analisis pengaruh supply dan demand valas … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan....

42
1 Kesimpulan, pendapat, dan pandangan yang disampaikan oleh penulis dalam paper ini merupakan kesimpulan, pendapat dan pandangan penulis dan bukan merupakan kesimpulan, pendapat dan pandangan resmi Bank Indonesia. WORKING PAPER ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH Piter Abdullah Bayront Yudit Rumondor Anggita Cinditya Mutiara Kusuma WP/2/2016 2016 Kesimpulan, pendapat, dan pandangan yang disampaikan oleh penulis dalam paper ini merupakan kesimpulan, pendapat dan pandangan penulis dan bukan merupakan kesimpulan, pendapat dan pandangan resmi Bank Indonesia.

Upload: dinhminh

Post on 03-Jun-2018

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

1

Kesimpulan, pendapat , dan pandangan yang disampaikan o leh penulis dalam paper

ini merupakan kes impulan, pendapat dan pandangan penul is dan bukan merupakan

kes impulan, pendapat dan pandangan resmi Bank Indones ia .

WORKING PAPER

ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS

TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH

Piter Abdullah

Bayront Yudit Rumondor

Anggita Cinditya Mutiara Kusuma

WP/2/2016

2016

Kesimpulan, pendapat , dan pandangan yang d isampaikan o leh penulis da lam paper in i

merupakan kes impulan, pendapat dan pandangan penul is dan bukan merupakan

kes impulan, pendapat dan pandangan resmi Bank Indones ia .

Page 2: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

2

ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS

TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH

Piter Abdullah, Bayront Yudit Rumondor,

Anggita Cinditya Mutiara 1

Abstrak

Data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan salah satu indikator penting yang

digunakan untuk menganalisis kinerja perekonomian suatu negara. Data NPI dapat digunakan

untuk menganalisis transaksi ekonomi yang terjadi antara penduduk dan bukan penduduk,

termasuk di dalamnya menganalisis supply dan demand valas dalam kaitannya dengan

pergerakan nilai tukar rupiah. Dalam perkembangannya, selain memelihara NPI yang

menggunakan pencatatan secara accrual basis, Bank Indonesia juga mengembangkan

pendekatan statistik supply demand NPI secara cash basis.

Sebagaimana data NPI, data NPI cash basis juga memiliki karakteristik yang kompleks

dan spesifik sehingga diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasikan data tersebut. Aliran

dana valas yang tercatat pada NPI cash basis merupakan supply dan demand valas potensial

dan diperkirakan memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Namun, tidak semua supply

demand valas potensial ini akan menjadi supply demand valas efektif, yaitu aliran dana yang

dikonversikan pada pasar valas domestik.

Penelitian ini menjelaskan komponen NPI cash basis yang merupakan supply demand

valas potensial, serta menganalisis kriteria supply demand valas yang mempengaruhi nilai tukar

rupiah. Selain itu, penelitian ini juga mencoba menjelaskan selisih antara supply dan demand

valas potensial dan efektif sebagai indikator ekspektasi terhadap nilai tukar rupiah.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel supply dan demand valas efektif secara signifikan

mempengaruhi nilai tukar rupiah, sedangkan supply dan demand valas potensial tidak terbukti

signifikan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. Selain itu, selisih antara supply dan

demand valas potensial dan efektif, atau supplydemand gap, juga terbukti signifikan dalam

mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Key word : error correction model, foreign exchange, supply demand, rupiah, balance of

payment

JEL Classification:C20, F31

1Peneliti Ekonomi Senior dan Peneliti Ekonomi di Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM), Bank

Indonesia. Pandangan dalam paper ini merupakan pandangan penulis dan tidak semata-mata merefleksikan

pandangan DKEM atau Bank Indonesia.E-mail:[email protected], [email protected], [email protected], dan

[email protected].

Page 3: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

3

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dalam kapasitas sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal,

yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung

dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap

mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sedangkan

aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain tercermin dari

pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. Simorangkir dan Suseno (2004) menjelaskan

bahwa nilai tukar mata uang adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang

domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik, terhadap mata uang asing.

Dalam sistem nilai tukar tetap, mata uang lokal ditetapkan secara tetap terhadap mata uang

asing. Sementara itu, dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar atau kurs dapat

berubah setiap saat, tergantung pada jumlah penawaran dan permintaan valuta asing relatif

terhadap mata uang domestik.

Sugeng et al. (2010) memaparkan bahwa secara teoritis interaksi antara permintaan dan

penawaran valas (supply dan demand valas) akan membentuk harga yang dalam hal ini adalah

nilai tukar rupiah. Supply dan demand valas tercermin pada sebagian transaksi yang tercatat di

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Permintaan valas terutama berasal dari kebutuhan impor

BBM. Di sisi lain, penawaran valas mengandalkan penerimaan ekspor dan capital inflows.

Meskipun begitu, data NPI yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tidak sepenuhnya

mewakilialiran supply dan demand valas ke dalam pasar valas domestik. Bank Indonesia

kemudian mengembangkan NPI cash basis untuk dapat lebih menjelaskan aliran dana valas,

tetapi data yang tercatat di dalamnya juga belum menggambarkan supply dan demand valas

secara riil. Hal itu disebabkan tidak semua transaksi yang tercatat di NPI dan NPI cash basis

dilanjutkan dengan transaksi penjualan atau pembelian valas di pasar atau dengan kata lain

menjadi supply dan demand valas secara efektif. Oleh karena itu, sebagian transaksi yang

terjadi dalam NPI merupakan sumber dari supply dan demand valas potensial. Selanjutnya,

supply dand emand valas potensial itu tercatat pada data NPI cash basis yang digunakan secara

terbatas di internal Bank Indonesia.

Tingginya volatilitas nilai tukar rupiah selama ini diperkirakan berasal dari banyaknya

supplydan demand valas potensial yang belum ditransaksikan pada pasar valas domestik, atau

tidak menjadi supply dan demand valas efektif. Dengan demikian, dibutuhkan analisis secara

komprehensif terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah yang

Page 4: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

4

berasal dari supply dan demand valas, baik yang tercermin secara potensial di NPI cash basis

maupun secara efektif pada pasar valas domestik. Gambar 1 menunjukkan bahwa tingginya

aliran dana valas masuk yang tercatat pada financial account NPI tidak selalu mencerminkan

penguatan rupiah, seperti yang terjadi pada tahun 2013-2014.

Gambar 1.Pergerakan Nilai Tukar Rupiah dan Transaksi Keuangan NPI

I.2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya, terdapat

beberapa pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kriteria supply dan demand valas yang mempengaruhi nilai tukar

rupiah?

2. Apa sajakah komponen NPI dan NPI cash basis yang merupakan potensial supply dan

demand valas di pasar valas domestik?

3. Bagaimanakah selisih antara supply dan demand valas potensial dan efektif (supply

demand gap) dapat menjelaskan pergerakan atau ekspektasi terhadap nilai tukar

rupiah?

4. Bagaimanakah implikasi kebijakan yang dapat diambil Bank Indonesia atau pemerintah

dalam menyikapi karakteristik data NPI dan NPI cash basis serta hubungannya dengan

nilai tukar rupiah?

Page 5: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

5

I.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan pertanyaan penelitian di atas, tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan kriteria supply dan demand valas yang mempengaruhi nilai tukar rupiah

di pasar valas domestik.

2. Mendefinisikan komponen NPI dan NPI cash basis yang merupakan supply dan

demand valas potensial di Indonesia.

3. Menganalisis selisih antara supply dan demand valas potensial dan efektif (supply

demand gap) dalam menjelaskan pergerakan atauekspektasi terhadap nilai tukar

rupiah.

4. Mengidentifikasi policy options bagi pihak otoritas dalam merespons kondisi

perekonomian terkini terkait nilai tukar rupiah.

I.4. Sistematika Pembahasan

Dalam mengidentifikasi supply dan demand valas potensial dan efektif di dalam

perekonomian, alur pikir yang digunakan dapat dijelaskan melalui Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Alur Pikir Penelitian

NPI

Export Capital Inflows

Capital Outflows

Import Income(deviden,

remittance)

Portfolio OthersFDI Bayar Bunga

Bayar Pokok

Potensial Supply Potensial Demand

Pasar Valas Domestik

Efektif Supply Efektif Demand

Nilai Tukar

Transaksi

Data NPI

> * < *

* diperkirakan

Supply Demand Valas Potensial:- Nostro - Cadangan Devisa - OCA

Data NPI Cash Basis

> * < *

Page 6: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

6

Sementara untuk menganalisis pengaruh dari selisih antara supply dan demand valas

potensial dan efektif terhadap nilai tukar rupiah di Indonesia, alur pikir model yang digunakan

adalah sebagai berikut.

Gambar 3.Alur Pikir Model

Penelitian ini dibagi ke dalam lima bagian. Bagian pertama merupakan pendahuluan

penelitian yang berisikan latar belakang serta pertanyaan dan tujuan penelitian. Bagian kedua

membahas studi literatur dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan terkait supply dan

demand valas. Bagian ketiga menjabarkan metodologi penelitian dan data yang digunakan.

Bagian keempat memaparkan hasil temuan penelitian, baik hasil analisis deskriptif maupun hasil

estimasi menggunakan model Error Correction Model (ECM). Sementara itu, bagian kelima

berisikan simpulan dan rekomendasi kebijakan.

Efektif Supply/Demand

Potensial –Efektif Supply/Demand (Supply

Demand Gap)

Potensial Supply/Demand

Neraca Pembayaran Indonesia

Nilai Tukar

Faktor Lainnya

Page 7: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

7

II. STUDI LITERATUR

II.1. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia

Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia memiliki satu tujuan tunggal yang

diatur dalam UU No. 3 Tahun 2004, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Kestabilan nilai rupiah mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap

barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Sejak tahun 2005, Bank

Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama

kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang

mengambang (free floating). Berdasarkan situs resmi Bank Indonesia, dijelaskan pula bahwa

peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem

keuangan. Oleh karena itu, Bank Indonesia menjalankan kebijakan nilai tukar untuk

mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, tidak untuk mengarahkan nilai tukar pada

level tertentu.

Simorangkir dan Suseno (2004) menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar

suatu negara mempunyai evolusi yang panjang dalam sejarah sistem moneter internasional.

Pada awal sistem moneter internasional modern pada abad ke-19, beberapa negara

menggunakan sistem nilai tukar tetap dengan mengacu pada standar emas (Gold Standard).

Sistem itu mengalami pasang surut sampai akhirnya muncul sistem nilai tukar dengan mengacu

pada kesepakatan Bretton Woods yang bertahan hingga tahun 1970-an. Setelah periode

tersebut, setiap negara diberikan kebebasan untuk menentukan sistem nilai tukar yang

digunakan.

Berdasarkan perkembangan terakhir, terdapat kecenderungan negara-negara di dunia

menggunakan sistem nilai tukar mengambang. Namun, masih terdapat beberapa negara yang

menggunakan sistem nilai tukar tetap ataupun variatif dari sistem nilai tukar mengambang

dengan sistem nilai tukar tetap. Corden (2002) mengklasifikasikan sistem nilai tukar di dunia ke

dalam tiga kelompok, yaitu (i) sistem nilai tukar tetap murni (absolutely fixed rate regime), (ii)

sistem nilai tukar mengambang murni (pure floating regime), dan (iii) sistem nilai tukar tetap

tetapi dapat disesuaikan (Fixed but Adjustable Rate/FBAR), sebagaimana dapat dilihat pada

Gambar 4 berikut.

