analisis penawaran kedelai di sentra produksi …

105
ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI KABUPATEN TAKALAR NURHIJRAH 105960090011 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 16-Apr-2022

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI

KABUPATEN TAKALAR

NURHIJRAH

105960090011

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

ANALISIS PENAWARAN KEDELAI di SENTRA PRODUKSI

KABUPATEN TAKALAR

NURHIJRAH

10596 00900 11

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Analisis Penawaran Kedelai di Sentra Produksi Kabupaten

Takalar

Nama : Nurhijrah

Stambuk : 105960090011

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Mohammad Natsir.SP,MP

Ketua Sidang

2. St.Khadijah Y. Hiola, S.TP., M.Si

Sekertaris

3. Dr.Ir. kasifah,Mp Anggota

4. Dewi Sartika, S.TP., M.Si

Anggota

Tanggal Lulus:…………………

Page 4: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis Penawaran

Kedelai di Sentra Produksi Kabupaten Takalar adalah benar merupakan hasil

karya yang belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Juni 2015

Nurhijrah

10596 00900 11

Page 5: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

ABSTRAK

NURHIJRAH. 105960090011. Analisis Penawaran Kedelai di Sentra Produksi

Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh MOHAMMAD NATSIR dan

ST. KHADIJAH Y. HIOLA.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap penawaran kedelai di Kabupaten Takalar dan mengetahui tingkat

elastisitas penawaran kedelai di Kabupaten Takalar. Metode dasar yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Lokasi penelitian dipilih

secara sengaja (pusposive) yaitu di Kabupaten Takalar. Data yang digunakan

adalah data sekunder time series selama 10 tahun yaitu dari tahun 2004-2013.

Adapun analisis data yang digunakan adalah Metode Least Squares dan

Penggunaan Program Eviews-8 pada fungsi penawaran dengan pendekatan luas

panen produksi.

Hasil analisis menunjukkan jumlah penawaran kedelai di Kabupaten Takalar yaitu

Ln A = 5.106493 - 0.658290 Ln A + 0.284787 Ln HKd - 5.067180 Ln HPd+

2.667269 Ln HJg. Model ini memiliki nilai koefisien determinasi (R2) sebesar

0,8634 berarti 86,34 persen faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kedelai

dijelaskan oleh luas lahan, harga kedelai, harga padi dan curah hujan sedangkan

sisanya 13,66 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian.

Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 6.3347 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.0506 pada tingkat kepercayaan 95 persen, artinya sebanyak

633,47 persen penawaran kedelai dipengaruhi oleh luas panen, harga kedelai,

harga padi dan harga jagung sedangkan sisanya 533,47 persen dipengaruhi oleh

faktor lain diluar penelitian.

Produktivitas kedelai, harga kedelai, harga pupuk urea, curah hujan dan nilai tukar

petani secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran kedelai.

Nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang untuk harga kedelai pada

tahun sebelumnya bersifat inelastis. Sedangkan untuk harga benih kedelai pada

tahun sebelumnya nilai elastisitas dalam jangka pendek bersifat inelastis

sedangkan dalam jangka panjang bersifat elastis.

Page 6: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat, hidayah-Nya dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada

penulis. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW

beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, sehingga dengan penuh

ketenangan hati dan keteguhan pikiran penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Penawaran kedelai di Sentra Produksi Kabupaten Takalar”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam meperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Bapak Ir. Mohammad Natsir, S.P.,M.P. selaku Pembimbing I dan Ibu St.

Khadijah Y. Hiola, S.TP.,M.Si. selaku Pembimbing II yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi dapat diselesaikan.

2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Amruddin, S.Pt., M.Si selaku ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 7: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

4. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yng telah membekali segudang ilmu kepada

penulis. Tak lupa penulis berterima kasih kepada seluruh staf TU Fakultas

Pertanian yang telah banyak membantu dan mengurusi segala administrasi.

5. Kepada pihak Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Takalar serta pihak

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Takalar yang

telah membantu melengkapi data penelitian.

6. Teristimewa teruntuk kedua orang tua penulis ayahanda Haeruddin dan

ibunda Dasiati atas dukungan baik moril maupun material, cinta dan kasih

sayang yang tak pernah habis yang memberikan motivasi dan dorongan serta

dengan ikhlas mendo’akan disetiap langkah penyusun, kakakku Muhammad

Kamal dan saudari kembarku Nurhajar dan segenap keluarga yang selalu

memberikan semangat.

7. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudari di

Program Studi Agribisnis angkatan 2011 terkhusus buat Iksan Salla Nur,

Kasmawati, Zulfadliyani, Irma dan Adriani yang selalu memberikan

dukungan dan semangat serta semua pihak yang telah membantu penyusunan

skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

8. Terkhusus juga buat Syamsul Rijal dan Kamaruddin yang selalu

mengingatkan, meluangkan waktu, tenaga, memberi masukan, dorongan

kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.

Page 8: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini. Semoga kebaikan kalian dibalas dengan

kebaikan beribu kali lipat oleh Allah SWT. Aamiinnnn!

Makassar, Juni 2015

Nurhijrah

Page 9: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3

1.3 Tujuan dan kegunaan Penelitian ......................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 4

2.2 Budidaya Kedelai ................................................................................ 5

2.3 Penawaran Komoditas Pertanian ........................................................ 12

2.4 Fungsi Produksi ................................................................................... 16

2.5 Fungsi Penawaran ............................................................................... 16

Page 10: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

2.6 Elastisitas Penawaran .......................................................................... 23

2.7 Kerangka Teori Analisis Penawaran Kedelai ..................................... 28

2.8 Hipotesis .............................................................................................. 28

III METODE PENELITIAN ..................................................................... 29

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 29

3.2 Metode Dasar Penelitian ..................................................................... 29

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 30

3.5 Metode Analisis Data .......................................................................... 31

3.6 Definisi Operasional............................................................................ 36

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 38

4.1 Letak Geografis ................................................................................... 38

4.2 Demografi ........................................................................................... 44

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 49

5.1 Kondisi umum penanaman kedelai di Kabupaten Takalar ................. 49

5.2 Hasil penelitian dan pembahasan ........................................................ 50

5.3 Analisis penawaran kedelai ................................................................. 64

5.4 Elastisitas penawaran kedelai .............................................................. 73

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 77

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 77

6.2 Saran .................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Anjuran Penggunaan ZPT Pada Tanaman Kedelai .......................... 11

2. Luas Wilayah Kabupaten Takalar

Berdasarkan Jumlah Kecamatan ...................................................... 39

3. Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Dari Permukaan Laut

Di Kabupaten Takalar ...................................................................... 40

4. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Takalar

Tahun 2004-2013 ............................................................................. 41

5. Klasifikasi Jenis Tanah di Kabupaten takalar

Dirinci Menurut Kecamatan ............................................................ 44

6. Rata-rata Penduduk Perdesa/Kelurahan, Kepadatan dan Rata-rata

Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan

di Kabupaten Takalar ..................................................................... 46

7. Jumlah Penduduk Menurut umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Takalar Pada Tahun 2004-2013 ................................. 47

8. Jumlah Penduduk Pencari Kerja Menurut

Pendidikan Tertinggi dan Jenis Kelamin ........................................ 48

9. Perkembangan Harga Kedelai di Kabupaten

Takalar Tahun 2004-2013 ................................................................ 51

10. Harga Pupuk Urea di Kabupaten Takalar

Tahun 2004-2013 ............................................................................. 53

11. Perkembangan Harga Jagung Dari Tahun 2004-2013

di Kabupaten Takalar ....................................................................... 55

12. Produksi Kedelai di Kabupaten Takalar Tahun 2004-2013..... ........ 57

13. Rata-rata Perkembangan Curah Hujan di Kabupaten

Takalar Pada Tahun 2004-2013 ........................................................ 59

14. Perkembangan Nilai Tukar Petani di Kabupaten

Takalar Dari Tahun 2004-2013.. ...................................................... 61

Page 12: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

15. Perkembangan Harga Padi di Kabupaten Takalar

Pada Tahun 2004-2013 .................................................................... 63

16. Hasil Estimasi Model Luas Panen Analisis Penawaran

Kedelai di Kabupaten Takalar Dengan Metode Least Square ......... . 65

17. Hasil Estimasi Model Penawaran Produktivitas Kedelai

di Kabipaten Takalar ........................................................................ 69

18. Elastisitas Luas Panen Kedelai terhadap Harga Kedelai di

Kabupaten Takalar ........................................................................... 74

Page 13: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Grafik Kurva Penawaran ............................................................... 19

2. Grafik Pergeseran Kurva Penawaran ............................................. 20

3. Grafik Elastisitas Penawaran ......................................................... 25

4. Grafik Kerangka Berfikir Pendekatan Masalah ............................. 28

5. Grafik Perkembangan Harga Kedelai di Kabupaten

Takalar Pada Tahun 2004-2013 ..................................................... 52

6. Grafik Perkembangan Harga Pupuk Urea di Kabupaten

Takalar Pada Tahun 2004-2013 ..................................................... 54

7. Grafik Perkembangan Harga Jagung di Kabupaten

Takalar Pada Tahun 2004-2013 ....................................................... 56

8. Grafik Jumlah Produksi Kedelai di Kabupaten Takalar

Pada Tahun 2004-2013 .................................................................... 58

9. Grafik Perkembangan Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten

Takalar Pada Tahun 2004-2013 ....................................................... 60

10. Grafik Perkembangan Nilai Tukar Petani

di Kabupaten Takalar Pada Tahun 2004-2013 ................................. 62

11. Grafik Perkembangan Harga Padi di Kabupaten

Takalar Pada Tahun 2004-2013 ....................................................... 64

Page 14: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Hasil Analisis Regresi Berganda Model Respons Luas Panen Kedelai Dengan Metode Least Square dan penggunaan

Program Eviews-8 ..................................................................................... 80

2. Grafik Residual, Actual dan Fitted dari Hasil Estimasi Analisis

Regresi Berganda Model Respons Luas Panen Kedelai dengan

Metode Least Squares dan Penggunaan Program Eviews-8 ........... 82

3. Hasil Analisis Regresi Berganda Model Respons

Produktivitas Kedelai dengan Metode Least Squares

dan Penggunaan Program Eviews-8 ................................................. 83

4. Grafik Residual, Actual dan Fitted dari Hasil Estimasi Analisis

Regresi Berganda Model Respons Produktivitas Kedelai dengan

Metode Least Squares dan Penggunaan Program Eviews-8 ........... 84

Page 15: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …
Page 16: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …
Page 17: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah

padi dan jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya

akan protein yang memiliki arti penting dalam industri pangan dan pakan. Kedelai

berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka

peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan murah harganya.

Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan kebutuhan bahan industri olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu

kedelai, tauco, snack, dan sebagainya.

Zakiah (2012), menyatakan bahwa pasokan kedelai di Indonesia

cenderung semakin tidak dapat dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri sendiri.

Sekalipun kedelai dapat ditanam dengan cara yang paling sederhana, produktivitas

dan produksi kedelai dalam negeri, hampir tidak dapat memenuhi permintaan

yang semakin meningkat. Saat ini produksi kedelai di Indonesia hanya mencukupi

sekitar 35 persen kebutuhan, selebihnya dipenuhi melalui impor. Sekitar 20 tahun

terakhir di Indonesia masih terus melakukan impor kedelai, terutama dari

Amerika Serikat, sehingga tidak heran apabila kedelai impor telah mendominasi

sebagai bahan baku olahan pangan (Adisarwanto, 2008).

Rendahnya produksi kedelai local menyebabkan ketidakcukupan kedelai

local memenuhi permintaan industry pengolahan kedelai. Hal ini menyebabkan

semakin tergantungnya industri-industri pengolahan kedelai pada kedelai impor

Page 18: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

2

(Zakiah, 2011). Selain itu rendahnya kualitas kedelai lokal dari segi kebersihan

dan kadar air menyebabkan industri-industri pengolahan kedelai cenderung

memilih kedelai impor yang tingkat kebersihannya lebih tinggi dan kadar air yang

lebih rendah. (Nurmeyda, 2010).

Takalar merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi pertanian

terbesar di Sulawesi Selatan dengan potensi yang paling banyak dikembangkan

oleh petani adalah padi sebanyak 1.364.648 ton, jagung sebanyak 315.305 ton

sedangkan kedelai hanya sebanyak 9.806 ton. Melihat keadaan ini, maka produksi

kedelai di Kabupaten Takalar perlu ditingkatkan. Hal ini dikibatkan karena harga

padi dan jagung jauh lebih tinggi dibandingkan harga kedelai itu sendiri.

Sesuai dengan produksi kedelai yang masih tergolong rendah dan dengan

harga yang murah, maka petani perlu meningkatkan produksi kedelai. hal ini

berkaitan dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwa semakin tinggi

harga suatu barang, maka semakin banyak jumlah barang yang akan ditawarkan

sedangkan semakin rendah harga suatu barang maka sedikit pula jumlah barang

yang akan ditawarkan.

Keadaan tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian

mengenai “Analisis Penawaran Kedelai di Sentra Produksi Kabupaten Takalar”

Page 19: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

3

1.2. Rumusan Masalah

1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi penawaran kedelai di

Kabupaten Takalar ?

2. Bagaimana tingkat elastisitas penawaran kedelai di Kabupaten Takalar ?

1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Adapun Tujuan dari penelitian “Analisis Penawaran Kedelai di Sentra

Produksi Kabupaten Takalar” antara lain:

1. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran kedelai di

Kabupaten Takalar.

2. Mengetahui tingkat elastisitas penawaran kedelai di Kabupaten Takalar.

Sedangkan Kegunaan dari Penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti tersendiri, penelitian ini berguna untuk mengetahui jumlah

penawaran kedelai di Kabupaten Takalar.

2. Penelitian ini juga berguna dalam mengetahui tingkat elastisitas kedelai di

Kabupaten Takalar

3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

tambahan informasi dan referensi dalam `penyusunan penelitian selanjutnya

atau penelitian-penelitian sejenis.

Page 20: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian M. Rifai, 2010 tentang analisis permintaan dan penawaran

kedelai di Jawa Timur dengan model dinamis. Hasil analisis menunjukkan bahwa

metode permintaan dan penawaran domestik yang dibangun telah memenuhi

kriteia ekonomi statistik dan ekonometrika dengan baik sehingga dapat digunakan

untuk menjelaskan perilaku ekonomi komoditas kedelai di Jawa Timur dengan

baik. Perilaku penawaran kedelai dipengaruhi secara positif oleh peubah harga

jagung, produktivitas dan luas panen. Variabel harga kedelai domestik, harga

beras, harga pupuk dan harga kedelai dunia serta penawaran tahun yang lalu tidak

berpengaruh terhadap penawaran kedelai.

Perilaku impor kedelai dipengaruhi secara positif oleh pendapatan perkapita

dan permintaan tahun sekarang, dan dipengaruhi secara negative oleh produksi

tahun lalu dan nilai tukar rupiah. Harga kedelai domestik dan peubah impor tahun

yang lalu dinyatakan tidak berpengaruh terhadap impor. Perilaku permintaan

kedelai dipengaruhi secara positif oleh jumlah penduduk dan dipengaruhi secara

negative oleh pendapatan perkapita. Peubah harga kedelai domestik, harga jagung

dan permintaan tahun yang lalu tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap

permintaan kedelai. Harga kedelai domestik dipengaruhi secara nyata dan positif

oleh penawaran dan nilai tukar rupiah US dollar serta harga kedelai domestik

tahun yang lalu. Variabel permintaan dan harga kedelai domestik tidak

berpengaruh nyata terhadap perilaku harga.

