kesulitan siswa kelas xi pada materi matriks dalam
TRANSCRIPT
i
KESULITAN SISWA KELAS XI PADA MATERI MATRIKS
DALAM PEMBELAJARAN ONLINE DI SMA NEGERI 4
PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2020/2021
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
KIRANA KHAIRUNNISA
A410170040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
i
HALAMAN PERSETUJUAN
KESULITAN SISWA KELAS XI PADA MATERI MATRIKS DALAM
PEMBELAJARAN ONLINE DI SMA NEGERI 4 PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
KIRANA KHAIRUNNISA
NIM. A410170040
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
(Drs. Slamet HW, M.Pd)
NIDN. 0004064801
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
program tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Batang, Februari 2021
Penulis
KIRANA KHAIRUNNISA
A410170040
1
KESULITAN SISWA KELAS XI PADA MATERI MATRIKS DALAM
PEMBELAJARAN ONLINE DI SMA NEGERI 4 PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan yang dialami
siswa dalam pembelajaran online pada materi matriks dan menganalisis
faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar matematika khususnya pada
materi matriks selama pembelajaran online pada siswa kelas XI SMA
Negeri 4 Pekalongan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
SMA Negeri 4 Pekalongan Tahun Ajaran 2020/2021. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes,
wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi
teknik. Analisis data melalui tahap reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis
kesulitan yang dialami siswa yaitu : (1) Kesulitan siswa dalam memahami
soal yaitu siswa mengalami kesulitan dalam memahami simbol-simbol
pada matriks dan konsep matriks; (2) Kesulitan siswa dalam
mentransformasikan soal yaitu siswa kesulitan dalam menentukan rumus
untuk menyelesaikan soal yang diberikan; (3) Kesulitan siswa dalam
proses menyelesaikan soal yaitu siswa kesulitan dalam melakukan operasi
hitung dan kurang teliti saat proses menemukan jawaban akhir. Adapun
faktor internal yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa pada
materi matriks adalah faktor psikologis, sedangkan faktor fisiologis
kurang berpengaruh. Adapun faktor eksternal yang berpengaruh adalah
kondisi keluarga dan sekolah, sedangkan masyarakat kurang berpengaruh.
Kata kunci: Matriks, COVID-19, kesulitan belajar, pembelajaran online.
Abstract
This study aims to describe the difficulties experienced by students in
online learning in matrix material and to analyze the factors that cause
difficulties in learning mathematics, especially in matrix material during
online learning in class XI students of SMA Negeri 4 Pekalongan. This
type of research is descriptive qualitative. As for the subjects in this study
were class XI students of SMA Negeri 4 Pekalongan for the 2020/2021
academic year. Data collection techniques used in this study were tests,
interviews, and documentation. The validity of the data used technical
triangulation. Data analysis through the stages of data reduction, data
presentation, drawing conclusions and verification. The results of this study
indicate that the types of difficulties experienced by students are: (1) The
students' difficulties in understanding the questions, namely students have
difficulty understanding the symbols in the matrix and the concept of the
matrix; (2) The students' difficulties in transforming the questions were the
students had difficulty in determining the formula to solve the questions
2
given; (3) The difficulty of the students in the process of solving the
questions was the difficulty of the students in carrying out arithmetic
operations and were not careful in the process of finding the final answer.
The internal factors that affect students' learning difficulties in the matrix
material are psychological factors, while physiological factors are less
influential. The external factors that influence are family and school
conditions, while the community is less influential.
Keywords: Matrix, COVID-19,difficulty learning, online learning.
1. PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 merupakan musibah yang memilukan seluruh penduduk
bumi. Seluruh segmen kehidupan manusia di bumi terganggu, tanpa kecuali
pendidikan. Banyak negara memutuskan menutup sekolah maupun perguruan
tinggi, termasuk Indonesia. Wabah COVID-19 mendesak pengujian pendidikan
jarak jauh hampir yang belum pernah dilakukan secara serempak sebelumnya
(Sun et al, 2020) bagi semua elemen pendidikan yakni peserta didik, guru
hingga orang tua.
Pembelajaran model online ini sangat berbeda dengan pembelajaran
konvensional yang terjadi di sekolah. Guru dan siswa tidak berhadapan langsung,
melainkan terjadi secara jarak jauh yang memungkinkan guru dan siswa berada
pada tempat yang berbeda. Secara positif pembelajaran ini sangat membantu
keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi ini. Guru dan siswa akan tetap
aman berada pada tempat atau rumahnya masing-masing tanpa harus keluar
rumah dan bertatap muka secara langsung. Namun, merubah pola atau kebiasaan
sangatlah sulit, dan merupakan hal wajar ketika terjadi perubahan yang sangat
cepat dan tidak terduga, bahkan menimbulkan banyak kesulitan siswa dalam
proses belajar. (Purandina, 2020).
