analisis pembelajaran keterampilan dasar praktik … · diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK
KLINIK DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL
AHMAD YANI YOGYAKARTA
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama
Pendidikan Profesi Kesehatan
Disusun Oleh:
Ekawati
NIM S540209210
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK
KLINIK DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL
AHMAD YANI YOGYAKARTA
Disusun oleh:
Ekawati
NIM S540209210
Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd
NIP. 19440404 197603 1 001
.............................
.............................
Pembimbing II Eti Poncorini Pamungkasari P, dr., MPd
NIP. 19750311 200212 2 002
.............................
.............................
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., MM., M.Kes., PAK
NIP. 19480313 197610 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK
KLINIK DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL
AHMAD YANI YOGYAKARTA
Disusun oleh:
Ekawati
NIM S540209210
Telah Disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., MM.,
M.Kes., PAK
NIP. 19480313 197610 1 001
.............................
.........................
Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, MPd
NIP.196611081990032001
.............................
.........................
Anggota 1. Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd
NIP. 19440404 197603 1 001
.............................
.........................
2. Eti Poncorini Pamungkasari P, dr., MPd
NIP. 19750311 200212 2 002
.............................
.........................
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,
MM., M.Kes., PAK
NIP. 19480313 197610 1 001
...........................
.........................
Direktur Program Prof. Drs. Suranto, M.sc, Ph. D
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Pascasarjana NIP. 195708201985031004 ........................... .........................
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Ekawati NIM : S540209210 Program Studi : Pendidikan Profesi Kesehatan Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Analisis Pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik Di STIKES A Yani Yogyakarta adalah benar-benar karya otentik saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis ini.
Surakarta, Oktober 2010 Yang membuat pernyataan,
Ekawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Ekawati, NIM : S540209210, 2010. Analisis Pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik Di STIKES A Yani Yogyakarta. Komisi Pembimbing I: Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd. Pembimbing II: dr. Eti Poncorini Pamungkasari P, MPd, Tesis: Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Universitas Sebelas Maret.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui : (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar praktik klinik, (2) Bagaimana pengaturan kerjasama antara STIKES A. Yani dengan mitra kerja, (3) Bagaimana prestasi belajar mahasiswa, (4) Kendala-kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar praktik klinik.
Penelitian ini dilaksanakan di STIKES A. Yani Yogyakarta selama satu bulan dengan menggunakan penelitian metode kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus dan bersifat deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik pada semester II, ketua program studi D III kebidanan, koordinator raktik, pembimbing praktik, Kepala Diklat.
Kesimpulan : (1) Pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik ini sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, dan untuk pengaturan jadwal ditentukan oleh pihak lahan praktik, (2) STIKES A. Yani Yogyakarta dalam menjalin kerjasama dengan Institusi lain selalu dituangkan dalam MOU, Krikteri lahan praktik tersebut adalah RSUD atau RSU tipe A/B/C, dan Puskesmas untuk praktik keterampilan dasar praktik ini, (3) Dari 296 mahasiswa yang melaksanakan praktik keterampilan dasar praktik klinik, mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 72 orang (24,32%) dan nilai B sebanyak 224 mahasiswa (75,68%). Prestasi mahasiswa juga dipengaruhi oleh tingkat percaya diri dari mereka sendiri dalam melakukan suatu perasat yang ada di lahan praktik, (4) Kendala-kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik klinik adalah binbingan dosen pembimbing supervisi yang kurang intensif, kondisi kasus lahan praktik sehingga pencapaian target mahasiswa kurang.
Kata Kunci : Pembelajaran, Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Ekawati, NIM: S540209210, 2010. Analysis of Clinical Practice Basic Skills Learning In STIKES A Yani Yogyakarta. Supervising Commission I: Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPD. Second supervisor: dr. Eti Poncorini Pamungkasari P, MPD, Thesis: Post Graduate Program University of Sebelas Maret Surakarta, 2010.
The objectives of the research are to determine: (1) How the implementation of clinical practice basic skills learning, (2) How the cooperation arrangement between STIKES A. Yani with partners, (3) How the achievement of students, (4) constraints encountered in implementation of clinical practice learning basic skills.
This research was conducted in STIKES A. Yani Yogyakarta for one month using qualitative research methods using case study and descriptive design. Subjects in this study are students who take the course Basic Skills Practice Clinic in the second semester, practice coordinator, Clinical Instructure, Diklat.
Conclusions: (1) The practice of basic skills practice is already carried out in accordance with a predetermined schedule, and for setting a schedule determined by the practice field, (2) STIKES A. Yani Yogyakarta in cooperation with other institutions are always stated in the MOU, the practice of land Krikteri hospitals or public hospitals are type A / B / C, and health centers to practice basic skills practice, (3) Of the 296 students who carry out the practice of clinical practice basic skills , Students who get an A as many as 72 people (24.32%) and the value of B shares of 224 students (75.68%). Student achievement is also influenced by the level of their own confidence in doing a land perasat in practice, (4) The constraints faced in the course of practice the basic skills of clinical practice is binbingan lecturers less intensive supervision, the practice of land cases so that student achievement is less.
Keywords: Learning, Basic Skills Practice Clinic.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan
judul “Analisis Pembelajaran Praktik Klinik Di STIKES A Yani Yogyakarta”.
Penulisan tesis ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Magister Kedokteran Keluarga minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan Pasca
Sarjana UNS.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh
perhatian dan kesabaran membimbing serta memberikan pengarahan dalam
penyusunan tesis ini.
Selesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ, selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., MM., M.Kes., PAK, Selaku Ketua Program
Studi Kedokteran Keluarga.
4. P Murdani, dr., MHPEd selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Pasca Sarjana UNS beserta jajarannya.
5. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan petunjuk dan arahan penyusunan tesis ini.
6. Eti Poncorini Pamungkasari P, dr., MPd selaku pembimbing II yang
telah memberikan petunjuk dan arahan penyusunan tesis ini.
7. Seluruh Dewan Penguji, yang banyak memberikan saran maupun reward
untuk perbaikan tesis ini.
8. Staf Tata Usaha dan karyawan-karyawati PPS UNS Sarjana serta seluruh
civitas Fakultas Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
yang telah banyak member kemudahan sarana dan prasarana penyusunan
tesis.
9. Ketua STIKES, Ka Prodi D III Kebidanan, Koordinator Praktik Klinik
Kebidanan, Dosen Mata Kuliah KDPK, Pembimbing Supervisi, staf
pengajar dan bagian administrasi akademik STIKES A. Yani Yogyakarta
yang telah memberikan izin penelitian dan telah banyak membantu
kelancaran proses penelitian.
10. Direktur RSUD Sleman, Kepala Diklat, Clinical Instructure yang telah
memberikan izin penelitian dan telah banyak membantu kelancaran proses
penelitian.
11. Para Pemahasiswi STIKES A Yani Yogyakarta yang telah bersedia
menjadi responden sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.
12. Bapak dan Ibu Tercinta yang telah memberikan dukungan baik material
dan Spiritual.
13. Rekan-rekan mahasiswa pasca sarjana kedokteran keluarga minat utama
Pendidikan Profesi Kesehatan yang telah banyak membantu penulis
selama proses pendidikan.
14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan bantuan selama masa pendidikan sampai berakhir.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas budi baik yang telah diberikan
dan selalu mendapat rahmat dan nikmat-NYA. Mudah-mudahan tesis ini dapat
bermanfaat. Amien.
Surakarta, Oktober 2010
Penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….....
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….....
PERNYATAAN...........................................................................................
ABSTRAK....................................................................................................
ABSTRACT..................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………...
B. Rumusan Masalah ………………………………………………...
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………..
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pendekatan dalam Proses Belajar-Mengajar …………………..
2. Pembelajaran Praktik Klinik.......................................................
3. Keterampilan Dasar Praktik Klinik..............................................
4. Strategi Pembelajaran Klinik......................................................
5. Metode Pembelajaran Klinik......................................................
6. Media Pembelajaran……………………………………………
7. Sumber Belajar ………………………………………………...
8. Perjanjian kerjasama antara organisasi ………………………..
9. Prestasi Belajar ………………………………………………...
B. Penelitian Yang Relevan …………………………………………..
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xii
xiii
1
6
7
8
10
11
11
15
17
24
26
27
29
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
C. Kerangka Pikir Penelitian…………………………………………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian …………………………………………………….
B. Subyek Penelitian…………………………………………………..
C. Sumber Data dan Teknik Sampling………………………………..
D. Teknik Sampling……………………………………………………
E. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Kepercayaan Data…………...
F. Prosedur dan Jadwal Penelitian…………………………………...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi lokasi penelitian…………………………………………
1. Lokasi Secara Umum…………………………………………..
2. Struktur Pengelola Program……………………………………
3. Visi dan Misi Program Studi DIII Kebidanan………………...
B. Temuan Penelitian…………………………………………………
1. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik……………………………
a. Persyaratan Mengikuti Pembelajaran Praktik…………….
b. Persiapan Praktik Klinik…………………………………..
c. Pelaksanaan Praktik Klinik……………………………….
2. Kerjasama dengan Mitra Kerja……………………………….
3. Prestasi Belajar Mahasiswa…………………………………..
4. Kendala-Kendala Yang dihadapi dalam Praktik Klinik……..
C. Pembahasan………………………………………………………
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………….
B. Implikasi kebijakan……………………………………………….
C. Saran……………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
38
39
39
39
41
43
44
33
47
47
49
50
52
52
53
54
57
64
68
71
75
90
90
92
93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian 38
Gambar 2. Struktur Organisasi Program Studi Diploma III Kebidanan........ 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 2. Deskripsi Pencapaian Prestasi Belajar Praktik Keterampilan
Dasar Praktik Klinik..........................................................................
46
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengantar Penelitian Penyusunan Tesis
Lampiran 2. Persetujuan Informan
Lampiran 3. Panduan Wawancara Mendalam Untuk Mahasiswa
Lampiran 4.Panduan Wawancara Mendalam Untuk Dosen Pengampu
Mata Kuliah KDPK
Lampiran 5. Panduan Wawancara Mendalam Untuk Clinical Instructure
Lampiran 6. Panduan Wawancara Mendalam Untuk Kepala Diklat
Lampiran 7. Panduan Wawancara Mendalam Untuk Ketua Program Studi
DIII Kebidanan
Lampiran 8. Panduan Wawancara Mendalam Untuk Pembimbinga
Supervisi
Lampiran 9. Catatan Lapangan
Lampiran 10. Contoh MOU
Lampiran 11. Silabus Praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Lampiran 12. Daftar Hadir Mahasiswa
Lampiran 13. Panduan Penilaian Mahasiswa Praktik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) adalah salah satu institusi
pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan Diploma III Kebidanan.
Diploma III Kebidanan merupakan salah satu pendidikan tinggi kebidanan yang
mempunyai tujuan untuk menghasilkan tenaga bidan profesional yang menuntut
peserta didik untuk menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai calon
bidan profesional yang mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkualitas
(Kusno, 2009).
Penyelenggaraan pendidikan Diploma III Kebidanan menggunakan
kurikulum Nasional Program Diploma III Kebidanan yang ditetapkan oleh
Keputusan MenKes RI No. Hk. 00.06.2.4.158.3 tentang kurikulum pendidikan
Diploma III Kebidanan tahun 2002. Secara garis besar dalam kurikulum tersebut
dinyatakan bahwa sebaran mata kuliah Diploma III Kebidanan adalah 40 % teori
dan 60 % praktek (GBPP, 2002), maka pembelajaran laboratorium lebih banyak
dilakukan dibandingkan pembelajaran di kelas.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia
secara sadar dalam upaya menanamkan pengetahuan, pengembangan nilai-nilai
kepada anak didik melalui proses belajar mengajar (PBM). Proses belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik
dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan (Majid, 2008).
Pada proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.
Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam
kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi
pelajaran hanya merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar, yakni
suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.
Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami
oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003). Tujuan pengajaran yang
dilaksanakan di dalam kelas menurut Mager adalah menitik beratkan pada
perilaku siswa atau perbuatan (performance) sebagai suatu jenis out put yang
terdapat pada siswa dan teramati serta menunjukkan bahwa siswa tersebut telah
melaksanakan kegiatan belajar (Yamin,2009).
Pada proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode-
metode dari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia
menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional (Yamin,
2009). Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misal
dikarenakan guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
sehingga guru tersebut menyajikan tidak jelas, sikap guru yang kurang baik
terhadap siswa, dan terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa
kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk
belajar (Slameto, 2003).
Setiap pengajar senantiasa dihadapkan pada pertanyaan tentang metode-
metode apa yang digunakan untuk membantu pembelajar mencapai tujuan-tujuan
pengajaran. Hasil belajar merupakan kerjasama antara pengajar dan pembelajar.
Namun demikian metode atau teknik mengajar hanyalah salah satu komponen
penting di dalam keseluruhan interaksi belajar mengajar atau interaksi edukatif.
Memilih dan menggunakan metode mengajar merupakan kiat pengajar
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mengajarnya, maka yang terbaik
adalah mengkombinasikan berbagai metode mengajar disesuaikan dengan
tuntutan kebutuhan, keadaan peserta didik serta karakteristik mata pelajaran yang
akan disampaikan (Makarao, 2009).
Metode apapun yang digunakan oleh pendidik/guru dalam proses
pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap
prinsip-prinsip KBM. Pertama, berpusat pada anak didik (student oriented). Guru
harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak
didik yang sama, sekalipun mereka kembar. Satu kesalahan jika guru
memperlakukan mereka secara sama. Gaya belajar (learning style) anak didik
harus diperhatikan. Kedua, belajar dengan melakukan (learning by doing). Supaya
proses belajar itu menyengkan, guru harus menyediakan kesempatan kepada anak
didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
pengalaman yang nyata. Ketiga, mengembangkan kemampuan social. Proses
pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh
pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial (learning to live
together). Keempat, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi. Proses
pembelajaran dan pengetahuan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik.
Juga mampu memompa daya imajinatif anak didik untuk berfikir kritis dan
kreatif. Kelima, mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan
masalah. Proses pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan oleh guru
bagaimana merangsang kreativitas dan daya imajinasi anak untuk menemukan
jawaban terhadap setiap masalah yang dihadapi anak didik (Majid, 2008).
Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja membuat siswa
menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif
berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu meningkatkan
kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar
siswa dapat belajar dengan baik, maka metode belajar harus diusahakan yang
setepat, efisien dan efektif mungkin (Slameto, 2003). Berkaitan dengan hal
tersebut patut disadari oleh pengajar bahwa tidak ada satu metode mengajar yang
terbaik atau yang cocok untuk semua situasi/ mata pelajaran, atau tidak ada
“magic solution” dalam mengajar. Maka terdapat berbagai metode mengajar yang
telah digunakan tenaga pengajar dalam mengajar dan telah memberinya
pengalaman. Dengan pengalaman, seorang pengajar dapat menggunakan metode-
metode mengajar tersebut dalam situasi-situasi yang berbeda dan memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
faktor peserta didik, materi pelajaran, tujuan pengajaran dan sarana yang tersedia
(Makarao, 2009).
Mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik (Bd. 308) adalah salah
satu mata kuliah di semester genap yang terdapat di dalam kurikulum Diploma III
Kebidanan, yang mempunyai bobot sks praktek paling besar yaitu dengan bobot
2 SKS, sehingga mata kuliah ini banyak kegiatan pembelajaran di laboratorium
(GBPP, 2002). Pembelajaran laboratorium merupakan penerapan dari teori dan
konsep yang telah diperoleh peserta didik. Kegiatannya adalah melakukan praktek
mengenai keterampilan-keterampilan yang sebelumnya telah disampaikan teori
dan konsepnya di kelas. Tujuan dari pembelajaran di laboratorium adalah untuk
menerapkan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan pada situasi yang lebih
nyata, selain itu dengan pembelajaran di laboratorium membimbing dan melatih
mahasiswa memiliki kemampuan keterampilan sebelum ke lahan praktik (Yulita,
2008).
Melihat realita yang ada, bidang studi Keterampilan Dasar Praktik Klinik
di Stikes A Yani Yogyakarta waktunya sangat terbatas, yakni hanya 5 jam (5X50
menit) pelajaran perpekan untuk menyampaikan materi Keterampilan Dasar
Praktik Klinik secara detil terasa kurang. Oleh karena itu, guru Keterampilan
Dasar Praktik Klinik perlu mengusahakan metode alternatif, efektif, dan efisien,
yaitu dengan menerapkan metode yang variatif dan inovatif dengan memberi
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para siswa baik di dalam sekolah maupun
di luar sekolah sebelum mahasiswa dipraktekkan ke lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Pernyataan di atas mengisyaratkan betapa pentingnya bagi seorang guru
Keterampilan Dasar Praktik Klinik di Stikes A. Yani Yogyakarta untuk
memahami, mengamalkan atau melaksanakan metode pengajaran yang tepat agar
tujuan pengajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik secara optimal. Mengingat
pentingnya pemilihan metode yang tepat dalam rangka mengoptimalkan hasil
belajar siswa, penulis tertarik untuk melakukan penelitian Pelaksanaan
pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Penelitian ini dilaksanakan di
Stikes A. Yani Yogyakarta.
