analisis pembelajaran dan kesulitan siswa sma kelas xi

7
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017 Istyowati et al, Analisis Pembelajaran dan Kesulitan 237 available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/ ANALISIS PEMBELAJARAN DAN KESULITAN SISWA SMA KELAS XI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA Analysis of Learning and Difficulty of High School Students in Class XI to Mastery of Physics Concept Anik Istyowati 1 , Sentot Kusairi 2 , Supryono Koes Handayanto 3 1,2,3 Pendidikan Fisika Pascasarjana-Universitas Negeri Malang Jl.Semarang 5, Malang e-mail korespondensi: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dan kesulitan siswa pada siswa kelas XI. Sampel terdiri 3 orang guru Fisika dan 100 siswa SMA kelas XII dari 5 SMA di Malang, yaitu SMAN 5 Malang, SMAN 7 Malang, SMAN 8 Malang, SMAN 9 Malang dan SMAN 1 Singosari yang sudah pernah menerima materi Fisika kelas XI semester 2. Instrumen dalam penelitian berupa angket survey yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan yang sudah disediakan dan wawancara. Data angket survey didapatkan dari jawaban yang telah diisi oleh siswa. Data wawancara didapatkan dari jawaban guru Fisika. Hasil penelitian didapatkan bahwa kegiatan pembelajaran yang ada selama ini masih belum dapat menfasilitasi siswa untuk aktif di kelas. Penguasaan konsep siswa masih rendah, hal ini ditunjukkan dari hasil wawancara dengan guru bahwa masih banyak siswa yang remidi. Perlunya dilakukan penelitian terhadap pembelajaran yang memfasilitas kegiatan praktikum, diskusi, dan tanya jawab. Perlu dilakukan inovasi pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk memperbaiki penguasaan konsep siswa. Kata kunci: Analisis pembelajaran, kesulitan siswa, penguasaan konsep. ABSTRACT This study aimed to determine students' learning and difficulty of students in class XI. The sample consisted 3 Physics teachers and 100 senior high school students of class XII of 5 senior high school in Malang, SMAN 5 Malang, SMAN 7 Malang, SMAN 8 Malang, SMAN 9 Malang and SMAN 1 Singosari who have received the materials physics class XI 2nd semester. Instruments in this study are a survey questionnaire that contains questions with choices that have been provided and interviews. The data obtained from the answers of survey questionnaire that has been filled by students. Interview data obtained from the answers to the teacher of Physics. The result showed that the learning activities that have so far still not been able to facilitate students to be active in the classroom. Mastery of concepts students are still low, this is indicated on the results of interviews with teachers that many students are remedial. The need for research to facilitate learning lab activities, discussion, and debriefing. Need to be innovative student- centered learning to improve students' mastery of concepts. Keywords: Analysis of learning, student difficulties, mastery of concepts. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam disiplin Ilmu Pengetahuan Alam yang masih dianggap sulit oleh siswa. Soong dkk (2009) mengemukakan bahwa hasil survey pada penelitiannya menunjukkan bahwa rata- rata siswa tidak tertarik untuk mempelajari Fisika, hal ini dikarenakan Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Anggapan tersebut secara tidak langsung membentuk pemahaman di dalam pemikiran siswa, sehingga siswa merasa tidak mampu sebelum mempelajari dan membuat siswa lebih memilih hafalan rumus daripada mengutamakan pemahamanya. Hammer (1994) mengemukakan bahwa siswa yang mencoba menghafalkan konsep-konsep dan rumus-rumus Fisika tanpa mendalami makna fisinya akan kesulitan dalam mempelajari Fisika. Hal ini dikarenakan dengan menghafal rumus-rumus dalam mempelajari konsep Fisika tidak akan membantu siswa dalam mempelajari makna dibalik penggunaan rumus tersebut. Materi Fisika yang bersifat abstrak inilah yang membuat siswa harus dapat memahami konsep daripada hanya sekedar menghafalkan rumus. Dalam mempelajari Fisika diperlukan pendekatan yang tepat agar paradigma siswa terhadap mata pelajaran Fisika berubah menjadi lebih baik. Dengan berubahnya paradigma siswa terhadap pembelajaran Fisika akan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa dikelas. Guru diharapkan dapat membuat siswa berperan aktif untuk mengembangkan dirinya dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan (Lestari dkk, 2013). Wasis (2015) mengemukakan bahwa guru sebagai pengelola pembelajaran harus mengubah mindset yaitu dari yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa, karena guru tidak akan mampu lagi sebagai sumber informasi utama bagi siswanya, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator dan inspirator yang bertugas mengarahkan dan menstimulli siswa sehingga siswa menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri dari berbagai sumber

