analisis pendapatan keluarga petani karet yang …digilib.unila.ac.id/27807/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI KARET YANG
ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE
PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI
KECAMATAN WAY TUBA
KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2016
(Skripsi)
Oleh
Susi Novela
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
ANALYSIS OF RUBBER FARMERS FAMILY INCOME WHOSE
CHILDREN DO NOT CONTINUE THEIR EDUCATION TO THE
COLLEGE IN BANDAR SARI VILLAGE
WAY TUBA DISTRICT
WAY KANAN REGION
YEARS 2016
By
Susi Novela
The purpose of this research is to examine rubber farmers family income in
Bandar Sari Village Way Tuba District Way Kanan Region Years 2016. This
research using descriptive method. The population is 36 respondents so there’s no
sampling. Data were collected through observation technique, questionnaires, and
documentation. Analysis technique used is percentage analysis. The results
showed: (1) Land area owned by rubber farmers average 2,04 Ha. (2) Main
income per month average Rp 8.783.333 (3) Addition income per month average
Rp 1.695.238 (4) Net income per month average Rp 9.772.222 (5) Total
expenditure per month average Rp 4.538.750 (6) The income balance per month
average Rp 5.209.583. From the income analysis it is known that there are 33
rubber farmers are able to continue their children education to the college, but the
rubber farmers do not invest their income to the education of the children due to
their income is invested: (a) buying rubber plantation (b) saved (c) purchasing
land (d) buying jewelry (e) adding venture capital.
Keywords : education, farmer, income.
ABSTRAK
ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI KARET YANG
ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE
PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI
KECAMATAN WAY TUBA
KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2016
Oleh
Susi Novela
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan keluarga petani karet di
Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016.
Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif. Populasinya sebanyak 36
responden sehingga tidak dilakukan penarikan sampel. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukkan: (1) luas lahan
petani karet rata-rata 2,04 Ha (2) pendapatan pokok rata-rata per bulan Rp
8.783.333 (3) pendapatan tambahan rata-rata per bulan Rp 1.695.238 (4)
pendapatan total rata-rata per bulan Rp 9.772.222 (5) total pengeluaran rata-rata
per bulan Rp 4.538.750 (6) saldo pendapatan rata-rata per bulan Rp 5.209.583.
Dari analisis pendapatan diketahui bahwa terdapat 33 petani karet secara ekonomi
mampu melanjutkan anaknya ke perguruan tinggi, akan tetapi petani karet
tersebut tidak menginvestasikan pendapatannya ke pendidikan anak dikarenakan
pendapatannya diinvestasikan: (a) membeli kebun karet (b) ditabung (c) membeli
tanah (d) membeli perhiasan (d) menambah modal usaha.
Kata kunci: pendapatan, pendidikan, petani.
ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI KARET YANG
ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE
PERGURUAN TINGGI DI DESA BANDAR SARI
KECAMATAN WAY TUBA
KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2016
Oleh
Susi Novela
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
Judul Skripsi : ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA
PETANI KARET YANG ANAKNYA
TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN
KE PERGURUAN TINGGI DI DESA
BANDAR SARI KECAMATAN WAY
TUBA KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2016
Nama Mahasiswa : Susi Novela
Nomor Pokok Mahasiswa : 1313034084
Program Studi : Pendidikan Geografi
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,
Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Edy Haryono, M.Si.
NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19571218 198603 1 003
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi
Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Geografi,
Drs. Zulkarnain, M.Si. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si.
NIP 19600111 198703 1 001 NIP 19570725 198503 1 001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Buchori Asyik, M.Si. ………………
Sekretaris : Drs. Edy Haryono, M.Si. ………………
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Nani Suwarni, M.Si. ………………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum.
NIP 19590722 198603 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 14 Juli 2017
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
nama : Susi Novela
NPM : 1313034084
program studi : Pendidikan Geografi
jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Agustus 2017
Pemberi pernyataan
Susi Novela
1313034084
RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Bandar Sari diselesaikan tahun 2007,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di MTS Miftahul Ulum Way Tuba pada tahun
2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Martapura OKU
Timur pada tahun 2013.
Pada tahun 2013 diterima sebagai mahasiswi Universitas Lampung pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Susi Novela dilahirkan di Desa Bandar Sari Kecamatan
Way Tuba Kabupaten Way Kanan pada tanggal 10
November 1995, sebagai anak sulung dari dua bersaudara
pasangan Bapak Marzuki dan Ibu Mela Wana.
MOTO
Keberhasilan datang karena adanya ridho dari Allah dan orang tua maka
keberhasilan akan sia-sia jika lalai terhadap keduanya.
(Susi Novela)
PERSEMBAHAN
Kedua orang tuaku, Bapak Marzuki dan Ibu Mela Wana
Almamater Tercinta “Universitas Lampung”
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul“Analisis
Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya tidak Melanjutkan Pendidikan
ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way
Kanan Tahun 2016” adalah salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan dan bimbingan dari Bapak
Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku pembimbing utama. Bapak Drs. Edy Haryono,
M.Si., selaku pembimbing pembantu. Ibu Dra. Nani Suwarni, M.Si., selaku Dosen
Penguji. Untuk itu, tidak lupa diucapkan terimakasih atas kebaikan dalam
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam
kesempatan ini pula, disampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang
telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan
Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Kepala Desa Bandar Sari yang telah memberikan izin penelitian.
9. Ayahku Marzuki dan Ibuku Mela Wana serta keluarga besarku yang telah
memberikan do’a, dukungan, dan semangat dalam menyusun skripsi.
10.Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi Angkatan 2013 yang telah
memberikan dukungan dan semangat selama perkuliahan hingga saat ini.