Yuliza dan Derius (2020) mengatakan adapun masalah kesulitan yang
sering terjadi melalui konsep diri atau Kemampuan diri ketika siswa belajar online
matematika (e-learning) dirumah yaitu 1) siswa belum bisa memiliki inisiatif
belajar sendiri, sehingga siswa menunggu instruksi atau pemberian tugas dari guru
dalam belajar, 2) siswa belum terbiasa dalam melaksanakan kebutuhan belajar
online dirumah, siswa mempelajari materi matematika sesuai apa yang diberikan
3
oleh guru, bukan yang mereka perlukan, 3) tujuan atau target belajar online
siswa terhadap pelajaran matematika masih terbatas pada perolehan nilai
yang memuaskan, bukan kemampuan yang seharusnya mereka tingkatkan, 4)
sebagian siswa masih belum bisa memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar
online dirumah, masih terkesan belajar yang seperlunya, 5) masih ada siswa
yang menyerah mengerjakan tugas e-learning matematika ketika terdapat
kesulitan dan kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa adalah siswa jarang
melakukan evaluasi proses terhadap hasil belajarnya.
Kesulitan atau kendala belajar yang dialami siswa dapat disebabkan
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal
dari dalam diri siswa, misalnya terkendala biaya kuota untuk pembelajaran
online, kesehatan, bakat minat, motivasi, intelegensi dan sebagainya.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri
siswa misalnya dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat. Kesulitan belajar siswa akan berdampak terhadap prestasi belajar
siswa karena untuk memperoleh prestasi yang baik dapat diperoleh dari
perlakuan belajar di sekolah maupun diluar sekolah dan atas ketentuan serta
usaha siswa dalam belajar. Hal ini juga terjadi dalam belajar matematika oleh
karena itu memahami kesulitan belajar siswa dalam pelajaran matematika
penting bagi guru dijadikan masukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
di kelas. (Fakhrul, 2014 : 18-36)
Materi Matriks ini memiliki karakteristik yang cukup abstrak, dimana
matriks merupakan kumpulan bilangan berbentuk persegi dan persegi panjang
yang disusun menurut baris dan kolom. Ada beberapa jenis matriks yang
digolongkan berdasarkan ordo dan elemen atau unsur dari matriks tersebut. Di
samping itu, matriks banyak dimanfaatkan dalam menjelaskan persamaan linear,
transformasi koordinat, dan lainnya. Matriks seperti halnya variabel biasa dapat
dimanipulasi, seperti dikalikan, dibagi, dijumlah, dikurangkan, dan
didekomposisikan. Oleh karena itu peserta didik harus menguasai kecakapan
berhitung dan pemahaman konsep yang ada pada matriks. Hal ini
merupakan prasyarat untuk pokok bahasan dalam Matriks.
4
Impilikasi dirasakan oleh tenaga pengajar (guru) berupa kendala dan
hambatan dalam mengajarkan konsep Matriks. Apabila guru menerapkan
materi yang telah direncanakan, maka sebagian siswa tidak dapat mengikuti
dan memahami dengan baik materi tersebut, sehingga pada saat diberikan
soal-soal untuk diselesaikan, banyak diantara mereka yang kurang mampu atau
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Permasalahan ini
dipandang perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius. Hal tersebut juga
terjadi di SMA Negeri 4 Pekalongan, siswa banyak mengalami kesulitan belajar
khususnya siswa kelsas XI pada mata pelajaran matematika terutama pada pokok
bahasan Matriks. Oleh sebab itu, penulis akan membahas hal tersebut melalui
judul : “Analisis Kesulitan Siswa Kelas XI Pada Materi Matriks Dalam
Pembelajaran Online di SMA Negeri 4 Pekalongan Tahun Ajaran 2020/2021.”
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu data yang
diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk dideskripsikan agar mampu
menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 4
Pekalongan Tahun Pelajaran 2020/2021 yaitu siswa kelas XI MIPA 1 yang
berjumlah 36 siswa. Pada penelitian ini menganalisis kesulitan berdasarkan
kesulitan dalam memahami soal, kesulitan mentransformasikan soal, kesulitan
dalam proses menyelesaikan soal, serta menganalisi faktor internal dan faktor
eksternal penyebab siswa mengalami kesulitan pada materi matriks selama
pembelajaran online. Validasi soal tes dilakukan oleh 1 dosen matematika UMS
dan 1 guru matematika kelas XI SMA Negeri 4 Pekalongan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, wawancara, dan
dokumentasi. Soal tes yang diberikan sebanyak 36 butir soal yang nantinya siswa
mengerjakan sesuai dengan nomor absen masing-masing guna meminimalisir
terjadinya kecurangan. Penetapan subjek dalam penelitian ini berdasarkan hasil
tes soal matriks. Subjek yang telah ditentukan kemudian diwawancarai, dan hasil
wawancara tersebut dijadikan acuan bagi peneliti dalam mencari faktor penyebab
5
kesulitan yang dialami oleh siswa. Keabsahan data menggunakan triangulasi
teknik. Analisis data melalui tahap reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil tes siswa diperoleh data tentang kesulitan-
kesulitan yang dialami siswa beserta faktor internal dan faktor eksternal penyebab
siswa mengalami kesulitan pada materi matriks dalam pembelajaran online.
Berikut penjabaran kesulitan-kesulitan yang dialami siswa beserta faktor-faktor
penyebab siswa mengalami kesulitan :
3.1 Kesulitan memahami soal
Kesulitan dalam memahami soal ini yaitu kesulitan berupa siswa mampu
membaca semua kata dalam soal tetapi siswa belum memahami atau mengerti
maksud perintah soal serta simbol matematika terkait materi matriks, sehingga
siswa tidak mampu melangkah lebih lanjut sepanjang alur pemecahan masalah
yang tepat. Berdasarkan data yang telah diperoleh terlihat bahwa masih ada siswa
yang bingung dalam memahami soal terlihat dari hasil pekerjaan siswa.
