatikan koefisien dari variabel y. Kemudian pendidik menugasi mereka
untuk memperhatikan koefisien variabel y, dan memberikan bantuan dengan
petunjuk pengerjaannya, dengan mengubah terlebih dahulu dari 2y=4x-8 ke
y=mx+c. Peserta didik kemudian mulai menyelesaikan soal tersebut dibukunya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
234
masing-masing yang mana sebelumnya menjawab langsung tanpa melakukan
operasi hitung pada bentuk aljabar.
Setelah memberikan kesempatan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan menentukan gradien dari 2y=4x-8, ada beberapa peserta didik yang
bertanya langkah pengerjaanya kembali, terlihat masih banyak peserta didik yang
mengalami kesulitan. Pendidik kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan
sederhana untuk memancing proses berpikir peserta didik, disini nampak bahwa
pendidik berusaha melibatkan peserta didik menyelesaikan permasalahan tersebut.
Setelah mendapati peserta didik mulai merespon atau mendapan gambaran,
kemudian pendidik menugasi peserta didik untuk melengkapi atau melanjutkan
penyelesaian didepan papan tulis. Tidak ketinggalan juga pendidik memberikan
bantuan dengan isyarat-isyarat atau dorongan guna memperbaiki hasil pekerjaan
peserta didik yang ada didepan.
Selesai pembahasan dari soal, kembali pendidik menyajikan soal yang
berbeda namun masih dengan tingkat kesulitan yang sama, terlihat pendidik ingin
mengetahui pengetahuan peserta didik mengenai operasi hitung pada bentuk
aljabar untuk menentukan nilai gradien persamaan garis -3y=6x+12. Pada soal ini
beberapa peserta didik langsung mengungkapkan pendapatnya sehingga suasana
kelas menjadi ramai dengan jawaban-jawaban peserta didik. Sehingga pendidik
menunjuk salah seorang untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis.
Berdasarkan hasil pengerjaan anak terlihat anak kurang tepat pada operasi hitung
pada bentuk aljabar sifat mengalikan kedua ruas persamaan. Mengetahui jawaban
yang belum tepat, pendidik kemudian memberikan pertanyaan sederhana apakah
benar apa yang telah dikerjakan temannya di papan tulis dan dilanjutkan dengan
mengaitkan dengan contoh pengerjaan sebelumnya, ternyata diperoleh jawaban
yang berbeda-beda dari peserta didik.
Pendidik memberikan bantuan dengan menunjukkan perbedaan pekerjaan peserta
didik secara jelas mengenai standar kebenaran akan suatu pekerjaan dengan
konsep operasi hitung pada bentuk aljabar sifat pengurangan kedua ruas dan sifat
mengalikan kedua ruas persamaan dengan menghubungkan dengan contoh.
Proses pembelajaran yang telah berlangsung, pemberian latihan-latihan
soal dan pendidik memperhatikan setiap pengerjaan peserta didik lebih sering
dilakukan. Namun dikarenakan pendidik sering menemukan peserta didik yang
masih belum menguasai materi yang telah dijelaskan. Disini pendidik
memberikan strategi pengajaran bagaimana membantu peserta didik untuk
mengurangi frustasi dalam penyelesaiaan masalah. Pendidik menugasi setiap anak
yang belum bisa untuk maju kedepan dan duduk bersama-sama dan kemudian
pendidik memberikan bantuan dengan menjelaskan kembali. Terlihat dari proses
tersebut anak kembali termotivasi dengan tugas yang diberikan oleh pendidik
selanjutnya dan dapat membuat fokus anak terhadap soal yang diberikan..
