pengaruh penambahan ekstrak daun kelor (moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/desy dwi...

96
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) YANG BERBEDA DALAM PENGENCER CEP-2 KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING SENDURO SKRIPSI Oleh: Desy Dwi Afifah NIM. 145050100111016 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Upload: phamthu

Post on 02-Mar-2019

384 views

Category:

Documents


38 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK

DAUN KELOR (Moringa oleifera) YANG

BERBEDA DALAM PENGENCER CEP-2

KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS

SEMEN BEKU KAMBING SENDURO

SKRIPSI

Oleh:

Desy Dwi Afifah

NIM. 145050100111016

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK

DAUN KELOR (Moringa oleifera) YANG

BERBEDA DALAM PENGENCER CEP-2

KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS

SEMEN BEKU KAMBING SENDURO

SKRIPSI

Oleh:

Desy Dwi Afifah

NIM. 145050100111016

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected
Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Desy Dwi Afifah dilahirkan

di Lamongan pada tanggal 22 Desember 1995. Penulis

merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu

Narti. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN

Banjargondang lulus pada tahun 2007, pendidikan menengah

pertama di SMPN 1 Sukorame lulus pada tahun 2010,

pendidikan menengah atas di SMAN 1 Bluluk lulus pada tahun

2013 dan diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya pada tahun 2014 melalui jalur Seleksi

Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) serta

mendapatkan beasiswa Bidikmisi.

Penulis pernah memperoleh penghargaan sebagai

finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29

pada tahun 2016. Penulis melakukan Praktek Kerja Lapang

(PKL) di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Budidaya

Ternak Kabupaten Pasuruan pada tahun 2017 dengan judul

“Manajemen Peternakan Ruminansia di UPTD Budidaya

Ternak Kabupaten Pasuruan”. Sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana (S1) Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Kelor (Moringa

oleifera) yang Berbeda Dalam Pengencer CEP-2 Kuning Telur

Terhadap Kualitas Semen Beku Kambing Senduro”.

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

ii

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha

Kuasa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik. Penelitian skripsi dengan

judul “Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Kelor

(Moringa oleifera) yang Berbeda Dalam Pengencer CEP-2

Kuning Telur Terhadap Kualitas Semen Beku Kambing

Senduro” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Peternakan di Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya.

Penyelesaian penulisan laporan ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan serta dorongan motivasi dari beberapa

pihak, penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS., selaku Dekan

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang dan

Dr. Ir. Sri Minarti, MP., selaku Ketua Jurusan Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya.

2. Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si., selaku Pembimbing

Utama dan Prof. Dr. Ir. Moh. Nur Ihsan, MS., selaku

Pembimbing Pendamping atas saran dan bimbingannya

selama penelitian sampai dengan penyusunan skripsi

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.

3. Prof. Dr. Ir. M. Nur Ihsan, MS., selaku ketua penelitian

PUPTN yang telah memberikan fasilitas selama

penelitian.

4. Dr. Ir. Agus Budiarto, MS dan Artharini Irsyammawati,

S.Pt, MP., selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan koreksi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

iv

5. Dr. Ir. Agus Budiarto, MS., selaku ketua Laboratorium

Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan yang telah

menyediakan fasilitas dalam pelaksanaan penelitian

dan Bapak Sumali selaku Koordinator Laboratorium

yang telah membantu serta memberi arahan dalam

proses penelitian berlangsung.

6. Achadiah Rachmawati, S.Pt, M.Si., dan Muhammad

Ade Salim, S.Pt, MP., yang telah membantu

menyediakan fasilitas dan memberikan arahan selama

proses penelitian.

7. Ibu Narti dan Bapak Doto, selaku kedua orang tua

tersayang atas doa, motivasi serta dukungan baik secara

moral maupun materi.

8. Anggota tim penelitian EXPERT TEAM antara lain

Uzwajul M, Aprilia Retno A, Sulaiman dan Angga

Setiawan yang telah bekerjasama dengan baik selama

penelitian dan penyusunan skripsi.

9. Riski Septiani, Wida Apriliani, Churrotul M, Wiwik

Srilidiya W, Mulfi Qaulan S, Mirza, Arif, Ivanda,

Niswatin Hasanah selaku teman seperjuangan yang

selalu memberikan semangat dan membantu dalam

penelitian dan penyusunan skripsi.

10. Kepada pihak-pihak terkait lainnya yang telah

membantu baik dalam pelaksaan penelitian maupun

dalam penyelesaian skripsi.

Penulis berharap kritik dan saran yang membangun

untuk kesempurnaan skripsi dan penulis berharap

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis maupun pembaca.

Malang, Juni 2018

Penulis

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

v

EFFECT OF ADDITIONAL OF MORINGA

LEAVES EXTRACT (Moringa oleifera) DIFFERENT

IN DILUENT CEP-2 EGG YOLK OF THE

QUALITY OF FROZEN SEMEN

SENDURO GOATS

Desy Dwi Afifah1), Sri Wahjuningsih2), Nur Ihsan2)

1) Student at Production Department, Animal Science Faculty,

Brawijaya University 2) Lecturer of Animal Production, Animal Science Faculty,

Brawijaya University

E-mail : [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this research was to evaluate the

different of addition of moringa leaves extraction diluted in

CEP-2 Egg Yolk base extender to frozen semen quality of

Senduro goats. The materials used for this research were

Senduro goats semen, which was collected by artificial vagina.

Semen diluent were divided into five groups, there were P0

(90% CEP-2 + 10% Egg Yolk); P1 (90% CEP-2 + 10% Egg

Yolk + 1% Moringa Leaves Extraction); P2 (90% CEP-2 + 10%

Egg Yolk + 3% Moringa Leaves Extraction); P3 (90% CEP-2 +

10% Egg Yolk + 5% Moringa Leaves Extraction) and P4 (90%

CEP-2 + 10% Egg Yolk + 7% Moringa Leaves Extraction) with

ten replications. Quality of collected-spermatozoa were

observed based on percentages of motility spermatozoa,

viability spermatozoa, abnormally spermatozoa and plasma

membran intact. The data were analyzed with Analysis of

Variance (ANOVA) based on Randomized Block Design, if

there was significant effect, then tested by Duncan’s Multiple

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

vi

Range Test (DMRT). The result showed that addition of

different moringa leaves extraction in CEP-2 egg yolk extender

on percentages of motility spermatozoa, viability spermatozoa

and plasma membrane intact, have significant effect (P<0.05),

but there was no significant effect on percentage of abnormal

spermatozoa (P>0.05). P3 better than P1, P2, P4 and P0 on

percentages of motility spermatozoa, viability spermatozoa, and

plasma membrane intact on Post Thawing. The conclusion was

addition Moringa oleifera extraction in CEP-2 egg yolk

extender with level 5% (P3) can improve the quality of frozen

semen Senduro goats.

Keywords: CEP-2 Egg Yolk, Moringa leaves extract, Semen

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

vii

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR

(Moringa oleifera) YANG BERBEDA DALAM PENGENCER

CEP-2 KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN

BEKU KAMBING SENDURO

Desy Dwi Afifah1), Sri Wahjuningsih2), M. Nur Ihsan2)

1) Mahasiswa Bagian Produksi Ternak, Fakultas Peternakan,

Universitas Brawijaya 2) Dosen Bagian Produksi Ternak, Fakultas Peternakan,

Universitas Brawijaya

E-mail : [email protected]

RINGKASAN

Salah satu usaha dalam meningkatkan produksi daging

adalah dengan adanya peningkatan mutu genetik yaitu dengan

program Inseminasi Buatan (IB). Faktor keberhasilan IB

memerlukan semen berkualitas baik dan memiliki daya hidup

yang tinggi, sehingga ketersediaan semen yang diperlukan

setiap saat tetap dalam keadaan baik dan layak untuk dilakukan

inseminasi dengan cara pengawetan semen berupa pengenceran

semen. Pengencer Cauda Epididymal Plasma-2 (CEP-2)

merupakan salah satu jenis pengencer yang mampu

mempertahankan spermatozoa selama penyimpanan untuk

melindungi spermatozoa dari kejut dingin (cold shock). Bovine

Serum Albumin (BSA) merupakan salah satu bahan yang

terdapat di dalam CEP-2 yang berfungsi melindungi sel

spermatozoa dari luar saat proses pembekuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan

ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) yang berbeda terhadap

kualitas semen beku kambing Senduro. Materi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah semen kambing Senduro dari

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

viii

Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan pada 10

November 2017 sampai tanggal 9 Maret 2018. Penampungan

dan prosesing semen dilaksanakan di Laboratorium Lapang

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Penampungan

semen kambing Senduro dilaksanakan dua kali dalam seminggu

menggunakan metode vagina buatan. Persyaratan semen segar

yang digunakan yaitu semen yang mempunyai motilitas

individu ≥70% dan motilitas massa minimal 2+. Kuning telur

yang digunakan adalah kuning telur segar jenis ayam buras

dengan umur telur maksimal 3 hari yang berasal dari Desa

Sumber Sekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Pengencer

yang digunakan meliputi CEP-2 kuning telur tanpa penambahan

Ekstrak Daun Kelor (EDK). Metode yang digunakan dalam

penelitian adalah metode percobaan laboratorium dengan jenis

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan yaitu

P0 (90% CEP-2 + 10% Kuning Telur (KT)), P1 (90% CEP-2 +

10% KT + 1% EDK), P2 (90% CEP-2 + 10% KT + 3% EDK),

P3 (90% CEP-2 + 10% KT + 5% EDK) dan P4 (90% CEP-2 +

10% KT + 7% EDK) dengan masing-masing 10 kali ulangan.

Apabila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata, maka

akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD).

Variabel yang diamati meliputi persentase motilitas, persentase

viabilitas, persentase abnormalitas dan integritas membran

spermatozoa selama pembekuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase

motilitas individu, viabilitas dan integritas membran

spermatozoa saat pengamatan post thawing memberikan

pengaruh yang nyata (P<0,05), sedangkan persentase

abnormalitas tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05).

Persentase rataan motilitas individu post thawing pada masing-

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

ix

masing perlakuan adalah P0 (32,00±6,32%), P1

(31,50±4,74%), P2 (37,50±8,58%), P3 (40,50±7,62%) dan P4

(35,50±7,62%). Persentase rataan viabilitas setelah pembekuan

pada masing-masing perlakuan adalah P0 (37,96±8,73%), P1

(45,08±4,99%), P2 (44,05±9,53%), P3 (45,53±8,68%) dan P4

(38,41±6,72%). Persentase rataan abnormalitas setelah

pembekuan untuk masing-masing perlakuan adalah P0

(3,14±2,19%), P1 (3,19±2,08%), P2 (3,11±1,34%), P3

(3,44±1,62%) dan P4 (3,40±2,54%). Persentase rataan

integritas membran setelah pembekuan untuk masing-masing

perlakuan adalah P0 (38,51±5,92%), P1 (39,67±8,56%), P2

(39,84±4,59%), P3 (47,24±6,42%) dan P4 (41,63±6,65%).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa

penambahan ekstrak daun kelor pada level 5% mampu

mempertahankan kualitas semen beku kambing Senduro dalam

pengencer CEP-2 kuning telur terhadap persentase motilitas,

persentase viabilitas dan persentase integritas membran

spermatozoa selama penympanan beku. Saran dari penelitian

ini adalah menggunakan P3 dengan pengencer 90% CEP-2 +

10% KT + 5% ekstrak daun kelor karena mampu menjaga

kualitas spermatozoa dengan baik serta diharapkan untuk

dilakukan proses inseminasi buatan pada kambing Senduro

untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

x

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

xi

DAFTAR ISI

Isi Halaman

RIWAYAT HIDUP ............................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................... iii

ABSTRACT ............................................................................ v

RINGKASAN ...................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN ................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................ 4

1.3. Tujuan ............................................................... 4

1.4. Kegunaan ......................................................... 4

1.5. Kerangka Pikir .................................................. 5

1.6. Hipotesis ........................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kambing Senduro ............................................. 9

2.2. Spermatozoa ................................................... 10

2.3. Uji Kualitas Spermatozoa ............................... 12

2.4. Integritas Membran Spermatozoa .................... 14

2.5. Pembekuan Semen .......................................... 15

2.6. Pengencer CEP-2 Kuning Telur ..................... 18

2.7. Daun Kelor (Moringa oleifera) ....................... 19

BAB III MATERI DAN METODE

3.1. Lokasi dan Waktu ........................................... 25

3.2. Materi Penelitian ............................................. 25

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

xii

3.2.1. Penampungan Semen ............................ 26

3.2.2. Pembuatan Ekstrak Daun Kelor ........... 26

3.2.3. Pembuatan Larutan Ekstrak

Daun Kelor ........................................... 27

3.2.4. Pembuatan Pengencer CEP-2

Kuning Telur ........................................ 28

3.2.5. Penggunaan Pengencer CEP-2

Kuning Telur ........................................ 30

3.2.6. Prosedur Persiapan Pengencer ............. 36

3.2.6.1. Pengencer Kontrol (P0) .......... 36

3.2.6.2. Pengencer Perlakuan

(P1, P2, P3, P4) ........................ 37

3.2.7. Pembuatan Larutan Hypoosmotic

Swelling Test (HOST) .......................... 37

3.3. Metode Penelitian ........................................... 38

3.4. Analisis Data ................................................... 38

3.5. Variabel Penelitian .......................................... 39

3.5.1. Pemeriksaan Makroskopis Semen ......... 39

3.5.2. Pemeriksaan Mikroskopis Semen ......... 40

3.5.3. Integritas Membran Spermatozoa ......... 42

3.6. Batasan Istilah .................................................. 42

3.7. Kerangka Operasional...................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemeriksaan Kualitas Semen Segar

Kambing Senduro .......................................... 45

4.2. Pemeriksaan Motilitas Individu Semen

Kambing Senduro ........................................... 47

4.3. Pemeriksaan Viabilitas Semen

Kambing Senduro ........................................... 52

4.4. Pemeriksaan Abnormalitas

Semen Kambing Senduro ................................ 54

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

xiii

4.5. Pemeriksaan Integritas Membran

Semen Kambing Senduro ................................ 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................... 63

5.2. Saran ............................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 65

LAMPIRAN ..................................................................... 75

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

xiv

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan Nilai Gizi Daun Kelor Segar dan Kering ... 21

2. Kandungan Bagian-bagian Daun Kelor .......................... 23

3. Komposisi Bahan Pengencer CEP-2 .............................. 29

4. Rataan Semen Segar Kambing Senduro ......................... 45

5. Rataan Motilitas Individu (%)

Semen Kambing Senduro ............................................... 48

6. Rataan Viabilitas (%) Semen Kambing Senduro ........... 53

7. Rataan Abnormalitas (%) Semen Kambing Senduro ..... 55

8. Rataan Integritas Membran Spermatozoa (%)

Kambing Senduro ........................................................... 59

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Pikir Penelitian .................................... 7