Berikut hasil jawaban siswa yang menunjukkan siswa kesulitan dalam
memahami soal matriks.
Soal No. 1
Diketahui matriks , Tentukan 3P2 – P adalah ….
Jawaban siswa pada soal nomor 4 dapat dilihat pada gambar 1.
6
Gambar 1 Hasil Pekerjaan Subjek 1
Dari hasil pekerjaan S1 dapat dilihat bahwa siswa mengalami kesulitan
dalam memahami soal, yaitu tidak paham dengan konsep matriks. Dalam hal ini
siswa tidak paham konsep matriks mengenai perkalian kuadrat pada matriks,
maka dari itu jawaban hasil pekerjaan siswa secara kesuluruhan salah karena
mengetahui konsep matriks adalah kunci utama dalam mengerjakan soal ini.
Adapun faktor penyebab sehingga S1 merasa kesulitan dalam mengerjakan
soal. Untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan yang mempengaruhi S1 dalam
mengerjakan soal tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan S1.
Berdasarkan hasil wawancara dengan S1 menunjukkan bahwa letak kesulitan
siswa yaitu siswa kurang paham pada materi matriks terutama pada perkalian
kuadrat pada matriks. Ketidakpahaman S1 terjadi karena masih bingung dengan
konsep matriks dan kurangnya latihan soal.
7
Soal No. 2
Diketahui matriks A = dan B = .
Tentukan |(AB)| = …..
Jawaban siswa pada soal nomor 36 dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2 Hasil Pekerjaan Subjek 2
Dari hasil pekerjaan S2 dapat dilihat bahwa siswa mengalami kesulitan
dalam memahami soal, yaitu tidak paham dengan konsep matriks dan simbol
dalam matriks. Dalam hal ini siswa tidak paham simbol matriks yaitu determinan
dan tidak paham konsep matriks dalam mengerjakan perkalian matriks, maka dari
itu jawaban hasil pekerjaan siswa secara kesuluruhan salah karena mengetahui
konsep matriks dan simbol-simbol matriks adalah kunci utama dalam
mengerjakan soal ini.
Adapun faktor penyebab sehingga S2 merasa kesulitan dalam mengerjakan
soal. Untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan yang mempengaruhi S2 dalam
mengerjakan soal tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan S2.
Berdasarkan hasil wawancara dengan S2 menunjukkan bahwa letak kesulitan
siswa yaitu siswa kurang paham pada materi matriks terutama pada simbol-simbol
matriks dan perkalian matriks. Ketidakpahaman S2 terjadi karena masih bingung
dengan konsep matriks dan kurangnya belajar serta latihan soal.
Pada kesulitan memahami soal dalam matriks, letak kesulitan siswa yaitu
pada memahami simbol-simbol pada matriks dan konsep matriks. Kesulitan siswa
1 2
3 4
-6 6
-2 4
8
dalam memahami simbol dan konsep matriks mengakibatkan siswa tidak dapat
menyelesaikan soal dengan tepat. Hal ini dapat dilihat dari subjek 1 atau S1,
dimana siswa tidak dapat memahami konsep dari perkalian kuadrat dalam matriks.
Sedangkan dari subjek 2 atau S2, dimana siswa tidak dapat memahami simbol
determinan dalam matriks dan tidak memahami konsep matriks sehingga S2
kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian dari Ekawati & Saragih (2018) yang mengatakan bahwa kesulitan siswa
dalam mempelajari matematika berkaitan dengan konsep antara lain; (a) kesulitan
mengidentifikasi konsep; (b) kesulitan menggunakan simbol untuk
mempresentasikan konsep; (c) kesulitan mengidentifikasi sifat-sifat konsep yang
diberikan dan mengenali kondisi yang ditentukan suatu konsep (d) kesulitan
menterjemahkan dari suatu model presentasi ke mode presentasi yang lainnya; (e)
kesulitan membandingkan dan menegaskan konsep-konsep; serta Faktor yang
mempengaruhi siswa mengalami kesulitan adalah pengaruh kesulitan pada suatu
topik tertentu dan kesulitan dalam mengabstraksi. Siswa yang tidak dapat
menggunakan simbol untuk mempresentasikan konsep akan mengalami kesulitan
dalam menentukan langkah selanjutnya atau prosedur selanjutnya sehingga soal
yang diberikan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Hal ini karena memahami
simbol dan konsep matriks adalah kemampuan dasar dalam memahami soal
matriks guna sebagai langkah awal dalam menyelesaikan soal.
3.2 Kesulitan mentransformasikan soal
Kesulitan dalam mentransformasikan soal yaitu kesulitan siswa dalam
menentukan dan mengaplikasikan rumus yang harus digunakan untuk
menyelesaikan soal tersebut. Siswa mampu memahami apa yang menjadi
pertanyaan tetapi tidak mampu untuk mengidentifikasi operasi atau urutan operasi
yang diperlukan dalam memecahkan masalah.
Berikut hasil jawaban siswa yang menunjukkan siswa kesulitan
dalam mentransformasikan soal matriks.
