bab ii tinjauan pustaka a. stres kerja 1. pengertian stres...

22
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres Kerja Jones dan Barlett (1994), mendefinisikan stres sebagai ketidakmampuan manusia dalam mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan manusia tersebut. Dengan mengesampingkan berbagai sudut pandang (mental, emosional, fisik dan spiritual) Jones dan Barlett setuju bahwa stres dipengaruhi oleh persepsi manusia terhadap situasi atau kondisi yang terdapat di lingkungan manusia. Lazarus (dalam Cotton, 1990) menjelaskan bahwa stres merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang dianggap melebihi kemampuan coping yang dimiliki dan dapat mengganggu kesejahteraan individu. Selain itu, Siagian (2012) juga menjelaskan bahwa stres dapat didefinisikan sebagai kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang. Stres yang dialami oleh seseorang bisa bermacam-macam jenisnya. Misalnya saja stres pasca trauma, stres akademik, stres kerja dan sebagainya. Stres yang paling sering dihadapi oleh seseorang yang bekerja biasanya adalah stres kerja. Stres kerja secara umum dapat diartikan sebagai stres yang bersumber dari lingkungan kerja. Caplan (dalam Wijono, 2011) menyatakan bahwa stres kerja mengacu pada semua karakteristik pekerjaan yang

Upload: buique

Post on 07-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja

1. Pengertian Stres Kerja

Jones dan Barlett (1994), mendefinisikan stres sebagai

ketidakmampuan manusia dalam mengatasi ancaman yang dihadapi oleh

mental, fisik, emosional dan spiritual, yang pada suatu saat dapat

mempengaruhi kesehatan manusia tersebut. Dengan mengesampingkan

berbagai sudut pandang (mental, emosional, fisik dan spiritual) Jones dan

Barlett setuju bahwa stres dipengaruhi oleh persepsi manusia terhadap situasi

atau kondisi yang terdapat di lingkungan manusia. Lazarus (dalam Cotton,

1990) menjelaskan bahwa stres merupakan hubungan antara individu dengan

lingkungan yang dianggap melebihi kemampuan coping yang dimiliki dan

dapat mengganggu kesejahteraan individu. Selain itu, Siagian (2012) juga

menjelaskan bahwa stres dapat didefinisikan sebagai kondisi ketegangan yang

berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang.

Stres yang dialami oleh seseorang bisa bermacam-macam jenisnya.

Misalnya saja stres pasca trauma, stres akademik, stres kerja dan sebagainya.

Stres yang paling sering dihadapi oleh seseorang yang bekerja biasanya adalah

stres kerja. Stres kerja secara umum dapat diartikan sebagai stres yang

bersumber dari lingkungan kerja. Caplan (dalam Wijono, 2011) menyatakan

bahwa stres kerja mengacu pada semua karakteristik pekerjaan yang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

12

mungkin memberi ancaman kepada individu tersebut. Selanjutnya, stres

kerja juga dapat diartikan sebagai segala kondisi pekerjaan yang dipersepsikan

oleh karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat menimbulkan tekanan

(Umam, 2010). Selain itu, Mangkunegara (2009) menyatakan bahwa stres

kerja dapat diartikan sebagai perasaan tertekan yang dialami karyawan

dalam menghadapi pekerjaan.

Menurut Gibson, dkk (dalam Saputra, 2014), stres kerja adalah suatu

tanggapan penyesuaian yang diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individu

dan atau proses psikologi yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap

tindakan dari luar (lingkungan), situasi atau peristiwa yang menetapkan

permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang. Selain itu,

menurut Anoraga (dalam Saputra, 2014), stres kerja adalah suatu bentuk

tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di

lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya

terancam. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa stres kerja merupakan respon seseorang yang berupa perasaan tertekan

dalam menghadapi tuntutan pekerjaan yang melebihi kemampuannya, serta

dirasa mengganggu dan dapat mempengaruhi kesehatannya, baik secara fisik,

emosional, maupun mental.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

13

2. Gejala Stres Kerja

Gejala-gejala dari dari stres kerja dapat dilihat dari tiga aspek, menurut

Sopiah (2008) gejala-gejala tersebut meliputi :

a. Aspek fisik

Aspek fisik merupakan dampak yang dirasa mengganggu kesehatan

jasmani pekerja, misalnya seperti sakit kepala, gangguan tidur, tekanan

darah tinggi dan sebagainya.