2. Kambing Senduro ........................................................... 10

3. Spermatozoa Pada Beberapa Ternak .............................. 11

4. Mekanisme Masuknya Krioprotektan di Dalam Sel ....... 17

5. Daun Kelor (Moringa oleifera) ...................................... 20

6. Prosedur Persiapan Pengencer Kontrol (P0) .................. 36

7. Prosedur Persiapan Pengencer

Perlakuan (P1, P2, P3, P4) .............................................. 37

8. Kerangka Operasional .................................................... 43

9. Spermatozoa Hidup dan Mati Perbesaran 400 kali ........ 52

10. Abnormalitas Spermatozoa Perbesaran 400 kali ............ 55

11. Integritas Membran Spermatozoa Perbesaran 400 kali .. 58

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Rataan Kualitas Semen Segar Kambing Senduro .. 75

2. Data Persentase Motilitas Individu (%) Spermatozoa .... 76

3. Data Persentase Viabilitas (%) Spermatozoa ................. 77

4. Data Persentase Abnormalitas (%) Spermatozoa ........... 78

5. Data Persentase Integritas Membran (%) Spermatozoa . 79

6. Analisis Statistik Motilitas Spermatozoa ........................ 80

7. Analisis Statistik Viabilitas Spermatozoa ....................... 84

8. Analisis Statistik Abnormalitas Spermatozoa ................ 88

9. Analisis Statistik Integritas Membran Spermatozoa ...... 92

10. Dokumentasi .................................................................. 96

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

xviii

DAFTAR SINGKATAN

BF : Before Freezing

BSA : Bovine Serum Albumin

dkk., : dan kawan-kawan

EDK : Ekstrak Daun Kelor

et al., : et alii

Kg : Kilogram

KT : Kuning Telur

P : Perlakuan

pH : Potential Hydrogen

PTM : Post Thawing Motility

RAK : Rancangan Acak Kelompok

rpm : rate per minute

SD : Standar Deviasi

oC : Derajad Celcius

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang saat

ini banyak dipelihara oleh masyarakat luas terutama di

pedesaan karena memiliki berbagai keuntungan antara lain

cepat berkembangbiak, modal untuk pemeliharaannya relatif

kecil, cara pemeliharaannya mudah, sebagai investasi serta

sebagai jaminan apabila terjadi kegagalan panen. Menurut

Batubara, Nasution, Subandriyo, Inounu, Tiesnamurti dan

Anggraeni (2016) menyatakan bahwa populasi kambing di

Indonesia saat ini mencapai 19.608.181 ekor. Sekitar 58,33%

terdapat di Pulau Jawa, 22,78% di Pulau Sumatera, 1,03% di

Pulau Kalimantan, 9,25% di Pulau Sulawesi dan 8,61% di pulau

lain (Pulau Maluku, NTB, NTT, Bali, Papua, dan Papua Barat).

Anonimus (2016) melaporkan bahwa kambing Senduro

merupakan suatu kekayaan sumberdaya genetik ternak lokal di

Indonesia yang harus dilindungi dan dilestarikan. Secara

genetik, kambing yang memiliki ciri khas bulu putih mulus ini

terdapat komponen darah kambing etawa dari India, kambing

Jawarandu dan kambing Kacang.

Salah satu upaya dalam meningkatkan produktivitas

ternak dengan metode Inseminasi Buatan (IB). Penerapan

teknologi IB pada kambing di Indonesia belum populer apabila

dibandingkan dengan ternak sapi serta angka kebuntingan yang

diperoleh umumnya masih dibawah 40% (Tambing dan

Sariubang, 2008).Terdapat dua masalah yang mempengaruhi

keberhasilan IB pada kambing, yaitu kesulitan mendeteksi

berahi dan teknik inseminasi yang belum tepat. Program IB

yang berhasil dapat dicapai dengan melihat kualitas semen

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

2

jantan, perlakuan terhadap semen, transportasi serta

pelaksanaan dalam inseminasi, sehingga ketersediaan semen

yang diperlukan setiap saat tetap dalam keadaan baik dan layak

untuk dilakukan inseminasi dengan cara pengawetan semen

berupa pengenceran semen. Tujuan pengenceran semen

dilakukan untuk mengurangi kepadatan dan menjaga

kelangsungan hidup spermatozoa (Widjaya, 2011). Syarat

bahan pengencer harus mengandung zat-zat makanan berupa

sumber energi dan tidak bersifat racun bagi spermatozoa, dapat

melindungi spermatozoa dari kejut dingin (cold shock),

menghambat pertumbuhan mikroba serta bersifat sebagai

penyangga.

Kerusakan spermatozoa merupakan salah satu kendala

dalam upaya untuk mempertahankan semen pada suhu rendah.

Semen kambing mudah mengalami kerusakan selama proses

pembekuan, karena terjadinya pembentukan kristal es yang

menyebabkan kematian spermatozoa. Munazaroh,

Wahjuningsih dan Ciptadi (2013) menjelaskan bahwa selama

proses pembekuan semen, kristal-kristal es yang terbentuk

dapat menyebabkan konsentrasi elektrolit meningkat di dalam

sel yang akan melarutkan selubung lipoprotein dinding sel

spermatozoa dan pada waktu pemeriksaan setelah pembekuan

(thawing) akan mengubah permeabilitas membran plasma

sehingga spermatozoa akan mati. Salah satu pengencer yang

dapat digunakan yaitu Cauda Epididymal Plasma (CEP-2)

merupakan salah satu jenis pengencer dalam penyimpanan

spermatozoa sapi pada suhu refrigator. Pengencer ini

mengandung sumber energi seperti fruktosa, beberapa mineral

(Na+, Ca+, K+), pH serta osmolaritasnya yang sama dengan

keadaan plasma kauda epididimis (Verbeckmoes, Varisoom,

Dewulf and Kruif, 2004 dalam Wiratri, Susilawati dan

Page 24: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

3

Wahjuningsih, 2014). Selama proses penyimpanan dibutuhkan

bahan tambahan lain yang dapat melindungi spermatozoa salah

satunya yaitu kuning telur. Nugroho, Susilawati dan

Wahjuningsih (2014) menjelaskan bahwa terdapat jenis

krioprotektan ekstraseluler yang banyak digunakan dalam

proses pendinginan semen yaitu kuning telur. Kuning telur

mengandung lesitin dan lipoprotein yang mampu melindungi

membran sel spermatozoa untuk mencegah terjadinya cold

shock selama pendinginan pada suhu 5oC. Selain itu, perlu

adanya penambahan antioksidan salah satunya yaitu daun kelor.

Ekstrak daun kelor memiliki berbagai efek terhadap kualitas

semen. Daun kelor dapat meningkatkan kualitas spermatozoa

dan bentuk testes pada kelinci jantan (Abu, Ahemen and

Ikpechukwu, 2013). Fitria, Indra dan Lyrawati (2013)

menjelaskan bahwa di dalam daun kelor (Moringa oleifera)

mengandung antioksidan yang tinggi dan beberapa senyawa

bioaktif kelompok flavonoid seperti quercetin, kaempferol dan

proanthocyanidin. Quercetin merupakan antioksidan kuat yang

memiliki kekuatan 4-5 kali lebih tinggi jika dibandingkan

dengan vitamin C dan vitamin E yang dikenal sebagai

antioksidan potensial. Terdapat zat fitokimia pada daun kelor

yang merupakan antioksidan seperti tanin, steroid dan

triterpenoid, flavonoid, saponin, antarquinon dan alkaloid

(Kasolo, Bimeya, Ojok, Ochieng and Okwal-okeng, 2010).

Proses pembekuan semen dilakukan dengan

menggunakan medium nitrogen cair (N2 cair) dengan suhu -

196oC. Spermatozoa yang telah dibekukan akan mampu

bertahan hidup dalam kurun waktu yang lama, bahkan

bertahun-tahun. Ismaya (2014) menjelaskan bahwa motilitas

spermatozoa tetap dalam keadaan baik setelah dibekukan dan

dicairkan, yaitu mencapai 40-60%, namun hanya sekitar 20-

Page 25: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

4

30% spermatozoa yang masih baik. Spermatozoa yang

mengalami kerusakan kemungkinan masih motil, tetapi

kemampuan dalam membuahi sel telur masih kurang maksimal.

Penelitian tentang pengenceran semen kambing Senduro

menggunakan CEP-2 kuning telur dan ekstrak daun kelor belum

banyak dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian ini

dengan menggunakan bahan lokal (ekstrak daun kelor) dan

menekan biaya prosesing semen serta kualitas semen beku tetap

dalam keadaan motil dan mampu secara maksimal membuahi

sel telur.

1.2. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah

bagaimana pengaruh penambahan ekstrak daun kelor (Moringa

oleifera) yang berbeda dalam pengencer CEP-2 kuning telur

terhadap kualitas semen beku kambing Senduro.

1.3. Tujuan

Tujuan penelitian adalah mengetahui dan mengkaji

pengaruh kadar ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) yang

berbeda dalam pengencer CEP-2 kuning telur terhadap kualitas

semen beku kambing Senduro.

1.4. Kegunaan

Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi

tentang pengaruh kadar ekstrak daun kelor (Moringa oleifera)

yang berbeda dalam pengencer CEP-2 kuning telur terhadap

kualitas semen beku kambing Senduro, sehingga dapat

mencegah penurunan kualitas spermatozoa yang diakibatkan

oleh radikal bebas serta berguna sebagai standar optimal

pemberian ekstrak daun kelor pada penelitian selanjutnya guna

Page 26: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

5

mendukung perkembangan ilmu peternakan pada bidang

bioteknologi reproduksi.

1.5. Kerangka Pikir

Manajemen reproduksi kambing Senduro harus

dilakukan perbaikan secara terus menerus salah satunya yaitu

produksi semen yang berkualitas tinggi. Menurut Wiratri dkk.,

(2014) menjelaskan bahwa semen beku yang sering digunakan

sebagai IB mempunyai kualitas yang lebih rendah dan hanya

dapat dipertahankan dengan adanya Nitrogen cair (N2 cair),

sedangkan di beberapa daerah di Indonesia N2 cair masih sulit

didapatkan dan akan berdampak terhadap rendahnya tingkat

keberhasilan IB.

Pengenceran dan penyimpanan semen merupakan

suatu usaha dalam mempertahankan kualitas spermatozoa.

Pengenceran semen dilakukan untuk mengurangi kepadatan

dan menjaga kelangsungan hidup spermatozoa. Syarat bahan

pengencer harus mengandung zat-zat makanan berupa sumber

energi dan tidak bersifat racun bagi spermatozoa, dapat

melindungi spermatozoa dari kejut dingin (cold shock),

menghambat pertumbuhan mikroba serta bersifat sebagai

penyangga (Widjaya, 2011). Salah satu pengencer yang dapat

digunakan yaitu Cauda Epididymal Plasma (CEP-2)

merupakan salah satu jenis pengencer dalam penyimpanan

spermatozoa sapi pada suhu refrigator. CEP-2 mengandung

sumber energi berupa fruktosa, beberapa mineral seperti (Na+,

Ca+, K+), pH serta osmolaritasnya sama dengan keadaan plasma

kauda epididimis (Verbeckmoes et al., 2004 dalam Wiratri

dkk., 2014). Nugroho, Susilawati dan Wahjuningsih (2014)

menjelaskan bahwa jenis krioprotektan ekstraseluler yang

banyak digunakan dalam proses pendinginan semen adalah

Page 27: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

6

kuning telur yang terdapat kandungan lesitin dan lipoprotein

yang mampu melindungi membran sel spermatozoa untuk

mencegah terjadinya cold shock selama pendinginan pada suhu

5oC.

Pengencer CEP-2 yang ditambahkan 20% kuning telur

dapat memberikan kualitas terbaik dalam mempertahankan

daya hidup spermatozoa (Ducha, Susilawati, Aulanni’am dan

Wahyuningsih, 2013). Penambahan ekstrak daun kelor

(Moringa oleifera) dalam pengencer CEP-2 kuning telur

mampu menjaga kualitas semen kambing Senduro selama

penyimpanan beku. Daun kelor memiliki kandungan senyawa

flavonoid berupa antioksidan yang salah satu sumber

fenoliknya dapat menangkap radikal bebas dan fraksi etanolnya

dapat melindungi terhadap penghentian DNA (Pandey,

Poonam, Gupta, Haider, Bhatt and Singh, 2012).

Penelitian terkait pengenceran semen beku kambing

Senduro menggunakan ekstrak daun kelor dalam pengencer

CEP-2 kuning telur belum banyak dilakukan, sehingga perlu

dilakukan penelitian ini untuk mengetahui kualitas semen

kambing Senduro sebagai dasar penentuan kadar ekstrak daun

kelor yang tepat. Skema kerangka pikir penelitian dapat dilihat

pada Gambar 1.

Page 28: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

7

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian

Syarat:

• Sumber energi

• Tidak toksik

• Pelindung dari cold shock

• Sebagai buffer

Pengencer CEP-2

kuning telur mampu

mempertahankan daya

hidup spermatozoa

(Ducha dkk., 2013)

Perbaikan manajemen

reproduksi kambing

Senduro

Produksi semen yang

berkualitas tinggi

Pengenceran dan

penyimpanan untuk

mempertahankan

kualitas semen

kambing Senduro

Penambahan ekstrak daun

kelor sebagai antioksidan

(Pandey et al., 2012) dan

mampu meningkatkan

pergerakan spermatozoa pada

kambing (Raji and Njidda,

2014)

Penentuan konsentrasi

ekstrak daun kelor

yang tepat untuk

mempertahankan

kualitas semen beku

kambing Senduro

Page 29: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

8

1.6. Hipotesis

Kadar ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) yang

berbeda dalam pengencer CEP-2 kuning telur mampu

mempertahankan kualitas semen beku kambing Senduro.

Page 30: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kambing Senduro

Kambing Senduro merupakan suatu kekayaan

sumberdaya genetik ternak lokal di Indonesia yang harus

dilindungi dan dilestarikan. Secara genetik, kambing yang

memiliki ciri khas bulu putih mulus ini terdapat komponen

darah kambing Etawa dari India, kambing Jawarandu dan

kambing Kacang. Kambing Senduro juga memiliki fertilitas

(tingkat kesuburan reproduksi ternak) yang cukup tinggi. Rata-

rata Kambing Senduro sudah mampu beranak pertama ketika

mencapai umur 394±58 hari, dengan jarak beranak 220±17 hari.