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PEMBELAJARAN DAN KESULITAN SISWA SMA KELAS XI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”

Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)

Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

Istyowati et al, Analisis Pembelajaran dan Kesulitan 237

available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/

ANALISIS PEMBELAJARAN DAN KESULITAN SISWA SMA KELAS XI TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP FISIKA

Analysis of Learning and Difficulty of High School Students in Class XI to Mastery of Physics Concept

Anik Istyowati1, Sentot Kusairi

2, Supryono Koes Handayanto

3

1,2,3Pendidikan Fisika Pascasarjana-Universitas Negeri Malang

Jl.Semarang 5, Malang

e-mail korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dan kesulitan siswa pada siswa kelas XI. Sampel terdiri 3

orang guru Fisika dan 100 siswa SMA kelas XII dari 5 SMA di Malang, yaitu SMAN 5 Malang, SMAN 7 Malang, SMAN 8 Malang, SMAN 9 Malang dan SMAN 1 Singosari yang sudah pernah menerima materi Fisika kelas XI

semester 2. Instrumen dalam penelitian berupa angket survey yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan yang

sudah disediakan dan wawancara. Data angket survey didapatkan dari jawaban yang telah diisi oleh siswa. Data

wawancara didapatkan dari jawaban guru Fisika. Hasil penelitian didapatkan bahwa kegiatan pembelajaran yang ada selama ini masih belum dapat menfasilitasi siswa untuk aktif di kelas. Penguasaan konsep siswa masih rendah, hal ini

ditunjukkan dari hasil wawancara dengan guru bahwa masih banyak siswa yang remidi. Perlunya dilakukan

penelitian terhadap pembelajaran yang memfasilitas kegiatan praktikum, diskusi, dan tanya jawab. Perlu dilakukan

inovasi pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk memperbaiki penguasaan konsep siswa.

Kata kunci: Analisis pembelajaran, kesulitan siswa, penguasaan konsep.

ABSTRACT

This study aimed to determine students' learning and difficulty of students in class XI. The sample consisted 3 Physics teachers and 100 senior high school students of class XII of 5 senior high school in Malang, SMAN 5 Malang, SMAN

7 Malang, SMAN 8 Malang, SMAN 9 Malang and SMAN 1 Singosari who have received the materials physics class

XI 2nd semester. Instruments in this study are a survey questionnaire that contains questions with choices that have

been provided and interviews. The data obtained from the answers of survey questionnaire that has been filled by students. Interview data obtained from the answers to the teacher of Physics. The result showed that the learning

activities that have so far still not been able to facilitate students to be active in the classroom. Mastery of concepts

students are still low, this is indicated on the results of interviews with teachers that many students are remedial. The

need for research to facilitate learning lab activities, discussion, and debriefing. Need to be innovative student-centered learning to improve students' mastery of concepts.

Keywords: Analysis of learning, student difficulties, mastery of concepts.

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam

disiplin Ilmu Pengetahuan Alam yang masih dianggap

sulit oleh siswa. Soong dkk (2009) mengemukakan bahwa

hasil survey pada penelitiannya menunjukkan bahwa rata-

rata siswa tidak tertarik untuk mempelajari Fisika, hal ini

dikarenakan Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit

untuk dipelajari. Anggapan tersebut secara tidak langsung

membentuk pemahaman di dalam pemikiran siswa,

sehingga siswa merasa tidak mampu sebelum

mempelajari dan membuat siswa lebih memilih hafalan

rumus daripada mengutamakan pemahamanya. Hammer

(1994) mengemukakan bahwa siswa yang mencoba

menghafalkan konsep-konsep dan rumus-rumus Fisika

tanpa mendalami makna fisinya akan kesulitan dalam

mempelajari Fisika. Hal ini dikarenakan dengan

menghafal rumus-rumus dalam mempelajari konsep

Fisika tidak akan membantu siswa dalam mempelajari

makna dibalik penggunaan rumus tersebut. Materi Fisika

yang bersifat abstrak inilah yang membuat siswa harus

dapat memahami konsep daripada hanya sekedar

menghafalkan rumus.