Soal No. 3
Diketahui matriks K = dan F = .Tentukan
invers matriks (KF) = ……
5 -1
-2 4
-3 5
-4 0
9
Jawaban siswa pada soal nomor 34 dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Hasil Pekerjaan Subjek 3
Dari hasil pekerjaan S3 dapat dilihat bahwa S3 sudah mengetahui konsep
matriks, namun siswa belum mampu melakukan transformasi soal dengan benar
yaitu siswa lupa dengan rumus invers matriks karena rumus invers matriks yang
digunakan masih kurang tepat dan siswa belum mengerti bahwa yang ditanyakan
pada soal seharusnya matriks K dan matriks F dikalikan terlebih dahulu karena
berada didalam tanda kurung setelah itu hasil kali dari matriks K dan matriks F
diinverskan.
Berdasarkan jawaban siswa hanya mengoperasikan dari apa yang
diketahui pada soal tidak mlihat apa yang ditanyakan. Siswa masih bingung dalam
menentukkan rumus yang tepat.
Adapun faktor yang menyebabkan S3 mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal tersebut. Untuk mengetahui faktor penyebab S3 mengalami
kesulitan dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan S3. Dari hasil wawancara
terhadap S3 dapat dilihat bahwa siswa tidak dapat menentukkan rumus yang akan
digunakan dengan tepat. Ketidakpahaman S3 terjadi karena tidak paham dengan
materi, siswa mengalami kesulitan dalam mentransformasikan soal disebabkan
karena siswa terlalu mengutamakan menghafal daripada memahami rumus, masih
bingung dengan perintah yang ada pada soal, dan kurangnya latihan soal.
10
Pada kesulitan mentransformasikan soal, letak kesulitan siswa yaitu dalam
menentukan rumus untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Kesulitan dalam
menentukan dan menggunakan rumus mengakibatkan siswa kebingungan dalam
proses menyelesaikan soal matriks. Hal ini dapat dilihat dari subjek 3 atau S3,
dimana siswa tidak mampu menggunakan rumus dengan tepat dikarenakan cara
belajar siswa yang hanya menghafal rumus sehingga siswa cepat lupa dengan
rumus dan materi yang disampaikan dan dapat dilihat dari hasil pekerjaan S3
bahwa siswa juga kebingungan dalam proses penyelesaian soal. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno Tanjungsari & Soedjoko
(2012) menyimpulkan bahwa : (1) kesulitan dalam kemampuan menerjemahkan
(linguistic knowledge) ditunjukkan dengan kesalahan dalam menafsirkan bahasa
soal; (2) kesulitan dalam menggunakan prinsip termasuk didalamnya siswa tidak
memahami variabel, kurangnya penguasaan dasar-dasar aljabar dan kurangnya
kemampuan memahami (schematic knowledge) yang ditunjukkan dengan
kesalahan dalam mengubah bentuk persamaan, kesalahan dalam komputasi
aljabar, kesulitan dalam menerapkan prinsip gradien tegak lurus dan kesalahan
dalam operasi bilangan; (3) kesulitan dalam menggunakan konsep termasuk
didalamnya ketidakmampuan untuk mengingat konsep, ketidakmampuan
mendeduksi informasi berguna dari suatu konsep dan kurangnya kemampuan
memahami (schematic knowledge) yang ditunjukkan dengan kurang lengkap
dalam menuliskan rumus; dan (4) kesulitan dalam kemampuan algoritma
termasuk didalamnya kurangnya kemampuan perencanaan (strategy knowledge)
dan dalam kemampuan penyelesaian (algorithmic knowledge) ditunjukkan dengan
tidak mengerjakan soal, kurang langkah, belum selesai, kurangnya ketelitian siswa
dalam mengerjakan. Pada kasus ini peneliti sejalan dengan hasil penelitian dari
Retno Dewi Tanjungsari, dkk pada poin ketiga yaitu siswa kesulitan dalam
menggunakan konsep termasuk didalamnya ketidakmampuan untuk mengingat
konsep dan kurangnya kemampuan memahami konsep yang mengakibatkan
kurang lengkap dalam menuliskan rumus. Kurang lengkap dan tidak pahamnya
konsep membuat siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan.
11
3.3 Kesulitan dalam proses menyelesaikan soal
Kesulitan dalam proses menyelesaikan soal yaitu kesulitan dalam
melakukan operasi hitung dan kurang teliti saat proses menemukan jawaban. Hal
tersebut dapat dilihat gambar 4.
Berikut hasil jawaban siswa yang menunjukkan siswa kesulitan dalam
proses menyelesaikan soal matriks.
Soal No. 4
Andaikan matriks , invers dari matriks A adalah A−1
.
Tentukan matriks (A−1
)T !
Jawaban siswa pada soal nomor 8 dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4 Hasil Pekerjaan Subjek 4
Dari hasil pekerjaan S4 dapat dilihat bahwa S4 kesulitan dalam proses
menyelesaikan soal yaitu belum paham transpose matriks dan kurang teliti pada
menulis jawaban akhir dari invers matriks. Proses mengerjakan S4 sudah paham
mengerjakan invers matriks, siswa sudah paham dengan konsep matriks dan
rumus matriks, namun siswa mengalami kesulitan transpose matriks dan dalam
menuliskan hasil akhir jawaban sehingga menyebabkan hasil pekerjaan siswa
kurang sempurna karena berpengaruh dengan hasil akhir yang ditanyakan dalam
soal. Siswa mampu memahami soal dan konsep matriks namun kurang teliti
dalam menuliskan jawaban akhir hasil dari invers matriks.