Bandar Lampung, Agustus 2017
Penulis
Susi Novela
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 10
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 11
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 12
1. Pengertian Geografi ....................................................................... 12
2. Pendekatan Geografi ...................................................................... 12
3. Luas Lahan .................................................................................... 13
4. Pendapatan ..................................................................................... 14
5. Pengeluaran .................................................................................... 17
6. Petani .............................................................................................. 18
7. Tanaman Karet .............................................................................. 19
8. Pendidikan Tinggi .......................................................................... 20
B. Penelitian Sejenis ................................................................................. 21
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 22
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ................................................................................ 24
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 25
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ....................... 25
1. Variabel Penelitian ......................................................................... 25
2. Indikator Penelitian ........................................................................ 26
a. Luas Lahan .............................................................................. 26
b. Pendapatan Pokok .................................................................... 26
c. Pendapatan Tambahan ............................................................ 26
d. Pendapatan Total ..................................................................... 26
e. Pengeluaran Pemenuhan Kebutuhan Keluarga ........................ 27
1) Pengeluaran Pangan .......................................................... 27
2) Pengeluaran Nonpangan .................................................... 27
f. Saldo Pendapatan .................................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 28
1. Observasi ....................................................................................... 28
2. Kuesioner ....................................................................................... 28
3. Dokumentasi .................................................................................. 29
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Desa Bandar Sari .................................................................... 31
B. Keadaan Geografis Desa Bandar Sari ................................................. 33
1. Keadaan Fisik Desa Bandar Sari ................................................... 33
a. Letak Astronomis ..................................................................... 33
b. Letak Administratif .................................................................. 34
c. Keadaan Topografi ................................................................... 36
d. Keadaan Tanah ......................................................................... 36
e. Keadaan Hidrologi ................................................................... 36
f. Keadaan Iklim .......................................................................... 37
2. Keadaan Penduduk Desa Bandar Sari ............................................ 39
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ........................................... 39
b. Komposisi Penduduk .............................................................. 41
1) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin . 42
2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...... 44
3) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ......... 45
a) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 45
b) Jumlah Anak Petani Karet yang Telah Lulus SMA
Pada Tahun 2016 ........................................................ 46
C. Penyajian Data Penelitian dan Pembahasan......................................... 47
1. Identitas Petani Karet ..................................................................... 47
a. Umur ....................................................................................... 47
b. Tingkat Pendidikan .................................................................. 48
c. Umur Anak Petani Karet ......................................................... 49
d. Jumlah Tanggungan ................................................................ 50
e. Umur Tanaman Karet .............................................................. 51
2. Hasil Penelitian .............................................................................. 51
a. Luas Lahan .............................................................................. 51
b. Pendapatan Pokok ................................................................... 54
1) Produksi Getah Karet per Bulan ....................................... 55
2) Produksi Getah Karet Rata-rata per Ha per Bulan ............. 56
3) Pendapatan Pokok ............................................................. 57
c. Pendapatan Tambahan ............................................................ 59
d. Pendapatan Total ..................................................................... 63
e. Pengeluaran Petani Karet Untuk Kebutuhan Keluarga ........... 66
1) Pengeluaran Untuk Kebutuhan Pangan Keluarga................ 66
2) Pengeluaran Untuk Kebutuhan Nonpangan......................... 69
3) Total Pengeluaran Petani Karet .......................................... 75
f. Saldo Pendapatan Petani Karet ................................................ 76
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 81
B. Saran ...................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil Pra Survei Luas Lahan dan Pendapatan per Bulan Petani Karet
di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ............................................................ 5
2.1 Jenis Pengeluaran Nonmakanan Provinsi Lampung Tahun 2015 ........... 18
4.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa
Bandar Sari Tahun 2016 ......................................................................... 42
4.2 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Bandar Sari
Tahun 2016 ............................................................................................. 44
4.3 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bandar
Sari Tahun 2016 ...................................................................................... 45
4.4 Jumlah Anak Petani Karet yang Telah Lulus SMA di Desa Bandar
Sari Tahun 2016 ...................................................................................... 46
4.5 Struktur Umur Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ............... 47
4.6 Tingkat Pendidikan Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ....... 49
4.7 Struktur Umur Anak Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ..... 49
4.8 Jumlah Tanggungan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ...... 50
4.9 Umur Tanaman Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ........................ 51
4.10 Luas Lahan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun 2016 .................... 52
4.11 Produksi Getah Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun 2016 ...... 54
4.12 Produksi Getah Karet Rata – rata Per Ha per Bulan di Desa Bandar
Sari Tahun 2016 .................................................................................... 56
4.13 Pendapatan Pokok Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun
2016 ......................................................................................................... 57
4.14 Pendapatan Tambahan Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari
Tahun 2016 ............................................................................................. 60
4.15 Pendapatan Total per Bulan Petani Karet di Desa Bandar Sari Tahun
2016 ......................................................................................................... 64
4.16 Biaya Perawatan Kebun Karet per Bulan Petani Karet di Desa Bandar
Sari Tahun 2016 ...................................................................................... 73
4.17 Total Pengeluaran Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari Tahun
2016 ......................................................................................................... 75
4.18 Saldo Pendapatan Petani Karet per Bulan di Desa Bandar Sari
Tahun 2016 ............................................................................................. 76
4.19 Penggunaan Saldo Pendapatan Milik Petani Karet di Desa Bandar
Sari Tahun 2016 ...................................................................................... 78
DAFTAR GAMBAR
Bagan / Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet
yang Anaknya Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di
Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan
Tahun 2016 ............................................................................................. 23
4.1 Peta Lokasi Penelitian Desa Bandar Sari ................................................ 35
4.2 Kebun Karet Milik Salah Satu Petani Karet di Desa Bandar Sari .......... 53
4.3 Pohon Karet yang Telah Disadap .......................................................... 55
4.4 Usaha Sampingan Berupa Warung Milik Petani Karet .......................... 61
4.5 Usaha Sampingan Berupa Jasa Angkutan Barang Milik Petani Karet ... 62
4.6 Rumah Petani Karet di Desa Bandar Sari ............................................... 65
4.7 Kendaraan Sepeda Motor Milik Salah Satu Petani Karet ....................... 72
4.8 Kendaraan Berupa Motor dan Mobil Milik Salah Satu Petani Karet ..... 72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian ...................................................................................... 86
2. Rekapitulasi Identitas Petani Karet dan Anak Petani Karet yang Tidak
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari
Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016 .......................... 92
3. Rekapitulasi Umur Karet, Luas Lahan, Hasil Getah per Bulan, Hasil
Getah Karet Rata – rata per Bulan Petani Karet yang Anaknya Tidak
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari
Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016 .......................... 94
4. Rekapitulasi Pendapatan Hasil Karet per Bulan, Pendapatan Tambahan,
Pendapatan Total Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way
Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016. ..................................................... 96
5. Rekapitulasi Pengeluaran Keperluan Pangan (Beras, Sayuran, Lauk –
pauk, Minyak Goreng) Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way
Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016. ..................................................... 98
6. Rekapitulasi Pengeluaran Keperluan Nonpangan Per Bulan (Perumahan
dan Fasilitas, Barang dan Jasa, Biaya Pendidikan, Biaya Kesehatan,
Pakaian, Alas Kaki, Penutup Kepala, Barang – barang Tahan Lama,
Pajak dan Asuransi, Keperluan Pesta dan Upacara, serta Perawatan
Kebun Karet). .................................................................................................. 100
7. Rekapitulasi Total Pengeluaran Petani Karet yang Anaknya Tidak
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari
Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016 ......................... 102
8. Pendapatan Total, Total Pengeluaran, Saldo Pendapatan, dan
Penggunaan Saldo Pendapatan Petani Karet yang Anaknya Tidak
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari
Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016 .......................... 104
1
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja pada
sektor pertanian dan perkebunan. Pekerjaan dalam bidang pertanian atau
perkebunan tersebut adalah sebuah usaha yang dilakukan sebagian besar
penduduk Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup bagi mereka. Di Indonesia banyak sekali
sektor-sektor perkebunan yang dapat dikembangkan diantaranya adalah kopi,
kakao, lada, sawit, karet, dan lain-lain. Masing-masing komoditas tersebut
memiliki keunggulan yang berbeda-beda di setiap wilayah.
Provinsi Lampung merupakan sebuah daerah yang di dalamnya terdapat banyak
sektor-sektor perkebunan yang dikembangkan oleh masyarakatnya. Setiap sektor
perkebunan masing-masing mengembangkan komoditas sesuai dengan daerahnya.
Komoditas perkebunan yang dikembangkan di Provinsi Lampung misalnya
seperti kopi, lada, kakao, sawit, karet, nanas, dan lain sebagainya. Masing-masing
perkebunan tersebut berkembang dengan baik di setiap kabupaten-kabupaten yang
ada di Provinsi Lampung.
Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung
yang menjadikan perkebun karet sebagai komoditas utama dan banyak dari
2
masyarakatnya yang menjadikan pekerjaan petani karet sebagai mata pencaharian
utama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kabupaten Way Kanan dibagi
menjadi 14 kecamatan yang pada masing-masing kecamatan tentunya
menghasilkan produksi karet yang berbeda-beda baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya.
Kecamatan Way Tuba merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Way Kanan yang menjadikan perkebunan karet sebagai komoditas utama di
daerahnya. Usaha perkebunan yang banyak dilakukan oleh masyarakat biasanya
akan memberikan keuntungan yang besar apabila jenis perkebunan yang dipilih
sesuai dengan daerah tempat tinggalnya.