Page 21: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

5

2.2. Budidaya Kedelai

2.2.1. Penyiapan Benih

Benih yang baik dan bermutu tinggi merupakan faktor penentu

keberhasilan usahatani kedelai. Oleh karena itu benih kedelai yang akan kita

tanam harus dipilih yang bermutu tinggi agar mendapatkan produksi kedelai yang

maksimal.

Kemurnian benih varietas unggul diklasifikasikan kedalam empat tingkat

(kelas), yaitu:

1. Benih Penjenis atau Breeder Seed (BS), benih ini adalah benih yang menjadi

sumber asal varietas yang kemurniannya diawasi langsung oleh pemulia atau

pembuat varietas.

2. Benih Dasar atau Foundation Seed (FS), benih ini adalah keturunan benih

penjenis ataupun benih dasar yang diproduksi dibawah bimbingan intensif

dan pengawasan yang ketat.

3. Benih Pokok atau Stock Seed (SS), benih ini adalah keturunan benih penjenis

atau benih dasar yang diproduksi dalam jumlah lebih banyak, dengan

pengawasan yang teliti sehingga mutu dan kemurniannya terpelihara

(terjamin)

4. Benih Sebar atau Extension Seed (ES), benih ini adalah keturunan benih

penjenis, benih dasar atau benih pokok yang diproduksi secara baik, sehingga

identitas dan tingkat kemurnian varietasnya terpelihara (terjamin). (Sakata,

Vegetable Seed Catalogue). (Achmad Suryana, 1994)

Page 22: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

6

Benih kedelai yang disebarluaskan dan siap ditanam para petani adalah

“Benih Sebar”. Disamping itu, adapula kelas Benih Bina yang pemanenannya

diatur dan diawasi berdasarkan peraturan atau pengawasan pihak yang berwenang.

Standar benih bina kedelai meliputi kemurnian minimum 95%, daya tumbuh

minimum 60%, dan kandungan benih gulma maksimum 2 %. Benih kedelai yang

mutunya di bawah standar dilarang untuk diperjualbelikan.

Ciri-ciri benih kedelai yang baik dan bermutu tinggi adalah sebagai

berikut:

1. Mempunyai daya kecambah tinggi (diatas 80%)

2. Kemurniannya tinggi (98%-100%) atau tidk tercampur dengan varietas lain.

3. Keadaan benih sehat, tidak keriput atau luka bekas gigitan serangga (hama),

dan bebas wabah penyakit.

4. Pertumbuhan benih serentak, cepat dan sehat.

5. Bersih atau tidak tercampur dengan biji rumput (gulma) ataupun biji-biji

tanaman yang lain.

6. Keadaan benih masih baru (kurang dari 6 bulan) saat benih dipanen dan

sungguh-sungguh telah kering. (Puslitbangtan Bogor. 1995)

2.2.2. Penyiapan Lahan

Areal lahan untuk penanaman kedelai dapat dialokasikan pada tanah kering

dan tanah sawah bekas tanaman padi. Waktu pengolahan tanah untuk penanaman

kedelai di lahan sawah pada umumnya di musim kemarau, sedangkan di lahan

Page 23: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

7

kering sebaiknya pada akhir musim kemarau. (Wayan Sudana dan Hermanto.

1995)

Tatalaksana penyiapan lahan sebagai sebagai pra-penanaman kedelai dapat

dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengolahan tanah minimum dan pengolahan tanah

intensif.

1. Pengolahan Tanah Minimum

Cara pengolahan tanah ini sangat sederhana dan biasanya dipraktikkan pada

lahan sawah bekas tanaman padi atau tebu. Tatacara penyiapan lahan secara

minimum ini adalah :

Babat (bersihkan) jerami padi, kemudian kumpulkan pada suatu tempat

penampungan untuk dibiarkan sampai kering.

Buat saluran drainase arah melintang disekeliling lahan. Ukuran saluran ini

lebar dan dalamnya ± 30 cm, dengan lebar petakan untuk tempat penanaman

kedelai antara 3-10 m atau tergantung pada keadaan lahan.

Biarkan tanah dikeringangin selama 7-10 hari.

Lahan siap ditanami benih kedelai.

2. Pengolahan Tanah Intensif

Pengolahan lahan-lahan kering (tegalan) biasanya dilakukan secara itensif.

Tujuan pengolahan tanah ini diantaranya adalah untuk mengendalikan rumput-

rumput liar, memperoleh struktur tanah yang gembur, memperbaiki drainase

tanah, serta menciptakan medium pertumbbuhan yang optimal bagi tanaman

kedelai. Tatacara pengolahan lahan secara intensif adalah sebagai berikut:

Bersihkan areal lahan dari rumput-rumput liar ataupun jerami.

Page 24: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

8

Olah tanah dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam 15-20 cm sambil

membenamkan rumput-rumput liar yang sudah lapuk.

Buat parit keliling selebar 40 cm dan dalamnya 30 cm

Gemburkan tanah sambil membuang rumput-rumput liar dan kerikil

kemudian tanah diratakan dan lahan siap ditanami benih kedelai.

2.2.3. Penanaman

Waktu penanaman kedelai disesuaikan dengan kondisi lahan, misalnya pada

lahan kering dan keadaan cuaca normal dilakukan sekitar bulan Oktober-

Nopember atau Februari-Maret. Keterlambatan tanam dapat menghadapi beberapa

masalah, diantaranya adalah serangan hama atau penyakit, dan kekeringan. Oleh

karena itu waktu tanam disuatu daerah atau wilayah yang sehamparan sebaiknya

serempak bersamaan.

Cara tanam benih kedelai dapat dilakukan dengan disebar merata

dipermukaan petakan dan dimasukkan kedalam lubang tanam. Cara tanam yang

paling baik adalah dengan sistem tugal. Keuntungan sistem ini antara lain jarak

tanamnya yang teratur, memudahkan pemeliharaan tanaman, dan dapat

menghemat benih. (Sumarno dan Harnoto. 1983)

2.2.4. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman kedelai di kebun meliputi kegiatan pokok sebagai

berikut :

Pemasangan Mulsa Jerami

Page 25: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

9

Waktu pemasangan mulsa jerami dilakukan seusai tanam. Keuntungan

pemulsaan ini antara lain untuk menekan atau mengurangi pertumbuhan gulma

pada awal pertumbuhan kedelai, menambah bahan organik dalam tanah,

memperbaiki struktur tanah, dan mengurangi serangan hama dan lalat bibit.

Penyulaman

Waktu penyulaman dilakukan seawal mungkin, yakni pada umur 7-10 hari

setelah tanam. Keterlambatan penyulaman akan menyulitkan pemeliharaan

tanaman, karena dapat menyebabkan umur dan stadium pertumbuhan tanaman

yang tidak sama.

Pengairan

Waktu pengairan lahan penanaman kedelai sebaiknya pagi atau sore hari.

Cara pengairan adalah dengan digenang selama 15-30 menit. Kemudian airnya

dikeluarkan kembali melalui saluran pembuangan.

Pada tanah yang beirigasi baik, pengairan areal tanaman kedelai dapat

dilakukan 1-2 minggu sekali. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan air

adalah tanah areal penanaman kedelai tidak boleh terlalu becek ataupun

kekeringan. Bila tanahnya becek, maka benih kedelai akan membusuk (tidk

tumbuh) dan tanaman muda tumbuhnya kerdil (merana). Oleh karena itu, pada

tanah-tanah yang becek (mudah tergenang) perlu dibuatkan aluran pembuangan

air disepanjang petakan.

Tanah yang kekeringan, terutama masa periode pertumbuhan vegetatif, akan

mengakibatkan pertumbuhan tanaman akan kerdil. Demikian pula, kekeringan

pada saat tanaman kedelai berbunga atau pengisian polong akan berakibat gagal

Page 26: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

10

panen. Ciri-ciri tanaman kedelai kekurangan air adalah pertumbuhannya

terhambat dan selanjutnya bila tidak memperoleh air, maka tanaman akan mati.

Penyiangan

Waktu penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2-4 minggu

setelah tanam bersamaan dengan kegiatan pemupukan susulan. Penyiangan

berikutnya pada waktu tanam kedelai sebelum berbunga, karena dapat

mengganggu proses persarian bunga, sehingga akan menurunkan produksi antara

10%-50%.

Pemupukan Susulan

Cara pemberian pupuk susulan adalah dengan disebar merata kedalam larikan

dangkal diantara barisan tanaman kedelai atau dimasukkan kedalam lubang tugal

disisi kiri kanan tanaman sejauh ± 10 cm, kemudian ditutup dengan tanah tipis.

Penggunaan ZPT dan PPC

Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kedelai dapat dipacu

dengan penggunaan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan Pupuk Pelengkap Cair

(PPC). Jenis atau macam ZPT adalah yang dianjurkan adalah Atonik 6.5 L,

Dharmasri 5 EC, Ethrel 40 PGR, dan Hobsanol.

Penggunaan ZPT harus tepat dosis, waktu dan caranya sesuai dengan anjuran

sebagaimana pada tabel :

Page 27: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

11

Tabel 1. Anjuran penggunaan ZPT pada tanaman kedelai

No Macam ZPT Takaran & waktu aplikasi (cc/lt/ha)

15 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst

1. Atonik 6.5 L - 500 cc/

400 lt -

500 cc/

400 L -

2. Dharmasari 5

EC

75 cc/

500 lt -

75 cc/

500 lt - -

3. Ethrel 40 PGR - - 200 cc/

500 lt - -

4. Hobsanol 25 cc/

200 lt - - -

50 cc/

400 lt

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prop. DT. I JabaR

(hst = hari setelah tanam)

Perlindungan Tanaman

Perlindungan tanaman ditujukan terhadap Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT), terutama serangan hama dan penyakit. Upaya pengendalian hama dan

penyakit harus dilaksanakan secara terpadu.

2.2.5. Panen dan Pascapanen Kedelai

a. Panen

Saat panen kedelai ditentukan berdasarkan umur tanaman, ciri-ciri

kenampakan luar, dan dipengaruhi oleh ketinggian tempat penanaman. Setiap

varietas kedelai mempunyai umur yang berbeda, sehingga waktu panennya harus

menyesuaikan dengan umur tanaman.

Pemanenan kedelai yang terlalu awal yakni pada stadium belum cukup

umurnya atau polong-polongnya masih hijau dapat mengakibatkan kuantitas dan

kualitas produksi kedelai menurun. Pemanenan yang terlalu awal dapat

menyebabkan polong menjadi busuk, bercendawan dan keriput, sehingga mutu

bijinya kurang baik. Sebaliknya, keterlambatan panen dapat menyebabkan

Page 28: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

12

polong-polong terlalu kering, mudah pecah, dan biji melenting jatuh sebelum

waktunya.

Pada pertanaman yang baik dan pemeliharaannya intensif, produksi kedelai

dapat mencapai 2,0-2,5 ton biji kering/hektar. Produktivitas rata-rata kedelai

nasional dewasa ini baru mencapai 1,2 ton/hektar. (Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi DT. I Jawa Barat).

b. Pascapanen

Kegiatan pascapanen kedelai dimulai dari pemanenan, penaganan lanjutan

(pengolahan) sampai siap dikonsumsi atau menjadi bahan mentah industri,

misalnya pada pembuatan kecap, tahu dan tempe. Tujuan utama kegiatan

penanganan pascapanen kedelai adalah:

Mengurangi susut humlah maupun mutu hasil panen.

Meningkatkan mutu hasil panen.

Meningkatkan harga jual dan pendapatan petani (produsen kedelai).

Penanganan pascapanen kedelai diarahkan untuk memenuhi kriteria

persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. (BIP Ciawi. Perbaikan Teknik

Pasca Panen Kedelai).

2.3. Penawaran Komoditas Kedelai

Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah indonesia sejak masa orde

baru hingga saat ini untuk meningkatkan produksi pertanian sekaligus

memperbaiki tingkat kesejahteraan petani lewat berbagai macam program , seperti

intensifikasi, ekstensifikasi (perluasan areal), diversifikasi produksi dan

Page 29: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

13

rehabilitas. Namun pengalaman selama ini menunjukkan bahwa bagaimanapun

bagusnya konsep-konsep yang mendasari semua program tersebut, selama harga

jual yang diterima petani tidak turut diperbaiki oleh pemerintah, usaha-usaha

pemerintah tersebut tidak akan membawa hasil yang optimal. Artinya, volume

produksi mungkin akan meningkat, tetapi jauh dibawah target yang diharapkan,

atau sama sekali tidak ada respon dari petani dalam bentuk peningkatan produksi.

Rangsangan ekonomi dalam bentuk tingkat harga yang menguntungkan,

merupakan faktor paling penting bagi petani untuk meningkatkan produksinya,

seperti juga berlaku bagi setiap produsen di sektor-sektor lain. Petani pada

akhirnya akan merasa tidak ada untungnya memperluas lahan garapan,

menerapkan teknologi baru, memakai pupuk berkualitas baik tetapi dengan harga

lebih mahal dari pupuk organik, dan melakukan diversifikasi produksi apabila

semua itu tidak menambah netonya. Dalam kata lain, harga merupakan faktor

utama, sementara intensifikasi, ekstensifikasi dan sebagainya yang disebut diatas

hanyalah merupakan faktor-faktor penunjang untuk meningkatkan produksi. Pada

akhirnya, si petani itu sendiri yang menentukan apakah dia mau menambah

produksinya atau tidak, karena dia yang melakukan produksi, bukan pemerintah

atau pihak lain.

Karena harga merupakan faktor utama yang disebut diatas, oleh karena itu

agar kebijakan menaikkan output pertanian lewat pemberian intensif harga bisa

berhasil, pemerintah harus mengetahui betul bagaimana respon suplai disektor

pertanian terhadap perubahan harga, tentu respon ini berbeda menurut jenis

Page 30: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

14

komoditi dan bahkan antar petani didalam kategori tanaman yang sama,

tergantung pada tujuan petani melakukan tujuan bertani dan kondisi ekonominya.

Hubungan antara harga dan volume produksi (penawaran) dijelaskan di

dalam teori penawaran. Suplai disektor pertanian adalah banyaknya komoditas

pertanian yang diproduksi/ditawarkan oleh para petani/produsen. Dalam hukum

penawaran dinyatakan bahwa semakin tinggi harga dari suatu barang semakin

banyak jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh produsen, karena ransangan

ekonominya tinggi. Sebaliknya, semakin rendah harganya, semakin sedikit jumlah

yang ditawarkan , dengan syarat bahwa faktor-faktor lain yang juga

mempengaruhi penawaran seperti luas tanah, cuaca dan sebagainya, tetap tidak

berubah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah :

a. Harga Produk

Harga produk tinggi akan mengakibatkan peningkatan jumlah produksi di

masa yang akan datang karena dirasakan produsen sangat menguntungkan.

b. Harga Input

Besar kecilnya harga input akan berpengaruh terhadap besar kecilnya input

yang dipakai. Apabila harga faktor produksi turun, petani cenderung akan

membelinya pada jumlah yang relatif lebih besar. Dengan demikian dari

penggunaan faktor produksi yang biasanya dalam jumlah terbatas, dengan adanya

tambahan penggunaan faktor produksi (sebagai akibat dari turunnya harga faktor

produksi), maka populasi akan meningkat.

c. Teknologi

Page 31: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

15

Dengan adanya perbaikan teknologi, misalnya penggunaan teknologi baru

sebagai pengganti teknologi lama, maka produksi akan semakin meningkat. Tentu

saja penggunaan teknologi ini mungkin memerlukan biaya produksi yang relatif

tinggi, beban resiko dan ketidakpastian yang juga relatif tinggi, memerlukan

keterampilan khusus dan sebagainya, tetapi apabila ketidakpastian ini dapat

dipecahkan, produksi akan semakin besar.

d. Harapan produsen terhadap harga produksi di masa mendatang

Seringkali juga ditemukan suatu peristiwa petani meramal besaran harga di

masa mendatang, apakah harga suatu komoditas akan menaik atau menurun. Hal

ini disebabkan karena pengalaman yang mereka punya selama beberapa tahun

mengusahakan komoditas tersebut.

e. Jumlah Produsen

Seringkali karena adanya rangsangan harga untuk komoditas pertanian, maka

petani cenderung untuk mengusahakan tanaman tersebut. Misalnya dari semula

produsen menanam sayuran, kemudian karena harga tanaman cengkeh cukup

tinggi, maka ia berubah dari petani sayur ke petani cengkeh.

f. Harga produksi lain

Yang dimaksud dengan harga produksi lain ini adalah perubahan harga

produksi alternatif. Pengaruh perubahan harga produksi alternatif ini akan

menyebabkan terjadinya jumlah produksi yang semakin meningkat atau

sebaliknya semakin menurun.

