analisis pengaruh kedisiplinan dan pelatihan …
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH KEDISIPLINAN DAN PELATIHAN
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERAWAT
PADA RUMAH SAKIT UMUM DELIA
KABUPATEN LANGKAT
TAHUN 2018
TESIS
Oleh
MUHAMMAD BAYHAQI DALIMUNTHE
1602011211
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
ANALISIS PENGARUH KEDISIPLINAN DAN PELATIHAN
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERAWAT
PADA RUMAH SAKIT UMUM DELIA
KABUPATEN LANGKAT
TAHUN 2018
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memeroleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.)
pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Manajemen Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
Oleh
MUHAMMAD BAYHAQI DALIMUNTHE
1602011211
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tesis : Analisis Pengaruh Kedisiplinan dan Pelatihan
Terhadap Produktivitas Kerja Perawat Pada
Rumah Sakit Umum Delia Kabupaten Langkat
Tahun 2018
Nama Mahasiswa : Muhammad Bayhaqi Dalimunthe
Nomor Induk Mahasiswa : 1602011211
Minat Studi : Manajemen Rumah Sakit
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ns, Asyiah Simanjorang, M.Kes, S.Kep Rina Hanum,SST.,M.Kes
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan
Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., M.Kes
Telah Diuji pada Tanggal : 03 Juli 2019
Panitia Penguji Tesis
Ketua : Dr. Ns, Asyiah Simanjorang, M.Kes.
Anggota : 1. Rina Hanum,SST.,M.Kes
: 2. Dr. Ismail Effendy, M.Si
: 3. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., M.Kes
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Penelitian saya (Tesis) adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di
Institut Kesehatan Helvetia maupun di perguruan tinggi lain.
2. Penelitian ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan
Tim Penelaah/Tim Penguji.
3. Dalam penulisan tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Medan, 03 Juli 2019
Yang membuat pernyataan
Muhammad Bayhaqi Dalimunthe
Nim. 1602011211
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia Medan, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Muhammad Bayhaqi Dalimunthe
Nim : 1602011211
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non
Exclusive Royalty Freeb Right) atas tesis saya yang berjudul :
ANALISIS PENGARUH KEDISIPLINAN DAN PELATIHAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA PERAWAT PADA RUMAH SAKIT UMUM
DELIA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2018
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan
berhak menyimpan, mengalih media format, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (Database), merawat dan mempublikasi tesis saya tanpa meminta izin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian persyaratan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : Juli 2019
Yang menyatakan,
(Muhammad Bayhaqi Dalimunthe)
i
ABSTRACT
ANALYSIS OF DISCIPLINARY AND TRAINING EFFECT DUE TO WORK
PRODUCTIVITY ON NURSES AT DELIA HOSPITAL
LANGKAT DISTRICT 2018
MUHAMMAD BAYHAQI DALIMUNTHE
1602011211
High work productivity is very important for hospitals because work
productivity is closely related to the results to be achieved. Based on the results of
the initial survey conducted at the Delia Hospital, the nurses are still not able to
provide the best health services to patients due to the lack of optimal work the
productivity of nurses.
The research was quantitative with the Ex-post-facto approach. The
population of this study were all nurses who worked at Delia General Hospital,
amounting to 90 people who worked for more than 1 year. The sample taken was
70 people, obtained using Slovin technique. Data obtained by interviews and
observations using questionnaires, analyzed by Multiple Regression Test at α =
0.05.
The results of the statistical correlation test show that there is a significant
relationship of the discipline variable (p = 0.000), training (p = 0.029) on nurse
work productivity. The regression statistical test results showed (t-count 5.863> t-
table 1.66), so that there was an influence between discipline and work
productivity of nurses, while training showed an influence on nurse work
productivity with results (tcount 3.778> t table 1.66).
The conclusion of this study is that there is a significant effect of discipline
and job training on nurse work productivity. It is recommended to the
management of Langkat District General Hospital to provide punishment for
nurses who have not been optimal in working and improving discipline, and
nurses' work training to improve nurse productivity towards a better direction.
Keywords: Discipline, Training, Nurse Work Productivity
Bibliography: 26 Books + 34 Journals (1998-2018)
ii
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KEDISIPLINAN DAN PELATIHAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA PERAWAT PADA RUMAH SAKIT DELIA
KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2018
MUHAMMAD BAYHAQI DALIMUNTHE
1602011211
Produktivitas kerja yang tinggi sangat penting bagi rumah sakit, sebab
produktivitas kerja sangat erat kaitannya dengan hasil yang akan dicapai.
Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan di Rumah Sakit Delia
perawat masih belum mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
kepada pasien disebabkan karena belum optimalnya produktivitas kerja
perawat.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kedisiplinan
dan perlatihan terhadap produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Delia
Kabupaten Langkat.
Penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif dengan pendekatan Ex post
faxto Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Rumah Sakit
Umum Delia yang berjumlah 90 orang yang masa kerja diatas 1 tahun. Sampel
yang diambil sejumlah 70 orang, diperoleh dengan menggunakan teknik slovin.
Data diperoleh dengan wawancara dan observasi menggunakan kuesioner,
dianalisis dengan Uji Regresi Berganda pada α = 0,05.
Hasil uji statistic korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan dari variabel disiplin (p=0,000), pelatihan (p=0,029) terhadap
produktivitas kerja perawat. Hasil uji stastistik regresi menunjukkan (thitung
5,863>ttabel 1,66), sehingga ada pengaruh antara kedisiplinan dengan produktivitas
kerja perawat, sedangkan pelatihan menunjukkan adanya pengaruh terhadap
produktivitas kerja perawat dengan hasil (thitung 3,778>ttabel 1,66).
Kesimpulan penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
kedisiplinan dan pelatihan kerja terhadap produktivitas kerja perawat. Disarankan
kepada manajemen Rumah Sakit Umum Delia Kabupaten Langkat untuk
memberikan punishment bagi perawat yang belum optimal dalam bekerja dan
meningkatkan kedisiplinan, dan pelatihan kerja perawat guna memperbaiki
produktivitas perawat menuju kearah yang lebih baik.
Kata Kunci : Kedisiplinan, Pelatihan, Produktivitas Kerja Perawat
Daftar Pustaka : 26 Buku + 34 Jurnal (1998-2018)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang berlimpahsehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “Analisis Pengaruh Kedisiplinan dan Pelatihan Terhadap
Produktivitas Kerja Perawat Pada Rumah Sakit Delia Kabupaten Langkat
Tahun 2018”.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satusyaratuntuk
mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.) pada Program Studi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa tesis ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak,
baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia dan
selaku Dosen Penguji III yang telah banyak memberikan masukan untuk
perbaikan tesis ini.
4. Asriwati, Dr., S.Kep., Ns., S,Pd., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia dan selaku Dosen Penguji IV yang
telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.
5. Anto, SKM., M.Kes., MM, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
6. Dr. Ns, Asyiah Simanjorang, M.Kes, S.Kep, selaku Pembimbing I dan selaku
Penguji I yang telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian,
ide, dan motivasi selama penyusunan tesis ini.
7. Rina Hanum,SST., M.Kes.,selaku Dosen Pembimbing II dan selaku penguji II
yang telah meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam
membimbing penulis selama penyusunan tesis ini.
8. Seluruh Dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah
mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
9. dr. Harry M.K.M., selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Delia
Langkat dan seluruh staff yang telah menjadi rekan peneliti untuk melakukan
penelitian di RSUD Delia Kab.Langkat.
10. Teristimewa kepada Ayahanda Dr. H.Zulkifli Dalimunthe,M.Pd, dan Ibunda
Prof. Dr. Hj. Rosmala Dewi,M.Pd. Kons serta abang dan kakak saya yang
selalu memberikan pandangan, mendukung baik moril maupun materil,
mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini.
iv
11. Teman – teman seperjuangan dr. Wendy Isma Sitepu, dr. Adit M.Prasetya
Htg, dr. M.Mahadi HSB. dr. Leo Marthin, dr. Rakhmad Rizki Pradana, dr.
Mahindika, dr. Rezky Prianka Asepty, dr. Rizka Gayo, dr. Anggi Yosefin,
dr.Nur Harini Purba, dr. Sri Mutia Hamdani yang telah membantu, menemani
dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan tesis ini dengan baik.
12. Rekan-rekan mahasiswa Administrasi Rumah Sakit Program S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia yang saling memberikan
dukungan dalam menyelesaikan Tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak
kekurangan.Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi
kesempurnaan tesis ini.SemogaTuhan YME selalu memberikan rahmat dan
karunia-Nya atas segala kebaikan yang telah diberikan.
Medan, 3 Juli 2019
Penulis,
Muhammad Bayhaqi Dalimunthe
v
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama Muhammad Bayhaqi Dalimunthe yang dilahirkan pada
tanggal 22 Maret 1994 di Medan dari Orangtua Dr. H.Zulkifli Dalimunthe,M.Pd,
dan Ibunda Prof. Dr. Hj. Rosmala Dewi,M.Pd. Kons. Penulis beragama Islam.
Saat ini Penulis tinggal Jln. Benteng Hulu Gg.Ibrahim No. 8 B, Kecamatan Medan
Tembung bersama keluarga.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TKA-TPA Fathimaturridha Medan
pada tahun 2001. Pada tahun 2006 Penulis menyelesaikan Sekolah di SD Harapan
1 Medan, pada tahun 2009 Penulis menamatkan Sekolah di SMP Harapan 1
Medan. Pada tahun 2012 Penulis menamatkan Sekolah di SMA Harapan 1
Medan, dan Pada tahun 2018 penulis menyelesaikan kuliah S-1 Kedokteran di
Universitas Islam Sumatera Utara. Pada tahun 2016 hingga sekarang Penulis
menjalani pendidikan S2 Kesehatan Masyarakat di Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ABSTRACT ..................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................ 7
1.3 Rumusan Masalah ........................................................ 8
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................... 9
1.4.1. Manfaat Teoritis ................................................ 9
1.4.2. Manfaat Praktis ................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...................................... 10
2.2 Telaah Teori .................................................................. 13
2.2.1. Produktivitas Kerja ........................................... 13
2.2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas . 15
2.2.1.2 Indikator Produktivitas Kerja ................ 19
2.2.2. Disiplin .............................................................. 23
2.2.2.1 Aspek-Aspek Disiplin Kerja ................. 24
2.2.2.2 Indikator Disiplin Kerja........................ 26
2.2.3. Pelatihan............................... ............................. 27
2.2.3.1 Jenis Pelatihan..... .................................. 29
2.2.4. Keperawatan ..................................................... 35
2.2.4.1 Peran Perawat........................................ 36
2.2.4.2 Asuhan Keperawatan ............................ 38
2.3 Landasan Teori ............................................................. 40
2.4 Kerangka Konsep .......................................................... 42
2.5 Hipotesis ....................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .......................................................... 44
vii
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 44
3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................... 44
3.2.2. Waktu Penelitian ............................................... 44
3.3 Populasi dan Sampel ..................................................... 44
3.3.1. Populasi ............................................................. 44
3.3.2. Sampel............................................................... 45
3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................... 47
3.4.1. Jenis Data .......................................................... 47
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ................................ 47
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................ 47
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............... 51
3.5.1. Variabel Penelitian ............................................ 51
3.5.2. Definisi Operasional ......................................... 52
3.6 Metode Pengukuran ...................................................... 53
3.7. Metode Pengolahan Data .............................................. 55
3.8. Metode Analisa Data .................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi lokasi penelitian ............................................ 58
4.2. Karakteristik Responden ............................................... 60
4.2.1. Berdasarkan Umur ............................................ 61
4.2.2. Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 61
4.2.3. Berdasarkan Pendidikan.................................... 61
4.2.4. Berdasarkan Masa Kerja ................................... 61
4.2.5. Produktivitas Kerja ........................................... 61
4.2.6. Kedisiplinan ...................................................... 66
4.2.7. Pelatihan ............................................................ 67
4.3. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................... 70
4.3.1. Uji Normalitas Data Penelitian ......................... 70
4.3.2. Uji Homogenitas Data Penelitian...................... 71
4.4 Analisa Bivariat ........................................................... 72
4.4.1 Hubungan Kedisiplinan dengan Produktivitas
Kerja .................................................................. 73
4.4.2 Hubungan Pelatihan denganProduktivitas
Kerja .................................................................. 74
4.5. Pengujian Hipotesis Peneltian dan Koefisien
Determinasi ................................................................... 75
4.5.1. Pengujian Hipotesis .......................................... 75
4.5.2 Koefisien Determinasi ...................................... 79
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Disiplin terhadap Produktivitas Kerja
Perawat.......................................................................... 83
5.2. Pengaruh Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja
Perawat.......................................................................... 85
viii
5.3. Pengaruh Kedisiplinan dan Pelatihan secara bersama-
sama terhadap Produktivitas Kerja Perawat ................. 87
5.4. Implikasi Penelitian ...................................................... 88
5.5. Keterbatasan Penelitian................................................. 89
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ................................................................... 90
6.2. Saran ........................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 93
LAMPIRAN ............................................................................................. 96
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1. Skema Kerangka Teori Produktivitas Kerja Perawat ........ 42
2.2. Kerangka Konsep Penelitian ............................................. 42
x
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1. Jumlah Seluruh Perawat yang Bekerja di Atas 1 Tahun ............. 45
3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner ..................................................... 49
3.3. Interpretasi besar Nilai r.............................................................. 50
3.4. Hasil Uji Reabilitas Kuesioner.................................................... 51
3.5. Kisi-kisi Angket Variabel Produktivitas Kerja ........................... 53
3.6. Kisi-kisi Angket Variabel Kedisiplinan ...................................... 53
3.7. Kisi-kisi Angket Variabel Pelatihan ........................................... 53
3.8. Skala Pengukuran........................................................................ 54
3.9. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian ...................................... 54
4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Berdasarkan Umur
Responden di Rumah Sakit Delia Langkat ................................. 60
4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Berdasarkan Jenis
Kelamin Responden di Rumah Sakit Delia Langkat .................. 60
4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Berdasarkan
Pendidikan Responden di Rumah Sakit Delia Langkat .............. 61
4.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Berdasarkan Masa
Kerja Responden di Rumah Sakit Delia Langkat ....................... 61
4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Produktivitas Kerja Perawat di
Rumah Sakit Delia Langkat ........................................................ 62
4.6. Distribusi Frekuensi Produktivitas Kerja Perawat di Rumah
Sakit Delia Langkat..................................................................... 64
4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Kedisiplinan Perawat di Rumah
Sakit Delia Langkat..................................................................... 65
4.8. Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Perawat di Rumah Sakit
Delia Langkat .............................................................................. 68
xi
4.9. Distribusi Frekuensi Jawaban Pelatihan Perawat di Rumah
Sakit Delia Langkat..................................................................... 67
4.10. Distribusi Frekuensi Pelatihan Perawat di Rumah Sakit Delia
Langkat ....................................................................................... 69
4.11. Hasil Uji Normalitas Data Variabel ........................................... 69
4.12. Hasil Pengujian Homogenitas Data ............................................ 72
4.13. Tabulasi Silang Antara Kedisiplinan dengan Produktivitas
Kerja Perawat di Rumah Sakit Delia Langkat ............................ 74
4.14. Tabulasi Silang Antara Pelatihan dengan Produktivitas Kerja
Perawat di Rumah Sakit Delia Langkat ...................................... 74
4.15. Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 76
4.16. Besar Pengaruh Kedisiplinan terhadap Produktivitas Kerja
Perawat ........................................................................................ 79
4.17. Besar Pengaruh Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja
Perawat ........................................................................................ 80
4.18. Besar Pengaruh Kedisiplinan dan Pelatihan Secara bersama-
sama terhadap Produktivitas Kerja Perawat ............................... 80
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1. Infomerd Consent .............................................................. 96
2. Kuesioner Penelitian .......................................................... 97
3. Master Tabel Uji Validitas ................................................ 101
4. Master Tabel Hasil Penelitian............................................ 107
5. Hasil Uji Statistik............................................................... 118
6. Uji Normalitas ................................................................... 119
7. Homogenitas ...................................................................... 121
8. Hasil Regresi...................................................................... 122
9. Dokumentasi ...................................................................... 126
11. Permohonan Uji Validitas dari Institut .............................. 127
12. Balasan Uji Validitas dari RSUD Delia Langkat .............. 128
13. Permohonan Ijin Penelitian dari Institut ........................... 129
14. Balasan Uji Penelitian Dari RSUD Delia Langkat ........... 130
15. Lembar Bimbingan 1 ........................................................ 131
16. Lembar Bimbingan 2 ........................................................ 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan bagian penting dari sistem kesehatan. Rumah
sakit menyediakan pelayanan kuratif komplek, pelayanan gawat darurat, pusat alih
pengetahuan dan teknologi dan berfungsi sebagai pusat rujukan. Rumah
Sakitmerupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat(1). Rumah sakit harus senantiasa meningkatkan
mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan untuk meningkatkan kepuasan
pemakai jasa. Perawat dan rumah sakit merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Perawat memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan
pada pelayanan di rumah sakit.
Dari sumber data DHHS(U.S. Department of Health and Human
Services)terdapat kekurangan tenaga perawat dengan kemungkinan diprediksi
36% pada 2020 di Amerika Serikat. Meskipun ada perbaikan di rumah sakit rata-
rata lowongan tingkat untuk pendaftaran perawat di Amerika Serikat adalah 8,5%
hingga 14% dari 49% rumah sakit yang disurvei menyatakan lebih sulit untuk
merekrut perawat(2).
Di Indonesia sendiri jumlah perawat yang terdaftar sampai bulan April
2017 adalah 359,339 orang perawat, yang terdiri dari 29% (103.013 orang) laki-
laki, dan 71 % ( 256.326 orang) perawat perempuan, sedangkan di Sumatera Utara
jumlah perawat yang terdaftar 14.824 orang(3). Perawat merupakan seorang yang
2
professional mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan
melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan
kesehatan.Apabila perawat memiliki produktivitas kerja yang tinggi, maka laju
roda pengasuhan akan berjalan baik, akhirnya akan menghasilkan kinerja dan
pencapaian yang baik bagi rumah sakit (4).
Tenaga perawat yang merupakan“the caring profession” mempunyai
kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit, karena pelayanan yang diberikannya tersebut berdasarkan pendekatan
biopsiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang dilaksanakan selama 24 jam
dan berkesinambungan juga merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan
lainnya (5).
Produktivitas kerja yang tinggi sangat penting bagi rumah sakit, sebab
produktivitas kerja sangat erat kaitannya dengan hasil yang akan
dicapai.Produktivitas dalam keperawatan bersifat kompleks, penting bagi perawat
manajer untuk memahami tentang produktivitas karena akan berdampak pada
perawatan pasien dan masa kerja perawat. Produktivitas merupakan salah satu dari
sepuluh indikator dalam pemberian asuhan keperawatan (6). Ukuran produktivitas
kerja perawat yang sebenarnya adalah hasil kesehatan bagi pasien melalui
peningkatan Bed of Rate (BOR) dan Long of Stay (LOS). Mengukur produktivitas
kerja perawat merupakan masukan bagi mutu pelayanan keperawatan. Untuk
menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi, rumah sakit harus memiliki sumber
daya manusia yang baik, melakukan kerja yang berkualitas khususnya
pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas.
3
Sumber daya manusia yang paling banyak memiliki peran yang sangat
penting di rumah sakit adalah perawat, karena berhubungan langsung dengan
kepuasan yang akan dirasakan pelanggan/pasien. Pasien dan keluarganya akan
merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas akan
memberikan kepercayaan dan membuat pasien akan kembali lagi (7).
Perawat merupakan sumber daya manusia dengan populasi terbanyak di
rumah sakit. Perawat berperan penting dalam menciptakan pandangan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan khususnya perawat pelaksana di ruang rawat inap,
dan salah satu peningkatan produktivitas rumah sakit diharapakan dari perawat,
perawat merupakan sumber keberhasilan pembangunan kesehatan di rumah sakit.
Studi pertama untuk mengukur produktivitas kerja perawat di samping
gangguan kerja terdapat penurunan absensi, dan gangguan aktivitas
mengakibatkanhilangnya produktivitas kerja, Faktor-faktor yang terkait dengan
penurun produktivitas kerja adalah usia, lama bekerja sebagai perawat, stress
kerja, dan masalah kesehatan. Dari penelitian William di Amerika bahwa penuaan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja perawat(8). Sedangkan dalam penelitian
Trinkoff perawat yang bekerja lebih dari 12 jam sehari atau shift malam.
Menunjukkan hasil 28% dari laporan perawat yang bekerja lebih dari 12 jam per
hari produkvitas kerja menurun (9).
Hasil penelitian Darma menunjukkan produktivitas tenaga keperawatan
pada jam kerja di Instalasi Rawat Inap sebesar 0,44, aktivitas tenaga keperawatan
pada jam kerja untuk kegiatan keperawatan langsung 8,41%, keperawatan tak
langsung 14,27%, kegiatan penyuluhan 1,89%, administrasi 19,85% dan kegiatan
4
tak produktif 55,58%. Kondisi ini menunjukkan tingkat pemanfatan waktu kerja
selama jam kerja masih belum optimal (10).
Produktivitas dipengaruhi berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan
tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya, seperti motivasi, pendidikan
dan pelatihan, , keterampilan, sikap etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat
penghasilan, lingkungan dan system kerja, jaminan sosial, manajemen kesempatan
berprestasi, disiplin kerja (11).
Kedisplinan sangat berperan penting dalam peningkatan produktivitas
kerja karena disiplin menyakut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur
yang vital dalam manajemen. Sinungan menjelaskan disiplin adalah sikap
kejiwaan dari seseorang atau sekelompok orang yang senantiasa berkehendak
mengikuti/mematuhi segala aturan/keputusan yang telah ditetapkan (12).
Rivai menjelaskan bahwa disiplin kerja memiliki komponen : 1.
Kehadiran, 2 Ketaatan pada peraturan kerja, 3. Ketaatan pada standar kerja, 4.
Tingkat kewaspadaan tinggi, 5. Bekerja etis(13). Sejalan dengan pendapat Amran
bahwa factor-faktor dari disiplin kerja itu ada 5 yaitu : 1. Frekunsi Kehadiran, 2.
Tingkat kewaspadaan, 3. Ketaatan pada standar kerja, 4. Ketaatan pada peraturan
kerja, 5. Etika bekerja(14).
Sikap disiplin perlu dimiliki setiap perawat karena dengan begitu mereka
akan menjadi perawat yang bertangung jawab. Pada dasarnya rumah sakit bukan
saja mengharapkan perawat yang mampu komunikasi dan terampil, tetapi yang
terpenting mereka mau bekerja giat, disiplin dalam bekerja dan berkeinginan
untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Disiplin adalah sikap kesediaan dan
5
kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati segala norma peraturan yang
berlaku di sekitarnya(12).