Page 8: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

8

Sumber: Corden (2002)

Gambar 4. Sistem Nilai Tukar

Goeltom dan Zulverdi (1998) memaparkan bahwa sejak tahun 1970, Indonesia telah

menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Nilai Tukar Tetap (1970-1978)

Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 1964, Indonesia menganut sistem nilai tukar tetap dengan

kurs resmi Rp250,00 per 1 USD (sebelumnya Rp45 per 1 USD), sementara kurs mata uang

lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap USD di bursa valas Jakarta dan di

pasar internasional. Meskipun begitu, disadari bahwa nilai tukar yang overvalued dapat

mengurangi daya saing produk-produk ekspor di pasar internasional. Oleh karena itu, pada

periode tersebut pemerintah melakukan devaluasi sebanyak 3 kali, yaitu pada 17 April 1970

dengan kurs sebesar Rp378,00 per 1 USD, kemudian pada 23 Agustus 1971 dengan kurs

sebesar Rp415,00 per 1 USD dan pada tanggal 15 November 1978 dengan kurs sebesar

Rp625,00 per 1 USD.

2. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (1978-1997)

Pada sistem ini nilai tukar rupiah diambangkan terhadap sekeranjang mata uang (basket of

currencies) negara-negara mitra dagang utama Indonesia. Kebijakan itu diimplementasikan

bersamaan dengan dilakukannya devaluasi rupiah pada tahun 1978. Untuk menjaga

kestabilan nilai tukar rupiah, pemerintah melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi

batas atas atau batas bawah dari spread.

3. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas (sejak 14 Agustus 1997)

Sejak pertengahan Juli 1997, nilai tukar rupiah mengalami tekanan-tekanan yang

menyebabkan makin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD, seiring dengan currency

Page 9: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

9

turmoil yang melanda Thailand yang dengan segera menyebar ke Indonesia dan negara

ASEAN sehubungan dengan karakteristik perekonomian yang mempunyai kemiripan. Dalam

rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang akibat makin meningkatnya

tekanan depresiasi, yaitu rupiah menembus Rp2.650,00 per 1 USD sejak awal Agustus

1997, pemerintah memutuskan untuk menghapus rentang intervensi dan menganut sistem

nilai tukar mengambang bebas (flexible exchange rate) pada tanggal 14 Agustus 1997.

II.2. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar

Di dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar atau kurs dapat berubah-ubah

setiap saat. Berdasarkan teori Purchasing Power Parity (PPP) yang dikemukakan oleh Dornbusch

(1985) disebutkan bahwa perubahan level harga relatif antara dua negara akan mempengaruhi

pergerakan nilai tukar. Namun, Obstfeld dan Rogoff (2000) mengemukakan kesulitan dalam

mengestimasi volatilitas nilai tukar. Semua model yang menggunakan fundamental ekonomi

seperti tingkat suku bunga, output dan money supply tidak sepenuhnya mampu menjelaskan

pergerakan nilai tukar. Hal tersebut dianggap exchange rate disconnect puzzle

dengan menyebutkan bahwa beberapa studi terkini yang meneliti hubungan antara tingkat

bunga dan nilai tukar seringkali menemukan hasil yang berbeda-beda (conflicting). Engel (2014)

menjelaskan bahwa nilai tukar suatu negara merupakan harga dari mata uang asing dalam unit

mata uang domestik, sehingga kenaikan nilai tukar merupakan depresiasi bagi mata uang

domestik. Sementara itu, Simorangkir dan Suseno (2004) menjelaskan bahwa setiap perubahan

dalam penawaran dan permintaan dari suatu mata uang akan mempengaruhi nilai tukar mata

uang yang bersangkutan. Dalam hal permintaan terhadap valas relatif terhadap mata uang

domestik meningkat, nilai mata uang domestik akan terdepresiasi. Sebaliknya, jika permintaan

terhadap valas menurun, nilai mata uang domestik akan terapresiasi. Sementara itu, jika

penawaran valas meningkat relatif terhadap mata uang domestik, nilai tukar mata uang

domestik akan terapresiasi. Sebaliknya jika penawaran valas menurun relatif terhadap mata

uang domestik, maka nilai tukar mata uang domestik akan terdepresiasi.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, terdapat tiga faktor utama yang

dapat mempengaruhi permintaan valas, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Pembayaran Impor

Makin tinggi impor barang dan jasa, makin besar permintaan terhadap valas sehingga

nilai tukar mata uang domestik akan cenderung terdepresiasi. Sebaliknya, jika impor

menurun, permintaan valas menurun sehingga mendorong apresiasi nilai tukarmata

uang domestik2.

2Dengan asumsi faktor-faktor lainnya tidak berubah (ceteris paribus). Asumsi ini juga berlaku untuk aliran modal

keluar/masuk dan ekspor.

Page 10: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

10

2. Faktor Aliran Modal Keluar (Capital Outflow)

Makin besar aliran modal keluar, makin besar permintaan valas yang selanjutnya

mendorong depresiasi nilai tukarmata uang domestik. Aliran modal keluar meliputi

pembayaran utang penduduk Indonesia (baik swasta maupun pemerintah) kepada

pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.

3. Kegiatan Spekulasi

Makin banyak kegiatan spekulasi valas yang dilakukan oleh spekulan3, makin besar

permintaan terhadap valas sehingga mendorong depresiasi mata uangdomestik

terhadap mata uang asing.

Sementara itu, penawaran valas dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu sebagai

berikut:

1. Faktor Penerimaan Hasil Ekspor

Makin besar volume penerimaan ekspor barang dan jasa, makin besar jumlah valas

yang dimiliki oleh suatu negara dan selanjutnya nilai tukar mata uang domestik

terhadap mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi. Namun, jika ekspor

menurun, jumlah valas yang dimiliki makin menurun sehingga nilai tukar mata uang

domestik juga cenderung mengalami depresiasi.

2. Faktor Aliran Modal Masuk (Capital Inflow)

Makin besar aliran modal masuk, nilai tukar mata uang domestik akan cenderung

makin menguat. Aliran modal masuk tersebut dapat berupa penerimaan utang luar

negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing (Portfolio Investment) atau

investasi langsung pihak asing (Foreign Direct Investment).

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar domestik dapat dilihat pada Gambar 5

berikut.

3Spekulan valuta asing adalah pelaku di pasar valas yang bertujuan mendapatkan keuntungan dari melemahnya

nilai tukar.

Page 11: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

11

Sumber: Simorangkir dan Suseno (2004)

Gambar 5.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Domestik

II.3. Permintaan dan Penawaran Valuta Asing

Pasar valas, sebagaimana pasar pada umumnya, memiliki dua kekuatan utama yang

saling berinteraksi, yaitu permintaan dan penawaran. Sebagaimana teori permintaan dan

penawaran, Nugroho et al. (2014) menjelaskan bahwa nilai tukar dalam sistem nilai tukar

mengambang akan ditentukan oleh interaksi antara supply dan demand. Permintaan adalah

sejumlah barang atau jasa yang bersedia dibeli oleh konsumen pada berbagai level harga makin

tinggi harganya akan makin sedikit barang atau jasa yang dapat dibeli oleh konsumen.

Sebaliknya, penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang bersedia dijual oleh produsen atau

pedagang kepada konsumen pada berbagai level harga. Berbeda dengan sisi permintaan,

jumlah barang atau jasa yang ditawarkan penjual berbanding lurus dengan harganya: makin

tinggi harga, makin banyak barang yang ditawarkan oleh penjual barang. Pertemuan antara

permintaan dan penawaran barang yang diikuti pertukaran atau transaksi perdagangan adalah

yang dikenal dengan pasar.

Pasar berada dalam kondisi ekuilibrium, yaitu apabila interaksi antara sisi permintaan

dan sisi penawaran menghasilkan satu harga keseimbangan pada kuantitas permintaan dan

penawaran tertentu. Dalam konteks pasar valas, komoditi yang diperdagangkan adalah mata

uang asing dan harganya adalah nilai tukar. Sebagaimana di pasar lainnya, excess demand atau

berlebihnya permintaan terhadap mata uang asing mengakibatkan harga mata uang asing

tersebut naik sehingga rupiah terdepresiasi. Sebaliknya, excess supply atau berlebihnya pasokan

Page 12: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

12

mata uang asing menjadikan harga mata uang asing tersebut turun sehingga rupiah

terapresiasi.

Dalam penelitian ini, permintaan dan penawaran valas di dalam pasar valas domestik

merupakan penawaran dan permintaan efektif, yaitu permintaan dan penawaran yang telah

terealisasikan dalam bentuk konversi valas. Sebagaimana kajian yang telah dilakukan oleh

Sugeng et al. (2010), penawaran atau permintaan valas dibedakan dari sudut pandang bank

sebagai pasar valas berdasarkan aliran valas yang terjadi akibat transaksi valas yang dilakukan

oleh bank.

Penawaran valas efektif adalah aliran valas masuk ke pasar. Hal itu direpresentasikan

oleh transaksi beli valas (jual rupiah) oleh bank, yaitu bank menerima valas dari counterparty

dan sebagai lawan transaksinya, bank menyerahkan rupiah kepada counterparty dengan jumlah

yang ekuivalen.

Sebaliknya, permintaan valas efektif adalah aliran valas keluar dari pasar. Hal itu

direpresentasikan oleh transaksi jual valas (beli rupiah) oleh bank yaitu bank menerima rupiah

dari counterparty dan sebagai lawan transaksinya, bank menyerahkan valas kepada

counterparty dengan jumlah yang ekuivalen.

Berdasarkan pelakunya, supply dan demand valas dapat didefinisikan sebagai

penawaran dan permintaan valas dari seluruh kegiatan transaksi antara residen dan non residen

dengan perbankan. Akumulasi dari seluruh transaksi beli dan jual valas oleh seluruh bank akan

menunjukkan posisi bank sebagai net beli valas (transaksi beli lebih besar jika dibandingkan

dengan transaksi jual) atau net jual valas (transaksi jual lebih besar jika dibandingkan dengan

transaksi beli). Kondisi netjual dapat dipersamakan dengan excess demanddari pelaku pasar,

sedangkan kondisi netbeli dapat dipersamakan dengan excess supply dari pelaku pasar.

II.4. Penelitian Terdahulu terkait Supply dan Demand Valas

Sugeng et al. (2010) melakukan penelitian terhadap interaksi antara supplydan demand

valas dan pengaruhnya terhadap nilai tukar rupiah. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

interaksi antara permintaan dan penawaran valas secara signifikan mempengaruhi nilai tukar

rupiah, serta pengaruh permintaan dan penawaran valas dari pelaku luar negeri lebih dominan

jika dibandingkan dari pelaku dalam negeri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dampak

pergerakan nilai tukar terhadap perekonomian hanya terjadi dalam jangka pendek, yaitu

pergerakan nilai tukar rupiah secara signifikan mempengaruhi impor dengan depresiasi rupiah

memiliki dampak lebih besar daripada apresiasi rupiah.

Kajian nilai tukar rupiah dengan pendekatan permintaan dan penawaran juga dilakukan

oleh Husman (2005). Penelitian itu menggunakan model komposit (hybrid) yang memadukan

beberapa pendekatan determinasi nilai tukar yang sudah sering digunakan dalam literatur. Hasil

Page 13: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

13

penelitian menunjukkan bahwa variabel permintaan dan penawaran valas berpengaruh

signifikan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Selain itu, hasil estimasi dalam kajian tersebut

menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak akan menyebabkan depresiasi nilai tukar rupiah

dan bahwa faktor risiko merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pergerakan nilai

tukar rupiah.