Secara keseluruhan, suasana di dalam kelas berjalan dengan baik. Ditandai
dengan adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses
scaffolding. Pada proses pembelajaran pendidik lebih sering menyajikan latihan-
latihan soal untuk lebih menekankan penguasaan materi oleh peserta didik. Hal ini
dikarenakan peserta didik sering kali fokus dan ketelitian dalam memahami
permasalahan kurang. Pendidik sering mengajukan pertanyaan serta penugasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
235
pengerjaan di papan tulis untuk memunculkan scaffolding. Peserta didik juga
sering mengajukan pertanyaan kepada pendidik, hal ini terjadi karena peserta
didik merasa kesulitan dan peserta didik membutuhkan scaffolding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
236
Catatan Lapangan 4
Hari, tanggal : Rabu, 4 Desember 2013
Tempat : Ruang kelas VIII E SMP Negeri 4 Karanganyar
Waktu : 08.20 – 09.40 WIB
Disusun pukul : 21.00 WIB
Subjek : Pendidik
Catatan Deskriptif
Pendidik memulai kegiatan pembelajaran hari ini dengan mengingatkan
kembali mengenai materi sebelumnya guna mempersiapkan peserta didik. Pada
pertemuan ini, pendidik membahas materi menentukan persamaan garis yang
melalui sebuah titik (x,y) dengan gradien m yang sudah pendidik tuliskan di papan
tulis. Dalam menjelaskan materi yang akan dibahas, pendidik menerangkan
dengan memperagakan dengan tangan yang memegang sepidol. Peserta didik
mulai memperhatikan penjelasan dari pendidik.
Pendidik kemudian memberikan contoh soal yang pertama di papan tulis.
Pendidik menugasi peserta didik untuk memperhatikan, dengan ikut menyebutkan
contoh soal tersebut. Sebelum menjawab soal itu, peserta didik ditugasi untuk
menghafalkan rumus mencarinya, y-y1=m(x-x1). Terlihat suasana kelas menjadi
sedikit ramai dikarenakan peserta didik yang mulai menyebutkan rumus bersama-
sama. Pendidik memberikan tugas salah seorang anak untuk menyebutkan rumus
tersebut. Namun anak tidak lengkap menyebutkannya sehingga dibantu oleh
teman-temannya. Dari contoh soal itu kemudian pendidik menunjukkan mana
yang y satu, mana yang x satu dan mana m atau gradiennya. Dalam
penyelesaiaanya, pendidik dan peserta didik bersama-sama menyelesaikannya,
diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan pendidik untuk membantu anak mencapai
tujuannya. Selesai contoh soal tersebut, kemudian pendidik memberikan
kesempatan kepada anak untuk mencatat dan pendidik berkeliling mengamati
setiap aktifitas anak.
Pendidik menyajikan soal berikutnya, disini ada aktifitas anak, dimana
salah seorang anak berusaha membuka kain penutup jendela, supaya ruangan
menjadi terang, sehingga semua perhatian peserta didik dan pendidik tertuju.
Selesai menuliskan soal, pendidik mulai berkeliling kembali mengamati pekerjaan
peserta didik dari satu meja ke meja yang lain. Terlihat peserta didik mulai sibuk
mengerjakan tugas tersebut. Pada saat berkeliling, pendidik sempat mengambil
buku dan melihat hasil pekerjaannya dan kemudian memberikannya kembali ke
anak. Saat berpindah ke meja yang lain, kali ini terdapat anak yang melakukan
kesalahan pada operasi hitung bentuk aljabar sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan, yaitu pada bagian in y-4=-2(x+3) menjadi y-4=6. Pada saat pendidik
menanyakan dibagian mana yang salah anak masih belum tepat menjawabnya.
Sehingga pendidik mengajak untuk melihat lagi contoh sebelumnya, kemudian
membandingkan dengan operasi hitung pada contoh soal sebelumnya dan anak
mulai mengetahui lalu dapat menyelesaikan dengan benar. Melanjutkan
mengamati peserta didik yang lain ternyata pendidik menemui peserta didik yang
Lampiran 24. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
237
melakukan operasi hitung yang kurang tepat. Pendidik mulai berpesan untuk lebih
teliti lagi dan memberikan penekanan pada bagian yang membuat anak keliru.
Selesai membahas soal yang diberikan, pendidik kembali menyajikan soal.
