analisis pengendalian internal proses pendapatan …

20
1 Universitas Indonesia ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN PASCA BAYAR PT. XYZ MELALUI STANDARD OPERATING PROCEDURE KEUANGAN Ranita Wijaya Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Program Studi Akuntansi Tubagus Muhamad Yusuf Khudri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Program Studi Akuntansi ABSTRAK: Laporan magang ini membahas aktivitas pengendalian yang telah diterapkan oleh PT. XYZ dalam proses pendapatan pasca bayar. Aktivitas pengendalian dianalisis melalui Standard Operating Procedure (SOP) keuangan PT. XYZ. SOP keuangan telah diperbaharui oleh KAP RSM AAJ melalui penugasan pemutakhiran SOP. Analisis aktivitas pengendalian ini dilakukan pada setiap sub proses pada proses pendapatan pasca bayar. Pelaksanaan operasional keuangan dijalankan sesuai dengan pengendalian internal yang memadai seperti yang didokumentasikan pada SOP. Hasil laporan magang menyimpulkan bahwa proses pendapatan pasca bayar PT. XYZ telah menerapkan bentuk pengendalian berupa verifikasi, rekonsiliasi, otorisasi, tinjauan manajemen puncak, fungsional langsung, pengolahan informasi dan pemisahan tugas. Kata kunci: Aktivitas pengendalian, pendapatan pasca bayar; pengendalian internal; proses pendapatan; standard operating procedure ABSTRACT: This internship report discusses about control activities implemented by PT. XYZ in postpaid revenue process. These control activities are analyzed through PT. XYZ financial standard operating procedure (SOP). Financial SOP have been updated by KAP RSM AAJ. Control activities are analyzed in every sub process of postpaid revenue. Financial operations are implemented in accordance with adequate internal control that have been documented in SOP. The result of this internship report concludes that postpaid revenue process have implemented verification, reconciliation, authorization, top level review, direct functional, information processing, and segregation of duties. Keywords: Control activities, internal control; postpaid revenue; revenue process; standard operating procedure I. PENDAHULUAN Penulis melaksanakan magang di KAP RSM AAJ Associates dan ditempatkan pada divisi white yang menangani risk and internal audit. Selama kegiatan magang berlangsung, diperoleh kesempatan untuk terlibat dalam penugasan terkait evaluasi serta pemutakhiran proses bisnis dan Standard Operational Procedure (SOP) keuangan PT. XYZ. Pemutakhiran SOP ini dilakukan karena PT. XYZ mengalami perubahan struktur organisasi, seperti yang ditetapkan pada keputusan direksi perseroan tanggal 22 Juni 2012. Laporan magang ini berisi laporan kegiatan yang dilakukan selama program magang. Selain itu laporan juga membahas mengenai analisis aktivitas pengendalian internal pada PT. XYZ, khususnya pada proses Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

1 Universitas Indonesia

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN

PASCA BAYAR PT. XYZ MELALUI STANDARD OPERATING

PROCEDURE KEUANGAN

Ranita Wijaya

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Program Studi Akuntansi

Tubagus Muhamad Yusuf Khudri

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Program Studi Akuntansi

ABSTRAK: Laporan magang ini membahas aktivitas pengendalian yang telah diterapkan

oleh PT. XYZ dalam proses pendapatan pasca bayar. Aktivitas pengendalian dianalisis

melalui Standard Operating Procedure (SOP) keuangan PT. XYZ. SOP keuangan telah

diperbaharui oleh KAP RSM AAJ melalui penugasan pemutakhiran SOP. Analisis aktivitas

pengendalian ini dilakukan pada setiap sub proses pada proses pendapatan pasca bayar.

Pelaksanaan operasional keuangan dijalankan sesuai dengan pengendalian internal yang

memadai seperti yang didokumentasikan pada SOP. Hasil laporan magang menyimpulkan

bahwa proses pendapatan pasca bayar PT. XYZ telah menerapkan bentuk pengendalian

berupa verifikasi, rekonsiliasi, otorisasi, tinjauan manajemen puncak, fungsional langsung,

pengolahan informasi dan pemisahan tugas.

Kata kunci: Aktivitas pengendalian, pendapatan pasca bayar; pengendalian internal; proses

pendapatan; standard operating procedure

ABSTRACT: This internship report discusses about control activities implemented by PT.

XYZ in postpaid revenue process. These control activities are analyzed through PT. XYZ

financial standard operating procedure (SOP). Financial SOP have been updated by KAP

RSM AAJ. Control activities are analyzed in every sub process of postpaid revenue. Financial

operations are implemented in accordance with adequate internal control that have been

documented in SOP. The result of this internship report concludes that postpaid revenue

process have implemented verification, reconciliation, authorization, top level review, direct

functional, information processing, and segregation of duties.

Keywords: Control activities, internal control; postpaid revenue; revenue process; standard

operating procedure

I. PENDAHULUAN

Penulis melaksanakan magang di KAP RSM AAJ Associates dan ditempatkan pada

divisi white yang menangani risk and internal audit. Selama kegiatan magang berlangsung,

diperoleh kesempatan untuk terlibat dalam penugasan terkait evaluasi serta pemutakhiran

proses bisnis dan Standard Operational Procedure (SOP) keuangan PT. XYZ. Pemutakhiran

SOP ini dilakukan karena PT. XYZ mengalami perubahan struktur organisasi, seperti yang

ditetapkan pada keputusan direksi perseroan tanggal 22 Juni 2012. Laporan magang ini berisi

laporan kegiatan yang dilakukan selama program magang. Selain itu laporan juga membahas

mengenai analisis aktivitas pengendalian internal pada PT. XYZ, khususnya pada proses

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 2: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

2

Universitas Indonesia

pendapatan pasca bayar. Pengendalian internal dianalisis menggunakan aliran proses yang

tergambar dalam Standard Operating Procedures (SOP) PT. XYZ. Adapun proses

pendapatan pasca bayar PT. XYZ terdiri dari serangkaian sub-proses, yaitu meliputi pasang

baru dan penjualan device, pencatatan Call Data Record (CDR), rating billing dan invoicing,

penerimaan piutang, penyesuaian piutang, write off serta month end.

II. TINJAUAN TEORITIS

Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan tindakan penting untuk membantu manajemen

mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian adalah tindakan yang dilakukan oleh manajemen,

dewan direksi (board) dan pihak lainnya untuk meningkatkan manajemen risiko dan

mencapai tujuan dan sasaran perusahaan (IIA, 2001). Bragg (2006) mendefinisikan

pengendalian sebagai aktivitas pada proses bisnis untuk mencegah atau menemukan gangguan

pada proses. Sedangkan Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission’s (COSO) pada tahun 2011 mendefinisikan pengendalian internal sebagai sebuah

proses yang dilakukan oleh dewan direksi (board), manajemen dan pihak lainnya untuk

memberikan keyakinan memadai terhadap pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan melalui

kegiatan operasional perusahaan yang efektif dan efisien, pelaporan keuangan yang handal

dan kepatuhan terhadap hukum serta peraturan.