Desa Bandar Sari merupakan desa yang berada pada daerah dataran rendah. Hal
ini sangat mendukung untuk perkembangan tanaman karet karena perkebunan
karet akan berkembang dengan baik apabila ditanam di daerah dataran rendah.
Hal ini sesuai dengan konsep Geografi yaitu konsep diferensiasi area yang
maksudnya adalah setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, memiliki potensi
sumber daya alam yang berbeda, serta memiliki keadaan sosial yang berbeda pula.
Desa Bandar Sari merupakan desa agraris yang mayoritas penduduknya bekerja
sebagai petani. Berdasarkan jenis usaha tani yang dikembangkan meliputi
budidaya tanaman pangan, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, dan
perkebunan. Akan tetapi, yang paling mendominasi lahan di Desa Bandar Sari
adalah jenis tanaman perkebunan yaitu perkebunan karet. Perkebunan karet yang
terdapat di Desa Bandar Sari seluas 800 Ha (Data Monografi Desa Bandar Sari
2016). Oleh karena itu perkebunan karet yang ada di Desa Bandar Sari menjadi
3
komoditas utama di desa tersebut. Hal ini disebabkan karena lahan di Desa
Bandar Sari masih luas untuk dijadikan perkebunan karet, jenis tanah yang ada di
Desa Bandar Sari cocok untuk dikembangkannya perkebunan karet, dan penduduk
di Desa Bandar Sari belum padat. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya
pekarangan kosong yang belum digunakan untuk permukiman penduduk. Maka
dengan keadaan seperti ini dimanfaatkan oleh para petani karet untuk membuka
perkebunan karet di Desa Bandar Sari.
Petani karet yang ada di desa ini mayoritas adalah sebagai petani pemilik. Jadi
lahan perkebunan karet yang mereka kelola adalah milik mereka sendiri. Di desa
ini hanya ada sebagian kecil petani yang tidak memiliki lahan sendiri. Petani yang
tidak memiliki kebun karet ini biasanya bekerja sebagai petani penggarap atau
buruh tani. Para buruh tani ini biasanya bekerja pada petani karet yang memiliki
kebun dengan luas lebih dari dua hektar. Petani karet yang memiliki kebun karet
lebih dari luas tersebut biasanya tidak sanggup untuk mengelola kebun karetnya
sendiri sehingga memerlukan tenaga buruh untuk mengelolanya.
Di Desa Bandar Sari terdapat 934 kepala keluarga. Dari jumlah kepala keluarga
tersebut mayoritas bekerja sebagai petani. Ada yang bekerja pada lahan sendiri
yaitu petani pemilik, dan ada juga yang bekerja mengelola lahan milik orang lain
yaitu sebagai buruh tani. Dari masing-masing petani tersebut terdapat 435 petani
karet (66%) merupakan petani pemilik dan ada 107 petani (16,24%) yang
merupakan buruh tani yaitu mengelola lahan milik orang lain. Dari jumlah petani
yang ada, petani yang jumlahnya paling sedikit adalah petani sayuran yaitu hanya
15 petani (2,28%) dari jumlah petani yang ada di Desa Bandar Sari (Data
Monografi Desa Bandar Sari 2016).
4
Jumlah petani sayuran yang sedikit dikarenakan peluang untuk penjualan sayuran
sangat kecil di Desa Bandar Sari. Peluang penjualan yang kecil disebabkan karena
Desa Bandar Sari bersebelahan dengan Desa Bukit Gemuruh yang jenis tanahnya
sangat cocok untuk perkembangan tanaman sayuran karena sayuran yang
dihasilkan dari desa tersebut memang kualitasnya lebih bagus sehingga para
pedagang sayuran yang ada di Desa Bandar Sari lebih memilih untuk memasok
sayuran dari Desa Bukit Gemuruh.
Berkembangnya perkebunan karet di Desa Bandar Sari ini memberikan peluang
yang baik untuk perkembangan perekonomian penduduk Desa Bandar Sari.
Menurut dugaan sementara, kepemilikan kebun karet tersebut yang membuat para
petani karet memiliki pendapatan yang tinggi setiap bulannya. Pendapatan dari
hasil kebun karet yang dimiliki tersebut sudah dapat mencukupi kebutuhan petani
karet sampai saat ini dikarenakan mayoritas dari petani karet di Desa Bandar Sari
memiliki luas lahan lebih dari satu hektar per orang. Akan tetapi, dalam hal
pendidikan masih banyak para petani karet yang belum memenuhi kebutuhan
anak hingga jenjang perguruan tinggi. Hal ini dibuktikan bahwa pada tahun 2016
di Desa Bandar Sari terdapat 66 orang petani karet yang anaknya telah lulus
Sekolah Menengah Atas. Dari jumlah tersebut, 30 anak petani karet melanjutkan
ke perguruan tinggi dan 36 anak petani karet tidak melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi (Data Monografi Desa Bandar Sari Tahun 2016).
Berdasarkan hasil pra survei diperoleh data mengenai luas lahan dan pendapatan
yang diperoleh setiap bulannya oleh petani karet yang anaknya tidak melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi pada tahun 2016. Data tersebut merupakan
gambaran umum sementara dari 10 petani karet yang anaknya tidak melanjutkan
5
pendidikan ke perguruan tinggi. Menurut pengakuan mereka, pendapatan yang
diperoleh tersebut merupakan pendapatan pokok yang belum ditambah dengan
pendapatan sampingan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Hasil Pra Survei Luas Lahan dan Pendapatan per Bulan Petani Karet di
Desa Bandar Sari Tahun 2016
No Nama Luas Lahan (Ha) Pendapatan per Bulan(Rupiah)
1. Rohim 2 3.200.000
2. Sutris 2 3.200.000
3. Muhono 3 4.800.000
4. Karim 2 3.200.000
5. Misno 5 8.000.000
6. Wahyono 3 4.800.000
7. Yasin 3 4.800.000
8. Sugiman 4 3.200.000
9. Lasam 3 3.200.000
10. Sadat 3 4.800.000
Jumlah 30 43.200.000
Rata-rata 3 4.320.000
Rata-rata/Ha - 1.440.000
Sumber: Pra Survei (Tanggal : 5 – 10 September 2016).
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata luas lahan yang dimiliki oleh petani
karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah 3 Ha
dan pendapatan rata-rata yang diperoleh setiap bulannya adalah Rp 4.320.000.
Pendapatan tersebut diperoleh dari hasil getah karet yang dijual setiap bulannya
oleh para petani karet. Menurut pra survei, petani karet di Desa Bandar Sari
menjelaskan bahwa biasanya dari setiap satu hektar kebun karet yang mereka
miliki dapat menghasilkan 100 kg getah karet setiap minggunya. Pada saat
penelitian, harga getah karet di Desa Bandar Sari adalah Rp 10.000 per kg dan
merupakan harga yang stabil.
Luas lahan yang dimiliki oleh petani karet mempengaruhi pendapatan yang akan
diterimanya. Menurut pengamatan peneliti, dengan luas lahan yang diimiliki oleh
6
petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
menunjukkan bahwa secara umum pendapatan yang mereka peroleh setiap bulan
merupakan pendapatan yang besar. Pendapatan yang diperoleh tersebut
dipengaruhi oleh luas lahan yang dimiliki. Semakin luas lahan yang dimiliki maka
semakin banyak pendapatan yang akan diterima, dan semakin sempit lahan yang
dimiliki maka pendapatan yang diterima juga akan sedikit. Menurut pra survei,
petani karet tersebut menjelaskan bahwa pendapatan yang diperoleh setiap
bulannya itu sudah mencukupi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi, dengan
keadaan demikian tidak membuat anak-anak petani karet melanjutkan
pendidikannya sampai ke perguruan tinggi. Selain pendapatan yang besar,
menurut pengamatan peneliti petani karet tersebut memiliki rumah yang bagus,
kendaraan sepeda motor lebih dari satu unit dan ada juga beberapa petani karet
yang memiliki mobil.