Page 32: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

16

2.4. Fungsi Produksi

Analisis fungsi produksi dalah kelanjutan dari aplikasi analisis regresi, yaitu

analisis yang menjelaskan hubungan sebab-akibat. Jadi, bila produksi (Y)

dipengaruhi oleh pupuk (X), maka pupuk akan selalu mempengaruhi produksi dan

tidak akan terjadi sebaliknya.

Hubungan Y dan X seperti yang dijelaskan sebelumnya dapat berupa regresi

sederhana, yaitu:

Y = f (X)

Dan dapat pula berupa regresi berganda yaitu:

Y = f (X1, X2, .... Xi....... Xn) (Soekartawi, 2006)

2.5. Fungsi Penawaran

Penawaran adalah banyaknya komoditas pertanian yang ditawarkan oleh

produsen atau penjual. Sedangkan hukum penawaran pada dasarnya menyatakan

makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang akan

ditawarkan oleh para produsen atau penjual dengan anggapan faktor-faktor lain

tidak berubah (Daniel, 2002).

Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat

hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan

para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual

untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harganya tinggidan bagaimana

pula keinginan untuk menwarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah.

Page 33: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

17

Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga suatu

barang maka semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para

penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang maka semakin sedikit

jumlah barang yang ditawarkan (Sukirno, 2005).

Teori dasar dari respon penawaran pertanian adalah bahwa faktor-faktor

insentif termasuk harga berpengaruh positif terhadap output atau penawaran

pertanian. Respon penawaran pertanian dapat dianalisis dari titik tolak output

agregat atau suplai, output subsektor (yakni output tanaman dan output binatang)

atau tanaman secara individu (misalnya padi, jagung, teh, kopi, dan sebagainya).

Tingkat agregat yang dipilih tergantung daripada tujuan dari studi yang akan

dilakukan dan tentu tergantung juga dari ketersediaan data. Lagi pula output atau

suplai pertanian dapat dilihat dapat dilihat daalam salah satu dari berikut ini:

(a). Luas lahan yang digarap

(b). Output per ha

(c). Hasil panen

Fungsi penawaran adalah suatu fungsi yang menyatakan hubungan antara

produksi atau jumlah produksi yang ditawarkan dengan harga, menganggap faktor

lain sebagai teknologi dan harga input yang digunakan adalah tetap. Menurut

Ghatak dan Ingersent (1984), bentuk respon penawaran secara sederhana dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Qt = f (Pt-1, At, Wt, Ut)

Keterangan :

Page 34: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

18

Qt = Jumlah produksi yang ditawarkan pada tahun atau periode t

Pt-1 = Harga komoditi pada tahun sebelumnya

At = Luas areal pada tahun sebelumnya

Wt = Rata-rata curah hujan pada tahun t

Ut = Variabel pengganggu

Dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi jumlah penawaran kedelai di Kabupaten takalar, digunakan model

analisis lag yang didistribusikan dengan pendekatan model penyesuaian Nerlove.

Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut :

Qt = f (Pt-1, At, Wt, Ut)

Untuk mengestimasi fungsi penawaran terdapat dua pendekatan, pendekatan

tidak langsung dan pendekatan langsung. Dalam pendekatan tidak langsung

mengasumsikan bahwa luas areal equivalen dengan penawaran (At=Qt). Akan

tetapi karena adanya faktor-faktor pengganggu seperti serangan hama dan

penyakit ataupun tanaman Kedelai tidak terawat menyebabkan luas areal tanam

tidak sama dengan luas areal panen, sehingga luas areal tidak equivalen dengan

penawaran. Karena hal tersebut dalam penelitian ini dipakai pendekatan secara

langsung yaitu dengan pendekatan produksi dengan merubah variabel luas areal

tanam menjadi variabel produksi dengan alasan produksi lebih nyata berpengaruh

terhadap penawaran Kedelai daripada luas areal. Sehingga persamaan di atas

dapat diubah menjadi :

Qt = f (Pt-1, Wt, Ut)

Page 35: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

19

Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang

menggambarkan hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah

barang tersebut yang ditawarkan para produsen. Perubahan harga yang terjadi

menyebabkan perubahan harga yang ditawarkan, tetapi perubahan itu hanya

terjadi dalam satu kurva yang sama. Sedangkan kurva penawaran akan bergeser

ke kanan atau ke kiri jika terdapat perubahan penawaran yang ditimbulkan oleh

faktor-faktor bukan harga. Kurva penawaran yang bergeser ke sebelah kanan

menunjukan terjadinya pertambahan dalam penawaran, sebaliknya pergeseran

kurva penawaran ke sebelah kiri berarti bahwa penawaran telah berkurang

(Firdaus, 2008).

P

S

Q (Ton)

Gambar 1. Kurva Penawaran

Pergeseran dalam penawaran dinyatakan sebagai setiap perubahan yang

menaikkan kuantitas yang diproduksi oleh produsen pada tingkat harga tertentu

akan menggeser kurva penawaran ke arah kanan, demikian pula sebaliknya.

Pergeseran kurva penawaran ke kanan menunjukkan adanya kenaikan dalam

penawaran, pergeseran ke arah kiri menunjukkan adanya penurunan dalam

penawaran

Page 36: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

20

P S1

S

S2

O Q

Gambar 2. Pergeseran Kurva Penawaran

Keterangan :

S – Sı = penurunan dalam penawaran

S – S2 = peningkatan dalam penawaran (Mankiw, 2000)

Penawaran kedelai di Kabupaten Takalar dapat diketahui melalui dua

pendekatan yaitu pendekatan langsung dan tidak langsung. Pendekatan langsung

dapat dianalisis dengan pendekatan jumlah produksi melalui beberapa variabel

antara lain harga kedelai pada tahun sebelumnya, harga pupuk Urea, jumlah

produksi kedelai pada tahun sebelumnya, harga kedelai impor, harga jagung pada

tahun sebelumnya, harga padi, nilai tukar petani, luas panen kedelai dan rata-rata

curah hujan, sedangkan pendekatan tidak langsung ini dapat dilakukan dengan

analisis luas areal tanam. Dalam penelitian digunakan pendekatan langsung yaitu

melalui jumlah produksi dimana terdapat beberapa variabel yang diduga

mempengaruhi penawaran kedelai. Dari beberapa tersebut maka dalam penawaran

kedelai di Kabupaten Takalar akan diketahui besarnya elastisitas penawaran, baik

Page 37: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

21

elastisitas penawaran dalam jangka pendek maupun elastisitas penawaran dalam

jangka panjang.

Penggunaan variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap penawaran

kedelai pada penelitian ini yaitu:

1. Harga kedelai pada tahun sebelumnya

Harga merupakan faktor yang cukup berbengaruh pada keputusan petani

untuk menanam kedelai. Apabila harga kedelai pada tahun sebelumnya meningkat

maka petani akan memproduksi kedelai pada tahun t sehingga jumlah penawaran

kedelai akan meningkat. Harga barang yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan harga barang terdeflasi. Harga barang terdeflasi merupakan harga

barang sebenarnya, dimana harga barang tersebut tidak terpengaruh oleh

perubahan harga ataupun nilai tukar uang yang terjadi. Untuk mengetahui harga

barang terdeflasi maka dilakukan pendeflasian dengan indeks harga konsumen

(IHK) kelompok barang umum sebagai deflator.

2. Harga pupuk Urea pada tahun t

Pupuk urea merupakan pupuk yang paling banyak digunakan dan mempunyai

manfaat yang paling besar dibandingkan pupuk-pupuk lain yang digunakan dalam

memproduksi kedelai, karena pupuk urea berguna sebagai pertumbuhan dan

pembesaran benih kedelai. Apabila harga pupuk tersebut naik maka petani akan

menurunkan penggunaan pupuk tersebut, sehingga jumlah produksi kedelai akan

menurun.

Page 38: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

22

3. Jumlah produksi kedelai pada tahun sebelumnya

Apabila jumlah produksi kedelai pada tahun sebelumnya meningkat maka

akan mengakibatkan harga kedelai pada tahun t menurun, sehingga petani akan

enggan memproduksi kedelai. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah

penawaran kedelai.

4. Harga jagung pada tahun sebelumnya

Tanaman jagung merupakan barang subsitusi atau tanaman alternatif

pengganti bagi petani apabila tidak menanam kedelai. Hal ini disebabkan karena

tanaman jagung mempunyai syarat tumbuh serta cara budidaya yang hampir sama

dengan tanaman kedelai. Apabila harga jagung pada tahun sebelumnya meningkat

maka petani akan lebih memilih menanam jagung sehingga hal ini akan

mengakibatkan jumlah penawaran kedelai akan menurun.

5. Luas areal panen kedelai pada tahun t

Apabila luas areal panen kedelai meningkat maka akan meningkatkan jumlah

penawaran kedelai.

6. Rata-rata curah hujan pada tahun t

Curah hujan akan mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan tanaman

kedelai serta menentukan kualitas dan kuantitas kedelai. Tanaman kedelai

merupakan tanaman yang tidak tahan air. Apabila curah hujan menurun maka

pertumbuhan tanaman kedelai akan optimal akan tetapi apabila curah hujan

meningkat maka akan menghambat pertumbuhan tanaman serta bibit kedelai,

sehingga akan menyebabkan berkurangnya produksi kedelai.

Page 39: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

23

7. Harga padi tahun sebelumnya

Harga padi akan mempengaruhi tingkat penawaran kedelai apabila harga

padi lebih tinggi daripada kedelai maka petani lebih cenderung memilih menanam

padi daripada kedelai.

8. Harga benih kedelai

Harga benih kedelai akan mempengaruhi tingkat produksi kedelai. Apabila

harga benih kedelai naik, maka petani akan menurunkan tingkat produksi kedelai,

begitupun jika harga kedelai menurun.

9. Nilai Tukar Petani

Nilai tukar petani adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (IT)

dengan indeks harga yang dibayar petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase.

Secara konseptual NTP adalah pengukur kemampuan tukar barang-barang

(produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang

diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam memproduksi

produk pertanian.

2.6. Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran adalah perbandingan antara persentase perubahan

jumlah barang yang ditawarkan terhadap persentase perubahan harga, dengan

pengertian dan anggapan bahwa harga merupakan satusatunya faktor penyebab

dan faktor lain dianggap tetap (Mubyarto, 1989).

Elastisitas penawaran menyatakan tingkat sensitivitas jumlah yang

ditawarkan akibat perubahan harga produk pertanian itu sendiri dan perubahan

Page 40: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

24

harga produk pertanian lainnya. Elastisitas penawaran terhadap harga mengukur

seberapa banyak kuantitas penawaran atas suatu barang berubah mengikuti

perubahan harga barang tersebut. Penawaran suatu barang dikatakan elastis jika

perubahan harga barang menyebabkan kuantitas penawaran yang cukup besar.

Sebaliknya, penawaran dikatakan tidak elastis atau inelastis apabila kuantitas

penawaran itu sedikit saja berubah ketika harganya berubah (Sudiyono, 2004).

Besarnya perubahan output sebagai reaksi perubahan harga berbedabeda

diantara berbagai barang. Pengertian elastisitas digunakan untuk memberikan

keterangan tentang kepekaan dalam perubahan jumlah produksi akibat perubahan

tingkat harga. Apabila elastisitas > 1, penawaran dikatakan elastis, sebaliknya

apabila jumlah penawaran bereaksi relatif sedikit terhadap perubahan harga,

elastisitas adalah < 1, dikatakan sebagai in elastis (Bishop dan Toussain, 1989).

Pada elastisitas penawaran terdapat lima golongan elastisitas yaitu :

a. Elastisitas sempurna

Elastisitas sempurna terwujud apabila penjual bersedia menjual semua

barangnya pada suatu harga tertentu, kurva penawaran sejajar dengan sumbu

datar.

b. Elastis

Kurva penawaran elastis terwujud apabila perubahan harga menyebabkan

perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.

c. Elastis uniter

Elastis uniter terwujud apabila kurva penawaran bermula dari titik nol.

d. Tidak elastis

Page 41: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

25

Kurva penawaran tidak elastis terwujud apabila perubahan harga

menyebabkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.

e. Tidak elastis sempurna

Kurva penawaran tidak elastis sempurna terwujud apabila penjual sama sekali

tidak dapat menambah penawarannya walaupun harga bertambah tinggi,

perubahan harga menimbulkan perubahan yang relatif kecil terhadap

penawaran

p

Gambar 3. Elastisitas Penawaran

Dalam elastisitas penawaran ada dua istilah elastisitas jangka pendek dan

elastisitas jangka panjang. Hal ini berhubungan erat dengan pengaturan kembali

dalam penyaluran sumber-sumber ekonomi yang dikuasai oleh petani. Dalam

jangka pendek maka petani secara perorangan mengadakan pengaturan kembali.

Tetapi dalam jangka panjang keseluruhan industri pertanian dapat mengadakan

penyesuaian. (Mubyarto, 1989).

Penawaran dalam jangka panjang cenderung lebih elastis atau mudah

berubah daripada penawaran dalam jangka pendek. Ini mudah dipahami karena

dalam jangka pendek para produsen akan kesulitan menambah atau mengurangi

O Q

Elastis Sempurna

In Elastis Sempurna

In Elastis

P

Q O

Elastis Uniter

Elastis

Page 42: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

26

kuantitas produksinya. Dengan demikian, kuantitas penawaran dalam jangka

pendek tidak terlalu peka terhadap perubahan harga. Di dalam jangka pendek

kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Tetapi setiap

perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia itu

dengan cara menggunakan faktor-faktor produksi, termasuk barang modal secara

intensif. Sedangkan dalam jangka panjang, produksi dan jumlah barang yang

ditawarkan dapat dengan mudah ditambah, oleh karenanya penawaran bersifat

elastis. (Mankiw, 2000).