Perusahaan memerlukan pengendalian internal untuk memberikan jaminan memadai

terhadap pencapaian tujuan operasional, pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap

peraturan. Pengendalian internal membantu manajemen dan dewan direksi (board) dalam

menentukan apakah arah, kebijakan, prosedur dan tindakan yang telah dirancang sudah

berjalan dan berfungsi dengan baik. Struktur pengendalian internal perusahaan harus

memenuhi beberapa tujuan pengendalian internal untuk mencegah, mendeteksi dan

memperbaiki kesalahan, kelalaian, kecurangan dan penyimpangan dalam mengelola siklus

bisnis perusahaan.

Kerangka Kerja Pengendalian Internal COSO

Pada tahun 1992, COSO memperkenalkan kerangka kerja pengendalian internal yang

dikenal dengan nama Internal Control-Integrated Framework. Kerangka kerja COSO menjadi

dasar prosedur dan kebijakan pengendalian internal. COSO menggunakan model tiga dimensi

untuk menggambarkan sistem pengendalian internal dalam perusahaan. Model dimensional

COSO menggambarkan lima komponen pengendalian internal, yaitu:

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 3: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

3

Universitas Indonesia

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian dibagi menjadi dua, yaitu pengendalian keras (hard) dan

pengendalian lunak (soft). Pengendalian keras meliputi struktur organisasi, wewenang dan

tanggung jawab, kebijakan sumber daya manusia. Sedangkan pengendalian lunak meliputi

etika, komitmen terhadap kompetensi dan gaya operasi manajemen.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko meliputi proses identifikasi dan analisis oleh manajemen terkait dengan

risiko yang relevan dengan pencapaian tujuan perusahaan. Identifikasi risiko dilakukan

dengan menguji faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan. Analisis risiko meliputi

proses penilaian terkait pentingnya risiko, kemungkinan terjadi dan cara mengelola risiko.

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian terdiri dari kebijakan, praktik dan prosedur untuk memastikan

tercapainya tujuan manajemen dan terlaksananya pengelolaan risiko. Bentuk-bentuk

aktivitas pengendalian internal yang direkomendasikan oleh COSO, yaitu:

a. Tinjauan dari Manajemen Puncak (Top Level Review)

Setiap tingkatan manajemen harus meninjau kinerja yang telah dilakukan dan

membandingkan hasilnya dengan acuan yang telah ada, seperti anggaran dan

perhitungan statistik. Manajemen puncak juga meninjau untuk memastikan aktivitas

yang dilakukan bawahan telah dilakukan dengan lengkap dan benar sesuai dengan

kebijakan dan prosedur perusahaan.

b. Fungsional Langsung atau Manajemen Aktivitas (Direct Functional or Activity

Management)

Setiap tingkatan manajemen dan fungsional harus meninjau laporan operasional dari

sistem pengendalian dan melakukan tindakan perbaikan secara tepat. Aktivitas

pengendalian disini berupa proses tindak lanjut yang dilakukan manajemen atas

permasalahan yang dilaporkan dan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan.

c. Pengolahan Informasi (Information Processing)

Sistem teknologi informasi secara internal memeriksa dan melaporkan pengecualian

yang berhubungan dengan pengendalian internal. Atas pengecualian tersebut,

dilakukan tindakan perbaikan, baik secara otomatis oleh sistem, oleh personil

operasional maupun oleh manajemen. Informasi yang terdapat pada dokumen

maupun data pada komputer diolah, disimpan dan dicatat secara memadai.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 4: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

4

Universitas Indonesia

d. Pengendalian Fisik (Physical Control)

Salah satu bentuk pengendalian fisik dapat berupa perhitungan fisik persediaan,

perlengkapan dan aset lainnya secara periodik. Pengendalian dapat berupa

pembatasan akses terhadap aset fisik dan diperlukan otorisasi untuk penggunaan aset

yang dimiliki perusahaan.

e. Indikator Kinerja (Performance Indicators)

Aktivitas pengendalian terhadap operasional dan keuangan dapat dilakukan dengan

cara menghubungkan serangkaian data operasional maupun data keuangan.

Manajemen juga dapat menganalisis indikator-indikator tersebut dan melihat adanya

kecenderungan yang tidak biasa dan dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan.

Kemudian dilakukan analisis, pemeriksaan dan dilakukannya tindakan perbaikan.

f. Pemisahan Tugas (Segregation of Duties)

Romney, et al (2009) mengemukakan bahwa pemisahan tugas terkait akuntansi

membedakan fungsi otorisasi, fungsi pencatatan dan fungsi pelaksana (custody).

Pemisahan fungsi otorisasi dengan fungsi pencatatan dapat mencegah pekerja

memalsukan catatan untuk menutupi transaksi yang tidak diotorisasi. Pemisahan

fungsi pencatatan dengan fungsi pelaksana dapat mencegah pekerja memalsukan

catatan untuk menutupi pencurian terhadap aset yang menjadi tanggungjawabnya.

Sedangkan pemisahan fungsi pelaksana dengan fungsi otorisasi dapat mencegah

terjadinya otorisasi terhadap transaksi yang tidak akurat atau tidak nyata terjadi.

4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dan komunikasi mendukung komponen pengendalian lainnya. Tanggungjawab

terhadap pengendalian dikomunikasikan kepada pekerja. Selain itu tersedia pula berbagai

informasi yang dapat membantu pekerja melaksanakan tugasnya maupun manajemen

dalam mengambil keputusan.

5. Pengawasan (Monitoring)

Proses pengawasan dilakukan untuk menjamin komponen pengendalian internal telah

berjalan dengan efektif. Ketika dalam pengawasan ditemukan kekurangan pada komponen

pengendalian internal, maka manajemen dapat segera melakukan evaluasi dan perbaikan

yang diperlukan.

Aktivitas pengendalian internal harus diterapkan pada seluruh unit operasional dan

memenuhi tiga tujuan pengendalian internal, yaitu efektivitas operasional, kehandalan laporan

keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 5: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

5

Universitas Indonesia

Sistem Informasi Akuntansi pada Siklus Pendapatan

Romney, et al (2009) mendefinisikan siklus pendapatan sebagai serangkaian aktivitas

bisnis dan informasi yang berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan

serta pengumpulan kas atas penjualan tersebut. Salah satu fungsi dasar sistem informasi

akuntansi pada siklus pendapatan adalah menyediakan pengendalian untuk memastikan

kehandalan data dan keamanan aset perusahaan. Siklus pendapatan dibagi menjadi empat

aktivitas bisnis mendasar, yang meliputi pencatatan pesanan pembelian, pengiriman,

penagihan dan pengumpulan kas.

Pengendalian Dasar pada Pesanan, Kredit, Pengiriman dan Penagihan

Pesanan pembelian dari pelanggan akan diproses menjadi pesanan penjualan, yang

akan menjadi dokumen dasar untuk persetujuan kredit, pengiriman dan penagihan.