Adapun faktor yang menyebabkan S4 mengalami kesulitan dalam proses
12
menyelesaikan soal tersebut. Untuk mengetahui faktor penyebab S4 mengalami
kesulitan dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan S4. Dari hasil wawancara
terhadap S4 dapat dilihat bahwa siswa kurang teliti dalam melakukan proses
perkalian pada jawaban akhir. Siswa tidak memeriksa kembali hasil pekerjaannya
sebelum dikumpulkan. Ketidaktelitian S4 terjadi karena kurangnya latihan soal.
Pada kesulitan proses menyelesaikan soal, letak kesulitan siswa yaitu
dalam melakukan operasi hitung dan kurang teliti saat proses menemukan
jawaban akhir. Kesulitan dalam proses menemukan jawaban akhir menyebabkan
hasil pekerjaan siswa tidak sempurna. Hal ini dapat dilihat dari subjek 4 atau S4,
dimana siswa kesulitan transpose matriks dan dalam menuliskan hasil akhir
jawaban sehingga menyebabkan hasil pekerjaan siswa kurang sempurna karena
berpengaruh dengan hasil akhir yang ditanyakan dalam soal. Siswa mampu
memahami soal dan konsep matriks namun kurang teliti dalam menuliskan
jawaban akhir hasil dari invers matriks. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Adilistiyo, dkk (2017) menyimpulkan bahwa : (1) kesalahan
pemahaman; (2) kesalahan proses penyelesaian; (3) kesalahan penarikan
kesimpulan. Faktor penyebab kesalahan meliputi rendahnya pemahaman siswa
dalam menalar dan memahami soal materi himpunan, kurangnya ketelitian dalam
menyelesaikan operasi hitung, langkah-langkah pengerjaan yang tidak sistematis,
kurang melatih diri mengerjakan soal matematika, tidak terbiasa menulis
kesimpulan, lemahnya kemampuan siswa dalam menafsirkan solusi kedalam
konteks nyata. Pada kasus ini peneliti sejalan dengan hasil penelitian Adilistyo
yaitu faktor penyebab kesulitan siswa meliputi rendahnya pemahaman siswa
dalam menalar dan kurangnya ketelitian dalam menyelesaikan operasi hitung.
Siswa mengalami kesulitan proses menyelesaikan soal dikarenakan kurang
melatih diri mengerjakan soal matematika khususnya pada materi matriks.
3.4 Kesulitan belajar siswa ditinjau dari faktor internal
Berdasarkan wawancara peneliti dengan subjek dalam penelitian ini
terlihat beberapa faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa
mengenai materi matriks. Faktor internal tersebut yaitu kondisi fisiologis dan
psikologis siswa. Faktor fisiologis berkaitan dengan kondisi fisik siswa dan faktor
13
psikologis berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kondisi tubuh subjek 1 atau S1 dalam keadaan baik dan sehat. Kesulitan
belajar matriks yang diungkapkan oleh S1 dari aspek kognitif beranggapan rumit
dibanding dengan geometri dan aljabar karena susah dipahami konsepnya. Aspek
afektif, siswa merasa tidak nyaman dan tidak tenang, tidak konsentrasi serta ingin
selesai pelajaran lebih cepat. Akibatnya, berdampak pada psikomotorik yaitu
berkeringat, cepat capek, lesu dan lunglai.
Tidak berbeda dari S1, siswa lain yaitu S2 juga mengatakan hal serupa.
Kondisi tubuh subjek 2 atau S2 dalam keadaan baik dan sehat Kesulitan belajar
matriks yang diungkapkan oleh S2 dari aspek kognitif beranggapan tidak mudah,
juga tidak sulit. Hal ini disebabkan S2 tidak menyukai detail, sedangkan matrik
menurutnya materi yang detail atau rinci. Aspek afektif, siswa merasa nyaman
ketika Guru menyampaikan materi, namun ketika mengerjakan soal S2 mulai was-
was atau gugup dan tidak tenang, konsentrasi tidak bisa lama. Akibatnya,
berdampak pada psikomotorik yaitu bosan sehingga malas, lemas dan sebagainya.
Hal serupa juga dikatakan oleh siswa lain yaitu S3. Kondisi tubuh subjek 3
atau S3 dalam keadaan baik dan sehat Kesulitan belajar matriks yang dikatakan
oleh S3 dari aspek kognitif beranggapan matrik antara mudah dan susah, terlebih
pada bagian invers. Hal ini disebabkan S3 belum paham jika tidak diulang-ulang
dalam penyampaian materi. Aspek afektif, siswa merasa biasa saja, namun ketika
mengerjakan soal awalnya bisa konsentrasi, namun di penghujung waktu menjadi
tidak konsentrasi. Akibatnya, berdampak pada psikomotorik yaitu bosan sehingga
malas, lemas dan sebagainya.
Senada dengan S3, Siswa dengan inisial S4 mengatakan kondisi tubuh
subjek 4 atau S4 dalam keadaan baik dan sehat. Kesulitan belajar matriks yang
dikatakan oleh S4 dari aspek kognitif beranggapan matriks itu mudah jika
dijelaskan secara langsung oleh Guru, berbeda jika belajar sendiri secara daring.