Untuk menganalisis tingkat kepekaan (elastisitas) penawaran kedelai di

Kabupaten Takalar yang menggambarkan tanggapan (respon) petani kedelai

mengenai penawaran untuk harga dan variabel-variabel yang lainnya, dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Epd = bi X

Y

Keterangan :

Epd : Elastisitas penawaran jangka pendek

bi : koefesien regresi variabel bebas ke-i

X : rata-rata variabel bebas ke-i

Y : rata-rata variabel tak bebas ke-i

Sedangkan elastisitas penawaran jangka panjang diperoleh dengan membagi

elastisitas (Eps) dengan koefisien penyesuaian (0<δ<1) yang dirumuskan secara

matematik:

Page 43: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

27

Epj = Epd

δ

Keterangan :

Epj : elastisitas jangka panjang

Epd : elastisitas jangka pendek

δ : koefesien penyesuaian (0< δ <1)

Dengan kriteria :

Ep > 1 : elastis, yang berarti setiap perubahan variabel X yang mempengaruhi

penawaran kedelai sebesar 1 satuan akan mengakibatkan perubahan penawaran

kedelai lebih besar dari 1 satuan

Ep < 1 : inelastis, yang berarti setiap perubahan variabel X yang mempengaruhi

penawaran kedelai sebesar 1 satuan akan mengakibatkan perubahan penawaran

kedelai kurang dari 1 satuan

Page 44: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

28

2.7. Kerangka Teori Analisis Penawaran Kedelai

2.7. Hipotesis

1. Variabel harga kedelai pada tahun sebelumnya, harga pupuk Urea, jumlah

produksi kedelai pada tahun sebelumnya, harga jagung pada tahun sebelumnya,

luas panen kedelai dan rata-rata curah hujan berpengaruh nyata terhadap jumlah

penawaran kedelai di Kabupaten Takalar.

2. Bagaimana elastisitas penawaran kedelai di Kabupaten Takalar untuk jangka

pendek dan Diasumsikan bahwa Semua yang ditanam petani sama dengan yang

dipanen oleh petani kedelai di Kabupaten Takalar.

Sentra Produksi Kedelai

Tidak Langsung Langsung

Pendekatan luas areal

tanam dan

produktivitas kedelai

Pendekatan

jumlah produksi

Harga kedelai tahun sebelumnya

Harga pupuk Urea

Produksi kedelai tahun sebelumnya

Harga Jagung tahun sebelumnya

Luas panen kedelai

Rata-rata curah hujan

Harga padi tahun sebelumnya

Harga benih kedelai

Nilai Tukar Petani

Elastisitas

Penawaran

Penawaran

Jangka Panjang

Penawaran

Jangka Pendek

Gambar 4. Kerangka Berfikir Pendekatan Masalah

Page 45: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

29

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, yaitu cara

pengambilan lokasi dengan sengaja karena alasan-alasan diketahuinya sifat sifat

dari lokasi tersebut (Surakhmad, 1998) . Dalam penelitian ini dipilih Kabupaten

Takalar, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Takalar merupakan salah satu

daerah penghasil kedelai di Sulawesi Selatan dan merupakan daerah dataran tinggi

yang potensial dan cocok untuk ditanami kedelai.

3.2. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu

penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada dengan cara menyusun

data yang telah dikumpulkan, setelah itu dijelaskan dan kemudian dianalisa.

Metode deskriptif memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat dipandang sebagai

ciri-ciri, sifat-sifat tersebut adalah :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

sekarang dan pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, lalu dijelaskan dan kemudian

dianalisa (Surakhmad, 1998).

Page 46: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

30

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder (time

series) dengan n = 10 tahun yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 yang

diperoleh dari instansi yang terkait yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Takalar,

Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar dengan data kuantitatif (menggunakan

angka). Menurut Supranto (2001), data sekunder merupakan data deret waktu

(time series), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu (hari ke hari,

minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun). Data deret waktu bisa

digunakan untuk melihat perkembangan kegiatan tertentu (harga, produksi, dan

jumlah penduduk) dan sebagai dasar untuk menarik suatu trend, sehingga bisa

digunakan untuk membuat perkiraan-perkiraan yang sangat berguna bagi dasar

perencanaan.

Adapun jenis datanya meliputi data perkembangan Harga kedelai tahun

sebelumnya, harga pupuk urea, produksi kedelai tahun sebelumnya, harga jagung

tahun sebelumnya, luas panen kedelai, Rata-rata curah hujan, Harga padi tahun

sebelumnya, harga kedelai impor, harga benih kedelai, Nilai Tukar Petani, serta

Curah Hujan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

1. Pencatatan

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mancatat data yang ada

di berbagai instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini.

Page 47: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

31

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara secara langsung

dengan sumber-sumber informan dari instansi maupun lembaga yang terkait serta

dari narasumber yang terkait dengan penelitian ini.

3. Observasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan secara

langsung di daerah penelitian.

3.5. Metode Analisis Data

1. Analisis penawaran Kedelai

Analisis data yang digunakan adalah dengan regresi linear berganda pada fungsi

penawaran dengan cara pendekatan produksi, secara matematis dirumuskan :

Qs = A x Y

A = a0 + a1 Hkd + a2 HPd + a3 Hjg + e

Y = b0 + b1 HbKd + b2 Hpu + b3 NTP + b4 CH + e

Keterangan :

Qs : Penawaran Kedelai pada tahun t (Ton)

Y : Produktivitas

A : Luas Panen

a0 & b0 : Konstanta

Hkd : Harga Kedelai (Rp/kg)

a1-a4 : Nilai koefesien regresi dari masing-masing variabel

HPd : Harga Padi (Rp/Kg)

Page 48: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

32

Hjg : Harga Jagung (Rp/kg)

b1-b4 : Nilai koefesien regresi dari masing-masing variabel

HbKd : Harga Benih Kedelai (Rp/Kg)

NTP : Nilai Tukar Petani

CH : Curah Hujan (mm/tahun)

2. Pengujian model

a. Uji R2

Uji R2 (koefisien determinasi) digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel

bebas mempengaruhi variabel tak bebasnya. Semakin tinggi nilai R2 (semakin

mendekati satu) makin erat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak

bebasnya. Dan sebaliknya semakin mendekati 0, maka makin kecil pengaruh

variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Adapun rumus yang digunakan adalah:

R2 = JK Regresi

JK Total

b. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

terhadap variabel tak bebas pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun hipotesis

yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho : b1 = b2 ... = b6 = 0

Ha : b1 ≠ b2 ... b6 ≠ 0 (paling tidak ada salah satu yang tidak sama dengan nol)

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

Page 49: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

33

· Nilai signifikansi < α berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.

· Nilai signifikansi > α berarti Ho diterima dan Ha ditolak, maka variabel bebas

secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.

c. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel tak bebasnya. Hipotesis yang digunakan untuk menguji

persamaan di atas adalah:

Ho : b1 = b2 = … = 0

Ha : b1 ≠ b2 … = b6 ≠ 0 (paling tidak ada salah satu yang tidak sama dengan nol)

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

· Nilai signifikansi < α maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel bebas

secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.

· Nilai signifikansi > α maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas

secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.

Untuk menentukan variabel yang paling menentukan dalam mempengaruhi nilai

variabel tak bebas dalam suatu model regresi linier maka digunakan koefisien beta

(β -coefisient). Koefisien beta dengan standardized regression coefisient. Nilai

koefisen b dapat dicari dengan menggunakan rumus:

β i * = β i’δ y

δ 1

Page 50: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

34

Keterangan:

β i * : standar koefisien regresi parsial

β i’ : koefisien regresi untuk variabel ke-i

δ y : standar deviasi variabel ke-i

δ 1 : standar deviasi untuk y

Nilai β i* yang paling tinggi merupakan variabel bebas yang mempunyai

pengaruh paling besar terhadap penawaran kedelai di Kabupaten Takalar.

3. Pengujian Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel

bebas terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya. Untuk mengetahuinya

dilakukan uji matrik correlation. Bila matrik pearson correlation tidak ada

satupun yang lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas

tidak terjadi multikolinearitas (Gujarati, 1995).

b. Autokorelasi

Menurut Gujarati (1995), autokorelasi merupakan korelasi antar anggota seri

observasi yang disusun menurut urutan tempat, atau autokorelasi pada dirinya

sendiri. Untuk mengujinya dilakukan dengan uji statistik d Durbin watson.

Adapun hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : tidak ada serial autokorelasi baik positif ataupun negatif

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

d < dL : menolak Ho, terjadi autokorelasi positif

d > 4 – dL : menolak Ho, terjadi autokorelasi negatif

Page 51: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

35

dU < d < 4-dU : Terima Ho, tidak terjadi autokorelasi

dL ≤ d ≤ dU : tidak dapat disimpulkan

4 – dU < d < 4-4dL : tidak dapat disimpulkan

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Dalam penelitian ini digunakan metode grafik dengan melihat diagram pencar

(scatterplot) untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Pada pengujian

heteroskedastisitas dengan metode grafik, jika dari diagram pencar terlihat titik

titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yag teratur maka hal

tersebut menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu memiliki varian yang sama

(homoskedastisitas) dan dapat disimpulkan dari model yang diestimasi tidak

terjadi heteroskedastisitas.

4. Elastisitas penawaran Kedelai

Untuk menganalisis tingkat kepekaan (elastisitas) penawaran Kedelai di

Kabupaten Takalar yang menggambarkan tanggapan (respon) petani Kedelai

mengenai penawaran untuk harga dan variabel-variabel yang lainnya, dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Epd = bi X

Y

Keterangan :

Epd : Elastisitas penawaran jangka pendek

bi : koefesien regresi variabel bebas ke-i

Page 52: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

36

X : rata-rata variabel bebas ke-i

Y : rata-rata variabel tak bebas

Sedangkan elastisitas penawaran jangka panjang diperoleh dengan membagi

elastisitas (Eps) dengan koefisien penyesuaian (0<δ<1) yang dirumuskan secara

matematik:

Epj = Epd

d

Keterangan :

Epj : elastisitas jangka panjang

Epd : elastisitas jangka pendek

d : koefesien penyesuaian (0<d <1)

Dengan kriteria :

Ep > 1 : elastis, yang berarti setiap perubahan variabel X yang mempengaruhi

penawaran Kedelai sebesar 1 satuan akan mengakibatkan perubahan penawaran

Kedelai lebih besar dari 1 satuan

Ep < 1 : inelastis, yang berarti setiap perubahan variabel X yang mempengaruhi

penawaran Kedelai sebesar 1 satuan akan mengakibatkan perubahan penawaran

Kedelai kurang dari 1 satuan.

3.6. Definisi Operasional Variabel

1. Jumlah penawaran Kedelai (Qs) adalah jumlah produksi Kedelai yang

dihasilkan dari usahatani Kedelai di Kabupaten Takalar yang ditawarkan pada

tahun bersangkutan, dinyatakan dalam satuan Ton.

Page 53: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

37

2. Harga Kedelai tahun sebelumnya (Pt-1) adalah harga Kedelai terdeflasi yang

berlaku di Kabupaten Takalar pada tahun sebelumnya, dinyatakan dengan

satuan Rp/kg.

3. Harga pupuk Urea tahun t adalah harga pupuk Urea terdeflasi yang berlaku di

Kabupaten Takalar pada tahun bersangkutan, dinyatakan dengan satuan Rp/kg.

4. Produksi kedelai tahun sebelumnya (Qt-1) adalah jumlah produksi Kedelai

yang dihasilkan dari usahatani Kedelai dan ditawarkan di Kabupaten Takalar

pada tahun sebelumnya, dinyatakan dalam satuan Ton.

5. Harga Jagung tahun sebelumnya adalah harga Jagung terdeflasi yang berlaku di

Kabupaten Takalar pada tahun sebelumnya, dinyatakan dengan satuan Rp/kg.

6. Luas areal panen Kedelai tahun t (At) yaitu jumlah luas tanah yang ditanami

dan menghasilkan Kedelai pada tahun bersangkutan di Kabupaten Takalar,

dinyatakan dalam satuan hektar.

7. Rata-rata curah hujan tahun t (Rt) yaitu rata-rata curah hujan tahunan pada

tahun bersangkutan di Kabupaten Takalar. Diukur dengan meratarata curah

hujan di Kabupaten Takalar selama satu tahun dan dinyatakan dalam satuan

mm/tahun.n jangka panjang bersifat inelastis.

8. Harga padi tahun sebelumnya merupakan harga yang terdeflasi yang berlaku di

Kabupaten Takalar pada tahun sebelumnya, dinyatakan dengan satuan Rp/Kg

9. Nilai Tukar Petani merupakan nilai tukar antara barang produksi pertanian

dengan barang-barang konsumsi.

Page 54: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

38

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak Geografis

Kabupaten Takalar merupakan salah satu wilayah kabupaten di Provinsi

Sulawesi Selatan yang terlatak pada bagian selatan. Letak astronomis Kabupaten

Takalar berada pada posisi 5O3’ – 5

O38’ Lintang Selatan dan 119

O22’ – 119

O39’

Bujur Timur, dengan luas wilayah kurang lebih 566,51 Km2. Secara administrasi

Kabupaten Takalar memiliki wilayah berbatasan dengan:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten

Jeneponto

Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar

Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Flores

Luas Wilayah Kabupaten Takalar tercatat 566,51 km2 terdiri dari 9

kecamatan dan 100 wilayah desa/kelurahan. Jarak ibukota Kabupaten Takalar

dengan ibukota Propinsi Sulawesi Selatan mencapai 45 km yang melalui

Kabupaten Gowa. Wilayah administrasi Kabupaten Takalar hingga tahun 2006

terdiri atas 7 kecamatan, dan pada tahun 2007 mengalami pemekaran wilayah

menjadi 9 kecamatan. Dua wilayah kecamatan hasil pemekaran adalah Kecamatan

Sanrobone yang dimekarkan dari Kecamatan Mappakkasunggu, dan Kecamatan

Galesong yang dimekarkan dari Kecamatan Galesong Utara dan Galesong

Selatan. Sumber data dari BPS Kabupaten Takalar, menunjukkan wilayah

kecamatan terluas adalah Kecamatan Polombangkeng Utara dengan luas kurang

lebih 212,25 Km2, atau sekitar 37,47% dari luas wilayah Kabupaten Takalar,

Page 55: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

39

sedangkan kecamatan yang memiliki luasan terkecil adalah Kecamatan Galesong

Utara dengan luas wilayah kurang lebih 15,11 Km2 atau sekitar 2,67% dari luas

Kabupaten Takalar. Secara rinci luas masing-masing kecamatan di Kabupaten

Takalar, diuraikan pada tabel 2 berikut :

Tabel 2. Luas Wilayah Kabupaten Takalar berdasarkan jumlah Kecamatan

No Kecamatan Luas

(Km2)

Persentase

(%)

Jumlah

Desa/Kekurahan Ibukota

1 Mangarabombang 100,50 17,74 12 Mangadu

2 Mappakasunggu 45,27 7,99 4 Cilallang

3 Sanrobone 29,36 5,18 4 Sanrobone

4 Polongbangkeng selatan 88,07 15,55 8 Bulukunyi

5 Pattallassang 25,31 4,47 8 Pattalassang

6 Polongbangkeng Utara 212,25 37,47 15 Palleko

7 Galesong 25,93 4,58 11 Galesong Kota

8 Galesong Selatan 24,71 4,36 8 Bontokassi

9 Galesong Utara 15,11 2,67 7 Bontolebang

Sumber : BPS Kabupaten Takalar, 2012

4.1.1. Topografi

Berdasarkan kondisi topografi Wilayah Kabupaten Takalar berada pada

ketinggian 0 – 1000 meter diatas permukaan laut (mdpl), dengan bentuk

permukaan lahan relatif datar, bergelombang hingga perbukitan. Sebagian besar

wilayah Kabupaten Takalar merupakan daerah dataran dan wilayah pesisir dengan

ketinggian 0 – 100 mdpl, yaitu sekitar 86,10% atau kurang lebih 48,778 Km2.