Dalam mempelajari Fisika diperlukan pendekatan

yang tepat agar paradigma siswa terhadap mata pelajaran

Fisika berubah menjadi lebih baik. Dengan berubahnya

paradigma siswa terhadap pembelajaran Fisika akan

memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa

dikelas. Guru diharapkan dapat membuat siswa berperan

aktif untuk mengembangkan dirinya dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini dikarenakan Kegiatan pembelajaran

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu

dalam berinteraksi dengan lingkungan (Lestari dkk,

2013). Wasis (2015) mengemukakan bahwa guru sebagai

pengelola pembelajaran harus mengubah mindset yaitu

dari yang semula berpusat pada guru menjadi

pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa, karena

guru tidak akan mampu lagi sebagai sumber informasi

utama bagi siswanya, tetapi lebih berperan sebagai

fasilitator dan inspirator yang bertugas mengarahkan dan

menstimulli siswa sehingga siswa menemukan dan

membangun pengetahuannya sendiri dari berbagai sumber

Page 2: ANALISIS PEMBELAJARAN DAN KESULITAN SISWA SMA KELAS XI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”

Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)

Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

Istyowati et al, Analisis Pembelajaran dan Kesulitan 238

available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/

belajar dan kemudian menggunakan pengetahuannya

untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan nyata.

Dalam Permendikbud Nomor 61 tahun 2014 juga

dijelaskan bahwa pembelajaran harus bersifat student

centered learning yang berarti bahwa siswa memiliki

posisi sentral.

Pada kenyataannya, pembelajaran Fisika saat ini

masih belum dapat membuat siswa untuk aktif dan terlibat

langsung dalam kegiatan pembelajaran. Lestari (2013)

mengemukakan pembelajaran saat ini cenderung

memberikan porsi guru aktif siswa pasif, guru memberi

siswa menerima, dan guru menjelaskan siswa

mendengarkan, sehingga siswa belum mampu

mengaktualkan kemampuan yang dimilikinya. Djarot

(2015) juga mengemukakan bahwa proses belajar

mengajar di sekolah saat ini lebih banyak menggunakan

metode ceramah dan tanya jawab.

Pemilihan kegiatan pembelajaran yang kurang

tepat dalam belajar Fisika menjadi faktor yang

mempengaruhi rendahnya penguasaan konsep Fisika

siswa. Kegiatan belajar dikelas belum secara optimal

dapat melatihkan aspek-aspek penguasaan konsep

(Hariadi, 2009; Oktasari, 2016). Aspek penguasaan

konsep mengacu pada Taksonomi Bloom yang direvisi

(Anderson & krathwohl, 2001) memiliki enam tingkatan

kognitif tersebut yaitu mengingat (C1), memahami (C2),

mengaplikasi (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi

(C5), dan membuat (C6). Berdasarkan hasil studi Trends

in Mathematics and Science Studies International

(TIMSS) tahun 2011 dalam bidang sains, menunjukkan

Indonesia menempati urutan ke-40 dari 42 negara yang

mengikuti, atau mencapai ranking ke-3 dari bawah, lebih

tinggi dari Maroko dan Gana (Wasis (2015). Demikian

juga dalam Programme for International Student

Assessment (PISA) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa

rata-rata perolehan PISA Indonesia sangat rendah, yaitu

382 dari rata-rata internasional 501 dan berada pada

urutan ke 64 dari 65 negara peserta. Ini menunjukkan

bahwa siswa Indonesia rata-rata hanya mampu mengenali

sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu mengaitkan dan

mengkomunikasikan berbagai topik sains, apalagi

menerapkan konsep-konsep sains yang bersifat abstrak

dan kompleks.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan guru

untuk menciptakan pembelajaran yang optimal bagi

siswa. Purwanto (2008) mengemukakan bahwa untuk

menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan.