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan fenomena yang diuraikan dalam pendahuluan diatas,
peneliti merumuskan masalah penelitian :
1 Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik :
a. Metode apa saja yang dipakai dalam pembelajaran Keterampilan Dasar
Praktik Klinik?
b. Media apa saja yang dipakai dalam pembelajaran Keterampilan Dasar
Praktik Klinik?
c. Bagaimana penerapan pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik
mahasiswa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
2 Bagaimana pengaturan kerjasama antara STIKES A. Yani Yogyakarta dengan
mitra kerja:
a. Bagaimana perjanjian antara STIKES A. Yani Yogyakarta dengan mitra
kerja?
b. Bagaimana pengaturan jadwal pembimbingan mahasiswa?
c. Apa saja hak dan kewajiban antara STIKES A. Yani Yogyakarta dengan
mitra kerja?
3 Bagaimana prestasi belajar mahasiswa?
4 Kendala-kendala apa yang dijumpai dalam pelaksanaan pembelajaran
Keterampilan Dasar Praktik Klinik?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengevaluasi Pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik di
Stikes A. Yani Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran Keterampilan
Dasar Praktik Klinik :
1) Untuk mengetahui metode apa saja yang dipakai dalam pembelajaran
Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
2) Untuk mengetahui media apa saja yang dipakai dalam pembelajaran
Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
3) Untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran Keterampilan
Dasar Praktik Klinik mahasiswa.
b. Untuk mengetahui pengaturan kerjasama antara STIKES A. Yani
Yogyakarta dengan mitra kerja:
1) Untuk mengetahui perjanjian antara STIKES A. Yani Yogyakarta
dengan mitra kerja.
2) Untuk mengetahui pengaturan jadwal pembimbingan mahasiswa.
3) Untuk mengetahui hak dan kewajiban antara STIKES A. Yani
Yogyakarta dengan mitra kerja.
c. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa.
d. Untuk mengetahui Kendala-kendala apa yang dijumpai dalam pelaksanaan
pembelajaran Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapan dapat menambah pengetahuan dan masukan tentang
pelaksanaan Keterampilan Dasar Praktik Klinik yang berpengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar mahasiswa di bidang praktik.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan masukan kepada institusi pendidikan
dalam memecahkan masalah pembelajaran praktik keterampilan dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
praktik klinik Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani
Yogyakarta.
b. Bagi Pembimbing Praktik
Diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pembimbing dalam
pelaksanaan bimbingan yang efektik sehingga dapat meningkatkan
kompetensi mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES
A. Yani Yogyakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Pendekatan dalam Proses Belajar-Mengajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak hanya
sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan
maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar
yang lebih baik. Salah satu cara belajar mengajar yang menekankan berbagai
kegiatan dan tindakan adalah penggunaan pendekatan tertentu dalam belajar
mengajar karena pendekatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan
suatu upaya dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan siswa
dan guru.
Pendekatan dalam belajar mengajar pada dasarnya adalah melakukan
proses belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses
mengalami untuk memperoleh pemahaman. Pendekatan ini mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar yang
diinginkan.
Peningkatan mutu belajar mengajar sebenarnya tidak terlepas dari
pendekatan dalam proses belajar mengajar (PBM), karena tidak baiknya hasil
belajar mengajar dapat dilihat dari produknya. PBM dikatakan berhasil apabila
menghasilkan banyak lulusan dan bermutu tinggi sesuai dengan kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
masyarakat, serta yang memadai, juga dalam prosesnya menunjukkan
kegairahan belajar yang tinggi, semangat kerja yang besar, dan percaya pada
diri sendiri. Untuk memperoleh hasil diatas maka salah satu jalan kita perlu
meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sebagaimana dikatakan diatas,
belajar mengajar adalah suatu proses tidak hanya mendapatkan informasi dari
guru, tetapi banyak kegiatan maupun tindakan yang dilakukan, terutama bila
diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada siswa.
Dalam pelaksanaan PBM sering dijumpai berbagai masalah. Para
siswa meskipun memperoleh nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran,
namun mereka nampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik
berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap dalam situasi yang lain.
Memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dipandang
paling efektif dan efisien dapat dijadikan pegangan oleh para pendidik dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar sasaran pengajaran dapat tercapai.
2. Pembelajaran Praktik Klinik
Pembelajaran Praktik Klinik adalah suatu transformasi mahasiswa
menjadi seorang bidan professional yang member kesempatan mahasiswa
untuk beradaptasi dengan perannya sebagai bidan professional di situasi nyata
pada pelayanan kesehatan klinik atau komunitas (Nursalam, 2009).
3. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Pembelajaran praktik klinik merupakan kegiatan yang dilaksanakan
dalam bentuk praktik di Rumah Sakit (RS), Puskesmas, unik kesehatan
lainnya dan di masyarakat (Sofyan, 2004). Menurut Yessie dalam artikelnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
menuyatakan bahwa, suatu pembelajaran praktik klinik harus memenuhi
komponen yang menjadi syarat dilaksanakannya pembelajaran praktik klinik,
yaitu :
a. Lahan Praktik
Lahan praktik adalah suatu institusi di masyarakat dimana peserta
didik berpraktik pada situasi nyata melalui penumbuhan dan pembinaan
keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal (Nursalam, 2009). Syarat
dan ketentuan lahan praktik dapat dilihat dari pedoman yang ditetapkan
bersama antara organisasi profesi, Departemen kesehatan, dan Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK) dalam dokumen
Standard Sarana Pelayanan dan Standar Petugas (Yessi, 2009). Sampai saat ini
belum ada kepastian mengenai nisbah (rasio) antara peserta didik dengan
jumlah klien yang tepat, tetapi pada dasarnya untuk penempatan peserta didik
harus disesuaikan dengan tingkat kinerja. Lahan Praktik yang memenuhi
persyaratan diantaranya adalah :
1) Kelengkapan fasilitas pendukung pembelajaran klinik
2) Kecukupan jumlah kasus pembelajaran
3) Situasi lingkungan kerja yang kondusif dan memberikan peluang belajar
kepada peserta didik
4) Kebijakan yang mendukung pembelajaran klinik
5) Keterjangkauan lahan praktik
6) Lahan praktik telah mempraktikkan praktik terbaik (Implement Best
Practice)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
b. Pembimbing Klinik
Pembimbing Klinik adalah seseorang yang melaksanakan
bimbingan pembelajaran klinik dalam bentuk edukatif untuk memberikan
pengalaman nyata dan membantu peserta didik secara optimal agar mereka
dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan. Pembimbing klinik merupakan
tim yang terdiri dari pembimbing klinik dari institusi dan pembimbing klinik
dari lahan praktik. Rasio pembimbing klinik dan peserta didik adalah 1 : 3
(Yessi, 2009). Alur rekruitmen pembimbing klinik dapat dilaksanakan melalui
pelatihan keterampilan melatih yang telah dibakukan oleh Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK) dan diharapkan dapat diadopsi
oleh instansi terkait, oleh karena alur rekruitmen pembimbing klinik telah
dilakukan evaluasi di berbagai Negara yang menunjukkan hasil yang baik
(Lesson learn from streigtening preservice by JHPIEGO). Alur rekruitmen
dibuat sedemikian rupa sehingga pelatih klinik berdasarkan kemampuan dan
pilihannya dapat menjadi pelatih madya dan pelatih utama baik di kelas,
laboratorium kelas maupun di lahan praktik. Alur rekruitmen ini agaknya
dapat diadopsi sebagai salah satu guna menyediakan tenaga pembimbing yang
kompeten, sebab organisasi JNPK sudah berkembang sampai ke provinsi dan
kabupaten. Namun disadari tidak seluruh provinsi dan kabupaten mempunyai
pusat pelatihan reproduksi sekunder (P2KS)/ pusat pelatihan reproduksi
primer (P2KP) yang mampu melaksanakan pelatihan bagi pelatih klinik. Dua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
wilayah kerja JNPK yaitu, wilayah timur yang berkedudukan di Surabaya dan
wilayah barat yang berkedudukan di Jakarta menjalankan organisasi JNPK
sebagai pusat pelatihan reproduksi tertier (P2KT). JNPK sebagai jaringan
organisasi professional yang melibatkan Persatuan Obstetri Ginekologi
Indonesia (POGI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) telah mampu membuat dan menyebarluaskan standar-standar guna
peningkatan kesehatan reproduksi dimana pelatihan klinik merupakan bagian
penting dari alih kemampuan yang diselenggarakan dan bentuk pelatihan-
pelatihan seperti contraceptive technical updated (CTU). Kriteria pembimbing
klinik :
1) Pembimbing klinik dari institusi pendidikan
a) Staf akademik dari pendidikan
b) Mempunyai latar belakang profesi harus sesuai dengan program yang
dilaksanakan
c) Berpengalaman klinik minimal 3 tahun
d) Mempunyai pendidikan minimal 1 (satu) tingkat dari program yang
dilaksanakan
e) Mempunyai sertifikat pembimbing klinik
f) Mempunyai komitmen yang tinggi dalam melakukan bimbingan klinik
2) Pembimbing dari lahan praktik
a) Berasal dari unit pelayanan yang digunakan sebagai lahan praktik
b) Mempunyai latar belakang profesi harus sesuai dengan program yang
dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
c) Berpengalaman klinik minimal 5 tahun di area klinikyang dikelolanya
d) Mempunyai pendidikan sama minimal sama dengan program yang
dikelolanya
e) Mempunyai kemampuan yang sama dengan bidang yang dikelolanya
f) Memiliki sertifikat pembimbing klinik
g) Mempunyai komitmen yang tinggi dalam melakukan bimbingan klinik
4. Strategi Pembelajaran Klinik
Pembelajaran klinik merupakan satu siklus yang menggambarkan
proses pembelajaran sistematis yang dilaksanakan sebagai kelanjutan
pembelajaran teori yang diberikan di kelas, dan laboratorium praktikum
(Yessi, 2004).
1) Persiapan Teori
Persiapan teori berupa kegiatan penggalian informasiteoritis dan pengalaman
peserta didik berkaitan dengan program pembelajaran klinik yang akan
dilaksanakan, termasuk informasi tentang lingkungan klinik dimana peserta
didik akan melaksanakan praktik klinik (Yessi, 2004).
2) Laboratorium
Pembelajaran di Laboratorium merupakan proses pembelajaran yang member
kesempatan kepada peserta didik untuk mengaplikasikan teori dan konseptual
model yang mendukung pembelajaran praktikum di laboratorium. Proses
pembelajaran di laboratorium berbagai metode antara simulasi, pemecahan
masalah dan demonstrasi dengan peralatan yang dibutuhkan. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk melatih keterampilan peserta didik dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
alat peraga atau antar peserta didik samapi kompeten. Laboratorium kelas
akan sangat memerlukan investasi yang benar bila kekuatannya adalah pada
pemakaian alat-alat yang canggih namun bila penguatan laboratorium kelas
didasarkan pada kemampuan pelatih maka investasi laboratorium kelas dapat
dialihkan pada investasi SDM melalui pelatihan-pelatihan yang berbasis
kompetensi.
3) Pertemuan Pra Klinik
Pertemuan Pra Klinik merupakan kegiatan pembelajaran dimana pembimbing
memberikan informasi dan membahas kasus-kasus terpilih yang tersedia di
lahan praktik sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan (akuisi, kompeten,
profisien) (Yessi, 2004). Pada kesempatan ini juga diinformasikan tentang
strategi pembimbingan, metode dan system penilaian pembelajaran klinik
yang digunakan.
4) Praktik Klinik
Praktik klinik adalah kegiatan pembelajaran klinik dengan menggunakan
target kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik pada situasi nyata
sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Pembelajaran klinik ini member
kesempatan pada peserta didik mendapatkan pengalaman nyata dalam
mencapai kompetensi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas
tertentu. Dalam proses pembelajaran klinik peserta didik mengembangkan
tanggung jawab profesi, berpikir kritis, kreatifitas, hubungan interpersonal,
pemahaman terhadap profesi, pemahaman aspek social budaya, dan
mengaplikasikan teori ke lahan praktik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
5) Pertemuan Pasca Praktik Klinik
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil praktik dan langsung
memberikan umpan balik kepada peserta didik terhadap kegiatan
pembelajarannya. Kegiatan pasca klinik ini dilakukan untuk
mengidentifikasikan temuan peserta didik, kemampuan dan pandangan-
pandangan berdasarkan pengalaman yang diperoleh, pada tahap ini
pembimbing harus mampu memfasilitasi peserta didik untuk merefleksikan
pengalaman beljarnya dan mendiskusikan apa yang diinterpresstasikan peserta
didik terhadap kejadian kritis dan keputusan klinik yang dilakukannya.
6) Evaluasi tindak lanjut
Pada tahap ini pembimbing melakukan observasi terhadap pelaksanaan praktik
klinik khususnya terhadap terhadap pencapaian kompetensi yang ditetapkan
dan dapat memberikan umpan balik kepada institusi pendidikan dan lahan
praktik. Kegiatan ini diikuti seluruh peserta didik dan pembimbing klinik.
5. Metode Pembelajaran
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh lembaga
penyelenggara (instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dsb) untuk
mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang (Makarao,
2009).
Secara khusus pendidikan dilakukan oleh pelaksana pendidikan yaitu
pendidik (guru, tutor, pelatih, instruktur, widyaiswara) terhadap peserta didik
supaya lebih mampu berperan dalam melaksanakan tugas, pekerjaan, dan
kehidupan di masa datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
Metode pembelajaran menurut Knowles (1979), adalah cara
pengorganisasian peserta didik untuk mencapai pendidikan. Metode mencakup
pembelajaran individual (individual learning method), pembelajaran
kelompok (group learning method), dan pembelajaran komunitas
(comumunity learning method). Karakteristik metode pembelajaran
merupakan salah satu unsure kurikulum dan digunakan dalm proses
pembelajaran. Karakteristik metode pembelajaran adalah luwes, terbuka, dan
partisipatif.
Dibawah ini meruipakan metode-metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran (Yamin, 2009):
a. Metode Penugasan
Metode penugasan merupakan suatu cara pemberian kesempatan
kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang
dipersipakan guru. Dalam melaksanakan tugas ini siswa dalam memperoleh
pengalaman secara langsung dan nyata. Melalui metode ini siswa dapat
mengembangkan berbagai keterampilan dan pembiasaan untuk kerja mandiri
serta bersikap jujur.
b. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu cara untuk memberikan
kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih
melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Melalui metode ini siswa
sepenuhnya terlibat, antara lain dalam merencanakan eksperimen, menemukan
fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable, menganalisis data,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
menarik kesimpulan, merumuskan, prinsip atau hukum. Metode ini sangat
bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada diri sendiri.
c. Metode Proyek
Metode proyek merupakan suatu cara memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menghubungkan dan mengembangkan sebanyak mungkin
pengetahuan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran. Melalui metode ini
diharapkan siswa dapat dilatih baik secara individual maupun secara
kelompok untuk menelaah suatu pelajaran dengan wawasan yang lebih luas,
memantapkan pengetahuan yang telah diperoleh, meningkatkan penghargaan
terhadap lingkungan, memahami dan berupaya memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari serta menyalurkan minat yang
memungkinkan baik dilihat dari segi waktu atau bahan pelajaran dari berbagai
mata pelajaran.
d. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui
proses wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh guru memecahkan suatu masalah, memperjelas
suatu bahan pelajaran dan mencapai suatu kesepakatan.
e. Metode Widyawisata
Metode Widyawisata adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran
dengan membawa siswa langsung ke obyek yang akan dipelajari yang terdapat
di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata. Agar widyawisata ini dapat
mencapai hasil yang optimal, maka diperlukan adanya perencanaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
matang, pelaksanaan yang efektif dan efisien, serta adanya kegiatan tindak
lanjut seperti laporan diskusi, deklasi, pameran sederhana, pembuatan
karangan siswa pada Koran sekolah. Majalah dinding, atau media lainnya dan
evaluasi keseluruhan program wisata.
f. Metode Bermain peran
Metode bermain peran adalah salah satu cara penguasaan bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi, daya ekspresi dan penghayatan
siswa. Kegiatan memerankan seseorang atau sesuatu akan membuat siswa
mudah memahami dan mudah menghayati hal-hal yang dipelajari.
g. Metode Demonstrasi
Demonstrasi diartikan sebagai metode yang mengutamakan
pengungkapan sesuatu (showing). Dalam hubungan ini dapat disertai pula
dengan : Tanya jawab, diskusi maupun praktik. Apabila lebih banyak
ditekankan pada praktik oleh peserta latihan seperti on the job trainning dan
simulasi, maka metode ini sering disebut Demonstrasi prestasi kerja
(Demonstrasi Performance). Demonstrasi merupakan metode dasar dalam
menyampaikan keahlian baru kepada peserta didik. Ini merupakan proses
menunjukkan kepada peserta didik, bagaimana sesuatu harus dilakukan.
