analisis pengaruh investasi dan tenaga kerja …/analisis... · negara antara lain adalah...

119
ANALISIS PEN PRODUK D PROV Untuk Memenu Program S Perencanaa FAKULTAS EK P MAGISTER NGARUH INVESTASI DAN TENAG TERHADAP DOMESTIK REGIONAL BRUTO (P VINSI JAWA TENGAH 1986 2008 TESIS uhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat M Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangun Konsentrasi: an Pembangunan Wilayah dan Keuangan Dae Oleh : MOCH ARIFIN S4208027 KONOMI UNIVERSITAS SEBELAS PROGRAM PASCA SARJANA EKONOMI DAN STUDI PEMBAN SURAKARTA 2010 GA KERJA PDRB) 8 Magister nan erah S MARET NGUNAN

Upload: phamkien

Post on 09-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)PROVINSI JAWA TENGAH 1986

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Keuangan Daerah

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJATERHADAP

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)PROVINSI JAWA TENGAH 1986 – 2008

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat MagisterProgram Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi:

Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Keuangan Daerah

Oleh : MOCH ARIFIN

S4208027

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNANSURAKARTA

2010

ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 2008

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Keuangan Daerah

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

Page 2: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA

TERHADAP

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

PROVINSI JAWA TENGAH 1986 – 2008.

Disusun oleh: MOCH ARIFIN

S4208027

Telah disetujui pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. AM. Soesilo, M.Sc. Drs. Akhmad Daerobi. M.S. NIP: 19590328 198803 1 001 NIP:19570804 198601 1 002

Ketua Program Studi

Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dr. J.J. Sarungu, MS. NIP:19510701 198010 1 001

Page 3: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH 1986 – 2008.

Disusun oleh: MOCH ARIFIN

S4208027

Telah disetujui oleh Tim Penguji:

Pada tanggal,

Jabatan Nama Tanda tangan

Ketua Tim Penguji Dr. J.J. Sarungu, MS. ......................... Pembimbing Utama Dr. AM. Soesilo, M.Sc. ........................ Pembimbing Pendamping Drs. Akhmad Daerobi. M.S. .........................

Mengetahui: Ketua Program Studi Direktur PPs UNS Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Dr. JJ. Sarungu, MS NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19510701 198010 1 001

Page 4: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MOCH ARIFIN

NIM : S4208027

Program Study : Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan

Keuangan Daerah

Menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil

karya orang lain.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.

Surakarta, 5 Mei 2010

Tertanda,

MOCH ARIFIN S4208027

Page 5: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

ABSTRACT

Moch Arifin NIM S4208027

This research aims to find out the effect of investment and labor on the PDRB of Central

Java Province during 1986-2008 period. In line with such problems, the following hypothesis is proposed: It is hypothesized that investment and labor affect investment and labor on the PDRB of Central Java Province during 1986-2008 period.

In line with the problem and hypothesis of research, the research took the secondary data derived from Central Statistical Bureau (BPS) of Central Java Province; the data taken in this research consisting of data on investment, labor and PDRB of Central Java Province. The data employed was the one with 23 scale from 1986-2008, then the data collected was put onto the multiple linear regression, and after the estimation parameter obtained, the examination was done using statistic and classical assumption tests.

The result of statistic test in this research shows that the independent variable of investment affects positively and significantly the PDRB of Central Java Province, Similarly, the labor affects positively and significantly the PDRB of Central Java Province. Meanwhile based on the result of F-test, investment and labor simultaneously affects the PDRB of Central Java Province.

The result of econometric test shows the absence of multicolinearity, heteroscedasticity and autocorrelation distractions. Considering the result of data analysis, it is recommended that the government should create conducive climate for the implementation of various investment projects in Central Java Province. The labor has substantial effect on PDRB so that there should be the use of intensive-labor technology to absorb the labor more optimally in the production process.

Keywords: Investment, Labor, and PDRB

Page 6: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjakan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah

melimpahkan taufik dan hidayahnya sehingga Thesis yang berjudul “ANALISIS PENGARUH

INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1986 – 2008”. ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penelitian ini adalah atas bimbingan, petunjuk,

serta nasehat dari Bapak-Bapak pembimbing dan Bapak/ Ibu Dosen serta Sekretariat Program

Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta, maka pada

kesempatan ini penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para beliau.

Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari Bapak Ibu Dosen serta dari

rekan rekan sekalian guna perbaikan penelitian ini.

Demikian semoga penelitian ini bermanfa’at.

Surakarta, 5 Mei 2010

Peneliti

Moch Arifin

NIM: S 4208027

Page 7: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iv

ABSTRAKSI……………………………………………………………... v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR................................................................................ . xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi ............................................................................ 9

1. Definisi Investasi……………………………………. 9

2. Macam-macam Investasi…………………………….. 12

Page 8: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

3. Peran dan faktor-faktor yang mempengaruhi investasi. 14

B. Tenaga Kerja ......................................…………………… 16

1. Pengertian Tenaga Kerja............................................... 16

2. Permintaan Tenaga Kerja ……………………………. 18

3. Penawaran Tenaga Kerja................................................. 31

C. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ....................... 34

1 Definisi PDRB............................................................... 34

2. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi……………………. 38

3. Model Pertumbuhan Ekonomi…………………………. 40

a. Teori pertumbuhan Harrod-Domar ………………. 41

b. Pendekatan Neo-Klasik…………………………….. 50

c.Teori Pertumbuhan Baru (new growth theory)…… 58

D. Peneliti Terdahulu ............................................................. 54

E. Kerangka Pemikiran .......................................................... 64

F. Hipotesis ............................................................................ 67

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian……………………………………………. 71

B. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………... 71

C. Definisi Operasional Variabel ………………………… .. 72

1.Variabel Dependen............................................................ 72

2..Variabel Independen......................................................... 72

Page 9: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

D Teknik Analisis Data ........................................................... 73

1. Uji Statistik…………………………………… ……. 74

2. Uji Asumsi Klasik……………………………………….. 78

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Wilayah………………………………………….. 80

1. Keadaan Geografis………………………………………. 80

2. Keadaan Penduduk………………………………………. 84

3. Kondisi Perekonomian................................................... 88

B. Analisis Data ....................................................................... 93

1. Persamaan Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian…. 93

2. Uji Statistik………………………………………………. 94

3. Pengujian Asumsi Klasik……………………………….. 98

4. Analisis Hasil Regresi ………….……………………….. 102

5. Uji Hipotesa (Teori) ………….…………………………. 103

6. Intepretasi ekonomi .......................................................... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………………………… 106

B. Saran-saran............................................................................. .106

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ ... 108

LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal

4.1 Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jawa Tengah

84

4.2 Jumlah Penduduk, Kepadatan dan LPP Jawa Tengah Tahun 2008

87

4.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 1986-2008 89

4.4 Pembetukan Modal Tetap Provinsi Jawa Tengan Tahun 1986-2008

91

4.5 Jumlah Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah 1986-2008 93

4.6 Hasil Estimasi FaktorFaktor yang Berpengaruh Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah

94

4.7 Hasil Uji Multikolinieritas 98

4.8 Uji Heteroskedastisitas 100

Page 11: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Fungsi investasi............................................................ 10

2.2 Permintaan terhadap tenaga kerja........................................ 19

2.3 Kurve fungsi produksi............................................................ 20

2.4 Kurve nilai produk marjinal.................................................... 21

2.5 Kurve ekuilibrum permintaan tenaga kerja............................. 23

2.6 Kurve maksimasi keuntungan................................................. 24

2.7 Kurve total permintaan total beaya.......................................... 25

2.8 Kurve VMPL............................................................................ 27

2.9 Efek perubahan upah .............................................................. 29

2.10 Kurve perubahan tingkat upah.............................................. .. 32

2.11 Kurve Fungsi Penawaran Tenaga Kerja .............................. ....33

2.12 Kueve laju pertumbuhan…………………………………….. 49

2.13 Ekuelibrum dalam model pertumbuhan Solow……………... 54

2.14 Efek jangha panjang dari perubahan tingkat tabungan............ 56

2.15 Gambar kerangka pemikiran PDRB....................................... 58

3.1 Daerah terima dan daerah tolak uji t… …………………….…76

3.2 Daerah terima dan daerah tolak uji F……………………….. 77

3.3 Autokorelasi…………………………………………….. . 79

4.1 Daerah terima dan daerah tolak uji F………………………… 96

4.2 Grafik Uji Autokorelasi……………………………..............101

Page 12: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembangunan nasional Indonesia secara nyata membawa pada peningkatan

kesejahteraan rakyat. Keberhasilan tersebut antara lain di tunjukan oleh tingginya laju

pertumbuhan ekonomi dan disertai semakin meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan

masyarakat.

Namun pada pertengahan tahun 1997 krisis moneter telah melanda Indonesia dan

beberapa negara Asia lainnya, yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi dan

sehingga menguncang dan membawa perubahan mendasar pada sendi-sendi kehidupan

politik bangsa dan negara serta perekonomian nasional.

Dalam upaya mempercepat pemulihan ekonomi perlu kerja keras, ketekunan dan

perjuangan tidak ringan serta kerja sama semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun

swasta. Pembangunan ekonomi dengan tujuan utama yaitu meningkatkan pertumbuhan

ekonomi merupakan sasaran yang harus dicapai agar dapat mensejajarkan diri dengan

negara-negara maju.

Kegiatan dalam suatu perekonomian selalu mengalami perubahan. Adakalanya

perubahannya sangat nyata dan dapat dirasakan dengan jelas oleh masyarakat yaitu pada saat

perekonomian mencapai tingkat kemakmuran yang tinggi atau keadaan perekonomian yang

sedang mengalami kemerosotan serius. Namun demikian, menilai prestasi kegiatan

perekonomian dengan cara mengamati apa yang dialami oleh masyarakat bukanlah cara yang

Page 13: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

terbaik. Cara paling baik adalah dengan memperhatikan data tertentu mengenai kegiatan

sesuatu perekonomian dan data ini dikenal sebagai indikator makro ekonomi.

Data yang selalu digunakan untuk mengamati kegiatan suatu perekonomian suatu

negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi

dan kestabilan harga-harga, kesempatan kerja dan pengangguran, neraca pembayaran, kurs

valuta asing, suku bunga dan perkembangan pasar saham (Sadono Sukirno, 1999 ).

Produk Domestik Bruto (PDB) sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja

perekonomian suatu negara. Produk Domestik Bruto mampu untuk meringkas aktivitas

ekonomi dalam nilai uang tunggal dalam periode waktu tertentu. Nilai dari Produk Domestik

Bruto mengandung dua macam persepsi yaitu sebagai perekonomian total dari setiap orang

didalam suatu perekonomian dan sebagai pengeluaran total pada output barang dan jasa

dalam perekonomian (Mankiw, 1997).

Secara lebih jelas, pengertian Produksi Domestik Bruto adalah jumlah barang dan

jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya

satu tahun) dan dinyatakan dalam harga pasar (Suparmoko, 1998 ).

Pendekatan fungsi produk untuk menganalisis output secara agregat dapat

menggunakan konsep fungsi produksi dari teori ekonomi perusahaan/mikro. Di dalam fungsi

produksi disebutkan bahwa output merupakan fungsi dari faktor produksi tanah, tenaga kerja,

modal dan tingkat teknologi (faktor efisien). Sedangkan fungsi produksi agregrat

menunjukkan hubungan fungsional antara output agregat atau disebut juga dengan produk

domestik bruto dengan stok input. Jika faktor produksi tanah merupakan bagian dari faktor

produksi, modal dan teknologi dianggap konstan, maka hanya ada dua jenis faktor produksi

yaitu modal dan tenaga kerja.

Page 14: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Untuk mengukur maju tidaknya perekonomian daerah sebagai hasil dari program

pembangunan daerah diperlukan alat pengukur yang tepat yaitu Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto bagi suatu daerah dapat dimanfaatkan :

1. Sebagi indikator pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik secara sektoral maupun secara

struktural

2. Untuk mengetahui struktur perekonomian dan perubahan-perubahan di suatu daerah

3. Sebagai data dasar untuk menganalisis elastisitas kesemaptan kerja dengan dukungan

data ketenagakerjaan

4. Dengan PDRB perencanaan pembangunan suatu daerah bisa lebih terarah, misalnya

dengan mengetahui Capital Output Ratio (COR) dan Incremental Capital Output Ratio

(ICOR)

5. Dalam suatu negara atau daerah bisa dihitung berapa jumlah investasi yang dibutuhkan

untuk mencapai perkiraan / proyeksi PDB atau PDRB dari target pertumbuhan ekonomi

yang telah ditetapkan.

Stok modal atau investasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan

tingkat pendapatan nasional. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus

menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatan pendapatan

nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran. Perannya ini bersumber dari tiga fungsi

penting dari kegiatan investasi dalam perekonomian. Yang pertama, investasi merupakan

salah satu komponen pengeluaran agregat. Kenaikan investasi akan meningkatkan

permintaan agregat dan pendapatan nasional. Yang kedua, pertambahan barang modal

sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi di masa yang akan datang dan

perkembangan ini akan merangsang pertambahan produksi nasional. Ketiga, investasi selalu

Page 15: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

diikuti oleh perkembangan teknologi. Perekembangan ini akan memberi sumbangan penting

keatas kenaikan produktivitas dan pendapatan perkapita masyarakat (Sadono Sukirno, 1999).

Investasi itu sendiri merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-

barang modal dan peralatan-peralatan produksi untuk mengganti dan terutama menambah

barang-barang modal dalam perekonomian yang akan dipergunakan untuk memproduksi

barang dan jasa di masa depan. Dengan kata lain investasi berarti kegiatan pembelanjaan

untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam perekonomian.

Penanaman modal atau investasi di daerah memegang dua macam fungsi yaitu untuk

menciptakan permintaan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dan untuk menambah

kapasitas produksi dari daerah yang bersangkutan. Sebagai faktor untuk menbambah

permintaan masyarakat, sejumlah tertentu penanaman modal akan menciptakan pendapatan

daerah beberapa kali lipat dari besarnya penanaman modal itu sendiri, karena penanaman

modal akan menciptakan proses multiplier yaitu menimbulkan pendapatan dan pengeluaran

baru dalam masyarakat sehingga akhirnya menciptakan pertambahan pendapatan beberapa

kali lipat lebih besar dari besarnya penanaman modal itu sendiri (Sadono Sukirno, 1999).

Investasi yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 1986 sampai dengan tahun

2008 tumbuh rata-rata 8,08 persen pertahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2008

sebesar 16.20 persen. Dalan beberapa kurun waktu, yaitu antara tahun 1997 s/d 1999, 2001,

dan 2005 nilai investasi mengalami penurunan , hal ini disebabkan oleh situasi politik yang

kurang kondusif.

Faktor tenaga kerja secara tradisonal dianggap sebagai salah satu faktor positif yang

mampu meningkatkan pendapatan nasional. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan

Page 16: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

menambah jumlah tenaga produktif, sehingga apabila kuantitas tenaga kerja meningkat,

maka hasil produksi akan meningkat pula (Todaro, 2000).

Besarnya penawaran tenaga kerja dalam perekonomian adalah jumlah orang yang

menawarkan jasanya untuk proses produksi. Golongan tersebut terdiri dari mereka yan sudah

aktif dalam memproduski barang dan jasa (bekerja) dan mereka yan sudah siap bekerja dan

sedang mencari pekerjaan. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja dinamakan angkatan kerja.

Dengan kata lain angkatan kerja dapat diartikan sebagai bagian dari tenaga kerja yang benar-

benar mau bekerja memproduksi barang dan jasa (Payaman Simanjuntak, 2001).

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Tengah cenderung mengalami fluktuasi

tiap tahunnya namun secara keseluruhan mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 tenaga

kerja Jawa Tengah mencapai angka 15463658 orang. Angka pertumbuhan tenaga kerja rata

rata 0.89 persen dan pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2007, yaitu sebesar 7.19

persen.

Krisis multidimensional yang melanda Indonesia pada tahun 1997/1998 dan adanya

krisis keuangan global sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Dampak secara

makro terhadap Indonesia adalah antara lain turunnya nilai investasi asing dan domestik,

turunnya nilai ekspor, tutupnya perusahaan, pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan dan

hal ini secara tidak langsung dapat mengakibatkan turunnya Produk Domestik Bruto

termasuk di dalamnya Produk Domestik Regional Bruto. Berikut ini sedikit ulasan PDRB

Provinsi Jawa Tengah. Nilai PDRB Jawa Tengah selama periode tahun 1986 sampai dengan

2008 cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5.27 persen.

Angka pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2000 yaitu sebesar 19.13 persen. Krisis

moneter yang dimulai pada pertengahan 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian Jawa

Page 17: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Tengah mengalami saat paling buruk sepanjang satu dasa warsa terakhir. PDRB mengalami

laju pertumbuhan negatif yaitu sebesar 11,74 persen di tahun 1998. Pada tahun 1999

perekonomian sedikit mengalami perbaikan yang ditandai dari nilai PDRB yang tumbuh 3,5

persen.

Bertitik tolak dari uraian di atas, peneliti ingin meneliti bagaimana pengaruh Investasi

dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Tengah tahun

1986 – 2008?

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Investasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi

Jawa Tengah tahun 1986 – 2008 ?

2. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto di

Provinsi Jawa Tengah tahun 1986 – 2008 ?

3. Bagaimana pengaruh Investasi dan Tenaga kerja secara bersama-sama terhadap Produk

Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Tengah tahun 1986 – 2008?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Investasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto di

Provinsi Jawa Tengah tahun 1986 – 2008

2. Untuk mengetahui pengaruh Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto di

Provinsi Jawa Tengah tahun. 1986 – 2008

3. Untuk mengetahui pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja secara bersama-sama terhadap

Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Tengah tahun 1986 – 2008

Page 18: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah

Agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil

kebijakan yang terbaik. Sehingga PDRB Provinsi Jawa Tengah dapat lebih meningkat.

2. Bagi Lingkungan Akademis

Untuk menambah khasanah ilmu tentang penelitian yang berhubungan dengan

Perekonomian Indonesia serta hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia

khususnya di Provinsi Jawa Tengah.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan sumbangsih bagi masyarakat umum untuk lebih mengetahui kondisi

pertumbuhan ekonomi .

Page 19: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi

1. Definisi Investasi

Investasi adalah penambahan barang modal secara netto yang positif. Investasi

dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi riil dan investasi finansial. Yang

dimaksud dengan investasi riil adalah investasi terhadap barang-barang tahan lama

(barang-barang modal) yang akan digunakan dalam proses produksi. Sedangkan investasi

finansial adalah investasi terhadap surat-surat berharga, misalnya pembelian saham,

obligasi, dan surat bukti hutang lainnya.

Pertimbangan-pertimbangan utama yang perlu dilakukan dalam melakukan

(memilih) suatu jenis investasi riil adalah tingkat bunga pinjaman yang berlaku (i),

tingkat pengembalian (rate or return), dari barang modal, dan prospek proyek investasi

Menurut Neo-Klasik, tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya

tingkat tabungan. Pada suatu tingkat teknik tertentu, tingkat bunga juga menentukan

tingginya tingkat investasi. Tingkat bunga rendah, maka investasi akan tinggi dan

sebaliknya. Penjelasan diatas dapat diringkas dengan persamaan sebagai berikut :

I = ƒ ( r ) (1)

Bunga merupakan fungsi Investasi

Gambar dibawah ini menunjukkan fungsi investasi. Fungsi itu berbentuk miring ke

bawah, karena ketika tingkat bunga naik, jumlah investasi yang diminta turun.