Penelitian terdahulu terkait nilai tukar juga seringkali dilakukan, meskipun tidak secara

spesifik membahas supplydan demand valas.Salah satunya adalah Kandil (2009) yang

melakukan kajian terkait fluktuasi nilai tukar dan neraca pembayaran dengan mengidentifikasi

saluran interaksinya di negara maju dan berkembang. Data yang digunakan mencakup 21

negara berkembang dan 25 negara maju selama periode 1971-2000. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa di negara berkembang, dampak fluktuasi nilai tukar terhadap daya saing

ekspor masih terbatas. Hal itu menunjukkan bahwa permintaan ekspor di negara berkembang

bersifat inelastis, yaitu depresiasi nilai tukar tidak menstimulus peningkatan permintaan dan

nilai ekspor.

Selain itu, Sercu dan Uppal (1998) dalam penelitiannya menganalisis dampak volatilitas

nilai tukar terhadap volume perdagangan antar negara dengan menggunakan pendekatan

General Equilibrium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara volume

perdagangan dan volatilitas nilai tukar dapat negatif atau positif bergantung pada sumber

terjadinya volatilitas nilai tukar. Model yang digunakan dalam penelitian ini memberikan

penjelasan bahwa tidak ada bukti kuat bahwa volatilitas nilai tukar dan volume perdagangan

internasional memiliki hubungan negatif seperti yang diyakini selama ini. Di sisi lain, Nawatmi

(2012) juga melalukan estimasi pengaruh volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

terhadap perdagangan internasional, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang di

Indonesia. Dengan menggunakan metode ARCH dan GARCH, ditemukan bahwa volatilitas nilai

tukar dipengaruhi oleh volatilitas nilai tukar saat ini dan sebelumnnya, serta nilai tukar rupiah

terhadap dolar AS memiliki persistent volatile.

Page 14: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

14

III. METODOLOGI

III.1. Alur Pikir dan Model

Penelitian ini akan menggunakan dua pendekatan untuk menjelaskan pengaruh dari

supply dan demand valas terhadap nilai tukar rupiah. Pendekatan pertama adalah analisis

deskriptif yang akan menjelaskan perkembangan pasar valas di Indonesia, menggambarkan

data supply dan demand valas efektif dan potensial, serta menjelaskan komponen NPI cash

basisyang diklasifikasikan sebagaisupplydan demand valas potensial. Untuk mendukung

penjelasan mengenai konsep supply dan demand valas efektif dan potensial, digunakan

pendekatan kedua dalam yaitu digunakan model komposit untuk penentuan nilai tukar rupiah

nominal. Model komposit yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝑠𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1(𝑝 − 𝑝∗)𝑡 + 𝛽2(𝑖 − 𝑖∗)𝑡 + 𝛽3𝑝𝑜𝑖𝑙𝑡 + 𝛽4𝑡𝑜𝑡𝑡 + 𝛽5𝑟𝑖𝑠𝑘𝑡 + 𝛽6(𝑝𝑜𝑡 − 𝑒𝑓𝑓)𝑡

+ 𝛽7𝑒𝑓𝑓𝑡 + 𝛽8𝑝𝑜𝑡𝑡 + 𝑢𝑡

(1)

Dimana 𝑠 adalah nilai tukar nominal USD/IDR (nilai rupiah terhadap 1 USD), variabel 𝑝 − 𝑝∗

merupakan price differential, 𝑖 − 𝑖∗ merupakan nominal interest rate differential, poil

merupakan harga minyak internasional, 𝑡𝑜𝑡 merupakan term of trade, 𝑟𝑖𝑠𝑘 merupakan risiko

default negara menggunakan credit default swap (CDS), 𝑝𝑜𝑡 − 𝑒𝑓𝑓 dihitung dari selisih supply

dan demand valas potensial dikurangi supply demand valas efektif (atau disebut sebagai supply

demand gap), 𝑒𝑓𝑓 merupakan supply dan demand valas efektif di pasar valas domestik yang

dibedakan menjadi supplydan demand valas efektif dari luar negeri dan dalam negeri, dan 𝑝𝑜𝑡

merupakan supply dan demand valas potensial.

Model komposit yang dibangun dalam penelitian ini merupakan sistem persamaan

linear yang diadaptasi dari penelitian Husman (2005) yang menggunakan model komposit

dalam penentuan nilai tukar rupiah nominal.

𝑠𝑡 = 𝛽0 + (𝑝 − 𝑝∗) + 𝛽1(𝑖 − 𝑖∗)𝑡 + 𝛽2𝑠𝑑𝑣𝑡 + 𝛽3𝑡𝑜𝑡𝑡 + 𝛽4𝑝𝑜𝑖𝑙𝑡 + 𝛽5𝑟𝑖𝑠𝑘𝑡 + 𝑢𝑡 (2)

Variabel 𝑠𝑑𝑣 yang digunakan dalam Husman (2005) merupakan rasio antara supply-

demand valas dari luar negeri yang menggambarkan transaksi valas antara bank domestik dan

nasabah luar negeri. Model komposit itu menggabungkan beberapa pendekatan determinasi

nilai tukar yang didalamnya menggunakan variabel-variabel makro seperti suku bunga dan

variabel-variabel mikro seperti supply dan demand valas.

Kerangka model yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 15: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

15

Gambar 6.Kerangka Model Supplydan DemandValas

III.2. Metodologi

Nugroho et al. (2014) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pasar valuta asing

dengan mata uang asing sebagai komoditas yang diperdagangkan dan nilai tukar sebagai harga

mata uang asing yang dinilai dengan mata uang domestik juga mengikuti teori permintaan dan

penawaran valas. Secara teoritis kenaikan harga dolar AS terhadap rupiah (depresiasi rupiah)

akan menurunkan permintaan dolar AS, tetapi meningkatkan penawarannya, demikian juga

sebaliknya. Hal itu dapat ditunjukkan melalui persamaan-persamaan berikut:

Persamaan penawaran valas:

𝑄𝑡𝑆 = 𝑎0 + 𝑎1𝑆𝑡 + 𝑎2𝑋𝑖𝑡 + 𝑢𝑡 (3)

Persamaan permintaan valas:

𝑄𝑡𝐷 = 𝑏0 + 𝑏1𝑆𝑡 + 𝑏2𝑋𝑖𝑡 + 𝑣𝑡 + (4)

Pada persamaan (3) dan (4), 𝑄𝑡𝑆 dan 𝑄𝑡

𝐷 adalah pasokan dan permintaan valas, 𝑆𝑡 adalah

nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sedangkan 𝑋𝑖𝑡 adalah variable determinan lain.

Keseimbangan pasar tercapai pada harga keseimbangan 𝑆𝑡 dan pada kondisi 𝑄𝑡𝑆=𝑄𝑡

𝐷.

Namun, dalam pasar valas dimana bank berfungsi sebagai market maker, permintaan dan

penawaran valas yang dihadapi bank tidak selalu sama. Ekses permintaan atau pasokan

tersebut akan diserap oleh bank. Untuk menekan ekses tersebut bank dapat mengubah kurs

jual/beli yang ditawarkan ke nasabahnya. Dengan kondisi tersebut, keseimbangan pasar valas

perbankan dapat direpresentasikan melalui persamaan berikut:

𝑄𝑡𝑆 − 𝑄𝑡

𝐷 = 𝑎0 − 𝑏0 + (𝑎1 + 𝑏1)𝑆𝑡 + (𝑎1 + 𝑏1)𝑋𝑖 + 𝑢𝑡 + 𝑣𝑡 (5)

Dengan mengisolasi 𝑆𝑡 diperoleh persamaan:

Efektif Supply/Demand

Potensial –Efektif Supply/Demand (Supply

Demand Gap)

Potensial Supply/Demand

Neraca Pembayaran Indonesia

Nilai Tukar

Faktor Lainnya

Page 16: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

16

𝑆𝑡 =(𝑏0 − 𝑎0)

(𝑎1 + 𝑏1)−

1

(𝑎1 + 𝑏1)(𝑄𝑡

𝑆 − 𝑄𝑡𝐷) + (

(𝑎2 − 𝑏2)

(𝑎1 + 𝑏1)) 𝑋𝑖 + (𝑣𝑡 − 𝑢𝑡)

(6)

Kemudian dengan menyederhanakan koefisien-koefisiennya, diperoleh:

𝑆𝑡 = 𝑐0 − 𝑐1(𝑄𝑡𝑆 − 𝑄𝑡

𝐷) + 𝑐2𝑋𝑖𝑡 + 𝑒𝑡 (7)

Pasokan valas neto dalam sistem perekonomian terbuka dapat bersumber dari transaksi

perdagangan internasional (ekspor-impor) dan aliran modal antar negara.Seluruh transaksi itu

tercatat pada Current Account (CA) dan Capital and Financial Account (FA).

Berdasarkan pertimbangan bahwa nilai tukar dan beberapa explanatory variable yang

digunakan merupakan series yang non-stasioner melalui uji unit-root, metode ekonometrika

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Error Correction Model (ECM). Model itu dipilih

untuk melihat hubungan jangka panjang dan juga hubungan jangka pendek variabel-variabel

tertentu terhadap penentuan nilai tukar rupiah nominal. Tahapan dalam menggunakan metode

ini adalah uji kointegrasi antara variabel independent dan variabel dependent dalam persamaan

jangka panjang. Hal itu dilakukan untuk melihat hubungan keseimbangan jangka panjang antar

variabel. Tahap selanjutnya adalah analisis hubungan jangka pendek diantara variabel-variabel

tersebut.

𝑦𝑡 = 𝛼0 + 𝛼1𝑥𝑡 + 𝑢𝑡 (8)

∆𝑦𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1∆𝑥𝑡 + 𝑢𝑡−1 + 𝑒𝑡 (9)

atau

∆𝑦𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1∆𝑥𝑡 + 𝛾(𝑦 − 𝛼0 − 𝛼1𝑥)𝑡−1 + 𝑒𝑡 (10)

Hasil uji kointegrasi persamaan jangka panjang menunjukkan bahwa antara variabel

independen dan variabel dependen terkointegrasi pada derajat I atau I(1). Hal itu dapat dilihat

dari residual hasil persamaan regresi jangka panjang yang stasioner. Jika variabel-variabel

tersebut saling terkointegrasi, hal itu memenuhi kondisi keseimbangan jangka panjang yang

dapat dilanjutkan dengan melihat dinamika variabel-variabel tersebut dalam jangka pendek.

Sementara itu, 𝛾 pada persamaan jangka pendek menggambarkan speed of adjustment atau

koefisien penyesuaian menuju keseimbangan jangka panjang.

III.3. Perolehan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder terkait dengan

supply dan demand valas di Indonesia, baik data yang bersifat potensial maupun efektif serta

Page 17: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

17

faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah baik berupa faktor internal maupun

eksternal. Pengamatan dilakukan dalam periode Juni 2012 sampai dengan Mei 2016. Berikut

perincian data yang digunakan beserta sumber data:

1. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menggunakan data kurs JISDOR akhir bulan, sumber

laman (website) Bank Indonesia.

2. Credit Default Swap (CDS) Indonesia mewakili variabel risiko Indonesia, sumber Bloomberg.

3. Suku bunga USD Libor 1 bulan sebagai suku bunga offshore, sumber Bloomberg.

4. Suku bunga rupiah tenor 1 bulan sebagai suku bunga domestik, sumber Bloomberg.

5. Harga minyak menggunakan harga minyak West Texas Intermediate (WTI), sumber

Bloomberg.

6. Price differential menggunakan selisih indeks harga konsumen domestik dan US dengan

tahun dasar 2012, sumber CEIC.

7. Term of Trade menggunakan harga barang ekspor dan impor, sumber CEIC.

8. Potensial supplydandemand valas menggunakan data laporan Overseas Current Account

(OCA), Nostro dan Reserves di Departemen Statistik, Bank Indonesia.