Ketika pelatih/fasilitator menunjukkan cara kerja sesuatu, pelatih harus
menjelaskan bagaimana dan mengapa masing-masing langkah tersebut harus
dilakukan. Demonstrasi menjadi efektif, karena menarik panca indera peserta
didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
h. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu penyajian bahan pelajaran melalui
bentuk pertanyaan yang dijawab siswa. Metode ini sering digunakan dalam
proses belajar mengajar bersama-sama dengan metode laaian. Tanya jawab
seting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran yang sedang
atau telah dibahas itu dipahami siswa. Dari hasil Tanya jawab guru dapat
memperjelas atau meluruskan pemahaman siswa mengenai suatu bahan
pelajaran tertentu.
i. Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu metode yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu keterampilan
tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru.
j. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta didik yang
pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan
sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan
informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau
rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham peserta didik.
k. Metode Cerita
Metode cerita adalah suatu penanaman nilai-nilai kepada siswa
dengan mengungkapkan kepribadian tokoh-tokoh melalui penuturan hikayat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
legenda, dongeng dan sejarah local. Metode ini dapat digunakan untuk
membantu penghayatan nilai dan moral serta pembentukan sikap.
l. Metode Simulasi
Simulasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada pembelajar untuk meniru suatu kegiatan yang dituntut dalam pekerjaan
sehari-hari atau yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya.
m. Metode Curah Pendapat (Brainstroming)
Brainstroming merupakan metode pembelajaran melalui penggalian
pendapat dari pembelajar. Fasilitator melontaarkan suatu topik permasalahn
kepada pembelajar. Kemudian pembelajar diminta mengemukakan pendapat,
gagasan, atau saran untuk menyelesaikan masalah yang dilontarkan, untuk
kemudian dirumuskan oleh fasilitator.
Metode Pembelajaran Klinik
Pembelajaran klinik menempatkan peserta didik pada situasi klinik yang
sesungguhnya dimana peserta didik dapat mengamati dan mempraktikkan
keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai standar kinerja yang
disepakati. Pembimbing klinik memerlukan interaksi yang intensif antara
pembimbing klinik dengan peserta didik, interaksi seperti ini diperlukan untuk
membantu peserta belajar dan menerapkan pengetahuan khusus, perilakuk
positif dan mengembangkan keterampilan serta pemecahan masalah klinik.
Keterampilan klinik dikembangkan melalui suatu proses yang disebut dengan
coaching.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvi
Proses coaching meliputi 3 fase :
1) Demonstrasi keterampilan klinik oleh pembimbing
2) Praktik keterampilan oleh peserta didik di bawah pengawasan langsung
pembimbing, pertama pada model selanjutnya dengan klien
3) Evaluasi kompetensi keterampilan peserta didik oleh pembimbing
Seorang pembimbing (coach) efektif adalah seseorang yang memiliki
karakteristik sebagai berikut : sabar dan mendukung, memberikan pujian dan
penguatan positif, memperbaiki kesalahan peserta didik namun tetap
mempertahankan harga dirinya serta mendengarkan dan mengamati. Dengan
kata lain coach yang efektif adalah focus pada praktik, selalu mendorong
kerjasama, berusaha mengurangi kecemasan, memperkuat komunikasi dua
arah dan sebagai fasilitator dalam proses belajar.
Pendekatan pembelajaran yang efektif dirancang dan diselenggarakan sesuai
dengan prinsip-prinsip :
a) Belajar Orang Dewasa
- Dimulai dari pengalaman
- Peserta didik memahami akan kebutuhan
- Menggunakan metode yang bervariasi
- Melakukan praktik menggunakan model anatomi
- Membudayakan pengalaman
- Realistis
- Menggunakan umpan balik positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvii
b) Behavior Modeling
- Role Model
- Gambaran jenis kinerja (performance)
c) Competency Based Education
- Penekanan pada pengelolaan perilaku
- Memfasilitasi dan memotivasi peserta didik
- Standarisasi penilaian belajar, instrument penilaian belajar
- Evaluasi kinerja
d) Humanistik
- Memfasilitasi proses belajar dimulai pada model
- Pembimbing memeragakan keterampilan
- Peserta didik memperagakan keterampilan pada model sampai kompeten
- Peserta didik mempraktikkan pada klien
6. Media Pembelajaran
a. Pengertian
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film,
video dan sebagainya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxviii
b. Fungsi media pembelajaran
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1) Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta
didik.
2) Dapat melampaui batasan ruang kelas
3) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak
c. Jenis-jenis media belajar
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
1) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2) Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3) Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
4) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxix
7. Sumber Belajar
Menurut Anitah (2008) sumber belajar diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk memfasilitasi kegiatan belajar. Sedangkan Majid
(2008), mendefinisikan sumber belajar sebagai informasi yang disajikan dan
disimpan dalam bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar
sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam
bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai
format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Sumber belajar diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar,
benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai
wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Dari pengertian tersebut sumber belajar dapat dikategorikan sebagai
berikut :
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar
yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan
tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang
berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai,
gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebagainya.
b. Benda
Yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku
bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar.
Misalnya situs, candi, benda peningggalan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xl
c. Orang
Yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tetentu dimana peserta didik dapat
belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sumber belajar.
Misalnya guru, ahli geologi, polisi dan ahli-ahli lainnya.
d. Buku
Yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik
dapat dikategorikan sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks,
kamus, ensiklopedia,fiksi dan lain sebagainya.
e. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi
Misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang
guru dapat dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai belajar.
8. Perjanjian kerjasama antara organisasi
a. Pengertian perjanjian
Perjanjian adalah Persetujuan antara dua orang atau lebih dalam bentuk
tertulis yang dibubuhi materai, yang meliputi hak dan kewajiban timbal-balik.
Masing-masing pihak menerima tembusan perjanjian itu sebagai tanda bukti
keikutsertaannya dalam perjanjian tersebut.
b. Syarat sah perjanjian
Sesuai pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menyebutkan bahwa perjanjian yang
mengikat hanyalah perjanjian yang sah. Mengenai sahnya suatu perjanjian
diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xli
Pasal 1320 KUH Perdata menentukan empat syarat sahnya perjanjian, yaitu:
1) Kesepakatan kedua belah pihak
Syarat sahnya perjanjian adalah adanya kesepakatan atau consensus yang
ditandai dengan perasaan rela atau ikhlas di antara para pihak pembuat
perjanjian mengenai hal-hal yang dituangkan didalam isi perjanjian.
2) Kecakapan bertindak
Kecakapan bertindak merupakan penjabaran dari cakap hokum, yaitu
kecakapan atau kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum bagi orang-
orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai subjek hukum.
3) Adanya objek perjanjian
Adanya objek perjanjian memperjelas bahwa objek yang dimaksud dalam
kontrak harus jelas atau setidaknya dapat dipastikan.
4) Adanya kausa yang halal
Suatu sebab yang dibolehkan atau halal berarti kesepakatan yang tertuang
dalam suatu perjanjian tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan,
ketertiban umum, dan kesulitan.
9. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan
tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan. Selama
belajar mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental
serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlii
aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan
sebagainya (Sukmadinata, 2007). Belajar itu sebagai suatu proses.
Prosesnya sendiri tidak kelihatan, yang kelihatan adalah hasil dari proses.
Belajar merupakan suatu proses, maka dalam belajar adanya masukan,
yaitu yang akan di proses dan adanya hasil dari proses tersebut (Walgito,
2004).
Menurut kamus Bahasa Indonesia, prestasi adalah sebagai hasil
yang telah di capai. Prestasi belajar adalah keberhasilan seseorang dalam
belajar. Keberhasilan maksimal dari prestasi seseorang dalam menguasai
bahan-bahan atau materi yang telah di ajarkan dalam kegiatan formal di
kelas dapat terungkap melalui suatu tes, yaitu tes prestasi belajar (Azwar,
1996).
Belajar merupakan suatu proses, yang mengakibatkan adanya
perubahan perilaku, ini berarti setelah belajar individu mengalami
perubahan dalam perilakunya. Karena itu perubahan dapat dalam segi
kognitif, afektif dan dalam segi psikomotor. Perubahan perilaku dan
kecakapan yang diperoleh dari hasil usaha dan latihan, tiap individu tidak
sama hasilnya. Ada individu dengan cepat bisa menguasai ilmu dan
keterampilan namun ada individu yang lambat dalam mencapai hasil
belajar. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ini maka dilakukan
suatu pengukuran atau penilaian melalui suatu tes, yaitu tes prestasi
belajar, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes
prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliii
mengungkap performansi maksimal individu dalam menguasai bahan-
bahan atau materi yang telah di ajarkan (Azwar,1996). Tes prestasi belajar
dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes sumatif. Hasil
dari tes ini merupakan cerminan apa yang telah dicapai oleh mahasiswi
dalam belajar. Hasil dari tes dapat berupa angka-angka atau huruf-huruf
yang masing-masing mempunyai makna yang bertingkat untuk melihat
baik-buruk dari hasil belajar individu. Bukti dari prestasi belajar
mahasiswi di dokumentasikan dalam buku yaitu buku laporan kemajuan
mahasiswi.
Prestasi merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswi, dan
mereka mulai menyadari bahwa mulai saat inilah mereka di tuntut untuk
menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Mahasiswi mulai melihat
kesuksesan atau kegagalan masa kini untuk meramalkan keberhasilan di
kehidupan mereka nanti sebagai orang dewasa. Pengertian prestasi belajar
dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan mahasiswi dalam proses
belajar yang dilihat dari nilai ketuntasan belajar pada akhir semester (SK
Dirjen Mandikdasmen no 12/2008).
Kesimpulan tentang definisi dari prestasi belajar yaitu tingkat
keberhasilan mahasiswi selama mengikuti proses belajar pada periode satu
semester pada satu lembaga pendidikan yang hasilnya dinyatakan dengan
bentuk angka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliv
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam mencapai prestasi belajar
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri individu yang dan ada pula dari luar diri individu. Faktor-faktor
yang menentukan pencapaian hasil belajar tersebut adalah faktor internal
atau faktor yang berasal dari dalam diri yang meliputi: 1) Kesehatan,
kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar, bila seseorang selalu tidak sehat dapat mengakibatkan
tidak bergairah untuk belajar. Pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi
setiap mahasiswi, agar pikiran selalu segar dan bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan belajar. 2) Inteligensi, aspek inteligensi ini besar
sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang
memiliki inteligensi baik, umumnya mudah belajar dan hasilnya
cenderung baik. Sebaliknya individu yang inteligensinya rendah
cenderung mengalami kesukaran dalam belajar sehingga prestasi belajar
rendah. 3) Motivasi belajar. Sama hal nya dengan inteligensi, motivasi
juga memberi pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Motivasi yang
berasal dari dalam diri, karena adanya kesadaran akan pentingnya belajar.
Motivasi yang berasal dari luar, yaitu dorongan yang datang dari luar diri,
seperti guru, orang tua atau teman. Seorang mahasiswi yang belajar
dengan motivasi kuat, akan melaksanakan dengan sungguh-sungguh serta
semangat (Sukmadinata, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlv
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
1) Keluarga, faktor keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak dalam belajar. Faktor orang tua sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Hubungan
pernikahan, pengasuhan dan perilaku mahasiswi dapat saling memiliki
efek langsung maupun tak langsung terhadap satu sama lain. Satu contoh
efek langsung adalah pengaruh perilaku orang tua terhadap anaknya.
Seperti konflik pernikahan dapat mengurangi efisiensi fungsi orang tua,
yaitu dapat memiliki pengaruh tidak langsung terhadap perilaku mahasiswi
(Thiessen, 1997). Perpisahan dan perceraian adalah merupakan masalah
perasaan yang berat, yang membawa remaja khususnya ke dalam konflik.
Selama tahun pertama setelah perceraian: kualitas pengasuhan orang tua
terhadap anaknya sering buruk, orang tua lebih sibuk dengan perasaan
mereka sendiri. 2) Suasana rumah. Rumah merupakan tempat tinggal,
tempat berkumpul anggota keluarga. Suasana rumah yang tenang, damai
dan penuh kehangatan kasih sayang serta keakraban antar anggota, sangat
besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar. 3) Pendidikan orang
tua. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kemajuan belajar anaknya. Orang tua yang
mempunyai pendidikan tinggi, mempunyai pandangan yang lebih tinggi
terhadap kemajuan prestasi anaknya. Pola asuh orang tua yang memiliki
pendidikan cukup berbeda dengan pola asuh orang tua yang memiliki
pendidikan rendah. 4) Sekolah, keadaan sekolah tempat belajar turut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvi
mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode
mengajar, fasilitas, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas dan tata
tertib, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan anak. 5) Masyarakat,
keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. 6) Lingkungan
sekitar tempat tinggal juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi
belajar (Sukmadinata, 2007).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswi ada dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal atau faktor yang berasal dari
dalam diri mahasiswi yaitu : kesehatan inteligensi dan motivasi.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri
mahasiswi yaitu : keutuhan keluarga, pendidikan orang tua, suasana
rumah, sekolah dan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvii
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang pembelajaran praktik klinik sudah pernah dilakukan
sebelumnya, antara lain dilakukan oleh :
1. Fransisca Novitasari, 2009. Praktik Klinik Dalam Upaya Pencapaian
Kompetensi Mahasiswa Pada Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Tesis :
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Penelitian yang dilakukan
oleh Fransisca Novitasari berjenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber
data menggunakan informan, tempat penelitian dan dokumen. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, pengamatan dan dokumen. Uji
keterpercayaan data memungkinkan Triangulasi sumber. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa praktik klinik kebidanan prodi D III Kebidanan
pemenang berjalan dengan baik, pencapaian kompetensi mahasiswa ada yang
baik dan ada yang kurang kompeten, kendala yang dihadapi dalam upaya
pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin
adalah kurang mendapat kesempatan melaksanakan asuhan kebidanan dan
jumlah persalinan yang tidak sesuai target dan praktik klinik kebidanan dan
jumlah persalinan yang tidak sesuai target dan praktik klinik kebidanan
merupakan upaya pencapaian kompetensi asuhan kebidanan ibu bersalin.
Rekomendasi penelitian ini adalah perlu adanya peningkatan praktik klinik
kebidanan sehingga dapat mencapai kompetensi pada asuhan kebidanan ibu
bersalin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlviii
2. Netty Herlina, 2006. Rencana Operasional Pembelajaran Praktik Klinik Guna
Meningkatkan pencapaian kompetensi Inti mahasiswa Program Studi
Kebidanan Sutomo Surabaya. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas
Airlangga. Penelitian yang dilakukan oleh Netty Herlina berjenis penelitian
survey yang dilakukan secara cross-sectional dengan menggunakananalisis
deskriptif. Sumber informasi terdiri dari 2 kelompok yakni : mahasiswa
semester VI sebanyak 87 orang dan kelompok dua pembimbing praktik klinik
sebanyak 30 orang terdiri dari pembimbing pendidikan 16 orang dan
pembimbing lahan praktik RSU Dr. Sutomo Surabaya. Instrumen penelitian
adalah kuisioner dan checklist. Variabel penelitian ini adalah : (1)
Pengetahuan, sikap, motivasi dan keterampilan praktik mahasiswa; (2)
keadaan pembimbing klinik (criteria pembimbing klinik, metode
pembimbingan dan frekuensi pembimbingan); Ketersediaan jenis dan jumlah
sasaran di lahan praktik. RSU Dr. Soetomo Surabaya; (4) Manajemen
pembelajaran praktik klinik, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
penilaian); Kondisi sumber daya Prodi Kebidanan Soetomo Surabaya ( SDM,
Lab, perpustakaan, keuangan, fasilitas, dan metode). Penentuan prioritas
masalah menggunakan CARL (Capability, Acceptability, Readiness,
Leverage), serta menentukan pemecahan masalah melalui focus Group
Discussion (FGD). Unit analisis dalam penelitian ini adalah Prodi Kebidanan
Soetomo dan RSU Dr. Soetomo Surabaya. Hasil isu strategis (daftar masalah)
sesuai urutan prioritas masalah adalah : (1) Lahan Praktik RSU Dr. Soetomo :
Jumlah kasus rata-rata 30% dari target yang ditentukan; (2) Manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlix
pembelajaran praktik klinik sebagian besar (55,9%) tidak baik : a) Jadwal
praktik sedang berubah-ubah (diundur), b) ROtasi tidak merata, c) target
terlalu tinggi, d) Frekuensi pembimbingan kurang; (3) Pembimbing : a)
36,8% tidak memenuhi criteria perihal latar belakang pendidikan dari profesi
bidan, b)Metode bimbingan sebagian besar (57,3%) tidak sesuai standar yang
ada, c) Frekuensi pembimbingan sebagian besar (62,1%) tidak sesuai dengan
standar 3 kali dalam satu rotasi; 4) Mahasiswa : Sikap dan motivasi untuk
pelaporan praktik klinik tidak tepat waktu (30% sering terlambat) ; (5)
Sumber Daya : a) SDM terutama dosen pembimbing praktik klinik sebagian
besar tidak sesuai dengan criteria (43,7%), b) Laboratorium : jumlah alat
dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang ada belum sesuai (1 alat : > 10
mahasiswa), c) Perpustakaan : Judul buku, jumlah masing-masing jenis buku
dan tahun penerbitan terbaru kurang, d) Fasilitas : Jumlah computer yang
kurang, ruang kuliah kurang nyaman, tidak ada internet untuk mahasiswa.
