analisis pengaruh stres kerja, beban kerja, dan …eprints.ums.ac.id/66564/11/naskah publikasi...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH STRES KERJA, BEBAN KERJA,
DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP
KINERJA PERAWAT
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progran Studi Strata II pada Jurusan
Magister Manajemen Fakultas Pasca Sarjana
Oleh :
Muhammad Taufan Akbar
P 100 160 036
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
ANALISIS PENGARUH STRES KERJA, BEBAN KERJA, DAN
KARAKTERISTIK INDIVIDU PERAWAT TERHADAP KINERJA
PERAWAT
Muhammad Taufan Akbar
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pengaruh Stres Kerja,
Beban Kerja, Dan Karakteristik Individu Perawat Terhadap Kinerja Perawat. Sampel
dalam penelitian ini adalah perawat RSUD Karanganyar yang berjumlah 136
responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan non
probability sampling. Metode analisis data yang digunakana dalah Uji validitas,
reliebilitas dan uji analisis regresi linier berganda dengan uji t, uji F, dan koefisien
determinasi (R2). Dari uji hipotesis didapatkan hasil bahwa Stres kerja, Usia,
Pendidikan, Status Perkawinan memiliki pengaruh terhadap Kinerja Perawat, untuk
Beban Kerja, Posisi Jabatan, Masa Kerja tidak memiliki pengaruh terhadap Kinerja
Perawat.
Kata kunci: Stres Kerja, Beban Kerja, Karakteristik Individu dan Kinerja Perawat
Abstract
This study aims to determine the effect of the effect of work stress, workload,
and individual characteristics of nurses on nursing performance. The sample in this
study were nurses of Karanganyar District Hospital, totaling 136 respondents. The
sampling technique in this study is by non probability sampling. The data analysis
method used is validity test, reliability and multiple linear regression analysis test
with t test, F test, and determination coefficient (R2). From the hypothesis test, it was
found that work stress, age, education, marital status had an influence on the nurse's
performance, for workload, position position, work period had no influence on the
nurse's performance.
Keywords: Job Stress, Workload, Individual Characteristics and Nurse Performance
2
1. Pendahuluan
Rumah sakit merupakan suatu instansi yang bergerak dalam bidang pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit meliputi pelayanan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan yang saat ini berkembang
di rumah sakit tidak hanya mengenai bangunan rumah sakit ( seperti ukuran,
kompleksitas, jumlah unit), jumlah kualifikasi staff medis dan non medis, sistem
keuangan dan sistem informasi, tetapi mengenai kualitas kualitas pelayanan pekerja
kesehatan dalam memberikan pelayanan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan tujuan tersebut berbagai jenis dengan perangkat keilmuan yang
beragam harus berintegrasi satu sama lain, salah satu terpenting dalam lingkaran
pemberi pelayanan tersebut adalah perawat (Eleni dan Theodoros, 2010).
Perawat bekerja melayani pasien selama 24 jam. Perawat mempunyai tugas
sesuai fungsinya dalam memberikan asuhan keperawatan sebagai berikut : mengkaji
kebutuhan pasien, melaksanakan rencana perawatan, mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan, mendokumentasikan proses keperawatan (Hidayat, 2009). Lumenta
(1989) menegaskan tugas utama perawat yaitu memperhatikan kebutuhan pasien,
merawat pasien dengan penuh tanggungjawab dan memberikan pelayanan asuhan
kepada individu atau kelompok orang yang mengalami tekanan karena menderita
sakit.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas dalam
suatu instansi rumah sakit dipengaruhi oleh kinerja SDM (Sumber Daya Manusia)
yaitu salah satunya perawat. Kinerja menurut Ilyas (2002) adalah hasil kerja SDM
baik secara kualitas dan kuantitas. Mangkunegara (2004), menyatakan bahwa kinerja
merupakan prestasi kerja yang dibedakan berdasarkan kualitas dan kuantitas dan
dihasilkan sesuai tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Baik atau kurannya
kinerja seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya : beban kerja,
3
motivasi kerja, kepuasan kerja, motivasi individu, struktur organisasi, sistem
penghargaan, pengembangan karir, ketrampilan, sikap, peran, persepsi, kepribadian.