Sedangkan selebihnya merupakan daerah perbukitan dan berada pada ketinggian

diatas 100 mdpl, yaitu sekitar 78,73 Km2, kondisi sebagian besar terdapat pada

Page 56: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

40

Kecamatan Polobangkeng Utara dan Polombangkeng Selatan. Sumber data yang

diperoleh dan hasil analisa GIS, menujukkan keadaan topografi dan kelerengan

Kabupaten Takalar sangat bervariasi, yang secara umum berada pada kisaran

0 -2%, 2 - 15%, 15 - 30%, 30 – 40% dan > 40%.

Kondisi topografi tersebut memiliki potensi untuk pengembangan beberpa

kegiatan perkeonomian masyarakat seperti pertanian, perikanan, perkebunan,

peruntukan lahan permukiman dan sarana prasarana sosial ekonomi lainnya. Hal

ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3. Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Dari Permukaan Laut Di

Kabupaten Takalar

No Kecamatan Luas (Ha)

Jumlah

(Ha) 0-100 mdpl 100-500 mdpl >500 mdpl

1 Mangarabombang 10.050 10.050

2 Mappakasunggu 4.527 4.527

3 Sanrobone 2.936 2.938

4 Polongbangkeng

selatan 7.960 847 8.807

5 Pattallassang 2.531 2.531

6 Polongbangkeng

Utara 14.199 6.904 122 21.225

7 Galesong 2.593 2.593

8 Galesong Selatan 2.471 2.471

9 Galesong Utara 1.511 1.511

Jumlah 48.778 7.751 122 56.651

Persentase (%) 86,10 13,68 0,22 100

Sumber : BPS Kabupaten Takalar, 2012

Wilayah Kecamatan Polombangkeng Utaran dan Wilayah Kecamatan

Polombangkeng Selatan selain memiliki wilayah dataran dan sebagian kecil

Page 57: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

41

wilayahnya perbukitan. Wilayah ini memiliki lereng dengan kemiringan 15-40%

yang luasnya kurang lebih 78,73 Km2 atau 13% dari luas wilayah kabupaten.

kondisi tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk perkembangan

perkebunan.

4.1.2. Keadaan Iklim

Setiap usaha pertanian mempunyai keterkaitan langsung dengan faktor

iklim. Faktor iklim besar sekali pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman. Dua faktor iklim yang perlu diperhatikan adalah curah hujan dan suhu

udara. Kondisi iklim wilayah Kabupaten Takalar dan sekitarnya secara umum

ditandai dengan jumlah curah hujan yang relatif tinggi, dan sangat dipengaruhi

oleh angin musim. Berdasarkan hasil pengamatan stasiun hujan di Kabupaten

Takalar, menunjukkan suhu udara minimum rata-rata 22,20C hingga 20,4

0C. Hal

ini sesuai dengan kondisi pertumbuhan tanaman kedelai.

Tabel 4. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Takalar Tahun 2004-2013

No Tahun Curah Hujan (mm/bulan)

1 2004 216,25

2 2005 555,4

3 2006 19,2

4 2007 645,5

5 2008 712,25

6 2009 179,75

7 2010 240,67

8 2011 173,9

9 2012 67,08

10 2013 112,9

Jumlah 2922,9

Rata-rata 292,29

Sumber: BPS Kabupaten Takalar

Page 58: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

42

Potensi sumberdaya air di Kabupaten Takalar selain dipengaruhi oleh kondisi

klimatologi wilayah, juga dipengaruhi oleh beberapa aliran sungai yang melintas

pada beberapa kawasan. Potensi sumberdaya air tersebut dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk kegiatan pertanian dan sumber air baku untuk kebutuhan

lainnya.

Potensi air tanah dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk berbagai

kepentingan kegiatan masyarakat, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk

menunjang kegiatan ekonomi mayarakat. Potensi air tanah yang terdapat di

Kabupaten Takalar ditunjang oleh keberadaan aliran sungai. Selain itu potensi air

di Kabupaten Takalar juga dipengaruhi oleh Wilayah Aliran Sungai (WAS)

Jeneberang, yang sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan

sumber air bersih (DAM Bili-Bili).

Pengembangan dan pengolahan air tanah di Kabupaten Takalar memerlukan

kajian lebih lanjut untuk memperoleh kualitas dan kebutuhan secara kuantitas

untuk masing-masing sektor kegiatan masyarakat. Pada intinya kebutuhan

mendasar untuk pengembangan sumberdaya air diperuntukan untuk menunjang

kegiatan pertanian, sehingga dibutuhkan cadangan sumber air yang cukup besar.

4.1.3. Kondisi Struktur Geologi

Struktur geologi Kabupaten Takalar dipengaruhi oleh formasi camba,

terobosan, gunung api cindako, formasi tonasa dan endapan aluvium. Masing

masing formasi batuan tersebut memiliki karakteristik yang membentuk struktur

tanah dan batuan, antara lain :

Page 59: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

43

Formasi Terobosan, terbentuk atas batuan basal

Formasi Camba terbentuk atas sendimen laut berselingan

Formasi Tonasa terbentuk atas batuan gamping

Formasi Gunung Api–Cindako, terbentuk atas batuan lava-breksi-tufa-

konglomerat dan terutama lava

Endapan alivium dan pantai, terbentuk atas kerikil, pasir, lempung, dan

lumpur.

Jenis batuan atau geologi Kabupaten Takalar terdiri dari; Vulcanic (batuan

Vulkanik), batuan ini merupakan batuan tertua yang telah mengalami perubahan,

sebagian besar batu kapur terbentang sepanjang pantai perbatasan Takalar dengan

Jeneponto. Gunung Api Baturape – Cindako merupakan batuan vulkanik basal

yang terdiri dari lava dan batuan piroklastik yang bersilangan dengan tufa dan

batu pasir. Batuan ini tersebar luas di wilayah pegunungan dan daerah dataran.

Lapisan batuan ini memiliki porositas dan permeabilitas yang rendah. Batuan

Instrusif terdiri atas batuan basal mulai dari dolerit, diorit, gabbro hingga diabase.

4.1.4. Kondisi Jenis Tanah

Keadaan jenis tanah Kabupaten Takalar secara umum termasuk dalam

golongan stadium dewasa dengan tekstur permukaan halus, umunya kondisi tanah

tersebut dipengaruhi fromasi pada pegunungan Bawakaraeng dan Lompobattang.

Tatanan statigrafi pada umumnya terdiri dari endapan Aluvium, Miosen tengah-

akhir serta Eosen akhir-Miosen tengah dengan sedikit terobosan Andesit. Endapan

Aluvium terdiri dari lempung, pasir, lumpur, kerikil dan bongkah batuan yang

Page 60: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

44

tidak padu (lepas). Endapan ini berasal dari hasil desintegrasi batuan yang lebih

tua. Struktur tanah yang terbentuk meliputi jenis tanah entisol, inceptisol, molisol,

dan ultisol. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 5. Klasifikasi Jenis Tanah di Kabupaten Takalar di Rinci Menurut

Kecamatan

No Kecamatan Luas Jenis Tanah (Ha)

Inceptiol Ultisol Molisol Entisol

1 Mangarabombang 6.970,25 847,24 451,34 1.525,74

2 Mappakasunggu 1.154,83 - - 3.896,18

3 Sanrobone 1.869,76 - -

4 Polongbangkeng Selatan 6.041,31 2.705,62 -

5 Pattallassang 1.814,24 - -

6 Polongbangkeng Utara 14.975,05 7.686,82 -

7 Galesong 2.320,27 - - 86,29

8 Galesong Selatan 1.910,23 - - 73,62

9 Galesong Utara 2.029,48 - - -

Jumlah 39.085,42 11.239,79 451,34 5.581,83

Sumber: BPS Kabupaten Takalar, 2013

Morfologi dataran rendah dan pantai terdapat di sebelah barat, memanjang

dari utara ke selatan dan pada umumnya diisi oleh endapan sedimen Sungai dan

pantai berpotensi pengembangan pertanian dan perikanan (tambak). Sedangkan

morfologi perbukitan dengan ketinggian ± 50 – 200 meter dari permukaan laut

yang berada pada bagian tengah ke arah Timur dan Selatan pada umumnya

wilayah perbukitan yang berpotensi untuk pengembangan perkebunan.

4.2. Demografi

Penduduk merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu

wilayah, karakteristik penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

Page 61: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

45

pengembangan atau pembangunan suatu wilayah dengan mempertimbangkan

pertumbuhan penduduk, komposisi struktur kepedudukan serta adat istiadat dan

kebiasaan penduduk. Dengan demikian karakteristik penduduk sangat diperlukan

dalam penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR).

4.2.1. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk

Penduduk Kabupaten Takalar berdasarkan hasil Perhitungan Dana Alokasi

Umum 2013 (DAU2013) di 9 Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar

berada di Kecamatan Polongbangkeng Utara, yakni 47.693 jiwa. Rasio jumlah

penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari penduduk berjenis

kelamin laki-laki perkabupaten, dimana 134.800 jiwa berjenis kelamin laki-laki

dan 145.800 berjenis kelamin perempuan. Dengan angkan rasio jenis kelamin

92,45 (93), dapat diartikan bahwa setiap 100 orang berjenis kelamin perempuan

terdapat 93 orang berjenis kelamin laki-laki.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Takalar pada tahun 2013 mencapai 495

jiwa/km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan

Galesong Utara, dengan tingkat kepadatan mencapai 2.477 jiwa/km2, dan

Kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan

Polongbangkeng Utara dengan angka kepadatan 225 jiwa/km2. Hal ini dapat

dilihat dalam tabel berikut :

Page 62: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

46

Tabel 6. Rata-Rata Penduduk PerDesa/Kelurahan, Kepadatan, dan Rata-

Rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan Di Kabupaten

Takalar.

No Kecamatan

Banyaknya

Penduduk Per

Desa/Kelurahan

Penduduk

(Populasi)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2)

1 Mangarabombang 3.182 38.186 380

2 Mappakasunggu 1.751 15.757 348

3 Sanrobone 2.303 13.818 471

4 Polongbangkeng

Selatan 2.785 27.846 316

5 Pattallassang 4.016 36.146 1.428

6 Polongbangkeng

Utara 2.650 47.693 225

7 Galesong 2.069 24.827 1.005

8 Galesong Selatan 2.778 38.895 1.500

9 Galesong Utara 3.743 37.432 2.477

Kabupaten Takalar 2.806 280.600 495

Sumber: BPS Kabupaten Takalar, 2013

Perkembangan jumlah penduduk dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh

faktor kelahiran dan kematian (pertambahan alami), selain itu juga dipengaruhi

adanya faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan masuk. Pada

dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk

mengasumsikan prediksi atau meramalkan perkiraan jumlah penduduk dimasa

yang akan datang.

4.2.2. Keadaan Penduduk Menurut Usia Dan Jenis Kelamin

Penduduk merupakan faktor yang potensial untuk pembangunan ekonomi

secara keseluruhan. Penduduk merupakan sumberdaya untuk menjalankan proses

Page 63: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

47

produksi dan distribusi barang dan jasa. Jumlah penduduk yang besar diharapkan

dapat mendudukung pembangunan ekonomi dan pembangunan pertanian

khususnya. Penduduk berdasarkan umur angkatan kerja dapat dikelompokkan

menjadi tiga yaitu :

a. Usia 0-14 tahun : belum produktif

b. Usia 15-64 tahun : produktif

c. Usia ≥ 65 tahun : tidak produktif

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten

Takalar Pada Tahun 2013.

Kelompok

Umur

Penduduk Jumlah Persentase

Laki-Laki Perempuan

0-14 40.109 43.382 83.491 29,75

15-64 86.751 93.882 180.583 64,36

65+ 7.940 8.586 16.526 5,89

Jumlah 134.800 145.800 280.600 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Takalar, 2013

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Takalar

pada tahun 2013 sebanyak 280.600 jiwa. Dengan jumlah laki-laki sebanyak

134.800 jiwa, dan jumlah perempuan sebanyak 145.800 jiwa.

Dari keseluruhan penduduk di Kabupaten Takalar yang sebagian besar

tergolong usia produktif, yaitu berusia 15-64 tahun sebesar 180.538 orang atau

64,36 % yang merupakan keunggulan bagi kabupaten Takalar dalam hal

ketersediaan tenaga kerja usahatani kedelai. Penduduk usia produktif adalah

penduduk yang melaksanakan kegiatan produksi dan segi ekonomi dimana segala

kebutuhannya ditanggung mereka sendiri (usia 15-64 tahun). Sedangkan

penduduk usia non produktif adalah penduduk yang belum bisa bekerja untuk

Page 64: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

48

dapat mencukupi kebutuhan sendiri dan penduduk yang tidak mampu bekerja

(usia 0-14 tahun dan 65+).

4.2.3. Jumlah Penduduk Pencari Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi

Data mengenai Jumlah Penduduk Pencari Kerja Menurut Pendidikan

Tertinggi dapat dilihat dalam Tabel 7 berikut:

Tabel 8. Jumlah Penduduk Pencari Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi dan

Jenis Kelamin

No Pendidikan Tertinggi Laki-laki Perempuan Jumlah

1 SD 7 3 10

2 SLTP 11 16 37

3 SLTA 432 417 849

4 Diploma 1-2 26 104 130

5 Diploma 3/Akademi 58 290 348

6 Diploma 4/Sarjana 277 574 851

7 Pascasarjana (S2/S3) 1 - 1

Jumlah 812 1.404 2.216

Sumber : Dinas Nakertrans, Kependudukan dan Capil Kab. Takalar 2013

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk pencari kerja

tertinggi berada pada tingkat SLTA dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 432

orang, sedangkan jumlah penduduk pencari kerja tertinggi selanjutnya berada

pada tingat Diploma 4 atau Sarjana sebanyak 574 orang dengan jenis kelamin

perempuan.

Page 65: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

49

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kondisi Umum Penanaman Kedelai Di Kabupaten Takalar

Kebutuhan kedelai tiap tahun di dalam negeri cenderung mengalami

peningkatan, sedangkan persediaan produksi belum mampu mengimbangi

permintaan. Melihat kondisi Kabupaten Takalar yang memiliki wilayah daratan

yang luas menunjukkan bahwa Kabupaten Takalar memiliki potensi untuk

mengembangkan kegiatan pertanian khususnya dalam mengembangkan produksi

Kedelai.

Petani kedelai di Kabupaten Takalar pada umumnya menanam Kedelai

setelah petani selesai memanen padi yaitu berkisar pada bulan Juni sampai

Agustus karena pada bulan-bulan ini dimana sudah memasuki musim kemarau.

Varietas Kedelai yang ditanam petani pada umumnya masih merupakan kedelai

lokal. Jenis pupuk yang sering digunakan petani dalam penanaman kedelai

merupakan pupuk Urea dengan dosis sekitar 25 Kg, yang dapat merangsang

proses pertumbuhan Kedelai. Dari pertimbangan diatas, maka dalam penelitian ini

variabel yang digunakan sebagai variabel input dalam penawaran Kedelai di

Kabupaten Takalar adalah variabel harga Pupuk Urea.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, produksi kedelai di Kabupaten takalar

mengalami peningkatan. Peningkatan produksi ini disebabkan karena peningkatan

produktivitas kedelai dimana walaupun luas areal tanam kedelai semakin

berkurang tetapi produksi kedelai terus meningkat.

Page 66: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

50

5.2. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Respons penawaran kedelai diidentifikasi melalui respons luas panen dan

respons produktivitas dari komoditas kedelai yang masing-masing merupakan

variabel dependen. Variabel-variabel independen untuk respons luas panen

kedelai meliputi lag harga kedelai, lag harga padi, dan lag harga jagung. Untuk

respons produktivitas kedelai independennya meliputi lag produktivitas kedelai,

lag harga benih kedelai, lag harga pupuk urea, lag nilai tukar petani dan curah

hujan.