Belajar daring mata pelajaran matematika sangat sulit, mengerjakan soal
matematika tidak tahu mana yang benar dan yang salah. terlebih pada bagian
invers. Hal ini disebabkan S4 belum paham jika tidak diulang-ulang dalam
penyampaian materi. Aspek afektif, siswa merasa biasa saja, namun ketika
14
mengerjakan soal awalnya bisa konsentrasi, namun di penghujung waktu menjadi
tidak konsentrasi. Akibatnya, berdampak pada psikomotorik yaitu bosan sehingga
malas, lemas dan sebagainya.
Secara keseluruhan kondisi fisiologis empat siswa diatas dalam keadaan
sehat ketika mengikuti pembelajaran matriks. Selain itu, siswa dengan inisial S1
hingga S4 juga mengungkapkan bahwa tidak pernah mengalami cacat fisik yang
diakibatkan sakit diwaktu kecil. Biasanya sangat berpengaruh dalam kondisi dan
kualitas intelegensi seseorang.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat bahwa Dalyono (2009) bahwa kondisi
fisik atau fisiologis seseorang berpengaruh pada proses intelegensi atau
kemampuan berpikir anak. Apabila seseorang pernah mengalami sakit sehingga
berdampak pada kondisi sarafnya. Oleh karena itu, jika pernah sakit dan
berdampak pada kondisi saraf di otak, maka dikemudian hari dapat menyebabkan
munculnya kesulitan belajar pada siswa seperti kondisi siswa yang sedang sakit,
adanya kelemahan atau cacat tubuh, dan sebagainya.
Berkaitan dengan kesulitan belajar matriks, fakta di lapangan lebih
berkaitan dengan kondisi psikologis siswa, yaitu terkait aspek kognitif, afeksi dan
psikomotorik. Kesulitan belajar matriks yang diungkapkan oleh S1 hingga S4 dari
aspek kognitif beranggapan rumit dibanding dengan geometri, aljabar karena
susah dipahami konsepnya, tidak terlalu menyukai pelajaran matriks atau
matematika, dan lain sebagainya. Dari aspek afeksi, kondisi siswa 1 hingga 4
merasa tidak nyaman dan tidak tenang, tidak konsentrasi serta ingin selesai
pelajaran lebih cepat, mulai was-was atau gugup dan tidak tenang serta tidak bisa
konsentrasi. Akibatnya, berdampak pada psikomotorik siswa 1 hingga 4 yaitu
berkeringat, cepat capek, lesu dan lunglai.
Kondisi kognitif dan afektif seseorang berpangaruh terhadap kesulitan
belajar siswa. Anak dengan persepsi yang negatif terhadap pelajaran maka akan
kesulitan belajar umum secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas
akademik khusus. Anak yang mempunyai kesulitan belajar biasanya ditandai
dengan prestasi belajar yang menurun.
Selain itu, kondisi afeksi siswa berhubungan dengan prestasi belajar.
15
Kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa untuk belajar secara sungguh-
sungguh. Sebagai contoh, siswa 1 dan 2 yang tidak nyaman dan tenang mata
pelajaran matematika dengan materi matriks, maka ia selalu gagal mempelajari
mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, siswa tersebut akan mengalami kesulitan
belajar yang sangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang
menyebabkan kesulitan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang
dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan baik akan menyenangi mata
pelajaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak menyenangi suatu
mata pelajaran biasanya tidak atau kurang berhasil mempelajari mata pelajaran
tersebut. Karenanya, tugas utama yang sangat menentukan bagi seorang guru
adalah bagaimana membantu siswanya sehingga mereka dapat mempelajari setiap
materi dengan baik (Sidiq, 2019).
3.5 Kesulitan belajar siswa ditinjau dari faktor eksternal
Berdasarkan wawancara peneliti dengan subjek dalam penelitian ini
terlihat beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa
dengan materi matriks. Faktor eksternal tersebut yaitu kondisi keluarga,
masyarakat dan sekolah.
Kesulitan belajar matriks yang diungkapkan oleh S1 dari faktor keluarga,
sekolah, sedangkan masyarakat tidak berpengaruh. Faktor keluarga seperti
keluarga yang tidak paham matematika, ketika siswa mengalami kesulitan
keluarga tidak bisa membantu menyelesaikan. Faktor sekolah memberikan media
pembelajaran online melalui aplikasi, namun tidak cukup membantu proses
belajar, terlebih matematika.
Hal senada juga diungkapkan oleh siswa lain dengan inisial S2. Kesulitan
belajar matriks yang diungkapkan oleh S2 dari faktor keluarga, sekolah,
sedangkan masyarakat tidak berpengaruh. Faktor keluarga seperti keluarga yang
tidak paham matematika, ketika siswa mengalami kesulitan keluarga tidak bisa
membantu menyelesaikan. Faktor sekolah memberikan media pembelajaran
online melalui aplikasi, namun tidak cukup membantu proses belajar, terlebih
matematika. Selama pembelajaran online tidak dijelaskan secara langsung,
sehingga menyebabkan siswa menjadi bingung.
16
Tidak berbeda, senada yang diungkapkan oleh siswa lain dengan inisial
S3. Kesulitan belajar matriks yang diungkapkan oleh S3 dari faktor keluarga,
sekolah, sedangkan masyarakat tidak berpengaruh. Faktor keluarga seperti
keluarga yang tidak paham matematika, ketika siswa mengalami kesulitan
keluarga tidak bisa membantu menyelesaikan. Faktor sekolah memberikan media
pembelajaran online melalui aplikasi, diberi kuota gratis dan deadline tugas tidak
terburu-buru. Kesulitan belajar karena sinyal sulit atau lemah untuk melihat video
pembelajaran yang diberikan oleh guru dan materi yang harus dipelajari sendiri
karena guru tidak menjelaskan secara rinci.