Pengendalian pada proses ini bertujuan untuk memastikan pesanan pembelian pelanggan telah

akurat diproses menjadi pesanan penjualan dan pesanan tersebut sesuai dengan kebijakan

pemberian kredit perusahaan. Bragg (2006) mengemukakan beberapa pengendalian dasar

yang dapat diterapkan pada pesanan, kredit, pengiriman dan penagihan penjualan, yaitu:

1. Melakukan verifikasi terhadap pembeli dan harga pesanan

2. Membandingkan pesanan penjualan dengan pesanan pembelian

3. Meninjau kredit dan faktur penjualan

4. Adanya persetujuan pada pesanan penjualan

5. Membandingkan jumlah pesanan dengan jumlah yang dikirimkan

6. Pemisahan tugas untuk fungsi penagihan dan penerimaan kas

Bragg (2006) mengemukakan bahwa beberapa kebijakan pada pesanan, kredit,

pengiriman dan penagihan dapat mendukung pelaksanaan pengendalian. Kebijakan terkait

pesanan dimaksudkan untuk menghindari pesanan palsu dan memastikan pesanan akurat.

Kebijakan terkait pemberian kredit dimaksud untuk menyediakan struktur kredit pelanggan.

Kebijakan terkait pengiriman dimaksudkan untuk menghindari pengiriman barang yang tidak

diotorisasi oleh departemen kredit. Sedangkan kebijakan pada penagihan terkait dengan

pembuatan faktur dan praktik pengakuan pendapatan terhadap penagihan. Kebijakan ini dapat

berupa kebijakan perusahaan terkait dengan keberadaan pelanggan baru, harga produk,

potongan harga, kredit pelanggan, pengiriman pesanan dan pembuatan faktur.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 6: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

6

Universitas Indonesia

III. PROFIL PERUSAHAAN

Profil KAP RSM AAJ Associates

KAP RSM AAJ merupakan salah satu kantor akuntan publik di Indonesia yang telah

berdiri sejak 1985. KAP RSM AAJ merupakan anggota dari RSM Internasional. KAP RSM

AAJ menjadi perusahaan penyedia jasa praktik akuntansi dan audit terbesar kelima di

Indonesia. KAP RSM AAJ memiliki visi untuk menjadi mitra yang tepat bagi para pemangku

kepentingan. Visi ini dicapai dengan misi KAP RSM AAJ untuk memberikan jasa profesional

berkelas dunia.

KAP RSM AAJ menyediakan beberapa bidang jasa dalam praktik akuntansi dan audit.

Bidang jasa yang ditawarkan meliputi: audit and assurance, risk and internal audit, IFRS,

Tax and Corporate Services dan Transaction Support and Capital Market. KAP RSM AAJ

dipimpin oleh Board of Partners, yang merupakan struktur tertinggi dalam Board of

Management. Board of Partners dipimpin oleh Chief Executive Partner (CEP). Board of

Partners memiliki peran dan tanggungjawab untuk membangun tujuan umum, sasaran dan

strategi perusahaan, mengarahkan sumber daya untuk pencapaian tujuan perusahaan, serta

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana dan program perusahaan. KAP RSM

AAJ memiliki delapan divisi, yang terdiri dari divisi Blue, Green, Red, Tosca, White, Orange,

Purple dan Brown. Divisi tersebut menjadi unit operasional KAP RSM AAJ yang

menawarkan sebuah jasa tertentu.

Profil PT. XYZ

PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa

telekomunikasi selular dengan teknologi GSM dan 3G. PT. XYZ berdiri sejak tahun 1995 dan

telah menjadi pelopor berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia. Visi PT. XYZ

adalah “To be the best and leading mobile lifestyle and solutions provider in the region”.

Sedangkan misi PT. XYZ adalah “To deliver mobile lifestyle services and solutions in an

excellent way that exceeds customers’ expectations, and create value for all stakeholders and

the economic development of the nation”.

Produk PT. XYZ terdiri dari produk paska bayar (Kartu A) dan prabayar (Kartu B dan

Kartu C). Berbagai layanan dan produk ditawarkan untuk memfasilitasi gaya dan kualitas

hidup pelanggan. Beberapa layanan yang ditawarkan PT. XYZ meliputi:

a. Layanan dasar, meliputi Short Message Service (SMS), Multimedia Messaging Service

(MMS), General Packet Radio Service (GPRS), Call Forwading dan Video Call.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 7: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

7

Universitas Indonesia

b. Layanan content dan musik digital, meliputi Langit Musik, mobile content dan nada

sambung.

c. Layanan mobile banking, merupakan layanan yang memungkinkan pelanggan melakukan

berbagai transaksi perbankan melalui ponsel.

d. Layanan mobile advertising, merupakan layanan untuk melakukan promosi dan

mengiklankan produk milik pelanggan.

IV. PEMBAHASAN

Proses Pengembangan SOP PT. XYZ

Dokumentasi yang baik pada proses bisnis dan SOP diperlukan untuk mendukung

kegiatan operasional dan pengendalian internal. Siklus pengembangan SOP PT. XYZ terdiri

dari empat pendekatan utama, yaitu:

1. Riset dan Analisis: SOP yang ada saat ini ditinjau kembali, kemudian dilakukan

walkthrough atas SOP tersebut. Pada tahap ini pula, dilakukan pemetaan dan analisis

pengendalian internal yang diterapkan oleh PT. XYZ.

2. Penyusunan dan Pengkomunikasian: Dilakukan identifikasi terhadap kelemahan desain

pengendalian internal yang terdapat pada SOP PT. XYZ. Kemudian dilakukan perbaikan

terhadap prosedur pengendalian internal pada setiap siklus keuangan PT. XYZ. SOP yang

telah dikembangkan kemudian dikomunikasikan kepada manajemen dan BPO terkait.

3. Pemeriksaan Implementasi Prosedur: Dilakukan tinjauan kembali untuk mengetahui

efektivitas dari penerapan pengendalian internal yang telah dirancang dan

diimplementasikan.

4. Pelaporan dan Perbaikan: Hasil tinjauan terhadap penerapan pengendalian internal

kemudian dilaporkan kepada manajemen. Hasil tinjauan yang dilaporkan ini akan

digunakan oleh manajemen untuk melakukan proses perbaikan selanjutnya.

RSM AAJ menggunakan tiga tahapan dalam melaksanakan penugasannya, yang

terdiri dari:

1. Inisiasi Proyek

RSM AAJ melakukan perencanaan dan memperoleh pemahaman awal mengenai PT.

XYZ. Selain itu dibentuk pula tim pelaksana dari RSM AAJ yang bertanggungjawab

terhadap pelaksanaan proyek penugasan PT. XYZ. Pada tahap ini pula, dilakukan

mobilisasi tim RSM AAJ dan brainstorming. Sedangkan PT. XYZ berperan untuk

membentuk tim counterpart yang bertugas membantu tim RSM AAJ selama pelaksanaan

proyek.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 8: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

8

Universitas Indonesia

2. Pekerjaan Lapangan

Masing-masing anggota tim RSM AAJ bertanggungjawab terhadap proses dan sub proses

SOP yang berbeda-beda. Pada tahap pekerjaan lapangan ini, setiap anggota tim

diharuskan memahami proses pada SOP keuangan yang menjadi tanggungjawabnya.