Menurutpenelitian yang dilakukan, Elsa J dkk, dari 10 perawat pelaksana
yang bertugas di IRINA A atas 6 diantaranya datang tepat waktu dan 4
diantaranya tidak tepat waktu. Menggunakan waktu istirahat yang berlebih, dan
masih ditemukan melakukan pemborosan waktu secara internal maupun eksternal
pada jam kerja. Dalam hal pelaksanaan tindakan keperawatan, masih didapati
beberapa perawat yang kurang maksimal dalam melakukan tindakan
keperawatan(15).
Selain faktor disiplin dalam berkerja perawat memerlukan pelatihan untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Pelatihan merupakan upaya untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian. Banyaknya jenis
pelatihan dan tingkat pelatihan yang diikuti oleh perawat akan memberikan
pengaruh terhadap cara kerja, prosedur kerja, sikap kerja yang dapat
meningkatkan produktivitas kerja.
Ivancevich dkk menjelaskan pelatihan dimaknai sebagai suatu proses yang
sistematis untuk mengubah perilaku pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi(16). Sejalan dengan pendapat Mondy dkk pelatihan diartikan sebagai
kegiatan yang dirancang untuk mempersiapkan pegawai yang mengikuti pelatihan
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka
saat ini(17).
Departemen Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pelatihan
merupakan proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan
6
pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar. Sejalan dari hasil penelitian
Juliati ada hubungan antara pelatihan terhadap kerja perawat pelaksana(18).
Berdasarkan penelitian Kasenda tentang pelatihan di Rumah Sakit Umum
Daerah Liunkendage Tahuna, terlebih khusus pada perawat di ruang rawat inap
berjumlah 66 orang Sebagian besar responden masuk kategori tidak pernah
mengikuti pelatihan yaitu berjumlah 54 orang (81%) dan responden yang masuk
pada kategori pernah mengikuti pelatihan berjumlah 12 orang (19%). Bila dilihat
secara angka hal ini sungguh dramatis, dimana hampir keseluruhan perawat di
Rumah Sakit Umum Daerah Liunkendage Tahuna belum pernah mengikuti
pelatihan. disisi lain pelatihan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki(19).
Rumah Sakit Umum Delia merupakan Rumah Sakit Umum Tipe C yang
mendapatkan izin operasional dari Dinas Kesehatan sekaligus penetapan dengan
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Nomor : 440 –
2508/yankes/V/2016. Berlokasi di jalan Ki Hajar Dewantara, No. 09 , Kecamatan
Selesai, Kabupaten Langkat. Rumah Sakit Delia memiliki 70 orang tenaga
perawat, dengan kapasitas 130 tempat tidur. Persentase pelayanan di Rumah
Sakit Umum Delia yaitu BOR 65 % pada tahun 2016, Nilai tersebut
menunjukkan bahwa nilai BOR pada Rumah Sakit Umum Delia sesuai dengan
standar Departemen Kesehatan yaitu sebesar 60-85 %. Dari observasi peneliti
lakukan terhadap perawat dan wawancara dengan direktur rumah sakit, diketahui
bahwa produktivitas kerja di Rumah sakit Delia belum optimal, produktivitas
kerja yang belum optimal dapat dilihat dari : perawat yang akan bertugas pada
7
sift sore hari banyak yang terlambat hadir, perawat tidak menggunakan waktu
kerja dengan sebaik-baiknya karena perawat banyak membuang waktu seperti
bermain HP, bercerita dan berjualan.
Rumah Sakit Umum Delia sampai saat ini belum mempunyai data tentang
kedisplinan yang berhubungan dengan produktivitaskerja perawat, sedangkan data
mengenai pelatihan perawat di Rumah Sakit Umum Delia memperlihatkan bahwa
penerapakan pelatihan yang belum optimal, contohnya mengganti sarung tangan
sesudah memeriksa pasien, kemudian memakai sarung tangan baru saat
memeriksa pasien berikutnya masih belum terjalankan, kemudian memakai
masker saat perawat sedang sakit. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap fenomena tersebut,
karena itulah maka peneliti mengambil judul Analisis Pengaruh Kedisiplinan dan
Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Perawat di Rumah Sakit Delia Kabupaten
Langkat Tahun 2018.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah penulis lakukan, maka
penulis dapat mengidentifikasi masalah berikut:
1. Masih ada beberapa perawat yang memiliki produktivitas kerja yang
rendah.
2. Perawat seringkali datang terlambat dan ada beberapa perawat yang
suka menunda-nunda pekerjaan.
3. Perawat yang mendapat pelatihan belum sepenuhnya mampu
menerapkan apa yang didapatnya.
8
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh disiplin terhadap produktivitas kerja perawat di
Rumah Sakit Delia Tahun 2018.
2. Apakah ada pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja perawat di
Rumah Sakit Delia Tahun 2018.
3. Apakah ada pengaruh disiplin dan pelatihan secara bersama-sama
terhadap produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Delia Tahun 2018.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1 Untuk mengetahui pengaruh disiplin terhadap produktivitas kerja
perawat di Rumah Sakit Delia Tahun 2018.
2 Untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja
perawat di Rumah Sakit Delia Tahun 2018.
3 Untuk mengetahui pengaruh disiplin dan pelatihan secara bersama-
sama terhadap produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Delia Tahun
2018.
9
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Praktis:
1. Bagi Mahasiswa Institusi Kesehatan Helvetia
Sebagai sumber bacaan di institusi pendidikan khususnya bagi mahasiswa
Institusi Kesehatan Helvetia Medan serta dapat digunakan sebagai acuan
bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan khususnya
dalam mengetahui kedisiplinan dan pelatihan terhadap produktivitas kerja
perawat di rumah sakit delia kabupaten langkat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi penulis lain yang ingin
melakukan penelitian lanjutan tentang displin dan pelatihan terhadap
produktivitas kerja perawat.
1.5.2 Manfaat Teoritis
1. Diharapkan sebagai wahana meningkatkan kemampuan dalam
menulis dan berfikir ilmiah khususnya pada bidang manajemen rumah
sakit dan sumber daya manusia,
2. Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu kesehatan masyarakat tentang
produktivitas kerja perawat.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Fitria yang telah dilakukan, perawat yang memiliki
produktivitas kerja kurang baik sebanyak 29 perawat (49%) dari 59 perawat.
Sedangkan perawat yang memiliki produktivitas kerja cukup baik sebanyak 30
orang (51%) dari 59 perawat. Variable yang berhubungan dengan produktivitas
kerja perawat pelaksana adalah motivasi, kesempatan berprestasi dan
manajemen(20).
Ditha dalam penelitian nya memperlihatkan produktivitas kerja yang baik
sebesar 50.7% dan produktivitas kerja yang kurang baik 49.3%. Dari hasil analisis
bivariat yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat di RS.
Bhayangkara Palembang adalah motivasi (RP 95% CI=1.829 (1.043-3.209)),
pelatihan (RP 95% CI=2.062 (1.249-3.406)), iklim kerja (RP 95% CI=1.931
(1.203-3.101)), dan gaji (RP 95% CI=2.509 (1.380-4.560)), sementara etos kerja
(RP 95% CI=1.391 (0.88-2.201)) dan manajemen (RP 95% CI=1.026 (0.640-
1.647)(21).
Hasil penelitian Elsa,dkk yang telah dilakukan menunjukan bahwa
terdapat hubungan antara manajemen waktu dengan produktivitas kerja perawat
pelaksana yang ada di IRINA. Hasiluji chi-square, dengan ρvalue = 0,004 ≤ α =
0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara manajemen waktu
dengan produktivitas kerja perawat pelaksana. Manajemen waktu dengan kategori
baik = 31 orang (68.8%), dan kurang baik = 14 orang (31,2%). Sedangkan untuk
11
produktivitas kerja dengan kategori produktif = 33 orang (73,3%), dan kurang
produktif = 12 orang (26,7%)(15).
Berdasarkan penelitian Kasenda tentang pelatihan di Rumah Sakit Umum
Daerah Liunkendage Tahuna terlebih khusus para perawat di ruang rawat inap
berjumlah 60 orang (90,9%) dan responden yang masuk pada kategori pernah
mengikuti pelatihan berjumlah 6 orang (9,1%). Bila dilihat secara angka hal ini
sungguh dramatis, dimana hampir keseluruhan perawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Liunkendage Tahuna belum pernah mengikuti pelatihan. disisi lain
pelatihan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
yang mereka miliki serta meningkatkan produktivitas perawat(19).
Berdasarkan penelitian Setiadi yang berjudul analisis hubungan antara
iklim kerja, etos kerja dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja perawat
pelaksana non militer di RSAL dr. Ramelan Surabaya, menunjukan hasil yang
signifikan dengan produktivitas kerja adalah iklim kerja (p=0,032), dimensi
psikologis (p=0,00), dimensi sosial (p=0,012), etos kerja (p=0,035), disiplin kerja
(0,038), kepatuhan terhadap waktu kerja (p=0,014), kepatuhan terhadap tata tertib
(p=0,000), kepatuhan terhadap standart (p=0,024) dan kepatuhan terhadap atasan
(p=0,014)(22).
Fajariadi dalam penelitiannya yang berjudul analisis etos kerja, iklim dan
disiplin kerja terdahap produktivitas kerja perawat pelaksana di rumah sakit jiwa
Provinsi Sumatera Utara. Menunjukkan terdapatnya hubungan yang signifikan
antara disiplin kerja dengan produktivitas kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Sumatera Utara dengan nilai p = 0,011, sedangkan antara etos kerja
12
dan iklim kerja dengan produktivitas kerja tidak terdapat hubungan yang
signifikan(23).
Lisni S. dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh disiplin kerja dan
lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja perawat di rumah sakit umum
daerah sidikalang kabupaten dairi tahun 2017. Menjelaskan faktor pengaruh
disiplin kerja (disiplin waktu, disiplin peraturan, disiplin terhadap standard,
kepatuhan terhadap atasan) dan lingkungan kerja (penerangan, suhu udara, suara
bising, penggunaan warna, ruang gerak yang diperlukan, keamanan kerja,
hubungan karyawan) terhadap produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Sidikalang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel produktivitas kerja perawat di
RSUD Sidikalang yaitu variabel disiplin kerja (p=0,002). Variabel yang tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja perawat RSUD
Sidikalang yaitu variabel lingkungan kerja (p=0,087)(24).
Istika dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh pelatihan sumber daya
manusia (sdm) terhadap produktivitas kerja perawat di RSUD Kota Yogyakarta.
Hasil penelitian dengan menggunakan metode analisis regresi linier sederhana
melalui uji F menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara
pelatihan SDM terhadap produktivitas kerja perawat terbukti yaitu dengan
adanya pengaruh yang signifikan dengan nilai F hitung > F tabel (23,808 >
3,96)(25).
13
2.2 Telaah Teori
2.2.1 Produktivitas Kerja
Produktivitas mengadung pengertian filosofis, definisi kerja dan teknis
opereasional, secara filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan
sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan
hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik
dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong
manusia untuk tidak cepat merasa puas dan akan terus mingkatkan kemampuan
kerjannya. Pada dasarnya produktivitas kerja adalah konsep universal yang
berlaku bagi semua sistem, karena setiap kegiatan memerlukan produktivitas
dalam pelaksanaanya. Produktivitas menurut J.Raviaton mengartikan sebagai
sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan menolak
melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan, adanya Pemogokan. Tindakan
pemogokan tidak dibenarkan, karena disamping merugikan karyawan itu sendiri
juga merugikan pihak perusahaan(26).
Robbins dan DeCenzo menjelaskan produktivitas adalah seluruh keluaran
dari barang dan jasa yang diproduksi dibagi dengan masukan yang diperlukan
untuk menghasilkan dari keluaran tersebut. Produktivitas adalah gabungan dari
orang-orang dengan variabel-variabel operasi(27). Oleh karena itu organisasi yang
efektif akan memaksimalkan produktivitas dengan secara berhasil memadukan
orang-orang ke dalam seluruh system operasi. Produktivitas juga bermakna
sebagai sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan
hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini(28).
14
Menurut Hasibuan produktivitas adalah meningkatnya output (hasil) yang
sejalan dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan
oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja, teknik
produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya(28).
Produktivitas dibahas dalam kegiatan produksi untuk memperbaiki metode kerja
dengan membandingkan luaran (output) dan masukan (input). Produktivitas
menjadi tolak ukur keberhasilan bagi perusahaan atau lembaga dalam mencapai
tujuan. Produktivitas mengadung dua konsep efisiensi dan efektifitas. Efisiensi
mengukur tingkat pemanfaatan sumber daya, baik manusia, keuangan maupun
alam yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, sedangkan efektifitas mengukur
ketercapaian hasil atau mutu pelayanan yang dicapai(13).
Sinungan menjelaskan produktivitas sebagai suatu sikap mental yang
selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini(11). Sedangkan menurut Sutrisno
mengemukakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang
dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu. Peran serta tenaga kerja
disini adalah penggunaan sumber daya serta efisiensi dan efektifitas(29).
Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil kerja atau kinerja
seseorang dengan proses input sebagai masukan dan ouput sebagai keluarannya
yang merupakan indikator dari pada kinerja karyawan dalam menentukan
bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam suatu
organisasi.(30) Stevenson menjelaskan produktivitas sebagai perbandingan antara
15
hasil yang dicapai dengan keseluruhan yang digunakan. Pencapaian hasil yang
dimaksud melalui gerak dinamis seseorang dalam bekerja(31).
Siagian menjelaskan produktivitas adalah kemampuan memperoleh
manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan
menghasilkan output yang optimal, kalau mungkin yang maksimal(32).
.Berbagai permasalahan produktivitas kerja perawat, tidak dipahami
dengan baik oleh rumah sakit dan tidak dilaporkan data produktivitas kerja,
permasalahan ini akibat dari kekurangan pelatihan perawat yang signifikan dan
permasalahan jumlah pendaftaran perawat semangkin berkurang sehingga beban
kerja perawat yang berusia >50 tahun semangkin banyak, mengakibatkan
produktivitas kerja perawat berkurang(2).
2.2.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Setiap lembaga atau perusahaan memiliki aktivitas kegiatan dan
lingkungan perusahaan baik itu lingkungan internal maupun lingkunganm
eksternal. Tentunya lingkungan itu akan mempengaruhi perusahaan baik secara
langsung maupun tidak langsung dan akibatnya akan mempengaruhi produktivitas
kerja perusahaan. Produktifitas yang meningkat, akan didukung dengan motivasi
yang tinggi, akan menghasilkan feedback yang baik bagi perusahaan.
Menurut Sutrisno ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan(29). yaitu :
1. Pelatihan
Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawan dengan
keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk
itu latihan kerja diperlukan bukan saja sebagai pelengkap akan tetapi sekaligus
16
untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan. Karena dengan latihan berarti para
karyawan belajar untuk mengerjakan sesuatu dengan benar-benar dam tepat, serta
dapat memperkecil kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.
2. Mental dan kemampuan fisik karyawan
Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat penting
untuk menjadi perhatian bagi organisasi, sebab keadaan fisik dan mental
karyawan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja
karyawan.
3. Hubungan antara atasan dan bawahan
Hubungan atasan dan bawahan akan mempengaruhi kegiatan yang
dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan atasan terhadapan bawahan, sejauh
mana bawahan diikut sertakan dalam penentuan tujuan. Sikap yang saling jalin-
menjalin telah mampu meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja.
Menurut Pandji Anoraga faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
(33). Adalah: 1) Motivasi, 2) Pendidikan dan Pelatihan, 3) Disiplin kerja, 4)
Keterampilan, 5) Sikap Etika Kerja, 6) Gizi dan Kesehatan, 7) Tingkat
Penghasilan, 8) Lingkungan Kerja dan Iklim kerja, 9) Teknologi, 10) Jaminan
Sosial , 11) Manajemen, 12) Kesempatan Berpretasi. Berikut ini dijelaskan satu
per satu :
1. Motivasi
Pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota
organisasi pegawai. Dengan mengetahui motivasi itu maka pimpinan dapat
mendorong pegawai bekerja lebih baik.
17
2. Pendidikan dan Pelatihan
Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi dan
pelatihan yang matang akan mempunyai produktivitas kerja yang lebih baik. Hal
demikian ternyata merupakan syarat penting dalam meningkatkan produktivitas
kerja karyawan.
3. Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang
senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang
telah ditentukan.
4. Keterampilan
Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.
Keterampilan karyawan dalam perusahaan ditingkatkan melalui training.
5. Sikap Etika Kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan
kelompok lain. Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan
tercapainya hubungan seimbang antara perilaku dalam proses produksi akan
meningkatkan produktiviatas kerja.
6. Gizi dan Kesehatan
Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan
yang didapat, hal itu mempengaruhi kesehatan karyawan, dengan semua itu akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
18
7. Tingkat Penghasilan
Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan karena
semakin tinggi prestasi karyawan makan akan semakin besar prestasi diterima.
8. Lingkungan Kerja dan Iklim Kerja
Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan kerja antar karyawan,
hubungan dengan pimpinan , suhu serta lingkungan penerangan dan sebagainya.
9. Teknologi
Dengan adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin
otomatis dan canggih akan mendapat dukungan tingkat produksi dan
mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.
10. Jaminan Sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan,
menunjukkan kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan
semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk bekerja.
11. Manajemen
Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan berorganisasi
dengan baik, dengan demikian produktivita akan tercapai.
12. Kesempatan Berprestasi
Setiap karyawan dapat mengembakan potensi yang ada dalam dirinya,
dengan diberikan kesempatan itu, maka karyawan akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja nya.
19
2.2.1.2 Indikator Produktivitas Kerja
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi karyawan yang ada
diperusaahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan
terlaksana secara efisien dan efektif, sehingga ini semua akhirnya sangat
diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.
Menurut Sutrisno untuk mengukur produktivitas kerja,diperlukan suatu
indicator yaitu(29).
1. Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang
karyawan sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka.
2. Meningkatkan hasil yang dicapai
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah
satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati
hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi
masing-masing yang terlibat suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hasil kemarin, indikator ini
dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian
dibandingkan dengan hari sebelumnya.
4. Pengembangan diri
Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan
dengan apa yang akan dihadapi.
20
5. Mutu
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja
seorang karyawan. Meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang
terbaik pada gilirannya sangat berguna bagi perusahaan dan diri sendiri.
6. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dan keseluruhan sumber daya yang
digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang
memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi pegawai.
Pengukuran produktivitas kerja dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu
dilihat dari: 1) dimensi keluaran administrasi, 2) dimensi keluaran perubahan
perilaku. Pengukuran dari dimensi keluaran administrasi maksudnya adalah
dengan melihat seberapa baik pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat,
dokter dan pihak di rumah sakit. Dimensi keluaran administrasi bagi perawat
dapat berupa produk pelayanan pasien mulai dari persiapan pendaftaran pasien,
pendataan pasien dalam status, laboratorium, hingga menyimpan data pasien.
Sedang pengukuran dimensi keluaran perubahan kesehatan dari pasien dilakukan
dengan melihat perkembangan penyakit pasien atau peningkatan kesehatan pasien.
Dimensi keluaran administrasi berupa : Persiapan pendaftaran pasien
dilihat dari terdaftar atau tidaknya pasien di BPJS, pemakain gelang status,
pemilihan ruangan sesuai dengan kebutuhan pasien dan kelas yang terdaftar di
BPJS. Pendataan Pasien dilihat dari dokumen tentang identitas, anamnesis,
diagnosis pengobatan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain
yang diberikan kepada pasien. Penyimpanan data pasien sangat diperlukan dan
dirahasiakan sebaik-baiknya.
21
Dimensi keluaran perubahan perilaku berupa : meneliti perkembangan
penyakit pasien sesuai gejalanya, dan mengukur peningkatan kesehatan pasien
kemudian dipantau sampai sembuh.
Timpe mengemukakan ciri-ciri seorang pegawai yang produktif yaitu
(34).: (1) memenuhi kualifikasi pekerjaan, artinya produktivitas tinggi dicapai
jika kualifikasi pegawai tinggi. Memiliki ciri: a) cerdas dan dapat belajar dengan
cepat; b) kompeten secara profesional atau teknis; c) kreatif dan inovatif, d)
memahami pekerjaaan; e) bekerja dengan “cerdik”, menggunakan logika,
mengorganisasi pekerjaan dengan efisien, memperhatikan rencana kinerja,
bermutu, kehandalan, pemeliharaan, kemananan, pembiayaan, dan penjadwalan;
f) mencari perbaikan tetapi tahu kapan harus berhenti; g) dianggap bernilai oleh
atasannya; h) mempunyai catatan prestasi yang berhasil; dan 1) selalu
meningkatkan diri. 2) bermotivasi tinggi, memiliki ciri: (a) dapat memotivasi diri
sendiri; (b) tekun; (c) mempuanyai kemauan keras untuk bekerja; (d) bekerja
efektif dengan atau tanpa atasan; (e) melihat hal-hal yang harus dikerjakan dan
mengambil tindakan yang perlu, (f) menyukai tantangan, (g) selalu ingin bertanya;
(h) memperagakan ketidakpuasan yang konstruktif dan selalu memikirkan
perbaikan; (i) berorientasi pada sasaran atau pencapaian hasil; (j) selalu tepat
waktu; (k) merasa puas jika telah mengerjakan dengan baik; (l) memberikan andil
lebih dari yang diharapkan; dan (m) percaya bahwa kerja wajar sehari perlu
dimbangi dengan gaji wajar untuk sehari.(3), mempunyai orientasi pekerjaan yang
positif. Memiliki ciri: (a) menyukai pekerjaannya dan membanggakannya; (b)
menetapkan standar yang tinggi; (c) mempunyai kebiasaan kerja yang baik; (d)
22
selalu terlihat dalam pekerjaannya; (e) cermat, dapat dipercaya, dan konsisten; (f)
menghormati manajemen dan tujuannya; (g) mempunyai hubungan baik dengan
manajemen; (h) dapat menerima pengarahan; dan (i) luwes dan dapat
menyesuaikan diri. (4) dewasa. Kedewasaan pegawai dapat diamati melalui: (a)
integritas tinggi; (b) mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat; (c) mengetahui
kelemahan atau kekuatan sendiri; (d) mandiri, percaya diri, dan disiplin diri; (e)
pantas memperoleh harga diri; (f) mantap secara emosional dan percaya diri, (g)
dapat bekerja efektif di bawah tekanan; (h) dapat belajar dari pengalaman; dan (i)
mempunyai ambisi yang kuat. (5) dapat bergaul dengan efektif. Memiliki ciri: (a)
memperagakan kecerdasan sosial; (b) pribadi yang menyenangkan; (c)
berkomunikasi dengan efektif (jelas dan cermat, terbuka terhadap saran dan
pendengar yang baik); (d) bekerja produktif dalam rangka upaya tim; dan (e)
memperagakan sikap positif dan antusiaisme(34).