Dalam jangka waktu dua tahun, Kambing Senduro akan mampu

melahirkan hingga tiga kali dengan kelahiran rata-rata kembar

(Anonimus, 2016). Kambing Senduro memiliki karakteristik

yaitu warna putih, bentuk kepala dengan muka cembung,

telinga panjang menggantung kebawah dan terpilin, bertanduk

dan tidak bertanduk, bentuk punggung lurus sedikit

melengkung sampai titik terendah dibagian tengah tubuh

membentuk sudut dan semakin tinggi sampai pinggul, bulu

tubuh bagian leher dan pinggul lebih panjang dan pada jantan

bulu lebih panjang mengurai, ekor pendek dan bentuk ambing

menggantung seperti kendi. Rata-rata produksi susu kambing

Senduro adalah 1,3±0,5 liter/hari, umur beranak pertama

394±58 hari, lama bunting 5±0,3 bulan, lama berahi 18±6 jam,

berahi setelah beranak 63±6 hari, jumlah anak sekelahiran 1-2

ekor dan jarak beranak (Kidding Interval) 220±17 hari

(Anonimus, 2014)

Page 31: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

10

Gambar 2. Kambing Senduro

2.2. Spermatozoa

Spermatozoa dibentuk dari tubuli seminiferi yang berada

di dalam testis. Spermatozoa memiliki sel yang panjang, terdiri

dari kepala yang tumpul didalamnya terdapat inti sel, ekor yang

mengandung apparatus untuk pergerakan sel. Pada kepala

terdapat akrosom yang memiliki struktur dinding rangkap

terletak diantara membran plasma bagian anterior nukleus,

leher menghubungkan kepala dan ekor (flagela) yang dibagi

menjadi bagian tengah, pokok dan akhir. Bagian-bagian

tersebut memiliki struktur yang berbeda (Susilawati, 2011).

Spermatozoa pada masing-masing spesies memiliki

ukuran yang berbeda, namun bentuknya secara umum hampir

sama. Morfologi spermatozoa pada beberapa spesies dapat

dilihat pada Gambar 3.

Page 32: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

11

Gambar 3. Spermatozoa Pada Beberapa Ternak (Sumber:

Garner and Hafez, 2008)

Bentuk kepala spermatozoa adalah oval, tumpul dan

mengandung nukleus dengan kromatin yang sangat padat.

Kromatin ini terdiri atas Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) yang

kompleks dari suatu protein yang disebut sebagai protamine

sperma. Kromosom spermatozoa memiliki jumlah haploid atau

setengah dari sel somatik. Sel ini dihasilkan dari proses

pembelahan secara meiosis yang terjadi selama proses

spermatogenesis. Bagian akrosom merupakan bagian akhir dari

inti spermatozoa yang dibungkus oleh akrosom tipis, lapisan

membran yang menutupi ini terbentuk saat proses

spermatogenesis. Bagian akrosom berisi beberapa enzim

hidrolitik seperti proacrosin, hyaluronidase, esterase dan asam

hidrolase yang dibutuhkan dalam proses fertilisasi. Ekor

spermatozoa dibagi menjadi leher, bagian tengah, pokok dan

akhir. Leher menghubungkan potongan bagian basal plate

bagian posterior dan bagian terbawah dari nukleus. Bagian ini

Page 33: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

12

akan berlanjut sampai akhir dengan sembilan serabut kasar

yang mengeras pada seluruh bagian ekor (Susilawati, 2011).

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan

spermatozoa di dalam testis, selanjutnya mengalami

pematangan lebih lanjut di dalam epididimis dimana sperma

disimpan sampai ejakulasi. Spermatogenesis ini meliputi:

Spermatositogenesis (Spermatocytogenesis) atau pembentukan

spermatosit primer dan sekunder dari spermatogonia tipe A dan

Spermiogenesis atau pembentukan spermatozoa dari spermatid

(Feradis, 2014).

2.3. Uji Kualitas Spermatozoa

Pelaksanaan IB dapat menyebabkan kegagalan karena

dapat disebabkan oleh faktor keberadaan dan keterbatasan

semen beku, yaitu ketersediaan yang tidak berkesinambungan,

semen beku yang tersedia dengan persentase spermatozoa hidup

yang rendah sebagai akibat kurang dan tidak tersedianya N2 cair

pada penyimpanannya, sehingga untuk menjaga kualitas

spermatozoa dalam straw tetap baik maka N2 cair dalam

kontainer harus mencukupi atau 1/3 kontainer harus terisi N2

cair (Putranti, Kustono dan Ismaya, 2010).

Uji kualitas spermatozoa harus segera dilakukan setelah

penampungan atau sebelum proses pengenceran yang meliputi

pemeriksaan makroskopis: volume, warna, konsistensi dan pH.

Pemeriksaan mikroskopis meliputi: motilitas massa, motilitas

individu, persentase hidup dan mati, konsentrasi serta

abnormalitas (Susilawati, 2011).

Menurut Susilawati (2013) menjelaskan bahwa volume

semen kambing per ejakulasi memiliki rata-rata 1 ml dengan

kisaran 0,5-1,2 ml. Warna semen yang normal adalah putih

kekuningan atau putih susu. Keasaman semen dapat diketahui

Page 34: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

13

dengan menggunakan pH meter atau kertas lakmus. Semen

yang normal memiliki pH berkisar 6,2-6,8. Semen kambing dan

domba biasanya sedikit asam. Semen yang pekat biasanya

mudah mengalami perubahan pH menjadi lebih asam, karena

terjadinya penimbunan asam laktat sebagai akibat dari aktivitas

metabolisme spermatozoa. Menurut Ihsan (2011) menjelaskan

bahwa rataan volume semen 1±0,3 ml dengan kisaran 0,6-1,5

ml merupakan kisaran yag normal, karena semen yang dapat

ditampung waktu ejakulasi berkisar antara 0,95±0,18 ml dengan

konsentrasi 3536±419 juta/ml pada kambing Jawarandu.

Nyuwita, Susilawati dan Isnaini (2015) melaporkan bahwa

volume semen dan konsentrasi spermatozoa dapat

mempengaruhi total spermatozoa yang dihasilkan, sehingga

semakin tinggi volume semen dan konsentrasi spermatozoa

maka total spermatozoa semakin banyak dan meningkatkan

total dosis semen beku yang dihasilkan. Jika semakin tinggi

total spermatozoa maka semen beku yang dihasilkan akan

semakin tinggi.

Penilaian motilitas spermatozoa meliputi penilaian

motilitas massa dan individu. Motilitas massa spermatozoa

dapat diamati dengan cara meneteskan semen diatas gelas

obyek, kemudian diamati dibawah mikroskop dengan

perbesaran 100 kali. Sehingga dengan cara ini dapat diamati

sekelompok sel sperma yang bergerak bersama-sama satu arah

dan besar kecilnya gelombang serta keaktifan dalam

pergerakan. Penilaian motilitas individu dapat diamati dengan

menggunakan mikroskop perbesaran 400 kali pada suhu yang

dijaga konstan 37oC dengan menggunakan cover glass,

kemudian menentukan proporsi (persentase) spermatozoa yang

bergerak progresif (Susilawati, 2013). Hartono (2008)

menjelaskan bahwa semen beku yang dapat disimpan dan

Page 35: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

14

digunakan untuk IB harus mempunyai persentase motilitas yang

tidak kurang dari 40% setelah pencairan kembali.

Abnormalitas spermatozoa dapat dibedakan menjadi dua

yaitu abnormalitas primer dan abnormalitas sekuner.

Abnormalitas primer berhubungan dengan kepala dan akrosom.

Sedangkan abnormalitas sekunder berhubungan dengan adanya

sitoplasmic droplet pada mid piece pada ekor (Susilawati,

2011). Menurut Wiratri dkk. (2014) menjelaskan bahwa

abnormalitas spermatozoa akan mengalami peningkatan setiap

jam. Hal ini dipengaruhi oleh spermatogenesis dari ternak dan

perlakuan semen setelah ejakulasi, misalnya penanganan semen

segar, pencampuran semen dengan pengencer dan pada saat

proses pembuatan ulasan. Waktu yang terlalu lama dalam

penyimpanan juga dapat mempengaruhi jumlah spermatozoa

abnormal.

Viabilitas atau daya hidup spermatozoa dapat diamati

melalui perubahan warna spermatozoa setelah diulas dengan

pewarna eosin negrosin. Spermatozoa yang hidup ditandai

dengan warna yang tidak terserap oleh spermatozoa karena

membran sel spermatozoa dalam keadaan baik, namun pada

spermatozoa yang mati akan menyerap warna sehingga dapat

dikatakan bahwa terjadi kerusakan pada membran sel

spermatozoa (Sholikah, Isnaini, Yekti dan Susilawati, 2016)

2.4. Integritas Membran Spermatozoa

Keutuhan membran plasma spermatozoa merupakan

salah satu faktor penting dalam metabolisme spermatozoa,

reaksi akrosom, kapasitasi, dan pengikatan spermatozoa pada

permukaan sel telur (Baqir, Fakhrildin and Kouty, 2009).

Urutan kerja Hypoosmotic Swelling Test (HOST) yaitu 1 ml

larutan hipoosmotik 150 m osmol (yang dibuat dari 7,35 gram

Page 36: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

15

natrium sitrat, 2H2O, 13,52 gram fruktosa dilarutkan dalam

1000 ml aquades) ditambah dengan 0,1 ml spermatozoa

kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit,

selanjutnya diamati dengan perbesaran 400 kali perubahan yang

khas yaitu adanya pembengkakan atau ekornya melingkar pada

bagian ujungnya (Susilawati, 2013).

Spermatozoa dengan membran yang masih utuh dapat

menahan cairan hipoosmotik dalam sel, sehingga akan terlihat

ekor menjadi melingkar atau bengkok. Spermatozoa dengan

membran yang mengalami kerusakan menunjukkan ekor yang

lurus karena tidak mampu untuk menahan air yang masuk.

Keutuhan membran plasma sangat diperlukan spermatozoa

karena kerusakan membran plasma akan berpengaruh terhadap

proses metabolisme, motilitas serta daya hidup spermatozoa

yang dihasilkan (Arsiwan, Takdir, La Ode dan Rahadi, 2014).

Persentase integritas membran spermatozoa dapat

dihitung dengan membandingkan antara jumlah spermatozoa

yang bereaksi (HOS positif) dibagi dengan jumlah spermatozoa

total (bereaksi dan tidak bereaksi) dikalikan dengan 100%

(Nurcholis, Arifiantini dan Yamin, 2016).

2.5. Pembekuan Semen

Pembekuan semen merupakan proses penghentian

kehidupan spermatozoa secara sementara untuk mengurangi

proses metabolisme hampir secara total dengan tujuan

mengurangi penggunaan energi. Masalah yang ditimbulkan dari

proses pembekuan semen adalah stres terhadap cekaman dingin

(cold shock) dan terbentuknya kristal es yang diakibatkan oleh

proses pengeluaran air secara intraseluler (Setiono, Suharyati

dan Santosa, 2015). Menurut Insani, Rahayu, Pramana dan

Soewondo (2014) menjelaskan bahwa pembekuan sel dapat

Page 37: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

16

menyebabkan terbentuknya kristal es dan penumpukan

elektrolit serta bahan terlarut lainnya. Kristal es intraseluler

dapat merusak semen secara mekanik. Konsentrasi elektrolit

yang berlebihan dapat menyebabkan pelarutan selubung

lipoprotein membran sel sperma sehingga permeabilitas

membran akan mengalami perubahan dan dapat menyebabkan

kematian sel.

Gliserol ditambahkan sebagai bahan untuk melindungi

spermatozoa dari efek pembekuan. Pada saat sel bersuhu 0oC

bentukan es intraseluler akan terbentuk karena sebagian besar

spermatozoa tersusun oleh air dengan penambahan intraseluler

krioprotektan (misal gliserol, DMSO, ethilen glicol) akan

menurunkan titik beku sel spermatozoa hingga -196oC.

Mekanisme perubahan titik beku disebabkan oleh peristiwa

masuknya krioprotektan di dalam sel seperti pada Gambar 4

yaitu intraseluler krioprotektan yang bersifat higroskopis akan

menarik air yang ada dalam sel, kemudian digantikan oleh

intraseluler krioprotektan. Ekstraseluler krioprotektan yang

berupa phospolipid atau glukosa sangat diperlukan. Bahan

ekstraseluler krioprotektan dapat berupa lesitin (kuning telur

yang mengandung lesitin) atau ekstraseluler lain seperti

golongan gula adalah fruktosa, glukosa dan raffinosa

(Susilawati, 2013).

Page 38: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

17

Gambar 4. Mekanisme Masuknya Krioprotektan di Dalam Sel

(Susilawati, 2013)

Ismaya (2014) melaporkan bahwa pembekuan semen

dapat menyebabkan kerusakan spermatozoa baik kerusakan

fungsional (biochemical) maupun kerusakan fisik

(ultrastructural). Kerusakan fisik dapat berupa kerusakan

plasma dan membrane acrosome, acrosome, mitochondrial

sheath dan axonema. Selama freeze-thawing mengakibatkan

perubahan biokimia atau hilangnya bagian penting dari

spermatozoa, seperti hilangnya glutamic oxaloacetic

transaminase (GOT), hilangnya lipoprotein dan asam amino,

menurunnya aktivitas phospatase, menurunnya pengikatan

cholesterol protein, meningkatnya sodium dan menurunnya

jumlah potassium, tidak aktifnya enzim hyaluronidase dan

acrosin, kehilangan prostaglandin, mengurangi sintesa

adenosinetriphospate (ATP) dan adenosinediphospate (ADP),

dan menurunnya aktivitas proteolitik acrosome. Kerusakan ini

lebih banyak terjadi pada spermatozoa domba daripada sapi.

Page 39: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

18

2.6. Pengencer CEP-2 Kuning Telur

Pengencer Cauda Epididymal Plasma (CEP-2)

merupakan salah satu jenis pengencer yang mengandung

sumber energi berupa fruktosa, beberapa mineral, pH serta

osmolaritasnya sama dengan keadaan plasma kauda epididimis

(Verbeckmoes et al., 2004 dalam Wiratri dkk., 2014). Nugroho,

Susilawati dan Wahyuningsih (2014) menjelaskan bahwa jenis

krioprotektan ekstraseluler yang banyak digunakan dalam

proses pendinginan semen adalah kuning telur karena

mengandung lesitin dan lipoprotein yang mampu melindungi

membran sel spermatozoa untuk mencegah terjadinya cold

shock selama pendinginan pada suhu 5oC.

Kuning telur akan mengurangi terjadinya kerusakan

membran plasma dan akrosom sehingga terjadi penurunan

mortilitas dan kecepatan gerakan spermatozoa pada saat semen

dibekukan. Setelah dilakukan pengawetan spermatozoa

mengembang sehingga akrosom pecah dan menyebabkan

berkurangnya kandungan akrosin dan proakrosin. Kerusakan

terjadi, sebagian besar pada saat pencairan kembali (thawing),

dimana kerusakan fisik akrosom merupakan salah satu

penyebab kematian sel spermatozoa. Pembekuan dan

penyimpanan semen menyebabkan ketidakseimbangan

membran dari sel-sel yang motil sehingga menurunkan

ketahanan spermatozoa setelah inseminasi (Ihsan, 2011).

Pada pengencer CEP-2 dan 10% kuning telur memiliki

nilai abnormalitas paling rendah karena pengencer tersebut

dapat meminimalisir abnormalitas spermatozoa, adanya lesitin

dan kuning telur yang berfungsi sebagai pelindung dalam

mempertahankan integritas selubung lipoprotein dari sel

spermatozoa (Firdausi, Susilawati dan Wahyuningsih, 2014).

Menurut Ducha dkk. (2013) melaporkan bahwa pada pengencer

Page 40: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

19

CEP-2 yang ditambahkan 20% kuning telur dapat memberikan

kualitas terbaik dalam mempertahankan motilitas dan viabilitas

spermatozoa.