Kemudian dilakukan walkthrough atas proses bisnis tersebut kepada BPO terkait. Hasil

walkthrough dan setiap perubahan aktivitas bisnis didokumentasikan. Kemudian

berdasarkan informasi dan konfirmasi yang diterima melalui walkthrough, SOP keuangan

diperbaharui dan disesuaikan dengan proses bisnis yang terjadi saat ini. SOP keuangan

yang telah diperbaharui kemudian ditinjau kembali oleh manajer senior di tim RSM AAJ.

3. Pelaporan

Pada tahap pelaporan, dilakukan analisis lanjutan atas SOP keuangan yang telah disusun

dan dibahas bersama pihak counterpart. Pihak counterpart dapat memberikan masukan

dan tanggapan atas usulan perubahan SOP keuangan. Selanjutnya dilakukan proses

finalisasi SOP keuangan dengan meminta tandatangan BPO sebagai bukti persetujuan atas

perubahan aktivitas pada SOP keuangan terkait. SOP yang telah ditandatangani oleh

seluruh BPO terkait kemudian diserahkan kepada pihak counterpart.

Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Pasang Baru dan Penjualan Device

SOP keuangan sub proses pasang baru dan penjualan device mencakup pasang baru

Kartu A, kartu ganti, features dan penjualan device. Pasang baru Kartu A merupakan proses

penjualan kartu perdana dari produk Kartu A, termasuk penambahan dan migrasi kontak.

Sedangkan penjualan device merupakan transaksi penjualan secara bundling, yang terdiri dari

perangkat komunikasi bersama satu atau lebih layanan pelanggan.

Proses pasang baru diawali dengan penjualan kartu perdana Kartu A, baik melalui

pameran maupun melalui walk-in. Pelanggan yang membeli kartu perdana Kartu A, harus

mengisi identitas pelanggan pada Formulir Berlangganan Kartu A (FBKA). Kemudian staf

layanan pelanggan akan melakukan verifikasi terhadap data pelanggan dan permintaan

layanan. Transaksi penjualan dan pembayaran dicatat dalam sistem paradise. Aktivitas

dilanjutkan dengan melakukan aktivasi Kartu A, kartu ganti maupun features. Staf kasir

kemudian membuat laporan harian atas seluruh transaksi, yang terdiri dari laporan harian

kasir serta laporan penjualan. Bagian Finance and Administration menerima dan memeriksa

kesesuaian laporan dengan uang tunai dan menyetorkannya ke rekening bank PT. XYZ.

Bagian Cash Management Area / Regional akan menerima laporan dan melakukan

rekonsiliasi.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 9: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

9

Universitas Indonesia

Sedangkan proses penjualan device diawali dengan penerimaan pesanan pembelian

pelanggan individu melalui formulir aplikasi berlangganan, sedangkan pelanggan perusahaan

melalui berita acara kesepakatan (BAK) atau perjanjian kerjasama (PKS). Staf departemen

Operational Support akan menyiapkan device, mencatat transaksi pada sistem paradise dan

membuat berita acara serah terima (BAST). Departemen Strategic Account Management

(SAM) menyerahkan kwitansi dan device kepada pelanggan serta BAST untuk ditandatangani

oleh pelanggan. Berdasarkan formulir aplikasi berlangganan, BAK, PKS dan BAST, data

pelanggan dimasukkan ke dalam sistem OCS dan HLR melalui COOKIES. BAST kemudian

dicatat pada laporan penjualan.

Aktivitas pengendalian telah diterapkan dengan baik pada proses pasang baru dan

penjualan device. Fungsi pelaksana dilakukan oleh departemen Shop Metro / Branch,

departemen Direct Sales dan departemen SAM. Sedangkan fungsi pencatatan dilakukan oleh

departemen Treasury Area, departemen Finance Regional dan departemen Operational

Support. Dalam satu departemen, pemisahan tugas juga diterapkan. Staf melakukan aktivitas

terkait dengan fungsi pelaksana dan pencatatan, sedangkan fungsi otorisasi dilakukan oleh

kepala bagian dan kepala departemen.

Aktivitas pengendalian berupa tinjauan dari manajemen puncak dan fungsional

langsung juga telah diterapkan. Kinerja staf ditinjau oleh kepala bagian, dan kinerja kepala

bagian ditinjau oleh kepala departemen. Apabila terjadi ketidaksesuaian, dilakukan tindakan

perbaikan baik oleh staf maupun kepala bagian.

Aktivitas pengendalian terkait pengolahan informasi telah dilakukan. Pelanggan

mengisi data dan informasi pada formulir berlangganan. Kasir juga membuat laporan harian

yang berisi informasi penjualan harian dan pembayaran pelanggan. Setiap transaksi penjualan

dicatat pada sistem. Departemen terkait yang memerlukan data penjualan dan pembayaran

dapat mengunduh data pada sistem tersebut. Informasi yang menjadi input akan diolah,

diproses dan dilaporkan kepada kepala departemen bersangkutan maupun departemen

lainnya.

Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Pencatatan Call Data Record

SOP keuangan sub proses pencatatan call data record (CDR) mencakup pencatatan

CDR untuk layanan prabayar maupun pasca bayar yang ditawarkan PT. XYZ kepada

pelanggan. Berdasarkan SOP keuangan PT. XYZ, CDR adalah catatan komputer yang

dihasilkan oleh pusat telepon dan berisi rincian panggilan yang melewatinya. Proses

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 10: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

10

Universitas Indonesia

pencatatan CDR sebagian besar dilakukan secara otomatis oleh aplikasi, maka perlu adanya

aktivitas pengendalian oleh manusia untuk memastikan sistem telah berjalan dengan baik.

Proses pencatatan diawali dengan penerimaan permintaan layanan pelanggan secara

otomatis pada sistem HLR. Kemudian kartu SIM pelanggan akan diidentifikasi beserta jenis

layanan yang diminta. Jenis layanan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu circuit switch

dan packet switch. Circuit switch adalah koneksi berupa sirkuit yang menggunakan sistem

MSC dan MSS, yang meliputi suara, SMS, RBT, langit musik, SMS banking dan SMS

content. Sedangkan packet switch adalah layanan berupa paket data, yang meliputi GPRS,

MMS dan internet. Permintaan pelanggan secara otomatis diteruskan ke sistem SMSC

maupun GGSN. Kemudian sistem SMSC dan GGSN mengirimkan informasi pengaktifan ke

sistem layanan terkait. Selanjutnya, sistem I-Charming pada departemen RCM secara

otomatis melakukan routing dan membentuk CDR.