Pendapatan dari hasil kebun karet sudah dapat mencukupi kebutuhan hidup petani
karet, akan tetapi masih banyak diantara mereka yang memiliki pekerjaan
sampingan selain mengelola kebun karet. Dari pekerjaan sampingannya tersebut
maka petani karet yang ada di Desa Bandar Sari memperoleh pendapatan
tambahan setiap bulannnya dan menyebabkan pendapatan total yang diperoleh
setiap bulan semakin tinggi.
Pendapatan total yang diperoleh petani karet dipastikan dapat mencukupi
kebutuhan petani karet setiap bulannya. Hal ini dikarenakan pemenuhan
kebutuhan pokok keluarga saja bisa dipenuhi hanya dari pendapatan pokok petani
karet. Selain itu, perkebunan karet yang dikelola oleh petani karet di Desa Bandar
Sari masih dalam usia produktif. Hal ini dikarenakan tanaman karet yang ada di
7
Desa Bandar Sari ditanam sekitar tahun 2000 yang berarti pada saat ini kebun
karet tersebut berusia 17 tahun sehingga perkebunan karet ini tidak akan
membutuhkan biaya banyak dalam perawatannya dikarenakan perawatan kebun
karet tidak dilakukan setiap bulan, hanya dilakukan setiap tiga bulan sekali yaitu
pemupukan dan enam bulan sekali dilakukan pembersihan lahan dengan cara
membersihkan rumput-rumput yang berada di sekitar tanaman karet. Perawatan
tersebut dilakukan tergantung kondisi tanaman karet. Pengeluaran petani karet
pada saat tanaman karet dalam usia produktif hanya untuk pembelian pupuk dan
obat-obatan serta untuk membayar upah penyadap apabila petani karet tersebut
menggunakan tenaga buruh untuk mengelola kebun karetnya. Namun, di Desa
Bandar Sari ini kebanyakan perkebunan karet yang ada dikelola oleh pemiliknya
sendiri. Hanya ada beberapa petani yang kebun karetnya sudah melebihi 3 Ha
yang menggunakan tenaga buruh untuk membantu pekerjaannya. Seharusnya
pada masa produktif ini petani karet dapat memanfaatkan kebun karet tersebut
dengan sebaik-baiknya terutama untuk memberikan pendidikan bagi anak-
anaknya.
Menurut pengakuan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi, mereka masih memiliki saldo pendapatan yang banyak setiap
bulannya, akan tetapi saldo pendapatan tersebut malah digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersier seperti digunakan untuk membeli tanah, perhiasan,
atau kebun karet lagi untuk tabungan mereka. Seharusnya dengan pendapatan
yang tinggi para petani karet ini menyisihkan pendapatannya untuk keperluan
pendidikan anaknya karena sangat disayangkan apabila pendapatan yang dimiliki
8
tersebut tidak digunakan untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan
tinggi karena anak merupakan tabungan bagi orang tua juga.
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba
Kabupaten Way Kanan Tahun 2016”.
B. Identifikasi Masalah
1. Tidak semua petani karet memiliki lahan yang luas.
2. Pendapatan pokok petani karet yang besar tidak diprioritaskan untuk
melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi.
3. Pendapatan tambahan dari pekerjaan sampingan tidak membuat petani karet
melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi.
4. Pendapatan total yang diperoleh tidak diprioritaskan untuk melanjutkan
pendidikan anak ke perguruan tinggi.
5. Pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan keluarga petani karet tidak melebihi
pendapatan yang diperoleh setiap bulan.
6. Petani karet masih memiliki saldo pendapatan setiap bulannya, akan tetapi
saldo tersebut malah digunakan untuk kebutuhan tersier.
C. Rumusan Masalah
1. Berapakah luas lahan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten
Way Kanan tahun 2016?
9
2. Berapakah pendapatan pokok per bulan petani karet yang anaknya tidak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan
Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?
3. Berapakah pendapatan tambahan per bulan petani karet yang anaknya tidak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan
Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?
4. Berapakah pendapatan total per bulan petani karet yang anaknya tidak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan
Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?
5. Berapakah pengeluaran per bulan petani karet dalam memenuhi kebutuhan
keluarga di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan
tahun 2016?
6. Berapakah saldo pendapatan per bulan petani karet yang anaknya tidak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan
Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengkaji luas lahan milik petani karet yang anaknya tidak melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba
Kabupaten Way Kanan tahun 2016.
2. Untuk menganalisis pendapatan pokok per bulan petani karet yang anaknya
tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari
Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016.
10
3. Untuk menganalisis pendapatan tambahan per bulan petani karet yang
anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar
Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016.
4. Untuk menganalisis pendapatan total per bulan petani karet yang anaknya
tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari
Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016.
5. Untuk mengkaji pengeluaran petani karet per bulan dalam memenuhi
kebutuhan keluarga di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten
Way Kanan tahun 2016.
6. Untuk menganalisis saldo pendapatan per bulan petani karet yang anaknya
tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari
Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan tahun 2016
E. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Sebagai salah satu aplikasi pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah,
khususnya yang berhubungan dengan kajian Geografi Ekonomi pada Program
Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian-penelitian yang sejenis.
11
F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah keluarga petani karet yang anaknya
tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
2. Ruang lingkup objek penelitian adalah luas lahan, pendapatan pokok,
pendapatan tambahan, pendapatan total, pengeluaran, dan saldo pendapatan.
3. Ruang lingkup tempat adalah Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba
Kabupaten Way Kanan.
4. Ruang lingkup waktu adalah tahun 2016.
5. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Ekonomi.
Menurut Nursid Sumaatmadja (1988: 54):
Geografi Ekonomi adalah cabang Geografi Manusia yang bidang studinya
struktur keruangan aktifitas ekonomi. Dengan demikian titik berat studinya
adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya
bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lain
sebagainya.
Geografi Ekonomi digunakan sebagai ilmu yang melatarbelakangi penelitian
ini karena penelitian ini berkaitan dengan aktivitas manusia dalam bidang
pertanian yang berhubungan dengan perekonomian yang di dalamnya
mengkaji tingkat pendapatan.
12
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Geografi
Geografi merupakan ilmu yang di dalamnya mengkaji tentang fisik muka bumi
dan sosial yang di dalamnya terdapat hubungan antar manusia. Selain mengkaji
tentang hubungan sosial antar manusia, Geografi juga mengkaji hubungan antara
alam dan manusia. Hubungan yang terjadi antara alam dan manusia akan
menghasilkan sesuatu yang dapat menunjang kehidupan manusia.
Menurut IGI dalam Sumadi (2003:4) menyatakan bahwa Geografi adalah ilmu
yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut
pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
2. Pendekatan Geografi
Di dalam Geografi terpadu untuk mendekatkan atau menghampiri masalah dalam
Geografi digunakan bermacam-macam pendekatan yaitu: pendekatan keruangan,
pendekatan kelingkungan dan pendekatan kewilayahan. Pendekatan keruangan
merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan
eksistensi ruang sebagai penekanan.
Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:77-78) menyatakan bahwa:
Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas Geografi.