b. Aspek psikis

Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh

pekerja dan menganggu keadaan psikologis pekerja tersebut. Misalnya

berupa munculnya perasaan cemas, murung, tidak bersemangat dan

timbul rasa ketidakpuasan terhadap pekerjaan.

c. Aspek perilaku

Aspek yang terakhir ialah aspek yang dapat terlihat langsung melalui

perilaku yang dimunculkan oleh pekerja. Perilaku-perilaku tersebut

biasanya meliputi agresi di tempat kerja, tingkat absensi yang tinggi,

kinerja rendah dan sebagainya.

Menurut Beehr & Newman (dalam Umam, 2010) gejala-gejala stres

kerja terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Gejala psikologis, yang ditandai dengan adanya kecemasan,

ketegangan, bingung, mudah tersinggung, kelelahan mental,

depresi, komunikasi yang tidak efektif, dan kebosanan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

14

b. Gejala fisiologis, ditandai dengan adanya gejala seperti merasa

letih/lelah, kehabisan tenaga, pusing, gangguan percernaan,

gangguan pernafasan, tekanan darah tinggi, gangguan tidur,

kelelahan secara fisik, gangguan kulit, meningkatnya denyut

jantung.

c. Gejala perilaku seperti absensi, menurunnya prestasi dan

produktivitas, menurunya kualitas hubungan interpersonal dengan

keluarga dan teman.

3. Faktor Penyebab Stres Kerja

Penyebab stres kerja, atau stessor yang dialami seseorang dapat terjadi

karena faktor-faktor di dalam individu, maupun faktor yang berasal dari luar

individu. Sopiah (2008) menyatakan bahwa terdapat empat hal yang menjadi

penyebab terjadinya stres di lingkungan kerja, yaitu:

a. Faktor lingkungan fisik

Faktor lingkungan fisik berkaitan langsung dengan kondisi lingkungan

dimana individu melaksanakan pekerjaan. Rancangan ruang kantor,

kualitas pencahayaan, ketiadaan privasi, kualitas udara, tingkat

kebisingan dan lain sebagainya, yang secara tidak disadari akan

mempengaruhi tingkat stres para pekerja.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

15

b. Faktor peran dan tugas yang dilakukan.

Peran dan tugas yang diemban oleh pekerja pada suatu organisasi

maupun perusahaan, dapat menjadi penyebab terjadinya stres kerja.

Hal ini meliputi:

1) Konflik peran

Konflik ini memiliki tiga tipe. Pertama, inter-role conflict.

Keadaan ini terjadi ketika seorang pekerja memiliki dua peran

yang saling berlawanan. Tipe kedua adalah intra-role conflict,

dimana konflik yang terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan

pendapat antara satu pekerja dengan pekerja lain dan

menyebabkan terjadinya suatu masalah. Tipe yang terakhir

adalah tipe person-role conflict yang terjadi ketika tugas-tugas

yang harus dilaksanakan oleh pekerja bertentangan dengan nilai-

nilai yang diyakininya.

2) Peran ambiguitas

Peran ambiguitas merupakan keadaan dimana pekerja merasakan

ketidakpastian terhadap tugas-tugas yang diembannya,

bagaimana harapan kerja selanjutnya, tingkat kewenangan dan

hal-hal lain yang terkait dengan kondisi perusahaan. Keadaan ini

biasanya terjadi apabila seorang pekerja baru saja bergabung

dalam sebuah perusahaan atau ketika mendapatkan tugas baru

yang masih terasa asing baginya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

16

3) Beban kerja

Faktor ini adalah faktor yang paling sering menjadi penyebab

stres dikalangan para pekerja. Beban kerja yang diberikan oleh

perusahaan yang dirasa terlalu berat dan melebihi sumber daya

yang dimiliki, membuat para pekerja merasa mudah lelah dan

bosan dengan tugas-tugas yang diberikan.

4) Karakteristik tugas

Selain faktor beban tugas, karakteristik tugas yang diemban juga

dapat menjadi pemicu terjadinya stres pada pekerja. Pekerjaan

yang menuntut ketilitian dan konsentrasi tinggi misalnya.