Aktivitas pengendalian pada proses pencatatan CDR berupa pemisahan tugas. Fungsi

dan tugas dipisahkan berdasarkan jenis layanan. Setiap departemen terkait dengan teknologi

informasi mengelola satu atau lebih sistem aplikasi yang berbeda. Kinerja sistem diawasi oleh

staf untuk memastikan proses berjalan dengan baik. Namun, peran manajemen puncak, seperti

kepala bagian maupun kepala departemen kurang terlihat pada SOP. Aktivitas pengendalian

berupa fungsional langsung, terkait dengan tindak lanjut atas permasalahan yang timbul,

sebagian besar dilakukan oleh sistem secara otomatis. Begitu pula terkait dengan pengolahan

informasi yang dilakukan secara otomatis oleh sistem. Aktivitas Pengendalian fisik telah

dilakukan berupa pembatasan akses terhadap sistem. Satu departemen bertanggungjawab pada

satu atau lebih sistem.

Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Rating, Billing dan Invoicing

SOP keuangan sub proses rating, billing dan invoicing (RBI) mencakup proses

rating terhadap data CDR dan pembentukkan billing dan invoicing. Data CDR yang telah

dihasilkan pada proses pencatatan CDR akan diunggah ke dalam sistem OCS. Kemudian

departemen RCM melakukan proses rating data CDR dan pembentukan data billing secara

otomatis. Berdasarkan dokumen hasil validasi billing, departemen BCM mengirimkan

notifikasi bahwa data billing telah dapat diakses kepada departemen terkait lainnya. Data

billing akan diunggah ke sistem IFS dan GL module dan dilanjutkan dengan posting jurnal

terkait billing pada GL module.

Aktivitas pengendalian dasar telah dilakukan pada proses RBI. Departemen Rating

and Charging Management (RCM) bertanggungjawab terhadap rating data CDR pada OCS

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 11: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

11

Universitas Indonesia

yang menjadi dasar pembuatan data billing oleh departemen Billing and Customer

Management (BCM). Data billing divalidasi oleh departemen Billing Assurance. Departemen

Financial System Operation and Maintenance (FSOM) mengunggah data billing ke sistem

IFS dan GL module. Permasalahan pada proses unggah ditindaklanjuti oleh departemen ERP

Management. Perubahan setting pada pada IFS harus mendapatkan persetujuan dari

departemen Revenue, Expense and Reporting Cycle. Sedangkan departemen Postpaid and

Other Revenue Accounting bertanggungjawab terhadap proses posting jurnal pada GL

module.

Kinerja staf akan ditinjau kembali oleh kepala bagian maupun kepala departemen.

Aktivitas pengendalian berupa fungsional langsung juga telah diterapkan. Ketidaksesuaian

data maupun laporan yang dihasilkan akan dikonfirmasi kepada staf maupun departemen

lainnya yang terkait untuk dilakukan tindakan perbaikan. Aktivitas pengendalian terkait

pengolahan informasi telah dilakukan. Informasi berupa data CDR diperoleh melalui sistem

dan akan diproses oleh departemen BCM untuk menghasilkan data billing. Data billing ini

diunggah ke dalam sistem IFS dan GL Module untuk proses penagihan. Data operasional

yang terdapat pada data CDR menjadi dasar pembentukkan data billing yang merupakan data

keuangan.

Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Penerimaan Piutang Kartu A

SOP keuangan sub proses penerimaan piutang Kartu A merupakan SOP lanjutan dari

SOP keuangan sub proses rating, billing dan invoicing. Proses penerimaan piutang dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu penerimaan melalui bank host to host (H2H), penerimaan melalui

bank non H2H, dan penerimaan melalui kasir atau call center. Proses penerimaan merupakan

proses terkait rekonsiliasi antara data piutang dengan data pembayaran pelanggan. Pada

penerimaan melalui bank H2H, file laporan piutang direkonsiliasi dengan log pembayaran dan

data collection H2H berupa laporan CTS. Pada penerimaan melalui bank H2H, file laporan

piutang dari sistem OCS direkonsiliasi dengan log pembayaran dari sistem P-gate. Sedangkan

penerimaan melalui kasir atau call center, laporan piutang dari sistem OCS direkonsiliasi

dengan laporan perincian piutang dari sistem COOKIES. Laporan rekonsiliasi yang

dihasilkan akan diproses lebih lanjut pada proses month end.

Aktivitas pengendalian pada proses penerimaan piutang telah diterapkan dengan baik.

Setiap dokumen yang diterima ditinjau terlebih dahulu untuk memastikan kesesuaiannya.

Pemisahan tugas juga diterapkan dalam proses menerima piutang. Pihak yang mengelola data

tagihan dilakukan oleh departemen BCM, penerimaan piutang dilakukan melalui bank

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 12: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

12

Universitas Indonesia

maupun kasir, dan rekonsiliasi untuk memastikan kesesuaian data penerimaan piutang

dilakukan oleh departemen Fraud and Monitoring Assurance (FMCA) dan departemen Cash

Collection Control. Peninjauan kembali oleh manajemen puncak serta fungsional langsung

juga diterapkan dalam SOP penerimaan piutang. Aktivitas pengolahan informasi diawali

dengan menerima data pembayaran atas piutang pelanggan dan mengunduh data terkait

billing pada sistem. Informasi pembayaran dan data tagihan akan direkonsiliasi dan

dilaporkan pada laporan rekonsiliasi untuk dilanjutkan pada proses month end.

Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Penyesuaian Piutang Kartu A

SOP keuangan sub proses penyesuaian piutang Kartu A mencakup proses

penyesuaian piutang kartu A baik yang bersifat individu maupun masal. Penyesuaian piutang

Kartu A meliputi proses penyesuaian terkait dengan adjustment, cancel payment, refund, dan

termination. Penyesuaian piutang dilakukan berdasarkan pengaduan yang disampaikan

pelanggan kepada layanan pelanggan (customer service) di area, toko atau cabang PT. XYZ.

Nota dinas permintaan eksekusi dari area diterima oleh staf FMCA. Permintaan eksekusi yang

diajukan diverifikasi kewajarannya, dengan membandingkan rincian data pada nota dinas dari

regional dengan log OCS dari departemen BCM. Apabila usulan disetujui, dibuat nota dinas

eksekusi penyesuaian piutang sebagai dasar pelaksanaan eksekusi di sistem OCS. Setelah

piutang disesuaikan, dibuat laporan penutup yang akan diproses lebih lanjut pada proses

month end.

Terlihat adanya pemisahan tugas yang jelas pada proses penyesuaian piutang.

Departemen FMCA bertanggungjawab terhadap otorisasi eksekusi penyesuaian piutang dan

pembuatan laporan penutup. Sedangkan pelaksana eksekusi penyesuaian piutang dilakukan

oleh departemen BCM. Permintaan eksekusi juga diperoleh dari kantor regional yang akan

ditinjau kembali kewajaran dan kelayakan eksekusi oleh departemen FMCA.