Santrock (2011) menemukakan untuk memberikan

pembelajaran yang membuat siswa berinisiatif untuk

bertanya dan menjawab pertanyaan, serta mengajak siswa

menemukan konsep melalui pengamatan. Wardani &

Suharto (2015) mengemukakan untuk menerapkan model

pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan materi yang

akan disampaikan agar pembelajaran berlangsung secara

efektif dan efisien dengan membuat siswa aktif, lebih

banyak berpikir, mudah berinteraksi dengan guru maupun

dengan temannya, mampu mengemukakan pendapatnya

maupun menanggapi pertanyaan.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud

melakukan penelitian untuk mengetahui kegiatan

pembelajaran Fisika yang dilakukan guru selama ini dan

kesulitan siswa SMA kelas XI dalam mempelajari materi

Fisika. Materi Fisika yang diteliti dikhususkan pada

materi kelas XI semester 2.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan

yang bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dan

kesulitan siswa pada siswa kelas XI pada materi Fisika

semester 2. Hasil penelitian ini akan digunakan untuk

merancang pembelajaran yang digunakan untuk mengajar

materi gelombang. Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan

gambaran atau deskripsi mengenai keadaan secara

deskriptif (Sugiyono, 2015).

Sampel terdiri 3 orang guru Fisika dan 100 siswa

SMA kelas XII dari 5 SMA di Malang, yaitu SMAN 5

Malang, SMAN 7 Malang, SMAN 8 Malang, SMAN 9

Malang dan SMAN 1 Singosari yang sudah pernah

menerima materi Fisika kelas XI semester 2. Instrumen

dalam penelitian berupa angket survey yang berisi

pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan yang sudah

disediakan dan wawancara. Data angket survey

didapatkan dari jawaban yang telah diisi oleh siswa. Data

wawancara didapatkan dari jawaban guru Fisika.

Data hasil survey siswa dengan angket kemudian

dianalisis merata skor masing-masing komponen. Analisis

dilakukan dengan menggunakan perhitungan persentase.

Adapun rumus yang digunakan untuk memperoleh

persentase sebagai berikut:

Persentase % = Jumlah skor pengumpulan data

Jumlah siswa keseluruhan

Tabel 1. Pertanyaan Angket Wawancara Guru

No Pertanyaan

1. Materi Fisika kelas X semester 2 yang kamu

anggap sulit?

2. Bagaimana kegiatan pembelajaran Fisika disekolah?

3. Bagaimana ketuntasan siswa dalam belajar Fisika?

4. Kesulitan-kesulitan apa yang dialami siswa ketika

mempelajari Fisika? 5. Apakah dilakukan praktikum ketika mempelajari

Fisika di kelas?

6. Apakah siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran? 7. Metode yang digunakan dalam mempelajari Fisika?

Page 3: ANALISIS PEMBELAJARAN DAN KESULITAN SISWA SMA KELAS XI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”

Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)

Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

Istyowati et al, Analisis Pembelajaran dan Kesulitan 239

available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/

Tabel 2. Pertanyaan Angket Survey Siswa

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

1. Apakah Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit

untuk dipelajari?

a. Ya

b. Tidak 2. Materi Fisika kelas X semester 2 yang kamu anggap

sulit?

a. Gelombang mekanik

b. Termodinamika

c. Gelombang berjalan dan gelombang stasioner

d. Gelombang bunyi dan cahaya e. Optika

f. Pemanasan global

3. Apa kendala yang kamu alami ketika mempelajari materi

Fisika? (mengacu pada pilihan pertanyaan nomor 2)

a. Cara guru menjelaskan

b. Kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai c. Terlalu banyak konsep yang dipelajari

4. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Fisika

pada materi tersebut? (mengacu pada pilihan pertanyaan

nomor 2)

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya jawab d. Penugasan

e. Praktikum

5. Metode yang kamu harapkan dari guru dalam mengajar

Fisika pada materi tersebut? (mengacu pada pilihan pertanyaan nomor 2)

a. Ceramah

b. Diskusi c. Tanya jawab

d. Penugasan

e. Praktikum

f. Lain-lain

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh berdasarkan isian angket

survey yang dibagikan kepada 100 siswa kelas XII SMA

di Malang dan wawancara terhadap 3 guru. Terdapat lima

pertanyaan pada angket survey dan 7 pertanyaan

wawancara. Data angket survey kemudian diolah dengan

bantuan program aplikasi microsoft excel 2013 yang

nantinya diperoleh gambaran mengenai pembelajaran dan

kesulitan siswa kelas XI saat mempelajari materi Fisika

kelas XI semester 2.