9. Efektif supplydan demand valas menggunakan data transaksi valas perbankan dengan

nasabah, sumber Laporan Harian Bank Umum (LHBU), Bank Indonesia.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merupakan hargasatu unit mata uang asing (dolar

AS) dalam mata uang domestik (rupiah). Sebagaimana di pasar lainnya, excess demand atau

berlebihnya permintaan terhadap mata uang asing mengakibatkan harga mata uang asing naik

sehingga rupiah terdepresiasi. Sebaliknya, excess supply atau berlebihnya pasokan mata uang

asing menjadikan harga mata uang asing tersebut turun sehingga rupiah terapresiasi. Dalam

penelitian ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebagai variabel dependen diambil dari kurs

JISDOR yang dapat diakses oleh publik di website Bank Indonesia.

Credit Default Swap (CDS) dapat digunakan sebagai indikator risiko Indonesia yang

merupakan kontrak swap antara penjual dan pembeli CDS dengan kompensasi berupa hak

untuk memperoleh pembayaran apabila kredit mengalami default atau kejadian lain yang

tercantum dalam credit event, misalnya kebangkrutan atau restrukturisasi. CDS dikategorikan

privately negotiated derivatives yang menjelaskan CDS sebagai kontrak bilateral

antara penjual dan pembeli serta poin-poin tertentu yang dapat dinegosiasikan. Kajian awal IMF

Report (2013) menemukan bahwa kenaikan spread CDS mengindikasikan meningkatnya risiko

kredit suatu negara. Dalam penelitian ini, variabel CDS merupakan variabel independen yang

dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah di Indonesia.

Interest rate differential dihitung berdasarkan selisih suku bunga antara suku bunga

rupiah tenor 1 bulan yang mewakili suku bunga domestik dibandingkan dengan suku bunga

Libor USD tenor 1 bulan yang mewakili suku bunga offshore.Kelompok Riset Ekonomi I (2010)

Page 18: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

18

menyebutkan bahwa nilai tukar suatu negara dipengaruhi oleh perbedaan suku bunga negara

tersebut terhadap suku bunga dunia. Dalam penelitian ini, perbedaan suku bunga merupakan

variabel independen yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah di Indonesia dan diduga

memiliki koefisien positif.

Variabel harga minyak dunia digunakan untuk melihat pengaruh spesifik harga minyak

terhadap penentuan nilai tukar rupiah, sejalan dengan Husman (2005).Harga minyak mentah

WTI digunakan sebagai acuan harga kontrak berjangka minyak di bursa berjangka komoditas

New York Mercantile Exchange.

Di dalam penelitian sebelumnya, price differential direstriksi menjadi sama dengan satu

dengan asumsi bahwa Purchasing Power Parity akan terpenuhi dalam jangka panjang. Namun,

asumsi Purchasing Power Parity sulit tercapai karena beberapa faktor, antara lain, karena

sulitnya menemukan barang yang memiliki karakteristik sama di antara dua negara serta

terdapatnya biaya-biaya lain yang mempengaruhi perbedaan harga suatu barang, misalnya

biaya transportasi (Taylor, 2004). Dalam penelitian ini price differential sebagai variabel

independen dihitung berdasarkan selisih antara indeks harga konsumen domestik dan indeks

harga konsumen luar negeri yang diwakili Amerika.

Term of Trade dihitung berdasarkan rasio antara indeks harga ekspor dibandingkan

dengan indeks harga impor.Term of Trade yang meningkat dapat mencerminkan peningkatan

permintaan pasar luar negeri terhadap barang ekspor dalam negeri yang selanjutnya

menambah supply valas di pasar valas domestik. Term of Trade yang meningkat juga bisa

disebabkan oleh menurunnya permintaan pasar dalam negeri atas barang impor dari luar negeri

yang selanjutnya berdampak pada penurunan permintaan valas dari dalam negeri. Namun,

beberapa literatur menyebutkan bahwa peningkatan harga ekspor tidak selalu diikuti dengan

peningkatan supply valas di dalam negeri. Dugaan hasil estimasi untuk variabel ini sulit

ditentukan pada awal. Hal itu dipengaruhi oleh besarnya faktor income effect dan substitution

effect. Sahminan (2005) menemukan bahwa variabel 𝑡𝑜𝑡 memiliki dampak positif terhadap nilai

tukar yang berarti substitution effects lebih kuat pengaruhnya daripada income effects.

Sementara itu, Husman (2005) menemukan pengaruh income effects lebih besar dari

substitution effects.

Supply dan demand valas efektif dari dalam dan luar negeri diperoleh dari transaksi

yang tercatat di pasar valas domestik. Budiman et al. (2004) menjelaskan bahwa pasar valas

adalah pasar keuangan tempat terjadinya transaksi valas dalam berbagai bentuk. Pertukaran

rupiah dengan valas, dalam hal ini dengan dolar AS, melibatkan berbagai pelaku yang dapat

dikelompokkan menjadi: (i) pelaku bank, (ii) lembaga keuangan non-bank dan korporasi, (iii)

non-residen (bank dan non-bank), serta (iv) individu. Data supply dan demand valas efektif yang

digunakan diambil dari data Laporan Harian Bank Umum (LHBU) dengan adjustment.Beberapa

Page 19: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

19

jenis transaksi yang paling umum dilakukan di pasar valas adalah transaksi spot dan transaksi

derivatif terutama forward, swap, dan option. Jenis transaksi valas tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Transaksi Spot, yaitu: transaksi jual-beli valas dengan kewajiban bagi penjual untuk

menyerahkan valas dan pihak pembeli harus melakukan pembayaran (mata uang domestik)

pada 2 hari kerja setelah terjadinya kontrak. Transaksi spot juga memungkinkan untuk

diselesaikan (settle) pada hari yang sama, atau lebih dikenal dengan today settlement (TOD),

atau diselesaikan pada keesokan harinya, lazimnya dikenal dengan tomorrow settlement

(TOM).

b. Transaksi Forward, yaitu: transaksi jual-beli valas dengan settlement (penjual menyerahkan

valas dan pihak pembeli harus melakukan pembayaran) pada waktu tertentu (lebih dari 2

hari kerja) sesuai dengan kontrak yang diperjanjikan dengan harga/kurs forward sebesar

kurs spot ditambah premi forward.

c. Transaksi Swap: gabungan antara transaksi spot dan forward tetapi dengan arah transaksi

yang saling berlawanan. Transaksi swap jual adalah transaksi membeli valas secara spot

disertai dengan transaksi forward jual valas. Sebaliknya, transaksi swap beli adalah transaksi

spot jual valas yang diikuti oleh transaksi forward beli valas. Transaksi swap umumnya

digunakan sebagai fasilitas lindung nilai aset dari risiko fluktuasi kursdan pengaturan

likuiditas.

Pada penelitian ini, transaksi supply dan demand valas efektif yang digunakan hanya

mencakup transaksi spot (TOD dan TOM) serta transaksi forward yang kedua jenis transaksi

tersebut memiliki karakteristik transaksi outright.

Supplydan demand valas potensial dalam penelitian ini merupakan aliran valas

(penawaran dan permintaan) antar residen (R-R), residen kepada non residen (R-NR) dan antar

non residen (NR-NR) yang dilakukan melalui nostro, serta OCA (Overseas Current Account) dan

cadangan devisa (cadev). Data yang digunakan untuk nostro diambil dari BOP cash basis

(SKLLDI Bank), OCA dari SKLLDI LBB, sedangkan cadev diambil dari BOP tabel cadev. Supply dan

demand valas (khususnya R-NR) juga dibandingkan dengan transaksi valas dalam BOP.

Sementara itu, supply dan demand valas antar non residen dilakukan melalui nostro dengan

sumber data yang digunakan yaitu data nostro LLD bank dengan adjustment. Data supplydan

demand valas potensial tersebut disusun secara rutin oleh Departemen Statistik-Bank Indonesia.

Page 20: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

20

IV. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian dibagi ke dalam dua bagian utama. Bagian pertama merupakan analisis

deskriptif yang meliputi deskripsi data pasar valas baik yang merupakan supply dan demand

valas efektif maupun supply dan demand valas potensial. Sementara itu, bagian kedua

merupakan hasil estimasi untuk mengetahui pengaruh dari supply dan demand valas efektif dan

potensial terhadap pergerakan nilai tukar di Indonesia.

IV.1. Analisis Deskriptif

IV.1.1. Perkembangan Pasar Valuta Asing

Pasar valas di Indonesia berkembang cukup baik pada periode penelitian (Januari 2012

hingga Mei 2016). Hal itu sejalan dengan pengaruh krisis finansial global pada tahun 2008 yang

telah terlewati. Sebagaimana umumnya yang terjadi di Indonesia, transaksi spot masih

mendominasi pasar valas domestik. Volume transaksi spot sepanjang periode penelitian

mencapai USD1,70 triliun atau rata-rata per bulan sebesar USD32 miliar. Sementara itu,

transaksi forward cenderung rendah dan stagnan dibandingkan transaksi spot. Volume

transaksi forward sepanjang periode penelitian adalah USD0,18 triliun atau rata-rata per bulan

sebesar USD3 miliar (Gambar 7).

Gambar 7. Perkembangan Volume Transaksi Pasar Valas Indonesia

ribu USD

Page 21: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

21

Pelaku pasar valas domestik dapat berasal dari dalam dan luar negeri. Berdasarkan

Gambar 8dapat dilihat bahwa baik untuk transaksi spot maupun forward, pelaku pasar valas

domestik sebagian besar berasal dari dalam negeri.

Gambar 8.Komposisi Pelaku Pasar Valas Domestik

Sementara itu apabila dilihat berdasarkan jenis pelaku, Gambar 9 menunjukkanbahwa

sebagian besar pelaku pasar valas domestik adalah Bank Swasta Nasional kemudian diikuti oleh

Bank Persero.

Gambar 9. Transaksi Valas Berdasarkan Pelaku

Spot DN67%

Spot LN33%

Forward DN73%

Forward LN27%

-2000000

-1000000

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

Jan

-12

Mar

-12

May

-12

Jul-

12

Sep

-12

No

v-1

2

Jan

-13

Mar

-13

May

-13

Jul-

13

Sep

-13

No

v-1

3

Jan

-14

Mar

-14

May

-14

Jul-

14

Sep

-14

No

v-1

4

Jan

-15

Mar

-15

May

-15

Jul-

15

Sep

-15

No

v-1

5

Jan

-16

Mar

-16

May

-16

BANK ASING BANK CAMPURAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH

BANK PERSERO BANK SWASTA NASIONAL

ribu USD

Page 22: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

22

Meskipun pelaku pasar dari dalam negeri mendominasi transaksi di pasar valas

domestik, volume net transaksi yang dilakukan oleh pelaku luar negeri (non residen) jauh lebih

besar daripada pelaku dalam negeri sepanjang periode penelitian.

Gambar 10.Volume Transaksi Valas Spot

IV.1.2. Supplydan Demand Valas Efektif

Pasar valas di Indonesia merupakan terjadinya pertukaran atau jual-beli antara satu mata

uang dan mata uang lainnya, tanpa memperhatikan tempat terjadinya transaksi. Transaksi valas

dapat diperdagangkan baik melalui pedagang valas (money changer), bank, dan transaksi valas

antar bank. Meskipun demikian, data yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hanya pada

transaksi valas yang terjadi di perbankan domestik, yaitu bank berfungsi sebagai pasar valas. Hal

itu mengingat bank melaporkan transaksinya ke Bank Indonesia melalui Laporan Harian Bank

Umum (LHBU) yang mencakup (i) individual, (ii) korporasi, (iii) bank domestik dan (iv) pihak luar

negeri.