Page 20: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Gambar 2.1

Fungsi investasi

Sumber: Mankiw, 2000

Fungsi investasi mengaitkan jumlah investasi pada tingkat bunga riil r. Investasi

bergantung pada tingkat bunga riil karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman. Fungsi

investasi miring ke bawah: ketika tingkat bunga naik, semakin sedikit proyek investasi

yang menguntungkan ( Mankiw, 2000).

Mengenai pembentukan kapital yang dianggap penting untuk adanya

perkembangan, adalah sebagai berikut : Misalnya kesempatan untuk investasi bertambah-

katakanlah karena ada kemajuan teknologi. Tambahnya permintaan untuk investasi akan

menyebabkan tingkat bunga naik yang selanjutnya akan menaikkan jumlah tabungan.

Dengan adanya kenaikan investasi, harga-harga barang kapital juga akan naik.

Selanjutnya karena kenaikan-kenaikan tingkat bunga dan harga-harga barang kapital,

maka investasi selanjutnya terbatas pada proyek-proyek yang dapat memberikan

Tingkat Bunga riil

Fungsi

Investigasi, 1 ( r )

Kuantitas investasi

Page 21: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

keuntungan terbesar. Bila proyek-proyek tersebut telah terlaksana maka permintaan

terhadap investasi berkurang sehingga tingkat bunga dan harga barang-barang kapital

turun kembali. Setelah itu maka proyek-proyek yang kurang menguntungkan menjadi

menguntungkan lagi dan seterusnya. Akhirnya tingkat bunga sudah menjadi begitu

rendahnya, sehingga tidak ada lagi orang yang mau menabung. Pada tingkat

perkembangan itu akumulasi kapital berakhir dan perekonomian mengalami suatu

keadaan yang statis. Dengan tidak adanya akumulasi kapital berarti tidak ada

perkembangan. Agar tidak mengalami keadaan yang statis tersebut, maka pengerjaan

penuh (full employment) harus selalu dijaga selama proses akumulasi kapital. Pemerintah

harus mengadakan proyek-proyek pekerjaan umum (public works).

Kemajuan teknologi juga merupakan salah satu faktor pendorong kenaikan

pendapatan nasional. Yang dimaksud dengan perubahan teknologi menurut Neo-Klasik

terutama adalah penemuan-penemuan baru yang mengurangkan penggunaan tenaga

buruh atau relatif lebih bersifat “penghematan buruh” (labor saving) daripada

“penghematan kapital” (capital saving). Jadi kemajuan-kemajuan teknik akan

menciptakan permintaan yang kuat akan barang-barang kapital.

Investasi juga dapat diartikan berbagai cara atau upaya penambahan modal baik

langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada saatnya nanti pemilik modal

tersebut akan mendapat sejumlah keuntungan yang diharapkan dari hasil penanaman

modal tersebut.

Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor dan

sekaligus faktor utama di dalam pembangunan ekonomi. Menurut Nurkse (Jhingan, 1999

), lingkaran setan kemiskinan di negara terbelakang dapat digunting melalui

Page 22: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

pembentukan modal. Sebagai akibat rendahnya tingkat pendapatan di negara terbelakang

maka permintaan, produksi dan investasi menjadi rendah atau kurang. Hal ini

menyebabkan kekurangan di bidang barang modal yang dapat diatasi melalui

pembentukan modal. Proses pembentukan modal tersebut membantu menaikkan output

yang pada gilirannya menaikkan laju dan tingkat pendapatan nasional.

2. Macam-macam Investasi

Macam-macam investasi berdasarkan pelaku investasi dapat dibedakan sebagai

berikut (Sobri, 1987 ) :

a. Investasi Pemerintah (Public Investment)

Public investment umumnya dilakukan tidak dengan maksud untuk

mendapatkan keuntungan, tetapi tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat (nasional), seperti jalan raya, rumah sakit, pelabuhan dan sebagainya.

Investasi-investasi seperti ini sering disebut dengan social overhead capital

(SOC). Keuntungan bagi investasi-investasi ini baru terasa apabila muncul

pertambahan permintaan dalam masyarakat. Bertambahnya permintaan efektif, yang

juga menaikkan pendapatan, akan memberikan keuntungan bagi produk investasi.

b. Investasi Swasta (Private Investment)

Private investment adalah jenis investasi yang dilakukan oleh swasta dan

bertujuan untuk memperoleh keuntungan (laba), dan didorong oleh adanya

pertambahan pendapatan. Apabila pendapatan bertambah, maka konsumsi juga akan

bertambah dan pada akhirnya bertambah pula efektif demand. Investasi yang

Page 23: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

ditimbulkan oleh sebab bertambahnya permintaan yang bersumber investment

mungkin dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

c. Investasi Pemerintah dan Swasta

Jenis investasi yang dilakukan oleh pihak publik dan swasta adalah investasi

luar negeri (foreign investment). Foreign investment terjual dari selisih antara ekspor

di atas impor (X-M), induced investment dalam hal (X-M) adalah disebabkan oleh

dari penambahan permintaan disebut induced investment. Induced perkembangan

ekonomi di luar negeri.

Istilah investasi asing menurut definisi IMF Balance of Payment Manual

(Edisi, yang juga digunakan Bank Indonesia adalah investasi langsung yang

mengarah pada investasi asing untuk memperoleh manfaat yang cukup lama dari

penanaman modal tersebut). Sementara penanaman modal adalah untuk memperoleh

pengaruh secara efektif dalam pengelolaan perusahaan tersebut. Istilah “manfaat

yang cukup lama tersebut” merupakan investasi yang pengelolaannya hanya

memerlukan pengawasan. Dalam definisi tersebut tidak termasuk investasi portofolio

di Indonesia, investasi seperti ini masih sangat kecil dan modal pinjaman yang telah

masuk ke Indonesia dalam jumlah besar sejak 1996. (Jhingan 1999)

3. Peran dan faktor-faktor yang mempengaruhi investasi

Di berbagai negara, terutama di negara industri yang perekonomiannya sudah

sangat berkembang, investasi perusahaan adalah sangat volatile yaitu selalu

mengalami kenaikan dan penurunan yang sangat besar dan merupakan sumber

penting dari fluktuasi dalam kegiatan perekonomian. Di samping itu perlu diingat

Page 24: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

kegiatan perekonomian dan kesempatan kerja meningkat pendapatan nasional dan

meningkatkan taraf hidup masyarakat (Jhingan 1999)

. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi dalam

perekonomian :

a. Investasi merupakan salah satu komponen agregat maka kenaikan investasi akan

meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional, peningkatan ini akan

selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja.

b. Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambahkan kapasitas

produksi di masa depan, dan perkembangan ini akan menstimular pertambahan

produksi nasional dan kesempatan kerja.

c. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi, sehingga perkembangan

teknologi akan memberikan sumbangan penting atas kenaikan produktivitas dan

pendapatan perkapita masyarakat.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi investasi adalah :

1) Suku Bunga

Untuk memperoleh modal diperlukan bunga, perusahaan mempunyai dua sumber

pembiayaan yaitu dari keuntungan yang tidak dibagikan dan dari meminjam.

Apabila keuntungan yang tidak dibagikan tersebut tidak diinvestasikan tetapi

didepositokan maka perusahaan akan mendapatkan bunga, sedangkan bila

perusahaan melakukan investasi dengan meminjam di bank maka ia harus membayar

bunga. Dengan demikian apakah ia akan meminjam pada bank ataukah menggunakan

dana sendiri. Oleh karena itu bunga perlu dipandang sebagai suatu biaya penting

untuk memperoleh barang modal.

Page 25: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

2) Depresiasi

Setiap barang modal akan didepresiasikan, dalam prakteknya depresiasi dilakukan

secara bertahap yaitu barang modal dikurangi sedikit demi sedikit setiap tahunnya.

Pengurangan barang modal ini merupakan biaya bagi perusahaan.

3) Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional yang semakin meningkat akan memerlukan barang modal yang

semakin banyak. Dengan demikian perusahaan harus melakukan investasi yang lebih

tinggi dan lebih banyak modal yang diperlukan.

4) Kebijakan Pemerintah

Sikap pemerintah dalam kegiatan usaha sangat penting perannya dalam kegiatan

investasi pemerintah. Pajak, keuntungan yang tinggi, hambatan dalam memperoleh

pinjaman/devisa untuk mengimpor barang modal akan mengurangi gairah sektor

perusahaan untuk berinvestasi.

B Tenaga Kerja

1. Pengertian Tenaga Kerja

Usia kerja adalah penduduk yang sudah mencapai usia kerja yaitu penduduk yang

sudah ikut dan dapat diikurtsertakan dalam proses produksi. Jadi dapat ditarik

kesimpulan bahwa usia kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Yang dimaksud angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang terlibat atau masih

berusaha untuk terlihat dalam kegiatan produksi yaitu menghasilkan barang dan jasa.

Sedangkan yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja adalah penduduk yang sudah

memasuki usia kerja tetapi tidak melakukan usaha produktif dan tidak sedang mencari

Page 26: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

pekerjaan karena alasan tertentu misalnya mereka yang masih bersekolah, mengurus

rumah tangga dan golongan lain. Perbandingan antara angkatan kerja dengan penduduk

usia kerja dinamakan tingkat partisipasi angkatan kerja. Selisih antara angkatan kerja

dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya disebut pengangguran ( Sadono

Sukirno, 1999 ).

Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja yang sedang

mencari pekerjaan. Secara praktis pengertian tenaga kerja dibedakan oleh batasan umur.

Tiap-tiap negara memberikan batasan umur yang berbeda-beda. Di Indonesia dipilih

batasan umur minimum sepuluh tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan demikian

tenaga kerja di Indonesia dimaksudkan sebagai penduduk yang berumur sepuluh tahun

keatas. Pemilihan sepuluh tahun sebagai batas umur minimun adalah berdasarkan

kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk muda terutama di desa-

desa yang sudah bekerja/mencari pekerjaan. Di Indonesia juga tidak menganut batas

umur maksimum, alasannya adalah karena di Indonesia belum mempunyai jaminan

sosial nasional. Hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang menerima tunjangan di

hari tua (Payaman Simanjuntak, 1985 )

Sedangkan yang dimaksud pekerja itu sendiri adalah bagian dari angkatan kerja yang

benar-benar atau telah memproduksi barang dan jasa. Menurut BPS (2000 ), konsep

bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh atau membantu

memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam

secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah

yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi).

Page 27: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

2. Permintaan Tenaga Kerja

a. Pasar persaingan sempurna

Berikut ini analisis permintaan tenaga kerja dalam dua kasus, yaitu: (1) apabila

tenaga kerja merupakan satu-satunya faktor produksi, (2) apabila ada beberapa faktor

produksi.

1). Permintaan perusahaan terhadap satu faktor produksi

Asumsi berikut ini mendasari analisis ini: a). Sebuah komoditas X

diproduksi di pasar persaingan sempurna. Maka dari itu, Px ditetapkan oleh semua

perusahaan di pasar. b). Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan.

c). Terdapat satu faktor, yaitu tenaga kerja di pasar persaingan sempurna. Pada

gambar di bawah ini, w adalah upah tenaga kerja yang diberikan oleh perusahaan.

Hal ini menyiratkan bahwa persediaan tenaga kerja untuk masing-masing

perusahaan sangat elastis. Hal ini dapat dinyatakan dengan sebuah garis lurus w

yang sejajar dengan sumbu horizontal. Pada tarif upah tersebut perusahaan dapat

mempekerjakan sejumlah tenaga kerja yang diinginkan.

Gambar 2.2

Permintaan Tenaga Kerja

Page 28: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

w

0 L

w SL

d). Teknologi diberikan. Bagian yang relevan dari fungsi produksi ditunjukkan

pada gambar 2.2. Lerengan fungsi produksi adalah produk fisik marjinal tenaga

kerja.

LMPPdL

dX

MPPL menurun pada tingkat pekerjaan yang lebih tinggi, dengan hukum proporsi

variabel. Jika kita mengalikan MPPL pada setiap tingkat pekerjaan dengan harga

output tertentu, xP , kita memperoleh kurva nilai produk marjinal VMPL (gambar

2.3). Kurva ini menunjukkan nilai output yang dihasilkan oleh unit tenaga kerja

tambahan yang dipekerjakan.

Gambar 2.3

Page 29: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Kuva fungsi produksi

w

0L

X = f(L)k

Gambar 2.4

Kurva nilai produk marjinal

W

MPPL

VMPL

MPPL

VMP = L MPP .PL k

L0

Page 30: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Perusahaan akan memaksimalkan keuntungan, jika selama penambahan akan

menghasilkan lebih banyak penerimaan total daripada biaya total. Maka dari itu,

suatu perusahaan akan mempergunakan sumberdaya sampai ke pada titik di mana

unit yang terakhir menyumbangkan kepada total biaya sebanyak total penerimaan,

karena Dengan kata lain, syarat keseimbangan dari perusahaan yang ingin

memaksimalkan keuntungan adalah

MCL = VMPL ( 2 )

Dimana MCL = biaya marginal tenaga kerja,

atau LVMPw =& ( 3 )

karena MC L = w& ( 4 )

Pada gambar 2.4 keseimbangan perusahaan dinyatakan dengan e. Pada tarif

upah pasar w& perusahaan akan memaksimalkan keuntungannya dengan

mempekerjakan unit tenaga kerja l* . Hal ini juga karena di bagian sebelah kiri

setiap unit l* biaya tenaga kerja yang lebih kecil dari nilai produknya (VMPL > w& ),

maka keuntungan perusahaan akan meningkat dengan mempekerjakan lebih

banyak pekerja. Sebaliknya pada bagian kanan l* VMPL < w& , dan oleh karena itu

keuntungan berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan berada pada

tingkat maksimal apabila VMPL =w& .

Fungsi produksi adalah

K

LfX )(= ( 5 )

Total biaya terdiri atas biaya variabel w& .L dan biaya tetap F

FLwC +⋅= & ( 6 )

Page 31: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Penerimaan perusahaan adalah [ ])(LfPR x ⋅= Perusahaan ingin memaksimalisasi

labanya

CR −=Π ( 7 )

[ ] ( )FLwLfPx +⋅−=Π &)( ( 8 )

Dengan menetapkan turunan fungsi keuntungan dalam kaitannya dengan

tenaga kerja sama dengan nol kita memperoleh

0=−

⋅=Πw

dL

dXP

dL

dx & ( 9 )

Dengan menyusun kembali

==⋅ LLx MPPdL

dXwMPPP karena)( & ( 10 )

Atau

VMPL = w& ( 11 )

Gambar 2.5

Kurva ekuilibrum permintaan tenaga kerja

Page 32: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

VMPL

VMPL

SL

L

e

L*0

w

w

_

Gambar 2.6

Kurva maksimasi keuntungan

VMPL

VMPL

SL

L

e

L*0

w

w

_

e1

e2

w1

w2

L1 L2

S l1

S l2

Page 33: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Apabila upah di pasar tenaga kerja naik menjadi w1, maka perusahaan akan

mengurangi permintaan tenaga kerja menjadi l1 (gambar 2.5) untuk

memaksimalkan keuntungan (pada e1 pada gambar 2.5 w1 = VMPL). Demikian

halnya, jika upah turun menjadi w2, perusahaan akan memaksimalkan

keuntungannya dengan menambah pekerjanya menjadi l2.

Permintaan tenaga kerja yang memaksimalkan keuntungan perusahaan dapat

ditentukan baik dengan menggunakan total penerimaan maupun kurva total biaya,

atau dengan menggunakan jadwal VMPL dan tarif upah tertentu, yang menentukan

persediaan tenaga kerja bagi masing-masing perusahaan.

a. Pendekatan total penerimaan-total biaya

Keuntungan mencapai tingkat maksimum apabila selisih antara total

penerimaan dengan total biaya paling besar. Pendekatan total penerimaan-total

biaya ditunjukkan pada gambar 2.7 Lerengan kurva penerimaan adalah

penerimaan marginal per unit tambahan tenaga kerja, dan lerengan kurva total

biaya adalah tarif upah, yang di pasar persaingan sempurna sama dengan biaya

marginal tenaga kerja. Maka dari itu, kondisi untuk keseimbangan perusahaan di

pasar adalah

MRPL = w = MCL ( 12 )

Karena

)(

)(Lxx

xL MPPP

L

XP

L

PX

L

RMRP ⋅=

∂∂⋅=

∂⋅∂

=∂∂=

( 13 )

Gambar 2.7

Kurve total penerimaan-total biaya

Page 34: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

TRTC

MPP L

L0

TR

TC

TVC

9

dan menurut definisi

LLx VMPMPPP =⋅ )( ( 14 )

dapat ditulis syarat keseimbangan sebagai

VMPL = w ( 15 )

yang merupakan hasil yang sama seperti hasil yang telah dicapai diatas.

b. Pendekatan VMPL

Gambar 2.8 adalah contoh VMPL yang menunjukkan kebutuhan tenaga

kerja bagi perusahaan. Kebutuhan tenaga kerja bagi masing-masing perusahaan

adalah garis lurus S1 yang melewati tarif upah yang ditentukan sebesar $40.

Kedua kurva tersebut berpotongan pada titik e, yang menentukan permintaan

akan tenaga kerja (l = 9) dimana laba perusahaan berada mencapai kedudukan

maksimal

Gambar 28

Kurve VMPL

Page 35: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

VMPL

L0 9

$40 = w

w1

w2

100

200

e2

e

e1

w

SL

Perusahaan mencapai keseimbangan dengan menyamakan VMPL dengan

tarif upah pasar. Jika upah pasar naik, maka kesetaraan antara w1 dengan VMPL

terjadi pada bagian sebelah kiri e. Sebaliknya jika tarif upah turun menjadi w2

maka kesetaraan dengan urva VMPL terjadi pada sebelah kanan e. Dengan

demikian, kurva produk nilai produk marginal adalah kurva permintaan tenaga

kerja di masing-masing perusahaan.

2). Permintaan perusahaan terhadap beberapa faktor produksi

Apabila ada lebih dari satu faktor produksi maka kurva VMP dari sebuah

input bukan kurva permintaannya. Hal ini karena berbagai sumber digunakan

secara serentak dalam memproduksi barang-barang sehingga suatu perubahan pada

harga satu faktor mengakibatkan perubahan pada penggunaan faktor yang lain. Hal

itu nantinya menggeser kurva MPP input yang harganya berubah sejak awal.

Diasumsikan tarif upah turun, akan diperoleh permintaan baru untuk tenaga

kerja, dengan menggunakan analisis isoquant.

Page 36: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Perubahan pada tarif upah secara umum memiliki tiga efek yaitu: efek

substitusi, efek output, dan efek memaksimalkan keuntungan. Di bawah ini akan

dikaji efek tersebut, dengan menggunakan gambar 2.9.

Gambar 2.9

Efek perubahan upah

K

A

K2

K1

0 KL1 L’1 L2 B’

e2e1

B

x2

x1

a

Diasumsikan sejak awal perusahaan menghasilkan output memaksimalkan

keuntungan X1 dengan kombinasi antara faktor K1, L1, karena harga factor produksi

(awal) w1 dan r1, yang rasionya menentukan kemiringan garis isocost AB. Sekarang

diasumsikan bahwa tarif upah turun (w2) sehingga garis isocost yang baru adalah

AB (harga modal tetap konstan). Perusahaan, dengan menggunakan pengeluaran

biaya yang sama, sekarang dapat menghasilkan output lebih tinggi yang

dilambangkan dengan isoquant X2, dengan menggunakan K2 dan L2, yaitu masing-

masing adalah jumlah modal dan tenaga kerja. Hasil ini diperoleh dari tangen garis

isocost yang baru AB dengan isoquant tertinggi, yang pada contoh, adalah X2.