Marquis dan Houston (2000) mendefinisikan beban kerja perawat merupakan
seluruh kegiatan yang dilakukan perawat dalam menjalankan tugasnya pada suatu
unti pelayanan keperawatan. Beban kerja dapat juga diartikan sebagai jumlah total
waktu keparawatan baik langsung maupun tidak langsung dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang diperlukan oleh pasien dan berhubungan dengan jumlah
perawat yang diperlukan untuk memberikan pelayanan tersebut (Gaudine, 2000).
Beban kerja terdiri dari beban kerja kuantitatif dan beban kerja kualitatif.
Beban kerja kuantitatif dapat berupa jumlah pekerjaan yang harus dikerjakan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan pasien. Beban kerja kualitatif adalah tanggungjawab
yang tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien (Carayon dan
Gurses, 2005).Beban kerja perawat yang tinggi dapat menyebabkan keletihan dan
kelelahan. Beban kerja pada perawat merupakan bagian yang paling bermakna untuk
memprediksi adanya kesehatan mental yang negatif pada perawat, stress, kurangnya
kepuasan kerja, keletihan, dan kelelahan (Ronald dan Burke, 2003).
Stres kerja adalah sebuah respon adaptif pekerja yang diperantarai oleh proses
psikologi, kondisi lingkungan dan perbedaan individu yang merupakan akibat dari
tuntutan fisik atau psikologi seseorang secara berlebihan. (Luthans,2011). Perawat
merupakan suatu profesi yang rentan terhadap stress kerja dalam menjalankan
profesinya. Menurut survei di Perancis ditemukan bahwa persentasi terjadinya stress
pada perawat yaitu 74%. Hasil penelitian di Indonesia, Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (2006) perawat yang mengalami stress kerja sebanyak 50,9%.
Karakteristik individu mencakup beberapa hal yaitu usia, jenis kelamin, status
perkawinan, jumlah tanggungan, lama kerja, kemampuan, tingkat pendidikan, dan
kepribadian (Kurniadi, 2013).
Menurut James (2004 : 87) “karakteristik individu adalah minat, sikap dan
kebutuhan yang dibawa seseorang didalam situasi kerja.” Minat adalah sikap yang
membuat seseorang senang akan obyek kecenderungan atau ide-ide tertentu. Hal ini
4
diikuti dengan perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang
disenangi itu. Minat mempunyai kontribusi terbesar dalam pencapaian tujuan
perusahaan, betapapun sempurnanya rencana organisasi dan pengawasan serta
penelitiannya. Bila karyawan tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat
gembira maka suatu perusahaan tidak akan mencapai hasil yang semestinya dapat
dicapai.
Faktor- faktor diatas dapat memperngaruhi kinerja perawat seperti yang
dikemukakan dalam penelitian terdahulu. Menurut Gurses et al, 2008 yang meneliti
tentang beban kerja, kualitas kerja terhadap perawat ICU di 17 rumah sakit
mengungkapkan hambatan kinerja meningkatkan beban kerja perawat,berdampak
negatif terhadap kualitas dan keamanan perawatan yang dirasakan.
Menurut Motowidlo et al, 2016 yang meneliti tentang dampak stres terhadap
kinerja 104 perawat di Washington mengungkapkan kinerja kerja (yaitu, sensitivitas,
kehangatan, pertimbangan, toleransi) dan aspek kognitif / motivasi (yaitu,
konsentrasi, ketenangan, ketekunan, kemampuan beradaptasi) berkorelasi secara
signifikan dengan kejadian stres, depresi, dan permusuhan.