Transaksi valas yang tercatat di dalam LHBU mencerminkan supplydan demand valas

efektif, karena telah terealisasikan dalam bentuk transaksi valas. Penawaran atau permintaan

valas dibedakan dari sudut pandang bank sebagai pasar valas- berdasarkan aliran valas yang

terjadi dari transaksi valas yang dilakukan oleh bank dengan nasabahnya, baik itu nasabah

dalam negeri maupun nasabah luar negeri. Sementara itu tersedia juga konsep order to buy

atau order to sell yang merupakan keinginan nasabah untuk bertransaksi jual atau beli di level

tertentu di suatu bank. Namun belum ada sistem yang menyimpannya dengan baik dan

ketersediaan data ini sulit untuk dikonsolidasikan di semua bank.

-10,000,000

-5,000,000

0

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

30,000,000

35,000,000

40,000,000

May

-12

Au

g-1

2

No

v-1

2

Feb

-13

May

-13

Au

g-1

3

No

v-1

3

Feb

-14

May

-14

Au

g-1

4

No

v-1

4

Feb

-15

May

-15

Au

g-1

5

No

v-1

5

Feb

-16

May

-16

Au

g-1

6

DALAM NEGERI LUAR NEGERI

ribu USD

Page 23: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

23

Supply valas efektif adalah aliran valas masuk ke pasar, sehingga transaksi valas yang

merepresentasikannya adalah transaksi beli valas (jual rupiah) oleh bank. Hal itu terjadi saat

bank menerima valas dari counterparty dan sebagai lawan transaksinya bank menyerahkan

rupiah kepada counterparty dengan jumlah yang ekuivalen.

Sebaliknya, demand valas efektif adalah aliran valas keluar dari pasar, yang

direpresentasikan oleh transaksi jual valas (beli rupiah) oleh bank. Hal itu terjadi saat bank

menyerahkan valas kepada counterparty dan sebagai lawan transaksinya, bank menerima

rupiah dari counterparty dengan jumlah yang ekuivalen.

Akumulasi dari seluruh transaksi beli dan jual valas oleh seluruh bank akan

menunjukkan posisi bank, baik itu sebagai net beli valas (transaksi beli valas lebih besar

dibandingkan dengan transaksi jual valas) yang dapat dipersamakan dengan excess supply atau

sebagai net jual valas (transaksi jual valas lebih besar jika dibandingkan dengan transaksi beli

valas) yang dapat dipersamakan dengan excess demand.

Gambar 11 menunjukkan bahwa sepanjang periode penelitian pelaku dari dalam negeri

mencatatkan net beli pada sebagian besar periode. Sementara itu, pelaku dari luar negeri

mencatatkan net jual pada sebagian besar periode. Hasil itu sejalan dengan yang diperoleh oleh

Sugeng et al. (2010), yaitu pelaku LN lebih banyak berperan sebagai net supplier valas sehingga

berfungsi sebagai penyeimbang net demand di sisi pelaku DN. Peran pelaku LN sebagai

penyeimbang berdampak positif bagi pergerakan nilai tukar rupiah yang bergerak menguat dan

lebih stabil. Meskipun pasar valas secara keseluruhan masih mengalami excess demand,

pasokan valas dari LN akan mendorong apresiasi rupiah.

Gambar 11. Supplydan Demand Valas Efektif dari Dalam dan Luar Negeri

-10,000,000

-8,000,000

-6,000,000

-4,000,000

-2,000,000

0

2,000,000

4,000,000

6,000,000

20

12M

01

20

12M

03

20

12M

05

20

12M

07

20

12M

09

20

12M

11

20

13M

01

20

13M

03

20

13M

05

20

13M

07

20

13M

09

20

13M

11

20

14M

01

20

14M

03

20

14M

05

20

14M

07

20

14M

09

20

14M

11

20

15M

01

20

15M

03

20

15M

05

20

15M

07

20

15M

09

20

15M

11

20

16M

01

20

16M

03

20

16M

05

SDDN ALL CCY (Juta USD) SDLN ALL CCY (Juta USD) Grand Total Efektif

Page 24: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

24

Sebagaimana teori permintaan dan penawaran, supplydan demand valas efektif

merupakan faktor yang mempengaruhi nilai tukar di dalam suatu perekonomian. Hal itu sejalan

dengan pendapat Nugroho et al. (2014) yang menyebutkan bahwa dalam sistem nilai tukar

mengambang nilai tukar akan ditentukan oleh interaksi antara supply dan demand valas

sebagaimana teori permintaan dan penawaran.

Gambar 12. Pergerakan Nilai Tukar dan SDV Efektif

IV.1.3. NPI Cash Basisdan SupplyDemand Valas Potensial

Pada teorinya, aliran supply dan demand valas tercatat melalui transaksi perekonomian

yang terdapat di Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), sehingga arah pergerakan nilai tukar

rupiah seharusnya ditentukan oleh kinerja NPI. Pada Gambar 13, terlihat bahwa kinerja NPI

yang membaik (surplus) normalnya akan diikuti oleh bertambahnya supply valas di pasar valas

domestik sehingga mendorong nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. Sebaliknya

kinerja NPI yang memburuk (defisit) normalnya diikuti oleh bertambahnya demand valas di

pasar valas domestik sehingga nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS. Gambar tersebut

juga menunjukkan bahwa ketika kinerja NPI surplus, nilai tukar USD/IDR dapat melemah.

Namun, data menunjukkan bahwa pada beberapa periode, arah pergerakan nilai tukar rupiah

tidak sejalan dengan kinerja NPI.

-8,000,000

-6,000,000

-4,000,000

-2,000,000

0

2,000,000

4,000,000

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

Grand Total Effective (sk. kanan) Kurs jisdor eop

Juta USDRp

Page 25: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

25

Gambar 13. Pergerakan Nilai Tukar dan NPI

Sebagaimana alur pikir yang kembali ditunjukkan melalui Gambar 14, dapat dilihat

bahwa supply dan demand valas tercatat melalui transaksi di NPI. Supply valas di NPI berasal

dari transaksi ekspor dan capital inflows (portofolio investment, foreign direct investment dan

other investment). Sementara itu, demand valas berasal dari transaksi impor, capital outflow

(pembayaran pokok utang dan pembayaran bunga hutang), serta primary income (deviden dan

remittance).

-10000

-5000

0

5000

10000

15000

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

Kurs JISDOR (USD/IDR) BOP Overall Balance (Juta USD) - skala kanan

Juta USD Rp

Page 26: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

26

Gambar 14. Alur Pikir Identifikasi Supply danDemand Valas Potensial

Namun, tidak semua supply dan demand dari NPI akan menjadi supply dan demand

valas yang berpotensi untuk ditransaksikan di pasar valas domestik. Supply dan demand valas

potensial ini tercatat melalui data NPI cash basis yang dikembangkan oleh Departemen Statistik

Bank Indonesia.NPI cash basis ini mencatat pergerakan valas atas transaksi antar residen,

residen dengan non-residen serta non-residen dengan non residen yang tercatat di rekening

valas baik itu nostro, OCA, dan cadangan devisa.Transaksi yang kemudian terjadi di pasar valas

domestik merupakan supply dan demand valas efektif.Oleh karena itu, jika data NPI, NPI cash

basis, dan transaksi efektif di pasar valas domestik dijabarkan, data NPI akan lebih besar jika

dibandingkan dengan supply dan demand valas potensial dari NPI cash basis yang juga akan

lebih besar jika dibandingkan dengan supply dan demand valas efektif, sebagaimana

ditunjukkan melalui Gambar 15.

NPI

Export Capital Inflows

Capital Outflows

Import Income(deviden,

remittance)

Portfolio OthersFDI Bayar Bunga

Bayar Pokok

Potensial Supply Potensial Demand

Pasar Valas Domestik

Efektif Supply Efektif Demand

Nilai Tukar

Transaksi

Data NPI

> * < *

* diperkirakan

Supply Demand Valas Potensial:- Nostro - Cadangan Devisa - OCA

Data NPI Cash Basis

> * < *

Page 27: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

27

Gambar 15. Alur Hubungan NPI, Supply Demand Valas Potensial dan Supply Demand

Valas Efektif

Bahwa transaksi yang tercatat di NPI, baik pada Current Account maupun Capital &

Financial Account diperkirakan lebih besar jika dibandingkan dengan supply dan demand valas

potensial. Berdasarkan Gambar 16, terlihat bahwa pergerakan transaksi di NPI dan supply

demand valas potensial dari NPI cash basis adalah searah. Supply dan demand valas potensial

dari NPI cash basisini diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar di Indonesia.

Gambar 16. Perbandingan NPI dan SupplyDemand Valas Potensial dari NPI Cash Basis

Supply dandemand valas potensial yang diperoleh dari NPI cash basis merupakan aliran

valas (penawaran dan permintaan) antar residen (R-R), residen-non residen (R-NR) dan antar

-25,000

-20,000

-15,000

-10,000

-5,000

0

5,000

10,000

15,000

20,000

20

12

Q 1

20

12

Q 2

20

12

Q 3

20

12

Q 4

20

13

Q 1

20

13

Q 2

20

13

Q 3

20

13

Q 4

20

14

Q 1

20

14

Q 2

20

14

Q 3

20

14

Q 4

20

15

Q 1

20

15

Q 2

20

15

Q 3

20

15

Q 4

20

16

Q 1

20

16

Q 2

BOP overall balance

BOP Current Account

BOP Capital & FinancialAccount

SDV Cash Basis Overall

SDV Cash Basis CurrentAccount

SDV Cash Basis Capital &Financial Account

juta USD

Page 28: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

28

non residen (NR-NR) yang tercatat melalui nostro, OCA (Overseas Current Account) dan mutasi

cadangan devisa (cadev). Data yang digunakan untuk nostro diambil dari BOP cash basis

(SKLLDI Bank), OCA dari SKLLDI LBB, sedangkan cadev diambil dari BOP tabel cadev. Supply dan

demand valas (khususnya R-NR) juga dibandingkan dengan transaksi valas dalam BOP.

Sementara itu, supply dan demand valas antar non residen dilakukan melalui nostro dengan

sumber data yang digunakan ialah data nostro LLD bank dengan adjustment. Transaksi yang

tercatat di dalam NPI cash basisdapat digambarkan melalui Gambar 17.

Sumber: Departemen Statistik

Gambar 17. SupplyDemand Valas dari NPI Cash Basis

Nostro account merepresentasikan akun yang dimiliki sebuah bank dalam mata uang

asing di bank lainnya pada negara tempat nilai tukar tersebut dipergunakan. Nostro merupakan

kali

digunakan untuk memfasilitasi perdagangan internasional. Sebagian besar bank di seluruh

dunia memiliki nostro account di setiap negara lainnya dengan convertible currency. Contoh

dari convertible currencies adalah dolar AS (USD), dolar Kanada (CAD), poundsterling Inggris

(GBP), euro Eropa (EUR) dan yen Jepang (JPY). Ketika sebuah bank perlu melakukan

pembayaran di negara tempat mereka tidak memiliki akun Nostro, banktersebut dapat

menggunakan bank lain yang memiliki hubungan koresponden untuk melakukan pembayaran

atas namanya. Contoh pembayaran menggunakan akun Nostro adalah sebagai berikut: Bank A

di Amerika Serikat melakukan kontrak pembelian valas secara spot untuk membeli GBP dari

Bank B yang berlokasi di Swedia. Pada tanggal settlement, Bank B harus mengirimkan sejumlah

GBP dari akun Nostro mereka di Inggris kepada akun Nostro Bank A yang juga berada di

Inggris. Pada hari yang sama, Bank A harus membayar dalam USD ke akun Nostro Bank B yang

Pasokan valas dipasar domestik

Penempatan valasnon bank di LN

Cadangan devisaBank Indonesia

Reserves OCA Nostro

Inflow

Outflow

Supply Supply SupplyDemand Demand Demand

Tr .sektor eksternal (NPI)

Inflow Outflow

Tr .antar residen

Tr .antar nonresiden

Non cashCash

A l i r a n V a l a s

Page 29: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

29

berada di Amerika Serikat. Pada umumnya, setiap bank memiliki akun Nostro untuk tiap-tiap

nilai tukar yang berada di bank korespondensi pada negara tempat nilai tukar tersebut berlaku.