Hasil wawancara terhadap guru Fisika yang

dilakukan peneliti didapatkan beberapa poin penting

terhadap pembelajaran Fisika yang selama ini dilakukan

dalam menyampaikan materi Fisika kelas XI semester 2.

Pembelajaran Fisika pada materi gelombang berjalan dan

gelombang stasioner menurut guru menjadi materi yang

susah dipahami oleh siswa, kemudian dilanjutkan dengan

materi teori kinetik gas. Guru merasa belum menemukan

pendekatan yang tepat dalam mengajarkan materi

tersebut, sehingga guru lebih banyak dalam menjelaskan

materi dengan bantuan PPT. Hasil ulangan yang

didapatkan juga mendapatkan hasil kurang maksimal,

hampir setengah lebih pada tiap kelas yang melakukan

kegiatan remidi. Kegiatan remidi tersebut dilakukan

dengan penugasan dan beberapa guru meminta melakukan

mengerjakan soal ulang dirumah ataupun disekolah.

Langkah guru dalam mengambil alih pusat belajar

ke guru menyebabkan waktu yang seharusnya digunakan

untuk kegiatan praktikum habis dipakai untuk

menjelaskan materi saja dan menyebabkan siswa tidak

berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa

sekolah menggunakan praktikum untuk membantu

kegiatan belajar tetapi hasil yang didapat masih belum

maksimal dan belum membantu siswa meningkatkan

penguasaan konsep Fisika pada materi tersebut. Kegiatan

evaluasi dilakukan pada soal-soal yang dianggap sulit

oleh siswa. Guru tidak menetapkan model pembelajaran

yang digunakan karena disesuaikan dengan keadaan kelas

saat itu. Beberapa guru berusaha untuk memodifikasi

model tetapi masih belum dapat mendapatkan hasil

maksimal dalam belajar siswa.

Pertanyaan pertama angket survey bertujuan untuk

mengetahui apakah Fisika masih dianggap mata pelajaran

yang sulit untuk dipelajari. Sebanyak 91,11% siswa

merasa mata pelajaran Fisika sulit untuk dipelajari dan

hanya 20% siswa yang menganggap Fisika bukan mata

pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Hasil ini sejalan

dengan penelitian Soong dkk (2009) bahwa berdasarkan

hasil survey pada penelitiannya yang dilakukan di Inggris

didapatkan bahwa rata-rata siswa tidak tertarik untuk

mempelajari Fisika, hal ini dikarenakan Fisika merupakan

mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Hal ini

menunjukkan bahwa anggapan siswa terhadap mata

pelajaran Fisika sulit dipelajari masih melekat pada diri

siswa. Untuk itu guru perlu memberi inovasi dalam

kegiatan pembelajaran. Persentase hasil survey anggapan

siswa terhadap pelajaran Fisika disajikan pada Gambar 1.

Page 4: ANALISIS PEMBELAJARAN DAN KESULITAN SISWA SMA KELAS XI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”

Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)

Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

Istyowati et al, Analisis Pembelajaran dan Kesulitan 240

available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/

Gambar 1. Persentase Hasil Survey Anggapan Siswa Terhadap Pelajaran Fisika

Pertanyaan kedua angket survey bertujuan untuk

mengetahui materi Fisika kelas XI semester masih

dianggap sulit oleh. Sebanyak 28,89% siswa merasa

materi gelombang berjalan dan gelombang stasioner

sebagai materi yang sulit untuk dipelajari, 26,67% siswa

merasa materi thermodinamika sebagai materi yang sulit

untuk dipelajari, 21,11% siswa merasa materi gelombang

mekanik sulit untuk dipelajari, 16,67% siswa merasa

materi gelombang bunyi dan cahaya sulit untuk dipelajari

dan tidak semua siswa tidak menjadi permasalahan dalam

pembelajaran Fisika untuk dipelajari dengan persentase

kesulitan 0%. Hasil ini menunjukkan bahwa secara

keseluruhan materi Fisika kelas XI semester masih

dianggap sulit oleh siswa untuk dipelajari kecuali materi

pemanasan global. Materi gelombang berjalan dan

gelombang stasioner menempati urutan pertama untuk

materi yang dianggap sulit, kemudian materi

thermodinamika. Hal ini bisa disebabkan karena pada

materi tersebut banyak konsep bersifat matematis yang

perlu dipelajari, selain itu materi tersebut bersifat abstrak.