Data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data time series selama

10 tahun dari tahun 2004-2013. Untuk menganalisis data tersebut sesuai dengan

tujuan penelitian maka digunakan analisis regresi linier berganda dengan metode

OLS yang dibantu dengan software aplikasi Eviews-8. Analisis ini dirinci

menurut daerah sentra produksi kedelai yaitu Mangarabombang, Pattallassang dan

Galesong Selatan.

Dalam penelitian yang berjudul Analisis Penawaran Kedelai Di Sentra

Produksi Kabupaten Takalar ini ada beberapa variabel yang berpengaruh terhadap

penawaran kedelai di Kabupaten Takalar yaitu harga kedelai tahun sebelumnya,

harga padi tahun sebelumnya, harga jagung tahun sebelumnya, jumlah produksi

kedelai tahun sebelumnya luas areal tanam kedelai, rata-rata curah hujan dan

harga pupuk urea tahun sebelumnya.

Page 67: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

51

1. Harga Kedelai Tahun Sebelumnya.

Tingkat harga kedelai yang diterima petani kedelai merupakan harga yang

sudah dideflasikan yang bertujuan untuk menghilangkan pengaruh inflasi. Berikut

tabel harga kedelai. adapun perkembangan harga kedelai dari tahun 2004-2013

dapat dilihat pada tabel 8 berikut :

Tabel 9. Perkembangan Harga Kedelai di Kabupaten Takalar Tahun 2004-2013.

Tahun

Harga Kedelai

Sebelum

Terdeflasi

(Rp1000)

IHK

Harga Kedelai

Setelah

Terdeflasi (Rp

1000)

Perkembangan

Rp/Kg %

2004 3,00 109,9 3,00

2005 3,50 121 2,89 -0,11 -3,66667

2006 4,00 137,8 2,90 0,01 0,346021

2007 4,00 145,7 2,75 -0,15 -5,17241

2008 4,50 129,9 3,46 0,71 25,81818

2009 6,00 115 5,22 1,76 50,86705

2010 7,00 121,3 5,77 0,55 10,5364

2011 6,00 127,6 4,70 -1,07 -18,5442

2012 6,00 132,8 4,52 -0,18 -3,82979

2013 6,00 137,4 4,37 -0,15 -3,31858

Jumlah 50,00 1278,4 39,58 1,37

Rata-rata 5,00 127,84 3,96 0,14

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Takalar, 2004-2013

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa harga kedelai di Kabupaten

Takalar pada tahun 2004-2013 berkisar antara Rp 2,75- Rp 5,77 perkilogramnya.

Perkembangan harga kedelai dari tahun ke tahun cenderung naik turun , karena

disaat mengalami kenaikan harga pada tahun tertentu maka akan mengalami

penurunan pada tahun berikutnya. Harga kedelai terdeflasi terendah pada tahun

Page 68: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

52

2007 yaitu sebesar Rp 2,75 perkilogram sedangkan harga kedelai terdeflasi

tertinggi pada tahun 2010 sebesar Rp 5,77 perkilogram.

Perkembangan harga kedelai pada tahun 2004-2013 disajikan dalam gambar

berikut :

Gambar 5. Grafik Perkembangan Harga Kedelai di Kabupaten Takalar Pada

Tahun 2004-2013

Pada gambar diatas dapat diketahui perkembangan harga kedelai sebelum

dan setelah terdeflasi. Harga kedelai di Kabupaten Takalar 10 tahun terakhir

cenderung mengalami peningkatan. Harga kedelai di Kabupaten Takalar sebelum

terdeflasi berkisar antara Rp 3,00-7,00 perkilogram, sedangkan harga kedelai

setelah terdeflasi berkisar antara Rp 2,75-5,77 perkilogram. Perkembangan harga

kedelai sebelum dan setelah terdeflasi dari tahun ke tahun cenderung berfluktuasi.

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Har

ga K

ed

ela

i

Tahun

Harga Kedelai Sebelum Terdeflasi Harga Kedelai Setelah Terdeflasi

Page 69: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

53

2. Harga Pupuk Urea

Harga pupuk urea merupakan salah satu input dalam budidaya kedelai.

pemilihan pupuk urea sebagai barang input yang digunakan dalam penelitian ini

terkait bahwa pupuk urea berpengaruh pada pertumbuhan kedelai. Akibatnya

perubahan harga pupuk urea ini mempengaruhi produksi kedelai yang kemudian

akan mempengaruhi penawaran kedelai di Kabupaten Takalar. Berikut

perkembangan harga pupuk urea di Kabupaten Takalar dari tahun 2004-2013.

Tabel 10. Harga Pupuk Urea di Kabupaten Takalar Tahun 2004-2013

Tahun

HPU Sebelum

Terdeflasi

(Rp/kg)

IHK HPU Setelah

Terdeflasi (Rp/kg)

perkembangan

Rp/Kg %

2004 1.422 109,9 1.422

2005 1.486 121 1.229 -193 -13,572433

2006 1.477 137,8 1.072 -157 -12,774614

2007 1.600 145,7 1.098 26 2,42537313

2008 1.600 129,9 1.231 133 12,1129326

2009 1.900 115 1.652 421 34,1998375

2010 1.900 121,3 1.566 -86 -5,2058111

2011 1.900 127,6 1.489 -77 -4,916986

2012 1.900 132,8 1.431 -58 -3,8952317

2013 1.900 137,4 1.383 -48 -3,3542977

Jumlah 17.086 1.278 13.572

Rata-rata 1.708,56 127,85 1.357,23

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Takalar, 2004-2013

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui rata-rata harga pupuk urea sebelum dan

setelah terdeflasi cenderung stabil. Rata-rata pupuk urea di Kabupaten Takalar

sebelum terdeflasi sebesar 1.708,56 dan setelah terdeflasi sebesar 1.357,23. Hal

Page 70: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

54

ini dikarenakan pupuk merupakan komoditas yang diatur pemerintah melalui

subsidi. Perkembangan harga pupuk urea dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 6. Grafik Perkembangan Harga Pupuk Urea di Kabupaten Takalar

Dari Tahun 2004-2013

Pada gambar 2 terlihat bahwa perkembangan harga pupuk urea di

Kabupaten Takalar tahun 2004-2013 sebelum terdeflasi terus meningkat meskipun

terjadi hal yang sama pada tahun 2006-2013 yaitu Rp 1.600-1.900 Rp/kg.

sedangkan harga pupuk urea setelah terdeflasi cenderung berfluktuasi dengan

harga tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp 1.652 Rp/Kg.

3. Harga Jagung Tahun Sebelumnya

Jagung merupakan tanaman substitusi dalam budidaya kedelai di Kabupaten

Takalar. Pemilihan jagung sebagai barang substitusi yang digunakan dalam

penelitian ini terkait dengan syarat tumbuh dan cara budidaya yang hampir sama

dengan budidaya kedelai. Perkembangan harga jagung dari tahun 2004-2013

dapat dilihat dalam tabel berikut :

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Har

ga P

up

uk

Ure

a

Tahun

harga pupuk urea sebelum terdeflasi harga pupuk urea setelah terdeflasi

Page 71: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

55

Tabel 11. Perkembangan Harga Jagung Dari Tahun 2004-2013 di Kabupaten

Takalar

Tahun

Harga Jagung

Sebelum

Terdeflasi

(1000 Rp/kg)

IHK

Harga Jagung

Setelah Terdeflasi

(1000 Rp/kg)

Perkembangan

Rp/Kg %

2004 1,27 109,9 1,27

2005 1,40 121,0 1,16 -0,11 -8,6957

2006 1,45 137,8 1,05 -0,11 -9,0894

2007 1,70 145,7 1,17 0,12 10,9332

2008 1,90 129,9 1,46 0,30 25,3032

2009 2,20 115,0 1,91 0,45 30,7914

2010 2,15 121,3 1,77 -0,14 -7,3164

2011 2,36 127,6 1,85 0,07 4,14196

2012 2,53 132,8 1,90 0,06 3,03474

2013 2,74 137,4 1,99 0,09 4,81206

Jumlah 19,69 1.278,5 15,53 0,73

Rata-rata 1,97 127,8 1,55 0,07

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Takalar, 2004-2013

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa harga jagung di

Kabupaten Takalar pada tahun 2004-2013 berkisar antara Rp 1,05 – Rp 1,99

perkilogram. Perkembangan harga jagung cenderung mengalami peningkatan.

Harga jagung terdeflasi terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 1,05

sedangkan harga jagung terdeflasi tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp

1,99 perkilogram. Perkembangan harga jagung dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 72: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

56

Gambar 3. Grafik Perkembangan Harga Jagung di Kabupaten Takalar Tahun

2004-2013

Gambar 7. Perkembangan Harga Jagung di Kabupaten Takalar Pada Tahun

2004-2013

Pada grafik diatas dapat diketahui perkembangan harga jagung di

Kabupaten Takalar sebelum dan sesudah terdeflasi. Harga jagung sebelum

terdeflasi di Kabupaten Takalar cenderung mengalami peningkatan dari tahun

2005-2009 sebesar Rp 1,40 – Rp 2,20 perkilogram, adapun di tahun 2010

mengalami penurunan sebesar Rp 2,15 tetapi di tahun 2011-2013 kembali

meningkat sebesar Rp 2,36 – Rp 2,74. Adapun harga jagung setelah terdeflasi

berkisar antara Rp 1,05 – Rp 1,99.

4. Jumlah Produksi Kedelai

Penawaran kedelai dihitung dengan pendekatan jumlah produksi. Jumlah

produksi merupakan faktor yang sangat penting dalam penawaran. Hal ini

dikarenakan jumlah produk merupakan jumlah yang akan ditawarkan kepada

konsumen. Jumlah produksi yang tinggi akan membuat penawaran akan barang

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Har

ga J

agu

ng

Tahun

harga Jagung sebelum terdeflasi harga jagung setelah terdeflasi

Page 73: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

57

tersebut tinggi dan sebaliknya. Adapun perkembangan produksi kedelai di

Kabupaten Takalar selama 2004-2013 dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 12. Produksi Kedelai di Kabupaten Takalar Tahun 2004-2013

Tahun Produksi

(ton)

Luas Panen

(ha)

Produktivitas

(ton/ha)

Luas Panen

(100 ha)

2004 513,08 427,18 1,20 4,2718

2005 589,00 346,00 1,70 3,4600

2006 925,01 601,00 1,54 6,0100

2007 809,26 691,47 1,17 6,9147

2008 971,22 834,87 1,16 8,3487

2009 1.321,20 1.082,00 1,22 10,8200

2010 918,40 493,00 1,86 4,9300

2011 1.175,36 888,72 1,32 8,8872

2012 1.183,40 662,00 1,79 6,6200

2013 1.400,01 934,00 1,50 9,3400

Jumlah 9.805,94 6.960,24 14,47 69,6024

Rata-rata 980,59 696,02 1,45 6,9602

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Takalar, 2004-2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah produksi kedelai di

Kabupaten Takalar pada tahun 2004-2013 berkisar antara 513,08-1.400,01 ton

cenderung mengalami peningkatan. Jumlah produksi kedelai terendah pada tahun

2004 513,08sebesar sedangkan jumlah produksi tertinggi pada tahun 2013 sebesar

1.400,01 ton. Perkembangan jumlah produksi kedelai pada tahun 2004-2013 dapat

dilihat pada gambar berikut :

Page 74: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

58

Gambar 8. Grafik Jumlah Produksi Kedelai di Kabupaten Takalar Tahun

2004- 2013

Produksi kedelai dari tahun 2004-2013 cenderung mengalami peningkatan

meskipun ada beberapa tahun yang menyebabkan produksi kedelai menurun hal

ini menyebabkan karena kualitas benih yang digunakan petani kurang bagus

sehingga produksi menurun.

5. Rata-rata Curah Hujan

Curah hujan merupkan salah satu variabel penting yang mempengaruhu

pertumbuhan dan perkembangan kedelai. Data mengenai perkembangan rata-rata

curah hujan di Kabupaten Takalar tahun 2004-2013 dapat dilihat pada tabel

berikut :

0.00

200.00

400.00

600.00

800.00

1000.00

1200.00

1400.00

1600.00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Luas

pan

en

Tahun

produksi (Ton)

produksi (Ton)

Page 75: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

59

Tabel 13. Rata-rata Perkembangan Curah Hujan di Kabupaten Takalar Pada

Tahun 2004-2013

Tahun Rata-rata (mm/bln/thn) Perkembangan

mm/bln/thn %

2004 259,50

2005 666,50 407 157

2006 281,75 -385 -58

2007 645,50 364 129

2008 712,17 67 10

2009 196,09 -516 -72

2010 240,67 45 23

2011 173,92 -67 -28

2012 73,18 -101 -58

2013 112,92 40 54

Jumlah 3.362,19 -147

Rata-rata 336,22 -14,66

Sumber : BPS, Kabupaten Takalar Tahun 2004-2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui curah hujan rata-rata pertahun di

Kabupaten Takalar pada tahun 2004-2013 berkisar antara 336,22 mm/bln/thn.

Rata-rata hujan tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu 666,50 mm/bln/thn, dan

rata-rata hujan terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu 73,18 mm/bln/thn.

Perkembangan curah hujan di Kabupaten Takalar pada tahun 2004-2013

dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 76: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

60

Gambar 9. Grafik perkembangan Rata-rata Curah Hujan Kabupetan Takalar

Pada Tahun 2004-2013.

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa perkembangan curah

hujan rata-rata pertahun di Kabupaten Takalar selama 10 tahun cenderung

berfluktuasi dengan curah hujan tertinggi berada pada tahun 2008 sebanyak

712,17 mm/bln/thn.

6. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat

kesejahteraan petani.

Data mengenai Nilai Tukar Petani di Kabupaten Takalar pada tahun 2004-

2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

0

100

200

300

400

500

600

700

800

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Rat

a-ra

ta C

ura

h H

uja

n

Tahun

rata-rata mm/bln/thn

Page 77: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

61

Tabel 14. Perkembangan Nilai Tukar Petani di Kabupaten Takalar dari tahun

2004-2013.

Tahun

NTP Sebelum

Terdeflasi

(Rp/kg)

IHK

NTP Setelah

Terdeflasi

(Rp/kg)

perkembangan

% Rp/Kg

2004 106,10 109,9 106,10

2005 94,90 121,0 78,44 -27,66 -26,07

2006 97,40 137,8 70,66 -7,77 -9,91

2007 115,20 145,7 79,08 8,42 11,91

2008 118,41 129,9 91,13 12,05 15,24

2009 136,93 115,0 119,03 27,91 30,62

2010 98,88 121,3 81,52 -37,51 -31,51

2011 110,62 127,6 86,69 5,17 6,35

2012 111,06 132,8 83,62 -3,07 -3,55

2013 108,61 137,4 79,05 -4,57 -5,47

jumlah 1.098,11 1.278,5 875,32 -27,05

Rata-rata 109,81 127,8 87,53 -2,7053

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutana Kabupaten Takalar Tahun 2004-2013

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai tukar petani di

Kabupaten Takalar sebelum dan sesudah terdeflasi sebesar Rp 109,81 dan Rp

87,53. Perkembangan Nilai Tukar Petani cenderung berfluktuasi, Nilai Tukar

Petani terdeflasi terendah pada tahun 2006 sebesar Rp 70,66 sedangkan Nilai

Tukar Petani terdeflasi tertinggi pada tahun 2009 sebesar Rp 119,03.