Timpe meninjau ratusan penemuan studi dan wawasan dari ribuan manajer
yang berpartisipasi dalam suatu seminar tentang produktivitas, mengemukakan
tujuh kunci untuk mencapai produktivitas yang tinggi yaitu: (1) keahlian,
manajemen yang bertanggung jawab; (2) kepemimpinan yang luar biasa; (3)
kesederhanaan organisasional dan operasional; (4) kepegawaian yang efektif; (5)
tugas yang menantang; (6) perencanaan dan pengendalian tujuan; dan (7)
pelatihan manajerial khusus(34).
Dalam penelitian ini definisi produktivitas kerja adalah kemampuan
memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia
untuk melaksanakan peran sumber daya manusia yang optimal.
23
2.2.2 Disiplin
Didalam kehidupan sehari-hari, dimanapun manusia berada, dibutuhkan
peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang akan mengatur dan membatasi
setiap kegiatan dan perilakunya. Namun peraturan-peraturan tersebut tidak akan
artinya bila tidak disertai dengan sanski bagi para pelanggarnya.
Menurut Sutrisno mengatakan disiplin adalah tingkat kesediaan dan
kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang
berlaku disekitarnya(29). Sejalan dengan pendapat Muchdarsyah Sinungan
disiplin adalah sikap kejiwaan dari seseorang atau sekelompok orang yang
senantiasa berkehendak mengikuti/mematuhi segala aturan/keputusan yang telah
ditetapkan(11).
Hasibuan menjelaskan disiplin kerja adalah kemampuan seseorang untuk
secara teratur, tekun secara terus menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan
berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan(28). Sesuai
dengan pendapat Handoko peneliti mendefinisikan disiplin adalah kesedian
seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-
peraturan yang berlaku dalam organisasi(35).
Sastrohadiwiryo mendefinisikan disiplin kerja sebagai suatu sikap
menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturanperaturan yang
berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya
dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas
dan wewenang yang diberikan kepadanya(36).
24
Sastrohadiwiryo mengemukakan pada umumnya tingkat dan jenis sanksi
disiplin kerja dapat disarikan sebagai 5 berikut: (1) Sanksi disiplin berat,
misalnya: penurunan jabatan, pembebasan dari jabatan dan pemutusan hubungan
kerja. (2) Sanksi disiplin sedang, misalnya: penundaan pemberian kompensasi,
penurunan upah dan penundaan promosi. (3) Sanksi disiplin ringan, misalnya:
teguran lisan, teguran tertulis dan pernyataan ketidakpuasan secara tertulis(36).
2.2.2.1 Aspek-aspek disiplin kerja
Menurut Anggraeni menyebutkan aspek-aspek disiplin kerja(37). yaitu:
1. Kehadiran
Seseorang dijadwalkan untuk bekerja harus hadir tepat pada waktunya
tanpa alasan apapun. Kehadiran tepat waktu memungkinkan target kerja tercapai,
tujuan perusahaan akan mudah dicapai.
2. Waktu kerja
Waktu kerja merupakan jangka waktu saat pekerja yang bersangkutan
harus hadir untuk memulai pekerjaan, waktu istirahat, dan akhir pekerjaan
mencetak jam kerja pada kartu hadir merupakan sumber data untuk mengetahui
tingkat disiplin waktu karyawan.
3. Kepatuhan terhadap perintah
Kepatuhan yaitu jika seseorang melakukan apa yang dikatakan kepadanya.
Perintah atasan yang dimaksud tentu sehubungan dengan pencapaian target tugas-
tugas di perusahaan.
4. Kepatuhan terhadap aturan
Serangkaian aturan yang dimiliki perusahaan merupakan tuntutan bagi
karyawan agar patuh, sehingga dapat membentuk perilaku yang memenuhi
25
standar perusahaan. Kepatuhan terhadap aturan memperlancar dan mempermudah
pengelolaan sumber daya yang ada.
5. Pemakaian seragam
Sikap karyawan terutama lingkungan rumah sakit menerima seragam kerja
setiap dua tahun sekali.
Berdasarkan Veizhzal Rivai menjelaskan bahwa disiplin kerja memiliki
komponen(38).
1) Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur
kedisiplinan, dan biasanya pegawai yang memiliki disiplin kerja rendah
terbiasa untuk terlambat dalam bekerja.
2) Ketaatan pada peraturan kerja. Pegawai yang taat pada peraturan kerja
tidak akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman
kerja ditetapkan oleh perusahaan.
3) Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat melalui besarnya
tanggung jawab pegawai terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya.
4) Tingkat kewaspadaan tinggi. Pegawai memiliki kewaspadaan tinggi akan
selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta
selalu menggunakan seseuatu secara efektif dan efisien.
5) Bekerja etis. Beberapa pegawai mungkin melakukan tindakan yang tidak
sopan ke palnggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini
merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner sehingga bekerja etis
sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja pegawai.
26
2.2.2.2 Indikator Disiplin Kerja
Menurut Robinns kriteria yang dipakai dalam kerja tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga indicator disiplin kerja menurut yaitu diantaranya
(39).
1. Disiplin waktu
Disiplin waktu disini diartikan sebagai sikap atau tingkah laku yang
menujukkan terhadap jam kerja yang meliputi : kehadiran dan kepatuhan
karyawan pada jam kerja. Karyawan melakasanakan tugas dengan tepat waktu dan
benar.
2. Disiplin peraturan
Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar
tujuan suatu rumah sakit dapat dicapai dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sikap
setia dari karyawan terhadap komitmen yang telah ditetapkan tersebut. Kesetiaaan
disini berarti taat dan patuh dalam melaksanakan perintah dari atasan dan
peraturan. Serta kataatan karyawan dalam menggunakan kelengkapan pakaian
seragam yang telah ditentukan rumah sakit atau perusahaan.
3. Disiplin tanggung jawab
Salah satu wujud tanggung jawab karyawan adalah penggunaan dan
pemeliharaan peralatan yang sebaik-baiknya sehingga dapat menunjang kegiatan
rumah sakit berjalan dengan lancar. Serta adanya kesanggupan dalam
menghadapin pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang
karyawan.
27
2.2.3 Pelatihan
Pelatihan secara umum berhubungan dengan proses belajar yang mengarah
pada perubahan perilaku. Menurut Suryabrata menyatakan mengenai
kecenderungan individu untuk bereaksi dan menampilkan respon terhadap hal
tertentu yang dihadapinya. Reaksi yang terjadi dari intervensi pelatihan yang
diberikan dapat diharapkan sebagai pendorong terciptanya kemampuan yang
optimal(40).
Menurut Siti dan Heru mengatakan pelatihan adalah proses pembelajaran
yang melibatkan penguasaan keterampilan, konsep, aturan-aturan, atau sikap
untuk meningkatkan kinerja karyawan(41). Sementara Manullang mengatakan
apabila seseorang akan mengerjakan suatu tugas yang asing baginya, maka perlu
terlebih dahulu, untuk mempelajari bagaimana caranya mengerjakannya. Karena
seseorang tidak akan mampu melaksanakan suatu tugas dengan baik, apabila tidak
dipelajari terlebih dahulu(42).
Pelatihan memiliki nilai kemanfaatan yang sangat besar baik dari aspek
staf maupun organisasi. Rivai dan Sagala menyatakan bahwa transfer ilmu
pengetahuan yang dipelajari oleh staf dalam pekerjaannya berhubungan dengan
kinerja staf selanjutnya. Selain itu manfaat dari pelatihan dan pengembanagan
terhadap organisasi adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas, meningkatkan
keterampilan dan sikap serta membantu menghilangkan rasa takut menghadapi
tugas baru(38).
Menurut Thoha pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki
kemampuan kerja tenaga kesehatan, mampu melaksanakan pelayanan kesehatan
28
serta berorientasi pada kegiatan pelayanan secara langsung(43). Secara umum
bentuk metode ini dapat di bedakan menjadi empat bentuk , yaitu :
1. On the job training, adalah merupakan metode latihan yang paling
banyak digunakan. Sistem ini terutama memberikan tugas kepada atasan langsung
dari pegawai yang baru dilatih mereka. Sistem ini merupakan sistem yang
ekonomis (hemat), karena tidak perlu menyediakan fasilitas khusus untuk latihan.
2. Vestibule school adalah bentuk latihan dimana pelatihannya bukanlah
atasan langsung tetapi pelatih- pelatih khusus. Alasannya terutama adalah untuk
menghindari para atasan langsung tersebut dengan tambahan kewajiban dan
memusatkan latihan hanya kepada para ahli dalam bidang latihan
3. Apprenticeship (magang), sistem ini dipergunakan untuk pekerjaan
yang membutuhkan keterampilan yang relatif lebih tinggi. Program ini biasanya
mengkombinasikan on the job training dengan pengalaman dan petunjuk dikelas
dalam pngetahuan-pengetahuan tertentu. Sistem magang ini mempunyai prinsip
umum, yaitu belajar sambil bekerja.
4. Khursus-khursus, merupakan bentuk pengembangan pegawai yang lebih
mirip pendidikan daripada latihan. Khursus-khursus ini biasanya diadakan untuk
memenuhi kebutuhan dan minat daripada pegawai dalam bidangbidang ilmu
pengetahuan tertentu, seperti : khursus manajemen keperawatan dan penanganan
kasus gawat darurat.
Berdasarkan Sinambela pelatihan adalah suatu proses yang sistematis dari
organisasi untuk mengembangkan keterampilan individu, kemampuan,
pengetahuan atau sikap yang dapat merubah perilaku pegawai untuk mencapai
29
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah yang perlu
diterapkan dalam pelatihan (44). :
1. Pihak yang diberikan pelatihan harus termotivasi untuk mengikuti pelatihan
yang akan dilaksanakan.
2. Pelatih harus belajar terlebih dahulu mengenai materi yang akan diberikannya
saat pelatihan.
3. Proses pembelajaran harus dapat diterapkan dengan baik dengan pendekatan
yang rasional.
4. Pelatihan harus menyediakan bahan-bahan yang dapat dipraktikkan sehingga
memudahkan yang dilatih memahami materi tersebut.
5. Berbagai bahan yang dipresentasikan harus memiliki arti yang komprehensif
dan dapat memenuhi kebutuhan yang dilatih.
6. Materi yang diajarakan harus memiliki arti yang lengkap bagi peserta
pelatihan.
2.2.3.1 Jenis Pelatihan
Pelatihan yang harus diikuti perawat di rumah sakit adalah pencegahan
dan pengendalian infeksi. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah
kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi
dapat berasal dari komunitas (Community acquired infection) atau berasal dari
lingkungan rumah sakit (Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal
dengan istilah infeksi nosocomial, sekarang berganti istilah menjadi “Healthcare-
associated infections” (HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di
rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak
30
terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang
didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien. Khusus untuk infeksi
yang terjadi atau didapat di rumah sakit, selanjutnya disebut sebagai infeksi rumah
sakit (Hospital infection). Untuk dapat melakukan pencegahan dan pengendalian
infeksi khususnya infeksi rumah sakit, perlu memiliki pengetahuan mengenai
konsep dasar penyakit infeksi.
Menurut PERDALIN pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya(45).
1. Kebersihan Tangan
Membersihkan tangan adalah untuk mencegah infeksi yang ditularkan
melalui tangan. Tujuan kebersihan tangan adalah menghilangkan semua
kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh mikroorganisme pada
kulit. Selain memamahi panduan untuk kerbersihan tangan, para petugas
kesehatan perlu memahami indikasi dari kebersihan tangan.
Indikasi kebersihan tangan yaitu :
a) Segera : Setelah tiba di tempat kerja
b) Sebelum : Kontak langsung dengan pasien, memakai sarung tangan
sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan invasif (pemberian suntikan
intra vaskuler) , menyediakan / mempersiapkan obat-obatan,
mempersiapkan makanan, memberi makan pasien, meninggalkan
rumah sakit.
c) Setelah : Kontak dengan pasien, melepas sarung tangan, melepas alat
pelindung diri, kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi,
31
eksudat luka dan peralatan yang diketahui atau kemungkinan
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, ekskresi (bedpen, urinal)
apakah menggunakan atau tidak menggunakan sarung tangan.
Menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan.
2. Alat Pelindung Diri
Pelindung barrier, yang secara umum disebut sebagai alat pelindung diri
(APD), telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari
mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan. Namun dengan munculnya
AIDS dan hepatitis C, serta meningkatnya kembali tuberkulosis di banyak
negara, pemakaian APD menjadi juga sangat penting untuk melindungi
petugas. Dengan munculnya infeksi baru seperti flu burung, SARS dan
penyakit infeksi lainnya (Emerging Infectious Diseases), pemakaian APD
yang tepat dan benar menjadi semakin penting. Jenis-jenis alat pelindung diri
anatara lain :
a) Sarung tangan, melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan
penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di
tangan petugas kesehatan.
b) Masker, harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah
dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai untuk menahan
cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah
berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau
cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan.
32
c) Pelindung mata, melindungi petugas dari percikan darah atau cairan
tubuh lain dengan cara melindungi mata. Pelindung mata mencakup
kacamata (googles) plastik bening, kacamata pengaman, pelindung wajah
dan visor. Kacamata koreksi atau kacamata dengan lensa polos juga dapat
digunakan.
d) Topi, digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga
serpihan kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan.
Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut.
e) Apron, yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan
air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas
kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika
melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau
melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau
sekresi. Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air. Apron akan
mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.
3. Pemrosesan Peralatan Pasien
Untuk menciptakan lingkungan bebas- infeksi, yang terpenting adalah
bahwa rasional setiap proses pencegahan infeksi yang dianjurkan dan
keterbatasannya di mengerti oleh staf kesehatan pada setiap tingkat, dari
petugas pelayanan kesehatan sampai ke petugas pembersihan dan
pemeliharaan. Proses pencegahan infeksi dasar yang di anjurkan untuk
mengurangi penularan penyakit dari instrumen yang kotor, sarung tangan
bedah, dan barang-barang habis pakai lainnya adalah :
33
a) Precleaning/Prabilas. Proses yang membuat benda mati lebih aman untuk
ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan (umpamanya menginaktivasi
HBV, HBC, dan HIV) dan mengurangi, tapi tidak menghilangkan, jumlah
mikroorganisme yang mengkontaminasi.
b) Pencucian dan Pembersihan. Proses yang secara fisik membuang semua
kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun
membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi risiko bagi
mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut. Proses ini
adalah terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air
atau enzymatic, membilas dengan air bersih, dan mengeringkan.
c) Sterilisasi, Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria, virus,
fungi dan parasit) termasuk endospora bakterial dari benda mati dengan
uap tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimiawi, atau
radiasi.
d) Disinfeksi tingkat tinggi (DTT), Proses menghilangkan semua
mikroorganisme, kecuali beberapa endospora bakterial dari objek, dengan
merebus, menguapkan atau memakai disinfektan kimiawi.
4. Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah merupakan salah satu upaya kegiatan pencegahan
pengendalian infeksi di rumah sakit atau di fasilitas pelayanan kesehatan.
Limbah dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya dapat berupa yang
telah terkontaminasi (secara potensial sangat berbahaya) atau tidak
terkontaminasi. Sekitar 85 % limbah umum yang dihasilkan dari rumah sakit
34
atau fasilitas kesehatan lainnya tidak terkontaminasi dan tidak berbahaya bagi
petugas yang menangani, namun demikian penanganan limbah ini harus
dikelola dengan baik dan benar.
5. Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit
Pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya merupakan salah satu aspek dalam upaya pencegahan pengendalian
infeksi di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Lingkungan
rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya jarang menimbulkan transmisi
penyakit infeksi nasokomial.namun pada pasien-pasien yang
imunocompromise harus lebih diwaspadai dan perhatian karena dapat
menimbulkan beberapa penyakit infeksi lainnya seperti infeksi saluran
pernapasan Aspergillus, Legionella, Mycobacterium TB, Varicella Zoster,
Virus Hepatitis B, HIV.
6. Kesehatan Karyawan / Perlindungan Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan berisiko terinfeksi bila terekspos saat bekerja, juga
dapat mentransmisikan infeksi kepada pasien maupun petugas kesehatan yang
lain. Fasilitas kesehatan harus memiliki program pencegahan dan
pengendalian infeksi bagi petugas kesehatan. Saat menjadi karyawan baru
seorang petugas kesehatan harus diperiksa riwayat pernah infeksi apa saja,
status imunisasinya. Imunisasi yang dianjurkan untuk petugas kesehatan
adalah hepatitis B, dan bila memungkinkan A, influenza, campak, tetanus,
difteri, rubella. Mantoux test untuk melihat adakah infeksi TB sebelumnya,
sebagai data awal. Pada kasus khusus, dapat diberikan varicella. Alur paska
35
pajanan harus dibuat dan pastikan dipatuhi untuk HIV, HBV, HCV, Neisseria
meningitidis, MTB, Hepatitis A, Difteri, Varicella zoster, Bordetella pertusis,
Rabies.
7. Praktek Menyuntik yang Aman
Pakai jarum yang steril, sekali pakai, pada tiap suntikan untuk mencegah
kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi, bila memungkinkan sekali pakai
vial walaupun multidose. Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk
mengambil obat dalam vial multidose dapat menimbulkan kontaminasi
mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain.
2.2.4 Keperawatan
Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti
merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto perawat adalah seseorang (seorang
profesional) yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan
melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan
keperawatan(4).
Dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
dijelaskan bahwa definisi keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada
individu, keluarga, kelompok baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Sedangkan
definisi perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan,
baik di dalam maupun luar negeri yang diakui pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undang. Pelayanan keperawatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dan pelayanan
36
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan kepada individu,
kelompok, atau masyarakat dalam keadaan sehat maupun sakit(46).
Sebagai sebuah profesi yang melaksanakan asuhan praktik keperawatan,
seorang perawat dengan kualifikasinya diwajibkan memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR) sebagai bukti tertulis dan pencatatan resmi yang dikeluarkan
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI). Untuk memperoleh STR, seorang
calon perawat profesional harus memiliki dua jenis sertifikat terlebih dahulu, yaitu
sertifikat kompetensi sebagai surat tanda pengakuan untuk kompetensi perawat
yang sudah lulus uji surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik keperawatan.
2.2.4.1 Peran Perawat
Menurut DATIN peran perawat secara umumnya yaitu: (47).
1. Care provider (pemberi asuhan)
Dalam memberi pelayanan berupa asuhan keperawatan perawat
dituntut menerepakan keterampilan berpikir dan pendekatan sistem untuk
penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan keperawatan
keperawatan dalam konteks pemberian asuhan keperawatan komprehensif
dan holistik berlandaskan aspek etika dan legal. Contohnya :
1) Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat
harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan significant dari klien.
2) Perawat menggunakan Nursing Process untuk mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah-nasalah
psikologis
37
3) Peran utamanya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosa masalah
yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang
kompleks.
2. Advocate (Pembela) yaitu dalam menjalankan perannya perawat
diharapkan dapat mengadvokasi atau memberikan pembelaan dan
perlindungan kepada pasien atau komunitas sesuai dengan pengetahuan
dan kewenangannya dan perawat bertanggung jawab untuk membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan
untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya. Selain itu perawat harus mempertahankan dan
melindungi hak-hak klien. Hal ini harus dilakukan karena klien yang sakit
dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak
dengan klien, leh karena itu perawat harus membela hak-hak klien.
3. Educator yaitu dalam menjalankan perannya sebagai perawat klinis,
perawat komunitas, maupun individu, perawat harus mampu berperan
sebagai pendidik klien dan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Manager dan community leader (Pemimpin komunitas) yaitu dalam
menjalankan peran sebagai perawat dalam suatu komunitas/kelompok
masyarakat, perawat terkadang dapat menjalankan peran kepimpinan, baik
38
komunitas profesi maupun komunitas social dan juga dapat menerapkan
kepimpinan dan manajemen keperawatan dalam asuhan klien.
5. Researcher yaitu dengan berbagai kompetensi dan kemampuan
intelektualnya perawat diharapkan juga mampu melakukan penelitian
sederhana di bidang keperawatan dengan cara menumbuhkan ide dan rasa
ingin tahu serta mencari jawaban terhadap fenomena yang terjadi pada
klien di komunitas maupun klinis. Dengan harapan dapat menerapkan
hasil kajian dalam rangka membantu mewujudkan Evidence Based
Nursing Practice (EBNP)
2.2.4.2 Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan adalah tahapan dalam proses keperawatan meliputi
pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, pengidentifikasian outcome,
perencanaan, implementasi dan evaluasi(48). Metode pemberian asuhan
keperawatan yang terorganisir dan sitematis, berfokus pada respon yang unik dari
individu atau kelompok individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan
potensial(49). adapun tahapan-tahapan asuhan keperawatan :
1) Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data, analisis data,
perumusan kebutuhan atau masalah klien dan memprioritaskan masalah klien.
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor
predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan
kemampuan koping yang dimiliki oleh klien(50).
39
2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu,
keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual dan potensial, keuntungan penggunaan label diagnosa adalah memberikan
bahasa yang standar bagi perawat, sehingga dapat meningkatkan komunikasi,
meningkatkan identifikasi tujuan yang tepat membantu dalam memilih intervensi
keperawatan yang tepat, memberi informasi yang tajam dan dapat menciptakan
standar untuk praktik keperawatan serta sebagai sarana peningkatan kualitas, para
klinisi, administrator, pendidik dan para peniliti. Ada 3 tipe diagnosa keperawatan
menurut NANDA yaitu diagnosa keperawatan aktual, diagnosa keperawatan
risiko dan diagnosa keperawatan kesejahteraan(51).
3) Perencanaan.
NIC (Nursing Income Classification) adalah standar intervensi yang
komprehensif dan berdasarkan riset. NIC sangat berguna untuk dokumentasi,
komunikasi banyak seting, integrasi pada system dan seting yang berbeda, riset
yang efektif, pengukuran produktifitas dan evaluasi kompetensi, pembiayaan dan
rancangan kurikulum. Klasifikasi NIC meliputi intervensi yang dilakukan perawat
baik intervensi mandiri atau kolaborasi dan perawatan langsung maupun tidak
langsung.
4) Pelaksanaan (Implementasi)
Pelaksanaan (Implementasi) adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Perawat juga
menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual,
teknikal sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Pada saat akan
dilaksanakan tindakan keperawatan, perawat melakukan kontrak dengan klien
40
dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peran serta klien yang
diharapkan(51).
5) Evaluasi
Keliat menyebutkan beberapa kondisi dan perilaku perawat yang
diperlukan pada saat melakukan evaluasi dalam proses keperawatan. Kondisi
perawat: supervisi, analisis diri, peer review, partisipasi pasien dan keluarga
Perilaku perawat; membandingkan respon pasien dan hasil yang diharapkan,
mengevaluasi proses keperawatan, memodifikasi proses keperawatan sesuai yang
dibutuhkan, berpartisipasi dalam peningkatan kualitas dari aktifitas yang
dilakukan(48).