Persamaan matematis yang bersifat abstrak membuat

siswa kesulitan dalam mempelajari konsep Fisika.

Adeyemo (2010), Adolphus & Aderenmu (2008)

mengidentifikasi terdapat dua kemungkinan, yang

pertama karena kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah yang bersifat matematis memang sangat lemah

dan yang kedua karena siswa tidak tahu bagaimana

menerapkan persamaan matematis pada permasalahan

Fisika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan

bahting bagi siswa untuk meningkatkan penguasaan

konsep dalam mempelajari konsep-konsep Fisika.

Persentase hasil survey materi Fisika kelas X semester 2

yang dianggap sulit disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Persentase Hasil Survey Materi Fisika Kelas X Semester 2 Yang Dianggap Sulit

Pertanyaan ketiga angket survey bertujuan untuk

mengetahui kendala siswa dalam mempelajari materi

Fisika yang berhubungan pada pertanyaan pertama.

Sebanyak 52,22% siswa merasa kegiatan pembelajaran

yang diberikan tidak sesuai, 45,56% siswa merasa terlalu

banyak konsep yang dipelajari dan 13,33% siswa yang

menganggap karena cara guru mengajar. Hasil ini

menunjukkan bahwa cara guru mengajar bukanlah faktor

utama yang mempengaruhi kesulitan siswa. Faktor yang

berperan penting adalah pemilihan strategi dan model

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang

dianggap siswa kurang tepat. Selain itu, banyaknya

konsep menjadi kendala bagi siswa untuk mempelajari

Fisika.

Saat mempelajari materi gelombang, siswa tidak

bisa jika hanya mengandalkan pada kegiatan yang

20

91.11

0 20 40 60 80 100

Apakah Fisika merupakan mata pelajaran

yang sulit untuk dipelajari?

Ya Tidak

[VALUE]%

[VALUE]%

[VALUE]%

0 10 20 30 40 50 60

Apa kendala yang kamu alami ketika

mempelajari materi Fisika?

Pertanyaan 3

Cara guru menjelaskan

Kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai

Terlalu banyak konsep yang dipelajari

16.67

28.89

26.67

21.11

0 5 10 15 20 25 30 35

Materi Fisika kelas X semester 2 yang kamu

anggap sulit?

Gelombang mekanik Thermodinamika

Pemanasan global Gelombang berjalan dan gelombang stasioner

Gelombang bunyi dan cahaya

Page 5: ANALISIS PEMBELAJARAN DAN KESULITAN SISWA SMA KELAS XI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”

Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)

Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

Istyowati et al, Analisis Pembelajaran dan Kesulitan 241

available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/

menekankan pada minds on activity saja, tetapi juga

diperlukan kegiatan siswa dalam hands on activity.

Keterampilan hand on activity dalam pembelajaran Fisika

dapat dilakukan dengan kegiatan eksperimen atau

percobaan sederhana. Kegiatan seperti itu dapat

membantu siswa untuk dapat mempelajari konsep tidak

mengacu hanya dari persamaan-persamaan Fisika, tetapi

lebih menghubungkan pada permasalahan nyata. Shiha &

Prabowo (2014) mengemukakan bahwa dengan

memanfaatkan alat peraga dalam kegiatan eksperimen

atau percobaan sederhana dapat membuat siswa belajar

dengan mendapatkan pengalaman langsung, melatihkan

kemampuan pendekatan ilmiah dan membangun

pemahaman konsep. Selain itu, siswa juga diajak untuk

mengaitkan kegiatan percobaan dengan kehidupan sehari-

hari untuk membangun pengetahuan mereka dan

menghubungkan berbagai konsep Fisika. Persentase hasil

survey metode yang digunakan guru dalam pembelajaran

Fisika disajikan pada Gambar 3.