Apabila dikerjakan secara kontinyu, maka para pekerja akan

merasa lelah dan merasa bahwa tugas tersebut menjadi berat

untuk dikerjakan.

c. Karakteristik pribadi

Karakteristik pekerja yang berbeda-beda akan berpengaruh pula pada

ketahanan para pekerja dalam menghadapi stresor yang ada. Perbedaan

latar belakangan budaya, perbedaan pengalaman, perbedaan persepsi

serta pola pikir antara pribadi dan atribut-atribut kepribadian yang lain

ini lah yang membedakan tingkat ketahanan terhadap stresor antara

satu pekerja dengan pekerja yang lainnya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

17

d. Keadaan organisasi

Keadaan organisasi yang dimaskud adalah meliputi gaya

kepemimpinan atasan, budaya organisasi yang dianut, pola kerja dalam

organisasi dan peraturan yang berlaku di dalam organisasi serta

bagaimana penerapannya.

Selain itu, menurut Jones dan Barlett (1999), penyebab stres kerja

dibagi ke dalam tiga kategori, yakni:

a. Faktor Penyebab Organisasional

1. Kurangnya otonomi dan kreativitas

2. Harapan, tenggat waktu dan kuota yang tidak logis

3. Relokasi pekerjaan

4. Kurangnya pelatihan

5. Karier yang melelahkan

6. Hubungan dengan majikan (penyelia) yang buruk

7. Selalu mengikuti perkembangan teknologi (mesin fax, voice mail

dll)

8. Donwsizing, bertambahnya tanggung jawab tanpa pertambahan

gaji

9. Pekerja dikorbankan (berkurangnya laba)

b. Faktor Penyebab Individual

1. Pertentangan antara karier dengan tanggung jawab keluarga

2. Ketidakpastiaan ekonomi

3. Kurangnya penghargaan dan pengakuan kerja

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

18

4. Kejenuhan, ketidakpuasan kerja, dan kebosanan

5. Perawatan anak yang tidak adekuat

6. Konflik dengan rekan kerja

c. Faktor Penyebab Lingkungan

1. Buruknya kondisi lingkungan kerja (kebisingan, pencahayaan,

ventilasi, suhu, dll)

2. Diskriminasi ras

3. Pelecehan seksual

4. Kekerasan di tempat kerja

5. Kemacetan saat berangkat dan pulang kerja

4. Manajemen Stres

Istilah manajemen stres menurut Cotton (1990), merujuk pada

identifikasi dan analisis terhadap sumber stres, dan pengaplikasian cara-cara

yang terapeutik untuk mengubah sumber stres dan pengalaman terkait stres

yang dirasakan. Cotton (1990) menambahkan bahwa terdapat empat cara yang

dapat dilakukan untuk memanajemen stres, yakni:

a. Terapi Individual

Terapi individual biasanya dilakukan untuk menangani permasalahan

pada kasus individual dengan permasalahan yang tergolong berat. Hal

ini bertujuan agar klien bisa mendapatkan perhatian penuh dari terapis.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

19

b. Terapi Kelompok

Berbeda dengan terapi individual, pada terapi kelompok permasalahan

yang akan diselesaikan tergolong permasalahan yang tidak terlalu berat

dan dialami oleh seluruh anggota dalam terapi. Sehingga dalam

pelaksanaannya akan terjadi pertukaran informasi dan pengalaman

antar anggota terapi yang dapat membantu terjadinya insight.

c. Workshop

Workshop tidak jauh berbeda dengan kegiatan psikoedukasi, hanya

saja dalam pelaksanaannya akan lebih singkat jika dibandingkan

dengan kegiatan psikoedukasi. Biasanya workshop diadakan dalam 2-3

hari dan melibatkan banyak peserta. Workshop dianggap sebagai cara

yang tepat untuk memberikan informasi baru kepada para peserta,

hanya saja proses terapeutik biasanya tidak dapat terbentuk karena

jumlah peserta yang terlampau banyak.