6) Dokumentasi
Pencatatan proses keperawatan ini harus dilaksanakan secara lengkap,
ditulis dengan jelas, ringkas dengan istilah baku dan luas dilakukan selama pasien
di rawat inap, rawat jalan dan kamar tindakan, dilakukan segera setelah
melakukan tindakan, catatan menggunakan formulir yang baku, disimpan sesuai
peraturan yang berlaku, dan setiap melakukan tindakan keperawatan mencantum
paraf/nama jelas dan tanggal, jam, dan dilaksanakannya tindakan tersebut(48).
2.3 Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini merujuk pendapat dari
Stevenson menjelaskan produktivitas sebagai perbandingan antara hasil yang
dicapai dengan keseluruhan yang digunakan. Pencapaian hasil yang dimaksud
melalui gerak dinamis seseorang dalam bekerja.(31) Produktivitas juga bermakna
sebagai sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan
41
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
(11)Sejalan dengan pendapat Siagian menjelaskan produktivitas adalah
kemampuan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana
yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal, kalau mungkin yang
maksimal(32).
Berdasarkan uraian di atas produktivitas kerja perawat yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah tingkat pemanfaatan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan disebut efisiensi dan ketercapaian hasil atau mutu pelayanan
yang dicapai disebut efektivitas.
Berdasarkan Sutrisno mengatakan disiplin adalah tingkat kesediaan dan
kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang
berlaku disekitarnya(29). Sesuai dengan pendapat Handoko peneliti
mendefinisikan disiplin adalah kesedian seseorang yang timbul dengan kesadaran
sendiri untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi(35).
Berdasarkan Siti dan Heru mengatakan pelatihan adalah proses
pembelajaran yang melibatkan penguasaan keterampilan, konsep, aturan-aturan,
atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan(41). Pelatihan yang dimaksud
pada penelitian ini adalah reaksi yang terjadi dari individu tentang intervensi yang
diberikan dan diharapkan sebagai pendorong terciptanya kemampuan yang
optimal.
42
2.1 Skema Kerangka Teori diadopsi dari Hasibuan Keterangan : - Tidak diteliti
- Diteliti
2.4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dibuat berdasarkan teori yang sudah dibahas sebelumnya.
Kerangka konsep dalam penelitian ini dibuat dalam bagan di bawah ini :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian
Faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas :
- Pendidikan
- Pelatihan
- Kemampuan
- Sikap
- Situasi dan keadaan
lingkungan
- Motivasi
- Tingkat pendidikan
Produktivitas Kerja
Produktivitas Kerja
Kedisiplinan
tata tertib kehadiran
waktu kerja yang maksimal
pertanggung jawaban
Pelatihan
Pemahaman Pelatihan
Penerapan materi Pelatihan
43
2.5. Hipotesis
1. Ada pengaruh kedisiplinan terhadap produktivitas kerja perawat di
Rumah Sakit Delia Tahun 2018
2. Ada pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja perawat di
Rumah Sakit Delia Tahun 2018
3. Ada pengaruh kedisiplinan dan pelatihan secara bersama-sama
terhadap produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Delia Tahun
2018
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN.
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Penelitian kuantitatif
adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa
angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Jenis penelitian ini disebut expost faxto adalah menggunakan data yang sudah
berlalu.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 LokasiPenelitian
Tempat penelitian dapat dilakukan di Rumah Sakit Delia Kabupaten
Langkat
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk penelitian 3 bulan mulai September sampai
Desember 2018.
3.3. Populasi dan Sampel
Pada bagian ini peneliti menyebutkan teknik pengambilan sampel secara
spesifik dan besaran sampelnya.
3.3.1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau seluruh objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti dan bukan subjek atau objek yang dipelajari saja, tetapi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tertentu.
45
Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perawat yang bekerja di
Ruangan Rumah Sakit Umum Daerah Delia yang masa kerjanya di atas 1 tahun
dengan pendidikan D-III dan S1 Keperawatan yang berjumlah 70 orang.
Tabel 3.1. Jumlah seluruh Perawat yang Bekerja di atas 1 Tahun di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Delia
No. Unit Rawat Inap Jumlah Perawat
1 Ruang IGD 12
2 Ruang Seruni 12
3 Ruang Cempaka 10
4 Ruang Lavender 10
5 Ruang Melati 10
6 Ruang OK 6
7 Ruang VK 6
8 Ruang ICU 6
9 Ruang Nifas 6
10 Ruang Baby 6
11 Ruang Tulip 6
Jumlah 90
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang digunakan dalam
penelitian. Penentuan besar sampel minimal pada penelitian ini dihitung
berdasarkan rumus Slovin sebagai berikut(37):
n = 70 pembulatan 70 orang
Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
N = Jumlah populasi
e = Kesalahan absolut yang dapat ditolelir yaitu sebesar 0.05
46
Sesuai dengan tujuan penelitian maka teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara
memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
(tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus
menjadi pedoman saat menentukan kriteria inklusi.(34)
Kriteria inklusi dalam sampel ini adalah :
1. Semua perawat yang bertugas di ruangan RSUD Delia yang bersedia menjadi
responden.
2. Perawat pelaksana minimal 1 tahun di ruangan RSUD Delia.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi atau tidak dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.
Kriteria eksklusi dalam sampel ini adalah :
1. Perawat yang tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dengan
alasan tertentu.
2. Perawat yang tidak hadir (sakit/cuti) pada saat penelitian.
3. Perawat yang tidak mengisi kuesioner secara tidak lengkap.
47
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
1. Data primer merupakan data karakteristik responden, produktivitas
kerja, pelatihan, dan kedisiplinan keperawatan.
2. Data sekunder meliputi deskriptif di lokasi penelitian, misalnya:
fasilitas pelayanan kesehatan, jumlah tenaga dan pelaksanaan
pelayanan keperawatan serta data lain yang mendukung analisis
terhadap data primer.
3. Data tertier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti:
jurnal, text book, sumber elektronik (tidak boleh sumber anonim), mis:
SDKI 2012, Riskesdas 2013, WHO.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian tesis dibagi ini atas 3 (tiga) :
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responded dan
dikumpulkan melalui pengisian angket, dan wawancara.
2. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan dan didokumentasi
oleh pihak lain, misalnya: Profil Rumah Sakit, Daftar hadir perawat.
3. Data tertier adalah data riset yang sudah dipublikasikan secara resmi
seperti jurnal, dan laporan penelitian(report), misalnya: WHO
(http://who.int/gho/publications/en)
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu alat ukur
48
dengan kata lain sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam kuesioner)
dengan cara melakukan korelasi antara skor masing – masing pertanyaan dengan
skor totalnya dalam suatu variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah
Pearson Product Moment, dengan bantuan SPSS.
Kuesioner yang valid adalah apabila rhitung lebih besar dari nilai
rtabeldengan menggunakan korelasi Pearson ProductMoment kepada 20 tenaga
perawat dengan kriteria dikatakan valid apabila taraf signifikan p<0,05. Uji
validitas akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Delia
49
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner
No Variabel
Independent
Butir
Pertanyaan rhitung rtable Keterangan
1 Kedisiplinan 1 0, 500 0,444 Valid
2 0, 587 0,444 Valid
3 0, 544 0,444 Valid
4 0, 626 0,444 Valid
5 0, 647 0,444 Valid
6 0, 528 0,444 Valid
7 0, 762 0,444 Valid
8 0, 855 0,444 Valid
9 0, 885 0,444 Valid
10 0, 582 0,444 Valid
2 Pelatihan 1 0, 525 0,444 Valid
2 0, 531 0,444 Valid
3 0, 734 0,444 Valid
4 0, 768 0,444 Valid
5 0, 848 0,444 Valid
6 0, 660 0,444 Valid
7 0, 783 0,444 Valid
8 0, 542 0,444 Valid
9 0, 453 0,444 Valid
10 0, 857 0,444 Valid
11 0, 668 0,444 Valid
12 0, 625 0,444 Valid
13 0, 491 0,444 Valid
14 0, 581 0,444 Valid
3 Produktivitas 1 0, 694 0,444 Valid
2 0, 589 0,444 Valid
3 0, 544 0,444 Valid
4 0, 551 0,444 Valid
5 0, 622 0,444 Valid
6 0, 537 0,444 Valid
7 0, 773 0,444 Valid
8 0, 748 0,444 Valid
9 0, 858 0,444 Valid
10 0, 723 0,444 Valid
11 0, 486 0,444 Valid
12 0, 547 0,444 Valid
13 0, 511 0,444 Valid
14 0, 647 0,444 Valid
15 0, 484 0,444 Valid
50
2). Uji Reliabilitas
Setelah semua pernyataan sudah valid, analisis dilanjutkan dengan uji
reliabilitas. Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil. Untuk mengetahui reliabilitas suatu
pertanyaan dapat dilakukan dengan bantuan SPSS.Untuk menghitung reabilitas
menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:
Keterangan :
r11 = Nilai reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
k = Jumlah item
Kemudian untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai reliabilitas dalam
penelitian ini, hasil reabilitas dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r,
sebagai berikut :
Tabel 3.3. Interpretasi besarnya nilai r
Besarnya Nilai r Interprestasi
0,81 - 1,00 Sangat Tinggi
0,61 - 0,80 Tinggi
0,41 - 0,60 Sedang
0,21 - 0,40 Rendah
0,00 – 0.20 Sangat Rendah
51
Tabel 3.4. Hasil Uji Reabilitas Kuesioner
Reliabel Kedisiplinan
Cronbach’s Alpha N of Items
,813 10
Nilai Cronbach’s Alpha (reabilitas) adalah 0,813 dan n 10. Nilai
Cronbach’s Alpha diatas 0,6 maka instrument kedisiplinan memilki reabilitas
yang baik untuk dilakukan penelitian.
Reliabel Pelatihan
Cronbach’s Alpha N of Items
,864 14
Nilai Cronbach’s Alpha (reabilitas) adalah 0,864 dan n 14. Nilai
Cronbach’s Alpha diatas 0,6 maka instrument pelatihan memilki reabilitas yang
baik untuk dilakukan penelitian.
Reliabel Produktivitas
Cronbach’s Alpha N of Items
,871 15
Nilai Cronbach’s Alpha (reabilitas) adalah 0,871 dan n 15. Nilai
Cronbach’s Alpha diatas 0,6 maka instrument produktivitas memilki reabilitas
yang baik untuk dilakukan penelitian.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-
macam. Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas (independent variable) yaitu
variabel yang memengaruhi, dan variabel terikat (dependent variable) yaitu
variabel yang dipengaruhi. Pada bagian ini sebutkan variable penelitian yang anda
teliti. Variabel terikat produktivitas kerja (Y) , Variabel bebas yaitu kedisiplinan
(X1) dan pelatihan (X2).
52
3.5.2. Definisi Operasional
Produktivitas kerja perawat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
tingkat pemanfaatan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan disebut
efisiensi dan ketercapaian hasil atau mutu pelayanan yang dicapai disebut
efektivitas, maka indikator produktivitas perawat antara lain :
1. Tingkat pemanfaatan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
(efisiensi) dengan deskriptor :
a. Kemampuan
b. Semangat kerja
2. Ketercapaian mutu pelayanan, dengan deskriptor:
a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Melakukan pengembangan diri
Definisi operasional kedisiplinan adalah tingkat kesediaan mengikuti tata
tertib kehadiran, pengguaan waktu kerja yang maksimal, dan kepatuhan mengikuti
peraturan penggunaan alat kesehatan, maka indikator kedisiplinan antara lain :
1. Disiplin peraturan
2. Disiplin waktu
3. Disiplin tanggung jawab
Definisi operasional pelatihan adalah reaksi meliputi pemahaman dan
penerapan dari perawat tentang intervensi yang diberikandan diharapkan sebagai
pendorong terciptanya kemampuan yang optimal, maka indikator pelatihan antara
lain :
1. Pemahaman pelatihan tentang infeksi nosocomial,
2. Penerapan materi pelatihan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi
nosocomial,
53
Tabel.3.5 Kisi-Kisi Angket Variabel Produktivitas kerja
No Indikator Deskriptor Nomor item Jumlah
item Positif Negatif 1 Tingkat pemanfaatan
sumber daya manusia
untuk mencapai
tujuan
a. Kemampuan
b. Semangat kerja
1, 8
9
12,13
3, 6, 11
4
4
2 Ketercapaian hasil
atau mutu
pelayanan yang
dicapai
a. Meningkatkan
mutu pelayanan
b. Melakukan
pengembangan
diri
4,
2 , 5, 7
14,15
10
3
4
Total 15
Tabel.3.6 Kisi-Kisi Angket Variabel Disiplin
No Indikator Nomor item
Jumlah item Positif Negatif
1 Disiplin peraturan 16,25 21 3
2 Disiplin waktu 18, 20, 22 19 4
3 Disiplin tanggung jawab 17, 23,24 3
Total 10
Tabel.3.7 Kisi-Kisi Angket Variabel Pelatihan
No Indikator Nomor item Jumlah item
1 Pemahaman pelatihan tentang
infeksi nosocomial
26, 27, 29, 33, 35, 36, 6
2 Penerapan materi pelatihan
tentang pencegahan dan
pengendalian, infeksi
nosocomial,
28, 30, 31, 32, 34, 37,
38, 39
8
Total 14
3.6. Metode Pengukuran
Pada bagian ini peneliti menuliskan metode pengukuran yang digunakan
pada penelitian. Variable produktivitas kerja jumlah pertanyaan atau pernyataan 25
item alat ukur yang digunakan angket dengan skala ukuran, selalu, sering, kadang-
kadang, jarang, jarang sekali.
54
Tabel 3.8 Skala Pengukuran
Simbol Singkatan skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Penilaian angket, jika pertanyaan positif dijawab SS diberi skor 5, jika
dijawab S diberi skor 4, jika dijawab netral diberi skor 3, jika dijawab TS diberi
skor 2, jika dijawab STS diberi skor 1. Sebaliknya jika pertanyaan negative maka
penilaian 1, 2, 3, 4, 5,
Di halaman berikut ini contoh tabel aspek pengukuran variabel penelitian
(wajib dijadikan pedoman).
Tabel 3.9.Aspek Pengukuran Variabel Penelitian
No Nama
Variabel
Jumlah
Pernyat
aan
Alternatif
Jawaban
Bobot
Nilai
Skor
Value
Jenis
Data
1.
2.
3.
Variabel X1
Kedisiplinan
Variable X2
Pelatihan
Variabel Y
Produktivitas
kerja
10
14
15
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Skor > 36
Skor 18-35
Skor < 17
Skor > 48
Skor 24-47
Skor <23
Skor > 52
Skor 26-51
Skor <25
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Interval
Interval
Interval
55
3.7 Metode Pengolahan Data
Data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Collecting
Mengumpulkan data yang berasal dari angket.
2. Checking
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner dengan tujuan
agar data diolah secara benar sehingga pengolahan data memberikan hasil
yang valid.
3. Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variable-variabel
yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi nomor 1, 2, 3, …,42.
4. Entering
Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
masih dalam bentuk “kode” angka dimasukkan ke dalam aplikasi SPSS.
5. DataProcessing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah
sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.
56
3.8 Metode Analisa Data
Data kuantitatif diolah dan dianalisa secara univariat, bivariat, dan
multivariat sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Analisis univariat untuk menjelaskan variabel independen yaitu kedisiplinan
dan pelatihan dan variable dependen yaitu produktivitas kerja yang dibuat ke
dalam distribusi frekuensi dan deksriptif.
2. Analisi Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel yang diduga berhubungan dan berpengaruh. Menguji
hipotesis untuk mengambil keputusan tentang apakah hipotesis yang diajukan
cukup meyakinkan untuk ditolak atau diterima, dengan menggunakan uji
statistik korelasi dan regresi serderhana. Apabila hasil perhitungan
menunjukkan nilai p < p value (0,05) maka dikatakan (H0) ditolak, artinya
kedua variabel secara statistik mempunyai pengaruh yang signifikan.
Kemudian untuk menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara variabel
terikat dengan variabel bebas digunakan analisis korelasi.
3. Analisis Multivariat
Analisis Multivariat bertujuan untuk melihat kemaknaan pengaruh variabel
bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable) di
lokasi penelitian secara simultan terkait kedisiplinan dan pelatihan
produktivitas kerja perawat. Pada penelitian ini analisa multivariat digunakan
untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen,
57
melalui analisis regresi berganda. Data yang dikumpulkan, diolah dengan
komputer. Analisis data yang dilakukan regresi berganda dengan persamaan
sebagai berikut:
Y = a + β1X1+ β2X2+e
Keterangan:
Y = Variabel produktivitas
X1 = Variabel kedisiplinan
X2 = Variabel pelatihan
β1,β2 = Koefisien regresi
a = Konstanta
e = Eror
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Delia yang terletak di Jalan Ki Hajar
dewantara, No. 9, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera
Utara, Didirikan pada tahun 2000 oleh H. Ngaring Sitepu yang merupakan
seorang tokoh masyarakat. Rumah sakit ini terus berkembang hingga pada
akhirnya, pada bulan Mei 2016, Rumah Sakit Umum Delia mendapatkan izin
operasional dari Dinas Kesehatan sekaligus penetapan Rumah Sakit Tipe C
dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat
Nomor : 440 – 2508/yankes/V/2016. Rumah sakit Delia Langkat memiliki
kelebihan.
1 Tempat nyaman dan ASRI (Apik Serasi Rapi dan Indah)
2 Aman dari berbagai gangguan kamtibmas
3 Tersedia mini market dan kantin untuk pemenuhan kebutuhan pasien,
keluarga pasien, penjenguk, dll.
4 Pelayanan Apotek Pelengkap 24 jam
5 Sarana tempat ibadah bagi umat muslim/ mushola
6 Akses transportasi keluar dan masuk mudah baik dalam kota, luar kota
kecamatan maupun ke Ibukota Provinsi
7 Dekat dengan sarana prasarana pelayanan umum lainnya (Pasar,
Supermarket, dll)
59
8 Luas Areal : ± 3,2 Ha
9 Luas Lantai Bangunan : ± 15,898 m2
10 Kapasitas Tempat Tidur : 130 TT
Dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi, RSU Delia Langkat dipimpin
oleh seorang Direktur. Memiliki 9 jenis tenaga spesialis (Penyakit Dalam, Anak,
Bedah, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Mata, THT, Kulit dan Kelamin,
Paru, Jiwa, Syaraf, Anastesi, Radiologi, Patologi Klinik, dan Hemodialisa), S2;
MARS, MM, MIT, Dokter Umum, Dokter Gigi, Apoteker, Sarjana Keperawatan/
Ners, Ahli Pranata Rontgen, SKM, Sarjana Gizi beserta Non Medis lainnya
(Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Sarjana Pertanian, Sarjana Teknologi
Informatika, Akuntan, Sarjana Teknik, Sarjana Komputer) dengan total sebanyak
160 orang.
Disamping itu RS Delia mempunyai visi, misi dan motto sebagai berikut:
Motto RS Delia yaitu “Kami Ada Demi Kesehatan Anda” Visi yaitu mewujudkan
pelayanan kesehatan yang terbaik dan terjangkau bagi semua golongan
masyarakatdan misi yaitu:
1. Menjalin Kemitraan dan bertanggung jawab dengan perusahaan maupun
dengan instansi kesehatan.
2. Menjadikan Rumah Sakit Umum Delia, sebagai Rumah Sakit Rujukan /
Faskes tingkat pertama.
60
4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden ini bertujuan untuk mengetahui berapa umur, jenis
kelamin, pendidikan dan masa kerja responden yang dapat kita lihat sebagai
berikut:
4.2.1. Karakteristik Perawat Berdasarkan Umur
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Berdasarkan Umur
Responden di Rumah Sakit Delia Langkat.
No Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentasi (%)
1 23-32 46 66
2 33-42 20 28
3 >43 4 6
Total 70 100.0
Berdasarkan tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik perawat
berdasarkan umur dari 70 responden mayoritas berada pada kelompok umur 23 -
32 tahun yaitu sebanyak 46 responden (66%) dan minoritas pada kelompok umur
> 43 tahun ke atas sebanyak 4 responden (4%).
4.2.2. Karakteristik Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Berdasarkan Jenis
Kelamin Responden di Rumah Sakit Delia Langkat.
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentasi (%)
1 Laki-laki 25 36
2 Perempuan 45 64
Total 70 100.0
Berdasarkan tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik perawat
berdasarkan jenis kelamin dari 70 responden mayoritas berada pada perempuan
yaitu sebanyak 45 responden (64%) dan minoritas pada laki-laki sebanyak 25
responden (36%).
61
4.2.3. Karakteristik Perawat Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Berdasarkan
Pendidikan Responden di Rumah Sakit Delia Langkat.
No Pendidikan Frekuensi (f) Persentasi (%)
1 D-III keperawatan 50 71
2 S-I Keperawatan 20 29
Total 70 100.0
Berdasarkan tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik perawat
berdasarkan pendidikan dari 70 responden mayoritas berada pada tamatan
pendidikan D-III keperawatan yaitu sebanyak 50 responden (71%) dan minoritas
pada tamatan pendidikan S-I Keperawatan sebanyak 20 responden (29%).
4.2.4. Karakteristik Perawat Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Berdasarkan Masa
Kerja Responden di Rumah Sakit Delia Langkat
.
No Masa Kerja Frekuensi (f) Persentasi (%)
1 1- 3 Tahun 50 71
2 4-7 Tahun 12 17
3 >8 Tahun 8 12
Total 70 100.0
Berdasarkan tabel 4.4 Distribusi frekuensi karakteristik perawat
berdasarkan masa kerja dari 70 responden mayoritas berada pada kelompok masa
kerja 1-3 tahun yaitu sebanyak 50 responden (71%) dan minoritas pada kelompok
masa kerja > 8 tahun ke atas sebanyak 8 responden (12%).
4.2.5. Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja perawat yang dinilai dalam penelitian ini adalah
berdasarkan tingkat pemanfaatan sumber daya manusia, dan ketercapaian hasil
atau mutu pelayanan dikategorikan sebagai berikut.