Pada pelaksanaan pendekatan keruangan pada studi Geografi ini, harus
tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku. Prinsip-prinsip itu
13
adalah prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi. Sedangkan yang
termasuk pendekatan keruangan yaitu pendekatan topik, pendekatan
aktivitas manusia dan pendekatan regional. Secara teoritis pendekatan itu
dapat dipisahkan satu sama lain tetapi pada kenyataan praktisnya
berhubungan satu sama lain.
Dari pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pendekatan Geografi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan keruangan. Hal ini dikarenakan
di dalam pendekatan keruangan terdapat pendekatan topik, pendekatan aktivitas
manusia, dan pendekatan regional sesuai dengan penelitian yang dilakukan yaitu
mengkaji aktivitas manusia dalam suatu daerah.
3. Luas Lahan
Untuk membedakan pekerjaan sebagai seorang petani atau bukan, salah satu yang
membedakannya adalah kepemilikan lahan. Untuk menentukan golongan petani
juga dapat dilihat dari kepemilikan lahan yang mereka miliki. Tidak semua petani
memiliki lahan sama. Ada yang memiliki lahan yang sempit dan ada juga yang
memiliki lahan luas, dan ada juga yang tidak memiliki lahan.
Menurut Rahardjo dan Eva Banowati (2013:27) menyatakan bahwa:
Lahan yang dimiliki oleh seorang petani mempunyai masing-masing
golongan. Penguasaan penggolongan pertanian yang lebih operasional
mengenai struktur penguasaan lahan di pedesaan yaitu: “tuan tanah”
mereka yang memiliki lahan pertanian di atas 5,0 ha, petani “kaya” yang
memiliki lahan pertanian antara 2,0 ha-5,0 ha, petani“sedang” yang
memiliki lahan pertanian antara 0,6 ha-1,9 ha, “petani kecil” yang
memiliki lahan 0,25 ha-0,5 ha dan “tuna kisma”yaitu petani yang tidak
memiliki lahan pertanian.
Luas lahan yang dimiliki oleh petani mempengaruhi pendapatan yang akan
diterimanya. Menurut Sajogyo dalam Hadi Prayitno (1987:125) menyatakan
bahwa “besar kecilnya pendapatan petani dari usaha taninya terutama ditentukan
oleh luas tanah garapannya”.
14
Dari teori tersebut menunjukkan bahwa semakin luas lahan garapan petani maka
pendapatan yang akan diperoleh semakin banyak, dan juga semakin sempit lahan
garapan petani maka pendapatan yang diterima semakin sedikit pula. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin luas kebun karet yang dimiliki petani karet yang
ada di Desa Bandar Sari maka semakin besar pula pendapatan yang diterima
setiap bulannya.
4. Pendapatan
Pendapatan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari suatu kegiatan
ekonomi. Pendapatan atau penghasilan merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan. Pendapatan menentukan kehidupan seseorang, baik kehidupan sosial
maupun kehidupan ekonomi. Besar kecil pendapatan akan membawa pengaruh
pada tingkat kemakmuran penduduk, terutama pada pemenuhan kebutuhan pokok
suatu keluarga. Pendapatan merupakan semua hasil yang diperoleh seseorang
dalam suatu kegiatan perekonomian baik dari bidang jasa, industri, pertanian, dan
lain-lain. Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah pendapatan keluarga
petani karet.
Menurut Sonny Sumarsono (2009:176) menyatakan bahwa “pendapatan keluarga
adalah penghasilan keluarga yang berbentuk uang maupun dalam bentuk lain yang
dapat diuangkan dari hasil usaha yang dilakukan oleh anggota keluarga”.
Menurut Mulyanto Sumardi (1982:224) menyatakan bahwa:
Pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
a. Pendapatan pokok merupakan pendapatan yang utama atau pokok yaitu hasil
yang diperoleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara teratur untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga
15
b. Pendapatan tambahan merupakan hasil pendapatan yang tidak tetap namun
hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap bulannya
c. Pendapatan keseluruhan merupakan pendapatan pokok ditambah pendapatan
yang diperoleh setiap bulannya.
Dalam penelitian ini pendapatan pokok yang dimaksud adalah pendapatan dari
usaha tani. Usaha tani yang dilakukan adalah usaha perkebunan karet yang
dikelola oleh petani. Status petani yang dimaksud adalah petani pemilik. Jadi
petani pemilik tersebut mengusahakan pengelolaan lahan perkebunan miliknya
untuk memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga petani karet tersebut.
untuk menganalisis pendapatan petani karet maka ditentukan terlebih dahulu kelas
interval pendapatannya. Menurut Ridwan (2009:92) menyatakan bahwa untuk
menentukan kelas interval pada pendapatan maka digunakan cara sebagai berikut:
1. Mencari Jangkauan (J) = Datum terbesar – Datum terkecil
2. Mencari banyaknya kelas interval (k)
k = 1 + 3,3 log n, dimana n = banyaknya data
3. Mencari panjang kelas interval (c)
c = Jangkauan / Banyaknya kelas interval atau c = j/k.
Menurut Sunarpi dalam Eva Banowati (2013:51) menyatakan bahwa:
Pendapatan usaha tani merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
produksi pertanian termasuk di dalamnya usaha tani memelihara ternak.
Produksi pertanian yang dimaksud adalah berasal dari lahan yang menjadi
miliknya maupun lahan usaha tani yang di luar miliknya namun
dikuasainya ataupun di bawah penguasaannya.
Menurut Hadi Prayitno (1987:103) menyatakan bahwa:
Pendapatan petani dari usaha taninya dapat diperhitungkan dari total
penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil ditambah nilai dari hasil
yang dipergunakan sendiri, dikurangi dengan total nilai pengeluaran yang
terdiri dari: (a) pengeluaran untuk input (bibit, pupuk, pestisida), (b)
16
pengeluaran untuk upah tenaga luar keluarga, (c) pengeluaran untuk pajak,
iuran, air, bunga kredit, dan lain-lain).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan pokok yang diperoleh petani setiap
bulannya dikurangi dengan biaya produktif seperti untuk pembelian obat,
pembelian pupuk, membayar buruh yang tujuannya untuk pengelolaan kebun
karet. Selain dikurangi biaya produktif, pendapatan pokok yang diperoleh tersebut
dikurangi dengan biaya konsumtif yaitu kebutuhan pangan keluarga petani karet
sehingga pendapatan dikatakan bersih apabila sudah dikurangi biaya produktif
dan biaya konsumtif.
Selain memperoleh pendapatan dari usaha tani miliknya, biasanya seorang petani
memiliki usaha lainnya di bidang non pertanian untuk menambah tingkat
pendapatan keluarganya. Selain pendapatan pokok, petani karet ini juga ada yang
memiliki pendapatan tambahan yang diperoleh dari usaha nonpertanian. Usaha
nonpertanian yang banyak dilakukan oleh petani karet di Desa Bandar Sari adalah
usaha berdagang. Pendapatan dari usaha berdagang ini merupakan pendapatan
tambahan yang diterima petani karet setiap bulannya.
Menurut Kasryno dalam Eva Banowati (2013:51) menyatakan bahwa:
Tingkat pendapatan keluarga petani diperoleh juga dari kegiatan non-
usahatani dari berbagai kombinasi antara lain buruh industri, jasa
angkutan, dan non-pertanian lain. Banyak diantara mereka yang bekerja
rangkap, sehingga menunjukkan bahwa kegiatan di luar usaha tani sangat
penting bagi mereka, terutama dalam meningkatkan pendapatan.
Pendapatan pokok dari usaha kebun karet dan pendapatan tambahan yang
dilakukan petani karet setiap bulannya menghasilkan pendapatan berupa
pendapatan total. Pendapatan total tersebut merupakan pendapatan keseluruhan
yang diterima petani karet setiap bulannya baik dari usaha pengelolaan kebun
karet maupun dari usaha sampingan yang dilakukan petani karet.