3. Farkhondeh Sharif, Sata Masoumi.2005. A qualitative study of nursing
student experiences of clinical practice. Educational Research
Penelitian yang dilkakukan oleh Farkhondeh dan Sata adalah jenis penelitian
kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman belajar
praktik klinik mahasiswa keperawatan dan kebidanan. Teknik pengumpulan
data menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) untuk mengetahui
pendapat dan pengalaman belajar klinik mahasiswa pada saat mahasiswa
dalam proses belajar di klinik. Sebanyak 90 orang mahasisawa keperawatan
dan kebidanan dari fakultas keperawatan dan kebidanan Universitas Shiraz
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
l
dipilih secara random dari 200 orang mahasiswa keperawatan dan kebidanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa keperawatan
dan kebidanan (94%) berjenis kelamin perempuan, sebesar 86% belum
menikah dan usia berkisar antara 18-25 tahun. Dari analisis kualitatif yang
dilakukan peneliti, diidentifikasi empat masalah pokok yang dianggap sangat
penting dalam proses pembelajaran di klinik diantaranya adalah (!)
kecemasan pada saat akan memasuki lahan praktik, (2) adanya perbedaan
antara teori yang diberikan dan praktik yang dilakukan di lahan, (3) Supervisi
klinik yang kurang optimal, (4) Kurangnya kejelasan peran professional
perawat dalam melaksanakan praktik klinik. Rekomendasi penelitian ini
adalah meningkatkan kegiatan supervise klinik untuk membantu
memecahkan masalah mahasiswa perawat baik dari pendidikan maupun
ketika berada dalam pembelajaran klinik. Masukan bagi fakultas ilmu
keperawatan dan kebidanan untuk merencanakan kurikulum yang baik yang
didalamnya terdapat pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan
mahasiswa dalam selama pembelajaran klinik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
li
C. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Metode Pembelajaran
Media Pembelajaran
Sumber mata kuliah
Pelaksanaan pembelajaran Keterampilan dasar Praktik
Klinik Prestasi Belajar
Kendala
Kerjasama dengan mitra kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk menggambarkan
pelaksanaan pembelajaran praktik keterampilan dasar praktik klinik di Prodi D
III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Prodi D III Kebidanan
semester V tahun ajaran 2010/2011 karena pada semester II telah
melaksanakan praktik keterampilan dasar praktik klinik.
C. Sumber Data dan Teknik Sampling
1. Sumber Data
Sumber data kedudukannya sangat penting dalam penelitian
kualitatif karena menyangkut kesahihan dan ketepatan data untuk analisis
lebih lanjut. Ketepatan memilih sumber data atau informan dalam penelitian
ini ditentukan dan didasarkan atas representasi informasi karena itu sampel
sumber data dipilih. Sumber data meliputi sumber data kunci (Key
Informan) dan sumber data pendukung yang dipilih berdasarkan topik
masalah yang ingin digali datanya. Peneliti selama penelitian berusaha
memanfaatkan multi sumber untuk mendapatkan multiperspektif atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liii
permasalahan penelitian. Nara Sumber dalam penelitian ini dibagi menjadi 6
kategori :
a. Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta
membawahi secara langsung semua kegiatan di Program Studi Kebidanan
b.Koordinator Praktik Klinik
Koordinator praktik klinik mempunyai tugas untuk menyiapakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan praktik, mulai dari pembuatan proposal
dan pembagian kelompok praktik.
c. Pembimbing Praktik Klinik
Pembimbing praktik dalam penelitian ini adalah (1). Pembimbing lapangan/
CI (Clinical Instrukcture) yang ditunjuk langsung oleh pejabat yang
berwenang dalam Rumah Sakit dan Puskesmas yang membimbing proses
pembelajaran mahasiswa di lahan praktik. (2). Dosen pembimbing supervise
yang ditunjuk oleh coordinator praktik untuk melakukan kegiatan supervise
ke lahan praktik selama proses pembelajaran praktik.
d.Mahasiswa
Mahasiswa yang dijadikan nara sumber dalam penelitian ini adalah
mahasiswa program studi D III Kebidanan angkatan III Tingkat III Semester
V yang pernah menjalani praktik keterampilan dasar praktik klinik selama
16 hari di lahan praktik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liv
e. Diklat
Diklat yang digunakan adalah lahan yang sudah menjalin kerjasama dengan
STIKES A. Yani dalam bidang Kesehatan.
2. Peristiwa/ Aktivitas/ Tempat
Tempat praktik yang digunakan untuk pembelajaran praktik keterampilan
dasar praktik klinik terdiri dari 3 klasifikasi tempat yaitu :
a. Rumah Sakit Umum/Daerah (Tipe B)
b. Rumah Sakit Umum/Daerah (Tipe C)
c. Pusat Kesehatan Masyarakat
Aktivitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan
observasi di tempat prakti yaitu meliputi alat-alat yang digunakan di lahan
dan kondisi ruangan.
3. Dokumen
Dalam pengumpulan data selain wawancara dengan nara sumber digunakan
juga dengan cara analisis dokumen tentang pembelajaran praktik
keterampilan dasar praktik klinik, diantaranya adalah :
a. Jadwal pembelajaran praktik
b. Presensi mahasiswa
c. Catatan-catatan pembimbing
D. Teknik Sampling
Sumber data utama berupa orang yang dipilih dengan teknik purposive
sampling didasari tujuan dan anggapan peneliti bahwa sampel sumber data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lv
tersebut paling banyak mengetahui dan menghayati informasi yang
diperlukan, masih berkecimpung dalam kegiatan yang diteliti, memiliki
waktu, tidak subyektif dan layak menjadi narasumber. Informan pendukung
lainnya ditentukan berdasarkan jenis informasi sesuai dengan kebutuhan
informasi di lapangan yang dicari dengan teknik snowball sampling. Artinya
informan dipilih karena representasi informasi dan peneliti benar-benar
sudah memahami posisi dan peran dari informan. Faktor lain yang
dipertimbangkan adalah aksesibilitas dan karakteristik dari sumber data.
Sumber data berupa peristiwa dan aktifitas dipilih atas dasar bahwa aktifitas
tersebut mengandung informasi yang diperlukan seperti aktifitas kegiatan
belajar mengajar, peristiwa, insiden dan kejadian lain yang mendukung.
Beberapa aktifitas yang masih samar dan tidak teramati digali dengan
memanfaatkan sumber data berupa informan. Dokumen dipilih berdasarkan
kebutuhan untuk memperkuat dari peristiwa yang diamati oleh informan. Jadi
kedudukan beragam sumber data adalah saling melengkapi sekaligus untuk
kepentingan peningkatan validitasnya.
Pada penelitian ini partisipan adalah mahasiswa angkatan ketiga yang pernah
melaksanakan praktik keterampilan dasar praktik klinik di Rumah Sakit atau
Puskesmas yang ditunjuk oleh STIKES A. Yani Yogyakarta. Adapun criteria
inklusi partisipan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menandatangani surat pernyataan
bersedia menjadi partisipan, tidak mengalami gangguan mental dan mampu
menceritakan masalah yang dialaminya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvi
Rekrutmen parisipan dimulai dengan mengidentifikasi nama dan biodata
partisipan yang memenuhi criteria inklusi. Pertemuan pertama untuk membina
hubungan saling percaya, kesesuaian criteria inklusi penelitian mengadakan
pendekatan lebih dalam.
Peneliti mengadakan kontrak waktu dengan partisipan dalam rangka
mengambil data dengan melakukan wawancara mendalam dan menggunakan
alat perekam dan notebook.
Proses rekrutmen partisipasi saat pelaksanaan penelitian peneliti memperoleh
jumlah partisipan sesuai dengan yang direncanakan pada proposal. Secara
konsep pada penelitian kualitatif tidak ada ketentuan rumus untuk menentukan
besar jumlah partisipan namun ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
jumlah partisipan adalah ketetapan memilih partisipan kunci, kompeksitas dan
keragaman fenomena yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi
pedoman adalah apabila informasi sudah tersaturasi dari partisipan maka
proses pengumpulan data dianggap sudah selesai (Bungin, 2003).
E. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Kepercayaan Data
Dalam penelitian ini cara pengumpulan data dengan menggunakan wawancara
mendalam dan penelusuran dokumen. Untuk menguji keabsahan data perlu
dilakukan uji kredibilitas dengan cara triangulasi. Triangulasi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu triangulasi teknik. Triangulasi teknik yang
digunakan yaitu wawancara dan penelusuran dokumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvii
F. Prosedur dan Jadwal Penelitian
1. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan direncanakan sebagai berikut :
a. Persiapan yang terdiri dari pengurusan surat ijin penelitian, penentuan
lokasi, persiapan penyusunan instrument penelitian, observasi awal
dan menyusun agenda pelaksanaan kegiatan.
b. Pengumpulan data meliputi kegiatan
1) Observasi, wawancara
2) Melakukan review refleksi terhadap data yang diperoleh, mengatur
data sesuai dengan kebutuhan analisis.
c. Analisis data yang terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
1) Cheeking kelengkapan data, diberi kode dan dikategorikan
2) Melakukan analisis, penafsiran atau interpretasi dan
transformasi temuan
3) Merumuskan simpulan yang disesuaikan dengan rumusan
masalah dan temuan di lokasi penelitian.
2. Menulis Laporan
a. Menyusun laporan awal
b. Melakukan review dan revisi
3. Perkiraan Waktu
a. Persiapan : 3 bulan
b. Pengumpulan data : 4 bulan
c. Analisis data : 3 bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lviii
d. Penulisan laporan : 2 bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lix
Tabel 1. Jadwal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
Pelaksanaan Penelitian
N
o
Jadwal
Kegiatan
Bulan Ke
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nop Des
1. Penyusunan
Proposal
2. Seminar
proposal
3. Pembuatan
instrument
penelitian
4. Izin
Penelitian
5. Penelitian
6. Analisa
Data
7. Mendeskrip
sikan hasil
penelitian
8. Hasil
penelitian
9. Seminar
Hasil
Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
10. Perbaikan
Laporan
11. Laporan
Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
1. Lokasi Secara Umum
STIKES A. Yani Yogyakarta merupakan salah satu sekolah tinggi
swasta yang ada di wilayah Yogyakarta tepatnya di Jl. Ringroad Barat
Ambarketawang Gamping Sleman. Pendidikan di STIKES A. Yani
Yogyakarta diresmikan pada tanggal 15 Juni 2006 berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor:
84/D/0/2006 dan memberikan ijin untuk menyelenggarakan 2 (dua) program
studi, yaitu Rekomendasi Departemen Kesehatan No. HK 03.2.4.1.02054
untuk Program Studi Ilmu Keperawatan untuk jenjang program sarjana (S-1)
dan HK 03.2.4.1.02053 untuk Program Studi Kebidanan untuk jenjang
program diploma (D-III) (Panduan Akademik, 2009).
Program Studi DIII Kebidanan menyelenggarakan dua program
berdasarkan latar belakang studi mahasiswa yaitu program reguler dan alih
jalur. Untuk program reguler dengan latar belakang pendidikan mahasiswa
lulusan SMU atau sederajat dan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), sedangkan
alih jalur dengan latar belakang studi lulusan Diploma 1 (D1) Kebidanan.
Beban studi tiap program juga berbeda disesuaikan dengan latar belakang
pendidikannya, program reguler jumlah SKS yang ditempuh sebesar 120 SKS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
diselesaikan dalam waktu 6 semester sedangkan alih jalur sebesar 98 SKS
selama 4 Semester (Panduan Akademik, 2009).
Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta sudah
mempunyai visi, misi dan tujuan yang diseuaikan dengan visi dan misi dari
STIKES A.Yani Yogyakarta yang ingin menjadi lembaga pendidikan yang
unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi
dalam bidang kesehatan yang profesional, mampu bersaing di tingkat
nasional, regional maupun Internasional. Keinginan dari STIKES A. Yani
yang ingin menjadi lembaga yang unggul dan terdepan merupakan motivasi
untuk Program Studi yang ada didalamnya khususnya Program Studi Diploma
III Kebidanan untuk mendidik mahasiswa menjadi bidan yang profesional
sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang telah dibuat.
Pembelajaran keterampilan dasar praktik klinik ini terdiri dari
pembelajaran teori di kelas dan praktikum baik di laboratorium maupun di
lahan praktik. Penerapan pembelajaran teori dan praktikum di laboratorium
dilaksanakan pada semester satu, sedangkan untuk praktiknya dilaksanakan
pada semester dua. Keterampilan dasar praktik klinik ini merupakan salah
satu mata kuliah yang wajib diambil mahasiswa pada semester satu dan dua
dengan kode mata kuliah BD. 208 dengan bobos 3 SKS dengan perincian 1
teori dan 2 praktik. Dalam satu semester pembelajaran terdiri dari 14 kali
pertemuan dan setiap minggunya terdapat dua kali tatap muka yaitu 2 jam
pelajaran dan 3 jam pelajaran. Dalam proses pembelajaran di kelas materi
disampaikan dengan metode ceramah, diskusi, seminar dan penugasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
sedangkan untuk praktikum dilaboratorium menggunakan metode simulasi,
demonstrasi, role play dan bed side teaching (GBPP, 2002).
Untuk praktik keterampilan dasar praktik klinik termasuk dalam
muatan lokal artinya tidak dimasukkan dalam mata kuliah. Praktik ini
dilaksanakan pada semester II dengan bobot 2 SKS. Pelaksanaan praktik ini
dilaksanakan di lahan praktik yaitu meliputi praktik di Rumah Sakit dan
Puskesmas.
2. Struktur Pengelola Program Studi Diploma III Kebidanan
Berdasarkan penulusuran dokumen, Struktur organisasi Program
Studi Diploma III Kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta merupakan struktur
organisasi formal yang baku meliputi Ketua Program Studi yang bertanggung
jawab langsung kepada Ketua STIKES, Sekretaris Program Studi dalam
pelaksanaannya membantu ketua program studi dalam melaksanakan
tugasnya, Sedangkan Koordinator kurikulum, Koordinator Praktik Klinik
Kebidanan dan Koordinator Laboratorium bertanggung jawab kepada ketua
program studi dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan bagian masing-
masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Adapun struktur organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Struktur organisasi Program Studi Diploma III Kebidanan
Stikes A. Yani Yogyakarta
3. Visi dan Misi Program Studi Diploma III Kebidanan
Visi
Menjadi pusat pengembangan pendidikan bidan profesional di bidang
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat pada tingkat nasional dan
regional dengan standar internasional yang memiliki jiwa kewirausahaan, nilai
kejuangan, serta wawasan kebangsaan dalam mengembangkan sumber daya
manusia bidang kesehatan pada tahun 2011 (Panduan Akademik, 2009).
Misi
a) Menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran secara profesional
dalam bidang kesehatan yang bermutu, inovatif, kreatif untuk memenuhi
kebutuhan tenaga profesional yang mandiri, bermoral dan berbudaya,
Ketua Program Studi
Sekretaris Program Studi
Koordinator Kurikulum Koordinator PKK Koordinator Lab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
melalui penyediaan tenaga pengajar yang profesional dan melengkapi
fasilitas pendidikan dengan standar nasional dan internasional.
b) Meningkatkan kegiatan penelitian mahasiswa dan dosen untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan pelyanan kebidanan dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
c) Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat dalam bidang kesehatan berskala nasional,
regional dan internasional (Panduan Akademik, 2009).
Tujuan
Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta
mempunyai tujuan sebagai berikut :
a) Menghasilkan lulusan yang mampu mengabdikan dan
mengimplementasikan pengetahuan dan ketrampilannya dalam bidang
ilmu kebidanan secara profesional kepada masyarakat
b) Menghasilkan bidan yang mampu melaksanakan penelitian yang
mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kebidanan dan
bidang kesehatan pada umumnya.
c) Mengembangkan sikap profesional dalam praktik kebidanan dengan
mengedepankan soft skill, komunikasi interpersonal, dan konseling serta
menjalin kerjasama dalam tim kesehatan.
d) Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi bagi tenaga pengajar
kebidanan yang berstandar dan nasional maupun internasional guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
mendukung inovasi dalam proses pembelajaran dan pelayanan kebidanan
di Indonesia.
e) Menciptakan lingkungan belajar mandiri dan dapat memanfaatkan
teknologi informasi yang modern (Panduan Akademik, 2009).
.
B. TEMUAN PENELITIAN
1. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar praktik klinik di STIKES A.