Bahan pengencer yang ditambahkan berfungsi untuk

menyediakan sumber energi bagi spermatozoa, memperbanyak

volume semen, mengurangi kepadatan dan menjaga

kelangsungan hidup spermatozoa sampai batas penyimpanan

tertentu pada kondisi dibawah atau diatas titik beku, sehingga

dapat menjamin kelangsungan hidup spermatozoa selama

penyimpanan atau pembekuan (Astrini dkk., 2016).

Penggunaan kuning telur mampu memberikan

perlindungan terhadap spermatozoa. Selain itu kuning telur

mengandung lipoprotein dan lesitin yang mampu untuk

melindungi integritas sel selama penyimpanan dan kandungan

glukosa pada kuning telur yang bermanfaat karena adanya daya

viskositas (Juniandri, Susilawati dan Isnaini, 2014).

Penambahan kuning telur pada pengencer CEP-2 mampu

untuk melindungi spermatozoa dari Reactive Oxygen Species

(ROS), melindungi integritas membran serta mempertahankan

keutuhan ultrastruktur membran spermatozoa (Ducha,

Susilawati, Aulanni’am, Wahyuningsih and Pangestu, 2012).

2.7. Daun Kelor (Moringa oleifera)

Moringa oleifera (daun kelor) merupakan tanaman yang

masuk dalam familia Moringaceae dan dapat digunakan

sebagai obat berbagai penyakit dalam pengobatan tradisional.

Daun kelor sebagai sumber antioksidan yang memiliki

kandungan flavonoid, saponin, alkaloid, tanin, karotenoid

(terutama lutein dan β-karoten), kuersetin dan fenol. Salah satu

sumber fenoliknya dapat menangkap radikal bebas dan fraksi

etanolnya dapat melindungi terhadap penghentian DNA.

Page 41: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

20

Kandungan kimia dari daun kelor per 100 g terdiri atas Fosfor

70 g/kal, Besi 7 g/kal, Zinc 0,16 g/kal, β-karoten 6,78 g/kal,

Tiamin 0,06 g/kal, Riboflavin 0,05 g/kal, Niacin 0,8 g/kal dan

Vitamin C sebanyak 220 g/kal (Pandey et al., 2012). Daun kelor

memiliki senyawa anti nutrisi seperti Phytate 2,59%, Oxalate

0,45%, Saponin 1,6%, Tanin 21,19%, Hydrogen Cyanida

(HCN) 0,1% (Oghe and Affiku, 2012)

Gambar 5. Daun Kelor

Kelor (Moringa oleifera) memiliki kandungan kimia

yang berfungsi untuk berbagai penyakit, seperti beri-beri,

reumatik, kurap, epilepsi, batangnya mengandung gum dan

kulitnya mengandung Beta-sitosterol dan beberapa jenis

alkaloid (Aisyah dan Gassing, 2016). Menurut Aminah,

Ramdhan dan Yanis (2016) melaporkan bahwa daun kelor

merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai

kandungan nutrisi, seperti kalsium, besi, protein, vitamin A,

vitamin B dan vitamin C. Daun kelor juga mengandung

Page 42: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

21

antioksidan tinggi dan antimikroba. Kandungan nilai gizi daun

kelor segar dan kering disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Nilai Gizi Daun Kelor Segar dan Kering

Komponen Gizi Daun Segar Daun Kering

Kadar air (%) 94,01 4,09

Protein (%) 22,70 28,44

Lemak (%) 4,65 2,74

Kadar abu - 7,95

Karbohidrat (%) 51,66 57,01

Serat (%) 7,92 12,63

Kalsium (mg) 350-550 1600-2200

Energi (Kcal/100g) - 307,30

Sumber: Aminah dkk. (2016)

Daun kelor merupakan sumber β-karoten, protein,

vitamin C, kalsium dan potasium serta sebagai sumber

antioksidan alami yang baik, sehingga dapat meningkatkan

masa simpan makanan yang mengandung lemak karena adanya

berbagai senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid,

fenolat dan karotenoid (Anwar, Latif, Ashraf and Gilani, 2007).

Menurut Das, Rajkumar, Verma and Swarup (2012)

melaporkan bahwa daun kelor muda mengandung sumber

protein yang sangat baik, seperti provitamin A, vitamin B dan

C, mineral (terutama zat besi) dan sumber asam amino esensial

yang kaya seperti metionin, sistin, triptofan dan lisin.

Daun kelor mengandung fenol dalam jumlah yang

banyak yang dikenal dapat menangkal senyawa radikal bebas.

Kandungan fenol dalam daun kelor segar sebanyak 3,4%

sedangkan pada daun kelor yang telah diekstraksi sebanyak

Page 43: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

22

1,6% (Verma, Vijayakumar, Mathela and Rao, 2009). Daun

kelor (Moringa oleifera) mengandung antioksidan yang tinggi

dan beberapa senyawa bioaktif kelompok flavonoid seperti

quercetin, kaempferol dan proanthocyanidin (Fitria dkk, 2013).

Menurut Kasolo et al. (2010) melaporkan bahwa terdapat zat

fitokimia pada daun kelor yang merupakan antioksidan seperti

tanin, steroid dan triterpenoid, flavonoid, saponin, antarquinon

dan alkaloid. Kandungan setiap bagian dari daun kelor disajikan

pada Tabel 2.

Page 44: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

23

Tabel 2. Kandungan Bagian-bagian Daun Kelor

Kandungan Fitokimia Sumber

Aurantiamide acetate (dipeptida langka a rare dipeptide)

dan 1,3 dibenzyl urea

Akar

Vanillin, β-sitostenone, 4-hydroxymellein dan

octacosanoic acid

Batang

Alkaloids-moringine, moringinine Kulit

batang

L-arabinose, D-galactose, D-glucuronic acid, L-

rhamnose, L-mannose, D-mannose dan D-xylose

Getah

Nitrile glycosides-niazirin dan niazinin, tri glikosida

mustard oil, 4-[4-O-acetyl-α-L-rhamnosyloxy) benzyl]

isothiocynate, niaziminin A dan niaziminin B

Daun

Growth promoters, Phenolic acids-gallic, chlorogenic,

ellagic dan ferulic acid, Flavonoids-kaempferol,

quercetin dan rutin,

Asam askorbat, carotenoids (terutama lutein dan β-

carotene)

Sumber: Pandey, Rishabh, Poonam, Gupta, Jamal, Saumya and

Singh (2011)

Ekstrak daun kelor memiliki berbagai efek terhadap

kualitas semen. Raji and Njidda (2014) melaporkan bahwa daun

kelor yang ditambahnkan pada pakan sebanyak 50% mampu

meningkatkan motilitas dan pH pada ternak kambing merah

Sokoto. Selain itu menurut Sukonbi, Ajani, Lawanson and

Amao (2015) menjelaskan bahwa ekstrak daun kelor mampu

mempertahankan motilitas, morfologi dan integritas membran

semen sapi selama lebih dari 72 jam ketika disimpan pada suhu

dingin 6oC.

Page 45: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

24

Page 46: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

25

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan mulai November 2017 sampai

dengan Maret 2018. Penampungan dan prosesing semen

dilakukan di Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya. Daun kelor didapatkan dari

Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Pembuatan

ekstrak daun kelor dilakukan di Laboratorium Biomol Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas

Brawijaya.

3.2. Materi Penelitian

Materi yang digunakan adalah semen segar dari kambing

Senduro sebanyak 3 ekor berumur kurang lebih 1,5-2 tahun

dengan bobot badan rata-rata 65 kg yang dipelihara di

Laboratorium Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya. Semen yang akan digunakan sebagai penelitian

mempunyai persyaratan motilitas individu minimal 70% dan

motilitas massa minimal 2+ dengan frekuensi penampungan

semen dua kali dalam seminggu. Penampungan semen

menggunakan vagina buatan (artificial vagina). Bahan yang

digunakan yaitu eosin-negrosin sebagai zat warna pada uji

viabilitas, larutan Hypoosmotic Swelling Test (HOST) untuk uji

integritas membran spermatozoa dan NaCl fisiologis 3% untuk

menghitung konsentrasi semen. Kuning telur yang digunakan

adalah kuning telur segar dari peternak ayam buras dengan

umur telur kurang dari 3 hari yang berasal dari peternak ayam

di Desa Sumber Sekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Page 47: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

26

3.2.1. Penampungan Semen

Penampungan semen segar kambing Senduro dilakukan

pada pagi hari antara pukul 08.00-09.30 WIB di Laboratorium

Lapang Sumber Sekar, Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya. Semen dari pejantan kambing Senduro ditampung

dengan vagina buatan yang dilengkapi dengan tabung

penampung semen. Vagina buatan disiapkan dengan memasang

kedua selubung karet atau inner liner dan tabung penampung

yang sudah steril, sedangkan ruang antara selubung luar dan

dalam diisi dengan air hangat suhu 40-50oC dan sepertiga

bagian selubung dalam vagina buatan diolesi vaselin. Tabung

penampung dilapisi kain hitam atau aluminium foil untuk

menghindari sinar matahari langsung. Pejantan diberikan

rangsangan dengan betina pemancing sampai tiga kali mounting

dan dilakukan penampungan semen. Semen yang sudah

ditampung dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Lapang

Sumber Sekar (Susilawati, 2013).

3.2.2. Pembuatan Ekstrak Daun Kelor

Pembuatan ekstrak daun kelor dilakukan dengan

mengambil daun kelor umur 5-7 minggu, yang memiliki kriteria

daun kelor dan batang berwarna hijau muda. Pemanenan

dilakukan dengan cara memetik tangkai daun berasal dari

cabang dan diambil hanya bagian daun, sedangkan batangnya

tidak digunakan (Anonimus, 2016). Pembuatan ekstrak daun

kelor menurut Kumala, Masfufatun dan Devi (2016) sebagai

berikut:

- Alat : Timbangan, blender, nampan, dish meal,

kertas whatman 42, vacum rotary evaporator,

labu erlenmeyer, automatic shaker, dan gelas

ukur

Page 48: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

27

- Bahan : Daun kelor muda tanpa batang sebanyak 1 kg

serta pelarut ethanol 70%

- Cara Pembuatan:

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Diangin-anginkan daun kelor terlebih dahulu selama 16 jam

kemudian diblender hingga hancur

3. Dimaserasi daun kelor yang sudah hancur dengan

menggunakan larutan ethanol 70% dan didiamkan selama 24

jam

4. Disaring bahan yang sudah dimaserasi dengan kertas

whatman 42 hingga diperoleh filtrat

5. Dimasukkan filtrat ke dalam vacum rotary evaporator

dengan suhu 60oC, 35 rpm selama 1 jam hingga diperoleh

ekstrak berbentuk pasta

Dari 1 kg bahan segar daun kelor tanpa batang diekstraksi

membutuhkan pelarut etanol 70% sebanyak 6 liter dan

dihasilkan ekstrak daun kelor dalam bentuk pasta sebanyak 25

gr.

3.2.3. Pembuatan Larutan Ekstrak Daun Kelor

Pembuatan ekstrak daun kelor menurut Sukonbi et al.,

(2015) sebagai berikut :

- Alat : Erlenmeyer 100 ml, gelas ukur 100 ml,

timbangan, magnetic stirrer, centrifuge,

tabung reaksi, freezer

- Bahan : Ekstrak daun kelor 0,5 gr, Aquabidest 50 ml

- Cara Pembuatan:

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang 0,5 gr ekstrak daun kelor dan 50 ml aquabidest

Page 49: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

28

3. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian dihomogenkan

dengan magnetic stirrer selama 15 menit dengan kecepatan

400 rpm

4. Dituangkan ke dalam tabung reaksi kemudian disentrifugasi

selama 2x30 menit dengan kecepatan 1500 rpm

5. Dibuang endapan dan diambil supernatan

6. Disimpan ke dalam freezer dan diencerkan apabila akan

digunakan untuk menjaga kualitas larutan ekstrak daun kelor

3.2.4. Pembuatan Pengencer CEP-2 Kuning Telur

- Alat : Labu Erlenmeyer 250 ml dan 50 ml, pipet

ukur, timbangan analitik, magnetic stirrer,

botol media steril, alumunium foil,

mikropipet ukuran 1000 µl, mikrotip volume

200-1000 µl, disposable syringe ukuran 5 ml

dan 10 ml, penyaring dan pH meter (kertas

pH)

- Bahan : Bahan pengencer CEP-2 disajikan pada Tabel

3.

Page 50: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

29

Tabel 3. Komposisi Bahan Pengencer CEP-2 (Verberkcmoes et

al., 2004)

Bahan Jumlah

NaCl 0,09 g/l

KCl 0,05 g/l

CaCL2(H2O) 2 0,04 g/l

MgCL2(H2O) 6 0,08 g/l

NaHCO3 0,10 g/l

NaH2PO2 0,11 g/l

KH2PO4 0,27 g/l

Fruktosa 0,27 g/l

Tris Aminomethan 1,61 g/l

Asam Sitrat 0,82 g/l

Aquabidest 90 ml

Penicilin 0,006 g/l

Streptomicyn 0,01 g/l

Kuning Telur 10 ml

Bovine Serum Albumin 0,2 g/l

- Cara pembuatan :

1. Disiapkan alat steril dan bahan

2. Ditimbang semua bahan dan dimasukkan ke dalam

erlenmeyer ukuran 250 ml

3. Ditempatkan 1 liter aquabidest steril dalam botol media

4. Dimasukkan bahan-bahan pengencer secara berurutan ke

dalam aquabidest steril. Dicampur larutan menggunakan

magnetic stirrer kecepatan 400 rpm atau skala 4 selama 15

menit.

5. Dicek pH dengan rata-rata 6,5

6. Disaring bahan-bahan pengencer yang sudah dihomogenkan

menggunakan disposable syringe dan disaring agar tidak ada

kotoran yang ikut kedalam pengencer menggunakan

erlenmeyer baru

Page 51: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

30

7. Ditambahkan pengencer CEP-2 dengan 10% kuning telur

dan dihomogenkan dengan magnetic stirrer kecepatan 400

rpm atau skala 4 selama 15 menit.