d. Blibliography

Blibliography merupakan cara memanajemen stres yang dilakukan

dengan membaca buku. Namun, metode ini menekankan pada

kemampuan klien dalam memproses informasi yang didapat dari

membaca buku dan membutuhkan motivasi yang tinggi dari klien

untuk menerapkan pengetahuan baru yang didapatkan dari membaca

buku.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

20

Pada penelitian ini, cara memanajemen stres yang akan digunakan

adalah dengan metode terapi kelompok. Cara ini dipilih karena menurut

Johnson (dalam Astari, 2012) terapi kelompok bertujuan untuk meningkatkan

keberfungsian dari para klien yang berlandaskan pada hubungan antara klien

dalam terapi. Selain itu, memanajemen stres melalui terapi juga bergantung

pada pelepasan ketegangan dan kecemasan melalui katarsis, serta terjadinya

proses pembelajaran kognitif untuk memunculkan insight pada tiap klien

(Cotton, 1990). Pada penelitian ini, terapi kelompok yang dilaksanakan akan

dikemas dalam kegiatan Terapi Seni dengan metode menggambar. Terapi Seni

dengan metode menggambar dipilih karena menggambar merupakan jalan

keluar untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan yang positif maupun

negatif tentang diri sendiri, keluarga, dan dunia (Djiwandono, 2005).

B. Terapi Seni

1. Pengertian Terapi Seni

Menurut Case & Dalley (dalam Liebmann, 2004) Terapi Seni

merupakan penggunaan media seni dalam bentuk yang berbeda-beda, dimana

klien dapat menggunakannya untuk mengungkapkan dan mengatasi

permasalahan yang telah dibawa ke dalam terapi. Pada Terapi Seni, terapis

dan klien merupakan mitra yang berusaha secara bersama-sama untuk

memahami proses dan produk seni yang dihasilkan. Selanjutnya, Liebmann

(2004) menyatakan bahwa Terapi Seni merupakan penggunaan media seni

sebagai bentuk dari ekspresi kreatif seseorang untuk mengkomunikasikan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

21

perasaan, dan bukan bertujuan untuk menghasilkan sebuah karya seni yang

nantinya akan dinilai berdasarkan standar seni pada umumnya.

Terapi Seni (dalam Adriani, 2011) didefinisikan sebagai bentuk

psikoterapi yang menggunakan media seni, material seni, dengan pembuatan

karya seni untuk berkomunikasi. Media seni yang digunakan dapat berupa

pensil, kapur berwarna, warna, cat, potongan-potongan kertas, dan tanah liat.

Kegiatan Terapi Seni dapat mencakup berbagai kegiatan seni seperti

menggambar, melukis, memahat, menari, gerakan-gerakan kreatif, drama,

puisi, fotografi, melihat dan menilai karya seni orang lain. Berdasarkan

beberapa definisi di atas, maka Terapi Seni dapat diartikan sebagai suatu

bentuk psikoterapi menggunakan media seni, dengan pembuatan karya seni

sebagai saran mengeksplorasi proses berpikir dan mengkomunikasikan konflik

yang menyebabkan tekanan emosional.

Terapi Seni didasarkan pada gagasan bahwa proses kreatif dalam

pembuatan seni dapat menyembuhkan dan meningkatkan rasa kesejahteraan

serta merupakan bentuk komunikasi pikiran dan perasaan yang nonverbal

(American Art Therapy Association, dalam Malchiodi 2003). Terapi Seni juga

banyak digunakan sebagai sarana menyelesaikan konflik emosional,

meningkatkan kesadaran diri, mengembangkan keterampilan sosial,

mengontrol perilaku, menyelesaikan permasalahan, mengurangi kecemasan,

mengerahkan realitas, meningkatkan harga diri dan berbagai gangguan

psikologis lainnya (Malchiodi, 2003).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

22

Menurut Lusebrink (dalam Moon, 2008) terdapat dua pandangan

terhadap Terapi Seni. Pandangan pertama menyatakan bahwa Terapi Seni

berfokus pada karya seni yang dihasilkan serta aspek artistik yang ada.

Sedangkan pandangan kedua lebih menekankan pada proses pembuatan karya

seni serta penjelasan verbal terkait seni yang dihasilkan dan insight yang

didapatkan. Selaras dengan pendapat Lusebrink, Moon (2008) menjelaskan

bahwa dalam ranah Terapi Seni terdapat tiga prinsip hubungan yang dapat

terjadi, yakni hubungan antara klien dengan karya seni yang dihasilkan,

hubungan antara terapis dengan hasil karya klien, dan hubungan antara terapis

dengan klien tersebut. Pada penelitian ini, peneliti akan berfokus pada proses

pembuatan karya seni serta penjelasan yang menyertainya, dan mengutamakan

komunikasi yang terjadi antara klien, maupun antara klien dengan terapis,

terkait karya seni yang dihasilkan oleh klien.