Page 37: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Perubahan dari e1 ke e2 dapat dibagi menjdi dua efek yang berbeda yaitu:

efek substitusi dan efek output (hasil).

Untuk memahami kedua efek tersebut akan ditarik sebuah garis isocost

sejajar dengan garis yang baru (AB) sehingga hal itu merefleksikan rasio harga

baru, tetapi tangen terhadap isoquant yang lama X1. Tangen terjadi pada titik a

pada gambar 2.8. Perubahan dari e1menjadi a merupakan efek substitusi:

perusahaan akan mensubtitusi modal yang relatif lebih mahal dengan tenaga kerja

yang lebih murah, bahkan meskipun ia harus memproduksi tingkat output awal X1.

Dengan demikian penggunaan tenaga kerja naik dari L1 ke L`1. Akan tetapi,

perusahaan tersebut tidak akan tetap berada pada a. Karena, apabila upah turun,

maka perusahaan, dengan total biaya pengeluaran yang sama, dapat membeli lebih

banyak tenaga kerja, lebih banyak modal, atau lebih banyak keduanya. Akibatnya,

perusahaan tersebut dapat memproduksi output yang lebih tinggi X2, yang

mempergunakan K2 modal dan L2 tenaga kerja. Peningkatan pekerjaan dari L`1 ke

L2, yang sesuai dengan perubahan dari a ke e2, adalah efek output.

b. Pasar persaingan tidak sempurna

Dalam kondisi pasar persaingan tidak sempurna, menunjukkan bahwa

permintaan tenaga kerja dari suatu perusahaan merupakan kurva Produk Penerimaan

Marjinal Tenaga kerja ( Marginal Revenue Product / MRPL ) yang ditentukan dengan

mengalikan Produk Marjinal Tenaga kerja ( Marginal Product of Labour/MPL) dengan

Penerimaan Marjinal ( Maginal Revenue/ MR) dari penjualan komoditas yang

diproduksi:

MRPL = MPL .MRx (16)

Page 38: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Turunan matematika dari kurva MRPL:

Dapat dilihat bahwa MRPL = MPL.MR (17)

1) Diketahui fungsi permintaan untuk produk adalah

)(1 xx QfP = (18)

Total penerimaan perusahaan adalah

TR = Px . Qx (19)

dan penerimaan marjinal

x

xx

x

xx

x dQ

dPQ

dQ

dQP

dQ

TRd ⋅+⋅=)( (20)

atau x

xxxx dQ

dPQPMR += (21)

2). Fungsi produksi dengan tenaga kerja sebagai satu-satunya variabel adalah

)(2 LfQx = (22)

MPPL adalah

Lx MPP

dL

dQ= (23)

3). Menurut definisi, produk penerimaan marginal tenaga kerja adalah penambahan

penerimaan yang didapat atas penambahan satu unit tenaga kerja.

dL

TRdMRPL

)(= (24)

Dengan TR = Px · Qx, turunan total penerimaan dalam kaitannya dengan L adalah

⋅+⋅=

dL

dQ

dQ

dPQ

dL

dQP

dL

TRd x

x

xx

xx

)( (25)

atau

⋅+=

x

xxx

xL dQ

dPQP

dL

dQMRP (26)

Page 39: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

dari (10)

Lx

x MPPdQ

dP= (27)

dan dari (8)

xx

xxx MR

dQ

dPQP =

⋅+ (28)

Maka dari itu, MRPL = (MRL).(MPx) (29)

3. Penawaran Tenaga Kerja

Menurut teori, penawaran kerja merupakan fungsi dari upah, sehingga jumlah

tenaga kerja yang ditawarkan akan dipengaruhi oleh tingkat upah terutama untuk jenis

jabatan yang sifatnya khusus. Akibatnya kenaikan dari upah akan mempengaruhi jumlah

tenaga kerja yang ditawarkan. Sebetulnya penawaran tenaga kerja juga dipengaruhi oleh

keputusan seseorang, apakah dia mau bekerja atau tidak ? keputusan ini tergantung pula

pada tingkah laku seseorang untuk menggunakan waktunya, apakah digunakan untuk

bekerja, apakah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya lebih santai (tidak

produktif tetapi konsumtif) atau merupakan kombinasi keduanya.

Kenaikan tingkat upah berarti pertambahan pendapatan. Dengan status ekonomi

lebih tinggi, seseorang cenderung untuk meningkatkan konsumsi dan menikmati waktu

senggang lebih banyak, yang berarti mengurangi jam kerja (income effect). Di pihak lain

kenaikan tingkat upah juga berarti harga waktu menjadi lebih mahal. Nilai waktu yang

lebih tinggi mendorong keluarga mensubstitusikan waktu senggangnya untuk lebih

banyak bekerja menambah konsumsi barang. Penambahan waktu bekerja tersebut

dinamakan substitution effect dari kenaikan tingkat upah.

Page 40: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Gambar : 2.10

Kurve Perubahan tingkat upah

OA1 : Jumlah upah bila bekerja selama 24 jam

OA2 : Upah per jam naik bekerja 24 jam

Titik C : Bila upah maksimum OA mau bekerja 12 jam dan istirahat 12 jam

Sebaliknya tingkat upah akan mengakibatkan pengurangan waktu bekerja bila

substitution effect lebih kecil dari income effect. Grafik fungsi penawaran tersebut dapat

dilukiskan dengan cara lain seperti dalam gambar dibawah ini.

Gambar : 2.11

Kurve Fungsi Penawaran Tenaga Kerja

A2

A1

O 12 24 jam 12

Laisure

Upah

Kerja

A2

A1

O 12 24 jam 12

C

Wage

Page 41: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Laisure

Sampai dengan jumlah jam kerja HD, waktu yang disediakan untuk bekerja

bertambah sehubungan dengan pertambahan tingkat upah. Sesudah mencapai jumlah

waktu bekerja HD jam, keluarga mengurangi jam kerjanya bila tingkat upah naik.

Penurunan jam kerja sehubungan pertambahan tingkat upah (penggal grafik S2S3)

dinamakan backward-bending. Penawaran (supply) tenagakerja keseluruhan adalah

penjumlahan jumlah jam kerja (supply) dari seluruh keluarga-keluarga. Hal ini dapat

dilukiskan dengan menambahkan grafik penawaran dari tiap-tiap keluarga secara

horizontal

C Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

1 Definisi PDRB

PDRB di artikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang

diproduksi dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun).

PDRB berbeda dari Produk Domestik Regional Netto karena tidak menghitung

S2

S3

S1

S2

H D

Page 42: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

perpindahan pendapatan antar negara, dan dengan itu menilai sebuah wilayah

berdasarkan produksi yang dilakukannya dari pendapatan yang diterimanya.

PDRB nominal merujuk kepada jumlah nilai uang yang dihabiskan untuk PDRB,

PDRB asli merujuk kepada suatu langkah untuk mengoreksi angka tersebut dengan

melibatkan efek dari inflasi agar dapat memperkirakan jumlah barang dan jasa yang

sebenarnya menjadi basis perhitungan PDRB.

Produk Domestik Regional bruto atau Gross Domestic Product adalah suatu alat

ukur pertumbuhan ekonomi bagi suatu Provinsi ataupun Provinsi/Kota. Pertumbuhan

ekonomi menunjukkan perubahan tingkat angka ekonomi yang terjadi dari tahun ke

tahun. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dinilai dari nilai

pendapatan nasionalnya.

Produk Domestik Regional Bruto adalah besarnya nilai produksi barang dan jasa

yang dihasilkan oleh seluruh penduduk yang ada di wilayah tersebut, baik kegiatan

produksi oleh warga negara sendiri atau dari warga negara asing (Al Gifari, 1998 ).

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto menurut kantor statistik Provinsi

Jawa Tengah dibedakan menjadi 3 bagian :

1. Pengertian Menurut Produksi

Menurut pengertian produksi, PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan

jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di dalam suatu daerah dalam

jangka waktu tertentu menjadi 9 lapangan usaha :

a. Sektor Pertanian

b. Sektor Pertambangan

c. Sektor Industri Pengolahan

Page 43: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

d. Sektor Listrik, Gas dan Air

e. Sektor Bangunan

f. Sektor Perdagangan

g. Sektor Lembaga Keuangan Persewaan dan Jasa

h. Sektor Jasa-jasa

2. Pengertian Menurut Pendapatan

Menurut pengertian pendapatan PDRB adalah balas jasa yang diterima oleh

faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi suatu wilayah dalam

rangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah

upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan semuanya belum dipotong

pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB, kecuali

faktor pendapatan di atas termasuk pula komponen jangka waktu tertentu (satu

tahun).

3. Pengertian Menurut Pengeluaran

Menurut pengertian pengeluaran, PDRB adalah pengeluaran yang dilakukan

untuk konsumsi rumah tangga di lembaga swasta tidak mencari keuntungan,

konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor

netto di suatu wilayah.

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto yang lain adalah PDRB atas

dasar harga konstan dan PDRB atas dasar harga berlaku.

Page 44: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

1) PDRB atas dasar harga berlaku adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan

atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga berlaku pada tahun yang

bersangkutan.

2) PDRB atas dasar harga konstan adalah jumlah nilai produksi atas pendapatan

atau pengeluaran yang nilai atas harga tetap suatu tahun tertentu.

3) PDRB perkapita yaitu PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun.

Perhitungan PDRB atas harga konstan satu tahun dasar sangat penting karena

bisa untuk melihat perubahan riil dari tahun ke tahun dari agregat ekonomi

yang diamati. Hal ini berarti dapat pula melihat pertumbuhan ekonomi suatu

daerah.

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi beberapa

tahun kemudian setelah pertumbuhan penduduk) secara tradisional dianggap sebagai

salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang

lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan

penduduk yang besar berati ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meskipun demikian,

kita masih mempertanyakan apakah begitu cepatnya pertumbuhan penawaran angkatan

kerja di negara berkembang, sehingga banyak di antara mereka yang mengalami

kelebihan tenaga kerja benar-benar akan memberikan dampak positif, justru negatif.

Dari pernyataan diatas, menurut (Todaro, 1998). Menyatakan bahwa positif atau

negatif pertambahan penduduk yang akan menjadi angkatan kerja bagi upaya

pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem perekonomian

yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tenaga kerja

Page 45: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

tersebut. Adapun kemampuan itu lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis

akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor-faktor pendukung, seperti kecakapan,

manajerial dan pengadministrasian.

2 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDB tanpa memandang apakah kenaikan

itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah

perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 1997). Suatu perekonomian harus

dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang jika pendapatan perkapita menunjukkan

kecenderung jangka panjang yang meningkat. Namun demikian tidak berarti bahwa

pendapatan perkapita akan mengalami kenaikan terus menerus. Adanya resesi ekonomi,

kekacauan politik, dan penurunan ekspor dapat mengakibatkan suatu perekonomian

menurun pada tingkat kegiatan ekonominya. Jika keadaan demikian hanya bersifat

sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ketahun, maka

masyarakat tersebut dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi modern pertanda penting dalam kehidupan perekonomian.

Simon Kuznets menyatakan ciri-ciri pertumbuhan ekonomi modern melalui (Jhingan,

1993 ) :

a. Laju Pertumbuhan Penduduk dan Produk Perkapita

Pertumbuhan ekonomi modern, sebagaimana terungkap dari pengalaman

negara maju sejak akhir abad ke-18 atau awal ke-19, ditandai dengan kenaikan

produk perkapita yang dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat.

Page 46: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Laju pertumbuhan yang luar biasa ini paling sedikit sebesar lima kali untuk

penduduk dan paling sedikit sekali untuk produksi.

b. Peningkatan Produktivitas

Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari semakin meningkatnya laju

produk perkapita terutama sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang

meningkatkan efisiensi atau produktivitas per unit. Hal ini dapat dilihat dari semakin

besarnya masukan sumber tenaga kerja dan modal atau semakin meningkatnya

efisiensi atau kedua-kedunya.

Kenaikan efisiensi berarti perolehan hasil output yang lebih besar dari setiap

unit input yang digunakan. Menurut Kuznes laju kenaikan produktivitas tetap dapat

menjelaskan keseluruhan pertumbuhan produk perkapita di negara maju.

Bahkan dengan beberapa penyesuaian untuk menampung biaya dan input

yang tersembunyi, pertumbuhan produktivitas tetap dapat menjelaskan lebih dari

separuh pertumbuhan dalam produk perkapita.

c. Laju Pertumbuhan Struktural Yang Tinggi

Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi modern mencakup

peralihan dari kegiatan pertanian ke non pertanian, dari industri ke jasa. Perubahan

dalam skala unit-unit produktif dan peralihan dari perusahaan perseorangan menjadi

perusahaan berbadan hukum serta perubahan status buruh.

d. Urbanisasi

Pertumbuhan ekonomi modern ditandai pula dengan banyaknya penduduk di

negara maju berpindah dari desa ke perkotaan yang disebut urbanisasi. Urbanisasi

pada umumnya merupakan produk industrialisasi, skala ekonomi yang timbul dalam

Page 47: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

usaha non agraris sebagai hasil perubahan teknologi menyebabkan perpindahan

tenaga kerja dan penduduk secara besar-besaran dari pedesaan ke perkotaan. Karena

secara teknik transportasi, komunikasi berkembang menjadi efektif, maka terjadilah

penyebaran unit-unit skala optimum. Semua proses ini mempengaruhi

pengelompokan penduduk berdasarkan status sosial dan ekonomi serta mengubah

pola dasar perikehidupan.

e. Arus Barang, Modal dan Orang Antar Bangsa

Arus barang, modal dan orang antara bangsa kian meningkat sejak abad ke-

19 sampai perang dunia ke-1, tetapi memudar pada perang dunia ke-1 dan berlanjut

sampai akhir perang dunia ke-2. namun kemudian sejak abad ini terjadi peningkatan.

3. Model Pertumbuhan Ekonomi

Teori-teori pertumbuhan yang termasuk dalam kajian ini berusaha mengungkapkan

proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan taat asas (konsisten), tetapi sering bersifat

abstrak dan kurang menekankan kepada aspek empiris (historis)-nya dan bersifat deduksi

teoritis. Adapun pendekatan yang dimaksud dan menjadi model pertumbuhan ekonomi

dalam kajian penelitian ini yaitu pendekatan Neo-Keynesian ( model Harrod-Domar ) dan

dari pendekatan Neo Klasik ( Model Solow ).

c. Teori pertumbuhan Harrod-Domar

Teori pertumbuhan ekonomi ini dikembangkan oleh Evsey Domar (

Massachussets Institute of Technology ) dan Sir Roy F. Harrod ( Oxford University )

Teori ini mengembangkan analisis Keynes dengan mamasukkan masalah-masalah

Page 48: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

ekonomi jangka panjang serta menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar

perekonomian bias tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth).

Harrod dan Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di dalam

proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki

investasi. Pertama ia menciptakan pendapatan, dan kedua, ia memperbesar kapasitas

produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Yang pertama dapat

disebut sebagai “dampak permintaan” dan yang kedua “dampak penawaran”

investasi.

Pekerjaan dipertahankan dalam jangka panjang, dengan memperbesar

investasi. Hal ini lebih lanjut memerlukan pertumbuhan pendapatan nyata secara

terus-menerus pada tingkat yang cukup untuk menjamin penggunaan kapasitas secara

penuh atas stok modal yang sedang tumbuh, tingkat pertumbuhan pendapatan yang

diperlukan ini dapat disebut sebagai “tingkat pertumbuhan terjamin” (warranted rate

of growth) atau “tingkat pertumbuhan kapasitas penuh”.

Model yang dibuat oleh Harrod dan Domar didasarkan pada asumsi sebagai

berikut :

1. Ada ekulibrium awal pendapatan dalam keadaan pekerjaan penuh

2. Tidak ada campur tangan pemerintah

3. Model ini bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar negeri

4. Tidak ada kesulitan didalam penyesuaian antara investasi dan penciptaan

kapasitas produktif

5. Kecenderungan menabung rata-rata sama dengan kecenderungan menabung

marginal

Page 49: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

6. Kecenderungan menabung marginal tetap konstan

7. Koefisien modal, yaitu rasio stok modal terhadap pendapatan, diasumsikan tetap

(fixed)

8. Tidak ada penyusutan barang modal yang diasumsikan memiliki daya pakai

seumur hidup

9. Tabungan dan invesatsi berkaitan dengan pendapatan tahun yang sama

10. Tingkat harga umum konstan, yaitu upah uang sama dengan pendapatan nyata

11. Tidak ada perubahan tingkat suku bunga

12. Ada proporsi yang tetap antara modal dan buruh dalam proses produksi

13. Modal tetap dan modal lancar disatukan menjadi modal.

Terakhir di dalam perekonomian itu hanya terdapat satu jenis produk.

Kesemua asumsi ini tidak penting bagi kesimpulan akhir permasalahannya, namun

dimaksudkan untuk menyederhakan analisanya.

Model Domar

Investasi di satu pihak menghasilkan pendapatan dan di pihak lain menaikkan

kapasitas produktif, agar kenaikan pendapatan sama dengan kenaikan di dalam

kapasitas produktif, maka perlu mempererat kaitan antara penawaran agregat dengan

permintaan agregat melalui investasi.

Kenaikan kapasitas produksi; Domar menjelaskan sisi penawaran tersebut

sebagai berikut. Kita anggap laju investasi tahunan adalah I, dan kapasitas produksi

tahunan per dolar modal yang baru ditanam rata-rata sama dengan s (yang

menggambarkan rasio kenaikan pendapatan nyata atau output terhadap kenaikan

Page 50: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

modal output marginal). Jadi kapasitas produktif dolar I yang diinvestasikan adalah

I.s dollar per tahun.

Kenaikan yang diperlukan dalam permintaan agregat; Sisi permintaan

dalam sistem Domar dijelaskan dengan pengali (multiplier) Keynesian. Misalnya

kenaikan rata-rata pendapatan kita nyatakan dengan Y dan kenaikan dalam investasi

dengan I dan kecenderungan menabung dengan α(alpha) (=∆S/∆Y). Maka kenaikan

pendapatan itu akan sama dengan multiplikator (I/α) kali kenaikan dalam investasi.

∆Y = ∆I α1

( 30 )

Ekuilibrium; Untuk mempertahankan tingkat ekulibrium pendapatan pada

pekerjaan penuh, permintaan agregat harus sama dengan penawaran agregat.

Dengan ini kita sampai pada persamaan dasar model tersebut :

∆I α1

= Iσ ( 31 )

Dengan membagi kedua ruas persamaan dengan I dan mengalikannya dengan

σ kita mendapatkan :

ασ=∆I

I ( 32 )

Persamaan ini menunjukan bahwa untuk mempertahankan pekerjaan penuh

laju pertumbuhan investasi autonomous netto (∆I/I) harus sama dengan (MPS kali

produktivitas modal). Inilah batas kecepatan laju investasi yang diperlukan untuk

menjamin penggunaan kapasitas potensial dalam rangka mempertahankan laju

pertumbuhan ekonomi yang mantap pada keadaan pekerjaan penuh. Domar

memberikan contoh angka untuk menjelaskan hal ini.