Sebagai contoh, sebuah bank yang berlokasi di New York akan memiliki akun Nostro di bank

korespondensi yang berada di Jepang untuk menerima yen. Bank tersebut juga akan memiliki

akun Nostro di bank korespondensi yang berada di UK untuk menerima GBP. Kebalikan dari

akun Nostro adalah akun Vostro. Akun Nostro selalu dalam bentuk valas, sedangkan akun

Vostro selalu dalam bentuk valuta domestik.

Sementara itu, Overseas Current Account (OCA) merupakan rekening bank di luar

negeri yang digunakan untuk melakukan kegiatan lalu lintas devisa. Lalu lintas devisa sendiri

merupakan kegiatan yang menimbulkan perpindahan aset dan kewajiban finansial antara

penduduk dan bukan penduduk termasuk perpindahan aset dan kewajiban finansial luar negeri

antar penduduk. Penerimaan dan pembayaran melalui OCA meliputi seluruh penerimaan dan

atau pembayaran melalui rekening giro di luar negeri baik dengan bukan penduduk maupun

dengan penduduk. Perbedaan mendasar antara akun Nostro dan OCA adalah akun Nostro

dimiliki oleh bank sedangkan OCA dimiliki oleh Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) ataupun

korporasi.

Selanjutnya, mutasi cadangan devisa merupakan salah satu bagian dari neraca

pembayaran sektor moneter. Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut sebagai

lalu-lintas moneter (monetary accomodating) adalah transaksi pembayaran yang meliputi

pembayaran terhadap transaksi yang tercatat dalam rekening berjalan (current account), seperti

transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula

transaksi penanaman modal langsung (investment account), seperti utang piutang jangka

panjang dan utang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika pengeluaran current account

dan investment account lebih besar dari penerimaan pada current account dan investment

account, akan terdapat perbedaan yang merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo

kredit pada pos sektor moneter atau sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor

moneter (monetary sector account).

Neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri atas:

a. Bank Sentral

i. Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF)

ii. Kewajiban-kewajiban jangka pendek

iii. Mutasi cadangan devisa

iv. Mutasi cadangan emas moneter

b. Bank-Bank Devisa

i. Kewajiban-kewajiban jangka pendek

ii. Mutasi cadangan devisa

Page 30: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

30

Mutasi cadangan devisa merupakan pos tempat transaksi-transaksi penerimaan dan

pemakaian valas dicatat, baik untuk bank sentral maupun untuk bank-bank swasta. Penerimaan

valas dari luar negeri merupakan transaksi debet, sedangkan pemakaian valas ke luar negeri

merupakan transaksi kredit pada pos masing-masing.

Net pada tiap-tiap item reserve (cadev), nostro, dan OCA akan menghasilkan ekses

penawaran atau permintaan terhadap valas.

Sumber: Departemen Statistik

Gambar 18.Ekses Penawaran dan Permintaan pada SDV Cash Basis

Pencatatan supply dan demand valas pada setiap penawaran dan permintaan valas

eksternal dan antar residen dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber: Departemen Statistik

Gambar 19.PencatatanPenawaran/Permintaan Valas Eksternal

Page 31: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

31

Sumber: Departemen Statistik

Gambar 20.Pencatatan Penawaran/Permintaan Valas Antar Residen

Sementara itu, penawaran dan permintaan valas antar non residen merupakan

penawaran/permintaan valas yang dilakukan antar non residen melalui nostro. Sumber data

yang digunakan ialah data nostro LLD bank dengan adjustment. Sterilisasi valas dan other

market operations merupakan aliran valas dari aktivitas bank sentral dalam operasi pasar. Data

yang digunakan adalah data reserve cash flow yaitu sterilisasi valas jual dan beli.

Gambar 21. Data SDV Potensial 2012 - 2016

-6000

-4000

-2000

0

2000

4000

6000

8000

10000

-8000

-6000

-4000

-2000

0

2000

4000

6000

8000

10000

20

12

M0

1

20

12

M0

3

20

12

M0

5

20

12

M0

7

20

12

M0

9

20

12

M1

1

20

13

M0

1

20

13

M0

3

20

13

M0

5

20

13

M0

7

20

13

M0

9

20

13

M1

1

20

14

M0

1

20

14

M0

3

20

14

M0

5

20

14

M0

7

20

14

M0

9

20

14

M1

1

20

15

M0

1

20

15

M0

3

20

15

M0

5

20

15

M0

7

20

15

M0

9

20

15

M1

1

20

16

M0

1

20

16

M0

3

20

16

M0

5

Nostro OCA Reserve SDV Potensial (million USD)

million USD

million USD

Page 32: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

32

Berdasarkan data yang diperoleh selama periode pengamatan penelitian ini, maka

diketahui bahwa sebagian besar data NPIcash basisdidominasi oleh transaksi yang tercatat di

Nostro, disusul oleh transaksi yang tercatat di OCA, kemudian data mutasi cadev seperti yang

dapat dilihat pada Gambar 22. Perbandingan data antara supplydan demand valas efektif dan

supply dan demand valas potensial, menunjukkan bahwa volume transaksi yang tercatat

sebagai supply dan demand valas potensial lebih besar jika dibandingkan dengan volume

transaksi supply dan demand valas efektif sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. Volume Transaksi SDV Efektif dan SDV Potensial: Event Analysis

IV.2. Analisis Empiris

Model ECM yang digunakan dalam model komposit pada estimasi nilai tukar jangka

panjang adalah sebagai berikut:

𝑠𝑡 = 𝛼0 + 𝛼1(𝑝𝑡 − 𝑝𝑡∗) + 𝛼2(𝑖𝑡 − 𝑖𝑡

∗) − 𝛼3𝑜𝑖𝑙𝑡 + 𝛼4𝑡𝑜𝑡𝑡 + 𝑢𝑡 (11)

Persamaan jangka pendek yang digunakan dalam model komposit ialah sebagai berikut:

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

(10.000.000)

(8.000.000)

(6.000.000)

(4.000.000)

(2.000.000)

-

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

20

12

M0

1

20

12

M0

2

20

12

M0

3

20

12

M0

4

20

12

M0

5

20

12

M0

6

20

12

M0

7

20

12

M0

8

20

12

M0

9

20

12

M1

0

20

12

M1

1

20

12

M1

2

20

13

M0

1

20

13

M0

2

20

13

M0

3

20

13

M0

4

20

13

M0

5

20

13

M0

6

20

13

M0

7

20

13

M0

8

20

13

M0

9

20

13

M1

0

20

13

M1

1

20

13

M1

2

20

14

M0

1

20

14

M0

2

20

14

M0

3

20

14

M0

4

20

14

M0

5

20

14

M0

6

20

14

M0

7

20

14

M0

8

20

14

M0

9

20

14

M1

0

20

14

M1

1

20

14

M1

2

20

15

M0

1

20

15

M0

2

20

15

M0

3

20

15

M0

4

20

15

M0

5

20

15

M0

6

20

15

M0

7

20

15

M0

8

20

15

M0

9

20

15

M1

0

20

15

M1

1

20

15

M1

2

20

16

M0

1

20

16

M0

2

20

16

M0

3

20

16

M0

4

20

16

M0

5

SDV Efektif (Juta USD) SDV Potensial (Juta USD) Kurs Jisdor (skala kanan)

Q2-2012:- Sentimen Grexit- Indikasi pelemahan ekonomi China- Belum solidnya pemulihan AS

Q3-Q4 2012:- Moderasi pertumbuhan ekspor di tengah impor yang tinggi- Koreksi harga komoditas global.- Kekhawatiran mengenai fiscal cliff di AS- Belum solidnya pemulihan ekonomi AS- Ekonomi makro Eropa yang terus memburuk

Q1-Q2 2013:- Perlambatan ekonomi Eropa- Ketegangan politik Italia meningkat pasca pemilu- Indikasi tapering off QE memicu reposisi aset investasi global- Tren koreksi harga komoditas yang menjadi basis utama ekspor Indonesia berlanjut

Q3-Q4 2013:- Tekanan harga domestik meningkat setelah kenaikan harga BBM- Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia berlanjut- Kebuntuan pembahasan fiskal AS berujung pada partial shutdown pemerintahan dan meningkatkan volatilitas pasar keuangan global-Kebijakan tapering off QE diputuskan mulai Januari 2014

Q1 2014: Rupiah menguat ditopang olehperbaikan indikator domestik serta optimisme terhadap pelaksanaan PEMILU seiring keikutsertaan popular candidate

Q3-Q4 2014:- Tekanan depresiasi berlanjut terkait kekhawatiran dampak normalisasi the Fed, pelambatan ekonomi global, dan berlanjutnya ketegangan geopolitik- Tekanan meningkat di akhir tahun terkait koreksi tajam harga minyak dunia

Q3 2015: Tekanan depresiasi semakin meningkat sejalan dengan ekspektasi mata uang peers. Sumber tekanan terutama berasal dari eksternal terkait dinamika rencana kenaikan FFR oleh The Fed. Dari internal, tekanan berasal dari prospek pertumbuhan ekonomi yang melambat

Q1 2016: Rupiah menguat dipengaruhi oleh meredanya ketidakpastian kenaikan FFR dan terbatasnya dampak Brexit

Page 33: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

33

∆𝑠𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1∆(𝑖 − 𝑖∗)𝑡 + 𝛽2∆𝑡𝑜𝑡𝑡 + 𝛽3∆𝑐𝑑𝑠𝑡 − 𝛽4∆𝑝𝑜𝑖𝑙𝑡 − 𝛽5𝑢𝑡−1

+ 𝛽6∆(𝑝𝑜𝑡 − 𝑒𝑓𝑓𝑎)𝑡−1 − 𝛽7𝑠𝑑𝑙𝑛𝑎𝑡−3 − 𝛽8𝑠𝑑𝑑𝑛𝑎𝑡 + 𝛽9𝑝𝑜𝑡𝑎𝑡−2

− 𝛽10𝑑𝑢𝑚2015 + 𝑒𝑡

(12)

Estimasi dilakukan dengan menggunakan teknik general to specific dengan membuang

variabel yang tidak signifikan. Namun, pada persamaan jangka pendek, variabel efektif supply

dan demand valas dalam negeri dan variabel potensial supply dan demand valas tetap

dimasukkan dalam persamaan. Hal itu dilakukan untuk melihat perilaku variabel-variabel

tersebut dalam menentukan nilai tukar rupiah.

IV.2.1. Hasil Empiris

Uji stasionaritas dilakukan terhadap variabel dalam model komposit pada persamaan

nilai tukar rupiah. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode ADF (Augmented Dickey

Fuller) test dan menggunakan p-value sebagai uji statistiknya. Hasil uji stasionaritas

menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah, price differential, interest rate differential, harga minyak

dan term of trade merupakan variabel non-stasioner. Sementara itu untuk variabel risiko, supply

demand efektif, dan supply demand potensial merupakan variabel stasioner.

Tabel 1.Uji Stasioner Variabel yang Digunakan

VARIABEL Test statistics

JISDOR 0.6438

Price differential 0.8915

Interest rate differential 0.2175

Harga minyak 0.5753

Term of Trade 0.5753

Risiko 0.0761 *

Efektif supply demand 0.0058 ***

Potensial supply demand 0.0715 *

Selanjutnya uji kointegrasi dilakukan terhadap variabel-variabel yang tidak stasioner

yaitu nilai tukar, price differential, interest rate differential, harga minyak dan term of trade. Uji

kointegrasi dilakukan melalui uji ADF terhadap residual yang muncul, yang selanjutnya

digunakan sebagai persamaan jangka panjang model komposit penentuan nilai tukar rupiah.