Terapi Seni memiliki sejumlah pendekatan yang telah dipengaruhi oleh

beberapa aliran dalam psikologi, seperti aliran psikoanalisa, humanisme,

perilaku/behavioral, kognitif-perilaku/cognitive-behavioral, dan sebagainya.

Pada penelitian ini pendekatan yang akan digunakan adalah Terapi Seni yang

telah dipengaruhi oleh aliran humanisme Maslow, yang menjelaskan bahwa

Terapi Seni dapat mempercepat perkembangan psikologi, kemampuan

aktualisasi diri, serta sebagai sarana perenungan dan meditasi (Moon, 2008).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

23

2. Prinsip Fundamental Terapi Seni

Moon (2008) menjelaskan bahwa terdapat prinsip-prinsip fundamental

dalam Terapi Seni, yakni:

a) Terapi Seni lebih dari sekedar kata-kata, ini berarti bahwa aspek

terpenting Terapi Seni terjadi pada interaksi antara klien, media yang

digunakan, karya seni yang dihasilkan dan proses artistik yang terjadi.

Tugas utama terapis seni adalah menyediakan lingkungan dan

menciptakan atmosfer yang memfasilitasi interaksi ini.

b) Pembicaraan dapat menjadi sumber pembuktian, maksudnya adalah

berbicara tentang foto, lukisan, gambar dan bentuk seni lainnya dapat

memberikan kenyamanan psikologis bagi klien dan terapis. Bagi klien,

berbicara tentang proses dan produk artistik yang dihasilkan memberi

kesempatan bagi mereka untuk menciptakan jarak emosional yang

sering muncul melalui karya yang mereka buat. Maka, dengan begitu

klien menjadi lebih nyaman dalam menyampaikan apa yang dipikirkan

dan dirasakannya.

c) Terapi Seni dapat digunakan dalam populasi yang luas dan beragam.

Hal ini menjelaskan bahwa Terapi Seni dapat digunakan oleh siapa

saja baik muda maupun tua, tidak berbatas gender, ras, kepercayaan,

dan budaya.

d) Kreativitas dalam Terapi Seni dapat meningkatkan kepuasan dan harga

diri. Setelah masa awal penolakan terhadap Terapi Seni, hampir semua

klien melihat studio Terapi Seni sebagai tempat yang nyaman di mana

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

24

klien belajar untuk bangga dengan keberanian mereka dalam

mengungkapkan perasaan melalui seni.

e) Pengungkapan ekspresi melalui seni dinilai menyehatkan. Dunia ini

penuh dengan orang-orang yang tidak bisa, atau tidak mau,

mengekspresikan perasaan mereka secara verbal. Oleh sebab itu,

mengungkapkan perasaan melalui media seni dapat membuat

seseorang menjadi lebih nyaman untuk mengungkapkan perasaan

mereka.

f) Terapi Seni dapat ditingkatkan oleh imajinasi. Maksudnya adalah,

keenganan berbicara merupakan hasil dari pengaruh psikologis,

sosiologis, biologis maupun ketiganya. Namun, melalui Terapi Seni

klien dapat mengungkapkan perasaan melalui media seni dan

permasalahan yang sedang dihadapi klien dapat muncul dalam karya

yang mereka buat, terlebih jika mereka dapat berimajiansi dan

menuangkannya dalam karya seni.

g) Terapi Seni mendorong klien untuk membuat gambaran emosional

mengenai orang dan peristiwa penting dalam kehidupan mereka.

h) Terapi Seni memungkinkan klien membuat objek yang mewakili

perasaan dan pikiran mereka. Proses pembuatan karya seni memberi

inspirasi kepada klien dan terapis untuk berdialog tentang hal tersebut.

Klien akan merasa lebih nyaman jika membicarakan permasalahan

melalui karya seni yang dihasilkan dari pada jika harus membicarakan

permasalahan secara langsung.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

25

i) Perasaan asli yang berkaitan dengan kejadian dalam kehidupan klien

akan tetap melekat pada karya seni yang dihasilkan. Semua seniman

tahu bahwa karya seni bisa membangkitkan perasaan yang mendalam

terkait sebuah peristiwa, penyesalan, atau hal lainnya. Istilah

psikologis untuk hal ini adalah ‘cathexis’ atau energi yang terdapat

dalam seseorang, suatu benda maupun sebuah ide.

j) Seorang terapis seni memiliki dua alat penting dalam melaksanakan

Terapi Seni, yakni seni dan dirinya sendiri. Seorang terapis merupakan

alat utama dalam sebuah terapi, dan seni merupakan media sebagai

perantara antara terapis dan klien.