Hal serupa juga diungkapkan oleh siswa dengan inisial S4. Kesulitan
belajar matriks yang diungkapkan oleh S4 dari faktor sekolah, sedangkan keluarga
dan masyarakat tidak berpengaruh. Faktor sekolah seperti kurang memahami
materi karena pembelajaran daring dinilai tidak maksimal. Walaupun Guru sudah
menyampaikan dengan baik dan memberikan fasilitas kuota gratis dan lain
sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa ke-empat subjek yaitu S1 hingga S4
menyebutkan bahwa faktor keluarga tidak begitu berpengaruh terhadap kesulitan
belajar matriks. Keluarga memberikan motivasi kepada subjek, hanya saja
keluarga tidak bisa membantu menyelesaikan permasalahan dalam menyelesaikan
kesulitan belajar. Begitu pula dengan faktor masyarakat. Kondisi masyarakat di
perkotaan tentu mendukung dalam proses pembelajaran, namun tidak secara
spesifik membantu dalam menatasi kesulitan belajar materi matriks. Secara
kesuluruhan, kondisi keluarga dan masyarakat mendukung dalam proses
pembelajaran, memberikan motivasi dan lain sebagainya, hanya saja tidak dapat
membantu secara khusus menyelesaikan kesulitan belajar siswa pada matriks.
Fakta dilapangan menyebutkan bahwa semua subjek mengatakan
kesulitan belajar lebih ke faktor sekolahan. Sekolah memberikan media
pembelajaran online melalui aplikasi, namun tidak cukup membantu proses
belajar, terlebih matematika. Walaupun tuntutan di masa pandemi pembelajaran
dilakukan secara online dan sekolahan memberikan media pembelajaran online
melalui aplikasi, diberi kuota gratis dan deadline tugas tidak terburu-buru. Namun,
17
pembelajaran online membuat siswa menjadi kesulitan belajar. Kesulitan belajar
karena sinyal sulit atau lemah untuk melihat video pembelajaran yang diberikan
oleh guru dan materi yang harus dipelajari sendiri karena guru tidak menjelaskan
secara rinci.
Sejumlah guru di Indonesia mengatakan bahwa pembelajaran secara
online kurang efektif dibanding dengan pembelajaran secara tatap muka langsung.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa sebab, yaitu: Pertama, konten materi yang
disampaikan secara daring belum maksimal untuk bisa dipahami semua siswa.
Sebab konten materi yang disajikan dalam bentuk e-book yang disajikan per-bab,
materi berbentuk powerpoint, dan dalam bentuk video pembelajaran. Mungkin
materi dapat dipahami, tetapi pemahaman peserta didik tidak komprehensif;
Kedua, kemampuan guru terbatas dalam menggunakan teknologi pada
pembelajaran daring. Tidak semua guru mampu mengoperasikan komputer atau
gadget untuk mendukung kegiatan pembalajaran, baik dalam tatap muka
langsung, terlebih lagi dalam pembalajaran daring; Ketiga, keterbatasan guru
dalam melakukan kontrol saat berlangsungnya pembelajaran online.
Dari siswa, ditemukan permasalahan tentang hambatan yang dialami
dalam pembelajaran online, yaitu: Pertama, siswa kurang aktif dan tertarik dalam
mengikuti pembelajaran online meskipun mereka didukung dengan fasilitas yang
memadai dari segi ketersediaan perangkat komputer, handphone/gadget, dan
jaringan internet; Kedua, siswa tidak memiliki perangkat handphone/gadget yang
digunakan sebagai media belajar online, jika ada, itu milik orangtua mereka.
