analisis politik hukum

5
Analisis Jurnal ini cukup banyak memberikan kajian yang komprehensif mengenai regulasi yang ada di pemerintahan, maupun pendapat dari para tokoh politik. Permasalahan yang diangkat merupakan topik penting dan menarik, sehingga diharapkan penelitian-penelitian ini terus berkembang, sehingga dapat bermanfaat bagi pembuat regulasi. Namun masih kurang memaparkan data yang menunjukkan permasalahan kurangnya partisipasi masyarakat atau penyusunan anggaran yang tidak transparan. Kesimpulan yang diberikan belum mengarah pada jawaban dari pertanyaan penelitian, dan saran-saran peneliti juga tidak disampaikan. Sejalan dengan argumen Hidayat, saya setuju bahwa partisipasi masyarakat dan transparansi anggaran daerah pada era reformasi merupakan hal yang penting. Pentingnya partisipasi masyarakat dan transparansi anggaran dalam proses penyusunan anggaran serta pelaksanaannya, tidak hanya berkenaan dengan pengawasan dan kepentingan masyarakat, namun juga berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Menurut Lubis (2009), kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dapat dibangun kembali dengan adanya partisipasi dan transparansi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Blind (dalam Dwiyanto, 2011), bahwa jika institusi dan para pejabatnya mengambil pilihan kebijakan tertentu yang dinilai oleh warga sebagai pilihan benar maka masyarakat akan cenderung menaruh kepercayaannya. Maka dari itu,

Upload: sihrineksa-wn

Post on 15-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

isu-isu sosial masyarakat : politik dan hukum

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Politik Hukum

Analisis

Jurnal ini cukup banyak memberikan kajian yang komprehensif mengenai regulasi yang

ada di pemerintahan, maupun pendapat dari para tokoh politik. Permasalahan yang diangkat

merupakan topik penting dan menarik, sehingga diharapkan penelitian-penelitian ini terus

berkembang, sehingga dapat bermanfaat bagi pembuat regulasi. Namun masih kurang

memaparkan data yang menunjukkan permasalahan kurangnya partisipasi masyarakat atau

penyusunan anggaran yang tidak transparan. Kesimpulan yang diberikan belum mengarah pada

jawaban dari pertanyaan penelitian, dan saran-saran peneliti juga tidak disampaikan.

Sejalan dengan argumen Hidayat, saya setuju bahwa partisipasi masyarakat dan

transparansi anggaran daerah pada era reformasi merupakan hal yang penting. Pentingnya

partisipasi masyarakat dan transparansi anggaran dalam proses penyusunan anggaran serta

pelaksanaannya, tidak hanya berkenaan dengan pengawasan dan kepentingan masyarakat, namun

juga berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Menurut Lubis (2009),

kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dapat dibangun kembali dengan adanya partisipasi

dan transparansi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Blind (dalam Dwiyanto, 2011), bahwa jika institusi

dan para pejabatnya mengambil pilihan kebijakan tertentu yang dinilai oleh warga sebagai

pilihan benar maka masyarakat akan cenderung menaruh kepercayaannya. Maka dari itu, setiap

kebijakan yang diambil hendaknya melibatkan partisipasi masyarakat dan mengedepankan

transparansi.

Nawawi (2012) menyampaikan tentang enam pilar kepercayaan, yaitu:

1. Partisipasi. Partisipasi dibangun diatas kepercayaan masyarakat bahwa mereka telah

diberi kebebasan untuk berkumpul dan mengungkapkan pendapat serta kapasitas berpartisipasi

secara konstruktif, hanya dengan partisipasi masyarakat merasa memiliki kepercayaan diri untuk

ikut terlibat dan bertanggung jawab dalam pengelolaan pemerintahan.

2. Penegakan hukum. Aturan-aturan hukum dan sistem yang jelas diperlukan untuk

mengatur partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan maupun pengambilan keputusan.

Kepercayaan dapat terbangun apabila ada penegakan hukum yang konsisten dan non

diskriminatif, sebaliknya kepercayaan kepada pemerintah pudar jika hukum tidak dapat

ditegakkan dan hukum bersifat diskriminatif. Hidayat (2011) menyatakan bahwa jaminan

regulasi dalam perundang-undangan Indonesia merupakan pengaturan partisipasi masyarakat

Page 2: Analisis Politik Hukum

yang bersifat makro akan tetapi belum berhasil menjawab substansi partisipasi dalam pen-

ganggaran.

3. Transparansi, berarti masyarakat harus dapat memperoleh informasi secara bebas dan

mudah tentang proses dan pelaksanaan keputusan yang diambil. Menurut Dwiyanto (2011),

adanya informasi tentang berbagai kegiatan pemerintah dapat membangun persepsi positif

masyarakat terhadap pemerintah. Tanpa adanya informasi yang sesuai realitas dan strategi

komunikasi yang baik, kepercayaan masyarakat akan terganggu.

4. Responsif, pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya, tanpa menunggu

mereka menyampaikan keinginan-keinginan mereka, melainkan secara proaktif mempelajari dan

menganalisis kebutuhan-kebutuhan mereka, untuk kemudian melahirkan kebijakan strategis guna

memenuhi kepentingan umum.

5. Kesetaraan dan keadilan, yakni proses pengelolaan pemerintahan harus memberikan

peluang, kesempatan, pelayanan dan treatment yang sama dalam koridor kejujuran dan keadilan.

6. Akuntabilitas, merupakan kewajiban untuk memberikan pertanggung-jawaban atau

menjawab dan menerangkan kinerja atas tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu

organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kemenangan untuk meminta keterangan atau

pertanggungjawaban.

Menurut Dwiyanto (2011), Kepercayaan publik memiliki 3 aspek : kognitif, afeksi, dan

penilaian.

Aspek kognitif, ketika warga memiliki akses informasi yang terbuka terhadap kegiatan

pemerintah dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan, hal ini membentuk cognitive

knowledge yang positif pada masyarakat.

Aspek afeksi menggambarkan hubungan emosional warga dengan pemerintah/pejabat

(emotional attachment). Afeksi meningkat jika hubungan semakin interaktif dan

partisipatif, sehingga warga familiar dengan kegiatan pemerintah.

Aspek penilaian, masyarakat menilai kinerja pemerintah dari perilakunya, yang

mencakup kepedulian terhadap warga, kemampuan mengelola kepentingan warga, dan

komitmen dalam memenuhi janji.

Page 3: Analisis Politik Hukum

Referensi

Dwiyanto, Agus. (2011). Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Hidayat, Arif. (2011). Jurnal Indonesia: Analisis Politik Hukum Partisipasi Masyarakat dalam

Sistem Penganggaran Daerah di Indonesia Pasca Reformasi. Semarang: Jurnal Unnes

Pandecta Vol. 6 No. 1.

Nawawi, Juanda. (2012). Jurnal Indonesia: Membangun Kepercayaan dalam Mewujudkan Good

Governance.