Disini bentuk soal ada yang berbeda, dikarenakan nilai gradien dalam bentuk
pecahan yaitu menentukan persamaan garis yang melalui titik (2,4) dengan
gradien . Pendidik kembali berkeliling untuk mengamati pekerjaan peserta didik,
menasehati untuk dikerjakan sebisanya dulu, langkah demi langkah dikerjakan.
Pada saat semua peserta didik sibuk mengerjakan, ada seorang anak yang tertidur.
Pendidik kemudian menugasi untuk keluar membasuh muka agar tidak
mengantuk kembali, suasana kelas menjadi ramai dikarenakan melihat temannya
tersebut. Proses pembelajaran kembali berlanjut dengan kembali membahas pada
soal tersebut. Pada pengerjaannya peserta didik lebih banyak mengerjakan dengan
cara y-4= (x-2) sehingga beberapa anak yang mengalami kesulitan, misal ada
yang berkata “Aku gak bisa lo pak, per per an e”, ada lagi ”pecahan angkanya jadi
bingung”. Menanggapi kesulitan peserta didik, pendidik memberikan petunjuk
pengerjaan dengan cara y-4= (x-2) diubah ke bentuk 3(y-4)=1(x-2) dan peserta
didik mulai dapat menyelesaikannya kembali.
Selesai menyelesaikan soal dan membahasanya bersama-sama, pendidik
memberikan soal kembali dengan nilai gradien dalam bentuk pecahan kembali.
Dikarenakan bagaimana pengerjaannya sudah diberikan, pendidik berkelliling dan
kemudian menugasi salah seorang anak untuk menyelesaikannya di papan tulis.
Dari pengerjaan anak tersebut, terdapat kesalahan pada operasi hitungnya.
Pendidik tidak langsung membenarkan, tetapi memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang memancing anak untuk termotivasi membenarkan jawaban tersebut, setelah
itu pendidik menunjukkan perbedaan antara pekerjaan peserta didik dan solusi
yang diharapkan, melakukan prosedur operasi hitung pada bentuk aljabar yang
tepat.
Pendidik melanjutkan pembelajaran dengan menyajikan soal-soal latihan
kembali, menyajikan dan berkeliling mengamati pekerjaan anak. Diakhir kegiatan,
pendidik memberikan latihan soal yang ada dibuku paket untuk dikerjakan dan
dikumpulkan. Bel tanda pergantian jam pelajaran telah berbunyi, Pendidik
mengakhiri pelajaran dengan menugasi bagi peserta didik yang belum mengerti
tentang materi yang telah diberikan untuk dipelajari kembali dirumah. Selanjutnya
mengingatkan peserta didik untuk membaca materi berikutnya.
Catatan Reflektif
Kegiatan pembelajaran dimulai oleh pendidik dengan mengingat kembali
materi sebelumnya yaitu melukis persamaan garis dan mencari nilai gradien. Pada
pertemuan keempat ini, pendidik lebih sering menjelaskan materi, yaitu
menentukan persamaan garis yang melalui titik dengan gradien m, sehingga untuk
mengetahui kesulitan peserta didik dalam pengetahuan konseptual tidak teramati.
Dimana pendidik langsung memberikan rumus untuk menentukan persamaan
garisnya. Jadi untuk menjelaskannya pendidik lebih menggunakan contoh soal.
Terlihat pendidik memanfaatkan jam pelajaran lebih pada latihan-latihan soal, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
238
untuk rumusnya dianggap anak bisa mempelajari ataupun sudah dipelajari pada
buku paket yang anak punyai.
