analisis pencemaran tanah di tpst bantar gebang
DESCRIPTION
Pengelolaan sampahTRANSCRIPT
Oleh :
Dina Rahma Laila
TL-3106
TL-3106Analisis Pencemaran Tanah Di Area TPST Bantar Gebang
ANALISIS PENCEMARAN TANAH
DI AREA SEKITAR TPST BANTAR GEBANG
A. Profil Umum TPST Bantar Gebang
Gambar 1. TPST Bantar Gebang
Landfill Bantar Gebang dibangun pada tahun 1989 di atas lahan kritis. Pada tahun
2008 TPA ini berganti nama menjadi TPST Bantar Gebang. TPST ini dikelola oleh PT
Godang Tua Jaya dan PT Navigat Organik Energy Indonesia dengan pengawasan dari
Pemerintah DKI Jakarta. TPST ini memiliki luas lahan 120,8 ha dengan luas lahan yang
tertutup sampah 82 ha, terbagi ke dalam 5 zona dengan masing masing luas lahan pada
tabel berikut.
Tabel 1. Luas Area Timbulan Sampah di TPST Bantar Gebang
Zona Luas (ha)Zona I 18,3Zona II 17,7Zona III 25,41Zona IV 11Zona V 9,5
Sumber : Materi Paparan TPST Bantar Gebang
Setiap harinya, TPST Bantar Gebang menampung sampah dari Jakarta berkisar antara
5000-6500 ton/hari.
Sistem operasional pembuangan sampah di landfill ini yaitu sampah pada truk
pengangkut yang masuk area landfill akan ditimbang beratnya dan berlanjut ke titik
buang dimana sampah tersebut akhirnya dibuang untuk ditimbun. Setiap 1-7hari
dilakukan penutupan dengan tanah merah.
Adapun bagian dasar dari landfill itu sendiri dipasangi oleh dua jenis lapisan
yakni lapisan geomembran yang berfungsi sebagai lapisan kedap air yang menahan agar
air leachate tidak terinfiltrasi ke dalam lapisan tanah dan lapisan geotekstil yang
berfungsi sebagai lapisan filter materi tersuspensi dari limbah cair. Air leachate akan
masuk ke dalam saluran yang akan diolah di instalasi pengolahan air sampah (IPAS).
Gambar 2. IPAS di TPST Bantar Gebang
B. Dampak Timbulan Sampah Terhadap Tanah
Salah satu masalah dari adanya timbulan sampah pada pengelolaan sampah di
area landfill adalah terbentuknya air sampah atau yang sering dikenal dengan air lindi
(leachate). Air tersebut terbentuk akibat bercampurnya air hujan dengan sampah yang
telah membusuk dan mengandung materi tarsuspensi hasil degradasi sampah oleh
mikroba. Bila air tersebut masuk ke dalam tanah maka akan merusak struktur dan tekstur
permukaan tanah sehingga mengakibatkan tanah menjadi beracun. Untuk menangani hal
tersebut maka dalam setiap perancangan landfill, bagian dasar dari area dilapisi dengan
lapisan geomembran dan geotekstil.
Walaupun demikian tidak semua area dasar tanah landfill yang terlapisi
geomembran dan geotekstil aman dari rembesan leachate, selalu ada leachate yang
merembes dan terinfiltrasi ke dalam lapisan tanah karena faktor lain misalnya kebocoran.
Masalah kebocoran akan menjadi hal yang lebih serius bila terjadi pada saat musim
penghujan dimana jumlah produksi leachate semakin banyak. Kasus seperti ini masih
sering terjadi di area landfill Bantar Gebang. Menurut penuturan pengelola TPST Bantar
Gebang, di sana masih sering terjadi kebocoran baik pada area landfill-nya atau sistem
penyaluran air lindi menuju IPAS sehingga air tersebut akan masuk merembes ke dalam
lapisan tanah dan mengkontaminasi aliran air tanah. Menurut beliau, air tanah dangkal
dengan kedalaman 20 meter sudah tidak layak untuk dikonsumsi karena dari sifat
fisiknya pun sudah bau dan kotor.
Gambar 3. Saluran Drainase yang Tercemar Dekat IPAS
Karena telah tercemar, tanah sekitar area TPST tidak bisa lagi dijadikan sebagai
lahan untuk bercocok tanam. Kejadian ini menimbulkan efek sosial dimana warga yang
awalnya bermata pencaharian sebagai petani, menjadi bekerja di bidang lain seperti
pemulung, bandar dari pemulung dan pedagang. Dampak lainnya adalah akses terhadap
sumber air bersih menjadi sulit dan belum lagi dampak terhadap kesehatan yang
ditimbulkan dari sampah tersebut.