Perkembangan Nilai Tukar Petani pada tahun 2004-2013 dapat dilihat pada

gambar berikut :

Page 78: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

62

Gambar 10. Grafik Nilai Tukar Petani di Kabupaten Takalar Pada Tahun 2004-

2013

Pada gambar diatas dapat diketahui perkembangan Nilai Tukar Petani di

Kabupaten Takalar sebelum dan sesudah terdeflasi. Nilai Tukar Petani cenderung

berfluktuasi. Nilai Tukar Petani sebelum dan sesudah terdeflasi tertinggi berada

pada tahun 2009 sebesar Rp 136,93 dan Rp 119,03.

7. Harga Padi Tahun Sebelumnya

Padi merupakan tanaman pokok yang ditanam oleh petani di Kabupaten

Takalar. Pemilihan padi sebagai tanaman alternatif dalam penelitian ini karena

apabila harga kedelai lebih tinggi dibandingkan harga padi, maka petani lebih

memilih menanam kedelai diandingkan padi, begitupula sebaliknya.

Perkembangan harga padi dapat dilihat pada tabel berikut:

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Nila

i Tu

kar

Pe

tan

i

Tahun

NTP Sebelum Terdeflasi NTP Setelah Terdeflasi

Page 79: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

63

Tabel 15. Perkembangan Harga Padi di Kabupaten Takalar Pada Tahun

2004-2013

Tahun

Harga Padi

Sebelum

Terdeflasi

(1000 Rp/kg)

IHK

Harga Padi

Setelah

Terdeflasi

(1000 Rp/kg)

perkembangan

Rp/Kg %

2004 2,17 109,9 2,17

2005 2,20 121,0 1,82 -0,35 -15,95

2006 2,26 137,8 1,64 -0,18 -9,90

2007 2,28 145,7 1,57 -0,07 -4,51

2008 2,32 129,9 1,78 0,22 13,75

2009 2,53 115,0 2,20 0,42 23,52

2010 2,65 121,3 2,18 -0,02 -0,79

2011 2,69 127,6 2,11 -0,07 -3,36

2012 2,82 132,8 2,13 0,01 0,68

2013 2,91 137,4 2,12 0,00 -0,21

Jumlah 24,85 1.278,5 19,73 -0,05 3,23

Rata-rata 2,48 127,8 1,97 -0,005 0,32

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Takalar Pada Tahun

2004-2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata harga padi di

Kabupaten Takalar tahun 2004-2013 sebelum dan setelah terdeflasi sebesar Rp

2,48 dan Rp 1,97. Perkembangan padi dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan. Perkembangan harga padi pada tahun 2004-2013 dapat dilihat pada

gambar berikut :

Page 80: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

64

Gambar 11. Grafik Harga Padi di Kabupaten Takalar Pada Tahun 2004-2013

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa perkembangan harga padi

di Kabupaten Takalar cenderung meningkat. Harga padi tertinggi sebelum dan

sesudah terdeflasi sebesar Rp 2,53 dan Rp 2,20.

5.3. Analisis Penawaran Kedelai

Penelitian mengenai analisis penawaran kedelai di Kabupaten Takalar ini

merupakan penelitian yang menggunakan data time series selama kurun waktu 10

tahun, yaitu tahun 2004-2013. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

langsung yaitu pendekatan produksi.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Har

ga P

adi

Tahun

Harga Padi Sebelum Terdeflasi Harga Padi Setelah Terdeflasi

Page 81: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

65

5.3.1. Analisis Luas Panen Kedelai Di Kabupaten Takalar

Berdasarkan hasil analisis uji asumsi klasik untuk model analisis luas panen

kedelai di Kabupaten Takalar ini ternyata terjadi multikolinieritas, autokorelasi,

dan heteroskedastisitas, namun demikian keadaan tersebut telah dikoreksi dengan

menggunakan Metode Heteroskedasticity and Autocorrelation Consistent (HAC)

Covariance Matrix (Bartlett Kernel, Newey-West) yang selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 1. Hasil estimasi dengan metode tersebut terhadap analisis

penawaran kedelai dengan penggunaan lag-1 dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Hasil Estimasi Model Luas Panen Analisis Penawaran Kedelai di

Kabupaten Takalar Dengan Metode Least Square

Sumber : Diolah dari lampiran 1

Keterangan :

* = signifikan pada α = 0,05 ( 95% )

ns = non signifikan

Ln A = 5.106493 - 0.658290 Ln A + 0.284787 Ln HKd - 5.067180 Ln HPd +

2.667269 Ln HJg

Independent Variable Symbol Coefficient Sig.

Konstanta

Luas Panen Tahun

Sebelumnya

Harga Kedelai Tahun

Sebelumnya

Harga Padi Tahun

Sebelumnya

Harga Jagung Tahun

Sebelumnya

C

A_Lag

HKd_Lag

HPd_Lag

HJg_Lag

5.106493***

-0.658290**

0.284787 ns

-5.067180***

2.667269**

0,0035

0,0382

0,2819

0,0017

0,0103

R-squared (R2)

F-statistic

Prob(F-statistic)

Prob(Wald F-statistic)

0.863664

6.334795

0.050695

0.000496

Mean dependent var

Durbin-Watson stat

1.930689

3.611385

Page 82: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

66

Dari tabel 15 diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2)

menunjukkan nilai 0,8636 berarti 86,36 persen faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap penawaran kedelai dapat dijelaskan oleh luas panen kedelai, harga benih

kedelai, harga padi dan harga jagung sedangkan 13,64 persen dipengaruhi oleh

faktor lain diluar penelitian. Selanjutnya untuk mengkaji hasil analisis uji t dari

tabel 15 secara rinci diuraikan sebagai berikut :

1. Lag Luas Panen Kedelai

Hasil analsisis regresi terhadap variabel luas panen tahun sebelumnya (lag

Luas Panen) menunjukkan pengaruh yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95

persen (α = 0,05) dan berkorelasi negatif (- 0.6583) secara signifikan (sig: 0,0382)

terhadap luas panen tahun berikutnya. Hal ini berarti bahwa setiap penambahan

luas panen sebesar 1 persen maka akan mengakibatkan berkurangnya luas panen

tahun berikutnya sebesar 0.6583 persen. Hubungan negatif ini menunjukkan

bahwa apabila luas lahan bergantung pada kebiasaan petani kedelai dalam

usahataninya, maka akan cenderung turun luas panen kedelai tahun berikutnya.

hal ini terkait dengan kebiasaan petani kedelai dalam peningkatan luas panen tidak

mudah dilakukan ekstensifikasi usahatani kedelai oleh petani.

2. Lag Harga Kedelai

Harga kedelai merupakan harga riil kedelai kering ditingkat petani. Harga

kedelai memiliki nilai koefisien yang positif sebesar 0,2847 dan memiliki nilai

yang tidak signifikan sebesar 0,2819 dan tidak berpengaruh nyata terhadap luas

panen kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa harga kedelai tidak direspons secara

Page 83: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

67

lebih cepat dan positif oleh petani. Faktor harga merupakan faktor utama yang

diperhatikan oleh petani, sehingga apabila harga kedelai rendah, maka petani

memilih menanam tanaman lain yang memiliki harga yang tinggi dibandingkan

harga kedelai itu sendiri.

3. Lag Harga Padi

Lag Harga padi merupakan harga riil padi ditingkat petani pada tahun

sebelumnya. Hasil uji t terhadap koefisien regresi lag harga padi menunjukkan

bahwa harga padi berpengaruh yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95

persen (α = 0,05) dan bernilai negatif sebesar -5.0671 dengan nilai signifikan (sig:

0,0017). hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen harga padi maka

akan menurunkan luas panen kedelai sebesar -5.0671. Hal ini bermakna bahwa

petani merespons kenaikan harga padi setelah musim tanam kedelai sehingga

berpengaruh terhadap pengurangan luas panen kedelai. kondisi ini dapat terjadi

terutama pada usahatani kedelai di lahan sawah. Dengan demikian harga padi

berperan penting dalam mempegaruhi luas panen kedelai di Kabupaten Takalar.

Petani merespon kenaikan harga padi disebabkan karena padi merupakan tanaman

utama dan merupakan makanan pokok yang setipa tahun meningkat harganya. Hal

inilah yang menyebabkan petani lebih cenderung memilih menanam padi

dibandingkan kedelai itu sendiri.

4. Lag Harga Jagung

Lag Harga jagung merupakan harga riil jagung panen di tingkat petani.

Hasil uji t koefisien regresi terhadap jagung menunjukkan harga jagung

berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05) dan

Page 84: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

68

berhubungan positif sebesar 2.6672 dengan nilai signifikan (sig: 0,0103). Artinya

apabila harga jagung pada lag tersebut naik sebesar 1 persen maka akan

meningkatkan luas panen jagung sebesar 2,6672. Hal ini menunjukkan bahwa

harga jagung direspon cepat oleh petani dalam upaya penambahan luas panennya.

Sehubungan dengan itu, jgung merupakan tanaman komplementer yang dapat

ditanam secara bersama-sama dengan usaha tani kedelai.

5.3.2. Analisis Produktivitas Kedelai di Kabupaten Takalar

Untuk menganalisis penawaran kedelai di sentra produksi Kabupaten

Takalar digunakan analisis regresi berganda dengan metode OLS (Ordinary Least

Square) yang dibantu melalui software Eviews-8. Variabel-variabel independent

yang diduga dapat mempengaruhi penawaran produktivitas kedelai meliputi enam

variabel dengan menggunakan lag-1 yaitu produktivitas kedelai, harga benih

kedelai, harga pupuk urea, nilai tukar petani dan curah hujan. Kajian analisis

produktivitas kedelai ini dianalisis secara bertahap yakni mulai dari masing-

masing tingkat sentra produksi dan selanjutnya secara keseluruhan untuk

mendeskripsikan keadaan analisis penawaran kedelai di Kabupaten Takalar.

Berdasarkan hasil analisis uji asumsi klasik untuk model produktivitas

kedelai di Kabupaten Takalar ini ternyata terjadi multikolinieritas, autokorelasi,

dan heteroskedastisitas, namun demikian keadaan tersebut telah dikoreksi dengan

menggunakan Metode Heteroskedasticity and Autocorrelation Consistent (HAC)

Covariance Matrix (Bartlett Kernel, Newey-West) yang selengkapnya dapat

Page 85: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

69

dilihat pada Lampiran 4. Hasil estimasi dengan metode tersebut terhadap

penawaran produktivitas kedelai dengan lag-1 ditampilkan dalam tabel 17 berikut:

Tabel 17. Hasil Estimasi Model Penawaran Produktivitas Kedelai di Kabupaten

Takalar Dengan Metode Least Square

Independent

Variable Symbol

Coefficient Sig.

Konstanta

Produktivitas

Harga Benih Kedelai

Harga Pupuk Urea

Nilai Tukar Petani

Curah Hujan

C

Y_lag

HBk_lag

HPu_lag

NTP_lag

CH

-6.666132ns

0.189310ns

0.398696**

-0.061195ns

0.812983ns

-0.003332ns

0.1099

0.6595

0.0697

0.9207

0.2042

0.2042

R-squared (R2)

F-statistic

Prob(F-statistic)

Prob(Wald F-statistic)

0.793811

2.309953

0.261133

0.004784

Mean dependent var

Durbin-Watson stat

0.373202

2.454234

Sumber : Diolah dari lampiran 2

* = signifikan pada α = 0,05 ( 95% )

ns = non signifikan

Ln Y = - 6.666132 + 0.189310 Ln Y + 0.398696 Ln HBk - 0.061195 Ln HPu +

0.812983 Ln NTP - 0.003332 Ln CH

Dari tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2)

menunjukkan nilai 0,7938 berarti 79,38 persen faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap penawaran kedelai dapat dijelaskan oleh produktivitas kedelai, harga

benih kedelai, harga pupuk urea, nilai tukar petani dan curah hujan sedangkan

sisanya 20,62 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Selanjutnya

untuk mengkaji hasil analisis uji t dari tabel 16 secara rinci diuraikan sebagai

berikut :

Page 86: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

70

1. Lag Produktivitas Kedelai

Produktivitas kedelai merupakan jumlah kedelai setiap satu hektar luas

panen kedelai. Hasil uji t terhadap produktivitas kedelai memiliki nilai koefisien

sebesar 0,1893 dan menunjukkan pengaruh tidak signifikan sebesar 0,6595 (lebih

besar dari 0,05). Produktivitas kedelai adalah kebiasaan petani dalam

meningkatkan produktivitas kedelai, tetapi dalam hal ini, produktivitas

menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan harga

diakibatkan karena petani tidak mau menerapkan teknologi untuk meningkatkan

produktivitas kedelai.

2. Lag Harga Benih Kedelai

Hasil uji t terhadap harga benih kedelai menunjukkan nilai koefisien sebesar

0,3986 dan menunjukkan pengaruh signifikan ( Sig:0,0697) pada taraf kepercyaan

95 persen (α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen harga

benih kedelai maka akan meningkatkan produktivitas kedelai sebesar 0,3986

persen. Kenaikan harga benih kedelai bukan merupakan kendala penting bagi

petani kedelai dalam upaya menaikkan produktivitasnya. Di sisi lain, benih

kedelai merupakan faktor produksi terpenting dalam usahatani kedelai dan

dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit sehingga terjadinya kenaikan harga

benih kedelai tersebut justru direspon positif oleh variabel produktivitas kedelai.

3. Lag Harga Pupuk Urea

Hasil uji t terhadap harga pupuk urea menunjukkan nilai koefisien sebesar -

0,0611 dengan pengaruh tidak signifikan (Sig:0,9207) dan lebih besar dari α =

Page 87: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

71

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen harga pupuk urea

maka produtivitas kedelai tidak akan meningkat sebesar 0,0611. Keadaan ini

menunjukkan bahwa harga pupuk urea merupakan faktor terpenting dalam

produktivitas kedelai sehingga responnya lebih cepat. Hal ini juga sangat logis

terjadi karena pupuk urea merupakan unsur hara penting yang sangat dibutuhkan

bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai. oleh karena itu semakin

tingginya harga pupuk urea ditingkat petani akan menjadi kendala utama dalam

peningkatan produktivitas kedelai. berdasarkan hasil analisis uji t ternyata

penawaran kedelai di Kabupaten Takalar tidak dipengauhi secara nyata oleh harga

pupuk urea. Peningkatan harga pupuk urea berakibat pada menurunnya penawaran

kedelai atau sebaliknya, hal ini berhubungan dengan penggunaan pupuk urea pada

usahatani kedelai. karena adanya faktor biaya maka dengan kenaikan harga

pupuk, maka petani akan mengurangi jumlah pupuk urea yang digunakan

sehingga akan mempengaruhi jumlah produksi kedelai yang dihasilkan. Hal ini

menyebabkan produksi kedelai mengalami penurunan.

4. Curah Hujan

Hasil uji t terhadap curah hujan menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,0033

dan pengaruh tidak signifikan sebesar 0,2042 dan lebih besar dari α = 0,05..

Artinya apabila terjadi peningkatan curah hujan sebesar satu persen, maka

produktivitas kedelai menurun sebesar -0,0033 persen. Hal ini menunjukkan

bahwa curah hujan merupakan faktor penting dalam pertumbuhan kedelai

sehingga sangat cepat direspon. Oleh karena itu, semakin tinggi curah hujan,

maka akan menjadi kendala bagi pertumbuhan tanaman kedelai. Dalam penelitian

Page 88: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

72

ini, rata-rata curah hujan tidak berpengaruh terhadap penawaran kedelai karena

pengalaman yang didapat petani dari musim tanam sebelumnya. Biasanya dalam

usahatani kedelai, petani sudah memperhitungkan kapan awal masa tanam yang

tepat untuk menanam kedelai. Dengan adanya prediksi kapan terjadinya musim

kemarau maka petani dapat mengendalikan terjadinya kerugian akibat kerusakan

tanaman atau benih kedelai.