Yani Yogyakarta
a. Persyaratan untuk mengikuti pembelajaran keterampilan dasar praktik
klinik
Latar belakang dilaksanakannya praktik keterampilan dasar
praktik klinik adalah karena adanya kebutuhan tentang pengalaman yang
nyata terhadap apa yang telah dipelajari dalam mata kuliah keterampilan
dasar praktik klinik. Dalam melaksanakan praktik ini ada persyaratan yang
harus dipenuhi oleh mahasiswa Sebelum mahasiswa dipraktikkan di lahan
yaitu harus menempuh ujian Pre Clinic examination Standar yang
biasanya dijadwalkan satu minggu sebelum praktik dimulai. Hal ini sesuai
dengan pernyataan informan sebagai berikut :
“Persayaratan sebelum mahasiswa bisa mengikuti praktik ya mahasiswa harus lulus ujian atau pces yang dilaksanakan di lab. Satu minggu sebelum dilaksanakannya praktik. Kalau ada mahasiswa yang tidak lulus ya harus ikut remidi kalau remidi satu kali mereka belum lulus tidak boleh ikut praktik., tapi biasanyha remidi satu kali mereka lulus soalnya sebelum dilakukan remidi biasanya ada simulasi lagi dari tiap penguji…” (informan Koordinator Praktik Klinik Kebidanan, wawancara tanggal 10 Oktober 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Berdasarkan penulusuran dokumen Panduan Akademik, Pre
Clinic examination Standar merupakan ujian yang dilakukan untuk
menilai sejauh mana persiapan mahasiswa sebelum diterjunkan ke lahan,
ujian tersebut terdiri dari kompetensi-kompetensi yang akan diterapkan di
lahan praktik. Tujuan diadakan Pre Clinic Examination Standar (PCES)
ini diharapkan dapat mereview, menstandarkan dan mengevaluasi seluruh
keterampilan mahasiswa dalam konteks standar kompetensi sesuai mata
kuliah yang telah didapatkan dan akan diaplikasikan pada saat di lahan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) baik secara kognitif, afektif maupun
psikomotor. Tahap pelaksanaan ujian Pre Clinic examination Standar
yaitu mahasiswa dibagi beberapa kelompok masing-masing diuji oleh
dosen, dan materi yang diujikan adalah sesuai dengan kompetensi yang
harus dicapai mahasiswa di lahan. Pelaksanaan ujian masing-masing
diberikan waktu 10 menit dalam setiap kompetensinya dan untuk format
penilaian tentang tindakan yang telah dilakukan mahasiswa denga
menggunakan lembar Chek list yang telah disediadan sesuai dengan apa
yang di ujikan. Penilaian tersebut meliputi kamampuan kognitif (responsi),
afektif (sikap pada saat pelaksanaan), dan psikomotor (ketrampilan
pelaksanaan). Responsi juga dilakukan yaitu berupa tanya jawab materi
yang berkaitan berkaitan dengan tindakan yang sudah dilakukan dan
didokumentasikan setelah ujian secara keseluruhan selesai. Apabila
mahasiswa tersebut tidak lulus dalam ujian Pre Clinic examination
Standar tersebut maka mahasiswa diberikan kesempatan satu kali untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
mengikuti uji ulang tetapi jika mahasiswa masih tidak lulus mahasiswa
tidak akan diterjunkan di lahan praktik untuk mengikuti praktik
keterampilan dasar praktik klinik dan harus ikut untuk praktik berikutnya
setelah lulus ujian Pre Clinic examination Standar.
b. Persiapan Praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik
1) Penyusunan Silabi Praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Persiapan dalam pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik klinik
untuk penyusunan kurikulum masih masih mengacu pada kurikulum dari
Depkes yaitu kurikulum kebidanan tahun 2002. Setiap tahun Program
Studi Diploma III Kebidanan melakukan peninjauan ulang terhadap isi
dari silabi tersebut. Dalam penyusunan dan peninjauan ulang di Program
studi Diploma III Kebidanan yang melibatkan Kepala Program Studi
Diploma III Kebidanan, Sekretaris Program Studi Diploma III Kebidanan,
Koordinator Praktik Klinik Kebidanan dan Koordinator Kurikulum.
Berdasarkan penelusuran dokumen silabi praktik klinik, bahwa
penyusunan silabi praktik klinik masih mengacu pada GBPP (Garis Besar
Program Pengajaran) yang telah disusun oleh Depkes. Perubahan isi
disesuaikan dengan kebutuhan atau kompetensi peserta didik.
Hal ini seperti yang diungkapkan informan berikut :
“kalau dalam pembelajaran ya silabinya harus di buat dulu, pembuatan silabinya kita masih mengacu pada Depkes 2002. Isi silabinya ya tentang kompetensi mahasiswa itu apa saja… setiap tahun prodi juga meninjau ulang isi dari silabi praktik dan kompetensi yang harus dicapai mahasiswa yang tercantum dalam buku target tersebut (informan Koordinator Praktik Klinik Kebidanan, wawancara tanggal 10 Oktober 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Lama Persiapan Praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Berdasarkan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2011
terhadap koordinator praktik klinik didapatkan informasi bahwa
pengaturan pelaksanaan pembelajaran praktik klinik diawali dengan
penyusunan proposal praktik yang dibuat dan diajukan ke lahan praktik
dalam waktu yang lama yaitu 4 bulan sebelum praktik dilaksanakan,
setelah proposal tersebar 1 bulan kemudian pihak pendidikan melakukan
konfirmasi atau follow up ke lahan praktik apakah proposal yang diterima
telah dipelajari dan disetujui sesuai dan untuk memastikan berapa jumlah
mahasiswa yang diterima. Apabila jumlah mahasiswa yang diterima tidak
sesuai dengan yang diajukan, maka akan dialihkan ke lahan praktik lain.
3) Kesiapan Lahan Dalam Mempraktikkan Mahasiswa
Kesiapan lahan praktik dalam menerima jumlah mahasiswa juga sangat
diperlukan, dalam pelaksanaan praktik tidak hanya satu institusi saja yang
mempraktikkan mahasiswa sehingga lahan harus bisa menghitung berapa
kapasitas 1 ruangan yang bisa ditempati mahasiswa dengan
mempertimbangkan jumlah pasien yang ada.
4) Pengaturan Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Keterampilan Dasar Praktik
Klinik
Setelah proposal sudah siap maka koordinator praktik klinik melakukan
persiapan pelakasanaan pembelajaran praktik keterampilan dasar praktik
klinik diantaranya adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
a) Rapat koordinasi praktik keterampilan dasar praktik klinik yang diadakan
2 minggu sebelum praktik dilaksanakan, rapat ini dihadiri oleh semua dosen
pembimbing supervisi. Isi rapat tersebut membahas tentang target yang harus
dicapai mahasiswa, jadwal bimbingan mahasiswa, jadwal pengantaran
mahasiswa.
b) Pembekalan mahasiswa, materi dalam pembekalan mahasiswa yaitu
tentang jadwal pelaksanaan praktik, penyebaran tempat praktik, kompetensi
yang harus di capai, tugas-tugas yang harus dilaksanakan selama praktik
berlangsung dan yang paling penting adalah tentang tata tertib pelaksanaan
praktik keterampilan dasar praktik klinik
c) Koordinasi dengan lahan praktik, koordinasi ini dilaksanakan sebelum
mahasiswa di serahkan ke lahan praktik. Jadwal pelaksanaan koordinasi
disesuaikan dengan permintaan lahan praktik, ada juga lahan praktik yang
menginginkan koordinasi bersamaan dengan penyerahan mahasiswa.
Koordinasi dengan lahan praktik biasanya dihadiri oleh CI lahan, bagian
diklat dan dosen dari akademik.
d) Penyerahan mahasiswa ke lahan praktik, dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan dan disesuaikan dengan lahan praktik biasanya
1 hari sebelum pelaksanaan praktik atau pada hari pertama mahasiswa mulai
praktik.
Hal ini juga seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut :
“persiapan sebelum mahasiswa dipraktikkan ya biasanya empat bulan sebelumnya saya membuat proposal, terus satu bulan kemudian difollow up kira-kira jumlah mahasiswa yang bisa diterima berapa, kalau sudah pasti misalnya ada yang ditolak kan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
saya bisa mengalihkan ke lahan praktik lain…” (informan Koordinator Praktik Klinik Kebidanan, wawancara tanggal 10 Oktober 2010).
c. Pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik klinik
Praktik keterampilan dasar praktik klinik dilaksanakan sesuai
dengan kalender akademik yang telah dibuat, praktik ini dilaksanakan
selama 16 hari yaitu mulai tanggal 15-30 Juni 2009 dan diikuti oleh
mahasiswa semester II sebanyak 296 orang. Dikarenakan banyaknya
mahasiswa yang melaksanakan praktik ini dan pelaksanaannya juga
hampir bersamaan dengan praktik dari institusi lain di wilayah Yogyakarta
sehingga pelaksanaan tidak hanya di wilayah Yogyakarta tetapi juga
dilaksanakan sampai wilayah Jawa Tengah. Agar pencapaian target
mahasiswa terpenuhi maka praktik ini dilaksanakan di 30 tempat praktik
yaitu 18 Rumah Sakit di wilayah Jawa Tengah, 11 Rumah Sakit dan 1
Puskesmas di wilayah Yogyakarta. Dalam pelaksanaan praktik di lahan
disesuaikan dengan jenis kompetensi mahasiswa, dan dalam praktik
KDPK ini targetnya masih umum artinya masih di bangsal umum yang
belum fokus ke kebidanannya
Pengaturan jadwal praktik atau penempatan mahasiswa
ditentukan oleh pihak lahan dan dalam pelaksanaannya dilakukan rotasi
untuk setiap bangsal yang ditempati sesuai dengan waktu pelaksanaannya
tetapi ada juga lahan praktik yang meminta dari pihak institusi untuk
menentukan jadwal rotasinya. Hal ini seperti dengan pernyataan informan
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
“kalau untuk pengaturan jadwal itu eee gini ada lahan praktik yang itu kita yang menentukan itu seperti di rumah sakit itu ada yang seperti itu kita yang menentukan untuk rotasi dari bangsal satu ke bangsal yang lainnya seperti itu, tetapi ada juga lahan yang memang sudah ditentukan seperti itu, e… apa minggu pertama Si A Si B Si C dan si D ini dibangsal A kemudian untuk rolling di bangsal B itu ada juga yang dari pihak lahan yang menentukan seperti itu. Kalau untuk di RSUD sleman itu kebetulan jadwalnya sudah diatur dari RSUD klau untuk jadwal rotasi mahasiswa antar bangsal itu sudah diatur dari pihak rumah sakit RSUD Sleman begitu”
“… Kalau misalnya untuk yang mengatur jadwal sekian orang misalnya o untuk bulan ini. Dari pihak RSUD misalnya bangsal ini siapa bangsal ini siapa di poli ini siapa...” (informan Kepala Diklat RSUD Sleman, wawancara tanggal 2 Agustus 2010).
“Biasanya walaupun dari pihak institusi sudah membawakan jadwal tapi tetap dari pihak CI pendidikan itu menyerahkan sepenuhnya jadwal di rubah sesuai dengan kondisi ruangan, situasi ruangan. Itu tergantung dari kampus kalau biasanya yang kita biasanya ya biasa-biasa itu pihak kampus menyerahkan ke ruangan walaupun dia sudah dibawakan jadwal Cuma monggo kalau dari bangsal mau merubah tidak masalah” (informan Clinical Instructure RSUD Sleman, wawancara tanggal 31 Juli 2010).
Pelaksanaan praktik harus dilakukan dengan sungguh-sungguh
dan harus mentaati peraturan yang telah ditentukan baik dari pihak
Institusi pendidikan maupun dari lahan praktik. Berdasarkan penelusuran
dokumen buku panduan praktik keterampilan dasar praktik klinik, tata
tertib yang harus ditaati mahasiswa adalah sebagai berikut :
a. Datang di lahan praktik tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan dan menandatangani daftar hadir
b. Setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan lapangan sesuai jenis dan
jadwal yang telah ditentukan dengan prosentase kehadiran 100%
c. Mengisi daftar hadir yang telah ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d. Tidak meninggalkan tempat praktik tanpa sepengetahuan pembimbing
e. Melakukan kegiatan praktik sesuai dengan target yang telah
ditentukan
f. Membuat dan menyerahkan laporan kegiatan yang telah ditentukan
g. Mahasiswa wajib konsultasi dengan dosen pembimbing
h. Apabila karena ketentuan hal, mahasiswa tidak melaksanakan praktik,
maka mahasiswa wajib lapor kebagian pendidikan dan pembimbing
lapangan secara tertulis, dengan lampiran surat keterangan yang
dikeluarkan oleh pihak berwenang
i. Mahasiswa wajib mengganti praktik sesuai dengan jumlah hari yang
ditinggalkan di hari yang lain
j. Mahasiswa wajib menggunakan seragam praktik putih-putih, sepatu
putih, serta rencana dan tanda pengenal. Bagi mahasiswa yang
menggunakan busana muslim memakai celana panjang, kerudung
diberi lis biru
k. Mahasiswa berambut pendek terurai tidak boleh melebihi leher bahu,
bagi yang berambut panjang disanggul dan bagi yang berjilbab
memakai jilbab rapi dan bersih sesuai dengan ketentuan yang berlaku
l. Transportasi praktik ditanggung mahasiswa
m. Bila datang ke ruangan terlambat 15 menit/lebih atau pulang 15 menit
sebelum waktunya pembimbing lapangan berhak menegur dan
melaporkan pelanggaran tersebut kepada PA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
n. Bila tidak menggunakan seragam lengkap sesuai dengan ketentuan
dari RS dan institusi pendidikan, maka mahasiswa tidak
diperkenankan mengikuti praktik
o. Kehadiran kurang dari 100% tidak diperkenankan mengikuti ujian
praktik
p. Hal yang belum diatur dalam peraturan ini lebih lanjut oleh ketua
program studi kebidanan
Jika dalam pelaksanaannya mahasiswa tidak mentaati tata tertib
atau melanggar dari peraturan yang yang telah ditentukan maka
mahasiswa akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan Akademik atau
lahan praktik.
Pembelajaran merupakan kegiatan wajib yang harus diberikan
dosen kepada anak didiknya untuk mempersiapakan generasi bangsa yang
berkualitas.Maka seorang pendidik harus menerapkan metode yang efektif
dan efisien guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dosen
menggunakan metode dengan harapan proses belajar mengajar belajar
dengan menyenangkan dan tidak menimbulkan kebosanan. Dalam
pembelajaran keterampilan dasar praktik klinik dosen menggunakan
metode yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan di kelas maupun di
laboratorium. Hal ini seperti yang diungkapkan informan berikut :
“…untuk pembelajaran KDPK kemarin di kelas itu lebih banyak menggunakan ceramah kalau untuk di kelasnya jadi e...dari dosen itu menerangkan dari pokok bahasan ke pokok bahasannya seperti itu, karena untuk KDPK itu kan juga banyak teorinya yang harus di... mengerti oleh mahasiswa sebelum nanti mahasiswa itu dipraktikkan di lab dan di terjunkan di lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
seperti itu. Kalau untuk di lab itu biasanya nanti dengan metode bedside teaching seperti itu jadi e... nanti saya menerangkan dulu mungkin sekilas tentang teorinya itu saya berikan jadi disitu diterangkan sedikit baru nanti saya praktikkan kemudian mahasiswa itu disuruh nyoba satu-satu biasanya seperti itu. Mahasiswa mencoba satu-satu nanti kita bimbing kita tungguin seperti itu kalau misalnya sudah satu-satu mencoba semua kami juga menjadwalkan untuk praktik mandiri. Kalau praktik mandiri itu bisa juga tetap didampingi atau dibantu oleh petugas labdisitu yang menunggui, kalau misalkan menggunakan metode bedside teaching itu kan langsung ke peerasat ya, pembelajaran langsung di samping tempat tidur seperti itu jadi lebih mudah mahasiswa dari pada saya e.... suruh maju satu-satu padahal belum saya praktikkan itu kan juga susah kalau misalkan langsung saya lepaskan itu kan juga nanti tidak bisa membenahi, jadi harus ditungguin satu-satu gitu.” (informan dosen keterampilan dasar praktik klinik, wawancara tanggal 1 Agustus 2010).
Dalam penerapan metode pembelajaran tentunya dosen
memiliki alasan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu dan tentunya
bertujuan untuk untuk mencapai tujuan dari materi yang
diharapkan.Dalam penggunaan metode pembelajaran di kelas untuk
penyampaian teori dan praktikum di laboratorium dosen menggunakan
metode yang berbeda untuk memudahkan mahasiswa dalam menangkap
materi yang disampaikan. Hal ini seperti yang telah diungkapakan
informan sebagai berikut :
” ....karena untuk KDPK itu kan juga banyak teorinya yang harus di... mengerti oleh mahasiswa sebelum nanti mahasiswa itu dipraktikkan di lab dan di terjunkan di lapangan seperti itu. ”(alasan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran di kelas) (informan dosen keterampilan dasar praktik klinik, wawancara tanggal 1 Agustus 2010).
”...metode bedside teaching itu kan langsung ke peerasat ya, pembelajaran langsung di samping tempat tidur seperti itu jadi lebih mudah mahasiswa dari pada saya e.... suruh maju satu-satu padahal belum saya praktikkan itu kan juga susah kalau misalkan langsung saya lepaskan itu kan juga nanti tidak bisa membenahi, jadi harus ditungguin satu-satu gitu. ”(alasan menggunakan metode bedside teaching dalam pembelajaran di laboratorium) (informan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dosen keterampilan dasar praktik klinik, wawancara tanggal 1 Agustus 2010).
Variasi metode yang digunakan dosen diharapkan akan
mempermudah mahasisawa dalam penerimaan pembelajaran dan tidak
menimbulkan kebosanan terhadap materi yang disampaikan. Dengan
demikian proses belajar mengajar akan berjalan lancar dan menyenagkan.