Pengendalian berupa aktivitas peninjauan dari manajemen puncak dan fungsional

langsung juga telah dilakukan. Kepala bagian meninjau kembali hasil kinerja staf maupun

dokumen yang disiapkan. Terkait dengan pengolahan informasi, penyesuaian piutang diawali

dari informasi pengaduan pelanggan yang akan diproses oleh kantor area. Kantor area

kemudian menyampaikan permintaan eksekusi ke kantor pusat melalui nota dinas. Setiap

aktivitas yang dilakukan terkait dengan penyesuaian piutang didokumentasi secara memadai

melalui pembuatan berita acara eksekusi penyesuaian piutang dan laporan penutup.

Sedangkan aktivitas terkait dengan pengendalian fisik, telah diterapkan melalui pembatasan

akses terhadap data billing.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 13: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

13

Universitas Indonesia

Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Write off

SOP keuangan sub proses write off mencakup proses penyisihan piutang dan

penghapusan piutang Kartu A. Proses penyisihan diawali dengan menentukan piutang yang

memiliki kemungkinan write off. Berdasarkan data tersebut, setiap bulan dibuat laporan aging

dan saldo piutang kartu A. Berdasarkan laporan ini, dilakukan perhitungan penyisihan

piutang. Kemudian dibuat kertas kerja penyisihan piutang dan memo jurnal entry. Jurnal

penyisihan piutang dimasukkan ke sistem GL Module.

Berdasarkan prosedur penyisihan piutang pada SOP keuangan PT. XYZ, terlihat

adanya pemisahan tugas yang jelas antar departemen yang terlibat dalam proses ini.

Departemen FMCA berwenang menentukan pelanggan yang berpotensi dilakukan write off,

namun proses write off dan penentuan nominal penyisihan dilakukan oleh departemen

Postpaid and Other Revenue Accounting. Hal ini dapat mencegah terjadinya kecurangan

dalam proses penyisihan piutang Kartu A. Selain itu terdapat pula aktivitas pengendalian

berupa peninjauan dari manajemen puncak. Aktivitas pengendalian berupa fungsional

langsung juga telah diterapkan. Ketidaksesuaian pada laporan aging dan printscreen jurnal

akan dikonfirmasikan kepada staf untuk diperbaiki dan dibuat kembali. Sedangkan aktivitas

terkait pengolahan informasi, data piutang diperoleh melalui sistem dan akan ditentukan

piutang yang berpotensi untuk dilakukan write off. Data ini menjadi dasar pembuatan laporan

aging yang akan digunakan untuk perhitungan penyesuaian dan pembuatan jurnal.

Sedangkan proses penghapusan piutang diawali dengan menentukan tunggakan

yang tergolong akan dihapuskan berdasarkan umur piutang. Lalu dibuat nota dinas data

pengajuan write off yang berisi rekapitulasi pengajuan write off yang dikirimkan ke kantor

regional untuk ditindaklanjuti. Staf FMCA menerima nota dinas usulan penghapusan piutang

beserta daftar usulan dari kantor regional. Kemudian berdasarkan daftar usulan tersebut,

kepala bagian membuat draft keputusan direksi (KD) terkait dengan penghapusan piutang.

Draft yang telah ditandatangani akan disahkan menjadi keputusan direksi perihal

penghapusan piutang pelanggan Kartu A. Kemudian, dibuat nota dinas permintaan eksekusi

penghapusan piutang dan mengirimkannya kepada departemen BCM beserta KD yang terkait

dan daftar pelanggan yang akan dihapusbukukan. Departemen BCM menjalankan perintah

untuk melakukan penghapusan piutang di sistem OCS. Departemen FMCA kemudian

membuat berita acara rekonsiliasi data write off yang berisi ringkasan piutang yang berhasil

dieksekusi. Selanjutnya dilakukan posting jurnal penghapusan piutang pada GL module.

Pembagian tugas sebagai bentuk pengendalian dilaksanakan pada proses penghapusan

piutang Kartu A. Departemen FMCA bertanggungjawab menentukan usulan piutang yang

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 14: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

14

Universitas Indonesia

akan dihapusbukukan. Departemen BCM melakukan eksekusi piutang berdasarkan nota dinas

yang telah disetujui oleh dewan direksi. Sedangkan departemen Postpaid and Other Revenue

Accounting melakukan posting jurnal pada sistem GL module. Setiap aktivitas dan dokumen

yang dibuat oleh staf ditinjau kembali keakuratan dan kelengkapannya oleh kepala bagian dan

kepala departemen bersangkutan. Ketidaksesuaian data pada dokumen, diinformasikan

kepada staf maupun departemen lainnya untuk dianalisis dan diperbaiki.

Terkait dengan aktivitas pengendalian berupa pengolahan informasi, data piutang

diperoleh melalui AR Module. Kemudian dibuat nota dinas yang dikirimkan ke regional.

Regional akan mengirimkan informasi daftar usulan piutang yang akan dihapus. Aliran

informasi terjadi antara kantor regional dan kantor pusat. Daftar usulan yang diserahkan oleh

kantor regional mendukung proses penghapusan piutang yang dilakukan oleh kantor pusat.

Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Month End

SOP keuangan sub proses month end mencakup proses penutupan di akhir bulan

terkait dengan pendapatan pasca bayar. Proses month end merupakan lanjutan dari proses

penerimaan piutang, penyesuaian piutang dan write off. Departemen FSOM menerima laporan

rekonsiliasi, berita acara dan dokumen lainnya dari departemen FMCA. Data rekonsiliasi

diunggah ke dalam sistem IFS dan GL module. Atas rekonsiliasi dan penyesuaian piutang,

staf Departemen Postpaid and Other Revenue Accounting akan membuat kertas kerja

rekonsiliasi, membuat jurnal koreksi dan mencetak printscreen jurnal koreksi. Kertas kerja

rekonsiliasi dan printscreen jurnal ditinjau kembali dan ditangatangani oleh kepala

departemen. Selanjutnya kepala departemen akan melakukan posting jurnal terkait.

Departemen Postpaid and Other Revenue Accounting juga melakukan pengujian saldo

piutang pada GL module dan memeriksa kesesuaian data pada rekening koran dengan data

saldo pada GL module. Kemudian dibuat dokumen penutup, yang terdiri dari laporan

penyisihan piutang, laporan allowance, laporan mutasi piutang dan rekonsiliasi bank sebagai

dokumen pendukung proses penutupan. Dokumen penutup ini kemudian ditandatangani oelh

kepala departemen dan diserahkan kepada departemen Financial Reporting sebagai dasar

proses pelaporan penutupan, yang pelaksanaanya dilanjutkan pada SOP reporting sub proses

month end closing.

Aktivitas pengendalian berupa pemisahan tugas dilakukan dalam proses month end.

Rekonsiliasi dilakukan oleh departemen FMCA dan Cash Collection Control. Data

rekonsiliasi diunggah ke dalam sistem IFS dan GL module oleh departemen FSOM.

Departemen Revenue Expense and Reporting Cycle berwenang memberikan persetujuan atas

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 15: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

15

Universitas Indonesia

perubahan setting pada IFS. Departemen ERP Management bertanggungjawab

menindaklanjuti ketidaksesuaian yang atas hasil unggah pada GL module. Sedangkan

pembuatan jurnal atas transaksi penerimaan, penyesuaian dan rekonsiliasi dilakukan oleh

departemen Postpaid and Other Revenue Accounting.