62
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Produktivitas Perawat di Rumah
Sakit Umum Daerah Delia Tahun 2018
No Pernyataan
S SS N TS STS Total
f % f % f % f % f % f %
Pemanfaatan sumber daya manusia
1 Saya menguasai
keterampilan yang
sangat baik dalam
melaksanakan
pekerjaan
32 46 20 29 10 14 7 10 1 1 70 100
3 Saya mengeluh
terhadap beban yang
menjadi tanggung-
jawab
6 9 19 27 28 40 14 20 3 4 70 100
6 Merasa jenuh
terhadap pekerjaan
yang saya tangani
12 17 13 19 24 34 17 24 4 6 70 100
8 Saya selalu
menangani pasien
sesuai dengan
prosedur yang benar
18 26 29 42 17 24 5 7 1 1 70 100
9 Saya tetap
bersemangat bekerja
meskipun banyak
tantangan
20 29 21 30 15 21 13 19 1 1 70 100
11 Bekerja secara
optimal bila sedang
diawasi atasan
8 12 26 37 9 13 17 24 10 14 70 100
12 Melakukan tindakan
yang tidak sesuai
dengan kemampuan
11 16 28 40 12 17 16 23 3 4 70 100
13 Saya melakukan
asuhan keperawatan
harus didampingin
oleh teman kerja
9 13 28 40 12 17 13 19 8 11 70 100
63
Tabel 4.5. Lanjutan
No Pernyataan S SS N TS STS Total
F % F % F % F % F % F %
Ketercapaian hasil atau mutu pelayanan
2 Merasa bangga
dengan pekerjaan
yang dibebankan
kepada saya
17 24 18 26 27 39 7 10 1 1 70 100
4 Saya meningkatkan
mutu pelayanan
kesehatan
17 24 26 37 15 22 11 16 1 1 70 100
5 Saya selalu berusaha
untuk meningkatkan
kualitas kerja
15 22 35 50 10 14 10 14 0 0 70 100
7
Saya berusaha
memperbaiki
terhadap kesalahan
dalam melaksanakan
pekerjaan
21 30 26 37 14 20 9 13 0 0 70 100
10 Saya malas belajar
meningkatkan
kemampuan dalam
memberikan asuhan
keperawatan
13 19 21 30 9 13 24 34 3 4 70 100
14 Tidak perlu
konsisten dalam
melaksanakan
asuhan keperawatan
13 18 30 43 8 11 16 23 3 4 70 100
15 Menutupi kelemahan
dengan melakukan
pekerjaan yang tidak
sesuai tugas
9 13 27 39 15 21 14 20 5 7 70 100
Berdasarkan tabel 4.5. di atas dapat dilihat distribusi jawaban respoonden
tentang produktivitas kerja yang menjawab “Sangat Setuju” dengan frekuensi
64
terbanyak yaitu pada pertanyaan nomor 1 sebanyak 32 orang responden (46,0%),
sedangkan frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan nomor 3 sebanyak 6 orang
responden (8,5%) dan distribusi jawaban responden yang menjawab “Setuju”
dengan frekuensi terbanyak yaitu pada pertanyaan nomor 5 sebanyak 35 orang
(50,0%), sedangkan frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan nomor 6 sebanyak
13 orang (18,0%) dan distribusi jawaban responden yang menjawab “Netral”
dengan frekuensi terbanyak yaitu pertanyaan nomor 3 sebanyak 28 orang
responden (40,0%) sedangkan frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan nomor 14
sebanyak 8 orang responden (11,0%) dan distribusi jawaban responden yang
menjawab “Tidak Setuju” dengan frekuensi terbanyak yaitu pertanyaan nomor 10
sebanyak 24 orang responden (34,0%) sedangkan frekuensi terendah yaitu pada
pertanyaan nomor 8 sebanyak 5 orang responden (7,0%) serta distribusi jawaban
responden yang menjawab “Sangat Tidak Setuju” dengan frekuensi terbanyak
yaitu pertanyaan nomor 11 sebanyak 10 orang responden (14,0%) sedangkan
frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan nomor 5 dan 7 sebanyak 0 orang
responden (0%).
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Prodoktivitas Kerja Perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Delia Tahun 2018
Produktivitas Jumlah (n) Persentase (%)
Tinggi 40 57 %
Sedang 30 43 %
Rendah 0 0,0%
Total 70 100.0
Berdasarkan tabel 4.6. Distribusi frekuensi produktivitas kerja perawat
dari 70 responden mayoritas berada pada kategori yang tinggi sebanyak 40
65
responden (57%), dan minoritas berada pada kategori yang sedang sebanyak 30
responden (43%).
4.2.6. Kedisiplinan
Kedisiplinan yang dinilai berdasarkan tingkat kesediaan mengikuti tata
tertib kehadiran, pengguaan waktu kerja yang maksimal, dan kepatuhan mengikuti
peraturan penggunaan alat kesehatan.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Kedisiplinan di Rumah Sakit
Umum Daerah Delia Tahun 2018
No Pernyataan
S SS N TS STS Total
F % F % F % F % F % F %
Tata tertib kehadiran
16 Saya bekerja
sampai batas
waktu yang
ditetapkan
23 33 19 27 15 21 9 13 4 5 70 100
21 Saya gagal
mengatur waktu
kerja yang telah
diberikan
13 19 22 31 10 14 12 17 13 19 70 100
25 Saya memakai
seragam yang telah
ditentukan pada
rumah sakit
23 33 26 37 9 13 9 13 3 4 70 100
Penggunaan waktu kerja yang maksimal
18 Saya hadir sesuai
dengan waktu
pergantian shift
19 27 26 37 14 20 8 11 3 5 70 100
19 Saya sering
terlambat masuk
kerja
11 16 25 36 10 14 12 17 12 17 70 100
20 Sebagai perawat
saya melaksanakan
semua tugas yang
diberikan sesuai
target
19 27 25 36 10 14 12 17 4 6 70 100
22 Saya menggukan
jam kerja
sepenuhnya untuk
bekerja
19 27 25 36 14 20 11 16 1 1 70 100
66
Tabel 4.7. Lanjutan
No Pernyataan S SS N TS STS Total
F % F % F % F % F % F %
Kepatuhan mengikuti peraturan penggunaan alat kesehatan
17 Alat kesehatan
yang sudah dipakai
dibersihkan
kembali
20 28 28 40 9 13 11 16 2 2 70 100
23 Saya menggunakan
alat kesehatan
sesuai prosedur
20 28 27 39 13 19 10 14 0 0 70 100
24 Sebelum bekerja
saya selalu
melakukan
pemeriksaan
terhadap peralatan
yang akan
digunakan
18 26 28 40 14 20 8 11 2 3 70 100
Berdasarkan tabel 4.7. di atas dapat dilihat distribusi jawaban respoonden
tentang kedisiplinan yang menjawab “Sangat Setuju” dengan frekuensi terbanyak
yaitu pada pertanyaan nomor 16 dan 25 sebanyak 23 orang responden (33,0%),
sedangkan frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan nomor 19 sebanyak 11 orang
responden (16,0%) dan distribusi jawaban responden yang menjawab “Setuju”
dengan frekuensi terbanyak yaitu pada pertanyaan nomor 17 dan 24 sebanyak 28
orang (40,0%), sedangkan frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan nomor 16
sebanyak 19 orang (27,0%) dan distribusi jawaban responden yang menjawab
“Netral” dengan frekuensi terbanyak yaitu pertanyaan nomor 16 sebanyak 15
orang responden (21,0%) sedangkan frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan
nomor 25 dan 17 sebanyak 9 orang responden (13,0%) dan distribusi jawaban
responden yang menjawab “Tidak Setuju” dengan frekuensi terbanyak yaitu
pertanyaan nomor 6 dan 11 sebanyak 17 orang responden (24,0%) sedangkan
frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan nomor 21,20 dan 19 sebanyak 12 orang
67
responden (17,0%) serta distribusi jawaban responden yang menjawab “Sangat
Tidak Setuju” dengan frekuensi terbanyak yaitu pertanyaan nomor 21 sebanyak
13 orang responden (18,0%) sedangkan frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan
nomor 23 sebanyak 0 orang responden (0%).
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Kedisiplinan di Rumah Sakit Umum Daerah
Delia Tahun 2018
Kedisiplinan Jumlah (n) Persentase (%)
Tinggi 40 57%
Sedang 29 42%
Rendah 1 1%
Total 70 100.0
Berdasarkan tabel 4.8. Distribusi frekuensi kedisiplinan perawat dari 70
responden mayoritas berada pada kategori yang tinggi sebanyak 40 responden
(57%), dan minoritas pada kategori rendah sebanyak 1 responden (1%).
4.2.7. Pelatihan
Pelatihan yang dinilai berdasarkan reaksi meliputi pemahaman dan
penerapan dari perawat tentang infeksi nosocomial.
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Jawaban Pelatihan di Rumah Sakit Umum
Daerah Delia Tahun 2018
No Pernyataan
S SS N TS STS Total
F % F % F % F % F % F %
Pemahaman
26 Pelatihan pengendalian
infeksi merupakan system
yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit
menjadi lebih aman
11 16 35 50 10 14 9 13 5 7 70 100
27 Infeksi nosocomial adalah
infeksi yang terjadi di
rumah sakit, bukan
penyakit yang
diderita sekarang
7 10 25 36 31 44 6 9 1 1 70 100
29 Infeksi nosocomial saat ini
disebut sebagai Healthcare
Associated Infections
(HAIs)
5 7 33 47 17 24 14 20 1 1 70 100
68
Tabel 4.9. Lanjutan
No Pernyataan
S SS N TS STS Total
F % F % F % F % F % F %
Pemahaman
33 Ruang rawat inap yang
tidak dilengkapi sirkulasi
udara yang baik menjadi
faktor yang memudahkan
terinfeksi nosokomial
5 7 33 47 18 26 8 11 6 9 70 100
35 Petugas kesehatan yang
kurang memperhatikan
septik dan anti septik
mudah terinfeksi kuman
penyebab infeksi
nosocomial
13 19 34 49 15 21 6 8 2 2 70 100
36 Pelatihan dapat
membangkitkan rasa
ingin tahu terhadap
masalah yang
berhubungan dengan
tugas perawat
11 16 31 44 16 23 11 18 1 1 70 100
Penerapan
28 Pelatihan meningkatkan
kemampuan saya dalam
pencegahan infeksi
5 7 34 49 23 33 7 10 1 1 70 100
30 Menggunakan
handuk/tisu jika tangan
sedang dalam keadaan
basah
9 13 41 59 13 18 6 8 1 1 70 100
31 Saya memakai masker
ketika saya lagi batuk
dan bersin
3 4 39 56 8 11 14 20 6 9 70 100
32 Sarung tangan yang saya
gunakan ketika mencuci
alat kesehatan adalah
sarung tangan steril
1 1 23 33 32 48 8 11 6 9 70 100
34 Saya mengganti sarung
tangan setelah
memeriksa pasien
berikutnya
8 11 30 43 19 27 11 15 2 3 70 100
37 Apakah dilakukan
evaluasi setelah pelatihan
dilaksanakan
7 10 37 53 17 24 7 10 2 3 70 100
38 Apakah materi pelatihan
sesuai dengan kebutuhan
perawat
7 10 41 59 10 14 7 10 5 7 70 100
39 Program pelatihan
meningkatkan kualitas
pelayanan
5 7 41 59 12 17 7 10 5 7 70 100
69
Berdasarkan tabel 4.9. di atas dapat dilihat distribusi jawaban respoonden
tentang pelatihan yang menjawab “Sangat Setuju” dengan frekuensi terbanyak
yaitu pada pertanyaan nomor 35 sebanyak 13 orang responden (18,0%),
sedangkan frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan nomor 32 sebanyak 1 orang
responden (1,0%) dan distribusi jawaban responden yang menjawab “Setuju”
dengan frekuensi terbanyak yaitu pada pertanyaan nomor 38 dan 39 sebanyak 41
orang (59,0%), sedangkan frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan nomor 27
sebanyak 25 orang (36,0%) dan distribusi jawaban responden yang menjawab
“Netral” dengan frekuensi terbanyak yaitu pertanyaan nomor 32 sebanyak 32
orang responden (46,0%) sedangkan frekuensi terendah yaitu pada pertanyaan
nomor 31 sebanyak 8 orang responden (11,0%) dan distribusi jawaban responden
yang menjawab “Tidak Setuju” dengan frekuensi terbanyak yaitu pertanyaan
nomor 6 dan 11 sebanyak 17 orang responden (24,0%) sedangkan frekuensi
terendah yaitu pada pertanyaan nomor 31 dan 27 sebanyak 14 orang responden
(20,0%) serta distribusi jawaban responden yang menjawab “Sangat Tidak
Setuju” dengan frekuensi terbanyak yaitu pertanyaan nomor 31, 32 33 dan
sebanyak 6 orang responden (8,0%) sedangkan frekuensi terendah yaitu pada
pertanyaan nomor 27,28,29,30, dan 36 sebanyak 1 orang responden (1%).
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Pelatihan di Rumah Sakit Umum Daerah
Delia Tahun 2018
Pelatihan Jumlah (n) Persentase (%)
Tinggi 44 63%
Sedang 26 37%
Rendah 0 0,0%
Total 70 100.0
70
Berdasarkan tabel 4.10. Distribusi frekuensi pelatihan perawat dari 70
responden mayoritas berada pada kategori yang tinggi sebanyak 44 responden
(62,86%), dan minoritas pada kategori sedang sebanyak 26 responden (37,14%).
4.3 Pengujian Persyaratan Analisis
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi sederhana. Peneliti
melakukan uji persyaratan analisis terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian
yaitu :
4.3.1 Uji Normalitas Data Penelitian
Hipotesis yang diajukan pada uji normalitas data sebagai berikut :
H0 : data tidak berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi normal
Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model
regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Ditetapkan tarap signifikan, jika nilai
Asymp.sig lebih besar nilai signifikansi (0,05) maka data berdistribusi normal.
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas data dari Masing-Masing Variabel
Nama Variabel Angka Kritis Angka Perolehan Kesimpulan
Produktivitas (Y) 0,05 0,574 Normal
Kedisiplinan (X1) 0,05 0,055 Normal
Pelatihan (X2) 0,05 0,099 Normal
71
Berdasarkan pengujian normalitas data penelitian diperoleh hasil data
variabel Produktivitas Kerja (Y), diperoleh statistik Kolmogorov-Smirnov =
0.574. Harga signifikansi ini lebih besar dari nilai α = 0,05 yang menggambarkan
bahwa syarat normalitas data produktivitas terpenuhi. Bedasarkan hasil ini analisis
lebih lanjut dapat dilakukan.
Pengujian dilakukan normalitas data variabel kedisiplinan (X1) diperoleh
harga statistik Kolmogorov-Smirnov = 0.055. Harga signifikansi ini lebih besar
dari nilai α = 0,05 yang menggambarkan bahwa syarat normalitas data
kedisiplinan terpenuhi.
Pengujian dilakukan normalitas terhadap data pelatihan (X2) diperoleh
harga statistik Kolmogorov-Smirnov = 0.099. Harga signifikansi ini lebih besar
dari nilai α = 0,05 yang menggambarkan bahwa syarat normalitas data pelatihan
terpenuhi. Bedasarkan hasil ini analisis lebih lanjut dapat dilakukan.
4.3.2 Uji Homogenitas Data Penelitian
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data sampel berasal
dari populasi yang mempunyai varian yang homogeny. Pengujian homogenitas
variansi didasarkan pada rata- rata (Based on Mean).
Hipotesis yang diuji ialah :
H0 : Variansi pada tiap kelompok sama (homogen)
H1 :Variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)
Homogenitas dipenuhi jika signifikansi hasil pengujian lebih besar dari
taraf signifikasi α = 0.05. Sebaliknya jika hasil uji signifikan lebih kecil dari α =
0.05 berarti data homogenitas tidak terpenuhi. Sama seperti untuk uji normalitas.
72
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Homogenitas Data
No Data Variabel Leve
Statistik
Signifikasi
diperoleh
Hasil Kesimpulan
Produktivitas
(Y)
2,403 0,108 0,108>0,05 Homogen
Kedisiplinan
(X1)
2,061 0,156 0,156>0,05 Homogen
Pelatihan (X2) 2,856 0,096 0,096>0,05 Homogen
Data variabel produktivitas kerja (Y) mempunyai harga levene statistic
berdasarkan rata-rata = 2,403, harga signifikansi 0,108 (0,108> 0,05).
Harga signifikasi ini lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa syarat
homogenitas variansi data variabel produktivitas terpenuhi. Hasil analisis ini
memberi pengertian bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan.
Data variabel kedisiplinan (X1) mempunyai harga levene statistic
berdasarkan rata-rata = 2,061, harga signifikansi 0,156 (0,156 > 0,05).
Harga signifikasi ini lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa syarat
homogenitas variansi data variabel kedisiplinan terpenuhi. Hasil analisis ini
memberi pengertian bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan.
Data variabel pelatihan (X2) mempunyai harga levene statistic berdasarkan
rata-rata = 2,856 harga signifikansi 0,096 (0,096 > 0,05).
Harga signifikasi ini lebih besar dari 0,05 menunjukan bahwa syarat
homogenitas variansi data variabel pelatihan terpenuhi. Hasil analisis ini memberi
pengertian bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan.
4.4 Analisa Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara kedisiplinan dan pelatihan terhadap produktivitas kerja perawat di Rumah
73
Sakit Umum Daerah Delia. Pengujian analisis bivariat ini dilakukan dengan
menggunakan uji kendall tau yang ditampilan dalam tabel silang (cross-tab)
dengan hasil seperti tabel di bawah ini.
4.4.1 Hubungan Kedisiplinan dengan Produktivitas Kerja Perawat
Tabel 4.13. Tabulasi Silang antara Kedisiplinan dengan Produktivitas Kerja
perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Delia Tahun 2018.
No
Kedisiplinan
Produktivitas Kerja Perawat
Total
P value Tinggi Sedang
N % n % N %
1 Tinggi 32 46,0 8 11,0 40 57,0
0,000 2 Sedang 8 12,0 21 30,0 29 42,0
3 Rendah 0 0,0 1 1,0 1 1,0
Jumlah 40 58,0 30 42,0 70 100
Tabel 4.13. menjelaskan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang
menunjukkan bahwa perawat yang mempunyai kedisiplinan yang tinggi sebanyak
40 responden, sebagian besar mempunyai produktivitas yang tinggi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yaitu sebanyak 32 responden (46,0%) dan
yang mempunyai produktivitas yang sedang sebanyak 8 responden (11,0%).
Sedangkan perawat yang mempunyai kedisiplinan yang sedang sebanyak 29
responden, sebagian besar mempunyai produktivitas yang tinggi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yaitu sebanyak 8 responden (12,0%) dan
selebihnya mempunyai produktivitas yang sedang sebanyak 21 responden
(30,0%). Sedangkan dari 1 responden (1,0%) yang memiliki kedisiplinan rendah
seluruhnya produktivitasnya sedang.
Berdasarkan hasil uji statistik kendall tau diperoleh ρ value sebesar 0,000
dan oleh karena nilai ρ value (0,000 < 0,05), sehingga ada hubungan antara
74
kedisiplinan dengan produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Delia Tahun 2018.
4.4.2 Hubungan Pelatihan dengan Produktivitas Kerja Perawat
Tabel 4.14. Tabulasi Silang antara Pelatihan dengan Produktivitas Kerja
perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Delia Tahun 2018.
No
Pelatihan
Produktivitas Kerja Perawat
Total
P value Tinggi Sedang
N % n % n %
1 Tinggi 30 43,0 15 22,0 45 65,0
0,029 2 Sedang 10 13,0 15 22,0 25 35,0
Jumlah 40 56,0 30 44,0 70 100
Tabel 4.14. menjelaskan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang
menunjukkan bahwa perawat yang mempunyai pelatihan yang tinggi sebanyak 45
responden, sebagian besar mempunyai produktivitas yang tinggi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yaitu sebanyak 30 responden (43,0%) dan
yang mempunyai produktivitas yang sedang sebanyak 15 responden (22,0%).
Sedangkan perawat yang mempunyai pelatihan yang sedang sebanyak 25
responden, sebagian besar mempunyai produktivitas yang tinggi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yaitu sebanyak 10 responden (13,0%) dan
selebihnya mempunyai produktivitas yang sedang sebanyak 15 responden
(22,0%).
Berdasarkan hasil uji statistik kendall tau diperoleh ρ value sebesar 0,029
dan oleh karena nilai ρ value (0,029 < 0,05), sehingga ada hubungan antara
pelatihan dengan produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Delia
Tahun 2018.
75
4.5 Pengujian Hipotesis Penelitian dan Pembahasan
Hipotesis yang diajukan selanjutnya diuji untuk menjawab masalah
penelitian. Dalam hal ini terlebih dahulu dilakukan pengujian model yang
dihipotesiskan, setelah itu menguji hipotesis dan dilanjutkan dengan pembahasan.
4.5.1 Pengujian Hipotesis
Correlations
Produktivitas Kedisiplinan Pelatihan
Pearson Correlation Produktivitas (Y) 1,000 ,605 ,422
Kedisiplinan (X1) ,605 1,000 ,292
Pelatihan (X2) ,422 ,292 1,000
Sig. (1-tailed) Produktivitas (Y) . ,000 ,000
Kedisiplinan (X1) ,000 . ,007
Pelatihan (X2) ,000 ,007 .
Hasil komputasi korelasi variabel kedisiplinan (X1) dan Y sebesar 0,605
pada signifikasi 0,000 (0,000< 0,05) artinya hubungan signifikan. Sedangkan
korelasi (X2) dan Y sebesar 0,422 pada signifikan 0,007(0,007> 0,05) artinya
hubungan signifikan.
Selanjutnya hubungan antar variabel tersebut apakah berfisat prediktif,
karena itu dilakukan analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan
hubungan linear antar bebrapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2 dan
seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y.
Model persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = a + β1X1+ β2X2+e
Keterangan:
Y = Variabel produktivitas
X1 = Variabel kedisiplinan
X2 = Variabel pelatihan
β1, β2 = Koefisien regresi
a = Konstanta
e = Eror
76
Rangkuman hasil perhitungan koefisien regresi terhadap variabel-variabel
penelitian disajikan pada table 4.15
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis
Penelitian
Koefisien
regresi
Adjusted R
Square
Nilai
Statistik
Sig. Kesimpulan
Kedisiplinan
berpengaruh
positif signifikan
dengan
produktivitas kerja
perawat
a = 25,864
β=0,737
0,356=35,6 %
Uji t =5,863
0,000
Hipotesis
diterima
Pelatihan
berpengaruh
positif signifikan
dengan
produktivitas kerja
perawat
a = 26,275
β=0,540
0,166= 16,6 %
Uji t =3,778
0,000
Hipotesis
diterima
Kedisiplinan dan
pelatihan secara
bersama-sama
berpengaruh
positif signifikan
dengan
produktivitas kerja
perawat
a = 12,598
β1 =0,641
β2 = 0,344
0,415=41,5 %
Uji F=25,447
0,000
Hipotesis
diterima
1) Pengaruh Kedisplinan terhadap Produktivitas Kerja Perawat
Hipotesis yang diajukan :
Terdapat hubungan yang positif signifikan antara kedisiplinan dengan
produktivitas kerja perawat. Pengujian hipotesis diawali dengan analisi korelasi
sederhana. Hasil komputasi menunjukan bahwa koefisien korelasi kedisiplinan
dengan produktivitas kerja perawat r yx1 = 0,605 (hasil komputasi lihat table.4.15),
sedangkan untuk uji statistic t diperoleh t-hitung = 5,863 pada tarap signifikansi
0,000 (0,000< 0,05). Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan tersebut
merupakan prediksi dilakukan anlisi regresi.
77
Model persamaanya hipotesis 1 (pertama) adalah sebagai berikut :
Y = 25,864+ 0,737 X1 + e
Model persamaan ini mempunyai arti bahwa jika kedisiplinan sebesar 0
perlakuan, maka produktivitas kerja perawat akan sebesar 25,864 perlakuan. Jika
kedisiplinan naik sebesar 1 perlakuan maka produktivitas kerja perawat naik
sebesar 0,737 perlakuan.