Pertanyaan keempat angket survey bertujuan

untuk mengetahui metode yang digunakan guru dalam

pembelajaran Fisika pada materi yang berhubungan

dengan pertanyaan pertama. Hasil survey angget

didapatkan bahwa kegiatan pembelajaran dilakukan

dengan 32,22% ceramah, 30% penugasan, 17,78 tanya-

jawab, 16,67% praktikum, dan 14,44% diskusi. Hasil ini

sesuai dengan penelitian Lestari (2013) bahwa

pembelajaran saat ini cenderung memberikan porsi guru

aktif siswa pasif, guru memberi siswa menerima, dan guru

menjelaskan siswa mendengarkan. Penelitian Djarot

(2015) juga didapatkan bahwa proses belajar mengajar di

sekolah saat ini lebih banyak menggunakan metode

ceramah dan tanya-jawab.

Pembelajaran Fisika menuntut siswa untuk lebih

aktif dalam kegiatan pembelajaran. kegiatan percobaan,

diskusi, presentasi, tanya-jawab sangat dibutuhkan untuk

dapat memahami konsep-konsep Fisika dengan baik.

Konsep Fisika akan lebih meudah dipelajari jika siswa

saling berkomunikasi dan terlibat langsung dalam sebuah

penyelesaian masalah. Murniati dkk (2015) dalam

penelitiannya didapatkan bahwa kegiatan pembelajaran

yang menekankan peran aktif siswa dalam proses belajar

mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

akan lebih membantu siswa mempelajari konsep Fisika

dengan baik. Sangat penting memahami konsep dan

prinsip dasar sebelum mencoba permasalahan yang

bersifat kompleks (Serway, 2014). Persentase hasil survey

metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Fisika

disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Persentase Hasil Survey Metode Yang Digunakan Guru Dalam Pembelajaran Fisika

Pertanyaan kelima angket survey bertujuan

untuk mengetahui metode yang diharapkan dari guru

dalam mengajar materi yang berhubungan dengan

pertanyaan pertama. Berdasarkan hasil survey angket

didapatkan bahwa harapan siswa dalam pembelajaran

Fisika yang digunakan guru dalam penyampaian materi

43,33% menggunakan praktikum, 33,33% menggunakan

diskusi, 31,11% menggunakan tanya jawab, 3,33%

menggunakan penugasan, 0% menggunakan ceramah.

Hasil ini menunjukkan bahwa siswa lebih ingin aktif

dalam kegiatan pembelajaran, dimana tidak ada satupun

siswa yang menginginkan penyampaian materi hanya

berpusat pada guru yaitu dengan metode ceramah.

Pembelajaran Fisika tidak hanya tentang produk

(fakta), tetapi juga mencakup tentang sikap dan proses.

Dalam pembelajaran Fisika, siswa harus aktif dalam

dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapinya.

Proses pembelajaran akan lebih efektif jika terdapat

kerjasama antara guru dengan siswa, atau siswa dengan

siswa, sehingga siswa yang memiliki kemampuan rendah

dapat memperoleh pengetahuan dan informasi dari siswa

yang memiliki kemampuan lebih tinggi (Eviana dkk,

2016). Selain itu dalam Permendikbud nomor 61 tahun

2014 sudah ditekankan bahwa pembelajaran harus bersifat

student centered. Pemilihan model pembelajaran yang

tepat akan berimbas pada peningkatan pemahaman siswa

terhadap konsep Fisika. Siswa akan lebih termotivasi dan

16.67

30

17.78

14.44

32.22

0 5 10 15 20 25 30 35

Metode yang digunakan guru dalam

pembelajaran Fisika pada materi tersebut?