Setiap dokumen yang dibuat oleh staf akan ditinjau kembali oleh kepala bagian atau

kepala departemen sebelum diberikan persetujuan. Begitu pula dengan dokumen yang

diserahkan oleh satu departemen ke departemen lainnya. Aktivitas fungsional langsung telah

diterapkan. Aktivitas terkait dengan pengolahan informasi telah dilakukan. Aliran informasi

terjadi tidak hanya antar departemen, tetapi juga antara kantor pusat dan regional.

Analisis Aktivitas Pengendalian Proses Pendapatan Pasca Bayar PT.XYZ

Untuk menjaga keseragamam pelaksanaan prosedur dan proses operasional keuangan,

diperlukan adanya dokumentasi Standard Operating Procedure (SOP) keuangan. Dengan

SOP, pelaksanaan operasional keuangan dapat dijalankan sesuai dengan pengendalian internal

yang memadai. Aktivitas pengendalian diterapkan melalui kebijakan dan prosedur yang

terdapat pada SOP. Aktivitas pengendalian yang diterapkan dapat berupa tindakan

pencegahan, pendeteksian maupun perbaikan. Beberapa bentuk aktivitas yang terdapat pada

SOP keuangan proses pendapatan pasca bayar adalah sebagai berikut:

1. Verifikasi

Pada setiap SOP sub proses pendapatan pasca bayar, aktivitas pengendalian berupa

verifikasi sudah diterapkan, baik oleh staf, kepala bagian maupun kepala departemen.

Verifikasi dilakukan pada tahap sebagai berikut:

a. Verifikasi permintaan pembelian pelanggan dan data pelanggan pada formulir

berlangganan, BAK,dan PKS. Verifikasi juga dilakukan terhadap riwayat transaksi

pembeli terkait dengan adanya tunggakan.

b. Kepala bagian dan kepala departemen melakukan verifikasi atas laporan transaksi,

laporan rekonsiliasi, laporan penutup, BAST, Berita acara penanganan, berita acara

validasi, kertas kerja, data billing, nota dinas, dan laporan lainnya yang dibuat oleh

staf maupun oleh departemen lain.

c. Membandingkan kesesuaian data sebelum proses dengan data setelah proses

dilakukan, seperti pada proses penarikan, pemindahan, rating, unggah, dan eksekusi.

d. Memverifikasi data yang diterima dari departemen lainnya sebelum ditindaklanjuti.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 16: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

16

Universitas Indonesia

2. Rekonsiliasi

Rekonsiliasi pada proses pendapatan pasca bayar dilakukan pada proses penerimaan

piutang, penyesuaian piutang, write off dan month end. Proses rekonsiliasi dilakukan

terhadap data berikut, yaitu:

a. Rekonsiliasi penerimaan kas pada laporan harian kasir dengan rekening koran.

b. Rekonsiliasi penerimaan piutang antara laporan CTS dengan laporan piutang

perusahaan dan bank H2H dengan data pada sistem OCS.

c. Rekonsiliasi penerimaan piutang non H2H antara data pada sistem OCS dengan data

pada P-gate.

3. Otorisasi dan persetujuan

Otorisasi pada proses pendapatan pasca bayar dilakukan oleh manajemen puncak, seperti

kepala bagian dan kepala departemen. Otorisasi oleh tingkatan manajemen puncak seperti

kepala divisi, kepala grup maupun direktur dilakukan pada kondisi tertentu, misalnya

transaksi dengan nilai nominal yang sangat besar dan melewati batas otorisasi kepala

departemen. Otorisasi diberikan setelah manajemen melakukan verifikasi terlebih dahulu

terhadap suatu transaksi. Otorisasi pada proses pendapatan pasca bayar dilakukan terkait

aktivitas sebagai berikut:

a. Melakukan validasi atas formulir aplikasi berlangganan pelanggan, BAK dan PKS

terkait penjualan device.

b. Kepala departemen menandatangani laporan transaksi, laporan rekonsiliasi, Laporan

penjualan, laporan penutup, BAST, berita acara penanganan CDR, hasil validasi, nota

dinas, keputusan direksi dan laporan lainnya sebagai bukti persetujuan dan

pengesahan transaksi.

c. Menyetujui usulan permintaan eksekusi, usulan penghapusan piutang, dan printscreen

jurnal.

4. Tinjauan manajemen puncak

Kinerja staf dan dokumen yang dibuat ditinjau kembali oleh kepala bagian. Kinerja dan

dokumen yang telah ditinjau oleh kepala bagian diverifikasi kembali oleh kepala

departemen. Dengan adanya tingkatan proses peninjauan ini, risiko kesalahan pada kinerja

dan dokumen yang dihasilkan dapat diminimalisir. Setiap dokumen yang diserahkan oleh

suatu departemen ke departemen lainnya, selalu ditinjau kembali kelengkapan dan

keakuratannya sebelum ditindaklanjuti oleh departemen bersangkutan. Tinjauan juga

dilakukan terhadap operasional sistem untuk memastikan sistem berjalan dengan baik.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 17: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

17

Universitas Indonesia

5. Fungsional langsung dan aktivitas manajemen

Ketidaksesuaian yang terjadi setelah dilakukan proses peninjauan, segera ditindaklanjuti.

Ketidaksesuaian dikonfirmasi, penyebab ketidaksesuaian dianalisis dan diperbaiki.

Ketidaksesuaian yang tidak dapat diperbaiki akan diinformasikan dan didokumentasikan

pada berita acara dan dijadikan sebagai referensi pembelajaran untuk masa mendatang,

sehingga tidak terjadi lagi kesalahan yang sama. Contohnya adalah pembuatan berita

acara data reject CDR ketika data reject pada proses RBI tidak dapat diperbaiki lagi.

6. Pemisahan tugas

Aktivitas pengendalian berupa pemisahan tugas telah dilakukan pada seluruh SOP sub

proses pendapatan pasca bayar. Pemisahan tugas tidak hanya dilakukan antar departemen,

tetapi juga pada dilakukan secara internal departemen bersangkutan. Fungsi pelaksana,

fungsi pencatatan dan fungsi otorisasi dilakukan oleh departemen yang berbeda. Setiap

departemen, khususnya pada bagian teknologi informasi, bertugas mengelola satu atau

lebih sistem aplikasi berbeda. Pada satu departemen, pemisahan tugas terjadi antara staf,

kepala bagian dan kepala departemen.

7. Pengolahan informasi

Informasi yang terkait dengan pendapatan pasca bayar telah dikelola dengan baik.

Informasi didokumentasikan pada formulir berlangganan, BAK, PKS, laporan, berita

acara dan dokumen lainnya yang dihasilkan pada proses pendapatan pasca bayar.

Informasi diunggah ke dalam sistem dan dapat diunduh oleh departemen lain yang

berwenang melalui sistem tersebut. Aliran informasi juga terjadi tidak hanya pada satu

departemen, antar departemen, tetapi juga antara kantor pusat dan kantor area atau

regional.