Mengajar tidak selalu diartikan sebagai upaya untuk
menyajikan materi saja meskipun kegiatan menyajikan materi adalah
sebagian dari kegiatan pembelajaran tetapi masih banyak cara lain yang
dapat dilakukan untuk membuat siswa belajar. Pemanfaatan media
seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari dosen agar dapat
mengefektifkan tujuan dari proses pembelajaran. Berdasarkan fungsinya
sendiri media dapat alat peraga dan sarana. Pembelajaran keterampilan
dasar praktik klinik ini dilakukan di kelas untuk penyampaian teori dan
laboratorium untuk praktikumnya serta media yang digunakan juga
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
Hal ini juga seperti yang diungkapkan informan sebagai berikut :
“Kalau di kelas itu biasanya saya menggunakan power point itu nanti di slidekan di LCD seperti itu nggeh kemudian papan tulis kalau misalkan nanti ada penghitungan dan lain sebagainya yang perlu dijelaskan di papan tulis gitu. Kalau untuk di lab itu biasanya kami menggunakan phantom kemudian alat-alat yang disesuaiakan dengan kompetensi yang diajarkan pada saat itu misalkan saja untuk pemasangan kateter jadi harus ada e... alat genetalia laki-laki maupun perempuan nggeh kemudian alat-alatnya seperti kateter, bengkok dan lain sebagainya dan ada juga papan tulis yang nantinya e... mungkin kalau pas ngukur apa intake output misalnya kan seperti itu atau misalkan untuk mengukur dan lain sebagainya seperti itu. Untuk menjelaskan lebih lanjut nanti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
juga dibutuhkan papan tulis dan spidol.” (informan dosen keterampilan dasar praktik klinik, wawancara tanggal 1 Agustus 2010).
Dalam pembelajaran dosen memiliki alasan tersendiri kenapa
menggunakan media tersebut, penggunaan media diharapkan tujuan
belajar akan dilaksanakan secara maksimal dan guru tidak harus
mengulang-ulang materi yang diajarkan sebab dengan sekali sajian
menggunakan media mahasiswa akan lebih mudah untuk mempelajarinya
dan ketika mahasiswa dipraktikkan dilahan untuk metode
pembelajarannya tentu akan berbeda karena akan menerapkan apa yang
telah dipelajari langsung dengan pasien. Sistem pembelajaran praktik
keterampilan dasar dilaksanakan dengan cara membagi kelompok
mahasiswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3-5 kelompok
dengan pembimbing dari Institusi pendidikan dan lahan praktik.
Bimbingan pada saat melakukan bimbingan dilaksanakan dengan metode
bedside teaching (pendampingan mahasiswa ke pasien ) tetapi juga
disesuaikan dengan kondisi lahan praktik. Selain itu juga mengadakan
response tentang apa yang sudah didapatkan mahasiswa selama di lahan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan informan berikut :
“Untuk pembelajaran praktik keterampilan dasar praktik klinik dilakukan pembimbingan oleh pembimbing dari institusi pendidikan dan pembimbing lahan atau yang sering disebut pembimbing klinik” (informan Koordinator Praktik Klinik Kebidanan, wawancara tanggal 10 Oktober 2010).
“Ya kita masih mengacu pada individu, kita ada pre dan post conferens ada… ronde kemudian dilanjutkan bedside teaching biasanya kita juga untuk Tanya jawab langsung kepada mahasiswa target apa yang belum tercapai kemudian kita bias membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
melakukan yang belum tercapai (informan Clinical Instructure, wawancara tanggal 11 Agustus 2010)
“Biasanya ya datang ditanyakan pencapaian targetnya bagaimana, ada masalah tidak. Em… kadang-kadang juga melakukan evaluasi praktik mahasiswa dengan bedside teaching tapi semua disesuaikan kondisi lahan (informan Dosen Pembimbing supervisi, wawancara tanggal 8 Oktober 2010)
2. Kerjasama dengan mitra kerja
Berdasarkan penelusuran dokumen borang institusi, STIKES
Ahmad Yani Yogyakarta telah mengadakan banyak kerjasama dengan pihak
lahan yaitu dengan BPS (Bidan Praktik Swasta), RB (Rumah Bersalin), dan
RS (Rumah Sakit). Sebelum melakukan kerjasama dengan lahan praktik
pihak institusi mengajukan draf MOU beserta surat pengantarnya kepada
kepala pihak lahan praktik yang akan dituju dan telah disesuaikan dengan
kebutuhan. Draf MOU dan surat pengantarnya disiapkan oleh bagian
kesekertariatan, setelah itu ada follow up dari pihak institusi yang kemudian
mendapatkan balasan. Dalam melakukan kerjasama dengan lahan praktik
kebanyakan lahan menggunakan draf yang diajukan oleh institusi sebagai
acuan contohnya Bidan Praktik Swasta (BPS)/Rumah Bersalin (RB), akan
tetapi ada lahan praktik yang sudah mempunyai patokan draf dari MOU itu
sendiri contohnya rumah sakit. Apabila isi perjanjian belum sesuai dengan
kedua belah pihak maka diadakan revisi dan setelah isi perjanjian telah
disetujui kedua belah pihak maka akan dilakukan penandatanganan oleh
kedua belah pihak. Hal ini seperti yang diungkapkan informan berikut :
“… mengajukan draf MOU ke lahan praktik beserta suratnya jadi dari sana nanti follow up, kemungkinan apakah bisa dilakukan kerjasama atau tidak seperti itu la kalu misalkan bisa dilakukan kerjasama ya kita menindak lanjuti untuk MOU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kemudian kita adakan pertemuan secara bersama antara dua belah pihak stikes ahmad yani dengan lahan praktik kemudian disitu ada penandatanganan seperti itu.” (informan Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan, wawancara tanggal 29 Juli 2010)
Semua isi dari perjanjian tersebut sudah dituangkan dalam MOU
yang meliputi dasar dari pembuatan kerjasama tersebut, tujuab diadakannya
kerjasama antara kedua belah pihak, ruang lingkup kerjasama, pelaksanaan
dari kegiatan yang akan dilakukan, wilayah kerja, hak dan kewajiban masing-
masing pihak force majeur, penyelesaian Perselisihan jika dalam
melaksanakan kerjasama ada yang tidak sesuai dengan perjanjian, Jangka
waktu kerjasama, dan pembiayaan. Isi dari MOU tersebut harus dilaksanakan
oleh kedua belah pihak dengan sebaik-baiknya. Hal ini seperti yang yang
diungkapkan beberapa informan berikut :
“… tentang tujuannya dilakukan perjanjian itu, kemudian hak pihak pertama pihak kedua, kemudian kewajiban pihak pertama pihak kedua kemudian sanksi seperti itu. Kemudian ada addendum apabila diperlukan. Untuk pihak pertama itu adalah lahan praktik, kemudian pihak kedua adalah Stikes Ahmad Yani.” (informan Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan, wawancara tanggal 29 Juli 2010)
“… ada hak dan kewajiban masing-masing para pihak itu tercantum dengan jelas…” (informan Kepala Diklat RSUD Sleman, wawancara tanggal 2 Agustus 2010).
Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum menuntut haknya. Hak dan kewajiban harus berjalan
seimbang sesuai dengan ketentuan. Dalam isi perjanjian tersebut telah
disebutkan terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak yaitu hak dan
kewajiban dari pihak pertama dalam arti pihak mitra kerja dan hak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kewajiban dari pihak ke dua dalam hal ini adalah STIKES A Yani
Yogyakarta. Isi dari hak dan kewajiban tersebut antara lain untuk pihak
pertama yaitu memperoleh informasi penjadwalan berdasarkan jumlah
mahasiswa, dll dan hak dari pihak kedua adalah menerima informasi jenis
kompetensi, jumlah mahasisdwa, jadwal pelaksanakan, lokasi lahan praktik
dari pihak kesatu, dll. Sedangkan untuk kewajiban dari pihak kesatu yaitu
memberikan rekomendasi penggunaan lahan sesuai dengan surat permohonan
dari pihak kedua, dll. Untuk kewajiban dari pihak kedua adalah mengajukan
permohonan penggunaan lahan praktik kepada pihak kesatu paling lambat
satu bulan sebelumnya, dll. Untuk isi lebih lengkap dan terperinci tenyang
hak dan kewajiban masing-masing pihak terlampir dalam MOU. Hal ini
seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan berikut:
“Untuk hak dari Stikes Ahmad Aani yaitu mendapatkan lahan praktik setelah kita mengajukan proposal untuk setiap praktik seperti itu, kemudian mendapatkan pembimbingan dari CI lahan praktik, fasilitas kalau memang dari lahan praktik memenuhi. Kemudian kalau hak pertama atau lahan praktik itu ya mendapatkan biaya atau akomodasi dari bimbingan. Kalau untuk kewajiban seperti yang saya utarakan ada hak ada kewajiban ya, jadi kita memiliki kewajinban untuk yang pertama mungkin secara teknis mengajukan proposal kelahan praktik setiap praktik, kemudian kita berkewajiban untuk membayar biaya praktik atau akomodasi seperti itu, kalau kewajiban dari pihak pertama atau lahan praktik ya memberikan fasilitas atau perasat atau kompetensi untuk tercapainya kompetensinya mahasiswa, kemudian pembimbingan kepada mahasiswa seperti itu.” (informan Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan, wawancara tanggal 29 Juli 2010)
“Misalnya hak institusi itu menggunakan fasilitas RSUD selama e yang mendukung dalam praktik itu misalnya kemudian hak pembimbingan, kalau kewajibannya antara lain untuk istitusi itu membayar retribusi dengan peraturan yang berlaku. Dari lahan untuk hak ya menerima retribusi dari institusi yang mana tersebut itu paling lambat satu hari sebelum pelaksanaan kemudian e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menerima kesimpulan laporan di akhir pelaksanaan terus dibuat setelah selesai jadi satu periode itu misalnya haknya kewajibannya ya bimbingan, menyediakan fasilitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan diklat.” (informan Kepala Diklat RSUD Sleman, wawancara tanggal 2 Agustus 2010).
Berikut ini contoh ISI MOU dari Dinas Kesehatan Sleman
Yogyakarta yang telah ditandatangani, yang mengatur tentang beberapa hal
diantaranya adalah :
1) Pelaksanaan kegiatan praktik, dimana salah satu isi pernyataan dalam
MOU berbunyi “Pengiriman peserta program pendidikan ke RSUD
Sleman, RSUD Prambanan dan Puskesmas dalam rangka peningkatan
kompetensi mahasiswa melalui praktik kerja lapangan”
2) Hak dan Kewajiban para pihak, salah satu isi pernyataan dalam MOU
berbunyi “memberikan rekomendasi penggunaan sesuai dengan surat
permohonan pihak kedua” dan pihak kedua mengajukan permohonan
penggunaan lahan praktik kepada pihak kesatu paling lambat 1 (satu)
bulan sebelumnya”.
Pihak pertama dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan Sleman dan pihak
kedua merupakan STIKES A. Yani Yogyakarta.
Untuk Isi MOU selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran MOU dari
Dinas Kesehatan Sleman Yogyakarta.
3. Prestasi belajar mahasiswa
Dari hasil penelusuran dokumen borang akademik, nilai jadi
praktik keterampilan dasar praktik terdiri dari beberapa komponen yaitu 30%
dari nilai Pre Clinic examination Standar dan 30% nilai ujian praktik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
40% nilai praktik itu sendiri. Cara menilai Pre Clinic examination Standar
dengan menggunakan checklist sesuai dengan kompetensinya dan batas lulus
ujian ini adalah lebih atau sama dengan 76. Sedangkan nilai ujian didapatkan
dari nilai pre test, pelaksanaan perasat, dan post test itu sendiri (format
penilaian terlampir). Untuk nilai praktik itui sendiri terdiri dari penilaian
kehadiran mahasiswa dan lembar penilaian praktik yang sudah didapatkan
dari institusi pendidikan.
Dasar penilaian praktik juga terdiri dari beberapa komponen yang
meliputi penilaian sikap, keterampilan dan responsi. Penilaian praktik
keterampilan dasar praktik klinik didapatkan dari penilaian dosen
pembimbing dilahan praktik dan penilaian Clinical Instructure di tempat
praktik. Penilaian dosen Pembimbing dan Clinical Instructure di tempat
praktik hanya penilaian ujian dan penilaian praktik saja yang kemudian akan
dikomulasikan dengan nilai Pre Clinic examination Standar oleh koordinator
praktik.
Tabel 2. Diskripsi pencapaian prestasi belajar praktik
keterampilan dasar praktik klinik mahasiswa Program Studi Diploma III
Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta Angkatan IV
No Nilai N % 1. A 72 24,32 2. B 224 75,68
Total 296 100 Sumber : Laporan pertanggungjawaban kegiatan praktik keterampilan dasar praktik klinik
program studi Diploma III Kebidanan Angkatan IV STIKES A. Yani Yogyakarta
Berdasarkan tabel di atas didapatkan data bahwa dari 296
mahasiswa yang melaksanakan praktik keterampilan dasar praktik klinik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 72 orang (24,32%) dan nilai
B sebanyak 224 mahasiswa (75,68%).
Belajar merupakan suatu proses, yang mengakibatkan adanya
perubahan perilaku, ini berarti setelah belajar individu mengalami perubahan
dalam perilakunya. Perubahan perilaku dan kecakapan yang diperoleh dari
hasil usaha dan latihan, tiap individu tidak sama hasilnya. Ada individu
dengan cepat bisa menguasai ilmu dan keterampilan namun ada individu
yang lambat dalam mencapai hasil belajar. Belajar merupakan suatu proses
dan proses tersebut tidak kelihatan yang kelihatan adalah hasil belajar
tersebut. Jadi prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai, prestasi setiap
mahasiswa berbeda-beda tergantung usaha dan ketekunan masing-masing.
Pernyataan ini dapat dilihat dari informasi beberapa informan berikut :
”Kemarin alhamdulilah saya dapat A buk, IP tiga koma. Khusus untuk KDPK ini sendiri ya buk ya, KDPK ini sendiri kan kebanyakan ke praktik apalagi praktik langsung dengan pasien jadi kita itu modalnya nekat tapi pakai ilmu, jadi kita itu punya ilmu dan kita itu juga harus berani gitu lo buk, kita kan udah diajari kemarin ya diterapkan aja.Kalau cara belajar ya untuk di kelas ya kita berusaha untuk memperhatikan ya kalau di rumah ya perlu di ulang-ulang lagi, ya belajarnya sendiri.” (informan mahasiswa STIKES A Yani 2, wawancara tanggal 11 Agustus 2010)
“Pas bu tiga koma enol enol, iya dapat poinnya kemarin itu dapat b ya b memuaskan tapi kurang. Belajar dan pertama melihat dulu baru kita melakukan sambil didampingi sambil baca-baca buku lain buk. Ya mungkin saya ga sepenuhnya mengeerjakan praktiknya karena mungkin ada kecanggungan kita kemarin pernah bicara tentang kateter itu saya tidak mengambil karena saya masih canggung karena pasiennya laki-laki terus ya mungkin dari praktiknya ada yang belum saya dapatkan perasat-perasatnya belum semuanya gitu buk contohnya kateter, Cuma kateter sama ngt buk. Karena saya belum percaya diri belum terlalu menguasai terus yang perasat yang kateter itu karena itu buk dari pasiennya itu saya canggung karena pasiennya itu laki-laki saya canggung makanya saya ga mau mungkin kalau NGT Cuma saya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
merasa belum bisa bener jadi saya takut gitu buk. Kiatnya kita belajar memperdalam lagi mungkin Cuma sebatas melihat itu dulu buk terus sambil membantu perwatnya setiap melakukan tindakan kita melihat sambil membantu” (informan mahasiswa STIKES A Yani 1, wawancara tanggal 9 Agustus 2010)
Memuaskan atau tidaknya nilai praktik mahasiswa tergantung dari
usaha dan sejauh mana keterampilan mahasiswa tersebut. Mahasiswa yang
aktif dalam melakukan perasat atau praktik klinik akan mendapatkan nilai
yang memuaskan juga. Aktif atau tidaknya mahasiswa tersebut akan
mendapatkan penilaian sendiri dari pembimbing lahan, tidak adil jika
mahasiswa yang rajin nilai disamakan dengan penilaian mahasiswa yang
kurang rajin atau keberaniaannya kurang didalam melakukan perasat.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan informan berikut :
“Ya nek saya pedomannya gini kan gak mungkin mahasiswa itu seratus persen dapat melakukan tapi pasti tetep dalam bentuk bimbingan, buat saya kalau dia sudah bisa mandiri dengan kita damping dengan cara kita lihat saja pendampingan dengan kita tidak ikut bisa melakukan sendiri saya kira berarti berhak mendapatkan nilai bagus. Misalnya untuk tindakan pak saya mau melakukan ini damping ya saya Cuma melihat saja melakukannya sesuai protap yang ada dengan dia yang melakukan dan berhasil la kenapa ga kita kasih nilai plus. Sebagai seorang mahasiswa maksude beban tinggi, masih anak-anak didepan melakukannya kalau bagus kenapa tidak kita kasih reward untuk kedepannya kan ya mungkin secara sempurna kita sendiri belum kalau dinilai secara teoritis susah mendapatkan nilai sempurna kalau pendapat saya lo. Banyak to faktor kurang kalau memang kooperatifnya diini itu juga ga mau melakukan ga berani walaupun sudah kita tawari untuk bisa melakukan tapi dia juga menolak karena takut atau ini dikasih tanggung jawab malah ga mau melakukan ngapain kan ga bagus kalau kita kasih nilai bagus kasian yang bagus to kalau gitu.” (informan Clinical Instructure, wawancara tanggal 11 Agustus 2010)
“Kalau penilaian saya ya tergantung mahasiswanya juga, kalau dia aktif dan bisa melakukan perasat saya evaluasi ya saya beri nilai bagus, kalau tidak bisa ya nilainya ya kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
memuaskan. Pokoknya ya sesuai dengan usaha mereka untuk penilaian hariannya pembimbing lahan yang lebih paham.” (informan Dosen Pembimbing supervisi, wawancara tanggal 8 Oktober 2010)
4. Kendala-kendala yang dihadapi pada waktu pelaksanaan pembelajaran
Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Pelaksanaan kegiatan praktik tidak semua berjalan dengan
lancar, ada kendala-kendala baik dari Institusi, lahan praktik, maupun
mahasiswa. Kendala yang dihadapi Program Studi Diploma III kebidanan
dalam melaksanakan praktik keterampilan dasar praktik klinik adalah
banyaknya mahasiswa yang mengikuti praktik dan waktunya bersamaan
dengan Institusi lain sehingga membutuhkan lahan praktik yang tidak sedikit
agar semua mahasiswa bisa mengikuti praktik, selain itu juga karena
kesibukan sehingga dosen pembimbi ng supervisi tidak dapat melakukan
bimbingan di lahan secara optimal sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan. Kendala yang lain adalah target mahasiswa dan kurang
tercapainya target praktik mahasiswa, pencapaian target mahasiswa
tergantung dari kondisi lahan apakah banyak atau sedikitnya pasien yang ada
dan kemauan dari mahasiswa itu sendiri. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh informan berikut :
“Kendala yang sering terjadi itu biasanya kita sudah mengajukan proposal ke lahan praktik e ternyata jadwalnya hampir bersamaan dengan jadwal praktik dari tempat lain, di jogja itu sendiri kan banyak institusi pendidikan baik dari kebidanan dan keperawatan. Misalnya kita mengajukan mahasiswa 20 untuk praktik yang masih umum, yang diterima ada yang 10, 8 kadang ada yang Cuma 6 mahasiwa akhirnya mau tidak mau ya kita alihkan ke rumah sakit lain kalau nggak ya di puskesmas soalnya mahasiswa kita juga banyak, kalau yang lainnya pas bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dosen pembimbing supervisi kadang tidak bisa membimbing kadang pas ada jam ngajar kadang juga ada kesibukan lain” (informan Koordinator Praktik Klinik Kebidanan, wawancara tanggal 10 Oktober 2010).