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa variabel-variabel tersebut terkointegrasi, sehingga

dapat dilanjutkan dengan melakukan prosedur ECM.

Tabel 2.Hasil Estimasi Persamaan Jangka Panjang

Variabel Coefficient

Log_Price Differential 0.081***

Interest Rate Differential 0.034***

Log_Oil Price -0.152***

Log_Term of Trade 0.271*

Keterangan: ***,**,*: signifikan masing-masing pada nilai kritis 1%, 5%, dan 10%.

Page 34: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

34

𝑠𝑡 = 8.371 + 0.081(𝑝𝑡 − 𝑝𝑡∗) + 0.034(𝑖𝑡 − 𝑖𝑡

∗) − 0.152𝑜𝑖𝑙𝑡 + 0.271𝑡𝑜𝑡𝑡 + 𝑢𝑡

Tabel 3.Uji Stasioner Residual Persamaan Jangka Panjang

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.506814 0.0121

Test critical values: 1% level -3.577723

5% level -2.925169

10% level -2.600658

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Hasil estimasi persamaan jangka panjang menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah

dipengaruhi secara signifikan oleh faktor fundamental seperti variabel price differential, interest

rate differential, harga minyak, dan term of trade. Hal itu konsisten dengan penelitian

sebelumnya, Husman (2005) memasukkan variabel price differential, term of trade dan harga

minyak ke dalam persamaan jangka panjang. Sementara itu, dalam penelitian tentang BEER,

Kelompok Riset Ekonomi I (2010) menganalisis faktor-faktor fundamental ekonomi yang

berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah riil seperti di atas ditambah rasio harga non-tradable

terhadap tradable sebagai indikator produktifitas dan faktor risiko.

Dari hasil estimasi ECM, koefisien Error Correction bernilai negatif dan signifikan yang

menunjukkan bahwa moel ECM yang dijalankan cukup valid. Nilai koefisien error correction

sebesar -0,174 memperlihatkan persamaan tersebut memiliki kecepatan penyesuaian menuju

keseimbangan jangka panjangnya sebesar 17,4% setiap bulannya.

∆𝑠𝑡 = 0.008 + 0.030∆(𝑖 − 𝑖∗)𝑡 + 0.319∆𝑡𝑜𝑡𝑡 + 0.049∆𝑐𝑑𝑠𝑡 − 0.056∆𝑝𝑜𝑖𝑙𝑡 − 0.174𝑢𝑡−1

+ 0.010∆(𝑝𝑜𝑡 − 𝑒𝑓𝑓𝑎)𝑡−1 − 0.016𝑠𝑑𝑙𝑛𝑎𝑡−3 − 0,001𝑠𝑑𝑑𝑛𝑎𝑡 + 0.018𝑝𝑜𝑡𝑎𝑡−2

− 0.056𝑑𝑢𝑚2015 + 𝑒𝑡

𝑅2 = 0.715 𝐴𝑑𝑗. 𝑅2 = 0.636 𝐷𝑊 = 1.630

Tabel 4. Hasil Estimasi Persamaan Jangka Pendek

Variabel Coefficient

Interest Rate Differential 0.030***

Log_Term of Trade 0.319*

Log_CDS 0.049**

Log_Oil Price -0.055*

Log_Potensial-Efektif (-1) 0.010***

Log_Supply Demand Luar Negeri (-3) -0.016**

Log_Supply Demand Dalam Negeri -0.000

Log_Potensial (-2) 0.018

Dummy (2015.10) -0.055***

Keterangan: ***,**,*: signifikan masing-masing pada nilai kritis 1%, 5%, dan 10%.

Page 35: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

35

Dalam penelitian sebelumnya, Husman (2005) merestriksi variabel price differential

menjadi sama dengan satu dengan kata lain asumsi purchasing power parity (PPP) terpenuhi

dalam jangka panjang. Dornbusch (1976) menyebutkan bahwa konsep PPP merupakan salah

satu tonggak penting dalam model moneter dalam menjelaskan perilaku nilai tukar. Adapun

masuknya faktor PPP dalam komponen yang mempengaruhi keseimbangan jangka panjang

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim (1990) serta Baillie and Selover (1987). Salah

satu contoh yang cukup populer dan sering menggunakan konsep dasar PPP itu adalah

penyusunan Big Mac Index.

Dalam kenyataannya kondisi PPP sulit tercapai karena beberapa isu antara lain biaya

transaksi (Keynes;1923). Sementara itu Taylor and Taylor (2004) menyebutkan beberapa faktor

yang menyebabkan kondisi PPP sulit tercapai. Beberapa diantaranya ialah biaya tarif, biaya

transpor dan kuota. Sesuai dengan ekspektasi dan konsisten dengan penelitian Kilian and Taylor

(2003) serta Coakley etal. (2004), hasil empiris menunjukkan hubungan positif antara price

differential dan nilai tukar rupiah. Setiap kenaikan 1% pada selisih antara indeks harga

domestik terhadap asing diprediksi menyebabkan nilai tukar rupiah melemah sebesar 0.08%

(ceteris paribus).

Estimasi koefisien interest rate differential memperlihatkan baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang memiliki hubungan positif terhadap nilai tukar rupiah nominal. Dalam

persamaan jangka panjang, setiap 1% kenaikan selisih suku bunga antara domestik dan luar

negeri diprediksi akan menyebabkan nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 3,40% (ceteris

paribus). Sementara itu dalam persamaan jangka pendek, setiap perubahan 1% dalam interest

rate differentialdiprediksi menyebabkan perubahan nilai tukar Rupiah sebesar 3.04% (ceteris

paribus). Hal itu sejalan dengan Meese and Rogoff (1988) yang menyebutkan bahwa mata

uang suatu negara akan terdepresiasi seiring dengan makin melebarnya interest rate differential

antara suku bunga domestik dan luar negeri. Makin lebar interest rate differential antara suatu

negara dan negara lainnya, makin besar ekspektasi pelemahan nilai tukar negara tersebut jika

dibandingkan dengan negara lainnya. Konsep ini sering disebut uncovered interest parity (UIP)

yaitu selisih suku bunga domestik dan luar negeri sebanding dengan perubahan nilai tukar yang

diharapkan antar dua negara.

Variabel harga minyak dimasukkan ke dalam model untuk melihat secara spesifik

perilaku pengaruh harga minyak ke dalam penentuan nilai tukar rupiah. Hasil estimasi

menunjukkan bahwa harga minyak secara signifikan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap nilai tukar rupiah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka

panjang setiap 1% kenaikan harga minyak diperkirakan menyebabkan apresiasi nilai tukar

rupiah sebesar 0,15% (ceteris paribus). Sementara itu, dalam jangka pendek, setiap perubahan

1% pada harga minyak diperkirakan menyebabkan apresiasi nilai tukar Rupiahsebesar 0.06%

Page 36: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

36

(ceteris paribus). Hasil itu tidak sejalan dengan temuan Husman (2005) bahwa hubungan harga

minyak dunia dengan nilai tukar rupiah adalah positif sesuai dengan latar belakang Indonesia

yang sejak akhir tahun 2002 berubah statusnya dari negara net eksportir minyak menjadi

negara net importir minyak.

Hubungan negatif antara nilai tukar dan harga minyak dari hasil empiris ini sesuai

dengan ekspektasi khususnya jika suatu negara termasuk dalam negara eksportir minyak. Untuk

kasus Indonesia meskipun saat ini sebagai negara importir minyak, Indonesia juga menjadi

negara eksportir komoditas lainnya seperti batu bara dan minyak sawit yang memiliki korelasi

yang tinggi dengan harga minyak dunia. Makin tinggi harga minyak atau komoditas ekspor

lainnya, akan makin besar supply valas dari hasil ekspor yang akan masuk ke pasar valas

Indonesia.

Hasil estimasi menunjukkan koefisien variabel 𝑡𝑜𝑡 bernilai positif dan signifikan baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, setiap 1% kenaikan

pada variabel 𝑡𝑜𝑡diperkirakan menyebabkan laju perubahan nilai tukar terdepresiasi sebesar

0.32% (ceteris paribus). Hal itu mengindikasikan bahwa substitution effect lebih besar

pengaruhnya daripada income effect. Kenaikan harga ekspor lebih besar pengaruhnya terhadap

perubahan perilaku konsumen ke barang ekspor dari negara lain jika dibandingkan dengan

pengaruh kenaikan harga ekspor terhadap pendapatan eksportir yang seharusnya dapat

menambah supply valas di pasar valas domestik dan mendorong rupiah terapresiasi. Hal itu

sejalan dengan temuan Sahminan (2005) bahwa substitution effect lebih besar dari income

effect. Dari hasil empiris, variabel tot memiliki pengaruh paling besar terhadap pergerakan nilai

tukar rupiah baik di dalam model jangka pendek maupun model jangka panjang.

Berdasarkan hasil estimasi, nilai tukar rupiah secaranegatif dan signifikan dipengaruhi

oleh risiko. Indikator risiko yang diwakili oleh premi CDS Indonesia memberikan koefisien

negatif. Hal itu berarti bahwa makin tinggi risiko negara Indonesia (premi CDS Indonesia

meningkat) akan mendorong rupiah terdepresiasi. Hal itu sejalan dengan penelitian Sahminan

(2007) dan Frankel (2007) yang menemukan bahwa risiko default suatu negara memiliki

pengaruh yang signifikan dalam penentuan nilai tukar. Makin tinggi risiko default suatu negara

akan makin sedikit minat investor berinvestasi dalam aset domestik sehingga akan

menyebabkan terbatasnya supply valas ke pasar valas domestik dan menyebabkan mata uang

domestik terdepresiasi. Sebaliknya jika makin rendah risiko default suatu negara, makin menarik

minat investor berinvestasi dalam aset domestik sehingga akan menambah supply valas di pasar

valas domestik dan menyebabkan mata uang domestik terapresiasi. Output estimasi

menunjukkan bahwa setiap perubahan kenaikan 1% premi CDS Indonesia, diperkirakan

menyebabkan laju perubahan nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,04% (ceteris paribus).

Seperti pada penelitian-penelitian sebelumnya, variabel risiko merupakan salah satu variabel

Page 37: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

37

penting dalam penentuan suatu nilai tukar. Variabel itu dimasukkan ke dalam model untuk

menangkap seberapa besar pengaruh dari perilaku risiko default negara terhadap pergerakan

nilai tukar rupiah.

Variabel selisih supply demand valas potensial dengan efektif secara positif dan

signifikan mempengaruhi nilai tukar rupiah nominal. Hasil estimasi menunjukkan bahwa setiap

kenaikan 1% selisih supplydemand valas potensial dan efektif satu periode sebelumnya

diharapkan akan menyebabkan laju perubahan nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,01%

(ceteris paribus). Hal itu sejalan dengan ekspektasi karena makin besar selisih supply demand

valas potensial dengan efektif, maka makin besar ekspektasi depresiasi nilai tukar rupiah. Pelaku

pasar akan makin menahan valas yang dimiliki dan tidak segera melakukan konversi untuk

mendapatkan kurs konversi yang lebih tinggi pada waktu mendatang seiring dengan

meningkatnya ekspektasi depresiasi nilai tukar rupiah. Sebaliknya makin besar ekspektasi

apresiasi nilai tukar rupiah, pelaku pasar diharapkan secepatnya mengonversi valasnya untuk

segera mendapatkan kurs konversi yang masih tinggi. Lebih jauh lagi, pelaku pasar jika

memungkinkan dapat melakukan spekulasi dengan mengambil posisi short USD/IDR dengan

harapan akan memperoleh keuntungan pada saat rupiah terapresiasi.