Dengan diterapkannya aktivitas pengendalian tersebut, tujuan pengendalian internal

dapat dicapai. Seluruh transaksi diotorisasi secara memadai dan dicatat dengan akurat.

Pengendalian internal pada proses pendapatan pasca bayar PT. XYZ sudah memadai.

Aktivitas pengendalian yang diterapkan pada SOP keuangan dapat mengatasi risiko-risiko

yang dihadapi perusahaan. Namun, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dianalisis

terkait aktivitas pengendalian proses pendapatan pasca bayar, yaitu:

1. PT. XYZ tidak menerapkan pembatasan akses terkait dengan data dan informasi pada

SOP keuangan PT. XYZ. Staf dapat mengakses data pelanggan maupun data piutang

pelanggan.

2. PT. XYZ tidak menerapkan aktivitas pengendalian terhadap fisik dokumen pada SOP

keuangan proses pendapatan pasca bayar. Berdasarkan SOP keuangan, dokumen-

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 18: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

18

Universitas Indonesia

dokumen yang dibuat tidak dijelaskan akan disimpan dalam bentuk apa dan bagaimana

penanganannya. Pada SOP keuangan proses pendapatan pasca bayar, hanya menjelaskan

aliran dokumen yang keluar ke departemen lain. Namun, SOP keuangan ini tidak

menjelaskan bentuk penyimpanan dokumen yang tidak dikirimkan ke departemen lainnya

atau dokumen yang seharusnya diarsipkan. SOP keuangan ini juga tidak menjelaskan

prosedur pemusnahan dokumen yang tidak diperlukan lagi.

3. SOP keuangan PT. XYZ tidak menetapkan pengaturan atas waktu terhadap suatu

transaksi. SOP keuangan tidak menjelaskan batas waktu suatu transaksi harus selesai

dilakukan dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu transaksi.

4. Aktivitas peninjauan oleh manajemen puncak yang terlalu panjang dapat menyebabkan

proses pendapatan pasca bayar menjadi tidak efisien karena proses menjadi cenderung

lama.

5. Pada SOP pendapatan pasca bayar, terdapat aktivitas yang saling bertentangan dan

diletakkan pada satu simbol proses yang sama. Aktivitas tersebut meliputi tindakan

review dan persetujuan, memeriksa dan melakukan validasi serta memeriksa dan

menyetujui. Tindakan memeriksa tidak selalu diikuti dengan tindakan persetujuan.

Apabila tidak sesuai, maka tindakan validasi dan persetujuan tersebut tidak dapat

dilakukan. Karenanya, sebaiknya kedua aktivitas tersebut dipisahkan simbol prosesnya.

V. KESIMPULAN

SOP keuangan proses pendapatan pasca bayar, mengatur pelaksanaan aktivitas

keuangan yang dilakukan oleh PT. XYZ terkait dengan pendapatan melalui layanan pasca

bayar Kartu A. Bentuk – bentuk aktivitas pengendalian telah diterapkan pada proses

pendapatan pasca bayar. Aktivitas pengendalian berupa verifikasi, rekonsiliasi, otorisasi,

tinjauan manajemen puncak, fungsional langsung, pengolahan informasi dan pemisahan tugas

telah dilakukan pada seluruh SOP proses pendapatan pasca bayar.

Melalui penerapan aktivitas pengendalian ini, PT. XYZ dapat mencapai tujuan dari

pengendalian internal, yaitu kelengkapan (completeness), keakuratan (accuracy) dan

kevalidan (validity). Namun, terdapat beberapa kelemahan dalam pengendalian yang

diterapkan pada SOP keuangan PT.XYZ, yaitu terkait akses data dan informasi, pengendalian

terhadap fisik dokumen dan pengaturan waktu. Selain itu, bentuk aktivitas peninjauan yang

terlalu panjang dapat menurunkan efisiensi proses.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 19: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

19

Universitas Indonesia

VI. SARAN

Saran untuk PT. XYZ

Berdasarkan pengalaman yang diperoleh penulis selama melaksanakan pekerjaan

lapangan di PT. XYZ, terdapat beberapa saran yang dapat penulis berikan, yaitu:

a. Sebaiknya PT. XYZ menambah bentuk aktivitas pengendalian yang diperlukan seperti

yang direkomendasikan oleh COSO pada SOP proses pendapatan pasca bayar. SOP

keuangan proses pendapatan pasca bayar juga sebaiknya dilengkapi dengan aktivitas

pengendalian terkait pembatasan akses oleh staf, penanganan fisik dokumen, dan

pengaturan waktu.

b. Sebaiknya SOP keuangan dikomunikasikan dan dikirimkan kepada setiap BPO.

c. Sebaiknya pihak counterpart menginformasikan maksud dan tujuan pelaksanaan

penugasan KAP terlebih dahulu kepada BPO.

d. Sebaiknya BPO lebih konsisten dalam menyampaikan informasi.

e. Sebaiknya pihak klien menyediakan fasilitas print dan fotokopi kepada pihak auditor

untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari kinerja auditor.

Saran untuk KAP RSM AAJ

Berdasarkan pengalaman magang selama 3 bulan di KAP RSM AAJ, beberapa saran

yang dapat penulis berikan yaitu:

a. Sebaiknya KAP RSM AAJ khususnya divisi White mengadakan pelatihan yang berbentuk

praktikal, tidak hanya yang berbentuk teoritikal kepada mahasiswa yang melaksanakan

program magang.

b. Sebaiknya peserta magang diberikan fasilitas pendukung yang memadai.

c. Sebaiknya KAP RSM AAJ menambah ketersediaan mesin print dan fotokopi, untuk

mendukung kinerja auditor lebih efektif dan efisien.

DAFTAR REFERENSI

Bragg, M. Steven. (2006). Accounting Control Best Practice. New Jersey: John Wiley &

Sons.

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. (2011). Internal

Control- Integrated Framework - Draft for Information Only.

Http://www.rsm.aajassociates.com (4 Oktober 2012)

Moeller, Robert. (2009). Brink’s Modern Internal Audit: A Common Body of Knowledge.

New Jersey: John Wiley & Sons.

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013

Page 20: ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN …

20

Universitas Indonesia

PT. XYZ. (2011). PT. XYZ 2011 Annual Report.

PT. XYZ. (2011). Standard Operating Procedures (SOP) Keuangan Proses Revenue

Romney, et al .(2009). Accounting Information System (11th

edition). New Jersey: Pearson

Prentice Hall.

RSM AAJ Associates. (2012). Employee Handbook Version 12.01.

RSM AAJ Associates. (2012). Proposal Teknis Jasa Konsultasi Pembuatan dan Dokumentasi

Proses Bisnis dan SOP Keuangan PT. XYZ.

Sawyer, Lawrence B., et al. (2003). Sawyer’s Internal Audit. Florida: The Institute of Internal

Auditors.

Website PT. XYZ. (27 September 2012)

Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013