Berdasarkan hasil analisis pada table 4.15 koefisiensi regresi kedisiplinan
(X1) dengan produktivitas kerja perawat (Y) adalah 0,737 dengan taraf
signifikansi 0,000. Ketentuan signifikansi, dinyatakan signifikan jika taraf
signifikansi lebih kecil dari α 0,005 berdasarkan ini H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya secara statistik kedisiplinan berpengaruh positif dengan produktivitas kerja
perawat. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang
positif signifikan antara kedisiplinan dengan produktivitas kerja perawat adalah
diterima.
2) Pengaruh Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Perawat
Hipotesis yang diajukan :
Terdapat hubungan yang positif signifikan antara pelatihan dengan
produktivitas kerja perawat. Pengujian hipotesis diawali dengan analisi korelasi
sederhana. Hasil komputasi menunjukan bahwa koefisien korelasi pelatihan
dengan produktivitas kerja perawat r yx1 = 0,422 (hasil komputasi lihat table.4.15),
sedangkan untuk uji statistic t diperoleh t-hitung = 3,778 pada tarap signifikansi
0,000 (0,000< 0,05). Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan tersebut
merupakan prediksi dilakukan anlisi regresi.
78
Model persamaanya hipotesis 2 (kedua) adalah sebagai berikut :
Y = 26,275+ 0,540X2 + e
Model persamaan ini mempunyai arti bahwa jika pelatihan sebesar 0
perlakuan, maka produktivitas kerja perawat akan sebesar 26,275 perlakuan. Jika
pelatihan naik sebesar 1 perlakuan maka produktivitas kerja perawat naik sebesar
0,540 perlakuan.
Berdasarkan hasil analisis pada table 4.15 koefisiensi regresi pelatihan
(X2) dengan produktivitas kerja perawat (Y) adalah 0,540 dengan taraf
signifikansi 0,000. Ketentuan signifikansi, dinyatakan signifikan jika taraf
signifikansi lebih kecil dari α 0,005 berdasarkan ini H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya secara statistik pelatihan berpengaruh positif dengan produktivitas kerja
perawat. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang
positif signifikan antara pelatihan dengan produktivitas kerja perawat adalah
diterima.
3) Pengaruh Kedisplinan dan Pelatihan secara bersama-sama terhadap
Produktivitas Kerja Perawat
Hipotesis yang diajukan :
Terdapat hubungan yang positif signifikan antara kedisiplinan dan
pelatihan secara bersama – sama terhadap produktivitas kerja perawat.
Model persamaanya hipotesis 3 (ketiga) adalah sebagai berikut :
Y = 12,598+0,641X1+ 0,344X2 +e
Model persamaan ini mempunyai arti bahwa jika kedisiplinan dan
pelatihan sebesar 0 perlakuan (tanpa kedisiplinan dan pelatihan), maka
79
produktivitas kerja perawat akan sebesar 12,598 perlakuan. Jika kedisiplinan naik
sebesar 1 perlakuan maka produktivitas kerja perawat naik sebesar
0,641perlakuan.Jika pelatihan naik sebesar 1 perlakuan maka produktivitas kerja
perawat naik sebesar 0,344perlakuan.
Bedasarkan hasil analisis pada table 4.15 nilai statistik (uji F) kedisiplinan
dan pelatihan secara bersama-sama terhadap produktivitas adalah 25,447 dengan
taraf signifikansi 0,000. Ketentuan signifikansi, dinyatakan signifikan jika taraf
signifikansi lebih kecil dari α 0,005 berdasarkan ini H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya secara statistik kedisiplinan dan pelatihansecara bersama-sama terhadap
produktivitas kerja perawat.. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
kedisiplinan dan pelatihansecara bersama-sama terhadap produktivitas kerja
perawat adalah diterima.
4.4.2 Koefisien Determinasi
Uji statistik koefisien determinasi pada penelitian ini tujuannya adalah
untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel independen dalam
menerangkan variabel dependen. Hasil perhitungan besarnya pengaruh
kedisiplinan terhadap produktivitas kerja perawat dapat dilihat pada tabel 4.16
Tabel 4.16. Besar pengaruh kedisiplinan terhadap produktivitas kerja
perawat.
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,605a ,365 ,356 9,492
a. Predictors : (Constant), X1
b. Dependen Variabel : Y
80
Dari Ouput SPSS pada model summary, diperoleh nilai Adjusted R
Square sebesar 0,356 hal ini menunjukkan bahwa 35,6 % variasi variabel
produktivitas kerja perawat dapat dijelaskan oleh variabel kedisiplinan, sedangkan
sisanya 64,4 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan pada model
penelitian ini.
Hasil perhitungan besarnya pengaruh pelatihan terhadap produktivitas
kerja perawat dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17. Besar pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja perawat
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,422a ,178 ,166 10,800
a. Predictors : (Constant), X2
b. Dependen Variabel : Y
Dari Ouput SPSS pada model summary, diperoleh nilai Adjusted R
Square sebesar 0,166 hal ini menunjukkan bahwa 16,6 % variasi variabel
produktivitas kerja perawat dapat dijelaskan oleh variabel pelatihan , sedangkan
sisanya 83,4 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan pada model
penelitian ini.
Hasil perhitungan besarnya pengaruh kedisiplinan dan pelatihan terhadap
produktivitas kerja perawat dapat dilihat pada tabel 4.18
Tabel 4.18. Besar pengaruh kedisiplinan dan pelatihan terhadap
produktivitas kerja perawat.
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
watson
1 ,657a ,432 ,415 9,050 2,178
a. Predictors : (Constant), X1,X2
b. Dependen Variabel : Y
81
Dari Ouput SPSS pada model summary, diperoleh nilai Adjusted R
Square sebesar 0,415 hal ini menunjukkan bahwa 41,5 % variasi variabel
produktivitas kerja perawat dapat dijelaskan oleh variabel kedisiplinan dan
pelatihan, sedangkan sisanya 58,5 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
disertakan pada model penelitian ini.
82
BAB V
PEMBAHASAN
Sumber daya manusia mempunyai peranan sangat penting dalam suatu
organisasi, karena mutu sumber daya manusia yang tinggi umumnya diikuti
dengan produktivitas yang tinggi pula.
Di era persaingan bebas sekarang ini, sumber daya manusia yang terampil,
ahli, professional dan dengan prestasi tinggi merupakan dambaan semua
organisasi baik swasta maupun pemerintah. Adapun sasaran yang hendak dicapai
dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas tersebut adalah
produktivitas kerja atau sebuah kinerja yang baik.
Produktivitas kerja perawat di rumah sakit merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pelayanan keperawatan kesehatan
dan mutu rumah sakit. Hal ini dikarenakan keperawatan merupakan kelompok
profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan paling banyak berinteraksi
dengan pasien dan keluarga pasien. Oleh karena itu, kualitas pelayanan kesehatan
yang optimal dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dapat dicapai.
Produktivitas menjadi tolak ukur keberhasilan bagi perusahaan atau
lembaga dalam mencapai tujuan. Produktivitas mengadung dua konsep efisiensi
dan efektifitas. Efisiensi mengukur tingkat pemanfaatan sumber daya manusia
sedangkan efektifitas mengukur ketercapaian hasil atau mutu pelayanan yang
dicapai(11).Terciptanya produktivitas kerja perawat apabila perawat mampu
melaksanakan pekerjaan dengan memperhatikan disiplin kerja dan pelatihan.
83
5.1. Pengaruh Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana
di Rumah Sakit Umum Delia
.Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan dengan menggunakan
Pearson Product Moment hubungan antara kedisiplinan dengan produktivitas
kerja perawat di Rumah Sakit Umum Delia diketahui bahwa nilai probabilitasnya
(p=0,000) < sig_a= 0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis
hubungan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan memiliki hubungan
signifikan dengan produktivitas kerja. Hasil analisis multivariat dengan
menggunakan uji regresi linear berganda didapatkan hasil bahwa ada pengaruh
antara kedisiplinan terhadap produktivitas kerja dengan nilai probabilitasnya
(0,000) <sig _a =0,005 dan kemudian di dapatkan nilai Adjusted R Square sebesar
0,356 hal ini menunjukan bahwa 35,6 % kedisiplinan berpengaruh besar terhadap
produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Delia.
Hasil penelitian di lapangan tentang kedisiplinan perawat menunjukkan
bahwa perawat perempuan yang berusia produktif sangatnya berperan dalam
meningkatkan produktivitas di bandingkan dengan perawat yang berusia tua
dikarenakan keterbatasan bergerak dan menjadi sulit berkonsentrasi dalam
memberika pelayanan kesehatan kepada pasien. Dalam penelitian ini juga
diperoleh bahwa masa kerja dan pendidikan berperan penting dalam kedisiplinan,
masa kerja nya yang sudah lama lebih taat dalam peraturan dan etika sikap bekerja
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Didalam kehidupan sehari-hari, dimanapun manusia berada, dibutuhkan
peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang akan mengatur dan membatasi
setiap kegiatan dan perilakunya, Disiplin kerja adalah kemampuan seseorang
84
untuk secara teratur, tekun secara terus menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-
aturan berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan(28).
Peran kedisiplinan terhadap produktivitas sangat berperan penting, maka
dari itu harus ada pemberian sanski atau teguran, misalnya penurunan jabatan,
penundaan pemberian kompensasi, maupun teguran tulisan(36).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiadi
dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif dengan tingkat
kepercayaan α=0,05, didapatkan hasil yang berhubungan signifikan dengan
produktivitas kerja adalah iklim kerja (p=0,032), dimensi psikologis (p=0,00),
dimensi sosial (p=0,012), etos kerja (p=0,035), disiplin kerja (0,038). Maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan signifikan antara disiplin kerja dengan
produktivitas kerja para perawat pelaksana non militer di RSAL dr. Ramelan
Surabaya(22).
Hasil penelitian diatas sejalan dengan hasil penelitian Fajariadi
menunjukkan terdapatnya hubungan yang signifikan antara disiplin kerja dengan
produktivitas kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera
Utara dengan nilai probabilitasnya (0,011) <sig _a =0,005(23).
Menurut Analisis peneliti kedisiplinan sangat berpengaruh terhadap
produktivitas kerja perawat, dengan meningkatkan kedisiplinan akan menjadikan
perawat bertanggung jawab terhadap tugasnya dan taat terhadap peraturan yang
sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit, dalam hal ini peran manajemen Rumah Sakit
sangat diperlukan untuk memotivasi perawat agar mau meningkatkan kedisiplinan
85
dengan memberikan penghargaan (reward) kepada perawat yang disiplin dan
memberikan hukuman (punishment) kepada perawat yang tidak disiplin.
5.2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Perawat
Pelaksana di Rumah Sakit Umum Delia
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan dengan menggunakan Pearson
Product Moment hubungan antara pelatihan dengan produktivitas kerja perawat di
Rumah Sakit Umum Delia diketahui bahwa nilai probabilitasnya (p=0,007) <
sig_a= 0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria persyaratan hipotesis hubungan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan memiliki hubungan signifikan
dengan produktivitas kerja. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji
regresi linear berganda didapatkan hasil bahwa ada pengaruh antara pelatihan
terhadap produktivitas kerja dengan nilai probabilitasnya (0,000) <sig _a =0,005
dan kemudian di dapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,166 hal ini
menunjukan bahwa 16,6 % pelatihan berpengaruh besar terhadap produktivitas
kerja perawat di Rumah Sakit Umum Delia.
Hasil penelitian di lapangan tentang pelatihan perawat menunjukkan
bahwa perawat perempuan yang berusia tua sangatnya berperan dalam
meningkatkan produktivitas di bandingkan dengan perawat yang berusia produktif
dikarenakan perawat berusia tua lebih berpengalaman dibandingkan usia muda
dalam memberika pelayanan kesehatan kepada pasien. Dalam penelitian ini juga
diperoleh bahwa masa kerja dan pendidikan berperan penting dalam pelatihan,
masa kerja nya yang sudah lama lebih mengenal kriteria tanda-tanda infeksi dan
pengalaman mengatasi masalah penyakit pasien.
86
Pelatihan merupakan proses pembentuk karyawan untuk memperoleh
efektivitas dalam pekerjaan dan merupakan salah satu kegiatan pengembangan
staf yang bertujuan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Hasil ini
sesuai dengan pendapat Mulyono bahwa, dalam pandangan manajemen modern,
karyawan merupakan sumber daya manusia (human resources) sekaligus
merupakan asset yang paling penting, yang apabila diberikan latihan dan
pengembangan serta lingkungan kerja yang tepat akan mampu memberikan
prestasinya dengan baik(59).
Hasil ini sejalan dengan penelitian Istika di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Yogyakarta bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara pelatihan SDM
terhadap produktivitas kerja perawat. Hasil penelitian dengan menggunakan
metode analisis regresi linier sederhana melalui uji F menyatakan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara pelatihan SDM terhadap produktivitas
kerja perawat terbukti yaitu dengan adanya pengaruh yang signifikan dengan
nilai F hitung > F tabel (23,808 > 3,96)(25).
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ditha di RS
Bhayangkara Palembang yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pelatihan dengan produktivitas kerja perawat. Metode Penelitian ini
menggunakan metode survei analitik secara kuantitatif, dengan pendekatan cross
sectional. Dari hasil analisis bivariat yang berhubungan dengan produktivitas
kerja perawat di RS. Bhayangkara Palembang adalah motivasi (RP 95% CI=1.829
(1.043-3.209)), pelatihan (RP95%CI=2.062 (1.249-3.406)(21).
87
Agar produktivitas kerjanya meningkat, salah satu cara yang ditempuh
manajemen tenaga kerja adalah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
bagi karyawannya(58).
Menurut asumsi peneliti pelatihan keperawatan sangat berpengaruh
terhadap produktivitas kerja perawat, pelatihan keperawatan merupakan faktor
utama melihat berhasilnya atau tidaknya seorang perawat memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien. Maka dalam hal ini peran manajemen Rumah Sakit
sangat berperan penting dalam meningkatkan pelatihan keperawatan, dengan
memberikan pelatihan ulang atau memantau perawat yang sudah pernah
diberikan pelatihan agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada
pasien.
5.3. Pengaruh Kedisiplinan dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja
Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Delia
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
kedisiplinan dan pelatihan (thitung 25,447>ttabel 1,66) dengan produktivitas kerja
perawat di Rumah Sakit Umum Delia Langkat. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Safitri pada PT. Paradise Island Furniture yang menyatakan bahwa
ada nya pengaruh positif dan signifikan pelatihan kerja dan disiplin kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan(60).
Berdasarkan hasil korelasi penelitian ini nilai statistik (uji F) kedisiplinan
dan pelatihan secara bersama-sama terhadap produktivitas adalah 25,447 dengan
taraf nilai sig-p 0,000 < 0,05 artinya kedisiplinan dan pelatihan memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap produktivitas kerja. Hasil nilai Adjusted R Square
sebesar 0,415 hal ini menunjukkan bahwa 41,5 % variasi variabel produktivitas
88
kerja perawat dapat dijelaskan oleh variabel kedisiplinan dan pelatihan, sedangkan
sisanya 58,5 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan pada model
penelitian ini. Sejalan dengan penelitian Riyana dengan hasil perhitungan
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,538 dengan (p) = 0,000 (p<0,01)
artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara displin kerja dengan
produktivitas kerja. Sesuai dengan pendapat Hasibuan menjelaskan disiplin kerja
adalah kemampuan seseorang untuk secara teratur, tekun secara terus menerus dan
bekerja sesuai dengan aturan-aturan berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan
yang sudah ditetapkan(28).
5.4. Implikasi Penelitian
1. Kedisiplinan dari Pihak Rumah Sakit tersebut merupakan suatu proses
yang dijalankan oleh orang untuk mencapai tujuan tertentu. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kedisiplinan yang meliputi
disiplin peraturan,disiplin waktu, disiplin tanggung jawab berpengaruh
terhadap produktivitas kerja perawat.
2. Pelatihan merupakan suatu proses yang dijalankan oleh orang ataupun
pihak Rumah Sakit untuk mencapai tujuan tertentu dan mampu
memberikan keyakinan yang memadai bagi perawat. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelatihan yang meliputi pemahaman dan penerapan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja perawat.
89
5.5. Keterbatasan Penelitian
1. Pada waktu mengumpulkan data melalui kuesioner, peneliti tidak mampu
membatasi adanya interaksi diantara responden karena pengisian kuesioner
ini dilakukan secara bergiliran pada saat perawat melaksanakan tugasnya
pada setiap shift, sehingga mungkin juga pertanyaan-pertanyaan pada
kuesioner sudah diketahui respoden yang lainnya walaupun pada saat
penyerahan kuesioner sudah diberikan penjelasan agar dalam pengisian
kuesioner sendiri dan tidak memberi tahu jawaban kepada respoden
lainnya.
2. Respoden melakukan sendiri pengisian kuesioner (self administered
quesiosionnaire) yang bersifat subyektif, sehingga diperkirakan adanya
kecenderungan dari responden untuk memilih alternatif jawaban yang
terbaik yang mungkin tidak sesuai dengan kenyataan yang mereka
temukan dalam pelaksanaan tugas setiap harinya. Instrumen penelitian
berupa kuesioner dimana sudah disediakan jawabannya, sehingga tidak
memberikan keleluasaan kepada responden dalam memberikan
jawabannya.
3. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu semua variabel
baik variabel bebas maupun variabel terikat diukur pada saat bersamaan,
sehingga analisis data yang didapat hanya bisa mengetahui pengaruh atau
hubungan diantara variabel yang ada.
90
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perawat pelaksana Rumah Sakit Umum Daerah Delia mempunyai
produktivitas kerja yang dikategorikan tinggi sebanyak 40 orang (57,14%),
sedang sebanyak 30 orang (42,86%) dan rendah sebanyak 0 orang (0%).
2. Perawat pelaksana Rumah Sakit Umum Daerah Delia mempunyai kedisiplinan
yang dikategorikan tinggi sebanyak 40 orang (57,14%), sedang sebanyak 29
orang (41,43%) dan rendah sebanyak 1 orang (1,43%).
3. Perawat pelaksana Rumah Sakit Umum Daerah Delia mempunyai Pelatihan
yang dikategorikan tinggi sebanyak 44 orang (62,86%), sedang sebanyak 26
orang (37,14%) dan rendah sebanyak 0 orang (0%).
4. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa (thitung 5,863>ttabel 1,66), sehingga ada
pengaruh antara kedisiplinan dengan produktivitas kerja perawat di Rumah
Sakit Umum Daerah Delia Tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa
kedisiplinan yang tinggi akan meningkatkan produktivitas perawat, begitu
juga sebaliknya apabila kedisiplinan perawat rendah maka akan menurunkan
produktivitas yang dihasilkan.
5. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa (thitung 3,778>ttabel 1,66), sehingga ada
pengaruh antara pelatihan dengan produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Delia Tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan
91
yang tinggi akan meningkatkan produktivitas perawat, begitu juga sebaliknya
apabila pelatihan perawat rendah maka akan menurunkan produktivitas yang
dihasilkan.
6. Hasil uji statistik linear berganda menunjukkan hasil analisis nilai statistik (uji
F) kedisiplinan dan pelatihan secara bersama-sama terhadap produktivitas
adalah 25,447 dengan taraf signifikansi 0,000.Ketentuan signifikansi,
dinyatakan signifikan jika taraf signifikansi lebih kecil dari α 0,005 berarti
kedisiplinan dan pelatihan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Delia
karena nilai p<0,005.
6.2. Saran
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Delia
a. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja perawat
pelaksana dalam penanganan pasien melalui peningkatan faktor organisasi
hubungan kerja dan prosedur kerja yang dapat memotivasi perawat dalam
bekerja, seperti memberikan pelatihan dan pengembangan diri perawat.
b. Mengingat kedisiplinan menentukan produktivitas perawat, maka
diharapkan tenaga keperawatan diberikan dukungan dorongan dalam bentuk
pemberian insentif dan penghargaan sehingga dapat memenuhi
kebutuhannya dalam melakukan pelayanan keperawatan.
2. Bagi Perawat
Diharapkan para perawat pelaksana dapat meningkatkan kemampuan,
keterampilan dan sikap sehingga bisa menjadi perawat yang profesional
92
sekaligus terdorong melakukan keperawatan dengan lebih beaik lagi, mulai
dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Dapat melakukan penelitian di rumah sakit lain yang masih mengalami hal
yang sama yakni produktivitas kerja perawat yang masih rendah.
b. Dapat menggunakan teknik kualitatif (wawancara) langsung kepada
responden agar bisa menggali keterbukaan jawaban responden secara pasti
terhadap kedisiplinan dan pelatihan yang mempengaruhi produktivitas.
93
DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia MOHPK. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta; 2014.
2. Letvak S, Buck R. Factors influencing work productivity and intent to stay
in nursing. Nurs Econ. 2008;26(3):159.
3. Kesehatan K. Info datin Perawat. Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI ISSN 2442-7659. 2017.
4. Kusnanto SK, Kes M. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan
Profesional. Penerbit Buku Kedokt EGC. 2004;
5. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Kemenkes RI
Jakarta. 2011;
6. Zoschak EW. 10 indicators of excellent nursing care. Trust J Hosp Gov
boards. 2010;63(9):28.
7. Yuliastuti T. Hubungan antara Persepsi terhadap Kualitas Pelayanan
dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Jalan di Ruang Okupasi
Terapi RSOS Tahun 2009. Diponegoro University; 2009.
8. Rom WN, Markowitz SB. Environmental and occupational medicine.
Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
9. Trinkoff A, Geiger-Brown J, Brady B, Lipscomb J, Muntaner C. How Long
and How Much Are Nurses Now Working?: Too long, too much, and
without enough rest between shifts, a study finds. AJN Am J Nurs.
2006;106(4):60–71.
10. Putra ED. Analisis Produktivitas Tenaga Keperawatan Pada Instalasi Rawat
Inap Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr, Zainoel Abidin
Banda Aceh.
11. Sinungan M. Produktivitas apa dan Bagaimana. Bumi Aksara; 2018.
12. Timpe AD. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja. Performance
Cet. 1999;4.
13. Rivai V, Basri M. Ahmad Fawzi. 2005. Perform Apprais Cetakan Pertama
Jakarta PT Raja Graf Persada, Jakarta.
14. Rivai V. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai kantor
Departemen Sosial Kabupaten Gorontalo. Gorontalo Univ Ichsan
Gorontalo. 2009;
15. Pangemanan E, Robot F, Hamel R. Hubungan Manajemen Waktu Dengan
Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana Di Irina a Rsup Prof. Dr. RD
Kandou Manado. J KEPERAWATAN. 2014;2(2).