Variabel supply demand valas oleh pelaku luar negeri secara negatif dan signifikan

mempengaruhi nilai tukar rupiah nominal. Hasil estimasi menunjukkan bahwa setiap kenaikan

1% selisih supply demand valas luar negeri tiga periode sebelumnya diharapkan akan

menyebabkan laju perubahan nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar 0,02% (ceteris paribus).

Makin besar pelaku pasar luar negeri menjual valas di pasar valas domestik, diharapkan makin

mendorong rupiah terapresiasi. Sugeng et al. (2010) menyebutkan bahwa transaksi valas pelaku

asing cenderung sebagai penggerak utama di pasar valas domestik karena volume transaksi

yang besar sehingga dapat mempengaruhi pasar valas domestik. Selain itu,transaksi valas

pelaku asing cenderung diikuti pelaku domestik karena pelaku asing lebih terbiasa melakukan

analisis yang menyeluruh dengan menggunakan berbagai metode dan informasi yang relevan

sebelum bertransaksi, sehingga keputusan transaksi yang diambil dapat dipercaya. Secara

umum supply demand valas efektif tersebut mempengaruhi pasar atau level nilai tukar rupiah.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel supplydemand valas oleh pelaku dalam

negeri tidak signifikan mempengaruhi nilai tukar rupiah. Hal itu sejalan dengan pendapat

Sugeng etal. (2010) bahwa pelaku dalam negeri cenderung mengikuti transaksi pelaku asing.

Sebagian pelaku dalam negeri di pasar valas domestik melakukan transaksi valas berdasarkan

kebutuhan aktivitas bisnis dengan jumlah yang relatif terbatas dan kurang dinamis jika

dibandingkan dengan pelaku asing.

Selain itu, hasil estimasi menunjukkan variabel supplydemand valas potensial tidak

signifikan mempengaruhi nilai tukar rupiah. Hal itu dapat dijelaskan bahwa tidak semua valas

Page 38: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

38

yang ada di pasar valas domestik akan dikonversi oleh pemilik valas dan hanya mempengaruhi

persediaan valas. Persediaan valas akan efektif mempengaruhi nilai tukar ketika persediaan

valas tersebut telah dikonversi oleh pemilik valas. Secara umum, karakteristik dari supply

demand valas potensial tersebut lebih cenderung mempengaruhi kondisi likuiditas valas atau

mempengaruhi kondisi pasar uang valas (money market valas). Untuk melihat perilaku seluruh

pelaku ekonomi di Indonesia, dalam penelitian ini supply demand valas potensial menggunakan

data supply demand valas potensial dari rekening nostro, rekening OCA, atau rekening

cadangan devisa. Selanjutnya terdapat potensi pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai

supply demand valas potensial ini jika ingin memfokuskan penelitian terhadap rekening-

rekening tertentu atau kombinasi dari rekening-rekening yang ada.

Dalam persamaan jangka pendek, juga digunakan variabel dummy untuk menangkap

pengaruh tingginya volatilitas nilai tukar rupiah pada akhir tahun 2015 seiring dengan

meningkatnya spekulasi kenaikan suku bunga fed fund rate untuk pertama kali.

Tabel 5.Perbandingan Dengan Hasil Penelitian Terdahulu

Page 39: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

39

V. V. KESIMPULAN DAN SARAN

V. V.1. Kesimpulan

1. Supply demand valas efektif secara signifikan berpengaruh dalam penentuan nilai

tukar rupiah nominal sejalan dengan mekanisme pembentukan harga dalam hukum

penawaran dan permintaan, yakni harga dalam keseimbangan merupakan hasil dari

penawaran dan permintaan yang telah ditransaksikan. Harga suatu komoditas,

dalam hal ini kurs nilai tukar rupiah, dipengaruhi oleh banyak/sedikitnya penawaran

dan permintaan valas di pasar valas domestik yang sudah dikonversi.

2. Sementara itu untuk supply demand valas potensial tidak signifikan mempengaruhi

nilai tukar rupiah. Hal itu dapat disebabkan oleh sifat dari supply demand valas itu

yang sebatas mempengaruhi likuiditas/persediaan valas di pasar valas domestik.

Tidak semua valas yang ada di pasar valas akan dikonversi oleh pemilik valas.

Persediaan valas akan efektif mempengaruhi nilai tukar rupiah ketika persediaan

valas tersebut telah dikonversi. Selain itu variabel supply demand valas potensial dan

supply demand valas yang berasal dari nasabah dalam negeri tidak signifikan

mempengaruhi nilai tukar rupiah.

3. Selisih supply demand valas potensial dengan efektif secara signifikan dan positif

mempengaruhi nilai tukar rupiah nominal. Selisih supply demand valas potensial

dengan efektif dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangkap ekspektasi

pelaku valas terhadap nilai tukar rupiah. Makin tinggi ekspektasi depresiasi rupiah,

makin besar selisih supply demand valas potensial dengan efektif sebagai strategi

pelaku pasar dalam menyimpan valasnya menunggu untuk mendapatkan kurs yang

lebih tinggi. Sebaliknya makin tinggi ekspektasi apresiasi rupiah, akan makin kecil

selisih supply demand valas potensial dengan efektif sebagai strategi pelaku pasar

untuk segera menjual valasnya ketika kurs rupiah masih tinggi.

4. Dalam jangka panjang, variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi nilai tukar

rupiah antara lain ialah price differential, interest rate differential, harga minyak dan

term of trade. Sementara itu, untuk jangka pendek, variabel-variabel yang

berpengaruh signifikan antara lain ialah interest rate differential, term of trade,

risiko, harga minyak, selisih supply demand valas efektif dan supply demand valas

pelaku luar negeri.

Page 40: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

40

V.2. Saran dan Rekomendasi

1. Pengambil kebijakan perlu secara cermat menggunakan data supply demand valas

untuk dijadikan dasar dalam merumuskan kebijakan, baik data yang berasal dari NPI

maupun dari NPI cash basis. Terdapat dua karakter supply demand valas yang bisa

digunakan dalam menganalisis pergerakan nilai tukar rupiah, supply demand valas

yang bersifat efektif dan supply demand valas yang bersifat potensial.

2. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variabel selisih supply demand valas potensial

dengan efektif atau bisa disebut ekspektasi merupakan faktor yang mempengaruhi

penentuan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu penting bagi otoritas, baik itu

pemerintah maupun bank sentral, menjaga ekspektasi pelaku pasar terhadap nilai

tukar rupiah untuk mendukung kestabilan nilai tukar rupiah.

3. NPI cash basis memiliki horizon waktu yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan

NPI, karena usia pengembangannya relatif baru. Untuk mendapatkan view serta

hasil analisis yang lebih komprehensif serta untuk mendukung pengembangan

penelitian ke depan, diperlukan series NPI cash basis yang lebih panjang. Selain itu

dapat juga dipertimbangkan untuk melakukan kajian perilaku supply dan demand

valas terhadap nilai tukar denganpendekatan lainnya seperti monetary approach dan

asset approach.

Page 41: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

41

DAFTAR PUSTAKA

Baillie, R. T., & Selover, D. (1987). Cointegration and models of exchange rate

determination. International Journal of Forecasting, 3, 43-51

Budiman, Aida S., Hendarsah, N., Nugroho, M. N., dan Silviani, E. 2004. Kajian terhadap

Struktur Mikro Pasar Valas Antar Bank Domestik. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juni

2004.

Coakley, Jerry., Fuerters, Ana M., Wood, Andrew. (2004). A New interpretation of the

exchange rate yield differential nexus. International Journal of Finance and Economics, 9, 201-

218.

Corden, W. Max. 2002. Too Sensational on the Choice of Exchange Rate Regime. MIT

Press, 2002.

Dornbusch, R. (1976). Expectations and exchange rate dynamics. Journal of Political

Economy, 84, 1161-1176.

Dornbusch, R. (1985). Purchasing Power Parity. NBER Working Paper Series No. 1591.

Engel, Charles (2014). Exchange Rate and Interest Parity. Handbook of International

Economics, Volume 4.

Frankel, Jeffrey. (2007). On the rand: Determinants of the south african exchange rate.

NBER Working Paper #13050

Goeltom, M. dan Zoelverdi, D. 1998. Manajemen Nilai Tukar di Indonesia dan

Permasalahannya. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, September 1998.

Husman, Jardine A. 2005. Estimasi Nilai Tukar Rupiah Paska Krisis: Pendekatan Model

Komposit. Working Paper Bank Indonesia WP/07/2005.

International Monetary Fund. 2013. Old Risks, New Challenges. Global Financial Stability

Report, April 2013.

Kandil, Magda. 2009. Exchange Rate Fluctuations and the Balance of Payments: Channels

of Interaction in Developing and Developed Countries. Journal of Economic Integration 24(1),

March 2009, 151-174.

Kelompok Riset Ekonomi I. (2010). Re-estimasi Model Nilai Tukar Behavioral Equilibrium

Exchange Rate (BEER). Catatan Riset-DKM.

Keynes, John Maynard. (1923). A Tract on Monetary Reform. London: Macmillan. pp. 89-

90, 91-92.

Kilian and Taylor. (2003). Why is it so difficult to beat the random walk forecast of

exchange rates). Journal of International Economics, 60, 85-107.

Kim, Y. (1990). Purchasing power parity in the long run. Journal of Money, Credit and

Banking, 22, 491-503.

Page 42: ANALISIS PENGARUH SUPPLY DAN DEMAND VALAS … · pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. ... menjelaskan bahwa penentuan dan sistem nilai tukar ... Berdasarkan teori Purchasing

42

Meese, R., and Rogoff, K. (1988). Was it real? The exchange rate-interest differential

relation over the modern floating rate period. Journal of Finance, 43, 933-948.

Nawatmi, S. (2012). Volatilitas Nilai Tukar dan Perdagangan Internasional. Dinamika

Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, 1 (1), 41-56.

Nugroho, M. Noor, Ibrahim, Winarno, T., Permata, M. I. 2014. Dampak Pembalikan

Modal dan Threshold Defisit Neraca Berjalan terhadap Nilai Tukar Rupiah. Buletin Ekonomi

Moneter dan Perbankan, Januari 2014.

Obstfeld, M., Rogoff, K. (2000). The Six Major Puzzles in International Macroeconomics: Is

There a Common Cause? In: Bernanke, B., Rogoff, K. (Eds.), N.B.E.R Macroeconomic Annual

2000. MIT Press, Cambridge, MA, pp. 339-390.

Sahminan. (2005). Estimating equilibrium real exchange rates of the Rupiah. Working

Paper Bank Indonesia, WP/08/2005.

Sahminan. 2007. Determinants of the Rupiah exchange rate. Working Paper Bank

Indonesia, WP/07/2007.

Sercu, Piet dan Uppal, Raman. 2003. Exchange Rate Volatility and International Trade: A

General-Equilibrium Analysis. European Economic Review 47 (2003) 429-441.

Simorangkir, Iskandar dan Suseno. 2004. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar. Pusat

Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), Seri Kebanksentralan, Mei 2004.

Stockman, Alan C. 1980. A Theory of Exchange Rate Determination. The Journal of

Political Economy, Vol. 88, No. 4 (Aug., 1980), pp. 673-698.

Sugeng., Nugrohro, M. Noor., Ibrahim., Yanfitri. 2010. Pengaruh Dinamika Penawaran

dan Permintaan Valas terhadap Nilai Tukar Rupiah dan Kinerja Perekonomian Indonesia. Buletin

Ekonomi Moneter dan Perbankan, Januari 2010.

Taylor, Alan M., & Taylor, Mark P. (2004). The purchasing power parity debate. The

Journal of Economic Perspectives, 18, 135-158.