Menurut Sahensolar dkk, 2016 yang meneliti hubungan karakteristik individu,
motivasi kerja terhadap kinerja perawat dengan 85 sampel didapatkan hasil tidak
terdapat hubungan masa kerja perawat dengan kinerja perawat.
Menurut Waugaman, 2000 yang meneliti pengaruh usia dan jenis kelamin
terhadap profesionalisasi dan komitmen karir perawat anestesi sebanyak 2008 sampel
menyatakn usia dan jenis kelamin keduanya berkorelasi secara signifikan (P <0,05)
dengan imbalan sosioekonomi profesi. Meningkatnya usia berkorelasi negatif dengan
penghargaan sosioekonomi profesional dan daya tarik dan dimensi keterkaitan
dengan peran profesional. Jenis kelamin pria berkorelasi positif dengan orientasi
birokratis dan peran administratif / pengawasan, dan jenis kelamin perempuan
berkorelasi positif dengan perawatan pasien secara holistik. Pria mencapai sosialisasi
lebih mudah dalam dimensi orientasi kerja.
5
Masalah tersebut belum diketahui hubungan dari stres, kerja, karakteristik
individu di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar yang membuat penulis tertarik
meneliti masalah tersebut. Berdasarakan isu diatas maka masalah yang akan diteliti
adalah:
a. Bagaiamana pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Perawat?
b. Bagaimana pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Perawat?
c. Bagaimana pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja Perawat?
Pengembangan Hipotesis
1.1 Hubungan Stres Kerja dan Beban Kerja
Kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi –reaksi emosional seperti sakit
kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah akan terjadi apabila Beban Kerja
yang terlalu berlebihan. Kebosanan, rasa monoton terjadi apabila Beban Kerja terlalu
sedikit. Kebosanan tersebut dalam kerja rutin sehari-hari menyebabkan perhatian
berkurang pada pekerjaan kemudian sangat potensial akan membahayakan pekerja itu
sendiri. Stres kerja dapat timbul ketika Beban Kerja yang berlebihan atau terlalu
rendah. (Manuaba,2000)
H1: Stres Kerja memiliki hubungan positif terhadap Beban Kerja
1.2 Hubungan Stres Kerja dan Kinerja
Penelitian antara Stres Kerja dan Kinerja. Dipaparkan bahwa tingkat stres
yang rendah sampai menengah menyebabkan peningkatan aktivitas tubuh dan
peningkatan reaksi tubuh. Menyebabkan sesorang melakukan tugas secara lebih baik,
tekun, atau cepat. Tetapi, yang amat banyak dibebankan ke seseorang dengan
tuntutan yang terlalu besar pula, menyebabkan Kinerja lebih rendah (Robbins, 2007).
H2 : Stres Kerja memiliki hubungan NEGATIF terhadap Kinerja
6
1.3 Hubungan Beban Kerja dan Kinerja
Gangguan atau penyakit akibat kerja terjadi akibat Beban Kerja yang terlalu
berat atau yang terlalu sedikit. penelitian Suciari (2006) terdapat hubungan yang
signifikan antara Beban Kerja dengan keluhan Low Back Pain yang dialami pramu
kamar. Presentase dibagi 3 yaitu: kategori Beban Kerja berat sekali mencapai 100 %,
sedangkan Beban Kerja kategori berat mencapai 79 % dan Beban Kerja sedang 30 %.
H3 : Beban kerja memiliki hubungan negatif dengan Kinerja
1.4 Hubungan Karakter Individu dan Kinerja
Karakteristik Individu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Menurut
Ivancevich (2006:11), variabel Karakteristik Individu seperti keterampilan, persepsi,
kepribadian, kemampuan, dan sikap, variabel-variabel tersebut memberikan pengaruh
terhadap perilaku kerja sebagai contoh produktivitas karyawan, kreativitas, dan
Kinerja. Dari pendapat tersebut menyatakan bahwa faktor individu atau Karakteristik
Individu berpengaruh terhadap Kinerja.