8. Ditambahkan Bovine Serum Albumin (BSA) ke dalam

pengencer CEP-2 dengan digoyangkan sampai homogen

9. Disimpan dingin dengan suhu 4-5oC

3.2.5. Penggunaan Pengencer CEP-2 Kuning Telur

Volume semen yang digunakan = 0,08 ml

Konsentrasi spermatozoa = 4570 x 106

Ulangan = 10 ulangan

1. P0 = 90% CEP-2 + 10% Kuning Telur (KT)

• Pengencer V1

a. 90% CEP-2 = 90/100 x 0,08 x 10 = 0,72 ml

b. 10% KT = 10/100 x 0,08 x 10 = 0,08 ml

• Pengencer V2

Vtot =Vsemen segar x konsentrasi spermatozoa x 106

50 x 106𝑥0,25

=0,08 x 4570 x 106

50 x 106 𝑥 0,25

= 1,83 ml

V2 =Vtot − (Vsemen + VA1)

2

= 1,83−(0,08+0,08)

2

= 1,75 ml

Page 52: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

31

a. 90% CEP-2 = 90/100 x 1,75 x 10 = 15,75 ml

b. 10% KT = 10/100 x 1,75 x 10 = 1,75 ml

Penambahan Gliserol 13%

VB = 1,83/2 = 0,92 ml

VB = (87/100 x 0,92) + (13/100 x 0,92)

= 0,8 + 0,12 = 0,92 ml

2. P1 = 90% CEP-2 + 10% KT + 1% Ekstrak Daun Kelor

(EDK)

Volume semen yang digunakan = 0,08 ml

Konsentrasi spermatozoa = 4570 x 106

Ulangan = 10 ulangan

c. Pengencer V1

a. 90% CEP-2 = 90/100 x 0,08 x 10 = 0,72 ml

b. 10% KT = 10/100 x 0,08 x 10 = 0,08 ml

c. 1% EDK = 1/100 x 0,08 x 10 = 0,008 ml

d. Pengencer V2

Vtot =Vsemen segar x konsentrasi spermatozoa x 106

50 x 106 𝑥 0,25

=0,08 x 4570 x 106

50 x 106 𝑥 0,25

= 1,83 ml

V2 =Vtot − (Vsemen+VA1)

2

= 1,83−(0,08+0,08)

2

Page 53: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

32

= 1,75 ml

a. 90% CEP-2 = 90/100 x 1,75 x 10 = 15,75 ml

b. 10% KT = 10/100 x 1,75 x 10 = 1,75 ml

c. 1% EDK = 1/100 x 1,75 x 10 = 0,175 ml

Penambahan Gliserol 13%

VB = 1,83/2 = 0,92 ml

VB = (87/100 x 0,92) + (13/100 x 0,92)

= 0,8 + 0,12 = 0,92 ml

3. P2 = 90% CEP-2 + 10% KT + 3% EDK

Volume semen yang digunakan = 0,08 ml

Konsentrasi spermatozoa = 4570 x 106

Ulangan = 10 ulangan

e. Pengencer V1

a. 90% CEP-2 = 90/100 x 0,08 x 10 = 0,72 ml

b. 10% KT = 10/100 x 0,08 x 10 = 0,08 ml

c. 3% EDK = 3/100 x 0,08 x 10 = 0,024 ml

f. Pengencer V2

Vtot

=Vsemen segar x konsentrasi spermatozoa x 106

50 x 106 𝑥 0,25

=0,08 x 4570 x 106

50 x 106 𝑥 0,25

= 1,83 ml

Page 54: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

33

VA2 =Vtot − (Vsemen+VA1)

2

= 1,83−(0,08+0,08)

2

= 1,75 ml

a. 90% CEP-2 = 90/100 x 1,75 x 10 = 15,75 ml

b. 10% KT = 10/100 x 1,75 x 10 = 1,75 ml

c. 3% EDK = 3/100 x 1,75 x 10 = 0,53 ml

Penambahan Gliserol 13%

VB = 1,83/2 = 0,92 ml

VB = (87/100 x 0,92) + (13/100 x 0,92)

= 0,8 + 0,12 = 0,92 ml

4. P3 = 90% CEP-2 + 10% KT + 5% EDK

Volume semen yang digunakan = 0,08 ml

Konsentrasi spermatozoa = 4570 x 106

Ulangan = 10 ulangan

g. Pengencer V1

a. 90% CEP-2 = 90/100 x 0,08 x 10 = 0,72 ml

b. 10% KT = 10/100 x 0,08 x 10 = 0,08 ml

c. 5% EDK = 5/100 x 0,08 x 10 = 0,04 ml

h. Pengencer V2

Vtot

=Vsemen segar x konsentrasi spermatozoa x 106

50 x 106 𝑥 0,25

Page 55: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

34

=0,08 x 4570 x 106

50 x 106 𝑥 0,25

= 1,83 ml

VA2 =Vtot − (Vsemen+VA1)

2

= 1,83−(0,08+0,08)

2

= 1,75 ml

a. 90% CEP-2 = 90/100 x 1,75 x 10 = 15,75 ml

b. 10% KT = 10/100 x 1,75 x 10 = 1,75 ml

c. 5% EDK = 5/100 x 1,75 x 10 = 0,88 ml

i. Penambahan Gliserol 13%

VB = 1,83/2 = 0,92 ml

VB = (87/100 x 0,92) + (13/100 x 0,92)

= 0,8 + 0,12 = 0,92 ml

5. P4 = 90% CEP-2 + 10% KT + 7% EDK

Volume semen yang digunakan = 0,08 ml

Konsentrasi spermatozoa = 4570 x 106

Ulangan = 10 ulangan

j. Pengencer V1

a. 90% CEP-2 = 90/100 x 0,08 x 10 = 0,72 ml

b. 10% KT = 10/100 x 0,08 x 10 = 0,08 ml

c. 7% EDK = 7/100 x 0,08 x 10 = 0,06 ml

k. Pengencer V2

Page 56: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

35

Vtot

=Vsemen segar x konsentrasi spermatozoa x 106

50 x 106 𝑥 0,25

=0,08 x 4570 x 106

50 x 106 𝑥 0,25

= 1,83 ml

VA2 =Vtot − (Vsemen+VA1)

2

= 1,83−(0,08+0,08)

2

= 1,75 ml

a. 90% CEP-2 = 90/100 x 1,75 x 10 = 15,75 ml

b. 10% KT = 10/100 x 1,75 x 10 = 1,75 ml

c. 7% EDK = 7/100 x 1,75 x 10 = 1,23 ml

Penambahan Gliserol 13%

VB = 1,83/2 = 0,92 ml

VB = (87/100 x 0,92) + (13/100 x 0,92)

= 0,8 + 0,12 = 0,92 ml

Page 57: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

36

3.2.6. Prosedur Persiapan Pengencer

3.2.6.1. Pengencer Kontrol (P0)

Gambar 6. Prosedur Persiapan Pengencer Kontrol (P0)

90% CEP-2 + 10% Kuning Telur (Kontrol)

Dihomogenisasi selama 15 menit dengan

magnetic stirrer dengan kecepatan 400 rpm

Ditambahkan Bovine Serum Albumin (BSA)

Dihomogenkan

Page 58: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

37

3.2.6.2. Pengencer Perlakuan (P1, P2, P3, P4)

Gambar 7. Prosedur Persiapan Pengencer Perlakuan (P1, P2, P3, P4)

3.2.7. Pembuatan Larutan Hypoosmotic Swelling Test (HOST)

Pembuatan larutan HOST menurut Susilawati (2013)

sebagai berikut:

- Alat : Timbangan Analitik, Erlenmeyer 100 ml,

magnetic stirrer

- Bahan : Natrium Sitrat 0,31 gr, D-Fructose 0,569 gr,

dan Aquabidest 50 ml.

90% CEP-2 + 10% Kuning Telur

Dihomogenisasi menggunakan magnetic stirrer

selama 15 menit dengan kecepatan 400 rpm

Ditambahkan Bovine Serum Albumin (BSA)

Dihomogenkan

Ditambahkan Ekstrak Daun Kelor sesuai

perlakuan:

P1= Ekstrak Daun Kelor 1%

P2= Ekstrak Daun kelor 3%

P3= Ekstrak daun Kelor 5%

P4= Ekstrak Daun Kelor 7%

Page 59: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

38

Cara Pembuatan:

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang bahan sesuai jumlah volume

3. Dimasukkan semua bahan ke dalam erlenmeyer 100 ml

dan dihomogenkan menggunakan magnetic stirrer

kecepatan 150 rpm selama 30 menit dengan skala 1,5

4. Disimpan suhu dingin 4-5oC

3.3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan

laboratorium (experimental laboratory) dengan menggunakan

Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan dengan

penambahan ekstrak daun kelor yang berbeda dalam pengencer

CEP-2 kuning telur pada semen beku kambing Senduro

disimpan pada suhu beku. Perlakuan dibagi menjadi 5

perlakuan dan 10 ulangan sebagai berikut:

P0= CEP-2 90% + Kuning Telur (KT) 10%

P1= CEP-2 90% + KT 10% + Ekstrak Daun Kelor (EDK) 1%

P2= CEP-2 90% + KT 10% + EDK 3%

P3= CEP-2 90% + KT 10% + EDK 5%

P4= CEP-2 90% + KT 10% + EDK 7%

3.4. Analisis Data

Data hasil penelitian dicatat dan ditabulasi

menggunakan program Microsoft Excel dan selanjutnya data

dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) berdasarkan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dikelompokkan

berdasarkan penampungan semen. Uji Duncan Multiple Range

Test (DMRT) digunakan apabila terdapat perbedaan pengaruh

diantara perlakuan. Menurut model matematika Rancangan

Acak Kelompok adalah:

Page 60: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

39

Yij = µ + Ʈi + βj + Ԑij

Keterangan:

Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i kelompok ke-j

µ = Nilai tengah umum

Ʈi = Pengaruh pada kelompok ke-i

βj = Pengaruh pada kelompok ke-j

Ԑij = Galat percobaan pada perlakuan ke-i kelompok ke-j

3.5. Variabel Penelitian

Variabel Bebas : Pengencer CEP-2 kuning telur dengan

level ekstrak daun kelor yang berbeda

Variabel Terikat : Persentase motilitas individu,

viabilitas, abnormalitas dan integritas

membran spermatozoa yang diamati

pada semen segar, sebelum

pembekuan (Before Freezing) dan

setelah pembekuan (Post Thawing)

Variabel Kontrol : Tanpa penambahan ekstrak daun

kelor

3.5.1. Pemeriksaan Makroskopis Semen

a) Volume

Volume ejakulat semen segar dapat langsung ditampung

pada tabung penampung yang berskala dalam satuan ml.

Volume semen kambing berkisar antara 0,8-1,2 ml (Susilawati,

2011).

b) Warna

Semen kambing berwarna abu-abu hingga kekuningan dan

diantara pejantan warna bervariasi juga pada pejantan yang

sama (Susilawati, 2013).

Page 61: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

40

c) Bau

Bau ejakulat semen dapat diamati secara langsung dengan

langsung mencium bau semen segar secara langsung dan

memiliki bau yang khas kambing (Susilawati, 2013).

d) pH

Pengamatan pH ejakulat semen segar menggunakan kertas

lakmus dengan cara mengambil sedikit semen segar dengan

menggunakan ose dan diletakkan pada kertas lakmus atau pH

meter, kemudian dilihat pH semen. pH normal semen 6,2-6,8

(Susilawati, 2013).

e) Konsistensi

Kekentalan semen juga dapat diketahui dengan cara

menggoyang-goyangkan tabung yang berisi semen secara

perlahan-lahan. Indikator dalam menentukan konsistensi semen

yaitu warna, seperti kental atau krem, encer atau keruh, cair atau

sedikit keruh dan jernih (Ismaya, 2014).

3.5.2. Pemeriksaan Mikroskopis Semen

a) Motilitas Massa

Penilaian motilitas spermatozoa dilakukan setelah semen

diencerkan atau setelah freezing dan thawing. Motilitas massa

dapat diamati dengan menggunakan mikroskop tanpa cover

glass dengan perbesaran 400 kali atau 100 kali pada suhu yang

dijaga secara konstan 37oC (Susilawati, 2013).

b) Motilitas Individu

Penilaian motilitas individu dapat diamati dengan

menggunakan mikroskop perbesaran 400 kali pada suhu yang

dijaga konstan 37oC dengan menggunakan cover glass,

kemudian menentukan persentase spermatozoa yang bergerak

progresif (Susilawati, 2013).

Page 62: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

41

c) Viabilitas

Viabilitas atau daya hidup spermatozoa dapat diamati

melalui perubahan warna spermatozoa setelah diulas dengan

pewarna eosin negrosin. Spermatozoa yang hidup ditandai

dengan warna yang tidak terserap oleh spermatozoa karena

membran sel spermatozoa dalam keadaan baik, namun pada

spermatozoa yang mati akan menyerap warna sehingga dapat

dikatakan bahwa terjadi kerusakan pada membran sel

spermatozoa (Sholikah, Isnaini, Yekti dan Susilawati, 2016).

d) Abnormalitas

Abnormalitas spermatozoa dapat dibedakan menjadi dua

yaitu abnormalitas primer dan abnormalitas sekunder.

Abnormalitas primer berhubungan dengan kepala dan akrosom.

Sedangkan abnormalitas sekunder berhubungan dengan adanya

sitoplasmic droplet pada mid piece pada ekor (Susilawati,

2011).

e) Konsentrasi

Konsentrasi spermatozoa dihitung dengan menggunakan

haemocytometer dengan cara kerja sebagai berikut: semen

dihisap dengan pipet eritrocyt sampai angka 0,5 kemudian NaCl

3% dihisap sampai angka 10,1. Pipet eritrosit digoyang-

goyangkan agar larutan menjadi homogen, kemudian beberapa

tetes dibuang dan digoyang lagi selama 2-3 menit lalu beberapa

tetes dibuang. Setelah itu semen membentuk angka delapan

selama 2-3 menit. Kemudian semen dibuang 1-2 dibuang 1-2

tetes lagi, yang kemudian baru dituang pada kamar hitung yang

diatasnya sudah ditutupi dengan cover glass sebanyak satu

tetes. Spermatozoa dihitung pada 5 kotak (kamar hitung) yaitu

pada sudut kanan dan kiri atas, sudut kanan dan kiri bawah, dan

tengah (Susilawati, 2013).

Page 63: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

42

3.5.3. Integritas Membran Spermatozoa

Perhitungan persentase Integritas membran dengan

menghitung jumlah spermatozoa yang memiliki ekor

melengkung dan lurus. Spermatozoa yang memiliki membran

utuh akan menahan cairan hipoosmotik di dalam sel, sehingga

ekornya akan terlihat melengkung atau bengkok. Sedangkan

spermatozoa yang lurus menunjukkan bahwa membran plasma

telah mengalami kerusakan karena tidak mampu menahan air

yang masuk, sehingga ekornya akan terlihat lurus (Arsiwan

dkk., 2014). Persentase perhitungan integritas membran

spermatozoa yaitu:

jumlah ekor melingkar

jumlah ekor melengkung + jumlah ekor lurus 𝑥 100%

3.6. Batasan Istilah

Daun Kelor : Daun kelor yang muda tanpa batang

dengan umur 5-7 minggu minggu

Semen : Hasil sekresi organ reproduksi

ternak jantan yang secara normal

diejakulasikan melalui penis ke

dalam saluran kelamin betina

sewaktu terjadi kopulasi. Kualitas

semen segar sesuai dengan SNI

memiliki motilitas massa minimal

2+ dan motilitas individu minimal

70%.

Page 64: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

43

3.7. Kerangka Operasional

Gambar 8. Kerangka Operasional

Penampungan semen pejantan kambing

Senduro dengan metode vagina buatan

Ditambahkan pengencer V2

pada suhu 30oC, 25oC, 20oC

dan 12oC

Filling sealing straw

Pre Freezing selama 9

menit dengan diuapkan

diatas Nitrogen cair

Freezing (-196oC) selama 24

jam kemudian evaluasi semen

setelah pembekuan (Post

Thawing)

Uji kualitas makroskopis

dan mikroskopis

Ditambahkan 0,08 ml semen

dalam pengencer V1 suhu

37oC sesuai perlakuan.