17
5. Pengeluaran
Setiap individu yang hidup di muka bumi ini sudah pasti memerlukan biaya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Biaya tersebut biasanya disebut dengan biaya
pengeluaran. Pengeluaran yang digunakan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
keluarga diambil dari pendapatan yang diperoleh. Pengeluaran tersebut meliputi
pengeluaran pangan dan nonpangan. Pengeluaran yang paling diutamakan dalam
keluarga yaitu kebutuhan pangan. Dalam penelitian ini menggunakan kriteria
kebutuhan dasar dan kesejahteraan berdasarkan ukuran beras yang dinyatakan
dalam kilogram.
Menurut Sajogyo (1997:58) menyatakan bahwa:
Kriteria kesejahteraan didasarkan pada pengeluaran per kapita per tahun,
miskin apabila pengeluarannya lebih rendah nilai tukar 320 kg beras untuk
daerah pedesaan, miskin sekali apabila pengeluarannya lebih rendah dari
nilai tukar 240 kg beras untuk daerah pedesaan, dan paling miskin apabila
pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari nilai tukar 180 kg beras
untuk daerah pedesaan.
Jadi dapat disimpulkan secara umum bahwa kemiskinan absolut adalah kondisi
kemiskinan yang terburuk yang diukur dari tingkat kemampuan suatu keluarga
dalam membiayai kebutuhan yang paling minimal untuk dapat hidup sesuai
dengan taraf hidup kemanusiaan yang paling rendah. Selain pemenuhan
kebutuhan pangan, maka akan dihitung juga kebutuhan nonpangan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 mengenai kebutuhan nonpangan.
18
Tabel 2.1 Jenis Pengeluaran Nonmakanan Provinsi Lampung Tahun 2015
No Keperluan Nonmakanan
1 Perumahan dan fasilitas rumah tangga
2 Barang dan jasa
3 Biaya pendidikan
4 Biaya kesehatan
5 Pakaian, alas kaki, penutup kepala
6 Barang-barang tahan lama
7 Pajak dan asuransi
8 Keperluan pesta dan upacara
Sumber : BPS Provinsi Lampung, Susenas 2015
6. Petani
Petani merupakan seseorang yang bekerja dalam bidang pertanian. Indonesia
merupakan Negara agraris yang memiliki variasi lahan pertanian yang sangat
beragam, terutama dipengaruhi oleh faktor geografis. Kondisi geografis yang
sangat beragam tersebut menentukan jenis pertanian yang diusahakan oleh
masyarakat setempat yang ada di Indonesia.
Menurut Anwas Adiwilaga (1982:1) menyatakan bahwa “petani adalah orang
yang melakukan kegiatan bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak
dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatannya itu”.
Menurut Eva Banowati (2013:43) menyatakan bahwa “pertanian merupakan
kegiatan produksi yang memanfaatkan sumber daya alam (tanah) dengan cara
menanam tanaman-tanaman tertentu untuk memenuhi kebutuhan akan produk
pertanian”.
Petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani karet. Petani karet
merupakan seseorang yang melakukan usaha di bidang pertanian dengan cara
melakukan budidaya karet untuk memperoleh hasil dari tanaman karet. Hasil
19
tanaman karet tersebut merupakan getah karet yang dapat dijual guna memenuhi
kebutuhan hidupnya.
7. Tanaman Karet
Tanaman karet merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki harga
jual tinggi dan dapat memberikan keuntungan perekonomian bagi petaninya.
Tanaman karet ini baru bisa diambil getahnya apabila sudah berusia lebih dari
lima tahun. Cara mengambil getah karet ini melalui proses penyadapan. Biasanya
getah karet ini dijual setiap seminggu sekali tergantung petani karetnya masing-
masing.
Menurut Tim Penulis PS (2009:85) menyatakan bahwa:
Tanaman karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting
untuk Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia, karet merupakan
salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian Negara.
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang
cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman
biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas.
Tanaman karet akan tumbuh dengan baik apabila ditanam di daerah yang sesuai
dengan tumbuhan ini. Biasanya daerah yang cocok adalah daerah yang memiliki
dataran rendah. Apabila tanaman karet dapat tumbuh dengan baik maka akan
menghasilkan getah yang melimpah dan memberikan keuntungan yang banyak
bagi para petani karet sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani karet
tersebut.
Menurut Tim Penulis PS (2009:122) menyatakan bahwa:
Tanaman karet akan baik pertumbuhannya jika ditanam di daerah yang
memiliki ketinggian antara 0-400 m di atas permukaan laut, dengan
kemiringan maksimum 45 derajat. Jika ditanam di daerah yang memiliki
ketinggian di atas 400 m dari permukaan laut, maka pertumbuhannya
menjadi lambat. Apalagi jika tumbuh di ketinggian 600 m dari permukaan
20
laut dan tanahnya mulai kritis, hasil yang diperoleh sangat rendah dan
mudah terjangkit penyakit meskipun di rawat dengan baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkebunan karet yang ada di Desa Bandar Sari
adalah perkebunan yang cocok untuk dikembangkan di Desa Bandar Sari. Hal ini
dikarenakan tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada wilayah dataran
rendah seperti Desa Bandar Sari.
8. Pendidikan Tinggi
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Keputusan untuk
melanjutkan pendidikan anak merupakan hak dan kewajiban dari orang tuanya. Di
Desa Bandar Sari terdapat perbedaan pendidikan pada anak petani karet yang
memiliki luas lahan dan pendapatan yang sama. Terdapat sebagian anak petani
karet melanjutkan pendidikan dan sebagian lagi anak petani karet tidak
melanjutkan pendidikannya. Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah tingkat pendidikan anak pada jenjang perguruan tinggi.
Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 dalam Undang-undang Sisdiknas
(2003:12) menyatakan bahwa “jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jalur
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan
tinggi”.
Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 dalam Undang-undang
Sisdiknas (2003:14) menyatakan bahwa “pendidikan tinggi merupakan jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi”.
21
Pendidikan tinggi dalam penelitian ini adalah pendidikan pada jenjang Sarjana.
Pendidikan tinggi yang ditempuh seseorang tentunya secara khusus akan
memberikan banyak manfaat pada dirinya sendiri yaitu dapat memperbaiki
keadaan ekonomi dirinya sendiri maupun keluarganya. Hal ini dikarenakan
seseorang yang menempuh pendidikan tinggi tentunya akan lebih mudah
memperoleh kesempatan kerja apabila lapangan pekerjaan yang tersedia sesuai
dengan keahliannya.
B. Penelitian Sejenis
1. Menurut penelitian sejenis yang dilakukan oleh Nofi Tri Andriyani dari
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang berjudul
“Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua yang Memiliki Anak Tidak
Melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Bekri Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2010”. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
70,78 % jumlah orang tua anak berdasarkan keadaan pendidikan dasar yaitu
SD dan SMP dan hanya 1,54 % yang berpendidikan tinggi. Rendahnya tingkat
pendidikan responden disebabkan karena berawal dari ketidakmampuan orang
tua untuk menyekolahkan. Hal ini dapat dipahami karena mereka memang
berasal dari keluarga miskin, yang hidup serba kekurangan dan tidak
mempunyai kemampuan menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang
lebih tinggi.