Page 51: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Model Harrod:

Prof. R.F. Harrod mencoba menunjukkan dalam model bagaimana pertumbuhan

mantap (yaitu ekuilibrium) dapat terjadi dalam perekonomian. Sekali laju

pertumbuhan mantap itu terganggu dan perekonomian jatuh ke dalam dis-

ekuilibrium, kekuatan-kekuatan kumulatif cenderung mengabaikan perbedaan

tersebut yang selanjutnya akan membawanya ke deflasi jangka panjang atau inflasi

jangka panjang.

Model Harrod didasarkan pada 3 (tiga) macam laju pertumbuhan. Pertama,

laju pertumbuhan aktual , dinyatakan dengan G, yang ditentukan oleh rasio

tabungan dan rasio modal-output. Laju ini menunjukkan variasi siklis jangka pendek

dalam laju pertumbuhan. Kedua, laju pertumbuhan terjamin , yang dinyatakan

dengan Gw, yang merupakan laju pertumbuhan pendapatan kapasitas penuh suatu

perekonomian. Terakhir, laju pertumbuhan alamiah (natural growth rate),

dinyatakan dengan Gn, yang oleh Harrod dianggap sebagai “optimum

kesejahteraan”. Ia dapat juga disebut sebagai laju pertumbuhan potensial atau laju

pertumbuhan pekerjaan penuh.

Laju pertumbuhan aktual. Di dalam model Harrod persamaan dasarnya yang

pertama ialah :

GC = S ( 33 )

dimana G merupakan laju pertumbuhan output dalam jangka periode waktu

tertentu dan dapat dinyatakan sebagai ∆Y/Y; C adalah tambahan netto terhadap

Page 52: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

modal yang didefinisikan sebagai rasio investasi terhadap kenaikan pendapatan, yaitu

I/∆Y; dan S adalah kecenderungan menabung rata-rata yaitu S/Y. Dengan

memasukkan rasio-rasio ini kedalam persamaan diatas kita peroleh:

Y

S

Y

Ix

Y

Y =∆

∆ atau

Y

S

Y

I = atau I = S ( 34 )

Persamaan ini hanyalah pernyataan kembali kebenaran bahwa tabungan

expost (aktual, terealisasi) sama dengan investasi expost.

Hubungan di atas terungkap perilaku pendapatan. Sementara S tergantung

pada Y, I tergantung pada tambahan pendapatan (∆Y), yang terakhir tidak lain adalah

prinsip percepatan (akselerasi).

Laju pertumbuhan terjamin; Laju pertumbuhan terjamin, menurut Harrod,

adalah laju pertumbuhan “dimana para produsen merasa puas atas apa yang

dikerjakan”.

Persamaan untuk laju terjamin ini ialah :

Gw Cr = s ( 35 )

dimana Gw merupakan “laju pertumbuhan terjamin” Jadi, Gw dalam hal ini

adalah nilai ∆Y/Y. Cr, atau modal yang dibutuhkan, menunjukkan jumlah modal

yang diperlukan untuk mempertahankan laju pertumbuhan terjamin tersebut yaitu

rasio modal-output yang diperlukan. s adalah sama dengan s dalam persamaan

pertama yaitu S/Y.

Persamaan itu dengan demikian menunjukkan bahwa apabila perekonomian

dimaksudkan untuk maju dengan laju pertumbuhan mantap Gw yang akan

menggunakan kapasitasnya secara penuh,

Page 53: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Asal muasal Dis-ekuilibrium jangka panjang. Bagi pertumbuhan ekuilibrium

pekerjaan penuh, laju pertumbuhan aktual G harus menyamai Gw yaitu laju

pertumbuhan terjamin yang akan memberikan kemajuan mantap kepada

perekonomian tersebut, dan C (barang modal aktual) harus menyamai Cr (barang

modal yang diperlukan bagi pertumbuhan mantap).

Jika G dan Gw tidak sama, perekonomian akan berada dalam disekuilibrium.

Misalnya, jika G melebihi Gw maka C akan lebih kecil daripada Cr. Apabila G >

Gw, timbul kelangkaan. “Akan terjadi kekurangan barang di pasaran dan atau

kekurangan peralatan”. Situasi semacam ini membawa ke arah inflasi jangka panjang

sebab pendapatan aktual berkembang dalam laju yang lebih cepat daripada yang

dimungkinkan oleh pertumbuhan kapasitas produktif perekonomiannya. Ini akan

lebih lanjut membawa ke arah kekurangan barang modal (C < Cr). Dalam situasi

seperti ini Cr, investasi yang diinginkan (direncanakan, dimaksudkan atau ex-ante)

akan lebih besar daripada C, investasi yang terlaksana agregat. Dengan demikian

akan terjadi inflasi kronis.

Pada fihak lain, apabila G lebih kecil daripada Gw, maka C lebih besar

daripada Gr, situasi semacam ini membawa kepada depresi jangka panjang sebab

pendapatan aktual tumbuh lebih lamban daripada apa yang diperlukan oleh kapasitas

produksi perekonomiannya. Ini akan menyebabkan timbulnya ekses barang modal

(C >Cr), yang berarti bahwa investasi yang diperlukan lebih kecil daripada investsi

yang teralisir dan bahwa permintaan agregat mengalami kekurangan penawaran

agregat. Akibatnya ialah jatuhnya output, pekerjaan dan pendapatan. Demikian yang

akan terjadi situasi itu ialah depresi kronis.

Page 54: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Laju pertumbuhan alamiah. Laju pertumbuhan alamiah “adalah laju kemajuan

dimana pertumbuhan penduduk dan perbaikan teknologi berjalan lamban”. Laju ini

tergantung pada variabel-variabel makro seperti penduduk, teknologi, sumber alam

dan peralatan modal. Persamaan untuk laju pertumbuhan alamiah adalah :

Gn . Cr = atau ≠ S ( 36 )

Gn adalah apa yang disebut laju pertumbuhan pekerjaan penuh atau alamiah

tersebut di atas. Perbedaan antara G, Gw, dan Gn

Sekarang bagi pertumbuhan ekuilibrium pekerjaan penuh Gn = Gw = G. Tetapi

keseimbangan ini merupakan “keseimbangan sempurna”. Karena, sekali timbul

perbedaan antara laju pertumbuhan alamiah, terjamin dan aktual, akan tercipta

kondisi stagnasi atau inflasi jangka panjang. Jika G > Gw, investasi meningkat lebih

cepat daripada tabungan. Dan pendapatan naik lebih cepat daripada Gw. Apabila

G < Gw, tabungan naik lebih cepat daripada investasi dan kenaikan pendapatan lebih

kecil daripada Gw. Jadi Harrod menunjukkan bahwa jika Gw > Gn stagnasi sekuler

akan terjadi. Dalam situasi seperti itu Gw juga lebih besar daripada G sebab batas

atas laju aktual ditentukan oleh laju alamiah sebagaimana ditunjukkan dalam gambar

2.12 (A), pada waktu Gw melampaui Gn > Cr dan barang-barang modal menjadi

berlebihan karena buruh langka. Kelangkaan buruh ini menyebabkan laju kenaikan

output tetap ada pada tingkat yang lebih rendah dari pada Gw. Mesin-mesin menjadi

ngangur (idle) dan terjadi ekses kapasitas. Ini lebih lanjut menghambat investasi,

output, pekerjaan dan pendapatan. Laju, perekonomian akan tercengkeram depresi

kronis. Di bawah keadaan seperti ini tabungan merupakan sesuatu hal yang buruk.

Gambar 2.12

Page 55: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Kurve laju pertumbuhan

Apabila Gw < Gn, Gw juga lebih kecil daripada G seperti terlihat dalam

gambar 2.12 (B). Dalam perekonomian seperti itu ada kecenderungan terjadinya

inflasi jangka panjang, jika Gw lebih kecil daripada Gn, C < Cr. Disini barang-

barang modal menjadi langka dan buruh melimpah ruah. Keuntungan begitu tinggi

karena investasi yang teralisir lebih kecil daripada investasi yang direncanakan dan

para pengusaha cenderung untuk meningkatkan stok modal mereka. Ini akan

membawa ke arah inflasi jangka panjang. Dalam situasi seperti itu tabungan

merupakan hal yang baik karena akan memungkinkan laju terjamin tersebut naik.

d. Pendekatan Neo-Klasik

Menurut Solow, keseimbangan yang peka antara Gw dan Gn tersebut timbul

dari asumsi pokok pokok mengenai proporsi produksi yang dianggap tetap, suatu

keadaan yang memungkinkan untuk mengganti buruh dengan modal. Jika asumsi ini

dilepaskan, keseimbangan tajam antara Gw dan Gn juga lenyap bersamanya. Oleh

karena itu Solow membangun model pertumbuhan jangka panjang tanpa asumsi

proporsi produksi yang tetap seperti itu.

Page 56: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Asumsi

Solow membangun modelnya disekitar asumsi berikut :

1. Ada satu komoditi gabungan yang diproduksi

2. Yang dimaksud output ialah output netto, yaitu sesudah dikurangi biaya

penyusutan modal

3. Returns to scale bersifat konstan. Dengan kata lain fungsi produksi adalah

homogen pada derajat pertama

4. Dua faktor produksi buruh dan modal dibayar sesuai dengan produktivitas fisik

marginal mereka

5. Harga dan upah fleksibel

6. Buruh terperkerjakan secara penuhj

7. Stok modal yang ada juga terperkerjakan secara penuh k

8. Buruh dan modal dapat disubstitusikan satu sama lain

9. Kemajuan teknik bersifat netral

Dengan asumsi tersebut, Solow menunjukkan dalam modelnya bahwa dengan

koefisen teknik yang bersifat variabel, rata-rata modal buruh akan cenderung

menyesuaikan dirinya, dalam perjalanan waktu, kearah rasio keseimbangan. Jika

rasio sebelumnya antara mdoal terhadap buruh lebih besar, modal dan output akan

tumbuh lebih lamban daripada tenaga buruh, dan sebaliknya. Analisa Solow berakhir

pada jalur keseimbangan (keadaan mantap) yang berangkat dari sembarang rasio

modal buruh.

Model Solow

Page 57: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Model pertumbuhan neoklasik Solow, mungkin merupakan model

pertumbuhan ekonomi yang paling terkenal. Meskipun dalam hal tertentu model

Solow menggambarkan perekonomian negara maju secara lebih baik daripada

kemampuannya dalam menjelaskan perekonomian negara berkembang. Model ini

menyatakan bahwa secara kondisional, perekonomian berbagai negara akan bertemu

(converge) pada tingkat pendapatan yang sama, dengan syarat bahwa negara-negara

tersebut mempunyai tingkat tabungan, depresiasi, pertumbuhan angkatan kerja, dan

pertumbuhan produktivitas yang sama. Karena itu, model Solow adalah kerangka

dasar bagi penelitian tentang konvergensi antaranegara.

Modifikasi penting dari model pertumbuhan Harrod-Domar (atau model

pertumbuhan AK), adalah model Solow membolehkan substitusi antara model dan

tenaga kerja. Dalam proses produksi, model ini mengasumsikan bahwa terdapat

tambahan hasil yang semakin berkurang dalam penggunaan input-input ini.

Fungsi produksi agregat, Y = F(K,L) mengasumsikan skala hasil yang konstan

(constant returns to scale). Sebagai contoh, dalam kasus khusus yang dikenal sebagai

fungsi produksi Cobb-Douglas pada waktu t didapatkan.

Y(t) = K(t)α(A(t)L(t)1-α ( 37 )

Dimana Y adalah produk domestik bruto, K adalah persediaan modal (yang

dapat mencakup modal manusia maupun modal fisik), L adalah tenaga kerja, dan A(t)

adalah produktivitas tenaga kerja, yang tumbuh selamanya pada tingkat eksogen.

Karena adanya skala hasil yang konstan, jika semua input dinaikkan dengan

jumlah yang sama, katakanlah 10%, maka output akan naik dengan jumlah yang sama

(10% dalam hal ini) Notasinya adalah :

Page 58: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

γY = F(γK, γL) ( 38 )

Di mana γ adalah positif (1,1 jika kenaikannya 10%).

Karena γ dapat berupa angka riil positif berapa pun, sebuah “trik” matematis

yang bermanfaat untuk menganalisis implikasi model tersebut adalah dengan

menetapkan nilai γ = 1 / L, sehingga

Y/L = f(K/L, 1) ( 29 ) atau y = f(k) ( 39 )

Penyederhanaan ini membuat hanya berurusan dengan satu variabel dalam

fungsi produksi. Misalnya, dalam kasus Coba-Douglas.

Y = Akα ( 40 )

Hal ini mencerminkan sebuah cara alternatif mengenai fungsi produksi,

dimana segala sesuatu dihitung dalam kuantitas per tenaga kerja. Persamaan (

40 ) menyatakan bahwa output per pekerja adalah fungsi yang tergantung pada

jumlah modal per tenaga kerja. Semakin banyak jumlah modal yang harus ditangani

masing-masing pekerja, maka semakin banyak pula output yang dapat dihasilkan per

pekerja. Katakanlah angkatan kerja tumbuh pada tingkat sebesar n per tahun, dan

pertumbuhan produktivitas tenaga kerja (yaitu tingkat kenaikan nilai A dalam fungsi

produksi) meningkat sebesar γ. Persediaan modal total tumbuh ketika tabungan

tumbuh lebih cepat dibandingkan depresi, namun modal per tenaga kerja tumbuh

ketika tabungan juga lebih besar dari pada yang diperlukan untuk memasok para

pekerja baru dengan jumlah modal yang sama dengan yang dimiliki pekerja yang

sudah ada.

Gambar 2.13

Ekuilibrium dalam Model Pertumbuhan Solow

Page 59: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Persamaan Solow (Gambar 2.13) menunjukkan rasio pertumbuhan modal

tenaga kerja, k (disebut sebagai pendalaman modal atau capital deepening), dan

menunjukkan bahwa pertumbuhan k tergantung pada tabungan sf(k), setelah

memperhitungkan jumlah modal yang ada per tenaga kerja kepada tenaga kerja baru

neto yang memasuki angkatan kerja, nk, yaitu :

∆k = sf(k) – (δ + n)k ( 41 )

Versi lain dari persamaan Solow juga valid untuk model pertumbuhan yang

lain, seperti dalam model Harrod – Domar.

Untuk penyederhanaan, kita mengasumsikan sekarang bahwa A tetap konstan.

Dalam hal ini, akan terjadi keadaan dimana output dan modal per tenaga kerja tidak

lagi berubah, yang dikenal sebagai kondisi mapan (steady state). (Jika A meningkat,

kondisi yang mengikutinya adalah kondisi di mana modal per pekerja yang efektif

tidak lagi berubah, jika demikian, jumlah pekerja yang efektif meningkat jika A

meningkat, karena jika para pekerja mempunyai produktivitas yang lebih tinggi, hal

ini serupa dengan adanya pekerja tambahan yang mengerjakan pekerjaan tersebut).

Untuk menemukan kondisi mapan ini, ∆k ditetapkan sama dengan 0 :

Page 60: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

sf(k*) = ( + n)k* ( 42 )

Notasi k* berarti bahwa tingkat modal per pekerja ketika perekonomian berada

pada kondisi mapan. Sehingga ekuilibrium ini stabil, seperti yang dapat kita lihat

pada Gambar 2.12

Modal per pekerja k* mencerminkan kondisi mapan, jika k lebih tinggi atau

lebih rendah daripada k*, perekonomian akan kembali ke kondisi mapan tersebut;

sehingga k* merupakan ekuilibrium yang stabil. Stabilitas ini terlihat di dalam peraga

dengan mencatat bahwa disebelah kiri k* , k < k*. Pada peraga, kita lihat bahwa

dalam hal ini, (n+δ)k < sf(k). Ketika (n+δ)k < sf(k), ∆k > 0. Hasilnya, k dalam

perekonomian bergerak menuju titik lihat bahwa ketika (n + d)k > sf(k), k < 0.

Hasilnya, k dalam perekonomian bergerak menuju titik ekuilibrium k*. Dengan

penalaran yang sama, di sebelah kanan k*, (n+d)k > sf(k) dan hasilnya k 0, dan modal

per tenaga kerja menyusut menuju ekuilibrium k*.

Perlu untuk dipertimbangkan apa yang akan terjadi pada model ini jika

meningkatkan tingkat tabungan s. Peningkatan sementara dalam tingkat pertumbuhan

output terjadi ketika k ditingkatkan dengan meningkatkan tingkat tabungan.. Dalam

model Solow, tidak seperti dalam analisis, implikasi kuncinya adalah bahwa

peningkatan s tidak akan meningkatkan pertumbuhan dalam jangka panjang, namun

hanya akan meningkatkan keseimbangan k*. Sehingga, setelah perekonomian

mempunyai waktu untuk menyesuaikan diri, rasio modal-tenaga kerja meningkat, dan

demikian pula rasio output-tenaga kerja, namun bukan tingkat pertumbuhan. Efeknya

terlihat pada Gambar 2.14

Gambar 2.14

Page 61: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Efek jangka panjang dari perubahan tingkat tabungan

Kalau di perhatikan, peningkatan s memang menaikkan output ekuilibrium per

kapita yang tentunya merupakan kontribusi yang sangat bernilai untuk pembangunan.

Dan tingkat pertumbuhan memang naik sementara, seiring dengan meningkatnya

ekuilibrium ke ekuilibrium modal per pekerja yang lebih tinggi. Lebih jauh, simulasi

yang didasarkan pada data antarnegara menyatakan bahwa jika s ditingkatkan,

perekonomian mungkin tidak akan kembali ke setengahnya kondisi mapan selama

berpuluh-puluh tahun. Sehingga, untuk tujuan praktis pembuatan kebijakan di negara

berkembang, bahkan jika model Solow merupakan penggambaran perekonomian

yang akurat, peningkatan tabungan dapat menaikkan tingkat pertumbuhan secara

substansi selama beberapa dekade ke depan.

Akhirnya, adalah mungkin bahwa tingkat tabungan berhubungan secara

positif dengan tingkat kemajuan teknologi itu sendiri, sehingga pertumbuhan A

Page 62: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

bergantung pada s. Hal ini dapat terjadi jika investasi menggunakan modal unggulan

yang lebih baru dan karenanya lebih produktif, jika investasi mencerminkan inovasi

yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan, dan jika

perusahaan yang lain melihat investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dan

menirunya (learning by watching), dan menghasilkan eksternalitas. Hal ini

menyebabkan munculnya sebuah model yang merupakan perpaduan antara model

Solow yang standar dengan model pertumbuhan endogen

c. Teori Pertumbuhan Baru (new growth theory): Pertumbuhan Endogen

Menurut teori neoklasik, rasio modal tenaga kerja yang rendah pada negara-

negara berkembang menjanjikan tingkat pengembalian investasi yang luar biasa

tinggi. Karenanya, reformasi pasar bebas yang dibebankan pada Negara-negara yang

mempunyai banyak utang oleh Bank Dunia dan IMF seharusnya akan memicu

investasi yang lebih tinggi, meningkatkan produktifitas, dan meningkatkan standar

kehidupan. Namun, bahkan setelah menerapkan liberalisasi dalam perdagangan dan

pasar domestik, banyak negara berkembang yang tidak tumbuh atau hanya tumbuh

sedikit dan gagal menarik investasi asing, atau gagal mencegah larinya modal

domestik ke luar negeri. Perilaku aliran modal negara-negara berkembang yang aneh

(dari negara miskin ke negara kaya) turut memicu konsep pertumbuhan endogen

(endogenous growth) atau dengan kata lain yang lebih sederhana, teori pertumbuhan

baru (new growth theory). Teori pertumbuhan baru ini mencerminkan komponen

kunci dari teori pembangunan yang muncul.