16. Ivancevich JM :Robert K. No Title. Hum Resourse Manag. 2013;
17. Mondy, R. Wayne RMN. No Title. Hum Resour Manag.
18. Juliati. No Title. J Kesehat Surya Nusant. 2015;Vol 2:No 5.
19. Kasenda A, Maramis FRR, Tumbol R. Hubungan Antara Pelatihan Dan
Motivasi Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rsud Liunkendage
Tahuna. Jurnal Diakses pada. 2017;1.
20. Susanti FA. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Produktivitas Kerja
Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Cibinong Tahun 2014.
21. Putri DM, Destriatania S, Mutahar R. Analisis Faktor-Faktor yang
94
Mempengaruhi Produktivitas Kerja Perawat di RS Bhayangkara Palembang
Tahun 2014. J Ilmu Kesehat Masy. 2014;5(3).
22. Setiadi. No Title [Internet]. Universitas Indonesia; 2009. Available from:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-125425.pdf
23. Fajariadi D. Analisis Etos Kerja, Iklim Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Sumatera Utara. 2014.
24. Siregar LL. Pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang
Kabupaten Dairi Tahun 2017.
25. Kusumaningrum ID. Pengaruh Pelatihan Sumber Daya Manusia (sdm)
Terhadap Produktivitas Kerja Perawat di RSUD Kota Yogyakarta Tahun
2008.
26. Raviaton J. Dewan Produktivitas Nasional. Orientasi Produkt dan Ekon
Jepang Apa yang harus dilakukan Indones. 1986;
27. Robbins SP, DeCenzo DA, Coulter MK. Fundamentals of management:
Essential concepts and applications. Pearson Prentice Hall Upper Saddle
River, NJ; 2008.
28. Hasibuan MSP. Organisasi dan motivasi: dasar peningkatan produktivitas.
Jakarta Bumi Aksara. 2003;
29. Sutrisno E. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Kencana. Pernada
Media Gr. 2009;
30. Almigo N. Hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja
karyawan. J Psyche. 2004;1(1):1–11.
31. Stevenson WB, Bartunek JM. Power, interaction, position, and the
generation of cultural agreement in organizations. Hum Relations.
1996;49(1):75–104.
32. Siagian SP. Manajemen sumber daya manusia. Bumi Aksara; 1995.
33. Anoraga P. Seri manajemen Sumber Daya Manusia “Kinerja”. Aksara B,
editor. Jakarta; 2004.
34. Timpe AD. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Produktivitas. Cetakan
kelima, Percetakan PT Gramedia Jakarta. 2002;
35. Handoko TH. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta BPFE. 2001;
36. Sastrohadiwiryo S. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Aksara. PB,
editor. Jakarta; 2005.
37. Anggraeni D. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Human Karya Wilayah Semarang. UNNES. 2008;
38. Veithzal R, Sagala EJ. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
perusahaan dari teori ke praktik. Jakarta PT Raja Graf Persada. 2009;
39. Robbins SP. Mary Coulter MANAGEMENT. Prentice Hall. 2009;
40. Suryabrata S. Metodologi Penelitian Edisi Ke-2. Jakarta Rajawali Pers.
2014;
41. Al Fajar S, Heru T. Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Dasar
Meraih Keunggulan Bersaing. Sekol Tinngi Ilmu Manaj YKPN. 2010;
42. Manullang M. Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan ke 22. Gadjah Mada
University Press, Yogjakarta; 2012.
95
43. Thoha M. Perilaku organisasi konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta Graf
Persada. 2003;
44. Sinambela P. Dr. Lijan Poltak. Manaj Sumber Daya Mns.
45. Indonesia DKR. Pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Jakarta Dep
Kesehat RI. 2008;
46. Stella S. Optimization of Nursing Management Rounds and
Implementation of Discharge Planning in Fatmawati Hospital Jakarta. Int J
Nurs Heal Serv. 2019;2(1):117–28.
47. Indonesia KKR. Data dan informasi profil kesehatan Indonesia 2016.
Jakarta Pus Data dan Inf Kementeri Kesehat RI. 2017;
48. Nurachmah E. Asuhan Keperawatan bermutu di rumah sakit. Perhimpun
rumah sakit. 2001;
49. Ali Z. Dasar-dasar keperawatan profesional. Jakarta Widya Med. 2001;
50. Alimul HA. Pengantar Konsep dasar Keperawatan, edisi 2. Jakarta.
Salemba Medika; 2009.
51. Keliat BA. Model praktik keperawatan profesional jiwa. Jakarta EGC.
2009;
52. Siagian SP. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta
Bumi Aksara. 2006;
53. Tegela NURF, Saraswati D, Pakaya N. Faktor yang berhubungan dengan
motivasi perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah
sakit umum datoe binangkang kabupaten bolaang mongondow. KIM Fak
Ilmu Kesehat dan Keolahragaan. 2015;3(3).
54. Dehotman K. Pengaruh pendidikan terhadap kinerja karyawan Baitul Mal
Wat-Tamwil di provinsi Riau. JEBI (Jurnal Ekon dan Bisnis Islam.
2016;1(2):217–34.
55. Arifuddin A, Napirah MR. Hubungan Disiplin dan Beban Kerja dengan
Kinerja Perawat di Ruang Rawat inap rumah sakit umum daerah (rsud)
undata palu. Heal Tadulako. 1(1).
56. Ardani MH. Hubungan peran koordinasi kepala ruangan dengan kinerja
perawat pelaksana dalam program pengendalian mutu pelayanan
keperawatan di RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2003. Tesis].
Universitas Indonesia, Depok. Dari: http://www. digilib. ui. ac. id …; 2003.
57. Fahiqi MN. Hubungan Pelatihan Perawat dengan Profesionalisme Perawat
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember.
58. Siswanto B. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif
dan Operasional. Jakarta Bumi Aksara. 2005;
59. Mulyono M. Penerapan Produktivitas dalam organisasi. Bumi Aksara,
Jakarta. 1993;
60. Indriyani S. Pengaruh Pelatihan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Paradise Island Furniture. J Manaj
Bisnis Indones. 2016;5(1):50–61.
96
Lampiran 1
INFOMERD CONSENT
Dengan Hormat,
Kuesioner ini semata-mata hanya untuk mencari informasi data
sehubungan dengan penyusunan tesis, maka kiranya saudara dapat membantu
saya untuk mengisi kuesioner ini.
Pertanyaan berikut adalah mengenai data pribadi dan data yang terkait
dengan pekerjaan saudara serta data yang berhubungan dengan produktivitas kerja
saudara dalam bekerja.
Saudara tidak diminta untuk menulis nama, tetapi sangat diharapkan bila
saudara menjawab dengan jujur dengan kenyataan yang ada, serta perasaan
saudara masing-masing tanpa pengaruh orang lain. Jawaban yang saudara berikan
tidak akan mempengaruhi penilaian kepegawaian saudara.
Kuesioner ini bertujuan mengetahui produktivitas saudara terhadap
pekerjaan yang telah dilakukan selama bekerja di Rumah Sakit Umum Delia
Langkat, khususnya di Unit Rawat Inap.
Atas perhatian, bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan banyak terima
kasih.
Peneliti,
Muhammad Bayhaqi Dalimunthe
97
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
1. Petunjuk Pengisian
a. Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/ i untuk menjawab seluruh pernyataan
yang ada dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Pilihlah salah satu jawaban yang ada pada setiap pertanyaan dengan
memberi tanda ( √ ) pada salah satu pilihan : SS, S, N, TS, dan STS .
Keterangan : SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
N = Netral
2. Karakteristik Responden
a. N a m a :
_______________________________________________
b. U s i a :
_______________________________________________
c. Jenis Kelamin :
______________________________________________
d. Pendidikan :
_______________________________________________
e. LamaBekerja :
_______________________________________________
f. J a b a t a n :
_______________________________________________
98
DAFTAR PERNYATAAN/PERTANYAAN
NO Pernyataan Alternatif Jawaban
S SS N TS STS
A PRODUKTIVITAS KERJA
1 Saya menguasai keterampilan yang sangat
baik dalam melaksanakan pekerjaan.
2 Merasa bangga dengan pekerjaan yang
dibebankan kepada saya.
3 Saya mengeluh terhadap beban yang menjadi
tanggung-jawab.
4 Sayameningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
5 Saya selalu berusaha untuk meningkatkan
kualitas kerja.
6 Merasa jenuh terhadap pekerjaan yang saya
tangani.
7 Saya berusaha memperbaiki terhadap
kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan.
8 Saya selalu menangani pasien sesuai dengan
prosedur yang benar.
9 Saya tetap bersemangat bekerja meskipun
banyak tantangan.
10 Saya malas belajar meningkatkan kemampuan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
11 Bekerja secara optimal bila sedang diawasi
atasan
12 Melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan
kemampuan
13 Saya melakukan asuhan keperawatan harus
didampingin oleh teman kerja
14 Tidak perlu konsisten dalam melaksanakan
asuhan keperawatan
15 Menutupi kelemahan dengan melakukan
pekerjaan yang tidak sesuai tugas
B KEDISIPLINAN
16 Saya bekerja sampai batas waktu yang
ditetapkan
17 Alat kesehatan yang sudah dipakai dibersihkan
kembali
99
18 Saya hadir sesuai dengan waktu pergantian
shift
19 Saya sering terlambat masuk kerja.
20 Sebagai perawat saya melaksanakan semua
tugas yang diberikan sesuai target.
21 Saya gagal mengatur waktu kerja yang telah
diberikan.
22 Saya menggukan jam kerja sepenuhnya untuk
bekerja.
23 Saya menggunakan alat kesehatan sesuai
prosedur.
24 Sebelum bekerja saya selalu melakukan
pemeriksaan terhadap peralatan yang akan
digunakan.
25 Saya memakai seragam yang telah ditentukan
pada rumah sakit
C PELATIHAN
26 Pelatihan pengendalian infeksi merupakan
system yang membuat asuhan pasien di rumah
sakit menjadi lebih aman
27 Infeksi nosocomial adalah infeksi yang terjadi
di rumah sakit, bukan penyakit yang diderita
sekarang.
28 Pelatihan meningkatkan kemampuan saya
dalam pencegahan infeksi.
29 Infeksi nosocomial saat ini disebut sebagai
Healthcare Associated Infections (HAIs)
30 Menggunakan handuk/tisu jika tangan sedang
dalam keadaan basah
31 Saya memakai masker ketika saya lagi batuk
dan bersin
32 Sarung tangan yang saya gunakan ketika
mencuci alat kesehatan adalah sarung tangan
steril
33 Ruang rawat inap yang tidak dilengkapi
sirkulasi udara yang baik menjadi faktor yang
memudahkan terinfeksi nosokomial
34 Saya mengganti sarung tangan setelah
memeriksa pasien berikutnya.
100
35 Petugas kesehatan yang kurang
memperhatikan septik dan anti septik mudah
terinfeksi kuman penyebab infeksi nosokomial
36 Pelatihan dapat membangkitkan rasa ingin
tahu terhadap masalah yang berhubungan
dengan tugas perawat
37 Apakah dilakukan evaluasi setelah pelatihan
dilaksanakan
38 Apakah materi pelatihan sesuai dengan
kebutuhan perawat
39 Program pelatihan meningkatkan kualitas
pelayanan
101
Lampiran 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Pengujian Validitas Instrumen Kedisiplinan
Correlations
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 X1_10 Validitas_Kedisiplinan
X1_1 Pearson Correlation 1 ,234 ,410 ,237 ,055 ,034 ,258 ,358 ,418 ,202 ,500*
Sig. (2-tailed) ,320 ,073 ,315 ,818 ,887 ,272 ,121 ,067 ,393 ,025
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1_2 Pearson Correlation ,234 1 ,164 ,199 ,274 ,257 ,473* ,461* ,569** ,549* ,587**
Sig. (2-tailed) ,320 ,489 ,401 ,242 ,275 ,035 ,041 ,009 ,012 ,007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1_3 Pearson Correlation ,410 ,164 1 ,201 ,081 -,072 ,343 ,621** ,473* ,211 ,544*
Sig. (2-tailed) ,073 ,489 ,395 ,733 ,763 ,139 ,004 ,035 ,372 ,013
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1_4 Pearson Correlation ,237 ,199 ,201 1 ,591** ,274 ,206 ,409 ,465* ,299 ,626**
Sig. (2-tailed) ,315 ,401 ,395 ,006 ,242 ,384 ,074 ,039 ,200 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1_5 Pearson Correlation ,055 ,274 ,081 ,591** 1 ,470* ,386 ,419 ,470* ,386 ,647**
Sig. (2-tailed) ,818 ,242 ,733 ,006 ,037 ,093 ,066 ,037 ,093 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1_6 Pearson Correlation ,034 ,257 -,072 ,274 ,470* 1 ,422 ,317 ,446* ,018 ,528*
Sig. (2-tailed) ,887 ,275 ,763 ,242 ,037 ,064 ,173 ,048 ,940 ,017
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1_7 Pearson Correlation ,258 ,473* ,343 ,206 ,386 ,422 1 ,753** ,690** ,583** ,762**
Sig. (2-tailed) ,272 ,035 ,139 ,384 ,093 ,064 ,000 ,001 ,007 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1_8 Pearson Correlation ,358 ,461* ,621** ,409 ,419 ,317 ,753** 1 ,870** ,490* ,855**
Sig. (2-tailed) ,121 ,041 ,004 ,074 ,066 ,173 ,000 ,000 ,028 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
102
X1_9 Pearson Correlation ,418 ,569** ,473* ,465* ,470* ,446* ,690** ,870** 1 ,518* ,885**
Sig. (2-tailed) ,067 ,009 ,035 ,039 ,037 ,048 ,001 ,000 ,019 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1_10 Pearson Correlation ,202 ,549* ,211 ,299 ,386 ,018 ,583** ,490* ,518* 1 ,582**
Sig. (2-tailed) ,393 ,012 ,372 ,200 ,093 ,940 ,007 ,028 ,019 ,007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Validitas_Kedisiplinan
Pearson Correlation ,500* ,587** ,544* ,626** ,647** ,528* ,762** ,855** ,885** ,582** 1
Sig. (2-tailed) ,025 ,007 ,013 ,003 ,002 ,017 ,000 ,000 ,000 ,007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,813 10
103
2. Pengujian Validitas Instrumen Pelatihan
Correlations
X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 X2_8 X2_9 X2_10 X2_11 X2_12 X2_13 X2_14 Validitas_P
elatihan
X2_1 Pearson Correlation 1 ,061 ,238 ,375 ,487* ,356 ,469* ,861** ,339 ,435 ,294 ,104 -,181 ,630** ,525*
Sig. (2-tailed) ,797 ,313 ,103 ,030 ,123 ,037 ,000 ,144 ,055 ,208 ,664 ,444 ,003 ,017
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_2 Pearson Correlation ,061 1 ,613** ,358 ,483* ,805** ,094 ,000 -,133 ,207 ,494* ,368 ,427 ,033 ,531*
Sig. (2-tailed) ,797 ,004 ,121 ,031 ,000 ,694 1,000 ,575 ,382 ,027 ,111 ,061 ,892 ,016
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_3 Pearson Correlation ,238 ,613** 1 ,651** ,793** ,528* ,445* ,210 ,037 ,599** ,826** ,436 ,160 ,157 ,734**
Sig. (2-tailed) ,313 ,004 ,002 ,000 ,017 ,049 ,374 ,878 ,005 ,000 ,055 ,502 ,508 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_4 Pearson Correlation ,375 ,358 ,651** 1 ,949** ,366 ,346 ,308 ,096 ,760** ,554* ,772** ,398 ,302 ,768**
Sig. (2-tailed) ,103 ,121 ,002 ,000 ,112 ,135 ,187 ,687 ,000 ,011 ,000 ,082 ,196 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_5 Pearson Correlation ,487* ,483* ,793** ,949** 1 ,490* ,457* ,412 ,162 ,755** ,694** ,651** ,285 ,396 ,848**
Sig. (2-tailed) ,030 ,031 ,000 ,000 ,028 ,043 ,071 ,494 ,000 ,001 ,002 ,223 ,084 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_6 Pearson Correlation ,356 ,805** ,528* ,366 ,490* 1 ,420 ,315 ,055 ,471* ,275 ,291 ,439 ,236 ,660**
Sig. (2-tailed) ,123 ,000 ,017 ,112 ,028 ,065 ,176 ,817 ,036 ,240 ,214 ,053 ,317 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_7 Pearson Correlation ,469* ,094 ,445* ,346 ,457* ,420 1 ,561* ,681** ,759** ,429 ,212 ,271 ,717** ,783**
Sig. (2-tailed) ,037 ,694 ,049 ,135 ,043 ,065 ,010 ,001 ,000 ,059 ,370 ,248 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_8 Pearson Correlation ,861** ,000 ,210 ,308 ,412 ,315 ,561* 1 ,394 ,575** ,231 ,142 -,134 ,594** ,542*
Sig. (2-tailed) ,000 1,000 ,374 ,187 ,071 ,176 ,010 ,086 ,008 ,327 ,549 ,573 ,006 ,014
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
104
X2_9 Pearson Correlation ,339 -,133 ,037 ,096 ,162 ,055 ,681** ,394 1 ,262 ,046 -,024 ,360 ,429 ,453*
Sig. (2-tailed) ,144 ,575 ,878 ,687 ,494 ,817 ,001 ,086 ,264 ,849 ,920 ,119 ,059 ,045
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_10 Pearson Correlation ,435 ,207 ,599** ,760** ,755** ,471* ,759** ,575** ,262 1 ,495* ,634** ,343 ,545* ,857**
Sig. (2-tailed) ,055 ,382 ,005 ,000 ,000 ,036 ,000 ,008 ,264 ,027 ,003 ,139 ,013 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_11 Pearson Correlation ,294 ,494* ,826** ,554* ,694** ,275 ,429 ,231 ,046 ,495* 1 ,400 ,033 ,389 ,668**
Sig. (2-tailed) ,208 ,027 ,000 ,011 ,001 ,240 ,059 ,327 ,849 ,027 ,081 ,890 ,090 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_12 Pearson Correlation ,104 ,368 ,436 ,772** ,651** ,291 ,212 ,142 -,024 ,634** ,400 1 ,504* ,206 ,625**
Sig. (2-tailed) ,664 ,111 ,055 ,000 ,002 ,214 ,370 ,549 ,920 ,003 ,081 ,023 ,385 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_13 Pearson Correlation -,181 ,427 ,160 ,398 ,285 ,439 ,271 -,134 ,360 ,343 ,033 ,504* 1 -,085 ,491*
Sig. (2-tailed) ,444 ,061 ,082 ,223 ,053 ,248 ,573 ,119 ,139 ,890 ,023 ,723 ,028
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X2_14 Pearson Correlation ,630** ,033 ,157 ,302 ,396 ,236 ,717** ,594** ,429 ,545* ,389 ,206 -,085 1 ,581**
Sig. (2-tailed) ,003 ,892 ,508 ,196 ,084 ,317 ,000 ,006 ,059 ,013 ,090 ,385 ,723 ,007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Validitas_Pelatihan
Pearson Correlation ,525* ,531* ,734** ,768** ,848** ,660** ,783** ,542* ,453* ,857** ,668** ,625** ,491* ,581** 1
Sig. (2-tailed) ,017 ,016 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,014 ,045 ,000 ,001 ,003 ,028 ,007 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,864 14
105
3. Pengujian Validitas Instrumen Produktivitas
Correlations
Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 Y_9 Y_10 Y_11 Y_12 Y_13 Y_14 Y_15 Validitas_Produktivi
tas
Y_1 Pearson Correlation 1 ,695** ,327 ,446* ,195 ,462* ,543* ,514* ,714** ,395 -,043 ,502* ,369 ,492* -,048 ,694**
Sig. (2-tailed) ,001 ,159 ,049 ,411 ,040 ,013 ,020 ,000 ,085 ,857 ,024 ,109 ,027 ,841 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_2 Pearson Correlation ,695** 1 ,391 ,504* ,445* ,099 ,480* ,596** ,505* ,103 ,238 ,225 ,018 ,128 ,126 ,589**
Sig. (2-tailed) ,001 ,088 ,023 ,049 ,678 ,032 ,006 ,023 ,667 ,313 ,341 ,940 ,591 ,597 ,006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_3 Pearson Correlation ,327 ,391 1 ,216 ,385 ,324 ,374 ,287 ,304 ,178 ,218 ,377 ,368 ,295 ,196 ,544*
Sig. (2-tailed) ,159 ,088 ,361 ,093 ,164 ,104 ,220 ,193 ,454 ,357 ,101 ,111 ,206 ,408 ,013
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_4 Pearson Correlation ,446* ,504* ,216 1 ,385 ,038 ,456* ,461* ,456* ,296 ,360 ,223 ,081 ,148 ,196 ,551*
Sig. (2-tailed) ,049 ,023 ,361 ,093 ,873 ,043 ,041 ,043 ,205 ,119 ,344 ,734 ,535 ,408 ,012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_5 Pearson Correlation ,195 ,445* ,385 ,385 1 ,281 ,560* ,727** ,498* ,242 ,558* ,038 ,070 ,060 ,487* ,622**
Sig. (2-tailed) ,411 ,049 ,093 ,093 ,230 ,010 ,000 ,026 ,303 ,011 ,874 ,768 ,800 ,030 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_6 Pearson Correlation ,462* ,099 ,324 ,038 ,281 1 ,490* ,304 ,517* ,575** ,009 ,284 ,204 ,502* ,197 ,537*
Sig. (2-tailed) ,040 ,678 ,164 ,873 ,230 ,028 ,192 ,020 ,008 ,969 ,225 ,388 ,024 ,406 ,015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_7 Pearson Correlation ,543* ,480* ,374 ,456* ,560* ,490* 1 ,896** ,883** ,589** ,385 ,013 ,222 ,306 ,199 ,773**
Sig. (2-tailed) ,013 ,032 ,104 ,043 ,010 ,028 ,000 ,000 ,006 ,094 ,957 ,347 ,189 ,399 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_8 Pearson Correlation ,514* ,596** ,287 ,461* ,727** ,304 ,896** 1 ,775** ,368 ,500* -,044 ,108 ,262 ,345 ,748**
Sig. (2-tailed) ,020 ,006 ,220 ,041 ,000 ,192 ,000 ,000 ,111 ,025 ,853 ,650 ,264 ,136 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_9 Pearson Correlation ,714** ,505* ,304 ,456* ,498* ,517* ,883** ,775** 1 ,733** ,220 ,328 ,463* ,514* ,171 ,858**
106
Sig. (2-tailed) ,000 ,023 ,193 ,043 ,026 ,020 ,000 ,000 ,000 ,352 ,158 ,040 ,020 ,470 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_10 Pearson Correlation ,395 ,103 ,178 ,296 ,242 ,575** ,589** ,368 ,733** 1 ,200 ,511* ,548* ,624** ,305 ,723**
Sig. (2-tailed) ,085 ,667 ,454 ,205 ,303 ,008 ,006 ,111 ,000 ,398 ,021 ,012 ,003 ,191 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_11 Pearson Correlation -,043 ,238 ,218 ,360 ,558* ,009 ,385 ,500* ,220 ,200 1 -,048 -,044 ,000 ,741** ,486*
Sig. (2-tailed) ,857 ,313 ,357 ,119 ,011 ,969 ,094 ,025 ,352 ,398 ,840 ,854 1,000 ,000 ,030
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_12 Pearson Correlation ,502* ,225 ,377 ,223 ,038 ,284 ,013 -,044 ,328 ,511* -,048 1 ,606** ,753** ,196 ,547*
Sig. (2-tailed) ,024 ,341 ,101 ,344 ,874 ,225 ,957 ,853 ,158 ,021 ,840 ,005 ,000 ,408 ,013
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_13 Pearson Correlation ,369 ,018 ,368 ,081 ,070 ,204 ,222 ,108 ,463* ,548* -,044 ,606** 1 ,575** -,082 ,511*
Sig. (2-tailed) ,109 ,940 ,111 ,734 ,768 ,388 ,347 ,650 ,040 ,012 ,854 ,005 ,008 ,732 ,021
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_14 Pearson Correlation ,492* ,128 ,295 ,148 ,060 ,502* ,306 ,262 ,514* ,624** ,000 ,753** ,575** 1 ,333 ,647**
Sig. (2-tailed) ,027 ,591 ,206 ,535 ,800 ,024 ,189 ,264 ,020 ,003 1,000 ,000 ,008 ,151 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y_15 Pearson Correlation -,048 ,126 ,196 ,196 ,487* ,197 ,199 ,345 ,171 ,305 ,741** ,196 -,082 ,333 1 ,484*
Sig. (2-tailed) ,841 ,597 ,408 ,408 ,030 ,406 ,399 ,136 ,470 ,191 ,000 ,408 ,732 ,151 ,031
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Validitas_Produktivitas
Pearson Correlation ,694** ,589** ,544* ,551* ,622** ,537* ,773** ,748** ,858** ,723** ,486* ,547* ,511* ,647** ,484* 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,006 ,013 ,012 ,003 ,015 ,000 ,000 ,000 ,000 ,030 ,013 ,021 ,002 ,031 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,871 15
107
Lampiran 4. Master Data
Tabulasi Data Produktivitas (Y)
No Umur Jenis
Kelamin
Pendididkan
Terakhir
Masa
Kerja
Produktivitas (Y) Total