2. Menurut penelitian sejenis yang dilakukan oleh Sarinah dari Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang berjudul
“Deskripsi Petani Kebun Karet Rakyat di Desa Tri Darma Wirajaya
Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2012”. Dari hasil
22
penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar petani karet di Desa Tri
Darma Wirajaya yaitu 70,00% pemenuhan kebutuhan pokoknya dapat
terpenuhi dan 30,00% yang pemenuhan kebutuhan pokoknya tidak terpenuhi.
Banyak petani karet yang pemenuhan kebutuhan pokoknya sudah dapat
terpenuhi dikarenakan pendapatan dari hasil kebun karet cukup tinggi.
C. Kerangka Pikir
Desa Bandar Sari merupakan desa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai
petani karet. Luas lahan yang dimiliki petani karet mempengaruhi pendapatan
yang akan diperoleh. Semakin luas lahan petani karet maka semakin banyak pula
pendapatan yang akan diperoleh. Masing-masing petani karet yang anaknya tidak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi memiliki luas lahan, pendapatan
pokok, pendapatan tambahan, pendapatan total, pengeluaran, dan saldo
pendapatan yang berbeda sehingga anak tidak melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi.
Dalam penelitian ini, menurut gambaran umum petani karet di Desa Bandar Sari
yang memiliki anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi masing-
masing dari mereka rata-rata memiliki luas lahan dan pendapatan yang tinggi.
Pendapatan yang tinggi tersebut merupakan pendapatan pokok yang belum
ditambah dengan pendapatan tambahan yang diperoleh dari pekerjaan sampingan
sehingga apabila sudah ditambahkan maka pendapatan total yang diperoleh petani
karet setiap bulannya semakin tinggi. Akan tetapi, dengan pendapatan yang tinggi
tersebut tidak membuat petani karet melanjutkan pendidikan anaknya ke
perguruan tinggi.
23
Pendapatan tinggi yang diperoleh petani karet lebih banyak digunakan untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya dibandingkan untuk melakukan perawatan
kebun karetnya. Hal ini dikarenakan perkebunan karet yang ada di Desa Bandar
Sari masih dalam usia produktif sehingga tidak banyak biaya yang dikeluarkan
untuk perawatan kebun karetnya. Pendapatan yang tinggi seharusnya membuat
petani karet menyisihkan pendapatannya untuk tabungan bekal masa depannya
atau lebih baik digunakan untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang
perguruan tinggi karena anak juga merupakan tabungan orang tua. Akan tetapi, di
Desa Bandar Sari ini banyak anak petani karet dengan pendapatan tinggi tetapi
anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
BAGAN KERANGKA PIKIR
Bagan 2.1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya
Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan
Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun 2016.
Luas
lahan
petani
karet
Analisis Pendapatan Keluarga Petani Karet yang Anaknya Tidak Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba
Kabupaten Way Kanan Tahun 2016
Pendapatan
pokok
petani
karet
Pendapatan
Total
Petani
Karet
Pendapatan
Tambahan
Petani
Karet
Pengeluaran
Petani Karet
Saldo
Petani
Karet
Anak petani karet tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
24
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan dalam penyelidikan
guna mencapai tujuan penelitian dengan didukung adanya data yang aktual
sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang diharapkan. Menurut Handari Nawawi
dalam buku Pabundu Tika (2005:2) menyatakan bahwa “metode penelitian adalah
ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran
pengetahuan”.
Menurut Pabundu Tika (2005:4):
Penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan fakta-fakta yang
ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.
Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-
konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi
mengenai gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang
bertujuan untuk menggambarkan fenomena atau keadaan serta mengetahui hal-hal
yang berhubungan dengan suatu keadaan tertentu dengan fakta-fakta yang terjadi
di lapangan. Metode penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan
keluarga petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi di Desa Bandar Sari Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan Tahun
2016.
25
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian merupakan subjek yang akan diteliti dalam sebuah penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) menyatakan bahwa “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh petani karet di Desa
Bandar Sari yang memiliki anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi yang berjumlah 36 responden. Jadi dalam penelitian ini tidak dilakukan
penarikan sampel sehingga penelitian ini disebut sebagai penelitian populasi.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel merupakan konsep yang dapat diukur. Menurut Margono (2010:133)
menyatakan bahwa “variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai.
Variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokkan yang logis dua atribut atau
lebih”.
Menurut Pabundu Tika (2005:6) menyatakan bahwa “variabel yang dikumpulkan
dapat bersifat fisik maupun sosial. Bersifat fisik misalnya tanah, geomorfologi,
faktor iklim, dan sebagainya, sedangkan yang bersifat sosial dapat berupa
kependudukan, agama, mata pencaharian, pendapatan penduduk, dan sebagainya”.
Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pendapatan petani
karet dengan indikator penelitian: luas lahan, pendapatan pokok, pendapatan
tambahan, pendapatan total, pengeluaran, dan saldo pendapatan petani karet.
26
2. Indikator Penelitian
a. Luas Lahan
Luas lahan dalam penelitian ini merupakan luas lahan yang dimiliki petani karet
sehingga akan menggolongkan petani karet dalam golongan tuan tanah, petani
kaya, petani sedang, petani kecil, petani gurem, dan buruh tani. Untuk
penggolongannya diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Petani kaya yang memiliki lahan pertanian antara 2,0 ha-5,0 ha
2) Petani sedang yang memiliki lahan 0,6 ha - 1,9 ha
b. Pendapatan Pokok
Pendapatan pokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan utama
yang diperoleh setiap bulan oleh petani karet di Desa Bandar Sari dari hasil kebun
karetnya dan dinyatakan dalam rupiah.
c. Pendapatan Tambahan
Pendapatan tambahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan
yang diperoleh dari pekerjaan sampingan yang dijalankan petani karet yang
dinyatakan dalam rupiah dalam jangka waktu satu bulan.
d. Pendapatan Total
Pendapatan total yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah dari
pendapatan bersih yang diperoleh dari hasil kebun karet ditambah dengan
pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sampingan yang dijalankan petani karet
yang dinyatakan dalam rupiah dalam jangka waktu satu bulan.
27
e. Pengeluaran Pemenuhan Kebutuhan Keluarga
Pengeluaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh seluruh anggota rumah tangga setiap bulan yang meliputi
pengeluaran pangan dan pengeluaran nonpangan. Pengeluaran pangan merupakan
pengeluaran konsumtif yang akan dihitung menggunakan ukuran beras dan
pengeluaran nonpangan akan dihitung menggunakan perhitungan rata-rata.
1) Pengeluaran Pangan
Pengeluaran pangan dalam penelitian ini merupakan pengeluaran berupa
kebutuhan pangan yang dikeluarkan petani karet setiap bulan yang kemudian
dikalikan menjadi pegeluaran per tahun dan dinyatakan dengan ukuran beras
dalam kilogram. Untuk pengukurannya, digunakan Kriteria kesejahteraan
didasarkan pada pengeluaran per kapita per tahun yaitu:
Miskin apabila pengeluarannya lebih rendah nilai tukar 320 kg beras untuk
daerah pedesaan.
Miskin sekali apabila pengeluarannya lebih rendah dari nilai tukar 240 kg
beras untuk daerah pedesaan.
Paling miskin apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari
nilai tukar 180 kg beras untuk daerah pedesaan.
2) Pengeluaran Nonpangan
Pengeluaran nonpangan dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan
petani karet untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan fasilitas (membayar
listrik), barang dan jasa, biaya pendidikan, biaya kesehatan, pakaian, alas kaki,
dan penutup kepala, barang-barang tahan lama, pajak dan asuransi, keperluan
28
pesta dan upacara, serta perawatan kebun karet yang merupakan pengeluaran
produktif setiap bulan yang dinyatakan dalam rupiah.
f. Saldo Pendapatan
Saldo Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sisa dari pendapatan
total yang diperoleh petani karet setiap bulan yang sudah dikurangi dengan
pengeluaran pangan dan non pangan yang termasuk di dalamnya keperluan
produktif (biaya perawatan kebun karet) yang dinyatakan dalam rupiah.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati
subjek dan objek penelitian. Menurut Pabundu Tika (2005:24) menyatakan bahwa
“observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang
ada pada objek penelitian”.