H4 : Karakteristik Individu memiliki dampak positif terhadap Kinerja
1.5 Hubungan Stres Kerja, Beban Kerja, dan Kinerja
Nirel et all (2008) meneliti tentang stress, work overload, and satisfaction.
Adapun variabel yang digunakan adalah stress, work overload, and satisfaction.
Populasi yang digunakan adalah paramedis di Israel yang dipilih secara acak. Teknik
yang digunakan dengan data dianalisis secara kuantitatif metode cross sectional. Hasil
mengemukakan Stres Kerja, Beban Kerja memiliki pengaruh terhadap Kinerja. Hal
ini disebabkan oleh kelelahan, kelebihan Beban Kerja, dan kesehatan yang buruk
kemudian dapat menghambat kemampuan mereka untuk bekerja lebih optimal.
H5 : Stres Kerja dan Beban Kerja yang berlebih memiliki dampak negatif
terhadap Kinerja
7
Karakteristik Individu
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
2. Metode
Dalam penelitian memiliki jenis Kuantitatif dengan diapadukan diskriptif data.
Penyusunan penelitian ini dilakukan melalui objek penelitian, dimana pada
penelitian ini dilakukan pada Perawat RSUD Karanganyar. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah non probability sampling. Variabel yang
digunakan adalah Stres Kerja, Beban Kerja, Karakteristik Individu, dan Kinerja
Perawat. Sampel Yang digunakan jumlah 136 responden.
Kinerja Perawat
Stres Kerja
Usia
Beban Kerja
Pendidikan
Posisi Jabatan
Masa Bekerja
Status
Perkawinan
8
3. Hasil dan Pembahasan
a. Data Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Kelompok Umur Banyaknya Prosentase
1 <25 36 26,5 %
2 26-35 54 39,7 %
3 36-45 40 29,4 %
4 46-55 6 4,4 %
Jumlah 136 100%
Sumber: data primer diolah, 2018
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Kelompok Pendidikan Banyaknya Prosentase
1 SPK 2 1,5
2 D3 KEPERAWATAN 86 63,2
3 S1 KEPERAWATAN 14 10,3
4 NERS 34 25,0
Jumlah 77 100%
Sumber : data primer diolah, 2018
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Masa Kerja
No Kelompok Lama Masa Kerja Banyaknya Prosentase
1 <5 tahun 70 51,5 %
2 6-10 tahun 20 14,7 %
3 11-15 tahun 28 20,6 %
4 16-20 tahun 14 10,3 %
5 >21 tahun 4 2,9 %
Jumlah 77 100%
9
Sumber : data primer diolah, 2018
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
No Status Banyaknya Prosentase
1 Belum Menikah 24 17,6 %
2 Menikah 112 82,4 %
Jumlah 136 100%
Sumber : data primer diolah, 2018
b. Analisis Regresi
Hasil Analisis Data
Variabel β Std. Error t hitung Sign.
(Constant) 33.970 2.594 13.093 0.000
Stres Kerja (X1) -0.131 0.070 -1.866 0.064
Beban Kerja (X2) 0.022 0.060 0.364 0.717
Usia (X3) 0.265 0.044 6.035 0.000
Pendidikan (X4) 0.813 0.173 4.698 0.000
Posisi Jabatan (X5) 0.137 0.413 0.332 0.741
Masa Bekerja (X6) -0.248 0.264 -0.941 0.349
Status Perkawinan (X7) -2.663 0.676 -3.941 0.000
R 0, 659
R Square 0, 434
Adjusted R² 0, 403
Fhitung 14.027
Probabilitas F 0,000
Sumber : Hasil analisis regresi data, 2018
10
Dari hasil perhitungan tabel diatas melalui program SPSS, diperoleh persamaan
regresi berganda dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = 33.970 - 0.131X1 + 0.022 X2 + 0.265 X3 + 0.813 X4 + 0.137 X5 - 0.248 X6 - 2.663 X7 + e
(-1.866)* (0.364) (6.035)*** (4.698)*** (0.332) (-0.941) (-3.941)***
c. Pembahasan
Berdasarkan Hasil analisis dengan regresi dari pengaruh Stres Kerja, Beban
Kerja, dan Karakteristik Individu terhadap Kinerja dijelaskan sebagai berikut;
1. Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja.