Selama proses pembelajaran, peserta didik lebih banyak mengalami
kesalahan dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar, sehingga untuk di
persamaannya menjadi salah juga. Adanya pemberian bantuan oleh pendidik lebih
pada bagaimana menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Secara keseluruhan,
suasana di dalam kelas berjalan dengan baik. Ditandai dengan adanya interaksi
antara pendidik dan peserta didik dalam proses scaffolding. Namun pada
pembelajaran penyajian penjelasan lebih digunakan oleh pendidik dalam
menjelaskan konsep pada materi menentukan persamaan garis lurus. Pada
kegiatan pembelajaran di kelas, pendidik menyajikan soal disertai penugasan
pengerjaan di papan tulis dan memperhatikan pekerjaan peserta didik untuk
memunculkan scaffolding. Peserta didik juga sering mengajukan pertanyaan
kepada pendidik, hal ini terjadi karena peserta didik merasa kesulitan dan peserta
didik membutuhkan scaffolding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
239
Lembar Observasi Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Konseptual
Pertemuan : Pertama
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2013
Kelas/Semester : VIII E/Ganjil
No Scaffolding pada Proses
Pembelajaran
Keterangan
1. Menyajikan penjelasan Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menggambar
grafik persamaan garis lurus pada bidang cartesius,
pendidik tidak teramati memberikan scaffolding
berdasarkan karakteristiknya
2. Melibatkan partisipasi peserta
didik
3.
Memeriksa dan
mengklarifikasi pemahaman
peserta didik
4. Memperagakan perilaku yang
ditentukan
5.
Mengajak peserta didik untuk
menyumbangkan
petunjuk/ide/clue
6.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
kesulitan mengenal maksud pemberian tanda panah di
setiap ujung garis persamaan garis pada bidang
cartesius dengan menugasi peserta didik untuk
memperhatikan garis sumbu x dan y,
7.
Pendidik memberikan bantuan berupa pengumpulan
dari jawaban-jawaban peserta didik yang belum tepat
dengan memberikan penyimpulan atau penekanan dari
maksud pemberian tanda panah di setiap ujung garis
persamaan garis pada bidang cartesius.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui data yang ditemukan
selama observasi kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh sudah sesuai
dengan apa yang saya maksud sebagai sumber data utama.
Karanganyar, 24 Oktober 2013
Sumber Data
Adif Muchtar, S.Pd
Lampiran 25. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
240
Lembar Observasi Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Konseptual
Pertemuan : Kedua
Hari/Tanggal : Rabu, 13 November 2013
Kelas/Semester : VIII E/Ganjil
No Scaffolding pada Proses
Pembelajaran
Keterangan
1. Menyajikan penjelasan Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
gradien, pendidik tidak teramati memberikan
scaffolding berdasarkan karakteristiknya 2.
Melibatkan partisipasi peserta
didik
3.
Memeriksa dan
mengklarifikasi pemahaman
peserta didik
Pendidik telah memberikan scaffolding berdasarkan
karakteristiknya, dengan mengklarifikasi pengetahuan
peserta didik tentang rumus menentukan gradien garis
4. Memperagakan perilaku yang
ditentukan
Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
gradien, pendidik tidak teramati memberikan
scaffolding berdasarkan karakteristiknya
5.
Mengajak peserta didik untuk
menyumbangkan
petunjuk/ide/clue
6.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
kesulitan mengenal titik perpotongan antara sumbu x
dan y pada bidang cartesius dengan mengingatkan
peserta didik, mengaitkan sumbu mendatar (disebut
sumbu-x) sumbu tegak (disebut sumbu-y), dan
menunjukkan titik tersebut ialah titik (0,0)
7.
Pendidik memberikan bantuan berupa pengumpulan
dari jawaban-jawaban peserta didik yang belum tepat
dengan memberikan penyimpulan atau penekanan dari
apa yang dimaksud dengan gradien
8.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
kesulitan mengenal gradien dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan tersebut
mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahannya
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui data yang ditemukan
selama observasi kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh sudah sesuai
dengan apa yang saya maksud sebagai sumber data utama.
Karanganyar, 14 November 2013
Sumber Data
Adif Muchtar, S.Pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
241
Lembar Observasi Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Konseptual
Pertemuan : Ketiga
Hari/Tanggal : Rabu, 20 November 2013
Kelas/Semester : VIII E/Ganjil
No Scaffolding pada Proses
Pembelajaran
Keterangan
1.
Menyajikan penjelasan Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
gradien dengan persamaan garis y=mx+c. Pendidik
telah memberikan scaffolding berdasarkan
karakteristiknya
2.