Disimpan dalam refrigerator.

Ditambahkan pengencer Vb dan

Gliserol pada suhu 5oC. Evaluasi

semen sebelum pembekuan (Before

Freezing) : motilitas individu,

viabilitas, abnormalitas dan integritas

membran

P0 P1 P2 P3 P4

Water Jacket

P0 P1 P2 P3 P4

Water Jacket

Page 65: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

44

Page 66: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemeriksaan Kualitas Semen Segar Kambing Senduro

Pemeriksaan semen segar kambing Senduro dilakukan

setelah penampungan semen, karena untuk mengetahui kualitas

semen secara makroskopis (volume, warna, bau dan

konsistensi), mikroskopis (motilitas massa, motilitas individu,

viabilitas, abnormalitas dan konsentrasi) dan integritas

membran spermatozoa. Pemeriksaan semen segar dilakukan

untuk mengetahui kelayakan semen agar dapat diproses lebih

lanjut. Data hasil pemeriksaan semen segar kambing Senduro

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan Semen Segar Kambing Senduro

Parameter Rataan (X ± SD)

Makroskopis Volume (ml) 0,98 ± 0,30

Warna Putih Susu

pH 7,00 ± 0,00

Bau Khas

Konsistensi Sedang

Mikroskopis

Motilitas Massa 3+

Motilitas Individu (%) 72,00 ± 2,74

Konsentrasi (juta/ml) 4060,00 ± 1154,21

Viabilitas (%) 75,82 ± 13,03

Abnormalitas (%) 0,83 ± 0,40

Integritas Membran (%) 65,46 ± 10,44

Page 67: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

46

Dari hasil pemeriksaan semen segar menunjukkan

volume semen berkisar 0,98±0,30 ml dan volume semen

tersebut masih dalam kisaran normal. Warna semen segar putih

kekuningan serta memiliki bau yang khas semen dan konsentrasi

semen segar berkisar 4060,00±1154,21 juta/ml dengan

konsistensi sedang. Hal ini sesuai dengan pendapat Susilawati

(2013) bahwa volume semen kambing berkisar 0,5-1,2 ml per

ejakulasi dengan warna semen segar putih kekuningan atau putih

susu, hal ini karena adanya riboflavin yang berada di dalam

semen. Menurut Rizal, Herdis, Surachman dan Nalley (2008)

menjelaskan bahwa warna semen segar kambing persilangan

Etawa yaitu putih susu dengan konsistensi sedikit kental, dan

memiliki konsentrasi 4148,57±198,60 x106/ml. Nyuwita,

Susilawati dan Isnaini (2015) menjelaskan bahwa volume semen

dan konsentrasi pada kualitas semen segar sapi simmental pada

umur yang berbeda dapat mempengaruhi oleh total spermatozoa

yang dihasilkan, sehingga semakin tinggi volume semen dan

konsentrasi maka total spermatozoa semakin banyak dan

meningkatkan total dosis semen beku yang dihasilkan. Jika

semakin tinggi total spermatozoa maka semen beku yang

dihasilkan akan semakin tinggi. Rataan pH semen segar adalah

7 yang berarti normal. Menurut Pamungkas, Batubara and

Sutoro (2014) menjelaskan bahwa pada semen segar kambing

Gembrong memiliki pH 6,4 sehingga layak untuk diproses.

Hasil pemeriksaan mikroskopis motilitas massa 2+, hal

tersebut menunjukkan bahwa semen layak untuk diproses.

Persentase motilitas individu semen segar dengan rata-rata

72,00±2,74%. Persentase viabilitas berkisar 75,82±13,03% dan

persentase abnormalitas berkisar 0,83±0,40%. Menurut

Pezzanite, Allen, Mike and Hutchens (2012) menjelaskan

bahwa kriteria semen segar yang dapat digunakan sebagai dasar

Page 68: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

47

penentuan dalam proses kriopreservasi memiliki persentase

motilitas spermatozoa lebih dari 50%, persentase minimal

viabilitas spermatozoa yaitu 80%, dan persentase abnormalitas

spermatozoa tidak lebih dari 15%.

Hasil pemeriksaan integritas membran spermatozoa dari

semen segar kambing senduro berkisar 65,46±10,44%.

Rajashri, Ramchandra, Aruna, Nalini and Kesharwani (2017)

melaporkan pada semen domba Deccani memiliki persentase

integritas membran 69,22±1,88%. Menurut Baqir et al. (2009)

menjelaskan bahwa fungsi dari keutuhan membran plasma

spermatozoa merupakan salah satu faktor penting dalam

metabolisme spermatozoa, reaksi akrosom, kapasitasi dan

pengikatan spermatozoa pada permukaan sel telur.

4.2. Pemeriksaan Motilitas Individu Semen Kambing

Senduro

Motilitas individu spermatozoa merupakan salah satu

parameter dalam uji kualitas semen yang diperhatikan dalam

keperluan IB. Pengamatan hasil rataan persentase motilitas

individu semen beku kambing Senduro dianalisis dengan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan dilanjutkan uji beda

nyata duncan Hasil pengamatan motilitas individu spermatozoa

sebelum pembekuan dan setelah pembekuan disajikan pada

Tabel 5.

Page 69: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

48

Tabel 5. Rataan Motilitas Individu (%) Semen Kambing Senduro

Pengamatan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

BF 36,00±

7,38a

37,00±

4,22a

40,50±

8,96ab

45,50±

7,62b

40,50±

7,62ab

PTM 32,00±

6,32a

31,50±

4,74a

37,50±

8,58ab

40,50±

7,62b

35,50±

7,62ab

Keterangan: Notasi yang berbeda pada baris yang sama

menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar

perlakuan (P<0,05).

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan pada

penambahan ekstrak daun kelor memberikan pengaruh yang

berbeda nyata (P<0,05) terhadap motilitas individu spermatozoa

saat proses BF dan PTM. Pada Tabel 5 diketahui perlakuan P3

dengan penambahan ekstrak daun kelor 5% dalam pengencer

CEP-2 kuning telur sebelum pembekuan (45,50±7,62%) dan

setelah pembekuan (40,50±7,62%) memiliki motilitas tertinggi

dan tergolong dapat dilakukan untuk inseminasi buatan. Hal ini

sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) (2014) bahwa

dalam persyaratan mutu semen beku setelah dicairkan kembali

pada suhu 37-38oC selama 15 detik sampai dengan 30 detik

harus menunjukkan motilitas spermatozoa minimal 40%.

Hasil analisis dapat diketahui bahwa penambahan ekstrak

daun kelor sebanyak 5% memberikan hasil yang terbaik dari

perlakuan lainnya. Hal ini memberikan informasi bahwa CEP-2

kuning telur mampu menjaga kelangsungan hidup spermatozoa

selama prosesing semen beku, sebab di dalam pengencer CEP-2

kuning telur mengandung bahan-bahan yang dapat menunjang

kehidupan spermatozoa selama prosesing semen beku. Salah

satu bahan yang digunakan saat proses pembekuan semen adalah

penambahan gliserol pada saat sebelum pembekuan. Gliserol

Page 70: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

49

merupakan suatu bahan pelindung (krioprotektan) yang dapat

langsung dan diserap ke dalam sel spermatozoa. Menurut

Azizah dan Arifianti (2009) menjelaskan bahwa gliserol yang

digunakan sebagai krioprotektan, menembus dan memasuki

spermatozoa dan oleh spermatozoa dipakai untuk metabolisme

oksidatif, menggantikan air bebas dan mendesak keluar

elektrolit-elektrolit, menurunkan konsentrasi elektrolit

intraseluler serta mengurangi daya merusaknya terhadap sel

spermatozoa. Efek dari gliserol yaitu mencegah pengumpulan

molekul H2O dan mencegah kristalisasi es pada daerah titik beku

larutan. Menurut Nalley, Handarini, Yusuf, Purwantara and

Semiadi (2011) bahwa gliserol pada umumnya digunakan

sebagai krioprotektan yang dapat menyerap dalam pembekuan

spermatozoa, namun tingkat toksisitasnya dapat menyebabkan

hilangnya viabilitas dan kesuburan spermatozoa.

Bahan lain yang dapat melindungi spermatozoa saat

pembekuan yaitu adanya Bovine Serum Albumin (BSA) yang

merupakan jenis ekstraseluler krioprotektan untuk melindungi

sel spermatozoa dari luar saat proses pembekuan. Menurut

Ervandi, Susilawati dan Wahjuningsih (2013) bahwa BSA

merupakan makromolekul yang berperan dalam mengikat Ca2+,

mencegah masuknya Ca2+ intraseluler ke tingkat toksit bagi

spermatozoa, sehingga motilitas, viabilitas dan spermatozoa

yang belum melakukan kapasitasi dipertahankan tetap tinggi.

Makromolekul BSA yang ada di dalam pengencer dapat

menjadikan spermatozoa menjadi bergerak lebih progresif.

Spermatozoa yang belum kapasitasi menandakan bahwa

spermatozoa masih memiliki membran yang utuh dan normal,

artinya tidak mengalami perubahan distribusi dan komposisi

lipid dan fospolipid penyusun membran plasma.

Page 71: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

50

Penambahan ekstrak daun kelor sebanyak 5% memberikan

hasil yang optimal dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal

ini dikarenakan spermatozoa mampu mempertahankan

membran selama proses pembekuan. Kandungan antioksidan

pada daun kelor yang mampu mempertahankan membran

spermatozoa dan melindungi kerusakan semen yang

diakibatkan oleh radikal bebas. Pandey et al. (2012)

melaporkan bahwa daun kelor sebagai sumber antioksidan yang

memiliki kandungan flavonoid, saponin, alkaloid, tanin,

karotenoid (terutama lutein dan β-karoten), quersetin dan fenol.

Salah satu sumber fenoliknya dapat menangkap radikal bebas

dan fraksi etanolnya dapat melindungi terhadap penghentian

DNA. Kasolo et al. (2010) melaporkan bahwa terdapat zat

fitokimia pada daun kelor yang merupakan antioksidan seperti

tanin, steroid dan triterpenoid, flavonoid, saponin, antarquinon

dan alkaloid. Menurut Obembe, Urom, Ofutet, ikpi and Ene

(2015) melaporkan bahwa evaluasi fitokimia dari daun kelor

mengandung alkaloid, tanin, protein, elektrolit, saponin, asam

amino esensial, minyak omega-3, anti inflamasi dan flavonoid

serta Kandungan vitamin yang ada di daun kelor maupun

antioksidannya tidak mengandung racun.

Motilitas individu dari tahap pengolahan semen beku BF

sampai PTM mengalami penurunan. Penurunan nilai motilitas

individu spermatozoa setelah pembekuan bisa disebabkan

karena terjadi kejutan osmotik pada saat spermatozoa dibekukan

atau penurunan suhu yang sangat cepat, sehingga berakibat

terjadi pembentukan kristal es di dalam sel yang dapat merusak

struktur membran plasma. Krioprotektan intraseluler dapat

bekerja dalam mencegah pembentukan kristal es di dalam dan di

luar sel saat pembekuan. Krioprotektan juga dapat bersifat

toksik terutama saat ekuilibrasi dan setelah thawing (Arifianti,

Page 72: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

51

Supriatna dan Aminah, 2007). Kombinasi krioprotektan dengan

pengencer yang digunakan sangat penting dalam menentukan

keberhasilan kriopreservasi. Kualitas semen yang sangat

dipengaruhi oleh efek pembekuan adalah motilitas, karena

tingginya persentase penurunan dari semen segar sampai

motilitas setelah thawing. Pembentukan ATP oleh mitokondria

yang terdapat pada bagian midpiece sangat diperlukan.

Membran plasma pada bagian midpiece ini lebih mudah rusak

akibat pembekuan sehingga pembentukan ATP dari glukosa

gagal dilakukan dan spermatozoa akan kehilangan kemampuan

untuk bergerak secara progresif.

Penurunan motilitas diduga dapat disebabkan adanya zat

antinutrisi yang ada di dalam daun kelor salah satunya tanin.

Semakin bertambahnya level EDK pada perlakuan maka akan

menyebabkan menurunnya motilitas. Menurut Putra, Agung

dan Sudimartini (2016) melaporkan bahwa tanin merupakan

golongan senyawa aktif pada tumbuhan yang bersifat fenol

memiliki rasa sepat. Senyawa tanin terdapat pada berbagai

spesies tanaman yang memiliki peran dalam perlindungan dari

predasi, sebagai pestisida dan regulasi dalam pertumbuhan

tanaman. Tanin dapat merusak membran sel bakteri,

mengkerutkan dinding sel, sehinngga dapat mengganggu

permeabilitas sel yang menyebabkan kematian. Kadar tanin

yang semakin meningkat dapat menghambat pergerakan dari

spermatozoa, karena tanin dapat mengikat protein komplek atau

protein-protein yang terikat dengan ion Ca, Mg, Na, dan K;

karbohidrat dan lemak (Putranti, Kustono dan Ismaya, 2010).

Page 73: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

52

4.3. Pemeriksaan Viabilitas Semen Kambing Senduro

Viabilitas merupakan salah satu parameter kualitas semen

yang perlu diperhatikan selain motilitas individu dan motilitas

massa. Penambahan ekstrak daun kelor dalam pengencer CEP-

2 kuning telur diharapkan mampu mempertahankan viabilitas

spermatozoa. Perbedaan spermatozoa yang hidup dan mati

ditampilkan pada Gambar 9.

Gambar 9. Spermatozoa Hidup dan Mati Perbesaran 400 kali

Keterangan:

A = Spermatozoa hidup tidak menyerap warna (transparan)

B = Spermatozoa mati menyerap warna (merah muda)

Spermatozoa yang mati menunjukkan permeabilitas

membran selnya meningkat, terutama pada daerah post nuclear

caps sehingga sel spermatozoa yang mati akan menyerap warna

dari eosin negrosin. Sebaliknya, sel spermatozoa yang hidup

memiliki kondisi membran yang baik sehingga zat warna akan

sulit untuk menembus membran sel dan sel spermatozoa akan

tetap berwarna jernih (Achlis dkk., 2013). Hasil pengamatan

viabilitas semen kambing Senduro sebelum dan setelah

B

A

Page 74: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

53

pembekuan dengan penambahan ekstrak daun kelor disajikan

pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan Viabilitas (%) Semen Kambing Senduro

Pengamatan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

BF 50,47±

6,01a

53,33±

8,57ab

55,96±

7,57ab

60,57±

3,55b

57,53±

9,13ab

Post

Thawing

(PT)

37,96±

8,73a

45,08±

4,99ab

44,05±

9,53ab

45,53±

8,68b

38,41±

6,72ab

Keterangan: Notasi yang berbeda pada baris yang sama

menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antar

perlakuan (P<0,05).

Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa

penambahan ekstrak daun kelor pada pengencer CEP-2 kuning

telur memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap

viabilitas atau daya hidup spermatozoa sebelum dan setelah

pembekuan (P<0,05). Pada tahap BF P3 (60,57±3,55%)

memberikan hasil yang terbaik diikuti perlakuan P4

(57,53±9,13%), P2 (55,96±7,57%), P1 (53,33±8,57%), dan P0

(50,47±6,01%). P3 pada tahap Post Thawing (45,53±8,68%)

memberikan hasil terbaik diikuti perlakuan P1 (45,08±4,99%),

P2 (44,05±9,53%), P4 (38,41±6,72%), dan P0 (37,96±8,73%).

Kondisi ini diduga karena adanya kuning telur pada pengencer

CEP-2 dapat memberikan pengaruh dalam melindungi sel

spermatozoa dari kejutan dingin. Hal ini sebanding dengan

pendapat Arifiantini and Purwantara (2010) bahwa viabilitas

berkorelasi dengan keutuhan membran sperma. Penambahan

kuning telur yang mengandung fosfolipid dan lesitin di berbagai

pengencer dapat melindungi membran sperma terhadap kejutan

Page 75: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

54

dingin (cold shock). Nalley et al. (2011) melaporkan kuning

telur dianggap sebagai komponen yang menguntungkan bagi

proses pembekuan, yaitu dengan merangsang Adenylatecyclase

dan merangsang motilitas spermatozoa. Lipoprotein dari

kuning telur terbukti dapat mencegah spermatozoa dari cold

shock. Dari Tabel 6 terlihat bahwa terjadi penurunan yang

cukup signifikan dari sebelum pembekuan sampai setelah

pembekuan. Mari, Bucci, Love, Mislei, Rizzato, Giaretta,

Merlo and Spinaci (2015) melaporkan bahwa penurunan

viabilitas saat proses setelah thawing diduga karena fosfolipid

membran sel spermatozoa yang mengalami kerusakan

permanen dan terjadinya penurunan fungsi dari membran sel.

4.4. Pemeriksaan Abnormalitas Semen Kambing Senduro

Abnormalitas merupakan keadaan bahwa spermatozoa

mengalami kerusakan pada salah satu atau pada bagian tubuh

spermatozoa. Menurut Susilawati (2011) melaporkan bahwa

abnormalitas spermatozoa dapat dibedakan menjadi dua yaitu

abnormalitas primer dan abnormalitas sekunder. Abnormalitas

primer berhubungan dengan kepala dan akrosom. Sedangkan

abnormalitas sekunder berhubungan dengan adanya sitoplasmic

droplet pada mid piece pada ekor seperti ekor melipat, kepala

tanpa ekor (putus), ekor tanpa kepala yang putus, dan lain-lain.

Abnormalitas spermatozoa ditampilkan pada Gambar 10.

Page 76: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

55

Gambar 10. Abnormalitas Spermatozoa Perbesaran 400 kali

Keterangan:

A = Spermatozoa abnormal ekor tanpa kepala

B = Spermatozoa abnormal (double head)

Hasil pengamatan abnormalitas semen kambing Senduro

sebelum dan setelah pembekuan dengan penambahan ekstrak

daun kelor disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan Abnormalitas (%) Semen Kambing Senduro

Pengamatan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

BF 3,00±

1,8

4,28±

1,88

3,05±

1,17

3,93±

1,99

3,05±

2,29

PT 3,14±

2,19

3,19±

2,08

3,11±

1,34

3,44±

1,62

3,40±

2,54

Keterangan: Notasi yang sama pada baris yang sama

menunjukkan perbedaan yang tidak nyata antar

perlakuan (P>0,05)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan

ekstrak daun kelor tidak memberikan perbedaan yang nyata

(P>0,05) antar perlakuan. P0 (3,00±1,81%) pada tahap BF

A

B

Page 77: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

56

memiliki tingkat abnormalitas yang rendah diikuti oleh P2

(3,05±1,17%), P4 (3,05±2,29%), P3 (3,93±1,99%) dan P1

(4,28±1,88%). Tahap Post Thawing abnormalitas terendah yaitu

pada P2 (3,11±1,34%) dan diikuti P0 (3,14±2,19%), P1

(3,19±2,08%), P4 (3,40±2,54%) dan P3 (3,44±1,62%) dan

rataan abnormalitas semen kambing Senduro tersebut masih

normal. Menurut Hamdan, Budianto, Amalia, Dwinna,

Erdiansyah dan Dalimunthe (2010) bahwa rataan persentase

spermatozoa abnormal asal epididimis kambing lokal Aceh

berkisar antara 7,23%-10,75% dan menurut Ridwan (2009)

bahwa rataan semen kambing lokal 3,4%-6,26%. Faktor yang

dapat mempengaruhi tingkat abnormalitas adalah pada

pembuatan preparat ulas yang salah sehingga dapat

meningkatkan abnormalitas spermatozoa. Spermatozoa yang

mempunyai morfologi berbeda dari spermatozoa normal disebut

abnormalitas spermatozoa. Wiratri dkk. (2014) menjelaskan

bahwa abnormalitas spermatozoa akan mengalami peningkatan

setiap jam. Hal ini dipengaruhi oleh spermatogenesis dari ternak

dan perlakuan semen setelah ejakulasi, misalnya penanganan

semen segar, pencampuran semen dengan pengencer dan pada

saat proses pembuatan ulasan. Waktu yang terlalu lama dalam

penyimpanan juga dapat mempengaruhi jumlah spermatozoa

abnormal. Suyadi, Susilorini dan Amalta (2015) menambahkan

bahwa peningkatan abnormalitas dapat disebabkan oleh adanya

proses peroksidase lipid, perubahan tekanan osmotik akibat

radikal bebas dan asam laktat hasil dari proses metabolik,

sehingga dapat merusak membran plasma dan menyebabkan

peningkatan abnormalitas spermatozoa.

Penurunan persentase abnormalitas spermatozoa pada saat

BF sampai Post Thawing terjadi pada beberapa perlakuan yaitu

pada P1 sebesar 4,28±1,88% menjadi 3,19±2,08% dan P3 sebesar

Page 78: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

57

3,93±1,99% menjadi 3,44±1,62%, sehingga menunjukkan bahwa

penambahan ekstrak daun kelor sebanyak 1% dan 5% mampu

untuk menurunkan tingkat abnormalitas sampai evaluasi semen

setelah Thawing. Penurunan persentase abnormalitas diduga

disebabkan oleh adanya kandungan vitamin C pada daun kelor.

Menurut Nugraheni, Astirin dan Widiyani (2003) melaporkan

bahwa kandungan vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang

dapat menangkal radikal bebas sehingga membran sel

spermatozoa tetap terlindungi serta dapat memperkecil tingkat

abnormalitas.

4.5. Pemeriksaan Integritas Membran Spermatozoa

Kambing Senduro

Persentase integritas membran merupakan keutuhan dari

membran plasma spermatozoa yang diamati dengan metode

Hypoosmotic Swelling Test (HOS) tes. Menurut Achlis dkk.

(2013) bahwa membran plasma yang utuh ditandai dengan

adanya ekor yang melengkung, karena membran plasma dari

spermatozoa masih berfungsi baik dalam menyerap air pada

lingkungan yang bersifat hipotonik. Sebaliknya, spermatozoa

yang memiliki membran plasma rusak atau permeabilitasnya

meningkat, larutan hypoosmotic akan keluar masuk membran

spermatozoa secara bebas dan tidak terperangkap sehingga ekor

terlihat lurus. Integritas membran plasma utuh ditampilkan pada

Gambar 11.

Page 79: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

58

Gambra 11. Integritas Membran Spermatozoa Perbesaran 400

kali

Keterangan:

A= Ekor spermatozoa melingkar

B= Ekor spermatozoa lurus

Spermatozoa dengan membran yang masih utuh dapat

menahan cairan hipoosmotik dalam sel, sehingga akan terlihat

ekor menjadi melingkar atau bengkok. Spermatozoa dengan

membran yang mengalami kerusakan menunjukkan ekor yang

lurus, karena tidak mampu untuk menahan air yang masuk.

Keutuhan membran plasma sangat diperlukan spermatozoa

karena kerusakan membran plasma akan berpengaruh terhadap

proses metabolisme, motilitas serta daya hidup spermatozoa

yang dihasilkan (Arsiwan dkk., 2014). Menurut Nalley and

Arifiantini (2013) bahwa membran plasma spermatozoa rentan

terhadap kerusakan yang disebabkan oleh tekanan osmotik atau

peroksidasi lipid. Tekanan osmotik ini dapat menyebabkan

kerusakan membran, kecuali tidak melewati batas-batas dari

integritas membran maka membran plasma akan merespon baik

A

B

Page 80: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

59

dan sebagai osmometer yang ideal. Pemeriksaan integritas

membran spermatozoa (HOST) didasarkan pada prinsip

tersebut. Sehingga ketika sampel ditempatkan pada larutan

HOST maka akan terjadi reaksi pembengkakan dan ekor yang

terlihat melingkar. Hasil pengamatan integritas membran

plasma utuh semen kambing Senduro sebelum dan setelah

pembekaun disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan Integritas Membran Spermatozoa (%) Kambing

Senduro

Pengamatan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

BF 45,53±

7,16a

46,86±

6,56ab

42,80±

7,97a

52,26±

3,13b

46,81±

7,35ab

PT 38,51±

5,92a

39,67±

8,56a

39,84±

4,59a

47,24±

6,42ab

41,63±

6,65b

Keterangan: Notasi yang berbeda pada baris yang sama

menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antar

perlakuan (P<0,05).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan

ekstrak daun kelor memberikan pengaruh yang berbeda nyata

(P<0,05) terhadap persentase integritas membran spermatozoa

kambing Senduro. Tahap BF menunjukkan bahwa terdapat

spermatozoa yang dapat mempertahankan integritas membran

yaitu pada P3 sebesar 52,26±3,13% namun tidak berbeda nyata

dengan P1 dan P4 yaitu 46,86±6,56% dan 46,81±7,35%.

Sedangkan pada tahap Post Thawing P3 yang mampu

mempertahankan integritas membran berkisar 47,24±6,42%

dan tidak berbeda nyata dengan P4 dan P2 yaitu 41,63±6,65%

dan 39,84±4,59%. Menurut Achlis dkk. (2013) melaporkan

Page 81: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

60

bahwa rata-rata persentase integritas membran spermatozoa

pada kambing Peranakan Etawa setelah pembekuan pada

pengencer Andromed sebesar 41,50±5,21%. Menurut Arsiwan

dkk. (2014) bahwa keutuhan membran plasma sangat

dibutuhkan oleh spermatozoa karena kerusakan membran

plasma akan berpengaruh terhadap proses dari metabolisme dan

akan berhubungan dengan motilitas serta daya hidup dari

spermatozoa yang dihasilkan.

Kuning telur yang berada dalam pengencer CEP-2 juga

diduga mampu untuk mempertahankan integritas membran.

Menurut Purwoistri, Susilawati dan Rahayu (2013)

menjelaskan bahwa kuning telur yang ditambahkan dalam

pengencer CEP-2 mengandung substansi protektif berupa

lesitin dan lipoprotein. Lesitin dan lipoprotein di dalam kuning

telur memiliki molekul-molekul besar yang tidak dapat

menembus membran sel spermatozoa dan berfungsi sebagai

pelindung serta mempertahankan integritas lipoprotein

penyusun membran spermatozoa. Ducha et al. (2012)

menambahkan bahwa penambahan kuning telur pada pengencer

CEP-2 dapat melindungi spermatozoa terhadap serangan

Reactive Oxygen Species (ROS), sehingga memiliki integritas

membran yang baik dan melindungi keutuhan ultrastruktur

spermatozoa. Penambahan ekstrak daun kelor yang

mengandung antioksidan dapat mempertahankan integritas

membran spermatozoa saat Post Thawing. Menurut Rizal dan

Herdis (2010) menjelaskan bahwa antioksidan merupakan

senyawa nukleofilik atau mempunyai kemampuan dalam

mereduksi, memadamkan atau menekan radikal bebas.

Senyawa antioksidan dibagi menjadi dua golongan, yakni

antioksidan pencegah timbulnya senyawa-senyawa oksidan

secara berlebihan (katalase, glutation peroksidase dan glutation)

Page 82: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

61

dan antioksidan pemutus rantai reaksi untuk mencegah reaksi-

reaksi berlanjut (vitamin E, vitamin C, β-karoten, glutation dan

sistein). Penambahan vitamin C di dalam pengencer dapat

memperbaiki kualitas semen beku terutama dalam persentase

hidup dan keutuhan membran plasma spermatozoa. Rajashri et

al. (2017) melaporkan adanya variasi dalam integritas membran

plasma utuh spermatozoa karena terdapat perbedaan dalam usia

pejantan, musim, pertumbuhan dan jenis pengencer.

Page 83: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

62

Page 84: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penambahan ekstrak daun kelor 5% dalam pengencer

CEP-2 kuning telur mampu mempertahankan kualitas semen

beku kambing Senduro selama Post Thawing yang meliputi

persentase motilitas individu, viablitas, abnormalitas dan

integritas membran spermatozoa.

5.2. Saran

Saran dari penelitian ini adalah menggunakan penambahan

ekstrak daun kelor sebanyak 5% karena mampu menjaga

kualitas spermatozoa dengan baik dan dilakukan proses IB pada

kambing Senduro untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam

IB.

Page 85: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

64

Page 86: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

65

DAFTAR PUSTAKA

Abu, A.H., Ahemen and Ikpechukwu. 2013. The Testicular

Morphometry and Sperm Quality of Rabbit Bucks Fed

Graded Levels of Moringa oleifera Leaf Meal (MOLM).

Agrosearch. 13(1): 49-56

Achlis, R., A. Husni, H. Sri, dan P. Srianto. 2013. Kualitas

Semen Beku Kambing Peranakan Etawa Dalam Berbagai

Macam Pengencer. Veterinaria Medika. 6(1): 69-77.

Aisyah, S.T dan A. Gassing. 2016. Pengaruh Ekstrak Kulit

Batang Tumbuhan Kelor (Moringa oleifera) Terhadap

Angka Konsepsi Mencit (Mus musculus) ICR Jantan.

Biogenesis. 4(1): 58-63

Aminah, S., T. Ramdhan dan M. Yanis. 2016. Kandungan

Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringa

oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan. 5(2): 35-44

Anonimus. 2014. Kambing Senduro.

Pustaka.ditjenpkh.pertanian.go.id Diakses pada tanggal 1

November 2017.

Anonimus. 2016. Budidaya Okra dan Kelor Dalam Pot.

http:jakarta.litbang.pertanian.go.id Diakses pada 5 Juni

2018.

Anonimus. 2016. Kambing Senduro Ternak Unggulan

Kabupaten Lumajang. www.disnak.jatimprov.go.id

Diakses tanggal 27 September 2017.

Anwar, F., S. Latif, M. Ashraf and A.H. Gilani. 2007. Moringa

oleifera: A Food Plant With Multiple Medicinal Uses.