“Iya sebelum mahasiswa diterjunkan ke lahan, biasanya ada koordinasi. Koordinasi itu sendiri bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang kompetensi apa yang harus dicapai dan eee jika ada tugas, tugasnya itu seperti apa gitu, tapi biasanya juga dilakukan. Tapi memang ada beberapa lahan praktik yang biasanya sudah kita telpon kira-kira ada koordinasi tidak itu tidak ada koordinasi paling ya ngomong-ngomong sebentar pada waktu mengantarkan target atau pas menyerahkan mahasiswa” (informan Kepala Program Studi Diploma III Kebidanan, wawancara tanggal 23 Agustus 2010).
“Kalau untuk kdpk memang kalah dengan kondisi kasus mengejar tujuan sesuai dengan apa, tapi kemarin kurang kecapai memang kondisi pasiennya ga ada, ada juga yang ga kecapai karena tidak tahu cara mencapainya, memang kalau sudah di tempat praktik tentu sedikit banyak akan beda dengan teori yang mereka dapatkan saat belajar tapi saya kita itu tidak masalah mereka boleh membawa alat-alat sendiri kalau alatnya memang terbatas misalnya mau belajar nensi …, kalau masalah bimbingan dari akademik ya pembimbing kebangsal bimbingan dengan mahasiswa tapi ya tidak pasti” (informan Clinical Instructure, wawancara tanggal 11 Agustus 2010)
“Ya itu bu dari kitanya yang ga bisa kurang percaya diri terus e dari perawatnya yang belum percaya sama kita yang seperti kaya kateter dan ngt. Karena waktu itu sebenarnya saya dikasih perasta tapi karena saya ga mau pasiennya tu kebetulan laki-laki jadinya saya belum berani perempuan aja belum apalagi yang laki-laki singkuh saya buk, rikuh… ” (informan mahasiswa STIKES A Yani 1, wawancara tanggal 9 Agustus 2010)
Dalam setiap praktik mahasiswa ada target yang harus tercapai
oleh mahasiswa sesuai dengan jenis praktik yang sedang dilaksanakan.
Dalam praktik keterampilan dasar praktik klinik ini sendiri target yang harus
terpenuhi antara lain kompetensi utuk melakukan injeksi, memandikan
pasien, membantu pasien untuk memenuhi nutrisi, oksigenasi, memasang
kateter, pemasangan Nasogastric Tube (NGT) dan lain-lain. Dari hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
penelusuran dokumen buku target mahasiswa, hampir 100% pencapaian
target mahasiswa belum terpenuhi dikarenakan ada faktor-faktor baik dari
diri mahasiswa itu sendiri maupun dari luar yaitu lahan praktik. Kurangnya
pencapaian target tersebut bisa karena kasus di lahan yang terbatas atau juga
bisa karena mahasiswa tersebut tidak tahu cara mendapatkan kompetensi atau
target praktik itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan
berikut :
“Kalau untuk kdpk memang kalah dengan kondisi kasus mengejar tujuan sesuai dengan apa, tapi kemarin kurang kecapai memang kondisi pasiennya ga ada, ada juga yang ga kecapai karena tidak tahu cara mencapainya, memang kalau sudah di tempat praktik tentu sedikit banyak akan beda dengan teori yang mereka dapatkan saat belajar tapi saya kita itu tidak masalah mereka boleh membawa alat-alat sendiri kalau alatnya memang terbatas misalnya mau belajar nensi …” (informan Clinical Instructure, wawancara tanggal 11 Agustus 2010)
Kendala-kendala ketika yang lain melakukaan praktik
keterampilan dasar di lahan praktik antara lain ada perasat yang didak boleh
dilakukan mahasiswa mungkin karena alas an-alasan tertentu baik dari
mahasiswa itu sendiri maupun dari perawat di lapangan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan informan berikut :
”...Dulu itu kalau kita KDPK kan ada materinya NGT ya buk ya tapi disana belum boleh memasang NGT karena kita masih mahasiswa tingkat awal dan katanya dulu NGT itu berbahaya kalau belum terlatih begitu buk, kalau perasat yang lain biasanya kita observasi ya ikut perawat misalnya perawat nginfus atau bersihin luka kita ikut terus hari berikutnya nanti kita didampingi untuk melakukan perasat itu dan selanjutnya kita sudah di lepas” (informan mahasiswa STIKES A Yani 2, wawancara tanggal 11 Agustus 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Kendala dari pelaksanaan praktik tersebut tidak menutup
kemungkinan berawal dari pembelajaran mata kuliah keterampilan dasar
praktik klinik pada waktu semester I. Selain dari pelaksanaannya praktik bisa
juga karena kendala saat pembelajaran yaitu meliputi media dan metode yang
digunakan dosen saat pembelajaran di kelas maupun praktikum di
laboratorium. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa informan berikut :
” Kalau di kelas itu lo buk kalau yang dibelakang ga kedengeran terus e... Cuma itu aja, ada yang kurang denger. (di laboratorium) Cuma itu buk tabrakan kadang jadwal kelas ini sama kelas ini barengan jadinya kebanyakan mahasiswa jadinya e.... kurang konsentrasi gitu, Kalau kemarin untuk KDPK itu e... semuanya tetapi kalau yang mulai sekarang itu dibagi , kalau untuk mandiri dibagi sepuluh mahasiswa.” (informan mahasiswa STIKES A Yani 1, wawancara tanggal 9 Agustus 2010)
“Mungkin karena kita itu kan masih gampang bosenan jadi kadangmungkin karena dosen menerangkan terlalu lama, kadang kurang keras terus biasanya kita sering ribut sendiri gitu buk, kadang diingatkan jangan ribut dulu materinya belum selesai. Biasanya laboratorium kan tidak satu kelas untuk sendiri kadang juga banyak kelas disitu kan jadi mungkin suara dosen kurang terdengar karena banyak kelas jadi anaknya banyak gitu buk, mungkin karena suara-suara ribut itu buk jadi terganggu.” (informan mahasiswa STIKES A Yani 2, wawancara tanggal 11 Agustus 2010)
C. Pembahasan
1. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar praktik klinik
a. Persyaratan untuk mengikuti pembelajaran keterampilan dasar praktik
klinik
Pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik klinik di
STIKES A. Yani Yogyakarta merupakan praktik yang pertamakali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dilakukan mahasiswa selama perkuliahan, dan dilaksanakan pada
semester II. Sebelum mahasiswa diterjunkan di lahan mahasiswa
harus di uji dulu bagaimana kemampuannya dalam menerapkan teori
atau materi yang telah diberikan selama pembelajaran keterampilan
dasar praktik klinik di Semester Satu. Ujian tersebut merupakan Ujian
praktikum di laboratorium yang dinamakan ujian Pre Clinic
Examination Standard atau sering disebut ujian PCES. Ujian tersebut
dilakukan mahasiswa langsung pada Phantom, jika mahasiswa sudah
dinyatakan lulus maka akan ditepraktikkan di lapangan. Hasil
penelusuran dokumen ini sesuai dengan GBPP tahun 2002 bahwa
praktik keterampilan dasar praktik klinik ini adalah praktik pertama
kali yang dilakukan mahasiswa dan dilakukan pada semester II.
b. Persiapan pembelajaran Praktik Keteranpilan Dasar Praktik Klinik
1) Penyusunan Silabi Praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Berdasarkan data pada temuan penelitian yang membahas
tentang penyusunan silabi ditemukan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran praktik klinik khususnya praktik keterampilan dasar
praktik klinik, Program Studi Diploma III Kebidanan masih mengacu
pada kurikulum Depkes tahun 2002. Silabi disusun berdasarkan draf
yang sudah ada dalam GBPP (Garis Besar Program Pengajaran),
sehingga program studi belum menyusun secara mandiri kurikulum
pembelajarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Menurut Nursalam (2009), pembelajaran klinik merupakan
“jantung” dari pendidikan keperawatan dan kebidanan. Perencanaan
berfungsi memberikan panduan bagi pembimbing dan mahasiswa
dalam struktur dan konteks seperti kerangka kerja untuk refleksi dan
evaluasi. Dalam suatu perencanaan pembelajaran konvensional,
peranan strategi instruksional sangat besar, yaitu sebagai pegangan
pengajar. Namun dalam praktiknya, para pengajar jarang membuat
strategi instruksional. Sebagian dari para praktisi menggunakan Garis
Besar Program Pengajaran dan Satuan Acara Perkuliahan. GBPP
memberikan petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan ruang
lingkup materi yang harus diajarkan. Sedangkan SAP memberikan
petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, tujuan ruang
lingkup materi, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang
digunakan.
STIKES A. Yani Yogyakarta khususnya Program Studi
Diploma III Kebidanan masih melaksanakan sistem pembelajaran
yang bersifat konvensional. Kurikulum yang dipakai masih
menggunakan Kurikulum Depkes tahun 2002 begitu pula dengan
perangkat pembelajarannya dalam hal ini GBPP dan silabi masih
mengacu pada GBPP yang disususn oleh Depkes. Penyusunan
Kurikulum dan Silabi selama ini hanya bersifat meninjau ulang
substansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Pengaturan Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Keterampilan
dasar Praktik Klinik
Berdasarkan data dari temuan penelitian didapatkan
informasi bahwa pengaturan pelaksanaan Pembelajaran Praktik
Keterampilan Dasar Praktik Klinik diawali dengan pembuatan
proposal dan diajukan 4 bulan sebelum praktik dilaksanakan, setelah
proposal tersebar 1 bulan setelah proposal tersebar pihak institusi
pendidikan melakukan konfirmasi kembali ke lahan praktik apakah
bersedia menerima sejumlah mahasiswa yang diajukan. Apabila ada
penolakan maka akan dialihkan ke lahan lain. Setelah proposal sudah
siap maka koordinator praktik klinik melakukan persiapan
pelakasanaan pembelajaran praktik keterampilan dasar praktik klinik
diantaranya adalah : (1) Rapat koordinasi praktik keterampilan dasar
praktik klinik yang diadakan 2 minggu sebelum praktik dilaksanakan,
rapat ini dihadiri oleh semua dosen pembimbing supervise. Isi rapat
tersebut membahas tentang target yang harus dicapai mahasiswa,
jadwal bimbingan mahasiswa, jadwal pengantaran mahasiswa. (2)
Pembekalan mahasiswa, materi dalam pembekalan mahasiswa yaitu
tentang jadwal pelaksanaan praktik, penyebaran tempat praktik,
kompetensi yang harus di capai, tugas-tugas yang harus dilaksanakan
selama praktik berlangsung dan yang paling penting adalah tentang
tata tertib pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik klinik. (3)
Koordinasi dengan lahan praktik, koordinasi ini dilaksanakan sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
mahasiswa di serahkan ke lahan praktik. Jadwal pelaksanaan
koordinasi disesuaikan dengan permintaan lahan praktik, ada juga
lahan praktik yang menginginkan koordinasi bersamaan dengan
penyerahan mahasiswa. Koordinasi dengan lahan praktik biasanya
dihadiri oleh CI lahan, bagian diklat dan dosen dari akademik. (4)
Penyerahan mahasiswa ke lahan praktik, dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan dan disesuaikan dengan lahan praktik
biasanya 1 hari sebelum pelaksanaan praktik atau pada hari pertama
mahasiswa mulai praktik.
Pengaturan pelaksanaan pembelajaran adalah termasuk
dalam Manajemen pembelajaran praktik keterampilan dasar praktik
klinik dimana manajemen dalam hal ini meliputi : (1) Perencanaan,
(2) Pelaksanaan, (3) Pemantauan, (4) Penilaian. Menurut Netty
Herlina dalam penelitiannya pelaksaan manajerial pembelajaran
terutama praktik klinik sebesar (55,9%) adalah tidak baik, dan masih
sering menghadapi kendala yaitu berdasarkan hasil analisis adalah
terbatasnya pengelola praktik klinik, dan rekomendasi atas masalah
tersebut dengan (1) menambah personel pengelola praktik klinik dan
(2) meningkatkan kualitas SDM pengelola praktik melalui pelatihan
atau seminar.
STIKES A. Yani Yogyakarta khususnya Program Studi
Diploma III Kebidanan untuk tenaga pengelolaan praktik adalah
koordinator praktik klinik kebidanan mulai dari penyusunan proposal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
akan tetapi dalam penyebaran proposal ke lahan praktik dibantu oleh
tenaga dosen.
c. Pelaksanaan Praktik Keterampilan dasar praktik klinik
Praktik KDPK dilaksanakan dengan bobot 2 SKS dan
dilaksanakan selama 16 hari sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Dalam hal ini jadwal sudah dibuat oleh pihak lahan, jadi
setiap mahasiswa akan mendapatkan rotasi sesuai dengan jumlah
bangsal dan waktu yang telah ditentukan.
Dalam melaksanakan Praktik KDPK mahasiswa harus
mentaati semua peraturan yang berlaku, jika ada mahasiswa yang
melanggar maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan.
Menurut Amin (2006), Disiplin belajar sangat diperlukan untuk
mendukung terciptanya prestasi belajar yang tinggi. Apabila siswa
tidak tertib dalam mengikuti pelajaran secara tidak langsung akan
menurunkan prestasi belajarnya. Berdasarkan uji pengaruh disiplin
belajar terhadap prestasi belajar diperoleh hasil bahwa jika terjadi
penurunan disiplin belajar siswa maka akan diikuti penurunan prestasi
belajarnya juga. Demikian pula sebaliknya jika disiplin belajar selalu
ditingkatkan maka peningkatan disiplin belajar tersebut akan diikuti
pula peningkatan prestasi belajar.
2. Kerjasama dengan mitra kerja
Berdasarkan temuan penelitian hasil wawancara dengan
informan yaitu ketua program studi Diploma III kebidanan, bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pengajuan MOU diawali dengan pengajuan draf MOU beserta surat
pengantarnya ke lahan praktik yang akan dituju. Setelah draf MOU
tersebut disampaikan maka diadakan follow up, jika terdapat hal-hal yang
kurang atau perbaikan maka akan diadakan revisi dan disampaikan pihak
institusi pendidikan. Setelah diperbaiki maka diadakan penandatanganan
oleh kedua belah pihak. Isi dari MOU tersebut mengatur tentang beberapa
hal diantaranya adalah :
a. Pelaksanaan kegiatan praktik
b. Hak dan kewajiban masing-masing pihak
Contoh MOU selengkapanya ada dalam lampiran.