3. Tahap-tahap Terapi Seni

Terapi Seni dapat disajikan dengan berbagai cara, terkadang

bermanfaat bagi klien untuk menarik pikiran dan perasaan secara spontan dan

pada saat lain pendekatan yang lebih terstruktur terbukti paling terapeutik

(Buchalter, 2009). Penggunaan Terapi Seni memungkinkan terjadinya

pertumbuhan, introspeksi, munculnya insight dan penemuan pemecahan

masalah dengan cara baru pada diri klien. Terapi ini juga menawarkan cara

baru yang tidak akan membuat klien menjadi bosan dengan presentasi yang

sama dari hari ke hari. Teknik ini akan sangat membantu saat klien dan / atau

terapis membutuhkan teknik baru untuk mengeksplorasi masalah dengan cara

yang efektif (Buchalter, 2009). Proses pelaksanaan Terapi Seni dapat

dilakukan secara individual maupun dalam kelompok ideal yang berjumlah 4

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

26

sampai 12 orang (Liebmann, 2004). Adapun tahap penyelenggaraan Terapi

Seni menurut Buchalter (2009) biasanya terdiri dari beberapa tahap sebagai

berikut:

a) Warm-ups / pemanasan

Pemanasan bisa dianggap sebagai peregangan mental. Biasanya,

pemanasan membutuhkan waktu selama lima sampai sepuluh menit

dan bertujuan untuk membantu klien agar terbiasa menggambar, dan

mengekspresikan dirinya secara kreatif. Pada tahap ini biasanya akan

dilakukan dengan instruksi yang relatif sederhana dan terbukti dapat

meningkatkan harga diri serta membuat klien ingin melanjutkan terapi

ini. Tahap pemanasan ini membantu terapis untuk menyampaikan

pesan kepada klien bahwa dalam Terapi Seni nilai estetika bukanlah

hal yang utama, namun ekspresi pikiran dan perasaan yang dituangkan

klien ke dalam karya seni yang dianggap lebih penting.

b) Mindfulness / memfokuskan perhatian

Tahap selanjutnya adalah tahap mindfulness. Pada tahap ini, klien akan

diminta untuk memfokuskan perhatian pada proses Terapi Seni agar

klien dapat lebih merasakan atmosfer yang tercipta. Hal ini dapat

memberikan ketenangan dan kenyamanan kepada klien, serta menjadi

cara untuk menyingkirkan pikiran-pikiran negatif, kegelisahan dan

tekanan yang menyerang. Klien akan didorong untuk memusatkan

perhatian penuh pada yang sedang mereka kerjakan dan membiarkan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

27

pikiran mereka tertuang dengan lancer ke dalam karya yang mereka

ciptakan.

c) Drawing / menggambar

Tahap terakhir ini menjadi kesempatan bagi klien untuk

mengkomunikasikan pikiran, perasaan, kekhawatiran, masalah,

harapan, impian dan keinginan dengan cara yang relatif tidak

mengancam. Tahap menggambar berfungsi sebagai sarana bagi klien

untuk mengungkapkan pikiran tak sadar, sebaik klien mengungkapkan

pikiran sadarnya. Proses kreatif ini memberi kebebasan kepada klien

untuk mewakili dunia batiniah dan lahiriahnya dengan cara apa pun

yang dia pilih. Ini juga memberinya kesempatan untuk mendamaikan

kedua dunia tersebut dengan dialog artistik.