Page 63: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Teori pertumbuhan baru tersebut memberikan kerangka teoritis untuk

menganalisi pertumbuhan endogen, yaitu pertumbuhan GNP yang persisten, yang

ditentukan oleh sistem yang mengatur proses produksi dan bukan oleh kekuatan-

kekuatan di luar sistem. Berlawanan dengan teori neoklasik tradisional, model-model

ini menganggap bahwa pertumbuhan GNP merupakan konsekuensi alamiah dari

keseimbangan jangka panjang. Motivasi utama dari teori pertumbuhan baru ini

adalah untuk menjelaskan perbedaan tingkat pertumbuhan antar negara maupun

faktor-faktor yang memberi proporsi lebih besar dalam pertumbuhan yang

diobservasi. Lebih jelasnya lagi teori pertumbuhan endogen berusaha untuk

menjelaskan faktor-faktor yang memberi proporsi lebih besar dalam pertumbuhan

yang diobservasi. Lebih jelasnya lagi, teori pertumbuhan endogen berusaha untuk

menjelaskan faktor-faktor yang menentukan besaran λ, yaitu tingkat pertumbuhan

GDP yang tidak dijelaskan dan dianggap sebagai variabel eksogen dalam perhitungan

teori pertumbuhan neoklasik Solow (residu Solow).

Model pertumbuhan endogen mempunyai kemiripan struktural dengan

model neoklasik, namun sangat berbeda dalam hal asumsi yang mendasarinya dan

kesimpulan yang ditarik darinya. Perbedaan teoristis yang paling signifikan berasal

dari dikeluarkannya asumsi neoklasik tentang hasil marjinal yang semakin menurun

atas investasi modal, memberikan peluang terjadinya skala hasil yang semakin

meningkat (increasing returns to scale) dalam produksi agregat, dan sering kali

berfokus pada peran eksternalitas dalam menentukan tingkat pengembalian investasi

modal. Dengan mengasumsikan bahwa investasi sektor publik dan swasta dalam

sumber daya manusia menghasilkan bahwa investasi sektor publik dan swasta dalam

Page 64: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

sumber daya manusia menghasilkan ekonomi eksternal dan peningkatan

produktivitas yang membalikkan kecenderungan hasil yang semakin menurun yang

alamiah, teori pertumbuhan endogen berupaya menjelaskan keberadaan skala hasil

yang semakin meningkat dan pola pertumbuhan jangka panjang yang berbeda-beda

antarnegara. Dan karena teknologi masih memainkan peran penting dalam model-

model ini, tidak ada perlunya lagi untuk menjelaskan pertumbuhan jangka panjang.

Dalam membandingkan teori pertumbuhan (endogen) yang baru dengan teori

neoklasik tradisional, sangat bermanfaat jika kita mengetahui bahwa banyak teori

pertumbuhan endogen yang dapat dinyatakan oleh persamaan sederhana Y =

AK, seperti yang terdapat dalam model Harrod-Domar. Dalam formulasi ini, A

dianggap mewakili semua faktor yang mempengaruhi teknologi, dan K

mencerminkan modal fisik dan sumber daya manusia. Namun dalam rumus ini tidak

terdapat hasil yang semakin menurun atas modal; sehingga terdapat kemungkinan

bahwa investasi dalam modal fisik dan sumber daya manusia dapat menghasilkan

ekonomi eksternal dan peningkatan produktivitas yang melebihi keuntungan pribadi

dalam jumlah yang cukup untuk membalikkan efek hasil semakin berkurang. Hasil

akhirnya adalah pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan sebuah hasil

yang ditabukan oleh teori pertumbuhan neoklasik tradisional. Sehingga meskipun

teori pertumbuhan baru tersebut menekankan kembali pentingnya tabungan dan

investasi modal manusia untuk mempercepat pertumbuhan, teori ini juga membawa

beberapa implikasi pertumbuhan yang sama sekali berlawanan dengan teori

tradisional. Pertama, tidak terdapat kekuatan yang mengarahkan terciptanya

persamaan tingkat pertumbuhan antar negara yang perekonomiannya tertutup; tingkat

Page 65: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

pertumbuhan nasional tetap konstan dan berbeda antar negara tergantung pada

tingkat pertumbuhan nasional dan tingkat teknologinya. Selanjutnya, tidak terdapat

kecenderungan bahwa level pandapatan perkapita di negara-negara kaya meskipun

tingkat pertumbuhan tabungan dan tingkat pertumbuhan populasinya serupa.

Konsekuensi serius dari fakta ini adalah bahwa resesi yang berlangsung sementara

atau lama disebuah negara dapat menyebabkan semakin melebarnya jurang

pendapatan yang permanent di dalam negara tersebut dan dengan negara-negara lain

yang lebih kaya.

Model Romer

Model Romer dimulai dengan mengasumsikan bahwa proses pertumbuhan

berasal dari tingkat perusahaan atau industri. Setiap industri berproduksi dengan

skala hasil yang konstan, sehingga model tersebut konstan dengan asumsi persaingan

sempurna; dan sampai titik ini asumsinya serupa dengan Solow, namun berbeda

dengan Solow, Romer mengasumsikan bahwa cadangan modal dalam keseluruhan

perekonomian, K , secara positif mempengaruhi output pada tingkat industri,

sehingga terdapat kemungkinan skala hasil semakin meningkat (incerasiung return

to scale – IRS) pada tingkat perekonomian secara keseluruhan.

Cadangan modal setiap perusahan meliputi pengetahuan yang dimilikinya

juga, bagian pengetahuan yang terdapat dalam cadangan modal setiap perusahaan

secara esensial adalah sebuah barang publik (public good), seperti A didalam model

Solow, yang merembes ke perusahaan lain di dalam perekonomian secara instan.

Hasilnya, model ini memperlakukan belajar dari pengalaman (learning by doing)

Page 66: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

sebagai “belajar dari investasi (learning by investing)”. Model Romer dapat dianggap

– endogenisasi – sebagai cara untuk memahami alasan mengapa pertumbuhan

tergantung kepada tingkat investasi. Dalam model yang disederhanakan ini,

berangkat dari sektor rumah tangga, yang merupakan fitur penting dari model

aslinya, untuk memusatkan perhatian pada berbagai masalah yang menyangkut

industrialisasi. Rumusnya dinyatakan sebagai berikut :

Yi = AK αi L α−1

i K β ( 44 )

Diasumsikan kesimetrisan antarindustri untuk menyederhanakan masalah,

sehingga setiap industri akan menggunakan modal dan tenaga kerja pada tingkat

yang sama. Kemudian, diagregasi fungsi produksi :

Y = AK βα + L α−1 ( 45 )

Untuk memperjelas model pertumbuhan endogen, di asumsikan bahwa A

bersifat konstan dan bukan meningkat sepanjang waktu; sehingga pada saat ini

diasumsikan bahwa tidak terdapat kemajuan teknologi. Dengan bantuan sedikit

kalkulus, akan diperhatikan bahwa hasil tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita

di dalam perekonomian akan menjadi :

g – n = β / [1 - α + β] ( 46 )

Di mana g adalah tingkat pertumbuhan output dan n adalah tingkat

pertumbuhan populasi. Tanpa adanya imbasan, seperti dalam model Solow dengan

skala hasil konstan, β = 0, maka pertumbuhan per kapita akan menjadi nol (tanpa

kemajuan teknologi).

Namun Romer mengasumsikan bahwa dengan mengumpulkan ketiga faktor,

termasuk eksternalitas modal, β > 0; sehingga g – n > 0, dan Y / L tumbuh.

Page 67: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

D. Penelitian Terdahulu

1. Ida Bagus Putu Purbadharmaja ( 2002 )

Ida Bagus Putu Purbadharmaja meneliti Implikasi Variabel Pengeluaran dan

Investasi terhadap pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali, Penelitian dilakukan dengan

menggunakan data sekunder berupa data deret waktu dari tahun 1999 sampai dengan

2002. variabel yang berpengaruh nyata terhadap PDRB adalah variabel pengeluaran

dengan nilai t statistik sebesar 19.79 (signifikan), sedangkan variabel yang tidak

mempengaruhi PDRB secara nyata adalah variabel investasi dengan nilai t statistik

sebesar 0.75 (nonsignifikan). Variabel investasi tidak signifikan terhadap PDRB

disebabkan oleh investasi yang dilakukan di Bali tidak efisien.

2. Jamzani Sodik & Didi Nuryadin ( 2005 )

Jamzani Sodik & Didi Nuryadin meneliti Investasi dan pertumbuhan Ekonomi

Regional ( Studi kasus pada 26 Provinsi di Indonesia Pra dan Pasca Otonomi ) bahwa

variabel penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi regional, sehingga bagaimanapun investasi (baik PMA

maupun PMDN) sangat diperlukan oleh suatu daerah untuk tumbuh dan berkembang

sesuai dengan kemampuannya sendiri.

3. Jamzani Sodik ( 2003 )

Jamzani Sodik meneliti Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi

Regional, selama periode penelitian ditemukan bahwa Variabel Investasi Swasta tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan Ekonomi Regional, sedangkan Pengeluaran

Pemerintah ( baik pengeluaran Pembangunan maupun Pengeluaran Rutin ) berpengaruh

Page 68: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional. Ini mengindikasikan bahwa Pengeluaran

Pembangunan sangat diperlukan oleh suatu daerahuntuk tumbuh dan berkembang

sesuai kemampuan sendiri. Variabel Keterbukaan Ekonomi ( ekspor netto ) memiliki

hubungan yang konsisten dengan teori ( baik sebelum maupun sesudah otonomi daerah

) tetapi tidak signifikan. Sekaligus menunjukkan bahwa keterbukaan perekonomian

suatu daerah belum berperan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi regional.

Variabel angkatan kerja berpengaruh signifikan dengan tanda negative untuk

tahun1993-2003 dan tahun 1998- 2000 ( sebelum era otonomi ) ini menunjukkan bahwa

daerah belum bias menyerapangkatan kerja tang ada di daerah tersebut sehingga bias

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Sedangkan untuk periode 2001-

2003 ( setelah otonomi daerah ) variable ini tidak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi regional.

4. Waloejo Wirjo Wijono (2005)

Waloejo Wirjo Wijono meneliti Mengungkap Sumber-sumber Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia Dalam Lima Tahun Terakhir yang bersifat diskriptif, dengan

kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut: Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor

industry pengolahan ( yang bersifat padat modal serta tehnologi tinggi ) menjadi

penyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh sector keuangan

dan jasa serta sector pertanian. Begitu pula belanja konsumsi swasta menyumbang

terbesar dari sisi pengeluaran dari pada pembetukan modal tetap domestic , dengan

kecenderungan semakin merurunnya foreigh direct investment . Pertumbuhan ekonomi

Page 69: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

ternyata juga banyak didorong oleh factor eksternal yang terlihat pada tingginya

kandungan impor yang digunakan olek sector industry dalam proses produksinya.

5. Makmun dan Akhmad Yasin ( 2002 )

Makmun

dan Akhmad Yasin meneliti Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja

Terhadap PDB Sektor Pertanian. Dalam Pembahasan ini, data yang dipakai adalah data

time series periode 1980-2002 yang merupakan data sekunder dari BPS. Dari hasil

perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh investasi dalam sektor pertanian

dan krisis ekonomi pada pertengahan 1997 terhadap perkembangan PDB signifikan,

sedangkan pengaruh tenaga kerja tidak sinifikan. Dilihat dari jenis investasinya,

pengaruh PMDN signifikan, sedangkan untuk PMA tidak signifikan. Model juga

menjelaskan bahwa variasi perubahan PDB sektor pertanian 91,70 persen (untuk model

pertama) dan 91,20 persen (untuk model kedua) dipengaruhi variabel investasi, tenaga

kerja dan krisis ekonomi. Tidak signifikannya pengaruh tenaga kerja terhadap PDB

sektor pertanian bahkan koefisien ini bertanda negatif menunjukkan bahwa

produktivitas tenaga kerja sangat rendah, sehingga penambahan jumlah tenaga kerja

tidak berdampak pada peningkatan produksi. Hal ini sejalan pula dengan tingkat

efisiensi (return on scale) menurun, karena β1+β

2+β

3+β

4 < 1.

6. Victor Siagian ( 2004)

Victor Siagian meneliti Analisa sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Filipina

periode :1994-2003, variable pengukuran yang diteliti adalah meliputi;Tingkat

Page 70: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

pertumbuhan ekonomi sebagai variable dependen, sedang variaberl independennya

adalah; ekspor barang, impor barang, realisasi investasi swasta asing, investasi swasta

domestic yang disetujui, tabungan pemerintah dan swasta, aliran netto utang luar negri

pemerintah dan swasta, utang pemerinyah pusat pada pinjaman dalam negri, dan

pengeluaran pemerintah. Metode analisis dengan menggunakan Error Correction Model

( ECM ), dengan hasil penelitian sebagai berikut ; 1. Dalam jangka panjang, kontribusi

positif dan signifikan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Filipina diberikan

oleh variabel: ekspor, impor, investasi dalam negri, tabungan, dan pengeluaran

pemerintah. 2. kontribusi positif dan tidak signifikan dampaknya terhadap pertumbuhan

ekonomi Filipina diberikan oleh variable investasi asing. 3. Variabel utang luar negri

dan utang dalam negri berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Filipina

namun tidak signifikan.

E Kerangka Pemikiran

Berdasarkan dari landasan teori yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini bekerja

dengan kerangka pemikiran bahwa Investasi dan Tenaga Kerja secara individual maupun

secara bersama-sama berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB

).

Gambar 2.15

Page 71: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Gambar Kerangka Pemikiran PDRB

Keterangan :

Untuk memberikan arahan yang jelas dalam memecahkan masalah, perlu disusun

suatu kerangka pemikiran sebagai dasar yang dipakai dalam menganalisa data.

Adapun kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut : Investasi merupakan salah

satu komponen faktor produksi sehingga perubahan jumlah investasi akan mempengaruhi

tingkat produksi. Pengadaan peralatan dan bahan baku akan meningkatkan stok modal secara

fisik (yaitu nilai riil “netto” atas seluruh barang modal produktif secara fisik) dan hal ini jelas

memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang. Kegiatan investasi

bertujuan untuk meningkatkan akumulasi modal dimana akumulasi modal akan menambah

sumber daya baru atau meningkatkan kualitas sumber daya yang sudah ada. (Todaro, 2000 )

Perubahan kuantitas tenaga kerja akan berpengaruh pada tingkat produksi karena

tenaga kerja merupakan salah satu komponen dari faktor produksi. Bila kuantitas tenaga

kerja meningkat, maka hasil produksi (PDB) akan meningkat pula.

Investasi

PDRB

Tenaga Kerja

Page 72: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Dari kerangka pemikiran tersebut di atas maka dapat dijelaskan bahwa investasi dan

Tenaga Kerja ternyata dapat mempengaruhi PDRB baik secara individual ataupun secara

bersama-sama.

F. Hipotesis

Adapun pengertian dari hipotesis adalah suatu pernyataan yang harus diuji

kebenarannya (Djawanto, PS dan Pangestu Subagyo, 1998). Maka hipotesis masih bersifat

sementara dan masih harus diuji kebenarannya melalui pengumpulan dan penganalisaan data.

Dalam penulisan ini, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut bahwa:

1. Investasi diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Provinsi Jawa

Tengah

2. Tenaga Kerja diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Provinsi Jawa

Tengah.

3. Investasi dan Tenaga Kerja secara bersama-sama diduga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah.

Page 73: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi literatur yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh

Investasi dan Tenaga kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Provinsi

Jawa Tengah tahun 1986 – 2008. Pokok-pokok pikiran yang ada didasarkan pada teori,.

penggalian data, dan referensi dari berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang

akan dilakukan penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang

diambil dari laporan, dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang dikeluarkan oleh instansi

Page 74: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

atau badan-badan tertentu. Data sekunder tersebut diperoleh dari BPS, dan sumber-sumber

lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah; Investasi, Tenaga Kerja, dan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) dari Provinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah

data berskala 23 yaitu tahun 1986 – 2008. Data diambil dari Badan Pusat Statistik Provinsi

Jawa Tengah.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan analisis mengenai Pengaruh Investasi, dan Tenaga Kerja

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah, selama tahun

1986 – 2008. Penelitian ini sengaja mengambil obyek di Provinsi Jawa Tengah, karena

Provinsi Jawa Tengah merupakan Provinsi yang mempunyai laju pertumbuhan tertinggi

pada tahun 2008 ( Statistik Indonesia ).

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah pernyataan tentang definisi, batasan, pengertian dan

pengambilan variabel dalam penelitian.

1.Variabel Dependen

Variabel terikat (Y) disini adalah Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )

Provinsi Jawa Tengah. yaitu total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di

Daerah Provinsi Jawa Tengah. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) di sini

mewakili pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah yang dihitung dengan

Page 75: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

menggunakan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan, tahun dasar yang digunakan

adalah tahun 2000 dan dinyatakan dalam jutaan rupiah. Data PDRB diambil dari Jawa

Tengah Dalam Angka dan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Provinsi

Jawa Tengah terbitan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. ( beberapa edisi).

2. Variabel Independen, dibedakan menjadi 2 variabel :

a). Investasi

Variabel ini diukur dengan tingkat pembentukan modal tetap bruto yang

terjadi di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung dengan menggunakan perhitungan

dasar harga konstan, tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000 dan dinyatakan

dalam jutaan rupiah. Data investasi diambil dari Jawa Tengah Dalam Angka dan

Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Provinsi Jawa Tengah terbitan Badan

Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. ( beberapa edisi).

b). Tenaga Kerja

Variabel ini diukur dengan jumlah tenaga kerja usia 10 tahun. sampai dengan

65 tahun yang ikut memproduksi barang dan jasa (sudah bekerja) yang terdapat di

Provinsi Jawa Tengah dan dinyatakan dalam jiwa. Data Tenaga Kerja diambil dari

Jawa Tengah Dalam Angka terbitan Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. ( beberapa

edisi)

D. Teknik Analisis Data

Alat analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan alat yang disebut dengan

regresi, yaitu suatu model yang menyatakan suatu hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen dalam persamaan matematik. Karena pada penelitian ini variabel

Page 76: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

independen berjumlah lebih dari satu maka alat analisis yang digunakan adalah analisis

regresi berganda. Pengertian linier dalam hal ini adalah bila penyajian variabel independen

dan parameternya hanya satu indeks dan tidak dikalikan atau dibagi dengan variabel atau

parameter lain

Fungsi regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ln Y = β1 + β2 Ln X1 + β3 Ln X2 + e1 (48)

Dimana :

Y = PDRB

X1 = Investasi

X2 = Tenaga Kerja

Β1 = Konstanta

β2, β3 = Koefisiensi regresi x1 dan x2

e1 = Variabel pengganggu, wakil semua pengaruh yang timbul dari

variabel terikat akibat kesalahan peneliti

1. Uji Statistik

Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independent dalam

mempengaruhi variabel dependen, digunakan uji t test. Uji t test akan dilakukan untuk

membuktikan hipotesis yang diambil.

Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ho : β1 = O : tidak pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen

secara individual

Page 77: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Ha : β1 ≠ 0 : ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen

secara individual

a. Uji t

Yaitu pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (x1, x2 dan x3) terhadap

variabel terikat (Y) secara parsial atau individu. Menurut Gujarati (1995)

Dengan langkah :

1). t hitung = ( )ββ

SE (49)

Dimana :

β = Nilai masing-masing koefisien regresi

SE (β) = Standar error untuk masing-masing koefisien regresi

2). Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05 dengan

derajat kebebasan (n-k-1), karena pengujian dua sisi maka pada penentu t tabel

menggunakan 2a = 0,025

Dimana :

n = Jumlah pengamatan

k = jumlah variabel

3). Ho : β1, β2, = 0 (secara parsial, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap

variabel terikat)

Ha : β1, β2, ≠ 0 (paling tidak salah satu variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat)

4). Uji t dipergunakan untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak dengan

ketentuan sebagai berikut :

Page 78: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

a). Jika t hit > t tabel, atau t hit > - t tabel, maka Ho diterima dan ditolak. Berarti

signifikasi atau variabel independen yang diuji secara nyata berpengaruh

terhadap variabel dependent.

b). Jika t hit < t tabel atau t hit < -t tabel, maka Ho diterima dan ditolak. Berarti

signifikasi atau variabel independ yang diuji secara nyata tidak berpengaruh

terhadap variabel dependent dengan = 0,05

Gambar 3.1

Daerah terima dan daerah tolak uji t

Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak -1( 2

a ; n –k) 1(2a ; n – k)

b. Uji F

Yaitu pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (x1, x2 dan x3) terhadap

variabel terikat (Y) secara bersama-sama. Menurut Gujarati (1995)

Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1). F hitung :

F = ( )

( ) ( )1/1

1/2

2

−−−−

KnR

KR (50)

Dimana :

R2 : Koefisien determinan

K : Jumlah variabel independent

N : Jumlah data atau sampel

Page 79: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

2). Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi sebesar 0,05 dengan

derajat kebebasan (df) pembilang (k-1) dan penyebut (n-k). Df = k – 1 ; n – k

3). Ho : β1, β2, = 0 (tidak ada pengaruh secara bersama-sama, antara variabel terikat

dengan variabel bebas)

Ha : β1, β2, ≠ 0 (ada pengaruh secara bersama-sama, antara variabel terikat

dengan variabel bebas)

4). Uji F ini dipergunakan untuk mempengaruhi apakah Ho diterima dan ditolak

dengan ketentuan sebagai berikut :

a). Apabila Fhit > Ftabel, maka Ho ditolak dan diterima berarti signifikansi/variabel

independent secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel dependent

b). Apabila Fhit < Ftabel, maka Ho, ditolak dan diterima berarti tidak signifikan

variabel independent secara keseluruhan tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Gambar 3.2.

Daerah terima dan daerah tolak uji F

Ho diterima Ho ditolak

F(α ; k – 1 : n – k)

c. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengukur kebaikan dari model regresi maka diperlukan perhitungan

determinasi (R2), yaitu angka untuk persentase total variasi variabel dependent yang

dapat dijelaskan variabel independent dalam model.

Page 80: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

2. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinaritas

Variabel bebas terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya atau dengan

kata lain, suatu variabel bebas merupakan tugas linier dari variabel bebas lainnya.

Cara paling mudah untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas aalah

dengan metode Auxillary Regresi, yaitu dengan melihat nilai R2 dan nilai r2. Apabila

dari hasil pengujian statistik diperoleh r2 < R2 berarti tidak ada multikolinieritas,

sedangkan jika r2 > R2 berarti terjadi multikolinieritas.

b. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang

mempunyai varian yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam

sampel kecil maupun besar tapi masih tetap tidak bias dan konsisten

Salah satu cara untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas adalah dengan

uji Park. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) Dari hasil regresi OLS akan diperoleh nilai residualnya

2) Nilai residual dikuadratkan, lalu diregresikan dengan variabel bebas sehingga

diperoleh persamaan sebagai berikut :

e1 = α1X1 + α2X2 (51)

Hasil regresi tahap dua dilakukan uji t

Jika signifikan maka terjadi masalah heteroskedastisitas, sedangkan jika tidak

signifikasi maka tidak terjadi masalah heteroskedentisitas dalam model tersebut.

a. Autokolerasi

Page 81: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan percobaan

d(darbin-Watson test).

D =

∑∑ −

21

1111

e

ee (52)

Gambar 3.3.

Autokorelasi

Ragu-ragu Ragu-ragu

Autokorelasi Autokorelasi Positif Negatif

Tidak ada autokorelasi

0 dL dU 2 4 – dU 4 – dL 4

Dengan Ho : tidak ada serial autokorelasi antara dua ujungnya baik yang positif

maupun negatif, sehingga jika :

0 < d < dL : menolak Ho 4-dL < d < 4 : menolak Ho

dU < d < 4 – dU : menerima Ho dL < d < dU atau 4 – dU < d < 4-dL: tidak

meyakinkan

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Page 82: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

A. Keadaan Wilayah

1. Keadaan Geografis

a. Letak Geografis

Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi di Pulau Jawa, yang letaknya diapit oleh

dua provinsi besar yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. Letaknya antara 5o40’ dan

8o30’ LS dan antara 108o30’ dan 111o30’ BT (termasuk Pulau Karimunjawa). Jarak

terjauh dari barat ke timur adalah 263 km dan dari utara ke selatan 226 km (tidak

termasuk Pulau Karimunjawa). Batas-batas wilayah Jawa Tengah adalah :

Sebelah utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : DI Yogyakarta dan Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat

Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur

Provinsi Jawa Tengah terbagi ke dalam 35 Daerah Provinsi dan Kota yaitu 6

Daerah Kota dan 29 Daerah Kabupaten dengan 352 Kecamatan, yang meliputi 8.530

Desa dan 606 Kelurahan.

b. Sumber Daya Alam

1). Iklim dam Suhu Udara

Provinsi Jawa Tengah memiliki dua musim yaitu musin kemarau dan musim

hujan. Menurut Stasiun Klimatologi Klas I Semarang, suhu rata-rata Jawa Tengah

tahun 1999 berkisar antara 18oC sampai dengan 28oC. Tempat-tempat yang

letaknya dekat pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi, sedangkan

untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi dari 74 % sampai 95%.

Page 83: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Jumlah curah hujan dalam satu tahun sebesar 200 mm, sehingga Jawa

Tengah termasuk beriklim basah. Jumlah curah hujan rata-rata bulanan di Bagian

Dataran Rendah Utara minimum 3 mm dan maksimum 663 mm, sedangkan di

Bagian Dataran Rendah Selatan minimun 8 mm dan maksium 207 mm.

2). Keadaan Alam

Provinsi Jawa Tengah memiliki relief yang beraneka ragam. Daerah

pegunungan dan dataran yang membujur sejajar dengan panjang Pulau Jawa, daerah

dataran rendah yang hampir tersebar diseluruh Jawa Tengah serta daerah pantai

yaitu pantai utara dan selatan.

Ditinjau dari sisi topografinya Jawa Tengah mempunyai relief yang

beragam meliputi daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi. Diukur dari

permukaan laut, Jawa Tengah dapat dibedakan atas empat golongan ketinggian,

yaitu :

� 0 – 9 meter meliputi wilayah seluas 53.3 persen

� 100 – 499 meter meliputi wilayah seluas 27.4 persen

� 500 – 999 meter meliputi wilayah seluas 14.7 persen

� 1000 meter keatas meliputi wilayah seluas 4.6 persen

Dari kemiringannya Jawa Tengah juga dibedakan menjadi empat golongan

derajat kemiringan, yaitu :

� 0o – 2o meliputi wilayah seluas 41,3 persen

� 3o – 15o meliputi wilayah seluas 27,7 persen

� 16o – 39o meliputi wilayah seluas 21,2 persen

Page 84: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

� 4o keatas meliputi wilayah seluas 4,8 persen

Luas lahan yang terdapat di Jawa Tengah 64 persen dapat dibudidayakan

secara tidak terbatas sesuai dengan ketinggiannya, sedangkan 21,1 persen luas

lahan hanya dapat dibudidayakan dengan perlakuan khusus.

3). Hutan

Kelestarian hutan sangat penting artinya bagi kehidupan. Banyak manfaat

yang dapat diambil dari hutan antara lain sebagai pencegah bahaya banjir, pencegah

polusi, habitat flora dan fauna, selain itu dapat diambil hasil hutannya dan secara

umum adalah sebagai penyeimbang lingkungan.

Menurut Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah luas di Jawa Tengah adalah

646.831,93 ha atau kurang lebih 28,80 persen dari luas wilayah Jawa Tengah,

dimana 41.739,12 ha berfungsi sebagai hutan lindung 604.255,69 ha sebagai hutan

produksi dan 867,12 ha sebagai hutan suaka alam dan wisata.

4). Gunung

Jumlah gunung di Jawa Tengah relatif banyak dan empat diantaranya masih

aktif, artinya gunung tersebut sewaktu-waktu masih mengeluarkan lava atau gas

beracun. Gunung-gunung yang masih aktif tersebut adalah :

� Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten

Klaten, Kabupaten Magelang dan Daerah Istimewa Yogyakarta

� Gunung Slamet yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyumas, Kabupaten

Banjarnegara, Kabupaten Brebes dan Tegal

� Gunung Sindoro yang terletak di perbatasan Kabupaten Temanggung dan

Kabupaten Wonosobo

Page 85: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

� Pegunungan Dieng yang terletak di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan

Kabupaten Pekalongan.

c. Luas Wilayah

Luas daerah Provinsi Jawa Tengah adalah 32.547 km2 atau sekitar 25,04 persen

dari luas Pulau Jawa (1,70 persen dari luas Indonesia). Wilayah terluas adalah

Kabupaten Cilacap yaitu sebesar 2.138,51 Km2, dan yang terkecil adalah Kota

Magelang dengan luas 18,12 Km2.

2. Keadaan Penduduk

Penduduk memiliki fungsi ganda di dalam perekonomian. Dalam konteks pasar,

penduduk berada di sisi permintaan sekaligus di sisi penawaran. Pada sisi permintaan

penduduk adalah konsumen, sumber permintaan akan barang-barang dan jasa. Sedangkan

di sisi penawaran penduduk adalah produsen, misalnya sebagai pengusaha atau tenaga

kerja. Dalam konteks pembangunan, pandangan terhadap keberadaan penduduk terpecah

menjadi dua yaitu penduduk pemacu pembangunan. Namun demikian, apakah penduduk

merupakan pemacu atau penghambat pembangunan, persoalannya bukan semata-mata

terletak pada besar/kecil jumlahnya, akan tetapi tergantung pada kapasitas penduduk

tersebut, baik selaku konsumen ataupun produsen (Dumairy, 1997 : 68).

Tabel 4.1.

Jumlah, Kepadatan dan LPP Jawa Tengah

Tahun 1980, 1990, 2000 dan 2008

Page 86: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Keterangan 1980 1990 2000 2008

Jumlah (juta jiwa) 25,37 28,52 30,78 32.62

Laki-laki (juta jiwa) 12,47 14,08 15,25 16.19

Persentase (laki-laki) 49,15 49,37 49,55 49,63

Perempuan (juta jiwa) 12,9 14,44 15,52 16.43

Persentase (perempuan) 50,85 50,63 49,63 50,37

10 tahun ke atas(juta jiwa)

23,46 21,87 25,12 27.10

Berlanjut ke halaman 72 …………Lanjutan Tabel 4.1

Persentase (10 tahun ke atas)

92,47 76,68 81,61 83.07

10 tahun ke bawah (juta jiwa)

1,91 6,65 5,66 5,52

Persentase (10 tahun ke bawah)

7,53 23,32 18,39 16.93

Kepadatan (Jiwa per km2)

745 834 918,98 1002.53

Pertumbuhan(persen) 1,18 0,75 1,24 0.55

Penduduk Pulau Jawa (juta jiwa)

91,27 107,53 121,20 132.86

Sumber : Jawa Tengah dalam Angka (beberapa edisi)

Dari Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa Provinsi Jawa Tengah memiliki

penduduk dalam jumlah yang besar. Jumlah penduduk Jawa Tengah berdasarkan Jawa

Tengah Dalam Angka 2009 adalah sebesar 32.626.400 jiwa. Jumlah ini setara dengan 25

persen penduduk Pulau Jawa atau 15 persen jumlah penduduk Indonesia sehingga Jawa

Tengah menempati urutan ketiga Provinsi yang memiliki penduduk terbesar dari seluruh

Provinsi di Pulau Jawa. Jumlah penduduk tahun 2008 menunjukkan peningkatan yang

sangat besar bila dibandingkan pada tahun 2000 dimana penduduk Jawa Tengah adalah

30,78 juta jiwa dan pada tahun 2008 berjumlah 32.62 juta jiwa.

Page 87: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Pertumbuhan penduduk Jawa Tengah pada tahun 2008 adalah 0.55 persen

dimana pada tahun 2007 penduduk Jawa Tengah berjumlah 32.380.3000 jiwa. Angka

pertumbuhan ini relatif lebih besar jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada

tahun 2007 yang besarnya 0.52 persen.

Dalam perspektif jenis kelamin, proporsi penduduk perempuan lebih besar

dibandingkan dengan penduduk laki-laki, dimana di tahun 2008 persentase jumlah

penduduk perempuan adalah sebesar 50,37 persen sedangkan persentase jumlah

penduduk laki-laki adalah 49,63 persen. Sedangkan pada tahun 2000 penduduk Jawa

Tengah menunjukkan persentase penduduk perempuan adalah sebesar 50,37 persen dan

persentase penduduk laki-laki adalah 49,63 persen. Pada tahun 1990 proporsi penduduk

perempuan sebesar 50,63 persen dan proporsi penduduk laki-laki adalah 49,37 persen.

Selain memiliki masalah tentang besarnya jumlah penduduk, Jawa Tengah juga

menghadapi masalah sebaran penduduk yang tidak merata. Ketidakmerataan jumlah

penduduk antar wilayah menimbulkan masalah urbanisasi. Urbanisasi dalam jumlah besar

akan menimbulkan masalah bagi kota yang didatangi, yang antara lain menyangkut

penyediaan lapangan kerja, permukiman, kriminalitas dan masalah-masalah sosial

lainnya. Kepadatan penduduk dapat diperoleh dengan membagi jumlah penduduk dengan

luas wilayah. Kepadatan penduduk cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah

penduduk.

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi dengan tingkat kepadatan

penduduk yang tinggi dimana 15 persen penduduk Indonesia tinggal di Jawa Tengah.

Kepadatan penduduk tiap tahunnya terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk tiap tahunnya. Pada tahun 1980 kepadatan penduduk tercatat 745 jiwa per km2,

Page 88: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

tahun 1990 nilainya meningkat menjadi 834 jiwa per km2 dan pada tahun 2000 tercatat

rata-rata sebesar 918 jiwa setiap kilometer persegi dan pada tahun 2008 tercatat rata-rata

sebesar 1002 jiwa setiap kilometer persegi. Kepadatan penduduk di wilayah kota secara

umum lebih tinggi dibandingkan di wilayah Provinsi (lihat tabel 4.2), wilayah terpadat

terdapat di wilayah Kota Surakarta yaitu sekitar 11.876 orang setiap km2 dengan jumlah

penduduk sebesar 522.935 jiwa atau 1,6 persen dari jumlah penduduk Jawa Tengah.

Sedangkan wilayah dengan angka kepadatan terkecil di Kabupaten Blora yaitu sekitar

465 orang setiap km2 dengan jumlah penduduk sebesar 835.160 jiwa atau 2,6 persen dari

jumlah Jawa Tengah. Laju pertumbuhan penduduk terkecil adalah di Kabupaten Cilacap

yaitu 0.22 persen , angka pertumbuhan penduduk terbesar di Jawa Tengah yaitu Kota

Magelang yaitu sebesar 1.84 persen.

Tebel 4.2.

Jumlah Penduduk, Kepadatan dan LPP Jawa Tengah Tahun 2008

Kabupaten / Kota Jumlah (jiwa)

Pertumbuhan

( % )

Pertambahan Penduduk

Kepadatan

Cilacap 1626795 0.22 3619 760 Banyumas 1503262 0.49 7281 1132 Purbalingga 828125 0.76 6255 1064 Banjarnegara 869777 0.65 5629 813 Kebumen 1215801 0.59 7085 947 Purworejo 722293 0.40 2897 697 Wonosobo 757746 0.44 3299 769 Magelang 1170894 0.83 9616 1078 Jawa Tengah 938469 0.62 5771 924 Klaten 1133012 0.37 4160 1728 Sukoharjo 826699 0.86 7078 1171

Berlanjut ke halaman 88

…Lanjutan Tabel 4.2

Wonogiri 982730 0.27 2598 539 Karanganyar 812423 0.86 6961 1052 Sragen 860509 0.31 2665 909

Page 89: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Grobongan 1336322 0.75 9908 676 Blora 835160 0.39 3251 465 Rembang 575640 0.48 2761 567 Pati 1171605 0.34 3984 785 Kudus 786269 1.48 11431 1849 Jepara 1090839 1.60 17208 1086 Demak 1034286 0.87 8898 1152 Semarang 911223 1.20 10803 962 Temanbgung 707707 0.98 6862 813 Kendal 952011 1.48 13896 949 Batang 682561 0.54 3652 865 Pekalongan 851700 0.89 7472 1018 Pemalang 1375240 1.20 16288 1359 Tegal 1415625 0.38 5335 1609 Brebes 1788687 0.72 12748 1079 Kota Magelang 134615 1.84 2438 7429 Kota Surakarta 522935 1.04 5378 11876 Kota Selatiga 178451 2.15 3752 3369 Kota Semarang 1511236 1.52 22591 4044 Kota Pekalongan 275241 0.69 1899 6121 Kota Tegal 240502 0.27 642 6973

Sumber : Jawa Tengah dalam Angka 2009 diolah.

3. Kondisi Perekonomian

Data mengenai PDRB dan Investasi yang diwujudkan dalam Pembentukan

Modal Tetap Domestik Bruto. serta data Tenaga Kerja diperoleh dari Badan Pusat

Statistik Provinsi Jawa Tengah. Seluruh nilai PDRB dan Investasi, telah dideflasikan

dengan indeks harga konstan tahun dasar tahun 2000.

a. Perkembangan PDRB

Nilai PDRB Jawa Tengah selama periode tahun 1986 sampai dengan 2008

cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5.27

persen. Angka pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2000 yaitu sebesar 19.13

persen dari Rp. 96278664 juta di tahun 1999 menjadi Rp. 114701304 juta. Krisis

moneter yang dimulai pada pertengahan 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian

Jawa Tengah mengalami saat paling buruk sepanjang satu dasa warsa terakhir.

Page 90: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

PDRB mengalami laju pertumbuhan negatif yaitu sebesar 11,74 persen dari Rp.

105407654 juta ditahun 1997 menjadi Rp. 93030052 juta di tahun 1998. Pada tahun

1999 perekonomian sedikit mengalami perbaikan yang ditandai dari nilai PDRB

yang tumbuh 3,5 persen dari Rp. 98030052 juta di tahun 1998 menjadi Rp. .

96278664 juta.