Y Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 1 2 2 35 2
2 1 2 2 1 5 5 4 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4 4 3 53 3
3 1 1 1 1 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 72 3
4 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 73 3
5 1 2 2 1 2 3 3 2 2 3 2 4 2 2 1 3 2 2 1 34 2
6 1 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 3 31 2
7 1 1 1 1 5 5 4 5 5 4 4 3 2 4 2 2 4 3 2 54 3
8 1 2 2 1 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 68 3
9 1 1 2 1 5 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 3 63 3
10 1 2 1 1 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 69 3
11 1 1 1 3 2 1 3 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 43 2
12 1 2 1 1 5 3 4 5 5 4 5 5 5 3 2 4 3 2 3 58 3
13 1 1 1 1 5 5 3 5 3 3 4 4 3 4 1 4 1 4 4 53 3
14 1 2 1 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 5 43 2
15 1 1 2 3 5 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 1 2 2 3 37 2
16 1 1 2 1 5 5 4 4 4 2 5 5 5 5 4 4 4 5 5 66 3
17 1 1 1 1 5 3 2 4 4 5 3 3 5 5 4 4 2 5 5 59 3
18 2 2 1 3 5 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 5 5 55 3
19 2 1 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 4 1 5 5 5 40 2
20 2 2 1 1 5 3 3 4 4 3 5 5 5 4 3 2 4 4 4 58 3
21 1 1 2 1 5 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 48 2
108
22 1 2 1 3 2 3 2 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 3 55 3
23 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 5 3 3 2 2 4 4 4 4 48 2
24 1 1 2 1 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 3 4 3 4 4 64 3
25 2 1 1 1 5 5 4 5 5 1 5 4 2 2 2 2 1 2 2 47 2
26 2 1 1 3 5 3 2 1 2 1 2 1 2 2 3 3 1 2 3 33 2
27 2 2 2 1 4 5 3 5 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 53 3
28 1 2 1 1 2 2 3 2 3 3 2 4 2 2 3 2 2 4 2 38 2
29 2 1 2 1 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 61 3
30 1 1 2 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 73 3
31 2 1 1 1 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 43 2
32 1 1 1 1 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 53 3
33 1 1 2 1 3 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 3
34 2 1 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 2 4 4 52 3
35 2 2 1 1 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 1 1 35 2
36 1 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 39 2
37 2 1 2 1 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 1 3 3 2 3 43 2
38 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 70 3
39 1 2 1 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 1 3 1 41 2
40 1 2 2 1 4 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 1 33 2
41 1 2 1 1 5 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2 2 51 2
42 2 2 2 2 4 3 2 4 4 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 58 3
43 2 2 1 2 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 69 3
44 1 2 1 1 5 5 3 4 4 3 4 4 4 2 1 2 2 4 4 51 2
45 2 2 1 1 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 70 3
46 1 2 1 2 4 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 53 3
47 2 2 1 1 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 59 3
48 1 2 1 1 5 3 2 3 3 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 42 2
109
49 2 2 1 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 68 3
50 2 2 1 1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 2 4 3 4 4 53 3
51 1 2 1 1 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 69 3
52 1 2 1 1 3 3 2 3 4 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 39 2
53 1 2 1 2 4 3 2 2 2 2 4 2 2 1 1 2 2 2 2 33 2
54 1 2 1 1 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 53 2
55 1 2 1 1 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 4 4 1 41 2
56 2 2 1 2 2 2 1 3 4 1 3 3 3 1 2 3 3 3 4 38 2
57 2 2 1 1 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 44 2
58 2 2 1 2 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 65 3
59 3 2 1 1 4 3 4 4 4 2 5 5 5 4 4 4 4 3 3 58 3
60 1 2 1 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 55 3
61 1 2 1 1 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 69 3
62 3 2 1 1 4 4 2 5 4 1 5 4 4 2 1 2 3 3 3 47 2
63 1 2 1 1 5 5 3 3 4 2 3 3 3 2 4 4 4 2 2 49 2
64 1 2 1 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 3
65 1 2 1 2 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 64 3
66 1 2 1 1 3 4 1 3 4 2 5 4 3 2 1 3 2 2 2 41 2
67 3 2 1 2 5 5 2 3 3 4 4 3 4 1 2 3 1 1 3 44 2
68 1 2 1 1 4 3 1 4 4 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 57 3
69 1 2 1 1 5 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 65 3
70 3 2 1 1 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 64 3
110
Tabulasi Data Kedisiplinan (X1)
No Umur Jenis
Kelamin
Pendididkan
Terakhir
Masa
Kerja
Kedisiplinan (X1) Total
X1 Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 2 1 2 3 2 1 2 1 3 3 3 3 23 2
2 1 2 2 1 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 46 3
3 1 1 1 1 2 4 5 4 5 4 4 4 4 4 40 3
4 1 1 1 1 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 47 3
5 1 2 2 1 2 3 4 1 2 1 2 2 2 2 21 2
6 1 1 2 3 2 2 2 1 3 1 3 3 3 3 23 2
7 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 3
8 1 2 2 1 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 46 3
9 1 1 2 1 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 46 3
10 1 2 1 1 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 46 3
11 1 1 1 3 5 4 4 3 4 5 3 5 4 4 41 3
12 1 2 1 1 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 48 3
13 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 18 2
14 1 2 1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 39 3
15 1 1 2 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47 3
16 1 1 2 1 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 47 3
17 1 1 1 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3
18 2 2 1 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 30 2
19 2 1 2 1 3 3 3 1 2 1 3 5 3 3 27 2
20 2 2 1 1 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 44 3
21 1 1 2 1 3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 34 2
22 1 2 1 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41 3
23 1 1 1 1 3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 34 2
24 1 1 2 1 5 5 5 3 4 3 5 5 5 5 45 3
111
25 2 1 1 1 4 4 4 1 4 1 4 4 3 4 33 2
26 2 1 1 3 2 3 2 3 1 2 2 2 1 1 19 2
27 2 2 2 1 3 4 3 1 3 1 4 4 4 4 31 2
28 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 3 3 3 5 23 2
29 2 1 2 1 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 45 3
30 1 1 2 3 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 47 3
31 2 1 1 1 3 3 3 1 3 1 4 4 4 4 30 2
32 1 1 1 1 5 5 5 2 5 2 3 4 4 4 39 3
33 1 1 2 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39 3
34 2 1 2 3 3 3 3 2 3 1 3 4 4 4 30 2
35 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 14 1
36 1 2 2 2 4 5 4 4 5 3 3 3 3 4 38 3
37 2 1 2 1 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 26 2
38 1 1 1 1 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 47 3
39 1 2 1 2 3 5 4 3 1 5 2 2 2 2 29 2
40 1 2 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 19 2
41 1 2 1 1 2 4 4 1 2 1 1 2 1 1 19 2
42 2 2 2 2 4 4 4 5 4 4 4 3 3 2 37 3
43 2 2 1 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38 3
44 1 2 1 1 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 37 3
45 2 2 1 1 4 3 5 5 5 3 5 5 5 5 45 3
46 1 2 1 2 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 45 3
47 2 2 1 1 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 47 3
48 1 2 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48 3
49 2 2 1 2 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 44 3
50 2 2 1 1 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 45 3
51 1 2 1 1 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 47 3
52 1 2 1 1 4 4 5 2 4 2 4 4 4 5 38 3
53 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 22 2
112
54 1 2 1 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 26 2
55 1 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 27 2
56 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 25 2
57 2 2 1 1 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 32 2
58 2 2 1 2 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 46 3
59 3 2 1 1 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 32 2
60 1 2 1 2 4 4 3 4 4 3 4 5 5 5 41 3
61 1 2 1 1 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 45 3
62 3 2 1 1 4 4 3 1 3 2 4 4 4 4 33 2
63 1 2 1 1 4 4 5 2 4 1 4 3 5 3 35 2
64 1 2 1 1 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 47 3
65 1 2 1 2 3 1 2 1 2 2 2 3 2 3 21 2
66 1 2 1 1 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 45 3
67 3 2 1 2 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 44 3
68 1 2 1 1 3 2 1 3 2 2 4 2 3 2 24 2
69 1 2 1 1 1 2 3 4 5 3 2 3 4 5 32 2
70 3 2 1 1 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 47 3
113
Tabulasi Data Pelatihan (X2)
No Umur Jenis
Kelamin
Pendididkan
Terakhir
Masa
Kerja
Pelatihan (X2) Total
X2 Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 1 1 2 1 1 2 3 4 2 1 2 1 3 2 3 1 1 1 27 2
2 1 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 52 3
3 1 1 1 1 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 66 3
4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 58 3
5 1 2 2 1 3 3 3 2 4 2 3 4 2 2 2 3 2 2 37 2
6 1 1 2 3 3 4 3 5 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 50 3
7 1 1 1 1 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 65 3
8 1 2 2 1 4 4 2 4 4 1 3 3 3 4 3 2 4 1 42 2
9 1 1 2 1 4 3 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 51 3
10 1 2 1 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 53 3
11 1 1 1 3 4 4 3 5 4 4 1 2 3 4 4 4 3 4 49 3
12 1 2 1 1 4 3 2 2 3 2 2 1 5 5 5 4 5 3 46 2
13 1 1 1 1 2 3 2 1 5 2 2 2 3 5 5 4 3 3 42 2
14 1 2 1 1 5 5 5 3 3 1 3 3 2 4 2 3 4 4 47 2
15 1 1 2 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 1 4 49 3
16 1 1 2 1 5 3 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 4 62 3
17 1 1 1 1 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 5 56 3
18 2 2 1 3 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4 50 3
19 2 1 2 1 5 5 4 3 3 1 3 3 4 4 5 2 2 3 47 2
20 2 2 1 1 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 5 4 4 4 52 3
21 1 1 2 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 54 3
22 1 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 37 2
23 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 55 3
24 1 1 2 1 4 4 3 3 4 4 4 5 2 4 5 3 4 4 53 3
25 2 1 1 1 5 2 4 3 4 2 2 2 4 5 4 4 5 4 50 3
114
26 2 1 1 3 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 55 3
27 2 2 2 1 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 51 3
28 1 2 1 1 2 2 3 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 34 2
29 2 1 2 1 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 50 3
30 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 44 2
31 2 1 1 1 5 3 3 4 3 5 3 4 4 4 3 4 4 3 52 3
32 1 1 1 1 2 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 46 2
33 1 1 2 1 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 56 3
34 2 1 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 50 3
35 2 2 1 1 3 3 2 2 3 2 3 1 1 2 2 3 2 2 31 2
36 1 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 4 3 34 2
37 2 1 2 1 2 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 27 2
38 1 1 1 1 4 5 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 3 2 47 2
39 1 2 1 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 5 4 3 52 3
40 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 1 1 2 3 2 3 1 3 30 2
41 1 2 1 1 4 4 4 2 4 3 4 1 4 4 4 4 3 4 49 3
42 2 2 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54 3
43 2 2 1 2 1 3 2 3 1 2 3 3 1 3 2 2 3 2 31 2
44 1 2 1 1 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 51 3
45 2 2 1 1 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 49 3
46 1 2 1 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 51 3
47 2 2 1 1 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 56 3
48 1 2 1 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 1 2 1 32 2
49 2 2 1 2 5 3 3 4 3 5 3 5 4 4 3 4 4 3 53 3
50 2 2 1 1 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 48 3
51 1 2 1 1 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 50 3
52 1 2 1 1 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 58 3
53 1 2 1 2 2 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 46 2
54 1 2 1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 62 3
55 1 2 1 1 1 3 3 3 2 2 1 1 2 3 2 3 1 4 31 2
56 2 2 1 2 2 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 46 3
115
Keterangan:
Umur Jenis Kelamin Pendidikan Masa Kerja Nilai Variabel Kategori
1 : 23-32tahun 1 : Pria 1 : D-III Keperawatan 1 :1-3 tahun 1 : Sangat Tidak Setuju 1 : Rendah 2 :33-42 tahun 2 : Wanita 2 : S-I Keperawatan 2 :4 -7 tahun 2 : Tidak Setuju 2 : Sedang 3 : >43 tahun 3 : >8 tahun 3 : Netral 3 : Tinggi
4: Setuju
5: Sangat Setuju
57 2 2 1 1 4 4 2 3 4 1 3 3 3 4 3 2 3 1 40 3
58 2 2 1 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 63 3
59 3 2 1 1 5 5 5 3 3 1 3 3 2 4 2 3 4 4 47 2
60 1 2 1 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 52 3
61 1 2 1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 55 3
62 3 2 1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57 3
63 1 2 1 1 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 49 3
64 1 2 1 1 3 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 53 3
65 1 2 1 2 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 65 3
66 1 2 1 1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57 3
67 3 2 1 2 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 2 2 2 1 37 2
68 1 2 1 1 2 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 47 2
69 1 2 1 1 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 59 3
70 3 2 1 1 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 45 3
116
Frequencies
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 23-32 Tahun 46 66.0 66.0 66.0
33-42 Tahun 20 28.0 28.0 94.0
> 43 Tahun 4 6.0 6.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-Laki 25 36.0 36.0 36.0
Perempuan 45 64.0 64.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid DIII Keperawatan 50 71.0 71.0 71.0
S1 Keperawatan 20 29.0 29.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Masa_Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1-3 Tahun 50 71.0 71.0 71.0
4-7 Tahun 12 17.0 17.0 88.0
> 8 Tahun 8 12.0 12.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
117
Produktivitas_kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tinggi 40 57.0 57.0 57.0
Sedang 30 43.0 43.0 100.0
Rendah 0 0.0 0.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Kedisiplinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tinggi 40 57.0 57.0 57.0
Sedang 29 42.0 42.0 99.0
Rendah 1 1.0 1.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Pelatihan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tinggi 44 63.0 63.0 63.0
Sedang 26 37.0 37.0 100.0
Rendah 0 0.0 0.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
118
Lampiran 5
HASIL UJI STATISTIK
Analisa Bivariat
Kedisiplinan * Produktivitas
Crosstab
Produktivitas
Total Sedang Tinggi
Kedisiplinan Rendah Count 1 0 1
% of Total 1.4% 0.0% 1.4%
Sedang Count 21 8 29
% of Total 30.0% 11.4% 41.4%
Tinggi Count 8 32 40
% of Total 11.4% 45.7% 57.1%
Total Count 30 40 70
% of Total 42.9% 57.1% 100.0%
Symmetric Measures
Value Asymptotic Standard
Errora
Approximate Tb
Approximate Significance
Ordinal by Ordinal
Kendall's tau-c
.529 .102 5.205 .000
N of Valid Cases 70
Pelatihan * Produktivitas
Crosstab
Produktivitas
Total Sedang Tinggi
Pelatihan Sedang Count 15 10 25
% of Total 21.4% 14.3% 35.7%
Tinggi Count 15 30 45
% of Total 21.4% 42.9% 64.3%
Total Count 30 40 70
% of Total 42.9% 57.1% 100.0%
Symmetric Measures
Value Asymptotic Standard
Errora
Approximate Tb
Approximate Significance
Ordinal by Ordinal
Kendall's tau-c .245 .112 2.185 .029
N of Valid Cases 70
119
Lampiran 6
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kedisiplinan
N 70
Normal Parametersa,b Mean 36,21
Std. Deviation 9,707
Most Extreme Differences Absolute ,160
Positive ,112
Negative -,160
Kolmogorov-Smirnov Z 1,340
Asymp. Sig. (2-tailed) ,055
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pelatihan
N 70
Normal Parametersa,b Mean 48,60
Std. Deviation 9,246
Most Extreme Differences Absolute ,146
Positive ,071
Negative -,146
Kolmogorov-Smirnov Z 1,225
Asymp. Sig. (2-tailed) ,099
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
120
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Produktivitas
N 70 Normal Parametersa,b Mean 52,54
Std. Deviation 11,829 Most Extreme Differences Absolute ,093
Positive ,093 Negative -,076
Kolmogorov-Smirnov Z ,782 Asymp. Sig. (2-tailed) ,574
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
121
Lampiran 7
Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Kedisiplinan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,061 1 68 ,156
ANOVA
Kedisiplinan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 54,468 1 54,468 ,574 ,451 Within Groups 6447,318 68 94,813 Total 6501,786 69
Test of Homogeneity of Variances
Pelatihan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,856 1 68 ,096
ANOVA
Pelatihan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,467 1 ,467 ,005 ,942
Within Groups 5898,333 68 86,740
Total 5898,800 69
Test of Homogeneity of Variances Produktivitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,403 1 68 ,108
ANOVA Produktivitas
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 54,288 1 54,288 ,384 ,537 Within Groups 9601,083 68 141,192 Total 9655,371 69
122
Lampiran 8
Hasil Regresi
Model Summary
Model
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
d
i
m
en
s
i
on
0
1 ,605a ,365 ,356 9,492
a. Predictors: (Constant), Kedisiplinan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3528,682 1 3528,682 39,165 ,000a
Residual 6126,690 68 90,098 Total 9655,371 69
a. Predictors: (Constant), Kedisiplinan b. Dependent Variable: Produktivitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 25,864 4,411 5,863 ,000
Kedisiplinan ,737 ,118 ,605 6,258 ,000
a. Dependent Variable: Produktivitas
Model Summary
Model
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate d
im
e
n
si
o
n
0
1 ,422a ,178 ,166 10,800
a. Predictors: (Constant), Pelatihan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1723,167 1 1723,167 14,772 ,000a
Residual 7932,204 68 116,650 Total 9655,371 69
a. Predictors: (Constant), Pelatihan b. Dependent Variable: Produktivitas
123
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 26,275 6,955 3,778 ,000
Pelatihan ,540 ,141 ,422 3,843 ,000
a. Dependent Variable: Produktivitas
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Produktivitas 52,54 11,829 70 Kedisiplinan 36,21 9,707 70 Pelatihan 48,60 9,246 70
Correlations
Produktivitas Kedisiplinan Pelatihan
Pearson Correlation Produktivitas 1,000 ,605 ,422
Kedisiplinan ,605 1,000 ,292
Pelatihan ,422 ,292 1,000
Sig. (1-tailed) Produktivitas . ,000 ,000
Kedisiplinan ,000 . ,007
Pelatihan ,000 ,007 .
N Produktivitas 70 70 70
Kedisiplinan 70 70 70
Pelatihan 70 70 70
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
d
im
e
n
si
o
n
0
1 Pelatihan, Kedisiplinana
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Produktivitas Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
124
d
im
e
n
si
o
n
0
1 ,657a ,432 ,415 9,050 2,178
a. Predictors: (Constant), Pelatihan, Kedisiplinan b. Dependent Variable: Produktivitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12,598 6,343 1,986 ,051
Kedisiplinan ,641 ,117 ,526 5,464 ,000
Pelatihan ,344 ,123 ,269 2,794 ,007
a. Dependent Variable: Produktivitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant) Kedisiplinan ,915 1,093
Pelatihan ,915 1,093
a. Dependent Variable: Produktivitas
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension
Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Kedisiplinan Pelatihan
d
i
me
n
s
io
n
0
1 dimension1
1 2,942 1,000 ,00 ,01 ,00
2 ,041 8,464 ,09 ,98 ,16
3 ,017 13,056 ,91 ,01 ,84
a. Dependent Variable: Produktivitas
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4168,118 2 2084,059 25,447 ,000a
Residual 5487,254 67 81,899 Total 9655,371 69
a. Predictors: (Constant), Pelatihan, Kedisiplinan b. Dependent Variable: Produktivitas
125
Predicted Value 32,24 64,07 52,54 7,772 70 Std. Predicted Value -2,612 1,483 ,000 1,000 70 Standard Error of Predicted Value
1,094 3,247 1,801 ,520 70
Adjusted Predicted Value 31,89 63,96 52,50 7,818 70 Residual -22,595 21,370 ,000 8,918 70 Std. Residual -2,497 2,361 ,000 ,985 70 Stud. Residual -2,540 2,456 ,002 1,010 70 Deleted Residual -23,377 23,114 ,039 9,377 70 Stud. Deleted Residual -2,651 2,555 ,001 1,025 70 Mahal. Distance ,023 7,895 1,971 1,805 70 Cook's Distance ,000 ,167 ,017 ,032 70 Centered Leverage Value ,000 ,114 ,029 ,026 70
a. Dependent Variable: Produktivitas
Correlations
Produktivitas Kedisiplinan Pelatihan
Pearson Correlation Produktivitas (Y)
1,000 ,605 ,422
Kedisiplinan (X1)
,605 1,000 ,292
Pelatihan (X2) ,422 ,292 1,000
Sig. (1-tailed) Produktivitas (Y)
. ,000 ,000
Kedisiplinan (X1)
,000 . ,007
Pelatihan (X2) ,000 ,007 .
Lampiran 9
126
DOKUMENTASI
127
128
129
130
131
132
133
134
135