Melibatkan partisipasi peserta
didik
Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
gradien, pendidik tidak teramati memberikan
scaffolding berdasarkan karakteristiknya
3.
Memeriksa dan
mengklarifikasi pemahaman
peserta didik
Pendidik telah memberikan scaffolding berdasarkan
karakteristiknya, dengan mengklarifikasi pengetahuan
peserta didik dari konsep operasi hitung pada bentuk
aljabar sifat pengurangan kedua ruas dan sifat
mengalikan kedua ruas persamaan dengan
menghubungkan dengan contoh sederhana
4. Memperagakan perilaku yang
ditentukan
Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
gradien dengan persamaan garis y=mx+c. Pendidik
tidak teramati memberikan scaffolding berdasarkan
karakteristiknya 5.
Mengajak peserta didik untuk
menyumbangkan
petunjuk/ide/clue
6.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
kesulitan mengenal kembali variabel dengan mencoba
mengingatkan kembali peserta didik dari apa itu
variabel, mengarahkan dengan pemberian contoh
7.
Pendidik memberikan bantuan berupa penjelasan
konsep operasi hitung pada bentuk aljabar sifat
pengurangan kedua ruas persamaan dari soal yang
sedang diselesaikan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui data yang ditemukan
selama observasi kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh sudah sesuai
dengan apa yang saya maksud sebagai sumber data utama.
Karanganyar, 21 November 2013
Sumber Data
Adif Muchtar, S.Pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
242
Lembar Observasi Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Konseptual
Pertemuan : Keempat
Hari/Tanggal : Rabu, 4 Desember 2013
Kelas/Semester : VIII E/Ganjil
No Scaffolding pada Proses
Pembelajaran
Keterangan
1. Menyajikan penjelasan Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
persamaan garis dengan titik (x,y) dengan gradien m,
pendidik tidak teramati memberikan scaffolding
berdasarkan karakteristiknya
2. Melibatkan partisipasi peserta
didik
3.
Memeriksa dan
mengklarifikasi pemahaman
peserta didik
4. Memperagakan perilaku yang
ditentukan
5.
Mengajak peserta didik untuk
menyumbangkan
petunjuk/ide/clue
6.
Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
persamaan garis dengan titik (x,y) dengan gradien m,
pendidik lebih terpusat pada penjelasan materi
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui data yang ditemukan
selama observasi kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh sudah sesuai
dengan apa yang saya maksud sebagai sumber data utama.
Karanganyar, 5 Desember 2013
Sumber Data
Adif Muchtar, S.Pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
243
Lembar Observasi Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Prosedural
Pertemuan : Pertama
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2013
Kelas/Semester : VIII E/Ganjil
No Scaffolding pada Proses
Pembelajaran
Keterangan
1.
Menyajikan penjelasan Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menggambar
grafik persamaan garis lurus pada bidang cartesius.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
bertanya mengenai langkah pengerjaan dan kesalahan
langkah menggambar grafik persamaan garis, yaitu
dengan menjelaskan kembali langkah-langkah
pengerjaan yang tepat.
Pendidik kembali memberikan bantuan saat peserta
didik kesulitan membuat bidang cartesius dikarenakan
skala pada soal yang tinggi, yaitu dengan menunjukkan
bagaimana menentukan skala sehingga dapat
memudahkan peserta didik untuk mencapai tujuannya.
2. Melibatkan partisipasi peserta
didik
Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menggambar
grafik persamaan garis lurus pada bidang cartesius,
pendidik tidak teramati memberikan scaffolding
berdasarkan karakteristiknya
3.
Memeriksa dan
mengklarifikasi pemahaman
peserta didik
4. Memperagakan perilaku yang
ditentukan
5.
Mengajak peserta didik untuk
menyumbangkan
petunjuk/ide/clue
6.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
melakukan kesalahan operasi hitung bentuk aljabar,
yaitu dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan
kepada peserta didik, baik dari memindahkan dari ruas
kiri maupun ruas kanan.