Selain itu, Liebmann (2004) juga menyatakan terdapat beberapa tahap

dalam Terapi Seni yakni meliputi:

a) Introduction and Warming up / Perkenalan dan Pemanasan

Tujuan awal dari tahap perkenalan adalah untuk mempersatukan para

klien sehingga mereka dapat lebih saling mengenal dan merasa rileks

sebelum nantinya akan memasuki tahap inti dimana klien akan diminta

untuk mengekplorasi emosi-emosi negatif yang dirasakannya. Selain

itu, pada tahap ini para klien dan terapis dapat mendiskusikan tema

utama serta tujuan terapi. Pembahasan aturan-aturan selama kegiatan

juga perlu didiskusikan guna memperlancar proses jalannya terapi.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

28

Tahap selanjutnya adalah tahap warming up. Pada tahap ini klien

mulai dikenalkan pada bentuk dari Terapi Seni. Kegiatan yang

dilakukan biasanya terkait dengan menggambarkan hal-hal sederhana

terkait gambaran diri klien. Tahap perkenalan dan pemanasan ini

biasnaya berlangsung 10 hingga 30 menit.

b) Art Work / Pembuatan Karya Seni

Tahap pembuatan karya seni merupakan tahap inti dari proses Terapi

Seni yang berlangsung selama 20 sampai 45 menit. Pada tahap ini

terapis harus memastikan bahwa tidak ada interupsi dari pihak

manapun. Pastikan bahwa klien dapat benar-benar mendalami proses

pembuatan seni. Terkadang akan ada klien yang kesulitan dalam

memulai pekerjaan, makan terapis atau fasilitator diperbolehkan untuk

memandu klien dalam mengekpolrasi apa yang klein rasakan sehingga

klien dapat mencurahkannya dalam karya yang diciptakan.

c) Discussion of Images / Diskusi Karya Seni

Setelah proses pembuatan karya seni, terapis akan memfasilitasi

diskusi yang terjadi diantara para klien selama kurang lebih 30 sampai

45 menit. Terapis bertugas untuk mengatur dinamika kelompok

sehingga para klien memperoleh giliran yang proporsional dalam

mengungkapkan pendapat terkait karya seni yang dihasilkan. Pada

tahap ini biasanya terdapat tiga model diskusi yang dapat dipilih,

yakni: 1. Setiap klien mendapat giliran; 2. Fokus pada satu atau dua

karya seni, dan; 3. Fokus pada dinamika kelompok.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

29

d) Ending / Penutup

Tahap terakhir adalah tahap penutup. Pada tahap ini, alangkah baiknya

terapis mengakhiri proses Terapi Seni dengan catatan-catatan positif

atau dengan ritual tertentu agar para klien lebih mengingat akan hasil

dari terapi pada sesi tersebut. Tahap ini biasanya membutuhkan waktu

selama 5 hingga 10 menit.

C. Pengaruh Terapi Seni terhadap Penurunan Stres Kerja

Terapi Seni dengan metode menggambar dipilih karena menggambar

merupakan jalan keluar untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan yang

positif maupun negatif tentang diri sendiri, keluarga, dan dunia (Djiwandono,

2005). Terapi Seni menggabungkan proses pembuatan seni (gambar, lukisan,

patung, dan media seni lainnya) dengan metode psikoterapi untuk

meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan psikologis individu dari segala

usia (Fatmawati, 2015). Terapi Seni juga dapat dijadikan sarana untuk

membantu individu dari segala usia dalam menciptakan insight dan

penyembuhan terhadap permasalahan emosional atau trauma, menyelesaikan

konflik dan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan meningkatkan

pencapaian kesejahteraan (Malchiodi, 2003).

Terapi Seni merupakan salah satu jenis dari berbagai jenis terapi

ekspresif yang melibatkan individu dalam aktivitas kreatif penciptaan (karya

atau produk) seni. Melalui aktivitas seni tersebut, diasumsikan bahwa cara ini

merupakan media paling aman untuk memfasilitasi individu dalam

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

30

berkomunikasi melalui eksplorasi pikiran, persepsi, keyakinan, dan

pengalaman, khususnya emosi. Proses dan respon subjek saat menggambar

maupun menghasilkan karya seni lainnya digunakan sebagai refleksi atas

perkembangan, kemampuan, kepribadian, ketertarikan, perhatian dan konflik

individu (dalam Mukhlis 2011).

Field dan Kruger (dalam Fatmawati, 2015) juga menyatakan bahwa

ekspresi kreatif akan bermanifestasi sebagai mood positif, rasa percaya diri,

kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik, berkurangnya kecemasan,

serta kemampuan untuk membentuk diri secara aktif. Menurut Aristoteles

(dalam Hasan, 1996) sebuah karya seni adalah perwujudan artistik yang

merupakan hasil dari kartasis yang disertai estetika. Kartasis sendiri dalam

pandangan psikoanalisa diasumsikan sebagai ekspresi dan pelepasan emosi

yang ditekan (Corsini dan Wedding dalam Qonitatin, 2011).

Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Adriani (2011)

yang menunjukkan bahwa proses katarsis dalam Terapi Seni dengan metode

menggambar dapat menurunkan kecemasan. Hal ini terjadi karena melalui

proses menggambar klien mampu mengekspresikan gejolak perasaan cemas

sehingga dengan demikian beban kecemasan menjadi berkurang. Seperti yang

telah diungkapkan sebelumnya, Sopiah (2008) menyatakan bahwa salah satu

gejala dari stres kerja adalah timbul perasaan cemas. Oleh sebab itu, apabila

subjek telah berhasil mengungkapkan kecemasan tersebut dan mendapatkan

insight untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, diharapkan tingkat

stres kerja yang subjek rasakan dapat menurun.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

31

Hidayah (2014) dalam penelitiannya mengutarakan bahwa melalui

Terapi Seni seseorang juga dapat meningkatkan konsep diri. Apabila konsep

diri telah terbentuk, maka kemampuan coping stress juga dapat meningkat

(Sitepu, dalam Karyanta, dkk 2015). Hal ini terjadi karena ketika konsep diri

terbentuk maka akan terbentuk pula penilaian positif pada diri sendiri,

meningkatnya motivasi, dan meningkatnya kemampuan beradaptasi dalam

menghadapi storm dan stress yang terjadi (Karyanta, dkk 2015). Selain itu,

(Hidayah, 2014) menambahkan bahwa proses Terapi Seni dapat

menumbuhkan keyakinan atas kemampuan diri dan memberi bekal kekuatan

pada diri sehingga memungkinkan seseorang untuk menghadapi segala

permasalahan dan melaksanakan tugas dengan lebih baik.

Melalui kegiatan Terapi Seni dengan metode menggambar, diharapkan

dapat menjadi media bagi subjek untuk melakukan kartasis secara kreatif

melalui metode menggambar guna memunculkan mood positif yang akan

berdampak terhadap menurunnya aktivitas pada amigdala yang biasanya akan

meningkat ketika individu sedang merasa tertekan dan stres. Selain itu, dengan

melakukan kegiatan yang menyenangkan (seperti menggambar dan berbagi

kecemasan) dapat meningkatkan kadar dopamin dalam otak yang berfungsi

untuk penciptaan rasa senang dapat membantu menurunkan hormon

kortisol/hormon stres (Stenberg, 2008).

Pada mahasiswa yang bekerja dan mengalami stres kerja, kegiatan

Terapi Seni dengan metode menggambar diharapkan mampu menumbuhkan

kepekaan terhadap stresor yang muncul dan meningkatkan kemampuan untuk

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1613/2/BAB II.pdf · Aspek psikis adalah dampak dari stres kerja yang dirasakan oleh pekerja

32

mengungkapkan perasaan yang akan membantu mereka dalam mengurangi

kecemasan akibat perasaan negatif yang ditekan. Selain itu, melalui Terapi

Seni secara berkelompok maka subjek akan memperoleh dukungan dan cara

baru terkait penyelesaian masalah yang telah didiskusikan selama proses

terapi kelompok (Liebmann, 2004). Stres kerja yang dialami seseorang perlu

untuk segera diatasi, karena apabila stres menjadi terlalu besar maka akan

mengganggu pelaksanaan kerja dan berdampak pada kinerja yang menurun.

Menurut Handoko (2001) karyawan yang kehilangan kemampuan untuk

mengendalikan stres, menjadi tidak mampu mengambil keputusan dengan

baik serta akan memunculkan perilaku yang tidak teratur. Oleh sebab itu, stres

kerja harus diatasi dengan segara agar para karyawan dapat tetap bekerja

secara maksimal sesuai dengan apa yang diharapakan oleh pihak perusahaan.

D. Hipotesis

Terdapat perbedaan tingkat stres kerja pada mahasiswa yang bekerja

sebelum dan sesudah mengikuti Terapi Seni dengan metode menggambar,

dimana tingkat stres kerja pada subjek setelah mengikuti Terapi Seni dengan

metode menggambar lebih rendah jika dibandingkan tingkat stres kerja

sebelum mengikuti terapi.