Tabel 4.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 1986-2008

( Dalam Jutaan Rupiah )

NO TAHUN

BERDASARKAN BERDASARKAN PERTUM

HARGA DASAR HARGA BUHAN

TAHUN 1983

TAHUN 1993 TAHUN 2000 BERLAKU PDRB

1 2 3 4 5 7 9

1 1986

9.459.721,30 21.686.498,75 53.000.962,36 11.492.261,66

2,2925093

2 1987

10.016.163,95 183.156.327,26 447.626.964,66 13.593.745,27

18,29

3 1988

10.652.347,73 221.691.173,60 541.804.635,50 16.422.805,51

20,81

4 1989

11.340.444,99 156.705.199,80 382.981.434,40 18.692.151,22

13,82

5 1990

12.134.025,95 194.559.074,90 475.494.837,92 21.689.283,14

16,03

6 1991

13.002.587,13 257.252.159,61 628.714.306,96 25.980.440,64

19,78

7 1992

13.969.999,53 226.927.465,33 554.601.929,53 30.200.680,97

16,24

8 1993

14.821.710,71 33.978.909,16 83.043.136,96 33.978.909,16

12,51

9 1994 36.145.114,48 88.337.258,80 39.303.565,03 15,67

10 1995 39.013.952,64 95.348.588,06 46.586.032,91 18,53

11 1996 41.862.203,72 102.309.603,31 52.505.360,63 12,71

12 1997 43.129.838,90 105.407.654,55 60.296.426,87 14,84

Berlanjut ke halaman 90

………Lanjutan Tabel 4.3

13 1998 38.065.273,35 93.030.052,65 84.610.222,51 40,32

14 1999 39.394.513,74 96.278.664,64 101.509.193,76 19,97

15 2000 46.932.538,43 114.701.304,81 114.701.304,81 13,00

16 2001 118.816.400,29 133.227.558,11 16,15

17 2002 123.038.541,13 151.968.825,74 14,07

18 2003 129.166.462,45 171.881.877,04 13,10

19 2004 135.789.872,31 193.435.263,05 12,54

20 2005 145.051.213,88 234.435.323,30 21,20

21 2006 150.682.654,75 281.996.709,11 20,29

Page 91: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

22 2007 151.362.625,34 312.428.807,09 10,79

23 2008 167.790.369,84 362.938.708,25 16,17

Sumber: Jawa Tengah dalam Angka dan PDRB Jawa Tengah diolah ( beberapa edisi ) b. Perkembangan Investasi

Nilai investasi yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 1986 sampai

dengan tahun 2008 hampir selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya dengan rata-

rata pertumbuhan sebesar 8,08 persen. Pertumbuhan investasi tertinggi dicapai pada

tahun 2008 yaitu sebesar 16.20 persen dari Rp. 55,161,025.48 juta menjadi Rp.

67,171,292.57 juta. Hal ini menunjukkan terciptanya kondisi yang mendukung bagi

kegiatan investasi di Provinsi Jawa Tengah pada saat itu. Dalan beberapa kurun

waktu, yaitu antara tahun 1997 s/d 1999, 2001, dan 2005 nilai investasi mengalami

penurunan , hal ini disebabkan oleh situasi politik yang kurang kondusif.

Tabel 4.4

Pembetukan Modal Tetap Provinsi Jawa Tengan Tahun 1986-2008 ( Dalam Jutaan Rupiah )

NO TAHUN

BERDASARKAN INV BERDASARKAN HASIL

HARGA DASAR PERT. HARGA DEFLATOR

TAHUN 1983 TAHUN

1993

TAHUN

2000 ( % ) BERLAKU

1 2 3 4 5 6 7 8

1 1986 1,803,313.73 2,287,717.03

10,550,682.52

2 1987 1,724,794.81 (0.02) 2,555,276.66

10,548,862.69

3 1988 1,983,300.68 9.48 3,177,939.16

11,549,122.23

Page 92: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

4 1989 2,157,027.31 9.89 3,733,459.08

12,690,759.68

5 1990 2,418,138.98 10.61 4,478,539.18

14,037,879.59

6 1991 2,768,823.96 10.22 5,517,888.00

15,472,537.89

7 1992 3,068,466.85 8.74 6,491,537.19

16,824,130.15

8 1993

7,499,519.12 8.94 7,499,519.12

18,328,534.05

9 1994

8,646,098.98 12.22 9,151,738.67

20,569,113.94

10 1995

9,202,415.49 3.81 10,432,268.67

21,351,938.04

11 1996

10,008,798.84 9.15 11,960,812.49

23,306,305.61

12 1997

9,276,563.74 (5.75) 12,565,527.25

21,966,521.47

13 1998

7,795,292.13 (8.80) 18,221,031.66

20,034,264.00

14 1999

6,189,368.22 (13.2) 18,326,349.73

17,382,036.19

15 2000

19,443,890.34 11.86 19,443,890.34

19,443,890.34

16 2001

17,210,016.59 (1.31) 21,515,843.51

19,188,485.56

17 2002

17,846,043.00 2.92 24,392,021.63

19,748,515.80

18 2003

19,152,824.31 5.30 27,672,216.45

20,795,225.00

19 2004

21,731,823.21 10.06 32,603,177.99

22,887,147.39

20 2005

23,702,943.17 (0.59) 36,772,031.93

22,751,809.72

21 2006

26,759,732.63 13.97 48,525,638.48

25,929,281.42

22 2007

28,276,562.99 3.06 55,161,025.48

26,723,904.59

23 2008

30,169,301.77 16.20 67,171,292.57

31,053,992.77

Sumber: Jawa Tengah dalam Angka dan PDRB Jawa Tengah ( beberapa edisi ) diolah c. Perkembangan Tenaga Kerja

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Tengah cenderung mengalami

fluktuasi tiap tahunnya namun secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal ini

diakibatkan oleh pengaruh kenaiakan jumlah penduduk Jawa Tengah. Jumlah tenaga

kerja cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya sebesar 0.86

persen. Pada tahun 2008 tenaga kerja Jawa Tengah mencapai angka 15463658 orang

atau tumbuh sekitar -5.15 persen dari tahun 2007 yang berjumlah 16304058 orang.

Angka pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2007, yaitu sebesar 7.19 persen

Page 93: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya. Kondisi ini sangat

mendukung bagi tercapainya tingkat Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah

yang tinggi.

Tabel 4.5

Jumlah Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah 1986-2008

No Tahun Jumlah Tenaga kerja Pertumbuhan

1 2 3 4

1 1986

12,837,119

2 1987

12,866,665 0.23

3 1988

12,504,593 -2.81

4 1989

13,106,608 4.81

5 1990

13,424,784 2.43

6 1991

13,144,046 -2.09

7 1992

14,022,669 6.68

8 1993

13,871,820 -1.08

Berlanjut ke halaman 93

………Lanjutan Tabel 4.5 9 1994

13,850,929 -0.15

10 1995

14,062,056 1.52

11 1996

13,841,255 -1.57

12 1997

13,805,930 -0.26

13 1998

14,117,828 2.26

14 1999

14,566,119 3.18

15 2000

14,491,222 -0.51

16 2001

15,066,542 3.97

17 2002

15,154,856 0.59

18 2003

15,124,082 -0.20

19 2004

14,930,097 -1.28

20 2005

15,655,303 4.86

21 2006

15,210,931 -2.84

22 2007

16,304,058 7.19

Page 94: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

23 2008

15,463,658 -5.15

Sumber: Jawa Tengah dalam Angka ( beberapa edisi ) diolah.

B. Analisis Data

1. Persamaan Regresi Log Linier Berganda Hasil Penelitian

Perhitungan analisis regresi log linier berganda dilakukan dengan bantuan

komputer Eviews 3.0. Adapun hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Estimasi Faktor Faktor yang Berpengaruh Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah

Dependent Variable: Ln PDRB Method: Least Squares Date: 04/27/10 Time: 06:00 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -34.31603 5.315654 -6.455655 0.0000 Ln INV 0.553125 0.097651 5.664279 0.0000 Ln TK 2.638201 0.401262 6.574752 0.0000

R-squared 0.958381 Mean dependent var 18.38898 Adjusted R-squared

0.954219 S.D. dependent var 0.340711

S.E. of regression 0.072900 Akaike info criterion -2.278337 Sum squared resid 0.106289 Schwarz criterion -2.130229 Log likelihood 29.20088 F-statistic 230.2729 Durbin-Watson stat 1.608425 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 95: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Sumber : olah data Eviews 3.0

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, hasil estimasi dengan menggunakan regresi Log

Linier Berganda dapat dituliskan persamaan regresi sebagai berikut:

Ln PDRB = -34.31603+ 0.553125 Ln INV + 2.638201 Ln TK (53)

2. Uji Statistik

a. Uji t ( Uji secara individu )

Uji t adalah pengujian terhadap koefisien regresi dari variabel independen secara

individu yang bertujuan untuk melihat apakah variabel independen tersebut signifikan

atau tidak dalam mempengaruhi variabel dependen. Jika besarnya t hitung lebih besar

dari pada t tabel ( t hitung > t tabel ) atau -t hitung lebih kecil dari pada t tabel ( -t hitung < t tabel ),

maka variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen secara individu.

1). Variabel Investasi

Koefisien regresi variabel investasi sebesar 0.553125 dengan nilai t hitung

5.664279 yang lebih besar dari t tabel pada α = 0,05; 2α : 0,025 df : 20 yang

bernilai 2,086. Bila dilihat dari probabilitasnya yang mempunyai nilai 0,0000 (

menunjukkan nilai yang sangat kecil) yang lebih kecil dari 0,05, maka dari kedua

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel investasi di

Provinsi Jawa Tengah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

PDRB di Provinsi Jawa Tengah.

2). Variabel Tenaga Kerja

Koefisien regresi variabel tenaga kerja sebesar 2.638201 dengan nilai t hitung

6.574752yang lebih besar dari t tabel pada α = 0,05; 2α : 0,025 df : 20 yang bernilai

Page 96: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

2,086. Bila dilihat dari probabilitasnya yang mempunyai nilai 0,0000 (

menunjukkan nilai yang sangat kecil) yang lebih kecil dari 0,05, maka dari kedua

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel tenaga kerja di

Provinsi Jawa Tengah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

PDRB di Provinsi Jawa Tengah.

b.Uji F

Dari hasil pengolahan data pada table 4.6 diperoleh Fhitung = 230.2729

sedangkan Ftabel pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 4.32. Dikarenakan Fhitung >

Ftabel (230.2729 > 4.32), maka Ho ditolak artinya variabel-variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Jadi investasi, dan Tenaga

Kerja secara serentak berpengaruh terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah.

Langkah-langkah sebagai berikut :

1) Ho : b = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : b ≠ 0 (ada pengaruh)

2) α = 0,05

df pembilang : 1

df penyebut : 21

3) Perhitungan uji F

nilai F tabel : 4.32

nilai F hitung : 230.2729

4) Daerah pengujian

Page 97: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Gambar 4.1 Daerah terima dan daerah tolak uji F

Hoditolak

Hoditerima

4.32 230.2729

Tingkat signifikansi dari nilai F statistic juga dapat dilihat dari probabilitas F

statistiknya. Besarnya F Proob ( F statistik ) dalam model persamaan ini adalah

0,0000, maka dapat dikatakan bahwa secara statistik semua koefisien regresi tersebut

signifikan, bahwa sampai pada tingkat signifikansi 5 %. Ini berarti bahwa variabel

investasi dan tenaga kerja secara bersama-sama mempengaruhi variabel PDRB di

Provinsi Jawa Tengah.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Kemudian untuk mengetahui persentase total variasi dari variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model, maka digunakan

koefisien determinasi (R2). Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. Apabila R2 mendekati

1, ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen secara bersama-sama dapat

dijelaskan oleh variasi variabel independen. Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0,

maka variasi dari variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Dari pengujian yang telah dilaksanakan menghasilkan nilai adjusted R2

sebesar 0.958381; sehingga dapat dikatakan bahwa hasil pengujian yang dilakukan

memberikan hasil yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 95.84 %

variasi dari variabel dependen dalam hal ini PDRB dapat dijelaskan oleh variabel

Page 98: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

independen yang terdiri investasi, dan Tenaga Kerja. Sedang 4.16 % sisanya

dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

3. Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang digunakan akan menunjukkan hubungan yang representatif,

apabila model regresi memenuhi asumsi dasar klasik regresi, yaitu uji multikolinearitas,

uji heteroskedastisitas uji autokorelasi.

a. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dimaksudkan untuk melihat apakah ada hubungan diantara

variabel yang menjelaskan. Cara paling mudah untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinieritas adalah dengan metode Auxillary Regresi, yaitu dengan melihat nilai

R2 dan nilai r2. Apabila dari hasil pengujian statistik diperoleh R2 > r2 berarti tidak

ada multikolinieritas, sedangkan jika R2 < r2 berarti terjadi multikolinieritas. Selain

itu juga menggunakan uji Klien. Berdasarkan uji Klien, maka untuk mendeteksi

multikolinieritas pada beberapa variabel bebas, maka dilakukan auxillary regresi

selama beberapa kali tergantung banyaknya variabel bebas tersebut. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinieritas

Keterkaitan antar variabel independen

R2 Tanda r2 Keterangan

INV dgn TK

0.958381 > 0.701061 Tidak terjadi

multikolinieritas

TK dgn INV

0.958381 > 0.701061 Tidak terjadi

multikolinieritas

Sumber: Hasil olah data Eviews 3.0

Page 99: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Dari tabel diatas dapat ditunjukkan bahwa untuk semua korelasi antar

variabel independent memiliki r2 yang lebih kecil daripada R2. Hal ini memberikan

kesimpulan bahwa semua variabel independent memberikan pengaruh bebas dari

masalah multikolineritas.

b. Heteroskedastisita

Heteroskedastistitas terjadi bila variabel gangguan mempunyai varians yang

tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun besar

( Modul Laboratorium Ekonomi Pembnangunan II ).

Salah satu cara untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas adalah dengan

uji Park. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1).Dari hasil regresi OLS akan diperoleh nilai residualnya

2).Nilai residual dikuadratkan, lalu diregresikan dengan variabel bebas

sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

Ln e2 = αo + α1 Ln INV+ α2 Ln TK (54)

Dimana :

α = Konstanta

e2 = Residual

INV = Investasi

TK : Tenaga Kerja

Meregres residual yang di kuadratkan dengan variable independen, dengan

hasil sebagai berikut;

Tabel 4.8

Uji Heteroskedastisitas

Page 100: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Dependent Variable: Ln e² Method: Least Squares Date: 04/27/10 Time: 06:18 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 79.34029 102.9475 0.770687 0.4499 Ln INV 6.647721 4.354697 1.526564 0.1425 Ln TK -13.50767 17.89347 -0.754894 0.4591

R-squared 0.139626 Mean dependent var 31.04522 Adjusted R-squared 0.053589 S.D. dependent var 1.451576 S.E. of regression 1.412147 Akaike info criterion 3.649206 Sum squared resid 39.88316 Schwarz criterion 3.797314 Log likelihood -38.96587 F-statistic 1.622853 Durbin-Watson stat 1.789792 Prob(F-statistic) 0.222266

Sumber: Hasil olah data Eviews 3.0

Hasil regresi tahap dua dilakukan uji t (dengan melihat probabilitasnya )

Investasi tidak signifikan pada tingkat α = 5 %

Tenaga Kerja tidak signifikan pada tingkat α = 5 %

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pada tingkat keyakinan 5 % semua

koefisien regresi tidak signifikan yang berarti tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas di dalam model tersebut. Dengan tidak adanya masalah

heteroskedastisitas dapat disimpulkan :

1.Penaksir OLS tidak bias dan konsisten serta efisien baik dalam sampel besar

maupun kecil

2.Varians minimum

c. Uji Autokorelasi

Page 101: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Pengujian terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji

Durbin-Watson (DW). Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-

Watson yang diperoleh dari hasil regresi dengan batas bawah uji d (df), dan batas atas

uji d (dU) dalam total statistik Durbin-Watson dan dengan (4-dL) dan (4-dU)

(Damodar Gujarati, 1991 : 372). Sedangkan kriteria pengujian adalah sebagai berikut

:

Gambar 4.2

Grafik Uji Autokorelasi

0

Tidak ada

korelasi

Autokorelasinegatif

Ragu-ragu

1,17

Ragu-ragu

Autokorelasipositif

1,54 2,46 2,83

Tidak ada

korelasi

Autokorelasinegatif

Ragu-ragu

1,17

Ragu-ragu

Autokorelasipositif

1,54 2,46 2,83

Tidak ada

korelasi

Autokorelasinegatif

Ragu-ragu

1,17

Ragu-ragu

Autokorelasipositif

1,54 2,46 2,83 4

1.608425

Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai dL = 1,17, dU = 1,54, 4-dL = 2,83,

4-dU = 2,46 sedangkan DW = 1.608425 sehingga dU < d < (4-dU) maka menerima

Ho berarti tidak ada autokorelasi.

4. Analisis Hasil Regresi

Page 102: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Dari hasil estimasi dengan menggunakan regresi Ln Linier Berganda diperoleh

datasebagai berikut:

Ln PDRB = -34.31603+ 0.553125 Ln INV + 2.638201 Ln TK

Model persamaan regresi di atas dapat di analisis sebagai berikut :

a. Pengaruh Investasi terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah

Dari hasil olah data diperoleh koefisien regresi variable investasi sebesar

0.553125 dan bertanda positif yang berarti bahwa apabila terjadi kenaikan pada

variable investasi di Provinsi Jawa Tengah sebesar satu persen maka akan

menyebabkan kenaikan variable PDRB Provinsi Jawa Tengah sebesar 0.55 persen

dengan asumsi variable lain konstan. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan yang

terjadi pada variable investasi di Provinsi Jawa Tengah akan berpengaruh pula pada

besarnya perkembangan PDRB Provinsi Jawa Tengah.

Dari hasil uji signifikansi terbukti perubahan yang terjadi dalam variabel

investasi mempunyai pengaruh yang signifikan pada perubahan variabel PDRB di

Provinsi Jawa Tengah pada taraf signifikansi 0.05 atau 5 %. Jumlah investasi yang

tinggi akan akan meningkatkan PDRB di Provinsi Jawa Tengah dengan pengaruh yang

signifikan.

b. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah

Dari hasil olah data diperoleh koefisien regresi variable tenaga kerja sebesar

2.638201 dan bertanda positif yang berarti bahwa apabila terjadi kenaikan pada

variable tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah sebesar satu persen maka akan

menyebabkan kenaikan variable PDRB Provinsi Jawa Tengah sebesar 2.64 persen

dengan asumsi variable lain konstan. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan yang

Page 103: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

terjadi pada variable tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah akan berpengaruh pula pada

besarnya perkembangan PDRB Provinsi Jawa Tengah.

Dari hasil uji signifikansi terbukti perubahan yang terjadi dalam variabel tenaga

kerja mempunyai pengaruh yang signifikan pada perubahan variabel PDRB di Provinsi

Jawa Tengah pada taraf signifikansi 0.05 atau 5 %. Jumlah tenaga kerja yang tinggi

akan akan meningkatkan PDRB di Provinsi Jawa Tengah dengan pengaruh yang

signifikan.