Phytotherapy Research. 21: 17-25

Arifiantini, I., I. Supriatna dan Aminah. 2007. Kualitas Semen

Beku Kuda Dalam Pengencer Susu Skim dan

Page 87: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

66

Dimitropoulos dengan Dimetilformamida Sebagai

Krioprotektan. Media Peternakan. 30(2): 100-105.

Arifiantini, R. I and B. Purwantara. 2010. Motility and Viability

of Friesian Holstein Spermatozoa in Three Different

Extender Stored at 5oC. J. Indonesian Trop. Anim. Agric.

35(4): 222-226.

Arsiwan, T. Saili, L. O. Baa dan S. Rahadi. 2014. Membran

Plasma Utuh Spermatozoa Epididimis Kambing

Peranakan Ettawa Dalam Natrium Klorida dengan

Konsentrasi Berbeda. Jurnal Ilmu dan Teknologi

Peternakan Tropis. 1(1): 79-87.

Astrini, E.A., N. Ducha dan N. Kuswati. 2016. Implementasi

Pengencer CEP-2 dalam Metode Pembekuan Semen Sapi

Limousin. Prosiding Seminar Nasional Biologi ISBN:

978-602-0951-11-9: 223-226

Azizah dan R. I. Arifiantini. 2009. Kualitas Semen Beku Kuda

pada Pengencer Susu Skim dengan Konsentrasi Gliserol

yang Berbeda. Jurnal Veteriner. 10(2): 63-70.

Baqir, M., M. R. Fakhrildin, and B. K. Kouty. 2009. Outcomes

of Sperm Parameters, Hypo-Osmotic Swelling Test and

Intra-Uterine Insemination For Varicocelic and Non-

Varicocelic Infertile Patients. Journal Dohuk University.

12(1): 1-6.

Batubara, A., S. Nasution, Subandriyo, I. Inounu, B.

Tiesnamurti dan A. Anggraeni. 2016. Kambing

Peranakan Etawa (PE). Jakarta. IAARD PRESS.

Das, A. K., V. Rajkumar, A. K. Verma and D. Swarup. 2012.

Moringa oleifera Leaves Extract: A Natural Antioxidant

for Retarding Lipid Peroxidation in Cooked Goat Meat

Patties. International Journal of Food Science and

Technology. 47: 585-591

Page 88: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

67

Ducha, N., T. Susilawati, Aulanni’am dan S. Wahjuningsih.

2013. Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa Sapi

Limousin Selama Penyimpanan pada Refrigator Dalam

Pengencer CEP-2 dengan Suplementasi Kuning Telur.

Jurnal Kedokteran Hewan. 7(1): 5-9

Ducha, N., T. Susilawati, Aulanni’am, S. Wahjuningsih and M.

Pangestu. 2012. Ultrastructure and Fertilizing Ability of

Limousin Bull Sperm After Storage in CEP-2 Extender

with and Without Egg Yolk. Pakistan Journal of

Biological Sciences. 15(20): 979-985

Ervandi, M., T. Susilawati, dan S. Wahjunigsih. 2013. Pengaruh

Pengencer Berbeda Terhadap Kualitas Spermatozoa Sapi

Hasil Sexing dengan Gradien Albumin (Putih Telur).

Jurnal Ternak Veteriner. 18(3): 177-184.

Firdausi, P. A., T. Susilawati dan S. Wahjuningsih. 2014.

Kualitas Semen Sapi Limousin Selama Pendinginan

Menggunakan Pengencer CEP-2 dengan Penambahan

Berbagai Konsentrasi Santan. Jurnal Ternak Tropika.

15(1): 21-30

Fitria, R. N., M. R. Indra dan D. Lyrawati. 2013. Ekstrak

Metanol Daun Kelor Mempengaruhi Ekspresi P53

Mukosa Kolon Tikus yang Diinduksi DMBA. Jurnal

Kedokteran Brawijaya. 27(4): 207-211

Garner, D. L and E. S. E. Hafez. 2008. Spermatozoa and

Seminal Plasma. Reproduction in Farm Animals. 7th

edition by E. S. E Hafez and B. Hafez. Kiawah Island,

South Caroline. USA: 96-125.

Hamdan, Budianto, Amalia, Dwinna, Erdiansyah, dan

Dalimunthe. 2010. Pengaruh Penyimpanan Epididimis

Pada Suhu 5oC Terhadap Kualitas Speramtozoa Kambing

Lokal Aceh. Jurnal Kedokteran Hewan. 4(2): 81-86.

Page 89: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

68

Hartono, M. 2008. Optimalisasi Penambahan Vitamin E Dalam

Pengencer Sitrat Kuning Telur Untuk Mempertahankan

Kualitas Semen Kambing Boer. Journal Indonesian

Tropical Animal Agriculture. 3(1): 11-19

Ihsan, M. N. 2011. Penggunaan Telur Itik Sebagai Pengencer

Semen Kambing. Jurnal Ternak Tropika. 12(1): 10-14

Insani, K., S. Rahayu, A. Pramana dan A. Soewondo. 2014.

Kadar MDA Spermatozoa Setelah Proses Pembekuan.

Jurnal Biotropika. 2(3): 142-147

Ismaya. 2014. Bioteknologi Inseminasi Buatan pada Sapi dan

Kerbau. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Juniandri, T. Susilawati dan N. Isnaini. 2014. Perbandingan

Pengencer Andromed dan CEP-2 Terhadap Kualitas

Spermatozoa Sapi Hasil Seksing dengan Sentrifugasi

Gradien Densitas Percoll. Jurnal Veteriner. 15(2): 252-

262

Kasolo, J. N., G. S. Bimeya, L. Ojok, J. Ochieng and J. W.

Okwal-okeng. 2010. Phytochemicals and Uses of

Moringa oleifera Leaves in Ugandan Rural

Communities. Journal of Medical Plant Research. 4(9):

753-757

Kumala, N., Masfufatun dan E. Devi. 2016. Potensi Ekstrak

Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Hepatoprotektor

Pada Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Diinduksi

Parasetamol Dosis Toksis. Jurnal Ilmiah Kedokteran.

5(1): 58-66.

Mari, G., D. Bucci, D. Love, B. Mislei, G. Rizzato, E. Giaretta,

B. Merlo and Spinaci. 2015. Effect of Cushioned or

Single Layer Semen Centrifugation Before Sex Sorting

on Frozen Stallion Semen Quality. International Journal

Of Animal Reproduction. 83(6): 953-958

Page 90: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

69

Nalley, R. Handarini, T. L. Yusuf, B. Purwantara, and G.

Semiadi. 2011. The Effect of Glycerol Concentration in

Tris Glucose Egg Yolk Extender on The Quality of

Timor Deer Frozen Semen. Journal Indonesian Tropical

Animal Agriculture. 36(2): 9-14.

Nalley, W. M. M and R. I. Arifiantini. 2013. The Hypo-Osmotic

Swelling Test in Fresh Garut Ram Spermatozoa. Journal

Indonesian Tropical Animal Agriculture. 38(4): 212-217.

Nugraheni, T., O. P. Astirin dan T. Widiyani. 2003. Pengaruh

Vitamin C Terhadap Perbaikan Spermatogenesis dan

Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus (L.))

Setelah Pemberian Ekstrak Tembakau (Nicotiana

tabacum (L.)). Biofarmasi. 1(1): 13-19.

Nugroho, Y., T. Susilawati dan S. Wahjuningsih. 2014. Kualitas

Semen Sapi Limousin Selama Pendinginan

Menggunakan Pengencer CEP-2 dengan Penambahan

Berbagai Konsentrasi Kuning Telur dan Sari Buah Jambu

Biji (Psidium guajava). Jurnal Ternak Tropika. 15(1):

31-42.

Nurcholis, R. I. Arifiantini dan M. Yamin. 2016. Kriopreservasi

Semen Domba Garut Menggunakan Tris Kuning Telur

yang Disuplementasi Omega-3 Minyak Ikan Salmon.

Jurnal Veteriner. 17(2): 309-315

Nyuwita, A., T. Susilawati dan N. Isnaini. 2015. Kualitas

Semen Segar dan Produksi Semen Beku Sapi Simmental

Pada Umur Yang Berbeda. Jurnal Ternak Tropika. 16(1):

61-68.

Obembe, O. A. Urom, S. E. Ofutet, E. O. Ikpi and I. A. Okpo-

Ene. 2015. The Effect Aqueous Seed Extract of Moringa

oleifera on Sperm Count, Motility and Morphology in

Male Albino Wistar Rats. Scholars Research Library.

7(3): 129-133.

Page 91: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

70

Oghe, A. O and J. P Affiku. 2012. Effect of Polyherbal Aqueous

Extracts (Moringa oleifera, Gum Arabic and Wild

Ganoderma lucidum) in Comparison with Antibiotic on

Growth Performance and Haemotological Parameters of

Broiler Chickens. Research Journal of Recent Science.

1(7): 10-18.

Pamungkas, F. A., A. Batubara and Sutoro. 2014. The Quality

of Spermatozoa of Gembrong Goats During

Cryopreservation Process. Media Peternakan. 37(2): 95-

100.

Pandey, A., D. P. Rishabh, T. Poonam, P.P. Gupta, H. Jamal, B.

Saumya and A. V Singh. 2011. Moringa oleifera Lam.

(Sahijan)- A Plant With a Plethora of Diverse

Therapeutic Benefits: An Updated Restrospection.

Medical and Aromatic Plants. 1(1): 1-8.

Pandey, A., R. D. Pandey, T. Poonam, P. P. Gupta, J. Haider, S.

Bhatt and A.V. Singh. 2012. Moringa oleifera Lam.

(Sahijan)-A Plant with a Plethora of Diverse Therapeutic

Benefits: an Updated Retrospection. Medicinal Aromatic

Plants. 1(1): 1-9

Pezzanite, L., A. Bridges, M. Neary and T. Hutchens. 2012.

Breeding Soundness Examinations of Rams and Bucks.

http://www.extension.pudue.edu/extmedia/AS/AS-599-

W.pdf. Diakses tanggal 08 April 2018.

Purwoistri, R. F., T. Susilawati dan S. Rahayu. 2013. Kualitas

Spermatozoa Hasil Sexing Menggunakan Pengencer

Andromed dan Cauda Epididymal Plasma-2 (CEP-2)

Ditambah Kuning Telur 10%. Jurnal Kedokteran Hewan.

7(2): 116-119.

Putra, I. W. D. P., A. A. Agung dan Sudimartini. 2016.

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Daun Kelor

Page 92: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

71

(Moringa oleifera L) di Bali. Indonesia Medicus

Veterinus. 5(5): 464-473.

Putranti, O. D., Kustono dan Ismaya. 2010. Pengaruh

Penambahan Crude Tannin Pada Sperma Cair Kambing

Peranakan Ettawa yang Disimpan Selama 14 Hari

Terhadap Viabilitas Spermatozoa. Buletin Peternakan.

34(1): 1-7.

Rajashri, K. Ramchandra, G. Aruna, N. Nalini and Kesharwani.

2017. Correlation Between Hypo-Osmotic Swelling Test

(HOST) and Other Seminal Characteristics of Deccani

Ram Semen. Journal of Experimental Biology and

Agricultural Sciences. 5(2): 195-200.

Raji, A.Y and A. A. Njidda. 2014. Gonadal and Extra-Gonadal

Sperm Reserves of The Red Sokoto Goats Fed Moringa

oleifera Supplemented Diets. International Journal of

Agriculture and Biosciences. 3(2): 61-64

Ridwan. 2009. Pengaruh Pengencer Semen Terhadap

Abnormalitas dan Daya Tahan Hidup Spermatozoa

Kambing Lokal Pada Penyimpanan Suhu 5oC. Jurnal

Agroland. 16(2): 187-192.

Rizal, M dan Herdis. 2010. Peranan Antioksidan Dalam

Meningkatkan Kualitas Semen Beku. WARTAZOA.

20(3): 139-145.

Rizal, M., Herdis, M. Surachman dan W. M. M. Nalley. 2008.

Pengaruh Plasma Semen Domba Priangan Terhadap

Daya Hidup Spermatozoa Kambing Peranakan Etawah

yang Disimpan pada Suhu 3-5oC. Jurnal Ilmu Ternak

Veteriner. 13: 23-29.

Setiono, N., S. Suharyati dan P. E. Santosa. 2015. Kualitas

Semen Beku Sapi Brahman dengan Dosis Krioprotektan

Page 93: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

72

Gliserol yang Berbeda dalam Bahan Pengencer Tris

Sitrat Kuning Telur. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu.

3(2): 61-69

Sholikah, N., N. Isnaini, A. P. A. Yekti dan T. Susilawati. 2016.

Pengaruh Penggantian Bovine Serum Albumin (BSA)

dengan Putih Telur pada Pengencer CEP-2 terhadap

Kualitas Semen Sapi Peranakan Ongole pada Suhu

Penyimpanan 3-5oC. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 26(1):

7-15.

Sokunbi, O.A., O. S. Ajani, A. A. Lawanson and E. A. Amao.

2015. Antibiotic Potential of Moringa Leaf (Moringa

oleifera Lam.) Crude Extract in Bull Semen Extender.

European Journal of Medicinal Plants. 9(2): 1-8.

Standar Nasional Indonesia. 2014. Semen Beku- Bagian 3:

Kambing dan Domba. SNI 4869.3: 1-9.

Susilawati, T. 2011. Spermatologi. UB Press. Malang.

_________. 2013. Pedoman Inseminasi Buatan pada Ternak.

Malang: UB Press, ISBN: 98-602-203-458-2.

Suyadi, T. E. Susilorini dan L. Amalta. 2015. Kualitas Semen

Kambing Peranakan Etawah (PE) Dalam Pengencer

Dengan Penambahan Ekstrak Bawang Merah (Allium

cepa L.) Selama Penyimpanan Suhu Dingin. Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya. 1-11.

Tambing, S. N dan M. Sariubang. 2008. Kajian Komponen

Teknologi Inseminasi Buatan (IB) pada Induk Kambing.

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

552-555.

Verbeckmoes, S., A. V. Soom, J. Dewulf, I. D. Pauw and A. D.

D. Kruif. 2004. Storage of Fresh Bovne Semen in Diluent

Page 94: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

73

Based on The Ionic Composition of Cauda Epididymal

Plasma. Journal Reprod. Domest. Anim. 39(6): 1-7.

Verma, A.R., M. Vijayakumar, C.S. Mathela and C.V. Rao.

2009. In Vitro and In Vivo Antioxidant Properties of

Different Fractions of Moringa oleifera Leaves. Food

Chem. Toxicol. 47. 2196-2201.

Widjaya, N. 2011. Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan

Pengencer Tris Kuning Telur Terhadap Daya Tahan

Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5oC.

Sains Peternakan. 9(2): 72-76.

Wiratri V. D. B., T. Susilawati dan S. Wahjuningsih. 2014.

Kualitas Semen Sapi Limousin pada Pengencer yang

Berbeda Selama Pendinginan. Jurnal Ternak Tropika.

15(1): 13-20.

Page 95: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

74

Page 96: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa …repository.ub.ac.id/12349/1/Desy Dwi Afifah.pdf · merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Doto dan Ibu Narti ... which was collected

63