5. Nilai Tukar Petani

Berdasarkan hasil analisis ini, Nilai Tukar Petani menunjukkan nilai

koefisien sebesar 0,8129 dengan pengaruh yang tidak signifikan sebesar 0,2042

dan lebih besar dari 0,05. Nilai tukar petani merupakan perbandingan antara

indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani.

Apabila harga barang atau produk pertanian naik, denga asumsi volume produksi

tidak berkurang maka penerimaan petani dari hasil panennya juga akan bertambah

Semakin besar Nilai Tukar Petani, maka akan semakin tinggi pula produktivitas

kedelai tetapi dalam penelitian ini, nilai tukar petani tidak berpengaruh nyata

terhadap produktivitas kedelai dimana produktivitas kedelai yang kurang sehingga

nilai tukar petani pun tidak akan bertambah.

5.4. Elastisitas Penawaran Kedelai

Elastisitas penawaran adalah perbandingan antara persentase perubahan

jumlah barang yang ditawarkan terhadap persentase perubahan harga, dengan

pengertian dan anggapan bahwa harga merupakan satu-satunya faktor penyebab

Page 89: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

73

dan faktor lain dianggap tetap. Selain harga, dalam penelitian ini juga ingin

diketahui pengaruh elasisitas penawaran terhadap variabel yang

mempengaruhinya secara signifikan. Dalam elastisitas penawaran ada dua istilah

elastisitas penawaran yaitu elastisitas jangka panjang dan elastisitas jangka

pendek. Elastisitas jangka pendek memungkinkan para produsen menambah

jumlah produksinya dengan cara menambah input variabel dengan bekerja lebih

keras, menambah bahan lebih banyak dan lain-lain, tetapi tidak cukup lama untuk

memperbesar produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan

pabrik, mesin-mesin dan lain-lain).

Elastisitas penawaran jangka panjang dapat diartikan jangka waktu yang

cukup lama hingga para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan

menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal pertanian, dsb)

untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka

waktu, makin elastis penawaran (Rachman, 2013).

Analisis penawaran kedelai di Kabupaten takalar mendapatkan dua

variabel yang berpengaruh terhadap penawaran kedelai yaitu harga kedelai pada

tahun sebelumnya dan harga benih kedelai pada tahun sebelumnya. Nilai

elastisitas kedua variabel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 18. Elastisitas Penawaran Kedelai Dalam Jangka Pendek dan Jangka

Panjang di Kabupaten Takalar.

Variabel Elastisitas jangka

pendek

Elastisitas jangka

panjang

Harga kedelai pada tahun

sebelumnya

Harga benih kedelai pada tahun

sebelumnya

0,28

0,39

0,43

2,10

Sumber : Analisis Data Sekunder, 2015

Page 90: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

74

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel harga benih kedelai

merupakan variabel yang paling berpengaruh dan memiliki nilai elastisitas baik

jangka pendek maupun jangka panjang paling tinggi dibandingkan dengan

variabel harga kedelai pada tahun sebelumnya. Nilai elastisitas positif pada

elastisitas jangka pendek dan jangka panjang menunjukkan bahwa kenaikan

jumlah produksi kedelai pada tahun sebelumnya dan harga benih kedelai pada

tahun sebelumnya akan menaikkan penawaran kedelai.

Nilai elastisitas penawaran untuk harga kedelai pada tahun sebelumnya baik

jangka panjang maupun jangka pendek bersifat inelastis dengan nilai positif

sebesar 0,28 dan 0,43. Nilai elastisitas penawaran yang bersifat inelastis

memperlihatkan bahwa persentase perubahan penawaran lebih kecil daripada

persentase perubahan harga kedelai pada tahun sebelumnya. Dalam jangka

pendek, prediksi harga yang dilakukan oleh petani pada saat pembudidayaan

seringkali berbeda dengan harga pada saat musim panen tiba sedangkan jika harga

pada saat musim panen tinggi tidak dapat segera diikuti dengan perubahan

penawaran kedelai jika musim panen tiba sehingga dalam jangka pendek petani

tidak dapat melakukan pengaturan faktor-faktor produksinya. Dalam jangka

panjang, petani dapat melakukan penyesuaian faktor-faktor produksi yang

dimilikinya namun harga kedelai yang terjadi merupakan harga yang diciptakan

oleh pasar sehingga petani tidak dapat mengendalikan harga berapapun produksi

kedelai yang dihasilkan. Faktor waktu dalam penawaran penting sekali karena

hasil-hasil pertanian bersifat musiman yaitu bulanan bahkan tahunan sehingga

Page 91: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

75

suatu kenaikan faktor-faktor produksi hasil pertanian bersifat inelastis dalam

jangka pendek. Mubyarto (1989).

Nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang untuk harga benih

kedelai pada tahun sebelumnya sebesar 0,39 dan 2,10. Nilai elastisitas penawaran

dalam jangka pendek bersifat inelastis (0,39<1). Nilai tersebut menunjukkan

bahwa persentase perubahan penawaran kedelai lebih kecil daripada persentase

perubahan harga benih kedelai. Nilai elastisitas sebesar 0,39 artinya penawaran

kedelai akan meningkat sebesar 0,39 apabila harga benih kedelai pada tahun

sebelumnya naik satu satuan dalam jangka pendek.

Dalam jangka panjang, elastisitas penawaran bersifat elastis (2,10>1) yang

berarti bahwa setiap perubahan harga benih kedelai pada tahun sebelumnya

sebesar satu satuan maka akan mengakibatkan perubahan penawaran sebesar 2,10

satuan. Hal ini disebabkan karena dalam jangka panjang petani dapat melakukan

penyesuaian terhadap input yang dimilikinya dimana perubahan harga benih

kedelai telah diatur oleh pemerintah melalui subsidi dan perubahannya relatif

kecil dari tahun ke tahun sehingga dapat memprediksikan jumlah benih kedelai

yang akan digunakan kemudian.

Page 92: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

76

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Luas panen kedelai pada tahun sebelumnya, harga kedelai, harga padi dan

harga jagung secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran

kedelai di Kabupaten Takalar hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan pada

program Eviews8 diperoleh nilai F-stat = 6.3347 dengan tingkat kesalahan

sebesar 0.0506 pada tingkat kepercayaan 95%, artinya sebanyak 633,47

persen penawaran kedelai dipengaruhi oleh luas panen, harga kedelai, harga

padi dan harga jagung sedangkan sisanya 533,47 persen dipengaruhi oleh

faktor lain diluar penelitian.

2. Produktivitas kedelai, harga kedelai, harga pupuk urea, curah hujan dan nilai

tukar petani secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap

penawaran kedelai.

3. Nilai elastisitas jangka pendek maupun jangka panjang untuk harga kedelai

pada tahun sebelumnya bersifat inelastis. Sedangkan untuk harga benih

kedelai pada tahun sebelumnya nilai elastisitas dalam jangka pendek bersifat

inelastis sedangkan dalam jangka panjang bersifat elastis.

Page 93: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

77

6.2. Saran

1. Dalam penelitian yang dilakukan di Kabupatn Takalar maka disarankan

kepada petani untuk meningkatkan produksi kedelai, sebaiknya petani

melakukan pola tanam yang baik yaitu dengan memperhatikan kondisi lahan

dengan cara tidak menanami lahan terus-menerus agar unsur hara dalam

tanah tetap terjaga dan dapat memberikan hasil produksi yang maksimal.

2. Untuk meningkatkan harga kedelai, sebaiknya petani setelah panen tidak

terburu-buru menjual hasil panen kedelai. petani dapat melakukan tindakan

pascapanen dengan mengeringkan kedelai terlebih dahulu sebelum menjual

ke tengkulak agar harga kedelai tidak jatuh.

Page 94: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

78

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Suryana, 1994. “Alternatif Pengembangan Agribisnis Kedelai”. Dalam:

trubus 297 Th. XXV, Agustus 1994.

Adisarwanto, T. 2008. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.

BIP Ciawi. Perbaikan Teknik Pasca Panen Kedelai. Departemen Pertanian.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Takalar.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prop. DT. I Jabar. Bercocok Tanam Kedelai.

Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.

FAO, Production Yearbook, 2008.

Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.

Ghatak dan Kent Ingersent. 1984. Agriculture and Economics Development.

Weatshet LTD. Harvester Press Great Britain.

Kabupaten Takalar Dalam Angka 2011.

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Kedua. LP3ES. Jakarta.

Natsir, Muhammad. Dkk. (2014). Caliptra Jurnal Ilmu Pertanian, Volume 12, Edisi 2.

Fakultas Pertanian Universits Mhammadiyah Makassar. Makassar.

Nurmeyda, 2010. Permintaan Industri Tempe Terhadap Kualitas Bahan Baku

Kedelai diKota Banda Aceh. Skripsi Fakultas Pertanian Unsyiah, Banda

Aceh.

Sakata, Vegetable Seed Catalogue. Japan.

Soekartawi. Analisis Usahatani. 2006. Universitas Indonesia.

Sukirno, S. 2005. Teori Pengantar Mikro Ekonomi : Edisi Ketiga. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Page 95: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

79

Sumarno dan Harnoto. 1983. “Kedelai dan Cara Bercocok Tanamnya”. Dalam:

Buletin Teknik no. 6. Puslitbang Tanaman Pangan.

T. H. Tambunan Taulus. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian Di Indonesia

Beberapa Isu Penting. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Yuyun Yuniarsih, BSc dan Ir. Rahmat Rukmana. 1996. Kedelai, Budidaya dan

Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius.

Zakiah. 2012. Preferensi dan Permintaan Kedelai pada Industri dan Implikasinya

terhadap Manajemen Usaha Tani. MIMBAR, Vol. XXVIII, No. 1 (Juni,

2012): 77-84.

Page 96: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

LAMPIRAN 1. Hasil Analisis Regresi Korelasi Luas Panen Dengan

Eviews-8

Dependent Variable: LN_A

Method: Least Squares

Date: 04/10/15 Time: 18:05

Sample: 1 9

Included observations: 9

HAC standard errors & covariance (Bartlett kernel, Newey-West fixed

bandwidth = 3.0000)

No d.f. adjustment for standard errors & covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Sig.

C 5.106493 0.826269 6.180185 0.0035

LN_A_LAG1 -0.658290 0.216094 -3.046308 0.0382

LN_HKD_LAG1 0.284787 0.229170 1.242690 0.2819

LN_HPD_LAG1 -5.067180 0.679620 -7.455897 0.0017

LN_HJG_LAG1 2.667269 0.585033 4.559175 0.0103

R-squared 0.863664 Mean dependent var 1.930689

Adjusted R-squared 0.727327 S.D. dependent var 0.354383

S.E. of regression 0.185052 Akaike info criterion -0.236181

Sum squared resid 0.136977 Schwarz criterion -0.126612

Log likelihood 6.062814 Hannan-Quinn criter. -0.472631

F-statistic 6.334795 Durbin-Watson stat 3.611385

Prob(F-statistic) 0.050695 Wald F-statistic 76.40291

Prob(Wald F-statistic) 0.000496

LAMPIRAN 2. Hasil Analisis Korelasi Excel Luas Panen

ln_A ln_A_lag1 ln_HKd_lag1 ln_HPd_lag1ln_HJg_lag1

ln_A 1,0000

ln_A_lag1 0,2428 1,0000

ln_HKd_lag1 0,1703 0,4285 1,0000

ln_HPd_lag1 -0,3573 0,0816 0,7683 1,0000

ln_HJg_lag1 0,1691 0,5387 0,9328 0,7856 1,0000

Page 97: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

LAMPIRAN 3. Hasil Residual Eviews-8

-.2

-.1

.0

.1

.2

.3

0.8

1.2

1.6

2.0

2.4

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Residual Actual Fitted

Page 98: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

LAMPIRAN 4. Hasil Analisis Regresi Korelasi Produktivitas Dengan

Eviews-8

Dependent Variable: LN_Y

Method: Least Squares

Date: 04/10/15 Time: 18:44

Sample: 1 9

Included observations: 9

HAC standard errors & covariance (Bartlett kernel, Newey-West fixed

bandwidth = 3.0000)

No d.f. adjustment for standard errors & covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Sig.

C -6.666132 2.961869 -2.250651 0.1099

LN_Y_LAG1 0.189310 0.388528 0.487251 0.6595

LN_HBK_LAG1 0.398696 0.144031 2.768138 0.0697

LN_HPU_LAG1 -0.061195 0.566144 -0.108091 0.9207

LN_NTP_LAG1 0.812983 0.502689 1.617268 0.2042

LN_CH -0.003332 0.063205 -0.052721 0.2042

R-squared 0.793811 Mean dependent var 0.373202

Adjusted R-squared 0.450163 S.D. dependent var 0.183506

S.E. of regression 0.136071 Akaike info criterion -0.916556

Sum squared resid 0.055546 Schwarz criterion -0.785072

Log likelihood 10.12450 Hannan-Quinn criter. -1.200296

F-statistic 2.309953 Durbin-Watson stat 2.454234

Prob(F-statistic) 0.261133 Wald F-statistic 46.77655

Prob(Wald F-statistic) 0.004784

LAMPIRAN 5. Hasil Analisis Korelasi Excel Produktivitas

Ln_Y Ln_Y_lag1Ln_HBK_lag1Ln_HPU_Lag1Ln_NTP_lag1 Ln_CH

Ln_Y 1

Ln_Y_lag1 -0,09321 1

Ln_HBK_lag10,692213 0,181917 1

Ln_HPU_Lag10,761521 0,125567 0,595934 1

Ln_NTP_lag10,699112 -0,53384 0,24892 0,674798 1

Ln_CH -0,45457 -0,34026 -0,70312 -0,5712 -0,07139 1

Page 99: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

LAMPIRAN 6. Hasil Residual Eviews-8

-.15

-.10

-.05

.00

.05

.10

.15.1

.2

.3

.4

.5

.6

.7

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Residual Actual Fitted

Page 100: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

LAMPIRAN 7. Peta Luas Wilayah Kabupaten Takalar

Page 101: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

LAMPIRAN 8. DOKUMENTASI PENELITIAN

a. Pengambilan data di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Takalar

b. Proses pencatatan data di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Takalar

Page 102: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

c. Pengambilan data di Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan

d. Proses pencatatan data di Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan

Page 103: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …
Page 104: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No

Judul Kegiatan

Kegiatan dalam bulan ke minggu ke

Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan

Proposal

2 Seminar Proposal

3 Penelitian

Observasi

Wawancara

Dokumentasi

Pengumpulan

Data

Analisis Data

4 Penulisan Skripsi

5 Seminar Hasil

6 Perbaikan

7 Ujian Skripsi

Page 105: ANALISIS PENAWARAN KEDELAI DI SENTRA PRODUKSI …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Galesong pada tanggal 16 Juni

1992 yang merupkan anak kedua dari tiga bersaudara

dari pasangan Haeruddin dan Dasiati. Pendidikan

formal yang dilalui penulsi adalah masuk SDN 100

Palalakkang pada tahun 1998 dan lulus tahun 2004.

Pada tahun yang sama penulis kemudian melanjutkan studi di MTs.

Muhammadiyah Mandalle dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama,

penulis kembali melanjutkan studinya ke jenjang berikutnya yaitu di SMAN 1

Galesong Selatan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun berikutnya, penulis

melanjutkan kembali studinya dan lulus di Perguruan Tinggi Swasta Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tugas akhir dari pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi

yang berjudul “Analisis Penawaran Kedelai di Kabupaten Takalar”