5. Uji Hipotesa (Teori)

a. Koefisien variabel investasi bernilai positif sebesar 0.553125 artinya jika nilai

investasi meningkat maka PDRB cenderung mengalami peningkatan sesuai dengan

hipotesa.

b. Koefisien variabel tenaga kerja bernilai positif sebesar 2.638201 artinya jika

penerimaan daerah meningkat maka PDRB cenderung mengalami peningkatan sesuai

dengan hipotesa.

c. Dari hasil pengolahan data diperoleh Fhitung = 230.2729 sedangkan Ftabel pada taraf

signifikan 5% adalah sebesar 4.32. Dikarenakan Fhitung > Ftabel (230.2729 > 4.32),

maka Ho ditolak artinya variabel investasi dan tenaga kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap PDRB di Provinsi Jawa Tengah. artinya investasi dan

tenaga kerja maka PDRB cenderung mengalami peningkatan sesuai dengan

hipotesa.

6. Intepretasi ekonomi

Page 104: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

a. Nilai Konstanta.

Nilai konstanta persamaan regresi adalah -34.31603 berarti apabila Investasi dan

tenaga kerja bernilai 1 maka nilai Produk Domestik Regional Bruto akan meningkat

sebesar antilog -34.31603 atau sebesar 1,2495E-15

b. Nilai elastisitas Investasi terhadap PDRB.

Nilai elastisitas Investasi terhadap PDRB ditunjukkan oleh nilai koefisien

regresi variabel Investasi yaitu sebesar 0.553125. Jadi apabila Investasi meningkat

sebesar satu persen maka produk domestik regional bruto akan meningkat pula sebesar

0.553125 persen. ( tidak elastis )

c. Nilai elastisitas Tenaga Kerja terhadap PDRB.

Nilai elastisitas tenaga kerja terhadap PDRB ditunjukkan dengan nilai koefisien

regresi variabel tenaga kerja yaitu sebsar 2.638201. Hal ini berarti apabila ada

peningkatan input tenaga kerja sebesar satu persen maka nilai produk domestik

regional bruto akan meningkat sebesar 2.638201 persen. ( Elastis )

Page 105: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan perumusan

masalah, hipotesis dan hasil analisis yang diperoleh, di mana kesemuannya telah di

kemukankan pada bab-bab sebelumnya. Hasil analisis tentang pengaruh Investasi dan

Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah adalah

sebagai berikut :

1. Investasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB, dalam analisis

terbukti bahwa Investasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat

signifikansi 5 % terhadap PDRB.

2. Tenaga Kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB, dalam analisis

terbukti bahwa Tenaga Kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat

signifikansi 5 % terhadap PDRB.

Page 106: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

3. Investasi dan Tenaga Kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap PDRB Jawa

Tengah. Dalam analisis terbukti bahwa Investasi dan Tenaga Kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap PDRB Jawa Tengah dengan tingkat signifikansi 5 %.

B. Saran-saran

1. Agar PDRB meningkat perlu usaha untuk meningkatkan nilai investasi. Langkah-langkah

yang dapat ditempuh antara lain adalah menciptakan iklim yang kondusif ( misalnya

dengan mempermudah prosedur perijinan ) bagi terlaksananya berbagai proyek investasi.

Stabilitas ekonomi dan keamanan merupakan faktor penting yang menjamin para investor

menanamkan modalnya di Jawa Tengah. Selain itu diupayakan berbagai macam insentif

dari pemerintah daerah, akan dapat menarik minat para investor baik dari dalam maupun

dari luar daerah/negri.

2. Faktor Tenga Kerja memiliki pengaruh yang besar terhadap PDRB. Provinsi Jawa

Tengah. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat elastisitas sebesar satu ( elastis ), untuk itu

disarankan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah agar pertumbuhan PDRB

meningkat, perlu lebih banyak menggunakan tehnologi yang bersifat padat tenaga.

Page 107: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

DAFTAR PUSTAKA

Al Gifari, 1990 “Makro Ekonomi”. Yogyakarta STIE YKPN. Arsyad, Lincoln 1999, ”Pengantar Perncanaan dan pembangunan Ekonomi Daerah” . BPPE : Yogyakarta

Badan Pusat Statistik,2008”Statistik Indonesia” Badan Pusat Statistik,Jakarta. Badan Pusat Statistik, ”Jawa Tengah dalam Angka” BPS Semarang beberapa edisi. Badan Pusat Statistik, ”Produk Domestik Regional Bruto” BPS Semarang beberapa edisi. Boediono,1992”Teori Pertumbuhan Ekonomi” Yogyakarta. BPFE. Boediono, Noegroho, 1992 ” Pengatar Statistik Ekonomi dan Perusahaan” UPP YKPN

Yogyakarta Djarwanto, PS dan Subagyo Pangestu. 1998. “Statistik Induktif”. Yogyakarta. BPFE. Dumairy,1997 ” Perekonomian Indonesia” Erlangga, Jakarta Gujarati Damodar, 1995. “Ekonometrika Dasar”. Terjemahan Edisi III. Jakarta : Erlangga Ida Bagus Putu Purbadharmaja, 2002 , Implikasi Variabel Pengeluaran dan Investasi

terhadap pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Bali. Buletin Studi Ekonomi. Volume 11 Nomor 1 tahun 2006. Halaman 79-91

Jamzani Sodik, 2007 Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional, http:/uii/.ac.id/

Jamzani Sodik & Didi Nuryadin, 2005 Investasi dan pertumbuhan Ekonomi Regional (

Studi kasus pada 26 Propinsi di Indonesia Pra dan Pasca Otonomi ) http://ejournal.unud.ac.id/

Jhingan ML. 1999. “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”. Diterjemahkan oleh Guritno. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.

Koutsoyiannis A.,1989”Modern Microeconomics” Second Edition English Language Book Society, Macmillan

Made Antara, 1996. Dampak Pengeluaran Pemerintah dan Wisatawan serta Investasi Swasta terhadap Kinerja Perekonomian Bali; Suatu Simulasi Model Social Accounting Matrix http://ejournal.unud.ac.id/

Page 108: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Makmun dan Akhmad Yasin, 2002. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDB Sektor Pertanian. Kajian Ekonomi dan keuangan, Vol. VII No. 3. September 2003. Hal. 57-83

Mankiw, N. Gregory,2000 ” Teori Makro Ekonomi” Jakarta, Erlangga. Mardiasmo, 2002. “Otonomi dan Manajemn Keuangan Daerah”. Yogyakarta: Andi

Offset. Payaman J. Simanjuntak, 1985 ”Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia” Jakarta:

Lembaga Penerbut Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Pindyck, Robert S.,2008” Mikro Ekonomi ” Jakarta , PT. Indeks. Sukirno Sadono, 1999. “Makro Ekonomi”. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suparmoko, 1998. “Pengantar Ekonom Makro”. BPFE Yogyakarta Simanjutak, Payaman J. 2001. “Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia”. Edisi 2001.

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sobri. 1987. “Makro Ekonomi”. Yogyakarta: BPFE-UII. Todaro, 2000. “Ekonomi Pembangunan Di Dunia Ketiga”. Jakarta: Erlangga. Victor Siagian, 2004. “Analisis Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Filipina periode

1994-2003” http://ejournal.unud.ac.id/ Waloejo Wirjo Wijono, 2005. Mengungkap Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia Dalam Lima Tahun Terakhir, Jurnal Manejemen dan Fiskal, Volume V Nomor 2, Jakarta. http://ejournal.iei.or.id/

Page 109: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

, Volume V, Nomor 2, Jakarta.

Lampiran 1 Hasil Estimasi Faktor Faktor yang Berpengaruh Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah

Dependent Variable: LNPDRB Method: Least Squares Date: 04/27/10 Time: 06:00 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -34.31603 5.315654 -6.455655 0.0000 LNINV 0.553125 0.097651 5.664279 0.0000 LNTK 2.638201 0.401262 6.574752 0.0000

R-squared 0.958381 Mean dependent var 18.38898 Adjusted R-squared 0.954219 S.D. dependent var 0.340711 S.E. of regression 0.072900 Akaike info criterion -2.278337 Sum squared resid 0.106289 Schwarz criterion -2.130229 Log likelihood 29.20088 F-statistic 230.2729 Durbin-Watson stat 1.608425 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 2

Page 110: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Uji Multikolinieritas Ln INV dengan Ln TK Dependent Variable: LNTK Method: Least Squares Date: 04/27/10 Time: 06:07 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 13.05877 0.485996 26.87010 0.0000 LNINV 0.203764 0.029036 7.017722 0.0000

R-squared 0.701061 Mean dependent var 16.46887 Adjusted R-squared 0.686826 S.D. dependent var 0.070843 S.E. of regression 0.039645 Akaike info criterion -3.534747 Sum squared resid 0.033007 Schwarz criterion -3.436008 Log likelihood 42.64959 F-statistic 49.24842 Durbin-Watson stat 1.063632 Prob(F-statistic) 0.000001

Lampiran 3

Page 111: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Uji Multikolinieritas Ln TK dengan Ln INV Dependent Variable: LNINV Method: Least Squares Date: 04/27/10 Time: 06:09 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -39.92645 8.074192 -4.944947 0.0001 Ln TK 3.440548 0.490266 7.017722 0.0000

R-squared 0.701061 Mean dependent var 16.73548 Adjusted R-squared 0.686826 S.D. dependent var 0.291104 S.E. of regression 0.162908 Akaike info criterion -0.708325 Sum squared resid 0.557317 Schwarz criterion -0.609586 Log likelihood 10.14574 F-statistic 49.24842 Durbin-Watson stat 0.949509 Prob(F-statistic) 0.000001

Lampiran 4

Page 112: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: Ln e² Method: Least Squares Date: 04/27/10 Time: 06:18 Sample: 1986 2008 Included observations: 23

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 79.34029 102.9475 0.770687 0.4499 Ln INV 6.647721 4.354697 1.526564 0.1425 Ln TK -13.50767 17.89347 -0.754894 0.4591

R-squared 0.139626 Mean dependent var 31.04522 Adjusted R-squared 0.053589 S.D. dependent var 1.451576 S.E. of regression 1.412147 Akaike info criterion 3.649206 Sum squared resid 39.88316 Schwarz criterion 3.797314 Log likelihood -38.96587 F-statistic 1.622853 Durbin-Watson stat 1.789792 Prob(F-statistic) 0.222266

Lampiran 5

Page 113: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

PDRB PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 1986 - 2008

( Dalam Jutaan Rupiah )

NO TAHUN

BERDASARKAN BERDASARKAN DE

HARGA DASAR HARGA FLA

TAHUN 1983 TAHUN 1993 TAHUN 2000 BERLAKU TOR

1 2 3 4 5 7 8

1 1986 9,459,721.30 21,686,498.75 53,000,962.36 11,492,261.66 0.22

2 1987 10,016,163.95 22,962,148.68 56,118,601.35 13,593,745.27 0.24

3 1988 10,652,347.73 24,420,605.89 59,683,014.25 16,422,805.51 0.28

4 1989 11,340,444.99 25,998,075.23 63,538,288.18 18,692,151.22 0.29

5 1990 12,134,025.95 27,817,366.94 67,984,566.60 21,689,283.14 0.32

6 1991 13,002,587.13 29,808,551.49 72,850,944.47 25,980,440.64 0.36

7 1992 13,969,999.53 32,026,353.39 78,271,166.33 30,200,680.97 0.39

8 1993 14,821,710.71 33,978,909.16 83,043,136.96 33,978,909.16 0.41

9 1994 36,145,114.48 88,337,258.80 39,303,565.03 0.44

10 1995 39,013,952.64 95,348,588.06 46,586,032.91 0.49

11 1996 41,862,203.72 102,309,603.31 52,505,360.63 0.51

12 1997 43,129,838.90 105,407,654.55 60,296,426.87 0.57

13 1998 38,065,273.35 93,030,052.65 84,610,222.51 0.91

14 1999 39,394,513.74 96,278,664.64 101,509,193.76 1.05

15 2000 46,932,538.43 114,701,304.81 114,701,304.81 1.00

16 2001 118,816,400.29 133,227,558.11 1.12

17 2002 123,038,541.13 151,968,825.74 1.24

18 2003 129,166,462.45 171,881,877.04 1.33

19 2004 135,789,872.31 193,435,263.05 1.42

20 2005 145,051,213.88 234,435,323.30 1.62

21 2006 150,682,654.75 281,996,709.11 1.87

22 2007 151,362,625.34 312,428,807.09 2.06

23 2008 167,790,369.84 362,938,708.25 2.16

Lampiran 6

Page 114: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

PEMBENTUKAN MODAL TETAP PROPINSI JAWA TENGAH

TAHUN 1986 - 2008

( Dalam Jutaan Rupiah )

NO TAHUN

BERDASARKAN BERDASARKAN HASIL

HARGA DASAR HARGA DEFLATOR

TAHUN 1983 TAHUN 1993 TAHUN 2000 BERLAKU

1 2 3 4 5 7 8

1 1986 1,803,313.73 2,287,717.03 10,550,682.52

2 1987 1,724,794.81 2,555,276.66 10,548,862.69

3 1988 1,983,300.68 3,177,939.16 11,549,122.23

4 1989 2,157,027.31 3,733,459.08 12,690,759.68

5 1990 2,418,138.98 4,478,539.18 14,037,879.59

6 1991 2,768,823.96 5,517,888.00 15,472,537.89

7 1992 3,068,466.85 6,491,537.19 16,824,130.15

8 1993 7,499,519.12 7,499,519.12 18,328,534.05

9 1994 8,646,098.98 9,151,738.67 20,569,113.94

10 1995 9,202,415.49 10,432,268.67 21,351,938.04

11 1996 10,008,798.84 11,960,812.49 23,306,305.61

12 1997 9,276,563.74 12,565,527.25 21,966,521.47

13 1998 7,795,292.13 18,221,031.66 20,034,264.00

14 1999 6,189,368.22 18,326,349.73 17,382,036.19

15 2000 19,443,890.34 19,443,890.34 19,443,890.34

16 2001 17,210,016.59 21,515,843.51 19,188,485.56

17 2002 17,846,043.00 24,392,021.63 19,748,515.80

18 2003 19,152,824.31 27,672,216.45 20,795,225.00

19 2004 21,731,823.21 32,603,177.99 22,887,147.39

20 2005 23,702,943.17 36,772,031.93 22,751,809.72

21 2006 26,759,732.63 48,525,638.48 25,929,281.42

22 2007 28,276,562.99 55,161,025.48 26,723,904.59

23 2008 30,169,301.77 67,171,292.57 31,053,992.77

Lampiran 7

Page 115: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

DATA JUMLAH TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TENGAH

TAHUN 1986 - 2008

NO TAHUN JUMLAH TENAGA KERJA

1 2 3 1 1986 12,837,119 2 1987 12,866,665 3 1988 12,504,593 4 1989 13,106,608 5 1990 13,424,784 6 1991 13,144,046 7 1992 14,022,669 8 1993 13,871,820 9 1994 13,850,929 10 1995 14,062,056 11 1996 13,841,255 12 1997 13,805,930 13 1998 14,117,828 14 1999 14,566,119 15 2000 14,491,222 16 2001 15,066,542 17 2002 15,154,856 18 2003 15,124,082 19 2004 14,930,097 20 2005 15,655,303 21 2006 15,210,931 22 2007 16,304,058 23 2008 15,463,658

Lampiran 8

Page 116: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

DATA PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 1986-2008

NO TAHUN PDRB INVESTASI TENAGA

(Dalam Jutaan Rp) (Dalam Jutaan Rp) KERJA 1 2 3 4 5 1 1986 53,000,962.36 10,550,682.52 12,837,119

2 1987 56,118,601.35 10,548,862.69 12,866,665

3 1988 59,683,014.25 11,549,122.23 12,504,593

4 1989 63,538,288.18 12,690,759.68 13,106,608

5 1990 67,984,566.60 14,037,879.59 13,424,784

6 1991 72,850,944.47 15,472,537.89 13,144,046

7 1992 78,271,166.33 16,824,130.15 14,022,669

8 1993 83,043,136.96 18,328,534.05 13,871,820

9 1994 88,337,258.80 20,569,113.94 13,850,929

10 1995 95,348,588.06 21,351,938.04 14,062,056

11 1996 102,309,603.31 23,306,305.61 13,841,255

12 1997 105,407,654.55 21,966,521.47 13,805,930

13 1998 93,030,052.65 20,034,264.00 14,117,828

14 1999 96,278,664.64 17,382,036.19 14,566,119

15 2000 114,701,304.81 19,443,890.34 14,491,222

16 2001 118,816,400.29 19,188,485.56 15,066,542

17 2002 123,038,541.13 19,748,515.80 15,154,856

18 2003 129,166,462.45 20,795,225.00 15,124,082

19 2004 135,789,872.31 22,887,147.39 14,930,097

20 2005 145,051,213.88 22,751,809.72 15,655,303

21 2006 150,682,654.75 25,929,281.42 15,210,931

22 2007 151,362,625.34 26,723,904.59 16,304,058

23 2008 167,790,369.84 31,053,992.77 15,463,658

Lampiran 9 Data Regresi Linier Berganda ( Ln )

Page 117: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

DATA PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 1986-2008

NO TAHUN Ln PDRB Ln INV Ln TK

1 2 3 4 5 1 1986 17.79 16.17 16.37

2 1987 17.84 16.17 16.37

3 1988 17.90 16.26 16.34

4 1989 17.97 16.36 16.39

5 1990 18.03 16.46 16.41

6 1991 18.10 16.55 16.39

7 1992 18.18 16.64 16.46

8 1993 18.23 16.72 16.45

9 1994 18.30 16.84 16.44

10 1995 18.37 16.88 16.46

11 1996 18.44 16.96 16.44

12 1997 18.47 16.91 16.44

13 1998 18.35 16.81 16.46

14 1999 18.38 16.67 16.49

15 2000 18.56 16.78 16.49

16 2001 18.59 16.77 16.53

17 2002 18.63 16.80 16.53

18 2003 18.68 16.85 16.53

19 2004 18.73 16.95 16.52

20 2005 18.79 16.94 16.57

21 2006 18.83 17.07 16.54

22 2007 18.84 17.10 16.61

23 2008 18.94 17.25 16.55

Lampiran 10 Data Uji Heteroskedastisitas

Page 118: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,

DATA PENELITIAN DATA UJI HETEROSKEDASTISITAS

NO TAHUN Ln e² Ln INV Ln TK

1 2 3 4 5 1 1986 29.3275 16.1717 16.3679

2 1987 30.8089 16.1715 16.3702

3 1988 32.6741 16.2621 16.3416

4 1989 28.5833 16.3564 16.3886

5 1990 30.3265 16.4573 16.4126

6 1991 29.2184 16.5546 16.3915

7 1992 32.7466 16.6383 16.4562

8 1993 32.1554 16.7240 16.4454

9 1994 32.3067 16.8393 16.4439

10 1995 32.1546 16.8767 16.4590

11 1996 30.4414 16.9642 16.4432

12 1997 30.1621 16.9050 16.4406

13 1998 32.0663 16.8130 16.4629

14 1999 31.4661 16.6709 16.4942

15 2000 31.5533 16.7830 16.4891

16 2001 27.7356 16.7698 16.5280

17 2002 29.0085 16.7986 16.5338

18 2003 31.1090 16.8502 16.5318

19 2004 32.2310 16.9461 16.5189

20 2005 31.1744 16.9402 16.5663

21 2006 32.3891 17.0709 16.5375

22 2007 32.5206 17.1011 16.6069

23 2008 31.8807 17.2512 16.5540

Page 119: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA …/Analisis... · negara antara lain adalah pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan kestabilan harga-harga,