Akhirnya, mereka harus bergantian menggunakannya dengan orangtua, dan
mendapat giliran setelah orangtua pulang kerjam, sehingga proses belajat tidak
optimal; Ketiga, sejumlah peserta didik tinggal di wilayah yang tidak memiliki
akses internet. Mereka tidak dapat menerima tugas yang disampaikan oleh guru
baik melalui whatsapp atau kelas maya; Keempat, mengingat pembelajaran online
akibat pandemi COVID-19 sudah berlangsung sekitar enam bulan sejak
pertengahan Maret 2020, menurut beberapa peserta didik, terlalu lama online
membuat mereka malas dan membosankan. (Kemdikbud, 2020)
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari Rafendi, dkk (2020)
18
menunjukan kesulitan pembelajaran dalam jaringan online pada masa pandemi
COVID-19 sangat beragam. Berbagai kendala yang menjadi kesulitan
pembelajaran daring ini di antaranya adalah fasilitas pendukung belajar
seperti handphonepribadi masih kurang, keterbatasan mengakses internet, kuota
yang terbatas, penjelasan guru yang kurang maksimal dan peran orang tua yang
sanat penting untuk membantu saat pembelajaran komunikasi dalam jaringan
online ini berlangsung. Sebagian besar siswa sudah memahami pelaksanaan
pembelajaran berbasis komunikasi dalam jaringan online ini karena adanya
virus COVID-19 dan pembelajaran daring ini efektif untuk membantu
pemutusan penyebaran virus COVID-19 ini hanya saja siswa kebanyakan
belum siap dan belum terbiasa dengan pelaksanaan pembelajaran
komunikasi dalam jaringan online.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik
kesimpulan. Terdapat beberapa jenis kesulitan pada materi matriks yang dialami
siswa kelas XI SMA Negeri 4 Pekalongan Tahun Ajaran 2020/2021 dalam
pembelajaran online antara lain : (1) Kesulitan siswa dalam memahami soal yaitu
siswa mengalami kesulitan dalam memahami simbol-simbol pada matriks dan
konsep matriks. Kesulitan siswa dalam memahami simbol dan konsep matriks
mengakibatkan siswa tidak dapat menyelesaikan soal dengan tepat; (2) Kesulitan
siswa dalam mentransformasikan soal yaitu siswa kesulitan dalam menentukan
rumus untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Kesulitan dalam menentukan
dan menggunakan rumus mengakibatkan siswa kebingungan dalam proses
menyelesaikan soal matriks; (3) Kesulitan siswa dalam proses menyelesaikan soal
yaitu siswa kesulitan dalam melakukan operasi hitung dan kurang teliti saat proses
menemukan jawaban akhir. Kesulitan dalam proses menemukan jawaban akhir
menyebabkan hasil pekerjaan siswa tidak sempurna. Kesulitan siswa meliputi
rendahnya pemahaman siswa dalam menalar dan kurangnya ketelitian dalam
menyelesaikan operasi hitung.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan pada
19
materi matriks dalam pembelajaran online adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar
pada materi matriks dalam pembelajaran online yaitu faktor fisiologis berkaitan
dengan kondisi fisik siswa dan faktor psikologis berkaitan dengan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Faktor psikologis berpengaruh terhadap kesulitan
belajar matriks diantaranya yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal tersebut
dengan persepsi siswa terhadap materi matriks dan perasaan atau mood serta
perilaku yang ditimbulkan. Sedangkan faktor fisiologis kurang berpengaruh
karena siswa dalam kondisi yang sehat. Sedangkan faktor eksternal yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar pada materi matriks dalam
pembelajaran online yaitu faktor keluarga, masyarakat dan sekolahan. kondisi
keluarga dan masyarakat mendukung dalam proses pembelajaran, memberikan
motivasi dan lain sebagainya, hanya saja tidak dapat membantu secara khusus
menyelesaikan kesulitan belajar siswa pada matriks. Sedangkan dari faktor
sekolah yaitu Pertama, materi yang disampaikan secara daring belum maksimal
untuk bisa dipahami semua siswa; Kedua, kemampuan guru terbatas dalam
menggunakan teknologi pada pembelajaran daring. Tidak semua guru mampu
mengoperasikan komputer atau gadget untuk mendukung kegiatan pembalajaran;
Ketiga, keterbatasan guru dalam melakukan kontrol saat berlangsungnya
pembelajaran daring.
DAFTAR PUSTAKA
Adilistiyo, M. R. E., & Slamet, H. W. (2017). Analisis Kesalahan Siswa
SMP Kelas VII dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Himpunan
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). [Online].
Diakses 12 Oktober 2020.
Dalyono, M. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Jamal, F. (2014). Analisis kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika pada materi peluang kelas XI IPA SMA Muhammadiyah
Meulaboh Johan Pahlawan. MAJU: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1).
Kemdikbud. 2020. Mendikbud Terbitkan SE tentang Pelaksanaan Pendidikan
dalam Masa Darurat Covid-19. Online. Tersedia:
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/mendikbud -terbitkan-
setentang-pelaksanaan-pendidikan-dalam-masa-darurat-covid19. Diakses,
20
5 Januari 2021
Purandina. (2020). Online Learning di Tengah Pandemi Covid-19. Berita diakses
melalui : https://radarbali.jawapos.com/read/2020/04/24/190653/online-
learning-di-tengah-pandemi-covid-19
Rafendi, Tamara Putri., Pridana, Rahman Eri., MaulaLutfhi Hamdani. (2020).
Analisis Kesulitan Belajar Berbasis Komunikasi dalam Jaringan (Daring)
Siswa Kelas IV Selama Pandemi COVID-19. Jurnal Perseda. Volume III.
Nomor3.
Sidik, Geri Syahril. (2019). Kesulitan Belajar Matematik Siswa Sekolah Dasar
Pada Operasi Hitung Bilangan Bulat. Jurnal Kajian Penelitan dan
Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4, No.1.
Tanjungsari, R. D., & Soedjoko, E. (2012). Diagnosis kesulitan belajar
matematika SMP pada materi persamaan garis lurus. Unnes Journal of
Mathematics Education, 1(1).
Utami, Y. P., & Cahyono, D. A. D. (2020). Study At Home: Analisis Kesulitan
Belajar Matematika Pada Proses Pembelajaran Daring. Jurnal Ilmiah
Matematika Realistik, 1(1), 20-26.
Wati, E., & Saragih, M. J. (2018). Kesulitan belajar matematika berkaitan dengan
konsep pada topik aljabar: Studi kasus pada siswa kelas VII sekolah ABC
Lampung [Difficulties in learning mathematics concepts in algebra: A case
study of grade VII students in ABC school Lampung]. Polyglot: Jurnal
Ilmiah, 14(1), 53-64.