Ceramah Diskusi Tanya jawab Penugasan Praktikum

Page 6: ANALISIS PEMBELAJARAN DAN KESULITAN SISWA SMA KELAS XI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”

Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)

Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

Istyowati et al, Analisis Pembelajaran dan Kesulitan 242

available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/

belajar atas dorongan dirinya. Persentase hasil survey

metode yang diinginkan siswa dalam mempelajari Fisika

di kelas disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Persentase Hasil Survey Metode Yang Diinginkan Siswa Dalam Mempelajari Fisika Di Kelas

PENUTUP

Berdasarkan hasil wawancara dan survey melalui

angget diperoleh beberapa poin penting. Kegiatan

pembelajaran yang ada selama ini masih belum dapat

menfasilitasi siswa untuk aktif di kelas. Fisika masih

menjadi salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa.

Materi gelombang berjalan dan gelombang stasioner

menjadi materi yang dianggap sulit untuk dipelajari siswa

pada matapelajaran kelas XI semester 2, kemudian diikuti

dengan thermodinamika. Penguasaan konsep siswa masih

rendah, hal ini ditunjukkan dari hasil wawancara dengan

guru bahwa masih banyak siswa yang remidi.

Perlunya dilakukan penelitian terhadap

pembelajaran yang memfasilitas kegiatan praktikum,

diskusi, dan tanya jawab. Perlu dilakukan inovasi

pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk

memperbaiki penguasaan konsep siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Adeyemo, S. A. 2010. Teaching/ Learning Physics in

Niegerian Secondary School: The Curriculum

Transformation, Issues, Problem and Prospects.

International Journal of Educational Research and

Technology, 1(1): 99-111.

Adolphus, T & Aderonmu, T. S. B. 2008. Factors

Affecting The Teaching and Learning of

Electromagnetism Among Secondary School

Physics Students. Nigeria Journal of Vocational

Teacher Education, 8(1): 25-37.

Anderson, L. W & Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy

for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision

of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives.

New York: Addison Wesley Lonman, Inc.

Elviana, Jalmo, T, & Abdurrahman. 2016. Penerapan

Cooperatif Learning Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPA. Prosiding Seminar Nasional IPA VII

Tahun 2016. 810-815.

Hammer, D. 1994. Epistemological Beliefs in

Introductory Physics. Cognitive and Instruction,

12(2): 151-183.

Hariadi, E. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun.

Jurnal Pendidikan Dasar, 10(1): 28-41.

Kemendikbud. 2014. Permendikbud No 61 Tahun 2014

Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lestari, R., Ahdinirwanto, W., & Ashari. 2013.

Peningkatan Pemecahan Masalah Melalui Model

Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) pada SMP Negeri 4

Wadaslintang. Jurnal Radiasi, 4(2): 178-181.

Oktasari, Y. 2016. Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Pengalaman Berbantuan Multimedia

Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Kompetensi Sains Siswa. Jurnal Gravity, 2(1): 45-

58.

PISA. 2012. Results in Focus: What 15 Year-Olds Know

and What They Can Do With What They Know.

Paris: OECD.

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk

Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

43.33

3.33

31.11

33.33

0 10 20 30 40 50

Metode yang kamu harapkan dari guru

dalam mengajar Fisika pada materi tersebut?

Ceramah Diskusi Tanya jawab Penugasan Praktikum

Page 7: ANALISIS PEMBELAJARAN DAN KESULITAN SISWA SMA KELAS XI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”

Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)

Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

Istyowati et al, Analisis Pembelajaran dan Kesulitan 243

available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/

Santrock, J.W., 2011. Educational Psychology. New

York: McGraw-Hill.

Shiha, N. S & Prabowo. 2014. Pengembangan Alat

Peraga Percepatan Benda Untuk Menunjang

Pembelajaran Fisika pada Materi Hukum Newton

tentang Gerak. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 3

(2): 180-184.

Soong, B., Mercer, N., & Er, S. S. 2009. Students’

Difficulties When Solving Physics Problems:

Results from an ICT-infused Revision

Intervension. Proceedings of the 17th

International Conference on Computer in

Education, 361-365.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Wardani, E. K & Suharto, B. 2015. Meningkatkan Hasil

Belajar Hidrokarbon dengan Model Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC)

berbantuan Media Buletin Siswa Kelas X-6 SMA

Negeri 8 Banjarmasin. Jurnal Inovasi Pendidikan

Sains, 6(2): 66-77.

Wasis, 2015. Hasil Pembelajaran Sains di Indonesia.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains PPs

Pendidikan Sains UNESA.