Pada Hasil hipotesis menunjukkan bahwa Stres Kerja tidak memiliki
pengaruh terhadap Kinerja perawat di RSUD Karanganyar. Dengan dasar temuan
statistik bahwa nilai Koefisien varibel Stres Kerja (X1) bernilai negatif. Hal ini
memberikan gambaran bahwa faktor Stres Kerja mempunyai pengaruh negatif secara
signifikan terhadap Kinerja. Artinya setiap kenaikan Stres Kerja akan menurunkan
Kinerja.
Penjelasan utama untuk pengaruh negatif antara stress kerja dan Kinerja
perawat, berarti perawat di rumah sakit ini sudah terlalu banyak tekanan pekerjaan
yang diperolehnya hal ini bisa jadi karena banyak nya pasien dibanding perawat,
tugas dari atasan , tanggung jawab terlalu bnyak, keluarga tidak mendukung, rekan
kerja yang kurang mendukung, lingkungan kerja rumah sakit yang kurang nyaman.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Chandra (2012)
dalam penelitiannya menjelaskan bahwa Stres Kerja secara parsial mempunyai
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan di PT. Lie Fung
Surabaya, artinya ketika Stres Kerja rendah maka Kinerja tinggi, demikian
sebaliknya. Alishah (2015) dalam penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel Stres Kerja dan Kinerja karyawan di Koperasi Syaria’ah
Binama Semarang.
11
2. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja
Pada Hasil hipotesis menunjukkan bahwa Beban Kerja memiliki pengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja perawat di RSUD Karanganyar.
Dengan dasar temuan statistik bahwa koefisien varibel Beban Kerja (X2) bernilai
positif sebesar 0,054, hal ini memberikan gambaran bahwa faktor Beban Kerja
mempunyai pengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap Kinerja. Artinya besar
kecilnya Beban Kerja tidak akan memiliki dampak Kinerja. Hasil ini mendukung dari
penelitian yang dilakukan oleh Vulandari (2016) berarti Beban Kerja individu
mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja karyawan (Y), yaitu jika terjadi
kenaikan beban individu maka akan menurunkan Kinerja
3. Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja.
a. Pengaruh usia terhadap Kinerja
Pada Hasil hipotesis menunjukkan bahwa usia mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap Kinerja. Artinya setiap kenaikan usia akan meningkatkan
Kinerja. Hasil ini mendukung dari penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti dkk
(2017) variabel usia dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja karyawan.
b. Pengaruh pendidikan terhadap Kinerja
Pada Hasil hipotesis menunjukkan bahwa faktor pendidikan mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja. Hasil ini mendukung dari penelitian
yang dilakukan oleh Pamungkas dkk (2017) variabel Pendidikan berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja karyawan.
c. Pengaruh posisi jabatan terhadap Kinerja
Pada Hasil hipotesis menunjukkan bahwa posisi jabatan mempunyai pengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja. Artinya besar kecilnya posisi jabatan
tidak akan memiliki dampak terhadap Kinerja. Hasil ini mendukung dari penelitian
yang dilakukan oleh Simanjuntak, 2015 Promosi Jabatan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Riau Media Grafika/ Tribun
Pekanbaru.