7.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
kesulitan membuat grafik fungsi permintaan, soal yang
terdapat pada buku paket. Pendidik menugasi peserta
didik untuk memperhatikan kembali soal-soal yang
telah dikerjakan dan selanjutnya pendidik
memberitahukan peserta didik untuk menggunakan
buku paket sebagai acuan sebab adanya penjelasan atau
contoh-contoh pengerjaan yang dapat membantu
menyelesaikannya
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui data yang ditemukan
selama observasi kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh sudah sesuai
dengan apa yang saya maksud sebagai sumber data utama.
Karanganyar, 24 Oktober 2013
Sumber Data
Adif Muchtar, S.Pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
244
Lembar Observasi Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Prosedural
Pertemuan : Kedua
Hari/Tanggal : Rabu, 13 November 2013
Kelas/Semester : VIII E/Ganjil
No Scaffolding pada Proses
Pembelajaran
Keterangan
1.
Menyajikan penjelasan Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
gradien, pendidik memberikan bantuan saat peserta
didik mulai bertanya mengenai bagaimana menerapkan
rumus dari m= , yaitu dengan penjelasan petunjuk
langkah pengerjaanya pertama menentukan komponen
y nya kemudian komponen x.
Adanya kesalahan peserta didik dalam membuat
bidang cartesius yaitu dari pembuatan skala atau jarak
antara satu titik ke titik yang lain tidak sama. Pendidik
kemudian menjelaskan dengan menunjukkan
bagaimana membuat bidang cartesius yang tepat,
menginformasikan untuk lebih mudah dengan
menggunakan buku berpetak
2. Melibatkan partisipasi peserta
didik
Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
gradien, pendidik tidak teramati memberikan
scaffolding berdasarkan karakteristiknya
3.
Memeriksa dan
mengklarifikasi pemahaman
peserta didik
4. Memperagakan perilaku yang
ditentukan
5.
Mengajak peserta didik untuk
menyumbangkan
petunjuk/ide/clue
6.
Peserta didik memberikan bantuan saat peserta didik
kesulitan menentukan titik koordinat yang telah
ditentukan oleh pendidik pada bidang cartesius dipapan
tulis, yaitu dengan memunculkan pertanyaan-
pertanyaan misal dari apa yang dicari dahulu?, setelah
mendapatkan nilai x nya berikutnya apa yang
dikerjakan?
7.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
menyampaikan pertanyaan-pertanyaan penyelesaiaanya
atau kesulitan menentukan nilai gradien dari soal yang
terdapat pada buku paket. Pendidik menugasi peserta
didik untuk memperhatikan kembali soal-soal yang
telah dikerjakan dan selanjutnya pendidik
memberitahukan peserta didik untuk menggunakan
buku paket sebagai acuan sebab adanya penjelasan atau
contoh-contoh pengerjaan yang dapat membantu
menyelesaikannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
245
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui data yang ditemukan
selama observasi kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh sudah sesuai
dengan apa yang saya maksud sebagai sumber data utama.
Karanganyar, 14 November 2013
Sumber Data
Adif Muchtar, S.Pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
246
Lembar Observasi Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Prosedural
Pertemuan : Ketiga
Hari/Tanggal : Rabu, 20 November 2013
Kelas/Semester : VIII E/Ganjil
No Scaffolding pada Proses
Pembelajaran
Keterangan
1.
Menyajikan penjelasan Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
gradien dengan persamaan garis y=mx+c. Pendidik
tidak teramati memberikan scaffolding berdasarkan
karakteristiknya
2.
Melibatkan partisipasi peserta
didik
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik masih
kesulitan menentukan gradien dari 2y=4x-8 dimana
sebelumnya telah menerima bantual awal dari
pendidik. Berikutnya pendidik mengingatkan kalau
dalam persamaan adanya ruas kiri dan kanan, dan
menunjuk peserta didik untuk menyelesaikan dipapan
tulis
3.
Memeriksa dan
mengklarifikasi pemahaman
peserta didik
Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
gradien dengan persamaan garis y=mx+c. Pendidik
tidak teramati memberikan scaffolding berdasarkan
karakteristiknya 4.