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati rumah petani
karet dari segi luas dan kemewahan, untuk melihat adanya kendaraan bermotor
yang dimiliki petani karet, serta untuk mengamati perhiasan yang dipakai oleh
istri petani karet.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan
tertulis yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok orang
terpilih. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
cara memberikan pertanyaan secara terbuka yang memungkinkan responden
29
memberikan jawaban yang sebenarnya. Data yang diambil meliputi identitas
petani karet, luas lahan, pendapatan pokok, pendapatan tambahan, pendapatan
total, pengeluaran, dan saldo pendapatan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian untuk
memperoleh data skunder. Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:109) menyatakan
bahwa “teknik dokumentasi adalah teknik untuk melengkapi data dalam rangka
analisa masalah yang akan diteliti”. Penelitian ini memerlukan informasi dari
dokumen yang ada hubungannya dengan gejala sosial, ekonomi budaya dan
penduduk lebih banyak berhubungan dengan sumber dokumentasi.
Tujuan dilakukannya teknik dokumentasi ini adalah untuk memperkuat bukti
penelitian serta untuk melengkapi dan mendapatkan data sekunder berupa profil
desa, jumlah penduduk, jenis mata pencaharian penduduk, jumlah rumah tangga
dan peta administrasi desa serta data-data lainnya yang dianggap penting untuk
mendukung dalam penelitian ini. Data-data tersebut biasanya diperoleh dari
kantor desa setempat.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis persentase.
Teknik analisis persentase digunakan dalam penelitian ini dikarenakan variabel
pada penelitian ini merupakan variabel tunggal dengan indikator penelitian yaitu
luas lahan, pendapatan, dan pengeluaran petani karet sehingga untuk
menghitungnya cukup menggunakan analisis persentase.
30
Menurut Arief Sadiman (1993:83) menyatakan bahwa “Analisis Persentase sangat
tidak cermat – tidak secermat seperti bagan sebaran. Akan tetapi, analisis
persentase dapat digunakan secara mudah terhadap variabel tingkat nominal dan
ordinal. Inilah alasan utama persentase digunakan secara luas”.
Menurut Arief Sadiman (1993:96):
Distribusi persentase adalah distribusi yang frekuensinya telah diubah ke
dalam persentase. Langkah pertama dalam menyusun suatu distribusi
persentase adalah membagi jumlah observasi dalam masing-masing
kategori variabel (f) dengan jumlah frekuensi (N). Setelah pembagian
dilakukan hasilnya dikalikan dengan 100 untuk menghasilkan persentase.
Distribusi persentase ini dirumuskan yaitu :
% =
x 100
Keterangan :
% = Persentase yang diperoleh
f = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah Responden
100 = Konstanta.
Menurut Sofar dan Widiyono (2013:178):
FR =
x 100
keterangan :
FR = Frekuensi Relatif dan Fi = Frekuensi baris ke-i
n = Jumlah sampel
Data yang diperoleh dideskripsikan dalam bentuk tabel yang dipersentasekan,
dilanjutkan dengan diinterpretasikan dan dapat disimpulkan dalam bentuk laporan
penelitian.
81
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Luas lahan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi di Desa Bandar Sari rata-rata 2,04 Ha dan sebagian besar
merupakan petani kaya.
2. Pendapatan pokok petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi di Desa Bandar Sari rata-rata per bulan Rp 8.783.333 dan
pendapatan tersebut tergolong pendapatan tinggi.
3. Pendapatan tambahan petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi di Desa Bandar Sari rata-rata per bulan Rp 1.695.238.
4. Pendapatan total petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi di Desa Bandar Sari rata-rata per bulan Rp 9.772.222.
5. Total pengeluaran petani karet yang anaknya tidak melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi di Desa Bandar Sari rata-rata per bulan Rp 4.538.750.
6. Saldo pendapatan rata-rata per bulan Rp 5.209.583. Dari analisis pendapatan
diketahui bahwa terdapat 33 petani karet secara ekonomi mampu melanjutkan
anaknya ke perguruan tinggi, akan tetapi petani karet tersebut tidak
menginvestasikan pendapatannya ke pendidikan anak dikarenakan
82
pendapatannya diinvestasikan: (a) membeli kebun karet (b) ditabung (c)
membeli tanah (d) membeli perhiasan (d) menambah modal usaha.
B. Saran
1. Saldo pendapatan yang diperoleh setiap bulan sangat banyak dan sebenarnya
mampu untuk melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi, kepada
petani karet disarankan untuk bisa melanjutkan pendidikan anak ke perguruan
tinggi karena investasi bukan hanya berbentuk barang saja tetapi pendidikan
anak juga merupakan investasi.
2. Kepada petani karet disarankan untuk memanfaatkan uang sesuai target hidup,
jangan sampai banyak pengeluaran yang sia-sia.
3. Kepada petani karet disarankan pada tahun depan untuk melanjutkan
pendidikan anak ke perguruan tinggi agar saldo pendapatannya tidak hanya
dimanfaatkan untuk kebutuhan tersier.
83
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Data Monografi Desa Bandar Sari. Kantor Desa. Bandar Sari.
-------2009. Panduan Lengkap Karet. Penebar Swadaya. Jakarta.
-------2003.Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Sinar Grafika. Jakarta.
------2009. Lampung Dalam Angka. BPS. Lampung.
------2015. Lampung Dalam Angka. BPS. Lampung.
------2015. Way Kanan Dalam Angka. BPS. Way Kanan.
------2017. Way Kanan Dalam Angka. BPS. Way Kanan.
Anwas Adiwilaga. 1982. Ilmu Usaha Tani. Penerbit Alumni. Bandung.
Arief Sadiman. 1993. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubugan.
Erlangga. Jakarta.
Daldjoeni. 1998. Geografi Kota dan Desa. PT Alumni. Bandung.
Eva Banowati. 2012. Geografi Indonesia. Penerbit Ombak. Yogyakarta.
Eva Banowati. 2013. Geografi Pertanian. Penerbit Ombak. Yogyakarta.
Hadi Prayitno. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE .Yogyakarta.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Mulyanto Sumardi. 1982. Sumber Pendapatan Pokok dan Perilaku Menyimpang.
Rajawali. Jakarta.
Nofi Tri Andriyani. 2010. Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua yang
Memiliki Anak Tidak Melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di
Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010. (Skripsi).
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Alumni. Bandung.
84
Pabundu Tika. 2005. Metodologi Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta.
Ridwan. 2009. Belajar Mudah Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula.
Alfabeta. Bandung
Sajogyo. 1997. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. LPSB-IPB.
Bogor.
Sarinah. 2012. Deskripsi Petani Kebun Karet Rakyat di Desa Tri Darma Wirajaya
Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Tahun
2012.(Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Sofar Silaen dan Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. In Media. Jakarta
Sonny Sumarsono. 2009. Teori dan Kebijakan Publik Ekonomi Sumber Daya
Manusia. Graha Ilmu. Jember.
Sudarmi. 2005. Geografi Regional Indonesia. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT
Rineka Cipta. Jakarta.
Sumadi. 2004. Filsafat Geografi. Universitas Lampung. Bandar Lampung