12
d. Pengaruh masa kerja terhadap Kinerja
Pada Hasil hipotesis menunjukkan bahwa masa kerja mempunyai pengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja. Artinya lama tidaknya masa kerja
tidak akan memiliki dampak Kinerja. Hasil ini mendukung dari penelitian yang
dilakukan oleh Muttaqin dkk, 2014 masa kerja karyawan berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja karyawan. Sari, 2016 variabel insentif (INS), masa kerja
(MK), dan komitmen organisasi (KO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel Kinerja karyawan (KK)
e. Pengaruh status perkawinan terhadap Kinerja
Pada Hasil hipotesis menunjukkan bahwa status perkawinan mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja. Hasil ini mendukung dari
penelitian yang dilakukan oleh Prakoso,2016 Status pernikahan dapat meningkatkan
Kinerja seseorang karena pada karyawan yang telah menikah mempunyai tingkat
pengunduruan diri yang rendah, tingkat keabsenan yang rendah dan lebih puas
dengan pekerjaannya dibanding rekan sejawat yang belum menikah.
4. Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian serta analisis data tentang pengaruh Stres
Kerja, Beban Kerja, Karakteristik Individu terhadap Kinerja. Maka bisa ditarik atau
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Stres Kerja mempunyai pengaruh negatif secara signifikan terhadap Kinerja.
2. Beban Kerja memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja.
3. Usia mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja.
4. Pendidikan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja.
5. Posisi jabatan mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
Kinerja.
6. Masa kerja mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
Kinerja.
13
7. Status perkawinan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja.
B. Keterbatasan
Pada penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,
namun masih memiliki keterbatasan berikut:
1. Keterbatasan waktu dalam penelitian dikarenakan bertepatan dengan adanya rapat
atau pertemuan dalam lingkup intern objek penelitian untuk membahas akreditasi
Rumah Sakit.
2. Keterbasan bertemunya responden yang sedang melakukan pertemuan dalam
membahas akreditasi Rumah Sakit.
C. Saran
1. Berkaitan dengan Manajerial
a. Faktor Kinerja organisasi menjadi variabel yang harus ditingkatkan karena
sebagai faktor penentu untuk loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
b. Dalam meningkatkan Kinerja karyawan perlu adanya pelatihan team work,
disamping memberikan kesempatan untuk belajar hal-hal baru bagi para
karyawan dalam kaitannya peningkatan kemampuan public service oriented.
2. Saran untuk penelitian mendatang
a) Penelitian selanjutnya dapat dilaksanakan dengan mengembangkan variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian ini ke dalam dimensi yang lebih
spesifik seperti Stres Kerja, Beban Kerja, karakteristik individu dan Kinerja
Perawat.
b) Perlu dilakukan lebih lanjut dalam mengkaji pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja,
dan Karakteristik Individu terhadap Kinerja Perawat untuk skala yang lebih besar
baik dari sisi sampel dan mengkaji lebih dalam variabel yang digunakan seperti
Stres Kerja ada stres individu, kelompok dan organisasi.
14
Daftar Pustaka
Al Rub, R.F.A. (2004). Job Stress, Job Performance, and Social Support Among
Hospital Nurses. Journal of Nursing Scholarship. 36, 73-77.
Andre, Rae. Organizational Behavior Pearson International Edition. New Jersey:
Pearson Prentice Hall, 2008
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Carayon, P & Gurses, A.P (2005). A Human factor engineering conceptual
framework of nursing workload and patien safety in intensive care units.. Intensive
Crit Care Nurs. 21(5):284-301
Daft, Richard L. New Era of Management Ninth Edition. South-Western: Cengage
Learning, 2010
Daryanto, Dedi. (2008). Hubungan Karakteristik Individu dan Sistem Penghargaan
dengan Kinerja Perawat Berdasarkan Persepsi Perawat Pelaksana di RS. Sumber
Waras Jakarta. Jurnal ProspekVol 1 (No. 1) hal 72
Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM buku 1. Jakarta : Indeks
Faizin, Ahmad dan Winarsih. (2008). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja
Perawat dengan Kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali.
Berita Ilmu Keperawatan ISSN. 1979-2397.vol. I No. 3 September 2008.