Memperagakan perilaku yang
ditentukan
5.
Mengajak peserta didik untuk
menyumbangkan
petunjuk/ide/clue
6.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
melakukan kesalahan dalam menentukan gradien garis
dari persamaan 2y=4x-8, yaitu dengan menugasi
peserta didik untuk memperhatikan koefisien dari
variabel y, memperhatikan rumus y=mx+c
7.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
melakukan kesalahan menentukan nilai gradien garis
dari 2x+3y=12, disini peserta didik ada yang menjawab
negatif dua dikarenakan pindah ruas dari suku 2x.
Bantuan yang diberikan yaitu dengan memunculkan
pertanyaan-pertanyaan bagaimana koefisien dari
variabel y?
8.
Pendidik memberikan bantuan saat terdapat peserta
didik yang kesulitan menentukan gradien dari y-3x=15
dan juga beberapa peserta didik yang masih menemui
kesulitan, yaitu dengan menugasi peserta didik yang
belum bisa untuk maju dan duduk didepan lalu
memperhatikan kembali penjelasan bagaimana
langkah-langkah menentukan gradien garis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
247
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui data yang ditemukan
selama observasi kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh sudah sesuai
dengan apa yang saya maksud sebagai sumber data utama.
Karanganyar, 21 November 2013
Sumber Data
Adif Muchtar, S.Pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
248
Lembar Observasi Proses Scaffolding yang diberikan Pendidik pada
Pembelajaran Matematika untuk Pengetahuan Prosedural
Pertemuan : Keempat
Hari/Tanggal : Rabu, 4 Desember 2013
Kelas/Semester : VIII E/Ganjil
No Scaffolding pada Proses
Pembelajaran
Keterangan
1.
Menyajikan penjelasan Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
persamaan garis yang melalui sebuah titik (x,y) dengan
gradien m. Pendidik memberikan bantuan saat peserta
didik kesulitan dalam mencari persamaan garis yang
melalui (2,4) dengan gradien dalam bentuk pecahan
yaitu . Bantuan yang diberikan ialah dengan
memberikan petunjuk cara pengerjaan yang
memudahkan peserta didik mencapai tujuannya
2.
Melibatkan partisipasi peserta
didik
Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
persamaan garis yang melalui sebuah titik (x,y) dengan
gradien m. Pendidik tidak teramati memberikan
scaffolding berdasarkan karakteristiknya
3.
Memeriksa dan
mengklarifikasi pemahaman
peserta didik
Pendidik memberikan bantuan saat terdapat peserta
didik melakukan kesalahan dalam operasi hitung
bentuk aljabar 5(y-3) = 4(x-2)
5y-15 = 4x-2+15
5y = 4x+13
Bantuan yang diberikan ialah menunjukkan perbedaan
standar kebeneran akan pekerjaan peserta didik
dipapan tulis
4. Memperagakan perilaku yang
ditentukan
Pada pertemuan ini, mengenai sub materi menentukan
persamaan garis yang melalui sebuah titik (x,y) dengan
gradien m. Pendidik tidak teramati memberikan
scaffolding berdasarkan karakteristiknya 5.
Mengajak peserta didik untuk
menyumbangkan
petunjuk/ide/clue
6.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
melakukan kesalahan operasi hitung bentuk aljabar
sifat distributif terhadap penjumlahan, yaitu dengan
menugasi peserta didik untuk membandingkan
pengerjakaan sebelumnya yaitu dari langkah
pengoperasiaannya
7.
Pendidik memberikan bantuan saat peserta didik
melakukan kesalahan operasi hitung bilangan bulat
negatif, yaitu dengan menjelaskan kembali sebagai
penekanan dari langkah pengoperasiaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
249
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui data yang ditemukan
selama observasi kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh sudah sesuai
dengan apa yang saya maksud sebagai sumber data utama.
Karanganyar, 5 Desember 2013
Sumber Data
Adif Muchtar, S.Pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
250
Lampiran 26. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
251
Lampiran 27. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user