Hasil temuan tersebut sesuai dengan teori yang ada yaitu yang
mengemukakan bahwa syarat sahnya perjanjian adalah adanya
kesepakatan antara kedua belah pihak, kecakapan bertindak, adanya obyek
perjanjian, dan adanya kausa yang halal. Hasil Penemuan Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007 Tentang
tata cara pelaksanaan kerjasama daerah dan isi dari perjanjian tersebut
meliputi prinsip kerjasaman, subyek kerjasama, obyek kerjasama, bentuk
kerjasama, tata cara kerjasama daerah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Netty Herlina
(2006). Pada penelitian didapatkan hasil penelitian bahwa sikap
mahasiswa sebesar 17% yang tidak setuju dengan pelaksanaan manajemen
praktik klinik saat ini di prodi D III kebidanan Sutomo Surabaya adalah
dengan beberapa alasan diantaranya : 1) jadwal yang berubah, 2) rotasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
tidak merata, 3) pembimbingan kurang dan masih banyak lagi yang
lainnya. Rekomendasi dari masalah ini sesuai dengan rencana operasional
(POA) pembelajaran yang diterapkan adalah salah satu diantaranya
melakukan pembaharuan MOU dengan lahan praktik tentang pengaturan
rotasi khususnya di poliklinik dan memperbaiki manajemen pembelajaran
praktik klinik.
Memorandum of Understanding (MOU) juga disebut nota
kesepahaman yang artinya sebuah dokumen legal yang menjelaskan
persetujuan antara kedua belah pihak. MOU penggunaannya dapat
digunakan dengan konteks situasinya, dalam beberapa kasus yang serius
MOU mempunyai kekuatan yang mengikat suatu perjanjian. Sebagai
perjanjian yang mengikat sifatnya harus saling menguntungkan kedua
belah pihak.
Berdasarkan temuan penelitian pemilihan lahan praktik
disesuaikan dengan kebutuhan Institusi karena jumlah mahasiswa yang
sangat banyak maka perluasan kerjasama tidak hanya di Wilayah
Yogyakarta tetapi sampai Jawa Tengah. Kriteria untuk kerjasama dengan
Rumah Sakit adalah Rumah sakit dengan Tipe A/B/C dan Puskesmas
Rawat Inap.
Menurut Yessie dalam artikelnya menyatakan bahwa, suatu
pembelajaran praktik klinik harus memenuhi komponen yang menjadi
syarat dilaksanakannya pembelajaran praktik, yaitu lahan praktik atau
tempat praktik. Lahan praktik adalah suatu institusi di masyarakat dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
peserta didik berpraktik pada situasi yang nyata melalui penumbuhan dan
pembinaan keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal
(Nursalam, 2009). Lahan praktik yang memenuhi persyaratan diantaranya
adalah :
a. Kelengkapan fasilitas pendukung pembelajaran klinik
b. Kecukupan jumlah kasus pembelajaran
c. Situasi lingkungan kerja yang kondusif dan memberikan peluang
belajar kepada peserta didik
d. Kebijakan yang mendukung pembelajaran klinik
e. Keterjangkauan lahan praktik
f. Lahan praktik telah mempraktikkan praktik terbaik (Implement Best
Practice)
Menurut Nursalam (2009) Tempat praktik kebidanan adalah rumah sakit
yang digunakan untuk pendidikan kebidanan dan harus memungkinkan
untuk pelaksanaan rangkaian program profesi D III Kebidanan.
Pengembangan jaringan tempat praktik pada pendidikan kesehatan
kebidanan, termasuk rumah sakit pendidikan, dapat didekati dari dua arah
sebagai berikut :
a. Pengembangan fasilitas pendidikan yang ditujukan untuk mencapai
tujuan pendidikan, termasuk pengembangan pelayanan dan asuhan
kebidanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Mennggunakan jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dan
berusaha sebaik mungkin menjadi tempat mendapatkan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pemilihan lahan praktik harus sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, karena Praktik keterampilan dasar praktik klinik ini
kompetensinya masih umum maka untuk penempatan mahasiswa
masih banyak peluang dalam setiap rumah sakit misalnya bangsal
bedah dan bangsal penyakit dalam. Jumlah mahasiswa yang sangat
banyak di STIKES A. Yani Yogyakarta khususnya program studi
Diploma III kebidanan, sehingga menimbulkan banyak kendala yaitu
perluasan kerjasama praktik tidak sesuai dengan kriteria dikarenakan
Rumah Sakit yang akan dituju sudah banyak menjalin kerjasama
dengan institusi lain, jadi untuk perluasan lahan praktik dilaksanakan
sampai ke wilayah Magelang, Semarang, Salatiga, Surakarta, Boyolali,
dan Purworejo. Dampak dari pelaksanaan praktik yang diadakan di
luar wilayah Yogyakarta adalah biaya yang dikeluarkan untuk
transportasi menjadi meningkat.
3. Prestasi belajar mahasiswa
Berdasarkan data yang didapatkan dari temuan penelitian
bahwa bahwa dari 296 mahasiswa yang melaksanakan praktik
keterampilan dasar praktik klinik, mahasiswa yang mendapatkan nilai A
sebanyak 72 orang (24,32%) dan nilai B sebanyak 224 mahasiswa
(75,68%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Menurut Suciati dan Prasetya (2001) seperti yang dikutip
Nursalam, beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
diantaranya adalah (1) Cita-cita dan aspirasi (2) Kemampuan peserta didik
(3) Kondisi peserta didik (4) Kondisi lingkungan belajar (5) Unsur dinamis
dalam pembelajaran dimana peserta didik mempunyai perasaan, perhatian,
ingatan, kemauan, dan pengalaman hidup yang turut mempengaruhi minat
dan motivasi dalam belajar baik secara langsung maupun tidak langsung
(6) Upaya pengajar dalam pembelajaran peserta didik.
Berdasarkan wawancara yang kepada informan yaitu 2
mahasiswa angkatan IV yang melaksanakan praktik keterampilan dasar
praktik klinik didapatkan bahwa mahasiswa yang belajar dengan modal
percaya diri hasilnya akan memuaskan. Kendala yang dirasakan
mahasiswa ketika belajar di lahan praktik adalah ada perawat yang tidak
memperbolehkan mahasiswa dalam melakukan perasat.
Prestasi belajar mahasiswa dalam praktik keterampilan dasar
prakti klinik dalam buku panduan akademik STIKES A. Yani
Yogyakarta, nilai minimal untuk praktik yang harus dicapai mahasiswa
adalah nilai B dan diharapkan nilai untuk praktik adalah A. Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa sudah
mendapatkan nilain B dan yang mendapatkan nilai A hanya 72 orang
(24,32%). Mahasiswa akan dapat belajar kalau diberikan kesempatan
untuk mempelajari dan melakukan apa yang mereka lihat selama di lahan
praktik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Prestasi belajar mahasiswa ditentukan tidak hanya pada aspek
pengetahuan, psikomotor, dan sikap, tetapi ditentukan juga oleh
pencapaian target kompetensi yang sudah ditentukan oleh pendidikan
ssecara tepat waktu, hal ini seperti yang diungkapakan oleh Netty Herlina
(2006) dalam penelitiannya terhadap mahasiswa DIII Kebidanan Sutomo
Surabaya, dimana dijelaskan bahwa evaluasi pada mahasiswa sikap dan
motivasi untuk pelaporan praktik klinik tidak tepat waktu yaitu sebesar 30
% mahasiswa sering telat mengumpulkan laporan. Permasalahan tersebut
sangat mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam belajar. Rekomendasi
untuk masalah tersebut adalah (1) memberikan pembelajaran praktik klinik
sejak awal mahasiswa mulai proses belajar (2) mewajibkan mahasiswa
untuk membuat laporan pendahuluan setiap awal rotasi (3) meningkatkan
frekwensi bimbingan pembimbing pendidikan ke lahan (4) memberi
reward dan punishment (yang terlambat mengumpulkan laporan).
4. Kendala-kendala yang dihadapi pada waktu pelaksanaan praktik
keterampilan dasar praktik klinik
Berdasarkan data yang didapatkan dari temuan penelitian
bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran praktik keterampilan dasar
praktik klinik, kendala yang sering dihadapi Program Studi Diploma III
Kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta adalah banyaknya instasi
pendidikan di Yogyakarta, dan pelaksanaan praktik hampir bersamaan jadi
jumlah mahaiswa yang diterima di lahan praktik tidak sesuai dengan
proposal awal yang diajukan, Selain itu juga karena intensitas dosen dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
melakukan bimbingan di lahan kurang dan tidak sesuai dengan karena
jadwal bimbingan karena kesibukan.
Dalam pelaksanaan keterampilan dasar praktik klinik terdapat
kendala antara pihak institusi dan pihak lahan, hambatan tersebut terjadi
jika sebelum praktik dilaksanakan tidak diadakan koordinasi dahulu
sehingga sering terjadi kesalahpahaman tentang pencapaian target
mahasiswa dan tugas-tugas yang lain yang diberikan mahasiswa selama
praktik di lahan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Program Studi DIII
Kebidanan yang menyatakan bahwa adanya kesalahpahaman dalam
pencapaian target mahasiswa dikarenakan kurangnya koordinasi antara
pihak institusi dan pihak lahan yang terkait.
Menurut Nursalam, belajar di klinik mempunyai keunggulan,
tantangan dan masalah. Keunggulan disini bahwa pembelajaran klinik
berfokus pada masalah nyata dalam konteks praktik profesional. Peserta
didik termotivasi oleh kesesuaian kompetensi yang dilakukan melalui
partisipasi aktif pembelajaran klinik, sedangkan pemikiran, tindakan dan
sikap profesional diperankan oleh pembimbing klinik (Clinical
Instructure). Lingkungan klinik merupakan wadah bagi mahasiswa untuk
untuk belajar pemeriksaan fisik, argumentasi klinik, pengambilan
keputusan, empati, serta profesionalisme yang diajarkan dan dipelajari
sebagai satu kesatuan. Selain hal terssebut, tantangan dari pembelajaran
klinik adalah (1) dibatasi oleh waktu (2) Berorientasi pada tuntutan klinik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(3) meningkatnya jumlah mahasiswa (4) Jumlah klien yang sedikit (5)
Lingkungan klinik kadang kurang kondusif bagi pembelajaran (sarana dan
prasarana). (6) Reward yang diterima pembimbing klinik kurang
memenuhi standart. Masalah utama dalam pembelajaran klinik adalah (1)
belum jelasnya tujuan yang ingin dicapai (2) lebih cenderung fokus pada
aspek pengetahuan berdasar fakta daripada pengembangan sikap serta
keterampilan memecahkan masalah (3) peserta didik lebih banyak
melakukan observasi pasif dibandingkan partisipasi aktif (4) supervisi
yang belum adekuat dan kurang masukan dari pembimbing klinik (5)
kesempatan untuk berdiskusi masih kurang (5) kurangnya penghargaan
terhadap privasi dan harga diri klien.
Kendala merupakan suatu hambatan dalam melaksanakan suatu
tindakan. Kendala tersebut dapat berasal dari diri sendiri maupun dari luar.
Berdasarkan hasil temuan Penelitian wawancara dengan beberapa
responden yaitu mahasiswa STIKES A Yani Yogyakarta 1 dan
mahasiswa STIKES A Yani Yogyakarta 2 bahwa terdapat kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar praktik klinik baik saat di
kelas, di laboratorium dan di lahan praktik. Dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas, mahasiswa menyatakan dosen hanya menggunakan
metode ceramah saja sehingga muncul kebosanan dan menimbulkan
kegaduhan di kelas.
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukan oleh
Makarao (2009), Metode ceramah adalah metode mengajar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah
peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Jadi dengan
metode ceramah saja mahasiswa cenderunga akan merasa bosan dan tidak
bisa menggali kreatifitas mahasiswa.
Kendala lain yang ditemui mahasiswa adalah ketika
pembelajaran di laboratorium adalah jadwal sering bentrok dengan kelas
yang lain sehingga menimbulkan kegaduhan dan mengganggu konsentrasi
belajar mahasiswa.
Selain itu, juga terdapat kendala dari lahan praktik yaitu
terdapat beberapa perasat yang tidak boleh dilakukan oleh mahasiswa
karena perasat tersebut dianggap berbahaya. Kendala tersebut bukan hanya
dari lahan praktik saja karena adanya salah satu mahasiswa karena kurang
percaya diri sehingga tidak bersedia melakukan perasat dikarenakan
canggung karena terhadap lawan jenis, hal tersebut akan menyebabkan
keperercayaan perawat terhadap mahasiswa menjad berkurang.
Spencer dan Spencer (dalam Palan, 2007:6), menguraikan lima
karakteristik yang membentuk kompetensi, sebagai berikut: (1)
Pengetahuan; merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran. (2)
Keterampilan; merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan. (3) Konsep diri dan nilai-nilai; merujuk pada sikap, nilai-
nilai dan citra diri seseorang, seperti kepercayaan seseorang bahwa dia
bisa berhasil dalam suatu situasi. (4) Karakteristik pribadi; merujuk pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau
informasi, seperti pengendalian diri dan kemampuan untuk tetap tenang
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian tidak dilaksanakan pada saat praktik berlangsung sehingga tidak
dapat mengobservasi kegiatan praktik mahasiswa
2. Penelitian kualitatif tidak bisa digeneralisasik an
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan pratik keterampilan dasar praktik klinik di STIKES A. Yani
a. Persyaratan untuk mengikuti praktik keterampilan dasar praktik klinik
adalah mengikti ujian Pre Clinic Examination Standard (PCES) yang
mengacu pada silabi dalam GBPP yang disusun oleh Depkes berdasarkan
kurikulum Depkes tahun 2002
b. Persiapan untuk pembelajaran Koordinator praktik membuat silabi dalam
yang mengacu GBPP yang disusun oleh Depkes berdasarkan kurikulum
Depkes tahun 2002, untuk persipan praktik sudah dibuat proposal dan
penjadwalan kegiatan yang meliputi sebagai berikut :
1) Dilakukan rapat koordinasi tentang rencana praktik keterampilan dasar
praktik klinik oleh semua dosen pembimbing.
2) Pembekalan mahasiswa, materi dalam pembekalan mahasiswa yaitu
tentang jadwal pelaksanaan praktik, penyebaran tempat praktik,
kompetensi yang harus di capai, tugas-tugas yang harus dilaksanakan
selama praktik berlangsung dan yang paling penting adalah tentang tata
tertib pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik klinik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3) Koordinasi dengan lahan praktik, koordinasi ini dilaksanakan sebelum
mahasiswa di serahkan ke lahan praktik. Jadwal pelaksanaan koordinasi
disesuaikan dengan permintaan lahan praktik, ada juga lahan praktik yang
menginginkan koordinasi bersamaan dengan penyerahan mahasiswa.
Koordinasi dengan lahan praktik biasanya dihadiri oleh CI lahan, bagian
diklat dan dosen dari akademik.
4) Penyerahan mahasiswa ke lahan praktik, dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan dan disesuaikan dengan lahan praktik
biasanya 1 hari sebelum pelaksanaan praktik atau pada hari pertama
mahasiswa mulai praktik.
c. Pelaksanaan pembelajaran praktik keterampilan dasar praktik klinik
Pelaksanaan praktik keterampilan dasar praktik ini sudah dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, dan untuk pengaturan
jadwal ditentukan oleh pihak lahan praktik
2. Kerjasama dengan mitra kerja
STIKES A. Yani Yogyakarta dalam menjalin kerjasama dengan Institusi lain
selalu dituangkan dalam MOU, Krikteri lahan praktik tersebut adalah RSUD
atau RSU tipe A/B/C, dan Puskesmas untuk praktik keterampilan dasar
praktik ini.
3. Prestasi belajar mahasiswa
Dari 296 mahasiswa yang melaksanakan praktik keterampilan dasar praktik
klinik, mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 72 orang (24,32%) dan
nilai B sebanyak 224 mahasiswa (75,68%). Prestasi mahasiswa juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
dipengaruhi oleh tingkat percaya diri dari mereka sendiri dalam melakukan
suatu perasat yang ada di lahan praktik
4. Kendala-kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan praktik keterampilan
dasar praktik klinik adalah binbingan dosen pembimbing supervisi yang
kurang intensif, kondisi kasus lahan praktik sehingga pencapaian target
mahasiswa kurang.
B. IMPLIKASI KEBIJAKAN
1. Meningkatkan koordinasi dengan lahan praktik agar terdapat kesamaan dalam
pencapaina target mahasiswa
2. Meningkatkan peran para pembimbing untuk melakukan bimbingan kepada
mahasiswa selama dilahan praktik
3. Mempertimbangkan tempat praktik mahasiswa agar kompetensi mahasiswa
dapat tercapai
C. SARAN
1. Diharapkan bagi Institusi pendidikan untuk selalu mengadakan koordinasi
dengan mitra kerja untuk penyamaan persepsi dalam setiap praktik sehingga
tidak tetjadi kesalahpahaman dalam pencapaian target dan tugas-tugas
mahasiswa sehingga praktik dapat berjalan dengan lancar.
2. Diharapkan bagi para pembimbing untuk dapat melakukan bimbingan kepada
mahasiswa lebih intensif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3. Diharapkan bagi institusi pendidikan untuk memilih lahan praktik yang sesuai
dengan kompetensi mahasiswa