Gaudine. (2000). Measuring nurses’ workload. http://www.cna-aiic.ca/CNA/
documents/ pdf/publications/NN NursesWorkloadmarch2003 e.pdf
Gibson, Ivancevich, Donnelly. (1996). Organisasi Perilaku, Struktur dan Proses.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hurriyati, Ratih (2005), Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung
Alfabeta
Ilyas, Yaslis. 2002, Kinerja : Teori, Penilaian, dan Penelitian, Pusat Kajian
Ekonomi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok
15
Isesreni, 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Pelaksana.
Univiversitas. Medan
Ivancevich dkk, 2006, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid Satu, Erlangga,
Jakarta
James, Hall, 2004. Sistem Informasi Akuntansi, buku 1. Edisi Jakarta. Salemba
empat.
Kuncoro, Mudrajat, 2013. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi Keempat,
Jakarta, Erlangga.
Kurniadi, A. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Lee-Lee, Seulki SooYoung (2011). The Effect Of Job Stress And Social Support On
Job Satisfaction Analysis On Korea Police
Lien, C.H., Wen, M.J., & Wu, C.C. (2011). Investigating the Relationships among
Eservice Quality, Perceived Value, Satisfaction, and Behavioral Intentions in
Taiwanese Online Shopping. Asia Pasific Management Review, 16 (3): 211- 223.
Lumenta, Bunjamin. 1989, Hospital, Cetakan Pertama Jakarta : Kanisius
Luthans, Fred. 2011, Organizational Behavior Twelfth Edition. New York: The Mc
Graw Hill Companies Inc..
Mangkunegara, A. Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM, PT. Refika Cipta,
Bandung
Mangkuprawira, S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. PT. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Manuaba,A. ”Ergonomi, kesehatanan Keselamatan Kerja. Dalam Wygnyosoebroto.S.
& Wiranto, S.E. ”Eds.Proceeing Seminar Nasional Ergonomi PT. Guna
Widya.Surabaya ,2000
Marquis, B.L& Houston C.J (2010) Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
Teori dan Aplikasi. Jakarta : EGC
Moorhead, Griffin, 2013, “Perilaku Organisasi, Manajemen Sumber Daya Manusia
dan Organisasi”, Jakarta : Salemba Empat.
16
Moustaka, Eleni and Constantinidis, Theodoros C. (2010). Sources and Effects of
Work-related Stress in Nursing. Health Science Journal, 4(4), 210-216.
Munandar, A.S, “ Stress dan Keselamatan Kerja “Psikologi Industri dan Organisasi.
Penerbit Universitas Indonesia,2001
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005
Riyadi, Slamet . 2011 Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur di Jawa
Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vo113, No. 1, Maret 2011: 40-45
Robbins, S. P. 2003. Perilaku Organisasi Jilid 1 edisi 9. Jakarta : PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Robbins, S. P. Dan Judge. 2008. Perilaku organisasi Buku 2, Jakarta : Salemba
Empat
Ronald & Burke.(2003). Hospital restructuring, workload, and nursing staff
satisfaction and experiences ,
http://www.healthcaremanagerjournal.com/pt/re/hcm/abstract. 00126
Schultz, D., Schultz, S E. 2006. Psychology & Work Today Ninth Edition. New
Jersey : Pearson Education. Inc
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES,
2008.
Sopiah, Perilaku Organisasional. Jakarta: C.V. Andi Offset, 2008.
Suarli & Bahtiar, (2009), Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta, Erlangga.
Sugijati, dkk. (2008). Analisis Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan terhadap
Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RSUD Mataram. Jurnal Kesehatan Prima. Vol 2 (No 2) Hal 329.
Supramono dan Jony Oktavian Haryanto 2005. Desain Proposal Penelitian Studi
Pemasaran, Andi, Yogyakarta.
17
Suroso, Jebul. 2011. Penataan sistem jenjang karir berdasarkan kompetensi untuk
meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja perawat di rumah sakit. Ekplanasi
Volume 6, nomor 2
Suyanto. 2009. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah
Sakit. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Tika, Pabundu. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Jakarta:Bumi Aksara.